103
PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS KERJA TERHADAP KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF PADA PEGAWAI Skripsi Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi) Oleh : Arin Husnayain 11140700000148 FAKULTAS PSIKOLOGI UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1439H / 2018 M

PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

  • Upload
    others

  • View
    10

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS

KERJA TERHADAP KESEJAHTERAAN SUBJEKTIF

PADA PEGAWAI

Skripsi

Diajukan kepada Fakultas Psikologi untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Psikologi (S.Psi)

Oleh :

Arin Husnayain

11140700000148

FAKULTAS PSIKOLOGI

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA

1439H / 2018 M

Page 2: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap
Page 3: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap
Page 4: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap
Page 5: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

iii

ABSTRAK

A) Fakultas Psikologi Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta

B) Juli 2018

C) Arin Husnayain

D) Pengaruh Job Crafting, Syukur, dan Totalitas Kerja Terhadap Kesejahteraan

Subjektif pada Pegawai

E) xiv + 94 halaman + 3 lampiran

F) Kesejahteraan pada pegawai merupakan salah satu faktor yang tidak bisa lepas

dan berperan sangat penting dalam suatu perusahaan. Kesejahteraan pegawai

diyakini dapat membawa pengaruh yang positif terhadap performa seseorang, dan

kelangsungan sebuah organisasi. Oleh sebab itu, perusahan harus memperhatikan

kesejahteraan karyawannya. Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh job

crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap kesejahteraan subjektif pada pegawai

Penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan sampel pegawai

dengan populasi 5532 dan melibatkan 562 pegawai swasta dan bank BUMD.

Pengambilan sampel yang dilakukan menggunakan teknik non probability

sampling. Penulis menggunakan alat ukur yang terdiri dari Flourishing Scale (FS)

dan Scale of Positive and Negative Scale (SPANE) yang dimodifikasi oleh Diener

et al., (2009), job crafting sclae dari Petrou et al (2012), Utrecht work

engagement Scale (UWES-17) dari Schaufeli et al., (2010). Teknik analisis data

yang digunakan untuk menjawab pertanyaan penelitian adalah analisis regresi

berganda.

Berdasarkan hasil uji hipotesis mayor, disimpulkan bahwa terdapat pengaruh yang

signifikan job crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap kesejahteraan subjektif

pada pegawai dengan proporsi varians 29,7%. Kemudian, berdasarkan hasil uji

hipotesis minor terdapat 6 varibel yang nilai koefisien regresinya signifikan,

yaitu; (1) reducing demands; (2) sense appreciation for others; (3) simple

appreciation (4) dedikasi; (5) semangat; (6) keterlarutan. Sementara 3 variabel

lain tidak signifikan pengaruhnya yaitu, (1) seeking recources; (2) seeking

challenges; (3) sense of abundance. Keenam variabel tersebut memberikan

pengaruh positif terhadap kesejahteraan subjektifpada pegawai.

Sesuai hasil penelitian, maka saran untuk penelitian selanjutnya adalah dengan

mencoba menggunakan variabel lain dan mencoba menggunakan subjek lain

untuk mengukur tingkat kesejahteraan subjektif. Dan juga untuk perusahaan agar

dapat mementingkan kesejahteraan pada pegawainya.

G) Bahan bacaan: 45; 13 Buku + 30 Jurnal + 2 Artikel

Page 6: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

iv

ABTRACT

A) Faculty of Psychology

B) July 2018

C) Arin Husnayain

D) The effect of Job Crafting, Gratitude, and Work Engangement on Subjective Well-

being on Employee

E) xiv + 90 pages + 3 attachments

F) Employee wellbeing is one of the factors that can not be separated from

important issues in a company. Employee wellbeing is believed have a positive

effect on the performance of a person, both in his workplace and in everyday life.

Therefore, the company must pay attention to the wellbeing of their employees

This study aims to examine the influence of job crafting, gratitude, and work

engangement on subjective well-being on employee.

This study uses a quantitative sample of employees with population 5532 and

involving 562 employess of private employee and local bank. Sampling

conducted using non probability sampling. The authors used a measuring tool

consisting of Scour and Scalare Positive and Negative Scale (SPANE) modified

by Diener et al. (2009), job crafting scale modified by Petrou et al (2012), Utrecht

work engagement Scale (UWES-17) from Schaufeli et al., (2010). Data analysis

technique used to answer research question is multiple regression analysis.

Based on the results of major hypothesis testing, the first conclusion obtained

from this study is there are a significant influence of job crafting, gratitude, and

work engangement on subjective well-being on employee with the proportion of

variance 29,7%. Based on the results of minor hypothesis, there are 6 varibles

whose regression coefficient value is significant, that is; (1) reducing demands;

(2) sense appreciation for others; (3) simple appreciation (4) dedication; (5) vigor;

(6) absorption. While 3 other variables are not significant, that’s is; (1) seeking

recources; (2) seeking challenges; (3) sense of abundance. The six variables have

a positive effect on subjective wellbeing on employees.

According to the results of the research, the suggestion for further research is to

try to use other variables and try to use other subjects to measure the subjective-

wellbeing level. And also for the company to improve subjective well-being on

employee.

G) Reading Materials: 45; 13 Books + 30 Journals + 2 Article

Page 7: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

v

KATA PENGANTAR

Bismillahirrahmanirrahim

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji dan syukur kehadirat Allah SWT, yang telah

memberikan rahmat dan hidayah-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi

ini. Shalawat serta salam semoga terlimpahkan kepada Nabi Muhammad SAW,

beserta para sahabat, keluarga, para pengikutnya, dan para penerus perjuangan beliau

hingga akhir zaman.

Penyusunan skripsi ini merupakan salah satu syarat untuk memperoleh gelar

sarjana psikologi Universitas Islam Negeri Syarif HidayatuUah Jakarta. Dalam

penyusunan skripsi ini tentunya penulis dibantu oleh berbagai pihak sehingga skripsi

ini dapat diselesaikan dengan baik. Oleh karena itu, peneliti mengucapkan terima

kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Prof. Dr. Abdul Mujib, M. Ag., M.Si., selaku Dekan Fakultas Psikologi

UIN Syarif Hidayatullah Jakarta beserta jajarannya.

2. Bapak Dr. Abdul Rahman Saleh, M.Si selaku dosen pembimbing yang telah

memberikan banyak arahan, bimbingan, motivasi dan masukan yang sangat

berarti dengan segenap kesabarannya, sehingga penelitian ini dapat diselesaikan

dengan maksimal.

3. Ibu Mulia Sari Dewi, M.Psi, Psi selaku dosen pembimbing akademik yang telah

membantu, mendukung, dan memberi arahan dan masukan selama masa

perkuliahan.

Page 8: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

vi

4. Seluruh dosen dan staff Fakutas Psikologi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang

telah banyak membantu penulis dalam menjalani perkuliahan dan menyelesaikan

skripsi ini.

5. Kedua orang tua penulis Bapak Ir. Moh. Ashar dan Ibunda Rustin Hermina,S.H.,

M.P beserta kakak dan adik penulis, terima kasih atas semua doa restu,

dukungan, motivasi dan sumber inspirasi serta semangat luar biasa yang telah

kalian berikan kepada penulis untuk selalu meneruskan perjuangan ini agar

mencapai yang terbaik. Juga seluruh keluarga besar Hj. Achmadi dan Samsi

Suwardianto. Terimakasih atas seluruh doa dan dukungannya selama ini.

6. Muhammad Ulum, terima kasih telah selalu ada menemani penulis, tidak pernah

lelah dan patah semangat dalam memberikan semangat, motivasi dan pengertian

kepada penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

7. Trya Dara Ruidahasi, dan Vega Ayu, terima kasih selalu ada menemani penulis

dalam suka maupun duka, susah senang kita lewati bersama, selalu

mendengarkan keluh kesah penulis selama mengerjakan skripsi ini, selalu

memberikan semangat dan saran yang membangun sehingga penulis dapat

menyelesaikan skripsi ini.

8. Seluruh teman-teman Psikologi angkatan 2014 khususnya teman-teman kelas F,

terima kasih telah menjadi teman-teman yang baik, memberikan inspirasi,

semangat dan memotivasi penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

Page 9: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

vii

9. Hanina Maulidha, Maulida Hanifa, Nur Syifa, Nadia, Mazaya Adisti, terima

kasih atas 4 tahunnya yang telah kita lewati bersama. Banyak momen yang tidak

bisa dilupakan selama 4 tahun ini.

10. Kak Kibo, Kak Idek, Fauzi Farhan, Projo, Siti Hutami, terima kasih telah

menjadi 911 setiap kali penulis membutuhkan bantuan, masukan, menerima

segala keluhan dan terus memberikan semangat.

11. Pengurus Purna Paskibraka Indonesia Kota Jakarta Timur 2015-2019, terima

kasih telah memberikan banyak pelajaran berharga yang dapat membuat penulis

lebih berkembang kearah yang positif.

12. Teman-teman Purna Paskibraka Indonesia Kota Jakarta Timur tahun 2012,

terima kasih telah menemani penulis dari jaman SMA hingga sekarang,.

13. Semua pihak yang telah berinteraksi kepada penulis dan memberikan semangat

serta inspirasi dalam menyelesaikan skripsi ini

Penulis menyadari bahwa dalam penulisan skripsi ini masih banyak

kekurangan. Oleh karena itu, penulis menerima saran dan kritik yang membangun.

Semoga penelitian ini memberi manfaat dan pengetahuan bagi pembaca.

Jakarta, 6 Juli 2018

Penulis

Page 10: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

viii

DAFTAR ISI

ABSTRAK ............................................................................................................. i

ABSTRACT ........................................................................................................... ii

KATA PENGANTAR ........................................................................................... iii

DAFTAR ISI ......................................................................................................... iv

DAFTAR TABEL ................................................................................................... v

DAFTAR GAMBAR ............................................................................................ vi

DAFTAR LAMPIRAN ....................................................................................... vii

BAB 1. PENDAHULUAN ............................................................................... 1-12

1.1. Latar BelakangMasalah ....................................................................... 1

1.2. Pembatasan dan Perumusan Masalah .................................................. 8

1.2.1. Pembatasan Masalah.................................................................. 8

1.2.2. Perumusan Masalah ................................................................ 10

1.3 Tujuan dan Manfaat Penelitian .......................................................... 11

1.3.1. Tujuan Penelitian..................................................................... 11

1.3.2. Manfaat Penelitian .................................................................. 11

1.4 Sistematika Penulisan ................................................................................... 12

BAB 2. LANDASAN TEORI ........................................................................ 13-38

2.1. Kesejahteraan subjektif ...................................................................... 13

2.1.1. Pengertian Kesejahteraan subjektif ......................................... 13

2.1.2. Aspek Kesejahteraan Subjektif… ........................................... 14

2.1.3. Faktor yang Mempengaruhi Kesejahteraan subjektif ............ 18

2.1.4. Alat Ukur Kesejahteraan subjektif .......................................... 21

2.2. Job Crafting ....................................................................................... 22

2.2.1. Pengertian Job Crafting ......................................................... 22

2.2.2. Aspek-aspek Job Crafting ....................................................... 24

2.2.3. Alat Ukur Job Crafting............................................................ 26

2.3. Syukur ............................................................................................... 26

2.3.1. Pengertian Syukur .................................................................. 26

2.3.2. Aspek-Aspek Syukur .............................................................. 27

2.3.3. Alat Ukur Syukur………………………… ............. ……......28

2.4 Totalitas Kerja …………………………………………… ... ……… 28

2.4.1. Pengertian Totalitas kerja .......................................................... 28

2.4.2. Aspek-Aspek Totalitas kerja...................................................... 29

2.4.3. Alat Ukur Totalitas kerja ........................................................... 31

2.5. Kerangka Berfikir .............................................................................. 32

2.5. Hipotesis Penelitian ........................................................................... 37

BAB 3. METODE PENELITIAN ................................................................. 39-63

3.1. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ......................... 39

Page 11: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

ix

3.2. Variabel Penelitian & Definisi Operasional Variabel ....................... 39

3.3. Instrumen Pengumpulan Data .......................................................... 42

3.4. Uji Validitas Konstruk ....................................................................... 45

3.4.1. Uji Validitas Skala Kesejahteraan Subjektif ........................ 48

3.4.2. Uji Validitas Skala Job Crafting .......................................... 50

3.4.3. Uji Validitas Skala Syukur ................................................... 52

3.4.4. Uji Validitas Skala Totalitas kerja ........................................ 57

3.5 Teknik Analisis data ............................................................................ 58

BAB 4. HASIL DAN ANALISIS DATA ....................................................... 64-81

4.1 Gambaran Umum subjek Penelitian..................................................... 64

4.2. Analisis Deskriptif penelitian .............................................................. 65

4.3. Kategorisasi Skor Variabel .................................................................. 66

4.3.1. Kategorisasi Skor Kesejahteraan Subjektif ................................ 67

4.3.2. Kategori Skor Seeking Recources .............................................. 67

4.3.3. Kategori Skor Seeking Challenges ............................................. 68

4.3.4. Kategori Skor Reducing demands .............................................. 69

4.3.5. Kategori Skor Sense of Abundance ............................................ 69

4.3.6. Kategori Skor Sense Appreciation for others ............................. 70

4.3.7. Kategori Skor Simple Appreciation ............................................ 70

4.3.8. Kategori Skor dedikasi ............................................................... 71

4.3.9. Kategori Skor Semangat ............................................................ 71

4.3.10. Kategori Skor Keterlarutan ...................................................... 72

4.4. Uji Hipotesis ....................................................................................... 73

4.4.1. Pengujian Proporsi Varians ........................................................ 78

BAB 5. KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN ...................................... 82-89

5.1 Kesimpulan .......................................................................................... 82

5.2. Diskusi ................................................................................................ 82

5.3. Saran .................................................................................................... 87

5.3.1. Saran Teoritis.............................................................................. 87

5.3.2. Saran Praktis ............................................................................... 88

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 90

Page 12: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

x

DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Bobot nilai jawaban skala model skala likert……………… 43

Tabel 3.2 Blueprint kesejahteraan subjektif………………………….. 44

Tabel 3.3 Blueprint job crafting……………………………………… 45

Tabel 3.4 Blueprint syukur…………………………………………… 45

Tabel 3.5 Blueprint totalitas kerja……………………………………… 46

Tabel 3.6 Muatan Faktor Item kesejahteraan subjektif………………. 51

Tabel 3.7 Muatan Faktor Item job crafting……………………………… 53

Tabel 3.8 Muatan Faktor Item sense of abundance…………………... 54

Tabel 3.9 Muatan Faktor Item sense appreciation for others ……….. 55

Tabel 3.10 Muatan Faktor Item simple appreciation…………………….. 57

Tabel 3.11 Muatan Faktor Item totalitas kerja ....................................... 58

Tabel 4.1 Lokasi pengambilan data…………………………………. 65

Tabel 4.2 Gambaran Subjek Penelitian ................................................ 65

Tabel 4.3 Gambaran Status pernikahan…............................................. 65

Tabel 4.4 Analisis deskriptif…………………………………………. 66

Tabel 4.5 Norma Skor Kategorisasi………………………………….. 67

Tabel 4.6 Kategorisasi Tingkat kesejahteraan subjektif…………….... 68

Tabel 4.7 Kategorisasi Tingkat seeking recources…………………… 69

Tabel 4.8 Kategorisasi Tingkat seeking challenges…………………….. 69

Tabel 4.9 Kategorisasi Tingkat reducing demands…………………... 70

Tabel 4.10 Kategorisasi Tingkat sense of abundance…………………. 70

Tabel 4.11 Kategorisasi Tingkat sense appreciation for others……….. 71

Tabel 4.12 Kategorisasi Tingkat simple appreciation…………………. 72

Tabel 4.13 Kategorisasi tingkat dedikasi……………………………… 72

Tabel 4.14 Kategori tingkat semangat…………………………………. 73

Tabel 4.15 Kategori tingkat keterlarutan………………………………. 74

Tabel 4.16 Hasil regresi R-Square…………………………………….. 75

Tabel 4.17 Hasil ANOVA pengaruh seluruh IV terhadap DV………… 75

Tabel 4.18 Hasil Koefisien Regresi……………………………………. 76

Tabel 4.19 Hasil analisis proporsi varians……………………………... 80

Page 13: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

xi

DAFTAR GAMBAR

Gambar 2.1 Skema Kerangka berpikir………………………………. 37

Page 14: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

xii

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1 Kuesioner………………………………………………. 96

Lampiran 2 Syntax dan Path Diagram………………………………. 104

Lampiran 3 Output regresi………………………………………….. 111

Page 15: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

1

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Bekerja merupakan sesuatu yang dibutuhkan oleh manusia. Kebutuhan itu bisa

bermacam-macam, seringkali tidak disadari oleh pelakunya. Seseorang bekerja

karena ada sesuatu yang hendak dicapainya dan berharap bahwa aktivitas kerja

yang dilakukannya akan membawa kepada suatu keadaan yang lebih memuaskan

daripada keadaan sebelumnya. Kebahagiaan di tempat kerja adalah bila seseorang

merasa puas dengan pekerjaannya (Wright dan Bonnet, 2007).

Akan tetapi, menurut sebuah survei pada tahun 2015 yang dilakukan oleh

perusahaan penyedia solusi SDM bernama TINYpulse, hanya 28% karyawan di

Asia Pasifik yang bahagia dengan pekerjaannya, sementara pegawai di seluruh

dunia mencatat angka 30%. Untuk di Indonesia, hasil survei terbaru

dari portal lowongan kerja di Indonesia, jobsDB Indonesia, menemukan 73%

responden yang merupakan para pekerja merasa tidak bahagia dengan

pekerjaannya sekarang. Dari jumlah tersebut, sebanyak 26% merasa sangat tidak

bahagia.

JobStreet.com pada tahun 2017 mengadakan Happiness Index Survey

untuk mengetahui apa yang membuat pegawai tidak bahagia dalam pekerjaannya.

Hal yang membuat seorang pegawai tidak bahagia dalam pekerjaannya adalah

tuntutan pekerjaan yang tinggi, kurangnya pengembangan karier, kepemimpinan

dan pelatihan dari perusahaan. Dengan berbagai macam kendala yang terjadi akan

membuat pegawai merasa stress dan tertekan dalam pekerjaannya.

Page 16: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

2

Hal tersebut sejalan dengan wawancara yang penulis lakukan dengan

seorang karyawan perusahaan swasta pada tanggal 25 Oktober 2017 di Jakarta,

perusahaan ditempat beliau bekerja memang memiliki tuntutan dan tekanan

pekerjaan yang tinggi. Di dalam waktu bekerjanya termasuk panjang dan hampir

setiap hari lembur. Beliau mengatakan bahwa untuk yang berada dikantor saja

bisa bekerja dari jam 8 pagi sampai jam 9 malam. Dengan sistem pengupahan bila

belum 20 jam lembur belum dihitung lembur. Dan untuk pegawai kontrak belum

ada upah lembur dan belum bisa mengajukan izin cuti. Jika memang harus tidak

masuk, pegawai tersebut harus mengganti hari sesuai dengan jumlah hari yang

ditinggalkan. Tuntutan pekerjaan yang tinggi kadang kala membuat stress dan

tidak bahagia dalam pekerjaanya.

Berdasarkan beberapa data di atas dapat disimpulkan bahwa tingkat

kesejahteraan pada pegawai di Indonesia masih sangat rendah. Padahal,

kebahagian pegawai adalah kunci dari kemajuan sebuah perusahaan. Pegawai

yang bahagia akan berelasi lebih baik dengan orang lain, memiliki produktivitas

yang lebih tinggi dan tentunya lebih cepat dan lebih efisien dalam bekerja. Orang

yang bahagia juga menjadi lebih kreatif dan inovatif sehingga dapat menghasilkan

banyak ide (Alexander, 2013). Pegawai yang bahagia akan membawa ide-ide

kreatif didalam pekerjaan mereka sehingga bisa memaksimalkan kinerjanya.

Pegawai yang sejahtera adalah pegawai yang bahagia. Carr (2004)

mengatakan bahwa kebahagiaan dapat disetarakan dengan kesejahteraan subjektif.

Kesejahteraan subjektif dapat diketahui dari ada atau tidaknya perasaan bahagia

(Diener dan Lucas, 1999). Banyak orang yang merasa puas dengan penghasilan

Page 17: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

3

yang didapat sehingga dapat merasakan kesenangan dan ketenangan dalam

hidupnya, namun ada juga yang merasa tidak pernah puas dengan penghasilan

yang didapat, sehingga tidak dapat merasakan kesenangan dan ketenangan dalam

hidupnya. Pentingnya kesejahteraan pegawai adalah untuk mempertahankan

pegawai agar tidak pindah ke perusahaan lain, meningkatkan motivasi

dan semangat kerja, dan meningkatkan sikap loyalitas karyawan terhadap

perusahaan.

Kesejahteraan karyawan merupakan faktor kunci dalam menentukan

efektivitas jangka panjang sebuah organisasi. Banyak penelitian menunjukkan

hubungan langsung antara tingkat produktivitas, kesehatan umum dan

kesejahteraan angkatan kerja. Perusahaan dan organisasi semakin menyadari

kebutuhan untuk menjaga kesejahteraan pekerja mereka dengan serius.

Kesejahteraan di tempat kerja diakui sebagai elemen fundamental dari organisasi

sukses, berkontribusi pada hasil yang diinginkan seperti retensi kerja dan

peningkatan kinerja (Harter et al. 2002). Kesejahteraan subjektif akan

memberikan banyak manfaat bagi karyawan dan perusahaan karena karyawan

dengan kesejahteraan subjektif yang tinggi cenderung memiliki tubuh yang sehat,

tingkat absenteeism yang rendah, tingkat turnover yang rendah, tingkat

organizational citizen behaviour yang tinggi, serta memiliki prestasi kerja yang

baik (Emmanual, Neve, Diener, Tay, Xuereb, 2013).

Kesejahteraan subjektif adalah sebuah konsep yang luas yang mengacu

pada evaluasi kualitas kehidupan seseorang dan mencakup komponen afektif dan

kognitif (Diener et al., 1999). Komponen afektif mengacu pada frekuensi emosi

Page 18: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

4

yang dialami. Myres dan Diener (1995) dalam penelitiannya menunjukan,

individu yang memiliki Kesejahteraan subjektif tinggi cenderung memiliki sikap

tolong-menolong yang tinggi, lebih aktif dalam kehidupannya, memiliki sikap

penerimaan terhadap diri sendiri maupun orang lain, mampu memecahkan

masalah dengan baik dan memiliki emosi yang lebih positif, sehingga dapat

meningkatkan kemampuuan berpikir secara kreatif. Sebaliknya, individu dengan

kesejahteraan subjektif yang rendah, akan memiliki pandangan yang negatif

terhadap kehidupannya, menganggap peristiwa yang terjadi pada dirinya adalah

hal yang tidak menyenangkan, oleh sebab itu dapat menimbulkan emosi yang

tidak menyenangkan seperti kecemasan, depresi, dan kemarahan.

Kepuasan hidup secara umum merupakan penilaian individu terhadap

kehidupannya, sedangkan kepuasan domain merupakan evaluasi individu terhadap

domain-domain spesifik tertentu. Domain-domain spesifik ini meliputi kesehatan,

keuangan, pekerjaan, kekayaan, pernikahan, hingga hubungan pertemanan yang

dijalani oleh individu yang akan mempengaruhi tingkat kesejahteraan subjektif

(Diener, Scollon, dan Lucas, 2003). Penelitian menunjukan bahwa jika karyawan

tidak menadapatkan kesejahteraan subjektif yang baik akan berakibat buruk pada

perusahaan. Keiran M. dan Cythia M (2003) menunjukan bahwa atasan yang

mengabaikan masalah kesejahteraan subjektif karyawan sering kali menghadapi

masalah ketidakhadiran karyawannya di tempat kerja.

Kesejahteraan subjektif dalam pekerjaan dapat dipengaruhi oleh job

crafting. Job crafting adalah salah satu proses di mana pegawai dapat

meningkatkan makna yang didapatkan dari pekerjaan, dan dengan berbuat

Page 19: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

5

demikian, mengoptimalkan kesejahteraannya. Beberapa riset menunjukan bahwa

job crafting dapat meningkatkan kesejahteraan pegawai. Tims et al., (2014)

menunjukan karyawan yang membuat pekerjaan dengan keahliannya, khususnya

yang berkaitan dengan sumber daya pekerjaan, menunjukkan adanya peningkatan

tingkat kesejahteraan pegawai. Peral et al., (2016) menunjukan bahwa pegawai

yang diberi kesempatan untuk membuat praktik kerja sesuai dengan keahlian yang

dimiliki mengalami peningkatan kesejahteraan.

Job Crafting memiliki kemampuan untuk berkontribusi terhadap

kesejahteraan subjektif, yang terdiri dari faktor-faktor yang membuat orang

bahagia. Martin Seligman (2002) dari University of Pennsylvania mendefinisikan

kebahagiaan keseluruhan pada Kebahagiaan Otak sebagai kesenangan.

Kesenangan mencakup pengalaman menyenangkan melalui indra (seperti

makanan enak) dan kesenangan yang lebih tinggi (seperti kenyamanan dan

kesenangan). Job crafting digunakan pegawai untuk memberikan arah pekerjaan

mereka dengan kebutuhan dan nilai hidup mereka masing-masing. Job crafting

kemungkinan menghasilkan pekerjaan yang lebih memuaskan, menawarkan

kesempatan lebih besar untuk menjalin hubungan, dan juga meningkatkan tujuan

hidup, makna, dan nilai individual yang diperoleh karyawan dari aktivitas sehari-

hari yang mereka hadapi di tempat kerja. Pegawai yang bekerja sesuai dengan

bidang pekerjaan juga cenderung mengalami tingkat kesenangan dan kenikmatan

yang meningkat dari pekerjaanya, begitu juga dengan kesejahteraan subjektifnya.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kesejahteraan subjektif adalah

syukur. Syukur sering diartikan sebagai rekognisi positif ketika menerima sesuatu

Page 20: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

6

yang menguntungkan, atau nilai tambah yang berhubungan dengan judgment atau

penilaian bahwa ada pihak lain yang bertanggung jawab akan nilai tambah

tersebut (Emmons, 2004). Menurut Emmons dan McCullough (2004), syukur

akan membuat seseorang lebih bijaksana dalam menyikapi lingkungannya.

Sedangkan jika seseorang kurang memiliki syukur dalam dirinya, maka hal

tersebut akan berpengaruh terhadap keharmonisan lingkungan yang telah ada.

Sedangkan jika seseorang kurang memiliki syukur dalam dirinya, maka hal

tersebut akan berpengaruh terhadap keharmonisan lingkungan yang telah ada.

Beberapa riset menunjukan bahwa syukur dapat meningkatkan

kesejahteraan subjektif pegawai. Hasil penelitian Froh, Kashdan, Ozimkowski,

dan Miller (2009) yang menyatakan bahwa syukur berkorelasi positif pada

kesejahteraan subjektif, dukungan sosial, dan perilaku prososial remaja, seperti

kepuasan hidup, optimisme, dan kontrol emosi. Penelitian yang dilakukan oleh

Emmos dan McCullough (2004) menunjukan bahwa kelompok yang diberikan

treatment syukur memiliki skor kesejahteraan subjektif yang lebih tinggi

dibandingkan dengan kelompok lainnya. Penelitian tersebut juga membuktikan

bahwa syukur memberikan keuntungan secara emosi dan interpersonal. Dengan

syukur, akan memengaruhi seseorang dalam bereaksi terhadap sesuatu atau

situasi, seperti dalam merespon suatu peristiwa atau pengalaman hidup menjadi

lebih tenang dan lebih bermakna sehingga kesejahteraanya meningkat.

Totalitas kerja juga dapat mempengaruhi kesejahteraan subjektif. Totalitas

kerja adalah suatu kondisi atau derajat yang menunjukan seberapa besar seseorang

benar-benar menghayati peran pekerjaannya (Saks, 2006). Totalitas kerja oleh

Page 21: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

7

Schaufeli dan Bakker (2003) sebagai suatu kondisi pikiran yang positif terkait

pekerjaan. Beberapa riset menunjukan bahwa totalitas kerja dapat meningkatkan

kesejahteraan subjektif pegawai. Kahn (1990) menyebutkan bahwa seseorang

yang memiliki totalitas kerja akan menunjukan level energi yang tinggi, merasa

pekerjaan yang dilakukan berarti dan signifikan, merasa tertantang dengan tugas-

tugas yang diberikan, memiliki level konsentrasi yang tinggi, dan selalu antusias

serta senang ketika mengerjakan tugasnya sehingga kesejahteraannya meningkat.

Schaufi dan Bakker (2003) menjelaskan orang yang tidak memiliki totalitas kerja

digambarkan hanya memiliki sedikit tenaga, kesenangan dan stamina dalam hal

yang berkaitan dengan pekerjaan, tidak merasa pekerjannya bermakna atau

menantang, tidak menghayati pekerjaan, dan tidak mengalami kesulitan untuk

lepas dari pekerjaan tersebut.

Penelitian ini ingin melihat pengaruh dari totalitas kerja terhadap

kesejahteraan subjektif. Bagi organisasi, karyawan yang memiliki totalitas kerja

yang baik akan bekerja dengan semangat dan merasakan hubungan yang

mendalam terhadap perusahaan atau organisasi tempat dimana mereka bekerja,

mendorong adanya inovasi dan bergerak maju ke depan bersama organisasi

(Truss, Soane, Edwards, Wisdom, Croll, & Burnett, 2006). Secara individu,

totalitas kerja dapat memainkan peranan yang krusial dalam memotivasi karyawan

dalam melakukan tanggung jawab yang didorong oleh sumber pekerjaan

(Shimazu et al., 2008).

Berdasarkan pemaparan tentang pentingnya kesejahteraan subjektif

terhadap berbagai aspek, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian

Page 22: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

8

tentang kesejahteraan subjektif ini. Dan berdasarkan penelitian-penelitian

terdahulu yang telah peneliti paparkan di atas, peneliti tertarik untuk meneliti

pengaruh job crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap kesejahteraan subjektif

pada pegawai. Oleh karena itu, peneliti tertarik untuk mengangkat penelitian

tentang judul “Pengaruh Job Crafting, Syukur, dan Totalitas Kerja terhadap

Kesejahteraan Subjektif pada Pegawai”.

1.1 Pembatasan dan Perumusan Masalah

1.1.1 Pembatasan Masalah

Untuk membatasi agar permasalahan penelitian tidak meluas, maka masalah

dalam penelitian ini dibatasi pada kesejahteraan subjektif, job crafting, syukur,

dan totalitas kerja. Adapun variabel yang diteliti adalah sebagai berikut:

1. Kesejahteraan subjektif yang dimaksud dalam penelitian ini adalah evaluasi

kognitif dan afektif sesorang tentang hidupnya. Evaluasi ini meliputi

penilaian emosional terhadap kepuasaan dan pemenuhan hidup. (Diener,

Lucas, Oishi dalam C. R Synder dan Shane J. Lopez, 2005).

2. Job crafting didefinisikan sebagai inisiatif dan kerelaan karyawan untuk

merekonstruksi aspek-aspek pekerjaan mereka, dengan tujuan untuk

meningkatkan kondisi pekerjaan mereka dengan aspek seeking recources,

seeking challenges, reducing demands (Petrou et al., 2012)

3. Syukur didefinisikan sebagai suatu sikap menghargai setiap kehidupan

sebagai karunia dan menyadari pentingnya mengungkapkan pernghargaan

tersebut dengan aspek sense of abundance, sense simple appreciation for

others, dan simple appreciation (Watkins et al., 2003)

Page 23: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

9

4. Totalitas kerja adalah sebagai keadaan positif, afektif motivasional, pada

karyawanannya yang memiliki ciri, semangat (vigor), dedikasi (dedication)

dan keterlarutan (absorption) (Schaufeli dan Bakker, 2004).

5. Subjek pada penelitian adalah pegawai perusahaan swasta dibidang alat berat

dan pegawai Bank BUMD.

1.1.2 Perumusan Masalah

Berdasarkan pembatasan masalah di atas, maka peneliti merumuskan masalah

penelitian sebagai berikut:

1. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan job crafting, syukur, dan totalitas

kerja terhadap kesejahteraan subjektif pada pegawai?

2. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan seeking recources pada variabel

job crafting terhadap kesejahteraan subjektif?

3. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan seeking challenges pada variabel

job crafting terhadap kesejahteraan subjektif?

4. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan reducing demands pada variabel

job crafting terhadap kesejahteraan subjektif?

5. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan sense of abundance pada variabel

syukur terhadap kesejahteraan subjektif?

6. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan sense appreciation for others pada

variabel syukur terhadap kesejahteraan subjektif?

7. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan simple appreciation pada variabel

syukur terhadap kesejahteraan subjektif?

Page 24: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

10

8. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan dedikasi pada variabel totalitas

kerja terhadap kesejahteraan subjektif?

9. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan semangat pada variabel totalitas

kerja terhadap terhadap kesejahteraan subjektif?

10. Apakah terdapat pengaruh yang signifikan keterlarutan pada variabel totalitas

kerja terhadap terhadap kesejahteraan subjektif?

1.2 Tujuan dan Manfaat Penelitian

1.2.1 Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh job crafting, syukur dan

totalitas kerja terhadap kesejahteraan subjektif. Selain itu, penelitian ini juga

untuk mengetahui variabel atau dimensi mana yang memiliki pengaruh terbesar

terhadap variable kesejahteraan subjektif.

1.2.2 Manfaat Penelitian

1.2.2.1 Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan bisa memberikan manfaat terhadap disiplin ilmu

pengetahuan khususnya bidang Psikologi Industri dan Organisasi (PIO) dengan

memberikan bukti-bukti empiris pada penelitian ini. Penelitian ini diharapkan

menjadi referensi teoritis dan empiris atau masukan bagi peneliti-peneliti lain

yang ingin mengukur tentang kesejahteraan subjektif karyawan.

1.2.2.2 Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan menambah pengetahuan dan pemahaman mengenai

materi Sumber Daya Manusia khususnya yang berkaitan dengan syukur, job

crafting, totalitas kerja, dan kesejahteraan subjektif pada pegawai. Dan juga

Page 25: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

11

mampu memberikan masukan terhadap pihak terkait untuk memperhatikan

kesejahteraan subjektif pada pegawai di perusahaan swasta dan bank BUMD.

Page 26: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

12

BAB 2

LANDASAN TEORI

2.1 Kesejahteraan subjektif

2.1.1 Pengertian Kesejahteraan subjektif

Veenhoven (dalam Suh, 2000) mendefinisikan kesejahteraan subjektif sebagai

derajat penilaian individu secara keseluruhan terhadap kualitas hidupnya.

Kebahagiaan merupakan suatu kata abstrak yang maknanya dapat berbeda bagi

banyak orang, terutama bila dikaitkan dengan apa yang dianggap mendatangkan

kebahagiaan. Meski berbeda dalam memaknai kebahagiaan, setiap orang sama

ingin hidupnya bahagia.

Diener, Lucas, & Oishi (2005) mendefinisikan kesejahteraan subjektif

sebagai evaluasi individu tentang kehidupannya, termasuk penilaian kognitif

terhadap kepuasan hidupnya serta penilaian afektif terhadap emosinya. Ketika

individu mengkarakteristikan atau mencirikan suatu kehidupan yang baik maka ia

akan membicarakan tentang kebahagiaan, kesehatan, dan umur yang panjang

(Diener & Chan, 2011). Menurut Diener et al (1999) individu dikatakan memiliki

kesejahteraan subjektif yang tinggi jika merasa puas dengan kondisi hidupnya,

sering merasakan emosi positif dan jarang merasakan emosi negatif. Sebaliknya,

individu dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif rendah jika kurang puas

dengan kehidupannya, mengalami sedikit kegembiraan dan afeksi, serta lebih

sering merasakan emosi negatif seperti kemarahan atau kecemasan.

Diener dan Suh (1999) mengatakan bahwa kesejahteraan subjektif terdiri

dari dua komponen yang saling berhubungan yaitu, kepuasan hidup, dan perasaan

Page 27: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

13

menyenangkan. Perasaan menyenangkan ini menunjuk pada mood dan emosi,

sedangkan kepuasan hidup menunjuk pada penilaian kognitif pada kepuasan

dalam hidup. Diener (2009) menjelaskan bahwa kesejahteraan subjektif

merupakan tingkat individu menilai kualitas kehidupannya sebagai sesuatu yang

diharapkan dan merasakan emosi yang menyenangkan.

Berdasarkan beberapa definisi mengenai totalitas kerja di atas, penulis

menggunakan pendapat Diener, Lucas, & Oishi (2005) mendefinisikan

kesejahteraan subjektif sebagai evaluasi individu tentang kehidupannya, termasuk

penilaian kognitif terhadap kepuasan hidupnya serta penilaian afektif terhadap

emosinya.

2.1.2 Aspek Kesejahteraan subjektif

Menurut Diener (2005) terdapat dua aspek dasar kesejahteraan subjektif, yaitu

aspek kognitif dan aspek afektif. Aspek kognitif mencangkup evaluasi terhadap

kepuasan hidup secara global dan evaluasi terhadap kepuasan domain tertentu.

Sedangkan aspek afektif mencangkup evaluasi terhadap keberadaan afek positif

dan evaluasi terhadap keberadaan afek negatif. Penjelasannya adalah sebagai

berikut:

1. Aspek kognitif dari kesejahteraan subjektif adalah evaluasi terhadap kepuasan

hidup individu. Evaluasi tersebut dapat dikategorikan menjadi evaluasi umum

(global) dan evaluasi khusus (domain tertentu). Berikut ini penjelasan lebih

lanjut mengenai kedua penilaian tersebut.

- Evaluasi terhadap kepuasan hidup secara global, yaitu evaluasi individu

terhadap kehidupannya secara menyeluruh. Penilaian umum ini merupakan

Page 28: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

14

penilaian individu yang bersifat reflektif terhadap kepuasan hidupnya (Diener

et.al., 2005).

- Evaluasi terhadap kepuasan domain tertentu, yaitu penilaian yang dibuat

individu dalam mengevaluasi domain atau aspek tertentu dalam

kehidupannya, seperti kesehatan fisik dan mental, pekerjaan, rekreasi,

hubungan sosial, kehidupan dengan pasangan dan kehidupan dengan keluarga

(Diener et.al., 2005).

2. Aspek afektif dari kesejahteraan subjektif merefleksikan pengalaman dasar

yang terjadi dalam hidup seseorang. Dimana aspek tersebut dikategorikan

menjadi evaluasi terhadap keberadaan afek-afek positif dan evaluasi terhadap

afek-afek negatif.

- Evaluasi terhadap keberadaan afek positif. Afek atau emosi yang

menyenangkan merupakan bagian dari kesejahteraan subjektif karena

merefleksikan reaksi individu yang dianggap penting bagi individu tersebut

karena hidupnya berjalan sesuai dengan apa yang diinginkan Diener et.al.,

(2005).

- Evaluasi terhadap keberadaan afek negatif. Afek negative termasuk suasana

hati dan emosi yang tidak menyenangkan serta merefleksikan respon-respon

negatif yang dialami oleh individu terhadap hidup mereka, kesehatan,

kejadian-kejadian yang terjadi dan lingkungan mereka (Diener et.al., 2005).

2.1.3 Faktor-faktor yang mempengaruhi kesejahteraan subjektif

Dari beberapa literatur dan hasil penelitian terdahulu, ditemukan beberapa faktor

yang dapat mempengaruhi Kesejahteraan subjektif, di antaranya ::

Page 29: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

15

1. Perangai/watak

Perangai biasanya diinterpretasikan sebagai sifat dasar dan universal dari

kepribadian, dianggap menjadi yang paling dapat diturunkan, dan ditunjukkan

sebagai faktor yang stabil di dalam kepribadian seseorang. Dengan memiliki

perangai yang baik akan membuat individu lebih merasa mudah dalam

mengekspresikan emosi positif dalam dirinya sehingga kesejahteraanya akan baik.

2. Sifat

Sifat ekstrovert berada pada tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi karena

mempunyai kepekaan yang lebih besar terhadap imbalan yang positif atau

mempunyai reaksi yang lebih kuat terhadap peristiwa yang menyenangkan.

Dengan memiliki sifat ekstrovert individu akan lebih mudah merasa bahagia dan

puas dengan kehidupan yang dijalani saat ini sehingga kesejahteraanya pun akan

menjadi baik.

3. Karakter pribadi lain

Karakter pribadi lain seperti optimisme dan percaya diri berhubungan dengan

kesejahteraan subjektif. Orang yang lebih optimis tentang masa depannya

dilaporkan merasa lebih bahagia dan puas atas hidupnya dibandingkan dengan

orang pesimis yang mudah menyerah dan putus asa jika suatu hal terjadi tidak

sesuai dengan keinginannya. Karakter pribadi yang optimis akan membuat

kesejahteraannya akan menjadi baik.

4. Hubungan sosial

Hubungan yang positif dengan orang lain berkaitan dengan kesejahteraan

subjektif, karena dengan adanya hubungan yang positif tersebut akan mendapat

Page 30: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

16

dukungan sosial dan kedekatan emosional. Pada dasarnya kebutuhan untuk

berinteraksi dengan orang lain merupakan suatu kebutuhan bawaan. Dengan

memiliki hubungan social yang positif maka akan membuat individu bahagia dan

kesejahteraanya akan meningkat.

5. Pendapatan

Dari survei diketahui, 96% orang mengakui bahwa kepuasan hidup bertambah

seiring meningkatnya pendapatan pribadi maupun negara bersangkutan. Meski

begitu, ketimbang uang, perasaan bahagia lebih banyak dipengaruhi faktor lain

seperti merasa dihormati, kemandirian, keberadaaan teman serta memiliki

pekerjaan yang memuaskan. Dengan pendapatan yang baik akan membuat

individu merasa puas dan akan membuat kesejahteraanya meningkat.

6. Pengangguran

Adanya masa pengangguran dapat menyebabkan berkurangnya kesejahteraan

subjektif, walaupun akhirnya orang tersebut dapat bekerja kembali. Pengangguran

adalah penyebab besar adanya ketidakbahagiaan, namun perlu diperhatikan bahwa

tidak semua pengangguran mengalami ketidakbahagiaan.

7. Pengaruh sosial/budaya

Pengaruh masyarakat bahwa perbedaan kesejahteraan subjektif dapat timbul

karena perbedaan kekayaan Negara. Ia menerangkan lebih lanjut bahwa kekayaan

negara dapat menimbulkan kesejahteraan subjektif yang tinggi karena biasanya

Negara yang kaya menghargai hak asasi manusia, memungkinkan orang yang

hidup disitu untuk berumur panjang dan memberikan demokrasi.

Page 31: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

17

8. Job Crafting

Job Crafting dapat menghasilkan sejumlah hasil positif bagi para karyawan,

seperti peningkatan makna dan keterlibatan di tempat kerja. Peningkatan

keterlibatan kerja dan keberagaman psikologis dapat memberikan manfaat positif

bagi pekerjaan, sehingga menyoroti peran penting job crafting. Job crafting

memiliki kemampuan untuk berkontribusi terhadap kesejahteraan subjektif, yang

terdiri dari faktor-faktor yang membuat orang bahagia. Martin Seligman (2002)

dari University of Pennsylvania mendefinisikan kebahagiaan keseluruhan pada

Kebahagiaan Otak sebagai kesenangan, pertunangan (juga dikenal sebagai aliran),

dan makna. Kesenangan mencakup pengalaman menyenangkan melalui indra

(seperti makanan enak) dan kesenangan yang lebih tinggi (seperti kenyamanan

dan kesenangan).

9. Syukur

Menurut Emmons dan McCullough (2004), syukur akan membuat seseorang lebih

bijaksana dalam menyikapi lingkungannya. Sedangkan jika seseorang kurang

memiliki syukur dalam dirinya, maka hal tersebut akan berpengaruh terhadap

keharmonisan lingkungan yang telah ada. Disisi lain, hasil penelitian Froh,

Kashdan, Ozimkowski, dan Miller (2009) yang menyatakan bahwa syukur

berkorelasi positif pada kesejahteraan subjektif, dukungan sosial, dan perilaku

prososial remaja, seperti kepuasan hidup, optimisme, dan kontrol emosi.

10. Totalitas Kerja

Istilah work engagement dari Shaleh (2016) yang mengemukakan istilah totalitas

kerja. Totalitas kerja merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi

Page 32: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

18

kesejahteraan subjektif. Menurut Maslach, et al. (2001) tingkat totalitas kerja yang

tinggi dapat dianggap mempengaruhi kesejahteraan subjektif. Bakker dan

Oerlemans (2011) berpendapat bahwa totalitas kerja adalah bagian dari sebuah

taksonomi kesejahteraan yang lebih komprehensif yang terdiri dari dua dimensi

independen, yakni pleasure atau kesenangan dan aktivasi.

Dari uraian diatas dapat diambil kesimpulan bahwa ada 10 faktor yang

mempengaruhi kesejahteraan subjektif, yaitu: perangai/watak, sifat, karakter

pribadi lain berupa optimism dan percaya diri, hubungan sosial, pendapatan,

pengangguran dan pengaruh sosial/budaya, job crafting, syukur, dan totalitas kerja

2.1.4 Alat Ukur Kesejahteraan subjektif

Terdapat beberapa alat ukur yang digunakan untuk mengukur kesejahteraan

subjektif diantaranya yaitu :

1. SWLS (Satisfaction with life scale). Alat ukur ini dikembangkan oleh Diener

et.al (1895). Alat ukur ini terdiri dari lima item untuk mengukur nilai individu

mengenai kepuasan hidupnya dengan nilai alpha cronbach α = 0.87

2. PANAS (Positive and negative affect schedule). Alat ukur ini dikembangkan

oleh Clark, Watson dan Tellegen (1998). Alat ukur ini terdiri dari 20 item

yang mengukur tingkat afek positif (10 item) dan afek negatif (10 item)

individu dengan nilai alpha cronbach α = 0.89.

3. SPANE (Scale of Positife and Negatif Experience). alat ukur ini

dikembangkan oleh Diener et.al (2009). Alat ukur ini terdiri dari 12 item

untuk mengukur tingkat afek positif dan negatif individu dengan nilai

koefisien reliabilitas yang cukup baik yakni berkisar antara 0.83-0.86.

Page 33: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

19

4. FS (Flourishing Scale). Alat ukur ini dikembangkan oleh Diener et.al (2009).

Alat ukur ini terdiri dari delapan item singkat yang menggambarkan aspek

penting fungsi manusia mulai dari hubungan positif, hingga perasaan

kompeten , hingga memiliki makna dan tujuan hidup.

Pada penelitian ini peneliti menggunakan alat ukur Flourishing Scale untuk

mengukur komponen kognitif dan Scale of Positif and Negatife Experience untuk

mengukur komponen afektif yang dimodifikasi oleh Diener et.al (2009). Alasan

peneliti menggunakan alat ukur ini adalah karna peneliti ingin mengetahui

kepuasan hidup individu secara kognitif dan afektif.

2.2 Job crafting

2.2.1 Pengertian Job crafting

Job crafting dalam kajian awal Wrzesniewski dan Dutton (2001), didefinisikan

sebagai proses proaktif karyawan dalam mengubah batasan mental untuk

mendefinisikan ruang lingkup fisik, emosional, kognitif dan relasional dari sebuah

pekerjaan. Pengertian tersebut berkembang dengan perhatian pada unsur

preferensi personal sebagai determinan utama perubahan yang ditunjukkan

karyawan. Berg et al., (2010) selanjutnya menyederhanakan definisi job crafting

sebagai upaya menggubah batasan suatupekerjaan, selaras dengan preferensi,

keterampilan, dan kemampuan individu.

Petrou, Demerouti dan Schaufeli (2012) mendefinisikan job crafting

sebagai inisiatif dan kerelaan karyawan untuk merekonstruksi aspek-aspek

pekerjaan mereka, dengan tujuan untuk meningkatkan kondisi pekerjaan mereka.

Hal ini dilakukan dengan menggali sumber informasi (meminta saran dari atasan

Page 34: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

20

atau kolega), mencari tantangan (meminta tanggung jawab lebih), dan mengurangi

tuntutan (menghilangkan tekanan atau tuntutan emosional, mental, atau fisik dari

pekerjaan). Bakker et al., (2011), mengajukan definisi yang lebih sederhana,

dengan menjelaskan job crafting sebagai upaya yang berlandaskan inisiatif

karyawan untuk merubah persepsi terhadap pekerjaan, sifat-sifat pekerjaan, serta

hubungan kerja, dengan cara yang bermanfaat bagi karyawan itu sendiri.

Tims et al., (2012) menempatkan job crafting dalam perspektif perilaku

kerja proaktif. Yang ditekankan pada usaha karyawan dalam menyesuaikan

komponen pekerjaan sedemikian rupa, supaya dapat lebih selaras dengan

kebutuhan, keterampilan, dan preferensi mereka. Perilaku kerja proaktif ini

tercermin dari adanya inisiatif karyawan, yakni keaktifan dan kemandirian

karyawan dalam mengelola pekerjaan bahkan melampaui apa yang secara formal

diperlukan.

Job crafting menjelaskan adanya inisiatif karyawan dalam memahami

lingkungan dan konteks pekerjaan, dan dilanjutkan dengan tindakan atau perilaku

yang berlandaskan preferensi, nilai-nilai, dan kemampuan personal, artinya

karyawan dalam hal ini bukan hanya melakukan pekerjaan seperti yang dituliskan

organisasi (Tims et al., 2012). Relasi dengan perilaku kerja proaktif, mendasari

Tims et al., (2012) untuk mendefinisikan job crafting sebagai perubahan-

perubahan yang dapat diciptakan karyawan untuk menyeimbangkan tuntutan dan

sumber daya pekerjaan dengan kemampuan pribadi ataupun kebutuhan mereka.

Berdasarkan beberapa definisi mengenai totalitas kerja di atas, penulis

menggunakan pendapat Petrou, Demerouti dan Schaufeli (2012) yang

Page 35: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

21

mendefinisikan job crafting sebagai inisiatif dan kerelaan karyawan untuk

merekonstruksi aspek-aspek pekerjaan mereka, dengan tujuan untuk

meningkatkan kondisi pekerjaan mereka.

2.2.2 Aspek Job Crafting

Petrou et al., (2012) mengemukakan terdapat tiga aspek dari job crafting:

1. Seeking Recources

Individu berusaha untuk mengumpulkan sumber daya sehingga dapat

mempertahankan sumber daya yang ada. Mencari sumber daya pekerjaan

melibatkan meminta kolega atau supervisor untuk meminta saran atau umpan

balik tentang performa seseorang atau mencari peluang belajar (Petrou et al.,

2012). Dengan mencari sumber daya pekerjaan, karyawan memperluas sumber

daya mereka, yang meningkatkan keterlibatan kerja dan menyediakan alat untuk

meningkatkan kinerja. Mencari inspirasi dari dari rekan kerja juga dapat dilakukan

agar dapat memaksimalkan pekerjaan. Indikator dalam seeking recources akan

dijelaskan sebagai berikut:

- Meminta umpan balik terkait performa kerja. Individu dapat mencari

memaksimalkan pekerjaan dengan mencari dan memanfaatkan sumber daya

yang ada. Dengan meminta umpan balik terkait performa kerja, individu akan

lebih paham dengan kemampuannya sehingga dapat terus mengasah

keahliannya.

- Mencari inspirasi dari rekan. Individu dapat memaksimalkan sumber daya

yang ada ditempat kerja dengan cara mencari inspirasi dari rekan kerja.

Page 36: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

22

Dengan melihat dan memperhatikan cara kerja dari rekan dapat memberikan

sebuah inspirasi baru dalam melakukan pekerjaan.

2. Seeking Challenges

Mencari tantangan di tempat kerja termasuk perilaku seperti mencari tugas-tugas

baru setelah seseorang menyelesaikan pekerjaan atau mengambil lebih banyak

tanggung jawab (Petrou et al., 2012). Belajar terhadap hal-hal baru, dan

menikmati tantangan ditempat kerja adalah ciri dari seorang yang mencari

tantangan di tempat kerja. Dengan mencari tantangan baru, akan menghasilkan

suatu inovasi yang baru guna untuk memaksimalkan pekerjaan. Indikator dalam

seeking challenges akan dijelaskan sebagai berikut:

- Belajar tentang hal baru. Mencari tantangan di tempat kerja dapat dilakukan

dengan belajar hal baru. Dengan belajar tentang hal baru akan membuat

keahlian seseorang akan lebih terasah sehingga kemampuannya akan

meningkat dan menghasilkan pekerjaan yang baik.

- Menikmati tantangan di tempat kerja. Mencari tantangan di tempat kerja ddan

menikmati setiap tantangan yang ada dapat membuat seorang individu merasa

sangat tenang dan bisa membuat kemampuannya lebih terasah dengan baik.

3. Reducing Demands

Mengurangi tuntutan adalah strategi kerajinan yang mungkin memiliki implikasi

disfungsional. Ini termasuk perilaku yang ditargetkan untuk meminimalkan aspek-

aspek yang menuntut secara emosional, mental, atau fisik dari pekerjaan

seseorang (Petrou et al., 2012). Memastikan pekerjaan tidak berbahaya secara

Page 37: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

23

mental dan emosional menjadi indikator dari reducing demands. Dengan begitu,

seorang individu akan merasa lebih nyaman dalam melakukan pekerjaannya.

2.2.4 Alat Ukur Job Crafting

1. Job Crafting Scale (JCS) yang modifikasi oleh Petrou et al., (2012). Job

Crafting Scale (JCS) terdiri 12 item. Dengan subskala seeking recources

(Cronbach’s α = 0.70), seeking challenges (Cronbach’s α = 0.76), dan reducing

demands (Cronbach’s a=.69).

2. The job crafting questionnaire (JCQ) yang di kembangkan oleh Tims et al.,

(2012) dengan 4 dimensi increasing social job resources, increasing structural

job resources, increasing challenging job demands, dan decreasing hindering job

demands.

2.3 Syukur

2.3.1 Pengertian Syukur

Syukur merupakan perasaan yang menyenangkan dan penuh terimaka kasih

sebagai respon dari penerimaan kebaikan (Emmons, 2004), yang membuat

seseorang menyadari, mengerti, dan tidak menyalahgunakan pertukaran

keuntungan dengan orang lain. Emmons dan Shelton (2002) mengartikan syukur

sebagai perasaan takjub, berterima kasih, dan apresiasi untuk kehidupan, dan

dapat diekspresikan terhadap orang lain ataupun sumber yang bukan manusia

(hewan, tumbuhan, dll). Emmons dan Tsang (2006) menyatakan bahwa syukur

bukan hanya keutamaan yang paling besar, tetapi merupakan induk dari seluruh

keutamaan.

Page 38: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

24

Emmons (2004) mendefinisikan syukur sebagai kualitas atau kondisi

bersyukur, apresiasi dari kecenderungan untuk membalas kebaikan. Watkins et al,

(2003) mendefinisikan syukur sebagai suatu sikap menghargai setiap kehidupan

sebagai karunia dan menyadari pentingnya mengungkapkan pernghargaan

tersebut. Emmons (2004) mengidentifikasi tiga komponen syukur, yaitu rasa

hangat akan apresiasi terhadap seseorang atau sesuatu, niat baik terhadap

seseorang atau sesuatu, dan kecenderungan untuk melakukan sesuatu yang sesuai

dengan apresiasi dan niat baik.

Syukur merupakan suatu bentuk emosi positif dalam mengekspresikan

kebahagiaan dan rasa terimakasih terhadap segala kebaikan yang diterima yang

memberikan kedamaian (Seligman, 2002). Individu bersyukur karena menyadari

bahwa dirinya banyak menerima kebaikan, penghargaan dan pemberian baik dari

Tuhan, orang lain dan lingkungan sekitarnya sehingga terdorong untuk membalas,

menghargai dan berterimakasih atas segala sesuatu yang diterimanya dalam

bentuk perasaan, perkataan dan perbuatan.

Berdasarkan beberapa definisi mengenai totalitas kerja di atas, penulis

menggunakan pendapat Watkins et al, (2003) yang mendefinisikan syukur sebagai

suatu sikap menghargai setiap kehidupan sebagai karunia dan menyadari

pentingnya mengungkapkan pernghargaan tersebut.

2.3.2 Aspek-aspek syukur

Menurut Watkins et al., (2003) ada tiga karakteristik individu yang memiliki

syukur, yaitu:

Page 39: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

25

1. Memiliki rasa kelimpahan (sense of abundance). Individu yang bersyukur

tidak akan merasa kekurangan dalam hidup. Dengan memiliki rasa

kelimpahan, individu akan merasa cukup dengan apa yang dimiliki. Memiliki

rasa kelimpahan dapat dikategorikan menjadi individu merasa bersyukur dan

berkecukupan tidak merasa kehilangan. Merasa segala sesuatu yang

dimilikinya adalah cukup dan tidak berharap sesuatu hal yang lebih baik dari

apa yang dimilikinya.

2. Memiliki apresiasi terhadap orang lain (sense appreciation for others).

Individu yang bersyukur akan menghargai atau mengapresiasi setiap

kontribusi yang diberikan dari orang lain, sehingga hal tersebut dapat menjadi

kesejahteraan bagi mereka. Memiliki rasa apresiasi terhadap orang lain dapat

dikategorikan seperti individu merasa bersyukur atas kontribusi orang lain

terhadap hidupnya. Individu akan mengapresiasi dengan bantuan atau

pertolongan orang lain.

3. Memiliki apresiasi sederhana (simple appreciation). Individu yang bersyukur

ditandai dengan kecenderungan untuk menghargai kesenangan/kegembiraan

sederhana. Memiliki apresiasi sederhana dapat dikategorikan seperti Individu

merasa bersyukur dengan mengapresiasikan hal sederhana di dalam hidupnya.

Dengan mengapresiasi hal-hal sederhana dalam hidup akan membuat individu

merasa tenang dan merasa cukup dengan apa yang dimilikinya.

2.3.4 Alat Ukur Syukur

1. Resement Appreciation Test Short Form (GRAT-Short Form) yang

dikembangkan oleh Watkins et al., (2003). Alat ukur ini terdiri dari 3 dimensi

Page 40: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

26

yang telah diadaptasi sebelumnya. Keseluruhan item yang terdapat pada skala ini

adalah sebanyak 18 item dalam bahasa inggris dan kemudian penulis adaptasi dan

modifikasi kedalam bahasa Indonesia.

2. Gratitude Questionnaire 6-item form (GQ-6) yang di kembangkan oleh

McCullough et al., 2002 dengan alpha cronbach = 0.76 sampai 0.87

2.4 Totalitas kerja

2.4.1 Pengertian Totalitas kerja

Menurut Schaufeli, Salanova, Gonzalez-Roma, dan Bakker (2002) mendefinisikan

totalitas kerja sebagai positivitas, pemenuhan kerja dari pusat pikiran yang

dikarakteristikan, totalitas kerja merupakan sebuah motivasi dan pusat pikiran

positif yang berhubungan dengan pekerjaan yang dicirikan dengan dedikasi,

semangat, dan keterlarutan. Robbins (2003) memberikan definisi totalitas kerja

yaitu dimana seseorang karyawan yang dikatakan totalitas kerja dalam

pekerjaannya dapat mengidentifikasikan diri secara psikologis dengan

pekerjaannya, dan menganggap kinerjanya penting untuk dirinya, selain untuk

organisasi. Yang dimaksud dengan seseorang yang memiliki engangement adalah

mencurahkan dari fisik dan psikis pada pekerjannya.

Kahn (1990) totalitas kerja karyawan dalam pekerjaan dikonsepkan

sebagai anggota organisasi yang melaksanakan peran kerjanya, bekerja dan

mengekspresikan dirinya secara fisik, kognitif dan emosional selama bekerja.

Singkatnya, karyawan yang engaged memiliki tingkat energi yang tinggi dan

antusias dalam pekerjaan mereka. Totalitas kerja menurut Schaufeli et al. (2002)

adalah konstruk motivasional yang didefinisikan sebagai keadaan positif,

Page 41: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

27

terpenuhi, yang berhubungan dengan pikiran dalam bekerja. Lebih lanjut,

Schaufeli dan Bakker (2004) menjelaskan bahwa seseorang yang memiliki

totalitas kerja yang tinggi akan bekerja keras, memberika usaha yang lebih (extra

effort) aktif terlibat, fokus terhadap pekerjaan, hadir secara fisik dan memberikan

energi terhadap apa yang dikerjakan.

Berdasarkan beberapa definisi mengenai totalitas kerja di atas, penulis

menggunakan pendapat Schaufeli dan Bakker (2004) yang mendefinisikan

totalitas kerja sebagai keadaan positif, pemenuhan, kerja dari pusat pikiran yang

dikarakteristikan dengan semangat, dedikasi dan keterlarutan.

2.4.3 Aspek- aspek totalitas kerja

Schaufeli et al., (2004) menjelaskan mengenai dimensi yang terdapat dalam

totalitas kerja, yaitu :

1. Semangat

Semangat dikarakteristikkan melalui level tinggi dari energi dan resiliensi mental

selama bekerja, ketulusan untuk memberikan usaha dalam suatu pekerjaan, dan

ketekunan walaupun berhadapan dengan berbagai macam kesulitan (Schaufeli et

al., 2000). Semangat dapat dikategorikan seperti curahan energi dan mental yang

kuat, semangat dalam bekerja, dan keberanian untuk berusaha sekuat tenaga

dalam menyelesaikan pekerjaan.

2. Dedikasi

Dedikasi dikarakteristikkan lewat rasa signifikan dari antusiasme, inspirasi,

kebanggaan, dan tantangan. dedikasi memiliki cakupan yang lebih luas tidak

hanya mengacu pada state keyakinan atau kognitif saja tetapi termasuk juga

Page 42: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

28

terhadap afektif (Schaufeli et al., 2002). Dedikasi dapat dikategorikan sebagai

terlibat sangat kuat dalam pekerjaan, bangga akan pekerjaannya, dan ntusias

dalam bekerja

3. Keterlarutan

Keterlarutan dikarakteristikkan dengan konsentrasi yang penuh dan mendalam

dalam pekerjaan, ditandai dengan terasa cepatnya waktu berlalu. Terabsorpsi

penuh pada suatu pekerjaan mirip dengan apa yang sering disebut “flow‟, suatu

state pengalaman optimal yang dikarakteristikkan dengan perhatian, clear mind,

mind and body unison, effortless concentration, complete control, kurangnya

kesadaran diri, distorsi waktu dan kesenangan intrinsic (Schaufeli et al., 2002).

Keterlarutan dapat dikategorikan sebagai larut dalam pekerjaan, sulit lepas dari

pekerjaan, waktu terasa berlalu begitu cepat ketika bekerja.

2.4.4 Alat Ukur totalitas kerja

Pengukuran totalitas kerja menggunakan Utrecht work engagement Scale

(UWES). Instrumen ini disusun oleh Schaufeli, Bakker, & Salanova, (2006).

UWES memiliki 2 versi yaitu UWES dengan 17 item dan UWES dengan 9 item

(Schaufeli et al., 2006). UWES-17 dan UWES-9 masing-masing terdiri dari 3

dimensi yaitu vigor (semangat), dedikasi dan absorption (terlarut).

Pada UWES-17 terdiri dari 6 item dalam dimensi vigor (semangat), 5 item

dalam dimensi dedikasi dan 6 item dalam dimensi absorption (terlarut) sedangkan

pada skala pendek UWES-9 terdiri dari 3 item dalam dimensi vigor (semangat), 3

item dalam dimensi dedikasi dan 3 item dalam dimensi absorption (terlarut).

Dalam Penelitian Shaleh (2016) tentang analisis faktor totalitas kerja,

Page 43: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

29

menganalisis daya item dan realibilitas alat ukur. Dari keseluruhan item yang

dihitung dalam uji daya beda korelasi item hanya ada 12 item dinyatakan

memiliki daya beda yang baik dalam analisis eksploratori. Secara keseluruhan

skala totalitas kerja memiliki nilai realibilitas 0,770. Hal ini berarti alat ukur

totalitas kerja memiliki realibilitas yang cukup baik.

2.5 Kerangka Berpikir

Kesejahteraan subjektif merupakan salah satu elemen penting untuk

meningkatkan produktivitas kerja pegawai. Dengan kesejahteraan subjektif yang

baik, seorang pegawai akan bertahan melakukan pekerjaan dalam jangka panjang

walaupun dengan tuntutan kerja seorang pegawai yang tinggi. Terdapat beberapa

faktor yang dapat mempengaruhi kesejahteraan seorang pegawai.

Job crafting dapat mempengaruhi kesejahteraan pekerjaan karena

merupakan kemampuan seseorang untuk mendesain ulang pekerjaannya sehingga

ia dapat meningkatkan kepuasan kerja. Job crafting dapat menghasilkan sejumlah

hasil positif bagi para karyawan, seperti peningkatan makna dan keterlibatan di

tempat kerja. Job crafting mempengaruhi kesejahteraan subjektif dengan 3

dimensi seeking recources, seeking challenge, dan reducing demands.

Seeking recources merupakan kemampuan seorang pegawai untuk

melakukan dan memaksimalkan sumber daya yang ada di dalam tempat bekerja.

Hal ini dibutuhkan agar seorang pegawai bisa menghasilkan pekerjaan yang

maksimal. Ketika pekerjaan yang dihasilkan oleh seorang pegawai itu maksimal

maka akan memberikan kebahagiaan dan kepuasan tersendiri sehingga

kesejahteraannya pun akan meningkat.

Page 44: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

30

Seeking challenge merupakan kemampuan seorang pegawai dalam

mencari tantangan-tantangan dan memberikan inovasi-inovasi baru di dalam

pekerjaannya. Dengan mencari tantangan dan inovasi baru akan membuat seorang

pegawai akan lebih terpacu untuk mengasah kemampuan yang dimiliki. Dengan

tercapainya tantangan dan inovasi yang dibuat oleh seorang pegawai, maka akan

memberikan kepuasan dan kesenangan tersendiri bagi seorang pegawai, itu akan

membuat kesejahteraanya meningkat. Reducing demands merupakan kemampuan

seorang pegawai untuk mengurangi tuntutan pekerjaan yang ada. Mengurangi

tuntutan pekerjaan yang ada dengan menikmati setiap pekerjaan yang dilakukan,

sehingga akan membuat kesejahteraannya meningkat.

Faktor selanjutnya yang mempengaruhi kesejahteraan subjektif adalah

syukur. Miller (2009) yang menyatakan bahwa syukur berkorelasi positif pada

kesejahteraan subjektif. Dengan syukur, akan memengaruhi seseorang dalam

bereaksi terhadap sesuatu atau situasi, seperti dalam merespon suatu peristiwa

atau pengalaman hidup. Dengan syukur, seorang pegawai akan menjalani

kehidupannya dengan ikhlas dan selalu merasa bahagia. Syukur akan membuat

seseorang lebih bijaksana dalam menyikapi lingkungannya. Sedangkan jika

seseorang kurang memiliki syukur dalam dirinya, maka hal tersebut akan

berpengaruh terhadap keharmonisan lingkungan yang telah ada. Syukur

mempengaruhi kesejahteraan subjektif dengan 3 dimensi yaitu, sense of

abundance, sense simple appreciation for others, dan simple appreciation.

Sense of abundance merupakan rasa yang ada ketika seorang individu

sudah bersyukur maka tidak akan merasa kekurangan sesuatu. Seorang pegawai

Page 45: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

31

bila sudah memiliki rasa sense of abundance yang tinggi maka dalam menjalani

hidupnya dengan bahagia dan lebih bermakna sehingga kesejahteraan dalam

dirinya akan meningkat. Sense simple appreciation for others merupakan rasa

yang ada ketika seorang individu menghargai atau mengapresiasi setiap kontribusi

yang orang lain berikan dalam hidupnya. Dengan bisa menghargai atau

mengapresiasi setiap kontribusi yang diberikan oleh orang lain dalam hidupnya,

seorang pegawai akan lebih tenang dan bahagia dengan apa yang diberikan oleh

orang lain sehingga kesejahteraannya akan meningkat. Simple appreciation

merupakan individu yang beryukur akan menghargai setiap kejadian kecil yang

dialaminya. Dengan bisa bersyukur dengan hal-hal kecil yang terjadi didalam

hidupnya maka seorang pegawai akan merasa lebih bahagia dan tentram di dalam

hidupnya, sehingga kesejahteraanya pun meningkat.

Faktor lain yang dapat mempengaruhi kesejahteraan subjektif pegawai

adalah totalitas kerja. Totalitas kerja adalah suatu kondisi atau derajat yang

menunjukan seberapa besar seseorang benar-benar menghayati peran

pekerjaannya (Saks, 2006). Seseorang pegawai yang memiliki totalitas kerja akan

menunjukan level energi yang tinggi, merasa pekerjaan yang dilakukan berarti dan

signifikan, merasa tertantang dengan tugas-tugas yang diberikan, memiliki level

konsentrasi yang tinggi, dan selalu antusias serta senang ketika mengerjakan

tugasnya.

Dimensi pertama dari totalitas kerja yang mempengaruhi kesejahteraan

subjektif adalah semangat. Dimensi ini merupakan curahan energi dan mental

yang kuat selama bekerja, keberanian untuk berusaha sekuat tenaga dalam

Page 46: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

32

menyelesaikan suatu pekerjaan, dan tekun dalam menghadapi kesulitan kerja

(Schaufeli et al., 2004). Dengan memiliki semangat yang tinggi akan

menghasilkan pekerjaan yang maksimal sehingga memberikan kepuasan tersendiri

sehingga akan membuat kesejahteraanya meningkat.

Dimensi kedua pada totalitas kerja yang berpengaruh terhadap

kesejahteraan subjektif adalah dedikasi. Seorang pegawai yang mempunyai

dedikasi pada dimensi totalitas kerja yang tinggi dalam pekerjaannya akan

berusaha keras, memberikan usaha yang lebih, focus terhadap pekerjaan yang

dilakukan, hadir dan memberikan energi terhadap apa yang dikerjakannya.

Dedikasi yang itnggi juga akan membuat pegawai merasa terlibat dalam

pekerjaannya dan mengalami rasa kebermaknaan, antusiasme, dan kebanggaan

sehingga kesejahteraanya akan meningkat (Schaufeli et al., 2004).

Dimensi terakhir pada totalitas kerja yang berpengaruh pada kesejahteraan

subjektif adalah keterlarutan. Dalam bekerja karyawan menjadi sungguh-sungguh

dengan senang hati selalu dan penuh konsentrasi serius terhadap suatu pekerjaan.

Dalam bekerja waktu terasa berlalu begitu cepat dan tenggelam dalam

pekerjaannya sehingga individu tersebut kesulitan untuk melepaskan diri dari

pekerjaannya. Karyawan hampir juga merasa lupa dengan apa yang terjadi di

sekitarnya. Dengan bekerja terlalu larut akan membuat seorang pegawai tidak bisa

meadaptasi dengan lingkungannya sehingga akan membuat dirinya merasa

terkucilkan dan membuat kesejahteraannya akan berkurang.

Page 47: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

33

Gambar 2.1

Bagan Kerangka Berpikir

2.6 Hipotesis Peneitian

Dalam penelitian ini, peneliti ingin melihat apakah tingkat Kesejahteraan subjektif

pada pegawai yang merupakan dependent variable, bergantung pada tinggi

rendahnya skor pada independent variable yang ditetapkan dalam penelitian ini

yaitu job crafting, syukur, dan totalitas kerja.

Page 48: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

34

Hipotesis Mayor

H1 : Ada pengaruh yang signifikan job crafting (seeking recources, seeking

challenges, reducing demands), syukur (sense of abundance, sense

appreciation for others, simple appreciaton), dan totalitas kerja (dedikasi,

semangat, keterlarutan) terhadap kesejahteraan subjektif.

Hipotesis Minor

H2 : Ada pengaruh yang signifikan seeking recources pada variabel job

crafting terhadap kesejahteraan subjektif.

H3 : Ada pengaruh yang signifikan seeking challenges pada variabel job

crafting terhadap kesejahteraan subjektif.

H4 : Ada pengaruh yang signifikan reducing demands pada variabel job

crafting terhadap kesejahteraan subjektif.

H5 : Ada pengaruh yang signifikan sense of abudance pada variabel syukur

terhadap kesejahteraan subjektif.

H6 : Ada pengaruh yang signifikan sense appreciation for other pada variabel

syukur terhadap kesejahteraan subjektif.

H7 : Ada pengaruh yang signifikan simple appreciation pada variabel syukur

terhadap kesejahteraan subjektif.

H8 : Ada pengaruh yang signifikan dedikasi pada variabel totalitas kerja

terhadap kesejahteraan subjektif.

H9 : Ada pengaruh yang signifikan semangat pada variabel totalitas kerja

terhadap kesejahteraan subjektif

Page 49: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

35

H10 : Ada pengaruh yang signifikan keterlarutan pada variabel totalitas kerja

terhadap kesejahteraan subjektif.

Page 50: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

36

BAB 3

METODE PENELITIAN

3.1 Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel

Populasi dalam penelitian ini adalah sampel yang berprofesi pekerja tetap di

perusahaan swasta dibidang alat berat dan Bank Daerah dengan jumlah populasi

5.532. Jumlah responden dalam penelitian ini berjumlah 562 yang tidak dibatasi

oleh usia. Pengumpulan data pada penelitian ini menggunakan pengisian

kuesioner secara langsung dengan mendatangi satu persatu responden. Teknik

pengambilan sampel yang digunakan yaitu accidental sampling, dimana

instrument atau kuesioner ini akan

diberikan kepada pegawai yang peneliti temui pada saat penelitian berlangsung.

3.2 Variabel Penelitian dan Definisi Operasional

Variabel dependen pada penelitian ini adalah kesejahteraan subjektif, sedangkan

syukur, job crafting, dan totalitas kerja menjadi variabel independen. Selanjutnya,

peneliti akan menentukan definisi operasional dan variabel yang akan digunakan

dalam penelitian ini. Berikut adalah penjelasan dan definisi operasional masing-

masing variabel:

1. Kesejahteraan subjektif

Kesejahteraan subjektif adalah evaluasi individu tentang kehidupannya, termasuk

penilaian kognitif terhadap kepuasan hidupnya serta penilaian afektif terhadap

emosinya (Diener, Lucas, & Oishi, 2005).

2. Job crafting didefinisikan sebagai inisiatif dan kerelaan karyawan untuk

merekonstruksi aspek-aspek pekerjaan mereka, dengan tujuan untuk

Page 51: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

37

meningkatkan kondisi pekerjaan mereka (Petrou et al., 2012). Job crafting

ditandai dari 3 karakteristik yaitu:

- Seeking recources yang dapat dikategorikan dengan meminta umpan balik

terkait performa kerja dan mencari inspirasi dari rekan.

- Seeking challenges yang dapat dikategorikan dengan belajar tentang hal baru,

dan menikmati tantangan di tempat kerja.

- Reducing demands yang dapat dikategorikan dengan memastikan pekerjaan

tidak berbahaya secara mental dan emosional.

3. Syukur dapat didefinisikan sebagai suatu sikap menghargai setiap kehidupan

sebagai karunia dan menyadari pentingnya mengungkapkan pernghargaan

tersebut (Watkins et al., 2003). Syukur ditandai dengan 3 karakteristik yaitu:

- Sense of abundance yang dapat dikategorikan dengan individu merasa

bersyukur dan berkecukupan tidak merasa kehilangan

- Sense appreciation for others dapat dikategorikan dengan individu merasa

bersyukur atas kontribusi orang lain terhadap hidupnya.

- Simple appreciation dapat dikategorikan dengan individu merasa bersyukur

dengan mengapresiasikan hal sederhana di dalam hidupnya

4. Totalitas kerja sebagai keadaan positif, pemenuhan, kerja dari pusat pikiran

yang dikarakteristikan dengan semangat, dedikasi dan keterlarutan.Adapun

penjelasan setiap dimensinya sebagai berikut:

- Semangat adalah curahan energi dan mental yang kuat selama bekerja,

keberania untuk berusaha sekuat tenaga dalam menyelesaikan suatu

pekerjaan, dan tekun dalam menghadapai kesulitan kerja. Semangat dapat

Page 52: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

38

dikategorikan seperti terlibat sangat kuat dalam pekerjaan, bangga akan

pekerjaannya, dan ntusias dalam bekerja

- Dedikasi adalah merasa terlibat sangat kuat dalam suatu pekerjaan dan

mengalami rasa kebermaknaan, antusiasme, kebanggaan, inspirasi dan

tantangan. Dedikasi dapat dikategorikan seperti curahan energi dan mental

yang kuat, semangat dalam bekerja, dan keberanian untuk berusaha sekuat

tenaga dalam menyelesaikan pekerjaan.

- Keterlarutan adalah dalam bekerja individu selalu penuh konsentrasi dan

serius terhadap suatu pekerjaan. Dalam bekerja waktu terasa terlalu begitu

cepat dan menemukan kesulitan dalam memisahkan diri dengan pekerjaan.

Keterlarutan dapat dikategorikan seperti larut dalam pekerjaan, sulit lepas

dari pekerjaan, waktu terasa berlalu begitu cepat ketika bekerja

3.3. Instrumen Pengumpulan data

Instrumen pengumpulan data berupa kuesioner. Kuesioner yang digunakan dalam

penelitian ini berbentuk model skala Likert, yaitu sangat setuju (SS), setuju (S),

tidak setuju (TS), sangat tidak setuju (STS). Subjek diminta untuk memilih salah

satu dari pilihan jawaban yang masing-masing jawaban menunjukan kesesuaian

pernyataan yang diberikan dengan keadaan yang dirasakan oleh subjek. Model

skala Likert ini terdiri dari pernyataan positif (favorable) dan pernyataan negatif

(unfavorable). Perhitungan skor tiap-tiap pilihan jawaban adalah sebagai berikut :

Page 53: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

39

Tabel 3.1. Bobot Nilai Jawaban Skala Model Likert

Katagori Favorable Unfavorable

Sangat Setuju 1 4

Setuju 2 3

Tidak Setuju 3 2

Sangat Tidak Setuju 4 1

Instrumen pengumpulan data penelitian ini terdiri dari empat alat ukur, yaitu skala

kesejahteraan subjektif, skala syukur, skala job crafting, dan skala totalitas kerja.

1. Skala kesejahteraan subjektif

Untuk mengukur kesejahteraan subjektif, digunakan FS (Flourishing Scale) terdiri

dari 8 item yang diadaptasi oleh Ed Diener dan Robert Biswas-Diener (2009).

untuk mengukur komponen kognitif menggunakan SPANE (Scale of Positive and

Negative Experience) yang terdiri dari 12 item untuk mengukur komponen afektif

positif 6 item dan negatif terdiri dari 6 item yang dimodifikasi oleh Ed Diener dan

Robert Biswas-Diener (2009). Adapun blue print dari skala kesejahteraan

subjektif ini dapat dilihat pada tabel berikut :

3.2 Blue Print Kesejahteraan Subjektif

No

Dimensi

Butir soal

Jumlah Indikator Fav Unfav

1 Kognitif Evaluasi

kepuasan

hidup secara

global

1,2,3,4 - 4

2

Afektif

Jumlah

Evaluasi kepuasaan

hidup secara

domain

Afek Positif

Afek Negatif

5,6,7,8

9,11,13,15,18,20

-

-

-

10,12,14,16,17,19

4

6

6

20

Page 54: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

40

2. Skala Job crafting

Skala Job crafting dari Petrou et al., (2012), dengan tiga (3) aspek ukur, yakni

seeking recources yang terdiri dari 4 item, seeking challenges yang terdiri dari 4

item dan reducing demands yang terdiri dari 4 item yang selanjutnya dituangkan

dalam 12 item. Blueprint angket Job crafting dapat dilihat pada tabel berikut ini:

Tabel 3.3. Blue print skala Job crafting

No Dimensi Indikator Nomer item Jumlah

1 Seeking Recources Meminta umpan balik

terkait performa kerja

Mencari inspirasi dari rekan

1,2,3,4 4 item

2 Seeking Challenges Belajar terhadap hal-

hal baru

Menikmati tantangan

ditempat kerja

5,6,7,8 6 item

3 Reducing Demands Memastikan pekerjaan

tidak berbahaya secara

mental dan emosional.

9,10,11,12 5 item

Jumlah 12item

3. Skala Syukur

Pengukuran gratitude menggunakan skala pengukuran Gratitude Resement

Appreciation Test Short Form (GRAT-Short Form) yang dikembangkan oleh

Watkins et al., (2003). Alat ukur ini terdiri dari 3 dimensi yang telah diadaptasi

dan dimodifikasi sebelumnya yaitu, sense of abundance yang terdiri dari 6 item,

sense appreciation for others yang teridiri dari 6 item dan simple appreciation

yang terdiri dari 6 item. Keseluruhan item yang terdapat pada skala ini adalah

sebanyak 18 item.

Page 55: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

41

Tabel 3.4. Blue print skala syukur

No Dimensi Indikator Nomer item Jumlah

1 Sense of

abundance Individu merasa

bersyukur dan berkecukupan tidak

merasa kehilangan

dalam hidup

3,11,12,14,16,18 6 item

2 Sense

appreciation for

others

Individu merasa

bersyukur atas

kontribusi orang

lain terhadap dirinya

4,5,6,7,8 6 item

3 Simple

appreciation Individu merasa

bersyukur dengan

mengapresiasikan

hal sederhana di dalam hidupnya

91,2,10, 13,

15,17

6 item

Jumlah 18 item

4. Skala Totalitas kerja

Intsrumen yang digunakan untuk mengukur totalitas kerja adalah Utrecht Work

Engagement Scale (UWES) 17 item. Utrecht Work Engagement Scale (UWES) 17

ini dikembangkan oleh Balducci, Fraccaroli dan Schaufeli (2010). Pada UWES-17

terdiri dari 6 item dalam dimensi vigor (semangat), 5 item dalam dimensi dedikasi

dan 6 item dalam dimensi absorption (terlarut). Shaleh (2016) tentang analisis

faktor totalitas kerja, menganalisis daya item dan realibilitas alat ukur. Dari

keseluruhan item yang dihitung dalam uji daya beda korelasi item hanya ada 12

item dinyatakan memiliki daya beda yang baik dalam analisis eksploratori. terdiri

dari 4 item dalam dimensi semangat, 4 item dalam dimensi dedikasi dan 4 item

dalam dimensi keterlarutan. Adapun blue print dari skala totalitas kerja

berdasarkan dimensi-dimensinya dapat dilihat pada tabel berikut:

Page 56: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

42

3.5. Blue Print Skala Totalitas Kerja

3.4 Uji Validitas Konstruk Alat Ukur

Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini penulis

menggunakan Confirmatory Faktor Analysis (CFA). Sebagai prosedur

konfirmasi, CFA merupakan metode untuk menilai validitas konstruk pengukuran,

bukan sarana untuk pengurangan data. Validitas konstruk didukung jika struktur

faktor skala konsisten dengan konstruksi instrumen yang akan diukur. Konfirmasi

hipotesis struktur faktor yang paling memadai adalah dengan teknik analisis faktor

konfirmatori.

Dalam analisis faktor konfirmatori, struktur faktor secara eksplisit dihipotesiskan

dan diuji untuk cocok dengan struktur kovarians dari variabel yang diukur.

Pendekatan ini juga memungkinkan untuk menguji model fit faktor. Meskipun

pendekatan ini berguna untuk konfirmasi teori, prosedur CFA memberikan

pedoman untuk "model pemangkasan," atau model modifikasi, yang dapat

No Aspek

Indikator

Butir soal Jumlah

1 Dedikasi Terlibat sangat kuat dalam

pekerjaan.

Bangga akan pekerjaannya.

Antusias dalam bekerja.

3, 4, 7,11 4

2 Semangat Curahan energi dan mental yang kuat.

Semangat dalam bekerja.

Keberanian untuk berusaha

sekuat tenaga dalam

menyelesaikan pekerjaan.

1, 2, 5, 10 4

3 Keterlarutan Larut dalam pekerjaan.

Sulit lepas dari pekerjaan.

Waktu terasa berlalu begitu cepat ketika bekerja

6, 8, 9,12 4

Jumlah 12

Page 57: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

43

menunjukkan perubahan dalam struktur faktor yang diusulkan. Dengan demikian,

prosedur konfirmasi dapat digunakan untuk merevisi dan menyempurnakan

instrumen dan struktur faktorial mereka (Floyd & Widaman, 1995). Adapun

logika CFA adalah sebagai berikut (Umar, 2012) :

1. Bahwa ada sebuah konsep atau trait berupa kemampuan yang didefinisikan

secara operasional sehingga dapat disusun pertanyaan atau pernyataan untuk

mengukurnya. Kemampuan ini disebut faktor, sedangkan pengukuran

terhadap faktor ini dilakukan melalui analisis terhadap respon atas item-

itemnya.

2. Disusun hipotesa/teori bahwa seluruh item yang disusun adalah valid

mengukur konstruk yang didefinisikan. Dengan kata lain diteorikan

(hipotesis) bahwa hanya ada 1 faktor yang diukur yaitu konstruk yang

didefiniskan (teori unidimensional).

3. berdasarkan data yang diperoleh kemudian dihitung matriks korelasi antar

item, yang disebut dengan matriks S.

4. Matriks korelasi tersebut digunakan untuk mengestimasi matriks korelasi

yang seharusnya terjadi menurut teori/model yang ditetapkan. Jika

teori/hipotesis pada butir 2 adalah benar, maka semestinya item hanya

mengukur satu factor saja (unidimensional).

5. Uji validitas konstruk dilakukan dengan menguji hipotesis bahwa S=∑ atau

dapat dituliskan Ho : S - ∑ = 0. Uji hipotesis ini misalnya dilakukan

menggunakan uji chi square, diaman jika chi square tidak signifikan (p>0.05)

maka dapat disimpulkan bahwa hipotesis nihil (Ho) tidak ditolak. Artinya,

Page 58: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

44

teori yang mengatakan bahwa semua item hanya mengukur satu konstruk saja

terbukti sesuai (fit) dengan data.

6. Jika telah terbukti model unidimensional (satu factor) fit dengan data maka

yang dapat dilakukan seleksi terhadap item menggunakan 3 kriteria, yaitu:

- Item yang muatan faktornya tidak signifikan di drop karena ridak

memberikan informasi yang secara statistik bermakna.

- Item yang memiliki koefisien muatan factor negative juga di drop karena

mengukur hal yang berlawanan dengan konsep yang didefinisikan. Namun

demikian, harus diperiksa dahulu apakah item yang pernyataannya

unfavorable atau negatif sudah sesuai (di reverse) skornya sehingga menjadi

positif. Hal ini berlaku khusus untuk item dimana tidak ada jawaban benar

ataupun salah.

- Item juga dapat di drop jika residual (kesalahan pengukuran) berkorelasi

dengan banyak residual item yang lainnya, karena ini berarti bahwa item

tersebut mengukur juga hal selain konstruk yang hendak diukur.

Dalam penelitian ini, peneliti tidak menggunakan raw score/skor mentah (hasil

menjumlahkan skor item). Item-item inilah yang diolah untuk mendapatkan

faktor skor pada tiap skala. Dengan demikian, perbedaan kemampuan masing-

masing item dalam mengukur apa yang hendak diukur ikut menetukan dalam

menghitung faktor skor (true score). True score inilah yang dianalisis pada

penelitian ini.

Untuk kemudian didalam penafsiran hasil analisis maka penulis

mentransformasikan faktor skor yang diukur dalam skala baku (Z score) menjadi

Page 59: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

45

T score yang memiliki mean= 50 dan standar deviasi (SD) = 10 sehingga tidak

ada responden yang mendapat skor negatif, adapun rumus T score adalah:

T score = (10 x skor faktor) = + 50

Untuk menguji validitas alat ukur yang digunakan dalam penelitian ini, peneliti

menggunakan Confirmatory Factor Analysis (CFA) dengan software LISREL

8.70. Uji validitas tiap alat ukur akan dipaparkan dalam subab berikut:

3.4.1 Uji Validitas Item Kesejahteraan Subjektif

Penulis menguji apakah 20 item dari skala kesejahteraan subjektif yang bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur kesejahteraan subjektif saja. Dari

hasil Cinfirmatory Factor analysis (CFA) yang dilakukan dengan model first

order, ternyata didapatkan hasil analisis bahwa model tidak fit, oleh sebab itu,

peneliti melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran

pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh

model fit dengan Chi-Square=245,56 , df=104, P-value=0.000000,

RMSEA=0.049 seperti pada gambar dibawah ini :

Page 60: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

46

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang perlu di

drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran kesejahteraan

subjektif disajikan pada tabel 3.6 berikut:

Tabel 3.6. Muatan Faktor Item Skala Kesejahteraan Subjektif

No Item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

1 0.68 0,04 17.88 √

2 0.72 0,04 18.68 √

3 0.62 0,04 15.81 √

4 0.49 0.05 10.56 √

5 0.81 0.04 22.39 √

6 0.79 0.04 22.06 √

7 0.86 0.03 24.90 √

8 0.69 0.04 18.38 √

9 0.64 0.04 16.65 √

10 0.44 0.04 10.53 √

11 0.52 0.04 12.97 √

12 0.28 0.04 6.66 √

13 0.64 0.04 15.58 √

14 0.41 0.04 9.87 √

15

16

17

18

19

20

0.67

0.38

0.39

0.55

0.39

0.54

0.04

0.04

0.04

0.04

0.04

0.04

16.50

9.26

9.40

13.34

9.42

13.10

Keterangan: tanda V = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.5, setelah dilakukan pengujian CFA, nilai t bagi koefisien

muatan faktor semua item signifikan karena t >1,96 atau t <1,96. Berdasarkan

kriteria semua, 20 item kesejahteraan subjektif merupakan item yang valid

Page 61: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

47

berdasarkan dua kriteria yang dijelaskan sebelumnya yaitu muatan faktor tidak

boleh memiliki nilai negatif, t value memiliki nilai t >19,6 atau t < 1,96.

3.4.2 Uji Validitas Konstruk Job Crafting

Penulis menggunakan CFA model multifakor dengan tiga faktor dalam menguji

validitas alat ukur job crafting beserta ketiga dimensinya. Artinya, suluruh item

dari job crafting diuji secara stimulant beserta tiga dimensinya. Peneliti menguji

apakah 12 item dari job crafting bersifat unidimensional atau semua item

mengukut sesuai dengan dimensinya masing-masing.

Berdasarkan hasil awal CFA yang dilakukan ternyata menghasilkan model yang

tidak fit dengan perolehan nilai Chi-Square=857.33, df=51, P-value=0.00000,

RMSEA=0.168. Oleh sebab itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model,

maka diperoleh model fit dengan Chi-Square=32.55, df=27, P-value=0.21222,

RMSEA=0.019.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang perlu di

drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran job crafting disajikan

pada tabel 3.7 berikut:

Page 62: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

48

Tabel 3.7. Muatan Faktor Item Skala Job Crafting

No Item Koefisien Standar

error

Nilai t Signifikan

Seeking Recources

1 0.54 0.05 11.89 √

2 0.75 0.04 16.95 √

3 0.79 0.04 19.07 √

4 0.72 0.04 17.59 √

Seeking Challenges

5 0.39 0.06 6.91 √

6 0.15 0.05 3.22 √

7 0.53 0.05 11.28 √

8 0.77 0.05 14.84 √

Reducing Demands

9 0.73 0.04 17.88 √

10 0.78 0.04 19.84 √

11 0.90 0.04 23.15 √

12 0.49 0.04 11.73 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.7 Setelah dilakukan pengujian CFA, nilai t bagi koefisien

muatan faktor seluru item bermuatan positif dan memiliki nilai t > 1.96, artinya

seluruh muatan faktor dari item signifikan mengukur sumber daya pekerjaan dan

tidak ada yang di drop.

3.4.3 Uji Validitas Konstruk Syukur

3.4.3.1 Sense Of Abudance

Peneliti menguji apakah 6 item dari skala sense of abudance yang bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur sense of abudance saja. Dari hasil

Confirmatory Factor analysis (CFA) yang dilakukan dengan model first order,

ternyata didapatkan hasil analisis bahwa model tidak fit dengan Chi-

Square=200,10 , df=9, P-value=0.00000, RMSEA=0.195. Oleh sebab itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

Page 63: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

49

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-Square=5,51 , df=2, P-value=0.13767, RMSEA=0.039.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang perlu di

drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran sense of abudance

disajikan pada tabel 3.8. berikut:

Tabel 3.8. Muatan Faktor Item Sense Of Abudance

No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

3 0.00 0.05 0.06 X

11 0.44 0.04 10.08 √ 14 0.89 0.04 21.16 √

15 0.68 0.04 16.05 √

16 0.54 0.06 9.38 √ 18 0.66 0.04 15.69 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.8, setelah dilakukan pengujian CFA, nilai t bagi koefisien

muatan faktor seluruh item bermuatan positif, artinya seluruh muatan faktor dari

item sesuai dengan sifat item. Akan tetapi, muatan faktor pada item nomor 1 tidak

signifikan karena nila t<1.96. Dengan demikian item 1 di drop dan tidak diikutkan

pada analisis berikutnya.

3.4.3.2. Sense Appreciation For Other

Penulis menguji apakah 6 item dari skala appreciation for others yang bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur appreciation for other saja. Dari

hasil Confirmatory Factor analysis (CFA) yang dilakukan dengan model first

Page 64: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

50

order, ternyata didapatkan hasil analisis bahwa model tidak fit dengan Chi-

Square=104.26 , df=9, P-value=0.00000, RMSEA=0.137. Oleh sebab itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-Square=11.17 , df=6, P-value=0.08341, RMSEA=0.039.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang perlu di

drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor dari item. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran simple

appreciation disajikan pada tabel 3.9 berikut:

Tabel 3.9. Muatan Faktor Item Sense appreciation for others

No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

1 0.49 0.04 11.67 √ 2 0.24 0.04 5.52 √

10 0.68 0.04 17.50 √

12 0.88 0.04 24.03 √ 13 0.87 0.04 23.78 √

17 0.70 0.04 17.12 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.9, setelah dilakukan pengujian CFA, nilai t bagi koefisien

muatan faktor semua item signifikan karena t >1,96 atau t <1,96. Berdasarkan

kriteria semua, 6 item appreciation for others merupakan item yang valid

berdasarkan dua kriteria yang dijelaskan sebelumnya yaitu muatan faktor tidak

boleh memiliki nilai negatif, t value memiliki nilai t >19,6 atau t < 1,96.

3.4.3.2 Simple Appreciation

Penulis menguji apakah 6 item dari skala simple appreciation yang bersifat

unidimensional, artinya benar hanya mengukur simple appreciation saja. Dari

Page 65: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

51

hasil Confirmatory Factor analysis (CFA) yang dilakukan dengan model first

order, ternyata didapatkan hasil analisis bahwa model tidak fit dengan Chi-

Square=184.01 , df=9, P-value=0.00000, RMSEA=0.186. Oleh sebab itu, peneliti

melakukan modifikasi terhadap model, dimana kesalahan pengukuran pada

beberapa item dibebaskan berkorelasi satu sama lainnya, maka diperoleh model fit

dengan Chi-Square=6.19 , df=5, P-value=0.28848, RMSEA=0.021.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang perlu di

drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran simple appreciation

disajikan pada tabel 3.10. berikut:

Tabel 3.10. Muatan Faktor Item Simple Appreciation

No item Koefisien Standar error Nilai t Signifikan

1 0.49 0.04 11.67 √ 2 0.24 0.04 5.52 √

10 0.68 0.04 17.50 √

12 0.88 0.04 24.03 √ 13 0.87 0.04 23.78 √

17 0.70 0.04 17.12 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.10, setelah dilakukan pengujian CFA, nilai t bagi koefisien

muatan faktor semua item signifikan karena t >1,96 atau t <1,96. Berdasarkan

kriteria semua, 6 item simple appreciation merupakan item yang valid

berdasarkan dua kriteria yang dijelaskan sebelumnya yaitu muatan faktor tidak

boleh memiliki nilai negatif, t value memiliki nilai t >19,6 atau t < 1,96.

Page 66: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

52

3.4.4 Uji Validitas Konstruk Totalitas Kerja

Penulis menggunakan CFA model multifakor dengan tiga faktor dalam menguji

validitas alat ukur totalitas kerja beserta ketiga dimensinya. Artinya, suluruh item

dari totalitas kerja diuji secara stimulant beserta tiga dimensinya. Peneliti menguji

apakah 12 item dari totalitas kerja bersifat unidimensional atau semua item

mengukut sesuai dengan dimensinya masing-masing.

Berdasarkan hasil awal CFA yang dilakukan ternyata menghasilkan model yang

tidak fit dengan perolehan nilai Chi-Square=1341.04, df=51, P-value=0.00000,

RMSEA=0.212. Oleh sebab itu, peneliti melakukan modifikasi terhadap model,

dimana kesalahan pengukuran pada beberapa item dibebaskan berkorelasi satu

sama lainnya, maka diperoleh model fit dengan Chi-Square=24.26, df=16, P-

value=0.08402, RMSEA=0.030.

Langkah selanjutnya adalah melihat signifikan tidaknya item dalam mengukur

faktor yang hendak diukur, sekaligus menentukan item manakah yang perlu di

drop atau tidak. Dalam hal ini yang diuji adalah hipotesis nihil tentang koefisien

muatan faktor dari item. Pengujiannya dilakukan dengan melihat nilai t bagi setiap

koefisien muatan faktor, jika nilai t > 1,96 artinya item tersebut signifikan dan

sebaliknya. Koefisien muatan faktor untuk item pengukuran totalitas kerja

disajikan pada tabel 3.11. berikut:

Page 67: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

53

Tabel 3.11. Muatan Faktor Item Skala Totalitas Kerja

No Item Koefisien Standar

error

Nilai t Signifikan

Dedikasi

3 0.73 0.04 18.93 √

4 0.94 0.04 25.65 √

7 0.65 0.04 15.30 √

11 0.58 0.04 15.12 √

Semangat

1 0.70 0.04 18.16 √

2 0.73 0.04 17.76 √

5 0.63 0.04 16.16 √

10 0.64 0.04 16.46 √

Keterlarutan

6 1.16 0.09 13.45 √

8 0.44 0.05 9.41 √

9 0.50 0.05 10.94 √

12 0.88 0.05 17.26 √

Keterangan: tanda √ = signifikan (t > 1,96) ; X = tidak signifikan

Berdasarkan tabel 3.10 Setelah dilakukan pengujian CFA, nilai t bagi koefisien

muatan faktor seluru item bermuatan positif dan memiliki nilai t > 1.96, artinya

seluruh muatan faktor dari item signifikan mengukur sumber daya pekerjaan dan

tidak ada yang di drop

3.5 Metode Analisis Data

Sebelum melakukan analisis data, digunakan Confirmatory Factor Analysis

(CFA) untuk melihat validitas konstruk setiap item serta menguji struktur faktor

yang diturunkan secara teoritis. Analisis faktor adalah metode analisis statistic

yang digunakan untuk mereduksi faktor-faktor yang mempengaruhi suatu variabel

menjadi beberapa set indicator saja, tanpa kehilangan informasi yang berarti.

Melalui analisis faktor akan didapatkan data variabel konstruk (skor faktor)

sebagai data input analisis data lebih lanjut atau sebagai data penelitian.

Page 68: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

54

Untuk menguji hipotesis penelitian, penulis menggunakan analisis regresi

berganda. Dalam hal ini yang dijadikan DV (variabel yang dianalisis varianya)

adalah kesejahteraan subjektif, sedangkan yang dijadikan IV atau predictor adalah

seeking recources, seeking challenges, reducing demands, sense of abundance,

simple appreciation, appreciation for others, dedikasi, semangat, dan

keterlarutan.

Karena dalam penelitian ini akan dilakukan pengujian hipotesis dengan analisis

statistik, maka hipotesis penelitian yang ada diubah menjadi hipotesis nihil.

Hipotesis nihil inilah yang akan diuji dalam analisis statistik nantinya. Pada

penelitian ini digunakan analisis regresi berganda di mana terdapat lebih dari satu

variabel bebas untuk memprediksi variabel terikat. Pada penelitian ini terdapat

tujuh independent variable (variabel bebas) dan satu dependent variable (variabel

terikat). Adapun persamaan regresi berganda untuk penelitian ini adalah sebagai

berikut:

Y’ = a + b1X1 + b2x2 + b3X3 + b4X4 + b5X5 + b6X6 + b7X7 + b8X8 + b9X9 e

Keterangan :

Y’ = Nilai prediksi Y (Sikap terhadap perubahan organisasi)

a = intercept (konstan)

b = koefisien regresi untuk masing-masing X

X1 = Seeking recources

X2 = Seeking challenges

X3 = Reducing Demands

X4 = Sense of abundence

X5 = Simple appreciation

X6 = Appreciation for others

X7 = Dedikasi

X8 = Semangat

X9 = Keterlarutan

e = residu

Page 69: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

55

Melalui analisis regresi berganda ini akan diperoleh nilai R, yaitu koefisien

korelasi berganda antara kesejahteraan subjektif (DV) dengan seeking recources,

seeking challenges, reducing demands, sense of abundance, simple appreciation,

appreciation for others, dedikasi, semangat, dan keterlarutan (IV).

R2 menunjukan variasi atau perubahan dependent variable (Y) yang disebabkan

oleh independent variable (X) atau yang digunakan untuk mengetahui besarnya

perngaruh independent variable (X) terhadap dependent variable (Y) atau

merupakan perkiraan proporsi varians dari kesejahteraan sujektif yang dijelaskan

oleh seeking recources, seeking challenges, reducing demands, sense of

abundance, simple appreciation, appreciation for others, dedikasi, semangat, dan

keterlarutan. Untuk mendapatkan nilai R2 digunakan rumus sebagai berikut:

𝑅2 = 𝑆𝑆𝑟𝑒𝑔

𝑆𝑆𝑦

Keterangan:

R2 = Proporsi varians yang bisa dijelaskan oleh keseluruhan IV

SSreg = Jumlah kuadrat regresi yang dapat dihitung jika koefisien regresi telah

diperoleh.

SSy = Jumlah kuadrat dari DV (Y)

Selanjutnya R2 dapat diuji signifikansinya seperti uji signifikansi F-test. Selain itu

juga, uji signifikansi bisa juga dilakukan dengan tujuan melihat apakah pengaruh

dari IV terhadap DV signifikan atau tidak. Pembagi disini adalah R2 itu sendiri

dengan df-nya, yaitu sejumlah IV yang dianalisis sedangkan penyebutnya (1-R2)

dibagi dengan df-nya (N-k-1) dimana N adalah total sampel untuk df dari pembagi

Page 70: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

56

sebagai numerator sedangkan df penyebut sebagai denumerator. Adapun rumus

untuk uji F terhadap R2 adalah:

𝐹 = 𝑅2 𝑘⁄

(1 − 𝑅2) (𝑁 − 𝑘 − 1)⁄

Keterangan :

R2 = proporsi varians

k = banyaknya independent variable

N = ukuran sampel

Di mana K adalah banyaknya IV dan N adalah besarnya sampel. Apabila nilai F

itu siginifikan (p<0,05), maka berarti seluruh IV secara bersama-sama memiliki

pengaruh yang signifikan terhadap DV. Adapun langkah berikutnya menguji

signifikansi pengaruh masing-masing IV terhadap DV. Hal ini dilakukan melalui

uji t (t-test) terhadap setiap koefisien regresi. Jika nilai t > 1,96 maka berarti IV

yang bersangkutan memiliki pengaruh yang signifikan terhadap DV, dan

sebaliknya. Adapun rumus t-test yang digunakan adalah :

𝑡𝑖 =𝑏𝑖

𝑆𝑏𝑖

Di mana bi adalah koefisien regresi untuk IV(i) dan Sbi adalah standar deviasi

sampling dari 𝑏𝑖 .

Sebagai langkah terakhir adalah uji signifikan terhadap proporsi varian yang

disumbangkan oleh masing-masing IV dalam mempengaruhi DV. Dalam hal ini

penulis melakukannya melalui analisis regresi berganda yang bersifat berjenjang

Page 71: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

57

atau stepwise. Artinya dilakukan analisis regresi berulang-ulang dimulai dengan

hanya satu IV kemudian dengan dua IV, dilanjutkan dengan tiga IV, dan

seterusnya sampai IV ke tujuh. Setiap kali dilakukan analisis regresi akan

diperoleh nilai R2. Setiap kali ditambahkan IV baru diharapkan terjadi

peningkatan R2 secara signifikan.

Jika pertambahan R2 (R2 change) signifikan secara statistik maka berarti IV baru

yang ditambahkan tersebut cukup penting secara statistik maupun dalam upaya

memprediksi DV serta untuk menguji hipotesis apakah IV bersangkutan

signifikan pengaruhnya. Setiap pertambahan R2 ketika satu IV baru ditambahkan

adalah menunjukan besarnya sumbangan unik IV tersebut terhadap bervariasinya

DV setelah pengaruh dari beberapa IV terdahulu diperhitungkan dampaknya. Oleh

sebab itulah analisis regresi secara sequential seperti ini dikenal dengan sebutan

stepwise regression. Adapun rumus yang digunakan untuk menguji signifikan

tidaknya pertambahan proporsi varian (R2 change) adalah sebagai berikut :

𝐹 =(RT

2 −RS2) (𝑇−𝑆)⁄

(1−𝑅𝑇2) (𝑁−𝑇−1)⁄

dengan 𝑑𝑓 = (𝑇 − 𝑆) dan (𝑁 − 𝑇 − 1)

Disini, RT2 adalah nilai R2 yang dihasilkan setelah IV baru ditambahkann kedalam

persamaan, dan RS2 adalah nilai R2 yang diperoleh sebelum IV baru ditambahkan.

Sedangkan T adalah banyaknya IV pada RT2 , dan S adalah banyaknya IV pada RS

2 .

N adalah besarnya sampel penelitian. Rumus ini bersifat generik, artinya bisa

digunakan untuk menguji signifikan tidaknya pertambahan R2 baik untuk

pertambahan satu IV maupun untuk pertambahan beberapa IV.

Page 72: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

58

Jika nilai F yang dihasilkan signifikan berarti proporsi varian yang dapat

dijelaskan dan merupakan sumbangan dari IV yang ditambahkan adalah signifikan

secara statistik. Jadi rumus ini bisa diuji signifikan tidaknya pertambahan IV baik

hanya dengan menambahkan satu IV maupun dengan menambahkan beberapa IV

sekaligus. Misalnya untuk menguji hipotesis mayor dalam penelitian ini, penulis

menggunakan rumus diatas untuk mengetahui apakah sumbangan proporsi varian

sekelompok IV.

Page 73: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

59

BAB 4

HASIL DAN ANALISIS DATA

4.1 Gambaran Umum Subjek Penelitian

Total sampel dalam penelitian ini adalah 562 pegawai di perusahaan swasta

dibidang alat berat dan Bank Daerah.

Tabel 4.1

Lokasi Pengambilan Data

No Lokasi Jumlah

1 Bank Daerah 385

2 Pegawai Swasta 177

Jumlah 562

Berdasarkan data pada tabel diatas dapat diketahui bahwa dari total 562 sampel

terdapat 385 orang bekerja di Bank Daerah dan 177 bekerja di pabrik.

Tabel 4.2

Gambaran Subjek Penelitian

No Jenis Kelamin Jumlah Presentasi

1 Laki-laki 290 51.5

2 Perempuan 272 48.5

Jumlah 562 100

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa dari jumlah sampel

sebanyak 562 orang, terdapat 51.5% merupakan Laki-laki dan 48.5% merupakan

perempuan.

Tabel 4.3

Gambaran Status Pernikahan

No Status

Pernikahan

Jumlah Presentasi

1 Menikah 266 47.4

2 Lajang 296 52.6

Jumlah 100

Page 74: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

60

Berdasarkan data pada tabel di atas dapat diketahui bahwa dari jumlah sampel

sebanyak 562 orang, terdapat 267 atau 46.4% yang sudah menikah dan 296 atau

52.6% yang masih lajang.

4.2 Analisis Deskriptif Variabel

Sebelum dilakukan uji hipotesis, penulis akan melakukan analisis deskriptif. Hasil

analisis deskriptif adalah hasil gambaran mengenai data dalam suatu penelitian.

Dalam penelitian ini, hasil analisis deskriptif akan menyajikan nilai minimum,

maksimum, mean, dan standard deviasi serta kategorisasi tinggi dan rendahnya

skor variabel penelitian. Gambaran mengenai hasil deskriptif akan disajikan

dalam bentuk tabel di bawah ini:

Tabel 4.4

Analisis Deskriptif

N Minimum Maximum Mean Std. Deviation

Kesejahteraan subjektif 562 7.27 72.99 50.0000 9.44897

Seeking Recources 562 13.13 70.88 50.0000 8.65387

Seeking Challenges 562 26.78 69.05 50.0000 7.93952

Reducing Demands 562 11.70 68.40 50.0000 8.90927

Sense of abundance 562 6.03 64.35 50.0000 8.62967

Appreciation for others 562 14.71 66.76 50.0000 8.84196

Simple appreciation 562 18.77 62.88 50.0000 9.04216

Dedikasi 562 24.42 70.26 50.0000 7.82319

Semangat 562 12.54 67.91 50.0000 9.06547

keterlarutan 562 24.80 70.85 50.0000 8.94096

Valid N (listwise) 562

Berdasarkan hasil analisis deskriptif pada table 4.4, dapat diketahui bahwa

nilai minimum dari kesejahteraan subjektif adalah 7.27 dengan nilai maksimum =

72.99, mean=50 dan SD = 9.44897. Kedua, seeking recources dengan nilai

minimum = 13.13, nilai maksimum 70.88, mean = 50, dan SD = 8.65387. Ketiga,

seeking challenges dengan nilai minimum = 26.78, nilai maksimum = 69.05,

Page 75: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

61

mean = 50, dan SD = 7.93952. Keempat, reducing demands dengan nilai

minimum 11.70, nilai maksimum = 68.40, mean = 50, dan SD = 8.90927. Kelima,

sense of abundance dengan nilai minimum = 6.46, nilai maksimum = 64.35, mean

= 50, dan SD = 8.62967. Keenam, apprecitation for others dengan nilai minimum

= 14.71, nilai maksimum = 66.76, mean = 50, dan SD = 8.84196. Ketujuh, simple

appreciation dengan nilai minimum = 18.77, nilai maksimum = 62.88, mean = 50,

dan SD = 9.04216. Kedelapan, dedikasi dengan nilai minimum = 24.42, nilai

maksimum = 70.26, mean = 50, dan SD = 7.82319. Kesembilan, semangat dengan

nilai minimum = 12.54, nilai maksimal = 67.91, mean = 50, dan SD = 9.06547.

Kesepuluh, keterlarutan dengan nilai minimum = 24.80, nilai maksimum 70.85,

mean = 50, dan SD = 8.94096.

4.3. Kategori Skor Variabel

Setelah melakukan deskripsi statistik dari masing-masing variabel penelitian,

maka hal yang perlu dilakukan adalah pengkategorisasian terhadap data penelitian

dengan menggunakan standar deviasi dan mean dari t-score. Dalam hal ini,

ditetapkan norma pada tabel 4.5.

Tabel 4.5

Norma Skor Kategorisasi

Norma Intepretasi

X < Mean – 1Standar Deviasi Rendah

Mean – 1Standar Deviasi ≤ X ≤ Mean + 1Standar

Deviasi Sedang

X > Mean +1Standar Deviasi Tinggi

Setelah kategori tersebut didapatkan, maka akan diperoleh nilai persentasi

kategori masing-masing variabel penelitian. Masing-masing variabel akan

dikategorikan sebagai rendah, sedang, dan tinggi.

Page 76: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

62

4.3.1. Kategori Skor Variabel Kesejahteraan Subjektif

Pada tabel 4.6 menunjukkan sebaran kesejahteraan subjektif yang dibagi menjadi

tiga kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu tinggi, rendah, dan

sedang.

Tabel 4.6

Kategorisasi Tingkat Kesejahteraan Subjektif

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 55 9.8 Sedang 438 77.9

Tinggi 69 12.3

TOTAL 562 100.0

Berdasarkan tabel 4.6, ditemukan bahwa 9.8% dari total responden memiliki

tingkat kesejahteraan subjektif tinggi, sementara 77.9% responden memiliki

tingkat kesejahteraan subjektif sedang, dan 12.3% responden memiliki tingkat

kesejahteraan subjektif rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan

responden yang diteliti, tingkat kesejahteraan subjektif yang paling dominan

berada pada kategori sedang.

4.3.2. Kategorisasi Skor Variabel Seeking Recources

Pada tabel 4.7 menunjukkan sebaran seeking recources yang dibagi menjadi tiga

kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu tinggi, rendah, dan

sedang.

Tabel 4.7

Kategorisasi Tingkat Seeking Recources

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 48 8.5

Sedang 455 81.0 Tinggi 59 10.5

TOTAL 562 100.0

Page 77: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

63

Berdasarkan tabel 4.7, ditemukan bahwa 9.8% dari total responden memiliki

tingkat seeking recources tinggi, sementara 77.9% responden memiliki tingkat

seeking recources sedang, dan 12.3% responden memiliki tingkat seeking

recources rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang

diteliti, tingkat seeking recources yang paling dominan berada pada kategori

sedang.

4.3.3. Kategorisasi Skor Variabel Seeking Challenges

Pada tabel 4.8 menunjukkan sebaran seeking challenges yang dibagi menjadi tiga

kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu tinggi, rendah, dan

sedang.

Tabel 4.8.

Kategorisasi Tingkat Seeking Challenges

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 81 14.8

Sedang 430 76.5 Tinggi 49 8.7

TOTAL 562 100.0

Berdasarkan tabel 4.8, ditemukan bahwa 8.7% dari total responden memiliki

tingkat seeking challenges tinggi, sementara 76.5% responden memiliki tingkat

seeking challenges sedang, dan 14.8% responden memiliki tingkat seeking

challenges rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang

diteliti, tingkat seeking challenges yang paling dominan berada pada kategori

sedang.

Page 78: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

64

4.3.4. Kategorisasi Skor Variabel Reducing Demands

Pada tabel 4.9 menunjukkan sebaran Reducing demands yang dibagi menjadi tiga

kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu tinggi, rendah, dan

sedang.

Tabel 4.9.

Kategorisasi Tingkat Reducing Demands

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 66 11.7

Sedang 418 74.4 Tinggi 78 13.9

TOTAL 562 100.0

Berdasarkan tabel 4.9, ditemukan bahwa 13.9% dari total responden memiliki

tingkat reducing demands tinggi, sementara 74.4% responden memiliki tingkat

reducing demands sedang, dan 13.9% responden memiliki tingkat reducing

demands rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang

diteliti, tingkat reducing demands yang paling dominan berada pada kategori

sedang.

4.3.5. Kategorisasi Skor Variabel Sense Of Abundance

Pada tabel 4.10 menunjukkan sebaran sense of abundance yang dibagi menjadi

tiga kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu tinggi, rendah, dan

sedang.

Tabel 4.10.

Kategorisasi Tingkat Sense Of Abundance

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 38 6.8

Sedang 429 76.3

Tinggi 95 16.9

TOTAL 562 100.0

Page 79: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

65

Berdasarkan tabel 4.10, ditemukan bahwa 16.9% dari total responden

memiliki tingkat sense of abundence tinggi, sementara 76.3% responden memiliki

tingkat sense of abundence sedang, dan 6.8% responden memiliki tingkat sense of

abundence rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang

diteliti, tingkat sense of abundance yang paling dominan berada pada kategori

sedang.

4.3.6. Kategorisasi Skor Variabel Sense Appreciation For Others

Pada tabel 4.11 menunjukkan sebaran sense appreciation for others yang dibagi

menjadi tiga kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu tinggi,

rendah, dan sedang.

Tabel 4.11.

Kategorisasi Tingkat Sense Appreciation For Others

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 39 6.9

Sedang 419 74.6 Tinggi 104 18.5

TOTAL 562 100.0

Berdasarkan tabel 4.11, ditemukan bahwa 18.5% dari total responden

memiliki tingkat sense appreciation for others tinggi, sementara 74.6% responden

memiliki tingkat sense appreciation for others sedang, dan 6.9% responden

memiliki tingkat sense appreciation for others rendah. Dapat disimpulkan bahwa

dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat sense appreciation for others

yang paling dominan berada pada kategori sedang.

Page 80: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

66

4.3.7. Kategorisasi Skor Variabel Simple Appreciation

Pada tabel 4.12 menunjukkan sebaran simple appreciation yang dibagi menjadi

tiga kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu tinggi, rendah, dan

sedang.

Tabel 4.12.

Kategorisasi Tingkat Simple Appreciation

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 33 5.9

Sedang 422 75.1 Tinggi 107 19.0

TOTAL 562 100.0

Berdasarkan tabel 4.12, ditemukan bahwa 19% dari total responden memiliki

tingkat simple appreciation tinggi, sementara 75.1% responden memiliki tingkat

simple appreciation sedang, dan 5.9% responden memiliki tingkat simple

appreciation rendah. Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang

diteliti, tingkat simple appreciation yang paling dominan berada pada kategori

sedang.

4.3.8. Kategorisasi Skor Variabel Dedikasi

Pada tabel 4.13 menunjukkan sebaran dedikasi yang dibagi menjadi tiga kategori

sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu tinggi, rendah, dan sedang.

Tabel 4.13.

Kategorisasi Tingkat Dedikasi

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 53 9.4

Sedang 449 79.9

Tinggi 60 10.7

TOTAL 562 100.0

Berdasarkan tabel 4.13, ditemukan bahwa 10.7% dari total responden

memiliki tingkat dedikasi tinggi, sementara 79.9% responden memiliki tingkat

Page 81: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

67

dedikasi sedang, dan 9.4% responden memiliki tingkat dedikasi rendah. Dapat

disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat dedikasi

yang paling dominan berada pada kategori sedang.

4.3.9. Kategorisasi Skor Variabel Semangat

Pada tabel 4.14 menunjukkan sebaran semangat yang dibagi menjadi tiga kategori

sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu tinggi, rendah, dan sedang.

Tabel 4.14.

Kategorisasi Tingkat Semangat

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 60 10.7

Sedang 25 75.6 Tinggi 77 13.7

TOTAL 562 100.0

Berdasarkan tabel 4.14, ditemukan bahwa 13.7% dari total responden

memiliki tingkat semangat tinggi, sementara 75.6% responden memiliki tingkat

semangat sedang, dan 10.7% responden memiliki tingkat semangat rendah. Dapat

disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat semangat

yang paling dominan berada pada kategori sedang.

4.3.10. Kategorisasi Skor Variabel Keterlarutan

Pada tabel 4.15 menunjukkan sebaran keterlarutan yang dibagi menjadi tiga

kategori sebagaimana telah dijelaskan sebelumnya, yaitu tinggi, rendah, dan

sedang.

Tabel 4.15.

Kategorisasi Tingkat Keterlarutan

Kategori Jumlah Persentase

Rendah 36 6.4

Sedang 464 82.6

Tinggi 62 11.0

TOTAL 562 100.0

Page 82: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

68

Berdasarkan tabel 4.15, ditemukan bahwa 11% dari total responden memiliki

tingkat keterlarutan tinggi, sementara 82.6% responden memiliki tingkat

keterlarutan sedang, dan 6.4% responden memiliki tingkat keterlarutan rendah.

Dapat disimpulkan bahwa dari keseluruhan responden yang diteliti, tingkat

keterlarutan yang paling dominan berada pada kategori sedang.

4.4 Uji Hipotesis Penelitian

Pada tahapan uji hipotesis penelitian, penulis menggunakan teknik analisis regresi

dengan software SPSS 20 seperti yang sudah dijelaskan pada bab 3. Dalam regresi

ada tiga hal yang dilihat, pertama melihat R Square untuk mengetahui presentase

(%) varians dependent variable yang dijelaskan oleh independent variable, kedua

apakah keseluruhan independent variable berpengaruh secara signifikan terhadap

dependent variable, kemudian terakhir melihat signifikan atau tidaknya koefisien

regresi dari masing-masing independent variable. Langkah pertama peneliti

melihat besaran R square untuk mengetahui presentase (%) varians dependent

variable yang dijelaskan oleh independent variable. Selanjutnya untuk tabel R

square, dapat dilihat pada tabel 4.16 berikut:

Tabel 4.16

R square Model R R Square Adjusted R Square Std. Error of the Estimate

1 .545a .297 .286 7.98470

a. Predictors: (Constant), seeking recources, seeking challenges, reducing demands, sense of

abundance, sense appreciaton for others, simple appreciation, dedikasi, semangat, keterlarutan.

Pada tabel 4.16 dapat dilihat bahwa diperoleh R-Square sebesar 0.297 atau 29.7%.

Artinya, proporsi varian dari kesejahteraan subjektif yang dijelaskan oleh job

crafting (seeking recources, seeking challenges, reducing demands), syukur

Page 83: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

69

(senses of abundance, sense appreciation for others, simple appreciation) dan

totalitas kerja adalah sebesar 29.7%, sedangkan 70.3% sisanya dipengaruhi oleh

variabel lain di luar penelitian ini. Langkah kedua peneliti menguji apakah seluruh

independen memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan subjektif.

Adapun hasil uji F dapat dilihat pada tabel 4.17

Tabel 4.17

Anova pengaruh seluruh IV terhadap DV

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 14894.787 9 1654.976 25.958 .000b

Residual 35193.007 552 63.755

Total 50087.794 561

a. Predictors: (Constant), ), seeking recources, seeking challenges, reducing demands, sense of

abundance, sense appreciaton for others, simple appreciation, dedikasi, semangat, keterlarutan

b. Dependent Variable: KS

Berdasarkan uji F pada tabel 4.17 , dapat dilihat bahwa nilai p (Sig.) pada kolom

paling kanan adalah p = 0.000 dengan nilai p<0.05. Jadi, dengan demikian

hipotesis nihil yang berbunyi “tidak ada pengaruh job crafting, syukur dan

totalitas kerja terhadap kesejahteraan subjektif” ditolak. Artinya, ada pengaruh

signifikan job crafting (seeking recources, seeking challenges, reducing

demands), syukur (sense of abundance, sense appreciation for others, simple

appreciation) dan totalitas kerja (dedikasi, semangat, keterlarutan) terhadap

kesejahteraan subjektif.

Langkah selanjutnya, peneliti melihat koefisien regresi dari masing-masing IV.

Jika sig <0,05 maka koefisien regresi tersebut signifikan yang berarti variabel

independen tersebut memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kesejahteraan

subjektif. Adapun besarnya koefisien regresi dari masing-masing variabel

independen terhadap kesejahteraan subjektif dapat dilihat pada tabel 4.18.

Page 84: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

70

Tabel 4.18

Koefisien Regresi

Coefficientsa

Model Unstandardized

Coefficients

Standardized

Coefficients

t Sig.

B Std. Error Beta

1 (Constant) 11.643 3.678 3.165 .002

Seeking recourse .075 .047 .069 1.607 .109

Seeking challenges -.038 .046 -.032 -.840 .401

Reducing demands .092 .044 .087 2.089 .037* Sense of abundence .093 .061 .084 1.517 .130

Appreciation for others -.108 .045 -.098 -2.341 .020*

Simple appreciation .131 .057 .125 2.293 .022* Dedikasi .351 .066 .290 5.333 .000*

Semangat .285 .045 .273 6.295 .000*

Keterlarutan -.116 .050 -.110 -2.337 .020* a. Dependent Variable: KS

Berdasarkan koefisien regresi pada tabel 4.18, maka persamaan regresinya sebagai

berikut: (*signifikan)

Kesejahteraan Subjektif = 11.643 + 0.075seeking recources - 0.38seeking

challenges + 0.092*reducing demans + 0.093sense of abundance -

0.108*appreciation for others + 0.131*simple appreciation + 0.351*dedikasi +

0.285*semangat - 0.116*keterlarutan

Dari persamaan regresi tersebut, dapat diketahui bahwa terdapat enam varibel

yang nilai koefisien regresinya signifikan, yaitu: (1) reducing demands, (2) sense

of abundance, (3) appreciation for others, (3) simple appreciation, (4) dedikasi,

(5) semangat, (6) keterlarutan.

Sementara 3 variabel lain tidak signifikan. Penjelasan dari nilai koefisien regresi

yang diperoleh masing-masing independen variabel adalah sebagai berikut:

1. Variabel Seeking recources

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .075 dengan taraf signifikansi .109 (sig <

0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang berbunyi tidak ada pengaruh seeking

recources terhadap kesejahteraan subjektif diterima. Artinya variabel seeking

Page 85: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

71

recources pengaruhnya tidak signifikan secara positif terhadap kesejahteraan

subjektif.

2. Variabel Seeking challenges

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -.038 dengan taraf signifikansi .401 (sig <

0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang berbunyi tidak ada pengaruh seeking

challenges terhadap kesejahteraan subjektif diterima. Artinya variabel seeking

challenges pengaruhnya tidak signifikan secara positif terhadap kesejahteraan

subjektif.

3. Variabel Reducing demands

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .092 dengan taraf signifikansi .037

(sig<0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang berbunyi tidak ada pengaruh

reducing demands terhadap kesejahteraan subjektif ditola. Artinya variabel

reducing demand pengaruhnya signifikan terhadap kesejahteraan subjektif. Arah

koefisien positif menjelaskan bahwa semakin tinggi variabel reducing demands,

maka semakin tinggi pula kesejehateraan subjektif.

4. Variabel Sense of abundance

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .093 dengan taraf signifikansi .130 (sig <

0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang berbunyi tidak ada pengatuh sense of

abundance terhadap kesejahteraan subjektif diterima. Artinya variabel sense of

abundance pengaruhnya tidak signifikan secara positif terhadap kesejahteraan

subjektif.

Page 86: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

72

1. Variabel Sense appreciation for others

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -.108 dengan taraf signifikansi .020 (sig <

0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang berbunyi tidak ada pengaruh sense

appreciation for others terhadap kesejahteraan subjektif ditolak. Artinya variabel

sense appreciation for others pengaruhnya signifikan terhadap kesejahteraan

subjektif. Arah koefisien negative menjelaskan bahwa semakin tinggi variabel

sense appreciation for others maka semakin rendah kesejehateraan subjektif.

2. Variabel Simple appreciation

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .131 dengan taraf signifikansi .022 (sig <

0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang berbunyi tidak ada pengaruh simple

appreciation terhadap kesejahteraan subjektif ditolak. Artinya variabel simple

appreciation pengaruhnya signifikan terhadap kesejahteraan subjektif. Arah

koefisien positif menjelaskan bahwa semakin tinggi variabel simple appreciation,

maka kesejahteraan subjektif akan semakin tinggi.

3. Variabel dedikasi

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .351 dengan taraf signifikansi .000 (sig <

0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang berbunyi tidak ada pengaruh

dedikasi terhadap kesejahteraan subjektif ditolak. Artinya variabel dedikasi

pengaruhnya signifikan terhadap kesejahteraan subjektif. Araf koefisien positif

menjelaskan bahwa semakin tinggi variabel dedikasi maka semakin tinggi pula

kesejehateraan subjektif.

Page 87: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

73

4. Variabel Semangat

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar .285 dengan taraf signifikansi .000 (sig <

0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang berbunyi tidak ada pengaruh

semangat terhadap kesejahteraan subjektif ditolak. Artinya variabel semangat

pengaruhnya signifikan terhadap kesejahteraan subjektif. Arah koefisien positif

menjelaskan bahwa semakin tinggi variabel semangat maka semakin tinggi pula

kesejehateraan subjektif.

5. Variabel Keterlarutan

Diperoleh nilai koefisien regresi sebesar -.116 dengan taraf signifikansi .020 (sig <

0.05). Dengan demikian, hipotesis nihil yang berbunyi tidak ada pengaruh

keterlarutan terhadap kesejahteraan subjektif ditolak. Artinya variabel keterlarutan

pengaruhnya signifikan terhadap kesejahteraan subjektif. Arah koefisien negatif

menjelaskan bahwa semakin tinggi variabel keterlarutan maka semakin rendah

kesejehateraan subjektif.

Berdasarkan tabel 4.18, dapat diketahui koefisien regresi mana yang lebih kuat.

Dalam hal ini, peneliti menggunakan koefisien regresi yang terstandarisasi

(standardized coefficient) atau beta (β) untuk melihat angka koefisien regresi

mana yang menunjukkan pengaruh yang lebih kuat terhadap variabel dependen.

Variabel optimism memiliki pengaruh yang paling kuat dengan nilai β= .366.

4.4.1 Pengujian Proporsi Varians Pada Setiap Variabel Independen

Selanjutnya peneliti ingin mengetahui bagaimana pernambahan proporsi varian

dari tiap variabel independen terhadap kesejahteraan subjektif.

Page 88: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

74

Tabel 4.19

Proporsi varians

Pada tabel 4.19 kolom pertama adalah penambahan varians variabel dependen dari

tiap variabel independen yang dianalisis satu per satu tersebut, kolom kedua

merupakan nilai murni varians variabel dependen dari tiap variabel independen

yang dimasukkan secara satu per satu, kolom ketiga adalah nilai F hitung bagi

variabel independen yang bersangkutan, kolom DF adalah derajat bebas bagi

variabel independen yang bersangkutan pula, yang terdiri dari numerator dan

Model Summary

Model R R

Square

Change Statistics

R Square Change

F Change df1 df2

Sig. F Change

1 .252a .063 .063 37.831 1 560 .000

2 .255b .065 .002 1.037 1 559 .309

3 .273c .074 .009 5.644 1 558 .018*

4 .328d .108 .033 20.905 1 557 .000*

5 .333e .111 .003 1.831 1 556 .177

6 .350f .123 .012 7.517 1 555 .006*

7 .484g .234 .112 80.925 1 554 .000*

8 .539h .290 .056 43.588 1 553 .000*

9 .545i .297 .007 5.461 1 552 .020*

a. Predictors: (Constant), seeking recources

b. Predictors: (Constant), seeking recources, seeking challenges

c. Predictors: (Constant), seeking recources, seeking challenges, reducing demands

d. Predictors: (Constant), seeking recources, seeking challenges, reducing demands, sense of

abundence

e. Predictors: (Constant), seeking recources, seeking challenges, reducing demands, sense of

abundance, sense appreciation for others

f. Predictors: (Constant), seeking recources, seeking challenges, reducing demands, sense of

abundance, sense appreciation for others, simple appreciation

g. Predictors: (Constant), seeking recources, seeking challenges, reducing demands, sense of

abundance, sense appreciation for others, simple appreciation, dedikasi

h. Predictors: (Constant), seeking recources, seeking challenges, reducing demands, sense of

abundance, sense appreciation for others, simple appreciation, dedikasi, semangat

i. Predictors: (Constant), seeking recources, seeking challenges, reducing demands, sense of

abundance, sense appreciation for others, simple appreciation, dedikasi, semangat

Page 89: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

75

denumerator, kolom F tabel adalah kolom mengenai nilai variabel independen

pada tabel F dengan DF yang telah ditentukan sebelumnya, nilai kolom inilah

yang akan dibandingkan dengan kolom nilai F hitung. Apabila nilai F hitung lebih

besar daripada F tabel, maka kolom selanjutnya yaitu kolom signifikansi yang

akan dituliskan signifikan dan sebaliknya.

1. Variabel seeking recources memberikan sumbangan sebesar 6.3% dalam

varians kesejahteraan subjektif. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik

dengan F = 1.037 dan df2 = 560.

2. Variabel seeking challenges memberikan sumbangan sebesar 0.2% dalam

varians kesejahteraan subjektif. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara

statistik dengan F = 37.831dan df2 = 559.

3. Variabel reducing demands memberikan sumbangan sebesar 0.9% dalam

varians kesejahteraan subjektif. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik

dengan F = 5.644 dan df2 = 558.

4. Variabel sense of abundence memberikan sumbangan sebesar 3.3% dalam

kesejahteraan subjektif. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan

F = 20.905 dan df2 = 557.

5. Variabel sense appreciation for others memberikan sumbangan sebesar 0.3%

dalam varians kesejahteraan subjektif. Sumbangan tersebut tidak signifikan

secara statistik dengan F = 1.831 dan df2 = 556.

6. Variabel simple appreciation memberikan sumbangan sebesar 1.2% dalam

varians kesejahteraan subjektif. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik

dengan F = 7.517 dan df2 = 555.

Page 90: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

76

7. Variabel dedikasi memberikan sumbangan sebesar 11.2% dalam varians

kesejahteraan subjektif. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan

F = 80.925 dan df2 = 554.

8. Variabel semangat memberikan sumbangan sebesar 5.6% dalam varians

kesejahteraan subjektif. Sumbangan tersebut signifikan secara statistik dengan

F = 43.588 dan df2 = 553.

9. Variabel keterlarutan memberikan sumbangan sebesar 0.7% dalam varians

kesejahteraan subjektif. Sumbangan tersebut tidak signifikan secara statistik

dengan F = 5.461 dan df2 = 553.

Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa terdapat 7 variabel independen,

yaitu seeking recources, reducing demand, sense of abundance, simple

appreciation, dedikasi, semangat, dan keterlarutan yang signifikan sumbangannya

terhadap kesejahteraan subjektif, jika dilihat dari besarnya pertambahan R2 yang

dihasilkan setiap kali dilakukan penambahan variabel independen (sumbangan

proporsi varian yang diberikan).

Page 91: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

77

BAB 5

KESIMPULAN, DISKUSI DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil uji hipotesis, kesimpulan pertama yang diperoleh dari penelitian

ini adalah terdapat pengaruh yang signifikan job crafting, syukur, dan totalitas

kerja terhadap kesejahteraan subjektif pada pegawai.

Kemudian berdasarkan hasil uji hipotesis minor yang menguji signifikansi

masing-masing koefisien regresi terhadap dependent variable, diperoleh ada enam

variabel yang signifikan mempengaruhi kesejahteraan subjektif yaitu (1) reducing

demands,, (2) appreciation for others, (3) simple appreciation, (4) dedikasi, (5)

semangat, dan (6) keterlarutan. Penulis menyimpulkan bahwa kesejahteraan

subjektif dipengaruhi oleh satu dimensi dari job crafting (reducing demands), dua

dimensi dari syukur (appreciation for others, simple appreciation) dan seluruh

dimensi dari totalitas kerja, dan diperoleh 3 variabel yang tidak signifikan

mempengaruhi kesejahteraan subjektif yaitu (1) seeking recources, (2) seeking

challenges, (3) sense of abundance.

5.2 Diskusi

Fokus pada penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang dapat

memengaruhi kesejahteraan subjektif (subjective-wellbeing) karyawan.

Kesejahteraan subjektif didefinisikan sebagai evaluasi individu tentang

kehidupannya, termasuk penilaian kognitif terhadap kepuasan hidupnya serta

penilaian afektif terhadap emosinya (Diener, Lucas, & Oishi, 2005). Menurut

Diener et al (1999) seseorang dikatakan memiliki kesejahteraan subjektif yang

Page 92: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

78

tinggi jika mereka merasa puas dengan kondisi hidup mereka, sering merasakan

emosi positif dan jarang merasakan emosi negatif. Ketika seseorang

mengkarakteristikan atau mencirikan suatu kehidupan yang baik maka ia akan

membicarakan tentang kebahagiaan, kesehatan, dan umur yang panjang (Diener &

Chan, 2011).

Dalam penelitian ini, yang menjadi variabel bebas adalah job crafting,

syukur dan totalitas kerja. Penelitian sebelumnya terkait pengaruh job crafting,

syukur dan totalitas kerja terhadap kesejahteraan subjektif memiliki hasil yang

bervariasi. Dalam penelitian ini sendiri, jika dilakukan uji regresi secara simultan

atau bersama-sama, ketiga variabel tersebut memberikan pengaruh signifikan

terhadap kesejahteraan subjektif karyawan. Akan tetapi, ketika dilakukan uji

signifikansi dari masing-masing dimensi, terdapat 6 varibel yang nilai koefisien

regresinya signifikan berpengaruh terhadap kesejahteraan subjektif karyawan,

yaitu; (1) reducing demands, (2) sense of abundance, (3) appreciation for others,

(3) simple appreciation, (4) dedikasi, (5) semangat, (6) keterlarutan.

Hal yang menarik pada penelitian ini adalah dari ketiga dimensi job

crafting, hanya dimensi reducing demands yang berpengaruh terhadap

kesejahteraan subjektif. Reducing demands akan menjadi dimensi untuk

mengungkapkan sisi disfungsional dari pekerjaan pengerjaan. Reducing demands

dapat menjadi perilaku aktif dengan hasil positif untuk penunda ketika mengambil

bentuk strategi penanggulangan yang disengaja Chu dan Choi (2005).

Reducing demands termasuk perilaku yang ditargetkan untuk

meminimalkan aspek pekerjaan yang menuntut secara emosional, mental, atau

Page 93: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

79

fisik atau mengurangi beban kerja dan tekanan waktu seseorang sehingga akan

meningkatkan kesejahteraan subjektif seseorang. Reducing demands dalam

pengertian job crafting adalah menikmati setiap segala sesuatu pekerjaan dengan

tidak menganggapnya sebagai beban. Mengurangi pekerjaan tidak dengan cara

menghindari pekerjaan tersebut melainkan dengan menikmati setiap tuntutan

pekerjaan yang ada, sehingga dalam melakukan setiap pekerjaan akan merasa

bahagia

Selanjutnya, dari dimensi syukur, ditemukan dua dimensi yang

berpangaruh signifikan terhadap kesejahteraan subjektif, yaitu sense appreciation

for others, dan simple appreciation. Dimensi pertama adalah Sense appreciation

for others memberikan pengaruh yang negatif terhadap kesejahteraan subjektif.

Artinya, ketika sense appreciation for others tinggi, maka kesejahteraan subjektif

akan menjadi rendah, dan sebaliknya. Hal itu terjadi dikarenakan dalam konteks

orang Indonesia, dalam kesehariaanya mengenal istilah balas budi, ketika

seseorang mengapresiasi, memberikan perhatian, memberikan ucapan terimakasih

terhadap pertolongan orang lain, maka pada saat yang sama seseorang akan

merasa terbebani untuk memberikan balas budi/timbal balik. Berbeda dengan

orang barat, yang ketika sudah mengucapkan terimakasih kepada orang lain atas

bantuan yang diberikan sudah selesai, hanya akan meninggalkan kenangan baik

bagi orang tersebut. Dengan adanya rasa terbebani itulah, yang akan membuat

seorang individu merasa tingkat kebahagiannya menjadi berkurang.

Dimensi kedua yaitu simple appreciation yang memberikan pengaruh

yang positif terhadap kesejahteraan subjektif. Artinya, ketika simple appreciation

Page 94: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

80

maka kesejahteraan subjektifnya akan menjadi tinggi, dan sebaliknya. Melalui

simple appreciation, seseorang akan menghargai sekecil apapun kenikmatan yang

ada, meski dalam keadaan buruk. Ketika seseorang cenderung menganggap bahwa

hidup adalah anugerah, ia akan mampu melihat kebaikan yang ada, meski dalam

situasi yang tidak menyenangkan, sehingga kepuasan hidupnya akan tinggi.

Selanjutnya dari dimensi totalitas kerja, ditemukan ketiga dimensi yang

berpangaruh signifikan terhadap kesejahteraan subjektif, yaitu dedikasi, semangat,

dan keterlarutan. Dimensi pertama adalah dedikasi yang memberikan pengaruh

yang positif terhadap kesejahteraan subjektif. Artinya, ketika dedikasi tinggi maka

kesejahteraan subjektifnya akan menjadi tinggi, dan sebaliknya. Seorang pegawai

yang mempunyai dedikasi yang tinggi dalam pekerjaannya akan berusaha keras,

memberikan usaha yang lebih, focus terhadap pekerjaan yang dilakukan, hadir

dan memberikan energy terhadap apa yang dikerjakannya. Dedikasi yang itnggi

juga akan membuat pegawai merasa terlibat dalam pekerjaannya dan mengalami

rasa kebermaknaan, antusiasme, dan kebanggaan (Schaufeli et al., 2004).

Dalam penelitian ini, ditemukan bahwa pegawai yang memberikan usaha

yang lebih, focus terhadap pekerjaan, hadir dan memberikan energi dalam setiap

pekerjaan yang dilakukannya, akan memiliki kesejahteraan subjektif yang tinggi.

Antusias yang ditunjukan pegawai pada pekerjaanya dapat pengurangi depresi dan

stress selama bekerja. Hal ini karena antusias, pegawai akan memiliki perasaan

dan pikiran positif terhadap pekerjaannya (Rothmann, 2008). Dengan berkurannya

depresi dan stress selama bekerja, maka akan meningkatkan kesejahteraan

subjektif.

Page 95: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

81

Dimensi yang kedua adalah semangat yang memberikan pengaruh yang

positif terhadap kesejahteraan subjektif. Artinya, ketika semangat tinggi maka

kesejahteraan subjektifnya akan menjadi tinggi, dan sebaliknya. Dimensi ini

merupakan curahan energy dan mental yang kuat selama bekerja, keberanian

untuk berusaha sekuat tenaga dalam menyelesaikan suatu pekerjaan, dan tekun

dalam menghadapi kesulitan kerja (Schaufeli et al., 2004). Dalam penelitian ini,

seorang pegawai yang mencurahkan seluruh energinya untuk melakukan

pekerjaanya tentunya tidak akan merasa terbebani dengan pekerjaan yang

dilakukannya. Pegawai akan dengan sukarela menjalankan setiap tugas-tugas yang

diberikan. Sehingga, tentu saja dimensi ini akan memberikan pengaruh yang

positif terhadap kesejahteraan subjektif.

Dimensi ketiga yang memberikan pengaruh signifikan adalah keterlarutan.

Dalam bekerja karyawan menjadi sungguh-sungguh dengan senang hati selalu dan

penuh konsentrasi serius terhadap suatu pekerjaan. Dalam bekerja waktu terasa

berlalu begitu cepat dan tenggelam dalam pekerjaannya sehingga individu tersebut

kesulitan untuk melepaskan diri dari pekerjaannya. Karyawan hampir juga merasa

lupa dengan apa yang terjadi di sekitarnya. Sejalan dengan temuan pada penelitian

ini yang menunjukan bahwa semakin pegawai merasa terlarut dengan

pekerjaannya, maka tingkat kesejahteraan subjektifnya akan semakin rendah. Hal

ini karena ketika seseorang larut dalam pekerjaannya, ia akan merasa kesulitan

untuk melepaskan diri dari pekerjaan tersebut, dan juga lupa dengan lingkungan

sekitar, sehingga membuat seseorang tersebut merasa kebahagiaannya berkurang.

Page 96: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

82

Meskipun temuan dalam penelitian ini berbeda dengan hasil penelitian

sebelumnya dan teori-teori yang sudah ada, penelitian ini tidak dapat begitu saja

menghilangkan teori yang sudah ada, khususnya terkait dengan pengaruh job

crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap kesejahteraan subjektif. Dalam setiap

penelitian, tentu terdapat error yang menyebabkan hasil penelitian tidak sesuai

dengan hipotesis yang diajukan. Pengisian kuesioner yang tidak dapat dikontrol

oleh peneliti bias menjadi salah satu penyebabnya.

5.3 Saran

Pada penelitian ini, penulis membagi saran menjadi dua, yaitu saran metodologis

dan saran praktis. Penulis memberikan saran secara metodologis sebagai bahan

pertimbangan untuk perkembangan penelitian selanjutnya. Selain itu, penulis juga

menguraikan saran secara praktis sebagai bahan kesimpulan dan masukan bagi

pembaca sehingga dapat mengambil manfaat dari penelitian ini. Saran yang

penulis berikan akan berdasarkan dengan temuan dalam penelitian yang telah

penulis

1. independent variable (IV) yang diteliti menyumbang 29.7%. sisanya

kemungkinan disumbangkan oleh variabel lainnya. Oleh karena itu,

disarankan bagi peneliti selanjutnya dapat menambah variabel lain yang dapat

mempengaruhi kesejahteraan subjektif. Selain IV pada penelitian ini, seperti

modal psikologi, kecerdasan emosi, dan tututan pekerjaan contohnya.

2. Karena nilai sumbangannya hanya 29.7%, untuk penelitian selajutnya,

disarankan menggunakan sampel yang berbeda. Sebaiknya sampel yang

digunakan adalah subjek yang bekerja pada lingkup institusi pemerintahan,

Page 97: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

83

karena tingkat karena tingkat stres kerja yang dirasakan oleh para pekerja di

institusi pemerintahan berbeda dengan tingkat stres yang dirasakan oleh

karyawan kantoran. Dengan tingkat stres kerja yang berbeda tentunya tingkat

kesejahteraan subjektifnya pun akan berbeda pula.

3. Peneliti selanjutnya juga diharapkan bisa langsung turun lapangan untuk

menghindari bias atau ketidaksesuaian responden dalam mengisi angket atau

kuesioner sehingga jawaban responden merata.

5.3.2. Saran Praktis

Hasil penelitian ini dapat dijadikan bahan masukan yang positif bagi

perusahaan/institusi untuk lebih memperhatikan faktor-faktor yang dapat

mempengaruhi kesejahteraan subjektif, khususnya job crafting, syukur, dan

totalitas kerja. karena organisasi yang berhasil adalah organisasi dimana

karyawannya merasa sejahtera dalam bekerja.

1. Pada dimensi reducing demands pada job crafting, institusi/perusahaan

hendaknya memberikan lebih banyak kegiatan pembinaan mental seperti

training dan motivasi yang bertujuan untuk meningkatkan rasa untuk lebih

biasa menikmati setiap pekerjaan yang dihadapi. Dengan demikian,

kesejahteraan subjektif karyawan pun akan meningkat.

2. Pada variabel totalitas kerja, institusi/perusahaan hendaknya juga

memberikan lebih memperbanyak kegiatan pembinaan pengembangan seperti

training motivasi dan kegiatan outbound, yang bertujuan untuk meningkatkan

semangat karyawan agar memiliki semangat dan dedikasi yang tinggi.

Dengan demikian, kesejahteraan subjektif karyawan pun akan meningkat.

Page 98: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

84

3. Bagi para pemimpin perusahaan/institusi, hendaknya memperhatikan

kesejahteraan subjektif karyawan mereka. Karena kesejahteraan ini akan

berpengaruh pada berbagai aspek baik kehidupan pegawai maupun dalam

keberlangsungan kinerja perusahaan.

Page 99: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

85

Page 100: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

DAFTAR PUSTAKA

Alexander, D.A. (2013). Resilience and disaster risk reduction: an etymological

journey. Hazards Earth Syst. Sci, 13, 2707–2716.

Bakker, A. B., & Demerouti, E. (2007). The job demands-resources model: State

of the art. Journal of Managerial Psychology, 22, 309–328.Antonio, B.

(2005). Subjective well-being and academic success among college

students. Capella University Journal, 107, 317 –352.

Bakker, A.B. Wido G.M. Oerlemans. (2011). Subjective well-being in

organizations. Handbook of Positive Organizational Scholarship. Oxford

University Press. 1-31.

Berg, J. M., Wrzesniewski, A., & Dutton, J. E. (2010). Perceiving and responding

to challenges in job crafting at different ranks: When proactivity requires

adaptivity. Journal of Organizational Behavior, 31, 158–186..

Carr, A. (2004). Positive Psychology: The Science of Happiness and Human

Stregths. Brunner-Routlagde.

Chaplin, J. P. (1999). Kamus Lengkap Psikologi. penerjemah : Kartini Kartono.

Jakarta : PT Raja Grafindo Persada.

Diener, E. (2000). Subjective well-being. The science of happiness and a proposal

for a national index. American Psychologist, 55(1), 34-43.

Diener, E., David G. Myres. (1995). Who is Happy?. Association for

Psychological Science, 6 (1), 10-19

Diener, E. Katherine R. (2009). Subjective Well-Being: A General Overview, 39

(4), 391-406.

Diener, E., Lucas, R. E., & Oishi, S. (2005). Subjective well-being: The science of

happiness and life satisfaction. In C. R. Snyder & S. J. Lopez (Eds.), The

handbook of positive psychology (pp.63-73). New York: Oxford

University Press.

Diener, E., Shigerio O., Richard E. L. (2003). Personality, Culture, and Subjective

well-being: Emotional and Cognitive Evaluations of Life, 54, 403-425.

Page 101: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

Diener E, Suh EM, Lucas RE, Smith HE. (1999). Subjective well-being: three

decades of progress. Psychol. Bull. 125, 276–302.

Diener, E., Wirtz, D., Biswas - Diener, R., Tov, W., Kim-Prieto, C., Choi, D.- w.,

& Oishi,S. (2009). New Measures of Well-Being. Dalam E. Diener,

Assessing Well Being: The Collected Works of Ed Diener (pp. 247-

266). Springer Science & Business Media.

Emmons, R.A. (2004). Gratitude. In M.E.P. Seligman, & C. Peterson (Eds.), The

VIA taxonomy of human strengths and virtues. New York: Oxford

University Press.

Emmons R. A. & Shelton C. M.. (2002). Gratitude and The Science of Positive

Psychology. Handbook of Positive Psychology. Oxford University Press.

Froh, Jeffry J., William J. Sefick., Robert A. Emmons. (2009). Counting blessings

in early adolescents: An experimental study of gratitude and subjective

well-being. Journal of School psychology, 213-233.

Harter, J.K., Schmidt, F.L., & Keyes, C.L. (2002). Well-being in the workplace

and its relationship to business outcomes: A review of the gallup studies.

Flourishing: the positive person and the good life, 205-224.

Hurlock, Elizabeth, B. (2000) .Psikologi Perkembangan. Jakarta: Erlangga.

Kahn, William A. (1990). Psychological Conditions of Personal Engagement and

Disengagement at Work. Academy of Management Journal, 692-724.

Kieran, W., Thomas G. Rundall. (2003). Evidence-based Management: From

Theory to Practice in Health Care. Health Services Management Centre,

University of Birmingham, 79(3), 429-457.

Maslach, C., Schaufeli, W.B., Leiter, M.P. (2001). Job burnout. Annual Review of

Psychology, 52, 397-422.

Peral, S., & Geldenhuys, M. (2016). The effects of job crafting on subjective well-

being amongst South African high school teachers. SA Journal of

Industrial Psychology/SA Tydskrif vir Bedryfsielkunde, 42(1), 1378.

Petrou, P., Demerouti, E., Peeters, M. C. W., & Schaufeli, W. B. (2012). Crafting

a job on a daily basis: Contextual correlates and the link to work

engagement. Journal of Organizational Behavior, 33, 1120–1141.

Page 102: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

Petrou, P., Evangelia, D., Wilman B. Schaufeli. (2015). Job Crafting in Changing

Organizations: Antecedents and Implications for Exhaustion and

Performance. Journal of Occupational Health Psychology, 20(4), 470 –

480.

Ramadina. (Agustus, 2015). https://www.dream.co.id/dinar/survei-73-persen-

pekerja-tidak-bahagia-dengan-pekerjaannya-sa-1508060.html.

Robbin, Stephen. (2003). Perilaku Organisasi. Index. Jakarta.

Saks, Alan. M. (2006). Antecedents and consequences of employee engagement.

Emerald Group Publishing Limited, 21 (7), 600-619

Shaleh, A. R. (2016). Analisa Faktor Skala Totalitas Kerja (Work Engagement).

Seminar ASEAN 2nd Psychology & Humanity. Psychology Forum UMM

Schaufeli, W. B., & Bakker, A. B. (2003). Test manual for the Utrecht Work

Engagement Scale. Unpublished manuscript, Utrecht University, the

Netherlands

Schaufeli, W. B., & Bakker, A. B. (2004). Job demands, job resources, and their

relationship with burnout and engagement: A multi‐sample study. Journal

of organizational Behavior, 25(3), 293-315.

Schaufeli, W. B., Martínez, I., Marques-Pinto, A., Salanova, M., & Bakker, A. B.

(2002). Burnout and engagement in university students: A cross national

study. Journal of Cross-Cultural Psychology, 33, 464-481.

Schaufeli, W.B. M, Salanova. Vincete G. Arnold B. Bakker. (2002). Journal of

Happiness Studies. 3(1), 71-85.

Selligman, Martin E.P. (2002). Authentic Happines: Using the new positive

psychology to realize your potential for lasting fulfillment. Bandung: PT.

Mizan Pustka. 317.

Shimazu, A. (2008). Work Engangement In Japan: Validation of The japanese

Version Of the Utrecth Work Engangement Scale. Scale Department of

Mental Health, The University of Tokyo Graduate School of Medicine.

Survey kebahagiaan karyawan. (Oktober, 2017)

https://www.jobstreet.co.id/career-resources/survei-mengungkapkan-5-

tren-yang-mempengaruhi-kebahagiaan-karyawan/#.Wx9G-aOcHb0.

Page 103: PENGARUH JOB CRAFTING, SYUKUR DAN TOTALITAS …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/44460/1/ARIN HUSNAYAIN-FPSI.pdf · crafting, syukur, dan totalitas kerja terhadap

Tims, M., Bakker, A. B., & Derks, D. (2012). Development and validation of the

job crafting scale. Journal of Vocational Behavior, 80, 173–186.

Tims, M., Bakker, A.B., & Derks, D. (2014). Daily job crafting and the self-

efficacy– performance relationship. Journal of Managerial Psychology,

29(5), 490–507. http://dx.doi.org/10.1108/JMP-05-2012-0148.

Truss, Katie., Soane, Emma, Edwards, Christine, Wisdom, Karen, Croll, Andrew

and Burnett, Jamie. (2006). Working life: employee attitudes and

engagement 2006. London, UK : Chartered Institute of Personnel and

Development. 54.

Umar, J. (2012). Statistika mentor akademik. Bahan Ajar Fakultas Psikologi UIN

Jakarta. Tidak Dipublikasikan.

Warr., Peter. (1999). Well-being and The Work Place. Russel sage foundation,

392-412.

Watkins, P., Woodward, K., Stone, T., & Kolts, R. (2003). Gratitude and

happiness: Development of a measure of gratitude and relationships with

subjective well-being. Social Behavior and Personality: An international

journal, 31, 431-452.

Wright, T.A. & Bonnet, D.G. 2007. Job Satisfaction and Psychological WellBeing

as Nonaddictive Predictors of Workplace Turnover. Journal of

Management, 33, 141-161.

Wrzesniewski, A., & Dutton, J. E. (2001). Crafting a job: Revisioning employees

as active crafters of their work. Academy of Management Review, 26, 179–201.