Upload
lehanh
View
223
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PEMBANGUNAN DISTRIBUSI DRUPAL UNTUK SISTEM
INFORMASI KEDELAI (SIPEKSOY) SECARA MODULAR
WAHYU DWI ATMOKO
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI DAN
SUMBER INFORMASI SERTA PELIMPAHAN HAK CIPTA
Dengan ini saya menyatakan bahwa skripsi yang berjudul Pembangunan
Distribusi Drupal untuk Sistem Informasi Kedelai (SIPEKSOY) secara Modular
adalah benar karya saya dengan arahan dari komisi pembimbing dan belum
diajukan dalam bentuk apa pun kepada perguruan tinggi mana pun. Sumber
informasi yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
Daftar Pustaka di bagian akhir skripsi ini.
Dengan ini saya melimpahkan hak cipta dari karya tulis saya kepada Institut
Pertanian Bogor.
Bogor, Juni 2014
Wahyu Dwi Atmoko
NIM G64100036
ABSTRAK
WAHYU DWI ATMOKO. Pembangunan Distribusi Drupal untuk Sistem
Informasi Kedelai (SIPEKSOY) secara Modular. Dibimbing oleh FIRMAN
ARDIANSYAH dan DESTA WIRNAS.
Indonesia sebagai negara agraris memiliki komoditas kedelai yang berperan
penting dalam kebutuhan pangan. Kedelai merupakan salah satu sumber protein nabati
dalam menu sehari-hari masyarakat Indonesia. Beberapa sistem informasi komoditas
pangan yang telah dikembangkan di Indonesia masih memuat berbagai jenis komoditas
pangan namun belum terdapat sistem informasi spesifik mengenai kedelai. Hal ini
menyebabkan sulitnya menemukan informasi dari komoditas kedelai. Penelitian ini
bertujuan untuk membangun sebuah platform untuk Sistem Informasi Kedelai
(SIPEKSOY) menggunakan proses Website’s lifecycle yang dipadukan dengan
pengembangan sistem secara incremental model untuk mendukung pengembangan sistem
secara modular. Pembangunan sistem informasi ini berbasis Drupal core yang
dikombinasikan dengan seleksi modul sesuai fitur yang kompatibel terhadap kebutuhan
sistem. Terdapat 22 modul untuk pengolahan informasi dan pendidikan untuk sistem ini
yang akan diimplementasikan. Hasil akhir berupa paket distribusi Drupal berbasis web
untuk SIPEKSOY yang dapat dijadikan sebagai acuan utama untuk memperoleh
informasi kedelai. Sistem ini dapat dipasang menggunakan installation profile pada
server yang memenuhi syarat instalasi minimum untuk menjalankan sistem secara online. Kata kunci: drupal, sistem informasi, kedelai
ABSTRACT
WAHYU DWI ATMOKO. Development of Drupal Distribution for Soybean
Information System (SIPEKSOY) using Modular Model. Supervised by FIRMAN
ARDIANSYAH and DESTA WIRNAS.
As an agricultural country, Indonesia produces soybean that has an important role
in food needs. Soybean is one of the source of vegetable protein in daily menu of
Indonesian people. Some information systems about food commodities that have been
developed in Indonesia still contain various types of food commodities, but there has
been no specific information system about soybean. Therefore, it is difficult to find
information about soybean commodity. This research aims to develop a platform for
Soybean Information System (SIPEKSOY) that perform the process of Websites
Lifecycle, combined with the incremental model, to support the development of a
modular system. This information system development based on Drupal core modules
combined with the selection of appropriate modules compatible features to the system
requirements. There are 22 modules for information and education management will be
implemented. The result of the research is a Drupal Distribution for SIPEKSOY as
primary reference for information of soybeans. This system can be installed using
installation profile on a server that meets the minimum installation requirement to run the
online system.
Keywords: drupal, information system, soybean
Skripsi
sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar
Sarjana Komputer
pada
Departemen Ilmu Komputer
PEMBANGUNAN DISTRIBUSI DRUPAL UNTUK SISTEM
INFORMASI KEDELAI (SIPEKSOY) SECARA MODULAR
WAHYU DWI ATMOKO
DEPARTEMEN ILMU KOMPUTER
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
INSTITUT PERTANIAN BOGOR
BOGOR
2014
Penguji: Dr Yani Nurhadryani, SSi MT
Judul Skripsi : Pembangunan Distribusi Drupal untuk Sistem Informasi Kedelai
(SIPEKSOY) secara Modular
Nama : Wahyu Dwi Atmoko
NIM : G64100036
Disetujui oleh
Firman Ardiansyah, SKom MSi
Pembimbing I
Dr Desta Wirnas, SP MSi
Pembimbing II
Diketahui oleh
Dr Ir Agus Buono, MSi Mkom
Ketua Departemen
Tanggal Lulus:
PRAKATA
Puji dan syukur penulis panjatkan kepada Allah subhanahu wa ta’ala atas
segala karunia-Nya sehingga karya ilmiah ini berhasil diselesaikan. Judul
penelitian yang dilaksanakan sejak bulan November 2013 ini ialah Pembangunan
Distribusi Drupal untuk Sistem Informasi Kedelai (SIPEKSOY) secara Modular.
Terima kasih penulis ucapkan kepada Bapak Firman Ardiansyah, SKom
MSi dan Ibu Dr Desta Wirnas, SP MSi selaku komisi pembimbing. Ucapan terima
kasih juga kepada bapak, ibu, dan seluruh keluarga, atas segala doa dan
dukungannya, serta kepada teman-teman Ilmu Komputer 47 dan semua pihak
yang terkait langsung maupun tidak atas dukungannya selama penelitian ini
dilakukan.
Semoga karya ilmiah ini bermanfaat.
Bogor, Juni 2014
Wahyu Dwi Atmoko
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL vi
DAFTAR GAMBAR vi
DAFTAR LAMPIRAN vi
PENDAHULUAN 1
Latar Belakang 1
Perumusan Masalah 2
Tujuan Penelitian 2
Manfaat Penelitian 2
Ruang Lingkup Penelitian 3
METODE PENELITIAN 3
Tahap Analisis Kebutuhan 4
Tahap Mengumpulkan Kebutuhan 4
Tahap Perancangan 5
Tahap Pengembangan 6
Tahap Implementasi 6
Tahap Perawatan 7
HASIL DAN PEMBAHASAN 7
Analisis Kebutuhan 7
Mengumpulkan Kebutuhan 8
Perancangan Sistem 10
Pengembangan Sistem 10
Implementasi Sistem 12
Perawatan Sistem 16
SIMPULAN DAN SARAN 16
Simpulan 16
Saran 16
DAFTAR PUSTAKA 17
LAMPIRAN 18
RIWAYAT HIDUP 32
DAFTAR TABEL
1 Hasil pemilihan fitur dan fungsi oleh pakar 8
2 Hasil task dan content analysis 9
3 Modul pengolahan informasi dan pendidikan untuk SIPEKSOY 11
4 Contoh dan sumber konten artikel 13
DAFTAR GAMBAR
1 Websites lifecycle dengan incremental process model 3
2 Incremental process model 4
3 Use case diagram SIPEKSOY 8
4 Struktur fail installation profile 14
5 Hasil evaluasi waktu memuat halaman 15
6 Hasil evaluasi penggunaan memori 15
DAFTAR LAMPIRAN
1 Hasil observasi pada mesin pencari google.com 18
2 Form pemilihan prioritas fitur dan fungsi 19
3 Use case description untuk sistem SIPEKSOY 21
4 Arsitektur informasi SIPEKSOY 22
5 Content design SIPEKSOY 23
6 Model diagram untuk sistem SIPEKSOY 24
7 Demo region pada tema tb_purity 25
8 Daftar core dan contributed module 26
9 Perbandingan modul-modul 27
10 Hasil implementasi dan pengujian modul SIPEKSOY 29
11 Hasil pengukuran performa menggunakan Apachebench pada localhost 30
12 Screenshoot hasil implementasi dan pengujian sistem 31
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Indonesia sebagai negara agraris memiliki keanekaragaman bahan pangan
yang melimpah. Selain beras, komoditas lain yang memiliki peran penting dalam
memenuhi kebutuhan pangan masyarakat Indonesia adalah kedelai. Kedelai dalam
bahasa latin Glycine max merupakan bahan yang kaya akan manfaat, mulai dari
akarnya, bijinya hingga limbah sisa pengolahannya. Akar tanaman kedelai mampu
mengikat Nitrogen (N) bebas di udara dengan bantuan bakteri Rhizobium
sehingga dapat menyuburkan tanah. Bagian utamanya yaitu biji kedelai yang
dapat diolah menjadi berbagai makanan yang mengandung protein tinggi seperti
tempe, tahu, kecap, tauco dan lainnya. Limbah kedelai berupa brangkasan (kulit
kedelai) dapat dijadikan pupuk organik, sedangkan limbah yang dihasilkan dari
proses pengolahan kedelai dapat digunakan sebagai pakan ternak (Rukmana dan
Yuniarsih 1996).
Beberapa lembaga pemerintahan, perguruan tinggi, dan lembaga riset telah
menyediakan sistem informasi komoditas pangan Indonesia berbasis web, namun
informasi yang disajikan belum spesifik untuk satu komoditas tertentu. Untuk
menemukan informasi mengenai kedelai pada sistem tersebut, pengguna harus
menelusuri konten situs lebih dalam sehingga memakan waktu yang cukup lama
serta kurangnya kontrol mengenai pembaruan konten juga menjadi masalah utama
beberapa situs yang sudah ada sehingga menghambat penyebaran informasinya.
Beberapa sistem informasi tersebut seperti situs deptan.go.id dan
cybex.deptan.go.id yang dibangun oleh Departemen Pertanian Indonesia,
cybex.ipb.ac.id yang dibangun atas kerjasama Lembaga Penelitian dan
Pengabdian kepada Masyarakat IPB (LPPM-IPB) dengan Departemen Sains
Komunikasi dan Pengembangan Masyarakat IPB beserta Departemen Ilmu
Komputer IPB. Observasi sederhana dilakukan menggunakan search engine google.com
pada januari 2014 untuk menemukan keberadaan sistem informasi mengenai
komoditas kedelai. Pencarian dilakukan menggunakan kombinasi beberapa kata
kunci dengan penambahan quote yaitu : “kedelai”, “sistem kedelai”, “informasi
kedelai”, dan “sistem informasi kedelai”. Hasil pencarian pada 20 tautan pertama
Google untuk setiap kata kunci sebagian besar menghasilkan tautan menuju
halaman repository yang merujuk pada hasil penelitian berupa jurnal online
bertipe .PDF (portable document format) dan selebihnya hanya halaman blog,
artikel berita, dan beberapa situs penjualan produk kedelai. Berdasarkan hasil
observasi tersebut, dibutuhkan sistem infomasi yang dapat menyajikan dan
mengelola infomasi komoditas kedelai yang dapat mempermudah proses
menemukan informasi terkait komoditas kedelai bagi pengguna.
Pembangunan sistem informasi menggunakan Content Management System
(CMS) Drupal yang merupakan framework dari sebuah CMS untuk membangun
sistem yang dinamis. Drupal memiliki sistem layer database tersendiri sehingga
tidak bergantung pada satu jenis database saja, hal ini yang tidak didukung oleh
fasilitas CMS lainnya. Drupal dapat berjalan dalam sistem berbasis MySQL,
Postgre, SQLite, MariaDB, MSSQL dan Oracle (Drupal Indonesia 2011). Dari sisi
2
pengembangan, Drupal memiliki dukungan modul-modul yang sangat melimpah.
Dukungan dari pengembang lain juga sangat aktif di dalam forum sehingga
pengguna dapat saling berdiskusi dengan pengembang lain. Drupal juga
memungkinkan pengembang untuk mendistribusikan sistem yang
dikembangkannya berupa paket-paket Drupal yang memiliki fungsi-fungsi
tertentu. Pengembang juga dapat membuat modulnya sendiri untuk kasus-kasus
tertentu dalam sistem sesuai kebutuhan, atau biasa disebut dengan pengembangan
modular. Pengembangan secara modular perlu dilakukan agar ke depannya
pengembangan sistem informasi dapat dilakukan secara cepat dengan
menambahkan modul-modul yang diperlukan (Raharjo 2009). Berdasarkan
beberapa kemudahan fasilitas yang disediakan maka dipilih Drupal sebagai CMS
untuk mengembangkan sistem informasi kedelai SIPEKSOY.
Penelitian mengenai pembangunan sistem informasi kedelai sebelumnya
telah dilakukan oleh Adbulbasith (1994) menggunakan pendekatan Pemrograman
Berorientasi Objek berbasis desktop. Kemudian dilakukan juga oleh Kumalasari
(2013) namun lebih memfokuskan pada bidang temu kembali data varietas kedelai
berbasis web.
Perumusan Masalah
Belum tersedianya sistem informasi yang spesifik untuk komoditas kedelai
mengakibatkan terbatasnya penyebaran informasi, sehingga perlu dilakukan
pengembangan sebuah platform sebagai core untuk memudahkan pengelolaan dan
publikasi informasi komoditas kedelai menggunakan arsitektur CMS Drupal yang
dapat dikembangkan secara modular untuk pengembangan selanjutnya.
Tujuan Penelitian
Penelitian ini dilakukan untuk mengembangkan distribusi Drupal untuk
sistem informasi komoditas kedelai Indonesia yang dapat dikembangkan secara
modular. Dengan distribusi, pengguna dapat melakukan kustomisasi situs lebih
cepat berdasarkan kerangka yang telah disediakan oleh distribusi. Pemasangan
sistem dilakukan dengan mengikuti langkah-langkah pada installation profile
yang disediakan distribusi.
Manfaat Penelitian
Hasil penelitian berupa distribusi Drupal untuk Sistem Informasi Kedelai
(SIPEKSOY) yang dapat dimanfaatkan dan dikembangkan lebih lanjut oleh
berbagai pihak. Dari sisi pengembang, sistem akan lebih mudah dikembangkan
dengan menambahkan modul-modul yang sesuai dengan keperluan sistem. Dari
sisi pengguna dapat memudahkan untuk membuat sebuah sistem informasi
komoditas kedelai secara mudah dan cepat dengan melakukan kustomisasi sesuai
kebutuhan sistem. Hasil penelitian ini juga dapat digunakan sebagai kerangkan
dasar sistem informasi (core) untuk produk-produk lain.
3
Ruang Lingkup Penelitian
Pengembangan sistem informasi kedelai ini dilakukan dengan
mengintegrasikan beberapa modul yang sudah tersedia pada layanan CMS Drupal.
Selanjutnya dilakukan juga pemilihan modul-modul yang digunakan untuk
mengimplementasikan fitur dan fungsi yang dipilih berdasarkan prioritas.
Pemilihan prioritas ini akan dilakuan oleh seorang pakar kedelai sebagai acuan
memperoleh fungsionalitas sistem yang akan dikembangkan. Sistem hanya
melingkupi fungsi utama sistem sebagai core untuk mendukung penyebaran
informasi mengenai komoditas kedelai. Perancangan antarmuka menggunakan
tema dari drupal.org yang dapat diakses secara bebas dan gratis. Sistem ini
selanjutnya akan dipasang pada server dengan alamat sipeksoy.ipb.ac.id.
METODE PENELITIAN
Penelitian ini akan menggunakan acuan website’s lifecycle yang
dikombinasikan dengan incremental process model untuk menggambarkan semua
kebutuhan yang harus direncanakan dan diimplementasikan secara modular.
Website’s lifecycle tidak hanya berperan dalam menghasilkan sebuah situs, tetapi
juga menjadi dasar apa yang harus dilakukan setelah situs selesai dan
dipublikasikan secara online. Siklus ini dapat membantu memastikan proses
pengembangan situs dan penyampaiannya sesuai tujuan awal sehingga dapat
memenuhi kebutuhan penggunanya (McCourt 2011).
Gambar 1 Websites lifecycle dengan incremental process model (McCourt 2011)
SIPEKSOY merupakan sistem informasi yang dibagun secara modular
menggunakan arsitektur CMS Drupal. Pengembangan fitur dan fungsi secara
modular dapat dilakukan oleh satu atau lebih pengembang secara terpisah. Untuk
itu dalam tahap pengembangannya, SIPEKSOY akan dikembangkan berdasarkan
website’s lifecycle yang dimodelkan secara incremental untuk mengakomodasi
pengembangan modular.
Incremental precess model adalah salah satu proses model perangkat lunak
yang merupakan evolusi dari model linier. Perbedaanya terletak pada kombinasi
model linier dengan filosofi iteratif prototipe sehingga memungkinkan
pengembang dapat memecah bermacam-macam fungsi yang ada dalam sistem
menjadi beberapa bagian (modul). Incremental model akan menghasilkan
perangkat lunak dalam bagian-bagian kecil yang disebut increment. Increment ini
4
akan digabungkan dalam sebuah increment yang dibuat petama kali yang disebut
core product sehingga terbentuklah perangkat lunak yang utuh (Pressman 2001).
Gambar 2 Incremental process model (Pressman 2001).
Dalam pengembangan SIPEKSOY ini, yang menjadi core product adalah
core Drupal yang sudah disediakan. Sedangkan increment yang dimaksud adalah
modul-modul yang akan diintegrasikan dengan core hingga terbentuk suatu sistem
utuh dengan fitur dan fungsi yang diinginkan.
Tahap Analisis Kebutuhan
Kebutuhan pengguna menjadi acuan utama dalam membuat sebuah sistem
informasi. Kebutuhan ini harus dianalisis di awal untuk memastikan bahwa sistem
memang layak untuk diimplementasikan dan akan memiliki manfaat bagi
pengguna. Analisis kebutuhan adalah tahap mengidentifikasi mengapa sistem
informasi diperlukan dari sisi pengguna. Tahap ini akan membantu
mendefinisikan batasan-batasan dalam pengembangan sistem (McCourt 2011).
Tahap ini akan menentukan tujuan dibangunnya sistem informasi
SIPEKSOY, dan mempertimbangkan situs-situs lain yang sudah lebih dulu dibuat.
Untuk mendapatkan informasi tersebut, dilakukan metode wawancara kepada
seorang pakar kedelai yang berperan sebagai pengguna sistem informasi kedelai
SIPEKSOY. Metode wawancara dipilih karena akan lebih mudah mendapatkan
informasi mengenai fungsionalitas yang dibutuhkan oleh pengguna.
Tahap Mengumpulkan Kebutuhan
Tahap ini akan mengidentifikasi fitur dan fungsi yang dibutuhkan untuk
mencapai tujuan yang diinginkan pengguna. Perencanaan ini harus dilakukan di
awal karena memungkinkan terjadi perubahan manajemen, pengembangan dan
strategi implementasi yang berimplikasi pada sumber daya yang akan digunakan.
Semakin baik perencanaan semakin hemat sumber daya yang digunakan.
Beberapa kebutuhan tersebut antara lain audience analysis yaitu menganalisis
5
segmen pengguna yang menjadi sasaran utama hasil penelitian. Process analysis
yaitu melakukan analisis mengenai cara kerja sistem yang akan dikembangkan
untuk mengumpulkan informasi cara kerja sistem. Task analysis yaitu
menganalisis fitur dan fungsi yang akan didukung oleh sistem informasi yang
akan dikembangkan. Content analysis yaitu mengidentifikasi data yang
diperlukan dan tipe data dari konten yang akan digunakan dalam pengembangan
sistem. Pada tahap ini juga dilakukan analisis mengenai keamanan sistem sebagai
salah satu tindakan pencegahan kerusakan sistem (McCourt 2011).
Untuk memperoleh informasi mengenai fitur dan fungsi sistem serta konten
sistem, akan dilakukan dengan cara pemilihan fitur dan fungsi prioritas yang akan
dilakukan oleh pakar. Disediakan sebuah tabel yang berisi nama-nama fitur dan
fungsi beserta deskripsinya, kemudian pakar diminta mengisi tabel dengan
memberikan nilai antara 1-10 berdasarkan tingkat kepentingannya. Hasil fitur dan
fungsi yang telah diperingkat akan dikelompokkan menjadi 5 kategori
kepentingan yaitu skala [1-2] tidak penting (TP) , skala [3-4] kurang penting (KP),
skala [5-6] dipertimbangkan (DP), skala [7-8] penting (P), dan skala [9-10] sangat
penting (SP).
Tahap Perancangan
Tahap ini akan mengidentifikasi dan merancang kebutuhan sistem yang
telah ditentukan. Tahap perencanaan yang baik akan membantu tim pengembang
dalam memilih resource untuk mengimplementasikan rancangan yang diinginkan.
Beberapa aspek tersebut antara lain information architecture yaitu merancang
struktur bagian dan sub bagian situs, komponen situs, dan navigasi. Information
architecture digambarkan menggunakan struktur hierarki sehingga dapat
menunjukkan navigasi dari setiap halaman.
Content design yaitu merancang bagaimana cara menampilkan dan
mengelola konten pada halaman situs menggunakan wireframe. Wireframe adalah
gambaran kerangka berupa garis-garis yang merepresentasikan layout dan
komponen pada halaman web. Wireframe akan membantu mengilustrasikan
penempatan komponen penyusun halaman.
Interaction design yaitu perancangan dependensi interaksi pada framework
sistem secara umum dengan menggunakan model diagram mengacu pada standar
pembuatan Unified Modeling Language (UML) versi 2.5 dari situs www.uml-
diagrams.org. Model diagram merupakan diagram pelengkap yang dapat
mendeskripsikan arsitektur, aspek logika atau perilaku sistem berdasarkan lapisan-
lapiran tertentu pada sistem. Elemen utama penyusun model diagram adalah
layered application sebagai wadah untuk model-model lainnya seperti
presentation layer, business layer, dan data layer. Setiap model akan
dihubungkan dengan garis panah yang berfungsi untuk menggambarkan
dependensi antar layer untuk saling berinteraksi.
Visual design yaitu perancangan antarmuka situs yang akan dilakukan
dengan menggunakan tema dari Theme Brain yang dapat diunduh secara bebas
pada situs https://drupal.org/project/tb_purity (McCourt 2011).
6
Tahap Pengembangan
Tahap pengembangan adalah tahap kolaborasi dengan pengembang untuk
mengevaluasi teknologi yang dibutuhkan untuk mendukung kebutuhan dan desain
yang sudah dirancang. Tahap ini juga dapat membantu menentukan kebutuhan
dan desain yang dapat atau seharusnya diubah untuk mengakomodasi keinginan
pengguna. Beberapa aspek pengembangan yang dilakukan yaitu Build recipe
untuk mengimplementasikan Drupal yang terdiri dari kombinasi core, module,
dan theme, serta konfigurasi tambahan sistem. Documenting development plan
yaitu mendokumentasikan semua laporan dalam sebuah dokumen yang menjadi
acuan pengembangan sistem. Setting up environment yaitu menyiapkan semua
alat dan bahan yang dapat mendukung pengembangan sistem mulah dari software
hingga hardware yang digunakan (McCourt 2011).
Integrasi modul-modul yang telah disediakan Drupal ke dalam core akan
dilakukan pada tahap ini, sehingga dapat mengimplemantasikan fitur dan fungsi
yang terpilih. Karena modul-modul tersebut memiliki beberapa kelebihan dan
kekurangan, maka harus dilakukan perbandingan pada modul-modul yang dipilih
atau disebut dengan comparing drupal module.
Tahap Implementasi
Tahap Implementasi merupakan tahap transisi dari development phase ke
launch phase. Tahap implementasi akan dilakukan dengan cara memasang core
Drupal yang telah tersedia. Core tersebut akan diintegrasikan dengan beberapa
contributed module dan konfigurasi yang sesuai dengan kebutuhan.
Pembuatan installation profile untuk SIPEKSOY dilakukan pada tahap ini.
Installation profile merupakan sebuah antarmuka untuk memudahkan instalasi
sistem yang memuat core module, contributed modules dan beberapa custom
modules, serta konfigurasi untuk membuat profil yang mendukung fitur dan
fungsi sebuah situs tertentu (McCourt 2011). Pembuatan installation profile
dilakukan setelah sistem sudah siap untuk digunakan yaitu ketika sistem sudah
terpasang modul-modul, tema, konten dan konfigurasi yang dibutuhkan.
Installation profile dapat dibuat menggunakan 2 cara yaitu menggunakan Drupal
shell (Drush) atau menggunakan modul profile builder. Drush merupakan sebuah
program berupa baris perintah untuk Drupal yang dapat digunakan untuk
melakukan install, update, mengaktifkan modul drupal, dan konfigurasi Drupal
lainnya dalam satu baris perintah sederhana. Sedangkan profile builder
memberikan tampilan yang lebih mudah dipahami oleh pengguna (Marco et al.
2011). Tidak ada perbedaan signifikan untuk hasil ektraksi pada kedua metode ini,
hanya memberikan alternatif bagi pengguna agar lebih mudah dalam pembuatan
installation profile. Untuk mempersingkat waktu pembuatan, akan digunakan
modul profile builder.
Dalam tahap ini dilakukan pengujian terhadap fitur dan fungsi yang telah
terpasang. Pengujian akan dilakukan melalui 2 (dua) tahap yaitu Pengujian modul,
dilakukan sebelum dan setelah modul diintegrasikan ke core. Pengujian Sistem,
dilakukan dengan menguji installation profile yang sudah dibuat pada server dan
memastikan semua fitur dan fungsi dapat digunakan. Semua pengujian dilakukan
7
dengan metode Black Box testing. Black Box testing merupakan cara pengujian
yang didasarkan dari spesifikasi sistem. Sistem dianalogikan sebagai kotak hitam
(black box) yang hanya dapat dipelajari cara kerjanya dengan memberikan input
dan mengamati output. Metode ini juga biasa disebut dengan “functional testing”
karena pengujian hanya fokus pada fungsionalitas sistem (Sommerville 2011).
Pengujian performa sistem harus dilakukan bertujuan untuk mengurangi
waktu rata-rata memuat halaman web, mengurangi waktu maksimum memuat
halaman keseluruhan, dan meningkatkan waktu memuat halaman untuk
pengunjung pertama (Sheltern J et al. 2013). Terdapat 3 batas waktu yang dapat
ditoleransi oleh manusia ketika mengoptimalkan kinerja web : 0.1 detik pertama
menunjukkan batas waktu pengguna merasa sistem berjalan dengan cepat, 1.0
detik berikutnya pengguna merasa terdapat waktu delay pada sistem, namun
pengguna masih dapat menunggu, dan 10 detik berikutnya pengguna mulai
kehilangan fokus pada kotak dialog dan mulai melakukan aktivitas lain atau
bahkan menutup halaman yang diakses sehingga pengukuran waktu memuat
halaman sistem harus diperhitungkan untuk mengurangi waktu tunggu pengguna
selama mengakses situs (Nielsen 1993).
Tahap Perawatan
Setelah sistem dipasang pada server sipeksoy.ipb.ac.id dan dapat diakses
dalam jaringan maka kesinambungan sistem perlu dipertahankan. Cara untuk
mempertahankan sistem dari kerusakan adalah dengan melakukan perawatan
(maintenance). Aspek perawatan yang dilakukan yaitu monitoring dan backup
sistem secara periodik sebagai upaya mengidentifikasi isu kerusakan dan
pembaruan sehingga dapat ditangani diwaktu yang tepat. Kemudian
merencanakan kegiatan perawatan secara terstruktur dan berkesinambungan
dengan membuat jadwal perawatan serta memantau dan melakukan perawatan
terhadap konten situs web.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Analisis Kebutuhan
Observasi yang dilakukan menggunakan 4 kombinasi kata kunci pada
search engine google.com menunjukkan bahwa sistem tersebut masih sulit untuk
ditemukan (Lampiran 1). Hal ini didukung dengan hasil wawancara kepada pakar
kedelai yang menyebutkan belum adanya sistem informasi untuk kedelai
khususnya di Indonesia sehingga keberadaan sistem informasi kedelai memang
sangat dibutuhkan. Berdasarkan tujuannya, SIPEKSOY dikategorikan sebagai
sistem penyebaran informasi (informative dissemination).
Beberapa sistem yang sudah dikembangkan menjadi pembanding untuk
proses analisis. Beberapa fitur akan diadopsi untuk diimplementasikan ke dalam
sistem yang didapat dari situs deptan.go.id, cybex.deptan.go.id, cybex.ipb.ac.id,
8
dan irri.org. Pakar harus memilih fitur-fitur yang dianggap penting menggunakan
form pemilihan fitur dan fungsi. Hasilnya dapat dilihat pada Lampiran 2.
Mengumpulkan Kebutuhan
Bedasarkan hasil pemeringkatan yang dilakukan oleh pakar didapat
beberapa fitur dan fungsi yang memiliki kategori prioritas tinggi yang disajikan
pada Tabel 1. Terdapat 2 fitur dan fungsi yang dipilih meskipun termasuk kategori
dipertimbangkan karena kedua fitur tersebut dapat memberikan fitur yang
memungkinkan pengguna dapat saling berinteraksi dengan pengguna lainnya.
Tabel 1 Hasil pemilihan fitur dan fungsi oleh pakar
Fitur dan fungsi Kategori Fitur dan fungsi Kategori
Manajemen isian SP Data penyuluh SP
Aplikasi kedelai SP Polling SP
Pencarian artikel SP Pemilihan bahasa SP
Site map SP Link eksternal SP
Buku tamu SP Forum diskusi dan registrasi DP
Headline berita SP Kalender kegiatan DP
Berita populer SP
Rentang nilai prioritas yang diimplementasikan : 5-10
SP: sangat penting [9-10], DP: dipertimbangkan [5-6]
Hasil analisis pengguna yaitu target pengguna utama adalah seorang
administrator sistem yang akan melakukan instalasi, kustomisasi situs, manajemen
konten situs hingga pemeliharaan situs. Hasil analisis proses digambarkan
menggunakan use case diagram pada Gambar 3 dan dijelaskan menggunakan use
case description pada Lampiran 3.
Gambar 3 Use case diagram SIPEKSOY
9
Tahap task analysis dan content analysis dilakukan untuk mengumpulkan
informasi mengenai fitur dan fungsi serta tipe konten dari tiap fitur dan fungsi.
Hasil Task analysis dan Content analysis ditampilkan pada Tabel 2 yang
dikategorikan berdasarkan 3 hak akses pengguna yaitu administrator, pengguna
terdaftar, dan anonim.
Tabel 2 Hasil task dan content analysis
Fitur dan fungsi Tipe konten Hak akses pengguna
Anonim Terdaftar Admin
Melihat informasi kedelai Articles, Basic page √ √ √
Registrasi Webform √ - -
Forum Forum topic - √ √
Aplikasi kedelai Apps, Link √ √ √
Data penyuluh kedelai Data penyuluh √ √ √
Kalender kegiatan Event √ √ √
Kuisioner Poll √ √ √
Pencarian konten Search field √ √ √
Buku tamu Webform √ √ √
Multibahasa Icon language √ √ √
Login pengguna webform √ √ √
Manajemen konten Articles, Basic page - - √
Manajemen aplikasi Apps, Link - - √
Manajemen data penyuluh Data penyuluh - - √
Manajemen kalender Event - - √
Manajemen pengguna Main menu - - √
Manajemen kuisioner Poll - - √
Manajemen forum Forum topic - - √
Manajemen situs Main menu - - √
Manajemen buku tamu Webform - - √
Manajemen Bahasa Translation - - √
Analisis keamanan dilakukan pada tahap ini bertujuan untuk melakukan
analisis untuk mencegah kemungkinan terburuk yang dapat membahayakan
sistem. Sistem ini melakukan pembatasan hak akses pengguna yang dikategorikan
menjadi 3, yaitu anonim untuk pengunjung biasa yang hanya dapat membaca
konten pada sistem, pengguna terdaftar yang memiliki kelebihan dapat
berinteraksi dengan pengguna lain menggunakan fasilitas komentar dan forum
diskusi, dan administrator yang memiliki hak akses untuk semua komponen
sistem. Untuk menghindari akses server dan akses fail, sistem ini menerapkan
aturan hanya administrator yang dapat mengakses server utama sehingga
keamanan sistem bisa dipertanggungjawabkan langsung oleh administrator. Untuk
menanggulangi tindakan penyalahgunaan, dipasang modul captcha dan
imageCaptcha pada sesi login pengguna sehingga dapat mengantisipasi adanya
serangan robot yang mencoba mengakses sistem. Bentuk keamanan paling utama
yang diterapkan pada sistem ini adalah mengaktifkan modul Update, sehingga
apabila ada pembaruan untuk sistem, pengguna hanya cukup melakukan
pembaruan dengan mengunduh dan menginstal update file ke sistem. Pembaruan
kemanan otomatis dilakukan ketika Drupal core diperbarui (McCourt 2011).
10
Perancangan Sistem
Hasil dari perancangan information architecture yang terdapat pada
Lampiran 4 dapat menggambarkan struktur sistem secara keseluruhan sehingga
pengembang memilki batasan mengenai rancangan yang dibutuhkan selama
implementasi dilakukan.
Content design dirancang untuk mendefinisikan komponen-komponen
utama dalam halaman situs disajikan pada Lampiran 5. Struktur halaman dibuat
hampir sama pada sebagian besar halaman untuk memudahkan pengguna
mempelajari sistem dengan cepat. Komponen penyusun halaman awal (home)
memiliki sebuah wilayah yang menampilkan slide show yang tidak dimiliki oleh
halaman lainnya. Perancangan komponen penyusun halaman situs ini dibuat
menggunakan wireframe.
Interaction design akan menunjukkan dependensi interaksi pada framework
sistem secara umum dengan menggunakan model diagram yang disajikan pada
Lampiran 6. Perancangan visual dilakukan dengan menggunakan tema dari
Drupal yaitu TB Purity (https://drupal.org/project/tb_purity). Tema ini dipilih
karena memilki struktur block yang beragam sehingga memungkinkan untuk
melakukan kustomisasi tampilan sesuai rancangan. Hampir semua bagian konten
pada rancangan sistem SIPEKSOY dapat diakomodasi oleh block dan view yang
tersedia pada tema ini. Selain itu, tema ini bersifat open source yaitu bisa
digunakan secara bebas dan gratis. Lampiran 7 menunjukkan bagian-bagian block
yang disediakan oleh tema TB Purity.
Pengembangan Sistem
Drupal tersusun atas beberapa komponen utama yaitu core module, code
(module, themes, patch), dan konfigurasi sistem. Untuk membangun sistem
informasi SIPEKSOY ini, digunakan Drupal core versi 7.26 yang telah
mengakomodasi sebanyak 44 core module. Setelah dilakukan seleksi core module
berdasarkan kebutuhan sistem, hanya 37 core modul yang diaktifkan yang
mengakomodasi fitur dan fungsi untuk diimplementasikan. Untuk contributed
module, terdapat 38 modul yang diinstal dan diaktifkan yang mendukung fitur dan
fungsi sistem SIPEKSOY (Lampiran 8). Di antara modul yang digunakan,
terdapat 22 modul utama untuk mendukung pengolahan informasi dan pendidikan
SIPEKSOY (Tabel 3).
Tahap berikutnya adalah melakukan comparing drupal module yaitu
membandingkan beberapa module yang akan diintegrasikan ke dalam sistem.
Drupal menyediakan beberapa contributed module yang dapat mengakomodasi
sebuah fungsi atau fitur sehingga perlu dilakukan pembandingan untuk memilih
modul-modul yang memiliki kinerja paling baik, ringan, dan mudah digunakan.
Hal ini akan berdampak pada performa situs yang akan dibuat. Perbandingan
dilakukan berdasarkan hasil review dari situs http://drupalmodules.com yang
menilai modul berdasarkan reliabilitas, performa, kelengkapan dokumentasi,
kemudahan kustomisasi, dan hasil vote responden serta beberapa testimoni dari
pengembang lain.
11
Tabel 3 Modul pengolahan informasi dan pendidikan untuk SIPEKSOY
Modul informasi Implementasi
Manajemen konten Fitur membuat, menampilkan, mengedit, publish, hapus
konten/ artikel pada halaman situs
Comment Fitur komentar pada artikel, poling, forum dan event
Search Fitur pencarian pada halaman web
Block Menampilkan berbagai kotak konten pada halaman web
Field Untuk menambahkan field pada entitas node dan
pengguna
Filter Penyaringan konten dalam mempersiapkan tampilan
Node Menampilkan konten pada halaman web dengan path
tertentu
Taxonomi Pembuatan kategori konten
Menu Memungkinkan administrator membuat menu untuk
navigasi
CKEditor Menambahkan fungsi WYSIWYG editor pada field plain
text
IMCE Sebagai image uploader dan browser untuk mengakses
direktori pribadi
Site map Menampilkan site map
Ctools Library yang banyak dibutuhkan untuk menjalankan
modul lainnya
Panels Fungsi core untuk menampilkan panel pada halaman web
View Untuk membuat list dan query dari database yang dapat
dikustomisasi sesuai kebutuhan sistem
Forum Fitur forum diskusi pada sistem
Polling Fitur polling pada sistem
User Memungkinkan administrator mengelola hak akses
pengguna sistem
locale Fitur untuk penggantian bahasa
Webform Untuk membuat form yang dapat dikustomisasi dengan
mudah
View slide show Menyediakan tampilan view untuk slide show gambar
menggunakan jQuery
Calendar Plugin view untuk menampilkan kalender
Contoh modul yang dilakukan pembandingan yaitu modul Toolbar pada
Drupal core. Toolbar merupakan modul yang berfungsi untuk menampilkan
berbagai menu induk administrator untuk kustomisasi Drupal, jika setiap menu
diklik, maka pengguna akan dialihkan menuju halaman baru yang berisi banyak
submenu. Karena dianggap terlalu berat jika setiap mengakses sub menu harus
memuat halaman baru, maka menu dapat diubah menjadi dropdown menu untuk
sub menunya sehingga dapat meringkas pemuatan halaman. Untuk
mengimplementasikannya terdapat beberapa modul terbaik yang medukung
pembuatan dropdown menu yaitu Nice Menu, Administrator Menu, dan Simple
Menu. Begitu pun untuk beberapa modul lain seperti modul untuk melakukan
upload gambar juga dilakukan perbandingan dengan beberapa modul. Hasil
perbandingannya dijelaskan pada Lampiran 9.
12
Hal lain yang harus dipersiapkan sebelum melakukan implementasi yaitu
mendeskripsikan lingkungan pengembangan sistem sesuai dengan kebutuhan
instalasi Drupal core pada https://drupal.org/requirements. Sistem akan dibangun
pada lingkungan lokal dengan spesifikasi sebagai berikut :
Sistem operasi : Windows 7
Database : MySQL 5.0.5.15 atau lebih tinggi
Web server : Apache versi 2.0 atau lebih tinggi, medukung
PHP 5.2.4 atau lebih tinggi
Editor : IDE Netbeans, Notepad++
Beberapa konfigurasi tambahan pada web server lokal perlu dilakukan
untuk mendukung performa optimal situs Drupal. Konfigurasi PHP dilakukan
pada fail php.ini yang terdapat di dalam folder php pada web server. Beberapa hal
penting dalam konfigurasi tambahan yaitu mengaktifkan PHP Data Object (PDO)
yang berfungsi agar Drupal dapat diinstal dan berjalan dengan baik. Untuk
mengaktifkan PDO dilakukan dengan perubahan baris kode
extension=php_pdo_mysql.dll dengan menghilangkan karakter “;” pada
awal baris. Kemudian menambah kebutuhan memori untuk memory_limit yang
besarnya disesuaikan kebutuhan dan banyak modul yang diinstal. Untuk sistem ini
memory_limit diatur sebesar 256M. Selain itu pengaturan
max_execution_time juga diubah menjadi 600 detik untuk menambah waktu
maksimum mengeksekusi setiap skrip kode yang dijalankan. Penambaham nilai
max_input_time juga diubah menjadi 120 detik untuk meningkatkan batas
maksimum yang dapat digunakan skrip untuk parsing data. Konfigurasi
selengkapnya tersedia pada https://drupal.org.requrements/php.
Implementasi Sistem
Tahap pertama implementasi adalah mengunduh Drupal core versi 7.26
(update 7.27). Fail unduhan kemudian diekstrak dan dipindahkan ke dalam
direktori server XAMPP. Database kosong pada phpmysql harus dibuat terlebih
dahulu untuk menampung data core Drupal. Selanjutnya dengan menggunakan
installation profile bawaan, instalasi Drupal core dapat dilakukan dengan
mengikuti tahapan yang disediakan. Setelah Drupal core terpasang, sistem sudah
dapat diakses secara lokal namun masih berupa situs bawaan dari drupal.
Kemudian dilakukan pemasangan tema TB Purity dan aktivasi tema sebagai tema
default untuk sistem. Setelah tema terpasang, kustomisasi dapat dilakukan sesuai
region atau block yang sudah disediakan oleh tema.
Pembuatan fitur dan fungsi dilakukan dengan cara memanfaatkan beberapa
cotributed module yang mendukung implementasi fitur dan fungsi yang
diinginkan. Beberapa modul dapat menjadi sangat penting karena dibutuhkan oleh
modul-modul lain untuk bekerja dengan baik. Modul-modul tersebut antara lain
view, ctools, cck, dan variable. Setiap modul memiliki ketergantungan dengan
modul lain sehingga ketika memasang suatu modul maka kemungkinan untuk
memasang modul pendukungnya sangat besar. Hal ini dapat diketahui pada
halaman modul untuk administrator. Contributed module tersebut dapat dilihat
13
pada Lampiran 6. Kustomisasi konten (articles, form, topic forum, polling), blok,
menu, dan view dilakukan berdasarkan region yang telah disediakan oleh tema
hingga struktur sistem terbentuk. Di dalam distribusi, juga disetakan beberapa
contoh artikel yang dapat memberikan gambaran kepada administrator ketika akan
melakukan kustomisasi konten. Artikel-artikel tersebut dikutip dari beberapa
berita yang sudah dipublikasikan oleh beberapa media (Tabel 4) :
Tabel 4 Contoh dan sumber konten artikel
Judul Artikel Sumber
Nutrisi Seimbang untuk Penanganan Diabetes www.tempo.co
Sejuta Hektare Lahan Kedelai akan Dibuka di Kawasan
Transmigran
www.republika.co.id
Produksi Kedelai Nasional Terus Digenjot www.bumn.go.id
Kedelai Mahal, Perlu Diversifikasi Olahan Tempe www.republika.co.id
Pasokan Tahu-Tempe di Cirebon Belum Stabil www.republika.co.id
Tingginya Harga Kedelai Kembali Jadi PR Pemerintah www.merdeka.com
Beberapa menu utama ditambahkan untuk membantu navigasi pengguna
dalam menelusuri sistem. Sesuaikan konfigurasi pada sistem tersebut mencakup
pengguna, hak akses, konten, keamanan, dan performa hingga sistem benar-benar
siap dirilis.
Pengujian modul dapat dilakukan pada tahap ini dengan cara mengamati
selama pemasangan dan implementasi fungsi menggunakan modul terjadi
warning dan error atau tidak. Hasil dari pengujian ini tidak ditemukan error
untuk pemasangan dan implementasi. Namun masih terdapat warning pada
implementasi modul locale untuk fungsi multibahasa karena sistem belum dapat
menerjemahkan semua konten dengan benar. Namun secara keseluruhan semua
fitur dan fungsi dapat diimplementasikan dan berfungsi dengan baik. Hasil rincian
pengujian dan pengaplikasian modul dapat dilihat pada Lampiran 10.
Setelah sistem selesai dikustomisasi dan dikonfigurasi, pembuatan
installation profile harus dilakukan untuk mengemas sistem menjadi paket
distribusi drupal yang sudah terstruktur. Terdapat 2 cara untuk membuat
installation profile yaitu menggunakan modul profile builder atau menggunakan
baris perintah pada drush (Drupal Shell). Pada penelitian ini, pembuatan
installation profile menggunakan modul profile builder yang dipasang pada
sistem. Dengan mengikuti alur yang disediakan dan memilih beberapa konfigurasi
yang diinginkan, sistem akan diekstrak otomatis menjadi fail komponen
installation profile yaitu fail .make, fail .example, fail .info, fail .install, dan
fail .profile. yang ditempatkan dalam folder installation profile yang dibuat.
Penyesuaian beberapa baris kode pada fail .install perlu dilakukan agar
installation profile dapat melakukan load sample data untuk sistem sehingga
sistem tidak kosong ketika diinstal pada server. Kemudian dilakukan penempatan
fail hasil ekspor dari database .sql yang memiliki contoh konten dalam folder
tersebut. Struktur fail installation profile dapat dilihat pada Gambar 4.
Pengujian berikutnya yaitu pengujian sistem yang dilakukan untuk menguji
sistem secara keseluruhan. Pengujian ini dilakukan dengan cara melakukan
instalasi sistem dengan menggunakan installation profile yang sudah dibuat. Hasil
14
pengujian menunjukkan sistem dapat diinstal dengan baik, contoh konten yang
dibuat sebelumnya juga dapat dimuat seluruhnya, sehingga dapat diketahui bahwa
distribusi ini sudah dapat digunakan dan dirilis.
Gambar 4 Struktur fail installation profile
Pengukuran performa sistem sudah dapat dilakukan pada tahap ini. Cara
untuk melakuan evaluasi performa adalah mencatat performa sebelum dan
sesudah instalasi modul atau penambahan fitur dan mencatat penggunaan memori
(Rizal 2013). Untuk memperoleh data mengenai performa sistem, digunakan tools
yang disediakan oleh webserver Apache yaitu apachebench. Cara
menggunakannya adalah dengan mengarahkan direktori apache/bin pada
command line kemudian menggunakan baris perintah “ab –n request –c
concurrency site_address” maka akan memunculkan hasil pengukuran.
Untuk mengukur memori yang digunakan sistem ketika memuat halaman
digunakan modul devel yang dapat diunduh di https://drupal.org/project/devel.
Pada sistem ini, skenario pengukuran dilakukan dengan mengirim sebanyak
500 request halaman beranda untuk setiap request bersamaan sebanyak 100 (ab
–n 500 –c 100 localhost://sipeksoy.ipb.ac.id). Pengukuran
dilakukan dalam 3 kondisi yaitu sebelum instalasi modul dan fitur, setelah
instalasi modul dan fitur, dan setelah performa dikonfigurasi. Konfigurasi
performa yang dilakukan yaitu: mematikan modul yang dirasa tidak penting,
mengaktifkan caching untuk pengguna anonim dan caching untuk blok,
mengaktifkan compress fail CSS, dan menggunakan modul boost
(https://drupal.org/project/boost . Hasil pengukuran menggunakan Apachebench
dan modul devel untuk masing-masing kondisi dapat dilihat pada Lampiran 11,
dan ringkasan hasil evaluasi performa situs disajikan menggunakan grafik pada
Gambar 5 dan Gambar 6.
Nilai grafik untuk core sistem menunjukkan perbedaan kecepatan akses dan
penggunaan memori ketika berbagai contributed module dan konfigurasi belum
diimplementasikan dalam sistem. Konfigurasi dilakukan dengan mengaktifkan
cache untuk pengguna anonim dan cache blok serta mengaktifkan modul boost.
Grafik menunjukkan bahwa terjadi perubahan waktu akses yang cukup signifikan
untuk kecepatan load halaman awal situs pada localhost saat diakses pertama kali.
Hal tersebut ditunjukkan dengan penurunan waktu maksimum untuk kasus
terburuk memuat halaman sebelum konfigurasi yaitu 125 ms menjadi 94 ms
setelah konfigurasi performa dilakukan. Semakin kecil waktu yang didapatkan,
maka semakin cepat waktu akses sebuah halaman situs. Penggunaan memori pun
mengalami penurunan yaitu dari 3.05 MB menjadi 2.79 MB. Sehingga skema ini
dapat dilakukan juga ketika sistem berada pada lingkungan server web yang dapat
diakses secara online. Terdapat beberapa skema lain yang lebih baik untuk
15
meningkatkan performa, namun tetap harus disesuaikan dengan tujuan pembuatan
dan kepentingan sistem.
Gambar 5 Hasil evaluasi waktu rata-rata dan waktu maksimum memuat halaman
awal sistem untuk core sistem (■), sistem SIPEKSOY tanpa
konfigurasi peningkatan performa (■), dan sistem SIPEKSOY dengan
konfigurasi peningkatan performa (■).
Gambar 6 Hasil evaluasi penggunaan memori sistem untuk core sistem (■),
sistem SIPEKSOY tanpa konfigurasi peningkatan performa (■), dan
sistem SIPEKSOY* dengan konfigurasi peningkatan performa (■).
Berdasarkan batas toleransi pengguna terhadap waktu memuat halaman
sebuah web, sistem SIPEKSOY memerlukan 94 ms untuk membuka halaman
awalnya pada akses yang pertama di localhost. Waktu tersebut masih jauh
dibawah 0.1 detik sehingga sistem masih bisa dikategorikan cepat untuk pengguna
yang mengakses halaman utama sistem pada localhost. Sedangkan untuk
penggunaan memori tergantung pada banyak sedikitnya modul yang digunakan
sistem pada halaman tersebut, semakin banyak modul yang bekerja, maka memori
juga akan semakin meningkat. Semakin sedikit memori yang digunakan maka
akses sistem akan semakin cepat, karena modul yang dimuat sedikit.
Pengukuran performa sistem pernah dilakukan (Juni 2014) pada online web
server di jaringan IPB. Namun hasil pengukuran tidak dapat disimpulkan karena
dipengaruhi oleh koneksi jaringan yang tidak stabil. Hal ini mengakibatkan nilai
rata-rata dan nilai maksimum serta memori yang dibutuhkan untuk memuat
sebuah halaman selalu berbeda pada setiap test run yang dilakukan. Pengukuran
optimal seharusnya dilakukan pada jaringan yang memang sudah stabil dan
0.031
0.064
0.218
0.031
0.07
0.125
0.031
0.064
0.094
0
0.05
0.1
0.15
0.2
0.25
0.3
Waktu minimum Waktu rata-rata Waktu maksimum
Wak
tu m
emuat
(d
etik
)
2.14
3.06 2.79
0
0.5
1
1.5
2
2.5
3
3.5
4
Core SIPEKSOY SIPEKSOY*
Mem
ori
(M
B)
16
menggunakan tools lain yang lebih baik serta memiliki online web server yang
stabil dan kuat.
Perawatan Sistem
Setelah sistem selesai diimplementasikan, perawatan harus dilakukan adalah
membuat backup database maupun fail sistem sebagai arsip utama sistem.
Kemudian membuat penjadwalan pengecekan dan perawatan performa sistem.
Perawatan keamanan sistem dilakukan dengan cara selalu memperbarui core
Drupal terbaru yang disediakan pada situs drupal.org. Selain itu, memperbarui
artikel yang dipublikasikan dalam sistem, untuk menjaga konten agar selalu
memberikan informasi yang terbaru. Semua aktivitas perawatan sistem ini
dilakukan oleh seorang administrator secara terjadwal dan berkesinambungan
untuk menjaga kondisi sistem dalam performa terbaik.
SIMPULAN DAN SARAN
Simpulan
Hasil dari penelitian ini berupa paket distribusi Drupal berbasis web untuk
sistem informasi komoditas kedelai SIPEKSOY yang dikustomisasi sesuai
kebutuhan dan siap digunakan. Proses instalasinya menggunakan installation
profile yang mudah untuk digunakan. Terdapat 13 fungsi utama sistem yang
diimplementasikan menggunakan 22 core dan contributed module yang dapat
mendukung proses penyebaran informasi kedelai. Paket ditribusi dilengkapi
dengan contoh konten, sehingga pengguna dapat melakukan kustomisasi dengan
mengikuti contoh konten yang ada. Paket distribusi ini akan disebarluaskan secara
bebas sehingga dapat digunakan dan dikustomisasi oleh semua kalangan serta
dapat dimanfaatkan sebagai basis penyebaran informasi untuk komoditas kedelai.
Saran
Beberapa hal yang dapat dikembangakan pada sistem ini yaitu :
1 Melakukan penambahan modul pada sistem untuk menambah fitur dan fungsi
lainnya sesuai kebutuhan.
2 Melakukan pengukuran dan perbaikan performa dari sistem secara online.
3 Melakukan konfigurasi modul SEO untuk meningkatkan rating sistem pada
mesin pencarian.
4 Mengembangkan arsitektur informasi sistem lebih lanjut agar menjadi sistem
yang lengkap.
5 Membuat mashup untuk memperoleh konten dari sumber-sumber terpercaya
seperti pemerintahan, publikasi penelitian, dan sumber lainnya.
17
DAFTAR PUSTAKA
Abdulbasith N. 1994. Perancangan Sistem Informasi Agroindustri Kedelai dengan
Pendekatan Object Oriented [skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Drupal. 2013. Get started with drupal [Internet]. [diakses 2013 Nop 5]. Tersedia
pada: https://drupal.org/start.
Drupal Indonesia. 2011. Drupal Basic [Internet]. [diakses 2014 Jan 15]. Tersedia
pada: http://web.archive.org/web/20130115232220/http://drupal-
id.org/buku/drupal-basic.
Drupal Modules. 2011. Comparing Drupal Modules [Internet]. [diakses 2014 Mar
6]. Tersedia pada : http://drupalmodules.com.
Kumalasari T. 2013. Sistem Pemilihan Varietas Unggul Kedelai (SIPEKSOY)
[skripsi]. Bogor (ID): Institut Pertanian Bogor.
Marco A, Prescetti A. 2011. Building and Maintaining a Distribution in Drupal 7
with Features [Internet]. [diakses 2014 Apr 20]. Tersedia pada :
http://www.slideshare.net/nuvoleweb/building-and-maintaining-a-distribution-
in-drupal-7-with-features.
McCourt C. 2011. Drupal®
The Guide to Planning and Building Websites.
Indianapolis(US) : Wiley Publishing, Inc.
Nielsen J. 1993. Response times: the three important limits [Internet]. [diakses
2014 Juni 13]. Tersedia pada: http://www.useit.com/papers/responsetime.html.
Dikutip dari Chapter 5 of Usability Enginering by Jakob Nielsen. Academic
Press.
Pressman RS. 2001. Software Engineering, Ed ke-5. New York (US): Mc Graw
Hill.
Raharjo S. 2009. Membangun situs kamus online sederhana menggunakan CMF
Drupal [Internet]. [diunduh 2013 Okt 28]; 2(1):40-46. Tersedia pada:
http://jurtek.akprind.ac.id/sites/default/files/40_46_suwanto.pdf .
Rizal NA. 2013. Drupal Performance Indonesia, Drupal Meetup-Jakarta.
Jakarta(ID).
Rukmana R, Yuniarsih Y. 1996. Kedelai, budidaya dan pasca panen. Yogyakarta
(ID): Kanisius.
Sheltren J, Newton N, Catchpole N. 2013. High Performance Drupal. United
States of America (US): O’Reilly Media, Inc.
Sommerville I. 2011. Software Engineering, Ed ke-9. United States of America
(US): Pearson Education, Inc.
18
Lampiran 1 Hasil observasi pada mesin pencari google.com
Kata Kunci Hasil Observasi
Kedelai Menampilkan semua pencarian yang memuat kata kedelai.
Lingkup pencarian masih terlalu luas.
Banyak konten mengenai promosi dan penjualan kedelai,
dan olahannya.
Terdapat link menuju fail berformat .pdf dari repositori
perguruan tinggi atau lembaga riset, beberapa artikel yang
dimuat di blog, dan di website berita online.
Informasi Kedelai Pencarian lebih spesifik pada konten yang memuat
informasi kedelai.
Masih terdapat link menuju fail .pdf dari repositori
perguruan tinggi.
Didominasi link dari blog dan situs situs lain yang
berhubungan dengan kedelai namun belum spesisifik
Sistem Kedelai Lebih fokus pada hasil penelitian kedelai
Jumlah halaman hasil pencarian berkurang, hanya 3
halaman dengan berbagai link hasil penelitian
Sistem Informasi
Kedelai
Lebih fokus pada hasil penelitian kedelai dari beberapa
hasil penelitian
Beberapa link sistem informasi komoditas pangan sudah
muncul namun kedelai sebagai salah satu sub kontennya
19
Lampiran 2 Form pemilihan prioritas fitur dan fungsi
Nama pakar : Dr Desta Wirnas, SP MSi
Bidang keahlian : Pakar kedelai Departemen Agronomi dan Hortikultura,
FAPERTA, IPB
No Nama Fungsi Deskripsi Poin Kategori
1 Manajemen
isian
Fungsi untuk melakukan pengelolaan isian
berita pada sistem, admin bisa melakukan
create, read, update, delete (CRUD),dan
publish pada artikel yang akan atau pernah
diterbitkan dalam sistem SIPEKSOY.
10 SP
2 Apps kedelai Merupakan halaman yang memuat link
menuju aplikasi yang dikembangkan terpisah
dengan system utama, misalnya visualisasi
varietas kedelai, penyebaran hama kedelai,
penyebaran produktivitas kedelai, dan
pencarian berdasarkan konten (ekpasi queri)
yang menajdi topik skipsi rekan lainnya.
10 SP
3 Pencarian
artikel
Fungsi untuk melakukan pencarian mengenai
konten website kedelai
10 SP
4 Site map Merupakan peta struktur web yang berupa
daftar halaman yang ada dalam SIPEKSOY
(daftar isi situs).
10 SP
5 Guest Book Aplikasi pencatat data tamu yang berkunjung
ke website (buku tamu)
10 SP
6 Quisioner Adalah fungsi untuk admin, untuk membuat
kuisioner kepada responden
9 SP
7 Bahasa Adalah fungsi penyedia 2 bahasa, bahasa
indonesia dan bahasa inggris
9 SP
8 Berita
popular
Daftar berita yang paling sering diakses 9 SP
9 Headline
berita
Sortir dari beberapa berita yang akan
ditampilkan berasarkan tanggal publish
terbaru dan terpopuler pada halaman utama
sistem.
9 SP
10 Penyuluh
Kedelai
Data mengenai penyuluh kedelai di beberapa
daerah, data bisa berupa tabel atau list.
9 SP
11 Link
eksternal
Merupakan link yang merujuk ke website
eksternal yang mendukung informasi kedelai.
(deptan.go.id, cybex.ipb.ac.id, irri.org, dsb.)
8 P
12 Calendar
event
Adalah tampilan kalender memuat kegiatan
yang dilakukan untuk pengembangan kedelai
8 SP
13 Forum
diskusi
Fungsi untuk melakukan interaksi dengan
admin, penyuluh, peneliti, dan pengguna lain
dalam satu forum online berdasarkan topik
tertentu. Pengguna dapat melakukan tanya
jawab terkait komoditas kedelai dan
pengembangannya.
5 DP
20
Lampiran 2 Lanjutan
No Nama Fungsi Deskripsi Poin Kategori
14 Event Berisi berita mengenai kegiatan yang akan
atau telah dilakukan yang berhubungan
dengan kedelai sebagai topik utama event.
5 DP
15 Galeri
Kedelai
Berisi gambar atau foto kegiatan yang
berhubungan dengan budidaya, penjualan,
penelitian, jenis varietas dan penyuluhan
komoditas kedelai.
4 KP
16 Registrasi
pengguna
Menu untuk mendaftar sebagai angggota
forum umum kedelai dan jual beli kedelai.
4 KP
17 Informasi
harga kedelai
Berisi informasi update perkembangan
harga kedelai terkini di Indonesia
4 KP
18 Contact Merupakan halaman yang berisi kontak,
baik dari admin, pegawai, penyuluh yang
berperan dalam pengembangan kedelai.
3 KP
19 Jual beli Berisi forum khusus untuk informasi
mengenai jual beli, yang berhubungan
dengan transaksi komoditi kedelai dalam
lingkup pengguna yang terdaftar sebagai
anggota.
3 KP
20 Penelitian
Kedelai
Data mengenai penelitian kedelai, bisa
berupa artikel, atau tabel hasil penelitian,
atau bahkan grafik dan gambar yang
merepresentasikan mengenai inovasi
varietas kedelai.
2 TP
21 Chat box Aplikasi chatting/ mengobrol untuk user
terdaftar
2 TP
Kategori Poin :
1 – 2 Tidak penting (TP)
3 – 4 Kurang penting (KP)
5 – 6 Dipertimbangkan (DP)
7 – 8 Penting (P)
9 – 10 Sangat penting (SP)
21
Lampiran 3 Use case description untuk sistem SIPEKSOY
Use case Skenario
Melihat informasi
kedelai
Ketika pengguna membuka situs maka pengguna akan masuk
pada halaman beranda yang di dalamnya terdapat berbagai
navigasi menuju menu/ konten dan informasi lainnya
Registrasi Pengguna dapat melakukan registrasi untuk mendapatkan hak
akses sebagai pengguna terdaftar yang dapat melakukan
interaksi dengan pengguna lain melalui komentar dan forum
diskusi.
Forum Pengguna yang sudah terdaftar dapat memilih menu forum untuk
masuk ke aktivitas forum diskusi
Aplikasi kedelai Pengguna mengakses menu aplikasi kedelai untuk menggunakan
berbagai aplikasi untuk media pendidikan kedelai
Data penyuluh
kedelai
Pengguna dapat melihat dan mendapatkan informasi mengenai
penyuluh kedelai
Kalender event Pengguna dapat melihat informasi mengenai kegiatan terdekat
dalam bentuk kalender kegiatan dan deskripsi kegiatan
Kuisioner Pengguna dapat memberikan opini melalui fasilitas voting untuk
beberapa kasus/ kuisioner yang diberikan oleh administrator
Pencarian konten Pengguna dapat memanfaatkan fungsi pencarian (basic, advance
search) untuk menemukan artikel, konten, informasi sesuai kata
kunci yang digunakan dalam sistem
Buku tamu Pengguna dapat meninggalkan jejak berupa data diri dengan
mengisikannya pada halaman buku tamu
Multibahasa Pengguna dapat mengganti bahasa situs (Inggris/Indonesia)
Login pengguna Pengguna yang sudah mendaftar dan diverifikasi dapat
melakukan login menggunakan akun dan password yang
terdaftar
Manajemen konten Admin dapat melakukan pengelolaan konten website dengan
login terlebih dahulu sebagai administrator
Manajemen
aplikasi
Admin dapat menambahkan link aplikasi dan diskripsi mengenai
aplikasi kedelai lainnya
Manajemen data
penyuluh
Admin dapat menambahkan data baru mengenai data penyuluh
kedelai
Manajemen
kalender event
Admin dapat memanajemen berbagai kegiatan yang
berhubungan dengan kedelai
Manajemen
pengguna
Admin dapat mengelola pengguna situs dan melakukan
verifikasi pengguna baru untuk menjadi anggota
Manajemen
kuisioner
Admin dapat mengelola atau membuat kuisioner baru untuk
mendapatkan respon dari pengunjung
Manajemen forum Admin dapat menambahkan dan membuat topik serta forum
baru untuk berdiskusi dengan pengguna lainnya
Manajemen situs Admin dapat melakukan pengelolaan situs, perawatan,
kustomisasi dan penambahan fitur-fitur baru pada sistem
Manajemen buku
tamu
Admin dapat melakukan pengeloaan record pengunjung yang
mengisi buku tamu
Manajemen Bahasa Admin dapat mengatur bagian mana yang akan, dapat atau tidak
dapat diterjemahkan.
22
Lampiran 4 Arsitektur informasi SIPEKSOY
23
Lampiran 5 Content design SIPEKSOY
24
Lampiran 6 Model diagram untuk sistem SIPEKSOY
25
Lampiran 7 Demo region pada tema tb_purity
26
Lampiran 8 Daftar core dan contributed module
No Core Module No Contributed Module
1 Agregator 1 Adiministration Development tools
2 Block 2 Administration menu
3 Color 3 Administration menu toolbar
4 Comment 4 CKEditor
5 Content translation 5 jQuery plugins
6 Contextual links 6 TB MegaMenu
7 Dashboard 7 CCK
8 Database logging 8 Chaos Tools
9 Field 9 Calendar 7.x-3.4
10 Field SQL storage 10 Date
11 Field UI 11 Date API
12 File 12 Date Popup
13 Filter 13 Date Views
14 Forum 14 Link
15 Help 15 IMCE
16 Image 16 Internationalization
17 List 17 Language icon
18 Locale 18 Panels translation
19 Menu 19 String translation
20 Node 20 Translation sets
21 Number 21 Libraries
22 Options 22 Pathauto
23 Path 23 Quicktabs
24 PHP filter 24 Quicktabs styles
25 Poll 25 Site map
26 Search 26 Special menu items
27 Shortcut 27 Token
28 Statistics 28 Panels
29 Syslog 29 Devel
30 System 30 Profile builder7.x-1.0
31 Taxonomy 31 Boost
32 Testing 32 CAPTHCA
33 Text 33 Image CAPTCHA
34 Tracker 34 Variable
35 Trigger 35 Views
36 Update manager 36 Views slideshow cycle
37 User 37 Views UI
38 Webform
27
Lampiran 9 Perbandingan modul-modul
Tujuan : Membuat dropdown untuk administrator menu
Modul
Toolbar Administrator_menu Nice menus
Reliabilitas Tidak tersedia
update (-)
Sangat baik, karena
status maintenance
aktif (4.85/5)
Buruk, status
maintenance
terabaikan (4.23/5)
Fitur dan
Performa
Harus membuka
halaman baru untuk
setiap menu yang
dipilih (-)
Dapat mengakses
submenu langsung
secara dropdown
(4.82/5)
Memiliki banyak
style/ tipe menu yang
memungkinkan
(4.08/5)
Kelengkapan
dokumentasi
Dokumentasi tidak
legkap sehingga
sulit untuk
mempelajari
kustomisasi (-)
Lengkap, sehingga
membantu
pengembang untuk
melakukan
implementasi(4.85/5)
Lengkap, disediakan
dokumentasi untuk
membantu
pengembang (3.31/5)
Kemudahan
kustomisasi
Sulit untuk
dikustomisasi
karena merupakans
salah satu drupal
core(-)
Mudah dikustomisasi
karena didukung
dengan dokumentasi
yang lengkap(4.92/5)
Cukup mudah
dikustomisasi dan
diimplementasikan
kedalam sistem
(3.31/5)
Voting - 123 13
Testimoni Lebih disarankan
untuk diganti modul
lain yang bisa
menampilkan menu
secara dropdown
sehingga
mengurangi
pemuatan halaman
Modul yang sangat
baik karena tepat
sasaran, dan dapat
mengurangi load
halaman ketika
mengakses menu-
menu administrasi
untuk kustomisasi
Drupal
Lebih baik
dugunakan untuk
pembuatan menu
utama sistem karena
memiliki banyak
style menu, tapi
mudah untuk
diimplementasikan
dengan CSS
Modul terpilih : Admin_menu
28
Lampiran 9 Lanjutan
Tujuan : Membuat fitur upload gambar/media ke dalam konten
Modul
IMCE Image browser Image picker
Reliabilitas Maintenance aktif
sehingga
fungsionalitas
modul dapat
diandalkan (5/5)
Simpel dan elegan
image browser untuk
Drupal, status masih
terus dikembangkan
(4.63/5)
Versi stabil untuk
drupal 6, tersedia
juga untuk drupal 7
yang masih terus
dikembangkan (5/5)
Fitur dan
Performa
Dapat melakukan
upload dan delete
berbagai tipe
gambar, dan
memiliki operasi
pengeditan yang
banyak (4.85/5)
Memiliki user
interface yang
menarik, namun masih
dalam proses
pegembangan (4.63/5)
Dapat upload image,
membuat tumbnail
otomatis, medukung
configurasi tipe node
dan komentar,
namun banyak
catatan yang harus
diperhatikan agar
modul berjalan
dengan baik (4.83/5)
Kelengkapan
dokumentasi
Tersedia
dokumentasi yang
lengkap sehingga
memudahkan
pengembang (4.7/5)
Tersedia dokumentasi
untuk melakukan
instalasi dan
kustomisasi (4.25/5)
Tersedia
dokumentasi untuk
cara memasang
modul (4.67/5)
Kemudahan
kustomisasi
Sangat mudah
diintegrasi dan
kustomisasi dengan
editor(4.75/5)
Mudah untuk
digunakan dan
diimplementasikan ke
situs Drupal (4.63/5)
Mudah di
implementasikan
dengan mengikuti
beberapa tutorial dari
situs lain (4.33/5)
Voting 20 8 6
Testimoni Modul upload
media/ gambar yang
baik karena mudah
untuk diintegrasikan
dengan editor
Belum ada update
untuk drupal 7
sehingga sulit untuk
digunakan pada drupal
7
Terdapat beberapa
hal yang perlu
diperhatikan saat
melakukan
pemasangan modul
ini sehingga harus
teliti mengikuti tahap
demi tahap.
Modul terpilih : IMCE
29
Lampiran 10 Hasil implementasi dan pengujian modul SIPEKSOY
No. Nama Modul Implementasi Status
1 Block Pembuatan berbagai block untuk
setiap view yang dibuat pada
halaman situs
Berhasil
2 Comment Fasilitas komentar untuk pengguna
terdaftar dan administrator
Berhasil
3 Forum Fasilitas forum diskusi Berhasil
4 Node Pembuatan berbagai halaman
artikel dan konten lain yang dikases
menggunakan navigasi menubar
Berhasil
5 Poll Fasilitas pengisian polling Berhasil
6 Taxonomy Pembuatan tags pada setiap konten
atau artikel yang dipublikasikan
untuk mempermudah pencarian
Berhasil
7 Administration
menu
Pembuatan menu administrator
menjadi dropdown menu
Berhasil
8 CKEditor Pembuatan editorHTML memiliki
dengan fasilitas pengeditan standar
Berhasil
9 Calendar Pembuatan kalender dan berbagai
event
Berhasil
10 IMCE Pembuatan plugin untuk melakukan
upload gamabar pada artikel
Berhasil
11 Quicktabs Pembuatan tab pada block berita
populer, terbaru, dan tags
Berhasil
12 Site map Implementasi pembuatan site map
untuk sistem pada menu site map
Berhasil
13 Panels Pembuatan berbagai panel pada
block sidebar left dan right
Berhasil
14 Profil builder Pembuatan installation profile Berhasil
15 Boost Konfigurasi untuk meningkatkan
performa Drupal
Berhasil
16 CAPTCHA Pembuatan captha untuk mencegah
spam
Berhasil
17 Views Pembuatan berbagai view yang
ditampilkan di block pada setiap
halaman situs
Berhasil
18 Webform Pembuatan form untuk beberapa
menu seperti menu hubungi admin.
Berhasil
19 TB megamenu Pembuatan menu bar yang
ditampilkan dengan mega menu
Berhasil
20 Localize Menu translasi konten Warning
30
Lampiran 11 Hasil pengukuran performa menggunakan Apachebench pada
localhost
Performa Drupal core 7.26
Performa sistem SIPEKSOY kondisi 1(tanpa cache, tanpa boost)
Performa sistem SIPEKSOY kondisi 2 (Hanya modul cache)
Performa sistem SIPEKSOY kondisi 3 (Hanya modul boost)
Performa sistem SIPEKSOY kondisi 4 (Modul Cache + boos)
Keterangan
devel_boot : memori yang digunakan Drupal untuk menjalankan modul dan tema
devel_shutdown : memori yang dialoasikan per user
PHP peak : memori maksimum yang dialokasikan oleh server
Minimum page load time : 31 ms
Average page load time : 153 ms
Maximum page load time : 218 ms
Minimum page load time : 31 ms
Average page load time : 70 ms
Maximum page load time : 125 ms
Minimum page load time : 31 ms
Average page load time : 67 ms
Maximum page load time : 109 ms
Minimum page load time : 31 ms
Average page load time : 67 ms
Maximum page load time : 94 ms
Minimum page load time : 31 ms
Average page load time : 64 ms
Maximum page load time : 94 ms
32
RIWAYAT HIDUP
Wahyu Dwi Atmoko lahir pada tanggal 2 Maret 1992 di Bengkulu Selatan,
dari pasangan Puji Utomo dan Aryati Ekaningsih. Pada tahun 2010, penulis lulus
dari SMA Negeri 1 Sragen dan diterima sebagai mahasiswa di Departemen Ilmu
Komputer, Institut Pertanian Bogor melalui jalur Undangan Seleksi Masuk IPB.
Selama menjadi mahasiswa, penulis menjadi asisten praktikum mata kuliah
Rekayasa Perangkat Lunak (2013-2014) di Departemen Ilmu Komputer. Pada
tahun 2013, penulis melaksanakan kegiatan Praktik Kerja Lapangan (PKL) di
International Collaboration Office (ICO) IPB selama 35 hari kerja. Selama
perkuliahan, penulis juga aktif dalam organisasi Himpunan Mahasiswa Ilmu
Komputer (HIMALKOM) dan Organisasi Mahasiswa Daerah Paguyuban
Mahasiswa Sragen-Bogor (PMSB). Penulis juga aktif diberbagai kegiatan
kepanitiaan kegiatan kampus. Penulis juga aktif menjadi salah satu pengajar di
LPK Tepi Sawah desa Cekonjen Kabupaten Bogor. Selain itu Penulis juga
menjadi tutor desain grafis untuk komunitas asrama Cybertron pada tahun 2013.