141
PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT STYLE TERHADAP AGRESIVITAS (Studi pada pelajar di SMAN 6 Jakarta) SKRIPSI Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi salah satu persyaratan memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S. Psi) Oleh: YUNIA SYUKMAWATI (109070000200) FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1436 H/ 2014

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

  • Upload
    vudieu

  • View
    222

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT

STYLE TERHADAP AGRESIVITAS

(Studi pada pelajar di SMAN 6 Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)

Oleh:

YUNIA SYUKMAWATI

(109070000200)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/ 2014

Page 2: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

i

PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT

STYLE TERHADAP AGRESIVITAS

(Studi pada pelajar di SMAN 6 Jakarta)

SKRIPSI

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk memenuhi salah satu persyaratan

memperoleh gelar Sarjana Psikologi (S. Psi)

Oleh:

YUNIA SYUKMAWATI

(109070000200)

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1436 H/ 2014

Page 3: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant
Page 4: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant
Page 5: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant
Page 6: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

v

MOTTO

“A person who never made a mistake never tried anything new.”

“Learn from yesterday, live for today, hope for tomorrow. The important thing is not to stop questioning.”

– Albert Einstein –

“When you talk, you repeat what you already know; when

you listen, you often learn something.”

– Jared Sparks –

Persembahan

Skripsi ini saya persembahkan kepada orang tua yang telah bersusah payah meberikan yang terbaik untuk anaknya serta semua pihak yang

telah memberikan dukungan, bantuan, masukan dan doa.

Page 7: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

vi

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

B) November 2014

C) Yunia Syukmawati

D) Pengaruh Big Five Personality dan Attachment Style terhadap Agresivitas

(Studi pada pelajar di SMAN 6 Jakarta).

E) xiii + 111 Halaman + Lampiran

F) Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh big five personality

dan attachment style terhadap agresivitas (studi pada pelajar di SMAN 6

Jakarta dengan menggunakan metode kuantitatif. Teknik pengambilan

sampel yang digunakan pada penelitian ini adalah probalility sampling dan

diperoleh responden sebesar 250 orang yang merupakan siswa di SMAN 6

Jakarta. Metode analisis data yang digunakan dalam penelitian ini adalah

Multiple Regression Analysis pada taraf signifikansi 0,05 yang diperoleh

dari hasil perhitungan skala Aggression Questionnaire Scale, Big five

Personality Inventory (BFI), dan Relationship Attachment Scale

Questionnaire (RSQ).

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat pengaruh yang signifikan

big five personality dan attachment style terhadap agresivitas. Hasil

pengujian hipotesis minor menunjukkan bahwa extraversion,

agreeableness, conscientiousness, neuroticism, openness to experience,

fearful attachment, dan jenis kelamin berpengaruh signifikan terhadap

agresivitas. Sedangkan variabel secure attachment, preoccupied

attachment dan dismissing attachment tidak memberikan pengaruh yang

signifikan terhadap agresivitas.

Untuk penelitian selanjutnya, disarankan menggunakan faktor-faktor lain

yang mempengaruhi agresivitas untuk memperkaya hasil penelitian dan

khususnya pada variabel dismissing attachment untuk mempertimbangkan

menggunakan alat ukur yang lebih sesuai. Selain itu, bagi SMAN 6 Jakarta

disarankan menyelenggarakan training atau seminar untuk para siswa dan

orang tua dan mempertegas peraturan sekolah untuk mencegah agresivitas.

Kata kunci : Big Five Personality, Attachment style, Agresivitas, Pelajar

SMA.

G) Daftar bacaan : 52 bahan (1980 – 2012)

Page 8: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

vi

ABSTRACT

A) Faculty of Psychology, State Islamic University Syarif Hidayatullah Jakarta

B) November 2014

C) Yunia Syukmawati

D) The affects of the Big Five Personality and Attachment Style on Aggressiveness of

an 6 high school students, Jakarta

E) xiii + 111 pages + Appendix

F) This research examines the affects of the big five personality and attachment style

on aggressiveness of an 6 high school students, Jakarta by using quantitative

methods. The sampling technique used in this study is a probalility sampling and

obtained for 250 respondents who are students at 6 High School, Jakarta. The

method of data analysis used in this study is the Multiple Regression Analysis on the

significance level of 0.05, which is obtained from the calculation scale Aggression

Questionnaire Scale, Big five Personality Inventory (BFI), and the Relationship

Attachment Scale Questionnaire (RSQ).

The results of this study indicate that there is significant affects big five personality

and attachment style on the aggressiveness. Test results indicate minor hypothesis

that extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, openness to

experience, Fearful attachment, and gender significantly affects aggressiveness.

While variable secure attachment, preoccupied attachment and dismissing

attachment does not have a significant affects on the aggressiveness of an high

school students.

For further research, it is recommended to use other factors that affects the

aggressiveness to enrich the research and especially in dismissing attachment

variables to consider using a more appropriate measuring tool. In addition, for high

school 6 Jakarta suggested conducting training or seminars for students and parents

and then reinforce school rules to prevent aggression on the students.

Keywords: Big Five Personality, Attachment style, aggressiveness, high school

students

G) Reading Material: 52 materials (1980-2012)

Page 9: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

vii

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahiim

Alhamdulillahirabbil’alamiin puji syukur kehadirat Allah SWT karena berkat

kekuasaan-Nya, rahmat, karunia, anugerah-Nya penulis dapat menyelesaikan

skripsi ini. Shalawat serta salam terlimpah kepada Nabi besar Muhammad SAW

beserta sahabat dan keluarga, serta pengikutnya hingga akhir zaman. Allahumma

shalli ‘alasaiyidinaa Muhammad wa’ala alisaiyidina Muhammad.

Skripsi ini merupakan sebuah karya ilmiah yang disusun dalam rangka

menyelesaikan jenjang pendidikan Sarjana Strata Satu (S1) sesuai dengan

kurikulum yang telah ditetapkan di Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta.

Selama penyelesaian skripsi ini peneliti tidak luput dari proses pembelajaran yang

amat panjang. Peneliti telah melewati berbagai macam bantuan dan dukungan dari

berbagai pihak. Oleh karena itu pada kesempatan ini peneliti ingin mengucapkan

Terima Kasih yang sebesar – besarnya kepada pihak yang telah membantu, yaitu

sebagai berikut :

1. Prof. Abdul Mujib, Dekan Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah

Jakarta, beserta jajarannya yang selalu berjuang agar Fakultas Psikologi

menjadi lebih baik dan menjadikan lulusan yang berkualitas.

2. Gazi Saloom, M.Si, dosen pembimbing skripsi yang sangat banyak

memberikan masukan, kritik, wawasan, pemahaman dan dukungan dalam

penulisan skripsi ini. Kemuliaan dalam membantu saya semoga mendapat

balasan yang berlipat dari Allah SWT.

3. Dr. Achmad Syahid, M.A, penasihat akademik penulis yang telah banyak

memberikan dukungan dan masukan selama masa perkuliahan berlangsung.

4. Seluruh dosen Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

selama ini memberikan ilmu, wawasan, pengetahuan dan pengalaman pada

penulis dalam menjalani perkuliahan. Semoga Allah memberikan berlipat-

lipat pahala dan rahmat-Nya atas ilmu dan amal yang telah Bapak/Ibu

berikan.

5. Para staf bagian Akademik, Umum, Keuangan, dan Perpustakaan Fakultas

Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang telah banyak memberikan

informasi dan bantuan selama proses melengkapi persyaratan skripsi.

6. Orang tua penulis, Syukri Almas (ayah) dan Sumarsih (ibu). Terima kasih

atas kasih sayang, perhatian, pengertian, motivasi, do’a, pengorbanan,

bantuan, semangat, dan dukungan, baik dari segi moril maupun materil serta

kesabaran selama ini menunggu anak tunggalnya menjadi sarjana. Keluarga

besar penulis lainnya, Warsini (mbah putri), Alm. Kaslim (mbah kakung),

Purlinawati (tante), Susi Tri Wahyuni (tante), Rizki Aulia Qais (sepupu),

Rachmadi Setiawan (om), Mohammad Panji Jauhari (om), Suwarto (om),

Page 10: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

viii

dan Suhartono (om), terima kasih atas semangat, doa dan kesabarannya

dalam mendengarkan keluh kesah penulis.

7. Seluruh siswa dan siswi SMA Negeri 6 Jakarta Selatan yang bersedia

menjadi sampel penelitian ini, Bapak Purnomo selaku guru matematika dan

Bapak Hamid selaku kepala bagian HUMAS, terima kasih telah memberi

masukan dan bantuan dalam pengumpulan data di SMA Negeri 6 Jakarta

Selatan.

8. Novieanty Nurul Utami, Iman Aji Herdaya, Muhammad Kahfi Ramadhani,

Indah Puspita Rani, Lintang Rifai Widyatmoko Prawirodirjoe dan Edi

Wibowo. Terima kasih sahabat-sahabat penulis, yang telah setia menemani,

mendukung, membantu, menyemangati dalam canda dan tawa.

9. Hauria Nadhifa As-syadiah, Rizki Setyowati, kartika yuniarti, dan Kak Puti,

terima kasih telah membantu dalam memberikan masukan, olah data dan

menyemangati. Teman-teman Exclusive Class 2009 yang sangat kompak

dalam segala hal. Peneliti sangat senang bisa menghabiskan waktu

mengenyam pendidikan Psikologi ini bersama dengan mereka. Terutama

Diana Mumpuni, Rosita Dewi, Keyko Asri Septiani, Irma Mahrifa, Tiara

Maharani dan Suzan Zuhra yang telah membantu penulis dalam

penyelesaian skripsi dan pengolahan data skripsi.

10. Kepada seluruh pihak yang telah membantu dan mendukung penulis. Mohon

maaf tidak disebutkan satu per satu.

Penulis berharap skripsi ini dapat memberikan banyak manfaat dan inspirasi bagi

banyak orang yang membaca. Penulis menyadari laporan ini masih jauh dari

sempurna. Untuk itu, penulis mengharapkan masukan, kritik dan saran demi

perbaikan di masa mendatang. Terima kasih.

Jakarta, 4 November 2014

Penulis

Page 11: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

ix

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL…………………………………………………………….. i

LEMBAR PERSETUJUAN PEMBIMBING…………….…….. …………….. ii

LEMBAR PENGESAHAN SIDANG MUNAQOSYAH.……..…………….. iii

LEMBAR PERNYATAAN……………………………………………………. iv

MOTO DAN PERSEMBAHAN……………………………………………….. v

ABSTRAK………………………………………………………………………. vi

KATA PENGANTAR…………………………………………………………… vii

DAFTAR ISI…………………………………………………………………….. ix

DAFTAR TABEL………………………………………………………………. xi

DAFTAR GAMBAR………………………………………………………….... xii

DAFTAR LAMPIRAN………………………………………………………….. xiii

BAB 1 PENDAHULUAN ……………………………………………………….. 1

1.1 Latar Belakang……………………………………………….… 1

1.2 Pembatasan dan Perumusan masalah ……………………......… 12

1.2.1 Pembatasan masalah …………………………………… 12

1.2.2 Perumusan masalah ……………………………………. 13

1.3 Tujuan penelitian ………………………………………………. 13

1.4 Manfaat penelitian ……………………………………………... 14

1.4.1 Manfaat teoritis ………………………………………… 14

1.4.2 Manfaat praktis ………………………………………… 14

1.5 Sistematika Penulisan ………………………………………..… 14

BAB 2 LANDASAN TEORI …………………………………………………… 16

2.1 Agresivitas…………………………………………………………. 16

2.1.1 Pengertian Agresivitas…………………………………… 16

2.1.2 Agresivitas pada pelajar …………………………………… 18

2.1.3 Bentuk-bentuk agresivitas ……………………………….... 19

2.1.4 Pengukuran agresivitas …………………………………… 21

2.1.5 Faktor yang mempengaruhi agresivitas ………………….. 23

2.2 Big five Personality…………………………………………………31

2.2.1 Definisi Big five Personality ……………………………… 31

2.2.2 Dimensi Big five personality……………………………….. 32

2.2.3 Pengukuran Big five personality …………………………... 33

2.2.4 Agresivitas dan Big five Personality ……………………… 35

2.3 Attachment style…………………………………………………… 37

2.3.1 Definisi Attachment Style…………………………………. 37

2.3.2 Dimensi Attachment style ………………………………… 39

2.3.3 Perkembangan attachment dalam rentan hidup……………. 41

2.3.4 Pembentukan tingkah laku lekat (attachment behavior)……43

2.3.5 Model mental kelekatan…………………………………….44

2.3.5 Pengukuran Attachment style……………………………… 46

2.3.4 Attachment style dan agresivitas ………………………….. 47

2.4 Kerangka Berpikir ……………………………………………….... 48

2.5 Hipotesis………………………………………………………… 53

Page 12: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

x

BAB 3 METODE PENELITIAN ……………………………………………….. 55

3.1 Sampel Penelitian dan teknik pengambilan data ………………… 55

3.2 Variabel Penelitian ………………….…..……………….............. 55

3.3 Definisi operasional variabel……………………………………... 56

3.4 Pengumpulan data ……………………………………………….. 57

3.4.1. Teknik pengumpulan data ……………………………….. 57

3.4.2. Instrumen Penelitian. …………………………………….. 59

3.5. Uji Validitas Konstruk………………..……………………………. 61

3.5.1 Uji Validitas Konstruk Agresivitas ..................................... 64

3.5.2 Uji Validitas Konstruk Big five personality ……………… 66

3.5.3 Uji Validitas Konstruk Attachment style …………………. 75

3.6 Prosedur Pengumpulan Data ……………………………………… 81

3.7 Metode Analisis Data …………………………………………… 81

Bab 4 HASIL PENELITIAN …………………………………………….…….. 84

4.1 Analisis Deskriptif……………………………………………….... 84

4.2 Kategorisasi Hasil penelitian ………………………………………85

4.3 Uji Hipotesis Penelitian ………………………………………....... 90

4.3.1. Analisis Regresi Variabel Penelitian ………………........... 90

4.3.2 Proporsi Varian Sumbangan Masing-masing IV………… 94

Bab 5 KESIMPULAN, DISKUSI, dan SARAN ………………...……........... 97

5.1 Kesimpulan ………………………………………………… .. ..... 97

5.2 Diskusi ………………………………………………………….... 97

5.3 Saran …………………………………………………………....... 105

5.3.1 Saran Teoritis …………………………………………..... 105

5.3.2 Saran Praktis …………………………………………...... 106

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………......... 108

LAMPIRAN

Page 13: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

xi

DAFTAR TABEL

Tabel 3.4.1.1 Skor Skala Model Likert….………………………......................... 58

Tabel 3.4.2.1 Blueprint Aggression Questionnaire …………………………….. 59

Tabel 3.4.2.2 Blueprint Big Five Personality…………………………………… 60

Tabel 3.4.2.3 Blueprint Attachment style…………………………………….…... 61

Tabel 3.5.1.1 Muatan Faktor Agresivitas………………………..... ………………65

Tabel 3.5.1.2 Muatan Faktor Agresivitas setelah di drop……………………….. 66

Tabel 3.5.2.1 Muatan Faktor dimensi Extraversion……………………………… 67

Tabel 3.5.2.2 Muatan Faktor dimensi Extraversion setelah di drop……………… 68

Tabel 3.5.2.3 Muatan Faktor dimensi agreeableness ……………........................ 69

Tabel 3.5.2.4 Muatan Faktor dimensi agreeableness setelah di drop …………….70

Tabel 3.5.2.5 Muatan Faktor dimensi conscientiousness………………………….71

Tabel 3.5.2.6 Muatan Faktor dimensi conscientiousness setelah di drop…………71

Tabel 3.5.2.7 Muatan Faktor dimensi Neuroticism………………………………. 73

Tabel 3.5.2.8 Muatan Faktor dimensi openness to experiences…………………...74

Tabel 3.5.2.9 Muatan Faktor dimensi openeess to experiences setelah di drop… 74

Tabel 3.5.3.1 Muatan Faktor dimensi secure attachment………………………….76

Tabel 3.5.3.2 Muatan Faktor dimensi fearful attachment………………………… 77

Tabel 3.5.3.3 Muatan Faktor dimensi preoccupied attachment………………… 78

Tabel 3.5.3.4 Muatan Faktor dimensi preoccupied setelah di drop……………….79

Tabel 3.5.3.5 Muatan Faktor dimensi dismissing attachment……………………..80

Tabel 3.5.3.6 Muatan Faktor dimensi dismissing setelah di drop……………… 80

Tabel 4.1.1 Gambaran Subjek.........................................………………............. 84

Tabel 4.1.2 Nilai rata-rata agresivitas berdasarkan jenis kelamin……………. 85

Tabel 4.2.1 Norma skor ..............................................................……………... 86

Tabel 4.2.2 Tabel subjek berdasarkan tingkat agresivitas ..........…………… 86

Tabel 4.2.3 Tabel subjek berdasarkan tingkat agresivitas pria dan wanita ..… 86

Tabel 4.2.4 Tabel subjek berdasarkan tingkat extraversion………………… 87

Tabel 4.2.5 Tabel subjek berdasarkan tingkat agreeableness………………… 87

Tabel 4.2.6 Tabel subjek berdasarkan tingkat conscientiousness…………… 87

Tabel 4.2.7 Tabel subjek berdasarkan tingkat neuroticism.............................. 88

Tabel 4.2.8 Tabel subjek berdasarkan tingkat openness to experiences............. 88

Tabel 4.2.9 Tabel subjek berdasarkan tingkat secure attachment...................... 88

Tabel 4.2.10 Tabel subjek berdasarkan tingkat fearful attachment...................... 89

Tabel 4.2.11 Tabel subjek berdasarkan tingkat preoccupied attachment………. 89

Tabel 4.2.12 Tabel subjek berdasarkan tingkat dismissing attachment................ 89

Tabel 4.3.1.1 Tabel Rsquare …………………………………………………… 90

Tabel 4.3.1.2 Anova…………………………………………………………... 91

Tabel 4.3.1.3 Koefisien Regresi………………………………………………… 92

Tabel 4.3.2.1 Proporsi Varian Masing-masing IV………………………………. 95

Page 14: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

xii

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.4.1.1 Kerangka Berpikir …………………………………………. 52

Page 15: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

xiii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Surat Izin Penelitian

Lampiran 2 Kuesioner Penelitian

Lampiran 3 Surat keterangan selesai penelitian

Lampiran 4 Diagram CFA (Confirmatory Factor Analysis)

Page 16: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

1

BAB 1

PENDAHULUAN

Dalam bab pendahuluan ini akan dibahas mengenai latar belakang masalah,

pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, serta

sistematika penulisan.

1.1 Latar Belakang

Fenomena tawuran seakan tak pernah habis menjadi perhatian. Seperti kasus

tawuran pelajar yang semakin marak terjadi terutama pada pelajar sekolah

menengah, baik SMA maupun SMK/STM. Pemicunya seringkali hanya masalah

kecil, namun gengsi yang tinggi di mata pelaku tawuran seakan menjadi alasan yang

menguatkan para pelajar tersebut untuk melakukan aksi tawuran. Seperti yang

diungkapkan psikolog Polda Metro Jaya, AKBP Arif Nurcahyo, bahwa solidaritas

yang menimbulkan rasa keinginan untuk mendapatkan suatu identitas sebagai

seorang yang membela kelompok. Dan ketika ia merasa mempunyai kelompok, ia

ingin tampil sebagai seorang hero disana (Vivanews, 2013).

Selain dipicu oleh gengsi, aksi tawuran pelajar tersebut merupakan sebuah

ungkapan agresi dari para pelajar yang diwariskan secara turun-temurun oleh para

senior mereka. Seperti yang diungkapkan oleh Taylor, Peplau, dan O’Sears (2009)

bahwa penguatan, imitasi, dan asumsi tentang motif orang lain semuanya

berkombinasi menjadi skema agresi. Dalam kasus agresi, orang mengembangkan

keyakinan yang terorganisir tentang ketepatan tindak agresi, situasi dimana agresi

mesti terjadi, dan cara agresi diekspresikan, misalnya melalui pemukulan atau

penghajaran (agresi fisik).

Page 17: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

2

Hurlock (1980) menjelaskan bahwa fase perkembangan pelajar atau masa

remaja yaitu masa peralihan yang semula anak-anak mulai beranjak dewasa, pada

fase ini remaja tidak bisa dikatakan sebagai anak-anak, juga belum bisa dikatakan

dewasa, pada fase ini, mulai terjadi proses kematangan dari sisi fisik, psikis,

seksual, maupun intelektual, karena belum dianggap matang remaja seringkali salah

dalam upaya pengambilan keputusan, sehingga remaja dihadapkan pada faktor

resiko yang lebih luas terhadap perilaku-perilaku bermasalah. Pada fase

perkembangan remaja, pergaulan sosial lebih banyak pada peer group, teman

sebaya, sehingga nilai-nilai yang ada teman sebaya itulah yang menjadi nilai-nilai

pada remaja, sehingga bila nilai-nilai yang dijadikan acuan negatif, bisa langsung

berdampak pada remaja, kecuali bila ada hubungan yang baik antar orang tua dan

remaja, dengan adanya kedekatan orang tua dengan remaja, orang tua bisa menjadi

sahabat bagi remaja, remaja memiliki tempat sharing dan berkeluh kesah, remaja

akan memiliki wawasan lebih banyak mengenai nilai-nilai, berdampak pula pada

pengambilan keputusan yang akan mereka ambil.

Harlock (1980) menjelaskan bahawa remaja/pelajar adalah fase pencarian

jati diri, pencarian identitas diri ini adalah tugas perkembangan yang wajib dilalui

remaja, remaja mulai mempertanyakan hakikat dirinya, dan esensi dari berbagai

macam hal, mereka mencari apa yang menjadi potensinya dan menjadi seperti

apakah pribadi yang mereka inginkan, kebanyakan remaja ingin diakui

eksistensinya, ingin menjadi pusat perhatian. Oleh karena itu mereka melakukan

segala sesuatu agar ia diakui eksistensinya, misalnya menjadi berprestasi dibidang

akademik, ataupun non akademik, olahraga, dan lain sebagainya, jika tidak dalam

Page 18: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

3

jalur berprestasi remaja cenderung melakukan perilaku-perilaku bermasalah agar

diakui eksistensinya terutama oleh teman sebayanya.

Tawuran pelajar seakan sudah menjadi masalah yang mengakar kuat pada

remaja yang tengah mencari jati diri, jika terus dibiarkan seperti ini jelas akan

menimbulkan kerugian yang besar bagi banyak pihak contohnya, rusaknya fasilitas

umum, seperti halte bis, telepon umum, warung-warung pinggir jalan, kendaraan

pribadi maupun kendaraan umum yang menyebabkan kerugian material yang cukup

besar dalam memperbaiki fasilitas umum akibat tawuran dan mengganti semua

kerugian yang ada, menggangu proses belajar-mengajar di sekolah. Bagi pelajar

yang ikut tawuran, kemungkinan akan menjadi korban, baik itu cidera ringan,

cidera berat, bahkan kematian. Selain itu, kerugian bagi pelajar lainnya adalah

kehilangan moralitas, berkurangnya penghargaan siswa terhadap toleransi,

perdamaian dan nilai-nilai hidup orang lain. konsekuensi jangka panjang terhadap

kelangsungan hidup bermasyarakat, bahkan akan kehilangan generasi penerus

bangsa Indonesia (Kompas, 2012).

Masih hangat diingatan kita mengenai kasus tawuran pelajar pada Senin, 24

September 2012 di Bundaran Bulungan, Jakarta Selatan yang melibatkan pelajar

SMAN 6 dan SMAN 70 Bulungan. Kepala Reserse Kepolisian Resor Jakarta

Selatan, Ajun Komisaris Besar Hermawan, menuturkan ada beberapa yang luka-

luka dan seorang siswa SMA 6 yang meninggal terkena luka bacok di dada. Dan itu

bukan pertama kali, kedua SMA saling menyerang dengan korban jiwa. (Regional

Kompasiana, 2012).

Page 19: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

4

Berkaitan dengan kasus tawuran yang melibatkan siswa SMAN 6 Jakarta,

sangat disayangkan karena SMAN 6 Jakarta merupakan salah satu sekolah

unggulan dengan banyak prestasi serta lulusan terbaik. Akan tetapi, dengan

banyaknya media massa yang memberitakan kasus tawuran, peneliti melihat ada

kecenderungan siswa dan siswi untuk berperilaku agresi. Seperti yang diungkapkan

dalam hasil wawancara pada tanggal 19 Mei 2014 yang dilakukan peneliti dengan

tiga siswa di SMAN 6 Jakarta yang mengaku sering melakukan tindakan tawuran

antar pelajar. Menurut siswa tersebut, mereka melakukan tawuran karena

pelanggaran terhadap batas wilayah kekuasaan, balas dendam dan ingin diakui

hebat oleh siswa lainnya. Permasalahan lainnya adalah melakukan tindakan

bullying meliputi mengejek, menghina, mengintimidasi sesama teman, membuat

kegaduhan di kelasnya sehingga teman-temannya merasa terganggu dan

permasalahan antara guru dengan siswanya atau sebaliknya, misalnya siswa yang

menghina gurunya atau guru yang menilai siswanya dengan tidak baik, padahal

belum tentu muridnya seperti yang dipikirkan oleh gurunya. Ironisnya lagi mereka

menganggap itu adalah hal yang biasa tanpa memikirkan bahwa mereka mungkin

akan menyakiti atau melukai orang lain. Kondisi ini sejalan dengan pendapat

Ylvisaker (2006) yang mengungkapkan bahwa dalam konteks sekolah, seringkali

agresivitas yang muncul adalah bentuk agresivitas fisik seperti menyakiti dan

mendorong atau dalam bentuk verbal seperti mengancam, mencela dan sebagainya.

Faktor lainnya adalah perbedaan antar jenis kelamin dalam menunjukkan

agresivitas pada remaja. Penelitian Eagly dan Steffen (1986) yang menunjukkan

ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dimana laki-laki

Page 20: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

5

lebih agresi dibandingkan perempuan. Pada penelitian terdahulu menurut Frodi et

al's (dalam Eagly & Steffen, 1986) menyatakan bahwa laki-laki tidak selalu lebih

agresif dibandingkan perempuan. Karena bisa saja wanita lebih agresif pada bentuk

agresif verbal daripada laki-laki yang lebih agresif pada fisik, hal ini sesuai dengan

yang diungkapkan oleh Bjӧrkqvist, Ӧsterman, dan Hjelt-Bäck (dalam Baron &

Byrne, 2005). Menurut mereka, pria lebih cenderung untuk menggunakan bentuk

langsung dari agresi, sedangkan wanita menggunakan bentuk tindak langsung dari

agresi misalnya pria dengan kekerasan fisik, sedangkan wanita lebih cenderung

melakukan agresi secara tidak langsung untuk menutupi identitasnya dari korban,

sehingga dalam beberapa kasus korban tidak mengetahui bahwa dirinya telah

menjadi korban agresi (seperti bergosip, menghasut untuk menjauhi korban, atau

memaki).

Faktor-faktor yang berkontribusi terhadap agresivitas remaja berasal dari

karateristik internal dan ekternal yang terkait agresivitas pada remaja diantaranya,

penelitian Bushman dan Cooper (1990) yang menemukan bahwa ada pengaruh

alkohol terhadap tindakan agresif seseorang. Penelitian lainnya mengenai pengaruh

self-esteem terhadap agresivitas diantaranya adalah penelitian yang dilakukan oleh

Donnellan, Trzesniewski, Moffitt dan Caspi (2005) menunjukkan hasil bahwa

remaja yang memiliki self-esteem rendah menghasilkan agresivitas. Namun

menurut Ostrowsky; Walker dan Bright (dalam Canning, 2011) self esteem yang

tinggi berhubungan dengan agresivitas.

Penelitian lainnya mengenai agresivitas yaitu kepribadian. Seperti

penelitian yang dilakukan oleh Barlett and Anderson (2012) pada mahasiswa di

Page 21: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

6

Universitas Midwestern yang menunjukan bahwa agreeableness secara tidak

langsung berhubungan negatif dengan perilaku agresi namun terlebih dahulu

melalui emosi dan sikap agresi, neurotisisme secara tidak langsung berhubungan

dengan perilaku agresif namun terlebih dahulu melalui emosi agresif. Openness to

Experience secara tidak langsung berhubungan dengan perilaku dan sikap agresi.

Sedangkan pada perilaku kekerasan, Agreeableness dan Openness to Experience

secara tidak langsung berhubungan dengan perilaku kekerasan namun terlebih

dahulu melalui sikap agresi.

Penelitian sebelumnya juga menunjukkan bahwa bigfive personality

mempunyai hubungan secara positif maupun secara negatif terhadap agresi dan

perilaku kekerasan. Contohnya, Agreeableness dan Conscientiousness

berhubungan negatif dengan dendam (agresi emosi), sedangkan menurut

McCullough, et al (dalam Barlett and Anderson, 2012) menemukan bahwa

Neurotism berhubungan positif dengan dendam. Penelitian Sharpe and Desai

(dalam Barlett and Anderson, 2012) menemukan bahwa Neurotism berhubungan

positif dengan anger dan holistility (agresi emosi) dan perilaku agresi, sedangkan

extraversion, agreeableness and conscientiousness berhubungan negatif dengan

emosi dan agresi, kemudian penelitian tersebut menemukan bahwa ada korelasi

antara self-reported agresi fisik dan hubungan Extraversion adalah negatif. Pada

penelitian Anderson et al (dalam Barlett and Anderson, 2012) menemukan juga

bahwa Agreeableness dan Conscientiousness berhubungan negatif dengan sikap

agresi dan kekerasan, karena Agreeableness ditandai dengan sifat baik hati, jujur

dan kooperatif, sedangkan Conscientiousness ditandai dengan bertanggung jawab,

Page 22: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

7

tertib dan dapat diandalkan, Neurotism ditandai dengan mudah marah, dan emosi

yang tidak stabil, Openness ditandai dengan intelektual, halus dan berpikir mandiri.

Sementara itu, menurut John dan Srivasta (dalam Barlett and Anderson, 2012)

Extraversion ditandai dengan pembicara aktif, asertif, dan energik dan mempunyai

hubungan dengan agresi. Gleason (dalam Barlett and Anderson, 2012) menyatakan

bahwa Agreeableness juga mempunyai hubungan negatif dengan self-report dan

peer-report perilaku agresif dan kekerasan. Sedangkan, Openness tidak mempunyai

hubungan dengan perilaku agresi. Sedangkan Gallo dan Smith (dalam Barlett and

Anderson, 2012) menemukan hubungan positif antara extraversion dengan agresi

fisik.

Penelitian pada sampel yang berbeda yang dilakukan oleh Trninić¹, et al

(2008) menemukan pada sampel para tahanan agresivitas secara signifikan

berkorelasi dengan bigfive personality yaitu agreeableness, conscientiousness dan

emotional stability, sedangkan pada atlet remaja berkorelasi signifikan dengan

extraversion, agreeableness dan emotional stability.

Pada sampel berbeda lainnya, misalnya di sekolah pilot penelitian yang

dilakukan oleh Anitei dan Dumitrache (2013) menunjukkan bahwa terdapat

hubungan yang signifikan antara bigfive personality terhadap agresivitas sekolah

pilot. Tingkat kehati-hatian (conscientiousness) yang tinggi akan mengakibatkan

lebih cenderung untuk mengikuti aturan, melihat masalah dengan serius dengan

bertingkahlaku dan bekerja secara hati-hati. Secara khusus berdasarkan pada faktor

kehati-hatian itu sendiri self-discipline and personal management yang mewakili

element-element yang mempengaruhi agresivitas. Orang-orang dengan tingkat

Page 23: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

8

kehati-hatian (conscientiousness) yang tinggi akan lebih baik dalam mengontrol

situasi serta lebih teliti dan disiplin.

Penelitian lainnya menyatakan bahwa bigfive personality mempunyai

hubungan dengan agresi yang ditemukan dalam Caprara, et al (dalam DeWall, et al,

2012) memaparkan bahwa dari lima kepribadian, hanya tiga yang paling terkait

dengan agresi, yaitu yang mempunyai hubungan positif adalah neuroticism

sedangkan yang mempunyai hubungan negatif, yaitu conscientiousness dan

agreeableness.

Penelitian Costa dan McRae sosial ( dalam Pervin, Cervone & John, 2010)

menjelaskan bahwa bigfive personality dibagi ke dalam lima dimensi yaitu

Neuroticism berlawanan dengan Emotional stability yang mencakup perasaan-

perasaan negatif seperti kecemasan, kesedihan, mudah marah, dan tegang.

Openness to Experience menjelaskan keluasan, kedalaman, dan kompleksitas dari

aspek mental dan pengalaman hidup. Extraversion dan Agreeableness merangkum

sifat-sifat interpersonal, yaitu apa yang dilakukan seseorang dengan dan kepada

orang lain. Yang terakhir Conscientiousness menjelaskan perilaku pencapaian

tujuan dan kemampuan mengendalikan dorongan yang diperlukan dalam

kehidupan.

Dari beberapa penelitian yang telah dilakukan maka peneliti memfokuskan

lebih dalam lagi penelitiannya pada bigfive personality dan agresivitas dengan

sampel remaja SMA karena melihat fenomena-fenomena yang sering terjadi di

Indonesia serta kecenderungan remaja melakukan tindakan agresi di sekolah juga

tidak lepas dari peran kepribadian sebagai pembentuk perilaku. Perbedaan-

Page 24: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

9

perbedaan dari kepribadian tiap diri siswa tentunya dapat menimbulkan konflik

yang memicu terjadinya tinggi atau rendahnya tingkat agresivitas di kalangan para

remaja SMA.

Bigfive personality yang merupakan faktor internal, masih terdapat variabel-

variabel lain yang mempengaruhi agresivitas remaja, yaitu peran teman sebaya

dalam pembentukan perilaku dapat membentuk pribadi seseorang. Banyaknya

interaksi dengan rekan sebaya yang agresif memperbesar kemungkinan seseorang

melakukan tindakan agresi pula. Penelitian Nansel, et. al (dalam White, Gallup &

Gallup, 2010) mengemukakan bahwa korban dari agresi teman sebaya tersebar luas

pada anak-anak dan remaja antara 11 dan 16 tahun. The multi-national Health

Behavior in School Aged Children menunjukkan bahwa tidak kurang dari 9% dan

sebanyak 54% dari anak usia sekolah dari 25 negara yang diteliti terlibat dalam

tindakan agresif terhadap teman sebaya dan menjadi korban oleh teman sebayanya.

Journal of Youth and Adolescence (2000) menunjukkan bahwa attachment teman

sebaya secara signifikan berhubungan dengan simpati, english efficacy, depresi dan

agresi. Remaja yang tinggi attachment teman sebaya akan tinggi tingkat simpati dan

English efficacy dan yang tingkat yang rendah pada depresi dan agresi (Laible,

Carlo, & Raffaelli, 1999)

Selain faktor eksternal dari peran teman sebaya ada pula peran dari orang

tua dalam pembentukan perilaku yang dapat memunculkan tindakan agresif.

Journal of Youth and Adolescence (2000) menunjukkan bahwa attachment pada

orang tua secara signifikan berhubungan dengan usia, depresi, dan agresi. Remaja

yang tingkat attachment orang tua tinggi akan menunjukkan tingkat agresi dan

Page 25: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

10

depresi yang rendah begitu pun sebaliknya (Laible, Carlo, & Raffaelli, 1999). Hal

tersebut bisa disebabkan karena pada attachment teman sebaya, perilaku yang

dijadikan contoh anak belum tentu positif. Seperti yang diungkapkan Taylor,

Peplau, dan O’Sears (2009) anak tidak meniru secara sembarangan; mereka meniru

orang lain. Semakin disukai, berpengaruh, dan kuat orang lain itu, semakin besar

kemungkinan si anak akan meniru perilakunya. Juga, orang yang mereka lihat akan

semakin sering ditiru perilakunya. Dalam hal ini, yang menjadi role model dari

pelajar pelaku tindak tawuran adalah seniornya yang juga melakukan aksi tawuran.

Maka, perhatian orangtua melalui kelekatan yang positif sangat efektif untuk

memberikan contoh baik bagi remaja tersebut.

Dalam penelitian lainnya yang dilakukan oleh Gallarin dan Alonso-Arbio

(2012) menempatkan attachment sebagai mediator diantara parenting practices dan

agresivitas remaja. Namun hanya kelekatan tidak nyaman (insecure attachment)

pada ayah yang berpengaruh terhadap agresivitas remaja. Dalam perilaku agresi,

individu dengan pola insecure attachment lebih menunjukkan perilaku agresi

daripada individu dengan pola secure attachment. Oleh karena itu dalam penelitian

ini peneliti menjadikan attachment sebagai variabel yang diteliti dan fokus pada

dimensi-dimensi yang terdapat pada attachment. ini ditujukan untuk melihat

apakah attachment orang tua berpengaruh secara signifikan terhadap agresivitas

pada remaja atau justru kebalikannya. Dengan empat pola dimensi attachment dari

Bartholomew dan Horowitz (1991) yaitu secure attachment (kelekatan rasa aman),

fearful attachment (kelekatan rasa takut), preoccupied attachment (kelekatan

terokupasi) dan dismissing attachment (kelekatan menolak). Misalnya menurut

Page 26: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

11

Mikulincer (dalam Baron & Byrne, 2000) mengungkapkan bahwa individu dengan

gaya kelekatan aman (secure attachment) tidak mudah marah (anger). Kemudian,

pada penelitian yang dilakukan Pederson (1999) menunjukkan preoccupied

attachment secara signifikan mempunyai hubungan dengan agresi verbal dan

dimensi kekerasan. Selain itu, dalam sebuah penelitian, dismissing/avoidant

attachment mempunyai hubungan dengan perilaku kekerasan dan perilaku agresif

pada remaja (Santrock, 2001). Selanjutnya, fearful attachment (kelekatan rasa

takut) individu yang takut ditolak menggambarkan orang tua mereka secara negatif

memendam perasaan hostile dan marah tanpa menyadarinya (Baron & Byrne,

2000).

Santrock (2002) menjelaskan remaja yang dekat dengan orang tuanya maka

remaja mudah untuk mengungkapkan apa yang ia rasakan seperti kecemasan sosial

dan perasaan depresi seperti yang ditemukan dalam suatu studi, bila remaja muda

memiliki suatu attachment yang kokoh (secure attachment) dengan orang tuanya,

mereka memahami keluarga mereka sebagai keluarga yang mempunyai hubungan

kebersamaan atau kohensif yang baik dan dapat mengeluhkan sedikit kecemasan

sosial atau perasaan-perasaan depresi.

Berdasarkan fenomena-fenomena yang telah dikemukakan, penelitian-

penelitian sebelumnya yang telah dijabarkan dan faktor-faktor yang menyebabkan

terjadinya agresivitas maka hal tersebut mendorong penulis untuk menguji

pengaruh bigfive personality dan attachment style terhadap agresivitas pada remaja

melalui penelitian yang berjudul “PENGARUH BIGFIVE PERSONALITY DAN

Page 27: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

12

ATTACHMENT STYLE TERHADAP AGRESIVITAS (studi pada pelajar di SMAN

6 Jakarta)”.

1.2 Batasan Masalah Dan Rumusan Masalah

1.2.1 Batasan Masalah

Masalah utama yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah pengaruh big five

personality dan attachment style terhadap agresivitas (studi pada pelajar di SMAN

6 Jakarta). Untuk menghindari ketidakjelasan dan melebarnya permasalahan

penelitian ini, maka penulis perlu memberikan batasan penelitian sebagai berikut:

1. Agresivitas yang dimaksud dalam penelitian ini adalah suatu tindakan atau

perilaku bertujuan untuk menyakiti atau melukai orang. Bentuk agresivitas

yakni agresi fisik, agresi verbal, agresi marah (anger) dan permusuhan

(hostility).

2. Bigfive Personality yang dimaksud dalam penelitian ini yaitu suatu

pendekatan yang digunakan peneliti untuk melihat kepribadian manusia

melalui trait yang tersusun dalam lima dimensi kepribadian yang telah

dibentuk melalui analisis faktor. Dimensi kepribadian meliputi:

extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, dan openness

to experiences.

3. Attachment style (gaya kelekatan) adalah kecenderungan perilaku lekat

individu yang terdiri dari dimensi positif dan negatif dua sikap dasar, yaitu

sikap mengenai self dan sikap terhadap orang lain maupun orang tuanya.

Attachment style diukur melalui empat gaya lekat yaitu secure attachment

(gaya kelekatan aman), fearful attachment (gaya kelekatan takut

Page 28: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

13

menghindar), preoccupied attachment (gaya kelekatan terpreokupasi) dan

dismissing attachment (gaya kelekatan menolak).

4. Subjek yang dimaksud dalam penelitian ini adalah siswa-siswi/pelajar

bersekolah di SMAN 6 Jakarta yang berusia sekitar 15-18 tahun.

1.2.2 Rumusan masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan sebelumnya, perumusan masalah

dalam penelitian ini adalah “apakah ada pengaruh big five personality dan

attachment style terhadap agresivitas pelajar di SMAN 6 Jakarta?”

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh big five personality

dan attachment style terhadap agresivitas pelajar di SMAN 6 Jakarta.

1.4 Manfaat Penelitian

1.4.1 Manfaat teoritis

Untuk mengetahui dan mengembangkan ilmu pengetahuan khususnya ilmu

psikologi mengenai pentingnya mengurangi perilaku kekerasan khususnya

agresivitas pada pelajar/ remaja. Selain itu, dapat dijadikan langkah awal bagi

penelitian selanjutnya, untuk tambahan literatur yang berkaitan dengan penelitian

yang dilakukan khususnya dibidang psikologi sosial dan perkembangan.

1.4.2 Manfaat praktis

1. Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi dan wawasan

mengenai pengaruh bigfive personality dan attachment style terhadap

agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta.

Page 29: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

14

2. Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan informasi bagi orang tua

untuk lebih memberikan perhatian dan arahan yang baik (attachment style)

pada anak agar mengurangi kecenderungan berperilaku agresif dan bagi

sekolah yang menjadi pihak pendidik siswa-siswi untuk membantu

meningkatkan kualitas siswa dengan mengurangi dan menantisipasi

agresivitas pada siswa seperti fenomena besar di Indonesia yaitu tawuran

antar pelajar.

1.5 Sistematika Penulisan

Dalam penyusunan skripsi ini, akan digunakan APA style, yaitu kaidah penelitian

berdasarkan aturan yang dikeluarkan oleh APA (American Psychological

Association). Adapun sistematika penulisan dari penelitian ini terdiri dari lima

BAB, meliputi :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi Latar Belakang, Identifikasi Masalah, Pembatasan Masalah

Dan Perumusan Masalah, Tujuan Dan Manfaat Penelitian, Serta

Sistematika Penulisan.

BAB 2 : LANDASAN TEORI

Berisi landasan teori tentang agresivitas, remaja, bigfive personality,

attachment style dan kerangka berpikir.

BAB 3 : METODE PENELITIAN

Berisi jenis penelitian, populasi dan sampel, variabel penelitian,

definisi operasional variabel, subjek penelitian, metode

pengumpulan data, metode analisis data, dan prosedur penelitian.

Page 30: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

15

BAB 4 : HASIL PENELITIAN

Berisi tentang analisis deskriptif dan pengujian hipotesis penelitian.

BAB 5 : PENUTUP

Berisi tentang kesimpulan, diskusi dan saran.

Page 31: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

16

BAB II

LANDASAN TEORI

Pada bab ini akan dibahas teori yang menjelaskan masing-masing variabel dalam

penelitian. Terlebih dahulu teori yang akan dibahas adalah mengenai teori-teori

agresivitas oleh beberapa tokoh. Setelah itu peneliti akan membahas variabel-

variabel yang dianggap sebagai faktor yang mempengaruhi agresivitas. Kemudian

dalam bab ini juga terdapat kerangka berpikir serta hipotesis penelitian.

2.1 Agresivitas

2.1.1 Pengertian Agresivitas

Dalam kamus psikologi J.P. Chaplin (2008) agresivitas merupakan

kecenderungan habitual (yang dibiasakan) seseorang untuk memamerkan

permusuhan. Pernyataan diri secara tegas, penonjolan diri, penuntutan atau

pemaksaan diri, pengejaran dengan penuh semangat suatu cita-cita. Dominasi

sosial, kekuasaan sosial, khususnya yang diterapkan secara ekstrim. sedangkan

perilaku agresi adalah satu serangan atau serbuan; tindakan permusuhan ditujukan

pada seseorang atau benda.

Agresi manusia adalah setiap perilaku diarahkan individu lain yang

dilakukan dengan yang terdekat (langsung) dengan maksud untuk menyebabkan

kerusakan. Selain itu, pelaku harus mengetahui bahwa perilaku tersebut akan

membahayakan target, dan target dimotivasi untuk menghindari perilaku

(Bushman & Anderson 2002).

Berkowitz (1993) menyatakan bahwa agresi merupakan segala bentuk

perilaku yang disengaja untuk melukai seseorang secara fisik dan psikologi Buss

Page 32: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

17

(dalam Geen, 2001) mendefinisikan agresivitas sebagai sebuah respon yang

melancarkan stimulus yang merugikan atau menyakiti pada individu lainnya.

Kemudian Buss dan Perry (1992) menyatakan bahwa agresi adalah tindakan yang

terdiri dari komponen agresi fisik, agresi verbal, rasa marah (anger) dan sikap

permusuhan (hostility). Sedangkan menurut Baron dan Byrne (2005) menyatakan

bahwa agresi adalah tingkah laku yang diarahkan kepada tujuan menyakiti

makhluk hidup lain yang ingin mengindari perlakuan semacam itu. Selain itu,

Taylor, Peplau, dan O’sears (2009) berpendapat bahwa agresi adalah segala

perilaku yang diniatkan untuk melukai orang lain.

Selanjutnya, Myers (1988) menyatakan agresi sebagai perilaku fisik atau

verbal yang bertujuan untuk menyakiti orang lain. Lebih lanjut dijelaskan bahwa

agresi dibedakan menjadi dua tipe, yaitu hostility aggression and instrumental

aggression. Hostility aggression didorong oleh kemarahan dan bertujuan untuk

menyakiti orang lain. Sedangkan instrumental aggression merupakan kekerasan

yang dilakukan untuk mendapatkan tujuan lain disamping menyakiti orang lain.

DeWall, et.,al. (2012) menyatakan bahwa agresi memiliki ciri utama.

Pertama, agresi merupakan perilaku yang dapat dilihat/tampak. Agresi bukanlah

emosi seperti kemarahan dan pikiran, tetapi agresi adalah ”tindakan melakukan

sesuatu (by doing something)”. Kedua, agresi merupakan ”intentional” atau suatu

kesengajaan, bukan ”accidental” atau kecelakaan tanpa disengaja. Tetapi agresi

adalah suatu kesengajaan yang bertujuan untuk menyakiti. Ketiga, korban dari

agresi berusaha untuk menghindari ancaman atau perilaku agresi tersebut.

Page 33: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

18

Dari pengertian yang telah dipaparkan, maka peneliti mengambil

kesimpulan bahwa agresivitas adalah suatu tindakan atau perilaku bertujuan untuk

menyakiti atau melukai orang lain (target) atau objek dengan niat/sengaja yang

dapat menimbulkan konsekuensi yang negatif.

2.1.2 Agresivitas pada pelajar

Pada saat ini sebagian remaja khususnya para pelajar di sekolah menengah atas

menunjukkan perilaku negatif yang merupakan salah satu bentuk perwujudan dari

ketidakstabilan emosi remaja. Tanda bahaya dari ketidakmampuan diri pada

remaja, salah satu contohnya adalah perilaku agresif (Hurlock, 1980). Di

indonesia, perilaku agresif pada remaja menunjukkan gejala yang

memprihatinkan, bentuk perilaku agresif sangat beragam, mulai dari dengan

mencuri, merampok, menggunakan obat-obatan terlarang, berkelahi, membunuh,

pemerkosaan dan tindak kriminal lainnya. sedangkan agresi remaja yang di

salurkan melalui kata-kata ialah sering mengeluarkan kata-kata kotor, makian,

menghina, mengejek, dan berteriak yang tidak terkendali. Contoh tindakan

agresivitas remaja khususnya di kalangan para pelajar SMA dikenal dengan istilah

tawuran, tindakan bullying di sekolah yang dapat dikategorikan dalam agresivitas

verbal (memaki atau mengejek) atau dalam bentuk agresivitas fisik yaitu (pukulan

dan tendangan) serta perilaku kekerasan lainnya.

Nisfiannoor dan Yulianti (2005) menjelaskan bahwa bila remaja merasa

tidak bahagia dipenuhi banyak konflik batin, baik konflik yang berasal dari dalam

dirinya, pergaulannya maupun keluarganya. Dalam kondisi seperti itu remaja

akan mengalami frustrasi dan akan menjadi sangat agresif. Kecenderungan

Page 34: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

19

berperilaku agresif pada remaja juga dikarenakan labilnya jiwa mereka, karena

mereka tengah mengalami banyak konflik dalam menjalani tugas

perkembangannya. Jika agresivitas remaja merasa tidak nyaman dengan kondisi

yang mereka rasakan, maka remaja tersebut akan mencari tempat yang akan

membuat mereka nyaman. Akibatnya, remaja akan mudah untuk berkembang

untuk membuat suatu perilaku yang membuat mereka merasa diakui seperti

perilaku antisosial dan kriminalitas.

2.1.3 Bentuk-bentuk agresivitas

Buss dan Perry (1992) berpendapat bahwa ada empat bentuk pola agresi yang

dilakukan oleh individu, yaitu agresi fisik, agresi verbal, agresi marah (anger) dan

agresi permusuhan (hostility).

a. Agresi fisik

Merupakan komponen dari perilaku motorik seperti melukai dan

menyakiti orang lain secara fisik misalnya dengan menyerang, memukul,

menendang atau mendorong.

b. Agresi verbal

Merupakan komponen motorik seperti melukai dan menyakiti orang lain,

hanya saja melalui verbalisasi, misalnya berdebat, menunjukan

ketidaksukaan dari ketidaksetujuan pada orang lain, kadang kala sering

menyebarkan gosip, membentak, menghina dan lain sebagainya.

c. Rasa Marah

Merupakan emosi atau efektif seperti keterbangkitan dan kesiapan

psikologis untuk bersikap agresif, misalnya mudah kesal, hilang kesabaran

Page 35: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

20

dan tidak mampu mengontrol rasa marah. Merupakan perasaan tidak

senang sebagai reaksi fisik atas cidera fisik maupun cidera psikis yang

diderita individu.

d. Sikap permusuhan

Merupakan perwakilan dari komponen perilaku kognitif seperti perasaan

benci dan curiga pada orang lain, merasa kehidupan yang dialami tidak

adil dan iri hati. Sikap negatif terhadap orang lain karena penilaian diri

yang negatif.

Berdasarkan uraian diatas, dapat dilihat bahwa keempat bentuk agresivitas

tersebut mewakili komponen perilaku manusia, yaitu komponen motorik,

afektif dan kognitif.

Selanjutnya, Taylor, Peplau, dan O’sears (2009) membagi agresi menjadi tiga

macam, yaitu:

1. Prososial aggression (agresi prososial)

Adalah tindakan agresif yang mendukung norma sosial yang diterima

umum. Walaupun secara umum agresi adalah tindakan menyerang atau

melukai orang lain, tetapi tindakan tersebut tidak menimbulkan masalah,

bahkan terkadang mendukung. Misalnya, tindakan polisi menembak

perampok. Tindakan menembak itu sendiri adalah agresi, tetapi dikaitkan

dengan perampok sebagai korban, maka perilaku ini adalah prososial

agresi. Tujuan utama dari prososial agresi adalah menegakkan hukum atau

adat atau melindungi kepentingan bersama.

2. Antisosial aggression (agresi antisosial)

Page 36: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

21

Adalah tindakan agresi yang melanggar norma sosial yang diterima secara

umum. Perilaku yang melukai atau menyerang orang lain yang tidak dapat

diterima oleh masyarakat atau tindakan agresi yang melanggar hokum.

Tujuan agresi ini lebih pada keuntungan sang pelaku agresi. Bukan untuk

kepentingan bersama atay kepentingan mulia lainnya.

3. Sanctioned aggression (agresi yang disetujui)

Adalah agresi yang dimaklumi sesuai dengan norma kelompok sosial

individu.

Jenis agresi ini termasuk tindakan yang tidak melanggar oleh norma sosial

tetapi ada di dalamnya batas-batasnya. Tindakan ini tidak melanggar

standar moral yang diterima luas. Misalnya, pelatih yang menghukum

pemain tim dengan menyuruh push-up biasanya dianggap bertindak sesuai

dengan haknya dan masih dalam batas yang diterima. Demikian juga

wanita yang menyerang pemerkosa.

Dalam penelitian ini bentuk agresivitas yang digunakan adalah teori Buss dan

Perry (1992). Hal ini dikarenakan keempat bentuk agresivitas Buss dan Perry

(1992) yaitu agresi fisik, verbal, marah dan permusuhan yang sering kali muncul

dalam perilaku agresivitas seseorang terutama pada pelajar/remaja.

2.1.4 Pengukuran agresivitas

Menurut Leon, et. al. (2002) ada beberapa pengukuran yang digunakan dalam

mengukur agresivitas, diantaranya adalah:

1. The Cook-Madley Hostility Scale. Skala ini terdiri dari 50

pernyataan benar-salah. Internal konsistensi pada skala ini dalam versi

Page 37: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

22

Inggris dan Spanyol antara 0,75 dan 0,80 dan reabilitas skala test-retest

menunjukkan nilai 0,75.

2. The Buss-Durkee Hostility Inventory. Instrumen ini terdiri dari 75

pernyataan benar-salah. Terdiri dari kriteria: assault, indirect, hostility,

irritability, negativism, resentment, suspicion, verbal hostility, and

gulit. Internal konsistensi antara 0,57 dan 0,78 dari versi original

sedangkan versi Spanyol sebesar 0,86.

3. The Jenkins Activiiy Scale-Form H. Instrumen ini untuk evaluasi

atau membandingkan tipe A secara global serta terdiri dari 32

pernyataan. Reabilitas versi Inggris dan Spanyol antara 0,75 dan 0,88

dan konsistensinya antara 0,84 dan 0,92.

4. The state-Trait Anger Expression Inventory. Instrumen ini terdiri

dari 47 pernyataan, skala ini digunakan pada populasi Spanyol dan

menghasilkan alpha cronbach antara 0, 63 dan 0,95.

5. Aggression Questionnaire (AQ). Instrument yang dikembangkan

Buss & Perry (1992) ini terdiri 29 item atau pernyataan, pada standar

psikometri menunjukkan reabilitas dan internal konsistensi yang

adekuat. Instrument ini memiliki konsistensi yang adekuat. Instrument

ini memiliki konsistensi internal antara 0,72 dan 0,89 dan reabilitas

test-retest antara 0,72 dan 0,80.

Dari beberapa alat ukur diatas, peneliti memutuskan untuk mengadaptasi alat ukur

agresivitas yang dikembangkan oleh Buss dan Perry (1992). Dalam jurnal

penelitian The Aggression Questionnaire yang menggunakan empat faktor yaitu

Page 38: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

23

agresi fisik, verbal, marah, dan permusuhan dan terangkum dalam 29 item skala

baku. Hal ini karena skala yang dikembangkan oleh Buss dan Perry (1992)

memiliki validitas yang baik dan reabilitas serta internal konsistensi yang adekuat.

2.1.5 Faktor-faktor yang mempengaruhi agresivitas

Ada beberapa faktor yang mempengaruhi agresivitas, yaitu :

1. Kepribadian

Banyak trait kepribadian yang secara signifikan berkaitan dengan agresivitas.

Sarwono (2002) dengan beberapa penelitian menyatakan bahwa salah satu

teori sifat (trait) mengatakan bahwa orang-orang dengan tipe kepribadian A

(yang bersifat kompetitif, selalu buru-buru, ambisius, cepat tersinggung, dan

sebagainya) lebih cepat menjadi agresif daripada orang dengan tipe

kepribadian B (ambisinya tidak tinggi, sudah puas dengan keadaannya yang

sekarang, cenderung tidak buru-buru, dan sebagainya). Kemudian pengaruh

lain dari sifat kepribadian terhadap agresif adalah sifat pemalu. Orang yang

bertipe pemalu cenderung menilai rendah diri sendiri, tidak menyukai orang

lain, dan cenderung mencari kesalahan orang lain. Oleh karena itu, tipe orang

pemalu cenderung lebih agresif daripada yang tidak pemalu.

Selain kepribadian tipe A dan tipe B, bigfive personality juga

mempengaruhi perilaku agresif seperti penelitian yang ditemukan dalam

Caprara, et. al. (dalam DeWall, et. al, 2012) memaparkan bahwa dari lima

kepribadian, hanya tiga yang paling terkait dengan agresi, yaitu yang

mempunyai hubungan positif adalah neuroticism sedangkan yang mempunyai

hubungan negatif, yaitu conscientiousness dan agreeableness.

Page 39: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

24

Penelitian yang dilakukan oleh Trninić¹, et. al. (2008) menemukan pada

sampel para tahanan agresivitas secara signifikan berkorelasi dengan bigfive

personality yaitu agreeableness, conscientiousness dan emotional stability,

sedangkan pada atlet remaja berkorelasi signifikan dengan extraversion,

agreeableness dan emotional stability.

2. Hostile Attributional Bias

Atribusi berperan pada reaksi kita terhadap perilaku orang lain, terutama

pada provokasi nyata yang mempengaruhi perilaku agresi. Hal ini mengacu

pada tendensi untuk mempersepsikan maksud atau motif hostile dalam

tindakan orang lain ketika tindakan ini dirasa ambigu. Ketika individu

memiliki bias atribusional hostile yang tinggi, ia jarang mempersepsikan

tindakan hostile yang dilakukan orang lain sebagai ketidaksengajaan, namun

mengasumsikan bahwa tindakan provokasi tersebut memang sengaja

dilakukan, dan individu tersebut segera melawan membalasnya (Baron &

Byrne, 2005).

3. Narsisme

Individu yang memiliki tingkat narsisme yang tinggi, dapat menunjukkan

perilaku agresi yang tinggi juga dibandingkan orang lain. Hal ini disebabkan

karena ia memiliki keraguan yang mengganggu mengenai kebenaran ego

mereka yang besar sehingga bereaksi pada tindakan kekerasan atau hinaan

kepada individu lain sebagai bentuk rasa marah (Baron & Byrne, 2005).

Page 40: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

25

4. Frustasi

Baron dan Byrne (2005) mengatakan bahwa Frustasi selalu memunculkan

bentuk tertentu dari agresi, dan agresi selalu berasal dari frustasi. Singkatnya,

orang yang frustasi selalu terlibat dalam suatu tipe agresi dan semua tindakan

agresi, dan sebaliknya..

Meskipun frustasi biasanya membangkitkan amarah, namun adakalanya

juga tidak, meningkatkan amarah tidak selalu menyebabkan orang berperilaku

lebih agresif (Sears, Freedman & Peplau, 1985). Temuan penelitian juga

menunjukan bahwa ketika merasa frustasi, individu tidak selalu merespons

dengan melakukan agresi. Sebaliknya, mereka memperlihatkan banyak reaksi

berbeda, mulai dari kesedihan, keputusasaan, dan depresi di satu sisi, sampai

pada usaha langsung untuk mengatasi sumber frustasi mereka di sisi yang lain.

Agresi bukanlah respons otomatis dari frustasi (Baron & Byrne, 2005).

5. Provokasi langsung

Baron & Byrne (2005) mendefinisikan provokasi merupakan tindakan oleh

orang lain yang cenderung memicu agresi pada diri si penerima, sering kali

karena tindakan tersebut dipersepsikan berasal dari maksud yang jahat. Kritik

yang kasar serta tidak sopan yang dapat menyerang diri sendiri dan bukan

merupakan kritik terhadap perilaku diri yang salah, merupakan provokasi

yang kuat sehingga dapat memunculkan perilaku agresi. Kita cenderung untuk

membalas, memberikan agresi sebanyak yang kita terima, terutama jika orang

tersebut menyakiti diri kita.

Page 41: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

26

6. Agresi yang Dipindahkan

Baron dan Byrne (2005) menyatakan bahwa agresi yang dipindahkan

merupakan agresi terhadap seseorang yang bukan sumber dari provokasi yang

kuat; agresi dipindahkan terjadi karena orang yang melakukannya tidak ingin

atau tidak dapat melakukan agresi terhadap sumber provokasi. Agresi ini

merupakan hasil provokasi yang ia tahan, kemudian sewaktu-waktu ia luapkan

pada seseorang yang bukan sumber dari provokasi awal yang kuat.

7. Kekerasan pada Media

Baron & Byrne (2005) menyatakan bahwa makin banyak film atau program

televisi dengan kandungan kekerasan yang ditonton partisipan pada saat

kanak-kanak, makin tinggi tingkat agresi mereka ketika remaja atau dewasa.

Misalnya, makin tinggi kecenderungan mereka untuk ditangkap atas tuduhan

kriminal dengan kekerasan.

Selain film, dapat terjadi pula “copycat crimes”, dimana suatu kejahatan

yang dilaporkan di media kemudian ditiru oleh orang lain di lokasi yang jauh,

memperlihatkan bahwa dampak seperti itu nyata. Dampak lain dari kekerasan

pada media ialah timbulnya efek disensitisasi. Setelah individu menonton

banyak adegan kekerasan, individu tersebut menjadi acuh pada kesakitan dan

penderitaan orang lain; mereka menunjukkan reaksi emosional yang lebih

sedikit daripada yang seharusnya terhadap tanda-tanda kekerasan seperti itu.

Dan hal ini kemungkinan mengurangi pertahanan mereka sendiri menolak

terlibat dalam agresi (Baron & Byrne, 2005).

Page 42: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

27

Menurut Sarwono (2002) dengan beberapa penelitian menyatakan bahwa

siaran televisi dapat menjadi penyalur emosi agresi (katarsis) sehingga orang

tidak perlu lagi melampiaskan agresivitasnya kepada orang lain, khususnya

jika korban agresi tidak mempunyai kemungkinan untuk secara langsung

melampiaskan pembalasannya kepada aggressor sebagimana terungkap dari

sebuah penelitian di Jerman Barat.

8. Keterangsangan yang Meningkat

Keterangsangan dapat berasal dari sumber-sumber yang bervariasi seperti

partisipan dalam permainan kompetitif, jenis olahraga yang keras, serta musik

tertentu. Contoh lainnya adalah faktor keterangsangan seksual. Hubungan

antara keterangsangan seksual dengan agresi bersifat curvilinear.

Keterangsangan seksual ringan mengurangi agresi hingga tingkat yang lebih

rendah daripada yang ditunjukkan oleh tidak adanya keterangsangan,

sedangkan keterangsangan yang lebih tinggi malah meningkatkan agresi di

atas tingkat ketiadaan keterangsangan. Hal ini disebabkan karena materi erotis

yang ringan akan memunculkan perasaan-perasaan positif yang menghambat

agresi, sedangkan stimulus seksual yang lebih eksplisit akan memunculkan

perasaan negatif sehingga meningkatkan agresi (Baron & Byrne, 2005).

9. Alkohol

Dalam beberapa eksperimen, partsisipan yang mengonsumsi alcohol dengan

dosis tinggi yang dapat membuat mereka mabuk ditemukan bertindak lebih

agresif dan merespon provokasi secara lebih kuat, dibandingkan partsisipan

yang tidak mengonsumsi alkohol (Baron & Bryne, 2005). Kemudian

Page 43: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

28

penelitian Bushman dan Cooper (1990) menemukan bahwa ada pengaruh

alkohol terhadap tindakan agresif seseorang.

Dalam Sarwono (2002) menjelaskan bahwa khusus pada negara-negara

maju yang teletak di wilayah-wilayah musim dingin, alcohol bukan

merupakan hanya saran penghangat tubuh, melainkan juga sebagai sarana

pergaulan. Akan tetapi, pengaruh alkohol dapat memicu agresivitas. Karena

itulah dalam kenyataannya bar-bar dan tempat-tempat minum lainnya

merupakan tempat yang memiliki angka kekerasan dan agresi sangat tinggi.

10. Kondisi lingkungan

Rasa sesak berjejal/suasana yang ramai juga dapat memicu seseorang

bertindak agresi. Sarwono (2002) dengan beberapa penelitian menyatakan

bahwa di daerah perkotaan yang padat penduduk selalu lebih banyak terjadi

kejahatan dan kekerasan serta peningkatan agresivitas di daerah yang sesak

berhubungan penurunan perasaan akan kemampuan diri untuk mengendalikan

lingkungan sehingga terjadi frustasi.

11. Attachment orang tua

Penelitian dalam journal of Youth and Adolescence (2000) menunjukkan

bahwa attachment pada orang tua secara signifikan berhubungan dengan usia,

depresi, dan agresi. Remaja yang tingkat attachment orang tua tinggi akan

menunjukkan tingat agresi dan depresi yang rendah begitu pun sebaliknya

(Laible, Carlo & Raffaelli, 1999). Penelitian lainnya yang dilakukan oleh

Gallarin & Arbiol (2012) menyatakan bahwa faktor yang mampengaruhi

agresivitas pada remaja adalah parenting practices, (praktek pengasuhan) dan

Page 44: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

29

attachment (kelekatan) orang tua. Dari hasil penelitiannya hanya attachment

pada ayah yang signifikan terhadap agresivitas remaja.

12. Pengaruh kelompok dan teman sebaya

Penelitian White, Gallup dan Gallup (2010) mengemukakan bahwa korban

dari agresi teman sebaya tersebar luas pada anak-anak dan remaja antara 11

dan 16 tahun. Nansel, et. al. (dalam White, Gallup dan Gallup, 2010)

menunjukkan bahwa dalam The multi-national Health Behavior in School

Aged Children tidak kurang dari 9% dan sebanyak 54% dari anak usia sekolah

dari 25 negara yang diteliti terlibat dalam tindakan agresif terhadap teman

sebaya dan menjadi korban oleh teman sebayanya. Journal of Youth and

Adolescence (2000) menunjukkan bahwa Attachment teman sebaya secara

signifikan berhubungan dengan simpati, English efficacy, depresi dan agresi.

Remaja yang tinggi attachment teman sebaya akan tinggi tingkat simpati dan

English efficacy yang tingkat yang rendah pada depresi dan agresi.

Sarwono (2002) menyatakan bahwa gejala terpengaruh oleh kelompok

terdapat pada pelajar SMA yang saling berkelahi di Jakarta dengan alasan

membela teman. Inti dari agresivitas antarpelajar di Jakarta yaitu identitas

kelompok yang sangat kuat yang menyebabkan timbul sikap negatif dan

mengeksklusifkan kelompok lain.

13. Perbedaan Gender

Umumnya pria cenderung melakukan tindakan agresi secara langsung

ditujukan kepada targetnya, seperti memaki, mendorong, berteriak, dan lain

sebagainya. Sedangkan wanita cenderung melakukan agresi secara tidak

Page 45: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

30

langsung, seperti bergunjing masalah orang lain. Tindakan ini memungkinkan

individu menutupi identitasnya dari target yang dituju. Sehingga, target tidak

dapat mengetahui siapa pelakunya (Baron & Byrne, 2005).

Penelitian serupa juga dijelaskan Sarwono (2002) yang menyatakan bahwa

pria yang maskulin pada umumnya lebih agresif daripada wanita yang

feminisim. Tentunya gejala ini ada hubungannya dengan faktor kebudayaan

yaitu pada umumnya wanita diharapkan oleh norma masyarakat untuk lebih

mengekang agresivitasnya. Namun, ada pergeseran peran jenis kelamin yang

pada gilirannya juga akan meningkatkan agresivitasnya pada wanita.

Contohnya dalam kehidupan sehari-hari, agresivitas wanita kita saksikan

misalnya pada pengemudi kendaraan pribadi wanita di Jakarta yang berani

menantang pengemudi Metro Mini (pria) yang menyerempet mobilnya. Makin

banyak wanita menjadi anggota ABRI dan polisi, atau makin banyaknya

wanita yang terlibat dalam berbagai jenis olahraga agresif (balap mobil, sepak

bola, karate, pencak silat atau gulat).

Dari beberapa faktor yang mempengaruhi agresivitas yang telah dijelaskan, maka

peneliti memutuskan untuk menggunakan faktor kepribadian dan attachment

sebagai variabel independen. Hal ini dilakukan karena kepribadian diprediksi

dapat mengetahui bagaimana tingkat agresivitas yang dialami oleh para remaja

yang melakukan tawuran atau tidak. Kemudian attachment (kelekatan) dengan

orang tua dianggap dapat mempengaruhi agresivitas karena seorang anak pertama

kali meniru perilaku orang tuanya dan membutuhkan dukungan serta arahan dari

orang tua untuk melakukan sesuatu hal yang positif.

Page 46: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

31

2.2 Kepribadian (personality)

2.2.1 Definisi kepribadian

Definisi kepribadian menurut Allport (dalam Hall, Linzey & Campbell, 1997)

adalah organisasi atau susunan yang dinamis dari system psikofisik dalam diri

individu yang menentukan penyesuaian dirinya yang unik (khas) terhadap

lingkungannya. Sedangkan Pervin, Cervone dan John (2010) mengungkapkan

bahwa kepribadian adalah karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya

konsistensi perasaan, pemikiran dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari.

Menurut Larsen & Buss (2002) kepribadian adalah himpunan sifat-sifat

psikologis dan mekanisme dalam diri individu yang terorganisir dan relatif

bertahan serta mempengaruhi interaksi dan adaptasi terhadap lingkungan

(termasuk intrapsikis, fisik, dan lingkungan sosial).

Dari beberapa definisi diatas dapat disimpulkan bahwa kepribadian menurut

peneliti adalah karakteristik di dalam diri individu yang relatif menetap dan

bertahan, sehingga mempengaruhi penyesuaian dirinya dalam lingkungan.

Kepribadian memiliki beberapa trait, salah satu trait kepribadian yang populer

adalah kepribadian big five. Feist & Feist (2009) menyatakan bahwa big five

dikembangkan oleh Costa & McCrae dari H. Eysenk. Hasil pengembangan yang

dilakukan oleh Costa & McCrae menghasilkan lima trait kepribadian. faktor.

Lima traits kepribadian tersebut adalah extraversion, neuroticism, openness to

experience, agreeableness, dan concientioueness. Model ini kemudian menjadi

suatu teori, yang dapat memprediksi perilaku dan menjelaskan perilaku (Feist &

Feist, 2010).

Page 47: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

32

Dari pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa kepribadian big five

merupakan pendekatan psikologi yang memiliki lima trait kepribadian

extraversion, neuroticism, openness to experience, agreeableness, dan

concientioueness yang digunakan untuk menganalisis kepribadian seseorang.

2.2.2 Dimensi Kepribadian

Definisi kepribadian menurut masing-masing ahli berbeda-beda tetapi kepribadian

yang populer adalah the big five personality. Dimensi-dimensi kepribadian

menurut Costa dan McCrae (dalam Feis & Feist, 2010) adalah sebagai berikut :

1. Extraversion

Menyatakan bahwa individu yang memili skor tinggi pada dimensi ini

cenderung penuh kasih sayang, suka bergabung menjadi anggota kelompok,

banyak bicara, menyukai kesenangan, aktif, dan selalu bersemangat.

Sedangkan individu yang memiliki skor rendah pada dimensi ini cenderung

tidak ramah dengan orang lain, suka menyendiri, pendiam, apa adanya, pasif,

dan tidak peka terhadap lingkungan sekitar.

2. Neuroticism

Menyatakan bahwa individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi ini akan

cenderung gelisah/cemas, temperamental, sentimentil, emosional, dan rentan

terhadap kritikan orang lain. Sedangkan individu yang memiliki skor rendah

cenderung tenang, bangga dengan diri sendiri, terkadang temperamental,

menyenangkan, tidak emosional, dan sabar.

Page 48: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

33

3. Openness to experience

Menyatakan bahwa individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi ini (O)

cenderung imajinatif, kreatif, inovatif, selalu ingin tahu, menyukai sesuatu

yang berbeda, dan bebas. Sebaliknya, individu yang memiliki skor rendah

cenderung tidak kreatif, konventional, menyukai sesuatu yang menetap, tidak

peduli, dan konservatif.

4. Agreebleness

Menyatakan bahwa individu yang memiliki skor tinggi pada dimensi ini (A)

akan cenderung berhati lembut, mudah percaya, dermawan, ramah, toleransi,

bersahabat dan baik hati. Sebaliknya individu dengan skor rendah akan

cenderung kejam, curiga, pelit, bersifat antagonis, kritis, dan mudah marah.

5. Conscientiousness

Menyatakan bahwa individu yang memiliki skor tinggi cenderung teliti,

pekerja keras, teratur, disiplin, ambisius, dan gigih. Sedangkan pada individu

yang memiliki skor rendah cenderung ceroboh, malas, tidak teratur, suka

terlambat, dan tidak memiliki tujuan yang pasti.

2.2.3 Pengukuran Kepribadian

John dan Srivastava (1999) membahas bahwa ada berbagai alat ukur yang

dikembangkan untuk mengukur big five personality, diantaranya:

1. NEO-PI-R yang dikembangkan oleh Costa dan McCrae pada tahun 1992,

NEO-PI-R adalah sebuah alat ukur yang dikembangkan oleh Costa dan

McCrae dengan cara menggunakan kuesioner yang dirancang untuk mengukur

Page 49: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

34

big five traits. Mereka membedakan masing-masing dari kelima dimensi

kepribadian tersebut.

2. Big five Inventory (BFI) yang dibuat oleh John, Donahue, dan Kentle (1991).

BFI sering digunakan dalam penelitian-penelitian dimana waktu subjek

terbatas dan format item yang singkat memberi lebih banyak konnteks

dibandingkan item tunggal Golberg sekaligus lebih sederhana dibandingkan

format kalimat yang digunakan dalam kuesioner NEO. Skala berjumlah 44

item.

Sedangkan, menurut Rammstedt dan John (2007) the big five personality

dapat diukur dengan menggunakan skala Big Five Inventory-10 (BFI-10).

BFI-10 merupakan turunan dari BFI-44 yang dikemukakan oleh John,

Donahue, & Kentle. Item pada instrument ini sebanyak 10 item, kurang dari

25% dari BFI-44 tetapi mampu memprediksi 70% dari item yang ada di BFI-

44.

Dari beberapa alat ukur diatas, peneliti memutuskan untuk mengadaptasi alat ukur

Big Five Inventory (BFI) yang dikembangkan oleh John, dkk (1991). BFI

merupakan kuesioner self-report yang berisi 44 item. Hal ini dikarenakan sesuai

dengan teori yang peneliti gunakan pada penelitian ini dan BFI juga sudah banyak

digunakan dan teruji pada penelitian terdahulu, serta item-item dalam BFI telah

dibandingkan dengan inventory kepribadian yang sudah baku dan memiliki

reabilitas yang cukup baik.

Page 50: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

35

2.2.4 Agresivitas dan bigfive personality

Banyak penelitian sebelumnya telah mengkaji hubungan antara agresivitas dengan

bigfive personality. Sebagai contoh adalah penelitian yang dilakukan oleh Barlett and

Anderson (2012) pada mahasiswa di Universitas Midwestern menunjukkan bahwa

pada agresi fisik, Agreeableness secara tidak langsung berhubungan negatif dengan

perilaku agresi namun terlebih dahulu melalui emosi dan sikap agresi, neurotisisme

secara tidak langsung berhubungan dengan perilaku agresif namun terlebih dahulu

melalui emosi agresif. Openness to Experience secara tidak langsung berhubungan

dengan perilaku dan sikap agresi. Sedangkan pada perilaku kekerasan, Agreeableness

dan Openness to Experience secara tidak langsung berhubungan dengan perilaku

kekerasan namun terlebih dahulu melalui sikap agresi.

Penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa bigfive personality mempunyai

hubungan secara positif maupun secara negatif terhadap agresi dan perilaku

kekerasan. Contohnya, Agreeableness dan Conscientiousness berhubungan negatif

dengan dendam (agresi emosi), sedangkan menurut McCullough, et al (dalam

Barlett and Anderson, 2012) menemukan bahwa Neurotism berhubungan positif

dengan dendam. Penelitian Sharpe and Desai (dalam Barlett and Anderson, 2012)

menemukan bahwa Neurotism berhubungan positif dengan anger dan holistility

(agresi emosi) dan perilaku agresi, sedangkan extraversion, agreeableness and

conscientiousness berhubungan negatif dengan emosi dan agresi, kemudian

penelitian tersebut menemukan bahwa ada korelasi antara self-reported agresi

fisik dan hubungan Extraversion adalah negatif. Pada penelitian Anderson et al

(dalam Barlett and Anderson, 2012) menemukan juga bahwa Agreeableness dan

Page 51: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

36

Conscientiousness berhubungan negatif dengan sikap agresi dan kekerasan,

karena Agreeableness ditandai dengan sifat baik hati, jujur dan kooperatif,

sedangkan Conscientiousness ditandai dengan bertanggung jawab, tertib dan

dapat diandalkan, Neurotism ditandai dengan mudah marah, dan emosi yang tidak

stabil, Openness ditandai dengan intelektual, halus dan berpikir mandiri.

Sementara itu, menurut John dan Srivasta (dalam Barlett and Anderson, 2012)

Extraversion ditandai dengan pembicara aktif, asertif, dan energik dan

mempunyai hubungan dengan agresi. Gleason (dalam Barlett and Anderson,

2012) menyatakan bahwa Agreeableness juga mempunyai hubungan negatif

dengan self-report dan peer-report perilaku agresif dan kekerasan. Sedangkan,

Openness tidak mempunyai hubungan dengan perilaku agresi. Sedangkan Gallo

dan Smith (dalam Barlett and Anderson, 2012) menemukan hubungan positif

antara extraversion dengan agresi fisik.

Pendapat serupa juga dikemukakan oleh dalam Caprara (dalam DeWall, et. al.,

2012) memaparkan bahwa ada hubungan agresi dengan bigfive personality namun dari

lima kepribadian, hanya tiga yang paling terkait dengan agresi: yang mempunyai

hubungan positif yaitu neuroticism, sedangkan yang mempunyai hubungan negatif

yaitu conscientiousness dan agreeableness.

Sementara itu, penelitian dengan sampel lainnya yang dilakukan oleh Trninić¹, et.

al. (2008) menemukan pada sampel para tahanan agresivitas secara signifikan

berkorelasi dengan bigfive personality yaitu agreeableness, conscientiousness dan

emotional stability, sedangkan pada atlet remaja berkorelasi signifikan dengan

extraversion, agreeableness dan emotional stability. Dalam analisis regresi berganda

Page 52: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

37

menunjukkan bahwa agreeableness prediktor signifikan dari agresivitas dalam

tahanan, sedangkan pada atlet remaja emotional stability prediktor yang signifikan.

Sedangkan, penelitian lainnya yang dilakukan Anitei & Dumitrache (2013)

menunjukkan bahwa ada korelasi negatif yang signifikan antara conscientiousness dan

perilaku agresif pada pengemudi di sekolah pilot, sementara itu antara extraversion,

openness, agreeableness and emotional stability tidak ada hubungannya. Mengenai

pengaruh kepribadian pada pengemudi yang agresif, hanya conscientiousness yang

signifikan terhadap perilaku agresif pada pengemudi di sekolah pilot.

2.3 Attachment Style

2.3.1 Definisi Attachment

Konsep attachment berawal dari peneltian yang dilakukan oleh John Bowbly pada

tahun 1969 mengenai interaksi antara bayi dengan pengasuhnya atau paling sering

dengan ibu. Attachment style yang dimiliki seseorang akan berpengaruh pada

individu dalam berteman, berinteraksi dengan orang lain, dan keberhasilan dalam

membina hubungan sosial (Baron & Byrne, 2005). Attachment sebagai ikatan

afeksional yang kuat yang dirasakan terhadap orang tertentu yang membawa

kepada perasaan senang ketika berinteraksi dengannya dan nyaman bila berada di

dekatnya selama saat-saat yang menekan (Berk, 1997).

Kemudian Collin (1996) menjelaskan bahwa setiap aspek dari definisi

attachment itu penting. Oleh sebab itu, hal esensial yang terkandung dan terkait

dengan definisi attachment akan dijelaskan sebagai berikut. Attachment

merupakan ikatan emosional, bukan tingkah laku. Attachment merupakan

hubungan berlangsung lama dan relatif stabil yang terjadi sepanjang hidup

Page 53: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

38

seseorang yang ditujukan pada figure attachment-nya. Jadi, bukan kesenangan

sementara yang didapat dari hubungan kebersamaannya dengan orang lain dalam

waktu sesaat.

Sedangkan, dalam Baron, Branscombe & Byrne (2008) attachment style

merupakan derajat keamanan yang dialami dalam hubungan interpersonal. Gaya-

gaya yang berbeda pada awalnya dibangun pada saat masih bayi, tetapi perbedaan

dalam kelekatan tampak mempengaruhi perilaku interpersonal sepanjang

hidupnya. Kemudian Bartholomew (Bartholomew & Shaver, 1998)

mendefinisikan attachment style yaitu kecenderungan perilaku lekat individu yang

terdiri dari dimensi positif dan negatif pada dua sikap dasar yaitu sikap dasar

mengenai self dan sikap dasar mengenai orang lain.

Konsep attachment meliputi apek sosial, emosional, kognitif dan perilaku

dari manusia. Attachment adalah properti dari hubungan sosial dimana individu

yang lemah, kurang terampil bergantung pada yang lebih kompeten dan kuat

sebagai sebuah perlindungan. Setiap hubungan mengalami ikutan emosional

dengan orang lain dan membentuk representasi internal (Bowlby menyebut

working model) dari hubungan oleh dua orang yang terlibat dalan perilaku yang

mencerminkan dan mempertahankan hubungan. Ini adalah hubungan yang dibawa

selanjutnya dalam tahap perkembangan seseorang (Golberg, 2000).

Ervika (2005) kelekatan adalah suatu hubungan emosional atau hubungan

yang bersifat afektif antara satu individu dengan individu lainnya yang

mempunyai arti khusus, dalam hal ini biasanya hubungan yang ditunjukkan pada

ibu atau pengasuhnya. Hubungan yang dibina bersifat timbal balik, bertahan

Page 54: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

39

cukup lama dan memberikan rasa aman walaupun figur lekat tidak terlihat dalam

pandangan anak.

Dari pengertian yang telah dipaparkan, maka peneliti mengambil kesimpulan

bahwa attachment style adalah ikatan secara emosional yang bertahan dalam

waktu yang relatif lama terhadap figur tertentu misalnya pada orang tua dengan

adanya keinginan untuk merasa senang, nyaman dan aman.

2.3.2 Dimensi Attachment Style (Gaya Kelekatan)

Bartholomew & Griffin (dalam Baron & Byrne, 2000) membagi gaya kelekatan

menjadi empat tipe, yaitu:

1. Gaya kelekatan aman (secure attachment)

Seseorang dengan gaya kelekatan aman memiliki hubungan yang hangat

dengan orang tua mereka dan mempersepsikan kehidupan keluarga mereka

dimasa lampau dan masa sekarang secara positif. Menurut Mikulincer (dalam

Baron & Byrne, 2000) mengungkapkan bahwa dibandingkan gaya kelekatan

yang lain, individu dengan gaya kelekatan aman tidak mudah marah, lebih

tidak mengatribusikan keinginan bermusuhan dengan orang lain dan

mengharapkan hasil positif dan konstruktif dari konflik.

2. Gaya kelekatan takut-menghindar (Fearful Attachment style)

Memiliki self esteem yang rendah dan negatif terhadap orang lain dengan

meminimalkan kedekatan interpersonal dan menghidari hubungan akrab,

mereka berharap dapat melindungi diri mereka dari rasa sakit karena ditolak.

Individu yang takut ditolak menggambarkan orang tua mereka secara negatif

Page 55: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

40

memendam perasaan hostile dan marah tanpa menyadarinya (Baron & Byrne,

2000).

Remaja memiliki tingkat yang sangat tinggi dari rasa takut dan bingung.

Ini mungkin akibat dari pengalaman traumatis seperti kematian orang tua atau

penyalahgunaan oleh orang tua (Santrock, 2001).

3. Gaya kelekatan terpreokupasi (Preoccupied Attachment style)

Memiliki ketidakkonsistenan antara self image dengan image mengenai orang

lain. Individu dengan gaya kelekatan ini mempunyai pandangan yang negatif

mengenai self yang dikombinasikan dengan harapan positif bahwa orang lain

akan mencintai dan menerima mereka.

Lopez, et. al. (dalam Baron & Byrne, 2000) mengungkpakan bahwa

individu yang terpreokupasi mencari kedekatan dalam hubungan (kadang-

kadang kedekatan yang berlebihan), tapi mereka juga mengalami kecemasan

dan rasa malu karena merasa “tidak pantas” menerima cinta dari orang lain.

Tekanan mengenai kemungkinan ditolak terjadi secara ekstrem. Kebutuhan

untuk dicintai dan diakui ditambah adanya self cristism mendorong terjadinya

suatu depresi setiap kali hubungan menjadi buruk (Baron & Byrne, 2000).

Preoccupied/ambivalen adalah suatu kategori insecure dimana remaja

sangat bergantung pada pengalaman mengenai kelekatan (attachment). Ini

diduga terjadi terutama ketika para orang tua tidak disamping mereka secara

konsisten. Dapat mengakibatkan tingkat derajat tinggi dalam perilaku mencari

kelekatan (attachment) dengan adanya perasaan marah. Konflik antara orang

Page 56: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

41

tua dan remaja dalam jenis attachment ini mungkin terlalu tinggi dalam tahap

perkembangan yang baik (Santrock, 2001).

4. Gaya kelekatan Menolak (Dismissing Attachment Style)

Memiliki self image yang sangat positif (kadang kala tidak realistis). Individu

yang independen dan sangat layak mendapatkan hubungan yang dekat (Baron

& Byrne, 2000). Orang lain mungkin lebih melihat mereka secara lebih tidak

positif dan mendeskripsikan mereka orang yang tidak ramah dan terbatas

keterampilan sosialmya.

Dismissing/avoidant attachment adalah suatu kategori insecure dimana

individu menekankan pentingnya attachment. kategori ini dikaitkan dengan

pengalaman yang konsisten dari penolakan kebutuhan attachment oleh

pengasuh. Salah satu kemungkinan hasil dari dismissing/avoidant adalah

bahwa orang tua dan remaja dapat saling menjauhkan diri dari satu sama lain,

yang mengurangi pengaruh orang tua. Dalam sebuah penelitian,

dismissing/avoidant attachment mempunyai hubungan dengan perilaku

kekerasan dan perilaku agresif pada remaja (Santrock, 2001).

2.3.3 Perkembangan attachment dalam rentan hidup

Kebutuhan akan attachment cenderung stabil selama perjalanan hidup seseorang,

yang berubah hanyalah tingkah laku attachment yang ditampilkan serta hakikat

dari attachment itu sendiri (Collin, 1996). Hasrat dan kebutuhan untuk

mendapatkan perlindungan dan rasa aman tetap menjadi alasan utama bagi

manusia untuk mengembangkan attachment. akan tetapi kondisi yang

meningkatkan aktivasi dari sistem attachment, jenis tingkah laku attachment yang

Page 57: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

42

ditampilkan, serta derajat kedekatan akan berubah seiring bertambahnya usia

(Collin, 1996).

a. Masa kanak-kanak

Sejak awal kehidupan sampai masa ini, frekuensi tingkah laku attachment yang

nyata seperti menangis dan melekat pada figure attachment relatif menurun,

seiring dengan meningkatnya kemampuan fisik, keterampilan sosial, dan

pengetahuan. Anak akan menjadi lebih percaya pada dirinya sendiri, sedangkan

kebutuhan akan kedekatan fisik dengan figure attachment berkurang.

b. Masa remaja

Ainsworth (dalam Collin, 1996). Perubahan hormonal, neurofiologis dan kognitif

yang diasosiasikan pada remaja mungkin mendasari perubahan normatif dalam

proses attachment. figure attachment tidak hanya meliputi ibu, ayah dan pengasuh

lainnya. Saudara kandung yang lebih tua, saudara atau keluarga lain, guru dan

teman-teman dapat menjadi figur tambahan. Pada masa ini, perilaku attachment

mulai bersifat timbal balik, artinya kedua belah pihak (individu dan figure

attachment) menyediakan perhatian dan perlindungan satu sama lain.

c. Masa dewasa

Hubungan attachment pada masa dewasa mempunyai kemiripan dengan

hubungan yang terjadi pada masa kanak-kanak. Hal yang membedakan

attachment pada masa kanak-kanak dan dewasa adalah berubahnya figure

attachment pada masa dewasa, dimana figure attachment pada orang dewasa

biasanya ditunjukkan pada sahabat, teman sebaya, atau pasangannya, sedangkan

pada masa kanak-kanak lebih kepada pengasuhnya. Kedua, orang dewasa lebih

Page 58: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

43

mampu mentolerir keterpisahan dengan figure attachment-nya daripada kanak-

kanak.

2.3.4 Pembentukan tingkah laku lekat (attachment behavior)

Monks dan Knoers (2006) berpendapat bahwa attachment behavior atau tingkah

laku lekat merupakan tingkah laku yang khusus bagi manusia, yaitu

kecenderungan dan keinginan seseorang untuk mencari kedekatan dengan orang

lain, untuk mencari kepuasan dalam hubungan dengan orang tersebut.

Schaffer (dalam Monks & Knoers, 2006) mengemukakan bahwa anak

pada waktu dilahirkan mempunyai semacam struktur kognitif yang spesifik yaitu

suatu struktur kognitif yang terarah pada jenisnya sendiri yang dapat menambah

keinginan untuk mempertahankan hidupnya. Dalam tiga bulan pertama, akan

timbul daya tarik terhadap manusia pada umumnya, kemudian struktur kognitif

tersebut berubah arah akibat pengalaman dan belajar hingga anak lebih tertarik

pada orang-orang tertentu saja. Hal tersebut sejalan dengan pendapat Bowlby

(dalam Meinz, 1997) bahwa keterikatan anak dengan orang tuanya berkembang

dari hal yang tidak terarah, sedikit demi sedikit lebih terarah dan tertentu.

Menurut Monks dan Knoers (2006) ada dua macam tingkah laku yang

menyebabkan seseorang dipilih sebagai objek kelekatan atau figur lekat, yaitu:

1. Sering mengadakan reaksi terhadap tingkah laku anak yang dimaksudkan

untuk mencari perhatian.

2. Sering membuat interaksi secara spontan dengan anak.

Berdasarkan hasil penelitian, Berk (2005) menemukan beberapa faktor

yang mempengaruhi secure attachment pada anak, diantaranya:

Page 59: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

44

1. Kesempatan untuk membangun kelekatan.

2. Kualitas pengasuh.

3. Karakteristik bayi.

4. Model mental kelekatan orang tua.

Bowlby (dalam Monks & Knoers, 2006) berpendapat bahwa timbulnya

kelekatan anak terhadap figur lekatnya adalah ikatan dari aktifnya sejumlah

sistem tingkah laku (behavior systems) yang membutuhkan kedekatan dengan ibu.

Bila anak ditinggalkan oleh ibu atau dalam keadaan takut, sistem tingkah laku

tersebut menjadi aktif dan hanya bisa dihentikan oleh sentuhan, suatu kehadiran

ibu.

2.3.5 Model mental kelekatan

Bowbly (dalam Baron & Byrne, 2003) mengajukan bahwa pada saat

berlangsungnya interaksi antara bayi dan pengasuhnya tersebut, anak membentuk

kognisi yang terpusat pada dua sikap yang sangat penting (istilah Bowbly

terhadap sikap-sikap ini adalah model kerja atau working model atau dikenal juga

dengan istilah model mental kelekatan). Salah satu sikap dasar adalah evaluasi

terhadap diri sendiri, disebut juga self esteem yaitu perilaku dan reaksi emosional

dari pengasuh kepada bayi bahwa ia dihargai, penting individu yang dicintai atau

pada ujung ekstrim yang lainnya, relatif tidak berharga, tidak penting dan tidak

dicintai.

Mc Cartney dan Dearing (2002) menyatakan bahwa pengalaman awal

akan menggiring dan menentukan perilaku dan perasaan melalui internal working

model. Adapun penjelasan mengenai konsep ini adalah, “Internal” : karena

Page 60: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

45

disimpan dalam pikiran; “working” : karena membimbing persepsi dan perilaku

dan “model” : karena mencerminkan representasi kognitif dari pengalaman dalam

membina hubungan. Anak akan menyimpan pengetahuannya mengenai suatu

hubungan, khususnya pengetahuan mengenai keamanan dan bahaya. Sikap dasar

dua yang diperoleh bayi adalah aspek social self yang terdiri dari belief dan

harapan mengenai orang lain yang disebut kepercayaan interpersonal

(interpersonal trust). Gagasan umumnya adalah bahwa bayi memperoleh

pengalaman bahwa pengasuhnya dapat dipercaya, dapat diharapkan dan dapat

diandalkan atau relatif tidak dapat dipercaya, tidak diharapkan dan tidak dapat

diandalkan.

Selama bayi tumbuh dan berinteraksi dengan orang lain di dalam dan luar

keluarga, sika dasar mengenai self tetap ada, sikap dasar mengenai pengasuh

digeneralisasikan kepada individu lain. Jika Bowlby benar, jauh sebelum kita

memperoleh keterampilan berbahasa, kita mampu membentuk skema dasar

mengenai diri kita sendiri dan mengenai orang lain, skema yang membimbing

perilaku interpersonal kita sepanjang hidup kita. Sebagai akibatnya, interaksi kita

dengan anggota keluarga, orang asing teman sebaya dan sahabat, pasangan

romantis, dan pasangan hidup hingga derajat tertentu dipengaruhi oleh apa yang

kita pelajari pada awal masa bayi (Baron & Byrne, 2003).

Dapat disimpulkan bahwa model mental kelekatan adalah kognisi yang

terpusat pada dua sikap penting yaitu sikap dasar terhadap diri sendiri yang terdiri

dari evalusi terhadap diri sendiri dan sikap dasar terhadap orang lain yang terdiri

Page 61: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

46

dari belief dan harapan mengenai orang lain. Model kelekatan ini akan

mempengaruhi perilaku individu sepanjang rentan kehidupan..

2.3.6 Pengukuran Attachment style

Bäckstrӧm & Holmes (2001) membahas bahwa ada berbagai alat ukur yang

dikembangkan untuk mengukur attachment, diantaranya:

1. Relationship Questionnaire (RQ)

RQ dikembangkan oleh Bartholomew dan Horowitz (dalam Bäckstrӧm &

Holmes, 2001) yang digunakan untuk mengukur hubungan dekat antara teman

sebaya. Alat ukur ini terdiri dari 4 paragraf singkat yang mendeskripsikan

masing-masing attachment (secure, fearful, dismissing dan preoccupied).

Responden diminta untuk memberikan rating skala 7 poin masing-masing

paragraph dan diminta pula untuk memilih deskripsi mana yang paling sesuai

atau menjelaskan diri mereka.

2. Relationship Scale Questionnaire (RSQ)

RSQ dikembangkan oleh Griffin dan Bartholomew (1994). RSQ digunakan

untuk mengukur 4 attachment, yaitu secure, fearful, dismissing dan

preoccupied attachment style. RSQ terdiri dari 30 item pernyataan, yang item-

itemnya diambil dari alat ukur kelekatan milik Hazan dan Shaver (1987).

Dari beberapa alat ukur diatas, peneliti memutuskan untuk mengadaptasi dan

memodifikasi alat ukur RSQ (Relationship Scale Questionnaire) yang

dikembangkan oleh Griffin dan Bartholomew (dalam Hofstra & Van

Oudenhoven, 2004) dengan mengganti sasaran peneliti yaitu pada remaja dan

attachment pada orang tua. Secara keseluruhan skala ini terdiri dari 24 item

Page 62: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

47

namun oleh peneliti satu item tidak diikutsertakan dalam pengambilan data, yakni

item dari dimensi preoccupied attachment karena tidak sesuai dengan yang akan

diukur dan menambahkan satu item pada dimensi dismissing attachment style.

Yang digunakan dalam penelitian ini tetap 24 item. Terdiri dari empat dimensi

dalam skala ini yaitu, secure attachment, fearful attachment, preoccupied

attachment dan dimissing attachment.

2.3.5 Attachment dan agresivitas

Gallarin & Alonso-Arbiol (2012) memaparkan bahwa keterkaitan parenting

practices, parental attachment dengan agresivitas remaja. Parental attachment

sebagai variable moderator antara parenting practices dan agresivitas remaja.

Parenting practices memiliki pengaruh terhadap persepsi mengenai attachment

secure/insecure pada orang tua, dan insecure attachment ayah akan berpengaruh

terhadap agresivitas.

Menurut Dyka, Ziv dan Cassidy (dalam Gallarin & Alonso-Arbiol, 2012)

menyatakan bahwa remaja yang secure attachment (kelekatan yang aman)

dibandingkan dengan yang insecure attachment (kelekatan yang tidak aman)

dianggap lebih prososial atau cenderung kurang berperilaku agresif. Journal of

Youth and Adolescence (2000) juga menunjukkan bahwa attachment pada orang

tua secara signifikan berhubungan dengan usia, depresi, dan agresi. Remaja yang

tingkat attachment orang tua tinggi akan menunjukkan tingat agresi dan depresi

yang rendah begitu pun sebaliknya (Laible, Carlo,& Raffaelli, 1999).

Pada penelitian diatas disimpulkan jika remaja yang mempunyai kelekatan

yang positif dengan orang tuanya seperti rasa aman dan nyaman pada orang tua

Page 63: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

48

yang akan membuat anak merasakan amat berharga, penuh dorongan dukungan

sosial dan kasih sayang dari orang tuanya akan mengurangi agresivitas remaja,

sedangkan insecure attachment style menimbulkan rasa tidak nyaman dalam

sebuah kelekatan, sehingga anak memiliki persepsi yang selalu curiga kepada

orang tuanya maupun pada orang lain serta menghindar dan selalu merasa cemas

yang akan memunculkan perilaku agresi.

2.4 Kerangka Berpikir Dan Hipotesis

2.4.1 Kerangka Berpikir

Agresivitas merupakan perilaku agresi yang bertujuan untuk menyakiti dan

melukai makhluk hidup (orang lain) dengan sengaja baik secara fisik dan psikis

dan target menghindari perilaku tersebut. Seperti yang telah didefinisikan oleh

Myers (1996) perilaku agresi adalah perilaku fisik atau lisan yang disengaja denga

maksud untuk menyakiti atau merugikan orang lain. Perilaku maladaptif ini

sering terjadi pada masa remaja, terbukti fenomena-fenomena dapat kita lihat

dalam berita-berita atau media massa yang menyoroti betapa banyaknya kasus

kekerasan yang sampai saat ini sulit untuk ditangani seperti pada kasus tawuran

antar pelajar yang banyak terjadi di sekolah-sekolah menengah atas. Oleh karena

itu kasus tawuran antar pelajar pun sudah menjadi hal yang tidak asing lagi

bahkan sudah menjadi pembicaraan umum dikalangan masyarakat dan belum ada

solusi yang konkrit untuk mengatasinya yang sampai saat ini hal tersebut sudah

semakin kompleks.

Agresivitas remaja bukan hanya dalam persoalan tawuran antar pelajar

saja, namun banyak tindakan kekerasan lainnya seperti bullying yang juga dapat

Page 64: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

49

dikategorikan dalam agresivitas fisik seperti menyakiti dan mendorong atau dalam

bentuk verbal seperti mengancam, mencela dan sebagainya (Ylvisaker, 2006).

Remaja/pelajar adalah fase pencarian jati diri, pencarian identitas diri ini adalah

tugas perkembangan yang wajib dilalui remaja, remaja mulai mempertanyakan

hakikat dirinya, dan esensi dari berbagai macam hal, mereka mencari apa yang

menjadi potensinya dan menjadi seperti apakah pribadi yang mereka inginkan,

kebanyakan remaja ingin diakui eksistensinya, ingin menjadi pusat perhatian.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan agresivitas pada remaja salah

satunya adalah kepribadian big five personality yaitu kepribadian yang terdiri dari

lima dimensi extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, dan

openness to experiences. Contohnya, Individu yang semakin tinggi skornya pada

dimensi extraversion yaitu cenderung penuh kasih sayang, suka bergabung

menjadi anggota kelompok, banyak bicara, menyukai kesenangan, aktif, dan

selalu bersemangat, semakin baik ia mengontrol emosinya sehingga akan

mengurangi agresivitasnya. Pada dimensi agreeableness individu yang

agresivitasnya rendah maka individu tersebut memiliki skor tinggi pada

kepribadian agreeableness yaitu cenderung berhati lembut, mudah percaya,

dermawan, ramah, toleransi, bersahabat dan baik hati. Pada dimensi

conscientiousness, seseorang dengan kepribadian ini mampu mengontrol tingkah

lakunya terhadap lingkungan sosialnya, berpikir sebelum bertindak, menunda

kepuasaan, mengikuti peraturan dan norma yang berlaku. Oleh karena itu akan

kecil kemungkinan untuk agresivitas. Individu yang memiliki skor tinggi pada

dimensi neuroticism akan cenderung gelisah/cemas, temperamental, sentimentil,

Page 65: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

50

emosional, dan rentan terhadap kritikan orang lain yang besar kemungkinan akan

bertindak agresif. individu mempunyai skor rendah pada openness yaitu tidak

peduli pada orang lain maka akan tinggi tingkat agresivitasnya, sedangkan jika

mempunyai skor tinggi pada openness yaitu mudah toleransi, fokus dan wapada

pada berbagai perasaan maka akan rendah agresivitasnya.

Selain bigfive personality peneliti mengajukan variabel lain yang

mempengaruhi agresivitas pada remaja, yaitu attachment (keterikatan). Karena

dengan attachment yang baik seperti rasa aman, kasih sayang, mendapatkan

dorongan yang positif (secure) dari orang tuanya anak akan mengurangi perilaku

agresi daripada anak yang tidak mempunyai rasa aman (insecure) dari orang

tuanya. Pada pola insecure anak akan merasa menolak, menghindari serta merasa

dirinya dapat melakukan sesuatu hal tanpa perlu arahan dari orang tuanya

sedangkan anak dengan pola secure dapat lebih aman dan nyaman untuk terbuka

dan mau mengeluhkan perasaan-perasaan yang mereka rasakan di lingkungan

sosialnya maupun di dalam dirinya sendiri.

Menurut Dyka, Ziv dan Cassidy (dalam Gallarin & Alonso-Arbiol, 2012)

menyatakan bahwa remaja yang secure attachment (kelekatan yang aman)

dibandingkan dengan yang insecure attachment (kelekatan yang tidak aman)

dianggap lebih prososial atau cenderung kurang berperilaku agresif.

Selama ini, banyak peneliti menerima adanya tiga pola attachment seperti

yang didefinisikan oleh Bowbly (secure attachment, insecure avoidant

attachment, dan insecure-ambivalent attachment). Namun Bartholomew dan

Horowitz (1991) mengembangkan empat dimensi attachment yaitu Secure

Page 66: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

51

attachment, fearful attachment, preoccupied attachment, dan dismissing

attachment. Misalnya, individu dengan gaya kelekatan aman (secure attachment)

akan mampu melakukan kontrol, sehingga tidak mudah marah (anger). Individu

yang tidak mudah marah akan kecil kemungkinan untuk agresivitas. Kemudian,

fearful attachment (kelekatan rasa takut) individu yang takut ditolak

menggambarkan orang tua mereka secara negatif memendam perasaan hostile dan

marah tanpa menyadarinya yang kemudian besar kemungkinan untuk agresivitas.

Selanjutnya, individu dengan gaya kelekatan terokupasi (preoccupied attachment)

individu yang memiliki kecemasan dan rasa malu karena tidak pantas menerima

kasih sayang ini diduga terjadi terutama ketika para orang tua tidak disamping

mereka secara konsisten dan dapat mengakibatkan perilaku mencari kelekatan

(attachment) dengan adanya perasaan marah yang kemungkinan akan

menimbulkan agresivitas. Terakhir, gaya kelekatan menolak (dismissing

attachment) dimana orang tua dan remaja dapat saling menjauhkan diri dari satu

sama lain, yang mengurangi pengaruh orang tua. Kemungkinan hal ini

dikarenakan individu melihat dirinya secara positif seperti independen (lebih

mandiri), merasa layak mendapatkan hubungan yang layak, maka individu

tersebut lebih peduli terhadap dirinya sendiri agar tidak melakukan sesuatu yang

membahayakan dirinya, namun orang lain melihat individu tersebut sebagai orang

yang tidak ramah yang akan menimbulkan perilaku kekerasan dan perilaku

agresif.

Faktor lain juga diasumsikan menjadi faktor yang berpengaruh terhadap

agresivitas diantaranya jenis kelamin. Dalam hal ini laki-laki diduga lebih agresif

Page 67: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

52

dibandingkan perempuan, karena laki-laki sangat memungkinkan untuk membalas

dengan agresi fisik bila mereka di serang atau diganggu oleh orang lain, hal yang

serupa telah diungkapkan dalam Taylor, Peplau, dan O’Sears (2009) yang

menyatakan bahwa di seluruh dunia, pria cenderung lebih agresif ketimbang

perempuan baik dimasa kanak-kanak sampai ke dewasa.

Dari permasalahan dan teori yang telah dijelaskan sebelumnya, maka

peneliti memfokuskan penelitian ini pada pengaruh bigfive personality dan

attachment style terhadap agresivitas pada pelajar. Selain itu peneliti juga

menambahkan variabel demografi seperti jenis kelamin.

Gambar 2.1 merupakan rangkuman kerangka berpikir yang digunakan

dalam penelitian ini:

Gambar 2.1 Kerangka Berpikir

Secure attachment

Fearful attachment

Preoccupied attachment

Extraversion

Agreeableness

Conscientiousness

Dismissing attachment

Agresivitas Attachment style

Neuroticism

Openness to experiences

BIGFIVE

PERSONALITY

Jenis kelamin

Page 68: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

53

2.4.2 Hipotesis Penelitian

1. Hipotesis mayor

Ada pengaruh yang signifikan bigfive personality, dan attachment style

(kelekatan) orang tua terhadap agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta.

2. Hipotesis minor

Ha1 : Ada pengaruh yang signifikan antara extraversion terhadap agresivitas

pada pelajar di SMAN 6 Jakarta.

Ha2 : Ada pengaruh yang signifikan antara agreeableness terhadap

agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta.

Ha3 : Ada pengaruh yang signifikan antara conscientiousness terhadap

agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta.

Ha4 : Ada pengaruh yang signifikan antara neuroticism terhadap agresivitas

pada pelajar di SMAN 6 Jakarta.

Ha5 : Ada pengaruh yang signifikan antara openness to experiences

terhadap agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta.

Ha6 : Ada pengaruh yang signifikan antara secure attachment terhadap

agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta.

Ha7 : Ada pengaruh yang signifikan antara fearful attachment terhadap

agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta.

Ha8 : Ada pengaruh yang signifikan antara preoccupied attachment

terhadap terhadap agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta.

Ha9 : Ada pengaruh yang signifikan antara dismissing attachment terhadap

agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta.

Page 69: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

54

Ha10 : Ada pengaruh yang signifikan jenis kelamin terhadap agresivitas

pada pelajar di SMAN 6 Jakarta.

Page 70: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

55

BAB III

METODE PENELITIAN

Bab ini akan memberikan penjelasan mengenai metode penelitian yang meliputi

populasi dan sampel, variabel penelitian beserta definisi operasionalnya, instrumen

pengumpulan data, pengujian validitas konstruk, prosedur penelitian, dan metode

analisis data yang digunakan dalam penelitian.

3.1 Sampel dan Teknik Pengambilan Data

Populasi dalam penelitian ini adalah siswa dan siswi di SMAN 6 Jakarta yang

berjumlah 990 pelajar. Adapun cara pemilihan sampel dilakukan secara probability

sampling, dimana semua anggota populasi diketahui, memiliki probabilitas atau

peluangnya untuk dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel dengan

menggunakan proportional sample, sebanyak 250 pelajar di SMAN 6 Jakarta

(kurang lebih 25% populasi) yang menjadi sampel dalam penelitian ini.

3.2 Variabel Penelitian

Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel terikat (dependent

variable) dan variabel bebas (independent variable). Variabel-variabel yang

digunakan dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:

a. Variabel terikat (dependent variable) dalam penelitian ini adalah agresivitas.

b. Variabel bebas (independent variable) dalam penelitian ini yaitu:

1. Variabel big five personality dengan dimensi-dimensi yang meliputi

extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, dan openness

to experience.

Page 71: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

56

2. Variabel attachment style dengan dimensi-dimensi yang meliputi secure

attachment, fearful attachment, preoccupied attachment dan dismissing

attachment.

3. Variabel jenis kelamin

3.3 Definisi Operasional Variabel

Agar dapat dilakukan pengukuran terhadap semua variabel penelitian perlu

ditetapkan definisi operasional dari semua variabel tersebut. Definisi operasional

masing-masing variabel dalam penelitian ini adalah:

1. Agresivitas adalah suatu tindakan atau perilaku bertujuan untuk menyakiti

atau melukai orang lain, yang diukur menggunakan skala agresivitas yang

diadaptasi dari skala Aggression Questionnaire yang dikembangkan oleh

Buss dan Perry (1992). Skala disusun berdasarkan bentuk-bentuk

agresivitas yaitu physical aggression, verbal aggression, anger, dan

hostility.

2. Kepribadian adalah karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya

konsistensi perasaan, pemikiran dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari,

yang diukur menggunakan skala kepribadian yang diadaptasi dari Big Five

Inventory (BFI) yang dikembangkan oleh Oliver P. John, et al. (1991).

Empat dimensi, yaitu Extraversion, Neuroticism, Agreeableenes,

Conscientiousness dan Opennes to experience.

3. Attachment style adalah kecenderungan perilaku lekat individu yang terdiri

dari dimensi positif dan negatif dua sikap dasar, yaitu sikap mengenai self

dan sikap terhadap orang lain maupun orang tuanya, yang diukur

Page 72: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

57

menggunakan skala attachment style yang diadaptasi dan dimodifikasi dari

skala RSQ (Relationship Scale Questionnaire) oleh Bartholomew and

Griffin (dalam Hofstra & Van Oudenhoven, 2004). Yang didalamnya terdiri

dari subskala yang mengandung empat gaya lekat, yaitu secure attachment,

fearful attachment style, preoccupied attachment style dan dismissing

attachment style.

3.4 Pengumpulan Data

3.4.1 Teknik Pengumpulan Data

Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan instrumen baku yang

telah dikembangkan oleh peneliti lain. Instrumen yang diadaptasi Antara lain skala

Aggression Questionnaire (Buss & Perry, 1992), Big Five Inventory (BFI) yang

dikembangkan oleh Oliver P. John, et. al. (1991) dan instrumen yang diadaptasi dan

dimodifikasi yaitu RSQ (Relationship Scale Questionnaire) oleh Bartholomew and

Griffin (dalam Hofstra & Van Oudenhoven, 2004). Peneliti kemudian akan

menerjemahkan item-item dalam instrumen tersebut ke dalam bahasa Indonesia dan

pada skala Relationship Scale Questionnaire, mengganti sasaran peneliti yaitu pada

remaja dan attachment pada orang tua. Dalam proses penerjemahan dan

penyusunan alat ukur, peneliti menggunakan literatur yang terkait dengan

instrumen penelitian.

Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan metode skala sebagai alat

pengumpul data, yaitu sejumlah pernyataan tertulis untuk memperoleh jawaban dari

responden. skala yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan skala model

Likert dengan variasi pilihan respon dan skala penilaian. Beberapa hal yang harus

Page 73: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

58

diperhatikan ketika menggunakan alat ukur model Likert antara lain adalah terdapat

variasi pilihan respon yang masing-masing terdiri dari empat alternatif jawaban

yang disediakan. untuk mengukur variabel-variabel penelitian ini, peneliti

menggunakan skala model Likert yang telah dimodifikasi, yaitu dengan

menghilangkan jawaban netral agar mendorong responden untuk memilih dan

memutuskan respon negatif ataupun positif, sehingga terlihat central tendency dari

jawaban responden. Pernyataan tertinggi untuk pernyataan unfavorable diberikan

pada pilihan jawaban “sangat tidak setuju” dan skor terendah diberikan untuk

pilihan “sangat setuju”.

Tabel 3.4.1.1 Tabel Skor Skala Model Likert

Kategori Respon SS S TS STS

Favorable 4 3 2 1

Unfavorable 1 2 3 4

Skala model likert dipilih untuk mengukur variabel agresivitas, big five personality

dan attachment style.

Dalam penelitian ini, subjek akan diberikan kuesioner yang terdiri dari tiga bagian,

yaitu:

3.1 Bagian pengantar, berisi tentang nama peneliti, tujuan dari penelitian,

kerahasiaan jawaban yang diberikan oleh responden, dan ucapan terima

kasih peneliti.

3.2 Bagian data, berisi tentang data-data subjek seperti nama insial, usia,

jenis kelamin dan kelas.

Page 74: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

59

3.3 Bagian inti, berisi tiga alat ukur penelitian, yaitu alat ukur Aggression

Questionnaire, Big five Personality Inventory, dan Relationship

Attachment style Questionnaire.

Saat penelitian, subjek diminta untuk memilih salah satu dari pilihan jawaban yang

menunjukkan kesesuaian pernyataan yang diberikan dengan keadaan yang

dirasakan oleh responden dengan memberikan tanda silang (X) pada pilihan

jawaban

3.4.2 Instrumen Penelitian

1. Aggression Questionnaire scale

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan skala Aggression Questionnaire scale

dari Buss & Perry (1992) yang telah diadaptasi sebelumnya. Skala ini menggunakan

model Likert dengan empat alternatif jawaban, yaitu Sangat Setuju (SS), Setuju (S),

Tidak Setuju (TS), dan Sangat Tidak Setuju (STS). Secara keseluruhan skala ini

terdiri dari 29 item yang dapat mengukur empat dimensi, yaitu physical aggression,

verbal aggression, anger, dan hostility. Adapun blue print skala Aggression

Questionnaire dapat dalam tabel 3.4.2.1

Tabel 3.4.2.1

Blueprint Skala Aggression Questionnaire

Dimensi Indikator Item Jumlah

Physical

aggression Menyerang, memukul dan merusak barang 2, 4, 6, 8, 10, 12, 14, 17*, 18 9

Verbal

aggression

Berdebat, pengkritik, dan menunjukkan

ketidaksukaan dari ketidaksetujuan pada orang lain 1, 3, 5, 21, 28 5

Anger Mudah marah dan keras kepala, 11, 13, 15, 19, 22*, 24, 26 7

Hostility Iri hati dan curiga 7, 9, 16, 20, 23, 25, 27, 29 8

Keterangan: (*) unfavorable

Page 75: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

60

2. Big five Personality Inventory (BFI)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan Big Five Inventory (BFI) yang

dikembangkan oleh Oliver P. John, dkk (1991) yang telah diadaptasi sebelumnya.

BFI merupakan kuesioner self-report terdiri dari 44 item yang dapat mengukur lima

dimensi, yaitu Extraversion, Neuroticism, Agreeableenes, Cconscientiousness dan

Opennes to experience. Adapun blue print skala Big Five Inventory (BFI) dapat

dalam tabel 3.4.2.2

Tabel 3.4.2.2

Blueprint skala big five personality

Dimensi Indikator Item Jumlah

Extraversion

Banyak bicara, penuh semangat,

mempunyai antusiasme yang tinggi,

memiliki kepribadian asertif (tegas) dan

mudah bergaul.

1, 6*, 11, 16, 21*, 26,

31*, 36 8

Agreeableness

Memiliki sifat pemaaf, mudah

mempercayai orang lain, perhatian dan

baik ke semua orang, dan suka bekerja

sama dengan orang lain.

2*, 7, 12*, 17, 22, 27*,

32, 37*, 42 9

Conscientious

ness

Mengerjakan pekerjaan dengan teliti,

tekun mengerjakan tugas hingga selesai,

melakukan sesuatu dengan efisien, dan

suka membuat perencanan dan

mewujudkannya.

3, 8*, 13, 18*, 23*, 28,

33, 38, 43* 9

Neuroticism

Terkadang bersikap tegang, mudah

cemas, mudah murung dan mudah

merasa gugup.

4, 9*, 14, 19, 24*, 29,

34*, 39 8

Openness to

Experience

Kreatif, suka menemukan ide-ide baru,

ingin tahu tentang banyak hal, memiliki

imajinasi yang aktif dan menjunjung

tinggi nilai artistik dan pengalaman

estetik.

5, 10, 15, 20, 25, 30,

35*, 40, 41*, 44 10

Keterangan: (*) unfavorable.

3. Relationship Attachment Scale Questionnaire (RSQ)

Dalam penelitian ini peneliti menggunakan RSQ (Relationship Scale

Questionnaire) yang dikembangkan oleh Griffin dan Bartholomew (dalam Hofstra

& Van Oudenhoven, 2004) yang telah dimodifikasi dan diadaptasi sebelumnya oleh

Page 76: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

61

peneliti, dengan mengganti sasaran peneliti yaitu pada remaja dan attachment pada

orang tua. Secara keseluruhan skala ini terdiri dari 24 item namun oleh peneliti satu

item tidak diikutsertakan dalam pengambilan data, yakni item dari dimensi

preoccupied attachment karena tidak sesuai dengan yang akan diukur dan

menambahkan satu item pada dimensi dismissing attachment style. Yang digunakan

dalam penelitian ini tetap 24 item. Terdiri dari empat dimensi dalam skala ini yaitu,

secure attachment, fearful attachment, preoccupied attachment dan dismissing

attachment. Relationship Scale Questionnaire (RSQ) dapat dalam tabel 3.4.2.3

Tabel 3.4.2.3

Blueprint Skala attachment style

Dimensi Indikator Item Jumlah

Secure

attachment

Mudah dekat dengan orang tua secara emosional, nyaman

jika bergantung dengan orang tua dan begitu sebaliknya

dan tidak khawatir apabila sendiri atau orang tua tidak

menerimanya.

2, 5, 7*, 10, 13, 15,

20, 7

Fearful-

avoidant

attachment

Kurang nyaman dekat dengan orang tua, menginginkan

kedekatan emosi dengan orang tua tapi sulit untuk

mempercayai orang tua, dan khawatir harapan saya

dialihkan ketika dekat dengan orang tua

1, 3, 6, 18, 22 5

Preoccupied

attachment

Keinginan dekat dengan orang tua secara emosional tapi

sering merasakan orang tua enggan untuk dekat dan tidak

nyaman tanpa adanya kedekatan emosional dengan orang

tua, namun merasa khawatir orang tua tidak

menyayanginya.

4, 9, 11, 14, 17*, 19 6

Dismissing

attachment

Nyaman tanpa adanya kedekatan emosional dengan orang

tua, merasa mandiri serta memilih untuk tidak bergantung

pada orang tua, begitupun sebaliknya dan merasa nyaman

menjadi diri sendiri.

8*, 12, 16, 21, 23,

24 6

Keterangan: (*) unfavorable.

3.5 Pengujian Validitas Konstruk

Sebelum melakukan analisis data, peneliti melakukan pengujian terhadap validitas

konstruk keempat instrumen yang dipakai, yaitu 1) Aggression Questionnaire 2)

Big five Personality Inventory, dan 3) Relationship Attachment style Questionnaire.

Untuk menguji validitas konstruk alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini,

Page 77: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

62

peneliti menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA). Adapun logika dari

CFA (Umar, dalam Inspirawan, 2012) :

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan

secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan

untuk mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan pengukuran

terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-

itemnya.

2. Diteorikan setiap item hanya mengukur satu faktor saja, begitupun juga tiap

subtes hanya mengukur satu faktor juga. Artinya baik item maupun subtes

bersifat unidimensional.

3. Dengan data yang tersedia dapat digunakan untuk mengestimasi matriks

korelasi antar item yang seharusnya diperoleh jika memang unidimensional.

Matriks korelasi ini disebut sigma (∑), kemudian dibandingkan dengan

matriks dari data empiris, yang disebut matriks S. Jika teori tersebut benar

(unidimensional) maka tentunya tidak ada perbedaan antara matriks ∑ -

matriks S atau bisa juga dinyatakan dengan ∑ - S = 0.

4. Pernyataan tersebut dijadikan hipotesis nihil yang kemudian diuji dengan

chi square. Jika hasil chi square tidak signifikan p>0.05, maka hipotesis

nihil tersebut “tidak ditolak”. Artinya teori unidimensionalitas tersebut

dapat diterima bahwa item ataupun sub tes instrument hanya mengukur satu

faktor saja.

5. Jika model fit, maka langkah selanjutnya menguji apakah item signifikan

atau tidak mengukur apa yang hendak di ukur, dengan menggunakan t-

Page 78: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

63

value. Jika hasil t-value tidak signifikan maka item tersebut tidak signifikan

dalam mengukur apa yang hendak diukur, bila perlu item yang demikian di

drop dan sebaliknya.

6. Terakhir, apabila dari hasil CFA terdapat item yang koefisien muatan

faktornya negatif, maka item tersebut harus di drop. Sebab hal ini tidak

sesuai dengan sifat item, yang bersifat positif (favorable).

7. Setelah mendapatkan item dengan muatan faktor signifikan (t > 1,96) dan

positif, selanjutnya item tersebut diolah untuk mendapatkan faktor skornya.

Adapun skor faktor dihitung untuk menghindari estimasi bias dari kesalahan

pengukuran. Untuk kemudahan dalam penafsiran hasil analisis, maka

peneliti mentransformasikan faktor skor yang diukur dalam skala baku (z

score) menjadi T score yang memiliki mean = 50 dan standar deviasi (SD)

= 10 sehingga tidak ada responden yang mendapat skor negatif. Adapun

rumus T score adalah :

T score = (10 x skor faktor) + 50

8. Langkah terakhir setelah didapatkan T score, nilai baku inilah yang akan

dianalisis dalam uji hipotesis korelasi dan regresi.

Adapun pengujian analisis CFA seperti ini dilakukan dengan menggunakan

software LISREL 8.70. Uji validitas tiap alat ukur akan dipaparkan pada sub bab

berikut.

Page 79: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

64

3.5.1 Uji Validitas Konstruk agresivitas

Peneliti menguji apakah dua puluh sembilan item yang ada bersifat unidimensional,

artinya benar hanya mengukur agresivitas remaja. Dari hasil CFA yang dilakukan

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square= 2017,92, df=377,

P-value= 0,00000, RMSEA= 0,132. Namun, setelah dilakukan modifikasi sebanyak

76 kali terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran

diantara item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi

Square = 298,09, df= 262, P-value= 0,06199, RMSEA= 0,024. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu

agresivitas remaja. Hanya saja, dalam pengukuran ini terdapat kesalahan

pengukuran pada beberapa item yang saling berkorelasi, sehingga dapat

disimpulkan bahwa sebenarnya bersifat multidimensional.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran agresivitas disajikan pada tabel 3.5.1.1

Page 80: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

65

Tabel 3.5.1.1 Tabel Muatan faktor item agresivitas

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM01 0,10 0,07 1,48 X

ITEM02 0,45 0,06 7,16 V

ITEM03 0,27 0,06 4,11 V

ITEM04 0,35 0,07 5,28 V

ITEM05 0,15 0,07 2,28 V

ITEM06 0,37 0,06 5,93 V

ITEM07 0,40 0,06 6,43 V

ITEM08 0,12 0,06 1,78 X

ITEM09 0,34 0,06 5,22 V

ITEM10 0,20 0,06 3,13 V

ITEM11 0,49 0,06 8,08 V

ITEM12 0,14 0,06 2,13 V

ITEM13 0,43 0,06 6,87 V

ITEM14 0,46 0,06 7,32 V

ITEM15

ITEM16

ITEM17

ITEM18

ITEM19

ITEM20

ITEM21

ITEM22

ITEM23

ITEM24

ITEM25

ITEM26

ITEM27

ITEM28

ITEM29

0,73

0,21

0,33

0,39

0,64

0,55

0,29

0,50

0,11

0,61

0,33

0,80

0,49

0,38

0,23

0,06

0,07

0,07

0,06

0,06

0,06

0,07

0,06

0,07

0,06

0,06

0,05

0,06

0,06

0,07

12,97

3,14

5,00

6,13

10,85

9,11

4,40

8,05

1,65

10,28

5,08

14,83

8,22

6,01

3,58

V

V

V

V

V

V

V

V

X

V

V

V

V

V

V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Pada tabel diatas terdapat tiga item yang memiliki nilai koefisien t < 1,96 yaitu item

nomor 1, 8 dan 23. Oleh karena itu item tersebut di drop dan tidak ikut serta

dianalisis.

Setelah itu peneliti kemudian kembali melakukan analisis dengan tidak

mengikutsertakan item yang bermuatan negatif ( t > 1.96 ) dan ternyata ada satu

item yang harus ikut didrop yaitu item nomor 5 sehingga didapat hasil analisis CFA

dengan Chi Square = 219,45, df = 191, P-value = 0.07740, RMSEA = 0.024.

Kemudian, koefisien muatan faktor agresivitas disajikan pada tabel 3.5.1.2.

Page 81: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

66

Dari tabel 3.5.1.2 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien sudah bermuatan positif. Kemudian tidak ada muatan faktor yang

tidak signifikan, seluruh item signifikan. Maka ini menunjukkan bahwa tidak ada

item yang di drop, seluruh item tersebut ikut serta dianalisis.

Tabel 3.5.1.2 Muatan Item Agresivitas Setelah Di-drop

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM02 0,54 0,06 8,59 V

ITEM03 0,26 0,07 3,94 V

ITEM04 0,36 0,06 5,74 V

ITEM06 0,37 0,06 5,83 V

ITEM07 0,44 0,06 7,19 V

ITEM09 0,37 0,06 5,75 V

ITEM10 0,26 0,06 4,08 V

ITEM11 0,49 0,06 7,75 V

ITEM12 0,20 0,07 2,99 V

ITEM13 0,43 0,06 6,72 V

ITEM14 0,40 0,06 6,44 V

ITEM15

ITEM16

ITEM17

ITEM18

ITEM19

ITEM20

ITEM21

ITEM22

ITEM24

ITEM25

ITEM26

ITEM27

ITEM28

ITEM29

0,73

0,25

0,35

0,41

0,52

0,54

0,25

0,52

0,60

0,37

0,77

0,57

0,40

0,24

0,06

0,07

0,06

0,06

0,06

0,06

0,06

0,06

0,06

0,07

0,06

0,06

0,06

0,06

12,60

3,80

5,44

6,47

8,52

8,80

3,92

8,36

10,13

5,45

13,89

9,08

6,43

3,83

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

3.5.2 Uji Validitas Konstruk Big Five Personality

a. Extraversion

Peneliti menguji apakah delapan item yang benar-benar bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur extraversion. Dari hasil analisis CFA dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi Square =147,92, df=20, P-

value=0,00000, RMSEA=0,160. Namun, setelah dilakukan modifikasi sebanyak 5

kali terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara

Page 82: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

67

item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi-square=11,28,

df= 9 P-value=0,09920, RMSEA=0,045. Nilai Chi-Square menghasilkan P-value >

0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor (unidimensional)

dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu extraversion.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran extraversion disajikan pada tabel 3.5.2.1.

Tabel 3.5.2.1 Tabel muatan faktor item extraversion

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM1 0,43 0,07 5,79 V

ITEM6 0,45 0,07 6,46 V

ITEM11 0,80 0,07 11,96 V

ITEM16 0,57 0,08 5,67 V

ITEM21 -0,09 0,07 -1,22 X

ITEM26 0,46 0,07 6,71 V

ITEM31 0,33 0,07 4,65 V

ITEM36 0,66 0,07 9,81 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Pada tabel diatas terdapat satu item yang memiliki nilai koefisien t < 1,96 dan

memiliki muatan faktor yang negatif, yaitu item nomor 21. Oleh karena itu item

tersebut di drop dan tidak ikut serta dianalisis.

Setelah itu peneliti kemudian kembali melakukan analisis dengan tidak

mengikutsertakan item yang bermuatan negatif ( t > 1.96 ) sehingga didapat hasil

analisis CFA dengan Chi Square = 11,28, df = 9, P-value = 0.25693, RMSEA =

0.032. Kemudian, koefisien muatan faktor extraversion disajikan pada tabel 3.5.2.2.

Page 83: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

68

Dari tabel 3.5.2.2 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien sudah bermuatan positif. Kemudian tidak ada muatan faktor yang

tidak signifikan, seluruh item signifikan. Maka ini menunjukkan bahwa tidak ada

item yang di drop, seluruh item tersebut ikut serta dianalisis.

Tabel 3.5.2.2 Muatan Item extraversion Setelah Di-drop

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM1 0,42 0,07 6,09 V

ITEM6 0,40 0,07 5,97 V

ITEM11 0,84 0,06 13,17 V

ITEM16 0,59 0,07 8,74 V

ITEM26 0,45 0,07 6,76 V

ITEM31 0,28 0,07 4,00 V

ITEM36 0,65 0,07 9,66 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

b. Agreeableness

Peneliti menguji apakah sembilan item yang benar-benar bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur agreeableness. Dari hasil analisis CFA

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi Square=76,96, df=27, P-

value= 0,00000, RMSEA=0,086 Namun, setelah dilakukan modifikasi sebanyak 13

kali terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara

item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi-square=

31,34, df= 23, P-value=0,11469, RMSEA=0,038. Nilai Chi-Square menghasilkan

P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor

(unidimensional) dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu

agreeableness.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

Page 84: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

69

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran extraversion disajikan pada tabel 3.5.2.3.

Tabel 3.5.2.3 Tabel muatan faktor item agreeableness

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM2 0,04 0,07 0,56 X

ITEM7 0,77 0,07 11,13 V

ITEM12 0,25 0,07 3,51 V

ITEM17 0,68 0,07 10,12 V

ITEM22 0,35 0,08 3,92 V

ITEM27 0,70 0,07 0,98 X

ITEM32 0,41 0,07 8,07 V

ITEM37

ITEM42

0,28

0,31

0,07

0,07

4,56

4,37

V

V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Pada tabel diatas terdapat dua item yang memiliki nilai koefisien t < 1,96, yaitu item

nomor 2 dan 27. Oleh karena itu item tersebut di drop dan tidak ikut serta dianalisis.

Setelah itu peneliti kemudian kembali melakukan analisis dengan tidak

mengikutsertakan item yang bermuatan negatif (t > 1.96) sehingga didapat hasil

analisis CFA dengan Chi Square = 15,90, df = 12, P-value=0.19582, RMSEA=

0.036. Kemudian,koefisien muatan faktor agreeableness disajikan pada tabel

3.5.2.4

Dari tabel 3.5.2.4 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien sudah bermuatan positif. Kemudian tidak ada muatan faktor yang

tidak signifikan, seluruh item signifikan. Maka ini menunjukkan bahwa tidak ada

item yang di drop, seluruh item tersebut ikut serta dianalisis.

Page 85: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

70

Tabel 3.5.2.4 Muatan Item agreeableness Setelah Di-drop

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM7 0,76 0,07 11,00 V

ITEM12 0,25 0,07 3,50 V

ITEM17 0,69 0,07 10,23 V

ITEM22 0,30 0,08 3,79 V

ITEM32 0,55 0,07 8,11 V

ITEM37

ITEM42

0,32

0,31

0,07

0,07

4,49

4,42

V

V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

c. Conscientiousness

Peneliti menguji apakah sembilan item yang benar-benar bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur conscientiousness. Dari hasil analisis CFA

dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square= 148,03, df=27, P-

value= 0,00000, RMSEA=0,134. Namun, setelah dilakukan modifikasi sebanyak

13 kali terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran

diantara item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi-

square= 28,56, df= 20, P-value=0,09675, RMSEA=0,041. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu

conscientiousness.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran extraversion disajikan pada tabel 3.5.2.5.

Page 86: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

71

Tabel 3.5.2.5 Tabel muatan faktor conscientiousness

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM3 0,78 0,06 13,06 V

ITEM8 0,23 0,07 3,28 V

ITEM13 0,53 0,06 8,13 V

ITEM18 0,21 0,07 2,95 V

ITEM23 0,46 0,07 6,90 V

ITEM28 0,76 0,06 12,70 V

ITEM33 0,56 0,07 8,52 V

ITEM38

ITEM43

0,38

0,04

0,07

0,07

5,59

0,50

V

X

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Pada tabel diatas terdapat satu item yang memiliki nilai koefisien t < 1,96, yaitu

item nomor 43. Oleh karena itu item tersebut di drop dan tidak ikut serta dianalisis.

Setelah itu peneliti kemudian kembali melakukan analisis dengan tidak

mengikutsertakan item yang bermuatan negatif ( t > 1.96 ) sehingga didapat hasil

analisis CFA dengan Chi Square = 23,97, df = 16, P-value = 0.09012, RMSEA =

0.045. Kemudian, koefisien muatan faktor conscienttiousness disajikan pada tabel

3.5.2.6.

Dari tabel 3.5.2.6 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien sudah bermuatan positif. Kemudian tidak ada muatan faktor yang

tidak signifikan, seluruh item signifikan. Maka ini menunjukkan bahwa tidak ada

item yang di drop, seluruh item tersebut ikut serta dianalisis.

Tabel 3.5.2.6 Muatan Item conscientiousness Setelah Di-drop

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM3 0,78 0,06 13,03 V

ITEM8 0,23 0,07 3,27 V

ITEM13 0,53 0,07 8,14 V

ITEM18 0,21 0,07 3,01 V

ITEM23 0,46 0,07 6,84 V

ITEM28 0,76 0,06 12,45 V

ITEM33 0,56 0,07 8,55 V

ITEM38 0,38 0,07 5,60 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Page 87: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

72

d. Neuroticism

Peneliti menguji apakah delapan item yang benar-benar bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur neuroticism. Dari hasil analisis CFA dengan

model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square=11,92, df=20, P-value=

0,00000, RMSEA=0,136. Namun, setelah dilakukan modifikasi sebanyak 6 kali

terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran diantara

item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi-square=

23,55, df= 14, P-value=0,05185, RMSEA=0,052. Nilai Chi-Square menghasilkan

P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu faktor

(unidimensional) dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu neuroticism.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran neuroticism disajikan pada tabel 3.5.2.7.

Dari tabel 3.5.2.7 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien sudah bermuatan positif Kemudian tidak ada muatan faktor yang

tidak signifikan, seluruh item signifikan. Maka ini menunjukkan bahwa tidak ada

item yang di drop, seluruh item tersebut ikut serta dianalisis.

Page 88: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

73

Tabel 3.5.2.7 Tabel muatan faktor item neuroticism

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM4 0,81 0,06 13,87 V

ITEM9 0,57 0,06 9,55 V

ITEM14 0,56 0,07 9,49 V

ITEM19 0,75 0,06 12,64 V

ITEM24 0,37 0,06 5,58 V

ITEM29 0,52 0,08 8,64 V

ITEM34 0,77 0,07 11,13 V

ITEM39 0,54 0,06 8,51 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

e. Openness to Experience

Peneliti menguji apakah sepuluh item yang benar-benar bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur openness to experiences. Dari hasil analisis

CFA dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square=116,46,

df=35, P-value= 0,00000, RMSEA=0,097. Namun, setelah dilakukan modifikasi

sebanyak 8 kali terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan

pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit dengan

nilai Chi-square= 25,88, df= 27, P-value=0,52547, RMSEA=0,000. Nilai Chi-

Square menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan

satu faktor (unidimensional) dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu

openness to experiences.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran openness to experiences disajikan pada tabel 3.5.2.8.

Page 89: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

74

Tabel 3.5.2.8 Tabel muatan faktor item openness to experiences

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM5 0,82 0,06 14,75 V

ITEM10 0,31 0,06 4,87 V

ITEM15 0,57 0,06 9,41 V

ITEM20 0,50 0,06 7,92 V

ITEM25 0,85 0,06 15,15 V

ITEM30 0,26 0,07 3,90 V

ITEM35 0,09 0,07 1,38 X

ITEM40

ITEM41

ITEM44

0,81

-0,01

0.42

0,06

0,07

0,06

14,10

-0,16

6,65

V

X

V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Pada tabel diatas terdapat dua item yang memiliki nilai koefisien t < 1,96 dengan

satu item memiliki muatan faktor yang negatif, yaitu item nomor 35 dan 41. Oleh

karena itu item tersebut di drop dan tidak ikut serta dianalisis.

Setelah itu peneliti kemudian kembali melakukan analisis dengan tidak

mengikutsertakan item yang bermuatan negatif ( t > 1.96 ) sehingga didapat hasil

analisis CFA dengan Chi Square 22,97, df = 16, P-value = 0.11451, RMSEA =

0.042. Kemudian, koefisien muatan faktor openness to experiences disajikan pada

tabel 3.5.2.9.

Dari tabel 3.5.2.9 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien sudah bermuatan positif. Kemudian tidak ada muatan faktor yang

tidak signifikan, seluruh item signifikan. Maka ini menunjukkan bahwa tidak ada

item yang di drop, seluruh item tersebut ikut serta dianalisis.

Tabel 3.5.2.9 Muatan Item openness to experiences Setelah Di-drop

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM5 0,86 0,05 15,79 V

ITEM10 0,32 0,07 4,90 V

ITEM15 0,57 0,06 9,16 V

ITEM20 0,53 0,07 8,17 V

ITEM25 0,81 0,05 15,15 V

ITEM30 0,27 0,07 3,90 V

ITEM40

ITEM44

0,77

0.40

0,06

0,06

13,80

6,22

V

V

Page 90: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

75

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

3.5.3 Uji Validitas Konstruk Attachment Style

a. Secure Attachment Style

Peneliti menguji apakah tujuh item yang benar-benar bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur secure attachment style. Dari hasil analisis

CFA dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi-Square=85,59, df=14,

P-value= 0,00000, RMSEA=0,143 Namun, setelah dilakukan modifikasi sebanyak

9 kali terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran

diantara item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi-

square= 3,37, df=5, P-value=0,64282, RMSEA=0,000. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu secure

attachment style.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran secure attachment style disajikan pada tabel 3.5.3.1.

Dari tabel 3.5.3.1 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien sudah bermuatan positif. Kemudian tidak ada muatan faktor yang

Page 91: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

76

tidak signifikan, seluruh item signifikan. Maka ini menunjukkan bahwa tidak ada

item yang di drop, seluruh item tersebut ikut serta dianalisis.

Tabel 3.5.3.1 Tabel muatan faktor item secure attachment style

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM2 0,50 0,07 7,53 V

ITEM5 0,43 0,06 6,89 V

ITEM7 0,89 0,06 13,66 V

ITEM10 0,61 0,06 9,56 V

ITEM13 0,90 0,07 12,16 V

ITEM15 0,44 0,06 6,97 V

ITEM20 0,63 0,06 9,83 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

b. Fearful Attachment Style

Peneliti menguji apakah lima item yang benar-benar bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur fearful attachment style. Dari hasil analisis

CFA dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi Square=110,38, df=5,

P-value= 0,00000, RMSEA=0,291. Namun, setelah dilakukan modifikasi sebanyak

1 kali terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan pengukuran

diantara item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit dengan nilai Chi

Square = 2,55, df=4, P-value=0,63489, RMSEA=0,000. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu fearful

attachment style.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

Page 92: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

77

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran fearful attachment style disajikan pada tabel 3.5.3.2.

Dari tabel 3.5.3.2 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien sudah bermuatan positif. Kemudian tidak ada muatan faktor yang

tidak signifikan, seluruh item signifikan. Maka ini menunjukkan bahwa tidak ada

item yang di drop, seluruh item tersebut ikut serta dianalisis.

Tabel 3.5.3.2 Tabel muatan faktor item fearful attachment style

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM1 0,57 0,06 8,81 V

ITEM3 0,64 0,06 10,19 V

ITEM6 0,73 0,06 12,17 V

ITEM18 0,76 0,06 12,76 V

ITEM22 0,77 0,06 12,98 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

c. Preoccupied Attachment Style

Peneliti menguji apakah enam item yang benar-benar bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur preoccupied attachment style. Dari hasil

analisis CFA dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi Square=74,80,

df=9, P-value= 0,00000, RMSEA=0,171 Namun, setelah dilakukan modifikasi

sebanyak 12 kali terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan

pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit dengan

nilai Chi Square =3,09, df= 3, P-value=0,37751, RMSEA=0,011. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu

preoccupied attachment style.

Page 93: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

78

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran preoccupied attachment style disajikan pada tabel 3.5.3.3.

Tabel 3.5.3.3 Tabel muatan faktor item preoccupied attachment style

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM4 0,53 0,07 7,21 V

ITEM9 0,79 0,08 10,32 V

ITEM11 0,40 0,08 5,38 V

ITEM14 -0,17 0,08 -2,28 X

ITEM17 -0,57 0,07 -8,03 X

ITEM19 -0,08 0,08 -1,04 X

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Pada tabel diatas terdapat satu item yang memiliki nilai koefisien t < 1,96 yaitu

item nomor 19 dan dua item memiliki muatan faktor yang negatif, yaitu item nomor

14 dan 17. Oleh karena itu item tersebut di drop dan tidak ikut serta dianalisis.

Setelah itu peneliti kemudian kembali melakukan analisis dengan tidak

mengikutsertakan item yang bermuatan negatif ( t > 1.96 ) sehingga didapat hasil

analisis CFA dengan Chi Square 0,00, df = 0, P-value = 1,00000, RMSEA = 0.000.

Kemudian, koefisien muatan faktor preoccupied attachment style disajikan pada

tabel 3.5.3.4.

Dari tabel 3.5.3.4 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien sudah bermuatan positif. Kemudian tidak ada muatan faktor yang

tidak signifikan, seluruh item signifikan. Maka ini menunjukkan bahwa tidak ada

item yang di drop, seluruh item tersebut ikut serta dianalisis.

Page 94: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

79

Tabel 3.5.3.4 Muatan Item preoccupied attachment style Setelah Di-drop

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM4 0.71 0,08 8,49 V

ITEM9 0.61 0,08 7,76 V

ITEM11 0.55 0,08 7,26 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

d. Dismissing Attachment Style

Peneliti menguji apakah enam item yang benar-benar bersifat unidimensional,

artinya benar-benar hanya mengukur dismissing attachment style. Dari hasil

analisis CFA dengan model satu faktor, ternyata tidak fit dengan Chi Square =82,72,

df=9, P-value= 0,00000, RMSEA=0,181. Namun, setelah dilakukan modifikasi

sebanyak 11 kali terhadap model dengan membebaskan korelasi kesalahan

pengukuran diantara item-item yang dianalisis, maka diperoleh model fit dengan

nilai Chi Square = 3,68, df= 4, P-value=0,45066, RMSEA=0,000. Nilai Chi-Square

menghasilkan P-value > 0,05 (tidak signifikan), yang artinya model dengan satu

faktor (unidimensional) dimana seluruh item mengukur satu faktor saja yaitu

dismissing attachment style.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan atau tidaknya item dalam

mengukur apa yang hendak diukur, sekaligus menentukan apakah item tertentu

perlu di-drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang

koefisien muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t

bagi setiap koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1.96 artinya item tersebut

signifikan dan begitu juga sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item

pengukuran dismissing attachment style disajikan pada tabel 3.5.3.5.

Page 95: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

80

Tabel 3.5.3.5 Tabel muatan faktor item dismissing attachment style

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM8 0,23 0,08 2,94 V

ITEM12 0,14 0,07 1,94 X

ITEM16 -0,74 0,07 -11,05 X

ITEM21 -0,78 0,07 -11,10 X

ITEM23 -0,16 0,08 -2,04 X

ITEM24 -0,56 0,07 -8,58 X

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Pada tabel diatas terdapat satu item yang memiliki nilai koefisien t < 1,96, yaitu

item nomor 12. Dan empat item memiliki muatan faktor yang negatif, yaitu item

nomor 16, 21, 23 dan 24.

Setelah itu peneliti memutuskan kembali melakukan modifikasi analisis

dengan tidak mengikutsertakan item yang bermuatan positif ( t < 1.96 ), hal ini

dikarenakan kemungkinan pada saat penelitian, ada kesalahan dalam pengambilan

data. Item-item yang terdapat pada dimensi dismissing attachment style dengan

melihat perbandingan jumlah item negatif yang > 1,96 lebih banyak daripada item

positif, sehingga didapat hasil analisis CFA dengan Chi Square 0,00, df = 0, P-value

= 1,00000, RMSEA = 0.000. Kemudian, koefisien muatan faktor dismissing

attachment style disajikan pada tabel 3.5.3.6.

Dari tabel 3.5.3.6 dapat dilihat bahwa seluruh item signifikan (t >1,96) dan

semua koefisien sudah menjadi bermuatan positif. Kemudian tidak ada muatan

faktor yang tidak signifikan, seluruh item signifikan. Maka ini menunjukkan bahwa

tidak ada item yang di drop, seluruh item tersebut ikut serta dianalisis.

Tabel 3.5.3.6 Muatan Item dismissing attachment style Setelah Di-drop

No Koefisien Standar Error Nilai T Signifikan

ITEM16 0,77 0,07 10,77 V

ITEM21 0,76 0,07 10,63 V

ITEM24 0,54 0,07 8,00 V

Keterangan : tanda V = signifikan (t > 1.96) ; X = tidak signifikan

Page 96: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

81

3.6 Prosedur Pengumpulan Data

Dalam penelitian ini melalui beberapa tahapan dalam pengumpulan data yaitu

sebagai berikut:

1. Peneliti menentukan dan menyusun instrumen yang akan digunakan dalam

penelitian, yaitu adaptasi alat ukur untuk mengukur agresivitas remaja, adaptasi

alat ukur Aggression Questionnaire scale (1992), Big Five Inventory (1991)

untuk mengukur big five personality dan adaptasi serta modifikasi alat ukur

(Relationship Scale Questionnaire) yang dikembangkan oleh Griffin dan

Bartholomew (dalam Hofstra, J., & Van Oudenhoven, 2004) untuk mengukur

attachment style.

2. Menentukan sampel penelitian yaitu siswa dan siswi SMAN 6 Jakarta Selatan.

Pengambilan sampel bersifat nonprobability sampling, kemudian memberikan

angket yang telah disediakan kepada subjek.

3. Hasil skala yang telah diisi kemudian di skoring untuk dianalisis datanya.

3.7 Metode Analisis Data

Untuk menjawab pertanyaan penelitian digunakan teknik analisis regresi berganda

karena peneliti ingin melihat pengaruh IV terhadap DV. Dalam penelitian ini

terdapat 10 IV dan 1 DV, sehingga susunan persamaan regresi penelitian adalah:

Jika dituliskan variabelnya maka:

Y = Agresivitas remaja

a = Konstan

Y=a+b₁X₁+ b2X2+ b3X3 + b4X4 + b5X5 +b6X6 + b7X7+ b8X8+b9X9+b10X10+e

Page 97: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

82

b = Koefisien regresi yang distandardisasikan untuk masing – masing X

X1 = extraversion

X2 = agreeableness

X3 = conscientiousness

X4 = neuroticism

X5 = openness to experience

X6 = secure attachment

X7 = Fearful-avoidant attachment

X8 = Preoccupied attachment

X9 = Dimissing attachment

X10 = jenis kelamin

e = Residu

Keterangan :

X1 – X5 = dimensi dari kepribadian

X6 – X9 = dimensi dari attachment style

X10 = jenis kelamin

Selanjutnya analisis regresi, dimulai secara simultan, kemudian dari satu per satu

IV. Sehingga nilai R2 yang dihasilkan dapat dilihat secara murni. Fungsi R2 ini

adalah untuk melihat proporsi varians dari komitmen organisasi yang dipengaruhi

IV yang ada. Melihat jumlah R2 x (dikalikan) 100%. Maka dihasilkanlah proporsi

varians atau determinant. R2 sendiri didapatkan dengan rumus :

Page 98: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

83

Selanjutnya, untuk membuktikan apakah regresi Y dan X signifikan atau

tidak, maka digunakanlah uji F untuk membuktikan hal tersebut menggunakan

rumus:

Dimana pembilang disini adalah R2 dengan df nya (dilambangkan k), yaitu

sejumlah IV yang dianalisis, sedangkan penyebutnya (1 – R2) dibagi dengan df nya

N – k – 1 dimana N adalah jumlah sampel. Dari hasil uji F yang dilakukan nantinya,

dapat dilihat apakah IV yang diujikan memiliki pengaruh terhadap DV.

Kemudian peneliti melakukan uji T dari tiap-tiap IV yang dianalisis.

Maksud uji T adalah melihat apakah signifikan dampak dari tiap IV terhadap DV.

Uji T dilakukan dengan menggunakan rumus sebagai berikut:

Dimana b adalah koefisien regresi dan Sb adalah standar error dari b. Hasil

uji T ini akan diperoleh dari hasil regresi yang akan dilakukan oleh peneliti

nantinya. Adapun seluruh perhitungan penelitian ini akan dilakukan dengan

menggunakan software SPSS 17.0 for windows.

Page 99: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

84

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISA DATA

Dalam bab ini akan dibahas hasil dari penelitian yang telah dilakukan.

Pembahasan tersebut mencakup analisis deskriptif, dan pengujian hipotesis

penelitian

4.1 Analisis Deskriptif

Subjek dalam penelitian ini adalah 250 siswa dan siswi kelas X, XI dan XII

SMAN 6 Jakarta Selatan. Selanjutnya akan dijelaskan gambaran subjek

berdasarkan jenis kelamin, Gambaran sampel penelitian dapat dilihat pada table

4.1.1

Tabel 4.1.1 Gambaran Subjek

Kategori Frekuensi Persentase

Jenis Kelamin

Laki-Laki 101 40,4%

Perempuan 149 59,6%

Usia

15-16 62 24,8%

16-17

17-18

Kelas X

X IPA 4

X IPA 3

Kelas XI

XI IPS 2

XI IPS 3

XI IPS 4

Kelas XII

XII IPA 3

XII IPA 4

XII IPA 5

XII IPS 2

89

99

31

31

30

30

29

27

28

28

16

25,6%

39,6%

12,4%

12,4%

12%

12%

11,6%

10,8%

11,2%

11,2%

6,4%

Responden laki-laki jumlahnya lebih sedikit daripada perempuan yaitu 101

sampel (40,4%), sedangkan responden perempuan berjumlah 149 (59,6%).

Responden yang berumur 15-16 tahun berjumlah 62 (24,8%), 16-17 tahun

Page 100: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

85

berjumlah 69 (25,6%) dan 17-18 tahun berjumlah 99 (39,6%). Responden dari

kelas X sebanyak dua kelas, yaitu kelas X IPA 3 dan X IPA 4 sebanyak 31 sampel

(12,4%). Responden dari kelas XI sebanyak tiga kelas yaitu XI IPS 2, XI IPS 3

sebanyak 30 sampel (12%) dan XI IPS 4 sebanyak 29 sampel (11,6%). Responden

dari kelas XII sebanyak empat kelas yaitu XII IPA 3 sebanyak 27 sampel (10,5%),

XII IPA 4 dan XII IPA 5 sebanyak 28 sampel (11,2%) dan XII IPS 2 sebanyak 16

sampel (6,4%).

Tabel 4.1.2

Nilai Rata-Rata Agresivitas Berdasarkan Jenis Kelamin Group Statistics

Jenis Kelamin N Mean Std. Deviation Std. Error Mean

Agresivitas Laki-laki 101 50.6666 8.60891 .85662

Perempuan 149 49.5482 9.61177 .78743

Berdasarkan hasil tabel 4.1.2 dapat diketahui bahwa laki-laki memiliki nilai rata-

rata agresivitas yang lebih tinggi dibandingkan perempuan. Siswa laki-laki

sebesar 50.6666 sedangkan siswa perempuan sebesar 49.5482.

4.2 Kategorisasi hasil penelitian

Kategorisasi variabel untuk menenpatkan individu ke dalam kelompok-kelompok

yang terpisah secara berjenjang menurut suatu kontinum berdasarkan atribut yang

diukur. Kontinum jenjang ini contohnya adalah dari rendah ke tinggi yang akan

penulis gunakan dalam kategorisasi variabel penelitian.

Sebelum mengkategorisasikan skor masing-masing variabel berdasarkan

tingkat rendah dan tinggi, penulis terlebih dahulu menetapkan norma dari skor

dengan menggunakan nilai mean dann standar deviasi pada tabel sebelumnya dan

Page 101: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

86

berlaku pada semua variabel. Adapun norma skor tersebut dapat digambarkan

dalam tabel 4.3 di bawah ini.

Tabel 4.2.1

Norma skor

Kategori Norma

Rendah X < Nilai Mean

Tinggi X ≥ Nilai Mean

Setelah kategori tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai persentasi

kategori untuk agresivitas, big five personality, dan attachment style terhadap

agresivitas pada pelajar di SMA Negeri 6 Jakarta Selatan

Tabel 4.2.2 Tabel subjek berdasarkan tingkat agresivitas

Kategorisasi Frekuensi Persentase

Rendah 127 50,8%

Tinggi 123 49,2%

Berdasarkan tabel 4.2.2, diperoleh hasil presentase variabel agresivitas

sebanyak 127 subjek (50,8%) pada kategori rendah dan 123 subjek (49,2%) pada

kategori tinggi. Dengan demikian dari hasil sebaran pada variabel agresivitas lebih

banyak berada pada kategori rendah.

Selanjutnya, perbedaan tingkat agresivitas berdasarkan jenis kelamin adalah

sebagai berikut:

Tabel 4.2.3 Tabel subjek berdasarkan tingkat agresivitas pada pria dan

wanita

Kategori Frekuensi Persentase

Laki-laki

Rendah 50 49,5%

Tinggi 51 50,5%

Perempuan

Rendah 76 51%

Tinggi 73 49%

Page 102: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

87

Berdasarkan tabel diatas, ada perbedaan tingkat agresivitas antara laki-laki

dengan perempuan, dimana kecenderungan tingkat agresivitas yang tinggi terlihat

pada laki-laki, sedangkan perempuan cenderung memiliki tingkat agresivitas yang

rendah.

Selanjutnya akan dipaparkan mengenai distribusi sampel penelitian berdasarkan

tingkat big five personality, sebagai berikut:

Tabel 4.2.4 Tabel subjek berdasarkan tingkat extraversion

Kategorisasi Frekuensi Persentase

Rendah 126 50,4%

Tinggi 124 49.6%

Berdasarkan tabel 4.2.4, diperoleh hasil presentase variabel extraversion

sebanyak 126 subjek (50,4%) pada kategori rendah dan 124 subjek (49,6%) pada

kategori tinggi. Dengan demikian dari hasil sebaran pada variabel extraversion

lebih banyak berada pada kategori rendah.

Tabel 4.2.5 Tabel subjek berdasarkan tingkat agreeableness

Kategorisasi Frekuensi Persentase

Rendah 106 42,4%

Tinggi 144 57,6%

Berdasarkan tabel 4.2.5, diperoleh hasil presentase variabel agreeableness

sebanyak 106 subjek (42,4%) pada kategori rendah dan 144 subjek (57,6%) pada

kategori tinggi. Dengan demikian dari hasil sebaran pada variabel agreeableness

lebih banyak berada pada kategori tinggi.

Tabel 4.2.6 Tabel subjek berdasarkan tingkat conscientiousness

Kategorisasi Frekuensi Persentase

Rendah 121 48,4%

Tinggi 129 51,6%

Berdasarkan tabel 4.2.6, diperoleh hasil presentase variabel

conscientiousness sebanyak 121 subjek (48,4%) pada kategori rendah dan 129

Page 103: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

88

subjek (51,6%) pada kategori tinggi. Dengan demikian dari hasil sebaran pada

variabel conscientiousness lebih banyak berada pada kategori tinggi.

Tabel 4.2.7 Tabel subjek berdasarkan tingkat neuroticism

Kategorisasi Frekuensi Persentase

Rendah 128 51,2%

Tinggi 122 48,8%

Berdasarkan tabel 4.2.7, diperoleh hasil presentase variabel neuroticism

sebanyak 128 subjek (51,2%) pada kategori rendah dan 122 subjek (48,8%) pada

kategori tinggi. Dengan demikian dari hasil sebaran pada variabel neuroticism

lebih banyak berada pada kategori rendah.

Tabel 4.2.8 Tabel subjek berdasarkan tingkat openness to experience

Kategorisasi Frekuensi Persentase

Rendah 112 44,8%

Tinggi 138 55,2%

Berdasarkan tabel 4.2.8, diperoleh hasil presentase variabel openness to

experience sebanyak 112 subjek (44,8%) pada kategori rendah dan 138 subjek

(55,2%) pada kategori tinggi. Dengan demikian dari hasil sebaran pada variabel

openness to experience lebih banyak berada pada kategori tinggi.

Selanjutnya akan dipaparkan mengenai distribusi sampel penelitian berdasarkan

tingkat attachment style, sebagai berikut:

Tabel 4.2.9 Tabel subjek berdasarkan tingkat secure attachment

Kategorisasi Frekuensi Persentase

Rendah 122 48,8%

Tinggi 128 51,2%

Berdasarkan tabel 4.2.9, diperoleh hasil presentase variabel secure

attachment sebanyak 122 subjek (48,8%) pada kategori rendah dan 128 subjek

(51,2%) pada kategori tinggi. Dengan demikian dari hasil sebaran pada variabel

secure attachment lebih banyak berada pada kategori tinggi.

Page 104: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

89

Tabel 4.2.10 Tabel subjek berdasarkan tingkat fearful attachment

Kategorisasi Frekuensi Persentase

Rendah 138 54,4%

Tinggi 114 45,6%

Berdasarkan tabel 4.2.10, diperoleh hasil presentase variabel fearful

attachment sebanyak 138 subjek (54,4%) pada kategori rendah dan 114 subjek

(45,6%) pada kategori tinggi. Dengan demikian dari hasil sebaran pada variabel

fearful attachment lebih banyak berada pada kategori rendah.

Tabel 4.2.11 Tabel subjek berdasarkan tingkat preoccupied attachment

Kategorisasi Frekuensi Persentase

Rendah 130 52%

Tinggi 120 48%

Berdasarkan tabel 4.2.11, diperoleh hasil presentase variabel preoccupied

attachment sebanyak 130 subjek (52%) pada kategori rendah dan 120 subjek

(48%) pada kategori tinggi. Dengan demikian dari hasil sebaran pada variabel

preoccupied attachment lebih banyak berada pada kategori rendah.

Tabel 4.2.12 Tabel subjek berdasarkan tingkat dismissing attachment

Kategorisasi Frekuensi Persentase

Rendah 136 54,4%

Tinggi 114 45,6%

Berdasarkan tabel 4.2.12, diperoleh hasil presentase variabel dismissing

attachment sebanyak 136 subjek (54,4%) pada kategori rendah dan 114 subjek

(45,6%) pada kategori tinggi. Dengan demikian dari hasil sebaran pada variabel

dismissing attachment lebih banyak berada pada kategori rendah.

Page 105: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

90

4.3 Uji Hipotesis Penelitian

4.3.1 Analisis Regresi Variabel Penelitian

Pada tahapan ini peneliti menguji hipotesis dengan teknik analisis regresi

berganda dengan menggunakan software SPSS 17. Seperti yang sudah disebutkan

pada bab 3, dalam regresi ada 3 hal yang dilihat, yaitu melihat besaran R square

untuk mengetahui berapa persen (%) varians DV yang dijelaskan oleh IV, kedua

apakah secara keseluruhan IV berpengaruh secara signifikan dengan DV,

kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya koefisien regresi dari masing

masing IV.

Langkah pertama penulis menganalisis besaran R square untuk

mengetahui berapa persen (%) varians pada DV yang dijelaskan oleh IV. Untuk

tabel R square, dapat dilihat sebagai berikut:

Tabel 4.3.1.1 R square

Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .620a .385 .359 7.37955

a. Predictors: (Constant), gender, preoccupied, agreableness, dismissing, extraversion, fearful,

conscentiousness, neuroticism, openess, secure

Berdasarkan tabel diatas diketahui nilai koefisien determinasi (R Square)

pada penelitian ini adalah sebesar 0,385. Artinya seluruh variabel independen

yang diteliti secara simultan menjelaskan 38,5% proporsi varian agresivitas. Hal

ini menunjukkan bahwa 61,5% dari bervariasinya agresivitas pada remaja

dijelaskan oleh faktor lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.

Page 106: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

91

Langkah kedua penguji menganalisis dampak dari seluruh IV terhadap

resiliensi. Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.3.1.2 berikut.

Tabel 4.3.1.2 Tabel Anova ANOVAb

Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.

1 Regression 8144.389 10 814.439 14.955 .000a

Residual 13015.402 239 54.458

Total 21159.791 249

a. Predictors: (Constant), gender, preoccupied, agreableness, dismissing, extraversion, fearful, conscentiousness, neuroticism, openess, secure

b. Dependent Variable: agresivitas

Jika melihat kolom signifikansi (p<0,05), maka hipotesis nihil yang

menyatakan tidak ada pengaruh yang signifikan seluruh variabel independen

terhadap agresivitas ditolak. Artinya ada pengaruh yang signifikan extraversion,

agreeableness, conscientiousness, neuroticism, openness to experiences, secure

attachment, fearful attachment, preoccupied attachment, dismissing attachment

dan jenis kelamin terhadap agresivitas.

Langkah ketiga adalah melihat koefisien regresi setiap independen

variabel. Jika nilai p< 0,05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti

bahwa IV tersebut memiliki dampak yang signifikan terhadap agresivitas.

Adapun penyajiannya pada tabel 4.3.1.3 berikut

Page 107: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

92

Tabel 4.3.1.3 Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig. B Std. Error Beta

1 (Constant) 10.075 7.915 1.273 .204

Extraversion -.220 .064 -.196 -3.448 *.001

Agreeableness -.297 .070 -.258 -4.243 *.000

Conscientiousness -.183 .064 -.171 -2.876 *.004

Neuroticism .432 .060 .418 7.235 *.000

Openness -.140 .068 -.135 -2.062 *.040

Secure .144 .074 .139 1.945 .053

Fearful .221 .069 .216 3.198 *.002

Preoccupied .132 .069 .110 1.912 .057

Dismissing -.023 .064 -.038 -.666 .506

Jenis kelamin 4.058 1.046 .216 3.881 *.000

a. Dependent Variable: agresivitas

keterangan: (*) signifikan

Berdasarkan tabel diatas, dapat dijelaskan persamaan regresi sebagai berikut:

Agresivitas: 10.075 - 0,220 extraversion - 0,297 agreeableness - 0,183

conscientiousness + 0,432 neuroticism - 0,140 openness to experience + 0,144

secure + 0,221 fearful + 0,132 preoccupied - 0,023 dismissing + 4,058 jenis

kelamin

Dari tabel 4.3.1.3, terdapat koefisien regresi extraversion, agreeableness,

conscientiousness, neuroticism, openness to experience, fearful attachment,

preoccupied attachment dan jenis kelamin yang memiliki nilai signifikan,

sedangkan variabel yang lainnya tidak.

Adapun penjelasan dari nilai koefisien regresi yang diperoleh pada masing-masing

variabel independen adalah sebagai berikut:

Page 108: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

93

1. Nilai koefisien regresi extraversion sebesar -0,220 dan nilai signifikansinya

sebesar 0,001 (p< 0,05). Hal ini berarti variabel extraversion secara negatif

berpengaruh signifikan terhadap agresivitas. Jadi, semakin tinggi skor

extraversion maka semakin rendah agresivitas.

2. Nilai koefisien regresi agreeableness sebesar -0,297 dan nilai signifikansinya

sebesar 0,000 (p< 0,05). Hal ini berarti variabel agreeableness secara negatif

berpengaruh signifikan terhadap agresivitas. Jadi, semakin tinggi skor

agreeableness maka semakin rendah agresivitas.

3. Nilai koefisien regresi conscientiousness sebesar -0,183 dan nilai

signifikansinya sebesar 0,004 (p< 0,05). Hal ini berarti variabel

conscientiousness secara negatif berpengaruh signifikan terhadap agresivitas.

Jadi, semakin tinggi skor conscientiousness maka semakin rendah agresivitas.

4. Nilai koefisien regresi neuroticism sebesar 0,432 dan nilai signifikansinya

sebesar 0,000 (p< 0,05). Hal ini berarti pengaruh variabel neuroticism

signifikan terhadap agresivitas. Jadi, semakin tinggi skor neuroticism maka

semakin tinggi agresivitas.

5. Nilai koefisien regresi openness to experience sebesar -0,140 dan nilai

signifikansinya sebesar 0,040 (p< 0,05). Hal ini berarti variabel openness to

experiences secara negatif berpengaruh signifikan terhadap agresivitas. Jadi,

semakin tinggi skor openness to experience maka semakin rendah agresivitas.

6. Nilai koefisien regresi secure attachment sebesar 0,144 dan nilai

signifikansinya sebesar 0,053 (p> 0,05). Hal ini berarti pengaruh variabel

secure attachment tidak signifikan terhadap agresivitas.

Page 109: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

94

7. Nilai koefisien regresi fearful attachment sebesar 0,221 dan nilai

signifikansinya sebesar 0,002 (p< 0,05). Hal ini berarti pengaruh variabel

fearful attachment signifikan terhadap agresivitas. Jadi, semakin tinggi fearful

attachment maka semakin tinggi agresivitas.

8. Nilai koefisien regresi preoccupied attachment sebesar 0,132 dan nilai

signifikansinya sebesar 0,057 (p> 0,05). Hal ini berarti variabel preoccupied

attachment tidak signifikan terhadap agresivitas.

9. Nilai koefisien regresi dismissing attachment sebesar –0,23 dan nilai

signifikansinya sebesar 0,506 (p> 0,05). Hal ini berarti variabel dismissing

attachment secara negatif berpengaruh tidak signifikan terhadap agresivitas.

Jadi, semakin tinggi dismissing attachment maka semakin rendah agresivitas.

10. Jenis kelamin diperoleh nilai koefisien regresi sebesar 4.058 dengan

signifikansi 0.000 (p<0.05). Hal ini berarti pengaruh variabel jenis kelamin

signifikan terhadap agresivitas.

Kemudian langkah selanjutnya penguji menguji penambahan proporsi varians

dari tiap variabel independen jika IV tersebut dimasukkan satu per satu ke dalam

analisis regresi. Tujuannya adalah melihat penambahan (incremented) proporsi

varians dari tiap IV apakah signifikan atau tidak. Untuk analisis lengkapnya

dibahas pada sub bab berikut.

4.3.2 Pengujian Proporsi Varian Masing-Masing Independent Variable

Pengujian tahapan ini bertujuan untuk melihat apakah signifikan tidaknya

penambahan (incremented) proporsi varians dari tiap IV, yang mana IV tersebut

dianalisis secara satu per satu. Pada tabel kolom pertama adalah IV yang dianalisis

Page 110: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

95

secara satu per satu, kolom ketiga merupakan total penambahan varians DV dan

tiap IV yang dianalisis satu per satu tersebut, kolom keenam merupakan nilai

murni varians DV dari tiap IV yang dimasukkan secara satu per satu, kolom tujuh

adalah harga f hitung bagi IV yang bersangkutan, kolom df adalah derajat bebas

bagi IV yang bersangkutan pula, yang terdiri dari numerator dan denumerator,

kolom terakhir adalah kolom Sig F Change yang fungsinya untuk mengetahui

signifikansinya. Apabila p < 0,05 maka IV memiliki sumbangan yang signifikan.

Jika signifikan artinya bahwa penambahan (incremented) proporsi varians dari IV

yang bersangkutan, dampaknya signifikan.

Tabel 4.3.2.1 Tabel Proporsi Varians untuk masing-masing independent

variable

Model Summary

Model R R Square

Adjusted R

Square

Std. Error of

the Estimate

Change Statistics

R Square

Change F Change df1 df2

Sig. F

Change

1 .060a .004 .000 9.22043 .004 .891 1 248 .346

2 .346b .120 .113 8.68372 .116 32.603 1 247 .000*

3 .371c .138 .127 8.61149 .018 5.161 1 246 .024*

4 .482d .273 .261 7.92517 .135 45.452 1 245 .000*

5 .553e .284 .270 7.87721 .012 3.992 1 244 .047*

6 .527f .288 .271 7.87318 .004 1.250 1 243 .265

7 .579g .335 .316 7.62333 .047 17.190 1 242 .000*

8 .588h .345 .323 7.58235 .010 3.623 1 241 .058

9

10

.588i

.620j

.346

.385

.322

.359

7.59266

7.37955

.001

.039

.346

15.062

1

1

240

239

.557

.000*

a. Predictors: (Constant), extraversion

b. Predictors: (Constant), extraversion, agreeableness

c. Predictors: (Constant), extraversion, agreeableness, conscientiousness

d. Predictors: (Constant), extraversion, agreeableness, conscientousness, neuroticism

e. Predictors: (Constant), extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, openness

f. Predictors: (Constant), extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, openess, secure

g. Predictors: (Constant), extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, openess, secure, fearful

h. Predictors: (Constant), extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, openess, secure, fearful, preoccupied

I. Predictors: (Constant), extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, openess, secure, fearful,

preoccupied, dismissing j. Predictors: (Constant), extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, openess, secure, fearful,

preoccupied, dismissing, jenis kelamin

Page 111: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

96

Jika di jabarkan kontribusi dari setiap IV terhadap DV diatas disampaikan sebagai

berikut:

1. Variabel extraversion memiliki R square change sebesar 0,004 jadi aspek

ini memberikan kontribusi sebesar 0,4% terhadap agresivitas.

2. Variabel agreeableness memiliki R square change sebesar 0,116 jadi

aspek ini memberikan kontribusi sebesar 11,6% terhadap agresivitas.

3. Variabel conscientiousness memiliki R square change sebesar 0,18 jadi

aspek ini memberikan kontribusi sebesar 1,8% terhadap agresivitas.

4. Variabel neuroticism memiliki R square change sebesar 0,135 jadi aspek

ini memberikan kontribusi sebesar 13,5% terhadap agresivitas.

5. Variabel openness to experience memiliki R square change sebesar 0,012

jadi aspek ini memberikan kontribusi sebesar 1,2% terhadap agresivitas.

6. Variabel secure attachment memiliki R square change sebesar 0,004 jadi

aspek ini memberikan kontribusi sebesar 0,4% terhadap agresivitas.

7. Variabel fearful attachment memiliki R square change sebesar 0,047 jadi

aspek ini memberikan kontribusi sebesar 4,7% terhadap agresivitas.

8. Variabel preoccupied attachment memiliki R square change sebesar 0,010

jadi aspek ini memberikan kontribusi sebesar 1% terhadap agresivitas.

9. Variabel dismissing attachment memiliki R square change sebesar 0,001

jadi aspek ini memberikan kontribusi sebesar 0,1% terhadap agresivitas.

10. Variabel jenis kelamin memiliki R square change sebesar 0,039 jadi aspek

ini memberikan kontribusi sebesar 3,9% terhadap agresivitas.

Page 112: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

97

BAB V

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

Pada bab ini akan dijelaskan mengenai kesimpulan hasil penelitian, diskusi

tentang penelitian serta saran secara praktis dan secara teoritis untuk penelitian

selanjutnya.

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis penelitian, maka kesimpulan yang dapat diambil

dari penelitian ini adalah ada pengaruh yang signifikan big five personality

(extraversion, agreeableness, conscientiousness, neuroticism, openness to

experience), attachement style (secure attachment, fearful attachment,

preoccupied attachment, dismissing attachment) dan jenis kelamin terhadap

agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta

Hasil uji hipotesis minor diperoleh tujuh variabel yang signifikan

pengaruhnya terhadap agresivitas yaitu extraversion, agreeableness,

conscientiousness, neuroticism, openness to experience, fearful attachment, dan

jenis kelamin.

5.2 Diskusi

Berdasarkan hasil penelitian dan pengujian hipotesis pada bab 4 menunjukkan

bahwa secara keseluruhan ada pengaruh yang signifikan dari variabel big five

personality, attachment style dan jenis kelamin terhadap agresivitas pada pelajar

di SMAN 6 Jakarta. Hal ini di ungkapkan juga dalam penelitian sebelumnya yang

telah dilakukan oleh Caprara, et. al. (dalam DeWall, et. al. (2012) yang

menyatakan bahwa big five personality mempunyai hubungan dengan agresivitas,

Page 113: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

98

Namun, hanya tiga variabel yang mempunyai hubungan positif adalah

neuroticism sedangkan yang mempunyai hubungan negatif, yaitu

conscientiousness dan agreeableness. Dalam penelitian ini, semua dimensi dari

big five personality yaitu extraversion, agreeableness, conscientiousness,

neuroticism dan openness to experiences mempunyai pengaruh yang signifikan

terhadap agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta. Hal ini diungkapkan Pervin,

Cervone dan John (2010) dalam sebuah teori kepribadian mengungkapkan bahwa

kepribadian adalah karakteristik seseorang yang menyebabkan munculnya

konsistensi perasaan, pemikiran dan perilaku dalam kehidupan sehari-hari. Jadi,

kecenderungan remaja melakukan tindakan agresi juga tidak lepas dari peran

kepribadian sebagai pembentuk perilaku.

Dalam penelitian ini variabel attachment style memiliki pengaruh yang

signifikan terhadap agresivitas pada pelajar di SMAN 6 Jakarta. Hal ini serupa

dengan penelitian yang di temukan dalam Journal of Youth and Adolescence

(2000) menunjukkan bahwa attachment pada orang tua secara signifikan

berhubungan dengan usia, depresi, dan agresi. Remaja yang tingkat attachment

orang tua tinggi akan menunjukkan tingat agresi dan depresi yang rendah begitu

pun sebaliknya (Laible, Carlo, & Raffaelli, 1999).

Pada analisis koefisien regresi yang dilakukan dalam penelitian ini,

terdapat lima variabel yakni extraversion, agreeableness, conscientiousness,

neuroticism dan openness to experiences dari big five personality, dua variabel

yakni fearful attachment dan preoccupied attachment dari attachment style dan

variabel jenis kelamin yang berpengaruh secara signifikan terhadap agresivitas

Page 114: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

99

pada pelajar di SMAN 6 Jakarta. Sedangkan pada variabel secure attachment dan

dismissing attachment tidak berpengaruh secara signifikan terhadap agresivitas

pada pelajardi SMA Negeri 6 Jakarta Selatan. Hal tersebut menggambarkan

kesesuaian sekaligus pertentangan dengan teori-teori yang juga meneliti variabel-

variabel ini sebelumnya. Oleh karena itu peneliti mencoba untuk membahasnya.

Variabel extraversion berpengaruh signifikan terhadap agresivitas dan

berhubungan secara negatif. Jadi, semakin tinggi skor extraversion maka semakin

rendah tingkat agresivitas, begitupun sebaliknya. Hal ini sesuai dengan teori Costa

dan McCrae (dalam Feis & Feist 2010) yang menyatakan bahwa individu yang

memili skor tinggi pada dimensi ini cenderung penuh kasih sayang, suka

bergabung menjadi anggota kelompok, banyak bicara, menyukai kesenangan,

aktif, dan selalu bersemangat. Sedangkan individu yang memiliki skor rendah

pada dimensi ini cenderung tidak ramah dengan orang lain, suka menyendiri,

pendiam, apa adanya, pasif, dan tidak peka terhadap lingkungan sekitar. Jadi,

semakin tinggi skornya pada dimensi extraversion yaitu penuh kasih sayang,

menyukai kesenangan, ramah pada orang lain, selalu bersemangat maka semakin

baik ia mengontrol emosinya sehingga akan mengurangi agresivitasnya,

Variabel agreeableness berpengaruh signifikan terhadap agresivitas dan

berhubungan secara negatif. Jadi, semakin tinggi skor agreeableness maka

semakin rendah tingkat agresivitas, begitupun sebaliknya. Hal ini sesuai dengan

teori Costa & McCrae (dalam Feis & Feist 2010) yang menyatakan bahwa

individu yang memiliki skor tinggi akan cenderung berhati lembut, mudah

percaya, dermawan, ramah, toleransi, bersahabat dan baik hati. Jadi, jika

Page 115: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

100

agresivitasnya tinggi maka individu tersebut memiliki skor rendah pada

kepribadian agreeableness. Menurut Costa & McCrae (dalam pervin, et.al., 2010)

mengungkapkan bahwa kepribadian ini mempunyai karateristik yaitu suka

mengejek, tidak sopan, kasar, curiga, tidak dapat bekerja sama dengan orang lain,

pendendam, bengis atau kejam, pemarah, suka memerintah dan manipulatif.

Variabel conscientiousness berpengaruh signifikan terhadap agresivitas

dan berhubungan secara negatif. Jadi, semakin tinggi skor conscientiousness maka

semakin rendah tingkat agresivitas, begitupun sebaliknya. Hal ini sesuai dengan

teori Costa & McCrae (dalam pervin, et al, 2010) yang menyebutkan bahwa

karateristik individu conscientiousness memiliki sifat yang terorganisir, dapat

diandalkan, pekerja keras, disiplin, tepat waktu, cermat, rapih, ambisius, dan

mempunyai hati yang keras dan tekun. Seseorang dengan kepribadian ini mampu

mengontrol tingkah lakunya terhadap lingkungan sosialnya, berpikir sebelum

bertindak, menunda kepuasaan, mengikuti peraturan dan norma yang berlaku.

Seperti dalam penelitian yang dilakukan oleh Anitei dan Dumitrache (2013)

menunjukkan bahwa Tingkat kehati-hatian (conscientiousness) yang tinggi akan

mengakibatkan lebih cenderung untuk mengikuti aturan, melihat masalah dengan

serius dengan bertingkah laku dan bekerja secara hati-hati. Orang-orang dengan

tingkat kehati-hatian (conscientiousness) yang tinggi akan lebih baik dalam

mengontrol situasi serta lebih teliti dan disiplin.

Variabel agreeableness dan conscientiousness berpengaruh pada

agresivitas dan berhubungan secara negatif. Hal ini di dukung juga dalam

penelitian sebelumnya Anderson et al (dalam. Barlett dan. Anderson, 2012)

Page 116: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

101

menemukan juga bahwa Agreeableness dan Conscientiousness berhubungan

negatif dengan sikap agresi dan kekerasan, karena Agreeableness ditandai dengan

sifat baik hati, jujur dan kooperatif, sedangkan Conscientiousness ditandai dengan

bertanggung jawab, tertib dan dapat diandalkan,

Variabel neuroticism berpengaruh signifikan terhadap agresivitas dan

berhubungan secara positif. Jadi, semakin tinggi skor neuroticism maka semakin

tinggi tingkat agresivitas, begitupun sebaliknya. Hal ini sesuai dengan teori Costa

& McCrae (dalam Feis & Feist 2010) yang menyatakan bahwa individu yang

memiliki skor tinggi pada dimensi ini akan cenderung gelisah/cemas,

temperamental, sentimentil, emosional, dan rentan terhadap kritikan orang lain.

Jadi, semakin tinggi skor tinggi yaitu emosional, mudah marah akan

mempermudah ia melakukan tindakan agresivitas. Di dukung juga dalam

penelitian Sharpe & Desai (dalam Barlett & Anderson, 2012) Neurotism

mempunyai hubungan yang positif dengan perilaku agresi.

Variabel openness to experiences berpengaruh signifikan terhadap

agresivitas dan berhubungan secara negatif. Jadi, semakin tinggi skor openness to

experiences maka semakin rendah tingkat agresivitas. Hal ini sesuai dengan teori

Costa & McCrae (dalam Feis & Feist 2010) Individu yang memiliki skor tinggi

pada dimensi ini cenderung imajinatif, kreatif, inovatif, selalu ingin tahu,

menyukai sesuatu yang berbeda, dan bebas. Sebaliknya, individu yang memiliki

skor rendah cenderung tidak kreatif, konventional, menyukai sesuatu yang

menetap, tidak peduli, dan konservatif. Jadi, jika individu mempunyai skor rendah

yaitu tidak peduli pada orang lain maka akan tinggi tingkat agresivitasnya,

Page 117: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

102

sedangkan jika mempunyai skor tinggi pada openness yaitu mudah toleransi,

focus dan wapada pada berbagai perasaan maka akan rendah agresivitasnya.

Variabel fearful attachment berpengaruh signifikan terhadap agresivitas

dan berhubungan secara positif. Jadi, semakin tinggi skor fearful attachment maka

semakin tinggi tingkat agresivitas. Fearful attachment style merupakan kategori

dari insecure attachment (menghindari/menolak hubungan dekat dengan orang

tua). Hal ini sesuai dengan teori Baron & Byrne (2000) menjelaskan bahwa fearful

attachment yaitu individu yang memiliki self esteem yang rendah dan negatif

terhadap orang lain dengan meminimalkan kedekatan interpersonal dan

menghindari hubungan akrab, mereka berharap dapat melindungi diri mereka dari

rasa sakit karena ditolak. Individu yang takut ditolak menggambarkan orang tua

mereka secara negatif memendam perasaan hostile dan marah tanpa menyadarinya

yang akan menimbulkan agresivitas.

Variabel preoccupied attachment tidak memberikan pengaruh signifikan

terhadap agresivitas, begitupun sebaliknya. Preoccupied attachment style

merupakan kategori dari insecure attachment (menghindari/menolak hubungan

dekat dengan orang tua). Keterbatasan jumlah penelitian terdahulu membuat

perbandingan dengan penelitian ini untuk dilakukan. Kemudian Variabel Secure

attachment merupakan variabel dari attachment style secara positif tidak

memberikan pengaruh signifikan terhadap agresivitas pada remaja, begitupun

sebaliknya. Jadi semakin tinggi secure attachment maka semakin tinggi

agresivitas. Hal ini tidak sesuai dengan teori Mikulincer (dalam Baron & Byrne,

2000) yang menyatakan bahwa individu dengan gaya kelekatan aman tidak

Page 118: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

103

mudah marah, lebih tidak mengatribusikan keinginan bermusuhan dengan orang

lain dan mengharapkan hasil positif dan konstruktif dari konflik. Dan tidak sesuai

dalam penelitian Papini, et, al. (dalam Santrock 2002) menemukan dalam suatu

studi bahwa bila remaja muda memiliki suatu attachment yang kokoh (secure

attachment) dengan orang tuanya, mereka memahami keluarga mereka sebagai

keluarga yang kohensif dan mengeluhkan hanya sedikit kecemasan sosial atau

perasaan-perasaan depresi.

Dalam penelitian ini secure attachment tidak signifikan dapat dikarenakan

pengaruh dari faktor lainnya, seperti kematangan emosi pada remaja. Menurut

Hurlock (1980) secara tradisional masa remaja dianggap sebagai periode “badai

dan tekanan”, suatu masa di mana ketegangan emosi meninggi sebagai akibat dari

perubahan fisik dan kelenjar, tekanan sosial dan kondisi baru. Hurlock juga

menyatakan masa remaja sebagai masa yang tidak realistik memiliki cita-cita

yang tidak realistik menyebabkan meningginya emosi. Faktor dari orang tua yang

agresi, seperti yang diungkapkan dalam Taylor, Peplau dan Sears (2009) yang

menyatakan bahwa semua anak punya tendensi untuk meniru orang lain. Perilaku

agresi anak dibentuk dan ditentukan oleh apa yang dia amatinya, anak pun tidak

sembarangan meniru seseorang; mereka meniru beberapa orang dan tidak meniru

orang lain. Semakin disukai, berpengaruh, dan kuat orang lain itu, semakin besar

kemungkinan si anak akan meniru perilakunya. Orang yang sering mereka lihat

akan semakin sering di tiru perilakunya. Miles dan Carey (dalam Taylor, Peplau

& Sears, 2009) mengungkapkan bahwa orang tua biasanya menjadi model utama

bagi si anak pada masa-masa awal perkembangan, dan mekanisme utama yang

Page 119: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

104

menentukan perilaku agresi manusia adalah proses belajar masa lalu. Jadi, jika

orang tua bertindak agresi di depan anaknya walaupun anak merasa secure

dengan orang tuanya, maka anak akan mencontoh apa yang dilakukan oleh orang

tuanya. Pengaruh dari teman sebaya karena sebagian besar waktu remaja yaitu di

sekolah daripada di rumahnnya dan banyaknya interaksi dengan rekan sebaya

yang agresif memperbesar kemungkinan seseorang melakukan tindakan agresi.

Variabel dismissing attachment merupakan variabel dari attachment style

secara negatif yang tidak memberikan pengaruh signifikan terhadap agresivitas

pada remaja, begitupun sebaliknya. Jadi semakin tinggi dismissing attachment

maka semakin rendah agresivitas, begitupun sebaliknya. Hal ini tidak sesuai

penelitian yang menemukan bahwa dismissing attachment mempunyai hubungan

dengan perilaku kekerasan dan perilaku agresif pada remaja (Santrock, 2001).

Dismissing attachment adalah bahwa orang tua dan remaja dapat saling

menjauhkan diri dari satu sama lain, yang mengurangi pengaruh orang tua.

Kemungkinan hal ini dikarenakan individu melihat dirinya secara positif seperti

independen (lebih mandiri), merasa layak mendapatkan hubungan yang layak,

maka individu tersebut lebih peduli terhadap dirinya sendiri agar tidak melakukan

sesuatu yang membahayakan dirinya, namun orang lain melihat individu tersebut

sebagai orang yang tidak ramah.

Variabel jenis kelamin berpengaruh signifikan terhadap agresivitas pada

pelajar di SMAN 6 Jakarta. Jadi ada perbedaan jenis kelamin laki-laki dan

perempuan terhadap agresivitas pada remaja Hasil penelitian ini sesuai dengan

penelitian sebelumnya yang dilakukan Eagly dan Steffen (1986) menunjukkan

Page 120: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

105

ada perbedaan yang signifikan antara laki-laki dan perempuan dimana laki-laki

lebih agresi dibandingkan perempuan, Penelitian serupa juga dijelaskan dalam

Sarwono (2002) yang menyatakan bahwa pria yang maskulin pada umumnya

lebih agresif daripada wanita yang feminisim. Tentunya gejala ini ada

hubungannya dengan faktor kebudayaan yaitu pada umumnya wanita diharapkan

oleh norma masyarakat untuk lebih mengekang agresivitasnya. Kedua pendapat di

atas menunjukkan bahwa agresivitas pada laki-laki lebih tinggi dibandingkan

dengan perempuan.

5.3 Saran

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan ini, penulis menyadari bahwa

secara keseluruhan skripsi ini masih jauh dari sempurna. Dengan keterbatasan

tersebut, penulis mencoba berbagi pengalaman dan memberikan saran sebagai

pertimbangan dalam melakukan penelitian yang terkait yaitu saran teoritis dan

saran praktis sebagai berikut:

5.3.1 Saran Teoritis

1. Untuk penelitian selanjutnya, peneliti menyarankan agar penelitian tentang

agresivitas selanjutnya dapat menggunakan faktor-faktor lain di luar

faktor-faktor dalam penelitian ini.

2. Berdasarkan hasil uji validitas konstruk dismissing attachment, ditemukan

bahwa 5 dari 6 item yang digunakan dalam penelitian ini tidak valid (t

<1,96 dan muatan faktor negatif). Hal ini mungkin disebabkan karena

kurang sesuai penerapan pada budaya masyarakat Indonesia. Oleh karena

Page 121: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

106

itu, untuk penelitian selanjutnya dapat dipertimbangkan untuk

menggunakan alat ukur yang lebih sesuai.

3. Untuk penelitian selanjutnya dapat dipertimbangkan untuk menggunakan

metode penelitian lain, seperti observasi, dan deep interview agar hasil

penelitian lebih mendalam dan akurat.

4. Pemilihan subjek penelitian hendaknya lebih variasi karena agresivitas

tidak hanya remaja, namun terdiri berbagai kalangan.

5.3.2 Saran Praktis

1. Bagi sekolah dan guru

Menyelenggarakan seminar atau training untuk para siswa dan para orang

tua

Mempertegas aturan di sekolah seperti pelajar yang melakukan agresivitas.

Memberikan pencegahan terjadinya stress dan frustasi yang menjadi

pemicu perilaku agresi, seperti menciptakan suasan belajar yang kondusif

dan menyenangkan (tidak monoton).

Disarankan lebih mengawasi, mendampingi, memberikan arahan dan

perilaku yang lebih baik dan positif.

Mendeteksi siswa-siswi yang berpotensi perilaku agresi agar dapat

dicegah.

Guru diharapkan memberikan evaluasi dan saran yang tepat kepada siwa

terhadap tindakan yang dilakukan.

Untuk guru BK, siswa dapat dilakukan melalui kegiatan konseling, seperti

membuat grup-grup terapi dan lain sebagainya

Page 122: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

107

2. Bagi orang tua

Kenali diri anak agar dapat membentuk pribadi anak menjadi lebih baik,

Pengasuhan anak dalam keluarga sangat erat hubungannya dengan tingkah laku

lekat antara pengasuh (dalam hal ini orang tua sebagai primer dan pengasuh

lainnya sebagai sekunder) dengan anak yang diasuhnya sehingga didalamnya

pengasuhannya sehari-hari sangat mengedepankan nilai-nilai positif yang

dianutnya baik berlandaskan agama, kepercayaan dan kebudayaan sehingga

membekali anak mempunyai karakter yang kuat dalam dirinya dan dapat

mencegah dan mengurangi perilaku negatif seperti perilaku agresivitas.

3. Bagi siswa

Siswa dianjurkan untuk mengikuti berbagai kegiatan di sekolah seperti

ekstrakulikuler seperti bela diri, rohis, paskibra, basket, voli dan lain sebagainya

untuk meminimalisir tindakan agresi menjadi negatif seperti perkelahian antar

pelajar.

Page 123: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

108

Daftar Pustaka

Anitei, M., & Dumitrache, A. (2013). Correlative study between personality traits

and aggression at young driver-A pilot study. International Journal of Traffic

and Transportation Psychology, 1, 5-20.

Anderson, A.C., & Bushman, J. B. (2002). Human aggression. Annual Reviews

Psychology, 53, 27-51.

Bartholomew. K., & Horowitz. M. L. (1991). Attachment style among young

adults: A test of four- category model. Journal of personality and social

psychology, 61 (2), 226-244.

Bartholomew. K., & Shaver, P. R. (1998). Chapter two: methods of assessing adult

attachment. Dalam Simpson, J.A & Rholes, W.S (ed). Attachment Theory and

Close Relationship (25-45). New York: Guilford Press.

Bäckstrӧm, M., & Holmes, B. M. (2001). Measuring adult attachment; construct

validation of two self-report instruments. Scandinavian Journal of

Psychology, 42, 79-86.

Baron, A.R & Bryne, D. (2000). Social psychology (9th ed). Boston: Allyn and

Bacon.

Baron, A.R & Bryne, D. (2003). Social psychology. Psikologi sosial. Ratna Djuwita

(terj.). Jakarta: Erlangga.

Baron, A.R & Bryne, D. (2005). Psikologi sosial (Jilid 2, edisi 10). Jakarta:

Erlangga.

Baron, A.R., Branscombe, R.N., & Baron, A.R. (2008). Social psychology (12th ed).

Boston: Pearson.

Buss, A., & Perry, M. (1992). The aggression questionnaire. Journal of Personality

Social Psychology, 63 (3), 452-459.

Bushman, B.J. & Cooper, H. M. (1990). Effect of alcohol on human aggression: An

integrative research review. Psychological Bulletin, 107 (3), 341-354.

Barlett, C.P., & Anderson, C.A. (2012). Direct and indirect relations between the

Big 5 personality traits and aggressive and violent behavior. Personality and

Individual Differences, 52, 870–875.

Berkowitz, L. (1993). Aggression; its causes, consequences and control. USA:

McGraw-Hill, Inc

Page 124: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

109

Berk, E. L. (1997). Child development (4th ed). Boston: Allyn and Bacon A Viacom

Company.

Berk, E. L. (2005). Infants, children and adolescents. USA: Pearson Education.

Canning, M. H. A. (2011). An investigation of the relationship between self-esteem

and aggression in care leavers. South Wales: Cardiff University.

Chaplin, J. F. (2008). Kamus lengkap psikologi, kartini kartono (terj.). Jakarta: PT.

Raja Grafindo Perkasa.

Collin, V.L. (1996). Human attachment. New York: McGraw-Hill, Inc.

Donnellan, B. M., Kali H. Trzesniewski, H. K., et., al. (2005). Low self-esteem is

related to aggression, Antisocial behavior, and delinquency. American

psychological society, 16 (4), 328-335.

DeWall, C. N., Anderson, C. A., & Bushman, B. J. (2012). Aggression. chapter in

I. Weiner (Ed.), Handbook of psychology, 2nd Edition, Volume 5, 449-466.

H. Tennen & J. Suls (Eds.), Personality and social psychology. New York:

Wiley.

Eagly, H.A., & Steffen, J.V. (1986). Gender and aggressive behavior: A meta-

analytic review of the social psychological literature. Journal of

psychological bulletin, 100 (3), 309-330.

Ervika, E. (2005). Kelekatan (attachment) pada anak. Jurnal psikologi, Fakultas

kedokteran. Diunduh tanggal 20 Januari 2014 dari

http://library.usu.ac.id/download/fk/psikologi-eka%20ervika.pdf

Feist, J., & Feist, G. (2009). Theories of personality. New York: McGraw-Hill.

Feist, J., & Feist, G. (2010). Teori kepribadian. Theories of personality. Jakarta:

Salemba Humanika.

Gallarin, M., & Arbiol-Alonso., I. (2012). Parenting practices, parental attachment

and aggressiveness in adolescence: A predictive model. Journal of

adolescence, 35, 1601-1610.

Goldberg, S. (2000). Attachment and development. New York: Oxford University

Press.

Geen, G.R. (2001). Human aggression (2th ed). Philadelphia: Open university press.

Hall, S.C., Lindzey, G & Campbell, B.J. (1997). Theories of personality (4th ed).

New York: John Wiley & Sons, Inc.

Page 125: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

110

Hofstra, J., & Van Oudenhoven, J.P. (2004). Attachment styles. In A. B. Dijkstra,

J. Hofstra, J. P. van Oudenhoven, J. L. Peschar, & M. van der Wal, Oud

gedaan, jong geleerd? Een studie naar de relaties tussen hechtingsstijlen,

competenties, EVLN-intenties en sociale cohesie (pp.31-67). Chapter two:

Development of the Attachment Styles Questionnaire. Amsterdam: Aksant.

Hurlock Elizabeth. B. (1980). Psikologi perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Inspirawan, Reza. (2012). Study validitas konstruk subtes digit symbol dari tes

inteligensi multidimensional (TIM). Jurnal pengukuran psikologi dan

pendidikan Indonesia, 1 (1), 56-70.

John, P. O., & Srivastava, S. (1999). The big five trait taxonomy: history,

measurement, and theoretical perspectives. New York: Guildford.

Leon, A., Reyes, G., Vila, J., Perez, N., Robles, H., & Ramos, M. (2002). The

aggression questionnaire: A validation study in student samples. The

spanish journal of psychology, 5 (1), 45-53.

Larsen & Buss, M. D. (2002). Personality psychology: domains of knowledge

about human nature. New York: McGraw-Hill Higher Education.

Laible, J.D., Carlo, G., & Raffaelli, M. (2000). The differential relations of parent

and peer attachment to adolescent adjustment. Faculty publications,

department of psychology, 29 (1), 45-59. Diunduh tanggal 20 Januari 2014

dari http://www.springerlink.com/content/l4814t561117k76u

Monks, FJ. & Knoers, A.M.P. (2006). Psikologi perkebangan pengantar berbagai

bagiannya. Siti Rahayu Haditono (terj.). Yogyakarta: Gajah Mada

University Press.

Myers, G. D. (1988). Social psychology (2th ed). New York: McGraw Hill Book

Company.

Nisfiannoor, M, & Yulianti, Eka. (2005). Perbandingan perilaku agresif antara

remaja yang berasal dari keluarga bercerai dengan keluarga utuh. Jurnal

Psikologi Universitas Tarumanagara Jakarta, 3 (1), 1-18.

Pervin, A Lawerence, Daniel C, Oliver P. John. (2010). Psikologi kepribadian:

teori dan penelitian. Jakarta: Kencana.

Pederson. M. S. (1999). Insecure attachment as a predictor of aggression in adults.

Master Thesis. USA: San Jose State University

Page 126: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

111

Rammstedt, B., & John, P.O. (2007). Measuring personality in one minute or less:

A 10-item short version of the Big Five Inventory in English and German.

Journal of Research in Personality, 41, 203–212.

Santrock, W.J. (2001). Child Development (9th ed). New York: McGraw-Hill

Santrock, W.J. (2002). Live Span Developmental: Perkembangan masa hidup. Jilid

2. Alih bahasa: Cusairi, A & Damanik,J. Jakarta: Erlangga.

Sarwono, Wirawan, Sarlito. (2002). Psikologi sosial: individu dan teori-teori

psikologi sosial. Jakarta: Balai Pustaka.

Sears, O. D., Freedman, L.J., & Peplau, A.L. (1985). Psikologi sosial jilid. 2, Edisi

5. Michael Adryanto (terj). Jakarta: Erlangga.

Trninić, V., Barančić, M., Nazor, M. (2008). The five-factor model of personality

and aggressiveness in prisoners and athletes. Kinesiology, 40 (2), 170-181.

Taylor, S.E., Peplau, L.A., & Sears, D.O. (2009). Social psychology 12 th edition.

Psikologi sosial edisi kedua belas. Tri Wibowo B.S (terj). Jakarta: Kencana

Prenada Media Group.

White, D.D., Gallup, C.A., & Gallup, G.G. (2010). Indirect peer aggression in

adolescence and reproductive behavior. Evolutionary psychology, 8(1), 49-

65.

Ylvisaker, M. (2006). Aggression. tutorial. New York: Albany.

Media Massa:

Kompas.(2012). Kompleksitas tawuran pelajar. Diunduh tanggal 8 Januari 2015

dari

http://edukasi.kompas.com/read/2012/10/02/11592356/Kompleksitas.Taw

uran.Pelajar

Kompasiana. (2012). Inilah kronologi tawuran SMA 6 dan SMA 70. Diunduh

tanggal 20 Januari 2014 dari

http://regional.kompasiana.com/2012/09/25/inilah-kronologi-tawuran-

sma-6-dan-sma-70-495970.html

MetroVIVAnews. (2012). Alasan FR Sering Tawuran, Ingin Jadi Hero di SMA 70.

Diuduh tanggal 20 Januari 2014 dari

http://metro.news.viva.co.id/news/read/357081-alasan-fr-sering-tawuran--

ingin-jadi-hero-di-sma-70

Page 127: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

LAMPIRAN

Page 128: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant
Page 129: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

Lampiran 2

KUESIONER PENELITIAN

Assalammu’alaikum wr, wb.

Salam kenal,

Saya, mahasiswa Fakultas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

sedang melaksanakan penelitian skripsi. Saya meminta kesediaan Anda untuk mengisi

form kuesioner di bawah ini.

Dalam hal ini tidak ada jawaban yang benar atau salah, jawablah sesuai dengan

keadaan diri sendiri anda apa adanya. Adapun informasi atau data yang Anda berikan,

akan sangat bermanfaat bagi penelitian saya dan perlu diperhatikan bahwa segala

informasi yang Anda berikan beserta jawaban Anda bersifat RAHASIA dan hanya

digunakan untuk kepentingan penelitian.

Saya harapkan Anda tidak melewatkan satupun pernyataan, oleh karena itu di

mohon untuk memeriksa kembali kelengkapan jawaban anda.

Atas perhatian dan bantuannya saya ucapkan terima kasih.

Wassalamualaikum Wr. Wb.

Hormat Saya,

Yunia Syukmawati

Page 130: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

IDENTITAS DIRI

Nama / Inisial :

Jenis Kelamin : L / P (Lingkari salah satu)

Usia : …… tahun

Kelas :

PETUNJUK PENGISIAN

Berikut ini terdapat butir-butir pernyataan, baca dan pahami baik-baik setiap

pernyataan. Anda diminta untuk mengemukakan apakah pernyataan-pernyataan

tersebut sesuai dengan diri Anda, dengan cara memberi tanda (√ ) pada salah satu dari

empat pilihan yang tersedia, pada kolom bagian kanan.

Jika jawaban Anda sangat setuju, beri tanda pada kolom SS. Jika jawaban Anda

setuju, beri tanda S. Jika jawaban Anda tidak setuju, beri tanda pada kolom TS. Jika

jawaban Anda sangat tidak setuju, beri tanda pada kolom STS.

Contoh

Jika jawaban anda setuju

No. Penyataan SS S TS STS

1. Saya percaya dengan kemampuan yang saya miliki √

Tidak ada jawaban yang benar atau salah setiap pernyataan,seluruh jawaban adalah

benar selama itu sesuai dengan diri Anda.

Page 131: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

SKALA I

No. Pernyataan SS S TS STS

1. Saya jujur kepada teman-teman ketika tidak

sependapat dengan mereka.

2. Terkadang saya tidak dapat menahan keinginan

untuk menyerang orang lain.

3. Saya sering berbeda pendapat dengan orang lain.

4. Jika diprovokasi, saya bisa memukul orang lain.

5. Ketika orang lain mengganggu, saya bisa

mengatakan kepada mereka apa yang saya

rasakan.

6. Jika ada yang memukul saya, saya akan

membalasnya.

7. Saya terkadang iri dengan orang lain.

8. Saya lebih sering terlibat perkelahian

dibandingkan orang lain.

9. Terkadang saya merasa tertipu.

10. Jika perlu, saya akan menggunakan kekerasan

untuk melindungi hak-hak saya.

11. Saya cepat marah tapi cepat juga reda amarahnya.

12. Pernah ada yang menantang saya sehingga kami

berkelahi.

13. Ketika frustasi, saya memperlihatkannya.

14. Saya pernah mengancam orang yang saya kenal.

15. Saya terkadang merasa seperti orang yang kasar

yang mudah meledak, amarahnya.

16. Orang lain terlihat selalu tenang.

17. Saya bisa berpikir bahwa memukul orang itu tidak

baik.

18. Jika saya marah, saya bisa memecahkan dan

merusak barang-barang.

19. Teman-teman saya merasa, saya orang yang keras

kepala.

20. Terkadang saya tidak mengetahui mengapa saya

sering berpikir negatif terhadap suatu hal.

21. Saya selalu beradu argument (debat) ketika

berbeda pendapat dengan orang lain.

22. Saya orang tenang.

23. Saya mengetahui jika teman-teman saya

membicarakan saya dari belakang.

Page 132: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

SKALA II

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya adalah orang yang banyak bicara.

2. Saya cenderung orang yang suka

mencari/menemukan kesalahan orang lain.

3. Saya adalah orang yang melakukan pekerjaan

dengan teliti.

4. Saya adalah orang yang mudah tertekan pada

sesuatu hal.

5. Saya adalah orang yang mempunyai ide-ide baru

6. Saya adalah orang yang lebih suka diam.

7. Saya adalah orang yang suka membantu dan tidak

egois pada orang lain.

8. Saya adalah orang yang agak ceroboh.

9. Saya adalah orang yang santai dan dapat mengatasi

stress dengan baik.

10. Saya adalah orang ingin tahu tentang banyak hal

yang berbeda.

11. Saya adalah orang yang penuh semangat.

12. Saya orang yang suka memulai pertengkaran

dengan orang lain.

13. Saya adalah pekerja yang dapat diandalkan.

14. Saya adalah orang yang mudah menjadi tegang.

15. Saya adalah orang yang cerdas dan suka

memikirkan hal secara mendalam.

16. Saya adalah orang yang antusias.

17. Saya adalah orang yang pemaaf.

18. Saya adalah orang yang tidak menyukai

keteraturan.

24. Terkadang saya kehilangan kendali diri tanpa

alasan yang jelas.

25. Saya curiga dengan orang asing yang terlalu

akrab.

26. Saya kurang bisa mengendalikan amarah saya.

27. Terkadang saya merasa orang lain menertawakan

saya dari belakang.

28. Menurut teman-teman, saya orang yang

argumentatif (pengritik).

29. Ketika orang lain terlalu baik, saya merasa ingin

tahu apa yang mereka inginkan.

Page 133: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

19. Saya adalah orang yang mempunyai banyak

kekhawatiran (mudah cemas).

20. Saya adalah orang yang aktif berimajinasi

21. Saya adalah orang yang tenang.

22. Saya adalah orang yang mudah percaya dengan

orang lain.

23. Saya adalah orang yang cenderung pemalas.

24. Saya adalah orang yang mempunyai emosi yang

stabil dan tidak mudah terganggu oleh orang lain

25. Saya adalah orang yang kreatif.

26. Saya mempunyai kepribadian yang asertif (mampu

mengungkapkan dengan baik apa yang saya ingin

ungkapkan).

27. Saya adalah orang yang suka menyendiri dan

dingin pada orang lain.

28. Saya adalah orang yang tekun sampai tugas selesai.

29. Saya adalah orang yang mudah murung.

30. Saya adalah orang yang memghargai nilai artistik

(kesenian) dan pengalaman estetika (keindahan).

31. Saya kadang-kadang pemalu dan suka berdiam diri.

32. Saya adalah orang yang perhatian dan baik pada

hampir setiap orang.

33. Saya adalah orang yang melakukan hal-hal secara

efisien.

34. Saya adalah orang yang tetap tenang dalam situasi

yang tegang.

35. Saya adalah orang yang lebih suka pekerjaan secara

monoton.

36. Saya adalah orang yang ramah dan supel (suka

bergaul).

37. Saya kadang-kadang kasar pada orang lain.

38. Saya adalah orang yang suka membuat rencana dan

mewujudkannya.

39. Saya adalah orang yang mudah gugup.

40. Saya adalah orang yang suka untuk merefleksikan

dan bermain dengan ide-ide.

41. Saya adalah orang yang memiliki sedikit minat

pada artistik (seni).

42. Saya adalah orang yang suka bekerja sama dengan

orang lain.

43. Saya adalah orang yang mudah tersinggung.

Page 134: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

44. Saya adalah orang yang ahli dalam bidang seni,

musik atau sastra.

SKALA III

No Pernyataan SS S TS STS

1. Saya ingin terbuka pada orang tua saya tetapi saya

merasa tidak dapat mempercayai orang tua saya.

2. Saya merasa nyaman secara emosional dengan

orang tua saya.

3. Saya ingin memiliki hubungan dekat dengan orang

tua saya, tapi saya merasa sulit untuk sepenuhnya

mempercayai mereka.

4. saya sering bertanya-bertanya apakah orang tua

saya menyayangi saya.

5. Saya percaya dan suka ketika orang tua saya

mengandalkan saya.

6. saya merasa tidak nyaman bila hubungan saya

dengan orang tua menjadi dekat.

7. Saya menghindari kedekatan dengan orang tua

saya.

8. Saya tidak bisa hidup sendiri tanpa orang tua.

9. saya merasa orang tua saya tidak menyanyangi

saya seperti saya menyayangi mereka.

10. Saya mudah terlibat dalam hubungan yang dekat

dengan orang tua saya.

11. saya takut orang tua saya tidak menyayangi saya.

12. Saya merasa nyaman tanpa memiliki hubungan

yang dekat dengan orang tua saya.

13. Saya merasa nyaman dengan hubungan yang akrab

dengan orang tua saya.

14. saya khawatir ditinggalkan sendirian oleh orang

tua saya.

15. Bagi saya, penting bahwa orang-orang dapat saling

mengandalkan satu sama lain.

16. Yang terpenting bagi saya adalah menjadi pribadi

yang mandiri.

17. saya tidak khawatir jika orang tua saya tidak

menyayangi saya.

Page 135: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

18. Saya takut harapan saya akan dialihkan ketika saya

berhubungan terlalu dekat dengan orang tua saya.

19. yang terpenting bagi saya adalah mengetahui

apakah orang tua saya menyayangi saya.

20. Saya yakin bahwa orang tua saya akan selalu ada

untuk saya ketika saya membutuhkan mereka.

21. Saya menyukai diri saya menjadi pribadi yang

mandiri.

22. Saya berhati-hati untuk terlibat dalam hubungan

yang dekat dengan orang tua saya karena saya

takut tersakiti.

23. Saya lebih menyukai saya tidak bergantung pada

orang tua saya dan orang tua saya tidak bergantung

pada saya.

24. Saya lebih senang menjadi diri saya sendiri.

Terimakasih ya adik-adik, mohon diperiksa lagi jawabannya jangan ada

yang terlewatkan

Page 136: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant
Page 137: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

LAMPIRAN 4:

CONFIRMATORY FACTOR ANALYSIS (CFA)

1. Agresivitas

Page 138: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

2. Extraversion

3. Agreeableness

Page 139: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

4. Conscientiousness

5. Neuroticism

Page 140: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

6. Openness to experiences

7. Secure attachment

Page 141: PENGARUH BIG FIVE PERSONALITY DAN ATTACHMENT …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/27358/1/YUNIA... · The results of this study indicate that there is significant

8. Fearful attachment

9. Preoccupied attachment

10. Dismissing attachment