Penelitian Mengenai Komplikasi-komplikasi Dari Malaria Vivax Dibandingkan Dengan

Embed Size (px)

DESCRIPTION

malaria vivax severe

Citation preview

PENELITIAN MENGENAI KOMPLIKASI-KOMPLIKASI DARI MALARIA VIVAX DIBANDINGKAN DENGAN MALARIA PALCIFARUM DI MUMBAI

PENELITIAN MENGENAI KOMPLIKASI-KOMPLIKASI DARI MALARIA VIVAX DIBANDINGKAN DENGAN MALARIA PALCIFARUM DI MUMBAI

Charulata S Limaye*, Vikram A Londhey*, ST Nabar JAPI october 2012 VOL. 60PendahuluanMalaria vivax dulunya dianggap sebagai keadaan yang tidak berbahaya. Malaria ini dikenal sering terjadi relaps kembali; tetapi beberapa jenis komplikasi yang terjadi pada malaria palcifarum tidak ditemukan pada monoinfeksi malaria vivaxDalam beberapa tahun belakangan telah terjadi perubahan trend gejala klinis dari malaria vivax yang disebut sebagai penyakit berat atau pun penyakit komplikasi; bahkan terkadang dapat menimbulkan kematian.

Insidensi malaria di Mumbai meningkat dikarenakan oleh bermacam faktor seperti populasi yang berlebihan, kurangnya kebersihan, banyaknya konstruksi, macetnya air, pekerja migrasi, resistensi insektisida, serta resistensi obat anti malaria. Kasus-kasus malaria mengalami perlonjakan selama periode July-Oktober. Angka kematian yang disebabkan oleh malaria vivax meningkat sejak dua tahun belakangan dimana pada malaria palcifarum cenderung tetap. Pada penelitian kali ini kami membandingkan berbagai komplikasi dari malaria vivax dengan malaria palcifarum serta dengan malaria ko-infeksi vivax dan palcifarum (biasa dikenal sebagai malaria campuran).

Metodologi PenelitianMerupakan penelitian observasi retrospektif yang dilaksanakan pada rumah sakit ketiga di Mumbai selama lebih dari 3 bulan periode. Seluruh pasien rawat inap dewasa dengan demam akut dan dengan positif malaria berdasarkan apusan darah tepi atau pun dengan pemeriksaan antigen (LDH) dimasukkan ke dalam penelitian. Profil demografi, komplikasi, susunan ruangan, sampai keluar rumah sakit bahkan angka kematian pun dilaporkan. Data-datanya dianalisis menggunakan uji statistic yang sesuai. Seluruh pasien menerima pengobatan berdasarkan rekomendasi dari WHO untuk terapi malaria. Malaria vivax dengan komplikasi diobati sama seperti malaria palcifarum menggunakan Artemisin based combination therapy (ACT). Pada analisis statistiknya data parametrik diuji menggunakan unpaired t-test sedangkan data nonparametrik diuji menggunakan chi-square test dengan Yates correction.

Hasil PenelitianDari keseluruhan 668 kasus, 338 nya merupakan infeksi P.vivax44 antigen92 kasus202 apusan tepiInfeksi P.falciparum ditemukan dalam 206 kasus yang mana 94 dari kasusnya positif dengan apusan tepi, 56 positif dengan tes antigen, dan 56 positif dengan kedua pemeriksaanInfeksi campuran (kombinasi vivax dan palcifarum) 136 kasus ditemukan ada 124 kasus positif kedua jenis plasmodium pada apusan tepi, serta 12 kasus dengan p.vivax positif pada apusan tepi, dan p.palcifarum positif dengan tes antigenRerata usia pasien malaria vivax sekitar 29 tahun, malaria palcifarum usia 30,5 tahun, dan malaria campuran 31,5 tahun dengan tidak ada perbedaan bermakna diantara ketiganya. Perbedaan jumlah kejadian ketiga jenis malaria dapat dilihat pada gambar satu.

Penyakit berat ditemukan pada 162 kasus (23,38%), termasuk 50 kasus vivax (14,79%), 64 kasus palcifarum (31,70%), dan 48 kasus malaria campuran (35,30%). Definisi malaria berat seperti yang diklasifikasikan oleh WHO 2000. 1Tiga puluh satu persen kasus malaria berat memiliki monoinfeksi vivax, 39% merupakan monoinfeksi falsiparum, dan 30% merupakan infeksi campuran. Indeks parasit telah tersedia dalam 20 kasus malaria berat serta rerata indeks parasitic nya 1,2%.

TrombositopeniaThrombocitopenia (hitung platelet