7
Penatalaksanaan Veruka Vulgaris pada Anak Usia 10 Tahun Dibuat oleh: Ismy Dianty,Modifikasi terakhir pada Wed 18 of Apr, 2012 [15:45 UTC] Abstrak Verruca vulgaris merupakan proliferasi jinak dari kulit dan mukosa yang disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV). Orang awam sering menyebut veruca vulgaris dengan istilah kutil, ada juga yang menyebut Common wart. Kutil tidak bersifat kanker, namun dapat menular dari orang ke orang, dan dari satu bagian ke bagian tubuh lain pada orang yang sama. Kutil dapat muncul pada semua bagian kulit, tetapi seringkali muncul pada jari, tangan dan lengan.Kutil ini sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien yang menimbulkan rasa malu, takut penilaian negatif oleh orang lain. Sifat dari veruka vulgaris ini persistent dan residif Isi Seorang pasien laki-laki usia 10 tahun datang ke poliklinik kulit dan kelamin mengeluh terdapat benjolan kecil yang terasa gatal dan sakit untuk jalan di jempol dan telapak kaki kiri dan jempol kaki kanan. Keluhan ini dirasakan sudah + 1 tahun. Awalnya timbul di jempol kaki kiri kemudian bertambah di telapak kaki kiri dan akhirnya di jempol kaki kanan. Bentuknya seperti benjolan kecil yang kemudian membesar dan seperti ada mata hitam keabuannya. Sebelumnya + 3 bulan yang lalu sudah mendapat obat asam salisilat. RPD os pernah menderita impetigo, PKTB dengan pengobatan selesai, riwayat alergi obat (-), riwayat alergi makanan (-), RPK kakak perempuan os mengalami hal yang sama, terjadi pada kaki, riwayat social os sering bermain tanpa menggunakan alas kaki. Mandi 2 x sehari dengan menggunakan sabun. Pada pemeriksaan didapatkan keadaan umum baik, compos mentis. Status Dermatologis

Penatalaksanaan Veruka Vulgaris Pada Anak Usia 10 Tahun

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Penatalaksanaan Veruka Vulgaris Pada Anak Usia 10 Tahun

Penatalaksanaan Veruka Vulgaris pada Anak Usia 10 TahunDibuat oleh: Ismy Dianty,Modifikasi terakhir pada Wed 18 of Apr, 2012 [15:45 UTC]

Abstrak

Verruca vulgaris merupakan proliferasi jinak dari kulit dan mukosa yang disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV). Orang awam sering menyebut veruca vulgaris dengan istilah kutil, ada juga yang menyebut Common wart. Kutil tidak bersifat kanker, namun dapat menular dari orang ke orang, dan dari satu bagian ke bagian tubuh lain pada orang yang sama. Kutil dapat muncul pada semua bagian kulit, tetapi seringkali muncul pada jari, tangan dan lengan.Kutil ini sangat mempengaruhi kualitas hidup pasien yang menimbulkan rasa malu, takut  penilaian negatif oleh orang lain. Sifat dari veruka vulgaris ini persistent dan residif

 

Isi

Seorang pasien laki-laki usia 10 tahun datang ke poliklinik kulit dan kelamin mengeluh terdapat benjolan kecil yang terasa gatal dan sakit untuk jalan di jempol dan telapak kaki kiri dan jempol kaki kanan. Keluhan ini dirasakan sudah + 1 tahun. Awalnya timbul di jempol kaki kiri kemudian bertambah di telapak kaki kiri dan akhirnya di jempol kaki kanan. Bentuknya seperti benjolan kecil yang kemudian membesar dan seperti ada mata hitam keabuannya. Sebelumnya + 3 bulan yang lalu sudah mendapat obat asam salisilat. RPD os pernah menderita impetigo, PKTB dengan pengobatan selesai, riwayat alergi obat (-), riwayat alergi makanan (-), RPK kakak perempuan os mengalami hal yang sama, terjadi pada kaki, riwayat social os sering bermain tanpa menggunakan alas kaki. Mandi 2 x sehari dengan menggunakan sabun.

Pada pemeriksaan didapatkan keadaan umum baik, compos mentis. Status Dermatologis

UKK : Polus pedis sinistra : papul miliar dan nodul lentikular, sewarna dengan kulit dengan bagian tengah seperti ada matanya berwarna hitam keabuan, permukaan verukosa, tidak ada erosi, tidak ada delle, tidak ada skuama. Plantar pedis sinistra : nodul, lentikular, sewarna dengan kulit dengan bagian tengah seperti ada matanya berwarna hitam keabuan, permukaan verukosa, tidak ada erosi, tidak ada delle, tidak ada skuama. Polus pedis dextra : nodul, lentikular, sewarna dengan kulit dengan bagian tengah seperti ada matanya berwarna hitam keabuan, permukaan verukosa, tidak ada erosi, tidak ada delle, tidak ada skuama.

 

Diagnosis

Veruka Vulgaris

 

Page 2: Penatalaksanaan Veruka Vulgaris Pada Anak Usia 10 Tahun

Terapi

Asam salisilat 40%

 

Diskusi

Verruca vulgaris merupakan proliferasi jinak dari kulit dan mukosa yang disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV). Orang awam sering menyebut veruca vulgaris dengan istilah kutil, ada juga yang menyebut Common wart. Kutil tidak bersifat kanker, namun dapat menular dari orang ke orang, dan dari satu bagian ke bagian tubuh lain pada orang yang sama. Kutil dapat muncul pada semua bagian kulit, tetapi seringkali muncul pada jari, tangan dan lengan.

Verucca  vulgaris terutama terdapat pada anak, tetapi juga terdapat   pada dewasa dan orang tua. Tempat predileksinya terutama di ekstremitas bagian ekstensor seperti jari, tangan, lutut, siku atau lainnya pada situs trauma. Walaupun demikian penyebaran dapat ke bagian yang lain dari tubuh termasuk mukosa mulut dan hidung. Lesi dimulai dari papul kecil yang kemudian membesar, dan menjadi bentuk verrucous kemudian dengan diameter beberapa milimeter sampai sentimeter. Kutil ini berbentuk bulat berwarna abu-abu, besarnya lentikular atau kalau berkonfluensi berbentuk plakat, permukaan kasar (verukosa). Dengan goresan dapat timbul autoinokulasi sepanjang goresan (fenomena kÖbner). Common wart sebagian besar asimtomatik dan memiliki manifestasi klinis yang spesifik.

Penatalaksanaan Veruka Vulgaris :

1.      Umum

Menjelaskan kepada pasien bahwa penyakit pasien bukan penyakit keturunan, dan tidak dicetuskan oleh makanan tertentu. Penyakit ini  timbul  akibat  penyakit infeksi menular yang dapat timbul berulang.

2.      Khusus

Common wart seringkali mengalami remisi spontan, sehingga sering disebut kutil biasa atau doughnut wart. Terapi harus seringan mungkin, dan terapi berpotensi menimbulkan jaringan parut harus dihindari. Pengobatan yang paling umum digunakan untuk kutil yakni menghancurkan daerah epidermis yang terinfeksi virus. Pengobatan tersebut dapat melibatkan penggunaan topikal atau pendekatan bedah. Terapi lain bertujuan memodifikasi pertumbuhan epidermis atau merangsang respon imun baik topikal atau pendekatan sistemik.

Terapi non bedah, seperti asam salisilat, glutaraldehida, formalin, 5- fluorourasil topikal, caustic, retinoic acid, terapi photodynamic,  merupakan pilihan alternatif untuk terapi non bedah pada verruca vulgaris.

a.      Asam salisilat

Efek keratolitik asam salisilat membantu untuk mengurangi ketebalan kutil dan dapat merangsang respon inflamasi.

Page 3: Penatalaksanaan Veruka Vulgaris Pada Anak Usia 10 Tahun

b.      Glutaraldehida

Sifat virucidal dari glutaraldehida dapat digunakan dalam pengobatan kutil. Sediaan mengandung glutaraldehid 10% dalam etanol cair atau dalam bentuk gel.

c.       Formalin

Kompres dari 2-3%  formalin dalam air  (Formalin sekitar 37% formaldehid dalam air) efektif untuk kutil plantar, tetapi memakan waktu dan sulit untuk membatasi kulit yang terkena.

d.      5-fluorourasil Topikal

Larutan 5% dari 5-fluorouracil (5-FU) hati-hati diterapkan setiap hari selama sebulan, di bawah oklusi lebih efektif dibandingkan plasebo, tetapi jika digunakan periungual dapat menyebabkan onycholysis. Sebuah cat yang mengandung 5% 5-FU dan Asam  salisilat 10%, 50% membersihkan  dari  kutil  tangan  pada  pekerja  unggas, dibandingkan dengan 4% dengan asam salisilat sendiri. Salep yang mengandung 5% 5-FU efektif untuk verruca plana, meskipun nilainya dibatasi oleh tinggi kejadian hiperpigmentasi serta eritema dan erosi. Formulasi baru dari 5-FU dalam bentuk injeksi intralesi segera dapat membuat pengeluran senyawa secara lambat dalam kutil.

e.       Caustics

Monochloracetic, asam trichloracetic, perak nitrat dan bahan kimia lainnya yang sangat iritan dapat digunakan dengan efek tetapi dapat  menyebabkan reaksi yang menyakitkan.

f.       Retinoic Acid

Dapat digunakan secara topikal pada verruca plana, meskipun belum memberikan hasil terbaik dari biasanya dan dapat menyebabkan iritasi. Dari 25 anak dengan verruca plana diberikan krim tretinoin 0,05%, 85% dapat membersihkan kutil dibandingkan dengan 32% dari kontrol.

g.      Imiquimod

Immunomodulation topikal adalah pengobatan baru yang menjanjikan untuk kutil. Saat ini, Imiquimod krim 5% digunakan tiga kali seminggu selama 1-6 minggu, tingkat clearance 65% dengan tingkat kekambuhan 20%. Kutil kulit juga berespon terhadap pengobatan Imiquimod, meskipun penetrasi melalui permukaan keratin hanya sedikit sehingga mungkin memerlukan kombinasi dengan oklusi, asam salisilat atau aplikasi yang lebih sering untuk mencapai hasil yang bermanfaat.

h.      Simetidin

i.        Interferon

Interferon (IFNs) telah dikelola oleh rute yang berbeda pada pasien dengan refrakter kutil di berbagai tempat. Studi-studi ini jarang dibandingkan secara langsung dan penggunaan IFNs di kutil masih eksperimental.

Page 4: Penatalaksanaan Veruka Vulgaris Pada Anak Usia 10 Tahun

j.        Bleomycin Intralesi

k.      Terapi Photodynamic

Asam aminolaevulinic topical dan sistemik dapat diproses oleh sel-sel, dimetabolisme untuk protoporfirin dan kemudian photoactivated untuk menghasilkan efek merusak pada sel. Penggunaan metode ini untuk mengobati common wart sejauh ini masih terbatas namun telah menunjukkan beberapa efek yang berguna di tangan dan kaki.

 

Terapi bedah, eksisi, kauter/ elektrokoagulasi, cryotherapy, laser dan koagulator infra merah.

a.      Bedah Eksisi

Biasanya harus dihindari karena jaringan  parut tidak dapat dihindarkan dan kekambuhan kutil di bekas luka sering terjadi.

b.      Kauter/ Elektrokoagulasi

Umumnya dilakukan dengan kombinasi, dapat digunakan untuk kutil yang menyakitkan atau resisten, namun mempunyai risiko timbulnya jaringan parut.8

c.       Cryotherapy

Nitrogen cair umum digunakan di rumah sakit. Instrumen canggih yang tersedia untuk memproduksi aliran tipis cairan yang akan diarahkan pada lesi, dapat juga dengan aplikasi cotton bud yang dicelupkan ke dalam cairan. Setiap keratin yang tebal harus dikupas. Hal ini akan meningkatkan tingkat penyembuhan kutil plantar yang dalam. Permukaan mukosa harus kering untuk menghindari  pembentukan permukaan es, maka ujung kuncup tidak harus pinggir permukaan kutil. Kerugian utama dari pembekuan adalah nyeri.

d.      Laser

Laser karbon dioksida telah digunakan untuk mengobati berbagai bentuk yang berbeda dari kutil, baik kulit dan mukosa. Hal ini dapat efektif dalam memberantas beberapa kutil yang sulit, seperti kutil periungual dan subungual, yang tidak responsif terhadap pengobatan lainnya.

e.       Koagulator Inframerah

Sebagai metode lain, koagulator inframerah dapat digunakan untuk mengobati kutil. Suatu penelitian melaporkan angka kesembuhan dari 44 kutil adalah 70%, yang lebih baik dibandingkan dengan

 

Kesimpulan

Page 5: Penatalaksanaan Veruka Vulgaris Pada Anak Usia 10 Tahun

Verruca vulgaris merupakan proliferasi jinak dari kulit dan mukosa yang disebabkan oleh infeksi human papilloma virus (HPV). Orang awam sering menyebut veruca vulgaris dengan istilah kutil, ada juga yang menyebut Common wart. Kutil tidak bersifat kanker, namun dapat menular dari orang ke orang, dan dari satu bagian ke bagian tubuh lain pada orang yang sama. Penatalaksanaan dapat berupa terapi umum maupun khusus (terapi non bedah dan bedah)

 

Referensi

1. Androphy, Elliot J., Rowy, Douglas R . art: Human Papiloma Virus,  Common Wart  edited by Klaus Wolff, Lowell A. Goldsmith, etc. in   Fitzpatricks Dermatology In General Medicine, 7th Ed. McGraw-Hill:   New York; 2008, p.1914-1922.

2. Hengge, UR. Papiloma Virus Diseases in Hautarzt Journal Vol.55. Pubmed. Germany; 2004. p.841-851.

3. James, William D., Timothy G. Berger, and Dirk M. Elston. Viral  Disease: Papovarirus Group in Andrew¶s Diseases of The Skin Clinical  Dermatology, 10 th Ed. Saunders Elsevier Inc. Canada; 2006, p.403-412.

4. Darmstadt  GL. Lane A. Cutaneous Viral Infections in Behrman RE,  Kliegman RM,  Arvin  AM, eds. Nelson  Textbook  of  Pediatrics 15th Ed.  WB  Saunders  Co. Philadelpia; 1996.p.1901-1903.

5. Siregar, R. S. 2005. Atlas Berwarna Saripati Penyakit Kulit Edisi kedua. EGC. Jakarta.

6. Djuanda, Adhi. 2007. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin Ed kelima. Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Jakarta