Upload
others
View
2
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
4
PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG TIMURTAHUN 2020
ii
IKTISAR EKSEKUTIF
Dalam rangka mewujudkan GoodGovernance, kinerja merupakan salah satu aspek penting
yang harus diimplementasikan dalam manajemen pemerintahan. Laporan kinerja yang diharapkan
tidak hanya pemerintah kepada masyarakat tetapi juga Laporan Kinerja kepada Presiden. Berkaitan
dengan hal tersebut, Pemerintah Kabupaten Belitung Timur menyusun Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah (LKjIP) sebagai bentuk aplikasi dari penyelenggaraan pemerintah yang transparan dan
akuntabel. Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) memberikan gambaran tentang kinerja
penyelenggaraan pemerintahan pada tahun 2019, yang diformulasikan dari hasil kinerja Perangkat
Daerah. Hal ini dikarenakan setiap Perangkat Daerah dibentuk untuk melaksanakan suatu tugas
pokok dan fungsinya serta mempertanggung jawabkan program dan kegiatan kepada pihak-pihak
yang berkepentingan (stakeholder). Setiap Perangkat Daerah maupun pemerintah dapat senantiasa
melakukan perbaikan dalam mewujudkan praktek-praktek Penyelenggaraan Pemerintah Yang Baik
(GoodGovernance) dan meningkatkan kualitas pelayanan publik untuk mewujudkan Reformasi
Birokrasi. Penyelenggaraan pemerintahan dan pembangunan daerah di Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2019 dilaksanakan dengan mengacu pada Peraturan Daerah Belitung Timur Nomor 11 Tahun
2016 tentang RPJMD KabupatenBelitung Timur 2016-2021 telah menetapkan 3 (tiga) misi, 8
(delapan) tujuan, dan 47 (empatpuluh tujuh indikator sasaran). Namun berdasarkan arahan
Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi daritindak lanjut hasil
evaluasi Laporan Kinerja tahun 2017, telah dilakukan perbaikan padaindikator kinerja sasaran, dan
telah dilakukan perubahan RPJMD dan Indikator Kinerja dengan terbitnya Peraturan Daerah
Kabupaten Belitung Timur Nomor 3 tahun 2019tentang Perubahan atas Peraturan Daerah
Kabupaten Belitung Timur Nomor 11 Tahun 2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah
Daerah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-2021 yang diikuti dengan terbitnya Peraturan Bupati
Belitung Timur Timur Nomor 48 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bupati
Belitung Timur Nomor 50 Tahun 2016 tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016 – 2021.
Penyusunan Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Belitung Timur Tahun
2019 berpedoman pada Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang
Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah, dan sebagai petunjuk teknis dalam penyusunan
Laporan Kinerja Instansi Pemerintah Kabupaten Belitung Timur adalah Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014
tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja, Pelaporan Kinerja dan Tata Cara Reviu Atas Laporan
Kinerja Instansi Pemerintah.
iii
Pencapaian Realisasi Kinerja Sasaran Strategis Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2019 yang tersebar di dalam 79 (tujuh puluh sembilan) Program Daerah dana sebesar Rp.
159.534.000,00- terealisasi Rp. 143.474.800,00 dengan capaian kinerja anggaran 91% dari 16 (enam
belas) Sasaran Strategis dalam Perjanjian Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur.
Demikian ikhtisar eksekutif Laporan Kinerja Instansi Pemerintah (LKjIP) Kabupaten Belitung
Timur Tahun 2019 disusun, semoga dapat bermanfaat dan berguna bagi pembangunan daerah dan
negara menuju tata kelola Pemerintahan Yang Baik (GoodGovernance).
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019
iv
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR ..........................................................................................................IKHTISAR EKSEKUTIF .......................................................................................................DAFTAR ISI ......................................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
iiiiv
1.1. Latar Belakang .............................................................................................1.2. Maksud dan Tujuan .....................................................................................1.3. Ruang Lingkup .............................................................................................1.4. Gambaran Umum Daerah ...........................................................................
1.4.1. Wilayah Administratif ..................................................................1.4.2. Kependudukan .............................................................................1.4.3. Pertumbungan Ekonomi Kabupaten Belitung Timur ...................1.4.4. Indeks Pembangunan Manusia ....................................................1.4.5. Struktur Organisasi ......................................................................1.4.6. Kondisi Kepegawaian Daerah .......................................................
1455579111516
BAB II PERENCANAAN DAN PERJANJIAN KINERJA2.1. Ringkasan Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJMD) Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2016-2021 ................................................................2.1.1. Visi dan Misi Kabupaten Belitung Timur ......................................2.1.2. Tujuan dan Sasaran ......................................................................2.1.3. Strategi dan Arah Kebijakan Daerah ............................................
2.2. Indikator Kinerja Utama (IKU) .....................................................................2.3. Perjanjian Kinerja ........................................................................................
181922232530
BAB III AKUNTABILITAS KINERJA3.1. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2017 ............3.2. Analisis Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur ...................3.3. Akuntabilitas Keuangan Pemerintah Kabupaten Belitung
Timur...............................................................................................................
BAB IV PENUTUP ...............................................................................................................LAMPIRAN :
1. Pernyataan Telah Direviu oleh Inspektorat Kabupaten Belitung Timur2. Pengukuran Kinerja Pencapaian Sasaran RPJMD Kabupaten Belitung Timur
Tahun 20183. Perubahan Penetapan Kinerja Tahun 20194. Rincian Program dan Kegiatan Pada Setiap Sasaran
3539
139
145
-o00o-
1Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
1.1 LATAR BELAKANGParadigma baru tata kelola pemerintahan yang baik (good governance)
menuntut Pemerintah Daerah untuk responsif, transparan, efektif dan efisien,
akuntabel, partisipatif, melaksanakan kebijakan sesuai hukum yang berlaku,
konsensus dalam menjalankan pemerintahan dengan melibatkan masyarakat dan
harus memiliki mindset bahwa aparat pemerintah merupakan pelayan bagi
masyarakat.
Melihat perkembangan yang terjadi sampai dengan saat ini, pemerintah
daerah memiliki tanggungjawab yang sangat besar. Termasuk pula keharusan
pemerintah untuk terus melaksanakan regulasi dan restrukturisasi berbagai aspek
penyelenggaraan pemerintahan untuk mewujudkan iklim usaha yang lebih kondusif
dan kehidupan masyarakat yang lebih nyaman dan sejahtera. Dalam upaya
menggerakkan segenap potensi pembangunan yang ada di daerah, diperlukan
perencanaan pembangunan daerah sebagai suatu proses untuk menentukan
tindakan masa depan yang tepat dan berkelanjutan,sistematik, terarah, terpadu,
menyeluruh serta senantiasa tanggap terhadap perubahan dan tantangan yang
semakin berat.
Akuntabilitas adalah kapasitas pemerintah atau penyedia pelayanan untuk
mempertanggungjawabkan kebijakannya, kegiatannya dan pengalokasian anggaran.
Terdapat dua komponen akuntabilitas, yang pertama adalah kewajiban aparat
PPEENNDDAAHHUULLUUAANN
BBAABB 11
2Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
pemerintah, kemudian yang kedua adalah hak-hak masyarakat. Akuntabilitas terukur
melalui ketaatan pada aturan main kinerja.
Prinsip akuntabilitas terkait erat dengan transparansi, masyarakat harus
mengetahui bagaimana aliran kebijakan berikut implementasinya serta dampak apa
yang diharapkan akan dicapai dari kebijakan-kebijakan yang diimplementasikan.
Selain itu masyarakat dapat meminta pertanggungjawaban pelaksana kebijakan
apabila terjadi penyimpangan dan ketidakselarasan, antara lain misalnya saja terjadi
ketidaksesuaian pelaksanaan pelayanan publik dengan yang telah diperjanjikan oleh
pemerintah.
Pemerintahan yang akuntabel akan membawa dampak meningkatnya
kepercayaanmasyarakat terhadap aparat pemerintahan selaku pelaksana dan
pembuat kebijakan. Sehingga dengan demikian, kebijakan-kebijakan yang dikeluarkan
oleh pemerintah akan memperoleh dukungan lebih luas jika akuntabilitas
pemerintah diterima oleh masyarakat.
Keharusan pengukuran akuntabilitas pemerintah daerah disebabkan karena
pemerintah menjadi aktor utama dalam menjalankan fungsi-fungsi pokok
pemerintahan, yaitu regulation, empowerment,protection, dan public services. Selain
itu, sudah menjadi kewajiban pimpinan organisasi untuk mempertangungjawabkan,
mempertanggunggugatkan dan menjelaskan kinerja dan atau tindakannya kepada
pihak-pihak yang mempunyai hak untuk meminta jawaban serta penjelasan atas hasil
seluruh tindakannya.
Pertanggungjawaban kinerja birokrasi pemerintah daerah dilaksanakan
berdasarkan dua perspektif. Dalam perspektif administrasi, kinerja birokrasi
pemerintah daerah dipertangungjawabkan kepada Kepala Daerah dan Pemerintah
tingkat atasnya. Sedangkan dalam perspektif good governance, kinerja pemerintah
daerah dipertanggungjawabkan kepada stakeholders atau rakyat sebagai pemegang
kedaulatan tertinggi negara.
Dengan demikian, Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur yang menjadi
laporan kemajuan penyelenggaraan pemerintahan Kabupaten Belitung Timur kepada
Presiden ini telah disusun dan dikembangkan sesuai peraturan yang berlaku. Realisasi
yang dilaporkan dalam laporan akuntabilitas kinerja ini merupakan hasil kegiatan
Tahun 2019. Penyusunan Laporan Kinerja Tahun 2019 berpedoman kepada Peraturan
3Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Menteri Nomor 53 Tahun 2014 tentang petunjuk teknis perjanjian kinerja, pelaporan
kinerja dan tata cara reviu atas laporan kinerja instansi pemerintah.
Pelaksanaan penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung
Timur Tahun 2019 dengan memperhatikan kepada peraturan perundang-undangan
yang melandasinya, yaitu:
1. Undang-Undang Nomor 28 Tahun 1999 tentang Penyelenggaraan Negara Yang
Bersih dan Bebas Korupsi, Kolusi dan Nepotisme;
2. Undang-undang Nomor 1 Tahun 2004 tentang Perbendaharaan Negara
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2004 Nomor 5);
3. Undang-Undang Nomor 33 Tahun 2004 tentang Perimbangan Keuangan antara
Pemerintah Pusat dan Pemerintah Daerah;
4. Undang-Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 244, Tambahan
Lembaran Republik Indonesia Negara Nomor 5587) sebagaimana telah diubah
dengan Peraturan Pengganti Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2014 tentang
Perubahan Atas Undang-Undang Nomor 23 tentang Pemerintah Daerah
(Lembaran Negara Republik Indonesia Tahun 2014 Nomor 246, Tambahan
Lembaran Negara Republik Indonesia Nomor 5589);
5. Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 8 Tahun 2006 tentang
Pelaporan Keuangan dan Kinerja Instansi Pemerintah;
6. Peraturan Presiden Republik Indonesia Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem
Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah;
7. Peraturan Presiden Nomor 2 Tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional Tahun 2015-2019;
8. Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah sebagaimana telah diubah dengan Peraturan
Menteri Dalam Negeri Nomor 21 Tahun 2011 tentang Perubahan Kedua atas
Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 13 Tahun 2006 tentang Pedoman
Pengelolaan Keuangan Daerah;
9. Peraturan Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi
Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian
4Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Kinerja, Pelaporan kinerja dan Tata Cara Reviuatas Laporan Kinerja Instansi
Pemerintah;
10. Peraturan Daerah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Nomor 14 Tahun 2017
Tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah (RPJM) Daerah Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2017-2022;
11. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor 9 Tahun 2007 tentang
Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah (Lembaran Daerah Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2007 Nomor 66) sebagaimana telah diubah dalam
Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor 10 Tahun 2014 Tentang
Perubahan Atas Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor 9 Tahun
2007 tentang Pokok-Pokok Pengelolaan Keuangan Daerah;
12. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor 3 Tahun 2019 tentang
Perubahan atas Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor 11 Tahun
2016 tentang Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2016-2021 (Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2019 Nomor 3);
13. Peraturan Bupati Belitung Timur Nomor 48 Tahun 2019 tentang Perubahan
Kedua atas Peraturan Bupati Belitung Timur Nomor 50 Tahun 2016 tentang
Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung Timur Tahun
2016 – 2021.
1.2 MAKSUD DAN TUJUANLaporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur merupakan suatu bentuk format
pertanggungjawaban dan pertanggunggugatan yang berisi informasi pengukuran
kinerja, yang menggambarkan apakah Pemerintah Daerah berhasil atau gagal dalam
mencapai visi dan misi Kepala Daerah yang berdampak pada progres tercapainya
kesejahteraan masyarakat di Kabupaten Belitung Timur. Secara umum Laporan
Kinerja ini bermanfaat untuk:
1. Meningkatkan akuntabilitas Instansi
2. Umpan balik peningkatan kinerja instansi pemerintah
3. Meningkatkan perencanaan di segala bidang (baik program maupun sumber
daya organisasi/instansi)
5Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
4. Meningkatkan kredibilitas instansi di mata instansi yang lebih tinggi
5. Meningkatkan kepercayaan masyarakat.
6. Mengetahui dan menilai keberhasilan dan kegagalan dalam melaksanakan tugas
dan tanggungjawab instansi
7. Mendorong instansi pemerintah untuk menyelenggarakan tugas umum
pemerintahan dan pembangunan secara baik
8. Menjadikan instansi pemerintah yang akuntabel, efektif, efisien dan responsif
terhadap aspirasi masyarakat.
1.3 RUANG LINGKUP
Ruang lingkup Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019 adalah :
1. Uraian singkat tentang Gambaran Umum Daerah;
2. Rencana dan target kinerja yang ditetapkan;
3. Pengukuran kinerja;
4. Evaluasi dan analisis kinerja untuk setiap sasaran strategis atau hasil
program/kegiatan dan kondisi terakhir yang seharusnya terwujud. Analisis ini
juga mencakup atas efisiensi penggunaan sumber daya.
1.4 GAMBARAN UMUM DAERAH1.4.1 Wilayah Administratif
Secara geografis Kabupaten
Belitung Timur terletak pada
107045’ sampai 108018’ Bujur Timur
dan 02030’ sampai 03015’ Lintang
Selatan. Kabupaten Belitung Timur
terletak di Pulau Belitung, tepatnya
bagian sebelah timur Pulau Belitung
dan merupakan bagian dari Propinsi
Kepulauan Bangka Belitung.
Batas-batas wilayah Kabupaten
Belitung Timur antara lain adalah
sebagai berikut :
Gambar 1.1Peta Wilayah Kabupaten Belitung Timur
6Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Sumber: BP4D Kab. Belitung Timur,Tahun 2017
- di sebelah Utara berbatasan dengan Laut Cina Selatan,
- di sebelah Selatan berbatasan dengan Laut Jawa,
- di sebelah Barat berbatasan dengan Kabupaten Belitung dan
- di sebelah Timur berbatasan dengan Selat Karimata.
Tabel 1.1Luas Wilayah Kabupaten Belitung Timur Per Kecamatan
Kecamatan Luas(Km2) Persentase
Manggar 229,00 9,13
Damar 236,90 9,45Kelapa Kampit 498,50 19,89Gantung 546,30 21,79
Simpang Renggiang 390,70 15,58
Dendang 362,20 14,45
Simpang Pesak 243,30 9,71
Total 2.506,90 100
Kabupaten Belitung Timur mempunyai luas wilayah daratan 2.506,91 km2
dan wilayah lautan 15.461,03 km2, yang terbagi atas 7 (tujuh) Kecamatan, dengan 3
(tiga) diantaranya merupakan kecamatan baru yaitu : Dendang, Gantung, Manggar,
Kelapa Kampit, Simpang Renggiang, Simpang Pesak dan Damar, serta terbagi
menjadi 39 (tiga puluh sembilan) Desa didalamnya, dengan Manggar sebagai Ibu
Kota Kabupatennya. Sementara letak dan luas kabupaten Belitung Timur dapat
dilihat berikut ini:
Letak dan Luas Wilayah Kabupaten Belitung TimurI. Letak Kabupaten Belitung Timur
Position Of Belitung Timur Regency::
02° 30’ - 03° 15’ Lintang Selatan107° 45’ - 108° 18’ Bujur Timur
II. Luas Wilayah Daratan / Land Area : 2 506,91 km²III. Luas Wilayah Lautan / Sea Area : 15 461,03 km²IV. Luas Wilayah Daratan dan Lautan
Land and Sea Area: 17 967,94 km²
7Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
1.4.2 Kependudukan1.4.2.1 Jumlah dan Sebaran/Distribusi Penduduk
Kondisi terakhir pada Tahun 2018 jumlah penduduk di Kabupaten Belitung
Timur dapat diukur sesuai data yang dikeluarkan oleh Dinas Kependudukan dan
Pencatatan Sipil Kabupaten Belitung Timur sebanyak 125.598 jiwa yang menghuni
luas wilayah 2.506,9 km2, sehingga kepadatan penduduk di Kabupaten Belitung
Timur tercatat sebesar 50,10 jiwa/km2. Untuk data detail dapat disajikan sebagai
berikut:
Tabel1.2Jumlah Penduduk dan Kepadatan Penduduk
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018 (sesuaikan data baru dari capil)
NO KECAMATAN LUAS WILAYAH km² JUMLAHPENDUDUK
KEPADATANPENDUDUK(jiwa/ km2)
1 MANGGAR 229 39.306 171,60
2 GANTUNG 236,9 27.984 181,10
3 DENDANG 546,3 10.567 19,30
4 KELAPA KAMPIT 362,2 18.909 52,20
5 DAMAR 498,5 12.986 26,1
6 SIMPANG RENGGIANG 390,7 7.422 19
7 SIMPANG PESAK 243,3 8.424 34,6
JUMLAH 2.506,9 125.598 50,10
Sumber : Database Kementerian Dalam Negeri Tahun 2019
1.4.2.2 Komposisi Penduduk Menurut Struktur UsiaStruktur penduduk menurut kelompok umur di Kabupaten Belitung Timur di
dominasi oleh penduduk usia produktif (15 – 64 tahun) dengan porsi sebesar
69,23%disusul dengan usia muda (0 – 14 tahun) sebesar 24,80% dan usia tua (65+)
sebesar 5,97%. Untuk lebih jelasnya dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Tabel 1.3JUMLAH PENDUDUK
BERDASARKAN KECAMATAN DAN JENIS KELAMINKABUPATEN BELITUNG TIMUR
SEMESTER II TAHUN 2019
KODE NAMA KEC / DESA JUMLAH PENDUDUK (JIWA)L P L + P
01 KEC. MANGGAR 20.149 19.157 39.3062001 LALANG JAYA 1.816 1.719 3.5352002 KURNIA JAYA 2.836 2.661 5.4972003 PADANG 3.735 3.552 7.2872004 KELUBI 1.424 1.302 2.7262006 LALANG 2.576 2.437 5.013
8Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
2007 BARU 4.987 4.733 9.7202010 PULAU BUKU LIMAU 429 410 8392012 MEKAR JAYA 1.572 1.600 3.1722013 BENTAIAN JAYA 774 743 1.51702 KEC. GANTUNG 14.461 13.523 27.984
2001 GANTUNG 2.937 2.771 5.7082002 SELINSING 3.134 2.890 6.0242003 JANGKAR ASAM 874 789 1.6632004 LILANGAN 1.894 1.759 3.6532009 LENGGANG 2.234 2.206 4.4402010 BATU PENYU 2.595 2.395 4.9902011 LIMBONGAN 793 713 1.50603 KEC. DENDANG 5.491 5.076 10.567
2001 DENDANG 1.030 973 2.0032002 JANGKANG 1.677 1.556 3.2332005 NYURUK 1.646 1.491 3.1372008 BALOK 1.138 1.056 2.19404 KEC. KELAPA KAMPIT 9.699 9.210 18.909
2001 MENTAWAK 2.054 1.965 4.0192002 SENYUBUK 2.177 2.118 4.2952003 CENDIL 796 767 1.5632005 BUDING 1.472 1.348 2.8202006 MAYANG 1.649 1.504 3.1532007 PEMBAHARUAN 1.551 1.508 3.05905 KEC. DAMAR 6.594 6.392 12.986
2001 AIR KELIK 1.005 981 1.9862002 MEMPAYA 1.124 1.115 2.2392003 BURONG MANDI 747 720 1.4672004 MENGKUBANG 1.756 1.712 3.4682005 SUKAMANDI 1.962 1.864 3.82606 KEC. SIMPANG RENGGIANG 3.843 3.579 7.422
2001 SIMPANG TIGA 810 694 1.5042002 RENGGIANG 996 890 1.8862003 AIK MADU 518 510 1.0282004 LINTANG 1.519 1.485 3.00407 KEC. SIMPANG PESAK 4.341 4.083 8.424
2001 SIMPANG PESAK 1.972 1.825 3.7972002 TANJUNG BATU ITAM 941 895 1.8362003 TANJUNG KELUMPANG 986 909 1.8952004 DUKONG 442 454 896
JUMLAH PENDUDUK KABUPATEN 64.578 61.020 125.598Sumber Data : Ditjen Dukcapil Kemendagri RI
1.4.2.3 Jumlah Penduduk Menurut Tingkat PendidikanTingkat Pendidikan adalah salah satu faktor yang menentukan kualitas sumber
daya manusia disebuah daerah. Di Kabupaten Belitung Timur jumlah pendudukdengan tingkat pendidikan SD/sederajat yang paling tinggi, hal ini sejalan dengantingginya jumlah penduduk di usia 5 – 14 tahun.
9Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Tabel 1.4Jumlah Penduduk Menurut Tingkat Pendidikan
di Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
NoTingkat
PendidikanManggar Gantung Dendang
KelapaKampit
DamarSimpang
RenggiangSimpang
PesakTotal
1TIDAK /BELUMSEKOLAH
7.132 5.167 1.701 2.885 2.048 1.140 1.776 21.849
2TIDAKTAMAT SD /SEDERAJAT
6.695 5.111 2.663 3.183 2.031 1.540 1.130 22.553
3 SD /SEDERAJAT 9.882 7.669 3.896 4.849 4.226 2.672 3.088 36.282
4 SLTP /SEDERAJAT 4.914 3.870 1.090 2.942 2.022 1.080 1.122 17.040
5 SLTA /SEDERAJAT 7.773 4.547 885 3.920 2.130 763 860 20.878
6 DIPLOMA I/II 331 217 40 166 84 26 44 908
7AKADEMI /DIPLOMA III/S.MUDA
752 271 54 224 128 51 41 1.521
8 DIPLOMA IV /STRATA I 1.402 536 94 512 223 68 112 2.947
9 STRATA II 60 14 1 13 6 2 1 9610 STRATA III 2 1 1 1 5
Jumlah 38.943 27.402 10.423 18.695 12.899 7.343 8.374 124.079Sumber : Database Kementerian Dalam Negeri Tahun 2018 Semester II
1.4.3 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten Belitung TimurPendekatan PDRB Lapangan Usaha
Pertumbuhan ekonomi (economic growth) yang diperoleh dari perkembangan
PDRB atas dasarhargakonstan merupakan suatu gambaran umum mengenai
kemajuan ataupun kemunduran perekonomian suatu daerah. Artinya dengan PDRB
atas dasar harga konstan dapat dilihat perkembangan nilai produksi masing-masing
sektor ekonomi yang dihitung berdasarkan harga tahun dasar (tahun dasar 2010).
Dengan menggunakan faktor pengali harga konstan, sehingga pertumbuhan yang
terjadi merupakan pertumbuhan riil perekonomian, yang dapat menggambarkan
peningkatan produksi secara makro.
Pertumbuhan ekonomi yang diperoleh dari perkembangan PDRB atas harga
konstan merupakan suatu gambaran umum mengenai kemajuan ataupun
kemunduran perekonomian suatu daerah. Pertumbuhan ekonomi Kabupaten
Belitung Timur pada tahun 2016 mencapai 4,19%, mengalami penurunan jika
dibandingkan tahun sebelumnya (2015) yang sekitar 4,39%.
10Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Tabel 1.5Laju Pertumbuhan Produk Domestik Regional Bruto Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2010- 2019
Kategori PDRBLaju Pertumbuhan PDRB ADHK (Persen)
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan,dan Perikanan 8.17 6.65 7.46 7.13 3.94 4.88 0.31 3.68 3.49
Pertambangan danPenggalian 3.06 1.40 1.03 3.06 2.53 1.39 7.87 0.20 -0.54
Industri Pengolahan 3.81 4.77 5.95 4.63 5.01 3.76 9.50 4.05 2.67
Pengadaan Listrik dan Gas 10.44 8.09 5.40 17.03 11.75 10.04 5.16 5.72 19.88
Pengadaan Air,Pengelolaan Sampah,Limbah dan Daur Ulang
5.17 4.45 4.83 4.61 4.41 3.69 4.58 6.33 6.01
Konstruksi 9.96 12.49 6.98 6.52 6.12 5.77 0.95 4.27 6.53
Perdagangan Besar danEceran; Reparasi Mobildan Sepeda Motor
4.19 8.83 2.68 2.44 1.64 3.97 7.17 6.74 1.92
Transportasi danPergudangan 6.72 5.23 7.50 5.47 6 4.48 6.81 7.65 6.95
Penyediaan Akomodasidan Makan Minum 8.95 6.37 5.33 4.91 4.75 4.54 4.63 4.68 7.05
Informasi dan Komunikasi 8.75 7.88 11.96 6.74 8.16 7.54 2.64 11.13 8.28
Jasa Keuangan danAsuransi 12.86 12.61 19.63 11.84 4.11 7.28 1.42 1.64 3.30
Real Estate 10.39 10.73 8.27 7.64 5.90 4.36 1.61 9.06 4.47
Jasa Perusahaan 14.31 9.80 7.80 8.54 7.27 5.25 1.48 11.28 3.86
AdministrasiPemerintahan,Pertahanan dan JaminanSosial Wajib
8.69 6.41 10.01 6.97 8.71 7.28 1.23 7.24 7.70
Jasa Pendidikan 14.07 10.66 14.68 5.53 8.42 8.40 7.86 8.63 7.14
Jasa Kesehatan danKegiatan Sosial 13.14 14.80 14.44 4.71 8.27 7.46 7.10 8.43 9.41
Jasa lainnya 12.95 9.47 10.51 7.02 7.72 7.17 3.79 9 10.40
PDRB 6.12 6.05 5.70 5.17 4.40 4.25 4.85 4.21 3.35
11Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Tabel 1.6Laju Pertumbuhan PDRB menurut Pengeluaran (Persen),2010-2018
Kategori PDRB PengeluaranLaju Pertumbuhan PDRB Pengeluaran (Persen)
2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018Pengeluaran Konsumsi RumahTangga 4.16 5.67 7.29 5.79 4.32 6.92 5.04 5.59
Pengeluaran Konsumsi LNPRT 5.85 9.74 7.94 13.25 6.38 9.14 7.54 7.15Pengeluaran KonsumsiPemerintah 9.54 4.24 3.06 4.20 3.69 2.87 4.77 2.06
Pembentukan Modal Tetap Bruto 9.53 4.44 4.79 4.94 4.31 8.16 4.95 5.24
Perubahan Inventori - - - 10.32 3.45 -23.65 -32.06 13.56
Ekspor Barang dan Jasa 14.15 -9.63 15.40 45.90 -16 -8.51 12.74 0.31
Dikurangi Impor Barang dan Jasa 14.45 -15.39 18.65 57.31 -19.77 -9.03 13.60 0.81
PRODUK DOMESTIK REGIONALBRUTO 6.12 6.05 5.70 5.17 4.40 4.25 4.85 4.23
1.4.4 Indeks Pembangunan ManusiaKonsep pembangunan manusia dipahami sebagai pembangunan yang lebih
luas dan mencakup semua pilihan yang dimiliki oleh manusia pada semua tahap
pembangunan. Pembangunan manusia juga merupakan perwujudan tujuan jangka
panjang dari suatu masyarakat, dan meletakkan pembangunan di sekeliling manusia,
bukan manusia disekeliling pembangunan, menempatkan manusia sebagai tujuan
akhir, bukan alat dari pembangunan.
Dalam pengertian United Nation Development Programme (UNDP), tujuan
utama pembangunan adalah menciptakan lingkungan yang memungkinkan rakyat
untuk menikmati umur panjang, sehat dan menjalankan kehidupan yang produktif.
Pembangunan manusia juga didefinikan sebagai perluasan pilihan bagi penduduk.
Pembangunan manusia merupakan suatu proses untuk memperbanyak pilihan
yang dimiliki manusia. Diantara berbagai pilihan tersebut, pilihan yang terpenting
adalah untuk berumur panjang dan sehat, untuk berilmupengetahuan dan
mempunyai akses terhadap sumberdaya yang dibutuhkan agar dapat hidup secara
layak. Pilihan lain yang takkalah pentingnya adalah kebebasan berpolitik, jaminan
atas hak asasi dan harga diri. Dengan demikian, pembangunan manusia tidak hanya
memperhatikan peningkatan kemampuan manusia, seperti meningkatkan kesehatan
dan pendidikan, tetapi pembangunan manusia juga mementingkan apa yang bisa
dilakukan oleh manusia dengan kemampuan yang dimilikinya.Dengan kata lain
12Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
pembangunan manusia merupakan model pembangunan yang bertujuan untuk
memperluas peluang penduduk agar dapat hidup layak.
Tujuan tersebut dapat dicapai jika setiap orang memperoleh peluang seluas-
luasnya untuk hidup sehat dan kemungkinan umur panjang, berpendidikan dan
berketerampilan, serta mempunyai akses terhadap sumber daya yang dibutuhkan
agar dapat hidup secara layak. Agar semua konsep yang luas dan menyeluruh yang
merangkum kisaran luas potensi manusia mulai dari kesehatan dan gizi, pendidikan
sampai kebebasan demokratis dan kualitas hidup yang disebut pembangunan
manusia tersebut dapat diterjemahkan ke dalam pembuatan kebijakan,
pembangunan manusia harus dapat dipantau dan diukur dengan mudah yang
diterjemahkan ke dalam data statistik
Level IPM Kabupaten Belitung Timur tahun 2019 mencapai 70,84 berada pada
peringkat ke enam dari tujuh kabupaten/kota dalam wilayah Provinsi Kepulauan
Bangka Belitung.
Tabel 1.7Indeks Pembangunan Manusia (IPM) Metode Baru, 2010-2019
Provinsi Kepulauan Bangka Belitung
Kabupaten/KotaIndeks Pembangunan Manusia Menurut Kabupaten/Kota
2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018 2019KepulauanBangka Belitung 66.02 66.59 67.21 67.92 68.27 69.05 69.55 69.99 70.67 71.30
Bangka 66.41 67.37 67.99 69.34 69.79 70.03 70.43 71.09 71.80 72.39Belitung 66.79 67.17 67.87 69.27 69.56 70.29 70.81 70.93 71.70 72.46Bangka Barat 63.16 64 64.92 65.85 66.43 67.23 67.60 67.94 68.68 69.05Bangka Tengah 65.10 66.09 66.88 67.67 68.09 68.66 68.76 68.99 69.52 70.33Bangka Selatan 59.98 60.53 61.17 62.96 63.54 63.89 64.57 65.02 65.98 66.54Belitung Timur 64.99 65.86 66.59 67.71 68.10 68.83 69.30 69.57 70.22 70.84Pangkalpinang 74.68 75.02 75.69 76.14 76.28 76.61 76.73 76.86 77.43 77.97
Klasifikasi Capaian IPM
Sangat Tinggi IPM ≥ 80
Tinggi 70 ≤ IPM < 80
Sedang 60 ≤ IPM < 70
Rendah IPM < 60
13Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Sehingga berdasarkan klasifikasi capaian IPM kabupaten Belitung Timur
berada pada posisi sedang, dan berada pada peringkat ke empat dari tujuh
kabupaten/kota yang berada di wilayah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung.
Indeks Pembangunan Manusia disusun dari tiga komponen yaitu:
1. Lamanya hidup diukur dengan harapan hidup pada saat lahir,
2. Tingkat pendidikan diukur dengan kombinasi antara rata-rata lama sekolah pada
penduduk dewasa (dengan bobot sepertiga) dan harapan lama sekolah (dengan
bobot sepertiga),
3. Dan tingkat kehidupan yang layak, diukur dengan pengeluaran per kapita yang
telah disesuaikan (PPP Rupiah).
Artinya harapan hidup penduduk Beltim Tahun 2018 mencapai 71,59 tahunmenempati peringkat ke-2 tertinggi setelah Kota Pangkalpinang dan menggambarkan tujuanpembangunan manusia yang mengupayakan “usia hidup” yang panjang dan sehat telahtercapai oleh pemerintah Beltim. Indikator ini yang menjadi indikator pendongkrak angkaIPM Belitung Timur hingga ke peringkat ke-4 se Provinsi.
Grafik 1.1Angka Harapan Hidup
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2010-2016
14Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Grafik 1.3Pengeluaran Per Kapita Disesuaikan
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2010-2018
HLS – 11,49 th, RLS – 8,14 th
Artinya rata-rata lama sekolah masyarakat Beltim hanya sampai jenjang SMP kelas 2,dan kurang memiliki semangat untuk bersekolah. Hal ini terlihat dari harapan sekolahnyayang bahkan tidak sampai lulus SMA.
PENGELUARAN PER KAPITA –Rp 11.302.000Artinya rata-rata satu individu di Belitung
Timur mengeluarkan uang selama setahun
mencapai 11,30 Juta Rupiah untuk
konsumsi makanan dan non-makanan.
Pengeluaran ini menjadi pengeluaran
terendah kab/kota se-provinsi Kep.
Bangka Belitung. Ada dua makna yang
tersirat dari fakta ini, yang pertama jika
bukan karena daya beli masyarakat Beltim
yang rendah, maka bisa jadi masyarakat
Beltim merubah pola pengeluarannya dari
konsumsi menjadi menabung dan
berinvestasi.
Grafik 1.2Angka Harapan Lama Sekolah dan Angka Rata-rata Lama Sekolah
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2010-2018
15Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
1.4.5 STRUKTUR ORGANISASIPemerintah Kabupaten Belitung Timur mengalami penambahan perangkat
daerah yang mulai efektif menjalankan tugas di tahun anggaran 2018, sesuai
Peraturan Daerah Nomor 13 Tahun 2017 Tentang Perubahan Atas Peraturan Daerah
Nomor 10 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat Daerah
Pemerintah Kabupaten Belitung Timur, dibentuk Badan Penanggulangan Bencana
Daerah (BPBD) yang menjalankan tugas dan fungsi penanggulangan bencana.
Sehingga dari semula 31 organisasi perangkat daerah, menjadi 32 organisasi
perangkat daerah di tahun 2018.
Susunan Organisasi Perangkat Daerah Kabupaten Belitung Timur dapat dilihat pada
bagan berikut :
Grafik 1.4SUSUNAN ORGANISASI PERANGKAT DAERAHPEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG TIMUR
Kantor Kesatuan Bangsa Dan Politik
DINASDAERAH
1. Dinas Pendidikan;2. Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk
dan Keluarga Berencana;3. Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat
dan Desa4. Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan
Ruang;5. Satuan Polisi Pamong Praja6. Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan
Permukiman;7. Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil;8. Dinas Perhubungan;9. Dinas Komunikasi dan Informatika;10. Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil
dan Menengah;11. Dinas Lingkungan Hidup;12. Dinas Pertanian dan Pangan;13. Dinas Kebudayaan dan Pariwisata;14. Dinas Perikanan;15. Dinas Kepemudaan dan Olahraga;16. Dinas Penanaman Modal, Pelayanan
Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan;17. Dinas Perpustakaan.
BADAN DAERAH INSPEKTORAT
BADAN PERENCANAANPEMBANGUNAN,PENELITIAN DANPENGEMBANGAN
DAERAHBADAN PENGELOLAAN
KEUANGAN DANPENDAPATAN DAERAH
BADAN KEPEGAWAIANDAN PENGEMBANGAN
SUMBER DAYAMANUSIA
KECAMATAN
DESA
BUPATIWAKIL BUPATI
STAF AHLI SEKRETARIAT DAERAH SEKRETARIAT DPRD
BADANPENANGGULANGANBENCANA DAERAH
16Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
1.4.6 Kondisi Kepegawaian DaerahBerdasarkan Undang-undang Republik Indonesia Nomor 5 Tahun 2014 Tentang
Aparatur Sipil Negara yang selanjutnya disingkat ASN adalah profesi bagi pegawai
negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang bekerja pada
instansi pemerintah. Pegawai Aparatur Sipil selanjutnya disebut Pegawai ASN adalah
pegawai negeri sipil dan pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja yang diangkat
oleh pejabat pembina kepegawaian dan diserahi tugas dalam suatu jabatan
pemerintahan atau diserahi tugas negara lainnya dan digaji berdasarkan peraturan
perundang-undangan.
Dalam Reformasi Birokrasi sekarang ini, sumber daya manusia yaitu Pegawai
Negeri Sipil adalah hal yang tak kalah pentingnya. Dengan manajemen kepegawaian
yang baik diharapkan diperoleh aparatur pemerintah daerah yang profesional,
sehingga efisiensi dan efektifitas pelaksanaan tugas pokok dan fungsi dari masing-
masing SKPD dapat dicapai. Adapun Total PNS di Kabupaten Belitung Timur per 31
Desember 2019 adalah sebanyak 2.761 orang, dengan rincian sebagai berikut:
Tabel 1.8Jumlah PNS per OPDdi Lingkungan Pemkab Belitung Timur Tahun 2019
NO. NAMA OPD
PNS BERDASARKANJENIS KELAMIN JUMLAHPRIA WANITA
1 Sekretariat Daerah 44 31 75
2 Sekretariat DPRD 14 6 20
3 Badan Perencanaan Pembangunan,Penelitian dan Pengembangan Daerah 13 12 25
4 Badan Kepegawaian dan PengembanganSumber Daya Manusia 18 12 30
5 Badan Pengelolaan Keuangan danPendapatan Daerah 30 15 45
6 Inspektorat 18 15 33
7 Dinas Pendidikan 471 909 1.380
8 Dinas Kesehatan, Pengendalian Pendudukdan Keluarga Berencana 169 414 583
9 Dinas Perikanan 19 10 29
10 Dinas Lingkungan Hidup 23 8 31
11 Dinas Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecildan Menengah 12 13 25
17Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
12 Dinas Kebudayaan dan Pariwisata 16 5 21
13 Dinas Perpustakaan 10 10 20
14 Dinas Kepemudaan dan Olahraga 13 1 14
15 Dinas Komunikasi dan Informatika 20 8 28
16 Dinas Penanaman Modal, PelayananTerpadu Satu Pindu dan Perdagangan 24 19 43
17 Dinas Pertanian dan Pangan 36 21 57
18 Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil 12 11 23
19 Dinas Pekerjaan Umum dan PenataanRuang 33 8 41
20 Dinas Perumahan Rakyat dan KawasanPemukiman 16 3 19
21 Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakatdan Desa 18 19 37
22 Dinas Perhubungan 16 7 23
23 Satuan Polisi Pamong Praja 25 3 28
24 Kantor Kesatuan Bangsa dan Politik 8 3 11
25 Kecamatan Manggar 10 7 17
26 Kecamatan Gantung 13 5 18
27 Kecamatan Dendang 12 3 15
28 Kecamatan Kelapa Kampit 15 4 19
29 Kecamatan Damar 11 6 17
30 Kecamatan Simpang Renggiang 9 3 12
31 Kecamatan Simpang Pesak 10 3 13
32 Badan Penanggulangan Bencana Daerah 8 1 9
Total 1166 1595 2761Sumber : Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia Kabupaten Belitung Timur 2019
18Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
2.1 RINGKASAN RENCANA PEMBANGUNAN JANGKA MENENGAH DAERAH (RPJMD)KABUPATEN BELITUNG TIMUR TAHUN 2016-2021
Sesuai dengan amanat Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem
Perencanaan Pembangunan Nasional, bahwa Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional adalah satu kesatuan tata cara perencanaan pembangunan untuk
menghasilkan rencana pembangunan dalam jangka panjang, menengah dan tahunan
yang dilaksanakan oleh unsur penyelenggara pemerintahan di pusat dan daerah
dengan melibatkan masyarakat.
Dalam sistem akuntabilitas kinerja instansi pemerintah, perencanaan strategis
merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh instansi pemerintah agar mampu
menjawab tuntutan lingkungan strategis lokal, nasional, global dan tetap berada dalam
tatanan Sistem Administrasi Negara Kesatuan Republik Indonesia. Dengan pendekatan
perencanaan strategis yang jelas dan sinergis, instansi pemerintah lebih dapat
menyelaraskan visi dan misinya dengan potensi, peluang, dan kendala yang dihadapi
dalam upaya peningkatan akuntabilitas kinerjanya.
Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat dilaksanakan melalui
pembangunan secara berkelanjutan, optimalisasi sumber daya dan meningkatkan
peran serta masyarakat dalam pembangunan untuk menggerakkan potensi
pembangunan daerah sesuai dengan kewenangan dan kewajiban dalam
penyelenggaraan otonomi daerah dilakukan secara terencana dan terukur.
Pembangunan yang berdaya guna dan berhasil guna akan dapat diwujudkan apabila
19Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
didahului oleh adanya perencanaan yang terpadu, baik perencanaan jangka panjang,
jangka menengah dan perencanaan tahunan.
Kerangka perencanaan jangka panjang dijabarkan dengan perencanaan jangka
menengah melalui penyusunan Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah
Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-2021 yang ditetapkan melalui Peraturan Daerah
Kabupaten Belitung Timur Nomor 3 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Peraturan
Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor 11 Tahun 2016 tentang Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Daerah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-2021
(Lembaran Daerah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019 Nomor 3). Penjabaran lebih
lanjut dalam perencanaan tahunan di tuangkan dalam Rencana Kerja Pemerintah
Daerah (RKPD) Tahun 2019 dan Kebijakan Umum APBD (KUA) serta Prioritas dan
Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019.
Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah Perubahan Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2016-2021 merupakan Dokumen perencanaan strategis yang
disusun dan dirumuskan setiap lima tahun (perencanaan jangka menengah) yang
menggambarkan Visi, Misi, Tujuan, Sasaran, Program dan kegiatan Daerah. RPJMD
secara sistematis mengedepankan isu-isu lokal, yang diterjemahkan kedalam bentuk
strategi kebijakan dan rencana pembangunan yang terarah, efektif dan
berkesinambungan sehingga dapat diimplementasikan secara bertahap sesuai dengan
skala prioritas dan kemampuan anggaran.
2.1.1 Visi Dan Misi Kabupaten Belitung TimurSejalan dengan perkembangan era globalisasi Kabupaten Belitung Timur, Visi dan
Misi berkaitan dengan pandangan ke depan menyangkut ke mana instansi Pemerintah
harus dibawa dan diarahkan agar dapat berkarya secara konsisten dan tetap eksis,
antisipatif, inovatif, serta produktif. Visi adalah sesuatu gambaran tentang keadaan
masa depan yang berisikan cita da citra yang ingin diwujudkan instansi Pemerintah.
Berdasarkan kondisi Kabupaten Belitung Timur pada saat ini, tantangan dan isu
strategis yang akan dihadapi dalam 5 tahun mendatang dengan mempertimbangkan
modal dasar yang dimiliki serta berpedoman pada Visi Pembangunan Kabupaten
Belitung Timur 2005-2025 yang termuat dalam Rencana Pembangunan Jangka Panjang
20Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Daerah 2005-2025 yaitu, maka dirumuskan Visi Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-
2021 sebagaimana yang tertuang di dalam dokumen RPJMD ialah:
“BELITUNG TIMUR YANGMAJU DANUNGGUL DENGANBERBASISKAN SUMBERDAYA LOKAL”
Visi Jangka Menengah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016–2021 ini
diharapkan akan mewujudkan keinginan dan amanat masyarakat Kabupaten Belitung
Timur dengan tetap mengacu pada pencapaian RPJPD Kabupaten Belitung Timur dan
tujuan nasional seperti diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945 khususnya bagi
masyarakat Kabupaten Belitung Timur. Makna dari visi dapat dijabarkan sebagai
berikut:
1. Belitung Timur Maju dan Unggul
Maju dari sisi kesejahteraan masyarakat dan terpenuhinya kebutuhan dasar
(basic needs);
Unggul dari sisi kuantitas dan kualitas pelayanan, pembangunan dan
pemberdayaan kepada masyarakat; dan
Unggul sebagai daerah yang bersendikan akar budaya.
2. Berbasis Sumber Daya Lokal, yaitu Sumber Daya Manusia dan Sumber Daya Alam
Pelayanan, pembangunan dan pemberdayaan dikelola dan dikoordinasikan
oleh SDM lokal;
SDA yang berasal dan diproduksi dari lokal.
Dalam rangka mewujudkan Visi diatas, maka Misi kabupaten Belitung Timur
sebagaimana tertuang di dalam RPJMD Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-2021
sebagai berikut:
1. Menerapkan konsep ketatapemerintahan yang baik antara pemerintah, swasta
dan masyarakat di Kabupaten Belitung Timur agar tercipta sinergitas dan
keharmonisan dalam pembangunan.
2. Membangun dan membenahi infrastruktur daerah untuk memperbaiki kinerja
pelayanan.
3. Diversifikasi lapangan usaha dan lapangan pekerjaan bagi masyarakat
Kabupaten Belitung Timur untuk meningkatkan pendapatan dan kualitas hidup,
pemberdayaan dan penanggulangan kemiskinan.
21Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Makna dari masing-masing Misi dapat dijelaskan sebagai berikut :
1. Menerapkan Konsep Ketatapemerintahan yang Baik antara Pemerintah, Swasta
dan Masyarakat di Belitung Timur Agar Tercipta Sinergitas dan Keharmonisan
Dalam Pembangunan.
Ketatapemerintahan yang baik atau Konsep Good Governance (GG) menjadi
keniscayaan, karena gagal/berhasilnya pembangunan menuntut sinergitas tiga
pihak yaitu antara pemerintah, sektor swasta dan masyarakat. Terdapat 14 prinsip
GG yaitu:
a. Wawasan kedepan;
b. Keterbukaan dan transparansi;
c. Partisipasi masyarakat;
d. Tanggung gugat;
e. Supremasi hukum;
f. Demokrasi;
g. Profesionalisme dan Kompetensi;
h. Daya tanggap;
i. Efisiensi dan efektifitas;
j. Desentralisasi;
k. Kemitraan dengan dunia usaha swasta dan masyarakat;
l. Komitmen pada pengurangan kesenjangan;
m. Komitmen pada perlindungan lingkungan hidup; dan
n. Komitmen pada pasar yang fair.
2. Membangun dan Membenahi Infrastruktur Daerah untuk Memperbaiki Kinerja
Pelayanan.
Paradigma pemerintahan kontemporer menuntut peran pemerintah sebagai
regulator, fasilitator dan mediator, serta fungsi pelayanan. Peran yang lainnya ada
pada masyarakat serta pihak swasta /pelaku usaha. Oleh karena itu, intisari dari
New Public Manajemen (NPM) maupun New Public Service (NPS) di arahkan
sebesar-besarnya pada penguatan peran diatas. Diantara faktor-faktor yang
menentukan gagal atau berhasilnya peran pemerintah, maka peran infrastruktur
daerah menjadi sangat dominan. Ketersediaan prasarana jalan darat, laut, udara,
22Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
pelabuhan, air, listrik dan lain-lain infrastruktur menjadi tuntutan yang sangat
mendasar agar dapat dipenuhi oleh pemerintah di level manapun.
3. Diversifikasi Lapangan Usaha dan Lapangan Pekerjaan Bagi Masyarakat Belitung
Timur untuk Meningkatkan Pendapatan dan Kualitas Hidup, Pemberdayaan dan
Penanggulangan Kemiskinan.
Maju mundurnya perekonomian, secara sederhana di lihat dari penyerapan
tenaga kerja, daya beli masyarakat, serta berkurangnya jumlah penduduk miskin.
Oleh karena itu, diversifikasi usaha dan lapangan pekerjaan menjadi agenda wajib
yang harus diperjuangkan dan dipertahankan oleh pemerintahan dimanapun dan
di level manapun.
2.1.2 Tujuan Dan SasaranTujuan adalah pernyataan-pernyataan tentang hal-hal yang perlu dilakukan
untuk mencapai visi, melaksanakan misi, memecahkan permasalahan, dan
menangani isu strategis daerah yang dihadapi. Pernyataan tujuan tersebut akan
diterjemahkan kedalam sasaran-sasaran yang ingin dicapai. Untuk itu tujuan disusun
guna memperjelas pencapaian sasaran yang ingin dicapai dari masing-masing misi.
Sasaran adalah target atau hasil yang akan dicapai secara nyata oleh instansi
dalam rumusan yang lebih spesifik, terukur dalam kurun waktu yang lebih pendek
dari tujuan. Sasaran diusahakan dapat diukur dalam bentuk kuantitatif. Oleh karena
itu, sasaran harus menggambarkan hal yang ingin dicapai melalui tindakan-tindakan
yang akan dilakukan untuk mencapai tujuan.
Tujuan dan sasaran adalah tahap perumusan sasaran strategis yang
menunjukkan tingkat prioritas tertinggi dalam RPJMD Kabupaten Belitung Timur yang
selanjutnya akan menjadi dasar penyusunan arsitektur kinerja pembangunan daerah
secara keseluruhan. Perumusan tujuan dan sasaran merupakan salah satu tahap
perencanaan kebijakan (policy planning) yang memiliki kritikal poin dalam
penyusunan RPJMD.
23Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
2.1.3 STRATEGI DAN ARAH KEBIJAKAN DAERAHStrategi adalah langkah-langkah berisikan program-program indikatif untuk
mewujudkan visi dan misi, sedangkan arah kebijakan adalah arah atau tindakan yang
diambil oleh pemerintah daerah untuk mencapai tujuan.
Strategi pembangunan harus didahului oleh analisis yang cermat atas kondisi
makro yang ada di daerah. Oleh karena itu, sebelum masuk pada strategi
pembangunan, perlu diuraikan dan diidentifikasi kekuatan, kelemahan, peluang, dan
ancaman yang dimiliki oleh Kabupaten Belitung Timur.
Berdasarkan hasil analisis faktor internal dan eksternal, maka strategi
untuk mencapai tujuan dan sasaran dari setiap misi, dirumuskan sebagai berikut:
Tabel 2.1Tujuan, Sasaran, Strategi, dan Arah Kebijakan Kabupaten Belitung Timur
VISI : BELITUNG TIMUR YANG MAJU DAN UNGGUL DENGAN BERBASISKAN SUMBERDAYA LOKAL
Tujuan Sasaran Strategi
MISI 1 : Menerapkan konsep ketatapemerintahan yang baik antara pemerintah, swasta dan masyarakat di KabupatenBelitung Timur agar tercipta sinergitas dan keharmonisan dalam pembangunan
1.1. Terwujudnyatatakelolapemerintahan yangprofessional
1.1.1.Meningkatnya Indeks ReformasiBirokrasi
1.Penataan Struktur OrganisasiPemerintah
2.Penataan Jumlah dan Distribusi ASN
3.Pengembangan Sistem Seleksi danPromosi Secara Terbuka
4.Peningkatan Profesionalisasi ASN
5.Pengembangan Sistem PemerintahanElektronik yang terintegrasi
6.Peningkatan Pelayanan Publik
7.Peningkatan Integritas danAkuntabilitas KinerjaAparatur
8.Peningkatan Kesejahteraan PegawaiNegeri
9.Peningkatan Efisiensi BelanjaAparatur
24Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Tujuan Sasaran Strategi
1.1.2.Meningkatnya kualitas pengelolaankeuangan daerah
1.Mengoptimalkan pengelolaan keuangandaerah yang akuntabel dan berbasisteknologi informasi
2.Ekstensifikasi dan intensifikasi sumberpendapatan asli daerah dan optimalisasisumber pendapatan daerah lainnyasecara akuntabel
Misi 2 : Meningkatkan Infrastruktur dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat Kabupaten Belitung Timur
2.1. Meningkatkaninfrastruktur dalam rangkapemenuhan kebutuhandasar masyarakatKabupaten Belitung Timur
2.1.1.Pemenuhan kebutuhandasar masyarakat
1. Memenuhi kebutuhan dasar masyarakatakan perumahan, sanitasi, danlingkungan yang sehat
2. Pembangunan infrasturktur jalan yangbaik
2.2. Meningkatkan kualitassarana dan prasaranapelayanan pemerintahdaerah
2.2.1. Pembangunan infrastrukturkawasan strategis
Penyediaan dan revitalisasi saranadan prasarana pemerintah yangmemadai sampai ke tingkat desa
2.2.2. Meningkatnya kualitaslingkungan hidup
1.Pengendalian pencemaran air, udardan tanah
2. Peningkatan upaya rehabilitasi hutan danlahan serta konservasi sumber dayaalam dan keanekaragaman hayati
2.2.3. Pemanfaatan lahan yangsesuai dengan RTRW
Peningkatan kinerja perencanaan,pengendalian dan pemanfaatanruang yang efektif dan efisien
2.2.4. Penanggulangan danpenanganan bencana
Mengurangi dampak bencana
Misi 3 : Diversifikasi Lapangan Usaha dan Lapangan Pekerjaan Bagi Masyarakat Belitung Timur untuk MeningkatkanPendapatan dan Kualitas Hidup, Pemberdayaan dan Penanggulangan Kemiskinan
3.1. Terwujudnya pertumbuhanekonomi
3.1.1. Meningkatnya PDRB sektorpertanian, Kehutanan danPerikanan, industripengolahan, penyediaanakomodasi makanan danminuman
1.Meningkatkan usaha kepariwisataan2.Meningkatkan produk pangan daerah3.Meningkatkan produk unggulan daerah
3.1.2. Menurunnya angkapengangguran
Penciptaan lapangan kerja danpeningkatan kualitas pencari kerja
3.1.3. Meningkatnya nilai investasidaerah
1.Mempermudah proses perizinan2.Optimalisasi potensi investasi daerah
3.1.4. Meningkatnya daya saingkoperasi dan UKMmasyarakat lokal
Penguatan lembaga dan usaha,kapasitas sumberdaya UKM,pembiayaan dan pengembanganpeluang pasar bagi UKM
25Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Tabel 2. 2Arah Kebijakan Pembangunan Lima Tahun
ARAH KEBIJAKAN
Tahun 2016 Tahun 2017 Tahun 2018 Tahun 2019 Tahun 2020 Tahun 2021
Revitalisasimanajemenpemerintahan,kesejahteraanrakyat(pengentasanKemiskinan),pembangunanpendidikan,pembangunankesehatan, danpengelolaansumber dayaalam danlingkunganhidup
Sinergitaspembangunanantarapemerintah,masyarakat danstakeholder
Peningkatankualitas/keterampilansumberdayamanusia lokaldalam rangkapeningkatanpertumbuhanekonomi
PeningkatanPelayanan Dasarmasyarakat danpembangunaninfrastrukturdaerah yangmendoronginvestasi danpeningkatanproduktivitasbarang jasa
Menumbuhkankemandirianekonomi denganmenggerakkansektor-sektorekonomikerakyatan
Peningkatankualitas hidupdan kebutuhanhidup manusiayang adil danberadab
2.2 INDIKATOR KINERJA UTAMA (IKU)Indikator Kinerja Utama Pemerintah Kabupaten Belitung Timur mengalami
perubahan yang ditetapkan dalam Peraturan Bupati Belitung Timur Nomor 48 Tahun
2019 tentang Perubahan Kedua atas Peraturan Bupati Belitung Timur Nomor 50 Tahun
2016 tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2016 – 2021.
Perubahan IKU dilakukan berdasarkan saran/arahan Kementerian
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi (Kedeputian Akuntabilitas
dan Pengawasan), bahwa indikator kinerja yang ada di Kabupaten Belitung Timur
kurang tajam dalam artian kurang mendukung ketercapaian sasaran dalam RPJMD.
Sehingga untuk sasaran-sasaran yang memiliki cakupan yang luas, dirumuskan kembali
indikator yang harus ditambahkan agar sasaran-sasaran untuk mendukung visi misi
Daerah dapat tercapai.
Sesuai arahan tersebut, sehingga sasaran yang sebelumnya berjumlah 26
dengan indikator kinerja yang semula berjumlah 61 indikator menjadi 16 sasaran
dengan 29 indikator. Perbandingan RPJMD awal (Peraturan Bupati Belitung dan RPJMD
Perubahan , dapat dilihat dalam matriks berikut :
26Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Tabel 2.3Tabel Persandingan Sasaran RPJMD dengan RPJMD Perubahan
Misi 1 : Menerapkan Konsep Ketatapemerintahan yang Baik Antara Pemerintah, Swastadan Masyarakat di Kabupaten Belitung Timur agar Tercipta Sinergitas danKeharmonisan dalam Pembangunan
RPJMD 2016 - 2021 PERSANDINGAN RPJMD-P 2016 - 20211. Terwujudnya sistem
kelembagaand anketatalaksanaan pemerintahyang efektif dan efisien(1.1.1)
2. Meningkatnya wawasanpengetahuan dan kesadaranmasyarakat akan wawasankebangsaan, pemantapanideologi negara, politik dandemokrasi (1.1.2)
3. Terciptanya pengelolaankeuangan darah yangakuntabel(1.1.3)
4. Meningkatnya pelayananpublik (1.1.4)
5. Meningkatnya penataan,pembinaan dan penegakanhukum serta demokrasi yangadil dan bermartabat dengankepastian hukum seluruhperaturan perundang-undangan dilevel daerah(1.1.5)
6. Meningkatnya perencanaan,pelaksanaan dan pengawasanpembangunan denganmemberikan ruang untukpartisipasi masyarakat danswasta (1.1.6)
7. Berkembangnya tata kelolapemerintahan berbasis e-government (1.1.7)
1. Meningkatnya IndeksReformasi Birokrasi(1.1.1)
2. Meningkatnya kualitaspengelolaan keuangandaerah (1.1.2)
27Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Misi 2 :Meningkatkan Infrastruktur dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar masyarakatKabupaten Belitung Timur
RPJMD 2016 - 2021 PERSANDINGAN RPJMD-P 2016 - 2021
1. Memperlancar aksesdari dan kekecamatan terjauhdari ibukotakabupaten sertamendorongpercepatan danpeningkatan kualitaslayanan perdesaan(2.1.1)
2. Pemenuhankebutuhan dasarmasyarakat (2.1.2)
3. Pembangunaninfrastrukturkawasan strategis(2.2.1)
4. Meningkatkankualitas lingkunganhidup (2.2.2)
5. Terwujudnya sistemtransportasi baikdarat ataupun lautdalam rangkapelayanan distribusibarang danpenumpang (2.2.3)
6. Pengendalian danpemanfaatanruang yang sesuaidengan RTRW(2.2.4)
1. Pemenuhankebutuhan dasarmasyarakat(2.1.1)
2. Pembangunaninfrastrukturkawasanstrategis (2.2.1)
3. Meningkatnyakualitaslingkungan hidup(2.2.2)
4. Pemanfaatanlahan yang sesuaidengan RTRW(2.2.3)
5. Penanggulangandan penangananbencana (2.2.4*)
28Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Misi 3 :Diversifikasi Lapangan Usaha dan Lapangan Pekerjaan Bagi MasyarakatBelitung Timur untuk Meningkatkan Pendapatan dan Kualitas Hidup,Pemberdayaan dan Penanggulangan Kemiskinan
RPJMD 2016 - 2021 PERSANDINGAN RPJMD-P 2016 - 2021
1. Meningkatnya produksipertanian, perikanan (3.1.1)
2. Meningkatnya kunjunganwisatawan baik wisatawandomestik meupunmancanegara (3.1.2)
3. Meningkatnya nilai investasidaerah (3.1.3)
4. Meningkatkan pendapatanmasyarakat (3.2.1)
5. Meningkatnya daya saingkoprasi dan UKM masyarakatlokal (3.2.2)
6. Berkurangnyajumlahpenduduk miskin dankesenjangan sosial (3.3.1)
7. Menurunnya angkapengangguran (3.3.2)
8. Menignkatnya pelayananpendidikan (3.4.1)
9. Meningkatnya derajatkesehatan masyarakat(3.4.2)
10. Pengendalian lajupertumbuhan penduduk(3.5.1)
11. Terjaminnya perlindunganperempuan dan anak (3.5.2)
12. Terwujudnya pelestarian senidan budaya (3.5.3)
13. Meningkatnya pemudaberprestasi melalui peranserta aktif kepemudaan danolahraga (3.5.4)
1. Meningkatnya PDRB sektorpertanian, industripengolahan, penyediaanakomodasi makanan danminuman (3.1.1)
2. Menurunnya angkapengangguran (3.1.2)
3. Meningkatnya nilai investasidaerah (3.1.3)
4. Meningkatnya dayasaing koperasi dan UKMmasyarakat local(3.1.4)
5. Penurunan laju inflasi(3.1.5)
6. Meningkatnya PDRBperkapita (3.2.1)
7. Perlindungan Sosial(3.2.2)
8. Meningkatnya angka rata- ratalama sekolah (3.3.1)
9. Meningkatnya usiaharapan hidup (3.3.2)
10. Meningkatnya ketahanankeluarga (3.3.3)
11. Pengendalian Penduduk(3.3.4)
29Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Tabel 2.4Matriks Perbandingan RPJMD Induk dengan RPJMD PerubahanRPJPD 2005 - 2025 RPJMD-P 2016 - 2021
1. Terwujudnya Kabupaten Belitung Timuryang unggul di bidang industri, jasa, danpariwisata berbasis kelautan danpertanian ditunjukkan denganterpenuhinya kebutuhan investasi disektor industri Rp 548.162,15 juta, jasaRp 1.856.038,66 juta, pariwisata Rp71.922,81 juta, kelautan Rp 760.350,54juta, dan pertanian Rp 38.009,89 juta;pengembangan klaster industri danrantai nilai produk berbagai jenisindustri, jasa, pariwisata, kelautan,pertanian, dan produk-produk lainnya.
1.Meningkatnya PDRB sektor pertanian,industri pengolahan, penyediaanakomodasi makanan dan minuman (3.1.1)
2. Meningkatnya PDRB perkapita (3.2.1)
2. Terwujudnya kapabilitas masyarakatKabupaten Belitung Timur yang tinggiditandai dengan terwujudnyapercepatan nilai-nilai luhur budaya danagama, pelaksanaan peningkatankualitas dan kuantitas prasarana dansarana pendidikan, pelaksanaanprogram wajib belajar 12 tahun,peningkatan kualitas dan kuantitasprasarana dan sarana kesehatan,pengembangan inovasi, sertapengembangan ilmu pengetahuan danteknologi.
1. Pemenuhan kebutuhan dasarmasyarakat (2.1.1)
2. Meningkatnya angka rata-ratalama sekolah (3.3.1)
3. Meningkatnya usia harapan hidup(3.3.2)
4.Meningkatnya ketahanan keluarga(3.3.3)
5.Pengendalian Penduduk (3.3.4)
3. Terwujudnya pelayanan pemerintahKabupaten Belitung Timur yang primaditunjukkan dengan terwujudnyadinamisasi pelaksanaan goodgovernance dan clean government,fungsi-fungsi penyelenggaraanpemerintahan daerah, sistemkepegawaian daerah, penanggulanganKKN, serta terselenggaranya pemilihankepala daerah dan wakil kepala daerah.
1.Meningkatnya Indeks ReformasiBirokrasi (1.1.1)
2.Meningkatnya kualitas pengelolaankeuangan daerah (1.1.2)
30Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
RPJPD 2005 - 2025 RPJMD-P 2016 - 2021
4. Terwujudnya suasana KabupatenBelitung Timur yang tertib, aman,damai, adil, dan demokratisdiindikasikan dengan terwujudnyadinamisasi penegakan supremasihukum dan penegakan HAM,penurunan tingkat kriminalitas,konflik sosial, dan kekerasan dalamrumah tangga, serta peningkatankeyakinan dan partisipasi masyarakat.
1. Penanggulangan dan penangananbencana (2.2.4)
2. Perlindungan Sosial (3.2.2)
5.Terwujudnya stabilitas pembangunanekonomi makro daerah yangberkelanjutan diindikasikan denganterwujudnya upaya-upaya lanjutanmeningkatkan pertumbuhan ekonomidan penciptaan dinamisasipembangunan ekonomi makro daerahsecara berkelanjutan.
1. Menurunnya angka pengangguran(3.1.2)
2. Meningkatnya nilai investasi daerah(3.1.3)
3. Meningkatnya daya saing koperasidan UKM masyarakat local (3.1.4)
4. Penurunan laju inflasi (3.1.5)
6. Terwujudnya prasarana dan saranawilayah yang berdaya saing ditandaidengan terwujudnya pemerataanjaringan dan aksesibilitas prasaranadan sarana wilayah, baik transportasi,listrik, air bersih, perumahan danpermukiman, maupun telematika
1. Pembangunan infrastruktur kawasanstrategis (2.2.1)
5. Meningkatnya kualitas lingkunganhidup (2.2.2)
6. Pemanfaatan lahan yang sesuaidengan RTRW (2.2.3)
2.3 PERJANJIAN KINERJA KABUPATEN BELITUNG TIMUR TAHUN 2019Perjanjian Kinerja mewujudkan komitmen penerima amanah dan kesepakatan
antara penerima dan pemberi amanah atas kinerja terukur tertentu berdasarkan
tugas, fungsi dan wewenang serta sumber daya yang tersedia.
Kinerja yang disepakati tidak dibatasi pada kinerja yang dihasilkan atas kegiatan
tahun bersangkutan, tetapi kinerja (outcome) yang seharusnya terwujud akibat
kegiatan tahun-tahun sebelumnya yang juga menjadi target kinerja.
31Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Perjanjian Kinerja menyajikan Indikator Kinerja Utama (IKU) yang
menggambarkan hasil-hasil yang utama dan kondisi yang seharusnya, tanpa
mengesampingkan indikator lain yang relevan.
Penyusunan Perjanjian Kinerja Kabupaten Belitung Timur tahun 2019 mengacu
pada dokumen RPJMD Tahun 2016-2021, dokumen perubahan indikator kinerja utama
(Peraturan Bupati Belitung Timur Nomor 48 Tahun 2019 tentang Perubahan Kedua
atas Peraturan Bupati Belitung Timur Nomor 50 Tahun 2016 tentang Indikator Kinerja
Utama Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016 – 2021), dokumen
Rencana Kerja Pemerintah Daerah (RKPD) Tahun 2019, dan dokumen Prioritas dan
Plafon Anggaran Sementara (PPAS) Tahun 2019, serta dokumen Anggaran Pendapatan
dan Belanja Daerah (APBD) Tahun 2019. Tabel formulir Perjanjian Kinerja Kabupaten
Belitung Timur Tahun 2019 sebagaimana terlampir pada dokumen ini dalam Lampiran
II.
Tabel 2.5Indikator Kinerja Utama Kabupaten Belitung Timur
Misi 1 :Menerapkan Konsep tatapemerintahan yang Baik Antara Pemerintah, Swasta danMasyarakat di Kabupaten Belitung Timur agar Tercipta Sinergitas dan Keharmonisandalam Pembangunan
No Tujuan/Sasaran Indikator Satuan Target 2019
1.1
Terwujudnya TatakelolaPemerintahan YangProfessional
Indeks tata kelolaPemerintah B
1.1.1Meningkatnya IndeksReformasi Birokrasi
Indeks ReformasiBirokrasi Persen 52,5
Jumlah unit kerja yangmendapat predikatWilayah Bebas Korupsi(WBK)
Unitkerja
0
1.1.2Meningkatnya kualitas pengelolaankeuangan daerah
Opini laporanKeuangan Daerah Kategori WDP
32Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Misi 2 : Meningkatkan Infrastruktur dalam rangka pemenuhan kebutuhan dasar masyarakatKabupaten Belitung Timur
No Tujuan/Sasaran Indikator Satuan Target 2019
2.2.Meningkatkan Kualitas Sarana DanPrasarana Pelayanan PemerintahDaerah
indeks kualitas saranadan prasarana
pelayanan pemerintah daerahSkala(1-10)
5
2.2.1
Pembangunan infrastrukturkawasan strategis
Persentase kawasanstrategis daerah denganinfrastruktur baik Persen 16
2.2.2Meningkatnya kualitaslingkungan hidup
Indeks KualitasLingkungan Hidup Persen 64,45
2.2.3Pemanfaatan lahan yangsesuai dengan RTRW Ketaatan tata Persen 75
2.2.4 Penanggulangan danpenanganan bencana Tingkat resiko
Persen 50
No Tujuan/Sasaran Indikator Satuan Target 2019
2.1
Meningkatkan Infrastruktur DalamRangka Pemenuhan KebutuhanDasar Masyarakat KabupatenBelitung Timur
Indeks KualitasInfrastruktur
Skala(1-10)
5
2.1.1
Pemenuhankebutuhan dasarmasyarakat
Persentase aksessanitasi masyarakat
Persen 82
Luas kawasankumuh Hektar 24,66
Rasio RumahLayak Huni
Persen 56
Akses air bersihmasyarakat
Persen 93,66
Persentase panjangjalan kabupatendalam kondisi baik Persen 80
Jumlah lintaspelayananangkutan
Trayek 5
33Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Misi 3 :Diversifikasi Lapangan Usaha dan Lapangan Pekerjaan Bagi Masyarakat Belitung Timur untukMeningkatkan Pendapatan dan Kualitas Hidup, Pemberdayaan dan Penanggulangan Kemiskinan
No Tujuan/Sasaran Indikator Satuan Target2019
3.1Terwujudnya Pertumbuhan Pertumbuhan
EkonomiPersen 5,0 – 5,25
Ekonomi
3.1.1 Meningkatnya PDRB sektorpertanian, industripengolahan, penyediaanakomodasi makanan danminuman
Persentase KontribusiPDRB sektor pertanian,Kehutanan danPerikanan
Persen 24,5
Persentase KontribusiPDRB sektor industripengolahan Persen 20,04
Persentase KontribusiPDRB Sektor penyediaanakomodasi makanan danminuman
Persen 2,35
No Tujuan/Sasaran Indikator Satuan Target 2019
3.1.2Menurunnya angkapengangguran
Tingkatpengangguranterbuka
Persen 1,45
3.1.3
Meningkatnya nilai investasidaerah
Nilai investasitahunan berskalanasional(PMA/PMDN)
Rupiah478.848.062
.107
3.1.4
Meningkatnya daya saingkoperasi dan UKM masyarakatlokal
Indeks daya saingUMKM
kategori cukup
Indeks daya saingKoperasi
kategori cukup
3.1.5 Penurunan laju inflasi Laju Inflasi Persen 2,4-4,5
3.2 Penurunan Angka Kemiskinan Tingkat Kemiskinan Persen 6,71
3.2.1. Meningkatnya PDRBperkapita
Angka PDRBPerkapita
RibuaRupiah 63.925
34Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
3.2.2. Perlindungan Sosial Persentasemasyarakat miskinyang mendapatkanjaminan sosialkesehatan
Persen 90
No Tujuan/Sasaran Indikator Satuan Target 2019
Persentasemasyarakat miskinyang mendapatkanjaminan sosial
Persen 78
Persentasemasyarakat miskinyang mendapatkanjaminan sosialpendidikan (KIPdan Beasiswa)
Persen 84
3.3Terwujudnya PeningkatanKualitas Hidup
Angka IPM 69,97
Indeks KetahananKeluarga Kategori Cukup
3.3.1Meningkatnya angka rata-ratalama sekolah
Angka rata-ratalama sekolah
Tahun 8,15
3.3.2 Meningkatnya usia harapanhidup
Usia harapanhidup Tahun 71,52
3.3.3Meningkatnya ketahanankeluarga
Indeks KetahananKeluarga Kategori tinggi
3.3.4 PengendalianPenduduk
Lajupenduduk Persen 2,5
35Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
3.1. Capaian Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019
Konsep dasar dasar akuntabilitas didasarkan pada klasifikasi responsibilitas
manajerial pada lingkungan dalam organisasi yang bertujuan untuk pelaksanaan
kegiatan pada tiap bagian. Masing-masing individu pada setiap jajaran aparatur
bertanggung jawab atas kegiatan yang dilaksanakan pada bagiannya. Konsep inilah
yang membedakan adanya kegiatan yang terkendali dengan kegiatan yang tidak
terkendali. Kegiatan-kegiatan yang terkendali merupakan kegiatan yang secara nyata
dapat dikendalikan oleh seseorang atau suatu pihak. Ini berarti, kegiatan tersebut
benar-benar direncanakan, dilaksanakan dan dinilai hasilnya oleh pihak yang
berwenang.
Laporan Kinerja ini memberikan gambaran terlaksananya Sistem Akuntabilitas
Kinerja Pemerintah di Kabupaten Belitung Timur dan memuat pengukuran kinerja
yang digunakan untuk menilai keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan
sesuai dengan sasaran dan program yang telah ditetapkan dalam rangka mewujudkan
visi dan misi Pemerintah Kabupaten Belitung Timur.
Dengan demikian Sistem Akuntabilitas Kinerja Instansi Pemerintah perlu
dilaksanakan sebagai alat ukur untuk mengetahui kemampuan organisasi dalam
36Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
pencapaian visi dan misi serta tujuan organisasi tersebut. Dimana hasil yang dicapai
tersebut akan menjadi media evaluasi yang efektif bagi upaya dan sarana perbaikan
kinerja Instansi Pemerintah.
Sesuai amanat Perpres Nomor 29 Tahun 2014 tentang Sistem Akuntabilitas
Kinerja Instansi Pemerintah dan Peraturan Menteri Pendayaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Nomor 53 Tahun 2014 tentang Petunjuk Teknis Perjanjian Kinerja,
Pelaporan Kinerja Dan Tata Cara Reviu Atas Laporan Kinerja Instansi Pemerintah,
dilaksanakan dalam rangka mewujudkan pemerintahan yang lebih menjamin adanya
keseimbangan dan wujud nyata akuntabilitas kepada masyarakat.
Pencapaian sasaran diperoleh melalui kerangka pengukuran kinerja dengan
cara membandingkan target dengan realisasi indikator sasaran. Kemudian atas hasil
pengukuran kinerja tersebut dilakukan evaluasi untuk mengetahui keberhasilan dan
kegagalan pencapaian sasaran strategis.
Untuk mempermudah interpretasi atas capaian indikator kinerja sasaran
digunakan skala pengukuran dengan menggunakan acuan Permendagri No 86 Tahun
2017 tentang Tata Cara Perencanaan, Pengendalian Dan Evaluasi
PembangunanDaerah, Tata Cara Evaluasi Rancangan Peraturan DaerahTentang
Rencana Pembangunan Jangka Panjang Daerah DanRencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah, Serta TataCara Perubahan Rencana Pembangunan Jangka Panjang
Daerah,Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah, Dan RencanaKerja
Pemerintah Daerah, sebagai berikut:
Tabel 3.1-1
Skala Nilai Peringkat Kinerja
No Interval Nilai
Realisasi Kinerja
Kriteria Penilaian
Realisasi Kinerja
Kode
1 91% <100% Sangat tinggi
2 76 % < 90% Tinggi
3 66 % < 75% Sedang
4 51 % < 65% Rendah
5 < 50 % Sangat Rendah
Sumber : Permendagri No 86 Tahun 2017, diolah
37Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Rekomendasi dari Tim Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan
Reformasi Birokrasi Republik Indonesia (Kedeputian Reformasi Birokrasi, Akuntabilitas
Aparatur dan Pengawasan), bahwa harus ada perbaikan dalam perumusan sasaran
dan indikator dari visi dan misi Bupati karena terdapat beberapa sasaran yang sulit
untuk diukur pencapaiannya, sehingga untuk itu perlu adanya perubahan pada RPJMD
2016-2021.
RPJMD Perubahan menetapkan 16 (enam belas) sasaran dengan 26 (dua puluh
enam) indikator kinerjadari sebelumnya 26 (dua puluh enam) sasaran dengan
61(enam puluh satu) indikator kinerja, namun yang diperjanjikan pada tahun 2019
adalah sebanyak 26 (dua puluh enam) indikator. Pencapaian indikator sasaran kinerja
untuk masing-masing misi Pemerintah Kabupaten Belitung Timur adalah:
Tabel 3.1-2Persentase Kategori Pencapaian Indikator Kinerja
N
o
Kategori Jumlah Indikator
Kinerja
Persentase
Misi I (2 Indikator Kinerja)
1 Sangat tinggi 2 100%
2 Data tidak tersedia 0 -
Misi II (8 Indikator Kinerja)
1 Sangat tinggi 7 87,5%
2 Tinggi 1 12,5%
3 Sedang - -
4 Rendah - -
5 Sangat rendah - -
Misi III (16 Indikator Kinerja)
1 Sangat tinggi 11 68,75%
2 Tinggi - -
3 Sedang - -
4 Rendah - -
38Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
5 Sangat rendah 2 12,50%
6 Tidak ada data 3 18,75%
Tabel 3.1-3Persentase capaian indikator
Capaian Jumlah Indikator Persentase
Sangat tinggi 20 76,92%
Tinggi 1 3,85%
Sedang - 0%
Rendah - 0%
Sangat rendah 2 7,69%
Tidak ada data 3 11,54%
Jumlah 26 100%
Berdasarkan tabel persentase capaian indikator di atas, sebanyak 20 indikator
termasuk kategori sangat tinggi dalam pencapaian target kinerja, terbanyak pada misi
3, yaitu sejumlah 11 indikator, antara lain :
1. Sasaran 3.1.1. Meningkatnya PDRB sector pertanian, industri pengolahan,
penyediaan akomodasi makanan dan minuman, indikator :
1) Persentase kontribusi PDRB sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan
2) Persentasse kontribusi PDRB sektor industri pengolahan
3) Persentase kontribusi PDRB sektor penyediaan akomodasi makanan
dan minuman
2. Sasaran 3.1.2. Menurunnya Angka Penganguran Terbuka, indikator : Tingkat
Penganguran Terbuka
3. Sasaran 3.1.5. Penurunan Laju Inflasi, indikator : Laju Inflasi
4. Sasaran 3.2.1. Meningkatnya PDRB per kapita, Indikator : Angka PDRB per
kapita
5. Sasaran 3.2.2. Perlindungan Sosial, Indikator :
39Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
1) Persentase masyarakat miskin yang mendapatkan jaminan sosial
kesehatan
2) Persentase masyarakat miskin yang mendapatkan jaminan sosial
3) Persentase masyarakat miskin yang mendapatkan jaminan sosial
pendidikan (KIP dan Beasiswa)
6. Sasaran 3.3.1. Meningkatnya angka rata-data lama sekolah, indikator : angka
rata-rata lama sekolah
Selain sasaran dan indikator dengan capaian target kinerja sangat baik di atas,
terdapat beberapa indikator yang belum ada data realisasi capaian target. Hal ini
disebabkan oleh beberapa faktor seperti belum rilisnya data dari Pemerintah Pusat
dan belum dapat terlaksananya kegiatan pengukuran karena kendala anggaran.
Selanjutnya berdasarkan hasil evaluasi kinerja dilakukan analisis pencapaian
kinerja untuk memberikan informasi yang lebih transparan mengenai sebab-sebab
tercapai atau tidak tercapainya kinerja yang diharapkan.
3.2. ANALISIS CAPAIAN KINERJA PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG
TIMUR
Pengukuran kinerja dimaksudkan untuk mengetahui sejauhmana keberhasilan
dan kekurangan pelaksanaan kegiatan, seberapa jauh efektifitas penggunaan
anggaran untuk mencapai target-target yang telah ditetapkan, serta seberapa jauh
tingkat efisiensi pemanfaatan sumberdaya yang ada. Pengukuran kinerja dalam
rangka mengetahui tingkat keberhasilan/kegagalan pencapaian sasaran dilakukan
dengan cara membandingkanantara realisasi dengan target setiap indikator kinerja
yang telah ditetapkan. Rumus untuk menghitung capaian kinerja setiap indikator ada
dua macam:
Indikator bermakna positif, artinya : jika semakin besar realisasi berarti semakin
baik kinerjanya, atau sebaliknya semakin kecil realisasi semakin buruk kinerjanya,
maka digunakan rumus pendek. Indikator ini diukur dengan menggunakan rumus:
100%
40Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Indikator bermakna negatif, artinya jika semakin besar realisasi berarti semakin
buruk kinerjanya, atau sebaliknya semakin kecil realisasi berarti semakin baik
kinerjanya. Indikator ini diukur dengan menggunakan rumus :
Pengukuran dilakukan terhadap akuntabilitas kinerja dan keuangan. Pengukuran
akuntabilitas keuangan dapat dilihat pada Lampiran II. Adapun rincian dan analisis
capaian kinerja masing-masing sasaran dan indikator sasaran adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2-1Capaian sasaran 1.1.1. Meningkatnya Indeks Reformasi Birokrasi
Indikator Satuan
Tahun 2018 Tahun 2019
Target Realisasi
Capaian
Kinerja
Tahun 2018
(%)
TargetRealisa
si
Capaian
Kinerja
Tahun
2019 (%)
Indeks Reformasi
BirokrasiKategori 51,5 50,39 97,84 52,5 51,52 98,1
Rata-rata capaian kinerja
Berikut analisis capaian indikator pada sasaran ini :
1. Indeks Reformasi Birokrasi
a. Penjelasan
Sesuai dengan Peraturan Presiden Nomor 81 Tahun 2010 tentang
Grand Design Reformasi Birokrasi Tahun 2010-2025 dan Peraturan Menteri
Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi Nomor 11 Tahun
2015 tentang Road Map Reformasi Birokrasi Tahun 2019. Indeks Reformasi
− ( − ) 100%
Analisis Pencapaian Sasaran 1.1.1.Meningkatnya Indeks Reformasi Birokrasi
41Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Birokrasi terhadap pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kabupaten Belitung
Timur Tahun 2019 dengan nilai 51,52 kategori CC sebagaimana hasil penilaian
oleh Kementerian Pendayagunaan Aparatur Negara dan Reformasi Birokrasi.
Indeks Reformasi Birokrasi merupakan tingkat perkembangan instansi
pemerintah dalam penerapan budaya anti korupsi, pelaksanaan anggaran
secara efektif dan efisien, serta kualitas pelayanan publik yang diharapkan
grafiknya terus meningkat.
Dalam melaksanakan reformasi birokrasi pada 8 (delapan) area
perubahan di tingkat Kabupaten melibatkan beberapa Perangkat Daerah,
yaitu: Inspektorat, Sekretariat Daerah (Bagian Organisasi, Bagian Hukum),
Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah,
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Tabel 3.2-2Area Perubahan Reformasi Birokrasi
No Area Perubahan Unit Penanggung Jawab
1 Manajemen perubahan Bagian Organisasi SekretariatDaerah
2 Penguatan Pengawasan Inspektorat3 Penguatan Akuntabilitas Bappelitbangda
Bagian Organisasi SekretariatDaerah
4 Penguatan Kelembagaan Bagian Organisasi SekretariatDaerah
5 Penguatan Tata Laksana Bagian Organisasi SekretariatDaerah
6 Penguatan Sistem ManajemenSDM-ASN
BKPSDMBagian Organisasi SekretariatDaerah
7 Penguatan Peraturan Perundang-Undangan
Bagian Hukum Sekretariat Daerah
8 Pelayanan Publik - Dinas Penanaman Modal, PTSPdan Perdagangan
- Dinas Kependudukan danPencatatan Sipil
- Dinas Perpustakaan
42Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
b. Analisis Kinerja
Penilaian pelaksanaan reformasi birokrasi untuk tahun 2019 oleh
Kementrian PAN-RB bernilai 51,52 dari target capaian untuk tahun 2019
sebesar 52,5 dengan persentase capaian sebesar 98,1 %. Berdasarkan hasil
evaluasi sementara Tim Kementerian PAN-RB yang disampaikan pada bulan
November tahun 2019, terdapat beberapa hal yang perlu segera
ditindaklanjuti untuk perbaikan pelaksanaan Reformasi Birokrasi di Kabupaten
Belitung Timur, yaitu sebagai berikut :
1. Terdapat Tim RB pada 8 OPD;
2. Belum terdapat rencana kerja RB pada tingkat OPD dan monev
berkalanya;
3. Asessor RB belum memiliki kapabilitas memadai dan belum optimal
dalam melaksanakan assess dan assist implementasi RB;
4. Upaya perubahan pola pikir dan budaya kinerja belum optimal seperti
pada pembangunan agent of change dan media komunikasi RB;
5. Belum terdapat inventarisasir harmonisasi peraturan perundang-
undangan yang telah ada;
6. Belum terdapat analisis mengenai kesesuaian struktur organisasi dengan
kinerja;
7. Penyusunan SOP berbasis proses bisnis belum terlihat;
8. Belum terdapat analisis gap kompetensi pegawai yang terintegrasi dan
menjadi dasar pengembangan pegawai;
9. Capaian kinerja individu belum menjadi dasar pemberian tunkin
pegawai;
10. Pengelolaan pengawasan belum optimal, antara lain: benturan
kepentingan, gratifikasi, SPIP, APIP, dan pembangunan ZI;
11. Dari 860 wajib lapor LHKASN, terdapat 35% yang sudah melaporkan
LHKASN;
43Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
12. Pengaduan Masyarakat belum dikelola secara menyeluruh dan
dievaluasi berkala;
13. Survey Kepuasan masyarakat belum dilakukan secara menyeluruh dan
berkala;
c. Solusi
Berdasarkan rekomendasi hasil evaluasi pelaksanaan Reformasi Birokrasi
tersebut, tidak seluruhnya dapat ditindaklanjuti pada tahun 2020. Sebagai
perbaikan kedepan akan dilakukan langkah-langkah solusi yang
memungkinkan untuk dilaksanakan segera, sebagai berikut :
- Pada tahun 2020 akan dikoordinasikan pembentukan Tim RB internal pada
8 (delapan) OPD, yaitu:
Sekretariat Daerah,
Badan Pengelolaan Keuangan dan Pendapatan Daerah,
Badan Kepegawaian dan Pengembangan Sumber Daya Manusia,
Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil,
Dinas Penanaman Modal, Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan
Perdagangan,
Dinas Komunikasi dan Informatika,
Dinas Perpustakaan, dan
Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana.
- Setelah dibentuk Tim RB internal di 8 (delapan) OPD, maka dilakukan
penyusunan rencana kerja RB dan monev berkala pada tingkat OPD
- Melakukan pembinaan terhadap para Assessor RB yang telah ditetapkan
agar segera melaksanakan tugasnya di perangkat daerah masing-masing.
- Menyeleksi agen perubahan, menetapkan dan melakukan pembekalan
terhadap agen perubahan terpilih difasilitasi oleh Kementerian PAN-RB.
- Penyusunan SOP berbasis proses bisnis belum terlihat;
- Capaian kinerja individu belum menjadi dasar pemberian tukin pegawai;
44Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Apabila dilihat dari realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini
dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2-3Realisasi Akumulasi Tahun 2019 dibandingkan Target Akhir RPJMD Tahun 2021
Sasaran Meningkatnya Indeks Reformasi Birokrasi
No Indikator Sasaran SatuanRealisasi
Akumulasi s/dTahun 2019
Rencana Sesuaidengan TargetRPJMD Tahun
2021
PersentaseCapaian
Kinerja (%)
1 IndeksReformasim
BirokrasiKategori 51,52 60 85,86
Capaian realisasi akumulasi indikator ini belum dapat dianalisis karena belum ada
data.
Program dan kegiatan yang menunjang Sasaran Meningkatnya Indeks Reformasi
Birokrasi adalah:
1. Program Peningkatan Kualitas Tatalaksana Organisasi Perangkat Daerah
- Monitoring dan Evaluasi Pelaksanaan Reformasi Birokrasi
- Penyusunan Standar Pelayanan Publik
- Pembinaan Peningkatan Kualitas Pelayanan Publik
- Penyusunan dan Evaluasi SOP Organisasi Perangkat Daerah
2. Program Peningkatan Kinerja Aparatur Pemerintah Daerah
- Penyusunan Analisis Jabatan dan Beban Kerja
- Penyusunan Evaluasi Jabatan Organisasi Perangkat Daerah
3. Program Penataan Daerah Otonomi Baru
- Penataan Kelembagaan OPD dan UPTD
- Penyusunan Laporan Kinerja Pemerintah daerah (LAKIP)
4. Program Peningkatan Kapasitas Sumber Daya Aparatur
- Penyusunan Standar Kompetensi Jabatan
- Bimtek/Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan
5. Program Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan KDH, dengan kegiatan:
- Pengendalian Gratifikasi
45Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
- Sapu Bersih Pungutan Liar
- Pendampingan Pelaporan LHKPN dan LHKASN
6. Program Program Peningkatan Sistem Pengawasan Internal dan Pengendalian
Pelaksanaan Kebijakan KDH, dengan kegiatan:
- Pelaksanaan Pengawasan Internal Secara Berkala,
- Tindak Lanjut Hasil Temuan Pengawasan
Tabel 3.2-4Capaian sasaran 1.1.2. Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah
Indikator Satuan
Tahun 2018 Tahun 2019
Target Realisasi
CapaianKinerjaTahun
2018 (%)
Target Realisasi
CapaianKinerjaTahun
2019 (%)
Opini laporankeuangan daerah kategori WDP WDP 100% WDP WDP 100%
Adapun penjelasan mengenai indikator yang mewakili pencapaian kinerja
sasaran tersebut, sebagai berikut:
1. Opini laporan Keuangan Daerah
a. Penjelasan
Berdasarkan UU Nomor 15 Tahun 2004 tentang Pemeriksaan
Pengelolaan dan Tangggungjawab Keuangan Negara dan UU Nomor 15
Tahun 2006 Tentang Badan Pemeriksa Keuangan, BPK telah memeriksa
Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Belitung Timur yang terdiri
dari Neraca tanggal 31 Desember 2019, Laporan Realisasi Anggaran,
Laporan Perubahan Saldo Anggaran Lebih, Laporan Operasional,
Laporan Arus Kas, dan Laporan Perubahan Ekuitas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal tersebut serta Catatan atas Laporan Keuangan.
Analisis Pencapaian Sasaran 1.1.2.Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah
46Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Pemerintah Kabupaten Belitung Timur bertanggungjawab atas
penyusunan dan penyajian wajar laporan keuangan sesuai Standar
Akuntansi Pemerintahan dan pengendalian intern yang memadai
untuk menyusun laporan keuangan yang bebas dari kesalahan
penyajian material, baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun
kesalahan. Sedangkan tanggungjwab BPK adalah menyatakan suatu
opini atas laporan keuangan berdasarkan Standar Pemeriksaan
Keuangan Negara. Standar tersebut mengharuskan BPK mematuhi
kode etik BPK, serta merencanakan dan melaksanakan pemeriksaan
untuk memperoleh keyakinan yang memadai apakah laporan
keuangan tersebut bebas dari kesalahan penyajian material. Suatu
pemeriksaan meliputi pengujian bukti-bukti yang mendukung angka-
angka dan pengungkapan dalam laporan keuangan. Prosedur yang
dipilih mendasarkan pada pertimbangan profesional Pemeriksa,
termasuk penilain risiko salah yang material dalam laporan keuangan,
baik yang disebabkan oleh kecurangan maupun kesalahan. Menurut
opini BPK, kecuali untuk dampak hal yang dijelaskan dalam dasar opini
wajar dengan pengecualian, laporan keuangan tersebut diatas
menyajikan secara wajar, dalam semua hal yang material, Posisi
keuangan Pemerintah Kabupaten Belitung Timur tanggal 31 Desember
2018, dan realisasi anggaran, perubahan saldo anggaran lebih,
operasional, arus kas, dan perubahan ekuitas untuk tahun yang
berakhir pada tanggal 31 Desember 2018 sesuai dengan Standar
Akuntansi Pemerintahan.
BPK yakin bahwa bukti pemeriksaan yang telah diperoleh
adalah cukup dan tepat, sebagai dasar untuk menyatakan Opini Wajar
Dengan Pengecualian (WDP) untuk Laporan Keuangan Pemerintah
Daerah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018.
Sedangkan Opini hasil pemeriksaan dari BPK RI untuk Laporan
Keuangan Pemerintah Daerah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019
47Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
belum bisa diperoleh, karena proses penyusunan LKPD Tahun 2019
dilakukan pada tahun kinerja berikutnya (Tahun 2020). Saat ini masih
tahapan pengumpulan data pendukung dari seluruh OPD dan
Rekonsiliasi realisasi keuangan seluruh OPD.
b. Analisis Kinerja
Berdasar hasil Audit BPK Perwakilan Provinsi Kep.Bangka
Belitung permasalahan utama yang muncul adalah berkaitan dengan
kewajaran penyajian Aset Tetap Tanah, Gedung dan Bangunan, Jalan,
Irigasi dan Jaringan, Aset Tetap Lainnya dan penyusutan yang disajikan
dalam neraca. BPK Perwakilan Provinasi Kepulauan Bangka Belitung
tidak dapat memperoleh bukti pemeriksaan yang cukup dan tepat
tentang nilai-nilai tersebut, karena tidak tersaji/ tersedia data dan
informasi yang memadai sebagai akibatnya BPK tidak dapat
menentukan penyesuaian terhadap angka tersebut di atas.
Selanjutnya berdasarkan hasil pemeriksaan atas sistem
pengendalian intern (SPI) masih ditemukan beberapa permasalahan
seperti pemungutan pajak dan retribusi, penatausahaan laporan dan
pengungkapan dana BOS, pengelolaan kas di bendahara, Standar
Satuan Harga (SSH), biaya perjalanan dinas, dan lain sebagainya.
Berkaitan dengan kepatuhan terhadap ketentuan peraturan
perundang-undangan, permasalahan yang muncul seperti penerimaan
retribusi daerah, pengelolaan BBM, kekurangan volume dan kelebihan
pembayaran atas pekerjaan dan sebagainya.
Hasil Audit Laporan Keuangan Pemerintah Kabupaten Belitung
Timur TA 2018 oleh BPK RI Prov.Kep.Bangka Belitung pada Tahun 2019
masih memberi catatan-catatan penilaian hasil audit seperti yang
diuraikan diatas. Hal ini tentu menjadi perhatian yang sangat konsen
bagi pemerintah Kabupaten Belitung Timur kedepan. Karena semua
catatan yang ada menjadi “PR” bagi Pemerintah kabupaten dalam
48Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
melakukan berbagai perbaikan positif atas kinerja pemerintahan dan
menindaklanjuti catatan tersebut kedepannya dengan harapan
bersama bahwa semua saran dan masukan yang diberikan akan
meningkatkan hasil opini terbaik yang diharapkan sesuai target akhir
Renstra pada tahun 2021 yaitu Wajar Tanpa Pengecualian (WTP).
c. Solusi
1. Meningkatkan komitmen dari seluruh stakeholder di pemerintahan
daerah dalam pengelolaan keuangan seperti Kepala Daerah, Wakil
Kepala Daerah, DPRD, Sekretaris Daerah, TAPD, Pengguna Anggaran
(PA)/Kepala OPD, Inspektur, Pejabat yang terlibat proses Barang
Jasa, Bendahara dan seluruh Pegawai.
2. Meningkatkan/memperkuat sistem pengendalian intern (SPI) untuk
mengatasi berbagai permasalahan sebagaimana tersebut di atas,
baik sistem pengendalian intern OPD maupun sistem pengendalian
intern pemerintah daerah secara keseluruhan.
3. Meningkatkan/memperkuat kepatuhan terhadap ketentuan
peraturan perundang-undangan dalam bentuk peningkatan
pemahaman, Sumber Daya Aparatur (SDA) yang melaksanakan
pengelolaan keuangan dan pengadaan barang jasa serta
menjalankan proses bisnis pemerintah daerah sesuai dengan reguasi
yang ada.
4. Menindaklanjuti temuan hasil pemeriksaan BPK Perwakilan Provinsi
Kepulauan Bangka Belitung sesuai dengan permasalahan dan
actionplan yang telah disusun.
Apabila dilihat dari realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan
tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD adalah sebagai
berikut:
49Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Tabel 3.2-5Realisasi Akumulasi Tahun 2019 dibandingkan Target Akhir RPJMD Tahun 2021
Sasaran 1.1.2: Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangan daerah
No Indikator Sasaran Satuan
RealisasiAkumulasis/d Tahun
2019
Rencana Sesuaidengan TargetRPJMD Tahun
2021
PersentaseCapaian
Kinerja (%)
1 Opini LaporanKeuanganDaerah
Kategori WDP WDP -
Program dan kegiatan yang menunjang Sasaran 1.1.2: Meningkatnya kualitas
pengelolaan keuangan daerah adalah:
Program Peningkatan dan Pengembangan Pengelolaan Keuangan Daerah , dengan
kegiatan :
1. Kegiatan Penyusunan Analisa Standar Belanja
2. Kegiatan Penyusunan Standar Satuan Harga
3. Kegiatan Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Tentang APBD
4. Kegiatan Penyusunan Rancangan Peraturan Daerah Tentang Perubahan APBD
5. Kegiatan Penyusunan Pelaporan Keuangan Semesteran dan Akhir Tahun
6. Kegiatan Peningkatan Pelayanan dan Administrasi Penatausahaan Belanja Daerah
7. Kegiatan Penyelenggaraan Koordinasi dan Pelaporan Realisasi Belanja Daerah dan
Pajak Pusat
8. Kegiatan Peningkatan Pengelolaan dan Pengembangan Sistem Informasi
Keuangan Daerah.
50Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Tabel 3.2-6Capaian Sasaran 2.1.1. Pemenuhan Kebutuhan Dasar Masyarakat
No Indikator Satuan
Tahun 2018 Tahun 2019
Target Realisasi
CapaianKinerjaTahun
2018 (%)
Target
Realisasi
CapaianKinerjaTahun
2019 (%)
1 Persentaseakses sanitasimasyarakat
Persen 82,00 68,75 98,80 82,00 74,61 90,94
2 Luas kawasankumuh Hektar 35,78 29,66 100 24,66 26,88 55,60
3 Rasio rumahlayak huni Persen 56,00 58,89 100 60,00 76.92 100
4 Akses air bersihmasyarakat Persen 93,66 83,89 89,57 93,66 86,10 90,75
5 Persentasepanjang jalankabupatendalam kondisibaik
Persen 86,26 70,10 81,27 80,00 62,33 77,91
6 Jumlah lintaspelayananangkutan
Trayek 5 6 100 5 8 100
Rata-rata capaian kinerja 94,9 85,8
Sasaran ini diukur oleh 6 (enam) indikator, yang didukung oleh 3 (tiga)
perangkat daerah yaitu Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang, Dinas
Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman dan Dinas Perhubungan, dengan rata-
rata capaian kinerja sebesar 85,8%, dimana sasaran ini mengalami penurunan capaian
kinerja dari tahun sebelumnya. Hal ini disebabkan oleh adanya penurunan capaian
indikator Persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik.
Analisis Pencapaian Sasaran 2.1.1.Pemenuhan Kebutuhan Dasar Masyarakat
51Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Berikut adalah analisis pencapaian kinerja dari masing-masing indikator:
1. Persentase akses sanitasi masyarakat
a. Penjelasan
Secara umum, pengertian sanitasi ini merupakan suatu upaya yang
dilakukan oleh manusia dalam mewujudkan serta juga menjamin kondisi
lingkungan (terutama lingkungan fisik, yaitu tanah, air, serta udara) yang
memenuhi syarat-syarat kesehatan melalui pembangunan
sanitasi.Pembangunan sanitasi adalah upaya peningkatan kualitas dan
perluasan pelayanan persampahan rumah tangga, air limbah domestik dan
pengelolaan drainase lingkungan secara terpadu dan berkelanjutan melalui
peningkatan perencanaan, kelembagaan, pelaksanaan dan pengawasan yang
baik.Perencanaan sanitasi adalah dokumen yang meliputi peta jalan(road
map)sanitasi nasional, peta jalan (road map)sanitasi provinsi dan strategi
sanitasi kabupaten/kota.Regulasi terkait penyediaan sanitasi adalah Undang-
Undang nomor 18 tahun 2008 tentang Pengelolaan sampah, Undang-Undang
nomor 32 tahun 2009 tentang Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan
Hidup, Undang-Undang nomor 36 tahun 2009 tentang Kesehatan, Peraturan
Pemerintah nomor 66 tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan, Peraturan
Presiden tentang nomor 185 tahun 2014 tentang Percepatan Penyediaan Air
Minum dan Sanitasi.
Berdasarkan Undang – Undang Nomor 23 Tahun 2014 tentang
Pemerintah Daerah pembagian urusan pemerintah kabupaten untuk sub
urusan persampahan adalahpengembangan sistem dan pengelolaan
persampahan dalam Daerah kabupaten/kota. dan Air Limbah adalah
pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah domestik dalam Daerah
kabupaten/kota. Air limbah domestik adalah air limbah yang bersumber dari
aktifitas manusia, yaitu toilet, laundry, dan dapur. Secara kuantitas, air limbah
domestik jauh lebih banyak dibandingkan dengan air limbah industri.
Kementerian Lingkungan Hidup telah lama mengeluarkan Keputusan Menteri
Lingkungan Hidup no. 112 tahun 2003 tentang Baku Mutu Air Limbah
52Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Domestik dengan 4 parameter yaitu: pH 6 – 9, BOD 100 ppm, TSS 100 ppm
dan minyak & lemak 10 ppm. Sehingga perusahaan harus mengolah air
limbah di Sewage Treatment Plant (STP) atau Pemerintah kabupaten/kota
menyediakan pengolahan air limbah komunal.Persentase akses sanitasi ini
merupakan rata-rata nilai indikator akses pelayanan air limbah rumah tangga
dalam hal ini yang digunakan adalah data STBM(Dinas Kesehatan) yang
dibandingkan dengan jumlah penduduk semester 2 tahun 2019 (Disdukcapil)
sedangkan Indikator persentase penanganan sampah diperoleh dengan
menghitung volume sampah yang ditangani dan dikelola dibandingkan
jumlah volume timbunan sampah yang dihasilkan jumlah penduduk selama
setahun (Dinas Lingkungan Hidup).
Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:16/PRT/M/2008 Tentang
Kebijakan dan Strategi Nasional Pengembangan Sistem Pengelolaan Air
Limbah Permukiman air limbah adalah air buangan yang berasal dari rumah
tangga termasuk tinja manusia dari lingkungan permukiman. Pemerintah
Indonesia memiliki komitmen guna melanjutkan keberhasilan pencapaian
target Millennium Development Goals (MDGs) 2015, khususnya sektor air
minum dan sanitasi (WWS-MDG). Upaya tersebut dituangkan dalam Rencana
Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang ditandai
dengan meluncurkan program agenda nasional Akses Universal Air Minum
dan Sanitasi tahun 2019.
Target nasional pembangunan sanitasi 5 tahun ke depan telah
termasuk dalam rancangan teknokratis RPJMN 2015-2019, yaitu akses
layanan sanitasi 100% pada tahun 2019, dengan rincian pencapaian 85 %
akses layanan sanitasi sesuai Standar Pelayanan Minimum(SPM), dan 15 %
akses layanan sanitasi dasar.
Pencapaian target sebagai berikut:
1. Stop buang air sembarangan(stop BABS 100%)
2. Pengembangan akses layanan air limbah domestik sistem setempat
hingga 85 % dan sistem terpusat hingga 15%.
53Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
3. Peningkatan dan perbaikan manajemen persampahan melalui:
- Peningkatan cakupan pengangkutan persampahan di daerah
perkotaan hingga 80%
- Melakukan pengelolaan secara 3R terhadap 20% timbulan sampah
Target universal access untuk sanitasi, 85% sanitasi layak dan 15%
sanitasi dasar untuk kawasan berkepadatan rendah. Yang dimaksud 15%
sanitasi dasar untuk kawasan berkepadatan rendah ini meliputi sarana buang
air besar, sarana pegelolaan sampah dan limbah rumah tangga. Untuk 85%
sanitasi layak, tentu saja harus memenuhi kriteria 3sub sektor tersebut.
b. Analisis Kinerja
Capaian Indikator pada tahun 2018 sebesar 56,82 % dan pada tahun
2019 ditargetkan pencapaian sebesar 60 % dikarenakan adanya peningkatan
produksi sampah dan penambahan jumlah penduduk yang mencakup pada
kawasan pemukiman perkotaan dan pedesaan diwilayah kecamatan
Manggar, Gantung, Damar, Kelapa Kampit, Simpang Renggiang, Simpang
Pesak dan Dendang dimana semakin padat suatu wilayah maka semakin
besar volume timbunan sampah yang dihasilkan. Setelah melakukan
optimalisasi pengelolaan persampahan baik dalam proses pengangkutan
sampah ke TPA dan proses pemilahan yang dilakukan di beberapa Bank
Sampah dan TPS3R, maka capaian indikator dapat dicapai sebesar 60,14 %
melebihi dari target yang ditetapkan.
RUMUS INDIKATOR :
Volume sampah yang ditangani (m3)
------------------------------------------------------- x 100 %
Volume produksi sampah (m3)
33.199,7 (m3)/tahun
-----------------------------x100%=60,14%
55.200,39 (m3)/tahun
54Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Tabel 3.2-7Laporan kemajuan Akses Sanitasi Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019
No Kecamatan Jiwa KKKK Total
JSP JSSP Sharing KK Jiwa*
1 KEC. MANGGAR 39.306 13.023 10.771 1.228 168 12.167 36.722
2 KEC. GANTUNG 27.984 9.235 5.817 1.518 472 7.807 23.657
3 KEC. DENDANG 10.567 3.468 2.144 531 491 3.166 9.647
4 KEC. KELAPA KAMPIT 18.909 6.443 4.435 1094 190 5.719 16.784
5 KEC. DAMAR 12.986 4.423 3.534 179 243 3.956 11.615
6 KEC.SIMPANG RENGGIANG 7.422 2.664 1.679 317 264 2.260 6.296
7 KEC. SIMPANG PESAK 8.424 2.801 2.210 88 87 2.385 7.495
JUMLAH 125.598 42.057 30.590 4.955 1.915 37.460 112.217
*merupakan hasil perkalian jumlah KK dengan rata-rata jumlah penduduk/KK)
Data Sanitasi Total Berbasis Masyarakat yang memiliki kriteria sebagai
berikut:
1. Jamban Sehat Permanen(JSP)
2. Jamban Sehat Semi permanen(JSSP)
3. Sharing/Numpang
4. Masih Buang Air Besar Sembarangan(BABS)
Berdasarkan data laporan kemajuan akses sanitasi Kab.Belitung Timur
persentase akses sanitasi tahun 2019 adalah 89,07% dengan membandingkan
jumlah penduduk yang memiliki akses sanitasi layak 37.460 KK dengan jumlah
KK Kab.Belitung Timur tahun 2019 yaitu 42.057 KK.Dari rata-rata persentase
indikator pelayanan sampah dan akses air limbah ini didapatkan persentase
akses sanitasi sebesar 74,61 %.Dibandingkan dengan capaian tahun 2018
didapat kenaikan sekitar 5,86 %.
55Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Gambar 3.2-1Kemajuan Akses Sanitasi Tahun 2018 dan 2019 Kab.Belitung Timur
Gambar 3.2-2Akses Terhadap Fasilitas Sanitasi yang Layak (jamban Sehat) Tahun Provinsi
Kepulaua Bangka Belitung Tahun 2018
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2018
Pada tahun 2018, target indikator Penduduk dengan Akses terhadap
FasilitasSanitasi yang Layak (Jamban Sehat) sebesar 91,92%. Sedangkan
realisasiindikator tersebut pada tahun 2018 sebesar 90,23%. Itu berarti
realisasiindikator tersebut pada tahun 2018 belum mencapai target
indikator.
Pada tahun 2018, terdapat 3 Kabupaten yang realisasinya masih di
bawahtarget indikator serta rata-rata Provinsi yaitu Kabupaten Bangka
Barat,Belitung, Belitung Timur serta terdapat 4 Kabupaten/ Kota yang
realisasinyasudah mencapai target indikator serta telah di atas rata-rata
02.0004.0006.0008.000
10.00012.00014.000
Akses SanitasiTahun 2019
Akses Sanitasitahun 2018
56Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Provinsi yaituKota Pangkalpinang, Kabupaten Bangka, Bangka Tengah
dan Bangka Selatan. Realisasi tertinggi adalah Kota Pangkalpinang
(99,74%)terendahadalah Kabupaten Belitung (78,9%).
Gambar 3.2-3Akses Sanitasi Di Indonesia Tahun 2018
Capaian akses sanitasi layak tahun 2018 adalah 74,58%, termasuk
akses aman 7,42%. Artinya masih ada 25,42% setara dengan 67,36 juta
jiwa (dari 265 juta jiwa) belum memiliki akses sanitasi layak dan 9,36%
atau 24,8 juta jiwa diantaranya masih buang air besar sembarangan
(BABS).
Dalam lokakarya provinsi dalam mendukung program Percepatan
Pembangunan Sanitasi Permukiman (PPSP) untuk mencapai akses
sanitasi sesuai RPJMN 2020-2024 telah disusun indikasi target akses
sanitasi provinsi.
57Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Tabel 3.2-8Indikasi Target Akses Sanitasi(Air Limbah) Layak dan Aman Per Provinsi 2024
Tabel 3.2-9Indikasi Target Akses Sanitasi(Penanganan Sampah Perkotaan) Per Provinsi 2024
Dilihat dari indikasi target tiap provinsi ini maka perlu adanya kajian
cepat agar provinsi dapat segera memetakan kondisi sanitasi (air limbah dan
persampahan) di kabupaten/kota masing-masing untuk kemudian dapat
menetapkan beberapa kebijakan yang sesuai untuk dapat memberi
kemudahan bagi kabupaten/kota untuk dapat mencapai target yang telah
ditetapkan.
58Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
c. Solusi
Kendala dalam upaya pencapaian indikator kinerja dan
Pemecahan masalahnya Keberhasilan penanganan sanitasi adalah yang
memenuhi kaidah teknis yang dipersyaratkan.
- Meningkatnya permintaan masyarakat akan layanan pengelolaan
sampah dan air limbah yang layak dengan berbagai upaya memberi
kemudahan bagi masyarakat.
- belum terintegrasinya perencanaan antar sektor seperti Strategi
Sanitasi Kabupaten/Kota (SSK) dengan rencana pembangunan daerah
dan rencana tata ruang sehingga memerlukan pelaksanaan
perencanaan yang maksimal.
- keberjalanan fasilitas atau infrastruktur sanitasi dapat terjaga dengan
partisipasi masyarakat mulai dari perencanaan,pembangunan,
pemanfaatan, dan pengelolaan.
- Pembiayaan untuk penyediaan fasilitas sanitasi layak perlu
ditingkatkan melalui evaluasi atas alokasi secara spesifik agar data
lebih akurat.
- Selain pembangunan fisik, pemberian edukasi dan advokas
(mengeluarkan kebijakan agar masyarakat mau melakukan
kewajibanya untuk tidak mencemari lingkungan baik disektor air
limbah maupun persampahan) kepada masyarakat akan pentingnya
sanitasi baik pembangunan dan pemeliharaan.
- Dalam penanggulangan masalah persampahan upaya yang dilakukan
pemerintah daerah melalui SKPD terkait serta Desa adalah
membangun kesadaran masyarakat untuk terlibat dalam pengelolaan
sampah secara mandiri melalui Aksi bank sampah /TPS3R yang telah
ada, diharapkan sampah yang masuk ke TPA merupakan residu yang
tidak dapat dimanfaatkan lagi.
59Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
2. Luas Kawasan Kumuh
a. Penjelasan
Indikator Luas Kawasan Kumuh diketahui dengan menghitung
luasan permukiman kumuh yang belum tertangani pada tahun
berjalan (2019). Dalam perhitungannya, semakin kecil luasan kawasan
kumuh akan semakin baik. Formulasi perhitungan terhadap indikator
Pengurangan Kawasan Kumuh ditampilkan pada box berikut.
Luas Kawasan Kumuh = Luas kawasan kumuh kabupaten tahun n
Capaian Kinerja
(Luas Kawasan Kumuh)=
Luas kawasan kumuh – realisasi luas kawasan
kumuh tahun nX 100%
Luas kawasan kumuh – target luas kawasan
kumuh tahun n
Referensi yang diacu dari pengurangan luas kawasan kumuh
adalah Peraturan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat RI
Nomor 14/PRT/M/2018 tentang Pencegahan dan Peningkatan Kualitas
Terhadap Perumahan Kumuh dan Permukiman Kumuh. Pada peraturan
ini didefinisikan kriteria kekumuhan dapat ditinjau dari:
Bangunan Gedung
Jalan lingkungan
Penyediaan Air Minum
Drainase Lingkungan
Pengelolaan Air Limbah
Pengelolaan Persampahan dan
Proteksi Kebakaran.
Untuk mengurangi kriteria kekumuhan tersebut terdapat 3(tiga) pola
penanganan yaitu 1) pemugaran, 2) peremajaan dan 3) pemukiman
kembali, yang direncanakan dengan mempertimbangkan tipologi
perumahan kumuh dan permukiman kumuh.
60Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
b. Analisis Penurunan Kinerja
Basis data luasan kawasan kumuh tahun 2019 mengalami
perubahan melalui Surat Keputusan Bupati Belitung Timur Nomor
188.45-334 Tahun 2019 tentang Lokasi Perumahan Kumuh dan
Permukiman Kumuh di Kabupaten Belitung Timur dengan luas 29,66
hektar. Pada proses perhitungannya kawasan kumuh yang telah
diselesaikan pada tahun 2018 dikeluarkan dari daftar, selain itu
wilayah-wilayah yang teridentifikasi bukan kumuh juga dikeluarkan
dari daftar. Sebaran luas Lokasi Perumahan Kumuh dan Permukiman
Kumuh ditampilkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 3.2-10Lokasi Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh
NOLOKASI PERUMAHAN KUMUH DAN
PERMUKIMAN KUMUHSATUAN 2014* 2018** 2019***
1 Desa Baru Kecamatan Manggar Ha 37,95 28,90 2,782Desa Lenggang Kecamatan Gantung Ha 3,15 3,4 3,43 Desa Gantung Kecamatan Gantung Ha - 13,86 13,864 Desa Selinsing Kecamatan Gantung Ha 83,46 9,62 9,62
Kabupaten Belitung Timur Ha 124,56 55,78 29,66Ket: * SK BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 188.45-609 Tahun 2014
** SK BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 188.45-400 Tahun 2018*** SK BUPATI BELITUNG TIMUR NOMOR 188.45-334 Tahun 2019
Memperhatikan capaian pengurangan kumuh tahun 2018, maka target
untuk tahun 2019 dengan asumsi berkurang5 ha menjadi seluas 24,66
ha. Selama tahun anggaran 2018 ada beberapa upaya yang dilakukan
untuk meningkatkan kualitas permukiman antara lain:
Mengaktifkan Kelompok Kerja Perumahan dan Kawasan
Permukiman (POKJA PKP) Kabupaten Belitung Timur yang dalam
aktifitasnya telah melakukan kaji ulang atas luasan kawasan kumuh
kabupaten dan menyusun rencana aksi penanganannya.
Fokus penanganan permukiman kumuh Desa Baru melalui pola
penanganan permukiman kembali dan pola penanganan
pemugaran. Pola penanganan pemukiman kembali dilaksanakan
61Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
dengan merelokasi 106 keluarga ke perumahan khusus nelayan yang
telah terbangun dengan APBN TA.2016. Pola penanganan
pemugaran mengacu pada Rencana Penataan Lingkungan
Permukiman (RPLP) Desa Baru Tahun 2017-2021 yang di inisiasi oleh
program Kota Tanpa Kumuh (KOTAKU) Kementerian PUPR bersama-
sama dengan pemerintah daerah Kab. Belitung Timur melalui POKJA
PKP serta pemerintah Desa Baru dan Kelompok Swadaya Masyarakat
(KSM) Mandiri Baru. Pada tahun 2019 kawasan kumuh yang
tertanggulangi seluas 2,78 ha sehingga sudah tidak terdapat lagi
kumuh di Desa Baru.
Fokus untuk penanganan permukiman kumuh Desa Selinsing melalui
pola penanganan pemukiman kembali dan pola penanganan
pemugaran.Pada pola penanganan pemukiman kembali,
pelaksanaan pembangunan perumahan khusus diperoleh 40 unit
rumah pembiayaan dari APBN. Sedangkan pada pola penanganan
pemugaran, telah diusulkan melalui Krisna Selaras namun belum
diterima karena ada dokumen teknis yang perlu disiapkan antara lain
dokumen lingkungan.
Fokus untuk penanganan permukiman kumuh Desa Gantung,
melalui Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
dilaksanakan penataan lingkungan permukiman melalui
peningkatan kualitas drainase permukiman dan peningkatan jalan
lingkungan perumahan. Selain itu, berdasarkan Undang-Undang
Nomor 23 Tahun 2014 tentang Pemerintah Daerah bahwa
penanganan kawasan permukiman kumuh dengan luas 10 ha sampai
dengan 15 ha merupakan kewenangan provinsi, maka penanganan
kawasan kumuh di Desa Gantung telah diusulkan sebagai kawasan
prioritas provinsi.
Fokus penanganan permukiman kumuh Desa Lenggang masih
berada pada fase perencanaan.
62Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Tabel 3.2-11Lokasi Perumahan Kumuh Dan Permukiman Kumuh Dalam Penanganan
NOLOKASI PERUMAHAN KUMUH DAN
PERMUKIMAN KUMUHSATUAN DITETAPKAN TERTANGANI
1 Desa Baru Kecamatan Manggar Hektar 2,78 2,782 Desa Lenggang Kecamatan Gantung Hektar 3,4 03 Desa Gantung Kecamatan Gantung Hektar 13,86 04 Desa Selinsing Kecamatan Gantung Hektar 9,62 0
Kawasan Kumuh Kabupaten Hektar 29,66 2,78
Upaya yang telah dilakukan tersebut diatas ditujukan untuk mengurangi
7(tujuh) kriteria kekumuhan sesuai dengan Peraturan Menteri PUPR
Nomor.14/PRT/M/2018. Pengukuran 7(tujuh) kriteria kekumuhan yang
terdiri dari banyak variabel yang digunakan, sehingga pengukuran belum
selesai dilaksanakan yang berakibat luasan permukiman kumuh yang
belum tertangani belum dapat dihitung dengan baik.
c. Solusi
Penanganan permukiman kumuh Desa Lenggang terkendala pada
kepemilikan lahan, sehingga pola penanganan yang tepat adalah
pemukiman kembali. Tantangan untuk pemukiman kembali yang perlu
diantisipasi adalah penyiapan sarana prasarana pendukung penunjang
ekonomi karena mayoritas penduduk adalah nelayan. Selain itu
pembangunan lokasi relokasi untuk pemukiman kembali saat ini masih
diprioritaskan untuk relokasi Suku Sawang Gantung. Penanganan
permukiman kumuh memerlukan sinergi antar pihak, peran yang diambil
oleh pemerintah daerah adalah melaksanakan pembinaan dan sosialisasi
terhadap masyarakat. Selain itu pemerintah daerah juga menyiapkan
dokumen pendukung untuk pembangunan infrastruktur yang
direncanakan dibiayai melalui APBN atau APBD Provinsi.
63Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
3. Rasio Rumah Layak Huni
a. Penjelasan
Rumah adalah bangunan gedung yang berfungsi sebagai tempat tinggal
yang layak huni, sarana pembinaan keluarga, cerminan harkat dan
martabat penghuninya serta aset bagi pemiliknya. Indikator Rasio Rumah
Layak Huni diketahui dengan menghitung jumlah rumah tinggal layak huni
terhadap seluruh rumah yang ada di Kabupaten Belitung timur. Dalam
perhitungannya, semakin besar persentase rasio akan semakin baik.
Formulasi perhitungan terhadap indikator Rasio Rumah Layak Huni
ditampilkan pada box berikut.
Rasio Rumah Layak Huni =Jumlah Rumah Layak Huni
X 100%Jumlah Rumah
Rumah layak huni adalah rumah yang memenuhi kriteria kehandalan
bangunan, menjamin kesehatan serta kecukupan luas minimum di suatu
wilayah kerja, pada waktu tertentu. Kriteria kehandalan bangunan
meliputi 1) handal pada struktur bawah/pondasi, 2) handal pada struktur
tengah/kolom dan balak(beam) dan 3) handal pada struktur atas.
Menjamin kesehatan meliputi pencahayaan, penghawaan dan sanitasi.
Kecukupan luas minimum adalah luas minimal rumah layak huni antara 7,2
m2/orang sampai dengan 12 m2/orang dengan fungsi utama sebagai
hunian yang terdiri dari ruang serbaguna/ruang tidur dan dilengkapi
dengan kamar mandi. Kriteria rumah layak huni tidak menghilangkan
penggunaan teknologi dan bahan bangunan daerah setempat sesuai
kearifan lokal daerah untuk menggunakan teknologi dan bahan bangunan
dalam membangun rumah layak huni.
64Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
b. Analisis Peningkatan Kinerja
Capaian rasio rumah layak huni tahun 2018 telah mencapai 58,89
persen dan lebih tinggi dari target kinerja sasaran yang ada di RPJMD.
Menyesuaikan dengan kondisi yang ada maka untuk target kinerja tahun
2019 dinaikkan menjadi 60 persen.
Pada tahun 2019 jumlah rumah tinggal di Kab. Belitung Timur
sebanyak 31.773 unit, jumlah ini bertambah 116 unit jika dibandingkan
dengan tahun 2018 yaitu 31.657 unit. Untuk rumah layak huni di tahun
2018 berjumlah 18.644 unit menjadi 24.439 unit di tahun 2019 sehingga
rasio rumah layak huni menjadi 76,9 persen.
Gambar 3.2-4Rasio Rumah Layak huni
Kontribusi kenaikan rumah layak huni terbesar berasal dari Kecamatan
Manggar yang meningkat 3.361 unit menjadi 9.906 unit (91,3 %) dan
Kecamatan Kelapa Kampit bertambah 1.346 unit menjadi 3.526 unit
(67,48%). Kecamatan Dendang dengan rasio rumah layak huni 97,11
persen merupakan yang tertinggi dan terendah dengan jumlah rumah
layak huni 3.088 unit(54,42%) di Kecamatan Dendang.
65Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Gambar 3.2-5Kontribusi kenaikan rumah layak huni/Kecamatan
c. Solusi
Kendala dalam upaya untuk menghitung rasio rumah layak huni
tahun 2019 adalah ketersediaan data dasar bidang perumahan dan
kawasan permukiman. Untuk sementara sejak tahun 2016 rasio rumah
layak huni dihitung berdasarkan rekapitulasi Persentase Rumah Sehat
Menurut Kecamatan Kabupaten Belitung Timur yang dihimpun oleh
Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana Kab.
Belitung Timur. Pertimbangan untuk menggunakan Persentase Rumah
Sehat sebagai acuan sementara untuk mengukur Rasio Rumah Layak
Huni adalah terdapat kedekatan indikator operasional. Dinas Perumahan
Rakyat dan Kawasan Permukiman sebagai penanggung jawab urusan
wajib pelayanan dasar Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman
mulai melaksanakan pendataan perumahan di tahun 2018, namun
demikin data tersebut belum digunakan sebagai acuan karena
dikhawatirkan akan menganggu konsistensi data.
66Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
2. Akses Air Bersih Masyarakat
a. Penjelasan
Pemerintah memberikan perhatian serius terhadap masalah air
minum sebagaimana tercermin dalam Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019 yang menetapkan 2019 sebagai
tahun pencapaian 100 persen akses air minum. Sebagai perbandingan,
Tujuan Pembangunan Berkelanjutan atau Sustainable Development
Goals (SDGs) 2016-2030 menetapkan tahun 2030 merupakan tahun
untuk mencapai tujuan SDGs. Sesuai dengan tujuan 6 SDGs yaitu
menjamin akses atas air dan sanitasi untuk semua, pada akhir tahun 2030
diharapkan sudah tercapai akses menyeluruh (universal) dan merata
terhadap air minum yang aman dan terjangkau bagi seluruh penduduk
Indonesia. Penerjemahan target 100 persen akses air minum layak
menurut RPJMN adalah 85 persen penduduk mempunyai akses yang
memenuhi 4K (Kuantitas, Kualitas, Kontinuitas, dan Keterjangkauan) dan
15 persen penduduk lainnya mempunyai akses untuk memenuhi
kebutuhan dasar (minimum survival allocation). Penjelasan mengenai 4K
dan kebutuhan dasar dapat dilihat pada Tabel berikut:
Tabel 3.2-12Empat Aspek Aksesibilitas Air Minum Layak Menurut RPJMN 2015-2019
67Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Air minum layak menurut Definisi MDGs Nasional adalah rumah tangga
yang menggunakan sumber utama air minum dari pipa atau leding (yang
disalurkan ke rumah, halaman rumah, dari tetangga, maupun dari
keran/hidran umum), dan sumur bor/pompa, sumur terlindung, mata air
terlindung dengan jarak minimal 10 meter atau lebih ke tempat
pembuangan akhir tinja, serta penampungan air hujan.Persentase akses air
bersih adalah perbandingan jumlah penduduk yang terlayani air bersih(jiwa)
dengan total jumlah penduduk pada tahun yang sama.
Pengaturan mengenai pengelolaan sumber daya air kewenangan
daerah telah diatur dalam Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2019 tentang
Sumber Daya Air. Undang-Undang Sumber Daya Air ini juga telah
mengakomodir kebutuhan dan dinamika yang terjadi saat ini, yakni jaminan
kebutuhan pokok minimal sehari-hari sebesar 60 liter per orang per hari,
sebagaimana ketentuan dalam Pasal 18 ayat (3) Undang-Undang Nomor 23
Tahun 2014 tentang Pemerintahan Daerah maka pemerintah menerbitkan
Peraturan Pemerintah Nomor 2 Tahun 2018 tentang Standar Pelayanan
Minimal dan Peraturan Menteri dalam Negeri Nomor 100 Tahun 2018
tentang Penerapan Standar Pelayanan Minimal menggantikan Peraturan
Pemerintah Nomor 65 Tahun 2005 tentang Pedoman Penyusunan dan
Penerapan Standar Pelayanan Minimal.
Di tataran makro, terutama penyediaan infrastruktur air minum, misalnya,
Kementerian PUPR melalui Ditjen Cipta Karya juga telah membuat Program
Strategis untuk meningkatkan akses masyarakat terhadap air minum
dengan membangun beberapa Sistem Penyediaan Air Minum (SPAM), yaitu
SPAM Regional, SPAM Kawasan Perkotaan, SPAM Kawasan Khusus, SPAM
Kawasan Rawan Air, dan SPAM berbasis masyarakat.
b. Analisis Peningkatan Kinerja
Berdasarkan pada gambar grafik dibawah ini persentase akses air
bersih pada tahun 2019 meningkat 2,52 % dari tahun 2018.Peningkatan
68Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Akses ini diperoleh dengan persentase layanan SPAM IKK 9,24 %, PDAM
9,28 %, SPAM Perdesaan/Pamsimas 4,50 % dan Bukan Jaringan Perpipaan
76,98 %.
Gambar3.2-6Persentase Kenaikan Akses Air Bersih Sampai Dengan Tahun 2019
Gambar3.2-7Persentase banyaknya rumah tangga yang
menggunakan Akses Air BersihTahun 2018 dan 2019
Peningkatan layanan air bersih untuk penduduk perdesaan melalui
PDAM dan layanan air minum yang dikelola kelompok masyarakat
bergantung pada ketersediaan air baku dengan memperhatikan azas
keadilan dan daya beli.
Walaupun akses air minum sudah meningkat, masih terdapat
kesenjangan antar wilayah dan status sosial ekonomi. Secara kuantitas
2016 2017 2018 20192016 2017 2018
2019 74,41 81,12 83,89 86,41
657075808590
Pers
enta
sePersentase Kenaikan Akses Air Bersih
Sampai dengan 2019
9,24 9,28 4,50
76,98
0,0020,0040,0060,0080,00
100,00
Persentase Akses Air BersihBerdasarkan sumbernya 2019
Persentase AksesAir BersihBerdasarkansumbernya 2019
69Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
masih banyak rumahtangga yang belum mencapai akses minimal tetapi
banyak pula rumahtangga yang menggunakan air secara berlebihan.
Kualitas air minum masih banyak yang tidak memenuhi persyaratan
kesehatan.Walaupun akses air minum sudah meningkat, masih terdapat
kesenjangan antar wilayah dan status sosial ekonomi. Secara kuantitas
masih banyak rumahtangga yang belum mencapai akses minimal tetapi
banyak pula rumahtangga yang menggunakan air secara berlebihan.
Kualitas air minum masih banyak yang tidak memenuhi persyaratan
kesehatan.Ada alasan rumah tangga memilih untuk tidak mengolah air
minum dengan memilih sumber air yang dianggap aman seperti air minum
kemasan dan isi ulang. Kecenderungan ini meningkat sejalan dengan
tingginya status sosial ekonomi. Hal ini mengindikasikan adanya kendala
dalam peningkatan cakupan sumber air minum yang improved terutama air
PDAM. Kecenderungan ini bisa berdampak negatif terhadap upaya
peningkatan air minum perpipaan (PDAM). Padahal kualitas air minum
kemasan dan isi ulang juga masih banyak yang tidak memenuhi persyaratan
kesehatan. Kualitas air minum masih belum memadai dan diperberat oleh
tingginya sanitasi unimproved termasuk open defecation sebagai sumber
pencemaran Masih tingginya proporsi sanitasi yang buruk menghambat
peningkatan kualitas air minum sehingga penularan penyakit melalui air
(diare) masih cukup tinggi. Rumahtangga yang menggunakan air minum
unimproved cenderung menggunakan sarana sanitasi yang unimproved
Pengawasan kualitas air minum yang telah berjalan belum sepenuhnya
sesuai dengan Permenkes No, 736/2010 tentang Tatalaksana Pengawasan
Kualitas air Minum Data nasional tentang kualitas air minum yang tersedia
hanya kualitas menurut persepsi rumah tangga sedangkan kualitas
mikrobiologi dan kimia hanya berasal dari uji petik yang dilakukan
puskesmas dan banyak yang belum memenuhi syarat Permenkes No.
492/2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum.
70Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Ada alasan rumah tangga memilih untuk tidak mengolah air minum
dengan memilih sumber air yang dianggap aman seperti air minum kemasan
dan isi ulang. Kecenderungan ini meningkat sejalan dengan tingginya status
sosial ekonomi. Hal ini mengindikasikan adanya kendala dalam peningkatan
cakupan sumber air bersih yang improved terutama air PDAM.
Kecenderungan ini salah satunya dapat dilihat pada gambar 4.dimana
tingginya persentase akses air bersih melalui bukan jaringan perpipaan yaitu
memenuhi hampir 76,98 % kebutuhan penduduk di Kabupaten Belitung
Timur.
Gambar 3.2-8Persentase Penduduk dengan Akses Berkelanjutan Terhadap Air Minum
Berkualitas(Layak) Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2018
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bangka Belitung Tahun 2018.
Pada tahun 2018, target indikator Penduduk dengan Akses
Berkelanjutan terhadap Air Minum Berkualitas (Layak) sebesar 91%.
Sedangkan realisasi indikator tersebut pada tahun 2018 sebesar 83,6%. Itu
berarti realisasi indikator tersebut pada tahun 2017 belum mencapai target
indikator. Pada tahun 2018, terdapat 4 Kabupaten yang realisasinya masih di
bawah target indikator serta rata-rata Provinsi yaitu Kabupaten Bangka
Selatan, Bangka Tengah, Belitung dan Belitung Timur serta terdapat 3
Kabupaten/ Kota yang realisasinya sudah mencapai target indikator serta telah
di atas rata-rata Provinsi yaitu Kabupaten Bangka Barat, Kota Pangkalpinang
71Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
dan Kabupaten Bangka. Realisasi tertinggi adalah Kota Pangkalpinang (96,69%)
terendah adalah Kabupaten Belitung Timur (76,77%).
Gambar 3.2-9Persentase Kualitas Air Minum Di Penyelenggara Air Minum yang Memenuhi Syarat
Kesehatan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung Tahun 2018
Sumber : Profil Kesehatan Provinsi Bangka Belitung Tahun 2018
Pada tahun 2018, target indikator Persentase Kualitas Air Minum di
Penyelenggara Air Minum yang Memenuhi Syarat Kesehatan sebesar 83,6%.
Sedangkan realisasi indikator tersebut pada tahun 2018 sebesar 52,63%. Itu
berarti realisasi indikator tersebut pada tahun 2018 belum mencapai target
indikator. Pada tahun 2018, terdapat 3 Kabupaten yang realisasinya masih di
bawah target indikator serta rata-rata Provinsi yaitu Kabupaten Belitung
Timur, Belitung dan Bangka terdapat 4 Kabupaten/ Kota yang realisasinya
sudah mencapai target indikator serta telah di atas rata-rata Provinsi yaitu
Kabupaten Bangka Tengah, Bangka Barat, Bangka Selatan dan Kota
Pangkalpinang. Realisasi tertinggi adalah Kabupaten Bangka Tegah (100%)
terendah adalah Kabupaten Belitung Timur (0%).Walaupun akses air minum
sudah meningkat, masih terdapat kesenjangan antar wilayah dan status sosial
ekonomi. Secara kuantitas masih banyak rumahtangga yang belum mencapai
akses minimal tetapi banyak pula rumahtangga yang menggunakan air secara
berlebihan. Kualitas air minum masih banyak yang tidak memenuhi
persyaratan kesehatan.
72Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
Tabel 3.2-13Akses Air Bersih Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019
No Kecamatan Jiwa KKSPAM IKK PDAM
SPAM
Pedesaan/Pamsimas
Bukan Jaringan
PerpipaanTotal
KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa KK Jiwa
1 KEC. MANGGAR 39.306
13.023922 2.814
1.4504.376 460 1.388
10.026 30.579 12.858 39.158
2 KEC. GANTUNG
27.984 9.235 831 2.518 230
697
5.039 15.270 6.100 18.485
3 KEC. DENDANG
10.567 3.468 255
777
2.280 6.946 2.535 7.723
4 KEC. KELAPA KAMPIT 18.909 6.443
1.081
3.173 310 910
4.995 14.660
6.386
18.742
5 KEC. DAMAR
12.986 4.423 9213.178
3801.116
2.120 6.225 3.421 10.519
6 KEC. SIMPANG
RENGGIANG
7.422 2.664 431 1.724
1.366
3.807 1.797
5.531
7 KEC. SIMPANG PESAK 8.424 2.801 679 2.316
2.015
6.061 2.694
8.377
JUMLAH 125.598 42.057 2.953 10.032 3.362 10.067 1.635 4.888 29.127 83.548 35.792 108.535
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
67
Gambar 3.2-10Akses Air Minum Indonesia 2018
Capaian akses air minum layak tahun 2018 di Indonesia adalah 87,75%,
sedangkan capaian kepemilikan akses perpipaan tahun 2018 adalah 20,14%
terhadap total penduduk. Artinya masih ada 12,25% atau 32,46 juta jiwa belum
memiliki akses air minum layak.
Akses Air Minum Penduduk Desa di Provinsi Ini Terendah Akses penduduk
untuk memperoleh air minum yang layak masih rendah. Hingga 2018, belum
ada provinsi yang memiliki akses sampai 100 persen. Di sisi lain, ketimpangan
antara perdesaan dan perkotaan juga masih tinggi. Badan Pusat Statistik (BPS)
mencatat, hanya 64,18 persen daerah perdesaan di Indonesia yang memiliki
akses terhadap air minum layak. Sementara di wilayah perkotaan telah
mencapai 81,55 persen.BPS juga menyebutkan, terdapat 17 provinsi yang
wilayah perdesaannya memiliki akses terhadap air minum layak di bawah rata-
rata nasional. Provinsi Bangka Belitung akses air minum Penduduk desa
sebesar 57,31 % pada tahun 2018.
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
68
c. Solusi
Kendala dalam upaya pencapaian indikator kinerja dan Pemecahan
masalahnya:
1. Peningkatan alokasi dana untuk penyediaan air bersih/minum setara
dengan jumlahpertambahan penduduk yang belum terlayani sampai tahun
2019.
2. Besarnya pendanaan untuk pencapaian 100% pelayanan air bersih/minum
mendorong pemerintah daerah untuk memprioritaskan program dan
anggaran untuk pembangunan layanan infrastruktur dasar tersebut.
3. Sulitnya pengolahan sumber air baku yang korosif membutuhkan teknologi
yang dapat memisahkan logam tersebut dengan air.
3. Persentase Panjang Jalan Kabupaten Dalam Kondisi Baik
a. Penjelasan
Menjelaskan definisi operasional indikator, rumus cara menghitung
indikator, dan penjelasan khusus lainnya yang diperlukan, misal: dasar
hukum, keterkaitan dengan agenda nasional atau kementerian, dan
provinsi.
Berdasarkan Jalan dengan kondisi pelayanan mantap adalah ruas-
ruas jalan dengan kondisi baik atau sedang sesuai umur rencana yang
diperhitungkan serta mengikuti suatu standar tertentu.
Persentase target panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik
ditentukan berdasarkan perbandingan panjang jalan kabupaten dalam
kondisi baik sedang dengan total jalan kabupaten, realisasi capaian kinerja
persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik pada tahun 2018
sebesar 70,10 %, terealisasi 81,27,83 % dari target yang ditetapkan pada
tahun 2018 sebesar 86,26%.Pada tahun 2019 realisasi capaian kinerja
persentase panjang jalan kabupaten dalam kondisi baik sebesar 77,91%,
terealisasi sebesar 62,33% atau 299,71 km (kondisi jalan baik dan
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
69
sedang)dari target yang ditetapkan pada tahun 2019 sebesar 80 % atau
384,70 km.
Cara Perhitungan Panjang Jalan Kabupaten dalam Kondisi Baik:ℎ 100Pemeliharaan Jalan merupakan kegiatan yang berkaitan dengan
perawatandan perbaikan jalan, yang diperlukan dan direncanakan
untukmempertahankan kondisi jalan agar tetap berfungsi secara optimal
melayanilalu lintas selama umur rencana jalan yang ditetapkan.Pekerjaan
pemeliharaan konstruksi jalan merupakan pekerjaan yang pentinguntuk
dilaksanakan karena konstruksi jalan merupakan investasi modal
yangbesar sehingga apabila pelaksanaannya diabaikan akan membutuhkan
biayarekonstruksi yang sangat mahal untuk bisa mempertahankan
performancestandard (perbaikan ke standar kondisi yang layak).Para
pengguna jalan menuntut agar jalan yang dilewatinya selalu
memberikenyamanan dan keselamatan. Namun demikian perkerasan jalan
akanmengalami penurunan kondisi seiring dengan berkurangnya umur
pelayanankarena perkerasan secara terus menerus mengalami tegangan
teganganakibat beban lalu lintas yang dapat mengakibatkan terjadinya
kerusakan minor pada perkerasan. Selain beban lalu lintas juga terdapat
pengaruh air, iklim,cuaca, kelembaban,dan lingkungan yang dapat
menurunkan kondisipelayanan jalan.Karena karakteristiknya yang selalu
mengalami penurunan kondisi, makauntuk memperlambat laju kecepatan
penurunan kondisi dan untukmempertahankan kondisi jalan pada tingkat
yang layak (performancestandard), maka jalan perlu dipelihara secara
terus menerus. Untuk mewujudkan pemeliharaan jalan yang hasilnya
dapat memenuhituntutan para pengguna jalan bukanlah pekerjaan yang
mudah karenadiperlukan deteksi dan perbaikan sedini mungkin terhadap
perkerasan gunamencegah kerusakan minor berkembang menjadi
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
70
kegagalan konstruksiperkerasan.Diharapkan dengan memahami filosofi
pemeliharaan jalan akan dapatmeningkatkan kinerja pelayanan jalan.
Agar tujuan pemeliharaan jalan dapat tercapai secara optimal
diperlukan Perencanaan Pemeliharaan Jalan. Hal ini sesuai
denganperaturan yang menjadi landasan hukumnya yang antara lain
adalahsebagai berikut: Undang- Undang Nomor 38 Tahun 2004 tentang
Jalan Pasal 30 mengamanatkan bahwa penyelenggara jalan wajib
memprioritaskanpemeliharaan, perawatan dan pemeriksaan jalan secara
berkalauntuk mempertahankan tingkat pelayanan jalan sesuai
denganstandar pelayanan minimal yang ditetapkan.Peraturan Pemerintah
Nomor 34 Tahun 2006 tentang Jalan,khususnya tentang Pengoperasian
dan Pemeliharaan.
Rencana penanganan pemeliharaan jalan sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 97 ayat (4) Peraturan Pemerintah Nomor 34 Tahun 2006
tentang Jalan, dimulai dengan penetapan ruas/segmen ruas
jalanberdasarkan kondisi jalan dengan kriteria penanganan pemeliharaan
rutin, pemeliharaan berkala,rehabillitasi, atau rekonstruksi.
Tabel 3.2-14Jalan dengan kondisi baik, sedang, rusak ringan, dan rusak berat didasarkan pada nilai RCI
(Road Condition Index)
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:13/PRT/M/2011 Tentang Tata CaraPemeliharaan dan penilikan Jalan
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
71
Tabel 3.2-15Penentuan Program Penanganan Pemeliharaan Jalan
Berpenutup Aspal/Beton Semen
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:13/PRT/M/2011 Tentang TataCara Pemeliharaan dan penilikan Jalan
Tabel 3.2-16Penentuan Program Penanganan Pemeliharaan Jalan
Tidak Berpenutup Aspal/Beton Semen
Sumber: Peraturan Menteri Pekerjaan Umum Nomor:13/PRT/M/2011 Tentang Tata CaraPemeliharaan dan penilikan Jalan
b. Analisis Kinerja
Mengutip dari rancangan awal RPJMN 2020-2025 bahwa jaringan
jalan sebagai moda utama angkutan penumpang dan logistik, dihadapkan
pada tantangan belum memadainya kualitas prasarana jalan serta masih
kurangnya ketersediaan jaringan jalan untuk mendukung pengembangan
wilayah. Total panjang jaringan jalan mencapai 582.200 km, yang terdiri dari
jalan nasional sepanjang 47.017 km, dan jalan daerah (provinsi dan
kabupaten/kota) sepanjang 481.183 km. Dari aspek kualitas, terdapat
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
72
ketimpangan antara jalan nasional dengan jalan daerah. Jalan nasional
memiliki proporsi 8 persen dari seluruh jaringan yang ada, dengan kondisi
mantap mencapai 94 persen, sementara jalan daerah yang memiliki
proporsi 92% dari seluruh jaringan jalan, baru mencapai kondisi mantap
sebesar 68,4% untuk provinsi, dan 57,7% untuk kabupaten/kota. Kualitas
jalan yang ada juga belum ditunjang sepenuhnya dengan penyediaan
kelengkapan jalan yang memadai, terutama drainase yang merupakan
kelengkapan penting dalam mencegah kerusakan jalan akibat genangan air.
Pada rancangan awal RPJMN 2020-2025 target untuk persentase kondisi
mantap jalan kabupaten/kota adalah 65% hal ini berarti untuk memenuhi
target nasional jalan dengan total panjang jalan kabupaten 480,88 maka
perlu 12,86 km jalan dalam kondisi baik. Kondisi ini bisa tercapai bila
pemeliharaan jalan dilakukan sesuai dengan kondisi jalan yang ada.Capaian
jalan kabupaten dalam kondisi baik dari tahun 2013 sampai dengan tahun
2019 dapat dilihat pada gambar berikut.
Gambar 3.2-11Kondisi Baik Jalan Kabupaten Tahun 2013-2019
Jalan adalah aset yang harus dikelola dan difungsikan secara optimal.
Pada kenyatannya, jaringan jalan cenderung mengalami penurunan kondisi
yang diindikasikan dengan terjadinya kerusakan pada jalan. Maka untuk
memperlambat laju penurunan kondisi dan mempertahankan kondisi jalan
pada tingkat yang layak, perlu dilakukan program pemeliharaan dengan baik
77,22 78,03 79,80 80,64 78,1070,10
62,33 65,00
0,00
20,00
40,00
60,00
80,00
100,00
2013 2015 2017 2019
Kondisi Baik Jalan Kabupaten (%)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
73
agar jalan tersebut dapat berfungsi sesuai dengan yang direncanakan.
Program pemeliharaan jalan harus terus dilakukan oleh pemerintah daerah.
Dengan banyaknya kendala dan permasalahan, seperti keterbatasan dana
menjadi kendala untuk pemeliharaan jaringan jalan, menyebabkan belum
bisa terpenuhinya seluruh kebutuhan pemeliharaan rutin jaringan jalan.
Dengan mempertimbangkan hal tersebut maka perlu penentuan urutan
yang dapat digunakan sebagai suatu acuan dalam penyusunan program
pemeliharaan jaringan jalan. Penentuan urutan prioritas pemeliharaan
jaringan jalan tersebut harus melihat dari berbagai kriteria sehingga
menghasilkan hasil yang akurat dan tepat.
c. Solusi
Meningkatkan frekuensi pemeliharaan dengan interval penanganan
setiap satu tahun melalui kegiatan pemeliharaan rutin jalan yang di
rencanakan secara rutin dan yang tidak direncanakan tergantung pada
kejadian kerusakan. Jenis kegiatan dalam pekerjaan ini antara lain dapat
berupa penambahan lapis permukaan, pemotongan rumput dan
pembersihan drainase jalan dengan melibatkan peran serta masyarakat agar
kondisi jalan terjaga secara kualitas maupun kemantapannya.
4. Jumlah Lintas Pelayanan Angkutan
a. Penjelasan
Indikator ini tidak diperjanjikan pada tahun 2018 dan baru dilaksanakan
pada RPJMD Perubahan dengan target 5 trayek. Jumlah lintas pelayanan
angkutan merupakan jumlah pelayanan transportasi baik darat maupun laut
yang beroperasi di wilayah Kabupaten Belitung Timur yang dihitung
berdasarkan jumlah trayek, rute dan lintasan pada transportasi laut. Pada
tahun 2019, pelayanan angkutan yang dikelola Dinas Perhubungan hanya
melayani transportasi darat, sedangkan transportasi laut terakhir
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
74
beroperasi pada tahun 2013 dikarenakan terjadinya pendangkalan di Alur
Sungai Manggar.
Jumlah lintasan pelayanan angkutan darat merupakan jumlah
lintasan kendaraan umum atau rute untuk pelayanan jasa angkutan orang
dengan mobil bus yang mempunyai asal dan tujuan perjalanan tetap,
lintasan tetap dan jadwal tetap maupun tidak berjadwal. Jasa Angkutan
yang melayani wilayah Kabupaten Belitung Timur dibagi menjadi 2 (dua)
jenis angkutan yaitu angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) dan
angkutan pedesaan (Angdes).
Angkutan antar kota dalam provinsi (AKDP) yang melalui wilayah
Kabupaten Belitung Timur terdiri dari:
1. Trayek Perintis Tanjung Pandan – Buding - Kampit – Terminal Manggar
2. Trayek Tanjung Pandan – Cendil - Kelapa Kampit
3. Trayek Bandara Manggar – Bandara (Tanjung Pandan)
Angkutan pedesaan (Angdes) terdiri dari:
1. Trayek Gantung – Manggar
2. Trayek Damar – Manggar
3. Trayek Renggiang – Terminal Manggar
4. Trayek Bus Sekolah kecamatan Kelapa Kampit
5. Trayek Bus Sekolah Kecamatan Dendang
b. Analisis Kinerja
Jumlah lintasan pelayanan angkutan yang dikelola oleh Dinas
Perhubungan sampai dengan tahun 2019 berjumlah 8 (delapan) trayek atau
sebesar 160% dari target yang ditetapkan. Mengalami kenaikan dari tahun
sebelumnya yang hanya berjumlah 6 (enam) trayek. Keberhasilan
Penambahan trayek/rute/lintasan pada tahun 2019 dikarenakan adanya
bantuan bus sekolah sebanyak 2 (dua) unit dari Kementerian Perhubungan
dan Dinas Perhubungan Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang melayani
wilayah kecamatan Kelapa Kampit dan kecamatan Dendang. Selain itu,
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
75
optimalisasi penggunaan anggaran pada tahun 2019 untuk mendukung
pencapaian kinerja berupa pemberian subsidi bus sekolah, pemeliharaan
prasarana dan fasilitas terminal atau pelabuhan ataupun pembangunan
halte seperti yang tertuang dalam Dokumen Pelaksanaan Anggaran (DPA)
Dinas Perhubungan merupakan salah satu langkah kongkret pemerintah
daerah untuk memudahkan masyarakat dalam mendapatkan layanan
transportasi umum.
Pelaksanaan kegiatan forum Lalu Lintas Angkutan Jalan (LLAJ) yang
dilaksanakan oleh DInas Perhubungan dengan capaian kinerja 75%, juga
turut memberikan kontribusi dalam pencapaian kinerja. Forum yang
melibatkan para pemangku kepentingan, seperti Pimpinan Daerah, Instansi
Vertikal, Pihak Sekolah, Organda serta Instansi terkait lainnya telah berhasil
mencapai kesepakatan untuk memberikan bantuan pengurusan Koperasi
bagi para pengusaha angkutan dan sebagai upaya pengoptimalan sumber
daya yang ada.
Hal ini tentu saja akan memudahkan para pengusaha angkutan untuk
pengurusan izin trayek sepeti yang diamanatkan pada Peraturan
Pemerintah Nomor 74 Tahun 2014 pasal 79 Tentang Angkutan Jalan bahwa
Perusahaan Angkutan Umum harus berbentuk Badan Hukum Indonesia
sesuai dengan ketentuan Peraturan Perundang-Undangan.
Walaupun target tercapai, ada beberapa kendala yang dihadapi oleh
Dinas Perhubungan yaitu belum adanya penambahan trayek terutama di
daerah – daerah terpencil, kurangnya bus sekolah untuk 5 (lima) kecamatan
lainnya, dan belum adanya lintasan transportasi laut untuk menjangkau
pulau – pulau kecil yang ada di wilayah Kabupaten Belitung Timur dan
lintasan skala nasional yang kembali beroperasi setelah terakhir beroperasi
pada tahun 2013. Saat ini, beberapa pulau – pulau kecil berpenduduk seperti
pulau Buku Limau, Pulau Long, Pulau Sekunyit, Pulau Batun hanya
menggunakan kapal kecil milik pribadi sebagai sarana transportasi dan
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
76
belum memiliki sarana yang memadai yang disediakan oleh Pemerintah
Daerah.
b. Solusi
Pemerintah Kabupaten Belitung Timur melalui Dinas Perhubungan
terus mengupayakan pemenuhan transportasi umum bagi masyarakat
dengan melibatkan Pemerintah Pusat, Pemerintah Provinsi, BUMN ataupun
pihak swasta guna ketersediaan angkutan baik darat maupun laut. Upaya
tersebut berupa permohonan bantuan bus sekolah untuk tiap – tiap
kecamatan, melakukan kerjasama dengan PERUM DAMRI untuk
transportasi antar moda dan membantu para pengusaha angkutan umum
dalam hal perijinan serta permohonan bantuan bus air untuk memenuhi
kebutuhan transportasi laut.
Selain itu pembangunan prasarana dan fasilitas perhubungan yang
memadai juga terus ditingkatkan melalui program dan kegiatan yang telah
tertuang dalam RENSTRA Dinas Perhubungan. Usulan pembangunan
pelabuhan juga telah disampaikan melalui Kemernterian Perhubungan
untuk membuka akses pelayaran ke daerah lainnya seperti Pulau Jawa dan
Pulau Kalimantan.
Apabila dilihat dari realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai
dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam
RPJMD adalah sebagai berikut :
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
77
Tabel 3.2-17Realisasi Akumulasi Tahun 2019 dibandingkan Target Akhir RPJMD Tahun 2021
Sasaran 2.1.1: Pemenuhan Kebutuhan Dasar
No Indikator Sasaran SatuanRealisasi
Akumulasi s/dTahun 2019
Rencana Sesuaidengan TargetRPJMD Tahun
2021
PersentaseCapaian
Kinerja (%)
1 Persentase akses sanitasimasyarakat (%) % 74,61 100 74,61
2 Luas kawasan kumuh Hektar 26,88 0 9,373 Rasio rumah layak huni % 76,92 61 126,104 Akses air bersih masyarakat
(%) % 86,41 100 86,41
5 Persentase panjang jalankabupaten dalam kondisibaik (%)
% 62,33 80 77,91
6 Jumlah lintas pelayananangkutan trayek 8 7 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Persentase akses sanitasi masyarakat dalam pelayanan persampahan dan air
limbah mencapai angka lebih kurang 74,61% atau kurang dari 25,39 % untuk
mencapai target 100 % RPJMD 2021.
2. Pada indikator Pengurangan Kawasan Kumuh belum mencapai target kinerja
yang diharapkan, sehingga diperlukan upaya dan inovasi lebih agar indikator
Pengurangan Kawasan Kumuh dapat dituntaskan pada tahun 2021
3. Pada indikator Rasio Rumah Layak Huni telah melebihi target kinerja yang
diharapkan sehingga perlu penyesuaian kembali terhadap target RPJMD.
4. Persentase akses air bersih masyarakat mencapai 86,41% atau kurang dari
13,59 % untuk mencapai target 100 % RPJMD 2021.
5. Realisasi akumulasi capaian sasaran pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat
dengan indicator jumlah lintas pelayanan angkutan terealisasi 8 (delapan)
trayek atau sebesar 100% dari target RPJMD Tahun 2021 yang telah ditetapkan
dengan kategori Memuaskan.
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
78
Program dan kegiatan yang menunjang Sasaran 2.1.1: Pemenuhan Kebutuhan Dasar
adalah:
1. Program Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan, dengan kegiatan:
- Pembangunan/Peningkatan Jalan Kabupaten Dalam Kec. Manggar
- Pembangunan/Peningkatan Jalan Kabupaten Dalam Kec. Kelapa Kampit
- Pembangunan/Peningkatan Jalan Kabupaten Dalam Kec. Dendang
- Pembangunan/Peningkatan Jalan Kabupaten Dalam Kec. Gantung
- Pembangunan/Peningkatan Jalan Kabupaten Dalam Kec. Simpang
Renggiang
- Pembangunan/Peningkatan Jembatan
- Pemeliharaan Rutin Jalan dan Jembatan
2. Program Peningkatan Sarana dan Prasarana Kebinamargaan, dengan kegiatan:
- Rehabilitasi/Pemeliharaan Peralatan dan Perlengkapan Bengkel Alat-Alat
Berat
- Perencanaan Jalan dan Jembatan
- Penyelenggaraan Pendataan dan Survey
3. Program Pengembangan dan Pengelolaan Jaringan Irigasi,Rawa dan Jaringan
Pengairan Lainnya, dengan kegiatan:
- Perencanaan Pembangunan Jaringan Air Bersih/Air Minum
- Pembangunan Jaringan Air Bersih/Air Minum
- Rehabilitasi/Pemeliharaan Jaringan Air Bersih/Air Minum
- Rehabilitasi/Pemeliharaan Reservoir
4. Program Penyediaan dan Pengolahan Air Baku, dengan kegiatan:
- Pembangunan/Peningkatan Sarana dan Prasarana SPAM
5. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Air Minum dan Air Limbah,
dengan kegiatan:
- Penyediaan Sarana dan Prasrana Air Limbah
- Pengembangan Sistem Distribusi Air Minum
- Rehabilitasi/Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air Minum
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
79
- Pembangunan/Peningkatan Sarana dan Prasarana Sanitasi Lingkungan
Berbasis Masyarakat
- Penyediaan Sarana Prasarana Pengolahan Air Minum
- Sosialisasi Air Minum Kepada Masyarakat Tentang Pengelolaan Air Minum
- Pengujian Mutu Air
- Rehabilitasi/Pemeliharaan Sarana dan Prasarana Air Minum SPAM IKK
- Pembangunan/Peningkatan Sarana dan Prasarana Air Bersih Perdesaan
6. Program Pengembangan Perumahan dengan kegiatan:
- Penyusunan Norma, Standar, Pedoman dan Manual (NSPM)
- Koordinasi Penyelenggaraan Pengembangan Perumahan
- Sosialisasi Peraturan Perundang-undangan di Bidang Perumahan
- Pembangunan Sarana dan Prasarana Rumah Sederhana Sehat
- Pembangunan Sarana dan Prasarana Perumahan
- Perencanaan Kawasan Permukiman
- Pemeliharaan dan Peningkatan PSU Perumahan
- Penataan Kawasan Permukiman
7. Program Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
- Koordinasi Dalam Pembangunan Prasarana dan Fasilitas Perhubungan
- Peningkatan Pengelolaan Terminal Angkutan, Sungai, Danau dan
Penyeberangan
8. Program Rehabilitasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Fasilitas LLAJ
- Rehabilitasi/Pemeliharaan Terminal/Pelabuhan
9. Program Pembangunan Sarana dan Prasarana Perhubungan
- Pembangunan Fasilitas Penunjang Angkutan/Jalan
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
80
Tabel 3.2-18Capaian Sasaran 2.2.1. Pembangunan Infrastruktur Kawasan Strategis
No Indikator Satuan
Tahun 2018 Tahun 2019
Target Realisasi
CapaianKinerjaTahun
2018 (%)
Target Realisasi
CapaianKinerjaTahun
2019 (%)
1 Persentasekawasan strategisdaerah denganinfrastruktur baik
% 16 16 100 16 16 100
Adapun penjelasan mengenai indikator yang mewakili pencapaian kinerja
sasaran tersebut, sebagai berikut:
1. Persentase kawasan strategis daerah dengan infrastruktur baik
a. Penjelasan
Berdasarkan Permendagri Nomor 32 Tahun 2018, luas Kabupaten
Belitung Timur berubah menjadi 260.308,76 hektar. Pasal 3 ayat (1)
Perda No. 13 Tahun 2014 tentang RTRW Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2014-2034 menyebutkan luas darata seluas 250.690 hektar.
Dari hal tersebut, terlihat adanya dinamika pembangunan yang akan
mempengaruhi Perda RTRW tentang RTRW Kabupaten Belitung Timur
Tahun 2014-2034.
Penetapan pembangunan sektor unggulan di Kabupaten Belitung
Timur sudah tertuang pada peraturan Peraturan Daerah Nomor 13
Tahun 2013 tentang Rencana Tata Ruang Wilayah Kabupaten Belitung
Timur Tahun 2014 – 2034, kawasan strategis di Kabupaten Belitung
Timur diantaranya adalah Kawasan strategis berdasarkan kepentingan
ekonomi yaitu :
Analisis Pencapaian Sasaran 2.2.1.Pembangunan Infrastruktur Kawasan Strategis
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
81
1. Kawasan Industri Air Kelik(KIAK)
2. Pelabuhan ASDP Manggar - Ketapang
3. Pelabuhan Dendang
4. Kawasan Kota Terpadu Mandiri
5. Pelabuhan Terpadu Teluk Asam
6. Pelabuhan Perikanan Pantai Manggar
7. Kawasan Wisata Terpadu sepanjang Pantai Nyiur Melambai -
Kuala Tambak - Burung Mandi
8. Kawasan Pengembangan Hatchery perikanan laut dan wisata
bahari di Kecamatan Manggar
9. Kawasan Pengembangan Energi PLTU Kecamatan Damar
10. Kawasan Marina Bandoeng River
11. Kawasan Wisata Pantai Punai dan
12. Kawasan Minapolitan
Dari ke dua belas kawasan strategis berdasarkan kepentingan
ekonomi tersebut kawasan Pelabuhan ASDP Manggar-Ketapang,
Kawasan Kota Terpadu Mandiri, Pelabuhan Perikanan Pantai Manggar,
Kawasan Pengembangan Energi PLTU Kec.Damar, Kawasan Wisata
pantai punai dan kawasan wisata terpadu sepanjang pantai Nyiur
Melambai - Kuala Tambak dan Burung Mandi memiliki infrastruktur
jalan atau aksesibilitas yang baik.
Namun untuk infrastruktur penunjang dari ke enam kawasan
tersebut di atas baru kawasan wisata pantai punai dan Kawasan
Wisata Terpadu sepanjang Pantai Nyiur Melambai - Kuala Tambak -
Burung Mandi yang memiliki infrastruktur penunjang yang memadai.
Guna mendukung keberhasilan pengembangan di kawasan
strategis ini, dibutuhkan pula aspek-aspek pendukung dalam rantai
nilai (“The value chain” dari Porter, 2008:310), diantaranya adalah
ketersediaan infrastruktur yang kondusif. Infrastruktur yang dimaksud
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
82
tidak hanya infrastruktur fisik, termasuk juga infrastruktur non fisik
(soft infrastructure), seperti kebijakan pemerintah daerah hingga
pemerintah desa, kepastian hukum, perizinan, dan lainnya.
b. Analisis Peningkatan Kinerja
Indikator yang digunakan untuk Persentase Infrastruktur
Kawasan Stategis Daerah dengan infrastruktur baik adalah melihat
infrastruktur fisik seperti perkembangan kawasan, konektivitas dan
aksesibilitas jalan, Infrastruktur penunjang serta infrastruktur non fisik
seperti dinamika kebijakan yang ada.
Ada beberapa kawasan strategis yang sampai dengan sat ini
belum ada perkembangannya seperti kawasan industri Aik Kelik,
Kawasan Strategis yang sedang akan dimulai rencana
pembangunannya seperti Pelabuhan Dendang, dan kawasan strategis
yang sudah berkembang seperti kawasan strategis pariwisata.
Tingkat ketersediaan jalan (KtJ) merupakan perbandingan
antara panjang jalan dengan luas wilayah. Tingkat ketersediaan jalan
dalam standar pelayanan minimal bidang jalan disebut dengan indeks
aksesibilitasnya (Kepmenkimpraswil No. 534/KPTS/M/2001).
Aksesibilitas adalah suatu ukuran kemudahan bagi pengguna jalan
untuk mencapai suatu pusat kegiatan (PK) atau simpul-simpul kegiatan
di dalam wilayah yang dilayani jalan. Dievaluasi dari keterhubungan
antar pusat kegiatan oleh jalan dalam wilayah yang dilayani jalan dan
diperhitungkan nilainya terhadap luas wilayah yang dilayani.
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
83
Tabel 3.2-19Tabel Ketersediaan Jalan
Tabel 3.2-20Tingkat Ketersediaan Jalan Kabupaten Di Kab.Belitung Timur
Kecamatan PanjangRuas (Km)
Luas Wilayah(km²)
Nilai KtJ(Indeks
Aksesibilitas)Manggar 122,39 229 0,53Gantung 113,9 546,3 0,21Kelapa Kampit 105,61 498,51 0,21Damar 23,2 236,9 0,10Simpang Pesak 66,61 243,3 0,27Dendang 40,27 362,2 0,11SimpangRenggiang 8,9 390,7 0,02
480,88 2.506,91
Tabel 3.2-21Tingkat Ketersediaan Jalan /Tingkat Aksesibilitas Provinsi Bangka Belitung
Provinsi
Panjang Jalan(Km)Tahun 2016 Luasaerah(km²)
IndeksAksesibilitas
KategoriNegara Provinsi Kabupaten
TotalPanjang
JalanBangkaBelitung 600 899 4.026 5.525 16.424,06 0,34 Rendah
Sumber : Perencanaan Pengembangan Infrastruktur Dalam Konteks Pengembangan WilayahStrategis (Kementerian PUPR dan Pengembangan SDM PUSDIKLAT Jalan, Perumahan,Permukiman, dan Pengembangan Infrastruktur Wiayah, Bandung 2017)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
84
Berdasarkan dinamika kebijakan yang ada baik kebijakan nasional maupun
kebijakan daerah dapat dilihat pada penjelasan berikut ini.
1. lampiran Keputusan Menteri Perhubungan Nomor KP 432 Tahun 2017 tentang
Rencana Induk Pelabuhan Nasional, penetapan pelabuhan saat ini dan rencana
di Kabupaten Belitung Timur disajikan pada tabel berikut.
Tabel 3.2-22Penetapan Pelabuhan di Kabupaten Belitung Timur
NO PELABUHAN HIERARKIA Lokasi Pelabuhan Laut
yang digunakan untukmelayani angkutan laut
2017 2022 2027 2037
1. Mangggar PL PL PL PLB Rencana Lokasi
Pelabuhan1. Dendang PL PL PL PL2. Pulau Batu PL PL PL PL3. Pulau Buku Limau PL PL PL PL4. Pulau Ketapang PL PL PL PL5. Pulau Long PL PL PL PL6. Pulau Sekunyit PL PL PL PL7. Teluk Asam PL PL PL PL
Sumber: Kepmenhub Rencana Induk Pelabuhan Nasional, Tahun 2017
2. Keputusan Menteri Kelautan dan Perikanan Nomor 6/KEPMEN-KP/2018 tentang
Rencana Induk Pelabuhan Perikanan Nasional menetapkan pelabuhan perikanan
di Kabupaten Belitung Timur yang merupakan pelabuhan Perikanan yang
melayani kapal perikanan yang melakukan kegiatan perikanan di wilayah laut
terdiri atas:
1) Pelabuhan Perikanan Gantung
2) Pelabuhan Perikanan Manggar
3. Peraturan Daerah Kabupaten Belitung Timur Nomor 9 Tahun 2018 tentang
Rencana Pengembangan dan Pengelolaan Perikanan Tahun 2018-2025
menetapkan rencana pembangunan perikanan terdiri atas rencana
perikanan tangkap, perikanan budi daya, dan pengolahan hasil perikanan.
Lokasi kawasan perikanan tangkap berada di PPI Tanjung Pering Desa
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
85
Mayang, PPI Baru Kecamatan Manggar, PPI Pabrik Es Kec Kecamatan
Dendang, dan PPI Desa Lenggang .
Sedangkan untuk Pelabuhan Perikanan Pantai Manggar, kewenangannya
oleh Pemerintahan Kabupaten Belitung Timur telah diserahkan kepada
Pemerintah berdasarkan berita acara serah terima Nomor:824 /03/I dan
Nomor:07/BA/I/2016 terkait salah satunya dengan sub urusan Pengelolaan
Kelautan dan Perikanan.
4. Peraturan Daerah Nomor 4 Tahun 2016 tentang Rencana Induk
Pembangungan Kepariwisataan Kabupaten Belitung Timur Tahun 2016-
2025 menyebutkan visi pembangunan kepariwisataan daerah adalah
“kepariwisataan Belitung Timur berbasis sejarah timah, budaya, dan bahari
yang berkelanjutan dan berdaya saing dunia sebagai penggerak
perekonomian lokal.”
Berdasarkan contoh dari dinamika kebijakan di atas, hal ini berkaitan
dengan Rencana tata Ruang Wilayah Kabupaten Belitung Timur Tahun 2014-
2034 untuk beberapa kawasan mengalami perubahan sebagian materi/pasal,
karena akan terdapat perubahan/ penambahan kawasan.
c. Solusi
Kendala dalam upaya pencapaian indikator kinerja dan Pemecahan
masalah Keberhasilan pembangunan infrastruktur di kawasan strategis
adalah :
1. RTRW Kabupaten Belitung Timur dalam menetapkan kawasan industri Air
Kelik, karena sampai saat ini belum ada perkembangan.
2. Pembangunan infrastruktur selama ini cenderung berjalan secara parsial
antar sektor, belum dipayungi oleh strategi pengembangan wilayah yang
jelas, sehingga dalam pelaksanaannya cenderung tidak fokus pada satu
wilayah pengembangan yang diprioritaskan.
3. Sinergi pembangunan infrastruktur belum optimal terkait dengan
batasan kewenangan pusat dan daerah.
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
86
4. Penataan Ruang dan Pemanfaatan Ruang yang ditunjukkan antara lain
oleh status lokasi masih kawasan hutan lindung.
Percepatan pembangunan kawasan strategis dilakukan dengan strategi
sebagai berikut:
1. Pengembangan potensi ekonomi wilayah kabupaten Belitung Timur
2. Percepatan penguatan konektivitas antara pusat-pusat pertumbuhan
ekonomi Dengan kawasan penyangga sekitarnya, meliputi :
a. pengembangan dan pembangunan pelabuhan.
b. Peningkatan kapasitas jalan
c. Pembangunan akses jalan ruas jalan kawasan industri menuju pusat
pendistribusian logistik (Pelabuhan) dan menuju pusat-pusat
kegiatan terdekat.
d. Pembangunan ruas jalan penghubung kawasan strategis.
3. Penetapan Perda RDTR wilayah perkotaan Gantung untuk mewujudkan
Kecamatan Gantung sebagai kota terpadu mandiri
Apabila dilihat dari realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengantahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD adalahsebagai berikut:
Tabel 3.2-23Realisasi Akumulasi Tahun 2019 dibandingkan Target Akhir RPJMD Tahun 2021
Sasaran 2.2.1: Pembangunan Infrastruktur Kawasan Strategis
No Indikator Sasaran SatuanRealisasi
Akumulasi s/dTahun 2019
Rencana Sesuaidengan TargetRPJMD Tahun
2021
PersentaseCapaian
Kinerja (%)
1 Persentase kawasanstrategis daerahdengan infrastrukturbaik (%)
% 16 33,3 48,05
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa:
1. Persentase Persentase kawasan strategis daerah dengan infrastruktur baik
terdiri dari dua kawasan strategis dari 12 kawasan strategis yang ada.
2. Untuk mencapai target 33,3 % pada akhir RPJMD 2021 maka pembangunan
infrastruktur ditujukan pada 2 kawasan strategis daerah yang belum memiliki
sarana dan prasarana infrastruktur yang baik
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
87
Program dan kegiatan yang menunjang Sasaran 2.2.1: Pembangunan
Infrastruktur Kawasan Strategis adalah:
1. Program Pembangunan/Peningkatan Jalan dan Jembatan
− Pembangunan/Peningkatan Jalan Kabupaten Dalam Kec. Simpang Pesak
2. Program Pengembangan Wilayah Strategis dan Cepat Tumbuh
− Perencanaan Pengembangan Infrastruktur
3. Program Perencanaan Tata Ruang
− Penyusunan Rencana Detail Tata Ruang Kawasan
− Survey dan Pemetaan
− Asistensi dan Sinkronisasi Rencana Tata Ruang
− Monitoring, Evaluasi dan Pelaporan Rencana Tata Ruang
4. Program Pemanfaatan Tata Ruang
− Penyusunan Kebijakan Perizinan Pemanfaatan Ruang
5. Program Pengembangan Tata Ruang Wilayah
− Penyusunan Rencana Tata Bangunan Lahan (RTBL)
Tabel 3.2-24Capaian Sasaran 2.2.2. Meningkatnya kualitas lingkungan hidup
No Indikator Satuan
Tahun 2018 Tahun 2019
Target Realisasi
CapaianKinerjaTahun
2018 (%)
Target Realisasi
CapaianKinerjaTahun
2019 (%)
1 Indeks KualitasLingkunganHidup
% 64,225 67,399 100 64,45 68,87 100
Analisis Pencapaian Sasaran 2.2.2.Meningkatnya kualitas lingkungan hidup
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
88
Adapun penjelasan mengenai indikator yang mewakili pencapaian kinerja
sasaran tersebut, sebagai berikut:
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup
a. Penjelasan
Pesatnya pertumbuhan industri, perekonomian dan peningkatan jumlah
populasi penduduk tentunya akan memberikan dampak terhadap perubahan
kondisi lingkungan. Permasalahan lingkungan pada dasarnya terjadi akibat
adanya ketidakseimbangan antara organisme hidup dengan unsur-unsur tidak
hidup dalam suatu lingkungan ekosistem. Sebagai bagian yang penting dari
kehidupan manusia, ekosistem lingkungan memiliki kadar kualitas tersendiri
yang memungkinkan bagi manusia untuk terus hidup didalamnya dengan
kualitas hidup yang baik. Atas dasar hal tersebut, perlu adanya korelasi
simbiosis mutualisme antara manusia dengan ekosistem lingkungan sekitarnya
dimana akan berpengaruh terhadap kualitas hidup manusia itu sendiri.
Kabupaten Belitung Timur salah satu kabupaten yang terletak di Provinsi
Bangka Belitung memiliki karakteristik lingkungan yang berbeda dengan
kabupaten di provinsi lainnya yaitu memiliki potensi sumber daya alam yang
berlimpah sebagai salah satu daerah penghasil timah terbesar di Indonesia.
Kegiatan penambangan timah yang telah menjadi aktivitas keseharian bagi
masyarakat baik di Provinsi Bangka Belitung maupun di Kabupaten Belitung
Timur sendiri untuk memenuhi segala kebutuhan hidup masyarakat. Disisi lain,
kegiatan pertambangan timah ini menghasilkan permasalahan lingkungan
sebagai dampak negatif dari kegiatan. Salah satu dampak negatif yang
dihasilkan diantaranya perubahan bentang alam, penurunan keanekaragaman
hayati, pencemaran air dan sedimentasi.
Sehubungan dengan permasalahan lingkungan yang terjadi di Kabupaten
Belitung Timur dan berlandaskan pada undang-undang No. 32 Tahun 2009
tentang perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup maka diperlukan
indikator yang dapat dijadikan sebagai gambaran mengenai kualitas lingkungan
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
89
hidup dengan menggunakan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup atau IKLH sesuai
dengan pedoman yang diberikan oleh Kementrian Lingkungan Hidup yang
mewakili tiga indikator utama sebagai penentuan kodisi lingkungan hidup
dalam periode tertentu yang dapat dijadikan sebuah referensi yang berfungsi
sebagai sarana pengambilan kebijakan dalan pemanfaatan sumber daya alam.
Indikator Indeks Kualitas Air , Indeks Kualitas Udara dan Indeks Kualitas Tutupan
Hutan/Lahan merupakan nilai parameter kunci yang digunakan untuk
Penghitungan IKLH Kabupaten dilakukan dengan menggunakan persamaan
sebagai berikut :
IKLH Kabupaten = (IKA x 30%) + (IKU x 30%) + (ITH x 40%)
PERHITUNGAN RUMUS INDIKATOR (IKA, IKU dan IKTL) :
Setelah mendapatkan nilai dari masing-masing parameter kunci
penyusun IKLH, selanjutnya dilakukan pembobotan setiap parameter untuk
menghasilkan nilai Indeks Kualitas Lingkungan Hidup. Tabel berikut ini
merupakan hasil penghitungan IKLH Kabupaten Belitung Timur pada Tahun
2019 dengan menggunakan parameter data Tahun 2018.
Tabel 3.2-25Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kabupaten Belitung Timur tahun 2019
No Indikator Nilai Bobot Hasil
1 Indeks Kualitas Air 54,50 30% 16,35
2 Indeks Kualitas Udara 97,48 30% 29,244
3 Indeks Kualitas Tutupan Hutan/Lahan 58,20 40% 23,28
IKLH Kabupaten Belitung Timur 68,870
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
90
Sebagai perbandingan, ditunjukkan pada tabel berikut nilai IKLH Belitung Timur
Tahun 2018 dengan menggunakan paramater data Tahun 2017.
Tabel 3.2-26Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kabupaten Belitung Timur Tahun 2018
No Indikator Nilai Bobot Hasil
1 Indeks Kualitas Air 49,17 30% 14,751
2 Indeks Kualitas Udara 97,48 30% 29,244
3 Indeks Kualitas Tutupan Hutan/Lahan 58,51 40% 23,404
IKLH Kabupaten Belitung Timur 67,399
b. Analisis Kinerja
Dari uraian diatas beberapa hal yang dapat dijadikan kesimpulan terkait
upaya peningkatan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kabupaten Belitung Timur
adalah sebagai berikut :
Indeks kualitas lingkungan Hidup Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2019
mengalami peningkatan sebesar 1,47 dibandingkan tahun 2018. Setelah
didapatkan nilai IKLH, kemudian diklasifikasikan berdasarkan rentang nilai IKLH
seperti ditunjukkan pada tabel di bawah ini.
Tabel 3.2-27Rentang Nilai IKLH
Kategori IKLH Nilai
Unggul x > 90Sangat Baik 82 < x ≤ 90
Baik 74 < x ≤ 82Cukup 66 ≤ x ≤ 74Kurang 58 ≤ x < 66
Sangat Kurang 50 ≤ x< 58Waspada x < 50
Indeks Kualitas Lingkungan Hidup Kabupaten Belitung Timur tahun 2019
adalah sebesar 68,870 dapat dikategorikan dalam status “cukup”. Nilai IKLH
Kabupaten Belitung Timur lebih tinggi dibanding nilai IKLH Provinsi Bangka
Belitung sebesar 63,99. Dalam hal ini dapat dikatakan bahwa kondisi lingkungan
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
91
Kabupaten Belitung Timur perlu mendapatkan perhatian khusus dan
peningkatan pengelolaan lingkungan terutama terkait dengan kualitas air dan
kualitas tutupan lahan.
Berikut beberapa upaya yang telah dilakukan Dinas Lingkungan Hidup untuk
meningkatkan Indeks Kualitas Lingkungan Hidup :
1) Melakukan upaya rehabilitasi dan revegetasi untuk mengurangi lahan-
lahan kritis
2) Melakukan pemantauan serta pengawasan ke perusahaan-perusahaan
secara periodik dalam rangka untuk menekan potensi terjadinya
pencemaran dan kerusakan lingkungan.
c. Solusi
1. Kegiatan pertambangan timah menjadi salah satu sumber pencemaran
lingkungan khususnya untuk kualitas air dan tutupan lahan, untuk
mengurangi dampak negatif terhadap lingkungan diperlukan beberapa
tindakan preventif terhadap kegiatan yg memicu pencemaran antara lain :
Harmonisasi dan sinkronisasi kebijakan lintas sektoral dalam berbagai
tingkatan pemerintahan baik provinsi maupun kabupaten.
Melakukan pemulihan kondisi ekosistem kawasan hutan konservasi
yang telah rusak melalui rehabilitasi hutan dan melakukan dan
pengawasan (monitoring dan evaluasi) jalannya kegiatan reklamasi
lahan bekas pertambangan timah rakyat.
2. Kualitas udara di Kabupaten Belitung Timur perlu dipertahankan dan
dilakukan pengendalian pencemaran udara agar setiap tahunnya mengalami
peningkatan menjadi lebih baik lagi. Pengendalian udara yang dapat
dilakukan antara lain :
Penghijauan di area yang menghasikan banyak pencemar udara dan
mengembangkan ruang terbuka hijau.
Penerapan aturan mengenai sumber emisi bergerak karena sesuai
dengan hasil pemantauan, sumber pencemar yang paling berpengaruh
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
92
di Kabupaten Belitung Timur adalah hasil transportasi dan di wilayah
perkotaan
3. Mengendalikan aktivitas pembangunan dan memultifungsikan ruang
terbuka hijau yang dapat berfungsi secara produktif dalam segala aspek
kehidupan bermasyarakat.
4. IKLH perlu dikembangkan sebagai salah satu alat pendukung pembuatan
kebijakan khusunya pada tingkatan kabupaten yang dimulai dari kegiatan
pengumpulan data melalui kegiatan pemantauan, sehingga dapat
ditelusuri setiap angka indikatifnya dan dapat ditemukan sumber
permasalahannya.
Apabila dilihat dari realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai
dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD
adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2-28Realisasi Akumulasi Tahun 2019 dibandingkan Target Akhir RPJMD Tahun 2021
Sasaran 2.2.2 Meningkatnya Kualitas Lingkungan Hidup
No Indikator Sasaran SatuanRealisasi
Akumulasi s/dTahun 2019
RencanaSesuai denganTarget RPJMD
Tahun 2021
PersentaseCapaian
Kinerja (%)
1 Indeks KualitasLingkungan Hidup Persen 68,87 64,85 100
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa capaian sasaran ini sudah
hampir mencapai target RPJMD tahun 2021, namun tetap dilaksanakan program
dan kegiatan sebagai berikut :
1. Program Pengembangan Kinerja Pengelolaan Persampahan :
- Penyediaan Prasarana dan Sarana Pengelolaan Persampahan
- Peningkatan Operasi dan Pemeliharaan Prasarana dan Sarana
Persampahan
- Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengelolaan Persampahan
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
93
2. Program Pengendalian Pencemaran dan Perusakan Lingkungan Hidup :
- Koordinasi Penilaian kota sehat/ADIPURA
- Pemantauan Kualitas Lingkungan
- Pengawasan Pelaksanaan Kebijakan Bidang Lingkungan Hidup
- Pengkajian Dampak Lingkungan
- Penyusunan Kebijakan Pengendalian Pencemaran Dan Perusakan
Lingkungan Hidup
- Koordinasi Penyusunan AMDAL
- Peningkatan Peran Serta Masyarakat Dalam Pengendalian Lingkungan
Hidup
- Revegetasi lahan Kritis
- Penegakan Hukum Lingkungan
3. Program Perlindungan dan Konservasi Sumber Daya Alam :
- Pengendalian kerusakan hutan dan lahan
- Pengelolaan Keanekaragaman Hayati dan Ekosistem
- Koordinasi Peningkatan Pengelolaan Kawasan Konservasi
- Pengadaan Sarana dan Prasarana dalam rangka adaptasi dan mitigasi
perubahan iklim
4. Program Rehabilitasi dan Pemulihan Cadangan Sumber daya Alam
- Peningkatan Peran Serta Masyarakat dalam Rehabilitasi dan Pemulihan
Cadangan SDA
- Rehabilitasi Pesisir, Pulau-Pulau kecil dan Daerah Aliran Sungai (DAS)
5. Program Peningkatan Kualitas dan Akses Informasi Sumber Daya Alam dan
Lingkungan Hidup
- Peningkatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat Di Bidang Lingkungan
- Pengembangan data dan informasi lingkungan
6. Program Pengelolaan Manajemen Mutu dan Teknis Laboratorium
- Pengadaan peralatan/ perlengkapan laboratorium
- Pengadaan bahan-bahan kimia
- Pemeliharaan Rutin/ Berkala Perlengkapan/ Peralatan Laboratorium
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
94
Tabel 3.2-29Capaian Sasaran 3.1.1. Meningkatnya PDRB sektor pertanian, industri
pengolahan, penyediaan akomodasi makanan dan minuman
No Indikator Sasaran Satuan
Tahun 2018 CapaianKinerjaTahun
2018 (%)
Tahun 2019 CapaianKinerjaTahun
2019 (%)Target Real
isasi Target Realisasi
1 Persentase kontribusiPDRB sektorpertanian, kehutanandan perikanan
% 24,5 24,07 98,2 24,5 23,98 97,88
2 Persentase kontribusiPDRB sektor industripengolahan
% 20,03 19,92 99,1 20,04 19,81 98,85
3 Persentase kontribusiPDRB sektorpenyediaanakomodasi makanandan minuman
% 2,34 2,35 100 2,35 2,49 100
Rata-rata capaian kinerja 99,1 98,9
Pencapaian sasaran diukur dengan 3 (tiga) indikator dengan rata-rata
capaian kinerja mengalami sedikit penurunan dibandingkan dengan tahun 2018,
yaitu 98,9%. Hal ini disebabkan adanya penurunan capaian pada indikator
Persentase kontribusi PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan, serta
indikator Persentase kontribusi PDRB sektor industri pengolahan.
Rincian analisis capaian kinerja sasaran per indikator adalah sebagai berikut :
1. Persentase kontribusi PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
a. Penjelasan
Distribusi atau Kontribusi PDRB menunjukkan struktur perekonomian atau
peranan setiap kategori atau sektor ekonomi dalam suatu wilayah. Sektor
Analisis Pencapaian Sasaran 3.1.1.Meningkatnya PDRB sektor pertanian, industri pengolahan,
penyediaan akomodasi makanan dan minuman
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
95
pertanian, kehutanan dan perikanan merupakan sektor yang memiliki peran
atau kontribusi terbesar dalam PDRB Belitung Timur setiap tahun. Kategori
sektor ini di dominasi oleh subsektor pertanian dengan komoditas
penyumbang nilai pdrb terbesar nya merupakan palawija dan perkebunan
baik perkebunan rakyat maupun perkebunan berbasis perusahaan serta
subsektor perikanan. Nilai PDRB pada sektor pertanian, kehutanan dan
perikanan diperoleh dengan cara menjumlahkan seluruh Nilai tambah (Nilai
produksi dikurangi Biaya antara) dari seluruh subsektor yang terdapat pada
sektor ini.
b. Analisis Kinerja
Pada tahun 2018 peranan kategori ini sebesar 24,07%. Peranan sektor
pertanian , kehutanan dan perikanan berfluktuasi tetapi tetap merupakan
kategori yang memberikan kontribusi yang terbesar terhadap PDRB. Pada
tahun 2019 sektor ini memberikan kontribusi sebesar 23,98% terhadap
keseluruhan PDRB Belitung Timur.
Laju pertumbuhan PDRB pada sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
sedikitmelambat dari tahun sebelumnya, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2-30Pertumbuhan PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
Kategori PDRBLaju Pertumbuhan PDRB ADHK (Persen)
2015 2016 2017 2018 2019
Pertanian, Kehutanan,
dan Perikanan3.94 4.88 0.31 3.68 3.49
Pertumbuhan PDRB sektor pertanian di tahun 2019 dipengaruhi oleh capaian
beberapa indikator terkait jumlah hasil produksi sektor pertanian di Kabupaten Belitung
Timur, meskipun terdapat penurunan dibandingkan dengan tahun sebelumnya namun laju
pertumbuhan masih positif. Data jumlah hasil produksi sektor pertanian dapat dilihat pada
tabel berikut :
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
96
Tabel 3.2-31Indikator sasaran PDRB sektor pertanian, kehutanan dan perikanan
No Indikator sasaran Satuan
Tahun 2018 CapaianKinerjaTahun
2018 (%)
Tahun 2019 CapaianKinerjaTahun
2019 (%)
Target
Realisasi
Target Realisasi
1 KetersediaanPangan Utama
kg/thn/1.000
penduduk)
135.169
95.939
70,97 142.234 104.643 73,57
2 Jumlah produksikomoditasstrategis tanamanpangan (padi)
Ton 7.465 7.031,5
94,19 8.373 6.200 74,05
3 Jumlah produksikomoditiunggulantanaman horti(cabe)
Ton 300 171,65
57,21 325 185 56,92
4 Jumlah produksikomoditiunggulantanamanperkebunan(karet)
Ton 1.050 1.000 95,23 1.100 770 70
5 Jumlah produksikomoditiunggulantanamanperkebunan(lada)
Ton 2.820 1.900 67,37 2.972 2.140 72
6 Jumlah populasiternak besar(sapi)
Ekor 1.820 1.535 84,34 1.880 1.558 82,87
Rata- rata capaian kinerja 78,21 71,57
c. Solusi
1. Memperluas hasil produksi perkebunan kelapa sawit dan tanaman
palawija lainnya dengan penyediaan infrastruktur dan sarana produksi
yang terjangkau oleh petani, perkembangan yang diadakan kemitraan
mengalami perluasan yang signifikat pada tahun 2019 dengan luas 1850
Ha. Penanaman palawija dengan penambahan luas 87 Ha di daerah
Simpang Pesak.
2. Mengarahkan produk pengolahan kelapa sawit di jadikan produk hilir
berupa minyak goreng namun masih terkendala pada perizinan merk dan
perdagangannya.
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
97
2. Persentase kontribusi PDRB sektor industri pengolahan
a. Penjelasan
Kategori Industri Pengolahan meliputi kegiatan ekonomi di bidang
perubahan secara kimia atau fisik dari bahan, unsur atau komponen menjadi
produk baru. Bahan baku industri pengolahan sebagian besar berasal dari
produk pertanian, kehutanan, perikanan, pertambangan atau penggalian.
Komoditas utama pada Industri Pengolahan Belitung Timur yaitu logam
timah, Minyak Kelapa Sawit (CPO) dan Kernel (inti sawit).
b. Analisis Peningkatan Kinerja
Kategori Industri Pengolahan selalu menjadi kontributor terbesar kedua bagi
pembentukan PDRB Kabupaten Belitung Timur. Kontribusi sektor ini
terhadap pembentukan PDRB Belitung Timur pada tahun 2018 sebesar
19,92% sedangkan pada tahun 2019 sektor industri pengolahan
memberikan sumbangan sebesar 19,81% dari keseluruhan Nilai PDRB.
Tabel 3.2-32Pertumbuhan PDRB sektor Industri Pengolahan
Dunia usaha berskala besar di Kabupaten Belitung Timur pada
umumnya didominasi oleh sektor pertambangan dan perkebunan yang
terdiri dari Penanaman Modal Asing (PMA) maupun Penanaman Modal
Dalam Negeri (PMDN). Untuk sektor pertambangan, pasir merupakan hasil
tambang yang paling banyak diusahakan selain mineral logam (timah), tanah
liat, kaolin, dan lain - lain. Akan tetapi, untuk sektor industri pengolahan
bidang pertambangan, di Kabupaten Belitung Timur baru terbatas pada
industri pengolahan bijih timah menjadi Tin Solder dan Timah batangan.
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
98
Sedangkan di sektor perkebunan, kelapa sawit merupakan perkebunan yang
memiliki lahan terluas di Kabupaten Belitung Timur dengan produk turunan
berupa Crude Palm Oil (CPO) dan Kernel (inti sawit).
Laju pertumbuhan sektor industri pengolahan sejak tahun 2017 sampai
dengan 2019 mengalami penurunan, dimana pada tahun 2017 sebesar 9,5%,
tahun 2018 sebesar 4,05 dan pada tahun 2019 sebesar 2,67%. Hal ini
disebabkan oleh beberapa hal, antara lain :
A. Sektor Industri Pengolahan di Bidang Perkebunan.
Saat ini di Kabupaten Belitung Timur terdapat dua pabrik pengolahan
kelapa sawit yang dimiliki oleh PT. Steelindo Wahana Perkasa (PT. SWP)
dan PT. Sahabat Mewah dan Makmur (PT. SMM). Status PT. SWP adalah
PMA sedangkan PT. SMM berstatus PMDN. Sepanjang tahun 2017 sampai
dengan 2019, kedua perusahaan tersebut sedang melakukan kegiatan
replanting atau menanam/mengganti tanaman yang sudah tidak
produktif. Adapun luas lahan yang dilakukan replanting dapat di lihat
pada tabel berikut :
NO. NAMAPERUSAHAAN
LUAS HGU(Ha)
LUAS LAHANREPLANTING (Ha)
1. PT. SWP 14.065,12 675
2. PT. SMM 16.276,87 3.782,56
Dari tabel di atas dapat kita lihat bahwa 23,23% dari luas Hak Guna
Usaha (HGU) yang dimiliki oleh PT. SMM sedang dilakukan penanaman
kembali sedangkan lahan yang dilakukan kegiatan replanting di PT. SWP
seluas 4,79%. Hal ini dapat menyebabkan kurangnya persediaan bahan
baku untuk kegiatan industri pengolahan di kedua perusahaan tersebut
yang pada akhirnya menurunkan produksi CPO dan Kernel.
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
99
B. Sektor Industri Pengolahan di Bidang Pertambangan.
Sejak Tahun 2018 sampai dengan sekarang, 2 perusahaan
pertambangan yang memiliki pabrik peleburan timah (smelter) di
Kabupaten Belitung Timur (PT. Babel Inti Perkasa dan PT. Tommy Utama)
tidak lagi berproduksi. Sedangkan 1 perusahaan tetap berpoduksi akan
tetapi melalui kemitraan dengan PT. Timah dalam artian PT. Timah hanya
menyewa fasilitas smelter untuk memproduksi barang setengah jadi
(sebelum menjadi tin solder dan timah batangan). Hal ini disebabkan oleh
tidak adanya seorang Competent Person Indonesia (CPI) di perusahaan
tersebut di atas.
Sejak diterbitkannya Peraturan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 11 Tahun 2018 tentang Tata Cara Penetapan wilayah
Usaha Pertambangan dan Sistem Informasi Wilayah Pertambangan
Mineral dan Batubara serta Keputusan Menteri Energi dan Sumber Daya
Mineral Nomor 1806 K/30/MEM/2018 Tahun 2018 Pedoman
Pelaksanaan Penyusunan , Evaluasi , Persetujuan Rencana Kerja dan
Anggaran Biaya, Serta Laporan Pada Kegiatan Usaha Pertambangan
Mineral dan Batubara, maka setiap perusahaan yang bergerak di bidang
usaha pertambangan diwajibkan untuk memiliki seorang Competent
Person Indonesia (CPI). CPI merupakan penanggung jawab dalam
pembuatan laporan hasil eksplorasi atau estimasi sumberdaya atau
cadangan pada mineral atau batubara. Untuk mendapatkan sertifikat CPI,
seseorang harus memenuhi beberapa kriteria dan persyaratan yang tidak
mudah. Berdasarkan data dari Komite Cadangan Mineral Indonesia
(KCMI), Indonesia memiliki jumlah CPI sebanyak 333 orang.
Akibat dari tidak adanya CPI, maka perusahaan smelter timah tidak
bisa mengambil mineral timah di lokasi tambang, memproduksi tin solder
ataupun timah batangan serta tidak dapat melakukan kegiatan jual beli
atas hasil produksi mereka. Hal ini jelas menjadi salah satu pengaruh yang
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
100
dominan dalam menurunkan PDRB Kabupaten Belitung Timur di sektor
industri pengolahan terutama di bidang pertambangan.
c. Solusi
Pemerintah Kabupaten Belitung Timur tidak memiliki kewenangan
untuk intervensi terhadap sektor industri pengolahan, hanya sebatas
pembinaan dan pengawasan. Dari kegiatan pembinaan dan pengawasan
yang selama ini dilakukan, terdapat indikasi bahwa perusahaan-perusahaan
industri pengolahan tidak menyampaikan data hasil produksi sesuai dengan
kondisi yang sebenarnya. Sehingga data yang tercatat sebagai kontribusi
PDRB tidak setinggi yang seharusnya. Maka untuk mengatasi hal tersebut,
Pemerintah Kabupaten Belitung Timur akan berkoordinasi dengan
Pemerintah Provinsi Kepulauan Bangka Belitung agar Gubernur dapat
menerbitkan regulasi atau surat himbauan kepada perusahan-perusahaan
tersebut untuk menyampaikan data sesuai dengan kondisi yang sebenarnya,
sehingga datanya lebih akuntabel dan dapat dipertanggungjawabkan.
3. Persentase kontribusi PDRB sektor penyediaan akomodasi makanan dan
minuman
a. Penjelasan
Sebagai lapangan usaha pendukung pariwisata, perkembangan
sektor ini sangat bergantung dengan kemajuan pariwisata daerah. Semakin
terkenal pariwisata pada suatu daerah, maka semakin banyak jumlah
wisatawan baik domestik maupun mancanegara yang berkunjung. Hal ini
tentunya akan ikut mendorong peningkatan kinerja pada sektor
Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum.
b. Analisis Peningkatan/ Penurunan Kinerja
Pada tahun 2018 sektor penyediaan akomodasi makanan dan
minuman memberikan kontribusi sebesar 2,34 persen terhadap seluruh
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
101
PDRB Belitung Timur. Sedangkan pada tahun 2019 sektor ini mampu
memberikan peran sebesar 2,49 persen terhadap pembentukan PDRB.
Laju pertumbuhan PDRB pada sektor industri pengolahan meningkat dari
tahun sebelumnya, dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 3.2-33Pertumbuhan PDRB sektor Penyediaan Akomodasi dan Makan Minum
Kategori PDRBLaju Pertumbuhan PDRB ADHK (Persen)
2015 2016 2017 2018 2019
Penyediaan Akomodasi dan
Makan Minum4.75 4.54 4.63 4.68 7.05
Jika dilihat pada tabel di atas, terdapat peningkatan yang cukup
signifikan di tahun 2019, hal ini disebabkan oleh tumbuhnya usaha-usaha
kedai makanan dan minuman di Kabupaten Belitung Timur, serta
banyaknya event-event pariwisata skala nasional dan regional maupun
lokal yang diselenggarakan pada tahun 2019, disamping kegiatan-kegiatan
pemerintah daerah lainnya, yang berpengaruh terhadap kontribusi PDRB
sektor akomodasi, makanan dan minuman.
Event-event pariwisata yang tersebut antara lain sebagai berikut :
1. Belitung Timur Fashion Carnaval
2. Batik Belitung Timur Fashion Show
3. Belitung Timur Wonderful
4. Festival Seni dan Budaya
5. Pelestarian Tradisi (Ngembarik de Belitong Timor)
6. Pemilihan Bujang Dayang Belitung Timur
c. Solusi
Untuk lebih meningkatkan kontribusi PDRB sektor akomodasi,
makanan dan minuman serta percepatan laju pertumbuhan PDRB sektor
akomodasi, makanan dan minuman, langkah-langkah yang dapat dilakukan
adalah sebagai berikut :
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
102
1. Meningkatkan level event-event
2. Meningkatkan sinergitas stakeholder sektor kepariwisataan terutama
pelaku kepariwisataan
3. Menyusun pola paket wisata yang terintegrasi
4. Meningkatkan kenyamanan dengan pelayanan sarana prasarana yang
lebih prima dan berdaya saing
5. Sosialisasi peraturan tentang kemudahan investasi yang ditetapkan
tahun 2020 ini
Tabel 3.2-34Capaian Sasaran 3.1.2. Menurunnya angka pengangguran
Indikator Satuan
Tahun 2018 Tahun 2019
Target Realisasi
CapaianKinerjaTahun
2018(%)
Target Realisasi
CapaianKinerja
Tahun2019 (%)
1
Tingkatpengangguranterbuka
% 1,83 1,5 100 1,45 1,71 82,07
Adapun penjelasan mengenai indikator yang mewakili pencapaian kinerja sasaran
tersebut, sebagai berikut :
Tingkat pengangguranterbuka
a. Penjelasan
Pengangguran terbuka adalah mereka yang sedang mencari pekerjaan,
mereka yang mempersiapkan usaha, mereka yang mencari pekerjaan karena
tidak mungkin mendapatkan pekerjaan, dan mereka yang sudah mempunyai
pekerjaan tetapi belum mulai bekerja.
Analisis Pencapaian Sasaran 3.1.2.Menurunnya angka pengangguran
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
103
Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Belitung Timur periode tahun 2016 –
2019 disajikan pada tabel sebagai berikut :
Tabel 3.2-35AngkaPengangguran Terbuka Belitung TimurPeriodeTahun 2016 – 2019Kegiatan 2015 2016 2017 2018 2019
PendudukUsiaKerja 89.134 91.571 93.698 95.974 98.221AngkatanKerja 60.709 62.742 63.717 69.033 70.103
- Bekerja 59.159 61.304 62.050 67.998 68.906- Penganggur 1.550 1.438 1.667 1.035 1.197
BukanAngkatanKerja 28.425 28.829 29.981 26.941 28.118
TPAK (%) 68,11 68,52 68,00 71,93 71,37%TPT (%) 2,55 2,29 2,62 1,50 1,71
Sumber : BPS, SAKERNAS 2019 (diolah)
Rumus angka pengangguran terbuka :APT = ∑Penganggur∑ Angkatan Kerja X 100%Rumus capaian kinerjaTingkat Capaian = Rencana − (Realisasi − Rencana)Rencana X 100%Realisasi capaian kinerja indikator sasaran dapat dihitung sebagai berikut :Tingkat Capaian = 1,45 − (1,71 − 1,45)1,45 X 100% = 82,07%
b. AnalisisKinerja
Berdasarkan perhitungan menggunakan rumus capaian indikator sasaran
yang disajikan pada tabel 3.1.2-1 evaluasi pengukuran kinerja sasaran 3.1.2
menurunnya angka pengangguran, dapat dilihat bahwa angka pengangguran
terbuka tahun 2019 mengalami peningkatan dibandingkan dengan periode
tahun 2018 yaitu dari 1,5% pada tahun 2018 menjadi 1,71%. Capaian kinerja
tahun 2019 sebesar 82,07% atau menurun dari tahun 2018 sebesar 118,03%.
Adapun penyebab kenaikan capaian angka pengangguran terbuka disebabkan
oleh kenaikan jumlah pengangguran yaitu dari 1.035 jiwa pada tahun 2018
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
104
menjadi 1.197 jiwa dan bukan angkatan kerja yaitu dari 26.941 jiwa menjadi
28.118 jiwa. Penduduk yang masuk kategori bukan angkatan kerja
diantaranya adalah sekolah, mengurus rumah tangga dan lainnya. Meskipun
capaian kinerja menurun, angka pengangguran terbuka Belitung Timur tahun
2019 masih rendah karena masih dibawah 2% dan jauh dibawah angka nasional
yaitu 5,28% serta Provinsi Kepulauan Bangka Belitung yang sebesar 3,62%.
Selain jumlah penduduk bukan angkatan kerja yang bertambah, naiknya angka
pengangguran terbuka disebabkan oleh beberapa hal yaitu :
1) Tingkat pendidikan dan kualitas angkatan kerja masih rendah, dimana
angkatan kerja di Belitung Timur masih didominasi oleh penduduk dengan
tingkat pendidikan dibawah sekolah dasar (SD) yaitu sebanyak 32.392 jiwa.
2) Informasi pasar kerja yang relative terbatas.
3) Masih rendahnya kerjasama lintas sector dalam rangka penanggulangan
masalah pengangguran.
4) Penyebaran penduduk yang tidak merata.
c. Solusi
Beberapa solusi yang dapat dilaksanakan adalah:
1) Melaksanakan pelatihan bagi ibu rumah tangga, sehingga mereka dapat
memanfaatkan waktu luangnya dengan bekerja untuk menghasilka
npendapatan.
2) Meningkatkan kualitas dan kompetensi tenaga kerja lokal, yaitu dengan
memberikan pelatihan-pelatihan dalam rangka meningkatkan daya saing
tenaga kerja local dalam menghadapi dunia kerja. Dimana melalui Dinas
Tenaga Kerja, Koperasi, Usaha Kecil dan Menengah, Pemerintah Kabupaten
Belitung Timur telah melakukan terobosan dengan pengiriman peserta
pelatihan keluar Belitung Timur.
3) Pelaksanaan kegiatan pasar kerja melalui dana APBD
4) Mendorong penciptaan lapangan pekerjaan seluas-luasnya, yaitu dengan
pelaksanaan program padat karya produktif dan penguatan UMKM,
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
105
pengembangan perindustrian dengan penarikan investor, dan pengiriman
tenaga kerja lokal keluar Belitung.
5) Memberikan program beasiswa atau program-program pendidikan lainnya.
Hal ini untuk menekan angka angkatan kerja dari usia sekolah dan lulusan
sekolah menengah atas atau kejuruan, agar tidak masuk kelompok
penganggur.
6) Meningkatkan sinergitas antar stakeholder ketenagakerjaan, untuk tetap
menjaga kondusifitas iklim usaha di Belitung timur.
Apabila dilihat dari realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan
tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD adalah
sebagai berikut:
Tingkat Capaian = 1,35 − (1,71 − 1,35)1,35 X 100% = 73,33%Tabel3.2-36
Realisasi Akumulasi Tahun 2019 dibandingkan Target Akhir RPJMD Tahun 2021Sasaran 3.1.2: Menurunnya angka pengangguran
No IndikatorSasaran Satuan
RealisasiAkumulasi s/d
Tahun 2019
Rencana Sesuaidengan TargetAkhir RPJMDTahun 2021
PersentaseCapaian
Kinerja (%)
1Angkapengangguranterbuka
% 1,71 1.35 73.33
Berdasarkan table diatas,bisa dijelaskan bahwa:
Realisasi akumulasi Akumulasi Angka Pengangguran Terbuka [APT] Tahun
2019 dibandingkan Target Akhir terhadap Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Daerah [RPJMD] Perubahan Tahun 2016-2021 sebesar73,33%.
Mengingat periode akhir RPJMD yang semakin dekat maka perlu melakukan
langkah-langkah strategis dalam mencapai target sasaran yang telah ditetapkan.
Hal ini memerlukan peran serta semua pihak dalam melakukan upaya tersebut.
Program dan kegiatan yang menunjang capaian Sasaran 3.1.2 Menurunnya angka
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
106
pengangguran adalah:
1. Program Peningkatan Kualitas dan Produktivitas Tenaga Kerja, dengan kegiatan:
a. Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Bagi Pencari Kerja
2. Program Peningkatan Kesempatan Kerja, dengan kegiatan :
a. Kerjasama Pendidikan dan Pelatihan
b. Pengembangan Kelembagaan Produktivitas dan Pelatihan Kewirausahaan
3. Program Perlindungan dan Pengembangan Lembaga Ketenagakerjaan
a. Sosialisasi Berbagai Peraturan Pelaksanaan tentang Ketenagakerjaan
b. Pelaksanaan Survey Upah dan Harga Industrial
c. Bimbingan dan Penyuluhan Hubungan Industrial
d. Bimbingan Teknis Pembentukan LKS Bipartit
e. Forum Komunikasi LKS Tripartit
f. Verifikasi Keanggotaan Serikat Pekerja/Serikat Buruh
g. Sosialisasi BPJS Ketenagakerjaan dan kesehatan
h. Sosialisasi Pembuatan Peraturan Perusahaan dan Perjanjian Kerjasama
i. Pelayanan Penyelesaian Prosedur, Penyelesaian Perselisihan Hubungan
Industrial
4. Program Penempatan dan Pemberdayaan TenagaKerja
a. Peningkatan dan Pengembangan Pasar Kerja
b. Pengembangan dan Peningkatan Perluasan Kesempatan Kerja
5. Program Perencanaan Ketenagakerjaan
a. Perencanaan TenagaKerja
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
107
Tabel3.2.16
Tabel 3.2 -37Capaian Sasaran 3.1.3 Nilai Investasi Tahunan Berskala Nasional (PMDN/PMA)
No. Indikator Satuan
2018 2019
Target Realisasi
CapaianKinerjaTahun
2018 (%)
Target Realisasi
CapaianKinerjaTahun
2018(%)1. Nilai Investasi
tahunan beskalanasional(PMDN/PMA)
Rp 475.283.436.335
150.898.690.033
31,75% 478.848.062.107
165.551.513.989
34,57%
Berikut analisis capaian dari setiap indikator pada sasaran ini :
1. Nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA)
a. Penjelasan
Nilai investasi berskala nasional (PMDN/PMA) Kabupaten Belitung Timur
bersumber dari data Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) Bidang Penanaman
Modal Tahun 2019. Berdasarkan Undang-Undang Nomor 25 Tahun 2007 Pasal 15
ditetapkan bahwa setiap perusahaan penanaman modal berkewajiban untuk
membuat Laporan Kegiatan Penanaman Modal (LKPM) dan menyampaikannya
kepada Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM). Investor domestik maupun
asing diwajibkan untuk menyampaikan LKPM kepada BKPM untuk memotret
investasi yang ada di Indonesia. Dengan adanya LKPM tersebut, para pihak bisa
mengetahui sektor usaha yang sedang berkembang, hambatan yang tengah terjadi,
serta kebijakan yang harus diterapkan agar kegiatan usaha tersebut berjalan lancar.
Setiap perusahaan penanaman modal wajib menyampaikan LKPM secara online
dengan menggunakan hak akses yang telah diberikan BKPM melalui
http://lkpmonline.bkpm.go.id. Untuk perusahaan yang kegiatan penanaman
modalnya masih dalam tahap pembangunan wajib menyampaikan LKPM setiap
Analisis Pencapaian Sasaran 3.1.3.Meningkatnya nilai investasi daerah
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
108
triwulan, dan untuk perusahaan yang kegiatan penanaman modalnya telah memiliki
Izin Usaha, wajib menyampaikan LKPM setiap semester.
Berdasarkan Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Republik
Indonesia Nomor 7 Tahun 2018 tentang Pedoman dan Tata Cara Pengendalian
Pelaksanaan Penanaman Modal, Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu
Pintu dan Perdagangan Kabupaten Belitung Timur melakukan pemantauan
perusahaan PMDN dan PMA yang berada di wilayah Kabupaten Belitung Timur.
Pemantuan perusahaan dilakukan dalam rangka mengumpulkan, mengevaluasi, dan
menyajikan data perkembangan realisasi investasi. Untuk itu Tahun 2019 Dinas
Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan Perdagangan Kabupaten
Belitung Timur fokus pada pemantauan dan pembinaan adalah agar pelaku usaha
tertib dalam menyampaikan LKPM. Selain melakukan pemantuan juga dilakukan
sosialisasi Peraturan Pemerintah Nomor 24 Tahun 2018 tentang Pelayanan Perizinan
Berusaha Terintegrasi Secara Elektronik (OSS) kepada perusahaan yang belum
mendaftarkan kegiatan usaha melalui OSS atau yang sudah tetapi mengalami kendala
sehingga belum mendapatkan Nomor Induk Berusaha atau Izin Usaha dan Izin
Komersial/Operasional.
Perhitungan persentase capaian kinerja diperoleh dengan membandingkan
angka realisasi dengan target dikali 100 persen, dalam pengertian semakin tinggi
angka realisasi dibandingkan angka target maka semakin baik nilai kinerjanya.
- Capaian kinerja tahun 2019 di hitung sebagai berikut : Rp 165.551.513.989,-/ Rp
478.848.062.107 x 100% = 34,57%
- Capaian kinerja tahun 2018 di hitung sebagai berikut : Rp 150.898.690.033/ Rp
475.283.436.335 x 100% = 31,75 %
b. Analisis Peningkatan Kinerja
Terjadi peningkatan capaian kinerja nilai investasi tahunan beskala nasional
tahun 2019 dari tahun 2018 sebesar 2,82 %, yang semula pada tahun 2018 diperoleh
capaian kinerja sebesar 31,75% dari target, dan tahun 2019 diperoleh capaian kinerja
sebesar 34,57%. Salah satu faktor yang menyebabkan peningkatan ini adalah
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
109
banyaknya izin usaha yang masuk pada tahun 2019, yaitu sebanyak 98 izin dengan
total modal dasar yang disampaikan berjumlah Rp 298.100.000.000,-. Angka tersebut
berdasarkan pelaku usaha yang mengajukan Nomor Induk Berusaha (NIB) dari
aplikasi Online Single Submission (OSS) dengan modal usaha minimal Rp
200.000.000,- (Dua Ratus Juta Rupiah). Sedangkan pada tahun 2018 diperoleh izin
investasi sebanyak 8 izin, terdiri dari : 1 izin yang diajukan berdasarkan aplikasi Sistem
Pelayanan Informasi dan Perizinan Investasi Secara Elektronik (SPIPISE) yang sejak
disahkannya penggunaan OSS sudah tidak digunakan lagi, dan 7 izin berdasarkan NIB.
Total rencana investasi tahun 2018 yang diajukan melalui aplikasi SPIPISE sebesar Rp
13.797.820.000 dan yang melalui aplikasi OSS berdasarkan NIB sebesar Rp
23.054.000.000,-. Faktor lainnya yang menyebabkan peningkatan nilai investasi
tahunan dari tahun 2018 adalah adanya pembinaan dan pemantauan secara berkala
yang dilakukan oleh Dinas Penanaman Modal Pelayanan Terpadu Satu Pintu dan
Perdagangan Kabupaten Belitung Timur kepada investor/perusahaan yang ada di
Kabupaten Belitung Timur tentang kewajiban untuk menyampaikan kegiatan
usahanya dalam bentuk LKPM.
Dari pencapaian target nilai investasi tahunan beskala nasional (PMDN/PMA)
tahun 2019 hanya dicapai sebesar 34,57%, Hal ini dikarenakan pada saat triwulan IV
(empat), terjadi kendala pada aplikasi LKPM online, yaitu tidak adanya pilihan bidang
usaha, sehingga banyak perusahaan yang tidak bisa melaporkan kegiatan usahanya
pada triwulan IV tersebut. Hal ini menyebabkan nilai realisasi investasi yang
seharusnya masuk dalam capaian tahun 2019, dikarenakan sistem aplikasinya
bermasalah, baru bisa terlaporkan sebagai realisasi pada tahun 2020.
c.Solusi
Beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk menambah nilai investasi
diantaranya adalah peran serta Pemerintah Daerah diantaranya :
1. Menyediakan Peta Potensi Investasi sebagai informasi kepada para pelaku
ekonomi di daerah atau pun di luar daerah, kapan, dimana dan apa saja jenis
investasi yang sesuai dengan pembangunan yang akan datang. Dengan cara ini
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
110
maka pihak pengusaha dapat mengetahui arah kebijakan pembangunan daerah
yang diinginkan pemerintah daerah sehingga dapat digunakan sebagai dasar
kegiatan usaha yang akan dikembangkan.
2. Mendorong para investor yang telah mendapatkan izin investasinya agar segera
merealisasikan rencana investasi mereka serta melakukan sosialisasi dan
pembinaan tentang kewajiban penyampaian Laporan Kegiatan Penanam Modal
(LKPM) melalui kegiatan pengawas dan pengendalian pelaksanaan penanaman
modal.
3. Agar Pemerintah Daerah dapat menjadikan LKPM sebagai syarat perusahaan
untuk membuat izin-izin lainnya ( untuk pengembangan usahanya) dikarenakan
penyampaian LKPM merupakan kewajiban pelaku usaha yang melakukan kegiatan
usaha untuk setiap bidang usaha dan/atau lokasi dengan nilai investasi sampai
dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), sebagaimana tercantum dalam
Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 7 Tahun 2018 tentang Tata
Cara Pengendaian Pelaksanaan Penanaman Modal.
Apabila dilihat dari realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan tahun ini
dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2-38Realisasi Akumulasi Tahun 2019 dibandingkan Target Akhir RPJMD Tahun 2021
Sasaran 3.1.3 Nilai Investasi tahunan beskala nasional (PMDN/PMA)
No Indikator Sasaran Satuan Realisasi Akumulasis/d Tahun 2019
Rencana Sesuaidengan Target
RPJMD s/d Tahun2021
Persentase Capaian
Kinerja(%)
1Nilai Investasi tahunan
beskala nasional(PMDN/PMA)
Rp 1.000.588.607.372 2.400.368.882.806 41,68%
Berdasarkan tabel diatas dilihat bahwa capaian realisasi akumulasi sampai dengan
tahun 2019 indikator ini jika dibandingkan dengan rencana target akhir periode
RPJMD yaitu tahun 2021 adalah sebesar 41,68%. Pemerintah Kabupaten Belitung
Timur terus berupaya untuk mencapai target nilai investasi tahunan beskala
nasional (PMDN/PMA) ini dengan menjalankan program dan kegiatan sebagai
berikut:
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
111
1. Program peningkatan promosi dan kerjasama investasi
- Kegiatan Peningkatan Pemantauan, Pembinaan dan Pengawasan
Pelaksanaan Penanaman Modal
- Kegiatan penyelenggaraan pameran investasi
2. Program Peningkatan Iklim Investasi dan Realisasi Investasi
- Kegiatan Kajian Kebijakan Penanaman Modal
- Kegiatan Sosialisasi dan Publikasi Perizinan
- Kegiatan Peninjauan Kelayakan Perizinan
3. Program Penyiapan Potensi Sumber Daya, Sarana dan Prasarana Daerah
- Kegiatan Penyusunan Profile Investasi Komoditas Unggulan Kabupaten
Belitung Timur.
Tabel 3.2-39Capaian Sasaran 3.1.4. Meningkatnya daya saing koperasi dan Ukm
masyarakat lokal
Indikator Satuan
Tahun 2018 Tahun 2019
Target Realisasi
CapaianKinerjaTahun
2018 (%)
Target Realisasi
CapaianKinerjaTahun
2019 (%)
1Indeks DayaSaing UMKM kategori N/A N/A N/A Cukup N/A N/A
2Indeks DayaSaing Koperasi kategori N/A N/A N/A Cukup N/A N/A
Rata-rata capaian kinerja
Analisis Pencapaian Sasaran 3.1.4.Meningkatnya daya saing koperasi dan UKM masyarakat lokal
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
112
Sasaran ini diukur dengan menggunakan 2 (dua) indikator, yaitu Indeks
Daya Saing UMKM dan Indeks Daya Saing Koperasi, dimana indikator ini
merupakan indikator baru dalam RPJMD Perubahan.Indikator ini dipilih untuk
melihat sejauh mana tingkat daya saing UMKM dan Koperasi yang ada di
Kabupaten Belitung Timur, sehingga harapannya dengan pengukuran indeks ini
dapat diketahui kelemahan pada sektor UMKM dan Koperasi dalam menunjang
perekonomian Kabupaten Belitung Timur, karena selama ini pengukuran hanya
dilakukan dengan melihat data pertumbuhan UMKM atau koperasi sehat sehingga
belum dapat dijadikan tolak ukur apakah UMKM dan Koperasi tersebut mampu
berdaya saing dan secara signifikan meningkatkan perekonomian masyarakat di
Kabupaten Belitung Timur.
Namun untuk tahun 2019 belum ada data karena penghitungan indeks baru akan
dilakukan di tahun anggaran 2020, bekerja sama dengan Litbang Kompas.
Tabel 3.2-40Capaian Sasaran 3.1.5. Penurunan Laju Inflasi
Indikator Satuan
Tahun 2018 Tahun 2019
Target Realisasi
CapaianKinerjaTahun
2018 (%)
Target Realisasi
CapaianKinerjaTahun
2019 (%)
1 Laju inflasi % 3,5 ±1 3,61 100 2,4 –
4,5 3,19 100
Sasaran ini diukur dengan menggunakan indikator Laju Inflasi, dengan
capaian kinerja di tahun 2019 sebesar 3,19% sedikit mengalami penurunan jika
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Berikut rincian analisis capaian kinerja
indikator ini:
Analisis Pencapaian Sasaran 3.1.5.Penurunan Laju Inflasi
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
113
Laju Inflasi
a. Penjelasan
Kebijakan Perekonomian yang difasilitasi berupa perhitungan Indeks Harga
Konsumen dalam rangka pengendalian inflasi di Kabupaten Belitung Timur.
Inflasi adalah kecenderungan harga-harga untuk meningkat secara umum dan
terus menerus. Inflasi yang rendah dan stabil merupakan prasyarat bagi
pertumbuhan ekonomi yang berkesinambungan dalam rangka meningkatkan
kesejahteraan masyarakat, dan akan berdampak positif kepala kondisi sosial
ekonomi masyarakat dengan terjaganya daya beli. Inflasi rendah dan stabil juga
kondusif bagi para pelaku ekonomi untuk mengambil keputusan dalam
melakukan kegiatan ekonomi, dengan berdampak positif kepada pertumbuhan
ekonomi nasional. Dalam rangka pengendalian inflasi tersebut, Kabupaten
Belitung Timur pada tahun 2016 – 2018 telah melaksanakan penghitungan
Indeks Harga Konsumen (IHK) secara mandiri bekerjasama dengan BPS
Kabupaten Belitung Timur. Output yang dihasilkan yaitu berupa angka
inflasi/deflasi Kota Manggar, berbentuk Berita Acara Inflasi yang berisi
penjelasan tentang komoditas-komoditas penyumbang angka inflasi/deflasi di
Belitung Timur.
b. Analisis Kinerja
Pada tahun 2019, tidak ada data realisasi laju inflasi Kabupaten Belitung
Timur. Hal ini disebabkan tidak dapat dilaksanakannya penghitungan Indeks
Harga Konsumen oleh BPS Kabupaten Belitung Timur, dikarenakan BPS
Kabupaten Belitung Timur menginginkan perubahan mekanisme kerjasama
yaitu melalui mekanisme PNBP sesuai dengan Surat Edaran dari BPS-RI terkait
mekanisme kerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat. Mengingat
bahwa KUA PPAS sudah di tetapkan dan sedangkan besaran pagu pelaksanaan
kegiatan perhitungan yang disampaikan oleh BPS Kabupaten Belitung Timur
menggunakan standar nasional/pusat sehingga Plafon Anggaran Sementara
kegiatan tidak memenuhi standar tersebut dan pada akhirnya kesepakatan
tersebut tidak bisa dipenuhi oleh Pemerintah Kabupaten Belitung TImur.
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
114
Penghitungan angka inflasi Kota Manggar dilaksanakan pada Tahun 2017 dan
2018. Angka inflasi Kota Manggar Tahun 2017 sebesar 3,02% dan pada Tahun
2018 sebesar 3,61%, sedangkan Tahun 2019 tidak adanya penghitungan angka
inflasi. Dari data inflasi Tahun 2017 dan Tahun 2018 didapatkan akumulasi s/d
Tahun 2019 sebesar 3,32 %.
Dengan tidak terlaksananya penghitungan angka inflasi Kota Manggar
Kabupaten Belitung Timur, sehingga angka inflasi Kota Manggar mengikuti
sistercity yaitu Kota Tanjung Pandan. Kota Tanjung Pandan mengalami inflasi
sebesar 1,17 % (mtm) dengan infalsi tahunan sebesar 3,19% (yoy).
c. Solusi
Tahun 2019, kebijakan pengendalian inflasi oleh Tim Pengendalian Inflasi
Daerah (TPID) berdasarkan pada trend harga barang-barang pokok dan
strategis yang dimonitor dan direkap oleh Bidang Perdagangan melalui aplikasi
SISMONHAR. Selanjutnya Penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) tetap
dilaksanakan pada Tahun 2020 oleh BPS Kabupaten Belitung Timur, dengan
mekanisme PNBP sebagaimana edaran dari BPS-RI terkait mekanisme
kerjasama dengan Pemerintah Daerah setempat.
Tahun 2019 Penurunan Laju Inflasi Kabupaten Belitung Timur diupayakan
dengan berbagai kegiatan dalam menjaga kestabilan harga yang menjadi
kelompok keluaran inflasi. Upaya kegiatan dalam menjaga kestabilan harga
dalam mensejahterakan masyarakat Belitung Timur telah dilakukan oleh
Perangkat Daerah Teknis pada Tahun 2019 seperti bazar pertanian, operasi
pasar murah dan bantuan daging sapi. Upaya yang dilakukan tersebut
bertujuan untuk meminimalisasi terjadinya inflasi.
Walaupun penghitungan inflasi Kota Manggar Kabupaten Belitung timur
tidak bisa dilaksanakan, namun upaya dalam mengendalikan stabilisasi harga
untuk meminimalisasi terjadinya inflasi bisa teratasi di Tahun 2019.
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
115
Apabila dilihat dari realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan
tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.2-41Realisasi Akumulasi Tahun 2019 dibandingkan Target Akhir RPJMD Tahun 2021
Sasaran Penurunan Laju Inflasi
No Indikator Sasaran Satuan
RealisasiAkumulasis/d Tahun
2019
RencanaSesuaidenganTargetRPJMD
Tahun 2021
PersentaseCapaian
Kinerja (%)
1 Penurunan Laju Inflasi Persen 3,19 2,4 – 4,5 73,78 %
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa laju inflasi di Kabupaten
Belitung Timur dapat terus ditekan. Pemerintah Kabupaten Belitung Timur terus
mengupayakan penekanan laju inflasi dengan melaksanakan program dan kegiatan
sebagai berikut :
Program Pelaksanaan dan Pengendalian Kegiatan Pembangunan dan Perekonomian
Daerah, dengan kegiatan Peyelenggaraan Pengendalian Inflasi Daerah
Tabel 3.2-42Capaian Sasaran 3.2.1. Meningkatnya PDRB perkapita
Indikator Satuan
Tahun 2018 Tahun 2019
Target Realisasi
CapaianKinerjaTahun
2018(%)
Target Realisasi
CapaianKinerjaTahun2019(%)
1 Angka PDRBperkapita
RibuRupiah
N/A 58,310 - 63,925 59,640 93,3
Sasaran ini diukur dengan menggunakan indikator Angka PDRB Per Kapita dengan
realisasi capaian kinerja di tahun 2019 sebesar Rp 59.640.000 atau mencapai
Analisis Pencapaian Sasaran 3.2.1.Meningkatnya PDRB perkapita
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
116
93,3% dari target yang ditetapkan. Analisis capaian kinerja untuk indikator ini
adalah sebagai berikut :
Angka PDRB perkapita
a. Penjelasan
Salah satu indikator tingkat kemakmuran penduduk di suatu
daerah/wilayah dapat dilihat dari nilai PDRB per kapita, yang merupakan
hasil bagi antara nilai tambah yang dihasilkan oleh seluruh kegiatan
ekonomi dengan jumlah penduduk. Oleh karena itu, besar kecilnya jumlah
penduduk akan mempengaruhi nilai PDRB per kapita, sedangkan besar
kecilnya nilai PDRB sangat tergantung pada potensi sumber daya alam dan
faktor-faktor produksi yang terdapat di daerah tersebut. PDRB per kapita
atas dasar harga berlaku menunjukkan nilai PDRB per kepala atau per satu
orang penduduk.
b. Analisis PeningkatanKinerja
Nilai PDRB per kapita Kabupaten Belitung Timur atas dasar harga
berlaku senantiasa mengalami kenaikan. Pada tahun 2018 PDRB per kapita
Kabupaten Belitung Timur tercatat sebesar 58,31 juta rupiah. Secara
nominal terus mengalami kenaikan hingga tahun 2019 mencapai 59,64 juta
rupiah. Peningkatan PDRB Perkapita Beltim sejalan dengan meningkatnya
Nilai PDRB pada tahun 2019.
c. Solusi
Memperkuat kebijakan pemerintah untuk kesejahteraan
masyarakat, yang sangat dibutuhkan untuk kelangsungan hidup serta
dapat dinikmati secara merata oleh seluruh masyarakat. Dengan adanya
campur tangan pemerintah dalam menciptakan dukungan secara fisik, non
fisik maupun dari SDM yang akan digunakan dalam berbagai bidang seperti
pertanian, industri pengolahan dan jasa-jasa lainnya yang nantinya akan
menunjang pertumbuhan ekonomi sehingga menciptakan lapangan
pekerjaan.
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
117
Tabel 3.2-43Realisasi Akumulasi Tahun 2019 dibandingkan Target Akhir RPJMD Tahun 2021
Sasaran 3.2.1. : Meningkatnya PDRB Perkapita
No Indikator Sasaran Satuan
RealisasiAkumulasis/d Tahun
2019
RencanaSesuai
denganTarget RPJMD
Tahun 2021
PersentaseCapaian
Kinerja (%)
1 Angka PDRBperkapita Ribu Rupiah 59,64 70,445 84,66
Berdasarkan tabel di atas, jika dibandingkan dengan target RPJMD tahun
2021, realisasi akumulasi angka PDRB per kapita di Kabupaten Belitung Timur
sampai dengan tahun 2019 baru mencapai 84,66% dari target.
Tabel 3.2-44Capaian Sasaran 3.2.2.Perlindungan Sosial
No Indikator Satuan
Tahun 2018 Tahun 2019
Target Realisasi
CapaianKinerjaTahun
2018(%)
Target Realisasi
CapaianKinerjaTahun
2019 (%)
1.
Persentase masyarakatmiskin yangmendapatkan jaminansosial kesehatan
% 85 100 100 90 100 100
2.
Persentase masyarakatmiskin yangmendapatkan jaminansosial
% 39,23 61,29 100 78 73,25 93,85
3.
Persentase masyarakatmiskin yangmendapatkan jaminansosial pendidikan (KIPdan Beasiswa)
% 82,23 97,45 100 84 91,21 100
Rata-rata capaian kinerja 97,95
Sasaran ini diukur dengan 3 (tiga) indikator, dengan rata-rata capaian kinerja
sebesar 97,95%. Indikator ini merupakan indikator baru dalam RPJMD
Analisis Pencapaian Sasaran 3.2.2.Perlindungan Sosial
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
118
Perubahan, dengan harapan bahwa indikator ini dapat menunjang pencapaian
sasaran Perlindungan Sosial sehingga tujuan penurunan angka kemiskinan
dapat terwujud. Analisis capaian kinerja untuk masing-masing indikator adalah
sebagai berikut:
1. Persentase masyarakat miskin yang mendapatkan jaminan sosial
kesehatan
a. Penjelasan
Persentase masyarakat miskin mendapatkan jaminan sosial
kesehatan adalah sebuah subsistem pelayanan kesehatan yang tujuan
utamanya pelayanan preventif (pencegahan), promotif (peningkatan
kesehatan), kuratif dan rehabilitatif kepada masyarakat. Setiap upaya
yang diselenggarakan baik sendiri atau secara bersama-sama dalam
suatu organisasi adalah untuk memelihara dan meningkatkan
kesehatan, mencegah dan menyembuhkan penyakit serta
memulihkan kesehatan perorangan, keluarga, kelompok dan ataupun
masyarakat.Saat ini seluruh masyarakat miskin harus mendapatkan
pelayanan kesehatan.
b. Analisis Kinerja
Pada tahun 2018 seluruh masyarakat miskin yang mendapatkan
jaminan kesehatan adalah 100%. Pada tahun 2019 berdasarkan Basis
Data Terpadu (BDT) ada 29.181 masyarakat Belitung Timur
mendapatkan jaminan kesehatan dari kabupaten. Sehingga
persentase masyarakat yang memperoleh jaminan kesehatan adalah
100 %.
c. Solusi
Di tahun 2019 walaupun sudah 100% masyarakat miskin
mendapatkan jaminan kesehatan akan tetapi yang perlu tetap
dilaksanakan adalah peningkatan kinerja dari unit layanan kesehatan
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
119
dalam memberikan informasi tentang kegiatan preventif. Kegiatan
promotif lebih utama daripadamengobati penyakit. Melalui program
pendataan PIS-PK (Program Indonesia Sehat Penyehatan Keluarga),
secara door to door petugas kesehatan berupaya mengumpulkan data
kesehatan seluruh penduduk di kabupaten Belitung Timur, sehingga
akses pelayanan kesehatan 100% dapat tercapai.
2. Persentase masyarakat miskin yang mendapatkan jaminan sosial
a. Penjelasan
Untuk memperoleh nilai persentase pada indikator sasaran ini pada
target maupun realisasi adalah dengan membandingkan antara Jumlah
PMKS dalam 1 tahun yang menjadi Persentase masyarakat miskin yang
mendapatkan jaminan sosial dengan Jumlah PMKS dalam 1 tahun yang
seharusnya menjadi Persentase masyarakat miskin yang mendapatkan
jaminan sosial, sesuai dengan kemampuan yang adadi OPDyang
seharusnya menjadi peserta yakni 3.800 PMKS untuk Tahun 2018, dan
7.892 PMKS untuk Tahun 2019 dengan Capaian Kinerja pada Tahun
2018sebesar 64%sedangkan Tahun 2019sebesar 93,85%. Jika
dibandingkan Capaian Kinerja sebelumnya Tahun 2018 mengalami
Kenaikan.
b. Analisis Peningkatan Kinerja
Jika dianalisis lebih dalam terhadap peningkatan kinerja pada
indikator ini, bahwa alasan tidak tercapainya target kinerja dikarenakan
adanya kenaikantarget persentase masyarakat miskin dari 39,23%
menjadi 78% pada Tahun 2019. Kenaikan target ini disebabkan oleh
terus bertambahnya data jumlah masyarakat miskin karena tidak
terlaksananya pemutakhiran data masyarakat miskin melalui tahapan
musyawarah desa, sehingga tidak menghapus data masyarakat yang
sudah tidak termasuk kategori miskin.
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
120
Sebagai dampak dari hal tersebut, akhirnya pemberian jaminan
sosial menjadi tidak tepat sasaran, masyarakat yang tidak termasuk
kategori miskin masih mendapatkan bantuan jaminan sosial. Jumlah
bantuan yang diberikan kepada masyarakat miskin dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel 3.2-45Persentase PMKS yang menerima program pemberdayaan sosial melalui
Kelompok Usaha Bersama (KUBE)
c. Solusi
Beberapa solusi yang dapat dilakukan untuk mengatasi
permasalahan tersebut adalah sebagai berikut :
- Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa pada Bidang
Pemberdayaan Sosial mengkoordinir melalui TKSK (Tenaga
Kesejahteraan Sosial Kecamatan) untuk melaksanakan updating
data masyarakat miskin melalui musyarawah desa.
- Melakukan sinkronisasi data masyarakat miskin dengan hasil sensus
penduduk BPS (Badan Pusat Statistik), untuk mencegah adanya
data ganda, perubahan domisili atau perubahan data lainnya.
3. Persentase masyarakat miskin yang mendapatkan jaminan sosial
pendidikan (KIP dan Beasiswa)
a. Penjelasan
Program Indonesia Pintar (PIP) adalah program presiden RI yang
bertujuan untuk membantu biaya personal pendidikan bagi peserta
didik miskin atau rentan miskin yang masih terdaftar sebagai peserta
Tahun
Jumlah Masyarakat miskindalam 1 Tahun yang
seharusnya mendapatkanjaminan sosial
Jumlah Masyarakat Miskindalam 1 tahun yang
mendapatkan jaminan sosial
PersentaseCapaian
2015 10.554 2561 24,27%2016 9.646 1.636 16,96%2017 3.653 1.686 46,15%2018 29.181 17.884 61,29%2019 29.448 21.571 73,25%
Sumber : Dinas Sosial, Pemberdayaan Masyarakat dan Desa, 2017
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
121
didik pada jenjang pendidikan dasar dan menengah berdasarkan
instruksi presiden RI nomor 7 tahun 2014. Adapun data peserta didik
yang mendapat mendapatkan bantuan tersebut di peroleh berdasarkan
data dapodik yang dipadankan dengan data BDT dari Kemensos.
Pemerintah Kabupaten Belitung Timur juga menyediakan dana
pendidikan untuk melanjutkan kuliah bagi masyarakat kurang mampu
bekerjasama dengan berbagai perguruan tinggi (negeri dan swasta) di
Indonesia.
b. Analisis Kinerja
Pada tahun 2019 jumlah siswa penerima PIP dan beasiswa di
Kabupaten Belitung sesuai SK adalah berjumlah 3.733 orang, sedangkan
yang mencairkan sebanyak 3.405 orang atau sebesar 91,21%.
Pencairan dana PIP dilaksanakan oleh BRI pusat langsung ke rekening
penerima, namun ada beberapa kendala dalam pencairan tersebut
adalah siswa yang namanya tertera dalam SK sulit dihubungi karena
pindah, siswa tersebut telah keluar dari sekolah, banyak terdapat
rekening di bank yang dinyatakan kosong, dan juga tidak ada tranferan
dana masuk sementara menurut keterangan dari BRI pusat sebagai bank
penyalur semua dana penerima PIP sudah di transfer ke rekening,
kemudian juga adanya penyaluran yang tidak tepat sasaran. Data
jumlah penerima PIP dan beasiswa miskin dapat dilihat pada tabel
berikut ini :
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
122
Tabel 3.2-46Jumlah Penerima Pip Dan Beasiswa Miskin
NO JENJANGJUMLAH PENERIMA PIP DAN BEASISWA MISKIN(ORANG)
2018 2019sesuai SK
(salur) Cairserapan
(%)sesuai SK
(salur) Cairserapan
(%)
1 SD 2571 2516 97,86 2258 2154 95,39
2 SMP 1491 1438 96,45 1334 1114 83,51
3 BEASISWA PTPERMANEN 116 116 100,00 57 57 100,00
4 BEASISWA PTNON PERMANEN 53 53 100,00 84 84 100,00
jumlah total 4231 4123 97,45 3733 3409 91,32
c. Solusi
Untuk mengatasi permasalahan tersebut perlu adanya perbaikan
data yang benar-benar akurat sehingga tepat sasaran, pemutakhiran
harus dilakukan secara berkala.Selain itu juga perlu perbaikan
mekanisme pencairannya yaitu transfer sebaiknya dilakukan melalui
transfer daerah sehinggaPemerintah Daerah dapat menyalurkan sendiri
bantuan tersebut agar lebih mudah dalam pengontrolan dana yang
masuk dari pusat.
Apabila dilihat dari realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai
dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam
RPJMD adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2-47Realisasi Akumulasi Tahun 2019 dibandingkan Target Akhir RPJMD Tahun
2021Sasaran 3.2.2: Perlindungan Sosial
No Indikator Sasaran Satuan
RealisasiAkumulasis/d Tahun
2019
RencanaSesuai denganTarget RPJMD
Tahun 2021
PersentaseCapaian
Kinerja (%)
1Persentase masyarakat miskinyang mendapatkan jaminan sosialkesehatan (%)
Persen 100 90 100
2 Persentase masyarakat miskinyang mendapatkan jaminan sosial
Persen 93,85 90,8 100
3Persentase masyarakat miskinyang mendapatkan jaminan sosialpendidikan (KIP dan Beasiswa)
Persen 100 90 100
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
123
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa jika dibandingkan dengan
target RPJMD tahun 2021, sasaran ini sudah melebihi target yang direncanakan.
Namun meskipun demikian, Pemerintah Daerah tetap melaksanakan beberapa
program dan kegiatan untuk mendukung keberlanjutan pencapaian sasaran ini.
Program dan kegiatan yang mendukung pencapaian sasaran Perlindungan Sosial
adalah sebagai berikut :
1. Persentase masyarakat miskin yang mendapatkan jaminan sosial kesehatan
Program Kemitraan Peningkatan Pelayanan Kesehatan, dengan kegiatan:
- Kemitraan Asuransi Kesehatan Masyarakat
Program Pemberdayaan Fakir Miskin, Komunitas Adat
Terpencil (KAT) dan Penyandang Masalah Kesejahteraan
Sosial (PMKS) Lainnya
- Peningkatan Kemampuan (Capacity Building) Petugas
dan Pendamping Sosial Pemberdayaan Fakir Miskin, KAT
dan PMKS Lainnya
- Pelatihan Bimbingan Motivasi Keterampilan Usaha dan
Praktek Belajar Kerja Bagi FM, KAT dan PMKS Lainnya
- Pemberian Bantuan Sosial Beras Sejahtera
(RASTRA)/Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) Kepada
Masyarakat Miskin
-
Program Pelayanan dan Rehabilitasi Kesejahteraan Sosial
- Peningkatan Pembinaan Bagi Kesejahteraan Lansia
- Penanganan Korban Tindak Kekerasan dan Pekerja
Migran
Program pembinaan anak terlantar
- Peningkatan Pelayanan, Perlindungan dan Pembinaan
Kesejahteraan Anak
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
124
- Pemberian Bantuan Mainan Edukatif Bagi Anak
Terlantar
Program pembinaan para penyandang cacat dan trauma
- Pendidikan dan Pelatihan Bagi Penyandang Cacat dan
Eks Trauma
- Pendayagunaan Para Penyandang Cacat dan Eks
Trauma
- Pembinaan Para Penyandang Cacat dan Trauma
Program Pemberdayaan Keluarga
- Penyuluhan dan Pembinaan Kesejahteraan Keluarga
- Bimbingan dan Konseling Kesejahteraan Keluarga
- Pembinaan Eks Psikotik Luar Panti dan Home Visit Eks
Panti
Program Keluarga Sinergi
- Penguatan Kapasitas dan Pendamping Sosial
- Penguatan Kapasitas dan Pendamping Keluarga Sasaran
Program Keluarga Harapan
- Sosialisasi dan Penyuluhan Program Keluarga Harapan
(PKH)
Program Pelayanan Satu Pintu Penanggulangan Kemiskinan
(PSPPK)
- Peningkatan Infrastruktur Pelayanan Terpadu
- Peningkatan Kapasitas Aparatur Pelayanan Terpadu
- Updating Basis Data Terpadu (BDT)
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
125
Tabel 3.2-48Capaian Sasaran 3.3.1. Meningkatnya angka rata-rata lama sekolah
No Indikator Sasaran SatuanTahun 2018 CapaianK
inerjaTahun
2018(%)
Tahun 2019CapaianKinerjaTahun2019
(%)Target
Realisasi
Target
Realisasi
1 Angka rata-rata lamasekolah tahun 9 8,00 88,89 8,19 8,15 99,51
Sasaran ini diukur dengan menggunakan indikator angka rata-rata lama
sekolah, dimana capaian pada tahun 2019 angka rata-rata lama sekolah
adalah 8,15 tahun atau mencapai 99,51% dari target.
Berikut analisis pencapaian kinerja dari indikator tersebut :
1.Angka rata-rata lama sekolah
a. Penjelasan
Angka rata-rata lama sekolah adalah rata-rata lama sekolah atau
jumlah tahun yang dihabiskan oleh penduduk berusia 15 tahun keatas
untuk menempuh semua jenis pendidikan formal yang sedang di
jalankan.Indikator ini dihitung dari variabel pendidikan tertinggi yang
ditamatkan dan tingkat pendidikan yang sedang dijalankan. Standar
UNDP (Badan Program Pembangunan PBB) adalah minimal 0 tahun dan
maksimal 15 tahun.
Angka Rata-rata Lama Sekolah (RLS) akan menjadi salah satu komponen
pembentuk indikator Indeks Pembangunan Manusia (IPM) atau Human
Development Index (HDI) yaitu pengukuran perbandingan dari
harapan hidup, melek huruf, pendidikan dan standar hidup untuk
semua negara seluruh dunia. IPM digunakan untuk mengklasifikasikan
apakah sebuah negara adalah negara maju, negara berkembang atau
negara terbelakang dan juga untuk mengukur pengaruh dari
kebijaksanaan ekonomi terhadap kualitas hidup di suau wilayah. Angka
Analisis Pencapaian Sasaran 3.3.1.Meningkatnya angka rata-rata lama sekolah
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
126
Rata-rata Lama Sekolah akan menjadi salah satu dari 4 komponen
yaitu: Angka Harapan Hidup, Angka Melek Huruf, Angka Rata- rata Lama
Sekolah serta Pengeluaran per kapita.
b. Analisis Kinerja
Berdasarkan data tabel diatas angka rata-rata lama sekolah di
Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2019 mengalami
kenaikan/peningkatan dibanding tahun 2018 yaitu dari 8 tahun pada
2018 menjadi selama 8,15 tahun pada tahun 2019 atau baru mencapai
kelas 8 semester ganjil, namun kenaikannya relatif kecil / lambat.
c. Solusi
Dalam meningkatkan angka rata-rata lama sekolah tidaklah mudah,
karena peningkatannya bukan hanya disebabkan oleh program
pendidikan yang baik dan berkesinambungan dan ketersediaan sarana
dan prasarana sekolah namun juga dipengaruhi oleh tingkat partisipasi
masyarakat.
Keikutsertaan masyarakat dalam pelaksanaan pendidikan dengan
mewajibkan untuk memberikan pendidikan kepada semua anak-
anaknya baik masyarakat yang memiliki ekonomi menengah dan tinggi
ataupun ekonomi rendah akan menjadi daya pengungkit peningkatan
rata-rata lama sekolah dan tentunya pengetahuan dan pendidikan
generasi penerus.
Interverensi strategi dalam meningkatkan kualitas SDM dapat
dilakukan melalui kampanye intensif, program pendidikan dasar 9 tahun
atau meningkat menjadi 12 tahun perlu terus dipacu. Selain itu,
kelompok belajar seperti Pendidikan Luar Sekolah (PLS) yang meliputi
program paket A, B dan C dan keaksaraan fungsional untuk yang putus
sekolah pada usia 25 tahun ke atas harus terus digalakkan. Faktor
lainnya yang dapat menunjang adalah sarana transportasi, ketersediaan
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
127
PKBM di setiap kecamatan serta penyediaan tenaga pendidik yang
berkualitas juga perlu ditingkatkan.
Apabila dilihat dari realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai
dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam
RPJMD adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2-49Realisasi Akumulasi Tahun 2019 dibandingkan Target Akhir RPJMD Tahun 2021
Sasaran 3.3.1: Meningkatnya Angka Rata-Rata Lama Sekolah
No Indikator Sasaran Satuan
RealisasiAkumulasis/d Tahun
2019
RencanaSesuaidenganTargetRPJMD
Tahun 2021
PersentaseCapaian
Kinerja (%)
1 Angka rata-rata lamasekolah Tahun 8,19 9 91
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa:
Angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Belitung Timur pada tahun 2019
baru mencapai 8,19 tahun dari rencana target RPJMD tahun 2021 yaitu selama 9
tahun atau baru mencapai 91%. Hal ini perlu mendapat perhatian dari semua pihak
baik pemerintah daerah, masyarakat maupun LSM peduli pendidikan dalam
mendongkrak angka rata-rata lama sekolah di Kabupaten Belitung Timur agar bisa
bersaing dengan daerah lain. Untuk meningkatkan angka rata-rata lama sekolah,
Pemerintah Kabupaten Belitung Timur melalui Dinas Pendidikan menjalankan
program dan kegiatan sebagai berikut :
1. Program Pendidikan Anak Usia Dini, dengan kegiatan:
- Pembangunan/peningkatan gedung sekolah;
- Pemeliharaan/rehabilitasi bangunan sekolah;
- Pengadaan alat praktek dan peraga siswa;
- Penyelenggaraan pendidikan anak usia dini;
- Penyediaan dana pengembangan sekolah untuk PAUD;
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
128
- Bantuan penyelenggaraan operasional TK Negeri/Swasta;
- Pembangunan/peningkatan jaringan instalasi listrik sekolah;
- Peningkatan mutu pendidik dan tenaga kependidikan PAUD;
- Pengadaan meubelair sekolah
- Monitoring dan Evaluasi dana BOP PAUD
- Perencanaan, Sosialisasi, Pelaksanaan dan Pengawasan DAK Pedidikan
PAUD
2. Program Pendidikan Non Formal, dengan kegiatan:
- Pemberian bantuan operasional pendidikan non formal;
- Penyediaan Sarana dan Prasarana Pendidikan Non Formal;
- Sosialisasi Pendidikan Masyarakat dan Kursus;
- Peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan
non formal;
- Penyelenggaraan Paket C;
- Peningkatan mutu pendidikan dan tenaga kependidikan PAUD non
Formal.
- Peningkatan Mutu Layanan Pendidikan Non Formal
3. Program Peningkatan Mutu Tenaga Pendidik dan Tenaga Kependidikan,
dengan kegiatan:
- Pelaksanaan sertifikasi pendidik;
- Pengembangan mutu dan kualitas pendidikan dan pelatihan bagi
pendidik dan tenaga kependidikan;
- Peningkatan kesejahteraan tenaga pendidik dan tenaga kependidikan;
- Pelatihan aplikasi DAPODIKDAS dan PAUDNI
- Pelaksanaan penilaian angka kredit;
- Pelaksanaan Peningkatan layanan Pendidikan;
4. Progam Peningkatan Kualitas Pendidikan, dengan kegiatan:
- Penyediaan beasiswa bagi keluarga tidak mampu
5. Program Pendidikan Sekolah Dasar, dengan kegiatan:
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
129
- Pembangunan/peningkatan bangunan sekolah;
- Pembangunan/peningkatan sarana air bersih dan sanitasi;
- Pembangunan/peningkatan bangunan ruang ibadah;
- Pemeliharaan/rehabilitasi bangunan sekolah
- Pemeliharaan/rehabilitasi rumah dinas kepsek, guru, penjaga;
- Pemeliharaan/rehabilitasi sarana air bersih dan sanitasi;
- Pengadaan meubelair sekolah;
- Penyediaan biaya operasional SD/MI/SDLB;
- Penyelenggaraan paket A setara SD;
- Pembinaan minat bakat dan kreativitas siswa;
- Penyelenggraan UAN dan UAS;
- Musyawarah perencanaan pendidikan;
- Pengadaan raport sekolah jenjang SD/MI
- Pengembangan kurikulum, bahan ajar dan model pembelajaran;
- Perencanaan, Sosialisasi, Pelaksanaan dan Pengawasan DAK Pendidikan
SD
6. Program Pendidikan SMP, dengan kegiatan:
- Pembangunan/peningkatan bangunan sekolah;
- Pembangunan/peningkatan sarana air bersih dan sanitasi;
- Pemeliharaan/rehabilitasi bangunan sekolah;
- Pemeliharaan/rehabilitasi sarana air bersih dan sanitasi;
- Pengadaan peralatan praktek dan peraga siswa;
- Pengadaan meubelair sekolah;
- Penyediaan biaya operasional SMP/MTs;
- Penyelenggaraan paket B setara SMP;
- Pembinaan minat bakat dan kreativitas siswa;
- Penyelenggraan UAN dan UAS;
- Pengadaan raport sekolah jenjang SD/MI;
- Perencanaan, Sosialisasi, Pelaksanaan dan Pengawasan DAK Pedidikan
SMP
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
130
Tabel 3.2-50Capaian Sasaran 3.3.2. Sasaran 3.3.2. Meningkatnya usia harapan hidup
Indikator Satuan
Tahun 2018 Tahun 2019
Target
Realisasi
CapaianKinerjaTahun
2018(%)
Target Realisasi
CapaianKinerjaTahun
2019 (%)
1 Usia harapan hidup tahun 71,45 71,52 100,10 71,52 71,9 100,53
Adapun penjelasan mengenai indikator yang mewakili pencapaian kinerja
sasaran tersebut, sebagai berikut :
1. Usia harapan hidup
a. Penjelasan
Angka ini didefinisikan sebagai perkiraan banyak tahun yang dapat
ditempuh oleh seseorang sejak lahir, berdasarkan age specific rate atau
rata-rata umur spesifik dari kematian, besar kecilnya usia harapan hidup
suatu generasi sangat dipengaruhi oleh banyaknya penduduk yang
mampu melewati umur tertentu, dan banyaknya penduduk yang
dilahirkan hidup dari suatu generasi sampai mencapai umur tertentu.
Usia harapan hidup ditentukan oleh besarnya angka jumlah kematian
bayi. Jika kematian bayi jumlahnya besar, usia harapan hidup akan
rendah. Oleh karenanya, biasanya di negara-negara maju harapan
hidupnya tinggi karena padaumumnya tingkat kesehatan ibu dan
bayinya tinggi.Sebaliknya, di negara berkembang biasanya relatif
rendah karena buruknya tingkat kesehatan. Angka Harapan Hidup
(AHH) Kabupaten Belitung Timur tahun 2018 mencapai 71,52 tahun,
sedangkan tahun 2019 naik menjadi 71,9 tahun ( Data Badan Pusat
Statistik Kabupaten Belitung Timur ).
Analisis Pencapaian Sasaran 3.3.2. Meningkatnya usia harapan hidup
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
131
b. Analisis Kinerja
Angka Usia Harapan Hidup Kabupaten Belitung Timur pada tahun
2018 mencapai angka 71,52 tahun, angka ini lebih tinggi dari rata-rata
AHH nasional (Indonesia) yang pada periode tersebut mencapai 70,29
tahun. Sementara itu, rata-rata angka harapan hidup di Belitung Timur
tumbuh sebesar 0,10 % (Persen)/ tahun selama periode tersebut.
Jika dilihat dari aspek kesehatan, peningkatan angka usia harapan
hidup dipengaruhi oleh peningkatan kesehatan ibu dan anak. Hal ini
berkaitan erat dengan angka kematian bayi, pada tahun 2019 jumlah
kasus kematian bayi di Kabupaten Belitung timur 15 kasus/1000
kelahiran hidup atau di Angka 7,52. Angka ini masih dibawah angka
nasional yakni 24/1.000 kelahiran hidup.
Faktor cakupan pertolongan persalinan ditolong oleh tenaga
kesehatan yang memiliki kompetensi kebidanan dengan capaian
sebanyak 1.996 ibu hamil ditolong oleh tenaga kesehatan yang memiliki
kompetensi sehingga capaian kinerja sebesar (84,36%).
c. Solusi
Terus melakukan pembinaan tentang kesehatan Ibu dan anak,
mengoptimalkan program kelas ibu hamil dan meningkatkan kerjasama
antara bidan dengan dokter spesialis dalam penanganan kesehatan bayi
sebagai upaya menekan angka kematian bayi dikarenakan saat ini angka
kematian bayi di Belitung Timur masih cukup tinggi. Kegiatan
peningkatan capaian Standar Pelayanan Minimal Bidang Kesehatan bagi
seluruh penduduk dari berbagai kriteria umur sampai usia lanjut berupa
kegiatan di dalam gedung puskesmas maupun luar gedung puskesmas.
Inovasi lain puskesmas dalam peningkatan kesehatan ibu dan anak yang
telah dilaksanakan, diantaranya KABITA GIAT (Kelas Ibu dan Balita Gigi
Sehat) di Puskesmas Dendang, PELITA (Peduli Ibu Hamil, Ibu Nifas, Bayi
dan Balita) di Puskesmas Gantung dan YUK NGEJIM ( Yuk Jemput dan
Antar Ibu Hamil) di Puskesmas Mengkubang.
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
132
Apabila dilihat dari realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai
dengan tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam
RPJMD adalah sebagai berikut:
Tabel 3.2-51Realisasi Akumulasi Tahun 2019 dibandingkan Target Akhir RPJMD Tahun 2021
Sasaran 3.3.2: Meningkatnya Usia Harapan Hidup
No Indikator Sasaran SatuanRealisasi
Akumulasi s/dTahun 2019
RencanaSesuai denganTarget RPJMD
Tahun 2021
PersentaseCapaian
Kinerja (%)
1 Usia Harapan Hidup Tahun 71,90 71,52 100,53
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa:
Usia Harapan Hidup tahun 2019 adalah 71,90 tahun selisih 1,61 tahun lebih tinggi
dari angka Nasional yaitu 70,29 tahun. Meskipun demikian, untuk lebih
meningkatkan usia harapan hidup, di Kabupaten Belitung Timur, Pemerintah
Daerah menjalankan program dan kegiatan sebagai berikut :
1. Program Upaya Kesehatan Masyarakat, dengan kegiatan:
- Pemeliharaan dan Pemulihan Kesehatan
- Peningkatan Pelayanan Kesehatan Jiwa Masyarakat
- Revitalisasi sistem kesehatan
- Peningkatan dan pengembangan tenaga kesehatan
2. Program Pengawasan Obat dan Makanan, dengan kegiatan:
- Peningkatan Keamanan Pangan dan Bahan Berbahaya
3. Program Promosi Kesehatan dan Pemberdayaan masyarakat, dengan kegiatan:
- Pengembangan desa siaga posyandu
- Peningkatan pengetahuan informasi kesehatan
- Pengukuran kebugaran jasmani
4. Program Perbaikan Gizi Masyarakat, dengan kegiatan:
- Pemberian makanan tambahan dan vitamin
- Pemberdayaan masyarakat untuk pencapaian keluarga sadar gizi
5. Program Pengembangan Lingkungan Sehat, dengan kegiatan:
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
133
- Pengawasan dan pembinaan TTU TPM
- Pengawasan dan pemeriksaan kesehatan air
- Pengembangan sarana prasarana sanitasi lingkungan
6. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Anak Balita, dengan kegiatan:
- Pembinaan kesehatan anak balita.
7. Program Peningkatan Pelayanan Kesehatan Lansia, dengan kegiatan:
- Pelayanan pemeliharaan kesehatan
8. Program Peningkatan Keselamatan Ibu Melahirkan dan Anak, dengan kegiatan:
- Peningkatan kompetensi nakes dalam penanggulangan keselamatan ibu
melahirkan dan anak
9. Program Kesehatan Anak dan Remaja, dengan kegiatan:
- Peningkatan kesehatan anak dan remaja
10. Program Pencegahan dan Penanggulangan Penyakit Menular dan Tidak
Menular, dengan kegiatan:
- Penyemprotan fogging sarang nyamuk/ pengendalian penyakit bersumber
binatang
- Pelayanan pencegahan dan penanggulangan penyakit menular
- Pencegahan penularan penyakit endemik/ epidemic
- Kesehatan matra
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
134
Tabel 3.2-52Capaian Sasaran 3.3.3. Meningkatnya ketahanan keluarga
Indikator Satuan
Tahun 2018 Tahun 2019
Target Realisasi
CapaianKinerjaTahun
2018(%)
Target Realisasi
CapaianKinerjaTahun
2019 (%)
1 Indeks ketahanankeluarga kategori N/A N/A N/A Tinggi N/A N/A
Rata-rata capaian kinerja
Indikator ini merupakan indikator baru dalam RPJMD Perubahandan baru
akan dilakukan pengukuran di tahun anggaran 2020, sehingga belum ada data
yang dapat dianalisis untuk capaian tahun 2019. Penjelasan lebih rinci dapat
dilihat di bawah ini.
Indeks Ketahanan Keluarga
Peraturan Menteri PPPA Nomor 6 Tahun 2013 tentang Pelaksanaan
Pembangunan Keluarga menyebutkan bahwa konsep ketahanan dan
kesejahteraan keluarga mencakup:
1) Landasan Legalitas dan Keutuhan Keluarga,
2) Ketahanan Fisik,
3) Ketahanan Ekonomi,
4) Ketahanan Sosial Psikologi, dan
5) Ketahanan Sosial Budaya.
Oleh karena itu, pengukuran tingkat ketahanan keluarga akan
mencakup kelima hal tersebut di atas, yang selanjutnya disebut sebagai
dimensi pengukur ketahanan keluarga.
KPPPA telah merumuskan 24 (dua puluh empat) ciri-ciri yang
Pembangunan Ketahanan Keluarga 2016 (Pembangunan Ketahanan Keluarga
Analisis Pencapaian Sasaran 3.3.3.Meningkatnya ketahanan keluarga
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
135
2016) merepresentasikan tingkat ketahanan keluarga. Semua ciri-ciri
(indikator) ketahanan keluarga tersebut terkelompok dalam 5 (lima) dimensi
dan terbagi dalam 15 (lima belas) variabel. Kelima dimensi tersebut adalah (1)
Legalitas dan Struktur Keluarga mempunyai 3 variabel (7 indikator); (2)
Ketahanan Fisik mempunyai 3 variabel (4 indikator); (3) Ketahanan Ekonomi
mempunyai 4 variabel (7 indikator), (4) Ketahanan Sosial Psikologi
mempunyai 2 variabel (3 indikator); dan (5) Ketahanan Sosial Budaya
mempunyai 3 variabel (3 indikator).
Dinas Kesehatan, Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana telah
berkoordinasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan
Pengembangan Daerah dan Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung Timur,
mengenai proses perhitungan kategori Indeks Ketahanan Keluarga, sampai
dengan laporan ini diajukan informasi yang diminta belum dapat diperoleh.
Apabila dilihat dari realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan
tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.2-53Realisasi Akumulasi Tahun 2019 dibandingkan Target Akhir RPJMD Tahun 2021
Sasaran 3.3.3: Meningkatnya Ketahanan Keluarga
No Indikator Sasaran SatuanRealisasi
Akumulasi s/dTahun 2019
RencanaSesuai denganTarget RPJMD
Tahun 2021
PersentaseCapaian
Kinerja (%)
1 Indeks Ketahanan Keluarga Kategori N/A Tinggi N/A
Data Indeks Ketahanan Keluarga belum dapat diketahui karena baru akan
dilakukan pengukuran pada tahun anggaran 2020, sehingga belum dapat diketahui
capaian kinerjanya. Namun meskipun belum dapat diukur kinerja pada sasaran ini,
Pemerintah Kabupaten Belitung Timur melalui Dinas Kesehatan, Pengendalian
Penduduk dan Keluarga Berencana tetap berupaya untuk mewujudkan ketahanan
keluarga dengan menjalankan program dan kegiatan sebagai berikut :
1. Program Keluarga Berencana, dengan kegiatan:
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
136
- Penyediaan pelayanan KB dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin
- Pembinaan Keluarga Berencana
- Bhakti kesatuan gerak PKK KB kes
2. Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga, dengan kegiatan:
- Pembinaan peningkatan ekonomi keluarga menuju keluarga sejahtera
3. Program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), dengan kegiatan:
- Advokasi dan KIE tentang kesehatan reproduksi remaja
4. Program Pengelolaan Data dan Informasi, dengan kegiatan:
- Pengelolaan data dan informasi kependudukan dan keluarga berencana
5. Program Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, dengan kegiatan:
- Analisa dampak penduduk
- Pemaduan kebijakan pengendalian penduduk
Tabel. 3.2-54Capaian Sasaran 3.3.4. Pengendalian Penduduk
No IndikatorSasaran Satuan
Tahun 2018 CapaianKinerjaTahun
2018(%)
Tahun 2019 CapaianKinerjaTahun
2019 (%)Target Realisasi Target Realisasi
1 PengendalianLaju penduduk % 2,5 1,35 54 2,5 1,22 48,8
Adapun penjelasan mengenai indikator yang mewakili pencapaian kinerja
sasaran tersebut, sebagai berikut:
1. Pengendalian Laju Penduduk
a. Penjelasan
Kependudukan adalah hal yang berkaitan dengan jumlah, struktur,
pertumbuhan, persebaran, mobilitas, kualitas dan kondisi kesehjahteraan
yang menyangkut politik, ekonomi, sosial budaya, agama serta lingkungan
penduduk setempat. Pengendalian laju pertumbuhan adalah perubahan
Analisis Pencapaian Sasaran 3.3.4.Pengendalian Laju Penduduk
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
137
jumlah penduduk dari suatu wilayah tertentu di setiap tahunnya.
Pengendalian laju penduduk berguna untuk memprediksi jumlah penduduk
suatu wilayah di masa yang akan datang. Laju pertumbuhan penduduk
terjadi terus-menerus akibat adanya kelahiran, kematian, migrasi masuk
dan migrasi keluar.
Rumus laju pertumbuhan penduduk, yaitu pertambahan penduduk
tahun N dibagi jumlah penduduk tahun sebelumnya dikali 100 %.
b. Analisis Kinerja
Pengendalian laju pertumbuhan penduduk pada tahun 2018
terealisasi sebesar 1,35 % dari target 2%.Sedangkan pada tahun 2019
terealisasi 1,22% dari target 2,50 %. Jika diamatiada penurunan
pertumbuhan penduduk pada tahun 2019 dibandingkan pada tahun 2018.
Ada beberapa faktorpenyebab kenaikan pertumbuhan penduduk antara
lainangka kelahiran yang naik dibandingkan angka kematian dan migrasi
serta ketersediaan fasilitas sosial dan ekonomi.
c. Solusi
Solusi dalam mengendalikan pengendalian laju pertumbuhan
penduduk yaitu dengan cara merencanakan menikah saat usia ideal dan
serta merencanakan kehamilan.Menghindari 4T yaitu terlalu tua, terlalu
muda, terlalu dekat dan terlalu jauh. Sosialisasi kepada masyarakat dan
sekolah-sekolah merupakan salah satuupaya dalam pengendalian laju
pertumbuhan penduduk sehingga terkendali.
Apabila dilihat dari realisasi akumulasi pencapaian sasaran sampai dengan
tahun ini dibandingkan dengan rencana yang tercantum dalam RPJMD adalah
sebagai berikut:
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
138
Tabel 3.2-55Realisasi Akumulasi Tahun 2019 dibandingkan Target Akhir RPJMD Tahun 2021
Sasaran 3.3.4: Pengendalian Penduduk
No Indikator Sasaran SatuanRealisasi
Akumulasi s/dTahun 2019
RencanaSesuai denganTarget RPJMD
Tahun 2021
PersentaseCapaian
Kinerja (%)
1 Laju Penduduk (%) Persen 1,22 2,5 48,8
Berdasarkan tabel diatas dapat disimpulkan bahwa laju pertumbuhan
penduduk di Kabupaten Belitung Timur hingga tahun 2019 adalah sebesar 1,22%
atau baru mencapai 48,8% dari target RPJMD di tahun 2021. Untuk meningkatkan
laju pertumbuhan penduduk, maka dijalankan program dan kegiatan sebagai
berikut :
1. Program Keluarga Berencana, dengan kegiatan:
- Penyediaan pelayanan KB dan alat kontrasepsi bagi keluarga miskin
- Pembinaan Keluarga Berencana
- Bhakti kesatuan gerak PKK KB kes
2. Program Pemberdayaan Ekonomi Keluarga, dengan kegiatan:
- Pembinaan peningkatan ekonomi keluarga menuju keluarga sejahtera
3. Program Kesehatan Reproduksi Remaja (KRR), dengan kegiatan:
- Advokasi dan KIE tentang kesehatan reproduksi remaja
4. Program Pengelolaan Data dan Informasi, dengan kegiatan:
- Pengelolaan data dan informasi kependudukan dan keluarga berencana
5. Program Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana, dengan kegiatan:
- Analisis dampak penduduk
- Pemaduan kebijakan pengendalian penduduk
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
139
3.3 AKUNTABILITAS KEUANGAN PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG
TIMUR
Penyerapan anggaran belanja langsung di tahun 2019 pada sasaran RPJMD
Perubahan sebesar 91% dari yang dianggarkan sebesar Rp 143.064.013.589,00
dengan realisasi sebesar Rp 129.716.359.724,00
Jika dilihat dari realisasi anggaran per sasaran, penyerapan anggaran
terbesar pada program/kegiatan di sasaran ‘Pembangunan infrastruktur kawasan
strategis’ (98%). Sedangkan penyerapan terkecil pada program/kegiatan di sasaran
‘Penurunan Laju Inflasi (33%), yang disebabkan kegiatan ini dilaksanakan dengan
pagu anggaran sebesar Rp. 79.600.000 dan terealisasi sebesar Rp. 26.604.816,00
atau sebesar 33,42% dengan capaian kinerja sebesar 90%. Output dari kegiatan ini
berupa laporan semester dan terpenuhi sebanyak 2 laporan yaitu semester I dan
semester II. Namun kegiatan ini memiliki permasalahan sehingga tidak bisa
maksimal melakukan penyerapan anggaran. Hal tersebut disebabkan tidak
dilaksanakannya penghitungan Indeks Harga Konsumen (IHK) Kabupaten Belitung
Timur kerjasama dengan Badan Pusat Statistik Kabupaten Belitung
Timur.Mengingat bahwa KUA PPAS sudah di tetapkan dan sedangkan besaran pagu
pelaksanaan kegiatan perhitungan yang disampaikan oleh BPS Kabupaten Belitung
Timur menggunakan standar nasional/pusat dalam kerjasama penyusunan IHK
dasar penghitungan angka inflasi (PNBP) sehingga Plafon Anggaran Sementara
kegiatan tidak memenuhi standar tersebut dan pada akhirnya kesepakatan tersebut
tidak bisa dipenuhi oleh Pemerintah Kabupaten Belitung TImur.
Anggaran dan realisasi belanja langsung tahun 2019 yang dialokasikan untuk
membiayai program/kegiatan dalam pencapaian sasaran pembangunan disajikan
pada tabel berikut
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
140
Tabel 3.2.-56
Pencapaian Kinerja Sasaran dan Anggaran Tahun 2019
Sasaran Strategis Indikator Kinerja Utama Satuan Target Realisasi
Persentase
Capaian
Kinerja
2019
Anggaran 2019 Realisasi AnggaranPerse
ntase
Persentase
serapan
anggaran
per
sasaran
1.1.1 meningkatnya
Indeks
Reformasi
Birokrasi
1Indeks Reformasi
Birokrasi% 52,5 51.52 98.1 Rp8.435.542.589 Rp6.894.309.398 82% 82%
1.1.2 Meningkatnya
kualitas
pengelolaan
keuangan
daerah
2Opini laporan keuangan
daerahkategori WDP WDP 100 Rp4.380.148.172 Rp3.571.148.621 82% 82%
2.1.1 Pemenuhan
kebutuhan
dasar
masyarakat
3Persentase akses sanitasi
masyarakat% 82 74,61 91%
Rp7.101.446.250 Rp6.358.724.02090%
85%4 Luas kawasan kumuh hektar 24,66 26,88 109%Rp6.425.356.800 Rp5.488.847.808
85%
5 Rasio rumah layak huni % 60 76,92 128% Rp6.425.356.800 Rp5.488.847.808 85%
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
141
6Akses air bersih
masyarakat% 93,66 86,1 92%
Rp7.793.296.250 Rp7.035.346.84090%
7
Persentase panjang jalan
kabupaten dalam kondisi
baik
km 80 62,33 78%
Rp28.281.147.850 Rp27.887.609.933
99%
8Jumlah lintas pelayanan
angkutantrayek 5 8 160%
Rp645.190.000 Rp408.095.90063%
2.2.1 Pembangunan
infrastruktur
kawasan
strategis
9
Persentase kawasan
strategis daerah dengan
infrastruktur baik
% 16 16 100% Rp15.068.920.000 Rp14.715.491.525 98% 98%
2.2.2 Meningkatnya
kualitas
lingkungan
hidup
10 Indeks Lingkungan Hidup % 64,45 68,87 107% Rp4.947.061.000 Rp3.164.856.374 64% 64%
3.1.1 Meningkatnya
PDRB sektor
pertanian,
industri
pengolahan,
penyediaan
akomodasi
11
Persentase kontribusi
PDRB sektor pertanian,
kehutanan dan
perikanan
% 24,5 23,98 98% Rp3.775.916.000 Rp3.519.157.452 93%
88%
12
Persentase kontribusi
PDRB sektor industri
pengolahan
% 20,04 19,81 99% Rp26.380.000 Rp21.634.500 82%
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
142
makanan dan
minuman
13
Persentase kontribusi
PDRB sektor penyediaan
akomodasi makanan dan
minuman
% 2,35 2,49 106% Rp1.226.935.000 Rp1.076.069.050 88%
3.1.2 Menurunnya
angka
Pengangguran
14Tingkat pengangguran
terbuka% 1,45 1,71 118% Rp1.077.294.000 Rp892.765.473 83% 83%
3.1.3 Meningkatnya
nilai investasi
daerah
15
Nilai investasi tahunan
berskala nasional
(PMA/PMDN)
Rupiah478.848.062
.107
165.551.513.98
935% Rp611.389.000 Rp584.935.230 96% 96%
3.1.4 Meningkatnya
daya saing
koperasi dan
UKM
masyarakat
lokal
16 indeks daya saing UMKM kategori cukup N/A - - - -
-17
Indeks daya saing
koperasikategori cukup N/A - - - -
3.1.5 Penurunan laju
inflasi18 Laju inflasi % 2,4-4,5 3,19 100% Rp79.600.000 Rp26.604.816 33% 33%
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
143
3.2.1 Meningkatnya
PDRB per
kapita
19 Angka PDRB perkapitaRibu
rupiah63,925 59,64 93% - - - -
3.2.2 Perlindungan
sosial20
Persentase masyarakat
miskin yang
mendapatkan jaminan
sosial kesehatan
% 90 100 111% Rp14.106.744.000 Rp13.482.815.204 96%
90%21
Persentase masyarakat
miskin yang
mendapatkan jaminan
sosial
% 78 73,25 94% Rp439.227.000 Rp427.334.009 97%
22
Persentase masyarakat
miskin yang
mendapatkan jaminan
sosial pendidikan (KIP
dan Beasiswa)
% 84 91,21 109% Rp2.924.340.000 Rp2.283.350.000 78%
3.3.1 Meningkatnya
angka rata-rata
lama sekolah
23Angka rata-rata lama
sekolahtahun 8,19 8,15 99,51% Rp42.029.649.000 Rp38.284.083.199 91% 91%
3.3.2 Meningkatnya
usia harapan
hidup
24 usia harapan hidup tahun 71,52 71,9 100% Rp8.493.868.500 Rp6.715.628.241 79% 79%
Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
144
3.3.3 Meningkatnya
ketahanan
keluarga
25Indeks ketahanan
keluargakategori tinggi N/A - - - - -
3.3.4 Pengendalian
penduduk26
Pengendalian Laju
pendudukpersen 2,5 1,22 49% Rp159.534.000 Rp143.474.800 90% 90%
145Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Tmur
Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur bertujuan untuk memberikan
gambaran tingkat pencapaian sasaran maupun tujuan instansi pemerintah sebagai
jawaban dari visi, misi dan tujuan strategis instansi pemerintah yang mengindikasikan
tingkat keberhasilan dan kegagalan pelaksanaan kegiatan- kegiatan sesuai dengan
program dan kebijakan yang ditetapkan.
Berdasarkan Laporan Kinerja Kabupaten Belitung Timur Tahun 2019 ini, dapat
disimpulkan bahwa secara umum Pemerintah Kabupaten Belitung Timur telah
memperlihatkan pencapaian kinerja yang BAIK dan signifikan atas sasaran-sasaran
strategis yang telah ditetapkan.
Sasaran strategis Tahun 2016 sebagaimana tertuang dalam Peraturan Bupati
Belitung Timur Nomor 28 Tahun 2017 tentang Perubahan Atas Peraturan Bupati
Belitung Timur Nomor 50 Tahun 2016 tentang Indikator Kinerja Utama Pemerintah
Daerah Tahun 2016-2021 di Lingkungan Pemerintah Kabupaten Belitung Timur
berjumlah berjumlah 16 (enam belas) sasaran dengan 29 (dua puluh sembilan)
indikator sasaran.
Berdasarkan hasil analisis pengukuran kinerja terhadap 16 (enam belas) sasaran
dan 26 ( dua puluh enam) indikator yang diperjanjikan di tahun 2019 yang mendukung
pencapaian sasaran-sasaran tersebut, maka dapat disimpulkan:
a) 18 indikator sasaran dengan kinerja pencapaian Sangat Tinggi
b) 1indikator sasaran dengan kinerja pencapaian Tinggi
BAB 4
PENUTUP
146Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Tmur
c) Tidak ada indikator sasaran dengan kinerja pencapaian Sedang
d) Tidak ada indikator sasaran dengan kinerja pencapaian Rendah
e) 2 indikator sasaran dengan kinerja pencapaian Sangat Rendah
Tabel berikut menyajikan data capaian kinerja sasaran di tahun 2019 :
Tabel 4.1Capaian Kinerja Sasaran tahun 2019
No Sasaran Capaian kinerja2019 (%)
1 Meningkatnya Indeks Reformasi Birokrasi 100
2 Meningkatnya kualitas pengelolaan keuangandaerah 100
3 Pemenuhan kebutuhan dasar masyarakat 70
4 Pembangunan infrastruktur kawasan strategis 1005 Meningkatnya kualitas lingkungan hidup 100
6Meningkatnya PDRB sektor pertanian, industripengolahan, penyediaan akomodasi makanandan minuman
99
7 Menurunnya angka Pengangguran 100
8 Meningkatnya nilai investasi daerah 35
9 Meningkatnya daya saing koperasi dan UKMmasyarakat lokal -
10 Penurunan laju inflasi 100
11 Meningkatnya PDRB per kapita 93
12 Perlindungan sosial 98
13 Meningkatnya angka rata-rata lama sekolah 100
14 Meningkatnya usia harapan hidup 100
15 Meningkatnya ketahanan keluarga -
16 Pengendalian penduduk 49
Dari tabel diatas dapat dilihat sejumlah 10 (sembilan) sasaran dengan capaian
Sangat Tinggi, atau baru 62,5% dari total jumlahsasaran yang ada.Namun
demikianmasih terdapat 2 (dua)sasarandengan capaian kategori Rendah di tahun
2019, seperti tercantum dalam tabel berikut :
147Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Tmur
Tabel 4.2-1Capaian Kinerja Tahun 2019
No Sasaran Capaian Kinerja Tahun 2019
1 Meningkatnya nilai investasidaerah
35%
2 Pengendalian Laju penduduk 49%
Hal ini perlu mendapat perhatian khusus dari Pemerintah Kabupaten Belitung
Timur dapat dirumuskan strategi tindaklanjut untuk meningkatkan capaian kinerja
sasaran-sasaran tersebut dengan upaya – upaya sebagai berikut :
1. Meningkatnya nilai investasi daerah
a. Menyediakan Peta Potensi Investasi sebagai informasi kepada para pelaku ekonomi
di daerah atau pun di luar daerah, kapan, dimana dan apa saja jenis investasi yang
sesuai dengan pembangunan yang akan datang. Dengan cara ini maka pihak
pengusaha dapat mengetahui arah kebijakan pembangunan daerah yang
diinginkan pemerintah daerah sehingga dapat digunakan sebagai dasar kegiatan
usaha yang akan dikembangkan.
b. Mendorong para investor yang telah mendapatkan izin investasinya agar segera
merealisasikan rencana investasi mereka serta melakukan sosialisasi dan
pembinaan tentang kewajiban penyampaian Laporan Kegiatan Penanam Modal
(LKPM) melalui kegiatan pengawas dan pengendalian pelaksanaan penanaman
modal.
c. Agar Pemerintah Daerah dapat menjadikan LKPM sebagai syarat perusahaan untuk
membuat izin-izin lainnya ( untuk pengembangan usahanya) dikarenakan
penyampaian LKPM merupakan kewajiban pelaku usaha yang melakukan kegiatan
usaha untuk setiap bidang usaha dan/atau lokasi dengan nilai investasi sampai
dengan Rp500.000.000,00 (lima ratus juta rupiah), sebagaimana tercantum dalam
Peraturan Badan Koordinasi Penanaman Modal Nomor 7 Tahun 2018 tentang Tata
Cara Pengendaian Pelaksanaan Penanaman Modal.
148Laporan Kinerja Pemerintah Kabupaten Belitung Tmur
2. pengendalian laju penduduk
Dalam mengendalikan pengendalian laju pertumbuhan penduduk yaitu
dengan cara merencanakan menikah saat usia ideal dan serta merencanakan
kehamilan.Menghindari 4T yaitu terlalu tua, terlalu muda, terlalu dekat dan
terlalu jauh. Sosialisasi kepada masyarakat dan sekolah-sekolah merupakan
salah satuupaya dalam pengendalian laju pertumbuhan penduduk sehingga
terkendali.
-o00o-
1
2
3
PEMERINTAH KABUPATEN BELITUNG TIMURTAHUN 2020