14
PENGARUH AKTIVITAS PENDUDUK TERHADAP KERUSAKAN HUTAN MANGROVE DI KAMPUNG LAMA KELURAHAN DOMPAK KOTA TANJUNGPINANG Putri Astuti Handayani 1 , Ir. Linda Waty Zen, M.Sc 2 , Dr. Febrianti Lestari, S.si. M.Si 2 Mahasiswa 1 , Dosen Pembimbing 2 Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji e-mail: [email protected] ABSTRAK Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Juni 2016 di Kampung Lama, Kelurahan Dompak, Kota Tanjungpinang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kerapatan dan persen (%) tutupan hutan mangrove, jenis aktivitas penduduk yang dapat merusak ekosistem hutan mangrove, mengetahui pengaruh aktivitas penduduk terhadap kerusakan hutan mangrove dan upaya pelestariannya di Kampung Lama, Kelurahan Dompak, Kota Tanjungpinang. Penentuan stasiun mengunakan metode purposive sampling. Dari hasil penelitian, Secara umum kondisi mangrove di perairan Kampung Lama Dompak di dominasi oleh jenis Rizophora apicullata dengan tingkat kerapatan tertinggi disetiap stasiun. Diketahui bahwa jenis aktivitas penduduk yang lebih dominan menyebabkan kerusakan ekosistem hutan mangrove di daerah Kampung Lama Dompak yaitu jenis konversi lahan (pertambakan, pembangunan, pemukiman) dengan nilai persentase 39.52%. Aktivitas penduduk di Kampung Lama Dompak sangat berpengaruh terhadap kerusakan hutan mangrove, dapat dilihat dari jenis mangrove yang ditemukan berkurang. kerapatan pohon dan persen tutupan menurun. Sedang kan kualitas lingkungan perairannya termasuk kategori rusak ringan. Salah satu bentuk upaya pelestarian ekosistem hutan mangrove yang bisa dilakukan di Kampung Lama, Kelurahan Dompak, Kota Tanjungpinang dengan cara rehabilitasi dengan tujuan untuk memulihkan kembali kondisi yang rusak yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah/setempat dan penduduk juga harus ikut berpartisipasi dalam membantu pemerintah. Kata kunci: Hutan Mangrove, Kerusakan Ekosistem, Aktivitas penduduk, Kampung Lama Dompak

PENGARUH AKTIVITAS PENDUDUK TERHADAP KERUSAKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, maupun dari

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH AKTIVITAS PENDUDUK TERHADAP KERUSAKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, maupun dari

PENGARUH AKTIVITAS PENDUDUK TERHADAP KERUSAKAN HUTAN

MANGROVE DI KAMPUNG LAMA KELURAHAN DOMPAK

KOTA TANJUNGPINANG

Putri Astuti Handayani1, Ir. Linda Waty Zen, M.Sc

2, Dr. Febrianti Lestari, S.si. M.Si

2

Mahasiswa1, Dosen Pembimbing

2

Jurusan Manajemen Sumberdaya Perairan

Fakultas Ilmu Kelautan dan Perikanan, Universitas Maritim Raja Ali Haji

e-mail: [email protected]

ABSTRAK

Penelitian ini dilakukan pada bulan Maret sampai Juni 2016 di Kampung Lama,

Kelurahan Dompak, Kota Tanjungpinang. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk

mengetahui kerapatan dan persen (%) tutupan hutan mangrove, jenis aktivitas

penduduk yang dapat merusak ekosistem hutan mangrove, mengetahui pengaruh

aktivitas penduduk terhadap kerusakan hutan mangrove dan upaya pelestariannya di

Kampung Lama, Kelurahan Dompak, Kota Tanjungpinang. Penentuan stasiun

mengunakan metode purposive sampling. Dari hasil penelitian, Secara umum kondisi

mangrove di perairan Kampung Lama Dompak di dominasi oleh jenis Rizophora

apicullata dengan tingkat kerapatan tertinggi disetiap stasiun. Diketahui bahwa jenis

aktivitas penduduk yang lebih dominan menyebabkan kerusakan ekosistem hutan

mangrove di daerah Kampung Lama Dompak yaitu jenis konversi lahan

(pertambakan, pembangunan, pemukiman) dengan nilai persentase 39.52%. Aktivitas

penduduk di Kampung Lama Dompak sangat berpengaruh terhadap kerusakan hutan

mangrove, dapat dilihat dari jenis mangrove yang ditemukan berkurang. kerapatan

pohon dan persen tutupan menurun. Sedang kan kualitas lingkungan perairannya

termasuk kategori rusak ringan. Salah satu bentuk upaya pelestarian ekosistem hutan

mangrove yang bisa dilakukan di Kampung Lama, Kelurahan Dompak, Kota

Tanjungpinang dengan cara rehabilitasi dengan tujuan untuk memulihkan kembali

kondisi yang rusak yang bisa dilakukan oleh pemerintah daerah/setempat dan

penduduk juga harus ikut berpartisipasi dalam membantu pemerintah.

Kata kunci: Hutan Mangrove, Kerusakan Ekosistem, Aktivitas penduduk, Kampung

Lama Dompak

Page 2: PENGARUH AKTIVITAS PENDUDUK TERHADAP KERUSAKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, maupun dari

ABSTRACT

This study was conducted from March to June 2016 in Kampung Lama,

Kelurahan Dompak, Tanjungpinang. The purpose of this study was to determine the

density and percent (%) of mangrove forest cover, the type of activity that could

damage the population of mangrove forest ecosystems, knowing the effect the

activity of the population against damage to mangrove forests and its preservation in

the Kampung Lama, Kelurahan Dompak, Tanjungpinang. Determining the station

using purposive sampling method. From the research, general conditions in the

waters of mangrove Kampung Lama Dompak dominated by the type Rizophora

apicullata highest densities in each station. Note that this type of activity is more

dominant population causes damage to the mangrove forest ecosystem in the area of

Kampung Lama Dompak the type of land conversion (aquaculture, construction,

residential) with a percentage value of 39.52%. Activities residents in Kampung

Lama Dompak greatly affect the mangrove forest destruction, can be seen from the

mangrove species found is reduced. tree density and percent cover decreased. Being

the environmental quality of waters, including the category of minor damage. One

form of mangrove forest ecosystem conservation efforts that can be done in Kampung

Lama, Kelurahan Dompak, Tanjungpinang by way of rehabilitation with the aim of

restoring the damaged condition that can be done by the local government / local

residents should also participate in helping the government.

Keywords : Mangrove Forest, Ecosystems damage, Activities population , Kampung

Lama Dompak

Page 3: PENGARUH AKTIVITAS PENDUDUK TERHADAP KERUSAKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, maupun dari

PENDAHULUAN

Sebagai salah satu kepulauan di

Indonesia, Kepulauan Riau memiliki

sumberdaya laut dan pesisir yang

melimpah di seluruh wilayah sekitar

garis pantai, baik hayati maupun

nonhayati. Salah satu sumberdaya laut

dan pesisir yang terdapat di Kepulauan

Riau adalah ekosistem hutan mangrove

yang berada hampir di sebagian

wilayah pesisir dan garis pantai.

Kampung Lama merupakan

salah satu wilayah yang berada di

Kelurahan Dompak. Berdasarkan data

yang diperoleh dari Kantor Kelurahan

Dompak, Kelurahan Dompak memiliki

luas wilayah ± 4.280 Ha. Hampir

seluruh daerah di Kampung Lama

Dompak dikelilingi oleh ekosistem

hutan mangrove. Berdasarkan

komunikasi pribadi dengan Pak Malik

(Ketua RT) bahwa luas ekosistem

hutan mangrove di Kampung Lama

Dompak yaitu ±3 Ha. Namun dengan

adanya kegiatan pembangunan, maka

ekosistem mangrove yang ada

ditebang habis sehingga menyebabkan

kegundulan. Selain itu, ditambah lagi

dengan jumlah penduduk yang

semakin meningkat, sehingga hutan

mangrove dimanfaatkan sebagai lahan

pemukiman penduduk. Kegiatan

pertambangan bauksit, pencemaran

dari aktivitas pemukiman penduduk

(limbah cair pemukiman, sampah,

tumpahan minyak) dan pemanfaatan

dari ekosistem mangrove oleh manusia

(kayu bakar, arang) juga merupakan

salah satu aktivitas penduduk yang

dapat menyebabkan kerusakan

terhadap hutan mangrove. Aktivitas

tersebut menyebabkan terjadi nya

pengalihfungsian lahan ekosistem

hutan mangrove dan pemanfaatan

sumberdaya hutan mangrove secara

besar-besaran dan terus-menerus untuk

kepentingan penduduk. Hal ini

menyebabkan ekosistem hutan

mangrove di daerah tersebut

mengalami kerusakan dan luasannya

semakin berkurang.

Ekosistem hutan mangrove

yang sudah dieksploitasi oleh

penduduk biasanya tidak diiringi

dengan upaya pelestarian, sehingga

ekosistem hutan mangrove akan terus-

menerus mengalami kerusakan dan

akhirnya dapat menjadi punah.

Ekosistem hutan mangrove yang

mengalami kerusakan perlu dilakukan

upaya pelestariannya oleh pemerintah

dan masyarakat dengan melakukan

konservasi, reboisasi, dan rehabilitasi

hutan mangrove (Fadhlan, 2010).

Upaya pelestarian ekosistem hutan

mangrove yang dilakukan oleh

pemerintah biasanya dilakukan oleh

Kementerian Lingkungan Hidup dan

Kehutanan, Kementerian Kelautan

dan Perikanan, maupun dari

Pemerintah daerah setempat kemudian

dibantu oleh masyarakat yang ikut

berpartisipasi dalam menjaga

kelestarian lingkungan alam. Terkait

dengan permasalahan tersebut maka,

perlu dilakukan sebuah kajian atau

penelitian terhadap kondisi kerusakan

ekosistem mangrove di Kampung

Lama Kelurahan Dompak tersebut.

Dengan demikian tujuan dalam

penelitian ini adalalah mengetahui

kerapatan dan persen (%) tutupan

hutan mangrove, mengetahui jenis

Page 4: PENGARUH AKTIVITAS PENDUDUK TERHADAP KERUSAKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, maupun dari

aktivitas yang dapat merusak

ekosistem hutan mangrove,

mengetahui pengaruh aktivitas

penduduk terhadap kerusakan hutan

mangrove dan upya pelestariannya di

Kampung Lama Kelurahan Dompak

Kota Tanjungpinang.

Adapun manfaat dari penelitian

ini adalah memberikan masukan

kepada masyarakat setempat,

pemerintah daerah, dan instansi terkait

dalam mengambil kebijakan tentang

pelestarian kerusakan hutan mangrove

di Kampung Lama Kelurahan Dompak

Kota Tanjungpinang Kepulauan Riau.

METODE PENELITIAN

Waktu dan tempat

Penelitian ini berlokasi di

Kampung Lama Kelurahan Dompak,

Kecamatan Bukit Bestari, Kota

Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan

Riau yang dilaksanakan pada bulan

Maret-Juni 2016

Alat dan Bahan

No Alat dan bahan

yang digunakan

Kegunaan

1.

2.

Kuisioner

Alat tulis

Untuk

memperoleh

data dari

responden

Untuk mencatat

hasil dari

penelitian

3.

4.

Kamera

Meteran

Untuk

Dokumentasi

Mengukur jarak

antar transek

5.

6.

7.

8.

9.

10

Tali

Kantong sampel

& kertas label

Buku identifikasi

jenis mangrove

Multitester

Refraktometer

Spektrofotometer

UV 1800

Membuat garis

transek dan plot

Sebagai wadah

sampel

Untuk

mengidentifikasi

jenis mangrove

Untuk

mengukur suhu,

pH,DO dan

BOD

Untuk

mengukur

salinitas

Untuk

mengukur

posfat dan nilai

nitrat perairan

Metode

Metode yang digunakan dalam

kegiatan penelitian ini adalah metode

survey lapangan, yaitu pengamatan

secara langsung kelapangan terhadap

kondisi kondisi ekosistem mangrove

dan aktivitas yang dilakukan oleh

penduduk yang berpotensi

menyebabkan kerusakan ekosistem

hutan mangrove di Kampung Lama

Kelurahan Dompak Kota

Tanjungpinang. Data yang

dikumpulkan adalah data primer dan

data sekunder. Data primer yaitu data

yang diperoleh secara langsung oleh

peneliti.sedangkan data sekunder

diperoleh oleh peneliti dari instansi

yang terkait dalam penelitian ini

adalah mengenai monografi (profil

desa) di Kantor Kelurahan Dompak

Page 5: PENGARUH AKTIVITAS PENDUDUK TERHADAP KERUSAKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, maupun dari

Prosedur Kerja

1. Penentuan titik stasiun

Penentuan stasiun pengamatan

mangrove adalah secara purposive

sampling yaitu teknik penetuan statiun

berdasarkan atas tujuan tertentu.

Dalam penelitian ini dipilih tiga

stasiun pengamatan yaitu sebagai

berikut:

a. Statiun I yaitu lokasi yang tidak

ada penduduk dan tidak ada

aktivitas penduduk sebagai

kontrol.

b. Stasiun 2 yaitu lokasi yang dekat

dengan pemukiman penduduk.

Dimana penduduk nya lebih

banyak tinggal di bagian pesisir.

Jenis aktivitas yang terdapat pada

stasiun ini yaitu pemanfaatan,

pencemaran, konversi lahan

(pertambakan, pembangunan dan

pemukiman penduduk)

c. Stasiun 3 yaitu lokasi yang dekat

dengan pemukiman penduduk.

Dimana penduduk nya lebih

banyak bertempat tinggal di

bagian daratan. Jenis aktivitas

yang terdapat pada stasiun ini

yaitu pertambangan,

pemanfaaatan, konversi lahan

(pembangunan, pemukiman

penduduk) dan pencemaran.

2. Pengamatan Mangrove

Pengamatan untuk kerusakan

hutan mangrove penelitian ini yaitu

pengukuran kerapatan hutan mangrove

dan persen (%) tutupan mangrove di

Kampung Lama Kelurahan Dompak

Kota Tanjungpinang.

a. Pengukuran Kerapatan

Mangrove

Perhitungan kerapatan hutan

mangrove menggunakan metode garis

transek (kuadran transec). Transek

tersebut ditarik tegak lurus dari garis

pantai. Pada setiap stasiun terdiri dari

tiga transek, dimana dua transek terdiri

dari 3 plot dan satu transek terdiri dari

4 plot. Data diambil dengan

menggunakan plot berukuran 10x10 m

yang terdiri dari 10 plot untuk

kelompok pohon berdiameter >10 cm

yang ditempatkan di sepanjang garis

transek.

b. Persen (%) Tutupan Hutan

Mangrove

Persentase (%) tutupan

mangrove di hitung dengan

menggunakan metode hemisperichal

photography. Dibutuhkan kamera

dengan sudut pandang 180o pada satu

titik pengambilan foto. Teknik ini

masih cukup baru digunakan di

Indonesia pada hutan mangrove,

penerapannya mudah dan

menghasilkan data yang lebih akurat.

3. Pengukuran Parameter

Kualitas Air

Parameter yang diukur dalam

penelitian ini yaitu parameter fisika

dan parameter kimia. Seperti suhu,

salinitas, Ph, DO, BOD, Nitrat dan

ortofospat.

Page 6: PENGARUH AKTIVITAS PENDUDUK TERHADAP KERUSAKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, maupun dari

4. Penentuan Responden

Responden yang diamati adalah

masyarakat setempat yang bertempat

tinggal di Kampung Lama Dompak

dan masyarakat luar yang melakukan

aktivitas diarea hutan mangrove.

Rumus yang dapat digunakan adalah

rumus Taro Yamane (1962). Adapun

rumus perhitungannya adalah:

(

)

Keterangan :

N = Jumlah Populasi

n = Jumlah Responden

d = Error (maksimal 10% atau 20

%)

Jumlah populasi masyarakat di

Kampung Lama yaitu sebesar 98 KK

(Kepala Keluarga), maka banyaknya

sampel yang diambil adalah sebanyak

49 KK. Adapun errornya adalah 10%.

Analisis Data

1. Analisis Kerapatan Mangrove

Kerapatan masing-masing

spesies pada setiap stasiun dihitung

dengan menggunakan rumus sebagai

berikut (Kusmana, 1997 dalam

Darmadi, 2012):

Kerapatan Mangrove (ind/ha)

Kerapatan Relatif

x100%

2. Analisis Persentase (%)

Tutupan Mangrove

Konsep dari analisis ini

adalah pemisahan pixel langit dan

tutupan vegetasi, sehingga

persentase jumlah pixel tutupan

vegetasi mangrove dapat dihitung

dalam analisis gambar biner. Berikut

ini adalah tahapan analisis untuk

setiap foto.

a) Tampilkan imageJ pada windows

7 64-bit

b) Pada imageJ, buka gambar foto

dengan format .jpeg dari tempat

penyimpanan foto hasil

pemotretan dilapangan. File >>

Open >> (pilih foto)

c) Ubah foto menjadi 8-bit. Caranya

pilih Image >> Type >> 8-bit

d) Pisahkan langit dan tutupan

mangrove. Caranya pilih Image

>> Ajust >> Threshold

e) Pisahkan nilai digital pixel langit

dan tutupan mangrove secara

signifikan pada kotak Thresold,

Tekan Apply (Default:B/W)

f) Dihitung banyakny pixel yang

bernilai 255 sebagai intepretasi

tutupan mangrove. Caranya

Analize >> Histogram.

g) Persentase tutupan mangrove

merupakan perbandingan dari

jumlah pixel yang bernilai 255

(P255) dengan jumlah seluruh

pixel (∑P) dikalikan 100 persen

(%)

Data-data yang telah dihitung

tersebut selanjutnya dianalisis secara

deskriptif dengan membandingkan

antara hasil pengukuran kerapatan

mangrove dan % tutupan mangrove

dengan standar baku mutu kriteria

Page 7: PENGARUH AKTIVITAS PENDUDUK TERHADAP KERUSAKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, maupun dari

baku kerusakan mangrove berdasarkan

(KEPMEN LH. No. 201 Tahun 2004)

yang tertera pada lampiran.

3. Analisis Parameter Perairan

Semua data hasil pengukuran

parameter perairan yang dilakukan di

tiga stasiun yang berbeda selama ± 1

bulan ditabulasikan dan dibuat dalam

bentuk tabel dan diagram. Selanjutnya

data – data tersebut dianalisis secara

deskriptif dengan membandingkan

antara hasil pengukuran parameter

perairan dengan standar baku mutu air

laut berdasarkan Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup (KEMEN LH

No.51 Tahun 2004) yang tertera pada

lampiran

4. Analisis Pengaruh Kerusakan

Hutan Mangrove

Untuk mengetahui faktor

penyebab kerusakan hutan mangrove

di Kampung Lama Dompak diperoleh

dari hasil wawancara dengan

menggunakan kuisioner dengan

masyarakat setempat dengan jumlah

49 Responden. Kemudian data yang

telah di kumpulkan dianalisis secara

deskriptif dan dibuat dalam bentuk

tabel sesuai dengan tujuan untuk

mendapatkan kesimpulan serta

memberikan rekomendasi dan saran.

Selain itu juga dianalisis dengan Uji

Koefisien Determinasi (R2). Uji

Koefisien Determinasi (R2) pada

intinya untuk mengetahui seberapa

besar peran variabel independen yaitu

aktivitas penduduk dalam melakukan

perubahan yang terjadi terhadap

variabel dependent yaitu kerusakan

hutan mangrove.

HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Kerapatan dan Persen (%)

Tutupan Mangrove di

Kampung Lama Dompak

1. Kerapatan mangrove

Jenis hutan mangrove yang

ditemukan yaitu terdiri dari

Rhizopora apiculata, Rhizopora

mucronata, Nypah, Xylocarpus

granatum, Scyphiphora

hydrophyllaceae, Sonneratia alba,

Avicennia alba. Hasil datanya dapat

dilihat pada tabel di bawah ini

Sumber: Data Primer(2016)

a. Kerapatan Mangrove Stasiun I

No Jenis Kerapatan

(ind/ha)

Kerapatan

Relatif (%)

1 Rizhophora

apiculata 520 33,7662

2 Rizhophora

mucronata 410 26,6234

3 Nypah 60 3,8961

4 Soneratia alba 140 9,0909

5 Avicennia 160 10,3896

6 Xylocarpus

granatum 80 5,1948

7 Scyphiphora

hydrophyllaceae

170 11,0390

Total 1540 100

No Spesies Nama

Setempat

Famili

1 Rhizophora

apiculata

Mangi-

mangi

Rhizophorac

eae

2 Rhizophora

mucronata

Bakau

Hitam

Rhizophorac

eae

3 Nypafruticans Nipa Arecaceae

4 Sonneratia alba Pedada,

Prepat

Sonneratiace

ae

5 Avicennia alba Api-api Avicenniace

ae

6 Xylocarpus

granatum

Nyireh Meliaceae

7 Scyphiphora

hydrophyllaceae

Prepat

Lanang

Rubiaceae

Page 8: PENGARUH AKTIVITAS PENDUDUK TERHADAP KERUSAKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, maupun dari

Jumlah yang paling banyak

ditemui pada stasiun I adalah jenis

Rhizophora Apiculata yaitu dengan

kerapatan pohon 520 ind/ha dan

kerapatan relatifnya 33,7662%.

Sedangkan jenis mangrove yang paling

sedikit ditemui adalah pohon Nypah

dengan tingkat Kerapatan 60 ind/ha

dan kerapatan relatif nya adalah

3,8961%. Menurut Keputusan Menteri

Negara Lingkungan Hidup 2014,

kerapatan pada stasiun I termasuk

kategori sangat padat.

b. Kerapatan Mangrove Stasiun II

No Jenis Kerapata

n (ind/ha)

Kerapata

n Relatif

(%)

1 Rizhophor

a apiculata 320

46,3768

2

Rizhophor

a

mucronata

260

37,6812

3 Nypah 60 8,6957

4 Soneratia

alba 50

7,2464

Total 690 100

Sumber: Data Primer(2016)

Pada statiun II Rhizopora

apiculata lebih dominan dibandingkan

dengan jenis mangrove yang lainnya.

pada stasiun II jumlah yang paling

sedikit ditemukan adalah jenis

Soneratia alba yaitu dengan kerapatan

50 ind/ha dan kerapatan relatifnya

yaitu 7,2464%. Statiun II memiliki

kerapatan total hutan mangrove yaitu

690 ind/ha merupakan kerapatan

terkecil dari 3 stasiun dikawasan

penelitian. Berdasarkan perbandingan

dengan Kepmen LH No. 201 tahun

2004 tentang kriteria kerusakan hutan

mangrove menyatakan bahwa kondisi

mangrove pada stasiun II termasuk

kedalam kriteria rusak/jarang karena

kerapatan hutan mangrove nya yaitu <

1000 ind/ha

c. Data Kerapatan Mangrove

Stasiun III

No Jenis Kerapatan

(ind/ha)

Kerapatan

Relatif (%)

1 Rizhophora

apiculata 370 45,1220

2 Rizhophora

mucronata 210 25,6098

3 Soneratia alba 20 2,4390

4

Scyphiphora

hydrophyllace

ae 110 13,4146

5 Avicennia

alba 110 13,4146

Total 820 100

Sumber: Data Primer(2016)

Berdasarkan data hasil

kerapatan hutan mangrove pada diatas

kerapatan total hutan mangrove pada

stasiun III yaitu 820 ind/ha maka

kerapatan nya termasuk kategori

jarang/ rusak. Kerusakan hutan

mangrove dapat disebabkan oleh dua

faktor yaitu faktor alam dan faktor

manusia. Faktor manusia lebih banyak

menyebabkan terjadinya kerusakan

seperti terjadi pengalihfungsian lahan

untuk konversi lahan,

pertambakan/keramba dan

pertambangan serta pemanfaatan dari

ekosistem mangrove untuk kebutuhan

sehari-hari.

Page 9: PENGARUH AKTIVITAS PENDUDUK TERHADAP KERUSAKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, maupun dari

2. Persen Tutupan Mangrove

Sumber: Data Primer(2016)

Berdasarkan hasil analisis

dengan menggunakan metode

hemisperichal photografy bahwa

persen (%) tutupan hutan mangrove

dari tiga stasiun di Kampung Lama

Dompak memiliki hasil yang berbeda.

Pada stasiun I rata-rata total persen

(%) tutupan mangrove yaitu 76%

(Lampiran 3). Ditinjau dari Kepmen

LH No 201 Tahun 2004 tentang

kriteria kerusakan mangrove bahwa

persen (%) tutupan mangrove pada

stasiun I yaitu 76% termasuk kategori

sangat padat dengan nilai persen (%)

tutupan mangrove nya yaitu >75%.

Kemudian Pada stasiun II merupakan

kawasan ekosistem mangrove yang

dekat dengan penduduk memiliki nilai

(%) tutupan mangrove yang jauh lebih

rendah dari stasiun I dan III. Hal ini

disebabkan oleh adanya pengaruh dari

aktivitas penduduk seperti

pemanfaatan kayu untuk perahu

nelayan selain itu juga terjadi

penumpukan bekas pertambangan

bauksit sehingga hutan mangrove di

kawasan tersebut semakin berkurang

dan rusak selain itu pada stasiun II

juga terdapat pembangunan pelabuhan

dan konversi lahan seperti pemukiman

penduduk dan keramba ikan. Rata-rata

total persen (%) tutupan mangrovenya

pada stasiun II dari tiga transek yaitu

57% (Lampiran 3). Berdasarkan

Kepmen LH No 201 Tahun 2004

tentang kriteria kerusakan mangrove

bahwa persen (%) tutupan mangrove

pada stasiun II termasuk kategori

sedang. Kategori sedang yaitu >50%-

<75%. Pada stasiun III memiliki rata-

rata total (%) tutupan mangrove nya

yaitu 60%. Menurut Kepmen LH No

201 tahun 2004 tentang kriteria

kerusakan mangrove bahwa kondisi

(%) tutupan hutan mangrove pada

stasiun III yaitu 60% terkategori

sedang.

3. Kualitas Lingkungan Perairan

No Parameter

Peraian ST I

ST

II

ST

III

Baku

Mutu

1 Suhu 28.2 29.6 30 28°C -

32°C

2 Salinitas 32.5 33 33.2 33(‰) - 34 (‰)

3 pH 6.8 7.4 7 7 – 8

4 DO 6.1 5.6 5.6 >5 mg/l

5 BOD 21 20 20.5 20 mg/l

6 Nitrat(NO3-

N) 1 1.1 1.4

0,008

mg/l

7 Autopospat 0.03 0.03 0.02 0,015

mg/l

Sumber : Data Primer (2016)

76%

57% 60%

0%

10%

20%

30%

40%

50%

60%

70%

80%

Stasiun1

Stasiun2

Stasiun3

PE

RS

EN

TA

SE

(%

) T

UT

UP

AN

MA

NG

RO

VE

STASIUN PENELITIAN

Page 10: PENGARUH AKTIVITAS PENDUDUK TERHADAP KERUSAKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, maupun dari

4. Jenis Aktivitas Penduduk yang

dapat Merusak Ekosistem

Hutan Mangrove di Kampung

Lama Kelurahan Dompak

No

Jenis Aktivitas

Penduduk yang

dapat merusak

mangrove

Jumlah

Jawaban

Responden

Persentase

(%)

1

Konversi Lahan (

pertambakan,

pembangunan,

pemukiman)

49 39.52

2 Pertambangan 16 12.90

3 Pencemaran 25 20.16

4

Pemanfaatan

mangrove untuk

kebutuhan sehari-

hari (kayu)

34 27.42

Total 124 100

Sumber: Data Primer (2016)

Berdasarkan tabel 10. Jenis yang

paling dominana menyebabkan

kerusakan adalah konversi lahan

dengan persentase 39.52 %.

Sedangkan yang paling sedikit

menyebabkan kerusakan hutan

mangrove adalah jenis pertambangan

dengan nilai persentase yaitu 12.90%

5. Pengaruh Aktivitas Penduduk

Terhadap Kerusakan

HutanMangrove

Kerusakan Hutan Mangrove

yang terjadi di Kampung Lama

Dompak dapat disebabkan oleh

aktivitas penduduk. Dapat dilihat dari

jenis mangrove yang ditemukan telah

mengalami pengurangan hanya

ditemukan sebanyak 7 jenis hutan

mangrove. Dalam penelitian

sebelumnya yang dilakukan Lestari

(2013) bahwa ditemukan sebanyak 12

jenis hutan mangrove. Berdasarkan

Keputusan Menteri Lingkungan Hidup

(Kepmen LH) No. 201 Tahun 2004

tentang kriteria baku kerusakan hutan

mangrove bahwa kerapatan hutan

mangrove dan % tutupan vegetasi

hutan mangrove di Kampung Lama

termasuk kategori rusak/jarang.

a. Pengujian koefisien

Determinasi (R2)

Tabel 12. Hasil Uji Koefisien

determinasi (R2)

deDeterminasi (R2)

Sumber: Data Primer yang diolah versi

SPSS 21.0

Berdasarkan tabel 12 dapat

diketahui bahwa nilai koefisien

determinasi (R2) sebesar 0,969 atau

sebesar 96,9 % yang dihitung

menggunakan SPSS 21.0. Hal ini

menunjukkan bahwa persentase

pengaruh variabel independent yaitu

aktivitas penduduk terhadap kerusakan

hutan mangrove sebagai variabel

dependent sebesar 96,9 %.

Berdasarkan Interpretasi Koefisien

Determinasi yang dikemukakan oleh

Nurgana, 1993 dalam Kurnia, 2014

“jika R264% artinya terjadi hubungan

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the Estimate

1 .992

a

.985 .969 80.41131

a. Predictors: (Constant), aktivitaspenduduk

b. Dependent Variable: kerusakanmangrove

Page 11: PENGARUH AKTIVITAS PENDUDUK TERHADAP KERUSAKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, maupun dari

yang tinggi sekali antara variabel

independent (aktivitas penduduk)

dengan variabel dependent (kerusakan

hutan mangrove) Sedangkan sisanya

3,1 dipengaruhi oleh faktor lain yang

tidak termasuk dalam model penelitian

ini

6. Upaya Pelestarian Ekosistem

Hutan Mangrove

Untuk memulihkan kembali

ekosistem hutan mangrove yang rusak

yang terjadi di Kampung Lama

Dompak yang disebabkan oleh

aktivitas penduduk harus dilakukan

upaya pelestarian guna menjaga

kelestarian ekosistem hutan mangrove.

Salah satu bentuk upaya pelestarian

ekosistem hutan mangrove yang bisa

dilakukan di daerah penelitian tersebut

dengan cara rehabilitasi dengan tujuan

untuk memulihkan kembali kondisi

yang rusak yang bisa dilakukan oleh

pemerintah daerah/setempat dan

penduduk juga harus ikut

berpartisipasi dalam membantu

pemerintah. Berdasarkan Undang-

Undang Nomor 41 Tahun 1999 Pasal

43 tentang kehutanan bahwa dalam

kaitan kondisi hutan mangrove yang

rusak pada setiap orang yang

mengelola atau memanfaatkan hutan

mangrove wajib melaksanakan

rehabilitas untuk tujuan perlindungan

konservasi.

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian

yang dilakukan penulis di Kampung

Lama Dompak, maka dapat

disimpulkan yaitu sebagai berikut :

1. Berdasarkan Keputusan Menteri

Lingkungan Hidup No. 201 Tahun

2004 tentang kriteria baku

kerusakan hutan mangrove bahwa

kerapatan dan persentase tutupan

mangrove pada stasiun II dan III

yaitu lokasi yang tidak ada

penduduk termasuk kategori

jarang/rusak. Sedangkan pada

stasiun I lokasi yang tidak ada

penduduk hutan mnagrove nya

termasuk kategori sangat padat.

2. Jenis aktivitas penduduk yang

dapat merusak ekosistem

mangrove yaitu konversi lahan

(pertambakan, pembangunan,

pemukiman) dengan nilai

persentase 39,52%, pertambangan

yaitu 12,90%, pencemaran yaitu

20,16% dan pemanfaatan

mangrove yaitu 27,42%. Dengan

demikian, aktivitas yang lebih

dominan menyebabkan kerusakan

hutan di daerah Kampung Lama

Dompak yaitu jenis konversi

lahan.

3. Aktivitas penduduk di Kampung

Lama Dompak sangat

berpengaruh terhadapat kerusakan

hutan mangrove. Dapat dilihat

dari jenis mangrove yang

ditemukan berkurang (hanya

ditemukan 7 jenis mangrove).

Kerapatan pohon dan persen

tutupan menurun. Sedang kan

Page 12: PENGARUH AKTIVITAS PENDUDUK TERHADAP KERUSAKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, maupun dari

kualitas lingkungan perairannya

termasuk kategori rusak ringan

dan belum melebihi ambang batas.

Selain itu, salah satu bentuk upaya

pelestarian ekosistem hutan

mangrove yang bisa dilakukan di

daerah penelitian tersebut dengan

cara rehabilitasi dengan tujuan

untuk memulihkan kembali

kondisi yang rusak yang bisa

dilakukan oleh pemerintah

daerah/setempat dan penduduk

juga harus ikut berpartisipasi

dalam membantu pemerintah.

B. Saran

Diharapkan kepada pemerintah

setempat agar dapat bekerja sama

dengan masyarakat setempat untuk

melakukan upaya pelestarian

ekosistem mangrove. karena upaya

pengalihfungsian lahan mangrove

yang terjadi Kampung Lama Dompak

perlu di seimbangkan dengan adanya

upaya pelestarian hutan mangrove agar

fungsi hutan mangrove secara fisik,

biologis dan sosial ekonomis tetap

terjaga dan bersifat berkelanjutan.

DAFTAR PUSAKA

Bahri, Andi Faizal. 2010. Analisis

Kandungan Nitrat dan Fosfat

Pada Sedimen Mangrove Yang

Termanfaatkan di Kec.

Mallusetasi Kab. Barru.

(http://andifaizalbahriskel.blogsp

ot.co.id/2010/11/analisis-nitrat-

dan-fosfat-pada-sedimen.html,

diakses 15 Februari 2015)

Bonagung. 2011. Penentuan Oksigen

Terlarut. http://scribd.com/doc/.

(Diakses pada 22 November

2015)

Darmadi. 2012. Struktur Komunitas

vegetasi mangrove Berdasarkan

Karakteristik Substrat di Muara

Harmin Desa Cangkring

kecamatan Cantigi Kabupaten

Indramayu. Jurnal. Indramayu:

Alumni Fakultas Perikanan dan

Kelautan Universitas

Padjadjaran

Desriana. 2015. Kajian Potensi

Ekosistem Mangrove Untuk

Pengebangan Ekowisata

Mangrove Di Desa Kuala

Sempang Kecamatan Seri Kuala

Lobam Kabupaten Bintan.

Skripsi. Bintan: Jurusan

Manajemen Sumberdaya

Perairan Fakultas Ilmu Kelautan

dan perikanan UMRAH.

Effendi, Hefni. 2003. Telaah Kualitas

Air Bagi Pengelolaan

Sumberdaya Dan Lingkungan

Perairan. Kanisius. Jakarta

Fadlan, Mohammad. 2010. Aktivitas

Ekonomi Penduduk terhadap

Kerusakan Ekosistem Hutan

Mangrove di KelurahanBagan

Deli Kecamatan Medan

Belawan. Jurnal. Medan:

Universitas Sumatera Utara.

Harahab, Nurdin. 2010. Penilaian

Ekonomi Ekosistem Hutan

Mangrove & Aplikasinya dalam

Perencanaan Wilayah Pesisir.

Graha Ilmu. Yogyakarta

Page 13: PENGARUH AKTIVITAS PENDUDUK TERHADAP KERUSAKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, maupun dari

Hutabarat, S.E. 1985. Pengantar

Oceanografi. UI Press. Jakarta.

Irwanto. 2008. Irwantoshut.com.

Hutan Mangrove dan

Manfaatnya,

(http://www.irwantoshut.com/pe

nelitian/hutan_mangrove/,

diakses pada 22 November

2015).

Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 201

Tahun 2004 Tentang Kriteria

Baku dan Pedoman Penentuan

Kerusakan Mangrove.

Kementerian Lingkungan Hidup.

Jakarta

Keputusan Menteri Negara

Lingkungan Hidup Nomor 51

Tahun 2004 Tentang Baku Mutu

Air Laut Untuk Biota Laut.

Kementerian Lingkungan Hidup.

Jakarta

Kurnia, Asep Putra. 2014. Kontribusi

nilai praktik kerja industri

terhadap nilai uji kompetensi

siswa SMKN I Sumedang. Jurnal.

Sumedang: Universitas

Pendidikan Indonesia

Kustanti, Asihing. 2011. Manajemen

Hutan Mangrove. IPB Press.

Bogor

Lestari, Febrianti. 2013. Identifikasi

Kondisi Ekosistem Mangrove di

Wilayah Pesisir Pulau Dompak.

volume 23 (Nomor 23 Mei

2013)

M. Ghufran H. Kordi K. 2012.

Ekosistem Mangrove Potensi,

Fungsi, dan Pengeloaan.

PT.Rineka Cipta. Jakarta.

Nontji, Anugerah. 2005. Laut

Nusantara. Cetakan Keempat.

Djambatan. Jakarta

Nontji. A. 2007. Laut Nusantara.

Djambatan. Jakarta.

Rahman. 2013. Kerusakan Ekosistem

Hutan Mangrove Di Desa

Dongko Kecamatan Dampal

Selatan Kabupaten Tolitoli

Tahun 2007- 2012. Jurnal.

Tolitoli: Universitas Tadulako

Rahmawaty, 2006. Upaya Pelestarian

Mangrove Berdasarkan

Pendekatan Masyarakat.

Universitas Sumatera Utara.

Saparinto, C. 2007. Pendayagunaan

Ekosistem Mangrove. Dahara

Prize. Semarang

Surya, Bharata. 2015. Struktur

Komunitas Mangrove Di

Perairan Kampung Kelam Pagi

Keurahan Dompak Kecamatan

Bukit Bestari Kota

Tanjungpinang. Skripsi.

Tanjungpinang: Jurusan

Manajemen Sumberdaya

Perairan Fakultas Ilmu Kelautan

dan perikanan UMRAH.

Taro Yamane. 1962.

(https://virtualyuni.wordpress.co

m/2011/03/08/chapter-4-metode-

penelitian/, diakses pada 22

November 2015)

Page 14: PENGARUH AKTIVITAS PENDUDUK TERHADAP KERUSAKAN …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity_forms/1-ec61c9cb232a... · Kehutanan, Kementerian Kelautan dan Perikanan, maupun dari

Taty. 2009. Oksigen Terlarut.

http://tatyalfiyah.file.wordpress.c

om/2009/do.mhs.pdf. (Diakses

10 Februari 2015)

Vedca. 2009. Teknologi Pengelolaan

Kualitas Air.

http://sith.ttb.ac.id/d4.pdf

(Daikses pada 10 Februari 2015)

Wibisono, M.S. 2005. Pengantar ilmu

kelautan. PT Grasindo. Jakarta