Upload
others
View
17
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENERAPAN MANAJEMEN KEUANGAN PENDIDIKAN
DI MTs KHAZANAH KEBAJIKAN KOTA TANGERANG SELATAN
SKRIPSI
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Mencapai Gelar
Sarjana Pendidikan (S.Pd)
Oleh
Putra Bobi
NIM 11150182000014
Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta
1440 H/2019 M
i
ABSTRAK
Putra Bobi (NIM: 11150182000014). Penerapan Manajemen Keuangan
Pendidikan di MTs Khazanah Kebajikan Kota Tangerang Selatan.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mekanisme penerapan
manajemen keuangan pendidikan di MTs Khazanah Kebajikan. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriftif kualitatif dengan teknik
pengumpulan data menggunakan teknik observasi, wawancara dan studi
dokumentasi. Adapun pihak-pihak yang terlibat sebagai narasumber dalam
wawancara yaitu kepala madrasah, bendahara, kepala TU dan guru. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan manajemen keuangan pendidikan di
MTs Khazanah Kebajikan dapat terlaksana dengan terkendali dan efektif,
khususnya dalam alokasi pengeluaran keuangan madrasah. Mekanisme
manajemen keuangan pendidikan meliputi proses perencanaan, penerimaan/
pendapatan sumber keuangan, alokasi anggaran, laporan keuangan, serta audit dan
pertanggungjawaban keuangan. Adanya keterlibatan dari semua pihak yang
bersangkutan yaitu kepala madrasah, wakil kepala madrasah, bendahara, kepala
TU, guru, pengurus yayasan dan komite madrasah dengan menghasilkan RKAM
dapat membantu dan mendukung manajemen keuangan pendidikan di MTs
Khazanah Kebajikan, walaupun dalam proses pelaksanannya terdapat hambatan
yang dialami pihak madrasah. Tetapi, dengan sistemyang diterapkan dan SDM
yang ada memiliki kemampuan yang memadai, maka pihak madrasah juga dapat
mengatasi permasalahan tersebut dengan baik.
Kata Kunci: Manajemen, Manajemen Keuangan, Manajemen Keuangan
Pendidikan.
ii
ABSTRACT
Putra Bobi (NIM: 11150182000014). Application of Finance Management
Education at MTs Khazanah Kebajikan South Tangerang City.
This research aims to determine the mechanism for the application of
financial management in MTs Khazanah Kebajikan. The method used in this study
is qualitative descriptive method with data collection techniques using
observation, interview and documentation studies. The parties involved as
resource persons in the interview were the head of the school, treasurer, head of
TU and teachers. The results of the study indicate that the implementation of
finance management education in MTs Khazanah Kebajikan can be carried out
in a controlled manner and effective, especially in the allocation of financial
expenses for school. The education financial management mechanism includes the
planning process, financial source revenue / income, budget allocation, financial
reports, and audits and financial accountability. The involvement of all concerned
parties, head of the school, deputy head of the school, treasurer, head of the TU,
teachers, administrators of the foundation and madrasah committees by
producing RKAM can help and support of finance management education at MTs
Khazanah Kebajikan, even though the implementation process is faced. But, with
the system implemented and the existing human resources having adequate
capabilities, MTs Khazanah Kebajikan can also overcome these problems well.
Keywords: Management, Finance of Management, Finance of Management
Educaction.
iii
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh
Alhamdulillaahirobbil’aalamiin, puji syukur atas kehadirat Allah SWT
yang telah melimpahkan semua rahmat, karunia dan hidayah-Nya sehingga
penulis diberikan kesempatan dan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.
Shalawat dan salam semoga selalu tercurah kepada Nabi Muhammad SAW
beserta keluarga, sahabat, dan pengikutnya.
Suatu kebanggaan tersendiri bagi penulis dapat menyelesaikan penulisan
skripsi ini. Penulisan skripsi ini disusun sebagai persyarata untuk memperoleh
gelar Sarjana Pendidikan (S.Pd) pada jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis sangat menyadari banyak hambatan yang dialami selama proses
penyusunan skripsi ini, dikarenakan keterbatasan kemampuan yang dimiliki
penulis. Dalam penyusunan skripsi ini, penulis banyak mendapatkan dukungan
dan arahan dari berbagai pihak, sehingga penulis dapat menyelesaikan tepat pada
waktunya. Oleh karena itu, dengan ketulusan dan kerendahan hati, penulis
mengucapkan terima kasih kepada:
1. Dr. Sururin M.Ag. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Drs. Muarif Syam, M.Pd. Ketua Jurusan Manajemen Pendidikan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Dr. Zahruddin, Lc., M.Pd, Sekretaris Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Hasyim Asy’ari, M.Pd. Dosen Penasehat Akademik
5. Dr. Zainul Arifin Yusuf, M.Pd. Dosen Pembimbing I skripsi yang penuh
kesabaran dan ikhlas yang telah memberikan bimbingan kepada saya
dalam menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
iv
6. Tri Harjawati, M.Si. Dosen Pembimbing II skripsi yang penuh kesabaran
dan ikhlas yang telah memberikan bimbingan kepada saya dalam
menyelesaikan skripsi ini dengan baik.
7. Seluruh dosen yang sudah memberikan bimbingan dan pembelajaran
selama menempuh perkuliahan di Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
8. Pimpinan dan semua Staf Perpustakaan Utama dan Perpustakaan Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang sudah
memberikan izin, pelayanan serta peminjaman sumber-sumber referensi.
9. KH. Drs. Nadjamudin Shidiq, Ketua Umum Yayasan Khazanah
Kebajikan.
10. Wahyuddin, S.Pd, Kepala MTs Khazanah Kebajikan yang telah menerima
saya untuk melaksanakan penelitian dan bimbingan yang sudah diberikan
juga selama penelitian ini berlangsung.
11. Seluruh dewan guru dan tenaga kependidikan MTs Khazanah Kebajikan
yang telah bersedia membantu saya dalam melaksanakan penelitian ini.
12. Orangtua tercinta yaitu Bapak Samsudin dan Ibu Jamila yang senantiasa
memberikan semua bentuk dukungan dan doa yang dipanjatkan demi
kesuksesan dan tercapainya cita-cita penulis inginkan.
13. Saudara-saudariku Ka Jasman, Ayuk Susi, Ka Komarudin, Ayuk Tari, Ka
Jamal, Ayuk Eja, Bibik Melawati, adik bungsu Irwandi serta keluarga
besar tercinta atas semua dukungan yang sudah diberikan sampai saat ini.
14. Mohammad Riza Chalid yang sudah memberikan kesempatan beasiswa
kepada saya untuk menyelesaikan kuliah S1.
15. M. Avicanna, S.Kom, M.M, dan adik-adik rumah prestasi yang sudah
memberikan banyak dukungan, motivasi dan pembelajaran yang sangat
berharga.
16. Semua kerabat dekat, sahabat dan kakak tingkat yang senantiasa
menemani dalam menjalankan rutinitas sehari-hari selama masa
perkuliahan sampai saat ini, baik di dalam organisasi dan kegiatan
v
lainnya yang tentunya banyak memberikan pengalaman yang bisa
dijadikan sebagai pembelajaran.
17. Teman-teman seperjuangan Jurusan Manajemen Pendidikan angkatan
2015 yang telah memberikan banyak dukungan dan pembelajaran yang
sangat bermakna.
18. Pihak-pihak lain yang tidak dapat penulis sebutkan disini yang telah
memberikan dukungan sehingga skripsi ini dapat diselesaikan dengan
baik, semoga kebaikan kalian semua diberikan keberkahan dari Allah
SWT.
19. Tentunya dalam penyusunan skripsi ini tidak luput dari segala kekurangan
nya, dengan adanya kritik dan saran yang membangun dapat menjadi
masukan yang berarti bagi penulis. Besar harapan, semoga skripsi ini
dapat memberikan manfaat bagi penulis maupun para pembaca.
Wassalamualaikum Warohmatullahi Wabarakatuh
Jakarta, 16 Juli 2019
Penulis
vi
DAFTAR ISI
ABSTRAK ............................................................................................................. i
ABSTRACT ........................................................................................................... ii
KATA PENGANTAR ......................................................................................... iii
DAFTAR ISI ...................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... ix
DAFTAR TABEL ................................................................................................ x
BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ............................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ..................................................................................... 7
C. Perumusan Masalah ..................................................................................... 7
D. Tujuan Penelitian ......................................................................................... 7
E. Kegunaan Penelitian..................................................................................... 8
BAB II KAJIAN TEORI ...................................................................................... 9
A. Konsep Manajemen Keuangan Pendidikan ................................................. 9
1. Definisi Manajemen Keuangan Pendidikan ............................................. 9
2. Pentingnya Manajemen Keuangan Pendidikan ..................................... 12
3. Regulasi Manajemen Keuangan Pendidikan .......................................... 15
4. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Manajemen Keuangan Pendidikan ........... 20
5. Sistem Manajemen Keuangan pada Pembiayaan Pendidikan ................ 23
B. Mekanisme Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan di Sekolah ..... 25
1. Menurut Manahan Tampubolon ............................................................. 29
2. Menurut Indra Bastian ............................................................................ 34
3. Menurut Mohamad Mustari .................................................................... 49
C. Kerangka Berfikir....................................................................................... 50
D. Penelitian Relevan ...................................................................................... 51
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 57
A. Tempat dan Waktu Penelitian .................................................................... 57
1. Tempat Penelitian ................................................................................... 57
vii
2. Waktu Penelitian .................................................................................... 57
B. Metode Penelitian....................................................................................... 58
C. Teknik Pengumpulan Data ......................................................................... 58
1. Teknik Observasi .................................................................................... 59
2. Teknik Wawancara ................................................................................. 59
3. Studi Dokumentasi ................................................................................. 60
D. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian ................................................................... 60
E. Eksperimen Penelitian ................................................................................ 62
1. Observasi ................................................................................................ 62
2. Wawancara ............................................................................................. 62
3. Studi Dokumentasi ................................................................................. 69
F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data ........................................................ 69
1. Pengumpulan Data ................................................................................. 69
2. Reduksi Data .......................................................................................... 70
3. Penyajian Data ........................................................................................ 70
4. Penarikan Kesimpulan ............................................................................ 70
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN .................................. 71
A. Deskripsi Data ............................................................................................ 71
1. Profil Madrasah ...................................................................................... 71
2. VISI & MISI, MOTTO dan Akreditasi Madrasah ................................. 72
3. Struktur Organisasi Madrasah ................................................................ 73
4. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan MTs Khazanah Kebajikan ... 74
5. Data Siswa-Siswi MTs Khazanah Kebajikan ......................................... 75
6. Prestasi Akademik & Non-Akademik MTs Khazanah Kebajikan ......... 76
7. Sarana & Prasarana ................................................................................ 78
B. Pembahasan Hasil Penelitian ..................................................................... 79
1. Perencanaan Keuangan Pendidikan ........................................................ 79
2. Penerimaan/Pendapatan Sumber Keuangan ........................................... 81
3. Alokasi Penggunaan Keuangan .............................................................. 85
4. Laporan Keuangan Pendidikan Madrasah .............................................. 88
5. Audit dan Pertanggungjawaban Keuangan ............................................ 90
viii
C. Keterbatasan Penelitian ............................................................................. 93
BAB V PENUTUP .............................................................................................. 94
A. Kesimpulan ............................................................................................... 94
B. Implikasi .................................................................................................... 94
C. Saran .......................................................................................................... 95
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 97
LAMPIRAN-LAMPIRAN .............................................................................. 100
ix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Pendanaan Pendidikan Secara Nasional ........................................... 18
Gambar 2.2 Ssistem Biaya Pendidikan ................................................................ 23
Gambar 2.3 Siklus Manajemen Keuangan Pendidikan ........................................ 34
Gambar 2.4 Siklus Penganggaran Program Pendidikan ...................................... 36
Gambar 2.5 Siklus Penyusunan Laporan Keuangan Sekolah .............................. 43
Gambar 4.1 Struktur Organisasi Madrasah .......................................................... 73
x
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Keputusan-Keputusan dalam Realisasi Anggaran Pendidikan ............ 38
Tabel 2.2 Item Realisasi Anggaran Pendidikan ................................................... 40
Tabel 2.3 Buku Kas Umum ................................................................................. 44
Tabel 2.4 Format Bantu Rincian Penerimaan dan Pengeluaran Sekolah ............. 44
Tabel 2.5 Format Bukti Penerimaan Sekolah ...................................................... 45
Tabel 2.6 Format Bukti Pengeluaran Sekolah ..................................................... 45
Tabel 2.7 Format Bukti Penyetoran Sekolah ....................................................... 45
Tabel 2.8 Kerangka Berfikir ............................................................................... 51
Tabel 2.9 Penelitian Relevan ............................................................................... 54
Tabel 3.1 Waktu Penelitian .................................................................................. 57
Tabel 3.2 Instrumen Teknik Pengumpulan Data ................................................. 61
Tabel 3.3 Lembar Observasi ................................................................................ 62
Tabel 3.4 Instrumen Pedoman Wawancara ......................................................... 62
Tabel 3.5 Lembar Studi Dokumentasi ................................................................. 69
Tabel 4.1 Data Tenaga Pendidik & Kependidikan .............................................. 74
Tabel 4.2 Data Siswa ........................................................................................... 75
Tabel 4.3 Sarana dan Prasarana ........................................................................... 78
Tabel 4.4 RKAM (Sumber Dana) Tahun 2018/2019 .......................................... 85
Tabel 4.5 RKAM (Penggunaan) Tahun 2018/2019 ............................................. 88
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Penyelenggaraan program pendidikan nasional menjadi wadah
untuk mengembangkan sumber daya manusia yang akan memiliki
kecerdasan dan persiapan yang baik dalam mencapai taraf kehidupan
yang sejahtera.
Hal ini sesuai dengan amanat yang terkadung dalam
Undang-Undang Dasar (UUD) Negara Republik Indonesia 1945
pasal 31 ayat 1 berbunyi: setiap warga negara berhak mendapatkan
pendidikan yang berkualitas. Sesuai dengan sebagian uraian
pembukaan UUD 1945 pada alinea ke 4 untuk memajukan
kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa.1
Maknanya pendidikan itu adalah hak mutlak bagi setiap warga
negara untuk menempuh pendidikan baik dari tingkat dasar maupun
sampai ketingkat perguruan tinggi agar nantinya dapat mencapai
kehidupan yang sejahtera. Dengan melalui pendidikan menjadi suatu
usaha dalam pengembangan sumber daya manusia yang akan memiliki
kecerdasan dan siap menghadapi persaingan di era kemajuan IPTEK.
Dalam perspektif ekonomi, pendidikan merupakan human
investment yang harus dapat menghasilkan manusia-manusia yang
handal untuk menjadi subjek penggerak pembangunan ekonomi
nasional. Investasi di bidang pembangunan pendidikan bernilai
sangat strategis dalam jangka panjang, sebab manusia-manusia
terdidik tersebut akan memberikan kontribusi yang amat besar
terhadap kemajuan pembangunan, termasuk untuk memacu
pertumbuhan ekonomi.2
Sumber daya manusia yang handal dan memiliki kualitas tentunya
akan dapat mencapai kondisi perekonomian yang lebih baik dalam
memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari, salah satunya dengan menempuh
1
UUD 1945 Pasal 31 Ayat 1.
2 Yoyon Bahtiar Irianto,Kebijakan Pembaharuan Pendidikan, (Jakarta: Rajawali Pers,
2011). Cet,1.h.5
2
pendidikan sebagai salah satu usaha dalam mengembangkan
kualitas diri maupun bidang pekerjaan yang akan ditekuni.
Inti permasalahan pada pengembangan sumber daya manusia
(PSDM) berada pada peningkatan kualitas tenaga kerja yang
mampu menjadi pelaku-pelaku dalam berbagai bidang kehidupan.
Tenaga kerja itu sendiri pada dasarnya ialah sumber daya manusia
yang berdimensi banyak, baik manusia dipandang secara fisik,
intelektual, maupun moral. Karena ragamnya dimensi PSDM
tersebut, maka PSDM bisa cukup dibekukan oleh salah satu sektor
semata-mata. Namun demikian, di antara sektor-sektor dalam
pembangunan, tanggung jawab terbesar dalam peningkatan
kualitas SDM berada pada Departemen Pendidikan Nasional
(Depdiknas) sebagai penanggung jawab Sistem Pendidikan
Nasional, khususnya pengelolaan pendidikan di sekolah.3
Selain itu, pendidikan juga akan dipahami sebagai bentuk investasi
modal insani. Untuk jangka panjang, investasi melalui pendidikan yang
ditempuh akan melahirkan sumber daya manusia yang memiliki keahlian
produktif, yang sangat diperlukan dalam upaya membangun perekonomian
suatu bangsa. Dengan adanya investasi di bidang pendidikan yang dikelola
dengan baik, secara ekonomis akan mendatangkan keuntungan dalam
mencapai sumber daya manusia sebagai tenaga kerja yang produktif,
berkompeten, kreatif dan mahir sesuai dengan kompetensi keilmuan yang
dapat menghadapi tantangan-tantangan global saat ini.
Pendidikan dimaknai sebagai bentuk investasi modal insani, dalam
jangka panjang investasi untuk pendidikan akan melahirkan
tenaga-tenaga ahli produktif, yang sangat diperlukan dalam upaya
membangun perekonomian suatu bangsa. Produktifitas tenaga
kerja berpendidikan dapat dilihat dari enam parameter, yaitu
Quantity of product, Quality of product, Product mix, Participant
in the labor force, Allocative ability, dan Job satisfaction.4
Seiring dengan perkembangan zaman yang semakin canggih akan
kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi (IPTEK), pengelolaan bidang
pendidikan pun dituntut untuk melakukan inovasi terus-menerus dalam
3 Nanang Fattah, Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya.2009), h.15 4 Veitzhal Rivai Zainal dkk, The Economics of Education, (Jakarta:Gramedia Pustaka
Utama.2014), h.113
3
rangka untuk menghasilkan sumber daya manusia yang berkualitas dengan
didukung oleh peran pemerintah serta semua elemen masyarakat dalam
penyelenggaraan pendidikan nasional yang seimbang. Peran pemerintah
dalam membantu penyelenggaraan pendidikan khususnya untuk anggaran
sudah tertuang dalam pembukaan UUD 1945 pasal 31 ayat (3)
amandemen keempat yang menyatakan bahwa :
Negara memprioritaskan anggaran pendidikan sekurang-kurangnya
dua puluh persen dari anggaran pendapatan dan belanja negara
serta dari anggaran pendapatan dan belanja daerah untuk
memenuhi kebutuhan penyelenggaraan pendidikan nasional.5
Sesuai dengan amanat ini, peran pemerintah memang sangat
penting dalam membantu penyelenggaraan program pendidikan, baik di
tingkat pendidikan dasar maupun sampai ke tingkat perguruan tinggi.
Dalam penyelenggaraannya, keuangan menjadi faktor penting untuk
menunjang terlaksananya kegiatan operasional pendidikan. Walaupun
dengan anggaran keuangan dimiliki terbatas, maka lembaga pendidikan
yang mendapat bantuan anggaran dari pemerintah juga harus mampu
mengelola keuangan secara efektif dan efisiensi.Pengelolaan keuangan
yang baik akan menuntut sekolah harus mampu untuk memaksimalkan
pelaksanaan kegiatan yang baik dan dapat mencapai mutu lulusan yang
memiliki kualitas.
Proses untuk menghasilkan para peserta didik dengan hasil lulusan
yang berkualitas dan unggul, maka diperlukan kualifikasi serta nilai-nilai
dalam menyelenggarahkan program-program pendidikan yang sudah
disusun oleh sekolah, baik untuk di bidang akademik maupun bidang non
akademik. Keberhasilan dari pelaksanaan kegiatan operasional pendidikan,
juga membutuhkan peran dan dukungan dari berbagai pihak, baik dari
pemerintah, kepala sekolah, guru, komite sekolah, orang tua dan donatur,
khususnya dalam pengelolaan keuangan. Dengan adanya kerja sama yang
baik dari semua pihak yang bersangkutan menjadi salah satu faktor
5 UUD 1945 Pasal 31 Ayat 3.
4
pendukung bagi sekolah dalam melaksanakan dan mencapai keberhasilan
dari kegiatan operasional pendidikan tersebut. Maupun sebaliknya, apabila
terdapat penyimpangan-penyimpangan khususnya dalam mengelola
keuangan pendidikan yang dimiliki sekolah, maka hal ini akan menjadi
masalah besar bagi sekolah dalam melaksanakan kegiatan operasional
pendidikannya.
Sebagaimana sudah diatur dalam UU No 20 Tahun 2003 Pasal 48
ayat 1 tentang pengelolaan dana pendidikan, bahwa: Pengelolaan
dana pendidikan berdasarkan pada prinsip keadilan, efisiensi,
transparansi dan akuntabilitas publik.6
Adanya penggunaan prinsip-prinsip tersebut akan sangat
berpengaruh bagi pihak sekolah dalam memberikan kepercayaan kepada
para pihak sumber keuangan, baik dari pemerintah, orang tua peserta didik
maupun donatur dari swasta dan masyarakat. Karena keberhasilan dari
terlaksananya kegiatan operasional pendidikan di sekolah tidak terlepas
dari masalah pengelolaan biaya atau keuangannya.
Pada umumnya sekolah memiliki sumber-sumber keuangan dari
pemerintah yaitu melalui Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN), Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD), orang tua
peserta didik, komite sekolah dan sumber-sumber keuangan lainnya.
Adapun anggaran keuangan yang akan dikeluarkan dalam menunjang
kegiatan operasional pendidikan di sekolah di antaranya adalah
pengeluaran untuk kegiatan belajar mengajar (KBM), gaji guru dan
karyawan, pemeliharaaan sarana dan prasarana, kegiatan tata usaha
sekolah, organisasi siswa intra sekolah (OSIS), kegiatan pengembangan
minat dan bakat siswa (esktrakulikuler) dan pengeluaran keuangan
lainnya.
Peran masyarakat juga sangat dibutuhkan dalam membantu
penyelenggaraan program pendidikan, khususnya dalam membantu
keuangan pendidikan di sekolah. Sebagaimana sudah ditegaskan
dalam UU No 20 Tahun 2003 Pasal 46 Ayat 1 bahwa : Pendanaan
6 UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 48 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
5
pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara Pemerintah,
Pemerintah Daerah dan Masyarakat.7
Hal ini menjelaskan bahwa peran pemerintah dan masyarakat
sangat penting dalam membantu penyelenggaraan pendidikan. Dengan
anggaran yang sudah direncanakan oleh pemerintah yaitu sebesar 20%
dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) pada sektor
pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja
Daerah (APBD), namun bantuan anggaran ini juga belum sepenuhnya
dapat dialokasikan sesuai dengan sasaran dan memenuhi kebutuhan dari
jumlah sekolah yang ada.
Pada dasarnya permasalahan yang terjadi pada sektor pendidikan
tidak hanya mengenai alokasi anggaran pendidikan yang sebesar 20%
melalui APBN/APBD saja, tetapi juga bermasalah pada kapabilitas
sumber daya manusia dalam melaksanakan sistem manajemen keuangan
pendidikan juga yang belum efektif. Permasalahan keuangan yang sering
terjadi sekolah atau madrasah diantaranya keterbatasan sumber dana yang
dimilki, realisasi anggaran keuangan yang tidak sesuai perencanaan,
pengelolaan keuangan yang belum maksimal dan lain-lainnya.
Kemudian, banyaknya lembaga sekolah yang sudah didirikan baik
dari pemerintah maupun lembaga swasta, tidak sedikit diantara sekolah-
sekolah tersebut yang menerapkan sistem pembayaran cukup mahal,
walaupun dengan adanya biaya yang mahal dapat memberikan kualitas
pendidikan yang baik juga. Sehingga, semakin tingginya biaya sekolah
yang diterapkan oleh suatu sekolah, maka semakin banyak juga
masyarakat yang tidak bisa menjangkau mahalnya biaya dari sekolah
tersebut karena keterbatasan ekonomi yang masih rendah.
Sebagai salah satu sekolah yang berstatus swasta, setiap tahun MTs
Khazanah Kebajikan juga menerima bantuan dana BOS dari pemerintah
setiap tahunnya. Adapun dana BOS yang diterima oleh MTs Khazanah
Kebajikan sebesar pada tahun 2018/2019 yaitu sebesar Rp. 448.000.000,-
7 UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 46 Ayat 1 tentangSistem Pendidikan Nasional.
6
dalam setahun yang diberikan kepada siswa-siswinya sebanyak 448 orang.
Tetapi dalam pendistribuasinnya, penerimaan dana BOS di madrasah ini
sering mengalami keterlambatan. Sehingga, adanya permasalahan ini
menjadi kendala bagi pihak madrasah dalam melaksanakan kegiatan
operasional pendidikan nya.
Selain itu, dalam pendapatan sumber keuangan MTs Khazanah
Kebajikan juga memiliki beberapa donatur dan SPP yang dapat membantu
terlaksananya kegiatan dan program kerja pendidikan yang sudah di
rencanakan. Namun, dalam pendapatan sumber keuangan dari SPP juga
menjadi permasalahan bagi pihak madrasah dalam mendapatkan sumber
keuangan yang seharusnya dapat menunjang dari pelaksanaan kegiatan
madrasah. Hal ini disebabkan karena adanya keterlambatan pembayaran
SPP dari orang tua/wali murid. Walaupun demikian, pihak madrasah tetap
berusaha dengan maksimal dalam menghadapi permasalahan dalam
pengelolaan keuangan pendidikan yang dimiliki, sehingga kegiatan
operasional pendidikan juga dapat terlaksana dengan baik dan terpenuhi
semua kebutuhan-kebutuhannya. Berdasarkan sumber keuangan tersebut,
maka pihak madrasah dapat mengalokasikannya ke berbagai kebutuhan
dalam menunjang pelaksanaan kegiatan madrasah yang sudah disepakati
bersama saat rapat kerja dan penyusunan rencana kegiatan dan anggaran
madrasah (RKAM) untuk satu tahun pelajaran.
Pada lembaga pendidikan swasta, sumber keuangan sekolah tidak
sepenuhnya berpatokan kepada bantuan keuangan dari pemerintah baik
dari APBN maupun APBD.Walaupun sebagian lembaga sekolah swasta
juga mendapatkan bantuan dari pemerintah melalui dana BOS. Sehingga
dengan adanya hal ini, sekolah-sekolah swasta yang manajemen
keuangannya belum baik karena mengalami hambatan keterbatasan
keuangan maupun kurangnya kemampuan dari para tenaga pengelolanya,
dituntut harus mampu mendapatkan solusi untuk mengatasi masalah
tersebut.
7
Berdasarkan penjelasan diatas, maka penulis tertarik untuk
melaksanakan penelitian skripsi yang berjudul “Penerapan Manajemen
Keuangan Pendidikan di MTs Khazanah Kebajikan Kota Tangerang
Selatan”.
B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka dapat di identifikasi
beberapa masalah sebagai berikut:
1. Kurangnya kemampuan sumber daya manusia dalam mengelola
keuangan pendidikan
2. Sumber keuangan pendidikan MTs Khazanah Kebajikan yang terbatas.
3. Keterbatasan perekonomian orang tua/wali murid yang masih rendah
dalam menempuh pendidikan di sekolah swasta yang berbayar mahal
4. Keterlambatan sekolah dalam mendapatkan sumber keuangan
pendidikan seperti pencairan dana BOS dan penerimaan SPP dari orang
tua/wali murid.
5. Penerapan manajemen keuangan pendidikan yang belum efektif.
C. Perumusan Masalah
Adapun perumusan masalah yang menjadi pokok pembahasan
dalam penelitian ini yaitu mengenai “Bagaimana mekanisme Penerapan
Manajemen Keuangan Pendidikan di MTs Khazanah Kebajikan Kota
Tangerang Selatan?”.
D. Tujuan Penelitian
Berdasarkan dari rumusan masalah yang sudah dirumuskan
sebelumnya, penelitian ini dilaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui
mekanismedari penerapan manajemen keuangan pendidikan yang efektif
dan efisien di MTs Khazanah Kebajikan Kota Tangerang Selatan.
8
E. Kegunaan Penelitian
1. Secara Teoritis, hasil dari penelitian ini diharapkan dapat menambah
wawasan kepustakaan khususnya untuk Jurusan Manajemen Pendidikan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif
Hidayatullah Jakarta serta menjadi acuan bagi mahasiswa untuk
melakukan penelitian di waktu yang akan datang mengenai penerapan
manajemen keuangan pendidikan untuk tingkat satuan pendidikan
dasar yaitu di Sekolah Menengah Pertama/Madrasah Tsanawiyah.
2. Secara Praktis, hasil dari penelitian ini diharapkan menjadi masukan
bagi para tenaga kependidikan di lembaga terkait dalam meningkatkan
kemampuan serta perbaikan sekolah melalui penerapan manajemen
keuangan pendidikan yang dapat dilakukan secara efektif dan efisien.
9
BAB II
KAJIAN TEORI
A. Konsep Manajemen Keuangan Pendidikan
1. Definisi Manajemen Keuangan Pendidikan
Pada proses penyelenggaraan pendidikan, manajemen keuangan
menjadi faktor penting dalam mendukung pelaksanaan kegiatan operasional
pendidikan dengan baik. Pendidikan tidak akan jalan tanpa adanya biaya
atau uang. Uang ini termasuk sumber daya yang langka dan terbatas. Oleh
karena itu uang perlu dikelola dengan efektif dan efisien agar membantu
pencapaian tujuan pendidikan.8Uang (money) merupakan masukan yang
melancarkan pemrosesan raw-input. Walaupun bukan yang paling esensial,
tetapi jika tidak ada uang perwujudan manusia yang seutuhnya diragukan
karena terkait dengan proses yang terganggu dikarenakan ditiadakannya
banyak kegiatan. Istilahnya adalah uang bukan segala-galanya, tetapi tidak
ada uang akan mengganggu segala-galanya. Kedudukan uang dalam input
pendidikan sangat penting karena untuk membiayai segala program yang
telah ditetapkan. 9 Namun dalam pelaksanaannnya, keuangan bagi suatu
lembaga pendidikan harus dapat dikelola secara efektif dan efisien.
Tujuannnya adalah agar semua kegiatan dan kebutuhan dapat terpenuhi
sesuai dengan keuangan yang dimiliki.
Berikut adalah penjelasan menurut beberapa ahli yang
mendefinisikan tentang manajemen keuangan pendidikan. Menurut Irham
Fahmi dalam bukunya mengenai Pengantar Manajemen Keuangan,
menjelasakan bahwa manajemen keuangan merupakan penggabungan dari
ilmu dan seni yang membahas, mengkaji dan menganalisis tentang
bagaimana seorang manajer keuangan dengan mempergunakan seluruh
sumber daya perusahaan untuk mencari dana, mengelola dana dan membagi
8 Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan, (Bandung: Alfabeta,
2010), h.255
9 Aan Komarian & Cepi Triatna, Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif, (Jakarta:
PT Bumi Aksara. 2008), Cet.3, h.3
10
dana dengan tujuan mampu memberikan profit atau kemakmuran bagipara
pemegang saham dan suistanability (keberlanjutan) usaha bagi
perusahaan.10
Pendapat ini dikemukakan oleh Irham Fahmi menurut sudut
pandangnya mengenai manajemen keuangan untuk ruang lingkup
perusahaan.
James C. Van Horne, yang mendefinisikan bahwa manajemen
keuangan merupakan segala aktivitas yang berhubungan dengan dengan
perolehan, pendanaan, dan pengelolaan aktiva dengan beberapa tujuan
menyeluruh. Sedangkan Brigham mengatakan manajemen keuangan adalah
seni (art) dan ilmu (science), untuk me-manage uang, yang meliputi proses,
institusi/lembaga, pasar dan instrumen yang terlibat dengan masalah transfer
uang di antara individu, bisnis, dan pemerintah.11
Pengertian yang
dikemukakan oleh James yang menjelaskan bahwa dalam me-manage
keuangan sangat diperlukan suatu seni/sistem yang dapat membantu dalam
mengelola keuangan lembaga dengan baik, supaya keuangan yang dimiliki
dapat terkontrol/terkendali.
Menurut Mohamad Mustari, mendefinisikan manajemen keuangan
sebagai suatu kegiatan perencanaan, penganggaran, pemeriksaan,
pengelolaan, pengendalian, pencarian, dan penyimpanan dana yang dimiliki
oleh suatu organisasi atau perusahaan.12
Pengertian ini menekankan bahwa
dalam me-manage keuangan lembaga juga perlu dilakukan pemeriksaan dan
pengendalian dalam pengelolaannya.
Sedangkan menurut Indra Bastian mengkaji pengertian dari
manajemen keuangan pendidikan menjadi tiga sudut pandang yaitu
manajemen keuangan sebagai suatu sistem, manajemen keuangan sebagai
suatu proses, dan manajemen keuangan sebagai suatu proses pemecah
masalah.13
Pertama, manajemen keuangan pendidikan dipandang sebagai
10
Irham Fahmi, Pengantar Manajemen Keuangan, (Bandung:Alfabeta, 2013), Cet.2. h.1 11
Kasmir, Pengantar Manajemen Keuangan, (Jakarta: Prenamedia Group.2010), h.22. 12
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Raja Grafindo Persada, 2015),
Cet.2, h.163
13
Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan Pengelolaan Organisasi Pendidikan,(Yogyakarta:
BPFE, 2015), Edisi Kedua, h.26
11
suatu kerangka kerja yang terdiri dari barbagai bagian yang saling
berhubungan yang di arahkan dalam rangka pencapaian tujuan organisasi
pendidikan. Kedua, manajemen keuangan pendidikan sebagai suatu proses
rangkaian tahapan kegiatan yang diarahkan pada pencapaian tujuan
organisasi pendidikan. Dan ketiga, manajemen keuangan sebagai proses
pemecah masalah yang dalam prakteknya dapat dikaji dari proses
pemecahan masalah yang dilaksanakan oleh semua bagian/komponen yang
ada dalam organisasi pendidikan.
Manajemen keuangan sangat penting dilakukan bagi semua lembaga
atau instansi, termasuk untuk lembaga pendidikan sendiri yaitu
sekolah/madrasah. Karena, dengan adanya penerapan suatu sistem
manajemen keuangan juga agar dapat diketahui tingkat efektivitas dan
efisiensi pengelolaan keuangan yang dimiliki oleh lembaga tersebut, yang
meliputi dari proses perencanaan anggaran, pencarian sumber dana,
pengalokasian serta pertanggungjawaban. Manajemen keuangan (financial
management) berkaitan dengan perolehan aset, pendanaan, dan manajemen
aset dengan didasari beberapa tujuan umum. Jadi fungsi keputusan dalam
manajemen keuangan dapat dibagi menjadi tiga area utama: investasi,
pendanaan,dan manajemen aset keuangan sekolah.14
Dari beberapa definisi di atas, dapat dijelaskan bahwa manajemen
keuangan pendidikan merupakan suatu sistem yang harus dimiliki oleh
suatu lembaga pendidikan baik di tingkat pendidikan dasar maupun
perguruan tinggi dalam membuat kerangka kerja untuk mengelola sistem
keuangan pendidikan secara efektif dan efisien, yang dimulai dari tahap
perencanaan, strategi pendapatan sumber keuangan, realisasi anggaran atau
pengalokasian keuangan serta sampai dengan tahapan pelaporan
pertanggungjawaban keuangan pendidikan.
Pada dasarnya dengan adanya suatu sistem manajemen keuangan
yang dimiliki oleh lembaga pendidikan, hal ini dapat memberikan gambaran
14
James C. Van Horne & John M. Wachowicz, Jr, Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan, (Jakarta: Salemba Empat, 2012), Edisi,13. h.2
12
dan membantu bagi lembagaakan pentingnya pengelolaan keuangan yang
dapat mendukung semua kegiatan operasional pendidikan secara maksimal
dan bertujuan untuk memantau tingkat pencapaian keberhasilan kegiatan
operasional pendidikan yang dapat dijadikan sebagai bahan evaluasi bagi
lembaga untuk meningkatkan kualitasnya.
2. Pentingnya Manajemen Keuangan Pendidikan Bagi Lembaga
Pendidikan
Posisi keuangan pendidikan amatlah penting dalam mencapai tujuan
pendidikan itu sendiri. Secara umum, keuangan pendidikan dapat dipilah
dalam lingkup makro kebijakan pendidikan nasional atau regional atau lokal
dan lingkup mikro pengelolaan keuangan organisasi pelayanan pendidikan.
Sebagai contoh makro adalah perhitungan yang dilakukan pemerintah dalam
mendukung rata-rata keluarga yang mencoba untuk memutuskan bagaimana
menyeimbangkan anggaran yang dimiliki dengan dana pendidikan yang
dibutuhkan. Contoh mikro adalah bagaimana mengalokasikan anggaran
sekolah untuk perbaikan ruang kepala sekolah atau menambah mata
pelajaran ekstrakurikuler.15
Pada pelaksanaannya dilembaga pendidikan
sekolah, dengan adanya suatu sistem yang diterapkan akan dapat membantu
lembaga dalam mengelola keuangan dengan baik serta pengalokasiannya
dapat memenuhi semua kebutuhan yang diperlukan dan bersifat penting.
Pendidikan membutuhkan biaya yang banyak. Sudah menjadi
rahasia umum, pendidikan yang berkualitas itu mahal. Dengan demikian,
variasi pembiayaan pendidikan akan sangat bervariasi. Oleh karena itu,
keuangan atau pembiayaan pendidikan di lembaga-lembaga pendidikan atau
sekolah menjadi factor esencial.Penanggung jawab manajemen pembiayaan
pendidikan adalah kepala sekolah dan guru yang ikut bertanggungjawab atas
pembiayaan pendidikan. Guru diharapkan dapat merencanakan pembiayaan
15
Indra Bastian.Op,Cit, Edisi Kedua, h.41
13
kegiatan belajar mengajar dengan baik. Kebutuhan untuk pembelajaran
yang baik tentunya memerlukan pembiayaan yang memadai.16
Begitu esensialnya keuangan bagi pendidikan menjadi faktor penting
yang dapat dipikirkan dengan baik dalam pemenuhannya. Hal ini juga dapat
dilihat dari adanya sistem pembiayaan pendidikan yang cukup mahal yang
diselenggarahkan oleh lembaga pendidikan swasta. Namun, walaupun
demikian dengan keberanian bagi lembaga swasta yang berbayar cukup
mahal tetapi hal ini juga dapat dipertanggungjawabkan dengan kualitas atau
mutu yang dimiliki oleh lembaga tersebut. Tidak sedikit masyarakat yang
memiliki ekonomi berkecukupan dapat menempuh pendidikan di lembaga
swasta tersebut.
Kemampuan sekolah dibidang penganggaran hanya salah satu aspek
dari persoalan manajemen keuangan pendidikan, termasuk kegiatan
pelatihan, penelitian dan pengembangan. Uang memang penting, tetapi tidak
akan mampu menyelesaikan semua persoalan. Secara keseluruhan
mengutamakan mutu proses dan produk harus dikedepankan. Kesadaran
untuk mewujudkan institusi pendidikan sebagai sekolah yang totalitasnya
bertanggung jawab terhadap mutu dikedepankan.17
Selain itu, pentingnya pelaksanaan manajemen keuangan pada suatu
lembaga pendidikan mempunyai banyak manfaat agar keuangan pendidikan
dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien sesuai dengan fungsi-
fungsinya yang dapat membantu dalam memenuhi semua kebutuhan yang
diperlukan oleh suatu lembaga tingkat satuan pendidikan yang ada.
Dilihat dari sisi fungsi perencanaan adalah bagaimana pedoman
pelaksanaan dan pengendalian, sebagai alat bagi pengembangan kendali
mutu (quality assurance), untuk menghindari pemborosan sumber daya, dan
sebagai upaya untuk memenehu accountability kelembagaan. Jadi yang
terpenting di dalam menyusun suatu rencana adalah berhubungan dengan
masa depan, seperangkat kegiatan, proses yang sistematis, dan hasil serta
16
Rohiat,Manajemen Sekolah, (Bandung: PT Reflika Aditama, 2009), h.27
17
Sudarwan Danim, Visi Baru Manajemen Sekolah, (Jakarta:PT Bumi Aksara, 2008),
h.139
14
tujuan tertentu).18
Berdasarkan penjelasan dari Manahan Tampubulon,
bahwa pentingnya fungsi perencanaan dalam manajemen keuangan
pendidikan sangat membantu dalam menyusun proses perencanaan
keuangan bagi lembaga pendidikan dengan tujuan supaya manajemen
keuangan dapat dilaksanakan dengan terkendali.
Sedangkan menurut Muhamad Mustari dalam bukunya Manajemen
Pendidikan menjelasakan bahwa fungsi-fungsi manajemen keuangan
pendidikan yang perlu dijalankan oleh sekolah yaitu sebagai berikut:
a. Perencanaan Keuangan: membuat rencana pemasukan dan
pengeluaran serta kegiatan-kegiatan lainnya untuk periode tertentu.
b. Penganggaran Keuangan: tindak lanjut dari perencanaan keuangan
dengan membuat detail pengeluaran dan pemasukan.
c. Pengelolaan Keuangan: menggunakan dana sekolah untuk
memaksimalkan dana yang ada dengan berbagai cara.
d. Pencarian Keuangan: mencari dan mengeksploitasi sumber dana
yang ada untuk opreasional kegiatan sekolah.
e. Penyimpanan Keuangan: mengumpulkan dana sekolah serta
menyimpan dan mengamankan dana tersebut.
f. Pengendalian Keuangan: melakukan evaluasi serta perbaikan atas
keuangan dan sistem keuangan pada sekolah.
g. Pemeriksaan Keuangan: melakukan audit internal atas keuangan
sekolah yang ada agar tidak terjadi penyimpangan.
h. Pelaporan Keuangan: penyediaan informasi tentang kondisi
keuangan sekolah sekaligus sebagai bahan evaluasi.19
Dalam pelaksanaannya disekolah, maka delapan fungsi ini harus
dapat dilakukan sesuai dengan tahapannya masing-masing, agar dengan
adanya fungsi-fungsi ini dapat membantu keberhasilan bagi sekolah dalam
melakukan manajemen keuangan pendidikan dengan baik. Sangat penting
18
Manahan P. Tampubolon, Manajemen Keuangan, (Jakarta: Mitra Wacana Media,
2013), h.6 19
Mohamad Mustari, Manajemen Pendidikan, (Jakarta:Rajawali Pers, 2015), h.168
15
bagi sekolah untuk memperhatikan aspek-aspek yang harus diperhitungkan
dalam mencapai keberhasilan dalam manajemen keuangan pendidikan.
Namun, keberhasilan dari manajemen keuangan pendidikan suatu
sekolah juga secara langsung dipengaruhi oleh ketepatan dan kemampuan
kepemimpinan kepala sekolah dalam mengusahakan sumber daya material
sekolah yang memiliki keahlian di bidangnya masing-masing. Oleh sebab
itu, peranan kepala sekolah dalam kerangka manajemen, berkewajiban
untuk menjabarkan tujuan dan sasaran sekolah ke dalam istilah-istilah yang
pragmatik tentang:
a. Permintaan anggaran yang spesifik.
b. Mempersiapkan dan mempertahankan anggaran sekolah.
c. Pemantauaan atau monitoring terhadap pendayagunaan sumber
sumber yang tersedia, dan
d. Evaluasi hasil-hasil pendidikan.20
Berdasarkan penjelasan diatas, maka hal-hal yang menjadi pokok
pentingnya manajemen keuangan pendidikan yang harus diterapkan bagi
suatu lembaga pendidikan yaitu dapat membantu lembaga dalam mencapai
keberhasilan dari program-program yang sudah disusun oleh sekolah serta
manajemen keuangan juga dapat terlaksana dengan terkendali yang dimulai
dari tahapan perencanaan sampai dengan pertanggungjawabannya.
3. Regulasi Manajemen Keuangan Pendidikan
Regulasi atau peraturan pendidikan adalah pengesahan administratif
yang membatasi hak dan tanggung jawab pelaksana organisasi pelayanan
pendidikan. Bentuk peraturan pendidikan dapat dipilah dalam (1) peraturan
berbasiskan otoritas seperti Peraturan Pemerintah atau Peraturan daerah; (2)
peraturan yang dikembangkan oleh sebuah industri khususnya bidang
pendidikan seperti standarisasi kualitas pendidikan, standarisasi harga, dan
norma pelaksanaan pekerja industri khususnya bidang pendidikan; (3)
peraturan yang dikembangkan sebagai konsesus lembaga kemasyarakatan
20 Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah, (Jakarta: Raja Wali Pers. 2011), h.304
16
seperti suku, organisasi dan perusahaan, yang akan menghasilkan peraturan:
peraturan adat, tata krama, peraturan perusahaan, standar operasional
pendidikan.21
Arti penting adanya sebuah regulasi pada suatu kebijakan
adalah supaya kebijakan-kebijakan tersebut dapat dilaksanakan sesuai
dengan aturan-aturan yang sudah ditetapkan, baik dari pemerintah ataupun
wewenang yang sudah dilimpahkan pada suatu lembaga pendidikan
khususnya.
Kewenangan yang terlalu terpusat di masa lalu menjadi bagian dari
sebab kualitas dan kemandirian bangsa yang retan. Pelimpahan wewenang
ini disebut desentralisasi politik juga desentralisasi demokratik, yaitu
pelimpahan wewenang pengambilan keputusan termasuk pendidikan kepada
warga masyarakat atau wakil-wakilnya pada tingkat pemerintahan yang
lebih rendah. Desentralisasi administratif dan birokratif, merupakan suatu
strategi manajemen di kekuasaan politik berada pada pemerintahan pusat,
sedangkan tanggung jawab dalam kewenangan untuk perencanaan,
manajemen, pendanaan dan lainnya dilimpahkan kepada tingkat
pemerintahan daerah. Pemerintah pusat lebih memusatkan perhatian pada
penetapan-penetapan tujuan, menghimpun sumber daya, menyalurkan
sumber daya pendidikan untuk kebutuhan khusus, dan melakukan
pemantauan terhadap kinerja pendidikan di tataran nasional dan lokal,
manajemen persekolahan diserahkan kepada pemerintahan daerah bahkan
sekolah.22
Penyelenggaraan program pendidikan nasional tidak dapat
dilaksanakan secara maksimal apabila tidak adanya regulasi yang akan
mengatur semua kewenangan-kewenangan dalam bidang pendidikan,
khususnya mengenai pengelolaan dana atau keuangan pendidikan yang
menjadi pokok bahasan dalam penelitian ini.
Secara umum, regulasi mengenai keuangan pendidikan tertinggi
sudah di atur dalam Undang-Undang Dasar 1945 atas dasar peraturan yang
21
Indra Bastian, Op,Cit.Edisi Kedua, h.39
22
Moch. Idochi Anwar, Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya Pendidikan,
(Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013), h.209
17
sudah di amandemenkan juga melalui Undang-Undang serta Peraturan
Pemerintah lainnya dalam penyelenggaraan program pendidikan nasional.
Tindak lanjut dari Undang-Undang 1945 maupun Amandemen UUD
1945 adalah penerbitan Undang-Undang Pendidikan yang sudah dilakukan
di tahun 1989 dan 2003. Undang-Undang Pendidikan No. 20 Tahun 2003
merupakan versi terakhir perundang-undangan pendidikan di Indonesia.
Dari berbagai sumber yang ada, proses penulisan draft dan pembahasan,
mengarahkan UU No. 20 Tahun 2003 menjadi blueprint pengembangan
sistem pendidikan nasional. Sehingga, skema teknis pelaksanaan akan
dijabarkan lebih lanjut ke dalam Peraturan Pemerintah BHMN.23
UU No. 20
Tahun 2003 menjadi regulasi yang paling kuat saat ini dalam mengatur
sistem pendidikan nasional yang menjadi kerangka kerja bagi pemerintah
dalam menyelenggarakan program pendidikan, salah satu kebijakan yang
penting dalam hal ini adalah mengenai pengelolaan dana pendidikan.
Berdasarkan Undang-Undang Dasar 1945 dan Undang-Undang No.
20 tahun 2003 tentang Sisdiknas, dana pendidikan selain gaji pendidik dan
biaya pendidikan kedinasan mendapat alokasi minimal 20% dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) dan Anggaran Pendapatan dan
Belanja Daerah (APBD).24
23
Indra Bastian.Op,Cit, Edisi Kedua. h.43 24
Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan, (Jakarta:Erlangga, 2007), h.162
18
Pendanaan
Gambar 2.1.
Pendanaan Pendidikan Secara Nasional
Sumber: Pusat Studi Akuntansi Sektor Publik
Pada Undang-Undang No 20 Tahun 2003 mengenai pendanaan
pendidikan, pada pasal 46 dijelaskan pada ayat satu bahwa pendanaan
pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara pemerintah, pemerintah
daerah dan masyarakat. Sedangkan pada ayat 2 di jelaskan mengenai
pemerintah dan pemerintah daerah bertanggung jawab menyediakan
anggaran pendidikan sebagaimana diatur dalam pasal 31 ayat 4 Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Kemudian, semua
ketentuan pada ayat dalam pasal ini akan diatur lebih lanjut dengan
peraturan pemerintah25
Dalam upaya memenuhi semua kebutuhan pada penyelenggaraan
kegiatan operasional pendidikan nasional, maka baik dari pemerintah pusat,
pemerintah daerah maupun masyarakat umumnya bertanggung jawab atas
semua anggaran keuangan pendidikan yang dibutuhkan dalam pelaksanaan
kegiatan operasional pendidikan di setiap jenjang satuan pendidikan dengan
mengacu kepada kebijakan maupun kewenangan yang sudah ditetapkan.
Selain itu pada pasal 49 UU Nomor 20 Tahun 2003 juga sudah
menjelaskan mengenai pengalokasian dana pendidikan. Pada ayat pertama,
bahwa dana pendidikan selain gaji pendidik dan biaya pendidikan kedinasan
25
UU Nomor 20 Tahun 2003 Mengenai Pendanaan Pendidikan.
20% APBN dan 20% APBD
Swadana
Public Private Partnership
Pinjaman Domestik dan
Luar Negeri
Hibah
Kurikulum
Insfratruktur
Peserta Didik
Pendidik
Teknologi
Pendidikan
Ekstrakulikuler
Fasilitas Pendukung
19
dialokasikan minimal 20% dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara
(APBN) pada sektor pendidikan dan minimal 20% dari Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD). Pada ayat kedua juga dijelaskan
mengenai gaji guru dan dosen yang di angkat oleh pemerintah dialokasikan
dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Sedangkan pada
ayat keempat dan kelima menegaskan bahwa dana pendidikan dari
pemerintah dan pemerintah daerah untuk satuan pendidikan diberikan dalam
bentuk hibah sesuai dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku.
Kemudian, semua ketentuan pada ayat dalam pasal ini akan diatur lebih
lanjut dengan peraturan pemerintah.26
Pada kebijakan tersebut, pengelolaan
dana pendidikan dari APBN maupun APBD juga meliputi tentang anggaran
untuk gaji guru dan dosen yang sudah diangkat oleh pemerintah. Hal ini
menjelaskan bahwasanya guru maupun dosen juga berhak mendapatkan hak
dan kewajibannya dalam proses membantu penyelenggaraan pendidikan
sesuai dengan kebijakan yang sudah ditetapkan.
Penerapan peraturan dan sistem manajemen keuangan yang baku
dalam lembaga pendidikan tidak dapat disangkal lagi. Permasalahan yang
terjadi di dalam lembaga terkait dengan manajemen keuangan pendidikan
diantaranya sumber dana yang terbatas, pembiayaan program yang
serampang, tidak mendukung visi, misi dan kebijakan sebagaimana lembaga
pendidikan perlu dikelola dengan tata pamong yang baik (good
governance), sehingga menjadikan lembaga pendidikan yang bersih dari
berbagai malfungsi dan malpraktik pendidikan yang merugikan
pendidikan.27
Suatu kebijakan hanya sebagai kerangka acuan dan pedoman
saja, namun dalam pelaksanannya maka semua pihak yang bersangkutan
harus dapat melaksanakan kebijakan ini dengan tanggung jawab dan sesuai
dengan tujuan dari amanat sudah diamandemenkan sebaik-baiknya.
26
UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 49 Mengenai Pengalokasian Dana Pendidikan. 27
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Op,Cit, h.256
20
4. Prinsip-Prinsip Pelaksanaan Manajemen Keuangan Pendidikan
Pada pelaksanaan manajemen keuangan pendidikan perlu
memperhatikan sejumlah prinsip-prinsip yang dapat membantu sistem yang
diterapkan sesuai dengan tujuannya. Undang-Undang No. 20 Tahun 2003
tentang Sistem Pendidikan, Pasal 48 menyatakan bahwa pengelolaan dana
pendidikan harus dilaksanakan dengan berdasarkan prinsip keadilan,
efisiensi, transparansi dan akuntabilitas publik.
a. Transparansi
Transparansi berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang
manajemen berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan.
Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yang transparan
berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga
pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian
penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa
memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya.
Disamping itu, transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik
antara pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah
melalui penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam
memperoleh informasi yang akurat dan memadai.28
Transparansi
keuangan sangat penting dilakukan supaya dapat meningkatkan
dukungan dari orang tua/wali murid, masyarakat dan pemerintah dalam
membantu penyelenggaraan seluruh program pendidikan disekolah
khususnya keuangan sekolah. Salah satu cara yang dapat dilakukan oleh
sekolah yaitu dengan menempel RAPBS di papan pengumuman di ruang
guru atau di depan ruang tata usaha, sehingga bagi siapa saja yang
membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah mendapatkannya. Maka
dengan perolehan informasi ini akan dapat menambah kepercayaan orang
tua siswa terhadap sekolah.
28Manahan Tampubolon, Op, Cit, h.189
21
b. Akuntabilitas
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain
karena kualitas performasinya dalam menyelesaikan tugas untuk
mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di
dalam manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah
ditetapkan. Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan
yang berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang
secarabertanggung jawab. Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada
orang tua, masyarakat, dan pemerintah. Ada tiga pilar utama yang
menjadi prasyarat terbangunnya akuntabilitas, yaitu: (1) adanya
transparansi para penyelenggara sekolah dengan menerima masukan dan
mengikutsertakan berbagai komponen dalam mengelola sekolah, (2)
adanya standar kinerja di setiap institusi yang dapat diukur dalam
melaksanakan tugas, fungsi dan wewenanngnya, (3) adanya partisipasi
untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam menciptakan
pelayanan masyarakat dengan proseduryang mudah, biaya yang murah
dan pelayanan yang tepat.
c. Efektivitas
Efektivitas lebih mengutamakan pada kualitatif outcomes.
Manajemen keuangan dikatakan memenuhi prinsip efektivitas kalau
kegiatan yang dilakukan dapat mengatur keuangan untuk membiayai
aktivitas dalam rangka mencapai tujuan lembaga yang bersangkutan dan
kualitatif outcomes-nya sesuai dengan rencana yang telah ditetapkan.
d. Efisiensi
Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input)
dan keluaran (output) atau antara daya dan hasil. Daya yang dimaksud
meliputi tenaga, pikiran waktu, biaya. Perbandingan tersebut dapat dilihat
dari dua hal yaitu pertama, dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga,
22
dan biaya:Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu,
tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang
ditetapkan. Dan kedua, dilihat dari segi hasil kegiatan dapat dikatakan
efisien kalau dengan penggunaan waktu, tenaga, dan biaya tertentu
memberikan hasil sebanyak-banyaknya baik kuantitas maupun
kualitasnya.29
Efisiensi merupakan titik untuk mengukur kesesuaian antara
masukan dengan pengeluaran dari suatu lembaga pendidikan apakah
kedua hal ini dapat terlaksana dengan seimbang atau tidak. Jadi, dengan
adanya efisiensi ini dapat membantu keuangan lembaga supaya lebih
terkendali dan seimbang.
Sedangkan menurut Nanang Fattah, menjelaskan suatu sistem yang
efisien ditunjukkan oleh keluaran yang lebih untuk sumber-sumber
(resource input). Efisiensi pendidikan artinya memiliki kaitan antara
pendayagunaan sumber-sumber pendidikan yang terbatas sehingga
mencapai optimalisasi yang tinggi.30
Jadi, dapat diartikan bahwa efiensi
merupakan suatu tingkat ukuran kesesuaian dalam memanfaatkan sumber
daya yang ada baik input ataupun output nya dengan dilaksanakan secara
maksimal dan akan mendapatkan hasil yang sebaik-baiknya.
29Manahan Tampubolon, Op, Cit, h.190.
30
Nanang Fatah.Op, Cit, h.35
23
5. Sistem Manajemen Keuangan pada Pembiayaan Pendidikan
Pada pelaksanaan manajemen keuangan pendidikan di suatu lembaga
tingkat satuan pendidikan, maka dapat digunakan beberapa sistem
pembiayaan yang dapat diterapkan, yaitu sebagai berikut;31
Gambar 2.2
Sistem Biaya Pendidikan
a. Job Order Costing
Harga pokok pesanan (Job Order Costing) adalah cara perhitungan
harga pokok produksi untuk produk yang dibuat berdasarkan pesanan.
Apabila suatu pesanan diterima segera dikeluarkan perintah untuk
membuat produk sesuai dengan spesifikasi masing-masing pesanan.
Untuk mempermudah perhitungan biaya produksi tiap-tiap pesanan maka
masing-masing produk yang dikerjakan diberi nomor identitas. Dalam
dunia pendidikan, harga pokok pesanan akan terkait dengan cara
perhitungan harga pokok kegiatan belajar mengajar untuk jenis dan
jenjang pendidikan tertentu. Manfaat informasi harga pokok pelayanan
pendidikan:
1) Menentukan harga pokok pelayanan pendidikan.
31
Indra Bastian.Op,Cit.H,348.Edisi Kedua.
Sistem Pembiayaan Pendidikan
Activity Based
Costing
Process Costing Job Order Costing
24
2) Mempertimbangkan penerimaan atau penolakan permintaan
pelayanan pendidikan.
3) Memantau realisasi produksi/proses belajar mengajar.
4) Menghitung laba atau rugi tiap pelayanan pendidikan.
5) Menentukan harga pokok bahan kegiatan pelayanan pendidikan yang
disajikan dalam neraca.
b. Process Costing
Harga pokok proses (processing cost) merupakan metode
perhitungan harga pokok produk dari satuan pendidikan yakni kegiatan
belajar mengajar berdasarkan pengumpulan biaya produksi atau
operasional pendidikan dalam satu periode tertentu dibagi dengan jumlah
unit produksi periode yang bersangkutan. Manfaat informasi yang
didapat dari metode harga proses adalah
1) Penentuan harga jual pelayanan pendidikan yang tepat.
2) Memantau realisasi biaya pelayanan pendidikan.
3) Menghitung laba/rugi per periodik secara transparan.
4) Menentukan harga pokok persediaan bahan baku pelayanan yang
disajikan dalam neraca.
c. Activity Based Costing
Sistem Activity Based Costing mengatribusikan biaya pelayanan
pendidikan melalui dua tahap, yakni;
1) Tahap pertama, sistem ini menelusuri beban-beban sumber daya
penunjang organisasi kepada aktivitas belajar mengajar yang
dilaksanakan.
2) Tahap kedua, biaya pelayanan ditelusuri ke pelayanan pendidikan
berdasarkan kegiatan belajar mengajar yang terkait dengan spesifik
pelayanan pendidikan tertentu.
Pembiayaan pendidikan pada dasarnya menitikberatkan pada upaya
pendistribusian benefit pendidikan dan beban yang harus ditanggung
25
masyarakat. Biaya secara sederhana berarti jumlah nilai uang yang
dibelanjakan atau jasa pelayanan yang diserahkankepada siswa. Hal yang
penting dalam pembiayaan pendidikan adalah berupa besar uang yang harus
dibelanjakan, darimana sumber uang diperoleh dan kepada siapa uang harus
dialokasikan (Thomas: 12).32
Adanya tangungjawab yang menjadi beban
bagi masyarakat ketika anak-anaknya menempuh pendidikan disekolah,
maka hal ini juga pihak penyelenggara pendidikan disekolah untuk
memikirkan dengan baik terhadap beban yang harus ditanggung oleh para
orang tua/wali murid yang tidak menjadi beban dalam melakukan
pembiayaan pendidikan disekolah.
Menurut Nanang Fatah, terdapat berbagai tipe analisis biaya yang
relevan untuk diterapkan dalam bidang pendidikan, antara lain: cost-benefit
analysis, study the determinants of educational costs, study economies of
scale dalam aplikasi teknologi pendidikan baru, dan studi analisa biaya
pembangunan sekolah. Kegunaan cost analysis dalam perencanaan
pendidikan adalah untuk:33
a. Menguji economic feasibility dari suatu rencana ekspansi, proposal atau
target.
b. Memprediksi tingkat biaya pendidikan di masa datang.
c. Memperkirakan biaya berbagai kebijakan dan reformasi atau inovasi
pendidikan.
d. Membandingkan keuntungan berbagai alternatif proyek.
e. Meningkatkan efisiensi kegunaan sumber daya.
B. Mekanisme Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan di Sekolah
Pada penyelenggaraan program pendidikan, keuangan dan pembiayaan
merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dalam kajian manajemen pendidikan. Komponen keuangan dan
pembiayaan pada suatu sekolah merupakan komponen produksi yang
32 Imam Machali & Ara Hidayat, The Hand Book Of Education Management Teori &
Praktik Pengelolaan Sekolah/Madrasah di Indonesia, (Jakarta: Prenademedia Group. 2016), h.196 33
Nanang Fatah.Standar Pembiayaan Pendidikan.(Bandung: PT Remaja Rosdakarya.
2012).H,8.
26
menentukan terlaksananya kegiatan-kegiatan proses belajar mengajar di
sekolah bersama komponen-komponen lainnya.34
Pentingnya biaya atau uang
dalam melaksanakan setiap kegiatan yang dilakukan sekolah sangat
dibutuhkan, baik anggaran keuangan yang sudah direncanakan maupun yang
dibutuhkan diluar perencanaan sekolah. Namun, walaupun dengan keadaan
demikian komponen keuangan perlu dikelola sebaik-baiknya, supaya keuangan
yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang tercapainya
tujuan dari penyelengaraan pendidikan khusunya di sekolah.
Biaya pendidikan yang dikeluarkan untuk penyelenggaraan pendidikan
tidak akan tampak hasilnya secara nyata dalam waktu relatif singkat. Oleh
karena itu, uang yang dikeluarkan oleh pemerintah, masyarakat, maupun orang
tua (keluarga) untuk menghasilkan pendidikan atau membeli pendidikan bagi
anaknya harus dipandang sebagai investasi. Uang yang dikeluarkan di bidang
pendidikan sebagai bentuk investasi pada periode tertentu, di masa yang akan
datang harus dapat menghasilkan keuntungan (benefit) atau manfaat, baik
dalam bentuk uang (financial) maupun nonfinancial.35
Maka dari itu,
pendidikan dalam operasionalnya tidak bisa terlepas dari masalah biaya atau
uang yang harus dipenuhi kebutuhannya. Hal ini menjadi tuntutan bagi pihak
pengelola lembaga sekolah juga dalam me-manage keuangan yang ada dengan
seoptimal mungkin, agar semua kebutuhan dari penyelengaraan program
pendidikan disekolah dapat terpenuhi dengan baik.
Dalam penyelenggaraan pendidikan disekolah, maka pemerintah
memberikan kewenangan bagi pihak sekolah untuk menyusun program bidang
keuangan dan pembiayaan dengan mengikuti beberapa standar pengelolaan
keuangan pendidikan, yaitu sebagai berikut.
1. Sekolah/madrasah menyusun pedoman pengelolaan biaya investasi dan
operasional yang mengacu pada standar pembiayaan.
34
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah, (Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014),
h.47
35
Nanang Fattah., Ekonomi & Pembiayaan Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009), h.6
27
2. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional
sekolah/madrasah mengatur mengenai sumber pemasukan, pengeluaran
dan jumlah dana yang dikelola, kewenangan dan tanggung jawab serta
pembukuan.
3. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional
sekolah/madrasah diputuskan oleh komite sekolah/madrasah dan
ditetapkan oleh kepala sekolah/madrasah serta mendapatkan
persetujuan dari institusi di atasnya.
4. Pedoman pengelolaan biaya investasi dan operasional
sekolah/madrasah disosialisasikan kepada seluruh warga
sekolah/madrasah untuk menjamin tercapainya pengelolaan dana secara
transparan dan akuntabel.36
Jadi, dalam menyusun pada program bidang keuangan sekolah maka
ada beberapa prosedur yang sudah ditetapkan oleh pemerintah untuk
mengikuti standar-standar yang sudah ditetapkan yaitu dalam pembuatan
RAPBS (Rencana Anggaran Pendapatan & Belanja Sekolah) atau RAPBM
(Rencana Anggaran Pendapatan dan Belanja Madrasah).
Pada proses pengelolaan keuangan disekolah terdapat tiga bagian
penyusunan rencana anggaran yaitu target penerimaan, rencana pengeluaran
dan sumber dana lainnya seperti sisa dana periode sebelumnya yang menjadi
saldo awal periode berjalan.37
Pada lembaga pendidikan swasta, sumber
penerimaan keuangan sekolah tidak berpatokan sepenuhnya dengan
menerima bantuan anggaran dari pemerintah. Melainkan hal ini menjadi
tuntutan bagi pihak sekolah dalam mengelola keuangan dengan sebaik-
baiknya. Karena tidak sedikit juga lembaga sekolah swasta yang menerapkan
pembiayaan cukup mahal. Tetapi hal ini juga harus disesuaikan dengan
kualitas atau mutu yang dimiliki oleh sekolah/madrasah tersebut.
36
Suparlan, Manajemen Berbasis Sekolah dari Teori sampai dengan Praktik,(Jakarta:
Bumi Aksara, 2013), Cet,1,h.84-85
37 Muhaimin dkk, Manajemen Pendidikan, (Jakarta: Prenada Media Group, 2009), Cet,1.
h.357
28
Sedangkan secara pendekatan substansif, keuangan sekolah
mencangkup beberapa hal, pertama yaitu penyusunan anggaran, baik
anggaran rutin maupun pengeluaran, dan sebagainya. Kedua, penggalian
sumber-sumber anggaran, baik yang berasal dari pemerintah, masyarakat,
maupun pihak ketiga. Ketiga, penggunaan anggaran, khususnya
pembelanjaan sesuai dengan kebutuhan dan prioritasnya. Keempat,
mekanisme efisiensi anggaran, memilih jenis barang yang akan dibeli,
pengawasan pengeluaran dan sebagainya. Kelima, pertanggungjawaban,
berkaitan dengan sistem pembukuan dan pemenuhan persyaratan administrasi
keuangan dan lain-lain. Dan yang keenam adalah penggunaan dana luncuran
termasuk anggaran perubahan.38
Beberapa tahapan ini dapat dilakukan oleh
sekolah dalam melaksanakan manajemen keuangan pendidikan. Tetapi, tentu
dalam pelaksanaannya juga dibutuhkan persiapan serta kemampuan yang
memadai bagi pihak sekolah supaya hasil yang didapatkan nantinya dapat
sesuai dengan tujuan yang sudah direncanakan.
Kemampuan dana sekolah sangat mempengaruhi kuantitas dan kualitas
program kerja sekolah. Program kerja menyesuaikan diri dengan ketersediaan
dana sekolah.39
Maksudnya adalah suatu sistem manajemen keuangan dapat
diterapkan dengan baik apabila pihak sekolah memiliki persiapan yang
matang serta kemampuan dari sumber daya manusia yang dimiliki juga
memadai. Karena hal ini perlu diperhatikan bagi pihak sekolah supaya dapat
mengantisipasi ketika anggaran keuangan yang dimiliki terbatas, tetapi
dengan kemampuan dari sumber daya yang ada maka walau bagaimanapun
keadaannya kegiatan operasional pendidikan juga dapat terlaksana dengan
maksimal dan memenuhi kebutuhannya.
Berikut penjelasan menurut beberapa pakar pendidikan mengenai
mekanisme manajemen keuangan pendidikan yang dapat diterapkan di
sekolah:
38
Sudarwan Danim dan Yunan Danim, Administrasi Sekolah & Manajemen Kelas,
(Bandung: CV Pustaka Setia, 2010), h,49-50
39
Jejen Mustafah., Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan, dan Praktik, (Jakarta:
Prenamedia Group. 2015), h.221
29
1. Menurut Manahan Tampubolon
Komponen keuangan sekolah merupakan komponen produksi yang
menentukan terlaksananya kegiatan belajar-mengajar bersama komponen-
komponen lain. Dengan kata lain, setiap kegiatan yang dilakukan sekolah
memerlukan biaya. Proses pengelolaan keuangan di sekolah meliputi;
perencanaan anggaran, strategi mencari sumber dana sekolah, penggunaan
keuangan sekolah, pengawasan dan evaluasi anggaran, dan
pertanggungjawaban.40
Pada implementasinya menurut Manahan
Tampubolon manajemen keuangan pendidikan yang dilaksanakan di
sekolah mengacu kepada penyusunan Rancangan Anggaran Pendapatan
dan Belanja Sekolah (RAPBS) khususnya dalam perencanaan, penerimaan
sumber dana, penggunaan anggaran serta pengawasan dan
pertanggungjawabannya.
Prinsip penyusunan RAPBS, antara lain: RAPBS harus benar-benar
difokuskan pada peningkatan pembelajaran murid secara jujur,
bertanggung jawab dan transparan, RAPBS harus ditulis dalam bahasa
yang sederhana dan jelas, dan dipajang di tempat terbuka di sekolah, serta
dalam menyusun RAPBS, sekolah sebaiknya secara seksama
memprioritaskan pembelanjaaan sejalan dengan rencana pengembangan
sekolah.41
a. Perencanaan Anggaran
Penyusunan rencana (planning) di dalam setiap penggunaan
anggaran. Langkah pertama dalam penentuan rencana pengeluaran
keuangan adalah menganalisis berbagai aspek yang berhubungan erat
dengan pola perencanaan anggaran, yang didasarkan pertimbangan
kondisi keuangan, line of business, keadaan para nasabah/konsumen,
organisasi pengelola, dan skill para pejabat pengelola.
40
Manahan Tampubolon, Op,Cit, h.233 41
Manahan Tampubolon, Ibid, h.234
30
b. Pendapatan/Penerimaan Sumber Keuangan
Adapun sumber-sumber keuangan sekolah di antaranya adalah
sebagai berikut:42
1) Dana dari Pemerintah
Dana dari pemerintah disediahkan melalui jalur Anggaran
Rutin dalam Daftar Isian Kegiatan (DIK) yang dialokasikan kepada
semua sekolah untuk setiap tahun ajaran. Dana ini lazim disebut
dana rutin. Besarnya dana yang dialokasikan di dalam DIK biasanya
ditentukan berdasarkan jumlah siswa kelas I, II, dan III. Mata
anggaran dan besarnya dana untuk masing-masing jenis pengeluaran
sudah ditentukan pemerintah di dalam DIK. Pengeluaran dan
pertanggungjawaban atas pemanfaatan dana rutin (DIK) harus benar-
benar sesuai dengan mata anggaran tersebut. Selain DIK, pemerintah
sekarang juga memberikan dana Bantuan Operasional Sekolah
(BOS). Dana ini diberikan secara berkala yang digunakan untuk
membiayai seluruh kegiatan operasional sekolah.
2) Dana dari Orang Tua Siswa
Pendanaan dari masyarakat ini dikenal dengan istilah iuran
komite. Besarnya sumbangan dana yang harus dibayar oleh orang
tua siswa ditentukan oleh rapat komite sekolah. Pada umumnya dana
komite terdiri atas:
a) Dana tetap bulan sebagai uang kontribusi yang harus dibayar oleh
orang tua setiap bulan selama anaknya menjadi siswa disekolah.
b) Dana incidental yang dibebankan kepada siswa baru yang
biasanya hanya satu kali selama tiga tahun menjadi siswa
(pembayarannya dapat diangsur).
c) Dana sukarela yang biasanya ditawarkan kepada orang tua siswa
tertentu yang dermawan dan bersedia memberikan
sumabangannya secara sukarela tanpa suatu ikatan apapun.
42
Manahan Tampubolon.Ibid, h.,232
31
3) Dana dari Masyarakat
Dana ini biasanya merupakan sumbangan sukarela yang tidak
mengikat dari anggota-anggota masyarakat sekolah yang menaruh
perhatian terhadap kegiatan pendidikan di suatu sekolah. Sumbangan
sukarela yang diberikan tersebut merupakan wujud dari
kepeduliannya karena merasa terpanggil untuk turut membantu
kemajuan pendidikan. Dana ini ada yang diterima dari perorangan,
dari suatu organisasi, dari yayasan atau pun dari badan usaha baik
milik pemerintah maupun milik swasta.
4) Dana dari Alumni
Bantuan dari para alumni untuk membantu peningkatan mutu
sekolah tidak selalu dalam bentuk uang (misalnya buku-buku, alat,
dan perlengkapan belajar). Namun dana yang dihimpun oleh sekolah
dari para alumni merupakan sumbangan sukarela yang tidak
mengikat dari mereka yang merasa terpanggil untuk turut
mendukung kelancaran kegiatan-kegiatan demi kemajuan dan
pengembangan sekolah. Dana ini ada yang diterima langsung dari
alumni, tetapi ada juga yang dihimpun melalui acara reuni atau
iustum sekolah.
5) Dana dari Peserta Kegiatan
Dana ini dipungut dari siswa sendiri atau anggota masyarakat
yang menikmati pelayanan kegiatan pendidikan tambahan atau
ekstrakulikuler, seperti pelatihan komputer, kursus bahasa inggris,
atau keterampilan lainnya.
6) Dana dari Kegiatan Wirausaha Sekolah
Ada beberapa sekolah yang mengadakan kegiatan usaha
untuk mendapatkan dana. Dana ini merupakan kumpulan hasil
berbagai kegiatan wirausaha sekolah yang pengelolaannya dapat
32
dilakukan oleh stafsekolah atau para siswa misalnya koperasi, kantin
sekolah, bazar tahunan, wartel, usaha fotokopi, dan lain-lain.
Perencanaan keuangan disusun berdasarkan dana yang ada.
Adapun sumber-sumber dana yang tersedia meliputi:
1) DIPPA (Daftar Isian Proyek Penerimaan Anggaran); meliputi gaji
pegawai (PNS), uang belanja tupoksi, uang belanja penunjang
pendidikan (UTP), honor.
2) BOS (Biaya Operasional Sekolah); untuk kegiatan pembelajaran
yang diperuntukkan pada kepentingan siswa.
3) Partisipasi/wali murid; kisaran besarnya atau jumlah dana
berdasarkan kesepakatan wali murid dengan madrasah melalui
mediator komite.
4) BOP (Biaya Operasional Perawatan); untuk biaya perawatan yang
bersifat incidental.
Secara rutin sesuai dengan periodisasi penganggaran yang bisa di
program tahunan dari 3 sumber dana yaitu: DIPPA, BOS, dan partisipasi
wali murid. Sedangkan BOP dan jariyah baru bisa diberikan setelah ada
kepastian dana. Sedangkan mengenai sumbangan-sumbangan lain kalau
ada, program penggunaannya menyesuaikan dengan dana yang masuk
rill.43
c. Alokasi Penggunaan Keuangan Sekolah
Pelaksanaan anggaran belanja mengacu pada anggaran kegiatan
yang tertuang pada RAPBS. Penggunaan mata anggaran kegiatan antara
lain:44
1) Kebutuhan rumah tangga sekolah
2) Kesiswaan
3) Kurikulum
4) Sarana prasarana
43
Manahan Tampubolon.Op,Cit, h.238 44
Manahan Tampubolon, Ibid, h.238
33
5) Humas (Hubungan Masyarakat)
6) Ketatausahaan
7) Badan penilaian pendidikan
8) Badan penelitian dan pengembangan kegiatan-kegiatan
ekstrakulikuler dan PHBA/PHBN (Peringatan Hari Besar
Keagaamaan/Peringatan Hari Besar Nasional), dan lain-lain.
9) Pemberian honor pada GTT/PTT (Guru Tidak Tetap/Pegawai Tidak
Tetap).
d. Pengawasan dan Pertanggungjawaban Keuangan Sekolah
Pengawasan pelaksanaan anggaran atau RAPBS melalui beberapa
cara: Pengawasan oleh kepala sekolah atau madrasah kepada seluruh
pengguna anggaran kegiatan melalui:45
1) Penelitian kegiatan proposal, dan lain-lain.
2) Pemeriksaan buku keuangan pada masing-masing bendahara
(DIPPA, BOS, bendahara, komite).
3) Penyusunan laporan secara periodik kepada komite, dalam hal ini
komite diharapkan benar-benar berdaya dalam aspek menjalankan
fungsi: supporting, advising, mediasing, dan controlling.
Pada tahapan penyusuan laporan juga, maka seorang kepala
sekolah wajib menyampaikan laporan di bidang keuangan teutama
mengenai penerimaan dan pengeluaran keuangan sekolah. Selain itu
pengevaluasian juga dapat dilaksanakan setiap akhir semester sekolah,
karena keuangan pendidikan sekolah yang digunakan akan
dipertanggungjawabkan kepada sumber dana yang sudah memberi. Baik
kepada para orang tua/wali siswa, donatur ataupun pemerintah yang
sudah memberikan bantuan atas anggaran keuangan pendidikan yang
sudah diterima oleh sekolah.
45
Manahan Tampubolon, Op,Cit, h.239
34
2. Menurut Indra Bastian
Menurut Indra Bastian dalam bukunya tentang Akuntansi
Pendidikan, proses manajemen keuangan pendidikan di sekolah terbagi
dalam tiga kelompok yaitu:
a. Kelompok manajemen pelaksana (operational finance
management), meliputi para eksekutif keuangan.
b. Kelompok manajemen pengawas (finance supervisor management)
meliputi audit internal dan analisis keuangan.
c. Kelompok manajemen eksekutif adalah penanggung jawab fungsi
yang terkait dengan keuangan: pemasaran, pembelanjaan, produksi,
pembiayaan, akuntansi, kepegawaian, dan kepelatihan.46
Dalam penerapan manajemen keuangan pendidikan, maka ketiga
kelompok ini memiliki tugas dan fungsinya masing-masing yang saling
berhubungan. Kemudian tiga tahapan penting lainnya yaitu tahap
perencanaan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi. Berikut uraian dari
ketiga tahapan dalam penerapan manajemen keuangan pendidikan seperti
tabel di bawah ini:
Gambar 2.3.
Siklus Manajemen Keuangan Pendidikan
46
Indra Bastian.Op,Cit, Edisi Kedua, h.28-29
Perencanaan
Pendidikan
Pertanggungjawa-
ban Pendidikan
Penganggaran
Pendidikan
Audit Pendidikan
Realisasi
Anggaran
Pendidikan
Pelaporan Keuangan
& Kinerja Pendidikan
35
a. Tahap Perencanaan
Langkah penting dalam penyusunan rencana pendidikan adalah
perkiraan biaya dan kebutuhan keuangan untuk melaksanakan rencana
tersebut hal tersebut penting untuk pendanaan tujuan pendidikan, semua
kegiatan dan tugas-tugas di identifikasi, yang memiliki implikasi
keuangan, harus dihitung biayanya dengan baik dan menganggarkan
secukupnya. Berbagai langkah yang terlibat dalam estimasi kebutuhan
keuangan pendidikan adalah:47
1) Daftar semua kegiatan yang akan dilakukan
2) Mengklasifikasi semua kegiatan ini ke dalam dua kategori yaitu
kegiatan yang memiliki implikasi biaya dan kegiatan yang tidak
memiliki implikasi biaya.
3) Mengklasifikasi kegiatan yang memiliki implikasi biaya rutin dan
tidak rutin.
4) Rata-rata biaya kegiatan rutin dan biaya unit untuk kegiatan non-
rutin.
5) Estimasi biaya secara terpisah yang rutin dan non-rutin.
b. Penganggaran Pendidikan
Siklus anggaran program pendidikan memberikan gambaran
tentang proses penganggaran di dalam organisasi pelayanan pendidikan.
proses ini melibatkan perencanaan, pengendalian dan evaluasi posisi
keuangan satuan pendidikan dalam siklus perbaikan berkesinambungan
yang mengalir dari satu tahun ke tahun berikutnya. Tahap perencanaan
akan menggambungkan pengembangan tujuan spesifik dan tujuan tahun
anggaran. Tujuan-tujuan dab sasaran pendidikan umumnya akan
berhubungan kembali ke rencana strategis satuan pendidikan dan hasil
pendidikan yang diinginkan yang akan menjadi pendorong yang
47
Indra Bastian.Op,Cit, Edisi Kedua, h.228
36
mendasari kegiatan keuangan sebagaimana digariskan dalam anggaran
tahunan.
Ada enam tahapan dalam perencanaan dan pengembangan
anggaran program pendidikan, digambarkan sebagai siklus dibawah ini:48
Gambar 2.4.
Siklus Penganggaran Program Pendidikan
c. Realisasi Anggaran Pendidikan
Pelaksanaan anggaran adalah proses dimana sumber daya keuangan
yang dibuat tersedia untuk agen yang diarahkan dan dikendalikan untuk
mencapai tujuan dan objek untuk anggaran yang telah disetujui. Proses
ini melibatkan kepatuhan dengan persyaratan baik legal dan administrasi.
(Volume V, Budget Execution, Section 49 – Summary of Process, Office Management
Budget, USA).49
Pengelolaan operasi atau realisasi anggaran pendidikan dapat
dilihat dari tiga perspektif yang berbeda, yakni sebagai fungsi, sebagai
penunjang karir, dan sebagai perangkat keputusan.50
1) Realisasi Anggaran Sebagai Fungsi
Operasi adalah satu dari berbagai fungsi di dalam organisasi
pelayanan pendidikan. Di dalam organisasi pelayanan pendidikan
48
Indra Bastian.Op,Cit, Edisi Kedua, h.412 49
Indra Bastian.Op,Cit, Edisi Kedua. h.459 50
Indra Bastian.Op,Cit, Edisi Kedua, h.465
Skedul Pembuatan Anggaran
Penentuan Dana Yang
Dianggarkan
Pengajuan Persetujuan Anggaran
Finalisasi Anggaran
Menyesuaikan Kebutuhan
dengan Sumber Daya
37
yang besar, bagian operasi biasanya bertanggungjawab pada fungsi
operasi. Bagian akuntansi bertugas mengumpulkan, mencatat, dan
menginterpretasikan informasi keuangan. Bagian pemasaran
bertanggungjawab pada peningkatan permintaan akan ouput
organisasi pelayanan pendidikan. bagian keuangan bertugas menjamin
dan menginvestasikan aset modal organisasi pelayanan pendidikan.
bagian sumber daya manusia mengangkut input dan ouput. Bagian
teknik bertugas mengembangkan desain produk dan metode produksi
(pengajaran). Namun, organisasi pelayanan pendidikan tertentu tidak
membagi fungsi-fungsi tertentu.
2) Realisasi Anggaran sebagai Penunjang Karir
Operasional telah muncul sebagai tindakan karir menuju posisi
manajamen yang lebih tinggi dengan baik di beberapa organisasi
pelayanan pendidikan. Misalnya, jabatan kepala pelaksana yang
berlatar belakang dari keuangan, pemasaran, peneliti, dan
legal/hukum. Mobilitas keahlian yang meningkat dari para pengelola
operasional sangat berhubungan dengan tantangan produktivitas
terkini. Promosi kenaikan jabatan cenderung diberikan kepada
manajer yang telah berhasil menemukan solusi dari tantangan yang
dihadapi organisasi pelayanan pendidikan.
3) Realisasi Anggaran sebagai Seperangkat Keputusan
Pembuatan keputusan merupakan aspek yang sangat esensial
dalam seluruh aktivitas manajemen. Meskipun, secara spesifik dari
masing-masing situasi sangat berbeda. Pada umumnya, pembuatan
keputusan melibatkan berbagai langkah dasar yang sama seperti: (1)
pengenalan dan penjelasan definisi sebuah permasalahan, (2)
mengumpulkan informasi yang dibutuhkan untuk menganalisa
alternatif kemungkinan, dan (3) memilih dan melaksanakan alternatif
38
yang paling layak. Berikut adalahtabel terkait beberapa kunci area
keputusan beserta contoh masing-masing pertanyaannya.
Tabel 2.1.
Keputusan – Keputusan dalam Realisasi Anggaran Pendidikan
Area Keputusan Contoh Pertanyaan
Memposisikan Keputusan Pendidikan (Positioning Decision)
Perencanaan produk/
pelayanan pendidikan
Pelayanan pendidikan seperti apakah
yang seharusnya ditawarkan?
Prioritas kompetitif Haruskah kita melebihkan biaya dasar,
kualitas atau fleksibilitas pelayanan
pendidikan?
Strategi positioning Haruskah kita mengatur sumber daya
pada pelayanan pendidikan atau
prosesnya?
Manajemen kualitas Haruskah tujuan pendidikan menjadi
dapat dipercaya atau kualitas tertinggi?
Merancang Keputusan Pendidikan (Design Decision)
Merancang proses
pendidikan
Proses apa yang seharusnya kita
gunakan dalam membuat pelayanan
pendidikan?
Pengelolaan angkatan
kerja
Bagaimana kita seharusnya menyewa,
melatih, dan memotivasi pegawai
satuan pendidikan?
Teknologi pendidikan baru Teknologi apakah yang dibutuhkan
dalam pelayanan pendidikan atau
proses belajar mengajar?
Kapasitas Apa ukuran maksimum yang paling
mungkin untuk fasilitas pendidikan
39
yang ada?
Pemeliharaan Seberapa besar belanja untuk
memelihara perlengkapan dan fasilitas
pendidikan?
Lokasi Haruskah menjadi pengikut atau
pemimpin dalam memilih lokasi satuan
pendidikan yang baru?
Lay out Bagaimana seharusnya mengatur meja
atau perlengkapan lainnya dalam
pelayanan pendidikan?
Melaksanakan Keputusan Pendidikan (Operating Decision)
Pengelolaan bahan ajar Siapa yang seharusnya menjadi supplier
bahan ajar? Bagaimana mengevaluasi
dan mendukungnya?
Perencanaan pelayanan
pendidikan dan staff
Apa yang seharusnya menjadi tingkat
ouput dan tingkat staf pendidikan untuk
bagian ini?
Skedul pelayanan
pendidikan
Apakah skedul pelayanan pendidikan
telah dipersiapkan?
Persediaan Berapa persediaan yang dibutuhkan
untuk proses belajar mengajar?
Bagaimana seharusnya mengendalikan?
Penjadwalan Peserta didik atau kegiatan apa yang
seharusnya diberikan prioritas?
Pengendalian kualitas
pelayanan pendidikan
Bagaimana meraih tujuan kualitas
pelayanan pendidikan yang terbaik?
Sumber: Krajewski/Ritzman, 1990, hal 20 (dikembangkan)
40
Tabel 2.2.
Item Realisasi Anggaran Pendidikan
ITEM PERSIAPAN PROSES
PELAKSANAAN
PENYELESAIAN
Peramalan Studi
kelayakan
Proses peramalan
permintaan
pendidikan dengan
teknik Time series
analysis, Metode
kausal, Teknik
kualitatif.
Rekomendasi
penerimaan value
of project
pendidikan
Manajemen
bahan ajar
Seleksi
pembelian
Pelaksanaan dan
pengendalian
kegiatan belajar
mengajar
Distribusi hasil
pendidikan
(kualitas lulusan)
Sistem
persediaan
Penentuan
sistem
persediaan
Pelaksanaan
sistem persediaan:
seleksi item,
pencatatan dan
penyediaan
peralatan
pendukung
pendidikan
Pelaksanaan sistem
review:
berkelanjutan,
periodik, hybrid
Sistem
pengajaran/
pembelajaran
Perencanaan
pengajaran/
pembelajaran
Pelaksanaan
perencanaan
pengajaran/
pembelajaran,
yang diterima
Hasil pembelajaran
(lulusan)
Perencanaan
SDM
pendidikan
Perencanaan
SDM
pendidikan
Pelaksanaan
perencanaan staf
kependidikan dan
non kependidikan
yang diterima
Penyelesaiaan
penempatan SDM
sesuai perencanaan
Penjadwalan Pengembagan
jadwal master
pengajaran/
pembelajaran
Pelaksanaan
rencana aksi
pengendalian
kualitas pelayanan
pendidikan
Memastikan
pelaksanaan, sesuai
jadwal master
pengajaran/
pembelajaran
41
Pengendalian Perencanaan
aksi
pengendalian
kualitas
pelayanan
pendidikan
Pelaksanaan
rencana aksi
pengendalian
kualitas pelayanan
pendidikan
Memastikan
pelaksanaan
rencana aksi
pengendalian
kualitas pelayanan
pendidikan
Keuangan Perencanaan
investasi
pendidikan
Pelaksanaan
investasi
pendidikan
Finalisasi investasi
pendidikan
Pemasaran
produk/
pelayanan
pendidikan
Survei pasar
dan
perencanaan
pasar
Penyiapan produk/
pelayanan
pendidikan yang
siap dilaksanakan
Finalisasi
pelayanan
pendidikan dan
promosi
Pelayanan
jasa
pendidikan
Perencanaan
pelayanan
pendidikan
Pelaksanaan
pelayanan
pendidikan
Memastikan
permintaan
pelayanan
pendidikan
terpenuhi
Kualitas
prestasi
pelayanan
pendidikan
Perencanaan
kualitas
pelayanan
pendidikan
Pengendalian
batas kualitas
pelayanan
pendidikan
Memastikan
kualitas pelayanan
pendidikan sesuai
dengan permintaan
d. Laporan Kinerja dan Keuangan Pendidikan
Laporan kinerja memberikan informasi yang berguna bagi orang
tua peserta didik untuk membantu mereka memahami bagaimana
perkembangan anak mereka di sekolah. Laporan kinerja juga mendukung
keputusan pengajar untuk memberikan peserta didik pada kelas tertentu
di kelas dengan melayani sebagai catatan didokumentasikan dari
kekuatan dan kelemahan peserta didik. Pengajar yang melaporkan kinerja
peserta didik lengkap harus melakukannya dengan cara mengevaluasi
indikator kinerja yang ada di alat penilaian kinerja. Hal ini penting bagi
pengajar untuk tidak membiarkan perasaan pribadi tentang peserta didik,
42
seperti pilih kasih terhadap nilai peserta didik pada pelaporan kinerja
sekolah.51
Sedangkan siklus akuntansi sekolah adalah serangkaian langkah-
langkah yang diulang setiap periode pelaporan. Seperti halnya
penyusunan laporan keuangan di tingkat Kementerian/Dinas Pendidikan,
proses penyusunan laporan keuangan satuan pendidikan/sekolah pun
dimulai dengan membuat entri akuntansi untuk setiap transaksi dan
berjalan melalui tutup buku. Langkah siklus akuntansi ini terjadi selama
periode akuntansi, seperti yang terjadi pada setiap transaksi:52
1) Mengidentifikasi setiap transaksi melalui dokumen sumber asli
(seperti faktur, tanda terima, cek yang dibatalkan, kartu waktu, slip
setoran, pesanan pembelian) yang menyediahkan:
a) Tanggal
b) Jumlah
c) Deskripsi (account atau tujuan bisnis)
d) Nama dan alamat pihak lain.
2) Menganalisis transaksi – menentukan account yang terkena,
bagaimana (kenaikan atau penurunan), dan berapa banyak.
3) Membuat entri jurnal-mencatat transaksi dalam jurnal baik sebagai
debit dan kredit jurnal.
a) Disimpan dalam urutan kronologis jurnal
b) Mungkin termasuk jurnal penjualan, jurnal pembelian, jurnal
penerimaan kas, jurnal pembayaran kas, dan jurnal umum.
4) Posting ke buku besar – mentransfer entri jurnal ke akun buku besar.
a) Buku besar disimpan oleh akun
b) Mungkin buku besar akun-akun bentuk T atau termasuk saldo
c) Pelajari lebih lanjut tentang bagan akun berikut.
51
Indra Bastian,Op,Cit, Edisi Kedua. h.530 52
Indra Bastian.Op,Cit, Edisi Kedua. h.531
43
Gambar 2.5.
Siklus Penyusunan Laporan Keuangan Sekolah
Identifikasi Transaksi
Analisa Transaksi
Jurnal Penutup
Laporan Keuangan
Penutup Neraca Saldo
Entry Jurnal
Posting ke Buku Besar
Neraca Saldo
Jurnal Penyesuaian
Penyesuaian Neraca Saldo
44
Adapun jenis-jenis buku penatausahaan keuangan sekolah yang
harus disediakan terdiri dari beberapa kategori, yaitu sebagai berikut:
a) Buku kas umum
Buku kas umum adalah buku yang digunakan untuk mencatat semua
penerimaan dan pengeluaran sekolah.
Tabel 2.3
Buku Kas Umum
No Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran
b) Buku Bantu
Adalah buku yang digunakan untuk mencatat rincian semua
penerimaan dan pengeluaran sekolah.
Tabel 2.4
Format Bantu Rincian Penerimaan
dan Pengeluaran Sekolah
No Tanggal Uraian Penerimaan Pengeluaran
c) Buku bukti penerimaan
Adalah buku bukti yang digunakan untuk dokumen yang digunakan
dalam pelaksanaan penerimaan sekolah
45
Tabel 2.5
Format Buku Bukti Penerimaan
No Tanggal Uraian Penerimaan
d) Buku bukti pengeluaran
Adalah buku yang digunakan untuk dokumen yang digunakan dalam
pelaksanaan pengeluaran sekolah.
Tabel 2.6
Format Buku Bukti Pengeluaran Sekolah
No Tanggal Uraian Pengeluaran
e) Buku bukti penyetoran
Adalah buku yang digunakan untuk dokumen yang digunakan untuk
menyetorkan uang ke bank.
Tabel 2.7
Format Buku Bukti Penyetoran Sekolah
No Tanggal Uraian Penyetoran
46
e. Audit Pendidikan
Audit didefinisikan sebagai suatu proses sistematik dan objektif
dari penyediaan dan evaluasibukti-bukti yang berkenaan dengan
pernyataan (asertion) tentang kegiatan dan kejadian ekonomi guna
memastikan derajat atau tingkat hubungan antara pernyataan tersebut
dengan kriteria yang ada serta mengkomunikasikan hasil yang diperoleh
itu kepada pihak-pihak yang berkepentingan.53
Pentingnya bagi sekolah
harus melakukan auditing terhadap keuangan supaya dapat membantu
sekolah dalam mencapai tingkat akuntabilitas manajemen keuangan
pendidikan sekolah yang dapat dipertanggungjawabkan semua nya, baik
dalam hal penerimaan sumber keuangan maupun pengeluaran anggaran
keuangan sekolah.
Di dalam pelaksanaan audit atas organisasi pelayanan pendidikan,
prosedur audit pendidikan yang harus ditempuh oleh auditor adalah
sebagai berikut:54
1) Perekaman atau pencatatan sistem akuntansi
Langkah pertama dalam prosedur audit pendidikan adalah
menetapkan dan membuktikan sistem yang digunakan untuk
merekam seluruh kegiatan pendidikan atau mencatat transaksi.
2) Riview dan evaluasi pendahuluan
3) Pengujian kepatuhan (compliance tests)
Pengujian kepatuhan seperti penamaannya, didesain untuk
memastikan bahwa pengendalian internal yang digunakan atau
diandalkan oleh auditor dalam praktiknya dapat berjalan dengan
baik. Sifat dari pengujian ini sangat tergantung pada sifat
pengendaliannya, akan tetapi secara esensial pengujian ini meliputi
pengecekan pelaksanaan kegiatan maupun transaksi sebagai bukti
kepatuhan.
53
Indra Bastian, Op,Cit, Edisi Kedua, h.571 54
Indra Bastian, Op,Cit, Edisi Kedua, h.586
47
4) Mencocokkan laporan pendidikan sebagai dasar pokok perekaman
kegiatan maupun transaksi.
Pada akhir tahun atau akhir periode, pengecakan sangatlah penting
dilakukan agar kegiatan dan rekening-rekening yang ada dalam
laporan pendidikan sesuai dengan dasar perekaman kegiatan dan
transaksi yang ada.
5) Pengujian substantif didesain untuk memperkuat atau membenarkan
kegiatan pendidikan atau transaksi keuangan yang mendasari laporan
pendidikan.
6) Analisis menyeluruh.
7) Pengujian terperinci.
8) Memastikan kesesuaian kode kegiatan dan rekening organisasi
pelayanan pendidikan.
9) Memastikan kesesuaian dengan standar akuntansi.
10) Pengujian kebenaran dan kejujuran.
11) Pengujian analitis.
12) Audit peristiwa setelah tanggal neraca.
13) Pengujian laporan manajemen organisasi pelayanan pendidikan.
14) Surat representasi.
15) Riview partner atau auditor atas kerja audit pendidikan yang telah
dilakukan perekaman atau pencatatan pelaksanaan kegiatan dan
sistem akuntansi.
Jadi, begitu sangat pentingnya bagi pihak sekolah dalam
melakukan audit keuangan pendidikan. Selain memudahkan pihak
sekolah dalam melakukan pelaporan, dengan adanya audit juga dapat
membantu sekolah dalam mengantisipasi adanya penyimpangan-
penyimpangan dalam penggunaan anggaran yang dimiliki sekolah serta
dapat memberikan tingkat kepercayaan kepada pihak-pihak yang menjadi
sumber pendapatan keuangan sekolah.
48
f. Pertanggungjawaban Pendidikan
Tahapan selanjutnya adalah bentuk pertanggungjawaban yang
harus dilaksanakan oleh pihak sekolah terhadap transaksi dalam
penerimaan dan pengeluaran keuangan pendidikan sekolah yang harus
dilaporkan dan dipertanggungjawabkan secara berkala sesuai dengan
wewenang yang telah disepakati maupun kebijakan yang berlaku. Suatu
sekolah akan dapat memberikan pertanggungjawaban apabila sekolah
tersebut memiliki sistem akuntansi keuangan pendidikan yang dapat
dilaksanakan dengan baik. Tentu hal ini menuntut pihak sekolah harus
memiliki kemampuan yang memadai dalam melakukan manajemen
keuangan pendidikan.
Siklus akuntansi sekolah adalah serangkaian langkah-langkah yang
diulang setiap periode pelaporan. Seperti halnya penyusunan laporan
keuangan di tingkat Kementerian/Dinas Pendidikan, proses penyusunan
pelaporan keuangan satuan pendidikan/sekolah pun dimulai dengan
membuat entri akuntansi untuk setiap transaksi dan berjalan melalui tutup
buku. Langkah siklus akuntansi ini terjadi selama periode akuntansi,
seperti yang terjadi setiap transaksi:55
1) Mengidentifikasi transaksi melalui dokumen sumber asli (seperti
faktur, tanda terima, cek yang dibatalkan, kartu waktu, slip setoran,
pesanan pembelian) yang menyediakan: tanggal, jumlah, deskripsi
(account atau tujuan bisnis), nama dan alamat pihak lain.
2) Menganalisis transaksi- menentukan account yang terkena,
bagaimana (kenaikan atau penurunan, dan berapa banyak.
3) Membuat entri jurnal – mencatat transaksi dalam jurnal baik
sebagai debit dan kredit jurnal yang disimpan berdasarkan dalam
urutan kronologis jurnal termasuk jurnal penjualan, jurnal
pembelian, jurnal penerimaan kas, jurnal pembayaran kas, dan
jurnal umum.Posting ke buku besar – menstranfer entri jurnal ke
akun buku besar.
55
Indra Bastian.Op,Cit, Edisi Kedua, h.531-532
49
Sebagai bentuk pertanggungjawaban dari pihak sekolah, maka
untuk penerimaan sumber keuangan yang berasal dari orang tua/wali
murid maupun masyarakat yang menjadi donatur bagi sekolah, maka
pelaporan dan pertanggungjawaban keuangan juga harus dilakukan
secara rinci dan transparan sesuai dengan sumber dananya yang dapat
dilakukan dalm bentuk laporan secara tertulis. Begitu juga untuk
penerimaan sumber keuangan dari pemerintah, maka sumber bantuan
keuangan sekolah juga harus dapat dipertanggungjawabkan. Kemudian,
bentuk pertanggungjawaban anggaran yang berasal dari usaha mandiri
sekolah juga dapat dilakukan secara rinci dan transparan kepada dewan
guru dan staf sekolah supaya hal ini juga menjadi keberhasilan bagi
sekolah karena mampu me-manage keuangan pendidikan dengan baik
tanpa merugikan pihak manapun.
3. Menurut Mohamad Mustari
Dalam implementasinya di sekolah, manajemen keuangan
merupakan salah satu substansi manajemen sekolah yang akan turut
menentukan berjalannnya kegiatan pendidikan di sekolah. Sebagaimana
yang terjadi di substansi manajemen pendidikan pada umumnya, kegiatan
manajemen keuangan dilakukan melalui proses perencanaan,
pengorganisasian, pengarahan, pengoordinasian, pengawasan atau
pengendalian.56
Berdasarkan teori yang dipaparkan oleh Mohamad
Mustari, bahwa manajemen keuangan pendidikan dalam pelaksanaanya
meliputi lima tahapan yang harus dilakukan. Dimulai dari tahapan
perencanaan sampai dengan tahapan pengendalian. Tahapan-tahapan ini
penting untuk dilaksanakan bagi sekolah supaya pengelolaan keuangan
dapat dilaksanakan secara maksimal dan memenuhi semua kebutuhan
dari program pendidikan yang sudah direncanakan.
56
Mohamad Mustari.Op,Cit,h.163.
50
C. Kerangka Berfikir
Berdasarkan kajian teori yang sudah diuraikan di atas, peneliti dapat
menjelaskan bahwa penerapan manajemen keuangan menjadi salah satu hal
penting untuk dilaksanakan pada jenjang tingkat satuan pendidikan, baik
untuk tingkat SD/MI, SMP/MTs, ataupun SMA/SMK/MA sederajat. Adanya
penerapan manajemen keuangan pendidikan ini akan dapat dijadikan sebagai
tolak ukur dalam memantau pencapaian tingkat keberhasilan dari kegiatan
operasional pendidikan yang sudah direncanakan oleh sekolah/madrasah.
Pada pelaksanaannya, tentu dibutuhkan aturan/regulasi yang menjadi
panduan dalam menerapkan manajemen keuangan pendidikan pada tingkat
satuan pendidikan. Regulasi mengenai hal ini sudah diatur dalam Undang-
Undang dan kebijakan yang sudah ditetapka oleh pemerintah. Penerapan
peraturan dan sistem manajemen keuangan yang baku dalam lembaga
pendidikan bertujuan untuk mengantisipasi adanya permasalahan-
permasalahan yang akan terjadi terkait dengan manajemen keuangan
pendidikan diantaranya sumber dana yang terbatas, pembiayaan program
yang serampang, tidak mendukung visi, misi dan kebijakan sebagaimana
lembaga pendidikan perlu dikelola dengan tata pengelolaan yang baik (good
governance) yang dapat dilaksanakan secara efektif dan efisien. Karena,
apabila manajemen keuangan pendidikan ini dapat dilaksanakan sesuai
dengan prosedur yang ada, maka akan dapat terlihat tingkat pencapaian dari
kegiatan operasional pendidikan yang ada pada setiap lembaga tingkat satuan
pendidikan.
Maka dari itu, peneliti berinisiatif untuk melakukan penelitian
mengenai penerapan manajemen keuangan pendidikan di MTs Khazanah
Kebajikan, dengan tujuan untuk mengetahui proses dari sistem yang
diterapkan melalui tahapan perencanaan, pendapatan/penerimaan sumber
keuangan, alokasi penggunaan keuangan, pelaporan keuangan, serta audit dan
pertanggungjawaban keuangan yang diterapkan di madrasah ini.
51
Tabel 2.8
Kerangka Berfikir
D. Penelitian Relevan
Berdasarkan penelitian terdahulu, ada lima penelitian yang dapat peneliti
deskripsikan dengan penelitian yang memiliki relevansi. Pertama, penelitian
yang oleh Siti Khodijah di laksanakan di SD Juara Rumah Zakat Jakarta
Selatan pada tahun 2013. Judul penelitian yang diambil yaitu mengenai
Manajemen Pembiayaan Pendidikan di SD Juara Rumah Zakat Kebagusan
Jakarta Selatan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah
deskriftif kualitatif. Adapun hasil penelitian yang dapat diperoleh peneliti
bahwa hasil penelitian menunjukkan manajemen pembiayaan pendidikan di
Manajemen Keuangan Pendidikan
Pendidikan
Regulasi UU No 20 Tahun 2003 Sistem Pendidikan Nasional
1. Perencanaan Keuangan
2. Pendapatan Sumber Dana
3. Alokasi Penggunaan Anggaran
4. Pelaporan Keuangan
5. Audit dan Pertanggungjawaban
Keuangan
Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan Secara Efektif
dan Efisien
di MTs Khazanah Kebajikan Kota Tangerang Selatan
.
.
52
SD Juara Rumah Zakat Kebagusan Jakarta Selatan sudah sesuai dengan
manajemen pembiayaan pendidikan.57
Kedua, penelitian oleh Rezky Fahman Ramadhani dilaksanakan di
Pondok Pesantren Madinatunnajah Jombang Tangerang Selatan pada tahun
2016. Adapun judul penelitian yang diambil yaitu mengenai Pengaruh
Pembiayaan Pendidikan Terhadap Kualitas Pendidikan (Studi Empiris di
Pondok Pesantren Madinatunnajah, Jombang Tangerang Selatan. Penelitian ini
bertujuan untuk menganalisis adanya pengaruh antara pembiayaan pendidikan
terhadap kualitas pendidikan di Pondok Pesantren Madinatunnajah. Metode
yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriftif kuantitatif, dengan
instrumen utama penelitian berupa angket serta didukung dengan studi
dokumen dan wawancara untuk memperoleh hasil penelitian yang optimal.
Sampel dalam penelitia ini adalah para guru Pondok Pesantren
Madinatunnajah. Total ada 50 guru yang dijadikan sebagai sampel. Metode
analisis penelitian ini menggunakan regresi linier sederhana. Hasil penelitian
ini menujukkan bahwa pembiayaan pendidikan secara stimulan dan signifikan
tidak berpengaruh terhadap kualitas pendidikan.58
Ketiga, penelitian oleh Ummu Salamah pada tahun 2013 dilaksanakan di
Pondok Pesantren Al-Kholidin. Penelitian yang dilakukan yaitu tentang Studi
Mengenai Sistem Pengelolaan Keuangan Sekolah di Pondok Pesantren Al-
Kholidin Terhadap Penguatan Manajemen Keuangan. Metode penelitian yang
digunakan adalah penelitian deskriftif kualitatif. Adapun hasil yang didapatkan
oleh peneliti bahwa proses perencanaan keuangan di Ponpes Al-Kholidin
dilakukan oleh kepala sekolah masing-masing berikutjajarannya, walaupun
pada prosesnya diikuti, diawasi dan disahkan oleh Kiyai Ponpes Al-Kholidin
yang merupakan otorisator penuh terhadap pengeluaran keuangan. Pelaporan
keuangan pondok pesantren al-kholidin dilakukan setiap bulan, semester, dan
57
Siti Khodijah. Manajemen Pembiayaan Pendidikan di SD Juara Rumah Zakat
Kebagusan Jakarta Selatan. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2013. 58
Rezky Fahman Ramadhani.Pengaruh Pembiayaan Pendidikan Terhadap Kualitas
Pendidikan (Studi Empiris di Pondok Pesantren Madinatunnajah, Jombang Tangerang Selatan
Tahun 2016.
53
tahunan. Pelaporan keuangan ini dilakukan oleh koordinator keuangan setiap
unit (SMP, SMA, DINIYAH) kepada bendahara, dari bendahara dilaporkan
lagi kepada kiayayi ponpes yang sudah ditanda tanganin oleh kepsek masing-
masing. Dalam pelaksanaan pengawasan keuangan ponpes tidak melalui
kepsek karena proses pengelolaan keuangan langsung terpusat pada Kiyai.59
Keempat, penelitian oleh Fierda Shafratunnisa dilaksanakan di SD Islam
Binakheir pada tahun 2015. Judul yang diangkat mengenai penelitian ini adalah
Penerapan Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas dalam Pengelolaan
Keuangan Kepada Stakeholders di SD Islam Binakheir. Metode yang
digunakan dalam penelitian ini adalah metode kualitatif deskriftif dimana
pengumpulan data menggunakan teknik wawancara dan studi dokumen. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan prinsip transaparansi dan
akuntabilitas dalam pengelolaan keuangan SD Islam Binakheir kepada
stakeholders sudah berjalan cukup baik, yaitu adanya keterlibatan semua
pemangku kepentingan mulai yayasan, tim manajemen sekolah, guru,
karyawan, dan komite dalam perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi anggaran.
Fakta ini menunjukkan bahwa sekolah telah melakukan proses pembahasan
anggaran secara terbuka sesuai dengan standar operasional prosedur SD Islam
Binakheir.60
Kelima, penelitian oleh Dewi Arianti dengan judul Penerapan
Manajemen Keuangan Pendidikan dilaksanakan di MAN Insan Cendekia
Serpong pada tahun 2014. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah
metode kualitatif dengan pendekatan analisis. Adapun teknik pengumpulan
data menggunakan teknik observasi, wawancara, dan studi dokumentasi. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa penerapan manajemen keuangan di MAN Insan
Cendekia Serpong dilaksanakan dengan sangat baik. Proses manajemen
59
Ummu Salamah. Studi Mengenai Sistem Pengelolaan Keuangan Sekolah di Pondok
Pesantren Al-Kholidin Terhadap Penguatan Manajemen Keuangan. Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2013. 60
Fierda Shafratunnisa. Penerapan Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas dalam
Pengelolaan Keuangan Kepada Stakeholders di SD Islam Binakheir. Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta Tahun 2015.
54
diawali pada proses perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan
pertanggungjawaban.61
Adapun perbedaan dari lima penelitian relevan ini dengan penelitian
yang akan peneliti lakukan di MTs Khazanah kebajikan antara lain:
pengidentifikasian latar belakang masalah, penggunaan konsep teori,
penyusunan kerangka berfikir, serta lembaga pendidikan yang menjadi objek
yang digunakan dari masing-masing penelitian.
Tabel 2.9
Penelitian Relevan
No Peneliti Judul Penelitian Persamaan &
Perbedaan
1. Siti Khodijah :
Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tahun 2013
Manajemen
Pembiayaan
Pendidikan di SD
Juara Rumah Zakat
Kebagusan Jakarta
Selatan
Persamaan;
- Jenis penelitian
menggunakan
data kualitatif
- Tempat penelitian
di lembaga swasta
Perbedaan
- Aspek yang
diteliti pada
pembiayaan
- Jenjang satuan
pendidikan yang
di teliti di tingkat
pendidikan
sekolah dasar
- Kajian teori lebih
mengarah kepada
aspek sistem
pembiayaan
2. Rezky Fahman
Ramadhani: Skripsi
UIN Syarif
Pengaruh Pembiayaan
Pendidikan Terhadap
Kualitas Pendidikan
Persamaan;
- Tempat penelitian
di lembaga swasta
61Dewi Arianti.Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan di MAN Insan Cendekia
Serpong. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 2014.
55
Hidayatullah Jakarta
Tahun 2016
(Studi Empiris di
Pondok Pesantren
Madinatunnajah,
Jombang Tangerang
Selatan
Perbedaan
- Kajian Teori
- Variabel
Penelitian
- Jenjang satuan
pendidikan yang
di teliti di Pondok
Pesantren
3. Nama : Ummu
Salamah, Skripsi
UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tahun 2013
Studi Mengenai
Sistem Pengelolaan
Keuangan Sekolah di
Pondok Pesantren Al-
Kholidin Terhadap
Penguatan
Manajemen
Keuangan
Persamaan;
- Jenis penelitian
menggunakan data
kualitatif
- Tempat penelitian
di lembaga swasta
Perbedaan
- Jenjang satuan
pendidikan yang di
teliti di pondok
pesantren
- Aspek penelitian
pada kerangka
berfikir
- Kajian teori lebih
mengarah kepada
pelaksanaan
manajemen
keuangan di
pondok pesantren.
4. Fierda Shafratunnisa
: Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tahun 2015
Penerapan Prinsip
Transparansi dan
Akuntabilitas Dalam
Pengelolaan
Keuangan Kepada
Stakeholders di SD
Islam Binakheir
Persamaan;
- Jenis penelitian
menggunakan
data kualitatif
- Tempat penelitian
di lembaga swasta
Perbedaan
- Jenjang satuan
56
pendidikan yang
di teliti di MTs
- Indikator
Penelitian
- Kajian Teori
5. Dewi Arianti:
Skripsi UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta
Tahun 2014
Penerapan
Manajemen
Keuangan Pendidikan
di MAN Insan
Cendekia Serpong
Persamaan;
- Aspek penelitian
mengenenai
manajemen
keuangan
- Teknik
pengumpulan
data
Perbedaan
- Jenjang satuan
pendidikan yang
di teliti lembaga
pendidikan negeri
dan tingkat MAN
- Pembuatan latar
belakang masalah
- Konsep teori
- Kerangka Berfikir
57
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
1. Tempat Penelitian
Penelitian ini akan dilaksanakan di Madrasah Tsanawiyah Khazanah
Kebajikan yang berlokasi di Jalan Talas 1 RT 001 RW 010 Kelurahan
Pondok Cabe Ilir, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan.
2. Waktu Penelitian
Waktu penelitian dilaksanakan selama enam bulan terhitung sejak
adanya persetujuan dan keluarnya surat izin dari Kaprodi Manajemen
Pendidikan mengenai judul yang diajukan, serta mendapat persetujuan dari
pihak Madrasah Tsanawiyah Khazanah Kebajikan sebagai objek dari
penelitian ini. Adapun gambaran waktu yang akan digunakan dalam
pelaksanaan penelitian ini yaitu sebagai berikut:
Tabel 3.1
Waktu Penelitian
No Kegiatan
Waktu Pelaksanaan
Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul
1 Revisi Proposal Skripsi
2 Penyusunan Instrumen
3 Pengujian Instrumen
4 Pengambilan Data Penelitian
5 Pengolahan Data
6 Penyusunan BAB IV & V
7 Penyusunan Lampiran
8 Uji Sidang Munaqosah
9 Revisi Skripsi
58
B. Metode Penelitian
Pelaksanaan dalam penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif
kualitatif. Menurut Sugiyono, metode penelitian kualitatif adalah metode
penelitian yang berlandaskan pada filsafat postpositivisme, digunakan untuk
meneliti pada kondisi obyek yang alamiah, (sebagai lawannya adalah
eksperimen) dimana peneliti adalah sebagai instrumen kunci, teknik
pengumpulan data dilakukan secara triangulasi (gabungan), analisis data
bersifat induktif/kualitatif, dan hasil penelitian kualitatif lebih menekankan
makna dari pada generalisasi.62
Jadi pada pelaksanaan penelitian ini nantinya, peneliti akan menganalisa
dan menjelaskan terhadap objek yang di teliti mengenai fenomena peristiwa
dan fakta-fakta yang terjadi dilapangan dengan penerapan metode yang
digunakan, bermula dari pengamatan dan pencarian informasi terhadap objek
yang diteliti, mengadakan wawancara kepada pihak-pihak yang berkompeten
di bidangnya dan mempunyai hubungan dengan objek penelitian sebagai
pendapatan sumber data, pencatatan dan penganalisisan mengenai informasi-
informasi yang sudah didapatkan, kemudian dikorelasikan dengan hasil
kerangka berfikir yang logis sehingga dapat mencapai pada pembuatan hasil
penelitian atau dapat disajikan dalam bentuk tulisan ilmiah yang berhubungan
dengan penerapan manajemen keuangan pendidikan di MTs Khazanah
Kebajikan sebagai objek dari penelitian ini.
C. Teknik Pengumpulan Data
Pelaksanaan penelitian iniakan menggunakan teknik-teknik tertentu yang
akan membantu peneliti dalam mengumpulkan data-data yang dibutuhkan
terhadap penelitian. Karena dengan adanya penggunaan teknik pengumpulan
data dapat memberikan kemudahan dalam pengumpulan data nya. Teknik
pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini antara lain:
62
Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D, Bandung: Alfabeta,
2011), h.9
59
1. Teknik Observasi
Observasi adalah pengamatan dan pencatatan sesuatu objek dengan
sistematika fenomena yang diselidiki. Observasi dapat dilakukan sesaat
ataupun mungkin dapat diulang. Oleh sebab itu observasi hendaknya
dilakukan oleh orang yang tepat. Dalam observasi melibatkan 2 komponen
yaitu si pelaku observasi yang lebih dikenal sebagai observer dan objek
yang diobservasi yang dikenal sebagai observee.63
Penggunaan teknik observasi dalam penelitian ini akan membantu
peneliti dalam melakukan beberapa hal yaitu:
a. Pengenalan dan pengetahuan mengenai lingkungan MTs Khazanah
Kebajikan Kota Tangerang Selatan.
b. Pengamatan terhadap kegiatan operasional pendidikan di MTs
Khazanah Kebajikan Kota Tangerang Selatan.
c. Mekanisme proses penerapan manajemen keuangan pendidikan di
MTs Khazanah Kebajikan Kota Tangerang Selatan.
2. Teknik Wawancara
Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila
peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus diteliti, dan juga apabila peneliti ingin mengetahui
hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah respondennya
sedikit/kecil. Teknik pengumpulan data ini mendasarkan diri pada laporan
tentang diri sendiri atau self-report, atau setidak-tidaknya pada pengetahuan
dan atau keyakinan pribadi.64
Penggunaan teknik wawancara dalam penelitian ini akan dilaksanakan
dengan cara bertanya jawab secara langsung kepada pihak-pihak yang
sudah ditetapkan sebagai informan dalam memberikan informasi mengenai
fokus penelitian sesuai dengan intrumen yang sudah dibuat sebelum
melaksanakan wawancara. Pemanfaatan teknik wawancara bertujuan untuk
63
Sukandarrumidi, Metodologi Penelitian, (Yogyakarta: Gadjah Mada University Press,
2012), h.69 64
Sugiyono,Op,Cit, h.137
60
menggali serta mendapatklan informasi mengenai perencanaan, pelaksanaan
dan pengawasan pada penerapan manajemen keuangan pendidikan di MTs
Khazanah Kebajikan Kota Tangerang Selatan.
3. Studi Dokumen
Menurut Irawan (2000; 70), studi dokumentasi merupakan teknik
pengumpulan data yang ditujukan kepada subyek penelitian. Dokumen yang
diketik dapat berupa berbagai macam, tidak hanya dokumen resmi seperti
dokumen primer dan dokumen sekunder.65
Penggunaan teknik dokumentasi dalam pelaksanaan penelitian ini
bertujuan untuk memperoleh data yang relevan dengan cara mengumpulkan
data-data tertulis, seperti profil sekolah, data guru, data siswa, RKAM,
buku-buku laporan keuangan maupun teori yang digunakan serta dokumen-
dokumen pendukung lainnya yang akan diberikan oleh pihak yang
bersangkutan baik dari ketua bidang sosial yayasan maupun dari pihak
madrasah langsung.
D. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian ini, tentunya akan membutuhkan instrumen
yang dapat membantu peneliti dalam mencari dan mendapatkan sumber-
sumber data yang valid sesuai dengan fokus pada aspek penelitian. Metode
penelitian untuk data kualitatif yang menjadi instrumen pertama adalah peneliti
itu sendiri. Ketika peneliti dijadikan sebagai instrumen pertama, maka peneliti
berfungsi dalam menetapkan fokus unit penelitian, memilih informan yang
berkompeten sesuai dengan bidang penelitian sebagai sumber-sumber
pencarian data, pengelolaan dan analisis data hingga sampai pada pembuatan
kesimpulan dari data-data yang sudah didapatkan.
Walaupun peneliti dijadikan sebagai instrumen utama pada penelitian
data kualitatif, tetapi peneliti juga akan menggunakan beberapa media yang
akan dibutuhkan saat melakukan penelitian dilapangan seperti pedoman
65
Sukandarrumidi, Op,Cit, Cet.4, h.100
61
wawancara, perlengkapan alat tulis dan perlengkapan lainnya. Adapun
instrumen yang digunakan dalam pelaksanaan penelitian ini yaitu;
Tabel 3.2
Instrumen Teknik Pengumpulan Data
No Indikator Penelitian Sub Indikator Sumber Data
1. Perencanaan Keuangan - Penyusunan
RKAM
1) Kepala
Madrasah
2) Bendahara
3) Kepala TU
4) Guru
2. Pendapatan Sumber
Keuangan
- Strategi
pendapatan
sumber keuangan
- Kondisi
Keuangan
1) Kepala
Madrasah
2) Bendahara
3) Kepala TU
4) Guru
3. Alokasi Penggunaan
Keuangan
- Analisis
kebutuhan biaya
program
- Penganggaran
1) Kepala
Madrasah
2) Bendahara
3) Kepala TU
4) Guru
4. Pelaporan Keuangan - Penerimaan
keuangan
- Pengeluaran
keuangan
- Pelaksanaan
laporan
1) Kepala
Madrasah
2) Bendahara
3) Kepala TU
4) Guru
5. Audit &
Pertanggungjawaban
Keuangan
- Pengawasan
- Evaluasi
1) Kepala
Madrasah
2) Bendahara
3) Kepala TU
4) Guru
62
E. Eksperimen Penelitian
1. Observasi
Tabel 3.3
Lembar Observasi
No Kegiatan Observasi Pelaksanaan Keterangan
Ya Tidak
1. Perencanaan Keuangan
2. Pendapatan/Penerimaan
Sumber Keuangan
3. Alokasi Penggunaan
Keuangan
4. Pelaporan Keuangan
5. Audit &
Pertanggungjawaban
2. Wawancara
Tabel 3.4.
Instrumen Pedoman Wawancara
No Indikator Penelitian Pertanyaan
1. Kepala Madrasah
a. Perencanaan Keuangan 1) Bagaimana sistem yang
digunakan dalam melakukan
perencanaan keuangan
pendidikan madrasah?
2) Kapan dilaksanakan nya
perencanaan keuangan
pendidikan ?
3) Siapa saja yang terlibat dalam
melakukan perencanaan
keuangan pendidikan tersebut?
4) Bagaimana proses dari
perencanaan keuangan yang
dilakukan ?
5) Apa bentuk hasil dari
63
perencanaan keuangan
pendidikan madrasah yang
sudah dilaksanakan ?
6) Apakah ada pertimbangan-
pertimbangan dalam
melakukan penyusunan
rencana keuangan pendidikan
madrasah?
7) Apakah ada kendala yang
dihadapi saat melakukan
penyusunan rencana keuangan
pendidikan madrasah?
8) Bagaimana cara mengatasi
kendala tersebut ?
b. Pendapatan/Penerimaan
Sumber Keuangan
1) Dari mana
pendapatan/penerimaan
sumber keuangan pendidikan
madrasah ?
2) Bagaimana prosedur dari
pengelolaan penerimaan
keuangan pendidikan
madrasah ?
3) Bagaimana kondisi keuangan
pendidikan madrasah saat ini ?
4) Apakah ada hambatan yang di
alami pihak madrasah dalam
mendapatkan sumber
keuangan pendidikan?
c. Alokasi Penggunaan
Keuangan
1) Bagaimana mekanisme
pengalokasian sumber
keuangan pendidikan
madrasah ?
2) Siapa saja yang diperbolehkan
dalam menggunakan keuangan
pendidikan madrasah?
3) Apakah ada syarat atau
ketentuan yang ditetapkan
oleh kepala madrasah dalam
64
menggunakan keuangan
pendidikan madrasah ?
4) Apakah sumber keuangan
madrasah saat ini sudah
memenuhi semua kebutuhan
dari kegiatan operasional
pendidikan di madrasah ?
5) Bagaimana kepala madrasah
dalam melakukan
pengendalian pengeluaran
keuangan madrasah ?
d. Pelaporan Keuangan 1) Apakah pihak madrasah
melakukan pelaporan dalam
setiap kegiatan program
sekolah?
2) Siapa saja yang terlibat dalam
melakukan pelaporan
keuangan pendidikan
madrasah ?
3) Kapan pelaporan keuangan
dilaksanakan ?
e. Audit & Pertanggungjawaban 1) Siapa saja yang terlibat dalam
melakukan audit keuangan
pendidikan madrasah ?
2) Kapan audit keuangan
pendidikan madrasah
dilakukan ?
3) Kepada siapa
pertanggungjawaban
keuangan pendidikan
madrasah dilaporkan?
4) Bagaimana bentuk
pertanggungjawaban
keuangan yang dilaksanakan
oleh pihak madrasah ?
5) Bagaimana bentuk
transparansi dari
pertanggungjawaban
keuangan tersebut ?
2. Bendahara
a. Perencanaan Keuangan 1) Bagaimana sistem
perencanaan keuangan
pendidikan madrasah ?
65
2) Kapan pelaksanaan dari
penyusunan rencana keuangan
tersebut?
3) Siapa saja yang terlibat dalam
penyusunan rencana keuangan
pendidikan madrasah ?
4) Bagaimana proses
perencanaan tersebut ?
5) Apa bentuk hasil dari
perencanaan keuangan
pendidikan madrasah ?
b. Pendapatan/Penerimaan
Sumber Keuangan
1) Dari mana sumber
penerimaan/pendapatan
keuangan pendidikan
madrasah ?
2) Bagaimana bentuk/sistem
penyusunan atau pembukuan
dari penerimaan keuangan
pendidikan madrasah ?
3) Siapa saja yang terlibat dalam
penyelesaian pembukuan ?
4) Bagaimana bentuk pembukuan
pada penerimaan keuangan
pendidikan madrasah ?
c. Alokasi Penggunaan
Keuangan
1) Bagaimana pengalokasian
keuangan pendidikan
madrasah ?
2) Apakah ada syarat-syarat
yang harus dipenuhi dalam
penggunaan keuangan
madrasah ?
3) Apakah pengalokasian
keuangan sesuai dengan
tujuan dari program
pendidikan madrasah ?
4) Siapa saja pihak yang
diperbolehkan dalam
menggunakan keuangan
pendidikan madrasah ?
66
d. Pelaporan Keuangan 1) Apakah pihak madrasah
membentuk laporan keuangan
dalam setiap kegiatan program
madrasah ?
2) Apakah ada kendala saat
menyusun laporan keuangan ?
3) Kapan pelaporan keuangan
dilakukan?
e. Audit & Pertanggungjawaban
Keuangan
1) Bagaimana bentuk audit yang
dilakukan terhadap keuangan
pendidikan madrasah ?
2) Kapan audit keuangan
dilakukan?
3) Apakah ada pihak eksternal
madrasah yang melakukan
audit keuangan pendidikan
madrasah? Siapa ?
4) Bagaimana pelaksanaan audit
yang dilakukan oleh pihak
eskternal tersebut ?
5) Kapan saja pelaksanaan audit
yang dilakukan oleh pihak
eksternal tersebut?
6) Kepada siapa
pertanggungjawaban
keuangan pendidikan
madrasah dilaporkan ?
7) Bagaimana bentuk
pertanggungjawaban
keuangan pendidikan
madrasah?
3. Kepala Tata Usaha & Guru
a. Perencanaan Keuangan
1) Bagaimana sistem
perencanaan keuangan
pendidikan madrasah?
2) Kapan penyusunan rencana
keuangan dilaksanakan?
3) Siapa saja yang terlibat dalam
melakukan perencanaan
67
keuangan pendidikan
madrasah ?
4) Bagaimana prosedur dari
perencanaan keuangan
dilakukan ?
5) Apa bentuk hasil dari
penyusunan perencanaan
keuangan tersebut?
6) Apa saja yang menjadi
pertimbangan dalam
melakukan penyusunan
perencanaan keuangan
tersebut?
7) Apakah ada kendala yang
dihadapi saat melakukan
penyusunan rencana keuangan
pendidikan madrasah?
8) Bagaimana cara mengatasi
kendala tersebut?
b. Penerimaan/Pendapatan
Sumber Keuangan
1) Darimana pendapatan sumber
keuangan pendidikan
madrasah?
2) Bagaimana prosedur
pengelolaan atas penerimaan
keuangan pendidikan
madrasah ?
3) Bagaimana penyusunan atas
penerimaan sumber keuangan?
c. Pengalokasian Keuangan 1) Bagaimana prosedur dari
pengalokasian sumber
keuangan pendidikan
madrasah?
2) Apakah pengalokasian
keuangan sudah memenuhi
semua kegiatan operasional
pendidikan madrasah?
3) Apakah ada kendala yang
dihadapi pihak madrasah saat
melakukan alokasi keuangan
dalam memenuhi kebutuhan
kegiatan operasional
68
pendidikan di madrasah ?
d. Pelaporan Keuangan 1) Bagaimana prosedur
pelaporan keuangan
pendidikan yang dilakukan
oleh pihak madrasah?
2) Apakah ada kendala yang
dihadapi saat melakukan
pelaporan keuangan?
3) Bagaimana cara mengatasi
kendala tersebut?
e. Audit & Pertanggungjawaban
Keuangan
1) Bagaimana bentuk dari audit
keuangan pendidikan
madrasah
2) Siapa saja yang melakukan
audit keuangan pendidikan
madrasah?
3) Kapan audit keuangan
pendidikan madrasah
dilakukan?
4) Kepada siapa
pertanggungjawaban
keuangan pendidikan
dilakukan?
5) Bagaimana bentuk dari
pertanggungjawaban
keuangan pendidikan yang
dilakukan oleh pihak
madrasah?
6) Siapa saja yang terlibat dalam
melakukan
pertanggungjawaban
keuangan pendidikan
madrasah?
7) Bagaimana bentuk
transparansi dari pelaporan
dan pertanggungjawaban
keuangan pendidikan yang
dilakukan oleh pihak
madrasah?
69
3. Studi Dokumen
Tabel 3.5
Lembar Studi Dokumentasi
No Dokumen yang
diperlukan
Ketersediaan Dokumen Keterangan
Tersedia Tidak
Tersedia
1 Profil Madrasah
2 Struktur Organisasi
Madrasah
3 SK Akreditasi
Madrasah
4 Data Guru
5 Data Siswa
6 Pedoman Penyusunan
RKAM
7 RKAM
F. Teknik Pengolahan dan Analisa Data
Pada penelitian ini, untuk teknik pengolahan dan analisa data yang akan
digunakan berbeda dengan metode penelitian kuantitatif. Adapun analisa data
yang akan dipergunakan adalah model analisis data mengalir (flow model).
Sejumlah langkah analisis terdapat dalam model ini, yakni pengumpulan data,
reduksi data, penyajian data, dan penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman,
1992:15-20).
1. Pengumpulan Data
Peneliti membuat catatan data yang dikumpulkan melalui observasi,
wawancara, dan studi dokumen yang merupakan catatan lapangan yang
terkait dengan pertanyaan dan atau tujuan penelitian.
70
2. Reduksi Data
Proses analisis data dimulai dengan menelaah seluruh data yang
tersedia dari berbagai sumber, yakni dari pengamatan, wawancara, dan
dokument. Setelah dibaca dan dipelajari, maka langkah selanjutnya adalah
mengadahkan reduksi data. Langkah ini berkaitan erat dengan proses
menyeleksi, menfokuskan, menyederhanakan, mengabstrasikan, dan
mentransformasikan data mentah yang diperoleh dari hasil penelitian.
Reduksi data dilakukan selama penelitian berlangsung, bahkan seperti telah
dijelaskan diatas, langkah ini benar-benar dilakukan sebelum data benar-
benar dikumpulkan.
3. Penyajian Data
Setelah melalui reduksi data, langkah selanjutnya dalam analisis data
adalah penyajian data atau sekumpulan informasi yang memungkinkan
peneliti melakukan penarikan kesimpulan. Bentuk penyajian data yang
umum dilakukan dalam penelitian deskriftif kualitatif adalah teks naratif
yang menceritakan secara panjang lebar temuan penelitian. Namun, untuk
teks naratif tertentu ada yang diahlikan menjadi bentuk gambar, bagan, dan
tabel.
4. Penarikan Kesimpulan
Setelah data yang terkumpul direduksi dan selanjutnya disajikan,
maka langkah yang terakhir dalam menganalisis data adalah menarik
kesimpulan atau verifikasi. Analisis nya menggunakan analisis model
interaktif, artinya analisis ini dilakukan dalam bentuk interaktif dari ketiga
komponen utama tersebut. Data yang terkumpul dari hasil observasi,
wawancara dan studi dokumentasi terkait yang sedemikian banyak direduksi
untuk dipilih mana yang paling tepat untuk disajikan.66
66
Pedoman Penelusian Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta.
71
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Deskripsi Data
1. Profil Madrasah
Kehadiran MTs Khazanah Kebajikan sebagaimana halnya dengan
kehadiran Madrasah pada umumnya, dimaksudkan untuk mencerdaskan
masyarakat melalui pendidikan yang didasarkan pada nilai-nilaikeimanan
dan ketakwaan terhadap Allah SWT. Hal itu semakin nyata karena pada
kenyatannya masyarakat Pondok Cabe Ilir-Pamulang Kota Tangerang
Selatan dan sekitarnya memang cukup kental dengan nilai-nilai keagamaan
(Islam), sehingga kehadiran MTs Khazanah Kebajikan sejalan dengan corak
masyarakatPondok Cabe Ilir yang religius.MTs ini didirikan sejak tahun
1999 dibawah naungan Yayasan Khazanah Kebajikan.
Namun demikian sejalan dengan semakin mekarnya wilayah kota
kedaerah-daerah pinggiran DKI Jakarta, Daerah Pondok Cabe Ilir Pamulang
kini telah menjadi penyangga kota DKI Jakarta yang memiliki karakteristik
masyarakat yang transisi, yakni masyarakat yang memiliki kepedulian
dalam menghadapi perubahan-perubahan, khususnya dalam bidang sosio-
kultural dan ekonomi.
Ditengah-tengah kehidupan masyarakat seperti itu, MTs Khazanah
Kebajikan PondokCabe Ilir terpanggil untuk memberikan warna kehidupan
masyarakat Pondok Cabe Ilir-Pamulang yang disatu sisi mampu
mengapresiasi perubahan-perubahan yang diakibatkan adanya pemekaran
wilayah Kota DKI Jakarta, tetapi disisi lain juga harus mampu
mempertahankan nilai-nilai positif kehidupan budaya pribumi Pondok Cabe
Ilir yang bercorak religius. Atas dasar itulah, kini MTs Khazanah Kebajikan
ingin tampil sebagai Madrasah modern yang berkeinginan memberikan
bekal keagamaan kepada siswa/siswi MTs Khazanah Kebajikan sehingga
mampu menjadi insan yang modern yangditandai dengan kecerdasan akal
sehingga dapat mengingkatkan kualitas pendidikan, tetapi disisi lain juga
72
tampil sebagai insan yang berbudi luhur yang lahir dari penghayatan dan
sikap keberagamaan (religiositas) yang mendalam. MTs Khazanah
Kebajikan merupakan sekolah sosial yang membina siswa-siswi yatim piatu
dan fakir miskin dari berbagai daerah.
2. VISI & MISI, MOTTO dan Akreditasi Madrasah
a. VISI & MISI
VISI dari MTs Khazanah Kebajikan adalah Menjadi generasi yang
beriman dan berakhlak, kreatif, dan unggul dalam Prestasi.
Sedangkan MISI dari MTs Khazanah Kebajikan adalah:
1) Meningkatkan keimanan dan ketaqwaan kepada Allah SWT
2) Membudayakan akhlaqul karimah
3) Meningkatkan dan mengembangkan kualitas pembelajaran
4) Membudayakan cinta ilmu pengetahuan dan teknologi
5) Mengembangkan kecerdasan dan kreatifitas
6) Meningkatkan mutu sarana dan prasarana yang memadai
7) Membudayakan CintaAl-Qur”an,Ilmu Pengetahuan dan Teknologi.
b. MOTTO
Motto dari MTs Khazanah Kebajikan adalah “Hidup Qur’ani dan
Berprestasi”.
c. Akreditasi Madrasah
Akreditasi MTs Khazanah Kebajikan mendapatkan predikat A
dengan nilai 93 dari Badan Akreditasi Nasional Sekolah/Madrasah
Provinsi Banten dengan Nomor: 038/BAN-SM-Prov/SK/2018.
73
3. Struktur Organisasi Madrasah
Berikut adalah gambar mengenai struktur organisasi yang ada di
lingkungan MTs Khazanah Kebajikan.
Gambar 4.1
Struktur Organisasi Madrasah
74
4. Data Tenaga Pendidik dan Kependidikan MTs Khazanah Kebajikan
MTs Khazanah Kebajikan memiliki tenaga pendidikan sebanyak 30
orang dan kependidikan madrasah sebanyak 6 orang dalam menjalankan
kegiatan operasional pendidikan. Berikut adalah data tenaga pendidik dan
kependidikan yang ada di MTs Khazanah Kebajikan;
Tabel 4.1
Data Tenaga Pendidik & Kependidikan
No Nama Jabatan/Guru Mapel
1 Wahyuddin, S.Pd Kepala Madrasah/IPS
2 Sutikyono, M.Pd Wakamad Kurikulum/MTK
3 H. Junaidi Irwanto, S.Pdi Wakamad Kesiswaan/ Bahasa Arab
4 H. Suardin, S.Sos.I SKI
5 H. Zulkarnain, S.Ag Qur’an Hadist
6 Dra. Silmi Yulia Aqidah Akhlak
7 Edi Haryono, S.Pd Bahasa Inggris
8 Suriani, S.Pd IPA Biologi
9 Lilik Wasliyah, S.Ag Fikih
10 Sugeng, S.Pd Bahasa Indonesia
11 Suhardo, M.Si IPS Terpadu
12 Dra. Ipa Latifah Seni Budaya
13 Eneng Sumarnih, SS BK/Bahasa Inggris
14 Dillia Hispanora, MA Tafhim/Qurdist
15 Iswadi Nur, S.Pd BK/Penjas
16 H. Toyhib Bachtiar, MM PKn
17 Lukmanul Hakim, S.Ag Kepala TU/TIK
18 Akhmad Fatih, SE Pembina OSIS/PKn
19 Nur Azizah, S.Pd IPS Terpadu
20 Syahida Bela Nisa, M.Pd Matematika
21 Monang Simangungsang,
M.Si
IPA Fisika
75
22 Siti Awaliyah, S.Pd Bendahara/SKI
23 Astri Noviani, S.Pd Bahasa Indonesia
24 Muslih Zaenal, S.Pdi Bahasa Arab
25 Indah Fajarwati, S.Pd Bahasa Indonesia
26 Rifa Dwina Gustin, S.Pd IPA Fisika
27 Hidayana Putri, S.Pd Bahasa Inggris
28 Elang Bakhrudin, MA Tafhim
29 Wawan Padli, S.Pdi Fiqih/Aqidah Akhlak
30 Upik Anila, S.Kom.I IPS & Staf Administrasi
31 Heriyanto, S.Pdi Kep. Perpusatkaan
32 Isnia Tika Sari Staf Keuangan
33 Hipni Abu Yazid Guru Piket
34 Moh. Sirri Guru Piket
35 Dasuki Petugas Kebersihan
36 Satibi Petugas Kebersihan
5. Data Siswa-Siswi MTs Khazanah Kebajikan
Sejak berdirinya MTs Khazanah Kebajikan pada tahun 1999, para
siswa yang menempuh pendidikan di MTs ini setiap tahunnya selalu
mengalami peningkatan yang sangat signifikan. Berikut adalah penjelasan
mengenai data siswa di madrasah ini.
Tabel 4.2
Data Siswa
Tahun Putra Putri Jumlah
1999/2000 37 39 76
2000/2001 47 58 115
2001/2002 67 74 141
2002/2003 72 105 177
2003/2004 83 92 175
2004/2005 104 89 193
2005/2006 122 128 250
2006/2007 127 142 269
76
2007/2008 130 145 275
2008/2009 123 113 236
2009/2010 99 128 227
2010/2011 141 135 276
2011/2012 148 189 337
2012/2013 170 252 422
2013/2014 205 250 455
2014/2015 201 250 451
2015/2016 382 371 463
2016/2017 247 234 481
2017/2018 230 234 464
2018/2019 236 228 464
6. Prestasi Akademik & Non-Akademik MTs Khazanah Kebajikan
MTs Khazanah Kebajikan merupakan salah satu MTs yang dapat
diperhitungkan di kota Tangerang Selatan dan memiliki kemampuan
bersaing dengan madrasah/sekolah lainnya. Selain berpredikat dengan
akreditasi A, MTs ini juga memiliki beberapa prestasi akademik dan non-
akademik yang sudah diraih oleh para siswanya. Berikut mengenai data
prestasi yang sudah dicapai oleh MTs Khazanah Kebajikan sampai saat ini;
1) Juara I Olimpiade Mapel Bahasa Inggris Tingkat MTs Se-Tangsel
Tahun 2014
2) Juara I Olimpiade Mapel Bahasa Indonesia Tingkat MTs Se-
Tangsel Tahun 2014
3) Juara II Olimpiade Mapel IPA Tingkat MTs Se-Tangsel Tahun
2014
4) Juara II Olimpiade Mapel Bahasa Arab Tingkat MTs Se-Tangsel
Tahun 2014
5) Juara 1 Aksioma Tenis meja putra Tingkat MTs Se-Tangerang
Selatan tahun 2015
6) Juara 1 Aksioma MTq Tk. KKM MTs Se-Tangerang Selatan tahun
2015
7) Juara II Aksioma Tenis Meja Putri Tingkat MTs Se-Tangerang
Selatan tahun 2015
8) Juara III KSM Lomba Biologi Tingkat MTs Se-Tangerang Selatan
tahun 2015
77
9) Juara III KSM Lomba Fisika Tingkat MTs Se-Tangerang Selatan
tahun 2015
10) Juara III Olimpiade Mapel dan Seni Lomba Bahasa Indonesia
Tingkat MTs Se-Tangerang Selatan tahun 2015
11) Juara III Putra PUK (Pengetahuan Umum Kepramukaan) Lomba
Galang Trampil Tingkat MTs Se-Tangerang Selatan tahun 2015
12) Juara III membaca Al-Qur’an Sejabodetabek Tingkat MTs Se-
Tangerang Selatan tahun 2015
13) Juara III Kompetisi SAINS Madrasah Fisika KKM MTs Se-
Tangsel Tahun 2015
14) Juara II Olimpiade Mapel IPA (Biologi) Tingkat MTs Se-Tangsel
Tahun 2016
15) Juara 1 Putri Tk Penggalang SMP/MTs Lomba Tk II Kwartir
Ranting Pamulang Kota Tangsel 2016
16) Juara 3 Lomba Yel-yel Tingkat KKm MTs N Pamulang Tangsel
2016
17) Juara 3 Pengetahuan Umum Kepramukaan Lomba Galang Trampil
Tingkat Kota Tangsel 2016
18) Juara I MTQ Tingkat KKM MTs Pamulang Tahun 2016
19) Juara Umum Lomba Tingkat II Pramuka Kwaran Pamulang Tahun
2016
20) Juara II Lomba Pidato Bahasa Indonesia Tingkat KKM MTs
Pamulang Tahun 2017
21) Juara II Pidato Bahasa Inggris Tingkat KKM MTs Pamulang
Tahun 2017
22) Juara II OSSO Mapel Bahasa Arab TkMTs Kota Tansgel 2017
23) Juara 2 OSSO Musabaqoh Hifdzul Qur’an Tk MTs Se Kota
Tansgel 2017
24) Juara 2 OSSO Mapel PAI Tk MTs Se Kota Tansgel 2017
25) Juara 2 OSSO Mapel IPS Tk MTs Se Kota Tansgel 2017
26) Juara 2 OSSO Mapel Kaligrafi Tk MTs Se Kota Tangel 2017
27) Juara II Olimpiade Mapel IPS Tingkat MTs Se-Tangsel Tahun
2017
28) Juara 1 MHQ Tingkat KKM MTs Pamulang Tahun 2018
29) Juara II MFQ Tingkat KKM MTs Pamulang Tahun 2019
30) Juara II Lomba Futsal Tingkat KKM MTs dan SMP Se-Tangsel
Tahun 2019
31) Juara I Lomba Badminton/Bulu Tangkis Putri Tingkat KKM MTs
Se-Tangsel Tahun 2019
78
32) Juara II Olimpiade Mapel Bahasa Arab Tingkat MTs Se-Tangsel
Tahun 2019
7. Sarana & Prasarana
MTs Khazanah Kebajikan memiliki sarana dan prasarana yang cukup
memadai dalam menunjang pelaksanaan kegiatan operasional
pendidikannya. Berikut penjelasan sarana dan prasana yang dimiliki oleh
MTs Khazamah Kebajikan.
Tabel 4.3
Sarana & Prasarana
No Jenis Jumlah
1 Ruang kantor 1
2 Ruang belajar 15
3 Ruang perpustakaan 1
4 Lab. Computer 1
5 Ruang guru 2
6 Ruang Kepala Sekolah 1
7 Ruang Osis 1
8 Lab. IPA 1
9 Mushalla 1
10 Lapangan olahraga 1
11 Kamar mandi/WC Ged. A Siswa 3
12 Kamar mandi/WC Ged. B Siswa 3
14 Televisi 3
15 Mesin Foto copy 1
16 Infocus 8
17 Komputer TU 3
18 Komputer Lab 25
19 Printer 5
20 Pinger Print 2
79
21 WC Guru Ged. A 1
22 WC Guru Ged. B 1
23 Gudang 2
24 Kantin/Koperasi 2
25 Ruang BP 1
26 Ruang Tamu 1
B. Pembahasan Hasil Penelitian
Berdasarkan hasil temuan penulis saat melakukan penelitian di MTs
Khazanah Kebajikan dengan melalui observasi, wawancara dan studi dokumen,
bahwa penerapan manajemen keuangan pendidikan di MTs Khazanah
Kebajikan meliputi beberapa aspek, diantaranya adalah perencanaan keuangan,
penerimaan/pendapatan sumber keuangan, alokasi penggunaan keuangan,
laporan keuangan, serta audit dan pertanggungjawaban keuangan. Berikut
adalah uraian dari hasil temuan yang penulis dapatkan selama melaksanakan
penelitian mengenai penerapan manajemen keuangan pendidikan di MTs
Khazanah Kebajikan;
1. Perencanaan Keuangan Pendidikan
Perencanaan merupakan langkah awal yang harus dilakukan oleh
tenaga pendidik dan kependidikan dalam melakukan manajemen madrasah
salah satu nya mengenai pengelolaan terhadap keuangan pendidikan.
Perencanaan ini tentu harus melibatkan semua pihak-pihak yang berkaitan
dalam melakukan pertimbangan-pertimbangan dalam penyusunan program
kegiatan operasional madrasah untuk satu tahun. Karena, dalam pelaksanaan
program-programnya maka hal penting yang perlu menjadi pertimbangan
juga adalah mengenai keuangan yang dimiliki oleh madrasah saat ini.
Sebagaimana saat penulis melakukan wawancara bersama kepala
madrasah yaitu Bapak Wahyuddin, bahwa sistem perencanaan
keuangan pendidikan yang diterapkan di madrasah ini dilakukan
dengan mengacu kepada penyusunanRencana Anggaran Pendapatan
dan Belanja Madrasah (RAPBM) yang menghasilkan Rencana
80
Kegiatan dan Anggaran Madrasah (RKAM) dalam pelaksanaan
kegiatan operasional pendidikan madrasah selama satu periode atas
dasar semua pertimbangan yang sudah menjadi kesepakatan
bersama. Penyusunan perencanaan ini dilaksanakan sebelum
memasuki tahun ajaran baru dengan melibatkan wakil kepala
madrasah bidang kesiswaan, wakil kepala madrasah bidang
kurikulum, bendahara, pengurus yayasan, guru, kepala TU dan
komite madrasah saat rapat kerja tahunan. Hal-hal yang menjadi
pertimbangan saat melakukan penyusunan rencana keuangan
madrasah adalah mengenai input dan output madrasah yang menjadi
skala prioritas kebutuhan madrasah. Selain itu mengenai SPP untuk
siswa yang berasal dari keluarga kurang mampu.Namun, hal ini
dapat teratasi dengan adanya kebijakan madrasah untuk melakukan
subsidi silang, sehingga semua kebutuhan madrasah nantinya dapat
terpenuhi secara maksimal.67
Sebagaimana yang dikemukakan juga
oleh salah satu guru yaitu Ibu Upik Anila, bahwa sistem perencanaan
keuangan dilakukan dengan diawali adanya rapat internal madrasah
diantaranya adalah kepala madrasah (Kamad), pembantu kamad
(PKM bidang kurikulum, kesiswaan dan humas), serta bendahara
yang menyusun RKAM. Kemudian RKAM yang sudah disusun
tersebut disosialisasikan dengan semua pihak stalkholders madrasah
saat rapat kerja madrasah untuk memberikan kritikan atau masukan
terhadap RAPBM yang sudah disusun menghasilkan kesepakatan
semua pihak.68
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala madrasah dan salah
satu guru MTs Khazanah Kebajikan, penulis dapat menjelaskan bahwa
perencanaan keuangan pendidikan di madrasah ini dilakukan saat rapat kerja
saat setiap awal tahun sebelum memasuki tahun pelajaran baru. Adapun
beberapa hal yang menjadi pertimbangan seperti pada tahapan penerimaan
keuangan untuk para siswa yang berekonomi kurang mampu, tetapi pihak
madrasah berupaya secara maksimal agar semua kebutuhan madrasah dapat
terpenuhi salah satunya dengan kebijakan untuk melakukan subsidi silang
serta adanya perbedaan pembayaran SPP untuk para siswa yang mengikuti
kelas reguler pada umumnya dengan kelas bina prestasi (BP) dan bilingual
sebagai program unggulan yang dimiliki madrasah. Serta pertimbangan
lainnya adalah adanya pengeluaran tak terduga saat pelaksanaan kegiatan.
67Hasil wawancara bersama Kepala Madrasah, Kamis 11 April 2019.
68
Hasil wawancara bersama Guru Madrasah, Ibu Upik Anila.
81
Sebagaimana yang dikemukakan oleh Indra Bastian, bahwa langka
penting dalam penyusunan perencanaan keuangan pendidikan adalah
pertimbangan pada perkiraan biaya dan kebutuhan keuangan untuk
melaksanakan rencan. Hal tersebut penting untuk pendanaan tujuan
pendidikan, semua kegiatan dan tugas-tugas di identifikasi, yang memiliki
implikasi keuangan, harus dihitung biayanya dengan baik dan
menganggarkan secukupnya.69
Maka, dengan adanya perencanaan keuangan yang matang serta
melibatkan semua pihak yang bersangkutan hal ini dapat membantu
keberhasilan bagi madrasah dalam melaksanakan kegiatan operasional
pendidikan sesuai dengan tujuan yang diinginkan dan didukung dengan
sistem manajemen keuangan yang memadai.
Perencanaan keuangan di MTs Khazanah Kebajikan dilaksanakan
dengan banyak pertimbangan-pertimbangan, sehingga hasil perencanaan
dapat mendukung pengembangan program madrasah yang penyusunan
program dan anggarannya sudah dibuat dalam bentuk RKAM. RKAM ini
menjadi pedoman bagi pihak madrasah dalam melaksanakan kegiatan
operasional pendidikan selama satu tahun kedepan yang memuat program-
program agar dapat meningkatkan pembelajaran siswa, mendukung
pengembangan madrasah, serta kesesuaian terhadap anggaran yang
dibutuhkan.
2. Penerimaan/Pendapatan Sumber Keuangan
Pada penyelenggraan kegiatan operasional pendidikan khususnya
untuk lembaga pendidikan swasta, maka salah satu hal yang paling penting
untuk menjadi pertimbangan oleh pihak lembaga adalah mengenai
pendapatan sumber keuangan. Berbeda halnya dengan sekolah/madrasah
negeri, karena sumber keuangan pendidikan sebagian besar langsung dari
pemerintah. Sedangkan untuk sekolah/madrasah swasta sangat ditentukan
dengan kemampuan manajemen sekolah/madrasah untuk mendapatkan
69
Indra Bastian, Op,Cit, Edisi Kedua, h.228
82
sumber keuangan dengan tujuan kegiatan operasional pendidikan dapat
dilaksanakan secara optimal dan sesuai. Sebagaimana untuk pendapatan
sumber keuangan di MTs Khazanah Kebajikan saat peneliti melakukan
pengamatan, madrasah ini memiliki tiga sumber utama yaitu SPP, Donatur
dan dana BOS dalam mendukung kegiatan operasional pendidikannya.
Hal ini juga dikemukakan oleh kepala madrasah saat melakukan
wawancara bersama Bapak Wahyuddin, bahwa sumber utama
keuangan pendidikan madrasah berasal dari tiga sumber utama, yaitu
dana BOS, SPP dan donatur. Walaupun ada beberapa kendala yang
dihadapi oleh madrasah seperti keterlambatan pencairan dana BOS
dan pembayaran SPP dari orang tua/wali siswa. Namun pihak
madrasah tetap berupaya melaksanakan semua kegiatan operasional
pendidikan di madrasah tetap berjalan secara maksimal terpenuhi.
Karena keuangan pendidikan saat ini dapat terkendali atas semua
pemenuhan kebutuhan madrasah serta adanya bantuan dana dari para
donatur yang dapat membantu keterlambatan bagi pihak madrasah
dalam menerima sumber pemasukan70
Kemudian, menurut salah satu
guru madrasah yaitu Ibu Syahida Bela Nisa, bahwa selain dana BOS,
SPP, Donatur, sumber keuangan juga berasal dari koperasi madrasah
yang terdiri dari serba usaha dan simpan pinjam untuk guru dan
karyawan madrasah71
Dari hasil wawancara bersama kepala madrasah, maka penulis dapat
mengkolaborasikan melalui hasil pengamatan dari RKAM tahun 2018/2019.
Berdasarkan RKAM tersebut, bahwa sumber keuangan yang dimiliki
madrasah mencapai RP. 1.933.339.765 yang berasal dari sisa saldo
madrasah tahun sebelumnya, pendapatan rutin dari dana BOS, bantuan dari
donatur, dan pendapatan asli madrasah/SPP ataupun keperasi madrasah.
Pertama, untuk penerimaan sumber keuangan yang berasal dari SPP pihak
madrasah menerapkan sistem subsidi silang yaitu dengan adanya perbedaan
pembayaran antara siswa yang kurang mampu dan siswa yang berasal dari
keluarga mampu, serta adanya perbedaan pembayaran juga antara siswa
yang mengikuti kelas reguler dan kelas BP/billingual. Adapun untuk rincian
biaya SPP + tabungan Rp. 25.000,- siswa yang mengikuti kelas reguler yaitu
sebesar RP. 225.000,- perbulannya. Sedangkan untuk rincian biaya SPP +
70
Hasil wawancara bersama Kepala Madrasah. Kamis, 11 April 2019.
71 Hasil wawancara bersama guru MTs Khazanah Kebajikan, Ibu Syahida Bela Nisa.
83
tabungan 25.000,- siswa yang mengikuti kelas BP maupun billingual yaitu
sebesar RP. 300.000,-.
Kedua, berdasarkan data yang peneliti temukan melalui pengamatan
dari RKAM yang dimilik oleh madrasah, bahwa untuk pendapatan sumber
keuangan yang berasal dari donatur diperkirakan bisa mencapai sekitar RP.
65.000.000,- pertahunnya. Tentu dengan adanya jumlah keuangan yang
diterima melalui bantuan dari donatur dan hambah Allah sangat membantu
bagi pihak madrasah dalam melaksanakan kegiatan operasional pendidikan
dan pemenuhan kebutuhan lainnya. Walaupun untuk penerimaan keuangan
dari sumber ini bersifat fleksibel atau tidak menentu. Ketiga, pendapatan
sumber keuangan yang berasal dari dana BOS. Berdasarkan RKAM, jumlah
dana BOS yang diterima mencapai sebesar RP. 448.000.000,- setiap
tahunnya. Walaupun untuk pencairannya juga sering adanya keterlambatan,
tetapi jumlah bantuan dana BOS ini juga sangat membantu bagi pihak
madrasah dalam memenuhi kebutuhan nya untuk melaksanakan kegiatan
operasional pendidikan.
Menurut Manahan Tampubulon, bahwa suatu sekolah/madrasah
dalam manajemen keuangan pendidikan bisa mendapatkan atau menerima
keuangan pendidikan dari berbagai sumber di antaranya adalah bantuan
dana dari pemerintah, dana dari orang tua/wali, dana dari peserta kegiatan,
dana dari alumni, dan lain-lainnya.72
Jadi, penulis dapat menjelasakan bahwa pada tahapan penerimaan
sumber keuangan pendidikan, pihak MTs Khazanah Kebajikan memiliki
kemampuan yang cukup baik dalm mengelola keuangan pendidikan
madrasah. Walaupun ada beberapa kendala yang dihadapi MTs Khazanah
Kebajikan dalam penerimaan sumber keuangan seperti adanya
keterlambatan dana BOS maupun pembayaran SPP dari sebagian orang
tua/wali murid, namun manajemen keuangan yang ada dapat dilaksanakan
dengan terkendali, sehingga kebutuhan madrasah dapat terpenuhi. Dengan
adanya dukungan bantuan keuangan dari donatur juga, hal ini menjadi solusi
72
Manahan Tampubolon, Op, Cit, h.232
84
bagi madrasah dalam menghadapi kendala tersebut. Sehingga semua
kegiatan yang ada dapat dilaksanakan dengan baik.
Sebagaimana yang diungkapkan oleh bendahara madrasah saat
wawancara yaitu Ibu Siti Awaliyah, bahwa pembukuan untuk
keuangan pendidikan di madrasah ini dilakukan dengan
menggunakan pencatatan sistem aplikasi melalui operator madrasah,
kemudian data yang sudah masuk ke server direkap oleh bendahara
madrasah. Adapun bentuk pembukuan atas penerimaan keuangan
adalah bendahara membuat kas umum, buku pembantu bank, serta
buku rekapitulasi mengenai penerimaan keuangan pendidikan
madrasah dalam satu periode.73
Berdasarkan penjelasan yang diungkapkan oleh bendahara madrasah,
bahwa dalam manajemen keuangan pendidikan madrasah sangat penting
untuk melakukan sistem pembukuan/pencatatan atas penerimaan keuangan
dan transaksi-transaksi keuangan pendidikan lainnya. Pembukuan yang
dilakukan pun harus dilakukan secara terstruktur dan jelas. Karena hal ini
sangat diperlukan untuk menjaga akuntabilitas keuangan madrasah atas
keuangan yang diterima oleh pihak madrasah, baik melalui operator dan
bendahara madrasah. Sehingga dengan adanya sistem
pembukuan/pencatatan tersebut akan memberikan kemudahan bagi pihak
madrasah dalam melakukan laporan pertanggungjawaban keuangan
nantinya serta untuk meminimalisir kesalahan-kesalahan dalam pencatatan
terhadap transaksi keuangan pendidikan yang dilakukan oleh pihak
madrasah.
Berikut mengenai rincian dari pendapatan sumber keuangan MTs
Khazanah Kebajikan tahun 2018/2019.
Tabel 4.4
RKAM (Sumber Dana) Tahun 2018/2019
No Uraian Jumlah
I Saldo Tahun Lalu
Sisa Kas Rp. 21,512,765
Tagihan SPP Siswa 8 & 9 Rp. 33,870,000
Tagihan Uang Daftar Ulang Rp. 79,280,000
Tagihan Alumni Rp. 70,727,000
73
Hasil wawancara bersama Bendahara. Selasa, 9 April 2019.
85
II Pendapatan Rutin
Bantuan Operasional
Sekolah/BOS
Rp. 448,000,000
III Bantuan
Donatur Rp. 60,000,000
Hambah Allah Rp. 5,000,000
IV Pendapatan Asli
Sekolah/Komite
SPP Rp. 681,000,000
Kegiatan Siswa Satu Tahun Rp. 149,800,000
Semesteran Rp. 177,000,000
Sumbangan Pendidikan Rp. 84,000,000
MOS Rp. 9,150,000
UN Rp. 114,000,000
Jumlah Sumber Dana Rp 1,933,339,765 Sumber: RKAM MTs Khazanah Kebajikan Tahun 2018/2019
3. Alokasi Penggunaan Keuangan
Alokasi keuangan pendidikan merupakan pelaksanaan atau realisasi
dari anggaran belanja madrasah dalam memenuhi semua kebutuhan
sebagaimana yang sudah tertuang dalam Rencana Kegiatan dan Anggaran
Madrasah (RKAM). Penggunaan keuangan yang dialokasikan oleh pihak
madrasah harus dapat memenuhi semua rencana kegiatan/program yang
sudah dibuat, baik untuk keperluan kesiswaan, kurikulum, TU, sarana &
prasarana, pemberian honor pada guru tidak tetap/pegawai tidak tetap
(GTT/PTT), program OSIS dan kebutuhan-kebutuhan lainnya. Dalam hal
ini, tentu banyak pertimbangan-pertimbangan yang harus dilakukan dalam
memenuhi program yang menjadi prioritas madrasah/sekolah maupun untuk
memenuhi kebutuhan-kebutuhan yang sifat nya tidak terduga atau diluar
dari RKAM yang sudah disusun.
Sebagaimana hasil wawancara dengan kepala madrasah yaitu Bapak
Wahyuddin, bahwa untuk mekanisme pengalokasian keuangan
madrasah tetap berdasarkan RKAM yang sudah menjadi panduan
madrasah dalam melaksanakan kegiatan operasional pendidikan
selama satu tahun. Walaupun saat pelaksanaan nya masih terdapat
pengeluaran yang sifat nya tidak terduga tetapi dibutuhkan sudah di
pertimbangkan juga saat menyusun RKAM sebelum memasuki
tahun ajaran baru. Kemudian dalam pelaksanaanya, yang bisa
menggunakan keuangan madrasah adalah melalui persetujuan ketua
86
panitia pelaksana dari setiap pelaksanaan program madrasah yang
juga sudah mendapatkan persetujuan dari kepala madrasah, sehingga
pengalokasian keuangan pun dapat dikeluarkan secara jelas.
Sumber keuangan madrasah saat ini 85% sudah terpenuhi dan
pengalokasian atas pengeluaran yang dibutuhkan pun bisa
terkendali karena dengan melihat RKAM serta berdasarkan skala
prioritas kebutuhan madrasah.74
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala madrasah, penulis
dapat menjelaskan bahwa mekanisme pengalokasian keuangan pendidikan
di MTs Khazanah Kebajikan mengacu kepada RKAM yang sudah
disepakati saat raker oleh pihak madrasah. Adanya RKAM yang sudah
disusun sangat membantu bagi pihak madrasah untuk mengendalikan
pengeluaran anggaran belanja dalam memenuhi kebutuhgan kegiatan
operasional pendidikan yang diperlukan.
Hal ini sesuai juga dengan teori yang dikemukakan oleh Manahan
Tampubolon, bahwa pelaksanaan anggaran belanja mengacu pada anggaran
kegiatan yang tertuang pada RAPBS. Penggunaan mata anggaran kegiatan
antara lain: kebutuhan rumah tangga sekolah, kesiswaan, kurikulum, sarana
prasarana, humas (Hubungan Masyarakat), ketatausahaan, badan penilaian
pendidikan, pengembangan kegiatan-kegiatan ekstrakulikuler dan
PHBA/PHBN (Peringatan Hari Besar Keagaamaan/Peringatan Hari Besar
Nasional), dan lain-lain75
Berdasarkan RKAM tahun 2018/2019, bahwa jumlah pengeluaran
yang dibutuhkan pun seimbang dengan jumlah sumber keuangan yang
didapatkan, yaitu sebesar RP. 1.933.339.765. Jumlah keuangan ini akan
dialokasikan untuk memenuhi kebutuhan dari kegiatan operasional
pendidikan madrasah seperti pengembangan perpusatakaan, pengembangan
dan implementasi manajemen madrasah, kegiatan pembelajaran dan
ekstrakulikuler, kegiatan ulangan dan ujian, pembelian bahan-bahan habis
pakai, langganan daya jasa, konsumsi dan transport harian guru dan
pegawai, perawatan madrasah, pembayaran honorarium bulanan dan
74
Hasil wawancara bersama Kepala Madrasah. Kamis, 11 April 2019. 75
Manahan Tampubolon.Op,Cit. H,238.
87
transport harian guru bukan PNS (GBPNS) dan tenaga kependidikan bukan
PNS, pengembangan profesi guru dan tenaga kependidikan, pembiayaan
pengelolaan BOS dan belanja lainnya.
Adanya penyusunan RKAM yang dimiliki oleh pihak madrasah, hal
ini sangat membantu dalam mengendalikan keuangan pendidikan madrasah
khususnya dalam tahapan pengalokasiannnya. Sehingga pengalokasian atas
pengeluaran keuangan yang diperlukan pun terlihat jelas dalam memenuhi
kebutuhannya dalam melaksanakan kegiatan operasional pendidikan.
Walaupun masih terdapat hambatan seperti adanya kebutuhan-kebutuhan
yang sifatnya tak terduga diluar RKAM, namun pihak madrasah sudah
mempertimbangkan hal itu juga supaya semua kebutuhan madrasah yang
sifatnnya penting juga dapat terpenuhi dengan memanfaatkan keuangan
yang ada, sehingga alokasi keuangan yang dibutuhkan pun jelas tujuannya.
Sebagaimana informasi yang disampaikan oleh kepala TU madrasah
saat peneliti melakukan wawancara yaitu Bapak Lukmanul Hakim
bahwa sebagian besar pengalokasian keuangan pendidikan sudah
memenuhi kebutuhan madrasah. Tetapi saat ini masih ada yang
kurang yaitu pemenuhan kebutuhan sarana dan prasarana madrasah
yang sifatnya cukup berat seperti komputer yang belum memenuhi
kapasitas siswa yang membutuhkan untuk pelaksanaan UNBK.
Namun dengan kondisi seperti ini pihak madrasah tetap berupaya
untuk menambah beberapa komputer agar UNBK dapat
dilaksanakan secara maksimal, walaupun komputer yang dimiliki
saat ini belum memenuhi kebutuhan jumlah siswa yang ada.76
Dari hasil wawancara dengan kepala TU, penulis dapat menjelaskan
bahwa pengalokasian dari kebutuhan madrasah yang tidak terduga tetapi
bersifat penting, pihak madrasah tetap berupaya secara maksimal agar
kebutuhan itu juga dapat terpenuhi. Kebutuhan-kebutuhan yang sifatnya
tidak terduga juga sudah menjadi pertimbangan bagi pihak madrasah saat
raker dan memaksimalkan kondisi keuangan yang dimiliki oleh madrasah.
Sehingga pelaksanaan kegiatan yang sifatnya prioritas diluar dari RKAM
yang sudah disepakati, pihak madrasah pun tetap mengupayakan untuk
pemenuhannya karena berpengaruh terhadap pengembangan madrasah.
76 Hasil wawancara dengan kepala TU. Kamis, 11 April 2019.
88
Dengan keaadaan seperti ini, pihak madrasah tetap berupaya melaksanakan
manajemen keuangan pendidikan secara terkendali dan dapat memenuhi
kebutuhan madrasah yang sifatnya penting, walaupun belum maksimal
dalam pemenuhannya karena menyesuaikan dengan keuangan yang dimiliki
saat ini.
Berikut penjelasan mengenai rincian dari penggunaan keuangan
pendidikan MTs Khazanah Kebajikan tahun 2018/2019.
Tabel 4.5
RKAM (Penggunaan) Tahun 2018/2019
No Uraian Jumlah
1 Program Sekolah
2 Pengembangan Perpustakaan Rp. 5,000,000
3 Pengembangan & Implentasi
Manajemen Madrasah
Rp. 4,300,000
4 Kegiatan Pembelajaran dan
Ekstrakulikuler
Rp. 183,335,000
5 Kegiatan Ulangan dan Ujian Rp. 290,825,000
6 Pembelian Bahan-Bahan Habis Pakai Rp. 47,147,765
7 Langganan Daya Jasa, Konsumsi dan
Transport Harian Guru dan Pegawai
Rp. 447,392,000
8 Perawatan Madrasah Rp. 232,760,000
9 Pembayaran Honorarium Bulanan dan
Transport Harian Guru Bukan PNS
(GBPNS) dan Tenaga Kependidikan
bukan PNS
Rp. 565,440,000
10 Pengembangan Profesi Guru dan
Tenaga Kependidikan
Rp. 46.000,000
11 Pembiayaan Pengelolaan Dana BOS Rp. 3,680,000
12 Belanja lainnya, jika komponen 1 s/d 12
sudah terpenuhi
Rp. 107,460,000
Jumlah Pengeluaran Rp 1,933,339,765
Sumber : RKAM MTs Khazanah Kebajikan Tahun 2018/2019
4. Laporan Keuangan Pendidikan Madrasah
Laporan keuangan pendidikan yang dibuat oleh suatu
sekolah/madrasah harus memberikan informasi yang realistis mengenai
89
kondisi keuangan pendidikan yang ada, baik dari penerimaan/pendapatan
sumber keuangan maupun pengeluaran/pengalokasian dalam memenuhi
kebutuhan sekolah/madrasah yang sudah dilaksanakan. Pelaporan keuangan
yang dibuat juga harus dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
Sebagaimana saat wawancara dengan kepala madrasah yaitu Bapak
Wahyuddin, bahwa pihak madrasah melakukan pelaporan keuangan
setiap sesudah pelaksanaan kegiatan/program yang disusun dalam
bentuk laporan pertanggungjawaban (LPJ). Adapun pihak-pihak
yang terlibat dalam melakukan pelaporan keuangan pendidikan
adalah semua pihak/kepanitiaan terkait pelaksanaan
program/kegiatan dengan melalui kerja sama bendahara atas
persetujuan dari kepala madrasah. Pelaporan keuangan langsung
dibuat setiap sesudah pelaksanaan kegiatan/program. Kemudian
pelaporan keuangan pendidikan madrasah juga diserahkan secara
berkala kepada pengurus yayasan dan setiap akhir semester kepada
pemerintah atas penggunaan dana BOS.77
Berdasarkan hasil wawancara dengan kepala madrasah, penulis
mendapatkan informasi bahwa mekanisme laporan keuangan pendidikan di
MTs Khazanah Kebajikan dilakukan dengan membuat laporan
pertanggungjawaban dari setiap pelaksanaan kegiatan/program madrasah.
Laporan yang sudah dibuat juga akan diserahkan secara berkala kepada
pihak-pihak yang bersangkutan. Selain itu, dengan adanya sistem
pembukuan yang dilakukan oleh bendahara sangat membantu pihak
madrasah dalam membuat laporan keuangan seperti membuat kas umum,
buku pembantu bank, serta buku rekapitulasi mengenai penerimaan maupun
pengeluaran keuangan madrasah.
Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Indra Bastian
dalam bukunya tentang akuntansi pendidikan, bahwa adanya siklus
akuntansi sekolah merupakan serangkaian langkah-langkah yang diulang
setiap periode pelaporan keuangan sekolaj. Seperti halnya penyusunan
laporan keuangan di tingkat Kementerian/Dinas Pendidikan, proses
penyusunan laporan keuangan satuan pendidikan/sekolah pun dimulai
dengan membuat entri akuntansi untuk setiap transaksi dan berjalan melalui
77
Hasil wawancara bersama Kepala Madrasah. Kamis, 11 April 2019.
90
tutup buku. Langkah siklus akuntansi ini terjadi selama periode akuntansi,
seperti yang terjadi pada setiap transaksi.78
Sehingga dengan adanya
mekanisme dari siklus akuntansi yang diterapkan melalui pembukuan atau
pencatatan dari setiap transaksi keuangan pendidikan yang dilakukan oleh
bendahara, maka hal ini sangat membantu dalam membuat laporan
keuangan dengan baik dan jelas.
5. Audit dan Pertanggungjawaban Keuangan
Audit keuangan merupakan suatu proses pengawasan dan bentuk
evaluasi yang harus dilaksanakan secara objektif atas semua kegiatan
transaksi keuangan dan pelaksanaan program yang ada di suatu madrasah.
Beberapa cara yang bisa dilaksanakan oleh seorang kepala madrasah
maupun para tim auditor sekolah/madrasah adalah dengan melakukan
pengecekan terhadap sistem akuntansi yang dimiliki dengan melakukan
pengecekan pada buku keuangan yang sudah dibuat serta pemeriksaan pada
laporan pertanggungjawaban keuangan/LPJ yang sudah disusun.
Sebagaimana informasi yang didapatkan saat wawancara dengan
bendahara madrasah yaitu Ibu Siti Awaliyah, bahwa bentuk
mekanisme audit keuangan yang ada di MTs Khazanah Kebajikan
dilakukan oleh kepala madrasah yang melakukan pengecekan setiap
minggu nya ke bendahara, kemudian pencatatan yang dilakukan oleh
operator madrasah melalui aplikasi juga dapat dipantau secara
langsung oleh pihak pengurus yayasan serta auditing yang dilakukan
oleh pihak pemerintah setiap semester sesuai dengan kebutuhan.79
Dari hasil wawancara di atas, dapat dijelaskan bahwa pelaksanaan
audit keuangan pendidikan yang ada di MTs Khazanah Kebajikan dilakukan
oleh tiga pihak, yaitu kepala madrasah, pengurus yayasan dan pemerintah.
Dengan adanya pencatatan melalui aplikasi yang dilakukan oleh operator
madrasah menjadi kelebihan dalam memudahkan bagi madrasah maupun
auditor untuk melakukan pemantauan terhadap transaksi keuangan
pendidikan yang ada di madrasah ini.
78
Indra Bastian. Op,Cit, Edisi Kedua, h.531
79 Hasil wawancara bersama Bendahara . Selasa, 11 April 2019.
91
Hal ini juga sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh Manahan
Tampubolon, bahwa pengawasan pelaksanaan anggaran dapat dilakukan
dengan melalui beberapa cara yaitu pengawasan oleh kepala sekolah atau
madrasah kepada seluruh pengguna anggaran kegiatan melalui, penelitian
kegiatan proposal, pemeriksaan buku keuangan pada masing-masing
bendahara (DIPPA, BOS, bendahara, komite), dan penyusunan laporan
secara periodik kepada komite.80
Selain harus dilakukan auditing atau pengawasan, maka keuangan
pendidikan yang ada di madrasah juga harus dipertanggungjawabkan
dengan semestinya. Karena dengan adanya pertanggungjawaban yang
dilakukan, hal ini merupakan salah satu bentuk akuntabilitas bagi pihak
madrasah dalam melakukan pengelolaan keuangan pendidikan, baik dalam
hal penerimaan sumber keuangan dan pengeluarannya atas semua kegiatan
operasional pendidikan yang sudah maupun yang belum dilaksanakan.
Hal ini diungkapkan oleh kepala madrasah saat penulis melakukan
wawancara dengan Bapak Wahyuddin, bahwa pertanggungjawaban
keuangan pendidikan di madrasah ini dilaksanakan dengan cara
membuat laporan pertanggungjawaban (LPJ) setiap sesudah
melaksanakan kegiatan/program madrasah dan LPJ akhir tahun yang
akan diserahkan kepada pihak terkait baik kepada pengurus yayasan
maupun pemerintah yang akan disampaikan secara lisan juga saat
rapat bersama. Kemudian sebagai bentuk transparansi dari
pertanggungjawaban keuangan pendidikan adalah dengan adanya
pencatatan melalui server dari operator madrasah yang dapat
dipantau langsung oleh pengurus yayasan dan adanya pemberitahuan
di mading madrasah.81
Berdasarkan hasil wawancara tersebut menjelaskan bahwa
mekanisme mengenai bentuk pertanggungjawaban keuangan pendidikan di
MTs Khazanah Kebajikan didukung dengan adanya sistem
pembukuan/pencatatan dari setiap tranasaksi keuangan pendidikan
madrasah melalui sistem aplikasi yang dapat dipantau secara langsung oleh
pengurus yayasan. Kemudian pihak madrasah juga memberikan sebagian
80 Manahan Tampubolon.Op,Cit. H,239.
81 Hasil wawancara bersama Kepala Madrasah. Kamis, 11 April 2019.
92
informasi melalui pemberitahuan di mading madrasah atas penerimaan
maupun penggunaan dana BOS. Hal ini dilakukan sebagain bentuk
akuntabilitas keuangan madrasah yang dapat dilihat secara langsung baik
dari orang tua/wali siswa, para guru, pengurus yayasan, pemerintah serta
pihak lainnya yang memiliki kepentingan dan keperluan tertentu dengan
pihak madrasah.
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan penelitian yang penulis
laksanakan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen, maka penulis
dapat memberikan kesimpulan bahwa penerapan manajemen keuangan
pendidikan di MTs Khazanah Kebajikan Kota Tangerang Selatan dapat
dilaksanakan dengan terkendali dan efektif, walaupun dalam
pelaksanaannya masih terdapat beberapa hambatan yang dialami oleh pihak
madrasah. Sistem manajemen keuangan pendidikan madrasah dilaksanakan
dengan mengacu kepada pembuatan RKAM (Rencana Kegiatan dan
Anggaran Madrasah). Mekanisme penerapan manajemen keuangan
pendidikan di MTs Khazanah Kebajikan meliputi perencanaan keuangan,
penerimaan/ pendapatan sumber keuangan, pengalokasian, laporan
keuangan serta audit dan pertanggungjawaban keuangan. Dengan adanya
pembuatan RKAM yang sudah dihasilkan oleh pihak madrasah saat
melakukan rapat kerja tahunan, hal ini sangat membantu dan mendukung
pihak madrasah dalam mencapai keberhasilan dari setiap pelaksanaan
kegiatan operasional pendidikan dengan maksimal. Selain itu, dengan
didukung kemampuan sumber daya manusia yang dimiliki oleh MTs
Khazanah Kebajikan, maka hal ini juga menjadi faktor pendukung bagi
pihak madrasah dalam mengatasi hambatan-hambatan yang terjadi terhadap
kondisi keuangan yang ada dengan pengeluaran/alokasi keuangan yang
sifatnya prioritas dan tak terduga.
93
C. Keterbatasan Penelitian
Pada pelaksanaan penelitian ini, penulis sudah berupaya mengikuti
pedoman penulisan skripsi dari Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dan melakukan bimbingan dengan dosen yang
bersangkutan, namun dalam pelaksanaannya masih memiliki keterbatasan
diantaranya adalah:
1. Adanya keterbatasan penelitian dalam mendapatkan sumber data
pendukung lainnya mengenai manajemen keuangan pendidikan seperti
bukti-bukti dari transaksi alokasi/ pengeluaran keuangan, laporan
pertanggungjawaban dan lain-lainnya.
2. Penggunaan teknik wawancara yang penulis lakukan hanya bisa kepada
lima narasumber saja yaitu kepala madrasah, bendahara, kepala tata
usaha dan dua orang guru. Sedangkan masih banyak pihak-pihak yang
bersangkutan yang dapat dijadikan sebagai narasumber dari wawancara.
94
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil temuan dan pembahasan penelitian yang penulis
laksanakan melalui observasi, wawancara, dan studi dokumen, maka penulis
dapat memberikan kesimpulan bahwa penerapan manajemen keuangan
pendidikan di MTs Khazanah Kebajikan Kota Tangerang Selatan dapat
dilaksanakan dengan terkendali dan efektif khususnya dalam alokasi keuangan.
Walaupun dalam pelaksanaannya masih terdapat beberapa hambatan yang
dialami oleh pihak madrasah. Sistem manajemen keuangan pendidikan
madrasah dilaksanakan dengan mengacu kepada pembuatan RKAM
Mekanisme penerapan manajemen keuangan pendidikan di MTs Khazanah
Kebajikan meliputi perencanaan keuangan, penerimaan/pendapatan sumber
keuangan, pengalokasian, laporan keuangan serta audit dan
pertanggungjawaban keuangan. Dengan adanya pembuatan RKAM yang
sudah dihasilkan oleh pihak madrasah saat melakukan rapat kerja tahunan, hal
ini sangat membantu dan mendukung pihak madrasah dalam mencapai
keberhasilan dari setiap pelaksanaan kegiatan operasional pendidikan dengan
maksimal. Selain itu, dengan didukung kemampuan sumber daya manusia yang
dimiliki oleh MTs Khazanah Kebajikan, maka hal ini juga menjadi faktor
pendukung bagi pihak madrasah dalam mengatasi hambatan-hambatan yang
terjadi terhadap kondisi keuangan yang ada dengan pengeluaran/alokasi
keuangan yang sifatnya prioritas dan tak terduga.
B. Implikasi
Implikasi dari hasil penelitian ini mencakup kepada dua hal, yaitu
implikasi teoritis dan implikasi praktis. Berdasarkan hasil penelitian yang
penulis lakukan, penelitian ini menunjukkan bahwa penerapan manajemen
keuangan pendidikan di MTs Khazanah Kebajikan berkaitan dengan teori
manajemen keuangan pendidikan yang penulis temukan dan regulasi yang
sudah ditetapkan oleh pemerintah melalui UU No.20 Tahun 2003 tentang
95
Sisdiknas. Sedangkan implikasi praktisnya, hasil penelitian ini menunjukkan
bahwa penerapan manajemen keuangan pendidikan di MTs Khazanah
Kebajikan dapat dilaksanakan secara terkendali, walaupun dalam
pelaksanaannya masih terdapat hambatan-hambatan yang dialami oleh pihak
madrasah. Dengan adanya teori yang dapat mendukung perbaikan manajemen
keuangan madrasah serta mengikuti regulasi yang sudah ditetapkan, maka
diharapkan pihak madrasah dapat meningkatkan komitmen dan kinerjanya
dengan lebih maksimal lagi dalam menerapkan manajemen keuangan
pendidikan di madrasah.
C. Saran
Berdasarkan hasil pembahasan dan kesimpulan, maka penulis dapat
memberikan beberapa saran, antara lain:
1. Bagi Pihak MTs Khazanah Kebajikan
a. MTs Khazanah Kebajikan diharapkan dapat memperbaiki sistem
pembayaran SPP yang sesuai dan tepat sasaran antara para siswa yang
berasal dari keluarga kurang mampu dan siswa yang berasal dari
keluarga mampu. Melihat pembayaran keuangan yang cukup tinggi,
maka hal ini menjadi salah satu faktor penting yang harus
dipertimbangkan. Salah satu solusi yang sudah diterapkan adalah dengan
adanya subsidi silang antara pembayaran dari siswa yang berasal dari
keluarga kurang mampu dan siswa yang berasal dari keluarga mampu.
b. Untuk program unggulan dari kelas bina prestasi (BP) dan Billingual
dikarenakan sistem pembayaran SPP yang lebih tinggi dari kelas reguler
umumnya, maka pelaksanaannya harus dapat memberikan hasil yang
terbaik. Tetapi dalam memberikan pelayanan semua kegiatan operasional
pendidikan, tidak diperbolehkan untuk membedakan antara para siswa
yang mengikuti kelas reguler dengan kelas BP & Billingual, karena
setiap warga negara mempunyai hak dan kewajiban yang sama dalam
mendapatkan pendidikan yang berkualitas.
96
2. Bagi Peneliti Selanjutnya
a. Indikator dari penelitian ini hanya menggunakan lima aspek, yaitu
perencanaan keuangan, pendapatan sumber keuangan, alokasi/
pengeluaran keuangan, laporan keuangan, audit dan pertanggungjawaban
keuangan. Oleh sebab itu, penelitian selanjutnya dapat menggunakan
atau menambah aspek-aspek lainnya, sehingga dapat memberikan
gambaran yang lebih luas mengenai manajemen keuangan pendidikan
yang diterapkan di madrasah/sekolah.
b. Indikator penelitian yang digunakan dalam teknik wawancara masih
terbatas dan terdapat pertanyaan-pertanyaan yang masih kurang
memadai. Oleh karena itu, penulis selanjutnya dapat memperbaiki dan
menambahkan pertanyaan-pertanyaan yang ada dalam penelitian ini.
c. Diharapkan pada penelitian selanjutnya dapat menggunakan lembaga
tingkat satuan pendidikan lainnya sebagai objek dari penelitian.
97
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Moch. Idochi. Administrasi Pendidikan dan Manajemen Biaya
Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013.
Arianti, Dewi. Penerapan Manajemen Keuangan Pendidikan di MAN Insan
Cendekia Serpong. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2014. Tidak
dipublikasikan.
Bastian, Indra. Akuntansi Pendidikan Pengelolaan Organisasi Pendidikan.
Yogyakarta: BPFE, 2015.
Bastian, Indra. Akuntansi Pendidikan. Jakarta: Erlangga, 2007.
Danim, Sudarwan dan Yunan Danim. Administrasi Sekolah & Manajemen Kelas.
Bandung: CV Pustaka Setia, 2010.
Danim, Sudarwan. Visi Baru Manajemen Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara,
2008.
Fahmi, Irham. Pengantar Manajemen Keuangan. Bandung: Alfabeta, 2013.
Fatah, Nanang. Standar Pembiayaan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2012.
Fattah, Nanang. Ekonomi dan Pembiayaan Pendidikan. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2009.
Horne, James C. Van & John M. Wachowicz, Jr. Prinsip-prinsip Manajemen
Keuangan. Jakarta: Salemba Empat, 2012.
Irianto, Yoyon Bahtiar. Kebijakan Pembaharuan Pendidikan. Jakarta: Rajawali
Pers, 2011.
Kasmir. Pengantar Manajemen Keuangan. Jakarta: Prenamedia Group, 2010
98
Khodijah, Siti. Manajemen Pembiayaan Pendidikan di SD Juara Rumah Zakat
Kebagusan Jakarta Selatan. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
2013. Tidak dipublikasikan.
Komarian, Aan & Cepi Triatna. Visionary Leadership Menuju Sekolah Efektif.
Jakarta:PT Bumi Aksara, 2008.
Machali, Imam & Ara Hidayat. The Hand Book Of Education Management Teori
& Praktik Pengelolaan Sekolah/Madrasah di Indonesia. Jakarta:
Prenademedia Group, 2016.
Matin. Perencanaan Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2013.
Muhaimin dkk. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Prenada Media Group, 2009.
Mulyasa. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2014.
Mustafah, Jejen. Manajemen Pendidikan Teori, Kebijakan, dan Praktik. Jakarta:
Prenamedia Group, 2015.
Mustari, Mohamad. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo Persada,
2015.
Mustari, Mohamad. Manajemen Pendidikan. Jakarta: Rajawali Pers, 2015.
Pedoman Penulisan Skripsi Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, 2018.
Ramadhani, Rezky Fahman. Pengaruh Pembiayaan Pendidikan Terhadap
Kualitas Pendidikan (Studi Empiris di Pondok Pesantren Madinatunnajah,
Jombang Tangerang Selatan, 2016. Tidak dipublikasikan.
Rohiat. Manajemen Sekolah. Bandung: PT Reflika Aditama, 2009.
Shafratunnisa, Fierda. Penerapan Prinsip Transparansi dan Akuntabilitas dalam
Pengelolaan Keuangan Kepada Stakeholders di SD Islam Binakheir.
Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2015. Tidak dipublikasikan.
Salamah, Ummu. Studi Mengenai Sistem Pengelolaan Keuangan Sekolah di
Pondok Pesantren Al-Kholidin Terhadap Penguatan Manajemen
Keuangan. Skripsi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, 2013. Tidak
dipublikasikan.
Sugiyono. Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif dan R & D. Bandung:
Alfabeta, 2011.
99
Sukandarrumidi. Metodologi Penelitian. Yogyakarta: Gadjah Mada University
Press, 2012.
Suparlan. Manajemen Berbasis Sekolah dari Teori sampai dengan Praktik.
Jakarta: Bumi Aksara, 2013.
Tampubolon, Manahan P. Manajemen Keuangan. Jakarta: Mitra Wacana Media,
2013.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI. Manajemen Pendidikan. Bandung:
Alfabeta, 2010.
UUD 1945 Pasal 31 tentang Pendidikan.
UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 48 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 46 Ayat 1 tentang Sistem Pendidikan Nasional.
UU Nomor 20 Tahun 2003 Pasal 49 Mengenai Pengalokasian Dana Pendidikan.
Wahjosumidjo. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: Raja Wali Pers, 2011.
Zainal, Veitzhal Rivai dkk. The Economics of Education. Jakarta:Gramedia
Pustaka Utama, 2014.
100
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Riwayat Penulis
Putra Bobi, merupakan anak keempat dari pasangan Samsudin
dan Jamila kelahiran daerah Kabupaten Empat Lawang,
Sumatera Selatan. Putra keempat dari lima bersaudara yang
dikenal dengan nama Bobi ini memulai pendidikan di SD
Negeri 19 Pendopo.
Selanjutnya menempuh pendidikan di SMP Negeri 2 Pendopo,
MA Attaqwa Pusat Putra Kota Bekasi, MA Ummul Quro, MA
Khazanah Kebajikan Kota Tangerang Selatan, dan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Manajemen Pendidikan pada tahun 2015.
Penulis memiliki kegemaran pada bidang organisasi dan kepemudaan. Oleh karena itu,
penulis cukup aktif dibeberapa organisasi intra ataupun ekstra kampus, seperti HMJ
Manajamen Pendidikan, LSO Debat Ilmiah Jurusan Manajemen Pendidikan, DEMA UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta, Paguyuban Putra Putri Anti Narkoba Tahun 2017 dan lain-
lainnya.
Sejak kecil penulis memiliki cita-cita menjadi dokter atau tenaga ahli kesehatan, namun
seiring berjalannya waktu keiinginan tersebut belum menjadi pilihan yang terbaik. Sehingga,
penulis memutuskan untuk memilih mengembangkan diri pada bidang pendidikan yaitu
dengan berkuliah di Jurusan Manajemen Pendidikan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.