43
BAB I PENDAHULUAN Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar diantara 150-430 perseribu penduduk setahunnya. Dengan upaya yang sekarang telah dilaksanakan angka kematian di rumah sakit menjadi 3 %. 1 Hippocrates mendefinisikan diare pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Di bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/ RSCM, diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali. 1 Semua anak di dunia pernah terkena diare. Malangnya, dari sekian banyak anak yang diare, beberapanya adalah kasus yang serius bahkan sampai menyebabkan kematian. Ini merupakan efek dari kehilangan banyak cairan essensial tubuh dan juga elektrolit melalui feses. Setiap kematian merupakan tragedi dan hal ini dapat dicegah dengan cara yang Gastroenteritis Dengan Dehidrasi Ringan Sedang Page 1

pendahuluan.docx

Embed Size (px)

Citation preview

BAB IPENDAHULUAN

Penyakit diare hingga kini masih merupakan salah satu penyakit utama pada bayi dan anak di Indonesia. Diperkirakan angka kesakitan berkisar diantara 150-430 perseribu penduduk setahunnya. Dengan upaya yang sekarang telah dilaksanakan angka kematian di rumah sakit menjadi 3 %.1Hippocrates mendefinisikan diare pengeluaran tinja yang tidak normal dan cair. Di bagian Ilmu Kesehatan Anak FKUI/ RSCM, diare diartikan sebagai buang air besar yang tidak normal atau bentuk tinja yang encer dengan frekuensi lebih banyak dari biasanya. Neonatus dinyatakan diare bila frekuensi buang air besar sudah lebih dari 4 kali, sedangkan untuk bayi berumur lebih dari 1 bulan dan anak, bila frekuensinya lebih dari 3 kali.1Semua anak di dunia pernah terkena diare. Malangnya, dari sekian banyak anak yang diare, beberapanya adalah kasus yang serius bahkan sampai menyebabkan kematian. Ini merupakan efek dari kehilangan banyak cairan essensial tubuh dan juga elektrolit melalui feses. Setiap kematian merupakan tragedi dan hal ini dapat dicegah dengan cara yang sederhana melalui penjagaan higienitas dan manajemen penyakit yang baik dan cepat.2

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

2.1 DefinisiDiare akut adalah buang air besar pada bayi atau anak lebih dari 3 kali perhari, disertai perubahan konsistensi tinja menjadi cair dengan atau tanpa lendir dan darah yang berlangsung kurang dari satu minggu.3Diare adalah peningkatan jumlah dan volume dari buang air besar dengan perubahan konsistensi, terutama peningkatan kandungan air. Kadang buang air besar juga mengandung mukus, nanah atau darah.2

2.2 EpidemiologiDiare masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Negara berkembang termasuk di Indonesia dan merupakan salh satu penyebab kematian dan kesakitan tertinggi pada anak, terutama dibawah usia 5 tahun. Di dunia, sebanyak 6 juta anak meninggal setiap tahunnya karena diare dan sebagian kejadian tersebut terjadi di Negara berkembang. Sebagai gambaran 17 % kematian anak di dunia disebabkan oleh diare sedangkan di Indonesia, hasil dari Riskesdas 2007 diperoleh bahwa diare masih merupakan penyebab kematian bayi yang terbanyak yaitu 42% dibanding pneumonia 24%, untuk golongan 1- 4 tahun penyebab kematian karena diare 25,2% dibanding pneumonia 15,5%.3

2.3 KlasifikasiPenyakit diare dapat diklasifikasikan menjadi beberapa cara. Untuk subdivisi pertama dibagi menjadi diare akut dan diare kronik. Diare akut biasanya onsetnya mendadak, umumnya beberapa jam sampai beberapa hari. Diare kronik umumnya onset lebih lama dan bisa lebih dari 1 atau 2 minggu. Pada episode awal sulit untuk membedakan akut atau kronik. 2WHO juga mengklasifikasikan diare menjadi diare akut dengan diare persisten. Diare persisten adalah diare akut dengan atau tanpa disertai darah dan berlanjut sampai 14 hari atau lebih. Jika terdapat dehidrasi sedang atau berat, diare persisten, diare persisten diklasifikasikan sebagai berat. Jadi diare persisten adalah bagian dari diare kronik yang disebabkan oleh berbagai penyebab.42.4 EtiologiEtiologi diare dapat dibagi dalam beberapa faktor, yaitu :11. Infeksi a. Infeksi enteral yaitu infeksi saluran pencernaan yang merupakan penyebab utama diare pada anak, yaitu : Infeksi Virus : Rotavirus, Adenovirus, Kalsivirus, Koronavirus, Astrovirus, Virus Norwalk, Enterovirus (Virus ECHO, Coxsackie, polimyelitis), dan sebagainya. Infeksi bakteri : Vibrio, E.coli, Salmonella, Shigella, Campylobacter, Yersinia, Aeromonas, dan sebagainya. Infeksi parasit : Cacing (Ascaris, Trichiuris, Oxyuris, Strongyloides), Protozoa (Entamoeba histolytica, Giardia lamblia, Trichomonas hominis), jamur (Candida albicans).b. Infeksi parenteral yaitu infeksi dibagian tubuh lain diluar alat pencernaan, seperti Otitis media akut (OMA), Tonsilofaringitis, Brokopneumonia, Ensefalitis, dan sebagainya. Keadaan ini terutama terdapat pada bayi dan anak berumur dibawah 2 tahun.32. Non infeksia. Malabsorbsi Malabsorbsi karbohidrat : disakarida (intoleransi laktosa, maltosa dan sukrosa), monosakarida (intoleransi glukosa, fruktosa dan galaktosa). Pada bayi dan anak yang terpenting dan tersering ialah intoleransi laktosa. Malabsorbsi lemak Malabsorbsi protein

b. Faktor makanan Alergi makanan Keracunan makanan Makanan basic. Faktor Psikologi : rasa takut dan cemasd. Kelainan anatomi : malrotasi, hirsprung1

2.5 PatogenesisMekanisme yang menyebabkan timbulnya diare adalah:11. Gangguan osmotik Akibat terdapatnya makanan atau zat yang tidak dapat diserap akan menyebabkan tekanan osmotik dalam rongga usus meningkat, sehingga terjadi pergeseran air dan elektrolit ke dalam rongga usus. Isi rongga usus yang berlebihan ini akan merangsang usus untuk mengeluarkan dan timbul diare.2. Gangguan sekresiAkibat rangsangan tertentu (misal oleh toksin) pada dinding usus akan terjadi peningkatan sekresi air dan elektrolit ke dalam rongga usus dan selanjutnya diare timbul karena terdapat peningkatan isi rongga usus.3. Gangguan motilitas ususHiperperistaltik akan mengakibatkan berkurangnya kesempatan usus untuk menyerap makanan, sehingga timbul diare. Sebaliknya bila peristaltic usus menurun, akan mengakibatkan bakteri tumbuh berlebihan yang selanjutnya dapat menimbulkan diare pula.

Patogenesis diare akut1. Masuknya jasad renik yang masih hidup kedalam usus halus setelah berhasil melewati rintangan asam lambung2. Jasad renik tersebut berkembang biak (multipikasi) didalam usus halus3. Oleh jasad renik dikeluarkan toksin (toksin diargenik)4. Akibat toksin tersebut terjadi hipersekresi yang selanjutnya akan menimbulkan diare. 1Patogenesis diare kronikLebih kompleks dan faktor- faktor yang menimbulkannya ialah infeksi bakteri, parasit, melabsorbsi, malnutrisi, dan lain- lain. 1

2.6 Gejala KlinisMula- mula bayi menjadi cengeng, gelisah, suhu tubuh mungkin meningkat, nafsu makan berkurang atau tidak ada kemudian timbul diare. Tinja cair mungkin disertai lendir dan atau darah. Warna tinja makin lama berubah menjadi kehijau- hijauan karena tercampur dengan empedu. Anus dan daerah sekitarnya lecet karena seringnya defekasi dan tinja makin lama makin asam sebagai akibat makin banyaknya asam laktak, yang berasal dari laktosa yang tidak dapat diabsorbsi usus selama diare.1Gejala muntah dapat terjadi sebelum atau sesudah diare dan dapat disebabkan oleh lambung yang turut meradang atau akibat gangguan keseimbangan asam- basa dan elektrolit. Bila penderita telah kehilangan banyak cairan dan elektrolit, maka gejala dehidrasi mulai tampak. Berat badan turun, turgor kulit berkurang, mata dan ubun- ubun besar menjadi cekung, selaput lendir bibir dan mulut serta kulit tampak kering. 1Mual dan muntah adalah simptom yang non spesifik akan tetapi muntah mungkin disebabkan oleh karena organisme yang menginfeksi saluran cerna bagian atas seperti : enteric virus, bakteri yang memproduksi enterotoksin, Giardia, dan Cryptosporidium.1Tabel 1. Gejala Khas Diare Akut oleh berbagai penyebab 3Gejala KlinisRotavirusShigellaSalmonellaETECEIECKolera

Masa tunas12-17 jam24-48 jam6-72 jam6-72 jam6-72 jam48-72 jam

Panas++++++-++-

Mual&muntahSeringJarang Sering--Sering

Nyeri perutTenesmusTenesmus, kramTenesmus, kolik+Tenesmus, kramKram

Nyeri kepala-++---

Lama sakit5-7 hari> 7 hari3-7 hari2-3 hariVariasi3 hari

Sifat tinja :

- VolumeSedangSedikit Sedikit BanyakSedikitSangat banyak

- FrekuensiSampai 10 kali/hari> 10 kali/hariSeringSeringSeringTerus- menerus

- KonsistensiCairLembekLembekCairLembekCair

- Lendir/darah-SeringKadang- kadang -+-

- Bau-+/-Busuk +-Amis (khas)

- WarnaKuning- hijauMerah- hijauKehijauanTidak berwarnaMerah- hijauSeperti cucian beras

Leukosit -++-+-

Lain- lainAnoreksiaKejang +/-Sepsis +/-MeteorismusInfeksi sistemik+/-

Tabel 2. Klasifikasi tingkat dehidrasi anak dengan diare4KlasifikasiTanda-Tanda atau GejalaPengobatan

Dehidrasi beratTerdapat 2 atau lebih dari tanda ddi bawah ini1. Letargi / tidak sadar2. Mata cekung3. Tidak bisa minum atau malas minum4. Cubitan kulit perut lambat / sangat lambatBeri cairan untuk diare dengan dehidrasi berat

Dehidrasi Ringan / SedangTerdapat dua atau lebih tanda di bawah ini1. Rewel, gelisah2. Mata cekung3. Minum dengan lahap, haus4. Cubitan kulit kembali lambatBeri anak cairan dan makanan untuk dehidrasi ringan. Setelah rehidrasi, nasihati ibu untuk penaganan di rumah dan kapan kembali segera.

Tanpa dehidrasiTidak terdapt cukup taanda untuk diklasifikasikan sebagai dehidrasi ringan atau beratBeri cairan dan makanan untuk menangani diare di rumah. Nasihati ibu kapan kembali segeraKunjungan ulang dalam waktu 5 hari jika tidak membaik

2.7 Diagnosis2.7.1 Anamnesa1. lama diare berlangsung, frekuensi diare sehari, warna dan konsistensi tinja, lendir dan / darah dalam tinja.2. Muntah, rasa haus, rewel, anak lemah, kesadaran menurun, buang air kecil terakhir, demam, sesak, kejang, kembung.3. Jumlah cairan yang masuk selama diare4. Jenis makanan dan minuman yang diminum selama diare, mengkonsumsi makanan yang tidak biasa5. Penderita diare disekitarnya dan sumber air minum52.7.2 Pemeriksaan Fisik1. keadaan umu, kesadaran dan tanda vital2. tanda utama : keadaan umum gelisah, cengeng atau lemah / letargi / koma, rasa haus, turgor kulit abdomen menurun3. tanda tambahan : ubun-ubun besar, kelopak mata, air mata, mukosa bibir, mulut, dan lidah4. berat badan5. tanda gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit seperti napas cepat dan dalam (asidosis metabolik), kembung (hipokalemi), kejang (hipo atau hipernatremia)6. penilaian derajat dehidrasi5

2.7.3 Pemeriksaan Penunjang1. Tidak rutin dilakukan pada diare akut, kecuali apabila ada tanda intoleransi laktosa dan kecurigaan amubiasis.Hal yang dinilai pada pemeriksaan tinja :a. Makroskopis : konsistensi, warna, lendir, darah, baub. Mikroskopis : leukosit, eritrosit, parasit, bakteric. Kimia : pH, clinitest, elektrolit (Na, K, HCO3)d. Biakan dan uji sensitivitas tidak dilakukan pada diare akut2. Analisa gas darah dan elektrolit bila secara klinis dicurigai adanya gangguan keseimbangan asam basa dan elektrolit.5

2.8 Diagnosis Banding

1. Kolitis ulseratif2. Invaginasi3. Alergi susu sapi7

2.9 TatalaksanaLintas diare : (1) cairan (2) seng (3) nutrisi (4) antibiotik yang tepat (5) edukasi.A .Cairan 1. Tanpa dehidrasi a. Cairan rehidrasi oral dengan menggunakan NEW ORALI diberikan 5-10 mL / kg BB setiap diare cair atau berdasarkan usia, yaitu umur < 1 tahun sebanyak 50-100 mL, umur 1-5 tahun sebanyak 100-200 mL, dan umur di atas 5 tahun semaunya. Dapat diberikan cairan rumah tangga sesuai kemauan anak. ASI harus terus diberikan.b. Pasien dapat dirawat di rumah, kecuali apabila terdapat komplikasi lain (tidak mau minum, muntah terus menerus, diare frekuensi dan profus).52. Dehidrasi ringan-sedanga. Cairan rehidrasi oral (CRO) hipoosmolar diberikan sebanyak 75 mL/kg BB dalam 3 jam untuk mengganti kehilangan cairan yang telah terjadi dan sebanyak 5-10 mL/kgBB setiap diare cair.5b. Rehidrasi parenteral (intravena) diberikan bila anak muntah setiap diberi minum walaupun telah diberikan dengan cara sedikit demi sedikit atau melalui pipa nasogastrik. Cairan intravena yang diberikan Ringer Laktat atau KaEN 3B atau NaCl dengan jumlah cairan dihitung berdasarkan berat badan. Status hidrasi dievaluasi secara berkala.5c. Berat badan 3-10 kg : 200 mL/kgBB/harid. Berat badan 10-15 kg : 175 mL/kgBB/harie. Berat badan > 15 kg : 135 mL/kgBB/harif. Pasien dipantau di puskesmas/Rumah Sakit selama proses rehidrasi sambil memberi edukasi tentang melakukan rehidrasi kepada orang tua.53. Dehidrasi berata. Diberikan cairan rehidrasi parenteral dengan ringer laktat atau ringer asetat 100 mL/kgBB dengan cara pemberianUmur kurang dari 12 bulan 30 mL/kgBB dalam 1 jam pertama, dilanjutkan 70 mL/kgBB dalam 2,5 jam berikutnya.Umur diatas 12 tahun 30 mL / kgBB dalam jam pertama, dilanjutkan 70 mL/kgBB dalam 2,5 jam berikutnya.5b. Masukan cairan peroral diberikan bila pasien sudah mau dan dapat minum dimulai dengan 5 mL/kgBB selama proses rehidrasi.4. Koreksi gangguan kesimbangan asam basa dan elektrolita. Hipernatremia (Na>155 mEq/L)Koreksi penurunan Na dilakukan secara bertahap dengan pemberian cairan dekstrose 5% salin. Penurunan kadar Na tidak boleh lebih dari 10 mEq per hari karena bisa menyebabkan edema otak.b. Hiponatremia (Na5 mEq/L)Koreksi dilakukan dengan pemberian kalsium glukonas 10% sebanyak 0,5-1 ml/kgBB i.v secara perlahan-lahan dalam 5-10 menit; sambil dimonitor irama jantung dengan EKGd. HipokalemiaKoreksi dilakukan menurut kadar kalium.Kadar K 2,5-3,5 mEq/L, berikan KCL 75 mEq / kg BB per oral per hari dibagi 3 dosis.Kadar K < 2,5 mEq / , berikan KCL melalui drip intravena dengan dosis: 3,5 kadar K terukut x Bb (kg) x 0,4 +2 mEq/kgBB?24 jam dalam 4 jam pertama 3,5-kadar K terukur x BB (kg) x 0,4 + 1/6 x 2 mEq x BB dalam 20 jam berikutnya.5B. SengSeng terbukti secara ilmiah terpercaya dapat menurunkan frekuensi buang air besar dan volume tinja sehingga dapat menurunkan risiko terjadinya dehidrasi pada anak. Seng zink elemental diberikan selama 10-14 hari meskipun anak telah tidak mengalami diare dengan dosis : Umur di bawah 6 bulan : 10 mg per hari Umur di atas 6 bulan : 20 mg per hari5C. NutrisiAsi dan makanan dengan menu yang sama saat anak sehat sesuai umur tetap diberikan untuk mencegah kehilangan berat badan dan sebagai penganti nutrisi yang hilang. Adanya perbaikan nafsu makan menandakan fase kesembuhan. Anak tidak boleh dipuasakan, makanan diberikan sedikit-sedikit tapi sering (lebih kurang 6x sehari), rendah serat , buah-buahan diberikan terutama pisang.5D. Medikamentosaa) tidak boleh diberikan obat anti diareb) antibiotikantibiotik diberikan bila ada indikasi, misalnya disentri (diare berdarah) atau kolera. Pemberian antibiotik yang tidak rasional akan mengganggu keseimbangan flora usus sehingga dapat memperpanjang lama diare dan Clostridium difficile akan tumbuh yang menyebabkan diare sulit disembuhkan. Selain itu, pemberian antibiotik yang tidak rasional dapat mempercepat resistensi kuman terhadap antibiotik. Untuk disentri basiler, antibiotik diberikan sesuai data sensitivitas setempat, bila tidak memungkinkan dapat mengacu kepada dat publikasi yang dipakai saat ini, yaitu kotrimoksazol sebagai lini pertama, kemudian sebagai lini kedua. Bila kedua antibiotik tersebut sudah resisten makan lini ketiga adalah sefiksim.5Tabel 3. Terapi antibiotik untuk diare6OrganismePengobatanKeterangan

Salmonella typhiAmpisilin, kloramfenikol, trimetoprim/sulfametoksazol, sefotaksim, siprofloksasinPenyakit bakteremik, invasif

Salmonella lainBiasanya tida; amoksisilin, ampisilin, trimetoprim/sulfametoksazol, sefotaksim, siprofloksasinPengobatan diindikasikan jika usia kurang dari 3 bulan, atau jika keganasan, anemia sickle cell, AIDS, atau bukti, tidak adanya fokus infeksi gastrointestinal

Shigella Trimetoprim/sulfametoksazol, ampisilinAmoksisilin tidak direkomendasikan; pengobatan mengurangi daya infeksi dan membantu kesembuhan

Escheria coliToksigenik

Invasif atau patogenikBiasanya tidak diberikan jika endemik; trimetoprim/sulfametoksazol atau siprofloksasin untuk travelers diarrheaTrimetoprim / sulfametoksazol, neomisinPencegahan travelers diarrhea dengan bismuth subsalisilat, doksisiklin, atau siprofloksasinTidak ada pengobatan jika dicurigai HUS

CampylobacterPenyakit ringan tidak memerlukan pengobatan;eritromisin atau azitromisin untuk diare; aminoglikosida, meropenem atau imipenem untuk penyakit sistemikJika dimulai awal (hari 1-3), pengobatan mengurangi gejala-gejala dan organisme pada tnja

YersiniaTidak diberikan untuk diare;gentamisin, kloramfenikol, trimetoprim/sulfametoksazol atau sefotaksim untuk penyakit sistemikManfaat pengobatan adenitis mesenterika dengan antibiotik belum dibuktikan

Vibrio choleraeTetrasiklin, trimetoprim/sulfametoksazolRumatan cairan penting

Clostridium difficileMetronidazol, vankomisin oralC.difficile merupakan agen diare akibat antibiotik dan kolitis pseudomembranosa

Giardia lambliaQuinakrin, furazolidin, metronidazolFuraolidin merupakan saru-satunya preparat yang tersedia dalam bentuk cair

CryptosporodiumTidak ada; azitromisin atau paromomisin dan okstreotid pada AIDSInfeksi serius pada immunocompromised patient (AIDS)

Entamoeba histolyticaMetronidazol, tinidazol diiukuti iodokuinol

Tabel 4. Obat antimikroba untuk pengobatan penyakit diare dan beberapa infeksi2Obat IndikasiDosis dewasaDosis anakLama pengobatanReaksiketerangan

AmpicillinSh. disentri500 mg, 6 jam1000 mg/kg/hari/6 jam 5 hariRuam makulopapular pada orang dewasa. Menyebabkan kolitis pseudomembranDibeberapa negara banyak yang resiten. Single dose 4 gram efektif dan berguna pada beberapa situasi

Co-trimoksazol, trimetoprim dan sulfametoksazolSh, disentriTMP 160 mg dan SMX 800 mg 2 x sehariTMP 10 mg/kg/hari dan SMX 50 mg/kg/hari dibgi 2 dosis(maksimum sampai dosis dewasa)5 hariAlergi TMP atau toksik di 5% kasus. Demam, ruam, fotosensitivitas, gejala gastrointestinal, SMX ruam dan gejala gastrointestinal

Nalidixic acidSh. Disentri. Ketika resisten dengan antibiotik diatas4 gr/ hari dibagi 4 dosis100 mg/kg/hari dibagi 4 dosis 5 hariGejala gastrointestinal, hemolisis G6PD defisiensi, alergi, ruamRelatif mahal

Terasiklinv.cholera500 mg, 6 jam75-140 mg, 6 jam atau 0 mg/kg/hari/6 jam (maksimal dosis dewasa)3-5 hariGejala gastrointestinal, hepatotoksik pada kehamilanBeberapa strain resisten terhadap tetrasiklin

FurazolidoneV.cholera100 mg, 6 jam5 mg/kg/hari/4 dosis3-5 hari

Doxycyclinev.cholera300 mg sekali4 mg/kg/1 kaliSingle doseGagal ginjal

EritromisinCampylobacter jejuni500 mg, 6 jam25-50 mg/kg/hari/4 dosis7 hariGejala gastrointestinal, hepatotoksik untuk pengobatan jangka panjangMengurangi lama eksresi bakteri tapi tidak gejala

Kloramfenikols.tiphy500 mg, 6 jam50 mg/kg/hari sampai tidak dema, lalu 30 mg/kg/hari14 hari atau lebihLeukopenia, trombositopeni, anemia aplastik

MetronidazolE.histolytica750 mg, 3 kali sehari30 mg/kg/hari 3 dosis10 hariGejala gastrointestinal, ataksia, sakitkepala

Sulfonamidv.cholera atau sh.disentri1 g, 6 jam100 mg/kg/hari/6 5 hari atau lebihGangguan gastrointestinal, ruamTidak direkomendasikan karena banyak patogen yang resisten dan efek sampingnya yang siginifika

E. EdukasiOrang tua diminta untuk membawa kembali anaknya ke Pusat Pelayanan Kesehatan bila ditemukan hal sebagai berikut: demam, tinja berdarah, makan atau minum sedikit, sangat haus, diare makin sering, atau belum membaik dalam 3 hari. Orang tua dan pengasuh diajarkan cara menyiapkan oralit secara benar.5Langkah promotif / preventif: 1. ASI tetap diberikan2. Kebersihan perorangan, cuci tangan sebelum makan3. Kebersihan lingkungan, buang air besar di jamban4. Imunisasi campak5. Memberikan makanan penyapihan yang benar6. Penyediaan air minum yang bersih 7. Selalu memasak makanan5

2.10 KomplikasiSebagai akibat kehilangan cairan dan elektrolit secara mendadak, dapat terjadi berbagai macam komplikasi seperti:1. Dehidrasi (ringan, sedang, berat, hipotonik, isotonik, atau hipertonik)2. Renjatan hipovolemik3. Hipokalemia (dengan gejala meteorismus, hipotoni otot, lemah, bradikardi, perubahan pada elektrokardiografi)4. Hipoglikemia5. Intoleransi laktosa sekunder, sebagai akibat defisiensi enzim laktase karena kerusakan vili mukosa usus halus6. Kejang, terutama pada dehidrasi hipertonik7. Malnutrisi energi protein, karena selain diare dan muntah, penderita juga mengalami kelaparan.1DAFTAR RUJUKAN

1. Staf Pengajar Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Buku Kluliah 1 Ilmu Kesehatan Anak. Jakarta : Infomedika. 1985. Hal 283 312.2. Cutting,WAM. Diarrhoeal Disease in Disease of Children in the Subtropics and Tropics.Los Angeles USA: University of Califonia.2008.Hal 455-495.3. Juffrie, M, Mulyani Nenny Sri. Buku Ajar Gastroenteritis- Hepatologi Jilid 1. Jakarta : IDAI. 2010. Hal 87- 136.4. WHO.Pelayanan Kesehatan anak di Rumah Sakit. Jakarta: WHO Indonesia. 2008. Hal 131-1555. Pudjiadi AH, dkk. Pedoman Pelayanan Medis. IDAI.2009. Hal 58-626. Kirschner BS, Black DD. Saluran Gastrointestinal in Nelson Esensi Pediatri Edisi 4. Jakarta : EGC.2010. Hal 506-5177. Hay William W, Anthony R. Hayward. Acute Infectious Diarrhea in Curren Pediatric Diagnosis & Treatment sixteenth edition, Pretice Hall International inc; 1993. Page: 630-638.

STATUS ORANG SAKIT

I. Anamnese pribadi O.SNama: Laurensius SiregarUmur: 11 TahunJenis Kelamin: Laki-lakiSuku/Bangsa: BatakAgama : ProtestanBB masuk : 29 kgTB masuk: 133 cmTanggal masuk: 13 Desember2014Alamat: Jalan Mesjid Taufiq Gg. Sarjana No. 5 Medan, Kecamatan Medan Perjuangan

II. Anamnese mengenai orang tua o.s.AYAHIBU

NamaJ.SiregarEmmy Herawati

Umur45 tahun49 tahun

AgamaProtestan Protestan

PekerjaanPegawai swastaIbu Rumah Tangga

PerkawinanI (pertama)I (pertama)

PendidikanSLTASLTA

RPTTidak adaTidak ada

AlamatJl. Mesjid Taufiq GG. Sarjana No 5 Medan, Kecamatan Medan PerjuanganJl. Mesjid Taufiq GG. Sarjana No 5 Medan, Kecamatan Medan Perjuangan

III. Riwayat kelahiran o.s.Cara lahir: Partus Spontan PervaginamTanggal lahir: 21 November 2003Tempat lahir: Klinik BersalinDitolong oleh: BidanBB lahir: 3500 grPB lahir: 50 cmUsia kehamilan : 37 minggu

IV. Perkembangan FisikSaat lahir: Menangis kuat dan spontan0 bulan - 2 bulan: dapat memiringkan badan ke kiri dan ke kanan3 bulan - 4 bulan: Sudah bisa mengangkat kepala5 bulan - 7 bulan: sudah bisa telungkup dan duduk dengan bantuan8 bulan 9 bulan: sudah bisa duduk sendiri dan merangkak10 bukan 12 bulan: sudah bisa berdiri>12 bulan-sekarang: sudah bisa berjalan

V. Anamnese Makanan0 bulan- 6 bulan: ASI7 bulan- 12 bulan: ASI + susu formula12 bulan- 24 bulan: ASI + Susu formula + Nasi Tim 24 bulan: makanan biasa

VI. ImunisasiBCG: (+) 1 XHepatitis B: (+) 3xPolio: (+) 4xDPT: (+) 3xCampak: (+) 1xKesan: Imunisasi dasar lengkapVII. Penyakit yang pernah diderita: Tidak ada.

VIII. Keterangan mengenai saudara o.s.:Os merupakan anak tunggal

IX. Anamnese mengenai penyakit o.s. :1. Keluhan Utama: Mencret2. Telaah: Hal ini dialami OS 4 hari sebelum masuk RS. Frequensi 5 kali / hari , volume gelas aqua, air > ampas lendir (+), darah (+). Muntah (+) dialami OS 1 hari sebelum masuk RS. frequensi 2 kali / hari, volume gelas aqua tiap kali muntah, isi apa yang dimakan dan diminum. Nyeri perut (+) Ibu OS mengeluhkan anaknya rewel dan sering haus. Nafsu makan menurun Demam (+) dialami OS 4 hari sebelum masuk RS, demam bersifat naik turun, demam turun dengan obat penurun panas, menggigil (-), kejang (-). Batuk (-), Flu (-) BAK (+) Kesan cukup 3. RPT: -4. RPO: Paracetamol

X. Pemeriksaan Fisik1. Status Presens

KU/KP/KG: Sedang/sedang/baikAnemia: (-)Sensorium: ComposmentisIkterik: (-)Tekanan nadi: 108x/menit, regularDispnoe: (-)Frekuensi nafas: 26 x/menit,regulerSianosis: (-)Temperature: 37,9 COedema: (-)BB Masuk: 29 kgTB Masuk: 133 cm2. Status Lokalisa. Kepala: Mata: Reflek cahaya (+/+), pupil isokor, mata cekung(+/+), air mata (+/+) kurang, conjungtiva palpebra inferior pucat (-/-)Hidung: Dalam Batas NormalTelinga: Dalam Batas NormalMulut: Mukosa mulut kering (+) b. Leher: Pembesaran KGB (-)c. ThoraxInspeksi:Simetris fusiformis, retraksi (-)Palpasi:Stem fremitus kanan = kiriPerkusi:Sonor pada kedua lapangan paruAuskultasi :SP : Vesikuler ST : (-) HR : 108x/menit, regular, desah (-) RR : 26 x/menit, regular, ronki (-)d. Abdomen Inspeksi: SimetrisPalpasi: Soepel, hepar dan lien tidak teraba, turgor kulit kembali lambatPerkusi:TympaniAuskultasi:Peristaltik (+) Meningkate. EkstremitasAtas: Pulse 108x/menit,reguler, akral hangat, T/V cukup, CRT