Upload
loketputrajogja
View
35
Download
2
Embed Size (px)
Citation preview
Penerapan Bandwidth Management menggunakan metode HTB
(Hierachical Token Bucket) di PT. Neuronworks
Mochamad Irfan
Irfan_warrable @yahoo.com.au Periyadi, S.T
Program Studi Teknik Komputer
Politeknik Telkom Bandung
2010
ABSTRAK
Dalam implementasi kali ini mengambil studi kasus di sebuah perusahaan IT,
yaitu PT. Neuronworks Indonesia. Dalam perusahaan ini belum terdapat adanya
pengaturan bandwidth. Jadi setiap karyawan dapat mendownload secara besar-besaran
yang mengakibatkan user lain bahkan direktur bias tidak mendapatkan jatah bandwidth.
Agar bandwidth digunakan sesuai dengan kebutuhan maka dari itu dibutuhkan
pembagian bandwidth. Metode kali ini menggunakan HTB (Hierachical Token Bucket).
Kata Kunci: BANDWIDTH, HTB, CEIL, RATE.
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
PT. Neuronworks Indonesia adalah perusahaan
yang bergerak di bidang Teknologi Informasi.Berdiri pada
tanggal 21 februari 2007 dengan formasi awal hanya
beranggotakan 5 orang sebagai perintis perusahaan. Hingga
saat ini telah mempunyai 16 orang pegawai. PT.
Neuronworks juga bekerjasama dengan PT.
Telekomunikasi Indonesia.
Di dalam PT. Neuronworks belum ada pengaturan
pemakaian bandwidth yang menyebabkan para karyawan
dapat memakai bandwidth secara besar – besaran. Jadi
antara bagian direktur dan karyawan tidak ada batas dalam
pemakaian bandwidth. Sehingga pemakaian bandwidth
karyawan bisa melebihi kapasitas bandwidth direktur.
Untuk mengatasi masalah tersebut dibutuhkan
Bandwidth Management untuk mengatur bandwidth yang
terdapat pada PT. Neuronworkssehingga pemakaian
bandwidth terbagi secara kebutuhan dan terkontrol. Dalam
implementsi ini menggunakan metode HTB (Hierarchical
Token Bucket) di linux. Teknik antrian HTB memberikan
kita fasilitas pembatasan trafik pada setiap level maupun
klasifikasi, bandwidth yang tidak terpakai bisa digunakan
oleh klasifikasi yang lebih rendah. Kita juga dapat melihat
HTB seperti suatu struktur organisasi dimana pada setiap
bagian memiliki wewenang dan mampu membantu bagian
lain yang memerlukan, teknik antrian HTB sangat cocok
diterapkan pada perusahaan dengan banyak struktur
organisasi.
1.2 Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah disebutkan
diatas, maka perumusan masalah dalam penelitian ini
adalah :
Bagaimana mengatasi dan pembatasan beban pada
pemakaian bandwidth yang terdapat pada PT.
Neuronworks sehingga pemakaian bandwidth terbagi secara
kebutuhan dan terkontrol.
1.3 Tujuan
Tujuan dari proyek akhir ini adalah :
a) Menerapkan metode HTB (Hierarchical Token
Bucket) agar dapat mengatasi dan pembatasan beban
pada pemakaian bandwidth yang terdapat pada PT.
Neuronworks sehingga pemakaian bandwidth
terbagi secara kebutuhan dan terkontrol.
b) Meningkatkan kemampuan untuk mengetahui cara
pemisahan / pembagian bandwidth secara merata
tanpa adanya komputer client yang tidak
mendapatan bandwidth.
1.4 Batasan Masalah
Batasan masalah pada proyek akhir ini adalah :
a) Bandwidth Manajemen menggunakan metode HTB
pada linux.
b) Disini hanya membahas tentang Banwidth
Manajemen dengan output parameter Downlink
dengan maksud mengatur pembagian kecepatan
bandwidth.
1.5 Metodologi Penelitian
Metodologi pelitian akan berisi tentang metodologi
yang akan digunakan untuk mendukung dan menyelesaikan
proyek akhir, yaitu Penerapan Sistem Bandwidth
Management menggunakan HTB (Hierarchical Token
Bucket) Di PT Neuronworks. Dalam mengerjakan proyek
akhir ini terdapat teknik dalam pengumpulan data antara
lain adalah :
a. Observasi
b. Wawancara
c. Studi Pustaka
2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. QoS (Quality of Service)
Quality of Service atau QoS digunakan untuk
mengukur tingkat kualitas koneksi jaringan TCP/IP internet
atau intranet. QoS didesain untuk membantu pemakai
menjadi lebih produktif dengan memastikan bahwa dia
mendapatkan performansi yang handal dari aplikasi-
aplikasi berbasis jaringan. QoS mengacu pada kemampuan
jaringan untuk menyediakan layanan yang lebih baik pada
trafik jaringan tertentu melalui teknologi yang berbeda-
beda. QoS merupakan suatu tantangan yang cukup besar
dalam jaringan berbasis IP dan internet secara keseluruhan.
Tujuan dari QoS adalah untuk memuaskan kebutuhan-
kebutuhan layanan yang berbeda, yang menggunakan
infrastruktur yang sama. QoS menawarkan kemampuan
untuk mendefinisikan atribut-atribut layanan jaringan yang
disediakan, baik secara kualitatif maupun kuantitatif.
2.2. Cara kerja Traffic Control
Traffic Control menjadi istilah diberikan kepada
keseluruhan paket yang queuing subsistem di dalam suatu
jaringan atau jaringan. Traffic Control terdiri dari beberapa
operasi yang berbeda. Penggolongan adalah suatu
mekanisme dimana untuk mengidentifikasi paket dan
menempatkan di dalam suatu kelas atau individu yang ada.
Menjaga ketertiban mekanisme dimana membatasi
banyaknya paket atau bytes di dalam suatu current yang
mempertemukan penggolongan tertentu . Penjadwalan
menjadi pengambilan keputusan memproses dengan mana
paket diperintah atau dipesan dan yang re-ordered untuk
transmisi. Membentuk menjadi proses dengan mana paket
ditunda dan dipancarkan untuk menghasilkan suatu bahkan
laju alir dapat diprediksi. Ini banyak karakteristik suatu
traffic control dapat dikombinasikan di dalam jalan
kompleks untuk memesan atau mencadangkan bandwidth
untuk current tertentu atau untuk membatasi jumlah
bandwidth tersedia untuk aplikasi atau arus tertentu. Salah
satu dari konsep utama traffic control menjadi konsep token
(penandaan). Menjaga ketertiban atau implementasi, harus
mengkalkulasi banyaknya bytes atau paket yang mana
sudah lewat tentang bagaimana tingkat rate.
2.3. Router
Router merupakan suatu alat ataupun software
dalam suatu komputer yang menghubungkan dua buah
jaringan atau lebih yang memiliki alamat jaringan yang
berbeda. Router menentukan akan diarahkan ke titik
jaringan yang mana paket yang ditujukan ke suatu alamat
tujuan. Router biasanya berfungsi sebagai gateway, yaitu
jalan keluar utama dari suatu jaringan untuk menuju
jaringan lainnya baik LAN ke LAN atau LAN ke WAN,
sehingga host-host yang ada pada sebuah jaringan local
bisa berkomunikasi dengan host-host yang ada pada satu
jaringan atau pada jaringan lain melalui internet. Selain itu
router juga berfungsi sebagai alat menghubungkan antara
media jaringan yang berbeda, meningkatkan performance
jaringan LAN dengtan memanfaatkan sifat dasar router
yang mampu memisahkan brodacast domain dengan
collision domain, di samping meningkatkan keamanan
jaringan dengan memanfaatkan failitas accsess-list. Router
memiliki kemampuan melewatkan paket data dari satu
jaringan ke jaringan lain yang mungkin memiliki banyak
jalur diantara keduanya,dengan memeriksa Header IP yang
ada pada paket data. Disinilah peran dari sebuah router
dibutuhkan. Router-router yang saling terhubung dalam
jaringan internet turut serta dalam sebuah algoritma routing
terdistribusi untuk menentukan jalur terbaik yang dilalui
paket IP dari system ke system lain, melalui sebuah proses
yang dikenal sebagai routing.
Routing yaitu sebuah proses untuk meneruskan
paket data dari satu jaringan ke jaringan lainnya melalui
sebuah internetwork. Tujuan dari routing adalah agar paket-
paket IP yang kita kirim sampai pada target, paket nya pun
dalam keadaan yang baik atau tidak corrupt, begitu juga
paket IP yang ditujukan untuk kita. Target atau destination
ini bisa berada dalam satu jaringan atau pun berbeda
jaringan baik secara topologis maupun geografis. Sistem
yang digunakan untuk menghubungkan jaringan-jaringan.
Sebuah komputer atau paket software yang dikhususkan
untuk menangani koneksi antara dua atau lebih network
yang terhubung melalui packet switching. Router bekerja
dengan melihat alamat tujuan dan alamat asal dari paket
data yang melewatinya dan memutuskan rute mana yang
harus digunakan dan yang terbaik oleh paket data tersebut
untuk sampai ke tujuan.
2.4. Hierarchical Token Bucket (HTB)
Teknik antrian HTB mirip dengan CBQ hanya
perbedaannya terletak pada opsi, HTB lebih sedikit opsi
saat konfigurasi serta lebih presisi. Teknik antrian HTB
memberikan kita fasilitas pembatasan trafik pada setiap
level maupun klasifikasi, bandwidth yang tidak terpakai
bisa digunakan oleh klasifikasi yang lebih rendah. Kita juga
dapat melihat HTB seperti suatu struktur organisasi dimana
pada setiap bagian memiliki wewenang dan mampu
membantu bagian lain yang memerlukan, teknik antrian
HTB sangat cocok diterapkan pada perusahaan dengan
banyak struktur organisasi.
Secara konseptual, HTB adalah suatu jumlah yang
berubah-ubah dari token bucket yang diatur di dalam suatu
hirarki.
Gambar 2. 1 HTB sistem
Root qdisc akan berisi satu kelas (skenario kompleks
bisa mempunyai berbagai kelas berkait dengan the root
qdisc ). HTB kelas Tunggal ini akan diset dengan dua
parameter, suatu tingkat tarip dan suatu ceil . Nilai-Nilai ini
harus merupakan yang sama untuk the top-level class, dan
akan menghadirkan total bandwidth yang tersedia di link /
jaringan.
Di HTB, rate berarti bandwidth yang dijamin dari
yang tersedia untuk kelas yang ditentukan dan ceil (ceiling)
adalah yang mana menandai adanya bandwidth maksimum
untuk kelas yang diijinkan untuk mengkonsumsi.
Bandwidth yang digunakan antara rate dan ceil itu
meminjam dari suatu kelas parent, sarannya yang rate dan
ceil menjadi yang sama di dalam kelas yang tertinggi
itu.Jumlah kelas child dapat dibuat di bawah kelas ini
(parent), masing-masing di mana dapat dialokasikan
beberapa jumlah bandwidth yang tersedia dari kelas
parent.Di dalam kelas child ini, tingkat rate dan ceil
parameter nilai-nilainya tidak perlu sama seperti saran
untuk kelas parent. Khususnya, ini menjadi kasus di
(dalam) lingkungan jaringan kantor dan rumah, jika suatu
keseluruhan LAN dilayani oleh suatu DSL atau T1 koneksi.
Dalam prakteknya, mungkin perlu menetapkan bandwidth
untuk kelas yang tertinggi ke bandwidth yang tersedia.
Qdisc : Queuing discipline (merupakan disiplin
antrian).
Ceil : Digunakan untuk mengatur kecepatan
maksimum yang diinginkan untuk membatasi lalu
lintas yang ditransmisikan.
Rate : Digunakan untuk mengatur kecepatan minimum
yang diinginkan untuk membatasi lalu lintas (traffic)
data.
3.1 Analisa Kebutuhan
Langkah pertama yang digunakan dalam
mengerjakan proyek akhir ini adalah membuat dan
menetapkan spesifikasi kebutuhan yang tepat untuk
mendukung sistem yang akan dibuat dalam penelitian
proyek akhir ini. Oleh karena itu pembuatan spesifikasi
kebutuhan yang didapatkan dalam mendukung
penyelesaian proyek akhir ini meliputi :
a. Parameter apa saja yang dibutuhkan oleh pengguna pada
jaringan internet yang digunakan.
b. Parameter yang dibutuhkan pada sistem Bandwidth
Manajemen dengan menggunakan metode HTB
(Hierarchy Token Bucket).
3.2 Perencanaan Desain
Pada tahap desain ini akan dilakukan merencanakan
bentuk nyata dari model penyelesaian atau solusi terhadap
proyek akhir yang sebelumnya telah ditentukan di dalam
analisis. Langkah-langkah yang dilakukan dalam
perencanaan desain tersebut adalah perancanaan desain
pada jaringan internet yang akan dibuat dalam proyek akhir
ini baik meliputi topologi jaringan, merencanakan layanan-
layanan apa yang akan dibutuhkan pada sistem tersebut
serta pemilihan metode dalam Bandwidth Manajemen yang
tepat agar mendukung sistem operasi yang akan digunakan.
3.3 Perencanaan Implementasi
Pada tahap implementasi ini akan dilakukan
penerapan rancangan yang akan dibuat pada simulasi
jaringan di Ruang Sisfo yang bertempat di PT
Neuronworks.
1. Proses instalasi Operating System Linux
2. Mengkonfigurasi menggunakan HTB script untuk
bandwidth manajemen.
3. Pengujian HTB terhadap bandwidth.
Gambar 3. 1 Skema bandwidth manajemen dengan menggunakan
metode HTB
3.4 Perencanaan Pengujian
Pada tahap pengujian akan dilakukan pengujian pada
penyelesaian masalah proyek akhir yang telah
diimplementasikan. Langkah-langkah pengujian yang akan
dilakukan yaitu
1. Dengan menentukan apa yang akan diuji berdasarkan
kebutuhan proyek akhir ini
2. Menentukan bagaimana cara mengujinya
3. Menentukan parameter atau tolak ukur terhadap
keberhasilan pengujian proyek akhir ini
4. Kemudian melakukan pengujian dan mengambil
kesimpulan atas hasil pengujian yang telah dilakukan
apakah sistem yang dibuat dan servis yang diharapkan
berjalan dengan baik.
4.1 Pengujian
4.1.1 Analisis Spesifikasi Kebutuhan
Hasil data yang diperlukan selama melakukan
wawancara dan analisis studi kasus ini dikantor
Neuronwoks yaitu :
1) Internet menggunakan speedy, yang mempunyai
bandwidth 1Mb (1024 kbit).
2) Ip internet / ip public : 125.163.77.57
3) Jumlah host yaitu 20 user, dengan spesifikasi :
a) Direktur 5 user (jaringan pertama)
Pada jaringan pertama untuk posisi direktur
menggunakan ip 192.168.3.x
b) Karyawan 15 user (jaringan kedua)
Pada jaringan kedua untuk posisi karyawan
menggunakan ip 192.168.2.x
4.1.2 Perancangan Sistem
4.1.2.1 Model Arsitektur Jaringan
Berikut ini merupakan gambar model arsitektur
jaringan yang digunakan oleh PT. Neuronworks.
internet
Modemswitch accespoint
PC SERVER
Direktur DirekturDirektur
KaryawanKaryawanKaryawanKaryawan
Eth 0 : internet
Eth 1 : jaringan
karyawan karyawan karyawan
Eth 1 : satu jaringan Gambar 4. 1 Model Arsitektur Jaringan yang ada di PT.
Neuronworks
Gambar diatas adalah model jaringan terdapat di
PT. Neuronworkssaat ini. Dimana hanya terdapat satu
jaringan saja antara direktur, karyawan dan PC server. Oleh
karena itu tidak adanya pembagian bandwidth yang
signifikan. Menyebabkan karyawan bisa mendownload atau
memakai bandwidth secara besar-besaran tanpa adanya
controling.
internetModem
accespoint
PC SERVER
Direktur Direktur Direktur
KaryawanKaryawanKaryawanKaryawankaryawan karyawan karyawan
Eth 0 : internet
Eth 1 : jaringan 1
Eth 2 : jaringan 2
Eth 1 : jaringan 1
Eth 2 : jaringan 2
switch
Konfigurasi HTB
Gambar 4. 2 Model Arsitektur Jaringan yang akan dibangun di
PT. Neuronworks
Pada gambar diatas adalah model jaringan yang akan
dibangun di PT Neuronworks. Dimana akan ditambahkan
jaringan baru yaitu berupa eth 2. Pada PC server akan
menjadi pc router dimana nantinya terdapat konfigurasi nat
dan script htb itu sendiri. Pada jaringan direktur akan
dipisahkan dengan jaringan karyawan. Hal ini akan
memudahkan dalam pembagian bandwidth serta pembagian
ip address berdasarkan kebutuhan.
5.1 Konfigurasi Management Bandwwidth
Pada tahapan ini, bandwidth akan dikonfigurasi
menggunakan front-end webmin htb melalui webmin,
berikut merupakan konfigurasi pendukung yang harus
dilakukan sebelum mengkonfigurasi.
1) Jalankan Web browser dengan mengisi URL
http://localhost:10000.
2) Setelah muncul halaman Webmin login, maka isikan
username dan password (seperti Gambar 4.4).
3) Setelah muncul halaman webmin utama (seperti
Gambar 4.5), klik menu Networking, >> hierarchical
token bucket. Klik hyperlink “Click here enable
interface eth1” sehingga akan muncul halaman
konfigurasi hierarchical token bucket untuk jaringan
pertama. “Click here enable interface eth2” untuk
jaringan kedua.
Gambar 5. 1 Tampilan utama menu HTB
4) Langkah berikutnya mendefinisikan kelas traffic
bandwidth. Pada bagian interface eth1, klik hyperlink
“New child[>]”, maka akan muncul halaman seperti
pada gambar 5.2.
a. Jaringan Direktur (jaringan pertama)
Traffic bandwidth data akan disetup maksimum hanya
768Kbit yang dapat ditransmit dari interface Ethernet 0 ke
jaringan pertama (jaringan direktur)
Gambar 5. 2 Konfigurasi jaringan pertama (jaringan direktur)
Name : Direktur
Rate : 512 Kbit
Ceil : 768 Kbit
Priority : 1
Rule : Source Address 0.0.0.0/0 dengan port asal
(source port) adalah 80 dengan destination ke jaringan
192.168.3.0/24.
b. Jaringan Karyawan (jaringan kedua)
Traffic bandwidth data akan disetup maksimum hanya
256Kbit yang dapat ditransmit dari interface Ethernet 1 ke
jaringan kedua (jaringan karyawan).
Gambar 5. 3 Konfigurasi jaringan kedua (jaringan karyawan)
Name : Karyawan
Rate : 128 Kbit
Ceil : 256 Kbit
Priority : 2
Rule : Source Address 0.0.0.0/0 dengan port
asal (source port) adalah 80 dengan destination ke jaringan
192.168.2.0/24.
5) Klik tombol “Save Changes” untuk menyimpan
konfigurasi.
Setelah semua traffic bandwidth data dikonfigurasi,
selanjutnya mengaktifkan HTB init dengan cara klik
tombol Submit. Maka hasilnya seperti pada gambar 5.4.
Gambar 5. 4 Tampilan setelah klik tombol submit
5.1 Pengujian Sistem
Pengujian sistem yang dilakukan oleh penulis
menggunakan parameter downlink (rate) dan uplink (ceil)
secara langsung dengan perangkat manajemen bandwidth
hasil rancangan. Hasil pengujian fungsionalitas dari
keseluruhan implementasi yang dilakukan di PT.
Neuronworksdapat ditampilkan pada tabel serta gambar
evaluasi.
Tabel 5. 1 Evaluasi global fungsionalitas sistem
No Implementasi
Status
Keterangan Berhasil
Tidak
Berhasil
1
Desain jaringan
computer V
Berhasil
melakukan
ping antar 2
jaringan
(jaringan
direktur
dengan
jaringan
karyawan)
2
Konfigurasi
sistem operasi V
Berhasil
menginstal
os (fedora
8) dan
berjalan
dengan baik.
3 Konf igurasi
Router V
Ping ke
semua
jaringan
lokal dan
internet
4
Konfigurasi
majemen
bandwidth
(menggunakan
webmin HTB)
V
Pembagian
masing-
masing
bandwidth
berdasarkan
kebutuhan
(berdasarkan
jaringan)
5 Konfigurasi
Jaringan Direktur
(jaringan 1 =
eth0)
V
Ping antar
jaringan
pertama
(jaringan
direktur)
6 Konfigurasi
Jaringan
Karyawan
(jaringan 2 =
eth1)
V
Ping antar
jaringan
kedua
(jaringan
karyawan)
5.2 Hasil Pengujian
Berikut ini merupakan hasil pengujian dari
implementasi manajemen bandwidth menggunakan HTB
pada jaringan di kantor PT. Neuronworks :
a. Hasil Pengujian Kasus pertama
Pada kasus 1 dengan skenario kasus pada jaringan
direktur (jaringan pertama, eth 0) dengan 5 user,
dalam pengujian ini menggunakan pengukur
download IDM (download manager).
Ip yang digunakan untuk jaringan pertama
(direktur) :
Direktur 1 : 192.168.3.2
Direktur 2 : 192.168.3.3
Direktur 3 : 192.168.3.4
Direktur 4 : 192.168.3.5
Direktur 5 : 192.168.3.6
Sebagai contoh Direktur pertama (ip :
192.168.3.4), dengan settingan :
IP Address : 192.168.3.4
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default gateway : 192.168.3.1 (IP Server)
Prefered DNS Server : 125.163.77.57 (IP Public
internet)
Gambar 5. 5 Sebelum di-setting htb (jaringan direktur)
Gambar 5. 6 Sesudah di-setting htb (jaringan direktur)
Ketentuan Minimal (rate) bandwidth : 512Kbit =
64KB, Maksimal (ceil) bandwidth : 768Kbit =
96KB
Pada kasus pertama yaitu di setting pada htb
minimum bandwidth (rate) 512 Kbit/s dengan
maximal bandwidth (ceil) 768 kbit/s. Bisa dilihat
di atas dengan memakai IDM (download manager)
sebelum htb di start kecepatan maximal saat itu
mencapai lebih 99 KB/s dan setelah htb di start
maka akan berkurang secara bertahap sampai yg
kita inginkan, misalkan maximal 96KB/s dan
minimal 64KB/s.
b. Hasil Pengujian Kasus kedua
Pada kasus 1 dengan skenario kasus pada jaringan
direktur (jaringan pertama, eth 0) dengan 5 user,
dalam pengujian ini menggunakan pengukur
download IDM (download manager).
Ip yang digunakan untuk jaringan kedua
(karyawan) :
Karyawan 1 : 192.168.2.2
Karyawan 2 : 192.168.2.3
Karyawan 3 : 192.168.2.4
Karyawan 4 : 192.168.2.5
Karyawan 5 : 192.168.2.6
Karyawan 6 : 192.168.2.7
Karyawan 7 : 192.168.2.8
Karyawan 8 : 192.168.2.9
Karyawan 9 : 192.168.2.10
Karyawan 10 : 192.168.2.11
Karyawan 11 : 192.168.2.12
Karyawan 12 : 192.168.2.13
Karyawan 13 : 192.168.2.14
Karyawan 14 : 192.168.2.15
Karyawan 15 : 192.168.2.16
Sebagai contoh karyawan pertama (ip :
192.168.2.6)
IP Address : 192.168.2.6
Subnet Mask : 255.255.255.0
Default gateway : 192.168.2.1 (IP Server)
Prefered DNS Server : 125.163.77.57 (IP Public
internet)
Gambar 5. 7 Tampilan sebelum di-setting htb (jaringan
karyawan)
Gambar 5. 8 Tampilan sesudah di-setting htb (jaringan
karyawan)
Ketentuan : Minimal (rate) bandwidth 128Kbit = 16KB,
Maksimal (ceil) bandwidth 256Kbit = 32KB.
Pada kasus kedua yaitu di setting pada htb minimum
bandwidth (rate) 128 Kbit/s dengan maximal bandwidth
(ceil) 256 kbit/s. Bisa dilihat di atas dengan memakai IDM
(download manager) sebelum htb di start kecepatan
maximal saat itu mencapai lebih 51 KB/s dan setelah htb di
start maka akan berkurang secara bertahap sampai yg kita
inginkan, misalkan maximal 32KB/s dan minimal 16KB/s.
5.1 Kesimpulan
Dengan penggunaan HTB tools dapat mengatasi dan
pembatasan beban pada pemakaian bandwidth
internet yang terdapat pada PT. Neuronworks
sehingga pemakaian bandwidth terbagi secara
kebutuhan dan terkontrol.
Mengetahui cara pemisahan / pembagian bandwidth
secara merata tanpa adanya komputer client yang
tidak mendapatkan bandwidth.
.
5.2 Saran
1. Untuk pengembanganya cari tools yang berbasis GUI
agar memepermudah user dalam mengkonfigurasi
bandwidth manajemen.
2. Untuk pengujian ini dibutuhkan koneksi internet yg
stabil agar didapatkan hasil yang maksimal dan akan
terlihat perbedaan sebelum dan sesudah menggunakan
metode htb.
REFERENSI
[1] Adi Cahyo Saputro,”IMPLEMENTASI
HIERARCHICAL TOKEN BUCKET ( HTB )PADA
MIKROTIK”, Jakarta ,2010.
[2] Martin Devera aka devik, HTB Home, 7 Desember
2003 , http://luxik.cdi.cz/~devik/qos/htb/.
[3] NIIT Copyright, 2008, Linux Advanced Administration
and Troubleshooting, India, NIIT.
[4] Syafrizal, Melwin.2005,”Pengantar Jaringan
computer. ANDI: Yogyakarta.
[5] Tim Politeknik Telkom, 2009, Petunjuk Pelaksanaan
Proyek Akhir, Bandung, Politeknik Telkom
[6] Wahana Komputer, 2005, Pintar Menjadi Administrator
Jaringan Komputer, Yogyakarta, Andi.
[7] (2009). Istilah-Istilah Dalam Penggunaan Komputer
Yang Lengkap.
http://linktionary.blogspot.com/2009/08/istilah-istilah-
dalam-pengamanan_17.html [6 Oktober 2009]
[8] (2010). HTB (Hierarchical Token
Bucket).http://www.scribd.com/doc/24030951/HTB
[15 Februari 2010]