Upload
rizki-m-h-indrawan
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Volume obat yang diberikan dihitung sesuai dengan berat badan tikus dengan
rumus:
Setelah didapat hasil lama waktu onset dan kematian dan dicatat pada table,
kemudian dihitung % inhibisi onset dan % inhibisi death time dengan rumus :
Dari hasil perhitungan, didapat %inhibisi onset pada obat uji diazepam dosis 2,6 mg/kgBB
adalah 0%, sedangkan % inhibisi onset pada obat uji diazepam dosis 5,2 mg/kgBB adalah
11,53%. Hal tersebut menunjukkan bahwa kemampuan obat uji diazepam dosis 5,2
mg/kgBB dalam menginhibisi atau menghambat timbulnya kejang pertama setelah
pemberian striknin lebih baik dibandingkan obat uji diazepam dosis 2,6 mg/kgBB.
Begitupun dengan hasil perhitungan % inhibisi death time obat uji diazepam dosis 5,2
mg/kgBB menunjukkan hasil yang lebih besar, yaitu 266.75%, sedangkan % inhibisi obat
uji diazepam dosis 2,6 mg/kgBB hanya sebesar 83.25%. Oleh karena itu, selain juga dapat
menginhibisi kejang, obat uji diazepam dosis 5,2 mg/kgBB juga dapat memperlama waktu
kematian dibandingkan dengan obat uji diazepam dosis 5,2 mg/kgBB.
Untuk dosis pemberian secara intraperitonial :
BB mencit x 0,5 ml
20 gram
Untuk dosis pemberian secara subkutan :
BB mencit x 0,25 ml
20 gram
Dari table pengamatan, juga dibuat grafik. Grafik pertama merupakan grafik yang
menunjukkan waktu onset dengan kelompok mencit, dengan sumbu ordinat adalah
kelompok mencit dan sumbu absis adalah waktu (dalam menit) yang digambarkan dengan
grafik batang dari tiap kelompok praktikan. Grafik kedua merupakan grafik yang
menunjukkan waktu kematian dengan kelompok mencit, dengan sumbu ordinat adalah
kelompok mencit dan sumbu absis adalah waktu (dalam menit) yang juga digambarkan
dengan grafik batang dari tiap kelompok praktikan. Dan grafik ketiga merupakan grafik
yang menunjukkan rata-rata waktu onset dan rata-rata death time dengan waktu, yang
digambarkan dengan grafik garis. Pada grafik pertama dan kedua dapat dilihat bahwa
waktu yang paling lama menimbulkan kejang atau kematian adalah kelompok diazepam
dosis 5,2 mg/kgBB yang ditunjukkan dengan grafik paling tinggi. Pada grafik ketiga, rata-
rata waktu onset pada kelompok control dan kelompok diazepam dosis 2,6 mg/kgBB tidak
terlalu jauh berbeda ditunjukkan dengan bentuk garis yang hampir lurus, namun pada
kelompok diazepam dosis 5,2 mg/kgBB grafik naik meningkat yang menunjukkan bahwa
pada dosis diazepam 5,2 mg/kgBB rata-rata waktu mencit timbul kejang pertama kali jauh
lebih lama. Dan pada grafik ketiga juga, rata-rata waktu kematian mencit kelompok
control sangat cepat, dapat dilihat dari titik grafik yang berada pada waktu 4 menit, namun
pada kelompok diazepam dosis 2,6 mg/kgBB grafik meningkat hampir mendekati waktu 8
menit, dan pada kelompok diazepam dosis 5,2 mg/kgBB grafik semakin meningkat hingga
waktu hampir 16 menit. Hal ini menunjukkan peningkatan grafik rata-rata waktu kematian
meningkat kurang lebih 2 kali lipatnya.
Perhitungan dilanjutkan dengan pembuatan table ANOVA dengan hipotesis (H0)
yaitu, ketiga perlakuan memberikan efek antikonvulsi yang sama terhadap mencit. Dari
hasil perhitungan ANAVA, didapat hasil fhitung sebesar 1,49. Nilai f hitung tersebut lebih
besar daripada nilai f table yang sebesar 0,19. Dari hasil tersebut, dapat diambil
kesimpulan bahwa H0 ditolak, yang berarti ketiga perlakuan tidak memberikan efek
antikonvulsi yang sama terhadap mencit.