15
1 PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2015 Nazia fitri apriyani, Tumpal Manik, Asri Eka Ratih Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji Tanjungpinang, Kepulauan Riau ABSTRAK Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh good corporate governance terhadap perataan laba pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia. Good corporate governance dalam penelitian ini meliputi dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2013- 2015. Sampel ditentukan dengan metode purposive sampling, sehingga diperoleh total sampel penelitian sebesar 75 sampel. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh dari www.idx.co.id. Data dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi logistik. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komite audit dan kepemilikan institusional berpengaruh terhadap perataan laba. Sedangkan dewan komisaris independen dan kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Kata Kunci : good corporate governance, perataan laba. PENDAHULUAN Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi perusahaan selama suatu periode tertentu yang disusun oleh pihak manajemen sebagai pertanggung jawaban kepada pihak yang berkepentingan seperti investor dan kreditor. Salah satu komponen dari laporan keuangan adalah laporan laba rugi. Laporan laba rugi menyajikan laba maupun rugi dari perusahaan selama periode tertentu serta merupakan parameter yang digunakan untuk mengukur kenaikan atau penurunan kinerja pada perusahaan. Umumnya investor sering terpusat pada informasi laba ketika ingin melakukan kegiatan investasi. Maka ketika laba perusahaan tinggi dan cenderung stabil, kebanyakan investor akan berkesimpulan bahwa kinerja perusahaan tersebut bagus dengan kontiunitas usaha (going concern) yang terjamin sehingga akan menarik banyak investor untuk berinvestasi. Namun, walaupun informasi laba itu penting, investor cenderung lupa untuk memperhatikan bagaimana cara manajemen dalam proses menghasilkan laba tersebut. Hal tersebut mendorong manajer untuk melakukan praktik perataan laba. Menurut Gusnadi (2008), perataan laba merupakan praktik yang dilakukan manajer untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar laba suatu periode tidak terlalu berbeda dengan jumlah laba periode sebelumnya. Salah satu cara yang dapat mengurangi kemungkinan adanya perataan laba (income smoothing) adalah sistem tata kelola perusahaan

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · dari . Data dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi logistik. Hasil

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · dari . Data dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi logistik. Hasil

1

PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP

PERATAAN LABA PADA PERUSAHAAN MANUFAKTUR YANG

LISTING DI BURSA EFEK INDONESIA PERIODE 2013-2015

Nazia fitri apriyani, Tumpal Manik, Asri Eka Ratih

Fakultas Ekonomi Universitas Maritim Raja Ali Haji

Tanjungpinang, Kepulauan Riau

ABSTRAK

Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh good corporate governance terhadap

perataan laba pada perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia. Good

corporate governance dalam penelitian ini meliputi dewan komisaris independen, komite

audit, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional. Populasi dalam penelitian ini

adalah seluruh perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2013-

2015. Sampel ditentukan dengan metode purposive sampling, sehingga diperoleh total sampel

penelitian sebesar 75 sampel. Jenis data yang digunakan adalah data sekunder yang diperoleh

dari www.idx.co.id. Data dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi logistik.

Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa komite audit dan kepemilikan institusional

berpengaruh terhadap perataan laba. Sedangkan dewan komisaris independen dan

kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap perataan laba.

Kata Kunci : good corporate governance, perataan laba.

PENDAHULUAN

Laporan keuangan merupakan ringkasan dari transaksi perusahaan selama suatu

periode tertentu yang disusun oleh pihak manajemen sebagai pertanggung jawaban kepada

pihak yang berkepentingan seperti investor dan kreditor. Salah satu komponen dari laporan

keuangan adalah laporan laba rugi. Laporan laba rugi menyajikan laba maupun rugi dari

perusahaan selama periode tertentu serta merupakan parameter yang digunakan untuk

mengukur kenaikan atau penurunan kinerja pada perusahaan. Umumnya investor sering

terpusat pada informasi laba ketika ingin melakukan kegiatan investasi. Maka ketika laba

perusahaan tinggi dan cenderung stabil, kebanyakan investor akan berkesimpulan bahwa

kinerja perusahaan tersebut bagus dengan kontiunitas usaha (going concern) yang terjamin

sehingga akan menarik banyak investor untuk berinvestasi. Namun, walaupun informasi laba

itu penting, investor cenderung lupa untuk memperhatikan bagaimana cara manajemen dalam

proses menghasilkan laba tersebut. Hal tersebut mendorong manajer untuk melakukan praktik

perataan laba.

Menurut Gusnadi (2008), perataan laba merupakan praktik yang dilakukan manajer

untuk mengurangi fluktuasi laba yang dilaporkan agar laba suatu periode tidak terlalu

berbeda dengan jumlah laba periode sebelumnya. Salah satu cara yang dapat mengurangi

kemungkinan adanya perataan laba (income smoothing) adalah sistem tata kelola perusahaan

Page 2: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · dari . Data dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi logistik. Hasil

2

(corporate govenance). Corporate govenrnance yang baik kemungkinan akan mengurangi

perataan laba yang dilakukan oleh manajer. Penelitian ini memfokuskan pada struktur dari

Good Corporate Governance. Penerapan struktur dari Good Corporate Governance dalam

perusahaan dapat dilihat melalui adanya dewan komisaris independen, komite audit,

kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional.

Kajian Pustaka

Teori Keagenan (Agency Theory)

Teori Agensi merupakan kontrak antara satu atau lebih prinsipal dan agen, dimana

prinsipal mendelegasikan wewenangnya kepada agen untuk mengelola perusahaan. Konflik

keagenan akan muncul apabila masing-masing pihak mempunyai perbedaan kepentingan dan

ingin memperjuangkan kepentingan masing-masing. Dalam hubungan keagenan, manajer

mempunyai asimetri informasi terhadap pihak-pihak eksternal perusahaan, seperti kreditur

dan investor (Handayani, 2015).

Konsep perataan laba menurut (Wulandari, 2007) dapat dijelaskan dengan

menggunakan pendekatan teori keagenan (agency theory) yang menyatakan bahwa praktik

perataan laba dipengaruhi oleh konflik kepentingan antara pemilik (principal) dengan

manajemen (agent). Konflik ini muncul pada saat setiap pihak berusaha untuk mencapai

tingkat kemakmuran yang diinginkan. Konflik kepentingan semakin meningkat terutama

karena pemilik tidak dapat memonitor aktivitas manajemen.

Perataan Laba

Menurut Belkaoui (2006:73), definisi awal mengatakan bahwa perataan laba (income

smoothing) adalah pengurangan fluktuasi laba dari tahun ke tahun dengan memindahkan

pendapatan dari tahun ke tahun yang tinggi pendapatannya keperiode-periode yang kurang

menguntungkan.

Laba yang berkualitas tinggi mencerminkan laba yang dapat dipertahankan untuk

jangka waktu yang panjang. Jadi, manajemen memilih untuk menjaga nilai laba yang stabil

dibanding dengan nilai laba yang seringkali peningkatannya naik turun, sehingga pihak

manajemen akan menaikkan laba yang dilaporkan jika jumlah laba sebenarnya menurun dari

tahun sebelumnya. Dan sebaliknya manajemen akan menurunkan laba apabila laba yang

dilaporkan meningkat dari laba tahun sebelumnya. Laba yang rata dari tahun ke tahun sangat

disukai oleh manajemen dan investor, karena laba yang seperti itu mengindikasikan bahwa

perusahaan tersebut kuat dan stabil. Selain itu, praktik perataan laba merupakan rekayasa

manajemen untuk menekan jumlah laba pada sejumlah periode tertentu dengan tujuan untuk

memperoleh tingkat laba sesuai yang diharapkan (Prasetio, 2002 dalam Kharisma, 2015)

Page 3: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · dari . Data dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi logistik. Hasil

3

Good Corporate Governance

Forum for Corporate Governance Indonesia (FCGI, 2001) mendefinisikan corporate

governance sebagai seperangkat peraturan yang mengatur hubungan antara pemegang saham,

pengurus (pengelola), pihak kreditur, pemerintah, karyawan, serta para pemegang

kepentingan internal dan eksternal lainnya yang berkaitan dengan hak-hak dan kewajiban

mereka atau dengan kata lain suatu sistem yang mengatur dan mengendalikan perusahaan.

Komponen Good corporate governance dalam penelitian ini yaitu melalui dewan

komisaris independen, komite audit, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional

yaitu dapat melindungi para investor dari perilaku opportunistik.

Dewan Komisaris Independen

Komisaris independen adalah komisaris yang bukan merupakan anggota manajemen,

pemegang saham mayoritas, pejabat atau dengan cara lain yang berhubungan langsung atau

tidak langsung dengan pemegang saham mayoritas dari suatu perusahaan yang mengawasi

pengelolaan perusahaan (Julianti, 2015).

Komite Audit

Komite audit berdasarkan Keputusan BAPEPAM – LK. 2012, komite audit adalah

komite yang dibentuk oleh dewan komisaris dalam rangka membantu melaksanakan tugas

dan fungsinya. Komite audit berwenang untuk mengakses catatan atau informasi tentang

karyawan, dana, aset, serta sumber daya perusahaan lainnya yang berkaitan dengan

pelaksanaan tugasnya. Keberadaan komite audit dituntut untuk dapat bertindak secara

independen. Hal ini karena berhubungan dengan fungsi komite audit untuk pengawasan

integritas laporan keungan yang dipublikasikan perusahaan.

Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan Manajerial adalah kepemilikan saham perusahaan yang dimiliki oleh

manajemen baik direksi, komisaris maupun karyawan dengan persyaratan tertentu untuk

memiliki saham tersebut. Kepemilikan saham oleh manajemen akan mengurangi agency

problem diantara manajer dan pemegang saham yang dapat dicapai melalui penyelarasan

kepentingan antara pihak-pihak yang berbenturan kepentingannya (Azzahrah, 2014).

Kepemilikan Institusional

Menurut Julianti, (2015) kepemilikan institusional merupakan saham perusahaan yang

dimiliki oleh institusi atau lembaga seperti perusahaan asuransi, bank, perusahaan investasi,

dan kepemilikan institusi lain. Kepemilikan institusional bertindak sebagai pihak pengendali

manajer perusahaan. Semakin besar tingkat kepemilikan saham oleh lembaga, maka

mekanisme kontrol manajemen kinerja akan lebih efektif. Dengan demikian, semakin efisien

pemanfaatan aktiva perusahaan. Selain itu, keberadaan investor institusional dianggap

mampu menjadi mekanisme monitoring yang efektif dalam setiap keputusan yang diambil

oleh manajemen sehingga dengan adanya kepemilikan institusional akan mendorong

peningkatan pengawasan yang lebih optimal.

Page 4: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · dari . Data dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi logistik. Hasil

4

Hipotesis

Berdasarkan kerangka berfikir tersebut di atas, maka perumusan hipotesis dalam

penelitian ini adalah sebagai berikut :

H1 : Diduga dewan komisaris independen berpengaruh terhadap perataan laba pada

perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015.

H2 : Diduga komite audit berpengaruh terhadap perataan laba pada perusahaan manufaktur

yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015.

H3 : Diduga kepemilikan manajerial berpengaruh terhadap perataan laba pada perusahaan

manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015.

H4 : Diduga kepemilikan institusional berpengaruh terhadap perataan laba pada

perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015.

METODOLOGI PENELITIAN

Objek Penelitian

Objek penelitian dan ruang lingkup penelitian ini adalah perusahaan yang bergerak

dibidang manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015. Objek penelitian

ini adalah laporan keuangan akhir tahun setiap perusahaan manufaktur.

Metode Penelitian

Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian adalah penelitian kuantitatif

dengan menggunakan metode deskriptif. Data kuantitatif adalah data yang berbentuk angka

atau data kualitatif yang diangkakan. Sedangkan statistik deskriptif memberikan gambaran atau

mendeskripsikan suatu data dilihat dari nilai rata-rata (mean), nilai maksimum dan minimum

(maximum and minimum) dan standar deviasi (standard deviation) (Sarwono, 2012).

Operasionalisasi Variabel Penelitian

A. Variabel Dependen

Variabel tergantung adalah variabel yang yang diamati dan diukur untuk menentukan

pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas. Perataan laba merupakan pengurangan

fluktuasi laba dengan memindahkan pendapatan dari tahun ke tahun yang tinggi

pendapatannya ke periode yang kurang menguntungkan (Belkaouli, 2006). Dalam peneilitian

ini, perataan laba diukur dengan menggunakan indeks Eckel (1981). Dimana indeks eckel dapat

dihitung dengan cara :

S : perubahan penjualan dalam satu periode

I : perubahan penghasilan bersih/laba dalam satu periode

CV : koefisien variasi dari variable, yaitu standar deviasi dengan nilai yang diharapkan

CVI : Koefisien variasi untuk perubahan laba

CVS: Koefisien variasi untuk perubahan penjualan

Page 5: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · dari . Data dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi logistik. Hasil

5

Dimana CVS atau CVI dapat dihitung sebagai berikut :

x : Perubahan laba (I) atau perubahan penjualan (S) antara tahun n dengan tahun n-1 selama

periode pengamatan

∆X : Rata-rata perubahan laba atau perubahan penjualana

n : Jumlah tahun yang diamati

Apabila CV∆I > CV∆S, maka perusahaan tidak digolongkan sebagai perusahaan yang

melakukan perataan laba dan apabila CV∆I < CV∆S, maka perusahaan digolongkan sebagai

perusahaan yang melakukan perataan laba. Variabel ini merupakan variabel dummy, angka

satu untuk perusahaan yang melakukan perataan laba dan angka nol untuk perusahaan yang

tidak melakukan perataan laba.

B. Variabel Independen

Variabel bebas (independent variable) merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi,

atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang

diobservasi. Variabel independen yang digunakan dalam penelitian ini antara lain :

1. Dewan Komisaris Independen

Komisaris independen dalam penelitian ini dihitung dengan proporsi jumlah komisaris

independen, yaitu dengan membandingkan persentase antara jumlah anggota komisaris

independen dengan jumlah seluruh anggota dewan komisaris.

(Sumber : Marpaung, 2014)

2. Komite Audit

Komite audit dalam penelitian ini diukur menggunakan skala rasio melalui persentase

anggota komite audit di luar komisaris independen terhadap total komite audit dalam

perusahaan.

(Sumber : Marpaung, 2014)

3. Kepemilikan Manajerial

Kepemilikan manajemen diukur menggunakan skala rasio melalui persentase jumlah

saham yang dimiliki pihak manajemen dari seluruh saham yang beredar.

(Sumber : Marpaung, 2014)

Page 6: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · dari . Data dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi logistik. Hasil

6

4. Kepemilikan Institusional

Kepemilikan institusional dengan skala rasio melalui jumlah saham yang dimiliki oleh

investor institusional dibandingkan dengan total saham perusahaan.

(Sumber : Kharisma, 2015)

Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan

cara membuat suatu daftar (checklist) perusahaan. Selain itu juga dengan melakukan studi

dokumentasi atau dengan cara menelusuri yang dilakukan dengan mengumpulkan data

sekunder yaitu data laporan keuangan perusahaan periode tahun 2013-2015. Data yang

digunakan merupakan data yang dipublikasikan di www.idx.co.id serta sumber-sumber

lainnya.

Teknik Penentuan Populasi dan Sampel

Populasi

Populasi adalah keseluruhan nilai yang mungkin, hasil pengukuran ataupun

perhitungan, kualitatif ataupun kuantitatif mengenai karakteristik tertentu dari semua anggota

kumpulan yang lengkap dan jelas yang ingin dipelajari sifat-sifatnya. Menurut Martono,

(2012) populasi merupakan keseluruhan objek atau subjek yang berada pada suatu wilayah

dan memenuhi syarat-syarat tertentu berkaitan dengan masalah penelitian, atau keseluruhan

unit atau individu dalam ruang lingkup yang akan diteliti. Populasi dalam penelitian ini

adalah perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia periode 2013-2015

sebanyak 396 perusahaan.

Sampel

Sampel adalah bagian dari sebuah popolasi yang dianggap dapat mewakili populasi

tersebut. Menurut Martono (2012), sampel merupakan bagian dari populasi yang memiliki

ciri-ciri atau keadaan tertentu yang akan diteliti. Sampel dapat didefenisikan sebagai anggota

populasi yang dipilih dengan menggunakan prosedur tertentu sehingga diharapkan dapat

mewakili populasi. Teknik pengambilan sampel dilakukan dengan pendekatan purposive

sampling untuk menentukan sampel dari populasi yang memenuhi kriteria. Adapun kriteria

sampel yang digunakan adalah :

1. Perusahaan manufaktur yang listing pada perusahaan manufaktur di Bursa Efek

Indonesia (BEI) selama periode 2013-2015.

2. Perusahaan manufaktur yang menerbitkan laporan keuangan secara lengkap selama

periode 2013-2015.

3. Perusahaan manufaktur yang tidak mengalami kerugian selama 3 tahun berturut-

turut dari periode 2013-2015 karena penelitian ini bermaksud untuk melihat praktik

perataan laba.

Page 7: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · dari . Data dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi logistik. Hasil

7

4. Laporan keuangan disajikan dalam mata uang rupiah.

5. Perusahaan mengungkapkan data yang lengkap dalam laporan keuangan terkait

dengan variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian.

Metode Analisis

Statistik Deskriptif

Statistik deskriptif ini menggambarkan profil data perusahaan sampel yang meliputi

nilai rata-rata atau mean, nilai minimum, nilai maksimum, dan standar deviasi, sum, range,

kurtosis dan skewness (kemencengan distribusi), Ghozali (2013).

Analisis Regresi Logistik

Pengujian hipotesis dalam penelitian ini menggunakan analisis regresi logistik

(logistic regression) dengan bantuan SPSS versi 21. Model logistic regression dalam

penelitian ini ditunjukan dalam persamaan berikut ini :

PL + 1 DKI + 2 KA + 3 KM + 4 KI +

Keterangan :

PL = Perataan laba diukur menggunakan Indeks Eckel (1981)

= Konstanta

1 = Koefisien Regresi

DKI = Dewan Komisaris Independen

KA = Komite Audit

KM = Kepemilikan Manajerial

KI = Kepemilikan Institusional

= Koefisen error

Hasil Penelitian dan Pembahasan

1. Uji Statistik Deskriptif

Tabel 4.2

Hasil Deskriptive Statistics

Descriptive Statistics

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

DKI 75 ,30 ,75 ,3931 ,09669

KA 75 ,00 1,00 ,6500 ,15653

KM 75 ,00002 ,47522 ,0773728 ,10898849

KI 75 ,22 7,81 ,7434 ,84854

Valid N

(listwise)

75

Sumber : Hasil output yang diolah SPSS Versi 21.

Sedangkan untuk variabel dependen yaitu perataan laba dalam penelitian ini

menggunakan variabel dummy, maka dapat diketahui dengan melihat tabel distribusi

frekuensi dibawah ini :

Page 8: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · dari . Data dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi logistik. Hasil

8

Tabel 4.3

Hasil Distribusi Frekuensi

IPL

Frequency Percent Valid

Percent

Cumulative

Percent

Valid

TIDAK MELAKUKAN

PERATAAN LABA

39 52,0 52,0 52,0

MELAKUKAN PERATAAN

LABA

36 48,0 48,0 100,0

Total 75 100,0 100,0

Sumber : Hasil output yang diolah SPSS versi 21.

Hasil Uji Hipotesis

Menilai Model Kelayakan Model Regresi

Sumber : Hasil output yang diolah SPSS versi 21.

Dari hasil pengujian tersebut dapat diketahui bahwa nilai Chi-square sebesar 7,967

dengan df 7 dengan tingkat signifikansi 0,335. Nilai signifikan yang diperoleh lebih besar

dari 0,05 yang berarti H0 tidak dapat ditolak (diterima). Hal ini menunjukan bahwa model

mampu memprediksi nilai observasinya atau dapat dikatakan model dapat diterima karena

cocok dengan data observasinya sehingga model ini dapat digunkan untuk analisis

selanjutnya.

Menilai Model Fit (Overall model fit test)

Pengujian kesesuaian keseluruhan model (Overall model fit test) dilakukan dengan

membandingkan nilai antara -2 log likelihood (-2 LL) pada awal (Block 0 : Beginning Block)

dengan nilai -2 log likelihood (-2 LL) pada akhir (Block 1 : Method = Enter). Hipotesis untuk

menilai model fit adalah :

H0 : Model yang dihipotesiskan fit dengan data

HA : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data

Hosmer and Lemeshow Test

Step Chi-square Df Sig.

1 7,967 7 ,335

Page 9: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · dari . Data dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi logistik. Hasil

9

Tabel 4.6

Hasil pengujian -2 log likehood (-2LL) akhir

Iteration History a,b,c,d

Iteration -2 Log

likelihood

Coefficients

Constant DKI KA KM KI

Step 1

1 89,697 3,279 -1,573 -3,878 -4,684 ,192

2 87,958 3,737 -1,609 -4,916 -5,487 ,625

3 84,920 2,443 -2,086 -5,217 -3,282 2,949

4 84,687 2,175 -2,351 -5,538 -2,587 3,770

5 84,686 2,188 -2,369 -5,575 -2,573 3,797

6 84,686 2,189 -2,369 -5,575 -2,573 3,797

Berdasarkan tabel 4.5 diketahui bahwa nilai -2LL awal sebesar 103,852. Setelah

variabel bebas dimasukan pada model regresi, maka nilai -2LL akhir pada tabel 4.6 adalah

sebesar 84,686. Hal ini menunjukan adanya penurunan nilai -2LL awal dan -2LL akhir

sebesar 19,166. Adanya penurunan ini menunjukkan bahwa model regresi yang lebih baik

atau dengan kata lain model yang dihipotesiskan fit dengan data.

Koefisien Determinasi (Nagelkerke R Square)

Tabel 4.7

Hasil Pengujian Koefisien Determinasi

Sumber : Hasil output yang diolah SPSS versi 21.

Berdasarkan tabel diatas, nilai Nagelkerke R Squaresebesar 0,301 yang menandakan

bahwa variabilitas variabel dependen yang dapat dijelaskan oleh variabel independen sebesar

30,1% yang berarti bahwa ada kontribusi sebesar 30,1% dalam memprediksi perataan laba,

sedangkan sisanya sebesar 69,9% dijelaskan oleh variabel-variabel lain diluar variabel yang

diteliti.

Model Summary

Step -2 Log

likelihood

Cox & Snell R

Square

Nagelkerke R

Square

1 84,686a ,226 ,301

Page 10: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · dari . Data dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi logistik. Hasil

10

Tabel Klasifikasi

Classification Tablea

Observed

Predicted

IPL Percentage

Correct

TIDAK

MELAKUKAN

PERATAAN

LABA

MELAKUKAN

PERATAAN

LABA

S

t

e

p

1

IPL

TIDAK MELAKUKAN

PERATAAN LABA

31 8 79,5

MELAKUKAN PERATAAN

LABA

14 22 61,1

Overall Percentage

70,7

Hasil Uji Regresi Logistik

Variables in the Equation

B S.E. Wald df Sig. Exp(B)

Step 1a

DKI -2,369 2,780 ,726 1 ,394 ,094

KA -5,575 2,399 5,402 1 ,020 ,004

KM -2,573 3,593 ,513 1 ,474 ,076

KI 3,797 1,814 4,381 1 ,036 44,583

Constant 2,189 2,214 ,977 1 ,323 8,922

a. Variable(s) entered on step 1: DKI, KA, KM, KI. Sumber : Hasil output yang diolah SPSS versi 21.

Pembahasan Hasil Penelitian

1. Pengaruh Dewan Komisaris Independen terhadap Perataan Laba

Hasil pengujian hipotesis dengan regresi logistik menunjukan variabel dewan

komisaris independen dengan koefisien regresi sebesar -2,369 dan tingkat signifikansi 0,394.

Hasil ini menunjukkan bahwa hipotesis pertama (H1) ditolak, hal ini terlihat dari tingkat

signifikansi DKI yang lebih besar dari 5%. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan

bahwa variabel dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap perataan laba. Hasil

penelitian ini tidak mendukung temuan Tampubolon (2012) yang menyatakan bahwa dewan

komisaris independen berpengaruh terhadap perataan laba. Namun penelitian ini konsisten

dengan penelitian Makaryanawati (2008) yang menyatakan bahwa dewan komisaris

independen tidak berpengaruh terhadap perataan laba.

Page 11: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · dari . Data dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi logistik. Hasil

11

Pengaruh Komite Audit terhadap Perataan Laba

Hasil pengujian hipotesis dengan regresi logistik menunjukan variabel komite audit

dengan koefisien regresi sebesar -5,575 dan tingkat signifikansi 0,020. Hasil ini menunjukkan

bahwa hipotesis kedua (H2) diterima, hal ini terlihat dari tingkat signifikansi KA yang lebih

kecil dari 5%. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel komite audit

berpengaruh terhadap perataan laba. Hasil penelitian ini tidak mendukung temuan

Tampubolon (2012) serta Marpaung (2014) yang menyatakan bahwa komite audit tidak

berpengaruh terhadap perataan laba. Namun penelitian ini konsisten dengan Andini (2016)

yang menyatakan bahwa komite audit berpengaruh terhadap perataan laba.

Pengaruh Kepemilikan Manajerial terhadap Perataan Laba

Hasil pengujian hipotesis dengan regresi logistik menunjukan variabel kepemilikan

manajerial dengan koefisien regresi sebesar -2,573 dan tingkat signifikansi 0,474. Hasil ini

menunjukkan bahwa hipotesis ketiga (H3) ditolak, hal ini terlihat dari tingkat signifikansi

yang lebih besar dari 5%. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel

kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap pertaan laba. Hasil penelitian ini tidak

mendukung temuan Aji (2010) serta Cahyaningsih (2014) yang menyatakan kepemilikan

manajerial berpengaruh terhadap perataan laba. Namun penelitian ini konsisten dengan

penelitian Makaryanawati (2008), Tampubolon (2012) serta Marpaung (2014) yang

menyatakan bahwa kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap perataan laba.

Pengaruh Kepemilikan Institusional terhadap Perataan Laba

Hasil pengujian hipotesis dengan regresi logistik menunjukan variabel kepemilikan

institusional dengan koefisien regresi sebesar 3,797 dan tingkat signifikansi 0,036. Hasil ini

menunjukkan bahwa hipotesis keempat (H4) diterima, hal ini terlihat dari tingkat signifikansi

yang lebih kecil dari 5%. Berdasarkan hal tersebut dapat disimpulkan bahwa variabel

kepemilikan institusional berpengaruh terhadap perataan laba. Hasil penelitian ini tidak

mendukung temuan Andini (2016) yang menyatakan kepemilikan institusional tidak

berpengaruh terhadap perataan laba. Namun penelitian ini konsisten dengan penelitian

Kharisma (2015) yang menyatakan bahwa kepemilikan institusional berpengaruh terhadap

perataan laba.

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh dewan komisaris independen, komite

audit, kepemilikan manajerial dan kepemilikan institusional terhadap perataan laba pada

perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2015.

Berdasarkan analisis data yang dilakukan dapat disimpulkan bahwa :

1. Dewan komisaris independen tidak berpengaruh terhadap perataan laba pada

perusahaan manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-

2015.

2. Komite audit berpengaruh terhadap perataan laba pada perusahaan manufaktur yang

listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2015.

Page 12: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · dari . Data dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi logistik. Hasil

12

3. Kepemilikan manajerial tidak berpengaruh terhadap perataan laba pada perusahaan

manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2015.

4. Kepemilikan institusional berpengaruh terhadap perataan laba pada perusahaan

manufaktur yang listing di Bursa Efek Indonesia (BEI) periode 2013-2015.

Keterbatasan Penelitian

Berikut ini beberapa keterbatasan penelitian yang dapat dijadikan sebagai bahan

pertimbangan untuk melakukan penelitian sebelumnya :

1. Penelitian ini hanya menggunakan 3 tahun pengamatan yaitu tahun 2013-2015.

2. Populasi penelitian ini hanya menggunakan perusahaan manufaktur.

3. Penelitian ini hanya menganalisis 4 variabel Good Corporate Governance yaitu

dewan komisaris independen, komite audit, kepemilikan manajerial dan kepemilikan

institusional.

4. Proksi yang digunakan dalam mengukur variabel perataan laba hanya menggunakan

indeks eckels.

Saran Penelitian Selanjutnya

Adapun saran yang dapat diberikan untuk penelitian selanjutnya yaitu :

1. Penelitian ini menggunakan sampel perusahaan manufaktur dengan tahun pengamatan

selama 3 periode. Untuk penelitian selanjutnya sebaiknya menambah tahun

pengamatan, sehingga dapat memperoleh hasil yang lebih baik dari penelitian

sebelumnya.

2. Penelitian ini menggunakan variabel Good Corporate Governance (Dewan Komisaris

Independen, Komite Audit, Kepemilikan Manajerial dan Kepemilikan Institusional).

Penelitian selanjutnya sebaiknya menambahkan variabel lain dengan pengukuran

yang lebih baik agar hasil yang diperoleh akan lebih baik.

Page 13: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · dari . Data dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi logistik. Hasil

13

DAFTAR PUSTAKA

Agustina, Linda.2015. Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Ukuran Perusahaan

terhadap Praktik Perataan Laba (Studi pada seluruh perusahaan yang tergabung

dalam Jakarta Islamic Index (JII) tahun 2011-2013), ISSN 2252-6765, Jurusan

Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.

Aji, Dhamar Yudho dan Aria Farah Mita.2010. “Pengaruh Profitabilitas, Risiko Keuangan,

Nilai Perusahaan, dan Struktur Kepemilikan terhadap Praktek Perataan Laba: Studi

Empiris Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI”. Simposium nasional

akuntansi XIII Purwokerto.

Andini, Rita, Tri Budi Handayani, Abrar. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance

terhadap Praktik Perataan Laba: Studi Kasus pada Lembaga Keuangan yang

terdaftar di BEI 2010-2014”. Volume 2 No. 2 Maret 2016. Jurnal Akuntansi,

Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Unpad.

Azzahrah, Z., & Yuliandhari, W.S.2014. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance

terhadap Nilai Perusahaan (Studi pada Sektor Perbankan yang terdaftar di Bursa

Efek Indonesia tahun 2009-2013), Jurnal Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas

Telkom.

BAPEPAM – LK. 2012. Keputusan Ketua BAPEPAM – LK No: Kep643/Bl/2012

Tentang Pembentukan Dan Pedoman Pelaksanaan Kerja Komite Audit.

Belkaoui, Ahmed Riahi 2007. Accounting Theory (Buku 1). Edisi Kelima. Jakarta: Salemba

Empat.

FCGI (Forum for Corporate Governance in Indonesia). 2001. Corporate Governance : Tata

Kelola Perusahaan. Jakarta.

Ghozali, Imam.2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program. Edisi

Ketujuh. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.

Gusnadi, 2008. Analisis Pengaruh Karakteristik Perusahaan dan Penerapan Good Corporate

Governance terhadap Tindakan Perataan Laba yang dilakukan oleh Perusahaan yang

terdaftar di Bursa Efek Jakarta. Modus Vol.20 (2): 126-138.

Handayani, Fitri. 2015. Faktor yang Berpengaruh terhadap Perataan Laba Perusahaan

Otomotif yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia periode 2009-2012. Skripsi.

Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomika dan Bisnis, Universitas Diponegoro.

Julianti, Defi Kurnia, 2015. Pengaruh Mekanisme Good Corporate Governance terhadap

Nilai Perusahaan dengan Profitabilitas sebagai Variabel Intervening pada

Perusahaan Manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia tahun 2010-2013,

Skripsi. Jurusan Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Negeri Semarang.

Kharisma, Akbar.2015. “Pengaruh Mekanisme Corporate Governance dan Ukuran

Perusahaan pada Praktik Perataan Laba. Skripsi. Universitas Negeri Semarang.

Page 14: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · dari . Data dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi logistik. Hasil

14

Komite Nasional Kebijakan Governance. 2006. Pedoman Umum Good Corporate

Governance Indonesia.

Makaryanawati, Milani. 2008. Pengaruh Good Corporate Governance terhadap Praktik

Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur Yang Listing di BEI. Modernisasi,

Vol. 4 No. 1. Hal 14-31.

Marpaung, Catherine, 2014. Pengaruh Dewan Komisaris Independen, Komite Audit, Kualitas

Audit Dan Kepemilikan Manajerial Pada Perataan Laba (Studi Perusahaan

Manufaktur periode 2009-2012 yang terdaftar di BEI), ISSN: 2302 8556, E-Jurnal

Akuntansi Universitas Udayana 7.2 (2014): 279-289, Fakultas Ekonomi dan Bisnis

Universitas Udayana, Bali, Indonesia.

Martono,N,2012. Metode Penelitian Kuantitatif Analisis Isi dan Analisis Data Sekunder,

Jakarta.

Oviani, Zuliani,. 2014. Pengaruh Ukuran Perusahaan, Profitabilitas, Financial Leverage,

dan Kepemilikan Institusional terhadap Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur

yang Terdaftar di BEI Tahun 2009-2013. Jom FEKOM, Vol. 1 No. 2, Oktober.

Putri, Destika Maharani. 2011. Pengaruh Karakteristik Komite Audit terhadap

Manajemen Laba. Skripsi. Universitas Diponegoro.

Sarwono., 2012. Metode Penelitian Ekonomi.Yogyakarta.

Septiani, Tri Ayu.2015. Pengaruh Tingkat Profitabilitas, Risiko Keuangan, Ukuran

Perusahaan, Dan Nilai Perusahaan Terhadap Perataan Laba Pada Perusahaan

Manufaktur Yang Terdaftar Di Bursa Efek Indonesia Tahun 2009-2012, Program

Studi Akuntansi, Fakultas Ekonomi Dan Bisnis, Universitas Muhammadiyah,

Surakarta.

Tampubolon, Mayasari.2012. Pengaruh Leverage, Free Cash Flow, dan Good Corporate

Governance terhadap Praktik Perataan Laba pada Perusahaan Manufaktur Sektor

Industri Dasar dan Kimia di Bursa Efek Indonesia Periode 2007-2011. Jurusan

Akuntansi, Fakultas Ekonomi, Universitas Gunadarma.

Warsono, Sony, Fitri Amalia, Dian Kartika Rahajeng. 2009.“Corporate Governance

Concept and Model”. Yogyakarta: Center Of Good Corporate Governance.

Wulandari, Ndaruningpuri. (2006). Pengaruh Indikator Mekanisme Corporate Governance

Terhadap Kinerja Perusahaan Publik di Indonesia. Fakus Ekonomi Vol. 1 No.2 ,

STIE PENA Semarang.

http://idx.co.id

Page 15: PENGARUH GOOD CORPORATE GOVERNANCE TERHADAP …jurnal.umrah.ac.id/wp-content/uploads/gravity... · dari . Data dianalisis dengan menggunakan model analisis regresi logistik. Hasil

15

LAMPIRAN

No. KODE 2013 2014 2015

1. BTON 0 1 1

2. LION 1 1 1

3. LMSH 0 0 0

4. PICO 1 1 0

5. SRSN 1 1 1

6. TRST 1 1 1

7. ALDO 1 0 1

8. ASII 0 0 1

9. INDS 1 1 1

10. NIPS 1 0 0

11. PRAS 1 1 1

12. SMSM 1 1 0

13. KBLM 0 0 0

14. INDF 1 1 1

15. SKLT 1 0 1

16. STTP 1 0 0

17. ULTJ 1 0 0

18. GGRM 1 1 0

19. WIIM 1 0 1

20. KAEF 1 1 1

21. KLBF 1 0 0

22. PYFA 1 1 1

23. TSPC 1 1 1

24. TCID 1 0 0

25. KDSI 1 1 1