17
Jurnal Ilmu Manajemen ISSN 2302-0199 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pp. 1- 17 Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012 - 1 PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN ROTASI PEKERJAAN TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA IMPLIKASINYA PADA KINERJA PEGAWAI IAIN AR- RANIRY BANDA ACEH Fatmawati 1 , Mahdani 2 , Sofyan Idris 3 1) Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2,3) Staff Pengajar Jurusan Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala  Abs tra ct :  Training for teachers, not only important for the improvement of skills in special areas, but also teachers need to be productive have increased expertise that can decide what and why, and how to carry out systematic work based on adequate knowledge. The purpose of this study was to determine the performance of high school teachers in the city of Banda Aceh, to determine the effect of partial education and training on the performance of high school teachers in the city of Banda Aceh and the simultaneous influence on the performance of education and training high school teachers in the city of Banda Aceh. Location of the study was conducted at the senior high school in the city of Banda Aceh. While that is the object of research related to three v ariables, namely the performance of teachers, while the researchers took a representative sample of the population. The number of samples for the study 32.7% or 150 senior high school teachers in the city of Banda Aceh. Based on the results showed that together for the second hypothesis suggests that education and training significantly influence the performance of teachers in senior high school in the city of Banda Aceh. while the individual for the first hypothesis suggests that both the education and training significantly influence the performance of teachers in senior high school in the city of Banda Aceh. In improving the performance of teachers in senior high school in Banda Aceh have to really pay attention to the pattern of education and training for teachers, so education and training  program endorsed by the relevant agencies can have an impact on teacher performance improvements, especially in improving student achievement and improving the quality of learning teaching in the classroom.  Keywords: Education, T raining and Teacher P erformance Abstrak : Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan rotasi  pek er ja an ba ik se ca ra pa rs ia l ma upu n si mu lta n te rha da p mo tiv asi ke rj a ka ryawan IA IN Ar -R ani ry Banda Aceh, untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan rotasi pekerjaan terhadap kinerja karyawan IAIN A r-Raniry Banda Aceh b aik secara parsial maupun simultan dan y ntuk mengetahui  pe nga ru h motivasi ke rja ter had ap kine rj a ka rya wa n IA IN Ar- Ra niry Ba nda Ace h. Ad ap un lokasi  pe nel iti an a da la h di IA IN A r- R ani ry B and a Ace h. Obj ek p ene lit ia n ad al ah m en ge nai pe nga ru h bu day a organisasi dan rotasi pekerjaan terhadap motivasi serta dampaknya pada kinerja pegawai IAIN Ar- Raniry Banda Aceh, dengan jumlah responden sebanyak 175 orang. Hasil penelitian menunjukkan untuk hipotesis pertama diperoleh penjelasan bahwa variabel budaya organisasi dan rotasi pekerjaan saling berhubungan dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai pada IAIN Ar-Raniry Banda Aceh, untuk hipotesis kedua dapat dijelaskan bahwa menerima hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol, artinya bahwa variabel budaya organisasi dan rotasi pekerjaan secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap motivasi kerja pegawai pada IAIN Ar-Raniry Banda Aceh dan untuk hipotesis ketiga dapat dijelaskan bahwa menerima hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol, artinya bahwa variabel budaya organisasi dan rotasi pekerjaan dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja pegawai IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Kata Kunci: Budaya Organisasi, Rotasi Pekerjaan, Motivasi dan Kinerja.

Pengaruh Budaya Organisasi Dan Rotasi Pekerjaan Terhadap Motivasi Kerja Serta Implikasinya Pada Kinerja Pegawai Iain Ar-raniry Banda Aceh

Embed Size (px)

Citation preview

  • Jurnal Ilmu Manajemen ISSN 2302-0199 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pp. 1- 17

    Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus

    2012 - 1

    PENGARUH BUDAYA ORGANISASI DAN ROTASI

    PEKERJAAN TERHADAP MOTIVASI KERJA SERTA

    IMPLIKASINYA PADA KINERJA PEGAWAI IAIN AR-

    RANIRY BANDA ACEH

    Fatmawati1, Mahdani

    2, Sofyan Idris

    3

    1) Magister Manajemen Pascasarjana Universitas Syiah Kuala 2,3) Staff Pengajar Jurusan Ilmu Manajemen Fakultas Ekonomi Universitas Syiah Kuala

    Abstract: Training for teachers, not only important for the improvement of skills in special areas, but also teachers need to be productive have increased expertise that can decide what and why, and how to carry out systematic work based on adequate knowledge. The purpose of this study was to determine the performance of high school teachers in the city of Banda Aceh, to determine the effect of partial education and training on the performance of high school teachers in the city of Banda Aceh and the simultaneous influence on the performance of education and training high school teachers in the city of Banda Aceh. Location of the study was conducted at the senior high school in the city of Banda Aceh. While that is the object of research related to three variables, namely the performance of teachers, while the researchers took a representative sample of the population. The number of samples for the study 32.7% or 150 senior high school teachers in the city of Banda Aceh. Based on the results showed that together for the second hypothesis suggests that education and training significantly influence the performance of teachers in senior high school in the city of Banda Aceh. while the individual for the first hypothesis suggests that both the education and training significantly influence the performance of teachers in senior high school in the city of Banda Aceh. In improving the performance of teachers in senior high school in Banda Aceh have to really pay attention to the pattern of education and training for teachers, so education and training program endorsed by the relevant agencies can have an impact on teacher performance improvements, especially in improving student achievement and improving the quality of learning teaching in the classroom.

    Keywords: Education, Training and Teacher Performance

    Abstrak: Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan rotasi

    pekerjaan baik secara parsial maupun simultan terhadap motivasi kerja karyawan IAIN Ar-Raniry

    Banda Aceh, untuk mengetahui pengaruh budaya organisasi dan rotasi pekerjaan terhadap kinerja

    karyawan IAIN Ar-Raniry Banda Aceh baik secara parsial maupun simultan dan yntuk mengetahui

    pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja karyawan IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Adapun lokasi

    penelitian adalah di IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Objek penelitian adalah mengenai pengaruh budaya

    organisasi dan rotasi pekerjaan terhadap motivasi serta dampaknya pada kinerja pegawai IAIN Ar-

    Raniry Banda Aceh, dengan jumlah responden sebanyak 175 orang. Hasil penelitian menunjukkan

    untuk hipotesis pertama diperoleh penjelasan bahwa variabel budaya organisasi dan rotasi pekerjaan

    saling berhubungan dalam rangka meningkatkan kinerja pegawai pada IAIN Ar-Raniry Banda Aceh,

    untuk hipotesis kedua dapat dijelaskan bahwa menerima hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol, artinya bahwa variabel budaya organisasi dan rotasi pekerjaan secara bersama-sama berpengaruh secara

    signifikan terhadap motivasi kerja pegawai pada IAIN Ar-Raniry Banda Aceh dan untuk hipotesis

    ketiga dapat dijelaskan bahwa menerima hipotesis alternatif dan menolak hipotesis nol, artinya bahwa

    variabel budaya organisasi dan rotasi pekerjaan dan motivasi kerja secara bersama-sama berpengaruh

    secara signifikan terhadap kinerja pegawai IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.

    Kata Kunci: Budaya Organisasi, Rotasi Pekerjaan, Motivasi dan Kinerja.

  • Jurnal Ilmu Manajemen ISSN 2302-0199 Pascasarjana Universitas Syiah Kuala pp. 2- 17

    Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus

    2012 - 2

    Semakin ketatnya tingkat persaingan

    sumber daya manusi, baik dalam bisnis

    maupun dalam organisasi nirlaba

    mengakibatkan organisasi dihadapkan

    pada tantangan untuk dapat

    mempertahankan kelangsungan hidup.

    Keberhasilan suatu organisasi atau

    organisasi ini dipengaruhi oleh kinerja

    pegawai (job performance) atau hasil kerja

    yang dicapai oleh seorang pegawai dalam

    melakukan tugas sesuai dengan tanggung

    jawab yang diberikan kepadanya. Pegawai

    merupakan sumber daya yang penting bagi

    organisasi, karena memiliki bakat, tenaga,

    dan kreativitas yang sangat dibutuhkan

    oleh organisasi untuk mencapai tujuannya.

    Dalam rangka meningkatkan kinerja

    dari pegawainya, organisasi perlu memberi

    perhatian pada kepentingan pegawai yang

    memiliki berbagai macam kebutuhan.

    Ninuk Muljani (2002) menyatakan bahwa

    keinginan untuk memenuhi berbagai

    kebutuhan inilah yang dipandang sebagai

    pendorong atau penggerak bagi seseorang

    untuk melakukan sesuatu, termasuk

    melakukan pekerjaan atau bekerja.

    Seorang pegawai yang professional tidak

    dapat melepaskan diri dari kenyataan

    bahwa mereka adalah individu yang juga

    mempunyai kebutuhan, keinginan, dan

    harapan dari tempatnya bekerja. Keinginan

    untuk memenuhi kebutuhan inilah yang

    akan mempengaruhi motivasi kerja yang

    ada pada setiap individu untuk melakukan

    segala sesuatu yang lebih baik dari lainnya

    di dalam melakukan kegiatan untuk

    mencapai tujuan.

    Motivasi kerja pada pegawai dapat

    dipengaruhi beberapa faktor diantaranya

    budaya organisasi dan rotasi pekerjaan.

    Masrukhin dan Waridin (2006)

    mengungkapkan bahwa setiap organisasi

    memiliki budaya organisasi yang berfungsi

    untuk membentuk aturan atau pedoman

    dalam berfikir dan bertindak dalam

    mencapai tujuan yang ditetapkan. Hal ini

    berarti budaya organisasi yang tumbuh dan

    terpelihara dengan baik akan mampu

    memacu organisasi ke arah perkembangan

    yang lebih baik. Selain itu, tekanan utama

    dalam perubahan dan pengembangan

    budaya organisasi adalah mencoba untuk

    mengubah nilai-nilai, sikap dan perilaku

    dari anggota organisasi secara keseluruhan.

    Motivasi kerja pada pegawai juga

    dapat dipengaruhi oleh adanya rotasi

    pekerjaan. Mourdoukoutas (1994)

    menyatakan bahwa rotasi pekerjaan

    merupakan salah satu pilihan bagi

    organisasi agar pegawainya dapat

    menyesuaikan dengan perubahan kondisi

    kerja. Pulich (1989) menambahkan bahwa

    rotasi pekerjaan berarti pegawai

    melakukan pekerjaan yang tidak biasanya

    mereka lakukan. Rotasi pekerjaan

    mendorong adanya penambahan

    kemampuan dan perilaku dari pegawai

    lama serta untuk orientasi dan penempatan

    pegawai baru.

    Objek yang digunakan dalam

    penelitian ini yaitu Institut Agama Islam

    Negeri Ar-Raniry Banda Aceh. Objek ini

  • Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala

    Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus

    2012 - 3

    dipilih karena Institut Agama Islam Negeri

    Ar-Raniry Banda Aceh adalah salah satu

    lembaga yang secara konsisten melakukan

    perbaikan sistem mekanisme kerja demi

    mencapai kinerja pegawai yang optimal.

    Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry

    Banda Aceh sebagai institusi perguruan

    tinggi negeri selalu konsisten dalam

    memberikan pelayanan kepada mahasiswa.

    Institut Agama Islam Negeri Ar-Raniry

    Banda Aceh dihadapkan pada tantangan

    dimana lembaga ini bertugas untuk terus

    memberikan pelayanan yang lebih baik

    kepada mahasiswa.

    Faktor lain yang menjadi perhatian

    diluar budaya organisasi yaitu rotasi

    pekerjaan. Hal ini merupakan konsekuensi

    dari adanya perubahan struktur organisasi

    dan kebijakan rotasi pekerjaan dilakukan

    untuk memenuhi kebutuhan akan sumber

    daya manusia yang menjalankan sistem

    dari kantor-kantor yang telah

    dimodernisasi. Perubahan budaya

    organisasi dengan penerapan ketentuan

    internal dan eksternal seperti penerapan

    kode etik yang tegas, pengembangan visi,

    misi, dan nilai, serta kebijakan rotasi

    pegawai sebagai konsekuensi dari

    perubahan struktur organisasi merupakan

    hal yang menarik untuk suatu obyek

    penelitian, bagaimana dampak dari kedua

    hal tersebut terhadap motivasi dan kinerja

    pegawai Institut Agama Islam Negeri Ar-

    Raniry Banda Aceh yang telah

    dimodernisasikan.

    Karyawan Institut Agama Islam

    Negeri Ar-Raniry Banda Aceh merupakan

    ujung tombak dalam memberikan

    pelayanan yang memuaskan baik kepada

    setiap mahasiswa Institut Agama Islam

    Negeri Ar-Raniry maupun pelayanan

    kepada setiap dosen. Untuk itu baik

    buruknya pelayanan tergantung sejauh

    mana budaya organisasi dan sistem rotasi

    pekerjaan yang berlaku di lembaga

    tersebut, cukup berperan dalam

    meningkatkan motivasi kerja karyawan.

    Persepsi mahasiswa atau dosen

    tentang pelayanan yang diterima seringkali

    disandarkan pada persepsi pribadi

    seseorang, sehingga apabila mendapatkan

    layanan kurang baik maka hal tersebut

    disandarkan pada keadaan yang seharusnya

    diterima dan merupakan wewenang dari

    lembaga tersebut dalam melayani

    masyarakat serta merupakan pelajaran

    untuk intropeksi diri. Sehingga gejolak

    yang diakibatkan oleh pelayanan kepada

    insan kampus tidak begitu nampak

    kepermukaan.

    Banyak hal yang dapat mempengaruhi

    motivasi kerja karyawan dalam

    menjalankan tugas dan fungsinya, untuk

    itu organisasi harus berusaha menjamin

    agar variabel-variabel yang berkaitan

    denagn motivasi kerja karyawan dapat

    terpenuhi secara maksimal. Variabel-

    variabel tersebut antara lain budaya

    organisasi dan sistem rotasi pekerjaan

    sehingga karyawan tidak merasa jenuh

    bekerja dalam satu bidang dalam rentang

    waktu yang lama. Membahas masalah

  • Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala

    4 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012

    budaya organisasi merupakan hal yang

    esensial bagi suatu organisasi, karena akan

    selalu berhubungan dengan kehidupan

    yang ada dalam organisasi itu sendiri.

    Budaya organisasi merupakan falsafah,

    ideologi, nilai-nilai, anggapan, keyakinan,

    harapan, sikap dan norma-norma yang

    dimiliki secara bersama serta mengikat

    dalam suatu komunitas tertentu (Robbins,

    2006:721).

    Secara spesifik budaya dalam

    organisasi akan ditentukan oleh kerja sama

    tim, kepemimpinan, karakteristik

    organisasi dan proses administrasi yang

    berlaku. Mengapa budaya organisasi

    penting karena merupakan kebiasan-

    kebiasaan yang terjadi dalam hirarki

    organisasi yang mewakili norma-norma

    perilaku yang diikuti oleh anggota

    organisasi. Budaya yang produktif adalah

    budaya yang dapat menjadikan organisasi

    menjadi kuat dan tujuan organisasi dapat

    terakomodasi (Sinungan, 2003:48).

    Keberhasilan pelaksanaan budaya

    organisasi antara lain dapat dilihat dari

    peningkatan tanggung jawab, peningkatan

    kedisiplinan, kepatuhan pada norma atau

    aturan, terjadinya komunikasi dan

    hubungan yang harmonis dengan semua

    tingkatan, peningkatan partisipasi dan

    kepedulian, berkurangnya tingkat

    kemangkiran dan keluhan. Jika semua hal

    tersebut dapat dilaksanakan dengan baik

    maka kinerja karyawan akan meningkat.

    Menurut pengamatan dan pengalaman

    penulis pada IAIN Ar-Raniry Banda Aceh

    adalah bahwa motivasi kerja karyawan

    belum menunjukkan peningkatan terhadap

    pencapaian kinerja yang diharapkan

    organisasi, ini disebabkan budaya

    organisasi yang belum sepenuhnya

    dipahami oleh sebagian besar dari pegawai,

    disamping faktor rotasi pekerjaan yang

    cenderung mengabaikan terhadap keahlian

    yang dimiliki masing-masing pegawai,

    sehingga berdampak terhadap pencapaian

    kinerja yang diharapkan oleh organisasi.

    Ermayanti (2001:3), mengemukakan

    bahwa pemahaman motivasi, baik yang

    ada dalam diri karyawan maupun yang

    berasal dari lingkungan akan dapat

    membantu dalam peningkatan kinerja.

    Dalam hal ini seorang pimpinan perlu

    mengarahkan motivasi dengan

    menciptakan kondisi (iklim) organisasi

    melalui pembentukan budaya kerja atau

    budaya organisasi sehingga para karyawan

    merasa terpacu untuk bekerja lebih keras

    agar kinerja yang dicapai juga tinggi.

    Pemberian motivasi harus diarahkan

    dengan baik menurut prioritas dan dapat

    diterima dengan baik oleh karyawan,

    karena motivasi tidak dapat diberikan

    untuk setiap karyawan dengan bentuk yang

    berbeda-beda.

    Fenomena berkenaan dengan kinerja

    pegawai dapat dilihat dari banyak

    pekerjaan yang telah dibebankan kepada

    pegawai tidak dapat diselesaikan tepat

    waktu, banyak pegawai yang kurang tekun

    dalam menjalankan tugas dan tanggung

    jawab yang telah diberikan oleh pimpinan,

  • Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala

    Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus

    2012 - 5

    masih rendahnya tingkat disiplin kerja

    pegawai, sehingga kinerja yang diharapkan

    oleh pimpinan dan organisasi tidak

    tercapai serta masih rendahnya

    penghargaan atas prestasi kerja yang

    diberikan kepada pegawai yang

    mempunyai prestasi serta kualitas kerja

    yang belum sepenuhnya dapat dapat

    dipertanggungjawabkan kepada pimpinan

    dan organisasi. Rendahnya kinerja pegawai

    ini mungkin disebabkan oleh faktor budaya

    organisasi yang cenderung kurang

    mendukung terhadap pencapaian kinerja

    pegawai disamping adanya faktor rotasi

    kerja yang cenderung kurang berjalan

    dengan baik, dimana banyak pegawai yang

    merasa bosan dengan posisi yang sudah

    geluti dalam rentang waktu yang cukup

    lama, sehingga menimbulkan kebosanan

    yang pada akhirnya berdampak terhadap

    rendahnya kinerja. Dengan adanya budaya

    organisasi yang baik diharapkan akan

    tercipta kinerja pegawai yang lebih baik,

    disamping faktor perencanaan rotasi

    pekerjaan kepada pegawai.

    Berdasarkan alasan-alasan di atas,

    penulis mencoba menganalisis pengaruh

    budaya organisasi dan rotasi kerja terhadap

    motivasi kerja pegawai IAIN Ar-Raniry Banda

    Aceh. Penelitian ini diharapkan dapat

    bermanfaat khususnya bagi Perguruan Tinggi

    IAIN Ar-Raniry Banda Aceh serta kajian

    ilmiah dalam bidang manajemen sumber daya

    manusia, dan di lingkungan IAIN Ar-Raniry

    Banda Aceh pada umumnya. Berdasarkan

    alasan tersebut penulis tertarik untuk

    melakukan penelitian dalam bentuk karya

    akhir dengan judul penelitian mengenai

    Pengaruh Budaya Organisasi Dan Rotasi

    Pekerjaan Terhadap Motivasi Serta

    Implikasinya Pada Kinerja Pegawai IAIN

    Ar-Raniry Banda Aceh

    METODE PENELITIAN

    Lokasi dan Objek Penelitian

    Lokasi peneIitian ini dilakukan pada

    IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Adapun yang

    menjadi objek penelitian ini adalah

    pengaruh budaya organisasi dan rotasi

    pekerjaan terhadap motivasi serta

    dampaknya pada kinerja pegawai IAIN Ar-

    Raniry Banda Aceh.

    Populasi dan Sampel

    Populasi dalam penelitian ini adalah

    seluruh pegawai IAIN Ar-Raniry Banda

    Aceh yang berjumlah 314 orang pegawai

    administrasi pada IAIN Ar-Raniry Banda

    Aceh. Sedangkan penarikan sampel

    dilakukan dengan menggunakan metode

    stratified random sampling, dengan jumlah

    responden sebanyak 175 orang.

    Operasional Variabel

    Budaya Organisasi (X1), yaitu Sistem

    penyebaran kepercayaan dan nilai-

    nilai yang berkembang dalam suatu

    organisasi dan mengarahkan perilaku

    anggota-anggota organisasi

    Rotasi Pekerjaan (X2), yaitu Memutar

    atau menggilir penempatan pejabat

    struktural maupun fungsional dari satu

  • Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala

    6 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012

    jabatan tertentu ke jabatan lainnya

    yang ditetapkan dalam sebuah

    kebijakan yang bersifat compulsary

    Motivasi (Y), Sebagai kesediaan

    untuk mengeluarkan tingkat upaya

    yang tinggi kearah tujuan-tujuan

    organisasi yang dikondisikan oleh

    kemampuan upaya itu untuk

    memenuhi sesuatu kebutuhan

    individual.

    Kinerja Pegawai (Z), Prestasi

    kerja/hasil kerja secara kualitas dan

    kuantitas yang dicapai oleh seseorang

    karyawan/pegawai dalam

    melaksanakan tugasnya sesuai dengan

    tanggung jawab yang diberikan

    kepadanya

    KAJIAN PUSTAKA

    Pengertian Kinerja Karyawan

    Robbins (2007 : 212), mendefinisikan

    prestasi kerja karyawan sebagai hasil kerja

    seseorang karyawan selama periode

    tertentu dibandingkan dengan berbagai

    kemungkinan, misalnya standar,

    target/sasaran atau kriteria yang telah

    ditentukan terlebih dahulu dan telah

    disepakati bersama. Oleh karena itu

    prestasi kerja umumnya menyangkut

    dengan pekerjaan atau macam pekerjaan

    manusia yang mengerjakan pekerjaan

    tersebut dan kemampuan/ketrampilan serta

    lingkungan dari pada pekerjaan tersebut.

    Dari pengertian tersebut di atas,

    sangat jelas menyatakan bahwa kinerja

    atau prestasi kerja adalah hasil kerja baik

    secara kualitas maupun kuantitas yang

    dihasilkan oleh seseorang karyawan dalam

    periode tertentu sesuai dengan tanggung

    jawab yang diberikan.

    Seseorang bekerja karena ada sesuatu

    yang hendak dicapai dan aktivitasnya yang

    dilakukan akan membawa kepada suatu

    keadaan yang lebih memuaskan dari pada

    keadaan sebelumnya. Dengan demikian

    dapat dikatakan bahwa pada diri manusia

    terdapat kebutuhan-kebutuhan yang pada

    saatnya akan membentuk tujuan-tujuan

    yang hendak dicapai dan dipenuhinya.

    Yang menjadi persoalan sekarang adalah

    bagaimana perusahaan dapat membuat

    pegawainya menjadi pekerja yang

    berprestasi dalam bidangnya dan

    bersemangat menjalankan tugasnya,

    bekerja keras, dan siap menghadapi

    tantangan sehingga tujuan perusahaan

    tercapai.

    Setiap perusahaan atau organisasi

    pemerintahan perlu melakukan penilaian

    prestasi kerja para karyawannya. Penilaian

    prestasi kerja karyawan merupakan salah

    satu alternatif dasar dalam pemindahan

    (mutasi) atau promosi karyawan, sehingga

    akan dicapai kinerja karyawan yang tinggi,

    sesuai dengan target dan harapan dari

    perusahaan.

    Gibson, Ivannenich, Donnelly (2003:

    167) mengemukakan bahwa : "Evaluasi

    prestasi adalah evaluasi sistematik dan

    formal atas prestasi kerja karyawan dan

    potensi pengembangannya di masa depan".

    Selanjutnya Robbins (2007: 327)

  • Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala

    Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus

    2012 - 7

    mengemukakan bahwa :

    Kinerja karyawan (Employee

    Performance) adalah tingkat terhadap

    mana karyawan mencapai

    persyaratan-persyaratan pekerjaan.

    Penilaian kinerja (Performance Appraisal)

    adalah proses yang mengukur kinerja

    karyawan. Penilaian kinerja pada

    umumnya mencakup aspek kualitatif

    maupun kuantitatif dari pelaksanaan

    pekerjaan. Penilaian kinerja berkenaan

    dengan seberapa baik seseorang

    melakukan pekerjaan yang ditugaskan atau

    yang diberikan.

    Program penilaian karyawan yang

    dianut oleh perusahaan, dapat

    menimbulkan kepercayaan moral yang

    baik dari karyawan terhadap perusahaan.

    Adanya kepercayaan dikalangan karyawan

    bahwa mereka akan menerima imbalan

    sesuai dengan prestasi yang dicapainya,

    akan merupakan rangsangan bagi

    karyawan untuk memperbaiki prestasinya.

    Selanjutnya bila karyawan diberitahu

    kelemahan-kelemahannya, maka dengan

    bantuan pimpinan mereka berusaha untuk

    memperbaiki diri masing-masing.

    Penilaian karyawan dapat

    menimbulkan loyalitas terhadap

    perusahaan bila pemimpin

    mengembangkan dan memajukan

    karyawannya melalui pemberian sarana

    pendidikan khusus bagi karyawan yang

    memerlukannya.

    Kemudian Mathis (2002:112)

    berpendapat "Penilaian karya adalah

    kegiatan memberikan umpan balik kepada

    karyawan mengenai unjuk kerjanya selama

    kurun waktu tertentu.

    Hal ini berarti penilaian karya tidak

    boleh dirahasiakan kepada orang yang

    dinilai. Penilaian karya harus dijadikan

    kritik yang dilengkapi saran dan petunjuk

    untuk perbaikan. Pada kenyataannya

    penilaian karya bukan hanya berguna

    untuk menetapkan besarnya imbalan yang

    harus diterima seorang karyawan,

    melainkan dapat juga berfungsi untuk

    membantu proses pengembangan dirinya.

    Penilaian yang diberikan secara terbuka

    dan didiskusikan, memungkinkan

    karyawan mengetahui hal-hal yang

    merupakan kekurangannya dan

    mengetahui dengan pasti hal-hal yang

    diharapkan darinya.

    Penilaian prestasi kerja (performance

    appraisal) merupakan salah satu tugas yang

    paling penting bagi setiap manager yang

    diakui pula bahwa banyak kesulitan

    dialami dalam menanganinya secara

    memadai. Tidaklah selalu mudah untuk

    menilai prestasi seorang karyawan secara

    akurat dan lagi pula serba sulit untuk

    menyampaikan hasil penelitian kepada

    yang bersangkutan tanpa menimbulkan

    rasa kecewa baginya. Masalah yang

    dihadapi manajer adalah bagaimana

    menilai kemampuan-kemampuan tenaga

    kerja pada saat ini sehubungan dengan

    persyaratan-persyaratan sekarang maupun

    pada waktu-waktu mendatang.

    Motivasi kerja karyawan sangat erat

  • Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala

    8 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012

    kaitannya dengan sifat dan kemauan

    karyawan untuk menyelesaikan semua

    tugas-tugasnya yang menjadi tanggung

    jawabnya. Karyawan akan memiliki sifat

    untuk bekerja keras dorongan oleh faktor-

    faktor yang dapat memenuhi cita-citanya.

    Motivasi kerja karyawan akan sangat

    berdampak terhadap prestasi perusahaan.

    Karena dengan motivasi kerja karyawan

    yang tinggi, perusahaan akan dapat

    mencapai tujuan-tujuan yang telah

    direncanakan tepat pada waktu dengan

    biaya yang sangat efisien. Dengan

    demikian pimpinan harus memberikan

    kontribusi dalam menunjang motivasi kerja

    karyawan dalam berbagai aspek kebutuhan.

    Pengertian Motivasi

    Motivasi adalah kondisi yang sangat

    dibutuhkan oleh semua orang. Diperlukan

    setiap hari untuk menjalankan kehidupan,

    membantu orang lain, memimpin

    sekelompok orang dan untuk mencapai

    tujuan yang diinginkan (Harvey, 2006 : 5).

    Motivasi berasal dari kata movere

    (latin), yang berarti mendorong atau

    menggerakkan (Saydan, 2006: 226).

    Motivasi merupakan semua kekuatan

    yang ada dalam diri seseorang yang

    memberi daya, arah dan memelihara

    tingkah laku yang bersangkutan. Dalam

    kehidupan kita sehari-hari, motivasi

    diartikan sebagai keseluruhan proses

    pemberian dorongan atau rangsangan

    kepada para karyawan, sehingga mereka

    bersedia bekerja dengan rela tanpa merasa

    dipaksa (Saydan, : 2006).

    Motivasi adalah suatu kecenderungan

    untuk beraktifitas, dimulai dari dorongan

    dalam diri (drive) dan diakhiri dengan

    penyesuaian diri, penyesuaian diri

    dikatakan untuk memuaskan motif

    (Mangkunegara, 2005 : 93).

    Menurut Rivai dan Sagala, (2009 :

    455) Motivasi adalah serangkaian sikap

    dan nilai-nilai yang mempengaruhi

    individu untuk mencapai hal yang spesifik

    sesuai dengan tujuan individu.

    Selanjutnya, Robbins, (2007 : 198)

    mendefinisikan motivasi sebagai kesediaan

    untuk mengeluarkan tingkat upaya yang

    tinggi kearah tujuan-tujuan organisasi yang

    dikondisikan oleh kemampuan upaya itu

    untuk memenuhi sesuatu kebutuhan

    individual.

    Menurut Saydan, (2006 : 328) tujuan

    pemberian motivasi bagi pegawai/

    karyawan adalah untuk :

    1. Mengubah perilaku karyawan sesuai

    dengan keinginan perusahaan;

    2. Meningkatkan gairah dan semangat

    kerja;

    3. Meningkatkan disiplin kerja;

    4. Meningkatkan prestasi kerja;

    5. Mempertinggi moral kerja karyawan;

    6. Meningkatkan rasa tanggung jawab;

    7. Meningkatkan produktivitas dan

    efisiensi;

    8. Menumbuhkan loyalitas karyawan

    pada perusahaan.

    Dari pengertian tentang motif,

    motivasi dan motivasi kerja yang

  • Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala

    Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus

    2012 - 9

    dikemukakan para ahli di atas dapat

    disimpulkan bahwa motif adalah suatu

    perangsang atau daya pendorong dalam

    diri seseorang yang perlu dipenuhi agar

    orang tersebut dapat menyesuaikan diri

    dengan lingkungannya. Motivasi adalah

    daya pendorong yang menimbulkan

    kemauan dan kerelaan dalam diri individu

    untuk mengerjakan berbagai tugas yang

    menjadi tanggung jawabnya dalam

    mencapai tujuan. Motivasi timbul atas

    dorongan pada seorang individu yang

    dapat menggerakkan dan mengarahkan

    perilaku. Sedangkan motivasi kerja adalah

    proses mendorong, mengarahkan perilaku

    manusia yang berhubungan dengan

    lingkungan kerja untuk mencapai tujuan.

    Motivasi atau dorongan untuk bekerja

    ini sangat menentukan bagi tercapainya

    sesuatu tujuan, maka manusia harus dapat

    menumbuhkan motivasi kerja setinggi-

    tingginya bagi para karyawan dalam

    organisasi. Motivasi timbul karena adanya

    suatu kebutuhan dan karenanya perbuatan

    tesebut terarah pencapaian tujuan tertentu.

    Apabila tujuan telah tercapai maka akan

    tercapai kepuasan dan cenderung untuk

    diulang kembali, sehingga lebih kuat dan

    mantap.

    Pengaruh motivasi terhadap kinerja

    karyawan dalam suatu lembaga/organisasi

    adalah para pegawai/karyawan yang

    bekerja harus memiliki motivasi yang

    tinggi. Pegawai dapat mengaktulisasikan

    diri sesuai dengan kemampuan yang

    dimilikinya untuk lebih berperan dalam

    lembaga/ instansi. Mereka memerlukan

    kondisi yang mendukung baik dari dalam

    diri pegawai, berupa motivasi agar dapat

    bekerja dengan baik untuk memenuhi

    kebutuhannya, baik kebutuhan akan

    tercukupinya sandang, pangan, papan,

    kebutuhan akan rasa aman, serta

    pengakuan akan keberadaannya dalam

    bekerja.

    Menurut Siagian (2006 : 286),

    menyebutkan bahwa dengan motivasi yang

    tepat dan benar, para karyawan akan

    terdorong untuk berbuat semaksimal

    mungkin dalam melaksanakan tugasnya

    karena meyakini bahwa dengan

    keberhasilan organisasi mencapai tujuan

    dan berbagai sasarannya, kepentingan-

    kepentingan pribadi para anggota

    organisasi tersebut akan terpelihara pula.

    Menurut Wahjosumidjo dalam Saydan,

    (2006 : 227), motivasi merupakan suatu

    proses psikilogis yang mencerminkan

    interaksi antara sikap, kebutuhan, persepsi

    dan keputusan yang terjadi dalam diri

    sendiri. Menurut Robbins dan Coulter,

    (2007 : 530), motivasi adalah kerelaan

    untuk mengarahkan segenap upaya untuk

    mencapai tujuan organisasi yang

    dipengaruhi oleh kemampuan usaha untuk

    memuaskan beberapa kebutuhan individu.

    Menurut Nawawi dan Hadari, (2005 :

    52), motivasi merupakan proses psikologis

    yang berlangsung dalam interaksi antar

    kepribadian yang berbeda-beda untuk

    memenuhi kebutuhan sebagai manusia.

  • Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala

    10 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012

    Dari proses ini dihasilkan dorongan (motif)

    berupa kehendak. Kemauan dan keinginan

    untuk bertindak/berbuat melalui

    pengambilan keputusan.

    Menurut Hasibuan, (2006:95)

    motivasi adalah pemberian daya

    penggerak yang menciptakan kegairahan

    kerja seseorang, agar mereka mau

    bekerjasama, bekerja efektif dan

    berintegrasi dengan segala daya upayanya

    untuk mencapai kepuasan.

    American Encyclopedia dalam

    Hasibuan, (2006:96) mendefinisikan

    motivasi sebagai suatu kecendrungan

    dalam diri seorang yang meningkatkan

    daya tahan dan mengarahkan tingkah

    lakunya. Motivasi mencakup faktor

    kebutuhan emosional dan biologis, yang

    hanya dapat diduga dari pengamatan

    tingkah laku.

    Sedangkan pengertian kerja, menurut

    Hasibuan, (2006 : 95), adalah sejumlah

    aktivitas fisik dan mental untuk

    mengerjakan suatu pekerjaan.

    Dari berbagai pengertian motivasi dan

    pengertian kerja di atas, dapat disimpulkan

    bahwa pada dasarnya motivasi kerja adalah

    suatu dorongan yang muncul dari dalam

    diri seseorang untuk melakukan suatu

    pekerjaan dalam rangka memenuhi

    keinginan atau kebutuhannya, baik yang

    dipengaruhi oleh faktor intern maupun

    ekstern organisasi.

    Budaya Organisasi

    Dalam kehidupan sehari-hari

    seseorang tidak akan terlepas dari

    lingkungannya. Kepribadian seseorang

    akan dibentuk pula oleh lingkungannya,

    dan agar kepribadian tersebut mengarah

    kepada sikap dan perilaku yang positif

    tentunya harus didukung oleh suatu norma

    yang diakui tentang kebenarannya dan

    dipatuhi sebagai pedoman dalam bertindak.

    Pada dasarnya manusia atau seseorang

    yang berada dalam kehidupan organsisasi

    berusaha untuk menentukan dan

    membentuk sesuatu yang dapat

    mengakomodasi kepentingan semua pihak,

    agar dalam menjalankan aktivitasnya tidak

    berbenturan dengan berbagai sikap dan

    perilaku dari masing-masing individu.

    Sesuatu yang dimaksud tidak lain adalah

    budaya dimana individu berada, seperti

    nilai, keyakinan, anggapan, harapan, dan

    sebagainya.

    Budaya dalam arti sempit adalah seni

    (art), sedangkan dalam arti luas budaya

    berarti segala segala sesuatu hasil cipta,

    rasa, dan karsa manusia baik berupa nilai-

    nilai, gagasan atau ide pemikiran hingga

    barang-barang fisik buatan manusia yang

    tujuannya untuk memelihara dan

    mempertahankan kehidupanya. Dengan

    demikian budaya merupakan hasil

    kesepakatan bersama dalam berintaraksi

    antar anggota (manusia) dalam suatu

    lingkungan tertentu. Adapun menurut

    Taylor, budaya adalah : Culture of

    Civilization, taken in its wide ethnographic

  • Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala

    Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus

    2012 - 11

    ense, is that complex whole which

    includeds knowladge, belief, art, morals,

    low, custom, and any other capabilities

    and habitats acquired by man as a member

    of society (dalam Ndraha, 2007 : 43)

    Menurut Robbins (2007 : 12) :

    Kebudayaan merupakan inti dari apa yang

    penting dalam organisasi, seperti aktivitas

    memberi perintah, dan larangan serta

    menggambarkan sesuatu yang dilakukan

    dan tidak dilakukan yang mengatur

    perilaku anggota. Robbins (2007 : 14) :

    Budaya merupakan berbagai interaksi dari

    ciri-ciri kebiasaan yang mempengaruhi

    kelompok-kelompok orang dalam

    lingkungannya. Jadi budaya mengandung

    apa yang boleh dilakukan atau tidak boleh

    dilakukan sehingga dapat dikatakan

    sebagai suatu pedoman yang dipakai untuk

    menjalankan aktivitas organisasi.

    Pada dasarnya budaya organisasi

    dalam perusahaan merupakan alat untuk

    mempersatukan setiap individu yang

    melakukan aktivitas secara bersama-sama.

    Lebih lanjut Robbins (2007 : 22),

    mengemukakan bahwa Budaya organisasi

    adalah perekat sosial yang mengikat

    anggota organisasi. Nampaknya agar

    suatu karakteristik atas kepribadian yang

    berbeda-beda antara orang yang satu

    dengan orang yang lain dapat disatukan

    dalam suatu kekuatan organisasi maka

    perlu adanya perekat sosial.

    Mengingat budaya organisasi

    merupakan suatu kesepakatan bersama

    para anggota dalam suatu organisasi atau

    perusahaan sehingga mempermudah

    lahirnya kesepakatan yang lebih luas untuk

    kepentingan perorangan. Keutamaan

    Budaya organisasi merupakan pengendali

    dan arah dalam membentuk sikap dan

    perilaku manusia yang melibatkan diri

    dalam suatu kegiatan organisasi. Secara

    individu maupun kelompok seseorang

    tidak akan terlepas dengan Budaya

    organisasi dan pada umumya mereka akan

    dipengaruhi oleh keanekaragaman sumber-

    sumber daya yang ada sebagai stimulus

    seseorang bertindak.

    Berbagai tindakan yang dilakukan

    oleh seseorang tentunya berbeda-beda

    dalam bentuk perilakunya. Dalam

    organisasi implementasi budaya dirupakan

    dalam bentuk perilaku. Artinya perilaku

    individu dalam organisasi akan diwarnai

    oleh Budaya organisasi yang bersangkutan.

    Robbins (2007 : 24) : Perilaku individu

    berkenaan dengan tindakan yang nyata

    dilakukan oleh seseorang dapat diartikan

    bahwa dalam melakukan tindakan

    seseorang pasti akan tidak terlepas dari

    perilakunya.

    Menurut Robbins

    (2007 :271) Budaya organisasi diartikan

    sebagai sistem makna yang dianut oleh

    anggota-anggota yang membedakan suatu

    organisasi dengan organisasi yang lain.

    Dalam bukunya yang lain Robbins

    (2007 :479) menyatakan Budaya

    organisasi berupa nilai-nilai dominan yang

    didukung oleh anggota organisasi, atau

    falsafah yang menuntun kebijakan

  • Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala

    12 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012

    organisasi terhadap pegawai dan pelanggan,

    atau bisa juga diartikan sebagai cara

    pekerjaan dilakukan ditempat itu, atau

    asumsi dan kepercayaan dasar yang

    terdapat diantara onggota oganisasi.

    Secara singkat Budaya organisasi berarti

    suatu sistem pengertian yang diterima

    secara bersama.

    Jadi Budaya organisasi berhubungan

    dengan nilai-nilai, kebiasaan cara kerja,

    upacara, tradisi, yang diterima oleh para

    anggota organisasi sebagai suatu sistem

    makna bersama, sebagai karakteristik

    tertentu (identity) yang membedakan

    dengan ciri organisasi yang lain. Sistem

    makna bersama ini bila diamati merupakan

    sperangkat karakteristik yang selalu

    dijumpai dalam suatu organisasi, dan

    biasanya dijadikan sebagai norma yang

    tidak tertulis tetapi dipegang dan

    dijalankan setiap hari.

    Rotasi Pekerjaan

    Sebagai konsep kebijakan dalam

    kepegawaian, Rotasi yang menurut saya

    memiliki arti filosofi lebih dalam dari

    Mutasi (yang lebih bersifat teknis) justru

    tidak tersurat dalam peraturan

    kepegawaian di Republik Indonesia, Baik

    Undang-Undang Nomor 43 Tahun 1999

    tentang Perubahan Atas UU Nomor 8

    Tahun 1974 tentang Pokok-pokok

    Kepegawaian, Peraturan Pemerintah

    Nomor 100 Tahun 2000 tentang

    Pengangkatan Pegawai Negeri Sipil Dalam

    Jabatan Struktural, maupun Peraturan

    Pemerintah Nomor 9 Tahun 2003 tentang

    Wewenang Pengangkatan, Pemindahan,

    dan Pemberhentian Pegawai Negeri Sipil,

    tidak menyebut istilah Rotasi atau Rolling.

    Menurut Sumarwoto, (2011),

    pengertian rotasi kerja adalah memutar

    atau menggilir penempatan pejabat

    struktural maupun fungsional dari satu

    jabatan tertentu ke jabatan lainnya yang

    ditetapkan dalam sebuah kebijakan yang

    bersifat Compulsary. Sementara itu, istilah

    mutasi dalam arti perpindahan, lebih

    memiliki pengertian teknis yaitu tentang

    bagaimana mengatur mekanisme

    pemindahan pejabat yang terkena

    kebijakan perputaran jabatan.

    Rotasi memiliki peranan penting

    dalam sistem penyelenggaraan

    kepegawaian dari sebuah organisasi.

    Paling tidak ada 3 (tiga)

    manfaat/kepentingan yang dapat ditarik

    dari rotasi, yaitu kepentingan dinas,

    kepentingan pejabat yang bersangkutan,

    dan kepentingan publik.

    HIPOTESIS

    Berdasarkan latar belakang dan studi

    kepustakaan penulis menduga bahwa :

    Ha1 = Budaya organiasi dan rotasi

    pekerjaan berpengaruh baik

    secara parsial maupun simultan

    terhadap motivasi kerja

    karyawan IAIN Ar-Raniry

    Banda Aceh.

    Ha2 = Budaya organiasi dan rotasi

  • Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala

    Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus

    2012 - 13

    pekerjaan berpengaruh baik

    secara parsial maupun simultan

    terhadap kinerja karyawan IAIN

    Ar-Raniry Banda Aceh.

    Ha3 = Motivasi kerja pegawai

    berpengaruh secara signifikan

    terhadap kinerja karyawan IAIN

    Ar-Raniry Banda Aceh.

    HASIL PEMBAHASAN

    Pengaruh Budaya organisasi dan Rotasi

    pekerjaan Terhadap Motivasi Kerja

    Serta Implikasinya Terhadap Kinerja

    Pegawai IAIN Ar-Raniry Banda Aceh

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa

    budaya organisasi serta rotasi pekerjaan

    secara bersama-sama berpengaruh

    terhadap motivasi kerja pegawai IAIN Ar-

    Raniry Banda Aceh. Besarnya pengaruh

    secara simultan dari kedua variabel ini

    dapat dilihat dari nilai koefisien

    determinasinya. Koefisien determinasi

    pengaruh kedua variabel ini terhadap

    motivasi kerja pegawai administrasi IAIN

    Ar-Raniry Banda Aceh adalah sebesar

    0.368, artinya sebesar 36.8% perubahan

    didasarkan motivasi kerja dapat dijelaskan

    oleh perubahan dari variabel budaya

    organisasi serta rotasi pekerjaan,

    sedangkan selebihnya sebesar 63.2%

    dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel

    budaya organisasi dan rotasi pekerjaan.

    Variabel lain yang berpengaruh terhadap

    motivasi antara lain, kepuasan kerja,

    kepemimpinan, lingkungan kerja maupun

    faktor kompensasi.

    Hasil pengujian secara parsial

    menunjukkan bahwa budaya organisasi

    secara positif berpengaruh signifikan

    terhadap motivasi kerja pegawai IAIN Ar-

    Raniry Banda Aceh. Hal ini ditandai oleh

    nilai signifikan 0.000 < 0.05 (0% < 5%).

    Kondisi yang sama diperlihatkan oleh

    variabel rotasi pekerjaan. Hasil analisis

    seperti yang terlihat pada tabel diatas

    menunjukkan bahwa variabel budaya

    organisasi dan rotasi pekerjaan

    berpengaruh signifikan terhadap motivasi

    kerja pegawai IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.

    Hasil ini ditunjukkan oleh nilai

    signifikannya yang sebesar 0.000 < 0.05

    (0 % < 5%).

    Hasil hipotesis kedua menunjukkan

    bahwa budaya organisasi, rotasi pekerjaan

    dan motivasi kerja kerja secara bersama-

    sama berpengaruh terhadap kinerja

    pegawai IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.

    Besarnya pengaruh secara simultan dari

    ketiga variabel ini dapat dilihat dari nilai

    koefisien determinasinya. Koefisien

    determinasi pengaruh ketiga variabel ini

    terhadap kinerja pegawai adalah sebesar

    0.689, artinya sebesar 68.9% perubahan

    didasarkan kinerja pegawai dapat

    dijelaskan oleh perubahan dari variabel

    budaya organisasi, rotasi pekerjaan dan

    motivasi kerja sedangkan selebihnya

    sebesar 0.311 artinya sebesar 31.1%

    dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel

    budaya organisasi serta rotasi pekerjaan

    dan motivasi kerja.

  • Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala

    14 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012

    Sedangkan hasil pengujian secara

    parsial menunjukkan bahwa budaya

    organisasi secara positif berpengaruh

    signifikan terhadap kinerja pegawai IAIN

    Ar-Raniry Banda Aceh. Hal ini ditandai

    oleh nilai signifikan 0.000 < 0.05 (0.0% <

    5%). Kondisi yang sama diperlihatkan oleh

    variabel rotasi pekerjaan dan motivasi

    kerja. Hasil analisis seperti yang terlihat

    pada tabel diatas menunjukkan bahwa

    variabel rotasi pekerjaan berpengaruh

    signifikan terhadap kinerja pegawai

    pegawai IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.

    Hasil ini ditunjukkan oleh nilai

    signifikannya yang sebesar 0.000 < 0.05

    (0.0% < 5%). Sedangkan variabel motivasi

    kerja secara positif berpengaruh signifikan

    terhadap kinerja pegawai IAIN Ar-Raniry

    Banda Aceh. Hal ini ditandai oleh nilai

    signifikan 0.000 < 0.05 (0.0% < 5%).

    Sedangkan hasil hipotesis ketiga

    menunjukkan bahwa motivasi kerja

    berpengaruh terhadap kinerja pegawai

    IAIN Ar-Raniry Banda Aceh. Besarnya

    pengaruh variabel ini dapat dilihat dari

    nilai koefisien determinasinya. Koefisien

    determinasi pengaruh ketiga variabel ini

    terhadap kinerja pegawai adalah sebesar

    0.535, artinya sebesar 53.5% perubahan

    didasarkan kinerja pegawai dapat

    dijelaskan oleh perubahan dari variabel

    motivasi kerja sedangkan selebihnya

    sebesar 0.465 artinya sebesar 46.5%

    dijelaskan oleh faktor lain diluar variabel

    motivasi kerja, yaitu budaya dan rotasi

    pekerjaan.

    SIMPULAN DAN SARAN

    Kesimpulan

    1. Hasil penelitian untuk hipotesis

    pertama diperoleh penjelasan bahwa

    variabel budaya organisasi dan rotasi

    pekerjaan saling berhubungan dalam

    rangka meningkatkan kinerja pegawai

    pada IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.

    2. Hasil penelitian terhadap hipotesis

    kedua dapat dijelaskan bahwa

    menerima hipotesis alternatif dan

    menolak hipotesis nol, artinya bahwa

    variabel budaya organisasi dan rotasi

    pekerjaan secara bersama-sama

    berpengaruh secara signifikan

    terhadap motivasi kerja pegawai pada

    IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.

    3. Sedangkan untuk pengujian hipotesis

    ketiga dapat dijelaskan bahwa

    menerima hipotesis alternatif dan

    menolak hipotesis nol, artinya bahwa

    variabel budaya organisasi dan rotasi

    pekerjaan dan motivasi kerja secara

    bersama-sama berpengaruh secara

    signifikan terhadap kinerja pegawai

    IAIN Ar-Raniry Banda Aceh.

    Saran Saran

    1. Dalam rangka meningkatkan motivasi

    kerja pegawai pada IAIN Ar-Raniry

    Banda Aceh, diharapkan kepada

    pimpinan untuk selalu memberikan

    motivasi kerja kepada pegawai

    terutama dengan memberikan tugas

    dan tanggung jawab kepada pegawai.

  • Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala

    Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus

    2012 - 15

    2. Rotasi pekerjaan bagi pegawai

    menjadi salah satu hal penting dalam

    meningkatkan kinerja organisasi,

    karena dengan rotasi pekerjaan

    pegawai akan mendapatkan suasana

    baru dalam menjalankan tugas dan

    tanggung jawabnya.

    3. Untuk menunjang peningkatan kinerja

    pegawai yang lebih baik, maka

    prioritas utama adalah meningkatkan

    motivasi kerja, karena dengan

    motivasi kerja yang tinggi akan

    diikuti oleh peningkatan kualitas kerja

    menjadi lebih baik.

    DAFTAR PUSTAKA

    Arikunto, Suharsimi, (2005), Prosedur

    Penelitian Suatu Pendekatan Praktek.

    Jakarta : PT. Bina Aksara.

    Basuki dan Susilowati (2005), Metodelogi

    Penelitian Bisnis Edisi 1. Yogyakarta:

    BPFE.

    Davis Keith dan John W. Newstrom. (2006). Perilaku Dalam Organisasi, Edisi ke

    tujuh, Jilid kedua. Erlangga, Jakarta

    Dessler, G. (2007). Human Resource

    Management 8th edition, New

    Jersey : Prentice Hall, Inc.

    Diana Sulianti Tobing, (2009). Pengaruh

    Komitmen Organisasional dan

    Kepuasan Kerja Terhadap Kinerja

    Karyawan PT. Perkebunan

    Nusantara (PTPN) III di Sumatera

    Utara. Jurnal Manajemen dan

    Kewirausahaan. Vol.11 No. 1 Maret.

    Ermayanti Dwi, Thoyib Armanu, (2001).

    Pengaruh Faktor Motivasi terhadap

    Prestasi Kerja Karyawan pada Kantor

    Perum Perhutani Unit II Surabaya,

    Jurnal Fakultas Ekonomi Universitas

    Brawijaya Malang.

    Garvin (2000), Management , Edisi Ketujuh,

    Jilid 1. Erlangga, Surabaya.

    Ghozali dan Fuad, (2005), Statistik Parametrik,

    Binarupa Aksara, Jakarta.

    Gibson, Ivannenich, Donnelly (2003),

    Organisasi, Edisi ke Lima Penerbit

    Erlangga, Jakarta.

    Griffin (2004), Human Resources

    Management, Allyn & Bacon

    Gujarati, Damodar (2005), Ekonometrika Dasar,

    Penerbit Erlangga, Jakarta.

    Hamalik (2005), Metodelogi Penelitian

    Bisnis:Untuk Akuntansi dan

    Manajemen. Edisi 1. Yogyakarta:

    BPFE.

    Harvey, (2006), Motivation and Work

    Behavior, Accademic Press, New

    York.

    Haryanto (2005), Manajemen Personalia :

    Aptikasi dalam Perusahaan, Cetakan

    Kedua, Penerbit : Djambatan, Jakarta

    Hasibuan, (2006), Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta: Binarupa Aksara.

    Heidjrachman dan Husnan, (2005),

    Manajemen Personalia, Edisi Ketiga,

    Yogyakarta, LP3ES.

    Koesmono H. Teman, (2005). Pengaruh

    Budaya Organisasi terhadap Motivasi

    dan Kepuasan Kerja serta Kinerja

    Karyawan pada Sub Sektor Industri

    Pengolahan Kayu Ekspor di Jawa

    Timur, Disertasi Universitas

    Airlangga, Surabaya.

    Koswara (2000), Manajemen Kinerja, Jurnal

    Ekonomi Universitas Indonesia,

    Jakarta.

    Kusumawati (2006), Pengaruh

    kepemimpinan dan Motivasi kerja

    terhadap Prestasi Kerja Karyawan

    pada Perusahaan, Blitar tesis

    Universitas Airlangga.

    Lembaga Administrasi Negara Republik

    Indonesia (1993), Pengukuran Kinerja

    Aparatur Pemerintah, Jakarta.

  • Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala

    16 - Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus 2012

    Malhotra, N. K,(2006). Marketing Research

    and Applied Orientation., Upper

    Saddle River: Prentice- International.

    Mangkunegara A Prabu, (2005), Manajemen

    Sumber Daya Manusia Perusahaan,

    Bandung: Remaja Rosdakarya.

    Mathis Robert L, Jackson, John H. (2002).

    Manajemen Sumber Daya Manusia.

    Jakarta: Salemba Empat.

    Mitchel T.R., (2002). People in Organization :

    in Introduction to Organization Behavior, MC Graw Hill Book Comp.

    Tokyo

    Moekijat, (2005), Kebijakan Kinerja

    Karyawan, BPFE, Yogyakarta

    Mowday R. & Steers., (2002). Employ

    Organization Linkages : The

    Psychology of Commitment Abstein

    and Turn Over, Academic, inc,

    London.

    Munandar, (2002), Perilaku dan Budaya

    Organisasi, Penerbit Refika Aditama, Bandung

    Nawawi dan Hadari, (2005), Administrasi dan

    Organisasi Bimbingan dan

    Penyuluhan, Jakarta, Ghalia

    Indonesia.

    Naylin (2003), Perubahan dan

    Pengembangan Organisasi.

    Bandung : Penerbit Sinar Baru.

    Ndraha, (2007), Manajemen Sumber Daya

    Manusia, Edisi Kesatu, Cetakan

    Pertama, Badan Penerbit STIE - Yogyakarta.

    Nitisemito, (2006), Manajemen Personalia,

    Ghallia Indonesia, Jakarta.

    Rivai dan Sagala (2009), Manajemen Sumber

    Daya Manusia Untuk Perusahaan

    Dari Teori Ke Praktik, Muria

    Kencana, Jakarta

    Robbins dan Coulter, (2007), Manajemen, PT.

    Indeks Jakarta.

    Robbins, SP., (2007). Perilaku

    Keorganisasian, PT. Indeks, Jakarta.

    Roymond, (2008), dengan judul penelitian

    mengenai Pengaruh Pelaksanaan

    Rotasi Kerja Terhadap Kinerja

    Perawat di Rumah Sakit Umum

    Daerah Dr. H. Koesnadi Bondowoso

    S. Pantja Djati, (2008), Pengaruh Kinerja

    Karyawan Terhadap Kepuasan,

    Kepercayaan, dan Kesetiaan

    Pelanggan, Jurusan Ekonomi

    Manajemen, Fakultas Ekonomi,

    Universitas Kristen Petra http://puslit.petra.ac.id/~puslit/journa

    ls/

    Sarwoko (2005) dengan judul Analisis Jalur

    Pengaruh Karakteristik Pekerjaan,

    Motivasi, Kepuasan Kerja Terhadap

    Kinerja Karyawan. Penelitian

    dilakukan di PT. Perusahaan Listrik

    Negara (Persero) Distribusi Jatim

    Area Pelayanan dan Jaringan Malang,

    Saydan, (2006), Manajemen Sumber Daya

    Manusia, Jakarta, Penerbit Jambatan.

    Schermerhorn John R. (2003) Manajemen.

    Edisi Bahasa Indonesia. Penerbit Andi,

    Yogyakarta

    Sedarmayanti (2001), Sumber Daya Manusia

    dan Produktivitas Kerja. Mandar Maju,

    Bandung.

    Siagian, Sondang. P. (2003). Manajemen

    Stratejik. Bumi Aksara, Jakarta.

    Sikula Andre. F, (2005), Budaya dan Iklim

    Organisasi: Teori Aplikasi dan

    Penelitian. Salemba Empat, Jakarta.

    Steers, RM and Porter, L. W., (2002).

    Motivation and Work Behavior,

    Accademic Press, New York.

    Sugeng Budiono (2005), Penilaian

    Pelaksanaan Pekerjaan Dan

    Pengembangan Karyawan, Badan

    Penerbit Fakultas Ekonomi,

    Yogyakarta.

    Sumarwoto, (2011), Budaya Organisasi

    Perusahaan, Jakarta: Ghalia

    Indonesia

    Teman Koesmono (2005), mengenai Pengaruh Budaya kerja Terhadap Motivasi dan

    Kepuasan Kerja Serta Kinerja

  • Jurnal Ilmu Manajemen Universitas Syiah Kuala

    Volume 1, Tahun I, No. 1, Agustus

    2012 - 17

    Karyawan Pada Sub Sektor Indusrtri

    Pengolahan Kayu Skala Menengah Di

    Jawa Timur.

    Tika H. Moh. Pabundu, (2006). Budaya

    Organisasi dan Peningkatan Kinerja

    Perusahaan, Cetakan Pertama, PT.

    Bhumi Aksara, Jakarta.

    Umar, Husein, (2005), Metode Penelitian

    Aplikasi Dalam Pemasaran, PT.

    Gramedia Utama, Jakarta.

    Undang- Undang No. 32 Tahun 2004 sebagai

    pengganti Undang-Undang No. 22

    Tahun 1999 tentang Pemerintah

    Daerah.

    UU No.20 Tahun 2003 tentang Sistem

    Pendidikan Nasional, Pendidikan

    Wahjusumidjo (2007), Kepemimpinan dan

    Motivasi, Cetakan III, Jakarta: Ghalia

    Indonesia.

    AbstractPendahuluanMetode PenelitianKajian PustakaHasil PembahasanSimpulan dan SaranDaftar Pustaka