Upload
lephuc
View
222
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH KEPEMIMPINAN KEPALA SEKOLAH
TERHADAP KINERJA GURU PROGRAM BISNIS
DAN MANAJEMEN DI SMK NEGERI SE-KOTA
SEMARANG DENGAN MOTIVASI KERJA SEBAGAI
VARIABEL INTERVENING
SKRIPSI
Untuk Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan Akuntansi
Pada Universitas Negeri Semarang
Oleh
Wahyu Agung
NIM 7101411014
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI
FAKULTAS EKONOMI
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
2015
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
Skripsi ini telah disetujui oleh pembimbing untuk diajukan ke sidang panitia ujian
skripsi pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 28 oktober 2015
Mengetahui,
Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi
Ade Rustiana
NIP. 19681021992031002
Pembimbing
Ahmad Nurkhin, S.Pd., M.Si.
NIP. 198201302009121005
iii
PENGESAHAN KELULUSAN
Skripsi ini telah dipertahankan di depan sidang Panitia Ujian Skripsi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang pada:
Hari : Rabu
Tanggal : 25 November 2015
Penguji I
.
Penguji II
Penguji III
Ahmad Nurkhin, S.Pd., M.Si.
NIP. 198201302009121005
iv
PERNYATAAN
Saya menyatakan bahwa yang tertulis di dalam skripsi ini benar-benar hasil karya
saya sendiri, bukan jiplakan dari karya tulis orang lain baik sebagian atau
seluruhnya. Pendapat atau temuan orang lain yang terdapat dalam skripsi ini
dikutip atau dirujuk berdasarkan kode etik ilmiah. Apabila dikemudian hari
terbukti skripsi ini adalah hasil jiplakan dari karya tulis orang lain, maka saya
bersedia menerima sanksi sesuai dengan ketentuan yang berlaku.
Semarang, Oktober 2015
v
MOTTO DAN PERSEMBAHAN
Persembahan
1. Teruntuk kedua orang tuaku Bapak Riyadi
dan Ibu Tamri’ah
2. Kedua adik tercinta
3. Sahabat, teman, dan almamaterku UNNES
Terimakasih atas segala doa, kesempatan, kasih
sayang, serta motivasi yang telah diberikan.
Motto
Tidak ada balasan kebaikan kecuali kebaikan pula (Ar Rahman: 60)
Sesungguhnya sesudah kesulitan itu ada kemudahan (Al Insyirah: 6)
vi
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah SWT atas segala rahmat,
taufik dan hidayah-Nya, sehingga penyusun dapat menyelesaikan skripsi yang
berjudul “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru
Program Bisnis Dan Manajemen Di Smk Negeri Se-Kota Semarang Dengan
Motivasi Kerja Sebagai Variabel Intervening” dengan baik.
Penyusun menyadari bahwa dalam proses penyusunan skripsi ini tidak
terlepas dari bantuan dan dukungan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada
kesempatan ini penyusun menyampaikan ucapan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. Fathur Rokhman, M.Hum., Rektor Universitas Negeri Semarang yang
telah memberikan kesempatan kepada penyusun untuk menyelesaikan
pendidikan di Universitas Negeri Semarang.
2. Dr. Wahyono, M.M., Dekan Fakultas Ekonomi Universitas Negeri Semarang
yang telah mengesahkan skripsi ini.
3. Dr. Ade Rustiana, M.Si., Ketua Jurusan Pendidikan Ekonomi Fakultas
Ekonomi Universitas Negeri Semarang yang telah memberikan ijin penelitian
kepada penyusun.
4. Ahmad Nurkhin, S.Pd., M.Si., dosen Pembimbing yang telah membimbing dan
mengarahkan penyusun dalam menyusun skripsi ini.
5. Dosen Penguji yang telah memberikan masukan dan penilaian terhadap skripsi
ini.
6. Bapak/Ibu Kepala SMK di Kota Semarang yang telah memberikan ijin dan
membantu penelitian ini yaitu SMK Negeri 2 Semarang dan SMK Negeri 9
Semarang.
vii
7. Bapak Ibu Guru mata pelajaran produktif untuk jurusan Akuntansi,
Administrasi Perkantoran dan Pemasaran yang telah bersedia membantu dan
memberikan informasi serta data yang dibutuhkan oleh penyusun.
8. Teman-teman seperjuangan Pendidikan Akuntansi 2011.
9. Teman Kos yang selalu mengingatkan dan memotivasi.
10. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu persatu, yang telah membantu
dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga, skripsi yang telah tersusun ini dapat memberikan manfaat dan
menambah ilmu serta wawasan bagi pembaca.
Semarang, Oktober 2015
Penyusun
viii
SARI
Agung, Wahyu. 2015.“Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap
Kinerja Guru Program Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri se-Kota Semarang
dengan Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening”. Skripsi. Jurusan
Pendidikan Ekonomi. Fakultas Ekonomi. Universitas Negeri Semarang.
Pembimbing: Ahmad Nurkhin, S.Pd., M.Si.
Kata Kunci: Kepemimpinan Kepala Sekolah, Motivasi Kerja, Kinerja Guru.
Permendiknas RI Nomor 18 Tahun 2007 menjelaskan bahwa ada empat
kompetensi sebagai guru profesional yaitu kompetensi pedagogik, profesional,
kepribadian dan sosial. Keempat kompetensi ini merujuk pada kinerja guru.
Kondisi di lapangan tentang kinerja guru di Kota Semarang menunjukkan bahwa
masih terdapat kendala dalam pencapaian kinerja guru yang maksimal khususnya
guru mata pelajaran produktif di SMK Bisnis dan Manajemen. Guru mengajar
secara monoton, kurang persiapan dan kurang disiplin. Guru tidak optimal dalam
membuat RPP serta kurang konsisten dalam impelementasi RPP. Kedisiplinan
guru dalam memulai dan mengakhiri kegiatan pembelajaran kurang. Oleh karena
itu, penelitian ini bertujuan mengungkap adakah pengaruh kepemimpinan kepala
sekolah terhadap kinerja guru jurusan bisnis dan manajemen di SMK Negeri se-
Kota Semarang dengan Motivasi kerja sebagai variabel intervening.
Populasi penelitian ini adalah guru mata pelajaran produktif Akuntansi,
Administrasi Perkantoran dan Manajemen SMK Negeri di kota Semarang yang
berjumlah 40 guru. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner. Data
variabel dianalisis dengan statistik deskriptif, analisis regresi berganda dan
analisis jalur.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMK sebesar 25,10%.
Motivasi kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru SMK
sebesar 37,57%. Serta kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh positif dan
sinifikan terhadap motivasi kerja sebesar 36,84%. Motivasi kerja secara signifikan
berperan menjadi mediasi partial dalam pengaruh kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kinerja guru smk sebesar 26,13%.
Saran yang dapat diberikan adalah para guru hendaknya lebih
meningkatkan motivasi kerja supaya kinerjanya semakin baik. Bagi kepala
sekolah hendaknya dapat memberi teladan bagi para guru. Bagi peneliti
selanjutnya untuk menambah jumlah sekolah agar jumlah kepala sekolah yang
dinilai lebih banyak, sehingga penilaian kepemimpinan kepala sekolah lebih
variatif.
ix
ABSTRACT
Agung, Wahyu. 2015. “The Influence of Principal Leadership toward Teacher
Performance of Vocational High School in Semarang City With Work Motivation
Be Intervening Variabel”. Final Project. Economics Education Department.
Economics Faculty. Semarang State University. Advisor: Ahmad Nurkhin, S.Pd.,
M.Si.
Keywords: Principal Leadership, Work Motivation, Teacher Performance
Permendiknas RI number 18 of 2007 explains that there are four
competences as a professiona teacher that are pedagogical, professional, personal
and social. The fourth competences refers to teacher performance. Conditions in
the field of teacher performance in Semarang City indicates that there are
obstacles in achieving maximum performance of teachers especially productive
subject teachers in Business and Management vocational high school. Teachers
teach monotony, less of preparation and less of discipline. Teachers are not
optimal in making RPP and less consistent in the implementation of the RPP.
Teachers are less discipline in begin and end learning activities. Therefore, this
research aims to reveal there any influence of teacher certification, principal
leadership leadership and work motivation on teacher performance of Business
and Management vocational high school in Semarang City.
The population of this research was productive teachers of Accounting,
Office Administration and Management in Semarang City consisted 40 teachers.
Method used in collecting data was questionnaire. Variable data was analyzed by
using descriptive statistics, multiple regression analysis and path analysis.
The results showed that Principal leadership has significant and positive
influence on the performance of vocational teachers to 25,10%. Work motivation
has positive and significant influence on the performance of vocational teachers to
37,57%. As well, Principal leadership has significant and positive influence on the
Work motivation to 36,84%. Work motivation significantly contribute into partial
mediating in influence of principal leadership on teacher performance of
vocational to 26,13%
It is suggested that could be made for the teachers are to improve their
work motivation so their performance is getting better. For principals should be
able to set an example for the teachers. For the next researchers, to increase the
number of schools, so that the amount of principals assessed more, so the
assessment of school leadership more varied.
x
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ................................................................... ii
PENGESAHAN KELULUSAN ..................................................................... iii
PERNYATAAN .............................................................................................. iv
MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................................. v
PRAKATA ...................................................................................................... vi
SARI ................................................................................................................ viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
DAFTAR ISI .................................................................................................. x
DAFTAR TABEL .......................................................................................... xiii
DAFTAR GAMBAR ..................................................................................... xv
DAFTAR LAMPIRAN ................................................................................... xvi
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Masalah ............................................................. 1
1.2 Rumusan Masalah ........................................................................ 10
1.3 Tujuan Penelitian .......................................................................... 10
1.4 Manfaat Penelitian ........................................................................ 11
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kinerja Guru .................................................................................. 13
2.1.1 Pengertian Kinerja Guru ...................................................... 13
2.1.2 Kriteria Kinerja Guru ........................................................... 16
2.1.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Kinerja Guru .............. 19
2.1.4 Penilaian Kinerja Guru ........................................................ 21
2.2 Kepemimpinan Kepala Sekolah .................................................... 24
2.2.1 Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah ....................... 24
2.2.2 Teori Kepemimpinan .......................................................... 25
2.2.3 Peranan Kepala Sekolah ..................................................... 27
2.2.4 Indikator Kepemimpinan Kepala Sekolah ........................... 29
2.3 Motivasi Kerja ............................................................................... 33
2.3.1 Pengertian Motivasi Kerja .................................................. 33
xi
2.3.2 Ciri-Ciri Motivasi ................................................................ 34
2.3.3 Teori Motivasi ..................................................................... 34
2.3.4 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Motivasi ....................... 36
2.3.5 Tujuan, Fungsi dan Upaya Peningkatan Motivasi ............... 38
2.3.6 Dimensi dan Indikator Motivasi Kerja ................................ 39
2.4 Kerangka Berpikir ......................................................................... 40
2.5 Hipotesis Penelitian ....................................................................... 45
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian .............................................................................. 55
3.2 Populasi dan Sampel .................................................................... 55
3.3 Variabel Penelitian ....................................................................... 56
3.3.1 Variabel Dependent ............................................................ 56
3.3.2 Variabel Independent ........................................................... 57
3.4 Jenis dan Sumber Data .................................................................. 59
3.5 Teknik Pengumpulan Data ........................................................... 59
3.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ............................................. 60
3.6.1 Uji Validitas ........................................................................ 60
3.6.2 Uji Reliabilitas .................................................................... 65
3.7 Metode Analisis Data ................................................................... 67
3.7.1 Analisis Statistik Deskriptif ................................................ 68
3.7.2 Analisis Statistik Inferensial ................................................ 70
3.7.2.1 Uji Prasyarat ............................................................. 70
3.7.2.2 Uji Asumsi Klasik .................................................... 71
3.7.3 Analisis Jalur ...................................................................... 72
3.7.4 Uji Sobel ..............................................................................
BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ............................................................................. 64
4.1.1 Analisis Statistik Deskriptif ............................................... 64
4.1.1.1 Analisis Deskriptif Kinerja Guru ........................... 64
4.1.1.2 Analisis Deskriptif Kepemimpinan Kepala Sekolah 65
4.1.1.3 Analisis Deskriptif Motivasi Kerja .......................... 66
4.1.2 Uji Asumsi Klasik ............................................................... 68
xii
4.1.2.1 Uji Normalitas ......................................................... 68
4.1.2.2 Uji Linearitas .......................................................... 71
4.1.2.3 Uji Multikolinieritas ................................................ 72
4.1.2.4 Uji Heteroskedastisitas ............................................ 74
4.1.3 Analisis Jalur ...................................................................... 75
4.1.4 Uji Sobel Test ...................................................................... 79
4.2 Pembahasan ................................................................................... 81
4.2.1 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap
Kinerja Guru ........................................................................ 81
4.2.2 Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru ............... 82
4.2.3 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap
Motivasi Kerja ..................................................................... 84
4.2.4 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja
Guru dengan Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening 85
BAB V PENUTUP
5.1. Simpulan .................................................................................... 88
5.2. Saran .......................................................................................... 88
DAFTARPUSTAKA ..................................................................................... 90
LAMPIRAN .................................................................................................... 94
xiii
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu yang Relevan............................................... 44
Tabel 3.1 Daftar Guru SMK Program Bisnis dan Manajemen ..................... 47
Tabel 3.2 Hasil Uji Validitas Angket Penelitian Kepemimpinan Kepala
Sekolah .......................................................................................... 52
Tabel 3.3 Hasil Uji Validitas Angket Penelitian Motivasi Kerja .................. 53
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Angket Penelitian Kinerja Guru .................... 54
Tabel 3.5 Hasil Uji Reliabilitas Angket Penelitian Kepemimpinan Kepala
Sekolah ......................................................................................... 55
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas Angket Penelitian Motivasi Kerja ............. 56
Tabel 3.7 Hasil Uji Reliabilitas Angket Penelitian Kinerja Guru ................ 56
Tabel 3.8 Kriteria Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah ....................... 58
Tabel 3.9 Kriteria Variabel Motivasi Kerja................................................... 58
Tabel 3.10 Kriteria Variabel Kinerja Guru .................................................... 59
Tabel 4.1 Statistik Deskriptif Kinerja Guru ................................................. 64
Tabel 4.2 Distribusi Jawaban Responden Variabel Kinerja Guru ............... 65
Tabel 4.3 Statistik Deskriptif Kepemimpinan Kepala Sekolah .................... 67
Tabel 4.4 Distribusi Jawaban Responden Variabel Kepemimpinan Kepala
Sekolah ......................................................................................... 66
Tabel 4.5 Statistik Deskriptif Motivasi Kerja ............................................. 67
Tabel 4.6 Distribusi Jawaban Responden Variabel Motivasi Kerja ............. 67
Tabel 4.7 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test ....... 70
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas One-Sample Kolmogrov-Smirnov Test ....... 70
Tabel 4.9 Hasil Uji Linearitas Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap
Kinerja Guru ................................................................................. 71
Tabel 4.10 Hasil Uji Linearitas Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru ....... 72
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolonieritas dengan Kinerja Guru Sebagai
Variabel Dependen ....................................................................... 73
Tabel 4.12 Hasil Uji Multikolonieritas dengan Motivasi Kerja Sebagai
Variabel Dependen ...................................................................... 73
xiv
Tabel 4.13 Hasil Uji Park dengan Kinerja Guru sebagai Variabel Dependen . 74
Tabel 4.14 Hasil Analisis Kepemimpinan Kepala Sekolah dan Motivasi Kerja
terhadap Kinerja Guru ................................................................... 75
Tabel 4.15 Hasil Koefisien Determinasi Partial Kepemimpinan Kepala Sekolah
dan Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru .................................. 76
Tabel 4.16 Hasil Analisis Jalur Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap
Motivasi Kerja ............................................................................... 77
Tabel 4.17 Hasil Koefisien Determinasi Partial Kepemimpinan Kepala Sekolah
Terhadap Motivasi Kerja .............................................................. 78
Tabel 4.18 Hasil Pengujian Hipotesis .............................................................. 80
xv
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir ....................................................................... 45
Gambar 3.1 Model Analisis Jalur..................................................................... 62
Gambar 4.1 Histogram dengan Kinerja Guru sebagai Variabel Dependen ..... 68
Gambar 4.2 Histogram dengan Motivasi Kerja sebagai Variabel Dependen .. 68
Gambar 4.3 Normal P-Plot dengan Kinerja Guru sebagai Variabel Dependen 69
Gambar 4.4 Normal P-Plot dengan Motivasi Kerja sebagai Variabel Dependen 69
Gambar 4.5 Hasil Analisis Jalur....................................................................... 79
xvi
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
Lampiran 1 Kisi-kisi Kuesioner Uji Coba .................................................... 94
Lampiran 2 Kuesioner Uji Coba .................................................................. 95
Lampiran 3 Tabulasi Kuesioner Uji Coba ................................................... 102
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas .................................................................... 105
Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas ................................................................ 113
Lampiran 6 Kisi-kisi Kuesioner Penelitian .................................................. 114
Lampiran 7 Kuesioner Penelitian ................................................................. 115
Lampiran 8 Tabulasi Kuesioner Penelitian .................................................. 122
Lampiran 9 Hasil Analisis Deskriptif Statistik ............................................ 126
Lampiran 10 Hasil Uji Asumsi Klasik ........................................................... 127
Lampiran 11 Hasil Uji Hipotesis .................................................................... 132
Lampiran 12 Surat Bukti Penelitian ............................................................... 133
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Berdasarkan UU RI No 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan
Nasional Pendidikan merupakan usaha sadar terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan,
pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta keterampilan yang
diperlukan darinya, masyarakat, bangsa, dan negara. Pendidikan nasional
berfungsi mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban
bangsa yang bermartabat dalam rangka mencerdaskan kehidupan bangsa,
bertujuan untuk berkembangnya potensi peserta didik agar menjadi manusia yang
beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, berakhlak mulia, sehat,
berilmu, cakap, kreatif, mandiri, dan menjadi warga negara yang demokratis serta
bertanggung jawab.
Kualitas pendidikan seperti yang di harapkan dapat dicapai dengan
melakukan penyempurnaan sistemik terhadap seluruh komponen pendidikan
seperti peningkatan kualitas dan pemerataan penyebaran guru, kurikulum yang
disempurnakan, sumber belajar, sarana dan prasarana yang memadai, iklim
pembelajaran yang kondusif, serta didukung oleh kebijakan pemerintah. Dari
semua itu, guru merupakan komponen yang paling menentukan karena ditangan
guru kurikulum, sumber belajar, sarana dan prasarana, dan iklim pembelajaran
menjadi sesuatu yang berarti bagi kehidupan peserta didik (Mulyasa : 2007).
2
Menurut UU No 14 Tahun 2005 tentang guru dan dosen yang dimaksud
guru adalah pendidik profesional dengan tugas utama mendidik, mengajar,
membimbing, mengarahkan, melatih, menilai, dan mengevaluasi peserta didik
pada pendidikan anak usia dini jalur pendidikan formal, pendidikan dasar, dan
pendidikan menengah. Disebutkan pada (Pasal 1 Ketentuan Umum), guru
profesional yang dimaksud adalah pekerjaan atau kegiatan yang dilakukan oleh
seseorang sebagai sumber penghasilan yang memerlukan keahlian, kemahiran,
dan kecakapan yang memenuhi standar mutu atau norma tertentu serta
memerlukan pendidikan profesi.
Dalam konteks pendidikan di Indonesia, persoalan tentang mutu
pendidikan di Indonesia telah lama disorot dari berbagai perspektif dan cara
pandang yaitu yang berkaitan dengan kinerja guru. Ketika semua orang
mempersoalkan masalah dunia pendidikan figur guru mesti terlibat dalam agenda
pembicaraan terutama yang menyangkut persoalan pendidikan formal di sekolah.
Guru dituntut memiliki kinerja yang mampu memberikan dan merealisasikan
harapan dan keinginan semua pihak terutama masyarakat umum yang telah
mempercayai sekolah dan guru dalam membina anak didik. pencapaian mutu
pendidikan yang baik sangat dipengaruhi oleh kinerja guru dalam melaksanakan
tugasnya sehingga kinerja guru menjadi tuntutan penting untuk mencapai
keberhasilan pendidikan (Saondi : 2010).
Kinerja adalah prestasi kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil
kerja atau unjuk kerja (Mulyasa, 2004:136). Kinerja guru adalah kegiatan guru
dalam proses pembelajaran yaitu bagaimana guru merencanakan pembelajaran,
melaksanakan kegiatan pembelajaran, dan menilai serta mengevaluasi
3
pembelajaran. Kinerja guru dapat dilihat pada saat guru melaksanakan proses
belajar mengajar termasuk di dalamnya persiapan dalam hal perangkat
pembelajaran. Menurut UU No 14 Tahun 2005 Bab VI pasal 20 (a) tentang Guru
dan Dosen dalam melaksanakan tugas keprofesionalan guru berkewajiban
merancanakan pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai
dan mengevaluasi hasil pembelajaran. Kinerja guru dalam merencanakan dan
melaksanakan pembelajaran, merupakan faktor utama dalam pencapaian tujuan
pengajaran, keterampilan peguasaan proses pembelajaran ini sangat erat kaitannya
dengan tugas dan tanggung jawab guru sebagai pengajar, pendidik dan fasilator
belajar siswa.
Guru yang dapat melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya dengan baik
dapat diartikan bahwa guru memiliki kinerja yang baik pula. Hal ini sesuai dengan
pendapat Saondi (2010:20) mengenai kinerja yang menyebutkan kinerja
merupakan tingkat keberhasilan seseorang atau kelompok orang dalam
melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya serta kemampuan untuk mencapai
tujuan dan standar yang ditetapkan. Kemampuan guru tersebut menjadi titik tolak
dimana seorang guru memiliki kinerja yang baik, sehingga kinerja dapat diartikan
sebagai tingkat pada tahap sejauh mana seorang guru mencapai persyaratan-
persyaratan pekerjaan (Simamora, 2001:37)
Pencapaian kinerja guru yang optimal dipengaruhi oleh faktor eksternal
dan faktor internal. Faktor internal yaitu dorongan untuk bekerja, tanggung jawab
terhadap tugas, minat terhadap tugas. Sedangkan faktor eksternal yaitu
penghargaan atas tugas, peluang untuk berkembang, perhatian dari kepala
4
sekolah, hubungan interpersonal sesama guru, adanya pelatihan, kelompok diskusi
terbimbing, dan layanan perpustakaan (Mulyasa, 2007:227).
Usman (2006: 10-19) mengemukakan beberapa indikator kinerja dapat
dilihat peran guru dalam meningkatkan kemampuan dalam proses belajar-
mengajar. Indikator kinerja tersebut adalah Kemampuan merencanakan belajar
mengajar, yang meliputi : menguasai garis-garis besar penyelenggaraan
pendidikan, menyesuaikan analisa materi pelajaran, menyusun program semester,
menyusun program atau pembelajaran; Kemampuan melaksanakan kegiatan
belajar mengajar, yang meliputi : tahap pra instruksional, tahap instruksional,
tahap evaluasi dan tidak lanjut; dan Kemampuan mengevaluasi, yang meliputi :
evaluasi normatif, evaluasi formatif, laporan hasil evaluasi, dan pelaksanaan
program perbaikan dan pengayaan.
Saondi (2010:23) juga menyatakan bahwa indikator kinerja guru dapat
dilihat berdasarkan kemampuan membuat perencanaan dan persiapan mengajar;
penguasaan materi yang akan di ajarkan kepada siswa; penguasaan metode dan
strategi mengajar; pemberian tugas-tugas kepada siswa; kemampuan mengelola
kelas; kemampuan melakukan penilaian dan evaluasi. Maka dengan kata lain guru
harus menguasai kompetensi pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi
profesional dan kompetensi sosial.
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16
Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru juga
dijelaskan bahwa standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh menjadi 4
kompetensi utama, yaitu (a) kompetensi pedagogik, (b) kompetensi kepribadian,
(c) kompetensi profesional, (d) dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi yang
5
menjadi standar kualifikasi akademik dan kompetensi guru tentu harus dikuasai
secara menyeluruholeh guru. Kompetensi tersebut dapat menjadi acuan dalam
mengukur kinerja guru, apabila guru dapat mencapai standar kompetensi yang
telah ditetapkan atau bahkan mempunyai kompetensi lebih dari standar maka
kinerja guru dapat dikatakan baik.
SMK Negeri 2 Semarang terdapat 20 guru yang mengajar pada program
bisnis manajemen. Sejumlah 20 guru tersebut tersebar pada jurusan akuntansi,
administrasi perkantoran dan pemasaran yang apabila dipetakan sejumlah 6 guru
mengajar dijurusan akuntansi, administrasi perkantoran sejumlah 8 guru dan
pemasaran sejumlah 6 guru. Sedangkan di SMK Negeri 9 Semarang terdapat 20
guru yang mengajar di program bisnis dan manajemen. Sejumlah 20 guru tersebut
tersebar pada jurusan akuntansi sejumlah 7 guru, administrasi perkantoran 6 guru
dan pemasaran 7 guru.
Berdasarkan observasi awal yang dilakukan di SMK Negeri 2 dan SMK
Negeri 9 Semarang dengan dengan mengamati kegiatan pembelajaran
menunjukan adanya kecenderungan kurang optimalnya penguasaan kompetensi
wajib guru yang pada akhirnya mempengaruhi kinerja guru. Banyak guru yang
kurang disiplin dalam hal memulai dan mengakhiri jam pelajaran. Sekitar 50%
guru dengan sengaja terlambat untuk memulai pelajaran dan baru keluar dari
ruang guru pada saat 5 menit atau 10 menit setelah bel masuk. Terlebih pada saat
jam belajar setelah istirahat, keterlambatan guru dalam memulai pembelajaran
bahkan ada yang sampai terlambat 15 menit. Masalah selanjutnya terkait
kedisiplinan guru adalah terdapat beberapa guru yang mengakhiri pembelajaran
6
sebelum waktunya, sehingga siswa berhamburan keluar dan mengganggu proses
pembelajaran di kelas lain.
Terdapat guru yang tidak mempunyai contoh soal pada pokok bahasan
yang sedang disampaikan terhadap siswa. Hal ini menyebabkan pembelajaran
dalam kelas terganggu, karena guru akhirnya menyuruh siswa untuk meminta
contoh soal ke guru lain. Selain itu dengan adanya guru yang tidak mempunyai
contoh soal menandakan bahwa persiapan guru dalam merencanakan
pembelajaran tidak optimal. Hal ini juga menunjukan guru dalam membuat RPP
seakan-akan hanya sebagai formalitas administrasi tanpa memperhatikan
implementasinya dalam pelaksanaan pembelajaran.
Guru dalam melaksanakan kegiatan pengajaran sebenarnya menunjukan
semangat yang baik, hal ini dapat dilihat adanya guru-guru yang melakukan
pelatihan atau bimbingan kepada siswanya yang hendak mengikuti perlombaan.
Guru dengan sabar, telaten, dan ulet menerangkan satu persatu materi kepada
siswa. Namun, disisi lain guru dalam menyampaikan materi terlalu banyak
mengandalkan metode ceramah. Guru juga tidak melakukan pengembangan
contoh soal sehingga contoh soal yang digunakan berbentuk transaksi yang sudah
jadi. Hal ini menyebabkan siswa menjadi bosan dan terdapat beberapa siswa yang
kurang paham dengan penjelasan guru. Kurangnya kemampuan guru dalam
menciptakan pembelajaran yang inovativ dan penggunan media pembelajaran
yang variatif menunjukan kurang optimalnya kompetensi profesional guru, hal ini
berdampak pula pada kurang optimalnya kinerja guru.
Selain itu masih minimnya guru yang dapat merealisasikan program
tahunan maupun program semester pada kegiatan belajar mengajar. Hidayat
7
(2012) dalam penelitianya tentang kinerja guru menyatakan bahwa berdasarkan
data pengawas untuk kelompok SMK Dinas Pemuda dan Olahraga Kabupaten
Sleman baru sekitar 30% guru yang menyusun program dan terealisasi pada
kegiatan belajar mengajar, sedangkan sisanya 70% guru masih sekadar menyusun
program dan belum sepenuhnya merealisasikannya dalam kegiatan belajar
mengajar. Kemudian ditemukan adanya kecenderungan copy paste program
tahunan dari guru lain yang tentunya kondisi dan situasi belajar dari masing-
masing peserta didik yang diampu guru tersebut berbeda, sehingga perlu
penyesuaian dalam penyusunan program semester maupun tahunan untuk
menunjang kegiatan belajar mengajar.
Kinerja guru dipengaruhi oleh banyak faktor, salah satunya kepemimpinan
kepala sekolah. Kepala sekolah adalah seorang manager di sekolah yang bertugas
membimbing dan mengarahkan guru untuk mencapai tujuan sekolah. Kepala
sekolah adalah guru yang diangkat dan memiliki tugas tambahan untuk memimpin
sekolah (Sudarman 2002: 145). Tugas kepala sekolah dalam proses kegiatan
belajar mengajar lebih sedikit namun kepala sekolah memiliki tanggung jawab
atas proses belajar mengajar yang terjadi di sekolah.
Kepala sekolah sebagai pimpinan tertinggi yang sangat berpengaruh dan
menentukan kemajuan sekolah harus memiliki kemampuan dalam membantu
kelancaran pelaksanaan kegiatan dalam organisasi. Kepala sekolah harus mampu
menjalankan fungsinya dalam menciptakan dan memelihara suasana pekerjaan
yang sehat dan menyenangkan serta menjalankan fungsinya agar dapat mencapai
tujuan organisasi (Indrafachrudi, 2006: 3)
8
Depdiknas dalam Mulyasa (2004: 97) menyatakan bahwa peran dan fungsi
yang harus dilaksanakan oleh kepala sekolah sebagai seorang pemimpin
diantaranya sebagai edukator, manajer, administrator, supervisor, leader,
inovator dan motivator. Hal ini dapat diwujudkan jika seorang kepala sekolah
dapat atau bisa memberikan sikap keteladanan yang baik dalam berperilaku,
perhatian terhadap respon guru dan pemberian kesempatan untuk pengambilan
keputusan di organisasi dalam pencapaian visi dan misi organisasi. Jika hal ini
diperhatikan dengan baik maka akan memberikan hal yang positif dalam
peningkatan semangat kerja guru.
Faktor lain yang mempengaruhi kinerja guru, yaitu motivasi kerja. Seperti
pendapat Mangkunegara mengatakan bahwa salah satu faktor yang mempengaruhi
kinerja adalah faktor motivasi (motivation). Menurut Marihot Manullang (2006:
166) “Motivasi kerja tidak lain dari suatu yang menimbulkan dorongan atau
semangat kerja. Sedangkan menurut Hasibuan (2008: 141) “Motivasi adalah
pemberian daya penggerak yang menciptakan kegairahan kerja seseorang agar
mereka mau bekerja sama, bekerja efektif, dan terintegrasi dengan segala daya
upayanya untuk mencapai kepuasan”. Motivasi kerja merupakan suatu modal
dalam menggerakkan dan mengarahkan para karyawan atau pekerja agar dapat
melaksanakan tugasnya masing–masing dalam mencapai sasaran dengan penuh
kesadaran, kegairahan dan bertanggung jawab (Hasibuan, 2008).
Motvasi kerja dipengaruhi oleh banyak faktor. Victor H. Vroom
menyatakan bahwa kekuatan yang memotivasi seseorang untuk bekerja giat
tergantung dari hubungan timbal balik antara apa yang ia inginkan dan butuhkan
dari hasil pekerjaan itu. Faktor yang mempengaruhi motivasi kerja berdasarkan
9
Teori Pengukuhan (Reinforcement Theory) dijelaskan bahwa keadilan merupakan
daya penggerak yang memotivasi semangat kerja seseorang, jadi atasan harus
bertindak adil terhadap semua bawahanya. Hal ini menunjukan bahwa
kepemimpinan kepala dapat memberikan pengaruh terhaeap besar kecilnya
motivasi kerja guru.
Penelitian terdahulu yang mendukung pengaruh kepemimpinan kepala
sekolah terhadap kinerja guru dengan variabel motivasi kerja sebagai variabel
moderating adalah dari Prabowo (2010) yang mengkaji pengaruh kepemimpinan
kepala sekolah terhadap kinerja guru yang memperoleh hasil bahwa ada pengaruh
positif antara disiplin kerja dan kepemimpinan sekolah dengan kinerja guru. Serta
penelitian Sulastri (2011), yang mengkaji mengenai pengaruh motivasi kerja
terhadap kinerja guru memperoleh hasil bahwa ada pengaruh motivasi kerja
terhadap kinerja guru. Hasil penelitian lain dari Priharin (2009) dan Nurfiana
(2010) yang mengkaji pengaruh motivasi terhadap kinerja di kota semarang
menyatakan bahwa motivasi kerja berpengaruh terhadap kinerja guru.
Berdasarkan latar belakang di atas maka kepemimpinan kepala sekolah
dan motivasi kerja merupakan faktor yang diduga sebagai penentu kinerja guru
dan diperkuat dengan hasil penelitian sebelumnya maka peneliti tertarik untuk
mengajukan judul skripsi “Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah
Terhadap Kinerja Guru Program Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri se-
Kota Semarang dengan Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening”
10
1.2. Perumusan Masalah
Berdasarkan urain latar belakang di atas, maka dapat di rumuskan masalah
sebagai berikut :
1. Adakah pengaruh kepemimpinan sekolah terhadap kinerja guru Program
Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri se-Kota Semarang ?
2. Adakah pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru Program Bisnis dan
Manajemen di SMK Negeri se-Kota Semarang ?
3. Adakah pengaruh kepemimpinan sekolah terhadap motivasi kerja guru
Program Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri se-Kota Semarang ?
4. Adakah pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru
melalui motivasi kerja guru Program Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri
se-Kota Semarang ?
1.3. Tujuan Penelitian
Berdasarkan perumusan massalah yang telah diuraikan di atas, maka
tujuan dari penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan sekolah terhadap kinerja guru
Program Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri se-Kota Semarang ?
2. Untuk mengetahui pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru Program
Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri se-Kota Semarang ?
3. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan sekolah terhadap motivasi kerja
guru Program Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri se-Kota Semarang ?
4. Untuk mengetahui pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja
guru melalui motivasi kerja guru Program Bisnis dan Manajemen di SMK
Negeri se-Kota Semarang ?
11
1.4. Manfaat Penelitian
1.4.1. Manfaat Teoritis
Penelitian ini diharapkan dapat digunakan sebagai rujukan bagi penelitian
selanjutnya mengenai hal-hal berikut :
a. Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan ilmu
pengetahuan kepada para pembaca mengenai pengaruh faktor kepemimpinan
kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru.
b. Hasil penelitian ini juga diharapkan dapat dijadikan sebagai masukan dalam
lingkungan akademis yang akan mengadakan penelitian lebih lanjut mengenai
faktor-faktor lain yang diduga mempengaruhi kinerja guru.
1.4.2. Manfaat Praktis
Adapun secara praktis kegunaan dari hasil penelitian ini adalah sebagai
berikut :
1. Kegunaan bagi peneliti
a. Penelitian ini dapat dijadikan sebagai sarana pengembangan ilmu
pengetahuan melalui penelitian dengan mengaplikasikan teori yang sudah
diperoleh selama studi di perguruan tinggi.
b. Hasil penelitian ini juga dapat menambah pengetahuan peneliti mengenai
faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru sehingga dapat
mengaplikasikanya dalam melaksanakan tugas keseharian sebagai guru
dengan kinerja tinggi di masa mendatang.
12
2. Kegunaan bagi pemerintah
Dapat dijadikan sebagai bahan pertimbangan bagi pemerintah khususnya
Dinas Pendidikan dalam pembuatan kebijakan terkait dengan upaya
peningkatan kualitas guru di masa mendatang.
3. Kegunaan bagi sekolah
Hasil penelitian ini dapat menjadi bahan evaluasi bagi kepala sekolah
untuk memperbaiki kepemimpinanya demi meningkatkan kinerja guru dan
mencapai tujuan pendidikan.
13
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Kinerja Guru
2.1.1. Pengertian Kinerja Guru
Menurut Mangkunegara (2007: 67) yang mengatakan pengertian kinerja
merupakan hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh seorang
pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya. Seorang pendidik juga dituntut untuk mengembangkan
seluruh kemampuan dan kompetensinya sebagai tenaga pendidik sesuai dengan
yang diamanatkan oleh undang-undang. Dengan mengembangkan kompetensi
dalam diri seorang pendidik diharapkan dapat meningkatkan kualitas kerja
seorang pendidik utamanya dalam proses pembelajaran. Semakin banyak guru
yang mempunyai kinerja baik maka semakin baik pula kualitas pendidikan di
suatu negara. Karena guru merupakan komponen yang paling berpengaruh
terhadap terciptanya proses dan hasil pendidikan yang berkualitas.
Menurut Mangkunagara (2007: 67) istilah kinerja berasal dari kata job
performance atau actual performance (prestasi kerja atau prestasi sesungguhnya
yang dicapai oleh seseorang). Mulyasa (2004: 136) mengartikan kinerja atau
performance adalah prestai kerja, pelaksanaan kerja, pencapaian kerja, hasil kerja
atau unjuk kerja. Menurut Prawirosentono (1999: 2) “Performance adalah hasil
kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau sekelompok orang dalam suatu
organisasi, sesuai dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing, dalam
rangka upaya mencapai tujuan organisasi yang bersangkutan secara legal, tidak
melanggar hukum dan sesuai dengan moral ataupun etika”. Sedangkan menurut
14
Hasibuan (2003: 94) menyatakan bahwa prestasi kerja adalah suatu prestasi kerja
yang dihasilkan seseorang dalam melaksanakan tugas-tugas yang dibebankan
kepadanya didasarkan atas kecakapan, pengalaman, dan kesungguhan serta waktu.
Pengertian kinerja adalah hasil secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pekerja dalam melaksanakan tugasnya dengan tanggung jawab yang
diberikan kepadanya.
Depdiknas (2004: 4) mengartikan kinerja dengan prestasi kerja atau unjuk
kerja. Kinerja adalah suatu bentuk hasil kerja atau hasil usaha berupa tampilan
fisik, maupun gagasan. Kinerja sering dihubungkan dengan kompetensi pada diri
pelakunya. Sedangkan Simamora (2001: 339) mengatakan bahwa kinerja
(performance) mengacu kepada kadar pencapaian tugas-tugas yang membentuk
sebuah pekerjaan karyawan. Kinerja merefleksikan seberapa baik karyawan
memenuhi persyaratan sebuah pekerjaan.
Smith dalam Mulyasa (2005: 136) menyatakan bahwa kinerja adalah
“…..output drive from processes, human or otherwise”. Kinerja merupakan hasil
atau keluaran dari suatu proses. Dikatakan lebih lanjut oleh Mulyasa bahwa
kinerja atau performance dapat diartikan sebagai prestasi kerja, pelaksanaan kerja,
pencapaian kerja, hasil-hasil kerja atau unjuk kerja. Dessler (1997: 513)
menyatakan pengertian kinerja hampir sama dengan prestasi kerja ialah
perbandingan antara hasil kerja aktual dengan standar kerja yang ditetapkan.
Dalam hal ini kinerja lebih memfokuskan pada hasil kerja.
Kinerja guru dapat dilihat pada saat guru melaksanakan proses
pembelajaran termasuk persiapannya dalam bentuk perangkat pembelajaran. UU
No.14 Tahun 2005 Bab IV Pasal 20 a tentang Guru dan Dosen dalam
15
melaksanakan tugas keprofesioanal guru berkewajiban: merencanakan
pembelajaran, melaksanakan proses pembelajaran, serta menilai dan evaluasi hasil
pembelajaran. Kinerja guru merupakan kemampuan kerja yang dicapai oleh
seorang guru dalam melaksanakan tugas sebagai seorang pengajar yang
profesional. Kinerja yang dimaksud adalah kinerja dalam proses pembelajaran
yang meliputi perencanaan, pelaksanaan dan evaluasi pembelajaran
Berdasarkan pendapat para ahli di atas dapat disimpulkan bahwa kinerja
guru adalah hasil atau prestasi kerja seorang pendidik yang dapat diukur secara
kuantitas maupun kualitas dengan membandingkan standar kerja dengan kerja
aktual pendidik dalam melaksanakan tugas dan tanggung jawabnya sebagai
seorang pendidik profesional.
Menurut teori Gibson yang dikutip oleh Supardi (2013: 19), kinerja guru
dipengaruhi oleh tiga kelompok variabel yaitu: variabel individu, variabel
organisasi dan variabel psikologis. Dalam kaitan dengan penelitian ini variabel
individu dikelompokkan pada sub-variabel kemampuan dan ketrampilan: mental
fisik (dalam hal ini kemampuan dan keterampilan dalam memahami kurikulum),
latar belakang: (keluarga, tingkat sosial, pengalaman), demografis: (umur, etnis
dan jenis kelamin). Variabel organisasi meliputi: sumber daya, kepemimpinan,
imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Variabel psikologis meliputi: persepsi,
sikap, kepribadian, belajar, motivasi, kepuasan kerja dan iklim kerja.
Variabel-variabel yang dapat mempengaruhi kinerja menurut Gibson
dalam uraian di atas secara skematis seperti pada gambar 2.1. berikut:
16
2.1.2. Kriteria Kinerja Guru
Seorang guru dikatakan mempunyai kinerja yang baik apabila guru
tersebut telah mencapai kriteria-kriteria yang diterapkan. Kriteria ini merupakan
suatu pedoman untuk mengetahui apakah guru tersebut telah melaksanakan
tugasnya dengan baik sehingga dapat dilihat kinerja yang dihasilkan guru tersebut.
Berdasarkan Peraturan Menteri Pendidikan Nassional Republik Indonesia Nomor
16 Tahun 2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru,
Perilaku
Individu
(apa yang
dikerjakan)
Kinerja
(Hasil yang
diharapkan)
VARIABEL
INDIVIDU:
1) Kemampuan
dan
keterampilan :
mental fisik
2) Latar belakang:
keluarga, tingkat
sosial,
pengalaman
3) Demografis :
Umur, Etnis ,
Jenis Kelamin
VARIABEL
ORGANISASI
1) Sumber daya
2) Kepemimpinan
3) Imbalan
4) Struktur
5) Disain
pekerjaan
PSIKOLOGIS
1) Persepsi
2) Sikap
3) Kepribadian
4) Belajar
5) Motivasi
17
dijelaskan bahwa standar kompetensiguru dikembangkan secara utuh menjadi 4
kompetensi utama, yaitu (a) kompetensi pedagogik, (b) kompetensi kepribadian,
(c) kompetensi profesional, (d) dan kompetensi sosial. Keempat kompetensi
tersebut merupakan indikator kerja guru dalam penelitian ini. Keempat kualifikasi
kinerja guru tersebut adalah sebai berikut :
a. Kompetensi Pedagogik
Kompetensi pedagogik dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005 penjelasan pasal 28 ayat (3) butir a adalah Kemampuan
mengelola pembelajaran peserta didik yang meliputi pemahaman terhadap
peserta didik, perancangan dan pelaksanaan pembelajaran, evaluasi hasil belajar
dan pengembangan peserta didik untuk mengaktualisasikan berbagai potensi
yang dimilikinya. Dalam RPP tentang Guru merumuskan kemampuan yang harus
dimiliki seorang guru dalam menjalani Kompetensi Pedagogik, yang meliputi
hal-hal: Pemahaman Wawasan atau Landasan Kependidikan, Pemahaman
terhadap pesarta didik, Pengembangan Kurikulum atau Silabus, Perancangan
Pembelajaran, Pelaksanaan Pembelajaran yang Mendidik dan Dialogis,
Pemanfaatan Teknologi pembelajaran, Evaluasi hasil Belajar, Pengembangan
peserta didik unuk mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimilikinya.
b. Kompetensi Kepribadian
Kompetensi kepribadian menurut Peraturan Pemerintah Republik
Indonesia Nomor 19 tahun 2005 penjelasan pasal 28 ayat (3) butir b adalah
kemampuan kepribadian yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan berwibawa,
menjadi teladan bagi peserta didik dan berakhlak mulia. Dalam hal ini, guru tidak
hanya dituntut untuk mampu memaknai pembelajaran, tetapi dan yang paling
18
penting adalah bagaimana guru menjadikan pembelajaran sebagai ajang
pembentukan kompetensi dan perbaikan kualitas pribadi peserta didik.
c. Kompetensi Profesional
Kompetensi professional dalam Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005 penjelasan pasal 28 ayat (3) butir a dikemukakan bahwa
yang dimaksud dengan kompetensi profesional adalah kemampuan penguasaan
materi pembelajaran secara luas dan mendalam yang memungkinkan
membimbing peserta didik memenuhi standar kompetensi yang ditetapkan
nasional pendidikan.
d. Kompetensi Sosial
Kompetensi sosial menurut Peraturan Pemerintah Republik Indonesia
Nomor 19 tahun 2005 penjelasan pasal 28 ayat (3) butir a merupakan kemampuan
guru sebagai bagian dari masyarakat untuk berkomunikasi dan bergaul secara
efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, orang
tua/wali peserta didik, dan masyarakat sekitar. Kompetensi sosial merupakan
kemampuan guru sebagai bagian dari masyarakat yang harus memiliki
kemampuan untuk berkomunikasi secara lisan, tulisan, dan isyarat. Mampu
menggunakan teknologi komunikasi dan informasi secara fungsional. Bergaul
secara efektif dengan peserta didik, sesama pendidik, tenaga kependidikan, dan
orang tua/wali peserta didik serta bergaul secara santun dengan masyarakat
sekitar.
Jika seorang guru menguasai keempat kualifikasi kompetensi di atas maka
guru tersebut merupakan guru profesioan dan dapat dikatakan mempunyai kinerja
19
yang baik dalam menjalankan tugas dan tanggung jawabnya sebagai profesi guru
sehingga tujuan pendidikan nassional dapat tercapai.
2.1.3. Faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja guru
Menurut Mangkunegara (2009: 67) faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja guru adalah faktor kemampuan (ability) dan faktor motivasi (motivasi).
Faktor kemampuan merupakan faktor yang dilatar belakangi oleh pendidikan yang
dimiliki dan juga pengalaman serta ketrampilan yang dikuasai. Sebagai profesi
tentu tidak sembarang individu dapat menjalankan peran seorang guru, oleh
karena itu diperlukan pendidikan yang tinggi agar seseorang dapat menjadi guru
yang profesional. Dengan pendidikan yang tinggi guru diharapkan mempunyai
kemampuan serta keterampilan yang dapat menunjang demi terciptanya kinerja
guru yang baik, sehingga dapat tercapai kualitas pendidikan yang baik pula.
Quible (2005: 214) berpendapat bahwa faktor-faktor yang mempengaruhi
kinerja : “basic human traits affect employess’ job related behavior and
performance. These human traits include ability, aptitude, perception,
values,interest, emotions, needs, and personality”. Ability atau kemampuan akan
menentukan bagaimana seseorang dapat melakukan pekerjaan, bakat akan
berperan dalam membantu melaksanakan pekerjaa, demikian juga dengan
persepsi, konsep diri, nilai-nilai, minat, emosi, kebutuhan dan kepribadian.
Menurut Mulyasa (2007: 140), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
seorang guru antara lain:
a. Sikap mental berupa motivasi, disiplin dan etika kerja.
Sikap mental seperti motivasi, ketrampilan dan yang lainya merupakan
aspek penting dalam menghasilkan kinerja guru yang baik. Dengan sikap mental
20
yang tangguh akan memudahkan bagi guru untuk memimpin jalanya
pembelajaran sehingga pembelajaran akan berkualitas. Dengan pembelajaran
yangberkualitas maka secara langsung guru berhasil memberikan kinerja yang
baik.
b. Tingkat pendidikan.
Latar belakang pendidikan seorang guru ikut menentukan kinerja guru.
dengan latar belakang pendidikan yang tinggi akan lebih terbuka peluang bagi
guru untuk memberikan prestasi kerja yang lebih tinngi dibandingkan yang
berpendidikan di bawahnya.
c. Manajemen atau gaya kepemimpinan kepala sekolah dan bubungan
industrial.
Kepemimpinan kepala sekolah dapat menciptakan ketenangan kerja dan
memberikan motivasi kerja, menciptakan hubungan kerja yang serasi dan dinamis
dalam bekerja dan meningkatkan harkat dan martabat tenaga kependidikan
sehingga mendorong mewujudkan jiwa yang ber dedikasi dalam upaya
peningkatan kinerjanya.
d. Tingkat penghasilan atau gaji yang memadai
Penghasilan yang memadai dapat menimbulkan konsentrasi kerja dan
kemampuan yang dimiliki dapat dimanfaatkan untuk meningkatkan kinerjanya.
e. Kesehatan
Dengan kondisi fisik yang sehat guru dapat menjalankan aktifitas
pembelajaran dengan nyaman sehingga dapat mengeluarkan kemampuanya secara
optimal.
21
f. Jaminan sosial
Dengan adanya jamina sosial dapat membuat rasa aman dalam diri guru,
sehingga dalam menjalankan tugas dan kewajibanya guru merasa nyaman dan
dapat berkerja dengan optimal.’
g. Kualitas sarana pembelajaran
Dengan didukung sarana pembelajaran yang baik guru dapat
melaksanakan pembelajaran inovativ dan menarik sehingga meningkatkan
kualitas pembelajaran.
h. Teknologi
Penggunaan teknologi secara tepat dapat membantu guru dalam
menjalankan tugas dan tanggungjawabnya sebagai pendidik baik dalam hal
persiapan pembelajaran, pelaksanaan pembelajaran hingga evaluasi pembelajaran.
i. Kesempatan berprestasi
Adanya kesempatan berprestasi dapat menimbulkan dorongan psikologis
untuk meningkatkan dedikasi serta mengembangkan potensi yang dimiliki dalam
meningkatkan kinerjanya.
2.1.4. Penilaian Kinerja Guru
Seorang guru yang memiliki kinerja yang tinggi ditunjukkan dengan
keprofesionalannya dalam menjalankan profesinya. Menurut Suyud dalam
Sugiyono (2010: 153) kinerja profesional guru diukur melalui : (1) penguasaan
bahan ajar, (2) pemahaman karakteristik siswa, (3) penguasaan pengelolaan kelas,
(4) penguasaan metode dan strategi pembelajaran, (5) penguasaan evaluasi
pembelajaran, (6) Kepribadian
22
Kinerja guru dibuktikan dengan kompetensi yang dimiliki guru dalam
menunjang tugas dan perannya dalam meningkatkan pendidikan. Standar
kompetensi guru terdapat dalam Permendiknas Nomor 16 Tahun 2007 yang terdiri
dari (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3) kompetensi
profesional, (4) kompetensi sosial. Berikut penjabaran dari masing-masing
kompetensi:
a. Kompetensi Pedagogik
1. Menguasai karakteristik peserta didik dari aspek fisik, moral, spiritual,
sosial, kultural, emosional, dan intelektual
2. Menguasai teori belajar dan prinsip-prinsip pembelajaran yang mendidik.
3. Mengembangkan kurikulum yang terkait dengan mata pelajaran yang
diampu.
4. Menyelenggarakan pembelajaran yang mendidik.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk kepentingan
pembelajaran.
6. Memfasilitasi pengembangan potensi peserta didik untuk
mengaktualisasikan berbagai potensi yang dimiliki.
7. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan peserta didik.
8. Menyelenggarakan penilaian dan evaluasi proses dan hasil belajar.
9. Memanfaatkan hasil penilaian dan evaluasi untuk kepentingan
pembelajaran.
10. Melakukan tindakan reflektif untuk peningkatan kualitas pembelajaran.
b. Kompetensi Kepribadian
23
1. Bertindak sesuai dengan norma agama, hukum, sosial, dan kebudayaan
nasional Indonesia.
2. Menampilkan diri sebagai pribadi yang jujur, berakhlak mulia, dan teladan
bagi peserta didik dan masyarakat.
3. Menampilkan diri sebagai pribadi yang mantap, stabil, dewasa, arif, dan
berwibawa.
4. Menunjukkan etos kerja, tanggung jawab yang tinggi, rasa bangga menjadi
guru, dan rasa percaya diri.
5. Menjunjung tinggi kode etik profesi guru.
c. Kompetensi Profesional
1. Menguasai materi, struktur, konsep, dan pola pikir keilmuan yang
mendukung mata pelajaran yang diampu.
2. Menguasai standar kompetensi dan kompetensi dasar mata pelajaran yang
diampu.
3. Mengembangkan materi pembelajaran yang diampu secara kreatif.
4. Mengembangkan keprofesionalan secara berkelanjutan dengan melakukan
tindakan reflektif.
5. Memanfaatkan teknologi informasi dan komunikasi untuk
mengembangkan diri.
d. Kompetensi Sosial
1. Bersikap inklusif, bertindak objektif, serta tidak diskriminatif karena
pertimbangan jenis kelamin, agama, ras, kondisi fisik, latar belakang
keluarga, dan status sosial ekonomi.
24
2. Berkomunikasi secara efektif, empatik, dan santun dengan sesama
pendidik, tenaga kependidikan, orang tua, dan masyarakat.
3. Beradaptasi di tempat bertugas di seluruh wilayah Republik Indonesia
yang memiliki keragaman sosial budaya.
4. Berkomunikasi dengan komunitas profesi sendiri dan profesi lain secara
lisan dan tulisan atau bentuk lain.
Dalam penelitian ini indikator yang digunakan untuk mengukur kinerja
guru berdasarkan pencapaian guru terhadap (1) kompetensi pedagogik, (2)
kompetensi kepribadian, (3) kompetensi profesional, (4) kompetensi sosial, karena
lebih mencakup semua aspek dan tidak terbatas pelaksanaan kegiatan belajar
mengajar saja.
2.2.Kepemimpinan Kepala Sekolah
2.2.1. Pengertian Kepemimpinan Kepala Sekolah
Kepemimpinan adalah suatu kekuatan penting dalam rangka pengelolaan,
oleh sebab itu kemampuan memimpin secara efektif merupakan kunci
keberhasilan organisasi (Wahjosumidjo, 2002:4). Pemimpin merupakan agen
perubahan, orang yang perilakunya akan lebih mempengaruhi orang lain daripada
perilaku orang lain yang mempengaruhi mereka”(TIM FKIP-UMS, 2010:77).
Kepemimpinan merupakan kemampuan yang dipunyai seseorang untuk
mempengaruhi orang lain agar bekerja mencapai sasaran.kepemimpinan juga
didefinisikan sebagai suatu proses pengarahan dan pemberian pengaruh pada
kegiatan-kegiatan dari sekelompok anggota yang saling berhubungan tugasnya
(Handoko, 2001:294).
25
Kepemimpinan menyangkut sebuah proses pengaruh sosial yang dalam hal
ini pengaruh yang sengaja dijalankan oleh seseorang terhadap orang lain untuk
menstruktur aktivitas-aktivitas serta hubungan di dalam sebuah kelompok atau
organisasi (Usman, 2009:280). Sedangkan menurut Indrafachrudi (2006:1)
kepemimpinan adalah kegiatan mempengaruhi orang-orang agar mereka mau
bekerja sama untuk mencapai tujuan yang diinginkan.
Kata “Kepala” berarti “Pemimpin” dalam suatu organisasi atau lembaga.
Sedang “Sekolah” adalah sebuah lembaga dimana menjadi tempat menerima dan
memberi pelajaran. dengan demikian secara sederhana kepala sekolah dapat
didefinisikan sebagai seorang tenaga fungsional guru yang diberi tugas untuk
memimpin suatu sekolah dimana diselenggarakan proses belajar mengajar, atau
tempat dimana terjadi interaksi antara guru yang memberi pelajaran dan murid
yang menerima pelajaran (Wahjosumidjo, 2002:83).
Jadi, kepemimpinan kepala sekolah merupakan keterampilan yang dimiliki
oleh kepala sekolah dalam memimpin, mengarahkan dan mempengaruhi semua
karyawan dan warga sekolah agar dapat melaksanakan tugas dan tanggung
jawabnya dengan baik serta menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif
sehingga dapat mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
2.2.2. Teori Kepemimpinan
Teori kepemimpinan terdiri atas teori kepemimpinan klasik dan teori
kepemimpinan modern. Berikut akan dijabarkan beberapa contoh dari kedua jenis
teori tersebut (Usman, 2009: 286-313).
26
1. Teori Klasik
a) Gaya Kepemimpinan Model Taylor (1911)
Taylor yang dikenal sebagai Bapak Manajemen Ilmiah menemukan gaya
kepemimpinan dalam memimpin perusahaan untuk meningkatkan hasil
kerja adalah dengan meningkatkan teknik atau metode kerja, akibatnya
manusia dianggap sebagai mesin.
b) Gaya Kepemimpinan Model Mayo (1920)
Mayo berpendapat bahwa dalam memimpin selain mencari teknik atau
metode kerja terbaik, juga harus memperhatikan perasaan dan hubungan
manusiawi yang baik.
c) Studi Ohio (1945)
Studi ini merumuskan kepemimpinan sebagai suatu perilaku seseorang
yang mengarah pada pencapaian tujuan tertentu yang terdiri atas dua
dimensi, yaitu struktur pembuatan inisiatif (pemimpin yang berorientasi
pada pencapaian tugas) dan perhatian (pemimpin yang memperhatikan
hubungan manusiawi dengan bawahannya).
2. Teori Modern
a) Teori Pendekatan Sifat (Traits Approach Theory)
Teori ini bertolak pada sifat seseorang sebagai pusat kepemimpinan. Sifat-
sifat yang harus dimiliki oleh pemimpin efektif antara lain adalah K11
yaitu : ketakwaan, kejujuran, kecerdasan, keikhlasan, kesederhanaan,
keluasan pandangan, komitmen, keahlian, keterbukaan, keluasan
hubungan sosial, kedewasaan dan keadilan.
27
b) Teori Pendekatan Perilaku (Behavioral Approach Theory)
Teori ini merupakan revisi dari teori sifat dengan dasar bahwa perilaku
dapat dipelajari maka pemimpin dapat dilatih dengan perilaku
kepemimpinan yang tepat agar menjadi pemimpin efektif.
c) Teori Pendekatan Kontingensi (Contingency Approach Theory)
Teori ini menggambarkan bahwa gaya kepemimpinan yang ideal
tergantung dari pemimpinnya sendiri, dukungan pengikutnya dan situasi
yang kondusif.
2.2.3. Peranan Kepala Sekolah dalam Meningkatkan Kompetensi Guru
Guru dituntut memiliki kompetensi yang memadai, baik dari segi jenis
untuk meningkatkan kualitas pendidikan. Guru yang kompeten bukanlah sesuatu
yang sederhana, untuk mewujudkan dan meningkatkan kompetensi guru
diperlukan upaya sunggug-sungguh dan komprehensif. Salah satu upaya tersebut
adalah melalui optimalisasi peran kepala sekolah.
Tujuh peran utama kepala sekolah dalam perspektif kebijakan Depdiknas
(2006) yaitu (1) educator (pendidik), (2) manager, (3) administrator, (4)
supervisor, (5) leader, (6) pencipta iklim kerja, (7) wirausahawan. Berikut adalah
penjabaran dari masing-masing kompetensi tersebut.
1. Kepala sekolah sebagai educator (pendidik)
Kepala sekolah sebagai educator harus memiliki strategi yang tepat untuk
meningkatkan profesionalisme tenaga pendidik di sekolahnya, menciptakan iklim
sekolah yang kondusif, memberikan nasihat kepada warga sekolah, memberikan
dorongan kepada seluruh tenaga pendidik serta melaksanakan model
pembelajaran yang menarik.
28
2. Kepala sekolah sebagai manager
Sebagai manajer kepala sekoah harus mampu merencanakan,
mengorganisasikan, mengatur, mengkoordinasikan, dan mengendalikan dalam
rangka mencapai tujuan yang telah ditetapkan. Kepala sekoiah harus
melaksanakan kegiatan pemeliharaan dan pengembanan profesi para guru dengan
cara memfasilitasi dan memberikan kesempatan yang luas kepada guru untuk
melaksanakan kegiatan pengembangan profesi melaui kegiatan pendidikan dan
pelatihan.
3. Kepala sekolah sebagai administrator
Kepala sekolah dituntut memahami dan mengelola kurikulum,
administrasi peserta didik, administrasi sarana dan prasarana, dan administrasi
kearsipan. Kemampuan kepala sekolah sebagai administrator harus diwujudkan
dalam penyusunan kelengkapan data administrasi pembelajaran, bimbingan dan
konseling, kegiatan praktikum, kegiatan di perpustakaan, data administrasi peserta
didik, guru, pegawai TU, penjaga sekolah, teknisi dan pustakawan, kegiatan
ekstrakurikuler, data administrasi hubungan sekolah dengan orang tua murid, data
administrasi gedung dan ruang surat menyurat.
4. Kepala sekolah sebagai supervisor
Kepala sekolah sebagai supervisor berfungsi untuk membimbing,
membantu, dan mengarahkan tenaga pendidik untuk menghargai dan
melaksanakan prosedur-prosedur pendidikan guna menunjang kemajuan
pendidikan. Kepala sekolah harus melakukan supervisi terhadap guru untuk
mengetahui kemampuan dan kelemahan guru sehingga dapat ditentukan solusi
29
pembinaan dan tindak lanjut agar guru dapat memperbaiki kekurangan yang ada
sekaligus mempertahankan keunggulannya dalam melaksanakan pembelajaran.
5. Kepala sekolah sebagai leader
Teori kepemimpinan menyebutkan bahwa ada dua gaya kepemimpinan
yaitu kepemimpinan yang berorientasi pada tugas dan kepemimpinan yang
berorientasi pada manusia. Dalam rangka meningkatkan kompetensi guru, seorang
kepala sekolah dapat menerapkan kedua gaya kepemimpinan tersebut secara tepat
dan fleksibel, disesuaikan dengan kondisi dan kebutuhan yang ada.
6. Kepala sekolah sebagai pencipta iklim kerja
Budaya dan iklim kerja yang kondusif akan memungkinkan setiap guru
lebih termotivasi untuk menunjukkan kinerjanya secara unggul, yang disertai
usaha untuk meningkatkan kompetensinya. Oleh karena itu kepala sekolah harus
berupaya menciptakan budaya dan iklim kerja yang kondusif.
7. Kepala sekolah sebagai wirausahawan
Kepala sekolah sebaiknya dapat menciptakan pembaharuan, keunggulan
komparatif, serta memanfaatkan berbagi peluang. Kepala sekolah harus mampu
mencari, menemukan dan melaksanakan berbagai pembaharuan yang inovatif
dengan menggunakan strategi yang tepat, sehingga terjalin hubungan yang
harmonis antara keepala sekolah, staf, tenaga pendidik dan peserta didik,
disamping itu juga agar pendidikan yang ada menjadi semakin baik.
2.2.4. Indikator Kepemimpinan Kepala Sekolah
Berdasarkan Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah atau Madrasah dijelaskan kompetensi yang harus dimiliki kepala sekolah
adalah (1) kompetensi kepribadian, (2) kompetensi manajerial, (3) kompetensi
30
kewirausahaan, (4) kompetensi supervisi dan (5) kompetensi sosial. Dalam hal ini
untuk mengukur kepemimpinan kepala sekolah peneliti menggunakan lima
kompetensi tersebut. Berikut adalah penjabaran dari kompetensi-kompetensi
tersebut.
a. Kompetensi Kepribadian
1. Berakhlak mulia, mengembangkan budaya dan tradisi akhlak mulia,
dan menjadi teladan akhlak mulia bagi komunitas disekolah/madrasah.
2. Memiliki integritas kepribadian sebagai pemimpin.
3. Memiliki keinginan yang kuat dalam pengembangan diri sebagai
kepala sekolah/madrasah.
4. Bersikap terbuka dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi.
5. Mengendalikan diri dalam menghadapi masalah dalam pekerjaan
sebagai kepala sekolah/ madrasah.
6. Memiliki bakat dan minat jabatan sebagai pemimpin pendidikan.
b. Kompetensi Manajerial
1. Menyusun perencanaan sekolah/madrasah untuk berbagai tingkat
perencanaan.
2. Mengembangkan organisasi sekolah/madrasah sesuai denga
nkebutuhan.
3. Memimpin sekolah/madrasah dalam rangka pendayagunaan sumber
daya sekolah/ madrasah secara optimal.
4. Mengelola perubahan danpengembangan sekolah/madrasah menuju
organisasi pembelajar yang efektif.
31
5. Menciptakan budaya dan iklim sekolah/ madrasah yang kondusif dan
inovatif bagi pembelajaran peserta didik.
6. Mengelola guru dan staf dalam rangka pendayagunaan sumberdaya
manusia secara optimal.
7. Mengelola sarana dan prasarana sekolah/ madrasah dalam rangka
pendayagunaan secara optimal.
8. Mengelola hubungan sekolah/madrasah dan masyarakat dalam rangka
pencarian dukungan ide, sumber belajar, dan pembiayaan sekolah/
madrasah.
9. Mengelola peserta didik dalam rangka penerimaan peserta didik baru,
dan penempatan dan pengembangan kapasitas peserta didik.
10. Mengelola pengembangan kurikulum dan kegiatan pembelajaran sesuai
dengan arah dan tujuan pendidikan nasional.
11. Mengelola keuangan sekolah/madrasah sesuai dengan prinsip
pengelolaan yang akuntabel, transparan, dan efisien.
12. Mengelola ketatausahaan sekolah/madrasah dalam mendukung
pencapaian tujuan sekolah/madrasah.
13. Mengelola unit layanan khusus sekolah/ madrasah dalam mendukung
kegiatan pembelajaran dan kegiatan peserta didik disekolah/madrasah.
14. Mengelola sistem informasi sekolah/madrasah dalam mendukung
penyusunan program dan pengambilan keputusan.
15. Memanfaatkan kemajuan teknologi informasi bagi peningkatan
pembelajaran dan manajemen sekolah/madrasah.
32
16. Melakukan monitoring, evaluasi, dan pelaporan pelaksanaan program
kegiatan sekolah/ madrasah dengan prosedur yang tepat, serta
merencanakan tindak lanjutnya.
c. Kompetensi Kewirausahaan
1. Menciptakan inovasi yang berguna bagi pengembangan
sekolah/madrasah.
2. Bekerja keras untuk mencapai keberhasilan sekolah/madrasah sebagai
organisasi pembelajar yang efektif.
3. Memiliki motivasi yang kuat untuk sukses dalam melaksanakan tugas
pokok dan fungsinya sebagai pemimpin sekolah/madrasah.
4. Pantang menyerah dan selalu mencari solusi terbaik dalam menghadapi
kendala yang dihadapi sekolah/madrasah.
5. Memiliki naluri kewirausahaan dalam mengelola kegiatan produksi/jasa
sekolah/madrasah sebagai sumber belajar peserta didik.
d. Kompetensi Supervisi
1. Merencanakan program supervisi akademik dalam rangka peningkatan
profesionalisme guru.
2. Melaksanakan supervisi akademik terhadap guru dengan menggunakan
pendekatan dan teknik supervisi yang tepat.
3. Menindaklanjuti hasil supervisi akademik terhadap guru dalam rangka
peningkatan profesionalisme guru.
e. Kompetensi Sosial
1. Bekerja sama dengan pihak lain untuk kepentingan
sekolah/madrasah.
33
2. Berpartisipasi dalam kegiatan sosial kemasyarakatan.
3. Memiliki kepekaan sosial terhadap orang atau kelompok lain.
2.3. Motivasi Kerja
2.3.1. Pengertian Motivasi Kerja
Mulyasa (2007: 145) mengemukakan motivasi adalah daya penggerak
yang telah aktif, yang terjadi pada saat tertentu, terutama bila kebutuhan untuk
mencapai kebutuhan sempat dirasakan atau mendesak. Sedangkan menurut
Silalahi (2002: 341) mendifinisikan motivasi adalah dorongan dalam diri individu
berdasarkan mana ia berusaha dan berperilaku dengan cara tertentu untuk
memenuhi kebutuhan dan keinginannya. Menurut Sedamaryanti (2004: 135)
motivassi kerja adalah besar kecilnya usaha yang diberikan seseorang untuk
melaksanakan tugasspekerjaannya dan jika tidak memotivassi, maka sulit
diharapkannya produktivitas kerjanya yang tinggi. Sedangkan menurut Robbins
(2001: 208) motivasi adalah kesediaan untuk mengeluarkan tingkat upaya yang
tinggi untuk tujuan organisasi, yang dikondisikan oleh kemampuan upaya didalam
memenuhi kebutuhan individual.
W.H. Haynes dan J.L Massie dalam Manulang (2001: 165) mengatakan
“motive is a something within the individual which incities him to action”.
Motivasi atau dorongan batin adalah suatu dorongan yang menjadi pangkal
seseorang untuk melakukan sesuatu atau bekerja. Sedangkan motivasi menurut
MC Donal dalam Yamin (2011: 84) adalah suatu perubahan energi dalam diri
(pribadi) seseorang yang ditandai dengan timbulnya perasaan dan reaksi untuk
mencapai tujuan.
34
Dari beberapa pengertian diatas dapat disimpulkan bahwa motivasi kerja
adalah dorongan dari dalam diri yang menimbulkan perasaan atau reaksi untuk
melakukan sutau pekerjaan guna mencapai tujuan.
2.3.2. Ciri-ciri Motivasi
Motivasi kerja pada seseorang dapat diidentifikasikan melalui sikap atau
perilaku yang dikerjakan. Menurut Sardiman (2007: 83) ciri-ciri motivasi pada
diri seseoran antara lain sebagai berikut :
1. Tekun menghadapi tugas (suka bekerja keras, terus menerus dalam waktu yang
lama, tidak pernah berhenti sebelum selesai)
2. Ulet menghadapi kesulitan (tidak putus asa)
3. Menunjukan minat untuk sukses
4. Lebih senang bekerja sendiri
5. Cepat bosan pada tugas-tugas yang rutin (hal-hal yang bersifat mekanis,
berulang-ulang begitu saja, sehingga kurang kreatif)
6. Dapat mempertahankan pendapatnya (kalau sudah yakin akan sesuatu)
7. Tidak pernah mudah melepaskan hal yang diyakini
8. Senang mencari dan memecahkan masalah soal-soal
2.3.3. Teori Motivasi
Beberapa teori yang menjelaskan tentang motivasi antara lain :
a. Teori kebutuhan Maslow
Maslow menyatakan bahwa manusia mempunyai berbagai keperluan dan
mencoba mendorong untuk bergerak memenuhi kebutuhanya tersebut. Maslow
mengelompokan lima hierarki kebutuhan dalam diri manusia sebagai berikut :
35
1. Kebutuhan fisiologi (fisiological needs) yaitu kebutuhan dasar untuk
menunjang kehidupan manusia seperti pangan, sandang, papan dan seks.
2. Kebutuhan rasa aman (safety needs) yaitu kebutuhan akan terbebaskanya dari
bahaya fisik seperti katakutan akan kehilangan sesuatu yang dicintainya
seperti pekerjaan atau harta materi.
3. Kebutuhan akan sosialisasi (social needs of affiliation) yaitu kebutuhan
manusia yang menyangkut sosialisasi atau pergaulan dengan sesama dan
lingkunganya.
4. Kebutuhan penghargaan (esteem needs) yaitu sejatinya manusia
membutuhkan penngakuan dari orang lain tentang dirinya yang mersa ingin
dihargai.
5. Kebutuhan aktualisasi diri (self actualization needs) yaitu kebutuhan manusia
yang berusaha ingin mewujudkan cita-citanya.
b. Teori motivasi Mc. Clelland
Menurut Mc. Clelland (Robbins, 2001:173) seseorang/karyawan
mempunyai cadangan semangat/energi potensial yang penggunaan keluarnya
tergantung daripada dorongan motivasi yang seseorang itu bisa lakukan. Hal-hal
yang bisa memotivasi seseorang adalah :
1. Kebutuhan akan prestasi (need for achiviement = n Ach). N Ach akan
mengembangkan kreatifitas yang dimiliki seseorang dan mengarahkan
seluruh kemampuan untuk terus mencapai apa yang menjadi tujuannya dan
mencapai prestasi kerja yang baik.
36
2. Kebutuhan akan afiliasi (need for affiliation = n Af) merupakan daya
penggerak yang memotivasi seseorang untuk bekerja. Kebutuhan n Af ini
merangsang seseorang untuk dapat terus bekerja.
3. Kebutuhan akan kekuasaan (need for power =n Pow) kebutuhan ini akan
mengarahkan seseorang untuk terus termotivasi agar mendapat kekuaaan dan
keuduakan yang terbaik. Hal ini disebabkan karena ego manusia yang selalu
menuntut lebih.
2.3.4. Faktor-faktor yang mempengaruhi motivasi
Motivasi merupakan sesuatu yang bukan semata-mata datang dengan
sendirinya. Motivasi merupakan sesuatu hal yang bisa muncul karena faktor
tertentu, baik faktor internal maupun faktor eksternal.
Menurut Arep (2003: 51) terdapat sembilan faktor yang menyebabkan
motivasi seseorang muncul. Dari sembilan faktor tersebut dirangkum menjadi
enam faktor secara garis besar. Faktor-faktor tersebut adalah :
a. Faktor kebutuhan manusia
Faktor kebutuhan manusia dibagi menjadi tiga kebutuhan, yaitu :
1. Kebutuhan dasar (ekonomis)
Kebutuhan akan makan, pakaian dan rumah menyebabkan seseorang
mempunyai motivasi untuk memilikinya. Karena tanpa kebutuhan primer
manusia tidak bisa melanjutkan hidupnya.
2. Kebutuhan rasa aman (psikologi)
Dengan tuntutan rasa aman dan kebutuhan psikologi yang lain seseorang
akan berusaha untuk mewujudkan dengan harapan meraih status yang
37
diinginkan agar seseorang tersebut tetap bisa berbaur dengan masyarakat
dan komunitasnya.
3. Kebutuhan sosial
Seorang individu memerlukan berhubungan dan berinteraksi dengan
orang lain dan lingkungan sekitarnya, sehingga lebih dihargai dan akan
mendapat pengakuan atas prestasi yang dicapai.
b. Faktor kompensasi
Kompensai merupakan sesuatu yang didapatkan oleh setiap individu
setelah menjalankan tugas dan kewajibanya.
c. Faktor komunikasi
Komunikasi yang baik yang harus antara guru satu dengan yang lain, guru
dengan kepala sekolah dan bahkan guru dengan siswanya, sehingga tidak terjadi
miss komunikasi yang terjadi di kedua belah pihak.
d. Faktor kepemimpinan
Kepala sekolah harus bisa memanajemen dengan baik agar seorang guru
tidak merasa tertekan dengan tugas-tugas yang diemban dan senantiasa
bersemangat dalam menjalankan kewajibanya sebagai guru.
e. Faktor pelatihan
Pelatihan merupakan salah satu upaya meningkatkan kompetensi yang
dimiliki oleh seorang guru. Dengan kompetensi yang baik maka seorang guru
merasa lebih mampu melaksanakan tugasnya dan lebih termotivasi lagi untuk
bekerja.
f. Faktor prestasi
38
Dengan prestasi kerja yang diperoleh, maka guru akan lebih mendapat
pengakuan dari kepala sekolah dan rekan sejawatnya. Pengakuan dari pihak luar
ini yang menyebabkan motivasi kerja guru akan semakin besar.
2.3.5. Tujuan, fungsi dan upaya peningkatan motivasi
Motivasi merupakan suatu perasaan yang berguna bagi manusia sebagai
daya pendorong semangat untuk mencapai tujuan. Motivasi kerja yang bagus
mempunyai banyak tujuan yang baik yang bisa dirassakan oleh seseorang. Tujuan
pemberian motivasi menurut Hasibuan (2003: 97) adalah :
a. Mendorong gairah dan semangat kerja karyawan
b. Meningkatkan moral dan kepuasan kerja karyawan
c. Meningkatkan produktivitas kerja karyawan
d. Meningkatkan disiplin dan menurunkan tingkat absensi karyawan
e. Menciptakan suasana kerja dan hubungan kerja yang baik
f. Meningkatkan kreatifitas dan partisipasi karyawan
g. Meningkatkan kesejahteraan karyawan
h. Mempertingggi rasa tanggungjawab karyawan terhadap tugas-tugasnya.
Fungsi motivasi secara umum adalah untuk membuat gairah dalam diri
seseorang untuk terus melakukan aktivitas dalam kehidupanya. Sardiman (2007:
85) mengemukakan bahwa fungsi motivasi adalah sebagai berikut :
a. Medorong manusia untuk berbuat, jadi sebagai penggerak atau motor yang
melepaskan energi.
b. Menentukan arah perbuatan, yaitu ke arah yang hendak dicapai
c. Menyeleksi perbuatan, yaitu dengan menyisihkan perbuatan-perbuatan yang
tidak bermanfaat bagi tujuan tersebut.
39
Agar menciptakan suasana kerja yang kondusif, hendaknya motivasi kerja
guru selalu ditingkatkan agar menghasilkan hasil kerja yang semakin baik. Upaya-
upaya peningkatan motivasi kerja berguna agar motivasi kerja yang dimiliki oleh
guru tidak pernah surut dan senantiasa ada dalam diri guru tersebut. Menurut
Mulyasa (2007: 149), upaya-upaya meningkatkan motivasi kerja bisa dilakukan
dengan cara sebagai berikut :
a. Tenaga kependidikan akan lebih apabila kegiatan yang dilakukanya menarik
dan menyenangkan
b. Tujuan kegiatan harus disusun dengan jelas dan diinformasikan kepada guru
sehingga mereka mengetahui tujuan bekerja
c. Para guru harus selalu diberitahu tentang hasil dari setiap pekerjaanya
d. Pemberian hadiah lebih baik dari pada hukuman, akan tetapi hukuman ada
kalanya diperlukan
e. Manfaatkan sikap-sikap, cita-cita dan rasa ingit tahu guru
f. Usahakan untuk memperhatikan perbedaan individual guru
g. Usahakan untuk memenuhi kebutuhan guru dengan jalan mempertahankan
kondidi fisiknya
2.3.6. Dimensi dan Indikator Motivasi Kerja
Dimensi dan indikator motivasi kerja menurut Uno (2011:73) adalah
sebagai berikut :
a. Dimensi motivasi internal mempunyai indikator meliputi: (1) tanggung jawab
guru dalam melaksanakan tugas, (2) melaksanakan tugas dengan target yang
jelas, (3) memiliki tujuan yang jelas dan menantang, (4) ada umpan balik atas
hasil pekerjaanya, (5) memiliki perasaan senang dalam bekerja, (6) selalu
40
berusaha untuk mengungguli orang lain, (7) diutamakan prestasi dan apa yang
dikerjakannya.
b. Dimensi motivasi eksternal mempunyai indikator yang meliputi: (1) selalu
berusaha untuk memenuhi kebutuhan dan kehidupan kerjanya, (2) senang
memperoleh pujian dari apa yang dikerjakanya, (3) bekerja dengan harapan
ingin memperoleh insentif, (4) bekerja dengan harapan ingin memperoleh
perhatian dari teman dan atasan.
2.4. Kerangka Berpikir
Pendidikan yang berkualitas merupakan pondasi untuk mencetak sumber
daya manusia yang sesuai dengan perkembangan masyarakat dan kebutuhan
pembangunan. Karakteristik lulusan yang baik mensyaratkan proses belajar
mengajar yang baik. Oleh karena itu dibutuhkan tenaga pendidik professional
yang mempunyai kinerha yang tinggi.
Guru adalah pendidik professional dengan tugas utama mendidik,
mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan mengevaluasi peserta
didik pada pendidikan anak usia didik jalur pendidikan formal, pendidikan dasar
dan pendidikan menengah (Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 41
Tahun 2009 tentang tunjangan profesi guru dan dosen, tunjangan professor bab 1
pasal 1). Guru memiliki tugas sebagai pengajar yang melakukan transfer
pengetahuan. Selain itu, guru juga sebagai pendidik yang melakukan transfer
nilai-nilai sekaligus sebagai pembimbing yang memberikan pengarahan dan
menuntun siswa dalam belajar. Untuk itu guru harus berperan aktif dalam
menempatkan kedudukanya sebagai tenaga professional yang bekerja dengan
kinerja tinggi.
41
Kinerja guru mempunyai kualifikasi tertentu yang dapat diukur
berdasarkan kriteria kompetensi yang harus dikuasai oleh guru. Berdasarkan
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru, dijelaskan
bahwa standar kompetensi guru dikembangkan secara utuh menjadi 4 kompetensi
utama, yaitu: (1) kompetensi pedagogik, (2) kompetensi kepribadian, (3)
kompetensi sosial dan (4) kompetensi professional. Keempat kompetensi tersebut
terintegrasi dalam kinerja guru (Depdiknas, 2007:4).
Menurut teori Gibson yang dikutip oleh Supardi (2013: 19), kinerja guru
dipengaruhi oleh tiga kelompok variabel yaitu: variabel individu, variabel
organisasi dan variabel psikologis. Dalam kaitan dengan penelitian ini variabel
individu dikelompokkan pada sub-variabel kemampuan dan ketrampilan: mental
fisik, latar belakang: (keluarga, tingkat sosial, pengalaman), demografis: (umur,
etnis dan jenis kelamin). Variabel organisasi meliputi: sumber daya,
kepemimpinan, imbalan, struktur dan desain pekerjaan. Variabel psikologis
meliputi: persepsi, sikap, kepribadian, belajar, motivasi, kepuasan kerja dan iklim
kerja.
Menurut Mulyasa (2007: 140), faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
seorang guru antara lain : Sikap mental berupa motivasi, disiplin dan etika kerja,
Tingkat pendidikan, Manajemen atau gaya kepemimpinan kepala sekolah,
Hubungan industrial, Tingkat penghasilan atau gaji yang memadai, Kesehatan,
Jaminan sosial, Kualitas sarana pembelajaran, Teknologi, Kesempatan berprestasi.
Kinerja guru dipengaruhi oleh tingkat penghasilan yang dalam penelitian
ini disimbolkan dengan sertifikasi guru. Ketika guru sudah tersertifikasi maka
42
akan mendapatkan tunjangan sebesar gaji pokok. Hal ini akan membantu guru
untuk meningkatkan potensi yang dimilikinya dan membuatnya lebih fokus pada
profesinya tanpa memikirkan mencari penghasilan tambahan. Tunjangan tersebut
dapat digunakan untuk meningkatkan kompetensi guru seperti melanjutkan studi,
mengikuti pelatihan, dll. Sehingga dengan adanya program sertifikasi dapat
meningkatkan kinerja guru.
Mulyasa (2009: 17-22) mengatakan bahwa sertifikasi guru adalah untuk
mendapatkan guru yang baik dan profesional, yang memiliki kompetensi untuk
melaksanakan fungsi dan tujuan sekolah khususnya, serta tujuan pendidikan pada
umumnya, sesuai kebutuhan masyarakat dan tuntutan jaman. Bukti
keprofesionalan guru sebagai pendidik dinilai dengan komponen portofolio
sertifikasi yang terdiri dari; (1) kualifikasi akademik, (2) pendidikan dan
pelatihan, (3) pengalaman mengajar, (4) perencanakan dan pelaksanakan
pembelajaran, (5) penilaian dari atasan dan pengawas, (6) prestasi akademik, (7)
karya pengembangan profesi, (8) keikutsertaan dalam forum ilmiah, (9)
pengalaman organisasi di bidang kependidikan dan sosial, (10) penghargaan yang
relevan dengan bidang pendidikan.
Kinerja guru juga dipengaruhi oleh iklim kerja dimana kepala sekolah
merupakan salah satu komponen pendidikan yang berpengaruh dalam
meningkatkan kinerja guru. Kepala sekolah bertanggung jawab atas
penyelenggaraan kegiatan pendidikan, administrasi sekolah, pembinaan tenaga
kependidikan lainnya, dan pendayagunaan serta pemeliharaan sarana dan
prasarana (Mulyasa 2004:25). Hal tersebut menjadi lebih penting sejalan dengan
43
semakin kompleksnya tuntutan tugas kepala sekolah, yang menghendaki
dukungan kinerja yang semakin efektif dan efisien.
Salah satu upaya untuk menciptakan guru yang berkompeten adalah
melalui optimalisasi peran kepala sekolah (Sudrajat:2010). Dalam perspektif
kebijakan Depdiknas terdapat tujuh peran utama kepala sekolah yaitu (1) educator
(pendidik), (2) manager, (3) administrator, (4) supervisor, (5) leader, (6) pencipta
iklim kerja, (7) wirausahawan.
Selain sertifikasi guru dan kepemimpinan kepala sekolah faktor lain yang
juga mempengaruhi kinerja guru adalah motivasi kerja. Menurut Mangkunegara
(2007:94) motivasi adalah kondisi yang berpengaruh membangkitkan,
mengarahkan dan memelihara perilaku yang berhubungan dengan lingkungan
kerja. Hal ini diartikan bahwa motivasi kerja guru merupakan suatu dorongan
pribadi dari dalam diri guru untuk bekerja dengan baik dalam mencapai tujuan
yakni kinerja guru yang optimal.
Menurut Arep (2003:51) terdapat sembilan faktor yang menyebabkan
motivasi seseorang muncul. Dari sembilan faktor tersebut dirangkum menjadi
enam faktor secara garis besar. Faktor-faktor tersebut yaitu (1) Faktor kebutuhan
manusia yaitu kebutuhan dasar serta kebutuhan rasa aman; (2) Faktor kompensasi
(3) Faktor komunikasi (4) Faktor Kepemimpinan; (5) Faktor pelatihan; (6) Faktor
Prestasi. Menurut Uno (2011:72) motivasi kerja seorang guru dapat dilihat
berdasarkan indikator: (1) tanggung jawab dalam melaksanakan tugas, (2) prestasi
yang dicapainya, (3) pengembangan diri, (4) kemandirian dalam bertindak.
44
Tabel 2.1
Penelitian Terdahulu
No Penelitian
Terdahulu
Hasil Penelitian Persamaan dan Perbedaan
1 Agustina
(2013)
Adanya hubungan positif
motivasi kerja dan kinerja
guru sebesar 24%
Kesamaan dalam variabel independen motivasi
dan variabel dependen kinerja guru. perbedaanya
dalam variabel independen kepuasan kerja,
metode pengumpulan dan analisis data serta
tempat penelitian.
2 Herawati
(2011)
adanya pengaruh positif
kepemimpinan kepala
sekolah terhadap kinerja
guru.
Persamaan pada variabel independen
kepemimpinan kepala sekolah dan variabel
dependen kinerja guru. perbedaanya pada
variabel independen kompetensi profesional
guru.
3 Djatmiko
(2006)
ada pengaruh positif
kepemimpinan kepala
sekolah terhadap kinerja
guru sebesar 58,4%
Kesamaan dalam variabel independen
kepemimpinan kepala sekolah dan variabel
dependen kinerja guru. perbedaan dalam variabel
independen lainya yakni sarana prasaran.
4 neume
(2008)
kualitas kepemimpinan
yang baik berpengaruh
positif terhadap kinerja guru
sebesar 19,46%
Persamaan dalam variabel independen
kepemimpinan kepala sekolah dan variabel
dependen kinerja guru. perbedaanya terdapat
pada jumlah variabel independen, serta berbeda
dalam teknik pengumpulan dan analisis data.
5 Wanyama
(2014)
adanya pengaruh positif
motivasi kerja terhadap
kinerja guru dengan
pengaruh sebesar 19,5%
Persamaan dalam variabel independen motivasi
dan variabel dependen kinerja guru. perbedaanya
dalam jumlah variabel independen yang hanya
satu variabel.
6 Alfahad
(2013)
gaya kepemimpinan
kepalah sekolah
berpengaruh positif dalam
meningkatkan motivasi
kerja guru sebesar 46%
Persamaan dalam variabel independen
kepemimpinan kepala sekolah dan variabel
dependen kinerja guru. perbedaanya dalam
jumlah variabel independen yang hanya satu
variabel
45
2.5. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan uraian kerangka berpikir di atas, maka dirumuskan hipotesis
sebagai berikut:
H1 : Ada pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kinerja guru Program Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri se-Kota
Semarang
Gambar 2.1 Kerangka Berpikir
Kepemimpinan Kepala
Sekolah (X1)
1. Kompetensi
kepribadian
2. Kompetensi manajerial
3. Kompetensi
kewirausahaan
4. Kompetensi supervisi
5. Kompetensi sosial
(Permendiknas No. 13
Th 2007 tentang
standar kepala sekolah
atau madrasah)
Kinerja Guru (Y)
1. Kompetensi
kepribadian
2. Kompetensi
pedagogik
3. Kompetensi
profesional
4. Kompetensi sosial
(UU RI No. 14 Tahun
2005 tentang Guru dan
Dosen)
Motivasi Kerja (Y2)
1. tanggung jawab
dalam melaksanakan
tugas
2. prestasi yang
dicapainya
3. pengembangan diri
4. kemandirian dalam
bertindak
(Uno, 2011:72)
Keterangan:
= Pengaruh Langsung
= Pengaruh Tak Langsung
46
H2 : Ada pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap
motivasi kerja guru Program Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri se-Kota
Semarang
H3 : Ada pengaruh positif dan signifikan motivasi kerja terhadap kinerja guru
Program Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri se-Kota Semarang
H4 : Ada pengaruh ositif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kinerja guru melalui motivasi kerja guru Program Bisnis dan Manajemen di
SMK Negeri se-Kota Semarang
47
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Jenis Penelitian
Jenis penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif, dimana
penganalisaan data hasil penelitian menggunakan perhitungan statistik dengan
bantuan program SPSS. Metode ini sebagai metode ilmiah/scientific karena telah
memenuhi kaidah-kaidah ilmiah yaitu konkrit/empiris, obyektif, terukur, rasional
dan sistematis (Sugiyono, 2010:13).
3.2. Populasi dan Sampel
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang
mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulanya. Sampel adalah bagian dari jumlah
dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut (Sugiyono, 2010: 80-81).
Populasi yang akan diambil dalam penelitian ini adalah seluruh guru
sarjana ekonomi yang mengampu jurusan bisnis dan manajemen di SMK N 2
Semarang dan SMK N 9 Semarang. Berikut adalah rincian seluruh guru tersebut :
Tabel 3.1
Data Seluruh Guru Program Bisnis dan Manajemen
No Jurusan SMK N 2
Semarang
SMK N 9
Semarang
Jumlah
1 Akuntansi 6 7 13
2 Administrasi Perkantoran 8 6 14
3 Pemasaran 6 7 13
Jumlah 20 20 40
Sumber : SMKN 2 Semarang dan SMKN 9 Semarang
Suharsimi (2006:134) menyatakan “sampel apabila subjeknya kurang dari
100, lebih baik diambil semua sehingga penelitianya merupakan penelitian
48
populasi, jika jumlah subjeknya besar dapat diambil antara 10%-15% atau 20%-
25%, atau lebih”. Dari uraian tersebut maka penelitian ini menggunakan
penelitian populasi, dimana pengambilan datanya dilakukan secara keseluruhan.
3.3. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2010: 38) variabel penelitian adalah segala sesuatu
yang berbentuk apa saja yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari oleh
peneliti untuk dipelajari sehingga diperoleh informasi tentang hal tersebut,
kemudian ditarik kesimpulanya. Variabel penelitian dalam penelitian ini adalah :
1. Kinerja Guru (Y)
2. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
3. Motivasi Kerja (Y2)
3.3.1. Variabel Dependen (Y)
Menurut Sugiyono (2010: 39) variabel dependen merupakan variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat, karena adanya variabel bebas. Variabel
dependen dalam penelitian ini adalah kinerja guru program bisnis dan manajemen
di SMK N 2 Semarang dan SMK N 9 Semarang. Kinerja guru addalah hasil kerja
yang dicapai seorang guru dalam melaksanakan fungsi dan tanggunjawabnya
untuk mendidik, mengajar, membimbing, mengarahkan, melatih, menilai dan
mengevaluasi peserta didik.
Indikator kinerja guru dalam penelitian ini berdasarkan Permendiknas
Nomor 16 Tahun 2007 yang terdiri dari :
1. Kompetensi Pedagogik
2. Kompetensi Kepribadian
3. Kompetensi Profesional
49
4. Kompetensi Sosial
3.3.2. Variabel Independen (Bebas)
Variabel independen merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang
menjadi sebab perubahanya atau timbulnya variabel dependen (terikat). Variabel
independen dalam penelitian ini ada 1 yaitu :
1. Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
Kepemimpinan kepala sekolah merupakan ketrampilan yang dimiliki oleh
kepala sekolah dalam memimpin, mengarahkan dan mempengaruhi semua
karyawan dan warga sekolah agar dapat melaksanakan tugas dan tanggungjawab
nya dengan baik serta menciptakan lingkungan sekolah yang kondusif sehingga
dapat mencapi tujuan yang telah ditetapkan.
Indikator yang digunakan dalam variabel ini berdasarkan Permendiknas
Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala Sekolah/Madrasah meliputi:
1. Kompetensi Kepribadian
2. Kompetensi Managerial
3. Kompetensi Kewirausahaan
4. Kompetensi Supervisi
5. Kompetensi Sosial
3.3.3 Variabel Intervening (Y2)
Menurut Sugiyono (2010: 39) variabel intervening adalah variabel yang
secara teoritis mempengaruhi hubungan antara variabel independen dengan
dependen menjadi hubungan yang tidak langsung dan tidak dapat diamati.
Variabel ini merupakan variabel penyela/antara yang terletak diantara variable
50
independen dan dependen, sehingga variabel independen tidak langsung
mempengaruhi berubahnya atau timbulnya variabel dependen.
Dalam penelitian ini variabel interveningnya adalah motivasi kerja. Indikator
motivasi kerja menurut Uno (2011:72) adalah :
1. Tanggung jawab dalam melaksanakan tugas
2. Prestasi yang dicapainya
3. Pengembangan diri
4. Kemandirian dalam bertindak
3.4. Jenis dan Sumber Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data primer. Data
primer adalah data yang berasal dari sumber asli. Dalam penelitian ini data primer
diperoleh melalui angket atau kuesioner untuk mengungkap variabel
kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan kinerja guru yang diisi oleh
guru ekonomi program bisnis dan manajemen di SMK N 2 Semarang dan SMK N
9 Semarang.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini metode pengumpulan data yang menggunakan angket
atau kuesioner. Kuesioner merupakan teknik pengumpulan data yang dilakukan
dengan cara memberi seperangkat pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada
responden untuk dijawabnya (Sugiyono, 2010:142). Kuesioner dalam penelitian
ini digunakan untuk mengumpulkan informasi terkait sertifikasi guru,
kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan kinerja guru.
Jenis kuesioner yang digunakan merupakan kuesioner tertutup yaitu
kuesioner yang berisi pertanyaan-pertanyaan dengan sejumlah alternatif jawaban
51
sehingga responden tinggal memilih jawaban yang sesuai. Metode pengukuran
yang digunakan dalam penelitian ini adalah skala likert dengan 5 pilihan jawaban
untuk setiap pertanyaan, dengan kriteria sebagai berikut:
1. Skor 5 untuk pertanyaan sangat selalu (SL)
2. Skor 4 untuk pertanyaan sering (S)
3. Skor 3 untuk pertanyaan kadan-kadang (Kk)
4. Skor 2 untuk pertanyaan Jarang (J)
5. Skor 1 untuk pertanyaan sangat tidak pernah (TP)
3.6. Validitas dan Reliabilitas Instrumen
Uji instrumen penelitian dilakukan sebelum kuesioner diberikan kepada
responden. Tujuan uji instrumen ini adalah untuk menghindari pertanyaan yang
kurang jelas, menghilangkan kata-kata yang sulit dipahami, mempertimbangkan
penambah/pengurangan item. Uji coba instrumen dimaksudkan untuk mengetahui
validitas dan reliabilitas sehingga dapat diketahui layak/tidaknya instrumen
tersebut digunakan dalam pengambilan data (Sugiyono, 2010:173)
3.6.1. Validitas
Validitas adalah suatu ukuran yang menunjukan tingkat kevalidan suatu
instrumen (Suharsimi, 2010:168). Valid berarti instrumen tersebut dapat
digunakan untuk mengukur apa yang seharusnya diukur (Sugiyono, 2010:173).
Cara mengukur validitas pada penelitian ini adalah dengan membandingkan antara
kriteria yang ada pada instrumen dengan indikator masing-masing variabel. Cara
menghitung validitas intrumen dalam penelitian ini dilakukan dengan cara
mengkorelasikan skor butir pertanyaan dengan skor total variabel dengan
menggunakan alat bantu SPSS 19.
52
Kemudian membandingkan nilai Correlated Item – Total Correlation pada
tampilan output Cronbach Alpha dengan nilai r tabel. Jika r hitung lebih besar dari
r tabel dan nilai positif, maka butir pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan
valid (Ghozali, 2011:53).
Berikut disajikan hasil uji validitas masing-masing pernyataan pada setiap
variabel.
Tabel 3.2
Hasil Uji Validitas Angket Penelitian
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Indikator Pernyataan Nilai Signifikansi Validitas
Kompetensi
Kepribadian
1 0,000 Valid
2 0,000 Valid
3 0,000 Valid
4 0,000 Valid
Kompetensi
Manajerial
5 0,000 Valid
6 0,001 Valid
7 0,000 Valid
Kompetensi
Kewirausahaan
8 0,000 Valid
9 0,633 Tidak Valid
10 0,000 Valid
11 0,000 Valid
Kompetensi
Supervisi
12 0,000 Valid
13 0,280 Tidak Valid
14 0,000 Valid
15 0,000 Valid
Kompetensi Sosial 16 0,000 Valid
17 0,000 Valid
18 0,000 Valid
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan dengan SPSS windows release
versi 19 pada tabel 3.3 menunjukkan bahwa dari 18 pernyataan, dinyatakan valid
53
sebanyak 16 dan 2 pernyataan lain yakni pernyataan nomor 9 dan 13 dikatakan
tidak valid karena nilai signifikansin > 0,05. Seluruh butir yang tidak valid akan
dibuang, karena pernyataan lain masih dapat mewakili untuk mengukur indikator
dari variabel kepemimpinan kepala sekolah. Sehingga hanya 16 pernyataan yang
akan digunakan sebagai alat ukur dalam penelitian.
Tabel 3.3
Hasil Uji Validitas Angket Penelitian
Motivasi Kerja
Indikator Pernyataan Nilai Signifikansi Validitas
Tanggungjawab dalam
melakukan kerja
1 0,000 Valid
2 0,000 Valid
3 0,000 Valid
Prestasi yang dicapai 4 0,001 Valid
5 0,000 Valid
6 0,000 Valid
Pengembangan diri 7 0,000 Valid
8 0,371 Tidak Valid
9 0,000 Valid
10 0,000 Valid
Kemandirian dalam
bertindak
11 0,000 Valid
12 0,000 Valid
13 0,000 Valid
Sumber: data primer diolah, 2015
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan dengan SPSS windows release
versi 19 pada tabel 3.4 menunjukkan bahwa dari 13 pernyataan, dinyatakan valid
sebanyak 12 dan 1 pernyataan lain yakni pernyataan nomor 8 dikatakan tidak
valid karena nilai signifikansi > 0,05. Seluruh butir yang tidak valid akan dibuang,
karena pernyataan lain masih dapat mewakili untuk mengukur indikator dari
54
variabel motivasi kerja. Sehingga hanya 12 pernyataan yang akan digunakan
sebagai alat ukur dalam penelitian ini.
Tabel 3.4
Hasil Uji Validitas Angket Penelitian
Kinerja Guru
Indikator Pernyataan Nilai Signifikansi Validitas
Kompetensi
Pedagogik
1 0,002 Valid
2 0,000 Valid
3 0,000 Valid
4 0,009 Valid
5 0,000 Valid
6 0,000 Valid
Kompetensi
kepribadian
7 0,000 Valid
8 0,000 Valid
9 0,000 Valid
10 0,000 Valid
Kompetensi Sosial 11 0,000 Valid
12 0,000 Valid
13 0,000 Valid
14 0,008 Valid
Kompetensi
Profesional
15 0,000 Valid
16 0,216 Tidak Valid
17 0,000 Valid
18 0,008 Valid
19 0,020 Valid
Sumber: data orimer diolah, 2015
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan dengan SPSS windows release
versi 19 pada tabel 3.5 menunjukkan bahwa dari 19 pernyataan, dinyatakan valid
sebanyak 18 dan 1 pernyataan lain yakni penyataan nomor 16 dikatakan tidak
valid karena nilai signifikansin > 0,05. Seluruh butir yang tidak valid akan
55
dibuang, karena pernyataan lain masih dapat mewakili untuk mengukur indikator
dari variabel kinerja guru. Sehingga hanya 18 pernyataan yang akan digunakan
sebagai alat ukur dalam penelitian.
3.6.2. Reliabilitas
Reliabilitas menunjukan pada suatu pengertian bahwa suatu instrumen
cukup dapat dipercaya untuk digunakan sebagai alat pengumpul data karena
instrumen sudah baik (Suharsimi 2010: 86). Ghozali (2011:47) menyatakan
bahwa suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
terhadap pertanyaan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu.
Reliabilitas instrumen dihitung dengan menggunakan alat bantu SPSS 19.
SPSS memberikan fasilitas untuk mengukur reliabilitas dengan uji statistik
Cronbach Alpha. Nunnally dalam Ghozali (2011:48) menyatakan bahwa suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai Cronbach Alpha >
0,70.
Uji reliabilitas pada penelitian ini dilakukan pada masing-masing variabel
dengan hasil sebagai berikut.
Tabel 3.5
Hasil Uji Reliabilitas Angket Penelitian
Kepemimpinan Kepala Sekolah
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,938 ,940 18
56
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan dengan SPSS windows release
versi 19 pada variabel kepemimpinan kepala sekolah (X2) didapatkan nilai
Cronbach’s Alpha sebesar 0,940 atau 94% lebih besar dari 0,70 atau 70%
sehingga butir soal dikatakan reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian.
Tabel 3.6
Hasil Uji Reliabilitas Angket Penelitian
Motivasi Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,882 ,907 13
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan dengan SPSS windows release
versi 19 pada variabel motivasi kerja (X3) didapatkan nilai Cronbach’s Alpha
sebesar 0,907 atau 90,7% lebih besar dari 0,70 atau 70% sehingga butir soal
dikatakan reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian
Tabel 3.7
Hasil Uji Reliabilitas Angket Penelitian
Kinerja Guru
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,933 ,935 19
Berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan dengan SPSS windows release
versi 19 pada variabel kinerja guru (Y) didapatkan nilai Cronbach’s Alpha
57
sebesar 0,935 atau 93,5% lebih besar dari 0,70 atau 70% sehingga butir soal
dikatakan reliabel dan dapat digunakan dalam penelitian.
3.7. Metode Analisis Data
Untuk menganalisis data, peneliti menggunakan tiga analisis yaitu analisis
statistik deskriptif, analisis regresi berganda, dan analisis jalur. Analisis statistik
deskriptif digunakan untuk mendeskripsikan data yang telah terkumpul terkait
kepemimpinan kepala sekolah, motivasi kerja dan kinerja guru. analisis regresi
berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh langsung kepemimpinan kepala
sekolah terhadap kinerja guru melalui motivasi kerja guru. sedangkan analisis
jalur (path analysis) digunakan untuk menganalisis pengaruh tidak langsung
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru melalui motivasi kerja guru.
berikut penjabaran masing-masing metode analisis data :
3.7.1. Analisis Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif adalah statistik yang digunakan untuk menganalisis data
dengan cara mendeskripsikan atau menggambarkan data yang telah terkumpul
sebagaimana adanya tanpa bermaksud membuat kesimpulan yang berlaku untuk
umum atau generalisasi (Sugiyono, 2011:199). Analisis statistik deskriptif yang
dipakai adalah deskripsi persentase, digunakan untuk mendeskripsikan variabel
kinerja guru, kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja.
Untuk menentukan kriteria penilaian pada variabel kepemimpinan kepala
sekolah, maka disusun pedoman penilian sebagai berikut.
1.Skor maksimal = (16 x 5)= 80
2.Skor minimal = (16 x 1) = 16
3.Rentang = (80 - 16) + 1 = 65
58
4.Jarak pengukuran = 5
5.Interval = 65/ 5 = 13
Tabel 3.8
Kepemimpinan Kepala Sekolah
No. Interval Kategori
1. 68 – 80 Sangat Baik
2. 55 – 67 Baik
3. 42 – 54 Cukup Baik
4. 29 – 41 Tidak Baik
5. 16 – 28 Sangat Tidak Baik
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Untuk menentukan kriteria penilaian pada variable motivasi kerja, maka
disusun pedoman penilian sebagai berikut.
1. Skor maksimal = (12 x 5) = 60
2. Skor minimal = (12 x 1) = 12
3. Rentang = (60 - 12) + 1 = 49
4. Jarak pengukuran = 5
5. Interval = 49/ 5 = 9,8 dibulatkan 10
Tabel 3.9
Motivasi Kerja
No. Interval Kategori
1. 52 – 61 Sangat Tinggi
2. 42 – 51 Tinggi
3. 32 – 41 Cukup Tinggi
4. 22 – 31 Rendah
5. 12 – 21 Sangat Rendah
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
Untuk menentukan kriteria penilaian pada variabel kinerja guru, maka
disusun pedoman penilian sebagai berikut.
59
1. Skor maksimal = (18 x 5)= 90
2. Skor minimal = (18 x 1) = 18
3. Rentang = (90 - 18) + 1 = 73
4. Jarak pengukuran = 5
5. Interval = 73/ 5 = 14,6 dibulatkan 15
Tabel 3.10
Kinerja Guru
No. Interval Kategori
1. 78 – 92 Sangat Baik
2. 63 – 77 Baik
3. 48 – 62 Cukup Baik
4. 33 – 47 Tidak Baik
5. 18 – 32 Sangat Tidak Baik
Sumber: Data primer yang diolah, 2015
3.7.2. Analisis Statistik Inferensial
3.7.2.1. Uji Prasyarat
3.7.2.1.1. Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model regresi
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal karena dalam uji t
dan F mengasumsikan bahwa nilai residual mengikuti distribusi normal (Ghozali,
2011:160). Jadi, dalam uji normalitas akan diketahui apakah data berdisribusi
normal atau tidak. Dalam penelitian ini digunakan bantuan alat uji dengan bantuan
software SPSS 19 dengan menggunakan uji One Sample Kolmogorov-Smirnov
dengan taraf signifikansi 0,05. Jika nilai signifikan lebih besar dari α (5%) maka
data berdistribusi normal dan sebaliknya jika lebih kecil dari α (5%) data tidak
berdistribusi normal.
60
3.7.2.1.2. Uji Linieritas
Uji linieritas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang
digunakan sudah benar atau tidak (Ghozali, 2010:166). Untuk menguji linieritas
dapat diketahui dengan melihat nilai signifikansi pada output SPSS, jika nilai
signifikansi Deviation From Linearity lebih besar dari 0,05 maka kesimpulannya
adalah terdapat hubungan linear secara signifikan antara variabel independen
dengan variabel dependen. Sebaliknya, Jika nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05,
maka kesimpulannya adalah tidak terdapat hubungan yang linear antara variabel
independen dengan variabel dependen.
3.7.2.2. Uji Asumsi Klasik
3.7.2.2.1. Uji Multikolonieritas
Uji Multikolinearitas digunakan untuk mengetahui apakah terjadi korelasi
yang kuat di antara variabel-variabel independen yang diikutsertakan dalam
pembentukan model (Ghozali, 2011:105). Jika nilai VIF (Variance Inflation
Factor) kurang dari atau sama dengan 10 atau nilai Tol (Tolerance) lebih besar
atau sama dengan 0,10 maka Ha diterima dan Ho ditolak. Model regresi yang baik
seharusnya tidak terjadi korelasi diantara variabel independen.
3.7.2.2.2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas digunakan untuk menguji apakah dalam model
regresi liner kesalahan pengganggu (e) mempunyai varians yang sama atau tidak
dari satu pengamatan ke pengamatan yang lain (Ghozali, 2011:139). Untuk
menguji heteroskedastisitas dapat diketahui dari nilai signifikan korelasi Rank
Spearman antara masing-masing variabel independen dengan residualnya. Jika
61
nilai signifikan lebih besar dari α (5%) maka tidak terdapat Heteroskedastisitas,
dan sebaliknya jika lebih kecil dari α (5%) maka terdapat Heteroskedastisitas.
3.7.3. Analisis Jalur (Path Analysis)
`Menurut Ghozali (2011:249) untuk menguji pengaruh variabel
intervening digunakan menggunakan analisis jalur (Path Analysis). Dalam
penelitian ini penulis menggunakan variabel motivasi kerja sebagai variabel
intervening. Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear
berganda, atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir
hubungan kausalitas antar variabel (model causal) yang telah ditetapkan
sebelumnya berdasarkan teori. Pembentukan analisis jalur dilakukan dengan
menggunakan persamaan regresi. Dalam model ini persamaan tersebut terdiri dari
2 tahap, yaitu :
a. Persamaan pertama
Keterangan:
Y : Variabel dependen (Kinerja Guru)
α : Konstanta
a1 a2 : Koefisien Regresi Kepemimpina Kepalah Sekolah
X1 : Kepemimpinan Kepala Sekolah
Y2 : Variabel Intervening (Motivasi Kerja
b. Persamaan Kedua
Keterangan:
Y2 : Variabel Intervening (Motivasi Kerja)
Y = α + a1X1 + a2Y2
Y2= α + a1X1
62
H3
H2
H4 H4
α : Konstanta
a1 : Koefisien regresi
X1 : Kepemimpinan Kepala Sekolah
Setelah persamaan terbentuk, maka selanjutnya akan dilakukan
pembentukan model berdasarkan teori yang dijelaskan sebelumnya diatas.
Gambar 3.1
Model Analisis Jalur
3.7.4. Uji Sobel
Ghozali (2013:255) Untuk melihat pengaruh mediasi maka ditunjukkan dari
perkalian koefisien (p2p3) signifikan atau tidak, diuji dengan Sobel test.
Rismawan (2014) berdasarkan hasil pemeriksaan keempat efek (efek A, B, C, dan
D), selanjutnya dapat dibuktikan intervensi dari variabel mediasi dengan merujuk
pada beberapa kriteria sebagai berikut: (1) Apabila efek C dan D signifikan,
namun efek A tidak signifikan, maka mediasi terbukti secara penuh. Atau dapat
dikatakan terjadi mediasi penuh pada model (fully mediated), (2) Apabila efek C,
Kepemimpinan
Kepala Sekolah
(X2)
Motivasi Kerja
(Y2)
Kinerja Guru
(Y)
H1
Keterangan:
= Pengaruh Langsung
= Pengaruh Tak Langsung
63
D, dan A signifikan, maka mediasi terbukti secara parsial atau terjadi mediasi
parsial pada model (partially mediated), (3) Apabila efek C, D, dan A signifikan,
namun koefisien jalur (standardized) efek A hampir sama dengan koefisien jalur
pada efek B, maka mediasi tidak terbukti pada model (unmediated), (4) Jika salah
satu, baik efek C maupun D tidak signifikan, maka mediasi tidak terbukti pada
model (unmediated). Cara perhitungan sobel test sebagai berikut:
Sp2p3 = Sp + p
Sp + Sp
Sp
Berdasarkan hasil Sp2p3 kita dapat menghitung nilai t statistik pengaruh
mediasi dengan rumus sebagai berikut:
t =
64
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Hasil Penelitian
4.1.1. Analisis Statistik Deskriptif
Data penelitian yang diperoleh dari pengisian angket akan diolah dalam
bentuk analisis statistik deskriptif, analisis ini dilakukan untuk mengetahui
gambaran dari variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1), dan motivasi kerja
(Y2) dalam mempengaruhi kinerja guru (Y) bidang keahlian Bisnis dan
Manajemen di SMK Negeri se-Kota Semarang tahun 2015. Berikut
pendeskripsian masing-masing variabel penelitian.
4.1.1.1. Analisis Statistik Deskriptif Kinerja Guru
Hasil analisis statistik deskriptif variabel kinerja guru (Y) berdasarkan
perhitungan SPSS windows release versi 19 adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1
Statistik Deskriptif Kinerja Guru Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
kinerja_guru 40 60 90 76,90 8,003
Valid N (listwise) 40
Sumber: data primer diolah, 2015
Secara lebih rinci hasil analisis statistik deskriptif yang diolah berdasarkan
angket yang telah diisi oleh responden dapat dilihat pada tabel 4.2 berikut:
65
Tabel 4.2
Distribusi Jawaban Responden Variabel Kinerja Guru
No. Interval Frekuensi Presentasi Kategori
1. 78 – 92 21 52,5% Sangat Baik
2. 63 – 77 15 37,5% Baik
3. 48 – 62 4 10% Cukup Baik
4. 33 – 47 0 0% Tidak Baik
5. 18 – 32 0 0% Sangat Tidak Baik
Jumlah 40 100%
Sumber: Data primer diolah, 2015
Berdasarkan tabel 4.2 di atas dapat dijelaskan bahwa kinerja guru SMK
bidang keahlian bisnis dan manajemen di kota semarang menurut persepsi guru
secara berturut-turut sangat baik 52,5, baik 37,5%, dan cukup baik 10%. Hasil
perhitungan dengan menggunakan SPSS windows release versi 19 diperoleh mean
atau skor rata-rata sebesar 77,08 dengan standar deviasi 8,003. Skor rata-rata ini
terletak pada interval 63 - 77 dalam kategori baik. Dengan demikian kinerja guru
SMK bidang keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang adalah baik.
4.1.1.2. Analisis Statistik Deskriptif Kepemimpinan Kepala Sekolah
Hasil analisis statistik deskriptif variabel kepemimpinan kepala sekolah
(X1) berdasarkan perhitungan SPSS windows release versi 19 adalah sebagai
berikut:
Tabel 4.3
Statistik Deskriptif Kepemimpinan Kepala Sekolah
Sumber: data primer diolah, 2015
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
kepemimpinan_kepala_sekol
ah
40 43 80 67,70 9,910
Valid N (listwise) 40
66
Secara lebih rinci hasil analisis statistik deskriptif yang diolah berdasarkan
angket yang telah diisi oleh responden dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut:
Tabel 4.4
Distribusi Jawaban Responden Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah
No. Interval Frekuensi Presentase Kategori
1. 68 – 80 21 52,5% Sangat Tinggi
2. 55 – 67 13 32,5% Tinggi
3. 42 – 54 6 15% Cukup Tinggi
4. 29 – 41 0 0% Rendah
5. 16 – 28 0 0% Sangat Rendah
Jumlah 40 100%
Sumber: Data primer diolah, 2015
Apabila dilihat pada tabel 4.4 di atas dapat dijelaskan bahwa
kepemimpinan kepala sekolah pada SMK bidang keahlian Bisnis dan Manajemen
di Kota Semarang menurut persepsi guru secara berturut-turut sangat baik 52,5%,
baik 32,5%, dan cukup baik 15%. Dari keseluruhan responden tidak ada yang
memiliki persepsi tidak baik pada kepemimpinan kepala sekolah. Hal ini juga
didukung oleh hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS windows release
versi 19 diperoleh mean atau skor rata-rata sebesar 67,7 dengan standar deviasi
9,910. Skor rata-rata ini terletak pada interval 55 - 67 dalam kategori baik.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa kepemimpinan kepala sekolah pada
SMK bidang keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang tahun 2015
menurut persepsi guru adalah baik.
4.1.1.3. Analisis Statistik Deskriptif Motivasi Kerja
Hasil analisis statistik deskriptif variabel motivasi kerja (Y2) berdasarkan
perhitungan SPSS windows release versi 19 adalah sebagai berikut :
67
Tabel 4.5
Statistik Deskriptif Motivasi Kerja Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
motivasi_kerja 40 40 60 50,75 5,891
Valid N (listwise) 40
Sumber: data primer diolah, 2015
Secara lebih rinci hasil analisis statistik deskriptif yang diolah berdasarkan
angket yang telah diisi oleh responden dapat dilihat pada tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6
Distribusi Jawaban Responden Variabel Motivasi Kerja
No. Interval Frekuensi Presentase Kategori
1. 52 – 61 14 35% Sangat Tinggi
2. 42 – 51 20 50% Tinggi
3. 32 – 41 5 12,5% Cukup Tinggi
4. 22 – 31 0 0% Tidak Tinggi
5. 12 – 21 0 0% Sangat Tidak Tinggi
Jumlah 40 100%
Sumber: Data primer diolah, 2015
Berdasarkan tabel 4.6 di atas dapat dijelaskan bahwa motivasi kerja guru
SMK bidang keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang menurut persepsi
guru secara berturut-turut sangat tinggi 35%, tinggi 50%, dan cukup tinggi 12,5%.
Hasil perhitungan dengan menggunakan SPSS windows release versi 19 diperoleh
mean atau skor rata-rata sebesar 50,75 dengan standar deviasi 5,8. 91Skor rata-
rata ini terletak pada interval 42-51 dalam kategori tinggi. Dengan demikian
motivasi kerja dari guru SMK bidang keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota
Semarang tahun 2015 adalah tinggi.
68
4.1.2. Uji Asumsi Klasik
4.1.2.1. Uji Normalitas
Uji normalitas ini bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel
pengganggu atau residual mempunyai distribusi normal atau tidak. Ada dua cara
untuk medeteksi apakah residual berdistribusi normal atau tidak yaitu dengan
analisis grafik dan uji statistik. Gambar grafik histogram dan normal P-P Plot
residual dengan perhitungan rumus Kolmogrov-Smirnov (K-S) dilihat berikut ini:
Gambar 4.1 Histogram dengan Kinerja Guru sebagai Variabel Dependen
Sumber: data primer diolah, 2015
Gambar 4.2 Histogram dengan Motivasi Kerja sebagai Variabel Dependen
Sumber: data primer diolah, 2015
69
Gambar 4.3 Normal P-Plot dengan Variabel Kinerja Guru sebagai Variabel
Dependen
Sumber: data primer diolah, 2015
Gambar 4.4 Normal P-Plot dengan Variabel Motivasi Kerja sebagai Variabel
Dependen
Sumber: data primer diolah, 2015
70
Tabel 4.7
Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Dengan Kinerja Guru sebagai Variabel Dependen
Tabel 4.8
Hasil Uji Normalitas One Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Dengan Motivasi Kerja sebagai Variabel Dependen
Kesimpulannya yaitu dilihat pada grafik histogram maupun Normal P-P
Plot residual terlihat jelas bahwa residual terdistribusi normal. Hal ini terlihat dari
data yang mendekati dari diagonal atau mengikuti garis diagonal. Jadi dapat
disimpulkan model regresi memenuhi asumsi normalitas residual. Sedangakan
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 4,10798456
Most Extreme Differences Absolute ,084
Positive ,070
Negative -,084
Kolmogorov-Smirnov Z ,534
Asymp. Sig. (2-tailed) ,938
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: data primer diolah, 2015
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 4,10412604
Most Extreme Differences Absolute ,109
Positive ,109
Negative -,083
Kolmogorov-Smirnov Z ,689
Asymp. Sig. (2-tailed) ,730
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: data primer diolah, 2015
71
dilihat dari besarnya nilai Kolmogorov-Smirnov dengan kinerja guru sebagai
variabel dependen adalah 0,534 dan signifikansi 0,938>0,05 sehingga dapat
dikatakan bahwa data residual berdistribusi normal. Kemudian dengan motivasi
kerja sebagai variabel dependen adalah 0,689 dan signifikansi 0,730>0,05
sehingga dapat dikatakan bahwa data residual yang digunakan dalam penelitian
ini berdistribusi normal.
4.1.2.2. Uji Lineritas
Uji linearitas digunakan untuk melihat apakah spesifikasi model yang
digunakan sudah benar atau tidak. Dengan uji linearitas akan diperoleh informasi
apakah model empiris sebaiknya linear, kuadrat, atau kubik (Ghozali, 2011:166).
Dasar pengambilan keputusan dari uji linearitas ini dapat dilihat dari nilai
signifikansi pada tabel ANOVA, apabila nilai signifikansi < 0,05 maka dapat
disimpulkan bahwa hubungan model empiris bersifat linear. Berikut ini akan
dijabarkan hasil uji linearitas pada masing-masing variabel.
Tabel 4.9
Hasil Uji Linearitas Kepemimpinan Kepala Sekolah dengan
Kinerja Guru sebagai Variabel Dependen
Sumber: data primer diolah, 2015
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
kinerja_guru *
kepemimpinan_k
epala_sekolah
Between Groups (Combined) 1779,933 19 93,681 2,611 ,019
Linearity 1302,700 1 1302,700 36,304 ,000
Deviation
from Linearity
477,233 18 26,513 ,739 ,739
Within Groups 717,667 20 35,883
Total 2497,600 39
72
Berdasarkan tabel 4.9 diperoleh nilai signifikansi pada baris linearity
sebesar 0,000 dimana nilai ini kurang dari 0,05, maka dapat disimpulkan bahwa
antara variabel kepemimpinan kepala sekolah dan kinerja guru SMK bidang
keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang tahun 2015 terdapat hubungan
linear.
Tabel 4.10
Hasil Uji Linearitas Motivasi Kerja dengan
Kinerja Guru sebagai Variabel Dependen
Sumber: data primer diolah, 2015
Berdasarkan tabel 4.10 di atas diperoleh nilai signifikansi pada baris
linearity sebesar 0,000 dimana nilai ini kurang dari 0,05, maka dapat
disimpulkan bahwa antara variabel motivasi kerja dan kinerja guru SMK bidang
keahlian Bisnis dan Manajemen di Kota Semarang tahun 2015 terdapat hubungan
linear.
4.1.2.3. Uji Multikolinieritas
Ghozali (2013:105) Uji Multikolonieritas ini bertujuan untuk menguji
apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas
(independen). Multikolonieritas dapat dilihat dari variance inflation faktor (VIF).
Nilai cutoof yang umun dipakai adalah nilai tolerance 0,10 atau sama dengan nilai
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
kinerja_guru *
motivasi_kerja
Between Groups (Combined) 1645,767 13 126,597 3,864 ,002
Linearity 1500,277 1 1500,277 45,792 ,000
Deviation
from Linearity
145,490 12 12,124 ,370 ,963
Within Groups 851,833 26 32,763
Total 2497,600 39
73
VIF diatas 10, maka dapat dikatakan bahwa terdapat Multikolonieritas antar
variabel bebas dalam model regresi. Jika nilai VIF kurang dari 10 dapat dikatakan
tidak terdapat Multikolonieritas dalam model regresi.
Tabel 4.11
Hasil Uji Multikolinearitas dengan Kinerja Guru sebagai Variabel Dependen
Tabel 4.12
Hasil Uji Multikolinearitas dengan
Motivasi Kerja sebagai Variabel Dependen
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 14,915 6,293 2,370 ,023
kepemimpinan_
kepala_sekolah
,255 ,092 ,315 2,765 ,009 ,562 1,779
motivasi_kerja ,548 ,167 ,403 3,282 ,002 ,485 2,060
a. Dependent Variable: kinerja_guru
Sumber: data primer diolah, 2015
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 15,715 5,637 2,788 ,008
kepemimpinan_ke
pala_sekolah
,189 ,085 ,318 2,218 ,033 ,637 1,570
a. Dependent Variable: motivasi_kerja
Sumber: data primer diolah, 2015
74
Berdasarkan tabel 4.11 dan 4.12 terlihat bahwa semua variabel bebas
mempunyai nilai Tolerance ≥ 0,10 dan nilai VIF ≤ 10. Jadi dapat disimpulkan
bahwa tidak ada multikolinearitas antar variabel bebas pada model regresi.
4.1.2.4. Uji Heteroskedastisitas
Ghozali (2013:139) Uji Heteroskedastisitas bertujuan untuk menguji
apakah dalam model regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual suatu
pengamatan yang lain. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas
atau tidak terjadi Heteroskedastisitas. Untuk mendeteksi ada tidaknya
Heteroskedastisitas, dalam penelitian ini dilihat dari grafik (Chart) diatas grafik
menyebar dan tidak membentuk pola, serta berada diatas dan dibawah garis angka
nol pada sumbu Y, maka model regresi tidak terdapat atau bebas dari
Heteroskedastisitas. Selain itu untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas
yaitu dengan uji park.
Tabel 4.13
Hasil Uji Park dengan Kinerja Guru sebagai Variabel Dependen Coefficients
a
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,527 3,480 ,439 ,663
kepemimpinan_kepala_sekolah
,072 ,051 ,305 1,417 ,165
motivasi_kerja -,006 ,092 -,016 -,068 ,946
a. Dependent Variable: LnU2i
Sumber: data primer diolah, 2015
Berdasarkan pada uji park variabel kepemimpinan kepala sekolah
menunjukan nilai signifikansi sebesar 0,165 dan variabel motivasi kerja
menunjukan nilai signifikasi sebesar 0,946. Karena nilai signifikansi masing-
75
masing lebih besar dari 0,05 maka dapat disimpulkan bahwa dalam model regresi
dengan kinerja guru sebagai variabel dependen tidak ada heteroskedastisitas.
4.1.3. Analisis Jalur (Path Analysis)
Analisis jalur merupakan perluasan dari analisis regresi linear berganda,
atau analisis jalur adalah penggunaan analisis regresi untuk menaksir hubungan
kausalitas antar variabel (model causal) yang telah ditetapkan sebelumnya
berdasarkan teori.
Hasil Analisis jalur melalui dua tahap regresi yaitu:
1. Regresi kepemimpinan kepala sekolah dan motivasi kerja terhadap kinerja guru
dengan persamaan:
Y= α + a1X1 + a2Y2
Tabel 4.14
Hasil Analisis Jalur Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Motivasi Kerja
Terhadap Kinerja Guru
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 18,357 6,404 2,867 ,007
Kepemimpinan ,322 ,091 ,399 3,525 ,001
Motivasi ,724 ,154 ,533 4,713 ,000
a. Dependent Variable: kinerja
Sumber: data primer diolah, 2015
Berdasarkan output SPSS pada tabel 4.17 di atas diperoleh persamaan
sebagai berikut:
Y = 18,357 + 0,322 X1 + 0,724 Y2 + e
Persamaan regresi di atas mengandung arti bahwa:
76
a. Konstanta sebesar 18,357. Jika variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1)
dan motivasi kerja (Y2) memiliki nilai 0, maka kinerja guru (Y) bernilai
18,357.
b. Koefisien regresi X1 sebesar 0,322 menyatakan bahwa apabila setiap
peningkatan variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) sebesar satu satuan
maka akan menyebabkan peningkatan atau kenaikan kinerja guru sebesar
0,322 satuan dengan catatan motivasi kerja (Y2) tetap.
c. Koefisien regresi Y2 sebesar 0,724 menyatakan bahwa apabila setiap
peningkatan variabel motivasi kerja (Y2) sebesar satu satuan maka akan
menyebabkan peningkatan atau kenaikan kinerja guru 0,724 satuan dengan
catatan variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) tetap.
Tabel 4.15
Hasil Koefisien Determinasi Partial (r2) Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan
Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Correlations
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part
1 (Constant) 18,357 6,404 2,867 ,007
kepemimpinan ,322 ,091 ,399 3,525 ,001 ,722 ,501 ,317
motivasi ,724 ,154 ,533 4,713 ,000 ,775 ,613 ,424
a. Dependent Variable: kinerja
Sumber: data primer diolah,2015
Koefisien Determinasi Partial (r2) pada intinya mengukur besarnya
pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan
tabel 4.15, diketahui bahwa besarnya kontribusi masing-masing variabel
independen secara parsial adalah sebagai berikut :
77
a. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X1)
Nilai r2 pada variable kepemimpinan kepala sekolah sebesar (0,501)
2 x
100% = 25,10%. Hal ini menjelaskan bahwa secara parsial variable
kepemimpinan kepala sekolah mempengaruhi variabel kinerja guru sebesar
25,10% dengan asumsi motivasi kerja dianggap tetap.
b. Variabel Motivasi Kerja (Y2)
Nilai r2 pada variabel motivasi kerja sebesar (0,613)
2 x 100% = 37,57%,.
Hal ini menjelaskan bahwa secara parsial variabel motivasi kerja mempengaruhi
variabel kinerja guru sebesar 37,57% dengan asumsi variabel kepemimpinan
kepala sekolah dianggap tetap.
2. Regresi kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja guru dengan
persamaan regresi:
Y2= α + a1X1
Tabel 4.16
Hasil Analisis Jalur Kepemimpinan Kepala Sekolah
Terhadap Motivasi Kerja
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 26,324 5,242 5,022 ,000
Kepemimpinan ,361 ,077 ,607 4,708 ,000
a. Dependent Variable: motivasi
Sumber: data primer diolah, 2015
Berdasarkan output SPSS pada tabel 4.16 diperoleh persamaan sebagai
berikut:
Y2 = 26,324 + 0,361 X1 + e
Persamaan regresi di atas mengandung arti bahwa:
78
a. Konstanta sebesar 26,324. Jika variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1)
memiliki nilai 0, maka motivasi kerja (Y2) bernilai 26,324.
b. Koefisien regresi X1 sebesar 0,361 menyatakan bahwa apabila setiap
peningkatan variabel kepemimpinan kepala sekolah (X1) sebesar satu satuan
maka akan menyebabkan peningkatan atau kenaikan motivasi kerja sebesar
0,361 satuan.
Tabel 4.17
Hasil Koefisien Determinasi Partial (r2) Kepemimpinan Kepala Sekolah
Terhadap Motivasi Kerja Guru
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Correlations
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part
1 (Constant) 26,324 5,242 5,022 ,000
kepemimpinan ,361 ,077 ,607 4,708 ,000 ,607 ,607 ,607
a. Dependent Variable: motivasi
Sumber: data primer diolah, 2015
Koefisien Determinasi Partial (r2) pada intinya mengukur besarnya
pengaruh masing-masing variabel bebas terhadap variabel terikat. Berdasarkan
tabel 4.17 di atas, diketahui bahwa besarnya kontribusi masing-masing variabel
independen secara parsial adalah sebagai berikut :
a. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah (X2)
Nilai r2 pada variable kepemimpinan kepala sekolah sebesar (0,607)
2 x
100% = 36,84%,. Hal ini menjelaskan bahwa secara parsial variable
kepemimpinan kepala sekolah mempengaruhi variabel motivasi kerja guru sebesar
36,84%.
79
Selanjutnya hasil kedua regresi yang telah dilakukan, maka dapat dibentuk
model analisis jalur yang disajikan pada gambar berikut:
Gambar 4.5.
Hasil Path Analysis
4.1.4. Uji Sobel Test
Ghozali (2013:255) Untuk melihat pengaruh mediasi maka ditunjukkan
dari perkalian koefisien (p2p3) signifikan atau tidak.
4.1.4.1 Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru
dengan Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening
1. Menghitung pengaruh langsung dan tidak langsung:
Pengaruh langsung = 0,322
Pengaruh tidak langsung = 0,361 x 0,724 = 0,261364
Pengaruh total = 0,322 + 0,2613 = 0,5833
2. Perhitungan Sobel test :
Sab = √(0,7242
x 0,0772 ) + (0,361
2 x 0,154
2 ) + (0,077
2 x 0,154
2)
= 0,006
MOTIVASI
KERJA
(Y2)
KINERJA
GURU
(Y1)
KEPEMIMPINAN
KEPALA
SEKOLAH
(X2)
0,322
0,724
0,361
80
3. Menghitung nilai t statistik pengaruh intervening:
t =
=
= 43,5
Berdasarkan hasil perhitungan diperoleh nilai t hitung sebesar 43,5 lebih
besar dari t tabel yaitu 1,6871 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,05. Berarti
pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru melalui motivasi
kerja positif dan signifikan dan menunjukkan bahwa H4 diterima.
Tabel 4.18
Hasil Pengujian Hipotesis
No. Penyataan Hasil
1. Terdapat pengaruh positif dan signifikan
kepemimpinan kepala sekolah terhadap Kinerja guru
Program Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri se-
Kota Semarang.
Diterima
2. Terdapat pengaruh positif dan signifikan Motivasi
kerja terhadap Kinerja guru Program Bisnis dan
Manajemen di SMK Negeri se-Kota Semarang.
Diterima
3. Terdapat pengaruh positif dan signifikan
kepemimpinan kepala sekolah terhadap Motivasi
Kerja guru Program Bisnis dan Manajemen di SMK
Negeri se-Kota Semarang.
Diterima
4. Terdapat pengaruh positif dan signifikan
kepemimpinan kepala sekolah terhadap Kinerja guru
Program Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri se-
Kota Semarang melalui motivasi kerja sebagai
variabel intervening.
Diterima
81
4.2.Pembahasan
4.2.1. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru
Hasil uji signifikansi parameter individual (Uji t) dalam penelitian ini
menunjukan bahwa nilai signifikasi kepemimpinan kepala sekolah terhadap
kinerja guru <0,05 yang berarti hipotesis yang menyatakan kepemimpinan kepala
sekolah berpengaruh terhadap kinerja guru diterima. Kepemimpinan kepala
sekolah berpengaruh secara positif dan signifikan terhadap kinerja guru sebesar
25,10%. Hal ini berarti bahwa semakin baik kepemimpinan kepala sekolah maka
akan semakin baik kinerja guru.
Hasil penelitian ini selaras dengan pernyataan mulyasa (2013) yang
menyatakan bahwa kepemimpinan sebagai proses mempengaruhi kegiatan
seseorang atau kelompok dalam usaha kearah pencapaian tujuan dalam situasi
tertentu. Sutomo (2010: 80) juga menyatakan bahwa “kepemimpinan pada
hakekatnya adalah ilmu dan seni untuk mempengaruhi dan mengarahkan orang/
bawahan/ pengikut/ pendukung dengan cara membangun kepatuhan, kesetiaan,
kepercayaan, hormat dan bekerja sama dengan penuh semangat dalam mencapai
tujuan organisasi”. Sehingga kepala sekolah yang menduduki kepemimpinan akan
memberikan pengaruh terhadap penentuan arah dari perjalanan yang hendak
ditempuh organisasi.
Kepala sekolah sebagai pemimpin sekolah harus mampu menjalankan
peranya agar guru memiliki kepatuhan, kesetiaan, kepercayaan dan semangat
bekerja sama untuk mencapai tujuan sekolah. Dalam penelitian ini peran kepala
sekolah yang dimaksud adalah yang tercermin dalam Permendiknas RI Nomor 13
tahun 2007 yang menyatakan bahwa kepala sekolah harus memenuhi standar lima
82
kompetensi, yakni: 1) kompetensi kepribadian, 2) kompetensi manajerial, 3)
kompetensi kewirausahaan, 4) kompetensi supervisi dan 5) kompetensi sosial.
Berdasarkan analisis statistik deskriptif tercermin bahwa kepala sekolah di
SMK Negeri Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen se-Kota Semarang telah
menjalankan peranya dengan baik. Hal ini dapat dilihat dari nilai rata-rata
kepemimpinan kepala sekolah sebesar 67,7 masuk dalam kategori baik.
Hasil penelitian ini sejalan dengan penelitian yang dilakukan oleh
Novitasari (2012) yang menunjukan kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh
signifikan terhadap kinerja guru. Septiana (2013) mengungkapkan hal serupa
bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh secara signifikan terhadap
kinerja guru. Berdasarkan pendapat para ahli serta penelitian terdahulu, maka
dapat membuktikan bahwa kepemimpinan kepala sekolah berpengaruh terhadap
kinerja guru. Artinya upaya peningkatan kinerja guru dapat dilakukan melalui
peningkatan kepemimpinan kepala sekolah.
4.2.2. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru
Hasil uji hipotesis H dalam penelitian ini menunjukkan bahwa terdapat
pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja Guru dinyatakan diterima karena hasil
uji parsial (uji t) variabel motivasi kerja memiliki nilai signifikansi sebesar 0,000<
0,05. Garis persamaan regresi linear berganda juga menunjukkan nilai positif
yakni 0,724 yang berarti kenaikan satu satuan motivasi kerja dapat meningkatkan
kinerja guru sebesar 0,724. Beradasarkan uji partial motivasi kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja guru, dengan pengaruh sebesar 37,57%.
Hasil analisis data ini dapat disimpulkan bahwa terdapat pengaruh positif dan
signifikan motivasi kerja terhadap kinerja guru SMK Bidang Keahlian Bisnis dan
83
Manajemen se-Kota Semarang. Artinya semakin tinggi motivasi guru untuk
bekerja semakin tinggi pula kinerjanya, begitupun sebaliknya.
Hasil penelitian ini sesuai dengan pendapat Robbins (2002: 55) yang
menyatakan bahwa “motivasi adalah keinginan untuk melakukan sesuatu dan
menentukan kemampuan bertindak untuk memuaskan kebutuhan individu”.
Gibson (Suwarto, 2010:116) juga menyatakan bahwa kekuatan motivasi yang
ampuh dapat mempengaruhi kinerja yang lebih tinggi. Dalam bekerja guru
memiliki dorongan untuk unggul, berprestasi dan meraih kesuksesan. Guru juga
memiliki kebutuhan untuk membuat orang lain berperilaku dengan cara yang
diinginkan. Di samping itu guru juga memiliki hasrat untuk menjalin hubungan
persahabatan dan kedekatan antar personal dengan orang-orang di lingkungan ia
bekerja
Hasil analisis statistik deskriptif variabel motivasi kerja memberikan
informasi bahwa rata-rata guru SMK Bidang Keahlian Bisnis dan Manajemen di
Kabupaten Semarang memiliki motivasi kerja yang tinggi. Hal ini berarti rata-rata
guru memiliki tanggung jawab dalam melaksanakan tugas, prestasi yang ingin
dicapai, pengembangan diri, serta kemandirian dalam bertindak yang baik sesuai
dengan indikator motivasi kerja menurut Uno (2011:72).
Penelitian ini juga didukung dengan penelitian terdahulu yang dilakukan
oleh Kaliri (2008), dengan hasil bahwa motivasi kerja berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja guru. Sejalan pula dengan penelitian Pratiwi (2013)
serta Sutriantono (2013) yang menyimpulkan bahwa motivasi kerja berpengaruh
terhadap kinerja guru.
84
Besarnya pengaruh motivasi kerja terhadap kinerja guru dapat dilihat
melalui hasil pengujian dengan bantuan program SPSS windows release versi 19
yang menunjukan bahwa variabel motivasi kerja mempengaruhi variabel kinerja
guru sebesar 23,04%. Dengan adanya pengaruh yang cukup besar ini dapat
diartikan bahwa untuk meningkatkan kinerja guru dapat dilakukan dengan cara
meningkatkan moivasi kerja para guru tersebut. Sejalan dengan pendapat
Sardiman (2011: 74) yang mengemukakan bahwa motivasi akan menyebabkan
terjadinya suatu perubahan energi yang ada pada diri manusia, sehingga akan
bergelayut dengan persoalan gejala kejiwaan, perasaan dan juga emosi, untuk
kemudian bertindak atau melakukan sesuatu.
4.2.3. Pengaruh kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja
guru
Berdasarkan hasil uji signifikansi parameter individual (Uji t) diketahui
nilai signifikansi kepemimpinan kepala sekolah terhadap motivasi kerja <0,05
yang berarti hipotesis yang menyatakan bahwa terdapat pengaruh signifikasn
terhadap motivasi kerja diterima. Besarnya pengaruh kepemimpinan kepala
sekolah terhadap motivasi kerja yakni sebesar 36,84%. Hal ini menunjukan
semakin baik kepemimpinan kepala sekolah akan meningkatankan motivasi kerja
guru di SMK Negeri Program Bisnis dan Manajemen se-Kota Seemarang.
Hasil penelitian sejalan dengan teori path goal leadership yang
dikembangkan oleh Robert House. Berdasarkan teori path goal leadership
pemimpin yang efektif akan memberikan efek positif terhadap motivasi pengikut,
kinerja dan kepuasan. Menurut klarifikasi jalur (path clarification) peran
terpenting dari pemimpin adalah pemimpin yang memberikan klarifikasi kepada
85
bawahan tentang perilaku yang paling mungkin menghasilkan pencapaian tujuan.
Dalam konsep kepemimpinan transaksional juga dijelaskan bahwa pemimpin
harus mengetahui apa yang dibutuhkan pengikut. Kemudian mengklarifikasi peran
dari pengikut sehingga pengikut menyadari tujuan dari organisasi yang pada
akhirnya akan mengembangkan motivasi dalam diri pengikut untuk mencapai
hasil yang diinginkan.
Kemampuan kepala sekolah dalam mengklarifikasi tugas guru ditinjau
berdasarkan Permendiknas Nomor 13 Tahun 2007 tentang Standar Kepala
Sekolah atau Madrasah termasuk dalam kompetensi manajerial. Berdasarkan hasil
analisis deskriptif menunjukan indikator kompetensi manajerian kepala sekolah di
SMK Negeri se-Kota Semarang mempunyai skor rata-rata 13,60 masuk dalam
kategori baik.
4.2.4. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah terhadap kinerja guru
dengan motivasi kerja sebagai variabel intervening
Berdasarkan hasil penelitian diketahui bahwa kepemimpinan kepala
sekolah berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja guru melalui motivasi
kerja sebesar 0,2613 atau 26,13%. Hal ini menunjukkan semakin baiknya
kepemimpinan kepala sekolah akan berdampak pada semakin meningkatnya
motivasi kerja guru yang diharapkan akan meningkatkan kinerja guru di SMK
Negeri Program Bisnis dan Manajemen se-Kota Semarang. Dengan kata lain,
motivasi kerja telah menjadi mediasi partial dalam pengaruh sertifikasi guru
terhadap kinerja guru. Seperti yang dikemukakan oleh Rismawan (2014) Apabila
efek C, D, dan A signifikan, maka mediasi terbukti secara parsial atau terjadi
mediasi parsial pada model (partially mediated). Apabila terjadi penurunan ketika
86
terdapat mediasi namun tetap signikan maka terdapat mediasi partial. Pengaruh
kepemimpinan kepala sekolah terhadap kinerja guru yaitu sebesar 25,10%,
kemudian setelah adanya motivasi kerja sebagai intervening yaitu sebesar 26,13%.
Signifikan pada t hitung sebesar 43,5 lebih besar dari t tabel yaitu 1,6871 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,05.
Hal ini sejalan dengan teori Gibson yang dikutip oleh Supardi (2013: 19),
yang menyatakan kinerja guru dipengaruhi oleh tiga kelompok variabel yaitu:
variabel individu (kemampuan dan keterampilan, latar belakang, serta
demografis), variabel organisasi (sumber daya, kepemimpinan, imbalan, struktur
dan desain pekerjaan) dan variabel psikologis (persepsi, sikap, kepribadian,
belajar, motivasi, kepuasan kerja dan iklim kerja). Variabel organisasi dalam
penelitian ini diwakili oleh kepemimpinan kepala sekolah, sedangkan variabel
psikologi diwakili oleh motivasi kerja.
Hasil penelitian juga selaras dengan teori path goal leadership yang
dikembangkan oleh Robert House yang menyatakan kepemimpinan yang efektif
akan memberikan efek positif terhadap motivasi kerja dan kinerja guru. Matteson
dkk (2006) menyatakan bahwa kepemimpinan kepala sekolah menjadi stimulus
bagi munculnya kognisi, afeksi, dan perilaku yang akan menentukan sikap
bawahan. Seorang kepala sekolah yang memiliki kepemimpinan yang efektif akan
membangun persepsi yang baik pada guru sehingga guru memiliki kepatuhan,
kesetiaan, kepercayaan dan semangat bekerja sama yang tinggi untuk mencapai
tujuan sekolah.
87
Berdasarkan hasil penelitian dan pendapat para ahli dapat disimpulkan
bahwa kepemimpinan kepala sekolah yang efektif mampu mempengaruhi
motivasi kerja guru sehingga berdampak terhadap peningkatan kinerja guru.
88
BAB V
PENUTUP
5.1. Simpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan pengaruh kepemimpinan
kepala sekolah terhadap kinerja guru program bisnis dan manajemen smk negeri
se-kota semarang dengan motivasi kerja sebagai variabel intervening dapat
diambil kesimpulan sebagai berikut:
a. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kinerja guru program bisnis dan manajemen SMK Negeri se-Kota
Semarang sebesar 25,10%.
b. Terdapat pengaruh positif dan signifikan motivasi kerja guru terhadap kinerja
guru program bisnis dan manajemen SMK Negeri se-Kota Semarang sebesar
37,57%.
c. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah
terhadap motivasi kerja guru program bisnis dan manajemen SMK Negeri se-
Kota Semarang sebesar 36,84%.
d. Terdapat pengaruh positif dan signifikan kepemimpinan kepala sekolah
terhadap kinerja guru program bisnis dan manajemen SMK Negeri se-Kota
Semarang melalui motivasi kerja sebesar 26,13%.
5.2. Saran
Saran yang dapat diberikan berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan
yang diperoleh adalah sebagai berikut:
89
1. Kepala sekolah sebagai figur sentral di sekolah hendaknya memberikan
teladan, mengembangkan kompetensi yang dimiliki dan senantiasa
memberdayakan guru secara terus-menerus agar kinerja guru semakin baik.
2. Bagi guru yang sudah memiliki motivasi kerja yang tinggi harap
dipertahankan sedangkan bagi guru yang motivasi kerjanya masih belum baik
supaya berusaha untuk meningkatkan motivasi kerjanya terutama dalam hal
pengembangan diri sehingga akan mencapai kinerja yang lebih baik lagi di
waktu yang akan datang.
3. Bagi peneliti selanjutnya diharapkan untuk menambah jumlah sekolah. Hal ini
bertujuan agar jumlah kepala sekolah yang dinilai lebih banyak, sehingga
penilaian guru terhadap kepemimpinan kepala sekolah lebih variatif.
4. Bagi peneliti selanjutnya sebaiknya melakukan pengukuran kinerja guru
berdasarkan penilaian yang dilakukan oleh Kepala Sekolah, rekan sejawat
ataupun peserta didik, karena penelitian sebelumnya mayoritas mengukur
kinerja guru dengan cara self assessment (penilaian diri sendiri) sehingga nilai
yang diperoleh cenderung tinggi, padahal nilai tersebut belum tentu
mencerminkan kinerja guru yang sesungguhnya. Peneliti juga menyarankan
agar peneliti selanjutnya melakukan penelitian lebih mendalam dengan
meneliti variabel-variabel lain yang tidak diteliti dalam penelitian ini.
90
DAFTAR PUSTAKA
Abraham H. Maslow. 1994. Motivasi dan kepribadian (TeoriMotivasi dengan
Pendekatan Hierarki Kebutuhan Manusia). Jakarta : PT. PBP
Agustina¸ Rahmi dan Sulaiman. 2013. Hubungan Motivasi Dan Kepuasan Kerja
Dengan Kinerja Guru Pada Sma Negeri Di Kabupaten Pidie. Dalam Jurnal
Sains Riset, Volume 3 - No. 1. FKIP Universitas Jabal Ghafur
Alfahad, Heba; Salem Alhajri dan Abdulmuhsen Alqathani. 2013. The Relationship
between School Principals' Leadership Styles and Teachers' Achievement
Motivation. Dalam ISBN: 9 78-1-922069-19-1. Kuala Lumpur : Malaysia
Arep, Ishak dan Hendri Tanjung. 2003. Manajemen Motivasi. Jakarta: PT
Grasindo
Arikunto, Suharsimi. 2010. Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktik.
Jakarta: Rineka Cipta
Danin, Sudarwan. 2002. Inovasi Pendidikan Dalam Upaya Peningkatan
Profesionalisme Tenaga Kependidikan. Bandung:Pustaka Setia.
Departemen Pendidikan Nasional. 2004. Pengembangan Perangkat Penilaian
Kinerja Guru. Jakarta: Ditjen Dikti, Bagian Proyek P2TK.
Depdiknas. 2006. Standar Kompetensi Kepala Sekolah TK,SD, SMP, SMA, SMK
& SLB. Jakarta : BP. Cipta Karya
Dessler, Gary. 1997. Manajemen Sumber-daya Manusia. Jakarta: Prenhallindo
Djatmiko, Eko. 2006. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan Sarana
Prasarana Terhadap Kinerja Guru Smp Negeri Kota Semarang. Dalam
ISSN : 19076304. Semarang
Enueme, Chika P dan Ebele J. Egwunyenga. 2008. Principals’ Instructional Leadership
Roles and Effect on Teachers’ Job Performance: A Case Study of Secondary
Schools in Asaba Metropolis, Delta State, Nigeria. Dalam J. Soc. Sci., 16(1):
13-17. Abraka : Delta State University
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program IBM SPSS
19. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro
Handoko, Hani dan Reksohadiprodjo Sukanto. 1996. Organisasi Perusahaan.
Yogyakarta : BPFE
Handoko, Hani. 2001. Manajemen Personalia dan Sumber Daya Manusia.
Yogyakarta : BPPE Yogyakarta
91
Hasibuan, J.J.,& Moedjiono. 2003. Proses Belajar Mengajar. Bandung : PT
Remaja Rosdakarya
Hasibuan, Malayu S.P. 2008. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta :
Penerbit Bumi Aksara
Herawati, Endang. 2011. Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Dan
Kompetensi Profesioanal Guru Terhadap Peningkatan Prestasi Kerja
Guru Sekolah Dasar Islam Terpadu Kecamatan Cimanggis, Depok,
Jawa Barat. Tesis. Jakarta : UHAMKA
Indrafachrudi, Soekarta. 2006. Bagaimana Memimpin Sekolah Yang Efektif.
Bogor: PT Ghalia Indonesia
Ivancevich, John M. et all. 2006. Perilaku dan Manajemen Organisasi Edisi
Ketujuh. Terjemahan Dharma Yuwono. Jakarta: Erlangga.
Kanto; Kulasse dan Muhammad Arifin Ahmad. 2014. The Influence Of Certification
Toward Work Motivation, Job Satisfaction And Performance Of State High
Schools Guidance And Counseling Teacher In South Sulawesi. Dalam
International Journal Of Scientific & Technology Research, Volume 3 Issue 8.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2005. Evaluasi Kinerja. Bandung : Refika Aditama
-----. 2009. Evaluasi Kinerja SDM. Bandung : Refika Aditama
-----.2007. Manajemen Sumber Daya Manusia Perusahaan. Bandung: PT Rosda
Karya
Manulanng, M. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta : BPFE-
Yogyakarta
Manulang, Marihot AMH. 2006. Manajemen Personalia. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press
Mulyasa, E. 2004. Menjadi Guru Professional. Bandung: Remaja Rosdakarya
----- 2004. Menjadi Kepala Sekolah Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya
----- 2005. Manajemen Berbasis Sekolah. Bandung : PT Remaja Rosdakarya
Nurfiana, Wiwik. 2010. Pengaruh Motivasi Kerja Terhadap Kinerja Guru
Akuntansi SMK se-Kota Semarang dengan kemampuan Guru Sebagai
Variabel Moderating. Skripsi. Semarang. UNNES
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia Nomor 19 Tahun 2005 Tentang
Standar Nasional Pendidikan. (20 Januari 2015 18:30)
92
Peraturan Menteri Pendidikan Nassional Republik Indonesia Nomor 16 Tahun
2007 Tentang Standar Kualifikasi Akademik dan Kompetensi Guru. (20
Januari 2015 20:00)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional Republik Indonesia Nomor 13 Tahun
2007 tentang Kepala Sekolah/Madrasah. (21 Februari 2015 19:00)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 41 tahun 2007 tentang Standar
Proses Pendidikan. (21 Februari 2015 10:00)
Peraturan Menteri Pendidikan Nasional No. 18 Tahun 2007 tentang Sertifikasi
Bagi Guru Dalam jabatan. (21 Februari 23:41)
Prabowo, Hakim Adi. 2010. Pengaruh Disiplin Kerja dan Kepemimpinan Kepala
Sekolah Terhadap Kinerja Guru Akuntansi di SMK Program Bisnis dan
Manajemen Se-Kota Semarang. Skripsi. Semarang : FE UNNES
Prawirosentono, Suyadi. 1999. Kebijakan Kinerja Karyawan. Jakarta : Bina
Aksara
Priharin, Tri Norma. 2010. Pengaruh Motivasi Kerja dan Komunikasi Internal
Terhadap Kinerja Guru di SMK Negeri 9 Semarang. Skripsi. Semarang :
FE UNNES
Quible, Zane K. 2005. Administrative Office Management. Pearson Prentice Hall.
New Jersey
Robbins, S.P dan Judge. 2002. Perilaku Organisasi. Jakarta: Salemba Empat.
Sardiman, A.M. 2007. Interaksi & Motivasi Belajar Mengajar. Jakarta : PT Raja
Grafindo Persada
Sedarmayanti. 2004. Pengembangan Kepribadian Pegawai. Bandung: Mekar
Maju
Saondi, Ondi. Dan Suherman, Aris. 2010. Etika Profesi Keguruan. Bandung: PT
Refika Aditama
Silalahi, Bennett N.B. 2002. Perencanaan Pembinaan Tenaga Kerja Perusahaan.
Jakarta : PT Pustaka Binaman Pressindo
Simamora, Henry. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Yogyakarta: Bagian
Penerbitan STIE YKPN.
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif Dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
93
Sugiyono. 2010. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta
Sulistiyani, Ambar Teguh dan Rosidah. 2003. Manajemen Sumber Daya Manusia.
Jakarta : Graha Ilmu.
Supardi. 2013. Kinerja Guru. Jakarta: Rajawali Pers.
Sutomo, dkk. 2010. Manajemen Sekolah. Semarang: UPT Unnes Press.
Tim FKIP UMS. 2010. Manajemen Pendidikan. Surakarta: Muhammadyah
University Press
Undang-Undang Republik Indonesia No. 20 Tahun 2003 tentang Sistem
Pendidikan Nasional (Sisdiknas). (20 Januari 2015 18:35)
----- Nomor 14 Tahun 2005 Tentang Guru Dan Dosen. (20 Januari 2015 18:41)
Uno, Hamzah B. 2011. Teori Motivasi dan Pengukurannya: Analisis di Bidang
Pendidikan. Jakarta: Bumi aksara
Usman, Husaini. 2009. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara
Usman, Mohammad U. 2006. Menjadi Guru Profesional. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Wahjosumidjo. 2002. Kepemimpinan Kepala Sekolah. Jakarta: PT Bumi Aksara
Wanyama, Wanyoyi Kadian; Dankit Nassiuma dan C. Zakayo. 2014. Impact of
motivation as HR bundel on performance of teachers of public schools in
bungoma county. Dalam African Journal of Business Management, Vol 8(3).
Kenya: Kabarak University
Yamin, Martinis dan Maisah. 2010. Standarisasi Kinerja Guru. Jakarta: GP
PRESS
94
Lampiran 1
KISI-KISI INSTRUMEN UJI COBA
“Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru
Program Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri se-Kota Semarang dengan
Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening”
Variabel Indikator No. Item Jumlah
Kepemimpinan
kepala sekolah
a. Kepribadian 1,2,3,4 4
b. Manajerial 5,6,7 3
c. kewirausahaan 8,9,10,11 4
d. supervisi 12,13,14,15 4
e. sosial 16,17,18 3
Motivasi Kerja
5. tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas
1,2,3 3
6. prestasi yang dicapainya 4,5,6 3
7. pengembangan diri 7,8,9,10 4
8. kemandirian dalam bertindak 11,12,13 3
Kinerja Guru
a. Kompetensi Pedagogik 1,2,3,4,5,6 6
b. Kompetensi Kepribadian 7,8,9,10 4
c. Kompetensi Soial 11,12,13,14 4
d. Kompetensi Profesional 15,16,17,18,19 5
Total 50
95
Lampiran 2
Kepada
Yth. Bapak/Ibu Guru
Program Bisnis dan Manajemen SMK Negeri 1 Pemalang
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyusunan skripsi yang saya lakukan dengan judul
“Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Program
Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri se-Kota Semarang dengan Motivasi
Kerja sebagai Variabel Intervening” maka dengan segala kerendahan hati
mohon bantuan dan partisipasi Bapak/Ibu Guru untuk mengisi angket ini.
Mohon kesediaan Bapak/Ibu guru berkenan mengisi angket ini secara
lengkap. Adapun segala bentuk rahasia yang berhubungan dengan angket ini
sangat terjamin. Oleh karena itu, besar harapan saya kiranya Bapak/Ibu guru
berkenan mengisi angket ini secara jujur.
Demikian surat permohonan saya, atas segala bantuan dan partisipasi
saudara, saya mengucapkan terima kasih.
Peneliti
Wahyu Agung
NIM 7101411014
ANGKET INSTRUMEN PENELITIAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI (AKUNTANSI)
96
ANGKET UJI COBA
“Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru
Program Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri se-Kota Semarang dengan
Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening”
Petunjuk pengisian angket:
1. Tulislah identitas Saudara pada tempat yang telah disediakan
2. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti sebelum memilih jawaban yang paling
sesuai dengan kondisi yang Saudara alami
3. Jika sudah yakin, berilah tanda cek (√) pada kolom jawaban Saudara
4. Saudara hanya diperkenankan untuk memilih satu dari lima alternatif jawaban
yang telah disediakan
Nama : ........................................................
Sekolah : ........................................................
Jenis Kelamin : ........................................................
Pendidikan Terakhir : ........................................................
Masa Kerja : ............................................ Tahun
Golongan : ........................................................
Status : Sertifikasi/Tidak Sertifikasi
Skor Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru : ........................................................
97
1. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah
Mohon bapak/ibu Guru memberi tanda checklist (√) pada salah satu
alternatif jawaban pernyataan di bawah ini sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Keterangan:
TP : Tidak Pernah
J : Jarang
Kk : Kadang-kadang
S : Sering
SL : Selalu
No Aspek yang diukur TP J KK S SL
Kompetensi Kepribadian
1. Kepala sekolah menjadi teladan dalam
mengembangkan tradisi dan budaya berakhlak
mulia pada warga sekolah.
2. Kepala sekolah memiliki integritas yang tinggi
dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab
sebagai pemimpin di sekolah.
3. Kepala sekolah bersikap sabar, tenang,
bijaksana dan berjiwa besar dalam menghadapi
segala keadaan dan situasi yang terjadi di
sekolah.
4. Kepala sekolah terbuka dalam menjalankan
tugas dan fungsinya di lingkungan sekolah.
Kompetensi Manajerial
5. Kepala sekolah merumuskan rencana kerja
untuk mencapai visi sekolah.
6. Kepala sekolah menempatkan dan membagi
tugas guru dan tenaga kependidikan sesuai
dengan kualifikasi dan kompetensinya.
7. Kepala sekolah mengelola keuangan sesuai
prinsip efisiensi, akuntabilitas, dan transparansi.
Kompetensi Kewirausahaan
98
8. Kepala sekolah mengembangkan kreatifitas dan
inovasi untuk menciptakan jiwa kewirausahaan
dikalangan warga sekolah
9. Kepala sekolah menciptakan jiwa
kewirausahaan dikalangan warga sekolah
10 Kepala sekolah memiliki naluri dan motivasi
kewirausahaan yang kuat dalam mengelola
peluang usaha produksi/jasa di sekolah untuk
pengembangan sumber belajar siswa.
11. Kepala sekolah bekerja keras, rajin dan pantang
menyerah dalam menghadapi tantangan.
Kompetensi Supervisi
12. Kepala sekolah menyusun perencanaan dan
melaksanakan supervisi sesuai prosedur,
pendekatan dan teknik yang tepat untuk
meningkatkan kinerja guru.
13. Kepala sekolah mampu mengembangkan
instrumen supervisi yang relevan untuk
meningkatkan kinerja guru.
14 Kepala sekolah memanfaatkan penilaian
supervisi untuk mengevaluasi program sekolah
15. Kepala sekolah menindaklanjuti hasil supervisi
dengan mengaktifkan program MGMP untuk
meningkatkan kinerja guru
Kompetensi Sosial
16. Kepala sekolah bekerja sama dengan dewan
pendidikan, komite sekolah, sekolah lain dan
wali murid serta masyarakat untuk
mengembangkan kemajuan sekolah
17. Kepala sekolah berpartisipasi dalam kegiatan
kemasyarakatan yang berkembang di
lingkungan sekolah
18. Kepala sekolah memiliki kepekaan sosial
terhadap individu atau kelompok yang ada di
99
lingkungan sekolah
2. Variabel Motivasi Kerja
Mohon bapak/ibu Guru memberi tanda checklist (√) pada salah satu
alternatif jawaban pernyataan di bawah ini sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Keterangan:
TP : Tidak Pernah
J : Jarang
Kk : Kadang-kadang
S : Sering
SL : Selalu
No Aspek yang diukur TP J KK S SL
A. Tanggungjawab dalam melakukan kerja
1. Saya berusaha mengerahkan segala kemampuan
untuk menyelesaikan tugas dan tanggungjawab
saya dengan sebaik-baiknya.
2. Saya tidak akan berhenti berusaha sebelum
pekerjaan saya selesai dengan baik.
3. Saya bertanggung jawab atas hasil kerja yang
saya lakukan.
B. Prestasi yang dicapai
4. Dalam bekerja saya ingin mempunyai prestasi
yang lebih baik dari guru-guru lain.
5. Saya bekerja dengan sungguh-sungguh
mencurahkan semua kompetensi yang dimiliki
agar prestasi belajar peserta didik meningkat.
6. Saya senantiasa melaksanakan pekerjaan
dengan sungguh-sungguh agar mencapai hasil
kerja yang berkualitas.
C. Pengembangan diri
100
3. Variabel Kinerja Guru
Mohon bapak/ibu Guru memberi tanda checklist (√) pada salah satu
alternatif jawaban pernyataan di bawah ini sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Keterangan:
TP : Tidak Pernah
J : Jarang
Kk : Kadang-kadang
S : Sering
SL : Selalu
7. Saya selalu berusaha meningkatkan kompetensi
keguruan yang saya miliki dengan mengikuti
perkembangan teknologi.
8. Saya berusaha untuk meningkatkan kompetensi
keguruan yang saya miliki.
9 Saya lebih senang melaksanakan pekerjaan
yang sulit agar menantang dari pada
melaksanakan pekerjaan yang mudah
membosankan.
10. Saya mengikuti kegiatan pendidikan dan
pelatihan (DIKLAT) untuk meningkatkan
wawasan dan pengembangan diri sebagai
seorang guru.
D. Kemandirian dalam bertindak
11. Saya dengan sungguh-sungguh mempersiapkan
perangkat pembelajaran secara mandiri.
12. Saya mencari informasi dari berbagai sumber
untuk mengatasi berbagai tantangan dalam
melaksanakan tugas.
13. Saya berusaha bekerja secara mandiri dalam
melaksanakan tugas, tanpa menggantungkan
diri pada orang lain.
101
No Aspek yang diukur TP J KK S SL
Kompetensi Pedagogik
1. Saya mengetahui karakteristik peserta didik
dengan baik.
2. Saya melaksanakan KBM berdasarkan pada
teori dan prinsip pembelajaran yang mendidik.
3. Saya memanfaatkan perkembangan teknologi
dan informasi guna meningkatkan kualitas
pembelajaran.
4. Saya membantu peserta didik menemukan dan
mengembangkan bakat dan potensi yang
dimiliki.
5. Saya membangun komunikasi yang santun dan
harmonis terhadap peserta didik.
6. Saya melaksanakan dan memanfaatkan
program evaluasi untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Kompetensi kepribadian
7. Saya bertingkah laku sesuai norma agama,
hukum, sosial dan kebudayaan baik disekolah
maupun di luar sekolah.
8. Saya memberikan teladan kepada peserta didik
dan masyarakat dengan bersikap jujur, ikhlas
dan berakhlak mulia.
9. Saya mengembangkan diri sebagai pribadi
yang arif dan bijaksana.
10. Saya menjunjung tinggi kode etik keguruan
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
sebagai guru.
Kompetensi Sosial
11. Saya bersikap objektif dan tidak membeda-
bedakan peserta didik berdasarkan suku,
102
agama, ras dan adat.
12. Saya berkomunikasi secara efektif dan santun
terhadap peserta didik.
13. Saya membangun komunikasi yang harmonis
terhadap sesama guru dan orang tua/wali murid
14. Saya mampu menjalin komunikasi yang baik
dengan masyarakat dan beradaptasi dengan
kondisi sosial budaya di lingkungan
masayarakat.
Kompetensi Profesional
15. Saya mengetahui benar konsep-konsep dasar
dan pola pikir dari mata pelajaran yang
disampaikan dalam KBM.
16 Bapak/Ibu guru memahami standar kompetensi
yang harus dicapai siswa dalam pembelajaran.
17. Saya menyampaikan materi pelajaran sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang ditetapkan.
18. Saya aktif mengembangkan media maupun alat
peraga dengan memanfaatkan kemajuan TIK.
19. Saya memanfaatkan kemajuan teknologi dan
informasi unntuk menambah wawasan dan
pengetahuan.
103
Lampiran 3
TABULASI ANGKET UJI COBA
Kepemimpinan Kepala Sekolah
NO Kode Nomor Soal
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 R-1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 68
2 R-2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 4 4 4 4 68
3 R-3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 4 71
4 R-4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 86
5 R-5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 5 3 4 4 4 3 67
6 R-6 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 3 4 73
7 R-7 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 84
8 R-8 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 88
9 R-9 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 88
10 R-10 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 88
11 R-11 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 88
12 R-12 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 88
13 R-13 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 76
14 R-14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
15 R-15 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 4 5 4 4 4 79
16 R-16 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 3 4 5 4 4 4 4 4 73
17 R-17 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 4 4 4 4 4 74
18 R-18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
19 R-19 5 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 5 3 5 5 4 5 78
20 R-20 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 4 5 5 3 4 4 81
21 R-21 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 4 5 5 4 5 84
22 R-22 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 4 3 5 4 4 4 76
23 R-23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
24 R-24 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 88
25 R-25 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 4 4 82
26 R-26 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 87
27 R-27 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 4 4 5 85
28 R-28 5 5 5 4 4 5 4 4 5 4 4 3 5 3 4 4 4 4 76
29 R-29 4 4 4 4 4 3 5 4 5 4 5 5 5 4 5 5 3 5 78
30 R-30 5 5 4 5 4 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 4 4 4 81
104
Motivasi Kerja
NO Kode Nomor Soal
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13
1 R-1 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 64
2 R-2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
3 R-3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
4 R-4 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 64
5 R-5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 4 5 60
6 R-6 4 4 4 5 5 4 4 4 3 3 4 4 4 52
7 R-7 5 5 5 4 5 5 5 5 4 5 5 5 4 62
8 R-8 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 64
9 R-9 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 62
10 R-10 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 56
11 R-11 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 61
12 R-12 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 4 61
13 R-13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
14 R-14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
15 R-15 5 4 5 4 5 5 4 4 3 2 4 4 5 54
16 R-16 4 4 4 4 4 5 5 5 4 3 5 5 4 56
17 R-17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 52
18 R-18 5 5 5 3 5 5 5 5 5 3 5 5 5 61
19 R-19 4 5 5 5 4 5 3 4 3 3 4 5 4 54
20 R-20 4 4 4 2 4 4 4 4 3 3 4 4 3 47
21 R-21 5 5 5 2 5 5 5 4 4 4 5 5 5 59
22 R-22 5 4 4 4 4 4 4 5 4 4 4 4 4 54
23 R-23 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 64
24 R-24 4 4 4 1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
25 R-25 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 63
26 R-26 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 55
27 R-27 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 64
28 R-28 4 5 5 4 5 5 5 4 4 4 5 5 5 60
29 R-29 4 4 5 3 5 5 4 5 3 3 4 4 5 54
30 R-30 5 5 4 1 5 5 4 4 3 3 5 4 4 52
105
Kinerja Guru
NO Kode
Nomor Soal
Jumlah
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 R-1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
2 R-2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
3 R-3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
4 R-4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 86
5 R-5 4 5 4 5 5 5 3 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 78
6 R-6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
7 R-7 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 5 88
8 R-8 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 86
9 R-9 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 83
10 R-10 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 3 3 75
11 R-11 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 83
12 R-12 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 83
13 R-13 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
14 R-14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
15 R-15 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 4 4 82
16 R-16 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 79
17 R-17 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
18 R-18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 89
19 R-19 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 5 4 5 85
20 R-20 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 73
21 R-21 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 87
22 R-22 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 73
23 R-23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
24 R-24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
25 R-25 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 88
26 R-26 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 80
27 R-27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
28 R-28 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 80
29 R-29 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 83
30 R-30 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 3 4 83
106
Lampiran 4. Hasil Uji Validitas Instrumen
Uji Validitas Kepemimpinan Kepala Sekolah
Correlations
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 Total
1 Pearson Correlation 1 1,000** ,813
** ,699
** ,649
** ,476
** ,476
** ,498
** ,045 ,676
** ,701
** ,433
* ,140 ,481
** ,713
** ,466
** ,595
** ,632
** ,811
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,008 ,008 ,005 ,812 ,000 ,000 ,017 ,459 ,007 ,000 ,009 ,001 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
2 Pearson Correlation 1,000** 1 ,813
** ,699
** ,649
** ,476
** ,476
** ,498
** ,045 ,676
** ,701
** ,433
* ,140 ,481
** ,713
** ,466
** ,595
** ,632
** ,811
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,008 ,008 ,005 ,812 ,000 ,000 ,017 ,459 ,007 ,000 ,009 ,001 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
3 Pearson Correlation ,813** ,813
** 1 ,652
** ,736
** ,650
** ,412
* ,612
** ,029 ,712
** ,707
** ,508
** ,125 ,607
** ,536
** ,486
** ,668
** ,658
** ,837
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,024 ,000 ,878 ,000 ,000 ,004 ,510 ,000 ,002 ,006 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
4 Pearson Correlation ,699** ,699
** ,652
** 1 ,885
** ,579
** ,793
** ,473
** -,184 ,856
** ,649
** ,646
** -,132 ,676
** ,699
** ,345 ,546
** ,600
** ,826
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,008 ,331 ,000 ,000 ,000 ,488 ,000 ,000 ,062 ,002 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
5 Pearson Correlation ,649** ,649
** ,736
** ,885
** 1 ,654
** ,654
** ,535
** -,208 ,725
** ,632
** ,548
** -,043 ,582
** ,649
** ,390
* ,617
** ,557
** ,800
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,002 ,270 ,000 ,000 ,002 ,824 ,001 ,000 ,033 ,000 ,001 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
6 Pearson Correlation ,476** ,476
** ,650
** ,579
** ,654
** 1 ,261 ,544
** -,104 ,527
** ,362
* ,372
* ,111 ,539
** ,230 ,113 ,490
** ,268 ,593
**
Sig. (2-tailed) ,008 ,008 ,000 ,001 ,000 ,164 ,002 ,586 ,003 ,050 ,043 ,559 ,002 ,222 ,551 ,006 ,153 ,001
107
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
7 Pearson Correlation ,476** ,476
** ,412
* ,793
** ,654
** ,261 1 ,544
** -,233 ,738
** ,539
** ,610
** -,167 ,460
* ,599
** ,538
** ,490
** ,585
** ,693
**
Sig. (2-tailed) ,008 ,008 ,024 ,000 ,000 ,164 ,002 ,215 ,000 ,002 ,000 ,378 ,011 ,000 ,002 ,006 ,001 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
8 Pearson Correlation ,498** ,498
** ,612
** ,473
** ,535
** ,544
** ,544
** 1 -,111 ,582
** ,447
* ,488
** ,034 ,603
** ,498
** ,664
** ,837
** ,622
** ,734
**
Sig. (2-tailed) ,005 ,005 ,000 ,008 ,002 ,002 ,002 ,559 ,001 ,013 ,006 ,858 ,000 ,005 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
9 Pearson Correlation ,045 ,045 ,029 -,184 -,208 -,104 -,233 -,111 1 -,194 ,011 ,098 ,716** ,019 ,045 ,143 -,178 ,233 ,091
Sig. (2-tailed) ,812 ,812 ,878 ,331 ,270 ,586 ,215 ,559 ,305 ,954 ,608 ,000 ,919 ,812 ,450 ,348 ,215 ,633
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
10 Pearson Correlation ,676** ,676
** ,712
** ,856
** ,725
** ,527
** ,738
** ,582
** -,194 1 ,666
** ,715
** -,139 ,712
** ,676
** ,477
** ,620
** ,633
** ,844
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,000 ,001 ,305 ,000 ,000 ,465 ,000 ,000 ,008 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
11 Pearson Correlation ,701** ,701
** ,707
** ,649
** ,632
** ,362
* ,539
** ,447
* ,011 ,666
** 1 ,782
** ,164 ,761
** ,701
** ,480
** ,395
* ,616
** ,827
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,050 ,002 ,013 ,954 ,000 ,000 ,387 ,000 ,000 ,007 ,031 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
12 Pearson Correlation ,433* ,433
* ,508
** ,646
** ,548
** ,372
* ,610
** ,488
** ,098 ,715
** ,782
** 1 ,140 ,837
** ,619
** ,534
** ,338 ,663
** ,795
**
Sig. (2-tailed) ,017 ,017 ,004 ,000 ,002 ,043 ,000 ,006 ,608 ,000 ,000 ,462 ,000 ,000 ,002 ,068 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
13 Pearson Correlation ,140 ,140 ,125 -,132 -,043 ,111 -,167 ,034 ,716** -,139 ,164 ,140 1 ,083 ,140 ,196 -,127 ,167 ,204
Sig. (2-tailed) ,459 ,459 ,510 ,488 ,824 ,559 ,378 ,858 ,000 ,465 ,387 ,462 ,661 ,459 ,300 ,503 ,378 ,280
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
14 Pearson Correlation ,481** ,481
** ,607
** ,676
** ,582
** ,539
** ,460
* ,603
** ,019 ,712
** ,761
** ,837
** ,083 1 ,573
** ,351 ,497
** ,571
** ,798
**
108
UJI VALIDITAS MOTIVASI KERJA
Correlations
Sig. (2-tailed) ,007 ,007 ,000 ,000 ,001 ,002 ,011 ,000 ,919 ,000 ,000 ,000 ,661 ,001 ,057 ,005 ,001 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
15 Pearson Correlation ,713** ,713
** ,536
** ,699
** ,649
** ,230 ,599
** ,498
** ,045 ,676
** ,701
** ,619
** ,140 ,573
** 1 ,590
** ,474
** ,755
** ,801
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,002 ,000 ,000 ,222 ,000 ,005 ,812 ,000 ,000 ,000 ,459 ,001 ,001 ,008 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
16 Pearson Correlation ,466** ,466
** ,486
** ,345 ,390
* ,113 ,538
** ,664
** ,143 ,477
** ,480
** ,534
** ,196 ,351 ,590
** 1 ,576
** ,842
** ,678
**
Sig. (2-tailed) ,009 ,009 ,006 ,062 ,033 ,551 ,002 ,000 ,450 ,008 ,007 ,002 ,300 ,057 ,001 ,001 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
17 Pearson Correlation ,595** ,595
** ,668
** ,546
** ,617
** ,490
** ,490
** ,837
** -,178 ,620
** ,395
* ,338 -,127 ,497
** ,474
** ,576
** 1 ,545
** ,694
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,001 ,000 ,002 ,000 ,006 ,006 ,000 ,348 ,000 ,031 ,068 ,503 ,005 ,008 ,001 ,002 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
18 Pearson Correlation ,632** ,632
** ,658
** ,600
** ,557
** ,268 ,585
** ,622
** ,233 ,633
** ,616
** ,663
** ,167 ,571
** ,755
** ,842
** ,545
** 1 ,830
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,153 ,001 ,000 ,215 ,000 ,000 ,000 ,378 ,001 ,000 ,000 ,002 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
total Pearson Correlation ,811** ,811
** ,837
** ,826
** ,800
** ,593
** ,693
** ,734
** ,091 ,844
** ,827
** ,795
** ,204 ,798
** ,801
** ,678
** ,694
** ,830
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,633 ,000 ,000 ,000 ,280 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
109
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 Total
1 Pearson Correlation 1 ,729** ,659
** ,233 ,659
** ,591
** ,487
** ,071 ,454
* ,334 ,530
** ,471
** ,389
* ,710
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,215 ,000 ,001 ,006 ,709 ,012 ,072 ,003 ,009 ,034 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
2 Pearson Correlation ,729** 1 ,796
** ,291 ,659
** ,731
** ,487
** -,081 ,454
* ,424
* ,665
** ,740
** ,389
* ,789
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,118 ,000 ,000 ,006 ,670 ,012 ,020 ,000 ,000 ,034 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
3 Pearson Correlation ,659** ,796
** 1 ,412
* ,722
** ,791
** ,436
* ,031 ,352 ,255 ,464
** ,680
** ,590
** ,784
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,024 ,000 ,000 ,016 ,872 ,057 ,173 ,010 ,000 ,001 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
4 Pearson Correlation ,233 ,291 ,412* 1 ,236 ,240 ,257 ,000 ,395
* ,387
* ,174 ,404
* ,261 ,582
**
Sig. (2-tailed) ,215 ,118 ,024 ,210 ,202 ,170 1,000 ,031 ,035 ,359 ,027 ,164 ,001
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
5 Pearson Correlation ,659** ,659
** ,722
** ,236 1 ,791
** ,557
** ,031 ,248 ,164 ,600
** ,544
** ,590
** ,717
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,210 ,000 ,001 ,872 ,186 ,386 ,000 ,002 ,001 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
6 Pearson Correlation ,591** ,731
** ,791
** ,240 ,791
** 1 ,509
** ,146 ,249 ,083 ,675
** ,761
** ,550
** ,742
**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,202 ,000 ,004 ,441 ,185 ,661 ,000 ,000 ,002 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
7 Pearson Correlation ,487** ,487
** ,436
* ,257 ,557
** ,509
** 1 ,304 ,590
** ,509
*
*
,896** ,712
** ,471
** ,791
**
Sig. (2-tailed) ,006 ,006 ,016 ,170 ,001 ,004 ,102 ,001 ,004 ,000 ,000 ,009 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
110
8 Pearson Correlation ,071 -,081 ,031 ,000 ,031 ,146 ,304 1 -,031 -,121 ,262 ,151 ,109 ,169
Sig. (2-tailed) ,709 ,670 ,872 1,00
0
,872 ,441 ,102
,873 ,523 ,162 ,426 ,567 ,371
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
9 Pearson Correlation ,454* ,454
* ,352 ,395
* ,248 ,249 ,590
** -,031 1 ,754
*
*
,454* ,456
* ,513
** ,704
**
Sig. (2-tailed) ,012 ,012 ,057 ,031 ,186 ,185 ,001 ,873 ,000 ,012 ,011 ,004 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
10 Pearson Correlation ,334 ,424* ,255 ,387
* ,164 ,083 ,509
** -,121 ,754
** 1 ,412
* ,402
* ,258 ,606
**
Sig. (2-tailed) ,072 ,020 ,173 ,035 ,386 ,661 ,004 ,523 ,000 ,024 ,028 ,168 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
11 Pearson Correlation ,530** ,665
** ,464
** ,174 ,600
** ,675
** ,896
** ,262 ,454
* ,412
* 1 ,802
** ,434
* ,784
**
Sig. (2-tailed) ,003 ,000 ,010 ,359 ,000 ,000 ,000 ,162 ,012 ,024 ,000 ,016 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
12 Pearson Correlation ,471** ,740
** ,680
** ,404
* ,544
** ,761
** ,712
** ,151 ,456
* ,402
* ,802
** 1 ,361
* ,823
**
Sig. (2-tailed) ,009 ,000 ,000 ,027 ,002 ,000 ,000 ,426 ,011 ,028 ,000 ,050 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
13 Pearson Correlation ,389* ,389
* ,590
** ,261 ,590
** ,550
** ,471
** ,109 ,513
** ,258 ,434
* ,361
* 1 ,651
**
Sig. (2-tailed) ,034 ,034 ,001 ,164 ,001 ,002 ,009 ,567 ,004 ,168 ,016 ,050 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
14 Pearson Correlation ,710** ,789
** ,784
** ,582
*
*
,717** ,742
** ,791
** ,169 ,704
** ,606
*
*
,784** ,823
** ,651
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,371 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
111
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
UJI VALIDITAS KINERJA GURU
Correlations
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19 total
1 Pearson Correlation 1 ,391* ,293 ,526
** ,391
* ,360 ,347 ,357 ,391
* ,367
* ,391
* ,405
* ,391
* ,446
* ,609
** ,139 ,221 ,217 ,062 ,552
**
Sig. (2-tailed) ,033 ,117 ,003 ,033 ,051 ,061 ,053 ,033 ,046 ,033 ,026 ,033 ,014 ,000 ,465 ,241 ,249 ,744 ,002
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
2 Pearson Correlation ,391* 1 ,463
*
*
,324 ,729*
*
,711** ,646
*
*
,809*
*
,729*
*
,731** ,729
*
*
,665*
*
,593*
*
,218 ,527** ,094 ,593
*
*
,250 ,199 ,799**
Sig. (2-tailed) ,033 ,010 ,081 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,247 ,003 ,620 ,001 ,182 ,292 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
3 Pearson Correlation ,293 ,463** 1 ,484
** ,340 ,557
** ,520
*
*
,474*
*
,586*
*
,510** ,463
*
*
,383* ,340 ,385
* ,285 ,108 ,586
*
*
,541** ,315 ,680
**
Sig. (2-tailed) ,117 ,010 ,007 ,066 ,001 ,003 ,008 ,001 ,004 ,010 ,037 ,066 ,036 ,127 ,571 ,001 ,002 ,090 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
4 Pearson Correlation ,526** ,324 ,484
*
*
1 ,324 ,317 ,054 ,368* ,193 ,261 ,455
* ,226 ,193 ,289 ,422
* ,127 ,193 ,186 ,168 ,468
**
Sig. (2-tailed) ,003 ,081 ,007 ,081 ,088 ,775 ,045 ,308 ,163 ,011 ,229 ,308 ,122 ,020 ,504 ,308 ,324 ,374 ,009
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
112
5 Pearson Correlation ,391* ,729
** ,340 ,324 1 ,711
** ,526
*
*
,809*
*
,593*
*
,731** ,864
*
*
,800*
*
,593*
*
,218 ,527** ,094 ,457
* ,135 ,075 ,758
**
Sig. (2-tailed) ,033 ,000 ,066 ,081 ,000 ,003 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,001 ,247 ,003 ,620 ,011 ,478 ,696 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
6 Pearson Correlation ,360 ,711** ,557
*
*
,317 ,711*
*
1 ,630*
*
,797*
*
,711*
*
,722** ,711
*
*
,769*
*
,591*
*
,223 ,501** ,014 ,591
*
*
,238 ,197 ,799**
Sig. (2-tailed) ,051 ,000 ,001 ,088 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,237 ,005 ,939 ,001 ,206 ,296 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
7 Pearson Correlation ,347 ,646** ,520
*
*
,054 ,526*
*
,630** 1 ,717
*
*
,887*
*
,895** ,526
*
*
,590*
*
,766*
*
,295 ,468** ,193 ,766
*
*
,325 ,286 ,809**
Sig. (2-tailed) ,061 ,000 ,003 ,775 ,003 ,000 ,000 ,000 ,000 ,003 ,001 ,000 ,113 ,009 ,307 ,000 ,080 ,125 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
8 Pearson Correlation ,357 ,809** ,474
*
*
,368* ,809
*
*
,797** ,717
*
*
1 ,809*
*
,929** ,809
*
*
,756*
*
,666*
*
,241 ,426* ,216 ,666
*
*
,202 ,131 ,861**
Sig. (2-tailed) ,053 ,000 ,008 ,045 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,199 ,019 ,253 ,000 ,283 ,492 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
9 Pearson Correlation ,391* ,729
** ,586
*
*
,193 ,593*
*
,711** ,887
*
*
,809*
*
1 ,870** ,593
*
*
,665*
*
,729*
*
,218 ,375* ,217 ,729
*
*
,481** ,323 ,861
**
Sig. (2-tailed) ,033 ,000 ,001 ,308 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,247 ,041 ,249 ,000 ,007 ,082 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
10 Pearson Correlation ,367* ,731
** ,510
*
*
,261 ,731*
*
,722** ,895
*
*
,929*
*
,870*
*
1 ,731*
*
,675*
*
,731*
*
,272 ,459* ,257 ,731
*
*
,218 ,153 ,867**
Sig. (2-tailed) ,046 ,000 ,004 ,163 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,147 ,011 ,170 ,000 ,248 ,419 ,000
113
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
11 Pearson Correlation ,391* ,729
** ,463
*
*
,455* ,864
*
*
,711** ,526
*
*
,809*
*
,593*
*
,731** 1 ,800
*
*
,729*
*
,333 ,527** ,094 ,593
*
*
,135 ,199 ,820**
Sig. (2-tailed) ,033 ,000 ,010 ,011 ,000 ,000 ,003 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,072 ,003 ,620 ,001 ,478 ,292 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
12 Pearson Correlation ,405* ,665
** ,383
* ,226 ,800
*
*
,769** ,590
*
*
,756*
*
,665*
*
,675** ,800
*
*
1 ,800*
*
,251 ,564** ,139 ,665
*
*
,268 ,222 ,818**
Sig. (2-tailed) ,026 ,000 ,037 ,229 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,181 ,001 ,465 ,000 ,152 ,238 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
13 Pearson Correlation ,391* ,593
** ,340 ,193 ,593
*
*
,591** ,766
*
*
,666*
*
,729*
*
,731** ,729
*
*
,800*
*
1 ,448* ,527
** ,094 ,729
*
*
,250 ,447* ,820
**
Sig. (2-tailed) ,033 ,001 ,066 ,308 ,001 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,013 ,003 ,620 ,000 ,182 ,013 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
14 Pearson Correlation ,446* ,218 ,385
* ,289 ,218 ,223 ,295 ,241 ,218 ,272 ,333 ,251 ,448
* 1 ,077 ,073 ,333 ,244 ,441
* ,475
**
Sig. (2-tailed) ,014 ,247 ,036 ,122 ,247 ,237 ,113 ,199 ,247 ,147 ,072 ,181 ,013 ,685 ,702 ,072 ,193 ,015 ,008
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
15 Pearson Correlation ,609** ,527
** ,285 ,422
* ,527
*
*
,501** ,468
*
*
,426* ,375
* ,459
* ,527
*
*
,564*
*
,527*
*
,077 1 ,009 ,527*
*
,086 ,056 ,600**
Sig. (2-tailed) ,000 ,003 ,127 ,020 ,003 ,005 ,009 ,019 ,041 ,011 ,003 ,001 ,003 ,685 ,962 ,003 ,650 ,770 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
16 Pearson Correlation ,139 ,094 ,108 ,127 ,094 ,014 ,193 ,216 ,217 ,257 ,094 ,139 ,094 ,073 ,009 1 ,217 ,017 -,135 ,233
Sig. (2-tailed) ,465 ,620 ,571 ,504 ,620 ,939 ,307 ,253 ,249 ,170 ,620 ,465 ,620 ,702 ,962 ,249 ,927 ,477 ,216
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
114
17 Pearson Correlation ,221 ,593** ,586
*
*
,193 ,457* ,591
** ,766
*
*
,666*
*
,729*
*
,731** ,593
*
*
,665*
*
,729*
*
,333 ,527** ,217 1 ,366
* ,323 ,799
**
Sig. (2-tailed) ,241 ,001 ,001 ,308 ,011 ,001 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000 ,000 ,072 ,003 ,249 ,047 ,082 ,000
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
18 Pearson Correlation ,217 ,250 ,541*
*
,186 ,135 ,238 ,325 ,202 ,481*
*
,218 ,135 ,268 ,250 ,244 ,086 ,017 ,366* 1 ,740
** ,474
**
Sig. (2-tailed) ,249 ,182 ,002 ,324 ,478 ,206 ,080 ,283 ,007 ,248 ,478 ,152 ,182 ,193 ,650 ,927 ,047 ,000 ,008
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
19 Pearson Correlation ,062 ,199 ,315 ,168 ,075 ,197 ,286 ,131 ,323 ,153 ,199 ,222 ,447* ,441
* ,056 -,135 ,323 ,740
** 1 ,421
*
Sig. (2-tailed) ,744 ,292 ,090 ,374 ,696 ,296 ,125 ,492 ,082 ,419 ,292 ,238 ,013 ,015 ,770 ,477 ,082 ,000 ,020
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
tota
l
Pearson Correlation ,552** ,799
** ,680
*
*
,468** ,758
*
*
,799** ,809
*
*
,861*
*
,861*
*
,867** ,820
*
*
,818*
*
,820*
*
,475** ,600
** ,233 ,799
*
*
,474** ,421
* 1
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,000 ,009 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,008 ,000 ,216 ,000 ,008 ,020
N 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30 30
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
115
Lampiran 5. Hasil Uji Reliabilitas Instrumen
Hasil Uji Reliabilitas Kepemimpinan Kepala Sekolah Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,938 ,940 18
Hasil Uji Reliabilitas Motivasi Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,882 ,907 13
Hasil Uji Reliabilitas Kinerja Guru
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,933 ,935 19
116
Lampiran 6. Kisi-Kisi Instrumen Penelitian
KISI-KISI INSTRUMEN PENELITIAN
“Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru
Program Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri se-Kota Semarang dengan
Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening”
Variabel Indikator No. Item Jumlah
Kepemimpinan
kepala sekolah
f. Kepribadian 1,2,3,4 4
g. Manajerial 5,6,7 3
h. kewirausahaan 8,9,10 3
i. supervisi 11,12,13 3
j. sosial 14,1516 3
Motivasi Kerja
9. tanggung jawab dalam
melaksanakan tugas
1,2,3 3
10. prestasi yang dicapainya 4,5,6 3
11. pengembangan diri 7,8,9 3
12. kemandirian dalam bertindak 10,11,12 3
Kinerja Guru
e. Kompetensi Pedagogik 1,2,3,4,5,6 6
f. Kompetensi Kepribadian 7,8,9,10 4
g. Kompetensi Soial 11,12,13,14 4
h. Kompetensi Profesional 15,16,17,18 4
Total 46
117
Lampiran 7. Instrumen Penelitian
Kepada
Yth. Bapak/Ibu Guru
Program Bisnis dan Manajemen SMK Negeri se-Kota Semarang
Dengan hormat,
Sehubungan dengan penyusunan skripsi yang saya lakukan dengan judul
“Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru Program
Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri se-Kota Semarang dengan Motivasi
Kerja sebagai Variabel Intervening” maka dengan segala kerendahan hati
mohon bantuan dan partisipasi Bapak/Ibu Guru untuk mengisi angket ini.
Mohon kesediaan Bapak/Ibu guru berkenan mengisi angket ini secara
lengkap. Adapun segala bentuk rahasia yang berhubungan dengan angket ini
sangat terjamin. Oleh karena itu, besar harapan saya kiranya Bapak/Ibu guru
berkenan mengisi angket ini secara jujur.
Demikian surat permohonan saya, atas segala bantuan dan partisipasi
saudara, saya mengucapkan terima kasih.
Peneliti
Wahyu Agung
NIM 7101411014
ANGKET INSTRUMEN PENELITIAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
FAKULTAS EKONOMI
JURUSAN PENDIDIKAN EKONOMI (AKUNTANSI)
118
ANGKET PENELITIAN
“Pengaruh Kepemimpinan Kepala Sekolah Terhadap Kinerja Guru
Program Bisnis dan Manajemen di SMK Negeri se-Kota Semarang dengan
Motivasi Kerja sebagai Variabel Intervening”
Petunjuk pengisian angket:
5. Tulislah identitas Saudara pada tempat yang telah disediakan
6. Bacalah setiap pernyataan dengan teliti sebelum memilih jawaban yang paling
sesuai dengan kondisi yang Saudara alami
7. Jika sudah yakin, berilah tanda cek (√) pada kolom jawaban Saudara
8. Saudara hanya diperkenankan untuk memilih satu dari lima alternatif jawaban
yang telah disediakan
Nama : ........................................................
Sekolah : ........................................................
Jenis Kelamin : ........................................................
Pendidikan Terakhir : ........................................................
Masa Kerja : ............................................ Tahun
Golongan : ........................................................
Status : Sertifikasi/Tidak Sertifikasi
Skor Penilaian Portofolio Sertifikasi Guru : ........................................................
119
1. Variabel Kepemimpinan Kepala Sekolah
Mohon bapak/ibu Guru memberi tanda checklist (√) pada salah satu
alternatif jawaban pernyataan di bawah ini sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Keterangan:
TP : Tidak Pernah
J : Jarang
Kk : Kadang-kadang
S : Sering
SL : Selalu
No Aspek yang diukur TP J KK S SL
Kompetensi Kepribadian
1. Kepala sekolah menjadi teladan dalam
mengembangkan tradisi dan budaya berakhlak
mulia pada warga sekolah.
2. Kepala sekolah memiliki integritas yang tinggi
dalam menjalankan tugas dan tanggungjawab
sebagai pemimpin di sekolah.
3. Kepala sekolah bersikap sabar, tenang,
bijaksana dan berjiwa besar dalam menghadapi
segala keadaan dan situasi yang terjadi di
sekolah.
4. Kepala sekolah terbuka dalam menjalankan
tugas dan fungsinya di lingkungan sekolah.
Kompetensi Manajerial
5. Kepala sekolah merumuskan rencana kerja
untuk mencapai visi sekolah.
6. Kepala sekolah menempatkan dan membagi
tugas guru dan tenaga kependidikan sesuai
dengan kualifikasi dan kompetensinya.
7. Kepala sekolah mengelola keuangan sesuai
prinsip efisiensi, akuntabilitas, dan transparansi.
Kompetensi Kewirausahaan
120
8. Kepala sekolah mengembangkan kreatifitas dan
inovasi untuk menciptakan jiwa kewirausahaan
dikalangan warga sekolah
9. Kepala sekolah memiliki naluri dan motivasi
kewirausahaan yang kuat dalam mengelola
peluang usaha produksi/jasa di sekolah untuk
pengembangan sumber belajar siswa.
10. Kepala sekolah bekerja keras, rajin dan pantang
menyerah dalam menghadapi tantangan.
Kompetensi Supervisi
11. Kepala sekolah menyusun perencanaan dan
melaksanakan supervisi sesuai prosedur,
pendekatan dan teknik yang tepat untuk
meningkatkan kinerja guru.
12. Kepala sekolah memanfaatkan penilaian
supervisi untuk mengevaluasi program sekolah
13. Kepala sekolah menindaklanjuti hasil supervisi
dengan mengaktifkan program MGMP untuk
meningkatkan kinerja guru
Kompetensi Sosial
14. Kepala sekolah bekerja sama dengan dewan
pendidikan, komite sekolah, sekolah lain dan
wali murid serta masyarakat untuk
mengembangkan kemajuan sekolah
15. Kepala sekolah berpartisipasi dalam kegiatan
kemasyarakatan yang berkembang di
lingkungan sekolah
16. Kepala sekolah memiliki kepekaan sosial
terhadap individu atau kelompok yang ada di
lingkungan sekolah
2. Variabel Motivasi Kerja
Mohon bapak/ibu Guru memberi tanda checklist (√) pada salah satu
alternatif jawaban pernyataan di bawah ini sesuai dengan keadaan sebenarnya.
121
Keterangan:
TP : Tidak Pernah
J : Jarang
Kk : Kadang-kadang
S : Sering
SL : Selalu
No Aspek yang diukur TP J KK S SL
A. Tanggungjawab dalam melakukan kerja
1. Saya berusaha mengerahkan segala kemampuan
untuk menyelesaikan tugas dan tanggungjawab
saya dengan sebaik-baiknya.
2. Saya tidak akan berhenti berusaha sebelum
pekerjaan saya selesai dengan baik.
3. Saya bertanggung jawab atas hasil kerja yang
saya lakukan.
B. Prestasi yang dicapai
4. Dalam bekerja saya ingin mempunyai prestasi
yang lebih baik dari guru-guru lain.
5. Saya bekerja dengan sungguh-sungguh
mencurahkan semua kompetensi yang dimiliki
agar prestasi belajar peserta didik meningkat.
6. Saya senantiasa melaksanakan pekerjaan
dengan sungguh-sungguh agar mencapai hasil
kerja yang berkualitas.
C. Pengembangan diri
7. Saya selalu berusaha meningkatkan kompetensi
keguruan yang saya miliki dengan mengikuti
perkembangan teknologi.
8. Saya lebih senang melaksanakan pekerjaan
yang sulit agar menantang dari pada
122
3. Variabel Kinerja Guru
Mohon bapak/ibu Guru memberi tanda checklist (√) pada salah satu
alternatif jawaban pernyataan di bawah ini sesuai dengan keadaan sebenarnya.
Keterangan:
TP : Tidak Pernah
J : Jarang
Kk : Kadang-kadang
S : Sering
SL : Selalu
No Aspek yang diukur TP J KK S SL
Kompetensi Pedagogik
1. Saya mengetahui karakteristik peserta didik
dengan baik.
2. Saya melaksanakan KBM berdasarkan pada
teori dan prinsip pembelajaran yang mendidik.
melaksanakan pekerjaan yang mudah
membosankan.
9. Saya mengikuti kegiatan pendidikan dan
pelatihan (DIKLAT) untuk meningkatkan
wawasan dan pengembangan diri sebagai
seorang guru.
D. Kemandirian dalam bertindak
10. Saya dengan sungguh-sungguh mempersiapkan
perangkat pembelajaran secara mandiri.
11. Saya mencari informasi dari berbagai sumber
untuk mengatasi berbagai tantangan dalam
melaksanakan tugas.
12. Saya berusaha bekerja secara mandiri dalam
melaksanakan tugas, tanpa menggantungkan
diri pada orang lain.
123
3. Saya memanfaatkan perkembangan teknologi
dan informasi guna meningkatkan kualitas
pembelajaran.
4. Saya membantu peserta didik menemukan dan
mengembangkan bakat dan potensi yang
dimiliki.
5. Saya membangun komunikasi yang santun dan
harmonis terhadap peserta didik.
6. Saya melaksanakan dan memanfaatkan
program evaluasi untuk meningkatkan kualitas
pembelajaran.
Kompetensi kepribadian
7. Saya bertingkah laku sesuai norma agama,
hukum, sosial dan kebudayaan baik disekolah
maupun di luar sekolah.
8. Saya memberikan teladan kepada peserta didik
dan masyarakat dengan bersikap jujur, ikhlas
dan berakhlak mulia.
9. Saya mengembangkan diri sebagai pribadi
yang arif dan bijaksana.
10. Saya menjunjung tinggi kode etik keguruan
dalam melaksanakan tugas dan fungsinya
sebagai guru.
Kompetensi Sosial
11. Saya bersikap objektif dan tidak membeda-
bedakan peserta didik berdasarkan suku,
agama, ras dan adat.
12. Saya berkomunikasi secara efektif dan santun
terhadap peserta didik.
13. Saya membangun komunikasi yang harmonis
terhadap sesama guru dan orang tua/wali murid
14. Saya mampu menjalin komunikasi yang baik
dengan masyarakat dan beradaptasi dengan
124
kondisi sosial budaya di lingkungan
masayarakat.
Kompetensi Profesional
15. Saya mengetahui benar konsep-konsep dasar
dan pola pikir dari mata pelajaran yang
disampaikan dalam KBM.
16. Saya menyampaikan materi pelajaran sesuai
dengan standar kompetensi dan kompetensi
dasar yang ditetapkan.
17. Saya aktif mengembangkan media maupun alat
peraga dengan memanfaatkan kemajuan TIK.
18. Saya memanfaatkan kemajuan teknologi dan
informasi unntuk menambah wawasan dan
pengetahuan.
125
Lampiran 8. Tabulasi Angket Penelitian
Tabulasi Angket Penelitian
Kepemimpinan Kepala Sekolah
NO Kode Nomor Soal
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16
1 R-1 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
2 R-2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 61
3 R-3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 63
4 R-4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 77
5 R-5 4 4 4 3 4 4 3 4 4 3 4 3 3 4 4 3 58
6 R-6 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 50
7 R-7 5 5 5 5 5 4 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 76
8 R-8 5 5 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54
9 R-9 3 3 3 3 3 3 3 2 2 2 2 2 3 3 3 3 43
10 R-10 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
11 R-11 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
12 R-12 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
13 R-13 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 68
14 R-14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
15 R-15 4 4 4 5 5 5 5 4 4 5 4 5 4 5 4 4 71
16 R-16 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 65
17 R-17 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54
18 R-18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
19 R-19 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 78
20 R-20 5 5 5 5 5 5 4 3 3 4 5 4 5 5 3 4 70
21 R-21 5 5 5 5 5 4 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 76
22 R-22 5 5 4 5 5 4 5 4 4 4 4 3 3 5 4 4 68
23 R-23 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 78
24 R-24 5 5 5 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54
25 R-25 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 4 4 4 4 74
26 R-26 5 5 5 5 5 5 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 77
27 R-27 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 5 5 5 4 5 75
28 R-28 5 4 4 4 4 4 4 3 3 3 4 3 3 4 4 4 60
29 R-29 4 4 4 4 4 3 5 4 3 4 5 5 4 5 5 5 68
30 R-30 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
31 R-31 5 5 4 5 4 5 5 2 3 4 5 4 4 4 4 4 67
32 R-32 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 5 5 4 5 5 5 76
33 R-33 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 4 56
34 R-34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 80
35 R-35 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 54
126
36 R-36 5 4 5 5 5 4 5 5 4 5 5 5 5 5 4 5 76
37 R-37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
38 R-38 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 64
39 R-39 4 4 4 4 5 4 4 3 3 3 5 4 4 5 4 4 64
40 R-40 5 4 4 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 3 61
Tabulasi Angket Penelitian
Motivasi Kerja
NO Kode Nomor Soal
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12
1 R-1 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
2 R-2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
3 R-3 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 40
4 R-4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
5 R-5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50
6 R-6 4 4 4 5 5 4 4 3 3 4 4 4 48
7 R-7 5 5 5 4 5 5 5 4 5 5 5 4 57
8 R-8 5 5 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 41
9 R-9 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 40
10 R-10 4 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 5 51
11 R-11 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 4 57
12 R-12 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 4 58
13 R-13 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 50
14 R-14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
15 R-15 5 4 5 4 5 5 4 3 2 4 4 5 50
16 R-16 4 4 4 4 4 5 5 4 3 5 5 4 51
17 R-17 4 4 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 41
18 R-18 5 5 5 3 5 5 5 5 3 5 5 5 56
19 R-19 5 5 5 5 4 5 3 3 3 4 4 4 50
20 R-20 4 4 4 2 4 4 3 3 3 3 4 3 41
21 R-21 5 5 5 4 5 5 3 3 3 3 3 3 47
22 R-22 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 49
23 R-23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
24 R-24 4 4 3 2 4 4 4 4 4 4 4 4 45
25 R-25 5 5 5 5 5 5 5 4 4 5 5 5 58
26 R-26 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 51
27 R-27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
28 R-28 4 5 5 4 5 5 5 4 4 5 5 5 56
29 R-29 4 4 5 3 5 5 4 3 3 4 4 5 49
30 R-30 5 5 3 2 5 5 4 3 3 5 4 4 48
31 R-31 5 3 5 5 5 5 4 5 4 5 5 4 55
127
32 R-32 4 5 5 5 4 5 4 4 5 4 4 4 53
33 R-33 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 3 3 48
34 R-34 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 60
35 R-35 5 5 5 4 4 4 3 3 3 3 3 3 45
36 R-36 5 4 4 3 4 5 3 3 4 5 5 3 48
37 R-37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 48
43 R-38 4 4 4 5 5 5 5 4 2 5 5 5 53
44 R-39 5 5 5 4 4 5 5 4 3 3 4 3 50
45 R-40 5 4 4 4 5 5 3 4 4 4 4 4 50
Tabulasi Angket Penelitian
Kinerja Guru
NO Kode Nomor Soal
Jumlah 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18
1 R-1 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 80
2 R-2 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
3 R-3 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
4 R-4 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 86
5 R-5 4 4 4 4 4 4 3 5 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 74
6 R-6 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
7 R-7 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 5 85
8 R-8 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 62
9 R-9 4 5 4 4 4 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 3 60
10 R-10 4 4 4 5 5 4 4 5 4 5 5 4 4 4 4 4 3 3 75
11 R-11 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 82
12 R-12 4 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 4 4 83
13 R-13 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 62
14 R-14 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
15 R-15 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 80
16 R-16 4 5 4 4 5 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 78
17 R-17 3 3 3 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 62
18 R-18 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 89
19 R-19 4 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 80
20 R-20 4 4 3 4 4 3 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 5 73
21 R-21 4 5 5 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 3 3 3 80
22 R-22 3 4 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 5 4 4 73
23 R-23 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
24 R-24 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
25 R-25 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 5 5 88
26 R-26 4 5 5 4 4 4 5 5 5 5 4 4 4 4 4 5 5 4 80
27 R-27 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 90
128
28 R-28 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 4 5 5 4 4 5 4 4 80
29 R-29 4 5 4 3 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 4 5 4 4 83
30 R-30 4 5 4 4 5 5 5 5 4 5 5 5 5 5 5 4 3 4 82
31 R-31 3 4 4 3 5 3 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 2 3 75
32 R-32 4 4 4 4 4 4 5 5 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 74
33 R-33 5 4 4 4 4 4 4 4 4 3 4 4 4 4 3 3 3 3 68
34 R-34 5 5 5 5 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 84
35 R-35 4 4 4 3 3 3 4 4 4 4 4 4 4 4 3 3 3 3 65
36 R-36 4 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 80
37 R-37 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 4 72
38 R-38 4 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 5 3 5 5 5 87
39 R-39 5 5 4 4 4 4 4 5 4 4 5 4 4 3 4 4 3 4 74
40 R-40 5 4 4 4 4 4 5 5 5 5 5 5 5 4 4 4 4 4 80
129
Lampiran 9. Hasil Analisis Statistik Deskriptif Setiap Variabel
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
kinerja_guru 40 60 90 76,90 8,003
Valid N (listwise) 40
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
motivasi_kerja 40 40 60 50,75 5,891
Valid N (listwise) 40
Descriptive Statistics
N Minimum Maximum Mean Std. Deviation
kepemimpinan_kepala
_sekolah
40 43 80 67,70 9,910
Valid N (listwise) 40
130
Lampiran 10. Hasil Uji Asumsi Klasik
131
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 4,10798456
Most Extreme Differences Absolute ,084
Positive ,070
Negative -,084
Kolmogorov-Smirnov Z ,534
Asymp. Sig. (2-tailed) ,938
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 40
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 4,10412604
Most Extreme Differences Absolute ,109
Positive ,109
Negative -,083
Kolmogorov-Smirnov Z ,689
Asymp. Sig. (2-tailed) ,730
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
132
Hasil Uji Linierita
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
kinerja_guru *
kepemimpinan_k
epala_sekolah
Between Groups (Combined) 1779,933 19 93,681 2,611 ,019
Linearity 1302,700 1 1302,700 36,304 ,000
Deviation
from Linearity
477,233 18 26,513 ,739 ,739
Within Groups 717,667 20 35,883
Total 2497,600 39
ANOVA Table
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
kinerja_guru *
motivasi_kerja
Between Groups (Combined) 1645,767 13 126,597 3,864 ,002
Linearity 1500,277 1 1500,277 45,792 ,000
Deviation
from Linearity
145,490 12 12,124 ,370 ,963
Within Groups 851,833 26 32,763
Total 2497,600 39
133
Hasil Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 14,915 6,293 2,370 ,023
sertifikasi_guru ,271 ,123 ,269 2,200 ,034 ,490 2,043
kepemimpinan_
kepala_sekolah
,255 ,092 ,315 2,765 ,009 ,562 1,779
motivasi_kerja ,548 ,167 ,403 3,282 ,002 ,485 2,060
a. Dependent Variable: kinerja_guru
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 15,715 5,637 2,788 ,008
sertifikasi_guru ,355 ,106 ,479 3,339 ,002 ,637 1,570
kepemimpinan_ke
pala_sekolah
,189 ,085 ,318 2,218 ,033 ,637 1,570
a. Dependent Variable: motivasi_kerja
134
Hasil Uji Heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 1,527 3,480 ,439 ,663
sertifikasi_guru -,074 ,068 -,251 -1,088 ,284
kepemimpinan_kepala_sekolah
,072 ,051 ,305 1,417 ,165
motivasi_kerja -,006 ,092 -,016 -,068 ,946
a. Dependent Variable: LnU2i Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,100 3,866 ,026 ,980
sertifikasi_guru -,022 ,076 -,068 -,291 ,773
kepemimpinan_kepala_sekolah
,054 ,057 ,209 ,959 ,344
motivasi_kerja ,015 ,102 ,034 ,147 ,884
a. Dependent Variable: AbsUt
135
Lampiran 11. Hasil Pengujian Hipotesis
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 18,357 6,404 2,867 ,007
kepemimpinan ,322 ,091 ,399 3,525 ,001
motivasi ,724 ,154 ,533 4,713 ,000
a. Dependent Variable: kinerja
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Correlations
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part
1 (Constant) 18,357 6,404 2,867 ,007
kepemimpinan ,322 ,091 ,399 3,525 ,001 ,722 ,501 ,317
motivasi ,724 ,154 ,533 4,713 ,000 ,775 ,613 ,424
a. Dependent Variable: kinerja
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Correlations
B Std. Error Beta Zero-order Partial Part
1 (Constant) 26,324 5,242 5,022 ,000
kepemimpinan ,361 ,077 ,607 4,708 ,000 ,607 ,607 ,607
a. Dependent Variable: motivasi
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 26,324 5,242 5,022 ,000
kepemimpinan ,361 ,077 ,607 4,708 ,000
a. Dependent Variable: motivasi