Upload
wiwiencarica
View
216
Download
2
Embed Size (px)
DESCRIPTION
laporan
Citation preview
Pembahasan
A. Uji pembentukan sabun
Pengujian pembentukan sabun dengan cara memasukan 2 ml air aquades dan minyak sayur
ke dalam tabung reaksi. Cara ini terlihat 2 lapisan yaitu lapisan atas minyak sayur dan lapisan
bawah aquades. Kemudian dilakukan pemanasan dan menunjukan hasil yang masih sama,
hanya saja warna minyak sayur menjadi kuning terang. Namun, setelah pemanasan dan
penambahan 8 tetes NaOH 5 % terjadi elmusi, bercampur dan terbentuk sabun.
Hal ini dapat terjadi karena lipid atau lemak merupakan kelompok heterogen. Senya-
senyawa yang ada hubungannya, baik secara aktual maupun potensial dengan asam-asam
lemak. Senyawa ini memiliki sifat relatif tidak larut dalam air dan larut didalam pelatur non
polar. Pada perlakuan kedua menggunakan bahan uji 2 ml air aquades dengan 1 ml minyak
sayur dan NaOH 5% sebelum pemanasan terbentuk lapisan .itu terjadi karena proses
saponifikasi apabila lemak tidak akan bercampur dengan natrium, maka akan terlihat 2
lapisan. Penambahan NaOH pada air dan minyak sayur akan menyebabkan warna bercampur
dan terdapat busa. (Keteren,1986)
B. Uji Emugator
Untuk menganalisis terjadinya emulsi pada lipid di lakukan pengujian elmugator yaitu
memasukan 10 ml air aquades dan 5 tetes minyak sayur kedalam tabung reaksi,pengujian
tersebut terbentuk 2 lapisan. Namun setelah penambahan 2 ml air sabun terjadi elmugator
sebagai zat yang dapat menstabilkjan emulsi dan sabun. (Riawan,1990).
Pada sebuah teori stabil. Campuran air aquades dan minyak sayur bisa distabilkan dengan
menggunakan emulgator yaitu sabun. Dimana gugus polar pada sabun memiliki sifa hidrofil
sehingga akan tertarik air sedangkan gugus non polarnya menarik dan mendispersikan
minyak dalam air,( Winarno,1995). Sehingga minyak selalu berada diatas air, dengan
penambahan sabun dapat mempersatukan minyak dan air. (Amsal,2010).
C. Uji Kestabilan Elmusi
Pada oengujian kestabilan emolsi dilakukan dengan cara memasukan ke dalm tabung reaksi
1 ml, minyak kelapa dan 3 ml air aquades, kemudian mengocoknya, maka akan menunjukan
hasil adanya 2 lapisan setelah itu, tambahkan larutan tersebut dengan natrium karbohidrat
0,5% dan mengkocoknya,menunjukan hasil bahwa larutan tidak tercampur,tetapi warna
minyak berubah menjadi pitih susu. Dengan penambahan natrium karbonat tidak dapat
merubah aquades dan minyak kelapa bercampur.
Sedangkan pada pengujian kedua yaitu memasukan kedalam tabung reaksi 1 ml minyak
kelapa bercampur.dan 3 ml air aquades, mengocoknya dan menunjukan adanya 2 lapisan.
Setelah itu menambahkan 1 ml sabun, air aquades dan minyak kelapa bercampur. Pada teori
membuktikan bahwa air dan minyak tidak pernah bercampur karena adanya perbedaan masa
jenis. Massa jenis minyak lebih kecil dari dari pada massa jenis air tetapi dengan penambahan
sabun dapat mempersatukan minyak dan air. (Asal,2010)
Disis lain sabun juga sebagai emulgator dalam larutan tersebut yang berfungsi untuk
menstabilkan emulsi sehingga terjadinya suatu percampuran (Riawan,1990)
D. Bercak Lemak pada kertas
Meneteskan minyak dan lipid, baik margarin atau mentega yang sudah mencampurkannya
dengan aquades dan larutan seperti eter,klorofom,aseton, dan alkohol ke atas kertas.
Mengeringkan dan mengangin-anginkan, mengamati bercak lemak di atas kestas. Disini lipid
menggunakan mentega.
Pada pengujian ini,adanya bercak lemak pada kertas menunjukan adanya kendungan lemak.
Bercak lemak yang di hasilkan dari percampuran larutan berdeda-beda. Percampuran yang
menghasilkan bercak lipid paling trasparan yaitu pada margarin + eter, magarin + klorofom,
lipid + aquades. Hal ini terjadi karena kadungan lemak yang lebih banya. Dan pada larutan
lain menunjukan bercak lemak yang tidak lebih trasparan dari larutan diatas. Hasil berbeda
karena human eror pada saat pemcamopuran ataupun pengolesan pada kertas buram.
Percampuran margarin + kloroform, margarin + alkohol menghasilkan bercak lemak. Sesuai
dengan teori bahwa minyak sayur, margarin mengandung lemak dan dapat larutan dalam
pelarutan organik seperti eter, kloroform, alkohol panas, aseton, dan benzena.
( Hartadiyati,2004)
E. Daya Larut Lipid
Menyiapkan 5 tabubung reaksi dan mengisi masing-masing tabung dengan
alkohol,kloroform,aseton,dan eter. Menambahkan kedalam masing-masing tabung 3 tetes
lemak hewan (mentega,minyak sayur) mengocok dengan kuat dan menujukan hasil positif
pada setiap percampuran larutan tersebut. Dalam satu teori, lemak dapat larutan dalam eter,
kloroform,aseton, sedangkan lemak dengana air atau alkohol tidak dapat larut alkohol itu
sendiri di sebut sebagai etand,selin itu termasuk dalam senyawa organik yang memiliki gugus
hidroksil
(-OH) yang terikat pada atom karbon (Amsal,2010)
Tetapi pda percobaan, menunjukan hasil yang berbeda dngan teori tersebut. Hal ini terjadi
kerena kesalahan pada pengamatan begitu juga pada saat percampuran dengan minyak sayur.
Dalam teori, lemak