Upload
evamega
View
13
Download
6
Embed Size (px)
DESCRIPTION
rer
Citation preview
Pendahuluan
Trauma atau cedera kepala dikenal sebagai cedera otak adalah gangguan fungsi normal otak
karena trauma, baik trauma tumpul maupun trauma tajam. Defisit nerolagis karena robeknya
subtansia alba, iskemia dan pengaruh massa seperti pada kasus kita yaitu hemoragik. Salah
satu jenis trauma kepala yaitu fraktur tengkorak (Os Temporal), hemoragik epidural
(hematoma ekstradural),dll. Basis cranii dibentuk oleh gabungan beberapa tulang yaitu tulang
cranial dan tulang fasial. Pada tulang tengkorak merupakan bagian dari tulang kranial atau
kranium yang berfungsi membungkus dan melindungi otak. Suatu fraktur temporal adalah
suatu fraktur linear yang terjadi pada dasar tulang tengkorak (Os Temporal) yang tebal pada
bagian lateral. Fraktur ini seringkali disertai robekan pada duramater. Fraktur basis cranii
paling sering terjadi pada dua lokasi anatomi tertentu yaitu region temporal dan region
occipital. Hematoma epidural merupakan darah berkumpul didalam ruang epidural
(ekstradural) diantara tengkorak dan duramater. Keadaan ini sering diakibatkan karena
terjadinya fraktur tulang tengkorak (Os Temporal) yang menyebabkan arteri meningeal
media putus atau rusak (laserasi), dimana arteri ini berada diantara duramater dan tengkorak
daerah inferior menuju bagian tipis Os Temporal sehingga menyebabkan penekanan pada
otak. Kecelakaan merupakan penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada individu yang
berkendaraan dan trauma kepala merupakan yang sebagian besar mengakibatkan kematian.
Tingkat trauma otak tergantung pada banyak variable, termasuk usia, kecepatan jatuh, dan
penggunaan alat pelindung kepala atau tidak. 1-2
Tujuan penulisan makalah untuk mengetahui fraktur os temporal disertai epidural
hemorrhage yang meliputi struktur makroskopiks , mikroskopiks, vaskularisasi serta LCS dan
komposisinya.
Pembahasan
Struktur Makro dan Mikro Os temporal
Setiap os temporale, kanan dan kiri, merupakan tulang yang kompakleks, yang membentuk
sebagian kubah dan sebagian basis crania.
1
Tulang temporal terdir dari :
1. Bagian datar yang membentuk sebagian kubah tengkorak dan dipisahkan oleh sutura
dari os frontale dibagian depan, os parietale di bagian atas, dan os occipital di bagian
belakang.
2. Bagian skuamosa membentuk bagian anterior dan superior tulang dan berbentuk dan
datar . Terdapat sebuah prosesus melengkung (zygoma atau prosesus zygomatikus)
yang menonjol ke depan dari bagian inferior.
3. Bagian petromastoid membentuk bagian posterior tulang dibagi menjadi dua bagian :
a. Bagian mastoid yang berlanjut menjadi tonjolan kerucut yang disebut
processus mastoideus dan mengandung sel – sel udara. Processus mastoideus,
tepat dibelakang telinga, tulang bertingkat, ukuran bervariasi, dan menganggu
sinus udara mastoid. Di dalam tengkorak os temporale menunjukan penojolan
tulang yang kasar yang berjalan ke belakang dan ke luar. Organ pendengaran
dan keseimbangan tertutup di dalam rigi ini. Nervus fascialis (kranial ke-7)
dan auditorius/ vestibulocokhlearis (kranialis ke-8) memasuki rigi pada
meautus auditorius internus. Nervus fascialis berjalan melalui os temporal
keluar di permukaan inferior tengkorak tepat di bagian medial processus
mastoideus. Ujung nervus auditorius di dalam organ pendengaran dan
keseimbangan.
b. Bagian petrosa, terletak di antara tulang oksipital dan sphenoid mengandung
struktur pembentukan telingan dalam.
4. Bagian timpani berbentuk piringan melengkung, terletak di bawah bagian skuamosa
dan di depan processus mastoideus. Bagian ini mencakup meatus auditorius eksterna.
5. Meatus auditorius externa, sebuah lubang yang mengarah ke bawah di dalam tulang
ke telinga tengah.
6. Processus styloideus yang tipis, menonjol ke bawah dan ke depan dari permukaan
inferior; merupakan tempat perlekatan untuk beberapa otot dan ligamentum.
Arteria carotis internus pada tiap sisi berjalan melalui os temporal untuk mencapai
bagian dalam tengkorak. Arteri ini memasuki canalis carotis pada basis crania dan
mengikuti bentuk S di dalam tulang. 3
2
Lapisan pelidung otak (Meninges)
Lapisan pelindung otak terdiri dari rangka tulang bagian luar dan tiga lapisan jaringan ikat
yang disebut meninges. Lapisan meningeal terdiri dari piamater, lapisan araknoid, dan
duramater.
1. Duramater adalah meninges terluar yang merupakan lapisan yang tebal , paling kuat
dan gabungan dari dua lapisan selaput. Sinus terbesar pada duramater adalah sinus
sagitalis inferior. Duramater melekuk kedalam dan memisahkan beberapa bagian.
Lapisan ini biasanya terus bersambungan, tetapi terputus pada beberapa sisi spesifik.
a. Lapisan periosteal luar pada duramater melekat di permukaan dalam pada
tulang tengkorak.
b. Lapisan meningeal dalam pada duramater tertanam sampai ke dalam fisura
otak dan terlipat kembali ke arahnya untuk membentuk bagian-bagian berikut:
Falks serebrum terletak dalam fisura longitudinal antar hemisfer
serebral. Bagian ini melekat pada krista galli tulang etmoid.
Falks serebelum membentuk bagian pertengahan antara hemisfer
serebelar
Tentorium serebelum memisahkan serebrum dari serebelum.
Sela diafragma memanjang di atas sela tursika, tulang yang
membungkus kelenjar hipofisis.
c. Pada beberapa regia, kedua lapisan ini dipisahkan oleh pembuluh darah besar
sinus vena yang mengalirkan darah keluar dari otak.
d. Ruang subdural memisahkan duramater dari araknoid pada regia kranial dan
medulla spinalis.
e. Ruang epidural adalah ruang potensial antara periosteral luar dan lapisan
meningeal dalam pada duramater di regia medula spinalis.
2. Lapisan araknoid (tengah) terletak di bagian ektrenal piamater dan mengandung
sedikit pembuluh darah. Dibawah lapisan ini adalah rongga subaraknoid.
a. Ruang subaraknoid memisahkan lapisan araknoid dari piamater dan
mengandung cairan serebrospinalis, pembuluh darah, serta jaringan
penghubung seperti selaput yang mempertahankan posisi araknoid terhadap
piamater dibawahnya.
3
b. Berkas kecil jaringan araknoid disebut vili araknoid, menonjol kedalam sinus
vena (dural) duramater.
3. Lapisan piamater merupakan lapisan terdalam yang halus dan tipis, berhubungan
dengan permukaan jaringan otak dan mengikuti gyrus dan sulcus otak. Lapisan ini
mengandung banyak pembuluh darah. 3
Cairan Serebrospinalis (LCS)
Cairan serebrospinalis adalah cairan sejenis kristal , bersih, tidak bau. Normalnya
cairan ini mengandung sejumlah kecil sel. Cairan ini terdapat di sekeliling otak
keseluruhan (mengisi ventrikel, dan spasium subaraknoid) dan medulla
spinalis.Cairan ini dihasilkan di dalam ventrikel lateral, yaitu suatu rongga di dalam
hemisfer , oleh strip seperti bunga matahari yang mengandung pembuluh darah
disebut pleksus koroid. 3,4(+)
Pembentukan LCS
Cairan serebrospinal rata-rata dibentuk sebanyak 0,35 ml/menit atau 500 ml/hari,
sedangkan total volume cairan serebrospinal berkisar 75-150 ml dalam sewaktu. Ini
merupakan suatu kegiatan dinamis, berupa pembentukan, sirkulasi dan absorpsi.
Untuk mempertahankan jumlah cairan serebrospinal tetap dalam sewaktu, maka
cairan serebrospinal diganti 4-5 kali dalam sehari. Pembentukan CSS melalui 2 tahap,
yang pertama terbentuknya ultrafiltrat plasma di luar kapiler oleh karena tekanan
hidrostatik dan kemudian ultrafiltrasi diubah menjadi sekresi pada epitel khoroid
melalui proses metabolik aktif. Mekanisme sekresi CSS oleh pleksus khoroideus
adalah sebagai berikut: Natrium dipompa disekresikan secara aktif oleh epitel kuboid
pleksus khoroideus sehingga menimbulkan muatan positif di dalam CSS. Hal ini akan
menarik ion-ion bermuatan negatif, terutama clorida (cl) ke dalam CSS. Akibatnya
terjadi kelebihan ion di dalam cairan neuron sehingga meningkatkan tekanan osmotik
cairan ventrikel sekitar 160 mmHg lebih tinggi dari pada dalam plasma. Kekuatan
osmotik ini menyebabkan sejumlah air dan zat terlarut lain bergerak melalui membran
khoroideus ke dalam CSS. Bikarbonat terbentuk oleh karbonik anhidrase dan ion
4
hidrogen yang dihasilkan akan mengembalikan pompa Na dengan ion penggantinya
yaitu Kalium. Proses ini disebut Na-K Pump yang terjadi dengan bantuan Na-K-ATP
ase, yang berlangsung dalam keseimbangan. Obat yang menghambat proses ini dapat
menghambat produksi CSS. Penetrasi obat-obat dan metabolit lain tergantung
kelarutannya dalam lemak. Ion campuran seperti glukosa, asam amino, amin dan
hormon tyroid relatif tidak larut dalam lemak, memasuki CSS secara lambat dengan
bantuan sistim transport membran. Juga insulin dan transferin memerlukan reseptor
transport media. Fasilitas ini (carrier) bersifat stereospesifik, hanya membawa larutan
yang mempunyai susunan spesifik untuk melewati membran kemudian
melepaskannya di CSS. Natrium memasuki CSS dengan dua cara, transport aktif dan
difusi pasif. Kalium disekresi ke CSS dengan mekanisme transport aktif, demikian
juga keluarnya dari CSS ke jaringan otak. Perpindahan Cairan, Mg dan Phosfor ke
CSS dan jaringan otak juga terjadi terutama dengan mekanisme transport aktif, dan
konsentrasinya dalam CSS tidak tergantung pada konsentrasinya dalam serum.
Perbedaan difusi menentukan masuknya protein serum ke dalam CSS dan juga
pengeluaran CO2. Air dan Na berdifusi secara mudah dari darah ke CSS dan juga
pengeluaran CO2. Air dan Na berdifusi secara mudah dari darah ke CSS dan ruang
interseluler, demikian juga sebaliknya. Hal ini dapat menjelaskan efek cepat
penyuntikan intervena cairan hipotonik dan hipertonik.5
Ada 2 kelompok pleksus yang utama menghasilkan CSS: yang pertama dan terbanyak
terletak di dasar tiap ventrikel lateral, yang kedua (lebih sedikit) terdapat di atap
ventrikel III dan IV. Diperkirakan CSS yang dihasilkan oleh ventrikel lateral sekitar
95%. Rata-rata pembentukan CSS 20 ml/jam. CSS bukan hanya ultrafiltrat dari serum
saja tapi pembentukannya dikontrol oleh proses enzimatik. CSS dari ventrikel lateral
melalui foramen interventrikular monroe masuk ke dalam ventrikel III, selanjutnya
melalui aquaductus sylvii masuk ke dlam ventrikel IV. Tiga buah lubang dalam
ventrikel IV yang terdiri dari 2 foramen ventrikel lateral (foramen luschka) yang
berlokasi pada atap resesus lateral ventrikel IV dan foramen ventrikuler medial
(foramen magendi) yang berada di bagian tengah atap ventrikel III memungkinkan
CSS keluar dari sistem ventrikel masuk ke dalam rongga subarakhnoid. CSS mengisi
rongga subarakhnoid sekeliling medula spinalis sampai batas sekitar S2, juga mengisi
sekeliling jaringan otak. Dari daerah medula spinalis dan dasar otak, CSS mengalir
perlahan menuju sisterna basalis, sisterna ambiens, melalui apertura tentorial dan
5
berakhir dipermukaan atas dan samping serebri dimana sebagian besar CSS akan
diabsorpsi melalui villi arakhnoid (granula Pacchioni) pada dinding sinus sagitalis
superior. Yang mempengaruhi alirannya adalah: metabolisme otak, kekuatan
hidrodinamik aliran darah dan perubahan dalam tekanan osmotik darah. CSS akan
melewati villi masuk ke dalam aliran darah vena dalam sinus. Villi arakhnoid
berfungsi sebagai katup yang dapat dilalui CSS dari satu arah, dimana semua unsur
pokok dari cairan CSS akan tetap berada di dalam CSS, suatu proses yang dikenal
sebagai bulk flow. CSS juga diserap di rongga subrakhnoid yang mengelilingi batang
otak dan medula spinalis oleh pembuluh darah yang terdapat pada sarung/selaput saraf
kranial dan spinal. Vena-vena dan kapiler pada piameter mampu memindahkan CSS
dengan cara difusi melalui dindingnya. Perluasan rongga subarakhnoid ke dalam
jaringan sistem saraf melalui perluasaan sekeliling pembuluh darah membawa juga
selaput piameter disamping selaput arakhnoid. Sejumlah kecil cairan berdifusi secara
bebas antara cairan ekstraselluler dan css dalam rongga perivaskuler dan juga
sepanjang permukaan ependim dari ventrikel sehingga metabolit dapat berpindah dari
jaringan otak ke dalam rongga subrakhnoid. Pada kedalaman sistem saraf pusat,
lapisan piamater dan arakhnoid bergabung sehingga rongga perivaskuler tidak
melanjutkan diri pada tingkatan kapiler.5
Komposisi LCS
Komposisi cairan serebrospinal sama dengan plasma darah,walaupun cairan
serebrospinal hanya mengandung sedikit protein. Cairan serebrospinal dibentuk dari
kombinasi filtrasi kapiler dan sekresi aktif dari epitel. CSS hampir meyerupai
ultrafiltrat dari plasma darah tapi berisi konsentrasi Na, K, bikarbonat, Cairan, glukosa
yang lebih kecil dankonsentrasi Mg dan klorida yang lebih tinggi. Ph CSS lebih
rendah dari darah5,6.
Perbandingn komposisi normal cairan serebrospinal lumbal dan serum5
CSS Serum
Osmoralitas 295 mOsm/L 295mOsm/L
Natrium 138 mM 138mM
Klorida 119mM 102mM
6
PH 7,33 7,41 (arterial)
Glukosa 3,4 mM 5,0 mM
Total Protein 0,35 g/L 70 g/L
Albumin 0,23 g/L 42 g/L
Ig G 0,03 g/L 10 g/L
Fungsi Cairan Serebrospinal
Fungsi utama cairan serebrospinalis ialah melidunngi otak dan medulla spinalis dengan
membentuk bantalan air di antara jaringan saraf halus dan dinding kavum tulang yang
ditempati jaringan dan dinding tersebut. Cairan serebrospinal mengakibatkann otak
dikelilingi cairan, mengurangi berat otak, melindungi otak dari keadaan trauma yang
mengenai tulang tengkorak. Mempertahankan tekanan intrakranial, dengan cara pengurangan
CSS dengan mengalirkannya ke luar rongga tengkorak, baik dengan mempercepat
pengalirannya melalui berbagai foramina, hingga mencapai sinus venosus, atau masuk ke
dalam rongga subarakhnoid lumbal yang mempunyai kemampuan mengembang sekitar 30%.
Mengahantarkan makanan ke jaringan sistem saraf pusat dan medula spinalis. Pada cairan
serebrospinal terjadi bekuan darah atau obsrtuksi pada sini venosus major. Obstruksi yang
demikian mengarah pada hidrosefalus , penumpukan CSS yang berlebihan. Pada orang
dewasa, ventrikel dapat membesar, dan terjadi atrofi dan penipisan jaringan otak secara
bertahap. Jika akut hidrosefalus dapat menyebabkan kematian dalam beberapa hari.5,6
Vaskularisasi Os temporal5
Arteri cerebri media menyuplai darah untuk bagian lobus temporalis, parietalis, dan frontalis
korteks serebri , serta membentuk penyebaran pada permukaan lateral yang menyerupai
kipas. Korteks auditorius, somestetik, motorik , dan pramatorik disuplai oleh arteri ini seperti
juga korteks asosiasi yang berkaitan dengan fungsi integrasi yang lebih tinggi pada lobus
sentralis tersebut.
Kesimpulan
7
Fraktur temporal adalah suatu fraktur linear yang terjadi pada dasar tulang tengkorak (Os
Temporal) yang tebal pada bagian lateral. Fraktur ini seringkali disertai robekan pada
duramater. Hematoma epidural merupakan darah berkumpul didalam ruang epidural
(ekstradural) diantara tengkorak dan duramater. Hipotesis diterima. Terjadinya fraktur pada
os temporal disertai epidural heoragik menyebabkan kerusakan pada lapisan meninges,
sehingga menyebabkan terganggunya sistem vaskularisasi yang mengakibatkan hematoma.
8