7
Pada praktikum kali ini yang pertama dilakukan adalah Konduktivitas akan dilakukan menggunakan konduktometer. Sebelum konduktometer digunakan terlebih dahuludilakukan kalibrasi. Kalibrasi bertujuan untuk menentukan sel tetap/ konstan. Dapat diketahui konduktansi sebesar 12,159 mS. Penentuan Praktikum yang dilakukan adalah titrasi konduktometri yang didasarkan pada pengukuran daya hantar listrik. Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya hantar listrik, sehingga akan berhubungan juga dengan adanya ion – ion dalam larutan yang berperan untuk menghantarkan arus listrik dalam larutan sehingga titrasi konduktometri dilakukan untuk larutan yang tergolong kedalam larutan elektrolit saja. Sedangkan untuk larutan nonelektrolit tidak dapat menggunakan titrasi konduktometri. Arus listrik tidak akan bisa melewati larutan yang tidak terdapat ion – ion, sehingga larutan non elektrolit tidak bisa menggunakan metoda titrasi konduktometri. Titrasi konduktometri tidak memerlukan indikator, hal ini dikarenakan titik ekivalen

pembahasan praktikum konduktometri

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pembahasan mengenai praktikum konduktometri secara riil

Citation preview

Pada praktikum kali ini yang pertama dilakukan adalah Konduktivitas akan dilakukan menggunakan konduktometer. Sebelum konduktometer digunakan terlebih dahuludilakukan kalibrasi. Kalibrasi bertujuan untuk menentukan sel tetap/ konstan. Dapat diketahui konduktansi sebesar 12,159 mS.Penentuan

Praktikum yang dilakukan adalah titrasi konduktometri yang didasarkan pada pengukuran daya hantar listrik. Titrasi konduktometri ini sangat berhubungan dengan daya hantar listrik, sehingga akan berhubunganjuga dengan adanya ion ion dalam larutan yang berperan untuk menghantarkan arus listrik dalam larutan sehingga titrasi konduktometri dilakukan untuk larutan yang tergolong kedalam larutan elektrolit saja. Sedangkan untuk larutan nonelektrolit tidak dapat menggunakan titrasi konduktometri. Arus listrik tidak akan bisa melewati larutan yang tidak terdapat ion ion, sehingga larutan non elektrolit tidak bisa menggunakan metoda titrasi konduktometri. Titrasi konduktometri tidak memerlukan indikator, hal ini dikarenakan titik ekivalen dapat diamati dengan mudah melalui grafik antara volume titran yang ditambahkan dan besarnya konduktansi suatu larutan hasil titrasi tersebut.Dalam titrasi konduktometri yang dilakukan, penentuan daya hantar listrik sangat berhubungan dengan konsentrasi dan temperatur dari larutan yang akan ditentukan maka temperatur larutan dijaga agar berada dalam keadaan konstan, sehingga dapat membedakan perbedaan dari daya hantar larutan berdasarkan perbedaan konsentrasi. Jika temperatur berubah ubah maka bisa saja konsentrasi yang besar seharusnya memilki daya hantar yang besar tetapi malah sebaliknya yaitu memiliki daya hantar listrik yang kecil karena pengaruh dari turunnya suhu karena ion ion dalam larutan tidak dapat bergerak dengan bebas.Konduktivitas zat ditetapkan dengan mengukur tahanan listrik antara dua elektroda dan membandingkan tahanan ini dengan tahanan suatu larutan potasium klorida (KCl) pada suhu 25oC. Praktikum ini dilakukan terhadap berbagai bahan berupa larutan maupun zat padat. Dimana setiap bahan diukur konduktivitasnya untuk mengetahui kemampuannya dalam menghasilkan ion-ion bebas sehingga diketahui sifat bahan dalam menghantarkan listrik. Elektroda yang digunakan pada praktikum ini adalah menggunakan elektroda Immersion Cell. Sebelum dilakukan pengukuran, alat konduktometer terlebih dahulu dikalibrasi, agar mengurangi kesalahan pembacaan harga konduktan sehingga didapat ketelitian hasil pengukuran serta untuk menetapkan tetapan sel konduktometer.Setiap akan menggunakan elektroda harus dibilas terlebih dahulu dengan air distilat agar elektroda yang digunakan bebas dari ion-ion pengganggu yang melekat pada dindingnya.Pada proses kalibrasi dilakukan dengan mencelupkan elektroda kedalam larutan KCl 0,1M. Alasan penggunaaan larutan KCl 0,1 M karena larutan KCl 0,1 M memiliki nilai konduktivitas yang diketahui pada berbagai suhu, sehingga tetapan sel dapat ditentukan. Pada saat kalibrasi elektroda kemudian dicelupkan kedalam larutan KCl, dan dipilih tombol Temp ini dimaksudkan untuk membaca suhu larutan KCl sehingga suhu larutan KCl yang terbaca adalah 24,2oC. Setelah mengetahui suhu larutan KCl maka dilakukan pengukuran nilai konduktivitasnya sebesar 12,159. Berdasarkan tabel suhu dan nilai konduktivitas KCl 0,1M, ternyata pada tabel tidak terdapat nilai konduktivitas KCl pada suhu 24,2oC sehingga perhitungan nilai konduktivitas KCl diasumsikan pada suhu 24oC dan nilai konduktivitasnya harus mendekati 12,745. Kemudian untuk menyesuaikan nilai konduktivitas pada suhu tersebut, tetapan sel diubah sampai nilai konduktivitas larutan pada suhu tersebut 12,745 sehingga didapat tetapan selnya 0,954. Pada saat kalibrasi elektroda harus tercelup sampai ruang yang ada didalam elektroda terisi penuh dengan larutan yang diukur agar pengukuran terbaca dan berlangsung secara teliti.Pada pengukuran konduktivitas beberapa sampel, air keran memiliki konduktivitas lebih besar dibandingkan air distilat karena air keran masih banyak mengandung ion-ion bebas dibandingkan air distilatt yang telah mengalami proses kimia untuk menghilangkan kandungan mineral-mineral sehingga ion-ion bebas untuk menghantarkan listrik pada air distilatt. Diantara larutan HCL, NaOH dan NH4OH yang memiliki konduktivitas terbesar adalah HCl.Selanjutnya dilakukan standarisasi larutan HCl. Standarisasi larutan merupakan suatu proses yang digunakan untuk menentukan secara teliti konsentrasi suatu larutan sekunder menggunakan larutan primer. larutan HCl sebagai larutan sekunder akan distandarisasi menggunakan boraks yang merupakan larutan primer. Massa boraks yang digunakan sebesar 0,1659 gram. Dari kurva yang telah dibuat dapat konsentrasi HCl yang sebenarnya, yaitu 0,105 N.Pada praktikum ini dlakukan titrasi penentuan konsentrasi HCl dan konsentrasi NH4OH menggunakan larutan standar sekunder NaOH 0,1 N. a. Penentuan kosentrasi HClPertama larutan HCl 10 ml dimasukkan ke dalam gelas kimia kemudian ditambahkan NaOH. Penambahan NaOH dalam praktikum dilakukan secara bertahap menggunakan dosimat. Setiap penambahan 1 mL NaOH dilakukan pencatatan konduktivitas larutan tersebut dalam keadaan elektroda tercelup. Hal ini dimaksudkan untuk memudahkan dalam pembuatan grafik titrasi. Pengocokan dilakukan ketika HCl ditambahkan pada larutan NaOH. Hal tersebut dilakukan untuk mempercepat terjadinya reaksi pada larutan sehingga semua titran yang ditambahkan benar-benar sudah bereaksi dan konduktansinya yang terukur sudah representatif atau mewakili konduktansi disetiap bagian larutan. Setelah selesai, elektroda tersebut dibersihkan dengan akuades dari sisa larutan. Dari kurva terlihat pada penambahan volume HCL dari 0 ml sampai 5 ml terlihat konduktivitas larutan semakin turun. Hal ini dikarenakan pada volume tersebut terjadi reaksi antara H+ dengan OH- membentuk H2O, sehingga jumlah OH- didalam larutan berkurang sedangkan jumlah HCL bertambah. Pada titik akhir titrasi, H+ dalam larutan telah bereaksi seluruhnya dengan OH-, sehingga jika penambahan HCL lebih lanjut akan menaikkan harga konduktivitas total larutan karena terdapat penambahan H+ dari HCL. Nilai konduktivitas yang terbaca di masukkan ke dalam kurva dan dibandingkan terhadap volume HCl. Dari kurva diperoleh volume HCL pada TE sebesar 5 ml. Setelah diperoleh volume HCL maka dapat dihitung konsentrasi NaOH dan diperoleh konsentrasi NaOH sebesar 0,1 N.b. Penentuan Konsentrasi NH4OHPada penentuan konsentrasi NH4OH, prinsip yang dilakukan sama dengan penentuan NaOH. Namun NH4OH tergolong basa lemah sehingga hanya sedikit menghassilkan ion OH- untuk dapat bereaksi dengan H+ yang berasal dari HCl. Ini mengakibatkan kurva tidak mengalami penurunan seperti pada kurva titrasi NaOH. Setelah data dimasukkan ke dalam kurva diperoleh volume NaOH sebanyak 9,8 ml dan dimasukkan ke dalam perhitungan maka konsentrasi NH4OH sebesar 0,098 N.