5
ANDI MUHAMMAD ARIF PTK-D MK. LANDASAN PENDIDIKAN KEJURUAN PENERAPAN 16 PRINSIP PROSSER DI INDONESIA Dr. Charles Allen Prosser (1871-1952) adalah seorang praktisi dan akademisi Amerika Serikat yang sering dianggap sebagai bapak pendidikan kejuruan, terutama di Amerika. Prosser juga adalah seorang guru Fisika dan Sejarah di New Albany High School dan mendapatkan gelar PhD dari Columbia University. Di kalangan akademisi pendidikan vokasi dan kejuruan di Indonesia, Prosser cukup dikenal sebagai penyusun 16 Prinsip Pendidikan Vokasi atau sering juga disebut sebagai 16 Dalil Prosser. Dalil atau Prinsip Pendidikan Kejuruan Prosser sebagian besar sangat besar sangatlah sulit untuk diterapkan secara optimal dalam sistem pendudukan kejuruan di Indonesia. Akan timbul pertanyaan apakah ke 16 prinsip prosser ini memang cocok di Indonesia? Berikut ulasan singkat mengenai penerapan prinsip prosser di Indonesia. 1. Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti dia akan bekerja. Pendidikan kejuruan berbeda dengan pendidikan umum. Dalam pendidikan kejuruan, kesediaan sarana dan prasarana sangatlah penting. Lingkungan tempat siswa dilatih untuk mencapai kompetensi diupayakan menyerupai lingkungan dunia kerja. Secara logika hal ini tentunya sangatlah sulit untuk bisa direalisasikan di Indonesia. Membangun lingkungan sekolah menyerupai lingkungan dunia kerja tentulah memerlukan dana yang tidak sedikit. Belum lagi perkembangan dunia industri yang senantiasa dinamis membuat hal ini makin sulit untuk dicapai. Oleh karena ini penanaman kompetensi dasar yang kuat merupakan solusi yang bisa dilakukan untuk saat ini. Diharapkan para siswa dapat memiliki dasar yang kuat sehingga bisa menjadi modal untuk mengikuti perkembangan dunia industri kedepannya. 2. Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang sama seperti yang diterapkan di tempat kerja. Pendidikan kejuruan sangatlah membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai serta up to date seiring perkembangan teknologi dan industri. untuk menutupi kekurangan disekolah, diadakanlah praktek kerja langsung di industri yang sering disebut pendidikan sistem ganda (PSG). Yang menjadi masalah adalah banyaknya jumlah siswa yang ingin di tempatkan tidak sebanding dengan jumlah industri. Hal yang sering ditemukan adalah para siswa malah ditempatkan pada tempat yang tidak sesuai dengan kompetensinya. Oleh karena itu pengawasan terhadap proses ini sangatlah dibutuhkan. 3. Pendidikan kejuruan akan efektif jika melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir seperti yang diperlukan pekerjaan itu sendiri.

Penerapan 16 Prinsip Prosser Di Indonesia

Embed Size (px)

DESCRIPTION

16 prinsip menurut prosser dan penerapannya di Indonesia

Citation preview

Page 1: Penerapan 16 Prinsip Prosser Di Indonesia

ANDI MUHAMMAD ARIFPTK-DMK. LANDASAN PENDIDIKAN KEJURUAN

PENERAPAN 16 PRINSIP PROSSER DI INDONESIADr. Charles Allen Prosser (1871-1952) adalah seorang praktisi dan akademisi Amerika Serikat yang

sering dianggap sebagai bapak pendidikan kejuruan, terutama di Amerika. Prosser juga adalah seorang guru Fisika dan Sejarah di New Albany High School dan mendapatkan gelar PhD dari Columbia University. Di kalangan akademisi pendidikan vokasi dan kejuruan di Indonesia, Prosser cukup dikenal sebagai penyusun 16 Prinsip Pendidikan Vokasi atau sering juga disebut sebagai 16 Dalil Prosser.

Dalil atau Prinsip Pendidikan Kejuruan Prosser sebagian besar sangat besar sangatlah sulit untuk diterapkan secara optimal dalam sistem pendudukan kejuruan di Indonesia. Akan timbul pertanyaan apakah ke 16 prinsip prosser ini memang cocok di Indonesia? Berikut ulasan singkat mengenai penerapan prinsip prosser di Indonesia.

1. Pendidikan kejuruan akan efisien jika lingkungan dimana siswa dilatih merupakan replika lingkungan dimana nanti dia akan bekerja.

Pendidikan kejuruan berbeda dengan pendidikan umum. Dalam pendidikan kejuruan, kesediaan sarana dan prasarana sangatlah penting. Lingkungan tempat siswa dilatih untuk mencapai kompetensi diupayakan menyerupai lingkungan dunia kerja. Secara logika hal ini tentunya sangatlah sulit untuk bisa direalisasikan di Indonesia. Membangun lingkungan sekolah menyerupai lingkungan dunia kerja tentulah memerlukan dana yang tidak sedikit. Belum lagi perkembangan dunia industri yang senantiasa dinamis membuat hal ini makin sulit untuk dicapai. Oleh karena ini penanaman kompetensi dasar yang kuat merupakan solusi yang bisa dilakukan untuk saat ini. Diharapkan para siswa dapat memiliki dasar yang kuat sehingga bisa menjadi modal untuk mengikuti perkembangan dunia industri kedepannya.

2. Pendidikan kejuruan yang efektif hanya dapat diberikan dimana tugas-tugas latihan dilakukan dengan cara, alat, dan mesin yang sama seperti yang diterapkan di tempat kerja.

Pendidikan kejuruan sangatlah membutuhkan sarana dan prasarana yang memadai serta up to date seiring perkembangan teknologi dan industri. untuk menutupi kekurangan disekolah, diadakanlah praktek kerja langsung di industri yang sering disebut pendidikan sistem ganda (PSG). Yang menjadi masalah adalah banyaknya jumlah siswa yang ingin di tempatkan tidak sebanding dengan jumlah industri. Hal yang sering ditemukan adalah para siswa malah ditempatkan pada tempat yang tidak sesuai dengan kompetensinya. Oleh karena itu pengawasan terhadap proses ini sangatlah dibutuhkan.

3. Pendidikan kejuruan akan efektif jika melatih seseorang dalam kebiasaan berpikir seperti yang diperlukan pekerjaan itu sendiri.

Sejatinya sekolah kejuruan harus mampu menciptakan kondisi yag mendukung perkembangan pola pikir dan pola kerja industri bagi siswanya. Berbicara tentang pola pikir tentunya sangat berhubungan dengan kebiasaan dan pengalaman hidup seseorang. Kendalanya adalah manajemen sekolah biasanya tidak memiliki latar belakang indistri yang kuat. Kebanyakan sekolah kejuruan dipimpin dan diajar oleh profesinal pendidikan yang tidak memiliki pengalaman industri yang cukup. sehingga proses penanaman pola pikir tentunya akan sulit dilakukan. Solusinya tentunya adalah memasukkan staff pengajar yang memiliki dasar pengetahuan dan mindset industri yang memadai.

4. Pendidikan kejuruan akan efektif jika dapat memampukan setiap individu mengembangkan minatnya, pengetahuannya dan keterampilannya pada tingkat yang paling tinggi.

Sistem pendidikan kita yang memungkinkan bagi siswa untuk secara individu maju dan meraih tingkat kompetensi dan keberhasilan tertinggi yang setinggi-tingginya bisa dikatakan sukses dalam hal ini. Namun prinsip ini bagaikan pedang bermata dua dimana siswa yang memiliki potensi, dan kemauan kuat dapat melaju cepat sedangkan siswa yang lemah akan senantiasa tertinggal jika tidak memiliki keinginan dan motivasi yg kuat untuk maju. Guru akan senantiasa memberikan prioritas kepada siswa yang potensial dan aktif, sedangkan sistem kontrol pendidikan kurang bisa memastikan pemerataan prioritas terhadap semua siswa untuk mendapatkan pelajaran yang sama baik dalam segi kualitas, maupun kuantitas.

5. Pendidikan kejuruan yang efektif untuk setiap profesi, jabatan atau pekerjaan hanya dapat diberikan kepada seseorang yang memerlukannya, yang menginginkannya dan yang mendapat untung darinya.

Page 2: Penerapan 16 Prinsip Prosser Di Indonesia

Seharusnya, calon siswa yang masuk ke sekolah kejuruan telah melewati proses seleksi potensi teknis dan non-teknis, sehingga siswa yang masuk adalah siswa yang secara bakat dan minat sesuai dengan jurusan yang dipilih serta memiliki motivasi yang besar untuk menjalani pembelajaran. Namun ada banyak faktor yang menyebabkan hal ini kurang bisa dilaksanakan di sebagian besar sekolah. Salah satu faktor adalah tidak adanya bimbingan dan konseling karir atau vokasional di level SMP sebelum masuk SMK dan juga di level SMA/SMK ke program vokasi lanjutannya. Ini menyebabkan calon siswa sekolah kejuruan tidak memiliki pengertian yang cukup mengenai dunia kerja, sehingga dalam banyak kasus salah jurusan dimana terjadi ketidaksesuaian siswa yang masuk ke sekolah vokasi dengan bakat yang dimilikinya.

6. Pendidikan kejuruan akan efektif jika pengalaman latihan untuk membentuk kebiasaan kerja dan kebiasaan berpikir yang benar diulang-ulang sehingga sesuai seperti yang diperlukan dalam pekerjaan nantinya.

Prinsip ini sulit untuk diterapkan karena banyaknya beban kurikulum sekolah kejuruan di Indonesia. Selain belajar mata pelajaran produktif, siswa juga harus menguasai pelajaran normatif dan adaptif dalam porsi yang tidak sedikit. Sarana dan prasaran sekolah yang kurang memadai juga menjadi faktor yang mempengaruhi dimana siswa terkadang harus bergantian dalam prakteknya.

7. Pendidikan kejuruan akan efektif jika gurunya telah mempunyai pengalaman yang sukses dalam penerapan keterampilan dan pengetahuan pada operasi dan proses kerja yang akan dilakukan.

Prinsip ini juga sangat sulit diterapkan di Indonesia. Praktisi yang sukses tidak akan memilih dunia pendidikan sebagai pilihan karir utama mereka karena banyak faktor. Pendidik di sekolah kejuruan sebagian besar adalah pendidik murni dengan ketrampilan teknis tingkat pemula. Solusinya adalah dengan mendatangkan pengajar tamu dari industri ke sekolah, namun karena terbatasnya waktu biasanya kegiatan ini hanya bisa memberi wawasan pengetahuan saja ke siswa dan tidak bisa sampai pada pemberian ketrampilan. Akhirnya memang kita harus realistis, sekolah kejuruan kita baru bisa memasok calon tenaga kerja yang siap latih ketika masuk ke dunia industri. Mereka dibekali pengetahuan dan ketrampilan dasar pada bidangnya. Jika industri ingin mendapat pekerja dengan level kompetensi lebih tinggi atau lebih spesifik, mereka harus melakukan pelatihan lanjutan.

8. Pada setiap jabatan ada kemampuan minimum yang harus dipunyai oleh seseorang agar dia tetap dapat bekerja pada jabatan tersebut.

Saat ini sudah ada standar kompetensi baku yang dipakai sebagai acuan di SMK yaitu SKKD dan Program Diploma banyak mengacu pada SKKNI. Hal ini sudah cukup memadai, namun masih ada kendala dalam implementasi di lapangan. Diantaranya tidak standarnya proses pembelajaran antar sekolah dan antar daerah dalam satu bidang keahlian, seta penguji yang berbeda dan tidak profesional. Seharusnya dalam uji kompetensi dilakukan oleh satu lembaga khusus dibawah asosiasi industri tertentu, namun secara kelembagaan hal ini belum bisa diwujudkan sepenuhnya di Indonesia.

9. Pendidikan kejuruan harus memperhatikan permintaan pasar.Pasar tenaga kerja merupakan salah satu tujuan akhir dari pendidikan kejuruan. Namun banyak

kendala yang harus dihadapi sekolah agar bisa menjadi sekolah yang mampu selalu memenuhi permintaan pasar kerja. Penghapusan program keahlian yang ada pasti akan menimbulkan kerugian bagi sekolah. Sebaliknya, pembukaan program keahlian baru juga tidak mudah karena mahal dan rumitnya persiapan. Realitanya, banyak sekolah yang akhirnya mengorbankan kesiapan penyelenggaraan demi mengejar permintaan pasar, hal ini sangat berbahaya dan pada akhirnya akan membuat nama baik sekolah tercemar karena gagal menghasilkan lulusan yang berkualitas.

10. Proses pembinaan kebiasaan yang efektif pada siswa akan tercapai jika pelatihan diberikan pada pekerjaan yang nyata (pengalaman sarat nilai).

Praktek Industri dan Pemagangan di SMK merupakan contoh penerapan dari prinsip ini. Masalahnya, siswa diperbolehkan untuk masuk ke industri yang relevansinya kurang dengan jurusan yang dimiliki. Ini adalah hal yang salah dan tidak sesuai dengan prinsip pendidikan kejuruan, namun sekolah harus menghadapi kenyataan bahwa penempatan praktek lapangan siswa sangat sulit disebabkan kurangnya jumlah industri yang mau menerima siswa praktek dan semakin banyaknya jumlah siswa sekolah kejuruan pada saat ini.

11. Sumber yang dapat dipercaya untuk mengetahui isi pelatihan pada suatu okupasi tertentu adalah dari pengalaman para ahli okupasi tersebut.

Page 3: Penerapan 16 Prinsip Prosser Di Indonesia

Prinsip ini sudah cukup luas diterapkan oleh sekolah kejuruan, materi belajar memang disediakan dari sumber yang cukup terpercaya. Ini disebabkan semakin mudahnya pencarian informasi melalui teknologi informasi sehingga dimungkinkan penggunaan dokumen untuk belajar yang berasal dari berbagai sumber. Bahkan saat ini hampir tidak ada perbedaan materi belajar antar sekolah dan antar daerah karena sumber yang dipakai sangat banyak dan tersedia bebas. Namun utnuk beberapa jurusan tertentu, sekolah harus lebih proaktif membangun hubungan dengan industri lokal karena adanya materi yang harus disesuaikan dengan kebutuhan lokal.

12. Setiap pekerjaan mempunyai ciri-ciri isi (body of content) yang berbeda-beda antara satu dengan yang lain.

Prinsip ini sudah didekati oleh sistem pendidikan kejuruan dengan adanya pengelompokan jurusan dan program keahlian. Sekolah juga cenderung membuka program keahlian yang serumpun agar bisa terjadi efisiensi dalam proses mengajar karena adanya kompetensi atau sub-kompetensi yang dipakai bersama dalam bidang keahlian yang berbeda.

13. Pendidikan kejuruan akan merupakan layanan sosial yang efisien jika sesuai dengan kebutuhan seseorang yang memang memerlukan dan memang paling efektif jika dilakukan lewat pengajaran kejuruan.

Prinsip ini memerlukan banyak sumber daya dalam penerapannya. Setiap bidang keahlian memerlukan materi, metode belajar dan pendekatan yang berbeda satu sama lain. Di Indonesia sudah diterapkan dalam skala tertentu seperti adanya pelajaran Matematika khusus untuk bidang keahlian bisnis dan manajemen, ada Matematika khusus bidang Teknologi, dll.

14. Pendidikan kejuruan akan efisien jika metode pengajaran yang digunakan dan hubungan pribadi dengan peserta didik mempertimbangkan sifat-sifat peserta didik tersebut.

Prinsip ini sudah cukup luas diterapkan karena karakter sosial masyarakat Indonesia yang sangat menghargai hubungan sosial yang harmonis. Hubungan antara sekolah, guru, siswa dan orangtua siswa tergolong baik jika dibanding dengan negara lain. Ini adalah hal positif karena siswa dapat secara positif mengembangkan minat dan bakatnya karena hubungan guru-siswa berjalan sehat dalam proses belajar. Namun kendala utama prinsip ini adalah karena banyaknya siswa yang harus diajar oleh 1 guru, artinya rasio guru-siswa masih sangat timpang sehingga masih sulit bagi guru untuk dapat memberikan perhatian khusus pada setiap siswanya.

15. Administrasi pendidikan kejuruan akan efisien jika luwes.Pada umumnya manajemen administrasi sekolah di Indonesia relatif fleksibel dan tidak kaku. Ini

juga berhubungan dengan karakter sosial masyarakat Indonesia yang mengedepankan rasa saling percaya dan keterbukaan. Bahkan dalam banyak kasus terlalu fleksibel dan mengabaikan prinsip tertib administrasi. Namun dengan semakin banyaknya penerapan standar manajemen mutu terpadu di sekolah, hal ini semakin baik, artinya tetap luwes namun tertib

16. Pendidikan kejuruan memerlukan biaya tertentu dan jika tidak terpenuhi maka pendidikan kejuruan tidak boleh dipaksakan beroperasi.

Prinsip ini banyak dilanggar dan malah prinsip sebaliknya yang justru sering dipakai yaitu, biarpun biaya tidak cukup yang penting dibuka dulu. Ini adalah prinsip yang salah namun justru menjadi mainstream di kalangan sekolah kejuruan. Pembukaan sekolah kejuruan membutuhkan dana sangat besar, pemerintah saat ini tidak bisa memenuhi seluruh kebutuhan di seluruh penjuru Nusantara, demikian juga swasta. Hanya beberapa sekolah saja, baik negeri maupun swasta, yang mampu membiayai sekolah yang dikelola secara memadai, sebagian besar lainnya tidak didukung sumber pembiayaan yang cukup.

Demikian ulasan mengenai dalil prosser serta implementasinya di Indonesia. Tentunya masih sangat banyak hal yang perlu dibenahi, baik itu dari segi sekolah, tenaga pengajar, industri, hingga ke kebijakan-kebijakan pemerintah yang belum sesuai sehingga penerapan ke 16 prinsip tersebut belumlah optimal. Namun tentunya itu semua itu adalah proses yang perlu dijalani, dikritisi, dan diselesaikan secara bersama-sama. Sudah menjadi tugas kita sebagai pelaku pendidikan untuk memberikan masukan dan solusi atas permasalahan-permasalahan yang muncul dilapangan.