16
PEMERIKSAAN URINALISIS LENGKAP Sistem urinaria terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, uretra. Sistem ini membantu mempertahankan homeostasis dengan menghasilkan urine yang merupakan hasil sisa metabolisme. Ginjal yang mempertahankan susunan kimia cairan tubuh melalui beberapa  proses, yaitu: 1) Filtrasi Glo merular, y aitu filtrasi plasma darah oleh Glomerulus 2) Reabsorpsi tubular, melakukan reabsorpsi (absorpsi kembali) secara selektif zat  zat seperti garam, air, gula sederhana, asam amino dari tubulus ginjal ke kapiler peritubular. 3) Sekresi peritubular, sekresi zat    zat dari kapiler darah ke dalam lumen tubulus, proses sekresi ini mengikutsertakan penahanan kalium, asam urat, amino organic dan ion hydrogen, yang berfungsi untuk memperbaiki komponen buffer darah dan mengeluarkan zat    zat yang mungkin merugikan. Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urine pasien untuk tujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum. Urine yang normal memiliki cirri -ciri antara lain: warnanya kuning atau kuing gading, transparan, pH berkisar dari 4,6-8,0 atau rata-rata 6, berat jenis 1,001-1,035, bila agak lama  berbau seperti amoniak. Unsur-unsur normal dalam urine misalnya adanya urea yang lebih dari 25-30 gram dalam urine. Urea ini merupakan hasil akhir dari metabolisme protein pada mamalia. Ekskresi urea meningkat bila katabolisme protein meningkat, seperti pada demam, diabetes, atau aktifitas korteks adrenal yang berlebihan. Jika terdapat penurunan produksi urea misalnya pada stadium akhir penyakit hati yang fatal atau pada asidosis karena sebagian dari nitrogen yang diubah menjadi urea dibelokkan ke pembentukan amoniak. Reaksi urine biasanya asam dengan pH kurang dari 6 (berkisar 4,7-8). Bila masukan  protein tinggi, urine menjadi asam sebab fosfat dan sulfat berlebihan dari hasil katabolisme  protein. Keasaman meningkat pada asidosis dan demam. Urine menjadi alkali karena  perubahan urea menjadi ammonia dan kehilangan CO2 di udara. Urine menjadi alkali pada alkalosis seperti setelah banyak muntah. Pigmen utama pada urine adalah urokrom, sedikit urobilin dan hematofopirin.

PEMERIKSAAN URINALISIS LENGKAP

Embed Size (px)

DESCRIPTION

urin

Citation preview

PEMERIKSAAN URINALISIS LENGKAP

Sistem urinaria terdiri dari ginjal, ureter, kandung kemih, uretra. Sistem ini membantu mempertahankan homeostasis dengan menghasilkan urine yang merupakan hasil sisa metabolisme. Ginjal yang mempertahankan susunan kimia cairan tubuh melalui beberapa proses, yaitu:1) Filtrasi Glomerular, yaitu filtrasi plasma darah oleh Glomerulus2) Reabsorpsi tubular, melakukan reabsorpsi (absorpsi kembali) secara selektif zat zat seperti garam, air, gula sederhana, asam amino dari tubulus ginjal ke kapiler peritubular.3) Sekresi peritubular, sekresi zat zat dari kapiler darah ke dalam lumen tubulus, proses sekresi ini mengikutsertakan penahanan kalium, asam urat, amino organic dan ion hydrogen, yang berfungsi untuk memperbaiki komponen buffer darah dan mengeluarkan zat zat yang mungkin merugikan.Urinalisis adalah tes yang dilakukan pada sampel urine pasien untuk tujuan diagnosis infeksi saluran kemih, batu ginjal, skrining dan evaluasi berbagai jenis penyakit ginjal, memantau perkembangan penyakit seperti diabetes melitus dan tekanan darah tinggi (hipertensi), dan skrining terhadap status kesehatan umum.Urine yang normal memiliki cirri-ciri antara lain: warnanya kuning atau kuing gading, transparan, pH berkisar dari 4,6-8,0 atau rata-rata 6, berat jenis 1,001-1,035, bila agak lama berbau seperti amoniak.Unsur-unsur normal dalam urine misalnya adanya urea yang lebih dari 25-30 gram dalam urine. Urea ini merupakan hasil akhir dari metabolisme protein pada mamalia. Ekskresi urea meningkat bila katabolisme protein meningkat, seperti pada demam, diabetes, atau aktifitas korteks adrenal yang berlebihan. Jika terdapat penurunan produksi urea misalnya pada stadium akhir penyakit hati yang fatal atau pada asidosis karena sebagian dari nitrogen yang diubah menjadi urea dibelokkan ke pembentukan amoniak.Reaksi urine biasanya asam dengan pH kurang dari 6 (berkisar 4,7-8). Bila masukan protein tinggi, urine menjadi asam sebab fosfat dan sulfat berlebihan dari hasil katabolisme protein. Keasaman meningkat pada asidosis dan demam. Urine menjadi alkali karena perubahan urea menjadi ammonia dan kehilangan CO2 di udara. Urine menjadi alkali pada alkalosis seperti setelah banyak muntah. Pigmen utama pada urine adalah urokrom, sedikit urobilin dan hematofopirin.Dalam keadaan normal, manusia memiliki 2 ginjal. Setiap ginjal memiliki sebuah ureter, yang mengalirkan air kemih dari pelvis renalis (bagian ginjal yang merupakan pusat pengumpulan air kemih) ke dalam kandung kemih. Dari kandung kemih, air kemih mengalir melalui uretra, meninggalkan tubuh melalui penis (pria) dan vulva (wanita).

Darah yang masuk ke dalam glomerulus memiliki tekanan yang tinggi. sebagian besar bagian darah yang berupa cairan disaring melalui lubang-lubang kecil pada dinding pembuluh darah di dalam glomerulus dan pada lapisan dalam kapsula bowman; sehingga yang tersisa hanya sel-sel darah dan molekul-molekul yang besar (misalnya saja beruupa protein).Cairan yang telah disaring (filtrat) masuk ke dalam rongga bowman dan mengalir ke dalam tubulus kontortus proksimal (tabung/saluran di bagian hulu yang berasal dari kapsula bowman); natrium, air, glukosa dan bahan lainnya yang ikut tersaring diserap kembali dan dikembalikan ke darah.Dalam mempertahankan homeostasis tubuh peranan urine sangat penting, karena sebagian pembuangan cairan oleh tubuh adalah melalui sekresi urine. Selain urine juga terdapat mekanisme berkeringat dan juga rasa haus yang kesemuanya bekerja sama dalam mempertahankan homeostasis ini. Fungsi utama urine adalah untuk membuang zat sisa seperti racun atau obat-obatan dari dalam tubuh.Anggapan umum menganggap urine sebagai zat yang kotor. Hal ini berkaitan dengan kemungkinan urine tersebut berasal dari ginjal atau saluran kencing yang terinfeksi, sehingga urinenya pun akan mengandung bakteri. Namun jika urine berasal dari ginjal dan saluran kencing yang sehat, secara medis urine sebenarnya cukup steril dan hampir tidak berbau ketika keluar dari tubuh. Hanya saja, beberapa saat setelah meninggalkan tubuh, bakteri akan mengkontaminasi urine dan mengubah zat-zat di dalam urine dan menghasilkan bau yang khas, terutama bau amonia yang dihasilkan dari urea.

PEMERIKSAAN MAKROSKOPIS Pemeriksaan makroskopik terdiri dari: Jumlah, Bau, Buih, Warna dan Kejernihan Urine1. Jumlah Mengukur jumlah urin bermanfaat untuk ikut menentukan adanya gangguan faaal ginjal,kelainan dalam keseimbangan cairan badana dan berguna juga untuk menafsirkan hasil pemeriksaan kuantitatif dan semikuantitatif dengan urin.Adapun mengukur jumlah urin dapat dilakukan dengan :a. Urin 24 jamb. Urin siang 12 jam dan urin malam 12 jamc. Timed specimen pada sesuatu percobaan tertentud. Urin sewaktuJumlah urin 24 jam sangat berbeda dari seseorang ke orang lain.banyak sekali faktor yang berpengaruh kepada dieresis itu ,umpamanya umur, berat badan , kelamin , makanan dan minuman, suhu badan, iklim dan aktivitas orang yang bersangkutan .Rata rata didapat didaerah tropik jumlah urin 24 jam antara 800 1300 ml untuk orang dewasaJumlah urin siang normal 12 jam keadaan normal 2 sampai 4 lebih besar dari urin malam 12 jam.perbandingan itu tidak berubah ,biarpun misalnya banyaknya minuman pada malam hari dijadikan sama dengan yang siang hari.Perbandingan antara urin siang 12 jam dan urin malam 12 jam seperti ditulis tadi,tidak berlaku sepenuhnya pada anak anak.Penelitian terhadap dieresis urin 24 jam atau 12 jam menentukan adanya kelainan seperti poliuria dan oliguria yang dapat dipertalikan dengan keadaan klinik tertentu.2. Warna Memperhatikan warna urin bermakna karena kadang kadang didapat kelainan yang bermakna untuk klinik.Warna urin diuji pada tebal lapisan 7-10 cm dengan cahaya tembus ,tindakan itu dapat dilakukan dengan mengisis tabung reaksi sampai penuh dan ditinjau dalam sikap serong.Nyatakan warna urin dengan:tidak berwarna ,kuning muda, kuning, kuning tua, kuning bercampur merah, merah bercampur kuning, merah, coklat kuning bercampur hijau ,putih serupa susu,dll.Pada umumnya warna urin ditentukan oleh besarnya dieresis,makin besar dieresis makin muda warna urin itu,,biasanya warna normal urin berkisar antara kuning muda dan kuning tua.warna itu disebabkan oleh beberapa macam zat warna,terutama urochrom dan urobilin.Beberapa sebab warna urinKuning1. Zat warna normal dalam jumlah besar: urochrom dan urobilin.2. Zat warna abnormal: bilirubin3. Obat obat dan diagnostika:sanatonin ,PSV,riboflavin dan lain lainHijau1. Zat warna abnormal dalam jumlah besar:indikan2. Obat obat dan diagnostika:methylenblue,Evans blue3. Kuman kuman:Ps.aeruginosaMerah1. Zat warna normal dalam jumlah besar:uroerythrin.2. Zat warna abnormal:hemoglobin,porfirin,porfobilin.3. Obat obat dan diagnostika: santonin,psp,amidoprin dan lain lain4. Kuman kuman:B.poridigousCoklat1. Zat warna normal dalam jumlah besar:urobilin2. Zat warna abnormal:bilirubin,hematin,porfobilinCoklat tua atau hitam1. Zat warna normal dalam jumlah besar:indikan2. Zat warna abnormal:darah tua,alkapton.melamin3. Obat obat:derivate derivate fenol,argyolSerupa susu1. Zat warna normal dalam jumlah besar:fosfat,urat2. Zat warna abnormal:pus.getah pospat,shylus

3. KejernihanCara mengujji kejernihan sama seperti menguji warna.Nyatakan pendapat dengan:jernih,agak keruh,keruh atau sangat keruh.Tidak semua macam kekeruhan bersifat abnormal.Urin normalpun akan menjadi agak keruh jika dibiarkan atau didinginkan:kekeruhan ringan itu disebut nubecula dan terjadi dari lender,sel epitel dan leukosit.Sebab sebab urin keruh dari mula mula1. Fosfat amorf dan karbonat dalam jumlah besar.Mungkin terjadi setelah seseorang makan banyak.Kekeruhan itu hilang jika urin diberikan asam asetat encer.Sediment mengandung banyak Kristal fosfat atau karbonat2. Bakteri bakteri.Kekeruhan yang terjadi bukan saja disebabkan oleh berkembangbiaknya kuman,tetapi juga oleh bertambahnya unsure sediment seperti sel epitel,leukosit,dsb.3. Unsur- unsur sedimen dalam junlah besar. 1. Eritrosit eritosit yang menyebabkan urin menjadi keruh dan berupa serupa air daging2. Leukosit leukosit: adanya dibenarkan dengan pemeriksaan mikroskopik sediment.3. Sel sel epitel.akan terlihat juga dalam sediment pada pemeriksaan lebih lanjut.4. Chylus dan lemak .Urin keruh menyerupai susu encer.Jika kekeruhan disebabkan oleh adanya butir butir lemak (lipuria),maka pada pemeriksaan mikroskop dapat dilihat butir butir lemak.Kalau urin yang bercampur chylus atau lemak kocok dengan ether ,kemudian ether itu diteteskan kepada sepotong kertas,akan ketinggaalan bacak lemak pada kertas tadi.5. Benda benda koloid

4. Berat JenisPenetapan berat jenis urin biasanya cukup teliti dengan menggunakan urinometer.Apabila sering melakukan penetapan berat jenis dengan contoh urin yang volumenya kecil,sebaiknya memakai refraktometer untuk tujuan itu.Berat jenis urin sangat erat hubunganya dengan dieresis,makin besar diuresis, makin rendah berat jenis dan sebaliknya.Berat jenis urin 24 jam dari orang normal biasanya berkisar antara ,1,016 1,024.5. Derajat Keasaman UrinPenetapan reaksi atau PH urin tidak banyak berarti dalam pemeriksaan penyaring.Akan tetapi pada gangguan keseimbangan asam basa penetapan itu dapat member kesan tentang keadaan dalam tubuh,apalagi bila disertai penetapan jumlah asam yang diekskresikan dalam waktu tertentu,jumlah ion NH4,dsb.Uji keasaman urin bisa dilakukan dengan pemeriksaan berikut:kertas lakmus,carik celup,kertas nitrazin,dan ph meterPenetapan asam basa dengan kertas lakmusCara pemeriksaan:1. Kertas lakmus merah atau biru dibasahi urine2. Tunggu 1 menit, perhatikan perubahan warna yang terjadiPelaporan:1. Urine asam: lakmus biru merah2. Urine basa: lakmus merah biru3. Urine netral: lakmus merah/biru tidak berubah warna

PEMERIKSAAN KIMIAWI 1. GlukosaMetode : BenedictTujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya glukosa/gula pereduksi dalam urine

Prinsip : Dalam suasana alkali dan pemanasan, glukosa dan gula-gula reduktor akan mereduksi garam kompleks reagent benedict, ion cupri (Cu++) direduksi menjadi Cupro (Cu+) dan mengendap dalam bentuk CuO dan Cu2O yang berwarna kuning hingga merah bata.Alat : Tabung reaksi panjang Penjepit tabung Pipet tetes Lampu Spritus Pipet Ukur 5 mL Timer WaterbathReagensia : Reagen BenedictSampel : Urine

Cara Kerja : Masukkan 2,5 mL reagent Benedict ke dalam tabung reaksi. Ditambahkan 4 tetes urine dan dipanaskan diatas nyala api spritus (jangan sampai mendidih dan meluap) atau diletakkan di waterbath suhu 60 - 70C selama 2 menit. Didinginkan dan dibaca hasilnya.Nilai Normal : Negatif (-) Negatif (-) : Tetap biru atau hijau jernih (0 0,1 gram/dL) (+) : Keruh warna hijau agak kuning (0,5 1 gram/dL) (++) : Kuning kehijauan dengan endapan kuning (1 1,5 gram/dL) (+++) : Kuning kemerahan endapan kuning merah (1,5 2,5 gram/dL) (++++) : Merah orange sampai merah bata dengan endapan merah coklat(2,5 4 gram/dL)Glukosa (+2)

2. BilirubinMetode : Cincin YodiumTujuan :Untuk mengetahui ada tidaknya bilirubin dalam urinePrinsip : Yodium mengoksidasi bilirubin menjadi senyawa biliverdin yang berwarna hijau.Alat dan Reagensia :- Tabung reaksi- Pipet Tetes- Reagent Yodium 1% atau Lugol.Sampel : UrineCara Kerja :Urine sebanyak 3 mL ke dalam tabung reaksi. Melalui dinding tabung tambahkan 5-10 tetes Yodium 1% sampai menumpang dipemukaan urine tadi membentu lapisan cincin. Dilihat adanya warna hijauNilai Normal : Negatif Negatif (-) : Tidak terjadi perubahan Positif (+) : Terjadi cincin warna hijau pada kedua batas cairan.

Bilirubin (+)

3. ProteinMetode : Asam Sulfosalisilat 20%Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya protein dalam urinePrinsip : Protein dalam suasana asam lemah organik akan mengalami denaturasi yang kemudian terjadi kekeruhan hingga endapan.Alat :- Tabung reaksi panjang - Penjepit tabung- Pipet tetes- Lampu Spritus- Pipet Ukur 5 mLReagensia :- Reagen Asam Sulfosalisilat 20%Sampel : Urine sewaktu

Cara Kerja :Siapkan 2 buah tabung reaksi dan dimasukkan urine jernih sebanyak 5 mL urine. Ditambah 8 tetes asam sulfosalisilat 20%. Dibandingkan kekeruhan kedua tabung tersebut. Bila terjadi kekeruhan pada tabung kedua setelah penambahan asam sulfosalisilat 20%, dipanaskan tabung tersebut : Bila panas tetap keruh setelah dingin juga tetap keruh, berarti positif protein. Bila hilang saat pemanasan dan dingin kembali keruh : Protein Bence Jones.Nilai Normal : Negatif Negatif (-) : Jernih, ada kekeruhan yang sangat sedikit sekali. (< 10 mg/dL) (+) : Ada kekeruhan dengan latar belakang tulisan masih terbaca (10 50 mg/dL) (++) : Kekeruhan jelas dengan latar belakang tulisan tidak terbaca (50 200 mg/dL) (+++) : Kekeruhan berkeping-keping yang nyata (200 500 mg/dL) (++++) : Endapan menggumpal besar dan membeku (> 500 mg/dL)Protein : Asam Sulfosalisilat 20% (-)

Metode : Bang (As. asetat 6%)Tujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya protein dalam urine

Prinsip : Protein dalam suasana asam lemah dan pemanasan, akan mengalami denaturasi yang kemudian terjadi kekeruhan hingga endapan.

Alat :- Tabung reaksi panjang- Penjepit tabung- Pipet tetes- Lampu Spritus- Pipet Ukur 5 mL- Timer- Waterbath- Sentrifuge- Tabung sentrifuge

Reagensia :-Reagen Bang (As. asetat 6 %)

Sampel : Urine

Cara Kerja : Masukkan 2/3 bagian urine ke dalam tabung sentrifuge. Sentrifuge selama 5 menit pada 1500 rpm. Supernatan di tuang ke dalam tabung reaksi sebanyak 3 mL. Ditambah 4 tetes reagent Bang dan dipanasi dengan nyala api spritus sampai mendidih (jangan sampai meluap) atau diletakkan di waterbath suhu 60 - 70C selama 2 menit. Didinginkan dan dibaca hasilnya.

Nilai Normal : Negatif Negatif (-) : Jernih, ada kekeruhan yang sangat sedikit sekali. (< 10 mg/dL) (+) : Ada kekeruhan dengan latar belakang tulisan masih terbaca (10 50 mg/dL) (++) : Kekeruhan jelas dengan latar belakang tulisan tidak terbaca (50 200 mg/dL) (+++) : Kekeruhan berkeping-keping yang nyata (200 500 mg/dL) (++++) : Endapan menggumpal besar dan membeku (> 500 mg/dL)Protein : Bang / As. asetat 6% (-)

4. UrobilinogenMetode : Wallace DiamondTujuan : Untuk mengetahui ada tidaknya urobilinogen dalam urine.

Prinsip : Urobilinogen dengan paradimetil amino benzaldehide akan membentuk senyawa kompleks yang berwarna merah anggur.

Alat :- Tabung Reaksi- Pipet Ukur 5 mL- Pipet Ukur 1 mL- Timer

Reagensia :- Reagent Ehrlich :

Sampel : Urine

Cara Kerja : Sebanyak 5 mL urine yang masih segar ditambah dengan 0,5 mL reagent Ehrlich. Didiamkan selama 5 menit dan dibaca hasilnya.Nilai Normal : Ditemukan hanya dalam urine segar dan dalam batas normal negatif. Negatif (-) : Tidak terjadi warna. Positif (+) : Terbentuk warna merah.Urobilinogen

5. Membedakan urine dengan cairan lainnyaMetode : BaCl2 10%

Cara Kerja : siapkan air teh sebangai pembanding pada tabung 1 kemudian masukkan urine sebanyak 2ml ke dalam tabung 2 kemudian tambahkan reagen BaCl2 10% sebanyak 10 tetes lalu baca hasilnya jika (+) urine makan larutan akan keruh jika (-) atau bukan urine maka larutan tidak keruhBaCl2 10%

Metode : Reagen Kreatinine siapkan air teh sebangai pembanding pada tabung 1 kemudian masukkan urine sebanyak 2ml ke dalam tabung 2 kemudian tambahkan reagen Kreatinine sebanyak 10 tetes lalu baca hasilnya jika (+) urine maka larutan akan berwarna orange jika (-)atau bukan urine maka larutan akan berwarna kuning

PEMERIKSAAN SEDIMEN URINEPemeriksaan sedimen urin termasuk pemeriksaan rutin.Urin yang dipakai itu ialah urin segar atau urin yang dikumpulkan dengan pengawet .Yang paling baik untuk pemeriksaan urin adalah urin pekat,yaitu yang mempunyai berat jen is 1023 atau lebih tinggi ,urin yang pekat lebih muda didapat bila memakai urin pagi sebagai pemeriksaan.Cara pemeriksaan (mikroskopi):1. Kocok urine dalam botol agar sedimen merata2. Masukan urine dalam tabung sentrifuge 10 15 cc sentrifuge selama 5 menit dengan kecepatan 2000 rpm3. Tuang bagian atas urine tinggal 0,5 1 cc kocok kembali sedimen4. Tuang dalam obyek glass, tutup dengan cover glass periksa dibawah mikroskopHasil yang mungkin ditemukan ( unsur-unsur sedimen):1. Organik 1. Epitel2. eritrosit,3. lekosit,4. silinder5. Kristal6. jamur, trikomonas7. spermatozoa2. Anorganik 1. Bahan amorf2. Kristal Kristal normal:calcium oxalate,ammonium-magnesium dll3. Kristal Kristal yang menunjukkan urin abnormal:cystine,leucine,tyrosine,dll