160
PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER MODIFIKASI DAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP ( RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL ) TESIS Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magester Program Studi Magester Kedokteran Keluarga Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan Oleh : SUHARTINI RAHAYU MARIA NIM : S 541208083 PROGRAM PASCA SARJANA UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2014 perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id commit to user

PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER MODIFIKASI

DAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP

KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP

( RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL )

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magester

Program Studi Magester Kedokteran Keluarga

Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh :

SUHARTINI RAHAYU MARIA

NIM : S 541208083

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2014

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 2: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER MODIFIKASI

DAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP

KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP

( RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL )

TESIS

Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magester

Program Studi Magester Kedokteran Keluarga

Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan

Oleh :

SUHARTINI RAHAYU MARIA

NIM : S 541208083

PROGRAM PASCA SARJANA

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 3: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

2014

KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya penulis

dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul ‖ PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL

PRIMER MODIFIKASI DAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP

KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP ( RSUD PANEMBAHAN

SENOPATI BANTUL ) ‖

Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Program Studi Magister

Kedokteran Keluarga minat Pendidikan Profesi Kesehatan Pascasarjana Universitas

Sebelas Maret Surakarta.

Pada kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar –

besarnya kepada :

1. Bapak Prof. Dr. H. Ravik Karsidi,M.S selaku Rektor Universitas Sebelas

Maret Surakarta atas fasilitas dan kesempatan yang telah diberikan

kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program

Magester di Universitas Sebelas Maret Surakarta.

2. Bapak Prof.Dr.Ir.Ahmad Yunus.M.S. selaku Direktur Program

Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi

kesempatan pada penulis untuk menimba ilmu di Magester Kedokteran

Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 4: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

3. Bapak Dr. dr.Hari Wujoso, Sp F,MM selaku Ka Prodi Magester

Kedokteran keluarga yang telah memberikan kesempatan, fasilitas dan

saran kepada penulis selama mengikuti dan menyelesaikan pendidikan

Program Magester Kedokteran keluarga di Universitas Sebelas Maret

Surakarta ini.

4. Ibu Dr Nunuk Suryani,M.Pd. selaku ka. Peminatan PDPK yang telah

dengan sabar memberi kesempatan dan fasilitas serta semangat semangat

sehingga tesis ini dapat terselesaikan.

5. Prof.Dr,dr, Ambar Mudogdo,Sp.PA(K) sebagai pembimbing utama yang

dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, bimbingan,

semangat dan saran selama penulis menyusun tesis ini .

6. Bapak Prof. Dr. Samsi Haryanto,M.Pd sebagai pembimbing pendamping

yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan

bimbingan, saran, dan semangat kepada penulis sehingga penyusunan

tesis ini bisa selesai.

7. Kepada dr. I Wayan Sudana selaku Direktur RSUD Panembahan

Senopati Bantul yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitian di

Rumah sakit Panembahan Senopati Bantul sehingga penyusunan tesis ini

bisa terlaksana dengan baik.

8. Bapak I Nyoman Gunarsa.S.Psi selaku Ka. Bag. Pengembangan yang

telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis untuk

melakukan penelitian di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 5: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

9. Suami dan anaka – anak yang telah memberi semangat, dorongan,

bantuan dengan penuh cinta kasih dan selalu ada saat penulis

membutuhkan.

Semoga segala bantuan yang diberikan mendapatkan balasan yang lebih besar dari

Tuhan Yang Maha Esa.

Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih banyak kekurangan dan masih

jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mohon kritik dan

saran dari pembaca .

Akhir kata semoga tesis ini bermanfaat.

Surakarta, Mei 2014

Penulis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 6: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 7: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 8: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER MODIFIKASI

DAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DU RUANG RAWAT INAP

( RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL )

Suhartini Rahayu maria¹,Ambar Mudigdo², Samsi haryanto³

Magester Kedokteran Keluarga Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta

Intisari

Model primer modifikasi dan Komunikasi terapeutik memberikan asuhan

keperawatan yang komprehensif dan hubungan yang terapeutik kepada

pasien.Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh Implementasi model

primer modifikasi dan komunikasi terapeutik oleh perawat terhadap kepuasan

pasien di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati bantul.

Metode dalam penelitian ini adalah analitik Correlasional.dengan rancangan

“cross sectional study‖. Sampel terdiri dari 30 perawat primer, 60 perawat

asosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat

asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi dan komunikasi

terapeutik kemudian 3 pasien kelolaan dalam pengambilan data dengan kuesioner

kemudian dikelompokan, diambil skor rata – rata menjadi satu unit analisis X₁ untuk

implementasi model primer modifikasi, X₂ untuk Implementasi Komunikasi

Terapeutik dan Y untuk kepuasan pasien, dengan demikian untuk unit analisis

menjadi 30X₁, 30 X₂ dan 30 Y . Data dianalisis dengan menggunakan uji Regresi

sederhana dan regresi ganda dibantu dengan program SPSS for Windows versi 15.0.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ada pengaruh yang signifikan antara

implementasi model primer modifikasi terhadap kepuasan pasien ,dan semakin

tinggi implementasi model primer modifikasi semakin tinggi pula tingkat kepuasan

pasien. F hit :23,169> F tab 4.20 (1,28 )danP = 0,000 < dari 5% ( 0,05 ).R² = 0,453

R = 0,673 .Persamaan regresi Y = 34,579 + 1,499 X₁. Ada pengaruh yang

signifikan antara implementasi Komunikasi terapeutik terhadap kepuasan pasien

,dan semakin tinggi implementasi komunikasi terapeutik semakin tinggi pula

kepuasan pasien F hit :23,169> F tab 4.20 (1,28 )danF hit :23,739> F tab 4.20 (1,28

)danP = 0,000 < dari 5% ( 0,05 ).R² = 0,459R = 0,677 .Persamaan regresi Y =

32,207 + 1,653 X₂ . Ada pengaruh yang signifikan antara implementasi model

primer modifikasi dan implementasi komunikasi terapeutik terhadap kepuasan

pasien ,dan semakin tinggi implementasi model primer modifikasi dan

implementasi komunikasi terapeutik semakin tinggi pula tingkat kepuasan pasien. F

hit :15,584>F tab ( 2,27) = 3,35 (1,27 )danP = 0,000 < dari 5% ( 0,05 ).R² = 0,536

R = 0.732 .Persamaan regresi Y =23,869 + 0,867X₁ + 0,986X₂ Kata kunci :Implementasi Model Primer Modifikasi, Implementasi Komunikasi Terapeutik,

Kepuasan Pasien

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 9: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

THE EFFECT OF MODIFICATION PRIMARY MODEL AND

THERAPEUTIC COMMUNICATION IMPLEMENTATION IN WARD ROOM

(PANEMBAHAN SENOPATI HOSPITAL OF BANTUL )

Rahayu Suhartini Maria¹, Ambar Mudigdo² Samsi Haryanto ³ Magister of Family Medicine Program

Graduated Program Sebelas Maret University

Abstract

The modification primary model and therapeutic communications provide

comprehensive nursing care and therapeutic correlation to the patient. This study aims to

analyze the effect of the modification primary model and therapeutic communication

implementation by nurses to the patient satisfaction in ward room of Panembahan Senopati

Hospital of Bantul.

This study used an analytic correlation method, with cross sectional study. The

sample consisted of 30 primary nurses, 60 nurse associated, and 90 patients, where one

primary nurse and two nurses associated are observed in the modification primary model

and of therapeutic communication implementation and then 3 patients managed in the data

collection by questionnaire then grouped, taken average scores into one unit of analysis X1

for implementation of the modification model primary, X2 for the implementation of

Therapeutic Communication and Y for patient satisfaction, thus the unit of analysis to be

30X1, 30X2 and 30 Y. Data were analyzed using simple regression test and multiple

regression helped with SPSS for Windows version 15.0.

The study results showed that there is significant correlation between the

implementation of modifications primary model to the patient satisfaction, and the higher

the primary modification model implementation are higher the level of patient satisfaction

too. Fhits: 23.169> Ftab 4.20 (1.28) and P = 0.000 <5% (0.05). R2 = 0.453 R = 0.673.

Regression equation Y = 34.579 + 1.499 X1. There is a significant correlation between the

implementation of therapeutic communication to the patient satisfaction, and higher

therapeutic communication implementation are higher the patient satisfaction too, F hits:

23.169> F tab 4.20 (1.28) and F hits: 23.739> F tab 4.20 (1.28) and P = 0.000 <5% (0.0 5).

R2 = 0.459 R = 0.677. Regression equation Y = 32.207 + 1.653 X2. There is significant

correlation between the implementation of the primary model modification and therapeutic

communication to the patient satisfaction, and the higher of modification primary model

and therapeutic communication implementation are higher the level of satisfaction patients.

F hits: 15.584> F tab (2,27) = 3.35 (1.27) and P = 0.000 <5% (0.0 5). R2 = 0.536 R = 0.732.

Regression equation Y = 23.869 + 0.867 X1 + 0.986 X2.

Keywords: Modification Primary Model Implementation, Therapeutic Communication

Implementation, Patient Satisfaction

DAFTAR ISI

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 10: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i

KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii

INTISARI .................................................................................... v

ABSTRACT ....................................................................................... vi

DAFTAR ISI .................................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1

B. Identifikasi Masalah ............................................................. 4

C. Rumusan Masalah ................................................................. 4

D. Tujuan Penelitian ................................................................... 4

E. Manfaat Penelitian ............................................................. 5

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................

A. Kajian Pustaka ........................................................ ............. 7

1. Rumah Sakit ............................................................. 7

2. Keperawatan ........................................................... 9

3. Komunikasi Terapeutik ........................................... 26

4. Konsep Kepuasan ................................................... 35

B. Penelitian Yang Relevan ................................................ 43

C. Kerangka Berfikir ......................................... 45

D. Hipotese ................................................................ 46

BAB III METODE PENELITIAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 11: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

A. Tempat Penelitian …………………………………….. 47

B. Waktu Penelitian ……………………………………….. 47

C. Tata Laksana Penelitian

1. Jenis Penelitian .............................................................. 49

2. Rancangan Penelitian ..................................................... 49

3. Bahan Penelitian ....................................................... 49

4. Populasi .................................................................... 50

5. Sampel ................................................................... 50

6. Variabel Penelitian .................................................. 52

7. Definisi Operasional ................................................. 53

8. Tehnik Pengumpulan Data

a. Pengumpulan data ..................................... 56

b. Uji Validitas dan Reliabilitas ..................... 58

c. Tehnik Analisis ......................................... 61

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A. Gambaran Umum tempat Penelitian

1. Sejarah Perkembangan Rumah Sakit ……………… 67

2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Rumah Sakit ……… 68

3. Jenis Pelayanan Rumah Sakit ……………………… 71

4. Gambaran Seksi keperawatan dan Kebidanan ……….. 73

B. Diskripsi Data

1. Karakteristik responden …………………………… 74

2. Data Implementasi Model Primer Modifikasi …….. 78

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 12: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

3. Data Implementasi Komunikasi terapeutik ………. 80

4. Data Kepuasan Pasien ………………………… 82

C. Analisis Data

1. Pengelompokan Data ………………………….. 84

2. Analisis Regresi

a. Para Syarat Analisis regresi ………………….. 86

b. Analisis Regresi Sederhana ………………… 88

c. Analisis Regresi Ganda ………………………. 93

D . Pembahasan ………………………………… 97

E. Keterbatasan penelitian ……………………………. 105

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan …………………………………………….. 107

B. Saran dan Implikasi

1. Implikasi………………………………………….. 108

2. Saran …………………………………........... 109

DAFTAR PUSTAKA ………………………………. 110

DAFTAR BAGAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 13: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Bagan 1. Sistem pemberian Asuhan Keperawatan model fungsional ........ 19

Bagan 2. Sistem pemberian Asuhan Keperawatan model Kasus ……… 20

Bagan 3. Sistem pemberia Asuhan Keperawatan model TIM ………….. 21

Bagan 4. Sistem pemberian Asuhan Keperawatan model Primer ……… 22

Bagan 5. Kerangka Berfikir …………………………………………. 45

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 14: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

DAFTAR TABEL

Tabel 1 Rumus Douglas ……………………………………………… 18

Tabel 2 Definisi Operasional Variabel ……………………………… 53

Tabel 3 Hasil Reliability ……………….……………………………. 61

Tabel 4 Pengelompokan data ……………………………………….. 62

Tabel 5 Karakteristik Responden …………………………… 75

Tabel 6 Data Skor Implementasi Model Primer Modifikasi ……… 78

Tabel 7 Data Skor Implementasi Komunikasi terapeutik ………….. 80

Tabel 8 Data Skor kepuasan pasien ……………………. ………… 82

Tabel 9 Data Skor X₁, X₂ dan Y ……………………………… 84

Tabel 10 Hasil Uji Normalitas ……………………….. …….. 86

Tabel 11 Hasil Uji Linieritas …………………………. 87

Tabel 15 Hasil Uji Multikolinieritas ……………………… 87

Tabel 16 Hasil Uji Hipotese 1 ……………………………………….. 89

Tabel 17 Hasil Uji Determinan Hipotese 1 ………………………….. 90

Tabel 18 Hasil Uji Koefficien Persamaan regresi X₁ — Y …………. 90

Tabel 19 Hasil Uji Hipotese 2 …………………………………….. 91

Tabel 20 Hasil Uji Determinan Hipotese 2 ……………………. 92

Tabel 21 Hasil Uji Koefficien Persamaan regresi X₂ — Y ……….. 92

Tabel 22 Hasil Uji Hipotese 3 ……………………………….. 94

Tabel 23 Hasil Uji Determinan Hipotese 3 …………………. 95

Tabel 24 Hasil Uji Koefficien Persamaan regresi X₁, X₂ — Y 95

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 15: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Tabel 25 Sumbangan Relatif dan sumbangan Efektif ………… 96

DAFTAR DIAGRAM

Diagram 1 Sebaran Skor Implementasi Model prime Modifikasi ………. 79

Diagram 2 Sebaran Skor Implementasi Komunikasi terapeutik ……. 81

Diagram 3 Sebaran Skor Kepuasan Pasien ………………………… 83

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Lembar Permohonan Izin penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 16: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Lampiran 2, Lembar Izin penelitian

Lampiran 3. Lembar cheklist Tugas Perawat Primer

Lampiran 4. Lembar cheklist Tugas Perawat Asosiate

Lampiran 5. Lembar checklist Komunikasi Terapeutik

Lampiran 6. Lembar Kuesioner Kepuasan Pasien

Lampiran 7. Lembar Petunjuk Pengisian Lembar Observasi Implementasi Model

primer Modifikasi Perawat primer

Lampiran 8. Lembar Petunjuk Pengisian Lembar Observasi Implementasi Model

primer Modifikasi Perawat Asosiet

Lampiran 9. Lembar Petunjuk Pengisian Lembar Observasi Komunikasi terapeutik

Perawat Primer dan Perawat asosiet.

Lampiran 10. Data penelitian

Lampiran 11 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabelitas

Lampiran 12 Hasil Analisa data.

BAB I

PENDAHULUAN

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 17: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

A. Latar Belakang Masalah

RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah rumah sakit milik pemerintah

kabupaten Bantul merupakan rumah sakit tipe B pendidikan, dengan kapasitas

tempat tidur 298 TT. Dalam melaksanakan fungsinya rumah sakit melaksanakan

pelayanan prima dan pasien oriented. Untuk mengidentifikasi adanya ketidak

puasan pasien terhadap pelayanan, rumah sakit menyediakan tempat aduan berupa

SMS center Direktur serta kotak saran, sehingga masalah cepat dapat diatasi.

Namun dari waktu ke waktu ketidak puasan pasien masih tetap muncul dengan

masalah yang hampir sama yaitu tentang kinerja perawat mengenai kecepatan

pelayanan dan keramahan. Banyak disebut bahwa perawat kurang cepat

menanggapi keluhan dan perawat kurang ramah atau bahkan tidak ramah.

Masalah kepuasan pasien merupakan masalah yang sangat mempengaruhi

citra rumah sakit, dimana bila pasien puas akan kembali ke rumah sakit tersebut.

Pasien yang puas akan secara tidak sadar mempromosikan kepada orang lain untuk

ke rumah sakit yang terkait bila membutuhkan pelayanan rumah sakit, demikian

juga sebaliknya bila merasa tidak puas rumah sakit akan ditinggalkan pasien dan

citra rumah sakit akan kurang baik, sehingga akan dijauhi oleh masyarakat. Dengan

demikian masalah kepuasan pasien sangat penting untuk dikelola dengan serius,

bagaimana caranya agar pasien merasa puas, hal yang tidak memuaskan pasien

tidak akan terjadi lagi.

Perawat merupakan Sumber Daya Manusia yang paling banyak dan selama

24 jam disamping pasien, sehingga keluhan tidak puas banyak ditujukan kepada

perawat. Memang rumah sakit dengan cepat menanggapi keluhan ketidak puasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 18: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

pasien, namun nyatanya keluhan yang sama muncul lagi. Dengan demikian apakah

penanganan yang dilakukan kurang pas ? . Apakah jumlah perawat yang kurang ?

sehingga beban kerja perawat terlalu berat ? ataukah perilaku perawat kurang

menunjukkan sebagai perawat yang professional ?.

Memang jumlah tenaga perawat masih kurang menurut standar ketenagaan ,

sehingga beban kerja perawat dirasa terlalu berat. Sebagai upaya meningkatkan

mutu pelayanan keperawatan dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan pasien.

RSUD Panembahan Senopati Bantul menggunakan MPKP ( Model Praktik

Keperawatan Profesional ) mengingat seluruh perawat minimal bebasis D III

Keperawatan. Untuk lebih dapat memenuhi harapan pasien akan pelayanan

keperawatan yang dibutuhkan, maka dari model penugasan Asuhan Keperawatan

TIM diganti dengan model penugasan asuhan keperawatan PRIMER. Namun

dikarenakan perawat yang berbasis pendidikan Nurse masih kurang maka

diterapkan penugasan asuhan keperawatan Model Primer Modifikasi yang mana

sebagai PP ( Perawat Primer ) tidak semuanya Nurse namun sebagian ada yang

dilaksanakan oleh perawat berbasis DIII keperawatan yang berpengalaman dan

dipandang mampu. Demikian juga dalam penerapan komunikasi terapeutik yang

juga masih belum optimal, sedikit demi sedikit akan bisa optimal dengan kedekatan

perawat – pasien dimana mulai dari awal masuk sampai pulang sekelompok pasien

dirawat oleh sekelompok perawat yang sama, sehingga kesan perawat kurang atau

tidak ramah akan berkurang atau hilang. Dengan demikian diharapkan

ketidakpuasan pasien akan berkurang bahkan tidak muncul lagi. Seharusnya upaya

tersebut mampu mengubah perilaku perawat menjadi perilaku yang professional

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 19: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

sehingga masalah ketidak puasan pasien terkait kecepatan menanggapi keluhan dan

keramahan tidak akan muncul lagi. Namun dalam kenyataanya masalah tersebut

masih muncul dan muncul lagi.

Sebagai solusi yang perlu dipertimbangkan dilihat kembali apakah

pemberlakuan model penugasan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan

model primer modifikasi sudah terdokumentasi dengan baik dalam arti dokumen

sebagai peraturan – pertauran , tata cara dan standar operasioanal prosedur sudah

ada ? kemudian apakah sudah dilaksanakan dengan baik ?. apakah sudah dibuat

indikator – indikator penilaian? Kalau memang belum ada perlu dibuat, kalau sudah

ada apakah secara periodik dilakukan evaluasi ?.kalau belum hal tersebut perlu

dilakukan untuk mengetahui keberhasilan program tersebut .

Sebetulnya akan terasa terbantu bila SPI ( Sistem Pengawas Internal )

berjalan dengan baik sehingga secara periodik akan dilakukan audit internal baik

audit system maupun audit kepatuhan. Dengan demikian lama kelamaan bukan

hanya menjalankan aturan saja namun akan menjadikan rasa tanggung jawab moral

pribadi yang akhirnya akan merubah perilaku masing – masing individu , secara

tidak sadar akan selalu berperilaku professional.

Sehingga dapat dikatakan disini bahwa untuk mangatasi ketidak puasan

pasien terkait dengan kinerja perawat adalah dengan menerapkan model penugasan

asuhan keperawatan kepada pasien dengan model primer modifikasi dan

melaksanakan komunikasi terapeutik dengan baik dan benar serta secara periodik

dievaluasi melalui audit system dan audit kepatuhan sampai terbentuk perilaku

perawat professional.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 20: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

B. Identifikasi Masalah

1. Adakah pengaruh implementasi model primer modifikasi terhadap kepuasan

pasien di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul ?

2. Adakah pengaruh implementasi komunikasi terapeutik terhadap kepuasan

pasien di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul ?

3. Adakah pengaruh implementasi model primer modifikasi dan komunikasi

terapeutik terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD Panembahan

Senopati Bantul ?

C. Rumusan Masalah

― Adakah pengaruh implementasi model primer modifikasi dan komunikasi

terapeutik terhadap kepuasan pasien di rawat inap RSUD Panembahan Senopati

Bantul ?‖

D. Tujuan Penelitian

1. Tujuan Umum

Mengetahui tingkat kepuasan pasien dalam implementasi model primer

modifikasi dan komunikasi terapeutik RSUD Panembahan Senopati

Bantul sehingga hasilnya akan dapat memberikan masukan sebagai bahan

pentimbanganuntuk pengambilan keputusan dalam rangka upaya

meningkatkan mutu pelayanan keperawatan guna meningkatkan kepuasan

pasien/klien, di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

2. Tujuan Khusus

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 21: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

a. Mengetahui pengaruh implementasi model primer modifikasi

terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD Panembahan

Senopati Bantul.

b. Mengetahui pengaruh implementasi komunikasi terapeutik terhadap

kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati

Bantul.

c. Mengetahui pengaruh implementasi model primer modifikasi dan

komunikasi terapeutik terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap

RSUD Panembahan Senopati Bantul.

E. Manfaat Penelitian

1 Manfaat teoritis :

1. Mendapatkan mengetahuan tentang implementasi model primer modifikasi dan

komunikasi terapeutik terhadap kepuasan pasien

2. Dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya

2 Manfaat praktis :

1. Bagi Perawat

sebagai masukan dalam rangka peningkatan asuhan keperawatan dengan

penugasan model primer modifikasi kepada pasien

2. Bagi Rumah Sakit

Sebagai masukan dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan guna

meningkatkan kepuasan pasien

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 22: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

3. Bagi pasien

Dengan pelaksanaan asuhan keperawatan dengan penugasan model primer

modifikasi dan pelaksanaan komunikasi terapeutik dengan baik dan benar akan

meningkatkan kepuasan pasien.

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Kajian Pustaka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 23: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

1. Rumah Sakit

a. Pengertian Rumah Sakit

Menurut Undang – undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Rumah sakit, rumah sakit

adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat

jalan dan gawat darurat.Rumah sakit diselenggarakan berdasarkan Panca Sila,dan

didasarkan pada nilai – nilai kemanusiaan, etika dan

profesionalitas,mafaat,keadilan,antidiskriminasi,penerimaan perlindungan dan

keselamatan pasien serta fungsi pelayanan social yang mempunyai tugas

memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Sedang menurut

undang – undang Nomor 44 tahun 2009 menjelaskan bahwa rumah sakit

merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang merupakan bagian dari

sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan

upaya kesehatan. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melelui tenaga medis

professional yang terorganisir serta sarana kesehatan yang permanen

menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang

berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan

Menurut WHO Rumah Sakit adalah Institusi yang merupakan bagian

integral dari organisasi kesehatan dan organisasi sosial, berfungsi menyediakan

pelayanan kesehatan yang lengkap, baik kuratif maupun preventif bagi pasien rawat

jalan dan rawat inap kegiatan pelayanan medis serta perawatan.

b. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 24: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang

rumah sakit, rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan

perorangan secara paripurna, Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan

kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative

Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud diatas rumah sakit

mempunyai fungsi :

1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai

standard pelayanan rumah sakit

2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan

kesehatan yang paripurna tingkat kedua, ketiga sesuai kebutuhan medis

3. Penyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam

rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan,

dan

Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan tehnologi bidang

kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan

etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan,

c. Rawat Inap

Rawat Inap adalah pemeliharaan kesehatan Rumah Sakit di mana pasien

tinggal/mondok sedikitnya satu hari berdasarkan rujukan dari rumah sakit atau

pelaksana kesehatatan lain Rawat inap merupakan pelayanan kesehatan perorangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 25: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan serta rehabilitasi

medik, dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan Rumah Sakit

baik swata maupun pemerintah serta puskesmas perawatan dan rumah bersalin yang

oleh karena penyakitnya pasien harus menginap ( Joko.W,1999)

Tenaga dokter dan tenaga perawat merupakan tenaga inti dalam jasa

pelayanan rawat inap dirumah sakit dimana kwalitas tenaga dokter dan tenaga

perawat memberikan dampak langsung pada kwalitas pelayanan rawat inap dan

citra rumah sakit (Putra Panca.AN,1999 )

2. Keperawatan

a. Perawat

Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan

tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki yang diperoleh melalui

pendidikan keperawatan (Gafar L.O.J, 1999 )

b. Keperawatan

Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan dasar yang

diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalami gangguan

fisik,psikis dan social agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk

pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada

pada individu,mencegah,memperbaiki dan melakukanrehabilitasi dari suatu

keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu ( Nursalam,2011 )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 26: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan

bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat

keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spritual yang komprehensif,

ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang

mencakup seluruh proses kehidupan manusia ( Kusnanto,2003 )

c. Asuhan keperawatan

Keperawatan sebagai suatu profesi di rumah sakit yang cukup potensial dalam

menyelenggarakan upaya mutu, selain karena jumlahnya yang dominan juga

pelayananya menggunakan metode pemecahan masalah secara ilmiah melalui

proses keperawatan.

Asuhan keperawatan meliputi

1) Pelayanan keperawatan ( Nursing Service ) adlah seluruh

fungsi, tugas, kegiatan dan tanggung jawab yang dilaksanakan

oleh seorang perawat dalam praktek profesinya.

2) Asuhan keperawatan ( Nursing Care) adalah suatu pelayanan

keperawatan langsung berupa bantuan, bimbingan, penyuluhan,

pengawalan atau perlindungan yang diberikan olah seorang

perawat untuk memenuhi kebutuhan pasien.

Menurut Doengos ( 2000 ) menyebutkan proses keperawatan adalah

proses yang terdiri dari 5 tahap yang spesifik yaitu :

1) Pengkajian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 27: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Adalah pengumpulan data yang berhubungan dengan pasien secara

sistematik, meliputi fisik, psikologi, sosiokultural, spiritual yang

komprehensif

Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara,

pengumpulan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, laboratorium

dan diagnosa serta melihat kembali catatan sebelumnya.

2) Identifikasi masalah/ diagnosa keperawatan

Adalah analisa data yang telah dikumpulkan untuk

mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan spesifik

pasien serta respon terhadap masalah aktual dan potensial.

3) Perencanaan

Adalah proses dua bagian yaitu pertama adalah identifikasi tujuan

dan hasil yang diharapkan dari pasien untuk memperbaiki masalah

kesehatan atau kebutuhan yang telah dikaji, hasil yang diharapkan

harus spsifik, realistik, dapat diukur, menunjukkan kerangka waktu

yang pasti, mempertimbangkan keinginan dan sumber pasien.

Kedua adalah pemilihan intevensi keperawatan yang tepat untuk

membantu pasien dalam mencapai hasil yang diharapkan.

4) Implementasi

Implementasi adalah melakukan tindakan dan mendokumentasikan

preoses keperawatan s keperawatan,

5) Evaluasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 28: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Adalah menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil

yang diharapkan dan respon pasien terhadap keefektifan intervensi ,

Kemudian mengganti rencana keperawatan jika diperlukan.

d. Praktik keperawatan professional

Seorang Perawat dikatakan professional jika memiliki ilmu pengetahuan,

ketrampilan keperawatan professional serta memiliki sikap sesuai kode etik

profesi. Adapun yang dimaksud ketrampilan professional keperawatan bukan

sekedar trampil dalam melakukan prosedur keperawatan tetapi mencakup

ketrampilan interpersonal, ketrampilan intelektual dan ketrampilan tehnikal. (

Gafar 1999 )

Sementara Leddy and Pepper, ( 1995 ) menyatakan keperawatan sebagai

profesi mempunyai karakteristik sebagai berikut :

a. Kelompok pengetahuan yang mendasari ketrampilan untuk menyelesaikan

masalah dalam tatanan praktik keperawatan

Ketrampilan dan praktik keperawatan didasarkan pada kiat dan ilmu

kepeawatan. Manusia/klien adalah penerima asuhan keperawatan dan

setiap manusia merupakan makluk bio-psiko-sosial-spiritual yang

berinteraksi dengan lingkungan, sehingga dalam praktik keperawatan juga

menerapkan ilmu social, komunikasi,perilaku fisika dan biomedik.

b. Kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 29: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Fungsi unik perawat adalah memberikan bantuan kepada seseorang dalam

melakukan kegiatan untuk menunjang kesehatan dan penyembuhan

individu serta membantu agar dapat hidup mandiri.

c. Pendidikan yang memenuhi standard dan diselenggarakan di perguruan

tinggi/ Universitas

Standar minimal seorang perawat adalah lulus pendidikan diploma.

Pendidikan tinggi perawat di Indonesia didirikan tahun 1985 di Universitas

Indonesia jakarta

d. Pengendalian terhadap standar praktik

Standar adalah pernyataan atau criteria tentang kualitas praktik. Standar

praktik keperawatan menekankan pada tanggung jawab dan tanggung

gugat perawat untuk memenuhi standard yang telah ditetapkan yang

bertujuan melindungi masyarakat maupun perawat. Dengan demekian

perawat bekerja tidak dibawah pengawasan dan pengendalian profesi lain.

e. Bertanggung jawab dan bertsnggung gugat terhadap tindakan yang

dilakukan.

Tanggung gugat ( accountable ) berate bertanggung jawab terhadap

pelayanan yang diberikan.Tanggung gugat mengandung aspek legal

terhadap kelompok sejawat, atasan dan konsumen.

f. Karier seumur hidup

Karier adalah pekerjaan utama seumur hidup yang dapat dibedakan dengan

Job yang merupakan bagian dari pekerjaan rutin. Dakam kariernya perawat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 30: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

bekerja sebagai tenaga penuh, pilihan sendiri yang didasari dengan

pendidikan dan pelatihan yang lama dan merupakan pilihan sendiri.

g. Fungsi mandiri

Dinegara yang telah maju seperti Amerika perawat telah diakui dengan

fungsi mandirinya dan mempunyai kewenangan penuh untuk melakukan

pelayanan/ asuhan keperawatan. Meskipun dalam pelaksanaanya tetap

berkolaborasi dengan tenaga professional lain tetapi asuhan keperawatan

yang dilakukan berorientasi kepada kebutuhan klien bukan sebagai ekstensi

dari intervensi kedokteran atau profesi lain

Selanjutnya Kozier,Erb & Wilkinson,( 1995 ) mengemukakan

karakteristik profesionalisasi yang menjadi landasan dan tercermin pada

praktik keperawatan professional meliputi :

a) Konsep misi yang terbuka terhadap perubahan

b) Penguasaan dan penggunaan pengetahuan teoritis

c) Kemampuan menyelesaikan masalah

d) Pengembangan diri secara berkesinambungan

e) Pendidikan formal

f) Sistem pengesahan terhadap kompetensi

g) Penguatan secara legal terhadap standard professional

h) Praktik berdasarkan kode etik

i) Hukuman terhadap malpraktik

j) Penerimaan dan pelayanan kepada masyarakat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 31: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

k) Perbedaan peran antara pekerjaan professional dengan pekerjaan

lain dan boleh praktik otonom.

e. Model Praktik Keperawatan Professional

Praktik keperawatan professional merupakan praktik keperawatan yang

dilandasi oleh nilai – nilai professional, yaitu mempunyai otonomi dalam

pekerjaannya, bertanggung jawab dan bertanggung gugat, pengambilan

keputusan yang mandiri, kolaborasi dengan disiplin ilmu lain, pemberian

pembelaan dan memfasilitasi kepentingan klien.

Tuntutan terhadap kualitas pelayanan keperawatan mendorong perubahan dalam

memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan bermutu. Dalam memberikan

asuhan keperawatan yang profesional diperlukan sebuah pendekatan menajemen

yang memungkinkan diterapkannya metode penugasan yang dapat mendukung

penerapan perawatan yang professional di rumah sakit .( Bimo, 2008 )

Menurut Hoffart & Woods, 1996 ( dalam Tukimin 2005 ) Model Praktik

Keperawatan Profesional ( MPKP ) merupakan suatu system ( struktur,proses

dan nilai – nilai professional ) yang memungkinkan perawat professional

mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk

mendukung pemberian asuhan keperawatan

Pengembangan MPKP diperlukan hubungan kolaborasi antar profesi dan

diperlukan waktu serta tenaga yang cukup. Meskipun demikian banyak

organisasi lain menyepakati bahwa model kolaborasi asuhan keperawatan dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 32: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

meningkatkan hasil pelayanan, keefektifan biaya dan kepuasan pasien ( Sitorus,

2000 )

Menurut Hoffart & Woods 1996 ( dalam Tukimin 2005 ) menyimpulkan

bahwa MPKP terdiri dari 5 elemen subsistem yaitu nilai – nilai professional,

hubungan proesional, metode pemberian asuhan keperawatan, pendekatan

manajemen serta system kompensasi dan penghargaan.

a. Nilai – nilai professional

b. Pendekatan manajemn

c. Sistem pemberian asuhan keperawatan

d. Hubungan professional

e. Kompensasi dan penghargaan

a. Nilai – nilai professional

Menurut Leddy & Pepper, ( 1995 ) nilai – nilai professional yang melandasi

praktik keperawatan meliputi nilai intelektual,nilai komitmen moral ,

otonomi kendali dan tanggung gugat.

1) Nilai intelektual dalam praktik terdiri dari tiga komponen yang saling

terkait yaitu ilmu pengetahuan yang nelandasi praktik profesioanal,

pendidikan spesialisasi untuk meneruskan ilmu pengetahuan dan

menggunakan ilmu pengetahuan dalam berfikir secara kritis dan

kreatif.

2) Nilai komitmen moral

Menurut Koezier pelayanan terhadap masyarakat memerlukan

integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 33: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Perilaku perawat harus dilandasi oleh aspek moral yang meliputi :

Beneficience, yaitu selalu mengupayakan tiap keputusan dibuat

berdasarkan keinginan untuk melakukan yang terbaik dan tidak

merugikan klien

Adil yaitu tidak mendiskriminasikan klien berdasarkan agama,ras,

social budaya, keadaan ekonomi dan sebagainya tetapi

memperlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan

dengan keunikan yang dimiliki

Fidelity, yaitu berperilaku caring, selalu berusaha menepati janji,

memberikan harapan yang memadai, komitmen moral serta

memperhatikan kebutuhan spiritual klien, sikap pedili dan penuh

kasih sayang,

3). Otonomi,kendali dan tanggung gugat.

Otonomi,kendali dan tanggung gugat merupakan tiga komponen yang

saling terkait. Otonomi berarti kebebasan dan kewenangan malakukan

tindakan secara mandiri, kesediaan mengambil resiko dan tanggung

jawab.

b. Pendekatan manajemen

Salah satu pendekatan manajemen penting adalah pemenuhan tenaga

perawat. Dalam penyelenggarakan asuhan keperawatan profesioanal jumlah

tenaga yang dibutuhkan didasarkan pada jumlah pasien dan derajad

ketergantungan pasien/

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 34: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Menurut Douglas ( Dep kes RI 1997 ) untuk pasien rawat inap

terdapat standard waktu pelayanan menurut klasifikasi derajat

ketergantungan pasien terhadap perawat : a) minimal care, diperlukan 1 – 2

jam/24 jam; b) partial care diperlukan waktu 2 – 4 jam/24 jam; dan c) total

care diperlukan 6 – 7 jam /24 jam.

Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan rawat inap didapatkan

tenaga untuk dinas pagi, siang dan malam tergantung pada banyaknya

tingkat ketergantungan pasien perhitungan indek sperti pada table berikut :

Tabel 1 rumus Douglas

No Klasifikasi

pasien

Pagi Siang Malam

1

2

3

Minimal care

Partial care

Total care

0,17

0,27

0,36

0,14

0,15

0,30

0.07

0,10

0,20

f. Sistem pemberian asuhan keperawatan.

Menurut Marquis & Huston dalam Nursalam ( 2002 ) pemberian asuhan

keperawatan terdapat empat model / yaitu :

1) Model fungsional

a) Berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 35: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

b) Perawat melaksanakan tugas/tindakan tertentu berdasarkan jadwal

kegiatan yang ada.

Bagan 1 Sistem pemberian asuhan keperawatan model fungsional

( Marquis & Huston dalam Nursalam 2002 )

2). Model Kasus

a) Berdasarkan pendekatan holistic dari filosofi keperawatan

b) Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan pasien tertentu

c) Ratio 1 : 1 Perawat – pasien

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 36: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

d) Pasien dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shif

e) Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan

pasien.

Bagan 2 Sistem pemberian Asuhan keperawatan model kasus (

Marquis & Huston dalam nursalam 2002 )

2) Model Tim

a) Berdasarkan pada kelompok filosofi keperawatan

b) Enam – tujuh perawat professional dan perawat pelaksanan

bekerja sebagai suatu tim yang dusupervisi oleh kerua tim

c) Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang

berbeda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap

sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 37: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

yang terdiri dari tenaga professional,tehnikal dan pembantu dalam

satu grup kecil yang saling kerja sama.

Bagan 3 Sistem pemberian Asuhan keperawatan model Tim (

Marquis & Huston dalam nursalam 2002 )

4). Model Primer

a) Berdasarkan komprehensif dari filosofi keperawatan

b) Perawat bertanggung jawab semua aspek asuhan

c) Ratio 1: 6 / ! : 8 ( perawat : Pasien ) dan penugasan model kasus

d) Kelebihan Model Primer :

1. Bersifat kontinuitas dan komprehensif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 38: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

2. Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi

terhadap hasil dan diri

3. Keuntungan antara lain terhadap pasien,perawat,dokter

dan rumah sakit.

e) Kelemahan model ini hanya dapat dilakukan oleh perawat

berpengalaman dan berpengetahuan yang memadai dengan criteria

asertif,self direction,kemampuan mengambil keputusan yang

tepat, menguasai keperawatan klinik,akontabel serta mampu

berkolaborasi dengan berbagai disiplin

Bagan 4 Sistem pemberian Asuhan keperawatan model

Primer ( Marquis & Huston dalam nursalam 2002 )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 39: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

f) Uraian tugas

1. Kepala Ruang Bansal

a. membagi staf keperawatan ke dalam grup model primer sesuai

kemampuan dan beban kerja.

b. membuat jadwal dinas koordinasi dengan PP.

c. membagi pasien kepada grup primer sesuai kemampuan dan beban

kerja.

d. memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas PP dan PA.

e. melaksanakan supervisi dan memberi motivasi seluruh staf

keperawatan untuk mencapai kinerja yang optimal.

f. melakukan upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan dengan

melakukan evaluasi melalui angket setiap pasien akan pulang.

g. mendelegasikan tugas kepada Penanggung jawab Shift Jaga pada

jaga Siang/Malam/Hari Libur.

h. berperan sebagai konsultan dari PP.

2. Perawat Primer:

a. bertugas pada pagi hari.

b. bersama PA menerima operan tugas jaga dari PA yang tugas jaga

malam.

c. bersama PA melakukan konfirmasi/supervisi tentang kondisi

pasien segera setelah selesai operan tugas jaga setiap pasien.

d. bersama PA melakukan do’a bersama sebagai awal & akhir tugas,

dilakukan setelah selesai operan tugas jaga malam.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 40: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

e. melakukan pre conference dengan semua PA yang ada pada grup

nya setiap awal dinas pagi.

f. membagi tugas/pasien kepada PA sesuai beban kerja dan

kemampuan.

g. melakukan pengkajian, menetapkan masalah/diagnosis dan

perencanaan keperawatan kepada semua pasien yang menjadi

tanggung jawabnya dan ada bukti di catatan perawatan.

h. memonitor & membimbing tugas PA.

i. membantu tugas PA untuk kelancaran pelaksanaan asuhan pasien.

j. mengoreksi, merevisi, dan melengkapi catatan askep yang

dilakukan oleh PA yang ada dibawah tanggung jawabnya.

k. melakukan evaluasihasil kepada setiap pasien sesuai tujuan yang

ada dalam perencanaan askep dan ada bukti di catatan perawatan.

l. melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan

menerima laporan akhir tugas jaga dari PA untuk persiapan operan

tugas jaga berikutnya.

m. mendampingi PA dalam operan tugas jaga kepada PA yang tugas

jaga berikutnya.

n. memperkenalkan PA yang ada dalam satu grup/yang akan merawat

selama pasien dirawat kepada pasien/keluarga baru.

o. mendelegasikan tugas kepada PA yang dinas sore/malam/hari

libur.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 41: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

p. melaksanakan pendelegasian tugas Penanggung jawab ruang bila

pagi hari tidak bertugas.

q. menyelenggarakan diskusi kasus/conference dengan dokter/tim

kesehatan lain setiap minggu sekali.

r. menyelenggarakan diskusi kasus/conference dalam pertemuan rutin

keperawatan di ruangan minimal sebulan sekali.

s. meyelenggarakan diskusi kasus/conference sesuai prosedur.

t. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.

3. Perawat Asosiate:

a. melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari dan

kepada PA yang ada dalam satu grup.

b. melakukan konfirmasi/supervisi tentang kondisi pasien segera

setelah selesai operan setiap pasien.

c. melakukan do`a bersama setiap awal dan akhir tugas yang

dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga.

d. mengikuti pre conference yang dilakukan PP setiap awal tugas

pagi.

e. melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi

tanggungjawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan.

f. melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di rekam

keperawatan.

g. melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga kepada

PP.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 42: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

h. membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada

pasien/keluarga yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di

rekam keperawatan.

i. menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha untuk

mengatasinya.

j. melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien yang

menjadi tanggung jawabnya.

k. melakukan evaluasi asuhan keperawatan setiap akhir tugas pada

semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di

rekam keperawatan.

l. mengikuti post conference yang diadakan oleh PP pada setiap

akhir tugas dan melaporkan kondisi/perkembangan semua pasien

yang menjadi tanggung jawabnya kepada PP.

m. bila tidak ada PP, wajib mengenalkan PA yang berada dalam satu

grup yang akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga

berikutnya pada pasien/keluarga baru.

n. melaksanakan pendelegasian tugas PP pada sore/malam/hari libur.

o. berkoordinasi dengan penganggungjawab shif jaga/dokter/tim

kesehatan lain bila ada masalah pasien pada sore/malam/hari libur.

p. mengikuti diskusi kasus/conference dengan dokter/tim kesehatan

lain setiap minggu/ sekali.

q. mengikuti diskusi kasus/conference dalam pertemuan rutin

keperawatan di ruangan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 43: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

r. melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas PA.

3. Komunikasi Terapeutik

a. Pengertian Komunikasi Terapeutik

Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat –

pasien yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah pasien yang

mempengaruhi perilaku pasien. Hubungan perawat – pasien yang terapeutik

adalah pengalaman belajar bersama dan pengalaman dengan menggunakan

berbagai tehnik komunikasi agar perilaku pasien berubah ke arah positif

seoptimal mungkin. Untuk melaksanakan komunikasi terapeutik yang efektif

perawat harus mempunyai keterampilan yang cukup dan memahami tentang

dirinya.

Teori komunikasi sangat sesuai dalam praktek keperawatan (Stuart dan

Sundeen, 1987) karena :

1) Komunikasi merupakan cara untuk membina hubungan yang terapeutik.

Dalam proses komunikasi terjadi penyampaian informasi dan pertukaran

perasaan dan pikiran.

2) Maksud komunikasi adalah mempengaruhi perilaku orang lain. Berarti,

keberhasilan intervensi keperawatan bergantung pada komunikasi karena

proses keperawatan ditujukan untuk merubah perilaku dalam mencapai

tingkat kesehatan yang normal.

3) Komunikasi adalah berhubungan. Hubungan perawat dan pasien yang

terapeutik tidak mungkin dicapai tanpa komunikasi.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 44: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Dalam membina hubungan terpeutik dengan pasien , perawat perlu mengetahui

proses komunikasi dan keterampilan berkomunikasi dalam membantu klien

memecahkan masalahnya.

Elemen yang harus ada pada proses komunikasi adalah pengirim pesan,

penerima pesan, media dan umpan balik. Semua perilaku individu pengirim dan

penerima adalah komunikasi yang akan member efek pada perilaku. Pesan yang

disampaikan dapat berupa verbal dan nonverbal. Bermain merupakan cara

berkomunikasi dan berhubungan yang baik dengan klien anak.

Perawat dapat menyampaikan atau mengkaji secara nonverbal antara lain :

Vokal; nada, kualitas, keras ato lembut, kecepatan, yang semuanya menggambarkan

suasana emosi.

1) Gerakan; reflex, postur, ekspresi muka, gerakan yang berulang, atau

gerakan-gerakan yang lain. Khusus gerakan dan ekspresi muka dapat

diartikan sebagai suasana hati.

2) Jarak (space)

Jarak dalam berkomunikasi dengan orang lain menggambarkan

keintiman.

3) Sentuhan : dikatakan sangat penting, namun perlu mempertimbangkan

aspek budaya dan kebiasaaan.

Agar perawat dapat berperan efektif dalam terapeutik ia harus menganalisa

dirinya : kesadaran diri klarifikasi nilai, perasaan dan mampu menjadi model

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 45: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

yang bertanggung jawab. Seorang perawat tidak akan dapat mengetahui kondisi

klien jika tidak ada kemampuan menghargai keunikan pasien .

Komunikasi terapeutik tidak dapat berlangsung sendirinya, tetapi harus di

rencanakan, di pertimbangkan dan di lakukan secara profesional. Pada saat

pertama kali perawat melakukan komunikasi terapeutik proses komunikasi

umumnya berlangsung singkat, canggung, semu dan seperti di buat-buat.hal ini

akan lebih membantu untuk mempersepsikan masing-masing hubungan pasien

karena adanya kesempatan untuk mencapai hubungan antar manusia yang

positif sehingga akan mempermudah pencapaian tujuan terapeutik.

b. Fase – fase Komunikasi Terapeutik

1) Tahap Persiapan (Prainteraksi)

Tahap Persiapan atau prainteraksi sangat penting dilakukan sebelum berinteraksi

dengan klien (Christina, dkk, 2002). Pada tahap ini perawat menggali perasaan

dan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap ini perawat juga

mencari informasi tentang pasien. Kemudian perawat merancang strategi untuk

pertemuan pertama dengan kpasien. Tahap ini harus dilakukan oleh seorang

perawat untuk memahami dirinya, mengatasi kecemasannya, dan meyakinkan

dirinya bahwa dia siap untuk berinteraksi dengan pasien (Suryani, 2005).

Tugas perawat pada tahap ini antara lain:

a. Mengeksplorasi perasaan, harapan, dan kecemasan. Sebelum berinteraksi

dengan klien, perawat perlu mengkaji perasaannya sendiri (Stuart, G.W dalam

Suryani, 2005). Perasaan apa yang muncul sehubungan dengan interaksi yang

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 46: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

akan dilakukan. Apakah ada perasaan cemas? Apa yang dicemaskan? (Suryani,

2005).

b. Menganalisis kekuatan dan kelemanhan sendiri. Kegiatan ini sangat

penting dilakukan agar perawat mampu mengatasi kelemahannya secara

maksimal pada saat berinteraksi dengan pasien. Misalnya seorang perawat

mungkin mempunyai kekuatan mampu memulai pembicaraan dan sensitif

terhadap perasaan orang lain, keadaan ini mungkin bisa dimanfaatkan perawat

untuk memudahkannya dalam membuka pembicaraan dengan pasien dan

membina hubungan saling percaya (Suryani, 2005).

c. Mengumpulkan data tentang pasien. Kegiatan ini juga sangat penting

karena dengan mengetahui informasi tentang pasien perawat bisa memahami

pasien. Paling tidak perawat bisa mengetahui identitas pasien yang bisa

digunakan pada saat memulai interaksi (Suryani, 2005).

d. Merencanakan pertemuan yang pertama dengan pasien . Perawat perlu

merencanakan pertemuan pertama dengan pasien. Hal yang direncanakan

mencakup kapan, dimana, dan strategi apa yang akan dilakukan untuk

pertemuan pertama tersebut (Suryani, 2005).

2) Tahap Perkenalan ( Orientasi )

Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat pertama kali bertemu

atau kontak dengan pasien (Christina, dkk, 2002). Pada saat berkenalan, perawat

harus memperkenalkan dirinya terlebih dahulu kepada pasien (Brammer dalam

Suryani, 2005). Dengan memperkenalkan dirinya berarti perawat telah bersikap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 47: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

terbuka pada pasien dan ini diharapkan akan mendorong klien untuk membuka

dirinya (Suryani, 2005). Tujuan tahap ini adalah untuk memvalidasi keakuratan

data dan rencana yang telah dibuat dengan keadaan pasien saat ini, serta

mengevaluasi hasil tindakan yang lalu (Stuart, G.W dalam Suryani, 2005).

Tugas perawat pada tahap ini antara lain:

a. Membina rasa saling percaya, menunjukkan penerimaan, dan komunikasi

terbuka. Hubungan saling percaya merupakan kunci dari keberhasilan hubungan

terapeutik (Stuart, G.W dalam Suryani, 2005), karena tanpa adanya rasa saling

percaya tidak mungkin akan terjadi keterbukaan antara kedua belah pihak.

Hubungan yang dibina tidak bersifat statis, bisa berubah tergantung pada situasi

dan kondisi (Rahmat, J dalam Suryani 2005). Karena itu, untuk

mempertahankan atau membina hubungan saling percaya perawat harus

bersikap terbuka, jujur, ikhlas, menerima klien apa adanya, menepati janji, dan

menghargai pasien (Suryani, 2005).

b. Merumuskan kontrak pada pasien (Christina, dkk, 2002). Kontrak ini

sangat penting untuk menjamin kelangsungan sebuah interaksi (Barammer

dalam Suryani, 2005). Pada saat merumuskan kontrak perawat juga perlu

menjelaskan atau mengklarifikasi peran-peran perawat dan pasien agar tidak

terjadi kesalah pahaman pasien terhadap kehadiran perawat. Disamping itu juga

untuk menghindari adanya harapan yang terlalu tinggi dari klien terhadap

perawat karena karena pasien menganggap perawat seperti dewa penolong yang

serba bisa dan serba tahu (Gerald, D dalam Suryani, 2005). Perawat perlu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 48: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

menekankan bahwa perawat hanya membantu, sedangkan kekuatan dan

keinginan untuk berubah ada pada diri pasien sendiri (Suryani, 2005).

c. Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi masalah klien. Pada

tahap ini perawat mendorong pasien untuk mengekspresikan perasaannya.

Dengan memberikan pertanyaan terbuka, diharapkan perawat dapat mendorong

pasien untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya sehingga dapat

mengidentifikasi masalah pasien.

d. merumuskan tujuan dengan pasien . Perawat perlu merumuskan tujuan

interaksi bersama pasien karena tanpa keterlibatan pasien mungkin tujuan sulit

dicapai. Tujuan ini dirumuskan setelah pasien diidentifikasi.

Fase orientasi, fase ini dilaksanakan pada awal setiap pertemuan kedua dan

seterusnya, tujuan fase ini adalah memvalidasi keakuratan data, rencana yang

telah dibuat dengan keadaan pasien saat ini, dan mengevaluasi hasil tindakan

yang lalu. Umumnya dikaitkan dengan hal yang telah dilakukan bersama pasien

(Cristina, dkk, 2002).

3) Tahap Kerja

Tahap kerja ini merupakan tahap inti dari keseluruhan proses komunikasi

terapeutik (Stuart, G.W dalam Suryani, 2005). Pada tahap ini perawat dan

pasien bekerja bersama-sama untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien.

Pada tahap kerja ini dituntut kemampuan perawat dalam mendorong klien

mengungkap perasaan dan pikirannya. Perawat juga dituntut untuk mempunyai

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 49: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

kepekaan dan tingkat analisis yang tinggi terhadap adanya perubahan dalam

respons verbal maupun nonverbal pasien.

Pada tahap ini perawat perlu melakukan active listening karena tugas

perawat pada tahap kerja ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah pasien.

Melalui active listening, perawat membantu pasien untuk mendefinisikan

masalah yang dihadapi, bagaimana cara mengatasi masalahnya, dan

mengevaluasi cara atau alternatif pemecahan masalah yang telah dipilih.

Perawat juga diharapkan mampu menyimpulkan percakapannya dengan

pasien. Tehnik menyimpulkan ini merupakan usaha untuk memadukan dan

menegaskan hal-hal penting dalam percakapan, dan membantu perawat-klien

memiliki pikiran dan ide yang sama (Murray, B & Judth dalam Suryani, 2005).

Tujuan tehnik menyimpulkan adalah membantu pasien menggali hal-hal dan

tema emosional yang penting (Fontaine & Fletcner dalam Suryani, 2005)

4) Tahap Terminasi

Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan pasien . Tahap ini

dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir (Stuart, G.W dalam

Suryani, 2005).

Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat-pasien,

setelah terminasi sementara, perawat akan bertemu kembali dengan pasien pada

waktu yang telah ditentukan.Terminasi akhir terjadi jika perawat telah

menyelesaikan proses keperawatan secara keseluruhan.

Tugas perawat pada tahap ini antara lain:

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 50: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

a. Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan.

Evaluasi ini juga disebut evaluasi objektif. Dalam mengevaluasi, perawat

tidak boleh terkesan menguji kemampuan pasien, akan tetapi sebaiknya

terkesan sekedar mengulang atau menyimpulkan.Melakukan evaluasi

subjektif. Evaluasi subjektif dilakukan dengan menanyakan perasaan pasien

setelah berinteraksi dengan perawat.

b. Perawat perlu mengetahui bagaimana perasaan pasien setelah berinteraksi

dengan perawat. Apakah klien merasa bahwa interaksi itu dapat menurunkan

kecemasannya? Apakah pasien merasa bahwa interaksi itu ada gunanya?

Atau apakah interaksi itu justru menimbulkan masalah baru bagi pasien .

c. Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan. Tindakan

ini juga disebut sebagai pekerjaan rumah untuk pasien. Tindak lanjut yang

diberikan harus relevan dengan interaksi yang akan dilakukan berikutnya.

Misalnya pada akhir interaksi pasien sudah memahami tentang beberapa

alternative mengatasi marah. Maka untuk tindak lanjut perawat mungkin

bisa meminta pasien untuk mencoba salah satu dari alternative tersebut.

d. Membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya. Kontrak ini penting dibuat

agar terdapat kesepakatan antara perawat dan pasien untuk pertemuan

berikutnya. Kontrak yang dibuat termasuk tempat, waktu, dan tujuan

interaksi.

Stuart G.W. (1998) dalam Suryani (2005), menyatakan bahwa proses terminasi

perawat-pasien merupakan aspek penting dalam asuhan keperawatan, sehingga

jika hal tersebut tidak dilakukan dengan baik oleh perawat, maka regresi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 51: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

kecemasan dapat terjadi lagi pada pasien. Timbulnya respon tersebut sangat

dipengaruhi oleh kemampuan perawat untuk terbuka, empati dan responsif

terhadap kebutuhan pasien pada pelaksanaan tahap sebelumnya.

4. Konsep kepuasan

a. Kepuasan Pelanggan

Merupakan dasar yang penting dalam mengukur mutu dari pelayanan.

Tingkat kepuasan pasien adalah sangat tergantung pada kinerja penyaji jasa.

Kepuasan pelanggan merupakan respon pelanggan terhadap evaluasi yang ia

rasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan

setelah pemakaiannya. Jadi tingkat kepuasan pasien merupakan fungsi dari

perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dibawah

harapan, maka pelanggan akan kecewa. Bila kinerja melebihi harapan , pelanggan

akan sangat puas. .(Tjiptono Fandy, 2008)

Tingkat kepuasan pelayanan pasien dari persepsi pasien atau keluarga

terdekat. Kepuasan pasien akan tercapai bila diperoleh hasil yang optimal bagi

setiap pasien dan pelayanan kesehatan memperhatikan kemampuan pasien dan

keluarganya, ada perhatian terhadap keluhan, kondisi lingkungan fisik dan tanggap

kepada kebutuhan pasien sehingga tercapai keseimbangan yang sebaik-baiknya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 52: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

antara tingkat rasa puas dan derita serta jerih payah yang harus dialami guna

memperoleh hasil tersebut.

Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk mengukur dan

memantau kepuasan pelanggan, diantaranya:

1) Sistem keluhan dan saran

Pemberi jasa perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para

pelanggannya untuk menyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka.

2) Survei kepuasan pasien.

Melalui survei, akan diperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari

pelanggan dan juga memberikan tanda positif bahwa pemberi jasa menaruh

perhatian kepada pelanggannya.

3) Ghos shopping

Metode ini dilaksanakan dengan cara mempekerjakan beberapa orang berperan

sebagai pelanggan produk perusahaan pesaing.

4) Lost customer analysis

Metode ini dengan menghubungi pelanggannya yang telah berhenti membeli.(

Supranto , 2006 ).

1. Pengertian Kepuasan

Kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat

sesuatu memadai ( Tjiptono dan Chandra, 2005 : 195 ). Sedangkan Kotler ( 2003:61

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 53: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang

dialami setelah membandingkan antara persepsi kinerja atau hasil suatu produk

dengan harapan-harapannya.Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat disimpulkan

, yaitu adanya perbandingan antara harapan dan kinerja/hasil yang dirasakan

pelanggan. Harapan pelanggan dibentuk dan didasarkan oleh beberapa faktor, di

antaranya pengalaman berbelanja di masa lampau, opini teman dan kerabat, serta

informasi dan janji-janji perusahaan dan para pesaing.

2. Pengertian Pelanggan

Menurut Zulian Yamit ( 2005 : 75 ) secara tradisional pelanggan diartikan

orang yang membeli dan menggunakan produk. Dalam perusahaan yang bergerak

dibidang jasa, pelanggan adalah orang yang menggunakan jasa pelayanan. Dalam

dunia perbankan pelanggan diartikan nasabah. Pandangan tradisional ini

menyimpulkan bahwa pelanggan adalah orang yang berinteraksi dengan perusahaan

sebelum proses produksi selesai, karena mereka adalah pengguna produk.

Sedangkan orang yang berinteraksi dengan perusahaan sebelum proses produksi

berlangsung adalah dianggap sebagai pemasok. Pelanggan dan pemasok dalam

konsep tradisional ini adalah orang yang berada di luar perusahaan atau disebut

pelanggan dan pemasok eksternal. Tepatkah pengertian pelanggan seperti ini dalam

kaitannya dengan Mutu?.Apakah perhatian terhadap yang diinginkan pelanggan dan

pemasok eksternal akan memberikan jaminan perusahaan akan menghasilkan

produk yang mutu ?Konsep pelanggan dan pemasok sebenarnya tidak hanya dilihat

dari luar perusahaan. Ada pelanggan dan pemasok yang selama ini terlupakan oleh

pelaku bisnis, yaitu pelanggan dan pemasok yang berada didalam perusahaan atau

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 54: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

disebut pelanggan dan pemasok internal. Misalnya, terdapat proses tranformasi yang

melalui proses 1, proses 2 hingga proses 3 yang masing-masing memiliki

inputproses- output ( I-P-O ). Output proses 2 akan diserahkan dan menjadi input

proses 3 yang akan melakukan Disamping pelanggan internal dan eksternal, masih

terdapat pihak lain yang terlibat sebelum produk dikirim ke pelanggan eksternal.

Pihak lain tersebut adalah distributor atau disebut sebagai pelanggan perantara yang

melakukan kegiatan distribusi produk dari perusahaan ke pelanggan eksternal.

Kepuasan pelanggan eksternal dipengaruhi pula oleh kualitas pelayanan purna jual.

Uraian tersebut, menyimpulkan bahwa pemasok dan pelanggan adalah setiap orang

atau badan yang datang dari dalam perusahaan mauapun yang datang dari luar

perusahaan. Selain itu, dapat pula disimpulkan bahwa terdapat tiga jenis pelanggan

yaitu :

proses berikutnya.

1. Pelanggan internal ( internal customer )

adalah setiap orang yang ikut menangani proses pembuatan maupun

penyediaan produk di dalam perusahaan atau organisasi.

2. Pelanggan perantara ( intermediate customer ) adalah mereka yang

bertindak atau berperan sebagi perantara untuk mendistribusikan produk

kepada pihak konsumen atau pelanggan eksternal. Pelanggan perantara ini

bukan sebagai pemakai akhir.

3. Pelanggan eksternal ( external customer ) adalah pembeli atau pemakai akhir,

yang disebut sebagai pelanggan yang nyata ( real customer ).

3. Pengertian Kepuasan Pelanggan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 55: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Apa sebenarnya kepuasan pelanggan itu? Untuk mendefinisikan kepuasan

pelanggan sebenarnya tidaklah mudah, karena pelanggan memiliki berbagai

macam karakteristik, baik pengetahuan , kelas sosial , pengalaman , pendapatan

maupun harapan. Misalnya, seorang pelanggan baru ingin mencoba masakan

tertentu dari sebuah restoran. Sebelum melakukan pembelian, pelanggan baru

tersebut pasti memiliki harapan bahwa dia akan dilayani secara baik , pelayannya

ramah , cepat tanggap , dan masakan yang ingin dicobanya enak. Jika harapan

pelanggan ini sesuai dengan apa yang dialami dan dirasakan melebihi

harapannya sudah dapat dipastikan pelanggan tersebut akan merasa puas. Tetapi

bila yang dialami dan dirasakan pelanggan tidak sesuai dengan harapannya, misal

pelayanannya tidak ramah, tidak tanggap dan masakannya tidak enak, sudah

dapatdipastikan pelanggan tidak merasa puas.

Dari contoh diatas, kepuasan pelanggan dapat diketahui setelah pelanggan

menggunakan produk dan jasa pelayanan. Dengan kata lain kepuasan pelanggan

merupakan evaluasi purna beli atau hasil evaluasi setelah membandingkan apa

yang dirasakan dengan harapannya. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan

bahwa kepuasan pelanggan adalah hasil( outcome) yang dirasakan atas

penggunaan produk dan jasa, sama atau melebihi harapan (dalam Zulian

Yamit,2005 : 78 )

Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan

manajemen ( Tjiptono dan Chandra, 2005 : 192 ). Pelanggan umumnya

mengharapkan produk berupa barang atau jasa yang dikonsumsi dapat diterima

dan dinikmatinya dengan pelayanan yang baik atau memuaskan . Kepuasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 56: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

pelanggan dapat membentuk persepsi dan selanjutnya dapat memposisikan

produk perusahaan di mata pelanggannya,

b. Mengukur Kepuasan Pelanggan

Bagaimana mengukur kepuasan pelanggan ?

Diatas tadi disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan adalah hasil yang

dirasakan atas penggunaan produk dan jasa, sama atau melebihi harapan yang

diinginkan. Bagaimana mengetahui hasil yang dirasakan pelanggan melebihi atau

kurang dari harapan yang dinginkan?. Kotler 2003 mengemukakan beberapa

metode yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan, metode

tersebut antara lain:

1 .Sistem pengaduan

Sistem ini memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk memberikan

saran, keluhan dan bentuk ketidak puasan lainnya dengan cara menyediakan

kotak saran. Setiap saran dan keluhan yang masuk harus menjadi perhatian bagi

perusahaan, sebab saran dan keluhan itu pada umumnya dilandasi oleh

pengalaman mereka dan hal ini sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap

perusahaan.

.2. Survey pelanggan

Survey pelanggan merupakan cara yang umum digunakan dalam mengukur

kepuasan pelanggan misalnya, melalui surat pos, telepon, atau wawancara secara

langsung.

3 .Panel pelanggan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 57: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Perusahaan mengundang pelanggan yang setia terhadap produk dan mengundang

pelanggan yang telah berhenti membeli atau telah pindah menjadi pelanggan

perusahaan lain. Dari pelanggan yang setia akan diperoleh informasi tingkat

kepuasan yang mereka rasakan dan dari pelanggan yang telah berhenti

membeli,perusahaan akan memperoleh informasi mengapa hal itu dapat terjadi.

Apabila pelanggan yang telah berhenti membeli ( customer loss rate ) ini

meningkat hal ini menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan

pelanggan. Implikasi dari pengukuran kepuasan pelanggan tersebut adalah

pelanggan dilibatkan dalam pemgembangan produk atau jasa dengan cara

mengidentifikasi apa yang dibutuhkan pelanggan. Hal ini berbeda dengan

pelanggan dalam konsep tradisional, dimana mereka tidak dalam pengembangan

produk, karena mereka berada diluar sistem.

Tujuan untuk melibatkan pelanggan dalam pengembangan produk dan jasa

adalah agar perusahaan dapat memenuhi harapan pelanggan, bahkan jika mungkin

melebihi harapan pelanggan. Persepsi yang akurat mengenai harapan pelanggan

merupakan hal yang perlu, namun tidak cukup untuk memberikan kepuasan

kepada pelanggan. Perusahaan harus mewujudkan harapan pelanggan ke dalam

desain dan standar kepuasan pelanggan. Desain dan standar kepuasan pelanggan

dikembangkan atas dasar harapan konsumen dan prioritasnya.

c. Kepuasan Pasien

Merupakan dasar yang penting dalam mengukur mutu dari pelayanan. Tingkat

kepuasan pasien adalah sangat tergantung pada kinerja penyaji jasa. Kepuasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 58: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

pelanggan merupakan respon pelanggan terhadap evaluasi yang ia rasakan antara

harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah

pemakaiannya. Jadi tingkat kepuasan pasien merupakan fungsi dari perbedaan

antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dibawah harapan,

maka pelanggan akan kecewa. Bila kinerja melebihi harapan , pelanggan akan

sangat puas. .(Tjiptono Fandy, 2008).

Kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat

sesuatu memadai ( Tjiptono dan Chandra, 2005 : 195 ). Sedangkan Kotler (

2003:61 ) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa

seseorang yang dialami setelah membandingkan antara persepsi kinerja atau hasil

suatu produk dengan harapan-harapannya.Dari definisi-definisi tersebut di atas

dapat disimpulkan , yaitu adanya perbandingan antara harapan dan kinerja/hasil

yang dirasakan pelanggan. Harapan pelanggan dibentuk dan didasarkan oleh

beberapa faktor, di antaranya pengalaman berbelanja di masa lampau, opini teman

dan kerabat, serta informasi dan janji-janji perusahaan dan para pesaing.

Tingkat kepuasan pelayanan pasien dari persepsi pasien atau keluarga

terdekat. Kepuasan pasien akan tercapai bila diperoleh hasil yang optimal bagi

setiap pasien dan pelayanan kesehatan memperhatikan kemampuan pasien dan

keluarganya, ada perhatian terhadap keluhan, kondisi lingkungan fisik dan tanggap

kepada kebutuhan pasien sehingga tercapai keseimbangan yang sebaik-baiknya

antara tingkat rasa puas dan derita serta jerih payah yang harus dialami guna

memperoleh hasil tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 59: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk mengukur dan

memantau kepuasan pelanggan, diantaranya:

1) Sistem keluhan dan saran

Pemberi jasa perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para

pelanggannya untuk menyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka.

2) Survei kepuasan pasien.

Melalui survei, akan diperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari

pelanggan dan juga memberikan tanda positif bahwa pemberi jasa menaruh

perhatian kepada pelanggannya.

3) Ghos shopping

Metode ini dilaksanakan dengan cara mempekerjakan beberapa orang berperan

sebagai pelanggan produk perusahaan pesaing.

4) Lost customer analysis

Metode ini dengan menghubungi pelanggannya yang telah berhenti membeli.(

Supranto , 2006 ).

B. Penelitian yang relevan

1. Penelitian Efektifitas Penerapan Model Praktek Keperawatan Profesional di

ruang rawat inap rumah sakit telah dilaksanakan oleh Universitas Gajah

Mada Yogyakarta dengan hasil tidak ada pengaruhnya terhadap kepuasan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 60: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

perawat, namun berpengaruh signifikans terhadap kepuasan pasien,hal ini

membuktikan bahwa model praktek keperawatan professional ( model TIM )

berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien,akan demikian pula dengan

model Primer modifikasi seperti yang akan diteliti. ( Desire Farlinda 2011 )

2. Penelitian tentang hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan

kepuasan pasien telah dilaksanakan oleh Universitas Muhamadiyah

Surabaya dengan hasil menujukkan menunjukkan koefisien korelasi (p) =

0,550, Signification (rs ) = 0,007< α 0,05

Sedangkan dalam penelitian yang akan dilakukan dari Model Praktek

Keperawatan Profesional sudah khusus mengacu pada Model Primer,

walaupun belum semua Perawat primer berbasis Nurse, sehingga disebut

model primer modifikasi.Tujuannya untuk mengetahui pengaruh

implementasi model primer modifikasi dan komunikasi terapeutik terhadap

kepuasan pasien dengan menggunakan regresi ganda( Azis Slamet 2006 )

3. Penelitian tentang pengaruh Komunikasi terapeutik terhadap kepuasan

Pasien juga dilaksanakan di Universitas Sumatra Utara dengan hasil

penerapan komunikasi terapeutik berpengaruh signifikans terhadap kepuasan

pasien . Hal ini relevan terhadap penelitian yang akan penulis lakukan, yang

mana juga mengenai pengaruh implementasi komunikasi terapeutik terhadap

kepuasan pasien.( Salman.N 2010 )

4. Penelitian tentang Pengaruh persepsi mutu yan Asuhan keperawatan

terhadap kepuasan klien rawat Inap dilaksanakan di Universitas Diponegoro

dengan hasil mutu yan Asuhan keperawatan berpengaruh signifikan terhadap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 61: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

kepuasan klien. Hal ini relevan terhadap penelitian yang akan penulis

lakukan mengenai kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan, yang

mana penulis mengkususkan model primer modifikasi dan komunikasi

terapeutik. ( Ester Nunuk ( 2009 )

5. Kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan perawat di rawat inap

dilaksanakan di Undip dengan hasil dari kelima dimensi mutu menyatakan

berpengaruh signifikan walaupun tingkat signifikansinya tidak sama . Hal

ini relevan terhadap penelitian yang akan penulis lakukan terkait dengan

pelayanan keperawatan.

C. Kerangka Pikir

Kerangka Pikir

Kerangka konseptual atau dapat juga disebut kerangka pikir menjelaskan

alur berfikir dalam penelitian ini.

Kerangka Konseptual adalah kerangka antara konsep-konsep yang ingin

diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. (Notoatmodjo,

2002 : 21)

Berdasarkan deskripsi teori pada Bab sebelumnya, maka dalam

penelitian ini dapat dibangun kerangka konseptual atau kerangka berfikir

penelitian yang dijelaskan sebagai ―Pengaruh implementasi model primer

modifikasi dan Komunikasi terapeutik terhadap kepuasan ‖ seperti berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 62: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Bagan: 5 Kerangka Pikir

D. Hipotesis

Hipotesis Penelitian ini adalah :

1. Ada pengaruh implementasi model primer modifikasi terhadap kepuasan Pasien

di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 63: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Semakin baik implementasi model primer modifikasi semakin tinggi tingkat

kepuasan pasien.

2. Ada pengaruh impelementasi komunikasi terapeutik terhadap kepuasan pasien di

rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Semakin baik implementasi komunikasi terapeutik semakin tinggi tingkat

kepuasan pasien

3. Ada pengaruh implementasi Model Primer Modifikasi dan komunikasi terapeutik

terhadap kepuasan pasien di rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Semakin baik implementasi model primer modifikasi dan komunikasi terapeutik

semakin tinggi tingkat kepuasan pasien

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 64: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

Metodologi Penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu

pengetahuan atau pemecahan suatu masalah pada dasarnya menggunakan metode

ilmiah (Notoatmodjo, 2005 : 19)

A. Tempat Penelitian

Tempat penelitian ini dilaksanakan di RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan bulan

Desember tahun 2013;.

RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah Rumah sakit Pemerintah Daerah

Kabupaten Bantul, yang merupakan rumah sakit Tipe B Pendidikan dengan kapasitas

tempat tidur 298 TT. Jumlah tenaga perawat/bidan sebanyak 263 orang. Metode

penugasan perawat di rawat Inap sejak akhir tahun 2009 menggunakan metode primer

modifikasi, bertahap mulai dari ruang percontohan yaitu mula – mula ruang Mawar,

Nusa Indah, dan Melati kemudian diikuti oleh semua ruang.

B. Waktu Penelitian

Penelitian dimulai bulan Oktober 2013 dengan rincian sebagai berikut :

Jadwal Penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 65: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

No Jenis

kegiata

n

Bulan

Juli

2013

Agu

stus

2013

Sept

emb

er

2013

Okto

ber

2013

Nov

emb

er

2013

Dese

mbe

r

2013

Janu

ari

2014

Febr

uari

2014

Mar

et

2014

Apri

l

2014

1 Proposa

l

Bimbin

gan

Semina

r

2 Peneliti

an

Pencari

an data

Pengola

han dan

analisis

data

Pembua

tan

laporan

3 Semina

r hasil

4 Ujian

Tesis

5

Revisi

dan

Penges

ahan

Tesis

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 66: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

C. Tatalaksana Penelitian

1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dipergunakan dalam peneliti ini adalah metode

Correlasional. Dimana metode ini mempunyai tujuan antara lain untuk

menggambarkan sistematikanya suatu situasi atau medan, interesan yang nyata dan

teliti, serta untuk menyelidiki berbagai ragam rahasia dan unsur yang bersesuaian

dengan unsur lain berdasarkan korelasi bilangan

2. Rancangan Penelitian

Rancangan penelitian ini menggunakan metode analitik, dengan pendekatan

Cross sectional yaitu Suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antar

faktor-faktor risiko dengan efek pendekatan, observasi atau pengumpulan data

sekaligus suatu saat Point time approach. ( Notoadmodjo S,2005;146)

3. Bahan Penelitian

Sebagai bahan penelitian adalah perawat yang menggunakan sistem penugasan

Primer modifikasi dan pasien yang dirawat oleh perawat yang terkait.Untuk perawat

dulakukan observasi pelaksanaan tugas sesuai tugas masing – masing dengan

menggunakan lembar cheklis sedangkan untuk memperoleh data kepuasan pasien

menggunakan kuesioner yang nantinya diisi oleh pasien yang menjadi tanggung jawab

perawat terkait.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 67: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

4. Populasi

Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian atau subyek yang diteliti.

(Notoatmidjo,soekidjo,2005;79)

Dalam penelitian ini populasi adalah semua perawat yang bertugas di rawat

inap RSUD Panembahan Senopati Bantul selain ruang perinatal. Serta semua pasien

yang dirawat di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati bantul saat itu.

5. Sampel

Besar sampel adalah Menetapkan besarnya atau jumlah sampel suatu

penelitian ,tergantung pada dua hal,yaitu:pertama,adanya sumber-sumber yang

dapat digunakan untuk menentukan batas maksimal dari besarnya sampel,kedua

kebutuhan dari rencana analisis yang menentukan batas minimal dari besarnya

sampel.(Hidayat ,2007;90)

Sampel dalam penelitian ini diambil dengan tehnik Proportionte stratifiet

rondom sampling ( Sugiyono 2012 )

a. Tiga puluh orang Perawat Primer untuk diobservasi bagaimana implementasi

Model Primer Modivikasi dengan menggunakan chek list sesuai job diskripsi

Perawat Primer untuk memenuhi kuota minimal sampel. Observasi dilakukan

selama dinas pagi.

b. Enampuluh Perawat asosiet yang terdiri dari dua perawat asosiet yang

membantu satu perawat Primer dalam kelompoknya untuk diobservasi

bagaimana implementasi model primer modivikasi dengan menggunakan chek

list job diskripsi Perawat asosiet. Observasi dilakukan bersamaan dengan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 68: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

pelaksanaan observasi pada perawat primer yang terkait, bila hanya ada saru

perawat asosiet pada pagi hari tersebut maka yang satu lagi dilakukan pada

pelaksanaan tugas sore dalam hari tersebut sesuai kelompoknya..

c. Sembilan puluh perawat yang terdiri dari tiga puluh perawat primer dan enam

puluh perawat perawat asosiet tersebut diatas untuk diobservasi bagaimana

implementasi komunikasi terapeutik dengan menggunakan Standar

Operasional prosedur tentang komunikasi terapeutik bersamaan dan dengan

cara seperti pada observasi implementasi model primer modivikasi,

d. Sembilan puluh pasien yang terdiri dari tiga orang pasien pada masing –

masing kelolaan satu perawat primer dan dua perawat asosiet diambil secara

acak yang bersedia menjadi sampel dari sekitar 6 – 7 pasien. Yang diminta

untuk mengisi kuesioner tentang kepuasan pasien atas implementasi model

primer modifikasi dan implementasi komunikasi terapeutik, saat akhir

implementasi model primer modivikasi dan komunikasi terapeutik diobservasi.

Untuk sampel sebagai unit analisis yaitu sekelompok perawat dalam

kelompok Primer yang terdiri dari seorang Perawat primer dan 2 orang perawat

assosiet yang dinas pagi dan sore saat tertentu dilakukan observasi dalam

pelaksanaan tugas dengan menggunakan lembar cheklist untuk masing – masing

perawat primer dan perawat assosiet kemudian masing – masing skor dijiumlahkan

lalu diambil skor rata – rata sehingga untuk sekelompok perawat dalam kelompok

primer tersebut mempunyai satu skor demikian juga untuk implementasi

komunikasi terapeutik demikian . Untuk skor kepuasan pasien, dari 6 – 8 pasien

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 69: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

yang menjadi tanggung jawab perawat terkait akan diambil satu skor dengan

memberikan kuesioner kepada 3 pasien yang dirawat dipilih yang mendapat

perlakukan lebih banyak dari perawat dan dalam keadaan sadar dan bersedia untuk

diteliti , kemudian skor dijumlah dan diambil nilai rata – ratanya.

6. Variabel penelitian

1. Variabel Penelitian

Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel bebas (independent

variable) dan variabel terikat (dependent variable).

a. Variabel bebas (independent variable) adalah :

1) Implementasi Metode primer modifikasi

2) Implementasi komunikasi terapeutik

b. Variabel terikat (dependent) adalah :

Kepuasan pasien

1

3

2

Keterangan :

X1 : Implementasi Model primer modifikasi

X2 :Implementasi Komunikasi terapeutik

Y : Kepuasan pasien

7. Definisi operasional

X1

X2

Y

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 70: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Definisi Operasional adalah Mendefinisikan variabel secara operasional

berdasarkan karakteristik yang diamati,memungkinkan peneliti untuk melakukan

observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.

(Hidayat ,2007;86)

Tabel 2. Definisi Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi

Operasional

Parameter Alat

ukur

Skal

a

Skore

Independen

Implementa

si model

primer

modifikasi

Implementa

si

komunikasi

terapeutik

Pelaksanaan

Asuhan

keperawatan

kepada psien

dengan

model

primer

modifikasi

Pelaksanaan

komunikasi

terapeutik

saat perawat

berhubungan

dengan

pasien

terkait

program

perawatan

atau

program

pengobatan

Pelaksanaan tugas

1 . Perawat primer

2 . Perawat pelaksana

1.

2.

3. P

e

1. Tahap Pra enteraksi

Perawat memahami apa

yang akan dilakukan

kepeda pasien

2.Tahap Perkenalan

Perawat

memperkenalkan diri

dan menjelaskan apa

yang akan dilakukan dan

tujuan perlakuan

tersebut,member

kesempatan pasien

untuk bertanya

3.Tahap kerja

Perawat mengerjakan

dengan trampil dan

benar

4.Tahap terminasi

Perawat mengakiri

tindakan,menjelaskan

hasil yang dicapai

kepeda pasien serta

memberikan penjelasan

Chek

list

Chek

list

Kuesi

Inter

val

Inter

val

Inter

0 : tidak

dilakukan

1= kadang –

kadang

2 : Sering

3 : Selalu

0 :Tidak

dilakukan

1:Kadang –

kadang

2: Sering

3 : Selalu

3=Sangat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 71: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Dependen

Kepuasan

pasien

Perbandinga

n antara

yang

diharapkan

dengan apa

yang

diterima

atau

dirasakan

pasien

terkait

pelaksanaan

model

primer

modifikasi

dan

Komunikasi

terapeutik

rencana tindak lanjut

1.Tangibles

- Penataan ruangan

- Penampilan perawat

-Kelengkapan alat

-sarana

informasi/komunikasi

2. Reliability

-Kompetensi perawat

-Pelayanan cepat tepat

-Aman

-Ketersediaan perawat

3. Responsiveness

-Perawat cepat tanggap

terhadap situasi pasien

-Perawat cepat bereaksi

terhadap keluhan pasien

-Bila dibutuhkan cepat

datang

4. Assurance

- Perilaku perawat

menyakinkan

- Memberikan jaminan

kemanan

-Rasa percaya diri

perawat tinggi

5. Empaty

-Perawat memperhatikan

pasien

- Perawat memahami

pasien

-Sikap perawat

sopan,sabar dan ramah

- Perawat berkomunikasi

dengan baik

oner val

puas

2= Puas

1= Tidak puas

0=SangatTidak

Puas

8. Tehnik Pengumpulan Data

a. Pengumpulan data

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 72: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

1) Macam data

Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder.

Data primer diperoleh melalui :

a) Data primer (skor implementasi model primer modifikasi dan implementasi

komunikasi terapeutik ) diperoleh melalui observasi dengan menggunakan

lembar cheklist..

Cheklist tentang implementasi model primer modifikasi untuk Perawat

primer terdiri dari 16 item, untuk perawat assosiet terdiri dari 16 item,

sedangkan untuk komunikasi terapeutik ada 15 item.

b) Data primer untuk kepuasan pasien diperoleh dari pasien dengan mengisi

kuesioner kepuasan pasien yang terdiri dari 42 item.

Data sekunder yang dipergunakan , diperoleh melalui data yang ada di rumah sakit

2) Teknik dan Instrumen untuk Mengumpulkan Data

Proses pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan

dari pembimbing penelitian dan telah memperoleh ijin untuk melakukan penelitian

tentang Pengaruh Implementasi Model Primer modifikasi dan Komunikasi

Terapeutik terhadap Kepuasan pasien di RSUD Panembahan Senopati Bantul dari

Ketua Prodi Magister Kedokteran Keluarga UNS yang selanjutnya diserahkan

kepada Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul.Selanjutnya atas izin

Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul mulai melakukan penelitian.

Langkah pengumpulan data sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 73: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

1) Menyerahkan surat ijin penelitian kepada Direktur RSUD Panembahan

Senopati Bantul.

2) Melakukan observasi Implementasi model primer modifikasi dan komunikasi

terapeutik. Untuk dinas pagi dan sore hari itu untuk masing – masing perawat

dalam kelompok primer modifikasi .

3) Membagikan kuesioner tentang kepuasan pasien kepada 3 orang pasien yang

bersedia diantara seluruh pasien yang menjadi tanggung jawab perawat yang

terkait..

4) Melakukan skoring rata – rata untuk kelompok implementasi model primer

modifikasi dan komunikasi terapeutik sehingga tiap kelompok memperoleh

satu skor unit analisis mplementasi model primer modifikasi dan satu skor unit

analisis implementasi komunikasi terapeutik.

5) Melakukan skoring rata – rata pada 3 pasien yang bersedia mengisi kuesioner

untuk mendapatkan .satu unit analisis kepuasan pasien

6) Melakukan pengumpulan data untuk semua sampel.

7) Analisis data dan penarikan kesimpulan.

8) Instrumen penelitian terlampir.

b. Uji Validitas dan Reliabilitas

1) Uji Validitas

Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur mengukur yang ingin

diukur. Dalam penelitian ini pengujian validitas dengan corrected item-total

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 74: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

corelation, yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap item dengan skor

totalnya. Teknik statistik yang digunakan untuk mencari koefisien korelasi

adalah teknik product moment dari Pearson, dengan menggunakan alat bantu

komputer dengan program SPSS 15.00 for windows dengan rumus sebagai

berikut :

r = 2222 )()(

)()(

yynxxn

yxxyn

(Sugiyono, 2005: 37)

Keterangan :

r = Koefisien korelasi

x = Jumlah masing-masing butir

y = Jumlah skor total

xy = Jumlah antara skor x dan y

n = Jumlah subyek

Instrumen penelitian dikatakan valid apabila nilai r hitung > r tabel,

sebaliknya tidak valid apabila nilai r hitung < r tabel atau valid apabila

signifikansi <0,05 dan tidak valid apabila signifikansi > 0,05.

Uji Validitas instrument untuk kuesioner tentang kepuasan pasien dengan

menggunakan program computer Statistical Pacleage For Scial Sciencis (

SPSS ) Versi 15. 10 For Windows Release, dengan hasil dari 43 item dalam

kuesioner tentang kepuasan pasien ada satu item yang tidak valid yaitu item

nomer 2 yaitu pada dimensi Tangible isi pertanyaan Fasilitas kamar

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 75: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

disiapkan sesuai kebutuhan dengan hasil Pearson Corelasi 0,158 dan

significan 0,136 sehingga tinggal 42 item pertayaan dalam kuesioner tentang

kepuasan pasien yang dipakai.

Uji Reliabelitas dengan menggunakan SPSS untuk 42 item pertanyaan yang

dipakai hasilnya Cronbach’s Alpha 0,956 ( tabel 3. ) sehingga tingkat

reliabelitasnya sangat reliable menurut Anton Nugroho. Y. dalam Olah data

dengan SPSS ( 2011)

Hasil keseluruhan aitem terlampir.

Chek List observasi implementasi model primer modivikasi untuk Perawat

Primer dan Perawat Asosiet serta chek list observasi implementasi

komunikasi terapeutik tidak dilakukan uji validitas maupun reliabelitas.

2) Uji Reliabilitas

Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur dapat

diandalkan atau dipercaya. Apabila alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur

gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka

alat ukur tersebut reliabel. Pengukuran reliabilitas alat ukur menggunakan

reliabilitas konsistensi internal. Setiap pernyataan diuji konsistensinya terhadap

variabel penelitian dengan Cronbach’s Alpha. Teknik ini merupakan pengujian

konsistensi yang cukup sempurna. Pengujian dengan program SPSS 15.00 for

windows

Persamaan Cronbach Alpha, sebagai berikut :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 76: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

r 11 =2

1

2

11

b

K

K

(Sugiyono, 2005: 43)

Dimana :

r 11 = Reliabilitas instrumen

K = Banyaknya butir pertanyaan

2

b = jumlah varian butir

2

t = Varian total

Instrumen dikatakan reliabel bila nilai Croanbach Alpha > 0,60 (Supramono dan

Haryanto, 2005).

Tabel 3. Hasil Reliabilitas instrument kepuasan pasien

Uji Reliabelitas dengan menggunakan SPSS untuk 42 item pertanyaan yang

dipakai hasilnya Cronbach’s Alpha 0,956 ( tabel 3. ) sehingga tingkat

reliabelitasnya sangat reliable menurut Anton Nugroho. Y

c. Teknik Analisis

Sebelum dilakukan analisis data yang ada dikelompokkan berdasarkan

keterkaitan kelompoknya. Untuk data implementasi model primer modifikasi

Reliability Statistics

.956 42

Cronbach's

Alpha N of Items

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 77: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

satu data implementasi model primer modifikasi oleh seorang PP dikelompokkan

dengan dua data implementasi model primer modifikasi oleh Perawat Asosiet

yang terkait kemudian dijumlahkan dan diambil satu data rata- rata kemudian

disebut variable X₁. Kemudian tiga data implementasi komunikasi terapeutik dari

PP dan PA tersebut diatas dikelompokkan dan dijumlahkan kemudian diambil

satu data rata – rata kemudian disebut variable X₂. Tiga data kepuasan pasien

dari pasien kelolaan PP dan Pa terkait dikelompokkan dan dijumlahkan

kemudian diambil satu data rata – rata , disebut variable Y

Kemudian seluruh data berdasarkan keterkaitan dibuat data seperti diatas

Tabel 4 Pengelompokan data

No X1 X2 Y

N1 37,3 31 71

N2 37,3 30,3 70,3

N3 37 36 72

N4 25 24,3 67

N5 29 33 81

N6 27,7 25,7 75

N7 30 33 84,7

N8 34,3 33 80

N9 38,3 33,3 91,3

N10 37 31,7 87

N11 40,3 29,3 88,3

N12 41,3 32,7 82,7

N13 38,7 32,7 85

N14 35,7 33 96

N15 31,7 34,7 88,3

N16 31,3 30 79

N17 32 32 99,3

N18 30,3 39,7 83,3

N19 24,3 28 69

N20 27,7 28,3 81

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 78: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

N21 32,7 30 89

N22 33 27,3 80

N23 32,7 26,7 99,3

N24 35,3 39,7 80,3

N25 43,3 40,3 106

N26 44,3 40,7 108

N27 43 41,3 107,3

N28 40,7 42 108,7

N29 44 41,7 107,7

N30 45,3 43,3 109,3

Tabel 4. Menunjukkan data setelah dikelompokan

X₁ = Variabel Implementasi model primer modifikasi (Variabel

Independen)

X₂ = Variabel Implementasi Komunikasi Terapeutik ( Var. Independen )

Y = Variabel Kepuasan Pasien ( Var. Dependen )

Untuk menguji hipotesis satu yaitu ―Kepuasan pasien atas implementasi model

primer modifikasi‖ berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan

pasien di ruang rawat inap Panembahan senopati Bantul ‖ model analisisnya

digunakan analisis regresi linear sederhana dibantu dengan program SPSS for

Windows versi 15.0

Persamaan regresi yang digunakan pada hipotesis satu adalah :

Y = a + b X₁

di mana :

Y = Variabel kepuasan pasien yang diprediksikan

a = Konstanta dari persamaan regresi

b = Koefisien regresi dari variabel implementasi model primer modifikasi

X₁ = Skor unsure faktor Implementasi model primer modifikasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 79: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Untuk menguji hipotesis dua yaitu ―Kepuasan pasien atas implementasi komunikasi

terapeutik berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien di

ruang rawat inap Panembahan senopati Bantul ‖ model analisisnya digunakan analisis

regresi linear sederhana dibantu dengan program SPSS for Windows versi 15.0

Persamaan regresi yang digunakan pada hipotesis dua adalah :

Y = a + b X₂

di mana :

Y = Variabel kepuasan pasien yang diprediksikan

a = Konstanta dari persamaan regresi

b = Koefisien regresi dari variabel implementasi komunikasi terapeutik

X₂ = Skor unsur faktor implementasi komunikasi terapeutik

Model analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis tiga yaitu ―Ada

pengaruh implementasi model primer modifikasi dan komunikasi terapeutik terhadap

kepuasan pasien‖digunakan analisis regresi linier berganda ( Multiple Linier

Regression Analysis). Uji ini adalah alat analisis peramalan nilai pengaruh dua

variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat untuk membuktikan ada atau

tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara variabel bebas

(independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable), (Riduwan, 2003)

dibantu dengan program SPSS for Windows versi 15.0

Persamaan regresi yang digunakan pada hipotesis tiga adalah:

Y = a + b₁X₁ + b₂X₂

di mana :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 80: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Y = Variabel kepuasan pasien yang diprediksikan

a = Konstanta dari persamaan regresi

b₁ = Koefisien regresi dari variabel implementasi model primer modifikasi

X1 = Skor unsur faktor variabel implementasi model primer modifikasi

b₂ = Koefisien regresi dari variabel implementasi komunikasi terapeutik

X2 = Skor unsur faktor variabel implementasi komunikasi terapeutik

Sebelum model regresi di atas digunakan dalam pengujian hipotesis, terlebih

dahulu model tersebut akan diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi

klasik atau tidak, yang mana asumsi ini merupakan asumsi yang mendasari

analisis regresi. Pengujian asumsi klasik ini dimaksudkan untuk memastikan

bahwa model yang diperoleh benar-benar memenuhi asumsi dasar dalam

analisis regresi yang meliputi asumsi : Berdistribusi normal ( menggunakan one

sample Kolmogorov – Smirnov Test ), berdistribusi linier ( menggunakan

Anova table ), dan tidak terjadi multikolinearitas (menggunakan VIF ―Variance

Inflation Factor‖).

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 81: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

E. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

Berdasarkan Profil RSUD Panembahan Senopati Bantul Th 2013 :

1. Sejarah perkembangan RSUD Panembahan Senopati Bantul

Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati berada di Kota bantul

adalah merupakan Rumah sakit Kelas B Pendidikan milik Pemerintah Daerah

Tingkat II Bantul , terletak strategis, walaupun bukan pada jalur lalu lintas utama

namun mudah dijangkau dan dekat dengan pusat Kota Bantul.

Pada awalnya berdiri tahun 1953 sebagai RS HO, kemudian sejak tahun

1967 resmi menjadi Rumah Sakit Umum Kabupaten dengan kapasitas 60 tempat

tidur.Pada tahun 1978 sebagai RSUD status kelas D.Pada tahun 1993 menjadi

RSUD kelas C menurut SK. Menkes.RI No. 202/Menkes/SK/11/1993, tanggal 26

– 2 – 1993,Dengan nama RSUD Kabupaten Bantul. Pada tanggal 29 maret 2003

berubah nama menjadi RSUD Panembahan Senopati dengan harapan untuk

mengubah citra masyarakat terhadap Rumah Sakit pemerintah agar lebih

baik.Pada tahun 2007 menjadi RSUD kelas B non Pendidikan menurut SK

Menkes RI No 142/menkes/SK/!/2007, tanggal 31 januari 2007. Pada tahun 2012

ditetapkan sebagai RSUD kelas B pendidikan menurut SK Menkes RI nomor

HK.03.05/III/413/12, tanggal 13 Maret 2012. Lulus Akreditasi 5 Pokja bulan

November 1998, kemudian lulus akreditasi 12 Pokja bulan Desembaer 2010

dengan status penuh berkelanjutan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 82: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Pada tanggal 1 Januari 2003 menjadi RS Swadana dengan Perda no 8

tanggal 8 – 6 – 2002. Mulai tahun 2009 pola pengelolaan keuangan sebagai Badan

layanan Umum Daerah ( BLUD ) dengan surat Keputusan Bupati Bantul no. 195

tahun 2009 tertanggal 21 Juli 2009 . Ijin Pendirian No : 445/9539/V.2, tanggal 21

– 12 – 2009. Ijin Penyelenggaraan nmo 445/1835/V. 2, tanggal 22 – 12 – 2009.

2. Visi, Misi, Tujuan dan sasaran Rumah Sakit

1) Visi

― Terwujudnya Rumah Sakit yang unggul dan menjadi pilihan utama

masyarakat bantul dan sekitarnya ―

2) Misi

1. Memberikan ―Pelayanan Prima‖ pada customer

2. Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia

3. Melaksanakan peningkatan mutu berkelanjutan (continous quality

improvement)

4. Meningkatkan jalinan kerjasama dengan institusi terkait

5. Melengkapi sarana dan prasarana secara bertahap.

6. Melaksanakan Pelayanan Pendidikan dan Penelitian.

Misi 1.

Memberikan ―Pelayanan Prima‖ pada customer

TUJUAN :

1). Terwujudnya proses pelayanan yang berkualitas

SASARAN :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 83: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Meningkatnya kualitas proses pelayanan kepada pelanggan

Terintegrasikannya proses pelayanan pelanggan

2). erwujudnya kepercayaan dan kepuasan pelanggan

SASARAN

Terintegrasikannya proses pelayanan

Meningkatnya kepercayaan pelanggan

Meningkatnya kepuasan pelanggan

Misi 2

Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia

TUJUAN

1). Terwujudnya SDM yang produktif,efektif dan esisien

SASARAN

Meningkatnya jumlah SDM yang terlatih

Meningkatnya keselamatan pasien

2). Terwujudnya SDM yang berkomitemen

SASARAN

Kelengkapan, ketepatan dan keakuratan administrasi dan pelayanan

Meningkatnya disiplin SDM

Misi 3

Melaksanakan peningkatan mutu berkelanjutan

(continous quality improvement);

TUJUAN

Terwujudnya peningkatan mutu internal dan eksternal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 84: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

SASARAN

Meningkatnya jenis pelayanan yang terakreditasi

Meningkatnya review dan evaluasi pelayanan

Misi 4

Meningkatkan jalinan kerjasama dengan institusi terkait

TUJUAN

Terwujudnya standar sarana dan prasarana rumah sakit

SASARAN

Meningkatnya kerjasama pelayanan, operasional dan pendidikan

Misi 5

Melengkapi sarana dan prasarana secara bertahap.

TUJUAN

Terwujudnya standar sarana dan prasarana rumah sakit

SASARAN

Meningkatnya kenyamanan bagi pelanggan eksternal dan internal

Meningkatnya lingkungan rumah sakit yang sehat dan indah.

Misi 6

Menyediakan Pelayanan Pendidikan dan Penelitian

TUJUAN

Terwujudnya rumah sakit sebagai jejaring pelayanan pendidikan dan

penelitian

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 85: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

SASARAN

Meningkatnya pelayanan pendidikan dan penelitian bagi

institusi dan perorangan

Meningkatnya jumlah tenaga pendidik

3. Jenis Pelayanan Rumah Sakit

a. Rawat jalan

1). Instalasi gawat darurat

2). Klinik Penyakit Dalam

3) Klinik Penyakit Anak

4). Klinik Penyakit Bedah

5). Klinik Kebidanan dan Kandungan

6). Klinik Kulit & Kelamin

7). Klinik Penyakit Mata

8). Klinik Penyakit T.H.T

9). Klinik Penyakit Syaraf

10). Klinik Penyakit Jiwa

11) .Klinik Tumbuh Kembang

12). Klinik Rehabilitasi Medik

13). Klinik Umum/Karyawan

14). Klinik Gigi dan Mulut :

a. Gigi Dasar

b. Orthodonsi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 86: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

c. Bedah Mulut

15). Klinik Konsultasi Gizi

16). Klinik Konsultasi Psychologi

17). Klinik Ginjal dan hypertensi

18). Klinik Kosmetik Medik

19). Klinik Bedah Ortopedi

20). Klinik Konsultasi Berhenti Merokok

21). Klinik Canna (VCT)

22). Klinik PKBRS

b. Rawat Inap

1). RR. Melati I

2) .RR Melati II

3). RR. Alamanda I

4). RR Alamanda II

5). RR. Anggrek

6). RR. Flamboyan

7). RR. Bakung

8). RR. Cempaka

9). RR. Pav.Nusa Indah

10). RR. Nusa Indah II

11). RR. Pav. Mavar I

12). RR. Pav Mawar II

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 87: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

13). RR. Pav. Wijaya Kusuma

14). RR.Pav.Edelweis

15). RR. Perinatal

16). Instalasi Rawat Intensif

c. Penunjang Medis

1) . Instalasi Bedah Sentral

2) . Instalasi Farmasi.

3) . Instalasi Radiologi.

4). Instalasi Patologi Klinik / laboratorium

5). Instalasi Gizi

6). IPSRS-IPAL

7). Instalasi Rehabilitasi Medik

8). Unit Elektromedik

9). Unit hemodialisa

d. Administrasi dan Keuangan

4. 1. Instalasi Rekam Medik

4. 2. Keuangan / Kasir

4. Gambaran Seksi keperawatan dan Kebidanan

Seksi Keperawatan dan Kebidanan merupakan Sub Bidang Keperawatan dan

Mutu Rumah sakit mempunyai tugas memberikan bimbingan pelaksanaan Asuhan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 88: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Keperawatan, Asuhan Kebidanan, pelayanan keperawatan, etika dan mutu

keperawatan serta kegiatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan

Jumlah tenaga Perawat dan Bidan RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah

263 orang perawat dan 33 orang Bidan

F. Diskripsi data

1. Karakteristik responden

Data penelitian diperoleh dari observasi implementasi model primer

modifikasi oleh seorang perawat primer dengan chek list Job dis Perawat

Primer, dan dua orang perawat asosiet dalam kelompoknya dengan chek list

job dis perawat asosiet serta observasi ketiganya untuk implementasi

komunikasi terapeutik dengan chek list Standar perasional prosedur ( SOP )

komunikasi terapeutik diambil dalam satu waktu dinas pagi yang sama, bila

dinas pagi tersebut hanya ada satu perawat asosiet yang dinas pagi, maka satu

lagi diambil saat perawat asosiet dalam kelompoknya dinas sore hari yang

sama.Untuk tiga kuesioner kepuasan pasien diisi oleh tiga pasien kelolaan di

ahkir dinas secara acak siapa yang bersedia menjadi responden.

Sehingga dalam satu hari kerja hanya dapat melakukan observasi dan

pengumpulan data tentang kepuasan pasien hanya dua kelompok Perawat

primer karena sebagai pengumpul data hanya dua orang.

Satu kelompok data terdiri dari satu hasil observasi implementasi model

primer modifikasi oleh Perawat Primer, dua hasil observasi implementasi

model primer modifikasi oleh Perawat Asosiet, tiga hasil observasi

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 89: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

implementasi komunikasi terapeutik dari ketiga pertawat dalam kelompok

tersebut dan tiga hasil kuesioner kepuasan pasien yang diisi oleh tiga pasien

yang dikelola oleh kelompok perawat tersebut dalam satu satuan waktu yang

sama.

Untuk keseluruhan didapat hasil 30 hasil observasi implementasi model

primer modifikasi oleh Perawat Primer. 60 hasil observasi implementasi

model primer modifikasi oleh Perawat asosiet , 90 hasil observasi

implementasi komunikasi terapeutik oleh Perawat Primer dan Perawat

Asosiet serta 90 hasil pengisian kuesioner tentang kepuasan pasien oleh

pasien .

Berdasarkan data yang diperoleh tersebut diperoleh karakteristik responden

seperti disajikan dalam tabel – tabel dibawah ini.

Tabel 5 Karakteristik Responden

Jumlah

Variabel Klasifikasi Orang Prosentase

PERAWAT

PRIMER

Janis

Kelamin

Laki – laki 2 6,7

Perempuan 28 93,3

Usia (

tahun )

Jumlah 30 100

30 – 39 15 50

40 – 49 13 43,3

≥ 50 2 6,7

Jumlah 30 100

Pendidikan S1 5 16,7

D4 4 13,3

D3 21 70

Jumlah 30 100

PERAWAT

ASOSIET

Janis

Kelamin

Laki – laki 2 3,3

Perempuan 58 96,7

JUmlah 60 100

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 90: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Usia ( tahun ) 20 – 29 44 73,4

30 – 39 14 23,3

40 – 49 2 3,3

≥ 50

Jumlah 100

Pendidikan D3 60 100

Pasien Jenis

Kelamin

Laki – laki 36 40

Perempuan 54 60

Jumlah 90 100

Usia ( tahun ) < 20 5 5,5

20 – 39 35 38,9

40 – 59 32 35,6

≥ 60 18 20

Jumlah 90 100

Pendidikan SD 21 23,3

SLTP 20 22,2

SLTA 27 30

D3 8 8,9

S1 14 8,6

Jumlah 90 100

Pekerjaan Pelajar 7 7,8

IRT 24 26,6

Buruh 19 21,1

Swasta 19 21,1

PNS 15 16,7

Pensiunan 6 6,7

Jumlah 90 100

Berdasarkan Tabel 5. dapat diketahui bahwa untuk Perawat primer Laki –

laki 2 orang ( 6,7% ) sedangkan Perempuan 28 orang ( 93, 3 % ), usia

terbanyak antara 30 – 39 tahun( 50 % ) kemudian usia 40 – 49 ada 13 orang (

43, 3 % ) hal ini menunjukkan bahwa mayoritas masih dalam usia

produktif,artinya bahwa kemampuan bekerja masih tinggi .dari 30 orang PP

Pendidikan 21 orang masih D3 Keperawatan, ini untuk menuju model primer

masih membutuhkan sarjana keperawatan,Ners 21 orang . hal ini dikarenakan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 91: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

yang berpendidikan Sarjana Keperawatan banyak ditugasi sebagai Kepala

Ruang.

Untuk perawat asosiet Laki – laki 2 orang ( 3,3% ) dari 60 PA sedangkan

untuk perempuan sebanyak 58 orang ( 96,7% ) . Dari 90 Orang perawat

primer dan perawat asosiet mayoritas adalah perempuan, hal ini

menunjukkan bahwa mayoritas perawat di RSUD Panembahan Senopati

Bantul adalah Perempuan. Secara keseluruhan jumlah tenaga Perawat dan

Bidan kurang lebih 300 orang untuk laki – laki hanya sekitar 15 %. Di

Institusi Pendidikan Keperawatanpun dapat dilihat mahasiswanya mayoritas

perempuan, hal ini mungkin Profesi perawat belum diminati oleh kaum Laki –

laki, padahal dalam tugas – tugas tertentu sangat membutuhkan kekuatan dan

kemampuan Perawat laki – laki. Pendidikan sudah memenuhi standard,

semua berpendidikan minimal D3. Usia terbanyak usia antara 20 – 29 Tahun

sebanyak 44 orang ( 73,4% ) usia tersebut mempunyai potensi tinggi untuk

dikembangkan. Sehingga dari segi sumber daya manusia mempunyai potensi

yang tinggi untuk dikembangkan.

Untuk Responden Pasien dari 90 responden perempuan juga lebih banyak

yaitu 54 orang ( 60 % ) sedang responden laki – laki hanya 36 orang (40%)

Pendidikan terbanyak SLTA yaitu 30% , SLTP 22,2 % sedang untuk

pekerjaan Ibu rumah tangga 26,6 %, buruh 21,1 % dan swasta 21,1 % hal ini

menunjukkan mayoritas pasien menengah kebawah.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 92: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

2. Data Implementasi model primer modifikasi dalam unit analisis

Tabel 6 Data Skor Implementasi Model Primer Modifikasi

No X₁

1 37,3

2 37,3

3 37

4 25

5 29

6 27,7

7 30

8 34,3

9 38,3

10 37

11 40,3

12 41,3

13 38,7

14 35,7

15 31,7

16 31,3

17 32

18 30,3

19 24,3

20 27,7

21 32,7

22 33

23 32,7

24 35,3

25 43,3

26 44,3

27 43

28 40,7

29 44

30 45,3

∑ 1060,5

Skor tertinggi = 45

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 93: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Skor terendah = 24

Mean = 35

Standar Deviasi = 5,9

Diagram 1 Sebaran skor Implementasi Model Primer Modifikasi

Tinggi skor = > 36,1 – 42

Sedang skor = > 32,1 – 36,1

Rendah skor = ≤ 32

Dari Diagram 1 dapat dilihat skor Implementasi Model primer Modifikasi

yang termasuk skor tinggi hanya 10 ( 33,3% ) yang sedang 9 ( 30 % ), yang

rendah 7 ( 23,3 % ) dan sangat rendah 5 ( 16,7 % )

Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa implementasi Model Primer

Modifikasi masih belum optimal.

10

9

7

5

Sebaran skor X₁

Tinggi

sedang

Rendah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 94: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

3) Data Implementasi Komunikasi terapeutik dalam unit analisis

Tabel 7 Data Skor Implementasi Komunikasi terapeutik

No X₂

1 31

2 30,3

3 36

4 24,3

5 33

6 25,7

7 33

8 33

9 33,3

10 31,7

11 29,3

12 32,7

13 32,7

14 33

15 34,7

16 30

17 32

18 39,7

19 28

20 28,3

21 30

22 27,3

23 26,7

24 39,7

25 40,3

26 40,7

27 41,3

28 42

29 41,7

30 43,3

∑ 1004,7

Skor tertinggi = 43

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 95: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Skor terendah = 24

Mean = 33

Standar Deviasi = 8,2

Diagram 2. Sebaran Skor Implementasi Komunikasi terapeutik

Tinggi skor = > 37,2 - 45,2

Sedang skor = > 28,8 – 37,2

Rendah skor = ≤ 28,8

Dari Diagram 2 dapat dilihat skor Implementasi Model primer Modifikasi

yang termasuk skor tinggi hanya 8 ( 36,7 % ) yang sedang 15 ( 50 % ), yang

rendah 7 ( 23,3 % )

Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa implementasi Komunikasi

Terapeutik belum optimal

8

15

7

Sebaran skor X₂

Tinggi

Sedang

Rendah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 96: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

4) Data Kepuasan Pasien dalam unit analisis

Tabel 8. Data Skor Kepuasan Pasien

No Y

1 71,00

2 70,3

3 72

4 67

5 81

6 75

7 84,7

8 80

9 91,3

10 87

11 88,3

12 82,7

13 85

14 96

15 88,3

16 79

17 99,3

18 83,3

19 69

20 81

21 89

22 80

23 99,3

24 80,3

25 106

26 108

27 107,3

28 108,7

29 107,7

30 109,3

∑ 2626,8

Skor tertinggi = 109

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 97: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Skor terendah = 67

Mean = 88

Standar Deviasi = 13,1

Diagram 3 Sebaran Skor Kepuasan Pasien

Sangat tinggi skor = > 106

Tinggi skor = > 94,6 – 106

Sedang skor = > 74,9 – 94,6

Rendah akor = > 59,3 – 74,9

Sangat rendah skor = ≤ 59,3

Dari Diagram 3 dapat dilihat skor Kepuasan Pasien yang termasuk skor

sangat tinggi hanya 5 ( 16,7 % ) yang Tinggi 3 ( 10 % ), yang sedang

5

3

8

10

4

Sebaran skor Y

sangat tinggi

Tinggi

Sedang

Rendah

Sangat rendah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 98: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

8 ( 26,7 % ) rendah 10 ( 33,3 % ) sedang yang sangat rendah 4 ( 13,3 % )

Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa walau ada skor sangat tinggi namun

juga ada skor sangat rendah .

G. Analisis Data

1. Pengelompokan data

Sebelum dilakukan analisis data yang ada dikelompokkan berdasarkan

keterkaitan kelompoknya.

Untuk data implementasi model primer modifikasi satu data implementasi

model primer modifikasi oleh seorang PP dikelompokkan dengan dua data

implementasi model primer modifikasi oleh Perawat Asosiet yang terkait

kemudian dijumlahkan dan diambil satu data rata- rata kemudian disebut

variable X₁. Kemudian tiga data implementasi komunikasi terapeutik dari PP

dan PA tersebut diatas dikelompokkan dan dijumlahkan kemudian diambil

satu data rata – rata kemudian disebut variable X₂. Tiga data kepuasan pasien

dari pasien kelolaan PP dan Pa terkait dikelompokkan dan dijumlahkan

kemudian diambil satu data rata – rata , disebut variable Y

Tabel 9. Skor X₁, X₂ dan Y

No X1 X2 Y

N1 37,3 31 71

N2 37,3 30,3 70,3

N3 37 36 72

N4 25 24,3 67

N5 29 33 81

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 99: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

N6 27,7 25,7 75

N7 30 33 84,7

N8 34,3 33 80

N9 38,3 33,3 91,3

N10 37 31,7 87

N11 40,3 29,3 88,3

N12 41,3 32,7 82,7

N13 38,7 32,7 85

N14 35,7 33 96

N15 31,7 34,7 88,3

N16 31,3 30 79

N17 32 32 99,3

N18 30,3 39,7 83,3

N19 24,3 28 69

N20 27,7 28,3 81

N21 32,7 30 89

N22 33 27,3 80

N23 32,7 26,7 99,3

N24 35,3 39,7 80,3

N25 43,3 40,3 106

N26 44,3 40,7 108

N27 43 41,3 107,3

N28 40,7 42 108,7

N29 44 41,7 107,7

N30 45,3 43,3 109,3

Tabel 9 Menunjukkan data setelah dikelompokan

X₁ = Variabel Implementasi model primer modifikasi (Variabel

Independen)

X₂ = Variabel Implementasi Komunikasi Terapeutik ( Var. Independen )

Y = Variabel Kepuasan Pasien ( Var. Dependen )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 100: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

2. Analisis Regresi

a. Pra syarat Analisis Regresi

Sebelum model regresi di atas digunakan dalam pengujian hipotesis, terlebih

dahulu model tersebut akan diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi

klasik atau tidak, yang mana asumsi ini merupakan asumsi yang mendasari

analisis regresi. Pengujian asumsi klasik ini dimaksudkan untuk memastikan

bahwa model yang diperoleh benar-benar memenuhi asumsi dasar dalam

analisis regresi yang meliputi asumsi : Berdistribusi normal ( menggunakan

one sample Kolmogorov – Smirnov Test ), berdistribusi linier ( menggunakan

Anova table ), dan tidak terjadi multikolinearitas (menggunakan VIF

―Variance Inflation Factor‖)

1). Uji normalitas

Tabel 10. Hasil uji Normalitas

Variabel KZ P Keterangan

X₁ 0,487 0,972 Normal

X₂ 0,990 0,281 Normal

Y 0,673 0,756 Normal

Data dari diambil dari lampiran halaman 169

Dari data tabel 10. P > 5% sehingga X₁, X₂ dan Y berdistribusi normal

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 101: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

2). . Uji Linierita

Tabel 11. Hasil Linieritas

Variabel F P Keterangan

X₁ — Y 2,294 0.219 Linier

X₂ — Y 3,077 0,083 Linier

Data diambil dari lampiran halaman 170

Berdasarkan data pada tabel 11. didapatkan X₁ dan X₂ terhadap Y

berdistribusi linier

3). Uji Multikolinieritas

Tabel 12. Hasil Uji Multikolinieritas

Variable Tolerance VIF Ket

X₁ 0,508 1,968 Tak berpengaruh

X₁ 0,506 1,968 Tak berpengaruh

Data diambil dari lampiran halaman 171

Dari tabel 12. dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai VIF X₁ dan X₂ (

variabel Independen ) 1,968 < 10 sehingga dapat dinyatakan efek

multikolinearitas bukan masalah yang berarti dalam perhitungan ( Anton

Nugroho .Y , 2011 )

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 102: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

b. Analisis Regresi sederhana

Untuk membuktikan Hipotesis 1 dan 2 yaitu :

1. Ada pengaruh implementasi model primer modifikasi terhadap kepuasan

Pasien di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Semakin baik implementasi model primer modifikasi semakin tinggi

tingkat kepuasan pasien.

2. Ada pengaruh impelementasi komunikasi terapeutik terhadap kepuasan

pasien di rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Semakin baik implementasi komunikasi terapeutik semakin tinggi tingkat

kepuasan pasien

Menggunakan analisis Regresi Sederhana .

1. Hipotesis 1

Ada pengaruh implementasi model primer modifikasi terhadap

kepuasan Pasien di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati

Bantul.

Semakin baik implementasi model primer modifikasi semakin tinggi

tingkat kepuasan pasien.

Persamaan Regresi

Y = a + b X₁

di mana :

Y = Variabel kepuasan pasien yang diprediksikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 103: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

a = Konstanta dari persamaan regresi

b = Koefisien regresi dari variabel implementasi model primer

modifikasi

X₁ = Skor unsure faktor Implementasi model primer modifikasi

Dengan bantuan computer dengan program SPSS 15.00 for windows

didapat :

Tabel 13. Hasil Uji Hipotese 1

Variable F Sig

X₁ — Y 23, 169 0,000

Data diambil dari lampiran halaman 173

Berdasar tabel 13 didapatkan F hit = 23,169, akan dibandingkan dengan

F tab ( 1,28 ) = 4,20 maka dapat dilihat F hit > F tab = 23,169 > 4,20

dengan demikian dinyatakan bahwa implementasi model primer

modifikasi berpengaruh terhadap kepuasan pasien

P = 0,000 < dari 5% ( 0,05 ) maka dapat dinyatakan implementasi

model primer modifikasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

pasien.

Tabel 14. Hasil Uji Determinan Hipotese 1

Variable R R squared

X₁ — Y 0, 673 0,453

Data diambil dari lampiran halaman 173

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 104: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Berdasar tabel 14 didapatkan R² = 0,453 dapat dinyatakan bahwa

pengaruh implementasi model primer modifikasi terhadap tingkat

kepuasan pasien sebesar 45,3 % koefisen korelasi R = 0,673 berarti

tingkat hubungan Kuat ( Sugiyono,2012 )

Tabel 15. Hasil Uji Koefficien persamaan regresi sederhana X₁ — Y

Variable Coefficien

X₁ 1,499

Constanta 34,579

Data diambil dari lampiran halaman 174

Berdasar pada tabel 15 dapat dibuat persamaan regresi sederhana

yaitu: Y = 34,579 + 1,499 X₁

Berdasarkan tabel 13 ,tabel 14 dan tabel 15 : dapat ditarik

kesimpulan

Hipotese 1 diterima bahwa : Ada pengaruh implementasi Model

Primer Modifikasi terhadap kepuasan pasien di rawat inap RSUD

Panembahan Senopati Bantul. Semakin baik implementasi model

primer modifikasi semakin tinggi tingkat kepuasan pasien

2. Hipotesis 2

Ada pengaruh impelementasi komunikasi terapeutik terhadap

kepuasan pasien di rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 105: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Semakin baik implementasi komunikasi terapeutik semakin tinggi

tingkat kepuasan pasien

Persamaan Regresi

Y = a + b X₂

di mana :

Y = Variabel kepuasan pasien yang diprediksikan

a = Konstanta dari persamaan regresi

b = Koefisien regresi dari variabel implementasi komunikasi

terapeutik

X₂ = Skor unsure faktor Implementasi komunikasi terapeutik

Dengan bantuan computer dengan program SPSS 15.00 for windows

didapat:

Tabel 16. Hasil Uji Hipotese 2

Variable F Sig

X₂ — Y 23, 739 0,000

Data diambil dari lampiran halaman 175

Berdasar tabel 16 didapatkan F hit = 23,739, akan dibandingkan dengan

F tab ( 1,28) = 4,20 maka dapat dilihat F hit > F tab = 23,739 > 4,20

dengan demikian dinyatakan bahwa implementasi komunikasi

terapeutik berpengaruh terhadap kepuasan pasien

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 106: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

P = 0,000 , dari 5% ( 0,05 ) maka dapat dinyatakan implementasi

komunikasi terapeutik berpengaruh dignifikan terhadap kepuasan

pasien.

Tabel 17. Hasil Uji Determinan Hipotese 2

R R squared

X₂ — Y 0, 677 0,459

Data diambil dari lampiran halaman 175

Berdasar tabel 17 didapatkan R² = 0,459 dapat dinyatakan bahwa

pengaruh antara implementasi komunikasi terapeutik terhadap tingkat

kepuasan pasien sebesar 45,9 %, koefisien korelasi R = 0,677 berarti

tingkat hubungan kuat.

Tabel 18. Hasil Uji Koefficien persamaan regresi sederhana X₂ — Y

Variable Coefficien

X₂ 1,653

Constanta 32,207

Data diambil dari lampiran halaman 176

Berdasar pada tabel 18 dapat dibuat persamaan regresi sederhana

yaitu: Y = 32,207 + 1,653 X₂

Berdasarkan tabel 16 tabel 17 dan tabel 18 : dapat ditarik

kesimpulan :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 107: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Hipotese 2 diterima bahwa : Ada pengaruh implementasi

komunikasi terapeutik terhadap kepuasan pasien di rawat inap RSUD

Panembahan Senopati Bantul. Semakin baik implementasi

komunikasi terapeutik semakin tinggi tingkat kepuasan pasien

c. Analisis Regresi Ganda

Untuk membuktikan Hipotesis 3 yaitu :

Ada pengaruh implementasi Model Primer Modifikasi dan komunikasi

terapeutik terhadap kepuasan pasien di rawat inap RSUD Panembahan

Senopati Bantul.

Semakin baik implementasi model primer modifikasi dan komunikasi

terapeutik semakin tinggi tingkat kepuasan pasien

Menggunakan analisis Regresi ganda

Hipotesis 3

Ada pengaruh implementasi Model Primer Modifikasi dan komunikasi

terapeutik terhadap kepuasan pasien di rawat inap RSUD Panembahan

Senopati Bantul.

Semakin tinggi tingkat implementasi model primer modifikasi dan

komunikasi terapeutik semakin tinggi pula tingkat kepuasan pasien

Persamaan regresi ganda

Y = a + b₁X₁ + b₂X₂

di mana :

Y = Variabel kepuasan pasien yang diprediksikan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 108: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

a = Konstanta dari persamaan regresi

b₁ = Koefisien regresi dari variabel implementasi model primer

modifikasi

X1 = Skor unsur faktor variabel implementasi model primer modifikasi

b₂ = Koefisien regresi dari variabel implementasi komunikasi

terapeutik

X2 = Skor unsur faktor variabel implementasi komunikasi terapeutik

Dengan bantuan computer dengan program SPSS 15.00 for windows

didapat :

Tabel 19. Hasil Uji Hipotese 3

Variable F Sig

X₁ , X₂ — Y 15,584 0,000

Data diambil dari lampiran halaman 176

Berdasar tabel 19 didapatkan F hit = 15,584 , akan dibandingkan dengan

F tab ( 2,27) = 3,35 maka dapat dilihat F hit > F tab = 15,584 > 3,35

dengan demikian dinyatakan bahwa implementasi model primer

modifikasi dan implementasi komunikasi terapeutik secara bersama –

sama berpengaruh terhadap kepuasan pasien

P = 0,000 , dari 5% ( 0,05 ) maka dapat dinyatakan implementasi model

primer modifikasi dan implemntasi komunikasi terapeutik secara

bersama – sama berpengaruh dignifikan terhadap kepuasan pasien.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 109: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Tabel 20. Hasil Uji Determinan Hipotese 3

R R squared

X₁, X₂ — Y 0, 732 0,536

Data diambil dari lampiran halaman 177

Berdasar tabel 20 didapatkan R² = 0,536 dapat dinyatakan bahwa

pengaruh antara implementasi model primer modifikasi dan komunikasi

terapeutik secara bersama – sama terhadap tingkat kepuasan pasien

sebesar 53,6%, koefisien korelasi R = 0,732 berarti tingkat hubungan

kuat.

Tabel 21. Hasil Uji Koefficien persamaan regresi sederhana X₁,X₂ — Y

Variable Coefficien

X₁ 0,867

X₂ 0,986

Constanta 29.869

Data diambil dari lampiran halaman 177

Tabel 22. Sumbangan relative dan sumbangan efektif

SE R2 SR

X₁ 26,2 0,536 48,8

X₂ 27,4 0,536 51,2

Data diambil dari lampiran halaman 178

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 110: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Berdasar pada tabel 21 dapat dibuat persamaan regresi sederhana

yaitu: Y = 23,869 + 0,867X₁ + 0,986X₂

Berdasarkan tabel 22 didapatkan Sumbangan Relatif X₁ sebesar

48,8% dan X₂ sebesar 51,2 % secara bersama – sama terhadap

Kepuasan pasien

Sumbangan Efektif X₁ sebesar 26,2 % dan X₂ sebesar 27,4% secara

bersama – sama terhadap Kepuasan pasien

Sumbangan Relatif X₁ sebesar 48,8% dan X₂ sebesar 51,2 % secara

bersama – sama terhadap Kepuasan pasien

Sumbangan Efektif X₁ sebesar 26,2 % dan X₂ sebesar 27,4% secara

bersama – sama terhadap Kepuasan pasien

Berdasarkan tabel 19, tabel 20 dan tabel 21 : dapat ditarik

kesimpulan :

Hipotese 3 diterima bahwa Ada pengaruh implementasi Model

Primer Modifikasi dan komunikasi terapeutik terhadap kepuasan

pasien di rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.

Semakin baik implementasi model primer modifikasi dan

komunikasi terapeutik semakin tinggi tingkat kepuasan pasien

H. Pembahasan

1. Dari gambaran tempat penelitian dalam sejarah perkembangan Rumah

Sakit, RSUD Panembahan Senopati bantul mengalami perkembangan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 111: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

yang pesat baik dari fasilitas, ketenagaan dan kemampuan

mengantisipasi perkembangan kebutuhan akan kesehatan sehingga

dengan cepat menjadi Rumah Sakit Tipe B Pendidikan yang pertama di

Yogyakarta yang milik Pemerintah daerah. Dengan Visi, Misi dan

Motto yang dibuat memberi pacuan dan kesempatan untuk

mengoptimalkan diri dalam memberikan pelayanan yang prima kepada

masyarakat Bantul dan sekitarnya.

2. Dari gambaran karakteristik responden , untuk tenaga keperawatan

minimal sudah DIII Keperawatan dan terlihat banyak yang

melanjutkan ke jenjang pendidikan S1 , mereka yang belum

melanjutkan ke jenjang S1 minatnya untuk melanjutkan ke jenjang S1

juga tinggi. Untuk jumlah tenaga dibanding dengan kebutuhan dalam

penerapan model primer masih belum standard sehingga jumlah pasien

yang menjadi kelolaan masih terlampau banyak kadang sampai 15

pasien dalam satu kelompok perawat primer sehingga kadang terlihat

beban kerja terlalu berat.

Usia perawat hampir 60 % berusia 20 s/d 39 tahun dimana dalam usia

tersebut masih sangat produktif dan masih respon terhadap perubahan

sehingga berpotensi untuk dikembangkan dan ditingkatkan

kualitasnya. Hal ini juga tertangkap oleh pihak Manajemen sehingga

selalu berusaha untuk mensuport mereka agar meningkatkan kualitas

pelayanan.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 112: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Untuk Pasien masih terlihat banyak dari masyarakat menengah

kebawah, hal tersebut mungkin karena Rumah Sakit Pemerintah yang

harus memfasilitasi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat miskin,

sampai – ampai karena begitu loyalnya terhadap masyarakat miskin,

membuat aturan Rumah Sakit yang mana tidak boleh menolak

masyarakat miskin selama masih ada tempat tidur yang kosong,

Dengan adanya fasilitas baik tenaga medis dan non medis yang sudah

memadai dan dengan tekad yang tinggi akan mampu menarik minat

masyarakat menengah keatas, dan memang Rumah Sakit Panembahan

Senopati Bantul masih sangat memungkinkan untuk dikembangkan

kearah sana.

3. Dalam penugasan perawat dengan model primer, sekelompok perawat

yang terdiri dari satu perawat primer dan tiga atau empat perawat asosiet

yang merawat pasien kelolaan mulai dari datang sampai pulang

memungkinkan perawat mengenal pasien dengan baik apalagi dalam

memberikan asuhan keperawatan kepada pasien baik bio,psiko,sosiodan

cultural secara komprehensif. Sehingga perawat yang mengelola pasien

tersebut mengerti dan memahami kebutuhan pasien secara menyeluruh

terkait dengan penyakitnya yang membutuhkan pelayanan

keperawatan.Dengan begitu dengan implementasi model primer

modifikasi yang baik akan menghasilkan kebutuhan pasien terpenuhi

dengan begitu pasien akan merasa puas.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 113: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Dari data yang diperoleh melalui observasi terhadap 30 Perawat primer

didapatkan hasil untuk Implementasi Model primer Modifikasi, dari 30

Perawat Primer yang berbasis pendidikan S1 atau D IV hanya 10 orang ,

hal ini dikarenakan banyak yang berpendidikan S1 ditarik menjabat kepala

Ruang, sehingga belum sepenuhnya dikatakan model primer, walaupun

dalam pelaksanaan mengacu job diskription model primer, sehingga

memang ada beberapa skor yang diperoleh rendah.Hal ini mungkin secara

pribadi belum mau berubah atau mungkin karena kurangnya evaluasi,

dimana sepertinya belum pernah dilakukan audit kepatuhan terhadap job

diskription.Namun dengan adanya minat yang tinggi untuk melanjutkan ke

jenjang S1 dan masih banyak yang berusia produktif maka tidak lama lagi

akan terpenuhi untuk menerapkan model primer dan akan mendapatkan

hasil yang lebih tinggi atau lebih baik. Sedangkan untuk Perawat asosiet

justru yang usia tua yang mendapatkan skor rendah hal ini terlihat karena

sudah terbiasa dengan model fungsional sehingga sangat sukar untuk

diubah, namun mereka hanya tinggal beberapa sehingga bukan merupakan

masalah untuk meningkatkan kinerja perawat.Kaitannya dengan kepuasan

pasien, diperoleh hasil F hit = 23,169, akan dibandingkan dengan F tab (

1,28 ) = 4,20 maka dapat dilihat F hit > F tab = 23,169 > 4,20 dengan

demikian dinyatakan bahwa implementasi model primer modifikasi

berpengaruh terhadap kepuasan pasien dan P = 0,000 < dari 5% ( 0,05 )

maka dapat dinyatakan implementasi model primer modifikasi

berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien. R² = 0,453 dapat

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 114: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

dinyatakan bahwa pengaruh implementasi model primer modifikasi

terhadap tingkat kepuasan pasien sebesar 45,3 % yang 54,7% ditentukan

oleh factor lain koefisen korelasi R = 0,673 hal ini menunjukkan korelasi

antara implementasi model primer modifikasi terhadap kepuasan pasien

termasuk kuat (Sugiyono 2012 ) hal ini sesuai dengan keuntungan model

primer dari pada dengan model yang lain, dalam model primer pasien

akan terpenuhi kebutuhannya secara berkesinambungan dan komprehensif

apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan derajad kesehatannya terpenuhi

dan terbukti berpengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pasien. Hal

ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Desire.F (

2011) di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Bandung bahwa

penerapan praktek keperawatan Profesional berpengaruh signifikan

terhadap kepuasan pasien., walaupun dinyatakan tidak berpengaruh

terhadap kepuasan perawat,mungkin hal itu disebabkan pelaksanaan model

Tim Primer tersebut belum menjadi perilaku perawat saat itu.

Dengan keadaan ketenagaan yang banyak berusia produktif dan semangat

yang tinggi serta manajemen yang peduli akan mampu mengubah keadaan

yang sekarang menjadi yang jauh lebih baik, apalagi dengan hasil

persamaan regresi Y = 34,579 + 1,499 X₁ yang menujukkan bila

implementasi model primer modifikasi misalkan dinaikan menjadi sepuluh

maka Kepuasan menjadi 34,579 + (1,499 x 10) = 34,579 + 14,99 = 49,57

.Dengan hasil yang ada diharapkan dapat menjadi pertimbangan pihak

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 115: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

mamajemen untuk mengambil kebijakan, menerapkan model primer

modifikasi sesuai SOP/Job diskription sehingga complain tentang

kecepatan perawat dalam bertindak tidak muncul lagi.

4. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang terapeutik antara

perawat dan pasien, dari beberapa phase yang saling terkait dan

dilaksanakan dengan baik akan mendukung tindakan perawat dengan baik

dan benar serta mengikut sertakan pasien dalam proses tindakan yang

dilakukan perawat dalam merawat dirinya, sehingga pasien akan

memberikan kerjasama yang dibutuhkan dan mengurangi kecemasan. Bila

hal tersebut dilaksanakan dengan baik maka pasien akan merasa nyaman

dan percaya akan tindakan yang dilakukan perawat adalah untuk

menolong memenuhi kebutuhan dirinya dalam pemberian asuhan

keperawatan kepada dirinya, yang akirnya akan memberikan rasa puas

kepada pasien karena hal yang dirasakan sesuai atau justru melampaui

harapannya.( Suryani 2005 )

Untuk implementasi Komunikasi terapeutik skor yang didapat hampir 70

% sedang dan rendah hal itu menunjukkan implementasi komunikasi

terapeutik belum seluruhnya dilaksanakan sesuai dengan SOP yang ada.

Skor yang paling rendah didapatkan pada item tentang persiapan alat. Hal

ini karena alat yang masih kurang atau dalam menyiapkan kurang

memperhatikan kebutuhan alat yang dipakai saat melaksanakan tindakan,

sehingga kesan tidak siap atau justru kesan tidak professional akan muncul

dalam perasaan pasien..Untuk ruang yang memang alat masih kurang perlu

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 116: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

dievaluasi dan kalau perlu dipenuhi kebutuhan alat yang

dibutuhkan.Kemudian item tentang menjelaskan tujuan tindakan kepada

pasien dan memberikan kesempatan untuk bertanya juga masih banyak

yang tidak melakuan.Hal ini bagi yang belum biasa melakukan akan terasa

merepotkan seolah tidak berguna,namun sebetulnya sangat berguna bagi

pasien karena tahu apa yang akan dilakan pada dirinya dan memberi rasa

aman sehingga tenang tidak cemas,dan masih ada beberapa item yang lain.

Oleh karena itu perlu ditingkatkan pelaksanaan komunikasi terapeutik

sesuai SOP.. Komunikasi terapeutik memunculkan rasa nyaman dan aman

pada pasien dan mendekatkan hubungan perawat pasien sehingga

memunculkan rasa percaya terhadap asuhan yang diberikan oleh perawat

kepadanya, serta pasien merasa diikut sertakan dalam penanganan dirinya.

( Salman 2010 ). Oleh karena itu Komunikasi terapeutik sangat diperlukan

dalam hubungan perawat pasien sehingga pasien akan menjadi pelanggan

yang loyal. Kaitannya dengan kepuasan pasien diperoleh hasil F hit =

23,739, akan dibandingkan dengan F tab ( 1,28) = 4,20 maka dapat dilihat

F hit > F tab = 23,739 > 4,20 dengan demikian dinyatakan bahwa

implementasi komunikasi terapeutik berpengaruh terhadap kepuasan

pasien

P = 0,000 , dari 5% ( 0,05 ) maka dapat dinyatakan implementasi

komunikasi terapeutik berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien.

R² = 0,459 dapat dinyatakan bahwa pengaruh antara implementasi

komunikasi terapeutik terhadap tingkat kepuasan pasien sebesar 45,9 %,

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 117: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

koefisien korelasi R = 0,677 berarti tingkat hubungan kuat.dengan hasil

persamaan regresi Y = 32,207 + 1,653 X₂ yang mengandung arti bila

implementasi komunikasi terapeutik misalkan ditingkatkan menjadi 10

maka kepuasan pasien = 32,207 + (1.653 x 10 ) = 32,207 + 16,53 =48,74 (

Sugiyono 2012 ). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan

oleh Salman. N ( 2010 ) di Rumah sakit Haji Medan dengan hasil

implementasi komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan

pasien. Oleh karena itu karena implementasi model primer modifikasi

belum dilakukan dengan optimal maka perlu ditindak lanjuti dengan

meningkatkan implementasi komunikasi terapeutik sesuai SOP yang ada,

kemudian secara periodik dievaluasi pelaksanaannya.Dengan demikian

pasien akan merasa nyaman, percaya dengan penanganan yang diberikan

kepadanya sehingga akhirnya akan merasa puas dan menjadi pelanggan

tetap bila membutuhkan bantuan untuk penanganan kesehatannya.Dengan

tenaga yang masih banyak yang produktif maka berpeluang besar untuk

membuat perubahan kearah yang diinginkan oleh pihak

Manajemen.Sehingga complain pasien mengenai perawat yang tidak ramah

akan berkurang atau bahkan hilang.

5. Untuk implementasi model primer modifikasi dan komunikasi terapeutik

didapatkan hasil F hit = 15,584 , akan dibandingkan dengan F tab ( 2,27) =

3,35 maka dapat dilihat F hit > F tab = 15,584 > 3,35 dengan demikian

dinyatakan bahwa implementasi model primer modifikasi dan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 118: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

implementasi komunikasi terapeutik secara bersama – sama berpengaruh

terhadap kepuasan pasien

P = 0,000 , dari 5% ( 0,05 ) maka dapat dinyatakan implementasi model

primer modifikasi dan implemntasi komunikasi terapeutik secara bersama

– sama berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien. R² = 0,536

dapat dinyatakan bahwa pengaruh antara implementasi model primer

modifikasi dan komunikasi terapeutik secara bersama – sama terhadap

tingkat kepuasan pasien sebesar 53,6%, sedangkan yang 46,4 ditentukan

oleh factor lain koefisien korelasi R = 0,732 berarti tingkat hubungan kuat,

ternyata lebih kuat dari pada masing – masing variable sendiri – sendiri.

Dengan persamaan regresi Y = 23,869 + 0,867X₁ + 0,986X₂ yang berarti

bila X₁ dan X₂ masing – masing dinaikan 10 maka kepuasan pasien

menjadi 23,869 + ( 0,867 x 10 ) + ( 0,986 x 10 ) = 23,869 + 8,67 + 9,86 =

42.399 ( Sugiyono 2012 ) didapatkan Sumbangan Relatif X₁ sebesar

48,8% dan X₂ sebesar 51,2 % secara bersama – sama terhadap Kepuasan

pasien

Sumbangan Efektif X₁ sebesar 26,2 % dan X₂ sebesar 27,4% secara

bersama – sama terhadap Kepuasan pasien

Sumbangan Relatif X₁ sebesar 48,8% dan X₂ sebesar 51,2 % secara

bersama – sama terhadap Kepuasan pasien

Sumbangan Efektif X₁ sebesar 26,2 % dan X₂ sebesar 27,4% secara bersama

berpengaruh signifikan dan kuat terhadap kepuasan pasien dan pengaruhnya

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 119: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

hampir sama antara implementasi model primer modifikasi dan

implementasi komunikasi terapeutik. Dengan demikian secara bersama akan

meningkatkan tingkat kepuasan pasien,dan pengaruhnya lebih kuat daripada

masing – masing variable sendiri – sendiri. Sehingga untuk lebih

meningkatkan kepuasan pasien perlu ditingkatkan baik implementasi model

primer modifikasi dan implementasi komunikasi terapeutik dengan begitu

diharapkan complain tentang kinerja maupun sikap perawat terhadap pasien

akan berkurang atau bahkan akan menghilang.

I. Keterbatasan Penelitian

a. Uji coba instrument untuk mengetahui validitas dan Reliabelitas

Instrumen tidak bisa dilakukan karena Rumah Sakit yang se Tipe

Rumah Sakit panembahan Senopati bantul dan menggunakan metode

penugasan Perawat dengan model Primer Modifikasi sukar ditemukan

sehingga menggunakan uji coba terpakai dengan demikian untuk hasil

pada item yang tidak valid tidak dipakai.

b. Jumlah pasien yang diteliti 90 , dua diantaranya berumur 7 tahun dan

9 tahun yang belum mampu untuk mengisi kuesioner sehingga diisi

oleh orang tua pasien dan orang tua pasien tersebut menunggui selama

dilakukan observasi implementasi model primer modifikasi dan

komunikasi terapeutik pada perawat primer dan perawat asosiet yang

mengelola pasien tersebut.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 120: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

BAB V

KESIMPULAN DAN SARAN

A. KESIMPULAN

Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengaruh Implementasi Model

Primermodifikasi dan Implementasi Komunikasi Terapeutik terhadap Kepuasan

Pasien di Ruang Rawat Inap (RSUD Panembahan Senopati Bantul)

Dapat disimpulkan sebagai berikut:

1. Implementasi Model Primer Modifikasi berpengaruh positif yang signifikan

terhadap Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati

Bantul. Semakin tinggi Implementasi Model Primer Modifikasi semakin tinggi

pula tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan

Senopati Bantul.

2. Implementasi Komunikasi Terapeutik berpengaruh positif yang signifikan

terhadap Kepuasan Pasien di Ruang rawat Inap RSUD Panembahan Senopati

Bantul. Semakin tinggi implementasi Komunikasi Terapeutik semakin tinggi

pula tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan

Senopati Bantul.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 121: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

3. Implementasi Model Primer Modifikasi dan Implementasi Komunikasi

Terapeutik secara bersama – sama berpengaruh positif yang signifikan terhadap

tingkat kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati

Bantul.Semakin tinggi Implementasi Model primer Modifikasi dan Komunikasi

terapeutik secara bersama – sama semakin tinggi pula tingkat Kepuasan Pasien

di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul

Denagan sumbangan relatif maupun efektif dari Implementasi Model Primer

Modifikasi dan Implementasi Komunikasi terapeutik hampir sama.

B. SARAN DAN IMPLIKASI

1. IMPLIKASI

Hasil yang didapat dalam implementasi model primer modifikasi berpengaruh

signifikan dan kuat, demikian juga hasil implementasi komunikasi

terapeutik.Implementasi secara bersama – sama jugan berpengaruh signifikan

dan kuat dan hasilnya lebih memuaskan dari pada implementasi model primer

modifikasi sendiri dan komunikasi terapeutik sendiri.Pengaruhnyapun masing

masing juga hampir sama kuatnya.dengan demikian bilan implementasi model

primer modifikasi dilaksanakan dengan lebih baik maka kepuasan pasien akan

meningkat, demikian pula implementasi komunikasi terapeutik dan secara

bersama sama dilaksanakan dengan lebih baik akan semakin meningkatkan

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 122: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

kepuasan pasien .Sehingga secara bersama sama dilakukan lebih baik akan

semakin meningkatkan kepuasan pasien.

2. SARAN

a. Bagi Perawat :

Setiap Perawat selalu berupaya melaksanakan model primer modifikasi dan

komunikasi terapeutik agar meningkatkan kepuasan Pasien.

b. Bagi Peneliti lain

a. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan responden seluruh perawat

dan seluruh pasien Rawat Inap. Agar hasil penelitian menjadi lebih luas .

b. Penelitian ini terbatas pada masalah yang berkaitan dengan kepuasan Pasien

dalam Implementasi Model primer Modifikasi dan Komunikasi terapeutik,

hal ini perlu ditindak lanjuti bagaimana implikasi terhadap perawat itu

sendiri dan tim Kesehatan lain.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 123: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

DAFTAR PUSTAKA

Anwar, Saifudin. 2000. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.

Arikunto 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi IV Jakarta :

EGC

Aditama Tjandra 2010 Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi kedua Jakarta : UI

Press

Anton Nugroho.Y. 2011 Olah data dengan SPSS Cetakan pertama .Yogyakarta : Skripta

Aziz Alimul Hidayat. 2007. Metode Penelitian Kebutuhan dan Teknik Analisa Data.

Jakarta : Salemba Medika.

Bimo, T 2009 Evaluasi Penerapan Model Praktik Keperawatan Primer di Ruang

Maranata I RS mardi Rahayu Kudus : http://keperawatan.undip.ac.id diunduh

tanggal 12 juli 2013

Desire , F. S2011 Efektifitas Penerapan Praktek Keperawatan professional di Ruang

Rawat Inap Rumah Sakit Advent Bandung Yogykarta,UGM 2011.

http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=v

iew&typ=html&buku_id=52029&obyek_id=4 diunduh tgl 14 Sep, 2013

Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2009. Undang – undang republik Indonesia No

44 tahun 2009 Tentang Kesehatan, Jakarta Dep Kes RI

Depkes RI, Standar Pelayanan Rumah Sakit. Direktorat Jendral Pelayanan Medik, cetakan

ketiga, Jakarta 1997

Doengoes,M.E.2000 Nursing Care Plane, Guedelines for Planing and Documentating

Patient Care Edisi IV. Jakarta: penerbit Buku Kedokteran. EGC.

Ghony, M. Djunaedi. 1979. Pedoman Didalam Penelitian dan Penilaian. Surabaya : Usaha

Nasional.

Gafar L.O.J.Pengantar Keperawatan profesional. EGG. Jakarta. 1999

Gaspersz, Vincent. 2002. Manajemen Kualitas dalam Industri Jasa. Gramedia ,Jakarta,

2002.

Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.

Hidayat 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta:

Salemba Medika

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 124: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Joko Wiyono, Manajemen Mutu Pelayanan kesehatan, vol 2. Airlangga University Press,

Surabaya, 1999

Kusnanto,H,2004, Metode kualitatif dalam riset kesehatan, PSIK.M Pascasarjana

Universitas Gajah Mada Yogyakarta.

Kozier, B,Erb, K.B. & Wilkonson,J.M. 1995 Fundamental of anursing Concep process

and practise. Fith Edition. Addison – Wesley, Redwood City.

Kotler 2002 . Edisi Milenium. Manajemen Pemasaran. Jakarta:

PT Prenhalindo

Laddy, S,& Pepper,JM. 1995 Conceptual Bases of Professional Nursing Ihird Edition, JB.

Lippincott Company, Philadelphia.

Notoatmodjo.2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.

Nunuk Ester 2009 Analisis Pengaruh Persepsi mutu yan asuhan keperawatan terhadap

kepuasan klien rawat inap di RSU Puri asih Solotigo Semarang Undip 2009

http://eprints.undip.ac.id/17427/1/ESTER_NUNUK_TRIMUMPUNI.pdf

diunduh tgl 26 oktober 2013

Nursalam 2002 Manajemen keperawatan Aplikasi dalam Praktik keperawatan Prifesional.

Salemba Medika, Jakarta

Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :

Salemba Medika.

Nursalam 2011 Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam praktek keperawatan

profesional. Edisi ketiga. Jakarta Salemba medika

Putra Panca A.N. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja tenaga Perawat di

Instalasi Rawat Inap RSU FK – UKI. Tesis S2 PPARS UI, Jakarta, 1999

Profil RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2013

http://rsudps.bantulkab.go.id/dokumen/ diunduh tgl 8 – Februari 2014

Sugiono. 2012 . Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta.

Suharto, 1999. Pengaruh penempatan perawat sebagai case manager di ruang rawat inap

terhadap kepuasan pasien RS ST Theresia Jambi Program pendidikan pasca Sarjana

MMR,UGM Yogyakarta

Sukadji, Sutarlinah. 2005. Pengantar Psikologi. Jakarta : Karunia Universitas Terbuka

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 125: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Surachmad, Winarno. 2000. Dasar dan Teknik Research, Pengantar Psikologi Ilmiah.

Bandung : Tarsito.

Suryani 2006 Komunikasi Terapeutik Teori dan Praktek. Penerbit Buku kedokteran EGC

Supranto,2006.Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan.hal 231, Penerbit Rineka cipta,

Jakarta, 2006

Salman.N 2010 Pengaruh Komunikasi terapeutik terhadap kepuasan pasien di Rumah

Sakit Haji Medan

http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24558/7/Cover.pdf diunduh tgl 14

september 2013

Tjiptono Fandi 2008 Sevice management Yogyakarta : Andi

Tukinin 2005 Analisis Tingkat Kepuasan Pasien dalam Implementasi Model Praktek

keperawatan Profesional ( MPKP ) di Ruang Penyakit dalam RSUD Gunung Jati

Cirebon. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang

Wieke Diah. A 2009 Kepuasan Pasien rawat inap terhadap pelayanan perawat di RSU D

Tlogorejo Semarang Program Pascasarjana Universitas Diponegoro semarang 2009

http://eprints.undip.ac.id/23824/1/WIKE_DIAH_ANJARYANI.pdf diunduh 26

Oktober 2013

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 126: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Jabatan :

Chek list Tugas Perawat Primer (PP) Dalam

Model Primer Modifikasi

No Tugas Perawat primer 0 1 2 3 1 Bertugas pagi hari

2 Bersama AN menerima operan tugas jaga dari PA yang jaga malam.

3 Bersama PA melakukan konfirmasi/supervisi tentang kondisi pasien segera setelah selesai operan dengan petugas jaga malam.

4 Bersama PA melakukan doa bersama sebagai awal dan akhir tugas, dilakukan setelah selesai operan tugas jaga malam.

5 Melakukan preconference dengan semua PA yang ada dalam grupnya setiap awal dinas pagi.

6 Membagi tugas atau pasien kepada PA sesuai dengan kemampuan dan beban kerja.

7 Melakukan pengkajian, menetapkan masalah atau diagnosa dan perencanaan keperawatan kepada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan.

8 Memonitor dan membimbing tugas PA 9 Membantu tugas AN untuk kelancaran pelaksanaan asuhan

pasien.

10 Mengoreksi, merevisi dan melengkapi catatan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh PA yang ada di bawah tanggung jawabnya.

11 Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai tujuan yang ada dalam perencanaan asuhan keperawatan dan ada bukti dalam rekam keperawatan.

12 Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan menerima laporan akhir tugas jaga dari PA untuk persiapan operan tugas jaga selanjutnya.

13 Mendampingi PA dalam operan tugas jaga kepada PA yang tugas jaga selanjutnya.

14 Memperkenalkan PA yang ada dalam satu grup atau yang akan merawat selama pasien dirawat atau kepada pasien/keluarga baru.

15 Mendelegasikan tugas kepada PA pada S/M/L 16 Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang bila pagi hari

tidak bertugas. Dan tugas lain sesuai uraian tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 127: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Jumlah

Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Jabatan :

Chek list Tugas Perawat Asosiate (PA ) Dalam Model Primer Modifikasi

No Tugas PA 0 1 2 3 1. Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari dan

kepada AN yang ada dalam satu grup.

2. Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi pasien segera setelah operan setiap pasien.

3. Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas yang dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga.

4. Mengikuti pre conference yang dilakukan PP setiap awal tugas. 5. Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang

menjadi tanggung jawab dan ada bukti di rekam keperawatan.

6. Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di rekam keperawatan.

7. Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga kepada PP

8. Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan.

9. Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha untuk mengatasinya.

10 Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya.

11 Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya.

12 Mengikuti post conference yang diadakan PP pada setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi dan perkembangan semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya kepada PP.

13 Bila tak ada PP wajib mengenalkan PA yang ada dalam group yang akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga berikutnya kepada pasien/keluarga baru.

14 Melakukan pendelegasian tuga PP pada S/M/L 15 Berkoordinasi dengan PPJR/dokter/tim kesehatan lain bila ada

masalah pasien pada S/M/L

16 Melaksanakan tugas lain sesuai dengan uraian tugas PA Jumlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 128: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Jabatan :

Chek list Komunikasi Therapeutik

No 0 1 2 3 A. Tahap Pre Interaksi. 1 Baca catatan keperawatan dan catatan medis pasien 2. Cuci tangan 3. Persiapan alat . . B Tahap Orientasi.

4 Memeberikan salam, panggil nama pasien 5. Menjelaskan tujuan tindakan kepada pasien, memberikan

kesempatan pasien untuk bertanya.

. C Tahap Kerja 6 Menjaga privasi pasien 7 Mendekatkan alat dekat pasien 8 Mengatur posisi pasien yang sesuai

9 Melakukan tindakan dengan benar

D Tahap Terminasi 10 Mengevaluasi keadaan pasien 11 Menjelaskan hasil tindakan 12 Mengembalikan posisi pasien 13 Mengucapkan terinma kasih

14 Kontrak waktu rencana tindak lanjut

15 .Dokumentasi

Jumlah

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 129: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Petunjuk pengisian lembar observasi Implementasi MPM pada

PP No 1

0 : Masuk dalam shif roling

1 : Sering tukar jaga siang atau malam

2 : Kadang tukar jaga selain pagi

3 : Selalu jaga pagi selain hari libur/Cuti/ijin, bila berhalangan diganti oleh kepala ruang

No 2 :

0 : Tidak menerima operan dari tugas jaga malam

1 : Menerima operan tugas jaga malam hanya laporan jumlah pasien

2 : Menerima operan jaga malam dengan laporan jumlah pasien yang menjadi

tanggung jawabnya dan pelaksanaan terapi dan tindakan

3 : Menerima operan jaga malam dengan laporan jumlah pasien yang menjadi

tanggung jawabnya , nama pasien dan pelaksanaan perencanaan yang telah dibuat

dan dievaluasi

No 3 :

0. : Tidak melakuan keliling pasie yang menjadi tanggung jawabnya

1. : Melakukan konfirmasi tentang kondisi pasien hanya yang dilaporkan ada masalah

2. : Melakukan konfirmasi ke semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya hanya

tentang pelaksanaan advis Dokter dan kondisi pasien saat ini

3. : melakukan konfirmsi ke semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya baik

mengenai advis Dokter maupun , evaluasi Asuhan keperawatan maupun kondisi

pasien saat ini

No 4 :

0. : Tidak melakukan doa bersama diawal maupun diakhir tugas

1. : Kadang melakukan doa kadang tidak melakukan doa

2. :Hanya melakukan doa bersama diawal tyugas saja

3. : Melakukan doa bersama diawal dan diakhir tugas

No 5:

0. : Tidak melakukan pre conference

1. : Kadang melakukan pre conference kadang tidak

2. : Melakukan pre conference hanya membahas pasien tertentu yang menjadi

tanggung jawabnya

3. : melakukan preconference membahas semua pasien yang menjadi tanggung

jawabnya.

No 6 ;

0. : Tidak dilakukan pembagian tugas

1. : Melakukan pembagian tugas semaunya

2. : Melakukan pembagian tugas berdasarkan kemampuan PA tanpa ikut serta

berperan akatif

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 130: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

3. : Melakukan pembagian tugas berdasarkan kemampuan PA dengan ikut serta

berperan akatif

No 7 :

0. : Tidak melakukan proses keperawatan

1. : Melakukan proses keperawatan pada sebagian pasien, dokumentasi tidak lengkap

2. : Melakukan proses keperawatan pada semua pasien yang menjadi tanggung

jawabnya namun dokumentasi tidak lengkap

3. :Melakukan proses keperawatan pada semua pasien yang menjadi tanggung

jawabnya dan didokumentasikan dengan lengkap

No 8 :

0. :Tidak memonitor maupun membimbing tugas PA

1. : Memonitor tugas PA tanpa membimbing

2. : Membimbing tugas PA tanpa dimonitor

3. : Memonitor dan membimbing tugas PA

No 9 :

0. :Tidak pernah membantu tugas PA

1. : Jarang membantu tugas PA

2. : Sering membantu tugas PA

3. : Selalu membantu tugas PA

No 10 :

0. :Tak pernah mengoreksi, merivisi dan melengkapi catatan asuhan keperawatan yang

dilakukan oleh PA

1. : Jarang mengoreksi, merivisi dan melengkapi catatan asuhan keperawatan yang

dilakukan oleh PA

2. : Sering mengoreksi, merivisi dan melengkapi catatan asuhan keperawatan yang

dilakukan oleh PA

3. :Selalu mengoreksi, merivisi dan melengkapi catatan asuhan keperawatan yang

dilakukan oleh PA

No 11 :

0. :Tak pernah melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien yang menjadi tanggung

jawabnya

1. : Melakukan evaluasi hasil kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya hanya

kalau diminta oleh PA

2. : Melakukan evaluasi hasil kepada sebagian pasien yang menjadi tanggung

jawabnya

3. : Melakukan evaluasi hasil kepada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya

No 12:

0. :Tidak pernah melakukan post konference

1. : Jarang melakukan post conference diakhir tugas

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 131: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

2. : Sering melakukan post conference diakhir tugas

3. : Selalu melakukan post conference diakhir tugas

No 13 :

0. :Tak pernah mendampingi PA dalam operan tugas

1. : Jarang mendampingi PA dalam operan tugas

2. : Serint mendampingi PA dalam operan tugas

3. : Selalu mendampingi PA dalam operan tugas

No 14 :

0. :Tak pernah memperkenalkan PA yang ada dalam satu grup kepada pasien baru

yang akan menjadi tanggung jawabnya

1. : Jarang memperkenalkan PA yang ada dalam satu grup kepada pasien baru yang

akan menjadi tanggung jawabnya

2. : Sering memperkenalkan PA yang ada dalam satu grup kepada pasien baru yang

akan menjadi tanggung jawabnya

3. : Selalu memperkenalkan PA yang ada dalam satu grup kepada pasien baru yang

akan menjadi tanggung jawabnya

No 15 :

0. : Tak pernah mendelegasikan tugas kepada PA pada pagi/siang/malam

1. : Jarang mendelegasikan tugas kepada PA pada pagi/siang/malam

2. : Sering mendelegasikan tugas kepada PA pada pagi/siang/malam

3. : Selalu mendelegasikan tugas kepada PA pada pagi/siang/malam

No 16 :

0. : Tak pernah melaksanakan pendelagasian tugas PJ Ruang bila pagi hari tak

bertugas

1. : Jarang melaksanakan pendelagasian tugas PJ Ruang bila pagi hari tak bertugas

2. : Sering melaksanakan pendelagasian tugas PJ Ruang bila pagi hari tak bertugas

3. :Selalu melaksanakan pendelagasian tugas PJ Ruang bila pagi hari tak bertugas

No 17 :

0. : Tak pernah melakukan tugas lain sesuai uraian tugas PP

1. : jarang melakukan tugas lain sesuai uraian tugas PP

2. : Sering melakukan tugas lain sesuai uraian tugas PP

3. : Selalu melakukan tugas lain sesuai uraian tugas PP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 132: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Petunjuk pengisian lembar observasi Implementasi MPM pada

PA No 1 :

0. Tidak melakukan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari dan kepada PA yang

ada dalam satu grup

1. : Melakukan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari dan kepada PA yang ada

dalam satu grup hanya melaporkan jumlah pasien

2. : Melakukan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari dan kepada PA yang ada

dalam satu grup hanya melaporkan jumlah pasien dan masalah yang penting saja

3. :Melakukan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari dan kepada PA yang ada

dalam satu grup dengan melaporkan jumlah pasien yang menjadi tanggung

jawabnya , nama pasien dan pelaksanaan perencanaan yang telah dibuat dan

dievaluasi

No 2 :

0. : Tidak melakuan keliling pasien yang menjadi tanggung jawabnya

1. : Melakukan konfirmasi tentang kondisi pasien hanya yang dilaporkan ada masalah

2. : Melakukan konfirmasi ke semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya hanya

tentang pelaksanaan advis Dokter dan kondisi pasien saat ini

3. : melakukan konfirmsi ke semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya baik

mengenai advis Dokter maupun , evaluasi Asuhan keperawatan maupun kondisi

pasien saat ini

No 3

0. : Tidak melakukan doa bersama diawal maupun diakhir tugas

1. : Kadang melakukan doa kadang tidak melakukan doa

2. :Hanya melakukan doa bersama diawal tugas saja

3. : Melakukan doa bersama diawal dan diakhir tugas

No 4:

0. : Tidak mengikuti pre conference yang dilakukan PP

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 133: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

1. : Kadang mengikuti pre conference kadang tidak

2. : Mengikuti pre conference namun kurang memperhatikan

3. : Mengikuti preconferen dengan penuh perhatian

No 5 ;

0. : Tidak melaksanakan askep kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya

1. : Jarang melaksanakan askep kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya

2. : Sering melaksanakan askep kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya

3. : Selalu melaksanakan askep kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya

No 6 :

0. :Tidak memonitor respon pasien

1. : Memonitor respon sebagian pasien yang menjadi tanggung jawabnya namun

tidak didokumentasikan

2. : Memonitor respon semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya namun

hanya sebagian yang didokumentasikan

3. : Memonitor respon semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan

didokumentasikan

No 7 :

0. Tidak pernah melakukan konsulatasi mengenai masalah pasien kepada PP

1. : Jarang melakukan konsulatasi mengenai masalah pasien kepada PP

2. : Sering melakukan konsulatasi mengenai masalah pasien kepada PP

3. : Selalu melakukan konsulatasi mengenai masalah pasien kepada PP

No 8 :

0. Tak pernah membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien

yang menjadi tanggung jawabnya

1. : Jarang membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang

menjadi tanggung jawabnya

2. : Sering membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang

menjadi tanggung jawabnya

3. : Selalu membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang

menjadi tanggung jawabnya

No 9 :

0. Tak pernah menanggapi dan mengatasi keluahan pasien yang menjadi tanggung

jawabnya

1. : Jarang menanggapi dan mengatasi keluahan pasien yang menjadi tanggung

jawabnya

2. : Sering menanggapi dan mengatasi keluahan pasien yang menjadi tanggung

jawabnya

3. : Selalu menanggapi dan mengatasi keluahan pasien yang menjadi tanggung

jawabnya

No 10 :

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 134: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

0. Tak pernah melengkapi catatan asuhan keperawatan pasien yang menjadi tanggung

jawabnya

1. : Jarang melengkapi catatan asuhan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya

2. : Sering melengkapi catatan asuhan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya

3. : Selalu melengkapi catatan asuhan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya

No 11 :

0. Tak pernah melakukan evaluasi askep pada setiap pasien yang menjadi tanggung

jawabnya

1. : Melakukan evaluasi askep hanya kalau diminta PP

2. : Melakukan evaluasi askep pada sebagian pasien yang menjadi tanggung jawabnya

3. : Melakukan evaluasi askep pada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya

No 12 :

0. :Tidak pernah mengikuti post conference yang dilakukan PP

1. : jarang mengikuti post conference yang dilakukan PP

2. : Sering mengikuti post conference yang dilakukan PP

3. : Selalu mengikuti post conference yang dilakukan PP

No 13 :

0. :Tak pernah mengenalkan diri pada pasien baru yang akan menjadi tanggung

jawabnya bila tak ada PP

1. : Jarang mengenalkan diri pada pasien baru yang akan menjadi tanggung jawabnya

bila tak ada PP

2. : Sering mengenalkan diri pada pasien baru yang akan menjadi tanggung jawabnya

bila tak ada PP

3. mengenalkan diri pada pasien baru yang akan menjadi tanggung jawabnya bila tak

ada PP

No 14 :

0. Tak pernah melaksanakan tugas pendelegasian tugas PP pasa pagi/siang/malam

1. : Jarang melaksanakan tugas pendelegasian tugas PP pasa pagi/siang/malam

2. : Sering melaksanakan tugas pendelegasian tugas PP pasa pagi/siang/malam

3. : Selalu melaksanakan tugas pendelegasian tugas PP pasa pagi/siang/malam

No 15 :

0. Tak pernah melakukan koordinasi dengan PP/PJR/Dokter/Tim kesehatan lain bila

ada masalah pasien pada siang/malam/hari libur

1. : Jarang melakukan koordinasi dengan PP/?PJR/Dokter/Tim kesehatan lain bila ada

masalah pasien pada siang/malam/hari libur

2. : Sering melakukan koordinasi dengan PP/PJR/Dokter/Tim kesehatan lain bila ada

masalah pasien pada siang/malam/hari libumelakukan koordinasi dengan

PP/?PJR/Dokter/Tim kesehatan lain bila ada masalah pasien pada siang/malam/hari

libur

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 135: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

3. : Selalu melakukan koordinasi dengan PP/PJR/Dokter/Tim kesehatan lain bila ada

masalah pasien pada siang/malam/hari libur

No 16 :

0. Tak pernah melakukan tugas lain sesuai uraian tuga PA

1. : jarang melakukan tugas lain sesuai uraian tuga PA

2. : Sering melakukan tugas lain sesuai uraian tuga PA

3. : Selalu melakukan tugas lain sesuai uraian tuga PA

Petunjuk pengisian lembar observasi Implementasi Komunikasi

aterapeutik pada PP dan PA No 1 :

0. : Tidak membaca catatan medis pasien

1. : Membaca catatan medis pasien namun tidak mengerti tujuan tindakan

2. : Membaca catatan medis pasien dan mengerti tujuan tindakan

3. : Membaca catatan medis pasien , mengerti dan memahami tujuan tindakan

No 2 :

0. : Tidak cuci tangan sebelum tindakan

1. : Cuci tangan bukan pada air yang mengalir tanpa sabun

2. : Cuci tangan pada air yang mengalir tanpa sabun

3. : Cuci tangan pada air yang mengalir dan dengan sabun

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 136: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

No 3 :

0. Tidak menyiapkan alat yang akan dipakai

1. : Meyiapkan alat yang akan dipakai kurang lengkap 2 macam atau lebih

2. : Meyiapkan alat yang akan dipakai kurang lengkap 1 macam alat

3. : meyiapkan alat dengan lengkap

No 4 :

0. : Tidak memberikan salam pada pasien

1. : Memberikan salam pada pasien tanpa menyebut nama

2. : Memberikan salam pada pasien dengan menyebut nama tanpa tersenyum

3. : Memberikan salam pada pasien dengan menyebut nama sambil tersenyum

No 5 :

0. :Tidak menjelaskan tujuan tindakan kepada pasien

1. : Hanya menjelaskan tujuan tindakan kepada pasien tanpa member kesempatan

untuk bertanya

2. : Menjelaskan tujuan tindakan kepada pasien dan memberi kesempatan pasien

untuk bertanya tapi jawabannya kurang dimengerti pasien

3. : Menjelaskan tujuan tindakan kepada pasien dan memberi kesempatan pasien

untuk bertanya tapi jawabannya dapat dimengerti pasien

No 6 :

0. : Tidak menjaga privasi pasien

1. : Menjaga privasi dengan menutup pintu/sebagian gorden

2. : Menjaga privasi pasien dengan menutup pintu/ sebagian gorden namun pasien

masih terlihat kurang nyaman/malu

3. : Menjaga privasi pasien dengan menutup pintu/gorden sampai pasien terasa

nyaman.

No 7 :

0. : Alat tidak didekatkan ke pasien

1. : Alat didekatkan ke pasien namun masih diluar jangkauan perawat yang bertugas

2. : Alat didekatkan ke pasien , terjangkau perawat yang bertugas namun masih

memerlukan bantuan petugas lain dalam pelaksanaan tindakan

3. : Alat didekatkan ke pasien terjangkau perawat yang bertugas dan tidak

memerlukan bantuan perawat lain dalam pelaksanaan tindakan

No 8 :

0. : Tidak mengatur posisi pasien

1. : Mengatur posisi pasien namun tidak pas

2. : Mengatur posisi pasien namun kurang pas

3. : Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan

No 9 :

0. : Tidak mampu melakukan tindakan

1. : Melakukan tindakan tidak trampil

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 137: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

2. : Melakukan tindakan kurang trampil

3. : Melakukan tindakan dengan trampil

No 10 :

0. : Tidak mengevaluasi keadaan pasien

1. : Mengevaluasi keadaan pasien tidak lengkap

2. : Mengevaluasi keadaan kurang lengkap

3. : Mengevaluasi keadaan pasien dengan lengkap

No 11 :

0. : Tidak menjelaskan hasil tindakan

1. : Menjelaskan hasil tindakan tidak jelas sehingga pasien tidak mengerti

2. : Menjelaskan hasil tindakan kurang jelas sehingga pasien kurang mengerti

3. : Menjelaskan hasil tindakan dengan jelas sehingga pasien mengerti

No 12 :

0. : Tidak mengembalikan posisi pasien

1. : Mengembalikan posisi pasien namun tidak sesuai dengan kebutuhan pasien

2. : Mengembalikan posisi pasien kurang sesuai dengan kebutuhan pasien

3. : Mengembalikan posisi pasien sesuai dengan kebutuhan pasien

No 13 :

0. : Tidak mengucapkan terima kasih

1. : Mengucapkan terima kasih tidak tulus

2. : Mengucapkan terima kasih kurang tulus

3. : Mengucapkan terima kasih dengan tulus

No 14 : \

0. : Tidak kontrak waktu rencana tindak lanjut

1. : Kontrak waktu rencana tindak lanjut , tempat dan waktu tidak pasti

2. : Kontrak waktu rencana tindak lanjut , tempat dan waktu kurang pasti

3. : Kontrak waktu rencana tindak lanjut , dengan tempat dan waktu pasti

N0 15 :

0. : Tidak melakukan dokumentasi

1. : Melakukan dokumentasi tidak lengkap

2. : Melakukan dokumentasi kurang lengkap

3. : Melakukan dokumentasi dengan lengkap

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 138: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Uji Validitas

Correlations

1 .393** .364** .223* .371** .173 .327** .308** .096 .294** .204 .398**

.000 .000 .035 .000 .102 .002 .003 .366 .005 .054 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.393** 1 .502** .362** .342** .219* .465** .219* .185 .248* .366** .570**

.000 .000 .000 .001 .038 .000 .038 .081 .018 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.364** .502** 1 .484** .432** .271** .444** .429** .286** .324** .387** .681**

.000 .000 .000 .000 .010 .000 .000 .006 .002 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.223* .362** .484** 1 .367** .454** .347** .248* .165 .186 .354** .653**

.035 .000 .000 .000 .000 .001 .018 .119 .080 .001 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.371** .342** .432** .367** 1 .321** .464** .322** .250* .346** .383** .609**

.000 .001 .000 .000 .002 .000 .002 .017 .001 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.173 .219* .271** .454** .321** 1 .428** .245* .189 .196 .211* .572**

.102 .038 .010 .000 .002 .000 .020 .074 .064 .046 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.327** .465** .444** .347** .464** .428** 1 .301** .179 .397** .313** .687**

.002 .000 .000 .001 .000 .000 .004 .091 .000 .003 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.308** .219* .429** .248* .322** .245* .301** 1 .457** .527** .424** .538**

.003 .038 .000 .018 .002 .020 .004 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.096 .185 .286** .165 .250* .189 .179 .457** 1 .612** .472** .544**

.366 .081 .006 .119 .017 .074 .091 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.294** .248* .324** .186 .346** .196 .397** .527** .612** 1 .467** .528**

.005 .018 .002 .080 .001 .064 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.204 .366** .387** .354** .383** .211* .313** .424** .472** .467** 1 .617**

.054 .000 .000 .001 .000 .046 .003 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.398** .570** .681** .653** .609** .572** .687** .538** .544** .528** .617** 1

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

P11

Total

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 Total

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 139: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Correlations

1 .335** .336** .297** .381** .455** .209* .180 .285** .207* .317** .603**

.001 .001 .005 .000 .000 .048 .089 .006 .050 .002 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.335** 1 .576** .432** .387** .325** .401** .327** .299** .450** .241* .670**

.001 .000 .000 .000 .002 .000 .002 .004 .000 .022 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.336** .576** 1 .484** .471** .380** .268* .380** .257* .280** .279** .639**

.001 .000 .000 .000 .000 .011 .000 .015 .007 .008 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.297** .432** .484** 1 .499** .198 .317** .337** .321** .423** .455** .619**

.005 .000 .000 .000 .061 .002 .001 .002 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.381** .387** .471** .499** 1 .553** .386** .455** .220* .330** .401** .656**

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .038 .001 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.455** .325** .380** .198 .553** 1 .311** .282** .298** .349** .283** .610**

.000 .002 .000 .061 .000 .003 .007 .004 .001 .007 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.209* .401** .268* .317** .386** .311** 1 .552** .520** .433** .383** .575**

.048 .000 .011 .002 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.180 .327** .380** .337** .455** .282** .552** 1 .430** .483** .440** .509**

.089 .002 .000 .001 .000 .007 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.285** .299** .257* .321** .220* .298** .520** .430** 1 .524** .387** .548**

.006 .004 .015 .002 .038 .004 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.207* .450** .280** .423** .330** .349** .433** .483** .524** 1 .489** .628**

.050 .000 .007 .000 .001 .001 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.317** .241* .279** .455** .401** .283** .383** .440** .387** .489** 1 .616**

.002 .022 .008 .000 .000 .007 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.603** .670** .639** .619** .656** .610** .575** .509** .548** .628** .616** 1

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

P21

P22

Total

P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 Total

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 140: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Correlations

1 .419** .409** .410** .492** .245* .198 .081 .294** .280** .318** .486**

.000 .000 .000 .000 .020 .062 .450 .005 .008 .002 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.419** 1 .522** .243* .380** .249* .264* .159 .267* .580** .267* .535**

.000 .000 .021 .000 .018 .012 .133 .011 .000 .011 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.409** .522** 1 .482** .373** .247* .257* .209* .473** .366** .397** .631**

.000 .000 .000 .000 .019 .014 .048 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.410** .243* .482** 1 .379** .313** .172 .333** .469** .363** .498** .618**

.000 .021 .000 .000 .003 .105 .001 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.492** .380** .373** .379** 1 .547** .493** .324** .410** .488** .473** .569**

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.245* .249* .247* .313** .547** 1 .764** .614** .550** .375** .421** .668**

.020 .018 .019 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.198 .264* .257* .172 .493** .764** 1 .624** .550** .377** .328** .633**

.062 .012 .014 .105 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.081 .159 .209* .333** .324** .614** .624** 1 .475** .244* .449** .591**

.450 .133 .048 .001 .002 .000 .000 .000 .021 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.294** .267* .473** .469** .410** .550** .550** .475** 1 .389** .413** .620**

.005 .011 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.280** .580** .366** .363** .488** .375** .377** .244* .389** 1 .460** .572**

.008 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .021 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.318** .267* .397** .498** .473** .421** .328** .449** .413** .460** 1 .676**

.002 .011 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.486** .535** .631** .618** .569** .668** .633** .591** .620** .572** .676** 1

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

P23

P24

P25

P26

P27

P28

P29

P30

P31

P32

P33

Total

P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 Total

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 141: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Correlations

1 .331** .342** .288** .281** .343** .306** .364** .353** .555**

.001 .001 .006 .007 .001 .003 .000 .001 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.331** 1 .556** .556** .575** .371** .408** .411** .374** .746**

.001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.342** .556** 1 .428** .449** .224* .331** .300** .322** .651**

.001 .000 .000 .000 .034 .001 .004 .002 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.288** .556** .428** 1 .449** .517** .503** .519** .361** .592**

.006 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.281** .575** .449** .449** 1 .538** .524** .332** .266* .666**

.007 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .011 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.343** .371** .224* .517** .538** 1 .604** .567** .313** .628**

.001 .000 .034 .000 .000 .000 .000 .003 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.306** .408** .331** .503** .524** .604** 1 .497** .438** .600**

.003 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.364** .411** .300** .519** .332** .567** .497** 1 .556** .586**

.000 .000 .004 .000 .001 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.353** .374** .322** .361** .266* .313** .438** .556** 1 .555**

.001 .000 .002 .000 .011 .003 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.555** .746** .651** .592** .666** .628** .600** .586** .555** 1

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

P34

P35

P36

P37

P38

P39

P40

P41

P42

Total

P34 P35 P36 P37 P38 P39 P40 P41 P42 Total

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 142: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

90 100.0

0 .0

90 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.956 42

Cronbach's

Alpha N of Items

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 143: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Item-Total Statistics

87.26 163.496 .358 .956

87.10 159.507 .532 .955

86.86 159.541 .660 .955

86.87 159.960 .632 .955

86.98 158.988 .579 .955

87.06 162.592 .551 .955

87.11 156.819 .659 .955

86.88 160.535 .500 .956

86.93 161.254 .516 .955

86.89 162.392 .500 .955

86.99 160.191 .589 .955

87.02 161.370 .583 .955

87.04 159.324 .653 .955

86.99 160.573 .617 .955

86.98 160.044 .591 .955

86.93 159.748 .635 .955

87.06 158.840 .581 .955

86.99 160.708 .548 .955

87.03 161.493 .476 .956

87.07 161.906 .523 .955

87.06 160.435 .605 .955

87.00 160.315 .588 .955

87.03 162.549 .460 .956

86.94 161.177 .505 .955

87.00 160.067 .608 .955

87.03 159.875 .599 .955

87.01 162.011 .547 .955

86.98 160.898 .649 .955

87.00 161.169 .611 .955

86.98 162.134 .571 .955

87.04 160.380 .598 .955

87.06 160.547 .543 .955

87.10 158.338 .652 .955

87.07 161.501 .528 .955

87.33 152.045 .714 .955

87.02 159.078 .624 .955

87.03 160.594 .569 .955

87.07 160.512 .646 .955

87.02 161.528 .607 .955

87.06 160.750 .579 .955

87.07 161.119 .560 .955

87.00 161.708 .530 .955

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

P21

P22

P23

P24

P25

P26

P27

P28

P29

P30

P31

P32

P33

P34

P35

P36

P37

P38

P39

P40

P41

P42

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 144: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Uji Validitas

Correlations

1 .393** .364** .223* .371** .173 .327** .308** .096 .294** .204 .398**

.000 .000 .035 .000 .102 .002 .003 .366 .005 .054 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.393** 1 .502** .362** .342** .219* .465** .219* .185 .248* .366** .570**

.000 .000 .000 .001 .038 .000 .038 .081 .018 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.364** .502** 1 .484** .432** .271** .444** .429** .286** .324** .387** .681**

.000 .000 .000 .000 .010 .000 .000 .006 .002 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.223* .362** .484** 1 .367** .454** .347** .248* .165 .186 .354** .653**

.035 .000 .000 .000 .000 .001 .018 .119 .080 .001 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.371** .342** .432** .367** 1 .321** .464** .322** .250* .346** .383** .609**

.000 .001 .000 .000 .002 .000 .002 .017 .001 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.173 .219* .271** .454** .321** 1 .428** .245* .189 .196 .211* .572**

.102 .038 .010 .000 .002 .000 .020 .074 .064 .046 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.327** .465** .444** .347** .464** .428** 1 .301** .179 .397** .313** .687**

.002 .000 .000 .001 .000 .000 .004 .091 .000 .003 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.308** .219* .429** .248* .322** .245* .301** 1 .457** .527** .424** .538**

.003 .038 .000 .018 .002 .020 .004 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.096 .185 .286** .165 .250* .189 .179 .457** 1 .612** .472** .544**

.366 .081 .006 .119 .017 .074 .091 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.294** .248* .324** .186 .346** .196 .397** .527** .612** 1 .467** .528**

.005 .018 .002 .080 .001 .064 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.204 .366** .387** .354** .383** .211* .313** .424** .472** .467** 1 .617**

.054 .000 .000 .001 .000 .046 .003 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.398** .570** .681** .653** .609** .572** .687** .538** .544** .528** .617** 1

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

P11

Total

P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 Total

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 145: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Correlations

1 .335** .336** .297** .381** .455** .209* .180 .285** .207* .317** .603**

.001 .001 .005 .000 .000 .048 .089 .006 .050 .002 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.335** 1 .576** .432** .387** .325** .401** .327** .299** .450** .241* .670**

.001 .000 .000 .000 .002 .000 .002 .004 .000 .022 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.336** .576** 1 .484** .471** .380** .268* .380** .257* .280** .279** .639**

.001 .000 .000 .000 .000 .011 .000 .015 .007 .008 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.297** .432** .484** 1 .499** .198 .317** .337** .321** .423** .455** .619**

.005 .000 .000 .000 .061 .002 .001 .002 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.381** .387** .471** .499** 1 .553** .386** .455** .220* .330** .401** .656**

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .038 .001 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.455** .325** .380** .198 .553** 1 .311** .282** .298** .349** .283** .610**

.000 .002 .000 .061 .000 .003 .007 .004 .001 .007 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.209* .401** .268* .317** .386** .311** 1 .552** .520** .433** .383** .575**

.048 .000 .011 .002 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.180 .327** .380** .337** .455** .282** .552** 1 .430** .483** .440** .509**

.089 .002 .000 .001 .000 .007 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.285** .299** .257* .321** .220* .298** .520** .430** 1 .524** .387** .548**

.006 .004 .015 .002 .038 .004 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.207* .450** .280** .423** .330** .349** .433** .483** .524** 1 .489** .628**

.050 .000 .007 .000 .001 .001 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.317** .241* .279** .455** .401** .283** .383** .440** .387** .489** 1 .616**

.002 .022 .008 .000 .000 .007 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.603** .670** .639** .619** .656** .610** .575** .509** .548** .628** .616** 1

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

P21

P22

Total

P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 Total

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 146: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Correlations

1 .419** .409** .410** .492** .245* .198 .081 .294** .280** .318** .486**

.000 .000 .000 .000 .020 .062 .450 .005 .008 .002 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.419** 1 .522** .243* .380** .249* .264* .159 .267* .580** .267* .535**

.000 .000 .021 .000 .018 .012 .133 .011 .000 .011 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.409** .522** 1 .482** .373** .247* .257* .209* .473** .366** .397** .631**

.000 .000 .000 .000 .019 .014 .048 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.410** .243* .482** 1 .379** .313** .172 .333** .469** .363** .498** .618**

.000 .021 .000 .000 .003 .105 .001 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.492** .380** .373** .379** 1 .547** .493** .324** .410** .488** .473** .569**

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.245* .249* .247* .313** .547** 1 .764** .614** .550** .375** .421** .668**

.020 .018 .019 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.198 .264* .257* .172 .493** .764** 1 .624** .550** .377** .328** .633**

.062 .012 .014 .105 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.081 .159 .209* .333** .324** .614** .624** 1 .475** .244* .449** .591**

.450 .133 .048 .001 .002 .000 .000 .000 .021 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.294** .267* .473** .469** .410** .550** .550** .475** 1 .389** .413** .620**

.005 .011 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.280** .580** .366** .363** .488** .375** .377** .244* .389** 1 .460** .572**

.008 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .021 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.318** .267* .397** .498** .473** .421** .328** .449** .413** .460** 1 .676**

.002 .011 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.486** .535** .631** .618** .569** .668** .633** .591** .620** .572** .676** 1

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

P23

P24

P25

P26

P27

P28

P29

P30

P31

P32

P33

Total

P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 Total

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 147: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Correlations

1 .331** .342** .288** .281** .343** .306** .364** .353** .555**

.001 .001 .006 .007 .001 .003 .000 .001 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.331** 1 .556** .556** .575** .371** .408** .411** .374** .746**

.001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.342** .556** 1 .428** .449** .224* .331** .300** .322** .651**

.001 .000 .000 .000 .034 .001 .004 .002 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.288** .556** .428** 1 .449** .517** .503** .519** .361** .592**

.006 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.281** .575** .449** .449** 1 .538** .524** .332** .266* .666**

.007 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .011 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.343** .371** .224* .517** .538** 1 .604** .567** .313** .628**

.001 .000 .034 .000 .000 .000 .000 .003 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.306** .408** .331** .503** .524** .604** 1 .497** .438** .600**

.003 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.364** .411** .300** .519** .332** .567** .497** 1 .556** .586**

.000 .000 .004 .000 .001 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.353** .374** .322** .361** .266* .313** .438** .556** 1 .555**

.001 .000 .002 .000 .011 .003 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

.555** .746** .651** .592** .666** .628** .600** .586** .555** 1

.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000

90 90 90 90 90 90 90 90 90 90

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

P34

P35

P36

P37

P38

P39

P40

P41

P42

Total

P34 P35 P36 P37 P38 P39 P40 P41 P42 Total

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 148: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Reliability Scale: ALL VARIABLES

Case Processing Summary

90 100.0

0 .0

90 100.0

Valid

Excludeda

Total

Cases

N %

Listwise deletion based on all

variables in the procedure.

a.

Reliability Statistics

.956 42

Cronbach's

Alpha N of Items

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 149: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Item-Total Statistics

87.26 163.496 .358 .956

87.10 159.507 .532 .955

86.86 159.541 .660 .955

86.87 159.960 .632 .955

86.98 158.988 .579 .955

87.06 162.592 .551 .955

87.11 156.819 .659 .955

86.88 160.535 .500 .956

86.93 161.254 .516 .955

86.89 162.392 .500 .955

86.99 160.191 .589 .955

87.02 161.370 .583 .955

87.04 159.324 .653 .955

86.99 160.573 .617 .955

86.98 160.044 .591 .955

86.93 159.748 .635 .955

87.06 158.840 .581 .955

86.99 160.708 .548 .955

87.03 161.493 .476 .956

87.07 161.906 .523 .955

87.06 160.435 .605 .955

87.00 160.315 .588 .955

87.03 162.549 .460 .956

86.94 161.177 .505 .955

87.00 160.067 .608 .955

87.03 159.875 .599 .955

87.01 162.011 .547 .955

86.98 160.898 .649 .955

87.00 161.169 .611 .955

86.98 162.134 .571 .955

87.04 160.380 .598 .955

87.06 160.547 .543 .955

87.10 158.338 .652 .955

87.07 161.501 .528 .955

87.33 152.045 .714 .955

87.02 159.078 .624 .955

87.03 160.594 .569 .955

87.07 160.512 .646 .955

87.02 161.528 .607 .955

87.06 160.750 .579 .955

87.07 161.119 .560 .955

87.00 161.708 .530 .955

P1

P2

P3

P4

P5

P6

P7

P8

P9

P10

P11

P12

P13

P14

P15

P16

P17

P18

P19

P20

P21

P22

P23

P24

P25

P26

P27

P28

P29

P30

P31

P32

P33

P34

P35

P36

P37

P38

P39

P40

P41

P42

Scale Mean if

Item Deleted

Scale

Variance if

Item Deleted

Corrected

Item-Total

Correlation

Cronbach's

Alpha if Item

Deleted

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 150: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Frequencies

NPar Tests

Statistics

30 30 30

0 0 0

35,3500 33,4900 87,5600

1,07191 ,97845 2,38748

35,5000 32,8500 84,8500

27,70a 33,00 80,00a

5,87107 5,35919 13,07677

34,469 28,721 171,002

21,00 19,00 42,30

24,30 24,30 67,00

45,30 43,30 109,30

1060,50 1004,70 2626,80

Valid

Missing

N

Mean

Std. Error of Mean

Median

Mode

Std. Deviation

Variance

Range

Minimum

Maximum

Sum

Implementasi

Model Primer

Modifikasi

Implementasi

Komunikasi

Terapeutik

Kepuasan

Pasien

Multiple modes exist. The smallest value is showna.

One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test

30 30 30

35,3500 33,4900 87,5600

5,87107 5,35919 13,07677

,089 ,181 ,123

,089 ,181 ,123

-,077 -,143 -,121

,487 ,990 ,673

,972 ,281 ,756

N

Mean

Std. Deviation

Normal Parameters a,b

Absolute

Positive

Negative

Most Extreme

Differences

Kolmogorov-Smirnov Z

Asymp. Sig. (2-tailed)

Implementasi

Model Primer

Modifikasi

Implementasi

Komunikasi

Terapeutik

Kepuasan

Pasien

Test distribution is Normal.a.

Calculated from data.b.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 151: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

ANOVA Table

4775,262 25 191,010 4,157 ,087

2245,408 1 2245,408 48,869 ,002

2529,854 24 105,411 2,294 ,219

183,790 4 45,947

4959,052 29

(Combined)

Linearity

Deviation from Linearity

Between

Groups

Within Groups

Total

Kepuasan Pasien *

Implementasi Model

Primer Modifikasi

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Collinearity Diagnosticsa

2,978 1,000 ,00 ,00 ,00

,014 14,403 ,99 ,20 ,11

,007 19,988 ,01 ,80 ,89

Dimension

1

2

3

Model

1

Eigenvalue

Condition

Index (Constant)

Implementasi

Model Primer

Modifikasi

Implementasi

Komunikasi

Terapeutik

Variance Proportions

Dependent Variable: Kepuasan Pasiena.

ANOVA Table

4740,540 23 206,110 5,659 ,020

2275,323 1 2275,323 62,477 ,000

2465,217 22 112,055 3,077 ,083

218,512 6 36,419

4959,052 29

(Combined)

Linearity

Deviation from Linearity

Between

Groups

Within Groups

Total

Kepuasan Pasien *

Implementasi

Komunikasi Terapeutik

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 152: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Multikolinieritas

Correlations

Coefficientsa

,508 1,968

,508 1,968

Implementasi Model

Primer Modifikasi

Implementasi

Komunikasi Terapeutik

Model

1

Tolerance VIF

Collinearity Statistics

Dependent Variable: Kepuasan Pasiena.

Correlations

1 ,701** ,673**

,000 ,000

30 30 30

,701** 1 ,677**

,000 ,000

30 30 30

,673** ,677** 1

,000 ,000

30 30 30

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Pearson Correlation

Sig. (2-tailed)

N

Implementasi Model

Primer Modifikasi

Implementasi

Komunikasi Terapeutik

Kepuasan Pasien

Implementasi

Model Primer

Modifikasi

Implementasi

Komunikasi

Terapeutik

Kepuasan

Pasien

Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 153: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Regression

Descriptive Statistics

87,5600 13,07677 30

35,3500 5,87107 30

33,4900 5,35919 30

Kepuasan Pasien

Implementasi Model

Primer Modifikasi

Implementasi

Komunikasi Terapeutik

Mean Std. Deviation N

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 154: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Correlations

1,000 ,673 ,677

,673 1,000 ,701

,677 ,701 1,000

. ,000 ,000

,000 . ,000

,000 ,000 .

30 30 30

30 30 30

30 30 30

Kepuasan Pasien

Implementasi Model

Primer Modifikasi

Implementasi

Komunikasi Terapeutik

Kepuasan Pasien

Implementasi Model

Primer Modifikasi

Implementasi

Komunikasi Terapeutik

Kepuasan Pasien

Implementasi Model

Primer Modifikasi

Implementasi

Komunikasi Terapeutik

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Kepuasan

Pasien

Implementasi

Model Primer

Modifikasi

Implementasi

Komunikasi

Terapeutik

Variables Entered/Removedb

Implement

asi Model

Primer

Modifikasia

. Enter

Model

1

Variables

Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: Kepuasan Pasienb.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 155: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Model Summary

,673a ,453 ,433 9,84459 ,453 23,169 1 28 ,000

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

Change Statistics

Predictors: (Constant), Implementasi Model Primer Modifikasia.

ANOVAb

2245,408 1 2245,408 23,169 ,000a

2713,644 28 96,916

4959,052 29

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Implementasi Model Primer Modifikasia.

Dependent Variable: Kepuasan Pasienb.

Coefficientsa

34,579 11,153 3,100 ,004

1,499 ,311 ,673 4,813 ,000 ,673 ,673 ,673

(Constant)

Implementasi Model

Primer Modifikasi

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Zero-order Partial Part

Correlations

Dependent Variable: Kepuasan Pasiena.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 156: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Descriptive Statistics

87,5600 13,07677 30

33,4900 5,35919 30

Kepuasan Pasien

Implementasi

Komunikasi Terapeutik

Mean Std. Deviation N

Correlations

1,000 ,677

,677 1,000

. ,000

,000 .

30 30

30 30

Kepuasan Pasien

Implementasi

Komunikasi Terapeutik

Kepuasan Pasien

Implementasi

Komunikasi Terapeutik

Kepuasan Pasien

Implementasi

Komunikasi Terapeutik

Pearson Correlation

Sig. (1-tailed)

N

Kepuasan

Pasien

Implementasi

Komunikasi

Terapeutik

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 157: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Variables Entered/Removedb

Implement

asi

Komunika

si

Terapeutika

. Enter

Model

1

Variables

Entered

Variables

Removed Method

All requested variables entered.a.

Dependent Variable: Kepuasan Pasienb.

Model Summary

,677a ,459 ,439 9,79017 ,459 23,739 1 28 ,000

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

Change Statistics

Predictors: (Constant), Implementasi Komunikasi Terapeutika.

ANOVAb

2275,323 1 2275,323 23,739 ,000a

2683,729 28 95,847

4959,052 29

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Implementasi Komunikasi Terapeutika.

Dependent Variable: Kepuasan Pasienb.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 158: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

Coefficientsa

32,207 11,501 2,801 ,009

1,653 ,339 ,677 4,872 ,000 ,677 ,677 ,677

(Constant)

Implementasi

Komunikasi Terapeutik

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Zero-order Partial Part

Correlations

Dependent Variable: Kepuasan Pasiena.

Descriptive Statistics

87,5600 13,07677 30

35,3500 5,87107 30

33,4900 5,35919 30

Kepuasan Pasien

Implementasi Model

Primer Modifikasi

Implementasi

Komunikasi Terapeutik

Mean Std. Deviation N

ANOVAb

2657,177 2 1328,589 15,584 ,000a

2301,875 27 85,255

4959,052 29

Regression

Residual

Total

Model

1

Sum of

Squares df Mean Square F Sig.

Predictors: (Constant), Implementasi Komunikasi Terapeutik, Implementasi Model

Primer Modifikasi

a.

Dependent Variable: Kepuasan Pasienb.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 159: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

SE X₁ : 0.673 x 0.389 :0.26179 X 100% : 26,2

SE X₂ : 0.677 x 0,404 :0,27351 X 100% : 27,4

Model Summary

,732a ,536 ,501 9,23334 ,536 15,584 2 27 ,000

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

Change Statistics

Predictors: (Constant), Implementasi Komunikasi Terapeutik, Implementasi Model Primer Modifikasia.

Coefficientsa

23,869 11,540 2,068 ,048

,867 ,410 ,389 2,116 ,044 ,673 ,377 ,277

,986 ,449 ,404 2,198 ,037 ,677 ,390 ,288

(Constant)

Implementasi Model

Primer Modifikasi

Implementasi

Komunikasi Terapeutik

Model

1

B Std. Error

Unstandardized

Coefficients

Beta

Standardized

Coefficients

t Sig. Zero-order Partial Part

Correlations

Dependent Variable: Kepuasan Pasiena.

Model Summary

,732a ,536 ,501 9,23334 ,536 15,584 2 27 ,000

Model

1

R R Square

Adjusted

R Square

Std. Error of

the Estimate

R Square

Change F Change df1 df2 Sig. F Change

Change Statistics

Predictors: (Constant), Implementasi Komunikasi Terapeutik, Implementasi Model Primer Modifikasia.

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user

Page 160: PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER · PDF fileasosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi

SE R2 SR

X₁ 26,2 0,536 48,8

X₂ 27,4 0,536 51,2

perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id

commit to user