22
MAKALAH AMDAL “PENCEMARAN AIR’’ OLEH : CLAUDIA GITA ANJANI RIZKY ADITYA DEWANDARU 1

pencemaran air

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: pencemaran air

MAKALAH AMDAL

“PENCEMARAN AIR’’

OLEH :CLAUDIA GITA ANJANI

RIZKY ADITYA DEWANDARU

JURUSAN TEKNIK SIPIL

PROGRAM STUDI KONSTRUKSI GEDUNG

POLITEKNIK NEGERI JAKARTA

2016

1

Page 2: pencemaran air

  Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas segala rahmatNYA sehingga makalah ini dapat tersusun hingga selesai . Tidak lupa kami juga mengucapkan banyak terimakasih atas bantuan dari pihak yang telah berkontribusi dengan memberikan sumbangan baik materi maupun pikirannya.    Dan harapan kami semoga makalah ini dapat menambah pengetahuan dan pengalaman bagi para pembaca, Untuk ke depannya dapat memperbaiki bentuk maupun menambah isi makalah agar menjadi lebih baik lagi. Karena keterbatasan pengetahuan maupun pengalaman kami, Kami yakin masih banyak kekurangan dalam makalah ini, Oleh karena itu kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi kesempurnaan makalah ini.

                                                                                       Jakarta, Maret 2015

2

Page 3: pencemaran air

                                                                                               Penyusun

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pencemaran air merupakan salah satu pencemaran yang ada di Indonesia dan

limbah sektor perindustrian merupakan sumber pencemaran air yang dominan.

Disamping sektor perindustrian, pencemaran air ini juga ditimbulkan di sektor-sektor

yang lain seperti pertambangan, pertanian dan rumah tangga. Akibat dari

pencemaran air tersebut adalah menurunnya kadar kualitas air yang dapat

dimanfaatkan oleh manusia. Pencemaran air terjadi karena ada sebagian pabrik yang

tidak memperdulikan bahan sisa proses produksi yang berupa limbah untuk diolah

secara sempurna pada Unit Pengelolaan Limbah (UPL), sehingga bahan buangan

masih mengandung senyawa yang bersifat toksik (senyawa beracun) dan penyebab

kematian.

Proses pencemaran dapat terjadi secara langsung maupun tidak langsung.

Secara langsung yaitu bahan yang menimbulkan pencemaran tersebut langsung

berdampak meracuni sehingga mengganggu kesehatan manusia, hewan dan

tumbuhan atau mengganggu keseimbangan ekologis baik air, udara maupun tanah.

Proses tidak langsung, yaitu beberapa zat kimia bereaksi di udara, air maupun tanah,

sehingga menyebabkan pencemaran. Pencemaran memiliki dampak secara langsung

bagi kesehatan misalnya keracunan (diare,muntah) dan memiliki efek tidak langsung

(efek jangka panjang) bagi kesehatan misalnya kanker. Alam memiliki kemampuan

sendiri untuk mengatasi pencemaran (self recovery), namun alam memiliki

keterbatasan. Setelah batas itu terlampaui, maka pencemaran akan berada di alam

secara tetap atau terakumulasi dan kemudian berdampak pada manusia,

material,hewan, tumbuhan dan ekosistem.

1.2 Rumusan Masalah

3

Page 4: pencemaran air

Adapun Rumusan Masalah yang dikemukakan oleh penulis dalam penulisan

ini, yaitu sebagai berikut :

1. Apa yang dimaksud dengn pencemaran air?

2. Apa saja penyebab dan akibat pencemaran air?

3. Apa saja usaha mengatasi pencemaran air bagi kehidupan manusia?

4. Bagaimanakah cara pengolahan air buangan untuk mengatasi pencemaran?

2.3 Tujuan Penulisan

1. Mengetahui pengertian pencemaran air

2. Mengetahui penyebab dan akibat pencemaran air

3. Mengetahui usaha mengatasi pencemaran air bagi kehidupan manusia

4. Mengetahiu proses pengolahan air buangan untuk mengatasi pencemaran

4

Page 5: pencemaran air

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi Pencemaran Air

Definisi pencemaran air menurut Surat Keputusan Menteri Negara

Kependudukan dan Lingkungan Hidup Nomor : KEP-02/MENKLH/I/1988 Tentang

Penetapan Baku Mutu Lingkungan adalah masuk atau dimasukannya makhluk hidup,

zat, energi dan komponen lain ke dalam air dan atau berubahnya tatanan air oleh

kegiatan manusia atau oleh proses alam, sehingga kualitaas air menurun sampai ke

tingkat tertentu yang menyebabkan air menjadi kurang atau sudah tidak berfungsi

lagi peruntukannya (pasal 1).

Dalam pasal 2, air pada sumber air menurut kegunaan / peruntukannya digolongkan

menjadi :

1. Golongan A, yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara

langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.

2. Golongan B yaitu air yang dapat dipergunakan sebagai air baku untuk diolah

sebagai air minum dan keperluan rumah tangga.

3. Golongan C, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan perikanan

dan peternakan.

4. Golongan D, yaitu air yang dapat dipergunakan untuk keperluan

pertanian,dan dapat dimanfaatkan untuk usaha perkotaan, industri, dan listrik

negara.

2.1 Penyebab dan Akibat dari Pencemaran Air

Air merupakan kebutuhan vital bagi seluruh makhluk hidup, termasuk

manusia. Untuk dapat dikonsumsi air harus memenuhi syarat fisik, kimia maupun

biologis. Secara fisik air layak dikonsumsi jika tidak berbau, berasa, maupun tidak

berwarna. Di samping itu air tidak boleh mengandung racun maupun zatzat kimia

5

Page 6: pencemaran air

berbahaya (syarat kimia), dan tidak mengandung bakteri, protozoa ataupun

kumankuman penyakit. Oleh karena itu kebersihan dan terbebasnya air dari polutan

menjadi hal yang sangat penting.

Pencemaran air berdampak luas, misalnya dapat meracuni sumber air minum,

meracuni makanan hewan, ketidakseimbangan ekosistem sungai dan danau,

pengrusakan hutan akibat hujan asam, dan sebagainya. Di badan air, sungai dan

danau, nitrogen dan fosfat (dari kegiatan pertanian) telah menyebabkan pertumbuhan

tanaman air yang di luar kendali (eutrofikasi berlebihan). Ledakan pertumbuhan ini

menyebabkan oksigen, yang seharusnya digunakan bersama oleh seluruh

hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air tersebut mati,

dekomposisi mereka menyedot lebih banyak oksigen. Sebagai akibatnya, ikan akan

mati, dan aktivitas bakteri menurun.

2.2 Akibat dari Pencemaran Air

Akibat yang akan ditimbulkan dari pencemaran air adalah sebagai berikut:

1.Dapat menyebabkan banjir

  Banjir adalah peristiwa terbenamnya daratan oleh air.Peristiwa banjir timbul jika

air menggenangi daratan yang biasanya kering. Banjir pada umumnya

disebabkan oleh air sungai yang meluap ke lingkungan sekitarnya sebagai

akibat curah hujan yang tinggi.

            Kekuatan banjir mampu merusak rumah dan menyapu fondasinya. Air banjir juga

membawa lumpur berbau yang dapat menutup segalanya setelah air surut.

Banjir adalah hal yang rutin.Setiap tahun pasti datang. Banjir, sebenarnya

merupakan fenomenakejadian alam “biasa” yang sering terjadi dan dihadapi

hampir di seluruh negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.Banjir sudah

temasuk dalam urutan bencana besar, karena meminta korban besar.

2. Erosi

Erosi adalah peristiwa pengikisan padatan (sedimen, tanah, batuan, dan

partikel lainnya) akibat transportasi angin,air atau es, karakteristik hujan,

creep pada tanah dan material lain di bawah pengaruh gravitasi, atau oleh

makhluk hidup semisal hewan yang membuat liang, dalam hal ini disebut bio-

6

Page 7: pencemaran air

erosi. Erosi tidak sama dengan pelapukan akibat cuaca, yang mana

merupakan proses penghancuran mineral batuan dengan proses kimiawi

maupun fisik, atau gabungan keduanya. Dampak dari erosi adalah menipisnya

lapisan permukaan tanah bagian atas, yang akan menyebabkan menurunnnya

kemampuan lahan (degradasi lahan). Akibat lain dari erosi adalah

menurunnya kemampuan tanah untuk meresapkan air (infiltrasi).

Penurunan kemampuan lahan meresapkan air ke dalam lapisan tanah akan

meningkatkan limpasan air permukaan yang akan mengakibatkan banjir di

sungai. Selain itu butiran tanah yang terangkut oleh aliran permukaan pada

akhirnya akan mengendap di sungai (sedimentasi) yang selanjutnya akibat

tingginya sedimentasi akan mengakibatkan pendangkalan sungai sehingga

akan mempengaruhi kelancaran jalur pelayaran.

Erosi dalam jumlah tertentu sebenarnya merupakan kejadian yang alami, dan

baik untuk ekosistem. Misalnya, kerikil secara berkala turun ke elevasi yang

lebih rendah melalui angkutan air. erosi yang berlebih, tentunya dapat

menyebabkan masalah, semisal dalam hal sedimentasi, kerusakan ekosistem

dan kehilangan air secara serentak.

3. Menimbulkan Bebagai Penyakit

Limbah dari sisa detergen dan pestisida (misalnya DDT) dapat merangsang

pertumbuhan kanker (bersifat karsinogen), menyebabkan gangguan ginjal,

dan gangguan kelahiran. DDT (Dikloro Difenil Trikloretana) bersifat

nonbiodegradabel (tidak dapat terurai secara alamiah), karena itu jika

dipergunakan dalam pemberantasan hama DDT akan mengalami perpindahan

melalui rantai makanan, akhirnya tertimbun dalam tubuh konsumen terakhir.

Makin tinggi tingkat trofi makin pekat kadar zat pencemarnya. Hal ini disebut

biomagnifiation (pemekatan hayati).

Senyawa nitrat dan pospat yang terkandung dalam pupuk apabila terbawa air

dan terkumpul di suatu perairan (misalnya danau, waduk) dapat menimbulkan

eutrofikasi, yaitu terkonsentrasinya mineral di suatu perairan. Hal ini akan

merangsang pertumbuhan dengan cepat alga dan tumbuhan air seperti enceng

gondok dan sejenisnya sehingga menimbulkan blooming. Jika permukaan air

tertutup oleh tumbuhan air, maka difusi oksigen dan penetrasi cahaya

matahari ke dalam air menjadi terhalang. Sementara tumbuhan air terus-

7

Page 8: pencemaran air

menerus mengambil air dan menguapkannya ke udara, sehingga mempercepat

habisnya cadangan air di tempat tersebut. Alga menjadi kekurangan cahaya,

sehingga laju fotosintesis terganggu.

Makin sedikit kadar oksigen terlarut menyebabkan kematian organisme air.

Pembusukan oleh organisme pengurai juga makin menipiskan kadar oksigen

terlarut. Pengaruh negatif dari eutrofikasi adalah terjadinya perubahan

keseimbangan kehidupan antara tanaman air dengan hewan air, sehingga

beberapa spesies ikan mati. Menurut laporan hasil penelitian, kandungan

nitrat yang tinggi dalam air minum dapat menyebabkan gangguan sistem

peredaran darah pada bayi berumur di bawah 3 bulan. Penyakit ini disebut

blue baby syndrome (gejala bayi biru), ditandai dengan warna kebiruan pada

daerah sekitar bibir dan pada beberapa bagian tubuh.

2.3 Studi Kasus

Sungai citarum mengalir dari hulunya di Gunung wayang selatan kota Bandung

mengalir ke utara dan bermuara di laut jawa. Citarum mengaliri 12 wilayah

administrasi kabupaten/kota. Citarum menyuplai air untuk kebutuhan penghidupan

28 Juta masyarakat, Sungai yang merupakan sumber air minum untuk masyarakat di

Jakarta, Bekasi, Karawang, Purwakarta, dan Bandung. Dengan panjang sekitar 269

km mengaliri areal irigasi untuk pertanian seluas 420.000 hektar. Citarum merupakan

sumber dari denyut nadi perekonomian Indonesia sebesar 20% GDP (Gross

Domestic Product) dengan hamparan industri yang berada di sepanjang sungai

Citarum.

Citarum sungai terpanjang dan terbesar di propinsi Jawa barat. Dan sangat

mempengaruhi kehidupan masyarakat disekitarnya. Pemanfaatan sungai Citarum

sangat bervariasi dari hulu hingga hilir dari yang memenehui kebutuhan rumah

tangga, irigasi, pertanian, peternakan dan Industri. Dengan perkembangan industri di

Sepanjang DAS citarum dan tidak terkelolanya limbah industri merupakan salah satu

penyebab pencemaran sungai.

 Sungai terpanjang di Jawa Barat ini merupakan sumber air minum bagi DKI

Jakarta, Kab. Bekasi, Kab. Karawang, Kab. Purwakarta, Kab. Bandung, Kota

Bandung, dan Kota Cimahi. Tetapi, fungsi yang pernah disandang Citarum kini

berubah. Hampir di semua lokasi di Bantaran Sungai Citarum ditetapkan dengan

8

Page 9: pencemaran air

status air tercemar berat. Dari empat skala pencemaran (A,B,C, dan D), status

pencemaran sudah mencapai angka paling berat alias "beracun". "Pada penelitian

yang kita lakukan di tahun 2007, status mutu air Citarum berada pada indeks

pencemaran D, yaitu tercemar berat," tutur Setiawan Wangsaatmaja, Kepala Bidang

Pengendalian Lingkungan Hidup, Badan Pengendalian Lingkungan Hidup (BPLHD)

Jabar. Hal tersebut tak dapat dipungkiri, secara fisik pun dapat dilihat kondisi

Citarum yang tercemar. "Dulunya jernih, ini mah karena ada limbah dari pabrik-

pabrik di Majalaya," tutur Sam (25), penduduk Desa Mekarsari, Baleendah. Sungai

yang mempunyai luas seluruhnya 6.080 km2 dan panjang sungai 269 km ini

mempunyai kualitas air berkelas IV, yang hanya dapat dimanfaatkan untuk

pertamanan atau pengairan. "Kalau sudah sampai kelas IV, ya jangan diminum. Air

pada kelas IV hanya boleh dilakukan untuk pertamanan," ucap Setiawan. Dengan

status tercemar berat dan kualitas air yang sangat rendah, Citarum tak dapat lagi

berfungsi sebagai sumber mata air yang dapat dimanfaatkan untuk kebutuhan sehari-

hari. Dari segi kesehatan, cemaran logam berat dapat membahayakan kehidupan

warga yang tinggal di sekitarnya. Dalam pengujian yang dilakukan BPLHD Jabar

sebanyak tiga kali dalam setahun, ditemukan kandungan nitrit (NO2), timbal (Pb),

klorin (Cl), fosfat (PO4), seng (Zn), boron (B), tembaga (Cu), dan sulfat (SO4) yang

melebihi ambang batas. Keracunan nitrit dapat mengakibatkan methemoglobinema

atau penyakit baby blue yang rentan menyerang bayi berumur kurang dari empat

bulan. "Kalau kandungan logam berat, pasti berbahaya untuk makhluk hidup, bisa

berakibat sangat fatal," lanjut Setiawan. Selain itu, ditemukan juga bakteri koli dalam

jumlah besar. Keberadaan bakteri itu menunjukkan air telah tercemar kotoran

makhluk hidup. "Kandungan koli yang paling besar itu dapat menyebabkan sakit

perut," tutur Atih Witartih, Kepala Subdinas Pengendalian Pencemaran Lingkungan

Dinas Lingkungan Hidup Kab. Bandung. Citarum yang mempunyai potensi sebagai

sumber irigasi bagi 300.000 ha tanah pertanian mulai tercemar pada tahun 1986, saat

tumbuh banyak industri di sekitar bantaran Sungai Citarum. "Adanya industri pasti

ada turunannya, seperti adanya permukiman, apartemen, dan segala macam itu pun

semua sebenarnya ikut menyumbang limbah di Sungai Citarum," tutur Setiawan. Tak

hanya itu, perubahan tata guna lahan, erosi, sedimentasi, banjir, pemompaan pada air

tanah yang berlebihan yang dilakukan oleh pabrik-pabrik juga menjadi satu mata

rantai permasalahan Sungai Citarum. "Pabrik dalam hal ini sangat berperan dalam

mencemari air sungai, bahan kimia yang mereka pakai tidak pernah diketahui kadar

9

Page 10: pencemaran air

idealnya seberapa banyak. Kebanyakan dari mereka, memakai bahan kimia yang

berlebihan," tutur Otto. Dari penelitian yang dilakukan BPLHD, logam berat yang di

kandung oleh Citarum memang berasal dari pembuangan limbah oleh pabrik-pabrik

nakal, yang menidurkan IPAL (instalasi pengelolaan air limbah) mereka dan memilih

membuang limbah langsung ke Citarum. Bukan tanpa alasan hal itu dilakukan oleh

pabrik-pabrik. Pengolahan limbah mahal dan memerlukan banyak biaya. "Kalau ada

inspeksi, IPAL mereka hidupkan, kalau tidak, ya dimatikan. Biasanya, malam-malam

mereka buang, ketika secara visual, orang tidak tahu," ucap Setiawan. Bagi pelaku-

pelaku yang terbukti melanggar hukum lingkungan ini tentu saja akan diperkarakan

secara hukum. "Untuk sampai sebuah pidana dalam hukum lingkungan, itu sudah

luar biasa. Karena itu kan perlu bukti-bukti, dan susah untuk mencari bukti-bukti

tersebut," ujar Setiawan. Sebelum sampai pada tahap diajukan ke pengadilan, pabrik

yang terbukti melanggar sebelumnya telah diberikan pengawasan dan pembinaan

(kompas, 2005).

1)      Lingkungan Sosial

a)      Industri yang  berada di sekitar sungai, membuang limbah secara

langsung ke sungai citarum tanpa adanya proses filtrasi terlebih dahulu

(limbah industry). Limbah industry yang dibuang ke sungai mengandung

logam berat sehingga dapat memusnahkan ekosistem yang berada di

sungai citarum.

b)      Masyarakat sekitar membuang limbah rumah tangga ke sungai citarum

(limbah domestic). Limbah rumah tangga terbagi kedalam dua kategori

yaitu limbah organic dan anorganik. Bahan buangan organic umumnya

berupa limbah yang dapat membusuk atau terdegradasi oleh

mikroorganisme, sehingga bila dibuang ke perairan akan menaikkan

populasi mikroorganisme. Kadar BOD dalam hal ini akan naik. Tidak

tertutup kemungkinan dengan bertambahnya mikroorganisme dapat

berkembang pula bakteri patogen yang berbahaya bagi manusia.

Demikian pula untuk buangan olahan bahan makanan yang sebenarnya

adalah juga bahan buangan organic yang baunya lebih menyengat.

Umunya buangan olahan makanan  mengandung protein dan gugus

amina, maka bila didegradasi akan terurai menjadi senyawa yang mudah

menguap dan berbau busuk.

10

Page 11: pencemaran air

Bahan buangan anorganik sukar didegradasi oleh mikroorganisme, umumnya adalah

logam. Apabila masuk ke perairan, maka akan terjadi peningkatan jumlah ion logam

dalam air. Bahan buangan anorganik ini biasanya berasal dari limbah industri yang

melibatkan penggunaan unsur-unsur logam seperti Timbal (Pb), Arsen (As),

Cadmium (Cd), Air raksa atau merkuri (Hg), Nikel (Ni), Calsium (Ca), dan

Magnesium (Mg). Kandungan ion Mg dan Ca dalam air akan menyebabkan air

bersifat sadah. Kesadahan air yang tinggi dapat merugikan karena dapat merusak

peralatan yang terbuat dari besi melalui proses pengkaratan (korosi), juga dapat

menimbulkan endapan atau kerak pada peralatan. Apabila ion-ion logam berasal dari

logam berat maupun yang bersifat racun seperti Pb, Cd, ataupun Hg, maka air yang

mengandung ion-ion logam tersebut sangat berbahaya bagi tubuh manusia, air

tersebut tidak layak minum.

2)      Lingkungan Biologis

a)      Dari faktor biologis, adalah kandungan E.Coli yang melampaui ambang

batas sehingga air sungai citarum tidak dapat lagi dikonsumsi oleh

masyarakat sekitar sungai citarum. Kandungan

3)      Lingkungan Fisik

a)      Kondisi kawasan hutan yang terletak sekitar empat kilometer dari hulu

sungai citarum sudah sangat buruk, karena banyak hutan di daerah

tersebut telah gundul dan pohon baru yang ditanam pun tidak tumbuh

karena tidak mampu menyerap air dengan baik, dan akibatnya ketika

hujan turun, hutan yang telah gundul tadi tidak dapat menahan aliran 

lumpur yang mengalir ke DAS Citarum sehingga mengakibatkan

pengendapan di DAS Citarum.

b)      Bangunan-bangunan industry yang berada disekitar sungai.

2.3 Dampak terhadap kehidupan biota air

Banyaknya zat pencemaran pada air limbah akan menyebabkan menurunnya

kadar oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga mengakibatkan kehidupan dalam

air membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya. Akibat

11

Page 12: pencemaran air

matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang seharusnya

terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah yang sulit terurai. Panas

dari industri juga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air

limbah tidak didinginkan terlebih dahulu.

2.4 Dampak terhadap kesehatan

Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara lain :

Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen,

Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit,

Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat

membersihkan diri,

Air sebaga media untuk hidup vector penyakit.

2.5 Dampak terhadap estetika lingkungan

Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan,

maka perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau

yang menyengat disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan.

Masalah limbah minyak atau lemak juga dapat mengurangi estetika lingkungan.

2.6 Penanggulangan Terjadinya Pencemaran Air

      Untuk mencegah agar tidak terjadi pencemaran air, dalam aktivitas kita dalam

memenuhi kebutuhan hidup hendaknya tidak menambah terjadinya bahan pencemar

antara lain tidak membuang sampah rumah tangga, sampah rumah sakit,

sampah/limbah industri secara sembarangan, tidak membuang ke dalam air sungai,

danau ataupun ke dalam selokan. Tidak menggunakan pupuk dan pestisida secara

berlebihan, karena sisa pupuk dan pestisida akan mencemari air di lingkungan tanah

pertanian. Tidak menggunakan deterjen fosfat, karena senyawa fosfat merupakan

makanan bagi tanaman air seperti enceng gondok yang dapat menyebabkan

terjadinya pencemaran air.

Pencemaran air yang telah terjadi secara alami misalnya adanya jumlah logam-

logam berat yang masuk dan menumpuk dalam tubuh manusia, logam berat ini dapat

meracuni organ tubuh melalui pencernaan karena tubuh memakan tumbuh-tumbuhan

yang mengandung logam berat meskipun diperlukan dalam jumlah kecil.

12

Page 13: pencemaran air

Penumpukan logam-logam berat ini terjadi dalam tumbuh-tumbuhan  karena

terkontaminasi oleh limbah industri. Untuk menanggulangi agar tidak terjadi

penumpukan logam-logam berat, maka limbah industri hendaknya dilakukan

pengolahan sebelum dibuang ke lingkungan. Proses pencegahan terjadinya

pencemaran lebih baik daripada proses penanggulangan terhadap pencemaran yang

telah terjadi.

2.7 Pengolahan limbah

Limbah industri sebelum dibuang ke tempat pembuangan, dialirkan ke sungai

atau selokan hendaknya dikumpulkan di suatu tempat yang disediakan, kemudian

diolah, agar bila terpaksa harus dibuang ke sungai tidak menyebabkan terjadinya

pencemaran air. Bahkan kalau dapat setelah diolah tidak dibuang ke sungai

melainkan dapat digunakan lagi untuk keperluan industri sendiri.

Sampah padat dari rumah tangga berupa plastik atau serat sintetis yang tidak

dapat diuraikan oleh mikroorganisme dipisahkan, kemudian diolah menjadi bahan

lain yang berguna, misalnya dapat diolah menjadi keset. Sampah organik yang dapat

diuraikan oleh mikroorganisme dikubur dalam lubang tanah, kemudian kalau sudah

membusuk dapat digunakan sebagai pupuk.

13

Page 14: pencemaran air

BAB III

PENUTUP3.1 Kesimpulan

Air merupakan kebutuhan makhluk hidup, maka dalam hal ini kualitas air harus

tetap terjaga. Namun air juga dapat tercemar oleh bahan – bahan pencemar seperti

pencemar bahan buangan organic, bahan buangan an organic,bahan buangan kimia.

Upaya pencegahan & penaggulangan pencemaran air ini, dan pada dasarnya ada tiga

hal pokok yang perlu di perhatikan dalam pencegahan pencemaran air, yakni :

Penanggulangan secara administrative , teknologi dan edukatif.

4.2. Saran

Untuk menjaga kualitas air maka kita selaku makhluk yang sangat rentan

melakukan pencemaran terhadap air maka, kita harus sadar akan lingkungan artinya

bahwa kita lah yang menjaga lingkungan ini agar tetap baik. Mari bersama kita jaga

lingkungan ini agar tetap dapat kita nikmati dan demi anak cucu kita di hari

kemudian.

14

Page 15: pencemaran air

DAFTAR PUSTAKA

A. Tresna Sastrawijaya, 2000. Pencemaran Lingkungan. Rineka Cipta, Jakarta.

Ricki, 2005. Kesehatan Lingkungan. Graha Ilmu, Jakarta.

Kompas, 2005. Study Kasus Pencemaran Sungai Citarum. http://www.kompas.com.

Di       akses pada tanggal 27 Maret 2015

Anonim, 2015. Definisi Sungai. http://www.wikipedia.com. Di akses pada tanggal 27 Maret

2015

Kumpulan Materi Epidemiologi Kesehatan Lingkungan. Jayapura, 2015.

15