PEM.docx

Embed Size (px)

Citation preview

Bab I Pendahuluan

1.1 Latar Belakang

Meningkatnya harga minyak dunia secara langsung mempengaruhi harga bahan bakar minyak di dalam negeri dan juga berdampak pada kenaikan harga kebutuhan pokok, hal ini menimbulkan keresahan di berbagai lapisan masyarakat. Hal ini pun berdampak pada menurunnya perkonomian nasional. Kondisi demikian membuat sebagian orang mencari bahan bakar alternatif selain minyak bumi dan berusaha menghemat konsumsi bahan bakar. Sehingga cadangan minyak bumi tidak habis dan dapat dirasakan manfaatnya oleh generasi-generasi berikutnya. Berbagai cara dilakukan untuk menghemat bahan bakar. Bahkan, beragam alat untuk menghemat bahan bakar pun bermunculan di pasaran. Namun disamping harganya cukup mahal, juga hasilnya kurang maksimal. Salah satu hal yang menarik perhatian adalah penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar terbarukan. Di alam, hidrogen selalu berada dalam bentuk gabungan (compound) dengan unsur lain. Dalam hal ini objek molekul yang diamati adalah air, mengingat ketersediaan air yang cukup melimpah.Air bahkan menutupi hampir 70% permukaan bumi dan persediaannya mencapai 1,4 triliun km3 atau setara dengan 330 juta mil.Sebagian besar air terdapat di lautan dan di lapisan-lapisan es (di kutub dan puncak-puncak gunung). Air bergerak mengikuti suatu siklus, yaitu penguapan, hujan, aliran air di atas permukaan tanah (seperti mata air, sungai, dan muara yang mengalir menuju ke laut), demikian seterusnya.

1.2 Identifikasi Masalah

Proses mendapatkan hidrogen dari sumber energi lain (reforming). Dari berbagai sistem hydrogen reforming yang ada, elektrolisis merupakan metode yang paling sederhana. Bagaimana prinsip kerja/mekanisme kerja suatu elektroliser, dalam hal ini PEM Elektroliser bagaimana pula efisiensi kerjanya serta pengaruhnya terhadap lingkungan.

1.3 Tujuan Percobaan

Menentukan tegangan dekomposisi air Menentukan laju produksi hidrogen pada berbagai jenis elektroliser Menentukan efisiensi energi dan efisiensi faraday Mengamati berbagai pengaruh lingkungan terhadap efisiensi elektroliser

Bab II Teori Dasar

2.1 Mengenali unsur HidrogenHidrogen (bahasa Latin: hydrogenium, dari bahasa Yunani: hydro: air, genes: membentuk) adalah unsur kimia pada tabel periodik yang memiliki simbol H dan nomor atom 1. Pada suhu dan tekanan standar, hidrogen tidak berwarna, tidak berbau, bersifat non-logam, bervalensi tunggal, dan merupakan gas diatomik yang sangat mudah terbakar. Dengan massa atom 1,00794 amu, hidrogen adalah unsur teringan di dunia.Hidrogen juga adalah unsur paling melimpah dengan persentase kira-kira 75% dari total massa unsur alam semesta. Kebanyakan bintang dibentuk oleh hidrogen dalam keadaan plasma. Senyawa hidrogen relatif langka dan jarang dijumpai secara alami di bumi, dan biasanya dihasilkan secara industri dari berbagai senyawa hidrokarbon seperti metana.

2.1.1 Pembakaran

Hidrogen sangatlah mudah terbakar di udara bebas. Gambar diatas merupakan peristiwa meledaknya pesawat Hindenburg pada tanggal 6 Mei 1937.Gas hidrogen sangat mudah terbakar dan akan terbakar pada konsentrasi serendah 4% H2 di udara bebas. Entalpi pembakaran hidrogen adalah -286kJ/mol. Hidrogen terbakar menurut persamaan kimia:2 H2(g) + O2(g) 2 H2O(l) + 572 kJ (286kJ/mol) Ketika dicampur dengan oksigen dalam berbagai perbandingan, hidrogen meledak seketika disulut dengan api dan akan meledak sendiri pada temperatur 560C. Lidah api hasil pembakaran hidrogen-oksigen murni memancarkan gelombang ultraviolet dan hampir tidak terlihat dengan mata telanjang. Oleh karena itu, sangatlah sulit mendeteksi terjadinya kebocoran hidrogen secara visual. Kasus meledaknya pesawat Hindenburg adalah salah satu contoh terkenal dari pembakaran hidrogen. Karakteristik lainnya dari api hidrogen adalah nyala api cenderung menghilang dengan cepat di udara, sehingga kerusakan akibat ledakan hidrogen lebih ringan dari ledakan hidrokarbon. Dalam kasus kecelakaan Hidenburg, dua pertiga dari penumpang pesawat selamat dan kebanyakan kasus meninggal disebabkan oleh terbakarnya bahan bakar diesel yang bocor. H2 bereaksi secara langsung dengan unsur-unsur oksidator lainnya. Ia bereaksi dengan spontan dan hebat pada suhu kamar dengan klorin dan fluorin, menghasilkan hidrogen halida berupa hidrogen klorida dan hidrogen fluorida.

2.1.2 IsotopHidrogen memiliki tiga isotop alami, ditandai dengan 1H, 2H, dan 3H. Isotop lainnya yang tidak stabil (4H to 7H) juga telah disintesiskan di laboratorium namun tidak pernah dijumpai secara alami. 1H adalah isotop hidrogen yang paling melimpah, memiliki persentase 99.98% dari jumlah atom hidrogen. Oleh karena inti atom isotop ini hanya memiliki proton tunggal, ia diberikan nama yang deskriptif sebagai protium, namun nama ini jarang sekali digunakan. 2H, isotop hidrogen lainnya yang stabil, juga dikenal sebagai deuterium dan mengandung satu proton dan satu neutron pada intinya. Deuterium tidak bersifat radioaktif, dan tidak memberikan bahaya keracunan yang signifikan. Air yang atom hidrogennya merupakan isotop deuterium dinamakan air berat. Deuterium dan senyawanya digunakan sebagai penanda non-radioaktif pada percobaan kimia dan untuk pelarut 1H-spektroskopi NMR.Air berat digunakan sebagai moderator neutron dan pendingin pada reaktor nuklir. Deuterium juga berpotensi sebagai bahan bakar fusi nuklir komersial. 3H dikenal dengan nama tritium dan mengandung satu proton dan dua neutron pada intinya. Ia memiliki sifat radioaktif, dan mereras menjadi Helium-3 melalui pererasan beta dengan umur paruh 12,32 tahun. Sejumlah kecil tritium dapat dijumpai di alam oleh karena interaksi sinar kosmos dengan atmosfer bumi; tritium juga dilepaskan selama uji coba nuklir.Ia juga digunakan dalam reaksi fusi nuklir,sebagai penanda dalam geokimia isotop,dan terspesialisasi pada peralatan self-powered lighting.Tritium juga digunakan dalam penandaan percobaan kimia dan biologi sebagai radiolabel.

2.1.3 Keberadaan alamiHidrogen adalah unsur yang paling melimpah di alam semesta ini dengan persentase 75% dari barion berdasarkan massa dan lebih dari 90% berdasarkan jumlah atom. Unsur ini ditemukan dalam kelimpahan yang besar di bintang-bintang dan planet-planet gas raksasa. Awan molekul dari H2 diasosiasikan dengan pembentukan bintang. Hidrogen memainkan peran penting dalam pemberian energi bintang melalui reaksi proton-proton dan fusi nuklir daur CNO.Di seluruh alam semesta ini, hidrogen kebanyakan ditemukan dalam keadaan atomik dan plasma yang sifatnya berbeda dengan molekul hidrogen. Sebagai plasma, elektron hidrogen dan proton terikat bersama, dan menghasilkan konduktivitas elektrik yang sangat tinggi dan daya pancar yang tinggi (menghasilkan cahaya dari matahari dan bintang lain). Partikel yang bermuatan dipengaruhi oleh medan magnet dan medan listrik. Sebagai contoh, dalam angin surya, partikel-partikel ini berinteraksi dengan magnetosfer bumi dan mengakibatkan arus Birkeland dan fenomena Aurora. Hidrogen ditemukan dalam keadaan atom netral di medium antarbintang. Sejumlah besar atom hidrogen netral yang ditemukan di sistem Lyman-alpha teredam diperkirakan mendominasi rapatan barionik alam semesta sampai dengan pergeseran merah z=4. Dalam keadaan normal di bumi, unsur hidrogen berada dalam keadaan gas diatomik, H2, Namun, gas hidrogen sangatlah langka di atmosfer bumi (1 ppm berdasarkan volume) oleh karena beratnya yang ringan yang menyebabkan gas hidrogen lepas dari gravitasi bumi. Walaupun demikian, hidrogen masih merupakan unsur paling melimpah di permukaan bumi ini. Kebanyakan hidrogen bumi berada dalam keadaan bersenyawa dengan unsur lain seperti hidrokarbon dan air. Gas hidrogen dihasilkan oleh beberapa jenis bakteri dan ganggang dan merupakan komponen alami dari kentut. Penggunaan metana sebagai sumber hidrogen akhir-akhir ini juga menjadi semakin penting.

2.1.4 Penemuan dan penggunaanGas hidrogen, H2, pertama kali dihasilkan secara artifisial oleh T. Von Hohenheim (dikenal juga sebagai Paracelsus, 14931541) melalui pencampuran logam dengan asam kuat. Dia tidak menyadari bahwa gas mudah terbakar yang dihasilkan oleh reaksi kimia ini adalah unsur kimia yang baru. Pada tahun, Robert Boyle menemukan kembali dan mendeskripsikan reaksi antara besi dan asam yang menghasilkan gas hidrogen. Pada tahun 1766, Henry Cavendish adalah orang yang pertama mengenali gas hidrogen sebagai zat diskret dengan mengidentifikasikan gas tersebut dari reaksi logam-asam sebagai "udara yang mudah terbakar". Pada tahun 1781 dia lebih lanjut menemukan bahwa gas ini menghasilkan air ketika dibakar. Pada tahun 1783, Antoine Lavoisier memberikan unsur ini dengan nama hidrogen (dari Bahasa Yunani hydro yang artinya air dan genes yang artinya membentuk) ketika dia dan Laplace mengulang kembali penemuan Cavendish yang mengatakan pembakaran hidrogen menghasilkan air. Hidrogen pertama kali dicairkan oleh James Dewar pada tahun 1898 dengan menggunakan penemuannya, guci hampa.Dia kemudian menghasilkan hidrogen padat setahun kemudian. Deuterium ditemukan pada tahun 1931 Desember oleh Harold Urey, dan tritium dibuat pada tahun 1934 oleh Ernest Rutherford, Mark Oliphant, and Paul Harteck. Air berat, yang mengandung deuterium menggantikan hidrogen biasa, ditemukan oleh Urey dkk. pada tahun 1932. Salah satu dari penggunaan pertama H2 adalah untuk sinar sorot.Balon pertama yang diisikan dengan hidrogen diciptakan oleh Jacques Charles pada tahun 1783.Hidrogen memberikan tenaga dorong untuk perjalanan udara yang aman dan pada tahun 1852 Henri Giffard menciptakan kapal udara yang diangkat oleh hidrogen.Bangsawan Jerman Ferdinand von Zeppelin mempromosikan idenya tentang kapal udara yang diangkat dengan hidrogen dan kemudian dinamakan Zeppelin dengan penerbangan perdana pada tahun 1900. Penerbangan yang terjadwal dimulai pada tahun 1910 dan sampai pecahnya Perang dunia II, Zeppelin telah membawa 35.000 penumpang tanpa insiden yang serius.Penerbangan tanpa henti melewati samudra atlantik pertama kali dilakukan kapal udara Britania R34 pada tahun 1919. Pelayanan penerbangan udara dipulihkan pada tahun 1920 dan penemuan cadangan helium di Amerika Serikat memberikan peluang ditingkatkannya keamanan penerbangan, namun pemerintah Amerika Serikat menolak menjual gas tersebut untuk digunakan dalam penerbangan. Oleh karenanya, gas H2 digunakan di pesawat Hindenburg, yang pada akhirnya meledak di langit New Jersey pada tanggal 6 Mei 1937. Insiden ini ditayangkan secara langsung di radio dan direkam. Banyak yang menduga terbakarnya hidrogen yang bocor sebagai akibat insiden tersebut, namun investigasi lebih lanjut membuktikan sebab insiden tersebut karena terbakarnya salut pabrik oleh keelektrikan statis. Walaupun demikian, sejak itu keragu-raguan atas keamanan penggunaan hidrogen muncul.

2.1.5 AplikasiSejumlah besar H2 diperlukan dalam industri petrokimia dan kimia. Penggunaan terbesar H2 adalah untuk memproses bahan bakar fosil dan dalam pembuatan ammonia. Konsumen utama dari H2 di kilang petrokimia meliputi hidrodealkilasi, hidrodesulfurisasi, dan penghidropecahan (hydrocracking). H2 memiliki beberapa kegunaan yang penting. H2 digunakan sebagai bahan hidrogenasi, terutama dalam peningkatan kejenuhan dalam lemak takjenuh dan minyak nabati (ditemukan di margarin), dan dalam produksi metanol. Ia juga merupakan sumber hidrogen pada pembuatan asam klorida. H2 juga digunakan sebagai reduktor pada bijih logam.[63]Selain digunakan sebagai pereaksi, H2 memiliki penerapan yang luas dalam bidang fisika dan teknik. Ia digunakan sebagai gas penameng di metode pengelasan seperti pengelasan hidrogen atomik. H2 digunakan sebagai pendingin rotor di generator pembangkit listrik karena ia mempunyai konduktivitas termal yang paling tinggi di antara semua jenis gas. H2 cair digunakan di riset kriogenik yang meliputi kajian superkonduktivitas. Oleh karena H2 lebih ringan dari udara, hidrogen pernah digunakan secara luas sebagai gas pengangkat pada kapal udara balon. Baru-baru ini hidrogen digunakan sebagai bahan campuran dengan nitrogen (kadangkala disebut forming gas) sebagai gas perunut untuk pendeteksian kebocoran gas yang kecil. Aplikasi ini dapat ditemukan di bidang otomotif, kimia, pembangkit listrik, kedirgantaraan, dan industri telekomunikasi.[68] Hidrogen adalah zat aditif (E949) yang diperbolehkan penggunaanya dalam ujicoba kebocoran bungkusan makanan dan sebagai antioksidan. Isotop hidrogen yang lebih langka juga memiliki aplikasi tersendiri. Deuterium (hidrogen-2) digunakan dalam reaktor CANDU sebagai moderator untuk memperlambat neutron. Senyawa deuterium juga memiliki aplikasi dalam bidang kimia dan biologi dalam kajian reaksi efek isotop. Tritium (hidrogen-3) yang diproduksi oleh reaktor nuklir digunakan dalam produksi bom hidrogen,[71] sebagai penanda isotopik dalam biosains, dan sebagai sumber radiasi di cat berpendar. Suhu pada titik tripel hidrogen digunakan sebagai titik acuan dalam skala temperatur ITS-90 (International Temperatur Scale of 1990) pada 13,8033kelvin.

2.1.6 Pembawa energiHidrogen bukanlah sumber energi, kecuali dalam konteks hipotesis pembangkit listrik fusi nuklir komersial yang menggunakan deuterium ataupun tritium, sebuah teknologi yang perkembangannya masih sedikit.Energi matahari berasal dari fusi nuklir hidrogen, namun proses ini sulit dikontrol di bumi.Hidrogen dari cahaya matahari, organisme biologi, ataupun dari sumber listrik menghabiskan lebih banyak energi dalam pembuatannya daripada pembakarannya. Hidrogen dapat dihasilkan dari sumber fosil (seperti metana) yang memerlukan lebih sedikit energi daripada energi hasil pembakarannya, namun sumber ini tidak dapat diperbaharui, dan lagipula metana dapat langsung digunakan sebagai sumber energi.Rapatan energi per volume pada hidrogen cair maupun hidrogen gas pada tekanan yang praktis secara signifikan lebih kecil daripada rapatan energi dari bahan bakar lainnya, walaupun rapatan energi per massa adalah lebih tinggi. Sekalipun demikian, hidrogen telah dibahas secara meluas dalam konteks energi sebagai pembawa energi. Sebagai contoh, sekuestrasi CO2 yang diikuti dengan penangkapan dan penyimpanan karbon dapat dilakukan pada produksi H2 dari bahan bakar fosil. Hidrogen yang digunakan pada transportasi relatif lebih bersih dengan sedikit emisi NOx, tapi tanpa emisi karbon.Namun, biaya infrastruktur yang diperlukan dalam membangun ekonomi hidrogen secara penuh sangatlah besar.

2.1.7 KeselamatanHidrogen mendatangkan beberapa bahaya kesehatan pada manusia, mulai dari potensi ledakan dan kebakaran ketika tercampur dengan udara, sampai dengan sifatnya yang menyebabkan asfiksia pada keadaan murni tanpa oksigen. Selain itu, hidrogen cair adalah kriogen dan sangat berbahaya oleh karena suhunya yang sangat rendah.Hidrogen larut dalam beberapa logam dan selain berpotensi kebocoran, juga dapat menyebabkan perapuhan hidrogen. Gas hidrogen yang mengalami kebocoran dapat menyala dengan spontan. Selain itu api hidrogen sangat panas, namun hampir tidak dapat dilihat dengan mata telanjang, sehingga dapat menyebabkan kasus kebakaran yang tak terduga.Data hal keselamatan hidrogen dapat dikacaukan oleh beberapa sebab. Sifat-sifat fisika dan kimia hidrogen sangat bergantung pada nisbah parahidrogen/ortohidrogen yang memerlukan beberapa hari untuk mencapai kesetimbangan (biasanya data yang diberikan merupakan data pada saat hidrogen mencapai kesetimbangan). Parameter ledakan hidrogen, seperti tekanan dan temperatur kritis ledakan sangat bergantung pada geometri wadah penampung hidrogen.

2.2 Memproduksi Hidrogen

2.2.1.a Skala LaboratoriumDalam skala laboratorium hidrogen biasanya dibuat dari hasil samping reaksi tertentu misalnya mereaksikan logam dengan asam seperti mereaksikan antara besi dengan asam sulfat.Fe(s) + H2SO4(aq) -> FeSO4(aq) + H2(g)Sejumlah kecil hidrogen dapat juga diperoleh dengan mereaksikan kalsium hidrida dengan air. Reaksi ini sangat efisien dimana 50% gas hidrogen yang dihasilkan diperoleh dari air.CaH2(s) + 2 H2O(l) -> Ca(OH)2(aq) + 2 H2(g)Elektrolisis air juga sering dipakai untuk menghasilkan hidrogen dalam skala laboratorium, arus dengan voltase rendah dialirkan dalam air kemudian gas oksigen akan terbentuk di anoda dan gas hidrogen akan terbentuk di katoda.2 H2O(l) -> 2 H2(g) + O2(g)

2.2.1.b Skala industriDalam skala industri hidrogen dapat dibuat dari hidrokarbon, dari produksi secara biologi melalui bantuan alga dan bakteri, melalui elektrolisis, ataupun termolisis. Produksi hidrogen dari hidrokarbon masih menjadi primadona disebabkan dengan metode ini bisa dihasilkan hidrogen dalam jumlah yang melimpah sehingga metode yang lain perlu dikembangkan lagi akar meningkatkan nilai ekonomi hidrogen.

2.2.2 Pembuatan Hidrogen dari HidrokarbonHidrogen dapat dibuat dari gas alam dengan tingkat efisiensi sekitar 80% tergantung dari jenis hidrokarbon yang dipakai. Pembuatan hidrogen dari hidrokarbon menghasilkan gas CO2, sehingga CO2 ini dalam prosesnya dapat dipisahkan. Produksi komersial hidrogen menggunakan proses steam reforming menggunakan methanol atau gas alam dan menghasilkan apa yang disebut sebagai syngas yaitu campuran gas H2 dan CO.CH4 + H2O -> 3H2 + CO + 191,7 kJ/molPanas yang dibutuhkan oleh reaksi diperoleh dari pembakaran beberapa bagian methane. Penambahan hasil hidrogen dapat diperoleh dengan menambahkan uap air kedalam gas hasil reaksi yang dialirkan dalam reactor bersuhu 130 C.CO + H2O -> CO2 + H2 40,4 kJ/molReaksi yang terjadi adalah pengabilan oksigen dari molekul air ke CO untuk menjadi CO2. Reaksi ini menghasilkan panas yang dapat dipakai untuk menjaga suhu reactor.

2.2.3 Pembuatan Hidrogen dari air Melalui elektrolisisHidrogen dapat dibuat dari proses elektrolisis air dengan menggunakan suplai energi yang dapat diperbaharuhi misalnya angina, hydropower, atau turbin. Dengan cara elektrolisis maka produksi yang dijalankan tidak akan menghasilkan polusi. Proses elektrolisis menjadi salah satu proses yang memiliki nilai ekonomi yang urah dibandingkan dengan menggunakan bahan baku hidrokarbon. Salah satu teknik elektrolisis yang mendapatkan perhatian cukup tinggi adalah elektrolisis dengan menggunakan tekanan tinggi dalam teknik ini elektrolisis dijalankan untuk menghasilkan gas hidrogen dan oksigen dengan tekanan sekitar 120-200 Bar. Teknik lain adalah dengan dengan menggunakan elektrolisis temperature tinggi dengan teknik ini konsumsi energi untuk proses elektrolisis sangat rendah sehingga bisa meningkatkan efisiensi hingga 50%. Proses elektrolisis dengan menggunakan metode ini biasanya digabungkan dengan instalasi reactor nulklir disebabkan karena bila menggunakan sumber panas yang lain maka tidak akan bisa menutup biaya peralatan yang tergolong cukup mahal.2.2.4 Pembuatan hidrogen melalui proses biologiBeberapa macam alga dapat menghasilkan gas hidrogen sebagai akibat proses metabolismenya. Produksi secara biologi ini dapat dilakukan dalam bioreactor yang mensuplay kebutuhan alga seperti hidrokarbon dan dari hasil reaksi menghasilkan H2 dan CO2 Dengan menggunakan metode tertentu CO2 dapat dipisahkan sehingga kita hanya mendapatkan gas H2nya saja.2.3 Dekomposisi air dengan gelombang radioDengan menggunakan gelombang radio maka kita dapat menghasilkan hidrogen dari air laut dengan dasar proses dekomposisi. Jika air ini diekspos dengan sinar terpolarisasi dengan frekuensi 13,56 MHz pada suhu kamar maka air laut dengan konsentrasi NaCl antara 1-30% dapat terdekomposisi menjdi hidrogen dan oksigen.

2.4 TermokimiaTerdapat lebih dari 352 proses termokimia yang dapat dipakai untuk proses splitting atau termolisis dengan cara ini kita tidak membutuhkan arus listrik akan tetapi hanya sumber panas. Beberapa proses termokimia ini adalah CeO2/Ce2O3, Fe3O4/FeO, S-I, Ce-Cl, Fe,Cl dan lainnya. Reaski yang terjdi pada proses ini adalah:2H2O -> 2H2 + O2Dan semua bahan yang dipergunakan dapat didaur ulang kembali menuju proses yang baru.

2.5 Konsep Elektrokimia Dalam arti yang sempit elektrokimia adalah ilmu pengetahuan yang mempelajari peristiwa-peristiwa yang terjadi di dalam sel elektrokimia. Sel jenis ini merupakan sistem yang terdiri atas 2 buah elektrode dan larutan elektrolit, peristiwa yang terjadi didalamnya adalah proses perpindahan elektron (reaksi redoks) , dengan catatan : proses pelepasan elektron (oksidasi) terjadi pada anoda dan proses penarikan elektron (reduksi) terjadi pada katoda. Pada elektrokimia kedua setengah sel (oksidasi dan reduksi) terjadi secara terpisah pada elektroda-elektroda.Ada 2 macam sel elektrokimia : Sel Volta/sel elektrokimia : reaksi redoks yang terjadi secara spontan ( reaksi kimia yang dapat menghasilkan arus listrik) Sel Elektrolisis : Arus listrik yang dialirkan kedalamnya menimbulkan reaksi redoks /kimiaElektrolisisPada sel elektolisis arus listrik dari sumber diluar sel dialirkan kedalam larutan di dalam sel. Ion-ion positip (kation) bermigrasi ke elektroda negatip dan ion-ion negatip (anion) bermigrasi ke elektroda positipElektrolit yang digunakan bisa sebagai leburan dan sebagai larutan. Pada proses penggunaan elektrolit kemungkinan terjadi reduksi atau oksidasi dari molekul-molekul air harus pula diperhatikan. Misal ; pengendapan logam pada katoda , maka potensial elektron dan atau konsentrasi ion dalam larutan perlu diperhatikan. Elektroda yang digunakan dapat bersifat elektroaktif/ lamban. Redoks (singkatan dari reaksi reduksi/oksidasi) adalah istilah yang menjelaskan berubahnya bilangan oksidasi (keadaan oksidasi) atom-atom dalam sebuah reaksi kimia.Hal ini dapat berupa proses redoks yang sederhana seperti oksidasi karbon yang menghasilkan karbon dioksida, atau reduksi karbon oleh hidrogen menghasilkan metana(CH4), ataupun ia dapat berupa proses yang kompleks seperti oksidasi gula pada tubuh manusia melalui rentetan transfer elektron yang rumit.Istilah redoks berasal dari dua konsep, yaitu reduksi dan oksidasi. Ia dapat dijelaskan dengan mudah sebagai berikut: Oksidasi menjelaskan pelepasan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion Reduksi menjelaskan penambahan elektron oleh sebuah molekul, atom, atau ion.Walaupun cukup tepat untuk digunakan dalam berbagai tujuan, penjelasan di atas tidaklah persis benar. Oksidasi dan reduksi tepatnya merujuk pada perubahan bilangan oksidasi karena transfer elektron yang sebenarnya tidak akan selalu terjadi. Sehingga oksidasi lebih baik didefinisikan sebagai peningkatan bilangan oksidasi, dan reduksi sebagai penurunan bilangan oksidasi. Dalam prakteknya, transfer elektron akan selalu mengubah bilangan oksidasi, namun terdapat banyak reaksi yang diklasifikasikan sebagai "redoks" walaupun tidak ada transfer elektron dalam reaksi tersebut (misalnya yang melibatkan ikatan kovalen).Reaksi non-redoks yang tidak melibatkan perubahan muatan formal (formal charge) dikenal sebagai reaksi metatesis.

2.6 Sifat Fisika Dan Kimia HidrogenSifat Fisika Titik lebur : -259,140C Titik didih : -252,87 0C Warna : tidak berwarna Bau : tidak berbau Densitas : 0,08988 g/cm3 pada 293 K Kapasitas panas : 14,304 J/gKSifat Kimia Panas Fusi : 0,117 kJ/mol H2 Energi ionisasi 1 : 1312 kJmol Afinitas electron : 72,7711 kJ/mol Panas atomisasi : 218 kJ/mol Panas penguapan : 0,904 kJ/mol H2 Jumlah kulit : 1 Biloks minimum : -1 Elektronegatifitas : 2,18 (skala Pauli) Konfig electron : 1s1 Biloks maksimum : 1 Volume polarisasi : 0,7 3 Struktur : hcp (hexagonal close packed) (padatan H2) Jari-jari atom : 25 pm Konduktifitas termal : 0,1805 W/mK Berat atom : 1,0079 Potensial ionisasi : 13,5984 eVGas hidrogen adalah gas yang mudah terbakar. Gas hidrogen bersifat eksplosif jika membentuk campuran dengan udara dengan perbandingan volume 4%-75% dan dengan klorin dengan perbandingan volume 5%-95%. Disebabkan gas hidrogen sangat ringan maka api yang disebabkan pembakaran gas hidrogen cenderung bergerak ke atas dengan cepat sehingga mengakibatan kerusakan yang sangat sedikit jika dibandingkan dengan api yang berasal dari pembakaran hidrokarbon. Reaksi spontanitas ini biasanya di picu oleh adanya kilatan api, panas, atau cahaya matahari. Entalpi pembakaran gas hidrogen adalah -256 kJ/mol dengan reaksi:2 H2(g) + O(g) -> 2H2O(l) + 572 kJHidrogen sangat reaktif dan bereaksi dengan setiap unsur yang bersifat oksidator dan bersifat lebih elektronegatif dibandingkan hidrogen seperti golongan halide. Hidrogen dapat bereaksi secara spontan dengan klorin dan florin pada temperature kamar membentuk hidrogen halide. Hidrogen juga dapat membentuk senyawa dengan unsur yang kurang bersifat elektronegatif misalnya logam dengan membentuk hidrida.Kelarutan hidrogen dalam pelarut organic sangat kecil jika dibandingkan dengan kelarutannya dalam air.Hidrogen dapat terserap dalam metal seperti baja. Penyerapan hidrogen oleh baja ini menyebabkan baja bersifat mudah patah sehingga menyebabkan kerusakan dalam pembuatan peralatan. Dengan sifat ini maka ilmuwan dapat menyimpan ga hidrogen dalam logam platinum.Pada suhu normal hidrogen terdapat dalam bentuk diatomiknya akan tetapi pada suhu yang sangat tinggi hidrogen terdisosiasi menjadi atom-ataomnya. Atom hidrogen sangat reaktif dan dapat bereaksi dengan oksida logam seperti perak, tembaga, timbale, bismuth, dan raksa untuk menghasilkan logam bebasnya.Atom hidrogen juga dapat bereaksi dengan senyawa organic untuk membentuk kompleks seperti dengan C2H4 membentuk C2H6 dan C4H10.Pada tekanan yang sangat tinggi hidrogen bisa memiliki sifat seperti logam

2.7 Kegunaan Hidrogen

2.7.1 Dalam kimia organik. Hidrogen sering dipakai untuk reaksi hidrogenasi senyawa alkena atau alkuna untuk sintesis senyawa organic. Senyawa hidrida misalnya MgH2, NaH, LiH dll sering dipakai untuk reagen pereduksi senyawa organic dan hal ini sering dipakai dalam proses sistesis senyawa organic misalnya untuk reduksi senyawa aldehid atau keton.2.7.2 Dibidang Industri. Hidrogen banyak digunakan dalam industri kimia maupun industri petrokimia. Penggunaan terbesar hidrogen adalah untuk proses peng-upgrading-an bahan bakar fosil dan untuk pembuatan gas NH3 sebagai bahan dasar untuk industri pupuk. Dalam industri makanan hidrogen banyak dipakai untuk meningkatkan kejenuhan minyak menjadi lemak seperti banyak dipergunakan dalam industri margarine. Untuk industri petrokimia maka hidrogen banyak dipakai untuk proses hidrodealkilasi, hidrodesulfurasi, dan hidrocracking. Hidrogen juga dipakai sebagai bahan dasar untuk industri penghasil methanol dan industri penghasil HCl. Di industri pertambangan hidrogen dipakai untuk agen pereduksi biji logam.2.7.3 Dalam bidang fisika dan teknik. Hidrogen dipakai sebagai shielding gas untuk pengelasan. Hidrogen juga dipakai sebagai zat pendingin rotor dalam generator listrik di stasiun penghasil listrik. Disebabkan hidrogen memiliki konduktifitas termal yang tingga maka hidrogen cair dipakai dalam studi-studi kriyogenik meliputi penelitian superkonduktor. Karena hidrogen sangat ringan maka banyak dipakai sebagai gas pengangkat dalam balon dan pesawat udara kecil untuk tujuan penelitian.Hidrogen di campur dengan nitrogen dipakai sebagai gas pelaca kebocoran yang dapat diaplikasikan dalam bidang otomotif, kimia, stasiun pembangkit listrik, aerospace, dan telekomonikasi.Isotop hidrogen seperti Deuterium dipakai dalam aplikasi reaksi nuklir sebagai medium yang dapat memperlambat laju netron yang dihasilkan dari reaksi fisi dan fusi. Deuterium juga dipakai untuk penanda reagen yang akan direaksikan untuk proses sintesis. Tritium dihasilkan dari reactor nuklir dipakai untuk produksi bom hidrogen dan sebagai label dalam cat luminasi.

2.8 Senyawaan Hidrogen

2.8.1 HidridaIstilah hidrida dipakai untuk menyatakan bahwa bilangan oksidasi hidrogen yang bereaksi dengan unsur yang lain adalah -1 dan dinotasikan sebagai H-. Beberapa contoh senyawa hidrida adalah LiH, NaH, LiAlH4, BeH2 dan lainnya. Ikatan dalam senyawa hidrida dapat bersifat kovalen hingga sangat bersifat ionic dan hidrida ini bisa menjadi bagian molekul, oligomer, polimer, padatan ion, layer dalam absorbsi kimia, atau bahkan menjadi bagian dari suatu logam. Hidrida bereaksi sebagai basa lewis dan bersifat sebagai reduktor dan bisa juga bisa bereaksi dengan radikal hidrogen dan proton. Berbagai macam unsur dapat membentuk hidrida dan sekarang menjadi subyek penelitian yang penting untuk menemukan logam yang dapat menyimpan hidrogen untuk pembangkit listrik atau baterai. Hidrida juga memerankan peranan yang penting dalam sintesis senyawa organic disebabkan bersifat sebagai reduktor.

2.8.2 HidrokarbonDalam bidang organic senyawabhidrokarbon didefinisikan sebagai senyawa yang pada dasarnya terdiri dari hidrogen dan karbon, akan tetapi pengertian ini semakin meluas disebabkan beberapa hidrokarbon juga mengandung unsur lain seperti fosfor, nitrogen, belerang dan bahkan logam (organometalik). Golongan hidrokarbon sangat luas diantaranya alkana, alkena, alkuna, alkohol, ester, asam karboksilat, aldehid, keton, amida, senyawa aromatic dan berbabagai macam makromolekul seperti golongan proten, dan karbohidrat.Umumnya hidrokarbon merupakan sumber energi utama yang ada di bumi akan tetapi dengan pertimbangan kondisi bumi saat ini maka penggunaan energi ini mulai sedikit-demi sedikit dialihkan ke sumber energi yang ramah lingkunga. Hidrokarbon juga merupakan sumber atau bahan dasar untuk membuat berbagai macam senyawa organic yang lain misalnya industru petrokimia menjadi dasar untuk pembuatan senyawa kimia yang lain.

2.8.3 Hidrogen HalidaHidrogen halide adalah senyawa kimia yang dihasilkan dari reaksi antara hidrogen dengan unsur halide yaitu golongan 7 misalnya HF, HCl, HBr, dan HI. Senyawa HAt jarang ditemukan di alam dan bersifat tidak stabil. Senyawa hidrogen halide (HX) bersifat asam disebabkan kecenderungan mereka melepaskan H+ dalam larutan. Kecuali HF maka hidrogen halide yang lain adalah asam kuat. Dalam larutan sesama molekul halide dapat membentuk ikatan hidrogen dimana ikatan ini menyebabkan beberapa senyawa memiliki titik didih yang lebih tinggi dari yang diperkirakan. Kecenderungan hidrogen bereaksi dengan halide ini disebakan mereka memiliki perbedaan kelektronegatifitas yang cukup besar. Berikut perbandingan ukuran atom dan momen dipole beberapa hidrogen halide.

2.8.4 H2OAir merupakan oksida dari hidrogen dengan rumus H2O dan air menjadi molekul yang paling banyak terdapat di bumi. Di alam air terdapat dalam tiga wujud yaitu cair, padat, dan gas, tidak bewarna, dan berbau. Terdapat banyak sekali senyawa kimia yang larut dalam air sehingga tidak dipungkiri air merupakan pelarut yang paling banyak dipakai. Air juga merupakan senyawa yang penting bagi kehidupan manusia dan makhluk lain yang ada dibumi bisa dibayangkan kehidupan makhluk hidup tanpa air bukan?Molekul air memiliki dua atom hidrogen dan satu atom Oksigen yang terikat secara kovalen. Oksigen mengikat hidrogen dengan kuat disebabkan oksigen memiliki elektronegatifitas yang tinggi sehingga dihasilkan kutub positif dan negative dalam molekul air sehingga hal ini menyumbangkan bahwa molekul air memiliki momen dipole. Sesama molekul air dapat membentuk ikatan hidrogen sehingga meningkatkan titik didih air. Air dapat didiskripsikan sebagai molekul yang memiliki kepolaran sehingga dapat terdeprotonasi dengan reaksi:2H2O(l)H3O+ (aq) +OH? (aq)Konstanta disosiasi ini atau Kw adalah 10-14 pada 25 C.

2.8.9 Sel bahan bakarSel bahan bakar (bahasa Inggris: fuel cell) adalah sebuah alat elektrokimia yang mirip dengan baterai, tetapi berbeda karena dia dirancang untuk dapat diisi terus reaktannya yang terkonsumsi; yaitu dia memproduksi listrik dari penyediaan bahan bakar hidrogen dan oksigen dari luar. Hal ini berbeda dengan energi internal dari baterai. Sebagai tambahan, elektroda dalam baterai beraksi dan berganti pada saat baterai diisi atau dibuang energinya, sedangkan elektroda sel bahan bakar adalah katalitik dan relatif stabil.Reaktan yang biasanya digunakan dalam sebuah sel bahan bakar adalah hidrogen di sisi anode dan oksigen di sisi kathoda (sebuah sel hidrogen). Biasanya, aliran reaktan mengalir masuk dan produk dari reaktan mengalir keluar. Sehingga operasi jangka panjang dapat terus menerus dilakukan selam aliran tersebut dapat dijaga kelangsungannya.Sel bahan bakar seringkali dianggap sangat menarik dalam aplikasi modern karena efisiensi tinggi dan penggunaan bebas-emisi, berlawanan dengan bahan bakar umum seperti methane atau gas alam yang menghasilkan karbon dioksida. Satu-satunya hasil produk dari bahan bakar yang beroperasi menggunakan hidrogen murni adalah uap air. Namun ada kekhawatiran dalam proses pembuatan hidrogen yang menggunakan banyak energi. Memproduksi hidrogen membutuhkan "carrier" hidrogen (Biasanya bahan bakar fosil, meskipun air dapat dijadikan alternatif), dan juga listrik, yang diproduksi oleh bahan bakar konvensional. Meskipun sumber energi alternatif seperti energi angin dan surya dapat juga digunakan, namun sekarang ini mereka sangat mahal.

2.10 Elektroliser PEM (Polymer Electrolite Membran)Meskipun persediaan hidrogen di alam berlimpah, namun tidak dapat diperoleh secara langsung. Hidrogen selalu berada dalam bentuk gabungan (compound) dengan unsur lain. Untuk mendapatkan hidrogen, perlu dilakukan pemisahan hidrogen dari compound-nya. Proses mendapatkan hidrogen dari sumber energi lain ini disebut reforming dan alat yang digunakannya disebut reformer.Dari berbagai hidrogen reforming yang ada, elektrolisis merupakan metode yang paling sederhana.Elektrolisis air adalah peristiwa penguraian senyawa air (H2O) menjadi oksigen (O2) dan hidrogen gas (H2) dengan menggunakan arus listrik yang melalui air tersebut. Reformer ini disebut Elektroliser.

Gejala yang terjadi selama proses elektrolisis dapat dipelajari dalam sel elektrolisis sederhana seperti pada gambar 1. Larutan elektrolit diletakkan dalam sebuah bejana, kedalam bejana dicelupkan dua buah elektroda yang masing-masing dihubungkan dengan kutub positif (bertindak sebagai anoda) dan kutub positif (sebagai katoda) sebuah baterai.Bila diberikan potensial listrik ion-ion di dalam elektrolit akan bermigrasi ke arah elektroda yang prioritasnya berlawanan dengan muatan ion tersebut. Pada katoda, dua molekul air bereaksi dengan menangkap dua elektron, tereduksi menjadi gas H2 dan ion hidrokida (OH-). Sementara itu pada anoda, dua molekul air lain terurai menjadi gas oksigen (O2), melepaskan 4 ion H+ serta mengalirkan elektron ke katoda. Ion H+ dan OH- mengalami netralisasi sehingga terbentuk kembali beberapa molekul air. Reaksi keseluruhan yang setara dari elektrolisis air dapat dituliskan sebagai berikut.

Gambar 1. Sel Elektrolisis sederhana

PEM Elektrolizer bekerja berdasarkan proses reduksi-oksidasi yang terjadi pada elektroda. Ketika tegangan DC diberikan pada elektroda, air akan teroksidasi di anoda membentuk oksigen, proton (ion hidrogen) dan elektron bebas. Hidrogen terkumpul secara langsung di anoda, sedangkan proton bermigrasi melalui membrane elektrolit polimer ke katoda untuk kemudian tereduksi menjadi hidrogen dengan mengikat electron yang disuplai rangkaian eksternal. Reaksi yang terjadi pada sistem selengkapnya adalah sebagai berikut :

Dari konsep elektrokimia yang telah diuraikan diatas terlihat bahwa sautu atom hidrogen memberikan kontribusi satu elektron terhadap arus yang mengalir, sehingga hubungan antara arus yang mengalir dengan volume hidrogen yang dihasilkan dapat ditentukan dengan menghitung energy listrik yang digunakan dan jumlah hidrogen yang dihasilkan. Hubungan ini telah dirumuskan dalam Hukum-I Faraday tentang elektrolisis yang secara matematis dinyatakan dengan persamaan berikut,

Bab III Prosedur Percobaan

3.1 Alat dan Bahan1. PEM Elektroliser2. Sumber daya variable3. Dua buah multimeter4. Tangki air5. Tangki hydrogen 6. Stopwatch7. Kabel-kabel penghubung

3.2 Prosedur Percobaan1. Menentukan Tegangan Dekomposisi Air Menyusun rangkaian seperti pada gambar 3 Mengisi tangki air dengan air deionisasi (aquades murni) Mengisi tangki hidrogen dengan aquades Menaikkan tegangan dari 0 sampai maksimum 2 V dengan interval 0,1 V. mencatat nilai arus yang terukur untuk setiap nilai tegangan dan mengamati tangki hidrogen, apakah pada tegangan tersebut sudah mulai dihasilkan hidrogen, lalu memberikan tanda pada tegangan berapa hidrogen mulai terlihat. Memberi tenggang waktu sekitar 20 detik untuk setiap pengukuran.

2. Menentukan Efisiensi Energi dan Efisiensi Faraday Elektroliser PEM Menyusun rangkaian seperti gambar 3 Mengisi tangki hydrogen dengan air sampai penuh, sebelumnya terlebih dahulu membuang semua hidrogen yang tersisa Memberikan tegangan elektroda sedikit diatas tegangan dekomposisi air (misal 1,6 V ). Memutuskan untuk sementara, menyiapkan stopwatch. Jangan memberikan tegangan > 2 V Menghubungkan elektroliser dengan sumber tegangan, mencatat penunjukkan arus dan tegangan, dalam waktu yang bersamaan memulai mengukur waktu yang dibutuhkan elektroliser untuk menghasilkan sejumlah hydrogen, misal setiap satu strip pada tangki hydrogen ( 5 cm3 ). Melanjutkan pengukuran dengan mencatat waktu, arus dan tegangan setiap kali dihasilkan sejumlah hidrogen yang sama sampai tangki hidrogen penuh Mengulangi pengukuran dengan dua nilai tegangan elektroda yang berbeda (tidak lebih dari 2 V)

Bab IV Data Percobaan

1. Menentukan Tegangan Dekomposisi AirTegangan (Volt)Kuat arus (Ampere)

1,40

1,50,02

1,60,04

1,70,06

1,80,07

1,90,09

20,11

2. Menentukan Efisiensi Energi dan Efisiensi Faraday Elektroliser PEMTegangan (Volt)Kuat arus (Ampere)Waktu (sekon)Volume (dm3)Volume (m3)

1,60,07000

1,60,074200,550,00055

1,60,074761,100,00110

1,60,075201,650,00165

1,60,075702,200,00220

1,60,076102,750,00275

1,60,076753,300,00330

1,60,077503,850,00385

Bab V Pengolahan Data

1. Buat kurva karakteristik I-V elektroliser dari hasil pengukuran (1) diatas. Dari kurva tersebut tentukan tegangan dekomposisi air.

Dari kurva diatas dapat diketahui tegangan dekomposisi air = 1.5 volt

2. Bandingkan hasil yang diperoleh dengan hasil referensi, berikan pembahasan terhadap hasil yang diperoleh.diketahui :tegangan dekomposisi air (literatur) = 1,23 volttegangan dekomposisi air (percobaan) = 1.5 voltmaka,KSR = = =

3. Buat kurva volume hidrogen yang dihasilkan terhadap waktu untuk setiap nilai tegangan yang diberikan, hitung laju produksi hidrogen masing-masing.

Kurva diatas menunjukkan laju produksi (volume) hidrogen yang meningkat untuk setiap nilai tegangan yang diberikan dengan semakin bertambahnya waktu.

4. Hitung efisiensi energi dan efisiensi faraday elektroliser dari setiap data yang diperoleh.Hukum faraday I : ; Dimana : V = volume gas hidrogen yang dihasilkan secara teoritis (m3)R = 8,314 J/mol.Kp = 1Pa = 1 N/m2F = 96.485 C/molT = temperatur ruang dalam KelvinI = arus, Amperet = waktu, sekonz = jumlah elektron untuk membebaskan satu molekul

Tegangan (Volt)Kuat arus (A)waktu(s)Volume hasil(m3)Volume hitung(m3)Efisiensi Faraday

1,60,070000

1,60,074200,00055345,800,000001590495661229560

1,60,074760,00110391,910,000002806757049228630

1,60,075200,00165428,140,000003853893332979320

1,60,075700,00220469,310,000004687776685729230

1,60,076100,00275502,240,000005475476866527990

1,60,076750,00330555,760,000005937850468590360

1,60,077500,00385617,510,000006234742992019870

Tugas Pendahuluan1. Turunkan persamaan 2.1.2. Dari persamaan 2.2, berikan analisis, faktor-faktor apa saja yang dapat di kontrol agar elektrolizer dapat bekerja secara optimal.3. Selain elektrolizer, tuliskan beberapa contoh reformer hidrogen yang lain, lengkap dengan mekanisme kerjanya.4. Berikan beberapa contoh mesin/equipment yang telah menggunakan hydrogen sebagai bahan bakarnya.5. Berikan bahasan singkat mengenai prospek penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar terbarukan, sejauhmana pengembangannya dan factor-faktor apa saja yang dapat merupakan kendala dalam penggunaan hidrogen sebagai bahan bakar. Jawaban -1. Penurunan persamaan 2.1Keterangan :w = massa zat yang diendapkan (g).Q = jumlah arus listrik = muatan listrik (C)e = tetapan = (gek : F) I = kuat arus listrik (A)t= waktu (dt).gek = massa ekivalen zat (gek).Ar = massa atom relatif F = bilangan faraday = 96 500 C.Massa ekivalen = massa zat yang sebanding dengan 1 mol elektron

; ;

Sehingga,

2. faktor-faktor yang dapat di kontrol agar elektrolizer dapat bekerja secara optimal : temperatur ruang tekanan ruang

3. Contoh reformer hidrogen berikut mekanisme kerjanya.

Hybrid Hydro Cyclo (HHC)Teknologi HHC adalah optimalisasi air menjadi gas hidrogen sebagai bahan bakar alternatif yang di-hybrid-kan dengan bahan bakar minyak pada berbagai jenis mesin untuk meningkatkan daya pembakaran internal mesin.

Dengan HHC, alat yg di pasang di badan mobil atau motor untuk menghasilkan gas hidrogen. Dengan menggunakan metode elektrolisis air sistem water circle dengan daya listrik rendah akan menghasilkan sistem pengkabutan air.

Alat HHC ini akan memadatkan bahan bakar pada saat langkah isap mesin yang digabungkan dengan BBM sehingga diperoleh daya bakar internal mesin yg jauh lebih optimum.

Dengan demikian, gas buang berupa CO yg merupakan gas beracun, menjadi sangat rendah dan akan keluar air (H2O) sebagai ciri pembakaran optimum sehingga ramah lingkungan.

4. Beberapa contoh mesin/equipment yang telah menggunakan hidrogen sebagai bahan bakarnya. Generator Electrolizer Hemat BBM dengan metode elektrolisis / Brown Energy (Electrolyzer)electrolizer, Otomotive

Banyak sekali artikel-artikel mengenai penghematan BBM ini, mulai dari menambahkan boster pada pengapian, sampai metoda electrolisa ini.Gambar disamping adalah salah satu model Electrolizer yang dapat menghemat penggunaan BBM pada kendaraan bermotor hingga 50% lebih dan meningkatkan performa kendaraan hingga 20%.

Alat yang disebut electrolizer ini menghasilkan HHO (2 part Hydrogen + 1 Oxygen) gas yang sangat mudah terbakar yang kemudian HHO ini dimasukan ke intake manifold pada kendaraan bermotor. Dengan adanya campuran BBM + HHO yang kaya ini memungkinkan pembakaran menjadi lebih sempurna sehingga BBM menjadi efisien.

Berikut adalah diagram sederhana Electrolyzer :

Sebenarnya teknologi ini sudah lama ada penemunya adalah Dr. Yule Brown maka sering disebutnya sebagai brown's gas atau Bronwn Energy dan sudah banyak yang mencoba membuatnya baik di luar negeri maupun di indonesia , seperti di Jogjakarta adalah Bapak Joko beliau juga membuat generator electrolyzer ini dan telah menerapkanya ke lebih 1000 kendaraan di Jogja.

Selain untuk kendaraan berbahan bakar premium, alat ini juga dapat di gunakan pada kendaraan bermesin Diesel yang berbahan bakar solar.

Hybrid Hydro Cyclo (HHC)keprihatinan atas kondisi bumi yang tercemarkan karena ulah manusia telah mendorong peduli lingkungan hidup untuk menemukan tekonogi ramah lingkungan. Salah satunya adalah temuan Hybrid Hydro Cyclo (HHC).Teknologi HHC adalah optimalisasi air menjadi gas hidrogen sebagai bahan bakar alternatif yang di-hybrid-kan dengan bahan bakar minyak pada berbagai jenis mesin untuk meningkatkan daya pembakaran internal mesin.

Keberhasilan teknologi HHC ini telah di buktikan pada uji emisi gas buang kendaraan. Uji emisi yang dilakukan Dinas Perhubungan Kota Bogor menunjukkan adanya penurunan emisi gas buang. Motor yang telah dipasang HHC menunjukkan emisi gas buang berada di bawah nilai ambang batas yang ditetapkan.

Lebih lanjut, bahwa sumber energi yang didapat dari proses elektrolisis air menjadi gas hidrogen akan berdampak secara ekonomis dan ramah lingkungan.

Dengan HHC, alat yg di pasang di badan mobil atau motor untuk menghasilkan gas hidrogen. Dengan menggunakan metode elektrolisis air sistem water circle dengan daya listrik rendah akan menghasilkan sistem pengkabutan air.

Alat HHC ini akan memadatkan bahan bakar pada saat langkah isap mesin yang digabungkan dengan BBM sehingga diperoleh daya bakar internal mesin yg jauh lebih optimum.

Dengan demikian, gas buang berupa CO yg merupakan gas beracun, menjadi sangat rendah dan akan keluar air (H2O) sebagai ciri pembakaran optimum sehingga ramah lingkungan.

Hidrogen Reformator untuk Kendaraan Fuel Cell Sebuah sel bahan bakar hidrogen onboard, pembaharu mobil adalah perangkat yang dapat mengambil bahan bakar hidrokarbon cair (seperti bensin, propana , biodiesel , etanol dan biobutanol ) dan "mengubah" mereka menjadi gas hidrogen yang dapat digunakan untuk daya sel bahan bakar hidrogen kendaraan. The trick is to make them small enough to fit within the confines of a vehicle without sacrificing cargo and/or passenger space. Caranya adalah dengan membuat mereka cukup kecil untuk muat dalam batas-batas kendaraan tanpa mengorbankan kargo dan / atau ruang penumpang. Further, they need to have quick enough startup-to-hydrogen-production-speed to make them useful and acceptable for normal everyday transportation. Selanjutnya, mereka harus memiliki cukup cepat startup-untuk-hidrogen-produksi-kecepatan untuk membuat mereka berguna dan dapat diterima untuk transportasi sehari-hari normal.

5. Bahasan singkat mengenai prospek penggunaan hidrogen.Metode revolusioner menggunakan energi matahari untuk menghasilkan hidrogen sebagai sumber energi yang bersih, aman, dan murah telah dikembangkan para ilmuwan dari Israel, Swedia, Swiss, dan Perancis. Teknik ini terutama ditujukan untuk mengekstrak seng murni lebih mudah, cepat, dan ramah lingkungan guna mendorong produksi bahan bakar hidrogen, menggantikan BBM yang semakin langka. Hidrogen adalah salah satu kandidat sumber energi yang berpotensi sebagai pegganti bahan bakar mesin kendaraan bermotor. Hidrogen dapat ditemukan dalam jumlah yang sangat besar khususnya karena terkandung di air. Selain itu, hidrogen tidak menghasilkan Polusi udara saat dibakar dan menghasilkan energi yang lebih besar daripada bahan bakar lainnya. Salah satu alasan utama mengapa hidrogen belum dapat memasuki pasaran yang luas adalah harga produksi dan ongkos transportasi yang masih tinggi. Meskipun bahan Baku utama untuk memproduksi hidrogen adalah air, metode elektrolisis yang paling umum digunakan untuk menghasilkan hidrogen sekarang masih terlalu mahal. Perlu diketahui, elektrolisis akan memecah molekul-molekul air menjadi atom-atom penyusunnya yaitu hidrogen dan oksigen dengan mengalirkan Arus ke dalamnya. Proses ini relatif sederhana namun membutuhkan arus yang sangat besar sehingga membutuhkan biaya yang tinggi. Cara lainnya, memecah molekul air dengan memanaskannya, kurang praktis karena membutuhkan suhu di atas 2.500 derajat Celcius. Sebenarnya, beberapa tahun yang lalu telah diketahui bahwa seng murni dapat digunakan untuk mengambil oksigen dari air sehingga lepas dari hidrogen. Proses ini dapat dilakukan pada suhu 350 derajat Celcius. Karena seng adalah logam yang berlimpah dan merupakan empat besar logam yang diproduksi - selain besi, aluminium, dan tembaga - menghasilkan hidrogen mungkin dapat dilakukan secara alami. Masalahnya, untuk memperoleh seng murni dari seng oksida yang tersedia di alam, baik dengan proses elektrolisis maupun meleburnya, hanya dapat dilakukan dengan konsumsi energi yang besar pula. Di samping itu, proses ekstraksinya menghasilkan polusi karena seringkali dilakukan dengan membakar bahan bakar fosil untuk menghasilkan panas dan listrik. Ramah lingkungan Meskipun demikian para ilmuwan berhasil menggantinya dengan cara yang ramah lingkungan menggunakan deretan cermin yang memantulkan panas matahari ke satu titik. Reaktor yang dibangun di Weitzman Institute di Israel ini dapat menghasilkan panas hingga 1.200 derajat Celcius. Dengan menambahkan sedikit karbon, seng murni dapat dipisahkan pada suhu tersebut. Dengan cara ini tim ilmuwan dapat memperoleh sekitar 50 kilogram seng murni setiap jam. Pendinginan seng murni menghasilkan bubuk seng yang lebih mudah dipakai dan didistribusikan. Untuk menghasilkan hidrogen murni, bubuk seng tinggal dicampur ke dalam air dan dipanaskan pada suhu 350 derajat Celcius. Oksigen dalam air akan berikatan dengan seng menjadi seng oksida dan sisanya adalah hidrogen murni yang siap disimpan ke dalam tabung bahan bakar.

Sel bahan bakar hidrogen yang didengung-dengungkan secara luas sebagai sumber energi yang bebas polusi bisa jadi tidak sebersih dugaan semula. Demikian diungkapkan para ilmuwan dari California Institute of Technology di Pasadena.Menurut para peneliti itu, proses penyediaan hidrogen pada sel-sel bahan bakar bisa membuat bumi lebih dingin, lebih berawan, dan menciptakan lubang ozon yang lebih besar di kutub-kutub bumi. Mengapa? Karena dalam proses produksi dan transportasinya, sekitar 10 hingga 20 persen gas itu akan lepas memenuhi atmosfer, begitu ditulis dalam laporan penelitian di journal Science.Peningkatan konsentrasi gas hidrogen itu ke udara tepatnya dua molekul hidrogen dari level normal 0,5 ppm (parts per million) akan menciptakan lebih banyak air (H2O) karena hidrogen (H2) akan bereaksi dengan Oksigen (O2). Akibatnya langit bumi akan dipenuhi lebih banyak awan.Lubang Ozon MembesarSel bahan bakar hidrogen dianggap sebagai bentuk energi multi guna, yakni bisa dipakai untuk apa saja, mulai dari keperluan rumah tangga hingga menjadi bahan bakar kendaraan. Hidrogen sekaligus dipercaya sebagai ramah lingkungan karena tidak menghasilkan gas buangan. Bahan ini berpotensi menggantikan bahan bakar fosil (minyak bumi dan gas) yang dituduh sebagai biang keladi polusi udara dan menimbulkan efek rumah kaca karena gas buangannya menutupi atmosfer bumi.Namun simulasi komputer yang dilakukan untuk menguji teori ini memperlihatkan bahwa penggunaan hidrogen mengakibatkan suhu stratosferis turun hingga 0,5 derajat Celcius, sehingga kedatangan musim semi di kutub Utara dan Selatan akan terlambat. Selain itu lubang ozon yang terdapat di atas kedua wilayah tersebut akan makin lebar, dalam dan bertahan lama.Hilangnya lapisan ozon di bagian atas atmosfer membuat sinar matahari menerobos langsung ke bumi dan akan meningkatkan resiko kanker kulit. Adapun mengenai hilangnya lapisan ozon itu, banyak orang menyalahkan penggunaan chlorofluorocarbon, bahan kimia yang digunakan pada lemari es. Bahan ini sekarang telah dilarang penggunaannya.Lapisan ozon yang bolong diharapkan bakal menutup lagi dalam waktu 20 hingga 50 tahun seiring dengan hilangnya chlorofluorocarbon dari atmosfer. Namun masuknya hidrogen ke atmosfer dikatakan akan memperburuk kondisi ini. Bukan menyehatkan, hidrogen barangkali justru memperparah penyakit yang diderita bumi ini.

AnalisaInput tegangan pada percobaan pertama dari kurva karakteristik I-V elektroliser dapat diketahui tegangan dekomposisi air = 1.5 volt. Tegangan dekomposisi air adalah tegangan minimum untuk dapat medekomposisi (mengurai) molekul air menjadi hidrogen dan oksigen, hidrogen inilah yang digunakan untuk dimanfaatkan. Jadi, berdasarkan percobaan ini dibutuhkan tegangan sebesar 1.5 volt untuk mendekomposisi molekul air menjadi hidrogen dan oksigen. Perbandingan nilai tegangan dekomposisi air (KSR) literatur dan percobaannya menghasilkan KSR sebesar 21.95%. nilai KSR yang cukup besar, hal ini dapat disebabkan kesalahan alat, karena pada saat praktikum power supply yang digunakan tidak bekerja optimum, seperti tombol (arus dan tegangan) tidak bekerja sebagaimana mestinya (rusak) sehingga praktikan mengalami kesulitan.Kurva diatas menunjukkan laju produksi (volume) hidrogen yang meningkat untuk setiap nilai tegangan yang diberikan dengan semakin bertambahnya waktu.Efisiensi faraday menunjukkkan nilai yang meningkat dengan semakin bertambahnya waktu.

Kesimpulan

PEM (Polymer Electrolite Membran) merupakan reformer yakni untuk memperoleh hidrogen dengan meng-elektrolisis/memecah molekul air menjadi hidrogen dan oksigen. PEM ini disebut elektroliser.Untuk dapat mendekomposisi (menguraikan) molekul air menjadi hidrogen dan oksigen dibutuhkan suatu tegangan minimum, tegangan minimum ini disebut tegangan dekomposisi air. Jadi, berdasarkan percobaan ini dibutuhkan tegangan sebesar 1.5 volt untuk mendekomposisi molekul air menjadi hidrogen dan oksigen. Kurva laju produksi (volume) hydrogen menunjukkan volume yang meningkat untuk setiap nilai tegangan yang diberikan dengan semakin bertambahnya waktu.Efisiensi faraday menunjukkkan nilai yang meningkat dengan semakin bertambahnya waktu.

Daftar Pustaka

Achmad,Hiskia,Elektrokimia danKinetika Kimia, Citra AdityaBakti, Bandung

http://id.wikipedia.org/wiki/Elektrolisis_air

Sumber : Kompas Cyber Media

http://google/Tekan Emisi Gas dengan Elektrolisis Molekul Air

PEM ElektroliserPage 2