95
Pengantar Fisiologi Latihan Posted on 15 March 2010. Tags: Exercise sciensi , Fisiologi Latihan , Fungsi Sel dan Jaringan , Homeostasis , Mekanisme kontrol fisiologis , pembuluh darah , Physical fitness , Prinsip Fisiologi latihan , Prinsip Homeostasis , Sistem tubuh dan kontribusi , Sport medicin physiology exercise Fisiologi Latihan atau physiology exercise bagian atau cabang fisiologi yang mempelajari tentang fungsi tubuh selama berlatih (melakukan aktifitas fisik).

Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Pengantar Fisiologi Latihan

Posted on 15 March 2010. Tags: Exercise sciensi, Fisiologi

Latihan, Fungsi Sel dan Jaringan, Homeostasis, Mekanisme kontrol

fisiologis, pembuluh darah, Physical fitness, Prinsip Fisiologi

latihan, Prinsip Homeostasis, Sistem tubuh dan kontribusi, Sport

medicin

physiology exercise

Fisiologi Latihan atau physiology exercise bagian atau cabang

fisiologi yang mempelajari tentang fungsi tubuh selama berlatih

(melakukan aktifitas fisik).

Exercise sciensi adalah ilmu yang mendekskripsikan dan

menerangkan fenomena alam yang berhubungan dengan

kerja/aktifitas fisik dan olahraga. Exercise sciensi meliputi ilmu

spesialis dalam fisiologi olahraga, biomekanik olahraga, psikologi

olahraga, sosiologi olahraga, biokimia olahraga, dsb.

Page 2: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Sport medicin adalah salah satu disiplin ilmu kedoteran yang

secara teoritis dan praktis , mempelajari meneliti, menganalisa

pengaruh olahraga terhadap manusia sehat maupun sakit.

Physical fitness adalah kesanggupan dan kemampuan tubuh

melakukan penyesuaian terhadap pembebanan fisik yang

diberikan kepadanya tanpa menimbulkan kelelahan yang

berlebihan.

Inti dari Fisiologi Latihan

Apa yang terjadi pada saat berlatih dan apa yang terjadi

setelah berlatih

Olahraga memberikan stress terhadap mekanisme

homeostatis dalam tubuh melalui respon faal.

Respon tubuh bereaksi terhadap perubahan kebutuhan dan

tetap berusaha mempertahankan kestabilan lingkungan

internal agar dapat bekerja secara optimal

Sifat respon, adaptif dan akut.

Prinsip Fisiologi latihan

Manusia makhluk hidup dinamis

Dinamis eksternal dan internal

internal : aktifitas sel

eksternal : manipulasi lingkungan

Fungsi Sel dan Jaringan

Page 3: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Memperoleh makanan dan O2 dari lingkungan yang

mengelilinginya

Menjalankan berbagai reaksi kimia yang menggunakan zat

gizi dan O2 untuk menghasilkan energi bagi sel

Mengeluarkan CO2 dan Zat-zat sisa  selama reaksi kimia

Mensistesis protein dan komponen lain yang diperlukan

untuk pertumbuhan dan menjalankan fungsi tertentu sel

Menjadi sensitif dan responsif terhadap perubahan yang

terjadi di lingkungan sekitarnya.

Memindahkan Zat-zat dari salah satu bagian sel ke bagian

lain ketika menjalankan aktifitas sel

Bereproduksi

Ibarat kota metropolitan, memiliki  generator dan pabrik

bahan bakar, sistem transportasi,  jaringan komunikasi yang

rumit, sistem penghancur dan pembuangan sampah, pabrik

penghasil aneka produk, sistem impor ekspor, sistem

pertahanan dan keamanan, sistem pemerintahan yang

bersifat diktator, kemampuan menghancurkan tubuhnya

sendiri.

Segala kegiatan kita sehari-hari terjadi pada tingkat sel;

memegang kertas, kerja dari sel-sel otot tangan, membaca,

sel-sel batang dan kerucut mata yang menerima bayangan

huruf  yang dikirim ke otak untuk diterjemahkan.

Prinsip Homeostasis

Page 4: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Homeostasis,berasal dari kata Homeo berarti “sama” dan Stasis

berarti “berdiam atau menetap”.

Homeostasis adalah pengaturan kondisi-kondisi statis atau

konstan di lingkungan dalam tubuh. Tubuh menghadapi

perubahan kebutuhan sementara ia harus mempertahankan

kestabilan lingkungan internal yang dibutuhkan oleh setiap sel

dan organ agar mereka  dapat berfungsi karena kerja  sistem

tubuh yang sangat  teratur dan terkoordinasi. Homeostasis bukan

berarti menetap namun bersifat “stabil dinamis”.

Sistem tubuh dan kontribusi penting untuk homeostasis

Sistem sirkulasi : transportasi berbagai zat

Sistem pencernaan :Sistem pencernaan: menguraikan

makanan dan mengeluarkan zat sisa.

Sistem respirasi : mengambil O2 dan mengeluarkan CO2

Sistem kemih : mengeluarkan kelebihan garam, air dan

elektrolit dari plasma

Sistem rangka : menunjang, proteksi jaringan lunak,

menyimpan Ca dll.

Sistem otot : menggerakkan tulang dan mendekati

makanan, menjauhi bahaya, mengatur suhu

Page 5: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Sistem integumen :  sawar protektif bagian luar yang

mencegah  cairan internal keluar dan mikroorganisme asing

masuk ke dalam tubuh serta mengatur suhu  dengan

mengatur produksi keringat dan mengatur aliran darah ke

kulit.

Sistem imun : mempertahankan tubuh dari serangan benda

asing dan sel-sel tubuh yang telah menjadi kanker,

perbaikan dan penggantian sel yang tua atau cidera.

Sistem saraf : Sistem pengontrol utama tubuh  yang

memerlukan respon cepat

Sistem endokrin : Sistem kontrol utama yang lebih

mementingkan daya tahan otot

Sistem reproduksi : tidak esensial untuk homeostasis

sehingga  tidak penting untuk kelangsungan hidup suatu

spesies

Homeostasis penting bagi kelangsungan hidup sel, tiap sel

melalui aktifitas khususnya masing-masing turut berperan dan

memberi kontribusi bagi homeostasis sebagai bagian dari sistem

yang terorganisasi untuk memelihara lingkungan internal yang

digunakan bersama oleh semua sel, sehingga butuh kontrol

fisiologis.

Mekanisme kontrol fisiologis

Untuk mempertahankan homeostasis tubuh mendeteksi

penyimpangan-penyimpangan melalui sistem kontrol :

Page 6: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Kontrol intrinsik : terdapat dalam organ yang bersangkutan

(contoh ; otot bekerja menggunakan O2 dan mengeluarkan

CO2 untuk menghasilkan energi. Konsentrasi O2 menurun

dan CO2 meningkat, melalui otot polos di dinding  pembuluh

darah yang mengaliri otot tersebut menghasilkan perubahan

kimiawi sehingga otot  polos melemas dan pembuluh

terbuka lebar  untuk mengakomodasi  peningkatan aliran

darah ke otot).

Kontrol ekstrinsik : mekanisme pengaturan yang dicetuskan 

di luar organ (sistem saraf dan endokrin), memungkinkan

pengaturan berbagai organ sekaligus untuk mencapai tujuan

bersama.

Mekanisme kontrol fisiologis ini penting untuk

mempertahankan keadaan stabil dinamis lingkungan

internal keseluruhan –> Contoh; jika terjedi penurunan

tekanan darah, maka sistem saraf secara serentak bekerja

pada jantung dan pembuluh darah diseluruh tubuh untuk

meningkatkan tekanan darah.

Mekanisme kontrol homeostatis terutama bekerja

berdasarkan prinsip umpan balik negatif dan sebagian kecil

umpan balik positif.

Page 7: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

MEKANISME UMPAN BALIK NEGATIF YANG MENDASARI

HOMEOSTASIS

Organisme unisel tidak dapat bertahan hidup dalam lingkungan

yang berubah-ubahkarena memiliki sedikit atau hampir tidak

memiliki mekanisme perlindungan terhadaplingkungannya.

Namun organisme multisel yang kompleks, seperti manusia,

dapat hidup dilingkungan yang berubah-ubah karena mempunyai

kemampuan mempertahankan keadaanlingkungan dalamnya

(milieu interieur). Hal ini akan melindungi sel-sel yang letaknya di

dalamtubuh dari perubahan lingkungan luar (milieu exterieur)

sehingga menjamin kelangsungan hidupsel-sel tubuh.Pentingnya

lingkungan dalam yang stabil telah dikemukakan oleh Claude

Bernard,seorang ahli ilmu faal Perancis pada tahun 1859. Dengan

mempertahankan lingkungan dalamyang relatif stabil, organisme

multisel yang kompleks dapat hidup bebas di lingkungan luar

yangsangat bervariasi. Ahli ilmu faal Amerika Serikat Walter

Cannon menyebutkan upayamempertahankan keadaan

lingkungan dalam yang stabil ini sebagai homeostasis, yang

berasaldari kata Yunani homeo (sama) dan stasis

(mempertahankan keadaan).Cannon mengajukan 4 postulat yang

mendasari homeostasis, yaitu:1. Peran sistem saraf dalam

mempertahankan kesesuaian lingkungan dalam

dengankehidupan.2. Adanya kegiatan pengendalian yang bersifat

tonik.3. Adanya pengendalian yang bersifat antagonistik.4. Suatu

sinyal kimia dapat mempunyai pengaruh yang berbeda di

jaringan tubuhyang berbeda.Selain itu Cannon mengajukan

Page 8: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

beberapa parameter yang diatur secara homeostatik, yaitufaktor-

faktor lingkungan yang mempengaruhi sel dan yang dibutuhkan

sel, serta adanya sekresiinternal. Hal-hal yang diajukan oleh

Cannon ini sekarang telah terbukti ada dalam tubuh.Dalam

menyelenggarakan homeostasis ini tubuh harus senantiasa

memantau adanya perubahan-perubahan nilai berbagai

parameter, lalu mengkoordinasikan respons yang sesuai

sehingga perubahan yang terjadi dapat diredam. Untuk itu sel- sel

tubuh harus mampu berkomunikasi satu dengan lainnya.

Komunikasi antar sel ini merupakan media yang

menopang pengendalian fungsi sel atau organ

tubuh.Pengendalian yang paling sederhana terjadi secara lokal

(intrinsik), yaitu yang dilakukandengan komunikasi antar sel yang

berdekatan. Pengendalian jarak jauh (ekstrinsik) lebihkompleks

dan dimungkinkan melalui refleks yang dapat melibatkan sistem

saraf (lengkungrefleks) maupun sistem endokrin (pengaturan

umpan balik)Pengaturan umpan balik negatif (negative feedback)

merupakan pengaturan pentingdalam homeostasis. Dalam

pengaturan umpan balik negatif ini (sistem pengendali

senantiasamembandingkan parameter yang dikendalikan

(misalnya suhu tubuh, atau tekanan darah) dengannilai setpoint

(misalnya kisaran nilai normalnya). Perubahan-perubahan

parameter yangdikendalikan akan mencetuskan respons yang

melawan perubahan sehingga mengembalikan parameter

tersebut pada nilai setpoint. Selain itu, ada juga pengaturan

umpan balik yang positif (positive feedback). Pengaturan ini tidak

Page 9: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

bersifat homeostatic karena akan memperbesar respons,sampai

ada faktor luar yang menghentikan lingkaran setan

ini.Homeostasis dipertahankan oleh berbagai proses pengaturan

yang melibatkan semuasistem organ tubuh melalui pengaturan

keimbangan yang sangat halus namun bersifat dinamis(dynamic

steady state). Setpoint misalnya, tidak selalu sama, dan dapat

berubah bergantung darikebutuhan saat itu. Irama biologi, seperti

irama sirkadian misalnya, merupakan contoh dari perubahan

setpoint ini. Pengaturan juga tidak hanya melalui umpan balik,

tetapi dapat bersifat kedepan (feedforward control) yang

memungkinkan tubuh mengantisipasi perubahan yang

akandatang. Bahkan besar respons juga dapat dimodulasi melalui

up-regulation atau down-regulation jumlah dan/atau kinerja

reseptor sel.Homeostasis ini pada dasarnya adalah untuk

menstabilkan cairan di sekitar sel-selorganisme multisel yaitu

cairan ekstrasel (CES), yang merupakan interface antara sel

danllingkungan luar. Sel-sel tubuh selain harus selalu basah,

harus pula mengandung zat-zat terlarut

 

tertentu (solut) dalam kadar yang tertentu pula demi

kelangsungan proses-proses dalam sel. Olehkarena itu parameter

CES yang harus dipertahankan melalui homeostasis adalah:1.

kadar nutrien2. kadar O2 dan CO23.kadar sisa

metabolisme4.Ph5.kadar air, garam, dan elektrolit

lainnya6.suhuVolume dan tekananHampir semua penyakit

merupakan kegagalan tubuh mempertahankan

Page 10: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

homeostasis.Keberadaan seseorang di lingkungan sangat dingin

tanpa pakaian dan perlindungan dapat berakibat fatal jika

tubuhnya gagal mempertahankan suhu sehingga suhu inti tubuh

turun. Halini disebabkan oleh terganggunya proses-proses

(ensimatik) selyang sangat bergantung kepadasuhu tertentu.

Contoh lain adalah, kehilangan darah dalam jumlah yang kecil

mungkin tidak fatalkarena tubuh masih mampu mengkompensasi

kehilangan tersebut dengan cara meningkatkantekanan darah,

mereabsorpsi cairan di ginjal dan lain sebagainya. Tetapi bila

kehilangan darahterjadi dalam jumlah yang besar, upaya

kompensasi tubuh mungkin tidak memadai sehingga berakibat

fatal. Tanggung jawab dokter dan paramedis adalah untuk

membantu mempertahankanhomeostasis. Tanggung jawab ini

jelas terlihat di unit perawatan intensif untuk pasien-pasienyang

gawat. Berbagai indikator homeostasis akan dipantau di unit

intensif ini, seperti frekuensidenyut jantung, tekanan darah,

frekuensi pernapasan, suhu tubuh, kimia darah, dan masuk-

keluarnya cairan tubuh. Tujuan unit ini adalah untuk mengambil

alih fungsi homeostasis yangtidak dapat dilaksanakan oleh pasien

yang sedang sakit parah sehingga tidak mampu

melakukan proses homeostasis sendiri.Sumber: Minarma

Siagian.2004.Departemen Ilmu Faal FK UI.

PENDAHULUAN

Batasan

Page 11: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Fisiologi tubuh manusia (yang lebih lanjut dalam kuliah ini

disebut fisiologi saja) adalah ilmu tentang fungsi mekanis, fisis

dan biokimiawi tubuh manusia beserta organ-organ dan sel-

selnya di kala sehat (Wikipedia, 2007)

Fisiologi adalah bidang ilmu yang mengungkap tentang

bagaimana organisme berfungsi dan mempertahankan hidup di

tengah lingkungannya yang selalu berubah (Ritchison, 2007)

Fisiologi tidak dapat dipisahkan dari anatomi dan biokimia tubuh.

Secara sederhana dapat pula dikatakan, fisiologi adalah dinamika

dari anatomi dan biokimiawi tubuh manusia. Anatomi membahas

struktur fisik tubuh. Biokimia membahas struktur kimia tubuh.

Fisiologi membahas fungsi atau dinamika dari fisik maupun

kimia tubuh.

Ilmu-ilmu dasar seperti biologi, kimia, matematika, fisika dan

mekanika tentu diperlukan untuk kemudahan mempelajari

fisiologi.

INTEGRASI, KOMUNIKASI dan HOMEOSTASIS

Tiga mekanisme penting harus dipahami bila mempelajari

fisiologi, yakni integrasi, komunikasi dan homesostasis

Tubuh manusia tersusun atas berbagai sistem, tetapi terintegrasi

secara fungsional dalam satu komando oleh Sistem Saraf Pusat

(SSP). Perubahan pada salah satu sistem akan dimonitor dan

direspons oleh SSP, yang kemudian respons yang diberikan oleh

Page 12: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

SSP itu dapat pula dirasakan/diterima oleh sistem-sistem tubuh

yang lain.

Peristiwa integrasi itu melalui suatu komunikasi. Jadi dalam

fisiologi selalu terjadi komunikasi. Komunikasi langsung secara

timbal balik antara sistem dengan SSP (integratornya), maupun

komunikasi secara langsung melalui SSP antara satu sistem

dengansistem-sistem yang lain.

Komunikasi suatu sistem dengan integratornya serta dengan

sistem-sistem tubuh yang lain itu, dalam upaya untuk

menciptakan keadaan tubuh yang selalu seimbang, yang selalu

stabil, atau homeostase.

Itulah prinsip dasar fisiologi. Koimunikasi antar sistem yang

terintegrasi, dalam upaya menjaga stabilitas atau keseimbangan

tubuh atau homeostase (homeostasis = proses menuju

homeostase).

APA ITU SISTEM, ORGAN, JARINGAN DAN SEL ?

Sistem dalam pengertian fisologi adalah serangkaian organ yang

memiliki satu kesatuan fungsi. Misal organ-organ lidah, gigi,

kerongkongan, usus, hati, pankreas, dsb yang berhimpun dalam

satu sistem digesti atau sistem pencernaan.

Organ adalah sekumpulan jaringan berbeda, tetapi memiliki satu

bentuk dan fungsi tertentu. Misal gabungan antara bagian-bagian

dari jaringan epitel, otot polos, penunjang, saraf dan pembuluh

Page 13: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

darah yang membentuk bangunan kantung berbentuk biji kacang

yang disebut lambung, dan berfungsi khusus untuk pencernaan

01

Jaringan adalah sekumpulan sel-sel yang memiliki bentuk dan

fungsi sama. Misal jaringan epitel, jaringan otot polos, jaringan

otot skelet, jaringan tulang, jaringan saraf, dll.

Sel adalah unit terkecil dari suatu sistem tubuh.

Dalam batasan yang lebih umum, sel juga diartikan sebagai satu

kesatuan terkecil dari suatu bentuk kehidupan, yang telah

dilengkapi dengan segala perangkat yang dapat mencerminkan

fungsi-fungsi dari kehidupan yang lebih tinggi.

APA SAJA SISTEM PADA TUBUH MANUSIA

Sistem pada tubuh manusia meliputi

01. Sistem integumen (kulit dan derivat-derivat atau turunannya)

02. Sistem seketal (kerangka tubuh)

03. Sistem penunjang (jaringan ikat termasuk lemak tubuh)

04. Sistem otot (otot skelet dan otot polos)

05. Sistem saraf (SSP dan Sistem Saraf Tepi atau SST)

06. Sistem kardio-vaskuler (jantung & pembuluh darah)

Page 14: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

07. Sistem darah (sel-sel dan plasma darah)

08. Sistem limfatik (limpa, nodi limfatisi, vasa limfatika, limfosit,

tonsil)

09. Sistem respirasi (dari hidung sampai paru-paru)

10. Sistem digesti (saluran dan kelenjar-kelenjar pencernaannya)

11. Sistem ekskresi (ginjal &saluran-salurannya, kelenjar-kelenjar

ekskresi)

12. Sistem hormon

13. Sistem reproduksi (maskulin dan feminin)

14. Sistem sensor/reseptor dan efektor

15. Sistem selubung badan (menings, pleura, perikardium,

peritoneum,

selubungsendi)

16. Sistem rongga badan (kavum subdurale, kavitas pleuralis,

kavitas

perikardii, kavitas peritonii, kavitas sinoviale)

Catatan 1

Page 15: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Dalam pembahasan yang menyangkut tubuh manusia, fisiologi

lebih lazim membahas sistem dalam pengertian fungsi dari pada

struktur morfologis (anatomis) organ, jaringan atau sel-selnya.

Penggambaran morfologis organ, jaringan atau sel bukanlah

bagian yang penting dalam fisiologi (karena sudah menjadi

wilayah bidang anatomi tubuh). Oleh sebab itu, dapat dimengerti

apabila dalam bidang fisiologi penggambaran (ilustrasi) sistem,

organ, jaringan dan sel lebih bersifat sketsa-sketsa sederhana.

Yang penting, bagaimana cara penggambaran integrasi dan

komunikasi antar sistem itu dapat mudah dipahami.

Tentu saja tidak salah, apabila sesekali ditampilkan pula gambar-

gambar morfologi-anatomis yang lebih riil (natural) dari organ,

jaringan atau sel, sekedar memberikan review yang lebih jelas

terhadap anatominya, agar materi fisiologinyapun menjadi lebih

jelas.

02

Catatan 2

Dalam pembelajaran fisiologi kali ini, ada 3 kompetensi utama

yang ingin ditekankan, yakni:

1. Kompetensi tujuan pendidikan. Materi ajar (kuliah dan

praktikum) lebih ditujukan untuk kepentingan penguasaan

keilmuannya sesuai kelulusan yang akan diraihnya.

Page 16: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

2. Kompetensi klinis praktis. Materi ajar lebih ditekankan

untuk menunjang penguasaan keilmuan siswa sesuai profesi

yang akan digelutinya

3. Kompetensi penguasaan sikap dan ketrampilan. Teori

tetap perlu, tetapi tidak harus yang terlalu sarat dan sukar

dimengerti. Yang lebih penting adalah ketercapaian sikap

dan ketrampilan terhadap ilmu yang telah dikuasainya, yang

selaras dengan profesi yang akan digelutinya di masa

mendatang.

Konsekuensi dari prinsip pembelajaran ini adalah:

Banyak tugas yang harus dikerjakan secara pribadi dan

kelompok, untuk kemudian didiskusikannya di depan kelas.

Tugas-tugas menulis dan ketrampilan lain yang relevan

dengan materi ajar perlu diberikan. Selain itu, penguasaan

bahasa Inggeris dan komputer juga sangat ditekankan.

HOMEOSTASE dan HOMEOSTASIS

Homeostase dalam bidang biologi diartikan sebagai suatu

keadaan internal tubuh suatu organisme yang dalam keadaan

setimbang atau stabil.

Homeostasis dalam bidang biologi diartikan sebagai suatu

mekanisme di dalam tubuh suatu organisme yang senantiasa

mengupayakan keadaan setimbang atau stabil.

Page 17: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Istilah ini dikemukakan pertama kali oleh Walter Bradford Cannon

pada tahun 1932 dari istilah Yunani homoios yang berarti sama,

serupa atau menyerupai dan stasis yang berarti kedudukan atau

keadaan.

Sebagai contoh:

Dalam keadaan homeostase yang terjaga, suhu normal tubuh

manusia adalah 36,5º. Dalam cuaca yang panas, agar supaya

suhu tubuh tetap terjaga pada kondisi homeostase, terjadi reaksi

homeostasis berupa pembuangan panas tubuh melalui

berkeringat dan pelebaran pembuluh darah (vasodilatasi) pada

kulit sehingga wajah dan kulit memerah, rasa haus agar banyak

minum sehingga terjadi pendinginan badan di samping

mengganti kembali cairan yang banyak keluar, nafsu makan

berkurang agar tidak terjadi peningkatan metabolisme yang

menghasilkan panas, rasa lesu dan kantuk agar badan

beristirahat sehingga mengurangi metabolisme, dsb.

Mekanisme kontrol homeostasis

Prinsip mekanisme kontrol homeostasis dalam bidang fisiologi

ditentukan oleh 3 faktor penting, yakni: reseptor, pusat kontrol

dan efektor.

Page 18: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Reseptor adalah faktor yang menerima dan mengolah setiap

rangsang yang timbul dari setiap perubahan lingkungan sekitar,

untuk dijadikan stimulus dan dikirim (dilaporkan) ke pusat kontrol.

03

Pusat kontrol adalah faktor yang menerima stimulus dari reseptor

untuk diolah dan diinterpretasi dan dijadikan stimulus balik

sebagai reaksi-reaksi untuk menjawab (mengendalikan)

perubahan lingkungan yang dilaporkan reseptor.

Efektor adalah faktor penerima stimulus balik dari pusat kontrol,

yang mengolah stimulus tersebut menjadi suatu aktifitas gerak

untuk menjawab (mengendalikan) perubahan lingkungan sesuai

yang dikehendaki pusat kontrolnya.

Apakah ujud dari faktor-faktor mekanisme kontrol

homeostasis itu ?

Pada tingkat sistemik:

Pusat kontrolnya adalah SSP, reseptornya berupa organ-organ

reseptor seperti retina pada mata, organ penghidu pada hidung,

dsb, sedang efektornya berupa organ-organ efektor yang

terdapat pada jaringan otot-otot polos maupun otot-otot seran

lintang (otot skelet)

Page 19: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Pembawa komunikasinya adalah sistem saraf tepi; serabut-

serabut saraf aferent yang dari organ reseptor menuju SSP, dan

serabut-serabut saraf eferen yang dari SSP menuju organ efektor.

Bentuk sinyal-sinyal untuk komunikasi (lewat jaringan saraf)

disebut impuls, dan mediator penghubung sinyal-sinyal itu berupa

hormon atau neurotransmiter.

Pada tingkat seluler:

Pusat kontrolnya DNA pada inti sel (nukleus), reseptor dan

efektornya berupa rantai-rantai polipeptid yang spesifik pada

membran sel, mediator komunikasinya adalah RNA, dan sinyal-

sinyal komunikasinya dihasilkan oleh reaksi-reaksi biokimiawi

sesuai dengan stimulus perubahan lingkungan yang terjadi.

Apa itu reaksi negatif, reaksi positif dan

ketidakseimbangan homeostasis ?

Reaksi negatif homeostasis adalah reaksi yang bersifat

mengurangi terhadap tekanan kuat yang diterima pusat kontrol,

sedang reaksi positif homeostasis adalah reaksi yang bersifat

meningkatkan terhadap tekanan lemah yang dialami pusat

kontrol, akibat dari perubahan-perubahan lingkungan yang

dimonitor reseptor.

Contoh reaksi negatif adalah: bagaimana pusat kontrol

mempertahankan suhu badan terhadap tekanan suhu luar yang

terlalu panas, ataupun terlalu dingin (termoregulasi); bagaimana

Page 20: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

tetap menjaga kadar gula darah tidak naik (glukoregulasi), atau

bagaimana agar cairan tubuh tidak menjadi pekat akibat

dehidrasi (osmoregulasi).

Contoh reaksi positif adalah: pengeluaran oksitosin pada saat

partus untuk meningkatkan kontraksi uterus, pengeluaran

trombin untuk pembekuan darah pada saat terjadi perdarahan,

dsb

Ketidakseimbangan homeostasis terjadi bila faktor kontrol

homeostasis tidak lagi mampumenjaga homeostase kembali

setimbang seperti semula. Faktor-faktor penyakit, keracunan,

kurang gizi, kecapain dan usia lanjut bisa menjadi

penyebabnya.

Catatan

Macam faktor penjaga homeostasis serta mekanisme yang

dilakukannya baik pada tingkat sistemik maupun pada tingkat

seluler ini yang menjadi inti utama pembahasan kuliah fisiologi

kali ini.

04

Secara sistemik, perlu mempelajari garis besar struktur dan

fungsi sistem-sistem pada tubuh manusia terutama SSPnya,

kemudian juga bagaimana peran hormon dan neurotransmiter

sebagai mediator antaranya.

Page 21: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Secara seluler, perlu mempelajari garis besar struktur dan fungsi

sel dan bagian-bagiannya, kemudian bagaimana peran mediator

antara yang pada umumnya tersusun atas rantai polipeptida itu

dihasilkan, terbentuk, berfungsi dan berinteraksi satu sama lain

dalam menuju keadaan homeostase.

Keberhasilan menjaga homeostasis yang berarti sehat, atau

kegagalannya yang berarti sakit, memerlukan pula pemahaman

tentang masukan nutrien untuk metabolisme serta pembuangan

ekskretnya, di samping pengetahuan tentang bagaimana

mekanisme kerja faktor-faktor pengganggu homeostasis yang lain

(penyakit, usia lanjut, keracunan, dsb)

TINGKATAN ORGANISME

Ritchison (2007) membagi tingkatan organisme menjadi 5 level,

yakni

Level Kimiawi

Level Seluler

Level Jaringan

Level Organik dan

Level Sistemik

Level Kimiawi

Page 22: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Disebutkan bahwa organisme pada level ini meliputi semua

substansi kimiawi yang diperlukan untuk kehidupan (misal, Grup

Hem, bagian kecil dari molekul hemoglobin), yang secara

bersama membangun tingkat kehidupan yang lebih tinggi.

Level Seluler

Disebutkan bahwa sel adalah basis unit-unit struktural dan

fungsional dari tubuh manusia, dan ada beberapa tipe sel yang

berbeda, misal sel otot, sel saraf, sel darah, dan lain-lain.

Level Jaringan

Jaringan adalah kelompok sel dengan fungsi dan tipe yang sama.

Pada tubuh manusia dapat dijumpai kelompok-kelompok sel

dengan fungsi dan tipe tertentu yang membentuk jaringan epitel,

jaringan otot, jaringan saraf, dan jaringan ikat.

Level Organik

Organ terdiri dari 2 atau lebih jaringan yang membentuk suatu

fungsi tersendiri, misal jantung, hati, lambung, dan lain-lain

Level Sistemik

Suatu jalinan antar organ yang memiliki fungsi bersama

(persekutuan fungsi) tertentu. Pada tubuh manusia sistem-sistem

itu antara lain: sistem digesti, sistem saraf, sistem peredaran,

sistem respirasi, sistem urinasi dan sistem reproduksi.

Page 23: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

05

S E L

Setiap organisme tersusun dari salah satu diantara dua jenis sel

yang secara struktural berbeda, sel prokariotik dan sel eukariotik.

Hanya bakteri dan arkhea; alga hijau biru yang memiliki sel

prokariotik. Sedangkan protista, tumbuhan, jamur dan hewan

semuanya mempunyai sel eukariotik.

Kenapa dinamakan sel prokariotik dan eukariotik? Apa

perbedaannya?

Sel Prokariotik. Kata prokariota (prokaryote) berasal dari

bahasa Yunani, pro yang berarti sebelum dan karyon yang

artinya kernel atau juga disebut nukleus. Sel prokariotik tidak

memiliki nukleus. Materi genetiknya (DNA) terkonsentrasi pada

suatu daerah yang disebut nukleoid, tetapi tidak ada membran

yang memisahkan daerah nukleoid ini dengan bagian sel lainnya.

Sedangkan sel eukariotik, eu berarti sebenarnya dan karyon

berarti nukleus. Eukariotik mengandung pengertian memiliki

nukleus sesungguhnya yang dibungkus oleh selubung nukleus.

Tabel perbedaan antara sel prokariotik dan eukariotik

Struktur Prokariotik Eukariotik

Membran nukleus - +

Membran plastida - +

Page 24: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Nukleus - +

Nukleolus - +

Plastida (plasma

sel)

- +/-

Mitokondria - +

Badan golgi - +

Kromosom + (tunggal) + (ganda)

DNA + (telanjang) + (dengan

protein)

RNA + +

Histon - +

Pigmen + +

Pembelahan amitosis mitosis/meiosis

Contoh Hanya bakteri

dan arkhea; alga

hijau biru yang

memiliki sel

prokariotik

Protista,

tumbuhan, jamur

dan hewan

06

Sel Eukariotik

Sel Prokariotik

07

Page 25: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Bagian-bagian Sel

Sel tubuh manusia sebagaimana sel-sel pada hewan pada

umumnya tersusun atas:

1. Membran sel

2. Sitoplasma (plasma sel)

1. Mikrotubulus

2. Organela

i. Retikulum endoplasmikum

ii. Kompleks Golgi

iii. Lisosom

iv. Mitokondria

v. Ribosom

vi. Sentriol

vii. Flagela / silia

3. Inti sel (nukleus)

1. Membran nuklei

2. Nukleolus

3. Butir-butir kromatin

Membran Sel

Membran sel terbangun terutamadari protein, kemudian lipid dan

sedikit karbohidrat. Unsur utama lipidnya adalah senyawa

fosfolipid, yang molekul-molekulnya membentuk bangunan 2

lapis saling beroposisi, dengan di antaranya ditempati molekul-

molekul karbohidrat. Bangun 2 lapis beroposisi (terpolarisasi) dari

Page 26: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

molekul-molekul fosfolipid ini disebabkan karena sifatnya yang

hidrofilik (mudah bereaksi dengan air), sedang molekul

karbohidratnya bersifat hidrofobik (menolak atau tidak mudah

bereaksi dengan air)

Fungsi Membran Sel

Pembungkus/pelindung sitoplasma

Alat transport dari dan menuju dalam sel

Sebagai reseptor

Sebagai pengenal/identifikasi jenis sel

Fungsi organela

Endoplasmik retikulum

Penunjang mekanik, sintesa khususnya protein, alat transport

Kompleks Golgi

Sintesa khususnya fosfolipid, pengemas bahan yang akan

diangkut, penghasil lisosom

Lisosom

Fungsi utama adalah digesti, termasuk terhadap sel itu sendiri

bila sudah tua

Mitokondria

Page 27: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Fungsi utama adalah menghasilkan adenosin trifosfat (ATP)

Ribosom

Fungsi utama adalah menghasilkan protein

Sentriol

Fungsinya untuk pembelahan sel

Flagela/silia

Untuk pergerakan

metabolisme terdiri dari sejumlah reaksi yang dikatalisasi oleh

enzim maka pengaturan metabolisme lebih menyangkut

perubahan aktivitas enzim. Terdapat empat faktor yang

mempengaruhi jalannya metabolisme dalah tubuh adalah :

a. Ketersediaan substrat

b. Pemindahan produk

c. Ketersediaan kofaktor

d. Pengaturan umpan balik yang terkait dengan jumlah produk

dan aktivitas

enzim

Homeostasis terdiri dari homeostasis fisiologis dan psikologis.

1. Homeostasis Fisiologis

Page 28: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Homeostasis fisiologis dalam tubuh manusia dapat dikendalikan

oleh sistem

endokrin dan saraf otonom. Prosesnya terjadi melalui empat cara,

yaitu :

a. Pengaturan Dini

Sistem ini terjadi secara otomatis pad orang yang sehat.

Contohnya : proses

pengaturan fungsi organ tubuh

b. Kompensasi

Tubuh akan cenderung bereaksi terhadap ketidaknormalan yang

terjadi didalamnya. Misalnya apabila secara tiba – tiba lingkungan

menjadi dingin, mak pembuluh darah perifer akan mengalami

konstriksi dan merangsang pembuluh darah bagian dalam untuk

meningkatkan kegiatan (misalnya menggigil) yang dapat

menghasilkan panas sehingga suhu tubuh tetap stabil, pelebaran

pupil untuk meningkatkan persepsi visual pada saat terjadi

ancaman terhadap tubuh, dan peningkatan keringat untuk

mengontrol kenaikan suhu tubuh.

c. Umpan Balik Negatif

Proses ini merupakan penyimpangan dari keadaan normal. Dalam

keadaan abnormal, tubuh secara otomatis akan melakukan

mekanisme umpan balik untuk menyeimbangkan penyimpanan

yang terjadi.

Page 29: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

d. Umpan Balik untuk Mengkoreksi Ketidakseimbangan Fisiologis

Contoh, apabila seseorang mengalami hipoksia akan terjadi

proses peningkatan denyut jantung untuk membawa darah dan

oksigen yang cukup ke sel tubuh.

2. Homeostasis Psikologis

Berfokus pada keseimbangan emosional dan kesejahteraan

mental. Proses ini didapat dari pengalaman hidup dan interksi

dengan orang lain serta dipengaruhi oleh norma dan budaya

Page 30: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

masyarakat. Contohnya adalah mekanisme pertahanan (koping)

diri seperti menangis, tertawa, berteriak, memukul dan lain – lain.

Jadi proses homeostasis pada intinya adalah keseimbangan dalam

tubuh yang

dapat digambarkan sebagai berikut :

INPUT

OUTPUT

Homeostasis

Page 31: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

TUGAS

KEBUTUHAN DASAR MANUSIA

HOMEOSTASIS

DI

S

US

UN

OLEH :

AAM CITRIDA PRAMITA

NIM : 06.041

POLTEKKES DEPKES PALEMBANG

PROGRAM STUDI KEPERAWATAN PALEMBANG

2007/2008

Page 32: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 33: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 34: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 35: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 36: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 37: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 38: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 39: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 40: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 41: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 42: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 43: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 44: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 45: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 46: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 47: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 48: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 49: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 50: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 51: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 52: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 53: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 54: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 55: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 56: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis
Page 57: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Moh. Ubaidillah Faqih

STIKES NU TUBAN

S-1 Keperawat an Doc.

~ 1 6 ~

- Peningkatan frekuensi nafas

- D isp n ea

Auskultasi:

- Kr ek e lsKelebihan volume cairan, alkalosis

respiratorik, asidosis metabolik

Kelebihan volume cairan

Kelebihan volume cairan

SISTEM GASTROINTESTINAL

Riwayat:

- A no r ek s ia

- Kram abdomen

Inspeksi:

- Abdomen cekung

- Abdomen distensi

- Muntah

- D iar e

Page 58: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Auskultasi:

- Hiperperistaltik disertai diare atau

hipoperistaltik

Asidosis metabolik

Asidosis metabolik

Kekurangan volume cairan

Sindrom ruang ke -3

Kekurangan volume cairan, hiperkalsemia,

hiponartremia

Hiponatremia

Kekurangan volume cairan, hipokalemia

SISTEM GINJAL

Inspeksi:

- Oliguria/ anuria

- Diuresis (jika ginjal normal)

- Berat jenis urine meningkat

Kekurangan volume cairan, kelebihan

volume cairan

Kelebihan volume cairan

Kekurangan volume cairan

SISTEM NEUROMUSKULAR

Inspeksi:

- Baal, kesemutan

- Kram otot, tetani

Page 59: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

- Ko ma

- Tremor

- Tanda Chvostek (+)

Palpasi:

- Hipotonisitas

- Hipertonisitas

Perkusi:

- Refleks tendon dalam menurun/ tidak

ada

- Refleks tendon dalam hiperaktif/

meningkat

Alkalosis metabolik, hipokalsemia,

ketidakseimbangan kalium

Hipokalsemia,alkalosis respiratorik/

metabolik

Ketidakseimbangan hipoosmolar/

hiperosmolar, hiponatremia

Asidosis respiratorik, hipomagnesemia

Hipokalsemia, hipomagnesemia

Hipokalemia, hiperkalsemia

Hipokalsemia, hipomagnesemia, alkalosis

metabolik

Hiperkalsemia, hipermagnesemia

Hipokalsemia, hipomagnesemia

KULIT

Page 60: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Suhu tubuh

- Me n in g k at

- Me nu r u n

Inspeksi:

- Kering, kemerahan

Palpasi:

- Turgor kulit tidak elastis, kulit dingin

dan lembab

Hipernatremia, ketidakseimbangan

hiperosmolar, asidosis metabolik

Kekurangan volume cairan

Kekurangan volume cairan, hipernatremia,

asidosis metabolik

Kekurangan volume cairan

Moh. Ubaidillah Faqih

STIKES NU TUBAN

S-1 Keperawat an Doc.

~ 1 7 ~

DIAGNOSIS KEPERAWATAN

1. KEKURANGAN VOLUME CAIRAN

Definisi

Kondisi ketika individu, yang tidak menjalani puasa, mengalami

atau resiko memgalami

resiko dehidrasi vascular, interstisial, atau intravascular.

BATASAN KARAKTERISTIK

Page 61: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Mayor

Ketidak cukupan asupan cairan per oral

Balans negative antara asupan dan haluaran

Penurunan berat badan

Kulit/membrane mukosa kering ( turgor menurun)

Minor

Peningkatan natrium serum

Penurunun haluaran urine atau haluaran urine berlebih

Urine pekat atau sering berkemih

Penurunan turgor kulit

Haus, mual/anoreksia

Factor yang berhubungan

Berhubungan dengan haluaran urine berlebih, sekunder akibat

diabetes insipidus

Page 62: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Berhubungan dengan peningkatan permeabilitas kapiler dan

kehilangan cairan

melalui evaporasi akibat luka bakar

Berhubungan dengan kehilangan cairan, sekunder akibat demam,

drainase

abnormal, dari luka, diare

Berhubungan dengan penggunaan laksatif, diuretic atau alcohol

yang berlebihan

Berhubungan dengan mual, muntah

Berhubungan dengan motivasi untuk minum, sekunder akibat

depresi atau

keletihan

Berhubungan dengan masalah diet

Berhubungan denganpemberian makan perselang dengan

konsentrasi tinggi

Berhubungan dengan konsentrasi menelan atau kesulitan makan

sendiri akibat

nyeri mulut

2. KELEBIHAN VOLUME CAIRAN

Page 63: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Definisi

Kondisi ketika individu mengalami atau beresiko mengalami

kelebihan beban cairan

intraseluler atau interstisial.

BATASAN KARAKTERISTIK

Mayor

Edema

Kulit tegang, mengkilap

Minor

Asupan melebihi haluaran

Sesak napas

Moh. Ubaidillah Faqih

STIKES NU TUBAN

S-1 Keperawat an Doc.

~ 1 8 ~

Kenaikan berat badan

Factor yang berhubungan

Berhubungan dengan gangguan mekanisme regulasi cairan,

sekunder akibat gagal

jantung

Page 64: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Berhubungan dengan preload, penurunan kontraktilitas, dan

penurunan curah

jantung, sekunder akibat infark miokard, gagal jantung, penyakit

katup jantung

Berhubungan dengan hipertensi porta, tekanan osmotic, koloid

plasma yang rendah, retensi natrium, sekunder akibat penyakit

hepar, serosis hepatis, asites, dan kanker

Berhubungan dengan gangguan aliran balik vena, sekunder

akibat varises vena,

thrombus, imobilitas, flebitis kronis

Berhubungan dengan retensi natrium dan air, sekunder akibat

penggunaan

kortikosteroid

Berhubungan dengan kelebihan asupan natrium/cairan

Berhubungan dengan rendahnya asupan protein pada diet lemak,

malnutrisi

Berhubungan dengan venostasis/bendungan vena, sekunder

akibat imobilitas,

Page 65: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

bidai atau balutan yang kuat, serta berdiri atau duduk dalam

waktu yang lama

Berhubungan dengan kompresi vena oleh uterus pada saat hamil

Berhubungan dengan drainase limfatik yang tidak adekuat,

sekunder akibat

mastetomi

3. GANGGUAN KESEIMBANGAN ELEKTROLIT (k)

BATASAN KARAKTERISTIK

Mayor

Perubahan kadar kalium

Minor

Aritmia

Kram tungkai

Mual

Hipotensi

Bradikardia

Kesemutan

Page 66: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Factor yang berhubungan

Berhubungan dengan kerusakan jaringan, sekunder akibat

trauma panas

Berhubungan dengan pengeluaran kalium berlebih karena

muntah, diare

Berhubungan dengan gangguan regulasi elektrolit, sekunder

akibat kerusakan

ginjal

Berhubungan dengan diet tinngi-kalium/ rendah-kalium

Pemeriksaan fisik

Dari Wikipedia bahasa Indonesia, ensiklopedia bebas

Page 67: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Belum Diperiksa

Langsung ke: navigasi, cari

Wikipedia Indonesia tidak dapat bertanggung jawab dan tidak bisa

menjamin bahwa informasi kedokteran yang diberikan di halaman

ini adalah benar.

Mintalah pendapat dari tenaga medis yang profesional sebelum melakukan

pengobatan.

Pemeriksaan fisik atau pemeriksaan klinis adalah sebuah proses dari

seorang ahli medis memeriksa tubuh pasien untuk menemukan tanda klinis

penyakit. Hasil pemeriksaan akan dicatat dalam rekam medis. Rekam medis

dan pemeriksaan fisik akan membantu dalam penegakkan diagnosis dan

perencanaan perawatan pasien.

Biasanya, pemeriksaan fisik dilakukan secara sistematis, mulai dari bagian

kepala dan berakhir pada anggota gerak. Setelah pemeriksaan organ utama

diperiksa dengan inspeksi, palpasi, perkusi, dan auskultasi, beberapa tes

khusus mungkin diperlukan seperti test neurologi.

Dengan petunjuk yang didapat selama pemeriksaan riwayat dan fisik, ahli

medis dapat menyususn sebuah diagnosis diferensial,yakni sebuah daftar

penyebab yang mungkin menyebabkan gejala tersebut. Beberapa tes akan

dilakukan untuk meyakinkan penyebab tersebut.

Sebuah pemeriksaan yang lengkap akan terdiri diri penilaian kondisi pasien

secara umum dan sistem organ yang spesifik. Dalam prakteknya, tanda vital

atau pemeriksaan suhu, denyut dan tekanan darah selalu dilakukan pertama

kali.

Daftar isi

Page 68: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

 [sembunyikan] 

1 Tanda vital

o 1.1 Suhu

o 1.2 Tekanan darah

o 1.3 Denyut

o 1.4 Kecepatan pernapasan

2 Biometrika dasar

o 2.1 Tinggi

o 2.2 Berat atau massa

o 2.3 Nyeri

3 Struktur dalam penulisan riwayat

pemeriksaan

o 3.1 Tampilan umum

o 3.2 Sistem organ

4 Lihat pula

Tanda vital

Suhu

Bagian ini perlu dirapikan agar memenuhi standar Wikipedia

Merapikan artikel bisa berupa membagi artikel ke dalam paragraf atau wikifisasi

artikel. Setelah dirapikan, tolong hapus pesan ini.

Pemeriksaan suhu akan memberikan tanda suhu inti yang secara ketat

dikontrol karena dapat dipengaruhi oleh reaksi kimiawi.

pemeriksaan suhu tubah dapat dilakukan di beberapa tempat yaitu

1.ketiak

2.mulut

3.anus

Page 69: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

nilai setandar untuk mengetahui batas normal suhu tubuh manusia dibagi

menjadi empat yaitu :

* Hipotermi, bila suhu tubuh kurang dari 36°C

* Normal, bila suhu tubuh berkisar antara 36 - 37,5°C

* Febris / pireksia, bila suhu tubuh antara 37,5 - 40°C

* Hipertermi, bila suhu tubuh lebih dari 40°C

Faktor Yang Mempengaruhi Suhu Tubuh manusia dapat di uraikan sebagai

berikut :

1. Kecepatan metabolisme basal

Kecepatan metabolisme basal tiap individu berbeda-beda. Hal ini memberi dampak jumlah

panas yang diproduksi tubuh menjadi berbeda pula. Sebagaimana disebutkan pada uraian

sebelumnya, sangat terkait dengan laju metabolisme.

2. Rangsangan saraf simpatis

Rangsangan saraf simpatis dapat menyebabkan kecepatan metabolisme menjadi 100%

lebih cepat. Disamping itu, rangsangan saraf simpatis dapat mencegah lemak coklat yang

tertimbun dalam jaringan untuk dimetabolisme. Hamper seluruh metabolisme lemak coklat

adalah produksi panas. Umumnya, rangsangan saraf simpatis ini dipengaruhi stress individu

yang menyebabkan peningkatan produksi epineprin dan norepineprin yang meningkatkan

metabolisme.

3. Hormone pertumbuhan

Hormone pertumbuhan ( growth hormone ) dapat menyebabkan peningkatan kecepatan

metabolisme sebesar 15-20%. Akibatnya, produksi panas tubuh juga meningkat.

4. Hormone tiroid

Fungsi tiroksin adalah meningkatkan aktivitas hamper semua reaksi kimia dalam tubuh

sehingga peningkatan kadar tiroksin dapat memengaruhi laju metabolisme menjadi 50-

100% diatas normal.

5. Hormone kelamin

Hormone kelamin pria dapat meningkatkan kecepatan metabolisme basal kira-kira 10-15%

kecepatan normal, menyebabkan peningkatan produksi panas. Pada perempuan, fluktuasi

suhu lebih bervariasi dari pada laki-laki karena pengeluaran hormone progesterone pada

masa ovulasi meningkatkan suhu tubuh sekitar 0,3 – 0,6°C di atas suhu basal.

6. Demam ( peradangan )

Proses peradangan dan demam dapat menyebabkan peningkatan metabolisme sebesar

120% untuk tiap peningkatan suhu 10°C.

Page 70: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

7. Status gizi

Malnutrisi yang cukup lama dapat menurunkan kecepatan metabolisme 20 – 30%. Hal ini

terjadi karena di dalam sel tidak ada zat makanan yang dibutuhkan untuk mengadakan

metabolisme. Dengan demikian, orang yang mengalami mal nutrisi mudah mengalami

penurunan suhu tubuh (hipotermia). Selain itu, individu dengan lapisan lemak tebal

cenderung tidak mudah mengalami hipotermia karena lemak merupakan isolator yang

cukup baik, dalam arti lemak menyalurkan panas dengan kecepatan sepertiga kecepatan

jaringan yang lain.

8. Aktivitas

Aktivitas selain merangsang peningkatan laju metabolisme, mengakibatkan gesekan antar

komponen otot / organ yang menghasilkan energi termal. Latihan (aktivitas) dapat

meningkatkan suhu tubuh hingga 38,3 – 40,0 °C.

9. Gangguan organ

Kerusakan organ seperti trauma atau keganasan pada hipotalamus, dapat menyebabkan

mekanisme regulasi suhu tubuh mengalami gangguan. Berbagai zat pirogen yang

dikeluarkan pada saai terjadi infeksi dapat merangsang peningkatan suhu tubuh. Kelainan

kulit berupa jumlah kelenjar keringat yang sedikit juga dapat menyebabkan mekanisme

pengaturan suhu tubuh terganggu.

10. Lingkungan

Suhu tubuh dapat mengalami pertukaran dengan lingkungan, artinya panas tubuh dapat

hilang atau berkurang akibat lingkungan yang lebih dingin. Begitu juga sebaliknya,

lingkungan dapat memengaruhi suhu tubuh manusia. Perpindahan suhu antara manusia dan

lingkungan terjadi sebagian besar melalui kulit.

Proses kehilangan panas melalui kulit dimungkinkan karena panas diedarkan

melalui pembuluh darah dan juga disuplai langsung ke fleksus arteri kecil

melalui anastomosis arteriovenosa yang mengandung banyak otot.

Kecepatan aliran dalam fleksus arteriovenosa yang cukup tinggi (kadang

mencapai 30% total curah jantung) akan menyebabkan konduksi panas dari

inti tubuh ke kulit menjadi sangat efisien. Dengan demikian, kulit merupakan

radiator panas yang efektif untuk keseimbangan suhu tubuh.

Page 71: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Tekanan darah

Tekanan darah dinilai dalam dua hal, sebuah tekanan tinggi sistolik yang

menandakan kontraksi maksimal jantung dan tekanan rendah diastolik atau

tekanan istirahat.

Pemeriksaan tekanan darah biasanya dilakukan pada lengan kanan, kecuali

pada lengan tersebut terdapat cedera. Perbedaan antara tekanan sistolik

dan diastolik disebut tekanan denyut. Di Indonesia, tekanan darah biasanya

diukur dengan tensimeter air raksa.

Tidak ada nilai tekanan darah 'normal' yang tepat, namun dihitung

berdasarkan rentang nilai berdasarkan kondisi pasien. Tekanan darah amat

dipengaruhi oleh kondisi saat itu, misalnya seorang pelari yang baru saja

melakukan lari maraton, memiliki tekanan yang tinggi, namun ia dalam nilai

sehat. Dalam kondisi pasien tidak bekerja berat, tekanan darah normal

berkisar 120/80 mmHg. Tekanan darah tinggi atau hipertensi diukur pada

nilai sistolik 140-160 mmHg. Tekanan darah rendah disebut hipotensi.

Denyut

Denyut merupakan pemeriksaan pada pembuluh nadi atau arteri. Ukuran

kecepatannya diukur pada beberapa titik denyut misalnya denyut arteri

radialis pada pergelangan tangan, arteri brachialis pada lengan atas, arteri

karotis pada leher, arteri poplitea pada belakang lutut, arteri dorsalis pedis

atau arteri tibialis posterior pada kaki. Pemeriksaan denyut dapat dilakukan

dengan bantuan stetoskop.

Denyut sangat bervariasi tergantung jenis kelamin, jenis pekerjaan, dan usia.

Bayi yang baru dilahirkan (neonatus) dapat memiliki dentur 13-150 denyut

per menit. Orang dewasa memiliki denyut sekitar 50-80 per menit. ikha

Page 72: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Kecepatan pernapasan

Beraneka ragam tergantung usia. Batas normalnya sekitar 12-16 kali

penarikan napas per menit.

Biometrika dasar

Tinggi

Tinggi merupakan salah satu ukuran pertumbuhan seseorang. Tinggi dapat

diukur dengan stasiometer atau tongkat pengukur. Pasien akan diminta

untuk berdiri tegak tanpa alas kaki. Anak-anak berusia dibawah 2 tahun

diukur tingginya dengan cara dibaringkan.

Berat atau massa

Berat atau massa tubuh diukur dengan pengukur massa atau timbangan.

Indeks massa tubuh digunakan untuk menghitung hubungan antara tinggi

dan mssa sehat serta tingkat kegemukan.

Nyeri

Pengukuran nyeri bersifat subyektif namun penting sebagai tanda vital.

Dalam klinik, nyeri diukur dengan menggunakan skala FACES yang dimulai

dari nilai '0' (tidak dirsakan nyeri pada pasien dapat dilihat dari ekspresi

wajah pasien), hingga '5' (nyeri terburuk yang pernah dirasakan pasien).

Struktur dalam penulisan riwayat

pemeriksaan

Page 73: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Tampilan umum

Kondisi yang jelas tertangkap ketika pasien masuk ke ruangan konsultasi dan

berkomunikasi dengan dokter. (misalnya: pasien terlihat pincang atau pasien

mengalami ketulian sehingga sulit berkomunikasi)

JACCOL, sebuah jembatan keledai, untuk tanda kekuningan (Jaudience),

kemungkinan tanda pucat pada kulit atau konjungtiva (Anaemia), tanda

kebiruan pada bibir atau anggota gerak (Cyanosis), kelainan bentuk pada

kuku jari (Clubbing), pembengkakan (Oedema atau Edema), dan,

pemeriksaan pada nodus limfatikus (Lymph nodes) pada leher, ketiak, dan

lipatan paha.

Sistem organ

Sistem kardiovaskular

o Tekanan darah, denyut nadi, irama jantung

o Tekanan vena jugularis atau Jugular veins preassure (JVP), edema

perifer, dan bukti edema pulmonaris atau edema paru.

o Pemeriksaan jantung

Paru-paru

o Kecepatan pernapasan, auskultasi paru-paru

Dada dan payudara

Abdomen

o Pemeriksaan abdomen misalnya pendeteksian adanya pembesaran

organ (contohnya aneurisma aorta)

o Pemeriksaan rektum

Sistem reproduksi

Sistem otot dan gerak

Sistem saraf , termasuk pemeriksaan jiwa

Pemeriksaan kepala, leher, hidung, tenggorokkan, telinga (THT)

Kulit

o Pemeriksaan pada pertumbuhan rambut

o Peneriksaan tanda klinis pada kulit

Page 74: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Tes Toleransi Glukosa Oral (TTGO)

Posted by Riswanto on Sunday, March 14, 2010

Labels: Tes Kimia Darah

Tes toleransi glukosa oral/TTGO (oral glucose tolerance test, OGTT) dilakukan pada

kasus hiperglikemia yang tidak jelas; glukosa sewaktu 140-200 mg/dl, atau glukosa

puasa antara 110-126 mg/dl, atau bila ada glukosuria yang tidak jelas sebabnya. Uji

ini dapat diindikasikan pada penderita yang gemuk dengan riwayat keluarga

diabetes mellitus; pada penderita penyakit vaskular, atau neurologik, atau infeksi

yang tidak jelas sebabnya.

TTGO juga dapat diindikasikan untuk diabetes pada kehamilan (diabetes

gestasional). Banyak di antara ibu-ibu yang sebelum hamil tidak menunjukkan

gejala, tetapi menderita gangguan metabolisme glukosa pada waktu hamil. Penting

untuk menyelidiki dengan teliti metabolisme glukosa pada waktu hamil yang

menunjukkan glukosuria berulangkali, dan juga pada wanita hamil dengan riwayat

keluarga diabetes, riwayat meninggalnya janin pada kehamilan, atau riwayat

melahirkan bayi dengan berat lahir > 4 kg. Skrining diabetes hamil sebaiknya

dilakukan pada umur kehamilan antara 26-32 minggu. Pada mereka dengan risiko

tinggi dianjurkan untuk dilakukan skrining lebih awal.

Prosedur

Selama 3 hari sebelum tes dilakukan penderita harus mengkonsumsi sekitar 150

gram karbohidrat setiap hari. Terapi obat yang dapat mempengaruhi hasil

laboratorium harus dihentikan hingga tes dilaksanakan. Beberapa jenis obat yang

dapat mempengaruhi hasil laboratorium adalah insulin, kortikosteroid (kortison),

kontrasepsi oral, estrogen, anticonvulsant, diuretik, tiazid, salisilat, asam askorbat.

Selain itu penderita juga tidak boleh minum alkohol.

Page 75: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Kekurangan karbohidrat, tidak ada aktifitas atau tirah baring dapat mengganggu

toleransi glukosa. Karena itu TTGO tidak boleh dilakukan pada penderita yang

sedang sakit, sedang dirawat baring atau yang tidak boleh turun dari tempat tidur,

atau orang yang dengan diit yang tidak mencukupi.

Protokol urutan pengambilan darah berbeda-beda; kebanyakan pengambilan darah

setelah puasa, dan setelah 1 dan 2 jam. Ada beberapa yang mengambil darah jam

ke-3, sedangkan yang lainnya lagi mengambil darah pada ½ jam dan 1½ jam

setelah pemberian glukosa. Yang akan diuraikan di sini adalah pengambilan darah

pada waktu ½ jam, 1 jam, 1½ jam, dan 2 jam.

Sebelum dilakukan tes, penderita harus berpuasa selama 12 jam. Pengambilan

sampel darah dilakukan sebagai berikut :

Pagi hari setelah puasa, penderita diambil darah vena 3-5 ml untuk uji

glukosa darah puasa. Penderita mengosongkan kandung kemihnya dan

mengumpulkan sampel urinenya.

Penderita diberikan minum glukosa 75 gram yang dilarutkan dalam segelas

air (250ml). Lebih baik jika dibumbui dengan perasa, misalnya dengan limun.

Pada waktu ½ jam, 1 jam, 1½ jam, dan 2 jam, penderita diambil darah untuk

pemeriksaan glukosa. Pada waktu 1 jam dan 2 jam penderita mengosongkan

kandung kemihnya dan mengumpulkan sampel urinenya secara terpisah.

Selama TTGO dilakukan, penderita tidak boleh minum kopi, teh, makan permen,

merokok, berjalan-jalan, atau melakukan aktifitas fisik yang berat. Minum air putih

yang tidak mengandung gula masih diperkenankan.

Page 76: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Nilai Rujukan

Puasa : 70 – 110 mg/dl (3.9 – 6.1 mmol/L)

½ jam : 110 – 170 mg/dl (6.1 – 9.4 mmol/L)

1 jam : 120 – 170 mg/dl (6.7 – 9.4 mmol/L)

1½ jam : 100 – 140 mg/dl (5.6 – 7.8 mmol/L)

2 jam : 70 – 120 mg/dl (3.9 – 6.7 mmol/L)

Interpretasi

Toleransi glukosa normal

Setelah pemberian glukosa, kadar glukosa darah meningkat dan mencapai

puncaknya pada waktu 1 jam, kemudian turun ke kadar 2 jam yang besarnya

di bawah 126 mg/dl (7.0 mmol/L). Tidak ada glukosuria.

Gambaran yang diberikan di sini adalah untuk darah vena. Jika digunakan

darah kapiler, kadar puasa lebih tinggi 5.4 mg/dl (0.3 mmol/L), kadar puncak

lebih tinggi 19.8 – 30.6 mg/dl (1.1 – 1.7 mmol/L), dan kadar 2 jam lebih tinggi

10.8 – 19.8 mg/dl (0.6 – 1.1 mmol/L). Untuk plasma vena kadar ini lebih tinggi

sekitar 18 mg/dl (1 mmol/L).

Toleransi glukosa melemah

Pada toleransi glukosa yang melemah, kurva glukosa darah terlihat

meningkat dan memanjang. Pada diabetes mellitus, kadar glukosa darah di

atas 126 mg/dl (7.0 mmol/L); jika tak begitu meningkat, diabetes bisa

didiagnosis bila kadar antara dan kadar 2 jam di atas 180 mg/dl (10 mmol/L).

Toleransi glukosa melemah ringan (tak sebanyak diabetes) jika kadar glukosa

puasa dibawah 126 mg/dl (7.0 mmol/L), kadar antara di bawah 180 mg/dl (10

mmol/L), dan kadar 2 jam antara 126-180 mg/dl (7.0-10.0 mmol/L). Terdapat

glukosuria, walaupun tak selalu ada dalam sampel puasa.

Page 77: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Pada diabetes gestasional, glukosa puasa normal, glukosa 1 jam 165 mg/dl

(9.2 mmol/L), dan glukosa 2 jam 145 mg/dl (8.0 mmol/L).

Pada banyak kasus diabetes, tidak ada puncak 1 jam karena kadar glukosa

darah meningkat pada keseluruhan waktu tes. Kurva diabetik dari jenis yang

sama dijumpai pada penyakit Cushing yang berat.

Toleransi glukosa yang lemah didapatkan pada obesitas (kegemukan),

kehamilan lanjut (atau karena kontrasepsi hormonal), infeksi yang berat

(terutama staphylococci, sindrom Cushing, sindrom Conn, akromegali,

tirotoksikosis, kerusakan hepar yang luas, keracunan menahun, penyakit

ginjal kronik, pada usia lanjut, dan pada diabetes mellitus yang ringan atau

baru mulai.

Tes toleransi glukosa yang ditambah dengan steroid dapat membantu

mendeteksi diabetes yang baru mulai. Pada pagi dini sebelum TTGO

dilaksanakan, penderita diberikan 100 mg kortison, maka glukosa darah pada

2 jam bisa meningkat di atas 138.8 mg/dl (7.7 mmol/L) pada orang-orang

yang memiliki potensi menderita diabetes.

Penyimpanan glukosa yang lambat

Kadar glukosa darah puasa normal. Terdapat peningkatan glukosa darah

yang curam. Kadar puncak dijumpai pada waktu ½ jam di atas 180 mg/dl (10

mmol/L). Kemudian kadar menurun tajam dan tingkatan hipoglikemia dicapai

sebelum waktu 2 jam. Terdapat kelambatan dalam memulai homeostasis

normal, terutama penyimpanan glukosa sebagai glikogen. Biasanya

ditemukan glukosuria transien.

Kurva seperti ini dijumpai pada penyakit hepar tertentu yang berat dan

kadang-kadang para tirotoksikosis, tetapi lebih lazim terlihat karena absorbsi

yang cepat setelah gastrektomi, gastroenterostomi, atau vagotomi. Kadang-

kadang dapat dijumpai pada orang yang normal.

Toleransi glukosa meningkat

Page 78: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

Kadar glukosa puasa normal atau rendah, dan pada keseluruhan waktu tes

kadarnya tidak bervariasi lebih dari ± 180 mg/dl (1.0 mmol/L). Kurva ini bisa

terlihat pada penderita miksedema (yang mengurangi absorbsi karbohidrat)

atau yang menderita antagonis insulin seperti pada penyakit Addison dan

hipopituarisme. Tidak ada glukosuria. Kurva yang rata juga sering dijumpai

pada penyakit seliak. Pada glukosuria renal, kurva toleransi glukosa bisa rata

atau ormal tergantung pada kecepatan hilangnya glukosa melalui urine.

Faktor yang Dapat Mempengaruhi Hasil laboratorium

Penggunaan obat-obatan tertentu

Stress (fisik, emosional), demam, infeksi, trauma, tirah baring, obesitas dapat

meningkatkan kadar glukosa darah.

Aktifitas berlebihan dan muntah dapat menurunkan kadar glukosa darah.

Obat hipoglikemik dapat menurunkan kadar glukosa darah.

Usia. Orang lansia memiliki kadar glukosa darah yang lebih tinggi. Sekresi

insulin menurun karena proses penuaan.

NILAI RUJUKAN

Gula darah sewaktu

DEWASA : Serum dan plasma : sampai dengan 140 mg/dl; Darah

lengkap : sampai dengan 120 mg/dl

ANAK : sampai dengan 120 mg/dl

LANSIA : Serum dan plasma : sampai dengan 160 mg/dl; Darah

lengkap : sampai dengan 140 mg/dl.

Gula darah puasa

Page 79: Pengantar Fisiologi Latihan Homeostatis

DEWASA : Serum dan plasma : 70 – 110 mg/dl; Darah lengkap : 60 – 100

mg/dl; Nilai panik : kurang dari 40 mg/dl dan > 700 mg/dl

ANAK : Bayi baru lahir : 30 – 80 mg/dl; Anak : 60 – 100 mg/dl

LANSIA : 70 – 120 mg/dl.

Gula darah post prandial

DEWASA : Serum dan plasma : sampai dengan 140 mg/dl; Darah

lengkap : sampai dengan 120 mg/dl

ANAK : sampai dengan 120 mg/dl

LANSIA : Serum dan plasma : sampai dengan 160 mg/dl; Darah

lengkap : sampai dengan 140 mg/dl.