21
MAKALAH EKONOMI PRODUKSI PETERNAKAN PEMPROGRAMAN LINEAR Oleh : Ivan Aprilyanto Rachman (0910550191)

PEMROGRAMAN LINIER

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PEMROGRAMAN LINIER

MAKALAH EKONOMI PRODUKSI

PETERNAKAN

PEMPROGRAMAN LINEAR

Oleh :

Ivan Aprilyanto Rachman (0910550191)

Page 2: PEMROGRAMAN LINIER

BAB I

1.1 Latar Belakang

Setiap perusahaan atau organisasi memiliki keterbatasan atas sumber dayanya,

baik keterbatasan dalam jumlah bahan baku, mesin dan peralatan, ruang tenaga kerja, jam

kerja, maupun modal. Dengan keterbatasan ini, perusahaan perlu merencanakan strategi

yang dapat mengoptimalkan hasil yang ingin dicapai, baik itu berupa keuntungan

maksimal atau biaya minimal. Berbagai cara lain telah ditemukan untuk tujuan itu, salah

satu diantaranya pemrograman linear (Eddy, 2008).

Metode Pemrograman linier pertama kali ditemukan oleh ahli statistika Amerika

Serikat yang bernama Prof. George Dantzig (Father of the Linear Programming).

Pemrograman Linier disingkat PL merupakan metode matematik dalam

mengalokasikan sumber daya yang terbatas untuk mencapai suatu tujuan seperti

memaksimumkan keuntungan dan meminimumkan biaya. PL banyak diterapkan dalam

masalah ekonomi, industri, militer, social dan lain-lain. PL berkaitan dengan penjelasan

suatu kasus dalam dunia nyata sebagai suatu model matematik yang terdiri dari sebuah

fungsi tujuan linier dengan beberapa kendala linier.

1.2 Tujuan

Tujuan dari pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui lebih dalam definisi

pemrograman linear. Karena pemrograman linear bersinggungan dalam bidang

perekonomian yang di hampir selalu di gunakan dalam kehidupan sehari-hari, termasuk

pada bidang peternakan, perikanan dan pertanian. Dengan adanya makalah ini, penulis

Page 3: PEMROGRAMAN LINIER

mengharapkan mahasiswa atau masyarakat umum yang awam terhadap pemrograman

linear, menjadi mengetahui lebih dalam tentang program linear.

1.3 Manfaat

1. Mengetahui dasar pemrograman linear.

2. Mengetahui karakteristik pemrograman linear.

3. Memahami pemecahan pemrograman linear.

4. Contoh kasus penggunaan pemrograman linear.

Page 4: PEMROGRAMAN LINIER

BAB II

2.1 Pemrograman Linear

Pemrograman linear adalah sebuah alat determistik, yang berarti bahwa semua

parameter model diasumsikan diketahui dengan pasti. Dalam kehidupan nyata jarang

terjadi masalah dimana terdapat kepastian yang sesungguhnya. Pemrograman linear

mengkompensasi dengan memberikan analisis pasca optimum dan analisis parametrik

yang sistematis untuk memungkinkan pengambilan keputusan yang bersangkutan agar

dapat menguji sensitivitas pemecahan optimum yang statis terhadap perubahan diskrit

dan kontinyu dalam berbagai parameter dari model tersebut.

Tahapan dalam penyelesaian optimasi dari Linear programming ini adalah

sebagai berikut :

Menentukan decision of variables

Membuat objective function

Memformulasikan constraints

Menggambarkan dalam bentuk grafik

Menentukan daerah kemungkinan/ "feasible"

Menentukan solusi optimum.

Dua jenis pendekatan yang sering digunakan dalam metode pemrograman linier

ini, yaitu :

a) Metode Grafik

- Digunakan untuk menyelesaikan optimasi dengan maksimum 2 variabel.

- Untuk variabel lebih dari 2, penyelesaiannya menggunakan metode ke-dua.

b) Metode Simplex

Page 5: PEMROGRAMAN LINIER

- Digunakan untuk proses dengan jumlah variabel lebih dari 2.

- Tahapan dalam metode simplex ini lebih kompleks dibandingkan dengan

metode grafik

2.2 Karakteristik Pemrograman Linear

1. Linearitas

Sifat linearitas suatu kasus dapat ditentukan dengan menggunakan beberapa cara.

Secara statistik, kita dapat memeriksa kelinearan menggunakan grafik (diagram pencar)

ataupun menggunakan uji hipotesa. Secara teknis, linearitas ditunjukkan oleh adanya sifat

proporsionalitas, additivitas, divisibilitas dan kepastian fungsi tujuan dan pembatas.

2. Proporsional

Sifat proporsional dipenuhi jika kontribusi setiap variabel pada fungsi tujuan atau

penggunaan sumber daya yang membatasi proporsional terhadap level nilai variabel. Jika

harga per unit produk misalnya adalah sama berapapun jumlah yang dibeli, maka sifat

proporsional dipenuhi. Atau dengan kata lain, jika pembelian dalam jumlah besar

mendapatkan diskon, maka sifat proporsional tidak dipenuhi. Jika penggunaan sumber

daya per unitnya tergantung dari jumlah yang diproduksi, maka sifat proporsionalitas

tidak dipenuhi.

3. Additivitas

Sifat additivitas mengasumsikan bahwa tidak ada bentuk perkalian silang diantara

berbagai aktivitas, sehingga tidak akan ditemukan bentuk perkalian silang pada model.

Sifat additivitas berlaku baik bagi fungsi tujuan maupun pembatas (kendala). Sifat

additivitas dipenuhi jika fungsi tujuan merupakan penambahan langsung kontribusi

masing-masing variabel keputusan. Untuk fungsi kendala, sifat additivitas dipenuhi jika

nilai kanan merupakan total penggunaaan masing-masing variabel keputusan. Jika dua

variabel keputusan misalnya merepresentasikan dua produk substitusi, dimana

peningkatan volume penjualan salah satu produk akan mengurangi volume penjualan

produk lainnya dalam pasar yang sama, maka sifat additivitas tidak terpenuhi.

Page 6: PEMROGRAMAN LINIER

4. Divisibilitas

Sifat divisibilitas berarti unit aktivitas dapat dibagi ke dalam sembarang level

fraksional, sehingga nilai variabel keputusan non integer dimungkinkan.

5. Kepastian

Sifat kepastian menunjukkan bahwa semua parameter model berupa konstanta.

Artinya koefisien fungsi tujuan maupun fungsi pembatas merupakan suatu nilai pasti,

bukan merupakan nilai dengan peluang tertentu.

Kelima asumsi (sifat) ini dalam dunia nyata tidak selalu dapat dipenuhi. Untuk

meyakinkan dipenuhinya keempat asumsi ini, dalam pemrograman linier diperlukan

analisis sensitivitas terhadap solusi optimal yang diperoleh.

2.3 Pemecahan Penyelesaian Pemrograman Linear

Urutan pertama dalam penyelesaian adalah mempelajari sistem relevan dan

mengembangkan pernyataan permasalahan yang dipertimbangakan dengan jelas.

Penggambaran sistem dalam pernyataan ini termasuk pernyataan tujuan, sumber daya

yang membatasi, alternatif keputusan yang mungkin (kegiatan atau aktivitas), batasan

waktu pengambilan keputusan, hubungan antara bagian yang dipelajari dan bagian lain

dalam perusahaan, dan lain-lain.

Penetapan tujuan yang tepat merupakan aspek yang sangat penting dalam

formulasi masalah. Untuk membentuk tujuan optimalisasi, diperlukan identifikasi

anggota manajemen yang benar-benar akan melakukan pengambilan keputusan dan

mendiskusikan pemikiran mereka tentang tujuan yang ingin dicapai.

Tahap berikutnya yang harus dilakukan setelah memahami permasalahan optimasi

adalah membuat model yang sesuai untuk analisis. Pendekatan konvensional riset

Page 7: PEMROGRAMAN LINIER

operasional untuk pemodelan adalah membangun model matematik yang

menggambarkan inti permasalahan. Kasus dari bentuk cerita diterjemahkan ke model

matematik. Model matematik merupakan representasi kuantitatif tujuan dan sumber daya

yang membatasi sebagai fungsi variabel keputusan. Model matematika permasalahan

optimal terdiri dari dua bagian. Bagian pertama memodelkan tujuan optimasi. Model

matematik tujuan selalu menggunakan bentuk persamaan. Bentuk persamaan digunakan

karena kita ingin mendapatkan solusi optimum pada satu titik. Fungsi tujuan yang akan

dioptimalkan hanya satu. Bukan berarti bahwa permasalahan optimasi hanya dihadapkan

pada satu tujuan. Tujuan dari suatu usaha bisa lebih dari satu. Tetapi pada bagian ini kita

hanya akan tertarik dengan permasalahan optimal dengan satu tujuan.

Bagian kedua merupakan model matematik yang merepresentasikan sumber daya

yang membatasi. Fungsi pembatas bisa berbentuk persamaan (=) atau pertidaksamaan (≤

atau ≥). Fungsi pembatas disebut juga sebagai konstrain. Konstanta (baik sebagai

koefisien maupun nilai kanan) dalam fungsi pembatas maupun pada tujuan dikatakan

sebagai parameter model. Model matematika mempunyai beberapa keuntungan

dibandingakan pendeskripsian permasalahan secara verbal. Salah satu keuntungan yang

paling jelas adala model matematik menggambarkan permasalahan secara lebih ringkas.

Hal ini cenderung membuat struktur keseluruhan permasalahan lebih mudah dipahami,

dan membantu mengungkapkan relasi sebab akibat penting. Model matematik juga

memfasilitasi yang berhubungan dengan permasalahan dan keseluruhannya dan

mempertimbangkan semua keterhubungannya secara simultan. Terakhir, model

matematik membentuk jembatan ke penggunaan teknik matematik dan komputer

kemampuan tinggi untuk menganalisis permasalahan.

Di sisi lain, model matematik mempunyai kelemahan. Tidak semua karakteristik

sistem dapat dengan mudah dimodelkan menggunakan fungsi matematik. Meskipun

dapat dimodelkan dengan fungsi matematik, kadang-kadang penyelesaiannya sulit

diperoleh karena kompleksitas fungsi dan teknik yang dibutuhkan.

Bentuk umum pemrograman linier adalah sebagai berikut :

Page 8: PEMROGRAMAN LINIER

Fungsi tujuan :

Maksimumkan atau minimumkan z = c1x1 + c2x2 + ... + cnxn

Sumber daya yang membatasi :

a11x1 + a12x2 + ... + a1nxn = /≤ / ≥ b1

a21x1 + a22x2 + … + a2nxn = /≤ / ≥ b2

am1x1 + am2x2 + … + amnxn = /≤ / ≥ bm

x1, x2, …, xn ≥ 0

Simbol x1, x2, ..., xn (xi) menunjukkan variabel keputusan. Jumlah variabel

keputusan (xi) oleh karenanya tergantung dari jumlah kegiatan atau aktivitas yang

dilakukan untuk mencapai tujuan. Simbol c1,c2,...,cn merupakan kontribusi masing-

masing variabel keputusan terhadap tujuan, disebut juga koefisien fungsi tujuan pada

model matematiknya.Simbol a11, ...,a1n,...,amn merupakan penggunaan per unit variabel

keputusan akan sumber daya yang membatasi, atau disebut juga sebagai koefisien fungsi

kendala pada model matematiknya. Simbol b1,b2,...,bm menunjukkan jumlah masing-

masing sumber daya yang ada. Jumlah fungsi kendala akan tergantung dari banyaknya

sumber daya yang terbatas.

Pertidaksamaan terakhir (x1, x2, …, xn ≥ 0) menunjukkan batasan non negatif.

Membuat model matematik dari suatu permasalahan bukan hanya menuntut kemampuan

matematik tapi juga menuntut seni permodelan. Menggunakan seni akan membuat

permodelan lebih mudah dan menarik.

Kasus pemrograman linier sangat beragam. Dalam setiap kasus, hal yang penting

adalah memahami setiap kasus dan memahami konsep permodelannya. Meskipun fungsi

tujuan misalnya hanya mempunyai kemungkinan bentuk maksimisasi atau minimisasi,

keputusan untuk memilih salah satunya bukan pekerjaan mudah. Tujuan pada suatu kasus

Page 9: PEMROGRAMAN LINIER

bisa menjadi batasan pada kasus yang lain. Harus hati-hati dalam menentukan tujuan,

koefisien fungsi tujuan, batasan dan koefisien pada fungsi pembatas.

2.4 Contoh Kasus

1. Seorang peternak memiliki 200 kambing yang mengkonsumsi 90 kg pakan khusus

setiap harinya. Pakan tersebut disiapkan menggunakan campuran jagung dan bungkil

kedelai dengan komposisi sebagai berikut :

Bahan Kg per kg bahan

Kalsium Protein Serat Biaya (Rp/kg)

Jagung 0.001 0.09 0.02 2000

Bungkil

kedelai

0.002 0.60 0.06 5500

Kebutuhan pakan kambing setiap harinya adalah paling banyak 1% kalsium, paling

sedikit 30% protein dan paling banyak 5% serat.

Formulasikan permasalahan di atas kedalam model matematiknya !

Solusi :

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi tujuan , alternative

keputusan dan sumber daya yang membatasi. Berdasarkan informasi yang diberikan

pada soal, tujuan yang ingin dicapai adalah meminimumkan biaya pembelian bahan

pakan. Alternative keputusan adalah jumlah jagung dan bungkil kedelai yang akan

digunakan. Sumber daya yang membatasi adalah kandungan kalsium, protein dan

serat pada jagung dan bungkil kedelai, serta kebutuhan jumlah pakan per hari.

Page 10: PEMROGRAMAN LINIER

Langkah berikutnya adalah memeriksa sifat proporsionalitas, additivitas, divisibilitas

dan kepastian. Informasi di atas tidak menunjukkan adanya pemberian diskon, sehingga

harga pembelian jagung dan bungkil kedelai per kg tidak berbeda meskipun pembelian

dalam jumlah besar. Hal ini mengisyaratkan bahwa total biaya yang harus dikeluarkan

peternak proporsional terhadap jumlah jagung dan bungkil kedelai yang dibeli.

Penggunaan sumber daya yang membatasi, dalam hal ini komposisi jagung dan bungkil

kedelai akan serat, protein dan kalsium proporsional terhadap jumlah jagung dan

bungkil. Dengan demikian dapat dinyatakan sifat proporsionalitas dipenuhi. Total

pengeluaran pembelian bahan pakan merupakan penjumlahan pengeluaran untuk

jagung dan bungkil kedelai. Jumlah masing-masing serat, protein dan kalsium yang

ada di pakan khusus merupakan penjumlah serat, protein dan kalsium yang ada pada

jagung dan bungkil kedelai. Jumlah pakan khusus yang dihasilkan merupakan

penjumlahan jagung dan bungkil kedelai yang digunakan. Dengan demikian sifat

additivitas dipenuhi. Sifat divisibilitas dan kepastian juga dipenuhi.

Ada dua variabel keputusan dan empat sumber daya yang membatasi. Fungsi tujuan

merupakan minimisasi, karena semakin kecil biaya akan semakin disukai oleh

peternak. Fungsi kendala pertama (batasan jumlah pakan yang dibutuhkan per hari)

menggunakan persamaan (=), fungsi kendala kedua (kebutuhan kalsium) dan kendala

keempat (kebutuhan serat) menggunakan pertidaksamaan ≤, dan fungsi kendala ketiga

(kebutuhan akan protein) menggunakan pertidaksamaan ≥.

Kita definisikan :

x1 = jumlah jagung yang akan digunakan

x2 = jumlah bungkil kedelai yang akan digunakan

Model umum Pemrograman linier kasus di atas oleh karenanya adalah :

Fungsi tujuan : minimumkan z = 2000 x1 + 5500 x2

Kendala : x1 + x2 = 90

0.001 x1 + 0.002 x2 ≤ 0.9

0.09 x1 + 0.6 x2 ≥ 27

0.02 x1 + 0.06 x2 ≤ 4.5

Page 11: PEMROGRAMAN LINIER

x1, x2 ≥ 0

2. Misalkan seorang petani memiliki sebidang tanah pertanian, misalnya seluas 5

hektar, yang akan ditanam dengan gandum atau kedelai atau kombinasi dari keduanya.

Petani hanya memiliki pupuk NPK (P) yang terbatas dan hanya sedikit insektisida (I)

yang digunakan, maka masing-masing yang dibutuhkan dalam jumlah yang berbeda per

satuan luas untuk gandum adalah (P1, I1) dan kedelai adalah (P2, I2). Misalkan harga

jual gandum adalah Rp.5.000/kg, dan harga kedelai adalah Rp.7.000/kg. Jika ladang

yang ditanami gandum dan kedelai kita nyatakan dengan X1 dan X2 berturut-turut,

maka jumlah yang optimal untuk ditanami gandum dengan kedelai dapat dinyatakan

sebagai masalah pemrograman linear (LP) sebagai berikut:

Diketahui:

Luas lahan : 5 Ha

Jumlah pupuk (terbatas) : P

Jumlah insektisida (terbatas) : I

Harga Jual gandum : Rp. 5.000/kg

Harga Jual Kedelai : Rp. 7.000/kg

Ladang tanam gandum : X1

Ladang tanam kedelai : X2

Maka dengan demikian, perumusan algoritmanya menjadi:

5000(X1) + 7000(X2) (memaksimalkan keuntungan, keuntungan merupakan fungsi

sasaran)

X1 + X2 < 5 Ha (keterbatasan lahan)

P1X1 + P2X2 < P (keterbatasan pupuk terhadap lahan)

I1X1 + I2X2 < I (keterbatasan insektisida terhadap lahan)

X1 > 0, X2 > 0 (area yang tidak dapat ditanami)

Maka bentuk matriksnya dapat disusun sebagai berikut:

Memaksimalkan keuntungan >> Subjek untuk

Page 12: PEMROGRAMAN LINIER

3. Seorang peternak memiliki 200 kambing yang mengkonsumsi 90 kg pakan khusus

setiap harinya. Pakan tersebut disiapkan menggunakan campuran jagung dan bungkil

kedelai dengan komposisi sebagai berikut:

Bahan Kg per Kg Bahan

Kalsium Protein Serat Biaya (Rp/Kg)

Jagung 0,001 0,09 0,02 2000

Bungkil Kedelai 0,002 0,60 0,06 5500

Kebutuhan pakan kambing setiap harinya adalah paling banyak 1% kalsium,

paling sedikit 30% protein dan paling banyak 5% serat.

Formulasikan permasalahan di atas kedalam model matematiknya !

Solusi :

Hal pertama yang harus dilakukan adalah mengidentifikasi tujuan , alternative

keputusan dan sumber daya yang membatasi. Berdasarkan informasi yang diberikan

pada soal, tujuan yang ingin dicapai adalah meminimumkan biaya pembelian bahan

pakan. Alternative keputusan adalah jumlah jagung dan bungkil kedelai yang akan

digunakan. Sumber daya yang membatasi adalah kandungan kalsium, protein dan serat

pada jagung dan bungkil kedelai, serta kebutuhan jumlah pakan per hari.

Langkah berikutnya adalah memeriksa sifat proporsionalitas, additivitas,

divisibilitas dan kepastian. Informasi di atas tidak menunjukkan adanya pemberian

diskon, sehingga harga pembelian jagung dan bungkil kedelai per kg tidak berbeda

meskipun pembelian dalam jumlah besar. Hal ini mengisyaratkan bahwa total biaya

Page 13: PEMROGRAMAN LINIER

yang harus dikeluarkan peternak proporsional terhadap jumlah jagung dan bungkil

kedelai yang dibeli. Penggunaan sumber daya yang membatasi, dalam hal ini komposisi

jagung dan bungkil kedelai akan serat, protein dan kalsium proporsional terhadap

jumlah jagung dan bungkil. Dengan demikian dapat dinyatakan sifat proporsionalitas

dipenuhi. Total pengeluaran pembelian bahan pakan merupakan penjumlahan

pengeluaran untuk jagung dan bungkil kedelai. Jumlah masing-masing serat, protein

dan kalsium yang ada di pakan khusus merupakan penjumlah serat, protein dan

kalsium yang ada pada jagung dan bungkil kedelai. Jumlah pakan khusus yang

dihasilkan merupakan penjumlahan jagung dan bungkil kedelai yang digunakan.

Dengan demikian sifat additivitas dipenuhi. Sifat divisibilitas dan kepastian juga

dipenuhi.

Ada dua variabel keputusan dan empat sumber daya yang membatasi. Fungsi

tujuan merupakan minimisasi, karena semakin kecil biaya akan semakin disukai oleh

peternak. Fungsi kendala pertama (batasan jumlah pakan yang dibutuhkan per hari)

menggunakan persamaan (=), fungsi kendala kedua (kebutuhan kalsium) dan kendala

keempat (kebutuhan serat) menggunakan pertidaksamaan ≤, dan fungsi kendala ketiga

(kebutuhan akan protein) menggunakan pertidaksamaan ≥.

Kita definisikan :

x1 = jumlah jagung yang akan digunakan

x2 = jumlah bungkil kedelai yang akan digunakan

Model umum Pemrograman linier kasus di atas oleh karenanya adalah :

Fungsi tujuan : minimumkan z = 2000 x1 + 5500 x2

Kendala :

x1 + x2 = 90

0.001 x1 + 0.002 x2 ≤ 0.9

0.09 x1 + 0.6 x2 ≥ 27

0.02 x1 + 0.06 x2 ≤ 4.5

x1, x2 ≥ 0

Page 14: PEMROGRAMAN LINIER

BAB IIIKESIMPULAN

3. Kesimpulan

Pemrograman linear adalah suatu alat bantu untuk memungkinkan pengambilan

keputusan yang bersangkutan agar dapat menguji sensitivitas pemecahan suatu masalah

tertentu. Pendekatan pemrograman linier dilakukan dengan dua metode, yaitu dengan

menggunakan metode grafik dan metode simplex.

Terdapat lima sifat atau karakteristik dalam pemprograman linear :

Linearitas

Proporsional

Additivitas

Divisibilitas

Kepastian

Page 15: PEMROGRAMAN LINIER

DAFTAR PUSTAKA

Anonimous, 2008. Pemprograman Linier. http://id.wikipedia.org/wiki/. Diakses pada 18

Juni 2012.

Yogi Cakra, G., 2009. Aplikasi Linear Programing. http://statistik4life.blogspot.com.

Diakses pada 18 Juni 2012.