4
Pembahasan A. Uji pembentukan sabun Pengujian pembentukan sabun dengan cara memasukan 2 ml air aquades dan minyak sayur ke dalam tabung reaksi. Cara ini terlihat 2 lapisan yaitu lapisan atas minyak sayur dan lapisan bawah aquades. Kemudian dilakukan pemanasan dan menunjukan hasil yang masih sama, hanya saja warna minyak sayur menjadi kuning terang. Namun, setelah pemanasan dan penambahan 8 tetes NaOH 5 % terjadi elmusi, bercampur dan terbentuk sabun. Hal ini dapat terjadi karena lipid atau lemak merupakan kelompok heterogen. Senya-senyawa yang ada hubungannya, baik secara aktual maupun potensial dengan asam-asam lemak. Senyawa ini memiliki sifat relatif tidak larut dalam air dan larut didalam pelatur non polar. Pada perlakuan kedua menggunakan bahan uji 2 ml air aquades dengan 1 ml minyak sayur dan NaOH 5% sebelum pemanasan terbentuk lapisan .itu terjadi karena proses saponifikasi apabila lemak tidak akan bercampur dengan natrium, maka akan terlihat 2 lapisan. Penambahan NaOH pada air dan minyak sayur akan menyebabkan warna bercampur dan terdapat busa. (Keteren,1986) B. Uji Emugator Untuk menganalisis terjadinya emulsi pada lipid di lakukan pengujian elmugator yaitu memasukan 10 ml air aquades dan 5 tetes minyak sayur kedalam tabung reaksi,pengujian tersebut terbentuk 2 lapisan. Namun setelah penambahan 2 ml air sabun terjadi elmugator sebagai zat yang dapat menstabilkjan emulsi dan sabun. (Riawan,1990).

Pembahasan wiwen biokim

Embed Size (px)

DESCRIPTION

laporan

Citation preview

Page 1: Pembahasan wiwen biokim

Pembahasan

A. Uji pembentukan sabun

Pengujian pembentukan sabun dengan cara memasukan 2 ml air aquades dan minyak sayur

ke dalam tabung reaksi. Cara ini terlihat 2 lapisan yaitu lapisan atas minyak sayur dan lapisan

bawah aquades. Kemudian dilakukan pemanasan dan menunjukan hasil yang masih sama,

hanya saja warna minyak sayur menjadi kuning terang. Namun, setelah pemanasan dan

penambahan 8 tetes NaOH 5 % terjadi elmusi, bercampur dan terbentuk sabun.

Hal ini dapat terjadi karena lipid atau lemak merupakan kelompok heterogen. Senya-

senyawa yang ada hubungannya, baik secara aktual maupun potensial dengan asam-asam

lemak. Senyawa ini memiliki sifat relatif tidak larut dalam air dan larut didalam pelatur non

polar. Pada perlakuan kedua menggunakan bahan uji 2 ml air aquades dengan 1 ml minyak

sayur dan NaOH 5% sebelum pemanasan terbentuk lapisan .itu terjadi karena proses

saponifikasi apabila lemak tidak akan bercampur dengan natrium, maka akan terlihat 2

lapisan. Penambahan NaOH pada air dan minyak sayur akan menyebabkan warna bercampur

dan terdapat busa. (Keteren,1986)

B. Uji Emugator

Untuk menganalisis terjadinya emulsi pada lipid di lakukan pengujian elmugator yaitu

memasukan 10 ml air aquades dan 5 tetes minyak sayur kedalam tabung reaksi,pengujian

tersebut terbentuk 2 lapisan. Namun setelah penambahan 2 ml air sabun terjadi elmugator

sebagai zat yang dapat menstabilkjan emulsi dan sabun. (Riawan,1990).

Pada sebuah teori stabil. Campuran air aquades dan minyak sayur bisa distabilkan dengan

menggunakan emulgator yaitu sabun. Dimana gugus polar pada sabun memiliki sifa hidrofil

sehingga akan tertarik air sedangkan gugus non polarnya menarik dan mendispersikan

minyak dalam air,( Winarno,1995). Sehingga minyak selalu berada diatas air, dengan

penambahan sabun dapat mempersatukan minyak dan air. (Amsal,2010).

C. Uji Kestabilan Elmusi

Pada oengujian kestabilan emolsi dilakukan dengan cara memasukan ke dalm tabung reaksi

1 ml, minyak kelapa dan 3 ml air aquades, kemudian mengocoknya, maka akan menunjukan

hasil adanya 2 lapisan setelah itu, tambahkan larutan tersebut dengan natrium karbohidrat

0,5% dan mengkocoknya,menunjukan hasil bahwa larutan tidak tercampur,tetapi warna

minyak berubah menjadi pitih susu. Dengan penambahan natrium karbonat tidak dapat

merubah aquades dan minyak kelapa bercampur.

Page 2: Pembahasan wiwen biokim

Sedangkan pada pengujian kedua yaitu memasukan kedalam tabung reaksi 1 ml minyak

kelapa bercampur.dan 3 ml air aquades, mengocoknya dan menunjukan adanya 2 lapisan.

Setelah itu menambahkan 1 ml sabun, air aquades dan minyak kelapa bercampur. Pada teori

membuktikan bahwa air dan minyak tidak pernah bercampur karena adanya perbedaan masa

jenis. Massa jenis minyak lebih kecil dari dari pada massa jenis air tetapi dengan penambahan

sabun dapat mempersatukan minyak dan air. (Asal,2010)

Disis lain sabun juga sebagai emulgator dalam larutan tersebut yang berfungsi untuk

menstabilkan emulsi sehingga terjadinya suatu percampuran (Riawan,1990)

D. Bercak Lemak pada kertas

Meneteskan minyak dan lipid, baik margarin atau mentega yang sudah mencampurkannya

dengan aquades dan larutan seperti eter,klorofom,aseton, dan alkohol ke atas kertas.

Mengeringkan dan mengangin-anginkan, mengamati bercak lemak di atas kestas. Disini lipid

menggunakan mentega.

Pada pengujian ini,adanya bercak lemak pada kertas menunjukan adanya kendungan lemak.

Bercak lemak yang di hasilkan dari percampuran larutan berdeda-beda. Percampuran yang

menghasilkan bercak lipid paling trasparan yaitu pada margarin + eter, magarin + klorofom,

lipid + aquades. Hal ini terjadi karena kadungan lemak yang lebih banya. Dan pada larutan

lain menunjukan bercak lemak yang tidak lebih trasparan dari larutan diatas. Hasil berbeda

karena human eror pada saat pemcamopuran ataupun pengolesan pada kertas buram.

Percampuran margarin + kloroform, margarin + alkohol menghasilkan bercak lemak. Sesuai

dengan teori bahwa minyak sayur, margarin mengandung lemak dan dapat larutan dalam

pelarutan organik seperti eter, kloroform, alkohol panas, aseton, dan benzena.

( Hartadiyati,2004)

E. Daya Larut Lipid

Menyiapkan 5 tabubung reaksi dan mengisi masing-masing tabung dengan

alkohol,kloroform,aseton,dan eter. Menambahkan kedalam masing-masing tabung 3 tetes

lemak hewan (mentega,minyak sayur) mengocok dengan kuat dan menujukan hasil positif

pada setiap percampuran larutan tersebut. Dalam satu teori, lemak dapat larutan dalam eter,

kloroform,aseton, sedangkan lemak dengana air atau alkohol tidak dapat larut alkohol itu

sendiri di sebut sebagai etand,selin itu termasuk dalam senyawa organik yang memiliki gugus

hidroksil

(-OH) yang terikat pada atom karbon (Amsal,2010)

Tetapi pda percobaan, menunjukan hasil yang berbeda dngan teori tersebut. Hal ini terjadi

kerena kesalahan pada pengamatan begitu juga pada saat percampuran dengan minyak sayur.

Page 3: Pembahasan wiwen biokim

Dalam teori, lemak