PEMBIAYAAN BARANG DAERAH

Embed Size (px)

DESCRIPTION

BMD

Citation preview

PowerPoint Presentation

PEMBIAYAAN BARANG MILIK DAERAHKementerian Keuangan RI

Dasar HukumDalam pelaksanaan tertib administrasi pengelolaan BMD, disediakan anggaran yang dibebankan pada APBD.Pejabat/pegawai yang melaksanakan pengelolaan BMD yang menghasilkan pendapatan dan penerimaan daerah, diberikan insentif.Penyimpan barang dan pengurus barang dalam melaksanakan tugas diberikan tunjangan khusus yang besarannya disesuaikan dengan kemampuan keuangan daerah dan ditetapkan dengan Keputusan Kepala Daerah.

Pasal 84 Permendagri 17 thn 2007

Dasar HukumDalam rangka tertib administrasi pengelolaan BMD diperlukan pembiayaan untuk kegiatan seperti:penyediaan blanko/buku inventaristanda kodefikasi/kepemilikanPemeliharaan dan penerapan aplikasi sistem informasi barang daerah (SIMBADA) dengan komputerisasitunjangan/insentif penyimpan dan/atau pengurus barang dan lain sebagainya.Pembiayaan untuk keperluan pengelolaan BMD agar direncanakan dan diajukan setiap tahun melalui APBD sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan.

Penjelasan Pasal 84 Permendagri 17 thn 2007

Pembiayaan Daerah

PengantarDEFISITDibiayai dari:

Sisa Lebih Perhit Angg Thn LaluPinjaman Daerah Penjualan Obligasi DaerahHasil Penjualan Barang Milik Daerah yang DipisahkanTransfer dari Dana CadanganSURPLUSPENDAPATAN Dimanfaatkan :

Pembentukan Dana CadanganPembayaran Pokok UtangPenyertaan Modal (investasi)Pemberian Pinjaman

BELANJAP E M B I A Y A A N STRUKTUR APBD

PengantarPenerimaan PembiayaanPenerimaan pembiayaan adalah semua penerimaan yang perlu dibayar kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Penerimaan pembiayaan ini berkaitan dengan penerimaan sumber dana yang akan digunakan untuk menutup defisit anggaran. Sumber penerimaan pembiayaan:SILPA Tahun Anggaran sebelumnyaPencairan dana cadanganHasil penjualan kekayaan daerah yang dipisahkanPenerimaan pinjamanPenerimaan kembali pemberian pinjaman

PengantarPengeluaran PembiayaanPengeluaran pembiayaan adalah pengeluaran yang akan diterima kembali baik pada tahun anggaran yang bersangkutan maupun pada tahun-tahun anggaran berikutnya. Pengeluaran pembiayaan berkaitan dengan pemanfaatan surplus anggaran. Pemanfaatan:Pembentukan dana cadanganPenyertaan modal (investasi) pemerintahPembayaran pokok utangPemberian pinjaman kpd pihak ketiga

Pinjaman DaerahPengertian pinjaman daerahPinjaman Daerah adalah semua transaksi yang mengakibatkan daerah menerima sejumlah uang atau menerima manfaat yang bernilai uang dari pihak lain sehingga daerah tersebut dibebani kewajiban untuk membayar kembali.Pinjaman daerah masih belum banyak dimanfaatkan oleh Daerah.Dalam kurun waktu 2008 2011, kontribusi pinjaman daerah untuk menutup defisit Pemda masih sangat rendah. Tahun 2008, persentase pinjaman yang digunakan untuk menutup defisit hanya sebesar 6,13% dan cenderung menurun ke level 4,63% di tahun 2009 dan 4,21% di tahun 2010. Namun, pada tahun 2011, persentase tersebut naik kembali ke angka 7,25%

Pinjaman Daerah

Tren Pemanfaatan Pinjaman Daerah utk Menutup Defisit

Pinjaman DaerahJenis dan penggunaan pinjaman daerahPinjaman jangka pendekPinjaman yang berjangka waktu paling lama 1 tahun anggaranPeruntukan utk menutup kekurangan arus kasPinjaman jangka menengahPinjaman yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun anggaranPeruntukan utk membiayai pelayanan publik yang tdk menghasilkan penerimaanPinjaman jangka panjangPinjaman yang berjangka waktu lebih dari 1 tahun anggaranPeruntukan utk mendanai kegiatan investasi prasarana/sarana dlm rangka penyediaan layanan publik yang:Menghasilkan penerimaan langsung berupa pendapatan bagi APBDMenghasilkan penerimaan tdk langsung berupa penghematan APBDMemberikan manfaat ekonomi dan sosial

Pinjaman DaerahPrinsip Umum Pinjaman Daerah

Sumber Pinjaman Daerah

Pinjaman DaerahDlm melakukan pinjaman, pemda hrs memenuhi persyaratan:Jumlah sisa pinjaman daerah ditambah jumlah pinjaman yang akan ditarik tidak melebihi 75% dari jumlah penerimaan umum APBD tahun sebelumnya.Memenuhi ketentuan rasio kemampuan keuangan daerah untuk mengembalikan pinjaman (Debt Service Coverage Ratio/DSCR) yang ditetapkan Pemerintah yaitu paling sedikit 2,5 (dua koma lima).Dalam hal pinjaman daerah diajukan kepada Pusat, Pemda juga wajib memenuhi persyaratan tidak mempunyai tunggakan atas pengembalian pinjaman yang bersumber dari Pemerintah. Untuk pinjaman jangka menengah dan pinjaman jangka panjang wajib mendapatkan persetujuan DPRD.

Pinjaman DaerahPMK nomor 127/PMK.07/2011 ttg batas maksimal defisit APBD dan batas maksimal kumulatif pinjaman daerah TA 2012Batas Maksimal Kumulatif Defisit APBD untuk TA 2012 ditetapkan sebesar 0,5% dari proyeksi PDB Tahun Anggaran 2012.Batas Maksimal Defisit APBD TA 2012 untuk masing2 daerah ditetapkan sebesar 6% dari perkiraan Pendapatan Daerah TA 2012.Batas maksimal kumulatif pinjaman daerah yang masih menjadi kewajiban daerah sampai dengan TA 2012 ditetapkan sebesar 0,35% dari proyeksi PDB Tahun Anggaran 2012.Pinjaman daerah tersebut termasuk pinjaman daerah yang diteruskan menjadi pinjaman, hibah, dan/atau penyertaan modal kepada Badan Usaha Milik Daerah.Pemda wajib melaporkan rencana pelampauan Batas Maksimal Defisit APBD kepada Menteri Keuangan sebelum APBD ditetapkan.

Pinjaman DaerahPMK nomor 127/PMK.07/2011 ttg batas maksimal defisit APBD dan batas maksimal kumulatif pinjaman daerah TA 2012Dalam hal defisit APBD akan dibiayai dari Pinjaman Daerah yang bersumber dari penerusan pinjaman luar negeri, Pemerintah Daerah lain, lembaga keuangan bank, dan lembaga keuangan bukan bank dengan jumlah Pinjaman Daerah melampaui 6% dari perkiraan Pendapatan Daerah TA 2012, maka defisit APBD tersebut harus mendapatkan persetujuan dari Menteri Keuangan.Menteri Keuangan dalam memberikan persetujuan terlebih dahulu meminta pertimbangan kepada Menteri Dalam Negeri.Persetujuan atau penolakan Menteri Keuangan terhadap pelampauan Batas Maksimal Defisit APBD yang dibiayai dari Pinjaman Daerah menjadi dokumen yang dipersyaratkan dalam proses evaluasi RAPERDA tentang APBD atau evaluasi RAPERDA tentang APBD Perubahan.

Obligasi DaerahPengertian Obligasi DaerahObligasi daerah adalah janji dari PEMDA selaku penerbit kepada investor selaku pemberi pinjaman untuk membayar kembali sejumlah uang yang telah dipinjam yang terdiri dari utang pokok utang dan bunga sesuai dengan jangka waktu yang telah ditetapkan. Obligasi daerah biasanya memiliki masa jatuh tempo dari 1 tahun hingga 40 tahun sejak masa diterbitkanObligasi daerah digunakan untuk membiayai proyek-proyek antara lain sekolah, jalan, gedung pemerintah, gedung perguruan tinggi, laboratorium, transportasi, pembangkit listrik, instalasi air limbah, rumah sakit, dan rumah hunian bagi masyarakat miskin.Ada dua jenis Obligasi daerah, yaitu General Obligation Bonds dan Revenue Bonds.Temel (2001)

Obligasi DaerahImplementasi Obligasi Daerah di IndonesiaInstrumen ini belum banyak dikenal PEMDAPEMDA dapat menerbitkan Obligasi Daerah sepanjang memenuhi persyaratan. Penerbitan obligasi tidak ditujukan untuk menutup kekurangan kas daerah. Penerbitan Obligasi Daerah hanya dapat digunakan untuk membiayai kegiatan investasi prasarana dan/atau sarana dalam rangka penyediaan pelayanan publik yang menghasilkan penerimaan bagi APBD yang diperoleh dari pungutan atas penggunaan prasarana dan/atau sarana tersebut.Obligasi daerah tidak dijamin oleh Pemerintah Pusat sehingga segala resiko yang timbul sebagai akibat dari penerbitan Obligasi Daerah menjadi tanggung jawab Pemerintah Daerah.

Obligasi DaerahDasar Hukum Obligasi DaerahUndang-Undang Nomor 8 Tahun 1995 tentang Pasar Modal;Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan Daerah;Peraturan Pemerintah Nomor 58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah; Peraturan Pemerintah Nomor 30 Tahun 2011 tentang Pinjaman Daerah;Peraturan Menteri Keuangan Nomor 147/PMK.07/2006 tentang Tata Cara Penerbitan, Pertanggungjawaban dan Publikasi Informasi Obligasi Daerah;

Obligasi DaerahKarakteristik Obligasi Daerah (PP 30 thn 2011)Obligasi daerah yang diterbitkan merupakan jenis obligasi pendapatan (revenue bonds).Kegiatan yang didanai melalui penerbitan obligasi daerah harus menghasilkan penerimaan, namun tidak harus mencapai pemulihan biaya penuh (full cost recovery). Jika kegiatan belum menghasilkan dana yang cukup untuk membayar pokok, bunga, dan denda maka pembayaran dilakukan dari APBD.

Obligasi DaerahKarakteristik Obligasi Daerah (PP 30 thn 2011)Merupakan pinjaman jangka panjang yang berasal dari masyarakat (lebih dari satu tahun sesuai dengan perjanjian)Diterbitkan melalui penawaran umum kepada masyarakat di pasar modal dalam negeri;Dikeluarkan dalam mata uang rupiah;Hasil penjualan digunakan untuk membiayai investasi sektor publik yang menghasilkanPenerimaan dan memberikan manfaat bagi masyarakat;Nilai obligasi daerah pada saat jatuh tempo sama dengan nilai nominal obligasi daerah pada saat diterbitkan.

Obligasi DaerahKegiatan yang dapat dibiayai Obligasi DaerahPelayanan air minum;Penanganan limbah dan persampahan;Transportasi;Rumah sakit;Pasar tradisional;Tempat perbelanjaan;Pusat hiburan;Wilayah wisata dan pelestarian alam;Terminal dan sub terminal;Perumahan dan rumah susun;Pelabuhan lokal dan regional

Obligasi DaerahMekanisme Penerbitan Obligasi Daerah

Dana CadanganPengertian Dana CadanganPembentukan dana cadangan dikategorikan sebagai pembiayaan karena pada dasarnya pembentukan dana cadangan tidak mengurangi nilai kekayaan (ekuitas) pemda.Pembentukan dana cadangan hanya memindahkan sementara dana dari rekening Kas Umum Daerah ke rekening khusus yang ditetapkan.Pembentukan dana cadangan harus dituangkan terlebih dahulu dalam PERDA pembentukan dana cadangan sebelum dialokasikan dalam APBD. Perda pembentukan dana cadangan merupakan ijin prinsip atau kesepakatan bersama antara kepala daerah dengan DPRD untuk menyisihkan sebagaian dana APBD tahun berjalan dan tahun-tahun berikutnya yang disepakati.

Dana CadanganSumber dan Penempatan Dana CadanganAda dua sumber utama dana cadangan, yaitu (1) Surplus APBD tahun anggaran sebelumnya yang dituangkan dalam Perda APBD dan (2) penerimaan APBD yang penggunaannya tidak dibatasi, misalnya pinjaman daerah dimana peruntukan dananya sudah ditentukan dalam naskah perjanjian pinjaman, pendapatan hibah yang peruntukannya ditentukan oleh naskah perjanjian hibah, DAK, pendapatan RSUD, dan Dana Darurat. Dana Cadangan ditempatkan dalam rekening khusus dan dikelola oleh Pejabat Pengelola Keuangan Daerah (PPKD). Selama periode penyisihan dan sebelum digunakan, dana yang terhimpun dapat ditempatkan pada portofolio yang berisiko yang rendah (low risk) dan dgn imbal hasil tetap (fixed return). Semua imbal hasil atas penempatan dana cadangan tersebutharus ditampung dalam rekening dana cadangan dan menambah saldo dana cadangan.

Dana CadanganTabel Pemda yang membentuk Dana CadanganTahunPembentukanPencairan2008516520093019201020332011451420126827

Dana CadanganContoh Pemda yang membentuk Dana CadanganPemdaNo. PerdaPeruntukanPeriodeJumlah (Rp)Prov. GorontaloNo. 08 Tahun 2003Penyertaan Modal pada pembangunan Hotel Gorontalo Quality 2003, 2004, dan 2005Rp 12.750.000.000 dengan alokasi:APBD 2003 Rp5.000.000.000APBD 2004 dan APBD 2005 ditetapkan pada tahun bersangkutanKab. ProbolinggoNo. 10 Tahun 2005Tidak ditentukan peruntukannya2005Rp 2.000.000.000Kota Tasikmalaya No. 6 Tahun 2006Pilkada 20072007Rp 5.000.000.000Kab. MalangNo. 6 Tahun 2006Pemilu kada periode 2010 - 20152006 s.d. 2009Rp 15.000.000.000 dan dialokasikan dalam APBD tahun 2006 2009 sesuai kemampuan keuangan daerah

Investasi DaerahDasar Hukum Investasi DaerahDasar hukum dalam pelaksanaan investasi dan kerja sama pemerintah daerah antara lain :UU No.17 Tahun 2003 tentang Keuangan NegaraUU No. 32 Tahun 2004 tentang Pemerintahan DaerahUU No.1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan NegaraUU No.33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan Antara Pemerintah Pusat dan Pemerintahan DaerahPP No.58 Tahun 2005 tentang Pengelolaan Keuangan DaerahPP No.39 Tahun 2007 tentang Pengelolaan Uang Negara/DaerahPP No.1 Tahun 2008 tentang Investasi PemerintahPP No.50 tahun 2007 tentang Tata Cara Pelaksanaan Kerjasama DaerahPermendagri Nomor 22 tahun 2009 tentang Petunjuk Teknis Tata Cara Kerja Sama Daerah

Investasi DaerahDefinisi Investasi DaerahInvestasi adalah penggunaan aset untuk memperoleh manfaat ekonomis, seperti bunga, dividen, royalti, manfaat sosial dan/atau manfaat lainnya sehingga dapat meningkatkan kemampuan pemerintah dalam rangka pelayanan kepada masyarakat (PP 58/2005 tentang Pengelolaan Keuangan Daerah)Investasi Pemerintah adalah penempatan sejumlah dana dan/atau barang dalam jangka panjang untuk investasi pembelian surat berharga dan Investasi Langsung untuk memperoleh manfaat ekonomi, sosial, dan/atau manfaat lainnya (PP 1/2008 tentang Investasi Pemerintah)

Investasi DaerahBentuk Investasi DaerahInvestasi Jangka Pendekinvestasi yang dapat segera diperjualbelikan/dicairkan, ditujukan dalam rangka manajemen kas dan beresiko rendah serta dimiliki selama kurang dari 12 bulan. Contoh: Pemda membeli deposito berjangka maksimal 12 bulan, dan pembelian SUN, SBI atau SPN.Investasi Jangka PanjangInvestasi yang dimaksudkan untuk dimiliki > 12 bulan. Investasi jangka panjang terdiri dari: Investasi permanen: investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki secara berkelanjutan tanpa ada niat untuk diperjualbelikan atau tidak ditarik kembali.Investasi non permanen: investasi yang dimaksudkan untuk dimiliki secara tidak berkelanjutan atau ada niat untuk diperjual belikan atau ditarik kembali

Investasi DaerahJenis Investasi DaerahInvestasi Surat BerhargaPembelian SahamPembelian Surat Utang berupa Surat Utang Negara yang terdiri atas SPN dan ObligasiInvestasi LangsungPenyertaan ModalPenyertaan modal adalah investasi Pemerintah pada Badan Usaha dengan mendapat hak kepemilikan, termasuk pendirian Perseroan Terbatas dan/atau pengambilalihan Perseroan Terbatas.Pemberian PinjamanPemberian pinjaman adalah bentuk Investasi Pemerintah pada Badan Usaha, Badan Layanan Umum (BLU), Pemerintah Provinsi/Kabupaten/Kota, dan Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) dengan hak memperoleh pengembalian berupa pokok pinjaman, bunga, dan/atau biaya lainnya.

Investasi DaerahSumber Dana Investasi DaerahSurplus Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) Keuntungan investasi terdahuluSumber-sumber lainnya yang sahPenggunaan surplus APBD untuk investasi daerah harus memperoleh persetujuan terlebih dahulu dari DPRD dan ditetapkan dengan Peraturan Daerah (Perda).

Kerjasama DaerahPengertian Kerjasama DaerahPEMDA dapat bekerja sama dengan Pemda lain dan pihak ketiga dalam rangka penyediaan layanan umum, kesejahteraan masyarakat, dan peningkatan PAD. Pihak ketiga yang dimaksud antara lain Kementerian Negara/Lembaga, perusahaan swasta yang berbadan hukum, BUMN, BUMD, Koperasi, Yayasan, dan lembaga di dalam negeri lainnya yang berbadan hukum.Lingkup kerjasama meliputi seluruh urusan yang menjadi kewenangan daerah, aset daerah, potensi daerah, dan penyediaan layanan umum.Kerjasama tersebut dituangkan dalam bentuk perjanjian kerjasama dengan memperhatikan prinsip efisiensi, efektivitas, sinergi, saling menguntungkan, kesepakatan bersama, itikad baik, mengutamakan kepentingan nasional dan keutuhan wilayah NKRI, persamaan kedudukan, transparansi, keadilan serta kepastian hukum. Dalam rangka pelaksanaan kerjasama daerah, kepala daerah membentuk Tim Koordinasi Kerja Sama Daerah (TKKSD) untuk membantu Kepala Daerah menyiapkan kerja sama daerah.

Kerjasama DaerahContoh Kerjasama Antar DaerahKerjasama regional level provinsi, contoh: Badan Kerjasama Pembangunan (BKSP) JABODETABEKJUR, Badan Kerjasama Regional Sulawesi (BKRS). Kerjasama antar kab/kota, contoh: Sekretariat Bersama KARTAMANTUL (Kab Sleman, Kota Yogyakarta dan Kab Bantul), Badan Kerjasama Antar Daerah (BKAD) SUBOSUKA WONOSERATEN (Kota Surakarta, Kab Boyolali, Kab Sukoharjo, Kab. Karanganyar, Kab. Wonogiri, Kab Sragen dan Kab Klaten. Kerjasama dalam bentuk Asosisasi, contoh: APKASI (Asosiasi Pemerintahan Kabupaten Seluruh Indonesia), Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (APEKSI).

Kerjasama DaerahBentuk Kerjasama Daerah dengan Kementerian Negara/Lembaga:Kerja Sama Kebijakan dan Pengaturan.Kerja Sama Pengembangan Sumberdaya Manusia dan Teknologi.Kerjasama Perencanaan dan Pengurusan.

Bentuk Kerjasama Daerah dengan Badan Hukum:Kontrak Pelayanan Kontrak Operasional/PemeliharaanKontrak KelolaKontrak SewaKontrak KonsesiKontrak BangunKontrak Bangun Guna SerahKontrak Bangun Serah GunaKontrak Bangun Sewa SerahKontrak Rehabilitasi Kontrak Rehabilitasi Kelola dan Serah Kontrak Bangun Tambah Kelola dan SerahKontrak Patungan

Kerjasama DaerahContoh Kerjasama Daerah dengan Badan Hukum:Proyek Instalasi Air Minum Sepatan, yang merupakan kerjasama antara Pemda Kabupaten Tangerang dengan PT Aetra Air Tangerang.Pengelolaan operasional bus Trans Yogya, yang merupakan kerjasama antara Pemerintah Provinsi Yogyakarta dengan beberapa Koperasi angkutan perkotaan di Yogyakarta (Kopata, Puskopkar, Pemuda, Aspada dan DAMRI UBK)Proyek pembangunan jembatan selat sunda, yang merupakan kerjasama antara Provinsi Banten, Provinsi Lampung dan PT. Bangun Graha Sejahtera Mulia (Artha Graha Network).

Terima Kasih...