Pemindahan penderita

Embed Size (px)

Citation preview

PEMINDAHAN PENDERITA

Kecepatan merupakan salah satu tujuan penting dalam pertolongan gawat darurat. Bila penderita mengalami keadaan yang mengancam nyawa maka perlu upaya untuk membawanya secepat mungkin ke fasilitas kesehatan dapat membedakan hasilnya antara hidup dan mati.Pada situasi yang berbahaya tindakan tepat, cepat dan waspada sangatlah penting. Cepat tidak berarti boleh salah. Perhatian penolong mungkin tertuju bagaimana mengankat dan memindahkan penderita secepat mungkin sehingga dapat terjadi kelalaian. Pemindahan penderita pasti dilakukan setelah perawatan darurat selesai. Ohyaaa????Saat tiba di lokasi kejadian seorang pelaku pertolongan pertama perlu mempertimbangkan apakah akan melakukan perawatan sementara terhadap penderita terlebih dahulu atau segera memindahkannya.Bila dianggap perlu memindahkan penderita maka penolong harus memperhatikan hal berikut : Jangan membuat cedera lebih lanjut pada penderita Hindari cedera pada penolongMekanika tubuhMekanika tubuh berarti menggunakan gerakan tubuh penolong yang baik dan benar untuk memudahkan pengangkatan dalam pemindahan penderita. Tujuan utamanya untuk menghindari atau mencegah terjadinya cedera pada penolong.Prinsip dasar pemindahan penderita Jangan dilakukan jika tidak mutlak perlu Lakukan sesuai dengan teknik yang baik dan benar Kondisi fisik penolong harus baik dan terlatihTindakan atau angkatan yang tidak benar dapat menyebabkan cedera yang dikenal dengan istilah low back pain ( nyeri pegang bagian bawah). Cedera ini mungkin tidak terjadi setelah pengangkatan namun dapat terjadi beberapa tahun kemudian. Berikut ada beberapa hal yang harus diperhatikan pada saat mengangkat atau memindahkan penderita : Nilai kesulitan yang mungkin akan terjadi pada saat proses pemindahan dan pengangkatan berlangsung. Rencanakan pergerakan sebelum mengankat penderita, termaksud bagaimana memindahkannya. Pengalaman memainkan peranan sangat besar untuk menentukan langkah terbaik. Jangan coba mengangkat atau menurunkan penderita jika tidak yakin mampu mengendalikannya. Gunakan otot tungkai untuk mengangkat, bukan otot punggung. Gunakan otat paha, panggul dan perut, hindari gerakkan membungkuk.otot punggung hanya digunakkan untuk menjaga kelurusan punggung. Gunakan otot untuk menekuk, hindarai penggunaan otot otot regang. Jaga keseimbangan Pindahkan penderita dengan beban serapat mungkin dengan tubuh penolong. Merapatkan beban ke tubuh membantu mengurangi beban otot. Pengangan akan lebih kuat dan posisi lebih stabil. Tindakkan ini juga dapat mencegah terjadinya cedera punggung. Lakukan gerakkan secara menyeluruh agar tubuh saling menopang secara vertikal. Bila dapat, kurangi jarak atau ketionggian yang harus dilalui. Ini akan menghemat tenaga penolong, termaksud menghindari cedera. Perbaiki posisi dan angkatlah secara bertahap.Prinsip prinsip di atas dapat digunakan pada saat mengangkat, mendorong, membawa, menggerakkan atau membawa benda yang relatif berat. Kunci untuk mencegah cedera punggung adalah menjaga tulang punggung tetap lurus.Sebaiknya semua dilakukan di dalam tim melakukan komonikasi dan koordinasi sesering mungkin. Mekanika tubuh yang baik tidak akan membantu mereka yang tidak siap secara fisik.Seluruh anggota tim hendaklah dilatih dengan tepat. Permasalahan dapat terjadi ketika bentuk fisisk maupun tenaga setiap anggota tim sangat tidak sebanding. Yang ideal adalah setiap anggota tim mempunyai tinggi dan kemampuan yang sama.Memindahkan penderitaSetelah melakukan penilaian keadaan dan penilaian dini, selanjutnyakita harus menentukan prioritas pemindahan penderita. Tidak ada definisi yang pasti kapan penderita harus dipindahkan. Sebagai pedoman dapat dikatakan bahwa bila tidak ada bahaya berikan pertolongan dahulu baru pindahkan penderita. Bila situasi dan kondisi dilapangan relatif tidak aman mungkinharus dilakukan pemindahan korban terlebih dahulu.Berdasarkan masalah keselamatan, pengangkatan dan pemindahan penderita digolongkan menjadi 2 bagian : Pemindahan daruratDilakukan hanya bila ada bahaya segera terhadap penderita atau penolong dan juga biloa penderita menutupi akses ke penderita lain.tindakkan ini dilakukan secara terpaksa tanpa memandang cedera apa yang dialami penderita bahkan sebelum melakukan penilaian dini.Beberapa contoh keadaan yang memerlukan pemindahan darurat :1. Kebakaran atau ancaman kebakaran2. Ledakkan atau ancaman ledakkan3. Ketidakmampuan melindungi penderita dari bahaya lain, misalnya banguanan yang tidak stabil.4. Ketika tindakkan tidak dapat dilakukan karena lokasi atau posisi penderita. Sepert seseorang yang mengalami henti napas dan henti jantung, RJP harus dilakukan pada posisis terlentang di atas alas yang keras.Bahaya terbesar dalam melakukan pemindahan darurat adalah kemungkinan membuat cedera spinal menadi lebih parah. Berikan perlindungan spinal sebanyak mungkin. Pindahkan penderita hanya pada keadaan tersebut di atas.Contoh cara pemindahan daruratTarikan lengan (kasih ikon ato nomer kek!)Posisikan diri anda pada sisi kepala. Masukkan lengan kanan anda di bawah ketiak kanan (gak kiri ya???) penderita dan pegang lengan bawah penderita, lakukan hal yang sama dengan lengan kiri. Silangkan kedua lengan penderita ke dada, lalu tariklah penderita ke belakang. Tentu saja kedua kaki penderita terbentur karena itu kalau tidak terpaksa hal ini jangan dilakukan. Kok aku gak mudeng ya.Gambanya mana?????Tarikan bahuBerlutut di bagian kepala penderita, masukkan kedua tangan anda di bawah ketiak penderita, cengkram, lalu tariklah ke belakang. Namun cara ini berbahaya.Tarikan bajuSebelum melakukan teknik ini lakukan hal di bawah ini :Pertama, ikat tangan penderita atau pergelangan tangannya dengan longgar memakai kain segitiga atau kasa gulung untuk melindungi selama pemindahan. Kemudian cengkram bahu dari baju penderita. Tarik baju ke bawah kepala penderita untuk membentuk penyokong. Gunakan baju ini sebagai gagang untuk menarik penderita ke arah anda. Hati hati jangan sampai penderita tercekik. Penarikkan baju ini sebaiknya dilakukan pada daerah ketiak penderita bukan leher. Tarikan baju hanya dapat dilakukan pada baju yang kuat bahannya.Tarikan selimutBila penderita telah berbaring di atas selimut lipatlah bagian selimut yang berada di bagian kepala penderita, lalu tariklah penderita kebelakang. Jangan lupa untuk menyimpul selimut pada bagian kaki agar penderita tidak tergeser.Menjulang >>> hahaha ne pake istilah mana lagi seh?Gendong penderita di belakang punggungpenolong dengan satu penolong dengan cara mengangkat lalu mmbopongnya, cara ini lazim dipakai oleh pemadam kebakaran. Pemindahan biasa atau tidak daruratJika tidak ada keadaan atau situasi yang membahayakan penolong atau penderita, maka penderita baru dipindahkan setelah semua perawatan darurat di lapangan sudah siap. Pemindahan biasa tidak banyak membutuhkan perawatan. Bila ada kecurigaan cedera spinal gunakan bidai tubuh sebelum mengangkat penderita. Pemindahan biasa dilakukan jika penolong sudah melakukan :1. Penilaian awal sudah lengkap dilakukan2. Denyut nadi dan napas stabil3. Perdarahan sudah dikendalikan4. Tidak ada cedera leher5. Semua patah tulang sudah diimobilisasiTeknik yang umum dipakaiTeknik angkatan langsungTeknik ini biasanya memerlukan 3 penolong. Teknik ini bermanfaat jika tandu tidak dapat dibawa ke penderita atau pada saat akan memindahkan penderita ke tandu. Cara ini akan terasa berat jika bobot penderita lebih dari 70-80 kg, permukaan tanah yang dilalui tidak rata atau penderita sadar yang tidak mau bekerja sama.Beritahu penderita apa yang akan anda kerjakan dan minta penderita agar tetap tenang demi keseimbangan penolong. Letakkan lengan penderita di atas dadajika mungkin.Untuk pengangkatan langsung ikuti langkah berikut :1. Ketiga penolong berlutut pada salah satu penderita, jika memungkinkan beradalah pada posisi paling sedikit cedera.2. Penolong pertama menyisipkan satu lengan di bawah leher dan bahu lengan dan lengan yang satu disisipkan di bawah punggung penderita.3. Penolong kedua menyisipkan tangan di bawah punggung dan bokong penderita.4. Penolong ketiga menyisipkan satu lengan di bawah bokong penderita dan lengan yang satunya di bawah lutut penderita.5. Penderita siap diangkat dengan satu perintah.6. Angkat penderita ke atas lutut ketiga penolong secara bersamaan.7. Sisipkan tandu yang akan digunakan di bawah penderita dan atur letaknya oleh penolong yang lain.8. Letakkan kembali di atas tandu dengan satu perintah yang baik.9. Jika akan berjalan tanpa memakai tandu, dari langkah no. 6 diteruskan dengan memiringkan penderita ke dada penolong.10. Berdiri secara bersamaan dengan satu perintah.11. Berjalan ke arah yang anda kehendaki dengan melangkah bertahap.Gambanya mana????? Daripada step2 tulisan begitu, orang akan lebih mudeng jika step2nya dibuat dalam gambar. Jangan cari, kalian bikin aja sendiri. Praktek sendiri, foto! trus masukin ke modul. (lumayan bisa mapang muka di modul kan, kesempatan buat gaet D14! Ketua geng mesum suruh jadi probandus tuh. [amanat instruktur] Hehehe)Cara mengangkat tanduDalam keadaan berjongkok dan akan mengangkat tandu :1. Tempatkan kaki anda pada jarak yang tepat.2. Punggung harus tetap lurus.3. Kencangkan otot punggung dan otot perut anda. Kepala tetap menghadap ke depan dengan posisi netral.4. Tempatkan tangan anda pada jarak yang cukup untuk memberikan keseimbangan pada saat mengangkat beban.5. Genggamlah pegangan tandu dengan baik.6. Selama anda memulai mengangkat, punggung harus tetap terkunci sebagai poros dan kekuatan kontraksi otot seluruhnya pada otot tungkai.7. Saat menurunkan tandu lakukan langah di atas pada urutan selanjutnya.Teknik angkat anggota gerakBiasanya diperlukan dua penolong untuk melakukan teknik ini :1. Penolong pertama mengambil posisi di kepala penderita.2. Lakukan pengangkatan pada lengan penderita.3. Penolong yang lain berdiri di antara dua tungkai penderita, penyelipkan tangan dan mengangkat kedua lutut penderita.4. Dengan satu aba aba kedua penolong dapat memindahkan penderita pada lokasi yang diinginkan.Posisi penderitaSecara umum dapat dikatakan posisi penderita tergantung cedera yang dialami dan keadaan pada saat itu.Beberapa pedoman untuk memposisikan penderita : Penderita dengan syok, letakkan dalam posisi syok jika tidak ditemukan tanda tanda cedera pada tungkai atas (patah tulang) dan tulang belakang. Tinggikan tungkai sekitar 20 30 meter. Penderita dengan gangguan pernapasan posisikan duduk atau setengah duduk. Penderita ini umumnya ingin berada dalam posisi duduk. Penderita dengan nyeri perut, posisikan tidur satu sisi dengan tungkai ditekuk. Penderita dengan muntah muntah, posisikan nyaman dan awasi jalan napas. Penderita trauma terutama tersangka cedera spinal harus segera distabilkan dan immobilisasi dengan papan spinal panjang. Penderita tidak ada respon dan tidak ditemukan atau tidak dicurigai adanya cedera spinal atau cedera berat lainnya posisikan miring stabil/pemulihan. Posis nyaman bila cedera tidak mengganggu.Posisi terbaik melakukan pemindahan tergantung kondisi saat itu.PeralatanAlat mana yang dapat dipakai tergantung keadaan penderita saat ditemukan dan jenis cedera yang dialami.Tandu berodaSebuah tandu yang memilki kaki beroda, dapat dilipat kakinya sehingga bisa masuk ke dalam ambulan. Alat ini harus dilatih dalam penggunaannyaTandu lipatBiasanya terbuat dari rangka aluminium dengan dasar dari terpal. Mudah dan murah namun tidak begitu kokoh dalam melindungi tulang belakang.Tandu scoopTandu yang terdiri dari dua (kadang empat belahan) yang masing masing diselipkan dari satu sisi penderita, kemudian diselipkan masing-masing di bawah satu sisi penderita dan kemudian dapat dikunci, sangat ideal untuk mengangkat dalam ruangan sempit. Tandu ini harganya agak mahal untuk itu saat mengangkat penderita sebaiknya dengan empat penolong.

Tandu kursiBiasanya digunakan untuk membawa penderita menuruni tangga untuk mengurangi resiko cedera. Sewaktu melakukan pengangkatan dengan tandu kursi jangan lupa kaidah pengangkatan yang benar. Selesai menuruni tangga penderita dipindahkan pada tandu biasa. Sebaiknya ada penolong lain yang bertugas sebagai pengamat yang memberikan aba aba saat menuruni anak tangga.Papan spinalAda papan spinal panjang dan pendek. Papan spinal panjang adalah sepanjang tubuh penderita dan dipakai bila ada kecurigaan cedera tulang belakang. Setelah berada di atas papan spinal penderita tidak akan dipindahkan lagi sehingga tidak perlu membolak balik penderita.Papan spinal pendek hanya sampai pinggul penderita dan dapat menstabilkan sampai pinggul penderita. Ini digunakan untuk menstabilkan seorang penderita yang berada pada posisi duduk dengan kecurigaan cedera tulang belakang.Mengikat penderita pada papan spinalPengikatan yang disiapkan harus cukup panjang sehingga dapat dipakai untuk seluruh papan pada penderita yang besar. Pada dasarnya ikatan harus melalui lengan atas/bahu, tubuh dan panggul serta lutut dan pergelangan kaki untuk memberikan kemampuan ikatan yang maksimal.Immobilisasi kepalaCara terbaik menggunakan gulungan selimut atau handuk. Dua buah handuk atau kain digulung sehingga panjang dan tingginya hampir sama dengan kepala lalu diletakkan di atas bahu di samping kanan dan kiri kepala. Bila tidak ada bidai leher cara ini cukup efektif untuk menahan pergerakkan kepala.Tandu pabrik lainnya1. Tandu basketUntuk pertolongan di ketinggian atau keadaan khusus.2. Matras vakumUntuk membidai seluruh tubuh penderita.Tandu yang lainAnda dapat menggunakan tandu yang anda buat sendiri seperti : Dengan bahan selimut Dengan kain sarung Dengan pakaian atau jaket Dengan dua utas tali atau dua batang bambu Daun pintu KursiBeberapa keadaan khususKecelakaan lalu lintasPastikan bahwa keadaan sudah aman, kendaraan yang mengalami kecelakaan sudah diamankan dan stabil. Upayakan mencari jalan masuk yang mudah dahulu, yaitu melalui pintu baru jendela. Bila penderita tergencet jangan coba langsung mengangkat/menggerakkan tubuh, karena dapat menambah parah cedera yang sudah terjadi.setelah masuk mobil upayakan membuat ruang gerak yang lebih luas, misalnya memundurkan jok.Bila ada bahaya kebakaran keluarkan penderita secepat mungkin. Bila mobil masuk ke dalam air, jangan berupaya membuka pintu mobil karena tekanan dari luar lebih besar sehingga tidak dapat di buka. Tekanan harus disamaka dengan membiarkan air masuk ke dalam.KebakaranUmumnya penderita di lokasi kebakaran meninggal bukan karena terkena api tetapi lebih banyak karena kegagalan pernapasan. Biasanya udara panas dan beracun akibat kebakaran berada lebih tinggi, sehingga pergerakkan dalam ruang berasap dianjurkan berjalan merangkak.TransportasiHal yang paling penting adalah mencegah terjadinya cedera baru atau perparahan cedera yang sudah ada. Aturan umum untuk setiap alat angkut yang akan digunakan untuk membawa penderita : Penderita dapat terlentang. Cukup luas bagi penderita dan penolong melakukan tugasnya. Cukup tinggi sehingga petugas dapat melakukan RJP sambil jalan.Di lapangan ada kemungkinan menemukan tidak menemukan kendaraan yang memenuhi aturan tersebut di atas. Ini bukan berarti penderita tidak dapat dibawa, namun perhatian dan penilaian berkala perlu dilakukan lebih sering.Berikan bantalan untuk mengurangi goncangan. Jangan tekuk penderita. Hindari rem mendadak atau percepatan merndadak. Jalanlah dengan hati hati.Contoh beberapa alat transportasi Kendaraan niaga Pick up Gerobak Dua sepeda dimodifikasi Dan lainnya.Alat angkut tidak terbatas pada alat angkut darat. Masalah yang harus dihadapi bila menggunakan kendaraan yang dimodifikasi adalah pada saat akan melakukan penilaian berkala perjalanan harus dihentikan.Mempersiapkan penderita untuk ditransportasikan1. Lakukan penilaian berkala, pastikan penderita bernapas dengan baik.2. Pastikan tandu yang dipakai terikat dengan baik dalam kendaraan.3. Pastikan juga penderita diikat dengan baik di atas tandu. Ada kemungkinan posisi penderita harus di ubah dalam perjalanan.4. Bersiaplah menghadapi komplikasi.5. Kendorkan pakaian yang mengikat.6. Periksa pembalutan.7. Periksa pembidaian.8. Bawalah keluarga penderita, yang dapat membantu menenangkan penderita.9. Bawalah barang barang penderita. Misalnya dompet diperlukan karena berisi identitas penderita.10. Tenangkan penderita.Perawatan penderita selama perjalanan1. Bila mungkin kabari fasilitas kesehatan yang kita tuju.2. Lanjutkan perawatan penderita. Pada beberapa pertolongan di lapangan hanya dilakukan dengan cepat, sehingga pertolongan harus diselesaikan dalam perjalanan menuju fasilitas kesehatan.3. Cari data tambahan bila penderita respons.4. Lakukan penilaian berkala.5. Periksa ulang pembalutan dan pembidaian.6. Jagalah jalan napas tetap terbuka (airway).7. Bercakaplah dengan penderita bila ia sadar.8. Beritahukan kepada supir bila ada hal hal dalam cara membawanya yang dapat mem pengaruhi keadaan penderita.9. Bila terjadi henti jantung maka sebaiknya berhenti dan lakukan RJP.

1. Kebanyakan tulisan, pep using bacanya, aku aja males, apalagi calon anggota baru yang baru gabung!!!! Persedikit (kurangin tulisan, ganti dengan gambar).2. Rujuk buku panduan first aid yang dari british red cross itu. Itu buku panduan paling bagus menurutku. Kalian contoh aja cara penyajiannya. Orang pasti suka bacanya. Gak bertele-tele dan mengena.3. Kalian bikin modul ya, bukan tugas kuliah yang paling banyak dapet nilai paling bagus.4. Gimana kalo judulnya diganti evakuasi???5. Pengertian evakuasi malah gak kutemukan. Dan prisip utama evakuasi ga ada tuh.6. Pembagian pemindahan menjadi dua keknya perlu dikaji tuh.7. Evakuasi ama mobilisasi beda ga????8. Per materi per halaman, jadi enak bacanya. Gak perlu banyak2.kalo materinya banyak,. Persubab per halaman. Jangan ada yang to be continued to next page. (buka buku manual yang kita terjemahin dulu.)9. Kalo mau data ama gambar tandu yang lengkap, bisa liat hasil skripsiku. Xixixixixi. Disitu juga ada cara angkutnya yang udah ku edit.10. Kalo udah diedit, kirim lagi ya.11. Referensinya mana????? Ne pake referensi dari mana to??? Taon berapa? Kok kek bahasa malay gini?12. Kirim ke millist ajaaaaaaaaaaaaaa!!!!!!!!!!!!!! Biar senior2 yang lain bisa baca.