11
Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 1, Januari 2010 MINERALISASI EMAS DAN MINERAL PENGIKUTNYA DI DAERAH NIRMALA, BOGOR, JAWA-BARAT Heru Sigit Purwanto Staf Pengajar Magister Teknik Geologi, UPN VeteranYogyakarta email : [email protected] ABSTRAK Penelitian terletak di Dusun Nirmala, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Litologi daerah telitian tersusun atas dua satuan batuan yaitu satuan tuf lapili dan satuan breksi tuf dengan dua bentukan lahan geomorfik yaitu perbukitan vulkanik bergelombang kuat dan perbukitan bergelombang sedang. Alterasi hidrotermal yang terbentuk di daerah telitian dikelompokkan menjadi dua tipe alterasi yaitu alterasi argilik dan alterasi kloritisasi. Mineralisasi yang dijumpai di daerah telitian adalah pirit, kalkopirit, bornit dan galena. Di daerah telitian mineralisasi dikontrol oleh struktur geologi berupa kekar dan sesar mendatar. Mineralisasi secara dominan dan banyak dijumpai pada uarat kuarsa yang mengisi kekar-kekar terutama shear fracture yang secara umum berarah timur laut barat daya dan barat laut tenggara, dengan arah tegasan pada kekar-kekar yang diukur di lapangan relatif berarah utara-selatan. ABSTRACT Research located in Nirmala Orchard, Countryside Malasari, Subdistrict Nanggung, Regency Bogor, West Java Province. Lithology of this area lapp over for two set of the rock that is set of tuf lapili and set of breksi tuf with two notching of farm of geomorfik that is hilly surging and strong surging vulkanik. Hidrotermal alteration formed grouped to accurate area become two type of alteration that is argilic alteration and clhorite altertion. Mineralisation met accurate area pursuant are pyrit, chalcopyrite, bornit and galena. In accurate area of mineralisation controlled by structure of geology in the form of fault and crack. Where mineralisation abundance and a lot of met to fill crack especially shear fracture owning trend of north-east direction - southwest and northwest - southeast, with direction of strong force measured in field relative instruct north-south. Area to be developed or the new area for exploration of gold and sediment of other ore, inferential that analysis model deposit can assist in localizing area of mineralisasi because of basically the determination of model deposit represent method of elementary exploration in determining mineralisation model deposit of gold ore from epitermal system.

penelitian emas dan mineral pengikutnya di nirmal

Embed Size (px)

DESCRIPTION

hasil penelitian

Citation preview

Page 1: penelitian emas dan mineral pengikutnya di nirmal

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 1, Januari 2010

MINERALISASI EMAS DAN MINERAL PENGIKUTNYA

DI DAERAH NIRMALA, BOGOR, JAWA-BARAT

Heru Sigit Purwanto

Staf Pengajar Magister Teknik Geologi, UPN “Veteran” Yogyakarta

email : [email protected]

ABSTRAK

Penelitian terletak di Dusun Nirmala, Desa Malasari, Kecamatan Nanggung, Kabupaten Bogor, Propinsi Jawa Barat. Litologi daerah telitian tersusun atas dua satuan batuan yaitu satuan tuf lapili dan satuan breksi tuf dengan dua bentukan lahan geomorfik yaitu perbukitan vulkanik bergelombang kuat dan perbukitan bergelombang sedang. Alterasi hidrotermal yang terbentuk di daerah telitian dikelompokkan menjadi dua tipe alterasi yaitu alterasi argilik dan alterasi kloritisasi. Mineralisasi yang dijumpai di daerah telitian adalah pirit, kalkopirit, bornit dan galena. Di daerah telitian mineralisasi dikontrol oleh struktur geologi berupa kekar dan sesar mendatar. Mineralisasi secara dominan dan banyak dijumpai pada uarat kuarsa yang mengisi kekar-kekar terutama shear fracture yang secara umum berarah timur laut – barat daya dan barat laut – tenggara, dengan arah tegasan pada kekar-kekar yang diukur di lapangan relatif berarah utara-selatan. ABSTRACT

Research located in Nirmala Orchard, Countryside Malasari, Subdistrict Nanggung, Regency Bogor, West Java Province. Lithology of this area lapp over for two set of the rock that is set of tuf lapili and set of breksi tuf with two notching of farm of geomorfik that is hilly surging and strong surging vulkanik. Hidrotermal alteration formed grouped to accurate area become two type of alteration that is argilic alteration and clhorite altertion. Mineralisation met accurate area pursuant are pyrit, chalcopyrite, bornit and galena. In accurate area of mineralisation controlled by structure of geology in the form of fault and crack. Where mineralisation abundance and a lot of met to fill crack especially shear fracture owning trend of north-east direction - southwest and northwest - southeast, with direction of strong force measured in field relative instruct north-south. Area to be developed or the new area for exploration of gold and sediment of other ore, inferential that analysis model deposit can assist in localizing area of mineralisasi because of basically the determination of model deposit represent method of elementary exploration in determining mineralisation model deposit of gold ore from epitermal system.

Page 2: penelitian emas dan mineral pengikutnya di nirmal

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 1, Januari 2010

1.1 Pendahuluan

Deposit emas dan mineral penyertanya terjadi di Nirmala dan sekitarnya banyak

dihubungakan dengan mineralisasi emas didaerah Gunung Pongkor. Tipe mineralisasi

emas di daerah Nirmala dan sekitarnya relatif sama dengan Tipe deposit daerah Pongkor

merupakan tipe endapan epitermal (berupa urat-urat kuarsa), termasuk dalam sistem

epitermal sulfida rendah (Aditya dan Sinambela, 1991). Mineral yang dijumpai adalah

mineral kuarsa, adularia, karbonat, barit, klorit, zeolit, mangan, dan oksida besi.

Proses pengendapan larutan hidrotermal akan mengalir melewati permebilitas (sekunder maupun primer) batuan, sehingga terjadi proses alterasi yang merubah komposisi kimiawi, mineralogi dan tekstur batuan asal yang dilaluinya. Tipe alterasi dan mineralisasi pada suatu daerah mempunyai sifat dan karakteristik tersendiri yang sering dicirikan dengan adanya himpunan mineral tertentu. Keberadaan zona alterasi dan mineralisasi ini akan membantu dalam perencanaan pengembangan eksplorasi mineral bijih yang mengandung emas dan perak. Salah satu indikator yang berpengaruh terhadap kehadiran urat-urat pembawa mineral bijih berharga adalah struktur rekahan (kekar, sesar). Jaringan kekar yang berkembang merupakan jalan bagi larutan sisa magma (late-magmatics) untuk mengisi dan mengendapkan mineral-mineral bijih (Heru Sigit, 2002). Endapan bijih tersebut ditemukan pada pola-pola urat (vein) yang berarah baratlaut-tenggara dan utara-selatan. Daerah Pongkor yang terletak di utara daerah telitian urat-urat pembawa emas di bagian utara telah hampir habis dieksploitasi, sehingga perlu adanya penelitian untuk eksplorasi awal daerah bagian selatan konsesi yang termasuk dalam wilayah pengembangan eksplorasi untuk menemukan cadangan baru. 1.2 Tinjauan Pustaka

Alterasi daerah Nirmala dan sekitarnya didapatkan secara umum adalah silisifikasi, argilisasi dan kloritisasi. Silisifikasi menempati tempat-tempat sekitar jalur-jalur dekat urat kuarsa. Argilisasi dan kloritisasi didapatkan hampir disemua batuan, dan juga terdapat urat kuarsa.

Mineralisasi di daerah Nirmalasari dan sekitarnya biasanya berassosiasi dengan kehadiran urat-urat kuarsa, Mineral yang hadir biasanya pirit, sedikit kalkopirit, galena dibeberapa tempat, hematit dan magnetit. Mineral biasanya hadir pada zona urat kuarsa kompresi, urat kuarsa breksiasi, dan urat kuarsa tension. Mineralisasi emas di daerah Nirmala diinterpretasikan merupakan cebakan epithermal sulphida rendah tipe urat (kuarsa – karbonat – adularia), berdasarkan suhu pembentukan urat yang berkisar antara 150

OC – 212

OC

(Basuki, 2000). Mineralisasi pada urat-urat kuarsa diinterpretasikan sebagai hasil dari peregangan patahan turun yang diawali oleh pergerakan samping mendatar sepanjang sistem patahan yang saling memotong (Milesi, et.al, 1999).

Geologi daerah Pongkor tersusun atas tiga satuan batuan volkanik yang berumur Miosen-Pliosen (Milési, et al., 1999). Satuan paling bawah dicirikan oleh batuan volkanik andesitik yang berafinitas calc-alkaline yang diendapkan di bawah lingkungan laut, yang bergradasi secara lateral menjadi endapan epiklastik. Terdapat sisipan endapan epiklastik berbutir halus sampai kasar, seperti batupasir yang bergradasi kearah atas dan batulanau hitam diantara andesit dan tubuh breksi. Satuan bagian tengah tersusun oleh batuan volkanik

Page 3: penelitian emas dan mineral pengikutnya di nirmal

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 1, Januari 2010

eksplosif dasitik darat yang tersusun oleh tuf lapili. Batuan ini ditumpangi oleh breksi volkanik dan tuf jatuhan piroklastik berbutir halus dan batulanau epiklastik. Sebuah kubah riolitik mengintrusi satuan ini. Satuan bagian atas tersusun oleh aliran lava andesitik dengan struktur kekar tiang (Warmada, 2005).

Endapan emas-perak Pongkor merupakan endapan epitermal sulfida rendah tipe urat (kuarsa-karbonat-adularia) yang terjadi pada kala plioses (2,05± 0.05 Ma) tahun. Hasil analisis inklusi fluida yang diambil baik dari kuarsa maupun kalsit dapat diinterpretasikan bahwa suhu pembentukan urat ini berkisar antara 180°-220° C, yang menurut Lindgren (1933) dapat diklasifikasikan sebagai endapan epitermal. Pengisi rekahan berupa urat dengan sekuen paragenetik (Milési et al., 1999), yaitu sekuen karbonat-kuarsa yang terbentuk pada awal pengisian, mangan karbonat-kuarsa, kuarsa berlapis, kuarsa-sulfida abu-abu, dan kuarsa berongga (vuggy quartz), Mineral-mineral bijih potensial terkonsentrasi pada sekuen kuarsa-sulfida abu-abu, dan Mega, F (2005) mengelompokan menjadi empat stage mineralisasi : Stockwork ~ Brecciated (SB), Banded Kuarsa Kalsit (BKK), Banded ~ Colloform (BC), Massive ~ Geode (MG). Endapan emas-perak Pongkor terdiri atas 9 urat kuarsa utama kuarsa-adularia-karbonat subparalel yang kaya akan oksida mangan dan limonit dan sangat miskin akan sulfida (Warmada, et al., 2003). Urat-urat ini mempunyai panjang antara 700 sampai 2500 m, tebal beberapa meter dan dalam lebih dari 200 m yang memotong satuan batuan volkanik. 1.3 Metode Penelitian Penelitian ini dilakukan beberapa tahapan pendekatan, yaitu tahap pendahuluan, tahap pengumpulan data, analisis dan interpretasi, dan tahap penyelesaian serta penyajian data.

Metode penlitian dengan pemetaan permukaan dengan pengamatan dan diskripsi batuan, pengukuran lintasan-lintasan struktur geologi rinci dan pengambilan contoh batuan dan urat kuarsa. Selanjutnya dengan mengolah dan menganalisis data-data geologi diantaranya analisis petrografi sayatan batuan, analisis AAS (Atomic Absorbtion Spectophotometric) batuan termineralisasi dan urat kuarsa, analisis XRD (X-Ray Defraction), analisis stereografis data struktur geologi, analisis kemenerusan urat-urat kuarsa dan tipe deposit emas.

Data yang diperoleh akan dianalisis, diinterpretasikan dan disajikan dalam bentuk peta ataupun interpretasi pembahasan masalah. Peta yang akan dihasilkan yaitu Peta Lokasi Pengamatan, Peta Geologi, Peta Geomorfologi, Peta Alterasi, Peta Struktur Geologi dan Lintasan Terukur Semi-Detil. Interpretasi pembahasan mengenai alterasi, mineralisasi dan karakteristik model deposit daerah telitian.

Hasil analisis laboratorium akan disajikan dalam bentuk tabel, diagram dan grafik. Hasil analisis tersebut diantaranya, hasil analisis sayatan tipis batuan, data pengukuran kekar di lapangan dan gambar stereografis hasil analisa struktur geologi dan uratan kuarsa (veinlets), tabel hasil analisis AAS (Atomic Absorbtion Spectophotometric), dan hasil analisi X-RD (X-Ray Defraction).

Page 4: penelitian emas dan mineral pengikutnya di nirmal

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 1, Januari 2010

1.4 Hasil Dan Pembahasan 1.4.1 Lintasan Rinci

Berdasarkan lintasan-lintasan terpilih secara umum di daerah Nirmala dan sekitarnya di jumpai tuf, lapili tuf, breksi tuf, batupasir, napal lempungan dan basal andesitik. Hasil pengukuran dan analisis unsur struktur kekar dan urat kuarsa daerah Nirmala didapatkan arah umum NW – SE (baratlaut – tenggara) dan NE – SW (timurlaut – baratdaya).

Lintasan detail Sungai Cileles dominan satuan batuan tuf, warna abu-abu keputihan, gelas, klorit dan mineral lempung, kadang terdapat pirit, dibeberapa tempat dijumpai urat-urat kuarsa ukuran kecil (quartz veinlet) antara 0.2 – 1 cm. Alterasi pada lintasan Sungai Cileles secara umum adalah argilisasi dan kloritisasi. Argilisasi hadir mineral lempung, sedikit kuarsa, warna putih kekuningan, dijumpai pada zona rekahan dan banyak dijumpai urat-urat kuarsa kecil. Kloritisasi hadir mineral klorit, kalsit, beberapa tempat hadir epidot (Tabel 1&2). Mineralisasi dijumpai pirit, beberapa kalkopirit. Urat kuarsa yang berukuran 1-4 cm, biasanya mengisi atau bersamaan dengan kekar tension dan kekar kompresi (quartz breccia). Berdasarkan hasil analisis struktur didapatkan arah umum kekar dan urat kuarsa di lintasan Sungai Cileles adalah NW – SE (baratlaut – tenggara) dan beberapa ada yang berarah NE – SW dan E – W. Kedudukan urat kuarsa kompresi N 235

OE/75

O dan N 170

OE/80

O, tebal 2 – 5 cm,

warna putih kekuningan, dijumpai pirit, kalkopirit. Kedudukan urat kuarsa tensional mempunyai kedudukan N 220

OE/80

O dan N 280

OE/80

O, terdapat juga

sesar mendatar kiri naik N 210OE/65

O dan beberapa stockwork dengan quartz

veinlets di bagian hilir sungai Cileles. Lintasan detail cabang Sungai Cisahibah dijumpai batuan tuf breksi, litik

tuf, dan tuf. Litologi breksi tuf dominan, warna abu-abu keputihan, fragmen batuan andesit dan basalt, dijumpai klorit dan mineral lempung, kadang terdapat pirit pada matriknya, dibeberapa tempat dijumpai urat-urat kuarsa ukuran kecil (quartz veinlet) antara 0.2 – 1 cm. Alterasi pada lintasan Sungai Cisahibah adalah kloritisasi dan argilisasi. Kloritisasi umumnya hadir mineral klorit, sedikit kalsit dan beberapa dijumpai epidot, biasanya pada batuan litik tuf dan breksi tuf, sedikit mineral lempung, warna abu-abu kehuijauan dan hijau keputihan, dibeberapa tempat hadir mineral pirit dan kalkopirit. Argilisasi umumnya hadir mineral lempung (kaolinit), sedikit kuarsa, warna putih kekuningan, dijumpai pada zona rekahan dekat zone sesar dan urat kuarsa dan banyak dijumpai urat-urat kuarsa kecil (quartz veinlets). Mineralisasi pada lintasan ini dijumpai secara umum hadirnya pirit, beberapa kalkopirit. Urat kuarsa yang berukuran 15 – 30 cm mengisi atau bersamaan dengan sheared fractures (quartz breccia), warna putih kekuningan-kecoklatan, manganis, umumnya hancur dijumpai pirit, limonitik, kedudukan N 240º- 250º E/80

O. Berdasarkan hasil analisis struktur didapatkan

arah umum kekar dan urat kuarsa di lintasan cabang Sungai Cisahibah adalah dominan E–W dan berarah NE–SW dan beberapa berarah NW–SE dan N–S.

Lintasan detail cabang Sungai Cibedok batuan breksi tuf dominan, warna abu-abu keputihan, fragmen batuan andesit dan basalt, lapuk dan mengalami alterasi, dijumpai klorit dan mineral lempung, kadang terdapat pirit pada matriknya, dibeberapa tempat dijumpai urat-urat kuarsa ukuran kecil (Quartz veinlet) antara 1-2 cm. Berdasarkan hasil analisis struktur didapatkan arah umum kekar dan urat kuarsa di lintasan Sungai Cibedok adalah dominan E – W dan berarah NE – SW yang merupakan kekar-kekar kompresi, sedangkan beberapa berarah NW – SE dan N–S secara umum merupakan

Page 5: penelitian emas dan mineral pengikutnya di nirmal

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 1, Januari 2010

kekar-kekar tension. Dijumpai bidang sesar dengan kedudukan N 010O-015

OE/

75O, pitch 10

O-15

O, merupakan sesar mendatar kiri naik. Alterasi pada lintasan

Sungai Cibedok adalah kloritisasi dan argilisasi. Kloritisasi hadir mineral klorit, sedikit kalsit dan beberapa dijumpai epidot, pada batuan litik tuf dan breksi tuf, sedikit mineral lempung, warna abu-abu kehuijauan dan hijau keputihan, dibeberapa tempat hadir mineral pirit dan kalkopirit. Argilisasi hadir mineral lempung (kaolinit), sedikit kuarsa, warna putih kekuningan, dijumpai pada zona rekahan dekat zone sesar dan urat kuarsa dan banyak dijumpai urat-urat kuarsa kecil (quartz veinlets). Mineralisasi pada lintasan ini dijumpai secara umum hadirnya pirit, beberapa kalkopirit. Urat kuarsa yang berukuran 05 – 20 cm mengisi atau bersamaan dengan sheared fractures (quartz breccia), warna putih kekuningan-kecoklatan, manganese, umumnya hancur dijumpai pirit, limonitik, kedudukan N 240º- 250º E/80

O.

Lintasan detail Sungai Cirabok batuan lapili tuf dominan, warna abu-abu kehijauan, rounded – subrounded, mineral glas dan sedikit kuarsa, limonitik, kadang terdapat pirit, sebagian dijumpai urat-urat kuarsa kecil (1– 20 cm). Beberapa tuf dijumpai diantara litik tuf dan breksi tuf, ditemukan setempat-setempat. Alterasi pada lintasan Sungai Cirabok secara umum adalah argilisasi dan kloritisasi. Argilisasi umumnya hadir mineral lempung (kaolinit), sedikit kuarsa, warna putih kekuningan, dijumpai pada zona rekahan dekat zone sesar dan urat kuarsa dan banyak dijumpai urat-urat kuarsa kecil (quartz veinlets). Kloritisasi umumnya hadir mineral klorit, beberapa dijumpai epidot, biasanya pada batuan litik tuf dan breksi tuf, sedikit mineral lempung, warna abu-abu kehuijauan dan hijau keputihan, dibeberapa tempat hadir mineral pirit. Mineralisasi hadirnya pirit, beberapa kalkopirit. Urat kuarsa kompresi yang berukuran 20 – 60 cm mengisi atau bersamaan dengan sheared fractures (quartz breccia), warna putih kekuningan-kecoklatan, manganis, dijumpai pirit, limonitik, kedudukan N 210º- 230º E/70º-80

O. Berdasarkan hasil analisis struktur

didapatkan arah umum kekar dan urat kuarsa di lintasan Sungai Cirabok adalah dominan berarah NE – SW yang merupakan kekar-kekar kompresi, sedangkan beberapa berarah NW – SE dan N –S secara umum merupakan kekar-kekar tension. Dijumpai bidang sesar dengan kedudukan N 025

O-030

OE/ 75

O, pitch

10O-15

O, merupakan sesar mendatar kiri naik.

1.4.2 Alterasi

Analisis X-Ray Diffraction (XRD) untuk mengetahui kehadiran mineral-mineral pada batuan alterasi, yaitu silisifikasi, argilisasi dan kloritisasi. Berdasarkan hasil analisis XRD menunjukkan kehadiran mineral monmorilonit, illite, kaolinit, muskovit dan kuarsa pada batuan alterasi argilisasi (Tabel 3), sedangkan dari contoh batuan kloritisasi, menunjukkan hadirnya mineral klorit, plogopit dan kuarsa (Tabel 1)

Tabel 1. Hasil analisis XRD dari batuan zona kloritisasi.

Page 6: penelitian emas dan mineral pengikutnya di nirmal

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 1, Januari 2010

Tabel 2. Hasil analisis XRD dari batuan zona silisifikasi.

Tabel 3. Hasil analisis XRD dari batuan zona argilisasi.

No.corak belauan

Jenis Formula Mineral Nama Mineral

5-0490 D SiO2 Kuarza 6-0221 D Al2Si2O5(OH)4 Kaolinit 2-0462 D KAl2(Si3AlO10)(OH)2 Illit 7-0032 D KAl2Si3AlO10(OH)2 Muskovit 3-0016 D Al2O3.4SiO2.H2O.xH2O Montmorillonit

Gambar 1. Grafik hasil analisa XRD pada batuan teralterasi.

No.corak belauan

Jenis Formula Mineral Nama Mineral

5-0490 D SiO2 Kuarza 10-0492 KMg3(Si3AlO10)(OH)2 Plogopit 16-351 (Mg3.13Fe2)Si3(OH)8 Klorit

No.corak belauan

Jenis Formula Mineral Nama Mineral

5-0490 D SiO2 Kuarza

Page 7: penelitian emas dan mineral pengikutnya di nirmal

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 1, Januari 2010

Hasil analisa XRD 1 (contoh batuan zona argilisasi) menunjukan hadirnya mineral kuarsa, kaolinit, illit, muskovit, montmorilonit. Hasil analisa XRD 2 dan XRD 5 (contoh batuan zona kloritisasi dan YDH II) mununjukan hadirnya mineral kuarsa, klorit, dan plogofit. Hasil analisa XRD 4 (contoh YDH II) pada batuan yang teralterasi argilik menunjukan hadirnya illit dan phyrophillite. Hasil analisa XRD 3 (contoh batuan zona silisifikasi) mununjukan hadirnya mineral kuarsa.

Hasil analisa XRD dari mineral yang hadir merupakan mineral yang terbentuk pada temperatur tinggi seperti plogofit, didukung dengan kenampakan asosiasi mineral di lapangan yaitu pirit, kalkopirit, dan kehadiran galena, bahwa alterasi daerah telitian terbentuk pada temperatur yang tinggi (berdasarkan quarzt fluid inclution pada temperatur 150

o – 290

oC). Mineral montmorilonit pada

hasil analisa XRD menunjukkan bahwa terjadi alterasi pada proses epitermal yang ditandai adanya kontak dengan batuan vulkanik dan tuf. 1.4.3 Mineralisasi

Berdasarkan analisis AAS (Atomic Absorbtion Spectrometry) dari beberapa contoh urat kuarsa menunjukkan bahwa urat-urat kuarsa kompresi lebih tinggi mengandung unsur bijih, terutama emas dibandingkan dengan urat kuarsa tarikan (tentional) lebih rendah mengandung unsur bijih. Unsur emas (Au) pada contoh urat HS 19-04 menunjukkan kecenderungan hasil yang sama tinggi yaitu antara 5.48 ppm (Tabel 4).

Tabel 4. Hasil analisis urat kuarsa dengan AAS dalam ppm di daerah telitian

No No.SAMPEL Au

(Pongkor) Ag Cu Pb Zn

01 HS 19-01 0.27 15.52 17.23 46.57 55.53

02 HS 19-02a 0.19 12.97 19.57 12.05 10.16

03 HS 19-02b - 13.82 19.57 08.21 11.66

04 HS 19-03 0.06 - - - -

05 HS 19-04 5.48 50.65 14.88 50.41 26.21

06 HS 20-05 0.15 - - - -

07 HS 20-06 0.14 13.25 08.9 50.41 14.01

08 HS 20-07 0.15 26.28 15.40 08.21 11.87

09 HS 20-08 0.14 2.21 32.06 27.39 27.28

Tipe mineralisasi di daerah Nirmalasari, menunjukan banyak kesamaan dengan endapan bijih epitermal khususnya tipe mineral temperatur tinggi dan sulfidasi rendah yang terdapat pada beberapa tempat seperti yang telah dirangkum oleh White dan Hedenquist (1990, 1995) serta Evans 1993. Asosiasi mineral ubahan dan mineral bijih seperti klorit,kalkopirit, galena dan spalerit, serta ketidakhadiran enargit-luzonit pada hasil analisa geokimia, mendukung bahwa lingkungan mineralisasi di daerah penelitian adalah tipe epitermal sulfidasi rendah dengan suhu tinggi. Hal ini didukung oleh pola dan tekstur mineralisasi yang didominasi oleh breksiasi, stockwork, urat kuarsa, tekstur vuggy dan comb structure.

Page 8: penelitian emas dan mineral pengikutnya di nirmal

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 1, Januari 2010

Mineralisasi pada daerah telitian pada umumnya terjadi pada urat kuarsa, batuan dinding, sekitar batuan intrusi, dan pada batuan intrusi itu sendiri. Mineral emas dan asosiasinya, biasanya terdapat pada urat kuarsa dengan asosiasi mineral adalah pirit, kalkopirit, galena dan spalerit. Mineralisasi di daerah telitian didominasi oleh mineral asosiasi dari emas, untuk mengetahui karakteristik deposit serta hubungannya dengan kontrol struktur geologi di kawasan penelitian. Urat kuarsa di lokasi pengamatan, dijumpai mineral perak, galena dan spalerit dan berdasarkan analisa AAS, emas berasosiasi dengan perak dan galena. Kenampakan endapan bijih di daerah Nirmala dan sekitarnya dapat digambarkan tabel 5 sebagai berikut :

Tabel 5. Kenampakan endapan bijih di daerah Nirmala

Batuan samping Tuf, breksi vulkanik

Macam mineralisasi Pirit, kalkopirit, galena, spalerit, emas, perak

Mineral ubahan Kuarsa, lempung, klorit, epidot, adularia, illit, montmorilonit, kaolinit, plogofit

Pola mineralisasi Mengisi ruang kosong (open space filling), sebaran (disseminated)

Tekstur Comb structure, vuggy, stockwork, breksiasi, urat (veint)

Kontrol mineralisasi Struktur (kekar, sesar), porositas batuan

Perkiraan temperatur Sekitar 160o – 250

oC

Foto 1. Tension Quartz Vein lokasi Sungai Cisahibah, N 130OE/85

O.

Page 9: penelitian emas dan mineral pengikutnya di nirmal

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 1, Januari 2010

1.5 Kesimpulan a. Batuan yang menyusun secara umum daerah Nirmala adalah tuf, lapili tuf,

breksi tuf, batupasir, napal lempungan dan basal andesitik. Hasil pengukuran dan analisis unsur struktur kekar dan urat kuarsa daerah Nirmala dengan arah umum NW – SE (baratlaut – tenggara), NE – SW (timurlaut – baratdaya) dan N – S (Utara – Selatan).

b. Secara umum memperlihatkan bagian utara dominan teralterasi argilik kuat, dan ke bagian selatan dominan alterasi silisifikasi kuat. Penyebaran zona argilik setempat, mengumpul dan relatif dipermukaan, sedangkan zona kloritisasi menyebar di bawah permukaan sampai permukaan dengan mengisi rekahan. Penyebaran zona silisifikasi mengisi di dekat zona sesar, semakin kebawah permukaan semakin mengecil. Zona sesar merupakan koredor utama alterasi, yang diinterpretasikan berarah NE-SW dan ENE – WSW

c. Mineralisasi yang hadir adalah pirit, kalkopirit, beberapa tempat galena , bornit biasanya pada urat-urat kuarsa.

d. Model tepe deposit emas daerah Nirmala merupakan tipe urat kuarsa pada zona epitermal temperatu tinggi, dengan mineralisasi mengikuti arah struktur kekar dengan arah N353

oE/70

o dan N258

oE/75

o, dan struktur sesar dengan

arah N210oE/75

o.

1.6 Daftar Pustaka

Corbett,G.J & Leach,T.M.1995. S.W.Pacific Rim Au/Cu Systems : Structure,,

Alteration and Mineralization. Short Course, Vancouver, Canada. Heru Sigit Purwanto, 2002. Kontrol Struktur pada Mineralisasi Emas di daerah

Penjom dan Lubuk Mandi Semenanjung Malaysia. (Desertasi S3, tidak dipublikasikan).

Heru Sigit Purwanto, Herry Riswandi & Arfan Parmuhunan, 2007, Prospeksi Cebakan Emas Berdasarkan Kontrol Struktur Untuk Penentuan Titik Bor Nirmala Dan Sekitarnya Kabupaten Bogor Propinsi Jawa Barat. Laporan Penelitian P.T. Aneka Tambang. Jakarta (Tidak Dipublikasikan).

Leach, T.M., Umali, D.U., Del Rosario, R.C., 1985: Epithermal mineral zonation in an Active Island arc: The Bacon-Manito geothermal system Philippines, Proceedings of the 7

th Annual Geothermal Workshop,

Auckland University: 109 – 114. Nahrowi,T., Suratman,Y & Hidayat, S. 1978. Geologi Pegunungan Selatan Jawa

Timur. Laporan Eksplorasi PPTMGB,Lemigas Cepu. Nekrasov,I.Y. 1996. Geochemistry, mineralogy and genesis of gold deposits.

Brookfield.USA : A.A.Balkema Publishers. Pirajno, F. 1992. Hydrothermal Mineral Deposit. Berlin Heiderberg : Springer-

Verlag.

Page 10: penelitian emas dan mineral pengikutnya di nirmal

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 1, Januari 2010

Page 11: penelitian emas dan mineral pengikutnya di nirmal

Jurnal Ilmiah MTG, Vol. 3, No. 1, Januari 2010