3
PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK 1) Pemeriksaan rontgen Menentukan lokasi/luasnya fraktur/trauma, dan jenis fraktur. Pemeriksaan sinar X penting untuk mengevaluasi kelainan muskuloskeletal. sinar X menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi dan perubahan hubungan tulang. pemeriksaan sinar X ini ada beberapa macam, yaitu : a. sinar X multipel, diperlukan untuk pengkajian paripurna struktur yang sedang diperiksa b. Sinar X korteks tulang, dapat menunjukkan adanya pelebaran, penyempitan, dan tanda iregularitas c. sinar X sendi, dapat menunjukkan adanya cairan, iregularitas, penyempitan dan perubahan struktur sendi (Suratun dkk. 2008: 22) 2) Scan tulang, tomogram, CT SCAN/MRI Memperlihatkan tingkat keparahan fraktur, juga dapat untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak 3) Arteriogram Dilakukan bila dicurigai adanya kerusakan vaskular 4) Hitung darah lengkap Mungkin meningkat (hemokonsentrasi) atau menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada multiple trauma). Peningkatan jumlah SDP adalah proses stress normal selain trauma. 5) Kreatinin

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK patah tulang

Embed Size (px)

DESCRIPTION

muskuloskeletal

Citation preview

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK1) Pemeriksaan rontgenMenentukan lokasi/luasnya fraktur/trauma, dan jenis fraktur. Pemeriksaan sinar X penting untuk mengevaluasi kelainan muskuloskeletal. sinar X menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi dan perubahan hubungan tulang. pemeriksaan sinar X ini ada beberapa macam, yaitu :a. sinar X multipel, diperlukan untuk pengkajian paripurna struktur yang sedang diperiksab. Sinar X korteks tulang, dapat menunjukkan adanya pelebaran, penyempitan, dan tanda iregularitasc. sinar X sendi, dapat menunjukkan adanya cairan, iregularitas, penyempitan dan perubahan struktur sendi(Suratun dkk. 2008: 22)2) Scan tulang, tomogram, CT SCAN/MRIMemperlihatkan tingkat keparahan fraktur, juga dapat untuk mengidentifikasi kerusakan jaringan lunak3) ArteriogramDilakukan bila dicurigai adanya kerusakan vaskular4) Hitung darah lengkapMungkin meningkat (hemokonsentrasi) atau menurun (perdarahan bermakna pada sisi fraktur atau organ jauh pada multiple trauma). Peningkatan jumlah SDP adalah proses stress normal selain trauma.5) KreatininTrauma otot meningkatkan beban kreatinin untuk klirens ginjal.6) Pemeriksaan Laboratoriumi. Kalsium Serum dan Fosfor Serum meningkat pada tahap penyembuhan tulang.ii. Alkalin Fosfat meningkat pada kerusakan tulang dan menunjukkan kegiatan osteoblastik dalam membentuk tulang.iii. Enzim otot seperti Kreatinin Kinase, Laktat Dehidrogenase (LDH-5), Aspartat Amino Transferase (AST), Aldolase yang meningkat pada tahap penyembuhan tulang.7) Pemeriksaan mikroorganisme kultur dan test sensitivitas: didapatkan mikroorganisme penyebab infeksi.8) Biopsi tulang dan otot: pada intinya pemeriksaan ini sama dengan pemeriksaan diatas tapi lebih dindikasikan bila terjadi infeksi.9) Elektromyografi: terdapat kerusakan konduksi saraf yang diakibatkan fraktur.10) Pemeriksaan neurologis :Pemeriksaan awal terhadap pasien yang mungkin menderita fraktur tulang sama dengan pemeriksaan pada pasien yang mengalami luka pada jaringan lunak yang berhubungan dengan trauma. Perawat menilai berdasarkan pada tanda dan gejala. Setelah bagian yang retak telah di-imobilisasi dengan baik, kemudian perawat akan menilai adanya lima P yaitu : Pain (rasa sakit), Paloor (kepucatan/perubahan warna), Paralysis (kelumpuhan/ketidakmampuan untuk bergerak), Paresthesia (rasa kesemutan), Pulselessness (tidak ada denyut) untuk menentukan status neurovaskuler dan fungsi motorik pada raktur (Reeves, Roux, Lockhart, 2001).