Pemeriksaan Fisik Abdomen

Embed Size (px)

DESCRIPTION

materi tentang prosedur pemeriksaan fisik keperawatan pada daerah abdomen

Citation preview

  • Pemeriksaan Fisik SistemPencernaan: Perut

    Gilny Aileen

  • Informasi Jenis makanan yang dikonsumsi Nafsu makan Pola defekasi Penggunaan obat-obatan terkait masalah

    pencernaan Gangguan pencernaan yang pernah dialami klien

    Wanita hamil mudah konstipasi karena adanya perubahan letak kolonsehingga gerakan peristaltik menurun

    Usia lanjut sering mengalami diare atau konstipasi krn perubahanmotilitas dan berkurangnya sekresi pencernaan dan ketahananterhadap makanan

  • Quadran dan reigo abdomen

  • Organ dalam

    Hati, empedu, kepala

    pankreas, ginjal kanan

    Sekum danusus buntu Kolon sigmoid

    Lambung, limpa, ekorpankreas, ginjal kiri

  • Teknik Pemeriksaan Perut

    1. Inspeksi

    2. Auskultasi

    3. Palpasi

    4. Perkusi

    Palpasi dan perkusi dapatmeningkatkan frekuensidan intensitas peristaltik

    usus

  • INSPEKSI

    Kaji bentuk perut : membuncit/membusung(distensi) atau datar

    Kaji kesimterisan atau tampaknya massa tumor

    Kaji bentuk umbilikus menonjol/ tidak

    Bayangan atau gambaran bendungan pembuluhdarah vena di kulit perut (perhatikan arahnya)

    Distensi dapat disebabkanoleh tumor atau cairanpada rongga perut

    Aliran vena berasal dari bagian atas perumengalir ke atas lagi obstruksi vena portahepatikaAilran vena berasal dari bagian bawah menujuke atas perut, adanya obstruksi vena cava inferior

  • Auskultasi

    Auskultasi pada tiap kuadran untukmendengarkan : BISING USUS & MOTILITAS USUS

    Normal suara bising usus berkisar 5 -35x/mnt 5 20 detik/ 1 bising usus Borborygmi = bunyi peristaltik yang keras dan

    panjang (pada klien dengan gastroenteritis) Tidak adanya bunyi bising usus mengindikasikan

    berhentinya motilitas usus yang terjadi akibatobstruksi usus tahap akhir, ileus paralitik atauperitonitis

  • Tahap Auskultasi

    1. Atur posisi klien : supine

    2. Letakkan diafragma stetoskop dengantekanan ringan pada setiap area empatkuadran perut dan dengar suara peristaltikaktif

    Normal : 5 20 detik/ 1 bising ususHiperaktif = terdengar tiap 3 detikTidak ada = bila dalam 3 5 mnt tidak terdengar suara bising ususFrekuensi sangat dipengaruhi oleh ada tidaknya makanan dalam saluran pencernaan

  • 3. Letakkan bagian BELL stetoscope pada garistengah perut atau ke arahkanan kiri dari garis perutbagian atas mendekatipanggul untuk mendengararteri renalis

    4. Auskultasi arteri iliakapada area bawahumbilikus disebelah kanandan kiri garis tengah perut

  • Auskultasi area hepar dan limpa suaragesekan dua benda.

    5. Auskultasi hepar dengan meletakanstetoskop pada sisi bawah kanan tulang rusuk

    6. Auskultasi limpa pada area batas bawahtulang rusuk digaris aksilaris anterior kiri dananjurkan klien untuk menarik napas dalam

  • Perkusi

    Tujuan : Mengetahui letak organ-organ/ massa di bawah perut. Membantu mengungkapkan adanya udara di dalam

    lambung atau usus Perkusi dilakukan secara sistematik (tiap kuadran

    timpani/pekak) Area yang berpotensi menimbulkan nyeri diperkusi paling

    akhir. Suara perkusi normal perut: timpani Massa padat atau cairan akan menimbulkan suara pekak,

    seperti: hepar, asites, vesika urinaria, dan massa tumor.

  • Perkusi Ginjal

    Perkusi ginjal dilakukan untuk mengkajiadanya inflamasi ginjal/ saluran kemih.

    Perkusi pada sudut costro-vertebra padadinding perut belakang.

  • Perkusi perut terhadap adanya asites

    Cairan dalam rongga perut selalu berada dibagian bawah (mengikuti hukum gravitasi).

    1. Posisi klien terlentang

    2. Perkusi dimulai dari kuadran kanan ataskemudan bergerak searah jarum jam

    3. Kaji reaksi klien dan vatat bila klienmerasakan adanya nyeri.

    4. Lakukan perkusi pada area timpani danredup. (shifting dullness)

  • Palpasi

    Palpasi : ringan (manual) atau palpasi dalam(bimanual)

    1. Tanyakan dahulu: apakah ada bagian perut yang nyeri (spontan) tanda palpasi, sebab bila pasienmengatakan ada maka daerah tersebut dipalpasiterakhir.

    2. Palpasi secara sistemik dari setiap kuadran(distensi, nyeri tekan, ada atau tidak massa)

    3. Bila teraba massa kaji ukuran, lokasi, bentuk, konsistensi dan adanya nyeri tekan.

  • 4. Jika terdapat nyeri tekan, kaji adanya nyeri lepas, dengan cara menekantangan secara perlahanpada area yang sakit dankemudian melepaskannyasecara cepat. (pada pasien: apendisitis, pankreatitisatau cedera peritoneum)

    5. Kaji turgor kulit perut untukmenilai hidrasi klien

  • Palpasi Hepar

    Dilakukan untuk mendeteksi pembesaranhepar

    Teknik palpasi hepar dengan telapak tangandan jari kanan dimulai dari kuadran kanan atasbagian bawah berangsur-angsur naikmengikuti irama napas dan gembunganperut.

    Dalam keadaan NORMAL = HEPAR TIDAK TERABA.

  • Apabila terjadi pembesaran hepar, makadibuat deskripsinya yang meliputi:

    1. Ukuran hepar (dalam cm atau lebar jari)

    2. Perabaan hepar: lunak atau biasa

    3. Tepi hepar: tajam atau tumpul

    4. Permukaan rata atau berbenjol-benjol

    5. Nyeri tekan

  • Palpasi Limpa

    Orang dewasa NORMAL = LIMPA TIDAK TERABA

    Limpa membesar pada demam tifoid, DHF, dan leukemia.

    1. Anjurkan klien tidur pada posisi miring ke sisikanan.

    2. Lakukan palpasi pada batas bawah tulangrusuk kiri

  • Palpasi Ginjal

    Ginjal kanan posisinya lebih rendah daripada ginjal kiri.

    Normal: ginjal tidak teraba

    1. Atur posisi: supine, perawat disisi kanan

    2. Letakkan tangan kiri di bawah panggul dan elevasikanginjal ke arah anterior

    3. Letakkan tangan kanan pada didning perut anterior pada garis midklavikularis pada tepi bawah bataskosta

    4. Tekankan tangan kanan ke dinding perut sementaraklien menarik napas panjang

  • 5. Bila ginjal teraba, catat bentuk, ukuran dannyeri tekan

    6. Lakukan sebaliknya untuk ginjal kiri. Posisiperawat di seberang tubuh klien

  • Pengkajian Anus

    Tujuan:

    mendapatkan data mengenai kondisi anus danrektum

    Pada pria untukmengetahui keadaanprostat

    Peralatan: selimut, sarungtangan dan pelumas

    Posisi: Dorsal rekumben

  • Langakah pengkajian anus

    1. Atur posisi : Dorsal rekumben (tekuk lutut dankaki menyentuh tempattidur. Tutup bagian yang tidak diperkisa kecualidaerah anus)

    2. Lakukan inspeksi pada anus, catat ada tidaknyahemoroid, lesi ataukemerahan

  • 3. Gunakan sarung tangan yang diolesi pelumaspada jari telunjuk/ tengah. Kemudian perlahan-lahan masukkan jari tersebut ke dalam anus danrektum

    4. Lakukan palpasi pada dindidng rektum dan catatlokasinya bila dirasakan adanya nodul, massa, serta nyeri tekan

    5. Setelah selesai tarik kembali jari saudara danamati keadaan feses pada sarung tangan. Secaranormal fese berwarna kecoklatan dan tidakmengandung darah

    6. Catat hasilnya