Upload
phungdang
View
229
Download
6
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER MODIFIKASI
DAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP
KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP
( RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL )
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magester
Program Studi Magester Kedokteran Keluarga
Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh :
SUHARTINI RAHAYU MARIA
NIM : S 541208083
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2014
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER MODIFIKASI
DAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP
KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP
( RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL )
TESIS
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Mencapai Derajad Magester
Program Studi Magester Kedokteran Keluarga
Minat Utama Pendidikan Profesi Kesehatan
Oleh :
SUHARTINI RAHAYU MARIA
NIM : S 541208083
PROGRAM PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2014
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kasih dan karunia-Nya penulis
dapat menyelesaikan Tesis yang berjudul ‖ PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL
PRIMER MODIFIKASI DAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK TERHADAP
KEPUASAN PASIEN DI RUANG RAWAT INAP ( RSUD PANEMBAHAN
SENOPATI BANTUL ) ‖
Tesis ini disusun untuk memenuhi salah satu tugas Program Studi Magister
Kedokteran Keluarga minat Pendidikan Profesi Kesehatan Pascasarjana Universitas
Sebelas Maret Surakarta.
Pada kesempatan ini perkenankan penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar –
besarnya kepada :
1. Bapak Prof. Dr. H. Ravik Karsidi,M.S selaku Rektor Universitas Sebelas
Maret Surakarta atas fasilitas dan kesempatan yang telah diberikan
kepada penulis untuk mengikuti dan menyelesaikan pendidikan Program
Magester di Universitas Sebelas Maret Surakarta.
2. Bapak Prof.Dr.Ir.Ahmad Yunus.M.S. selaku Direktur Program
Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta yang telah memberi
kesempatan pada penulis untuk menimba ilmu di Magester Kedokteran
Keluarga Universitas Sebelas Maret Surakarta.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Bapak Dr. dr.Hari Wujoso, Sp F,MM selaku Ka Prodi Magester
Kedokteran keluarga yang telah memberikan kesempatan, fasilitas dan
saran kepada penulis selama mengikuti dan menyelesaikan pendidikan
Program Magester Kedokteran keluarga di Universitas Sebelas Maret
Surakarta ini.
4. Ibu Dr Nunuk Suryani,M.Pd. selaku ka. Peminatan PDPK yang telah
dengan sabar memberi kesempatan dan fasilitas serta semangat semangat
sehingga tesis ini dapat terselesaikan.
5. Prof.Dr,dr, Ambar Mudogdo,Sp.PA(K) sebagai pembimbing utama yang
dengan penuh perhatian telah memberikan dorongan, bimbingan,
semangat dan saran selama penulis menyusun tesis ini .
6. Bapak Prof. Dr. Samsi Haryanto,M.Pd sebagai pembimbing pendamping
yang dengan penuh perhatian dan kesabaran telah memberikan
bimbingan, saran, dan semangat kepada penulis sehingga penyusunan
tesis ini bisa selesai.
7. Kepada dr. I Wayan Sudana selaku Direktur RSUD Panembahan
Senopati Bantul yang telah memberi ijin untuk melakukan penelitian di
Rumah sakit Panembahan Senopati Bantul sehingga penyusunan tesis ini
bisa terlaksana dengan baik.
8. Bapak I Nyoman Gunarsa.S.Psi selaku Ka. Bag. Pengembangan yang
telah memberikan kesempatan dan bantuan kepada penulis untuk
melakukan penelitian di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
9. Suami dan anaka – anak yang telah memberi semangat, dorongan,
bantuan dengan penuh cinta kasih dan selalu ada saat penulis
membutuhkan.
Semoga segala bantuan yang diberikan mendapatkan balasan yang lebih besar dari
Tuhan Yang Maha Esa.
Penulis menyadari bahwa penulisan tesis ini masih banyak kekurangan dan masih
jauh dari kesempurnaan. Oleh karena itu dengan kerendahan hati penulis mohon kritik dan
saran dari pembaca .
Akhir kata semoga tesis ini bermanfaat.
Surakarta, Mei 2014
Penulis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
PENGARUH IMPLEMENTASI MODEL PRIMER MODIFIKASI
DAN KOMUNIKASI TERAPEUTIK DU RUANG RAWAT INAP
( RSUD PANEMBAHAN SENOPATI BANTUL )
Suhartini Rahayu maria¹,Ambar Mudigdo², Samsi haryanto³
Magester Kedokteran Keluarga Program Pascasarjana Universitas Sebelas Maret Surakarta
Intisari
Model primer modifikasi dan Komunikasi terapeutik memberikan asuhan
keperawatan yang komprehensif dan hubungan yang terapeutik kepada
pasien.Penelitian ini bertujuan menganalisis pengaruh Implementasi model
primer modifikasi dan komunikasi terapeutik oleh perawat terhadap kepuasan
pasien di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati bantul.
Metode dalam penelitian ini adalah analitik Correlasional.dengan rancangan
“cross sectional study‖. Sampel terdiri dari 30 perawat primer, 60 perawat
asosiet,dan Sembilan puluh pasien, dimana satu perawat Primer dan dua perawat
asosiet diobservasi dalam implementasi model primer modifikasi dan komunikasi
terapeutik kemudian 3 pasien kelolaan dalam pengambilan data dengan kuesioner
kemudian dikelompokan, diambil skor rata – rata menjadi satu unit analisis X₁ untuk
implementasi model primer modifikasi, X₂ untuk Implementasi Komunikasi
Terapeutik dan Y untuk kepuasan pasien, dengan demikian untuk unit analisis
menjadi 30X₁, 30 X₂ dan 30 Y . Data dianalisis dengan menggunakan uji Regresi
sederhana dan regresi ganda dibantu dengan program SPSS for Windows versi 15.0.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa Ada pengaruh yang signifikan antara
implementasi model primer modifikasi terhadap kepuasan pasien ,dan semakin
tinggi implementasi model primer modifikasi semakin tinggi pula tingkat kepuasan
pasien. F hit :23,169> F tab 4.20 (1,28 )danP = 0,000 < dari 5% ( 0,05 ).R² = 0,453
R = 0,673 .Persamaan regresi Y = 34,579 + 1,499 X₁. Ada pengaruh yang
signifikan antara implementasi Komunikasi terapeutik terhadap kepuasan pasien
,dan semakin tinggi implementasi komunikasi terapeutik semakin tinggi pula
kepuasan pasien F hit :23,169> F tab 4.20 (1,28 )danF hit :23,739> F tab 4.20 (1,28
)danP = 0,000 < dari 5% ( 0,05 ).R² = 0,459R = 0,677 .Persamaan regresi Y =
32,207 + 1,653 X₂ . Ada pengaruh yang signifikan antara implementasi model
primer modifikasi dan implementasi komunikasi terapeutik terhadap kepuasan
pasien ,dan semakin tinggi implementasi model primer modifikasi dan
implementasi komunikasi terapeutik semakin tinggi pula tingkat kepuasan pasien. F
hit :15,584>F tab ( 2,27) = 3,35 (1,27 )danP = 0,000 < dari 5% ( 0,05 ).R² = 0,536
R = 0.732 .Persamaan regresi Y =23,869 + 0,867X₁ + 0,986X₂ Kata kunci :Implementasi Model Primer Modifikasi, Implementasi Komunikasi Terapeutik,
Kepuasan Pasien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
THE EFFECT OF MODIFICATION PRIMARY MODEL AND
THERAPEUTIC COMMUNICATION IMPLEMENTATION IN WARD ROOM
(PANEMBAHAN SENOPATI HOSPITAL OF BANTUL )
Rahayu Suhartini Maria¹, Ambar Mudigdo² Samsi Haryanto ³ Magister of Family Medicine Program
Graduated Program Sebelas Maret University
Abstract
The modification primary model and therapeutic communications provide
comprehensive nursing care and therapeutic correlation to the patient. This study aims to
analyze the effect of the modification primary model and therapeutic communication
implementation by nurses to the patient satisfaction in ward room of Panembahan Senopati
Hospital of Bantul.
This study used an analytic correlation method, with cross sectional study. The
sample consisted of 30 primary nurses, 60 nurse associated, and 90 patients, where one
primary nurse and two nurses associated are observed in the modification primary model
and of therapeutic communication implementation and then 3 patients managed in the data
collection by questionnaire then grouped, taken average scores into one unit of analysis X1
for implementation of the modification model primary, X2 for the implementation of
Therapeutic Communication and Y for patient satisfaction, thus the unit of analysis to be
30X1, 30X2 and 30 Y. Data were analyzed using simple regression test and multiple
regression helped with SPSS for Windows version 15.0.
The study results showed that there is significant correlation between the
implementation of modifications primary model to the patient satisfaction, and the higher
the primary modification model implementation are higher the level of patient satisfaction
too. Fhits: 23.169> Ftab 4.20 (1.28) and P = 0.000 <5% (0.05). R2 = 0.453 R = 0.673.
Regression equation Y = 34.579 + 1.499 X1. There is a significant correlation between the
implementation of therapeutic communication to the patient satisfaction, and higher
therapeutic communication implementation are higher the patient satisfaction too, F hits:
23.169> F tab 4.20 (1.28) and F hits: 23.739> F tab 4.20 (1.28) and P = 0.000 <5% (0.0 5).
R2 = 0.459 R = 0.677. Regression equation Y = 32.207 + 1.653 X2. There is significant
correlation between the implementation of the primary model modification and therapeutic
communication to the patient satisfaction, and the higher of modification primary model
and therapeutic communication implementation are higher the level of satisfaction patients.
F hits: 15.584> F tab (2,27) = 3.35 (1.27) and P = 0.000 <5% (0.0 5). R2 = 0.536 R = 0.732.
Regression equation Y = 23.869 + 0.867 X1 + 0.986 X2.
Keywords: Modification Primary Model Implementation, Therapeutic Communication
Implementation, Patient Satisfaction
DAFTAR ISI
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
HALAMAN JUDUL ........................................................................................ i
KATA PENGANTAR ...................................................................................... ii
INTISARI .................................................................................... v
ABSTRACT ....................................................................................... vi
DAFTAR ISI .................................................................................................... vii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ....................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ............................................................. 4
C. Rumusan Masalah ................................................................. 4
D. Tujuan Penelitian ................................................................... 4
E. Manfaat Penelitian ............................................................. 5
BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...............................................................
A. Kajian Pustaka ........................................................ ............. 7
1. Rumah Sakit ............................................................. 7
2. Keperawatan ........................................................... 9
3. Komunikasi Terapeutik ........................................... 26
4. Konsep Kepuasan ................................................... 35
B. Penelitian Yang Relevan ................................................ 43
C. Kerangka Berfikir ......................................... 45
D. Hipotese ................................................................ 46
BAB III METODE PENELITIAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
A. Tempat Penelitian …………………………………….. 47
B. Waktu Penelitian ……………………………………….. 47
C. Tata Laksana Penelitian
1. Jenis Penelitian .............................................................. 49
2. Rancangan Penelitian ..................................................... 49
3. Bahan Penelitian ....................................................... 49
4. Populasi .................................................................... 50
5. Sampel ................................................................... 50
6. Variabel Penelitian .................................................. 52
7. Definisi Operasional ................................................. 53
8. Tehnik Pengumpulan Data
a. Pengumpulan data ..................................... 56
b. Uji Validitas dan Reliabilitas ..................... 58
c. Tehnik Analisis ......................................... 61
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum tempat Penelitian
1. Sejarah Perkembangan Rumah Sakit ……………… 67
2. Visi, Misi, Tujuan dan Sasaran Rumah Sakit ……… 68
3. Jenis Pelayanan Rumah Sakit ……………………… 71
4. Gambaran Seksi keperawatan dan Kebidanan ……….. 73
B. Diskripsi Data
1. Karakteristik responden …………………………… 74
2. Data Implementasi Model Primer Modifikasi …….. 78
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Data Implementasi Komunikasi terapeutik ………. 80
4. Data Kepuasan Pasien ………………………… 82
C. Analisis Data
1. Pengelompokan Data ………………………….. 84
2. Analisis Regresi
a. Para Syarat Analisis regresi ………………….. 86
b. Analisis Regresi Sederhana ………………… 88
c. Analisis Regresi Ganda ………………………. 93
D . Pembahasan ………………………………… 97
E. Keterbatasan penelitian ……………………………. 105
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan …………………………………………….. 107
B. Saran dan Implikasi
1. Implikasi………………………………………….. 108
2. Saran …………………………………........... 109
DAFTAR PUSTAKA ………………………………. 110
DAFTAR BAGAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Bagan 1. Sistem pemberian Asuhan Keperawatan model fungsional ........ 19
Bagan 2. Sistem pemberian Asuhan Keperawatan model Kasus ……… 20
Bagan 3. Sistem pemberia Asuhan Keperawatan model TIM ………….. 21
Bagan 4. Sistem pemberian Asuhan Keperawatan model Primer ……… 22
Bagan 5. Kerangka Berfikir …………………………………………. 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Rumus Douglas ……………………………………………… 18
Tabel 2 Definisi Operasional Variabel ……………………………… 53
Tabel 3 Hasil Reliability ……………….……………………………. 61
Tabel 4 Pengelompokan data ……………………………………….. 62
Tabel 5 Karakteristik Responden …………………………… 75
Tabel 6 Data Skor Implementasi Model Primer Modifikasi ……… 78
Tabel 7 Data Skor Implementasi Komunikasi terapeutik ………….. 80
Tabel 8 Data Skor kepuasan pasien ……………………. ………… 82
Tabel 9 Data Skor X₁, X₂ dan Y ……………………………… 84
Tabel 10 Hasil Uji Normalitas ……………………….. …….. 86
Tabel 11 Hasil Uji Linieritas …………………………. 87
Tabel 15 Hasil Uji Multikolinieritas ……………………… 87
Tabel 16 Hasil Uji Hipotese 1 ……………………………………….. 89
Tabel 17 Hasil Uji Determinan Hipotese 1 ………………………….. 90
Tabel 18 Hasil Uji Koefficien Persamaan regresi X₁ — Y …………. 90
Tabel 19 Hasil Uji Hipotese 2 …………………………………….. 91
Tabel 20 Hasil Uji Determinan Hipotese 2 ……………………. 92
Tabel 21 Hasil Uji Koefficien Persamaan regresi X₂ — Y ……….. 92
Tabel 22 Hasil Uji Hipotese 3 ……………………………….. 94
Tabel 23 Hasil Uji Determinan Hipotese 3 …………………. 95
Tabel 24 Hasil Uji Koefficien Persamaan regresi X₁, X₂ — Y 95
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 25 Sumbangan Relatif dan sumbangan Efektif ………… 96
DAFTAR DIAGRAM
Diagram 1 Sebaran Skor Implementasi Model prime Modifikasi ………. 79
Diagram 2 Sebaran Skor Implementasi Komunikasi terapeutik ……. 81
Diagram 3 Sebaran Skor Kepuasan Pasien ………………………… 83
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Lembar Permohonan Izin penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Lampiran 2, Lembar Izin penelitian
Lampiran 3. Lembar cheklist Tugas Perawat Primer
Lampiran 4. Lembar cheklist Tugas Perawat Asosiate
Lampiran 5. Lembar checklist Komunikasi Terapeutik
Lampiran 6. Lembar Kuesioner Kepuasan Pasien
Lampiran 7. Lembar Petunjuk Pengisian Lembar Observasi Implementasi Model
primer Modifikasi Perawat primer
Lampiran 8. Lembar Petunjuk Pengisian Lembar Observasi Implementasi Model
primer Modifikasi Perawat Asosiet
Lampiran 9. Lembar Petunjuk Pengisian Lembar Observasi Komunikasi terapeutik
Perawat Primer dan Perawat asosiet.
Lampiran 10. Data penelitian
Lampiran 11 Hasil Uji Validitas dan Uji Reliabelitas
Lampiran 12 Hasil Analisa data.
BAB I
PENDAHULUAN
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
A. Latar Belakang Masalah
RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah rumah sakit milik pemerintah
kabupaten Bantul merupakan rumah sakit tipe B pendidikan, dengan kapasitas
tempat tidur 298 TT. Dalam melaksanakan fungsinya rumah sakit melaksanakan
pelayanan prima dan pasien oriented. Untuk mengidentifikasi adanya ketidak
puasan pasien terhadap pelayanan, rumah sakit menyediakan tempat aduan berupa
SMS center Direktur serta kotak saran, sehingga masalah cepat dapat diatasi.
Namun dari waktu ke waktu ketidak puasan pasien masih tetap muncul dengan
masalah yang hampir sama yaitu tentang kinerja perawat mengenai kecepatan
pelayanan dan keramahan. Banyak disebut bahwa perawat kurang cepat
menanggapi keluhan dan perawat kurang ramah atau bahkan tidak ramah.
Masalah kepuasan pasien merupakan masalah yang sangat mempengaruhi
citra rumah sakit, dimana bila pasien puas akan kembali ke rumah sakit tersebut.
Pasien yang puas akan secara tidak sadar mempromosikan kepada orang lain untuk
ke rumah sakit yang terkait bila membutuhkan pelayanan rumah sakit, demikian
juga sebaliknya bila merasa tidak puas rumah sakit akan ditinggalkan pasien dan
citra rumah sakit akan kurang baik, sehingga akan dijauhi oleh masyarakat. Dengan
demikian masalah kepuasan pasien sangat penting untuk dikelola dengan serius,
bagaimana caranya agar pasien merasa puas, hal yang tidak memuaskan pasien
tidak akan terjadi lagi.
Perawat merupakan Sumber Daya Manusia yang paling banyak dan selama
24 jam disamping pasien, sehingga keluhan tidak puas banyak ditujukan kepada
perawat. Memang rumah sakit dengan cepat menanggapi keluhan ketidak puasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pasien, namun nyatanya keluhan yang sama muncul lagi. Dengan demikian apakah
penanganan yang dilakukan kurang pas ? . Apakah jumlah perawat yang kurang ?
sehingga beban kerja perawat terlalu berat ? ataukah perilaku perawat kurang
menunjukkan sebagai perawat yang professional ?.
Memang jumlah tenaga perawat masih kurang menurut standar ketenagaan ,
sehingga beban kerja perawat dirasa terlalu berat. Sebagai upaya meningkatkan
mutu pelayanan keperawatan dengan tujuan untuk meningkatkan kepuasan pasien.
RSUD Panembahan Senopati Bantul menggunakan MPKP ( Model Praktik
Keperawatan Profesional ) mengingat seluruh perawat minimal bebasis D III
Keperawatan. Untuk lebih dapat memenuhi harapan pasien akan pelayanan
keperawatan yang dibutuhkan, maka dari model penugasan Asuhan Keperawatan
TIM diganti dengan model penugasan asuhan keperawatan PRIMER. Namun
dikarenakan perawat yang berbasis pendidikan Nurse masih kurang maka
diterapkan penugasan asuhan keperawatan Model Primer Modifikasi yang mana
sebagai PP ( Perawat Primer ) tidak semuanya Nurse namun sebagian ada yang
dilaksanakan oleh perawat berbasis DIII keperawatan yang berpengalaman dan
dipandang mampu. Demikian juga dalam penerapan komunikasi terapeutik yang
juga masih belum optimal, sedikit demi sedikit akan bisa optimal dengan kedekatan
perawat – pasien dimana mulai dari awal masuk sampai pulang sekelompok pasien
dirawat oleh sekelompok perawat yang sama, sehingga kesan perawat kurang atau
tidak ramah akan berkurang atau hilang. Dengan demikian diharapkan
ketidakpuasan pasien akan berkurang bahkan tidak muncul lagi. Seharusnya upaya
tersebut mampu mengubah perilaku perawat menjadi perilaku yang professional
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
sehingga masalah ketidak puasan pasien terkait kecepatan menanggapi keluhan dan
keramahan tidak akan muncul lagi. Namun dalam kenyataanya masalah tersebut
masih muncul dan muncul lagi.
Sebagai solusi yang perlu dipertimbangkan dilihat kembali apakah
pemberlakuan model penugasan dalam memberikan asuhan keperawatan dengan
model primer modifikasi sudah terdokumentasi dengan baik dalam arti dokumen
sebagai peraturan – pertauran , tata cara dan standar operasioanal prosedur sudah
ada ? kemudian apakah sudah dilaksanakan dengan baik ?. apakah sudah dibuat
indikator – indikator penilaian? Kalau memang belum ada perlu dibuat, kalau sudah
ada apakah secara periodik dilakukan evaluasi ?.kalau belum hal tersebut perlu
dilakukan untuk mengetahui keberhasilan program tersebut .
Sebetulnya akan terasa terbantu bila SPI ( Sistem Pengawas Internal )
berjalan dengan baik sehingga secara periodik akan dilakukan audit internal baik
audit system maupun audit kepatuhan. Dengan demikian lama kelamaan bukan
hanya menjalankan aturan saja namun akan menjadikan rasa tanggung jawab moral
pribadi yang akhirnya akan merubah perilaku masing – masing individu , secara
tidak sadar akan selalu berperilaku professional.
Sehingga dapat dikatakan disini bahwa untuk mangatasi ketidak puasan
pasien terkait dengan kinerja perawat adalah dengan menerapkan model penugasan
asuhan keperawatan kepada pasien dengan model primer modifikasi dan
melaksanakan komunikasi terapeutik dengan baik dan benar serta secara periodik
dievaluasi melalui audit system dan audit kepatuhan sampai terbentuk perilaku
perawat professional.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
B. Identifikasi Masalah
1. Adakah pengaruh implementasi model primer modifikasi terhadap kepuasan
pasien di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul ?
2. Adakah pengaruh implementasi komunikasi terapeutik terhadap kepuasan
pasien di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul ?
3. Adakah pengaruh implementasi model primer modifikasi dan komunikasi
terapeutik terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD Panembahan
Senopati Bantul ?
C. Rumusan Masalah
― Adakah pengaruh implementasi model primer modifikasi dan komunikasi
terapeutik terhadap kepuasan pasien di rawat inap RSUD Panembahan Senopati
Bantul ?‖
D. Tujuan Penelitian
1. Tujuan Umum
Mengetahui tingkat kepuasan pasien dalam implementasi model primer
modifikasi dan komunikasi terapeutik RSUD Panembahan Senopati
Bantul sehingga hasilnya akan dapat memberikan masukan sebagai bahan
pentimbanganuntuk pengambilan keputusan dalam rangka upaya
meningkatkan mutu pelayanan keperawatan guna meningkatkan kepuasan
pasien/klien, di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
2. Tujuan Khusus
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Mengetahui pengaruh implementasi model primer modifikasi
terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD Panembahan
Senopati Bantul.
b. Mengetahui pengaruh implementasi komunikasi terapeutik terhadap
kepuasan pasien di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati
Bantul.
c. Mengetahui pengaruh implementasi model primer modifikasi dan
komunikasi terapeutik terhadap kepuasan pasien di ruang rawat inap
RSUD Panembahan Senopati Bantul.
E. Manfaat Penelitian
1 Manfaat teoritis :
1. Mendapatkan mengetahuan tentang implementasi model primer modifikasi dan
komunikasi terapeutik terhadap kepuasan pasien
2. Dapat digunakan sebagai dasar untuk melakukan penelitian selanjutnya
2 Manfaat praktis :
1. Bagi Perawat
sebagai masukan dalam rangka peningkatan asuhan keperawatan dengan
penugasan model primer modifikasi kepada pasien
2. Bagi Rumah Sakit
Sebagai masukan dalam rangka upaya peningkatan mutu pelayanan guna
meningkatkan kepuasan pasien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Bagi pasien
Dengan pelaksanaan asuhan keperawatan dengan penugasan model primer
modifikasi dan pelaksanaan komunikasi terapeutik dengan baik dan benar akan
meningkatkan kepuasan pasien.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
A. Kajian Pustaka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. Rumah Sakit
a. Pengertian Rumah Sakit
Menurut Undang – undang Nomor 36 tahun 2009 tentang Rumah sakit, rumah sakit
adalah institusi pelayanan kesehatan yang menyelenggarakan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna yang menyelenggarakan pelayanan rawat inap, rawat
jalan dan gawat darurat.Rumah sakit diselenggarakan berdasarkan Panca Sila,dan
didasarkan pada nilai – nilai kemanusiaan, etika dan
profesionalitas,mafaat,keadilan,antidiskriminasi,penerimaan perlindungan dan
keselamatan pasien serta fungsi pelayanan social yang mempunyai tugas
memberikan pelayanan kesehatan perorangan secara paripurna. Sedang menurut
undang – undang Nomor 44 tahun 2009 menjelaskan bahwa rumah sakit
merupakan salah satu fasilitas pelayanan kesehatan yang merupakan bagian dari
sumber daya kesehatan yang sangat diperlukan dalam mendukung penyelenggaraan
upaya kesehatan. Rumah sakit adalah suatu organisasi yang melelui tenaga medis
professional yang terorganisir serta sarana kesehatan yang permanen
menyelenggarakan pelayanan kedokteran, asuhan keperawatan yang
berkesinambungan, diagnosis serta pengobatan
Menurut WHO Rumah Sakit adalah Institusi yang merupakan bagian
integral dari organisasi kesehatan dan organisasi sosial, berfungsi menyediakan
pelayanan kesehatan yang lengkap, baik kuratif maupun preventif bagi pasien rawat
jalan dan rawat inap kegiatan pelayanan medis serta perawatan.
b. Tugas dan Fungsi Rumah Sakit
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut Undang – Undang Republik Indonesia Nomor 44 tahun 2009 tentang
rumah sakit, rumah sakit mempunyai tugas memberikan pelayanan kesehatan
perorangan secara paripurna, Pelayanan kesehatan paripurna adalah pelayanan
kesehatan yang meliputi promotif, preventif, kuratif dan rehabilitative
Untuk melaksanakan tugas sebagaimana yang dimaksud diatas rumah sakit
mempunyai fungsi :
1. Penyelenggaraan pelayanan pengobatan dan pemulihan kesehatan sesuai
standard pelayanan rumah sakit
2. Pemeliharaan dan peningkatan kesehatan perorangan melalui pelayanan
kesehatan yang paripurna tingkat kedua, ketiga sesuai kebutuhan medis
3. Penyelenggarakan pendidikan dan pelatihan sumber daya manusia dalam
rangka peningkatan kemampuan dalam pemberian pelayanan kesehatan,
dan
Penyelenggaraan penelitian dan pengembangan serta penapisan tehnologi bidang
kesehatan dalam rangka peningkatan pelayanan kesehatan dengan memperhatikan
etika ilmu pengetahuan bidang kesehatan,
c. Rawat Inap
Rawat Inap adalah pemeliharaan kesehatan Rumah Sakit di mana pasien
tinggal/mondok sedikitnya satu hari berdasarkan rujukan dari rumah sakit atau
pelaksana kesehatatan lain Rawat inap merupakan pelayanan kesehatan perorangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang meliputi observasi, diagnosa, pengobatan, keperawatan serta rehabilitasi
medik, dengan menginap di ruang rawat inap pada sarana kesehatan Rumah Sakit
baik swata maupun pemerintah serta puskesmas perawatan dan rumah bersalin yang
oleh karena penyakitnya pasien harus menginap ( Joko.W,1999)
Tenaga dokter dan tenaga perawat merupakan tenaga inti dalam jasa
pelayanan rawat inap dirumah sakit dimana kwalitas tenaga dokter dan tenaga
perawat memberikan dampak langsung pada kwalitas pelayanan rawat inap dan
citra rumah sakit (Putra Panca.AN,1999 )
2. Keperawatan
a. Perawat
Perawat adalah mereka yang memiliki kemampuan dan kewenangan melakukan
tindakan keperawatan berdasarkan ilmu yang dimiliki yang diperoleh melalui
pendidikan keperawatan (Gafar L.O.J, 1999 )
b. Keperawatan
Keperawatan adalah bentuk pelayanan professional berupa pemenuhan dasar yang
diberikan kepada individu yang sehat maupun sakit yang mengalami gangguan
fisik,psikis dan social agar dapat mencapai derajat kesehatan yang optimal. Bentuk
pemenuhan kebutuhan dasar dapat berupa meningkatkan kemampuan yang ada
pada individu,mencegah,memperbaiki dan melakukanrehabilitasi dari suatu
keadaan yang dipersepsikan sakit oleh individu ( Nursalam,2011 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keperawatan adalah suatu bentuk pelayanan professional yang merupakan
bagian integral dari pelayanan kesehatan, didasarkan pada ilmu dan kiat
keperawatan, berbentuk pelayanan bio-psiko-sosial-spritual yang komprehensif,
ditujukan pada individu, keluarga dan masyarakat baik sakit maupun sehat yang
mencakup seluruh proses kehidupan manusia ( Kusnanto,2003 )
c. Asuhan keperawatan
Keperawatan sebagai suatu profesi di rumah sakit yang cukup potensial dalam
menyelenggarakan upaya mutu, selain karena jumlahnya yang dominan juga
pelayananya menggunakan metode pemecahan masalah secara ilmiah melalui
proses keperawatan.
Asuhan keperawatan meliputi
1) Pelayanan keperawatan ( Nursing Service ) adlah seluruh
fungsi, tugas, kegiatan dan tanggung jawab yang dilaksanakan
oleh seorang perawat dalam praktek profesinya.
2) Asuhan keperawatan ( Nursing Care) adalah suatu pelayanan
keperawatan langsung berupa bantuan, bimbingan, penyuluhan,
pengawalan atau perlindungan yang diberikan olah seorang
perawat untuk memenuhi kebutuhan pasien.
Menurut Doengos ( 2000 ) menyebutkan proses keperawatan adalah
proses yang terdiri dari 5 tahap yang spesifik yaitu :
1) Pengkajian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Adalah pengumpulan data yang berhubungan dengan pasien secara
sistematik, meliputi fisik, psikologi, sosiokultural, spiritual yang
komprehensif
Pengkajian mencakup data yang dikumpulkan melalui wawancara,
pengumpulan riwayat kesehatan, pemeriksaan fisik, laboratorium
dan diagnosa serta melihat kembali catatan sebelumnya.
2) Identifikasi masalah/ diagnosa keperawatan
Adalah analisa data yang telah dikumpulkan untuk
mengidentifikasi, memfokuskan dan mengatasi kebutuhan spesifik
pasien serta respon terhadap masalah aktual dan potensial.
3) Perencanaan
Adalah proses dua bagian yaitu pertama adalah identifikasi tujuan
dan hasil yang diharapkan dari pasien untuk memperbaiki masalah
kesehatan atau kebutuhan yang telah dikaji, hasil yang diharapkan
harus spsifik, realistik, dapat diukur, menunjukkan kerangka waktu
yang pasti, mempertimbangkan keinginan dan sumber pasien.
Kedua adalah pemilihan intevensi keperawatan yang tepat untuk
membantu pasien dalam mencapai hasil yang diharapkan.
4) Implementasi
Implementasi adalah melakukan tindakan dan mendokumentasikan
preoses keperawatan s keperawatan,
5) Evaluasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Adalah menentukan kemajuan pasien terhadap pencapaian hasil
yang diharapkan dan respon pasien terhadap keefektifan intervensi ,
Kemudian mengganti rencana keperawatan jika diperlukan.
d. Praktik keperawatan professional
Seorang Perawat dikatakan professional jika memiliki ilmu pengetahuan,
ketrampilan keperawatan professional serta memiliki sikap sesuai kode etik
profesi. Adapun yang dimaksud ketrampilan professional keperawatan bukan
sekedar trampil dalam melakukan prosedur keperawatan tetapi mencakup
ketrampilan interpersonal, ketrampilan intelektual dan ketrampilan tehnikal. (
Gafar 1999 )
Sementara Leddy and Pepper, ( 1995 ) menyatakan keperawatan sebagai
profesi mempunyai karakteristik sebagai berikut :
a. Kelompok pengetahuan yang mendasari ketrampilan untuk menyelesaikan
masalah dalam tatanan praktik keperawatan
Ketrampilan dan praktik keperawatan didasarkan pada kiat dan ilmu
kepeawatan. Manusia/klien adalah penerima asuhan keperawatan dan
setiap manusia merupakan makluk bio-psiko-sosial-spiritual yang
berinteraksi dengan lingkungan, sehingga dalam praktik keperawatan juga
menerapkan ilmu social, komunikasi,perilaku fisika dan biomedik.
b. Kemampuan memberikan pelayanan yang unik kepada masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Fungsi unik perawat adalah memberikan bantuan kepada seseorang dalam
melakukan kegiatan untuk menunjang kesehatan dan penyembuhan
individu serta membantu agar dapat hidup mandiri.
c. Pendidikan yang memenuhi standard dan diselenggarakan di perguruan
tinggi/ Universitas
Standar minimal seorang perawat adalah lulus pendidikan diploma.
Pendidikan tinggi perawat di Indonesia didirikan tahun 1985 di Universitas
Indonesia jakarta
d. Pengendalian terhadap standar praktik
Standar adalah pernyataan atau criteria tentang kualitas praktik. Standar
praktik keperawatan menekankan pada tanggung jawab dan tanggung
gugat perawat untuk memenuhi standard yang telah ditetapkan yang
bertujuan melindungi masyarakat maupun perawat. Dengan demekian
perawat bekerja tidak dibawah pengawasan dan pengendalian profesi lain.
e. Bertanggung jawab dan bertsnggung gugat terhadap tindakan yang
dilakukan.
Tanggung gugat ( accountable ) berate bertanggung jawab terhadap
pelayanan yang diberikan.Tanggung gugat mengandung aspek legal
terhadap kelompok sejawat, atasan dan konsumen.
f. Karier seumur hidup
Karier adalah pekerjaan utama seumur hidup yang dapat dibedakan dengan
Job yang merupakan bagian dari pekerjaan rutin. Dakam kariernya perawat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
bekerja sebagai tenaga penuh, pilihan sendiri yang didasari dengan
pendidikan dan pelatihan yang lama dan merupakan pilihan sendiri.
g. Fungsi mandiri
Dinegara yang telah maju seperti Amerika perawat telah diakui dengan
fungsi mandirinya dan mempunyai kewenangan penuh untuk melakukan
pelayanan/ asuhan keperawatan. Meskipun dalam pelaksanaanya tetap
berkolaborasi dengan tenaga professional lain tetapi asuhan keperawatan
yang dilakukan berorientasi kepada kebutuhan klien bukan sebagai ekstensi
dari intervensi kedokteran atau profesi lain
Selanjutnya Kozier,Erb & Wilkinson,( 1995 ) mengemukakan
karakteristik profesionalisasi yang menjadi landasan dan tercermin pada
praktik keperawatan professional meliputi :
a) Konsep misi yang terbuka terhadap perubahan
b) Penguasaan dan penggunaan pengetahuan teoritis
c) Kemampuan menyelesaikan masalah
d) Pengembangan diri secara berkesinambungan
e) Pendidikan formal
f) Sistem pengesahan terhadap kompetensi
g) Penguatan secara legal terhadap standard professional
h) Praktik berdasarkan kode etik
i) Hukuman terhadap malpraktik
j) Penerimaan dan pelayanan kepada masyarakat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
k) Perbedaan peran antara pekerjaan professional dengan pekerjaan
lain dan boleh praktik otonom.
e. Model Praktik Keperawatan Professional
Praktik keperawatan professional merupakan praktik keperawatan yang
dilandasi oleh nilai – nilai professional, yaitu mempunyai otonomi dalam
pekerjaannya, bertanggung jawab dan bertanggung gugat, pengambilan
keputusan yang mandiri, kolaborasi dengan disiplin ilmu lain, pemberian
pembelaan dan memfasilitasi kepentingan klien.
Tuntutan terhadap kualitas pelayanan keperawatan mendorong perubahan dalam
memberikan asuhan keperawatan yang efektif dan bermutu. Dalam memberikan
asuhan keperawatan yang profesional diperlukan sebuah pendekatan menajemen
yang memungkinkan diterapkannya metode penugasan yang dapat mendukung
penerapan perawatan yang professional di rumah sakit .( Bimo, 2008 )
Menurut Hoffart & Woods, 1996 ( dalam Tukimin 2005 ) Model Praktik
Keperawatan Profesional ( MPKP ) merupakan suatu system ( struktur,proses
dan nilai – nilai professional ) yang memungkinkan perawat professional
mengatur pemberian asuhan keperawatan termasuk lingkungan untuk
mendukung pemberian asuhan keperawatan
Pengembangan MPKP diperlukan hubungan kolaborasi antar profesi dan
diperlukan waktu serta tenaga yang cukup. Meskipun demikian banyak
organisasi lain menyepakati bahwa model kolaborasi asuhan keperawatan dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
meningkatkan hasil pelayanan, keefektifan biaya dan kepuasan pasien ( Sitorus,
2000 )
Menurut Hoffart & Woods 1996 ( dalam Tukimin 2005 ) menyimpulkan
bahwa MPKP terdiri dari 5 elemen subsistem yaitu nilai – nilai professional,
hubungan proesional, metode pemberian asuhan keperawatan, pendekatan
manajemen serta system kompensasi dan penghargaan.
a. Nilai – nilai professional
b. Pendekatan manajemn
c. Sistem pemberian asuhan keperawatan
d. Hubungan professional
e. Kompensasi dan penghargaan
a. Nilai – nilai professional
Menurut Leddy & Pepper, ( 1995 ) nilai – nilai professional yang melandasi
praktik keperawatan meliputi nilai intelektual,nilai komitmen moral ,
otonomi kendali dan tanggung gugat.
1) Nilai intelektual dalam praktik terdiri dari tiga komponen yang saling
terkait yaitu ilmu pengetahuan yang nelandasi praktik profesioanal,
pendidikan spesialisasi untuk meneruskan ilmu pengetahuan dan
menggunakan ilmu pengetahuan dalam berfikir secara kritis dan
kreatif.
2) Nilai komitmen moral
Menurut Koezier pelayanan terhadap masyarakat memerlukan
integritas, komitmen moral dan tanggung jawab etik.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perilaku perawat harus dilandasi oleh aspek moral yang meliputi :
Beneficience, yaitu selalu mengupayakan tiap keputusan dibuat
berdasarkan keinginan untuk melakukan yang terbaik dan tidak
merugikan klien
Adil yaitu tidak mendiskriminasikan klien berdasarkan agama,ras,
social budaya, keadaan ekonomi dan sebagainya tetapi
memperlakukan klien sebagai individu yang memerlukan bantuan
dengan keunikan yang dimiliki
Fidelity, yaitu berperilaku caring, selalu berusaha menepati janji,
memberikan harapan yang memadai, komitmen moral serta
memperhatikan kebutuhan spiritual klien, sikap pedili dan penuh
kasih sayang,
3). Otonomi,kendali dan tanggung gugat.
Otonomi,kendali dan tanggung gugat merupakan tiga komponen yang
saling terkait. Otonomi berarti kebebasan dan kewenangan malakukan
tindakan secara mandiri, kesediaan mengambil resiko dan tanggung
jawab.
b. Pendekatan manajemen
Salah satu pendekatan manajemen penting adalah pemenuhan tenaga
perawat. Dalam penyelenggarakan asuhan keperawatan profesioanal jumlah
tenaga yang dibutuhkan didasarkan pada jumlah pasien dan derajad
ketergantungan pasien/
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Menurut Douglas ( Dep kes RI 1997 ) untuk pasien rawat inap
terdapat standard waktu pelayanan menurut klasifikasi derajat
ketergantungan pasien terhadap perawat : a) minimal care, diperlukan 1 – 2
jam/24 jam; b) partial care diperlukan waktu 2 – 4 jam/24 jam; dan c) total
care diperlukan 6 – 7 jam /24 jam.
Jumlah tenaga keperawatan yang dibutuhkan rawat inap didapatkan
tenaga untuk dinas pagi, siang dan malam tergantung pada banyaknya
tingkat ketergantungan pasien perhitungan indek sperti pada table berikut :
Tabel 1 rumus Douglas
No Klasifikasi
pasien
Pagi Siang Malam
1
2
3
Minimal care
Partial care
Total care
0,17
0,27
0,36
0,14
0,15
0,30
0.07
0,10
0,20
f. Sistem pemberian asuhan keperawatan.
Menurut Marquis & Huston dalam Nursalam ( 2002 ) pemberian asuhan
keperawatan terdapat empat model / yaitu :
1) Model fungsional
a) Berdasarkan orientasi tugas dari filosofi keperawatan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b) Perawat melaksanakan tugas/tindakan tertentu berdasarkan jadwal
kegiatan yang ada.
Bagan 1 Sistem pemberian asuhan keperawatan model fungsional
( Marquis & Huston dalam Nursalam 2002 )
2). Model Kasus
a) Berdasarkan pendekatan holistic dari filosofi keperawatan
b) Perawat bertanggung jawab terhadap asuhan pasien tertentu
c) Ratio 1 : 1 Perawat – pasien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
d) Pasien dirawat oleh perawat yang berbeda untuk setiap shif
e) Setiap perawat ditugaskan untuk melayani seluruh kebutuhan
pasien.
Bagan 2 Sistem pemberian Asuhan keperawatan model kasus (
Marquis & Huston dalam nursalam 2002 )
2) Model Tim
a) Berdasarkan pada kelompok filosofi keperawatan
b) Enam – tujuh perawat professional dan perawat pelaksanan
bekerja sebagai suatu tim yang dusupervisi oleh kerua tim
c) Metode ini menggunakan tim yang terdiri dari anggota yang
berbeda dalam memberikan asuhan keperawatan terhadap
sekelompok pasien. Perawat ruangan dibagi menjadi 2 – 3 tim
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang terdiri dari tenaga professional,tehnikal dan pembantu dalam
satu grup kecil yang saling kerja sama.
Bagan 3 Sistem pemberian Asuhan keperawatan model Tim (
Marquis & Huston dalam nursalam 2002 )
4). Model Primer
a) Berdasarkan komprehensif dari filosofi keperawatan
b) Perawat bertanggung jawab semua aspek asuhan
c) Ratio 1: 6 / ! : 8 ( perawat : Pasien ) dan penugasan model kasus
d) Kelebihan Model Primer :
1. Bersifat kontinuitas dan komprehensif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Perawat primer mendapatkan akontabilitas yang tinggi
terhadap hasil dan diri
3. Keuntungan antara lain terhadap pasien,perawat,dokter
dan rumah sakit.
e) Kelemahan model ini hanya dapat dilakukan oleh perawat
berpengalaman dan berpengetahuan yang memadai dengan criteria
asertif,self direction,kemampuan mengambil keputusan yang
tepat, menguasai keperawatan klinik,akontabel serta mampu
berkolaborasi dengan berbagai disiplin
Bagan 4 Sistem pemberian Asuhan keperawatan model
Primer ( Marquis & Huston dalam nursalam 2002 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
f) Uraian tugas
1. Kepala Ruang Bansal
a. membagi staf keperawatan ke dalam grup model primer sesuai
kemampuan dan beban kerja.
b. membuat jadwal dinas koordinasi dengan PP.
c. membagi pasien kepada grup primer sesuai kemampuan dan beban
kerja.
d. memfasilitasi dan mendukung kelancaran tugas PP dan PA.
e. melaksanakan supervisi dan memberi motivasi seluruh staf
keperawatan untuk mencapai kinerja yang optimal.
f. melakukan upaya peningkatan mutu asuhan keperawatan dengan
melakukan evaluasi melalui angket setiap pasien akan pulang.
g. mendelegasikan tugas kepada Penanggung jawab Shift Jaga pada
jaga Siang/Malam/Hari Libur.
h. berperan sebagai konsultan dari PP.
2. Perawat Primer:
a. bertugas pada pagi hari.
b. bersama PA menerima operan tugas jaga dari PA yang tugas jaga
malam.
c. bersama PA melakukan konfirmasi/supervisi tentang kondisi
pasien segera setelah selesai operan tugas jaga setiap pasien.
d. bersama PA melakukan do’a bersama sebagai awal & akhir tugas,
dilakukan setelah selesai operan tugas jaga malam.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
e. melakukan pre conference dengan semua PA yang ada pada grup
nya setiap awal dinas pagi.
f. membagi tugas/pasien kepada PA sesuai beban kerja dan
kemampuan.
g. melakukan pengkajian, menetapkan masalah/diagnosis dan
perencanaan keperawatan kepada semua pasien yang menjadi
tanggung jawabnya dan ada bukti di catatan perawatan.
h. memonitor & membimbing tugas PA.
i. membantu tugas PA untuk kelancaran pelaksanaan asuhan pasien.
j. mengoreksi, merevisi, dan melengkapi catatan askep yang
dilakukan oleh PA yang ada dibawah tanggung jawabnya.
k. melakukan evaluasihasil kepada setiap pasien sesuai tujuan yang
ada dalam perencanaan askep dan ada bukti di catatan perawatan.
l. melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan
menerima laporan akhir tugas jaga dari PA untuk persiapan operan
tugas jaga berikutnya.
m. mendampingi PA dalam operan tugas jaga kepada PA yang tugas
jaga berikutnya.
n. memperkenalkan PA yang ada dalam satu grup/yang akan merawat
selama pasien dirawat kepada pasien/keluarga baru.
o. mendelegasikan tugas kepada PA yang dinas sore/malam/hari
libur.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
p. melaksanakan pendelegasian tugas Penanggung jawab ruang bila
pagi hari tidak bertugas.
q. menyelenggarakan diskusi kasus/conference dengan dokter/tim
kesehatan lain setiap minggu sekali.
r. menyelenggarakan diskusi kasus/conference dalam pertemuan rutin
keperawatan di ruangan minimal sebulan sekali.
s. meyelenggarakan diskusi kasus/conference sesuai prosedur.
t. melaksanakan tugas lain yang diberikan oleh atasan.
3. Perawat Asosiate:
a. melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari dan
kepada PA yang ada dalam satu grup.
b. melakukan konfirmasi/supervisi tentang kondisi pasien segera
setelah selesai operan setiap pasien.
c. melakukan do`a bersama setiap awal dan akhir tugas yang
dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga.
d. mengikuti pre conference yang dilakukan PP setiap awal tugas
pagi.
e. melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang menjadi
tanggungjawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan.
f. melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di rekam
keperawatan.
g. melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga kepada
PP.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
h. membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada
pasien/keluarga yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di
rekam keperawatan.
i. menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha untuk
mengatasinya.
j. melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien yang
menjadi tanggung jawabnya.
k. melakukan evaluasi asuhan keperawatan setiap akhir tugas pada
semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di
rekam keperawatan.
l. mengikuti post conference yang diadakan oleh PP pada setiap
akhir tugas dan melaporkan kondisi/perkembangan semua pasien
yang menjadi tanggung jawabnya kepada PP.
m. bila tidak ada PP, wajib mengenalkan PA yang berada dalam satu
grup yang akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga
berikutnya pada pasien/keluarga baru.
n. melaksanakan pendelegasian tugas PP pada sore/malam/hari libur.
o. berkoordinasi dengan penganggungjawab shif jaga/dokter/tim
kesehatan lain bila ada masalah pasien pada sore/malam/hari libur.
p. mengikuti diskusi kasus/conference dengan dokter/tim kesehatan
lain setiap minggu/ sekali.
q. mengikuti diskusi kasus/conference dalam pertemuan rutin
keperawatan di ruangan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
r. melaksanakan tugas lain sesuai uraian tugas PA.
3. Komunikasi Terapeutik
a. Pengertian Komunikasi Terapeutik
Komunikasi terapeutik adalah suatu pengalaman bersama antara perawat –
pasien yang bertujuan untuk menyelesaikan masalah pasien yang
mempengaruhi perilaku pasien. Hubungan perawat – pasien yang terapeutik
adalah pengalaman belajar bersama dan pengalaman dengan menggunakan
berbagai tehnik komunikasi agar perilaku pasien berubah ke arah positif
seoptimal mungkin. Untuk melaksanakan komunikasi terapeutik yang efektif
perawat harus mempunyai keterampilan yang cukup dan memahami tentang
dirinya.
Teori komunikasi sangat sesuai dalam praktek keperawatan (Stuart dan
Sundeen, 1987) karena :
1) Komunikasi merupakan cara untuk membina hubungan yang terapeutik.
Dalam proses komunikasi terjadi penyampaian informasi dan pertukaran
perasaan dan pikiran.
2) Maksud komunikasi adalah mempengaruhi perilaku orang lain. Berarti,
keberhasilan intervensi keperawatan bergantung pada komunikasi karena
proses keperawatan ditujukan untuk merubah perilaku dalam mencapai
tingkat kesehatan yang normal.
3) Komunikasi adalah berhubungan. Hubungan perawat dan pasien yang
terapeutik tidak mungkin dicapai tanpa komunikasi.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dalam membina hubungan terpeutik dengan pasien , perawat perlu mengetahui
proses komunikasi dan keterampilan berkomunikasi dalam membantu klien
memecahkan masalahnya.
Elemen yang harus ada pada proses komunikasi adalah pengirim pesan,
penerima pesan, media dan umpan balik. Semua perilaku individu pengirim dan
penerima adalah komunikasi yang akan member efek pada perilaku. Pesan yang
disampaikan dapat berupa verbal dan nonverbal. Bermain merupakan cara
berkomunikasi dan berhubungan yang baik dengan klien anak.
Perawat dapat menyampaikan atau mengkaji secara nonverbal antara lain :
Vokal; nada, kualitas, keras ato lembut, kecepatan, yang semuanya menggambarkan
suasana emosi.
1) Gerakan; reflex, postur, ekspresi muka, gerakan yang berulang, atau
gerakan-gerakan yang lain. Khusus gerakan dan ekspresi muka dapat
diartikan sebagai suasana hati.
2) Jarak (space)
Jarak dalam berkomunikasi dengan orang lain menggambarkan
keintiman.
3) Sentuhan : dikatakan sangat penting, namun perlu mempertimbangkan
aspek budaya dan kebiasaaan.
Agar perawat dapat berperan efektif dalam terapeutik ia harus menganalisa
dirinya : kesadaran diri klarifikasi nilai, perasaan dan mampu menjadi model
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang bertanggung jawab. Seorang perawat tidak akan dapat mengetahui kondisi
klien jika tidak ada kemampuan menghargai keunikan pasien .
Komunikasi terapeutik tidak dapat berlangsung sendirinya, tetapi harus di
rencanakan, di pertimbangkan dan di lakukan secara profesional. Pada saat
pertama kali perawat melakukan komunikasi terapeutik proses komunikasi
umumnya berlangsung singkat, canggung, semu dan seperti di buat-buat.hal ini
akan lebih membantu untuk mempersepsikan masing-masing hubungan pasien
karena adanya kesempatan untuk mencapai hubungan antar manusia yang
positif sehingga akan mempermudah pencapaian tujuan terapeutik.
b. Fase – fase Komunikasi Terapeutik
1) Tahap Persiapan (Prainteraksi)
Tahap Persiapan atau prainteraksi sangat penting dilakukan sebelum berinteraksi
dengan klien (Christina, dkk, 2002). Pada tahap ini perawat menggali perasaan
dan mengidentifikasi kelebihan dan kekurangannya. Pada tahap ini perawat juga
mencari informasi tentang pasien. Kemudian perawat merancang strategi untuk
pertemuan pertama dengan kpasien. Tahap ini harus dilakukan oleh seorang
perawat untuk memahami dirinya, mengatasi kecemasannya, dan meyakinkan
dirinya bahwa dia siap untuk berinteraksi dengan pasien (Suryani, 2005).
Tugas perawat pada tahap ini antara lain:
a. Mengeksplorasi perasaan, harapan, dan kecemasan. Sebelum berinteraksi
dengan klien, perawat perlu mengkaji perasaannya sendiri (Stuart, G.W dalam
Suryani, 2005). Perasaan apa yang muncul sehubungan dengan interaksi yang
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
akan dilakukan. Apakah ada perasaan cemas? Apa yang dicemaskan? (Suryani,
2005).
b. Menganalisis kekuatan dan kelemanhan sendiri. Kegiatan ini sangat
penting dilakukan agar perawat mampu mengatasi kelemahannya secara
maksimal pada saat berinteraksi dengan pasien. Misalnya seorang perawat
mungkin mempunyai kekuatan mampu memulai pembicaraan dan sensitif
terhadap perasaan orang lain, keadaan ini mungkin bisa dimanfaatkan perawat
untuk memudahkannya dalam membuka pembicaraan dengan pasien dan
membina hubungan saling percaya (Suryani, 2005).
c. Mengumpulkan data tentang pasien. Kegiatan ini juga sangat penting
karena dengan mengetahui informasi tentang pasien perawat bisa memahami
pasien. Paling tidak perawat bisa mengetahui identitas pasien yang bisa
digunakan pada saat memulai interaksi (Suryani, 2005).
d. Merencanakan pertemuan yang pertama dengan pasien . Perawat perlu
merencanakan pertemuan pertama dengan pasien. Hal yang direncanakan
mencakup kapan, dimana, dan strategi apa yang akan dilakukan untuk
pertemuan pertama tersebut (Suryani, 2005).
2) Tahap Perkenalan ( Orientasi )
Perkenalan merupakan kegiatan yang dilakukan saat pertama kali bertemu
atau kontak dengan pasien (Christina, dkk, 2002). Pada saat berkenalan, perawat
harus memperkenalkan dirinya terlebih dahulu kepada pasien (Brammer dalam
Suryani, 2005). Dengan memperkenalkan dirinya berarti perawat telah bersikap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
terbuka pada pasien dan ini diharapkan akan mendorong klien untuk membuka
dirinya (Suryani, 2005). Tujuan tahap ini adalah untuk memvalidasi keakuratan
data dan rencana yang telah dibuat dengan keadaan pasien saat ini, serta
mengevaluasi hasil tindakan yang lalu (Stuart, G.W dalam Suryani, 2005).
Tugas perawat pada tahap ini antara lain:
a. Membina rasa saling percaya, menunjukkan penerimaan, dan komunikasi
terbuka. Hubungan saling percaya merupakan kunci dari keberhasilan hubungan
terapeutik (Stuart, G.W dalam Suryani, 2005), karena tanpa adanya rasa saling
percaya tidak mungkin akan terjadi keterbukaan antara kedua belah pihak.
Hubungan yang dibina tidak bersifat statis, bisa berubah tergantung pada situasi
dan kondisi (Rahmat, J dalam Suryani 2005). Karena itu, untuk
mempertahankan atau membina hubungan saling percaya perawat harus
bersikap terbuka, jujur, ikhlas, menerima klien apa adanya, menepati janji, dan
menghargai pasien (Suryani, 2005).
b. Merumuskan kontrak pada pasien (Christina, dkk, 2002). Kontrak ini
sangat penting untuk menjamin kelangsungan sebuah interaksi (Barammer
dalam Suryani, 2005). Pada saat merumuskan kontrak perawat juga perlu
menjelaskan atau mengklarifikasi peran-peran perawat dan pasien agar tidak
terjadi kesalah pahaman pasien terhadap kehadiran perawat. Disamping itu juga
untuk menghindari adanya harapan yang terlalu tinggi dari klien terhadap
perawat karena karena pasien menganggap perawat seperti dewa penolong yang
serba bisa dan serba tahu (Gerald, D dalam Suryani, 2005). Perawat perlu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
menekankan bahwa perawat hanya membantu, sedangkan kekuatan dan
keinginan untuk berubah ada pada diri pasien sendiri (Suryani, 2005).
c. Menggali pikiran dan perasaan serta mengidentifikasi masalah klien. Pada
tahap ini perawat mendorong pasien untuk mengekspresikan perasaannya.
Dengan memberikan pertanyaan terbuka, diharapkan perawat dapat mendorong
pasien untuk mengekspresikan pikiran dan perasaannya sehingga dapat
mengidentifikasi masalah pasien.
d. merumuskan tujuan dengan pasien . Perawat perlu merumuskan tujuan
interaksi bersama pasien karena tanpa keterlibatan pasien mungkin tujuan sulit
dicapai. Tujuan ini dirumuskan setelah pasien diidentifikasi.
Fase orientasi, fase ini dilaksanakan pada awal setiap pertemuan kedua dan
seterusnya, tujuan fase ini adalah memvalidasi keakuratan data, rencana yang
telah dibuat dengan keadaan pasien saat ini, dan mengevaluasi hasil tindakan
yang lalu. Umumnya dikaitkan dengan hal yang telah dilakukan bersama pasien
(Cristina, dkk, 2002).
3) Tahap Kerja
Tahap kerja ini merupakan tahap inti dari keseluruhan proses komunikasi
terapeutik (Stuart, G.W dalam Suryani, 2005). Pada tahap ini perawat dan
pasien bekerja bersama-sama untuk mengatasi masalah yang dihadapi pasien.
Pada tahap kerja ini dituntut kemampuan perawat dalam mendorong klien
mengungkap perasaan dan pikirannya. Perawat juga dituntut untuk mempunyai
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kepekaan dan tingkat analisis yang tinggi terhadap adanya perubahan dalam
respons verbal maupun nonverbal pasien.
Pada tahap ini perawat perlu melakukan active listening karena tugas
perawat pada tahap kerja ini bertujuan untuk menyelesaikan masalah pasien.
Melalui active listening, perawat membantu pasien untuk mendefinisikan
masalah yang dihadapi, bagaimana cara mengatasi masalahnya, dan
mengevaluasi cara atau alternatif pemecahan masalah yang telah dipilih.
Perawat juga diharapkan mampu menyimpulkan percakapannya dengan
pasien. Tehnik menyimpulkan ini merupakan usaha untuk memadukan dan
menegaskan hal-hal penting dalam percakapan, dan membantu perawat-klien
memiliki pikiran dan ide yang sama (Murray, B & Judth dalam Suryani, 2005).
Tujuan tehnik menyimpulkan adalah membantu pasien menggali hal-hal dan
tema emosional yang penting (Fontaine & Fletcner dalam Suryani, 2005)
4) Tahap Terminasi
Terminasi merupakan akhir dari pertemuan perawat dengan pasien . Tahap ini
dibagi dua yaitu terminasi sementara dan terminasi akhir (Stuart, G.W dalam
Suryani, 2005).
Terminasi sementara adalah akhir dari tiap pertemuan perawat-pasien,
setelah terminasi sementara, perawat akan bertemu kembali dengan pasien pada
waktu yang telah ditentukan.Terminasi akhir terjadi jika perawat telah
menyelesaikan proses keperawatan secara keseluruhan.
Tugas perawat pada tahap ini antara lain:
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a. Mengevaluasi pencapaian tujuan dari interaksi yang telah dilaksanakan.
Evaluasi ini juga disebut evaluasi objektif. Dalam mengevaluasi, perawat
tidak boleh terkesan menguji kemampuan pasien, akan tetapi sebaiknya
terkesan sekedar mengulang atau menyimpulkan.Melakukan evaluasi
subjektif. Evaluasi subjektif dilakukan dengan menanyakan perasaan pasien
setelah berinteraksi dengan perawat.
b. Perawat perlu mengetahui bagaimana perasaan pasien setelah berinteraksi
dengan perawat. Apakah klien merasa bahwa interaksi itu dapat menurunkan
kecemasannya? Apakah pasien merasa bahwa interaksi itu ada gunanya?
Atau apakah interaksi itu justru menimbulkan masalah baru bagi pasien .
c. Menyepakati tindak lanjut terhadap interaksi yang telah dilakukan. Tindakan
ini juga disebut sebagai pekerjaan rumah untuk pasien. Tindak lanjut yang
diberikan harus relevan dengan interaksi yang akan dilakukan berikutnya.
Misalnya pada akhir interaksi pasien sudah memahami tentang beberapa
alternative mengatasi marah. Maka untuk tindak lanjut perawat mungkin
bisa meminta pasien untuk mencoba salah satu dari alternative tersebut.
d. Membuat kontrak untuk pertemuan berikutnya. Kontrak ini penting dibuat
agar terdapat kesepakatan antara perawat dan pasien untuk pertemuan
berikutnya. Kontrak yang dibuat termasuk tempat, waktu, dan tujuan
interaksi.
Stuart G.W. (1998) dalam Suryani (2005), menyatakan bahwa proses terminasi
perawat-pasien merupakan aspek penting dalam asuhan keperawatan, sehingga
jika hal tersebut tidak dilakukan dengan baik oleh perawat, maka regresi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kecemasan dapat terjadi lagi pada pasien. Timbulnya respon tersebut sangat
dipengaruhi oleh kemampuan perawat untuk terbuka, empati dan responsif
terhadap kebutuhan pasien pada pelaksanaan tahap sebelumnya.
4. Konsep kepuasan
a. Kepuasan Pelanggan
Merupakan dasar yang penting dalam mengukur mutu dari pelayanan.
Tingkat kepuasan pasien adalah sangat tergantung pada kinerja penyaji jasa.
Kepuasan pelanggan merupakan respon pelanggan terhadap evaluasi yang ia
rasakan antara harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan
setelah pemakaiannya. Jadi tingkat kepuasan pasien merupakan fungsi dari
perbedaan antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dibawah
harapan, maka pelanggan akan kecewa. Bila kinerja melebihi harapan , pelanggan
akan sangat puas. .(Tjiptono Fandy, 2008)
Tingkat kepuasan pelayanan pasien dari persepsi pasien atau keluarga
terdekat. Kepuasan pasien akan tercapai bila diperoleh hasil yang optimal bagi
setiap pasien dan pelayanan kesehatan memperhatikan kemampuan pasien dan
keluarganya, ada perhatian terhadap keluhan, kondisi lingkungan fisik dan tanggap
kepada kebutuhan pasien sehingga tercapai keseimbangan yang sebaik-baiknya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
antara tingkat rasa puas dan derita serta jerih payah yang harus dialami guna
memperoleh hasil tersebut.
Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk mengukur dan
memantau kepuasan pelanggan, diantaranya:
1) Sistem keluhan dan saran
Pemberi jasa perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para
pelanggannya untuk menyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka.
2) Survei kepuasan pasien.
Melalui survei, akan diperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari
pelanggan dan juga memberikan tanda positif bahwa pemberi jasa menaruh
perhatian kepada pelanggannya.
3) Ghos shopping
Metode ini dilaksanakan dengan cara mempekerjakan beberapa orang berperan
sebagai pelanggan produk perusahaan pesaing.
4) Lost customer analysis
Metode ini dengan menghubungi pelanggannya yang telah berhenti membeli.(
Supranto , 2006 ).
1. Pengertian Kepuasan
Kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat
sesuatu memadai ( Tjiptono dan Chandra, 2005 : 195 ). Sedangkan Kotler ( 2003:61
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa seseorang yang
dialami setelah membandingkan antara persepsi kinerja atau hasil suatu produk
dengan harapan-harapannya.Dari definisi-definisi tersebut di atas dapat disimpulkan
, yaitu adanya perbandingan antara harapan dan kinerja/hasil yang dirasakan
pelanggan. Harapan pelanggan dibentuk dan didasarkan oleh beberapa faktor, di
antaranya pengalaman berbelanja di masa lampau, opini teman dan kerabat, serta
informasi dan janji-janji perusahaan dan para pesaing.
2. Pengertian Pelanggan
Menurut Zulian Yamit ( 2005 : 75 ) secara tradisional pelanggan diartikan
orang yang membeli dan menggunakan produk. Dalam perusahaan yang bergerak
dibidang jasa, pelanggan adalah orang yang menggunakan jasa pelayanan. Dalam
dunia perbankan pelanggan diartikan nasabah. Pandangan tradisional ini
menyimpulkan bahwa pelanggan adalah orang yang berinteraksi dengan perusahaan
sebelum proses produksi selesai, karena mereka adalah pengguna produk.
Sedangkan orang yang berinteraksi dengan perusahaan sebelum proses produksi
berlangsung adalah dianggap sebagai pemasok. Pelanggan dan pemasok dalam
konsep tradisional ini adalah orang yang berada di luar perusahaan atau disebut
pelanggan dan pemasok eksternal. Tepatkah pengertian pelanggan seperti ini dalam
kaitannya dengan Mutu?.Apakah perhatian terhadap yang diinginkan pelanggan dan
pemasok eksternal akan memberikan jaminan perusahaan akan menghasilkan
produk yang mutu ?Konsep pelanggan dan pemasok sebenarnya tidak hanya dilihat
dari luar perusahaan. Ada pelanggan dan pemasok yang selama ini terlupakan oleh
pelaku bisnis, yaitu pelanggan dan pemasok yang berada didalam perusahaan atau
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
disebut pelanggan dan pemasok internal. Misalnya, terdapat proses tranformasi yang
melalui proses 1, proses 2 hingga proses 3 yang masing-masing memiliki
inputproses- output ( I-P-O ). Output proses 2 akan diserahkan dan menjadi input
proses 3 yang akan melakukan Disamping pelanggan internal dan eksternal, masih
terdapat pihak lain yang terlibat sebelum produk dikirim ke pelanggan eksternal.
Pihak lain tersebut adalah distributor atau disebut sebagai pelanggan perantara yang
melakukan kegiatan distribusi produk dari perusahaan ke pelanggan eksternal.
Kepuasan pelanggan eksternal dipengaruhi pula oleh kualitas pelayanan purna jual.
Uraian tersebut, menyimpulkan bahwa pemasok dan pelanggan adalah setiap orang
atau badan yang datang dari dalam perusahaan mauapun yang datang dari luar
perusahaan. Selain itu, dapat pula disimpulkan bahwa terdapat tiga jenis pelanggan
yaitu :
proses berikutnya.
1. Pelanggan internal ( internal customer )
adalah setiap orang yang ikut menangani proses pembuatan maupun
penyediaan produk di dalam perusahaan atau organisasi.
2. Pelanggan perantara ( intermediate customer ) adalah mereka yang
bertindak atau berperan sebagi perantara untuk mendistribusikan produk
kepada pihak konsumen atau pelanggan eksternal. Pelanggan perantara ini
bukan sebagai pemakai akhir.
3. Pelanggan eksternal ( external customer ) adalah pembeli atau pemakai akhir,
yang disebut sebagai pelanggan yang nyata ( real customer ).
3. Pengertian Kepuasan Pelanggan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Apa sebenarnya kepuasan pelanggan itu? Untuk mendefinisikan kepuasan
pelanggan sebenarnya tidaklah mudah, karena pelanggan memiliki berbagai
macam karakteristik, baik pengetahuan , kelas sosial , pengalaman , pendapatan
maupun harapan. Misalnya, seorang pelanggan baru ingin mencoba masakan
tertentu dari sebuah restoran. Sebelum melakukan pembelian, pelanggan baru
tersebut pasti memiliki harapan bahwa dia akan dilayani secara baik , pelayannya
ramah , cepat tanggap , dan masakan yang ingin dicobanya enak. Jika harapan
pelanggan ini sesuai dengan apa yang dialami dan dirasakan melebihi
harapannya sudah dapat dipastikan pelanggan tersebut akan merasa puas. Tetapi
bila yang dialami dan dirasakan pelanggan tidak sesuai dengan harapannya, misal
pelayanannya tidak ramah, tidak tanggap dan masakannya tidak enak, sudah
dapatdipastikan pelanggan tidak merasa puas.
Dari contoh diatas, kepuasan pelanggan dapat diketahui setelah pelanggan
menggunakan produk dan jasa pelayanan. Dengan kata lain kepuasan pelanggan
merupakan evaluasi purna beli atau hasil evaluasi setelah membandingkan apa
yang dirasakan dengan harapannya. Dari penjelasan tersebut dapat disimpulkan
bahwa kepuasan pelanggan adalah hasil( outcome) yang dirasakan atas
penggunaan produk dan jasa, sama atau melebihi harapan (dalam Zulian
Yamit,2005 : 78 )
Kepuasan pelanggan telah menjadi konsep sentral dalam wacana bisnis dan
manajemen ( Tjiptono dan Chandra, 2005 : 192 ). Pelanggan umumnya
mengharapkan produk berupa barang atau jasa yang dikonsumsi dapat diterima
dan dinikmatinya dengan pelayanan yang baik atau memuaskan . Kepuasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pelanggan dapat membentuk persepsi dan selanjutnya dapat memposisikan
produk perusahaan di mata pelanggannya,
b. Mengukur Kepuasan Pelanggan
Bagaimana mengukur kepuasan pelanggan ?
Diatas tadi disimpulkan bahwa kepuasan pelanggan adalah hasil yang
dirasakan atas penggunaan produk dan jasa, sama atau melebihi harapan yang
diinginkan. Bagaimana mengetahui hasil yang dirasakan pelanggan melebihi atau
kurang dari harapan yang dinginkan?. Kotler 2003 mengemukakan beberapa
metode yang dapat digunakan untuk mengukur kepuasan pelanggan, metode
tersebut antara lain:
1 .Sistem pengaduan
Sistem ini memberikan kesempatan kepada pelanggan untuk memberikan
saran, keluhan dan bentuk ketidak puasan lainnya dengan cara menyediakan
kotak saran. Setiap saran dan keluhan yang masuk harus menjadi perhatian bagi
perusahaan, sebab saran dan keluhan itu pada umumnya dilandasi oleh
pengalaman mereka dan hal ini sebagai bentuk kecintaan mereka terhadap
perusahaan.
.2. Survey pelanggan
Survey pelanggan merupakan cara yang umum digunakan dalam mengukur
kepuasan pelanggan misalnya, melalui surat pos, telepon, atau wawancara secara
langsung.
3 .Panel pelanggan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Perusahaan mengundang pelanggan yang setia terhadap produk dan mengundang
pelanggan yang telah berhenti membeli atau telah pindah menjadi pelanggan
perusahaan lain. Dari pelanggan yang setia akan diperoleh informasi tingkat
kepuasan yang mereka rasakan dan dari pelanggan yang telah berhenti
membeli,perusahaan akan memperoleh informasi mengapa hal itu dapat terjadi.
Apabila pelanggan yang telah berhenti membeli ( customer loss rate ) ini
meningkat hal ini menunjukkan kegagalan perusahaan dalam memuaskan
pelanggan. Implikasi dari pengukuran kepuasan pelanggan tersebut adalah
pelanggan dilibatkan dalam pemgembangan produk atau jasa dengan cara
mengidentifikasi apa yang dibutuhkan pelanggan. Hal ini berbeda dengan
pelanggan dalam konsep tradisional, dimana mereka tidak dalam pengembangan
produk, karena mereka berada diluar sistem.
Tujuan untuk melibatkan pelanggan dalam pengembangan produk dan jasa
adalah agar perusahaan dapat memenuhi harapan pelanggan, bahkan jika mungkin
melebihi harapan pelanggan. Persepsi yang akurat mengenai harapan pelanggan
merupakan hal yang perlu, namun tidak cukup untuk memberikan kepuasan
kepada pelanggan. Perusahaan harus mewujudkan harapan pelanggan ke dalam
desain dan standar kepuasan pelanggan. Desain dan standar kepuasan pelanggan
dikembangkan atas dasar harapan konsumen dan prioritasnya.
c. Kepuasan Pasien
Merupakan dasar yang penting dalam mengukur mutu dari pelayanan. Tingkat
kepuasan pasien adalah sangat tergantung pada kinerja penyaji jasa. Kepuasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pelanggan merupakan respon pelanggan terhadap evaluasi yang ia rasakan antara
harapan sebelumnya dan kinerja aktual produk yang dirasakan setelah
pemakaiannya. Jadi tingkat kepuasan pasien merupakan fungsi dari perbedaan
antara kinerja yang dirasakan dengan harapan. Apabila kinerja dibawah harapan,
maka pelanggan akan kecewa. Bila kinerja melebihi harapan , pelanggan akan
sangat puas. .(Tjiptono Fandy, 2008).
Kepuasan bisa diartikan sebagai upaya pemenuhan sesuatu atau membuat
sesuatu memadai ( Tjiptono dan Chandra, 2005 : 195 ). Sedangkan Kotler (
2003:61 ) mendefinisikan kepuasan sebagai perasaan senang atau kecewa
seseorang yang dialami setelah membandingkan antara persepsi kinerja atau hasil
suatu produk dengan harapan-harapannya.Dari definisi-definisi tersebut di atas
dapat disimpulkan , yaitu adanya perbandingan antara harapan dan kinerja/hasil
yang dirasakan pelanggan. Harapan pelanggan dibentuk dan didasarkan oleh
beberapa faktor, di antaranya pengalaman berbelanja di masa lampau, opini teman
dan kerabat, serta informasi dan janji-janji perusahaan dan para pesaing.
Tingkat kepuasan pelayanan pasien dari persepsi pasien atau keluarga
terdekat. Kepuasan pasien akan tercapai bila diperoleh hasil yang optimal bagi
setiap pasien dan pelayanan kesehatan memperhatikan kemampuan pasien dan
keluarganya, ada perhatian terhadap keluhan, kondisi lingkungan fisik dan tanggap
kepada kebutuhan pasien sehingga tercapai keseimbangan yang sebaik-baiknya
antara tingkat rasa puas dan derita serta jerih payah yang harus dialami guna
memperoleh hasil tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Ada beberapa metode yang dapat dipergunakan untuk mengukur dan
memantau kepuasan pelanggan, diantaranya:
1) Sistem keluhan dan saran
Pemberi jasa perlu memberikan kesempatan seluas-luasnya bagi para
pelanggannya untuk menyampaikan saran, pendapat dan keluhan mereka.
2) Survei kepuasan pasien.
Melalui survei, akan diperoleh tanggapan dan umpan balik secara langsung dari
pelanggan dan juga memberikan tanda positif bahwa pemberi jasa menaruh
perhatian kepada pelanggannya.
3) Ghos shopping
Metode ini dilaksanakan dengan cara mempekerjakan beberapa orang berperan
sebagai pelanggan produk perusahaan pesaing.
4) Lost customer analysis
Metode ini dengan menghubungi pelanggannya yang telah berhenti membeli.(
Supranto , 2006 ).
B. Penelitian yang relevan
1. Penelitian Efektifitas Penerapan Model Praktek Keperawatan Profesional di
ruang rawat inap rumah sakit telah dilaksanakan oleh Universitas Gajah
Mada Yogyakarta dengan hasil tidak ada pengaruhnya terhadap kepuasan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
perawat, namun berpengaruh signifikans terhadap kepuasan pasien,hal ini
membuktikan bahwa model praktek keperawatan professional ( model TIM )
berpengaruh positif terhadap kepuasan pasien,akan demikian pula dengan
model Primer modifikasi seperti yang akan diteliti. ( Desire Farlinda 2011 )
2. Penelitian tentang hubungan komunikasi terapeutik perawat dengan
kepuasan pasien telah dilaksanakan oleh Universitas Muhamadiyah
Surabaya dengan hasil menujukkan menunjukkan koefisien korelasi (p) =
0,550, Signification (rs ) = 0,007< α 0,05
Sedangkan dalam penelitian yang akan dilakukan dari Model Praktek
Keperawatan Profesional sudah khusus mengacu pada Model Primer,
walaupun belum semua Perawat primer berbasis Nurse, sehingga disebut
model primer modifikasi.Tujuannya untuk mengetahui pengaruh
implementasi model primer modifikasi dan komunikasi terapeutik terhadap
kepuasan pasien dengan menggunakan regresi ganda( Azis Slamet 2006 )
3. Penelitian tentang pengaruh Komunikasi terapeutik terhadap kepuasan
Pasien juga dilaksanakan di Universitas Sumatra Utara dengan hasil
penerapan komunikasi terapeutik berpengaruh signifikans terhadap kepuasan
pasien . Hal ini relevan terhadap penelitian yang akan penulis lakukan, yang
mana juga mengenai pengaruh implementasi komunikasi terapeutik terhadap
kepuasan pasien.( Salman.N 2010 )
4. Penelitian tentang Pengaruh persepsi mutu yan Asuhan keperawatan
terhadap kepuasan klien rawat Inap dilaksanakan di Universitas Diponegoro
dengan hasil mutu yan Asuhan keperawatan berpengaruh signifikan terhadap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kepuasan klien. Hal ini relevan terhadap penelitian yang akan penulis
lakukan mengenai kepuasan pasien terhadap pelayanan keperawatan, yang
mana penulis mengkususkan model primer modifikasi dan komunikasi
terapeutik. ( Ester Nunuk ( 2009 )
5. Kepuasan pasien rawat inap terhadap pelayanan perawat di rawat inap
dilaksanakan di Undip dengan hasil dari kelima dimensi mutu menyatakan
berpengaruh signifikan walaupun tingkat signifikansinya tidak sama . Hal
ini relevan terhadap penelitian yang akan penulis lakukan terkait dengan
pelayanan keperawatan.
C. Kerangka Pikir
Kerangka Pikir
Kerangka konseptual atau dapat juga disebut kerangka pikir menjelaskan
alur berfikir dalam penelitian ini.
Kerangka Konseptual adalah kerangka antara konsep-konsep yang ingin
diamati atau diukur melalui penelitian yang akan dilakukan. (Notoatmodjo,
2002 : 21)
Berdasarkan deskripsi teori pada Bab sebelumnya, maka dalam
penelitian ini dapat dibangun kerangka konseptual atau kerangka berfikir
penelitian yang dijelaskan sebagai ―Pengaruh implementasi model primer
modifikasi dan Komunikasi terapeutik terhadap kepuasan ‖ seperti berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Bagan: 5 Kerangka Pikir
D. Hipotesis
Hipotesis Penelitian ini adalah :
1. Ada pengaruh implementasi model primer modifikasi terhadap kepuasan Pasien
di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Semakin baik implementasi model primer modifikasi semakin tinggi tingkat
kepuasan pasien.
2. Ada pengaruh impelementasi komunikasi terapeutik terhadap kepuasan pasien di
rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Semakin baik implementasi komunikasi terapeutik semakin tinggi tingkat
kepuasan pasien
3. Ada pengaruh implementasi Model Primer Modifikasi dan komunikasi terapeutik
terhadap kepuasan pasien di rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Semakin baik implementasi model primer modifikasi dan komunikasi terapeutik
semakin tinggi tingkat kepuasan pasien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
Metodologi Penelitian adalah suatu cara untuk memperoleh kebenaran ilmu
pengetahuan atau pemecahan suatu masalah pada dasarnya menggunakan metode
ilmiah (Notoatmodjo, 2005 : 19)
A. Tempat Penelitian
Tempat penelitian ini dilaksanakan di RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Oktober 2013 sampai dengan bulan
Desember tahun 2013;.
RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah Rumah sakit Pemerintah Daerah
Kabupaten Bantul, yang merupakan rumah sakit Tipe B Pendidikan dengan kapasitas
tempat tidur 298 TT. Jumlah tenaga perawat/bidan sebanyak 263 orang. Metode
penugasan perawat di rawat Inap sejak akhir tahun 2009 menggunakan metode primer
modifikasi, bertahap mulai dari ruang percontohan yaitu mula – mula ruang Mawar,
Nusa Indah, dan Melati kemudian diikuti oleh semua ruang.
B. Waktu Penelitian
Penelitian dimulai bulan Oktober 2013 dengan rincian sebagai berikut :
Jadwal Penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No Jenis
kegiata
n
Bulan
Juli
2013
Agu
stus
2013
Sept
emb
er
2013
Okto
ber
2013
Nov
emb
er
2013
Dese
mbe
r
2013
Janu
ari
2014
Febr
uari
2014
Mar
et
2014
Apri
l
2014
1 Proposa
l
Bimbin
gan
Semina
r
2 Peneliti
an
Pencari
an data
Pengola
han dan
analisis
data
Pembua
tan
laporan
3 Semina
r hasil
4 Ujian
Tesis
5
Revisi
dan
Penges
ahan
Tesis
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
C. Tatalaksana Penelitian
1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang dipergunakan dalam peneliti ini adalah metode
Correlasional. Dimana metode ini mempunyai tujuan antara lain untuk
menggambarkan sistematikanya suatu situasi atau medan, interesan yang nyata dan
teliti, serta untuk menyelidiki berbagai ragam rahasia dan unsur yang bersesuaian
dengan unsur lain berdasarkan korelasi bilangan
2. Rancangan Penelitian
Rancangan penelitian ini menggunakan metode analitik, dengan pendekatan
Cross sectional yaitu Suatu penelitian untuk mempelajari dinamika korelasi antar
faktor-faktor risiko dengan efek pendekatan, observasi atau pengumpulan data
sekaligus suatu saat Point time approach. ( Notoadmodjo S,2005;146)
3. Bahan Penelitian
Sebagai bahan penelitian adalah perawat yang menggunakan sistem penugasan
Primer modifikasi dan pasien yang dirawat oleh perawat yang terkait.Untuk perawat
dulakukan observasi pelaksanaan tugas sesuai tugas masing – masing dengan
menggunakan lembar cheklis sedangkan untuk memperoleh data kepuasan pasien
menggunakan kuesioner yang nantinya diisi oleh pasien yang menjadi tanggung jawab
perawat terkait.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subyek penelitian atau subyek yang diteliti.
(Notoatmidjo,soekidjo,2005;79)
Dalam penelitian ini populasi adalah semua perawat yang bertugas di rawat
inap RSUD Panembahan Senopati Bantul selain ruang perinatal. Serta semua pasien
yang dirawat di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati bantul saat itu.
5. Sampel
Besar sampel adalah Menetapkan besarnya atau jumlah sampel suatu
penelitian ,tergantung pada dua hal,yaitu:pertama,adanya sumber-sumber yang
dapat digunakan untuk menentukan batas maksimal dari besarnya sampel,kedua
kebutuhan dari rencana analisis yang menentukan batas minimal dari besarnya
sampel.(Hidayat ,2007;90)
Sampel dalam penelitian ini diambil dengan tehnik Proportionte stratifiet
rondom sampling ( Sugiyono 2012 )
a. Tiga puluh orang Perawat Primer untuk diobservasi bagaimana implementasi
Model Primer Modivikasi dengan menggunakan chek list sesuai job diskripsi
Perawat Primer untuk memenuhi kuota minimal sampel. Observasi dilakukan
selama dinas pagi.
b. Enampuluh Perawat asosiet yang terdiri dari dua perawat asosiet yang
membantu satu perawat Primer dalam kelompoknya untuk diobservasi
bagaimana implementasi model primer modivikasi dengan menggunakan chek
list job diskripsi Perawat asosiet. Observasi dilakukan bersamaan dengan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
pelaksanaan observasi pada perawat primer yang terkait, bila hanya ada saru
perawat asosiet pada pagi hari tersebut maka yang satu lagi dilakukan pada
pelaksanaan tugas sore dalam hari tersebut sesuai kelompoknya..
c. Sembilan puluh perawat yang terdiri dari tiga puluh perawat primer dan enam
puluh perawat perawat asosiet tersebut diatas untuk diobservasi bagaimana
implementasi komunikasi terapeutik dengan menggunakan Standar
Operasional prosedur tentang komunikasi terapeutik bersamaan dan dengan
cara seperti pada observasi implementasi model primer modivikasi,
d. Sembilan puluh pasien yang terdiri dari tiga orang pasien pada masing –
masing kelolaan satu perawat primer dan dua perawat asosiet diambil secara
acak yang bersedia menjadi sampel dari sekitar 6 – 7 pasien. Yang diminta
untuk mengisi kuesioner tentang kepuasan pasien atas implementasi model
primer modifikasi dan implementasi komunikasi terapeutik, saat akhir
implementasi model primer modivikasi dan komunikasi terapeutik diobservasi.
Untuk sampel sebagai unit analisis yaitu sekelompok perawat dalam
kelompok Primer yang terdiri dari seorang Perawat primer dan 2 orang perawat
assosiet yang dinas pagi dan sore saat tertentu dilakukan observasi dalam
pelaksanaan tugas dengan menggunakan lembar cheklist untuk masing – masing
perawat primer dan perawat assosiet kemudian masing – masing skor dijiumlahkan
lalu diambil skor rata – rata sehingga untuk sekelompok perawat dalam kelompok
primer tersebut mempunyai satu skor demikian juga untuk implementasi
komunikasi terapeutik demikian . Untuk skor kepuasan pasien, dari 6 – 8 pasien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang menjadi tanggung jawab perawat terkait akan diambil satu skor dengan
memberikan kuesioner kepada 3 pasien yang dirawat dipilih yang mendapat
perlakukan lebih banyak dari perawat dan dalam keadaan sadar dan bersedia untuk
diteliti , kemudian skor dijumlah dan diambil nilai rata – ratanya.
6. Variabel penelitian
1. Variabel Penelitian
Variabel dalam penelitian ini ada dua, yaitu variabel bebas (independent
variable) dan variabel terikat (dependent variable).
a. Variabel bebas (independent variable) adalah :
1) Implementasi Metode primer modifikasi
2) Implementasi komunikasi terapeutik
b. Variabel terikat (dependent) adalah :
Kepuasan pasien
1
3
2
Keterangan :
X1 : Implementasi Model primer modifikasi
X2 :Implementasi Komunikasi terapeutik
Y : Kepuasan pasien
7. Definisi operasional
X1
X2
Y
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Definisi Operasional adalah Mendefinisikan variabel secara operasional
berdasarkan karakteristik yang diamati,memungkinkan peneliti untuk melakukan
observasi atau pengukuran secara cermat terhadap suatu objek atau fenomena.
(Hidayat ,2007;86)
Tabel 2. Definisi Operasional Variabel Penelitian
Variabel Definisi
Operasional
Parameter Alat
ukur
Skal
a
Skore
Independen
Implementa
si model
primer
modifikasi
Implementa
si
komunikasi
terapeutik
Pelaksanaan
Asuhan
keperawatan
kepada psien
dengan
model
primer
modifikasi
Pelaksanaan
komunikasi
terapeutik
saat perawat
berhubungan
dengan
pasien
terkait
program
perawatan
atau
program
pengobatan
Pelaksanaan tugas
1 . Perawat primer
2 . Perawat pelaksana
1.
2.
3. P
e
1. Tahap Pra enteraksi
Perawat memahami apa
yang akan dilakukan
kepeda pasien
2.Tahap Perkenalan
Perawat
memperkenalkan diri
dan menjelaskan apa
yang akan dilakukan dan
tujuan perlakuan
tersebut,member
kesempatan pasien
untuk bertanya
3.Tahap kerja
Perawat mengerjakan
dengan trampil dan
benar
4.Tahap terminasi
Perawat mengakiri
tindakan,menjelaskan
hasil yang dicapai
kepeda pasien serta
memberikan penjelasan
Chek
list
Chek
list
Kuesi
Inter
val
Inter
val
Inter
0 : tidak
dilakukan
1= kadang –
kadang
2 : Sering
3 : Selalu
0 :Tidak
dilakukan
1:Kadang –
kadang
2: Sering
3 : Selalu
3=Sangat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dependen
Kepuasan
pasien
Perbandinga
n antara
yang
diharapkan
dengan apa
yang
diterima
atau
dirasakan
pasien
terkait
pelaksanaan
model
primer
modifikasi
dan
Komunikasi
terapeutik
rencana tindak lanjut
1.Tangibles
- Penataan ruangan
- Penampilan perawat
-Kelengkapan alat
-sarana
informasi/komunikasi
2. Reliability
-Kompetensi perawat
-Pelayanan cepat tepat
-Aman
-Ketersediaan perawat
3. Responsiveness
-Perawat cepat tanggap
terhadap situasi pasien
-Perawat cepat bereaksi
terhadap keluhan pasien
-Bila dibutuhkan cepat
datang
4. Assurance
- Perilaku perawat
menyakinkan
- Memberikan jaminan
kemanan
-Rasa percaya diri
perawat tinggi
5. Empaty
-Perawat memperhatikan
pasien
- Perawat memahami
pasien
-Sikap perawat
sopan,sabar dan ramah
- Perawat berkomunikasi
dengan baik
oner val
puas
2= Puas
1= Tidak puas
0=SangatTidak
Puas
8. Tehnik Pengumpulan Data
a. Pengumpulan data
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Macam data
Data yang dikumpulkan berupa data primer dan sekunder.
Data primer diperoleh melalui :
a) Data primer (skor implementasi model primer modifikasi dan implementasi
komunikasi terapeutik ) diperoleh melalui observasi dengan menggunakan
lembar cheklist..
Cheklist tentang implementasi model primer modifikasi untuk Perawat
primer terdiri dari 16 item, untuk perawat assosiet terdiri dari 16 item,
sedangkan untuk komunikasi terapeutik ada 15 item.
b) Data primer untuk kepuasan pasien diperoleh dari pasien dengan mengisi
kuesioner kepuasan pasien yang terdiri dari 42 item.
Data sekunder yang dipergunakan , diperoleh melalui data yang ada di rumah sakit
2) Teknik dan Instrumen untuk Mengumpulkan Data
Proses pengumpulan data dilakukan setelah peneliti mendapat persetujuan
dari pembimbing penelitian dan telah memperoleh ijin untuk melakukan penelitian
tentang Pengaruh Implementasi Model Primer modifikasi dan Komunikasi
Terapeutik terhadap Kepuasan pasien di RSUD Panembahan Senopati Bantul dari
Ketua Prodi Magister Kedokteran Keluarga UNS yang selanjutnya diserahkan
kepada Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul.Selanjutnya atas izin
Direktur RSUD Panembahan Senopati Bantul mulai melakukan penelitian.
Langkah pengumpulan data sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1) Menyerahkan surat ijin penelitian kepada Direktur RSUD Panembahan
Senopati Bantul.
2) Melakukan observasi Implementasi model primer modifikasi dan komunikasi
terapeutik. Untuk dinas pagi dan sore hari itu untuk masing – masing perawat
dalam kelompok primer modifikasi .
3) Membagikan kuesioner tentang kepuasan pasien kepada 3 orang pasien yang
bersedia diantara seluruh pasien yang menjadi tanggung jawab perawat yang
terkait..
4) Melakukan skoring rata – rata untuk kelompok implementasi model primer
modifikasi dan komunikasi terapeutik sehingga tiap kelompok memperoleh
satu skor unit analisis mplementasi model primer modifikasi dan satu skor unit
analisis implementasi komunikasi terapeutik.
5) Melakukan skoring rata – rata pada 3 pasien yang bersedia mengisi kuesioner
untuk mendapatkan .satu unit analisis kepuasan pasien
6) Melakukan pengumpulan data untuk semua sampel.
7) Analisis data dan penarikan kesimpulan.
8) Instrumen penelitian terlampir.
b. Uji Validitas dan Reliabilitas
1) Uji Validitas
Validitas menunjukkan sejauh mana alat ukur mengukur yang ingin
diukur. Dalam penelitian ini pengujian validitas dengan corrected item-total
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
corelation, yaitu dengan cara mengkorelasikan skor tiap item dengan skor
totalnya. Teknik statistik yang digunakan untuk mencari koefisien korelasi
adalah teknik product moment dari Pearson, dengan menggunakan alat bantu
komputer dengan program SPSS 15.00 for windows dengan rumus sebagai
berikut :
r = 2222 )()(
)()(
yynxxn
yxxyn
(Sugiyono, 2005: 37)
Keterangan :
r = Koefisien korelasi
x = Jumlah masing-masing butir
y = Jumlah skor total
xy = Jumlah antara skor x dan y
n = Jumlah subyek
Instrumen penelitian dikatakan valid apabila nilai r hitung > r tabel,
sebaliknya tidak valid apabila nilai r hitung < r tabel atau valid apabila
signifikansi <0,05 dan tidak valid apabila signifikansi > 0,05.
Uji Validitas instrument untuk kuesioner tentang kepuasan pasien dengan
menggunakan program computer Statistical Pacleage For Scial Sciencis (
SPSS ) Versi 15. 10 For Windows Release, dengan hasil dari 43 item dalam
kuesioner tentang kepuasan pasien ada satu item yang tidak valid yaitu item
nomer 2 yaitu pada dimensi Tangible isi pertanyaan Fasilitas kamar
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
disiapkan sesuai kebutuhan dengan hasil Pearson Corelasi 0,158 dan
significan 0,136 sehingga tinggal 42 item pertayaan dalam kuesioner tentang
kepuasan pasien yang dipakai.
Uji Reliabelitas dengan menggunakan SPSS untuk 42 item pertanyaan yang
dipakai hasilnya Cronbach’s Alpha 0,956 ( tabel 3. ) sehingga tingkat
reliabelitasnya sangat reliable menurut Anton Nugroho. Y. dalam Olah data
dengan SPSS ( 2011)
Hasil keseluruhan aitem terlampir.
Chek List observasi implementasi model primer modivikasi untuk Perawat
Primer dan Perawat Asosiet serta chek list observasi implementasi
komunikasi terapeutik tidak dilakukan uji validitas maupun reliabelitas.
2) Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas dilakukan untuk mengetahui sejauh mana alat ukur dapat
diandalkan atau dipercaya. Apabila alat ukur dipakai dua kali untuk mengukur
gejala yang sama dan hasil pengukuran yang diperoleh relatif konsisten, maka
alat ukur tersebut reliabel. Pengukuran reliabilitas alat ukur menggunakan
reliabilitas konsistensi internal. Setiap pernyataan diuji konsistensinya terhadap
variabel penelitian dengan Cronbach’s Alpha. Teknik ini merupakan pengujian
konsistensi yang cukup sempurna. Pengujian dengan program SPSS 15.00 for
windows
Persamaan Cronbach Alpha, sebagai berikut :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
r 11 =2
1
2
11
b
K
K
(Sugiyono, 2005: 43)
Dimana :
r 11 = Reliabilitas instrumen
K = Banyaknya butir pertanyaan
2
b = jumlah varian butir
2
t = Varian total
Instrumen dikatakan reliabel bila nilai Croanbach Alpha > 0,60 (Supramono dan
Haryanto, 2005).
Tabel 3. Hasil Reliabilitas instrument kepuasan pasien
Uji Reliabelitas dengan menggunakan SPSS untuk 42 item pertanyaan yang
dipakai hasilnya Cronbach’s Alpha 0,956 ( tabel 3. ) sehingga tingkat
reliabelitasnya sangat reliable menurut Anton Nugroho. Y
c. Teknik Analisis
Sebelum dilakukan analisis data yang ada dikelompokkan berdasarkan
keterkaitan kelompoknya. Untuk data implementasi model primer modifikasi
Reliability Statistics
.956 42
Cronbach's
Alpha N of Items
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
satu data implementasi model primer modifikasi oleh seorang PP dikelompokkan
dengan dua data implementasi model primer modifikasi oleh Perawat Asosiet
yang terkait kemudian dijumlahkan dan diambil satu data rata- rata kemudian
disebut variable X₁. Kemudian tiga data implementasi komunikasi terapeutik dari
PP dan PA tersebut diatas dikelompokkan dan dijumlahkan kemudian diambil
satu data rata – rata kemudian disebut variable X₂. Tiga data kepuasan pasien
dari pasien kelolaan PP dan Pa terkait dikelompokkan dan dijumlahkan
kemudian diambil satu data rata – rata , disebut variable Y
Kemudian seluruh data berdasarkan keterkaitan dibuat data seperti diatas
Tabel 4 Pengelompokan data
No X1 X2 Y
N1 37,3 31 71
N2 37,3 30,3 70,3
N3 37 36 72
N4 25 24,3 67
N5 29 33 81
N6 27,7 25,7 75
N7 30 33 84,7
N8 34,3 33 80
N9 38,3 33,3 91,3
N10 37 31,7 87
N11 40,3 29,3 88,3
N12 41,3 32,7 82,7
N13 38,7 32,7 85
N14 35,7 33 96
N15 31,7 34,7 88,3
N16 31,3 30 79
N17 32 32 99,3
N18 30,3 39,7 83,3
N19 24,3 28 69
N20 27,7 28,3 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
N21 32,7 30 89
N22 33 27,3 80
N23 32,7 26,7 99,3
N24 35,3 39,7 80,3
N25 43,3 40,3 106
N26 44,3 40,7 108
N27 43 41,3 107,3
N28 40,7 42 108,7
N29 44 41,7 107,7
N30 45,3 43,3 109,3
Tabel 4. Menunjukkan data setelah dikelompokan
X₁ = Variabel Implementasi model primer modifikasi (Variabel
Independen)
X₂ = Variabel Implementasi Komunikasi Terapeutik ( Var. Independen )
Y = Variabel Kepuasan Pasien ( Var. Dependen )
Untuk menguji hipotesis satu yaitu ―Kepuasan pasien atas implementasi model
primer modifikasi‖ berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan
pasien di ruang rawat inap Panembahan senopati Bantul ‖ model analisisnya
digunakan analisis regresi linear sederhana dibantu dengan program SPSS for
Windows versi 15.0
Persamaan regresi yang digunakan pada hipotesis satu adalah :
Y = a + b X₁
di mana :
Y = Variabel kepuasan pasien yang diprediksikan
a = Konstanta dari persamaan regresi
b = Koefisien regresi dari variabel implementasi model primer modifikasi
X₁ = Skor unsure faktor Implementasi model primer modifikasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Untuk menguji hipotesis dua yaitu ―Kepuasan pasien atas implementasi komunikasi
terapeutik berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kepuasan pasien di
ruang rawat inap Panembahan senopati Bantul ‖ model analisisnya digunakan analisis
regresi linear sederhana dibantu dengan program SPSS for Windows versi 15.0
Persamaan regresi yang digunakan pada hipotesis dua adalah :
Y = a + b X₂
di mana :
Y = Variabel kepuasan pasien yang diprediksikan
a = Konstanta dari persamaan regresi
b = Koefisien regresi dari variabel implementasi komunikasi terapeutik
X₂ = Skor unsur faktor implementasi komunikasi terapeutik
Model analisis yang digunakan untuk membuktikan hipotesis tiga yaitu ―Ada
pengaruh implementasi model primer modifikasi dan komunikasi terapeutik terhadap
kepuasan pasien‖digunakan analisis regresi linier berganda ( Multiple Linier
Regression Analysis). Uji ini adalah alat analisis peramalan nilai pengaruh dua
variabel bebas atau lebih terhadap satu variabel terikat untuk membuktikan ada atau
tidaknya hubungan fungsional atau hubungan kausal antara variabel bebas
(independent variable) dengan variabel terikat (dependent variable), (Riduwan, 2003)
dibantu dengan program SPSS for Windows versi 15.0
Persamaan regresi yang digunakan pada hipotesis tiga adalah:
Y = a + b₁X₁ + b₂X₂
di mana :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Y = Variabel kepuasan pasien yang diprediksikan
a = Konstanta dari persamaan regresi
b₁ = Koefisien regresi dari variabel implementasi model primer modifikasi
X1 = Skor unsur faktor variabel implementasi model primer modifikasi
b₂ = Koefisien regresi dari variabel implementasi komunikasi terapeutik
X2 = Skor unsur faktor variabel implementasi komunikasi terapeutik
Sebelum model regresi di atas digunakan dalam pengujian hipotesis, terlebih
dahulu model tersebut akan diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi
klasik atau tidak, yang mana asumsi ini merupakan asumsi yang mendasari
analisis regresi. Pengujian asumsi klasik ini dimaksudkan untuk memastikan
bahwa model yang diperoleh benar-benar memenuhi asumsi dasar dalam
analisis regresi yang meliputi asumsi : Berdistribusi normal ( menggunakan one
sample Kolmogorov – Smirnov Test ), berdistribusi linier ( menggunakan
Anova table ), dan tidak terjadi multikolinearitas (menggunakan VIF ―Variance
Inflation Factor‖).
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
E. GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN
Berdasarkan Profil RSUD Panembahan Senopati Bantul Th 2013 :
1. Sejarah perkembangan RSUD Panembahan Senopati Bantul
Rumah Sakit Umum Daerah Panembahan Senopati berada di Kota bantul
adalah merupakan Rumah sakit Kelas B Pendidikan milik Pemerintah Daerah
Tingkat II Bantul , terletak strategis, walaupun bukan pada jalur lalu lintas utama
namun mudah dijangkau dan dekat dengan pusat Kota Bantul.
Pada awalnya berdiri tahun 1953 sebagai RS HO, kemudian sejak tahun
1967 resmi menjadi Rumah Sakit Umum Kabupaten dengan kapasitas 60 tempat
tidur.Pada tahun 1978 sebagai RSUD status kelas D.Pada tahun 1993 menjadi
RSUD kelas C menurut SK. Menkes.RI No. 202/Menkes/SK/11/1993, tanggal 26
– 2 – 1993,Dengan nama RSUD Kabupaten Bantul. Pada tanggal 29 maret 2003
berubah nama menjadi RSUD Panembahan Senopati dengan harapan untuk
mengubah citra masyarakat terhadap Rumah Sakit pemerintah agar lebih
baik.Pada tahun 2007 menjadi RSUD kelas B non Pendidikan menurut SK
Menkes RI No 142/menkes/SK/!/2007, tanggal 31 januari 2007. Pada tahun 2012
ditetapkan sebagai RSUD kelas B pendidikan menurut SK Menkes RI nomor
HK.03.05/III/413/12, tanggal 13 Maret 2012. Lulus Akreditasi 5 Pokja bulan
November 1998, kemudian lulus akreditasi 12 Pokja bulan Desembaer 2010
dengan status penuh berkelanjutan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Pada tanggal 1 Januari 2003 menjadi RS Swadana dengan Perda no 8
tanggal 8 – 6 – 2002. Mulai tahun 2009 pola pengelolaan keuangan sebagai Badan
layanan Umum Daerah ( BLUD ) dengan surat Keputusan Bupati Bantul no. 195
tahun 2009 tertanggal 21 Juli 2009 . Ijin Pendirian No : 445/9539/V.2, tanggal 21
– 12 – 2009. Ijin Penyelenggaraan nmo 445/1835/V. 2, tanggal 22 – 12 – 2009.
2. Visi, Misi, Tujuan dan sasaran Rumah Sakit
1) Visi
― Terwujudnya Rumah Sakit yang unggul dan menjadi pilihan utama
masyarakat bantul dan sekitarnya ―
2) Misi
1. Memberikan ―Pelayanan Prima‖ pada customer
2. Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia
3. Melaksanakan peningkatan mutu berkelanjutan (continous quality
improvement)
4. Meningkatkan jalinan kerjasama dengan institusi terkait
5. Melengkapi sarana dan prasarana secara bertahap.
6. Melaksanakan Pelayanan Pendidikan dan Penelitian.
Misi 1.
Memberikan ―Pelayanan Prima‖ pada customer
TUJUAN :
1). Terwujudnya proses pelayanan yang berkualitas
SASARAN :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Meningkatnya kualitas proses pelayanan kepada pelanggan
Terintegrasikannya proses pelayanan pelanggan
2). erwujudnya kepercayaan dan kepuasan pelanggan
SASARAN
Terintegrasikannya proses pelayanan
Meningkatnya kepercayaan pelanggan
Meningkatnya kepuasan pelanggan
Misi 2
Meningkatkan profesionalisme Sumber Daya Manusia
TUJUAN
1). Terwujudnya SDM yang produktif,efektif dan esisien
SASARAN
Meningkatnya jumlah SDM yang terlatih
Meningkatnya keselamatan pasien
2). Terwujudnya SDM yang berkomitemen
SASARAN
Kelengkapan, ketepatan dan keakuratan administrasi dan pelayanan
Meningkatnya disiplin SDM
Misi 3
Melaksanakan peningkatan mutu berkelanjutan
(continous quality improvement);
TUJUAN
Terwujudnya peningkatan mutu internal dan eksternal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SASARAN
Meningkatnya jenis pelayanan yang terakreditasi
Meningkatnya review dan evaluasi pelayanan
Misi 4
Meningkatkan jalinan kerjasama dengan institusi terkait
TUJUAN
Terwujudnya standar sarana dan prasarana rumah sakit
SASARAN
Meningkatnya kerjasama pelayanan, operasional dan pendidikan
Misi 5
Melengkapi sarana dan prasarana secara bertahap.
TUJUAN
Terwujudnya standar sarana dan prasarana rumah sakit
SASARAN
Meningkatnya kenyamanan bagi pelanggan eksternal dan internal
Meningkatnya lingkungan rumah sakit yang sehat dan indah.
Misi 6
Menyediakan Pelayanan Pendidikan dan Penelitian
TUJUAN
Terwujudnya rumah sakit sebagai jejaring pelayanan pendidikan dan
penelitian
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SASARAN
Meningkatnya pelayanan pendidikan dan penelitian bagi
institusi dan perorangan
Meningkatnya jumlah tenaga pendidik
3. Jenis Pelayanan Rumah Sakit
a. Rawat jalan
1). Instalasi gawat darurat
2). Klinik Penyakit Dalam
3) Klinik Penyakit Anak
4). Klinik Penyakit Bedah
5). Klinik Kebidanan dan Kandungan
6). Klinik Kulit & Kelamin
7). Klinik Penyakit Mata
8). Klinik Penyakit T.H.T
9). Klinik Penyakit Syaraf
10). Klinik Penyakit Jiwa
11) .Klinik Tumbuh Kembang
12). Klinik Rehabilitasi Medik
13). Klinik Umum/Karyawan
14). Klinik Gigi dan Mulut :
a. Gigi Dasar
b. Orthodonsi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
c. Bedah Mulut
15). Klinik Konsultasi Gizi
16). Klinik Konsultasi Psychologi
17). Klinik Ginjal dan hypertensi
18). Klinik Kosmetik Medik
19). Klinik Bedah Ortopedi
20). Klinik Konsultasi Berhenti Merokok
21). Klinik Canna (VCT)
22). Klinik PKBRS
b. Rawat Inap
1). RR. Melati I
2) .RR Melati II
3). RR. Alamanda I
4). RR Alamanda II
5). RR. Anggrek
6). RR. Flamboyan
7). RR. Bakung
8). RR. Cempaka
9). RR. Pav.Nusa Indah
10). RR. Nusa Indah II
11). RR. Pav. Mavar I
12). RR. Pav Mawar II
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
13). RR. Pav. Wijaya Kusuma
14). RR.Pav.Edelweis
15). RR. Perinatal
16). Instalasi Rawat Intensif
c. Penunjang Medis
1) . Instalasi Bedah Sentral
2) . Instalasi Farmasi.
3) . Instalasi Radiologi.
4). Instalasi Patologi Klinik / laboratorium
5). Instalasi Gizi
6). IPSRS-IPAL
7). Instalasi Rehabilitasi Medik
8). Unit Elektromedik
9). Unit hemodialisa
d. Administrasi dan Keuangan
4. 1. Instalasi Rekam Medik
4. 2. Keuangan / Kasir
4. Gambaran Seksi keperawatan dan Kebidanan
Seksi Keperawatan dan Kebidanan merupakan Sub Bidang Keperawatan dan
Mutu Rumah sakit mempunyai tugas memberikan bimbingan pelaksanaan Asuhan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Keperawatan, Asuhan Kebidanan, pelayanan keperawatan, etika dan mutu
keperawatan serta kegiatan pendidikan, pelatihan dan penyuluhan kesehatan
Jumlah tenaga Perawat dan Bidan RSUD Panembahan Senopati Bantul adalah
263 orang perawat dan 33 orang Bidan
F. Diskripsi data
1. Karakteristik responden
Data penelitian diperoleh dari observasi implementasi model primer
modifikasi oleh seorang perawat primer dengan chek list Job dis Perawat
Primer, dan dua orang perawat asosiet dalam kelompoknya dengan chek list
job dis perawat asosiet serta observasi ketiganya untuk implementasi
komunikasi terapeutik dengan chek list Standar perasional prosedur ( SOP )
komunikasi terapeutik diambil dalam satu waktu dinas pagi yang sama, bila
dinas pagi tersebut hanya ada satu perawat asosiet yang dinas pagi, maka satu
lagi diambil saat perawat asosiet dalam kelompoknya dinas sore hari yang
sama.Untuk tiga kuesioner kepuasan pasien diisi oleh tiga pasien kelolaan di
ahkir dinas secara acak siapa yang bersedia menjadi responden.
Sehingga dalam satu hari kerja hanya dapat melakukan observasi dan
pengumpulan data tentang kepuasan pasien hanya dua kelompok Perawat
primer karena sebagai pengumpul data hanya dua orang.
Satu kelompok data terdiri dari satu hasil observasi implementasi model
primer modifikasi oleh Perawat Primer, dua hasil observasi implementasi
model primer modifikasi oleh Perawat Asosiet, tiga hasil observasi
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
implementasi komunikasi terapeutik dari ketiga pertawat dalam kelompok
tersebut dan tiga hasil kuesioner kepuasan pasien yang diisi oleh tiga pasien
yang dikelola oleh kelompok perawat tersebut dalam satu satuan waktu yang
sama.
Untuk keseluruhan didapat hasil 30 hasil observasi implementasi model
primer modifikasi oleh Perawat Primer. 60 hasil observasi implementasi
model primer modifikasi oleh Perawat asosiet , 90 hasil observasi
implementasi komunikasi terapeutik oleh Perawat Primer dan Perawat
Asosiet serta 90 hasil pengisian kuesioner tentang kepuasan pasien oleh
pasien .
Berdasarkan data yang diperoleh tersebut diperoleh karakteristik responden
seperti disajikan dalam tabel – tabel dibawah ini.
Tabel 5 Karakteristik Responden
Jumlah
Variabel Klasifikasi Orang Prosentase
PERAWAT
PRIMER
Janis
Kelamin
Laki – laki 2 6,7
Perempuan 28 93,3
Usia (
tahun )
Jumlah 30 100
30 – 39 15 50
40 – 49 13 43,3
≥ 50 2 6,7
Jumlah 30 100
Pendidikan S1 5 16,7
D4 4 13,3
D3 21 70
Jumlah 30 100
PERAWAT
ASOSIET
Janis
Kelamin
Laki – laki 2 3,3
Perempuan 58 96,7
JUmlah 60 100
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Usia ( tahun ) 20 – 29 44 73,4
30 – 39 14 23,3
40 – 49 2 3,3
≥ 50
Jumlah 100
Pendidikan D3 60 100
Pasien Jenis
Kelamin
Laki – laki 36 40
Perempuan 54 60
Jumlah 90 100
Usia ( tahun ) < 20 5 5,5
20 – 39 35 38,9
40 – 59 32 35,6
≥ 60 18 20
Jumlah 90 100
Pendidikan SD 21 23,3
SLTP 20 22,2
SLTA 27 30
D3 8 8,9
S1 14 8,6
Jumlah 90 100
Pekerjaan Pelajar 7 7,8
IRT 24 26,6
Buruh 19 21,1
Swasta 19 21,1
PNS 15 16,7
Pensiunan 6 6,7
Jumlah 90 100
Berdasarkan Tabel 5. dapat diketahui bahwa untuk Perawat primer Laki –
laki 2 orang ( 6,7% ) sedangkan Perempuan 28 orang ( 93, 3 % ), usia
terbanyak antara 30 – 39 tahun( 50 % ) kemudian usia 40 – 49 ada 13 orang (
43, 3 % ) hal ini menunjukkan bahwa mayoritas masih dalam usia
produktif,artinya bahwa kemampuan bekerja masih tinggi .dari 30 orang PP
Pendidikan 21 orang masih D3 Keperawatan, ini untuk menuju model primer
masih membutuhkan sarjana keperawatan,Ners 21 orang . hal ini dikarenakan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang berpendidikan Sarjana Keperawatan banyak ditugasi sebagai Kepala
Ruang.
Untuk perawat asosiet Laki – laki 2 orang ( 3,3% ) dari 60 PA sedangkan
untuk perempuan sebanyak 58 orang ( 96,7% ) . Dari 90 Orang perawat
primer dan perawat asosiet mayoritas adalah perempuan, hal ini
menunjukkan bahwa mayoritas perawat di RSUD Panembahan Senopati
Bantul adalah Perempuan. Secara keseluruhan jumlah tenaga Perawat dan
Bidan kurang lebih 300 orang untuk laki – laki hanya sekitar 15 %. Di
Institusi Pendidikan Keperawatanpun dapat dilihat mahasiswanya mayoritas
perempuan, hal ini mungkin Profesi perawat belum diminati oleh kaum Laki –
laki, padahal dalam tugas – tugas tertentu sangat membutuhkan kekuatan dan
kemampuan Perawat laki – laki. Pendidikan sudah memenuhi standard,
semua berpendidikan minimal D3. Usia terbanyak usia antara 20 – 29 Tahun
sebanyak 44 orang ( 73,4% ) usia tersebut mempunyai potensi tinggi untuk
dikembangkan. Sehingga dari segi sumber daya manusia mempunyai potensi
yang tinggi untuk dikembangkan.
Untuk Responden Pasien dari 90 responden perempuan juga lebih banyak
yaitu 54 orang ( 60 % ) sedang responden laki – laki hanya 36 orang (40%)
Pendidikan terbanyak SLTA yaitu 30% , SLTP 22,2 % sedang untuk
pekerjaan Ibu rumah tangga 26,6 %, buruh 21,1 % dan swasta 21,1 % hal ini
menunjukkan mayoritas pasien menengah kebawah.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Data Implementasi model primer modifikasi dalam unit analisis
Tabel 6 Data Skor Implementasi Model Primer Modifikasi
No X₁
1 37,3
2 37,3
3 37
4 25
5 29
6 27,7
7 30
8 34,3
9 38,3
10 37
11 40,3
12 41,3
13 38,7
14 35,7
15 31,7
16 31,3
17 32
18 30,3
19 24,3
20 27,7
21 32,7
22 33
23 32,7
24 35,3
25 43,3
26 44,3
27 43
28 40,7
29 44
30 45,3
∑ 1060,5
Skor tertinggi = 45
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Skor terendah = 24
Mean = 35
Standar Deviasi = 5,9
Diagram 1 Sebaran skor Implementasi Model Primer Modifikasi
Tinggi skor = > 36,1 – 42
Sedang skor = > 32,1 – 36,1
Rendah skor = ≤ 32
Dari Diagram 1 dapat dilihat skor Implementasi Model primer Modifikasi
yang termasuk skor tinggi hanya 10 ( 33,3% ) yang sedang 9 ( 30 % ), yang
rendah 7 ( 23,3 % ) dan sangat rendah 5 ( 16,7 % )
Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa implementasi Model Primer
Modifikasi masih belum optimal.
10
9
7
5
Sebaran skor X₁
Tinggi
sedang
Rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3) Data Implementasi Komunikasi terapeutik dalam unit analisis
Tabel 7 Data Skor Implementasi Komunikasi terapeutik
No X₂
1 31
2 30,3
3 36
4 24,3
5 33
6 25,7
7 33
8 33
9 33,3
10 31,7
11 29,3
12 32,7
13 32,7
14 33
15 34,7
16 30
17 32
18 39,7
19 28
20 28,3
21 30
22 27,3
23 26,7
24 39,7
25 40,3
26 40,7
27 41,3
28 42
29 41,7
30 43,3
∑ 1004,7
Skor tertinggi = 43
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Skor terendah = 24
Mean = 33
Standar Deviasi = 8,2
Diagram 2. Sebaran Skor Implementasi Komunikasi terapeutik
Tinggi skor = > 37,2 - 45,2
Sedang skor = > 28,8 – 37,2
Rendah skor = ≤ 28,8
Dari Diagram 2 dapat dilihat skor Implementasi Model primer Modifikasi
yang termasuk skor tinggi hanya 8 ( 36,7 % ) yang sedang 15 ( 50 % ), yang
rendah 7 ( 23,3 % )
Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa implementasi Komunikasi
Terapeutik belum optimal
8
15
7
Sebaran skor X₂
Tinggi
Sedang
Rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
4) Data Kepuasan Pasien dalam unit analisis
Tabel 8. Data Skor Kepuasan Pasien
No Y
1 71,00
2 70,3
3 72
4 67
5 81
6 75
7 84,7
8 80
9 91,3
10 87
11 88,3
12 82,7
13 85
14 96
15 88,3
16 79
17 99,3
18 83,3
19 69
20 81
21 89
22 80
23 99,3
24 80,3
25 106
26 108
27 107,3
28 108,7
29 107,7
30 109,3
∑ 2626,8
Skor tertinggi = 109
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Skor terendah = 67
Mean = 88
Standar Deviasi = 13,1
Diagram 3 Sebaran Skor Kepuasan Pasien
Sangat tinggi skor = > 106
Tinggi skor = > 94,6 – 106
Sedang skor = > 74,9 – 94,6
Rendah akor = > 59,3 – 74,9
Sangat rendah skor = ≤ 59,3
Dari Diagram 3 dapat dilihat skor Kepuasan Pasien yang termasuk skor
sangat tinggi hanya 5 ( 16,7 % ) yang Tinggi 3 ( 10 % ), yang sedang
5
3
8
10
4
Sebaran skor Y
sangat tinggi
Tinggi
Sedang
Rendah
Sangat rendah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
8 ( 26,7 % ) rendah 10 ( 33,3 % ) sedang yang sangat rendah 4 ( 13,3 % )
Dari data tersebut dapat dikatakan bahwa walau ada skor sangat tinggi namun
juga ada skor sangat rendah .
G. Analisis Data
1. Pengelompokan data
Sebelum dilakukan analisis data yang ada dikelompokkan berdasarkan
keterkaitan kelompoknya.
Untuk data implementasi model primer modifikasi satu data implementasi
model primer modifikasi oleh seorang PP dikelompokkan dengan dua data
implementasi model primer modifikasi oleh Perawat Asosiet yang terkait
kemudian dijumlahkan dan diambil satu data rata- rata kemudian disebut
variable X₁. Kemudian tiga data implementasi komunikasi terapeutik dari PP
dan PA tersebut diatas dikelompokkan dan dijumlahkan kemudian diambil
satu data rata – rata kemudian disebut variable X₂. Tiga data kepuasan pasien
dari pasien kelolaan PP dan Pa terkait dikelompokkan dan dijumlahkan
kemudian diambil satu data rata – rata , disebut variable Y
Tabel 9. Skor X₁, X₂ dan Y
No X1 X2 Y
N1 37,3 31 71
N2 37,3 30,3 70,3
N3 37 36 72
N4 25 24,3 67
N5 29 33 81
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
N6 27,7 25,7 75
N7 30 33 84,7
N8 34,3 33 80
N9 38,3 33,3 91,3
N10 37 31,7 87
N11 40,3 29,3 88,3
N12 41,3 32,7 82,7
N13 38,7 32,7 85
N14 35,7 33 96
N15 31,7 34,7 88,3
N16 31,3 30 79
N17 32 32 99,3
N18 30,3 39,7 83,3
N19 24,3 28 69
N20 27,7 28,3 81
N21 32,7 30 89
N22 33 27,3 80
N23 32,7 26,7 99,3
N24 35,3 39,7 80,3
N25 43,3 40,3 106
N26 44,3 40,7 108
N27 43 41,3 107,3
N28 40,7 42 108,7
N29 44 41,7 107,7
N30 45,3 43,3 109,3
Tabel 9 Menunjukkan data setelah dikelompokan
X₁ = Variabel Implementasi model primer modifikasi (Variabel
Independen)
X₂ = Variabel Implementasi Komunikasi Terapeutik ( Var. Independen )
Y = Variabel Kepuasan Pasien ( Var. Dependen )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. Analisis Regresi
a. Pra syarat Analisis Regresi
Sebelum model regresi di atas digunakan dalam pengujian hipotesis, terlebih
dahulu model tersebut akan diuji apakah model tersebut memenuhi asumsi
klasik atau tidak, yang mana asumsi ini merupakan asumsi yang mendasari
analisis regresi. Pengujian asumsi klasik ini dimaksudkan untuk memastikan
bahwa model yang diperoleh benar-benar memenuhi asumsi dasar dalam
analisis regresi yang meliputi asumsi : Berdistribusi normal ( menggunakan
one sample Kolmogorov – Smirnov Test ), berdistribusi linier ( menggunakan
Anova table ), dan tidak terjadi multikolinearitas (menggunakan VIF
―Variance Inflation Factor‖)
1). Uji normalitas
Tabel 10. Hasil uji Normalitas
Variabel KZ P Keterangan
X₁ 0,487 0,972 Normal
X₂ 0,990 0,281 Normal
Y 0,673 0,756 Normal
Data dari diambil dari lampiran halaman 169
Dari data tabel 10. P > 5% sehingga X₁, X₂ dan Y berdistribusi normal
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2). . Uji Linierita
Tabel 11. Hasil Linieritas
Variabel F P Keterangan
X₁ — Y 2,294 0.219 Linier
X₂ — Y 3,077 0,083 Linier
Data diambil dari lampiran halaman 170
Berdasarkan data pada tabel 11. didapatkan X₁ dan X₂ terhadap Y
berdistribusi linier
3). Uji Multikolinieritas
Tabel 12. Hasil Uji Multikolinieritas
Variable Tolerance VIF Ket
X₁ 0,508 1,968 Tak berpengaruh
X₁ 0,506 1,968 Tak berpengaruh
Data diambil dari lampiran halaman 171
Dari tabel 12. dapat ditarik kesimpulan bahwa nilai VIF X₁ dan X₂ (
variabel Independen ) 1,968 < 10 sehingga dapat dinyatakan efek
multikolinearitas bukan masalah yang berarti dalam perhitungan ( Anton
Nugroho .Y , 2011 )
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
b. Analisis Regresi sederhana
Untuk membuktikan Hipotesis 1 dan 2 yaitu :
1. Ada pengaruh implementasi model primer modifikasi terhadap kepuasan
Pasien di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Semakin baik implementasi model primer modifikasi semakin tinggi
tingkat kepuasan pasien.
2. Ada pengaruh impelementasi komunikasi terapeutik terhadap kepuasan
pasien di rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Semakin baik implementasi komunikasi terapeutik semakin tinggi tingkat
kepuasan pasien
Menggunakan analisis Regresi Sederhana .
1. Hipotesis 1
Ada pengaruh implementasi model primer modifikasi terhadap
kepuasan Pasien di ruang rawat inap RSUD Panembahan Senopati
Bantul.
Semakin baik implementasi model primer modifikasi semakin tinggi
tingkat kepuasan pasien.
Persamaan Regresi
Y = a + b X₁
di mana :
Y = Variabel kepuasan pasien yang diprediksikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a = Konstanta dari persamaan regresi
b = Koefisien regresi dari variabel implementasi model primer
modifikasi
X₁ = Skor unsure faktor Implementasi model primer modifikasi
Dengan bantuan computer dengan program SPSS 15.00 for windows
didapat :
Tabel 13. Hasil Uji Hipotese 1
Variable F Sig
X₁ — Y 23, 169 0,000
Data diambil dari lampiran halaman 173
Berdasar tabel 13 didapatkan F hit = 23,169, akan dibandingkan dengan
F tab ( 1,28 ) = 4,20 maka dapat dilihat F hit > F tab = 23,169 > 4,20
dengan demikian dinyatakan bahwa implementasi model primer
modifikasi berpengaruh terhadap kepuasan pasien
P = 0,000 < dari 5% ( 0,05 ) maka dapat dinyatakan implementasi
model primer modifikasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pasien.
Tabel 14. Hasil Uji Determinan Hipotese 1
Variable R R squared
X₁ — Y 0, 673 0,453
Data diambil dari lampiran halaman 173
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasar tabel 14 didapatkan R² = 0,453 dapat dinyatakan bahwa
pengaruh implementasi model primer modifikasi terhadap tingkat
kepuasan pasien sebesar 45,3 % koefisen korelasi R = 0,673 berarti
tingkat hubungan Kuat ( Sugiyono,2012 )
Tabel 15. Hasil Uji Koefficien persamaan regresi sederhana X₁ — Y
Variable Coefficien
X₁ 1,499
Constanta 34,579
Data diambil dari lampiran halaman 174
Berdasar pada tabel 15 dapat dibuat persamaan regresi sederhana
yaitu: Y = 34,579 + 1,499 X₁
Berdasarkan tabel 13 ,tabel 14 dan tabel 15 : dapat ditarik
kesimpulan
Hipotese 1 diterima bahwa : Ada pengaruh implementasi Model
Primer Modifikasi terhadap kepuasan pasien di rawat inap RSUD
Panembahan Senopati Bantul. Semakin baik implementasi model
primer modifikasi semakin tinggi tingkat kepuasan pasien
2. Hipotesis 2
Ada pengaruh impelementasi komunikasi terapeutik terhadap
kepuasan pasien di rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Semakin baik implementasi komunikasi terapeutik semakin tinggi
tingkat kepuasan pasien
Persamaan Regresi
Y = a + b X₂
di mana :
Y = Variabel kepuasan pasien yang diprediksikan
a = Konstanta dari persamaan regresi
b = Koefisien regresi dari variabel implementasi komunikasi
terapeutik
X₂ = Skor unsure faktor Implementasi komunikasi terapeutik
Dengan bantuan computer dengan program SPSS 15.00 for windows
didapat:
Tabel 16. Hasil Uji Hipotese 2
Variable F Sig
X₂ — Y 23, 739 0,000
Data diambil dari lampiran halaman 175
Berdasar tabel 16 didapatkan F hit = 23,739, akan dibandingkan dengan
F tab ( 1,28) = 4,20 maka dapat dilihat F hit > F tab = 23,739 > 4,20
dengan demikian dinyatakan bahwa implementasi komunikasi
terapeutik berpengaruh terhadap kepuasan pasien
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
P = 0,000 , dari 5% ( 0,05 ) maka dapat dinyatakan implementasi
komunikasi terapeutik berpengaruh dignifikan terhadap kepuasan
pasien.
Tabel 17. Hasil Uji Determinan Hipotese 2
R R squared
X₂ — Y 0, 677 0,459
Data diambil dari lampiran halaman 175
Berdasar tabel 17 didapatkan R² = 0,459 dapat dinyatakan bahwa
pengaruh antara implementasi komunikasi terapeutik terhadap tingkat
kepuasan pasien sebesar 45,9 %, koefisien korelasi R = 0,677 berarti
tingkat hubungan kuat.
Tabel 18. Hasil Uji Koefficien persamaan regresi sederhana X₂ — Y
Variable Coefficien
X₂ 1,653
Constanta 32,207
Data diambil dari lampiran halaman 176
Berdasar pada tabel 18 dapat dibuat persamaan regresi sederhana
yaitu: Y = 32,207 + 1,653 X₂
Berdasarkan tabel 16 tabel 17 dan tabel 18 : dapat ditarik
kesimpulan :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Hipotese 2 diterima bahwa : Ada pengaruh implementasi
komunikasi terapeutik terhadap kepuasan pasien di rawat inap RSUD
Panembahan Senopati Bantul. Semakin baik implementasi
komunikasi terapeutik semakin tinggi tingkat kepuasan pasien
c. Analisis Regresi Ganda
Untuk membuktikan Hipotesis 3 yaitu :
Ada pengaruh implementasi Model Primer Modifikasi dan komunikasi
terapeutik terhadap kepuasan pasien di rawat inap RSUD Panembahan
Senopati Bantul.
Semakin baik implementasi model primer modifikasi dan komunikasi
terapeutik semakin tinggi tingkat kepuasan pasien
Menggunakan analisis Regresi ganda
Hipotesis 3
Ada pengaruh implementasi Model Primer Modifikasi dan komunikasi
terapeutik terhadap kepuasan pasien di rawat inap RSUD Panembahan
Senopati Bantul.
Semakin tinggi tingkat implementasi model primer modifikasi dan
komunikasi terapeutik semakin tinggi pula tingkat kepuasan pasien
Persamaan regresi ganda
Y = a + b₁X₁ + b₂X₂
di mana :
Y = Variabel kepuasan pasien yang diprediksikan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
a = Konstanta dari persamaan regresi
b₁ = Koefisien regresi dari variabel implementasi model primer
modifikasi
X1 = Skor unsur faktor variabel implementasi model primer modifikasi
b₂ = Koefisien regresi dari variabel implementasi komunikasi
terapeutik
X2 = Skor unsur faktor variabel implementasi komunikasi terapeutik
Dengan bantuan computer dengan program SPSS 15.00 for windows
didapat :
Tabel 19. Hasil Uji Hipotese 3
Variable F Sig
X₁ , X₂ — Y 15,584 0,000
Data diambil dari lampiran halaman 176
Berdasar tabel 19 didapatkan F hit = 15,584 , akan dibandingkan dengan
F tab ( 2,27) = 3,35 maka dapat dilihat F hit > F tab = 15,584 > 3,35
dengan demikian dinyatakan bahwa implementasi model primer
modifikasi dan implementasi komunikasi terapeutik secara bersama –
sama berpengaruh terhadap kepuasan pasien
P = 0,000 , dari 5% ( 0,05 ) maka dapat dinyatakan implementasi model
primer modifikasi dan implemntasi komunikasi terapeutik secara
bersama – sama berpengaruh dignifikan terhadap kepuasan pasien.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Tabel 20. Hasil Uji Determinan Hipotese 3
R R squared
X₁, X₂ — Y 0, 732 0,536
Data diambil dari lampiran halaman 177
Berdasar tabel 20 didapatkan R² = 0,536 dapat dinyatakan bahwa
pengaruh antara implementasi model primer modifikasi dan komunikasi
terapeutik secara bersama – sama terhadap tingkat kepuasan pasien
sebesar 53,6%, koefisien korelasi R = 0,732 berarti tingkat hubungan
kuat.
Tabel 21. Hasil Uji Koefficien persamaan regresi sederhana X₁,X₂ — Y
Variable Coefficien
X₁ 0,867
X₂ 0,986
Constanta 29.869
Data diambil dari lampiran halaman 177
Tabel 22. Sumbangan relative dan sumbangan efektif
SE R2 SR
X₁ 26,2 0,536 48,8
X₂ 27,4 0,536 51,2
Data diambil dari lampiran halaman 178
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Berdasar pada tabel 21 dapat dibuat persamaan regresi sederhana
yaitu: Y = 23,869 + 0,867X₁ + 0,986X₂
Berdasarkan tabel 22 didapatkan Sumbangan Relatif X₁ sebesar
48,8% dan X₂ sebesar 51,2 % secara bersama – sama terhadap
Kepuasan pasien
Sumbangan Efektif X₁ sebesar 26,2 % dan X₂ sebesar 27,4% secara
bersama – sama terhadap Kepuasan pasien
Sumbangan Relatif X₁ sebesar 48,8% dan X₂ sebesar 51,2 % secara
bersama – sama terhadap Kepuasan pasien
Sumbangan Efektif X₁ sebesar 26,2 % dan X₂ sebesar 27,4% secara
bersama – sama terhadap Kepuasan pasien
Berdasarkan tabel 19, tabel 20 dan tabel 21 : dapat ditarik
kesimpulan :
Hipotese 3 diterima bahwa Ada pengaruh implementasi Model
Primer Modifikasi dan komunikasi terapeutik terhadap kepuasan
pasien di rawat inap RSUD Panembahan Senopati Bantul.
Semakin baik implementasi model primer modifikasi dan
komunikasi terapeutik semakin tinggi tingkat kepuasan pasien
H. Pembahasan
1. Dari gambaran tempat penelitian dalam sejarah perkembangan Rumah
Sakit, RSUD Panembahan Senopati bantul mengalami perkembangan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
yang pesat baik dari fasilitas, ketenagaan dan kemampuan
mengantisipasi perkembangan kebutuhan akan kesehatan sehingga
dengan cepat menjadi Rumah Sakit Tipe B Pendidikan yang pertama di
Yogyakarta yang milik Pemerintah daerah. Dengan Visi, Misi dan
Motto yang dibuat memberi pacuan dan kesempatan untuk
mengoptimalkan diri dalam memberikan pelayanan yang prima kepada
masyarakat Bantul dan sekitarnya.
2. Dari gambaran karakteristik responden , untuk tenaga keperawatan
minimal sudah DIII Keperawatan dan terlihat banyak yang
melanjutkan ke jenjang pendidikan S1 , mereka yang belum
melanjutkan ke jenjang S1 minatnya untuk melanjutkan ke jenjang S1
juga tinggi. Untuk jumlah tenaga dibanding dengan kebutuhan dalam
penerapan model primer masih belum standard sehingga jumlah pasien
yang menjadi kelolaan masih terlampau banyak kadang sampai 15
pasien dalam satu kelompok perawat primer sehingga kadang terlihat
beban kerja terlalu berat.
Usia perawat hampir 60 % berusia 20 s/d 39 tahun dimana dalam usia
tersebut masih sangat produktif dan masih respon terhadap perubahan
sehingga berpotensi untuk dikembangkan dan ditingkatkan
kualitasnya. Hal ini juga tertangkap oleh pihak Manajemen sehingga
selalu berusaha untuk mensuport mereka agar meningkatkan kualitas
pelayanan.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Untuk Pasien masih terlihat banyak dari masyarakat menengah
kebawah, hal tersebut mungkin karena Rumah Sakit Pemerintah yang
harus memfasilitasi kebutuhan kesehatan bagi masyarakat miskin,
sampai – ampai karena begitu loyalnya terhadap masyarakat miskin,
membuat aturan Rumah Sakit yang mana tidak boleh menolak
masyarakat miskin selama masih ada tempat tidur yang kosong,
Dengan adanya fasilitas baik tenaga medis dan non medis yang sudah
memadai dan dengan tekad yang tinggi akan mampu menarik minat
masyarakat menengah keatas, dan memang Rumah Sakit Panembahan
Senopati Bantul masih sangat memungkinkan untuk dikembangkan
kearah sana.
3. Dalam penugasan perawat dengan model primer, sekelompok perawat
yang terdiri dari satu perawat primer dan tiga atau empat perawat asosiet
yang merawat pasien kelolaan mulai dari datang sampai pulang
memungkinkan perawat mengenal pasien dengan baik apalagi dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien baik bio,psiko,sosiodan
cultural secara komprehensif. Sehingga perawat yang mengelola pasien
tersebut mengerti dan memahami kebutuhan pasien secara menyeluruh
terkait dengan penyakitnya yang membutuhkan pelayanan
keperawatan.Dengan begitu dengan implementasi model primer
modifikasi yang baik akan menghasilkan kebutuhan pasien terpenuhi
dengan begitu pasien akan merasa puas.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Dari data yang diperoleh melalui observasi terhadap 30 Perawat primer
didapatkan hasil untuk Implementasi Model primer Modifikasi, dari 30
Perawat Primer yang berbasis pendidikan S1 atau D IV hanya 10 orang ,
hal ini dikarenakan banyak yang berpendidikan S1 ditarik menjabat kepala
Ruang, sehingga belum sepenuhnya dikatakan model primer, walaupun
dalam pelaksanaan mengacu job diskription model primer, sehingga
memang ada beberapa skor yang diperoleh rendah.Hal ini mungkin secara
pribadi belum mau berubah atau mungkin karena kurangnya evaluasi,
dimana sepertinya belum pernah dilakukan audit kepatuhan terhadap job
diskription.Namun dengan adanya minat yang tinggi untuk melanjutkan ke
jenjang S1 dan masih banyak yang berusia produktif maka tidak lama lagi
akan terpenuhi untuk menerapkan model primer dan akan mendapatkan
hasil yang lebih tinggi atau lebih baik. Sedangkan untuk Perawat asosiet
justru yang usia tua yang mendapatkan skor rendah hal ini terlihat karena
sudah terbiasa dengan model fungsional sehingga sangat sukar untuk
diubah, namun mereka hanya tinggal beberapa sehingga bukan merupakan
masalah untuk meningkatkan kinerja perawat.Kaitannya dengan kepuasan
pasien, diperoleh hasil F hit = 23,169, akan dibandingkan dengan F tab (
1,28 ) = 4,20 maka dapat dilihat F hit > F tab = 23,169 > 4,20 dengan
demikian dinyatakan bahwa implementasi model primer modifikasi
berpengaruh terhadap kepuasan pasien dan P = 0,000 < dari 5% ( 0,05 )
maka dapat dinyatakan implementasi model primer modifikasi
berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien. R² = 0,453 dapat
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dinyatakan bahwa pengaruh implementasi model primer modifikasi
terhadap tingkat kepuasan pasien sebesar 45,3 % yang 54,7% ditentukan
oleh factor lain koefisen korelasi R = 0,673 hal ini menunjukkan korelasi
antara implementasi model primer modifikasi terhadap kepuasan pasien
termasuk kuat (Sugiyono 2012 ) hal ini sesuai dengan keuntungan model
primer dari pada dengan model yang lain, dalam model primer pasien
akan terpenuhi kebutuhannya secara berkesinambungan dan komprehensif
apa yang dibutuhkan untuk meningkatkan derajad kesehatannya terpenuhi
dan terbukti berpengaruh yang signifikan terhadap kepuasan pasien. Hal
ini juga sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Desire.F (
2011) di ruang rawat inap Rumah Sakit Advent Bandung bahwa
penerapan praktek keperawatan Profesional berpengaruh signifikan
terhadap kepuasan pasien., walaupun dinyatakan tidak berpengaruh
terhadap kepuasan perawat,mungkin hal itu disebabkan pelaksanaan model
Tim Primer tersebut belum menjadi perilaku perawat saat itu.
Dengan keadaan ketenagaan yang banyak berusia produktif dan semangat
yang tinggi serta manajemen yang peduli akan mampu mengubah keadaan
yang sekarang menjadi yang jauh lebih baik, apalagi dengan hasil
persamaan regresi Y = 34,579 + 1,499 X₁ yang menujukkan bila
implementasi model primer modifikasi misalkan dinaikan menjadi sepuluh
maka Kepuasan menjadi 34,579 + (1,499 x 10) = 34,579 + 14,99 = 49,57
.Dengan hasil yang ada diharapkan dapat menjadi pertimbangan pihak
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
mamajemen untuk mengambil kebijakan, menerapkan model primer
modifikasi sesuai SOP/Job diskription sehingga complain tentang
kecepatan perawat dalam bertindak tidak muncul lagi.
4. Komunikasi terapeutik merupakan komunikasi yang terapeutik antara
perawat dan pasien, dari beberapa phase yang saling terkait dan
dilaksanakan dengan baik akan mendukung tindakan perawat dengan baik
dan benar serta mengikut sertakan pasien dalam proses tindakan yang
dilakukan perawat dalam merawat dirinya, sehingga pasien akan
memberikan kerjasama yang dibutuhkan dan mengurangi kecemasan. Bila
hal tersebut dilaksanakan dengan baik maka pasien akan merasa nyaman
dan percaya akan tindakan yang dilakukan perawat adalah untuk
menolong memenuhi kebutuhan dirinya dalam pemberian asuhan
keperawatan kepada dirinya, yang akirnya akan memberikan rasa puas
kepada pasien karena hal yang dirasakan sesuai atau justru melampaui
harapannya.( Suryani 2005 )
Untuk implementasi Komunikasi terapeutik skor yang didapat hampir 70
% sedang dan rendah hal itu menunjukkan implementasi komunikasi
terapeutik belum seluruhnya dilaksanakan sesuai dengan SOP yang ada.
Skor yang paling rendah didapatkan pada item tentang persiapan alat. Hal
ini karena alat yang masih kurang atau dalam menyiapkan kurang
memperhatikan kebutuhan alat yang dipakai saat melaksanakan tindakan,
sehingga kesan tidak siap atau justru kesan tidak professional akan muncul
dalam perasaan pasien..Untuk ruang yang memang alat masih kurang perlu
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
dievaluasi dan kalau perlu dipenuhi kebutuhan alat yang
dibutuhkan.Kemudian item tentang menjelaskan tujuan tindakan kepada
pasien dan memberikan kesempatan untuk bertanya juga masih banyak
yang tidak melakuan.Hal ini bagi yang belum biasa melakukan akan terasa
merepotkan seolah tidak berguna,namun sebetulnya sangat berguna bagi
pasien karena tahu apa yang akan dilakan pada dirinya dan memberi rasa
aman sehingga tenang tidak cemas,dan masih ada beberapa item yang lain.
Oleh karena itu perlu ditingkatkan pelaksanaan komunikasi terapeutik
sesuai SOP.. Komunikasi terapeutik memunculkan rasa nyaman dan aman
pada pasien dan mendekatkan hubungan perawat pasien sehingga
memunculkan rasa percaya terhadap asuhan yang diberikan oleh perawat
kepadanya, serta pasien merasa diikut sertakan dalam penanganan dirinya.
( Salman 2010 ). Oleh karena itu Komunikasi terapeutik sangat diperlukan
dalam hubungan perawat pasien sehingga pasien akan menjadi pelanggan
yang loyal. Kaitannya dengan kepuasan pasien diperoleh hasil F hit =
23,739, akan dibandingkan dengan F tab ( 1,28) = 4,20 maka dapat dilihat
F hit > F tab = 23,739 > 4,20 dengan demikian dinyatakan bahwa
implementasi komunikasi terapeutik berpengaruh terhadap kepuasan
pasien
P = 0,000 , dari 5% ( 0,05 ) maka dapat dinyatakan implementasi
komunikasi terapeutik berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien.
R² = 0,459 dapat dinyatakan bahwa pengaruh antara implementasi
komunikasi terapeutik terhadap tingkat kepuasan pasien sebesar 45,9 %,
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
koefisien korelasi R = 0,677 berarti tingkat hubungan kuat.dengan hasil
persamaan regresi Y = 32,207 + 1,653 X₂ yang mengandung arti bila
implementasi komunikasi terapeutik misalkan ditingkatkan menjadi 10
maka kepuasan pasien = 32,207 + (1.653 x 10 ) = 32,207 + 16,53 =48,74 (
Sugiyono 2012 ). Hal ini sesuai dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Salman. N ( 2010 ) di Rumah sakit Haji Medan dengan hasil
implementasi komunikasi berpengaruh signifikan terhadap kepuasan
pasien. Oleh karena itu karena implementasi model primer modifikasi
belum dilakukan dengan optimal maka perlu ditindak lanjuti dengan
meningkatkan implementasi komunikasi terapeutik sesuai SOP yang ada,
kemudian secara periodik dievaluasi pelaksanaannya.Dengan demikian
pasien akan merasa nyaman, percaya dengan penanganan yang diberikan
kepadanya sehingga akhirnya akan merasa puas dan menjadi pelanggan
tetap bila membutuhkan bantuan untuk penanganan kesehatannya.Dengan
tenaga yang masih banyak yang produktif maka berpeluang besar untuk
membuat perubahan kearah yang diinginkan oleh pihak
Manajemen.Sehingga complain pasien mengenai perawat yang tidak ramah
akan berkurang atau bahkan hilang.
5. Untuk implementasi model primer modifikasi dan komunikasi terapeutik
didapatkan hasil F hit = 15,584 , akan dibandingkan dengan F tab ( 2,27) =
3,35 maka dapat dilihat F hit > F tab = 15,584 > 3,35 dengan demikian
dinyatakan bahwa implementasi model primer modifikasi dan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
implementasi komunikasi terapeutik secara bersama – sama berpengaruh
terhadap kepuasan pasien
P = 0,000 , dari 5% ( 0,05 ) maka dapat dinyatakan implementasi model
primer modifikasi dan implemntasi komunikasi terapeutik secara bersama
– sama berpengaruh signifikan terhadap kepuasan pasien. R² = 0,536
dapat dinyatakan bahwa pengaruh antara implementasi model primer
modifikasi dan komunikasi terapeutik secara bersama – sama terhadap
tingkat kepuasan pasien sebesar 53,6%, sedangkan yang 46,4 ditentukan
oleh factor lain koefisien korelasi R = 0,732 berarti tingkat hubungan kuat,
ternyata lebih kuat dari pada masing – masing variable sendiri – sendiri.
Dengan persamaan regresi Y = 23,869 + 0,867X₁ + 0,986X₂ yang berarti
bila X₁ dan X₂ masing – masing dinaikan 10 maka kepuasan pasien
menjadi 23,869 + ( 0,867 x 10 ) + ( 0,986 x 10 ) = 23,869 + 8,67 + 9,86 =
42.399 ( Sugiyono 2012 ) didapatkan Sumbangan Relatif X₁ sebesar
48,8% dan X₂ sebesar 51,2 % secara bersama – sama terhadap Kepuasan
pasien
Sumbangan Efektif X₁ sebesar 26,2 % dan X₂ sebesar 27,4% secara
bersama – sama terhadap Kepuasan pasien
Sumbangan Relatif X₁ sebesar 48,8% dan X₂ sebesar 51,2 % secara
bersama – sama terhadap Kepuasan pasien
Sumbangan Efektif X₁ sebesar 26,2 % dan X₂ sebesar 27,4% secara bersama
berpengaruh signifikan dan kuat terhadap kepuasan pasien dan pengaruhnya
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
hampir sama antara implementasi model primer modifikasi dan
implementasi komunikasi terapeutik. Dengan demikian secara bersama akan
meningkatkan tingkat kepuasan pasien,dan pengaruhnya lebih kuat daripada
masing – masing variable sendiri – sendiri. Sehingga untuk lebih
meningkatkan kepuasan pasien perlu ditingkatkan baik implementasi model
primer modifikasi dan implementasi komunikasi terapeutik dengan begitu
diharapkan complain tentang kinerja maupun sikap perawat terhadap pasien
akan berkurang atau bahkan akan menghilang.
I. Keterbatasan Penelitian
a. Uji coba instrument untuk mengetahui validitas dan Reliabelitas
Instrumen tidak bisa dilakukan karena Rumah Sakit yang se Tipe
Rumah Sakit panembahan Senopati bantul dan menggunakan metode
penugasan Perawat dengan model Primer Modifikasi sukar ditemukan
sehingga menggunakan uji coba terpakai dengan demikian untuk hasil
pada item yang tidak valid tidak dipakai.
b. Jumlah pasien yang diteliti 90 , dua diantaranya berumur 7 tahun dan
9 tahun yang belum mampu untuk mengisi kuesioner sehingga diisi
oleh orang tua pasien dan orang tua pasien tersebut menunggui selama
dilakukan observasi implementasi model primer modifikasi dan
komunikasi terapeutik pada perawat primer dan perawat asosiet yang
mengelola pasien tersebut.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil penelitian tentang Pengaruh Implementasi Model
Primermodifikasi dan Implementasi Komunikasi Terapeutik terhadap Kepuasan
Pasien di Ruang Rawat Inap (RSUD Panembahan Senopati Bantul)
Dapat disimpulkan sebagai berikut:
1. Implementasi Model Primer Modifikasi berpengaruh positif yang signifikan
terhadap Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati
Bantul. Semakin tinggi Implementasi Model Primer Modifikasi semakin tinggi
pula tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan
Senopati Bantul.
2. Implementasi Komunikasi Terapeutik berpengaruh positif yang signifikan
terhadap Kepuasan Pasien di Ruang rawat Inap RSUD Panembahan Senopati
Bantul. Semakin tinggi implementasi Komunikasi Terapeutik semakin tinggi
pula tingkat Kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan
Senopati Bantul.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. Implementasi Model Primer Modifikasi dan Implementasi Komunikasi
Terapeutik secara bersama – sama berpengaruh positif yang signifikan terhadap
tingkat kepuasan Pasien di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati
Bantul.Semakin tinggi Implementasi Model primer Modifikasi dan Komunikasi
terapeutik secara bersama – sama semakin tinggi pula tingkat Kepuasan Pasien
di Ruang Rawat Inap RSUD Panembahan Senopati Bantul
Denagan sumbangan relatif maupun efektif dari Implementasi Model Primer
Modifikasi dan Implementasi Komunikasi terapeutik hampir sama.
B. SARAN DAN IMPLIKASI
1. IMPLIKASI
Hasil yang didapat dalam implementasi model primer modifikasi berpengaruh
signifikan dan kuat, demikian juga hasil implementasi komunikasi
terapeutik.Implementasi secara bersama – sama jugan berpengaruh signifikan
dan kuat dan hasilnya lebih memuaskan dari pada implementasi model primer
modifikasi sendiri dan komunikasi terapeutik sendiri.Pengaruhnyapun masing
masing juga hampir sama kuatnya.dengan demikian bilan implementasi model
primer modifikasi dilaksanakan dengan lebih baik maka kepuasan pasien akan
meningkat, demikian pula implementasi komunikasi terapeutik dan secara
bersama sama dilaksanakan dengan lebih baik akan semakin meningkatkan
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
kepuasan pasien .Sehingga secara bersama sama dilakukan lebih baik akan
semakin meningkatkan kepuasan pasien.
2. SARAN
a. Bagi Perawat :
Setiap Perawat selalu berupaya melaksanakan model primer modifikasi dan
komunikasi terapeutik agar meningkatkan kepuasan Pasien.
b. Bagi Peneliti lain
a. Penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan responden seluruh perawat
dan seluruh pasien Rawat Inap. Agar hasil penelitian menjadi lebih luas .
b. Penelitian ini terbatas pada masalah yang berkaitan dengan kepuasan Pasien
dalam Implementasi Model primer Modifikasi dan Komunikasi terapeutik,
hal ini perlu ditindak lanjuti bagaimana implikasi terhadap perawat itu
sendiri dan tim Kesehatan lain.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
DAFTAR PUSTAKA
Anwar, Saifudin. 2000. Metode Penelitian. Yogyakarta : Pustaka Pelajar.
Arikunto 2006. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek. Edisi Revisi IV Jakarta :
EGC
Aditama Tjandra 2010 Manajemen Administrasi Rumah Sakit. Edisi kedua Jakarta : UI
Press
Anton Nugroho.Y. 2011 Olah data dengan SPSS Cetakan pertama .Yogyakarta : Skripta
Aziz Alimul Hidayat. 2007. Metode Penelitian Kebutuhan dan Teknik Analisa Data.
Jakarta : Salemba Medika.
Bimo, T 2009 Evaluasi Penerapan Model Praktik Keperawatan Primer di Ruang
Maranata I RS mardi Rahayu Kudus : http://keperawatan.undip.ac.id diunduh
tanggal 12 juli 2013
Desire , F. S2011 Efektifitas Penerapan Praktek Keperawatan professional di Ruang
Rawat Inap Rumah Sakit Advent Bandung Yogykarta,UGM 2011.
http://etd.ugm.ac.id/index.php?mod=penelitian_detail&sub=PenelitianDetail&act=v
iew&typ=html&buku_id=52029&obyek_id=4 diunduh tgl 14 Sep, 2013
Departemen Kesehatan Republik Indonesia 2009. Undang – undang republik Indonesia No
44 tahun 2009 Tentang Kesehatan, Jakarta Dep Kes RI
Depkes RI, Standar Pelayanan Rumah Sakit. Direktorat Jendral Pelayanan Medik, cetakan
ketiga, Jakarta 1997
Doengoes,M.E.2000 Nursing Care Plane, Guedelines for Planing and Documentating
Patient Care Edisi IV. Jakarta: penerbit Buku Kedokteran. EGC.
Ghony, M. Djunaedi. 1979. Pedoman Didalam Penelitian dan Penilaian. Surabaya : Usaha
Nasional.
Gafar L.O.J.Pengantar Keperawatan profesional. EGG. Jakarta. 1999
Gaspersz, Vincent. 2002. Manajemen Kualitas dalam Industri Jasa. Gramedia ,Jakarta,
2002.
Hadi, Sutrisno. 2000. Metodologi Research. Yogyakarta : Fakultas Psikologi UGM.
Hidayat 2009. Metode Penelitian Keperawatan dan Teknik Analisis Data. Jakarta:
Salemba Medika
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Joko Wiyono, Manajemen Mutu Pelayanan kesehatan, vol 2. Airlangga University Press,
Surabaya, 1999
Kusnanto,H,2004, Metode kualitatif dalam riset kesehatan, PSIK.M Pascasarjana
Universitas Gajah Mada Yogyakarta.
Kozier, B,Erb, K.B. & Wilkonson,J.M. 1995 Fundamental of anursing Concep process
and practise. Fith Edition. Addison – Wesley, Redwood City.
Kotler 2002 . Edisi Milenium. Manajemen Pemasaran. Jakarta:
PT Prenhalindo
Laddy, S,& Pepper,JM. 1995 Conceptual Bases of Professional Nursing Ihird Edition, JB.
Lippincott Company, Philadelphia.
Notoatmodjo.2005. Metodologi Penelitian Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta.
Nunuk Ester 2009 Analisis Pengaruh Persepsi mutu yan asuhan keperawatan terhadap
kepuasan klien rawat inap di RSU Puri asih Solotigo Semarang Undip 2009
http://eprints.undip.ac.id/17427/1/ESTER_NUNUK_TRIMUMPUNI.pdf
diunduh tgl 26 oktober 2013
Nursalam 2002 Manajemen keperawatan Aplikasi dalam Praktik keperawatan Prifesional.
Salemba Medika, Jakarta
Nursalam. 2003. Konsep dan Penerapan Metode Penelitian Ilmu Keperawatan. Jakarta :
Salemba Medika.
Nursalam 2011 Manajemen Keperawatan Aplikasi dalam praktek keperawatan
profesional. Edisi ketiga. Jakarta Salemba medika
Putra Panca A.N. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Kepuasan Kerja tenaga Perawat di
Instalasi Rawat Inap RSU FK – UKI. Tesis S2 PPARS UI, Jakarta, 1999
Profil RSUD Panembahan Senopati Bantul tahun 2013
http://rsudps.bantulkab.go.id/dokumen/ diunduh tgl 8 – Februari 2014
Sugiono. 2012 . Statistika Untuk Penelitian. Bandung : CV. Alfabeta.
Suharto, 1999. Pengaruh penempatan perawat sebagai case manager di ruang rawat inap
terhadap kepuasan pasien RS ST Theresia Jambi Program pendidikan pasca Sarjana
MMR,UGM Yogyakarta
Sukadji, Sutarlinah. 2005. Pengantar Psikologi. Jakarta : Karunia Universitas Terbuka
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Surachmad, Winarno. 2000. Dasar dan Teknik Research, Pengantar Psikologi Ilmiah.
Bandung : Tarsito.
Suryani 2006 Komunikasi Terapeutik Teori dan Praktek. Penerbit Buku kedokteran EGC
Supranto,2006.Pengukuran tingkat kepuasan pelanggan.hal 231, Penerbit Rineka cipta,
Jakarta, 2006
Salman.N 2010 Pengaruh Komunikasi terapeutik terhadap kepuasan pasien di Rumah
Sakit Haji Medan
http://repository.usu.ac.id/bitstream/123456789/24558/7/Cover.pdf diunduh tgl 14
september 2013
Tjiptono Fandi 2008 Sevice management Yogyakarta : Andi
Tukinin 2005 Analisis Tingkat Kepuasan Pasien dalam Implementasi Model Praktek
keperawatan Profesional ( MPKP ) di Ruang Penyakit dalam RSUD Gunung Jati
Cirebon. Program Pascasarjana Universitas Diponegoro Semarang
Wieke Diah. A 2009 Kepuasan Pasien rawat inap terhadap pelayanan perawat di RSU D
Tlogorejo Semarang Program Pascasarjana Universitas Diponegoro semarang 2009
http://eprints.undip.ac.id/23824/1/WIKE_DIAH_ANJARYANI.pdf diunduh 26
Oktober 2013
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Jabatan :
Chek list Tugas Perawat Primer (PP) Dalam
Model Primer Modifikasi
No Tugas Perawat primer 0 1 2 3 1 Bertugas pagi hari
2 Bersama AN menerima operan tugas jaga dari PA yang jaga malam.
3 Bersama PA melakukan konfirmasi/supervisi tentang kondisi pasien segera setelah selesai operan dengan petugas jaga malam.
4 Bersama PA melakukan doa bersama sebagai awal dan akhir tugas, dilakukan setelah selesai operan tugas jaga malam.
5 Melakukan preconference dengan semua PA yang ada dalam grupnya setiap awal dinas pagi.
6 Membagi tugas atau pasien kepada PA sesuai dengan kemampuan dan beban kerja.
7 Melakukan pengkajian, menetapkan masalah atau diagnosa dan perencanaan keperawatan kepada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan.
8 Memonitor dan membimbing tugas PA 9 Membantu tugas AN untuk kelancaran pelaksanaan asuhan
pasien.
10 Mengoreksi, merevisi dan melengkapi catatan asuhan keperawatan yang dilakukan oleh PA yang ada di bawah tanggung jawabnya.
11 Melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien sesuai tujuan yang ada dalam perencanaan asuhan keperawatan dan ada bukti dalam rekam keperawatan.
12 Melaksanakan post conference pada setiap akhir dinas dan menerima laporan akhir tugas jaga dari PA untuk persiapan operan tugas jaga selanjutnya.
13 Mendampingi PA dalam operan tugas jaga kepada PA yang tugas jaga selanjutnya.
14 Memperkenalkan PA yang ada dalam satu grup atau yang akan merawat selama pasien dirawat atau kepada pasien/keluarga baru.
15 Mendelegasikan tugas kepada PA pada S/M/L 16 Melaksanakan pendelegasian tugas PJ ruang bila pagi hari
tidak bertugas. Dan tugas lain sesuai uraian tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jumlah
Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Jabatan :
Chek list Tugas Perawat Asosiate (PA ) Dalam Model Primer Modifikasi
No Tugas PA 0 1 2 3 1. Melaksanakan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari dan
kepada AN yang ada dalam satu grup.
2. Melakukan konfirmasi atau supervisi tentang kondisi pasien segera setelah operan setiap pasien.
3. Melakukan doa bersama setiap awal dan akhir tugas yang dilakukan setelah selesai serah terima operan tugas jaga.
4. Mengikuti pre conference yang dilakukan PP setiap awal tugas. 5. Melaksanakan asuhan keperawatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawab dan ada bukti di rekam keperawatan.
6. Melakukan monitoring respon pasien dan ada bukti di rekam keperawatan.
7. Melakukan konsultasi tentang masalah pasien/keluarga kepada PP
8. Membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan ada bukti di rekam keperawatan.
9. Menerima keluhan pasien/keluarga dan berusaha untuk mengatasinya.
10 Melengkapi catatan asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
11 Melakukan evaluasi asuhan keperawatan pada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya.
12 Mengikuti post conference yang diadakan PP pada setiap akhir tugas dan melaporkan kondisi dan perkembangan semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya kepada PP.
13 Bila tak ada PP wajib mengenalkan PA yang ada dalam group yang akan memberikan asuhan keperawatan pada jaga berikutnya kepada pasien/keluarga baru.
14 Melakukan pendelegasian tuga PP pada S/M/L 15 Berkoordinasi dengan PPJR/dokter/tim kesehatan lain bila ada
masalah pasien pada S/M/L
16 Melaksanakan tugas lain sesuai dengan uraian tugas PA Jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Jenis Kelamin : Umur : Pendidikan : Jabatan :
Chek list Komunikasi Therapeutik
No 0 1 2 3 A. Tahap Pre Interaksi. 1 Baca catatan keperawatan dan catatan medis pasien 2. Cuci tangan 3. Persiapan alat . . B Tahap Orientasi.
4 Memeberikan salam, panggil nama pasien 5. Menjelaskan tujuan tindakan kepada pasien, memberikan
kesempatan pasien untuk bertanya.
. C Tahap Kerja 6 Menjaga privasi pasien 7 Mendekatkan alat dekat pasien 8 Mengatur posisi pasien yang sesuai
9 Melakukan tindakan dengan benar
D Tahap Terminasi 10 Mengevaluasi keadaan pasien 11 Menjelaskan hasil tindakan 12 Mengembalikan posisi pasien 13 Mengucapkan terinma kasih
14 Kontrak waktu rencana tindak lanjut
15 .Dokumentasi
Jumlah
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Petunjuk pengisian lembar observasi Implementasi MPM pada
PP No 1
0 : Masuk dalam shif roling
1 : Sering tukar jaga siang atau malam
2 : Kadang tukar jaga selain pagi
3 : Selalu jaga pagi selain hari libur/Cuti/ijin, bila berhalangan diganti oleh kepala ruang
No 2 :
0 : Tidak menerima operan dari tugas jaga malam
1 : Menerima operan tugas jaga malam hanya laporan jumlah pasien
2 : Menerima operan jaga malam dengan laporan jumlah pasien yang menjadi
tanggung jawabnya dan pelaksanaan terapi dan tindakan
3 : Menerima operan jaga malam dengan laporan jumlah pasien yang menjadi
tanggung jawabnya , nama pasien dan pelaksanaan perencanaan yang telah dibuat
dan dievaluasi
No 3 :
0. : Tidak melakuan keliling pasie yang menjadi tanggung jawabnya
1. : Melakukan konfirmasi tentang kondisi pasien hanya yang dilaporkan ada masalah
2. : Melakukan konfirmasi ke semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya hanya
tentang pelaksanaan advis Dokter dan kondisi pasien saat ini
3. : melakukan konfirmsi ke semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya baik
mengenai advis Dokter maupun , evaluasi Asuhan keperawatan maupun kondisi
pasien saat ini
No 4 :
0. : Tidak melakukan doa bersama diawal maupun diakhir tugas
1. : Kadang melakukan doa kadang tidak melakukan doa
2. :Hanya melakukan doa bersama diawal tyugas saja
3. : Melakukan doa bersama diawal dan diakhir tugas
No 5:
0. : Tidak melakukan pre conference
1. : Kadang melakukan pre conference kadang tidak
2. : Melakukan pre conference hanya membahas pasien tertentu yang menjadi
tanggung jawabnya
3. : melakukan preconference membahas semua pasien yang menjadi tanggung
jawabnya.
No 6 ;
0. : Tidak dilakukan pembagian tugas
1. : Melakukan pembagian tugas semaunya
2. : Melakukan pembagian tugas berdasarkan kemampuan PA tanpa ikut serta
berperan akatif
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. : Melakukan pembagian tugas berdasarkan kemampuan PA dengan ikut serta
berperan akatif
No 7 :
0. : Tidak melakukan proses keperawatan
1. : Melakukan proses keperawatan pada sebagian pasien, dokumentasi tidak lengkap
2. : Melakukan proses keperawatan pada semua pasien yang menjadi tanggung
jawabnya namun dokumentasi tidak lengkap
3. :Melakukan proses keperawatan pada semua pasien yang menjadi tanggung
jawabnya dan didokumentasikan dengan lengkap
No 8 :
0. :Tidak memonitor maupun membimbing tugas PA
1. : Memonitor tugas PA tanpa membimbing
2. : Membimbing tugas PA tanpa dimonitor
3. : Memonitor dan membimbing tugas PA
No 9 :
0. :Tidak pernah membantu tugas PA
1. : Jarang membantu tugas PA
2. : Sering membantu tugas PA
3. : Selalu membantu tugas PA
No 10 :
0. :Tak pernah mengoreksi, merivisi dan melengkapi catatan asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh PA
1. : Jarang mengoreksi, merivisi dan melengkapi catatan asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh PA
2. : Sering mengoreksi, merivisi dan melengkapi catatan asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh PA
3. :Selalu mengoreksi, merivisi dan melengkapi catatan asuhan keperawatan yang
dilakukan oleh PA
No 11 :
0. :Tak pernah melakukan evaluasi hasil kepada setiap pasien yang menjadi tanggung
jawabnya
1. : Melakukan evaluasi hasil kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya hanya
kalau diminta oleh PA
2. : Melakukan evaluasi hasil kepada sebagian pasien yang menjadi tanggung
jawabnya
3. : Melakukan evaluasi hasil kepada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya
No 12:
0. :Tidak pernah melakukan post konference
1. : Jarang melakukan post conference diakhir tugas
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. : Sering melakukan post conference diakhir tugas
3. : Selalu melakukan post conference diakhir tugas
No 13 :
0. :Tak pernah mendampingi PA dalam operan tugas
1. : Jarang mendampingi PA dalam operan tugas
2. : Serint mendampingi PA dalam operan tugas
3. : Selalu mendampingi PA dalam operan tugas
No 14 :
0. :Tak pernah memperkenalkan PA yang ada dalam satu grup kepada pasien baru
yang akan menjadi tanggung jawabnya
1. : Jarang memperkenalkan PA yang ada dalam satu grup kepada pasien baru yang
akan menjadi tanggung jawabnya
2. : Sering memperkenalkan PA yang ada dalam satu grup kepada pasien baru yang
akan menjadi tanggung jawabnya
3. : Selalu memperkenalkan PA yang ada dalam satu grup kepada pasien baru yang
akan menjadi tanggung jawabnya
No 15 :
0. : Tak pernah mendelegasikan tugas kepada PA pada pagi/siang/malam
1. : Jarang mendelegasikan tugas kepada PA pada pagi/siang/malam
2. : Sering mendelegasikan tugas kepada PA pada pagi/siang/malam
3. : Selalu mendelegasikan tugas kepada PA pada pagi/siang/malam
No 16 :
0. : Tak pernah melaksanakan pendelagasian tugas PJ Ruang bila pagi hari tak
bertugas
1. : Jarang melaksanakan pendelagasian tugas PJ Ruang bila pagi hari tak bertugas
2. : Sering melaksanakan pendelagasian tugas PJ Ruang bila pagi hari tak bertugas
3. :Selalu melaksanakan pendelagasian tugas PJ Ruang bila pagi hari tak bertugas
No 17 :
0. : Tak pernah melakukan tugas lain sesuai uraian tugas PP
1. : jarang melakukan tugas lain sesuai uraian tugas PP
2. : Sering melakukan tugas lain sesuai uraian tugas PP
3. : Selalu melakukan tugas lain sesuai uraian tugas PP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Petunjuk pengisian lembar observasi Implementasi MPM pada
PA No 1 :
0. Tidak melakukan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari dan kepada PA yang
ada dalam satu grup
1. : Melakukan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari dan kepada PA yang ada
dalam satu grup hanya melaporkan jumlah pasien
2. : Melakukan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari dan kepada PA yang ada
dalam satu grup hanya melaporkan jumlah pasien dan masalah yang penting saja
3. :Melakukan operan tugas setiap awal dan akhir jaga dari dan kepada PA yang ada
dalam satu grup dengan melaporkan jumlah pasien yang menjadi tanggung
jawabnya , nama pasien dan pelaksanaan perencanaan yang telah dibuat dan
dievaluasi
No 2 :
0. : Tidak melakuan keliling pasien yang menjadi tanggung jawabnya
1. : Melakukan konfirmasi tentang kondisi pasien hanya yang dilaporkan ada masalah
2. : Melakukan konfirmasi ke semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya hanya
tentang pelaksanaan advis Dokter dan kondisi pasien saat ini
3. : melakukan konfirmsi ke semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya baik
mengenai advis Dokter maupun , evaluasi Asuhan keperawatan maupun kondisi
pasien saat ini
No 3
0. : Tidak melakukan doa bersama diawal maupun diakhir tugas
1. : Kadang melakukan doa kadang tidak melakukan doa
2. :Hanya melakukan doa bersama diawal tugas saja
3. : Melakukan doa bersama diawal dan diakhir tugas
No 4:
0. : Tidak mengikuti pre conference yang dilakukan PP
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
1. : Kadang mengikuti pre conference kadang tidak
2. : Mengikuti pre conference namun kurang memperhatikan
3. : Mengikuti preconferen dengan penuh perhatian
No 5 ;
0. : Tidak melaksanakan askep kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya
1. : Jarang melaksanakan askep kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya
2. : Sering melaksanakan askep kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya
3. : Selalu melaksanakan askep kepada pasien yang menjadi tanggung jawabnya
No 6 :
0. :Tidak memonitor respon pasien
1. : Memonitor respon sebagian pasien yang menjadi tanggung jawabnya namun
tidak didokumentasikan
2. : Memonitor respon semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya namun
hanya sebagian yang didokumentasikan
3. : Memonitor respon semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya dan
didokumentasikan
No 7 :
0. Tidak pernah melakukan konsulatasi mengenai masalah pasien kepada PP
1. : Jarang melakukan konsulatasi mengenai masalah pasien kepada PP
2. : Sering melakukan konsulatasi mengenai masalah pasien kepada PP
3. : Selalu melakukan konsulatasi mengenai masalah pasien kepada PP
No 8 :
0. Tak pernah membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien
yang menjadi tanggung jawabnya
1. : Jarang membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya
2. : Sering membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya
3. : Selalu membimbing dan melakukan pendidikan kesehatan kepada pasien yang
menjadi tanggung jawabnya
No 9 :
0. Tak pernah menanggapi dan mengatasi keluahan pasien yang menjadi tanggung
jawabnya
1. : Jarang menanggapi dan mengatasi keluahan pasien yang menjadi tanggung
jawabnya
2. : Sering menanggapi dan mengatasi keluahan pasien yang menjadi tanggung
jawabnya
3. : Selalu menanggapi dan mengatasi keluahan pasien yang menjadi tanggung
jawabnya
No 10 :
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
0. Tak pernah melengkapi catatan asuhan keperawatan pasien yang menjadi tanggung
jawabnya
1. : Jarang melengkapi catatan asuhan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
2. : Sering melengkapi catatan asuhan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
3. : Selalu melengkapi catatan asuhan keperawatan yang menjadi tanggung jawabnya
No 11 :
0. Tak pernah melakukan evaluasi askep pada setiap pasien yang menjadi tanggung
jawabnya
1. : Melakukan evaluasi askep hanya kalau diminta PP
2. : Melakukan evaluasi askep pada sebagian pasien yang menjadi tanggung jawabnya
3. : Melakukan evaluasi askep pada semua pasien yang menjadi tanggung jawabnya
No 12 :
0. :Tidak pernah mengikuti post conference yang dilakukan PP
1. : jarang mengikuti post conference yang dilakukan PP
2. : Sering mengikuti post conference yang dilakukan PP
3. : Selalu mengikuti post conference yang dilakukan PP
No 13 :
0. :Tak pernah mengenalkan diri pada pasien baru yang akan menjadi tanggung
jawabnya bila tak ada PP
1. : Jarang mengenalkan diri pada pasien baru yang akan menjadi tanggung jawabnya
bila tak ada PP
2. : Sering mengenalkan diri pada pasien baru yang akan menjadi tanggung jawabnya
bila tak ada PP
3. mengenalkan diri pada pasien baru yang akan menjadi tanggung jawabnya bila tak
ada PP
No 14 :
0. Tak pernah melaksanakan tugas pendelegasian tugas PP pasa pagi/siang/malam
1. : Jarang melaksanakan tugas pendelegasian tugas PP pasa pagi/siang/malam
2. : Sering melaksanakan tugas pendelegasian tugas PP pasa pagi/siang/malam
3. : Selalu melaksanakan tugas pendelegasian tugas PP pasa pagi/siang/malam
No 15 :
0. Tak pernah melakukan koordinasi dengan PP/PJR/Dokter/Tim kesehatan lain bila
ada masalah pasien pada siang/malam/hari libur
1. : Jarang melakukan koordinasi dengan PP/?PJR/Dokter/Tim kesehatan lain bila ada
masalah pasien pada siang/malam/hari libur
2. : Sering melakukan koordinasi dengan PP/PJR/Dokter/Tim kesehatan lain bila ada
masalah pasien pada siang/malam/hari libumelakukan koordinasi dengan
PP/?PJR/Dokter/Tim kesehatan lain bila ada masalah pasien pada siang/malam/hari
libur
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
3. : Selalu melakukan koordinasi dengan PP/PJR/Dokter/Tim kesehatan lain bila ada
masalah pasien pada siang/malam/hari libur
No 16 :
0. Tak pernah melakukan tugas lain sesuai uraian tuga PA
1. : jarang melakukan tugas lain sesuai uraian tuga PA
2. : Sering melakukan tugas lain sesuai uraian tuga PA
3. : Selalu melakukan tugas lain sesuai uraian tuga PA
Petunjuk pengisian lembar observasi Implementasi Komunikasi
aterapeutik pada PP dan PA No 1 :
0. : Tidak membaca catatan medis pasien
1. : Membaca catatan medis pasien namun tidak mengerti tujuan tindakan
2. : Membaca catatan medis pasien dan mengerti tujuan tindakan
3. : Membaca catatan medis pasien , mengerti dan memahami tujuan tindakan
No 2 :
0. : Tidak cuci tangan sebelum tindakan
1. : Cuci tangan bukan pada air yang mengalir tanpa sabun
2. : Cuci tangan pada air yang mengalir tanpa sabun
3. : Cuci tangan pada air yang mengalir dan dengan sabun
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
No 3 :
0. Tidak menyiapkan alat yang akan dipakai
1. : Meyiapkan alat yang akan dipakai kurang lengkap 2 macam atau lebih
2. : Meyiapkan alat yang akan dipakai kurang lengkap 1 macam alat
3. : meyiapkan alat dengan lengkap
No 4 :
0. : Tidak memberikan salam pada pasien
1. : Memberikan salam pada pasien tanpa menyebut nama
2. : Memberikan salam pada pasien dengan menyebut nama tanpa tersenyum
3. : Memberikan salam pada pasien dengan menyebut nama sambil tersenyum
No 5 :
0. :Tidak menjelaskan tujuan tindakan kepada pasien
1. : Hanya menjelaskan tujuan tindakan kepada pasien tanpa member kesempatan
untuk bertanya
2. : Menjelaskan tujuan tindakan kepada pasien dan memberi kesempatan pasien
untuk bertanya tapi jawabannya kurang dimengerti pasien
3. : Menjelaskan tujuan tindakan kepada pasien dan memberi kesempatan pasien
untuk bertanya tapi jawabannya dapat dimengerti pasien
No 6 :
0. : Tidak menjaga privasi pasien
1. : Menjaga privasi dengan menutup pintu/sebagian gorden
2. : Menjaga privasi pasien dengan menutup pintu/ sebagian gorden namun pasien
masih terlihat kurang nyaman/malu
3. : Menjaga privasi pasien dengan menutup pintu/gorden sampai pasien terasa
nyaman.
No 7 :
0. : Alat tidak didekatkan ke pasien
1. : Alat didekatkan ke pasien namun masih diluar jangkauan perawat yang bertugas
2. : Alat didekatkan ke pasien , terjangkau perawat yang bertugas namun masih
memerlukan bantuan petugas lain dalam pelaksanaan tindakan
3. : Alat didekatkan ke pasien terjangkau perawat yang bertugas dan tidak
memerlukan bantuan perawat lain dalam pelaksanaan tindakan
No 8 :
0. : Tidak mengatur posisi pasien
1. : Mengatur posisi pasien namun tidak pas
2. : Mengatur posisi pasien namun kurang pas
3. : Mengatur posisi pasien sesuai kebutuhan
No 9 :
0. : Tidak mampu melakukan tindakan
1. : Melakukan tindakan tidak trampil
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
2. : Melakukan tindakan kurang trampil
3. : Melakukan tindakan dengan trampil
No 10 :
0. : Tidak mengevaluasi keadaan pasien
1. : Mengevaluasi keadaan pasien tidak lengkap
2. : Mengevaluasi keadaan kurang lengkap
3. : Mengevaluasi keadaan pasien dengan lengkap
No 11 :
0. : Tidak menjelaskan hasil tindakan
1. : Menjelaskan hasil tindakan tidak jelas sehingga pasien tidak mengerti
2. : Menjelaskan hasil tindakan kurang jelas sehingga pasien kurang mengerti
3. : Menjelaskan hasil tindakan dengan jelas sehingga pasien mengerti
No 12 :
0. : Tidak mengembalikan posisi pasien
1. : Mengembalikan posisi pasien namun tidak sesuai dengan kebutuhan pasien
2. : Mengembalikan posisi pasien kurang sesuai dengan kebutuhan pasien
3. : Mengembalikan posisi pasien sesuai dengan kebutuhan pasien
No 13 :
0. : Tidak mengucapkan terima kasih
1. : Mengucapkan terima kasih tidak tulus
2. : Mengucapkan terima kasih kurang tulus
3. : Mengucapkan terima kasih dengan tulus
No 14 : \
0. : Tidak kontrak waktu rencana tindak lanjut
1. : Kontrak waktu rencana tindak lanjut , tempat dan waktu tidak pasti
2. : Kontrak waktu rencana tindak lanjut , tempat dan waktu kurang pasti
3. : Kontrak waktu rencana tindak lanjut , dengan tempat dan waktu pasti
N0 15 :
0. : Tidak melakukan dokumentasi
1. : Melakukan dokumentasi tidak lengkap
2. : Melakukan dokumentasi kurang lengkap
3. : Melakukan dokumentasi dengan lengkap
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Uji Validitas
Correlations
1 .393** .364** .223* .371** .173 .327** .308** .096 .294** .204 .398**
.000 .000 .035 .000 .102 .002 .003 .366 .005 .054 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.393** 1 .502** .362** .342** .219* .465** .219* .185 .248* .366** .570**
.000 .000 .000 .001 .038 .000 .038 .081 .018 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.364** .502** 1 .484** .432** .271** .444** .429** .286** .324** .387** .681**
.000 .000 .000 .000 .010 .000 .000 .006 .002 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.223* .362** .484** 1 .367** .454** .347** .248* .165 .186 .354** .653**
.035 .000 .000 .000 .000 .001 .018 .119 .080 .001 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.371** .342** .432** .367** 1 .321** .464** .322** .250* .346** .383** .609**
.000 .001 .000 .000 .002 .000 .002 .017 .001 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.173 .219* .271** .454** .321** 1 .428** .245* .189 .196 .211* .572**
.102 .038 .010 .000 .002 .000 .020 .074 .064 .046 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.327** .465** .444** .347** .464** .428** 1 .301** .179 .397** .313** .687**
.002 .000 .000 .001 .000 .000 .004 .091 .000 .003 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.308** .219* .429** .248* .322** .245* .301** 1 .457** .527** .424** .538**
.003 .038 .000 .018 .002 .020 .004 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.096 .185 .286** .165 .250* .189 .179 .457** 1 .612** .472** .544**
.366 .081 .006 .119 .017 .074 .091 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.294** .248* .324** .186 .346** .196 .397** .527** .612** 1 .467** .528**
.005 .018 .002 .080 .001 .064 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.204 .366** .387** .354** .383** .211* .313** .424** .472** .467** 1 .617**
.054 .000 .000 .001 .000 .046 .003 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.398** .570** .681** .653** .609** .572** .687** .538** .544** .528** .617** 1
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
Total
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 Total
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Correlations
1 .335** .336** .297** .381** .455** .209* .180 .285** .207* .317** .603**
.001 .001 .005 .000 .000 .048 .089 .006 .050 .002 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.335** 1 .576** .432** .387** .325** .401** .327** .299** .450** .241* .670**
.001 .000 .000 .000 .002 .000 .002 .004 .000 .022 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.336** .576** 1 .484** .471** .380** .268* .380** .257* .280** .279** .639**
.001 .000 .000 .000 .000 .011 .000 .015 .007 .008 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.297** .432** .484** 1 .499** .198 .317** .337** .321** .423** .455** .619**
.005 .000 .000 .000 .061 .002 .001 .002 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.381** .387** .471** .499** 1 .553** .386** .455** .220* .330** .401** .656**
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .038 .001 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.455** .325** .380** .198 .553** 1 .311** .282** .298** .349** .283** .610**
.000 .002 .000 .061 .000 .003 .007 .004 .001 .007 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.209* .401** .268* .317** .386** .311** 1 .552** .520** .433** .383** .575**
.048 .000 .011 .002 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.180 .327** .380** .337** .455** .282** .552** 1 .430** .483** .440** .509**
.089 .002 .000 .001 .000 .007 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.285** .299** .257* .321** .220* .298** .520** .430** 1 .524** .387** .548**
.006 .004 .015 .002 .038 .004 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.207* .450** .280** .423** .330** .349** .433** .483** .524** 1 .489** .628**
.050 .000 .007 .000 .001 .001 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.317** .241* .279** .455** .401** .283** .383** .440** .387** .489** 1 .616**
.002 .022 .008 .000 .000 .007 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.603** .670** .639** .619** .656** .610** .575** .509** .548** .628** .616** 1
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
P20
P21
P22
Total
P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 Total
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Correlations
1 .419** .409** .410** .492** .245* .198 .081 .294** .280** .318** .486**
.000 .000 .000 .000 .020 .062 .450 .005 .008 .002 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.419** 1 .522** .243* .380** .249* .264* .159 .267* .580** .267* .535**
.000 .000 .021 .000 .018 .012 .133 .011 .000 .011 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.409** .522** 1 .482** .373** .247* .257* .209* .473** .366** .397** .631**
.000 .000 .000 .000 .019 .014 .048 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.410** .243* .482** 1 .379** .313** .172 .333** .469** .363** .498** .618**
.000 .021 .000 .000 .003 .105 .001 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.492** .380** .373** .379** 1 .547** .493** .324** .410** .488** .473** .569**
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.245* .249* .247* .313** .547** 1 .764** .614** .550** .375** .421** .668**
.020 .018 .019 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.198 .264* .257* .172 .493** .764** 1 .624** .550** .377** .328** .633**
.062 .012 .014 .105 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.081 .159 .209* .333** .324** .614** .624** 1 .475** .244* .449** .591**
.450 .133 .048 .001 .002 .000 .000 .000 .021 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.294** .267* .473** .469** .410** .550** .550** .475** 1 .389** .413** .620**
.005 .011 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.280** .580** .366** .363** .488** .375** .377** .244* .389** 1 .460** .572**
.008 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .021 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.318** .267* .397** .498** .473** .421** .328** .449** .413** .460** 1 .676**
.002 .011 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.486** .535** .631** .618** .569** .668** .633** .591** .620** .572** .676** 1
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P23
P24
P25
P26
P27
P28
P29
P30
P31
P32
P33
Total
P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 Total
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Correlations
1 .331** .342** .288** .281** .343** .306** .364** .353** .555**
.001 .001 .006 .007 .001 .003 .000 .001 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.331** 1 .556** .556** .575** .371** .408** .411** .374** .746**
.001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.342** .556** 1 .428** .449** .224* .331** .300** .322** .651**
.001 .000 .000 .000 .034 .001 .004 .002 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.288** .556** .428** 1 .449** .517** .503** .519** .361** .592**
.006 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.281** .575** .449** .449** 1 .538** .524** .332** .266* .666**
.007 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .011 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.343** .371** .224* .517** .538** 1 .604** .567** .313** .628**
.001 .000 .034 .000 .000 .000 .000 .003 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.306** .408** .331** .503** .524** .604** 1 .497** .438** .600**
.003 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.364** .411** .300** .519** .332** .567** .497** 1 .556** .586**
.000 .000 .004 .000 .001 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.353** .374** .322** .361** .266* .313** .438** .556** 1 .555**
.001 .000 .002 .000 .011 .003 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.555** .746** .651** .592** .666** .628** .600** .586** .555** 1
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P34
P35
P36
P37
P38
P39
P40
P41
P42
Total
P34 P35 P36 P37 P38 P39 P40 P41 P42 Total
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
90 100.0
0 .0
90 100.0
Valid
Excludeda
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.956 42
Cronbach's
Alpha N of Items
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Item-Total Statistics
87.26 163.496 .358 .956
87.10 159.507 .532 .955
86.86 159.541 .660 .955
86.87 159.960 .632 .955
86.98 158.988 .579 .955
87.06 162.592 .551 .955
87.11 156.819 .659 .955
86.88 160.535 .500 .956
86.93 161.254 .516 .955
86.89 162.392 .500 .955
86.99 160.191 .589 .955
87.02 161.370 .583 .955
87.04 159.324 .653 .955
86.99 160.573 .617 .955
86.98 160.044 .591 .955
86.93 159.748 .635 .955
87.06 158.840 .581 .955
86.99 160.708 .548 .955
87.03 161.493 .476 .956
87.07 161.906 .523 .955
87.06 160.435 .605 .955
87.00 160.315 .588 .955
87.03 162.549 .460 .956
86.94 161.177 .505 .955
87.00 160.067 .608 .955
87.03 159.875 .599 .955
87.01 162.011 .547 .955
86.98 160.898 .649 .955
87.00 161.169 .611 .955
86.98 162.134 .571 .955
87.04 160.380 .598 .955
87.06 160.547 .543 .955
87.10 158.338 .652 .955
87.07 161.501 .528 .955
87.33 152.045 .714 .955
87.02 159.078 .624 .955
87.03 160.594 .569 .955
87.07 160.512 .646 .955
87.02 161.528 .607 .955
87.06 160.750 .579 .955
87.07 161.119 .560 .955
87.00 161.708 .530 .955
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
P20
P21
P22
P23
P24
P25
P26
P27
P28
P29
P30
P31
P32
P33
P34
P35
P36
P37
P38
P39
P40
P41
P42
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Uji Validitas
Correlations
1 .393** .364** .223* .371** .173 .327** .308** .096 .294** .204 .398**
.000 .000 .035 .000 .102 .002 .003 .366 .005 .054 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.393** 1 .502** .362** .342** .219* .465** .219* .185 .248* .366** .570**
.000 .000 .000 .001 .038 .000 .038 .081 .018 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.364** .502** 1 .484** .432** .271** .444** .429** .286** .324** .387** .681**
.000 .000 .000 .000 .010 .000 .000 .006 .002 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.223* .362** .484** 1 .367** .454** .347** .248* .165 .186 .354** .653**
.035 .000 .000 .000 .000 .001 .018 .119 .080 .001 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.371** .342** .432** .367** 1 .321** .464** .322** .250* .346** .383** .609**
.000 .001 .000 .000 .002 .000 .002 .017 .001 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.173 .219* .271** .454** .321** 1 .428** .245* .189 .196 .211* .572**
.102 .038 .010 .000 .002 .000 .020 .074 .064 .046 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.327** .465** .444** .347** .464** .428** 1 .301** .179 .397** .313** .687**
.002 .000 .000 .001 .000 .000 .004 .091 .000 .003 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.308** .219* .429** .248* .322** .245* .301** 1 .457** .527** .424** .538**
.003 .038 .000 .018 .002 .020 .004 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.096 .185 .286** .165 .250* .189 .179 .457** 1 .612** .472** .544**
.366 .081 .006 .119 .017 .074 .091 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.294** .248* .324** .186 .346** .196 .397** .527** .612** 1 .467** .528**
.005 .018 .002 .080 .001 .064 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.204 .366** .387** .354** .383** .211* .313** .424** .472** .467** 1 .617**
.054 .000 .000 .001 .000 .046 .003 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.398** .570** .681** .653** .609** .572** .687** .538** .544** .528** .617** 1
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
Total
P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9 P10 P11 Total
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Correlations
1 .335** .336** .297** .381** .455** .209* .180 .285** .207* .317** .603**
.001 .001 .005 .000 .000 .048 .089 .006 .050 .002 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.335** 1 .576** .432** .387** .325** .401** .327** .299** .450** .241* .670**
.001 .000 .000 .000 .002 .000 .002 .004 .000 .022 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.336** .576** 1 .484** .471** .380** .268* .380** .257* .280** .279** .639**
.001 .000 .000 .000 .000 .011 .000 .015 .007 .008 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.297** .432** .484** 1 .499** .198 .317** .337** .321** .423** .455** .619**
.005 .000 .000 .000 .061 .002 .001 .002 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.381** .387** .471** .499** 1 .553** .386** .455** .220* .330** .401** .656**
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .038 .001 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.455** .325** .380** .198 .553** 1 .311** .282** .298** .349** .283** .610**
.000 .002 .000 .061 .000 .003 .007 .004 .001 .007 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.209* .401** .268* .317** .386** .311** 1 .552** .520** .433** .383** .575**
.048 .000 .011 .002 .000 .003 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.180 .327** .380** .337** .455** .282** .552** 1 .430** .483** .440** .509**
.089 .002 .000 .001 .000 .007 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.285** .299** .257* .321** .220* .298** .520** .430** 1 .524** .387** .548**
.006 .004 .015 .002 .038 .004 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.207* .450** .280** .423** .330** .349** .433** .483** .524** 1 .489** .628**
.050 .000 .007 .000 .001 .001 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.317** .241* .279** .455** .401** .283** .383** .440** .387** .489** 1 .616**
.002 .022 .008 .000 .000 .007 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.603** .670** .639** .619** .656** .610** .575** .509** .548** .628** .616** 1
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
P20
P21
P22
Total
P12 P13 P14 P15 P16 P17 P18 P19 P20 P21 P22 Total
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Correlations
1 .419** .409** .410** .492** .245* .198 .081 .294** .280** .318** .486**
.000 .000 .000 .000 .020 .062 .450 .005 .008 .002 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.419** 1 .522** .243* .380** .249* .264* .159 .267* .580** .267* .535**
.000 .000 .021 .000 .018 .012 .133 .011 .000 .011 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.409** .522** 1 .482** .373** .247* .257* .209* .473** .366** .397** .631**
.000 .000 .000 .000 .019 .014 .048 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.410** .243* .482** 1 .379** .313** .172 .333** .469** .363** .498** .618**
.000 .021 .000 .000 .003 .105 .001 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.492** .380** .373** .379** 1 .547** .493** .324** .410** .488** .473** .569**
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.245* .249* .247* .313** .547** 1 .764** .614** .550** .375** .421** .668**
.020 .018 .019 .003 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.198 .264* .257* .172 .493** .764** 1 .624** .550** .377** .328** .633**
.062 .012 .014 .105 .000 .000 .000 .000 .000 .002 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.081 .159 .209* .333** .324** .614** .624** 1 .475** .244* .449** .591**
.450 .133 .048 .001 .002 .000 .000 .000 .021 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.294** .267* .473** .469** .410** .550** .550** .475** 1 .389** .413** .620**
.005 .011 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.280** .580** .366** .363** .488** .375** .377** .244* .389** 1 .460** .572**
.008 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .021 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.318** .267* .397** .498** .473** .421** .328** .449** .413** .460** 1 .676**
.002 .011 .000 .000 .000 .000 .002 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.486** .535** .631** .618** .569** .668** .633** .591** .620** .572** .676** 1
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P23
P24
P25
P26
P27
P28
P29
P30
P31
P32
P33
Total
P23 P24 P25 P26 P27 P28 P29 P30 P31 P32 P33 Total
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Correlations
1 .331** .342** .288** .281** .343** .306** .364** .353** .555**
.001 .001 .006 .007 .001 .003 .000 .001 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.331** 1 .556** .556** .575** .371** .408** .411** .374** .746**
.001 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.342** .556** 1 .428** .449** .224* .331** .300** .322** .651**
.001 .000 .000 .000 .034 .001 .004 .002 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.288** .556** .428** 1 .449** .517** .503** .519** .361** .592**
.006 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.281** .575** .449** .449** 1 .538** .524** .332** .266* .666**
.007 .000 .000 .000 .000 .000 .001 .011 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.343** .371** .224* .517** .538** 1 .604** .567** .313** .628**
.001 .000 .034 .000 .000 .000 .000 .003 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.306** .408** .331** .503** .524** .604** 1 .497** .438** .600**
.003 .000 .001 .000 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.364** .411** .300** .519** .332** .567** .497** 1 .556** .586**
.000 .000 .004 .000 .001 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.353** .374** .322** .361** .266* .313** .438** .556** 1 .555**
.001 .000 .002 .000 .011 .003 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
.555** .746** .651** .592** .666** .628** .600** .586** .555** 1
.000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000 .000
90 90 90 90 90 90 90 90 90 90
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
P34
P35
P36
P37
P38
P39
P40
P41
P42
Total
P34 P35 P36 P37 P38 P39 P40 P41 P42 Total
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).*.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Reliability Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
90 100.0
0 .0
90 100.0
Valid
Excludeda
Total
Cases
N %
Listwise deletion based on all
variables in the procedure.
a.
Reliability Statistics
.956 42
Cronbach's
Alpha N of Items
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Item-Total Statistics
87.26 163.496 .358 .956
87.10 159.507 .532 .955
86.86 159.541 .660 .955
86.87 159.960 .632 .955
86.98 158.988 .579 .955
87.06 162.592 .551 .955
87.11 156.819 .659 .955
86.88 160.535 .500 .956
86.93 161.254 .516 .955
86.89 162.392 .500 .955
86.99 160.191 .589 .955
87.02 161.370 .583 .955
87.04 159.324 .653 .955
86.99 160.573 .617 .955
86.98 160.044 .591 .955
86.93 159.748 .635 .955
87.06 158.840 .581 .955
86.99 160.708 .548 .955
87.03 161.493 .476 .956
87.07 161.906 .523 .955
87.06 160.435 .605 .955
87.00 160.315 .588 .955
87.03 162.549 .460 .956
86.94 161.177 .505 .955
87.00 160.067 .608 .955
87.03 159.875 .599 .955
87.01 162.011 .547 .955
86.98 160.898 .649 .955
87.00 161.169 .611 .955
86.98 162.134 .571 .955
87.04 160.380 .598 .955
87.06 160.547 .543 .955
87.10 158.338 .652 .955
87.07 161.501 .528 .955
87.33 152.045 .714 .955
87.02 159.078 .624 .955
87.03 160.594 .569 .955
87.07 160.512 .646 .955
87.02 161.528 .607 .955
87.06 160.750 .579 .955
87.07 161.119 .560 .955
87.00 161.708 .530 .955
P1
P2
P3
P4
P5
P6
P7
P8
P9
P10
P11
P12
P13
P14
P15
P16
P17
P18
P19
P20
P21
P22
P23
P24
P25
P26
P27
P28
P29
P30
P31
P32
P33
P34
P35
P36
P37
P38
P39
P40
P41
P42
Scale Mean if
Item Deleted
Scale
Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Frequencies
NPar Tests
Statistics
30 30 30
0 0 0
35,3500 33,4900 87,5600
1,07191 ,97845 2,38748
35,5000 32,8500 84,8500
27,70a 33,00 80,00a
5,87107 5,35919 13,07677
34,469 28,721 171,002
21,00 19,00 42,30
24,30 24,30 67,00
45,30 43,30 109,30
1060,50 1004,70 2626,80
Valid
Missing
N
Mean
Std. Error of Mean
Median
Mode
Std. Deviation
Variance
Range
Minimum
Maximum
Sum
Implementasi
Model Primer
Modifikasi
Implementasi
Komunikasi
Terapeutik
Kepuasan
Pasien
Multiple modes exist. The smallest value is showna.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
30 30 30
35,3500 33,4900 87,5600
5,87107 5,35919 13,07677
,089 ,181 ,123
,089 ,181 ,123
-,077 -,143 -,121
,487 ,990 ,673
,972 ,281 ,756
N
Mean
Std. Deviation
Normal Parameters a,b
Absolute
Positive
Negative
Most Extreme
Differences
Kolmogorov-Smirnov Z
Asymp. Sig. (2-tailed)
Implementasi
Model Primer
Modifikasi
Implementasi
Komunikasi
Terapeutik
Kepuasan
Pasien
Test distribution is Normal.a.
Calculated from data.b.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
ANOVA Table
4775,262 25 191,010 4,157 ,087
2245,408 1 2245,408 48,869 ,002
2529,854 24 105,411 2,294 ,219
183,790 4 45,947
4959,052 29
(Combined)
Linearity
Deviation from Linearity
Between
Groups
Within Groups
Total
Kepuasan Pasien *
Implementasi Model
Primer Modifikasi
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Collinearity Diagnosticsa
2,978 1,000 ,00 ,00 ,00
,014 14,403 ,99 ,20 ,11
,007 19,988 ,01 ,80 ,89
Dimension
1
2
3
Model
1
Eigenvalue
Condition
Index (Constant)
Implementasi
Model Primer
Modifikasi
Implementasi
Komunikasi
Terapeutik
Variance Proportions
Dependent Variable: Kepuasan Pasiena.
ANOVA Table
4740,540 23 206,110 5,659 ,020
2275,323 1 2275,323 62,477 ,000
2465,217 22 112,055 3,077 ,083
218,512 6 36,419
4959,052 29
(Combined)
Linearity
Deviation from Linearity
Between
Groups
Within Groups
Total
Kepuasan Pasien *
Implementasi
Komunikasi Terapeutik
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Multikolinieritas
Correlations
Coefficientsa
,508 1,968
,508 1,968
Implementasi Model
Primer Modifikasi
Implementasi
Komunikasi Terapeutik
Model
1
Tolerance VIF
Collinearity Statistics
Dependent Variable: Kepuasan Pasiena.
Correlations
1 ,701** ,673**
,000 ,000
30 30 30
,701** 1 ,677**
,000 ,000
30 30 30
,673** ,677** 1
,000 ,000
30 30 30
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Pearson Correlation
Sig. (2-tailed)
N
Implementasi Model
Primer Modifikasi
Implementasi
Komunikasi Terapeutik
Kepuasan Pasien
Implementasi
Model Primer
Modifikasi
Implementasi
Komunikasi
Terapeutik
Kepuasan
Pasien
Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).**.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Regression
Descriptive Statistics
87,5600 13,07677 30
35,3500 5,87107 30
33,4900 5,35919 30
Kepuasan Pasien
Implementasi Model
Primer Modifikasi
Implementasi
Komunikasi Terapeutik
Mean Std. Deviation N
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Correlations
1,000 ,673 ,677
,673 1,000 ,701
,677 ,701 1,000
. ,000 ,000
,000 . ,000
,000 ,000 .
30 30 30
30 30 30
30 30 30
Kepuasan Pasien
Implementasi Model
Primer Modifikasi
Implementasi
Komunikasi Terapeutik
Kepuasan Pasien
Implementasi Model
Primer Modifikasi
Implementasi
Komunikasi Terapeutik
Kepuasan Pasien
Implementasi Model
Primer Modifikasi
Implementasi
Komunikasi Terapeutik
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Kepuasan
Pasien
Implementasi
Model Primer
Modifikasi
Implementasi
Komunikasi
Terapeutik
Variables Entered/Removedb
Implement
asi Model
Primer
Modifikasia
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Kepuasan Pasienb.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Model Summary
,673a ,453 ,433 9,84459 ,453 23,169 1 28 ,000
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), Implementasi Model Primer Modifikasia.
ANOVAb
2245,408 1 2245,408 23,169 ,000a
2713,644 28 96,916
4959,052 29
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Implementasi Model Primer Modifikasia.
Dependent Variable: Kepuasan Pasienb.
Coefficientsa
34,579 11,153 3,100 ,004
1,499 ,311 ,673 4,813 ,000 ,673 ,673 ,673
(Constant)
Implementasi Model
Primer Modifikasi
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Zero-order Partial Part
Correlations
Dependent Variable: Kepuasan Pasiena.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Descriptive Statistics
87,5600 13,07677 30
33,4900 5,35919 30
Kepuasan Pasien
Implementasi
Komunikasi Terapeutik
Mean Std. Deviation N
Correlations
1,000 ,677
,677 1,000
. ,000
,000 .
30 30
30 30
Kepuasan Pasien
Implementasi
Komunikasi Terapeutik
Kepuasan Pasien
Implementasi
Komunikasi Terapeutik
Kepuasan Pasien
Implementasi
Komunikasi Terapeutik
Pearson Correlation
Sig. (1-tailed)
N
Kepuasan
Pasien
Implementasi
Komunikasi
Terapeutik
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Variables Entered/Removedb
Implement
asi
Komunika
si
Terapeutika
. Enter
Model
1
Variables
Entered
Variables
Removed Method
All requested variables entered.a.
Dependent Variable: Kepuasan Pasienb.
Model Summary
,677a ,459 ,439 9,79017 ,459 23,739 1 28 ,000
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), Implementasi Komunikasi Terapeutika.
ANOVAb
2275,323 1 2275,323 23,739 ,000a
2683,729 28 95,847
4959,052 29
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Implementasi Komunikasi Terapeutika.
Dependent Variable: Kepuasan Pasienb.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
Coefficientsa
32,207 11,501 2,801 ,009
1,653 ,339 ,677 4,872 ,000 ,677 ,677 ,677
(Constant)
Implementasi
Komunikasi Terapeutik
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Zero-order Partial Part
Correlations
Dependent Variable: Kepuasan Pasiena.
Descriptive Statistics
87,5600 13,07677 30
35,3500 5,87107 30
33,4900 5,35919 30
Kepuasan Pasien
Implementasi Model
Primer Modifikasi
Implementasi
Komunikasi Terapeutik
Mean Std. Deviation N
ANOVAb
2657,177 2 1328,589 15,584 ,000a
2301,875 27 85,255
4959,052 29
Regression
Residual
Total
Model
1
Sum of
Squares df Mean Square F Sig.
Predictors: (Constant), Implementasi Komunikasi Terapeutik, Implementasi Model
Primer Modifikasi
a.
Dependent Variable: Kepuasan Pasienb.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SE X₁ : 0.673 x 0.389 :0.26179 X 100% : 26,2
SE X₂ : 0.677 x 0,404 :0,27351 X 100% : 27,4
Model Summary
,732a ,536 ,501 9,23334 ,536 15,584 2 27 ,000
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), Implementasi Komunikasi Terapeutik, Implementasi Model Primer Modifikasia.
Coefficientsa
23,869 11,540 2,068 ,048
,867 ,410 ,389 2,116 ,044 ,673 ,377 ,277
,986 ,449 ,404 2,198 ,037 ,677 ,390 ,288
(Constant)
Implementasi Model
Primer Modifikasi
Implementasi
Komunikasi Terapeutik
Model
1
B Std. Error
Unstandardized
Coefficients
Beta
Standardized
Coefficients
t Sig. Zero-order Partial Part
Correlations
Dependent Variable: Kepuasan Pasiena.
Model Summary
,732a ,536 ,501 9,23334 ,536 15,584 2 27 ,000
Model
1
R R Square
Adjusted
R Square
Std. Error of
the Estimate
R Square
Change F Change df1 df2 Sig. F Change
Change Statistics
Predictors: (Constant), Implementasi Komunikasi Terapeutik, Implementasi Model Primer Modifikasia.
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user
SE R2 SR
X₁ 26,2 0,536 48,8
X₂ 27,4 0,536 51,2
perpustakaan.uns.ac.id digilib.uns.ac.id
commit to user