Upload
trinhnhu
View
314
Download
3
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENERAPAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENGONTROL MARAH
DENGAN SPIRITUAL : PSIKORELIGIUS PADA KLIEN RESIKO PERILAKU
KEKERASAN DI WISMA DWARAWATI RSJ Prof. Dr. SOEROJO
MAGELANG
KARYA ILMIAH AKHIR NERS
Disusun oleh :
Ika Fitriana, S. Kep
A31600897
PEMINATAN KEPERAWATAN JIWA
PROGRAM STUDI NERS KEPERAWATAN
SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN MUHAMMADIYAH
GOMBONG
2017
ii
iii
iv
v
vi
Program Ners Keperawatan
Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Muhammadiyah Gombong
KIAN, Agustus 2017
Ika Fitriana 1)
Ike Mardiati Agustin 2)
ABSTRAK
PENERARAN TINDAKAN KEPERAWATAN MENGONTROL MARAH
DENGAN SPIRITUAL : PSIKORELIGI PADA KLIEN RESIKO PERILAKU
KEKERASAN DI WISMA DWARAWATI RSJ Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG
Latarbelakang : Permasalahan utama yang sering terjadi pada pasien gangguan jiwa
adalah perilaku kekerasan. Penelitian psikatrik membuktikan bahwa terdapat hubungan
yang sangat signifikan antara komitmen agama dan kesehatan. Terapi psikoreligius
merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang mengkombinasikan pendekatan
kesehatan jiwa modern dan pendekatan aspek religius pada klien resiko perilaku
kekerasan di Wisma Dwarawati RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.
Tujuan umum: menguraikan penerapan tindakan keperawatan mengontrol marah
dengan spiritual : psikoreligi pada klien resiko perilaku kekerasan di Wisma Dwarawati
RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.
Metode: menggunakan metode deskriptif analitik dengan pendekatan studi kasus yang
melibatkan 5 klien.
Hasil asuhan keperawatan : hasil penelitian didapatkan data penurunan tanda dan
gejala klien resiko perilaku kekerasan di Wisma Dwarawati klien 1 mengalami
penurunan sebesar 24%, klien 2 sebesar 26%, klien 3 sebesar 20%, klien 4 dan klien 5
masing-masing sebesar 28%.
Rekomendasi : Diharapkan terapi spiritual : psikoreligi dijadikan salah satu intervensi
dalam melakukan perawatan pada klien risiko perilaku kekerasan.
Kata kunci: tindakan keperawatan mengontol marah, resiko perilaku kekerasan
1. Mahasiswa Profesi Ners Keperawatan Stikes Muhammadiyah Gombong
2. Dosen Pembimbing Stikes Muhammadiyah Gombong
vii
Ners Profession Of Nursing Program
Muhammadiyah Health Science Institute Of Gombong
Minithesis, August 2017
Ika Fitriana 1)
Ike Mardiati Agustin 2)
ABSTRACT
APLICATION OF THE NURSING PRACTICE TO CONTROL ANGRY WITH
SPIRITUAL : PSYCHORELIGIUS AMONG PATIENT VIOLENT BEHAVIOR
IN WISMA DWARAWATI RSJ Prof. Dr. SOEROJO MAGELANG
Introduction : The main problem often occurs in patients mental disorder is behavior
violent. Research psychistric prove that there is very significant relation, between
commitment religion and health. Therapy psychoreligius is one from of psychotherapy
that combined approach soul modern and approach aspect religius for patients risk
violent behavior in Wisma Dwarawati RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.
Objective: Describes the application of the nursing practice to control angry with
spiritual psychoreligius for patient risk violent behavior in Wisma Dwarawati RSJ Prof.
Dr. Soerojo Magelang.
Method : Uses the method descriptive analytic with the approach study a case
involving 5 clients risk behavior violence.
Result : The research result obtain a decrease in the symptoms patient risk violent
behavior in Wisma Dwarawati patient 1 decreased 24%, patient 2 26%, patient 3 20%,
patient 4 and patient 5 each decreased 28%.
Recomendation : Expected spiritual therapy: psychoreligius become one of the
intervening in maintenance for client risk violent behavior.
Keyword : nursing practice to control angry, risk violent behavior
1. Bachelor Nursing Student Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
2. Lecture Muhammadiyah Health Science Institute of Gombong
viii
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Alloh SWT yang telah melimpahkan rahmat dan hidayah-
Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini dengan
judul “Peneraran Tindakan Keperawatan Mengontrol Marah Dengan Spiritual :
Psikoreligi Pada Klien Resiko Perilaku Kekerasan Di Wisma Dwarawati RSJ Prof. Dr.
Soerojo Magelang”. Sholawat serta salam tetap tercurahkan kepada junjungan Nabi
Besar Muhammad SAW sehingga penulis mendapat kemudahan dalam
menyelesaikan Karya Ilmiah Akhir Ners ini.
Sehubungan dengan itu penulis menyampaikan penghargaan dan ucapan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada :
1. Hj.Herniyatun,S.Kp.,M.Kep.,Sp.Mat, selaku Ketua STIKes
Muhammadiyah Gombong.
2. Isma Yuniar, M.Kep, selaku Ketua Prodi S1 Keperawatan STIKes
Muhammadiyah Gombong
3. Dadi Santoso, M.Kep selaku koordinator program Profesi Ners STIKes
Muhammadiyah Gombong.
4. Ike Mardiati Agustin, M.Kep.,Sp.Kep.J , selaku pembimbing yang
telah berkenan memberikan bimbingan dan pengarahan.
5. Keluarga yang tak kenal lelah memberikan dukungan dan semangatnya
untuk penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Karya Ilmiah
Akhir Ners ini dengan tepat waktu.
6. Rekan-rekan seperjuangan Profesi Ners angkatan 2016/2017
7. Semua pihak yang tidak bisa penulis sebutkan satu persatu, penulis
ucapkan terimakasih atas bantuan dan dukungannya.
Semoga bimbingan dan bantuan serta dorongan yang telah diberikan
mendapat balasan sesuai dengan amal pengabdiannya dari Alloh SWT. Tiada
gading yang tak retak, maka penulis mengharap saran dan kritik yang bersifat
ix
membangun dari pembaca dalam rangka perbaikan selanjutnya. Akhir kata
semoga Karya Ilmiah Akhir Ners ini bermanfaat bagi kita semua. Amin.
Gombong, Agustus 2017
x
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
HALAMAN PERNYATAAN ORISINALITAS ............................................. ii
HALAMAN PERSETUJUAN ....................................................................... iii
HALAMAN PENGESAHAN ......................................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI TUGAS
AKHIR UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS .......................................... v
ABSTRAK ...................................................................................................... vi
ABSTRACT ..................................................................................................... vii
KATA PENGANTAR .................................................................................... viii
DAFTAR ISI ................................................................................................... x
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ............................................................................ 1
A. Latar Belakang ............................................................................ 1
B. Tujuan Penulisan ........................................................................ 4
C. Manfaat Penulisan ...................................................................... 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ..................................................................... 6
A. Resiko Perilaku Kekerasan ........................................................ 6
B. Terapi Psikoreligius .................................................................... 9
BAB III LAPORAN MANAJEMEN KASUS KELOLAAN ......................... 17
A. Profil Lahan Praktik ................................................................... 17
B. Ringkasan Proses Asuhan Keperawatan .................................... 18
C. Diagnosa Keperawatan. ............................................................... 24
D. Rencana Asuhan Keperawatan..................................................... 24
E. Implementasi ................................................................................ 25
F. Evaluasi.......................................................................................... 32
BAB IV HASIL ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................... 36
A. Analisis Karakteristik Klien ....................................................... 36
B. Pembahasan/ Analisis ................................................................ 38
C. Analisis Intervensi ..................................................................... 41
xi
D. Inovasi Tindakan ........................................................................ 42
E. Keterbatasan Penelitian .............................................................. 43
BAB V PENUTUP ........................................................................................ 45
A. Kesimpulan ................................................................................. 45
B. Saran ........................................................................................... 46
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
xii
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Diagnosa Keperawatan .................................................................. 24
Tabel 4.1 Karateristik Klien Risiko Perilaku Kekerasan Di Wisma Dwarawati
RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang................................................. 36
Tabel 4.2 Tanda Gejala Klien Resiko Perilaku Kekerasan Sebelum Dan Sesudah
Dilakukan Tindakan Keperawatan Mengontrol Marah Dengan Spiritual:
Psikoreligius di Wisma Dwarawati Rsj Prof. Dr. Soerojo Magelang ........ 37
Tabel 4.3 Kemampuan Pasien Sebelum Dan Sesudah Dilakukan Tindakan
Keperawatan Mengontrol Marah Dengan Spiritual: Psikoreligius di
Wisma Dwarawati Rsj Prof. Dr. Soerojo Magelang ................................. 36
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. KEPERAWATAN SPIRITUALITAS PADA SKIZOFRENIA
Lampiran 2. PENGARUH TERAPI PSIKORELIGIUS : DOA DAN DZIKIR
TERHADAP PENURUNAN TINGKAT DEPRESI PADA
PENDERTIA GAGAL GINJAL KRONIK YANG MENJALANI
HEMODIALISA DI RUANG HEMODIALISA RUMAH SAKIT
KOTA SEMARANG 2014
Lampiran 3. PENGARUH TERAPI PSIKORELIGI TERHADAP PENURUNAN
PERILAKU KEKERASAN PADA PASIEN SKIZOFRENIA DI
RUMAH SAKIT JIWA DAERAH SURAKARTA.
Lampiran 4. ASUHAN KEPERAWATAN PADA NN. P DENGAN MASALAH
UTAMA : RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI WISMA
DWARAWATI RSJ. PROF. DR SOEROJO MAGELANG
Lampiran 5. RESUME KEPERAWATAN PADA NY.S DENGAN MASALAH
UTAMA : RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI WISMA
DWARAWATI RSJ. PROF. DR SOEROJO MAGELANG
Lampiran 6. RESUME KEPERAWATAN PADA NN. A DENGAN MASALAH
UTAMA : RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI WISMA
DWARAWATI RSJ. PROF. DR SOEROJO MAGELANG
Lampiran 7. RESUME KEPERAWATAN PADA NY. K DENGAN MASALAH
UTAMA : RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI WISMA
DWARAWATI RSJ. PROF. DR SOEROJO MAGELANG
Lampiran 8. RESUME KEPERAWATAN PADA NN. S DENGAN MASALAH
UTAMA : RISIKO PERILAKU KEKERASAN DI WISMA
DWARAWATI RSJ. PROF. DR SOEROJO MAGELANG
Lampiran 9. EVALUASI TANDA GEJALA DAN KEMAMPUAN KLIEN
DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU
KEKERASAN
xiv
Lampiran 10. Sop Dzikir Dan Shalat
Lampiran 11. Lembar Konsul Penguji
Lampiran 12. Lembar Konsul Pembimbing
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kesehatan jiwa merupakan pengendalian diri dalam menghadapi stresor di
lingkungan sekitar dengan selalu berpikir positif dalam keselarasan tanpa adanya
tekanan fisik dan psikologis, baik secara internal maupun eksternal yang
mengarah pada kestabilan emosional (Nasir dan Muhith, 2011). Menurut World
Health Organization (WHO), kesehatan jiwa bukan hanya tidak ada gangguan
jiwa, melainkan mengandung berbagai karakteristik positif yang
menggambarkan keselarasan dan keseimbangan kejiwaan yang mencerminkan
kedewasaan kepribadiannya. (Yosep, 2010). WHO (2009) memperkirakan 450
juta orang di seluruh dunia mengalami gangguan mental, sekitar 10% orang
dewasa mengalami gangguan jiwa saat ini dan 25% penduduk diperkirakan akan
mengalami gangguan jiwa pada usia tertentu selama hidupnya. Usia ini biasanya
terjadi pada dewasa muda antara usia 18-21 tahun (WHO (2009), dalam Yosep
(2010)).
Menurut National institute of mental health gangguan jiwa mencapai 13%
dari penyakit secara keseluruhan dan diperkirakan akan berkembang menjadi
25% di tahun 2030. Kejadian tersebut akan memberikan andil meningkatnya
prevalensi gangguan jiwa dari tahun ke tahun di berbagai negara. Berdasarkan
hasil sensus penduduk Amerika Serikat tahun 2004, diperkirakan 26,2 %
penduduk yang berusia 18 – 30 tahun atau lebih mengalami gangguan jiwa
(NIMH, 2011).
Berdasarkan data Riset Kesehatan Dasar tahun 2013, menunjukkan bahwa
prevalensi gangguan jiwa secara nasional mencapai 5,6% dari jumlah penduduk,
dengan kata lain menunjukkan bahwa pada setiap 1000 orang penduduk terdapat
empat sampai lima orang menderita gangguan jiwa (Hidayati, 2014).
Di Jawa Tengah sendiri terdapat 3 orang perseribu penduduk yang
mengalami gangguan jiwa dan 50% adalah akibat dari kehilangan pekerjaan.
2
Dengan demikian dari 32.952.040 penduduk Jawa Tengah terdapat sekitar
98.856 orang yang mengalami gangguan jiwa. Sejalan dengan paradigma sehat
yang dicanangkan departemen kesehatan yang lebih menekankan upaya proaktif
melakukan pencegahan daripada menunggu di rumah sakit, kini orientas upaya
kesehatan jiwa lebih pada pencegahan (preventif) dan promotif (Purilukita,
2012). Berdasarkan data pada Bulan Maret s/d April 2017 di Wisma Dwarawati
RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang terdapat pasien dengan perilaku kekerasan 7
orang, Halusinasi 9 klien, Harga Diri Rendah 1 klien, Waham 1 klien, Defisit
Perawatan Diri 1 klien.
Permasalahan utama yang sering terjadi pada pasien gangguan jiwa adalah
perilaku kekerasan. Hal ini sesuai dengan diagnosa keperawatan NANDA yang
biasa ditegakkan berdasarkan pengkajian gejala psikotik atau tanda positif.
Kondisi ini harus segera ditangani karena perilaku kekerasan yang terjadi akan
membahayakan diri pasien, orang lain, dan lingkungan. Hal ini yang menjadi
alasan utama pasien gangguan jiwa dibawa ke rumah sakit. Perilaku kekerasan
adalah suatu keadaan di mana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik baik terhadap diri sendiri, orang lain, maupun
lingkungan. Hal tersebut dilakukan untuk mengungkapkan perasaan kesal atau
marah yang tidak konstruktif (Stuart dan Sundeen, 2010).
Perilaku kekerasan dianggap sebagai suatu akibat yang ekstrim dari rasa
marah atau ketakutan yang mal adaptif (panik). Perilaku agresif dan perilaku
kekerasan itu sendiri sering dipandang sebagai suatu dimana agresif verbal di
suatu sisi dan perilaku kekerasan (violence) di sisi yang lain. Perilaku kekerasan
adalah suatu keadaan di mana seseorang melakukan tindakan yang dapat
membahayakan secara fisik, baik kepada diri sendiri maupun orang lain, sering
disebut juga gaduh gelisah atau amuk dimana seseorang marah berespon
terhadap suatu stressor dengan gerakan motorik yang tidak terkontrol (Stuart dan
Laraia, 2008), sedangkan kemarahan adalah perasaan jengkel yang muncul
sebagai respon terhadap kecemasan yang dirasakan sebagai ancaman (Keliat,
2009).
3
Penelitian psikiatrik membuktikan bahwa terdapat hubungan yang sangat
signifikan antara komitmen agama dan kesehatan. Orang yang sangat religius
dan taat menjalankan ajaran agamanya relatif lebih sehat dan atau mampu
mengatasi penderitaan penyakitnya sehingga proses penyembuhan penyakit
lebih cepat (Zainul Z, 2007). Saat ini perkembangan terapi di dunia kesehatan
sudah berkembang ke arah pendekatan keagamaan (psikoreligius). Dari berbagai
penelitian yang telah dilakukan ternyata tingkat keimanan seseorang erat
hubungannya dengan kekebalan dan daya tahan dalam menghadapi berbagai
problem kehidupan yang merupakan stresor psikososial.
Terapi psikoreligius merupakan salah satu bentuk psikoterapi yang
mengkombinasikan pendekatan kesehatan jiwa modern dan pendekatan aspek
religius/ keagamaan yang dimana bertujuan meningkatkan mekanisme
koping/ mengatasi masalah (Yosep, 2010). WHO telah menetapkan unsur
spiritual (agama) sebagai salah satu dari 4 unsur kesehatan. Keempat unsur
kesehatan tersebut adalah sehat fisik, sehat psikis, sehat sosial dan sehat spiritual
(Hawari, 2008).
Hasil penelitian Jauhari (2014) tentang “Pengaruh Terapi Psikoreligius :
Doa Dan Dzikir Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Penderita Gagal
Ginjal Kronik Yang Menjalani Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa Rumah
Sakit Kota Semarang 2014” yang dilakukan pada 30 responden, 15 responden
perlakuan dan 15 responden kelompok kontrol. Menunjukkan adanya pengaruh
terapi psikoreligius : doa dan dzikir terhadap penurunan tingkat depresi pada
penderita gagal ginjal kronik yang menjalani hemodialisa dengan hasil p-velue
= 0.003<α (0.05) dan merekomendasikan terapi psikoreligius dengan doa dan
dzikir dijadikan sebagai salah satu intervensi untuk mengatasi depresi pada
penderita gagal ginjal kronik.
Penelitian yang dilakukan oleh Padma Sari (2014) tentang “Keperawatan
Spiritualitas pada Pasien Skizofrenia” yang menggunakan pendekatan deskriptif
fenomenologi melibatkan 9 pastisipan, 7 partisipan pasien ponpes terdiagnosa
dengan skizofrenia 2 partisipan pengasuh para rehabilitin. Data dianalisis dengan
analisis deskriptif dan melalui proses interpretasi fenomenologi hermenutic
4
didapatkan hasil dengan 2 tema, tema yang pertama tentang pengertian spiritual,
tema yang kedua adalah manfaat spiritual. Dalam penelitian ini didapatkan
pengertian spiritual didefinisikan bertambahnya keimanan dan kegiatan ibadah
sehari-hari. Manfaat spiritual sebagai tema kedua terdeskripsikan melalui
kesembuhan penyakit jiwa, manajemen symptoms, perubahan perilaku,
perubahan emosi dan perubahan pada masa depan.
Terapi psikoreligi pernah dilaksanakan di Wisma Dwarawati RSJ Prof. Dr.
Soerojo Magelang, hanya pelaksanaannya belum optimal dengan demikian
dampak dari psikoreligi terhadap penurunan perilaku kekerasan belum terlihat
secara nyata. Berdasarkan latar belakang diatas penulis tertarik untuk melakukan
kajian tentang penerapan tindakan keperawatan mengontrol marah dengan
spiritual: psikoreligius pada klien resiko perilaku kekerasan di Wisma
Dwarawati RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.
B. Tujuan Penulisan
1. Tujuan Umum
Tujuan umum dari penulisan Karya Tulis Ilmiah ini untuk menguraikan
penerapan tindakan keperawatan mengontrol marah dengan spiritual:
psikoreligius pada klien resiko perilaku kekerasan di Wisma Dwarawati RSJ
Prof. Dr. Soerojo Magelang.
2. Tujuan Khusus
a. Mengetahui karakteristik pasien resiko perilaku kekerasan di Wisma
Dwarawati RSJ Prof. Dr. Soerojo Magelang.
b. Mengetahui tanda gejala pada pasien resiko perilaku kekerasan sebelum
diberikan intervensi terapi psikoreligi di Wisma Dwarawati RSJ Prof. Dr.
Soerojo Magelang.
c. Mengetahui tanda gejala pada pasien resiko perilaku kekerasan setelah
diberikan intervensi terapi psikoreligi di Wisma Dwarawati RSJ Prof. Dr.
Soerojo Magelang.
d. Mengetahui kemampuan mengontrol marah sebelum dan sesudah
dilakukan tindakan mengontrol marah dengan spiritual: psikoreligius
5
pada pasien resiko perilaku kekerasan di Wisma Dwarawati RSJ Prof.
Dr. Soerojo Magelang.
C. Manfaat Penulisan
1. Bagi Praktek Keperawatan
Diharapkan terapi terapi psikoreligi dapat dijadikan SOP dalam
perawatan pada pada pasien resiko perilaku kekerasan.
2. Bagi Pendidikan Keperawatan
Hasil penelitian ini diharapkan dapat dipublikasikan secara luas
kepada pihak akademis, sehingga dapat dijadikan sumber referensi dalam
memberikan asuhan perawatan pada pasien resiko perilaku kekerasan.
DAFTAR PUSTAKA
Arifin. (2009). Pokok-Pokok Pikiran Bimbingan Penyuluhan Agama. Jakarta :
Bulan Bintang
Chaplin, J.P . (2011). Kamus Lengkap Psikologi. Jakarta : Rajagrafinda Persada
DEPKES RI. (2009). Keperawatan Jiwa Teori Dan Tindakan Keperawatan. Jakarta
: Depkes
Drajat, Zakiah. (2008). Kesehatan Mental. Jakarta : Gunung Agung
Gershon, E.S. (2013). Genetic Approaches to Mental Disorder. Washington:
American Psychiatric Press
Hawari, Dadang. (2011). Pendekatan Psikoreligi pada Trauma Bencana. Jakarta :
FK UI
Hawari, Dadang. (2009). Pedekatan Holistik Pada Gangguan Jiawa Skizofrenia.
Jakarta. FK UI
Hidayat, A. Aziz. (2014). Konsep Dasar Keperawatan Edisi 2. Jakarta : Salemba
Medika
Jauhari, Januardi. (2014). Pengaruh Terapi Psikoreligius : Doa Dan Dzikir
Terhadap Penurunan Tingkat Depresi Pada Penderita Gagal Ginjal Kronik
Yang Menjalani Hemodialisa Di Ruang Hemodialisa Rumah Sakit Kota
Semarang 2014. Skripsi. Stikes Ngudi Waluyo Ungaran
Keliat, B.A and Akemat. (2009). Model Praktik Keperawatan Profesional Jiwa.
Jakarta : EGC
Marini. (2008). Faktor-Faktor Yang Berpengaruh Terhadap Kejadian Depresi
Pada Usia Lanjut Di Poli Geriatri RSU Ciptomangunkusumoa Tahun 2006-
2008. Tesis. Depok. Universitas Indonesia
Najati, M.U. (2008). Psikologi Qur’ani dalam Prespektif Al-Qur’an. Surakarta:
Aulia Press Solo
Padmasari, Sri. (2014). Keperawatan Spiritualitas Pada Pasien Skizofrenia.
Skripsi. Program Studi Ilmu Keperawatan Fakultas Kedokteran Universitas
Diponegoro
Stuart dan Laraia. (2005). Prinsip dan Praktek Keperawatan Psikiatri Edisi 8. St
Louis: Mosby Book INCkesehatan
Stuart dan Sundeen.(2010). Buku Saku Keperawatan Jiwa. Jakarta : EGC
Sulistyowati, D.A, E. Prihantini. (2015). Pengaruh Terapi Psikoreligi Terhadap
Penurunan Perilaku Kekerasan Pada Pasien Skizofrenia Di Rumah Sakit
Jiwa Daerah Surakarta. Kementrian Kesehatan Politeknik Kesehatan
Surakarta Jurusan Keperawatan: Jurnal Terpadu Ilmu Kesehatan
Syukur, M. Arifin. (2011). Zikir Menyembuhkan Kankerku. Jakarta : Hikmah (PT.
Mizan Publika).
Towsend, M.C. (2011). Buku Saku Diagnosis Keperawatan Psikiatri Edisi Lima.
Jakarta : EGC
Wahid & Nurul. (2008). Konsep Diri. Jakarta : EGC
Yosep, Iyus. (2010). Keperawatan Jiwa. Bandung : Refika Aditama
Yusuf, Syamsu. (2006). Psikologi Perkembangan Anak Dan Remaja. Bandung : PT
Remaja Raskadarkarya Offset
Zainul, Z. (2007). Kekuatan Metode Lafidzi. Jakarta : Qultum Media
EVALUASI TANDA DAN GEJALA, dan KEMAMPUAN KLIEN DIAGNOSA KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN
Nama pasien : Klien 1
NO Aspek Penilaian Tanggal Evaluasi
I Tanda Gejala 3/4 4/4 5/4 6/4 7/4
Kognitif
1. Tidak mampu mengontrol PK √ √ √ √ √
2. Punya pikiran negatif dalam menghadapi stresor - - - - -
3. Mendominasi pembicaraan - - - - -
5. Bawel - - - - -
6. Sarkasme - - - - -
7. Meremehkan keputusan √ - - - -
8. Flight of idea - - - - -
9. Perubahan isi pikir - - - - -
10. Ingin memukul orang lain √ - - - -
Afektif
11. Afek labil √ √ √ √ √
12. Marah √ √ - - -
13. Kecewa/ kesal - - - - -
14. Curiga √ √ - - -
15. Mudah tersinggung - - - - -
16. Frustasi - - - - -
17. Merasa tidak aman dan nyaman √ √ √ √ -
18. Merasa jengkel √ √ √ - -
19. Dendam √ √ - - -
20. Ingin memukul orang lain - - - - -
Fisiologis
21. Muka merah - - - - -
22. Pandangan tajam √ √ √ √ √
23. Mengatup rahang dengan kuat - - - - -
24. Mengepalkan tangan - - - - -
25. Tekanan darah meningkat - - - - -
26. Denyut nadi meningkat - - - - -
27. Pupil dilatasi - - - - -
28. Tonus otot meningkat - - - - -
29. Mual - - - - -
30. Frekuensi BAB meningkat - - - - -
31. Kadang konstipasi - - - - -
32. Kewaspadaan meningkat - - - - -
33. Wajah tegang √ √ √ √ √
Perilaku
34. Mondar-mandir √ √ √ - -
35. Melempar/memukul benda/ orang lain - - - - -
36. Merusak barang - - - - -
37. Sikap bermusuhan √ √ √ √ -
38. Agresif/ pasif - - - - -
39. Sinis/ curiga √ √ √ √ -
40. Perilaku verbal ingin memukul - - - - -
41. Memberontak - - - - -
42. Nada suara keras
Sosial
43. Bicara kasar - - - - -
44. Suara tinggi, menjerit, berteriak - - - - -
45. Mengancam secara verbal atau fisik √ √ √ - -
46. Pengasingan - - - - -
47. Penolakan √ √ √ - -
48. Ejekan - - - - -
49. Mentertawakan - - - - -
50. Menarik diri √ √ √ √ √
Total Jumlah Tanda dan Gejala 17 15 12 8 5
II Kemampuan Pasien
1. Melaksanakan ibadah shalat tepat waktu - - - √ √
2. Melaksanakan dzikir setelah beribadah shalat - - - - -
3. Mengontrol marah secara spritual : berdoa, istighfar - - √ √ √
Total Jumlah Kemampuan Klien 0 0 1 2 2
EVALUASI TANDA DAN GEJALA, dan KEMAMPUAN KLIEN DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN
Nama pasien : Klien 2
NO Aspek Penilaian Tanggal Evaluasi
I Tanda Gejala 3/4 4/4 5/4 6/4 7/4
Kognitif
1. Tidak mampu mengontrol PK √ √ - - -
2. Punya pikiran negatif dalam menghadapi stresor - - - - -
3. Mendominasi pembicaraan √ √ √ √ -
5. Bawel √ √ - - -
6. Sarkasme - - - - -
7. Meremehkan keputusan - - - - -
8. Flight of idea - - - - -
9. Perubahan isi pikir - - - - -
10. Ingin memukul orang lain √ - - - -
Afektif
11. Afek labil √ √ √ √ √
12. Marah √ √ - - -
13. Kecewa/ kesal √ √ √ √ -
14. Curiga - - - - -
15. Mudah tersinggung - - - - -
16. Frustasi - - - - -
17. Merasa tidak aman dan nyaman - - - - -
18. Merasa jengkel √ √ √ √ -
19. Dendam √ - - - -
20. Ingin memukul orang lain - - - - -
Fisiologis
21. Muka merah √ √ - - -
22. Pandangan tajam √ √ √ √ √
23. Mengatup rahang dengan kuat - - - - -
24. Mengepalkan tangan - - - - -
25. Tekanan darah meningkat - - - - -
26. Denyut nadi meningkat - - - - -
27. Pupil dilatasi - - - - -
28. Tonus otot meningkat - - - - -
29. Mual - - - - -
30. Frekuensi BAB meningkat - - - - -
31. Kadang konstipasi - - - - -
32. Kewaspadaan meningkat - - - - -
33. Wajah tegang √ √ √ √ √
Perilaku
34. Mondar-mandir - - - - -
35. Melempar/memukul benda/ orang lain - - - - -
36. Merusak barang - - - - -
37. Sikap bermusuhan - - - - -
38. Agresif/ pasif - - - - -
39. Sinis/ curiga √ √ - - -
40. Perilaku verbal ingin memukul √ - - - -
41. Memberontak √ √ √ √ -
42. Nada suara keras
Sosial
43. Bicara kasar - - - - -
44. Suara tinggi, menjerit, berteriak √ √ - - -
45. Mengancam secara verbal atau fisik - - - - -
46. Pengasingan - - - - -
47. Penolakan - - - - -
48. Ejekan - - - - -
49. Mentertawakan - - - - -
50. Menarik diri - - - - -
Total Jumlah Tanda dan Gejala 16 12 7 7 3
II Kemampuan Pasien
1. Melaksanakan ibadah shalat tepat waktu - - - - √
2. Melaksanakan dzikir setelah beribadah shalat - - - √ √
3. Mampu mengontrol marah secara spritual : berdoa, istighfar - - √ √ √
Total Jumlah Kemampuan Klien 0 0 1 2 3
EVALUASI TANDA DAN GEJALA, dan KEMAMPUAN KLIEN DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN
Nama pasien : Klien 3
NO Aspek Penilaian Tanggal Evaluasi
I Tanda Gejala 3/4 4/4 5/4 6/4 7/4
Kognitif
1. Tidak mampu mengontrol PK - - - - -
2. Punya pikiran negatif dalam menghadapi stresor - - - - -
3. Mendominasi pembicaraan - - - - -
5. Bawel - - - - -
6. Sarkasme - - - - -
7. Meremehkan keputusan - - - - -
8. Flight of idea - - - - -
9. Perubahan isi pikir √ √ - - -
10. Ingin memukul orang lain √ - - - -
Afektif
11. Afek labil √ √ √ √ √
12. Marah - - - - -
13. Kecewa/ kesal - - - - -
14. Curiga √ √ - - -
15. Mudah tersinggung √ √ √ - -
16. Frustasi - - - - -
17. Merasa tidak aman dan nyaman - - - - -
18. Merasa jengkel √ √ √ - -
19. Dendam - - - - -
20. Ingin memukul orang lain - - - - -
Fisiologis
21. Muka merah - - - - -
22. Pandangan tajam √ √ √ √ √
23. Mengatup rahang dengan kuat - - - - -
24. Mengepalkan tangan - - - - -
25. Tekanan darah meningkat - - - - -
26. Denyut nadi meningkat - - - - -
27. Pupil dilatasi - - - - -
28. Tonus otot meningkat - - - - -
29. Mual - - - - -
30. Frekuensi BAB meningkat - - - - -
31. Kadang konstipasi - - - - -
32. Kewaspadaan meningkat - - - - -
33. Wajah tegang √ √ √ √ √
Perilaku
34. Mondar-mandir √ √ √ √ √
35. Melempar/memukul benda/ orang lain - - - - -
36. Merusak barang √ - - - -
37. Sikap bermusuhan √ √ - - -
38. Agresif/ pasif - - - - -
39. Sinis/ curiga - - - - -
40. Perilaku verbal ingin memukul - - - - -
41. Memberontak √ √ √ √ √
42. Nada suara keras
Sosial
43. Bicara kasar - - - - -
44. Suara tinggi, menjerit, berteriak √ - - - -
45. Mengancam secara verbal atau fisik - - - - -
46. Pengasingan - - - - -
47. Penolakan √ √ - - -
48. Ejekan - - - - -
49. Mentertawakan - - - - -
50. Menarik diri √ √ √ - -
Total Jumlah Tanda dan Gejala 15 12 8 5 5
II Kemampuan Pasien
1. Melaksanakan ibadah shalat tepat waktu - - - - √
2. Melaksanakan dzikir setelah beribadah shalat - - - - -
3. Mengontrol marah secara spritual : berdoa, istighfar - - √ √ √
Total Jumlah Kemampuan Klien 0 0 1 1 2
EVALUASI TANDA DAN GEJALA, dan KEMAMPUAN KLIEN DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN
Nama pasien : Klien 4
NO Aspek Penilaian Tanggal Evaluasi
I Tanda Gejala ¾ 4/4 5/4 6/4 7/4
Kognitif
1. Tidak mampu mengontrol PK - - - - -
2. Punya pikiran negatif dalam menghadapi stresor √ √ √ √ -
3. Mendominasi pembicaraan - - - - -
5. Bawel - - - - -
6. Sarkasme - - - - -
7. Meremehkan keputusan - - - - -
8. Flight of idea - - - - -
9. Perubahan isi pikir - - - - -
10. Ingin memukul orang lain √ - - - -
Afektif
11. Afek labil √ √ √ √ -
12. Marah - - - - -
13. Kecewa/ kesal √ √ √ - -
14. Curiga - - - - -
15. Mudah tersinggung √ √ √ √ √
16. Frustasi √ √ √ √ √
17. Merasa tidak aman dan nyaman - - - - -
18. Merasa jengkel √ √ √ - -
19. Dendam √ - - - -
20. Ingin memukul orang lain - - - - -
Fisiologis
21. Muka merah √ √ √ - -
22. Pandangan tajam √ √ √ √ √
23. Mengatup rahang dengan kuat - - - - -
24. Mengepalkan tangan - - - - -
25. Tekanan darah meningkat - - - - -
26. Denyut nadi meningkat - - - - -
27. Pupil dilatasi - - - - -
28. Tonus otot meningkat - - - - -
29. Mual - - - - -
30. Frekuensi BAB meningkat - - - - -
31. Kadang konstipasi - - - - -
32. Kewaspadaan meningkat - - - - -
33. Wajah tegang √ √ √ √ √
Perilaku
34. Mondar-mandir √ √ - - -
35. Melempar/memukul benda/ orang lain - - - - -
36. Merusak barang √ - - - -
37. Sikap bermusuhan √ √ - - -
38. Agresif/ pasif √ √ - - -
39. Sinis/ curiga - - - - -
40. Perilaku verbal ingin memukul - - - - -
41. Memberontak - - - - -
42. Nada suara keras √ √ √ - -
Sosial
43. Bicara kasar - - - - -
44. Suara tinggi, menjerit, berteriak √ √ - - -
45. Mengancam secara verbal atau fisik - - - - -
46. Pengasingan - - - - -
47. Penolakan - - - - -
48. Ejekan - - - - -
49. Mentertawakan - - - - -
50. Menarik diri √ √ √ - -
Total Jumlah Tanda dan Gejala 18 15 11 6 4
II Kemampuan Pasien
1. Melaksanakan ibadah shalat tepat waktu - - √ √ √
2. Melaksanakan dzikir setelah beribadah shalat - - - √ √
3. Mengontrol marah secara spritual : berdoa, istighfar - - √ √ √
Total Jumlah Kemampuan Klien 0 0 2 3 3
EVALUASI TANDA DAN GEJALA, dan KEMAMPUAN KLIEN DENGAN DIAGNOSA KEPERAWATAN RISIKO PERILAKU KEKERASAN
Nama pasien : Klien 5
NO Aspek Penilaian Tanggal Evaluasi
I Tanda Gejala 3/4 4/4 5/4 6/4 7/4
Kognitif
1. Tidak mampu mengontrol PK √ √ - - -
2. Punya pikiran negatif dalam menghadapi stresor √ √ √ - -
3. Mendominasi pembicaraan √ √ √ √ √
5. Bawel √ √ √ - -
6. Sarkasme - - - - -
7. Meremehkan keputusan - - - - -
8. Flight of idea - - - - -
9. Perubahan isi pikir - - - - -
10. Ingin memukul orang lain - - - - -
Afektif
11. Afek labil √ √ √ √ √
12. Marah √ √ √ - -
13. Kecewa/ kesal - - - - -
14. Curiga - - - - -
15. Mudah tersinggung √ √ - - -
16. Frustasi √ √ √ √ √
17. Merasa tidak aman dan nyaman √ √ - - -
18. Merasa jengkel √ √ √ - -
19. Dendam - - - - -
20. Ingin memukul orang lain - - - - -
Fisiologis
21. Muka merah - - - - -
22. Pandangan tajam √ √ - - -
23. Mengatup rahang dengan kuat - - - - -
24. Mengepalkan tangan - - - - -
25. Tekanan darah meningkat - - - - -
26. Denyut nadi meningkat - - - - -
27. Pupil dilatasi - - - - -
28. Tonus otot meningkat - - - - -
29. Mual - - - - -
30. Frekuensi BAB meningkat - - - - -
31. Kadang konstipasi - - - - -
32. Kewaspadaan meningkat - - - - -
33. Wajah tegang √ √ √ √ -
Perilaku
34. Mondar-mandir - - - - -
35. Melempar/memukul benda/ orang lain √ √ - - -
36. Merusak barang - - - - -
37. Sikap bermusuhan √ √ √ - -
38. Agresif/ pasif - - - - -
39. Sinis/ curiga - - - - -
40. Perilaku verbal ingin memukul - - - - -
41. Memberontak - - - - -
42. Nada suara keras √ √ √ - -
Sosial
43. Bicara kasar √ √ √ - -
44. Suara tinggi, menjerit, berteriak √ √ - - -
45. Mengancam secara verbal atau fisik √ - - - -
46. Pengasingan - - - - -
47. Penolakan - - - - -
48. Ejekan - - - - -
49. Mentertawakan - - - - -
50. Menarik diri - - - - -
Total Jumlah Tanda dan Gejala 17 16 11 4 3
II Kemampuan Pasien
1. Melaksanakan ibadah shalat tepat waktu - - √ √ √
2. Melaksanakan dzikir setelah beribadah shalat - - - √ √
3. Mengontrol marah secara spritual : berdoa, istighfar - - √ √ √
Total Jumlah Kemampuan Klien 0 0 2 3 3
Standar Operasional Prosedur : Shalat
Topik Penerapan terapi psikoreligi berupa terapi spiritual shalat pada
pasien
Pengertian Menurut bahasa shalat adalah do’a, rahmat, tasbih, bacaan.
Sedangkan menurut istilah syariat shalat adalah beberapa ucapan, dan
beberapa perbuatan yang dimulai dengan takbir dan diakhiri dengan
salam dengan maksud beribadah kepada Allah menurut syarat-syarat
yang telah ditentukan.
Tujuan Sebagai acuan langkah-langkah dalam membimbing ibadah shalat
pasien.
Prosedur
Pelaksanaan
Sholat
Bantu pasien untuk menutup aurat, hadapkan pasien ke arah kiblat,
dampingi pasien selama melakukan shalat, dan bimbing pasien untuk
melaksanakan shalat dengan cara :1. Niat dalam hati 2. Mengangkat
kedua tangan sambil takbiratul ihram 3. Menyimpan kedua tangan
diatas perut4. Membaca doa iftitah 5. Membaca al-fatihah 6.
Membaca surat atau ayat al-quran 7. Melakukan rukuk sesuai dengan
kemampuan pasien 8. Bangkit dari rukuk dan membaca doa 9)
membaca takbir lalu sujud 10). Membaca takbir untuk bangkit dari
sujud dan duduk diantara dua sujud sambil baca doa 11).membaca
takbir lalu sujud sambil membaca doa 12). Bangkit dari sujud lalu
tasyahud akhir 13). Salam
Penutup Diakhiri dengan membimbing do’a dan dzikir bersama, kemudian
merapikan dan membereskan tempat dan alat shalat pasien.
Standar Operasional Prosedur Psikoreligi : Dzikir
Topik Penerapan terapi psikoreligi berupa terapi spiritual dzikir dan
pada pasien
Pengertian Terapi yang menggunakan media dzikir mengingat Allah yang
bertujuan untuk memfokuskan pikiran. Dengan bacaan do’a
dan dzikir orang akan menyerahkan segala permasalahan
kepada Allah, sehingga beban stress yang dihimpitnya
mengalami penurunan. (Fanada, 2012 dikutip Indri W, 2014)
Tujuan 1. Dzikir dapat mengusir, menundukkan dan membakar
setan, karena dzikir bagaikan benteng yang sangat kokoh
yang mampu melindungi seorang hamba dari serangan
musuh-musuhnya.
2. Dzikir dapat menghilangkan kesedihan, kegundahan, dan
depresi, dan dapat mendatangkan ketenangan,
kebahagiaan dan kelapangan hidup. Karena dzikir
mengandung psikoterapeutik yang mengandung kekuatan
spiritual atau kerohanian yang dapat membangkitkan rasa
percaya diri dan rasa optimisme yang kuat dalam diri
orang yang berdzikir.
3. Dzikir dapat menghidupkan hati
4. Dzikir dapat menghapus dosa dan menyelamatkannya dari
adzab Allah, karena dengan berdzikir dosa akan menjadi
suatu kebaikan yang besar, sedang kebaikan dapat
menghapus dan menghilangkan dosa.
Waktu Setelah melaksanakan kegiatan shalat 5 waktu
Prosedur
Penatalaksanaan
Terapi Spiritual
Dzikir
A. Persiapan Alat dan Lingkungan
1. Persiapan perlengkapan ibadah (seperti tasbih, sajadah,
dsb)
Lingkungan yang hening sehingga dapat berkonsentrasi secara
penuh
B. Langkah-langkah
Langkah-langkah respon rileksasi menurut Dr.dr Samsuridjal
Djauzi, SpPD., KAI (2008) antara lain :
1. Pilihlah kalimat spiritual yang akan digunakan
2. Duduklah dengan santai
3. Tutup mata
4. Kendurkan otot-otot
5. Bernapaslah sacara alami dan mulai mengucapkan
kalimat spiritual yang dibaca secara berulang-ulang
6. Bila ada pikiran yang mengganggu, kembalilah fokuskan
pikiran
7. Lakukan selama 10 menit
8. Jika sudah selesai, jangan langsung berdiri duduklah dulu
dan beristirahat, buka pikiran kembali, barulah berdiri
dan melakukan kegiatan kembali.
C. Kriteria Evaluasi
1. Mengkaji proses dan hasil dari terapi spiritual
menggunakan catatan aktivitas terapi yang telah
dilakukan.
2. Menganalisis sesi yang telah dilakukan untuk melihat
kefektifan terapi.
2. Menganalisis hasil dan catatan terapi sehingga perawat
dapat mengetahui progres teknik yang dilakukan klien
dalam mengembangkan sesi.
3.