Upload
vuduong
View
221
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENDEKATAN CTL (CONTEXTUAL TEACHING AND
LEARNING) DALAM MENINGKATKAN HASIL BELAJAR
SISWA MATERI POKOK EKOSISTEM
DI KELAS VII MTs AL-MADINAH TEGALKUBUR
YAMANSARI LEBAKSIU-TEGAL
TAHUN AJARAN 2011/2012
SKRIPSI
Diajukan Untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Islam (S-I)
Dalam Ilmu Pendidikan Biologi
Oleh:
ROBAWI
NIM : 043811043
FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2011
PERNYATAAN KEASLIAN
Yang bertanda tangan di bawah ini :
Nama : Robawi
Nim : 043811043
Jurusan/prodi : Biologi
Menyatakan bahwa skripsi ini secara keseluruhan adalah hasil penelitian/karya saya
sendiri, kecuali bagian tertentu yang dirujuk sumbernya.
Semarang, Mei 2011
Saya yang menyatakan,
Robawi
NIM : 043811043
PENGESAHAN
Naskah skripsi dengan :
Judul : Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII MTs Al-Madinah
Tegalkubur Yamansari Lebaksiu-Tegal Tahun Ajaran 2011-2012
Nama : Robawi
Nim : 043811043
Jurusan : Biologi
Progam studi : Biologi
Telah diujikan dalam siding munaqasyah oleh Dewan Penguji Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo dan dapat diterima sebagai salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana
dalam Ilmu Pendidikan Biologi.
Semarang, 17 Juni 2011
DEWAN PENGUJI
Ketua Sekretaris
Dra. Miswari, M.Ag Hj. Nur Khasanah, S.Pd, M.Kes
NIP : 15027433 700000 2000 NIP : 19751113 200501 2001
Penguji I Penguji II
Muhammad Nafi Annury, M.Pd Ahmad Muthohar, M.Ag
NIP : 19780719 200501 1007 NIP : 19691107 199603 1001
Pembimbing I Pembimbing II
Hj. Nur Khasanah, S.Pd. M.Kes Prof. Dr. H. Achmadi
NIP : 19751113 200501 2001 NIP : 19441004 196308 1001
NOTA PEMBIMBING Semarang, Mei 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu ‘alaikum wr.wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi
naskah skripsi dengan :
Judul : Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII MTs Al-Madinah
Tegalkubus Yamansari Lebaksiu-Tegal Tahun Ajaran 2011-2012
Nama : Robawi
Nim : 043811043
Jurusan : Biologi
Progam studi : Biologi
Saya memaandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasyah.
Wassalamu ‘alaikum wr. wb.
Pembimbing I
Hj. Nur Khasanah, S.Pd. M.Kes
NIP : 19751113 200501 2001
NOTA PEMBIMBING Semarang, Mei 2011
Kepada
Yth. Dekan Fakultas Tarbiyah
IAIN Walisongo
di Semarang
Assalamu ‘alaikum wr.wb.
Dengan ini diberitahukan bahwa saya telah melakukan bimbingan, arahan dan koreksi
naskah skripsi dengan :
Judul : Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam
Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Kelas VII MTs Al-Madinah
Tegalkubus Yamansari Lebaksiu-Tegal Tahun Ajaran 2011-2012
Nama : Robawi
Nim : 043811043
Jurusan : Biologi
Progam studi : Biologi
Saya memaandang bahwa naskah skripsi tersebut sudah dapat diajukan kepada
Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo untuk diujikan dalam sidang munaqasyah.
Wassalamu ‘alaikum wr. wb.
Pembimbing II
Prof. Dr. H. Achmadi
NIP : 19441004 196308 1001
ABSTRAK
Judul : Pendekatan CTL (Contextual Teaaching and
Learning) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa
Materi Pokok Ekosistem di Kelas VII MTs Al-Madinah
Tegalkubur Yamansari Lebaksiu-Tegal Tahun Ajaran
2011-2012
Penulis : Robawi
NIM : 043811043
Permasalahan yang timbul dalam penelitian ini adalah bagaimanakah
pembelajaran materi pokok ekosistem dengan pendekatan CTL dan bagaimana hasil
belajar siswa dalam materi pokok ekosistem dengan pendekatan CTL.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk menemukan format skenario
pembelajaran biologi dengan pendekatan kontekstual (CTL) pada materi pokok
ekosistem 2) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar peserta didik kelas VII B
Al-Madinah Lebaksiu-Tegal dalam mata pelajaran biologi khususnya dalam materi
pokok ekosistem.
Penelitian ini menggunakan penelitian tindakan kelas (PTK). Dalam
penerapannya melalui 2 siklus, yaitu siklus I siklus II dan setiap siklusnya tedapat
empat komponen yaitu, perencanaan, tindakan, pengamatan dan refleksi.
Sebelum masuk pelaksanaan siklus I, dilakukan terlebih dahulu pra siklus.
Dalam pra siklus pembelajarannya ternyata menggunakan metode konvensional yang
mana dalam metode tersebut guru masih sangat dominan dalam proses belajar
mengajar. Hal ini yang menjadikan peserta didik pasif dalam kegiatan belajar
mengajar. Disamping itu pembelajaran yang konvensional, peserta didik menganggap
guru sosok yang menakutkan, sehingga mereka takut dalam mengungkapkan
pendapatnya serta pengetahuan yang dimilikinya karena pendapatnya takut salah.
Sehingga nilai peserta didik masih banyak dibawah KKM (Kriteria Ketuntasan
Minimum) yang ditentukan pihak sekolah yaitu 6,0.
Pada pra siklus, peneliti mendapatkan data aktivitas maupun hasil belajar
peserta didik dalam hal ini nilai ulangan sub materi komponen ekosistem dan satuan-
satuan ekosistem. Aktivitas peserta didik sebanyak 58,23% dan nilai rata-ratanya
55,75 dengan 45% peserta didik yang tuntas dan selebihnya peserta didik yang tidak
tuntas.
Pada penelitian ini, yang menjadi subjek penelitian adalah peserta didik kelas
VII B MTs Al- Madinah Lebaksiu-Tegal yang berjumlah 40 siswa (18 peserta didik
putra dan 22 peserta didik putri). Pada siklus I didapatkan data aktivitas peserta didik
67,97% dan hasilbelajar yang didapat dari nilai rata-rata kelas yaitu 63,125 dengan
85% peserta didik yang tuntas. Pada siklus II didapat aktivitas peserta didik dalam
kegiatan pembelajaran sebanyak 90,3% dan hasil dari ketiga tahp tersebut (pra siklus,
siklus I, siklus II) mengalami peningkatan, baik hasil belajar maupun aktivitas yang
dilakukan peserta didik dalam kegiatan belajar mengajar.
KATA PENGANTAR
Segala puji bagi Allah yang Maha Pengasih dan Penyayang berkat rahmat,
taufiq dan hidayah-Nya skripsi penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
”Pendekatan CTL (Contextual Teaching And Learning) dalam Meningkatkan Hasil
Belajar Siswa Materi Pokok Ekosistem Di Kelas VII MTs Al-Madinah Tegalkubur
Yamansari Lebaksiu-Tegal Tahun Ajaran 2011-2012” dapat disajikan, shalawat serta
salam semoga selalu dilimpahkan kepada Rasulullah SAW yang telah menuntun
manusia ke jalan yang telah diridhai Allah. Selanjutnya penulis menyampaikan terima
kasih kepada semua pihak yang telah membantu demi kelancaran dalam penulisan
skripsi ini, terutama kepada:
1. Dr. Suja’i, M.Ag Dekan Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang.
2. Hj. Nur Khasanah, S.Pd, M.Kes, pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan petunjuk dalam penulisan skripsi.
3. Prof. Dr. H. Achmadi pembimbing II yang telah memberikan bimbingan dan
petunjuk dalam penulisan skripsi.
4. Bapak dan ibu dosen serta segenap karyawan yang secara langsung ikut
berpartisipasi.
5. Kepala MTs Al-Madinah Tegalkubur Yamansari Lebaksiu-Tegal yang telah
memberikan izin mengadakan penelitian.
6. Orang tua tercinta, yang telah membesarkan, mendidik, dan menyayangi dengan
sepenuh hati.
7. Seluruh anggota keluarga yang telah memberi dukungan yang sangat berharga.
8. Istri tercinta dan tersayang yang telah memberi dukungan dan semangat terus
menerus tanpa hentinya.
9. Sahabatku semua jurusan biologi dan semua teman-teman Yayasan Al-Furqon
tercinta yang selalu memberi support serta do’a sehingga terselesaikannya skripsi
ini.
Kepada mereka semua yang penulis tidak dapat memberikan balasan apa-apa,
hanya untaian kata terima kasih yang tulus dan mendalam dengan iringan do’a
semoga Allah membalas semua amal kebaikan mereka, dan selalu melimpahkan
rahmat, taufiq, dan hidayahnya dalam mengarungi samudra kehidupan.
Penulis menyadari bahwa tulisan ini tentu saja sangat jauh dari sempurna,
karena penulis senantiasa mengharapkan kritik yang kontruktif dari pembaca. Meski
disadari bahwa tulisan ini jauh dari sempurna, namun penulis tetap berharap bahwa
tulisan ini bisa bermanfaat, amin.
Semarang , Mei 2011
Penulis,
Robawi
NIM. 043811043
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................... i
PERNYATAAN KEASLIAN ............................................................................. ii
PENGESAHAN .................................................................................................. iii
NOTA PEMBIMBING ....................................................................................... iv
ABSTRAK .......................................................................................................... vi
KATA PENGANTAR ........................................................................................ vii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... ix
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................... 3
C. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4
D. Manfaat Penelitian ....................................................................... 4
E. Penjelasan Istilah ......................................................................... 5
BAB II : LANDASAN TEORI
A. Deskripsi Teori ........................................................................... 7
1. Pendekatan Kontekstual ....................................................... 7
a) Pengertian Pendekatan Kontekstual ............................... 7
b) Komponen-komponen dalam Pembelajaran
Kontekstual .................................................................... 7
c) Karakteristik Pembelajaran Kontekstual ....................... 11
d) Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan
Pendekatan Tradisional ................................................. 11
2. Aktivitas dan Hasil Belajar ................................................. 12
a) Belajar dan Teori Tentang Belajar ............................... 12
b) Aktivitas Belajar .......................................................... 14
c) Hasil Belajar ................................................................. 15
d) Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ........ 15
3. Materi Tentang Ekosistem .................................................. 19
a) Komponen-komponen Ekosistem ................................ 20
b) Satuan-satuan Ekosistem ............................................. 23
c) Hubungan antar Komponen Ekosistem ....................... 24
4. Penerapan Pendekatan Kontekstual
dalam Pembelajaran Biologi ............................................. 28
5. Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam
Pembelajaran Biologi pada Materi Pokok
Ekosistem ......................................................................... 30
B. Kerangka Berfikir ................................................................... 32
C. Kajian Pustaka ........................................................................ 32
D. Hipotesis Tindakan ................................................................. 34
BAB III : METODE PENELITIAN
A. Waktu dan Tempat Penelitian ................................................ 35
B. Metode Penyusunan Instrumen .............................................. 35
C. Rencana Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas ....................... 37
D. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 42
E. Teknik Analisis Data .............................................................. 43
F. Indikator Keberhasilan .......................................................... 44
G. Jadwal Pelakssanaan Penelitian ............................................ 45
BAB IV : HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil MTs Al-Madinah Lebaksiu-Tegal ............................. 46
1. Identitas Madrasah ......................................................... 46
2. Misi, Visi dan Tujuan .................................................... 46
3. Sejarah Berdirinya MTs ................................................. 47
B. Pembahasan Hasil Penelitian ............................................... 48
1. Hasil Pelaksanaan Penelitian Pra Siklus ........................ 49
2. Hasil Pelaksanaan Penelitian Siklus I ............................ 50
3. Hasil Pelaksanaan Penelitian Siklus II ........................... 54
BAB V : PENUTUP
A. Simpulan .............................................................................. 60
B. Saran-saran .......................................................................... 61
C. Penutup ................................................................................ 62
DAFTAR PUSTAKA
RPP
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
DAFTAR LAMPIRAN
RIWAYAT HIDUP
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Belajar bukan menghafal dan bukan pula mengingat. Belajar adalah
suatu proses yang ditandai dengan adanya perubahan pada diri seseorang.
Perubahan sebagai hasil proses belajar dapat ditunjukkan dalam berbagai
bentuk seperti berubah pengetahuannya, pemahamannya, sikap dan tingkah
lakunya, ketrampilannya, kecakapan dan kemampuannya, daya reaksinya,
daya penerimaannya, dan lain-lain aspek yang ada pada individu.1
Oleh sebab itu, belajar adalah proses yang aktif, belajar adalah proses
mereaksi terhadap semua situasi yang ada di sekitar individu. Belajar adalah
proses yang diarahkan kepada tujuan, proses berbuat melalui berbagai
pengalaman. Belajar adalah proses melihat, mengamati, memahami sesuatu.
Apabila berbicara tentang belajar maka berbicara bagaimana mengubah
tingkah laku seseorang.2
Proses pembelajaran yang konvensional guru sangat mendominasi
proses pembelajaran, sehingga peserta didik menjadi pasif dalam mengikuti
kegiatan pembelajaran. Hal ini yang menyebabkan peserta didik takut
mengungkapkan pendapatnya, ide-idenya karena peserta didik menganggap
guru momok yang menakutkan. Proses pembelajaran yang terjadi di MTs Al-
Madinah saat ini pun masih menggunakan metode konvensional. Hal ini pula
yang menyebabkan mereka bosan mengikuti proses pembelajaran yang
diterapkan. Tanya jawab dari berbagai pihak yang sementara saya lakukan
yaitu tanya jawab guru bidang studi dan dari siswa yang bersangkutan,
bahwasanya siswa sangat sulit atau sangat kurang dalam pelajaran biologi jadi
nilai yang didapat masih kurang dari nilai maksimal, guru bidang studi juga
mengatakan bahwa nilai murid dalam bidang biologi sangat minim hanya 60%
dari nilai yang diharapkan.
1 Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2008), hlm. 28. 2 Nana Sudjana, hlm. 29
2
Sebelum melakukan proses belajar mengajar seorang guru harus
menentukan suatu pendekatan yang akan digunakan agar tujuan pembelajaran
yang telah disusun dapat tercapai. Pemilihan suatu pendekatan tentu harus
disesuaikan dengan tujuan pembelajaran dan sifat materi yang akan menjadi
objek pembelajaran.3 Pembelajaran kontekstual mengajak peserta didik belajar
sambil bekerja dalam mempelajari ekosistem yang mereka lakukan di sekolah
maupun yang dilakukan di luar sekolah. Pembelajaran yang mengajak peserta
didik untuk belajar sambil bekerja akan mewujudkan pembelajaran yang
bermakna bagi peserta didik. Pembelajaran yang bermakna akan membuat
peserta didik merasa bahwa apa yang mereka lakukan tidak sia-sia dan mereka
mempunyai peran di dalam kegiatan pembelajaran.
Maka permasalahan yang muncul adalah bagaimana upaya guru untuk
meningkatkan hasil belajar peserta didik dengan pendekatan yang tepat. Salah
satu pendekatan pembelajaran yang dapat meningkatkan kreativitas peserta
didik adalah pendekatan kontekstual. Dengan pendekatan kontekstual, peserta
didik diarahkan untuk mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan kehidupan mereka sebagai anggota
keluarga dan masyarakat. Melihat hal tersebut, maka perlu dilakukan suatu
penelitian untuk menemukan sebuah alternatif pemecahan masalah dalam
upaya meningkatkan kualitas pembelajaran guna meningkatkan prestasi
belajar peserta didik.
Contextual Teaching and Learning (CTL) adalah suatu strategi
pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan siswa secara
penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong
siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka. Pada dasarnya
saat ini kondisi yang ada di sekolahan kurang begitu maju dalam kegiatan
belajar mengangajar, pada umumnya guru hanya mengajar sesuai dengan
kurikulum yang ada tanpa ada variasi apa pun. permasalahan yang terjadi saat
ini adalah kurang begitu bervariasi dalam menyampaikan materi sehingga
3 Nuryani Y Rustama, hlm. 107.
3
anak cepat bosan sehingga hasil belajar siswa kurang maksimal, untuk itu saya
mencoba menyampaikan materi yang akan saya lakukan nanti yaitu dengan
memberi sedikit variasi agar anak didik tidak begitu jenuh dalam menerima
materi yang akan disampaikan dengan cara melibatkan langsung siswa dalam
materi yang akan disampaikan, dengan cara pendekatan CTL ini diharapkan
siswa bisa lebih aktif dalam belajar karena pendekatan CTL itu sendiri adalah
suatu strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses keterlibatan
siswa secara penuh untuk dapat menemukan materi yang dipelajari dan
menghubungkannya dengan situasi kehidupan nyata sehingga mendorong
siswa untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan mereka
Dari konsep tersebut ada tiga hal yang harus kita pahami. Pertama, CTL
menekankan kepada proses keterlibatan siswa untuk menemukan materi.
Kedua, CTL mendorong agar siswa dapat menemukan hubungan antara materi
yang dipelajari dengan situasi kehidupan nyata. Ketiga, CTL mendorong siswa
untuk dapat menerapkannya dalam kehidupan.4
Tapi pada kenyataannya yang ada di sekolah berbeda dengan teori yang
ada, bahwa siswa banyak yang monoton pada materi yang disampaikan oleh
guru sehingga kondisi dalam pembelajaran tidak bisa hidup karena siswa
fakum dalam belajar. Untuk itu saya mencoba menerapkan pendekatan CTL
dalam pembelajaran yang nantinya akan saya lakukan dalam penelitian.
Sekilas dari gambaran di atas, penulis sangat tertarik untuk mengkaji
lebih lanjut tentang pendekatan kontekstual terhadap hasil belajar peserta didik
dalam skripsi yang berjudul “Pendekatan CTL (Contextual Teaching and
Learning) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi Pokok Ekosistem
di Kelas VII MTs Al-Madinah Lebaksiu-Tegal”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah di atas, maka pokok permasalahan yang
menjadi kajian ini adalah;
1. Bagaimanakah pembelajaran materi pokok Ekosistem dengan pendekatan
CTL di kelas VII MTs Al-Madinah Lebaksiu-Tegal?
4 Wina sanjaya, Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan, (Jakarta:
Kencana, 2006), hal 255
4
2. Bagaimana hasil belajar siswa dalam materi pokok Ekosistem dengan
pendekatan CTL di kelas VII MTs Al-Madinah Lebaksiu-Tegal.
C. Tujuan Penelitian
1) Untuk menemukan format skenario pembelajaran biologi dengan
pendekatan kontekstual (CTL) pada materi pokok ekosistem.
2) Untuk mengetahui tingkat keberhasilan belajar peserta didik kelas VII Al-
Madinah Lebaksiu-Tegal dalam mata pelajaran biologi khususnya dalam
materi pokok ekosistem.
D. Manfaat Penelitian
1) Bagi peneliti
Dapat menambah pengalaman secara langsung bagaimana penerapan
pendekatan kontekstual dalam pembelajaran Biologi.
2) Bagi peserta didik
Dapat memberikan sikap positif terhadap mata pelajaran Biologi.
3) Bagi guru
a) Sebagai motivasi untuk meningkatkan ketrampilan memilih strategi
pembelajaran yang sesuai dan variasi.
b) Merupakan sumbangan pemikiran dan pengabdian guru dalam turut
serta mencerdaskan kehidupan anak bangsa melalui profesi yang
ditekuninya.
4) Bagi pihak MTs Al-Madinah Tegalkubur Yamansari Lebaksiu-Tegal
Melalui peningkatan pembelajaran, maka diharapkan dapat
meningkatkan peringkat MTs Al-Madinah Lebaksiu-Tegal. Diperoleh
panduan inovatif tentang penerapan pendekatan kontekstual dalam
pembelajaran Biologi yang diharapkan dapat dipakai untuk kelas-kelas
lainnya di MTs Al-Madinah Lebaksiu-Tegal.
5
E. Penjelasan Istilah
Untuk menghindari perbedaan penafsiran maupun persepsi dalam
memahami judul skripsi ini, maka penulis memberikan batasan dari masing-
masing
Pendekatan kontekstual (istilah sebagai berikut:
1. Pendekatan Kontekstual
Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang terhadap proses
pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih umum, di dalamnya mewadahi, menginspirasi,
menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan cakupan teoritis
tertentu.5
Dalam satu strategi (siasat) dapat dilakukan lebih dari satu
pendekatan, dalam satu pendekatan dapat dilakukan lebih dari satu
metode, sedangkan dalam satu metode dapat digunakan lebih dari satu
teknik.6
Contextual Teaching and Learning) disingkat CTL merupakan
konsep dasar belajar yang membantu guru mengaitkan antara materi yang
diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong peserta
didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.7
2. Hasil Belajar
Hasil belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu hasil dan belajar.
Hasil berarti sesuatu yang diadakan oleh usaha.8 Sedangkan belajar berarti
tahapan perubahan tingkah laku siswa yang positif sebagai hasil interaksi
edukatif dengan lingkungan yang melibatkan proses kognitif.9
5 Akhmad Sudrajat, Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model
Pembelajaran, http.//www.smacepiring.wordpress.com. (Diambil tanggal 9 Mei 2009-19.21) 6 R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia, (Jakarta:Direktorat Jenderal
pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, 2000), hlm. 102. 7 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 87
8 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hlm. 391
9 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hlm. 114
6
Jadi hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari usaha perubahan
tingkah laku siswa sebagai hasil interaksi edukatif dengan lingkungan
yang melibatkan proses kognitif.
3. Ekosistem
Ekosistem merupakan salah satu materi pokok dalam kurikulum
tingkat satuan pendidikan untuk mata pelajaran Biologi yang diajarkan
kepada peserta didik SMP atau sederajat kelas VII semester genap. Dalam
materi pokok ekosistem membahas tentang ketergantungan dalam
ekosistem bahwasanya setiap murid belum benar-benar tahu bahwa
makhluk hidup selalu melakukan interaksi/timbal balik terhadap
lingkungannya.
7
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teori
1. Pendekatan Kontekstual
a. Pengertian Pendekatan Kontekstual
Pendekatan adalah titik tolak atau sudut pandang terhadap proses
pembelajaran yang merujuk pada pandangan tentang terjadinya suatu
proses yang sifatnya masih umum, di dalamnya mewadahi,
menginspirasi, menguatkan, dan melatari metode pembelajaran dengan
cakupan teoritis tertentu.1
Dalam satu strategi (siasat) dapat dilakukan lebih dari satu
pendekatan, dalam satu pendekatan dapat dilakukan lebih dari satu
metode, sedangkan dalam satu metode dapat digunakan lebih dari satu
teknik.2
Pendekatan kontekstual dikembangkan oleh B. Johnson, ph. D, di
tahun 2002, seorang ahli pendidikan dari Amerika Serikat.3
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) disingkat
CTL merupakan konsep dasar belajar yang membantu guru
mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata
peserta didik dan mendorong peserta didik membuat hubungan antara
pengetahuan yang dimilikinya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.4
b. Komponen-Komponen dalam Pembelajaran Kontekstual
1) Konstruktivisme (Constructivism)
1 Akhmad Sudrajat, Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan Model
Pembelajaran, http.//www.smacepiring.wordpress.com. (Diambil tanggal 9 Mei 2009-19.21) 2 R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia, (Jakarta:Direktorat Jenderal
pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, 2000), hlm. 102. 3 Amin Suyitno, Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di SMP,
(Semarang, jur: Matematika Fak. MIPA Universitas Negeri Semarang, 2006), hlm. 3. 4 Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003), hlm. 87
8
Kontruktivisme merupakan landasan berfikir (filosofi)
pendekatan CTL, yaitu bahwa pengetahuan dibangun oleh manusia
sedikit demi sedikit, yang hasilnya diperluas melalui konteks yang
terbatas (sempit) dan tidak sekonyong-konyong. Pengetahuan
bukanlah seperangkat fakta-fakta, konsep, atau kaidah yang siap
untuk diambil dan diingat. Manusia harus mengkonstruksi
pengetahuan itu dan memberi makna melalui pengalaman nyata.5
Dalam komponen kontruktivisme, kembangkan pemikiran
bahwa peserta didik akan belajar lebih bermakna dengan cara
bekerja sendiri, menemukan sendiri, dan mengkonstruksi sendiri
pengetahuan dan ketrampilan barunya.6
2) Menemukan (Inquiry)
Menemukan merupakan bagian inti dari kegiatan pembelajaran
berbasis CTL. Pengetahuan dan ketrampilan yang diperoleh peserta
didik diharapkan bukan hasil dari mengingat seperangkat fakta-
fakta, tetapi dari hasil menemukan sendiri.
Ada beberapa hal yang menjadi ciri inkuiri.7 Pertama, inkuiri
menekankan kepada aktivitas siswa secara maksimal untuk
mencari dan menemukan, artinya inkuiri menempatkan siswa
sebagai subjek belajar. Dalam proses pembelajaran, siswa tidak
hanya berperan sebagai penerima pelajaran melalui penjelasan guru
secara verbal, tetapi mereka berperan untuk menemukan sendiri
inti dari materi pelajaran itu sendiri.
Kedua, seluruh aktivitas yang dilakukan siswa diarahkan untuk
mencari dan menemukan jawaban sendiri dari sesuatu yang
dipertanyakan, sehingga diharapkan dapat menumbuhkan sikap
percaya diri (self belief). Dengan demikian, inquiri menempatkan
5 Departemen Pendidikan Nasional, Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching and
Learning (CTL)), (Jakarta: Depdiknas, 2002), hlm. 10. 6 Madrasah Development Center Kanwil Depag Jateng dan Learning Asistance Program
for Islamic School (LAPIS)-AusAID, Modul Dua Matematika: Training Of Trainer (TOT),
(Semarang: Depag Jateng dan LAPIS-AusAID, 2007), hlm. 16. 7 Wina Sanjaya, Strategi Pembelajaran Berorientasi Standar Proses Pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2006), hlm. 196.
9
guru bukan sebagai sumber belajar, akan tetapi sebagai fasilitator
dan motivator belajar siswa.
Ketiga, tujuan dari pembelajaran inkuiri adalah
mengembangkan kemampuan berpikir secara sistematis, logis, dan
kritis, atau mengembangkan kemampuan intelektual sebagai
bagian dari proses mental. Dengan demikian, siswa tidak hanya
dituntut agar menguasai materi pelajaran, akan tetapi bagaimana
mereka dapat menggunakan potensi yang dimilikinya.
3) Bertanya (Questioning)
Pengetahuan yang dimiliki seseorang, selalu bermula dari
bertanya. Karena bertanya merupakan strategi utama pembelajaran
yang berbasis kontekstual.8
Sebuah pembelajaran yang produktif, kegiatan bertanya
berguna untuk:
a) Menggali informasi, baik administrasi maupun akademis.
b) Mengecek pemahaman peserta didik.
c) Membangkitkan respon terhadap peserta didik.
d) Mengetahui sejauhmana keingintahuan peserta didik.
e) Mengetahui hal-hal yang sudah diketahui peserta didik.
f) Memfokuskan perhatian peserta didik pada sesuatu yang
dikehendaki guru.
g) Membangkitkan lebih banyak lagi pertanyaan dari peserta
didik.
h) Menyegarkan kembali pengetahuan peserta didik.9
4) Masyarakat Belajar (Learning Community)
Dalam kelas CTL, guru disarankan selalu melaksanakan
pembelajaran dalam kelompok-kelompok belajar. Siswa dibagi
dalam kelompok-kelompok yang anggotanya heterogen. Yang
pandai mengajari yang lemah, yang tahu memberi tahu yang belum
8 Syaiful Sagala, hlm. 88
9 Depdiknas, hlm. 14
10
tahu, yang cepat menangkap mendorong temannya yang lambat,
yang mempunyai gagasan segera memberi usul, dan seterusnya.10
5) Pemodelan (Modeling)
Pemodelan maksudnya adalah bahwa dalam sebuah
pembelajaran ketrampilan atau pengetahuan tertentu harus ada
model yang ditiru. Pemodelan akan lebih mengefektifkan
pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual yang
ditiru, diadaptasi, atau dimodifikasi. Dengan adanya model untuk
dijadikan contoh biasanya akan lebih dipahami atau bahkan bisa
menimbulkan ide baru. Salah satu contohnya pemodelan dalam
pembelajaran misalnya mempelajari contoh penyelesaian soal,
penggunaan alat peraga, atau membuat skema konsep. Pemodelan
ini tidak selalu dari guru, tetapi bisa dari siswa atau media yang
lainnya.
Seperti yang difirmankan oleh Allah SWT dalam Al Qur’an
surat Al Ahzab ayat 21
‰ s)©9 tβ% x. öΝ ä3s9 ’Îû ÉΑθß™u‘ «!$# îοuθó™é& ×πuΖ |¡ym yϑ Ïj9 tβ% x. (#θã_ö� tƒ ©! $# tΠ öθu‹ ø9 $# uρ
t� Åz Fψ$# t�x. sŒuρ ©!$# #Z��ÏVx. ∩⊄⊇∪
“Sesungguhnya Telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan
yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat)
Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut
Allah.”11
6) Refleksi (Reflection)
Refleksi adalah berpikir kembali tentang materi yang baru
dipelajari, merenungkan lagi aktivitas yang telah dilakukan atau
mengevaluasi kembali bagaimana belajar yang telah dilakukan.
Refleksi berguna untuk mengevaluasi diri, koreksi, perbaikan, atau
10 Depdiknas, hlm. 15
11 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya:
Mahkota 2000), hlm. 670.
11
peningkatan diri. Membuat rangkuman, meneliti, dan memperbaiki
kegagalan adalah contoh refleksi.12
7) Penilaian yang Sebenarnya (Authentic Assessment)
Assessment adalah proses pengumpulan berbagai data yang
bisa memberikan gambaran perkembangan belajar siswa.
Gambaran perkembangan siswa perlu diketahui oleh guru agar bisa
memastikan bahwa siswa mengalami proses pembelajaran dengan
benar.13
c. Karakteristik Pembelajaran Berbasis Kontekstual (CTL)
1) Kerjasama
2) Saling menunjang
3) Menyenangkan, tidak membosankan
4) Belajar dengan bergairah
5) Pembelajaran terintegrasi
6) Menggunakan berbagai sumber
7) Peserta didik aktif
8) Sharing dengan teman
9) Peserta didik kritis, guru kreatif14
d. Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan
Tradisional (strukturalisme).15
Tabel. 1.
Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Pendekatan Tradisional.
No Pendekatan kontekstual Pendekatan tradisional
1
Peserta didik terlibat secara
aktif dalam proses
Peserta didik adalah
penerima informasi secara
12 Syaiful Sagala, hlm.91
13 Depdiknas, hlm. 19.
14 Depdiknas, hlm. 20
15 Mutadi, Challenge and Change Practical Approach in Teaching and Learning
Mathematics, (tt. P: t. p., t. t.), hlm. 37.
12
2
3
4
5
6
7
pembelajaran
Pembelajaran dikaitkan
dengan kehidupan nyata
Ketrampilan dikembangkan
atas dasar pemahaman
Hasil belajar diukur dengan
berbagai cara: proses
bekerja, hasil karya,
penampilan, tes dll
Perilaku dibangun atas
kesadaran diri
Penghargaan terhadap
pengalaman peserta didik
sangat diutamakan
Penyesalan adalah hukuman
dari perilaku jelek
pasif
Pembelajaran abstrak dan
teoritis
Ketrampilan dikembangkan
atas dasar latihan
Hasil belajar diukur hanya
dengan tes
Perilaku dibangun atas
kebiasaan
Pembelajaran tidak
memperhatikan pengalaman
peserta didik
Sanksi adalah hukuman dari
perilaku jelek
2. Aktivitas dan Hasil Belajar
a. Belajar dan Teori Tentang Belajar
Slameto mengemukakan bahwa “belajar adalah suatu proses usaha
yang dilakukan individu untuk memperoleh suatu perubahan perilaku
yang baru secara keseluruhan, sebagai hasil dari pengalaman individu
itu sendiri dalam interaksi individu dengan lingkungannya.”16
Moeslichatoen mengemukakan bahwa belajar dapat diartikan
sebagai proses yang membuat terjadinya proses belajar dan perubahan
itu sendiri dihasilkan dari usaha dalam proses belajar.17
Belajar adalah modifikasi atau memperteguh kelakuan melalui
pengalaman (learning is defined as the modification or strengthening
of behavior through experiencing).18
16 Abdul Hadis, Psikologi dalam pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008), hlm. 60
17 Abdul Hadis, hlm. 60
18 Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), hlm. 27.
13
Menurut pengertian ini, belajar merupakan suatu proses, suatu
kegiatan dan bukan suatu hasil atau tujuan. Belajar bukan hanya
mengingat, akan tetapi lebih luas dari itu, yakni mengalami. Hasil
belajar bukan suatu penguasaan hasil latihan melainkan pengubahan
kelakuan.
Belajar menurut pandangan B. F. Skinner adalah suatu proses
adaptasi atau penyesuaian tingkah laku yang berlangsung secara
progressif.19
Piaget mendefinisikan belajar learning as personal knowledge
construction, particularly in relation to science and mathematics.20
Yaitu belajar adalah proses kontruksi pengetahuan secara individual,
terutama dalam ilmu pengetahuan alam dan matematika.
Ada beberapa tentang teori belajar, diantaranya sebagai berikut.21
1) Teori belajar behaviorisme
Menurut teori behaviorisme bahwa belajar terjadi bila
perubahan dalam bentuk tingkah laku dapat diamati, bila kebiasaan
berperilaku terbentuk karena pengaruh sesuatu atau karena
pengaruh peristiwa-peristiwa yang terjadi di lingkungan sekitar.
2) Teori psikologi kognitif
Brunner sebagai ahli belajar psikologi kognitif memandang
proses itu sebagai tiga proses yang berlangsung secara serempak,
yaitu proses perolehan informasi baru, proses transformasi
pengetahuan, proses pengecekan ketepatan dan memadainya
pengetahuan tersebut.
3) Teori belajar humanisme
Ahli humanisme yang diwakili oleh Carl R. Rogers kurang
menaruh perhatian kepada mekanisme proses belajar. Belajar
dipandang sebagai fungsi keseluruhan pribadi. Mereka berpendapat
bahwa belajar yang sebenarnya tidak dapat berlangsung bila tidak
ada keterlibatan intelektual maupun emosional peserta didik. Oleh
19 Syaiful Sagala, hlm. 14.
20 Mutadi, Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika, ,(tt.p Buku 2), hlm. 1
21 Abdul Hadis, hlm. 94
14
karena itu, menurut teori belajar humanisme bahwa motivasi
belajar harus bersumber pada diri peserta didik.
4) Teori belajar sosial
Teori belajar sosial ini dikembangkan oleh Banduraq yang
merupakan perluasan dari teori belajar perilaku yang tradisional.
Teori belajar sosial ini menekankan bahwa lingkungan-lingkungan
yang dihadapkan kepada seseorang tidak random, lingkungan-
lingkungan itu kerapkali dipilih dan diubah oleh orang itu melalui
perilakunya.
b. Aktivitas Belajar
Aktivitas artinya keaktifan atau kegiatan.22 Aktivitas belajar adalah
keaktifan atau kegiatan yang dilaksanakan dalam proses belajar
mengajar. Pada prinsipnya belajar adalah berbuat, berbuat untuk
mengubah tingkah laku, jadi melakukan kegiatan. Tidak ada belajar
kalau tidak ada aktivitas. Inilah yang menjadikan aktivitas merupakan
prinsip yang sangat penting dalam interaksi belajar mengajar.23
Dalam melakukan aktivitas belajar, seseorang akan berinteraksi
dengan sumber-sumber belajar baik yang sengaja dirancang maupun
yang dimanfaatkan. Dalam proses pembelajaran yang aktif, aktivitas
peserta didik sangat berpengaruh terhadap hasil belajar. Dalam proses
pembelajaran juga terdapat dua aktivitas, yaitu: aktivitas fisik maupun
aktivitas psikis. Contoh aktivitas fisik peserta didik dalam proses
pembelajaran antara lain peserta didik giat aktif dalam menggerakkan
anggota badan, membuat alat peraga, bermain maupun bekerja.
Sedangkan contoh aktivitas psikis yang dilakukan oleh peserta didik
antara lain peserta didik jiwanya bekerja sebanyak-banyaknya dalam
rangka pengajaran, mendengarkan, memahami pelajaran.
22 Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai
Pustaka, 2005), cet. 3, hlm. 23. 23 Sardiman, AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV. Rajawali,
1992), Cet. IV, hlm. 95.
15
c. Hasil Belajar
Hasil belajar terdiri dari dua suku kata, yaitu hasil dan belajar.
Hasil berarti sesuatu yang diadakan oleh usaha.24 Sedangkan belajar
berarti tahapan perubahan tingkah laku siswa yang positif sebagai hasil
interaksi edukatif dengan lingkungan yang melibatkan proses
kognitif.25
Jadi hasil belajar adalah sesuatu yang diperoleh dari usaha
perubahan tingkah laku siswa sebagai hasil interaksi edukatif dengan
lingkungan yang melibatkan proses kognitif.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Sebagai kegiatan yang berupaya untuk mengetahui tingkat
keberhasilan peserta didik dalam mencapai tujuan yang ditetapkan,
maka evaluasi hasil belajar memiliki sasaran berupa ranah-ranah yang
terkandung dalam tujuan. Ranah tujuan pendidikan berdasarkan hasil
belajar peserta didik secara umum dapat diklasifikasikan menjadi tiga,
yakni: ranah kognitif, ranah afektif, dan ranah psikomotor.26 Hasil
belajar yang diperoleh peserta didik tidak sama, karena ada beberapa
faktor yang mempengaruhinya. Sebenarnya faktor yang mempengaruhi
hasil belajar banyak jenisnya, tetapi dapat digolongkan menjadi dua
golongan saja, yaitu faktor internal dan faktor eksternal.
1) Faktor Internal
a). Faktor Jasmaniah
Termasuk di dalamnya faktor kesehatan, hasil belajar tidak
akan maksimal apabila kesehatan terganggu, selain itu juga
peserta didik akan cepat lelah, kurang bersemangat, ngantuk
jika badannya lemah, kurang darah ataupun ada gangguan-
gangguan/ kelainan-kelainan fungsi alat inderanya serta
tubuhnya.27
24 Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993), hlm. 391
25 Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996), hlm. 114
26 Muhibin Syah, hlm. 201.
27 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta: Rineka Cipta,
1995), Cet.3, hlm. 55.
16
b). Faktor Psikologis
(1) Intelegensi
Intelegensi adalah kecakapan yang terdiri dari tiga jenis,
yaitu kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke
dalam situasi yang baru dengan cepat dan efektif,
mengetahui atau menggunakan konsep-konsep yang abstrak
secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya
dengan cepat.28
(2) Minat
Minat (interest) yaitu kecenderungan dan kegairahan
yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu.
Minat dapat mempengaruhi pencapaian hasil belajar dalam
mata pelajaran tertentu29. Minat besar pengaruhnya
terhadap belajar, karena apabila bahan pelajaran yang
dipelajari tidak sesuai dengan minat peserta didik, maka
peserta didik tidak akan belajar dengan baik, karena tidak
ada daya tarik baginya.30
(3) Bakat
Bakat adalah kemampuan untuk belajar. Kemampuan
itu baru akan terealisasi menjadi kecakapan yang nyata
sesudah belajar dan berlatih. Jika bahan pelajaran yang
dipelajari peserta didik sesuai dengan bakatnya, maka hasil
belajarnya lebih baik karena ia senang belajar dan pastilah
selanjutnya peserta didik lebih giat lagi dalam belajar.31
(4) Motivasi
Motivasi merupakan kekuatan mental yang mendorong
terjadinya proses belajar. Lemahnya motivasi belajar akan
melemahkan kegiatan belajar. Selanjutnya, mutu hasil
28 Slameto, hlm. 56.
29 E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005),
Cet.3, hlm.194. 30 Slameto, hlm. 57.
31 Slameto, hlm. 58.
17
belajar akan menjadi rendah.32 F.J. McDonald
mendefinisikan tentang motivasi, yaitu: “Motivation is an
energy change within the person characterized by affective
arousal and anticipatory goal reactions”33
. Motivasi adalah
sebuah perubahan energi pada karakteristik seseorang
dengan menimbulkan perbuatan dan reaksi tujuan yang
telah dipersiapkan.
2) Faktor Eksternal
Faktor eksternal adalah faktor yang berasal dari luar individu.
Yang termasuk faktor ekstern yang dapat mempengaruhi hasil
belajar, antara lain:
a). Faktor Keluarga
Faktor keluarga baik secara langsung maupun tidak
langsung akan berpengaruh terhadap pencapaian hasil belajar
peserta didik.34 Suasana keluarga yang ramai dan semrawut
tidak akan memberi ketenangan kepada anak yang belajar.
Peserta didik perlu dorongan dan pengertian dari orang tua, bila
anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-tugas di
rumah.35
b). Faktor Sekolah
(1). Guru
Peranan guru dalam pembelajaran dewasa ini sangat
penting, dalam hal ini efektivitas pengolahan faktor bahan,
lingkungan dan instrumen sebagai faktor yang utama yang
mempengaruhi proses dan hasil belajar, hampir seluruhnya
tergantung pada guru.36 Keterlibatan guru dalam
32 Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999), Cet.
1,hlm. 239. 33 F.J. McDonald, Educational Psychology, (USA: Wadsworth Publishing Co., Inc.,
1959), hlm.77. 34 E. Mulyasa, hlm 191.
35 Slameto, hlm. 64.
36 E. Mulyasa, hlm 192.
18
pembelajaran memberi pengaruh yang besar terhadap hasil
belajar.37
(2). Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan
pengaturan mengenai tujuan, isi dan bahan pelajaran serta
cara yang digunakan sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan pendidikan
tertentu38. Kurikulum yang tidak baik, sebagai contoh
terlalu padat, di atas kemampuan peserta didik tidak sesuai
bakat, minat, dan perhatian peserta didik akan
mempengaruhi dalam pembelajaran dan hasil belajar. Perlu
diingat sistem intruksional sekarang menghendaki proses
belajar mengajar yang mementingkan kebutuhan peserta
didik.39
(3). Keadaan gedung
Dengan jumlah peserta didik yang banyak serta
variasi karakteristik mereka masing-masing menuntut
keadaan gedung dewasa ini harus memadai di dalam setiap
kelas. Bagaimana mungkin mendapatkan hasil belajar yang
maksimal kalau kelas tidak memadai bagi setiap peserta
didik.40
c). Faktor Masyarakat
Masyarakat merupakan faktor eksternal yang juga
berpengaruh terhadap hasil belajar. Pengaruh itu terjadi
keberadaan peserta didik dalam masyarakat.
(1). Kegiatan peserta didik dalam masyarakat
Perlu kiranya membatasi kegiatan peserta didik
dalam masyarakat supaya jangan sampai mengganggu
37 E. Mulyasa, hlm. 192.
38 Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Yogyakarta: Pustaka
Pelajar, 2007), Cet.1, 82-83. 39 Slameto, hlm 66.
40 Slameto, hlm. 69.
19
belajarnya. Apabila belajarnya terganggu maka akan
berpengaruh pada hasil belajar.
(2). Mass media
Mass media yang baik memberi pengaruh yang baik
terhadap peserta didik dan juga terhadap hasil belajarnya.
Sebaliknya mass media yang jelek akan memberikan
pengaruh yang jelek terhadap peserta didik, yang nantinya
akan berpengaruh terhadap hasil belajar.41
(3). Teman bergaul
Pengaruh teman bergaul peserta didik lebih cepat
masuk dalam jiwa peserta didik dari pada yang kita duga.
Teman bergaul yang baik akan berpengaruh baik terhadap
diri peserta didik, begitu juga sebaliknya, teman bergaul
yang jelek pasti mempengaruhi yang bersifat buruk pula.42
(4). Bentuk kehidupan masyarakat
Peserta didik dalam masyarakat sebagai seorang
anak akan tertarik untuk ikut berbuat seperti yang
diperbuat orang-orang di sekitarnya. Apabila kegiatan itu
tidak baik bagi anak maka akibatnya belajarnya terganggu,
sebaliknya apabila lingkungannya merupakan lingkungan
terpelajar maka peserta didik akan terpengaruh juga ke hal-
hal yang dilakukan oleh orang-orang lingkungannya.43
3. Materi Tentang Ekosistem
Ekosistem merupakan salah satu materi pokok dalam kurikulum
tingkat satuan pendidikan untuk mata pelajaran Biologi yang diajarkan
kepada peserta didik SMP atau sederajat kelas VII semester genap. Dalam
materi pokok Ekosistem mempelajari tentang saling ketergantungan dalam
ekosistem yaitu komponen ekosistem, satuan-satuan ekosistem dan
hubungan antar komponen ekosistem. Bahwasanya setiap murid belum
41 Slameto, hlm. 70.
42 Slameto, hlm. 70.
43 Slameto, hlm. 71.
20
benar-benar faham betul bahwa makhluk hidup selalu melakukan
interaksi/timbal balik terhadap lingkungannya.
Manusia, hewan dan tumbuhan termasuk makhluk hidup. Makhluk
hidup menempati suatu ruangan yang disebut lingkungan, lingkungan
terdiri dari komponen biotik dan abiotik. Komponen biotik meliputi
berbagai jenis makhluk hidup sedangkan komponen abiotik meliputi
berbagai benda mati, misalnya tanah, air, udara dan sinar matahari.
Di dalam lingkungan terjadi interaksi antara komponen-komponen
penyusunnya. Interaksi itu membentuk suatu satuan fungsional yang
disebut ekosistem. Jadi, di dalam ekosistem terjadi interaksi antar sesama
makhluk hidup dan antara makhluk hidup dengan lingkungan abiotiknya.44
Dalam ekosistem disini membahas tentang ketergantungan dalam
ekosistem, diantaranya :
1. Komponen ekosistem
Ekosistem terdiri atas dua komponen utama, yaitu komponen
abiotik dan biotik. Berikut akan kita pelajari kedua komponen tersebut:
a) Komponen abiotik
Abiotik berasal dari kata a dan biotik, a artinya tidak atau
tanpa dan biotik artinya hidup. Jadi, abiotik artinya semua benda
tak hidup yang terdapat dalam suatu ekosistem. Contoh komponen
abiotik yaitu air, tanah, batu, pasir, udara, cahaya, suhu,
kelembapan dan gaya tarik bumi.
b) Komponen biotik
Semua hewan (termasuk manusia), tumbuhan dan
mikroorganisme yang terdapat dalam suatu ekosistem merupakan
komponen biotik. Menurut peranannya, komponen biotik
dibedakan menjadi tiga golongan, yaitu produsen (penghasil),
konsumen (pemakai) dan dekomposer (pengurai).45
Berdasarkan fungsinya, komponen biotik dibedakan
menjadi:
44 Retno Widjajanti, Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama, 2007)
hal. 123 45 Retno Widjajanti, hlm. 128
21
a. Produsen (penghasil)
Produsen merupakan kelompok organisme yang dapat
membuat makanan sendiri, semua jenis tumbuhan hijau
termasuk produsen. Mengapa tumbuhan hijau dapat membuat
makanan sendiri? Tumbuhan hijau dapat menghasilkan
makanan sendiri melalui proses fotosintesis.
Perhatikan proses fotosintesis di bawah ini!
Zat makanan akan tersimpan pada daun, batang, akar dan buah.
O2 dilepas ke udara dimanfaatkan oleh organisme lain untuk
pernafasan. Organisme yang dapat membuat makanan sendiri
seperti di atas disebut organisme autotrof. Ada tumbuhan yang
tidak mempunyai klorofil maka kebutuhan makanannya
tergantung organisme lain karena tidak dapat berfotosintesis,
misal : tali putri.46
• Autotrof
Komponen autotrof terdiri dari organisme yang
dapat membuat makanannya sendiri dari bahan anorganik
dengan bantuan energi seperti sinar matahari (fotoautotrof)
dan bahan kimia (kemoautotrof). Komponen autotrof
berperan sebagai produsen. Yang tergolong autotrof adalah
tumbuhan berklorofil.
• Heterotrof
Komponen heterotrof terdiri dari organisme yang
memanfaatkan bahan-bahan organik yang disediakan oleh
organisme lain sebagai makanannya. Komponen heterotrof
disebut juga konsumen makro (fagotrof) karena makanan
yang dimakan berukuran lebih kecil. Yang tergolong
heterotrof adalah manusia, hewan, jamur, dan mikroba.47
46 http://www.crayonpedia.org/mw/Saling_Ketergantungan_Dalam_Ekosistem_-
_Teguh_7. 47 http://id.wikipedia.org/wiki/Ekosistem
22
b. Konsumen (pemakai)
Kelompok yang terdiri dari hewan dan manusia. Kelompok
ini tidak dapat membuat makanan sendiri, untuk itu tergantung
pada organisme lain. Organisme tersebut disebut organisme
heterotrof , yang artinya organisme yang tidak dapat membuat
makanan sendiri sehingga untuk memenuhi kebutuhannya
tergantung pada organisme lain. Maka di sini terjadi peristiwa
makan memakan.
Berdasarkan tingkat memakannya, terbagi menjadi:
1) Konsumen I atau primer: organisme yang makan produsen
(tumbuhan hijau)
2) Konsumen II atau sekunder: organisme yang makan
konsumen I atau primer.
Berdasarkan jenis makanannya, konsumen sebagai
organisme heterotrof dibagi menjadi:
1) Herbivora: hewan pemakan tumbuhan
Contoh: kerbau,kambing, belalang.
2) Karnivora: hewan pemakan daging
Contoh: anjing, elang, harimau.
3) Omnivora: hewan pemakan segalanya
Contoh: tikus, ayam, luwak.
c. Decomposer (pengurai)
Merupakan mikroorganisme yang menguraikan senyawa
organik atau bahan makanan yang ada pada sisa organisme
menjadi senyawa an organik yang lebih kecil. Pengurai
biasanya dari golongan jamur dan bakteri yang tidak dapat
membuat makanan sendiri dan mereka memperoleh makanan
dengan cara menguraikan organisme yang telah mati. Hasil
penguraian ini berupa zat mineral yang akan meresap ke dalam
tanah. Zat mineral tersebut akan diambil tumbuhan.48
48 Retno Widjajanti, hlm. 128
23
2. Satuan-satuan ekosistem
Ekosistem tersusun atas makhluk hidup (biotik) dan benda mati
(abiotik). Makhluk hidup anggota ekosistem terdiri dari satuan-satuan,
yaitu individu, populasi dan komunitas.
1. Individu
Satu makhluk hidup tunggal dalam lingkungan disebut
individu. Satu ekor ikan atau satu ekor penyu disebut individu, satu
alga disebut individu, seorang manusia juga disebut individu. Jadi
individu adalah satuan makhluk hidup tunggal.
2. Populasi
Ikan atau kura-kura yang hidup di suatu kolam jumlahnya
lebih dari satu. Demikian juga dengan tumbuhan air seperti,
Hydrilla, eceng gondok atau teratai. Semua ikan yang hidup di
kolam tersebut disebut populasi ikan, semua kura-kura disebut
populasi kura-kura dan semua tumbuhan Hydrilla disebut populasi
Hydrilla.49
Jadi populasi adalah sekelompok makhluk hidup yang
sejenis mendiami tempat tertentu. Karena jumlah organisme di
suatu tempat dengan tempat lain berbeda-beda maka tingkat
kepadatan populasi pun berbeda-beda. Kepadatan adalah hubungan
antara jumlah individu dan ruang yang ditempati. Sedangkan
kepadatan populasi adalah jumlah individu makhluk hidup sejenis
per satuan luas tempat yang dihuni pada waktu tertentu. Contoh :
Pada tahun 2000, daerah X luasnya 2 km2 dihuni oleh 200 orang
penduduk. Maka kepadatan penduduknya adalah 200 orang per 2
km2 = 100 orang per km
2. Artinya daerah seluas 1 km
2 dihuni 100
orang penduduk. Kepadatan populasi suatu jenis makhluk hidup
pada satu daerah dari tahun ke tahun selalu mengalami perubahan.
Ada dua hal yang menyebabkan terjadinya perubahan populasi,
sebagai berikut :
49 Retno Widjajanti, hlm. 124-125
24
1. Adanya individu yang datang, yaitu karena adanya kelahiran
(natalitas) dan imigrasi.
2. Adanya individu yang pergi, karena adanya kematian
(mortalitas) dan emigrasi.
3. Komunitas
Tempat hidup makhluk hidup itu disebut dengan habitat.
Populasi rumput, populasi semut dan populasinya hidup bersama–
sama ditempat tertentu disebut komunitas. Komunitas adalah
kumpulan populasi–populasi yang berbeda dan hidup bersama pada
tempat tertentu. Makhluk hidup bertempat tinggal dalam suatu
habitat akan tergantung pada lingkungan. Lingkungan adalah
segala suatu yang ada di sekitar makhluk hidup. Kesatuan antara
komunitas dengan lingkungannya dimana di dalamnya ada
hubungan timbal-balik disebut dengan ekosistem. Sedangkan ilmu
yang mempelajari hubungan timbal balik antara makhluk hidup
dengan lingkungan disebut ekologi. Terdapat dua macam
ekosistem,yaitu :
1. Ekosistem buatan; yang sengaja dibuat oleh manusia.
Misal: sawah, kolam akuarium.
2. Ekosistem alami; yang tidak dibuat oleh manusia tetapi sudah
ada dari alam. Misal: sungai, pantai, hutan.
Ekosistem yang terbesar di bumi disebut biosfer yang terdiri dari
seluruh ekosistem yang ada di permukaan bumi.
3. Hubungan antar komponen ekosistem
Di dalam ekosistem terjadi saling ketergantungan antar komponen,
sehingga apabila salah satu komponen mengalami gangguan maka
mempengaruhi komponen lainnya. Ekosistem dikatakan seimbang
apabila jumlah antara produsen, konsumen I dan konsumen II
seimbang.
1 . Hubungan antara komponen biotik dan komponen abiotik
Keberadaan komponen abiotik dalam ekosistem sangat
mempengaruhi komponen biotik. Misal: tumbuhan dapat hidup
25
baik apabila lingkungan memberikan unsur-unsur yang dibutuhkan
tumbuhan tersebut, contohnya air, udara, cahaya, dan garam–garam
mineral. Begitu juga sebaliknya komponen biotik sangat
mempengaruhi komponen abiotik yaitu tumbuhan yang ada di
hutan sangat mempengaruhi keberadaan air, sehingga mata air
dapat bertahan, tanah menjadi subur. Tetapi apabila tidak ada
tumbuhan, air tidak dapat tertahan sehingga dapat menyebabkan
tanah longsor dan menjadi tandus. Komponen abiotik yang tidak
tergantung dengan biotik antara lain: gaya grafitasi, matahari,
tekanan udara.
2 . Hubungan antara komponen biotik dengan komponen abiotik
Di antara produsen, konsumen dan pengurai adalah saling
ketergantungan. Tidak ada makhluk hidup yang hidup tanpa
makhluk lainnya. Setiap makhluk hidup memerlukan makhluk
hidup lainnya untuk saling mendukung kehidupan baik secara
langsung maupun tak langsung. Hubungan saling ketergantungan
antar produsen, konsumen dan pengurai. Terjadi melalui peristiwa
makan dan memakan melalui peristiwa sebagai berikut:
a. Rantai makanan
Merupakan peristiwa makan dan dimakan dalam suatu
ekosistem dengan urutan tertentu.
b. Jaring-jaring makanan
Merupakan sekumpulan rantai makanan yang saling
berhubungan dalam suatu ekosistem. Seperti contoh jarring
jaring makanan di bawah ini terdiri dari 5 (lima) rantai
makanan.
26
c. Piramida makanan
Merupakan gambaran perbandingan antara produsen,
konsumen I, konsumen II, dan seterusnya. Dalam piramida ini
semakin ke puncak biomassanya semakin kecil.
d. Arus energi
Merupakan perpindahan energi dari tempat yang tinggi ke
tempat yang rendah. Yaitu dari sinar matahari lalu produsen, ke
konsumen tingkat I, ke konsumen tingkat II sampai pengurai.
Sedangkan mineral membentuk siklus. Energi yang dilepas
sangat kecil karena setiap organisme membutuhkan energi
dalam memenuhi kebutuhannya.
27
e. Siklus energi
Merupakan perpindahan zat dari tempat satu ke tempat yang
lainnya. Akhirnya akan kembali ke tempat zat itu berasal.
Contoh lihat siklus air di bawah ini!
Keseimbangan ekosistem dapat terjadi bila ada hubangan timbal
balik di antara komponen–komponen ekositem. Perhatikan
grafik perbandingan jumlah produsen, herbivora dan karnivora!
28
Semula produsen, herbivora dan karnivora berada pada tempat
tertentu. Tumbuhan sebagai produsen yang jumlahnya paling
banyak. Apabila ada hal-hal yang mengubah lingkungan maka
organisme tersebut tidak akan mengalami perubahan, tetapi jika
jumlah organisme tidak terkendalikan akan membahayakan
organisme lainnya.50
4. Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Biologi
Konon dalam pelaksanaan pembelajaran biologi sekarang ini pada
umumnya guru masih mendominasi kelas, peserta didik pasif (datang,
duduk, nonton, berlatih, dan lupa). Guru memberitahukan konsep, peserta
didik menerima bahan jadi.
Untuk mengikuti pembelajaran di sekolah, kebanyakan peserta
didik tidak siap terlebih dahulu dengan minimal membaca bahan yang
akan dipelajari, peserta didik datang tanpa bekal pengetahuan seperti
membawa wadah kosong. Lebih parah lagi, peserta didik tidak menyadari
tujuan belajar yang sebenarnya, tidak mengetahui manfaat belajar bagi
masa depannya nanti. Mereka memandang belajar sebagai suatu kewajiban
yang dipikul atas perintah orang tua, guru, atau lingkungannya. Mereka
belum memandang belajar sebagai kebutuhan. Dampak dari kedua hal
50 http://www.crayonpedia.org/mw/Saling_Ketergantungan_Dalam_Ekosistem_-
_Teguh_7.
29
tersebut, peserta didik tidak merasakan nikmatnya belajar, belajar hanya
sekedar melaksanakan kewajiban malahan seringkali terlihat karena
keterpaksaan. Ditambah lagi materi biologi susah dan seringkali dibuat
susah, suasana pembelajaran biologi yang monoton, penuh ketegangan,
banyak tugas, dan lain sebagainya. Begitu pula dengan kondisi di luar
kelas, suasana rumah tidak nyaman, fasilitas belajar kurang, lingkungan
kehidupan tidak kondusif. Lengkaplah penunjang kegagalan belajar.
Pendekatan kontekstual dalam pembelajaran biologi, berusaha
untuk mengubah kondisi di atas, yaitu membuat skenario pembelajaran
yang dimulai dari konteks kehidupan nyata para peserta didik (daily life).
Selanjutnya guru memfasilitasi peserta didik untuk mengangkat objek
dalam kehidupan nyata tersebut ke dalam konsep biologi, dengan melalui
Tanya jawab, diskusi, inkuiri, sehingga peserta didik dapat
mengkonstruksi konsep tersebut dalam pikirannya.
Penerapan pendekatan kontekstual sejalan dengan tumbuh
kembangnya biologi itu sendiri dan ilmu pngetahuan secara umum.
Biologi tumbuh dan berkembang bukan melalui pemberitahuan, akan
tetapi melalui inkuiri, kontruktivisme, tanya jawab, dan yang semacamnya
yang dimulai dari pengamatan pada kehidupan sehari-hari yang dialami
secara nyata.
Hakekat pembelajaran biologi adalah suatu proses (aktivitas)
berpikir disertai dengan aktivitas afektif dan fisik.51 Suatu proses akan
berjalan secara alami melalui tahap demi tahap menuju ke arah yang lebih
baik, kesalahan adalah bagian dari proses pembelajaran. Dengan demikian
dalam pembelajaran peristiwa salah yang dilakukan oleh peserta didik
suatu hal yang alami, tidak perlu disalahkan, justru seharusnya guru
memberikan atensi karena mereka telah melakukan pembelajaran. Guru
jangan selalu berharap kepada peserta didik mengemukakan hal yang
benar saja, apalagi selama proses pembelajaran berlangsung. Dengan
membuka toleransi dan menghargai setiap usaha peserta didik dalam
belajar, peserta didik tidak akan takut berbuat salah, malahan akan tumbuh
51 Oemar Hamalik, hlm 29
30
semangat untuk mencoba karena tidak takut lagi disalahkan. Karena
belajar adalah suatu proses, belajar bukan sekedar menghafal konsep yang
sudah jadi, akan tetapi belajar haruslah mengalami sendiri.
5. Penerapan Pendekatan Kontekstual dalam Pembelajaran Biologi
pada Materi Pokok Ekosistem
Materi pokok ekosistem sangat erat sekali dengan kehidupan nyata
para peserta didik. Banyak sekali permasalahan yang ada dalam materi
pokok ekosistem yang berkaitan erat dengan aktivitas peserta didik dalam
kehidupan sehari-hari. Sesuai dengan Kompetensi Dasar yang ditargetkan,
guru diharapkan mampu menerapkan pendekatan pembelajaran yang tepat
agar peserta didik mampu meningkatkan pemahamannya terhadap materi,
mengeluarkan kemampuan intelektualnya secara maksimal melalui
pembelajaran yang menyenangkan bagi peserta didik.
Seorang guru juga diharapkan mampu memotivasi agar peserta
didik lebih aktif dalam pembelajaran dengan cara mengaitkan materi
dengan kehidupan nyata para peserta didik yang mana peserta didik bisa
lebih memahami karena hal itu sering dijumpai bahkan tanpa sadar
kegiatannya sehari-hari berkaitan erat dengan materi yang diajarkan.
Oleh karena itu, untuk materi gerak pada tumbuhan guru tepat
sekali jika menerapkan sebuah pendekatan kontekstual dalam
menyelesaikan permasalahan di atas. Dalam pendekatan kontekstual
(CTL), guru mengaitkan antara materi yang diajarkan dengan situasi
kehidupan nyata peserta didik dan mendorong peserta didik membuat
hubungan antara pengetahuannya dengan penerapannya dalam kehidupan
mereka sebagai anggota keluarga dan masyarakat.
Proses pembelajaran berlangsung alamiah dalam bentuk kegiatan
peserta didik bekerja dan mengalami, bukan mentrasfer pengetahuan dari
guru ke peserta didik. Dengan konsep itu, pembelajaran diharapkan lebih
bisa bermakna bagi peserta didik, sehingga hasil belajar peserta didik
menjadi meningkat dan tercapainya kriteria ketuntasan minimum (KKM).
31
Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran biologi pada materi
pokok ekosistem adalah sebagai berikut:
a. Pendahuluan
Pendahuluan diisi dengan memberi motivasi dan apersepsi kepada
peserta didik dengan cara menggali kemampuan awal peserta didik
tentang konsep yang akan dipelajari. Hal tersebut dapat dilakukan
dengan cara memberikan pertanyan yang berkaitan dengan materi
ekosistem.
b. Pembentukan kelompok
Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang yang memiliki kemampuan
akademik yang heterogen. Pembentukan kelompok yang heterogen
dapat mengoptimalkan proses dan hasil belajar peserta didik.
c. Pemberian masalah
Masing-masing kelompok diberi permasalahan yang berhubungan
dengan materi ekosistem yang harus mereka pecahkan. pemecahan
masalah dilakukan dengan melakukan pengamatan dan mencari
informasi sebanyak-banyaknya mengenai masalah yang harus mereka
pecahkan. Dengan melakukan pengamatan apa yang mereka sering
jumpai bahkan dilakukan dalam kehidupan nyata sehari-hari peserta
didik.
d. Melakukan sharing
Sharing dilakukan agar peserta didik saling melengkapi hasil
kegiatannya. Berupa macam-macam ekosistem yang ada di lingkungan
sekitar serta dapat menyebutkan komponen ekosistem, satuan-satuan
ekosistem dan juga bisa memahami hubungan antar komponen
ekosistem, misalnya menyebutkan komponen biotik; produsen,
konsumen dan pengurai. Satuan ekosistem seperti individu, populasi
dan komunitas. Hubungan antar komponen ekosistem seperti rantai
makanan, jaring-jaring makanan dan piramida makanan.
e. Presentasi
Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil
simpulan sementara mereka. Berupa macam-macam ekosistem yang
32
ada di lingkungan sekitar serta dapat menyebutkan komponen
ekosistem, satuan-satuan ekosistem dan juga bisa memahami
hubungan antar komponen ekosistem, misalnya menyebutkan
komponen biotik; produsen, konsumen dan pengurai. Satuan ekosistem
seperti individu, populasi dan komunitas. Hubungan antar komponen
ekosistem seperti rantai makanan, jaring-jaring makanan dan piramida
makanan.
f. Refleksi
Refleksi yaitu cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau
berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan. Berupa
pelajaran yang didapat dikelas maupun diluar kelas yang mempelajari
tentang ketergantungan dalam ekosistem dimana bahwa setiap
makhluk hidup selalu melakukan interaksi/timbal balik terhadap
lingkungannya.
g. Penutup
Pada tahap ini dilakukan kegiatan menarik kesimpulan. Guru
bersama-sama dengan peserta didik menarik kesimpulan tentang
materi yang sudah dibahas sesuai dengan tujuan pembelajaran.
B. Kerangka Berfikir
Pra siklus (Kondisi awal) Konvensional Hasil (55,75)
Siklus I CTL Hasil (63,125)
Siklus II CTL Hasil (81,375)
C. Kajian Penelitian yang Relevan
Dalam mempersiapkan penelitian ini, penulis terlebih dahulu mempelajari
beberapa buku hasil karya para pakar pendidikan dan juga skripsi yang terkait
dengan penelitian ini, untuk dijadikan dasar landasan teori. Sejauh
33
pengamatan penulis, ada beberapa penelitian yang membahas tentang
pembelajaran kontekstual, diantaranya sebagai berikut.
a) Penelitian Rif’an Ulil Huda, 2008 yang melakukan penelitian tindakan
kelas “Upaya Meningkatkan Semangat Belajar Peserta Didik dalam
pembelajaran Fiqih Melalui Pendekatan Contextual Teaching and
Learning (Studi tindakan di kelas VII MTs Fatahillah Semarang)”. Setelah
dilaksanakan tindakan melalui pembelajaran dengan pendekatan
kontekstual maka suasana kelas menjadi hidup, peserta didik menjadi
semangat belajar dan hasil belajar menjadi maksimal.
b) Skripsi Salamah (1401901068) fakultas ilmu Pendidikan Alam dan
Matematika, UNNES 2005 yang berjudul “Meningkatkan Prestasi Belajar
IPA dengan menggunakan Metode Inquiri pada kelas V SD Darat Lasimin
Semarang”, yang teorinya mengungkapkan tentang peranan metode Inquiri
dalam pembelajaran IPA, bahwa metode Inquiri merupakan proses belajar
yang memberikan kesempatan pada anak didiknya untuk menguji dan
menafsirkan masalah secara sistematis yang memberikan solusi
berdasarkan pembuktian, sehingga dalam kegiatan belajarnya melibatkan
seluruh kemampuan peserta didik secara maksimal untuk mencari dan
menyelidiki secara kritis, logis, dan analitis. Jadi peserta didik dituntut
untuk mengembangkan kemampuan intelektual dan seluruh potensi yang
ada.
c) Selain hal tersebut juga didasarkan pada makalah “Pemilihan Model-
model Pembelajaran Biologi dan Penerapannya di SMP” yang ditulis oleh
Drs. Amin Suyitno, M.Pd. Berisi tentang model-model pembelajaran yang
dapat diterapkan dalam pembelajaran biologi, di dalamnya membahas
tentang macam-macam model pembelajaran seperti model pembelajaran
Cooperative Learning serta bagian-bagiannya, model pembelajaran
Quantum Teaching, termasuk pendekatan kontekstual.
Sedangkan skripsi ini yang berjudul “Pendekatan CTL (Contextual
Teaching and Learning) dalam Meningkatkan Hasil Belajar Siswa Materi
Pokok Ekosistem di Kelas VII MTs Al-Madinah Tegalkubur Yamansari
Lebaksiu-Tegal”, membahas tentang penerapan pendekatan (CTL) untuk
34
meningkatkan hasil belajar peserta didik termasuk aktivitas belajar peserta
didik.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian yang sebelumnya
khususnya pada kajian penelitian pendukung di atas adalah pada skripsi
Rif’an Ulil Huda materi yang dibahas adalah fiqih. Sedangkan skripsi
Salamah membahas metode inkuiri yang mana metode inkuiri itu
komponen dari pendekatan kontekstual.
D. Hipotesis Tindakan
Rumusan hipotesis penelitian merupakan langkah ketiga dalam
penelitian, setelah peneliti mengemukakan landasan teori dan kerangka
berfikir. Hipotesis merupakan jawaban sementara terhadap rumusan masalah
penelitian, dimana rumusan masalah penelitian telah dinyatakan dalam bentuk
kalimat.52
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis tindakan penelitian ini
adalah sebagai berikut:
Melalui penerapan pendekatan kontekstual (CTL), maka hasil belajar
peserta didik kelas VII MTs Al-Madinah Lebaksiu Kabupaten Tegal dalam
pelajaran Biologi materi pokok ekosistem dapat meningkat.
52 Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan R &
B, (Bandung: Alfabeta, 2002), Cet. 3, hlm. 96.
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Tujuan Penelitian
Dalam penelitian ini, tujuan yang hendak dicapai oleh peneliti adalah
sebagai berikut
1. Untuk meningkatkan hasil belajar peserta didik kelas VII di MTs Al-
Madinah Lebaksiu Kabupaten Tegal khususnya pada materi pokok
Ekosistem.
2. Untuk menemukan cara yang efektif dalam penerapan pendekatan
kontekstual dalam pembelajaran biologi khususnya pada materi pokok
Ekosistem.
B. Waktu dan Tempat Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan Februari 2011. Sedangkan
tempat penelitian di MTs Al-Madinah yang beralamat di Jalan Kajenengan
No. 26 Lebaksiu-Tegal.
C. Metode Penyusunan Instrument
Penelitian tindakan kelas (classroom action research), yang merupakan
ragam penelitian pembelajaran yang berkonteks kelas yang dilaksanakan oleh
guru untuk memecahkan masalah-masalah pembelajaran yang dihadapi guru,
memperbaiki mutu dan hasil pembelajaran, dan mencoba hal-hal baru
pembelajaran demi peningkatan mutu dan hasil pembelajaran.1 Berdasarkan
jumlah dan sifat perilaku anggotanya, penelitian tindakan ini berbentuk
kolaboratif. Dalam hal ini peneliti bekerjasama dengan orang lain (ahli)
melakukan setiap langkah penelitian seperti: planning, observing, thinking
action dan reflecting.
Adapun model penelitian tindakan yang digunakan dalam penelitian ini
adalah model Spiral dari Kemmis dan Taggart yang terdiri dari beberapa
siklus tindakan dalam pembelajaran berdasarkan refleksi mengenai hasil
1 Tim Penyusun, Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK )bagiMahasiswa IAIN
Walisongo, (Semarang:Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo, 2008), hlm. 2.
36
tindakan-tindakan pada siklus sebelumnya. Dimana pada setiap siklus tersebut
terdiri dari empat tahapan yang meliputi perencanaan, pelaksanaan,
pengamatan, dan refleksi.
Gambar 3.
Model Penelitian Tindakan Kelas.2
1. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP)
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) pada tiap siklus dibuat
berdasarkan yang disyaratkan dalam kurikulum tingkat satuan pendidikan.
Di dalam RPP tertuang skenario pembelajaran biologi materi pokok
ekosistem dengan menggunakan pendekatan kontekstual.
2. Tugas Rumah
Pemberian tugas rumah ini dimaksudkan untuk mendalami materi
ekosistem agar mencapai kompetensinya, selain itu untuk melatih peserta
didik menyelesaikan masalah secara mandiri.
2 Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008),
cet. 6, hlm. 16.
Perencanaan
SIKLUS I
pengamatan
perencanaan
SIKLUS II
pengamatan
pelaksanaan
pelaksanaan
refleksi
refleksi
?
37
3. Instrument Pengamatan
Dalam hal ini untuk mengukur selama proses pelaksanaan
pembelajaran, baik mengamati aktivitas, ketrampilan, kerjasama dalam
kelompok.
4. Tes Akhir
Untuk mengukur keberhasilan pembelajaran dengan penerapan
pendekatan kontekstual.
D. Rencana Kegiatan Penelitian Tindakan Kelas
Sebelum mengadakan penelitian, peneliti membuat rencana pembelajaran
dan soal tes akhir pembelajaran tiap siklus. Proses penyusunannya melalui
tahapan sebagai berikut:
1. Peneliti mengumpulkan bahan dan materi dari berbagai sumber (buku-
buku, internet, dan lain-lain) untuk dibuat rencana pembelajaran dan soal
tes.
2. Peneliti mengkonsultasikan soal-soal dan rencana pembelajaran yang
masih mentah dengan dosen pembimbing dan guru mitra selaku
kolabolator untuk memperbaikinya, sehingga menjadi draf yang layak
digunakan dalam penelitian.
3. Peneliti melakukan proses akhir yaitu mencetak rencana pembelajaran dan
soal tes tiap siklus tersebut sehingga siap digunakan dalam pembelajaran.
Dalam penelitian ini yang bertindak sebagai guru adalah guru biologi
kelas VII. Guru mitra dan peneliti sebagai pengamat aktif. Panduan
diselenggarakan secara kolaborasi-partisipasi antara dosen, mahasiswa,
dan guru kelas (keterlibatan sebagai praktisi dan pengkaji luar).
Kegiatan penelitian tindakan kelas ini dirancang dan akan
dilaksanakan dalam 3 tahap siklus, yaitu pra siklus, siklus 1, dan siklus 2.
Pra siklus dilakukan untuk mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang
belum menggunakan pendekatan kontekstual dalam proses kegiatan
belajar mengajar. Sedangkan siklus 1 dan siklus 2 terdiri atas perencanaan,
pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi. Pelaksanaan tiap siklus akan
diambil satu kelas yang sama. Hal ini ditempuh untuk membandingkan
38
dan menggambarkan proses pembelajaran pada tiap-tiap siklus. Sebagai
langkah-langkah besar yang akan dilakukan adalah sebagai berikut:
Pra siklus
Dalam pra siklus ini peneliti akan melihat pembelajaran biologi pada
materi pokok ekosistem di kelas. Pada pelaksanaan pra siklus ini guru
masih menggunakan metode pembelajaran yang konvensional yaitu belum
menggunakan pendekatan kontekstual dalam pembelajarannya. Dalam
pembelajaran konvensional ini murid masih monoton mendengarkan
penjelasan guru, dan murid juga masih pasif dalam proses belajar
mengajar, murid datang, duduk, nonton, latihan dan lupa. Di dalam kelas
sangat begitu monoton karena guru mendominasi jalannya proses belajar
mengajar, guru memberikan materi dan murid mendengarkan di dalam
kelas tidak begitu hidup proses belajar mengajarnya sehinga murid merasa
jenuh dan bosan, itulah yang terjadi saat pembelajaran konvensional yang
diterapkan.
Dalam pelaksanaan pembelajaran pada pra siklus ini juga akan diukur
dengan indikator penelitian yaitu akan dilihat aktivitas peserta didik dalam
proses pembelajaran, serta hasil belajar peserta didik. Hal ini dilakukan
sebagai dasar untuk membandingkan keberhasilan pembelajaran dengan
penerapan pendekatan kontekstual pada siklus 1 dan siklus 2.
Siklus 1
1) Perencanaan
a) Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang telah disiapkan
(RPP, soal evaluasi, soal tugas rumah)
b) RPP harus menggambarkan pelaksanaan pembelajaran yang
menggunakan pendekatan kontekstual
2) Pelaksanaan
Guru meleksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
disiapkan. Adapun langkah-langkah pembelajaran dengan
39
menggunakan pendekatan kontekstual pada materi pokok ekosistem
pada siklus 1 secara garis besar adalah sebagai berikut:
a) Menyiapkan sarana pembelajaran
b) Guru membuka pelajaran dengan salam
c) Mengadakan presensi terhadap kehadiran peserta didik
d) Guru memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran
dan tugas yang harus dilaksanakan peserta didik secara singkat,
dan penuh kehangatan.
e) Guru menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan kontekstual pada materi pokok ekosistem.
f) Guru mereview materi tentang ekosistem (komponen ekosistem,
satuan-satuan ekosistem dan hubungan antar komponen ekosistem)
yang sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
g) Guru mulai mempraktikkan pendekatan kontekstual dalam
pembelajaran pada materi pokok ekosistem. Adapun langkah-
langkahnya:
1) Guru membentuk kelompok belajar heterogen (4-5 siswa) dan
mengatur tempat duduk siswa agar setiap anggota kelompok
dapat saling bertatap muka (pembentukan kelompok didasarkan
atas nilai rata-rata ulangan guru sebelumnya).
2) Guru memberikan kegiatan yang terencana (bisa lewat alat
peraga, permainan dan sebagainya) yang mengarahkan peserta
didik dapat menemukan atau mengkontruksi pengetahuannya
sendiri.
3) Peserta didik mengerjakan kegiatan yang dirancang guru secara
informal berdasarkan pengetahuan yang dimiliki peserta didik.
4) Guru memberitahukan agar peserta didik saling kerjasama dan
saling membantu sesuai kelompoknya masing-masing.
5) Guru mengamati/menilai/memeriksa hasil pekerjaan peserta
didik. Guru menghargai keberagaman jawaban peserta didik.
40
6) Guru dapat meminta 1 atau 2 peserta didik untuk
mendemonstrasikan temuannya (cara menyelesaikan masalah)
di depan kelas.
7) Dengan tanya jawab, guru dapat mengulangi jawaban peserta
didik agar peserta didik yang lainnya memiliki gambaran yang
jelas tentang pola pikir peserta didik yang telah menyelesaikan
soal tersebut. Dalam hal ini guru bertindak sebagai nara sumber
atau fasilitator.
8) Guru membubarkan kelompok yang dibentuk dan peserta didik
kembali ke tempat duduk masing-masing.
h) Guru memberikan motivasi dan kesempatan kepada peserta didik
untuk bertanya.
i) Setelah itu, peserta didik bersama guru menyimpulkan materi yang
telah dipelajari.
j) Guru memberikan soal tes evaluasi secara individual kepada
peserta didik berkenaan materi tentang ekosistem.
3) Pengamatan
a) Selama proses pembelajaran untuk mengetahui aktivitas peserta
didik dalam pelaksanakan pembelajaran.
b) Hasil evaluasi (tes)
c) Dengan mencatat keberhasilan dan hambatan-hambatan yang
dialami dalam proses pembelajaran yang belum sesuai dengan
harapan penelitian
4) Refleksi
a) Secara kolaboratif guru mitra dan peneliti menganalisis dan
mendiskusikan hasil pengamatan. Selanjutnya membuat suatu
refleksi mana yang perlu dipertahankan dan mana yang perlu
diperbaiki untuk siklus ke 2 nantinya.
b) Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1.
41
Siklus 2
Untuk pelaksanaan siklus 2 secara teknis sama seperti pelaksanaan
siklus 1. langkah-langkah besar dalam siklus 2 ini yang perlu ditekankan
mulai dari perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi (siklus 2
merupakan perbaikan dari siklus 1 berdasarkan hasil refleksi siklus 1) akan
dijelaskan sebagai berikut:
1) Perencanaan
Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk
siklus 2 dengan melakukan revisi sesuai hasil siklus 1.
2) Pelaksanaan
Guru melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
disiapkan sesuai revisi berdasarkan evaluasi pada siklus 1. Adapun
langkah-langkah pembelajarannya sama seperti langkah-langkah pada
siklus 1. Dalam siklus 2 membahas tentang sub materi pokok
hubungan antar komponen ekosistem dan mengembangkan materi
sebelumnya. Dalam pelaksanaannya siswa selain belajar berkelompok
di dalam kelas, siswa juga belajar di luar kelas dalam menemukan
permasalahan dalam pembelajarannya. Disini guru juga ikut berperan
aktif dalam membimbing dan mengamati saat siswa belajar di dalam
kelas maupun diluar kelas, saat belajar di luar kelas banyak siswa yang
belum begitu faham tentang materi hubungan antar komponen
ekosistem, guru disini slalu mendampingi saat belajar di luar jadi saat
siswa ada pertanyaan yang kira-kira siswa belum tahu guru bisa
menjelaskan sekilas meskipun sebelumnya sudah dijelaskan oleh guru.
Disaat belajar di luar sudah selesai maka siswa dituntut untuk
mempresentasikan hasilnya di depan kelas dihadapan siswa lainnya,
perkelompok mewakili satu anak maju untuk presentasi membahas
hasil penemuannya disaat belajar di luar, ada beberapa anak yang
mengajukan pertanyaan kepada setiap kelompok yang maju dan setiap
pertanyaan dicatat guru untuk dibahas bersama-sama. Setelah semua
kelompok sudah mempresentasikan, maka guru disini berperan aktif
42
dalam menjelaskan materi hubungan antar komponen ekosistem yang
siswa presentasikan di depan kelas.
3) Pengamatan
Guru melakukan pengamatan yang sama pada seperti siklus 1,
dalam proses pembelajarannya guru bisa lebih tahu aktivitas peserta
didik karena guru ikut adil dalam peran diskusi siswa, guru juga
melakukan evaluasi di siklus 2 serta mencatat keberhasilan dan
hambatan yang dialami dalam proses pembelajaran pada pelaksanaan
siklus 2.
4) Refleksi
Refleksi pada siklus 2 ini dilakukan untuk melakukan
penyempurnaan modul pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan kontekstual yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas
peserta didik dalam proses pembelajaran dan hasil belajar peserta didik
pada mata pelajaran biologi, khususnya pada materi pokok ekosistem.
E. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan beberapa metode untuk
mendapatkan informasi yang dibutuhkan antara lain sebagai berikut:
1. Pengamatan (observasi)
Pengamatan (observasi) adalah metode pengumpulan data dimana
peneliti atau kolaboratornya mencatat informasi sebagainya yang mana
mereka saksikan selama penelitian. Penyaksian terhadap peristiwa-
peristiwa itu bisa dengan melihat, mendengarkan, merasakan, yang
kemudian dicatat seobjektif mungkin.3
2. Tes
Tes adalah serentetan pertanyaan atau latihan serta alat lain yang
digunakan untuk mengukur ketrampilan, pengetahuan inteligensi,
kemampuan atau bakat yang dimiliki oleh individu atau kelompok.4
Metode tes digunakan peneliti untuk mengetahui prestasi belajar
peserta didik yang telah melakukan pembelajaran biologi khususnya pada
3 W. Gulo, Metode Penelitian, (Jakarta: Grasindo, cetakan ketiga, 2004), hlm. 116.
4 Suharsimi Arikunto, hlm. 150
43
materi pokok ekosistem melalui penerapan pendekatan kontekstual dalam
proses pembelajarannya.
F. Teknik Analisis Data
Setelah data terkumpul, langkah selanjutnya adalah menganalisa data
tersebut. Dalam analisis ini, penulis menggunakan langkah-langkah sebagai
berikut:
1. Analisis hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam pembelajaran
melalui pendekatan kontekstual pada saat proses belajar mengajar
berlangsung. Adapun kriteria penilaian untuk lembar pengamatan aktivitas
peserta didik adalah sebagai berikut:
a. Penilaian pertama apabila banyaknya peserta didik yang melakukan
aktivitas terhitung ≤ 25% dari jumlah yang hadir, berarti penilaian
peserta didik dalam pembelajaran masih tergolong jelek.
b. Penilaian kedua apabila banyaknya peserta didik yang melakukan
aktivitas terhitung > 25% dan ≤ 50% dari jumlah yang hadir, berarti
penilaian peserta didik dalam pembelajaran tergolong cukup.
c. Penilaian ketiga apabila banyaknya peserta didik yang melakukan
aktivitas terhitung > 50% dan ≤ 75% dari jumlah yang hadir, berarti
penilaian peserta didik dalam pembelajaran tergolong baik.
d. Penilaian keempat apabila banyaknya peserta didik yang melakukan
aktivitas terhitung > 75% dari jumlah yang hadir, berarti penilaian
peserta didik dalam pembelajaran tergolong baik sekali
2. Data tentang hasil belajar setiap siklus diperoleh dari hasil tes setiap akhir
siklus dan data hasil belajar secara keseluruhan setelah diterapkannya
pendekatan kontekstual dalam proses pembelajarannya. Adapun langkah
perhitungan adalah dengan cara menghitung presentase jawaban benar
yang dicapai setiap peserta didik yang dirumuskan sebagai berikut:
%100XN
NN
T
KP =
Keterangan:
PN = Nilai persentase
44
KN = Nilai yang didapat
TN = Nilai jika semua benar
Dari perhitungan ini, peneliti akan dapat mengetahui sampai sejauh
mana tingkat keberhasilan peserta didik atas materi yang diajarkan ditinjau
dari sudut kriteria keberhasilan belajar (indikator keberhasilan) yang
diharapkan atau yang telah ditetapkan.
Selain itu, hasil perhitungan dari hasil masing-masing tes kemudian
dibandingkan antara siklus 1, siklus 2, hasil ini akan memberikan
gambaran mengenai presentase peningkatan hasil belajar peserta didik
setelah mengikuti pembelajaran dengan penerapan pendekatan
kontekstual.
G. Indikator Keberhasilan
1. Tercapainya tujuan ke 1, yaitu meningkatkan hasil belajar peserta didik
(termasuk aktivitas peserta didik) kelas VII MTs Al-Madinah Lebaksiu-
Tegal pada materi pokok ekosistem. Apabila peran guru selama proses
pembelajaran sesuai dengan skenario dan aturan-aturan dalam proses
pembelajaran yang menggunakan pendekatan kontekstual, sehingga
mampu meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik dengan
indikator sebagai berikut.
a. Aktivitas belajar peserta didik telah mencapai kriteria baik sekali,
dengan jumlah presentase aktivitas belajar dalam kegiatan
pembelajaran sekurang-kurangnya 75%.
b. Hasil belajar peserta didik yang berupa nilai tes peserta didik (setelah
tindakan penelitian) lebih dari atau sama dengan 60,0 sebanyak 75%
dari seluruh peserta didik di kelas VII MTs Al-Madinah Lebaksiu-
Tegal dan rata-rata kelas lebih dari 7,0.
2. Ditemukannya cara yang paling efektif dalam menerapkan pendekatan
kontekstual.
45
H. Jadwal Pelaksanaan Penelitian
Berikut ini merupakan jadwal rencana kegiatan penelitian tindakan kelas
yang akan dilaksanakan di MTs Al-Madinah Tegalkubur Yamansari Lebaksiu-
Tegal.
Tabel 2. Jadwal pelaksanaan penelitian.
No. Rencana Kegiatan Minggu ke
1. Persiapan 1 2 3 4
Menyusun jadwal dan konsep penelitian, hari
Rabu tanggal 2 Pebruari
X
Membuat kesepakatan dengan guru mitra
(kolaborator), hari Jumat tanggal 4 Pebruari
X
Observasi data geografis dan histories MTs Al-
Madinah Lebaksiu-Tegal, hari Sabtu tanggal 5
Pebruari
X
Mencari data kelas VII, hari Senin tanggal 7
Pebruari
X
2. Pelaksanaan
Menyiapkan kelas dan alat, hari Selasa tanggal
8 Pebruari
X
Melakukan tindakan pra siklus, hari Kamis
tanggal 10 Pebruari
X
Melakukan tindakan siklus I, hari Senin tanggal
14 Pebruari
X
Melakukan tindakan siklus II, hari Kamis dan
Senin tanggal 17 dan 21 Pebruari
X
3. Penyusunan Laporan
Menyusun konsep laporan, hari Rabu-Kamis
tanggal 23-24 Pebruari
X
Penyelesaian laporan, hari Sabtu tanggal 26
Pebruari
X
46
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Profil MTs Al-Madinah Lebaksiu-Tegal
1. Identitas Madrasah
Nama madrasah : MTs Al-Madinah
Alamat : Jl. Kajenengan No. 26
Kecamatan : Lebaksiu
Kabupaten : Tegal
Provinsi : Jawa Tengah
No. Telp. : 081326982059
Nama Yayasan : YPI Al-Madinah
N S M : 212332806063
Tahun Berdiri : 2008
Nama Kepala Madrasah : Muhtar Hudori, S.Ag
No. HP. Kepala Madrasah : 081902426391
2. Misi, Visi dan Tujuan
a. Misi :
1. Terselenggaranya pendidikan yang berciri khas islami yang
diharapkan peserta didik dapat mengamalkan dalam kehidupan
sehari-hari.
2. Terbinanya akhlak Al-Karimah pada peserta didik sebagai wujud
dan hubungan kepada Allah SWT, hubungan kepada manusia dan
hubungan kepada alam.
3. Mengembangkan IPTEK dan yang berdayaguna dalam
menghadapi era globalisasi sehingga mampu meningkatkan daya
saing yang produktif.
4. Mengembangkan kinerja personil dalam lembaga pendidikan guna
mencapai keberhasilan pendidikan dan pengajaran.
b. Visi :
“Mencetak pribadi, berprestasi, terampil dan berakhlak Al-Karimah”
47
c. Tujuan :
Mempersiapkan peserta didik dalam menghadapi masa yang akan
datang yang memiliki IPTEK dan ketrampilan yang berdayaguna yang
siap menghadapi masa mendatang, yang dilandasi nilai keimanan dan
ketaqwaan.
3. Sejarah Berdirinya MTs
MTs Al-Madinah Tegalkubur merupakan lembaga pendidikan
islam yang didirikan oleh Yayasan Al-Madinah Tegalkubur pada tahun
2008 yang bernuansa islami dengan tujuan mempersiapkan peserta didik
dalam menghadapi masa yang akan datang yang memiliki IPTEK dan
keterampilan yang berdayaguna yang siap menghadapi masa mendatang
yang dilandasi nilai keimanan dan ketaqwaan, berdirinya mts al-madinah
dilatarbelakangi oleh arus modernisasi dan globalisasi yang sangat deras
yang mengharuskan kita mampu membendungnya keilmuan, ketrampilan
dan nilai-nilai agama islam.
Pada saat itu masyarakat sekitar mempunyai problem
perekonomian yang sangat kurang jadi anak-anak kurang mendapatkan
pendidikan yang layak yaitu pendidikan wajib 9 tahun, kebanyakan
masyarakat disekitar bahwa anaknya kalau sudah tamat SD disuruh orang
tuanya bekerja baik diladangnya sendiri ataupun ladangnya orang lain
bahkan tidak sedikit banyak yang mengadu nasib di negeri orang ada pula
yang merantau di kota-kota lain, profesi pekerjaan masyarakat setempat
yang merantau di kota kebanyakan hanya pedagang martabak jadi sangat
susah kalau orang tua sampai bisa menyekolahkan anak-anaknya
kejenjang pendidikan yang lebih tinggi.
Untuk itu MTs Al-Madinah memiliki jalan keluar agar masyarakat
setempat bisa merasakan pendidikan wajib 9 tahun, dengan cara
didirikannya MTs Al-Madinah sekolah yang gratis bagi masyarakat
setempat agar generasi yang mendatang bisa merasakan pendidikan wajib
9 tahun, serta dapat untuk mengantisipasi dampak dari globalisasi dan
modernisasi dibidang ekonomi, agama dan budaya. Insya Allah MTs Al-
Madinah Tegalkubur siap berdayaguna untuk mencetak generasi yang
48
berprestasi, trampil dan berakhal Al-Karimah dengan metode pengajaran
dan pendidikan yang diterapkan di MTs Al-Madinah.
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Pendekatan kontekstual (Contextual Teaching and Learning) disingkat
CTL merupakan konsep dasar belajar yang membantu guru mengaitkan antara
materi yang diajarkan dengan situasi dunia nyata peserta didik dan mendorong
peserta didik membuat hubungan antara pengetahuan yang dimilikinya dengan
penerapannya dalam kehidupan mereka sebagai anggota keluarga dan
masyarakat.
Dalam pembelajaran kontekstual, terdapat tujuh komponen yang
diterapkan, yaitu kontruktivisme, menemukan, bertanya, masyarakat belajar,
pemodelan, refleksi, dan penilaian yang sebenarnya. Dalam proses
pembelajarannya ketujuh komponen tersebut saling berkaitan.
Adapun langkah-langkah dalam pembelajaran biologi pada materi pokok
ekosistem adalah sebagai berikut:
1. Pendahuluan
Pendahuluan diisi dengan memberi motivasi dan apersepsi kepada
peserta didik dengan cara menggali kemampuan awal peserta didik tentang
konsep yang akan dipelajari. Hal tersebut dapat dilakukan dengan cara
memberikan pertanyan yang berkaitan dengan materi ekosistem.
2. Pembentukan kelompok
Setiap kelompok terdiri dari 4-5 orang yang memiliki kemampuan
akademik yang heterogen. Pembentukan kelompok yang heterogen dapat
mengoptimalkan proses dan hasil belajar peserta didik.
3. Pemberian masalah
Masing-masing kelompok diberi permasalahan yang harus mereka
selesaikan. Penyelesaian masalah dilakukan dengan melakukan
pengamatan dan mencari informasi sebanyak-banyaknya mengenai
masalah yang harus mereka pecahkan. Dengan melakukan pengamatan apa
yang mereka sering jumpai bahkan dilakukan dalam kehidupan nyata
sehari-hari peserta didik.
49
4. Melakukan sharing
Sharing dilakukan agar peserta didik saling melengkapi hasil
kegiatannya.
5. Presentasi
Setiap kelompok diberi kesempatan untuk mempresentasikan hasil
simpulan sementara mereka.
6. Refleksi
Refleksi yaitu cara berfikir tentang apa yang baru dipelajari atau
berpikir ke belakang tentang apa-apa yang sudah dilakukan.
7. Penutup
Pada tahap ini dilakukan kegiatan menarik kesimpulan. Guru bersama-
sama dengan peserta didik menarik kesimpulan tentang materi yang sudah
dibahas sesuai dengan tujuan pembelajaran.
Dalam pelaksanaan proses pembelajaran, peneliti menggunakan
tahapan-tahapan yang disusun dalam siklus, dan setiap siklus dilaksanakan
dengan pembahasan materi yang berbeda serta dilaksanakan sesuai perubahan
yang diinginkan. Dalam penelitian tindakan kelas ini, yang menjadi subjek
penelitian adalah peserta didik kelas VII B MTs Al-Madinah Lebaksiu-Tegal.
Kegiatan penelitian tindakan kelas ini, telah dilaksanakan dalam 3
tahap siklus yaitu pra siklus, siklus I dan siklus II. Pra siklus dilakukan untuk
mengetahui pelaksanaan pembelajaran yang belum menggunakan pendekatan
kontekstual dalam proses kegiatan belajar mengajar. Sedangkan siklus I dan II
terdiri atas perencanaan, pelaksanaan, pengamatan, dan refleksi.
1. Hasil Pelaksanaan Penelitian Pra Siklus (Kamis, 10 Pebruari 2011)
Dalam pelaksanaan Pra Siklus ini, guru masih menggunakan metode
konvensional dalam proses pembelajarannya. Maka dalam Pra Siklus ini,
tidak menggunakan pembagian atau pembentukan kelompok. Dalam hal
ini guru menguasai penuh proses pembelajaran. Pada pelaksanaan Pra
Siklus materi yang disampaikan adalah tentang komponen ekosistem dan
satuan-satuan ekosistem.
50
Setelah diadakan ulangan didapat nilai rata-rata kelas 55,75, dengan
banyaknya peserta didik yang tuntas hanya 45% dan yang tidak tuntas
sebanyak 55%. Ini berarti sebagian besar peserta didik kelas VII B tersebut
belum dapat menyelesaikan evaluasi dengan baik. Begitu juga dengan
aktivitas peserta didik kelas VII B yang masih 58,23%. Pada umumnya
peserta didik masih takut salah, takut mengungkapkan pendapatnya karena
guru sangat mendominasi jalannya proses pembelajaran.
Pada pelaksanaan pra siklus ini, hasil dan aktivitas belajar dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Tabel 3. Hasil Pengamatan Pra Siklus
No Indikator Hasil pengamatan
1.
2.
3.
Aktivitas Belajar
Hasil Belajar (Nilai Rata-Rata Kelas)
Ketuntasan Peserta Didik
58,23%
55,75
45%
Pada pra siklus ini juga bisa dilihat tabel hasil nilai siswa dalam bentuk
interval.
Tabel Hasil Nilai Siswa pada Pra Siklus
No Interval frekuensi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
65 – 69
60 – 64
55 – 59
50 – 54
45 – 49
40 – 44
11
7
7
8
6
1
Jumlah 40
2. Hasil Pelaksanaan Penelitian Siklus I (Senin, 14 Pebruari 2011)
Tahap-tahap pelaksanaan dalam siklus I :
1) Perencanaan
Membuat RPP yang menggambarkan pelaksanaan pembelajaran
yang menggunakan pendekatan kontekstual.
51
2) Pelaksanaan
Meleksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
disiapkan. Langkah yang ditempuh dalam pembelajaran dengan
menggunakan pendekatan kontekstual pada materi pokok ekosistem :
a) Menyiapkan sarana pembelajaran
b) Membuka pelajaran dengan salam
c) Mengadakan presensi terhadap kehadiran peserta didik
d) Memberikan informasi awal tentang jalannya pembelajaran dan
tugas yang harus dilaksanakan peserta didik secara singkat, dan
penuh kehangatan.
e) Menyampaikan tujuan pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan kontekstual.
f) Mereview materi tentang ekosistem (komponen ekosistem, satuan-
satuan ekosistem dan hubungan antar komponen ekosistem) yang
sering ditemukan dalam kehidupan sehari-hari peserta didik.
g) Mulai mempraktikkan pendekatan kontekstual dalam pembelajaran
pada materi pokok ekosistem:
1) Membentuk kelompok belajar heterogen (4-5 siswa) dan
mengatur tempat duduk siswa agar setiap anggota kelompok
dapat saling bertatap muka.
2) Memberikan kegiatan yang terencana yang mengarahkan
peserta didik dapat menemukan atau mengkontruksi
pengetahuannya sendiri.
3) Siswa mengerjakan kegiatan yang dirancang secara informal
berdasarkan pengetahuan yang dimilikinya.
4) Memberitahukan agar siswa saling kerjasama dan saling
membantu sesuai kelompoknya masing-masing.
5) Mengamati/menilai/memeriksa hasil pekerjaan siswa.
menghargai keberagaman jawaban siswa.
6) Meminta 1 atau 2 siswa untuk mendemonstrasikan temuannya
(cara menyelesaikan masalah) di depan kelas.
52
7) Dengan tanya jawab, dapat mengulangi jawaban siswa agar
siswa yang lainnya memiliki gambaran yang jelas tentang pola
pikir siswa yang telah menyelesaikan soal tersebut.
8) Membubarkan kelompok yang dibentuk dan siswa kembali ke
tempat duduk masing-masing.
h) Memberikan motivasi dan kesempatan kepada siswa untuk
bertanya.
i) Setelah itu, menyimpulkan materi yang telah dipelajari.
j) Memberikan soal tes evaluasi secara individual kepada siswa
berkenaan materi tentang ekosistem.
3) Pengamatan
Selama proses pembelajaran untuk mengetahui aktivitas siswa
dalam pelaksanakan pembelajaran.
4) Refleksi
Membuat simpulan sementara terhadap pelaksanaan siklus 1.
Berdasarkan hasil pelaksanaan Siklus I, dapat menunjukkan
peningkatan dalam hal hasil belajar maupun aktivitas peserta didik. Hal ini
dapat dilihat dari peningkatan hasil belajar maupun aktivitas peserta didik
dari pra siklus (sebelum penerapan pendekatan kontekstual) dibandingkan
dengan Siklus I (setelah diterapkannya pendekatan kontekstual). Hasil
belajar dalam pelaksanaan siklus I didapat nilai rata-rata 63,125 dan
aktivitas peserta didik 67,97%. Sedangkan peserta didik yang tuntas
sebanyak 85% dari 40 peserta didik yang hadir dalam mengikuti tes
evaluasi siklus I. jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 34 dan yang
tidak tuntas ada 6 anak.
Peningkatan tersebut tidak lepas dari keseriusan peserta didik dalam
mengikuti kegiatan pembelajaran. Terutama kerjasamanya dengan teman
lain dalam kelompok untuk mengkonstruksi pengetahuannya untuk
menemukan penyelesaian yang harus mereka selesaikan. Dalam proses
penyelesaian masalah yang dihadapi, peserta didik mengeluarkan segala
pengetahuannya untuk sharing antar teman dalam kelompok. Walaupun
dalam siklus I ini peserta didik masih belum bisa secara maksimal dalam
53
proses pembelajaran, terutama dalam hal mengeluarkan pendapatnya
untuk menjawab pertanyaan dari guru maupun mengerjakan soal di depan
(mendemonstrasikan hasil diskusi) karena masih takut salah atas
penyelesaian yang mereka selesaikan.
Walaupun dalam pelaksanaan siklus I hasil belajar sudah mencapai
indikator, akan tetapi aktivitas peserta didik masih belum mencapai
indikator yang diinginkan oleh peneliti yaitu sekurang-kurangnya 75%.
Guru berusaha dengan pendekatan memotivasi agar peserta didik lebih
bisa percaya diri dalam mengeluarkan pendapatnya dan kemampuannya.
Pada pelaksanaan siklus I, hasil dan aktivitas belajar dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Tabel 4. Hasil Pengamatan Siklus I
No Indikator Hasil pengamatan
1.
2.
3.
Aktivitas Belajar
Hasil Belajar (Nilai Rata-Rata Kelas)
Ketuntasan Peserta Didik
67,97%
63,125
85%
Pada siklus I ini juga bisa dilihat tabel hasil nilai siswa dalam bentuk
interval.
Tabel Hasil Nilai Siswa pada Siklus I
No Interval frekuensi
1.
2.
3.
4.
5.
6.
70 – 75
64 – 69
58 – 63
52 – 57
46 – 51
40 – 45
11
11
12
5
-
1
Jumlah 40
54
3. Hasil Pelaksanaan Penelitian Siklus II (17 dan 21 Pebruari 2011)
Tahap-tahap pelaksanaan dalam siklus II :
1) Perencanaan
Meninjau kembali rancangan pembelajaran yang disiapkan untuk
siklus 2 dengan melakukan revisi sesuai hasil siklus 1.
2) Pelaksanaan
Melaksanakan pembelajaran sesuai dengan RPP yang telah
disiapkan sesuai revisi berdasarkan evaluasi pada siklus 1. langkah
dalam pembelajarannya sama seperti pada siklus 1. Dalam siklus 2
membahas tentang sub materi pokok hubungan antar komponen
ekosistem dan mengembangkan materi sebelumnya. Dalam
pelaksanaannya siswa selain belajar berkelompok di dalam kelas,
siswa juga belajar di luar kelas dalam menemukan permasalahan dalam
pembelajarannya. Disini guru juga ikut berperan aktif dalam
membimbing dan mengamati saat siswa belajar di dalam kelas maupun
diluar kelas, saat belajar di luar kelas banyak siswa yang belum begitu
faham tentang materi hubungan antar komponen ekosistem, guru disini
slalu mendampingi saat belajar di luar jadi saat siswa ada pertanyaan
yang kira-kira siswa belum tahu guru bisa menjelaskan sekilas
meskipun sebelumnya sudah dijelaskan.
Disaat belajar di luar sudah selesai maka siswa dituntut untuk
mempresentasikan hasilnya di depan kelas dihadapan siswa lainnya,
perkelompok mewakili satu anak maju untuk presentasi membahas
hasil penemuannya disaat belajar di luar, ada beberapa anak yang
mengajukan pertanyaan kepada setiap kelompok yang maju dan setiap
pertanyaan dicatat guru untuk dibahas bersama-sama. Setelah semua
kelompok sudah mempresentasikan, maka guru disini berperan aktif
dalam menjelaskan materi hubungan antar komponen ekosistem yang
siswa presentasikan di depan kelas.
3) Pengamatan
Melakukan pengamatan yang sama pada seperti siklus 1, dalam
proses pembelajarannya guru bisa lebih tahu aktivitas siswa karena
55
guru ikut andil dalam peran diskusi siswa, guru juga melakukan
evaluasi di siklus 2 serta mencatat keberhasilan dan hambatan yang
dialami dalam proses pembelajaran pada pelaksanaan siklus 2.
4) Refleksi
Refleksi pada siklus 2 ini dilakukan untuk melakukan
penyempurnaan modul pembelajaran dengan menggunakan
pendekatan kontekstual yang diharapkan dapat meningkatkan aktivitas
siswa dalam proses pembelajaran dan hasil belajar.
Aktivitas belajar peserta didik pada siklus II lebih baik dibanding pada
siklus I, hal ini dikarenakan peserta didik mulai terbiasa dalam
pelaksanaan pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Disamping itu
peserta didik mulai tumbuh kepercayaan diri dalam dirinya untuk bisa
menyelesaikan masalah. Secara tidak langsung hal ini bisa membuat
peserta didik tidak takut lagi salah, dan tidak takut lagi untuk
mengeluarkan pendapatnya untuk menyelesaikan masalah.
Dalam pelaksanaan siklus II terjadi 2x pertemuan, pertemuan pertama
pada hari Kamis tanggal 17 Pebruari dan pertemuan kedua pada hari Senin
tanggal 21 Pebruari. Hal ini dikarenakan materi yang diajarkan (hubungan
antar komponen ekosistem) cukup menyita waktu sehingga waktu 1x
pertemuan tidak cukup. Pada pertemuan pertama hanya membahas tentang
materi, sedangkan untuk tes siklus dilaksanakan pada hari Senin tanggal
21 Pebruari.
Aktivitas peserta didik dalam pelaksanaan siklus II mencapai 90,3%,
sedangkan hasil belajar peserta didik juga mengalami peningkatan yaitu
dengan nilai rata-rata 81,375. Peserta didik yang tuntas mencapai 92,50%
dari 40 peserta didik yang mengikuti tes. Jumlah peserta didik yang tuntas
sebanyak 37 dan yang tidak tuntas ada 3 anak.
Hal ini menunjukkan bahwa setiap siklusnya peserta didik mengalami
peningkatan baik dalam hal hasil belajar maupun aktivitas peserta didik
yang ditandai dengan meningkatnya nilai rata-rata peserta didik dan
ketuntasan dalam pembelajaran materi dan meningkatnya aktivitas peserta
didik dalam kegiatan belajar mengajar.
56
Pada pelaksanaan siklus II, hasil dan aktivitas belajar dapat dilihat
dalam tabel berikut.
Tabel 5. Hasil Pengamatan Siklus II
No Indikator Hasil pengamatan
1.
2.
3.
Aktivitas Belajar
Hasil Belajar (Nilai Rata-Rata Kelas)
Ketuntasan Peserta Didik
90,3%
81,375
92,50%
Pada siklus II ini juga bisa dilihat tabel hasil nilai siswa dalam bentuk
interval.
Tabel Hasil Nilai Siswa pada Siklus II
No Interval frekuensi
1.
2.
3.
4.
5.
90 – 100
79 – 89
68 – 78
57 – 67
46 – 56
9
20
8
-
3
Jumlah 40
Berdasarkan hasil pengamatan aktivitas peserta didik dalam
pembelajaran di kelas VII B selama pembelajaran berlangsung (bertindak
sebagai guru adalah Ida Isnaini (guru biologi kelas VII), guru mitra dan
peneliti sebagai pengamat/observer) secara keseluruhan diperoleh data
sebagai berikut:
a. Pada pra siklus (Kamis, 10 Pebruari 2011) persentase aktivitas peserta
didik 58,23% sehingga, dapat dikatakan bahwa banyak peserta didik
yang melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran berkriteria baik.
b. Pada siklus I (Senin, 14 Pebruari 2011) persentase aktivitas peserta
didik adalah 67,97% sehingga, dapat dikatakan bahwa banyak peserta
57
didik yang melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran berkriteria
baik.
c. Pada siklus II (17 dan 21 Pebruari 2011) persentase aktivitas peserta
didik adalah 90,3% sehingga, dapat dikatakan bahwa banyak peserta
didik yang melakukan aktivitas dalam proses pembelajaran berkriteria
baik sekali.
Dari data di atas, kemudian divisualisasikan dalam bentuk
histrogram seperti tampak dalam gambar 4 berikut ini.
0
20
40
60
80
100
Dalam persen (%)
Pra Siklus Siklus I Siklus II
Siklus
Grafik Hasil pengamatan aktivitas peserta didik
Gambar 4.1
Histogram Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik dalam Proses
Pembelajaran
Sedangkan hasil belajar peserta didik, diperoleh perbedaan rata-
rata nilai tes pembelajaran pada setiap akhir siklus. Adapun rata-rata tes
pembelajaran setiap siklus diperoleh data sebagai berikut.
a. Hasil tes pra siklus (Kamis, 10 Pebruari 2011) rata-rata nilai tes adalah
55,75 dari 40 peserta didik yang mengikuti tes, dengan banyaknya
peserta didik 45% (18 anak) yang tuntas dan 55% (22 anak) yang
tidak tuntas.
58
b. Pada siklus I (Senin, 14 Pebruari 2011) rata-rata nilai tes adalah 63,125
dari 40 peserta didik yang mengikuti tes, dengan banyaknya peserta
didik 85% (34 anak) yang tuntas dan 15% (6 anak) yang tidak tuntas.
c. Pada siklus II (17 dan 21 Pebruari 2011) rata-rata nilai tes adalah
81,375 dari 40 peserta didik yang mengikuti tes, dengan banyaknya
peserta didik 92,50% (37 anak) yang tuntas dan 7,50% (3 anak) yang
tidak tuntas.
Dari data di atas kemudian divisualisasikan dalam bentuk
histrogram seperti tampak dalam gambar 4.2 dan gambar 4.3 berikut ini.
0
20
40
60
80
100
Nilai Rata-rata
Pra siklus Siklus I Siklus II
Siklus
Grafik Nilai rata-rata tes
Gambar 4.2
Histogram Hasil Nilai Tes
59
0
20
40
60
80
100
Pra siklus Siklus I Siklus II
Siklus
Ketuntasan peserta didik
Gambar 4.3
Histogram Ketuntasan Peserta Didik
60
BAB V
PENUTUP
A. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan yang telah diuraikan
sebelumnya, dapat ditarik kesimpulan dari penelitian ini bahwa aktivitas dan
hasil belajar peserta didik kelas VII B semester genap di MTs Al-Madinah
Lebaksiu-Tegal tahun pelajaran 2011/2012 dalam materi pokok ekosistem
dengan penerapan pendekatan kontekstual mengalami peningkatan, hal ini
ditandai dengan kemampuan peserta didik dalam menyelesaikan soal evaluasi
dan meningkatnya aktivitas peserta didik dalam mengikuti proses kegiatan
pembelajaran di kelas. Pada setiap siklus mengalami peningkatan yang
signifikan baik dalam hasil belajar peserta didik maupun aktivitas belajar
peserta didik.
Pada pra siklus rata-rata nilai tes adalah 55,75 dengan banyaknya peserta
didik yang tuntas hanya 45% dan yang tidak tuntas sebanyak 55%. Ini berarti
sebagian besar peserta didik kelas VII B tersebut belum dapat menyelesaikan
evaluasi dengan baik. Begitu juga dengan aktivitas peserta didik kelas VII B
yang masih 58,23%. Hal ini yang menjadi dasar peneliti untuk menerapkan
pendekatan kontekstual dalam proses pembelajaran untuk meningkatkan hasil
belajar dan aktivitas peserta didik.
Pada siklus I nilai rata-rata hasil evaluasi peserta didik adalah 63,125
dan aktivitas peserta didik 67,97%. Sedangkan peserta didik yang tuntas
sebanyak 85% dari 40 peserta didik yang hadir dalam mengikuti tes evaluasi
siklus I. jumlah peserta didik yang tuntas sebanyak 34 dan yang tidak tuntas
ada 6 anak. Peningkatan tersebut tidak lepas dari keseriusan peserta didik
dalam mengikuti kegiatan pembelajaran, terutama kerjasamanya dengan
teman lain dalam kelompok untuk mengkonstruksi pengetahuannya untuk
menemukan penyelesaian yang harus mereka selesaikan. Dalam proses
penyelesaian masalah yang dihadapi, peserta didik mengeluarkan segala
pengetahuannya untuk sharing antar teman dalam kelompok. Walaupun dalam
61
siklus I ini peserta didik masih belum bisa secara maksimal dalam proses
pembelajaran, terutama dalam hal mengeluarkan pendapatnya untuk
menjawab pertanyaan dari guru maupun mengerjakan soal di depan
(mendemonstrasikan hasil diskusi) karena masih takut salah atas penyelesaian
yang mereka selesaikan.
Pada siklus II Aktivitas belajar peserta didik lebih baik dibanding pada
siklus I, hal ini dikarenakan peserta didik mulai terbiasa dalam pelaksanaan
pembelajaran dengan pendekatan kontekstual. Disamping itu peserta didik
mulai tumbuh kepercayaan diri dalam dirinya untuk bisa menyelesaikan
masalah. Secara tidak langsung hal ini bisa membuat peserta didik tidak takut
lagi salah, dan tidak takut lagi untuk mengeluarkan pendapatnya untuk
menyelesaikan masalah.
Aktivitas peserta didik dalam pelaksanaan siklus II mencapai 90,3%,
sedangkan hasil belajar peserta didik juga mengalami peningkatan yaitu
dengan nilai rata-rata 81,375. Peserta didik yang tuntas mencapai 92,50% dari
40 peserta didik yang mengikuti tes. Jumlah peserta didik yang tuntas
sebanyak 37 dan yang tidak tuntas ada 3 anak.
B. Saran
Saran-saran yang dapat penyusun berikan adalah sebagai berikut.
1. Diperoleh panduan inovatif model pembelajaran kontekstual yang
diharapkan dapat dipakai untuk kelas-kelas lainnya di MTs Al-Madinah
Tegalkubur Yamansari Lebaksiu-Tegal.
2. Untuk meningkatkan aktivitas dan hasil belajar peserta didik, guru
diharapkan untuk mengembangkan pembelajaran kontekstual dengan
metode ataupun langkah-langkah yang menyenangkan.
3. Bagi para peneliti, diharapkan perlu adanya penelitian lebih lanjut sebagai
pengembangan dari penelitian ini.
62
C. Penutup
Alhamdulillah, penelitian skripsi ini dapat diselesaikan. Peneliti berharap
setitik usaha berupa skripsi ini bermanfaat bagi peneliti sendiri, guru patner
MTs Al-Madinah Lebaksiu-Tegal dan siapapun yang membaca skripsi ini. Di
samping itu, mudah-mudahan karya kecil ini dapat memberikan sumbangan
ilmu dalam dunia pendidikan. Peneliti sadar sepenuhnya atas segala
kekurangan dalam berbagai hal. Hanya kepada Allah-lah peneliti
mengharapkan keridhoan dan petunjuk dalam mencari jalan yang baik dan
benar.
DAFTAR PUSTAKA
Abdul Hadis, Psikologi dalam pendidikan, (Bandung: Alfabeta, 2008)
Akhmad Sudrajat, Pengertian Pendekatan, Strategi, Metode, Teknik, Taktik, dan
Model Pembelajaran, http.//www.smacepiring.wordpress.com. (Diambil
tanggal 9 Mei 2009-19.21)
Amin Suyitno, Pemilihan Model-Model Pembelajaran dan Penerapannya di
SMP, (Semarang, jur: Matematika Fak. MIPA Universitas Negeri
Semarang, 2006)
Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur’an dan Terjemahnya, (Surabaya:
Mahkota 2000)
Departemen Pendidikan Nasional, Pendekatan Kontekstual (Contextual Teaching
and Learning (CTL)), (Jakarta: Depdiknas, 2002)
Depdikbud, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1993)
Dimyati dan Mudjiono, Belajar dan Pembelajaran, (Jakarta: Rineka Cipta, 1999)
E. Mulyasa, Implementasi Kurikulum 2004, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 2005)
F.J. McDonald, Educational Psychology, (USA: Wadsworth Publishing Co., Inc.,
1959)
Http://Id.Wikipedia.Org/Wiki/Ekosistem
Http://www.crayonpedia.org/mw/Saling_Ketergantungan_Dalam_Ekosistem_-
_Teguh_7.
Lexy J Meleong, Metodologi Penlitian Kualitatif, (Bandumg: Remaja Rosda
Karya, 2000)
Madrasah Development Center Kanwil Depag Jateng dan Learning Asistance
Program for Islamic School (LAPIS)-AusAID, Modul Dua Matematika:
Training Of Trainer (TOT), (Semarang: Depag Jateng dan LAPIS-
AusAID, 2007)
Muhammad Joko Susilo, Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan, (Yogyakarta:
Pustaka Pelajar, 2007)
Muhibin Syah, Psikologi Pendidikan, (Bandung: Remaja Rosdakarya, 1996)
Mutadi, Challenge and Change Practical Approach in Teaching and Learning
Mathematics, (tt. P: t. p., t. t.)
Mutadi, Materi Pelatihan Terintegrasi Matematika, ,(tt.p Buku 2)
Nana Sudjana, Dasar-Dasar Proses Belajar Mengajar, (Bandung: Sinar Baru
Algensindo, 2008)
Oemar Hamalik, Proses Belajar Mengajar, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008)
R. Soedjadi, Kiat Pendidikan Matematika Di Indonesia, (Jakarta:Direktorat)
Jenderal Pendidikan Tinggi, Departemen Pendidikan Nasional, 2000)
Retno Widjajanti, Ilmu Pengetahuan Alam, (Jakarta: PT. Gelora Aksara Pratama,
2007)
Sardiman, AM., Interaksi dan Motivasi Belajar Mengajar, (Jakarta: CV.
Rajawali, 1992)
Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya,(Jakarta: Rineka
Cipta, 1995)
Sugiyono, Metode Penelitian Pendidikan: Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan
R & B, (Bandung: Alfabeta, 2002)
Suharsimi Arikunto, dkk., Penelitian Tindakan Kelas, (Jakarta: Bumi Aksara,
2008)
Suharsimi Arikunto, Prosedur penelitian suatu pendekatan praktik, (Jakarta:
Rineka Cipta, cetakan ketigabelas, 2006)
Syaiful Sagala, Konsep dan Makna Pembelajaran, (Bandung: Alfabeta, 2003)
Tim Penyusun Kamus Pusat Bahasa, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta:
Balai Pustaka, 2005)
Tim Penyusun, Pelatihan Penelitian Tindakan Kelas (PTK )bagiMahasiswa IAIN
Walisongo, (Semarang:Fak. Tarbiyah IAIN Walisongo, 2008)
W. Gulo, Metode Penelitian, (Jakarta: Grasindo, cetakan ketiga, 2004)
Wina sanjaya, Strategi pembelajaran berorientasi standar proses pendidikan,
(Jakarta: Kencana, 2006)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Sekolah : MTs Al-Madinah Tegalkubur Lebaksiu-Tegal
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester II
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi waktu : 4X40’
Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam
ekosistem.
Kompetensi Dasar : 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan
antara komponen ekosistem.
Indikator : 1. Mengidentifikasi satuan-satuan dan
komponen-komponen dalam ekosistem
2. Menggambarkan dalam bentuk diagram rantai
makanan dan jaring-jaring makanan berdasar hasil
pengamatan suatu ekosistem.
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian ekosistem.
2. Menjelaskan satuan makhluk hidup dalam ekosistem.
3. Menyebutkan macam-macam ekosistem.
4. Menjelaskan komponen-komponen ekosistem.
5. Membedakan organisme autrotof dan organisme heterotof.
6. Membedakan organisme herbivora, karnivora dan omnivora.
7. Menjelaskan hubungan saling ketergantungan antara komponen biotik
dan komponen abiotik.
8. Menjelaskan saling ketergantungan antara produsen, konsumen dan
pengurai.
9. Menjelaskan pengertian rantai makanan, jaring-jaring makanan dan
piramida makanan.
10. Membuat jaring-jaring makanan yang terbentuk dari sekumpulan
rantai makanan.
Materi Pembelajaran : Komponen Ekosistem, Satuan Ekosistem, Hubungan
Antar Komponen Ekosistem
Metode Pembelajaran : Model
- CTL (Contextual Teaching and Learning)
Metode
- Diskusi kelompok
- Observasi
- Eksperimen
- Demonstrasi
- Diskusi tanya jawab
Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA
a. Kegiatan Pendahuluan
• Motivasi dan apersepsi
- Dalam ekosistem, tumbuhan tergolong produsen atau konsumen?
- Apakah kucing tergolong hewan karnivora atau herbivora?
• Prasyarat pengetahuan
- Apakah yang dimaksud dengan produsen?
- Apakah yang dimaksud dengan hewan karnivora?
• Pra eksperimen
- Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.
b. Kegiatan Inti
• Menjelaskan pengertian ekosistem.
• Menjelaskan satuan makhluk hidup dalam ekosistem.
• Menyebutkan macam-macam ekosistem.
• Menjelaskan komponen-komponen ekosistem.
• Membedakan organisme autrotof dan organisme heterotof.
• Membedakan organisme herbivora, karnivora dan omnivora.
• Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber.
• Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran,
dan sumber belajar lain.
• Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
• Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran,
dan
• Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,
atau lapangan.
c. Kegiatan Penutup
• Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan kinerja baik.
• Peserta didik (bersama guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman
kegiatan.
• Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
Sumber Belajar
a. Buku IPA Terpadu
b. Alat dan bahan praktikum
c. Lingkungan
Penilaian Hasil Belajar
1. Tehnik penilaian dan bentuk intrumen
Tehnik Bentuk Instrumen
Tes unjuk kerja Tes identifikasi dan uji petik kerja
prosedur
Tes tertulis PG
2. Instrumen
Soal Tes
• Sebutkan urutan rantai makanan!
• Sebutkan jaring-jaring kehidupan dalam ekosistam alam!
• Membuat beberapa rantai makanan berdasarkan makhluk hidup yang
tertulis di bawah ini :
ayam, jagung, tikus, kucing, burung elang, burung hantu, ular, dan
serigala.
Mengetahui,
Kepala MTs Al-Madinah
NIP : -
Lebaksiu, 17 Pebruari 2011
Guru Mapel Ilmu Pengetahuan Alam
Ida Isnaeni, S. Pd. I
NIP : -
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Sekolah : MTs Al-Madinah Tegalkubur Lebaksiu-Tegal
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester II
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi waktu : 4X40’
Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam
ekosistem.
Kompetensi Dasar : 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan
antara komponen ekosistem.
Indikator : 1. Mengidentifikasi satuan-satuan dan
komponen-komponen dalam ekosistem
2. Menggambarkan dalam bentuk diagram rantai
makanan dan jaring-jaring makanan berdasar hasil
pengamatan suatu ekosistem.
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian ekosistem.
2. Menjelaskan satuan makhluk hidup dalam ekosistem.
3. Menyebutkan macam-macam ekosistem.
4. Menjelaskan komponen-komponen ekosistem.
5. Membedakan organisme autrotof dan organisme heterotof.
6. Membedakan organisme herbivora, karnivora dan omnivora.
7. Menjelaskan hubungan saling ketergantungan antara komponen biotik
dan komponen abiotik.
8. Menjelaskan saling ketergantungan antara produsen, konsumen dan
pengurai.
9. Menjelaskan pengertian rantai makanan, jaring-jaring makanan dan
piramida makanan.
10. Membuat jaring-jaring makanan yang terbentuk dari sekumpulan
rantai makanan.
Materi Pembelajaran : Komponen Ekosistem, Satuan Ekosistem, Hubungan
Antar Komponen Ekosistem
Metode Pembelajaran : Model
- CTL (Contextual Teaching and Learning)
Metode
- Diskusi kelompok
- Observasi
- Eksperimen
- Demonstrasi
- Diskusi tanya jawab
Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN KEDUA
a. Kegiatan Pendahuluan
• Motivasi dan apersepsi
- Bisakah tumbuhan hidup tanpa air?
- Apakah peran tumbuhan dalam rantai makanan?
• Prasyarat pengetahuan
- Apakah pengaruh air terhadap makhluk hidup?
- Apakah yang dimaksud dengan rantai makanan?
b. Kegiatan Inti
• Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) jalan-jalan ke halaman sekolah untuk
mengamati lingkungan dan mencatat apa yang dilihat.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian ekosistem.
• Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan satuan makhluk hidup
dalam ekosistem (individu, populasi dan komunitas).
• Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil tali rafia,
meteran, dan alat tulis untuk mengamati makhluk hidup yang terdapat di
tempat pengamatan.
• Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen
memahami pengertian individu, populasi dan komunitas dalam suatu
ekosistem.
• Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan
langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru.
• Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah
dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau
kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat
langsung memberikan bimbingan.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan macam-macam
ekosistem berdasarkan proses terbentuknya.
• Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan komponen-komponen
ekosistem yaitu komponen biotik (produsen, konsumen dan dekomposer)
dan komponen abiotik (air, tanah, udara, cahaya matahari, suhu dan
kelembaban).
• Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil
diskusi.
• Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi
yang sebenarnya.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian dan contoh
dari organisme autrotof dan organisme heterotof.
• Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan organisme yang
termasuk ke dalam heterotof (herbivora, karnifora dan omnivora).
• Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil
diskusi.
• Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi
yang sebenarnya.
c. Kegiatan Penutup
• Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan kinerja baik.
• Peserta didik (bersama guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman
kegiatan.
• Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
Sumber Belajar
a. Buku IPA Terpadu
b. Alat dan bahan praktikum
c. Lingkungan
Penilaian Hasil Belajar
1. Tehnik penilaian dan bentuk intrumen
Tehnik Bentuk Instrumen
Tes unjuk kerja Tes identifikasi dan uji petik kerja
prosedur
Tes tertulis PG
2. Instrumen
Soal Tes
• Sebutkan urutan rantai makanan!
• Sebutkan jaring-jaring kehidupan dalam ekosistam alam!
• Membuat beberapa rantai makanan berdasarkan makhluk hidup yang
tertulis di bawah ini :
ayam, jagung, tikus, kucing, burung elang, burung hantu, ular, dan
serigala.
Mengetahui,
Kepala MTs Al-Madinah
NIP : -
Lebaksiu, 17 Pebruari 2011
Guru Mapel Ilmu Pengetahuan Alam
Ida Isnaeni, S. Pd. I
NIP : -
DAFTAR TABEL
Table 1 Perbedaan Pendekatan Kontekstual dengan Perbedaan Tradisional
(Strukturalisme), 11
Table 2 Jadwal Pelaksanaan Penelitian, 45
Table 3 Hasil Pengamatan Pra Siklus, 50
Table 4 Hasil Pengamatan Siklus I, 53
Table 5 Hasil Pengamatan Siklus II, 56
Tabel 6 Hasil Nilai Siswa Pra Siklus, 50
Tabel 7 Hasil Nilai Siswa Siklus I, 53
Tabel 8 Hasil Nilai Siswa Siklus II, 56
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Rantai Makanan, 25
Gambar 2 Jaring-jaring Makanan, 26
Gambar 3 Piramida Makanan, 26
Gambar 4 Arus Energi, 27
Gambar 5 Siklus Air, 27
Gambar 6 Perbandingan Jumlah Produsen, Herbivora dan Karnivora, 28
Gambar 7 Model Penelitian Tindakan Kelas, 36
Gambar 8 Histogram Hasil Pengamatan Aktivitas Peserta Didik, 57
Gambar 9 Histogram Hasil Nilai Tes Peserta Didik, 58
Gambar 10 Histogram Ketuntasan Peserta Didik, 59
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Subjek Penelitian Kelas VII B Tahun Pelajaran 2011/2012
Lampiran 2 : Daftar kelompok kegiatan pembelajaran pada siklus I
Lampiran 3 : Daftar kelompok kegiatan pembelajaran pada siklus II
Lampiran 4 : Tugas kelompok pada siklus I
Lampiran 5 : Tugas kelompok pada siklus II
Lampiran 6 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus I
Lampiran 7 : Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP) Siklus II
Lampiran 8 : Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik pada Pra Siklus
Lampiran 9 : Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik pada Siklus I
Lampiran 10 : Lembar Pengamatan Aktivitas Peserta Didik pada Siklus II
Lampiran 11 : Kisi-kisi Soal Siklus I
Lampiran 12 : Kisi-kisi Soal Siklus II
Lampiran 13 : Soal Tes Siklus I
Lampiran 14 : Soal Tes Siklus II
Lampiran 15 : Kunci Jawaban Tes I
Lampiran 16 : Kunci Jawaban Tes II
Lampiran 17 : Daftar Nilai Tes Pra Siklus
Lampiran 18 : Daftar Nilai Tes Siklus I
Lampiran 19 : Daftar Nilai Tes Siklus II
Lampiran 20 : Dokumentasi Penelitian
Lampiran 21 : Pedoman wawancara
Lampiran 22 : Piagam PASKA Institut
Lampiran 23 : Piagam KKN
Lampiran 24 : Surat Keterangan Bebas Laboratorium
Lampiran 25 : Surat Keterangan Ko Kurikuler
Lampiran 26 : Transkrip Ko Kurikuler
Lampiran 27 : Penunjukan Pembimbing
Lampiran 28 : Surat Izin Pra Riset
Lampiran 29 : Surat Izin Riset
Lampiran 30 : Surat Keterangan Penelitian
Lampiran 31 : Daftar Guru Swasta MTs Al-Madinah Tegalkubur Yamansari
Lampiran 32 : Struktur Organisasi MTs Al-Madinah Tegalkubur Yamansari
Lampiran 33 : Daftar Riwayat Hidup
Lampiran 1 SUBJEK PENELITIAN
KELAS VII B TAHUN PELAJARAN 2011/2012
No Nama Kode Jenis kelamin
L/P
Keterangan
1 Agni tias B-01 P Jumlah siswa = 40 2 Akhmaad khijazi B-02 L Laki-laki = 18 3 Andri riyanto B-03 L Perempuan = 22 4 Andri supriyanto B-04 L 5 Apri setia muzaki B-05 L 6 Dani arkan khaerullah B-06 L 7 Fatkhurijal B-07 L 8 Fatmawati B-08 P 9 Gunawan B-09 L 10 Hetty nur fitriyani B-10 P 11 Izi maulana B-11 L 12 Khaerul umam bahadi B-12 L 13 Khayatun najah B-13 P 14 Marhamah B-14 P 15 Moh. Bukhori B-15 L 16 Moh. Bustomi B-16 L 17 Moh. Heri arifin B-17 L 18 Moh. Rizki B-18 L 19 Muhammad yusuf bahtiar B-19 L 20 Mujiyatul umamah B-20 P 21 Murtiyanti B-21 P 22 Musyarofahti rizkiyah B-22 P 23 Nur anisah B-23 P 24 Nur khafidoh B-24 P 25 Nur laela B-25 P 26 Nur laeli B-26 P 27 Nur lutpiani B-27 P 28 Nur paijah B-28 P 29 Nurul aspikoh B-29 P 30 Pahcri husaeni B-30 L 31 Retno ade saputra B-31 L 32 Rizky ameliani B-32 P 33 Rizky hidayat B-33 L 34 Sami asih B-34 P 35 Tazkia unnisa B-35 P 36 Toto suswanto B-36 L 37 Windi setianingsing B-37 P 38 Wiwit maulidah B-38 P 39 Yuni charissa B-39 P 40 Yuyun isnawatun B-40 P
Lampiran 2
DAFTAR KELOMPOK KEGIATAN PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SIKLUS I
KELAS VII B
KELOMPOK I
1. Andri riyanto
2. Dani arkan khaerullah
3. Yuyun isnawatu
4. Nur laili
5. Sami asih
KELOMPOK II
1. Fatkhurijal
2. Moh. Heri arifin
3. Wiwit maulidah
4. Nur khafidoh
5. Tazkia unnisa
KELOMPOK III
1. Izi maulana
2. Gunawan
3. Murtiyanti
4. Yuni charissa
5. Risky ameliani
KELOMPOK IV
1. Khaerul umuam bahadi
2. Akhmad khijazi
3. Fatmawati
4. Nur paijah
5. Windi setianingsih
KELOMPOK V
1. Andri supriyanto
2. Toto suswanto
3. Musyarofahti rizkiyah
4. Nur lurtpiani
5. Nurul aspikoh
KELOMPOK VI
1. Apri setia muzaki
2. Moh. Bukhori
3. Nur laela
4. Marhamah
5. Agni tias
KELOMPOK VII
1. Muhamad yusuf bahtiar
2. Retno ade saputra
3. Nur anisah
4. Mujiyatul umamah
5. Khayatun najah
KELOMPOK VIII
1. Pahcri husaeni
2. Moh. Bustomi
3. Moh. Rizki
4. Risky hidayat
5. Hetty nur fitriyani
Lampiran 3
DAFTAR KELOMPOK KEGIATAN PEMBELAJARAN
DENGAN PENDEKATAN KONTEKSTUAL PADA SIKLUS II
KELAS VII B
KELOMPOK I
1. Andri riyanto
2. Dani arkan khaerullah
3. Yuyun isnawatu
4. Fatmawati
5. Nur paijah
KELOMPOK II
1. Fatkhurijal
2. Nur khafidoh
3. Tazkia unnisa
4. Retno ade saputra
5. Nur anisah
KELOMPOK III
1. Izi maulana
2. Yuni charissa
3. Risky ameliani
4. Moh. Bukhori
5. Nur laela
KELOMPOK IV
1. Khaerul umuam bahadi
2. Akhmad khijazi
3. Windi setianingsih
4. Nur laili
5. Sami asih
KELOMPOK V
1. Andri supriyanto
2. Nur lurtpiani
3. Nurul aspikoh
4. Moh. Rizki
5. Risky hidayat
KELOMPOK VI
1. Apri setia muzaki
2. Marhamah
3. Agni tias
4. Gunawan
5. Murtiyanti
KELOMPOK VII
1. Muhamad yusuf bahtiar
2. Mujiyatul umamah
3. Khayatun najah
4. Moh. Heri arifin
5. Wiwit maulidah
KELOMPOK VIII
1. Pahcri husaeni
2. Moh. Bustomi
3. Hetty nur fitriyani
4. Toto suswanto
5. Musyarofahti rizkiyah
Lampiran 4
TUGAS KELOMPOK PADA SIKLUS I
1. Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah-istilah di bawah ini :
a. Produsen
b. Konsumen
c. Dekomposer
d. Rantai makanan
e. Jaring-jaring makanan
2. Buatlah jaring-jaring makanan yang terdiri dari tiga rantai makanan!
Lampiran 5
TUGAS KELOMPOK PADA SIKLUS II
1. Jelaskan perbedaan antara organisme autotrof dengan oarganisme heterotrof !
2. Jelaskan apa yang dimaksud dengan istilah-istilah di bawah ini :
a. Piramida makanan
b. Populasi
c. Komunitas
d. Ekosistem
e. Biosfer
Lampiran 6
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS I
Sekolah : MTs Al-Madinah Tegalkubur Lebaksiu-Tegal
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester II
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi waktu : 4X40’
Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam
ekosistem.
Kompetensi Dasar : 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan
antara komponen ekosistem.
Indikator : 1. Mengidentifikasi satuan-satuan dan
komponen-komponen dalam ekosistem
2. Menggambarkan dalam bentuk diagram rantai
makanan dan jaring-jaring makanan berdasar hasil
pengamatan suatu ekosistem.
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian ekosistem.
2. Menjelaskan satuan makhluk hidup dalam ekosistem.
3. Menyebutkan macam-macam ekosistem.
4. Menjelaskan komponen-komponen ekosistem.
5. Membedakan organisme autrotof dan organisme heterotof.
6. Membedakan organisme herbivora, karnivora dan omnivora.
7. Menjelaskan hubungan saling ketergantungan antara komponen biotik
dan komponen abiotik.
8. Menjelaskan saling ketergantungan antara produsen, konsumen dan
pengurai.
9. Menjelaskan pengertian rantai makanan, jaring-jaring makanan dan
piramida makanan.
10. Membuat jaring-jaring makanan yang terbentuk dari sekumpulan rantai
makanan.
Materi Pembelajaran : Komponen Ekosistem, Satuan Ekosistem, Hubungan
Antar Komponen Ekosistem
Metode Pembelajaran : Model
- CTL (Contextual Teaching and Learning)
Metode
- Diskusi kelompok
- Observasi
- Eksperimen
- Demonstrasi
- Diskusi tanya jawab
Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN PERTAMA
a. Kegiatan Pendahuluan
• Motivasi dan apersepsi
- Dalam ekosistem, tumbuhan tergolong produsen atau konsumen?
- Apakah kucing tergolong hewan karnivora atau herbivora?
• Prasyarat pengetahuan
- Apakah yang dimaksud dengan produsen?
- Apakah yang dimaksud dengan hewan karnivora?
• Pra eksperimen
- Berhati-hatilah menggunakan peralatan laboratorium.
b. Kegiatan Inti
• Menjelaskan pengertian ekosistem.
• Menjelaskan satuan makhluk hidup dalam ekosistem.
• Menyebutkan macam-macam ekosistem.
• Menjelaskan komponen-komponen ekosistem.
• Membedakan organisme autrotof dan organisme heterotof.
• Membedakan organisme herbivora, karnivora dan omnivora.
• Melibatkan peserta didik mencari informasi yang luas dan dalam tentang
topik/tema materi yang akan dipelajari dengan menerapkan prinsip alam
takambang jadi guru dan belajar dari aneka sumber.
• Menggunakan beragam pendekatan pembelajaran, media pembelajaran,
dan sumber belajar lain.
• Memfasilitasi terjadinya interaksi antarpeserta didik serta antara peserta
didik dengan guru, lingkungan, dan sumber belajar lainnya.
• Melibatkan peserta didik secara aktif dalam setiap kegiatan pembelajaran,
dan
• Memfasilitasi peserta didik melakukan percobaan di laboratorium, studio,
atau lapangan.
c. Kegiatan Penutup
• Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan kinerja baik.
• Peserta didik (bersama guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman
kegiatan.
• Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
Sumber Belajar
a. Buku IPA Terpadu
b. Alat dan bahan praktikum
c. Lingkungan
Penilaian Hasil Belajar
1. Tehnik penilaian dan bentuk intrumen
Tehnik Bentuk Instrumen
Tes unjuk kerja Tes identifikasi dan uji petik kerja
prosedur
Tes tertulis PG
2. Instrumen
Soal Tes
• Sebutkan urutan rantai makanan!
• Sebutkan jaring-jaring kehidupan dalam ekosistam alam!
• Membuat beberapa rantai makanan berdasarkan makhluk hidup yang
tertulis di bawah ini :
ayam, jagung, tikus, kucing, burung elang, burung hantu, ular, dan
serigala.
Mengetahui,
Kepala MTs Al-Madinah
NIP : -
Lebaksiu, 17 Pebruari 2011
Guru Mapel Ilmu Pengetahuan Alam
Ida Isnaeni, S. Pd. I
NIP : -
Lampiran 7
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
SIKLUS II
Sekolah : MTs Al-Madinah Tegalkubur Lebaksiu-Tegal
Kelas / Semester : VII (tujuh)/Semester II
Mata Pelajaran : IPA (Ilmu Pengetahuan Alam)
Alokasi waktu : 4X40’
Standar Kompetensi : 7. Memahami saling ketergantungan dalam
ekosistem.
Kompetensi Dasar : 7.1 Menentukan ekosistem dan saling hubungan
antara komponen ekosistem.
Indikator : 1. Mengidentifikasi satuan-satuan dan
komponen-komponen dalam ekosistem
2. Menggambarkan dalam bentuk diagram rantai
makanan dan jaring-jaring makanan berdasar hasil
pengamatan suatu ekosistem.
Tujuan Pembelajaran : Peserta didik dapat:
1. Menjelaskan pengertian ekosistem.
2. Menjelaskan satuan makhluk hidup dalam ekosistem.
3. Menyebutkan macam-macam ekosistem.
4. Menjelaskan komponen-komponen ekosistem.
5. Membedakan organisme autrotof dan organisme heterotof.
6. Membedakan organisme herbivora, karnivora dan omnivora.
7. Menjelaskan hubungan saling ketergantungan antara komponen biotik
dan komponen abiotik.
8. Menjelaskan saling ketergantungan antara produsen, konsumen dan
pengurai.
9. Menjelaskan pengertian rantai makanan, jaring-jaring makanan dan
piramida makanan.
10. Membuat jaring-jaring makanan yang terbentuk dari sekumpulan rantai
makanan.
Materi Pembelajaran : Komponen Ekosistem, Satuan Ekosistem, Hubungan
Antar Komponen Ekosistem
Metode Pembelajaran : Model
- CTL (Contextual Teaching and Learning)
Metode
- Diskusi kelompok
- Observasi
- Eksperimen
- Demonstrasi
- Diskusi tanya jawab
Langkah-langkah Kegiatan
PERTEMUAN KEDUA
a. Kegiatan Pendahuluan
• Motivasi dan apersepsi
- Bisakah tumbuhan hidup tanpa air?
- Apakah peran tumbuhan dalam rantai makanan?
• Prasyarat pengetahuan
- Apakah pengaruh air terhadap makhluk hidup?
- Apakah yang dimaksud dengan rantai makanan?
b. Kegiatan Inti
• Guru membimbing peserta didik dalam pembentukan kelompok.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) jalan-jalan ke halaman sekolah untuk
mengamati lingkungan dan mencatat apa yang dilihat.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian ekosistem.
• Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan satuan makhluk hidup
dalam ekosistem (individu, populasi dan komunitas).
• Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mengambil tali rafia,
meteran, dan alat tulis untuk mengamati makhluk hidup yang terdapat di
tempat pengamatan.
• Guru mempresentasikan langkah kerja untuk melakukan eksperimen
memahami pengertian individu, populasi dan komunitas dalam suatu
ekosistem.
• Peserta didik dalam setiap kelompok melakukan eksperimen sesuai dengan
langkah kerja yang telah dijelaskan oleh guru.
• Guru memeriksa eksperimen yang dilakukan peserta didik apakah sudah
dilakukan dengan benar atau belum. Jika masih ada peserta didik atau
kelompok yang belum dapat melakukannya dengan benar, guru dapat
langsung memberikan bimbingan.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan macam-macam
ekosistem berdasarkan proses terbentuknya.
• Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan komponen-komponen
ekosistem yaitu komponen biotik (produsen, konsumen dan dekomposer)
dan komponen abiotik (air, tanah, udara, cahaya matahari, suhu dan
kelembaban).
• Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil
diskusi.
• Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi
yang sebenarnya.
• Peserta didik (dibimbing oleh guru) mendiskusikan pengertian dan contoh
dari organisme autrotof dan organisme heterotof.
• Peserta didik dalam setiap kelompok mendiskusikan organisme yang
termasuk ke dalam heterotof (herbivora, karnifora dan omnivora).
• Perwakilan dari tiap kelompok diminta untuk mempresentasikan hasil
diskusi.
• Guru menanggapi hasil diskusi peserta didik dan memberikan informasi
yang sebenarnya.
c. Kegiatan Penutup
• Guru memberikan penghargaan kepada kelompok dengan kinerja baik.
• Peserta didik (bersama guru) berdiskusi untuk membuat rangkuman
kegiatan.
• Guru memberikan tugas rumah berupa latihan soal.
Sumber Belajar
a. Buku IPA Terpadu
b. Alat dan bahan praktikum
c. Lingkungan
Penilaian Hasil Belajar
1. Tehnik penilaian dan bentuk intrumen
Tehnik Bentuk Instrumen
Tes unjuk kerja Tes identifikasi dan uji petik kerja
prosedur
Tes tertulis PG
2. Instrumen
Soal Tes
• Sebutkan urutan rantai makanan!
• Sebutkan jaring-jaring kehidupan dalam ekosistam alam!
• Membuat beberapa rantai makanan berdasarkan makhluk hidup yang
tertulis di bawah ini :
ayam, jagung, tikus, kucing, burung elang, burung hantu, ular, dan
serigala.
Mengetahui,
Kepala MTs Al-Madinah
NIP : -
Lebaksiu, 17 Pebruari 2011
Guru Mapel Ilmu Pengetahuan Alam
Ida Isnaeni, S. Pd. I
NIP : -
Lampiran 8
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIKNama Sekolah : MTs Al-MadinahKelas / Semester : VII B / 2Mata Pelajaran : BiologiMateri pokok : EkosistemSub Materi Pokok : Satuan dan Komponen EkosistemSiklus : Pra siklus
No Kode A B C D E F Jml Perse (%)1 B-01 3 2 1 2 2 3 13 54.162 B-02 2 3 2 1 2 2 12 503 B-03 2 3 2 2 2 1 12 504 B-04 2 3 1 1 2 2 11 45.835 B-05 3 2 2 3 2 2 14 58.336 B-06 3 2 2 3 3 2 15 62.57 B-07 2 3 3 2 2 2 14 58.338 B-08 3 2 2 2 3 2 14 58.339 B-09 2 2 2 3 1 2 12 50
10 B-10 2 3 3 2 2 2 14 58.3311 B-11 3 2 1 2 3 2 13 54.1612 B-12 3 2 2 2 2 3 14 58.3313 B-13 3 2 2 2 2 2 13 54.1614 B-14 3 2 2 2 2 3 14 58.3315 B-15 2 2 2 2 2 2 12 5016 B-16 3 2 2 2 2 3 14 58.3317 B-17 3 2 3 2 3 2 15 62.518 B-18 2 2 2 3 2 3 14 58.3319 B-19 3 2 2 2 3 3 15 62.520 B-20 3 3 3 2 3 2 16 66.6721 B-21 2 2 2 3 3 3 15 62.522 B-22 3 3 3 3 2 3 17 70.8323 B-23 3 2 2 2 3 3 15 62.524 B-24 2 3 2 3 2 2 14 58.3325 B-25 2 2 2 3 2 2 13 54.1626 B-26 2 3 2 2 2 3 14 58.3327 B-27 2 3 3 3 2 1 14 58.3328 B-28 2 2 1 2 3 3 13 54.1629 B-29 2 1 3 3 3 3 15 62.530 B-30 3 2 2 2 2 3 14 58.3331 B-31 3 2 4 1 3 2 15 62.532 B-32 2 2 2 3 2 2 13 54.1633 B-33 3 2 3 2 3 3 16 66.6734 B-34 2 2 2 2 3 2 13 54.1635 B-35 1 2 3 2 4 2 14 58.3336 B-36 2 3 1 2 2 2 12 5037 B-37 3 2 3 2 3 1 14 58.3338 B-38 2 3 3 3 3 2 16 66.6739 B-39 3 2 2 2 3 2 14 58.3340 B-40 3 3 2 2 4 2 16 66.67
Jumlah 99 92 88 89 99 91 558 49.62Persen (%) 61.9 57.5 55 55.6 61.9 56.9 58.23 .58.2291667Klasifikasi B B B B B B B B
Keterangan :A : Memperhatikan penjelasan guruB : Membuat catatan dan ringkasan dari penjelasan guruC : Keberanian menjawab pertayaan dari guruD : Keberanian peserta didik dalam bertanyaE : Keberanian peserta didik mengerjakan tugas di depan kelasF : Kemampuan peserta didik dalam mengerjakan evaluasi
Kriteria nilai :4 : baik sekali3 : baik2 : cukup1 : kurang
Skala persentase> 75% : baik sekali (A)51%-75% : baik (B)26%-50% : cukup (C)< 25% : kurang (D)
Tegalkubur, 7 Pebruari 2011Observer,
RobawiNIM : 043811043
KlasifikasiBCCCBBBBCBBBBBCBBBBBBBBBBBBBBBBBBBBCBBBB
BB
Lampiran 9
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIKNama sekolah : MTs Al-MadinahKelas / Semester : VII B / 2Mata Pelajaran : BiologiMateri Pokok : EkosistemSub Materi Pokok : Satuan dan Komponen EkosistemSiklus : Siklus I
No Kode A B C D E F G H Jml Persen (%) Klasifikasi1 B-01 3 2 3 2 4 2 3 3 22 68.75 B2 B-02 3 4 2 3 3 2 2 2 21 65.625 B 3 B-03 3 3 4 3 3 2 2 3 23 71.875 B4 B-04 3 3 3 4 2 3 3 2 23 71.875 B5 B-05 3 3 3 3 3 2 4 2 23 71.875 B6 B-06 4 3 3 3 4 2 2 2 23 71.875 B7 B-07 3 2 2 2 3 3 3 2 20 62.5 B8 B-08 4 2 3 2 3 3 3 3 23 71.875 B9 B-09 3 2 3 3 3 2 3 2 21 65.625 B10 B-10 3 3 4 3 3 2 2 2 22 68.75 B11 B-11 3 3 4 2 3 3 2 2 22 68.75 B12 B-12 2 3 3 3 3 3 3 3 23 71.875 B13 B-13 3 4 3 4 3 3 3 2 25 78.125 A14 B-14 3 3 3 3 3 3 2 3 23 71.875 B15 B-15 2 3 3 3 3 3 1 2 20 62.5 B16 B-16 2 4 2 3 2 3 2 2 20 62.5 B17 B-17 2 3 2 3 3 2 3 1 19 59.375 B18 B-18 3 2 4 2 3 4 2 2 22 68.75 B19 B-19 3 3 3 3 3 3 3 3 24 75 B20 B-20 2 2 2 3 3 3 2 2 19 59.375 B21 B-21 4 3 3 2 3 2 2 3 22 68.75 B22 B-22 4 2 4 4 3 3 3 2 25 78.125 A23 B-23 4 2 2 3 3 3 2 2 21 65.625 B24 B-24 3 4 3 3 3 2 4 3 25 78.125 A25 B-25 3 4 4 2 3 3 2 3 24 75 B26 B-26 2 2 4 3 3 2 3 3 22 68.75 B27 B-27 3 3 2 3 2 3 3 3 22 68.75 B28 B-28 3 4 4 3 4 2 4 2 26 81.25 A29 B-29 3 2 4 3 2 3 2 2 21 65.625 B30 B-30 3 2 3 2 3 2 3 2 20 62.5 B31 B-31 3 3 3 2 3 3 3 2 22 68.75 B32 B-32 3 3 4 3 2 2 3 3 23 71.875 B33 B-33 3 3 2 2 3 2 2 3 20 62.5 B34 B-34 2 3 3 2 2 2 2 3 19 59.375 B35 B-35 3 2 4 3 3 2 2 2 21 65.625 B36 B-36 3 3 2 3 2 2 2 2 19 59.375 B37 B-37 2 3 3 3 3 2 3 3 22 68.75 B38 B-38 3 3 2 2 2 3 2 2 19 59.375 B39 B-39 3 3 2 3 2 3 2 2 20 62.5 B40 B-40 3 3 3 2 2 3 2 2 19 59.375 B
Jumlah 117 114 120 110 113 102 101 94 870 1.493Persen (%) 73.1 71.2 75 68.7 70.6 63.7 63.1 58.7 67.97 6.796.875 BKlasifikasi B B B B B B B B B B B
Keterangan :A : Memperhatikan penjelasan guruB : Membuat catatan dan ringkasan dari penjelasan guruC : Keberanian menjawab pertanyaan dari guruD : Keberanian peserta didik dalam bertanyaE : Keberanian peserta didik mengerjakan tugas di depan kelasF : Kemampuan peserta didik dalam mengerjakan evaluasiG : Hubungan kerjasama antar peserta didik dalam kelompokH : Sikap peserta didik dalam memperhatikan pendapat dari kelompok lain
Kriteria nilai :4 : baik sekali3 : baik2 : cukup1 : kurang
Skala persentase> 75% : baik sekali (A)51%-75% : baik (B)26%-50% : cukup (C)< 25% : kurang (D)
Tegalkubur, 7 Pebruari 2011Observer,
RobawiNIM : 043811043
Lampiran 10
LEMBAR OBSERVASI PESERTA DIDIKNama Sekolah : MTs Al-MadinahKelas / Semester : VII B / 2Mata Pelajaran : BiologiMateri Pokok : EkosistemSub Materi Pokok : Hubungan Antar Komponen EkosistemSiklus : Siklus II
No Kode A B C D E F G H Jml Persen (%)1 B-01 4 3 4 4 4 4 4 3 30 93.752 B-02 3 4 3 4 4 4 3 3 28 87.53 B-03 4 4 4 3 4 3 4 3 29 90.6254 B-04 3 4 3 4 4 4 3 4 29 90.6255 B-05 4 3 3 4 4 4 4 4 30 93.756 B-06 4 3 4 3 4 4 3 3 28 87.57 B-07 3 4 4 3 4 4 3 3 28 87.58 B-08 4 4 3 4 3 4 4 3 29 90.6259 B-09 4 4 4 4 4 4 3 3 30 93.75
10 B-10 4 4 4 3 3 4 4 4 30 93.7511 B-11 4 3 4 4 4 3 3 4 29 90.62512 B-12 4 4 4 3 3 4 4 4 30 93.7513 B-13 3 4 3 4 4 3 4 4 29 90.62514 B-14 3 4 4 3 2 3 3 2 24 7515 B-15 4 3 4 4 4 4 4 4 31 96.87516 B-16 4 4 4 3 4 3 4 3 29 90.62517 B-17 4 3 4 3 3 4 3 4 28 87.518 B-18 3 3 4 4 4 4 4 4 30 93.7519 B-19 4 3 4 3 4 4 4 3 29 90.62520 B-20 4 4 3 3 3 3 2 2 24 7521 B-21 4 3 3 4 3 4 4 3 28 87.522 B-22 4 4 4 4 4 4 3 3 30 93.7523 B-23 4 4 4 4 4 4 4 3 31 96.87524 B-24 3 4 3 4 4 4 4 4 30 93.7525 B-25 3 4 4 4 3 4 4 4 30 93.7526 B-26 4 4 4 3 4 4 4 3 30 93.7527 B-27 3 3 4 4 3 4 4 3 28 87.528 B-28 3 4 4 4 4 4 4 4 31 96.87529 B-29 4 4 4 3 4 4 4 4 31 96.87530 B-30 3 4 3 4 4 4 3 4 29 90.62531 B-31 3 3 3 4 4 2 4 4 27 84.37532 B-32 4 3 4 3 3 4 3 4 28 87.533 B-33 3 3 4 4 4 4 4 4 30 93.7534 B-34 4 3 3 3 3 3 2 3 24 7535 B-35 3 4 4 4 3 4 4 4 30 93.7536 B-36 3 3 4 3 4 4 4 4 29 90.62537 B-37 4 3 4 4 3 4 4 3 29 90.62538 B-38 3 3 3 4 4 3 4 4 28 87.539 B-39 4 3 4 3 4 4 3 4 29 90.62540 B-40 3 4 4 4 4 4 4 3 30 93.75
Jumlah 143 142 148 144 146 150 144 139 1156 1469Persen (%) 89.4 88.7 92.5 90 91.2 93.7 90 86.9 90.3 903.125Klasifikasi A A A A A A A A A A
KeteranganA : Memperhatikan penjelasan guruB : Membuat catatan dan ringkasan dari penjelasan guruC : Keberanian menjawab pertanyaan dari guruD : Keberanian peserta didik dalam bertanyaE : Keberanian peserta didik mengerjakan tugas di depan kelasF : Kemampuan peserta didik dalam mengerjakan evaluasiG : Hubungan kerjasama antar peserta didik dalam kelompokH : Sikap siswa dalam memperhatikan pendapat kelompok lain
Kriteria nilai :4 : baik sekali3 : baik2 : cukup1 : kurang
Skala persentase> 75% : baik sekali (A)51%-75% : baik (B)26%-50% : cukup (C)< 25% : kurang (D)
Tegalkubur, 7 Pebruari 2011Observase,
RobawiNIM : 043811043
KlasifikasiAAAAAAAAAAAAABAAAAABAAAAAAAAAAAAABAAAAAA
AA
Lampiran 11
KISI-KISI SOAL SIKLUS I
Judul : Saling Ketergantungan dalam Ekosistem
Kompetensi Dasar / Indikator
No. Soal Kunci Jawaban
1. Menjelaskan pengertian ekosistem
2. Menjelaskan satuan makhluk hidup
dalam ekosistem
3. Menyebutkan macam-macam
ekosistem
4. Menjelaskan komponen-komponen
Ekosistem
5. Membedakan organisme autotrof dan
organisme heterotrof
6. Membedakan organisme herbivora,
karnivora dan omnivora
7. Menjelaskan hubungan saling
ketergantungan antara komponen
biotik dan komponen abiotik
8. Menjelaskan saling ketergantungan
antara produsen, konsumen dan
pengurai
9. Menjelaskan pengertian rantai
makanan, jaring-jaring makanan dan
piramida makanan
10. Membuat jaring-jaring makanan yang
terbentuk dari sekumpulan rantai
makanan
17, 29, 30, 31
14, 15, 16, 32
33, 34, 35, 36
1, 8, 23, 28
2, 3, 6, 7
37, 38, 39, 40
9, 10, 13, 21
4, 5, 11, 19
20, 24, 25, 27
12, 18, 22, 26
C, D, C, B
C, D, A, B
B, D, D, A
A, C, A, A
B, A, D, B
C, D, A, B
D, A, D, B
A, D, B, B
B, D, A, B
C, A, C, B
Lampiran 12
KISI-KISI SOAL SIKLUS II
Judul : Saling Ketergantungan dalam Ekosistem
Kompetensi Dasar / Indikator No. Soal Kunci Jawaban
1. Menjelaskan pengertian ekosistem
2. Menjelaskan satuan makhluk hidup
dalam ekosistem
3. Menyebutkan macam-macam
ekosistem
4. Menjelaskan komponen-komponen
Ekosistem
5. Membedakan organisme autotrof dan
organisme heterotrof
6. Membedakan organisme herbivora,
karnivora dan omnivora
7. Menjelaskan hubungan saling
ketergantungan antara komponen
biotik dan komponen abiotik
8. Menjelaskan saling ketergantungan
antara produsen, konsumen dan
pengurai
9. Menjelaskan pengertian rantai
makanan, jaring-jaring makanan dan
piramida makanan
10. Membuat jaring-jaring makanan yang
terbentuk dari sekumpulan rantai
makanan
5, 6, 7, 8
9, 10, 11, 12
21, 22, 23, 24
13, 14, 15, 16
1, 2, 3, 4
17, 18, 19, 20
25, 26, 27, 28
29, 30, 31, 32
33, 34, 35, 36
37, 38, 39, 40
D, B, B, C
B, D, A, C
D, D, C, A
A, B, C, B
A, D, C, C
D, A, D, A
D, A , B, A
C, C, A, A
C, C, B, B
D, C, C, A
Lampiran 13
SOAL TES SIKLUS I
Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang
(x) pada huruf a,b,c atau d !
1. Berikut ini termasuk komponen abiotik ekosistem, kecuali ....
a. jamur c. petir
b. lumpur d. kekeruhan air
2. Makhluk hidup yang mampu mengubah energi matahari menjadi energi kimia
adalah ....
a. fitoplankton c. herbivora
b. zooplankton d. karnivora
3. Tumbuhan dapat membuat makanan sendiri melalui fotosintesis dengan
bantuan ....
a. sinar matahari c. konsumen
b. parasit d. pengurai
4. Hewan yang makan tumbuhan langsung disebut ....
a. konsumen c. pengurai
b. produsen d. dekomposer
5. Bakteri dalam ekosistem berperan sebagai ....
a. produsen c. konsumen
b. abiotik d. pengurai
6. Tumbuhan heterotrof adalah ....
a. lumut c. paku
b. anggrek d. jamur
7. Keberadaan heterotrof sangat bergantung pada keberadaan autotrof, karena
autotrof sebagai ....
a. sumber energi bagi autotrof c. pasangan bagi keberadaan heterotrof
b. tempat hidup bagi heterotrof d. penentu keragaman bagi heterotrof
8. Ada beberapa kelompok komponen ekosistem sebagai berikut:
1) Rumput, air dan udara
2) Udara,tanah dan air
3) Batu, semut dan oksigen
4) Oksigen dan air
5) Karbondioksida dan oksigen
Diantara komponen ekosistem di atas yang termasuk kelompok komponen
abiotik yaitu ....
a. 1), 2), dan 3) c. 2), 4), dan 5)
b. 1), 4), dan 5) d. 3), 4), dan 5)
9. Salah satu kompoen abiotik yang mempengaruhi kesuburan tanah yaitu ....
a. suhu c. batu
b. tanaman d. kandungan mineral
10. Tumbuhan merupakan komponen biotik yang mempunyai fungsi ....
a. mencegah erosi tanah c. meningkatkan suhu
b. melepaskan karbondioksida d. membuat tanah kering
11. Penguraian sampah daun, kotoran binatang dan sisa makanan binatang
mengakibatkan ....
a. kandungan mineral menurun c. kematian tanaman
b. kesuburan tanah meningkat d. kesuburan tanah menurun
12. Perhatikan nama makhluk hidup di bawah ini :
1. Alga 2. Ikan kecil 3. Ikan gabus
Makhluk hidup yang tepat untuk menempati konsumen puncak adalah …
a. ikan kecil c. ikan gabus
b. alga d. ikan kecil dan ikan gabus
13. Berikut yang termasuk komponen biotik adalah ....
a. batu, tanah, air, udara c. batu, semut, air, udara
b. air, ulat, udara, tanah d. Semut, ulat, kecoa, ular
14. Satu makhluk hidup tunggal di dalam suatu lingkungan disebut ....
a. ekosistem c. individu
b. habitat d. biosfer
15. Sekumpulan makhluk hidup yang sejenis pada suatu tempat disebut ....
a. komunitas c. biosfer
c. habitat d. populasi
16. Kumpulan berbagai ekosistem di permukaan bumi disebut ....
a. biosfer c. komunitas
c. ekologi d. ekosistem
17. Hubungan timbal balik antara makhluk hidup dengan lingkungannya
disebut ....
a. komunitas c. ekosistem
b. populasi d. ekologi
18. Makhluk hidup yang bertindak sebagai konsumen I adalah ....
a. tikus dan ayam c. ayam dan kucing
b. kucing dan musang d. musang dan srigala
19. Dalam suatu ekosistem terdapat tikus, kucing, rumput, bakteri.
Organisme yang sangat bergantung pada konsumen adalah ...
a. kucing, rumput c. paku
b. tikus, kucing d. jamur
20. Berikut ini perpindahan energi yang benar adalah ....
a. matahari – herbivora – karnivora – omnivora
b. matahari – produsen – konsumen I – konsumen II
c. produsen – matahari – konsumen – produsen
d. produsen – karnivora – herbivora – matahari
21. Pernyataan yang menunjukan ketergantungan komponen biotik terhadap
komponen abiotik yaitu ....
a. bakteri dapat hidup di dalam tanah yang lembab
b. tanah menjadi tandus karena tidak ada tumbuhan
c. jamur dapat hidup di permukaan kulit
d. tumbuhan perlu disiram setiap hari
22. Data :
1. ayam 3. elang
2. padi 4. belalang
Urutan rantai makanan yang dapat terjadi adalah ....
a. 2 - 3 - 4 - 1 c. 2 - 4 - 1 - 3
b. 2 - 4 - 3 - 1 d. 3 - 2 - 4 – 1
23. Syarat yang harus dipenuhi agar ekosistem dalam keadaan seimbang adalah ....
a. produsen > konsumen I > konsumen II > konsumen III
b. produsen < konsumen I < konsumen II < konsumen III
c. produsen = konsumen I = konsumen II = konsumen III
d. produsen > konsumen I = konsumen II < konsumen III
24. Kumpulan rantai makan yang saling berhubungan disebut......
a. rantai makanan
b. siklus energi
c. piramida makanan
d. jaring-jaring makanan
25. Pengertian konsumen adalah ….
a. semua pemakan produsen
b. semua makhluk hidup yang memakan makhluk hidup lain
c. semua pemakan hewan
d. semua mkhluk hidup yang tidak dapat menghasilkan makanan sendiri
26. Di bawah ini, urutan rantai makanan yang benar adalah ….
a. jagung – ulat – burung – tikus – pengurai – tumbuhan
b. padi – ulat – katak – ular – pengurai – tumbuhan
c. tumbuhan – ulat – burung – tikus – pengurai – tumbuhan
d. tumbuhan – kucing – tikus – pengurai – tumbuhan
27. Dalam suatu ekosistem terdapat sejumlah tumbuhan, beberapa ekor ular,
sejumlah katak dan ulat. Apabila semua katak dalam ekosistem tersebut kita
hilangkan, akibat yang terjadi adalah ….
a. tumbuhan akan semakin lebat
b. ulat akan berkembang semakin pesat
c. tumbuhan akan berkurang jumlahnya
d. ular berkembang dengan pesat
28. Contoh komponen biotik yang mempengaruhi komponen abiotik adalah ….
a. tanah yang dihuni cacing tanah menjadi subur
b. tanah yang kurang air menjadi tandus
c. suhu yang tinggi mematikan organisme
d. suhu yang rendah mematikan tumbuhan
29. Antara lebah yang mengambil nektar dari bunga, sementara kehadiran lebah
membantu proses polinasi bunga digolongkan pada simbiosis ….
a. komensalisme
b. parasitisme
c. predator
d. mutualisme
30. Hidup bersama antara dua makhluk hidup yang tidak dapat dipisahkan,
disebut ….
a. interaksi
b. predator
c. simbiosis
d. predasi
31. Bentuk hubungan parasitisme antara dua organisme terjadi pada ….
a. burung jalak dengan kerbau
b. benalu dengan jeruk
c. ikan remora dengan ikan hiu
d. ganggang dengan ikan herbivor
32. Suatu kelompok individu dari spesies yang sama dan hidup dalam suatu
wilayah tertentu pada waktu yang sama disebut……
a. komunitas
b. populasi
c. ekosistem
d. bioma
33. Di dalam kolam terdiri dari berbagai kumpulan individu sehingga membentuk
populasi dan komunitas makhluk hidup yang saling interaksi dengan
lingkungannya. Kolam merupakan buatan manusia sehingga kolam disebut
ekosistem.....
a. alami
b. buatan
c. alami dan buatan
d. a dan b benar
34. Di bawah ini contoh dari ekosistem alami yang ada di bumi.......
a. kolam
b. sawah
c. aquarium
d. atmosfer
35. Ekosistem luas yang terbentuk karena factor iklim disebut......
a. biosfer
b. ekosistem
c. komunitas
d. bioma
36. Contoh ekosistem buatan dibawah ini adalah.....
a. aquarium
b. biosfer
c. bioma
d. komunitas
37. Zebra adalah hewan pemakan tumbuhan sehingga tergolong hewan.....
a. karnivora
b. omnivora
c. herbivora
d. scavenger
38. Di bawah ini adalah hewan pemakan daging adalah.....
a. kelinci
b. kambing
c. gajah
d. harimau
39. Pengertian dari omnivora adalah........
a. hewan pemakan segalanya
b. hewan pemakan tumbuhan
c. hewan pemakan daging
d. hewan pemakan tulang
40. Contoh dari hewan pemakan segalanya adalah......
a. belalang
b. tikus
c. anjing
d. kelinci
Lampiran 14
SOAL TES SIKLUS II
Pilihlah salah satu jawaban yang benar dengan cara memberi tanda silang
(x) pada huruf a,b,c atau d !
1. Tumbuhan dapat membuat makanan sendiri melalui fotosintesis dengan
bantuan ....
a. sinar matahari
b. konsumen
c. parasit
d. pengurai
2. Tumbuhan heterotrof adalah ....
a. lumut
b. paku
c. anggrek
d. jamur
3. Keberadaan heterotrof sangat bergantung pada keberadaan autotrof, karena
autotrof sebagai ....
a. sumber energi bagi autotrof
b. pasangan bagi keberadaan heterotrof
c. tempat hidup bagi heterotrof
d. penentu keragaman bagi heterotrof
4. Tali putri merupakan contoh tumbuhan heterotrof karena ....
a. mempunyai klorofil
b. tidak mempunyai klorofil
c. hidup menempel
d. dapat membuat makanan sendiri
5. Antara lebah yang mengambil nektar dari bunga, sementara kehadiran lebah
membantu proses polinasi bunga digolongkan pada simbiosis ….
a. komensalisme
b. parasitisme
c. predator
d. mutualisme
6. Bentuk hubungan parasitisme antara dua organisme terjadi pada ….
a. burung jalak dengan kerbau
b. benalu dengan jeruk
c. ikan remora dengan ikan hiu
d. ganggang dengan ikan herbivor
7. Interaksi antara komunitas dengan lingkungannya disebut….
a. populasi
b. ekosistem
c. individu
d. bioma
8. Contoh dari ekosistem adalah…..
a. serumpun bambu
b. atmosfer
c. ekosistem padang rumput
d. seekor semut
9. Satu makhluk hidup tunggal di dalam suatu lingkungan disebut ....
a. ekosistem
b. individu
c. habitat
d. biosfer
10. Sekumpulan makhluk hidup yang sejenis pada suatu tempat disebut ....
a. komunitas
b. biosfer
c. habitat
d. populasi
11. Kumpulan berbagai ekosistem di permukaan bumi disebut ....
a. biosfer
b. komunitas
c. ekologi
d. ekosistem
12. Seekor semut adalah contoh dari pengertian….
a. populasi
b. ekosistem
c. individu
d. bioma
13. Berikut ini termasuk komponen abiotik ekosistem, kecuali ....
a. jamur
b. petir
c. lumpur
d. kekeruhan air
14. Ada beberapa kelompok komponen ekosistem sebagai berikut:
1) Rumput, air dan udara
2) Udara,tanah dan air
3) Batu, semut dan oksigen
4) Oksigen dan air
5) Karbondioksida dan oksigen
Diantara komponen ekosistem di atas yang termasuk kelompok komponen
abiotik yaitu ....
a. 1), 2), dan 3)
b. 2), 4), dan 5)
c. 1), 4), dan 5)
d. 3), 4), dan 5)
15. Contoh komponen biotik dibawah ini adalah....
a. suhu
b. cahaya
c. tumbuhan
d. air
16. Dekomposer adalah merupakan contoh dari komponen.....
a. autotrof
b. biotik
c. abiotik
d. heterotrof
17. Scavenger adalah hewan pemakan....
a. daging
b. tumbunhan
c. segalanya
d. bangkai
18. Burung nasar adalah hewan pemakan bangkai sehingga digolongkan dalam
golongan....
a. scavenger
b. omnivora
c. karnivora
d. herbivora
19. Di bawah ini adalah hewan pemakan daging adalah.....
a. kelinci
b. kambing
c. gajah
d. harimau
20. Pengertian dari omnivora adalah........
a. hewan pemakan segalanya
b. hewan pemakan tumbuhan
c. hewan pemakan daging
d. hewan pemakan tulang
21. Di bawah ini contoh dari ekosistem alami adalah......
a. kolam
b. sawah
c. aquarium
d. atmosfer
22. Ekosistem luas yang terbentuk karena factor iklim disebut......
a. biosfer
b. ekosistem
c. komunitas
d. bioma
23. Seluruh ekosistem di bumi disebut…..
a. populasi
b. bioma
c. biosfer
d .komunitas
24. Yang merupakan contoh dari ekosistem buatan di bawah ini adalah….
a. sawah
b. pantai
c. hutan
d. sungai
25. Salah satu kompoen abiotik yang mempengaruhi kesuburan tanah yaitu ....
a. suhu
b. batu
c. tanaman
d. kandungan mineral
26. Tumbuhan merupakan komponen biotik yang mempunyai fungsi ....
a. mencegah erosi tanah
b. meningkatkan suhu
c. melepaskan karbondioksida
d. membuat tanah kering
27. Pernyataan yang menunjukan ketergantungan komponen biotik terhadap
komponen abiotik yaitu ....
a. bakteri dapat hidup di dalam tanah yang lembab
b. tanah menjadi tandus karena tidak ada tumbuhan
c. jamur dapat hidup di permukaan kulit
d. tumbuhan perlu disiram setiap hari
28. Komponen abiotik yang tidak tergantung dengan biotik antara lain….
a. gaya grafitasi
b. air
c. tanah
d. garam mineral
29. Penguraian sampah daun, kotoran binatang dan sisa makanan binatang
mengakibatkan ....
a. kandungan mineral menurun
b. kematian tanaman
c. kesuburan tanah meningkat
d. kesuburan tanah menurun
30. Dalam suatu ekosistem terdapat tikus, kucing, rumput, bakteri.
Organisme yang sangat bergantung pada konsumen adalah ...
a. kucing, rumput
b. paku
c. tikus, kucing
d. jamur
31. Belalang merupakan organisme konsumen yang bergantung pada….
a. padi
b. benalu
c. kelinci
d. ayam
32. Hewan yang makan tumbuhan langsung disebut ....
a. konsumen
b. pengurai
c. produsen
d. dekomposer
33. Apa yang dimaksud dengan jaring-jaring makanan….
a. peristiwa makan dan dimakan dalam suatu ekosistem dengan urutan tertentu
b. merupakan gambaran perbandingan antara produsen, konsumen I,
konsumen ii, dan seterusnya
c. merupakan sekumpulan rantai makanan yang saling berhubungan dalam
suatu ekosistem
d. merupakan perpindahan energi dari tempat yang tinggi ke tempat yang
rendah
34. Merupakan gambaran perbandingan antara produsen, konsumen I, konsumen
II, dan seterusnya merupakan pengertian dari….
a. arus energi
b. rantai makanan
c. piramida makanan
d. jaring-jaring makanan
35. Berikut ini perpindahan energi yang benar adalah ....
a. matahari – herbivora – karnivora – omnivora
b. matahari – produsen – konsumen I – konsumen II
c. produsen – matahari – konsumen – produsen
d. produsen – karnivora – herbivora – matahari
36. Perhatikan nama makhluk hidup di bawah ini :
(1) Burung
(2) Rumput
(3) Jangkrik
Urutan yang benar agar membentuk suatu rantai makanan yaitu :
a. 2) – 1) – 3)
b. 2) – 3) – 1)
c. 3) – 2) – 1)
d. 1) – 2) – 3)
37. (1) Jagung (2) belalang (5) burung (6) pengurai
Dari bagan jaring-jaring makanan di atas yng menunjukkan konsumen I
adalah ……
a. 4 dan 5
b. 6
c. 5
d. 2, 3 dan 4
38. Padi dimakan tikus, tikus dimakan ular, ular dimakan elang, elang mati
diuraikan menjadi zat hara oleh jamur dan bakteri. Berdasarkan peristiwa itu
dapat dikatakan ….
A B C D
Produsen Tikus Tikus Padi Padi
Herbivore Padi Padi Tikus Tikus
Karnivora Elang Ular Ular-elang Ular-elang
Pengurai Bakteri Jamur Jamur-bakteri Bakteri
Konsumen I Elang Ular Tikus Tikus
Konsumen II Ular Tikus Ular Elang
Konsumen III Tikus Elang Elang Ular
39. Makhluk hidup yang bertindak sebagai pengurai adalah......
a. elang
b. tikus
c, bakteri
d. ular
40. Perpindahan materi dan energi dari makhluk hidup satu ke makhluk hidup lain
melalui proses makan dan dimakan dengan urutan tertentu disebut.....
a. rantai makanan c. jaring-jaring makanan
b. piramida makanan d. aliran energi
(3) jangkrik
(4) capung
Lampiran 15
KUNCI JAWABAN TES SIKLUS I
No. Jawaban
1 A 2 B 3 A 4 A 5 D 6 D 7 B 8 C 9 D 10 A 11 B 12 C 13 D 14 C 15 D 16 A 17 C 18 A 19 B 20 B 21 B 22 C 23 A 24 D 25 A 26 B 27 B 28 A 29 D 30 C 31 B 32 B 33 B 34 D 35 D 36 A 37 C 38 D 39 A 40 B
Lampiran 16
KUNCI JAWABAN TES SIKLUS II
No. Jawaban
1 A 2 D 3 C 4 C 5 D 6 B 7 B 8 C 9 B 10 D 11 A 12 C 13 A 14 B 15 C 16 B 17 D 18 A 19 D 20 A 21 D 22 D 23 C 24 A 25 D 26 A 27 B 28 A 29 C 30 C 31 A 32 A 33 C 34 C 35 B 36 B 37 D 38 C 39 C 40 A
lampiran 17
DAFTAR NILAI TES PRA SIKLUSKELAS VII B
No Kode Nilai Ketercapaian Ketuntasan(%) Tuntas Tidak
1 B-01 45 45 (%) √
2 B-02 65 65 (%) √
3 B-03 60 60 (%) √
4 B-04 55 55 (%) √
5 B-05 45 45 (%) √
6 B-06 65 65 (%) √
7 B-07 65 65 (%) √
8 B-08 55 55 (%) √
9 B-09 65 65 (%) √
10 B-10 50 50 (%) √
11 B-11 65 65 (%) √
12 B-12 50 50 (%) √
13 B-13 55 55 (%) √
14 B-14 65 65 (%) √
15 B-15 60 60 (%) √
16 B-16 65 65 (%) √
17 B-17 45 45 (%) √
18 B-18 55 55 (%) √
19 B-19 50 50 (%) √
20 B-20 50 50 (%) √
21 B-21 60 60 (%) √
22 B-22 45 45 (%) √
23 B-23 55 55 (%) √
24 B-24 50 50 (%) √
25 B-25 60 60 (%) √
26 B-26 55 55 (%) √
27 B-27 60 60 (%) √
28 B-28 40 40 (%) √
29 B-29 45 45 (%) √
30 B-30 50 50 (%) √
31 B-31 65 65 (%) √
32 B-32 50 50 (%) √
33 B-33 55 55 (%) √
34 B-34 50 50 (%) √
35 B-35 65 65 (%) √
36 B-36 60 60 (%) √
37 B-37 65 65 (%) √
38 B-38 65 65 (%) √
39 B-39 60 60 (%) √
40 B-40 45 45 (%) √
Jumlah 2230 18 22
Rata-rata 55,75 55,75% 45% 55%
Lampiran 18
DAFTAR NILAI TES SIKLUS IKELAS VII B
No Kode Nilai Ketercapaian Ketuntasan(%) Tuntas Tidak
1 B-01 60 60% √
2 B-02 55 55% √
3 B-03 70 70% √
4 B-04 60 60% √
5 B-05 55 55% √
6 B-06 65 65% √
7 B-07 55 55% √
8 B-08 60 60% √
9 B-09 60 60% √
10 B-10 60 60% √
11 B-11 70 70% √
12 B-12 70 70% √
13 B-13 65 65% √
14 B-14 70 70% √
15 B-15 65 65% √
16 B-16 65 65% √
17 B-17 60 60% √
18 B-18 70 70% √
19 B-19 65 65% √
20 B-20 65 65% √
21 B-21 60 60% √
22 B-22 65 65% √
23 B-23 70 70% √
24 B-24 55 55% √
25 B-25 70 70% √
26 B-26 60 60% √
27 B-27 65 65% √
28 B-28 45 45% √
29 B-29 70 70% √
30 B-30 65 65% √
31 B-31 70 70% √
32 B-32 60 60% √
33 B-33 65 65% √
34 B-34 60 60% √
35 B-35 70 70% √
36 B-36 60 60% √
37 B-37 65 65% √
38 B-38 70 70% √
39 B-39 60 60% √
40 B-40 55 55% √
Jumlah 2525 34 6
Rata-rata 63,125 63,13% 85% 15%
Lampiran 19
DAFTAR NILAI TES SIKLUS IIKELAS VII B
No Kode Nilai Ketercapaian Ketuntasan(%) Tuntas Tidak
1 B-01 80 80% √2 B-02 75 75% √3 B-03 95 95% √4 B-04 75 75% √5 B-05 75 75% √6 B-06 95 95% √7 B-07 85 85% √8 B-08 75 75% √9 B-09 85 85% √10 B-10 80 80% √11 B-11 95 95% √12 B-12 85 85% √13 B-13 80 80% √14 B-14 80 80% √15 B-15 90 90% √16 B-16 95 95% √17 B-17 90 90% √18 B-18 85 85% √19 B-19 75 75% √20 B-20 80 80% √21 B-21 80 80% √22 B-22 85 85% √23 B-23 85 85% √24 B-24 55 55% √25 B-25 75 75% √26 B-26 80 80% √27 B-27 85 85% √28 B-28 55 55% √29 B-29 95 95% √30 B-30 75 75% √31 B-31 80 80% √32 B-32 90 90% √33 B-33 75 75% √34 B-34 85 85% √35 B-35 95 95% √36 B-36 80 80% √37 B-37 85 85% √38 B-38 85 85% √39 B-39 80 80% √40 B-40 55 55% √
Jumlah 3255 37 3Rata-rata 81,375 81,38% 92,50% 7,50%
Lampiran 20
Peserta didik saat kerja kelompok di dalam kelas
Peserta didik memperhatikan penjelasan guru
Peserta didik saat kerja kelompok di luar kelas
Peserta didik saat kerja kelompok di luar kelas
Lampiran 21
PEDOMAN WAWANCARA
Pokok-pokok wawancara dengan Guru mata pelajaran Biologi kelas VII (Ida
Isnaini S.Pd.I) di MTs Al-Madinah Tegalkubur Yamansari Lebaksiu Meliputi :
1. Bagaimana pelaksanaan pembelajaran biologi yang terjadi di
MTs Al-Madinah Tegalkubur Yamansari Lebaksiu?
2. Metode apa yang digunakan dalam pembelajaran Biologi?
3. Bagaimana aktivitas peserta didik / kelas dalam pembelajaran Biologi?
4. Bagaimana perolehan nilai peserta didik / kelas dalam pembelajaran Biologi?
5. Dengan berlakunya KTSP, apakah pembelajaran Biologi di MTs Al-Madinah
sudah menerapkan pendekatan kontekstual dalam proses pembelajarannya?
RIWAYAT HIDUP PENULIS
A. Identitas Diri
1. Nama Lengkap : Robawi
2. Tempat & tgl. Lahir : Kendal, 10 September 1983
3. NIM : 043811043
4. Alamat Rumah : Ds Tratemulyo Rt 02 Rw 02 Kec. Weleri Kab.
Kendal
HP : 087 882 588 693
E-mail : [email protected]
B. Riwayat Pendidikan
Pendidikan Formal:
1. SD Negeri 02 Weleri – Kendal Lulus Tahun 1996
2. SLTP Negeri 02 Weleri – Kendal Lulus Tahun 1999
3. SLTA Muhammadiyah 04 Kendal Lulus Tahun 2003
4. IAIN Walisongo Semarang angkatan 2004
C. Karya Ilmiah
Pendekatan CTL (Contextual Teaching and Learning) dalam Meningkatkan
Hasil Belajar Siswa Kelas VII MTs Al-Madinah Tegalkubur Yamansari
Lebaksiu-Tegal Tahun Ajaran 2011-2012
Semarang, Mei 2011
Robawi
NIM: 043811043