11
353 PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH, SEBUAH STRATEGI PEMBELAJARAN UNTUK MENYIAPKAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK PROBLEM-BASED LEARNING, AN INSTRUCTIONAL STRATEGY IN PREPARING STUDENT’S AUTONOMY Waldopo Pustekkom Kemdikbud, Jakarta Jl. RE. Martadinata, Ciputat, Tangerang Selatan-Banten, ([email protected] atau [email protected]) Abstrak: Untuk mempersiapkan lahirnya generasi emas yang akan melanjutkan estafet kepemimpinan bangsa Indonesia pada tahun 2045 pemerintah telah melakukan berbagai hal seperti: penyediaan SDM pendidik dan tenaga kependidikan yang memenuhi syarat kualifikasi dan kompetensi, pengembangan kurikulum pendidikan hingga ke tingkat satuan pendidikan (KTSP), pembangunan sarana/prasarana pendidikan yang memadahi, peningkatan anggaran pendidikan, layanan pendidikan yang berbasis TIK dan lain-lain. Persiapan lainnya untuk dapat menghasilkan generasi diharapkan adalah melalui pendidikan karakter. Sudah banyak yang dihasilkan melalui usaha-usaha tersebut, namun juga masih banyak hal- hal yang harus dipersiapkan. Salah satunya adalah mempersiapkan peserta didik agar menjadi generasi yang memiliki kemampuan untuk mencarikan jalan keluar atas masalah-masalah riil yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari. Untuk kepentingan ini, penerapan Strategi Pendidikan/Pembelajaran yang Berbasis Masalah atau Problem-Based Learning yang disingkat PBL dianggap cocok untuk diterapkan dalam kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah. Melalui PBL peserta didik dilatih untuk mencari jalan keluar atas masalah-masalah yang dihadapi. Agar penerapan PBL dapat berjalan seperti yang diharapkan maka disarankan agar pemerintah (Kemdikbud) mencanangkan penerapan PBL dalam kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah, melatih guru-guru dalam penerapan PBL serta dukungan dalam bentuk kebijakan, anggaran dan sarana/prasarana. Sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam bidang TIK untuk pendidikan, Pustekkom disarankan untuk memberikan dukungan dalam bentuk sumber belajar yang berbasis TIK. Kata kunci: Generasi emas, PBL, masalah, belajar aktif, dan aneka sumber belajar. Abstract: To prepare for the birth of the golden generation that will continue to relay the leadership of Indonesia in 2045 the government has been doing various things such as: the provision of teachers and human resources that meet the qualifications and competency requirements, curriculum development up to the level of the education (curriculum), development of facilities for educational infrastructure, increase education spending, education of ICT-based services and others. Other preparations to be able to produce the expected generation through character education. Already many are produced through these efforts, but also there are many things that have to be prepared. One is to prepare students to be the generation that has the ability to find a solution to real problems encountered in everyday life. For this purpose, the implementation of Problem-Based Learning Strategy (PBL) is abbreviated considered suitable for application in the learning activities in schools. Through PBL learners are trained to find solutions to the problems faced. In order for the application of PBL can be run as expected it is recommended that Diterima tanggal: 20/06/2012, Dikembalikan untuk direvisi tanggal: 07/07/2012; Disetujui tanggal: 21/08/2012

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH, SEBUAH STRATEGI

  • Upload
    others

  • View
    2

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH, SEBUAH STRATEGI

353

PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH, SEBUAH STRATEGI PEMBELAJARANUNTUK MENYIAPKAN KEMANDIRIAN PESERTA DIDIK

PROBLEM-BASED LEARNING, AN INSTRUCTIONAL STRATEGY IN PREPARINGSTUDENT’S AUTONOMY

WaldopoPustekkom Kemdikbud, Jakarta

Jl. RE. Martadinata, Ciputat, Tangerang Selatan-Banten,([email protected] atau [email protected])

Abstrak: Untuk mempersiapkan lahirnya generasi emas yang akan melanjutkan estafet kepemimpinanbangsa Indonesia pada tahun 2045 pemerintah telah melakukan berbagai hal seperti: penyediaan SDMpendidik dan tenaga kependidikan yang memenuhi syarat kualifikasi dan kompetensi, pengembangankurikulum pendidikan hingga ke tingkat satuan pendidikan (KTSP), pembangunan sarana/prasaranapendidikan yang memadahi, peningkatan anggaran pendidikan, layanan pendidikan yang berbasis TIKdan lain-lain. Persiapan lainnya untuk dapat menghasilkan generasi diharapkan adalah melalui pendidikankarakter. Sudah banyak yang dihasilkan melalui usaha-usaha tersebut, namun juga masih banyak hal-hal yang harus dipersiapkan. Salah satunya adalah mempersiapkan peserta didik agar menjadi generasiyang memiliki kemampuan untuk mencarikan jalan keluar atas masalah-masalah riil yang dihadapidalam kehidupan sehari-hari. Untuk kepentingan ini, penerapan Strategi Pendidikan/Pembelajaran yangBerbasis Masalah atau Problem-Based Learning yang disingkat PBL dianggap cocok untuk diterapkandalam kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah. Melalui PBL peserta didik dilatih untuk mencari jalankeluar atas masalah-masalah yang dihadapi. Agar penerapan PBL dapat berjalan seperti yang diharapkanmaka disarankan agar pemerintah (Kemdikbud) mencanangkan penerapan PBL dalam kegiatanpembelajaran di sekolah-sekolah, melatih guru-guru dalam penerapan PBL serta dukungan dalam bentukkebijakan, anggaran dan sarana/prasarana. Sebagai lembaga yang bertanggung jawab dalam bidangTIK untuk pendidikan, Pustekkom disarankan untuk memberikan dukungan dalam bentuk sumberbelajar yang berbasis TIK.

Kata kunci: Generasi emas, PBL, masalah, belajar aktif, dan aneka sumber belajar.

Abstract: To prepare for the birth of the golden generation that will continue to relay the leadership ofIndonesia in 2045 the government has been doing various things such as: the provision of teachers andhuman resources that meet the qualifications and competency requirements, curriculum developmentup to the level of the education (curriculum), development of facilities for educational infrastructure,increase education spending, education of ICT-based services and others. Other preparations to beable to produce the expected generation through character education. Already many are produced throughthese efforts, but also there are many things that have to be prepared. One is to prepare students to bethe generation that has the ability to find a solution to real problems encountered in everyday life. For thispurpose, the implementation of Problem-Based Learning Strategy (PBL) is abbreviated considered suitablefor application in the learning activities in schools. Through PBL learners are trained to find solutions tothe problems faced. In order for the application of PBL can be run as expected it is recommended that

Diterima tanggal: 20/06/2012, Dikembalikan untuk direvisi tanggal: 07/07/2012; Disetujui tanggal: 21/08/2012

Page 2: PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH, SEBUAH STRATEGI

354

Jurnal Teknodik Vol. XVI - Nomor 3, September 2012

the Government (Ministry of Education and Culture) launched the implementation of PBL in learningactivities in schools, train teachers in the implementation of PBL as well as support in the form ofpolicies, budget and facilities/infrastructure. As the agency responsible for the field of ICT for education,Pustekkom advised to provide support in the form of ICT-based learning resources.

Keywords: golden generation, PBL, problems, active learning, and a variety of learning resources.

PendahuluanDalam mempersiapkan lahirnya generasi emas bagi bangsa Indonesia, yaitu tepat 100 tahun kemerdekaanbangsa Indonesia pada tahun 2045 pemerintah Republik Indonesia telah mempersiapkan berbagai hal guna

pada tahun 2045 akan menempati berbagai posisipemegang tampuk pimpinan untuk menggantikanpara pemimpin dan pengendali bangsa yangsekarang ini sedang berkuasa. Agar kelak kitamenjadi bangsa yang bermartabat dan disegani olehbangsa-bangsa lain, maka mereka harus disiapkandari sekarang. Dengan demikian diharapkan kelakmereka menjadi generasi penerus yang bukan hanyacerdas secara intektual, tetapi juga memiliki karakterdan jati diri yang kuat.

Ada tiga hal penting yang ingin dicapai melaluipendidikan karakter (Republika: 2011) yaitupendidikan kharakter yang dapat menumbuhkankesadaran peserta didik sebagai makhluk sekaligushamba Allah Tuhan Yang Maha Esa, pendidikankharakter yang terkait dengan bidang keilmuan danpendidikan karakter yang dapat menumbuhkan rasacinta dan bangga sebagai sebagai sebagai bangsaIndonesia.

Hamad (2011) menegaskan bahwa selainberakhlak mulia, pendidikan karakter juga inginmembentuk peserta didik menjadi manusia (SDM)yang berkualitas dan berdaya saing tinggi. SedangkanJalal (2011) menyatakan bahwa bangsa yangberkarakter adalah bangsa yang tangguh; kompetitif;berakhlak mulia; bermoral; bertoleran; bergotongroyong; berjiwa patriotik; berkembang dinamis; danberorientasi pada ilmu pengetahuan dan teknologi.

Banyak kemajuan pembangunan pendidikan yangtelah dilakukan oleh pemerintah selama ini, misalnyadalam hal pembangunan sarana/prasarana danpenyediaan infrastruktur, semakin meningkatnya dayatampung pendidikan dari SD hingga Perguruan Tinggi,semakin mudahnya berkomunikasi dan lain-lain.Namun demikian juga masih banyak masalah

tercapainya tujuan tersebut. Persiapan-persiapantersebut antara lain berupa: SDM tenaga pendidik dankependidikan yang memenuhi persyaratan kualifikasimaupun kompetensi, pengembangan kurikulum sampaidi tingkat satuan pendidikan (KTSP), pembangunansarana/prasarana yang mencukupi, pembangunan in-fra struktur yang berupa teknologi informasi dankomunikasi untuk pendidikan, serta mengembangkanberbagai strategi yang digunakan dalam melaksanakankegiatan pendidikan/pembelajaran.

Persiapan lainnya, yang kini dilakukan pemerintahuntuk mencetak lahirnya generasi emas bagi bangsaIndonesia di tahun 2045 adalah melalui pembangunankarakter (character building) melalui pendidikankarakter. Pembangunan karakter bangsa merupakansalah satu bidang pembangunan nasional yang sangatpenting, karena ia menjadi fondasi dalam kehidupanbermasyarakat, berbangsa dan bernegara.Pembangunan karakter bangsa merupakan sebuahkebutuhan asasi dalam proses berbangsa, karenahanya bangsa yang memiliki karakter dan jati diri yangkuat yang akan mampu menjadikan dirinya sebagaibangsa yang bermartabat dan disegani oleh bangsa-bangsa lain (Kemdiknas, 2010:1). SelanjutnyaMohammad Nuh (Dalam Pidato menyambutHardiknas : 2011) mempertegas bahwa arahpendidikan kharakter adalah untuk menyiapkangenerasi penerus bangsa Indonesia pada tahun 2045yang akan datang. Selanjutnya Nuh (2011)mempertegas untuk menyonsong 100 tahunkemerdekaan bangsa Indonesia pada tahun 2045,maka SDM yang akan meneruskan estafetkepemimpinan bangsa Indonesia harus sudahdisiapkan dari sekarang. Anak-anak yang sekarangduduk di bangku Taman Kanak-Kanak/PAUD dan SD;

Page 3: PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH, SEBUAH STRATEGI

355

ataupun tantangan yang perlu diatasi melaluipendidikan/pembelajaran. Masalah-masalah tersebutantara lain masih banyak warga negara yang belummenyadari pentingnya menjaga kelestarianlingkungan, peduli pada kebutuhan rakyat kecil,pentingnya hidup damai dan serasi denganlingkungan, pentingnya menjaga kesehatan, bahayanarkoba, ketidak siapan lulusan lembaga pendidikandalam mengatasi masalah-masalah yang terjadidalam kehidupan sehari-hari, dan lain-lain. Hal inimenunjukkan bahwa pencapaian hasil pendidikan/pembelajaran belum seperti yang diharapkan, atauistilah lainnya kegiatan pendidikan/ pembelajaranbelum bisa terlaksana secara effektif dan efisien.Kesemuanya itu memerlukan suatu usaha dariberbagai pihak agar tercapai suatu kehidupan harmonidan siap mengatasi berbagai masalah yang dihadapidalam kehidupan sehari-hari dengan damai, aman dansejahtera yang didasari kepada rasa takwa kepadaAllah Tuhan Yang Mahaesa dan akhlakul karimah(akhlak mulia).

Generasi emas yang diharapkan lahir untukmenyambut 100 tahun Indonesia merdeka adalahgenerasi sebagaimana yang telah dirumuskan dalamUndang-Undang Nomor 20 Tahun 2003 (Kemdiknas:2003) tentang Sistem Pendidikan Nasional yaitumanusia yang beriman dan bertakwa kepada TuhanYang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat, berilmu,cakap, kreatif, mandiri dan menjadi warga negarayang demokratis serta bertanggung jawab. Salah satutuntutan/keterampilan yang harus dimiliki olehmanusia yang cakap, kreatif, mandiri dan bertanggungjawab adalah kemampuan untuk memecahkanmasalah-masalah riil yang dihadapi dalam kehidupansehari-hari.

Pendidikan merupakan salah satu usaha pentingyang dilakukan pemerintah untuk mempersiapkanlahirnya generasi yang akan melanjutkan estafetkepemimpinan bangsa Indonesia setelah 100 tahunIndonesia merdeka. Salah satu faktor yang harusdiperhatikan agar kegiatan pendidikan/pembelajarandapat berlangsung secara efektif dan efisien adalahmelalui strategi penyampaian materinya, atau strategikegiatan pendidikan/pembelajarannya. Sehubungandengan hal ini, Pemerintah telah bekerja sama dengan

berbagai pihak untuk mencari dan mengembangkanberbagai bentuk strategi kegiatan pendidikan/pembelajaran. Berbagai bentuk strategi kegiatanpendidikan/pembelajaran tersebut misalnya CTL(Contextual Teaching Learning) atau pembelajarankontekstual, PAKEM atau Pembelajaran Aktif, Kreatif,Efektif dan Menyenangkan, Pembelajaran BerbasisKompetensi, dan PBL (Problem-Based Learnig) atauPembelajaran Berbasis Masalah.

Melalui tulisan ini, penulis ingin mengangkat PBL,yakni sebuah strategi pembelajaran yang berfokuspada masalah riil yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui PBL diharapkan peserta didik akan terlatihdalam mengatasi masalah riil yang terjadi dalamkehidupan sehari-hari. Dengan demikian diharapkankelak mereka menjadi generasi cerdas dan tangguhdalam menghadapi berbagai masalah yang terjadidalam kehidupan sehari-hari di masyarakat.

Kajian Literatur

Belajar dan PembelajaranSiapapun yang berkecimpung dalam duniapendidikan/pembelajaran tentu tidak asing denganistilah belajar dan pembelajaran. Untuk memaknaikedua istilah tersebut penulis ingin memberikanilustrasi sebagai berikut:

Ketika seorang anak belajar naik sepeda, makatidak serta merta anak tersebut langsung bisamengendarai sepeda bukan? Selama belajar mungkinia mengalami jatuh bangun, bahkan kadang sampaiterluka, meski demikian anak tidak pernah putus asa,belajar dan terus belajar sampai ia bisa mengendaarisepeda. Pada saat itu dapat dikatakan bahwa anaksedang belajar agar ia memiliki pengetahuan,pengalaman ataupun keterampilan untukmengendarai sepeda. Contoh lainnya coba Andaperhatikan ketika anak sedang belajar berjalan.Dimulai dengan belajar berdiri, berjalan pelan-pelandengan berpegangan sesuatu atau dengandipegangin orang lain. Selama proses belajar berjalantersebut anak sering mengalami jatuh-bangun;bahkan kadang sampai mengalami luka-luka.Namun anak tidak takut untuk terus belajar dan belajarsampai ia bisa berjalan sendiri dengan tanpa dibantu

Waldopo: Pembelajaran Berbasis Masalah, Sebuah Strategi Pembelajaran untuk Menyiapkan Kemandirian Peserta Didik

Page 4: PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH, SEBUAH STRATEGI

356

Jurnal Teknodik Vol. XVI - Nomor 3, September 2012

orang lain. Dalam peristiwa tersebut dapat dikatakanbahwa anak sedang belajar berjalan. Dari keduacontoh di atas dapat dikatakan bahwa belajarmerupakan suatu aktivitas atau usaha yang dilakukanoleh seseorang secara sengaja dengan tujuan agarterjadi perubahan perubahan tingkah laku. Dalamkegiatan pembelajaran, perubahan di sini tentu harusbersifat positif. Dari tidak tahu menjadi tahu, dari tidakbisa menjadi bisa, dari tidak terampil menjadi terampildan seterusnya.

Lantas apa yang dimaksud dengan pembelajaran.Sering kita dengar nasehat seorang bijak yangmengatakan “biarlah ini menjadi pembelajaran bagikita semua, agar di masa-masa yang akan datangkita lebih berhati-hati”. Pembelajaran tentu eratkaitannya dengan belajar. Ia merupakan aktivitas yangdisengaja dan memiliki tujuan yaitu terjadinyaperubahan tingkah laku, sejalan dengan tujuan yangingin dicapai dalam belajar. Lantas di mana letakperbedaannya. Dalam Wikipedia (http://id.wikipedia.org), disebutkan bahwa “pembelajaranadalah proses interaksi peserta didik dengan pendidikdan sumber belajar pada suatu lingkungan belajar”.Jadi dalam kegiatan pembelajaran terjadi interaksiantara peserta didik dengan pendidik, interaksi jugabisa terjadi dengan sumber belajar lain sepertipengalaman, media belajar, alat, metode, lingkunganalam, infrastruktur dan lain-lain. Interaksi dilakukandi sebuah tempat yang telah didisain sebelumnya.Tujuannya tentu agar peserta didik dapat menyerapmateri yang disampaikan dalam kegiatanpembelajaran.

Hilgard (dalam Nasution, 1995) menjelaskanbahwa “Learning is the process by wich an activityoriginaites or is changed through training procedures(whether in the laboratory or in the environment) ”. Disini ditekankan bahwa terjadinya perubahan tingkahlaku ditempuh melalui sebuah pelatihan, baik dilaboratorium atau alam sekitarnya. SelanjutnyaNasution (1995:35) menekankan adanya ketidaksamaan seseorang antara sebelum dengan setelahpembelajaran. Peserta didik menjadi lebih sanggupuntuk menghadapi kesulitan memecahkan masalahatau menyesuaikan diri dengan lingkungannya. Iatidak hanya bertambah pengetahuannya, tetapi juga

dapat menerapkannya secara fungsional dalamsituasi-situasi hidupnya.

Kembali pada nasehat orang bijak di atas, di sanakita memperoleh pembelajaran dari sebuah kejadian,dari sebuah pengalaman dari sebuah situasi atau yangdisebut sumber belajar lain yang mana situasi ataukejadian tersebut memberikan pengalaman berhargayang dapat kita jadikan pelajaran untuk masa yangakan datang. Melalui hasil pembelajaran kita akanberperilaku, bereaksi dan sekaligus memberikanrespon yang berbeda dengan perilaku-perilakusebelumnya.

Pembelajaran Berbasis Masalah (Problem-Based Learning)Berbicara soal pembelajaran berbasis masalah atauProblem-Based Learning yang selanjutnya disingkatdengan PBL, tidak bisa terlepas dari masalah itusendiri. Apa itu masalah? Dalam Webster’s Dictio-nary of The American Language (1980) masalah atauproblem dirumuskan sebagai Difficult question, thatrequaires an unswer or solution. Di sini masalahdirumuskan sebagai suatu pertanyaan yangmengganjal atau pertanyaan yang mengganggu, iamembutuhkan jawaban atau jalan keluar. DalamWikipedia (http://id..wikipedia.org) dirumuskanbahwa problem atau masalah digunakan untukmenggambarkan suatu keadaan yang harusdiselesaikan atau dicari jalan keluarnya atau diatasi.Kalau tidak diatasi ia akan menjadi ganjalan. Daripengertian masalah dan pembelajaran seperti yangdiuraikan, pertanyaannya apa itu pembelajaranberbasis masalah atau problem based learning(PBL).Boud and Feletti (1997:15) mengemukakan bahwaProblem-based learning is an approach to structur-ing the curriculum which involves confronting stu-dents with problems from practice which provide astimulus for learning. Pada intinya PBL merupakankegiatan pembelajaran yang melibatkan peserta didikdengan stimulus yang berupa masalah-masalahpraktis untuk dicarikan jalan keluarnya.

Bob Ross mengutip pendapat Barrows andTamblyn dalam The Challenge of Problem-BasedLearning (1997:28) bahwa .... the learning which re-

Page 5: PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH, SEBUAH STRATEGI

357

sults from the process of working towards the under-standing of, or resolution of a problem. Di sinitekanannya adalah memahami persoalan, kemudianmencari jalan keluar atas persoalan tersebut.

Secara umum dapat diartikan sebagai kegiatanpembelajaran yang didasarkan pada masalah-masalah tertentu yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Melalui proses pembelajaran, masalah tersebutdicarikan jalan keluarnya. Dalam kegiatanpembelajaran model ini, tugas pendidik lebih banyakmembantu peserta didik untuk menemukan masalahsekaligus juga membantu peserta didik mencari jalankeluar untuk mengatasi masalah tersebut.Pemecahan masalah dilaksanakan melalui langkah-langkah atau tahap-tahap yang dapat dipertanggungjawabkan secara ilmiah. Lebih tegas lagiwww.sekolahdasar.net/ 2011/08/model-pembelajaran-berbasis-masalah.html menyatakan bahwa PBLadalah suatu model pembelajaran yang melibatkanpeserta didik untuk memecahkan suatu masalahmelalui tahap-tahap metode ilmiah sehingga pesertadidik dapat mempelajari pengetahuan yangberhubungan dengan masalah tersebut dan sekaligusmemiliki keterampilan untuk memecahkan masalah.

Tujuan dan Manfaat Diterapkannya StrtategiPembelajaran Berbasis Masalah (PBL).Dengan mendasarkan pada uraian sebelumnya,khususnya pengertian kegiatan pembelajaranberbasis masalah, maka dapat dikemukakanbeberapa tujuan sekaligus manfaat dari penerapanPBL dalam kegiatan pembelajaran sebagai berikut:1) Melatih peserta didik, baik secara individu maupunkelompok agar mereka terbiasa belajar secara aktif.Belajar secara aktif ini dalam kaitannya untukmencapai tujuan pembelajaran yaitu mencari jalankeluar atas masalah yang dihadapi. Karena ditantanguntuk memecahkan masalah, maka baik secaraindividu maupun kelompok peserta didik akanberusaha untuk aktif mencari berbagai informasi, baikmelalui diskusi, membaca buku, maupun melaluibrowsing, searching maupun downloading dari duniamaya. Hal ini tentu berpengaruh positif padaperkembangan intelektual maupun kedewasaanpeserta didik. 2) Melatih peserta didik agar mampu

memanfaatkan berbagai sumber belajar (termasuksumber belajar yang berbasis teknologi informasi dankomunikasi atau TIK). Karena ditantang untukmemecahkan masalah, maka peserta didik maupunpendidik akan terdorong mencari informasi dariberbagai sumber belajar, terutama sumber belajaryang berbasis TIK. Guru memanfaatkan berbagaisumber belajar untuk mencari bahan-bahan yangakan diangkat sebagai materi pembelajaran;sementara peserta didik memanfaatkan berbagaisumber belajar untuk memecahkan masalah-masalah yang harus mereka selesaikan dalamproses pembelajaran. 3) Melatih peserta didik untukdapat bekerja sama dengan teman-temannya,terutama dalam mencari solusi atas masalah yangharus mereka pecahkan. Karena ditantang untukmemecahkan masalah, maka peserta didik akanberusaha untuk bekerja sama dengan teman-temannya, terutama teman-temannya harusmemecahkan masalah sejenis. 4) Melatih pesertadidik untuk mencari jalan keluar atas masalah-masalah yang dihadapi dalam kehidupan sehari-hari.Karena masalah yang diangkat dalam PBL adalahmasalah nyata yang dihadapi dalam kehidupansehari-hari, maka hal ini tentu menjadi bekal yangbagus bagi peserta didik untuk hidup bermasyarakat,mereka akan terbiasa untuk mengatasi masalah-masalah yang mereka hadapi dalam kehidupannyata.

Pendapat yang hampir sama disampaikan dalamwww.slideshare.net/ shintiaminandar/2012. Di situditegaskan bahwa PBL membantu pesertamengembangkan kemampuan berfikir, pemecahanmasalah dan keterampilan intelektualnya. Disamping itu melalui keterlibatan langsung dalampengalaman nyata atau simulasi, peserta didik akanmenjadi pelajar yang otonom dan mandiri.

Karakteristik Kegiatan Pembelajaran BerbasisMasalah(PBL)Ada beberapa karakteristik dari kegiatanpembelajaran yang berbasis masalah (PBL).Karakteristik tersebut adalah sebagai antara lain: 1)Sesuai namanya, maka masalah yang dijadikan start-ing point (titik awal) dalam merancang sebuah kegiatan

Waldopo: Pembelajaran Berbasis Masalah, Sebuah Strategi Pembelajaran untuk Menyiapkan Kemandirian Peserta Didik

Page 6: PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH, SEBUAH STRATEGI

358

Jurnal Teknodik Vol. XVI - Nomor 3, September 2012

pembelajaran. 2) Masalah yang diangkat adalahmasalah riil yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari.3) Dalam mengorganisasikan kegiatan pembelajaranseperti merumuskan tujuan pembelajaran, merumuskanstrategi untuk mencapai tujuan, mengembangkan alatevaluasi untuk mengukur tingkat ketercapaian tujuan danlain-lain berfokus pada masalah itu sendiri. Dengandemikian mungkin diperlukan pendekatan dari berbagaidisiplin ilmu. Misalnya bagaimana cara memecahkanmasalah yang akan timbul sebagai dampak darimasuknya ritel semacam Alfamart, Indomart dan lain-lain ke desa-desa terhadap warung-warung kecil yangdikelola oleh penduduk setempat. 4) Karenamemerlukan berbagai pendekatan, maka peserta didikdituntut untuk bisa bekerja secara kelompok. Kelompokdi sini biasanya berupa kelompok kecil yangberanggotakan sekitar 4 atau 5 orang. 5) Pembelajaranberpusat pada peserta didik/diklat (student-centeredlearning). Karena fokus utama terpecahkannya masalah,maka peserta didik dituntut untuk berperan aktif dalamkegiatan pembelajaran. Tercapai tidaknya tujuanpembelajaran lebih banyak tergantung pada pesertadidik. Dalam PBL Guru (instruktur) lebih banyakberperan sebagai fasilitator dan evaluator. Bahkan dalammerumuskan masalah yang akan dipecahkan dalamkegiatan pembelajaran, peserta didik juga dibolehkanuntuk ikut berperan aktif.6) Peserta didik dituntut untuk mampu menyajikanataupun mendemonstrasikan hal-hal yang telah merekaperoleh dari kegiatan pembelajaran di hadapan oranglain terutama kepada guru dan teman-temannya sesamapeserta didik.

Demikian beberapa ciri utama yang ada padakegiatan pembelajaran yang berbasis masalah (PBL).

Pentingnya Pembelajaran Berbasis Masalah(PBL).Ada beberapa faktor yang menyebabkan pentingnyaPBL, antara lain yang berhubungan dengandicanangkannya pembelajaran yang bersifatkontekstual, PAKEM dan kegiatan pembelajaranmenekankan pemanfaatan aneka sumber.Pembelajaran KontekstualPembelajaran yang bersifat kontekstual dikenaldengan istilah constextual learning. Dalam sistem ini

dianjurkan agar pembelajaran yang dilaksanakan disekolah tidak terlepas dari konteks kenyataan yangterjadi dalam kehidupan sehari-hari yang dihadapipeserta didik di masyarakat. Kenyataan itu misalnyaadanya saling keterkaitan antara satu faktor denganfaktor lain, antara satu disiplin ilmu dengan ilmu lain,teori-teori yang ditemukan dalam disiplin yang diapelajari belum tentu sesuai dengan kenyataan yangterjadi di masyarakat dan sebagainya. Dalamwww.sekolahdasar.net/2011/12/karakteristik-pembelajaran-kontekstual disebutkan bahwakarakteristik pembelajaran kontekstual antara lain: (a)siswa aktif dalam belajar baik secara kelompokmaupun individu, (b) siswa membuat hubungan didalam sekolah dengan di dalam kehidupan nyata, (c)siswa belajar dan melakukan pekerjaan sesuaidengan tujuan yang ingin dicapai, (d) siswa diharapkanmampu bekerja sama dalam pembelajaran kelompokmaupun dalam pembelajaran di kelas ……” Dari ciri-ciri tersebut semuanya dapat dicapai melaluipembelajaran yang berbasis masalah (PBL).

PAKEMSelain kontekstual, pembelajaran hendaknya bersifatPAKEM. Pakem menganjurkan bahwa dalamkegiatan pembelajaran hendaknya berlangsung aktif-kreatif-effektif dan menyenangkan. Aktif artinya guruhendaknya bisa menciptakan kondisi sekaligusmemotivasi siswa agar mereka aktif dalam dalammelaksanakan kegiatan pembelajaran. Aktif bertanya,aktif berdiskusi, aktif mengumpulkan informasi danaktif memecahkan masalah. Kreatif artinya pendidikdituntut untuk mampu membuat inovasi-inovasi barudalam melaksanakan kegiatan pembelajaran yangbisa menginspirasi peserta didik untuk melakukanpengembangan lebih lanjut. Effektif artinya bagaimanatujuan pembelajaran dapat tercapai dengan baiksesuai dengan target yang diinginkan. Kesemuanyaitu hendaknya dapat terlaksana dalam suasana yangmenyenangkan.

Tuntutan PAKEM, terutama mengenai pesertadidik yang harus aktif dalam melaksanakan kegiatanpembelajaran, juga menjadi tuntutan utama dalamPBL. Sebagaimana telah diuraikan di atas bahwadalam PBL kegiatan pembelajaran berfokus siswa

Page 7: PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH, SEBUAH STRATEGI

359

(pendidik hanya sebagai fasilitator) dan jugaterpecahkannya masalah yang dihadapi, melaluikedua hal tersebut diharapkan kegiatan pembelajaranakan berlangsung effektif. Karena siswa diberikankebebasan untuk berkreasi, maka diharapkan siswaakan lebih menjadi kreatif. Karena diberikankebebasan untuk berkreasi, tentunya siswa akanmerasakan kegiatan pembelajaran menjadi lebihmenyenangkan.

Pemanfaatan Aneka Sumber BelajarSecara umum dapat dikatakan bahwa kegiatanpembelajaran sulit untuk bisa terlaksana secara efektifdan efisien jika tidak memanfaatkan aneka sumberbelajar, terutama sumber belajar yang berbasisteknologi informasi dan komunikasi (TIK). Oleh karenaitu pemanfaatan aneka sumber belajar merupakan halyang tidak bisa ditawar-tawar lagi. Dengan demikiania menjadi salah faktor penyebab pentingnya PBL,Karena dalam mencari berbagai alternatif untukmemecahkan masalah yang dihadapi mutlakdiperlukan aneka sumber.

Faktor-faktor yang perlu diperhatikan dalamMenerapkan PBLSebagaimana telah disampaikan pada uraiansebelumnya, bahwa masalah menjadi fokus utama(starting point) dalam kegiatan pembelajaran yangberbasis masalah. Masalah tersebut akan dicarikanpemecahannya oleh peserta didik selamaberlangsungnya kegiatan pembelajaran. Dalammencari cara pemecahan masalah, peserta didiklahyang paling dominan mengambil peran, sementarapendidik lebih berperan sebagai fasilitator, sebagaipemandu, memberikan pertanyaan-pertanyaan ataumelakukan dialog dan membantu peserta didik agarmenyadari akan peran utama mereka selama prosespembelajaran. Oleh karena itu, ada beberapa faktoryang harus diperhatikan pendidik jika ia inginmenerapkan PBL dalam kegiatan pembelajaran.Faktor-faktor tersebut antara lain:

MasalahMasalah di sini berkaitan dengan: keautentikan,kejelasan, kemudahan untuk dipahami, keluasan dan

manfaat (www.slideshare.net/shintiaminandar/2012).(a) Autentik: Masalah yang diangkat hendaknyamasalah nyata yang dihadapi peserta didik dalamkehidupan sehari-hari, misalnya kalau materi yangdiajarkan masalah IPS-Sosiologi bisa mengangkatmasalah penanggulangan narkoba, perkelahian antarwarga, mudahnya terjadi amuk massa dan lain-lain.Jadi sekali lagi masalah yang dirumuskan hendaknyamasalah nyata yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari, bukan masalah keilmuan. Karena masalahmenjadi titik awal dalam PBL, maka masalah menjadisalah satu faktor yang harus diperhatikan olehpendidik dalam menyelenggarakan kegiatan PBL. (b)Jelas: Masalah hendaknya dirumuskan secara jelas,jangan sampai menimbulkan penafsiran ganda ataumenimbulkan masalah baru bagi peserta didik sendiri.(c) Mudah dipahami: Masalah harus mudah dipahamioleh peserta didik. Oleh karena itu perumusanmasalah harus disesuaikan dengan tingkatkemampuan peserta didik dalam memahami suatumasalah. (d) Luas: Tingkat keluasan atau cakupanmasalah tentu harus dsesuaikan dengan tujuanpembelajaran. (e) Bermanfaat: Masalah akandipecahkan hendaknya masalah bermanfaat dalamkehidupan sehari-hari, misalnya pentingnya menjagakesehatan, bahaya narkoba, santun dalam pergaulandan lain-lain.

Kemampuan awal peserta didikKarena peserta didik yang akan mengambil peran aktifdalam memecahkan masalah. Oleh karena itu,pendidik harus tahu betul kemampuan awal yangdimiliki peserta didik. Sebagai contoh untuk dapatmemecahkan masalah perkalian dan pembagian,maka peserta didik harus sudah memiliki kemampuandalam bidang perkalian dan pembagian. Mereka tentuakan mengalami kesulitan mengatasi masalahperkalian dan pembagian jika tingkat kemampuannyabaru pada tingkat penambahan dan pengurangan.

Daya kreativitas peserta didikDalam kurikulum tingkat satuan pendidikan (KTSP)khususnya tentang standar isi yang dikutip oleh http://contohmakalah.blogspot.com/2012/04/penerapan-model-pembelajaran dikatakan bahwa peserta didik

Waldopo: Pembelajaran Berbasis Masalah, Sebuah Strategi Pembelajaran untuk Menyiapkan Kemandirian Peserta Didik

Page 8: PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH, SEBUAH STRATEGI

360

Jurnal Teknodik Vol. XVI - Nomor 3, September 2012

dituntut agar dapat kreatif dan mampumengembangkan kemampuan berfikir kritis dalammenghadapi pelajaran dan juga dalam menghadapimasalah-masalah yang sedang terjadi saat ini. Olehkarena itu, tingkat kreativitas peserta didik perluditingkatkan, karena tanpa adanya kreativitas daripeserta didik itu sendiri sulit rasanya tujuanpembelajaran dapat tercapai dengan effektif daneffisien. Oleh karena itu kepada peserta didik harusditanamkan tentang konsep yang harus merekapelajari dan wawasan untuk melakukan cara-carapemecahan masalah sesuai kaidah ilmiah.

Keberanian peserta didik untuk bertanya danmenjawab pertanyaanKarena peserta didik yang berperan aktif dalamkegiatan pembelajaran maka keberanian peserta didikuntuk bertanya dan menjawab pertanyaan menjadisalah satu faktor yang harus diperhatikan.Keeberanian bertanya sangat diperlukan untukmengumpulkan berbagai informasi yang dibutuhkandalam mencari solusi atas masalah yang harusdipecahkan. Di lain pihak karena mereka juga dituntutuntuk mampu menyajikan hasil temuannya di hadapanorang lain, maka mereka juga harus memilikikeberanian dan kemampuan untuk menjawabberbagai pertanyaan.

Daya dukung sekolahPelaksanaan PBL akan bisa berlangsung effektif bilapihak sekolah memiliki berbagai hal atau daya dukung.Daya dukung yang harus dimiliki sekolah terutamayang berkaitan dengan sumber belajar sepertiperpustakaan, fasilitas internet untuk searching,browsing, maupun dowloading berbagai informasiyang dibutuhkan, laboratorium untuk kepentinganpraktikum, ruang-ruang kelas yang kondusif untukdiskusi dan lain-lain.

Kebijakan Pimpinan Sekolah/LembagaSebagus apapun sebuah strtaegi pembelajaran akansulit diterapkan oleh pendidik bila tidak didukung olehpihak kepala sekolah (pimpinan lembaga). Olehkarena itu, untuk bisa menerapkan PBL dengan baikperlu adanya dukungan dari pihak pimpinan. Pimpinan

di sini meliputi Kepala Sekolah, Pengawas, Dinaspendidikan setempat dan juga komite sekolah.

Strategi Dalam Menerapkan KegiatanPembelajaran Berbasis Masalah (PBL)Penulis ingin tekankan sekali lagi bahwa, karenamasalah merupakan fokus utama dalam PBL, makamasalah yang akan diangkat hendaknya masalah riilyang terjadi dalam kehidupan sehari-hari. Masalahperlu dirumuskan pada langkah awal karena ia yangakan dijadikan umpan bagi peserta didik dalammelaksanakan kegiatan pembelajaran. Denganadanya masalah yang harus dipecahkan diharapkanpeserta didik terdorong untuk melaksanakan kegiatanpembelajaran secara aktif, kreatif dan kritis. Karenahanya dengan cara tersebut; pencarian solusi untukmemecahkan masalah dapat tercapai.

Berdasarkan uraian-uraian yang telahdikemukakan sebelumnya, maka untuk menerapkanPBL diperlukan strategi atau langkah-langkah sebagaiberikut: (a) Merumuskan masalah yang akandiselesaikan oleh peserta didik. (b) Menjelaskanmasalah kepada peserta didik. (c) Pelaksanaankegiatan pembelajaran (pemecahan masalah). (d)Menyajikan hasil, dan (e) Mengevaluasi kegiatanpembelajaran, uraiannya selengkapnya sebagaiberikut.

Merumuskan masalahMerumuskan masalah merupakan langkah pertamayang harus dilakukan. Masalah di sini adalah masalahriil yang dihadapi peserta didik dalam kehidupansehari-hari, bukan masalah keilmuan. Selain itumasalah yang dipilih hendaknya masalah yangbermanfaat bagi peserta didik, kemudian masalahdirumuskan secara jelas agar mudah dipahami.Pendidik bisa saja merumuskan sendiri masalahnya,tetapi pendidik juga dibolehkan melibatkan pesertadidik dalam merumuskannya. Sehingga masalah bisaberasal dari pendidik, bisa berasal dari peserta didikdan bisa juga berasal keduanya.

Menjelaskan masalahPada langkah ini pendidik memberikan penjelasankepada peserta didik tentang masalah yang harus

Page 9: PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH, SEBUAH STRATEGI

361

mereka pecahkan tertmasuk di dalamnya tujuanpembelajaran yang ingin dicapai, strategi untukmencapai tujuan (memecahkan masalah), ruanglingkup konsep/materi yang harus mereka pelajariuntuk bisa memecahkan masalah, serta sumber-sumber belajar yang bisa diakses untuk memperolehinformasi yang diperlukan sebagai bahan untukmemecahkan masalah. Contoh masalah untukpelajaran IPS-Ekonomi: “Bagaimana meningkatkandaya tahan warung-warung sembako yang umumnyadikelola oleh penduduk setempat terhadap gempuranmasuknya ritel semacam Alfamart, Indomart dansemacamnya agar mereka tetap bisa bersaing. Untukpelajaran Kesehatan misalnya: Bagaimanameningkatkan daya tahan mental dan fisik anak-anakmuda agar tidak terpengaruh oleh penyalah gunaannarkoba, dan seterusnya.

Pelaksanaan kegiatan pembelajaranSeperti telah disampaikan pada uraian sebelumnya,bahwa selama pelaksanakan kegiatan pembelajaranpeserta didiklah yang harus berperan aktif. Sedangkanpendidik lebih banyak berfungsi sebagai fasilitator.

Dalam fase ini, pendidik hendaknya membimbingsekaligus memfasilitasi peserta didik untukmengumpulkan berbagai informasi/bahan-bahan yangdiperlukan. Bahan-bahan tersebut bisa diperoleh darimembaca buku/literatur, bertanya kepada pakar ataumelalui browsing- searching-downlouding di duniamaya (internet), berdiskusi, dan lain-lain.

Berdasarkan bahan-bahan yang telah terkumpul,peserta didik diminta untuk merumuskan hipotesis.Jika dalam perumusan hipotesis maupunpengumpulan bahan diperlukan adanya diskusi, makapendidik berkewajiban untuk menfasilitasinyamisalnya dengan membentuk kelompok diskusi,membimbing terjadinya pertukaran pendapat,menciptakan lingkungan kelas yang kondusif untukberdiskusi dan sebagainya.

Hipotesis yang telah dirumuskan perlu dibuktikan.Pembuktian hipotesis juga dilakukan oleh pesertadidik. Untuk membuktian hipotesis ini peserta didikbisa melakukan penyelidikan di laboratorium,penelitian di masyarakat, dan melalui expert judge-ment (pembuktian melalui penilaian dari beberapa

pakar yang ahli di bidangnya). Dari pembuktianhipotesis, maka peserta didik memperoleh sebuahkesimpulan yang bisa dipertanggung jawabkan secarailmiah. Kesimpulan ini berupa jalan keluar atau caramemecahkan masalah yang harus ditemukan olehpeserta didik dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.

Menyajikan hasilDisamping dituntut aktif dalam menemukan jalan

keluar/jawaban atas masalah yang dihadapi, pesertadidik juga dituntut untuk mampu menyajikan/mempertanggung jawabkan hasil pembelajarannyakepada orang lain. Orang lain di sini terutama Gurudan teman-temannya.

Nyatalah di sini bahwa melalui PBL secara tidaklangsung peserta didik dididik untuk menjadi orangyang mampu mengkomunikasikan hasil pemikiranmaupun temuan-temuannya kepada orang lain,sekaligus juga dididik untuk menjadi dewasa.Mengapa? Karena mereka harus mempertanggungjawabkan hasil temuannya di hadapan guru danteman-temannya. Hal-hal yang perlu dilaporkan dalampada tahap ini meliputi: a) Pertanyaan-pertanyaanatau masalah yang akan dijawab/dicarikan jalankeluarnya. b) melalui kegiatan pembelajaran. c)Proses pengumpulan bahan/informasi untukmenjawab masalah. d) Jenis-jenis informasi yangberhasil dikumpulkan. e) Perumusan hipotesisberdasarkan bahan-bahan/informasi yang telahdikumpul-kan. f) Proses pembuktian hipotesis. g)Kesimpulan yang akan digunakan untuk mengatasi/menjawab masalah.

Mengevaluasi kegiatan pembelajaranPada langkah ini, pendidik berkewajiban untukmemberikan penilaian/evaluasi atas kegiatanpembelajaran yang telah dilakukan. Yang dievaluasidi sini bukan hanya hasil pembelajarannya, tetapi jugaprosesnya. Langkah demi langkah yang telahdilakukan peserta didik dievaluasi. Mulai dariperumusan masalah (jika masalah berasal daripeserta didik) hingga penyajian hasil. Jika ada hal-hal yang dianggap kurang tepat Anda berkewajibanmemberikan masukan mengenai hal tersebut, tetapijika peserta didik telah melaksanakan hal yang tepat,

Waldopo: Pembelajaran Berbasis Masalah, Sebuah Strategi Pembelajaran untuk Menyiapkan Kemandirian Peserta Didik

Page 10: PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH, SEBUAH STRATEGI

362

Jurnal Teknodik Vol. XVI - Nomor 3, September 2012

Pustaka AcuanBoud David and Feletti, I Grahame (Editor), 1997 “The Challenge of Problem-Based Learning”, 2nd Edition, Kogan Page Limited, London.Departemen Pendidikan Nasional, (UU Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional), Jakarta

Anda janganlah pelit untuk memberikan apresiasimeskipun hanya sekedar pujian.

Simpulan dan SaranSimpulanPBL merupakan sebuah strategi pembelajaran yangdianggap cukup effektif dan effisien untuk melatih danmempersiapkan peserta didik dalam mengatasimasalah-masalah riil yang terjadi dalam kehidupansehari-hari.

Karena melatih peserta didik untuk memecahkanmasalah yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari,maka PBL merupakan strategi pembelajaran yangdianggap cocok untuk menyiapkan peserta didiksebagai generasi yang akan melanjutkan estafetkepemimpinan pada tahun 2045.

Masalah yang diangkat dalam PBL adalahmasalah masalah riil yang terjadi dalam kehidupansehari-hari, untuk dicarikan jalan keluarnya melaluikegiatan pembelajaran. Selain itu masalah yangdiangkat adalah masalah yang bermanfaat sertadirumuskan secara jelas sehingga mudah dipahamioleh peserta didik.

Melalui PBL secara tidak langsung peserta didikakan terdorong untuk belajar secara aktif, kreatif danmemanfaatkan berbagai sumber belajar.

Dalam PBL kegiatan pembelajaran berfokus padapeserta didik. Peserta didik yang lebih banyakmengambil peran, sedangkan Pendidik lebih banyakberperan sebagai fasilitator, motivator dan evaluator.

Penerapan PBL akan dapat berjalan secaramaksimal jika didukung oleh pendidik yang memilikikompetensi dalam menerapkan PBL, sumber belajaryang memadahi, ruang belajar yang kondusif sertakebijakan pimpinan sekolah/lembaga yangmendukung.

SaranBerdasarkan simpulan seperti yang telah dikemukakan,penulis ingin menyampaikan beberapa saran sebagaiberikut:

Karena PBL merupakan strategi pembelajaranyang dianggap cocok untuk menyiapkan peserta didiksebagai generasi yang akan melanjutkan estafetkepemimpinan bangsa Indonesia pada tahun 2045,maka Pemerintah dalam hal ini KementerianPendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud), perlumencanangkan penerapan PBL dalam kegiatanpembelajaran di sekolah-sekolah, minimal dimulai dariSLTP.

Agar penerapan PBL dapat berjalan sebagaimanayang diharapkan, maka Kementerian Pendidikan danKebudayaan perlu menjalin kerjasama denganberbagai pihak untuk memberikan pelatihan kepadapara Guru di seluruh Indonesia tentang PenerapanPBL dalam Kegiatan Pembelajaran.

Keberhasilan PBL memerlukan dukungan darisegenap pimpinan lembaga pendidikan baik di tingkatpusat maupun di daerah. Oleh karena itu, Kemdikbud,Dinas Pendidikan Propinsi, Dinas PendidikanKabupaten/ Kota, maupun Kepala Sekolah perlumemberikan dukungan positif terhadap penerapanPBL dalam kegiatan pembelajaran di sekolah-sekolah.Dukungan tersebut baik yang berupa kebijakan, SDM,pengadaan sumber belajar, pengadaan sarnan/prasarana, infrastruktur yang berbasis TIK maupundana operasional lainnya.

PUSTEKKOM selaku lembaga yang memiliki tusidalam bidang pengembangan dan pengelolaan TIKuntuk pendidikan perlu juga memberikan dukungan.Dukungan tersebut misalnya dalam bentuksumbangan bahan belajar yang berbasis TIK, ikutserta memberikan pelatihan kepada para guru dalampenerapan PBL dengan memanfaatkan, membuat filmtentang contoh kegiatan pembelajaran yangmenerapkan PBL dan lain-lain.

Page 11: PEMBELAJARAN BERBASIS MASALAH, SEBUAH STRATEGI

363

*******

Waldopo: Pembelajaran Berbasis Masalah, Sebuah Strategi Pembelajaran untuk Menyiapkan Kemandirian Peserta Didik

Harian Umum Republika, “Tiga Kelompok Pendidikan Karakter”, Jum’at 20 Mei 2011, hlm 25 kol 1-5)._______________, “HARDIKNAS 2011: Mencanangkan Gerakan Pendidikan Karakter”, Jum’at tanggal 20 Mei 2011, hlm 25 kol. 1-6.Hamad, Ibnu. Juru Bicara Kementerian Pendidikan Nasional (Ibnu Hammad) dalam acara talk show di Metro TV bersama Tanri Abeng pada hari Rabu 4 Mei 2011jam 20.00 s/d 20.30Jalal, Fasli. Paparan Tentang Strategi Pelaksanaan Pendidikan Karakter Bangsa,Materi yang disajikan pada acara Rembuk Nasional Kementerian Pendidikan Nasional

tanggal 15 -18 Maret 2011 di Sawangan DepokMenteri Pendidikan Nasional, Sambutan Menteri Pendidikan Nasional Pada Upacara Hari Pendidikan Nasional, Senin 2 Mei 2011 di Jakarta.Nasution S, Prof. Dr. M.A., 1995 “Didaktik Asas-Asas Mengajar”, Jakarta. Bumi Aksara.Pusat Bahasa.Departemen Pendidikan Nasional.2008.Kamus Bahasa Indonesia, Jakarta.Waldopo, 2005. “Membangkitkan Kemauan Siswa Bertanya dan Menjawab Pertanyaan” (makalah), Jakarta. PUSTEKKOM-KEMDIKNAS.Website (http://id.edukasiana.com /2/p=266) diunduh 2 Juni 2012Website (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/09/20/pembelajaran-berdasarkan- masalah)

diunduh 2 Juni 2012Website (http://akhmadsudrajat.wordpress.com/2011/09/20/pembelajaran-inkuiri)diunduh 2 Juni 2012Website (www.sekolahdasar.net/2011/08/model-pembelajaran-berbasis-masalah.html) diunduh 2 Juni 2012Website (http://id.wikipedia.org/wiki/masalah) diunduh 2 Juni 2012Website (http://id.wikipedia.org/wiki/pembelajaran) diunduh 2 Juni 2012Website (http://www.sarjanaku.com/2011/03/pembelajaran-berbasis-masalah.html) diunduh 2 Juni 2012Website (http://jurnal.upi.edu/file/8-Fachrurazi.pdf) diunduh 2 Juni 2012Website (http://contohmakalahs.blogspot.com/2012/04/penerapan-model-pembelajaran -berbasis-masalah.

html) diunduh 2 Juni 2012Website (http://www.sekolahdasar.net/2011/08/model-pembelajaran-berbasis-masalah.html)

diunduh 2 Juni 2012Website (www.sliseshare.net/shintiaminandar/model-pembelajaran-berbasis-masalah)

diunduh 2 Juni 2012Website (www.undiksha.ac.id/images/img_item/641.doc) diunduh 2 Juni 2012Webster’s Dictionary of The American Language .