160
PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN COMPUTER VISION SYNDROME PADA SISWA SMKN KABUPATEN PANGKEP THE EFFECT OF LECTURES AND DEMONSTRATIONS ON THE BEHAVIOR OF PANGKEP SMKN STUDENSTS IN PREVENTING COMPUTER VISION SYNNDROME MARYAM LATIEF PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN MAKASSAR 2013

PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

  • Upload
    others

  • View
    6

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN COMPUTER VISION SYNDROME

PADA SISWA SMKN KABUPATEN PANGKEP

THE EFFECT OF LECTURES AND DEMONSTRATIONS ON THE BEHAVIOR OF PANGKEP SMKN STUDENSTS IN

PREVENTING COMPUTER VISION SYNNDROME

MARYAM LATIEF

PROGRAM PASCASARJANA UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR 2013

Page 2: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

ii

PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP PERILAKU PENCEGAHAN COMPUTER VISION SYNDROME

PADA SISWA SMKN KABUPATEN PANGKEP

Tesis

Sebagai Salah Satu Syarat untuk Mencapai Gelar Magister

Program Studi

Kesehatan Masyarakat

Disusun dan diajukan oleh

MARYAM LATIEF

Kepada

PROGRAM PASCASARJANA

UNIVERSITAS HASANUDDIN

MAKASSAR

2013

Page 3: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

iii

Page 4: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

iv

PERNYATAAN KEASLIAN TESIS

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama : Maryam Latief

NIM : P1804211008

Program Studi : Kesehatan Masyarakat

Menyatakan dengan sebenarnya bahwa tesis yang saya tulis ini

benar-benar merupakan hasil karya saya sendiri, bukan merupakan

pengambilan tulisan atau pemikiran orang lain. Apabila di kemudian hari

terbukti atau dapat dibuktikan bahwa sebagian atau keseluruhan tesis ini

hasil karya orang lain, saya bersedia menerima sanksi atas perbuatan

tersebut.

Makassar, Mei 2013

Yang menyatakan

Maryam Latief

Page 5: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

v

PRAKATA

Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Puji dan syukur senantiasa dipanjatkan kehadirat Allah SWT, karena

berkat Rahmat dan InayahNyalah sehingga penulis dapat merampungkan

tesis dengan judul “Pengaruh Ceramah dan Demonstrasi terhadap

Perilaku Pencegahan Computer Vision Synndrome pada Siswa SMKN

Kabupaten Pangkep ”. Tesis ini disusun sebagai salah satu syarat untuk

memperoleh gelar Magister Kesehatan Masyarakat di Universitas

Hasanuddin.

Penyusunan tesis ini dapat terwujud berkat dorongan keluarga,

teman-teman, bimbingan para dosen, dan bantuan dari berbagai pihak,

oleh karena itu, pada kesempatan ini perkenankanlah penulis

menyampaikan penghargaan dan rasa terima kasih yang sebesar-

besarnya kepada Bapak Prof. Dr. H. Ridwan Amiruddin, SKM, M.Kes,

M.Sc.PH selaku ketua komisi penasihat dan Ibu Dr. Masni, Apt MSPH

selaku anggota komisi penasihat yang telah sabar dan banyak

meluangkan waktu dalam membimbing, memotivasi, dan memfasilitasi

selama penyusunan tesis ini. Rasa hormat dan terima kasih yang

sebesar-besarnya penulis sampaikan pula kepada Bapak Prof. Dr. dr.

Rasdi Nawi, M.Sc, Bapak Dr. drg. H. Andi Zulkifli, M.Kes dan Ibu Dr.

Page 6: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

vi

Suriah, SKM, M. Kes atas kesediannya menjadi penguji yang telah

banyak memberikan arahan dan masukan berharga.

Rasa terima kasih penulis sampaikan pula kepada :

1. Dr. dr. H. Noer Bachry Noor, M.Sc selaku Ketua Program Studi

Kesehatan Masyarakat Program Pascasarjana Universitas

Hasanuddin

2. Prof. Dr. dr. H. M. Alimin Maidin, MPH selaku Dekan Fakultas

Kesehatan Masyarakat beserta staf

3. Prof. Dr. Ir. H. Mursalim selaku Direktur Program Pascasarjana

Universitas Hasanuddin beserta staf

4. Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Pangkep beserta staf yang telah

memberikan banyak bantuan selama pelaksanaan penelitian.

5. Direktur RSUD Kabupaten Pangkep beserta staf atas bantuan dan

kerjasamanya selama pengambilan data awal penelitian

6. Kepala Sekolah SMKN I Bungoro, SMKN I Minasate’ne, dan SMKN I

Mandalle, staf, guru-guru serta adik-adik siswa atas kerjasamanya

selama penelitian dan bersedia memberikan izin kepada penulis

7. Bapak Mohammad Ikhsyan Razak, ST yang telah bersedia

meluangkan waktunya untuk membawakan materi selama penelitian.

8. Teman-teman seperjuangan di Magister Kesehatan Masyarakat

Angkatan 2011 “Pasukan Anti Basi” yang telah memberikan dukungan

dan motivasi selama menimba ilmu dan dalam penyelesaian tesis ini,

kalian adalah bagian dari inspirasiku.

Page 7: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

vii

9. Semua pihak yang tidak sempat penulis sebutkan namanya satu

persatu yang telah banyak membantu penulis selama ini.

Akhirnya sembah sujud dan penghargaan yang setinggi-tingginya

penulis persembahkan kepada kedua orang tua tercinta Ayahanda

H. Abdul Latief dan Ibunda Hj. Hasbiah yang tak pernah putus

mendoakan dan telah begitu sabar membesarkan dan mendidik penulis.

Kepada adik-adikku tercinta Irma, Rina, dan Ira serta seluruh keluarga

besar yang telah memberikan dukungan moril dan materil kepada penulis.

Penulis menyadari bahwa tesis ini masih jauh dari sempurna

karena berbagai hambatan dan keterbatasan penulis, oleh karena itu kritik

dan saran senantiasa diharapkan dari berbagai pihak untuk perbaikan ke

depan. Semoga karya kecil ini dapat memberikan manfaat bagi semua

pihak yang memerlukannya dan Allah SWT senantiasa meridhoi niat baik

serta berkenan memberikan curahan rahmat-Nya kepada kita semua.

Amin Yaa Rabbal Alamin.

Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh

Makassar, Mei 2013

Maryam Latief

Page 8: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

viii

Page 9: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

ix

Page 10: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

x

DAFTAR ISI

halaman

HALAMAN JUDUL i

HALAMAN PENGAJUAN ii

HALAMAN PENGESAHAN iii

LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN iv

PRAKATA v

ABSTRAK viii

ABSTRACT ix

DAFTAR ISI x

DAFTAR TABEL xiii

DAFTAR GAMBAR xv

DAFTAR LAMPIRAN xvii

DAFTAR ISTILAH xviii

DAFTAR SINGKATAN xix

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar belakang 1

B. Rumusan Masalah 8

C. Tujuan Penelitian 9

D. Manfaat Penelitian 10

BAB II TELAAH PUSTAKA 11

A. Tinjauan Umum tentang Computer Vision Syndrome 11

B. Tinjauan Umum tentang Perilaku 30

Page 11: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

xi

C. Tinjauan Umum tentang Pengetahuan 34

D. Tinjauan Umum tentang Sikap 38

E. Tinjauan Umum tentang Pendidikan Kesehatan 41

F. Kerangka Teori Penelitian 55

G. Kerangka Konsep Penelitian 56

H. Variabel Penelitian 59

I. Definisi Operasional Penelitian 59

J. Hipotesis Penelitian 61

BAB III METODE PENELITIAN 62

A. Jenis Penelitian 62

B. Lokasi dan Waktu Penelitian 63

C. Populasi dan Sampel Penelitian 66

D. Cara Penarikan Sampel 67

E. Cara Pengumpulan Data 68

F. Instrumen Penelitian 69

G. Kontrol Kualitas 69

H. Etika Penelitian 71

I. Uraian Intervensi 71

J. Alur Penelitian 75

K. Pengolahan dan Analisis Data 75

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN 78

A. Hasil 78

B. Pembahasan 111

Page 12: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

xii

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN 133

A. Kesimpulan 133

B. Saran 134

DAFTAR PUSTAKA 136

LAMPIRAN

Page 13: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

xiii

DAFTAR TABEL

nomor halaman

1. Tabel Sintesa Kelainan Visual pada Pengguna Komputer 29

2. Tabel Sintesa Pengatahuan, Sikap, dan Pendidikan Kesehatan 54

3. Karakteristik responden berdasarkan umur di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 83

4. Karakteristik responden berdasarkan skor pengetahuan pada

kelompok ceramah di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 86

5. Karakteristik responden berdasarkan skor pengetahuan pada kelompok demonstrasi di Kab. Pangkep, Maret-April 2013 86

6. Karakteristik responden berdasarkan skor pengetahuan pada kelompok kontrol di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 87

7. Karakteristik responden berdasarkan skor sikap pada kelompok ceramah di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 91

8. Karakteristik responden berdasarkan skor sikap pada kelompok demonstrasi di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 92

9. Karakteristik responden berdasarkan skor sikap pada kelompok kontrol di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 92

10. Uji homogenitas umur, jenis kelamin, skor pengetahuan dan skor sikap antara kelompok ceramah, demonstrasi, dan kelompok kontrol sebelum intervensi di Kab. Pangkep, Maret-April 2013 96

11. Skor pengetahuan responden pada kelompok ceramah pada saat pre test dan post test di Kab. Pangkep, Maret-April 2013 97

12. Skor pengetahuan responden kelompok ceramah dan kelompok kontrol pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 98

Page 14: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

xiv

13. Skor sikap responden pada kelompok ceramah pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 99

14. Skor sikap responden kelompok ceramah dan kelompok kontrol pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 100

15. Skor pengetahuan responden pada kelompok demonstrasi pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 101

16. Skor pengetahuan responden kelompok demonstrasi dan kelompok kontrol pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 102

17. Skor sikap responden pada kelompok demonstrasi pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 103

18. Skor sikap responden kelompok demonstrasi dan kelompok kontrol pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 103

19. Skor pengetahuan responden kelompok ceramah dan kelompok demonstrasi pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 105

20. Skor pengetahuan responden kelompok ceramah, kelompok demonstrasi, dan kelompok demonstrasi pada saat post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 107

21. Hasil analisis Post-Hoc Bonferroni skor pengetahuan 107

22. Skor sikap responden kelompok ceramah dan kelompok demonstrasi pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 108

23. Skor sikap responden kelompok ceramah, kelompok demonstrasi, dan kelompok demonstrasi pada saat post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 109

24. Hasil analisis Post-Hoc Bonferroni skor sikap 110

Page 15: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

xv

DAFTAR GAMBAR

nomor halaman

1. Titik-titik berisiko pada saat penggunaan komputer 21

2. Posisi Mengetik yang ideal 23

3. Layar antiglare 25

4. Posisi keyboard 26

5. Posisi Tangan pada Penggunaan Mouse 27

6. Document holder 28

7. Kerangka Teori Penelitian 55

8. Kerangka Konsep Penelitian 56

9. Desain Penelitian 62

10. Alur Penelitian 75

11. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 84

12. Karakteristik responden berdasarkan berdasarkan jenis kelamin pada kelompok ceramah, kelompok demonstrasi dan kelompok kontrol di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 85

13. Karakteristik responden berdasarkan skor pengetahuan pada kelompok ceramah, kelompok demonstrasi dan kelompok kontrol pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 88

14. Perubahan skor pengetahuan responden berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 89

Page 16: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

xvi

15. Perubahan skor pengetahuan responden berdasarkan asal sekolah di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 90

16. Karakteristik responden berdasarkan skor sikap pada kelompok ceramah, kelompok demonstrasi dan kelompok kontrol pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 93

17. Perubahan skor sikap responden berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 94

18. Perubahan skor sikap responden berdasarkan asal sekolah di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 95

19. Skor pengetahuan responden kelompok ceramah dan kelompok demonstrasi pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 106

20. Skor sikap responden kelompok ceramah dan kelompok demonstrasi pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013 109

Page 17: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

xvii

DAFTAR LAMPIRAN

1. Formulir Persetujuan Penelitian

2. Kuesioner Penelitian

3. Pedoman Intervensi Metode Ceramah

4. Pedoman Intervensi Metode Demonstrasi

5. Makalah Computer Vision Syndrome

6. Slide Computer Vision Syndrome

7. Master Tabel Penelitian

8. Uji Validitas dan Reliabilitas

9. Hasil Analisis Uji Statistik

10. Daftar Hadir Peserta

11. Dokumentasi Penelitian

12. Curiculum Vitae

13. Surat Izin Penelitian

14. Surat Keterangan telah Melakukan Penelitian

Page 18: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

xviii

DAFTAR ISTILAH

Istilah Keterangan

Browsing Brigthness Contrast Font Visual Display Terminal Asthenopia Eyestrain Ciliary Glaukoma Muskuloskeletal Carval Tunnel Syndrome Dermatitis

Penjelajahan informasi di internet Tingkat terang gelapnya suatu tampilan (video/ image) Tingkat kepekaan cahaya yang dihasilkan oleh suatu sumber cahaya Jenis huruf pada komputer Layar monitor Keluhan subjektif penglihatan berupa penglihatan yang tidak nyaman, sakit dan kepekaan mata berlebihan Kelelahan Mata Cincin dari otot lurik lembut yang ada di mata manusia. Terdapat di bagian tengah lapisan vaskular yang mengontrol penyesuaian mata untuk melihat objek dengan jarak yang beragam Penyakit dimana tekanan di dalam bola mata meningkat sehingga terjadi kerusakan pada saraf mata dan menyebabkan turunnya fungsi penglihatan Sistem kompleks yang melibatkan otot-otot dan kerangka tubuh Terjepitnya syaraf di bagian pergelangan yang menyebabkan nyeri di sekujur tangan Iritasi atau peradangan kulit

Page 19: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

xix

DAFTAR SINGKATAN

Singkatan Keterangan

CVS

VDT

TOT

ICT

Computer Vision Syndrome

Visual Display Terminal

Training of Trainer

Information and Communication Technology

Page 20: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Penggunaan komputer di berbagai sektor mengalami peningkatan dari

waktu ke waktu. Penggunaan komputer dewasa ini sudah merambah

semua lapisan masyarakat, baik komputer desktop maupun laptop.

Jumlah pengguna komputer mencapai sekitar 1 milyar pada tahun 2010

sebagai akibat dari peningkatan jumlah pengguna baru di negara

berkembang seperti Cina, India dan Rusia (Amalia dkk, 2010 dan

Bhanderi, et.al, 2008).

Aplikasi komputer yang semakin komplit dan menarik berdampak

pada meningkatnya durasi pemakaian. Nilai tambah berupa efisiensi,

kemudahan, kecepatan, ketersediaan dan validitas mendorong untuk

semakin berlomba memanfaatkan teknologi komputer dalam berbagai

aspek kehidupan termasuk dalam bidang hiburan dan edukasi (Amali,

2008). Program menarik yang sekarang ini banyak diminati baik

masyarakat umum maupun kalangan pelajar adalah penambahan fasilitas

internet. Penelitian yang dilakukan oleh Egbhokare dan Akwukwuma di

Benin Tahun 2005 menunjukkan bahwa anak remaja menghabiskan

sebagian besar waktunya di depan internet dengan aktivitas utama

mengirim email (100%), bermain game (84,78%) dan browsing (61,41%)

(Edema dan Akwukwuma, 2010).

Page 21: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

2

Meningkatnya interaksi dengan perangkat komputer di satu sisi

menggembirakan karena memberikan nilai-nilai efisiensi dan efektifitas

tetapi di sisi lain akan merugikan kesehatan baik secara fisik maupun

psikologis (Murtopo, 2005). Dampak kesehatan tersebut sebagaimana

yang dilaporkan pada beberapa hasil penelitian antara lain: gangguan

visual dan muskuloskeletal (Seneviratne, et al, 2007, Das and Ghosh,

2010, Dehghani, et.al, 2008), computer vision syndrom (Ihemedu and

Omolase, 2010), stres (Sharma, et al, 2006), dan sakit kepala (Megwas

and Agusboshim, 2009). Blehm et al. (2005) menyatakan bahwa

gangguan visual merupakan salah satu masalah kesehatan yang paling

sering terjadi pada pengguna komputer (Department of Labour, 2010).

American Optometric Association mendefinisikan Computer Vision

Syndrome (CVS) sebagai kombinasi mata dan masalah visual terkait

dengan penggunaan komputer (Rosenfield, 2011). Data dari sejumlah

penelitian menunjukkan bahwa masalah penglihatan terjadi 70%-90%

pada populasi pengguna komputer (Affandi, 2005, Sharma et al, 2006,

Talwar et al, 2009, Das and Ghosh, 2010, Shrestha et al, 2011). Bausch

and Lomb melaporkan hampir 60 juta orang mengalami masalah

penglihatan karena pekerjaan yang menggunakan komputer dan satu juta

kasus baru dilaporkan setiap tahunnya. Survei yang dilakukan oleh

optometris menunjukkan bahwa lebih dari 10 juta pemeriksaan mata

pertahun di Amerika Serikat dilakukan untuk masalah penglihatan karena

penggunaan komputer (Affandi, 2005).

Page 22: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

3

Penelitian yang dilakukan oleh Sharma, et.al pada Tahun 2006 di

Delhi, India menunjukkan bahwa frekuensi masalah visual terkait

komputer pada kelompok studi sebesar 76%. Masalah visual yang umum

terlihat adalah kemerahan (37%), rasa panas dan atau kelelahan mata

(31,5%), sakit kepala (29,5%), rasa sakit pada mata (23,5%), gatal

(22,5%) dan mata berair (19%). Penelitian lain yang dilakukan oleh

Talwar, et al, Tahun 2009 di Delhi juga didapatkan hasil yang sama

dimana prevalensi masalah visual pada kelompok penelitian sebesar 76%.

Penelitian tersebut juga menemukan bahwa ada peningkatan secara

bertahap pada keluhan visual dengan jumlah jam yang dihabiskan di

depan komputer. Masalah visual yang paling umum adalah mata berair

(23,2%), nyeri pada mata (25,7%), iritasi mata (18,6%), panas/gatal pada

mata (29,8%), kemerahan (40,7%), mata kabur (13,2%), dan sakit kepala

(29,2%). Khusus pada sekolah, sebuah penelitian di Swedia menujukkan

prevalensi masalah visual pada anak sekolah sebesar 23,1% (Abdi,

2007).

Hasil penelitian yang dilakukan di Universitas Indonesia didapatkan

97% responden pengguna laptop mengalami keluhan kesehatan pada

bagian leher, mata, bahu, punggung bagian atas dan pergelangan tangan

(Hendra dan Octaviani, 2007). Penelitian Amalia dkk Tahun 2007 di

universitas yang sama menunjukkan prevalensi asthenopia (eyestrain/

kelelahan mata) sebesar 69,7%. Gejala yang secara signifikan terkait

dengan asthenopia pada penelitian tersebut adalah kelelahan visual (p =

Page 23: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

4

0,031), rasa berat pada mata (p = 0,002), penglihatan kabur (p = 0,001),

dan sakit kepala di pelipis atau belakang kepala (p = 0,000), pada

penelitian tersebut sebagian besar subyek (68 orang atau 68,3%)

menggunakan komputer 3-6 jam per hari, dan hanya 7 (7,1%) yang <2

jam per hari.

Data registrasi kunjungan pada Bagian Poli Mata Rumah Sakit Umum

Daerah Kabupaten Pangkep menunjukkan bahwa pada Tahun 2011

terdapat 65 kasus asthenopia (kelelahan mata) dan Tahun 2012 sebanyak

37 kasus, dari 65 kasus asthenopia pada Tahun 2011, 34% diantaranya

berada pada kelompok remaja usia sekolah (10-24 Tahun) dan 22% pada

Tahun 2012 pada kelompok umur yang sama, dimana diketahui bahwa

asthenopia merupakan salah satu gejala utama dari CVS (Affandi, 2005).

Studi pendahuluan yang dilakukan di SMKN I Minasate’ne dan SMKN

I Bungoro pada tanggal 11 Februari 2013 pada 12 siswa kelas satu

didapatkan semua responden menyatakan belum pernah mendapatkan

pendidikan kesehatan terkait penggunaan komputer dan mereka

menyatakan bahwa hal tersebut perlu diadakan di sekolah. Berdasarkan

hasil wawancara dengan pihak kepala sekolah dan guru di SMKN I

Minasate’ne dan SMKN I Bungoro pada tanggal 11 Februari 2013 serta di

SMKN I Mandalle pada tanggal 22 Februari 2013 diketahui bahwa diketiga

sekolah tersebut belum pernah diadakan pendidikan kesehatan terkait

penggunaan komputer. Data yang diperoleh pada studi pendahuluan

tersebut menunjukkan bahwa sebagian besar siswa menggunakan

Page 24: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

5

komputer 1-2 jam per hari (10 siswa), dan hanya dua siswa yang kurang

dari 1 jam perhari. Rata-rata siswa mengalami lebih dari satu gejala yang

terkait dengan CVS setelah penggunaan komputer lebih dari 2 jam, yaitu:

mata berair (7 siswa), mata terasa perih (3 siswa), mata terasa tegang (1

siswa), penglihatan menjadi kabur (5 siswa), penglihatan ganda (1 siswa),

dan sakit kepala (4 siswa), selain itu mereka juga mengalami gangguan

muskuloskeletal seperti nyeri pada leher, bahu dan punggung (8 siswa).

Penglihatan merupakan salah satu faktor yang berperan penting

dalam berbagai aspek kehidupan termasuk dalam proses pendidikan.

Penglihatan juga merupakan jalur informasi utama, gangguan kesehatan

mata pada anak usia sekolah akan sangat mempengaruhi kemampuan

menyerap materi pembelajaran dan berkurangnya potensi untuk

meningkatkan kecerdasan.

Program penanggulangan masalah kesehatan mata sudah berjalan

cukup lama, namun sampai saat ini pemerintah belum memberikan

prioritas yang cukup untuk kesehatan mata (Somahita dan Nugroho,

2009). Hal ini terbukti dengan adanya program pemeriksaan kesehatan

anak sekolah dasar yang lebih difokuskan pada kesehatan gigi dan mulut,

padahal lingkungan sekolah menjadi salah satu pemicu terjadinya

penurunan ketajaman penglihatan pada anak, seperti membaca tulisan di

papan tulis dengan jarak yang terlalu jauh tanpa didukung pencahayaan

kelas yang memadai, membaca buku dengan jarak yang terlalu dekat, dan

Page 25: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

6

sarana prasarana sekolah yang tidak ergonomis saat proses belajar

mengajar (Kholiq, 2007).

Keberadaan komputer di SMKN I Minasate’ne, SMKN I Mandalle dan

SMKN I Bungoro Kabupaten Pangkep sangat membantu dalam proses

pembelajaran dan dimasukkan dalam kurikulum pembelajaran. Diketiga

sekolah tersebut juga disediakan laboratorium komputer dan dilengkapi

dengan fasilitas internet. Sebagai institusi pendidikan yang materi

pembelajarannya banyak terkait dengan pemakaian komputer, maka

diperlukan pendidikan kesehatan tentang efek penggunaan komputer.

Pendidikan kesehatan pada hakikatnya merupakan suatu kegiatan

atau usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan baik kepada

masyarakat, kelompok maupun individu dengan harapan mereka akan

memperoleh pengetahuan tentang kesehatan yang lebih baik

(Notoatmodjo, 2007). Pemilihan metode pendidikan yang tepat akan

berpengaruh pada efektifitas hasil yang akan dicapai. Terdapat beberapa

jenis metode pendidikan yang biasa digunakan dalam bidang kesehatan.

Ceramah tanya jawab merupakan salah satu metode yang baik digunakan

baik untuk kelompok berpendidikan tinggi maupun rendah. Melalui metode

ini kita dapat mengontrol pokok-pokok materi yang ingin ditonjolkan,

pelaksanaannya relatif efisien dan sederhana serta penyajian materi dapat

disampaikan secara luas (Sudjana, 2011). Selain metode ceramah,

metode lain yang dapat dilakukan dalam penyampaian pesan kesehatan

adalah metode demonstrasi, melalui metode ini kita dapat memperagakan

Page 26: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

7

materi pendidikan secara visual dengan pemberian keterangan yang lebih

jelas (Machfoedz dan Suryani, 2009).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa metode ceramah dan

demonstrasi efektif dalam merubah perilaku yang diukur melalui

perubahan pengetahuan dan sikap siswa. Penelitian yang dilakukan pada

siswi SMA Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak dengan

menggunakan metode ceramah dan demonstrasi menunjukkan bahwa

ada peningkatan pengetahuan (p value = 0,000) dan keterampilan (p

value = 0,000) siswi tentang kanker payudara (Hidayati, dkk, 2011).

Penelitian yang dilakukan oleh Wibawa pada Tahun 2007 juga

menunjukkan penggunaan metode demonstrasi berhasil memberikan

peningkatan pengetahuan dan perbaikan sikap positif siswa terhadap

penyakit DBD sebesar 58,97% dan 29,68%.

Kedua metode di atas dilaksanakan pada dua sekolah menengah

kejuruan berbeda dan satu sekolah menengah kejuruan lain yang

dijadikan sebagai kelompok kontrol dan tidak diberi intervensi. Ketiga

sekolah menengah kejuruan tersebut terletak pada kecamatan berbeda di

Kabupaten Pangkep. Dengan pengetahuan yang cukup diharapkan siswa

akan mampu mencegah penyakit-penyakit atau gangguan kesehatan

yang dipicu oleh penggunaan komputer khususnya computer vision

syndrome.

Page 27: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

8

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, maka rumusan

masalah penelitian adalah:

1. Apakah ada pengaruh metode ceramah terhadap pengetahuan siswa

dalam pencegahan computer vision syndrome di SMKN I Bungoro

Kabupaten Pangkep

2. Apakah ada pengaruh metode demontrasi terhadap pengetahuan siswa

dalam pencegahan computer vision syndrome di SMKN I Minasate’ne

Kabupaten Pangkep

3. Apakah ada pengaruh metode ceramah terhadap sikap siswa dalam

pencegahan computer vision syndrome di SMKN I Bungoro Kabupaten

Pangkep

4. Apakah ada pengaruh metode demonstrasi terhadap sikap siswa dalam

pencegahan computer vision syndrome di SMKN I Minasate’ne

Kabupaten Pangkep

5. Apakah metode ceramah lebih berpengaruh dibanding metode

demonstrasi terhadap pengetahuan siswa dalam pencegahan computer

vision syndrome

6. Apakah metode ceramah lebih berpengaruh dibanding metode

demonstrasi terhadap sikap siswa dalam pencegahan computer vision

syndrome.

Page 28: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

9

C. Tujuan penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui pengaruh metode ceramah dan metode demonstrasi

terhadap pengetahuan dan sikap siswa dalam pencegahan computer

vision syndrome di SMKN I Bungoro, SMKN I Minasate’ne, dan SMKN I

Mandalle Kabupaten Pangkep.

2. Tujuan Khusus

a. Mengetahui pengaruh metode ceramah terhadap pengetahuan

siswa dalam pencegahan computer vision syndrome di SMKN I

Bungoro Kabupaten Pangkep

b. Mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap pengetahuan

siswa dalam pencegahan computer vision syndrome di SMKN I

Minasate’ne Kabupaten Pangkep

c. Mengetahui pengaruh metode ceramah terhadap sikap siswa

dalam pencegahan computer vision syndrome di SMKN I Bungoro

Kabupaten Pangkep

d. Mengetahui pengaruh metode demonstrasi terhadap sikap siswa

dalam pencegahan computer vision syndrome di SMKN I

Minasate’ne Kabupaten Pangkep

e. Mengetahui metode mana yang lebih berpengaruh terhadap

pengetahuan siswa dalam pencegahan computer vision syndrome

Page 29: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

10

f. Mengetahui metode mana yang lebih berpengaruh terhadap sikap

siswa dalam pencegahan computer vision syndrome.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Ilmiah

Memberikan pemahaman kepada siswa tentang computer vision

syndrome, dampak dan cara penanggulangannya serta sebagai

tambahan literatur ilmiah terkait penanggulangan computer vision

syndrome pada siswa

2. Manfaat Institusi

Hasil penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai salah satu

sumber informasi bagi sekolah dan instansi terkait dalam

meningkatkan upaya kesehatan mata di sekolah

3. Manfaat Praktis

Merupakan pengaplikasian ilmu dan wawasan peneliti dalam

bidang pencegahan dan penanggulangan computer vision

syndrome pada siswa

4. Manfaat Bagi Masyarakat

Diharapkan dapat memberikan informasi kepada masyarakat

khususnya guru dan anak sekolah mengenai computer vision

syndrome sehingga dapat menerapkan perilaku hidup sehat dalam

pemakaian komputer baik di lingkungan sekolah maupun di tempat

tinggalnya.

Page 30: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

11

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Tinjauan Umum Tentang Computer Vision Syndrome

1. Pengertian Computer Vision Syndrome

American Optometric Association mendefinisikan Computer Vision

Syndrome (CVS) sebagai kombinasi mata dan masalah visual (masalah

mata majemuk) yang berkaitan dengan pekerjaan jarak dekat yang

dialami seseorang terkait dengan penggunaan komputer (Affandi, 2005

dan Rosenfield, 2011).

2. Penyebab Computer Vision Syndrome

Penyebab utama gangguan visual akibat penggunaan komputer adalah

kelelahan pada ciliary dan extraoculer otot akibat akomodasi

penglihatan jarak dekat dalam waktu lama. Beberapa orang yang telah

mempunyai masalah penglihatan seperti koordinasi mata dan

pemfokusan yang tidak jelas pada aktivitas lain, akan menjadi masalah

besar ketika menggunakan komputer (Affandi, 2005). Faktor penyebab

lainnya adalah kekeringan pada mata akibat peningkatan ekspos pada

permukaan kornea ketika fokus melihat ke depan dan kurangnya

frekuensi berkedip (Amalia H. et al, 2010). Frekuensi berkedip biasanya

berkurang ketika bekerja dengan komputer sedangkan berkedip penting

untuk menjaga mata tetap lembab dan rileks. Kurang berkedip

menyebabkan penguapan air mata berlebihan dan mata menjadi kering

Page 31: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

12

(Affandi, 2005). Kelelahan pada mata juga bisa disebabkan oleh

pemakaian komputer yang dipengaruhi penerangan dan jarak pandang

yang tidak sesuai kebutuhan (Koesyanto, 2006).

3. Faktor-faktor yang Berhubungan dengan Computer Vision Syndrome

Ada berbagai faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya computer

vision syndrome. Faktor-faktor tersebut antara lain:

a. Pencahayaan

Kesilauan biasanya merupakan faktor lingkungan kerja yang paling

mengganggu. Hal ini terutama disebabkan adanya perbedaan

terang cahaya pada lapangan pandang. Sebaiknya sumber cahaya

yang sangat terang dihilangkan dari lapangan pandang dan

diusahakan mendapat pencahayaan yang relatif merata. Seseorang

akan menghadapi risiko yang lebih besar mengalami silau yang

mengganggu bila sumber cahaya lebih terang dan lebih dekat ke

titik perhatian (Affandi, 2005). Sebaiknya pencahayaan jangan

terlalu redup atau terlalu terang (Department of Labour, 2010).

b. Usia

Usia merupakan salah satu faktor yang dapat memicu terjadinya

CVS dan anak-anak merupakan usia yang rentan. Menurut

American Optometric Association dampak penggunaan komputer

pada anak-anak dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu: kurangnya

kesadaran pada anak-anak pada saat penggunaan komputer, tugas

dikerjakan menggunakan komputer selama berjam-jam tanpa

Page 32: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

13

istirahat yang dalam jangka panjang dapat menyebabkan CVS;

anak-anak sangat mudah beradaptasi, sehingga perubahan pada

penglihatan dianggap normal meskipun telah bermasalah; dan

stasiun kerja komputer didesain untuk orang dewasa sehingga tidak

sesuai dengan kebutuhan anak-anak (Wimalasundera, 2006).

Terjadinya CVS pada usia dewasa dipengaruhi oleh menurunnya

kemampuan akomodasi mata. Perubahan visual terjadi dengan

dengan bertambahnya usia (Department of Labour, 2010)

c. Durasi penggunaan komputer

Bekerja dalam waktu lama menggunakan komputer akan

meningkatkan risiko CVS. Berdasarkan survei di Amerika Serikat,

rata-rata waktu kerja yang digunakan untuk bekerja dengan

komputer adalah 5,8 jam atau 60 % dari total jam kerja (Wasisto,

2005 dalam Dewi dkk, 2009). Sebuah survei yang dilakukan pada

15 operator komputer di RSO Prof. Dr. Soeharso Surakarta

didapatkan bahwa 10 orang (75%) mengeluhkan penglihatan terasa

kabur setelah 1 jam di depan komputer, 12 orang (80%) merasa

perih setelah 1,5 jam dan 5 orang mengalami sakit kepala jika lebih

dari 2 jam, serta semua merasa kemampuan melihatnya menurun

bila berlama-lama di depan komputer (Koesyanto, 2006)

d. Istirahat

Penelitian yang dilakukan oleh Zairina dan Suhaila Tahun 2011

menunjukkan bahwa kelelahan visual terjadi karena istirahat tidak

Page 33: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

14

teratur pada saat bekerja menggunakan komputer (OR = 1,78).

Selain itu orang yang mempunyai kebiasaan kurang tidur akan

memperburuk hal ini. Seperti bagian otot lainnya, mata juga

membutuhkan relaksasi. Pengguna komputer cenderung melihat

secara terus menerus ke layar monitor yang menyebabkan

kelelahan pada otot mata (Department of Labour, 2010)

e. Frekuensi berkedip

Menurut Sitzman orang yang sedang menatap komputer

mempunyai kebiasaan berkedip lebih sedikit dibanding dengan yang

tidak. Semakin lama durasi kerja semakin jarang frekuensi berkedip

yang akan menyebabkan mata terasa kering dan terbakar

(Mujaddidi, 2012). Kedipan mata berkurang sebesar 2/3 kali

dibandingkan kondisi normal saat menatap komputer (Hanum,

2008)

f. Jenis Kelamin

Penelitian yang dilakukan oleh Das and Ghosh Tahun 2010 pada

pekerja VDT (Visual Display Terminal) menunjukkan bahwa jumlah

pekerja perempuan (70%) yang mengalami gangguan visual akibat

penggunaan komputer lebih tinggi dibanding laki-laki (66%). Hal ini

sejalan dengan hasil penelitian yang dilakukan pada staf universitas

(akademik dan administrasi) Semenanjung Malaysia yang

menggunakan komputer di tempat kerja selama sedikitnya 2 jam/

Page 34: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

15

hari dimana jenis kelamin perempuan (OR = 2,3) juga ditemukan

lebih berisiko untuk mengalami CVS (Rahman and Sanip, 2011)

g. Penyakit

Jenis-jenis penyakit yang dapat menyebabkan menurunnya

kemampuan akomodasi mata antara lain: katarak, glaukoma, dan

hipertensi. Mata yang mengalami katarak dan glaukoma bila dipakai

terlalu lama untuk melihat pada jarak dekat akan mengalami

penurunan kemampuan akomodasi, akibatnya penglihatan

berkurang sampai akhirnya menjadi kabur (Murtopo dan Sarimurni,

2005). Kelaianan visual yang tidak terkoreksi akan menjadi jelas

dengan penggunaan komputer (Department of Labour, 2010)

h. Faktor Komputer

Komputer sering dipasang sedemikian rupa sehingga membuat

mata bekerja terlalu keras. Hal lain yang dapat ikut berpengaruh

adalah jenis huruf komputer yang digunakan mungkin terlalu kecil

dan monitor diletakkan terlalu tinggi untuk penglihatan normal mata

(Affandi, 2005). Jika posisi layar monitor terlalu tinggi, bukaan mata

cenderung lebih lebar dan ekspose secara terus menerus pada

permukaan mata menyebabkan mata lelah dan kering (Department

of Labour, 2010). Penelitian yang dilakukan oleh Murtopo dan

Sarimurni pada Tahun 2005 pada mahasiswa Teknik Industri

menunjukkan bahwa semakin meningkat paparan radiasi layar

komputer maka kemampuan akomodasi mata semakin menurun.

Page 35: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

16

4. Gejala Computer Vision Syndrome

Menurut Miller (2004) keluhan visual akibat penggunaan komputer

dalam jangka lama adalah: mata lelah, sakit kepala, pandangan kabur,

mata kering, mata terasa gatal, mata terasa terbakar, mata menjadi

sensitif terhadap cahaya, pandangan ganda, sakit pada leher dan

punggung (Hanum, 2008). Menurut Department of Labour (2010)

gejala-gejala ketidaknyamanan visual bervariasi pada pengguna

komputer berupa: rasa sakit pada mata, mata merah, mata berair, mata

kering, mata terasa 'berat' atau 'berpasir', penglihatan kabur, dan sakit

kepala. Komunitas dokter mata di India pada penelitian mengenai

pengetahuan, sikap dan tindakan terkait Computer Vision Syndrome

(CVS) juga menyatakan gejala-gejala CVS yang hampir sama yaitu:

kelelahan mata, sakit kepala, rasa panas pada mata, mata berair, dan

kemerahan pada mata (Bali, 2007).

Gejala-gejala di atas akan diuraikan sebagai berikut (Affandi,

2005):

a. Mata tegang

Mata tegang biasa diistilahkan dengan asthenopia oleh spesialis

mata. Kamus ilmiah penglihatan mendefinisikan asthenopia sebagai

keluhan subjektif penglihatan berupa penglihatan yang tidak nyaman,

sakit dan kepekaan mata berlebihan. Mata tegang dapat disebabkan

oleh kondisi lingkungan dan penglihatan yang berbeda-beda pada

pemakaian komputer

Page 36: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

17

b. Mata merah dan berair

Hasil beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa mata

merah dan berair merupakan salah satu gangguan visual akibat

pemakaian komputer (Sharma et al, 2006, Megwas and Agusboshim,

2009, Das and Ghosh, 2010)

c. Sakit kepala

Para pengguna komputer lebih besar kemungkinannya mengalami

sakit kepala jenis otot tegang. Sindrom tersebut dapat dipicu oleh

berbagai bentuk stress, kondisi tempat kerja yang tidak layak,

termasuk adanya silau, cahaya kurang, dan penyusunan letak

komputer yang tidak layak

d. Penglihatan kabur

Penglihatan kabur dapat disebabkan oleh layar monitor yang kotor,

sudut penglihatan yang kurang baik, ada refleksi cahaya yang

menyilaukan atau monitor yang dipakai ternyata berkualitas buruk

atau rusak. Semua faktor tersebut harus dipertimbangkan bila terjadi

keluhan mata kabur

e. Mata kering dan mengalami iritasi

Refleks berkedip merupakan salah satu refleks yang paling cepat

pada tubuh manusia dan sudah ada sejak lahir. Kecepatan berkedip

per menit berbeda-beda pada berbagai aktivitas. Berkedip lebih

cepat bila sedang aktif, dan lebih lambat bila mengantuk atau sedang

berkonsentrasi. Penelitian telah menunjukkan bahwa kecepatan

Page 37: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

18

berkedip para pengguna komputer turun secara bermakna pada saat

bekerja di depan komputer dibandingkan dengan sebelum atau

sesudah bekerja. Kecepatan berkedip berkurang pada saat

penggunaan komputer antara lain karena konsentrasi pada tugas

atau kisaran gerak mata yang relatif terbatas.

Besarnya bukaan mata terkait dengan arah pandangan. Makin tinggi

pandangan diarahkan, mata akan terbuka lebih lebar. Banyaknya

penguapan ada kaitannya dengan besarnya bukaan mata. Bila

memandang monitor yang lebih tinggi, bukaan mata lebih lebar dan

penguapan air mata lebih banyak. Sudut pandangan yang lebih

tinggi mungkin pula mengakibatkan banyak kedipan yang tidak

lengkap

f. Sakit pada Leher dan punggung

Sistem penglihatan secara alami begitu dominan sehingga akan

merubah posisi tubuh untuk mengakomodasi kekurangan apa saja

pada cara melihat. Penggunaan komputer dalam jangka lama dapat

menyebabkan tubuh harus menyesuaikan sehingga konsentrasi

mata tetap pada layar monitor, misalnya posisi tubuh cenderung

maju ke depan yang mengakibatkan sakit pada leher dan punggung

g. Kepekaan terhadap cahaya

Mata dirancang untuk terangsang oleh cahaya dan mengontrol

jumlah cahaya yang masuk ke dalam mata. Jendela terbuka dengan

cahaya matahari yang sangat terang memberi risiko silau yang tidak

Page 38: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

19

nyaman pada saat penggunaan monitor dengan latar belakang yang

gelap sehingga ada perbedaan terang cahaya antara tugas yang

sedang dikerjakan dengan berbagai objek lain di dalam kamar.

Penyebab lain dari perbedaan besar pada terang cahaya antara lain:

adanya kertas putih di meja, permukaan meja yang berwarna terang,

lampu meja yang diarahkan langsung ke mata atau terlalu menerangi

h. Penglihatan ganda

Penglihatan ganda merupakan kondisi yang sangat tidak nyaman

dan tidak dapat diterima oleh sistem penglihatan. Hal ini merupakan

keluhan serius yang disebabkan oleh berbagai faktor. Gejala ini

merupakan indikasi untuk melakukan pemeriksaan mata secara

lengkap. Sindrom penglihatan pada pemakaian komputer adalah

salah satu efek samping dari pekerjaan melihat monitor yang lama

dan terus menerus tanpa memperhatikan higiene praktis

penglihatan. Pemahaman mengenai sistem penglihatan, dapat

menghilangkan atau mengurangi sebagian besar keluhan pada

sindrom tersebut, misalnya menjaga mata ketika menggunakan

komputer dengan sekedar mengganti posisi dan/atau lokasi dari

monitor komputer. Mata tidak dapat lama berfokus pada pixel atau

titik kecil yang membentuk bayangan pada layar monitor. Pengguna

komputer pada umumnya harus terus-menerus memfokuskan

matanya untuk menjaga agar gambar tetap tajam. Proses tersebut

Page 39: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

20

mengakibatkan timbulnya stress yang berulang-ulang pada otot

mata.

5. Gangguan Kesehatan Akibat Penggunaan Komputer

Secara garis besar gangguan kesehatan akibat pemakaian komputer

yang salah dapat dikelompokkan menjadi empat yaitu:

a. Gangguan pada bagian mata dan kepala. Gangguan pada bagian

mata dan kepala sering disebut dengan computer vision syndrome,

mulai dari nyeri atau sakit kepala, mata kering dan iritasi, mata lelah,

hingga gangguan yang lebih serius dan lebih permanen seperti

kemampuan fokus mata menjadi lemah, penglihatan kabur,

pandangan ganda, hingga disorientasi warna

b. Gangguan pada lengan dan tangan. Gangguan pada bagian lengan

dan telapak tangan mulai dari nyeri pada pergelangan tangan karena

gangguan pada otot tendon di bagian pergelangan, nyeri siku,

hingga cidera yang lebih serius seperti Carpal Tunnel Syndrome

yaitu terjepitnya syaraf di bagian pergelangan yang menyebabkan

nyeri di sekujur tangan. Cidera ini harus segera diatasi sebelum

terlambat, karena pada stadium lanjut tindakan operasi terpaksa

harus dilakukan

c. Gangguan pada leher, pundak dan punggung. Kelompok gangguan

ini berupa nyeri pada bagian leher, pundak, punggung dan pinggang.

Nyeri di bagian ini sering pula mengakibatkan gangguan nyeri di

bagian paha dan betis

Page 40: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

21

d. Ganguan kebisingan dan radiasi. Perangkat komputer merupakan

perangkat elektronis yang telah didesain untuk digunakan di

lingkungan perkantoran yang tenang (quiet office environtment).

(Amali, 2008). Selain keempat gangguan kesehatan tersebut, radiasi

monitor komputer dapat pula menyebabkan dermatitis pada muka.

Warna kemerahan pada muka bisanya terjadi setelah seseorang

bekerja antara 2-6 jam di depan komputer serta pada tempat dengan

tingkat kelembaban yang rendah.

Sumber: Hendra dan Oktaviani (2007) Gambar 1. Titik-titik berisiko pada saat penggunaan komputer

6. Cara Pencegahan Computer Vision Syndrome

Tindakan yang dapat dilakukan untuk mencegah atau mengurangi

terjadinya kelelahan mata pada saat bekerja dengan komputer antara

lain:

a. Letakkan posisi layar monitor sedemikian rupa sehingga dapat

meminimalisir pantulan cahaya dari lampu, jendela atau sumber

cahaya lainnya. Apabila tidak memungkinkan untuk mengatur

Page 41: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

22

posisi layar monitor, pertimbangkan untuk memasang filter di depan

layar monitor.

b. Gunakan pencahayaan yang cukup dan tidak redup. Atur

pencahayaan ruang kerja secara optimal, cahaya yang terlalu kuat

mengakibatkan tampilan monitor tidak tajam, cahaya rendah

berpotensi menyebabkan gangguan pada mata. Hindari lampu

yang menyorot langsung ke monitor karena akan memunculkan

pantulan di layar. Usahakan posisi sejajar terhadap jendela, jangan

berhadapan atau membelakangi

c. Atur posisi sehingga jarak dengan monitor berkisar 50 cm-60 cm.

Monitor yang terlalu dekat mengakibatkan mata tegang, cepat

lelah, dan berpotensi menyebabkan gangguan penglihatan. Posisi

duduk yang baik:

1) Posisi lutut sama tinggi, paha horizontal sejajar dengan lantai

2) Posisi telapak kaki menapak ke lantai. Bila tidak, berarti posisi

duduk terlalu tinggi dan perlu manfaatkan penyangga kaki

3) Bila kursi kurang dapat diatur, bagian bawah punggung dapat

dibantu dengan diberi bantal. Bantalan kursi menopang

punggung bagian bawah, sehingga punggung tetap tegak

4) Rubah posisi duduk secara berkala selama bekerja, karena

duduk dalam posisi yang tetap dalam waktu lama bisa

menyebabkan ketidaknyamanan

5) Punggung santai tapi tidak membungkuk

Page 42: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

23

6) Kepala tidak membungkuk atau terlalu condong ke depan

Sumber: Guidelines for using computers, Department of Labour (2010)

Gambar 2. Posisi Mengetik yang Ideal

d. Apabila mengalami kesulitan untuk melihat tampilan layar dengan

jarak 50-60 cm, coba besarkan tampilan atau resolusi layar. Juga

atur warna dan ukuran font apabila perlu

e. Atur level brightness dan contrast monitor senyaman mungkin.

Jangan terlalu redup jangan terlalu terang. Ketika kondisi cahaya di

ruangan berubah, sesuaikan lagi brightness dan contrast monitor

f. Bersihkan layar monitor secara periodik. Layar yang kotor akan

menimbulkan efek pantulan dan tampilan buram (Amali, 2008).

g. Istirahatkan mata dan diri secara rutin dalam beberapa interval

tertentu. National Institute for Occupational Safety and Health

(NIOSH) VDT Studies and Information dan American Optometric

Association menyarankan untuk melakukan istirahat selama 15

menit pada setiap pemakaian komputer selama 2 jam atau pada

setiap 20 menit melihat komputer, melihat ke arah yang jauh

Page 43: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

24

selama 20 detik sehingga mata dapat fokus kembali. Triyono

menganjurkan lamanya penggunaan komputer tidak lebih dari 4

jam dalam sehari (Dewi dkk, 2008).

h. Tutuplah mata secara berkala selama beberapa detik/menit setelah

bekerja dengan komputer atau melihat ke arah tak terhingga.

i. Latihan mata. Kelelahan mata akibat kesulitan fokus selama

bekerja di depan komputer dapat dikurangi dengan melakukan

sebuah latihan mata. Alihkanlah pandangan anda dari layar

komputer selama 20 menit. Pandanglah objek yang cukup jauh di

ruangan atau bisa juga melalui jendela, selama 10 atau 15 detik.

Kemudian lihatlah objek yang lebih dekat selama 10 atau 15 detik.

Lalu pandanglah lagi objek yang jauh. Lakukan ini hingga 10 kali.

j. Duduk tegak santai dengan membuncitkan perut (Affandi, 2005).

k. Gunakan layar antiglare pada monitor, Penelitian Das and Ghosh

Tahun 2010 menunjukkan bahwa stress visual baik pada pekerja

VDT pria maupun wanita berkaitan dengan lama kerja dan tanpa

menggunakan layar antiglare di monitor.

Page 44: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

25

Sumber: Guidelines for using computers,

Department of Labour (2010)

Gambar 3. Layar antiglare

l. Setelah menatap monitor terlalu lama usahakan untuk melihat pada

jarak jauh dan jika bisa yang berwarna hijau, ini dapat

menyegarkan pikiran

m. Posisi mata dan monitor berhadapan lurus dan jangan lupa

mengedipkan mata agar tetap lembab dan rileks.

n. Perbanyak minum air putih, untuk mengurangi dehidrasi tubuh

(Ibrahim, 2011).

Selain beberapa tindakan pencegahan di atas, ada beberapa hal yang

perlu diperhatikan dalam penggunaan perangkat komputer yaitu:

a. Keyboard

Beberapa saran dalam penggunaan keyboard secara benar (Amali,

2008 dan Department of Labour, 2010):

1) Tekan tombol dengan ringan saat mengetik, tidak perlu

menggunakan tenaga yang besar

Page 45: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

26

2) Pastikan pergelangan tangan dalam posisi lurus, jika terlalu

sering dibengkokkan dapat menimbulkan cedera

3) Pastikan siku membentuk sudut 900 atau lebih (sampai 1350),

jika kurang dari itu dapat menyebabkan tekanan pada syaraf

atau rasa pegal pada pergelangan/ jari-jari tangan

4) Usahakan bahu tetap rileks dan siku di samping

5) Tetap berada di bagian tengah bagian huruf pada keyboard.

Kita cenderung menempatkan diri tidak berada di tengah-

tengah keyboard, sehingga jarak yang harus dijangkau lebih

panjang saat tombol huruf jauh.

Sumber: Guidelines for using computers,

Department of Labour (2010) dan Riyani (2011)

Gambar 4. Posisi keyboard

b. Mouse

Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam penggunaan mouse, yaitu:

1) Tempatkan mouse dekat dan di permukaan yang sama dengan

keyboard sehingga dapat diraih dan menggunakannya tanpa

harus meregangkan tangan ke posisi yang berbeda.

Page 46: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

27

2) Jaga agar lengan dan tangan berada pada garis lurus. Jari-jari

harus tetap santai, pegang mouse secara ringan dan klik dengan

tegas. Gerakkan mouse dengan lengan, jangan hanya dengan

pergelangan. Jangan tumpukan pergelangan atau lengan bagian

depan di meja ketika menggerakkan mouse.

3) Untuk jenis rolling-ball mouse, bersihkan mouse secara periodik

karena mouse yang kotor akan mengganggu pergerakan kursor

dan menyebabkan pergelangan menjadi tegang.

Sumber: Guidelines for using computers, Department of Labour (2010)

Gambar 5. Posisi Tangan pada Penggunaan Mouse

c. Gunakan document holder

Tujuan utama dari penggunaan document holder adalah agar

pengguna komputer dapat melihat dokumen tanpa memutar atau

menekuk leher. Ukurannya cukup untuk mendukung penempatan

kertas kerja/ dokumen dan sebaiknya 10 mm lebih kecil dari ukuran

dokumen.

Page 47: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

28

Sumber: Guidelines for using computers, Department of Labour (2010)

Gambar 6. Document holder

7. Pengobatan

a. Penggunaan air mata buatan atau larutan pembasah lensa kontak

dapat menjaga kelembaban mata sehingga dapat meredakan

gejala sindrom.

b. Orang yang mengalami mata tegang sedang sampai parah,

mungkin membutuhkan kacamata yang tepat untuk meredakan

gejala sindrom ini (Affandi, 2005).

Page 48: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

29

Tabel 1. Tabel sintesa kelainan visual pada pengguna komputer

N

O

Judul/(Peneliti

/Tahun)

Karakteristik Hasil

Subjek Instrument Metode

1 Accomodative

Insufficiency as Cause of Asthenopia in

Computer-Using Students (Husnun Amalia, 2010)

99

Mahasiswa

Kuesioner Cross-

sectional Study

Prevalensi asthenopia 69,7%. Gejala

yang secara signifikan terkait dengan asthenopia adalah kelelahan visual (P = 0,031), rasa berat pada mata (p =

0,002), penglihatan kabur (p = 0,001), dan sakit kepala di pelipis atau belakang kepala (p = 0,000).

2 Visual Problems among Video Display Terminal

(VDT) Users in Nepal (G. S. Shrestha, et.al,

2011)

76 subjek: mahasiswa, operator

komputer, pekerja kantor,

pegawai bank, guru, guide,

dan fotografer

Kuesioner, Royal Air Force

Rule, Horizontal Prism

Bars, Bonocular Flipper

Lens

Cross-sectional study

Abnormalitas ocular dilaporkan 92,1% dari total subyek. Perubahan ocular umum adalah accoomodative infacility.

Gejala yang paling umum (p <0,001) adalah mata lelah (88,2%) dan sakit kepala (85,5%).

3 A Study of Visual

and Musculoskeletal Health Disorders among Computer

Proffesionals in NCR Dehli (Richa Talwar, et al, 2009)

200

profesional komputer yang bekerja

di Delhi dan NCR (National

Capital Region) tahun 2007 :

Software developers, pegawai call

center dan pegawai entri data.

Kuesioner Cross-

sectional Study

Prevalensi masalah visual pada

kelompok penelitian sebesar 76% (152/200), dan masalah muskuloskeletal sebesar 76,5% (153/200). Ditemukan

pula bahwa ada peningkatan secara bertahap pada keluhan visual dan masalah muskuloskeletal dengan jumlah

jam yang dihabiskan di depan komputer . Masalah visual yang paling umum : mata berair (23,2%), nyeri pada mata

(25,7%), iritasi mata (18,6%), panas / gatal pada mata (29,8%), kemerahan (40,7%), mata kabur (13,2%), dan sakit

kepala (29,2%) Masalah visual kurang pada subjek yang menggunakan layar antiglare, dan mereka dengan

pencahayaan yang cukup di dalam ruangan.

4 Pengaruh Radiasi

Layar Komputer terhadap Kemampuan Daya

Akomodasi Mata Mahasiswa Pengguna Komputer

di Universitas Muhammadiyah Surakarta (Ichwan

Murtopo dan Sarimurni, 2005)

120

Mahasiswa

Optotif

Snellen, Reading Card, dan

Ruler Prince

Cross-

sesctional

Semakin meningkat paparan radiasi

layar komputer maka kemapuan akomodasi mata semakin menurun. (X2 trend= 16,568 dan P= 1,00E-05

5 Computer Vision

Syndrom : A study of Knowledge, attitudes and

practice in Indian opthalmologist (Jatinder Bali, et al.,

2007)

15% dari

dokter mata yang menghadiri

Komperensi tahunan Komunitas

Dokter Mata India

Kuesioner

Cross-

sectional Study

Semua responden menyadari/

mengetahui tentang CVS. Menurut mereka gejala-gejala utama adalah kelelahan mata (97,8%), sakit kepala

(82,1%), kelelahan dan rasa panas (79,1%), mata berair (66,4%) dan kemerahan (61,2%). Pemberian

treatmen yg disarankan: tetes mata (p=0,002,X

2 test) sedatives/anxiolytics

(p=0,04,X2

test), berkedip lebih sering

(p=0,03,X2

test), dan divergence exercise (p=0,02,X

2 test).

Sumber: Beberapa artikel ilmiah

Page 49: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

30

B. Tinjauan Umum tentang Perilaku

Skinner (1938) seorang ahli perilaku mengemukakan bahwa perilaku

merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan tanggapan

(respon). Perilaku pada dasarnya adalah respon seseorang terhadap

stimulus. Respon tersebut bersifat aktif yaitu berupa tindakan yang nyata

sedangkan stimulusnya dapat berupa sakit, penyakit, sistem pelayanan

kesehatan, dan lingkungan (Notoatmodjo, 2003).

Detels (2002) menyatakan bahwa perilaku individu marupakan salah

satu determinan personal terjadinya penyakit atau masalah kesehatan

lainnya. Determinan yang mempengaruhi terjadinya penyakit atau

masalah kesehatan lainnya terdiri atas: perilaku, kebudayaan, sosial,

psikologi, biologi atau faktor fisik. Studi tentang keterkaitan antara waktu,

tempat dan orang membantu untuk mengidentifikasi agen penyebab,

faktor-faktor lingkungan dan juga menggambarkan riwayat alamiah

penyakit yang kemudian memungkinkan epidemiolog untuk menentukan

target dalam intervensi dengan tujuan pencegahan penyakit (Amiruddin,

2011).

Penelitian tentang determinan perkembangan dari penyakit

merupakan salah satu orientasi utama epidemiologi. Penelitian ini

diarahkan pada determinan perilaku yang dinilai melalui pengetahuan dan

sikap. Pemilihan siswa yang duduk di kelas 1 sebagai responden pada

penelitian ini bertujuan agar pengetahuan tentang pencegahan computer

vision syndrome dapat diberikan lebih dini sehingga mereka terhindar dari

Page 50: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

31

penggunaan komputer yang tidak ergonomis. Materi tentang bagaimana

berperilaku ergonomis dalam pemakaian komputer disajikan oleh pamateri

baik melalui metode ceramah maupun demonstrasi.

Perilaku dapat dibedakan menjadi dua menurut bentuk respon

terhadap stimulus, yaitu: perilaku yang tidak tampak (covert behavior) dan

perilaku yang tampak (overt behavior). Perilaku yang tidak tampak dapat

berupa: berpikir, tanggapan, sikap, pengetahuan, persepsi, dan emosi,

sedangkan perilaku yang tampak antara lain: berbicara, berjalan, dan

berpakaian (Machfoedz dan Suryani, 2009). Perilaku pencegahan

computer vision syndrome dalam penelitian ini dinilai dari aspek perilaku

yang tidak tampak berupa pengetahuan dan sikap yang diukur melalui

kuesioner.

Pembentukan atau perubahan perilaku dipengaruhi oleh beberapa

faktor yang berasal dari dalam dan dari luar individu itu sendiri. Faktor

intern mencakup pengetahuan, sikap, kecerdasan, persepsi, emosi, dan

motivasi sedangkan faktor ekstern meliputi lingkungan sekitar, sosial

ekonomi, dan kebudayaan.

Pembentukan perilaku sangat baik diterapkan di sekolah dimana

tempat ini merupakan perpanjangan tangan keluarga dalam meletakkan

dasar perilaku untuk kehidupan anak selanjutnya, termasuk perilaku

kesehatan. Populasi anak sekolah di dalam suatu komunitas cukup besar,

antara 20%-30%. Pendidikan kesehatan di sekolah merupakan langkah

Page 51: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

32

yang strategis dalam upaya peningkatan kesehatan masyarakat yang

didasari pada beberapa pemikiran (Notoatmodjo, 2010):

1. Sekolah merupakan lembaga yang sengaja didirikan untuk membina

dan meningkatkan kualitas sumber daya manusia, baik fisik, mental,

moral, maupun intelektual

2. Pendidikan kesehatan melalui komunitas sekolah ternyata paling efektif

diantara upaya kesehatan yang lain, khususnya dalam pengembangan

perilaku hidup sehat, karena anak usia sekolah mempunyai persentase

yang paling tinggi dibandingkan dengan kelompok umur yang lain dan

telah terorganisasi, sehingga mudah dijangkau dalam rangka

pelaksanaan usaha kesehatan masyarakat. Selain itu, anak sekolah

merupakan kelompok yang sangat peka untuk menerima perubahan

atau pembaruan, karena mereka berada dalam taraf pertumbuhan dan

perkembangan. Anak usia sekolah pada umumnya peka terhadap

stimulus sehingga mudah dibimbing, diarahkan dan ditanamkan

kebiasaan-kebiasaan yang baik, termasuk kebiasaan pemakaian

komputer yang benar.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung yakni

dengan wawancara atau melalui daftar pertanyaan berupa kuesioner

terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan oleh responden.

Pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung yakni dengan

mengobservasi (melihat langsung) kegiatan responden.

Page 52: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

33

Perilaku terbentuk oleh tiga faktor yaitu:

1. Faktor-faktor predisposisi, terwujud dalam sikap, kepercayaan,

keyakinan, dan nilai-nilai. Faktor predisposisi terkait CVS dapat

berupa: pengetahuan siswa tentang efek penggunaan komputer,

bagaimana mereka menyikapi permasalahan kesehatan terkait efek

pemakaian komputer, kebiasaan dan durasi pemakaian komputer,

serta nilai-nilai yang dianut dalam keluarga.

2. Faktor-faktor pendukung, terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia

atau tidaknya fasilitas/ sarana. Contohnya sarana dan prasarana

pembelajaran di sekolah seperti: tersedianya laboratorium komputer

dan bagaimana sistim pencahayaan ruangan di sekolah

3. Faktor-faktor pendorong, terwujud dalam sikap dan perilaku dari

petugas kesehatan yang merupakan kelompok referensi dari perilaku

masyarakat. Contohnya: Sikap dan perilaku guru di sekolah, sikap dan

perilaku orang tua, dan peraturan yang ada di sekolah (Notoatmodjo,

2003).

Tingkat pendidikan, pekerjaan dan penghasilan yang dimiliki

mempunyai pengaruh yang kuat pada perilaku. Pendidikan adalah salah

satu faktor penentu dari gaya hidup dan status kehidupan seseorang

dalam masyarakat. Pekerjaan merupakan suatu aktivitas yang biasanya

dilakukan oleh kepala keluarga untuk mendapatkan suatu penghasilan

dalam memenuhi kebutuhannya. Semakin tinggi tingkat pendidikan dan

penghasilan diharapkan seseorang akan memiliki perilaku yang baik pula.

Page 53: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

34

Sistim pelayanan kesehatan juga merupakan salah satu faktor yang

berpengaruh terhadap perilaku masyarakat (Notoatmodjo, 2003).

Pada perkembangan lebih lanjut dan untuk kepentingan pengukuran

hasil pendidikan, maka para ahli pendidikan kemudian membagi perilaku

ke dalam tiga domain yaitu:

1. Pengetahuan peserta didik terhadap materi pendidikan yang diberikan

(knowledge).

2. Sikap dan tanggapan peserta didik terhadap materi pendidikan yang

diberikan (attitude).

3. Praktek dan tindakan yang dilakukan oleh peserta didik sehubungan

dengan materi pendidikan yang diberikan (practice).

C. Tinjauan Umum Tentang Pengetahuan

Pengetahuan adalah hasil penginderaan manusia atau hasil tahu

seseorang terhadap objek melalui indera yang dimilikinya (mata, hidung,

telinga, dan sebagainya). Kegiatan penginderaan sampai dihasilkannya

pengetahuan sangat dipengaruhi oleh intensitas perhatian dan persepsi

terhadap objek. Sebagian besar pengetahuan seseorang diperoleh

melalui indera pendengaran dan indera penglihatan (Notoatmodjo, 2003).

Pengetahuan atau kognitif merupakan domain terpenting bagi

terbentuknya sebuah tindakan. Menurut Sunaryo (2004) Perilaku yang

didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng dibanding dengan perilaku

yang tanpa didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan diperlukan sebagai

dorongan psikis dalam menumbuhkan sikap dan perilaku sehingga dapat

Page 54: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

35

dikatakan bahwa pengetahuan merupakan stimulasi dari sebuah tindakan

(Kholid, 2012).

Menanamkan pengetahuan tentang gangguan-gangguan kesehatan

terkait dengan penggunaan komputer khususnya computer vision

syndrome pada siswa diharapkan dapat menumbuhkan sikap positif

dalam melakukan tindakan pencegahan terkait masalah tersebut. Tujuan

jangka panjang yang diharapkan adalah selain dapat melakukan tindakan

pencegahan, mereka juga dapat menularkan pengetahuan ini kepada

teman-teman di sekolah, lingkungan tempat tinggal dan keluarganya.

Pengetahuan seseorang terhadap objek mempunyai enam tingkatan,

yaitu:

1. Tahu (Know)

Diartikan hanya sebagai recall (memanggil) memori yang telah ada

sebelumnya setelah mengamati sesuatu.

2. Memahami (Comprehension)

Memahami suatu objek bukan sekedar tahu terhadap objek tersebut,

tidak sekedar dapat menyebutkan, tetapi harus dapat

menginterprestasikan secara benar tentang objek yang diketahui.

3. Aplikasi (Application)

Aplikasi diartikan apabila orang yang telah memahami objek yang

dimaksud dapat menggunakan atau mengaplikasikan prinsip yang

diketahui pada situasi yang lain.

Page 55: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

36

4. Sintesis (Synthesis)

Sintesis menunjukkan suatu kemampuan seseorang untuk merangkum

atau meletakkan dalam satu hubungan logis dari komponen-komponen

pengetahuan yang dimiliki.

5. Analisis (Analysis)

Analisis adalah kemampuan seseorang untuk menjabarkan dan atau

memisahkan, kemudian mencari hubungan antara komponen-

komponen yang terdapat dalam suatu masalah atau objek yang

diketahui.

6. Evaluasi (Evaluation)

Evaluasi berkaitan dengan kemampuan seseorang untuk melakukan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu objek tertentu.

Cara untuk memperoleh pengetahuan pada dasarnya dikelompokkan

menjadi dua, yaitu:

1. Cara tradisional atau non ilmiah

Cara tradisional dipakai untuk memperoleh kebenaran pengetahuan

sebelum ditemukannya metode penemuan secara logis dan sistematik.

Cara-cara yang dipergunakan antara lain:

a. Cara coba salah (trial and error), dilakukan dengan menggunakan

kemungkinan-kemungkinan dalam pemecahan suatu masalah,

apabila sebuah kemungkinan tidak berhasil memecahkan masalah

maka dicoba dengan kemungkinan yang lain. Cara ini dipakai

Page 56: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

37

sebelum adanya kebudayaan bahkan mungkin sebelum adanya

peradaban.

b. Cara kekuasaan atau otoritas, prinsip dari cara ini adalah dengan

menerima pendapat dari seseorang tanpa membuktikan

kebenarannya terlebih dahulu baik secara empiris maupun

penalaran sendiri.

c. Berdasarkan pengalaman pribadi, hal ini dilakukan dengan

mengulang kembali pengalaman yang diperoleh dalam

memecahkan permasalahan pada masa yang lalu.

d. Melalui jalan pikiran, kebenaran pengetahuan diperoleh melalui

jalan pikiran baik melalui proses induksi maupun deduksi.

2. Cara modern atau ilmiah

Cara ini lebih sistematik, logis, dan ilmiah. Dilakukan dengan

mengadakan observasi langsung dan membuat pencatatan-pencatatan

terhadap semua fakta sehubungan dengan objek penelitiannya (Kholid,

2012).

Pengukuran pengetahuan dapat dilakukan melalui wawancara atau

angket yang berisi serangkaian pertanyaan tentang isi materi yang ingin

diukur dari subjek penelitian atau responden. Kedalaman pengetahuan

yang ingin diketahui atau diukur dapat disesuaikan dengan tingkat

pengetahuan di atas (Notoatmodjo, 2003).

Page 57: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

38

D. Tinjauan Umum Tentang Sikap

Sikap merupakan reaksi atau respon tertutup seseorang terhadap

suatu stimulus atau objek tertentu. Ada berbagai batasan tentang sikap

yang salah satunya dikemukakan oleh Cardno (1955), yakni:

”Attitude entails an existing predisposition to respons to social objects which in interactionals variables, guides and direct the object behavior of the individual”.

Jadi sikap memerlukan faktor predisposisi dalam merespon objek sosial.

Manifestasi sikap tidak dapat langsung dilihat tetapi hanya dapat

ditafsirkan terlebih dahulu pada perilaku tertutup (Notoatmodjo, 2007).

Newcomb, salah seorang ahli psikologi sosial menyatakan bahwa

sikap merupakan kesiapan atau kesediaan untuk bertindak, dan bukan

merupakan pelaksanaan motif tertentu, dengan kata lain, fungsi sikap

belum merupakan tindakan (reaksi terbuka) atau aktifitas, akan tetapi

merupakan predisposisi perilaku (tindakan) atau reaksi tertutup

(Notoatmodjo, 2007). Azwar (1995) menyatakan sikap merupakan

kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu objek dengan cara tertentu,

bentuk reaksinya bisa positif maupun negatif (Kholid, 2012).

Menurut Allport (1954), sikap mempunyai tiga komponen pokok, yaitu :

1. Kepercayaan atau keyakinan, ide, dan konsep terhadap objek

2. Kehidupan emosional atau evaluasi orang terhadap objek

3. Kecenderungan untuk bertindak (trend to behave).

Komponen-komponen di atas secara bersama-sama membentuk

sikap yang utuh (total attitude). Dalam menentukan sikap yang utuh ini,

Page 58: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

39

pengetahuan, pikiran, keyakinan, dan emosi memegang peranan penting,

sebagai suatu contah: pemberian pendidikan kesehatan di sekolah baik

yang dilakukan oleh guru maupun praktisi lain mengenai CVS (pengertian,

penyebab, akibat, pencegahan dan lain sebagainya), maka pengetahuan

yang diperoleh diharapkan membawa siswa untuk berpikir dan berusaha

untuk melakukan pencegahan terhadap CVS.

Sikap mempunyai tingkat berdasarkan intensitasnya, yakni :

1. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa seseorang atau subjek mau menerima

stimulus yang diberikan (objek)

2. Menanggapi (responding)

Menanggapi diartikan memberikan jawaban atau tanggapan terhadap

pertanyaan atau objek yang dihadapi

3. Menghargai (valuing)

Menghargai diartikan subjek atau seseorang memberikan nilai positif

terhadap objek atau stimulus, dalam arti membahasnya dengan orang

lain dan bahkan mengajak atau mempengaruhi atau menganjurkan

orang lain merespon

4. Bertanggung jawab (responsible)

Sikap yang paling tinggi tingkatannya adalah bertanggung jawab

terhadap apa yang telah diyakininya. Seseorang yang telah mengambil

sikap tertentu berdasarkan keyakinannya, dia harus berani mengambil

risiko bila ada orang lain yang mencemoohkan atau adanya risiko lain.

Page 59: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

40

Menurut Rogers (1974), sebelum seseorang mengadopsi suatu

perilaku baru, maka terlebih dahulu terjadi suatu proses dalam diri orang

tersebut yang meliputi:

1. Awareness (kesadaran), dimana orang tersebut menyadari dalam arti

mengetahui terlebih dahulu adanya suatu stimulus

2. Interest (tertarik) terhadap stimulus atau objek tersebut, dalam tahap ini

sikap sudah mulai timbul

3. Evaluation (menimbang-nimbang) tentang baik tidaknya suatu stimulus

terhadap dirinya. Ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi

4. Trial (mencoba), dimana subjek sudah mulai mencoba melakukan

sesuatu sesuai dengan apa yang dikehendaki oleh stimulus

5. Adoption, subjek sudah mengadopsi perilaku baru sesuai dengan

pengetahuan, kesadaran, dan sikapnya terhadap stimulus.

Namun demikian pada penelitian lebih lanjut, Rogers menemukan bahwa

perubahan perilaku tidak selalu melalui seluruh proses di atas.

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt

behavior). Terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata memerlukan

faktor pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain

adalah fasilitas, selain itu diperlukan juga faktor dukungan (support) dari

pihak lain.

Pengukuran sikap dapat dilakukan baik secara langsung maupun

tidak langsung (Notoatmodjo, 2007). Pengukuran secara langsung dengan

menanyakan bagaimana pendapat atau pernyataan responden terhadap

Page 60: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

41

suatu objek. Pengukuran secara tidak langsung dilakukan dengan

pernyataan-pernyataan hipotesis, kemudian ditanyakan pendapat

responden. Misalnya, penggunaan komputer dalam waktu lama dapat

mengganggu kesehatan mata (setuju, tidak setuju).

E. Tinjauan Umum Tentang Pendidikan Kesehatan

1. Pengertian

Pendidikan Kesehatan menurut Mico dan Ross (1975) sebagaimana

yang dikutip oleh Azrul (1983) adalah sejumlah pengalaman yang

menguntungkan terhadap kebiasaan, sikap, dan pengetahuan yang ada

hubungannya dengan kesehatan perorangan, masyarakat, dan bangsa

(Machfoedz dan Suryani, 2009). Definisi lain mengenai pendidikan

kesehatan dikemukakan oleh Notoatmodjo (2007) sebagai suatu upaya

atau kegiatan untuk menciptakan perilaku masyarakat yang kondusif

untuk kesehatan dan berupaya agar masyarakat menyadari atau

mengetahui bagaimana cara memelihara kesehatan, menghindari atau

mencegah hal-hal yang merugikan kesehatan. Pendidikan kesehatan

terkait dengan penerapan konsep pendidikan di dalam bidang

kesehatan. Dilihat dari segi pendidikan, pendidikan kesehatan

merupakan suatu pedagogik praktis atau praktek pendidikan, oleh

sebab itu, konsep pendidikan kesehatan adalah konsep pendidikan

yang diaplikasikan pada bidang kesehatan.

Page 61: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

42

2. Bentuk-Bentuk Metode Pendidikan Kesehatan

Ada berbagai metode yang dapat diterapkan dalam pendidikan

kesehatan baik yang berupa pendidikan individual, kelompok maupun

massa (Notoatmodjo, 2007).

a. Metode Pendidikan Individual

Metode pendidikan individual merupakan metode yang digunakan

dalam membina perilaku baru atau seseorang yang telah mulai

tertarik dengan suatu perubahan perilaku atau inovasi, contohnya

seorang siswa yang tertarik untuk mempergunakan filter di depan

layar monitor karena baru saja memperoleh edukasi tentang cara

penggunaan komputer yang aman. Pendekatan yang dapat

dilakukan adalah secara perorangan sehingga siswa tersebut

mampu menanamkan kebiasaan ini dan secara bertahap juga

menularkan pengetahuannya kepada teman-teman lain dan

keluarganya. Bentuk pendekatan perorangan, antara lain:

1) Bimbingan dan penyuluhan (guidance and conseling)

Melalui pendekatan ini petugas secara intensif melakukan kontak

dengan klien sehingga permasalahan yang dihadapi dapat

dikorek dan dibantu penyelesaiannya.

2) Wawancara (interview)

Wawancara pada dasarnya merupakan bagian dari bimbingan

dan penyuluhan. Melalui metode ini, informasi mengenai

mengapa klien tidak atau belum menerima perubahan dapat

Page 62: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

43

digali. Apabila klien belum mempunyai pengertian dan

kesadaran yang kuat tentang perilaku yang sudah atau akan

diadopsi, maka perlu penyuluhan yang lebih mendalam.

b. Metode Pendidikan Kelompok

Metode pendidikan kelompok mempunyai beberapa bentuk baik

yang sifat komunikasinya berpusat pada pemateri maupun yang

berpusat pada peserta (Sudjana, 2011). Beberapa bentuk metode

pendidikan kelompok yaitu:

1) Metode Ceramah

Metode ceramah merupakan metode yang baik untuk

sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah. Kunci dan

keberhasilan metode ini adalah penceramah harus menguasai

materi dan sasaran ceramah. Oleh karena itu, seorang

penceramah harus bersikap dan berpenampilan meyakinkan,

suara hendaknya cukup keras dan jelas, pandangan harus

tertuju kepada seluruh peserta, berdiri di depan atau di tengah

dan menggunakan alat-alat bantu lihat semaksimal mungkin.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode

ceramah adalah:

a) Persiapan

Keberhasilan sebuah ceramah ditentukan oleh penguasaan

materi ceramah yang akan dibawakan, untuk itu seorang

penceramah harus mempersiapkan diri dengan: mempelajari

Page 63: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

44

materi secara sistematik dan bila perlu disusun dalam diagram

atau skema serta menyiapkan alat-alat bantu pengajaran

(makalah singkat, slide, transparan, sound system dan

sebagainya).

b) Pelaksanaan

Kunci keberhasilan pelaksanaan ceramah adalah harus

menguasai sasaran ceramah (secara psikologis), untuk itu

dapat dilakukan beberapa hal berikut: sikap dan penampilan

yang meyakinkan, tidak boleh bersikap ragu-ragu dan gelisah;

suara jelas dan sebaiknya cukup keras; pandangan tertuju

kepada seluruh peserta; usahakan berdiri di depan

(pertengahan), tidak boleh duduk; dan menggunakan alat-alat

bantu lain (AVA) semaksimal mungkin (Notoatmodjo, 2007).

Metode ceramah mempunyai beberapa kelebihan dan

kelemahan (Sudjana, 2011).

Kelebihan metode ceramah antara lain:

a) Metode ini relatif murah dan mudah untuk dilaksanakan

karena tidak memerlukan persiapan dan peralatan-peralatan

yang rumit

b) Dapat menyajikan materi secara lebih luas, artinya materi

yang banyak dapat dirangkum dan dijelaskan pokok-pokoknya

dalam waktu yang singkat

Page 64: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

45

c) Dapat memberikan pokok-pokok materi yang perlu ditonjolkan

sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai

d) Melalui metode ini keadaan kelas dapat dengan mudah

dikontrol

e) Ceramah tidak memerlukan setting kelas yang beragam

Sedangkan kelemahan metode ini antara lain:

a) Materi yang dikuasai siswa terbatas pada apa yang dikuasai

oleh pemateri

b) Ceramah yang tidak disertai peragaan dapat mengakibatkan

terjadinya verbalisme yaitu tahu kata tapi tidak tahu

maknanya.

c) Ceramah sering dianggap metode yang membosankan

d) Sulit untuk mengetahui apakah seluruh siswa sudah mengerti

dengan apa yang telah dijelaskan atau belum.

Usaha yang dilakukan untuk mengatasi berbagai kelemahan

di atas dalam penelitian adalah dengan menggunakan media

slide disertai gambar yang menarik serta sesi tanya jawab

mengenai materi yang diberikan.

2) Metode Demonstrasi

Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang

memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta

mengenai suatu proses, situasi, atau benda tertentu baik berupa

benda sebenarnya maupun hanya sekedar benda tiruan. Proses

Page 65: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

46

penerimaan siswa terhadap pelajaran akan lebih berkesan

secara mendalam, sehingga membentuk pengertian dengan baik

dan sempurna, selain itu peserta dapat mengamati dan

memperhatikan apa yang diperlihatkan selama pelajaran

berlangsung.

Hal-hal yang harus diperhatikan dalam penggunaan metode

demonstrasi adalah:

a) Persiapan

Pada tahap persiapan ada berbagai hal yang harus dilakukan,

yaitu: merumuskan tujuan yang harus dicapai siswa setelah

proses demonstrasi berakhir dan mempersiapkan garis besar

langkah-langkah demonstrasi yang akan dilakukan.

b) Pelaksanaan

Kegiatan yang dilakukan pada tahap pelaksanaan adalah:

mengatur tempat duduk yang memungkinkan semua peserta

dapat memperhatikan dengan jelas apa yang

didemonstrasikan, mengemukakan tujuan apa yang harus

dicapai oleh peserta, mengemukakan tugas-tugas apa yang

harus dilakukan oleh peserta misalnya peserta ditugaskan

untuk mencatat hal-hal yang dianggap penting dalam

pelaksanaan demonstrasi, memulai demontrasi dengan

kegiatan-kegiatan yang merangsang peserta untuk berpikir

misalnya melalui teka-teki yang mendorong peserta untuk

Page 66: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

47

memperhatikan demonstrasi, menciptakan suasana yang

nyaman dan tidak menegangkan, meyakinkan bahwa semua

peserta mengikuti jalannya demonstrasi dengan

memperhatikan reaksi peserta, memberikan kesempatan

kepada peserta untuk aktif memikirkan lebih lanjut sesuai

dengan apa yang dilihat dari proses demonstrasi.

c) Penutup

Memberikan tugas-tugas tertentu yang ada kaitannya dengan

pelaksanaan demontrasi serta melakukan evaluasi bersama

mengenai jalannya proses demontrasi.

Kelebihan metode demonstrasi:

a) Menghindari terjadinya verbalisme karena peserta langsung

memperhatikan bahan pelajaran/ materi yang dijelaskan

b) Proses pembelajaran akan lebih menarik, sebab siswa tidak

hanya mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi

c) Dengan pengamatan secara langsung maka peserta dapat

membandingkan antara teori dan kenyataan sehingga mereka

akan meyakini kebenaran materi yang disampaikan.

Kelemahan dari metode ini adalah:

a) Memerlukan persiapan yang lebih matang, sebab tanpa

persiapan yang memadai metode ini menjadi tidak efektif.

b) Memerlukan pembiayaan yang lebih mahal dibandingkan

metode ceramah

Page 67: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

48

3) Diskusi kelompok

Pengaturan formasi duduk para peserta harus diatur sedemikian

rupa sehingga mereka dapat saling berhadapan atau saling

memandang satu sama lain, misalnya bentuk lingkaran atau segi

empat. Hal ini penting, agar para peserta dapat bebas

berpartisipasi dalam diskusi. Pemimpin diskusi harus

memberikan pancingan-pancingan berupa pertanyaan atau

kasus terkait dengan topik yang dibahas.

4) Curah pendapat

Metode ini pada dasarnya sama dengan metode diskusi

kelompok. Namun dalam metode ini, pada awal diskusi

pemimpin kelompok memancing dengan satu masalah,

kemudian tiap peserta memberikan tanggapan atau jawaban.

Setiap tanggapan atau jawaban yang diberikan ditulis di flipchart

atau papan tulis. Setelah semua peserta mengeluarkan

pendapatnya, tiap anggota dapat mengomentari dan pada

akhirnya terjadi diskusi.

5) Permainan peran

Metode ini dilakukan dengan permainan peran oleh beberapa

anggota kelompok. Contohnya: sebagai masyarakat dan

penyuluh kesehatan.

Page 68: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

49

c. Metode pendidikan Massa (Publik)

Metode ini ditujukan kepada masyarakat yang sifatnya massa atau

publik. Sasarannya bersifat umum yaitu tidak membedakan umur,

jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, status sosial ekonomi dan

sebagainya. Pendekatan ini bisanya untuk menggugah perhatian

atau kesadaran masyarakat akan suatu inovasi. Adapun beberapa

bentuk pendekatan yang dapat dilakukan adalah: ceramah umum,

pidato-pidato diskusi, simulasi melalui televisi atau radio, dan

tulisan-tulisan di majalah atau koran.

3. Media Pendidikan Kesehatan

Pesan kesehatan harus dikemas semenarik mungkin untuk menarik

perhatian masyarakat atau klien. Salah satu cara yang digunakan

untuk mempermudah penyampaian dan penerimaan pesan-pesan

kesehatan adalah penggunaan media pendidikan kesehatan. Media

pendidikan kesehatan pada dasarnya adalah Alat Bantu Pendidikan

(AVA). Disebut media pendidikan karena alat-alat tersebut merupakan

alat saluran (channel) untuk mempermudah penerimaan pesan-pesan

kesehatan.

Media pendidikan dibagi menjadi tiga macam berdasarkan

fungsinya:

a. Media cetak, contohnya:

1) Booklet merupakan media penyampaian pesan dalam bentuk

buku

Page 69: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

50

2) Leaflet merupakan media penyampaian informasi atau pesan-

pesan kesehatan melalui lembaran yang dilipat. Isi informasi dapat

dalam bentuk kalimat atau gambar, atau kombinasi keduanya.

3) Flyer, seperti leaflet tetapi tidak dalam bentuk lipatan

4) Flipchart (lembar balik), biasanya dalam bentuk buku dimana tiap

lembar (halaman) berisi gambar peragaan dan baliknya berisi

kalimat sebagai pesan atau informasi terkait gambar.

5) Rubrik atau tulisan-tulisan pada surat kabar, jurnal, atau majalah

6) Poster merupakan bentuk media cetak berisi pesan atau informasi

kesehatan dan bisanya ditempel di tembok-tembok, tempat-

tempat umum atau di kendaraan umum

7) Foto yang mengungkapkan informasi-informasi kesehatan

8) Modul

b. Media elektronik

Terdapat berbagai jenis media elektronik yang dipergunakan sebagai

sarana penyampaian pesan, contohnya:

1) Televisi

Penyampaian pesan atau informasi kesehatan melalui televisi

dapat berupa: sandiwara, sinetron, forum diskusi atau tanya

jawab, quiz, atau cerdas cermat.

2) Radio

Penyampaian pesan dapat berupa: obrolan, ceramah, radio spot,

dan sebagainya.

Page 70: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

51

3) Video

Penyampaian pesan atau informasi kesehatan dapat melalui

video. Media ini dapat memberikan realita yang mungkin sulit

direkam kembali oleh mata dan pikiran sasaran, serta dapat

memacu diskusi mengenai sikap dan perilaku.

4) Slide

Media slide cocok digunakan untuk sasaran yang jumlahnya

relatif besar, dan pembuatannya relatif murah dan mudah

digunakan.

5) Film strip

c. Media papan Bill board yang dipasang di tempat-tempat umum yang

berisi pesan-pesan atau informasi-informasi kesehatan

(Notoatmodjo, 2003).

Penggunaan alat bantu visual berupa media slide dan video dalam

penelitian ini adalah untuk mempermudah penerimaan informasi

sasaran pendidikan. Hasil penelitian para ahli indera menunjukkan

bahwa mata merupakan saluran informasi pengetahuan utama ke otak.

Kurang lebih 75% sampai 87% pengetahuan manusia diperoleh/

disalurkan melalui mata dan hanya 13% sampai dengan 25% melalui

indera lainnya, sehingga dapat disimpulkan bahwa alat-alat visual akan

lebih mempermudah penyampaian dan penerimaan informasi

(Machfoedz dan Suryani, 2009).

Page 71: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

52

Para petugas kesehatan telah mengakui bahwa pendidikan

kesehatan penting dalam menunjang berbagai program kesehatan

yang lain. Namun seringkali program-program pelayanan kesehatan

kurang melibatkan pendidikan kesehatan, atau pelaksanaannya yang

kurang optimal. Hal ini disebabkan karena pendidikan kesehatan

merupakan “behavioral investment” jangka panjang, dimana hasilnya

tidak mudah dilihat atau diukur sebagaiman program kuratif. Dalam

waktu pendek, pendidikan kesehatan hanya akan menghasilkan

peningkatan pengetahuan, dimana pengetahuan akan berpengaruh

kepada perilaku sebagai hasil jangka menengah, dan outcome yang

diharapkan adalah perilaku kesehatan akan berpengaruh kepada

meningkatnya indikator kesehatan.

Green dalam Notoatmodjo (2003) menyatakan bahwa perilaku

dilatarbelakangi dan dipengaruhi oleh tiga faktor pokok, yaitu: faktor-

faktor predisposisi (pengetahuan, sikap, kepercayaan, tradisi, nilai, dan

sebagainya), faktor-faktor yang mendukung (ketersediaan sumber-

sumber/ fasilitas seperti fasilitas kesehatan dan fasilitas yang ada di

sekolah), dan faktor-faktor yang memperkuat atau mendorong (sikap

dan perilaku petugas), oleh sebab itu pendidikan kesehatan harus

diarahkan kepada ketiga faktor tersebut.

Pelaksanaan pendidikan kesehatan diharapkan dapat merubah

perilaku individu, kelompok atau masyarakat sesuai dengan nilai-nilai

kesehatan. Pendidikan kesehatan dapat diartikan sebagai suatu usaha

Page 72: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

53

untuk menyediakan kondisi psikologis dari sasaran agar mereka

berperilaku sesuai dengan tuntutan nilai-nilai kesehatan (Notoatmodjo,

2003).

Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan kesehatan baik

dengan metode ceramah maupun demonstrasi efektif dalam merubah

perilaku yang diukur dengan meningkatkan pengetahuan dan sikap

siswa. Penelitian yang dilakukan oleh Hastuti dan Adriyani Tahun 2009

menunjukkan bahwa ada pengaruh pendidikan kesehatan gigi

menggunakan metode ceramah dan metode demonstrasi dalam

meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan gigi pada siswa (p=

0,0001). Penelitian lain yang dilakukan oleh Wibawa pada Tahun 2007

juga menunjukkan bahwa penggunaan metode demonstrasi berhasil

memberikan peningkatan pengetahuan dan perbaikan sikap positif

siswa terhadap penyakit DBD sebesar 58,97% dan 29,68%.

Page 73: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

54

Tabel 2. Tabel sintesa pengetahuan, sikap, dan pendidikan kesehatan

NO Judul/(Peneliti

/Tahun)

Karakteristik Hasil

Subjek Instrument Metode

1 Hubungan antara

Sikap dengan Perilaku Orang Tua

terhadap Kelainan Refraksi pada Anak (Somahita,

T., 2009)

48

responden (orang tua siswa)

Kuesioner

Cross-

sectional study

Ada hubungan bermakna antara

sikap dengan perilaku orangtua terhadap kelainan refraksi pada anak (p=0,003).

Tingkat sikap 29 orang (61%) baik, 17 orang (35%) sedang, dan 2 orang (4%)memiliki sikap yang

kurang. Tingkat pesrilaku 20 orang (42%) baik, 17 orang (35%) sedang, dan 11 orang (23%) memiliki

perilaku kurang.

2 Perbedaan Pengaruh

Pedidikan Kesehatan Gigi dalam

Meningkatkan Pengetahuan tentang Kesehatan

Gigi pada Anak di SD Negeri 2 Sambi Kecamatan Sambi

Kabupaten Boyolali (Hastuti, S. dan Andriyani,

A. 2010)

60 siswa SD Kuesioner

Quasi Eksperi

men one group pretest-

posttest

Ada pengaruh pendidikan kesehatan gigi menggunakan

metode ceramah dan metode demonstrasi dalam meningkatkan pengetahuan tentang kesehatan

gigi pada siswa (p= 0,0001). Metode ceramah lebih efektif dibanding metode demontrasi (p= 0,002)

3 Perbedaan Efektifitas Metode

Demonstrasi dengan Pemutaran Video Tentang

Pemberantasan DBD Terhadap Peningkatan

Pengetahuan dan Sikap Anak SD di Kecamatan

Wedarijaksa Kabupaten Pati (Wibawa, C. 2007)

30 siswa SD Negeri

Pagerharjo, dan 30 siswa SD

Negeri Tluwuk

Kuesioner

Quasi Experim

ent with Non equivale

nt control group

design

Terdapat peningkatan pengetahuan dan perbaikan sikap positif siswa

terhadap penyakit DBD sebesar 58,97% dan 29,68%.

4 Pengaruh Pendidikan

Kesehatan melalui Metode Ceramah dan Demonstrasi

dalam Meningkatkan pengetahuan TENTANG Kanker

Payudara dan Ketrampilan Praktik Sadari

(Hidayati, A. Salawat,T. dan Istiana, S. 2011)

55 siswi SMA

Futuhiyyah

Kuesioner checklist

Quasi eksperi

men

Ada perbedaan pengetahuan tentang kanker

payudara dan keterampilan SADARI siswi sebelum dan sesudah penyuluhan

(p value = 0,000)

Sumber: Beberapa artikel ilmiah

Page 74: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

55

F. Kerangka Teori Penelitian

Berdasarkan tinjauan pustaka yang telah diuraikan, dapat disusun

kerangka teori sebagai berikut:

Diadaptasi dari konsep Blum dan Green (Notoatmodjo, 2003)

Gambar 7. Kerangka Teori

Status Kesehatan

(computer vision syndrome)

Faktor Predisposisi :

a. Pengetahuan tentang efek

komputer (CVS)

b. Sikap dalam pemakaian

komputer (CVS)

c. Kebiasaan dan durasi

pemakaian komputer,

kebiasaan kurang tidur

d. Nilai-nilai yang dianut dalam keluarga

Faktor Pendukung

a. Sarana dan prasarana

pembelajaran seperti

pencahayaan ruangan

b. Fasilitas di sekolah

seperti lab komputer

Faktor Pendorong

a. Sikap dan perilaku

guru

b. Sikap dan perilaku

orang tua

c. Peraturan sekolah

Pendidikan kesehatan

Perilaku

Keturunan Lingkungan Pelayanan Kesehatan

Komputer:

a. Posisi layar

b. Penempatan

mouse dan

keyboard

c. Besar huruf

d. Contrass dan

brighhtness

Usia

Jenis kelamin

Page 75: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

56

G. Kerangka Konsep Penelitian

Berdasarkan kerangka teori sebelumnya, dapat dibuat kerangka konsep

sesuai tujuan penelitian sebagai berikut:

Keterangan:

Gambar 8. Kerangka Konsep Penelitian

Faktor Predisposisi :

a. Pengetahuan tentang

computer vision

syndrome

b. Sikap terhadap

computer vision

syndrome

Faktor Pendukung

a. Sarana dan prasarana

pembelajaran seperti

pencahayaan ruangan

b. Fasilitas di sekolah

seperti lab komputer

Faktor Pendorong

a. Sikap dan perilaku guru

b. Sikap dan perilaku

orang tua

c. Peraturan sekolah

Perilaku

(Peningkatan pengetahuan

dan sikap tentang CVS)

c. Kebiasaan dan durasi

pemakaian komputer,

kebiasaan kurang tidur

d. Nilai-nilai yang dianut

dalam keluarga

a. Status sekolah b. Jurusan c. Kelas yang

diintervensi d. Pemateri e. Durasi

Intervensi f. Waktu

pengukuran

hasil intervensi

Pendidikan kesehatan a. Metode Ceramah b. Metode Demonstrasi

: Diteliti

: Tidak Diteliti

: Intervensi dan diteliti

: Variabel kontrol

Page 76: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

57

Pendidikan kesehatan penting dalam menunjang berbagai

program kesehatan yang lain. Pendidikan kesehatan melalui komunitas

sekolah ternyata paling efektif diantara upaya kesehatan yang lain dalam

merubah perilaku karena pada umumnya anak usia sekolah peka

terhadap stimulus sehingga mudah dibimbing, diarahkan dan ditanamkan

kebiasaan-kebiasaan yang baik, termasuk kebiasaan pemakaian

komputer yang benar.

Perilaku terbentuk oleh tiga faktor yaitu: (1) faktor-faktor predisposisi,

yang terwujud dalam sikap, kepercayaan, keyakinan, dan nilai-nilai. Faktor

predisposisi terkait CVS dapat berupa: pengetahuan siswa tentang efek

penggunaan komputer, bagaimana mereka menyikapi permasalahan

kesehatan terkait efek pemakaian komputer, kebiasaan dan durasi

pemakaian komputer, serta nilai-nilai yang dianut dalam keluarga. (2)

Faktor-faktor pendukung, yang terwujud dalam lingkungan fisik, tersedia

atau tidaknya fasilitas/ sarana. Contohnya sarana dan prasarana

pembelajaran di sekolah seperti: tersedianya laboratorium komputer dan

bagaimana sistim pencahayaan ruangan di sekolah. (3) Faktor-faktor

pendorong, Contohnya: Sikap dan perilaku guru di sekolah, sikap dan

perilaku orang tua, dan peraturan yang ada di sekolah.

Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pendidikan kesehatan

menggunakan metode ceramah dan metode demonstrasi terhadap

perilaku pencegahan computer vision syndrome yang dinilai melalui

pengetahuan dan sikap. Variabel bebas (independen) pada penelitian ini

Page 77: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

58

adalah pendidikan kesehatan metode ceramah dan metode demonstrasi

karena beberapa hasil penelitian menunjukkan bahwa kedua metode ini

efektif dalam meningkatkan pengetahuan dan sikap siswa. Variabel terikat

(dependen) adalah pengetahuan dan sikap siswa tentang computer vision

syndrome. Variabel kontrol adalah: status sekolah, jurusan, kelas yang

diintervensi, pemateri, durasi intervensi, dan waktu pengukuran hasil

intervensi. Sekolah yang dipilih adalah sekolah dengan status sebagai

sekolah negeri dan terletak pada kecamatan yang berbeda. Semua

sampel berasal dari jurusan dan kelas yang sama yaitu Jurusan Teknik

Komputer dan Jaringan kelas satu dari masing-masing sekolah. Pemateri

adalah Kasi ketenagakerjaan Dinas Sosial Kabupaten Pangkep yang telah

mengikuti beberapa Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) terkait Kesehatan

dan Keselamatan kerja (K3) seperti: Diklat Fungsional Pegawai Pengawas

Ketenagakerjaan Tahun 2005, Diklat Penyidik Pegawai Negeri Sipil

(PPNS) Tahun 2009, TOT HIV AIDS di Tempat Kerja Tahun 2009, TOT

Petugas K3 Tahun 2011, dan TOT SMK3 Tahun 2012 didampingi oleh

peneliti dan satu orang tenaga honorer Dinas Kesehatan Kabupaten

Pangkep. Durasi intervensi sama pada kedua kelompok intervensi yaitu

selama satu jam. Waktu pengukuran hasil intervensi sama pada semua

kelompok penelitian yaitu 5 minggu setelah pretest.

Page 78: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

59

H. Variabel Penelitian

Variabel penelitian ini terdiri dari variabel dependen (terikat) dan variabel

independen (bebas).

1. Variabel dependen

a. Pengetahuan siswa tentang computer vision syndrome

b. Sikap siswa terhadap computer vision syndrome

2. Variabel Independen

Pendidikan kesehatan berupa:

a. Metode ceramah

b. Metode demonstrasi

I. Definisi Operasional Penelitian

1. Pendidikan kesehatan

Pendidikan kesehatan pada penelitian ini adalah pemberian informasi

tentang pengertian, penyebab, gejala, faktor-faktor yang

mempengaruhi, cara pencegahan, dan gangguan kesehatan lainnya

terkait computer vision syndrome(CVS) melalui metode ceramah tanya

jawab dengan media slide dan metode demonstrasi dengan media

video serta makalah CVS.

2. Metode ceramah tanya jawab adalah penyampaian materi dengan

media slide yang diberikan kepada siswa tentang pengertian,

penyebab, gejala, faktor-faktor yang mempengaruhi, cara pencegahan,

pengobatan, dan gangguan kesehatan lain terkait computer vision

Page 79: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

60

syndrome (CVS) dengan durasi 45 menit yang dilanjutkan dengan

diskusi tanya jawab mengenai isi ceramah selama 15 menit.

3. Metode demonstrasi adalah penyampaian materi dengan media video

yang berisi tulisan, suara dan gambar terkait computer vision syndrome

dengan durasi 15 menit yang dilanjutkan dengan pembagian dan

diskusi kelompok selama 5 menit, kegiatan peragaan selama 25 menit

serta diskusi dan evaluasi selama 15 menit.

4. Pengetahuan

Pengetahuan pada penelitian ini adalah kemampuan siswa untuk

menjawab tentang pengertian, penyebab, gejala, faktor-faktor yang

mempengaruhi, cara pencegahan, dan gangguan kesehatan lainnya

terkait computer vision syndrome(CVS) yang diukur dengan 15

pertanyaan dan diberi skor nol untuk setiap jawaban yang salah dan

skor satu untuk setiap jawaban yang benar. Selanjutnya dijumlahkan

jawaban yang benar dari setiap responden dibagi dengan jumlah

responden untuk mengetahui rata-rata skor pengetahuan responden.

Pengukuran pengetahuan dilakukan sebelum dan setelah intervensi.

5. Sikap

Sikap pada penelitian ini adalah tanggapan responden terhadap

computer vision syndrome yang diukur dengan 13 pernyataan.

Pernyataan positif (skor 1 jika menjawab setuju dan skor 0 jika

menjawab tidak setuju) dan pernyataan negatif (skor 0 jika menjawab

setuju dan skor 1 jika menjawab tidak setuju). Selanjutnya dijumlahkan

Page 80: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

61

jawaban yang benar dari setiap responden dibagi dengan jumlah

responden untuk mengetahui rata-rata skor sikap responden.

Pengukuran sikap dilakukan sebelum dan dan setelah intervensi.

J. Hipotesis Penelitian

1. Ada pengaruh metode ceramah terhadap pengetahuan siswa dalam

pencegahan computer vision syndrome di SMKN I Bungoro Kabupaten

Pangkep

2. Ada pengaruh metode demonstrasi terhadap pengetahuan siswa dalam

pencegahan computer vision syndrome di SMKN I Minasate’ne

Kabupaten Pangkep

3. Ada pengaruh metode ceramah terhadap sikap siswa dalam

pencegahan computer vision syndrome di SMKN I Bungoro Kabupaten

Pangkep

4. Ada pengaruh metode demonstrasi terhadap sikap siswa dalam

pencegahan computer vision syndrome di SMKN I Minasate’ne

Kabupaten Pangkep

5. Metode ceramah lebih berpengaruh dibanding metode demonstrasi

terhadap pengetahuan siswa dalam pencegahan computer vision

syndrome

6. Metode ceramah lebih berpengaruh dibanding metode demonstrasi

terhadap sikap siswa dalam pencegahan computer vision syndrome.

Page 81: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

62

BAB III

METODE PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang digunakan adalah Eksperimen Semu (Quasi

eksperiment) dengan rancangan Nonrandomized Control Group Pretest

Posttest Design (Zainuddin, 1988). Penelitian ini tidak dapat digolongkan

sebagai eksperimen murni (True Experiment) karena tidak dapat

sepenuhnya mengontrol variabel-variabel luar yang ikut mempengaruhi

pelaksanaan eksperimen. Penelitian ini menggunakan tiga kelompok

yaitu: kelompok intervensi satu yang diberi perlakuan pendidikan

kesehatan dengan metode ceramah, kelompok intervensi dua yang diberi

perlakuan pendidikan kesehatan dengan metode demonstrasi dan

kelompok kontrol yang tidak diberi perlakuan. Bentuk desain adalah

sebagai berikut:

Pre test Perlakukan Post test

Gambar 9. Desain Penelitian

01 P1 02

03 P2 04

05 - 06

Page 82: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

63

01, 03, dan 05 adalah pre test, yaitu penilaian sebelum intervensi

pendidikan kesehatan dilakukan baik pada kelompok ceramah, kelompok

demonstrasi, maupun pada kelompok kontrol untuk mengetahui

pengetahuan dan sikap responden mengenai computer vision syndrome.

02, 04, dan 06 adalah post test, yaitu penilaian sesudah intervensi

pendidikan kesehatan baik pada kelompok ceramah, kelompok

demonstrasi, maupun pada kelompok kontrol untuk mengetahui

pengetahuan dan sikap responden mengenai computer vision syndrome.

P1 adalah intervensi yang dilakukan yaitu metode ceramah dan P2

adalah intervensi yang dilakukan yaitu metode demonstrasi.

B. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di SMK Negeri I Bungoro di Kecamatan

Bungoro, SMKN I Minasate’ne di Kecamatan Minasate’ne, dan SMKN I

Mandalle di Kecamatan Mandalle Kabupaten Pangkep. Pemilihan

lokasi penelitian berdasarkan pertimbangan bahwa belum pernah

diadakan pendidikan kesehatan terkait efek penggunaan komputer

pada ketiga sekolah tersebut (berdasarkan hasil survei awal pada

ketiga sekolah melalui wawancara dengan pihak sekolah dan siswa

pada tanggal 11 Februari dan 22 Februari 2013). Selain itu, ketiga

sekolah tersebut merupakan sekolah negeri yang terletak di kecamatan

berbeda sehingga intervensi yang diberikan lebih dapat dikontrol.

Page 83: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

64

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret-April 2013 dengan rincian

kegiatan sebagai berikut:

1. Tahap awal penelitian dengan melakukan administrasi persuratan,

penjajakan lokasi, pengumpulan data awal, dan penentuan waktu

intervensi pada ketiga sekolah yaitu: SMKN I Bungoro, SMKN I

Minasate’ne, dan SMKN I Mandalle Kabupaten Pangkep pada

tanggal 5-7 Maret 2013.

2. Mengadakan pre test dan pembagian makalah CVS untuk kelompok

metode ceramah di SMKN I Bungoro Kabupaten Pangkep pada

tanggal 7 Maret 2013. Jumlah siswa yang mengisi kuesioner pada

saat pre test sebanyak 30 orang. Penambahan siswa sebanyak 5

orang pada saat pre test dilakukan untuk menghindari berkurangnya

siswa pada saat pelaksanaan intervensi dan post test sehingga

jumlah sampel tetap sesuai dengan jumlah yang diharapkan yaitu

sebanyak 25 responden.

3. Mengadakan pre test dan pembagian makalah CVS untuk kelompok

metode demonstrasi di SMKN I Minasate’ne Kabupaten Pangkep

pada tanggal 8 Maret 2013. Jumlah siswa yang mengisi kuesioner

pada saat pre test sebanyak 30 orang. Alasan penambahan jumlah

siswa sama pada kelompok metode ceramah.

4. Mengadakan pre test untuk kelompok kontrol di SMKN I Mandalle

Kabupaten Pangkep pada tanggal 9 Maret 2013. Jumlah siswa yang

Page 84: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

65

mengisi kuesioner pada saat pelaksanaan pre test hanya 25 orang

dari 26 siswa yang hadir. Satu orang tidak terpilih sebagai sampel

karena tidak memenuhi kriteria inklusi.

5. Mengadakan intervensi untuk kelompok metode ceramah di SMKN I

Bungoro Kabupaten Pangkep pada tanggal 13 Maret 2013. Jumlah

siswa yang mengikuti intervensi metode ceramah hanya 28 orang

dari 30 orang yang mengisi kuesioner.

6. Mengadakan intervensi untuk kelompok metode demonstrasi di

SMKN I Minasate’ne Kabupaten Pangkep pada tanggal 14 Maret

2013. Jumlah siswa yang mengikuti intervensi metode demonstrasi

hanya 26 orang dari 30 orang yang mengisi kuesioner.

7. Mengadakan post test untuk kelompok metode demonstrasi di SMKN

I Minasate’ne Kabupaten Pangkep pada tanggal 10 April 2013.

Perencanaan awal pelaksanaan post test dilakukan terlebih dahulu di

SMKN I Bungoro, namun pada tanggal 10 April 2013, terdapat

kegiatan perlombaan kebersihan di sekolah tersebut sehingga

pelaksanaan post test dimajukan di SMKN I Minasate’ne. Siswa yang

diikutkan dalam post test adalah siswa yang mengikuti kegiatan

intervensi. Jumlah siswa yang mengikuti post test sama pada saat

pelaksanaan intervensi yaitu sebanyak 26 orang.

8. Mengadakan post test untuk kelompok metode ceramah di SMKN I

Bungoro Kabupaten Pangkep pada tanggal 11 April 2013. Siswa

yang diikutkan dalam post test adalah siswa yang mengikuti kegiatan

Page 85: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

66

intervensi metode ceramah. Jumlah siswa yang mengikuti post test

sebanyak 25 orang dari 28 orang yang ikut dalam kegiatan

intervensi.

9. Mengadakan post test untuk kelompok kontrol di SMKN I Mandalle

Kabupaten Pangkep pada tanggal 12 April 2013. Jumlah siswa yang

mengikuti post test sama pada saat pelaksanaan pre test yaitu

sebanyak 25 orang.

10. Melengkapi data penelitian sampai tanggal 15 April 2013.

C. Populasi dan Sampel Penelitian

1. Populasi Target

Populasi target penelitian adalah semua siswa kelas I yang terdaftar di

SMKN I Bungoro, SMKN I Minasate’ne, dan SMKN I Mandalle

Kabupaten Pangkep sebanyak 897 siswa (578 siswa di SMK Negeri I

Bungoro, 184 siswa SMKN I Minasate’ne, dan 135 siswa di SMKN I

Mandalle).

2. Populasi Sampel

Populasi sampel penelitian adalah siswa kelas I Jurusan Teknik

Komputer dan jaringan yang terdaftar di SMK Negeri I Bungoro, SMKN

I Minasate’ne, dan SMKN I Mandalle Kabupaten Pangkep sebanyak

230 siswa (122 siswa di SMKN I Bungoro, 79 siswa di SMKN I

Minasate’ne, dan 29 siswa di SMKN I Mandalle) yang ditetapkan

dengan kriteria inklusi dan eksklusi.

Page 86: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

67

3. Sampel

Sampel dibagi menjadi tiga kelompok berdasarkan asal sekolah:

a. Siswa Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di SMK Negeri I

Bungoro yang terpilih sebagai sampel

b. Siswa Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di SMKN I

Minasate’ne yang terpilih sebagai sampel.

c. Siswa Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan di SMKN I Mandalle

yang terpilih sebagai sampel.

D. Cara Penarikan Sampel

Penarikan sampel pada penelitian ini dilakukan secara purposive

sampling yaitu penarikan sampel berdasarkan pertimbangan-

pertimbangan tertentu.

Sampel pada penelitian ini ditetapkan dengan kriteria inklusi, yaitu:

1. Siswa yang duduk di kelas 1, bertujuan untuk persamaan karakteristik

responden dan agar pengetahuan tentang pencegahan computer vision

syndrome dapat diberikan lebih dini

2. Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan dengan pertimbangan bahwa

jurusan inilah yang tersedia pada ketiga sekolah dan mata pelajarannya

banyak terkait dengan penggunaan komputer. Pemilihan sekolah yang

berbeda agar perlakuan/ intervensi yang akan diberikan lebih dapat

dikontrol

3. Bersedia mengikuti penelitian dengan menandatangani formulir

persetujuan penelitian.

Page 87: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

68

Kriteria Eksklusi :

1. Pernah mendapatkan informasi tentang computer vision syndrome

2. Siswa yang mengalami gangguan penglihatan seperti penyakit katarak

3. Tidak bersedia ikut dalam penelitian

4. Tidak mengikuti seluruh tahapan penelitian

Menurut Roscoe dalam buku Research Method for Business ukuran

sampel yang layak untuk penelitian eksperimen sederhana yang

menggunakan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol adalah 10 s/d

20 orang untuk masing-masing kelompok (Sugiyono, 2009). Jumlah

sampel pada penelitian sebanyak 25 responden untuk masing-masing

kelompok mengingat penelitian yang dilaksanakan bukan eksperimen

laboratorium sehingga makin besar sampel yang digunakan diharapkan

semakin dapat mewakili populasi. Jumlah sampel sebanyak 75 orang

yang dibagi menjadi tiga kelompok.

E. Cara Pengumpulan Data

1. Data Primer

Data primer diperoleh melalui wawancara menggunakan kuesioner

tentang pengetahuan dan sikap responden tentang computer vision

syndrome.

2. Data Sekunder

a. Data siswa dan sekolah diperoleh dari bagian administrasi SMKN I

Bungoro, SMKN I Minasate’ne, dan SMKN I Mandalle Kabupaten

Pangkep

Page 88: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

69

b. Data penyakit atau kelainan pada mata diperoleh dari bagian

registrasi kunjungan poli mata RSUD Kab. Pangkep.

F. Instrumen Penelitian

Penelitian ini menggunakan instrumen kuesioner yang telah diuji

validitas dan reliabilitasnya. Kuesioner tersebut meliputi: data karakteristik,

pengetahuan dan sikap siswa terhadap computer vision syndrome.

Jumlah pertanyaan/ pernyataan sebanyak 28, terdiri dari: 15 pertanyaan

tentang pengetahuan, 13 pernyataan tentang sikap terkait computer vision

syndrome.

G. Kontrol Kualitas

1. Uji Instrumen

Uji instrumen (kuesioner) dilakukan pada 10 responden di luar dari

sampel yang mempunyai karakteristik yang sama dengan responden

yang diteliti yaitu pada siswa kelas I Jurusan Perkantoran SMKN I

Mandalle pada tanggal 22 Februari 2013. Untuk menguji validitas

kuesioner digunakan uji korelasi Pearson product moment (r)

sedangkan untuk menguji reliabilitas kuesioner digunakan uji alpha

Cronbach’s (Riyanto,2010).

Hasil uji validitas dan realibilitas adalah sebagai berikut :

1) Uji validitas : jika r hitung (r pearson) > r tabel maka pertanyaan

valid

2) Uji reliabilitas : jika r alpha > nilai konstanta (0,6) maka pertanyaan

reliable.

Page 89: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

70

Hasil uji validitas menunjukkan bahwa dari 28 pertanyaan/pernyataan,

terdapat 17 pertanyaan/ pernyataan yang nilai r hitungnya lebih kecil

dari r tabel (0,632) yaitu: pertanyaan (3,4,5,7,8,9,12,13, dan 15), dan

pernyataan (2,3,5,7,8,11,12 dan 13) sehingga hanya 11 pertanyaan/

pernyataan yang dinyatakan valid dan dilanjutkan dengan pengujian

reliabilitas. Nilai r Alpha (0,967) > nilai konstanta (0,6), sehingga

kesebelas pertanyaan/pernyataan tersebut dinyatakan reliable.

Keseluruhan pertanyaan/ pernyataan yang dinyatakan tidak valid

ditingkatkan kesulitannya dan ditambahkan option jawaban untuk

setiap pertanyaan serta menyeimbangkan antara pernyataan positif

dan pernyataan negatif. Hasil uji validitas dan reliabilitas terlampir.

2. Pemilihan Lokasi penelitian

Pemilihan sekolah yang berbeda untuk kepentingan kualitas kontrol

penelitian sehingga ketiga kelompok tersebut tidak terekspose dengan

jenis intervensi yang berbeda pada masing-masing kelompok

penelitian dan diharapkan perlakuan/ intervensi yang diberikan lebih

dapat dikontrol.

H. Etika Penelitian

Informed consent (formulir persetujuan) diberikan kepada siswa yang

bersedia mengikuti penelitian dengan terlebih dahulu menjelaskan

tujuan, tindakan yang akan dilakukan dan hal-hal lain yang terkait

dengan penelitian.

Page 90: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

71

I. Uraian Intervensi

Pelaksanaan intervensi dilakukan di dua sekolah berbeda yaitu:

SMKN I Bungoro dengan metode ceramah dan SMKN I Minasate’ne

dengan metode demonstrasi.

1. Metode ceramah

Metode ceramah dilaksanakan selama satu jam dengan uraian

sebagai berikut:

a. Materi

Materi yang diberikan dalam bentuk makalah dan slide.

Sebelum pelaksanaan intervensi ceramah, siswa yang telah

mengisi kuesioner pada saat pre test dibagikan makalah terkait

CVS (makalah terlampir). Pelaksanaan intervensi dilaksanakan

satu minggu setelah pre test. Materi disajikan melalui ceramah

tanya jawab dengan media slide yang berisi tentang: pengertian,

penyebab, gejala, faktor-faktor yang mempengaruhi, gangguan

kesehatan terkait CVS, cara pencegahan, dan pengobatan

CVS.

b. Pemateri

Pemateri bernama Mohammad Ikhsyan Razak, ST (Kasi

Pengawasan Ketenagakerjaan Dinas Kesehatan Sosial Kab.

Pangkep). Pemateri telah mengikuti beberapa Diklat

(Pendidikan dan Pelatihan) terkait Kesehatan dan Keselamatan

Kerja (K3) seperti: Diklat Fungsional Pegawai Pengawas

Page 91: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

72

Ketenagakerjaan Tahun 2005, Diklat Penyidik Pegawai Negeri

Sipil (PPNS) Tahun 2009, TOT HIV AIDS di Tempat Kerja

Tahun 2009, TOT Petugas K3 Tahun 2011, dan TOT SMK3

Tahun 2012.

c. Frekuensi

Pelaksanaan ceramah dilakukan satu kali.

d. Durasi

Durasi intervensi selama satu jam: 45 menit untuk ceramah dan

15 menit untuk diskusi

e. Metode

Metode yang digunakan adalah ceramah dan diskusi tanya

jawab

f. Media

Media yang digunakan adalah media elektronik berupa slide.

2. Metode demonstrasi

Metode demonstrasi dilaksanakan selama satu jam dengan uraian

sebagai berikut:

a. Materi

Materi yang diberikan dalam bentuk makalah dan video.

Sebelum pelaksanaan intervensi demonstrasi, siswa yang telah

mengisi kuesioner pada saat pre test dibagikan makalah terkait

CVS (makalah terlampir). Pelaksanaan intervensi dilaksanakan

satu minggu setelah pre test. Materi disajikan melalui

Page 92: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

73

demonstrasi dengan media video yang berisi tulisan

(pengertian, penyebab, gejala, faktor-faktor yang

mempengaruhi, gangguan kesehatan, cara pencegahan, dan

pengobatan), suara dan gambar terkait computer vision

syndrome.

b. Pemateri

Pemateri bernama Mohammad Ikhsyan Razak, ST (Kasi

Pengawasan Ketenagakerjaan Dinas Kesehatan Sosial Kab.

Pangkep). Pemateri telah mengkuti beberapa Diklat (Pendidikan

dan Pelatihan) terkait Kesehatan dan Keselamatan Kerja (K3)

seperti: Diklat Fungsional Pegawai Pengawas Ketenagakerjaan

Tahun 2005, Diklat Penyidik Pegawai Negeri Sipil (PPNS)

Tahun 2009, TOT HIV AIDS di Tempat Kerja Tahun 2009, TOT

Petugas K3 Tahun 2011, dan TOT SMK3 Tahun 2012.

c. Frekuensi

Pelaksanaan demonstrasi dilakukan satu kali.

d. Durasi

Durasi intervensi selama satu jam: 15 menit untuk pemutaran

video, 5 menit untuk pembagian dan diskusi kelompok, 25 menit

untuk kegiatan peragaan serta 15 menit untuk diskusi dan

evaluasi isi video.

Page 93: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

74

e. Metode

Metode yang digunakan adalah metode demonstrasi baik dalam

bentuk video maupun peragaan langsung.

f. Media

Media yang digunakan adalah media elektronik berupa video.

Page 94: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

75

J. Alur Penelitian

Gambar 10. Alur Penelitian

K. Pengolahan dan Analisis Data

1. Pengolahan data, meliputi:

a) Editing

Setelah data terkumpul dilakukan pemeriksaan kembali terhadap

kelengkapan isi kuesioner

Setelah 4 minggu

Setelah 1 minggu

Pengolahan dan analisis data

Pendidikan Kesehatan metode

ceramah di SMKN I Bungoro

Mengadakan post test pada ketiga kelompok

penelitian

Pendidikan Kesehatan metode

demonstrasi di SMKN I Minasate’ne

Populasi : Siswa kelas 1 SMKN I Bungoro

SMKN I Minasate’ne, dan SMKN I Mandalle

Subjek yang terpilih sebagai sampel dan bersedia menandatangani informed consent

Mengadakan pre test dengan pembagian kuesioner tentang CVS pada ketiga

kelompok penelitian dan pembagian makalah untuk kelompok intervensi

Page 95: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

76

b) Coding

Data yang telah terkumpul dan selesai diedit diberi pengkodean

variabel sebelum dimasukkan pada aplikasi SPSS for Windows 20.

c) Input data

Masing-masing variabel diinput berdasarkan nomor responden

dalam kuesioner

d) Cleaning data

Cleaning data dilakukan untuk membersihkan kesalahan yang

mungkin terjadi selama proses input data. Dilakukan penginputan

kembali untuk data yang missing.

2. Analisis Data

a) Analisis Univariat

1). Analisis univariat dilakukan dengan menghitung nilai tengah

(mean, median), nilai maksimun, nilai minimun dan standar

deviasi untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal.

2). Mendeskripsikan karakteristik responden dengan tabel dan grafik

yang disertai dengan narasi.

b) Analisis Bivariat

1) Untuk melihat pengaruh metode ceramah dan metode

demonstrasi terhadap skor pengetahuan dan skor sikap

responden sebelum dan sesudah pendidikan kesehatan

digunakan uji t berpasangan karena data berdistribusi normal

dengan tingkat kepercayaan 95%.

Page 96: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

77

2) Untuk melihat pengaruh metode ceramah dan metode

demonstrasi terhadap skor pengetahuan dan dan skor sikap antar

dua kelompok penelitian digunakan uji t tidak berpasangan

karena data berdistribusi normal dengan tingkat kepercayaan

95%.

3) Untuk melihat pengaruh metode ceramah dan metode

demonstrasi terhadap skor pengetahuan dan skor sikap antar tiga

kelompok penelitian digunakan uji One Way-ANOVA karena data

berdistribusi normal dengan tingkat kepercayaan 95%.

Page 97: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

78

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Hasil Penelitian

1. Gambaran Umum Lokasi

Penelitian ini dilaksanakan pada tiga sekolah menengah kejuruan

berbeda yang ada di Kabupaten Pangkep yaitu: SMKN I Bungoro,

SMKN I Minasate’ne, dan SMKN I Mandalle pada tanggal 7 Maret

sampai 15 April 2013. Sampel dibagi menjadi tiga kelompok

berdasarkan asal sekolah dan jenis intervensi yang diberikan yaitu:

kelompok ceramah berupa pendidikan kesehatan metode ceramah

pada siswa kelas I SMKN I Bungoro, kelompok demonstrasi berupa

pendidikan kesehatan metode demonstrasi pada siswa kelas I SMKN I

Minasate’ne dan kelompok kontrol yang tidak diberi intervensi baik

ceramah maupun demonstrasi pada siswa kelas I SMKN I Mandalle

Kab. Pangkep. Gambaran umum masing-masing sekolah diuraikan

sebagai berikut:

a. SMKN I Bungoro

SMKN I Bungoro merupakan salah satu sekolah menengah

kejuruan yang ada di Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan.

Sekolah ini didirikan pada tanggal 24 Desember 1969 berdasarkan

Surat Keputusan Menteri Pendidikan Republik Indonesia Nomor:

170/UKKS/1969 dengan visi “Mewujudkan lulusan yang unggul,

Page 98: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

79

mandiri, kompetitif, berakhlak mulia, berjiwa wirausaha, dan

berbudaya lingkungan”.

Secara geografis sekolah ini mudah dijangkau dengan

kendaraan umum yaitu di Jalan Sambung Jawa Kelurahan

Samalewa Kecamatan Bungoro. Luas lahan sekolah 30.050 m2.

Tahun 1973-1974 sekolah ini hanya terdiri dari dua Jurusan,

namun sampai Tahun 2012/2013 telah berkembang menjadi lima

jurusan/ program keahlian yaitu: Kompetensi Keahlian Akuntansi,

Kompetensi Keahlian Administrasi Perkantoran, Kompetensi

Keahlian Pemasaran, Kompetensi Keahlian Teknik Komputer dan

Jaringan, dan Kompetensi Keahlian Multimedia.

Jumlah tenaga pendidik di sekolah ini sebanyak 90 orang yang

terdiri dari: 58 PNS dan 32 Non PNS. Jumlah siswa untuk tahun

ajaran 2012/2013 sebanyak 1.615 orang yang terdiri dari: 562 siswa

kelas I (119 orang Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, 166

orang Jurusan Administrasi Perkantoran, 81 orang Jurusan

Multimedia, 122 orang Jurusan Akuntansi, dan 74 orang Jurusan

Pemasaran), 563 siswa kelas II (140 orang Jurusan Teknik Komputer

dan Jaringan, 196 orang Jurusan Administrasi Perkantoran, 68 orang

Jurusan Multimedia, 100 orang Jurusan Akuntansi, dan 59 orang

Jurusan Pemasaran), dan 490 siswa kelas III (90 orang Jurusan

Teknik Komputer dan Jaringan, 167 orang Jurusan Administrasi

Page 99: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

80

Perkantoran, 69 orang Jurusan Multimedia, 81 orang Jurusan

Akuntansi, dan 83 orang Jurusan Pemasaran).

Sarana dan prasarana yang tersedia yaitu: ruang kepala

sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha,

ruang perpustakaan, ruang kelas, ruang workshop, ruang

laboratorium komputer, ruang laboratorium bahasa, ruang

laboratorium pemasaran, koperasi, ruang model kantor, kantin

sekolah, lapangan basket, ruang mushallah, ruang aula, ruang ICT

Center, Studio Radio Pendidikan, ruang Pramuka/OSIS/UKS, toilet

dan ruang gudang.

b. SMKN I Minasate’ne

SMKN I Minasate’ne didirikan pada tanggal 17 Mei 2004

berdasarkan Surat Keputusan Pemerintah Kabupaten Pangkajene

dan Kepulauan Nomor: 256/2004 dengan visi menghasilkan tamatan

yang profesional dan mandiri sesuai kebutuhan dunia kerja dan misi

menyiapkan siswa menjadi tenaga kerja yang terampil, produktif dan

mandiri serta memilki imtak dan menguasai iptek.

Sekolah ini beralamat di Jalan Pendidikan Kelurahan Biraeng

Kecamatan Minasate’ne Kabupaten Pangkajene dan Kepulauan

dengan luas lahan 3.755 m2. Program keahlian yang ada di sekolah

terdiri dari tiga jurusan yaitu: Teknik Komputer dan Jaringan, Teknik

Gambar dan Bangunan serta Teknik Listrik.

Page 100: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

81

Jumlah tenaga pendidik yang ada di sekolah ini sebanyak 38

orang dengan status guru tetap 27 orang dan guru tidak tetap

sebanyak 11 orang. Jumlah siswa untuk tahun ajaran 2012/2013

sebanyak 451 orang yang terdiri dari: 184 siswa kelas I (79 orang

Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, 32 orang Jurusan Teknik

Gambar Bangunan, dan 73 orang Jurusan Teknik Listrik), 131 siswa

kelas II (60 orang Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan, 28 orang

Jurusan Teknik Gambar Bangunan, dan 43 orang Jurusan Teknik

Listrik), dan 136 siswa kelas III (37 orang Jurusan Teknik Komputer

dan Jaringan, 38 orang Jurusan Teknik Gambar Bangunan, dan 61

orang Jurusan Teknik Listrik).

Sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah terdiri dari: (1)

ruang pembelajaran umum: ruang kelas, ruang laboratorium fisika,

ruang laboratorium kimia, ruang laboratorium biologi, ruang

laboratorium bahasa, ruang laboratorium komputer, ruang

laboratorium multimedia, ruang praktek gambar teknik, ruang

perpustakaan konvensional, dan ruang perpustakaan multimedia, (2)

ruang pembelajaran khusus: ruang khusus (praktik), ruang

praktek/bengkel/workshop, ruang praktek teknik gambar bangunan,

ruang praktek teknik instalasi tenaga listrik, dan ruang praktek teknik

komputer dan jaringan, dan (3) ruang penunjang: ruang kepala

sekolah, ruang wakil kepala sekolah, ruang pelayanan administrasi,

ruang Bimbingan Pelajar dan Bimbingan Kesiswaan (BP/BK), ruang

Page 101: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

82

OSIS, ruang pramuka, UKS, ruang ibadah, aula, kantin, toilet,

gudang, ruang penjaga sekolah, dan ruang unit produksi.

c. SMKN I Mandalle

Sekolah Menengah Kejuruan Negeri I Mandalle merupakan salah

satu lembaga diklat tingkat menengah yang didirikan pada tanggal

02 Januari 2009 berdasarkan Surat Keputusan Menteri Pendidikan

Republik Indonesia Nomor: 649/A.AIII/KU/29 dengan visi “Menjadi

sekolah menengah kejuruan yang bertaraf nasional serta

menghasilkan sumber daya manusia yang cerdas, terampil,

profesional, dan berahlak mulia dengan kompetensi yang memadai”.

Sekolah ini berdiri di atas lahan + 10.120 m2 dan secara geografis

mudah dijangkau dengan kendaraan umum yaitu di Jl. Muh. Tahir

Dg. Liong (Poros Makassar-Pare, KM 83) Kecamatan Mandalle

Kabupaten Pangkep.

Program keahlian yang tersedia di sekolah ini yaitu: Administrasi

Perkantoran, Teknik Otomotif, serta Teknik Komputer dan Jaringan

dengan jumlah pengajar sebanyak 25 orang dan staf administrasi

sebanyak 9 orang. Jumlah siswa untuk tahun ajaran 2012/2013

sebanyak 273 orang yang terdiri dari: 136 siswa kelas I (72 orang

Jurusan Administrasi Perkantoran, 34 orang Jurusan Teknik

Otomotif, dan 30 orang Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan), 69

siswa kelas II (25 orang Jurusan Administrasi Perkantoran, 25 orang

Jurusan Teknik Otomotif, dan 19 orang Jurusan Teknik Komputer

Page 102: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

83

dan Jaringan), 68 siswa kelas III (32 orang Jurusan Administrasi

Perkantoran dan 36 orang Jurusan Teknik Otomotif). Proses

kegiatan belajar mengajar untuk siswa kelas I, II, dan III

menggunakan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) yaitu

kurikulum operasional yang disusun dan dilaksanakan oleh masing-

masing satuan pendidikan.

Sarana dan prasarana yang tersedia di sekolah ini terdiri dari:

ruang kantor, ruang kepala sekolah, ruang guru, ruang tata usaha,

ruang perpustakaan, ruang belajar, ruang workshop, ruang

laboratorium, lapangan olahraga, dan toilet.

2. Karakteristik Responden

a. Umur

Karakteristik responden berdasarkan umur pada ketiga

kelompok penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 3. Karateristik responden berdasarkan umur di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Umur (th) Ceramah Demonstrasi Kontrol

14 15 16 17 18

2 16 7 0 0

2 16 5 1 1

1 16 7 1 0

Mean Median

SD

15,20 15,00 0,58

15,32 15,00 0,85

15,32 15,00 0,63

Sumber: Data primer

Page 103: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

84

Tabel 3 menunjukkan bahwa rata-rata umur responden pada

ketiga kelompok penelitian adalah 15 tahun. Umur terendah pada

kelompok ceramah adalah 14 tahun dan tertinggi adalah 16 tahun,

sedangkan pada kelompok demonstrasi dan kelompok kontrol umur

terendah juga 14 tahun dan tertinggi masing-masing 18 tahun dan

17 tahun.

b. Jenis Kelamin

Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin dapat dilihat

pada gambar berikut:

Sumber : Data primer

Gambar 11. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Gambar 11 menunjukkan bahwa dari 75 responden yang

terpilih sebagai sampel 56% (42 orang) diantaranya berjenis

kelamin laki-laki. Karakteristik responden berdasakan jenis kelamin

pada ketiga kelompok penelitian dapat dilihat pada gambar 12.

56%

44%

laki-laki Perempuan

Page 104: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

85

Sumber: Data primer

Gambar 12. Karakteristik responden berdasarkan jenis kelamin pada kelompok ceramah, kelompok demonstrasi dan kelompok kontrol di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Gambar 12 menunjukkan bahwa jenis kelamin pada kelompok

ceramah hampir berimbang antara responden yang berjenis

kelamin laki-laki (13 orang) dan perempuan (12 orang), pada

kelompok demonstrasi, Jenis kelamin perempuan lebih banyak

dibanding laki-laki sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan

hal sebaliknya dimana jenis kelamin laki-laki lebih banyak.

c. Pengetahuan

Karakteristik responden berdasarkan skor pengetahuan pada

ketiga kelompok penelitian dapat dilihat pada tabel 4-6.

0

5

10

15

2013

9

20

12

16

5

Laki-Laki Perempuan

Ceramah Demonstrasi Kontrol

Page 105: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

86

Tabel 4. Karakteristik responden berdasarkan skor pengetahuan pada kelompok ceramah di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Nilai Statistik Skor Pengetahuan

Pre test Post test

Minimum

Maksimum

Mean

SD

4

10

7,20

1,683

10

15

13,32

1,435

Sumber: Data primer

Tabel 4 menunjukkan bahwa rata-rata skor pengetahuan

responden tentang CVS pada kelompok ceramah pada saat pre

test adalah 7,20 dengan standar deviasi 1,683 sedangkan pada

saat post test meningkat 85% menjadi 13,32 dengan standar

deviasi 1,435. Skor pengetahuan terendah pada saat pre test

adalah 4 dan tertinggi adalah 10 sedangkan pada saat post test

skor pengetahuan terendah adalah 10 dan tertinggi adalah 15.

Tabel 5. Karakteristik responden berdasarkan skor pengetahuan pada kelompok demonstrasi di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Nilai Statistik Skor Pengetahuan

Pre test Post test

Minimum

Maksimum

Mean

SD

4

13

7,92

1,956

7

15

11,80

2,102

Sumber: Data primer

Page 106: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

87

Tabel 5 menunjukkan bahwa rata-rata skor pengetahuan

responden tentang CVS pada kelompok demonstrasi pada saat pre

test adalah 7,92 dengan standar deviasi 1,956 sedangkan pada

saat post test meningkat 48,9% menjadi 11,80 dengan standar

deviasi 2,102. Skor pengetahuan terendah pada saat pre test

adalah 4 dan tertinggi adalah 13 sedangkan pada saat post test

skor pengetahuan terendah adalah 7 dan tertinggi adalah 15.

Tabel 6. Karakteristik responden berdasarkan skor pengetahuan pada kelompok kontrol di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Nilai Statistik Skor Pengetahuan

Pre test Post test

Minimum

Maksimum

Mean

SD

3

10

6,60

1,683

1

13

7,08

2,629

Sumber: Data primer

Tabel 6 menunjukkan bahwa rata-rata skor pengetahuan

responden tentang CVS pada kelompok kontrol pada saat pre test

adalah 6,60 dengan standar deviasi 1,683 sedangkan pada saat

post test meningkat 7,3% menjadi menjadi 7,08 dengan standar

deviasi 2,629. Skor pengetahuan terendah pada saat pre test

adalah 3 dan tertinggi adalah 10 sedangkan pada saat post test

skor pengetahuan terendah adalah 1 dan tertinggi adalah 13.

Page 107: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

88

Perbandingan rata-rata pengetahuan responden pada ketiga

kelompok penelitian pada saat pre test dan post test dapat dilihat

pada gambar berikut:

Sumber: Data primer

Gambar 13. Karakteristik responden berdasarkan skor pengetahuan pada kelompok ceramah, kelompok demonstrasi dan kelompok kontrol pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Gambar 13 menunjukkan bahwa rata-rata skor pengetahuan

responden pada saat pre test tertinggi pada kelompok demonstrasi

dan terendah pada kelompok kontrol, namun pada saat post test

terjadi peningkatan rata-rata skor pengetahuan, skor tertinggi pada

kelompok ceramah dan terendah pada kelompok kontrol.

Perubahan skor pengetahuan pada ketiga kelompok penelitian

berdasarkan jenis kelamin dan asal sekolah dapat dilihat pada

gambar 14 dan 15.

0 5 10 15

Ceramah

Demonstrasi

Kontrol

7.2

7.92

6.6

13.32

11.8

7.08

Postest

Pretest

Page 108: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

89

Sumber: Data primer

Gambar 14. Perubahan skor pengetahuan responden berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Gambar 14 menunjukkan bahwa jumlah responden yang

mengalami peningkatan skor pengetahuan lebih tinggi pada yang

berjenis kelamin perempuan (94%) dibanding laki-laki (64%),

sedangkan hal sebaliknya terjadi pada jumlah responden yang

mengalami penurunan skor pengetahuan, dimana jenis kelamin

laki-laki lebih tinggi (26%) dibanding perempuan (3%).

0

20

40

60

80

100

Menurun Tetap Meningkat

Pengetahuan

26%10%

64%

3% 3%

94%

Laki-laki

Perempuan

Page 109: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

90

Sumber: Data primer

Gambar 15. Perubahan skor pengetahuan responden berdasarkan asal sekolah di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Gambar 15 menunjukkan bahwa peningkatan skor

pengetahuan paling tinggi pada responden yang berasal dari SMKN

I Bungoro (100%) dan paling rendah pada responden yang berasal

dari SMKN I Mandalle (44%).

0

20

40

60

80

100

Menurun Tetap Meningkat

0% 0%

100%

0%

12%

88%

48%

8%

44%

SMKN I Bungoro

SMKN I Minasate'ne

SMKN I Mandalle

Page 110: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

91

d. Sikap

Karakteristik responden berdasarkan skor sikap pada ketiga

kelompok penelitian dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 7. Karakteristik responden berdasarkan skor sikap pada kelompok ceramah di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Nilai Statistik Skor Sikap

Pre test Post test

Minimum

Maksimum

Mean

SD

3

12

7,48

1,939

7

13

11,04

1,947

Sumber: Data primer

Tabel 7 menunjukkan bahwa rata-rata skor sikap responden

tentang CVS pada kelompok ceramah pada saat pre test adalah

7,48 dengan standar deviasi 1,939 sedangkan pada saat post test

meningkat 47,5% menjadi 11,04 dengan standar deviasi 1,947.

Skor sikap terendah pada saat pre test adalah 3 dan tertinggi

adalah 12 sedangkan pada saat post test skor sikap terendah

adalah 7 dan tertinggi adalah 13.

Page 111: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

92

Tabel 8. Karakteristik responden berdasarkan skor sikap pada kelompok demontrasi di Kabupaten Pangkep Maret-April 2013

Nilai Statistik Skor Sikap

Pre test Post test

Minimum

Maksimum

Mean

SD

4

11

6,84

2,173

8

13

11,32

1,725

Sumber: Data primer

Tabel 8 menunjukkan bahwa rata-rata skor sikap responden

tentang CVS pada kelompok demontrasi pada saat pre test adalah

6,84 dengan standar deviasi 2,173 sedangkan pada saat post test

meningkat 65,5% menjadi 11,32 dengan standar deviasi 1,725.

Skor sikap terendah pada saat pre test adalah 4 dan tertinggi

adalah 11 sedangkan pada saat post test skor sikap terendah

adalah 8 dan tertinggi adalah 13.

Tabel 9. Karakteristik responden berdasarkan skor sikap pada kelompok kontrol di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Nilai Statistik Skor sikap

Pre test Post test

Minimum

Maksimum

Mean

SD

6

10

7,44

1,193

6

12

7,92

1,605

Sumber: Data primer

Page 112: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

93

Tabel 9 menunjukkan bahwa rata-rata skor sikap responden

tentang CVS pada kelompok kontrol pada saat pre test adalah 7,44

dengan standar deviasi 1,193 sedangkan pada saat post test rata-

rata skor sikap meningkat 6,4% menjadi 7,92 dengan standar

deviasi 1,605. Skor sikap terendah pada saat pre test adalah 6 dan

tertinggi adalah 10 sedangkan pada saat post test skor sikap

terendah adalah 6 dan tertinggi adalah 12.

Perbandingan rata-rata sikap responden pada ketiga kelompok

penelitian pada saat pre test dan post test dapat dilihat pada

gambar berikut:

Sumber: Data primer

Gambar 16. Karakteristik responden berdasarkan skor sikap pada kelompok ceramah, kelompok demonstrasi dan Kelompok Kontrol pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Gambar 16 menunjukkan bahwa rata-rata skor sikap responden

pada saat pretest tertinggi pada kelompok ceramah dan terendah

pada kelompok demonstrasi, namun pada saat post test rata-rata

0 2 4 6 8 10 12

Ceramah

Demonstrasi

Kontrol

7.48

6.84

7.44

11.04

11.32

7.92

Postest

Pretest

Page 113: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

94

skor sikap tertinggi pada kelompok demonstrasi dan terendah pada

kelompok kontrol.

Sumber: Data primer

Gambar 17. Perubahan skor sikap responden berdasarkan jenis kelamin di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Gambar 17 menunjukkan bahwa jumlah responden yang

mengalami peningkatan skor sikap lebih tinggi pada yang berjenis

kelamin perempuan (88%) dibanding laki-laki (69%), sedangkan hal

sebaliknya terjadi pada jumlah responden yang mengalami

penurunan skor sikap, dimana jenis kelamin laki-laki lebih tinggi

(17%) dibanding perempuan (3%).

0

20

40

60

80

100

Menurun Tetap Meningkat

17% 14%

69%

3%9%

88%

Laki-laki

Perempuan

Page 114: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

95

Sumber: Data primer

Gambar 18. Perubahan skor sikap responden berdasarkan asal sekolah di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Gambar 18 menunjukkan bahwa peningkatan skor sikap paling

tinggi pada responden yang berasal dari SMKN I Minasate’ne

(100%) dan paling rendah pada responden yang berasal dari

SMKN I Mandalle (40%).

3. Uji Homogenitas

Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui kesetaraan ketiga

kelompok responden sebelum diberikan intervensi. Hasil uji

homogenitas dapat dilihat pada tabel 10.

0

20

40

60

80

100

Menurun Tetap Meningkat

4% 4%

92%

0% 0%

100%

28% 32%40%

SMKN I Bungoro

SMKN I Minasate'ne

SMKN I Mandalle

Page 115: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

96

Tabel 10. Uji homogenitas umur, jenis kelamin, skor pengetahuan dan skor sikap antara kelompok ceramah, demonstrasi, dan kelompok kontrol sebelum intervensi di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Karakteristik dan Variabel Sig.

Umur Responden ,371

Jenis Kelamin ,001

Skor Pengetahuan ,790

Skor Sikap ,009

Sumber: Data primer

Tabel 10 menunjukkan bahwa umur responden dan

pengetahuan sebelum intervensi pada ketiga kelompok penelitian

mempunyai varians data yang sama atau homogen dengan nilai p

masing-masing sebesar 0,371 dan 0,790 (p > 0,05), sedangkan

jenis kelamin dan sikap responden sebelum pelaksanaan

intervensi tidak homogen dimana diperoleh nilai p masing-masing

sebesar 0,001 dan 0,009 (p < 0,05).

Penyetaraan variabel sebelum intervensi dilakukan pula pada

variabel kontrol. Variabel kontrol meliputi: status sekolah, jurusan,

kelas yang diintervensi, pemateri, durasi intervensi, dan waktu

pengukuran hasil intervensi. Ketiga sekolah yang dipilih adalah

sekolah dengan status sebagai sekolah negeri dan terletak pada

kecamatan yang berbeda. Semua sampel berasal dari jurusan dan

kelas yang sama yaitu Jurusan Teknik Komputer dan Jaringan

kelas satu dari masing-masing sekolah. Pemateri adalah Kasi

Page 116: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

97

ketenagakerjaan Dinas Sosial Kabupaten Pangkep yang telah

mengikuti beberapa Diklat (Pendidikan dan Pelatihan) terkait

Kesehatan dan Keselamatan kerja (K3), materi CVS disampaikan

oleh pemateri yang sama pada kedua kelompok intervensi. Durasi

intervensi sama pada kedua kelompok intervensi yaitu selama satu

jam. Waktu pengukuran hasil intervensi juga sama pada semua

kelompok penelitian yaitu 5 minggu setelah pretest.

4. Pengaruh Metode Ceramah

Analisis pengaruh metode ceramah untuk skor pengetahuan

dan skor sikap dilakukan melalui uji t berpasangan pada kelompok

ceramah dan uji t tidak berpasangan antara kelompok ceramah

dan kelompok kontrol (tidak ada intervensi) sebagai pembanding.

a. Pengaruh Metode Ceramah terhadap Pengetahuan

Skor pengetahuan responden pada kelompok ceramah

disajikan pada tabel berikut:

Tabel 11. Skor pengetahuan responden pada kelompok ceramah pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Nilai Statistik Skor pengetahuan

Pre test Post test

Mean

SD

SE

7,20

1,683

0,337

13,32

1,435

0,287

p value 0,000

Sumber: Data primer

Page 117: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

98

Tabel 11 menunjukkan bahwa ada peningkatan rata-rata

skor pengetahuan responden tentang CVS setelah

dilaksanakannya metode ceramah. Hasil uji statistik didapatkan

nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang menunjukkan bahwa ada

perbedaan signifikan rata-rata skor pengetahuan responden

sebelum dan setelah pelaksanaan metode ceramah, sehingga

dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh metode ceramah

terhadap pengetahuan responden tentang CVS.

Tabel 12. Skor pengetahuan responden kelompok ceramah dan kelompok kontrol pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Nilai Statistik

Pre test Post test

Ceramah Kontrol Ceramah Kontrol

Mean

SD

SE

7,20

1,683

0,337

6,60

1,683

0,337

13,32

1,435

0,287

7,08

2,629

0,526

p value 0,214 0,000

Sumber: Data primer

Hasil uji statistik pada saat pre test didapatkan nilai p =

0,214 (p > 0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan signifikan rata-rata skor pengetahuan responden

antara kelompok ceramah dan kelompok kontrol sedangkan

pada saat post test didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang

menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan rata-rata skor

pengetahuan responden setelah pelaksanaan intervensi pada

kedua kelompok penelitian. Skor pengetahuan pada kelompok

Page 118: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

99

metode ceramah meningkat sebesar 85% setelah intervensi

sedangkan pada kelompok kontrol hanya 7,3% sehingga dapat

disimpulkan bahwa peningkatan skor pengetahuan karena

adanya pengaruh metode ceramah.

b. Pengaruh Metode Ceramah terhadap Sikap

Skor sikap responden pada kelompok ceramah disajikan

pada tabel berikut:

Tabel 13. Skor sikap responden pada kelompok ceramah pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Nilai Statistik Skor sikap

Pre test Post test

Mean

SD

SE

7,48

1,939

0,388

11,04

1,947

0,389

p value 0,000

Sumber: Data primer

Tabel 13 menunjukkan bahwa ada peningkatan rata-rata

skor sikap responden tentang CVS setelah dilaksanakannya

metode ceramah. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,000 (p

< 0,05) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan

rata-rata skor sikap responden sebelum dan setelah

pelaksanaan metode ceramah, sehingga dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh metode ceramah terhadap sikap

responden tentang CVS.

Page 119: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

100

Tabel 14. Skor sikap responden kelompok ceramah dan kelompok kontrol pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Nilai Statistik

Pre test Post test

Ceramah Kontrol Ceramah Kontrol

Mean

SD

SE

7,48

1,939

0,388

7,44

1,193

0,239

11,04

1,947

0,389

7,92

1,605

0,321

p value 0,930 0,000

Sumber: Data primer Hasil uji statistik pada saat pre test didapatkan nilai p =

0,930 (p > 0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan signifikan rata-rata skor sikap responden antara

kelompok ceramah dan kelompok kontrol sedangkan pada saat

post test didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang

menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan rata-rata skor

sikap responden setelah pelaksanaan intervensi pada kedua

kelompok penelitian. Skor sikap pada kelompok metode

ceramah meningkat sebesar 47,5% setelah intervensi

sedangkan pada kelompok kontrol hanya 6,4% sehingga dapat

disimpulkan bahwa peningkatan skor sikap karena adanya

pengaruh metode ceramah.

5. Pengaruh Metode Demontrasi

Analisis pengaruh metode demontrasi untuk skor pengetahuan dan

skor sikap dilakukan melalui uji t berpasangan pada kelompok

Page 120: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

101

demontrasi dan uji t tidak berpasangan antara kelompok

demonstrasi dan kelompok kontrol sebagai pembanding.

a. Pengaruh Metode Demonstrasi terhadap Pengetahuan

Skor pengetahuan responden pada kelompok demonstrasi

disajikan pada tabel 15.

Tabel 15. Skor pengetahuan responden pada kelompok demonstrasi pada saat pretest dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Nilai Statistik Skor pengetahuan

Pre test Post test

Mean

SD

SE

7,92

1,956

0,391

11,80

2,102

0,420

p value 0,000

Sumber: Data primer

Tabel 15 menunjukkan bahwa ada peningkatan rata-rata

skor pengetahuan responden tentang CVS setelah

dilaksanakannya metode demonstrasi. Hasil uji statistik

didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang menunjukkan bahwa

ada perbedaan signifikan rata-rata skor pengetahuan

responden sebelum dan setelah pelaksanaan metode

demonstrasi, sehingga dapat disimpulkan bahwa ada pengaruh

metode demonstrasi terhadap pengetahuan responden tentang

CVS.

Page 121: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

102

Tabel 16. Skor pengetahuan responden kelompok demonstrasi dan kelompok kontrol pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Nilai Statistik

Pre test Post test

Demonstrasi Kontrol Demonstrasi Kontrol

Mean

SD

SE

7,92

1,956

0,391

6,60

1,683

0,337

11,80

2,102

0,420

7,08

2,629

0,526

p value 0,014 0,000

Sumber: Data primer

Hasil uji statistik pada saat pre test didapatkan nilai p =

0,014 (p < 0,05) dan pada saat post test nilai p = 0,000 (p <

0,05) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan rata-

rata skor pengetahuan responden antara kelompok

demonstrasi dan kelompok kontrol baik pada saat pre test

maupun post test. Skor pengetahuan pada kelompok metode

demonstrasi meningkat sebesar 48,9% setelah intervensi

sedangkan pada kelompok kontrol hanya 7,3% sehingga dapat

disimpulkan bahwa peningkatan skor pengetahuan karena

adanya pengaruh metode demonstrasi.

b. Pengaruh Metode Demonstrasi terhadap Sikap

Skor sikap responden pada kelompok demonstrasi

disajikan pada tabel 17.

Page 122: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

103

Tabel 17. Skor sikap responden pada kelompok demonstrasi pada saat pretest dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Nilai Statistik Skor sikap

Pre test Post test

Mean

SD

SE

6,84

2,173

0,435

11,32

1,725

0,345

p value 0,000

Sumber: Data primer

Tabel 17 menunjukkan bahwa ada peningkatan rata-rata

skor sikap responden tentang CVS setelah dilaksanakannya

metode demontrasi. Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,000

(p < 0,05) yang menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan

rata-rata skor sikap responden sebelum dan setelah

pelaksanaan metode demontrasi, sehingga dapat disimpulkan

bahwa ada pengaruh metode demonstrasi terhadap sikap

responden tentang CVS.

Tabel 18. Skor sikap responden kelompok demonstrasi dan kelompok kontrol pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Nilai Statistik

Pre test Post test

Demonstrasi Kontrol Demonstrasi Kontrol

Mean

SD

SE

6,84

2,173

0,435

7,44

1,193

0,239

11,32

1,725

0,345

7,92

1,605

0,321

p value 0,234 0,000

Sumber: Data primer

Page 123: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

104

Hasil uji statistik pada saat pre test didapatkan nilai p =

0,234 (p > 0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan signifikan rata-rata skor sikap responden antara

kelompok demonstrasi dan kelompok kontrol sedangkan pada

saat post test didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang

menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan rata-rata skor

sikap responden setelah pelaksanaan intervensi pada kedua

kelompok penelitian. Skor sikap pada kelompok metode

demonstrasi meningkat sebesar 65,5% setelah intervensi

sedangkan pada kelompok kontrol hanya 6,4% sehingga dapat

disimpulkan bahwa peningkatan skor sikap karena adanya

pengaruh metode demonstrasi.

6. Perbandingan pengaruh metode ceramah dan metode demonstrasi terhadap pengetahuan dan sikap siswa dalam pencegahan computer vision syndrome

Analisis perbedaan skor pengetahuan dan skor sikap tentang

CVS antara responden yang mendapat metode ceramah dan

metode demonstrasi menggunakan uji t tidak berpasangan.

a. Perbandingan pengaruh metode ceramah dan metode demonstrasi terhadap pengetahuan siswa dalam pencegahan computer vision syndrome

Perbedaan pengaruh kedua jenis metode di atas terhadap

skor pengetahuan responden disajikan pada tabel 19.

Page 124: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

105

Tabel 19. Skor pengetahuan responden kelompok ceramah dan kelompok demonstrasi pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Nilai Statistik

Pre test Post test

Ceramah Demonstrasi Ceramah Demonstrasi

Mean

SD

SE

7,20

1,683

0,337

7,92

1,956

0,391

13,32

1,435

0,287

11,80

2,102

0,420

p value 0,169 0,004

Sumber: Data primer

Hasil uji statistik pada saat pre test didapatkan nilai p =

0,169 (p < 0,05) yang menunjukkan bahwa tidak ada

perbedaan signifikan rata-rata skor pengetahuan responden

antara kelompok ceramah dan kelompok demonstrasi, namun

pada saat post test didapatkan nilai p = 0,004 (p < 0,05) yang

menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan rata-rata skor

pengetahuan responden setelah pelaksanaan intervensi pada

kedua kelompok penelitian. Perbandingan rata-rata skor

pengetahuan antara kelompok ceramah dan kelompok

demonstrasi dapat dilihat pada gambar 19.

Page 125: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

106

Sumber: Data primer

Gambar 19. Skor pengetahuan responden kelompok ceramah dan kelompok demonstrasi pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Gambar 19 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-

rata skor pengetahuan responden baik pada kelompok

ceramah (7,20 menjadi 13,32) maupun pada kelompok

demonstrasi pada saat post test (7,92 menjadi 11,80). Rata-

rata peningkatan skor pengetahuan responden pada kelompok

ceramah lebih tinggi (85%) dibanding kelompok demonstrasi

(48,9%). Pengujian perbedaan hasil tersebut dilakukan pula

menggunakan Uji One Way-ANOVA dan didapatkan hasil

sebagaimana yang tercantum pada tabel 20.

Pretest Postest

7,20

13.32

7.92

11,80

Ceramah Demonstrasi

Page 126: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

107

Tabel 20. Skor pengetahuan responden kelompok ceramah, kelompok demonstrasi dan kelompok kontrol pada saat post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Nilai Statistik Kelompok Intervensi

Ceramah Demonstrasi Kontrol

Mean

SD

SE

13,32

1,435

0,287

11,80

2,102

0,420

7,08

2,629

0,526

p value 0,000

Sumber: Data primer

Hasil uji statistik pada tabel 20 didapatkan nilai p=0,000,

berarti pada alpha 5% dapat disimpulkan ada perbedaan yang

signifikan rata-rata peningkatan skor pengetahuan pada ketiga

kelompok penelitian. Perbedaan skor pengetahuan dianalisis

lebih lanjut melalui Post Hoc Test menggunakan uji Bonferroni

dan hasilnya disajikan pada tabel berikut:

Tabel 21. Hasil analisis Post-Hoc Bonferroni skor pengetahuan

Kelompok intervensi Perbedaan

Rerata 95% CI

Min Max p

value

Ceramah vs kontrol

Demonstrasi vs kontrol

Ceramah vs demonstrasi

6,240

4,720

1,520

4,78

3,26

0,06

7,70

6,18

2,98

0,000

0,000

0,039

Sumber: Data primer

Tabel 21 menunjukkan bahwa kelompok yang berbeda

secara signifikan untuk variabel pengetahuan adalah antara

kelompok ceramah dan kelompok kontrol (p = 0,000 < 0,05)

Page 127: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

108

antara kelompok demonstrasi dan kelompok kontrol (p = 0,000

< 0,05), dan antara kelompok ceramah dan kelompok

demonstrasi (p = 0,039 < 0,05).

b. Perbandingan pengaruh metode ceramah dan metode demonstrasi terhadap sikap siswa dalam pencegahan computer vision syndrome

Perbedaan pengaruh kedua jenis metode di atas terhadap

skor sikap responden disajikan pada tabel berikut:

Tabel 22. Skor sikap responden kelompok ceramah dan kelompok demonstrasi pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep Maret-April 2013

Nilai Statistik

Pre test Post test

Ceramah Demontrasi Ceramah Demontrasi

Mean

SD

SE

7,48

1,939

0,388

6,84

2,173

0,435

11,04

1,947

0,389

11,32

1,725

0,345

p value 0,277 0,593

Sumber: Data primer

Tabel 22 menunjukkan bahwa baik pada saat pre test (p =

0,277 > 0,05) maupun post test (p = 0,593 > 0,05) tidak ada

perbedaan signifikan rata-rata skor sikap responden antara

kelompok ceramah dan kelompok demonstrasi. Perbandingan

rata-rata skor sikap antara kedua kelompok tersebut dapat

dilihat pada gambar 20.

Page 128: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

109

Sumber: Data primer

Gambar 20 Skor sikap responden kelompok ceramah dan kelompok demonstrasi pada saat pre test dan post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Gambar 20 menunjukkan bahwa terjadi peningkatan rata-

rata skor sikap responden baik pada kelompok ceramah (7,48

menjadi 11,04) maupun pada kelompok demonstrasi pada saat

post test (6,84 menjadi 11,32). Peningkatan skor sikap

responden pada kelompok demonstrasi lebih tinggi (65,5%)

dibanding kelompok ceramah (47,6%). Pengujian perbedaan

hasil tersebut dilakukan pula melalui Uji One Way-ANOVA.

Tabel 23. Skor sikap responden kelompok ceramah, kelompok demonstrasi dan kelompok kontrol pada saat post test di Kabupaten Pangkep, Maret-April 2013

Nilai Statistik Kelompok Intervensi

Ceramah Demonstrasi Kontrol

Mean

SD

SE

11,04

1,947

0,389

11,32

1,725

0,345

7,92

1,605

0,321

p value 0,000

Sumber: Data primer

Pretest Postest

7.48

11.04

6.84

11.32

Ceramah Demonstrasi

Page 129: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

110

Hasil uji statistik pada tabel 23 didapatkan nilai p=0,000,

berarti pada alpha 5% dapat disimpulkan ada perbedaan

signifikan rata-rata peningkatan skor sikap pada ketiga

kelompok penelitian. Perbedaan skor sikap dianalisis lebih

lanjut melalui Post Hoc Test menggunakan uji Bonferroni dan

hasilnya dapat dilihat pada tabel berikut:

Tabel 24. Hasil analisis Post-Hoc Bonferroni skor sikap

Kelompok intervensi Perbedaan

Rerata 95% CI

Min Max p

value

Ceramah vs kontrol

Demonstrasi vs kontrol

Ceramah vs demonstrasi

3,120

3,400

2,80

1,90

2,18

-0,94

4,34

4,62

1,50

0,000

0,000

1,000

Sumber: Data primer

Tabel 24 menunjukkan bahwa kelompok yang berbeda

secara signifikan adalah antara kelompok ceramah dan

kelompok kontrol (p = 0,000 < 0,05) dan antara kelompok

demonstrasi dan kelompok kontrol (p = 0,000 < 0,05)

sedangkan kelompok ceramah dan demonstrasi tidak berbeda

secara signifikan (p = 1,000 < 0,05).

Page 130: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

111

B. Pembahasan

Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan eksperimen semu

(Quasi eksperiment) dengan rancangan Nonrandomized Control Group

Pre Test Post Test Design pada 75 responden yang berasal dari tiga

sekolah menengah umum kejuruan negeri yang ada di Kabupaten

Pangkep, yaitu: SMKN I Bungoro, SMKN I Minasate’ne, dan SMKN I

Mandalle. Pemilihan kelompok yang diberi intervensi dilakukan secara

simple random sampling dengan cara diundi. Kelompok yang terpilih

sebagai kelompok ceramah adalah SMKN I Bungoro, kelompok

demonstrasi adalah SMKN I Minasate’ne dan kelompok kontrol adalah

SMKN I Mandalle. Pelaksanaan penelitian selama kurang lebih dua bulan

yaitu pada Bulan Maret sampai dengan Bulan April Tahun 2013.

Jarak antara pelaksanaan pre test dan post test selama kurang lebih

satu bulan. Hal ini sesuai dengan Transtheoretical Theory Model (TTM)

yang dikemukakan oleh Prochasca yang menyatakan bahwa untuk

mengukur perubahan yang masih dalam tahap persiapan (orang berniat

untuk mengambil tindakan dalam waktu dekat yang dalam hal ini bisa

diartikan sebagai sikap) diperlukan waktu satu bulan (Kholid, 2012).

Hasil analisis data yang dilakukan pada 75 responden pada ketiga

sekolah yang terpilih sebagai sampel diuraikan sebagai berikut:

1. Pengaruh metode ceramah terhadap pengetahuan

Metode ceramah merupakan salah satu metode yang sampai saat

ini masih digunakan sebagai metode pembelajaran, baik untuk sasaran

Page 131: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

112

yang berpendidikan tinggi maupun rendah, karena mudah dan praktis

untuk digunakan (Sudjana, 2011). Metode ini merupakan metode yang

paling banyak digunakan di kelas pembelajaran.

Metode ceramah diberikan pada siswa di SMKN I Bungoro yang

terpilih sebagai sampel dan ditetapkan sebagai kelompok ceramah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh metode ceramah

terhadap peningkatan skor pengetahuan responden tentang computer

vision syndrome setelah intervensi (p = 0,000).

Peningkatan skor pengetahuan pada kelompok ceramah

dibandingkan pula dengan hasil post test antara kelompok ceramah

dan kelompok kontrol. Hal ini berguna untuk mengetahui apakah

perubahan skor pengetahuan betul-betul karena metode ceramah yang

diterima responden. Hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada

perbedaan signifikan rata-rata skor pengetahuan responden antara

kelompok ceramah dan kelompok kontrol (p = 0,000). Peningkatan rata-

rata skor pengetahuan kelompok ceramah lebih tinggi (85%) dibanding

kelompok kontrol (7,3%) sehingga dapat disimpulkan bahwa

peningkatan skor pengetahuan karena adanya pengaruh metode

ceramah.

Peningkatan pengetahuan responden setelah mendapatkan

pendidikan kesehatan metode ceramah sesuai dengan teori pendidikan

dan perilaku kesehatan. A Joint Committee on Terminology in Health

Education of United States menyatakan bahwa pendidikan kesehatan

Page 132: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

113

adalah pengalaman belajar yang bertujuan untuk mempengaruhi

pengetahuan, sikap dan perilaku yang ada hubungannya dengan

kesehatan perorangan ataupun kelompok. Proses ini mencakup

dimensi dan kegiatan-kegiatan dari intelektual, psikologi, dan sosial

yang diperlukan untuk meningkatkan kemampuan dalam mengambil

keputusan secara sadar (Machfoedz dan Suryani, 2009).

WHO menyebutkan bahwa tujuan dari pendidikan kesehatan

adalah untuk merubah perilaku orang atau masyarakat dari yang tidak

sehat menjadi sehat. Merubah perilaku seseorang bukanlah hal yang

mudah sehingga pendidikan kesehatan haruslah melalui tahapan-

tahapan yang hati-hati secara ilmiah. Tahapan-tahapan tersebut

menurut Hanlon meliputi: sensitisasi, publisitas, edukasi, dan motivasi

(Machfoedz dan Suryani, 2009).

Penelitian ini diarahkan pada tahap edukasi yang bertujuan untuk

meningkatkan pengetahuan, merubah sikap serta mengarahkan

kepada perilaku penggunaan komputer yang sehat dalam rangka

pencegahan computer vision syndrome. Penelitian yang dilakukan oleh

Toama et al (2012) pada pengguna komputer di Alexandria

menemukan bahwa pendidikan kesehatan melalui pemberian pedoman

ergonomis penggunaan komputer secara signifikan meningkatkan

pengetahuan responden tentang cara penggunaan komputer yang

aman dari 33,70% menjadi 85,40%. Pada penelitian ini, penggunaan

Page 133: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

114

komputer secara ergonomis juga dimasukkan dalam materi ceramah

dengan bantuan media pembelajaran.

Salah satu kunci keberhasilan metode ceramah adalah dengan

menggunakan alat-alat bantu (media) pembelajaran semaksimal

mungkin. Kriteria pemilihan media yang paling utama adalah harus

disesuaikan dengan tujuan pembelajaran atau kompetensi yang ingin

dicapai (Kholid, 2012). Pemilihan media slide pada metode ceramah

dimaksudkan untuk merangsang visual dan auditori responden

sehingga mereka mudah menyerap materi CVS.

Metode ceramah disajikan oleh pemateri dengan menonjolkan

pokok-pokok materi sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin

dicapai. Pada akhir pembelajaran disediakan pula sesi tanya jawab

mengenai materi yang diberikan dan beberapa siswa menanyakan

berbagai hal yang masih kurang dipahaminya terkait dengan masalah

kesehatan penggunaan komputer.

Meningkatnya rata-rata skor pengetahuan responden tentang

computer vision syndrome setelah mendapatkan ceramah sejalan

dengan beberapa hasil penelitian sebelumnya. Penelitian yang

dilakukan pada 200 mahasiswa kedokteran di Fayoum University Mesir

tentang perawatan pranikah menunjukkan adanya peningkatan secara

signifikan skor pengetahuan responden (62.44 menjadi 69.37 dengan

nilai p = 0.001) setelah mendapatkan pendidikan kesehatan metode

ceramah dengan durasi satu jam (Azeem et al, 2011). Hasil penelitian

Page 134: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

115

Nederifar et al di Iran pada Tahun 2008 juga menunjukkan bahwa ada

perbedaan signifikan skor pengetahuan responden setelah

mendapatkan metode ceramah, rata-rata skor pengetahuan responden

pada saat pre test adalah 8,1 dan meningkat menjadi 12,27 pada saat

post test.

Penelitian yang dilakukan oleh Pulungan (2007) di Sumatera Utara

untuk melihat pengaruh ceramah terhadap peningkatan pengetahuan

dan sikap dokter kecil dalam pemberantasan sarang nyamuk demam

berdarah menunjukkan adanya peningkatan nilai rerata pengetahuan

responden dari 13,17 menjadi 18,87 (p = 0,001). Penelitian lain yang

dilakukan oleh Hastuti dan Adriyani tahun 2010 juga menunjukkan ada

pengaruh pendidikan kesehatan gigi menggunakan ceramah dan

metode demonstrasi dalam meningkatkan pengetahuan tentang

kesehatan gigi pada siswa (p= 0,0001).

2. Pengaruh metode demontrasi terhadap pengetahuan

Metode demonstrasi merupakan metode pembelajaran yang

memperagakan dan mempertunjukkan kepada peserta mengenai suatu

proses, situasi, atau benda tertentu baik berupa benda sebenarnya

maupun hanya sekedar benda tiruan (Sudjana, 2011). Metode ini telah

terbukti efektif dalam meningkatkan pengetahuan pada beberapa

penelitian sebelumnya.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada pengaruh metode

demonstrasi terhadap peningkatan rata-rata skor pengetahuan

Page 135: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

116

responden tentang computer vision syndrome setelah intervensi (p =

0,000). Perbandingan hasil post test antara kelompok demonstrasi dan

kelompok kontrol juga dilakukan untuk mengetahui bahwa peningkatan

skor pengetahuan responden betul-betul karena pengaruh metode

demontrasi. Meskipun skor pengetahuan kedua kelompok sama-sama

meningkat, namun hasil uji statistik menunjukkan bahwa ada

perbedaan signifikan rata-rata skor pengetahuan antara kedua

kelompok tersebut pada saat pelaksanaan post test (p = 0,000).

Peningkatan skor pengetahuan kelompok demonstrasi lebih tinggi

(48,9%) dibanding kelompok kontrol (7,3%) sehingga dapat disimpulkan

bahwa peningkatan skor pengetahuan karena adanya pengaruh

metode demonstrasi.

Meningkatnya skor pengetahuan responden setelah mendapatkan

metode demonstrasi tidak terlepas dari kelebihan metode ini. Melalui

metode demontrasi, verbalisme dapat dihindari karena peserta

langsung memperhatikan bahan pelajaran/ materi yang dijelaskan,

proses pembelajaran lebih menarik, sebab siswa tidak hanya

mendengar tetapi juga melihat peristiwa yang terjadi, dengan

pengamatan secara langsung maka peserta dapat membandingkan

antara teori dan kenyataan sehingga mereka akan meyakini kebenaran

materi yang disampaikan.

Efektifitas metode demontrasi menggunakan video juga terlihat

pada penelitian Goldstain et al (2006). Pada penelitian tersebut media

Page 136: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

117

video disajikan kepada penderita low vision untuk melihat efeknya

terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap responden terhadap

terapi yang dijalaninya. Setelah intervensi terjadi peningkatan secara

signifikan pada pengetahuan responden (p = 0,001). Hasil yang sama

juga ditunjukkan pada penelitian lain yang dilakukan oleh Jahan et al

(2009) di Iran dimana penggunaan media audio visual menggunakan

film juga meningkatkan skor rata-rata pengetahuan secara signifikan

(p=0,003).

Hasil penelitian ini sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan

oleh Wibawa pada tahun 2007 yang menunjukkan bahwa penggunaan

metode demonstrasi berhasil memberikan peningkatan pengetahuan

tentang penyakit DBD sebesar 58,97%.

3. Pengaruh metode ceramah terhadap sikap

Teori Rosenberg menyatakan bahwa pengetahuan dan sikap

berhubungan secara konsisten. Bila komponen kognitif (pengetahuan)

berubah maka akan diikuti pula dengan adanya perubahan sikap

(Hutauruk, 2009). Sesuai dengan teori tersebut, peningkatan skor

pengetahuan responden pada penelitian ini setelah intervensi metode

ceramah diikuti pula oleh peningkatan skor sikapnya.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa ada pengaruh metode

ceramah terhadap peningkatan rata-rata skor sikap responden tentang

computer vision syndrome setelah dilaksanakannya metode ceramah (p

Page 137: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

118

= 0,000). Meningkatnya skor sikap karena pengaruh intervensi ceramah

dibuktikan pula melalui perbandingan hasil post test antara kelompok

ceramah dan kelompok kontrol yang tidak diberi intervensi apapun.

Hasil uji statistik didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang

menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan rata-rata skor sikap

responden antara kelompok ceramah dan kelompok kontrol pada saat

pelaksanaan post test. Peningkatan rata-rata skor sikap kelompok

ceramah lebih tinggi (47,6%) dibanding kelompok kontrol (6,4%)

sehingga dapat disimpulkan bahwa peningkatan skor sikap karena

adanya pengaruh metode ceramah.

Metode ceramah pada dasarnya digolongkan sebagai metode

didaktik yaitu metode pembelajaran satu arah (one way method)

dimana hanya pendidik/pemateri yang aktif dan peserta hanya bersifat

pasif (Machfoedz dan Suryani, 2009). Keterbatasan tersebut

menyebabkan sulit untuk menilai sejauh mana tingkat pemahaman

peserta, sehingga dalam penelitian ini metode ceramah dilaksanakan

secara dua arah dengan memberi kesempatan kepada peserta

menanyakan materi yang belum dimengerti.

Metode ceramah dalam penelitian ini berhasil meningkatkan skor

sikap responden secara signifikan. Hal ini tidak terlepas dari

penguasaan materi dan penggunaan alat bantu semaksimal mungkin

oleh pemateri. Meskipun ceramah merupakan metode yang tradisional

dan sering dianggap sebagai metode yang membosankan, namun hal

Page 138: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

119

ini diatasi dengan penggunaan media slide dengan warna dan gambar

yang menarik serta bahasa yang mudah dimengerti, hal ini terlihat dari

antusias peserta dalam mengikuti materi.

Penelitian untuk melihat pengaruh metode ceramah terhadap sikap

telah banyak dilakukan sebelumnya, salah satunya adalah penelitian

yang dilakukan oleh Mahmoodabad et al (2008). Hasil penelitian

tersebut menunjukkan bahwa ada peningkatan skor sikap secara

signifikan (p = 0,001) dalam pencegahan Brucellosis pada siswa SMA

di Iran setelah mendapatkan pendidikan kesehatan metode ceramah

dan media slide. Penelitian lain yang dilakukan di Mesir juga

memperlihatkan hal yang sama dimana skor sikap responden

meningkat pula secara signifikan (p = 0.001) setelah mendapat metode

ceramah dengan durasi satu jam (Azeem et al, 2011).

Hasil di atas sejalan pula dengan penelitian yang dilakukan oleh

Pulungan (2007) di Sumatera Utara untuk melihat pengaruh ceramah

terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap dokter kecil dalam

pemberantasan sarang nyamuk demam berdarah. Metode ceramah

dalam penelitian tersebut berhasil meningkatkan nilai rerata sikap

responden dari 12,95 menjadi 17,52 (p = 0,001).

4. Pengaruh metode demontrasi terhadap sikap

Penanaman ide, kepercayaan, dan konsep tentang pentingnya

mempelajari efek penggunaan komputer dan bagaimana menggunakan

Page 139: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

120

komputer secara ergonomis disajikan dalam bentuk demonstrasi baik

melalui media video maupun dengan peragaan langsung. Metode

demontrasi telah terbukti efektif dalam meningkatkan sikap positif

responden terhadap suatu objek pada beberapa penelitian sebelumnya,

melalui metode ini siswa dapat mencari jawaban dengan usaha sendiri

berdasarkan fakta atau data yang benar (Sudjana, 2011).

Hasil penelitian ini juga menunjukkan adanya pengaruh metode

demonstrasi terhadap peningkatan rata-rata skor sikap responden

tentang computer vision syndrome setelah dilaksanakannya intervensi

(p = 0,000). Meningkatnya skor sikap karena pengaruh intervensi

demonstrasi dibuktikan pula melalui perbandingan hasil post test antara

kelompok demonstrasi dan kelompok kontrol. Hasil uji statistik

didapatkan nilai p = 0,000 (p < 0,05) yang menunjukkan bahwa ada

perbedaan signifikan rata-rata skor sikap responden antara kelompok

demonstrasi dan kelompok kontrol pada saat pelaksanaan post test.

Peningkatan rata-rata skor sikap kelompok demonstrasi lebih tinggi

(65,5%) dibanding kelompok kontrol (6,4%) sehingga dapat disimpulkan

bahwa peningkatan skor sikap karena adanya pengaruh metode

intervensi yang diberikan. Krostabulasi antara perubahan skor sikap

dan asal sekolah juga menunjukkan bahwa kelompok kontrol yang

berasal dari SMKN I Mandalle mengalami penurunan skor sikap positif

sebesar 28% pada saat post test.

Page 140: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

121

Perubahan atau penerimaan perilaku baru yang didasari oleh

pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif akan bersifat lebih

langgeng (long lasting) dibanding perubahan yang terjadi tanpa didasari

oleh pengetahuan dan kesadaran (Notoatmodjo, 2003). Perubahan

sikap terhadap computer vision syndrome dan cara penggunaan

komputer yang ergonomis pada kelompok intervensi diharapkan akan

bersifat lebih langgeng karena didasari oleh kesadaran dan ketertarikan

siswa terhadap materi yang telah diterima.

Pemilihan metode demonstrasi dengan media video cocok

digunakan sebagai salah satu metode pendidikan kesehatan bagi siswa

di sekolah. Media ini dapat memberikan realita yang mungkin sulit

direkam kembali oleh mata dan pikiran sasaran, serta dapat memacu

diskusi mengenai sikap dan perilaku (Arsyad, 2004).

Oishi (2007) dan Hoover (2006) menyatakan bahwa media video

dapat menarik perhatian siswa dan memotivasi mereka untuk belajar.

Menampilkan video di awal pelajaran dapat menstimulasi diskusi dan

menunjukkan relevansi topik yang akan dibicarakan dengan kehidupan

siswa sendiri (Bennet and Maniar, 2007).

Pelaksanaan metode demonstrasi dalam penelitian ini mengikuti

teori di atas yaitu mengawali sesi pembelajaran dengan pemutaran

video tentang computer vision syndrome selama 15 menit dilanjutkan

dengan pembagian dan diskusi kelompok selama 5 menit, peragaan

masing-masing anggota kelompok selama 25 menit dan 15 menit

Page 141: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

122

terakhir digunakan untuk kegiatan diskusi dan evalusi isi video.

Responden pada kelompok demonstrasi terlihat antusias pada saat

mengikuti materi dan mendemonstrasikan kembali apa yang dilihat

pada gambar di video.

Hasil penelitian ini tidak sejalan dengan penelitian yang dilakukan

oleh Jahan et al (2009) di Iran, dimana hasil penelitiannya menunjukkan

bahwa penggunaan media audio visual menggunakan film hanya

berhasil meningkatkan skor rata-rata pengetahuan (p=0,003) namun

tidak pada skor sikap (p = 0.084). Hal yang sebaliknya ditemukan pada

penelitian yang dilakukan Wibawa (2007), dimana penggunaan metode

demonstrasi dalam penelitian tersebut juga berhasil memberikan

perbaikan sikap positif siswa terhadap penyakit DBD sebesar 29,68%.

Penelitiah lain yang dilakukan oleh Kapti di Depok Tahun 2007

untuk melihat efektifitas audiovisual sebagai media penyuluhan

kesehatan terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap menggunakan

media video juga menunjukkan hal yang sama yaitu ada peningkatan

signifikan rata-rata nilai sikap responden setelah pelaksanaan

intervensi (p=0,000).

5. Perbandingan pengaruh metode ceramah dan metode demonstrasi terhadap pengetahuan siswa dalam pencegahan computer vision syndrome

Pendidikan kesehatan pada hakikatnya adalah suatu kegiatan atau

usaha untuk menyampaikan pesan kesehatan kepada masyarakat,

Page 142: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

123

kelompok atau individu dengan harapan mereka dapat memperoleh

pengetahuan yang lebih baik tentang kesehatan dan pada akhirnya

dapat berpengaruh pada perilakunya. Faktor-faktor yang

mempengaruhi berhasil tidaknya suatu pendidikan kesehatan yaitu:

metode yang digunakan, pendidik/ petugas yang melakukan, dan

media/ alat peraga pendidikan yang digunakan (Notoatmodjo, 2003).

Hasil beberapa penelitian sebelumnya menunjukkan bahwa ada

perbedaan peningkatan skor pengetahuan responden setelah

mendapatkan intervensi dengan metode yang berbeda. Penelitian ini

juga menggunakan dua jenis metode pembelajaran dengan media yang

berbeda. Metode pertama berupa metode ceramah menggunakan

media slide dan metode kedua berupa demontrasi dengan media video.

Kedua metode ini diberikan pada kelompok responden yang berbeda

untuk mengetahui bagaimana perbedaan pengaruh keduanya terhadap

pengetahuan dan sikap responden.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa ada perbedaan signifikan

(p = 0,004) rata-rata skor pengetahuan responden antara yang

mendapatkan metode ceramah dengan metode demonstrasi setelah

intervensi. Pengujian perbedaan hasil tersebut dilakukan pula

menggunakan Uji One Way-ANOVA dan didapatkan adanya perbedaan

signifikan rata-rata peningkatan skor pengetahuan responden pada

ketiga kelompok penelitian setelah pos test (p=0,000).

Page 143: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

124

Analisis lebih lanjut melalui Post Hoc Test dengan menggunakan uji

Bonferroni membuktikan bahwa kelompok yang berbeda secara

signifikan untuk variabel pengetahuan adalah antara kelompok

ceramah dan kelompok demonstrasi (p = 0,039), antara kelompok

ceramah dan kelompok kontrol (p = 0,000), dan antara kelompok

demonstrasi dan kelompok kontrol (p = 0,000). Perbedaan skor

pengetahuan antara kelompok ceramah dan kelompok demonstrasi

dapat dilihat pada perbandingan hasil pre test dan post testnya, dimana

peningkatan rata-rata skor pengetahuan responden pada kelompok

ceramah lebih tinggi dibanding kelompok demonstrasi. Skor

pengetahuan pada kelompok metode ceramah meningkat sebesar 85%

sedangkan pada kelompok metode demonstrasi meningkat hanya

sebesar 48,9%.

Peningkatan rata-rata skor pengetahuan yang lebih tinggi pada

kelompok ceramah dibanding kelompok demonstrasi diasumsikan

karena adanya beberapa kelebihan yang dimiliki metode tersebut.

Kelebihan metode ceramah dibanding metode demontrasi yaitu: pada

metode ceramah materi dapat disajikan secara lebih luas, artinya

materi yang banyak dapat dirangkum dan dijelaskan pokok-pokoknya

dalam waktu yang singkat, penanaman tentang pengertian lebih mudah

diberikan, pemateri dapat mengontrol materi mana yang perlu

ditonjolkan sesuai dengan kebutuhan dan tujuan yang ingin dicapai

serta melalui metode ini keadaan kelas dapat dengan mudah dikontrol.

Page 144: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

125

Selain itu, metode ini merupakan metode yang paling banyak

digunakan dalam kelas pembelajaran di sekolah sehingga anak-anak

sudah mampu beradaptasi dengan baik.

Metode ceramah yang digunakan dalam penelitian ini berupa

komunikasi dua arah dimana pemberian materi dilakukan secara tatap

muka sehingga pemateri dapat secara langsung mengetahui respon

siswa dan terjadi interaksi timbal balik berupa diskusi tanya jawab.

Selain itu untuk menghindari kebosanan responden dalam penerimaan

materi maka metode ini dilengkapi pula dengan penggunaan slide.

Bandler dalam Accelerated Learning for the 21st Century

menyatakan bahwa ada tiga gaya belajar dan komunikasi, yaitu: visual

yakni belajar melalui melihat sesuatu, auditori yaitu belajar melalui

mendengar sesuatu, dan kinestetik yaitu belajar melalui aktivitas fisik

dan keterlibatan langsung (Pasaribu, 2005). Penelitian ini mencoba

melibatkan lebih banyak panca indera peserta dalam penerimaan

materi.

Penyampaian ceramah dengan bantuan slide menggunakan

bahasa dan gambar yang menarik diharapkan dapat merangsang visual

dan auditori peserta, sehingga secara kinestik mereka mau terlibat

langsung pada saat diskusi. Hal ini didukung oleh hasil penelitian

Stegeman and Zydney (2010) yang melakukan kajian literatur dari

berbagai penelitian yang menggunakan multimedia. Mereka

Page 145: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

126

menyimpulkan bahwa penggunaan multimedia bermanfaat dalam

melengkapi gaya mengajar tradisional (Roberts, 2012).

Hasil penelitian yang dilakukan oleh Darmiastuty (2003) juga

menemukan adanya perbedaan signifikan (p = 0,000) rata-rata skor

pengetahuan responden antara yang mendapatkan metode ceramah

tanya jawab dengan metode demonstrasi berupa peragaan dalam

bentuk simulasi, namun pada penelitian tersebut peningkatan rata-rata

skor pengetahuan responden terlihat lebih tinggi pada kelompok yang

mendapatkan demonstrasi berupa simulasi (29,43) dibanding kelompok

metode ceramah (25,47) pada saat post test.

Peningkatan skor pengetahuan yang lebih tinggi pada kelompok

ceramah pada penelitian ini tidak terlepas pula dari karakteristik

sekolah, meskipun ketiga sekolah yang terpilih sebagai tempat

penelitian berstatus sebagai sekolah negeri dan sama-sama terletak di

kecamatan, namun sekolah (SMKN I Bungoro) tempat dilaksanakannya

intervensi metode ceramah merupakan sekolah menengah kejuruan

yang paling pertama dibangun diantara kedua sekolah lainnya. Sekolah

ini juga memilki tenaga pengajar yang lebih banyak. Jumlah tenaga

pengajar di sekolah ini sebanyak 90 orang, sedangkan di SMKN I

Minasate’ne dan SMKN I Mandalle masing-masing hanya sebanyak 38

orang dan 25 orang. Jumlah tenaga pengajar yang lebih banyak akan

memberi kesempatan yang lebih besar kepada siswa untuk

menanyakan berbagai informasi yang didapatkannya dari luar sekolah.

Page 146: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

127

Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh

Kahar (2003) yang menemukan bahwa ada peningkatan signifikan (p =

0,000) rata-rata pengetahuan responden tentang upaya pencegahan

dini skoliosis setelah intervensi metode ceramah dan metode

demonstrasi. Skor rata-rata pengetahuan kelompok metode ceramah

(10,16 pada saat pre test meningkat menjadi 11,68 pada saat post test)

lebih tinggi dibanding metode demonstrasi (10,84 pada saat pre test

meningkat menjadi 11,48).

6. Perbandingan pengaruh metode ceramah dan metode demonstrasi terhadap sikap siswa dalam pencegahan computer vision syndrome

Metode pembelajaran adalah cara yang digunakan dalam

berinteraksi atau berkomunikasi dengan peserta didik (Sudjana, 2011).

Pembelajaran dapat berlangsung dengan efektif bila ditunjang dengan

penggunaan media yang tepat.

Heinich (2002) menyatakan bahwa dunia pendidikan telah

mencatat penggunaan media dan teknologi berpengaruh banyak dalam

pendidikan dan menawarkan banyak kemungkinan untuk terjadinya

peningkatan kegiatan belajar. Keberadaan media penting dalam

memfasilitasi komunikasi antara sumber informasi dan penerima

informasi. Bentuk media dapat berupa: teks, gambar, video, televisi,

internet, dan buku (Handayani, L. dan Ristrini. 2010).

Page 147: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

128

Penggunaan metode dan media yang berbeda dapat berpengaruh

pada perbedaan pengetahuan dan sikap yang dihasilkannya, namun

hasil penelitian ini menunjukkan bahwa tidak ada perbedaan signifikan

rata-rata skor sikap responden antara kelompok ceramah dan

kelompok demonstrasi baik pada saat pre test (p = 0,277) maupun post

test (p = 0,593). Meskipun demikian, kedua kelompok ini mengalami

peningkatan skor sikap dibanding kelompok kontrol.

Uji Post Hoc Test dengan menggunakan uji Bonferroni

memperlihatkan bahwa ada perbedaan signifikan peningkatan skor

sikap antara kelompok ceramah dan kelompok kontrol (p = 0,000 <

0,05) dan antara kelompok demonstrasi dan kelompok kontrol (p =

0,000 < 0,05), namun antara kelompok ceramah dan kelompok

demonstrasi didapatkan nilai p = 1,000.

Perbedaan peningkatan skor sikap antara kelompok ceramah dan

kelompok demonstrasi dapat dilihat pada perbandingan hasil pre test

dan post testnya, dimana peningkatan rata-rata skor sikap responden

pada kelompok demonstrasi lebih tinggi dibanding kelompok ceramah

meskipun secara statistik perbedaannya tidak signifikan. Rata-rata skor

sikap pada kelompok metode demonstrasi meningkat sebesar 65,5%

sedangkan pada kelompok metode ceramah meningkat hanya sebesar

47,6%

Peningkatan rata-rata skor sikap yang lebih tinggi pada kelompok

demonstrasi dibanding kelompok ceramah tidak terlepas dari pengaruh

Page 148: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

129

media pembelajaran yang digunakan. Penggunaan alat bantu visual

berupa video pada kelompok demonstrasi selain mempermudah

penerimaan informasi juga dapat merangsang kesadaran (awareness)

dan ketertarikan (interest) responden terhadap stimulus yang diberikan

sehingga pada akhirnya mereka dapat bersikap postif dan mau

mencoba serta mengadopsi penggunaan komputer secara ergonomis

dalam rangka pencegahan computer vision syndrome.

Metode demonstrasi juga memperagakan langsung materi

computer vision syndrome di ruangan pembelajaran. Kelompok

demonstrasi melibatkan lebih banyak indra yaitu melihat, mendengar

dan memperagakan dibandingkan metode ceramah yang hanya melihat

dan mendengarkan saja.

Penelitian para ahli indera menemukan bahwa mata merupakan

saluran informasi pengetahuan utama ke otak. Kurang lebih 75%

sampai 87% pengetahuan manusia diperoleh/ disalurkan melalui mata

dan hanya 13% sampai dengan 25% melalui indera lainnya. Sehingga

dapat disimpulkan bahwa alat-alat visual akan lebih mempermudah

penyampaian dan penerimaan informasi (Machfoedz dan Suryani,

2009).

Penelitian yang dilakukan oleh Zhang et al Tahun 2006 untuk

melihat efektivitas video interaktif terhadap pembelajaran yang

dibandingkan metode ceramah menunjukkan bahwa media video

Page 149: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

130

secara signifikan lebih bermakna dalam menarik minat belajar siswa (p

= 0,001).

Media pembelajaran yang menarik akan disenangi oleh peserta

didik mengingat usia mereka yang masih tergolong dalam usia remaja.

Rata-rata umur responden pada ketiga kelompok penelitian adalah 15

tahun. Umur 14 s/d 17 tahun merupakan masa yang paling menarik

dan menantang dalam kehidupan seorang anak remaja. Masa

peralihan dari SMP ke SMA. Mereka haus akan pengalaman dan

informasi sehingga penggunaan metode dan media pembelajaran yang

tepat akan berdampak pada minat belajar mereka.

Syah (2005) menyatakan bahwa pada umur 7-15 tahun, anak-anak

berada dalam tahap membina sikap terhadap diri sendiri, kelompok,

atau masyarakat, belajar memainkan peran serta kesadaran atas

kemampuan diri, sehingga pengetahuan dan sikap akan mudah diubah

dengan memberi perlakuan yang tepat sesuai kebutuhan mereka.

Belajar pada tahap ini cukup representatif mempengaruhi

perkembangan usia selanjutnya (Wibawa, 2007).

Responden perempuan pada kelompok demonstrasi juga lebih

banyak (64%) dibanding laki-laki dimana peningkatan rata-rata skor

sikap terlihat lebih tinggi pada responden perempuan. Hal ini

diasumsikan karena perempuan pada umumnya lebih tekun dalam

mempelajari sesuatu. Responden perempuan pada kelompok

demonstrasi terlihat lebih antusias dalam kegiatan peragaan posisi-

Page 150: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

131

posisi ergonomis di depan komputer dan mereka pun aktif bertanya dan

mengeluarkan pendapat pada saat diskusi evaluasi peragaan.

Penelitian yang dilakukan oleh Amilasan (2010) juga menunjukkan

bahwa tidak ada perbedaan signifikan skor sikap responden terhadap

kesehatan reproduksi antara kelompok yang diberi intervensi ceramah

dan intervensi video (p=0,426), namun pada penelitian tersebut

peningkatan skor sikap responden pada kelompok ceramah lebih tinggi

dibanding kelompok demonstrasi.

Penelitian lain yang dilakukan oleh Sulastri (2012) di SMAN 9

Balikpapan sejalan dengan hasil penelitian ini. Penelitian tersebut

membandingkan dua metode yaitu penyuluhan kesehatan

menggunakan video SADARI (Pemeriksaan Payudara Sendiri) dan

penyuluhan kesehatan tanpa video dan setelah intervensi ditemukan

adanya perbedaan skor sikap pada kedua kelompok penelitian dimana

kelompok yang menggunakan video rerata sikapnya (33,46) lebih besar

dibanding yang tanpa video (25,94).

7. Keterbatasan Penelitian

a. Dalam penelitian ini tidak dilakukan Uji coba kelayakan secara

khusus tehadap video CVS yang digunakan sehingga sulit untuk

mengukur sejauh mana tingkat pemahaman audiens terhadap isi

video sebelum penelitian dilaksanakan.

Page 151: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

132

b. Tidak adanya modul standar yang khusus tentang CVS sehingga

materi yang diberikan dalam penelitian baik dalam bentuk makalah,

video maupun slide berdasarkan kumpulan referensi yang diperoleh

peneliti dari berbagai sumber.

c. Tidak dilakukannya replikasi intervensi baik dengan metode

ceramah maupun metode demonstrasi sehingga mengurangi

validitas internal penelitian karena keterbatasan waktu dan biaya

penelitian.

d. Terdapatnya beberapa hari libur dan jadwal ujian pada saat

pelaksanaan penelitian sehingga jadwal awal yang telah

direncanakan harus menyesuaikan kembali dengan jadwal

pembelajaran di sekolah.

Page 152: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

133

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan dapat ditarik

beberapa kesimpulan:

1. Ada pengaruh metode ceramah terhadap pengetahuan siswa dalam

pencegahan computer vision syndrome di SMKN I Bungoro Kabupaten

Pangkep, artinya metode ceramah efektif dalam meningkatkan

pengetahuan tentang computer vision syndrome

2. Ada pengaruh metode demonstrasi terhadap pengetahuan siswa dalam

pencegahan computer vision syndrome di SMKN I Minasate’ne

Kabupaten Pangkep, artinya metode demonstrasi efektif dalam

meningkatkan pengetahuan tentang computer vision syndrome

3. Ada pengaruh metode ceramah terhadap sikap siswa dalam

pencegahan computer vision syndrome di SMKN I Bungoro Kabupaten

Pangkep, artinya metode ceramah efektif dalam meningkatkan sikap

tentang computer vision syndrome

4. Ada pengaruh metode demonstrasi terhadap sikap siswa dalam

pencegahan computer vision syndrome di SMKN I Minasate’ne

Kabupaten Pangkep, artinya metode demonstrasi efektif dalam

meningkatkan sikap tentang computer vision syndrome

Page 153: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

134

5. Metode ceramah lebih berpengaruh dibanding metode demonstrasi

terhadap pengetahuan siswa dalam pencegahan computer vision

syndrome

6. Metode demonstrasi lebih berpengaruh dibanding metode ceramah

terhadap sikap siswa dalam pencegahan computer vision syndrome.

B. Saran

Berdasarkan hasil penelitian dan observasi di lapangan, maka peneliti

menyarankan beberapa hal berikut:

1. Pendidikan kesehatan tentang computer vision syndrome dengan

menggunakan metode ceramah dan metode demonstrasi dapat

dijadikan pilihan dalam meningkatkan perilaku pencegahan computer

vision syndrome pada siswa khususnya di SMKN Kabupaten Pangkep

2. Pihak sekolah sebaiknya memasukkan pendidikan kesehatan tentang

computer vision syndrome dalam kurikulum pembelajaran dan diberikan

secara berkala di sekolah khususnya pada sekolah menengah kejuruan

yang mata pelajarannya banyak terkait dengan penggunaan komputer

3. Departemen Kesehatan sebaiknya mengembangkan modul tentang

computer vision syndrome sebagai acuan bagi para praktisi kesehatan

dalam meningkatkan program promosi kesehatan khususnya

kesehatan mata pengguna komputer baik di kalangan pelajar, pekerja,

maupun masyarakat umum

Page 154: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

135

4. Perlu adanya replikasi penelitian menggunakan metode ceramah dan

metode demonstrasi terhadap peningkatan pengetahuan dan sikap

tentang computer vision syndrome atau dengan mengkombinasikan

kedua metode tersebut agar lebih efektif dalam mengukur peningkatan

pengetahuan dan sikap tentang computer vision syndrome

5. Perlu adanya penelitian lebih lanjut mengenai berbagai metode

pendidikan kesehatan yang tepat dalam meningkatkan perilaku

pencegahan computer vision syndrome.

Page 155: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

136

DAFTAR PUSTAKA

Abdi, Saber. 2007. Asthenopia in Children. Karolinska Institute, Stockholm Sweden. Documenta Optalmologica. III: 65-72.

Affandi, E.S. 2005. Sindrom Penglihatan Komputer (Computer Vision

Syndrome). Majalah Kedokteran Indonesia. Vol. 55. 3: 297-300. Amali, L.N. 2008. Pendekatan Ergonomi Untuk Mengurangi Gangguan

Kesehatan Akibat Penggunaan Komputer. Jurnal Teknik.Vol.6. 2: 207-219.

Amalia, H., Suardana, G.G. dan Artini, W. 2010. Accomodative

Insufficiency as Cause of Asthenopia in Computer-Using Students. Universa Medica. Vol. 29. 2: 78-82.

Amilasan, A.T. 2010. The Effect of Film Showing with Interactive

Discussions Versus Lecture Regarding Adolescent Reproductive Health on the Knowledge, Attitude and Skills of 4th Year High School Students in Kabasalan Zamboanga Sibugay. The Faculty of Ateneo De Zamboanga University School of Medicine

Amiruddin, R. 2011. Peranan Epidemiologi dalam Perencanaan

kesehatan. (online), (http://ridwanamiruddin.com/2011/03/03/peranan-epidemiologi) dalam-perencanaan-kesehatan/), diakses 21 Mei 2013.

Azeem, S.T. A., Elsayed, E.T., Sherbiny, N.A,E.K and Ahmed, L.A.E.

2011. Promotion of knowledge and attitude towards premarital care: An interventional study among medical student in Fayoum University. Journal of Public Health and Epidemiology. Vol. 3(3): 121-128.

Bali, J. Navin, N. And Thakur, B.R. 2007. Computer Vision Syndrom : A

study of Knowledge, attitudes and practice in Indian opthalmologist. Indian Journal Opthalmol. Vol.55. 4:289-94.

Bennet, E. and Maniar, N. 2007. Are videoed lectures an effective

teaching tool?. UK: Department of Creative Technologies, University of Portsmouth.

Bhanderi, D.J., Choudhary, S. and Doshi, V.G. 2008. A Community-Based

Study of Asthenopia in Computer Operators. Indian Journal Ophthalmology. 56(1): 51–55.

Page 156: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

137

Darmiastuty, M. 2003. Efektifitas Metode Ceramah Tanya Jawab dan Simulasi dalam Meningkatkan Pengetahuan dan Sikap Ibu tentang Pencegahan Dini Penyalahgunaan Narkoba pada Remaja SLTP I Borobudur Kabupaten Magelang. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro

Das, B. and Ghosh, T. 2010.Assesment of Ergonomical and Occupational

Health Related Problems among VDT Workers of West Bengal, India. Asian Journal of Medical Sciences. 1: 26-31.

Dewi, Y.K., Sitorus, R.J. dan Hasyim H. 2009. Faktor-Faktor yang Berhubungan dengan Kelelahan Mata pada Operator Komputer di Kantor Samsat Palembang Tahun 2009. Fakultas Kesehatan Masyarakat-Universitas Sriwijaya.

Dehghani, Tavakoli,M., Akhlaghi, M., Naderi,A. and EslamiA,F. 2008.

Prevalence of Ocular Sympton and Sign among Professional Computer Users in Asfhan, Iran. JRMS. Vol. 13. 6: 303-307.

Department of Labour New Zealand. 2010. Guidelines for using

computers-Preventing and managing discomfort, pain and injury Computer.(online),(http://www.osh.dol.govt.nz/order/catalogue/computers.shtml), diakses 21 Januari 2013.

Edema, O.T. and Akwukwuma. 2010. Asthenopia and Use of Glasses

among Visual Display Terminal (VDT) Users. Int. J. Trop. Med. 5 (2): 16-19.

Goldstein, R.B, Dugan, E., Trachtenberg, F. and Peli, E. 2006. The

Impact of a Video Intervention on the Use of Low Vision Assistive Devices. Boston: Harvard Medical School

Handayani, L. dan Ristrini. 2010. Pengaruh Model Pembelajaran

Kesehatan Menggunakan Multimedia terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap Siswa SLTP Terkait Faktor Risiko Penyakit Jantung Koroner. Buletin Penelitian Sistem Kesehatan. Vol. 13 (4): 334–343.

Hanum, I. F. 2008. Efektifitas Penggunaan Screen pada Monitor Komputer

untuk Mengurangi Kelelahan mata Pekerja Call Centre di PT Indosat NSR tahun 2008. Medan: Pasca sarjana-Universitas Sumatera Utara. USU Respiratory.

Hastuti, S. dan Andriyani, A. 2010. Perbedaan Pengaruh Pedidikan

Kesehatan Gigi dalam Meningkatkan Pengetahuan tentang

Page 157: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

138

Kesehatan Gigi pada Anak di SD Negeri 2 Sambi Kecamatan Sambi Kabupaten Boyolali. Gaster. Vol. 7. 2: 624 – 632.

Hendra dan Octaviani, .D.F. 2007. Keluhan Kesehatan Akibat

Penggunaan Laptop pada Mahasiswa FKM UI. Fakultas Kesehatan masyarakat-Universitas Indonesia.

Hidayati, A. Salawat,T. dan Istiana, S. 2011. Pengaruh Pendidikan

Kesehatan Melalui Metode Ceramah dan Demonstrasi dalam Meningkatkan Pengetahuan tentang Kanker Payudara dan Ketrampilan Praktik Sadari (Studi Pada Siswi Sma Futuhiyyah Mranggen Kabupaten Demak). Surabaya: Fakultas Ilmu Keperawatan dan Kesehatan-Universitas Muhammadiyah Semarang Kedungmundu Raya.

Hutauruk, M. R. 2009. Hubungan antara Pengetahuan dengan Sikap Orangtua tentang Kelainan Refraksi pada Anak. Semarang: Fakultas Kedokteran Universitas Diponegoro

Ibrahim, Zaim. 2011. Pengaruh Radiasi Layar Monitor Komputer terhadap

Kesehatan. Universitas Negeri Surabaya. (online), (http://elearning.unesa.ac.id), diakses 21 Januari 2013.

Ihemedu, C.O. and Omolase, C.O. 2010. The Level of Awareness and

Utilization of Computer Shields among Computer Users in a Nigerian Community. Asian Journal of Medical Science. 1: 49-52.

Jahan, R., Ghaffari, Tavakoli, R. and Rafati. 2009. The Impact of Group

Discussion and Film on Promoting Knowledge and Attitudes about HIV/AIDS in Medical University Students: A Comparing Study. World Applied Sciences Journal. 6 (7): 961-965.

Kahar, M. 2003. Pengaruh Efektifitas Metode Ceramah dan Demonstrasi

pada Peningkatan Pengetahuan Guru terhadap Upaya Pencegahan Dini Skoliosis Murid Sekolah Dasar. Makassar: Pasca Sarjana Universitas Hasanuddin.

Kapti, R.E. 2010. Efektifitas Audiovisual sebagai Media Penyuluhan

Kesehatan terhadap Peningkatan Pengetahuan dan sikap Ibu dalam Tatalaksana Balita dengan Diare di Dua Rumah Sakit Kota Malang. Depok: Program Magister Ilmu Keperawatan Universitas Indonesia

Kholid, A. 2012. Promosi Kesehatan: Dengan Pendekatan Teori Perilaku,

Media, dan Aplikasinya untuk Mahasiswa dan Praktisi Kesehatan. Jilidi I. Jakarta: Rajawali Press.

Page 158: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

139

Kholiq, H.M. Analisa Nilai Pencahayaan Proses Belajar Sekolah Dasar di

Malang, 2007. Malang: Teknik Industri-Universitas Muhammadiyah Malang.

Koesyanto, H. 2006. Pengaruh Penerangan Dan Jarak Pandang Pada

Komputer Terhadap Kelelahan Mata. Jurnal Kesmas. Vol.1 No.2. Kozein. 2009. Impact of computer use on children’s vision. Hippokratia.

Vol. 13. 4: 230-231 Machfoedz, I. dan Suryani, E. 2009. Pendidikan Kesehatan Bagian dari

Promosi Kesehatan. Jilid VII. Yogyakarta: Fitramaya. Megwas, A.U. and Agusboshim, R.C. 2009. Visual Symptoms among Non-

Presbyopic Video Display Terminal (VDT) Operators in Owweri, Nigeria. JNOA. Vol. 15: 33-36.

Mahmoodabad, S.S.M., Barkhordari, A., Nabizadeh, M. and Ayatollahi, J. 2008. The Effect of Health Education on Knowledge, Attitude and Practice (KAP) of High School Students' Towards Brucellosis in Yazd. World Applied Sciences Journal. 5 (4): 522-524.

Mujaddidi, H. R. A. 2012. Analisis Faktor-Faktor terhadap Kejadian

Computer Vision Syndrome (CVS) pada Pekerja Layout Editor di CV. “X” Tembalang Kota Semarang. Jurnal Kesehatan Masyarakat. Volume 1. 2:731 – 737.

Murtopo, I. dan Sarimurni. 2005. Pengaruh Radiasi Layar Komputer

Terhadap Kemampuan Daya Akomodasi Mata Mahasiswa Pengguna Komputer Di Universitas Muhamadiyah Surakarta. Jurnal Penelitian Sains dan Teknologi. Vol.6. 2: 153-163.

Naderifar, Akbarizadeh, and Bayat. 2008. The impact of lecturing and

video playing methods (lecturing and video playing) on the knowledge of third grade male students about prevention of accidents and injuries in Zahedan. Journal of Jahrom University of Medical Sciences. Vol. 9. (4): 41-47

Notoatmojo, Soekidjo. 2003. Prinsip-Prinsip Dasar Ilmu Kesehatan

Masyarakat. Jilid II. Jakarta : Rineka Cipta. ___________________. 2007. Kesehatan Masyarakat Ilmu dan Seni. Jilid

I. Jakarta : Rineka Cipta. ___________________. 2010. Promosi Kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta

Page 159: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

140

Pasaribu. H.E.R. 2005. Perbandingan Penyuluhan Kesehatan Metode Ceramah Tanya Jawab dengan Penyuluhan Kesehatan Menggunakan Buku Kecacingan dalam Mencegah Reinfeksi Ascaris lumbricoides pada Anak Sekolah Dasar. Semarang: Program Pasca Sarjana Universitas Diponegoro

Pulungan, R. 2007. Pengaruh Metode Penyuluhan Terhadap Peningkatan

Pengetahun Dan Sikap Dokter Kecil dalam Pemberantasan Sarang Nyamuk Demam Berdarah (PSN DBD) di Kecamatan Helvetia Tahun 2007. Medan: Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara

Rahman, Z.A. and Sanip, S. 2011. Computer User : Demographic and

Computer Related Factors that Predispose User to Get Computer Vision Syndrom. International Journal of Business, Humanities and Technology. Vol. 1. 2: 84-91

Riyani. 2011. Keselamatan Kerja Pengguna Komputer. (online),

(http://riyani87.files.wordpress.com/2011/12/keselamatan-kerja-penggunaan-komputer1.pdf), diakses 12 Februari 2013.

Riyanto, A. 2010. Pengolahan dan Analisis Data Kesehatan. Jilid III.

Yogyakarta: Mulia Medika. Rosenfield. 2011. Computer Vision Syndrome: A Review of Ocular

Causes and Potential Treatments. OPO The Journal of The Collage of Ophthometrists. 31: 502–515

Roberts, A. 2012. Beyond the Lecture: Interactive Strategies in the Health

Profession Education Curriculum. Journal of Career and Technical Education. Vol. 27 (1): 48-55

Seneviratne, D.R.D.A., Sewwandi, G.K.K. and Sharmilee, S. 2007. Visual

and Musculosceletal Problems among Video Display Terminal (VDT) Operators and The Ergonomic and Working Conditions. Colombo: Faculty of Medicine- University of Colombo.

Sharma, A.K., Khera, S. and Khandekar, J. 2006. Computer Related

Health Problems among Information Technology Proffesionals in Dehli. Indian Journal of Community Medicine. Vol.31. 1: 36-38.

Shrestha, G. S., Mohamed, F.N. and Shah, D.N. 2011. Visual Problems among Video Display Terminal (VDT) Users in Nepal. J Optom. 4 (2): 56-62.

Somahita, T. dan Nugroho, T. 2009 Hubungan antara Sikap dengan

Perilaku Orangtua terhadap Kelainan Refraksi pada Anak.

Page 160: PENGARUH CERAMAH DAN DEMONSTRASI TERHADAP …

141

Semarang: Fakultas Kedokteran-Universitas Diponegoro. Sudjana, N. 2011. Teori Belajar untuk Pembelajaran. Jilid IV. Bekasi:

Binamitra Publishing. Sugiyono. 2009. Metode Penelitian Kualitatif dan Kuantitatif dan R & D.

Jilid VIII. Bandung : Alfabeta. Sulastri, Thaha, R.M. dan Russeng, S.S. 2012. Pengaruh Penyuluhan

Kesehatan Menggunakan Video dalam Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) terhadap Perubahan Pengetahuan dan Sikap Remaja Putri di SMAN 9 Balikpapan Tahun 2012. Makassar: Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Hasanuddin

Talwar, R., Kapoor, R., Puri, K., Bansal, K. and Singh, S. 2009. A Study of

Visual and Musculoskeletal Health Disorders among Computer Proffesionals in NCR Delhi. Indian Journal Community Med. 34(4): 326–328.

Toama, Z., Mohamed, A.A., and Hussein, N.K.A. 2012. Impact of a

Guideline Application on the Prevention of Occupational Overuse Syndrome for Computer Users. Journal of American Science. 8 (2): 265-282

Wibawa, C. 2007. Perbedaan Efektifitas Metode Demonstrasi dengan

Pemutaran Video Tentang Pemberantasan DBD Terhadap Peningkatan Pengetahuan dan Sikap Anak SD di Kecamatan Wedarijaksa Kabupaten Pati. Jurnal Promosi Kesehatan Indonesia. Vol. 2.2: 115-129.

Wimalasundera, S. 2006. Computer vision syndrome. Galle Medical

Journal. Vol 1. 1: 25-29 Zainuddin. 1988. Metodologi Penelitian. Surabaya. Zhang, D., Zhou, L., Briggs, R.O., and Nunamaker, J.F. 2006. Instructional

video in e-learning: Assessing the Impact of Interactive Video on Learning Effectiveness. Elsevier. Information & Management. 43: 15–27.