165
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user i PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED LEARNING ) DENGAN MENGGUNAKAN LABORATORIUM REAL DAN VIRTUAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN MATEMATIK DAN GAYA BELAJAR SISWA (Studi Kasus Pembelajaran Kimia Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI IPA SMAN 1 Boja Tahun Pelajaran 2010/2011) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister Program Studi Pendidikan Sains Minat Utama: Kimia Oleh: SEPTI APRILIA S831008052 PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2011

PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

i

PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED

LEARNING ) DENGAN MENGGUNAKAN LABORATORIUM

REAL DAN VIRTUAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN

MATEMATIK DAN GAYA BELAJAR SISWA

(Studi Kasus Pembelajaran Kimia Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kelas XI IPA SMAN 1 Boja Tahun Pelajaran 2010/2011)

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajat Magister

Program Studi Pendidikan Sains

Minat Utama: Kimia

Oleh:

SEPTI APRILIA

S831008052

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2011

Page 2: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ii

PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED

LEARNING ) DENGAN MENGGUNAKAN LABORATORIUM

REAL DAN VIRTUAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN

MATEMATIK DAN GAYA BELAJAR SISWA

(Studi Kasus Pembelajaran Kimia Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kelas XI IPA SMAN 1 Boja Tahun Pelajaran 2010/2011)

Disusun oleh :

SEPTI APRILIA

(S831008052)

Telah disetujui oleh Tim Pembimbing

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal

Pembimbing I Prof.Dr.H.Widha Sunarno, M.Pd.

NIP. 195201161980031001

………………

……………

Pembimbing II Prof. Dr. H. Ashadi

NIP. 195101021975011001

……………….

……………

Mengetahui,

Ketua Program Studi Pendidikan Sains,

Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd.

NIP. 195201161980031001

Page 3: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iii

PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( PROBLEM BASED

LEARNING ) DENGAN MENGGUNAKAN LABORATORIUM

REAL DAN VIRTUAL DITINJAU DARI KEMAMPUAN

MATEMATIK DAN GAYA BELAJAR SISWA

(Studi Kasus Pembelajaran Kimia Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kelas XI IPA SMAN 1 Boja Tahun Pelajaran 2010/2011)

Disusun oleh :

SEPTI APRILIA

(S831008052)

Telah disetujui dan disahkan oleh Tim Penguji :

Jabatan Nama Tanda Tangan Tanggal Ketua Dra. Suparmi, M.A., Ph.D.

NIP. 195209151976032001

Sekretaris Dr. M. Masykuri, M.Si.

NIP. 196811241994031001

Anggota Penguji :

1. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd.

NIP. 195201161980031001

2. Prof. Dr. H. Ashadi

NIP 195101021975011001

Surakarta, Oktober 2011 Mengetahui,

Direktur Program Pascasarjana, Ketua Program Studi Pendidikan Sains, Prof. Drs. Suranto, M.Sc.,Ph.D. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. NIP. 195708201985031004 NIP. 195201161980031001

Page 4: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

iv

PERNYATAAN

Yang bertanda tangan di bawah ini, saya:

Nama : Septi Aprilia

NIM : S831008052

Menyatakan dengan sesungguhnya bahwa tesis berjudul Pembelajaran

Kimia Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dengan Menggunakan

Laboratorium Real dan Laboratorium Virtual ditinjau dari Kemampuan

Matematik dan Gaya Belajar Siswa (Studi Kasus Pembelajaran Kimia Materi

Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI IPA SMAN 1 Boja Tahun

Pelajaran 2010/2011) adalah betul-betul karya saya sendiri. Hal-hal yang bukan

karya saya dalam tesis ini diberi citasi dan ditunjukan dalam daftar pustaka.

Apabila dikemudian hari terbukti pernyataan saya tidak benar, maka saya

bersedia menerima sanksi akademis berupa pencabutan tesis dan gelar yang saya

peroleh dari tesis tersebut.

Surakarta, Oktober 2011

Yang membuat pernyataan,

Septi Aprilia

NIM. S831008052

Page 5: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

v

MOTTO

“Sesungguhnya kemarin adalah impian yang telah lewat, sementara esok adalah

cita-cita yang indah dan sekarang adalah kenyataan yang sedang terjadi”

(Dr. Aidh Abdullah Al-Qarni)

Yakinlah bahwa segala sesuatu yang diberikan

Allah kepada kita adalah yang terbaik.

(Septi Aprilia)

Page 6: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vi

PERSEMBAHAN

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang selalu memberikan limpahan rahmat dan karunia-Nya.

Dengan kerendahan hati kupersembahkan lembaran-lembaran sederhana ini kepada:

à Teristimewa untuk papa dan mamaku tercinta, terimakasih yang telah membesarkanku,

mendidikku, mendoakanku, memberiku semangat, cinta dan kasih sayang, serta mengajariku

arti hidup. Segala perjuangan dan pengorbanan yang telah kalian lakukan tak akan

terlupakan dan semoga Allah SWT membalas semua jasamu.

à Kedua Adikku Tersayang, Lita Andes Clara dan Adi Guna Aji W yang selalu memberikanku

keceriaan dan semangat.

à Guru-guruku yang telah membimbingku, mengajariku dan memberikanku ilmu yang insya

Allah sangat bermanfaat.

à Seluruh keluarga besar yang turut membantu keberhasilanku.

Almamaterku tercinta............

Page 7: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

vii

KATA PENGANTAR

Puji Syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan

rahmat dan karunia–Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan tesis yang berjudul :

Pembelajaran Kimia Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dengan

Menggunakan Laboratorium Real dan Laboratorium Virtual ditinjau dari

Kemampuan Matematik dan Gaya Belajar Siswa (Studi Kasus Pembelajaran

Kimia Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI IPA SMAN 1

Boja Tahun Pelajaran 2010/2011) dengan baik.

Dalam penyusunan tesis ini penulis menyadari tanpa adanya bantuan dari

berbagai pihak yang terkait, maka tidaklah mungkin tesis ini dapat terselesaikan.

Oleh karena itu dengan segala kerendahan hati penulis ingin mengucapkan terima

kasih kepada :

1. Prof. Dr. Ravik Karsidi, M.S. selaku Rektor Universitas Sebelas Maret Surakarta

yang telah memberikan kesempatan untuk menimba ilmu pada Program

Pascasarjana UNS ini.

2. Prof. Drs. Suranto, M.Sc., Ph.D. selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan fasilitas dan

dukungannya dalam menempuh pendidikan pada Program Pascasarjana.

3. Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd. selaku ketua Program Studi Pendidikan Sains

Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta dan Selaku

Pembimbing I yang telah memberikan arahan selama penulis menyelesaikan

pendidikan dan tesis ini.

Page 8: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

viii

4. Prof. Dr. H. Ashadi, sebagai pembimbing II penyusunan tesis atas bimbingan

dan arahannya dalam menyelesaikan tesis ini.

5. Segenap dosen Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang

telah mencurahkan segala ilmunya.

6. Kepala SMAN 1 Boja, guru beserta karyawan yang telah memberikan ijin

tempat dalam penelitian ini.

7. Dinas Pendidkan Kabupaten Boja, yang telah memberikan rekomendasi

penelitian.

8. Kepala SMAN 1 Limbangan, yang telah memberikan tempat untuk

melaksanakan uji coba instrumen penelitian.

9. Teman-teman mahasiswa Pascasarjana Program Pendidikan Sains Universitas

Sebelas Maret Surakarta yang telah memberikan semangat dan kerjasamanya

dalam menghadapi perkuliahan dan penyusunan tesis ini.

Penulis menyadari, bahwa dalam penyusunan tesis ini masih banyak

kekurangan. Maka demi sempurnanya penyusunan tesis ini kritik dan saran yang

sifatnya membangun sangat penulis harapkan. Semoga tesis ini dapat bermanfaat

bagi penulis khususnya dan bagi pembaca pada umumnya.

Surakarta, Oktober 2011

Penulis

Page 9: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

ix

DAFTAR ISI

Halaman

LEMBAR JUDUL ................................................................................................... i

HALAMAN PERSETUJUAN ................................................................................ ii

HALAMAN PENGESAHAN................................................................................ iii

PERNYATAAN..................................................................................................... iv

MOTTO .................................................................................................................. v

PERSEMBAHAN .................................................................................................. vi

KATA PENGANTAR .......................................................................................... vii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... ix

DAFTAR TABEL ............................................................................................... xiii

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xvi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... xvii

ABSTRAK ........................................................................................................... xix

ABSTRACT ............................................................................................................ xx

BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah ............................................................................. 1

B. Identifikasi Masalah ................................................................................... 8

C. Pembatasan Masalah .................................................................................. 9

D. Perumusan Masalah ................................................................................. 10

E. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 11

F. Manfaat Penelitian ................................................................................... 12

Page 10: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

x

BAB II KAJIAN TEORI, KERANGKA BERPIKIR DAN HIPOTESIS .......... 14

A. Kajian Teori .............................................................................................. 14

1. Pembelajaran Kimia ............................................................................ 14

2. Teori Belajar ....................................................................................... 15

3. Problem Based Learning (PBL) ......................................................... 21

4. Media Pembelajaran ............................................................................ 28

5. Laboratorium Real .............................................................................. 30

6. Laboratorium Virtual .......................................................................... 31

7. Kemampuan Matematik ...................................................................... 33

8. Gaya Belajar ........................................................................................ 34

9. Prestasi Belajar Kimia ......................................................................... 37

10. Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan ....................................... 40

B. Penelitian yang Relevan ............................................................................ 48

C. Kerangka Berpikir .................................................................................... 52

D. Hipotesis ................................................................................................... 61

BAB III METODOLOGI PENELITIAN ........................................................... 62

A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................. 62

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ................................. 63

C. Metode Penelitian .................................................................................... 65

D. Variabel Penelitian ................................................................................... 67

1. Variabel Bebas .................................................................................... 67

2. Variabel Moderator ............................................................................. 68

3. Variabel Terikat .................................................................................. 68

Page 11: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xi

E. Instrumen Penelitian ................................................................................. 69

F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 69

G. Uji Coba Instrumen Penelitian .................................................................. 70

1. Uji Coba Instrumen Tes ...................................................................... 70

2. Uji Coba Instrumen Angket ................................................................ 79

H. Teknik Analisis Data ................................................................................. 82

1. Uji Prasarat Analisis............................................................................ 82

2. Uji Hipotesis ....................................................................................... 84

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ...................................... 92

A. Deskripsi Data .......................................................................................... 92

1. Data Kemampuan Matematik Siswa ................................................... 92

2. Data Gaya Belajar Siswa ..................................................................... 96

3. Data Prestasi ...................................................................................... 101

B. Pengujian Persyaratan Analisis .............................................................. 108

1. Uji Normalitas ................................................................................... 108

2. Uji Homogenitas ............................................................................... 111

C. Pengujian Hipotesis ................................................................................ 113

1. Uji Anava .......................................................................................... 113

2. Uji Lanjut Anava ............................................................................... 116

D. Pembahasan ............................................................................................ 122

E. Keterbatasan Penelitian ........................................................................... 136

BAB V KESIMPULAN, IMPLIKASI DAN SARAN ....................................... 138

A. Kesimpulan ............................................................................................ 138

Page 12: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xii

B. Implikasi Hasil Penelitian ....................................................................... 142

1. Implikasi Teoritik .............................................................................. 142

2. Impliksi Praktis ................................................................................. 142

C. Saran ....................................................................................................... 143

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 145

LAMPIRAN-LAMPIRAN.................................................................................. 149

Page 13: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiii

DAFTAR TABEL

Halaman

Tabel 1.1 Daftar Nilai Prestasi Siswa Tahun 2009-2010 ........................................ 2

Tabel 2.1 Bentuk Masalah PBL ............................................................................ 23

Tabel 2.2 Sintak untuk PBL .................................................................................. 24

Tabel 2.3 Tahapan Problem Based Learning ....................................................... 25

Tabel 3.1 Jadual Penelitian .................................................................................. 62

Tabel 3.2 Hasil Uji Kesamaan Rerata .................................................................. 65

Tabel 3.3. Tata Letak Rancangan Data Penelitian ................................................ 66

Tabel 3.4 Kategori Validitas Butir Soal ............................................................... 71

Tabel 3.5 Hasil Uji Validitas Instrument Tes ..................................................... 72

Tabel 3.6 Kategori Reliabilitas Butir Soal ............................................................ 74

Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Instrument Tes ................................................... 74

Tabel 3.8 Kategori Indeks Kesukaran .................................................................. 75

Tabel 3.9 Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen Tes .......................................... 76

Tabel 3.10 Kategori Indeks Daya Pembeda ................................................ 78

Tabel 3.11 Hasil Uji Coba Indeks Daya Beda Instrument Tes ........................... 78

Tabel 3.12 Hasil Uji Coba Validitas Instrumen Angket ...................................... 80

Tabel 3.13 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Angket ............................................. 82

Tabel 3.14 Desain Data Prestasi Kognitif ............................................................. 84

Tabel 3.15 Desain Data Prestasi Afektif .............................................................. .86

Tabel 4.1 Deskripsi Data Kemampuan Matematik Siswa ................................... 93

Tabel 4.2 Distribusi Data Kemampuan Matematik Tinggi dan Rendah .............. 93

Page 14: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xiv

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Matematik pada Kelas yang

Menggunkan Laboratoium Real ........................................................... 94

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kemampuan Matematik pada Kelas yang

Menggunkan Laboratoium Virtual ....................................................... 95

Tabel 4.5 Deskripsi Data Gaya Belajar Siswa ..................................................... 96

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Gaya Belajar Kelas Media Laboratorium Real .. 97

Tabel 4.7 Distribusi Frekuensi Gaya Belajar Kelas Media Laboratorium Virtual 98

Tabel 4.8 Deskripsi Data Prestasi Kognitif ........................................................ 101

Tabel 4.9 Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif pada Kelas Laboratorium

Real .................................................................................................... .101

Tabel 4.10 Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif pada Kelas

Laboratorium Virtual ...................................................................... .102

Tabel 4.11 Deskripsi Data Prestasi Kognitif ditinjau dari Media dan

Kemampuan Matematik ................................................................. 103

Tabel 4.12 Deskripsi Data Prestasi Kognitif ditinjau dari Media dan Gaya

Belajar Siswa ................................................................................... 103

Tabel 4.13 Deskripsi Data Prestasi Kognitif ditinjau dari Kemampuan Matematik

dan Gaya Belajar Siswa ................................................................... 104

Tabel 4.14 Deskripsi Data Prestasi Kognitif ditinjau dari Media, Kemampuan

Matematik dan Gaya Belajar Siswa ................................................. 104

Tabel 4.15 Deskripsi Data Prestasi Afektif ......................................................... 105

Tabel 4.16 Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif pada Kelas Laboratorium

Real .................................................................................................. 105

Page 15: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xv

Tabel 4.17 Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif pada Kelas Laboratorium

Virtual. ............................................................................................. 106

Tabel 4.18 Deskripsi Data Prestasi Afektif ditinjau dari Media dan Kemampuan

Matematik ........................................................................................... 107

Tabel 4.19 Deskripsi Data Prestasi Afektif ditinjau dari Media dan Gaya Belajar

Siswa ................................................................................................... 107

Tabel 4.20 Deskripsi Data Prestasi Afektif ditinjau dari Kemampuan Matematik

dan Gaya Belajar Siswa ...................................................................... 107

Tabel 4.21 Deskripsi Data Prestasi Afektif ditinjau dari Media, Kemampuan

Matematik dan Gaya Belajar Siswa ................................................... 108

Tabel 4.22 Hasil Uji Normalitas Prestasi Kognitif ............................................. 109

Tabel 4.23 Hasil Uji Normalitas Prestasi Afektif ............................................... 110

Tabel 4.24 Hasil Uji Homogenitas Prestasi Kognitif .......................................... 112

Tabel 4.25 Hasil Uji Homogenitas Prestasi Afektif ............................................ 112

Tabel 4.26 Rangkuman ANAVA untuk Data Prestasi Kognitif ......................... 113

Tabel 4.27 Rangkuman ANAVA untuk Data Prestasi Afektif ........................... 115

Tabel 4.28 Tabel Hasil Uji Lanjut Hipotesis 1 ................................................... 117

Tabel 4.29 Tabel Hasil Uji Lanjut Hipotesis 2 ................................................... 118

Tabel 4.30 Tabel Hasil Uji Lanjut Hipotesis 3 pada Prestasi Kognitif ............... 118

Tabel 4.31 Tabel Hasil Uji Lanjut Hipotesis 3 pada Prestasi Afektif ................. 119

Tabel 4.32 Tabel Hasil Uji Lanjut Anava Scheffe Prestasi Kognitif ................. 120

Tabel 4.33 Tabel Hasil Uji Rata-Rata Hipotesis 5 ............................................. 121

Page 16: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvi

DAFTAR GAMBAR

Halaman

Gambar 2.1 Larutan Jenuh Basa ........................................................................... 41

Gambar 4.1 Histogram Kemampuan Matematik pada Kelas Laboratorium Real 94

Gambar 4.2.Histogram Kemampuan Matematik pada Kelas Laboratorium

Virtual ................................................................................................ 95

Gambar 4.3. Histogram Distribusi Skor Gaya Belajar Visual Kelas

Laboratorium Real ............................................................................. 99

Gambar 4.4. Histogram Distribusi Skor Gaya Belajar Kinestetik Kelas

Laboratorium Real ............................................................................ 99

Gambar 4.5 Histogram Distribusi Skor Gaya Belajar Visual Kelas Laboratorium

Virtual .............................................................................................. 100

Gambar 4.6 Histogram Distribusi Skor Gaya Belajar Kinestetik Kelas

Laboratorium Virtual ....................................................................... 100

Gambar 4.7 Histogram Prestasi Kognitif Kelas Laboratorium Real .................. 102

Gambar 4.8 Histogram Prestasi Kognitif Kelas Laboratorium Virtual .............. 103

Gambar 4.9 Histogram Prestasi Afektif Kelas Laboratorium Real .................... 105

Gambar 4.10 Histogram Prestasi Kognitif Kelas Laboratorium Virtual ............ 106

Page 17: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

Halaman

Lampiran 1 Silabus……………………………………………………. 150

Lampiran 2 Rpp Laboratorium Real………………………………………. 152

Lampiran 3 Rpp Laboratorium Virtual……………………………………. 172

Lampiran 4 Lks Laboratorium Real………………………………………. 192

Lampiran 5 Lks Laboratorium Virtual…………………………………… 215

Lampiran 6 Kunci Jawaban Evaluasi Lks……………………………. 235

Lampiran 7 Kisi-Kisi Tes Prestasi Kognitif…………………………... 244

Lampiran 8 Lambar Soal Tes Prestasi Kognitif……………………….. 249

Lampiran 9 Kunci Jawaban Soal Tes Kognitif………………………... 256

Lampiran 10 Kisi-Kisi Penyusunan Angket Afektif……………………. 257

Lampiran 11 Pedoman Penskoran Penilaian Afektif ………………....... 259

Lampiran 12 Angket Penilaian Aspek Afektif…………………………. 260

Lampiran 13 Kisi-Kisi Kemampuan Matematik Siswa………………… 264

Lampiran 14 Petunjuk Penilaian Kemampuan Matematik Siswa……… 266

Lampiran 15 Lembar Tes Kemampuan Matematik Siswa……………... 267

Lampiran 16 Kunci Jawaban Kemampuan Matematik Siswa………….. 271

Lampiran 17 Kisi-Kisi Uji Coba Angket Gaya Belajar………………… 272

Lampiran 18 Pedoman Penskoran Angket Gaya Belajar………………. 274

Lampiran 19 Angket Gaya Belajar……………………………………... 275

Lampiran 20 Analisis Hasil Uji Coba Tes Kognitif……………………. 281

Page 18: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xviii

Lampiran 35 Surat Keterangan Uji Coba Instrumen ................................ 322

Lampiran 36 Surat Keterangan Penelitian ................................................ 323

Lampiran 21 Analisis Hasil Uji Coba Tes Afektif……………………... 283

Lampiran 22 Analisis Hasil Uji Coba Tes Kemampuan Matematika….. 285

Lampiran 23 Analisis Hasil Uji Coba Gaya Belajar Siswa…………….. 287

Lampiran 24 Uji T (Kesamaan Rerata)…………………………………. 289

Lampiran 25 Data Induk Penelitian…………………………………….. 292

Lampiran 26 Uji Normalitas Prestasi Kognitif…………………………. 296

Lampiran 27 Uji Normalitas Prestasi Afektif…………………………... 299

Lampiran 28 Uji Homogenitas Prestasi Kognitif………………………. 302

Lampiran 29 Uji Homogenitas Prestasi Afektif………………………... 305

Lampiran 30 Hasil Pengujian Hipotesis………………………………... 308

Lampiran 31 Uji lanjut ANAVA……………………………………….. 310

Lampiran 32

Lampiran 33

Lampiran 34

Foto Penelitian…………………………………………….

Surat Ijin Uji Coba Instrumen…………………………….

Surat Ijin Penelitian……………………………………….

313

320

321

[

Page 19: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xix

ABSTRAK

Septi Aprilia, S831008052, 2011, “Pembelajaran Kimia Berbasis Masalah (Problem Based Learning) dengan Menggunakan Laboratorium Real dan Virtual ditinjau dari Kemampuan Matematik dan Gaya Belajar Siswa” (Studi Kasus Pembelajaran Kimia Materi Pokok Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan Kelas XI IPA Semester II SMA N 1 Boja Tahun Pelajaran 2010/2011). Pembimbing I: Prof. Dr. H. Widha Sunarno, M.Pd, Pembimbing II: Prof. Dr. H. Ashadi. Tesis, Surakarta: Program Studi Pendidikan Sains Universitas Sebelas Maret.

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh penggunaan metode Problem Based Learning dengan menggunakan media laboratorium real dan virtual, kemampuan matematik, gaya belajar siswa dan interaksinya terhadap prestasi belajar siswa.

Penelitian ini merupakan penelitian eksperimen. Populasi penelitian ini adalah semua siswa kelas XI IPA SMAN 1 Boja Tahun Pelajaran 2010/2011. Sampel diambil dengan teknik cluster random sampling sejumlah 2 kelas, kelas XI IPA 1 dan kelas XI IPA 2 yang diberi pembelajaran dengan media laboratorium virtual dan real. Data dikumpulkan dengan metode tes untuk prestasi belajar kognitif dan kemampuan matematik siswa, sedangkan angket untuk prestasi belajar afektif dan gaya belajar siswa. Pengujian hipotesis menggunakan Anova tiga jalan sel tak sama dengan desain faktorial 2x2x2.

Dari hasil olah data disimpulkan: 1) ada pengaruh penggunaan media laboratorium real dan virtual terhadap prestasi belajar kognitif siswa, tetapi tidak ada pengaruh penggunaan media laboratorium real dan virtual terhadap prestasi belajar afektif siswa, 2) ada pengaruh kemampuan matematik terhadap prestasi belajar kognitif siswa, tetapi tidak ada pengaruh kemampuan matematik terhadap prestasi belajar afektif siswa, 3) ada pengaruh gaya belajar terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif siswa, 4) tidak ada interaksi antara media dan kemampuan matematik terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif siswa, 5) ada interaksi antara media dan gaya belajar terhadap prestasi belajar kognitif siswa, tetapi tidak ada interaksi antara media dan gaya belajar terhadap prestasi belajar afektif siswa, 6) tidak ada interaksi antara kemampuan matematik dan gaya belajar terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif siswa, 7) tidak ada interaksi antara media, kemampuan matematik dan gaya belajar terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif siswa.

Kata Kunci :Metode PBL dengan Media Lab. Real dan Virtual, Kemampuan Matematik, Gaya Belajar, Prestasi Belajar Kognitif dan Afektif, Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.

Page 20: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

xx

ABSTRACT

Septi Aprilia, S831008052, 2011, "Problem Based Chemistry Learning Using Real and Virtual Laboratory Viewed from Mathematical Ability and Student Learning Styles" (Case Study on Solubilities and Solubility Products of Chemical-Learning in the class of XI IPA of Semester II State of Senior High School 1 Boja Academic Year 2010/2011). Advisor 1: Prof. Dr. H. Widha Sunarno,M.Pd., Advisor 2 : Prof. Dr. H. Ashadi. Thesis: Science Education Program, Postgraduate program, Surakarta Sebelas Maret University.

The purposes of the research were to know the effect of Problem Based Learning method using real and virtual laboratory, mathematical ability, student learning styles and their interaction toward student achievement.

The research used experimental method. The population was all of the students in grade XI IPA, SMAN 1 Boja Academic Year 2010/2011. The Sample was obtained by cluster random sampling and consisting of two classes, XI IPA 1 and XI IPA 2, which used virtual and real media respectively. The data of students’ cognitive achievement and mathematical ability were collected using achievement tests method. The data of affective students’ achievement and student learning style were collected using questionnaire. The data was analyzed using three ways Anova with 2x2x2 factorial design.

Based on the results of data analysis can be concluded that: 1) there was an effect of real and virtual laboratory toward students’ cognitive achievement but there was not effect of real and virtual laboratoty toward students’ affective achievement, 2) there was an effect of mathematics ability toward students’ cognitive achievement but there was no effect of mathematical ability toward students’ affective achievement, 3) there was the effect of learning style toward students’ cognitive and affective achievement, 4) there was no interaction between media and mathematical ability toward student’s cognitive and affective achievement, 5) there was an interaction between media and learning styles toward students' cognitive achievement but there was no interaction between media and learning styles toward students' affective achievement, 6) there was no interaction between mathematical ability and learning style toward students’ cognitive and affective achievement, 7) there was no interaction among media, mathematical ability, and learning styles toward students’ cognitive and affective achievement. Keywords: Problem Based Learning with Real and Virtual Laboratory, Mathematical Ability, Learning Styles, Cognitive and Affective Achievement, Solubilities and Solubility Products.

Page 21: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Pendidikan merupakan proses aktualisasi peserta didik melalui berbagai

pengalaman belajar yang telah mereka dapatkan. Di dalamnya terdapat kegiatan

pembelajaran yang merupakan kegiatan pokok dari seluruh rangkaian proses

pendidikan di sekolah. Menurut Syaiful Sagala (2008:3) ” Pendidikan ialah

segala situasi hidup yang mempengaruhi pertumbuhan individu sebagai

pengalaman belajar yang berlangsung dalam segala lingkungan dan sepanjang

hidup, dan umumnya pengajaran dilakukan disekolah sebagai lembaga formal”.

Jadi, kualitas pendidikan sangat diperlukan untuk mendukung terciptanya manusia

yang cerdas dan terampil agar bisa bersaing secara terbuka di era global.

Pendidikan menuntut adanya pembenahan dan penyempurnaan terhadap aspek

subtansif yang mendukungnya, yaitu kurikulum dan tenaga profesional yang

melaksanakan kurikulum tersebut yaitu guru.

Kurikulum pendidikan di Indonesia telah mengalami banyak perubahan.

Kurikulum yang digunakan untuk saat ini adalah Kurikulum Tingkat Satuan

Pendidikan atau biasa disebut dengan KTSP. Dengan sistem ini diharapkan

penilaian dapat menyeluruh dan berkesinambungan. Penilaian tidak hanya

menitikberatkan pada kemampuan kognitif tetapi juga mancakup ranah afektif dan

psikomotor. Berdasarkan KTSP, siswa harus memiliki kompetensi dalam semua

mata pelajaran setelah proses pembelajaran.

Page 22: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

2

Materi kimia merupakan materi yang dianggap sulit bagi siswa, terutama

materi kimia yang bersifat hitungan seperti : termokimia, laju reaksi,

kesetimbangan kimia, materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, akan tetapi

diantara prestasi yang didapatkan tersebut yang paling dianggap sulit adalah

materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Hal tersebut terbukti dari prestasi

belajar siswa yang masih rendah, salah satunya terjadi di SMAN 1 Boja. Prestasi

belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan tahun pelajaran 2008-

2009 masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

ditetapkan oleh sekolah yaitu siswa mencapai nilai ≥ 70, yang ditunjukkan pada

tabel. 1.1. di bawah ini :

Tabel 1.1. Daftar Nilai Prestasi Siswa pada Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan di SMAN 1 Boja Tahun Pelajaran 2008-2009

No Kelas Nilai rata-rata nilai ≤ KKM (%)

1. XI IPA 1 67,24 47,62

2. XI IPA 2 68,47 52,38

3. XI IPA 3 61,02 90,24

Salah satu penyebab belum tercapainya ketuntasan belajar pada materi

kelarutan dan hasil kali kelarutan, dikarenakan kegiatan pembelajaran kimia yang

berlangsung di kelas masih menitikberatkan kepada guru sebagai pemeran utama

dalam pembelajaran. Guru lebih banyak menjelaskan dan memberi informasi,

sedangkan peserta didik hanya mencatat dan mendengarkan penjelasan dari guru

Page 23: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

3

saja. Hal ini sesuai dengan pendapat Sofan Amri (2010:139) :

Salah satu permasalahan mendasar yang dihadapi pendidikan Indonesia saat ini adalah berkenaan dengan penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar yang dipandang masih belum efektif, guru masih terjebak dalam praktik mengajar yang cenderung membosankan. Dalam berinteraksi dengan siswa, posisi guru terasa masih sangat dominan, sementara siswa berada pada posisi yang tidak berdaya, pendekatan dan metode yang digunakan tampak kurang bervariasi, biasanya hanya mengandalkan bentuk ceramah.

Metode yang seperti ini, dapat mengakibatkan siswa cenderung malas dan tidak

aktif dalam kegiatan pembelajaran, mereka lebih terbiasa menerima informasi

tanpa berusaha untuk mengembangkan potensi diri yang mereka miliki.

Sementara, orientasi pembelajaran kimia perlu lebih ditujukan kepada peran aktif

siswa untuk belajar dan guru hanya sebagai fasilitator pembelajaran. Hal ini

berarti harus ada perubahan dalam proses pembelajaran kimia, yakni dari yang

semula guru menetapkan apa yang akan dipelajari (teacher centered) menjadi

bagaimana menyediakan dan memperkaya pengalaman siswa (student centered).

Selain itu, di SMAN 1 Boja sudah memiliki laboratorium yang lengkap,

seperti laboratorium kimia, fisika, biologi, bahasa, dan lain-lain. Namun,

laboratorium tersebut khususnya laboratorium kimia jarang dipergunakan dalam

proses pembelajaran, dengan alasan alat dan bahan yang dipergunakan untuk

media pembelajaran tidak lengkap, bahkan banyak alat-alat yang sudah rusak

karena usia yang sudah terlalu tua atau kurangnya perawatan. Oleh karena itu,

perlu diadakan penanganan secara nyata dari guru agar laboratorium yang ada

dapat dimanfaatkan dan dipergunakan dengan baik, karena kegiatan pembelajaran

di laboratorium memegang peranan yang sangat penting dalam pembelajaran

kimia. Dengan proses belajar yang dilakukan di laboratorium, siswa dapat

Page 24: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

4

melakukan dan mengamati percobaan secara langsung sehingga diharapkan siswa

akan aktif dalam proses pembelajaran dan dapat menemukan sendiri konsep-

konsep materi yang sedang mereka pelajari. Di samping pemanfaatan

laboratorium IPA yang kurang maksimal disekolah, fasilitas lain seperti

laboratorium komputer (labkom) juga belum dipergunakan secara maksimal

dalam proses pembelajaran. Fasilitas elektronik canggih ini kebanyakan baru

dipergunakan sebagai media pembelajaran salah satu mata pelajaran tertentu

seperti Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) saja. Jika kita lihat faktanya,

ilmu pengetahuan dan teknologi itu mempunyai hubungan yang tidak terpisahkan.

Perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi semakin lama semakin maju,

untuk itu siswa perlu dibekali kompetensi yang memadai supaya siswa dapat

menyesuaikan diri dengan perubahan atau inovasi dalam memasuki dunia

teknologi.

Pada beberapa tahun terakhir, tidak sedikit materi pembelajaran yang

dapat disampaikan dengan menggunakan media komputer. Menurut Azhar

Arysad (2006:15) ”pemanfaatan media pembelajaran dalam proses belajar

mengajar dapat membangkitkan keinginan dan minat yang baru, membangkitkan

motivasi dan rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-

pengaruh psikologis terhadap siswa”. Dengan menggunakan komputer siswa

menjadi lebih termotivasi karena penggunaan komputer mempunyai tampilan

yang menarik seperti gambar, warna, dan musik. Selain itu, media komputer

dapat dirancang sesuai dengan kebutuhan siswa dan guru. Penggunaan media

komputer dalam proses pembelajaran mengajarkan tentang konsep-konsep yang

Page 25: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

5

abstrak yang kemudian dikonkretkan dalam bentuk audio dan visual, dan pada

akhirnya penggunaan komputer dapat menjadi pilihan yang dapat digunakan

sebagai media pembelajaran yang efektif dikelas untuk menunjang keberhasilan

dalam pembelajaran kimia.

Berdasarkan beberapa uraian permasalahan di atas, dalam proses

pembelajaran strategi maupun metode pembelajaran mempunyai peranan yang

sangat penting. Dalam memilih metode pembelajaran yang tepat, guru harus

memperhatikan kondisi siswa, sifat materi bahan ajar, dan fasilitas-media yang

tersedia, karena memang dalam membelajarkan konsep kimia yang kompleks,

sangat penting bagi guru untuk memperhatikan sifat dan karakteristik materi

bahan ajar yang akan disampaikan kepada siswa. Ada banyak pilihan metode

pembelajaran kimia inovatif untuk membelajarkan konsep kimia yang bersifat

abstrak, namun belum banyak dipraktikkan oleh para guru di kelas, antara lain:

metode eksperimen, demonstrasi, Problem Based Learning (PBL) Inkuiri, CTL,

peer tutoring (tutor sebaya), jigsaw, STAD, TGT, dan lain-lain.

Salah satu metode pembelajaran yang dapat digunakan sesuai dengan

materi kelarutan dan hasil kali kelarutan adalah dengan menggunaan metode

Problem Based Learning (PBL). PBL merupakan salah satu pembelajaran

inovatif yang dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa. Melalui PBL

diharapkan prestasi belajar kimia siswa dapat lebih baik dan meningkat. Hal

tersebut mengacu pada hasil penelitian yang dilakukan oleh Johannes Strobel &

Angela van Barneveld (2009: 53-55) yang menyatakan bahwa siswa yang diajar

dengan PBL mengungguli siswa yang diajarkan dengan cara tradisional. Hasil

Page 26: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

6

penelitian tersebut menunjukkan prestasi belajar siswa lebih baik apabila

menggunakan metode PBL. Selain penggunaan metode, agar lebih efektif dan

menarik perhatian siswa dapat menggunakan berbagai media antara lain animasi,

modul, peta konsep, komik, laboratorium real, laboratorium virtual dan lain-lain.

Media pembelajaran yang digunakan tentu saja harus memperhatikan kondisi

siswa dan kondisi sekolah. Guru sebagai fasilitator harus dapat menentukan

media pembelajaran apa yang sesuai.

Media pembelajaran yang digunakan dalam penelitian ini adalah media

laboratorium real dan laboratorium virtual. Dengan menggunakan kedua media

ini maka fasilitas laboratorium seperti laboratorium IPA dan laboratorium

komputer dapat dimanfaatkan dengan baik dan prestasi siswa akan lebih baik jika

dibandingkan dengan prestasi siswa yang pembelajarannya menggunakan metode

ceramah. Hal ini sejalan dengan hasil penelitian dari Cengiz Tuysuz (2010:37-

53), yaitu menyebutkan bahwa “dengan menggunakan laboratorium virtual

mengakibatkan dampak positif terhadap prestasi dan sikap siswa dibandingkan

dengan menggunakan metode tradisional”.

Keberhasilan dalam pembelajaran kimia, selain dipengaruhi metode dan

media pembelajaran, juga dapat dipengaruhi oleh faktor internal yang mempunyai

pengaruh dalam proses belajar mengajar. Faktor internal siswa antara lain adalah

kreativitas, kemampuan matematik, sikap ilmiah, gaya belajar, motivasi belajar,

dan lain-lain. Dalam hal ini peneliti mencoba untuk melihat dari kemampuan

matematik siswa, karena kemampuan matematik sangat diperlukan dalam

mempelajari kimia terutama pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang

Page 27: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

7

kebanyakan bersifat hitungan. Namun, sejauh ini guru sangat jarang

memperhatikan aspek-aspek tersebut. Guru hanya fokus pada penyampaian

materi tanpa memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kemampuan siswa

dalam menguasai materi kimia.

Selain kemampuan matematik, tingkatan daya serap siswa dalam

menerima pembelajaran sudah pasti berbeda-beda, ada siswa yang menerima

pelajaran dengan cepat, sedang dan ada yang lambat. Sebagian siswa dapat

menerima pelajaran dengan mudah ketika guru menulis dipapan tulis dengan

demikian siswa dapat membaca dan memahaminya, tetapi ada siswa yang lebih

suka guru mereka dengan lisan, karena mereka dapat mendengarkan untuk bisa

memahaminya, tetapi ada pula siswa yang cenderung melakukan gerakan pada

saat guru memberikan pelajaran. Dengan kata lain, setiap siswa memiliki gaya

belajar tertentu dalam menerima dan menyerap informasi pelajaran hingga

menghasilkan suatu bentuk pengetahuan. Gaya belajar tersebut berupa gaya

belajar visual, gaya belajar audio dan gaya belajar taktual atau kinestetik, dan

selama ini guru kurang memperhatikan gaya belajar siswa yang berbeda-beda.

Bertolak dari uraian di atas maka penulis ingin mengadakan penelitian

tentang pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL) dengan

menggunakan media laboratorium real dan virtual terhadap prestasi belajar

kimia siswa baik aspek kognitif, maupun aspek afektif bagi siswa yang

mempunyai kemampuan matematik dan gaya belajar yang berbeda-beda.

Page 28: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

8

B. Identifikasi masalah

Berdasarkan uraian latar belakang masalah di atas, terdapat beberapa

masalah yang dapat diidentifikasikan sebagai berikut :

1. Materi kelarutan dan hasil kali kelarutan merupakan materi yang dianggap sulit

oleh siswa, hal itu ditunjukkan dengan rata-rata nilai prestasi belajar siswa yang

rendah, dan masih belum mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) yang

ditetapkan oleh sekolah yaitu siswa mendapat nilai ≥ 70.

2. Prestasi belajar kimia siswa yang belum optimal, meliputi aspek kognitif,

afektif, dan psikomotor.

3. Proses pembelajaran kimia yang berlangsung di kelas saat ini masih menitik

beratkan kepada guru sebagai pemeran utama dalam pembelajaran.

4. Pada proses pembelajaran di kelas guru masih menggunakan metode yang

konvensional (metode ceramah).

5. Pada faktanya banyak sekolah yang mempunyai fasilitas laboratorium lengkap

terutama laboratorium IPA, namun laboratorium tersebut masih jarang

dipergunakan pada proses pembelajaran.

6. Pemanfaatan fasilitas lain seperti laboratorium komputer juga belum

dipergunakan secara maksimal pada proses pembelajaran terutama

pembelajaran kimia.

7. Pemilihan pendekatan dan metode pembelajaran kimia yang belum tepat,

inovatif, dan kreatif.

8. Ada banyak pilihan metode pembelajaran kimia inovatif untuk membelajarkan

konsep kimia namun belum banyak dipraktikkan oleh para guru di kelas, antara

Page 29: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

9

lain: metode eksperimen, demonstrasi, Problem Based Learning (PBL), inkuiri,

CTL, peer tutoring (tutor sebaya), jigsaw, STAD, TGT, dan lain-lain.

9. Metode pembelajaran yang baik adalah metode yang memberikan peluang

yang luas kepada siswanya, sehingga siswa menjadi aktif dalam kegiatan

pembelajaran, dan guru hanyalah sebagai fasilitator. Metode pembelajaran

tersebut adalah metode Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan

laboratorium real dan laboratorium virtual, tetapi guru kurang memperhatikan

pemilihan metode yang tepat dan masih menggunakan metode konvensional.

10. Keberhasilan dalam pembelajaran kimia, selain ditentukan oleh metode dan

media pembelajaran juga ditentukan oleh kemampuan matematik yang dimiliki

siswa, namun guru kurang dalam mengembangkan sikap tersebut.

11. Selain kemampuan matematik, guru belum memperhatikan gaya belajar siswa

yang berbeda-beda.

C. Pembatasan Masalah

Berdasarkan identifikasi masalah yang ada, maka agar lebih jelas dan

terarah pembahasan dibatasi pada hal-hal berikut:

1. Penggunaan metode pembelajaran yang diterapkan dalam penelitian ini adalah

metode Problem Based Learning (PBL).

2. Proses pembelajaran dibatasi pada pengamatan langsung (laboratorium real)

dan pengamatan melalui komputer (laboratorium virtual) yang sudah

dipersiapkan oleh guru disertai lembar kerja siswa.

3. Kemampuan matematik siswa dibatasi pada kemampuan matematik tinggi,

Page 30: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

10

dan rendah yang diperoleh dengan pemberian tes sebelum proses belajar

mengajar berlangsung.

4. Gaya belajar siswa dalam menerima informasi pelajaran dibatasi pada gaya

belajar visual dan kinestetik, gaya belajar audiotorial tidak dilibatkan dalam

penelitian ini karena metode eksperimen dengan menggunakan laboratorium

real dan laboratorium virtual, siswa tidak banyak mendengar informasi dari

pendengaran.

5. Prestasi belajar berupa tes hasil belajar kimia pada materi kelarutan dan

hasil kali kelarutan, prestasi belajar yang diukur adalah aspek kognitif dan

aspek afektif.

6. Pembelajaran kimia dibatasi pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

\

D. Perumusan Masalah

Masalah pokok yang akan dikaji dalam penelitian ini, dapat dirumuskan

sebagai berikut:

1. Adakah pengaruh penggunaan metode Problem Based Learning (PBL)

menggunakan lab real dan lab virtual terhadap prestasi belajar kimia pada

materi kelarutan dan hasil kali kelarutan?

2. Adakah pengaruh kemampuan matematik tinggi dan rendah siswa terhadap

prestasi belajar kimia pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan?

3. Adakah pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar

kimia pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan?

Page 31: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

11

4. Adakah interaksi metode Problem Based Learning (PBL) menggunakan lab

real dan lab virtual dengan kemampuan matematik siswa terhadap prestasi

belajar kimia pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan?

5. Adakah interaksi metode Problem Based Learning (PBL) menggunakan lab

real dan lab virtual dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar kimia

pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan?

6. Adakah interaksi antara kemampuan matematik dan gaya belajar siswa

terhadap prestasi belajar kimia pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan?

7. Adakah interaksi antara metode Problem Based Learning (PBL)

menggunakan lab real dan lab virtual, kemampuan matematik dan gaya

belajar terhadap prestasi belajar kimia pada materi kelarutan dan hasil kali

kelarutan?

E. Tujuan Penelitian

Adapun Tujuan Penelitian ini adalah untuk mengetahui :

1. Pengaruh penggunaan Problem Based Learning (PBL) menggunakan

laboratorium real dan virtual terhadap prestasi belajar kimia pada materi

kelarutan dan hasil kali kelarutan.

2. Pengaruh kemampuan matematik tinggi dan rendah siswa terhadap prestasi

belajar kimia pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

3. Pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar kimia

pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

Page 32: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

12

4. Interaksi metode Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan

laboratorium real dan laboratorium virtual dengan sikap ilmiah siswa terhadap

prestasi belajar kimia pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

5. Interaksi metode Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan

laboratorium real dan laboratorium virtual dengan gaya belajar siswa terhadap

prestasi belajar kimia pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

6. Interaksi antara sikap ilmiah dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar

kimia pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan..

7. Interaksi antara metode Problem Based Learning (PBL) menggunakan

laboratorium real dan laboratorium virtual, kemampuan matematik dan gaya

belajar terhadap prestasi belajar kimia pada materi kelarutan dan hasil kali

kelarutan.

F. Manfaat Penelitian

[[[[[[[[[

Hasil penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat. Adapun manfaat yang

diharapkan dari penelitian ini ada dua yaitu manfaat teoritis dan manfaat praktis

sebagai berikut :

1. Manfaat Teoritis

a. Sebagai guru: Sebagai bahan pertimbangan untuk memilih metode dan

pembelajaran yang sesuai dengan siswanya.

b. Bagi sekolah: Sebagai referensi untuk dapat meningkatkan hasil pembelajaran

khususnya kimia.

Page 33: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

13

c. Bagi perkembangan pembelajaran kimia: Sebagai bahan kajian bagi penelitian

lain yang menggunakan pembelajaran dengan metode Problem Based Learning

(PBL) dengan menggunakan laboratorium real dan virtual.

2. Manfaat Praktis

a. Bagi siswa: memberikan pengalaman kepada siswa tentang pembelajaran

dengan metode Problem Based Learning (PBL) menggunakan laboratorium

real dan virtual.

b. Bagi guru :

1. Memberikan pengalaman kepada guru tentang pelaksanaan metode

Problem Based Learning (PBL) menggunakan media laboratorim real dan

virtual

2. Sebagai masukan bagi guru dalam mendesain model pembelajaran yang

berorentasi pada guru sebagai fasilitator.

3. Sebagai bahan masukan guru dalam melakukan kegiatan belajar

mengajar dengan menggunakan media komputer.

4. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam kegiatan belajar mengajar agar

memperhatikan kemampun matematik yang berbeda pada siswanya.

5. Sebagai bahan masukan bagi guru dalam kegiatan belajar mengajar agar

memperhatikan gaya belajar yang berbeda pada siswanya.

c. Bagi Sekolah : Memaksimalkan fasilitas pembelajaran kimia sehingga

pembelajaran dapat berjalan lebih optimal.

Page 34: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

14

BAB II

LANDASAN TEORI, KERANGKA BERFIKIR DAN HIPOTESIS

A/A. Kajian Teori

1. Pembelajaran Kimia

Menurut Gagne dalam Ratna Wilis Dahar (1989:11) belajar dapat

didefinisikan sebagai “suatu proses di mana suatu organisme berubah perilakunya

sebagai akibat pengalaman”. Menurut Slameto (2003:2) “Belajar adalah suatu

proses usaha yang dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan

tingkah laku yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri

dalam interaksi dengan lingkungannya”. Dari kedua pendapat di atas, dapat

disimpulkan bahwa belajar adalah perubahan tingkah laku yang baru sebagai hasil

dari pengalamannya sendiri melalui pemecahan masalah serta dalam berinteraksi

dengan lingkungannya.

Seseorang dikatakan belajar jika telah mengalami perubahan tingkah laku.

Perubahan tingkah laku tersebut meliputi pengetahuan atau pemahaman

(kognitif), sikap atau nilai (afektif) dan keterampilan (psikomotorik). Oleh karena

itu, kegiatan pembelajaran perlu: (1). berpusat pada peserta didik;

(2). mengembangkan kreativitas peserta didik; (3). menciptakan kondisi

menyenangkan, (4). menyediakan pengalaman belajar yang beragam.

Kimia merupakan bagian dari Ilmu Pengetahuan Alam (IPA) atau science.

Menurut Sastrawijaya (1988:33),”Pembelajaran kimia harus memberikan

wawasan mengenai cara berpikir ilmiah dan memberikan pengalaman kerja kimia

Page 35: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

15

nyata dan merangsang siswa berpikir ilmiah melalui kerja praktek di

laboratorium”. Berati dalam proses pembelajaran kimia tidak cukup hanya dengan

menghafal materi saja, tetapi lebih menekankan keterampilan dan teknik

pemecahan masalah dengan cara melakukan praktek di laboratorium, sehingga

siswa akan mendapatkan pengalaman secara langsung, dan siswa akan lebih

mengerti tetang materi yang sedang dipelajari.

2. Teori Belajar

Teori belajar yang relevan dengan penelitian ada beberapa teori

belajar,antara lain :

a. Teori Belajar Konstruktivisme

Teori konstruktivisme sangat berpengaruh dalam pembelajaran kimia.

Teori belajar menurut pandangan Konstruktivisme menyatakan bahwa anak tidak

menerima begitu saja pengetahuan dari orang lain, tetapi anak secara aktif

membangun pengetahuannya. Menurut Slavin dalam Trianto (2007:13) Teori

belajar konstruktivis ini menyatakan bahwa “siswa harus menemukan sendiri dan

mentransformasi informasi kompleks, mengecek informasi baru dengan aturan-

aturan lama dan merevisinya apabila aturan-aturan itu tidak lagi sesuai”. Jadi,

dalam proses belajar seorang siswa harus berusaha mendapatkan pengetahuan

sendiri.

Menurut teori kontruktivis untuk membangun suatu pengetahuan baru,

peserta didik akan menyesuaikan informasi baru atau pengalaman yang

Page 36: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

16

dimilikinya melalui interaksi dengan peserta didik lain atau dengan gurunya.

Melalui metode PBL dengan menggunakan laboratorium real dan virtual siswa

belajar secara berkelompok dan berdiskusi untuk memecahkan permasalahan yang

sedang dihadapi melalui proses praktikum sehingga siswa dapat membangun

konsep sendiri berdasarkan pada pembelajaran yang mereka lakukan.

b. Teori belajar kognitif menurut Piaget

Jean Piaget adalah seorang psikolog Swiss (1896-1980) yang dikenal

sebagai pelopor aliran kontruktivisme. Salah satu sumbangan pemikirannya yang

digunakan sebagai rujukan untuk memahami perkembangan kognitif individu

yaitu teori tentang perkembangan individu. Menurut Jean Piaget dalam Syaiful

Sagala (2008 : 24) terdapat dua proses yang terjadi dalam perkembangan dan

pertumbuhan kognitif anak yaitu: (1). proses assimilation dimana dalam proses ini

menyesuaikan atau mencocokkan informasi yang baru dengan apa yang telah ia

ketahui dengan mengubahnya bila perlu; (2). proses accomodation yaitu anak

menyusun dan membangun kembali atau mengubah apa yang telah diketahui

sebelumnya sehingga informasi yang baru itu dapat disesuaikan dengan lebih

baik.

Pemikiran lain dari Jean Piget dalam Ratna Wilis (1989:152)

menemukakan bahwa perkembangan individu meliputi empat tahap, yaitu (1).

sensory motor (0-2 tahun) yaitu anak mengenal lingkungan dengan kemampuan

sensorik dengan penglihatan, penciuman, pendengaran, perabaan; (2). pre

operational (2-7 tahun), pada tahap ini anak belum mampu melakukan

operasi matematika seperti menambah mengurangi dan lain sebagainya.

Page 37: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

17

(3). concrete operational (7-11 tahun) tahap ini merupakan permulaan anak mulai

berfikir secara rasional, akan tetapi belum dapat berurusan dengan materi-

materi abstrak seperti hipotesis. Pada periode ini sifat egosentris berubah

menjadi sensioenris; dan (4). formal operational (11 tahun keatas) anak pada

periode ini dapat menggunakan operasi-operasi konkretnya, untuk membentuk

operasi-operasi yang lebih kompleks. Kemajuan utama pada anak selama periode

ini ialah ia tidak perlu berfikir dengan pertolongan benda-benda atau peristiwa-

peristiwa yang konkret, ia mempunyai kemampuan untuk berfikir abstrak.

Kaitan teori belajar Piaget dengan penelitian ini adalah dalam sampel,

metode dan media pembelajaran yang digunakan, dimana sampel yang digunakan

adalah siswa kelas XI dengan rata-rata berumur 15-17 tahun. Pada usia ini anak

mengalami tahapan perkembangan operasional formal, dimana siswa sudah

mampu bekerja secara sistematis, menganalisis hasil, dan menarik kesimpulan.

Sementara metode yang digunakan pada penelitian ini adalah metode berbasis

masalah dengan laboratorium real dan virtual, dimana siswa dapat bekerjasama

secara efektif dan sistematis, serta dapat menganalisis dan membuat kesimpulan

dari percobaan yang telah dilakukan secara berkelompok.

Berdasarkan uraian tersebut, maka metode PBL sesuai dengan teori belajar

yang dikemukakan oleh Piaget. Laboratorium real dan virtual yang digunakan

dapat membantu siswa dalam proses menemukan konsep dan informasi yang

sesuai dengan pola berfikir anak yang sudah mampu berfikir abstrak.

Page 38: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

18

c. Teori Belajar Menurut Gagne

Robert M. Gagne adalah seorang ahli psikologi yang telah

mengembangkan suatu pendekatan perilaku yang elektik mengenai psikologi

belajar. Menurut Gagne dalam Syaiful Sagala (1998:17) “belajar merupakan

kegiatan yang kompleks, dan hasil belajar berupa kapabilitas disebabkan :

(1). stimulus yang berasal dari lingkungan; (2). proses kognitif yang dilakukan

oleh pelajar”. Setelah belajar orang memiliki keterampilan, pengetahuan, sikap

dan nilai. Dengan demikian belajar merupakan seperangkat proses kognitif yang

mengubah sifat stimulasi lingkungan yang telah melewati proses informasi dan

menghasilkan sesuatu yang baru.

Menurut Gagne terdapat tahapan proses pembelajaran meliputi delapan

fase yaitu: (1). motivasi; (2). pengenalan ; (3). pemerolehan; (4). penyimpanan;

(5). ingatan kembali; (6). generalisasi; (7). perlakuan dan (8). umpan balik (Ratna

Wilis,1989:134) . Pembelajaran kimia materi kelarutan dan hasil kali kelarutan

dalam penelitian ini dimulai dengan menganalisa tujuan instruksional

pembelajaran, pada setiap pembelajaran siswa harus aktif. Metode

pembelajaran yang digunakan adalah PBL menggunakan laboratorium real dan

virtual dengan harapan siswa dapat mengerti tentang konsep kelarutan dan

hasil kali kelarutan yang dipelajari secara langsung melalui langkah demi

langkah proses pembelajaran dengan bimbingan lembar kegiatan siswa,

sehingga siswa dapat menghubungkan materi kelarutan dan hasil kali kelarutan

yang dipelajari sebagai hasil belajar pada kemampuan kognitif siswa.

Page 39: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

19

d. Teori Belajar David Ausubel

Ratna Wilis Dahar (1989: 112) menyatakan bahwa “Inti dari teori Ausubel

tentang belajar ialah belajar bermakna (Ausubel, 1968)”. Bagi Ausubel, belajar

bermakna merupakan suatu proses mengaitkan informasi baru pada konsep-

konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang. Menurut Ausubel

dan juga Novak (1977) dalam Ratna Wilis Dahar (1989: 115), ada tiga kebaikan

dari belajar bermakna, antara lain: a) informasi yang dipelajari secara bermakna

lebih lama dapat diingat; b) informasi yang tersubsumsi berakibatkan peningkatan

diferensiasi dari subsumer-subsumer, jadi memudahkan proses belajar berikutnya

untuk materi pelajaran yang mirip; c) informasi yang dilupakan sesudah subsumsi

obliteratif, meninggalkan efek residual pada subsumer, sehingga mempermudah

belajar hal-hal yang mirip, walaupun telah terjadi “lupa”.

Selanjutnya, dalam Ratna Wilis Dahar (1989: 116) dikemukakan bahwa

“Faktor-faktor utama yang mempengaruhi belajar bermakna menurut Ausubel

(1963), ialah struktur kognitif yang ada, stabilitas, dan kejelasan pengetahuan

dalam suatu bidang studi tertentu dan pada waktu tertentu”. Prasyarat-prasyarat

dari belajar bermakna adalah materi yang akan dipelajari harus bermakna secara

potensial dan anak yang akan belajar atau siswa harus bertujuan untuk

melaksanakan belajar bermakna, jadi mempunyai kesiapan dan niat untuk belajar

bermakna (meaningful learning set). Kebermaknaan materi pelajaran secara

potensial tergantung pada dua faktor, yaitu materi itu harus memiliki

kebermaknaan logis dan gagasan-gagasan yang relevan harus terdapat dalam

struktur kognitif siswa. Materi yang memiliki kebermaknaan logis merupakan

Page 40: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

20

materi yang nonarbitrer dan substantif. Yang dimaksud dengan materi yang

nonarbitrer ialah materi yang ajek (konsisten) dengan apa yang telah diketahui.

Sedangkan yang dimaksud dengan materi tersebut harus substantif berarti materi

itu dapat dinyatakan dalam berbagai cara, tanpa mengubah arti.

Berdasarkan uraian di atas, dapat disimpulkan bahwa inti dari teori belajar

bermakna Ausubel adalah proses belajar akan mendatangkan hasil atau bermakna

jika guru dalam menyajikan materi pelajaran yang baru dapat menghubungkannya

dengan konsep relevan yang sudah ada dalam struktur kognisi siswa. Pada

penelitian ini menggunakan metode PBL dengan media real dimana dengan

media yang digunakan tersebut siswa dapat mengenal obyek yang diamati secara

langsung dalam mendapatkan konsep yang bermakna. Jika dilihat dari

karateristiknya, materi kelarutan dan hasil kali kelarutan merupakan materi yang

bersifat hitungan, sehingga guru dalam menyajikan materi pelajaran tentang

kelarutan dan hasil kali kelarutan dapat menghubungkannya dengan konsep

kemampuan matematik yang relevan dalam struktur kognitif siswa.

e. Teori Belajar Sosial

Teori Belajar sosial merupakan perluasan dari teori belajar perilaku, Teori

ini dikembangkan oleh Albert Bandura (1969). Teori ini menerima sebagian

besar prinsip-prinsip teori belajar perilaku, tetapi memberikan lebih banyak

penekanan pada efek-efek dari isyarat-isyarat pada perilaku, dan pada proses-

proses mental internal. Jadi dalam teori belajar sosial kita dapat memahami

bagaimana kita dapat belajar dari orang lain. Dalam pandangan belajar sosial

“ manusia itu tidak didorong oleh kekuatan-kekuatan dari dalam, tetapi jjuga tidak

Page 41: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

21

“dipukul” oleh stimulus-stimulus lingkungan. Tetapi fungsi psikologi diterangkan

sebagai interaksi yang continue dan timbal balik dari determinan-determinan

pribadi dan determinan-determinan lingkungan” (Bandura dalam Ratna Wilis

(1989:27).

Dari uraian di atas dapat dikatakan bahwa implikasi dari teori Bandura

dalam pembelajaran adalah upaya menciptakan tatanan pembelajaran dengan

dibentuk kelompok-kelompok belajar dengan tingkat kemampuan berbeda.

Fungsi mental yang lebih tinggi pada umumnya muncul dalam kerjasama antar

individu.

3. Problem Based Learning (PBL)

Problem Based Learning (PBL) adalah metode pembelajaran yang

menggunakan masalah dunia nyata, Salah satu model pembelajaran inovatif yang

dapat memberikan kondisi belajar aktif kepada siswa adalah model Problem

Based Learning (PBL) atau Pembelajaran Berbasis Masalah. Dutch dalam Taufiq

Amir (2010 : 21) memberi definisi bahwa “PBL merupakan metode instruksional

yang menantang siswa agar belajar untuk belajar, bekerja sama dalam kelompok

untuk mencari solusi bagi masalah yang nyata”. Masalah ini digunakan untuk

mengaitkan rasa keingintahuan serta kemampuan analisis siswa. Sementara

pengertian metode PBL menurut Arends (2008 : 41) adalah “Suatu metode yang

memiliki esensi yang melibatkan presentasi situasi-situasi yang autentik dan

bermakna, yang berfungsi sebagai landasan bagi investogasi dan penyelidikan

siswa”.

Page 42: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

22

Dari kedua pengertian di atas, Problem Based Learning (PBL) dapat

didefinisikan sebagai suatu metode pembelajaran yang menggunakan masalah

sebagai titik awal untuk memperoleh pengetahuan baru. Dalam metode Problem

Based Learning (PBL), fokus pembelajaran terletak pada masalah yang dipilih

sehingga siswa tidak hanya mempelajari konsep-konsep yang berhubungan

dengan masalah tetapi juga metode ilmiah untuk memecahkan masalah tersebut.

Oleh sebab itu, siswa tidak saja harus memahami konsep yang relevan dengan

masalah yang menjadi pusat perhatian tetapi juga memperoleh pengalaman belajar

yang berhubungan dengan keterampilan menerapkan metode ilmiah dalam

pemecahan masalah.

a. Hakikat Masalah dalam PBL

Masalah dalam PBL adalah masalah yang bersifat terbuka. Artinya,

jawaban dari masalah tersebut belum pasti. Setiap siswa, bahkan guru, dapat

mengembangkan kemungkinan jawaban. Dengan demikian, PBL memberikan

kesempatan pada siswa untuk bereksplorasi mengumpulkan dan menganalisis data

secara lengkap untuk memecahkan masalah yang dihadapi. Disamping itu, tingkat

kesukaran masalah juga harus disesuaikan dengan tingkat berpikir siswa. Hal

tersebut sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh David H. Jonassen &

Woei Hung (2008: 21-22), menyatakan bahwa “tingkat kesukaran masalah

memainkan peran penting dalam efektivitas hasil pembelajaran siswa di semua

jenis metode pembelajaran yang menggunakan masalah”. Masalah dengan tingkat

kesulitan yang tepat pada peserta didik akan sesuai dengan kesiapan kognitifnya,

sementara tingkat kesukaran masalah yang tidak tepat dapat melebihi kesiapan

Page 43: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

23

pembelajar dan menyebabkan kegagalan. Tujuan dari menilai tingkat kesukaran

masalah adalah untuk membantu peneliti mengidentifikasi jenis masalah yang

paling efektif digunakan dalam PBL.

Metode PBL dalam penelitian ini menekankan siswa untuk dapat

memecahkan masalah yang dimunculkan oleh guru pada awal pembelajaran.

Media pembelajaran yang dapat digunakan untuk memecahkan masalah tersebut

antara lain dengan laboratorium real dan virtual. Masalah yang diangkat juga

disesuaikan dengan pokok bahasan yang sedang dipelajari, yakni tentang

kelarutan dan hasil kali kelarutan.

Menurut Taufik Amir ( 2010 : 34) mengemukakan bentuk masalah dalam

PBL, antara lain terdapat pada Tabel 2.1 dibawah ini :

Tabel 2.1. Bentuk masalah dalam PBL

Fitur dari masalah Hal-hal yang perlu diperhatikan Karakteristik · Seperti apa relevansinya terhadap siswa?

· Seperti apa relevansinya terhadap dunia nyata? · Seperti apa tingkat kompleksivitas dan kesulitannya? · Apakah penyelesaiannya hanya menurut pemahan satu

topik, atau penyelesaiannya menurut integrasi multitopik atau bahkan multidisiplin ilmu?

· Seberapa terbuka solusi masalahnya? · Apakah masalah cukup “mengembang” (ill-

structured)? · Apakah cukup mengundang rasa ingin tahu? · Apakah cukup menantang dan menciptakan motivasi? · Apakah cukup membuat pemelajar harus

memanfaatkan pengetahuan terdahulunya dan mendapatkan informasi baru?

Lingkungan belajar dan sumber materi

· Sejauh mana masalah yang dapat menstimulasi kerjasama kelompok?

· Apakah perlu tuntutan mendapatkan sumber materi? · Data/ informasi seperti apa yang dituntut dari sumber

materi? Pelaporan dan presentasi

· Adakah sekenario dari penyelesian masalah? · Sejauh mana rincian laporan dan presentasi yang harus

dibuat?

Page 44: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

24

b. Tahapan-tahapan PBL

Banyak ahli yang menjelaskan bentuk penerapan PBL. Arends (2008: 57)

menjelaskan sintak PBL yang tersaji / dapat dilihat pada Tabel 2.2. dibawah ini :

Tabel 2.2. Sintak untuk PBL

Fase

Perilaku Guru

Fase 1 Memberikan orientasi

tentang permasalahannya

kepada siswa

Guru membahas tujuan pelajaran,

mendeskripsikan berbagai kebutuhan

penting dan memotivasi siswa untuk

terlibat dalam kegiatan untuk mengatasi

masalah.

Fase 2 Mengorganisasikan siswa

untuk meneliti

Guru membantu siswa untuk

mendefinisikan dan mengorganisasikan

tugas-tugas belajar yang terkait dengan

permasalahannya.

Fase 3 Membantu investigasi

mandiri dan kelompok

Guru mendorong siswa untuk

mendapatkan informasi yang tepat,

melaksanakan eksperimen dan mencari

penjelasan dan solusi.

Fase 4 Mengembangkan dan

mempresentasikan

Guru membantu siswa dalam

merencanakan dan menyiapkan seperti

laporan, dan model-model dan

membantu mereka untuk

menyampaikannya kepada orang lain.

Fase 5 Menganalisis dan

mengevaluasi proses

mengatasi masalah

Guru membantu siswa untuk melakukan

refleksi terhadap proses-proses yang

mereka gunakan.

Page 45: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

25

Tabel 2.2 menjelaskan tahapan PBL melalui lima sintak atau langkah.

Masing-masing langkah dijabarkan sesuai dengan pengertiannya. Sementara itu,

Tabel 2.3 berikut ini menjelaskan tahapan PBL melalui enam langkah menurut

pendapat John Dewey dalam Wina Sanjaya (2007: 217) menjelaskan 6 langkah

PBL, yaitu:

Tabel 2.3 Tahapan Problem Based Learning

Tahapan

Keterangan

1. Merumuskan masalah Langkah siswa menentukan masalah yang

akan dipecahkan.

2. Menganalisis masalah Langkah siswa meninjau masalah secara

kritis dari berbagai sudut pandang.

3. Merumuskan hipotesis Langkah siswa merumuskan berbagai

kemungkinan pemecahan sesuai dengan

pengetahuan yang dimilikinya.

4. Mengumpulkan data Langkah siswa mencari dan menggambarkan

informasi yang diperlukan untuk pemecahan

masalah.

5. Pengujian hipotesis Langkah siswa mengambil atau merumuskan

kesimpulan sesuai dengan penerimaan dan

penolakan hipotesis yang diajukan.

6. Merumuskan rekomendasi

pemecahan masalah

Langkah siswa menggambarkan rekomendasi

yang dapat dilakukan sesuai rumusan hasil

pengujian hipotesis dan rumusan kesimpulan.

Secara umum, kedua pendapat tersebut tidak jauh berbeda atau hampir

sama. Pada penelitian ini, tahapan PBL yang digunakan disarikan dengan

Page 46: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

26

menggabungkan kedua pendapat yang ada. Dari kedua pendapat ahli mengenai

langkah-langkah PBL tersebut maka secara umum PBL dapat dilakukan dengan

langkah-langkah berikut ini : (1). memberikan orientasi tentang permasalahan

kepada siswa, guru menyajikan tujuan pembelajaran dalam bentuk masalah atau

pertanyaan, siswa mengemukakan pendapat atau opini dari masalah itu;

(2). mengorganisasikan siwa untuk meneliti permasalahan, Guru membantu siswa

untuk mengorganisasikan tugas-tugas belajar yang terkait dengan

permasalahannya; (3). mengumpulkan data dan menganalisisnya, Guru

mengarahkan siswa untuk melakukan pengumpulan data dari eksperimen/

pekerjaan siswa untuk mencari penjelasan dan solusi dari permasalahan,

kemudian data yang didapatkan tersebut di Tabelkan; (4). mengembangkan dan

menyajikan hasil penyelesaian masalah, data yang didapatkan tersebut dianalisis

dengan mengacu pada tujuan penyelesaian masalah, lalu mengambil kesimpulan

dan melakukan presentasi dari hasil penyelesaian masalah; (5). melakukan

evaluasi, guru melakukan evaluasi hasil dari suatu proses penyelesaian masalah

yang telah dilakukan oleh siswa.

c. Keunggulan dan kelemahan PBL

Sebagai suatu strategi pembelajaran, PBL memiliki beberapa keunggulan,

antara lain: (1). pemecahan masalah merupakan teknik yang cukup bagus untuk

lebih memahami isi pelajaran; (2). pemecahan masalah dapat menantang

kemampuan siswa serta memberikan kepuasan untuk menemukan pengetahuan

baru bagi siswa; (3). pemecahan masalah dapat meningkatkan aktivitas

pembelajaran siswa; (4). pemecahan masalah dapat membantu siswa bagaimana

Page 47: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

27

mentransfer pengetahuan mereka untuk memahami masalah dalam kehidupan

nyata; (5). pemecahan masalah dapat membantu siswa untuk mengembangkan

pengetahuan barunya dan bertanggung jawab dalam pembelajaran yang mereka

lakukan. Di samping itu, pemecahan masalah tersebut juga dapat mendorong

untuk melakukan evaluasi sendiri baik terhadap hasil maupun proses belajarnya;

(6). melalui pemecahan masalah dapat memperlihatkan kepada siswa bahwa

setiap mata pelajaran (matematika, IPA, sejarah, dan sebagainya), pada dasarnya

merupakan cara berpikir, dan sesuatu yang harus dimengerti oleh siswa, bukan

hanya sekadar belajar dari guru atau dari buku-buku saja; (7). pemecahan

masalah dianggap lebih menyenangkan dan disukai siswa; (8). pemecahan

masalah dapat mengembangkan kemampuan siswa untuk berpikir kritis dan

mengembangkan kemampuan mereka untuk menyesuaikan dengan pengetahuan

baru; (9). pemecahan masalah dapat memberikan kesempatan pada siswa untuk

mengaplikasikan pengetahuan yang mereka miliki dalam dunia nyata;

(10). pemecahan masalah dapat mengembangkan minat siswa untuk secara terus-

menerus belajar sekalipun belajar pada pendidikan formal telah berakhir.

Disamping keunggulan, PBL juga memiliki kelemahan, antara lain:

(1). manakala siswa tidak memiliki minat atau tidak mempunyai kepercayaan

bahwa masalah yang dipelajari sulit untuk dipecahkan maka mereka akan merasa

enggan untuk mencoba; (2). keberhasilan strategi pembelajaran melalui

pemecahan masalah membutuhkan cukup waktu untuk persiapan; (3). tanpa

pemahaman mengapa mereka berusaha untuk memecahkan masalah yang sedang

dipelajari maka mereka tidak akan belajar apa yang mereka ingin pelajari.

Page 48: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

28

Kelemahan pembelajaran berbasis masalah tersebut dapat diatasi dengan cara

selalu membangkitkan semangat, minat, dan motivasi siswa pada awal

pembelajaran. Guru perlu menekankan kepada siswa bahwa setiap masalah yang

ada, pasti ada jalan keluarnya dan dapat dipecahkan bersama-sama dengan

kelompoknya. Untuk itu, perlu adanya variasi kegiatan awal pembelajaran yang

menarik bagi siswa. Disamping itu, agar PBL dapat berjalan dengan baik maka

perlu persiapan yang cukup oleh guru.

4. Media Pembelajaran

Dalam suatu proses belajar mengajar, dua unsur yang amat penting adalah

metode dan media pembelajaran, kedua aspek ini saling berkaitan. Pemilihan

salah satu metode pembelajaran tertentu akan mempengaruhi jenis media

pembelajaran yang sesuai. Media apabila dipahami secara garis besar adalah

manusia, materi, atau kejadian yang membangun kondisi yang membuat siswa

mampu memperoleh pengetahuan, ketrampilan, atau sikap. Dalam pengertian ini,

guru, buku teks, dan lingkungan sekolah merupakan media.

Menurut Shofyan, “ media pembelajaran merupakan segala sesuatu yang

digunakan dalam kegiatan pembelajaran agar dapat merangsang pikiran, perasaan,

minat dan perhatian siswa sehingga proses interaksi komunikasi edukasi antara

guru (atau pembuat media) dan siswa dapat berlangsung secara tepat guna dan

berdayaguna”, (http://forum.upi.edu, diakses tanggal 31 Oktober 2010). Maka

dari dua pendapat diatas dapat disimpulkan pengertian media adalah komponen

Page 49: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

29

sumber belajar atau wahana fisik yang mengandung materi instruksional di

lingkungan siswa yang dapat merangsang siswa untuk belajar.

Adapun ciri-ciri umum media pembelajaran adalah : (1). media pembelajaran

memiliki pengertian fisik yang dewasa ini dikenal sebagai hardware (perangkat

keras), yaitu sesuatu benda yang dapat dilihat, didengar, atau diraba dengan panca

indera; (2). media pembelajaran memiliki pengertian nonfisik yang dikenal

sebagai software (perangkat lunak), yaitu kandungan pesan yang terdapat dalam

perangkat keras yang merupakan isi yang ingin disampaikan kepada siswa;

(3). penekanan media pembelajaran terdapat pada visual dan audio;

(4). media pembelajaran memiliki pengertian alat bantu pada proses belajar baik

di dalam maupun di luar kelas; (5). media pembelajaran digunakan dalam rangka

komunikasi dan interaksi guru dan siswa dalam proses pembelajaran; (6). media

pembelajaran dapat digunakan secara massal (misalnya: radio, televisi), kelompok

besar dan kelompok kecil (misalnya film, slide, video, OHP) atau perongan

(misalnya: modul, komputer, radio tape/kaset, video, recorder); (7). sikap,

perbuatan, organisasi, strategi, dan manjemen yang berhubungan dengan

penerapan suatu ilmu.

Manfaat positif dari penggunaan media sebagai bagian integral pengajaran

di kelas adalah sebagai berikut: (1). penyampaian pelajaran menjadi lebih baku.

Setiap pelajar yang melihat atau mendengar penyajian melalui media menerima

pesan yang sama; (2). proses pembelajaran menjadi lebih menarik. Media dapat

diasosiasikan sebagai penarik perhatian dan membuat siswa tetap terjaga dan

memperhatikan; (3). pembelajaran menjadi lebih interaktif dengan diterapkannya

Page 50: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

30

teori belajar dan prinsip-prinsip psikologis yang diterima dalam hal partisipasi

siswa, umpan balik, dan penguatan; (4). lama waktu pengajaran yang diperlukan

dapat dipersingkat untuk mengantarkan pesan-pesan dan isi pelajaran dalam

jumlah yang cukup banyak dan kemungkinannya dapat diserap oleh siswa;

(5). kualitas hasil belajar dapat ditingkatkan; (6). pengajaran dapat diberikan

kapanpun dan dimanapun; (7). sikap positif siswa terhadap apa yang mereka

pelajari dan terhadap proses belajar dapat ditingkatkan; (8). peran guru dapat

berubah kearah yang lebih positif,dalam proses belajar mengajar. Dalam proses

pembelajaran pada penelitian ini menggunakan Media pembelajaran dengan

laboratorium real dan virtual.

5. Laboratorium Real

Laboratorium merupakan suatu tempat untuk melakukan percobaan untuk

melakukan pengamatan secara langsung. Hal ini sesuai dengan pendapat :

Laboratorium adalah tempat belajar mengajar melalui metode praktikum yang dapat menghasilkan pengalaman belajar dimana siswa berinteraksi dengan berbagai alat dan bahan untuk mengobservasi gejala-gejala yang dapat diamati secara langsung dan membuktikan sendiri sesuatu yang dipelajari jadi suatu laboratorium sekolah mempunyai peranan yang sangat penting dalam upaya meningkatkan mutu serta sistem pengajaran Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)”, (http://smileboys.blogspot.com/2008/05/ pengertian – laboratorium . html, diakses tanggal 1 november 2010).

Jadi, dalam pengertian yang khusus laboratorium adalah suatu ruangan

tertutup dimana percobaan dan penelitian dilakukan agar siswa dapat

mendapatkan konsep berdasarkan pengalaman siswa selama proses pembelajaran

berlangsung sehingga laboratorium mempunyai peranan yang sangat penting

Page 51: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

31

dalam kegiatan belajar mengajar disekolah. Sementara pengertian laboratorium

real adalah laboratorium khusus atau ruangan khusus yang dilengkapi dengan

alat-alat dan bahan-bahan nyata untuk melakukan percobaan, dalam laboratorium

real ini siswa benar-benar dihadapkan dengan benda-benda yang nyata. Peranan

laboratorium sudah lama dikembangkan dan dipergunakan dalam pembelajaran

IPA untuk mendukung proses pembelajaran, karena dengan melakukan percobaan

dilaboratorium dapat melibatkan siswa dalam pengalaman yang konkret terhadap

benda-benda dan konsep-konsep.

Kelebihan dari laboratorium nyata antara lain : (a). membuat siswa lebih

percaya atas kebenaran atau kesimpulan berdasarkan percobaannya; (b). dalam

membina siswa untuk membuat terobosan-terobosan baru dengan penemuan dari

hasil percobaannya dan bermanfaat bagi kehidupan manusia; (c). hasil-hasil

percobaan yang berharga dapat dimanfaatkan untuk kemakmuran umat manusia.

Sedangkan Kekurangannya : (a). metode ini lebih sesuai untuk bidang-bidang

sains dan teknologi; (b) metode ini memerlukan berbagai fasilitas peralatan dan

bahan yang tidak selalu mudah diperoleh dan kadangkala mahal; (c). metode ini

menuntut ketelitian, keuletan dan ketabaha; (d). setiap percobaan tidak selalu

memberikan hasil yang diharapkan karena mungkin ada factor-faktor tertentu

yang berada di luar jangkauan kemampuan atau pengendalian.

6. Laboratorium Virtual

Laboratorium virtual berbeda dengan laboratorium real, pada laboratorium

virtual alat dan bahan yang digunakan untuk melakukan kegiatan praktikum

adalah seperangkat komputer lengkap dengan software yang dirancang khusus

Page 52: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

32

untuk kegiatan eksperimen. Software ini berisi animasi- animasi alat bahan dan

desain untuk kegiatan eksperimen, dengan menggunakan media komputer sebagai

media pembelajaran, harus direncanakan secara sistematik agar pembelajaran dan

penggunaan komputer dapat berjalan dengan efektif. Pembelajaran dengan

menggunakan komputer perlu direncanakan dengan baik agar :

(1). menumbuhkan minat peserta didik; (2). menyampaikan materi baru;

(3). melibatkan peserta didik secara aktif; (4). mengevaluasi tingkat pemahaman

siswa; (5). menetapkan tindak lanjut.

Kelebihan dari laboratorium virtual, antara lain: (1). lebih efisien dan

efektif tidak menggunakan gedung dan alat-alat laboratorium yang rumit;

(2). siswa dapat mengulang kembali praktikum di rumah masing-masing jika

belum mengerti; (3). pengadaan laboratorium maya lebih murah dari pada sebuah

laboratorium nyata. Sedangkan kekurangan laboraorium virtual : (1). siswa tidak

dapat dapat meraba alat-alatnya secara nyata, sehingga psikomotor siswa kurang

terlatih dalam merangkai alat-alat praktikum; (2). keterampilan guru saat ini

dalam menggunakan IT masih kurang; (3). ketersediaan alat-alat IT di sekolah

masih kurang.

Berkenaan dengan masalah biaya, bagi sekolah penggunaan laboratorium

virtual tidaklah mahal, hal itu akan sangat terasa apabila alat dan bahan yang

dipergunakan untuk melakukan eksperimen di laboratorium real mahal (tidak

terjangkau). Untuk dapat mengaplikasikanya hanya dibutuhkan seperangkat

komputer dan softwarenya. Sedangkan menurut Bekir Bayrak (2007) mengatakan

bahwa “tidak ada perbedaan hasil belajar yang nyata antara arahan laboratorium

Page 53: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

33

dengan arahan komputer”, artinya belajar dengan menggunakan komputer pada

laboratorium virtual sama efektifnya dengan belajar menggunakan laboratorium

real.

[[

7. Kemampuan Matematik

Menurut Yulia Kovas (2007), ada tiga kategori kemampuan matematik

(mathematical ability), yaitu : (1). understanding number, kemampuan tentang

pengoperasian angka dan proses aljabar untuk digunakan dalam menyelesaikan

permasalahan hitungan; (2). non-numerical processes, kemampuan dalam

memahami proses matematika yang bukan angka dan memahami konsep-konsep

seperti perputaran atau pencerminan simetris dan operasi spasial lainnya;

(3). computation and knowledge, kemampuan untuk melakukan perhitungan

sederhana menggunakan metode kertas-pensil dan mengingat kembali fakta

matematika dan istilah-istilahnya.

Penelitian yang dilakukan John W Adam (2007) mengkaji tentang

perbedaan kemampuan matematik individu pada aspek : (1). genetics,

kemampuan matematik individu memiliki kaitan kuat dengan faktor genetic;

(2). cognition, perbedaan tingkat kemampuan matematik dapat dilihat dari

ketepatan penghitungan, individu yang tingkat ketepatan penghitungannya rendah

maka kaitan antar konsep dalam memori jangka panjangnya akan lemah;

(3). behavioral, tingkat rasa takut terhadap matematika akan mempengaruhi

kapasitas kerja otak. dan sikap terhadap matematika. Dari penjelasan ini dapat

dikatakan bahwa kemampuan matematik bersifat individual, artinya tiap individu

Page 54: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

34

memiliki kemampuan matematik yang berbeda-beda. Kemampuan matematik

dapat dijadikan variabel dalam penelitian.

Dalam pembelajaran kimia SMA, kemampuan matematik sangat

diperlukan, terlebih yang terkait dengan kemampuan menyelesaikan perhitungan

dan pengoperasian angka (understanding number) yaitu kemampuan dalam

melakukan operasi penjumlahan dan pengurangan, operasi perkalian dan

pembagian, operasi hitung aljabar, operasi dalam bentuk akar, dan kesebandingan.

Materi kelarutan dan hasil kali kelarutan merupakan materi yang bersifat

hitungan. Siswa agar mampu menyelesaikan soal hasil kali kelarutan tidak hanya

dituntut paham konsep, namun juga memiliki kemampuan berhitung yang baik.

8. Gaya Belajar

Pengertian gaya belajar menurut Bobi DePorter (2008 :112), “ gaya belajar

adalah kombinasi dari bagaimana seseorang itu menyerap dan kemudian mengatur

serta mengolah informasi”. Jadi, setiap siswa memiliki gaya belajar yang

berbeda-beda. Terdapat tiga modalitas belajar seseorang yaitu : “modalitas

visual, auditori atau kinestetik (V-A-K). Walaupun masing-masing dari kita

belajar dengan menggunakan ketiga modalitas ini pada tahapan tertentu,

kebanyakan orang lebih cenderung pada salah satu di antara ketiganya”. Adapun

karakteristik masing-masing gaya belajar antara lain:

Page 55: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

35

a. Gaya belajar visual

Bagi siswa yang mempunyai gaya belajar visual, yang memegang peranan

penting adalah mata / penglihatan (visual), dalam hal ini metode pembelajaran

yang digunakan oleh guru sebaiknya lebih banyak dititik beratkan kepada

peragaan / media, antara lain menggunakan materi-materi visual seperti gambar,

diagram, gunakan warna untuk mengingat hal-hal penting, menggunakan

multimedia (contoh: komputer dan video). Ciri-ciri siswa yang memiliki gaya

belajar visual antara lain: bicara agak cepat, lebih mengingat yang dilihat daripada

yang didengar, lebih suka membaca daripada dibacakan, memiliki masalah untuk

mengingat instruksi verbal kecuali jika ditulis.

b. Gaya belajar auditori (mendengar)

Bagi siswa yang mempunyai gaya belajar auditori, yang memegang

peranan penting adalah telinga/pendengaran (audio) dan lebih cepat dalam

menerima pelajaran dengan menggunakan diskusi verbal dan mendengarkan apa

yang guru katakana. Ciri-ciri siswa yang memiliki gaya belajar auditori antara

lain: mudah terganggu oleh keributan, belajar dengan mendengarkan dan

mengingat apa yang didiskusikan daripada yang dilihat. Strategi untuk

mempermudah belajar siswa auditori antara lain: ajak anak untuk ikut

berpartisipasi baik dalam kelas maupun dalam keluarga, dorong anak untuk

mempelajari materi pelajaran dengan keras, gunakan music untuk mengajarkan

anak, diskusikan ide dengan anak secara verbal dan biarkan anak merekam materi

pelajarannya kedalam kaset.

Page 56: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

36

c. Gaya belajar kinestetik

Anak yang mempunyai gaya belajar kinestetik belajar melalui

bergerak, menyentuh, dan melakukan. Anak seperti ini sulit untuk duduk

diam berjam-jam karena keinginan mereka untuk beraktifitas dan eksplorasi

sangatlah kuat. Siswa yang bergaya belajar ini belajarnya melalui gerak dan

sentuhan. Ciri-ciri gaya belajar kinestetik antara lain: berbicara perlahan,

penampilan rapi, tidak terlalu mudah terganggu dengan situasi keributan,

belajar melalui memanipulasi dan praktek, menghafal dengan cara berjalan

dan melihat, menggunakan jari sebagai petunjuk ketika membaca, menyukai

buku-buku dan mereka mencerminkan aksi dengan gerakan tubuh saat membaca,

menyukai permainan yang menyibukkan, dan menyentuh orang untuk

mendapatkan perhatian mereka menggunakan kata-kata yang mengandung aksi.

Strategi untuk mempermudah proses belajar anak kinestetik adalah :

jangan paksakan anak untuk belajar sampai berjam-jam, ajak anak untuk

belajar sambil mengeksplorasi lingkungannya (contohnya: ajak dia baca sambil

bersepeda, gunakan obyek sesungguhnya untuk belajar konsep baru), izinkan

anak untuk mengunyah permen karet pada saat belajar dan gunakan warna

terang untuk menghilite hal-hal penting dalam bacaan, izinkan anak untuk belajar

sambil mendengarkan musik.

Gaya belajar dapat menentukan prestasi belajar anak. Jika diberikan

strategi yang sesuai dengan gaya belajarnya, anak dapat berkembang dengan

Page 57: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

37

lebih baik. Gaya belajar otomatis tergantung dari orang yang belajar.

Artinya, setiap orang mempunyai gaya belajar yang berbeda-beda.

9. Prestasi Belajar Kimia

Setelah melakukan proses belajar mengajar kimia di kelas, untuk

mengetahui berhasil tidaknya seseorang dalam belajar maka perlu dilakukan suatu

evaluasi, tujuannya untuk mengetahui prestasi yang diperoleh siswa setelah proses

belajar mengajar berlangsung. Prestasi belajar merupakan hal yang tidak dapat

dipisahkan dari kegiatan belajar, karena kegiatan belajar merupakan proses,

sedangkan prestasi merupakan hasil dari proses belajar. Menurut Winkel

(2007:162) mengatakan bahwa “prestasi belajar adalah suatu bukti keberhasilan

belajar atau kemampuan seseorang siswa dalam melakukan kegiatan belajarnya

sesuai dengan bobot yang dicapainya”, Jadi dengan adanya nilai dari guru dapat

diketahui apakah prestasi belajar siswa itu baik atau tidak. Penilaian ini bertujuan

untuk melihat kemajuan peserta didik dalam menguasai materi yang telah

dipelajari dan ditetapkan. Hasil belajar terdiri dari tiga domain, yaitu:

a. Domain kognitif, berhubungan dengan kemampuan intelektual

Ada enam tingkatan domain kognitif dari yang sederhana sampai yang

lebih kompleks, yaitu: (1). Pengetahuan (knowledge), yaitu kemampuan

mengingat materi pelajaran yang telah dipelajari sebelumnya; (2). Pemahaman

(comprehention, understanding), seperti menafsirkan, menjelaskan, atau

meringkas; (3). Penerapan (application), yaitu kemampuan menafsirkan atau

menggunakan materi pelajaran yang telah dipelajari ke dalam situasi baru atau

Page 58: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

38

konkret; (4). Analisis (analysis), yaitu kemampuan menguraikan atau

menjabarkan sesuatu ke dalam komponen-komponen atau bagian-bagian sehingga

susunannya dapat dimengerti; (5). sintesis (synthesis), yaitu kemampuan

menghimpun bagian-bagian ke dalam suatu keseluruhan; (6). evaluasi

(evaluation), yaitu kemampuan menggunakan pengetahuan untuk membuat

penilaian terhadap sesuatu berdasarkan kriteria tertentu.

b. Domain afektif, berhubungan dengan perhatian, sikap, dan nilai

Domain ini mempunyai lima tingkatan dari yang sederhana sampai kepada yang

lebih kompleks, yaitu: (1). penerimaan (receiving), merupakan kepekaan

menerima rangsangan (stimulus) baik berupa situasi maupun gejala;

(2). penanggapan (responding), berkaitan dengan reaksi yang diberikan seseorang

terhadap stimulus yang datang; (3). penilaian (valuing), berkaitan dengan nilai dan

kepercayaan terhadap gejala atau stimulus yang datang; (4). organisasi

(organization), yaitu penerimaan terhadap berbagai nilai yang berbeda

berdasarkan suatu sistem nilai tertentu yang lebih tinggi; (5). karakteristik nilai

(characterization by a value complex), merupakan keterpaduan semua sistem nilai

yang telah dimiliki seseorang, yang mempengaruhi pola kepribadian dan tingkah

lakunya.

c. Domain psikomotor, meliputi keterampilan motorik dan gerak fisik

Domain psikomotor mempunyai enam tingkatan dari yang sederhana

hingga yang lebih kompleks, maliputi: (1). persepsi (perception), berkaitan

dengan penggunaan indera dalam melakukan kegiatan; (2). kesiapan melakukan

Page 59: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

39

pekerjaan (set), berkaitan dengan kesiapan melakukan suatu kegiatan, baik secara

mental, fisik, maupun emosional; (3). mekanisme (mechanism), berkaitan dengan

penampilan respons yang sudah dipelajari; (4). respons terbimbing (guided

respons), yaitu mengikuti atau mengulang perbuatan yang diperintahkan oleh

orang lain; (5). kemahiran (complex overt respons), berkaitan dengan

keterampilan yang sudah berkembang di dalam diri individu sehingga yang

bersangkutan mampu memodifikasi pola gerakannya; (6). keaslian (origination),

merupakan kemampuan menciptakan pola gerakan baru sesuai dengan situasi

yang dihadapi.

Dari beberapa teori di atas, dapat disimpulkan bahwa prestasi belajar

merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah belajar dan mengikuti proses

pembelajaran, yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Proses

pembelajaran dikatakan berhasil baik apabila dapat menghasilkan prestasi belajar

yang baik pula. Prestasi belajar mempunyai beberapa fungsi utama, antara lain:

(1). prestasi belajar sebagai indikator kualitas dan kuantitas pengetahuan yang

telah dikuasai siswa; (2). prestasi belajar sebagai lambang pemuasan hasrat ingin

tahu siswa; (3). prestasi belajar sebagai bahan informasi dalam inovasi

pendidikan; (4). prestasi belajar sebagai indikator produktivitas suatu institusi

pendidikan; (5) prestasi belajar dapat dijadikan indikator daya serap atau

kecerdasan siswa.

Jadi, prestasi belajar tidak hanya berfungsi sebagai indikator keberhasilan

dalam belajar bidang tertentu saja tetapi juga berfungsi sebagai indikator kualitas

institusi pendidikan. Dalam penelitian ini, prestasi belajar kimia ditunjukkan

Page 60: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

40

dengan penilaian formatif, yang dilaksanakan pada akhir pembelajaran pada

pokok bahasan kelarutan dan hasil kalil kelarutan. Alat penilaian yang dalam

bentuk tes maupun non-tes. Penilaian non-tes digunakan untuk mengukur

keberhasilan siswa dalam aspek afektif, sedangkan untuk mengukur tingkat

keberhasilan siswa dalam aspek kognitif umumnya dilakukan dengan tes. “Alat

penilaian dikatakan mempunyai kualitas yang baik apabila alat tersebut memenuhi

dua hal, yakni ketepatannya atau validitasnya dan keajegannya atau

reliabilitasnya”, (Nana Sudjana, 1996: 12). Dari uraian di atas dapat disimpulkan

bahwa untuk mengetahui prestasi belajar dilakukan evaluasi atau penilaian.

Bentuk penilian berupa tes maupun non tes. Tes yang baik harus memenuhi

kriteria tertentu dan juga harus sesuai dengan tujuan peruntukannya.

10. Materi Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

a. Pengertian Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan

Kelarutan (solubility) adalah jumlah maksimal zat yang dapat larut dalam

sejumlah tertentu pelarut/larutan pada suhu tertentu. Untuk zat yang tergolong

mudah larut, kelarutannya dinyatakan dalam gram per 100 gram air, untuk zat

yang tergolong sukar larut dinyatakan dalam mol L-1 sama dengan kemolaran.

Perak kromat (Ag2CrO4) merupakan contoh garam yang sukar larut dalam air.

Jika kita memasukkan sedikit saja Kristal garam itu kedalam segelas air kemudian

diaduk, kita akan melihat bahwa sebagian besar dari garam tidak larut

(mengendap di dalam gelas). Larutan perak kromat mudah sekali jenuh. Apakah

setelah mencapai keadaan jenuh proses melarut berhenti? Ternyata tidak.

Page 61: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

41

Kesetimbangan dalam larutan jenuh perak kromat terdapat pada gambar 1

dibawah ini sebagai berikut :

Ag2CrO4(s) 2Ag+ (aq) + CrO42-

(aq)

Gambar 1. Larutan Jenuh Perak Kromat

Tetapan kesetimbangan dari kesetimbangan antara garam atau basa yang

sedikit larut disebut tetapan hasil kali kelarutan dan dinyatakan dengan lambang

Ksp. Persamaan tetapan hasil kali kelarutan untuk Ag2CrO4, sesuai dengan

persamaan berikut ini :

Ksp = [Ag+]2 [CrO42-]

Secara umum, persamaan kesetimbangan larutan garam AxBy sebagai berikut :

AxBy(S) xAy+(aq) + yBx-(aq)

Ksp = [Ay+]2 [Bx-]y

b. Hubungan Kelarutan (s) dan Tetapan Hasil Kali Kelarutan (Ksp)

Pada reaksi kesetimbangan Ag2CrO4(s) ⇌ 2Ag+(aq) + CrO4

2-(aq) konsentrasi

kesetimbangan ion Ag+ dan ion CrO42- dalam larutan jenuh dapat dikaitkan

dengan kelarutan Ag2CrO4 , yang sesuai dengan stoikiometri reaksi (perbandingan

Ag+ + CrO4-

Ag2CrO4(s)

Page 62: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

42

koefisien reaksinya). Jika kelarutan Ag2CrO4 dinyatakan dengan s, maka

konsentrasi Ag+ dalam larutan sama dengan 2 s dan konsentrasi ion CrO42- sama

dengan s.

Ag2CrO4(s) ⇌ 2Ag+(aq) + CrO4

2-(aq)

s 2s s

Dengan demikian, nilai tetapan hasil kali kelarutan (Ksp) Ag2CrO4 dapat dikaitkan

dengan nilai kelarutannya (s) sebagai berikut:

Ksp = [Ag+]2[CrO42-] = (2s)2 (s) = 4s3

Secara umum, hubungan antara kelarutan (s) dengan tetapan hasil kali kelarutan

(Ksp) untuk elektrolit AxBy dapat dinyatakan sebagai berikut:

AxBy(s) ⇌ xAy+(aq) + y Bx-

(aq)

s xs ys

Ksp = [Ay+]x [Bx-]y

= (xs)x (ys)y

= xxyys(x+y)

c. Pengaruh Ion Senama terhadap kelarutan

Contoh pengaruh ion senama pada larutan elektrolit adalah pada larutan

jenuh Ag2CrO4, apakah yang akan terjadi apabila kedalam larutan jenuh itu kita

tambahkan larutan AgNO3 atau larutan K2CrO4? Dalam larutan jenuh Ag2CrO4

Page 63: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

43

terdapat kesetimbangan antara Ag2CrO4 padat dengan ion-ion Ag+ dan ion-ion

CrO42-.

Ag2CrO4 2Ag+(aq) + CrO42-

(aq)

Penambahan larutan AgNO3 atau K2CrO4 akan memperbesar ion 2Ag+ atau ion

CrO42- dalam larutan.

AgNO3(aq) Ag+(aq) + NO3

-(aq)

K2CrO4(aq) 2K+(aq) + CrO4

2-(aq)

Sesuai dengan azas Le Chatelier tentang pergeseran kesetimbangan,

penambahan ion Ag+ atau ion CrO42- akan menggeser kesetimbangan kekiri.

Akibat dari pergeseran itu, jumlah Ag2CrO4 yang larut mulai berkurang. Jadi

dapat disimpulkan bahwa ion senama akan memperkecil kelarutan. Akan tetapi

sebagaimana halnya kesetimbangan pada umumnya, ion senama tidak

mempengaruhi harga tetapan hasil kali kelarutan selama suhu tidak berubah.

d. Pengaruh pH terhadap kelarutan

Tingkat keasaman larutan (pH) dapat mempengaruhi kelarutan dari berbagai

jenis zat. Suatu basa umumnya lebih larut dalam larutan yang bersifat asam, dan

sebaliknya lebih sukar larut dalam larutan yang bersifat basa. Garam-garam yang

berasal dari asam lemah akan lebih mudah larut dalam larutan yang bersifat asam

kuat.

Page 64: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

44

1) pH dan kelarutan basa

Sesuai dengan efek ion senama, suatu basa akan lebih sukar larut dalam

larutan yang bersifat basa daripada larutan yang bersifat netral.

Contoh : Membandingkan kelarutan basa dalam air dan dalam larutan yang

bersifat basa.

Diketahui tetapan hasil kali kelarutan Mg(OH)2 = 2 x 10-12. Tentukanlah kelarutan

Mg(OH)2 dalam:

a) akuades (air murni)

b) larutan dengan pH = 12

Jawab:

a) dalam air, Mg(OH)2 akan larut hingga terjadi larutan jenuh dimana:

[Mg2+] [OH-]2 = Ksp Mg(OH)2

Misal kelarutan Mg(OH)2 = s mol L-1

Mg(OH)2(s) ⇌ Mg2+(aq) + 2OH-

(aq)

s s 2s

[Mg2+] [OH-]2 = Ksp Mg(OH)2

(s) (2s)2 = 2 x 10-12

4s3 = 2 x 10-12

s = 7,94 x 10-5 mol. L-1

jadi kelarutan Mg(OH)2 dalam air sebesar 7,94 x 10-5 mol. L-1

b) dalam larutan dengan pH = 12

pH = 12 → pOH = 2

Page 65: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

45

[OH-] = 1 x 10-2 mol. L-1

Mg(OH)2 akan larut hingga terjadi larutan jenuh, misalkan kelarutan

Mg(OH)2 = x mol. L-1

Mg(OH)2(s) ⇌ Mg2+(aq) + 2OH-

(aq)

x x 2x

konsentrasi ion OH- dalam larutan = 1 x 10-2 + 2x mol. L-1. Substitusi data ini ke

dalam persamaan tetapan konsentrasi Mg(OH)2 menghasilkan persamaan sebagai

berikut:

[Mg2+] [OH-]2 = Ksp Mg(OH)2

(x) (1 x 10-2 + 2x) = 2 x 10-12

Oleh karena dapat diduga bahwa x << 1 x 10-2 , maka 1 x 10-2 + 2x ≅ 1 x 10-2.

Persamaan di atas dapat ditulis sebagai berikut:

(x) (1 x 10-2)2 = 2 x 10-12

x = 2 x 10-8

jadi kelarutan Mg(OH)2 dalam larutan dengan pH = 12 adalah

2 x 108 mol. L-1. Kelarutan ini kira-kira 4.000 kali lebih kecil daripada kelarutan

Mg(OH)2 dalam akuades.

2) pH dan Kelarutan Garam

Kalsium karbonat (CaCO3) sukar larut dalam air, tetapi larut dalam larutan

HCl. Fakta ini dapat diterangkan sebagai berikut:

Page 66: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

46

Dalam larutan jenuh CaCO3 terdapat kesetimbangan sebagai berikut:

CaCO3(s) ⇌ Ca2+(aq) + CO3

2-(aq)

Dalam larutan asam, ion CO32- akan diikat oleh H+membentuk HCO3

- atau

H2CO3. H2CO3 selanjutnya akan terurai membentuk CO2 dan H2O. Hal ini akan

menggeser kesetimbangan ke arah kanan. Dengan kata lain CaCO3 melarut.

3) pH dan kelarutan garam

Kalsium karbonat (CaCO3) sukar larut dalam air, tetapi larut dalam

larutan HCl. Fakta ini dapat diterangkan sebagai berikut, dalam larutan jenuh

CaCO3 terdapat kesetimbangan :

CaCO3(s) Ca2+(aq) + CO3

2-(aq)

Dalam larutan asam, ion CO32- akan diikat oleh ion H+ membentuk HCO3

- atau

H2CO3. H2CO3 selanjutnya akan terurai membentuk CO2 dan H2O. Hal ini akan

menggeser kesetimbangan diatas kekanan. Dengan kata lain, menyebabkan

CaCO3 melarut.

e. Reaksi Pengendapan

Kita dapat mengeluarkan suatu ion dalam larutannya melalui reaksi

pengendapan. Misalnya ion kalsium (Ca2+) dalam air sudah dapat dengan

menambahkan larutan Na2CO3. Dalam hal ini, ion Ca2+ akan bergabung dengan

ion carbonat (CO32-) membentuk CaCO3, suatu garam yang sukar larut, sehingga

mengendap.

Ca2+(aq) + CO3

2-(aq) CaCO3(s)

Page 67: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

47

Contoh lainnya yaitu mengendapkan ion Cl- dari air laut dengan menambahkan

larutan perak nitrat (AgNO3). Ion Cl- akan bergabung dengan ion Ag+ membentuk

AgCl yang sukar melarut.

Cl- (aq) + Ag+(aq) ⇌ AgCl(s)

Proses terjadinya pengendapan AgCl ketika larutan yang mengandung ion

Cl- ditetesi dengan ion Ag+. Apakah endapan AgCl langsung terbentuk begitu ada

ion Ag+ memasuki larutan? Kita ingat kembali bahwa AgCl dapat larut dalam air,

meskipun dalam jumlah yang sangat sedikit. Artinya ion Ag+ dan ion Cl- dapat

berada secara bersama dalam larutan sehingga larutan itu jenuh, yaitu sampai hasil

kali [Ag+][Cl-] sama dengan nilai Ksp AgCl. Apabila penambahan ion Ag+

dilanjutkan hingga hasil [Ag+][Cl-] > Ksp AgCl maka kelebihan ion Ag+ dan ion

Cl- akan bergabung membentuk endapan AgCl. Jadi pada penbahan larutan Ag+ ke

dalam larutan Cl- dapat terjadi tiga hal sebagai berikut:

Jika [Ag+][Cl-] < Ksp AgCl, larutan belum jenuh.

Jika [Ag+][Cl-] = Ksp AgCl, larutan tepat jenuh.

Jika [Ag+][Cl-] > Ksp AgCl, larutan lewat jenuh (terjadi pengendapan).

Sebagai mana telah dipelajari ketika membahas kesetimbangan kimia,

hasil kali konsentrasi seperti dirumuskan dalam rumus tetapan kesetimbangan

(bukan konsentrasi kesetimbangan) kita kenal dengan Qc. Jadi secara umum dapat

dikatakan bahwa:

Jika Qc < Ksp, larutan belum jenuh.

Jika Qc = Ksp, larutan tepat jenuh.

Jika Qc > Ksp, larutan terjadi pengendapan

Page 68: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

48

B. Penelitian yang relevan

Sebagai bahan perbandingan, perlu dikemukakan penelitian-penelitian

terdahulu yang ada hubungannya dengan penelitian yang akan dilakukan, di

antaranya adalah :

1. Judul : Pembelajaran Biologi Berbasis Masalah melalui Metode Proyek dan

Inkuiri ditinjau dari Kreativitas dan Sikap Ilmiah Siswa.

Peneliti : Septa Krisdiyanto, Prodi Pendidikan Sains-Program Pascasarjana

Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2010. Kesimpulan penelitian yang

dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa terdapat pengaruh pembelajaran

berbasis masalah dengan menggunakan metode proyek dan inkuiri terhadap

prestasi belajar siswa, kesamaan antara penelitian yang akan dilakukan

penulis dengan penelitian ini adalah sama-sama menggunakan penerapan

pembelajaran berbasis masalah tetapi pada penelitian ini membandingkan

antara dua metode dan memperhatikan kreativitas dan sikap ilmiah.

Perbedaannya terletak pada media pembelajaran yang digunakan, penulis

membandingkan media pembelajaran dengan memperhatikan kemampuan

matematik dan gaya belajar siswa.

2. Judul : Pembelajaran kimia menggunakan pendekatan CTL dengan

eksperimen laboratorium dan eksperimen virtual dengan

mempertimbangkan sikap ilmiah siswa pada materi pokok asam, basa dan

garam siswa kelas VII SMP N 3 Karanganyar. Peneliti : Titin Catur

Winarti, Prodi Pendidikan Sains-Program Pascasarjana Universitas Sebelas

Page 69: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

49

Maret Surakarta, 2009. Kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh peneliti

menunjukkan bahwa prestasi belajar siswa dengan menggunakan

eksperimen virtual lebih baik jika dibandingkan prestasi belajar siswa

dengan eksperimen laboratorium. Kesamaan antara yang dilakukan penulis

dengan penelitian di atas adalah penulis juga menerapkan pembelajaran

dengan laboratorium riil dan virtual dalam pengajaran kimia. Perbedaannya

terletak pada pendekatan pembelajaran dan materi pelajaran yang diajarkan

yaitu asam basa dan garam, sedangkan penulis menggunakan materi

Kelarutan dan Hasil Kali Kelarutan.

3. Judul : Pembelajaran Biologi Metode Inkuiri Terbimbing menggunakan

Laboratorium Riil dan Laboratorium Virtuil ditinjau dari Sikap Ilmiah dan

Gaya Belajar. Peneliti : Supi Iswari, Prodi Pendidikan Sains-Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta, 2009. Kesimpulan

penelitian yang dilakukan oleh peneliti menunjukkan bahwa Pembelajaran

Inkuiri terbimbing dengan laboratorium riil dan laboratorium virtuil dapat

menunjukkan perbedaan prestasi belajar. Dalam proses pembelajaran

konsep teoritis yang abstrak memerlukan media untuk memvisualisasikan

materi menjadi konkret. Sikap ilmiah dan gaya belajar siswa sangat

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Kesamaan antara yang dilakukan

penulis dengan penelitian di atas adalah penulis juga menerapkan

pembelajaran dengan laboratorium real dan virtual dalam pengajaran kimia,

sama-sama membahas gaya belajar siswa. Perbedaannya terletak pada

Page 70: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

50

metode pembelajaran yaitu penulis menggunakan metode Problem Based

Learning (PBL).

4. Judul : Pembelajaran Kimia melalui Metode TAI dan GI ditinjau dari

Kemampuan Awal dan Kemampuan Matematik Siswa. Peneliti : Mawan

Akhir Riwanto, Prodi Pendidikan Sains-Program Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta, 2010. Kesimpulan penelitian yang dilakukan oleh

peneliti menunjukkan bahwa terdapat pengaruh kemampuan matematik

tinggi dan kemampuan matematik rendah terhadap prestasi belajar siswa,

berarti dari analisa data dalam penelitian tersebut diperoleh hasil bahwa

pengaruh pembelajaran dengan metode TAI dan GI yang disertai

kemampuan awal dan kemampuan matematik siswa tinggi memiliki prestasi

belajar yang lebih baik daripada siswa yang memiliki kemampuan awal dan

kemampuan matematik yang rendah. Kesamaan antara penelitian yang

akan dilakukan penulis dengan penelitian ini adalah sama-sama mengukur

kemampuan matematik siswa, sementara perbedaannya terletak pada metode

pembelajajaran yang digunakan.

Hasil penelitian lain yang dipublikasikan secara internasional dalam bentuk

jurnal internasional menurut David H. Jonassen & Woei Hung yang berjudul “All

Problems are not Equal: Implications for Problem-Based Learning, The

Interdisciplinary Journal of Problem-based Learning”. Hasil penelitian ini

menunjukkan bahwa tingkat kesukaran masalah memegang peran penting dalam

efektivitas hasil pembelajaran siswa di semua jenis metode pembelajaran yang

Page 71: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

51

menggunakan masalah. Masalah dengan tingkat kesulitan yang tepat pada peserta

didik akan sesuai dengan kesiapan kognitifnya, sementara tingkat kesukaran

masalah yang tidak tepat dapat melebihi kesiapan pembelajar dan menyebabkan

kegagalan.

Penelitian yang lain menurut Lucilia Domingues, tahun 2010 yang

berjudul ” Virtual laboratories in (bio) chemical engineering education”. Hasil

penelitian ini menunjukkan bahwa Informasi dan Komunikasi (ICT) telah

mendorong terciptanya gaya belajar baru dengan menggunakan laboratorium

virtual sebagai pelengkap atau pengganti sesi laboratorium, dengan laboratorium

virtual dapat mengatasi beberapa keterbatasan dari percobaan yang konvensional.

Kedua hasil penelitian yang dipublikasikan secara internasional di atas

menekankan pada proses penyelesaian masalah dalam pembelajaran. Tujuan

akhirnya yaitu untuk meningkatkan efektivitas pembelajaran dan prestasi belajar

siswa dalam mengikuti pembelajaran yang berbasis pada masalah. Sementara itu,

penelitian yang dilakukan oleh peneliti berusaha untuk mengetahui pengaruh

penggunaan pendekatan pembelajaran berbasis masalah terhadap prestasi belajar

siswa namun dengan tidak mengabaikan hakikat kimia sebenarnya yang

merupakan satu kesatuan yang meliputi proses, produk, dan sikap.

C. Kerangka Berfikir

Berdasarkan teori yang telah diuraikan, dapatlah disusun suatu kerangka

pemikiran guna memperoleh jawaban sementara atas permasalahan yang

dikemukakan, adapun kerangka berfikir pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

Page 72: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

52

1. Pengaruh penggunaan metode Problem Based Learning (PBL) baik dengan

laboratorium real maupun virtual terhadap prestasi belajar siswa.

Materi kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp) merupakan suatu materi

yang sebagian besar materinya bersifat abstrak. Pada umumnya siswa dalam

memahami materi kelarutan dan hasil kali kelarutan (Ksp) cendrung belajar

dengan hafalan dari pada memahami konsep materi tersebut. Hal ini menyebabkan

sebagian besar materi ini menjadi lebih abstrak, sehingga siswa tidak dapat

mengenali konsep-konsep atau hubungan antar konsep yang diperlukan untuk

memahaminya, sehingga, siswa tidak memiliki pemahaman konsep kimia yang

bersifat dasar pada awal mereka mempelajari ilmu kimia. Akibatnya siswa tidak

mampu berpikir ilmiah terhadap peristiwa sehari-hari yang terjadi dalam dunia

nyata siswa. Hal ini tentu tidak sesuai dengan salah satu tujuan pembelajaran

kimia yaitu memahami konsep-konsep kimia dan saling keterkaitannya serta

penerapannya untuk menyelesaikan masalah dalam kehidupan sehari-hari. Oleh

sebab itu, agar tujuan pembelajaran dapat terlaksana dengan baik, maka dapat

digunakan suatu metode Problem Based Learning (PBL) yang dilengkapi dengan

media laboratorium real dan virtual.

Kegiatan pembelajaran yang menggunakan laboratorium berarti memberi

kesempatan seluas-luasnya kepada siswa untuk melakukan percobaan dan

meningkatkan kemampuannya sehingga dapat meningkatkan prestasinya, karena

dengan kegiatan laboratorium siswa dapat melakukan peragaan, simulasi,

pengukuran, dan pengamatan secara langsung untuk menggali potensi sesuai

dengan tuntutan dari standar kompetensi maupun kompetensi dasar yang

Page 73: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

53

ditentukan dalam kurikulum. Guru dapat memfokuskan peranannya untuk

memfasilitasi, membimbing, mengarahkan, dan memotivasi siswanya untuk

menemukan jawaban dari permasalahan yang dituangkan pada lembar kerja siswa.

Menurut Ausebel ”Guru harus dapat mengembangkan potensi kognitif

siswa melalui proses belajar yang bermakna”. Penggunaan laboratorium real

dalam pembelajaran kimia memiliki keunggulan obyek yang diamati merupakan

obyek yang nyata berada dalam lingkungan sehari-hari, dengan demikian siswa

dapat lebih mengenal obyek dan mendapatkan konsep yang bermakna. Sedangkan

kelemahan penggunaan laboratorium real adalah ketersediaan peralatan

laboratorium yang terbatas jumlahnya dan perlu persiapan yang lama untuk

melakukan pengamatan baik persiapan alat dan bahan, selain itu siswa masih

banyak mengalami kesulitan dalam menggunakan alat dan bahan percobaan.

Sementara siswa yang pembelajarannya menggunakan laboratorium

virtual, dalam melakukan percobaan tidak dihadapkan dengan alat dan bahan yang

nyata tetapi melalui komputer yang telah dilengkapi dengan software yang

didesain khusus untuk melakukan percobaan. Keunggulan dari penggunaan

laboratorium virtual adalah siswa lebih dapat menekuni materi yang disajikan,

karena siswa dapat dengan cepat mendapatkan materi yang diinginkan. Pada

media laboratorium virtual dapat dilakukan secara berulang-ulang tanpa

menghabiskan waktu untuk mempersiapkan pengulangan sehingga siswa dapat

mengulang praktikum hingga mereka merasa paham. Akan tetapi kelemahan

penggunaan laboratorium virtual adalah tidak semua siswa dapat mengoperasikan

Page 74: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

54

komputer dengan baik, sehingga siswa tidak bisa mengikuti pelajaran dengan

baik.

SMAN 1 Boja sudah mempunyai fasilitas laboratorium kimia yang

lengkap tetapi fasilitas tersebut jarang dipergunakan untuk kegiatan pembelajaran,

sehingga apabila kegiatan pembelajaran dilakukan dengan menggunakan

laboratorium siswa akan merasa kesulitan, karena tidak terbiasa melakukannya,

sehingga dimungkinkan memerlukan waktu yang lama untuk melakukan

peercobaan. Sementara laboratorium komputer yang tersedia di SMAN 1 Boja

memiliki jumlah komputer yang memadai untuk proses pembelajaran kimia,

dimana dengan jumlah komputer yang banyak siswa lebih dapat berkonsentrasi

dalam melakukan percobaan, dan jika melihat keadaan siswa di SMAN 1 Boja

rata-rata sudah mempunyai kompetensi yang memadai untuk mengoperasionalkan

komputer sehingga siswa dapat dengan lancar melakukan percobaan. Disamping

itu pula, siswa akan merasa lebih semangat karena media pembelajaran

laboratorium virtual mempunyai tampilan yang menarik, yang dilengkapi dengan

animasi-animasi dan gambar.

Dari pemikiran di atas diduga bahwa siswa yang pembelajarannya melalui

Problem Based Learning (PBL) menggunakan laboratorium virtual memperoleh

prestasi belajar baik kognitif maupun afektif yang lebih baik daripada siswa yang

menggunakan laboratorium real.

Page 75: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

55

2. Pengaruh kemampuan matematik terhadap prestasi belajar kimia.

Ausebel berpendapat bahwa guru harus dapat mengembangkan potensi

kognitif siswa melalui proses belajar yang bermakna. Proses belajar akan

mendatangkan hasil atau bermakna bila guru dalam menyajikan materi pelajaran

yang baru dapat menghubungkan dengan konsep yang relevan yang sudah ada

dalam struktur kognitif siswa. Materi kelarutan dan hasil kali kelarutan

merupakan materi yang bersifat hitungan. Sementara itu kemampuan matematik

yang dimaksud dalam penelitian ini adalah kemampuan dalam mengoperasikan

bilangan dalam penjumlahan, pengurangan, perkalian, pembagian, dan

kesebandingan. Siswa dengan struktur kognitif perhitungan yang baik, dapat

menghubungkan persoalan hitungan kelarutan dan hasil kali kelarutan dengan

konsep perhitungan yang telah ada pada struktur kognitifnya. Siswa dengan

kemampuan matematik tinggi akan dapat melakukan perhitungan matematik

dengan cepat dan tepat. Kemampuan matematik yang tinggi dimungkinkan akan

membantu siswa dalam menyelesaikan soal hitungan yang ada dalam materi

kelarutan dan hasil kali kelarutan , harapannya prestasi kognitif makin baik.

Ranah afektif merupakan ranah yang berkaitan dengan perasaan, emosi,

sikap, derajat penerimaan atau penolakan terhadap suatu objek. Siswa dengan

kemampuan matematik tinggi akan merasa senang dalam melakukan perhitungan-

perhitungan dalam soal kelarutan dan hasil kali kelarutan. Hal ini dapat

mendorong sikap positif terhadap pelajaran. Berbeda dengan siswa yang memiliki

kemamapuan matematik rendah, akan merasa terbebani dengan persoalan

perhitungan. Orientasi perasaan dan sikap ini akan mempengaruhi perkembangan

Page 76: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

56

afektif siswa selama pembelajaran. Dari pemikiran di atas, diduga siswa yang

memiliki kemampuan matematik tinggi akan memiliki prestasi belajar ranah

kognitif dan afektif yang lebih baik dibanding siswa dengan kemampuan

matematik rendah.

3. Pengaruh Gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar kimia.

Siswa memiliki kecenderungan dalam menerima dan mengolah informasi

selama proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan gaya belajar mereka

masing-masing. Siswa yang memiliki gaya belajar visual cenderung melakukan

proses belajar dengan penglihatan (visual), siswa yang seperti ini biasanya lebih

mengingat daripada yang didengar. Sementara siswa yang mempunyai gaya belajar

kinestetik belajar melalui bergerak, menyentuh dan melakukan. Biasanya siswa

yang seperti ini cenderung lebih aktif pada saat proses pembelajaran.

Materi kelarutan dan hasil kali kelarutan merupakan suatu materi yang

bersifat hitungan, jadi dalam mempelajari materi tersebut diperlukan latihan soal

secara terus menerus. Siswa dengan gaya belajar kinestetik lebih menyukai kegiatan

seperti menulis sehingga ketika mereka mengerjakan soal-soal mereka lebih

bersemangat, dan lebih mengingat materi pelajaran yang sedang dipelajari sehingga

diduga bahwa siswa yang memiliki gaya belajar yang kinestetik akan memperoleh

prestasi kognitif dan afektif yang lebih baik dibandingkan siswa yang memiliki

gaya belajar visual.

Page 77: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

57

4. Interaksi metode Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan

media laboratorium real dan virtual dengan kemampuan matematik terhadap

prestasi belajar siswa.

Pembelajaran metode PBL menggunakan media pembelajaran dengan

kemampuan matematik sangat berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Siswa

dengan kemampuan matematik tinggi membutuhkan suatu media permbelajaran

yang sesuai untuk lebih mengasah kemampuannya tersebut. Oleh karena itu

pembelajaran dengan media laboratorium real dan virtual merupakan salah satu

media yang tepat untuk memfasilitasi siswa dengan karakteristik tersebut di atas.

Hal ini disebabkan karena prinsip dasar dari media pembelajaran dengan

menggunakan laboratorium real dan virtual menekankan pada pengalaman-

pengalaman belajar yang mendorong siswa untuk dapat menemukan konsep-

konsep ataupun membuktikan konsep-konsep dan prinsip melalui proses

praktikum sehingga dapat menghubungkan pengetahuan yang diterima dengan

pengetahuan awal yang dimiliki, sementara itu karateristik materi kelarutan dan

hasil kali kelarutan merupakan materi yang bersifat hitungan.

Ditinjau dari kemampuan matematiknya, siswa yang memiliki kemampuan

matematik tinggi jika diberikan perlakuan menggunakan media laboratorium

virtual akan mendapatkan prestasi yang lebih baik jika dibandingkan dengan

siswa yang memiliki kemampuan matematik tinggi dengan menggunakan media

laboratorium real, Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan matematik rendah

memiliki prestasi yang sama-sama rendah ketika diberikan perlakuan dengan

laboratorium real maupun virtual, karena karakteristik materi kelarutan dan hasil

Page 78: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

58

kali kelarutan bersifat hitungan, jadi kemampuan matematik sangat mendukung

dalam menyelesaikan segala permasalahan yang dihadapi pada saat proses

pembelajaran.

Berdasarkan uraian diatas diduga bahwa terdapat interaksi antara metode

Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan media laboratorium real

dan virtual dengan kemampuan matematik terhadap prestasi belajar kognitif dan

afektif siswa.

5. Interaksi metode Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan

laboratorium real, laboratorium virtual dan gaya belajar memberikan pengaruh

terhadap prestasi belajar siswa.

Media pembelajaran dan gaya belajar sangat berpengaruh terhadap prestasi

belajar siswa, siswa yang menggunakan media laboratorium real dengan gaya

belajar kinestetik memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan dengan

siswa yang memiliki gaya belajar visual. Sedangkan, siswa yang menggunakan

laboratorium virtual dengan gaya belajar visual memiliki prestasi yang lebih baik

daripada siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik.

Jika dilihat dari gaya belajar siswa, siswa yang memiliki gaya belajar

visual jika diberikan perlakuan dengan menggunakan media laboratorium virtual

akan mendapatkan pretasi yang lebih baik dibandingkan dengan siswa diberikan

perlakuan dengan menggunakan media laboratorium real, karena siswa yang

mempunyai gaya belajar visual cenderung lebih menyukai belajar dengan melihat

sehingga ketika diberikan media laboratorium virtual akan lebih bersemangat.

Page 79: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

59

Sedangkan, siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik jika diberikan perlakuan

dengan menggunakan media laboratorium real akan mendapatkan prestasi yang

lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diberikan perlakuan dengan

menggunakan media laboratorium virtual, karena siswa yang mermiliki gaya

belajar kinestetik cenderung banyak bergerak, sehingga akan lebih bersemangat

ketika diberikan praktikum secara langsung di laboratorium. Berdasarkan uraian

ini diduga bahwa terdapat interaksi antara media pembelajaran dengan gaya

belajar terhadap prestasi kognitif dan afektif siswa.

6. Interaksi kemampuan matematik dan gaya belajar siswa terhadap prestasi

belajar siswa

Kemampuan matematik dan gaya belajar merupakan faktor internal yang

berpengaruh terhadap prestasi belajar siswa. Kemampuan matematik siswa

menunjukkan kemampuan dalam memecahkan persoalan dalam bentuk hitungan

sedangkan gaya belajar siswa menunjukkan kemampuan untuk menerima dan

menyerap informasi. Dari uraian tersebut, maka siswa yang memiliki kemampuan

matematik tinggi dan gaya belajar kinestestetik akan memperoleh prestasi yang

lebih baik jika dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya belajar visual.

Sedangkan, siswa yang memiliki kemampuan matematik rendah dengan gaya

belajar visual maupun kinestetik akan memperoleh prestasi yang sama-sama

rendah, dengan gaya belajar apupun tanpa didukung dengan kemampuan

matematik yang baik akan mendapatkan hasil yang kurang baik karena materi

kelarutan dan hasil kali kelarutan bersifat hitungan.

Page 80: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

60

Berdasarkan uraian ini diduga bahwa terdapat interaksi antara kemampuan

matematik dan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa.

7. Interaksi metode Problem Based Learning (PBL) dengan laboratorium real

dan virtual, kemampuan matematik dan gaya belajar terhadap prestasi belajar

siswa.

Media pembelajaran dengan menggunakan laboratorium virtual

memberikan kesempatan yang luas kepada siswa untuk melakukan

penyelidikannya dengan inderanya sehingga siswa dapat menemukan dan

mengkonstruksi pengetahuannya. Jika siswa yang memiliki kemampuan

matematik tinggi, gaya belajar kinestetik dan diberikan pembelajaran dengan

menggunakan laboratorium virtual maka prestasinya akan lebih baik

dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan matematik rendah dan

gaya belajar visual. Sedangkan siswa yang memiliki kemampuan matematik

rendah dan diberikan pembelajaran dengan menggunakan laboratorium real

maupun virtual dengan gaya belajar apapun akan memiliki prestasi yang sama-

sama rendah. Berdasarkan uraian di atas diduga bahwa terdapat interaksi antara

media pembelajaran, kemampuan matematik dan gaya belajar siswa terhadap

prestasi belajar.

Page 81: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

61

D. Hipotesis

Berdasarkan kajian teori dan kerangka berfikir yang telah diuraikan dalam

penelitian ini, maka peneliti mengajukan hipotesis sebagai berikut:

1. Ada pengaruh pembelajaran Problem Based Learning (PBL) melalui

laboratorium virtual dan real dan laboratorium virtual terhadap prestasi

belajar siswa.

2. Ada pengaruh kemampuan matematik siswa yang tinggi dan rendah

terhadap prestasi belajar siswa.

3. Ada pengaruh gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik terhadap

prestasi belajar siswa.

4. Ada interaksi antara metode Problem Based Learning (PBL) menggunakan

laboratorium real dan virtual dengan kemampuan matematik siswa terhadap

prestasi belajar kimia pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

5. Ada interaksi antara metode Problem Based Learning (PBL) menggunakan

laboratorium real dan virtual dengan gaya belajar siswa terhadap prestasi

belajar kimia pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

6. Ada interaksi antara kemampuan matematik dengan gaya belajar terhadap

prestasi belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

7. Ada interaksi antara metode Problem Based Learning (PBL) dengan

laboratorium real dan virtual, kemampuan matematik dan gaya belajar

terhadap prestasi belajar siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

Page 82: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di kelas XI IPA SMA N 1 Boja pada tahun

pelajaran 2010/2011 yang dilaksanakan pada semester 2 (genap), dengan jadual

penelitian pada Tabel 3.1. dibawah ini :

Tabel 3.1. Jadual Penelitian

No Kegiatan Bulan / Tahun 2010-2011

9 10 11 12 1 2 3 4 5 6 7 9 10

1 Penyusunan proposal X

2 Pembimbingan proposal X X X

3 Penyusunan instrument X X

4 Seminar proposal X

5 Penyempurnaan

proposal

X X

6 Analilsis Uji Coba

instrument

X

7 Pelaksanaan penelitian X X

8 Pembimbingan

pengolahan data

X X

9 Penulisan laporan BAB

IV dan V

X X

10 Ujian tesis X

62

Page 84: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

63

Berdasarkan Tabel 3.1. Pelaksanaan penelitian ini dilakukan secara

bertahap. Adapun tahap-tahap pelaksanaannya sebagai berikut :

a. Tahap persiapan, meliputi : pengajuan judul tesis, permohonan pembimbing,

pembuatan proposal, perizinan penelitian, dan konsultasi instrument

penelitian.

b. Tahap penelitian, yaitu semua kegiatan yang dilaksanakan di tempat

penelitian, meliputi : uji instrumen penelitian dan pengambilan data yang

disesuaikan dengan alokasi waktu penyampaian materi kelarutan dan hasil

kali kelarutan.

c. Tahap penyelesaian, yaitu meliputi pengolahan data dan penyusunan tesis.

B. Populasi, Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi pada penelitian ini adalah seluruh kelas XI IPA SMAN 1 Boja

tahun pelajaran 2010/2011. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini

menggunakan teknik Cluster Random Sampling. Teknik ini menghendaki adanya

kelompok-kelompok dalam pengambilan sampel berdasarkan atas kelompok-

kelompok yang ada dalam populasi. Masing-masing kelas dari keseluruhan kelas

XI IPA dipandang sebagai kelompok-kelompok yang akan dipilih dua kelas

secara random (acak) untuk dijadikan sebagai kelompok sampel. Setelah diundi

secara acak, terpilihlah kelas XI IPA 1 dan XI IPA 2 sebagai kelompok sampel

dalam penelitian ini. Kelas XI IPA 1 diberikan perlakuan menggunakan media

laboratorium virtual dan pada siswa kelas XI IPA2 diberikan perlakuan

menggunakan media laboratorium real.

Page 85: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

64

Diperlukan untuk dilakukan pengujian kesamaan rerata, agar hasil

eksperimen benar-benar akibat dari perlakuan yang dibuat, bukan karena

pengaruh yang lain. Untuk menguji kesamaan rerata kedua kelompok sampel

digunakan uji t (t-test) dua pihak, berdasarkan hasil prestasi MID semester

sebelumnya. Adapun langkah-langkah uji t dua pihak adalah sebagai berikut :

1. Menentukan Hipotesis

Adapun hipotesis yang diajukan adalah:

H0 = Tidak ada perbedaan kemampuan awal yang signifikan antara siswa

kelompok eksperimen satu dengan kemampuan awal siswa kelompok

eksperimen dua sebelum diberikan perlakuan.

H1 = Ada perbedaan kemampuan awal yang signifikan antara siswa

kelompok eksperimen satu dengan kemampuan awal siswa kelompok

eksperimen dua sebelum diberikan perlakuan.

2. Uji Statistik

Statistik uji t menggunakan compare mean dengan pendekatan

Independent-Samples T test. Ketentuan pengambilan kesimpulan yaitu H0 diterima

ketika P-value (2-tailed) > nilai a. Tingkat signifikansi (a) yang digunakan 0,05.

Untuk menghitung uji kesamaan rerata dilakukan dengan menggunakan

software program SPSS 15. Berikut ini hasil uji kesamaan rerata yang

ditunjukkan oleh Tabel 3.2. dibawah ini :

Page 86: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

65

Tabel 3.2. Hasil Uji Kesamaan Rerata

Levene's Test t-test for Equality of Means

F T P value (2-tailed)

Prestasi kelas XI IPA 1

dan XI IPA 2 0.778 0,253 0.801

Sebelum dilakukan uji kesamaan rerata terlebih dahulu dilakukan uji

normalitas dan homogenitas, ternyata kedua sampel ini menunjukkan uji tidak

normal dan homogen sehingga untuk pengambilan keputusan uji kesamaan rerata

digunakan equal variance assumed, dimana besarnya sig.(2-tailed) > 0,05

sehingga Ho diterima. Berdasarkan hasil perhitungan uji kesamaan rerata dapat

dilihat bahwa P value (2-tailed) = 0,801 > t = 0,253 sehingga dapat disimpulkan

bahwa tidak ada perbedaan kemampuan awal yang signifikan antara siswa

kelompok eksperimen satu dengan kemampuan awal siswa kelompok eksperimen

dua sebelum diberikan perlakuan.

C. Metode Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian

eksperimen (experimental research). Dalam penelitian ini ada dua kelompok,

kelompok pertama diberi perlakuan dengan metode Problem Based Learning

(PBL) dengan menggunakan laboratorium real dan kelompok kedua diberi

perlakuan dengan metode Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan

laboratorium virtual. Untuk kelompok pertama dan kelompok kedua diasumsikan

Page 87: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

66

sama dalam semua segi yang relevan dan hanya berbeda dalam penggunaan media

pembelajaran, kemampuan matematik dan gaya belajar.

Suatu penelitian yang baik diperlukan rancangan yang baik dan tepat, baik

sasaran penelitian, instrument penelitian, serta faktor-faktor yang mungkin akan

mempengaruhi hasil penelitian yang dilakukan, artinya penelitian ini diharapkan

tidak menimbulkan kerancuan dan masalah dalam penetapan kesimpulan yang

diperoleh dari hasil penelitian benar-benar menggambarkan apa adanya tidak

dibuat-buat atau dimanipulasi. Rancangan penelitian ini menggunakan rancangan

factorial 2 x 2 x 2 dengan teknik analisis varians (Anova) yaitu suatu rancangan

penelitian yang digunakan untuk meneliti perbedaan perlakuan pembelajaran yang

menggunakan metode Problem Based Learning (PBL) dengan laboratorium real

dan metode Problem Based Learning (PBL) yang menggunakan laboratorium

virtual yang dihubungkan dengan kemampuan matematik tinggi dan kemampuan

matematik rendah dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar. Tata letak

rancangan data penelitian disajikan dalam Tabel 3.3. di bawah ini :

Tabel. 3.3. Tata Letak Rancangan Data Penelitian

Metode PBL (A)

Lab. real (A1) Lab. virtual (A2)

Kem.Matematik

(B)

Tinggi (B1)

Rendah (B2)

Gaya Belajar

(C)

Visual ( C1)

Kinestetik (C2)

Page 88: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

67

Keterangan :

A = Metode pembelajaran

A1 = Laboratorium real

A2 = Laboratorium virtual

B = Kemampuan matematik

B1 = Kemampuan matematik tinggi

B2 = Kemampuan matematik rendah

C = Gaya belajar

C1 = Gaya belajar visual

C2 = Gaya belajar kinestetik

D. Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini melibatkan tiga variabel, yaitu :

1. Variabel bebas

Variabel bebas pada penelitian ini adalah pembelajaran kimia dengan metode

Problem Based Learning (PBL) menggunakan laboratorium real dan laboratorium

virtual.

a. Definisi Operasional :

Metode pembelajaran adalah suatu cara atau langkah yang dilakukan guru

dalam usahanya untuk membelajarkan siswa atau peserta didik guna

meningkatkan proses pembelajaran yang efektif sehingga tujuan pembelajaran

dapat tercapai dengan baik. Pembelajaran kimia dengan metode Problem Based

Page 89: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

68

Learning (PBL) adalah merupakan rangkaian aktivitas pembelajaran yang

menekankan kepada proses penyelesaian masalah yang dihadapi secara ilmiah.

b. Simbol : A.

2. Variabel Moderator

Variabel Moderator pada penelitian ini adalah kemampuan matematik dan

gaya belajar siswa, yang dibatasi pada kemampuan matematik tinggi dan

kemampuan matematik rendah dan gaya belajar siswa yang dibatasi pada gaya

belajar visual dan gaya belajar kinestetik.

a. Definisi Operasional

Kemampuan matematik adalah keadaan internal seseorang dalam

menyelesaikan perhitungan dan pengoperasian angka. Sedangkan gaya belajar adalah

kombinasi dari bagaimana seseorang itu menyerap dan kemudian mengatur serta

mengolah informasi pelajaran di kelas.

b. Simbol : B untuk Kemampuan matematik, dan C untuk gaya belajar.

3. Variabel Terikat

Variabel terikat pada penelitian ini adalah prestasi (hasil) belajar kimia

untuk materi kelarutan dan hasil kali kelarutan. Prestasi belajar yang dimaksud

disini adalah hasil yang diperoleh sebagai akibat dari proses pembelajaran dikelas

pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan, yang mengakibatkan perubahan diri

siswa yang disimbolkan dalam bentuk nilai. Prestasi belajar dalam penelitian ini

Page 90: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

69

meliputi dua aspek yaitu aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif adalah

domain belajar yang dapat dilihat melalui kemampuan berpikir, termasuk di

dalamnya kemampuan menghafal, memahami, dan mengaplikasi. Sementara,

aspek afektif adalah perilaku yang tercermin dalam bentuk bahasa tubuh yang

merupakan aktualisasi pengalaman, perasaan, minat, sikap, dan emosi seseorang

yang muncul saat terjadi proses interaksi.

E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian yang digunakan pada penelitian ini adalah:

1. Instrumen pelaksanaan pembelajaran

Pada penelitian ini penulis menggunakan silabus Silabus, Rencana

Pelakasanaan Pembelajaran (RPP), dan Lembar Kerja Siswa.

2. Instrumen Pengambilan Data

Dalam pengambilan data instrumen yang digunakan adalah tes prestasi belajar

kognitif dan angket prestasi belajar afektif, tes kemampuan matematik siswa,

dan angket gaya belajar.

F. Teknik Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penilitian ini adalah tes

dan angket.

1. Metode tes

Metode tes digunakan untuk mendapatkan data nilai prestasi belajar

kognitif siswa pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan dan data kemampuan

Page 91: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

70

matematik siswa, pada kelas XI IPA Semester 1 SMA Negeri 1 Boja tahun

pelajaran 2010/2011.

2. Metode Angket

Angket yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis angket langsung

dan tertutup, karena daftar pertanyaan diberikan langsung kepada responden dan

jawabannya sudah disediakan, sehingga responden tinggal memilih jawaban yang

ada. Metode angket ini digunakan untuk mendapatkan data gaya belajar siswa

dan nilai prestasi belajar afektif pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

G. Uji Coba Instrumen Penelitian

1. Uji Coba Instrumen Tes

a. Validitas Butir Soal

Penghitungan validitas tes dimaksudkan untuk mengetahui keabsahan

atau ketepatan suatu tes. Menurut Suharsimi (2001: 65), sebuah tes dikatakan

valid apabila tes tersebut mengukur sesuatu yang hendak diukur. Validitas yang

diuji dalam penelitian ini adalah validitas butir soal/item. Pada validitas item

sebuah soal dikatakan valid bila mempunyai dukungan yang besar terhadap skor

total (Suharsimi, 2001: 76). Validitas butir soal dicari dengan mengkorelasikan

skor masing-masing butir soal dengan skor total. Rumus yang digunakan adalah

korelasi product moment Pearson, sebagai berikut:

¢⫨Ƽ 实 棺纵∑贯光邹石纵∑贯邹纵∑光邹瞬走棺足∑贯2石纵∑贯邹2阻诅棺纵∑光2卒石纵∑光邹2奏

Page 92: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

71

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang

dikorelasikan

N = jumlah soal

X = skor tiap butir soal

Y = skor total

Koefisien korelasi product momen pearson menunjukkan validitas item

dari tes bentuk pilihan ganda yang selanjutnya disebut rhitung. Selanjutnya hasil

perhitungan dengan korelasi product momen pearson dapat dikonsultasikan ke

Tabel r Tabel. Item dikatakan valid bila harga rhitung ≥ rTabel.

Kategori interpretasi derajat validitas berdasarkan interpretasi yang

dikemukakan Suharsimi Arikunto (1999 : 75) adalah :

Tabel 3.4. Kategori Validitas Butir Soal

Nilai Kategori

0,80< 11r ≤ 1,00 sangat tinggi

0,60< 11r ≤ 0,80 tinggi

0,40< 11r ≤ 0,60 cukup

0,20< 11r ≤ 0,40 rendah

11r ≤ 0,20 sangat rendah

Untuk menghitung validitas butir soal tes kemampuan matematik dan

tes prestasi kognitif dilakukan dengan menggunakan software program

ANATES pilihan ganda Versi 4.0.9. Berikut ini hasil uji coba instrumen untuk

mengetahui validitas butir soal yang disajikan dalam Tabel 3.5.

Page 93: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

72

Tabel 3.5. Hasil Uji Validitas Instrumen Tes

Instrumen Jumlah Valid Tidak

valid No item tidak valid

Tes prestasi kognitif 30 21 9 7,9,14,17,19,20,24,25,28

Tes Kemampuan

Matematik

30 23 7 1,3,12,18,22,24,28

Dari Tabel 3.5 terlihat bahwa pada prestasi belajar kognitif, terdapat 9

soal yang tidak valid. Soal-soal yang tidak valid tersebut tidak dipakai dalam

penelitian, sedangakan soal yang valid ada 21 butir soal. Jumlah soal yang

dipakai untuk pengambilan data penelitian sebanyak 20 soal, jadi terdapat 1 butir

soal yang valid tidak digunakan dalam penelitian, dengan asumsi bahwa sudah

ada indikator soal yang mewakili, yaitu soal nomor 13. Hasil uji validitas

instrumen penilaian kognitif secara rinci dapat dilihat pada lampiran 20.

Pada tes kemampuan matematik, ada 7 item soal yang tidak valid dan soal

yang valid ada 23 soal. Soal-soal yang tidak valid tersebut tidak dipakai dalam

penelitian. Jumlah soal tes kemampuan matematik yang dipakai pada saat

penelitian adalah 20 soal, sehingga terdapat 3 item soal yang valid juga didrop

yaitu dengan nomor soal 10,19,dan 29. Hasil uji validitas tes kemampuan

matematik secara lebih rinci terdapat pada lampiran 22.

c. Uji Reliabilitas

Reliabilitas instrumen menggambarkan pada kemantapan dan keajegan

alat ukur yang digunakan. Suatu alat ukur dikatakan memiliki reliabilitas atau

keajegan yang tinggi jika dapat diandalkan (dependability) dan dapat digunakan

Page 94: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

73

untuk meramalkan (predictability). Dengan demikian, alat ukur tersebut akan

memberikan hasil pengukuran yang tidak berubah-ubah dan akan memberikan

hasil yang serupa apabila digunakan berkali-kali. Suatu alat ukur atau instrumen

dikatakan memiliki reliabilitas yang baik apabila alat ukur tersebut selalu

memberikan hasil yang sama meskipun digunakan berkali-kali, baik oleh peneliti

yang sama maupun oleh peneliti yang berbeda. Oleh karena itu, pengujian

reliabilitas instrumen dimaksudkan untuk mengetahui sejauh mana konsistensi

atau keajegan hasil pengukuran yang digunakan.

Pengukuran reliabilitas butir soal dilakukan dengan menggunakan rumus KR-20. ¢ژژ 实足坡坡能ژ卒足骗潜能Ǵ婆骗潜 卒

Keterangan :

r11 = koefisien reliabilitas

n = banyaknya soal

S = simpangan baku

p = proporsi subjek yang menjawab benar

q = proporsi subjek yang menjawab salah

pq = jumlah hasil pekalian antara p dan q

(Suharsimi Arikunto, 1999: 102)

Kategori interpretasi derajat reliabilitas terdapat pada Tabel 3.6 sebagai

berikut:

Page 95: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

74

Tabel 3.6. Kategori Reliabilitas Butir Soal

Batasan Kategori

0,80< 11r ≤ 1,00 sangat tinggi (sangat baik)

0,60< 11r ≤ 0,80 tinggi (baik)

0,40< 11r ≤ 0,60 cukup(sedang)

0,20< 11r ≤ 0,40 rendah (kurang)

11r ≤ 0,20 sangat rendah (sangat kurang)

Dibawah ini merupakan Tabel uji reliabilitas instrumen secara keseluruhan.

Tabel 3.7. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Tes

No. Instrumen Reliabilitas Kriteria

1. Prestasi Kognitif 0,79 tinggi

2. Kemampuan Matematika 0,83 sangat Tinggi

Tabel 3.7. menunjukkan bahwa instrumen Prestasi kognitif memiliki

kriteria uji reliabilitas tinggi, sedangkan kemampuan matematika memiliki kriteria

uji reliabilitas sangat tinggi. Dengan demikian, kedua instrumen pengambilan data

tersebut memenuhi syarat uji coba reliabilitas instrumen sehingga dapat digunakan

untuk mengambil data penelitian.

C. Uji Taraf Kesukaran Butir Soal

Soal yang baik untuk digunakan sebagai alat ukur adalah soal yang

mempunyai derajat kesukaran yang memadai, dalam arti soal tidak terlalu sulit

dan tidak terlalu mudah. Derajat kesukaran soal dapat ditunjukkan dengan indeks

Page 96: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

75

kesukaran, yaitu bilangan yang menunjukkan sukar atau mudahnya suatu soal.

Indeks kesukaran soal dihitung dengan menggunakan persamaan :

%100xII

SS

B

BA

++

=A

Kesukaran Tingkat

Keterangan :

SA = Jumlah Skor Kelompok Atas

SB = Jumlah Skor Kelompok Bawah

IA = Jumlah Skor Ideal Kelompok atas

IB = Jumlah Skor Ideal Kelompok Bawah

Untuk menghitung daya pembeda atau indeks kesukaran tes prestasi

kognitif dan tes kemampuan matematik dilakukan dengan menggunakan

software program ANATES pilihan ganda Versi 4.0.9. Kategori interpretasi

nilai indeks kesukaran menurut Karno To adalah:

Tabel 3.8. Kategori Indeks Kesukaran

Indeks Kesukaran Kriteria

0 – 15 % sangat sukar, sebaiknya dibuang

16 % – 30 % sukar

31 % – 70 % sedang

71 % – 85 % mudah

86 % – 100 % sangat Mudah, sebaiknya di buang

Uji taraf kesukaran hanya diujikan pada instrumen yang berbentuk tes

karena instrumen tes ini akan digunakan untuk mengukur kemampuan siswa.

Dengan demikian, perlu adanya gambaran dari hasil uji taraf kesukaran ini untuk

mengetahui distribusi tingkat kesukaran soal. Suatu instrumen tes dikatakan

Page 97: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

76

memiliki distribusi tingkat kesukaran soal yang baik jika soal dengan kategori

sedang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan soal kategori sulit dan

mudah. Hasil Uji Taraf Kesukaran Soal Instrumen Kognitif dan Kemampuan

Matematik terangkum dalam Tabel 3.9 dibawah ini :

Tabel 3.9. Hasil Uji Taraf Kesukaran Instrumen tes

No. Instrumen Tes Tingkat

Kesukaran Nomor Soal Jumlah

1. Prestasi Kognitif Sukar 7,9,15,28 4 Sedang 3,4,5,6,8,10,11,12,13,14,16,

17,18,19,20,21,22,23,24,25, 26,27,29

23

Mudah 1,2,30 3 2. Kemampuan

Matematik Sukar 12,22,28 3 Sedang 5,6,7,8,9,11,13,14,15,18,25,

26,27,30

14

Mudah 1,2,3,4,10,16,17,19,20,2, 23,2429

13

Pada instrument tes kognitif diatas yang mempunyai tingkat kesukaran

sukar terdapat pada nomor 7,9 dan 8, dari ketiga soal diatas tidak valid, tetapi

pada soal nomor 15 valid sehingga digunakan untuk penelitian, sedangkan nomor

soal dengan kategori soal sedang yang tidak valid berdasarkan Tabel diatas adalah

soal nomor 13,14,17,19,20,24,25 soal tersebut tidak dipakai untuk penelitian, dan

nomor soal dengan kategori mudah semuanya valid sehingga digunakan pada saat

penelitian.

Pada instrument tes kemampuan matematik diatas yang mempunyai tingkat

kesukaran sukar terdapat pada nomor 12,22 dan 28, dari ketiga soal diatas tidak

valid sehingga soal tersebut tidak digunakan untuk penelitian, sedangkan nomor

soal dengan kategori soal sedang yang tidak valid berdasarkan Tabel diatas adalah

Page 98: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

77

soal nomor 18, dan nomor soal dengan kategori soal mudah yang tidak valid

berdasarkan Tabel diatas nomor 1,3,24, soal yang tidak valid tersebut tidak

digunakan untuk penelitian, tetapi pada soal nomor 10,15,29 valid tetapi tidak

digunakan pada saat penelitian.

Berdasarkan hasil uji instrumen kognitif dan kemampuan matematik diatas

menunjukkan hasil instrumen tes yang memiliki distribusi tingkat kesukaran soal

yang baik, karena kategori sedang jumlahnya lebih banyak dibandingkan dengan

soal kategori sulit dan mudah. Hasil uji taraf kesukaran soal instrumen penilaian

kognitif secara rinci dapat dilihat pada lampiran 20.

d. Uji Daya Pembeda Butir Soal

Daya pembeda soal adalah kemampuan soal untuk membedakan antara

siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa berkemampuan rendah.

Untuk menghitung daya pembeda atau indeks diskriminan dilakukan dengan

membagi tiga subjek menjadi 27% kelompok atas, 46% kelompok sedang dan

27% kelompok bawah. Pembagian kelompok ini dengan cara mengurutkan

nilai siswa dari yang tertinggi sampai yang terendah. Dalam menentukan

daya pembeda tiap butir soal digunakan rumus berikut:

%100xI

SS BA

A

Pembeda Daya-

=

Keterangan:

SA = Jumlah Skor Kelompok Atas

SB = Jumlah Skor Kelompok Bawah

IA = Jumlah Skor Ideal salah satu kelompok pada butir soal yang diolah

Page 99: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

78

Kategori Indeks daya pembeda soal menurut Suharsimi Arikunto dapat

diklasifikasikan pada Tabel 3.10. sebagai berikut :

Tabel 3.10. Kategori Indeks Daya Pembeda

Indeks Daya Pembeda Kriteria negatif – 20 % Jelek 21 % – 40 % Cukup 41 % – 70 % Baik 71% - keatas Sangat baik

Penghitungan daya pembeda atau indeks diskriminan tes kemampuan

awal dan prestasi kognitif dilakukan dengan menggunakan software program

ANATES pilihan ganda Versi 4.0.9. Berikut ini rangkuman hasil uji coba

instrumen untuk mengetahui indeks daya beda butir soal yang disajikan dalam

Tabel 3.11. dibawah ini :

Tabel 3.11. Hasil Uji Coba Indeks Daya Beda Instrumen Tes

No. Instrumen Tes

Kualifikasi Daya Beda

Nomor Soal Jumlah

1. Prestasi Kognitif

Jelek 7,17,19,20,24,25,28 7 Cukup 2,4,9,12,14,15,18,21,26,30 10 Baik 1,3,5,6,8,10,11,13,16,22,23,27,29 13

2. Kemampuan Matematik

Jelek 1,3,18,24,28 5 Cukup 2,4,6,10,12,15,17,19,20,21,

22,26,29,30 14

Baik 5,7,8,9,11,13,14,16,23,25,27 11

Tabel 3.11 di atas menunjukkan bahwa instrumen tes prestasi kognitif

dengan kualifikasi daya beda jelek hanya berjumlah tujuh soal atau sebesar

16,67% dari keseluruhan soal tes prestasi kognitif yang ada, yang mana soal yang

mempunyai daya beda jelek terdapat pada soal 7,17,19,20,24,25,28, keseluruhan

soal tersebut tidak valid dan tidak digunkan dalam penelitian. Sementara itu,

Page 100: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

79

instrumen tes kemampuan matematik dengan kualifikasi daya beda jelek hanya

berjumlah lima soal atau sebesar 13,33% dari keseluruhan soal kemampuan

matematik yang ada, terdapat pada nomor soal 1,3,18,24,28. Sementara itu untuk

instrument tes prestasi kognitif yang mempunyai daya beda cukup dan tidak valid

terdapat pada nomor 9,14 dan pada instrumen tes kemampuan matematik terdapat

pada nomor 12,22, keseluruhan soal tersebut tidak digunkan dalam penelitian.

Secara umum dapat disimpulkan kedua instrumen tes tersebut telah memenuhi uji

daya beda sehingga cukup untuk dapat membedakan antara siswa yang pandai

dengan siswa yang kurang pandai.

2. Uji Coba Instrumen Angket

Validasi tidak hanya dilakukan pada instrumen tes, instrumen yang berupa

angketpun harus divalidasi terlebih dahulu sebelum digunakan. Analisis instrumen

angket sebagai berikut:

a. Validitas angket

Validasi terhadap butir-butir soal dicari dengan mengkorelasikan skor

masing-masing butir soal dengan skor total. Validasi terhadap butir-butir soal

angket dicari dengan mengkorelasikan skor masing-masing butir soal dengan

skor total. Rumus yang digunakan adalah korelasi product moment Pearson,

sebagai berikut:

¢铺仆实 棺纵∑贯光邹石纵∑贯邹纵∑光邹税走棺纵∑贯挠石纵∑贯邹挠奏走棺纵∑光挠邹石纵∑光邹挠奏

Page 101: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

80

Keterangan :

rxy = koefisien korelasi antara variabel X dan variabel Y, dua variabel yang

dikorelasikan

N = jumlah soal

X = skor tiap butir soal

Y = skor total

(Suharsimi Arikunto, 2001:72)

Koefisien korelasi product momen pearson menunjukkan validitas item

angket yang selanjutnya disebut rhitung. Selanjutnya hasil perhitungan dengan

korelasi product momen pearson dapat dikonsultasikan ke tabel r tabel. Item

dikatakan valid bila harga rhitung ≥ rTabel. Penghitungan validitas item angket

dilakukan dengan menggunakan software program ANATES Uraian Versi

4.0.5. Kategori validitas instrumen angket sama halnya dengan kategori

validitas instrumen tes pada Tabel 3.4. Berikut ini hasil uji coba instrumen

untuk mengetahui validitas angket yang disajikan dalam Tabel 3.12.

Tabel 3.12. Hasil Uji Validitas Instrumen Angket

No Instrumen

Pengambilan Data

Nomor Soal yang Valid

Jumlah Nomor Soal yang Tidak

Valid Jumlah

Jumlah soal yang

dipakai 1. Gaya Belajar

Visual 1,2,4,6,7,9,10, 11,12,13,14,16,17, 18,19,20,21,22,23, 24

20 3,5,8,15 4 22 2 revisi

Gaya Belajar Kinestetik

2,3,4,5,6,7,8,10, 11,12,13,15,16,17, 18,20,21,22,23

19 1,9,14,19,24 5 22 2 revisi

2. Prestasi Afektif

1,3,4,5,6,7,9,10,11, 12,13,15,16,17,19, 20,21,22,24,25,26, 28,29,30,31,32,35, 36,37,38,39,40,42, 45,46,50

36 2,8,14,18,23,27, 33,34,41,43,44, 47,48,49

14 36

Page 102: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

81

Pada angket gaya belajar visual , ada 4 item soal yang tidak valid, yaitu

soal nomor 3,5,8 dan 15. Untuk soal nomor 5 dan 15 tidak dipakai dalam

penelitian, sedangkan pada soal nomor 3 dan 8 direvisi dengan cara memperbaiki

atau mengubah redaksi kalimat soal. Sedangkan untuk angket kinestetik terdapat 5

butir soal yang tidak valid, yaitu soal nomor 1,9,14,19,24. Untuk soal nomor 14

dan 24 tidak dipakai dalam penelitian, sedangkan pada soal nomor 1,9 dan 19

direvisi dengan cara memperbaiki atau mengubah redaksi kalimat soal. Soal- soal

tersebut direvisi untuk memenuhi kebutuhan indikator soal karena hanya terdapat

satu soal pada indikator. Hasil uji validitas angket gaya belajar secara lebih rinci

terdapat pada lampiran 23.

Pada angket prestasi afektif terdapat 14 soal yang tidak valid, dan soal-soal

yang tidak valid tersebut didrop selebihnya soal yang valid dipakai pada saat

penelitian. Hasil uji validitas prestasi afektif secara lebih rinci terdapat pada

lampiran 21.

b. Reliabilitas instrumen angket

Reliabilitas berhubungan dengan masalah ketetapan hasil tes. Pengukuran

reliabilitas angket dilakukan dengan menggunakan rumus Alpha.

ژژ¢ 实足坡坡能ژ卒收1石∑弃腮潜弃腮潜寿

Keterangan :

n = jumlah soal ∑徽轨2 = jumlah varians skor tiap-tiap item

徽棍2 = varians total

.

Page 103: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

82

Tabel 3.13. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen Angket

No. Instrumen Reliabilitas Kriteria

1. Gaya Belajar Visual 0,85 Sangat tinggi

Gaya Belajar Kinestetik 0,76 Tinggi

2. Prestasi Afektif 0,92 Sangat tinggi

H. Teknik Analisis Data

1. Uji Prasyarat Analisis

Dalam penelitian ini untuk menganalisa data digunakan analisis varian

(anava) tiga jalan. Namun sebelum dilakukan, terlebih dahulu dilakukan uji

persyaratan analisis yaitu uji normalitas dan uji homogenitas. Teknik analisis data

menggunakan Analisis Varians (Anava) tiga jalan 2 x 2 x 2 dengan variabel

bebas, media , kemampuan matematik dan gaya belajar.

a. Uji Normalitas

Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah data prestasi belajar,

kemampuan matematik dan gaya belajar berdistribusi normal atau tidak.

Adapun prosedur yang dilakukan adalah sebagai berikut :

1) Menentukan hipotesis

Hipotesis nol (H0) adalah sampel tidak berasal dari populasi berdistribusi

normal, dan hipotesis alternatif (H1) adalah sampel berasal dari populasi yang

berdistribusi normal.

2) Menetapkan uji statistik

Uji normalitas terhadap prestasi belajar dilakukan dengan menggunakan

program SPSS 15,0.

Page 104: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

83

3) Menentukan taraf signifikansi α

Taraf signifikansi merupakan angka yang menunjukkan seberapa besar

peluang terjadinya kesalahan analisis. Pada uji normalitas ini taraf signifikansi (α)

ditetapkan = 0,05 atau 5%.

4) Menetapkan keputusan uji

Keputusan uji normalitas ditentukan dengan kriteria uji: tolak hipotesis nol,

jika p value > 0,05.

b. Uji Homogenitas

Untuk mengetahui bahwa sampel berasal dari populasi yang homogen atau

tidak maka dilakukan uji homogenitas. Uji homogenitas dihitung menggunakan

software program SPSS 15. Adapun langkah-langkah uji homogenitas sebagai

berikut:

1) Penentuan Hipotesis

H0 = sampel berasal dari populasi tidak homogen

H1 = sampel berasal dari populasi homogen

2) Uji Statistik

Keputusan uji homogenitas ditentukan dengan kriteria uji: tolak hipotesis nol,

jika p value > 0,05.

Page 105: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

84

2. Uji Hipotesis

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan uji anava tiga jalan

dan uji lanjut anava jika antar metode pembelajaran, kemampuan matematik, dan

gaya belajar terdapat pengaruh yang signifikan.

a. Uji Anava

Pengujian hipotesis dilakukan untuk mengetahui apakah hipotesis yang

telah diajukan ditolak atau diterima. Rancangan uji hipotesis ini terdiri dari tiga

variabel bebas yang meliputi metode pembelajaran, kemampuan matematika dan

gaya belajar. Metode pembelajaran yang digunakan adalah metode Problem

Based Learning (PBL) dengan menggunakan laboratorium real (A1) dan

menggunakan laboratorium virtual (A2). Kemampuan matematik dikelompokkan

menjadi dua kategori, yaitu kategori tinggi (B1) dan kategori rendah (B2). Gaya

belajar siswa dikelompokkan menjadi dua kategori, yaitu kategori visual (C1) dan

kategori kinestetik (C2). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah prestasi

belajar kimia siswa pada aspek kognitif dan afektif. Desain data prestasi kognitif

dengan uji anava 3 jalan 2x2x2 terdistribusi seperti pada Tabel 3.14. dibawah ini :

Tabel 3.14 Desain Data Prestasi Kognitif

Kemampuan Matematik ( B )

Tinggi ( B1 ) Rendah ( B2 )

Gaya Belajar (C) Visual (C1 )

Kinestetik (C2 )

Visual (C1 )

Kinestetik (C2 )

Met

ode

PBL

(A

)

Lab.Real (A1 )

A1 B1 C1 A1 B1 C2 A1 B2 C1 A1 B2 C2

Lab.Virtual ( A2 )

A2 B1 C1 A2 B1 C2 A2 B2 C1 A2 B2 C2

Page 106: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

85

Keterangan :

A = Metode pembelajaran

A1 = Laboratorium real

A2 = Laboratorium virtual

B = Kemampuan matematik

B1 = Kemampuan matematik tinggi

B2 = Kemampuan matematik rendah

C = Gaya belajar

C1 = Gaya belajar visual

C2 = Gaya belajar kinestetik

Desain penelitian tersebut terbentuk matrik yang terdiri dari 8 sel. Secara

umum setiap selnya dapat dijelaskan sebagai berikut :

A1B1C1 = kelompok siswa yang mempunyai kemampuan matematik tinggi dan

gaya belajar visual yang diperlakukan dengan metode Problem

Based Learning (PBL) menggunakan laboratorium real.

A1B1C2 = kelompok siswa yang mempunyai kemampuan matematik tinggi dan

gaya belajar kinestetik yang diperlakukan dengan metode Problem

Based Learning (PBL) menggunakan laboratorium real.

A1B2C1 = kelompok siswa yang mempunyai kemampuan matematik rendah dan

gaya belajar visual yang diperlakukan dengan metode Problem

Based Learning (PBL) menggunakan laboratorium real.

Page 107: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

86

A1B2C2 = kelompok siswa yang mempunyai kemampuan matematik rendah dan

gaya belajar kinestetik yang diperlakukan dengan metode Problem

Based Learning (PBL) menggunakan laboratorium real.

A2B1C1 = kelompok siswa yang mempunyai kemampuan matematik tinggi dan

gaya belajar visual yang diperlakukan dengan metode Problem

Based Learning (PBL) menggunakan laboratorium virtual.

A2B1C2 = kelompok siswa yang mempunyai kemampuan matematik tinggi dan

gaya belajar kinestetik yang diperlakukan dengan metode Problem

Based Learning (PBL) menggunakan laboratorium virtual.

A2B2C1 = kelompok siswa yang mempunyai kemampuan matematik rendah dan

gaya belajar visual yang diperlakukan dengan metode Problem

Based Learning (PBL) menggunakan laboratorium virtual.

A2B2C2 = kelompok siswa yang mempunyai kemampuan matematik rendah dan

gaya belajar kinestetik yang diperlakukan dengan metode Problem

Based Learning (PBL) menggunakan laboratorium virtual.

Tabel 3.15. Desain Data Prestasi Afektif

Kemampuan Matematik ( B )

Tinggi ( B1 ) Rendah ( B2 )

Gaya Belajar (C) Visual (C1 )

Kinestetik (C2 )

Visual (C1 )

Kinestetik (C2 )

Met

ode

PBL

(A

)

Lab.Real (A1 )

A1 B1 C1 A1 B1 C2 A1 B2 C1 A1 B2 C2

Lab.Virtual ( A2 )

A2 B1 C1 A2 B1 C2 A2 B2 C1 A2 B2 C2

Page 108: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

87

Seperti pada Tabel 3.14, masing-masing sel atau kotak pada Tabel 3.15.

juga berisi lambang yang berbeda-beda. Lambang-lambang tersebut menunjukkan

interaksi antar ketiga variabel terhadap prestasi afektif. Sel pertama dengan

lambang A1 B1 C1 menunjukkan interaksi antar metode pembelajaran PBL,

kemampuan matematik, dan gaya belajar terhadap prestasi afektifnya. Artinya,

pada sel tersebut terdapat kelompok siswa yang dibelajarkan dengan metode PBL

dengan menggunakan laboratorium real (A1), memiliki kemampuan matematika

kategori tinggi (B1), dan gaya belajar visual (C1). Sel kedua dengan lambang A2

B1 C1 mengandung pengertian bahwa pada sel tersebut terdapat kelompok siswa

yang dibelajarkan dengan metode PBL dengan menggunakan laboratorium virtual

(A2), memiliki kemampuan matematika kategori tinggi (B1), dan gaya belajar

visual (C1). Begitu pula dengan sel-sel yang lainnya.

Pengujian hipotesis prestasi kognitif dilakukan dengan langkah sebagai

berikut:

1) Menentukan hipotesis

Dari analisis data penelitian, dapat ditentukan H0 sebagai berikut :

a) H0A : Tidak ada pengaruh penggunaan metode Problem Based

Learning (PBL) dengan lab. real dan virtual terhadap prestasi belajar

siswa.

H1A : Ada pengaruh penggunaan metode Problem Based Learning

(PBL) dengan lab. real dan virtual terhadap prestasi belajar siswa.

b) H0A : Tidak ada pengaruh kemampuan matematik siswa yang tinggi

dan rendah terhadap prestasi belajar siswa.

Page 109: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

88

H1A : Ada pengaruh kemampuan matematik siswa yang tinggi dan

rendah terhadap prestasi belajar siswa.

c) H0A :Tidak ada pengaruh gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik

terhadap prestasi belajar siswa.

H1A : Ada pengaruh gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik

terhadap prestasi belajar siswa.

d) H0A : Tidak ada interaksi antara penggunaan metode Problem Based

Learning (PBL) dengan lab. real dan virtual dengan kemampuan

matematik terhadap prestasi belajar siswa.

H1A : Ada interaksi antara penggunaan metode Problem Based

Learning (PBL) dengan lab. real dan virtual dengan kemampuan

matematik terhadap prestasi belajar siswa.

e) H0A : Tidak ada interaksi antara penggunaan metode Problem Based

Learning (PBL) dengan lab. real dan virtual dengan gaya belajar

terhadap prestasi belajar siswa.

H1A : Ada interaksi antara penggunaan metode Problem Based

Learning (PBL) dengan lab. real dan virtual dengan gaya belajar

terhadap prestasi belajar siswa.

f) H0A : Tidak ada interaksi antara kemampuan matematik dengan

gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa.

H1A : Ada interaksi antara kemampuan matematik dengan gaya

belajar terhadap prestasi belajar siswa.

Page 110: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

89

g) H0A : Tidak ada interaksi antara penggunaan metode Problem Based

Learning (PBL) dengan lab. real dan virtual , kemampuan matematik

dan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa.

H1A : Ada interaksi antara penggunaan metode Problem Based

Learning (PBL) dengan lab. real dan virtual , kemampuan matematik

dan gaya belajar terhadap prestasi belajar siswa.

2) Menentukan statistik uji

Statistik uji menggunakan Tests of Between-Subjects Effects atau uji F. Ketentuan

pengambilan kesimpulan, H0 ditolak ketika P-value < 0,05. Tingkat

signifikansi (a) yang digunakan 0,05.

3) Uji lanjut Anava

Uji lanjut anava atau uji komparasi ganda dilakukan apabila terdapat Ho

yang ditolak. Uji lanjut yang dilakukan menggunakan Uji mean dan Uji Scheefe.

Uji mean (uji rata-rata) dilakukan untuk mengetahui perbedaan mana yang lebih

baik dari suatu variabel, sedangkan hipotesis Uji Scheefe digunakan untuk

pengujian hipotesis interaksi dari suatu variabel. Apabila terdapat perbedaan maka

setelah dilakukan uji scheffe dilanjutkan dengan uji mean agar mengetahui bentuk

interaksinya.

b. Uji Prestasi Afektif

Pengujian hipotesis prestasi afektif dilakukan dengan langkah-langkah

sebagai berikut:

Page 111: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

90

1) Menentukan hipotesis

a) Hipotesis nol (H0)

H01: Tidak ada pengaruh penggunaan metode Problem Based Learning (PBL)

dengan lab real dan virtual terhadap prestasi afektif siswa.

H02: Tidak ada pengaruh kemampuan matematik kategori tinggi dan rendah

terhadap prestasi afektif siswa.

H03: Tidak ada pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi

afektif siswa.

b) Hipotesis alternatif (H1)

H11: Ada pengaruh penggunaan pendekatan Problem Based Learning (PBL)

dengan lab real dan virtual terhadap prestasi afektif siswa.

H12: Ada pengaruh kemampuan matematik tinggi dan kemampuan matematik

rendah terhadap prestasi afektif siswa.

H13: Ada pengaruh gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik terhadap

prestasi afektif siswa.

2) Menentukan statistik uji

Uji hipotesis dalam penelitian ini menggunakan Analisis Variansi (Anava)

yang perhitungannya dilakukan dengan program SPSS 15 dan statistik uji

menggunakan Tests of Between-Subjects Effects atau uji F. Ketentuan pengambilan

kesimpulan, H0 ditolak ketika P-value < 0,05.

Page 112: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

91

Pada prinsipnya sama dengan pengambilan keputusan pada pengujian

hipotesis prestasi kognitif. Apabila (H0) ditolak yang berarti hipotesis alternatif

(H1) diterima, maka perlu dilakukan uji lanjut dengan menggunakan uji mean dan uji

Scheffe sama dengan pengujian hipotesis pada prestasi kognitif.

Page 113: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

92

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Deskripsi Data

Data-data yang terkumpul pada penelitian ini meliputi : data kemampuan

matematik, data gaya belajar dan data prestasi siswa. Data tersebut diperoleh dari

hasil tes dan angket siswa kelas XI IPA 2 dengan jumlah 36 siswa sebagai kelas

eksperimen yang diberikan perlakuan metode Problem Based Learning (PBL)

dengan media laboratorium real dan siswa kelas XI IPA 1 dengan jumlah 36

siswa sebagai kelas eksperimen yang diberikan perlakuan metode Problem Based

Learning (PBL) dengan media laboratorium virtual di SMA Negeri 1 Boja tahun

pelajaran 2010/2011.

1. Data Kemampuan Matematik Siswa

Data ini diperoleh melalui tes kemampuan matematik siswa sebanyak 20

butir soal. Data kemampuan matematik dikelompokkan dalam 2 kategori yaitu

kemampuan matematik tinggi bagi siswa yang mempunyai nilai kemampuan

matematik ≥ rata-rata nilai kemampuan matematik seluruh kelas dan kategori

kemampuan matematik rendah bagi siswa yang mempunyi nilai kemampuan

matematik ≤ rata-rata nilai kemampuan matematik seluruh kelas. Dengan kriteria

tersebut diperoleh data kemampuan matematik siswa yang menggunakan metode

pembelajaran berbasis masalah (PBL) dengan media laboratorium real dan

laboratorium virtual yang dideskripsikan dalam Tabel 4.1 sebagai berikut:

Page 114: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

93

Tabel 4.1 Deskripsi Data Kemampuan Matematik Siswa

Kelompok Jumlah

data Nilai

Tertinggi Nilai

Terendah Rata-rata

Standar Deviasi

Media Lab.real 36 95 45 70 15,86

Media Lab.Virtual 36 100 35 67,64 19,51

Berdasarkan Tabel 4.1 terlihat bahwa pada kelas yang menggunakan

media laboratorium real nilai tertinggi untuk kemampuan matematik adalah 95,

nilai terendah adalah 45, nilai rata-ratanya adalah 70 dan nilai standar deviasinya

adalah 15,86, sedangkan pada kelas yang menggunakan media laboratorium

virtual nilai tertinggi untuk kemampuan matematik adalah 100, nilai terendah

adalah 35, nilai rata-ratanya adalah 67,64 dan nilai standar deviasinya adalah

19,51. Berdasarkan data tersebut terlihat bahwa kemampuan matematik siswa

pada kelas yang menggunakan laboratorium real dan kelas yang menggunakan

laboratorium virtual relatif sama.

Untuk mengetahui distribusi frekuensi siswa yang memiliki kemampuan

matematik tinggi dan rendah pada setiap kelas ditunjukkan oleh Tabel 4.2.

dibawah ini :

Tabel 4.2 Distribusi Data Kemampuan Matematik Tinggi dan Rendah

Kemampuan Matematik

Jumlah Kelas XI IPA 2

Lab. Real Kelas XI IPA 1

Lab. Virtual Frekuensi Persentase Frekuensi Persentase

Tinggi 36 20 55,56% 16 44,44% Rendah 36 16 44,44% 20 55,56% Jumlah 72 36 100% 36 100%

Berdasarkan Tabel di atas terdapat 36 siswa yang dikategorikan

mempunyai kemampuan matematik tinggi dan 36 siswa dikategorikan mempunyai

Page 115: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

94

kemampuan matematik rendah. Pada kelas yang menggunakan media

laboratorium real terdapat 20 siswa dengan kemampuan matematik tinggi dan 16

siswa dengan kemampuan matematik rendah. Distribusi frekuensi siswa pada

kelas yang menggunakan media laboratorium real berdasarkan kemampuan

matematik siswa ditunjukkan oleh Tabel 4.3. dibawah ini :

Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Kemampuan Matematik pada Kelas yang Menggunakan Media Laboratorium Real

Interval Kelas

Frekuensi Frekuensi (%)

45-54 6 16,67

55-64 7 19,44

65-74 4 11,11

75-84 8 22,22

85-94 8 22,22

95-104 3 8,33

Jumlah 36 100

Berdasarkan Tabel di atas terlihat bahwa frekuensi terbanyak yaitu

dengan nilai frekuensi 8 berada pada nilai kemampuan matematik 85-92. Untuk

lebih jelas maka disajikan gambar histogram yang ditunjukkan oleh gambar 4.1.

Gambar 4.1 Histogram Kemampuan Matematik Siswa pada Kelas Laboratorium Real

0123456789

45-54 55-64 65-74 75-84 85-94 95-104

frek

uens

i

interval

Page 116: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

95

Berdasarkan Tabel 4.2 terdapat 16 siswa pada kelas yang menggunakan media

laboratorium virtual dengan kemampuan awal tinggi dan 20 siswa dengan

kemampuan awal rendah. Distribusi frekuensi siswa pada yang menggunakan

media laboratorium real berdasarkan kemampuan matematik siswa ditunjukkan

oleh Tabel 4.4. dibawah ini :

Tabel 4.4 Distribusi Frekuensi Kemampuan Matematik pada Kelas yang Menggunakan media Lab. Virtual

Interval Kelas Frekuensi Frekuensi

(%) 35-45 3 8,33 46-56 16 44,44 57-67 1 2,78 68-78 1 2,78 79-89 6 16,67 90-100 9 25,00 Jumlah 36 100

Berdasarkan Tabel di atas terlihat bahwa frekuensi terbanyak yaitu

dengan nilai frekuensi 16 berada pada nilai kemampuan matematik 46-56. Untuk

lebih jelas maka disajikan gambar histogram yang ditunjukkan oleh gambar 4.2.

Gambar 4.2 Histogram Kemampuan Matematik Siswa pada Kelas Laboratorium Virtual

0

2

4

6

8

10

12

14

16

18

35-45 46-56 57-67 68-78 79-89 90-100

frek

uens

i

interval

35-45

46-56

57-67

68-78

79-89

90-100

Page 117: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

96

2. Gaya Belajar Siswa

Data gaya belajar siswa dikelompokan menjadi dua kategori, yaitu

kategori gaya belajar visual dan kategori gaya belajar kinestetik. Kategori gaya

belajar visual yaitu siswa yang memiliki nilai angket gaya belajar visual ≥ nilai

angket gaya kinestetik dan kategori gaya belajar kinestetik yaitu siswa yang

memiliki nilai angket gaya belajar visual ≤ nilai angket gaya belajar kinestetik.

Deskripsi data gaya belajar siswa ditunjukkan oleh Tabel 4.5. dibawah ini :

Tabel 4. 5 Deskripsi Data Gaya Belajar Siswa

Media Laboratorium Real

Kategori N Rata-rata St.Dev Max Min

Visual 36 56,42

5,07 65 47

Kinestetik 36 55,97

4,66

66 48

Media Laboratorium Virtual

Kategori N Rata-rata

StDev Max Min

Visual 36 56,06 4,66 68 48

Kinestetik 36 55,39 5,28 70 46

Pada Tabel 4.5 dapat dilihat skor rata-rata gaya belajar visual baik pada

kelas yang menggunakan media laboratorium real dan kelas media laboratorium

virtual yaitu 56,42 dan 56,06, sedangkan pada gaya belajar kinestetik baik pada

kelas yang menggunakan media laboratorium real dan kelas media laboratorium

virtual yaitu 55,97 dan 55,39.

Distribusi frekuensi siswa pada kelas yang menggunakan media

laboratorium real ditunjukkan oleh Tabel 4.6, dan frekuensi siswa pada kelas

Page 118: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

97

yang menggunakan media laboratorium virtual ditunjukkan oleh Tabel 4.7.

dibawah ini :

Tabel 4.6 Distribusi Frekuensi Gaya Belajar Kelas Media Lab.Real

Visual

Nilai interval

Frekuensi Nilai Tengah

Frek. Kum

Frek. Relatif

47-49 4 48 4 11,11

50-52 4 51 8 11,11

53-55 8 54 16 22,22

56-58 8 57 24 22,22

59-61 6 60 30 16,67

62-64 4 63 34 11,11

65-67 2 66 36 5,56

jumlah 36 100%

Kinestetik

Nilai interval

Frekuensi Nilai Tengah

Frek. Kum

Frek. Relatif

48-50 3 49 3 8,33

51-53 9 52 12 25,00

54-56 10 55 22 27,78

57-59 5 57 27 13,89

60-62 4 61 31 11,11

63-65 4 64 35 11,11

66-68 1 67 36 2,78

jumlah 36 100%

Page 119: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

98

Tabel 4. 7 Distribusi Frekuensi Gaya Belajar Kelas Media Virtual

Visual

Nilai interval Frekuensi

Nilai Tengah

Frek. Kum

Frek. Relatif

48-50 5 49 5 13,89

51-53 6 52 11 16,67

54-56 9 55 20 25,00

57-59 11 58 31 30,56

60-62 2 61 33 5,56

63-65 1 64 34 2,78

66-68 2 67 36 5,56

Kinestetik

Nilai interval Frekuensi

Nilai Tengah

Frek. Kum

Frek. Relatif

46-49 4 47,5 4 11,11

50-53 9 51,5 13 25,00

54-57 11 55,5 24 30,56

58-61 8 59,5 32 22,22

62-65 2 63,5 34 5,56

66-69 1 67,5 35 2,78

70-73 1 71,5 36 2,78

Page 120: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

99

Gambar 4. 3 Histogram Distribusi Skor Gaya Belajar Visual Kelas Media Lab. Real

Gambar 4.4 Histogram Distribusi Skor Gaya Belajar Kinestetik Kelas Media Lab.Virtual

0123456789

47-49 50-52 53-55 56-58 59-61 62-64 65-67

frek

uens

i

interval

0

2

4

6

8

10

12

48-50 51-53 54-56 57-59 60-62 63-65 66-68

frek

uens

i

interval

Page 121: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

100

Gambar 4. 5 Histogram Distribusi Skor Gaya Belajar Visual Kelas Media Lab.Virtual

Gambar 4. 6 Histogram Distribusi Skor Gaya Belajar Kinestetik Kelas Media Lab.Virtual

0

2

4

6

8

10

12

48-50 51-53 54-56 57-59 60-62 63-65 66-68

frek

uens

i

interval

0

2

4

6

8

10

12

46-49 50-53 54-57 58-61 62-65 66-69 70-73

frek

uens

i

interval

Page 122: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

101

3. Data Prestasi

a. Prestasi Belajar Kognitif

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data hasil prestasi belajar

kognitif dan afektif. Berikut ini disajikan Tabel 4.8. untuk mengetahui deskripsi

data prestasi kognitif terhadap media pembelajaran.

Tabel 4.8 Deskripsi Data Prestasi Kognitif

Kelompok Jumlah

data

Nilai

Tertinggi

Nilai

Terendah

Rata-

rata

Standar

Deviasi

Media Lab.real 36 75 40 58,75 9,44

Media Lab.Virtual 36 85 55 71,25 8,31

Distribusi frekuensi prestasi kognitif siswa pada kelas yang menggunakan

media laboratorium real ditunjukkan oleh Tabel 4.9.dibawah ini :

Tabel 4. 9 Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif pada Kelas Laboratorium Real

Interval Kelas Frekuensi Frekuensi

(%) 40-46 5 13,89

47-53 3 8,33

54-60 14 38,89

61-67 8 22,22

68-74 3 8,33

75-81 3 8,33

Jumlah 36 100

Page 123: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

102

Gambar 4.7. Histogram Prestasi Kognitif Kelas Laboratorium Real

Distribusi frekuensi prestasi kognitif siswa pada kelas yang menggunakan

media laboratorium virtual ditunjukkan oleh Tabel 4.10.dibawah ini

Tabel 4. 10 Distribusi Frekuensi Prestasi Kognitif pada Kelas Laboratorium Virtual

[p

Interval Kelas Frekuensi Frekuensi (%)

55-59 2 5,56

60-64 3 8,33

65-69 7 19,44

70-74 7 19,44

75-79 8 22,22

80-84 6 16,67

85-89 3 8,33

Jumlah 36 100

0

2

4

6

8

10

12

14

16

40-46 47-53 54-60 61-67 68-74 75-81

frek

uens

i

Laboratorium Real

Page 124: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

103

Gambar 4.8. Histogram Prestasi Kognitif Kelas Laboratorium Virtual

Berikut ini adalah deskripsi data prestasi kognitif ditinjau dari media dan

kemampuan matematik ditunjukkan oleh Tabel 4.11.

Tabel 4.11 Deskripsi Data Prestasi Kognitif ditinjau dari Media dan Kemampuan Matematik

Variabel N Rata-

rata SD

Media Lab.real

Kem. Matematik tinggi 20 61,25 8,56 Kem. Matematik rendah 16 55,62 9,81

Media Lab.virtual

Kem. Matematik tinggi 16 75,62 5,74 Kem. Matematik rendah 20 68 8,33

Berikut ini adalah deskripsi data prestasi kognitif ditinjau dari media dan

gaya belajar ditunjukkan oleh Tabel 4.12. dibawah ini :

Tabel 4.12 Deskripsi Data Prestasi Kognitif ditinjau dari Media dan Gaya Belajar Siswa

Variabel N Rata-rata SD Media Lab.real

Gaya belajar visual 20 53,75 7,93 Gaya belajar kinestetik 16 65 7,3

Media Lab.virtual

Gaya belajar visual 23 71,08 8,11 Gaya belajar kinestetik 13 71,92 8,55

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

55-59 60-64 65-69 70-74 75-79 80-84 85-89

frek

uens

i

Laboratorium Virtual

Page 125: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

104

Berikut ini adalah deskripsi data prestasi kognitif ditinjau dari kemampuan

matematik dan gaya belajar siswa ditunjukkan oleh Tabel 4.13

Tabel 4.13 Deskripsi Data Prestasi Kognitif ditinjau dari Kemampuan Matematik dan Gaya Belajar Siswa

Variabel N Rata-rata

SD

Kemampuan

Matematik Tinggi

Gaya Belajar Visual 18 65,56 11,87

Gaya Belajar Kinestetik 18 69,72 8,31

Kemampuan

Matematik Rendah

Gaya Belajar Visual 25 61,2 11,66

Gaya Belajar Kinestetik 11 65,45 8,5

Berikut ini adalah deskripsi data prestasi kognitif ditinjau dari media,

kemampuan matematik dan dan gaya belajar siswa ditunjukkan oleh Tabel 4.14.

Tabel 4.14 Deskripsi Data Prestasi Kognitif ditinjau dari Media, Kemampuan Matematik dan Gaya Belajar Siswa

Variabel N Rata-

rata SD

Media Lab.Real

KM Tinggi GB Visual 9 56,11 7,81 GB Kinestetik 11 65,45 6,87

KM Rendah GB Visual 11 51,28 7,83 GB Kinestetik 5 64 8,94

Media Lab Virtual

KM Tinggi GB Visual 9 75 5,34 GB Kinestetik 7 76,43 5,56

KM Rendah GB visual 14 68,57 8,42 GB Kinestetik 6 66,67 8,76

b. Prestasi Afektif

Data yang diperoleh dalam penelitian ini adalah data hasil prestasi belajar

afektif. Berikut ini disajikan Tabel 4.15. untuk mengetahui deskripsi data prestasi

afektif terhadap media pembelajaran.

Page 126: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

105

Tabel 4.15 Deskripsi Data Prestasi Afektif c.

Kelompok Jumlah

data

Nilai

Tertinggi

Nilai

Terendah

Rata-

rata

Standar

Deviasi

Media Lab.real 36 121 81 104,25 10

Media Lab.Virtual 36 115 81 100,64 8,85 d.

Distribusi frekuensi prestasi afektif siswa pada kelas yang menggunakan

media laboratorium real ditunjukkan oleh Tabel 4.16.dibawah ini :

Tabel 4. 16 Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif Kelas Laboratorium Real

Interval Kelas Frekuensi Frekuensi (%)

81-87 3 8,33 88-94 2 5,56 95-101 10 27,78 102-108 10 27,78 109-115 5 13,89 116-121 6 16,67 Jumlah 36 100

Gambar 4.9. Histogram Prestasi Afektif Kelas Laboratorium Real

0

2

4

6

8

10

12

81-87 88-94 95-101 102-108 109-115 116-121

frek

uens

i

Laboratorium real

Page 127: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

106

Distribusi frekuensi prestasi kognitif siswa pada kelas yang menggunakan

media laboratorium virtual ditunjukkan oleh Tabel 4.17.dibawah ini :

Tabel 4. 17 Distribusi Frekuensi Prestasi Afektif pada Kelas Laboratorium Virtual

Interval Kelas Frekuensi Frekuensi

(%)

81-85 1 2,78

86-90 3 8,33

91-95 7 19,44

96-100 9 25,00

101-105 4 11,11

106-110 5 13,89

111-115 7 19,44

Jumlah 36 100

Gambar 4.10. Histogram Prestasi Afektif Kelas Laboratorium Virtual

Berikut ini adalah deskripsi data prestasi afektif ditinjau dari media dan

kemampuan matematik ditunjukkan oleh Tabel 4.18 di bawah ini :

0

1

2

3

4

5

6

7

8

9

10

81-85 86-90 91-95 96-100 101-105 106-110 111-115

frek

uens

i

laboratorium virtual

Page 128: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

107

Tabel 4.18. Deskripsi Data Prestasi Afektif ditinjau dari Media dan Kemampuan Matematik

Variabel N Rata-

rata

SD

Lab.real Kemampuan Matematik Tinggi 20 103,9 8,49

Kemampuan Matematik Rendah 16 104,69 11,9

Lab.virtual Kemampuan Matematik Tinggi 16 100.06 8,36

Kemampuan Matematik Rendah 20 101,1 9,41

Berikut ini adalah deskripsi data prestasi afektif ditinjau dari media dan

gaya belajar ditunjukkan oleh Tabel 4.19 dibawah ini :

Tabel 4.19 Deskripsi Data Prestasi Afektif ditinjau dari Media dan Gaya Belajar Siswa

Variabel N Rata-

rata

SD

Lab.real Gaya belajar visual 20 103 10,69

Gaya belajar kinestetik 16 105,81 9,17

Lab.virtual Gaya belajar visual 23 98,39 8,47

Gaya belajar kinestetik 13 104,62 8,37

Berikut ini adalah deskripsi data prestasi afektif ditinjau dari kemampuan

matematik dan gaya belajar siswa ditunjukkan oleh Tabel 4.20 dibawah ini :

Tabel 4.20. Deskripsi Data Prestasi Afektif ditinjau dari Kemampuan Matematik dan Gaya Belajar Siswa

Variabel N Rata-

rata SD

Kemampuan Matematik Tinggi

Gaya belajar visual 18 99,83 6,75 Gaya belajar kinestetik 18 104,56 9,46

Kemampuan Matematik Rendah

Gaya belajar visual 25 101,04 11,52 Gaya belajar kinestetik 11 106,45 7,17

Page 129: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

108

Berikut ini adalah deskripsi data prestasi afektif ditinjau dari media,

kemampuan matematik dan gaya belajar siswa ditunjukkan oleh Tabel 4.21

dibawah ini :

Tabel 4.21. Deskripsi Data Prestasi Afektif ditinjau dari Media, Kemampuan Matematik dan Gaya Belajar Siswa

Variabel N Rata-

rata SD

Lab.real KM Tinggi

GB Visual 9 102 4,58 GB Kinestetik 11 105,45 10,69

KM Rendah GB Visual 11 103,82 14,01 GB Kinestetik 5 106,6 5,37

Lab.virtual KM Tinggi

GB Visual 9 97,67 8,08 GB Kinestetik 7 103,14 8,25

KM Rendah GB Visual 14 98,86 8,98 GB Kinestetik 6 106,33 8,94

B. Pengujian Persyaratan Analisis

Untuk pengujian prasyarat dilakukan uji normalitas dan uji homogenitas.

Berikut dijelaskan pengujian prasyarat tersebut :

1. Uji Normalitas

Tujuan dari uji normalitas adalah untuk mengetahui sampel berasal dari

populasi yang berdistribusi normal atau tidak. Jika di dapat signifikansi > 0,05,

maka H0 (data tidak berdistribusi normal) ditolak. Nilai signifikansi yang

digunakan mengacu pada rumus Kolmogorov-Smirnova. Hasil uji normalitas

dilakukan menggunakan SPSS 15, data lengkap mengenai uji normalitas terdapat

pada lampiran 26 dan 27. Berikut adalah rangkuman hasil uji normalitas yang

ditunjukkan oleh Tabel 4.22 dan Tabel 4.23.

Page 130: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

109

Tabel 4.22 Uji Normalitas Prestasi Kognitif

No Variabel Komponen P-value Keputusan Kesimpulan 1 Media Lab.Real 0,096 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Lab.Virtual 0,060 > 0,05 H0 ditolak Data normal 2 K.MTK KM Tinggi 0,183 > 0,05 H0 ditolak Data normal

KM Rendah 0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal 3 GB GB Visual 0,091 > 0,05 H0 ditolak Data normal

GB Kinestetik 0,179 > 0,05 H0 ditolak Data normal 4 Interaksi 1 Real * KM Tinggi 0,135 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Real * KM Rendah 0,051 > 0,05 H0 ditolak Data normal Virtual * KM Tinggi 0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal Virtual * KM Rendah 0,055 > 0,05 H0 ditolak Data normal

5 Interaksi 2 Real * GB Visual 0,174 > 0,05 H0 ditolak Data normal Real * GB Kinestetik 0,136 > 0,05 H0 ditolak Data normal Virtual * GB Visual 0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal Virtual * GB Kinestetik 0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

6 Interaksi 3 KM Tinggi* GB Visual 0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal KM Tinggi* GB Kinestetik

0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

KM Rendah* GB Visual

0,071 > 0,05 H0 ditolak Data normal

KM Rendah* GB Kinestetik

0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

7 Interaksi 4 Real * KM Tinggi * GB Visual

0,123 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Real * KM Tinggi * GB Kinestetik

0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Real * KM Rendah * GB Visual

0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Real * KM Rendah * GB Kinestetik

0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Virtual * KM Tinggi * GB Visual

0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Virtual * KM Tinggi * GB Kinestetik

0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Virtual * KM Rendah * GB Visual

0,168 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Virtual * KM Rendah * GB Kinestetik

0,168 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Page 131: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

110

Tabel 4.22 diatas menunjukkan pengujian normalitas data prestasi kognitif

memiliki P-value > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Dengan

demikian sampel berasal dari populasi berdistribusi normal. Dibawah ini

merupakan uji normalitas pada prestasi afektif siswa.

Tabel 4.23 Uji Normalitas Prestasi Afektif

No Variabel Komponen P-value Keputusan Kesimpulan

1 Media Lab.Real 0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Lab.Virtual 0,117 > 0,05 H0 ditolak Data normal

2 K.MTK KM Tinggi 0,135 > 0,05 H0 ditolak Data normal

KM Rendah 0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

3 GB GB Visual 0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

GB Kinestetik 0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

4 Interaksi 1 Real * KM Tinggi 0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Real * KM Rendah 0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Virtual * KM Tinggi 0,124 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Virtual * KM Rendah

0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

5 Interaksi 2 Real * GB Visual 0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Real * GB Kinestetik

0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Virtual * GB Visual 0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Virtual * GB Kinestetik

0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

6 Interaksi 3 KM Tinggi* GB Visual

0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

KM Tinggi* GB Kinestetik

0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

KM Rendah* GB Visual

0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

KM Rendah* GB Kinestetik

0,173 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Page 132: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

111

No Variabel Komponen P-value Keputusan Kesimpulan

7 Interaksi 4 Real * KM Tinggi * GB Visual

0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Real * KM Tinggi * GB Kinestetik

0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Real * KM Rendah * GB Visual

0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Real * KM Rendah * GB Kinestetik

0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Virtual * KM Tinggi * GB Visual

0,077 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Virtual * KM Tinggi * GB Kinestetik

0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Virtual * KM Rendah * GB Visual

0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Virtual * KM Rendah * GB Kinestetik

0,2 > 0,05 H0 ditolak Data normal

Tabel 4.23 menunjukkan pengujian normalitas data prestasi afektif

memiliki P-value > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa H0 ditolak. Dengan

demikian sampel berasal dari populasi berdistribusi normal.

2. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui sampel berdistribusi

homogen atau tidak. Uji homogenitas menggunakan SPSS 15. Selengkapnya

mengenai uji homogenitas terdapat pada lampiran 28 dan 29. Berikut adalah

rangkuman hasil uji homogenitas yang ditunjukkan oleh Tabel 4.24.

Page 133: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

112

Tabel 4.24 Hasil Uji Homogenitas Prestasi Kognitif

No Variabel Terikat P-value Keputusan Kesimpulan 1 Media 0,405 > 0,05 H0 ditolak Homogen

2 Kemampuan Matematik 0,768 > 0,05 H0 ditolak Homogen

3 Gaya Belajar 0,078 > 0,05 H0 ditolak Homogen

4 Media * KM 0,427 > 0,05 H0 ditolak Homogen

5 Media * GB 0,831 > 0,05 H0 ditolak Homogen

6 KM * GB 0,157 > 0,05 H0 ditolak Homogen

7 Media* KM* GB 0,794 > 0,05 H0 ditolak Homogen

Tabel 4.24. menunjukkan bahwa pengujian homogentitas pada data

prestasi kognitif mendapatkan P-value > 0,05, sehingga dapat disimpulkan H0

ditolak, dengan kata lain bahwa sampel mempunyai varians yang sama atau

homogen.

Tabel 4.25 Hasil Uji Homogenitas Prestasi Afektif

No Variabel Terikat P-value Keputusan Kesimpulan

1 Media 0,718 > 0,05 H0 ditolak Homogen

2 Kemampuan Matematik 0,142 > 0,05 H0 ditolak Homogen

3 Gaya Belajar 0,731 > 0,05 H0 ditolak Homogen

4 Media * KM 0,357 > 0,05 H0 ditolak Homogen

5 Media * GB 0,815 > 0,05 H0 ditolak Homogen

6 KM * GB 0,147 > 0,05 H0 ditolak Homogen

7 Media* KM* GB 0,051 > 0,05 H0 ditolak Homogen

Tabel 4.25. menunjukkan bahwa pengujian homogentitas pada data

prestasi afektif mendapatkan P-value > 0,05, sehingga dapat disimpulkan bahwa

H0 ditolak dengan kata lain bahwa sampel mempunyai varians yang sama atau

homogen.

Page 134: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

113

C. Pengujian Hipotesis

1. Uji Anava

Pengujian dilakukan dengan menggunakan analisis variansi tiga jalan

dengan sel tak sama (Uji ANAVA). Pengujiian dilakukan menggunakan program

SPSS 15 dan analsisis komputasinya dapat dilihat pada lampiran. Rangkuman

hasil analisis variansi tiga jalan dengan sel tak sama yang ditunjukkan oleh Tabel

4.26. dibawah ini :

Tabel 4.26 Rangkuman ANAVA untuk Data Prestasi Kognitif

No Terhadap prestasi kognitif P-value Sig. Keputusan

1 Media 0,000 < 0,05 H0 ditolak

2 Kemampuan Matematik 0,005 < 0,05 H0 ditolak

3 Gaya Belajar Siswa 0,007 < 0,05 H0 ditolak

4 Media*Kemampuan Matematik 0,170 > 0,05 H0 diterima

5 Media* Gaya Belajar 0,005 < 0,05 H0 ditolak

6 Kemampuan Matematik * Gaya Belajar 0,948 > 0,05 H0 diterima

7 Media* Kemampuan Matematik*GB 0,416 > 0,05 H0 diterima

Kesimpulan :

1. P-value media = 0,000 < 0,05 maka H0 (Tidak ada pengaruh penggunaan

media terhadap prestasi belajar siswa) ditolak, berarti terdapat pengaruh

media terhadap prestasi kognitif.

2. P-value kemampuan matematik = 0,005 < 0,05 maka H0 (tidak terdapat

pengaruh kemampuan matematik terhadap prestasi kognitif) ditolak, berarti

terdapat pengaruh kemampuan matematik terhadap prestasi kognitif.

Page 135: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

114

3. P-value aktivitas siswa = 0,007 < 0,05 maka H0 (tidak terdapat pengaruh gaya

belajar siswa terhadap prestasi kognitif) ditolak, berarti terdapat pengaruh

gaya belajar siswa terhadap prestasi kognitif.

4. P-value interaksi media dan kemampuan matematik = 0,170 > 0,05 maka H0

(tidak terdapat interaksi media dan kemampuan matematik terhadap prestasi

kognitif) diterima, berarti tidak terdapat interaksi media dan kemampuan

matematik terhadap prestasi kognitif.

5. P-value interaksi metode dan aktivitas siswa = 0,005 < 0,05 maka H0 (tidak

terdapat interaksi media dan gaya belajar siswa terhadap prestasi kognitif)

ditolak, berarti terdapat interaksi media dan gaya belajar siswa terhadap

prestasi kognitif.

6. P-value interaksi kemampuan matematik dan gaya belajar siswa = 0,948 >

0,05 maka H0 (tidak terdapat interaksi kemampuan matematik dan gaya

belajar siswa terhadap prestasi kognitif) diterima, berarti tidak terdapat

interaksi kemampuan matematik dan gaya belajar siswa terhadap prestasi

kognitif.

7. P-value interaksi media, kemampuan matematik dan gaya belajar siswa =

0,416 > 0,05 maka H0 (tidak terdapat interaksi media, kemampuan matematik

dan gaya belajar siswa terhadap prestasi kognitif) diterima, berarti tidak

terdapat interaksi media, kemampuan matematik dan gaya belajar siswa

terhadap prestasi kognitif.

Page 136: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

115

Tabel 4.27 Rangkuman ANAVA Data Prestasi Afektif

No Terhadap prestasi afektif P-value Sig. Keputusan

1 Media 0,213 > 0,05 H0 diterima

2 Kemampuan Matematik 0,439 >0,05 H0 diterima

3 Gaya Belajar Siswa 0,046 < 0,05 H0 ditolak

4 Media*Kemampuan Matematik 0,881 > 0,05 H0 diterima

5 Media* Gaya Belajar 0,479 > 0,05 H0 diterima

6 Kemampuan Matematik * Gaya Belajar 0,889 > 0,05 H0 diterima

7 Media* Kemampuan Matematik*Gaya

Belajar

0,778 > 0,05 H0 diterima

Kesimpulan :

1. P-value media = 0,213 > 0,05 maka H0 (tidak terdapat pengaruh media

terhadap prestasi afektif) diterima, berarti tidak terdapat pengaruh media

terhadap prestasi afektif

2. P-value kemampuan matematik = 0,439 > 0,05 maka H0 (tidak terdapat

pengaruh kemampuan matematik terhadap prestasi afektif) diterima, berarti

tidak terdapat pengaruh kemampuan matematik terhadap prestasi afektif

3. P-value aktivitas siswa = 0,046 < 0,05 maka H0 (tidak terdapat pengaruh gaya

belajar siswa terhadap prestasi afektif) ditolak, berarti terdapat pengaruh gaya

belajar siswa terhadap prestasi afektif

4. P-value interaksi metode dan kemampuan awal = 0,881 > 0,05 maka H0 (tidak

terdapat interaksi media dan kemampuan matematik terhadap prestasi afektif)

diterima, berarti tidak terdapat interaksi media dan kemampuan matematik

terhadap prestasi afektif

Page 137: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

116

5. P-value interaksi media dan gaya belajar siswa = 0,479 > 0,05 maka H0 (tidak

terdapat interaksi media dan gaya belajar siswa terhadap prestasi afektif)

diterima, berarti tidak terdapat interaksi media dan gaya belajar siswa terhadap

prestasi afektif

6. P-value interaksi kemampuan matematik dan gaya belajar siswa = 0,889 >

0,05 maka H0 (tidak terdapat interaksi kemampuan matematik dan gaya

belajar siswa terhadap prestasi afektif) diterima, berarti tidak terdapat interaksi

kemampuan matematik dan gaya belajar siswa terhadap prestasi afektif

7. P-value interaksi media, kemampuan matematik dan gaya belajar siswa =

0,778 > 0,05 maka H0 (tidak terdapat interaksi media, kemampuan matematik

dan gaya belajar siswa terhadap prestasi afektif) diterima, berarti tidak

terdapat interaksi media, kemampuan matematik dan gaya belajar siswa

terhadap prestasi afektif.

2. Uji Lanjut Anava

Setelah uji Anava diatas, maka untuk hipotesis yang diterima, baik prestasi

kognitif dan afektif dilakukan uji lanjut dengan uji compare means (uji rata-rata)

dengan menggunakan SPSS 15, tetapi untuk uji lanjut pada hipotesis kelima

dimana terdapat interaksi antara media pembelajaran dengan gaya belajar siswa

terhadap prestasi belajar kognitif dilakukan uji scheffe, untuk uji lanjut yang

dilakukan secara rinci dijelaskan pada Tabel dibawah ini :

Page 138: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

117

a. Uji lanjut hipotesis 1

Bunyi hipotesis 1 adalah terdapat pengaruh media terhadap prestasi

kognitif, untuk mengetahui media mana yang lebih baik maka dilakukan uji

lanjut dan hasil uji lanjut untuk hipotesis 1 ditunjukkan pada Tabel 4.28. dibawah

ini :

Tabel 4.28. Tabel Hasil Uji Lanjut Hipotesis 1

media Rata-rata N

Std. Deviation

real 58,75 36 9,440 virtual 71,39 36 8,160 Total 65,07 72 10,828

Berdasarkan Tabel 4.28. diatas dapat diketahui bahwa rata-rata prestasi

kognitif siswa dengan menggunakan media laboratorium real = 58,75 lebih kecil

dari pada rata-rata prestasi kognitif siswa yang menggunakan media laboratorium

virtual = 71,25. Dari rata-rata kedua media diatas dapat disimpulkan bahwa siswa

menggunakan media laboratorium virtual lebih baik memiliki prestasi kognitif

yang lebih baik dibandingkan dengan siswa menggunakan media laboratorium

real.

b. Hasil uji lanjut hipotesis 2

Bunyi hipotesis 2 adalah terdapat pengaruh kemampuan matematik terhadap

prestasi kognitif, untuk mengetahui kemampuan matematik mana yang lebih baik

maka dilakukan uji lanjut dan hasil uji lanjut untuk hipotesis 2 ditunjukkan pada

Tabel 4.29. dibawah ini :

Page 139: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

118

Tabel 4.29. Tabel Hasil Uji Lanjut Hipotesis 2

kemmpuan mtk

Rata-rata N

Std. Deviation

Tinggi 67,64 36 10,315 rendah 62,50 36 10,856 Total 65,07 72 10,828

Berdasarkan Tabel diatas, rata-rata prestasi kognitif siswa yang

mempunyai kemampuan matematik tinggi = 67,64 lebih besar dari pada rata-rata

prestasi kognitif siswa yang mempunyai kemampuan matematik rendah = 62,5.

Hal tersebut berarti siswa yang mempunyai kemampuan matematik tinggi lebih

baik prestasi kognitifnya dibandingkan dengan siswa yang mempunyai

kemampuan matematik rendah.

c. Uji lanjut hipotesis 3 pada prestasi kognitif

Bunyi hipotesis 3 adalah terdapat pengaruh gaya belajar terhadap prestasi

kognitif, untuk mengetahui gaya belajar mana yang lebih baik maka dilakukan uji

lanjut dan hasil uji lanjut untuk hipotesis 3 ditunjukkan pada Tabel 4.30. dibawah

ini :

Tabel 4.30. Tabel Hasil Uji Lanjut Hipotesis 3 pada Prestasi Kognitif

gaya belajar

Rata-rata

N Std. Deviation

visual 63,02 43 11,809 kinestetik 68,10 29 8,495

Total 65,07 72 10,828

Berdasarkan hasil uji lanjut pada Tabel 4.30, rata-rata prestasi kognitif

siswa yang mempunyai gaya belajar visual = 63,02 lebih kecil dari pada rata-rata

prestasi kognitif siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik = 68,10. Hal

Page 140: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

119

tersebut berarti siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik lebih baik prestasi

kognitif dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya belajar visual.

d. Hasil uji lanjut hipotesis 3 pada prestasi afektif

Bunyi hipotesis 3 adalah terdapat pengaruh gaya belajar terhadap prestasi

afektif, untuk mengetahui gaya belajar mana yang lebih baik maka dilakukan uji

lanjut dan hasil uji lanjut untuk hipotesis 3 ditunjukkan pada Tabel 4.31. dibawah

ini :

Tabel 4.31. Tabel Hasil Uji Lanjut Hipotesis 3 pada Prestasi Afektif

Berdasarkan hasil uji lanjut pada Tabel 4.31, rata-rata prastasi afektif

siswa yang mempunyai gaya belajar visual = 100,53 untuk siswa yang memiliki

gaya belajar visual dan 105,28 untuk siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik.

Hal tersebut berarti siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik lebih baik prestasi

afektifnya dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya belajar visual.

e. Hasil uji lanjut hipotesis 5

Bunyi hipotesis 4 adalah terdapat interaksi antara media dan gaya belajar

siswa terhadap prestasi kognitif. Uji lanjut ini dilakukan untuk mengetahui media

pembelajaran dan gaya belajar manakah yang memiliki perbedaan rerata dan

memberikan pengaruh yang signifikan. Dengan bantuan SPSS 15, dengan

menggunakan Uji Scheffe diperoleh hasil seperti pada Tabel 4.32.

gaya belajar Rata-rata N

Std. Deviation

Visual 100,53 43 9,728 kinestetik 105,28 29 8,689 Total 102,44 72 9,552

Page 141: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

120

Tabel 4.32. Tabel Hasil Uji Lanjut ANOVA Scheffe Prestasi Kognitif

Interaksi Media-GB Siswa Sig. Kesimpulan

Media Real-Gaya Belajar Visual

Real- Gaya Belajar Kinestetik 0,001 Ada perbedaan

Virtual -Gaya Belajar Visual 0,000 Ada perbedaan

Virtual - Gaya Belajar Kinestetik 0,000 Ada perbedaan

Media Real-Gaya Belajar Kinestetik

Real- Gaya Belajar Visual 0,001 Ada perbedaan

Virtual- Gaya Belajar Visual 0,149 Tidak ada perbedaan

Virtual -Gaya Belajar Kinestetik 0,155 Tidak ada perbedaan

Media Virtual-Gaya Belajar Visual

Real- Gaya Belajar Visual 0,000 Ada perbedaan

Real- Gaya Belajar Kinestetik 0,149 Tidak ada perbedaan

Virtual- Gaya Belajar Kinestetik 0,993 Tidak ada perbedaan

Media Virtual-Gaya Belajar Kinestetik

Real- Gaya Belajar Visual 0,000 Ada perbedaan

Real- Gaya Belajar Kinestetik 0,155 Tidak ada perbedaan

Virtual- Gaya Belajar Visual 0,993 Tidak ada perbedaan

Berdasarkan hasil uji lanjut scheffe pada Tabel 4.32 di atas, didapatkan

hasil bahwa pada media real dengan gaya belajar kinestetik dengan gaya belajar

visual terdapat perbedaan prestasi belajar. Hal serupa juga terjadi pada media

virtual dengan gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik. Siswa yang

mempunyai gaya belajar visual dengan media laboratorium real memiliki

perbedaan prestasi belajar dengan siswa yang menggunakan laboratorium virtual,

sedangkan siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik dengan media

laboratorium real memiliki perbedaan prestasi belajar dengan siswa yang

menggunakan laboratorium virtual. Karena terdapat perbedaan prestasi belajar

Page 142: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

121

berdasarkan hasil uji scheffe, maka dilakukan uji rata-rata untuk mengetahui

bentuk interaksinya, hasil uji rata-rata terdapat pada Tabel 4.33 dibawah ini :

Tabel 4.33. Data Hasil Uji Rata-rata Hipotesis 5

interaksi 2 Rata-rata N

Std. Deviation

real-GB V 53,75 20 7,926 real-GB K 65,00 16 7,303 virtual-GB V 71,09 23 8,112 virtual-GB K 71,92 13 8,549 Total 65,07 72 10,828

Berdasarkan hasil uji lanjut rata-rata pada Tabel 4.33 di atas, didapatkan

hasil bahwa siswa yang mempunyai gaya belajar visual dan kinestetik selalu

mendapatkan prestasi yang lebih baik ketika diberikan perlakuan dengan

menggunakan media laboratorium virtual jika dibandingkan dengan prestasi

siswa yang menggunakan media laboratorium real. Sedangkan siswa yang

menggunakan media laboratorium real dengan gaya belajar kinestetik memiliki

prestasi belajar yang lebih baik dengan nilai rata-rata 65,00 dibandingkan dengan

siswa yang memiliki gaya belajar visual dengan rata-rata 53,75, Sedangkan tidak

ada perbedaan rata-rata prestasi siswa antara siswa yang menggunakan media

virtual dengan gaya belajar visual dan kinestetik yang ditunjukkan dengan nilai

rata-rata 71,09 dan 71,92. Hal inilah yang menunjukkan adanya interaksi antara

media dengan gaya belajar siswa.

Page 143: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

122

D. Pembahasan

1. Hipotesis Pertama

Pengujian hipotesis pertama mengenai pengaruh media terhadap prestasi

kognitif menunjukkan P-value bernilai 0,000, pada prestasi afektif menunjukan

P-value bernilai 0,213,. Berdasarkan keputusan uji maka Ho ditolak pada prestasi

kognitif, sedangkan Ho diterima pada prestasi afektif. Hal ini berarti bahwa

terdapat pengaruh penggunaan media Laboratorium real dan laboratorium virtual

terhadap prestasi kognitif, dan tidak terdapat pengaruh penggunaan media

Laboratorium real dan laboratorium virtual terhadap prestasi afektif.

Berdasarkan Hasil Uji lanjut Tabel 4.24, rata-rata prestasi kognitif siswa

dengan menggunakan media laboratorium real = 58,75 lebih kecil dari pada rata-

rata prestasi kognitif siswa yang menggunakan media laboratorium virtual =

71,25. Dari rata-rata kedua media diatas dapat disimpulkan bahwa siswa

menggunakan media laboratorium virtual lebih baik memiliki prestasi kognitif

yang lebih baik dibandingkan dengan siswa menggunakan media laboratorium

real. Hal ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh Zeynep Tatli dan

Alipasa Ayas pada tahun 2010 yang berjudul “Virtual Laboratory Aplications in

Chemistry Education”, Kesimpulan dari hasil penelitiannya adalah bahwa pada

saat pelaksanaan praktikum dengan menggunakan virtual lab lebih efektif,

menarik dan lebih bermanfaat serta dapat memungkinkan siswa untuk mengulang

percobaan. Sementara pada real lab tidak semua siswa aktif dalam proses

eksperimen di laboratorium nyata.

Page 144: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

123

Penyebab keadaan ini adalah pada pembelajaran dengan menggunakan

laboratorium virtual menggunakan media berbentuk simulasi praktikum dan

animasi yang dijalankan sendiri oleh siswa sehingga memungkinkan siswa lebih

aktif dan kreatif dalam memecahkan masalah yang dihadapi. Selain itu dengan

media laboratorium virtual dapat dilakukan secara berulang-ulang tanpa

menghabiskan waktu untuk mempersiapkan pengulangan sehingga siswa dapat

mengulang praktikum hingga mereka merasa paham.

Media yang efektif adalah media yang dapat mengakomodasi siswa

mencapai tujuan pembelajaran, sesuai dengan materi, dan disukai oleh siswa. Pada

saat proses pembelajaran siswa yang menggunakan media laboratorium virtual

lebih antusias dan bersemangat dibandingkan siswa yang menggunakan

laboratorium real, hal ini ditandai dengan lebih banyak pertanyaan yang muncul

ketika diskusi setelah melakukan praktikum di laboratorium yang menandakan

bahwa siswa berada dalam proses memahami materi yang disampaikan.

Program komputer yang digunakan merupakan bentuk simulasi dari

laboratorium real yang dapat menampilkan konsep secara visual dengan gerakan

dan gambar, dan dapat menampilakan proses secara nyata sehingga siswa merasa

melakukan praktikum yang sebenarnya. Media laboratorium virtual dapat

menyesuaikan dengan tingkat kecepatan belajar siswa sehingga dapat

mengakomodasi siswa yang lamban belajar. Dengan laboratorium virtual dapat

menghindarkan dari kegagalan percobaan dan kesalahan konsep.

Berbeda dengan siswa yang melakukan pembelajaran dengan

menggunakan media laboratorium real rata-rata nilai prestasinya lebih rendah

Page 145: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

124

dibanding kelas dengan Siswa yang menggunakan media laboratorium virtual

dikarenakan siswa dalam melakukan praktikum masih banyak bermain-main

sehingga ada bagian tahapan tetentu yang terlewatkan dan mereka tidak

memahami materi pelajaran yang sedang dipelajari, dan pada saat pelaksanaan

praktikum di laboratorium tidak semua siswa dapat berpartisipasi aktif untuk

proses eksperimen di laboratorium.

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukuan, pada saat proses

pembelajaran dilaboratorium masih banyak sekali siswa yang belum paham cara

menimbang NaCl dan CaCO3 dengan menggunakan neraca Ohauss dan mereka

masih binggung menentukan garam yang sukar larut berdasarkan hasil percobaan

dan pada saat diskusi tidak banyak pertanyaan yang muncul. Selain itu, praktikum

secara nyata di laboratorium memerlukan waktu yang lama sehingga dengan

alokasi waktu yang sama dengan laboratorium virtual mereka tidak dapat

mengulangi percobaan yang telah dilakukan. Oleh karena itu kegagalan praktikum

mungkin saja terjadi dan data-data yang diperoleh belum pasti sesuai dengan teori.

Guru dalam hal ini harus mengerti dan paham serta memiliki kemampuan yang

cukup agar tidak terjadi kesalahan konsep dalam proses belajarnya.

Dari Uraian diatas dapat disimpulkan bahwa penggunaan media

laboratorium virtual lebih efektif dibandingkan laboratorium real, hal ini dapat

dilihat dari proses dan hasil pembelajaran siswa.

Pada prestasi afektif, siswa yang menggunakan media laboratorium real

dan virtual memberikan pengaruh yang sama terhadap prestasi afektif.

Kesimpulan ini diperkuat oleh data Tabel 4.13 yang menunjukkan bahwa rata-rata

Page 146: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

125

siswa yang menggunakan media laboratorium real relatif sama dengan siswa

yang menggunakan media laboratorium virtual yaitu 104,25 untuk siswa yang

menggunakan media laboratorium real dan 100,64 untuk siswa yang

menggunakan media laboratorium virtual. Siswa yang menggunakan media

laboratorium real senang saat mempelajari materi kelarutan dan hasil kali

kelarutan karena mereka dapat melakukan percobaan secara langsung, sehingga

akan lebih mudah membentuk pemahaman. Sementara itu pada siswa dengan

menggunakan media laboratorium virtual mereka juga dapat melakukan

percobaan secara langsung dengan menggunakan computer yang telah didesain

menggunakan software khusus, dimana percobaan yang dilakukan sama dengan

percobaan pada laboratorium real. Sehingga baik siswa yang menggunakan media

laboratorium real maupun siswa yang menggunakan media laboratorium virtual

memiliki prestasi afektif yang relatif sama.

Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang menyebutkan ada

pengaruh penggunaan metode Problem Based Learning (PBL) baik dengan

laboratorium real maupun virtual terhadap prestasi belajar siswa, pengaruh yang

sama terhadap prestasi afektif disebabkan karena siswa sama-sama senang dalam

melakukan pembelajaran baik dengan laboratorium real maupun virtual,

penyebab lain mungkin disebabkan karena keterbatasan pengukuran prestasi

afektif dengan menggunakan angket, peneliti tidak bisa menjamin jawaban siswa

benar-benar jujur seperti apa yang ada dalam pertanyaan dan pernyataan angket.

Page 147: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

126

2. Hipotesis Kedua

Pengujian hipotesis kedua mengenai pengaruh kemampuan matematik

terhadap prestasi kognitif menunjukkan P-value bernilai 0,005 dan pada prestasi

afektif menunjukan P-value bernilai 0,439. Berdasarkan keputusan uji maka Ho

ditolak pada prestasi kognitif. Hal ini berarti bahwa terdapat pengaruh

kemampuan matematik tinggi dan rendah terhadap prestasi kognitif. Namun

berdasarkan keputusan uji pada aspek prestasi afektif maka Ho diterima. Hal ini

berarti bahwa tidak terdapat pengaruh kemampuan matematik tinggi dan rendah

terhadap prestasi afektif.

Berdasarkan hasil uji lanjut pada Tabel 4.25, rata-rata prestasi kognitif

siswa yang mempunyai kemampuan matematik tinggi = 67,64 lebih besar dari

pada rata-rata prestasi kognitif siswa yang mempunyai kemampuan matematik

rendah = 62,5. Hal tersebut berarti siswa yang mempunyai kemampuan matematik

tinggi lebih baik prestasi kognitifnya dibandingkan dengan siswa yang

mempunyai kemampuan matematik rendah.

Materi kelarutan dan hasil kali kelarutan merupakan materi yang bersifat

hitungan. Pada saat proses pembelajaran, siswa yang mempunyai kemampuan

matematik tinggi melakukan perhitungan matematik dengan lebih cepat dan tepat,

karena dengan kemampuan matematik yang tinggi memungkinkan dapat

membantu siswa dalam menyelesaikan soal hitungan yang ada dalam materi

kelarutan dan hasil kali kelarutan, sehingga siswa mendapat prestasi kognitif

yang lebih baik jika dibandingkan dengan prestasi siswa yang memiliki

kemampuan matematik rendah.

Page 148: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

127

Pada prestasi afektif, kemampuan matematik siswa baik tinggi maupun

rendah memberikan pengaruh yang sama terhadap prestasi afektif. Kesimpulan

ini diperkuat oleh data Tabel 4.13 yang menunjukkan bahwa rata-rata siswa yang

mempunyai kemampuan matematik tinggi relatif sama dengan siswa yang

memiliki kemampuan matematik rendah yaitu 102,72 untuk siswa yang memiliki

kemampuan matematik tinggi dan 102,17 untuk siswa yang memiliki kemampuan

matematik rendah. Siswa dengan kemampuan matematik tinggi menjadi senang

saat mempelajari materi kelarutan dan hasil kali kelarutan yang bersifat hitungan

karena mereka merasa telah mempunyai kemampuan dasar yang cukup yaitu

keterampilan dalam mengoperasikan angka-angka, sehingga akan lebih mudah

membentuk pemahaman. Sementara itu pada siswa dengan kemampuan

matematik rendah yang terjadi adalah kemauan yang keras dalam belajar untuk

mengejar keterbatasan mereka dalam hal penguasaan materi kelarutan dan hasil

kali kelarutan. Sehingga baik siswa dengan kemampuan matematik tinggi maupun

rendah memiliki prestasi afektif yang relatif sama.

Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang menyebutkan ada

pengaruh kemampuan matematik terhadap prestasi belajar kimia. Pengaruh yang

sama terhadap prestasi afektif disebabkan karena siswa dengan kemampuan

matematik apapun sama-sama senang dalam melakukan pembelajaran dikelas,

penyebab lain mungkin disebabkan karena pada penelitian ini kemampuan

matematik siswa hanya dikategorikan ke dalam dua kelompok saja, yaitu tinggi

dan rendah, peneliti tidak melibatkan kategori sedang, hal ini mungkin sedikit

berpengaruh terhadap hasil penelitian. Selain itu penyebab lainnya mungkin

Page 149: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

128

karena terdapat keterbatasan pada pengukuran prestasi afektif dengan

menggunakan angket, peneliti tidak bisa menjamin jawaban siswa benar-benar

jujur seperti apa yang ada dalam pertanyaan dan pernyataan angket.

3. Hipotesis Ketiga

Pengujian hipotesis ketiga mengenai pengaruh gaya belajar siswa terhadap

prestasi kognitif menunjukkan P-value bernilai 0,007, pada prestasi afektif

menunjukan P-value bernilai 0,046. Berdasarkan keputusan uji maka Ho ditolak

pada prestasi kognitif dan prestasi afektif. Hal ini berarti bahwa terdapat

pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi kognitif dan prestasi

afektif.

Menurut Murat Peker & Seref Mirasyedioglu (2008) dalam penelitiannya

yang berjudul ”Pree-Service Elementary School Teacher’s Learning Style and

Attitudes Toward Mathematics”, hasil penelitiannya menyebutkan bahwa gaya

belajar berpengaruh dalam proses pembelajaran. Maka dapat disimpulakan bahwa

dengan guru memperhatikan gaya belajar siswa pada saat proses pembelajaran,

dapat berpengaruh terhadap prestasi belajar sehingga prestasi belajar siswa

menjadi lebih baik.

Berdasarkan hasil uji lanjut pada Tabel 4.26, rata-rata prestasi kognitif

siswa yang mempunyai gaya belajar visual = 63,02 lebih kecil dari pada rata-rata

prestasi kognitif siswa yang mempunyai gaya belajar kinestetik = 68,10.

Sementara rata-rata prestasi afektif siswa ditunjukkan pada Tabel 4.27. rata-rata

prastasi afektif siswa yang mempunyai gaya belajar visual = 100,53 untuk siswa

yang memiliki gaya belajar visual dan 105,28 untuk siswa yang memiliki gaya

Page 150: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

129

belajar kinestetik. Hal tersebut berarti siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik

lebih baik prestasi kognitif dan afektifnya dibandingkan dengan siswa yang

memiliki gaya belajar visual.

Pada saat proses pembelajaran, siswa yang mempunyai gaya belajar

kinestetik cenderung lebih aktif pada proses pembelajaran. Mereka tampak lebih

bersemangat dalam melakukan praktikum dikelas dan selalu mengekspresikan

sesuatu yang didengar dengan mencatat, aktivitas mencatat inilah yang membuat

siswa menjadi lebih cepat menangkap dan mengingat materi dibandingkan dengan

siswa yang mempunyai gaya belajar visual. Jadi, hal inilah yang mengakibatkan

prestasi kognitif dan afektif belajar siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik

lebih tinggi dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya belajar visual.

4. Hipotesis Keempat

Pengujian hipotesis keempat mengenai Interaksi metode Problem Based

Learning (PBL) dengan menggunakan laboratorium real, laboratorium virtual dan

kemampuan matematik terhadap prestasi belajar kognitif siswa yang

menunjukkan P-value bernilai 0,170. Pada prestasi afektif menunjukan P-value

bernilai 0,881. Berdasarkan keputusan uji maka Ho diterima pada prestasi

kognitif dan afektif. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat interaksi metode

Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan laboratorium real,

laboratorium virtual dan kemampuan matematik terhadap prestasi belajar kognitif

dan afektif siswa.

Berdasarkan Tabel 4.9, untuk media laboratorium real memiliki rata-rata

prestasi kognitif siswa yang mempunyai kemampuan matematik tinggi sebesar

Page 151: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

130

61,25 dan rata-rata prestasi kognitif siswa yang mempunyai kemampuan

matematik rendah sebesar 55,62. Sedangkan untuk siswa yang menggunakan

media laboratorium virtual rata-rata prestasi kognitif siswa yang memiliki

kemampuan matematik tinggi sebesar 76,25 dan rata-rata prestasi kognitif siswa

yang memiliki kemampuan matematik rendah sebesar 68. Sedangkan pada

prestasi belajar afektif pada Tabel 4.14, untuk siswa yang menggunakan media

laboratorium real yang memiliki kemampuan matematik tinggi dan rendah

berturut turut rata-rata 103,9 dan 104,69, dan untuk siswa yang menggunakan

media laboratorium virtual dengan kemampuan matematik tinggi dan rendah

memiliki rata-rata berturut-turut 100,06 dan 101,1.

Dalam penelitian ini ditemukan bahwa tidak terdapat perbedaan nilai

rataan yang signifikan antara siswa dengan kemampuan matematik tinggi yang

diberikan perlakuan media laboratorium real maupun yang diberi perlakuan media

laboratorium virtual, begitu juga untuk siswa dengan kemampuan matematik

rendah, tidak terdapat perbedaan nilai rataan yang signifikan yang diberikan

perlakuan kedua media tersebut. Hal tersebut berarti tidak ditemukan interaksi

antara media laboratorium real dan laboratorium virtual dengan kemampuan

matematik tinggi dan rendah terhadap prestasi kognitif dan afektif. Pengaruh

yang diberikan media laboratorium real dan laboratorium virtual terhadap prestasi

kognitif dan afektif merupakan pengaruh yang berdiri sendiri dan tidak

berhubungan dengan kemampuan matematik tinggi dan rendah. Begitu pula

sebaliknya, pengaruh yang diberikan oleh kemampuan matematik tinggi dan

Page 152: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

131

rendah terhadap prestasi kognitif dan afektif media laboratorium real dan

laboratorium virtual.

Berdasarkan kenyataan dilapangan diketahui bahwa siswa yang

menggunakan laboratorium real dengan kemampuan matematik tinggi maupun

rendah tetap dapat melakukan pengamatan dengan bantuan alat-alat yang ada pada

laboratorium real. Mereka sama-sama dapat membangun konsep dengan metode

dan media yang digunakan. Demikian juga pada siswa yang menggunakan media

laboratorium virtual, siswa yang memiliki kemampuan matematik tinggi maupun

yang rendah mereka tetap dapat mengoperasikan komputer untuk mendapatkan

konsep kelarutan dan hasil kali kelarutan.

Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang menyebutkan ada interaksi

metode Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan media

laboratorium real dan virtual dengan kemampuan matematik terhadap prestasi

belajar kognitf dan afektif siswa . Pengaruh yang sama terhadap prestasi kognitif

dan afektif disebabkan karena banyak faktor yang dapat mempengaruhi proses

pencapaian prestasi belajar baik dari dalam maupun dari luar diri siswa. Misalnya

faktor metode pembelajaran, media pembelajaran, kemampuan matematik, dan

gaya belajar yang digunakan dalam penelitian ini, serta masih banyak keterbatasan

dalam penelitian ini sehingga peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor

tersebut di luar kegiatan belajar mengajar.

5. Hipotesis Kelima

Pengujian hipotesis kelima mengenai Interaksi metode Problem Based

Learning (PBL) dengan menggunakan laboratorium real, laboratorium virtual

Page 153: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

132

dan gaya belajar memberikan pengaruh terhadap prestasi belajar kognitif siswa

menunjukkan P-value bernilai 0,005 dan pada prestasi afektif menunjukan P-value

bernilai 0,479. Berdasarkan keputusan uji maka Ho ditolak pada prestasi kognitif

dan Ho diterima pada prestasi afektif. Hal ini berarti bahwa terdapat interaksi

antara media laboratorium real dan media laboratorium virtual dengan gaya

belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar kognitif. Sedangkan Ho

diterima pada prestasi afektif. Hal ini berarti tidak terdapat interaksi antara media

laboratorium real dan media laboratorium virtual dengan gaya belajar visual dan

kinestetik terhadap prestasi belajar afektif.

Berdasarkan hasil uji lanjut scheffe pada Tabel 4.28, didapatkan hasil

bahwa pada media real dengan gaya belajar kinestetik dengan gaya belajar visual

terdapat perbedaan prestasi belajar. Hal serupa juga terjadi pada media virtual

dengan gaya belajar visual dan gaya belajar kinestetik. Siswa yang mempunyai

gaya belajar visual dengan media laboratorium real memiliki perbedaan prestasi

belajar dengan siswa yang menggunakan laboratorium virtual, sedangkan siswa

yang mempunyai gaya belajar kinestetik dengan media laboratorium real

memiliki perbedaan prestasi belajar dengan siswa yang menggunakan

laboratorium virtual.

Berdasarkan hasil uji lanjut rata-rata pada Tabel 4.33 di atas, didapatkan

hasil bahwa siswa yang mempunyai gaya belajar visual dan kinestetik selalu

mendapatkan prestasi yang lebih baik ketika diberikan perlakuan dengan

menggunakan media laboratorium virtual jika dibandingkan dengan prestasi

siswa yang menggunakan media laboratorium real. Sedangkan siswa yang

Page 154: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

133

menggunakan media laboratorium real dengan gaya belajar kinestetik memiliki

prestasi belajar yang lebih baik dengan nilai rata-rata 65,00 dibandingkan dengan

siswa yang memiliki gaya belajar visual dengan rata-rata 53,75, Sedangkan tidak

ada perbedaan rata-rata prestasi siswa antara siswa yang menggunakan media

virtual dengan gaya belajar visual dan kinestetik yang ditunjukkan dengan nilai

rata-rata 71,09 dan 71,92. Hal inilah yang menunjukkan adanya interaksi antara

media dengan gaya belajar siswa.

Pada penelitian ini tidak ditemukan pengaruh yang signifikan antara media

dan gaya belajar siswa terhadap prestasi afektif. Pengaruh yang diberikan media

terhadap prestasi afektif merupakan pengaruh yang berdiri sendiri dan tidak

berhubungan dengan gaya belajar siswa. Begitu pula sebaliknya, pengaruh yang

diberikan oleh gaya belajar siswa terhadap prestasi afektif merupakan pengaruh

yang berdiri sendiri dan tidak berhubungan dengan media pembelajaran. Hal

tersebut dapat dijelaskan bahwa proses pembelajaran pada metode PBL dengan

menggunakan media laboratorium real dan laboratorium virtual memiliki langkah

yang sama, hanya berbeda pada saat melakukan praktikum dimana untuk media

laboratorium virtual menggunakan komputer dan animasi-animasi yang dirancang

khusus sesuai dengan praktikum pada laboratorium yang sebenarnya. Jadi siswa

dengan gaya belajar apapun senang dalam mengikuti pelajaran baik yang

menggunakan laboratorium real maupun virtual.

Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang menyebutkan ada interaksi

metode Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan media

laboratorium real dan virtual dengan gaya belajar terhadap prestasi afektif siswa .

Page 155: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

134

Pengaruh yang sama terhadap prestasi afektif disebabkan karena pengaruh yang

sama terhadap prestasi afektif disebabkan karena siswa dengan gaya belajar

apapun sama-sama senang dalam melakukan pembelajaran baik dengan

laboratorium real maupun virtual, penyebab lain mungkin disebabkan karena

pengukuran gaya belajar pada penelitian ini hanya dikategorikan ke dalam dua

kelompok saja, yaitu visual dan kinestetik, peneliti tidak melibatkan kategori

gaya belajar auditorial, hal ini mungkin sedikit berpengaruh terhadap hasil

penelitian.

6. Hipotesis Keenam

Pengujian hipotesis keenam mengenai Interaksi kemampuan matematik

dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar kognitif siswa menunjukkan P-

value bernilai 0,948 dan pada prestasi afektif menunjukan P-value bernilai 0,889.

Berdasarkan keputusan uji maka Ho pada prestasi kognitif dan Ho pada prestasi

afektif diterima. Hal ini berarti bahwa tidak terdapat interaksi antara kemampuan

matematik dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif.

Berdasarkan Tabel 4.11, rata-rata prestasi kognitif siswa yang memiliki

kemampuan matematik tinggi dengan gaya belajar visual dan kinestetik berturut-

turut adalah 65,56 dan 69,72, dan untuk siswa yang memiliki kemampuan

matematik rendah dengan gaya belajar visual dan kinestetik berturut-turut adalah

61,2 dan 65,45. Sedangkan untuk prestasi belajar afektif ditunjukkan pada Tabel

4.16, siswa yang memiliki kemampuan matematik tinggi dengan gaya belajar

visual dan kinestetik berturut- turut memiliki rata-rata 99,83 dan 104,56, dan

Page 156: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

135

untuk siswa yang memiliki kemampuan matematik rendah dengan gaya belajar

visual dan kinestetik memiliki rata-rata berturut-turut 101,04 dan 106,45.

Pada penelitian ini tidak ditemukan pengaruh yang signifikan antara

kemampuan matematik dan gaya belajar siswa terhadap prestasi kognitif dan

afektif. Hal ini dapat dijelaskan bahwa siswa yang mempunyai gaya belajar visual

maupun kinestetik dengan kemampuan matematik tinggi ataupun rendah dapat

membentuk konsep yang sama pada diri siswa, yang ditunjukkan dengan sikap

siswa pada saat proses pembelajaran. Siswa yang memiliki kemampuan

matematik tinggi dengan gaya belajar apapun tetap dapat mengikuti proses belajar

dikelas dengan baik, begitu pula siswa yang memiliki kemampuan matematik

rendah dengan gaya belajar apapun tetap dapat menguikuti proses belajar dengan

baik.

Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang menyebutkan ada interaksi

metode Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan media

laboratorium real dan virtual dengan gaya belajar terhadap prestasi afektif siswa .

Pengaruh yang sama terhadap prestasi afektif disebabkan karena banyak faktor

yang dapat mempengaruhi proses pencapaian prestasi belajar baik dari dalam

maupun dari luar diri siswa. Misalnya faktor metode pembelajaran, media

pembelajaran, kemampuan matematik, dan gaya belajar yang digunakan dalam

penelitian ini, serta masih banyak keterbatasan dalam penelitian ini sehingga

peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor tersebut di luar kegiatan belajar

mengajar.

Page 157: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

136

7. Hipotesis Ketujuh

Pengujian Hipotesis ketujuh mengenai interaksi antara metode media

laboratorium real dan media laboratorium virtual, kemampuan matematik tinggi

dan rendah serta gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi kognitif

menunjukkan P-value bernilai 0,416, pada prestasi afektif menunjukan P-value

bernilai 0,778. Berdasarkan keputusan uji maka Ho diterima pada prestasi

kognitif dan afektif . Hal ini berarti bahwa tidak terdapat interaksi antara media

laboratorium real dan laboratorium virtual, kemampuan matematik tinggi dan

rendah dan gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi kognitif dan

afektif.

Hal ini tidak sesuai dengan hipotesis awal yang menyebutkan ada interaksi

metode Problem Based Learning (PBL) dengan menggunakan media

laboratorium real dan virtual dengan gaya belajar terhadap prestasi afektif siswa .

Pengaruh yang sama terhadap prestasi afektif disebabkan karena banyak faktor

yang dapat mempengaruhi proses pencapaian prestasi belajar baik dari dalam

maupun dari luar diri siswa. Misalnya faktor metode pembelajaran, media

pembelajaran, kemampuan matematik, dan gaya belajar yang digunakan dalam

penelitian ini, serta masih banyak keterbatasan dalam penelitian ini sehingga

peneliti tidak dapat mengontrol faktor-faktor tersebut di luar kegiatan belajar

mengajar.

E. Keterbatasan Penelitian

Meskipun penelitian ini telah direncanakan dengan optimal dan telah

melalui proses evaluasi namun tetap tidak dapat luput dari keterbatasan. Adapun

Page 158: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

137

beberapa hal yang menjadi keterbatasan dalam melaksanakan penelitian ini antara

lain: (1). kemampuan matematik siswa hanya dikategorikan ke dalam dua

kelompok saja, yaitu tinggi dan rendah. Peneliti tidak melibatkan kategori

sedang. Hal ini mungkin sedikit berpengaruh terhadap hasil penelitian; (2). gaya

belajar siswa hanya dikategorikan ke dalam dua kelompok saja, yaitu visual dan

kinestetik, untuk siswa yang mempunyai gaya belajar auditory lebih cenderung

memilih salah satu gaya belajar, sehingga hal ini mungkin sedikit berpengaruh

terhadap hasil penelitian; (3) penelitian ini hanya melibatkan sebagian faktor dari

keseluruhan faktor yang dapat mempengaruhi prestasi belajar kimia siswa,

meliputi metode pembelajaran, media, kemampuan matematik siswa, gaya belajar

terhadap prestasi belajar; (4). instrumen yang digunakan untuk menilai prestasi

afektif siswa hanya berupa angket. Penggunaan angket menunutut adanya

kejujuran dalam pengisian untuk mengungkap karakteristik afektif diri sendiri.

Peneliti hanya bisa mengantisipasi jawaban siswa tidak berasal dari jawaban

temannya atau kerjasama. Peneliti tidak bisa menjamin jawaban siswa benar-

benar jujur seperti apa yang ada dalam pertanyaan dan pernyataan angket.

(5). pada saat pelaksanaan praktikum di laboratorium real, kebanyakan siswa

belum bisa menggunakan alat dan bahan percobaan sehingga waktu percobaan

yang dibutuhkan menjadi lebih lama.

Page 159: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

138

BAB V

KESIMPULAN, IMPLIKASI, DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan pada bab sebelumnya,

penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan sebagai berikut:

1. Penggunaan metode Problem Based Learning (PBL) dengan laboratorium real

dan virtual dapat membantu dan memberikan semangat dalam diri siswa dalam

memecahkan persoalan pembelajaran kimia tentang materi kelarutan dan hasil

kali kelarutan secara berkelompok. Hal ini dapat dilihat dengan adanya

pengaruh penggunaan metode Problem Based Learning (PBL) yang

menggunakan media loaboratorium real dan virtual terhadap prestasi kognitif.

Berdasarkan rata-rata data prestasi kognitif diketahui bahwa siswa yang

diberikan perlakuan dengan menggunakan media laboratorium virtual

memperoleh prestasi lebih baik dibandingkan dengan siswa yang diberi

perlakuan menggunakan media laboatorium real, hal itu disebabkan karena

siswa lebih aktif dan kreatif dalam menyelesaikan masalah yang dihadapi, dan

dapat dilakukan berulang-ulang tanpa menghabiskan waktu untuk

mempersiapkan pengulangan sehingga mereka dapat mengulangi praktikum

sampai merasa paham.

Pada prestasi afektif, siswa yang menggunakan media laboratorium real

dan virtual memberikan pengaruh yang sama terhadap prestasi afektif. Siswa

yang menggunakan media laboratorium real senang saat mempelajari materi

Page 160: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

139

kelarutan dan hasil kali kelarutan karena mereka dapat melakukan percobaan

secara langsung, sementara siswa dengan menggunakan laboratorium virtual

mereka juga dapat melakukan percobaan secara langsung dengan

menggunakan computer yang telah didesain menggunakan software khusus,

dimana percobaan yang dilakukan sama dengan percobaan pada laboratorium

real. Sehingga baik siswa yang menggunakan media laboratorium real

maupun siswa yang menggunakan media laboratorium virtual memiliki

prestasi afektif yang relatif sama.

2. Kemampuan matematik merupakan salah satu faktor internal yang dapat

mempengaruhi prestasi belajar siswa. Untuk mengetahui kemampuan

matematik siswa digunakan tes kemampuan matematik. Pada uji hipotesis

menunjukkan ada pengaruh kemampuan matematik tinggi dan kemampuan

matematik rendah terhadap prestasi kognitif. Namun tidak terdapat pengaruh

kemampuan matematik tinggi dan kemampuan matematik rendah terhadap

prestasi afektif. Berdasarkan rata-rata data prestasi kognitif diketahui bahwa

siswa yang memiliki kemampuan matematik tinggi memperoleh prestasi lebih

baik dibandingkan dengan siswa yang memiliki kemampuan matematik

rendah, karena siswa yang mempunyai kemampuan matematik tinggi dapat

lebih cepat dan tepat dalam menyelesaikan persoalan materi kelarutan dan hasil

kali kelarutan yang bersifat hitungan. Sedangkan untuk prestasi afektif,

dinyatakan tidak ada perbedaan prestasi siswa yang memiliki kemampuan

matematik tinggi dan matematik rendah.

Page 161: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

140

3. Siswa memiliki kecenderungan dalam menerima dan mengolah informasi

selama proses pembelajaran berlangsung sesuai dengan gaya belajar mereka

masing-masing. Kerja laboratorium dapat memberikan rangsangan kepada

para siswa yang memiliki gaya belajar visual maupun kinestetik. Oleh

karena itu, terdapat pengaruh gaya belajar visual dan kinestetik terhadap

prestasi kognitif dan afektif. Berdasarkan rata-rata data prestasi kognitif dan

afektif diketahui bahwa siswa yang memiliki gaya belajar kinestetik lebih baik

prestasinya dibandingkan dengan siswa yang memiliki gaya belajar visual. Hal

itu disebabkan karena siswa yang mempunyai gaya belajar kinestestetik

cenderung lebih aktif pada proses pembelajaran.

4. Semua siswa baik yang mempunyai kemampuan matematik tinggi maupun

rendah tertarik terhadap pembelajaran kimia dengan menggunakan media

laboratorium real dan virtual. Bagi siswa yang mempunyai kemampuan

matematik tinggi maupun rendah mempunyai semangat yang sama dalam

mengikuti pembelajaran kelarutan dan hasil kali kelarutan. Oleh karena itu,

tidak terdapat interaksi antara laboratorium real, laboratorium virtual dan

kemampuan matematik terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif siswa.

5. Penggunaan media laboratorium real dan virtual dalam pembelajaran kimia

berpengaruh terhadap prestasi siswa yang mempunyai gaya belajar yang

berbeda-beda. Hal itu ditunjukkan dengan adanya interaksi antara media

laboratorium real dan media laboratorium virtual dengan gaya belajar visual

dan kinestetik terhadap prestasi belajar kognitif. Berdasarkan hasil uji lanjut

yang telah dilakukan didapatkan hasil bahwa pada media real dengan gaya

Page 162: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

141

belajar kinestetik memiliki prestasi belajar yang lebih baik dibandingkan

dengan siswa yang memiliki gaya belajar visual, sedangkan tidak ada

perbedaan rata-rata pretasi siswa antara siswa yang menggunakan media

virtual dengan gaya belajar visual dan kinestetik. Hal inilah yang menunjukkan

adanya interaksi antara media dengan gaya belajar siswa. Namun, tidak

terdapat interaksi antara media laboratorium real dan media laboratorium

virtual dengan gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi belajar

afektif.

6. Semua siswa baik yang mempunyai kemampuan matematik tinggi dengan gaya

belajar visual maupun kinestetik mempunyai ketertarikan yang sama dalam

mengikuti pembelajaran kimia pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

Hal itu ditunjukkan dengan tidak terdapat interaksi antara kemampuan

matematik dan gaya belajar siswa terhadap prestasi belajar kognitif dan afektif.

Sehingga pengaruh yang diberikan kemampuan matematik terhadap prestasi

kognitif dan afektif merupakan pengaruh yang berdiri sendiri dan tidak

berhubungan dengan gaya belajar siswa. Begitu pula sebaliknya, pengaruh

yang diberikan oleh gaya belajar siswa terhadap prestasi kognitif dan afektif

merupakan pengaruh yang berdiri sendiri dan tidak berhubungan dengan

kemampuan matematik siswa.

7. Penggunaan media laboratorium real dan virtual dalam pembelajaran kimia

sangat menarik bagi semua siswa. Dikaitkan dengan kemampuan matematik

dan gaya belajar terhadap media yang digunakan mempunyai ketertarikan yang

hampir sama. Oleh karena itu, tidak terdapat interaksi antara media

Page 163: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

142

laboratorium real dan laboratorium virtual, kemampuan matematik tinggi dan

rendah dan gaya belajar visual dan kinestetik terhadap prestasi kognitif dan

afektif.

B. Implikasi Hasil Penelitian.

1. Implikasi teoritik

Implikasi teoritik dari penelitian ini yaitu bahwa siswa dengan

kemampuan matematik tinggi akan lebih mudah memahami konsep yang

disampaikan oleh guru, daripada siswa dengan kemampuan matematik rendah.

Sehingga secara tidak langsung dapat mempengaruhi kemampuan kognitif siswa.

Penggunaan media laboratorium real menuntut siswa untuk menemukan

suatu konsep dengan melakukan percobaan langsung. Sedangkan penggunaan

media laboratorium virtual proses pembelajaran dilakukan dengan menggunakan

komputer, percobaan dilakukan dengan menggunakan software yang telah

rancang sesuai dengan percobaan pada laboratorium yang sebenarnya.

2. Implikasi praktis

Dengan diperolehnya kesimpulan dari penelitian ini sebagai implikasi

praktisnya terhadap prestasi kognitif dan afektif siswa adalah:

a. Hendaknya guru menggunakan media laboratorium virtual pada materi

kelarutan dan hasil kali kelarutan agar siswa mendapatkan prestasi kognitif dan

afektif yang lebih baik.

b. Hendaknya guru mengukur kemampuan matematik siswa agar guru lebih

mengetahui kemampuan siswa dalam mengerjakan soal kelarutan dan hasil kali

Page 164: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

143

kelarutan yang bersifat hitungan, serta melakukan upaya untuk meningkatkan

kemampuan matematik siswa tersebut dengan memberikan latihan soal

matematik yang sesuai dengan indikator soal yang ingin diukur.

c. Hendaknya guru mengukur dan mengetahui gaya belajar siswa agar

pembelajaran yang diberikan sesuai dengan memperhatikan media yang

digunakan.

C. Saran

1. Bagi Guru

a. Penggunaan media laboratorium virtual hendaknya digunakan oleh guru

dalam upaya memberikan variasi pembelajaran dan meningkatan prestasi

belajar siswa, khususnya pada materi kelarutan dan hasil kali kelarutan.

b. Guru sebaiknya melakukan upaya untuk meningkatkan kemampuan

matematik siswa dengan memberikan latihan soal matematik yang sesuai

dengan indikator soal kemampuan matematik yang ingin diukur, karena

dengan kemampuan matematik yang baik dapat meningkatkan prestasi

belajar siswa pada materi kimia yang bersifat hitungan.

c. Gaya belajar siswa hendaknya diperhatikan oleh guru dalam merancang

pembelajaran karena dengan mengetahui gaya belajar siswa guru lebih

mehami dalam pemilihan metode dan media yang tepat agar prestasi

belajar siswa menjadi lebih baik.

Page 165: PEMBELAJARAN KIMIA BERBASIS MASALAH ( …... · Yang membuat pernyataan, Septi Aprilia NIM. S831008052 . perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user v ... Gambar 2.1 Larutan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

144

2. Bagi Peneliti Berikutnya

a. Hendaknya metode dan media yang digunakan dalam penelitian dicoba

terlebih dahulu agar kita mengetahui kelemahan dan mengetahui kesiapan

dalam menyampaikan materi.

b. Hendaknya peneliti tidak hanya mengukur kemampuan matematik tinggi

dan rendah saja, siswa yang mempunyai kemampuan matematik sedang

sebaiknya diukur supaya peneliti benar-benar mengetahui kemampuan

siswa.

c. Hendaknya peneliti tidak hanya mengukur gaya belajar visual dan

kinestetik, siswa yang mempunyai gaya belajar auditori sebaiknya diukur

supaya benar-benar mengetahui gaya belajar siswa, sehingga dapat

meninggkatkan prestasi belajar siswa.

d. Hendaknya untuk prestasi afektif tidak hanya menggunakan angket, tetapi

sebaiknya peneliti melakukan observasi dan wawancara untuk

mencocokkan jawaban siswa dengan angket, agar mengetahui kejujuran

siswa.

e. Hasil penelitian ini dapat digunakan sebagai acauan untuk penelitian yang

sejenis dengan pokok bahasan yang lain seperti materi laju reaksi, asam

dan basa, koloid, dan materi kimia yang lainnya yang sebagian besar

materinya dapat disampaikan dengan praktikum di laboratorium.

f. Penelitian ini dapat dikembangkan dengan menambah variabel yang lain,

misalnya: sikap ilmiah, motivasi belajar, kemampuan awal dan lain

sebagainya.