27
PENGANTAR ILMU PERTANIAN (PNU 115) I. KELEMBAGAAN DALAM PERTANIAN. 1. Lembaga dan peranannya. Lembaga (institution) adalah organisasi atau kaidah (aturan) baik formal maupun informal yang mengatur perilaku anggota masyarakat tertentu baik dalam kegiatan-kegiatan rutin sehari-hari maupun dalam usahanya untuk mencapai tujuan tertentu. Lembaga-lembaga dalam masyarakat desa menurut sifatnya ada 2 (dua), yaitu: a. Lembaga asli. Lembaga yang berasal dari adat kebiasaan yang turun- menurun, misalnya: pemilikan tanah, jual beli dan sewa menyewa tanah, bagi hasil, gotong royong, arisan, dan lain-lainnya. b. Lembaga yang diciptakan dari dalam maupun luar masyarakat desa, misalnya: koperasi, karang taruna, dharma tirta, BKD, siskamling, PKK, penyuluhan, klompencapir, dan BIMAS. Penjelasan: a. Lembaga asli merupakan lembaga-lembaga adat yang penting dalam pertanian. Lembaga-lembaga itu mempunyai peranan tertentu yang diikuti dengan tertib oleh anggota-anggota masyarakat desa. Setiap penyimpangan akan disorot tajam oleh masyarakat. b. Lembaga yang diciptakan dari dalam maupun luar masyarakat desa: Lembaga-lembaga yang ada dalam sektor pertanian dan perdesaan sudah mengikuti berbagai perubahan zaman.

PENGANTAR ILMU PERTANIAN

Embed Size (px)

DESCRIPTION

pengantar ilmu pertanian adalah pembelajaran dasar tentang pertanian

Citation preview

Page 1: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

PENGANTAR ILMU PERTANIAN (PNU 115)

I. KELEMBAGAAN DALAM PERTANIAN.

1. Lembaga dan peranannya.Lembaga (institution) adalah organisasi atau kaidah (aturan) baik formal maupun informal yang mengatur perilaku anggota masyarakat tertentu baik dalam kegiatan-kegiatan rutin sehari-hari maupun dalam usahanya untuk mencapai tujuan tertentu.Lembaga-lembaga dalam masyarakat desa menurut sifatnya ada 2 (dua), yaitu:a. Lembaga asli.

Lembaga yang berasal dari adat kebiasaan yang turun-menurun, misalnya: pemilikan tanah, jual beli dan sewa menyewa tanah, bagi hasil, gotong royong, arisan, dan lain-lainnya.

b. Lembaga yang diciptakan dari dalam maupun luar masyarakat desa, misalnya: koperasi, karang taruna, dharma tirta, BKD, siskamling, PKK, penyuluhan, klompencapir, dan BIMAS.

Penjelasan:

a. Lembaga asli merupakan lembaga-lembaga adat yang penting dalam pertanian. Lembaga-lembaga itu mempunyai peranan tertentu yang diikuti dengan tertib oleh anggota-anggota masyarakat desa. Setiap penyimpangan akan disorot tajam oleh masyarakat.

b. Lembaga yang diciptakan dari dalam maupun luar masyarakat desa:Lembaga-lembaga yang ada dalam sektor pertanian dan perdesaan sudah mengikuti berbagai perubahan zaman. Banyak lembaga yang sudah lenyap, tetapi banyak pula lembaga baru yang muncul sesuai iklim pembangunan pertanian dan perdesaan. Suatu lembaga yang hidup sekarang, ada yang merupakan suatu lembaga baru, atau suatu lembaga lain yang sudah mengalami perubahan sesuai kebutuhan masyarakat, misalnya: - sewa menyewa tanah dapat diubah menjadi bagi hasil (sistem penyakapan), - pinjam meminjam uang di bawah tangan dilembagakan dalam bentuk Badan Kredit Desa (BKD). – organisasi baru dapat dibentuk untuk melancarkan usaha tertentu, contoh: BIMAS merupakan lembaga yang dibentuk untuk mencapai tujuan meningkatkan produksi padi dan pendapatan petani secara massal pada tahun 1963 dan selanjutnya mengalami penyempurnaan sesuai dengan keperluan.

Page 2: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

2. Aspek kelembagaan.Aspek (sudut pandang) kelembagaan dapat berupa kelembagaan pemerintah (formal) dan kelembagaan non pemerintah (informal) tergantung dari segi kepentingannya.Aspek kelembagaan sangat penting dilihat dari segi ekonomi pertanian secara keseluruhan dan dari segi ekonomi perdesaan.Mosher (1974), menyatakan bahwa aspek kelembagaan merupakan syarat pokok yang diperlukan agar struktur pembangunan perdesaan dapat dikatakan maju. Lebih lanjut dikatakan bahwa ada 3 (tiga) syarat pokok yang harus ada yang dikategorikan (digolongkan) sebagai aspek kelembagaan dalam struktur perdesaan maju, ialah:a. Pasar.

Fungsi pasar bagi petani:- sebagai tempat untuk membeli faktor produksi, misal: bibit, pupuk, obat-

obatan, dan lain sebagainya.- sebagai tempat petani menjual hasil pertaniannya.- sebagai tempat untuk membeli kebutuhan konsumsi.

b. Pelayanan penyuluhan.Kelembagaan tersebut penting bagi petani untuk mendapatkan teknologi baru yang ingin dicobanya.

c.Perkreditan.Kredit diperlukan petani untuk membeli faktor produksi dan menerapkan teknologi baru.

Pasar mendorong kehidupan ekonomi di daerah sekitarnya. Letak pasar yang jauh dari sentra produksi dapat didekatkan pemerintah dengan membentuk KUD, yaitu suatu lembaga perekonomian yang bertugas menyalurkan faktor produksi, misal: bibit, pupuk, obat-obatan pertanian yang dibutuhkan petani.Aspek kelembagaan sudah lama dikembangkan di Indonesia. Dalam unit ekonomi terkecil dalam pembangunan pertanian, dikenal istilah WILUD (Wilayah Unit Desa). Dalam sistem BIMAS padi, 1 (satu) WILUD terdiri atas lebih kurang 600 – 1.000 hektar hamparan lahan. Dalam WILUD dilengkapi dengan kelembagaan yang dapat melayani petani, misal:- adanya bank: Bank bagi petani untuk memperoleh kredit dan sebagai

tempat menabung. - adanya penyuluhan: Kelembagaan penyuluhan dengan petugasnya yang

disebut PPL, dan PPS.

Page 3: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

- adanya lembaga penyaluran saprodi: Lembaga penyalur faktor produksi (bibit, pupuk, dan obat-obatan) ke kelompok tani atau petani yaitu KUD.

- adanya lembaga yang mampu membeli hasil pertanian yang diproduksi petani. Lembaga yang ditugaskan untuk pengadaan pangan dengan cara membeli produksi petani adalah KUD.

Keempat program yang berfungsi saling melengkapi itu lebih dikenal dengan istilah catur sarana usaha pertanian.Kelembagaan non formal sangat beragam, baik bentuk, fungsi, maupun variasinya, missal: bagi hasil di Jawa Timur, sakap atau gemblokan di Jawa Barat, kedua bentuk tersebut sebenarnya hampir mirip.

3. Penerangan dan penyuluhan pertanian.Kegiatan penerangan diarahkan untuk meningkatkan peran serta masyarakat secara massal dalam peningkatan produksi dan pendapatan petani dengan memanfaatkan sarana penerangan yang tersedia secara optimal, yaitu: dalam media berupa pameran, tatap muka/klompencapir, dan mass media tradisional (pertunjukkan rakyat).Kegiatan penyuluhan pertanian diarahkan untuk meningkatkan produktivitas dan pendapatan usahatani dengan:- memasyarakatkan penerapan teknologi sesuai anjuran.- meningkatkan kemampuan dan keterpaduan kelompok tani dan KUD, serta- mewujudkan pola kemitraan yang berwawasan agribisnis.

4. Penyuluhan pertanian spesifik lokalita. Tujuan penyuluhan pertanian:

- untuk mengubah perilaku para petani menjadi petani yang berperilaku profesional dalam berusahatani, sehingga dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan keluarga dalam masyarakatnya.

Ciri-ciri petani profesional:a. mampu berfungsi sebagai usahawan rasional (menurut pikiran yang

sehat),b. mampu bekerjasama dan efisien (tepat guna = cermat = tidak membuang-

buang enerji dan waktu),c. mampu meningkatkan mutu kerja,d. mampu menyerap iptek secara cepat dan tepat.Penyuluhan pertanian adalah proses pendidikan non formal bagi petani, nelayan beserta keluarganya agar dapat meningkatkan produksi dan produktivitas (kekuatan menghasilkan) usahatani, produktivitas kerja serta kemandirian dalam usahatani yang berkelanjutan, sehingga akan

Page 4: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

meningkatkan kesejahteraan petani, nelayan beserta keluarganya, yang pada akhirnya akan meningkatkan kualitas hidupnya.Pembinaan penyuluh pertanian diarahkan kepada pembinaan sebagai satu kesatuan (korps) potensial untuk menciptakan rasa tanggung jawab terhadap profesi penyuluh pertanian, sehingga upaya membangun sumberdaya manusia dan alih teknologi dapat berjalan lebih efektif dan efisien.Kelompok tani dan nelayan adalah kumpulan petani dan nelayan yang terbentuk atas dasar:a. kesamaan kepentingan,b. kesamaan kondisi lingkungan (sosial, ekonomi, dan budaya), c. keakraban,d. keserasian,

yang dipimpin oleh seorang ketua kelompok.Pembinaan kelompok tani dan nelayan merupakan upaya peningkatan dan pengembangan kemampuan sesuai dengan fungsinya.

Fungsi-fungsi di dalam penyuluhan pertanian antara lain:1. Fungsi penelitian penyuluhan,2. Fungsi pengaturan,3. Fungsi pelayanan,4. Fungsi informasi, dan5. Fungsi pasar.Fungsi-fungsi tersebut mempunyai kontribusi yang berbeda menurut variasi kemajuan petani dan usahataninya.Hal-hal yang tidak dapat diselesaikan/diatasi oleh kelompok tani, ditangani oleh kelompok KTNA (Kontak Tani Nelayan Andalan) tingkat kecamatan, kabupaten, provinsi, dan nasional.

Tataniaga (pemasaran) pertanian.1. Arti dan fungsi tataniaga.

Arti pemasaran. Pemasaran adalah segala usaha yang menimbulkan perpindahan hak milik atas barang-barang dan pemeliharaan penyebarannya.Fungsi pemasaran.Fungsi pemasaran ialah tindakan dan perlakuan terhadap barang untuk melancarkan arus barang dari produsen ke konsumen.4 (empat) fungsi utama tataniaga (pemasaran) ialah:

1) Fungsi pertukaran:

Page 5: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

Fungsi pertukaran adalah kegiatan-kegiatan yang terlibat dalam pemindahan hak pemilikan barang. Dalam proses pemasaran, fungsi ini merupakan titik di mana harga ditentukan. Ada 2 macam fungsi dalam fungsi pertukaran, yaitu fungsi pembelian dan fungsi penjualan.

2) Fungsi fisik:a. Fungsi pengangkutan.b. Fungsi penyimpanan,c. Fungsi pengolahan.

3) Fungsi fasilitas: Fungsi fasilitas ialah kegiatan yang membantu berjalannya fungsi pertukaran dan fungsi fisik.

Fungsi fasilitas antara lain: fungsi standarisasi (penetapan dan perlakuan terhadap suatu produk agar seragam), fungsi financing (pendanaan, misal: apabila terjadi perbedaan waktu antara pembelian suatu produk dengan penjualan), fungsi penanggungan risiko (karena kerusakan, penyusutan, kebakaran, bencana alam, dan perubahan harga yang tidak diinginkan, hilangnya pelanggan akibat persaingan), fungsi market intelligence (pengumpulan, penafsiran, dan penyebaran informasi dari berbagai macam data yang diperlukan agar proses pemasaran dapat berjalan dengan baik), penelitian pasar (terhadap selera konsumen, bagaimana meningkatkan penjualan, dan bagaimana melakukan persaingan di pasar), penciptaan permintaan melalui iklan, promosi di berbagai media.Fungsi (peranan) tataniaga yaitu mengusahakan agar pembeli memperoleh barang yang diinginkan pada tempat, waktu, bentuk, dan harga yang tepat.Fungsi tataniaga meningkatkan kegunaan tempat, misal: hasil produksi mangga hampir tak berharga pada tempat produksi, karena jumlahnya melimpah, padahal di kota permintaan mangga sangat besar.Fungsi tataniaga meningkatkan kegunaan waktu, misal: penyimpanan (storage) berfungsi untuk menyimpan barang/padi selama waktu tertentu antara barang/padi dihasilkan/panen sampai dijual.Fungsi tataniaga meningkatkan kegunaan bentuk. Industri pengolahan hasil-hasil pertanian mengolah dan mengubah hasil-hasil pertanian, sehingga bentuk dan mutunya sesuai dengan keinginan konsumen. Standar mutu barang-barang tertentu dapat dibagi dalam beberapa golongan dengan harga yang berbeda-beda. Makin maju pertanian

Page 6: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

(dalam perekonomian), makin banyak macam mutu barang-barang untuk memenuhi selera konsumen yang berbeda-beda.Fungsi tataniaga meningkatkan kegunaan harga. Harga barang-barang memegang peranan sangat penting untuk mengatur permintaan dan penawaran hasil-hasil pertanian. Harga barang-barang untuk mengatur alokasi (pembagian) hasil-hasil dan faktor-faktor produksi. Harga barang-barang ditentukan tinggi rendahnya oleh tingkat permintaan dan penawaran.Petani/produsen akan rugi tanpa bantuan sistem tataniaga, karena barang-barang hasil produksinya tidak dapat dijual, sehingga salah apabila para pedagang perantara dianggap hanya memperpanjang mata rantai aliran barang. Para pedagang perantara hasil-hasil pertanian merupakan bagian yang mutlak dalam keseluruhan mata rantai perekonomian, dan profesi sebagai pedagang perantara merupakan kegiatan produktif yang memerlukan keahlian dan keterampilan tertentu.

2. Biaya, keuntungan, efisiensi pemasaran.a) Biaya pemasaran adalah biaya yang digunakan/dikeluarkan untuk

memasarkan produk.Biaya pemasaran meliputi: biaya promosi, transportasi, pungutan retribusi (balas jasa, biaya administrasi). Besarnya biaya pemasaran berbeda antara satu dengan lainnya, karena:1) Macam komoditi.2) Lokasi pemasaran.3) Macam lembaga pemasaran dan efektivitas pemasaran yang

dilakukan.- Komoditi pertanian yang nilainya tinggi diikuti dengan biaya

pemasaran yang tinggi pula.- Peraturan pemasaran di suatu daerah kadang-kadang berbeda dengan

daerah lain - Makin efektif pemasaran yang dilakukan, makin kecil biaya

pemasaran yang dikeluarkan oleh lembaga pemasaran. b) Keuntungan tataniaga (pemasaran).

Marketing margin (keuntungan pemasaran) adalah perbedaan harga di antara tingkat lembaga dalam sistem pemasaran.Faktor-faktor yang mempengaruhi besar kecilnya keuntungan pemasaran:

Page 7: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

1) Jarak yang mengantarkan produk pertanian dari produsen ke konsumen.

2) Produsen tidak dapat bekerja sendiri memasarkan produknya, diperlukan pihak lain atau lembaga pemasaran untuk membantu memasarkan produk pertanian yang diproduksi. Lembaga pemasaran/pihak lain yang ikut dalam pemasaran, ialah:

Pedagang pengumpul, perantara, pengecer, pemborong dan sebagainya. Masing-masing lembaga pemasaran ingin mendapatkan keuntungan, maka harga yang dibayarkan masing-masing lembaga pemasaran juga berbeda. Jadi harga di tingkat petani akan lebih

rendah dari harga di tingkat pedagang perantara, dan harga di tingkat pedagang perantara juga akan lebih rendah dari harga di tingkat pengecer.

c) Efisiensi pemasaran (Em). Em = Biaya pemasaran total : Nilai produk total yang dipasarkan.

Sistem tataniaga dianggap efisien, bila memenuhi 2 syarat, yaitu:1) Mampu menyampaikan hasil-hasil dari petani produsen kepada

konsumen dengan biaya semurah-murahnya.2) Mampu mengadakan pembagian yang adil dari keseluruhan harga

yang dibayar konsumen terakhir kepada semua pihak yang ikut serta di dalam kegiatan produksi dan tataniaga barang itu. Adil maksudnya adalah pemberian balas jasa fungsi-fungsi pemasaran sesuai sumbangannya masing-masing.

II. MODEL-MODEL PEMBANGUNAN PERTANIAN

Johnston, 1970 dalam karangannya yang berjudul “The Japanese Model of Agricultural Development” mengemukakan model-model pembangunan pertanian yang dipilih oleh negara-negara yang sedang berkembang yaitu: “Model Jepang”, “Model Mexico”, Model Stalin”, dan “Model Israel” masing-masing dengan kelebihan dan kekurangannya. “Model Stalin” diikuti oleh negara-negara sosialis Eropa Timur, Cina, Kuba, dan lain-lainnya. “Model Israel” dipelajari dengan tekun oleh negara-negara di Afrika. “Model Jepang” didasarkan atas usahatani kecil-kecil (seperti di Indonesia). “Model Mexico” didasarkan atas perusahaan pertanian komersiil yang sangat efisien dan jumlahnya tidak banyak. “Model Jepang” paling dekat

Page 8: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

dengan keadaan pertanian di Indonesia, tetapi syarat-syarat yang dimintanya tidak mungkin dapat dipenuhi dalam keadaan seperti sekarang ini.Syarat-syarat “Model Jepang”:1).Pembangunan pertanian di Jepang berhasil karena dapat dilakukan secara

serentak antara sektor pertanian dan sektor industri.2).Sektor-sektor saling membantu, dan kemajuan yang dicapai sektor industri

jauh lebih cepat dari sektor pertanian, sehingga kenaikan tenaga kerja sektor pertanian semuanya dapat diserap oleh sektor industri baik yang sangat modern maupun yang setengah modern.

3).Tidak diinginkannya modal asing sehingga dana-dana pembangunan sebagian besar disumbang dari sektor pertanian dalam bentuk pajak tanah (56%) dan cukai (15%). Penarikan dana-dana ini dimungkinkan karena cepatnya kenaikan produktivitas sektor pertanian. Kenaikan tenaga kerja sektor pertanian (0,8% - 0,9%/tahun) diserap oleh sektor di luar pertanian, sehingga tenaga kerja di sektor pertanian mengalami penurunan (dana-dana dapat ditarik untuk investasi di luar sektor pertanian). Setiap negara memiliki kondisi-kondisi khas (sosial, ekonomi, politik, teknologi, dan kebudayaan) yang tidak memungkinkan penerapan “model” negara lain begitu saja. Kita dapat belajar dari cara-cara Taiwan mengatur “organisasi” pertaniannya, dari Jepang dalam merangsang kerja petani, dari Thailand dalam pembangunan jalan-jalan oleh negara, dari India dalam kegiatan-kegiatan penelitiannya. Perencanaan pembangunan pertanian harus bersifat luwes (fleksibel) dan selalu didasarkan atas keadaan setempat yang berbeda-beda dari daerah yang satu dengan daerah yang lainnya. Keluwesan itu berarti rencana harus dapat ditinjau kembali dari waktu ke waktu dan diperbaiki di sana sini berdasarkan pengalaman yang lalu.

III. SYARAT-SYARAT PEMBANGUNAN PERTANIAN.

Pembangunan pertanian dapat berhasil, diperlukan beberapa syarat atau pra kondisi yang untuk tiap-tiap negara atau daerah berbeda-beda. Pra kondisi itu meliputi bidang-bidang teknis, ekonomis, sosial budaya, dan lain-lainnya. Pra kondisi itu misalnya berupa dana-dana dari sektor pertanian untuk mengembangkan sektor industri. Sektor industri secara simultan (serentak) memproduksi saprodi serta alat-alat untuk meningkatkan produksi pertanian (teknologi baru). Petani tertarik untuk menerapkan teknologi baru tersebut, karena hasilnya memang terbukti dapat dirasakan. Peningkatan hasil produksi

Page 9: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

pertanian mendapat pasaran yang baik di kota. Perkembangan sektor industri sekaligus juga memberikan tambahan lapangan kerja. Pemerintah mengadakan investasi dalam prasarana berupa jalan-jalan ekonomi dan bangunan-bangunan irigasi, penyuluhan-penyuluhan kepada petani dan organisasi-organisasinya tentang berbagai penemuan teknologi baru. Dengan demikian, maka iklim yang baik diciptakan untuk merangsang kegiatan membangun bagi seluruh sektor pertanian.A.T. Mosher dalam bukunya “Getting Agriculture Moving” (1965) telah menganalisa syarat-syarat pembangunan pertanian di banyak negara dan menggolongkannnya menjadi syarat-syarat mutlak/pokok dan syarat-syarat pelancar. Syarat mutlak/pokok ialah syarat yang harus ada untuk adanya pembangunan pertanian. Apabila syarat tersebut tidak ada, maka terhentilah pembangunan pertanian, pertanian dapat berjalan terus tetapi statis.Syarat-syarat mutlak/pokok (essential conditions) menurut Mosher adalah:1) Adanya pasar untuk hasil-hasil usahatani.2) Teknologi yang senantiasa berkembang/berubah.3) Tersedianya bahan-bahan/saprodi dan alat-alat produksi secara lokal.4) Adanya perangsang produksi bagi petani, dan5) Tersedianya pengangkutan yang lancar dan kontinyu (berkelanjutan).Syarat pelancar ialah syarat yang dapat memperlancar pembangunan pertanian. Keberadaan syarat itu tidak mutlak, tetapi bila ada (atau dapat diadakan) akan sangat memperlancar pembangunan pertanian.Syarat pelancar (accelerator conditions) tersebut adalah:1) Pendidikan pembangunan.2) Kredit produksi.3) Kegiatan gotong-royong petani (kerjasama kelompok petani).4) Perbaikan (rehabilitasi) dan perluasan (ekstensifikasi) tanah pertanian.5) Perencanaan nasional untuk pembangunan pertanian.Berdasarkan pengalaman pembangunan pertanian di negara kita, dapat disimpulkan bahwa iklim pembangunan yang merangsang adalah kunci utama. Iklim yang merangsang bagi pembangunan pertanian telah dapat tercipta dengan pelaksanaan Repelita mulai tahun 1969/1970 yang secara tegas memberi prioritas pada sektor pertanian.Syarat-syarat agar pembangunan pertanian dapat berjalan ialah:a) Adanya serangkaian kegiatan untuk menciptakan iklim yang merangsang.b) Adanya sarana fisik dan sosial yang merupakan alat untuk mencapai tujuan

pembangunan pertanian.

Page 10: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

Penjelasan:a) Serangkaian kegiatan itu meliputi:

- Presiden selalu mendengung-dengungkan pentingnya pembangunan pertanian.

- Setiap departemen diinstruksikan Presiden untuk membantu mensukseskan program-program pertanian.

- Surat-surat kabar dan media massa secara aktif menyiarkan berita-berita tentang pembangunan pertanian termasuk acara-acara siaran perdesaan dari RRI di seluruh Indonesia.

- Bantuan asing sebagian besar diarahkan untuk pembangunan pertanian.

b) Adanya sarana fisik dan sosial yang merupakan alat untuk mencapai tujuan pembangunan pertanian.

Bila petani telah terangsang untuk membangun dan menaikkan produksi, maka ia tidak boleh dikecewakan. Bila pada suatu daerah petani telah dapat diyakinkan akan kebaikan mutu suatu jenis bibit unggul, atau oleh efektivitas penggunaan pupuk tertentu, atau oleh mujarabnya obat pemberantas hama dan penyakit, maka bibit unggul, pupuk, dan obat-obatan yang telah didemonstrasikan itu harus benar-benar tersedia secara lokal di dekat petani, di mana petani dapat membelinya. Bila berkali-kali terjadi bibit sukar dicari, pupuk datang terlambat, dan atau obat-obatan tidak mujarab, petani menjadi jera dan menolak program-program pemerintah.

Kesungguhan pemerintah dan aparat-aparat pelaksananya sangat penting, karena petani yang sudah dikecewakan biasanya sukar untuk melupakan hal-hal tersebut (kesulitan untuk mendapatkan saprodi, dan lain-lain) dan diperlukan beberapa tahun untuk membujuk petani mendengarkan kembali petugas penyuluhan yang datang ke desa-desa. Keinginan petani untuk mencoba bibit unggul baru atau menggunakan pupuk yang bagus tidak didukung oleh adanya uang tunai untuk membelinya. BRI harus siap melayani, meminjamkan kredit dengan syarat ringan.

Adanya kebijaksanaan-kebijaksanaan khusus, misal: kebijaksanaan harga beras minimum (floor price), subsidi harga pupuk, kegiatan-kegiatan penyuluhan pertanian yang intensif, perlombaan-perlombaan dengan hadiah menarik bagi petani teladan, dan lain-lainnya.

Page 11: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

Pendidikan pembangunan bagi para petani baik mengenai teknik-teknik baru dalam pertanian maupun keterampilan lainnya, kebijaksanaan-kebijaksanaan dalam bidang tataniaga yang berupa pemberian premi (hadiah) pada mutu komoditi yang terbaik merupakan contoh lain dari pemberian perangsang ini, misal dalam hal harga kopra atau harga karet. Akhirnya kebijaksanaan harga pada umumnya yang menjamin stabilitas harga-harga hasil pertanian merupakan contoh yang dapat meningkatkan rangsangan pada petani untuk meningkatkan produksi.

IV. STRATEGI DAN KEBIJAKSANAAN PEMBANGUNAN AGRIBISNIS.

Proses perkembangan pembangunan ekonomi menghendaki adanya berbagai tindakan penyesuaian. Penyesuaian tersebut adalah: proses pembangunan pertanian yang berorientasi peningkatan produksi menyesuaikan diri menjadi proses pembangunan yang berwawasan agribisnis kompetitif yang bermuara pada kesejahteraan yang adil dan merata. Hal tersebut untuk dapat menjawab tantangan masa depan yang merupakan antisipasi untuk menangkap tanda-tanda adanya perubahan lingkungan global dan nusantara.Meskipun ada perubahan orientasi dan wawasan, tetapi tujuan pembangunan pertanian tetap konsisten diarahkan kepada perwujudan amanat pembangunan nasional.Tujuan pembangunan pertanian ialah:1. Untuk meningkatkan pendapatan dan taraf hidup petani dan nelayan.2. Memperluas lapangan kerja dan kesempatan usaha.3. Memenuhi permintaan pasar dan memperluas pasar (baik pasar dalam

negeri maupun pasar luar negeri) melalui pengembangan postur pertanian yang maju, efisien dan tangguh, mampu meningkatkan dan menganekaragamkan hasil, meningkatkan mutu dan derajat pengolahan produksi, dan menunjang pembangunan wilayah. Dalam rangka pencapaian tujuan tersebut, dilakukan upaya untuk menciptakan iklim yang kondusif bagi berkembangnya sistem agribisnis dengan agroindustri yang dapat meningkatkan nilai tambah dan daya saing hasil pertanian. Iklim kondusif perlu diciptakan dengan:a) Melakukan pergeseran peran dan perilaku birokrasi, misal: mengurangi

campur tangan pemerintah dalam mekanisme ekonomi dan pasar.

Page 12: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

b) Adanya dunia swasta yang mampu menjadi lokomotif pertumbuhan perekonomian.

Sistem agribisnis merupakan suatu sistem yang terdiri atas berbagai sub-sistem, yaitu:1) Sub-sistem menghasilkan dan menyediakan saprodi, teknologi dan

pengembangan sumberdaya pertanian (Sub-sistem Agribisnis hulu).2) Sub-sistem budidaya atau usahatani.3) Sub-sistem pengolahan hasil pertanian atau agroindustri.4) Sub-sistem pemasaran hasil pertanian.5) Sub-sistem lembaga/jasa penunjang yang meliputi:

- Prasarana (jalan, perhubungan, pengairan, pengendalian, pengamanan, dan konservasi = perlindungan alam).

- Pembinaan pemerintah melalui regulasi (peraturan), koordinasi (kerjasama), perlindungan, stimulasi (dorongan), pelayanan, penilaian terhadap seluruh sub-sistem dalam sistem agribisnis beserta lingkungan yang mempengaruhinya.

- Perkreditan dan asuransi.- Penelitian dan pengembangan.- Pendidikan dan penyuluhan.- Transportasi dan pergudangan.

V. TANTANGAN, PELUANG, DAN PROSPEK PERKEMBANGAN AGRIBISNIS.

I. TantanganRendahnya pendapatan penduduk perdesaan, terutama yang bekerja di sektor pertanian, karena:a) Sosok usahatani yang lemah, prasarana fisik (misal lahan sempit, jalan,

dan lain sebagainya). dan non fisik (misal sumber daya manusia dan iptek) yang masih belum memadai dan terbatasnya jangkauannen a pasar.

b) Investasi pertanian sangat kurang diminati dunia usaha, karena:- Suku bunga perbankan yang dirasakan terlalu tinggi untuk usahatani di perdesaan dan adanya fakta bahwa lembaga dan sistem perbankan belum sepenuhnya menjangkau petani, dari segi kelembagaannya maupun prosedurnya- Kebanyakan produk pertanian mempunyai karakteristik:

Page 13: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

a. Mudah rusak dan volumenya besar dibandingkan dengan nilainyab. Penanganan pasca panen, penyimpanan, pengolahan, pengangkutan

dan lancarnya pemasaran menjadi sangat penting (perlu biaya/modal yang tidak sedikit).

Hal-hal yang menyebabkan terjadinya kesenjangan antar wilayah dan di antara masyarakat perdesaan, ialah:1) Kegagalan pasar.

Dari pengalaman dapat ditunjukkan bahwa perkembangan ekonomi yang mengandalkan pada kekuatan pasar justru hanya dinikmati oleh masyarakat kelas menengah ke atas. Masyarakat ekonomi lemah termasuk petani kecil di perdesaan tidak mampu memanfaatkannya.

2) Kebijaksanaan yang cenderung bersifat uniform (seragam).Negara kita merupakan negara kepulauan yang mempunyai keragaman tinggi. Homogenitas kebijaksanaan pembangunan baik regional maupun sektoral, tanpa memperhatikan keragaman akan menghasilkan respons yang berbeda antara pelaku ekonomi yang kuat dan yang lemah, maupun antara daerah yang kaya dengan sumberdaya alam dan prasarana dengan daerah yang miskin.

II. Peluang berkembangnya agribisnis terbuka luas.1.Peluang dari segi permintaan. Peluang dari segi permintaan timbul, karena:

a) Dinamika pertumbuhan penduduk.b) Dinamika pertumbuhan ekonomi, sos-bud, dan arus globalisasi.Penduduk yang bertambah, pertumbuhan perkotaan, industrialisasi, peningkatan pendapatan, peningkatan pendidikan, dan lain-lainnya, merupakan perubahan lingkungan strategis dari sisi permintaan yang kalau diantisipasi dan diapresiasi secara tepat akan menjadi peluang usaha agribisnis yang menjanjikan nilai tambah.

2.Peluang dari segi penawaran. Peluang dari segi penawaran terbuka, karena:

a)Kemampuan ekonomi perdesaan yang semakin besar dan semakin terbuka sebagai hasil dari transformasi (perubahan) struktural pertanian tradisional menjadi pertanian dan perdesaan maju.

b) Pengalaman dan pelajaran dari proses pembangunan dan modernisasi pertanian untuk swasembada pangan, ekonomi perdesaan sudah menjadi bagian integral dari sistem ekonomi nasional.

Page 14: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

c) Proses perubahan untuk menjawab kebutuhan pangan nasional itu telah mengembangkan kelembagaan sistem agribisnis di perdesaan, yaitu perangkat yang menjadi penghantar masukan iptek, sarana, dana, dan jasa, serta industri pengolahan hasil secara meluas di seluruh perdesaan.

Tantangan dan peluang serta kondisi sumberdaya pertanian dilengkapi dengan kebijaksanaan pembangunan yang berorientasi ke perdesaan, menempatkan pembangunan pertanian pada posisi sebagai arena pembangunan ekonomi yang perlu melakukan penyesuaian dari orientasi usahatani untuk mencukupi kebutuhan, menjadi pendekatan agribisnis untuk meraih nilai tambah bagi wilayah perdesaan melalui kemampuannya untuk bersaing guna mencapai kesejahteraan yang adil dan merata.Strategi pembangunan pertanian yang berwawasan agribisnis merupakan upaya sistemik (teratur) yang ampuh dalam mencapai beberapa tujuan ganda, antara lain:1) Menarik dan mendorong sektor pertanian.2) Menciptakan struktur perekonomian yang tangguh, efisien (tepat guna)

dan fleksibel (mudah disesuaikan).3) Menciptakan nilai tambah.4) Meningkatkan penerimaan devisa.5) Menciptakan lapangan kerja, dan6) Memperbaiki pembagian pendapatan.Pencapaian semua tujuan tersebut tergantung kepada kehandalan dari sistem agribisnis/agroindustri yang dikembangkan.Beberapa faktor strategis yang terkait dengan kehandalan tatanan agribisnis/agroindustri yang dikembangkan, adalah:a) lingkungan strategis,b) permintaan,c) sumberdaya,d) iptek.Penjelasan:a) Lingkungan strategis.

Terjadi perubahan mendasar pada struktur ekonomi dunia. Keadaan perekonomian, pola perdagangan, dan industri internasional diwarnai arus globalisasi, dalam bentuk tumbuh dan berkembangnya blok-blok kerjasama regional dan menyatunya kawasan dan kekuatan ekonomi besar, contoh: MEE (Masyarakat Ekonomi Eropa) atau EEC (European Economic Community), Pasaran bersama Amerika Utara (NAFTA=

Page 15: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

North American Free Trade Area), perkembangan kegiatan ekonomi di kawasan Asia Pasifik (APEC = Asia Pasific Economic Cooperation) serta berbagai kebangkitan ekonomi di wilayah Eropa Timur, Triangle Growth (korporasi antara Indonesia – Malaysia – Singapura, dan AFTA (Asean Free Trade Area). Pengaruh globalisasi menyusup juga pada struktur dan strategi badan-badan usaha multinasional (TNE = Trans National Enterprises). Persaingan antar industri telah berubah menjadi kerjasama antar industri untuk mencapai tingkat laba ekonomi yang tinggi.

b) Permintaan.Perubahan tingkah laku dan selera pasar yang semakin cepat sangat sulit untuk diantisipasi dengan tepat oleh negara-negara produsen. Teknologi industri yang semakin canggih semakin menuntut keefisienan ekonomi, kehandalan kualitas, disiplin dan profesionalisme dengan segala etika yang terkait dengannya agar dapat menjabarkan implikasi (pengertian) operasional tindakan pembangunan yang tepat ditinjau dari watak permintaan pasar, diperlukan market intelligence dan market information sebagai perangkat lunak untuk meningkatkan daya saing dalam pemasaran atau perdagangan internasional agar dapat mengantisipasi dan menyesuaikan dengan segmentasi pasar, perubahan selera konsumen, pesaing potensial, dan lain-lainnya.

c) Sumberdaya.Indonesia adalah negara yang sangat kaya sumberdaya alam, tetapi bagaimana mengelola, memanfaatkan secara optimal dan memperluas resources base dari sumberdaya alam tersebut sebagaimana disyaratkan oleh UUD’45 pasal 33 ayat 3 yang berbunyi “Bumi dan air dan kekayaan alam yang terkandung di dalamnya dikuasai oleh negara dan dipergunakan untuk sebesar-besarnya kemakmuran rakyat”. Upaya pembangunan saat ini dapat dilakukan dengan mendayagunakan berbagai sumberdaya potensial yang tersedia di setiap wilayah maupun yang dapat diusahakan dari luar wilayah yang bersangkutan. Sumberdaya potensial berupa sumberdaya alam (natural resources), sumberdaya manusia (human resources), dan sumberdaya buatan (man made resources). Hal tersebut menunjukkan bahwa potensi sumberdaya pertanian memberikan kesempatan yang sangat luas untuk mengembangkan prinsip-prinsip keunggulan kompetitif tanpa meninggalkan 2 (dua) prinsip penting, yaitu:

Page 16: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

1) Wawasan agroekosistem, dan2) Wawasan lokalita/wilayah/regional.Kedua wawasan tersebut pada dasarnya memberikan arah agar kegiatan agribisnis selalu memperhatikan kondisi dan potensi sumberdaya alam dan lingkungannya.

d) Iptek (Ilmu pengetahuan dan teknologi).Iptek merupakan perangkat instrumental hasil karya manusia untuk meningkatkan produktivitas dan efisiensi karyanya, termasuk karya dalam menumbuhkembangkan agribisnis di perdesaan. Peningkatan produktivitas dan efisiensi setiap simpul dalam rangkaian sistem agribisnis akan menghasilkan perbaikan dalam perolehan nilai tambah secara proporsional bagi setiap pelaku di dalam rangkaian sistem tersebut. Sarana pengembangan dan penyebaran serta adopsi iptek oleh sistem agribisnis diperlukan eksistensi lembaga perguruan tinggi, lembaga litbang, lembaga penyuluh pertanian, sekolah-sekolah kejuruan, kursus keterampilan, lembaga konsultasi yang tersebar dan bergerak melayani masyarakat petani/perdesaan.

VI. KEBIJAKSANAAN STRATEGIS PENGEMBANGAN AGROINDUSTRI.

Beberapa bentuk kebijaksanaan yang perlu diambil pemerintah dalam rangka pengembangan seluruh sistem agribisnis pada umumnya dan agroindustri khususnya, adalah sebagai berikut:1. Farming reorganization.

Farming reorganization bertujuan untuk mengembangkan subsistem budidaya pada usahatani-usahatani kecil.Secara khusus perlu diperhatikan usaha untuk mengatasi masalah-masalah keterbatasan usahatani. Usahatani yang luasnya hanya 0,1 hektar tidak dapat berperan secara aktif dalam sistem agroindustri yang kompleks. Oleh karena itu perlu kebijaksanaan reorganisasi usahatani terutama reorganisasi jenis kegiatan usaha yang dilakukan sehingga dapat tercapai diversifikasi usaha yang menyertakan usaha komoditas yang bernilai tinggi dengan sifat elastisitas pendapatan yang tinggi pula.Perlu reorganisasi manajemen sehingga dapat diperoleh skala manajemen yang lebih besar.

2. Small scale industrial modernization.

Page 17: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

Pengembangan agroindustri kecil dan menengah merupakan inti dari pengembangan agribisnis. Kebijakan modernisasi kegiatan industri perlu menjadi fokus perhatian utama. Modernisasi yang dilakukan menyangkut:

- Modernisasi teknologi dan seluruh perangkat penunjangnya, - Modernisasi sistem organisasi, - Modernisasi manajemen, - Modernisasi pola hubungan,

- Modernisasi orientasi pasar.3. Service rationalization.

Pengembangan layanan agroindustri merupakan bagian yang tak terpisahkan dari pengembangan agroindustri secara keseluruhan.

Rasionalisasi (pengurangan) lembaga-lembaga penunjang kegiatan agribisnis harus dilakukan, karena adanya:a) Peningkatan efisiensi lembaga-lembaga penunjang baik dalam negeri

maupun luar negeri.b) Peningkatan daya saing lembaga-lembaga penunjang baik dalam negeri

maupun luar negeri.c) Pengembangan kepercayaan dunia usaha terhadap kemampuan dan

kehandalan lembaga-lembaga pemberi jasa dalam menunjang kegiatan yang dilakukan.Lembaga-lembaga penunjang yang perlu diperhatikan adalah lembaga keuangan (financial institution) khususnya di perdesaan, dan lembaga penelitian dan pendidikan khususnya penyuluhan.

4. Policy integration.Kebijaksanaan pengembangan agroindustri perlu dilaksanakan secara terpadu dalam konteks sistem agribisnis secara keseluruhan. Kebijaksanaan terpadu tersebut mencakup beberapa bentuk kebijaksanaan:a) Kebijaksanaan pengembangan produksi dan produktivitas di tingkat

perusahaan (firm level policy).b) Kebijaksanaan tingkat sektoral untuk mengembangkan seluruh kegiatan

usaha sejenis.c) Kebijaksanaan di tingkat sistem agroindustri yang mengatur keterkaitan

antara beberapa sektor.d) Kebijaksanaan ekonomi makro yang mengatur seluruh kegiatan

perekonomian yang berpengaruh langsung maupun tidak langsung terhadap agroindustri.

Kebijaksanaan ekonomi makro contohnya:

Page 18: PENGANTAR ILMU PERTANIAN

1. Kebijaksanaan fiskal: tindakan pemerintah untuk memperbesar atau memperkecil jumlah pungutan pajak, government expenditure, dan government transfer.

2. Kebijaksanaan moneter: kebijaksanaan pemerintah yang dilaksanakan Bank Indonesia dalam rangka mempengaruhi jumlah uang yang beredar dan tingkat bunga.

3. Kebijaksanaan segi penawaran: bertujuan untuk meningkatkan efisiensi kegiatan perusahaan-perusahaan, sehingga dapat menawarkan barang-barangnya dengan harga lebih murah dan mutu baik.

4. Kebijaksanaan pendapatan: bertujuan untuk mendistribusikan pendapatan dengan melakukan subsidi kepada pihak berpendapatan rendah dengan cara menarik pajak dari pihak yang mampu.

Government expenditure: pengeluaran pemerintah yang berupa pengeluaran rutin dan pengeluaran pembangunan. Pengeluaran rutin digunakan untuk membiayai kebutuhan tugas-tugas pemerintah sehari-hari agar peranan pemerintah dalam tugas sehari-hari dapat berjalan lancar. Pengeluaran pembangunan digunakan untuk membiayai fungsi sebagai agen pembangunan. Pengeluaran-pengeluaran ini akan menghasilkan kembali produk-produk yang sangat diperlukan untuk meningkatkan kemajuan tingkat perekonomian selanjutnya, antara lain berupa proyek-proyek fisik, dan proyek-proyek non fisik. Government transfer: pengeluaran pemerintah yang berupa pembayaran transfer, yaitu transfer pendapatan dari para pembayar pajak kepada mereka yang berhak menerimanya. Contoh pengeluaran pemerintah yang tergolong dalam pembayaran transfer antara lain:Uang pensiun, bantuan kepada kaum veteran, bantuan kepada para penderita cacat, bantuan untuk dana bencana alam, dan bea siswa.