Upload
others
View
4
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN
LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA
KARYAWAN
BANK BTN SYARIAH KC SURAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
NAMI PUSPITA NINGRUM
NIM 21314166
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH (S1)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
i
PENGARUH KEPEMIMPINAN, KOMPENSASI DAN
LINGKUNGAN KERJA TERHADAP KINERJA
KARYAWAN
BANK BTN SYARIAH KC SURAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Guna Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)
Disusun Oleh
NAMI PUSPITA NINGRUM
NIM 21314166
PROGRAM STUDI PERBANKAN SYARIAH (S1)
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SALATIGA
2018
ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING
iii
PENGESAHAN
KEASLIAN
v
Bebas
vi
Motto
Kesuksesan hanya dapat diraih dengan segala upaya dan usaha yang
disertai dengan do’a, karena sesungguhnya nasib seseorang manusia
tidak akan berubah dengan sendirinya tanpa berusaha.
“Sesungguhnya Allah tidak merubah keadaan sesuatu kaum sehingga
mereka merubah keadaan yang ada pada diri mereka sendiri”.
(QS. Ar-Ra’d 11)
vii
PERSEMBAHAN
Allah SWT
Atas rahmat, taufiq, hidayah serta inayah-Nya kepada hamba
Dan atas kehidupan luar biasa yang telah diberikan kepada hamba
Serta Nabi Muhammad SAW yang menjadi suri tauladan untukku
Karya ini kupersembahkan untuk kedua orang tuaku tersayang
(Bapak Mukoyin dan Ibu Sariyatun)
Yang telah memberikan seluruh kasih sayang
Dukungan serta do’a yang tiada henti untuk kesuksesanku
Karya ini aku persembahkan untuk kakak dan adikku tercinta
(Etika Ning Utami dan Friend Jaya Sahaja)
Bapak Nur Huri Mustofa, M.Si
Yang telah membimbing hingga skripsi ini selesai
Sahabat-sahabat yang telah menemani dan membantu dalam menyelesaikan
skripsiini (Desi Novitasari, Vika Cahyaningsih, Reni Nur Arifah)
Teruntuk Almamaterku
Kampus 1 (satu), IAIN Salatiga
Terimakasih atas ilmu dan pengetahuan yang telah diberikan
Semoga aku dapat menjaga dan memanfaatkannya dengan baik
Aamiin…
viii
KATA PENGANTAR
Alhamdulillahi Rabbil’alamin, segala puji dan syukur penulis panjatkan
atas kehadirat Allah SWT yang memberikan kesempatan kepada penulis untuk
menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi dan
Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bank BTN Syariah KC Surakarta”.
Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad
SAW yang telah menghantarkan dari zaman kegelapan hingga zaman yang terang
benderang ini.
Skripsi ini disusun dan diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis
Islam IAIN Salatiga sebagai salah satu syarat untuk memperoleh gelar sarjana
strata satu (S1) dalam Program Studi Perbankan Syariah. Penulis mengucapkan
terimakasih yang sebesar-besarnya kepada pihak-pihak yang telah membantu
dalam penyelesaian skripsi ini baik secara moril maupun spiritual. Ucapan
terimakasih oleh penulis ditujukan kepada:
1. Bapak Dr. Rahmat Hariyadi, M.Pd. selaku Rektor Institut Agama Islam
Negeri Salatiga.
2. Bapak Dr. Anton Bawono, M.Si. selaku Dekan Fakultas Ekonomi dan
Bisnis Islam.
3. Ibu Fetria Eka Yudiana, M.Si. selaku Ketua Progam Studi Perbankan
Syariah S1
viii
4. Bapak Nur Huri Mustofa, M.Si. selaku dosen pembimbing yang telah
membimbing penulis dengan sabar dan ikhlas dalam menyelesaikan
Skripsi ini.
5. Seluruh dosen Progam Studi Perbankan Syariah S1 IAIN Salatiga yang
telah memberikan ilmu, pengetahuan dan wawasan.
6. Kedua Orangtua tercinta, yang telah memberikan seluruh kasih sayang,
dukungan moril maupun materil, serta do’a yang tiada henti untuk sebuah
kesuksesan, serta yang senantiasa menjadi inspirasi bagi penulis.
7. Teman-teman yang telah menemani dan membantu dalam menyelesaikan
skripsi ini (Desi Novitasari, Vika Cahyaningsih, Reni Nur Arifah,
Kholisna Fitriana).
8. Pihak IAIN Salatiga terutama dosen dan karyawan atas kerjasama yang
diberikan dalam menyelesaikan skripsi ini.
9. Semua pihak yang membantu penyelesaian skripsi ini, baik secara
langsung maupun tidak langsung yang tidak dapat penulis sebutkan satu
persatu.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih banyak kekurangan, kritik dan
saran penulis harapkan. Akhirnya hanya kepada Allah SWT penulis serahkan
segalanya dan semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi yang membaca dan
mempelajarinya. Aamiin.
Salatiga, 17 September 2017
Penulis
x
ABSTRAK
Ningrum, Nami Puspita. 2018. Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi dan
Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bank BTN Syariah KC
Surakarta. Skripsi, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam Program Studi
Perbankan Syariah (S1), Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
Pembimbing: Nur Huri Mustofa, M.Si.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) pengaruh kepemimpinan
terhadap kinerja karyawan (2) pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan (3)
pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan (4) pengaruh
kepemimpinan kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan.
Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan mengolah data
primer melalui yaitu kuesioner (angket) penelitian yang diberikan kepada
karyawan Bank BTN Syariah KC Surakarta. Sampel dari penelitian ini sebanyak
38 responden dengan simple random sampling. Data yang diperoleh kemudian
diolah dengan menggunakan alat analisis SPSS versi 24 dan dianalisis
menggunakan analisis regresi linear berganda. Analisis yang digunakan di dalam
penelitian ini meliputi uji instrument (Uji Reliabilitas dan Uji Validitas), uji
statistik (Uji Ftest, Koefisien Determinasi (R2), Uji Ttest), uji asumsi klasik
(Multikolonieritas, Uji Heteroskedastisitas, Uji Normalitas), dan Uji Regresi
Linear Berganda.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa: (1) kepemimpinan secara parsial
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja karyawan (0,668> 0,05) (2)
kompensasi secara parsial berpengaruh tidak signifikan terhadap kinerja karyawan
(0,882> 0,05) (3) lingkungan kerja secara parsial berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan (0,041< 0,05) (4) Secara bersama-sama
terdapat pengaruh antara kepemimpinan, kompensasi dan lingkungan kerja
terhadap kinerja karyawan Bank BTN Syariah KC Surakarta.
Kata Kunci: Kepemimpinan, Kompensasi, Lingkungan Kerja, Kinerja Karyawan.
xi
DAFTAR ISI
SAMPUL ............................................................................................................. i
PERSETUJUAN PEMBIMBING ....................................................................... ii
PENGESAHAN ................................................................................................. iii
PERNYATAAN KEASLIAN TULISAN ......................................................... iv
PERNYATAAN BEBAS PLAGIAT .................................................................. v
MOTTO ............................................................................................................. vi
PERSEMBAHAN ............................................................................................. vii
KATA PENGANTAR ..................................................................................... viii
ABSTRAK .......................................................................................................... x
DAFTAR ISI ...................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL ............................................................................................ xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah ................................................................................. 6
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 6
D. Kegunaan Penelitian ............................................................................. 7
E. Sistematika Penulisan ............................................................................ 8
BAB II LANDASAN TEORI ........................................................................... 10
A. Telaah Pustaka .................................................................................... 10
B. Kerangka Teori ................................................................................... 16
xi
1. Kepemimpinan ................................................................................ 16
2. Kompensasi ..................................................................................... 33
3. Lingkungan kerja ............................................................................ 45
4. Kinerja............................................................................................. 52
C. Kerangka Penelitian ............................................................................ 61
D. Hipotesis ............................................................................................. 62
BAB III METODE PENELITIAN.................................................................... 66
A. Jenis Penelitian ................................................................................... 66
B. Lokasi dan Waktu Penelitian .............................................................. 66
C. Populasi dan Sampel ........................................................................... 66
D. Teknik Pengumpulan Data.................................................................. 67
E. Skala Pengukuran ................................................................................ 68
F. Definisi Konsep dan Operasional ........................................................ 69
G. Instrumen Penelitian ........................................................................... 72
H. Uji Instrumen Penelitian ..................................................................... 74
I. Alat Analisis ......................................................................................... 79
BAB IV ANALISIS DATA .............................................................................. 80
A. Deskripsi Obyek Penelitian ................................................................ 80
B. Gambaran Umum Responden ............................................................. 82
C. Analisis Data ....................................................................................... 86
1. Uji Instrumen Penelitian ................................................................. 86
a. Uji Reliabilitas ..................................................................... 86
b. Uji Validitas ........................................................................ 87
2. Uji Statistik ..................................................................................... 89
a. Uji Ftest ................................................................................. 89
b. Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................................... 90
c. Uji Ttest ................................................................................. 91
3. Uji Asumsi Klasik ........................................................................... 92
a. Uji Multikolinieritas ............................................................ 92
b. Uji Heteroskedastisitas ........................................................ 93
c. Uji Normalitas ..................................................................... 94
4. Analisis Regresi Linier Berganda ................................................... 95
D. Hasil Uji Hipotesis .............................................................................. 97
BAB V PENUTUP .......................................................................................... 101
A. Kesimpulan ....................................................................................... 101
B. Saran.................................................................................................. 102
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 104
LAMPIRAN .................................................................................................... 107
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Research Gap ................................................................................... 14
Tabel 3.1 Instrumen Penelitian ......................................................................... 72
Tabel 4.1 Jenis Kelamin Responden ................................................................. 83
Tabel 4.2 Usia Responden................................................................................. 84
Tabel 4.3 Lama Bekerja Responden ................................................................. 84
Tabel 4.4 Pendidikan Terakhir Responden ....................................................... 85
Tabel 4.5 Pendapatan ........................................................................................ 86
Tabel 4.6 Hasil Uji Realibilitas ......................................................................... 87
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas ............................................................................. 88
Tabel 4.8 Hasil Uji Ftest ..................................................................................... 89
Tabel 4.9 Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ............................................... 90
Tabel 4.10 Hasil Uji ttest .................................................................................... 91
Tabel 4.11 Hasil Uji Multikolinieritas ............................................................. 93
Tabel 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas ......................................................... 94
Tabel 4.13 Hasil Uji Normalitas ...................................................................... 95
Tabel 4.14 Hasil Uji Regresi Linear Berganda ................................................. 95
Tabel 4.15 Hasil Uji Hipotesis ........................................................................ 100
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Kerangka Penelitian ...................................................................... 62
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Permasalahan-permasalahan yang terjadi saat ini pada lembaga
keuangan syariah tidak hanya dalam kegiatan operasionalnya yang berkaitan
dengan produk-produk yang ditawarkan, kualitas layanan ataupun tingkat
kesehatan, akan tetapi permasalahan Sumber Daya Manusia (SDM) juga
merupakan permasalahan bagi lembaga keuangan syariah tersebut.
Asset yang paling penting bagi suatu organisasi adalah sumber daya
manusia, karena pada dasarnya manusia berfungsi sebagai faktor penggerak
bagi setiap kegiatan di dalam perusahaan. Suatu organisasi dapat melakukan
aktivitasnya untuk mencapai tujuan yang di inginkan perlu adanya
manajemen yang baik terutama sumber daya manusia, karena sumber daya
manusia merupakan modal utama dalam merencanakan, mengorganisir,
mengarahkan serta menggerakkan sumber daya lainnya yang ada dalam suatu
organisasi.
Perusahaan mempunyai tujuan untuk berkembang dan mengalami
kemajuan sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh perusahaan,
sehingga dapat bersaing dengan perusahaan lain. Perusahaan yang mampu
bersaing dengan para pesaingnya adalah perusahaan yang memiliki Sumber
Daya Manusia yang berkualitas.
Keberhasilan suatu organisasi mencapai visi dan misinya sangat
ditentukan oleh kinerja sumber daya manusia yang ada di dalamnya. Kinerja
organisasi tergantung pada kinerja individu atau dengan kata lain kinerja
individu akan memberikan kontribusi pada kinerja organisasi.
SDM merupakan aset penting bagi suatu perusahaan, oleh karena itu
SDM harus dikelola secara baik supaya memberikan kontribusi bagi
perusahaan secara optimal. SDM yang dikelola dengan baik maka akan
meningkatkan kinerja karyawan tersebut, yang pada akhirnya akan
meningkatkan kinerja perusahaan secara keseluruhan.
Menurut Mangkunegara (2007: 1) “Sumber Daya Manusia di
perusahaan perlu dikelola secara baik dan profesional agar terwujud
keseimbangan antara kebutuhan pegawai dengan tuntutan dan kemampuan
organisasi perusahaan”. Keberhasilan kinerja suatu perusahaan salah satunya
ditentukan oleh hasil kinerja karyawan yang baik, dan kinerja karyawan yang
baik tercipta dengan melakukan pengelolaan Sumber Daya Manusia yang
baik dan profesional.
Untuk mengoptimalkan Sumber Daya Manusia (SDM) dalam
organisasi perlu memperhatikan faktor-faktor yang mempengaruhi kinerja
karyawan antara lain: Kepemimpinan yang diterapkan dalam organisasi
tersebut.Kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain dalam suatu
organisasi agar mereka dapat melaksanakan tugasnya dengan baik dalam
mencapai tujuannya (Bangun, 2012: 339). Pada era persaingan saat ini, setiap
perusahaan dituntut untuk dapat memiliki pemimpin yang tangguh dan
diharapkan mampu memberikan dorongan dan bimbingan kepada kelompok
yang dipimpinnya serta sekaligus dapat menjadi figur yang menarik sehingga
3
kelompok yang dipimpin akan berbuat hal yang serupa. Pemimpin yang
memiliki jiwa kepemimpinan tidak datang begitu saja, tetapi harus tumbuh
dalam pribadi seseorang menurut bakat tertentu.Apapun bentuk
kepemimpinannya akan mempengaruhi cara orang bekerja sebagai individu
atau sebagai kelompok. Dalam kenyataannya pemimpin dapat mempengaruhi
semangat dan kegairahan kerja, keamanan, kualitas kehidupan kerja dan
terutama tingkat prestasi suatu organisasi.
Selain kepemimpinan, Pemberian kompensasi dari perusahaan
merupakan salah satu faktor penting yang berpengaruh di dalam pemilihan
untuk bekerja di sebuah organisasi. Kompensasi merupakan balas jasa yang
diberikan perusahaan kepada karyawannya, baik yang bersifat keuangan
maupun non keuangan. Pemberian kompensasi yang tepat bagi keinginan
karyawan maupun kemampuan perusahaan, akan menciptakan hubungan
kerjasama yang sehat untuk kemajuan kinerja perusahaan. Selain itu,
kompensasi yang sesuai dengan keinginan karyawan atas pekerjaannya dapat
memacu semangat karyawan untuk bekerja lebih baik dari waktu ke waktu,
sehingga memberikan pengaruh positif bagi peningkatan hasil kerja karyawan.
kompensasi yang adil dan layak terhadap karyawan juga akan meningkatkan
prestasi kerja karyawan tersebut. Dengan adanya tunjangan-tunjangan dan
asuransi yang memadai karyawan akan merasa betah dan nyaman terhadap
pekerjaannya (Kasmir, 2016: 233).
Usaha untuk meningkatkan kinerja karyawan, diantaranya juga harus
dengan memperhatikan lingkungan kerja. Lingkungan kerja merupakan
segala sesuatu yang ada disekitar para pekerja yang dapat mempengaruhi
dirinya dalam menjalankan tugas-tugas yang dibebankan (Nitisemito, 2000:
190).
Kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai oleh seseorang atau
sekelompok orang dalam suatu organisasi, sesuai dengan wewenang dan
tanggung jawab masing-masing dalam rangka upaya mencapai tujuan
organisasi. Jadi kinerja merupakan hal yang penting bagi perusahaan atau
organisasi. Keberhasilan suatu organisasi sangat dipengaruhi oleh kinerja
individu karyawannya. Setiap organisasi maupun perusahaan akan selalu
berusaha untuk meningkatkan kinerja karyawan, dengan harapan apa yang
menjadi tujuan perusahaan akan tercapai. Salah satu cara yang ditempuh oleh
perusahaan dalam meningkatkan kinerja karyawannya, misalnya dengan
melalui pendidikan, pelatihan, pemberian kompensasi yang layak, pemberian
motivasi, dan menciptakan lingkungan kerja yang kondusif serta memilki
disiplin. Peningkatan kinerja karyawan akan membawa kemajuan bagi
perusahaan untuk dapat bertahan dalam suatu persaingan lingkungan bisnis
yang tidak stabil.
Kemudian hingga saat ini BTN Syariah memiliki jaringan yang
tersebar di seluruh Indonesia yaitu: 22 Unit Kantor Cabang Syariah, 21 Unit
Kantor Cabang Pembantu Syariah, dan 240 Unit Kantor Layanan Syariah.
Hal tersebut di atas dapat menjadi bukti bahwa kinerja karyawan
memang sangat mempengaruhi kemajuan dari suatu perusahaan, khususnya
dalam hal ini kemajuan BTN Syariah dalam dunia perbankan. Namun
5
masalah yang kemudian muncul adalah tidak semua karyawan berkinerja baik
dan kinerja karyawan tersebut dapat menurun dengan adanya faktor-faktor
yang mengakibatkan kinerja karyawan dalam suatu organisasi memburuk.
Penelitian terdahulu mengenai kepemimpinan, kompensasi dan
lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan yaitu penelitian yang dilakukan
oleh Haeruddin, Mattalatta, dan Hasmin (2016) dalam artikelnya yang
berjudul “Pengaruh Kepemimpinan, Komunikasi, dan Lingkungan Fisik
terhadap Kinerja Pegawai pada Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah
Kabupaten Bulukumba”. Hasil penelitian menunjukan kepemimpinan,
komunikasi dan lingkungan fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai.
Penelitian yang dilakukan oleh Johannes, Adolfina, dan Taroreh (2016)
dalam artikelnya yang berjudul “Pengaruh Gaya Kepemimpinan,
Kompensasi, dan Lingkungan Kerja Terhadap Kinerja Agen pada Ajb
Bumiputera 1912 Cabang Tikala”. Hasil penelitian menunjukan gaya
kepemimpinan dan kompensasi secara simultan berpengaruh signifikan,
hanya lingkungan kerja yang berpengaruh positif tapi tidak signifikan
terhadap kinerja agen.
Penelitian yang dilakukan oleh Rizan (2015) dalam artikelnya yang
berjudul “Pengaruh Disiplin Kerja, Kompensasi, dan Kepemimpinan
Terhadap Kinerja Karyawan Pada PT. Modernland Realty Tbk”. Hasil
penelitian menunjukkan bahwa disiplin kerja secara signifikan dipengaruhi
oleh kompensasi. Selain itu juga ditemukan bahwa ada pengaruh yang
signifikan antara disiplin kerja dengan kinerja karyawan dan antara
kepemimpinan dan kinerja karyawan. Namun, tidak ada pengaruh yang
signifikan dari kompensasi terhadap kinerja karyawan.
Berdasarkan hal-hal tersebut di atas, penulis tertarik untuk meneliti
lebih jauh dalam bentuk skripsi dan mengambil penelitian di Bank BTN
Syariah KC Surakarta dengan judul, “Analisis Pengaruh Kepemimpinan,
Kompensasi dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bank
BTN Syariah Kantor Cabang Surakarta”.
B. Rumusan Masalah
1. Bagaimana pengaruh kepemimpinan terhadap kinerja karyawan Bank
BTN Syariah KC Surakarta?
2. Bagaimana pengaruh kompensasi terhadap kinerja karyawan Bank BTN
Syariah KC Surakarta?
3. Bagaimana pengaruh lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Bank
BTN Syariah KC Surakarta?
4. Bagaimana pengaruh kepemimpinan, kompensasi, dan lingkungan kerja
secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan Bank BTN Syariah KC
Surakarta?
C. Tujuan Penelitian
1. Untuk menguji dan menganalisis adakah pengaruh kepemimpinan
terhadap kinerja karyawan Bank BTN Syariah KC Surakarta.
7
2. Untuk menguji dan menganalisis adakah pengaruh kompensasi terhadap
kinerja karyawan Bank BTN Syariah KC Surakarta.
3. Untuk menguji dan menganalisis adakah pengaruh lingkungan kerja
terhadap kinerja karyawan Bank BTN Syariah KC Surakarta.
4. Untuk menguji dan menganalisis adakah pengaruh kepemimpinan,
kompensasi, dan lingkungan kerja secara bersama-sama terhadap kinerja
karyawan Bank BTN Syariah KC Surakarta.
D. Kegunaan Penelitian
1. Bagi Peneliti
Hasil penelitian ini diharapkan dapat menambah wawasan dan
pengetahuan serta sebagai syarat kelulusan.
2. Bagi Akademik
Hasil penelitian ini diharapkan memperkaya literatur penelitian
tentang pengaruh kepemimpinan, kompensasi, dan lingkungan kerja
terhadap kinerja karyawan dan menambah wawasan bagi mahasiswa
khususnya FEBI IAIN Salatiga.
3. Bagi Bank BTN Syariah
Hasil penelitian ini diharapkan menambah masukan bagi
perusahaan yang terkait dengan bidang SDM khususnya masalah
pengaruh kepemimpinan, kompensasi dan lingkungan kerja terhadap
kinerja karyawan, hal tersebut sangat berguna dalam proses pengambilan
keputusan.
E. Sistematika Penulisan
Untuk mengetahui gambaran yang jelas tentang isi dan materi yang
dibahas dalam penelitian ini, maka penulis menggunakan sistematika
penulisan yang mengacu pada pedoman penulisan skripsi Fakultas Ekonomi
dan Bisnis Islam Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga.
BAB I PENDAHULUAN
Dalam bab ini dibahas tentang pertama latar belakang masalah yang
berisi alasan penelitian ini perlu diteliti berupa data atau fenomena empiris
dari obyek yang akan diteliti, research gap, adanya kesenjangan penelitian
yang perlu diteliti dan alasan yang kuat bagi peneliti untuk meneliti masalah
yang diajukan. Kedua rumusan masalah terdiri dari pernyataan masalah
penelitian dan rumusan masalah penelitian. Ketiga tujuan penelitian, keempat
kegunaan penelitian dan kelima sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Dalam bab ini akan membahas tentang pertama telaah pustaka berisi
ringkasan penelitian terdahulu, memberikan gambaran posisi penelitian
terhadap penelitian yang lain. Kedua karangka teori, bangunan teori dan
konsep yg akan digunakan untuk menganalisis. Konsep-konsep yang terkait
dan penting untuk dikaji sebagai landasan dalam menulis bab analisis dan
mengambil kesimpulan. Ketiga kerangka Penelitian, berisi telaah kritis untuk
menghasilkan hipotesis dan model penelitian yang akan diuji disajikan dalam
bentuk gambar dan atau persamaan. Dan terakhir hipotesis, sub bab ini berisi
hipotesis yang diajukan.
9
BAB III METODE PENELITIAN
Pada bab ini akan memberikan informasi jenis penelitian, lokasi dan
waktu penelitian, populasi dan sampel, teknik pengumpulan data, skala
pengukuran, definisi konsep dan operasional, instrumen penelitian, uji
instrumen penelitian dan alat analisis yang digunakan dalam penelitian ini.
BAB IV ANALISIS DATA
Pada bab ini akan membahas tentang deskripsi dari obyek yang dipilih
untuk penelitian, serta menguraikan hasil uji analisis data dari data yang telah
diperoleh.
BAB V PENUTUP
Merupakan bab yang memuat kesimpulandari hasil penelitian dan
saran berdasarkan hasil penelitian yang telah dilaksanakan untuk penelitian
selanjutnya.
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
10
BAB II
LANDASAN TEORI
A. Telaah Pustaka
Penelitian-penelitian yang meneliti tentang pengaruh variabel
kepemimpinan, kompensasi dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan
telah dilakukan oleh peneliti terdahulu diantaranya adalah penelitian yang
dilakukan oleh Rizan (2015) dalam artikelnya, hasil penelitian menunjukkan
bahwa disiplin kerja secara signifikan dipengaruhi oleh kompensasi. Selain
itu juga ditemukan bahwa ada pengaruh yang signifikan antara disiplin kerja
dengan kinerja karyawan dan antara kepemimpinan dan kinerja karyawan.
Namun, tidak ada pengaruh yang signifikan dari kompensasi terhadap kinerja
karyawan.
Penelitian yang dilakukan oleh Sahlan, Mekel, dan Trang (2015)
dalam artikelnya, hasil penelitian dan hipotesis menunjukan bahwa
lingkungan kerja, kepuasan kerja, dan kompensasi secara simultan
berpengaruh secara signifikan terhadap kinerja karyawan. Secara parsial
hanya lingkungan kerja yang tidak signifikan terhadap kinerja karyawan.
Penelitian yang dilakukan oleh Susanti (2013) dalam artikelnya, hasil
dari penelitian ini menunjukkan bahwa kompensasi tidak memiliki pengaruh
terhadap kinerja karyawan, lingkungan kerja tidak memiliki pengaruh
terhadap kinerja karyawan, gaya kepemimpinan berpengaruh terhadap kinerja
karyawan dan motivasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan. Secara
simultan hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa kompensasi,
11
lingkungan kerja, gaya kepemimpinan serta motivasi memiliki pengaruh
terhadap kinerja karyawan bagian akuntansi dan keuangan pada PT. Bank
Syariah Mandiri dan PT. Bank Riau Kepri cabang Tanjungpinang.
Penelitian yang dilakukan oleh Logahan, Tjoe, dan Naga (2012) dalam
artikelnya, hasil yang dicapai dalam penelitian ini adalah lingkungan kerja
tidak memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja karyawan di CV
Mum Indonesia, sebesar 0.068. Kompensasi memiliki signifikan, tidak
berpengaruh terhadap kinerja karyawan di CV Mum Indonesia yaitu sebesar
0.580 dan terdapat pengaruh yang signifikan sebesar 33.6%. Lingkungan
kerja dan kompensasi memiliki dampak signifikan terhadap kinerja karyawan
di CV Mum Indonesia. Hal ini sama dengan 0.580 dan ada pengaruh yang
signifikan sebesar 33.6%.
Penelitian yang dilakukan oleh Johannes, Adolfina, dan Taroreh (2016)
dalam artikelnya, hasil penelitian menunjukan gaya kepemimpinan dan
kompensasi secara simultan berpengaruh signifikan, hanya lingkungan kerja
yang berpengaruh positif tapi tidak signifikan terhadap kinerja agen.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahayu, Ariyanti, dan Kurniawan
(2013) dalam artikelnya, hasil penelitian dan hipotesis menunjukan bahwa: 1)
Kepemimpinan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, 2)
Lingkungan kerja Fisik berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, 3)
Kompensasi berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan, 4)
Kepemimpinan, Lingkungan kerja fisik dan Kompensasi secara simultan
berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahardjo (2014) dalam artikelnya,
hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara
Kepemimpinan dengan Kinerja terlihat dari nilai t hitung yang diperoleh lebih
tinggi dibandingkan dengan nilai t tabel dan nilai signifikansi berada dibawah
0,05. (0.039) sedangkan hubungan yang signifikan antara Motivasi dengan
Kinerja terlihat dari nilai t hitung yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan
dengan nilai t tabel dan nilai signifikansi yang diperoleh berada dibawah 0,05
(0.000), hubungan yang signifikan antara Lingkungan Kerja dengan Kinerja
terlihat dari nilai t hitung yang diperoleh lebih tinggi dibandingkan dengan
nilai t tabel dan nilai signifikansi yang diperoleh berada dibawah 0,05.
(0.041).
Penelitian yang dilakukan oleh Martinus (2016) dalam artikelnya, hasil
pengujian menunjukkan bahwa kompensasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini dibuktikan dengan nilai
koefisien regresi yang positif yaitu sebesar 0,143 dan nilai signifikasi uji t
yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,002. Motivasi berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini dibuktikan dengan nilai
koefisien regresi yang positif yaitu sebesar 0,553 dan nilai signifikasi uji t
yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,000.
Penelitian yang dilakukan oleh Budianto (2015) dalam artikelnya, dari
hasil penelitian menunjukan bahwa lingkungan kerja yang terdapat pada
instansi dapat memberikan pengaruh yang positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai. Hal ini menunjukan bahwa lingkungan kerja yang terdapat
13
pada instansi berpengaruh sebesar 43,56% terhadap kinerja pegawai dan
56,44% dipengaruhi oleh faktor lain.
Penelitian yang dilakukan oleh Haeruddin, Mattalatta, dan Hasmin
(2016) dalam artikelnya, hasil penelitian menunjukan bahwa: (1)
kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai
pada Kantor Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bulukumba, (2)
komunikasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada
Kantor Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bulukumba, (3)
lingkungan fisik berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai
pada Kantor Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bulukumba, (4)
secara bersama-sama kepemimpinan, komunikasi, dan lingkungan fisik
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja pegawai pada Kantor
Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten Bulukumba.
Penelitian yang dilakukan oleh Munparidi (2012) dalam artikelnya,
Hasil penelitian menunjukkan bahwa pelatihan dan lingkungan kerja
mempunyai pengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
Variabel kepemimpinan dan motivasi tidak signifikan sehingga tidak
berpengaruh pada kinerja karyawan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta
Musi Palembang.
Penelitian yang dilakukan oleh Rahman (2017) dalam artikelnya, Hasil
penelitian ini menunjukan bahwa variabel kompensasi berpengaruh tidak
signifikan terhadap variabel kinerja, dimana diketahui t hitung < t tabel, yaitu:
1,344 < 1,985, variabel motivasi berpengaruh signifikan terhadap variabel
kinerja dimana diketahui nilai t hitung > t tabel, yaitu: 7,248 > 1,985.
Tabel 2. 1 Research Gap
No Peneliti Variabel Hasil Penelitian
1 Nurul Ikhsan
Sahlan
(2015)
Lingkungan Kerja
(X1), Kepuasan Kerja
(X2), Kompensasi
(X3), dan Kinerja
Karyawan (Y)
Hasil penelitian dan hipotesis
menunjukan bahwa lingkungan kerja,
kepuasan kerja, dan kompensasi
secara simultan berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja karyawan.
Secara parsial hanya lingkungan kerja
yang tidak signifikan terhadap kinerja
karyawan.
2 Jerry M.
Logahan
(2012)
Lingkungan Kerja
(X1), Kompensasi
(X2), dan Kinerja
Karyawan (Y)
Hasil yang dicapai dalam penelitian
ini adalah lingkungan kerja tidak
memiliki pengaruh yang signifikan
terhadap kinerja karyawan di CV
Mum Indonesia.
3 Andrew C.
Johannes
(2016)
Gaya Kepemimpinan
(X1), Kompensasi(X2),
Lingkungan Kerja
(X3), dan Kinerja
Karyawan (Y)
Hasil penelitian menunjukan gaya
kepemimpinan dan kompensasi
secara simultan berpengaruh
signifikan, hanya lingkungan kerja
yang berpengaruh positif tapi tidak
signifikan terhadap kinerja agen.
4
Vebriana Tri
Rahayu (2013)
Kepemimpinan (X1),
Lingkungan Kerja
Fisik (X2),
Kompensasi (X3), dan
Kinerja Karyawan (Y)
Hasil penelitian dan hipotesis
menunjukan bahwa kepemimpinan,
lingkungan kerja fisik, dan
kompensasi berpengaruh secara
signifikan terhadap kinerja karyawan.
5
Mohamad
Rizan (2015)
Kompensasi (X1),
Kepemimpinan (X2),
Disiplin Kerja (Y1),
dan Kinerja Karyawan
(Y2)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
disiplin kerja secara signifikan
dipengaruhi oleh kompensasi. Selain
itu juga ditemukan
bahwa ada pengaruh yang signifikan
antara disiplin kerja dengan kinerja
karyawan dan antara kepemimpinan
dan kinerja karyawan. Namun, tidak
ada
pengaruh yang signifikan dari
kompensasi terhadap kinerja
karyawan.
6
Susanti (2013)
Kompensasi (X1),
Lingkungan Kerja
(X2), Gaya
Kepemimpin (X3),
Motivasi (X4) dan
Kinerja Karyawan (Y)
Hasil dari penelitian ini menunjukkan
bahwa kompensasi tidak memiliki
pengaruh terhadap kinerja karyawan,
lingkungan kerja tidak memiliki
pengaruh terhadap kinerja karyawan,
gaya kepemimpinan berpengaruh
15
terhadap kinerja karyawan dan
motivasi tidak berpengaruh terhadap
kinerja karyawan.
7
Haeruddin K
(2016)
Kepemimpinan (X1),
Komunikasi (X2),
Lingkungan Fisik (X3),
dan Kinerja Pegawai
(Y)
Hasil penelitian menunjukan
kepemimpinan, komunikasi dan
lingkungan fisik berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja
pegawai.
8
Gatot
Rahardjo
(2014)
Kepemimpinan (X1),
Motivasi (X2),
Lingkungan Kerja
(X3), dan Kinerja
Karyawan (Y)
Hasil penelitian menunjukan bahwa
terdapat hubungan yang signifikan
antara Kepemimpinan dengan
Kinerja, hubungan yang signifikan
antara Motivasi dengan Kinerja, dan
hubungan yang signifikan antara
Lingkungan Kerja dengan Kinerja.
9
Erik Martinus
(2016)
Kompensasi (X1),
Motivasi (X2), dan
Kinerja Karyawan (Y)
Hasil pengujian menunjukkan bahwa
kompensasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan,
dan Motivasi berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan.
10
A.Aji Tri
Budianto
(2015)
Lingkungan Kerja
(X1), dan Kinerja
Pegawai (Y)
Hasil penelitian menunjukan bahwa
lingkungan kerja yang terdapat pada
instansi dapat memberikan pengaruh
yang positif dan signifikan terhadap
kinerja pegawai.
11
Munparidi
(2012)
Kepemimpinan (X1),
Motivasi (X2),
Pelatihan (X3),
Lingkungan Kerja
(X4), dan Kinerja
Karyawan (Y)
Hasil penelitian menunjukkan bahwa
pelatihan dan lingkungan kerja
mempunyai pengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan.
Variabel kepemimpinan dan motivasi
tidak signifikan sehingga tidak
berpengaruh pada kinerja karyawan
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta
Musi Palembang.
12
Taufik
Rahman
(2017)
Kompensasi (X1),
Motivasi (X2), dan
Kinerja Karyawan (Y)
Hasil penelitian ini menunjukan
bahwa variabel kompensasi
berpengaruh tidak signifikan terhadap
variabel kinerja, dimana diketahui t
hitung < t tabel, yaitu: 1,344 < 1,985,
variabel motivasi berpengaruh
signifikan terhadap variabel kinerja
dimana diketahui nilai t hitung > t
tabel, yaitu: 7,248 > 1,985.
Penelitian-penelitian terdahulu menunjukkan masalah terhadap gap.
Untuk itulah peneliti mencoba menguji kembali variabel tersebut dan
mendeteksi adakah hal yang kurang atau faktor X lain yang tidak terdeteksi.
Hal yang membedakan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yaitu
diantaranya terletak pada responden serta obyek penelitian, Obyek penelitian
dari penelitian ini yaitu di Bank BTN Syariah KC Surakarta. Dalam
penelitian ini, peneliti menggabungkan antara variabel kepemimpinan,
kompensasi dan lingkungan kerja dalam satu judul penelitian.
Dalam penelitian terdahulu tujuan penelitian hanya difokuskan untuk
mengetahui pengaruh dua variabel atau tiga variabel yang terkait, masih
sedikit penelitian yang bertujuan untuk mengatahui apakah seluruh variabel
(X) berpengaruh bersama-sama terhadap variabel (Y), dalam penelitian ini
memiliki tujuan yang berbeda dari penelitian sebelumnya yaitu peneliti ingin
mengetahui “Apakah Kepemimpinan, Kompensasi dan Lingkungan Kerja
secara bersama-sama berpengaruh terhadap Kinerja Karyawan Bank BTN
Syariah KC Surakarta?”.
B. Kerangka Teori
1. Kepemimpinan
a. Pengertian Kepemimpinan
Kepemimpinan secara harfian berasal dari kata pimpin. Kata
pimpin mengandung pengertian mengarahkan, membina atau
mengatur, menuntun dan juga menunjukkan ataupun mempengaruhi.
Pemimpin mempunyai tanggung jawab baik secara fisik maupun
spiritual terhadap keberhasilan aktivitas kerja dari yang dipimpin,
sehingga menjadi pemimpin itu tidak mudah dan tidak akan setiap
17
orang mempunyai kesamaan didalam menjalankan
kepemimpinannya.
Kepemimpinan merupakan masalah sentral dalam pengurusan
suatu organisasi. Maju mundurnya organisasi, tumbuh kembangnya
organisasi, mati hidupnya organisasi, senang tidaknya seseorang
bekerja dalam suatu organisasi, serta tercapai tidaknya tujuan
organisasi, sebagian ditentukan oleh tepat tidaknya kepemimpinan
yang diterapkan dalam organisasi yang bersangkutan.
Menurut Hasibuan (2007: 170) kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju tentang apa
yang akan dikerjakan dan bagaimana tugas itu dapat dilakukan
secara efektif, dan proses memfasilitasi usaha individu dan
kelompok untuk mencapai tujuan bersama.
Menurut Danim (2012: 55) kepemimpinan adalah setiap
tindakan yang dilakukan oleh individu atau kelompok untuk
mengkoordinasikan dan memberi arah kepada individu atau
kelompok lain yang tergabung dalam wadah tertentu untuk mencapai
tujuan-tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Sedangkan Bangun (2012: 339) mengemukakan bahwa
kepemimpinan adalah proses mempengaruhi orang lain dalam suatu
organisasi agar mereka dapat melaksanakan tugasnya dengan baik
dalam mencapai tujuannya.
Berdasarkan beberapa pengertian menurut para ahli diatas,
dapat ditarik kesimpulan bahwa kepemimpinan adalah suatu proses
dimana seseorang mempengaruhi orang lain atau suatu kelompok
dalam organisasi agar bersedia melakukan kegiatan atau bekerja
untuk mencapai tujuan bersama yang diinginkan. Kepemimpinan
disini dapat dipandang sebagai suatu sarana untuk mempengaruhi
sekelompok orang agar mau bekerjasama, mentaati segala peraturan
yang ada dengan rasa tanggung jawab untuk mencapai tujuan
organisasi.
Setiap pemimpin dituntut untuk menampilkan kepribadian
yang menyatu dalam ucapan, sikap dan perilakunya sehingga apapun
tugas yang dibebankan kepada bawahannya akan diselesaikan
dengan rela dan penuh semangat. Setiap pimpinan yang memberikan
motivasi secara tepat dan terarah akan berpengaruh terhadap
perubahan tingkah laku bawahannya. Mereka akan bersedia
menjalankan tugasnya dengan ikhlas dan sadar punya tanggung
jawab serta tidak merasa terpaksa.
b. Syarat-syarat Menjadi Pemimpin
Dalam menjadi seorang pemimpin yang ideal haruslah
memiliki syarat-syarat tertentu. Hal ini dikarenakan tugas pokok
yang dimiliki seorang pemimpin paling tidak memiliki tiga dimensi,
yaitu memimpin sekelompok orang, menggerakkan sumber daya
material dan melaksanakan pekerjaan dengan melalui orang lain.
19
Pemimpin yang ideal menurut Danim (2012: 60) harus
memiliki kelebihan dibanding dengan kelompok yang dipimpinnya,
sekaligus ada kesadaran di dalam dirinya bahwa ia memiliki
kelemahan. Seseorang yang menjalankan fungsi kepemimpinan
setidaknya memiliki syarat-syarat sebagai berikut:
1) Bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
Pemimpin menghargai manusia tidak hanya sebagaimana adanya,
akan tetapi manusia sebagai makhluk Tuhan. Dengan demikian
seorang pemimpin tidak melihat manusia dari satu sisi saja,
misalnya agama, intelegensi, kondisi fisik, tingkat sosial
ekonomi dan latar belakang, melainkan memandangnya utuh
sebagai makhluk Tuhan.
2) Memiliki intelegensi tinggi
Kemampuan analisis yang tinggi merupakan syarat mutlak bagi
kepemimpinan yang efektif. Organisasi besar menuntut seorang
pemimpin dapat berfikir secara luas, mendalam dan dapat
memecahkan masalah dalam waktu relatif singkat. Tugas
pemimpin tidak hanya memecahkan masalah, tetapi juga harus
membantu anggota kelompoknya melalui perlakuan khusus
sehingga mereka dapat berkembang secara optimal.
3) Memiliki fisik yang kuat
Tidak jarang seorang pemimpin harus bekerja dalam waktu lama
dan sangat melelahkan. Banyak pekerjaan organisasi yang
menuntut kekuatan dan ketahanan fisik dalam waktu lama.
Pemimpin organisasi besar mempunyai kesibukan luar biasa dan
seringkali lebih sibuk dari dugaan orang banyak.
4) Berpengetahuan luas, baik teoritis maupun praktis
Dengan pengetahuan luas, tidak berarti seorang pemimpin harus
lulusan universitas atau akademi. Insan akademik tidak jarang
memiliki pengetahuan yang sempit secara keorganisasian,
sementara itu orang yang berpendidikan rendah adakalanya
memiliki pengetahuan luas dengan kecakapan praktis yang
memadai. Seorang pemimpin dituntut kemauan belajar, baik
secara tim maupun pengembangan diri sendiri secara terus-
menerus.
5) Percaya diri
Sikap seseorang terhadap konsep dan keyakinan dirinya adalah
faktor penentu kesuksesan kerja seorang pimpinan. Pimpinan
yang sukses bersikap konsisten atau tidak labil menghadapi
situasi yang variatif. Situasi kepemimpinan yang baik pun adalah
yang arah pemikiran dan kebijkannya dapat dibaca atau
diterjemahkan secara tepat dan pasti oleh bawahannya.
6) Dapat menjadi anggota kelompok
Seorang pemimpin selalu bekerja dengan dan melalui anggota
kelompoknya. Kerjasama itu amat sangat terasa esensinya dan
urgensinya, karena adanya perpaduan antara pimpinan dengan
21
anggota kelempoklah, tujuan organisasi akan dapat dicapai
secara efektif dan efisien. Seorang pemimpin berada di dalam
kelompok dan bukan di luarnya. Aktivitas pemimpin didasari
atas kepentingan kelompok atau organisasi, bukan karena misi
pribadi yang terlepas dari sistem lain.
7) Adil dan bijaksana
Sesuai dengan kodratnya manusia ingin diperlakukan secara adil.
Seorang pemimpin harus membuat kebijakan dan sekaligus
melakukan kebaikan. Keadilan mengandung makna kesesuaian
antara hak dan kewajiban, posisi dengan tugas, dan prinsip
keseimbangan lainnya. Bijaksana berarti pemimpin harus
menjangkau aspek manusiawi individu yang dipimpin. Derajat
pengertian dan perlakuan yang sehat dan tepat mengenai diri
seseorang adalah ciri lain dari pemimpin yang bijaksana.
8) Tegas dan berinisiatif
Tegas tidak identik dengan kaku dan keras, bukan pula otoriter
atau diktator. Ketegasan adalah kemampuan mengambil
keputusan atas dasar keyakinan tertentu, dengan di dukung
dengan data yang kuat atau naluri intuitif yang jitu. Berinisiatif
berarti bahwa seseorang yang menduduki posisi pimpinan
mampu membuat gagasan baru atau tindakan lain yang
memberikan pencerminan bahwa dia mempunyai pemikiran
tertentu atas suatu objek.
9) Berkapasitas membuat keputusan
Organisasi yang baik adalah organisasi yang dapat menelorkan
keputusan-keputusan dengan kualitas yang baik. Membuat
keputusan pada intinya adalah memecahkan persoalan
keorganisasian. Pemimpin yang mempunyai kapasitas membuat
keputusan akan dapat membawa organisasinya mencapai tujuan
tertentu.
10) Memiliki kestabilan emosi
Pimpinan yang sabar didambakan oleh para pengikut dan
karenanya dia mampu mengendalikan emosi dan berfikir rasional
pada situasi yang berbeda. Di dalam menentukan tindakan
seorang pemimpin dituntut tetap berada pada posisi sikap normal
dan tahan terhadap godaan. Pemimpin harus sabar, teliti dan hati-
hati, karena setiap tindakan atau keputusannya mengandung
suatu konsekuensi tertentu.
11) Sehat jasmani rohani
Sehat jasmani dan rohani adalah syarat mutlak seorang pimpinan.
Bukan kita tidak boleh dipimpin oleh orang buta, meski tidak
seharusnya terjadi, apalagi yang bersangkutan harus sering
menandatangani dokumen, surat resmi, atau cek bank. Namun
demikian, sehat jasmani tidak mutlak bertolak belakang dengan
cacat fisik. Ukuran sehat jasmani, karenanya relatif situsional.
23
Sehat jasmani dan rohani berarti memungkinkan seseorang
bekerja secara optimal dalam bidang yang ditekuninya.
12) Bersifat prospektif
Organisasi beroperasi dengan memanfaatkan tiga kondisi, yaitu
pengalaman masa lalu, kearifan masa kini, dan harapan masa
depan. Masa depan memang tidak bisa diramalkan dengan pasti.
Meskipun dapat diantisipasi jika variabelnya telah diketahui dan
analisis secara hati-hati. Sikap prospektif itu diperlukan terutama
untuk menghadapi suprasistem yang dinamis, seperti
pertumbuhan penduduk, pertumbuhan ekonimi, teknologi,
kebijakan moneter dan sebagainya.
c. Fungsi Kepemimpinan
Seorang pemimpin harus menjalankan fungsinya dengan baik
supaya dapat menentukan keberhasilan organisasinya. Fungsi
kepemimpinan menurut Adair (2008: 11) yaitu:
1) Perencanaan yaitu mencari semua informasi yang tersedia,
mendefinisikan tugas, maksud atau tujuan kelompok, membuat
rencana yang dapat terlaksana.
2) Pemrakarsaan yaitu memberikan pengarahan pada kelompok
mengenai sasaran dan rencana, menjelaskan mengapa
menetapkan sasaran atau rencana merupakan hal penting,
membagi tugas pada anggota kelompok, menetapkan standar
kelompok.
3) Pengendalian yaitu memelihara antara kelompok, mempengaruhi
tempo, memastikan semua tindakan diambil dalam upaya meraih
tujuan, menjaga relevansi diskusi dan mendorong kelompok
mengambil tindakan atau keputusan.
4) Pendukung yaitu mengungkapkan pengakuan terhadap orang dan
kontribusi mereka, memberi semangat pada kelompok atau
individu, menciptakan semangat tim, meredakan ketegangan
dengan humor, merukunkan perselisihan atau meminta orang lain
menyelidikinya.
5) Penginformasian yaitu memperjelas tugas dan rencana, memberi
informasi baru pada kelompok, menerima informasi dari
kelompok, membuat ringkasan atas usul dan gagasan yang
masuk akal.
6) Pengevaluasian yaitu mengevaluasi kelayakan gagasan, menguji
konsekuensi solusi yang diusulkan, mengevaluasi prestasi
kelompok, membantu kelompok mengevaluasi sendiri prestasi
mereka berdasarkan standar yang ada.
d. Peran Pemimpin dalam Organisasi
Seseorang yang menduduki jabatan pemimpin atau manajerial
dalam suatu organisasi memainkan peranan yang sangat penting
tidak hanya secara internal bagi organisasi yang bersangkutan akan
tetapi juga dalam menghadapi berbagai pihak diluar organisasi yang
kesemuanya dimaksudkan untuk meningkatkan kemampuan
25
organisasi mencapai tujuannya. Menurut Siagian (2009: 66-69)
peran tersebut dapat dikategorikan dalam tiga bentuk, yaitu:
1) Peranan yang Bersifat Interpersonal
a) Selaku simbol keberadaan organisasi
b) Selaku pemimpin yang bertanggung jawab untuk memotivasi
dan memberikan arahan kepada para bawahan
c) Peran selaku penghubung dimana seorang manajer harus
mampu menciptakan jaringan yang luas
2) Peranan yang Bersifat Informasional
a) Peran sebagai pemantau arus informasi yang terjadi dari dan
ke dalam organisasi.
b) Peran sebagai pembagi atau seminator informasi
c) Peran selaku juru bicara organisasi
3) Peran Pengambilan Keputusan
a) Selaku entrepreneur, seorang pemimpin diharapkan mampu
mengkaji terus-menerus situasi yang dihadapi oleh organisasi,
untuk mencari dan menemukan peluang yang dapat
dimanfaatkan.
b) Peredam gangguan, peran ini berarti kesediaan memikul
tanggung jawab untuk mengambil tindakan korektif apabila
organisasi menghadapi gangguan serius.
c) Pembagi sumber dana dan daya. Peran ini berarti wewenang
atau kekuasaan untuk mengalokasikan dana dan daya.
Termasuk wewenang untuk menempatkan orang pada posisi
tertentu, wewenang menurunkan pangkat ataupun mencopot
dari jabatan.
d) Perunding bagi organisasi. Bahwa semakin tinggi jabatan
seseorang maka semakin lebih banyak berinteraksi dengan
berbagai pihak diluar organisasi. Dengan kata lain semakin
sering berperan selaku perunding untuk organisasi. Misalnya,
berunding dengan instansi pemerintah tertentu untuk
memperoleh izin.
e. Gaya Kepemimpinan
Gaya kepemimpinan adalah cara pemimpin bertindak atau
bagaimana dia mempengaruhi anggotanya untuk mencapai tujuan-
tujuan tertentu (Edison dkk, 2016: 93). Menurut Siagian (2009: 75-
83) ada lima tipe pemimpin, masing-masing dengan ciri-cirinya.
Lima tipe itu ialah:
1) Tipe otoriter
Seorang pemimpin yang tergolong sebagai orang yang otoriter
memiliki ciri-ciri yang pada umumnya negatif. Ciri-ciri yang
menonjol pada tipe ini antara lain sebagai berikut:
a) Penonjolan diri yang berlebihan sebagai simbol keberadaan
organisasi.
27
b) Kegemarannya menonjolkan diri sebagai penguasa tunggal
dalam organisasi. Tidak dapat menerima adanya orang lain
dalam organisasi yang potensial mampu menyaingi dirinya.
c) Gila kehormatan dan menggemari berbagai upacara yang
menggambarkan kehebatannya pada waktu ia mengenakan
pakaian dengan simbol keberhasilannya.
d) Tujuan pribadinya identik dengan tujuan organisasi. Dengan
ciri ini timbul persepsi kuat dalam dirinya bahwa para
anggota organisasi mengabdi kepadanya.
e) Tuntutan yang kuat terhadap loyalitas karyawan, sehingga
mengalahkan kriteria kekaryaan yang lain seperti kinerja,
kejujuran serta penerapan norma-norma moral dan etika.
f) Menentukan dan menerapkan disiplin organisasi yang keras
dan menjalankannya dengan sikap yang kaku.
g) Menciptakan instrumen pengawasan sedemikian rupa
sehingga dasar ketaatan para bawahan bukan kesadaran,
melainkan ketakutan.
2) Tipe Paternalistik
a) Penonjolan keberadaannya sebagai simbol organisasi.
b) Sering menonjolkan sikap paling mengetahui.
c) Memperlakukan para bawahan sebagai orang-orang yang
belum dewasa, bahkan seolah-olah mereka masih anak-anak.
d) Sentralisasi pengambilan keputusan. Artinya, pemimpinlah
yang menjadi pusat pengambilan keputusan.
e) Melakukan pengawasan yang ketat.
3) Tipe Laissez Faire
a) Gaya santai yang berangkat dari pandangan bahwa organisasi
tidak menghadapi masalah yang serius dan kalaupun ada,
selalu dapat ditemukan penyelesainnya.
b) Pemimpin tipe ini tidak senang mengambil resiko dan lebih
cenderung pada upaya mempertahankan kondisi yang ada.
c) Gemar melimpahkan wewenang kepada para bawahan dan
lebih menyenangi situasi bahwa para bawahanlah yang
mengambil keputusan dan keberadaannya dalam organisasi
lebih bersifat suportif.
d) Enggan mengenakan sanksi apalagi yang keras terhadap
bawahan yang menampilkan perilaku menyimpang, tetapi
sebaliknya, senang mengobral pujian.
e) Memperlakukan bawahan sebagai rekan.
f) Keserasian dalam interaksi organisasi dipandang sebagai etos
yang perlu dipertahankan.
4) Tipe Demokratik
a) Mengakui harkat dan martabat manusia. Dengan demikian,
berupaya untuk selalu memperlakukan para bawahan dengan
cara-cara yang manusiawi.
29
b) Para bawahannya adalah insan dengan jati diri yang khas dan
karena itu harus diperlakukan dengan pertimbangan
kekhasannya itu.
c) Pemimpin yang demokratik tangguh membaca situasi yang
dihadapi dan dapat menyesuaikan gaya kepemimpinannya
dengan situasi tersebut.
d) Gaya kepemimpinan yang demokratik rela dan mau
melimpahkan wewenang pengambilan keputusan kepada para
bawahannya sedemikian rupa tanpa kehilangan kendali
organisasi, dan tetap bertanggung jawab atas tindakan para
bawahannya itu.
e) Tidak ragu-ragu membiarkan para bawahan mengambil
resiko dengan catatan bahwa faktor-faktor yang berpengaruh
telah diperhitungkan dengan matang.
f) Pemimpin yang demokratik bersifat mendidik dan membina,
dalam hal bawahan berbuat kesalahan dan tidak serta-merta
bersifat menghukum.
5) Tipe Kharismatik
a) Percaya diri yang besar. Artinya, para pemimpin memiliki
keyakinan yang mendalam tentang kemampuannya, baik
dalam arti berfikir maupun bertindak.
b) Mempunyai visi, yaitu rumusan tentang masa depan yang
diinginkan bagi organisasi yang berperan selaku pemberi
arah yang akan ditempuh di masa depan dan pedoman untuk
bergerak.
c) Keyakinan yang kuat tentang tepatnya visi yang
dinyatakannya kepada para bawahan.
d) Pemahaman yang mendalam dan tepat tentang sifat
lingkungan yang dihadapi termasuk kendala yang
ditimbulkanya serta kesiapan untuk menyediakan sarana dan
prasarana yang diperlukan untuk mewujudkan perubahan itu.
f. Indikator Kepemimpinan
Menurut Wahjosumidjo (1991: 154) secara garis besar
indikator kepemimpinan adalah sebagai berikut:
1) Bersifat adil
Dalam kegiatan suatu organisasi, rasa kebersamaan diantara
para anggota adalah mutlak, sebab rasa kebersamaan pada
hakikatnya merupakan pencerminan dari pada kesepakatan
antara para bawahan maupun antara pemimpin dengan bawahan
dalam mencapai tujuan organisasi.
2) Memberi sugesti
Sugesti biasanya disebut sebagai saran atau anjuran. Dalam
rangka kepemimpinan, sugesti merupakan pengaruh dan
sebagainya, yang mampu menggerakkan hati orang lain dan
sugesti mempunyai peranan yang sangat penting di dalam
31
memelihara dan membina harga diri serta rasa pengabdian,
partisipasi, dan rasa kebersamaan diantara para bawahan.
3) Mendukung tujuan
Tercapainya tujuan organisasi tidak secara otomatis terbentuk,
melainkan harus didukung oleh adanya kepemimpinan. Oleh
karena itu, agar setiap organisasi dapat efektif dalam arti mampu
mencapai tujuan yang telah ditetapkan, maka setiap tujuan yang
ingin dicapai perlu disesuaikan dengan keadaan organisasi serta
memungkinkan para bawahan untuk bekerja sama.
4) Katalisator
Seorang pemimpin dikatakan berperan sebagai katalisator,
apabila pemimpin itu selalu dapat meningkatkan segala sumber
daya manusia yang ada, berusaha memberikan reaksi yang
menimbulkan semangat dan daya kerja cepat semaksimal
mungkin.
5) Menciptakan rasa aman
Setiap pemimpin berkewajiban menciptakan rasa aman bagi
para bawahannya. Dan ini hanya dapat dilaksanakan apabila
setiap pemimpin mampu memelihara hal-hal yang positif, sikap
optimisme di dalam menghadapi segala permasalahan, sehingga
dalam melaksanakan tugas-tugasnya, bawahan merasa aman,
bebas dari segala perasaan gelisah, kekhawatiran, merasa
memperoleh jaminan keamanan dari pimpinan.
6) Sebagai wakil organisasi
Setiap bawahan yang bekerja pada unit organisasi apapun, selalu
memandang atasan atau pimpinannya mempunyai peranan
dalam segala bidang kegiatan, lebih-lebih yang menganut
prinsip-prinsip keteladanan atau panutan-panutan. Seorang
pemimpin adalah segala-galanya, oleh karena itu segala perilaku,
perbuatan, dan kata-katanya akan selalu memberikan kesan-
kesan tertentu terhadap organisasinya.
7) Sumber inspirasi
Seorang pemimpin pada hakikatnya adalah sumber semangat
bagi para bawahannya. Oleh karena itu, setiap pemimpin harus
selalu dapat membangkitkan semangat para bawahan sehingga
bawahan menerima dan memahami tujuan organisasi dengan
antusias dan bekerja secara efektif ke arah tercapainya tujuan
organisasi.
8) Bersikap menghargai
Setiap orang pada dasarnya menghendaki adanya pengakuan dan
penghargaan diri pada orang lain. Demikian pula setiap bawahan
dalam organisasi memerlukan adanya pengakuan dan
penghargaan dari atasan. Oleh karena itu, menjadi suatu
kewajiban bagi pemimpin untuk mau memberikan penghargaan
atau pengakuan dalam bentuk apapun kepada bawahannya.
33
2. Kompensasi
Pada umumnya manusia bekerja untuk mendapatkan imbalan atas
setiap pekerjaan yang dilakukannya. Di dalam perusahaan hal ini sering
disebut dengan kompensasi atau balas jasa. Kompensasi merupakan
faktor penting untuk dapat menarik, memelihara, maupun
mempertahankan karyawan bagi kepentingan perusahaan.
Kebijakan aturan pemberian kompensasi oleh tiap-tiap perusahaan
relatif sama. Hanya yang membedakan banyaknya jenis kompensasi yang
diberikan serta besarnya penentuan kompensasi untuk tiap jenis
kompensasinya. Dasar penentuan jenis dan besarnya kompensasi yang
diterima dilakukan dengan berbagai pertimbangan, misalnya pendidikan,
jabatan, kinerja, atau lamanya bekerja (Kasmir, 2016: 233).
Perusahaan akan memberikan balas jasa kepada seluruh karyawan
yang terlibat di dalamnya. Balas jasa yang diberikan merupakan
kewajiban perusahaan atas jerih payah yang diberikan kepada perusahaan
selama bekerja. Sebaliknya bagi karyawan, kompensasi adalah hak
karyawan atas beban dan tanggung jawab yang diberikan kepada
perusahaan. Jadi kompensasi bagi perusahaan adalah sebagai kewajiban
yang wajib diberikan, sedangkan bagi karyawan adalah hak yang harus
diterimanya (Kasmir, 2016: 233).
Kompensasi sangat penting bagi karyawan itu sendiri sebagai
individu, karena besarnya kompensasi merupakan pencerminan atau
ukuran nilai pekerjaan karyawan itu sendiri. Sebaliknya besar kecilnya
kompensasi dapat mempengaruhi prestasi kerja, motivasi dan kepuasan
kerja karyawan. Apabila kompensasi diberikan secara tepat dan benar
para karyawan akan memperoleh kepuasan kerja dan termotivasi untuk
mencapai tujuan organisasi (Notoatmojo, 2015: 142).
a. Pengertian Kompensasi
Kompensasi merupakan salah satu cara manajer untuk
meningkatkan produktifitas kerja, kepuasan kerja dan motivasi adalah
melalui kompensasi. Kompensasi adalah sesuatu yang diterima
karyawan atas jasa yang mereka sumbangkan pada pekerjaannya.
Mereka menyumbangkan apa yang menurut mereka berharga, baik
tenaga maupun pengetahuan yang dimilikinya. Sesuatu yang berharga
bagi karyawan adalah pengetahuan dan keterampilan yang dimiliki
dijadikan sebagai dasar dalam menuntut haknya sebagai pekerja
(Bangun, 2012: 254).
Menurut Rivai dan Sagala (2009: 741) kompensasi merupakan
sesuatu yang diterima karyawan sebagai kontribusi jasa mereka pada
perusahaan. Pemberian kompensasi merupakan salah satu pelaksanaan
fungsi MSDM yang berhubungan dengan semua jenis pemberian
penghargaan individual sebagai pertukaran dalam melakukan tugas
keorganisasian.
Menurut Hasibuan (2017: 119) kompensasi adalah semua
pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung
35
yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan
kepada perusahaan.
Menurut Umar (2008: 16) kompensasi adalah sesuatu yang
diterima oleh karyawan dalam bentuk seperti gaji atau upah, bonus,
premi, pengobatan, asuransi, dan lain-lain yang sejenis yang dibayar
oleh organisasi.
Sedangkan pengertian kompensasi menurut Kasmir (2016: 233)
merupakan balas jasa yang diberikan perusahaan kepada karyawannya,
baik yang bersifat keuangan maupun non keuangan.
Berdasarkan pengertian di atas maka dapat disimpulkan bahwa
kompensasi merupakan semua bentuk balas jasa yang diterima
karyawan atas pekerjaannya dalam bentuk upah, gaji, komisi, bonus
tunjangan jabatan, jaminan kesehatan baik secara langsung maupun
tidak langsung.
b. Jenis-jenis Kompensasi
1) Kompensasi Finansial
Menurut Rivai dan Sagala (2009: 360-363) kompensasi
finansial langsung, yang terdiri dari gaji, upah, dan insentif
(komisi dan bonus). Sedangkan Kompensasi tidak langsung
(fringe benefit), merupakan kompensasi tambahan yang diberikan
berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan
sebagai upaya meningkatkan kesejahteraan para karyawan.
Contohnya berupa fasilitas-fasilitas, seperti: asuransi-asuransi,
tunjangan-tunjangan, uang pensiun, dan lain-lain.
Gaji
Gaji adalah imbalan finansial yang dibayarkan kepada
karyawan secara teratur, seperti tahunan, caturwulan, bulanan,
atau mingguan.
Upah
Upah merupakan imbalan finansial langsung yang dibayarkan
kepada pekerja berdasarkan jam kerja, jumlah barang yang
dihasilkan atau banyaknya pelayanan yang diberikan. Jadi
tidak seperti gaji yang jumlahnya relative tetap, besarnya upah
berubah-ubah.
Insentif
Insentif merupakan imbalan langsung yang dibayarkan kepada
karyawan karena kinerjanya melebihi standar yang ditentukan.
2) Kompensasi Non Finansial
Selain kompensasi finansial, perusahaan atau organisasi
juga harus memberikan kompensasi non finansial atau yang lebih
lazim disebut kompensasi pelengkap (tambahan). Menurut
Panggabean (2004: 77), “kompensasi tidak langsung (fringe
benefit) merupakan kompensasi tambahan yang diberikan
berdasarkan kebijakan perusahaan terhadap semua karyawan
dalam usaha meningkatkan kesejahteraan para karyawannya”.
37
Simamora (2004) membagi kompensasi non finansial
menjadi dua bagian, yaitu:
Berasal dari pekerjaan yaitu tugas-tugas yang menarik,
tantangan, tanggung jawab, pengakuan, rasa pencapaian.
Berasal dari lingkungan kerja yaitu kebijakan yang sehat,
supervise dan kompeten, kerabat kerja yang menyenangkan,
lingkungan kerja yang nyaman.
c. Tujuan Pemberian Kompensasi
Pada umumnya kompensasi yang adil akan memberikan
banyak keuntungan bagi karyawan. Artinya perusahaan memberikan
kompensasi yang layak bagi seluruh karyawan. Keuntungan juga akan
diperoleh oleh pihak manajemen sehingga pencapaian tujuan
perusahaan akan dapat dicapai, karena salah satu sebabnya adalah
pemberian kompensasi.
Dalam praktiknya pemberian dan penentuan jumlah
kompensasi yang layak memiliki beberapa tujuan. Oleh karena itu,
wajib bagi perusahaan untuk memberikan kompensasi yang wajar dan
sesuai seperti yang telah dijelaskan sebelumnya.
Menurut Kasmir (2016: 236-238) secara umum tujuan
pemberian kompensasi oleh perusahaan sebagai berikut:
1) Memberikan hak karyawan
Artinya kompensasi harus diberikan karena merupakan hak
karyawan atas jerih payahnya dalam bekerja. Dalam hal ini
pemberian kompensasi merupakan kewajiban setiap pengusaha
atau perusahaan kepada karyawan.
2) Memberikan rasa keadilan
Artinya pemberian kompensasi yang dilakukan secara terbuka dan
penentuan besarnya kompensasi didasarkan kepada kinerjanya.
Penentuan kompensasi dilakukan tanpa ada diskriminasi dan apa
adanya akan memberikan rasa keadilan. Karyawan merasa
diperlakukan secara adil oleh pimpinan sehingga semangat dan
motivasi kerja karyawan akan meningkat.
3) Memperoleh karyawan yang berkualitas
Artinya dengan pemberian kompensasi yang baik akan menarik
pelamar yang berkualitas untuk melamar ke perusahaan. Pelamar
yang memiliki kualifikasi yang tinggilah yang paling banyak
melamar. Sebaliknya jika kompensasi yang dibayarkan kurang
atau tidak menarik, maka akan memperoleh karyawan yang
kurang memiliki kualifikasi atau tidak berkualitas.
4) Mempertahankan karyawan
Artinya dengan pemberian kompensasi yang sesuai atau layak,
maka akan mengurangi karyawan yang keluar. Dengan
kompensasi yang sesuai maka karyawan akan terus bertahan dan
terus berusaha bekerja dengan sebaik-baiknya. Bahkan timbul
ketakutan akan dikeluarkan jika bekerja dengan tidak baik. Pada
39
akhirnya turnover karyawan juga dapat diminimalkan, karyawan
terus bekerja sampai pensiun.
5) Menghargai karyawan
Pemberian kompensasi salah satu bentuk penghargaan terhadap
jasa karyawan. Dengan kompensasi yang sesuai dan wajar
karyawan akan merasa dihargai atas segala jerih payahnya.
Dengan dihargai maka karyawan juga akan menghargai
perusahaan, dengan bekerja sebaik-baiknya atau dengan
berprestasi setinggi-tingginya, guna memajukan perusahaannya.
6) Pengendalian biaya
Dengan pemberian kompensasi yang layak akan dapat mengurangi
biaya rekrutmen dan seleksi karyawan. Hal ini dapat terjadi karena
dengan pembayaran kompensasi yang tidak wajar dan tidak sesuai
dengan aturan, maka akan menimbulkan tingkat turnover
karyawan. Pada akhirnya karena terjadi turnover, maka ada posisi
yang kosong dan harus segera diisi. Nah untuk mengisi posisi
inilah diperlukan biaya rekrutmen dan seleksi serta biaya untuk
melatih karyawan baru. Lebih dari itu dengan keluarnya karyawan
akan menimbulkan posisi kosong dalam jabatan tertentu sehingga
akan mengganggu proses produksi, dan mengganggu hasil
produksinya yang pada akhirnya pelayanan kepada pelanggan
menjadi terhambat.
7) Memenuhi peraturan pemerintah
Artinya pemberian yang sesuai dengan kebijakan pemerintah,
berarti ikut mendukung program pemerintah. Dengan mematuhi
peraturan pemerintah, akan terhindar dari berbagai bentuk sanksi
yang mungkin terjadi. Bagi perusahaan yang tidak memberikan
kompensasi berdasarkan peraturan pemerintah maka akan
dikenakan sanksi yang pada akhirnya akan merusak citra
perusahaan, baik didalam maupun di luar perusahaan.
8) Menghindari konflik
Artinya dengan kompensasi perselisihan atau pertentangan antar
karyawan dengan perusahaan atau karyawan dengan karyawan,
dapat diminimalkan jika kompensasi dibayar secara layak dan
wajar dan sesuai aturan yang berlaku. Namun sebaliknya jika
kompensasi tidak dibayarkan secara layak dan wajar serta tidak
sesuai aturan yang berlaku, maka akan menimbulkan konflik yang
pada akhirnya akan merugikan perusahaan secara keseluruhan.
Jadi, dapat disimpulkan dengan memberikan sejumlah
kompensasi banyak hal-hal positif yang diterima perusahaan dan
karyawan. Pada akhirnya kompensasi akan memberikan kesejahteraan
dan kebahagiaan bagi karyawan yang merupakan hak mereka
seharusnya mereka terima.
Bagi perusahaan dengan pemberian kompensasi juga
memudahkan dan meringankan dalam pelaksanaan aktivitas pekerjaan
41
mereka. Seluruh tujuan perusahaan akan mudah dicapai jika
pemberian kompensasi kepada karyawan dilakukan secara adil dan
benar. Bahkan hal-hal yang bersifat negatif dapat diminimalkan.
d. Manfaat Pemberian Kompensasi
Menurut Kasmir (2016: 238-240) banyak manfaat yang dapat
diperoleh dengan adanya kompensasi seperti berikut ini:
1) Loyalitas karyawan meningkat
Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, akan membuat
karyawan bekerja bersungguh-sungguh dan menumbuhkan rasa
memiliki perusahaan yang makin besar. Karyawan akan setia
kepada perusahaan dengan bekerja sesuai yang telah ditugaskan.
Karyawan yang loyal biasanya tidak akan meninggalkan
perusahaan dan tidak akan membongkar rahasia perusahaan
kepada pihak lain.
2) Komitmen terhadap perusahaan meningkat
Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, karyawan
akan mematuhi segala kewajiban yang diberikan kepada
perusahaan dan mematuhi semua peraturan yang ditetapkan
perusahaan. Karyawan akan komit dengan ucapan, janji dan
perbuatannya yang telah dilakukan kepada perusahaan. Artinya
karyawan akan patuh kepada perintah atasan dan kebijakan yang
telah ditetapkan perusahaan.
3) Motivasi kerja meningkat
Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, maka
dorongan karyawan untuk bekerja semakin kuat, sehingga
merangsang karyawan untuk terus bekerja.
4) Semangat kerja meningkat
Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, maka
karyawan akan semakin bersemangatuntuk bekerja. Upaya untuk
melakukan pekerjaan dengan baik, dilakukan dengan penuh
semangat. Karyawan juga pantang menyerah terhadap kendala
atau masalah yang sedang dihadapinya, sehingga selalu ada solusi.
Karyawan juga tidak mudah putus asa untuk mencari jalan keluar
terhadap permasalahan yang dihadapinya.
5) Kinerja karyawan meningkat
Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, maka
karyawan akan terus meningkatkan kualitas kerjanya yang pada
akhirnya akan meningkatkan prestasi kerja dan kinerjanya.
6) Konflik kerja dapat dikurangi
Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, maka
pertentangan diantara karyawan dengan pimpinan atau dengan
karyawan dapat diminimalkan, sehingga semua karyawan bekerja
sama makin kompak. Kecilnya konflik yang timbul pada akhirnya
akan memperlancar proses kegiatan dalam suatu perusahaan,
dalam arti tidak mengalami kendala yang berarti.
43
7) Memberikan rasa aman
Artinya dengan pemberian kompensasi yang benar, maka
karyawan akan merasa aman dan nyaman, sehingga tidak
menimbulkan kegelisahan selama bekerja. Karyawan selalu fokus
untuk melakukan pekerjaan tanpa terganggu dengan pikiran
tentang kompensasi yang diterimanya.
8) Memberikan rasa kebanggaan
Artinya pemberian kompensasi yang relatif lebih besar dari
ketentuan pemerintah dan pesaing akan memberikan rasa bangga
karyawan. Dengan memiliki rasa bangga yang besar akan
membuat karyawan bekerja lebih sungguh-sungguh untuk
mencapai hasil yang maksimal.
9) Proses kegiatan perusahaan bekerja lancar
Artinya dengan pemberian kompensasi yang sesuai dan wajar
akan memperlancar jalannya kegiatan perusahaan. Hal ini terjadi,
karena tidak ada kekosongan jabatan atau posisi yang ditinggalkan.
e. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Besarnya Kompensasi
Menurut Kasmir (2016: 250-253) faktor-faktor yang
mempengaruhi kompensasi yaitu:
1) Pendidikan merupakan faktor utama dalam menentukan besarnya
jumlah kompensasi yang diterima. Karena dengan jenjang
pendidikan yang berbeda maka kompensasi gaji yang diterima
juga berbeda. Jadi makin tinggi jenjang pendidikan seseorang,
maka kompensasi yang diterimanya lebih tinggi, jika
pertimbangannya pendidikan.
2) Pengalaman artinya jangka waktu dan keahlian seseorang dalam
bekerja. Pertimbangannya dengan waktu kerja yang makin lama,
maka jasa yang diberikan ke perusahaan juga lebih lama dan
kemungkinan kenaikan pangkat atau jabatan tertentu sehingga
kompensasi yang diterima lebih tinggi dari yang dibawahnya.
3) Beban pekerjaan dan tanggung jawab yang diemban oleh seseorang
lebih besar dari yang lain tentu memiliki kompensasi yang lebih
besar pula dan sebaliknya.
4) Jabatan, kenaikan jabatan tentu akan meningkatkan kompensasinya.
Karena makin tinggi suatu jabatan, maka beban kerja dan
tanggung jawab yang diembannya makin besar dan makin berat,
sehingga perlu dihargai dengan kompensasi yang layak sesuai
dengan beban dan tanggung jawab yang diembannya.
5) Jenjang kepangkatan dan golongan, akan menaikkan gaji ke tingkat
yang lebih tinggi. Kenaikan jabatan juga menambah tunjangan
lainnya. Sehingga bagi mereka yang naik ke jabatan yang lebih
tinggi maka kompensasinya juga naik cukup banyak.
6) Prestasi kerja, kinerja merupakan prestasi kerja yang diperoleh
seseorang dalam jangka waktu tertentu. Karyawan yang memiliki
kinerja yang baik tentu akan memperoleh kompensasi yang baik.
Dengan kinerja yang melebihi sesuai dengan aturan yang
45
ditetapkan, maka kompensasi yang dibayar meningkat misalnya
kenaikan jabatan, pangkat dan bonus.
f. Indikator Kompensasi
Indikator kompensasi menurut Simamora (2004: 445)
diantaranya:
1) Gaji yang adil sesuai dengan pekerjaan
2) Bonus yang diberikan memenuhi sasaran kinerja
3) Tunjangan yang sesuai harapan
4) Fasilitas yang memadai
3. Lingkungan Kerja
a. Pengertian Lingkungan Kerja
Lingkungan kerja dalam suatu perusahaan termasuk salah
satu hal yang penting untuk diperhatikan. Meskipun lingkungan
kerja tidak melaksanakan proses produksi secara langsung dalam
suatu perusahaan, namun lingkungan kerja mempunyai pengaruh
langsung terhadap para karyawan yang melaksanakan proses
produksi tersebut. Lingkungan kerja yang kondusif dan memuaskan
bagi karyawannya akan membuat karyawan tersebut nyaman dan
semangat dalam bekerja sehingga kinerjanya pun meningkat.
Menurut Sedarmayati (2011: 2) lingkungan kerja adalah
keseluruhan alat perkakas dan bahan yang dihadapi, lingkungan
sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode kerjanya, serta
pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun sebagai
kelompok.
Menurut Kadarisman (2012: 300) lingkungan kerja adalah
keseluruhan sarana dan prasarana yang ada disekitar pegawai yang
sedang melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri. Lingkungan kerja itu sendiri meliputi tempat
bekerja, fasilitas dan alat bantu pekerjaan, kebersihan, penerangan,
ketenangan, termasuk juga hubungan kerja antara orang-orang yang
ada ditempat kerja.
Nitisemito dalam Hasibuan (2007) mengungkapkan bahwa
lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada disekitar para
pekerja yang dapat mempengaruhi dirinya dalam menjalankan tugas-
tugas yang dibebankan. Kemudian Nitisemito juga menambahkan
bahwa perusahan hendaknya dapat mencerminkan kondisi yang
mendukung kerja sama antara tingkat atasan, bawahan maupun yang
memiliki status jabatan yang sama di perusahaan. Kondisi yang
hendaknya diciptakan adalah suasana kekeluargaan, komunikasi
yang baik dan pengendalian diri.
Berdasarkan beberapa definisi menurut para ahli diatas dapat
disimpulkan bahwa lingkungan kerja adalah segala sesuatu yang ada
di sekitar karyawan pada saat bekerja, baik berbentuk fisik maupun
non fisik yang dapat mempengaruhi dirinya dan pekerjaannya.
47
b. Jenis-jenis Lingkungan Kerja
Sedarmayanti (2011: 21) menyatakan bahwa secara garis
besar, jenis lingkungan kerja terbagi menjadi dua yaitu:
1) Lingkungan Kerja Fisik
Lingkungan kerja fisik adalah semua keadaan yang berbentuk
fisik yang terdapat di sekitar tempat kerja yang dapat
mempengaruhi karyawan baik secara langsung maupun secara
tidak langsung, yaitu:
a) Penerangan/Cahaya
Cahaya atau penerangan sangat besar manfaatnya bagi
karyawan guna mendapat keselamatan dan kelancaran kerja.
Oleh sebab itu perlu diperhatikan adanya penerangan (cahaya)
yang terang tetapi tidak menyilaukan. Cahaya yang kurang
jelas, mengakibatkan penglihatan kurang jelas, sehingga
pekerjaan akan lambat, banyak mengalami kesalahan, dan
tentu saja pada akhirnya menyebabkan kurang efisien dalam
melaksanakan pekerjaan, sehingga tujuan organisasi sulit
dicapai.
b) Tata Warna
Menata warna di tempat kerja perlu dipelajari dan
direncanakan dengan sebaik-baiknya. Pada kenyataannya tata
warna tidak dapat dipisahkan dengan penataan dekorasi. Hal
ini dapat dimaklumi karena warna mempunyai pengaruh
besar terhadap perasaan. Sifat dan pengaruh warna terkadang
menimbulkan rasa senang, sedih, dan lain-lain, karena
didalam sifat itu sendiri dapat merangsang perasaan manusia.
c) Ventilasi/Pengaturan Udara
Pegawai akan sulit dapat bekerja dengan baik, senang dan
efisien, apabila mereka bekerja di ruangan yang udaranya
panas, pengap sehingga sulit bernafas. Ruangan pekerjaan
dengan suhu udara yang dianggap baik adalah berkisar 13-24
derajat Celcius. Oleh karena itu perlu diusahakan adanya
ventilasi cukup, yang dapat membantu pertukaran udara
dengan lancar, sehingga para pegawai di ruang kerjanya tetap
mendapat udara segar dan nyaman.
d) Dekorasi
Dekorasi ada hubungannya dengan tata warna yang baik,
karena itu dekorasi tidak hanya berkaitan dengan hiasan
ruangan kerja saja tetapi juga harus diperhatikan cara
mengatur tata letak, susunan, dan tata warna perlengkapan
yang akan dipasang atau diatur untuk bekerja.
e) Suara Bising
Salah satu polusi yang cukup menyibukkan para pakar untuk
mengatasinya adalah kebisingan, yaitu bunyi yang tidak
dikehendaki oleh telinga. Tidak dikehendaki, karena terutama
dalam jangka panjang bunyi tersebut dapat mengganggu
49
ketenangan bekerja, merusak pendengaran, dan menimbulkan
kesalahan komunikasi, bahkan menurut penelitian,
kebisingan yang serius bisa menyebabkan kematian. Karena
pekerjaan membutuhkan konsentrasi, maka suara bising
hendaknya dihindarkan agar pelaksanaan pekerjaan dapat
dilakukan dengan efisien sehingga produktivitas kerja
meningkat.
f) Keamanan
Perlu diingat bahwa didalam merencanakan tata ruang kerja
hendaknya selalu diperhatikan adanya keamanan dalam
bekerja, oleh karena itu faktor keamanan perlu betul-betul
dipertimbangkan secara hati-hati dan teliti.
2) Lingkungan Kerja Non Fisik
Lingkungan kerja non fisik adalah semua keadaan yang terjadi
yang berkaitan dengan lingkungan kerja, baik hubungan dengan
atasan,hubungan dengan sesama rekan kerja, ataupun hubungan
dengan bawahan. Lingkungan kerja non fisik ini tidak bisa
diabaikan, karena juga dapat mempengaruhi kinerja para
karyawan.
c. Indikator Lingkungan Kerja
Indikator untuk mengukur lingkungan kerja menurut
Sedarmayanti (2001: 46) sebagai berikut:
1) Penerangan
Penerangan dalam ruang kerja karyawan memegang peranan
penting dalam meningkatkan semangat karyawan, sehingga
mereka akan dapat menunjukkan hasil kerja yang baik, berarti
penerangan tempat kerja yang cukup sangat membantu
berhasilnya kegiatan-kegiatan operasional organisasi.
2) Suhu udara
Di dalam ruangan kerja karyawan dibutuhkan udara yang cukup,
dimana dengan adanya pertukaran udara yang cukup,
menyebabkan kesegaran fisik dari karyawan tersebut. Suhu udara
yang terlalu panas akan menurunkan semangat kerja karyawan di
dalam melaksanakan pekerjaan.
3) Suara bising
Suara yang bunyinya sangat mengganggu para karyawan dalam
bekerja akan menimbulkan atau merusak konsentrasi kerja
karyawan yang bisa menyebabkan terjadinya kesalahan, sehingga
kinerja karyawan bisa menjadi tidak optimal. Oleh karena itu,
setiap organisasi harus selalu berusaha untuk menghilangkan
suara bising tersebut atau paling tidak menekannya untuk
memperkecil suara bising tersebut.
4) Penggunaan warna
Warna dapat berpengaruh terhadap karyawan dalam
melaksanakan pekerjaan, akan tetapi banyak perusahaan yang
51
kurang memperhatikan masalah warna. Dengan demikian,
pengaturan hendaknya memberi manfaat, sehingga dapat
meningkatkan semangat kerja karyawan. Pemilihan warna yang
salah dapat mengganggu pemandangan, sehingga akan
menimbulkan rasa tidak senang atau kurang mengena bagi yang
memandang. Sebaiknya pewarnaan pada dinding ruang kerja
menggunakan warna yang lembut.
5) Ruang gerak yang diperlukan
Suatu organisasi sebaiknya dalam melaksanakan pekerjaannya
diberikan ruangan yang cukup untuk menyelesaikan pekerjaan
atau tugas. Karyawan tidak mungkin dapat bekerja dengan
tenang dan maksimal jika tempat yang tersedia tidak dapat
memberikan kenyamanan. Dengan demikian, ruang gerak untuk
tempat karyawan bekerja seharusnya direncanakan terlebih
dahulu agar para karyawan tidak terganggu di dalam
melaksanakan pekerjaan disamping itu perusahaan harus
menghindari dari keborosan dan menekan pengeluaran yang
banyak.
6) Keamanan
Rasa aman bagi karyawan sangat berpengeruh terhadap semangat
kerja dan kinerja karyawan. Disini yang dimaksud dengan
keamanan yaitu keamanan yang dapat dimasukkan ke dalam
lingkungan kerja fisik. Jika ditempat kerja tidak aman, maka
akan menjadikan para karyawan gelisah, tidak bisa konsentrasi
serta semangat karyawan akan menurun.
7) Hubungan kerja
Hubungan yang terjalin antara karyawan atau rekan kerja akan
menimbulkan banyak hal. Ketika rekan kerja baik, para
karyawan akan merasa aman dan bisa diajak kerja sama antar tim
dan saling membantu. Jika hubungan antar karyawan tidak baik,
maka akan menimbulkan masalah dalam menyelesaikan
pekerjaannya, terutama jika kerja sama dalam tim.
4. Kinerja
a. Pengertian Kinerja
Kinerja merupakan hasil atau tingkat keberhasilan seseorang
secara keseluruhan selama periode tertentu didalam melaksanakan
tugas dibandingkan dengan berbagai kemungkinan, seperti standar
hasil kerja, target/sasaran atau kriteria (Robbins dalam Polakitan,
2016: 1071).
Menurut Mangkunegara (2008: 67) istilah kinerja berasal dari
kata Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau
prestasi sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian
kinerja (prestasi kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan
kuantitas yang dicapai oleh seorang pegawai dalam melaksanakan
tugasnya sesuai dengan tanggung jawab yang diberikan kepadanya.
53
Simamora (2004: 36) menyatakan kinerja mengacu kepada
kadar pencapaian tugas-tugas yang membentuk sebuah pekerjaan
karyawan. Kinerja merefleksikan seberapa baik karyawan memenuhi
persyaratan sebuah pekerjaan. Sedangkan menurut Murdijanto (2001:
29) menyatakan bahwa kinerja adalah hasil kerja yang dapat dicapai
oleh seseorang atau kelompok orang dalam suatu organisasi sesuai
dengan wewenang dan tanggung jawab masing-masing dalam rangka
upaya mencapai tujuan organisasi.
Berdasarkan uraian tersebut dapat disimpulkan kinerja
sumber daya manusia adalah suatu hasil atau taraf kesuksesan yang
dicapai oleh pegawai baik dari segi kualitas maupun kuantitas
pekerjaannya dan dapat dipertanggung jawabkan sesuai dengan
perannya didalam organisasi atau perusahaan.
b. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Kinerja
Dibawah ini merupakan faktor-faktor yang dapat
mempengaruhi pencapaian kinerja menurut (Kasmir, 2016: 189-193):
1) Kemampuan dan keahlian
Merupakan kemampuan atau skill yang dimiliki seseorang dalam
melakukan suatu pekerjaan. Semakin memiliki kemampuan dan
keahlian maka akan dapat menyelesaikan pekerjaannya secara
benar, sesuai dengan yang telah ditetapkan. Artinya karyawan
yang memiliki kemampuan dan keahlian yang lebih baik, maka
akan memberikan kinerja yang baik pula demikian sebaliknya.
Dengan demikian kemampuan dan keahlian akan mempengaruhi
kinerja seseorang.
2) Pengetahuan
Maksudnya adalah pengetahuan tentang pekerjaan. Seseorang
yang memiliki pengetahuan tentang pekerjaan secara baik akan
memberikan hasil pekerjaan yang baik, demikian sebaliknya.
Jadi dapat disimpulkan bahwa pengetahuan tentang pekerjaan
akan mempengaruhi kinerja.
3) Rancangan kerja
Merupakan rancangan pekerjaan yang akan memudahkan dalam
mencapai tujuannya. Artinya jika suatu pekerjaan memiliki
rancangan yang baik, maka akan memudahkan untuk
menjalankan pekerjaan tersebut secara tepat dan benar. Demikian
pula sebaliknya, maka dapat disimpulkan bahwa rancangan
pekerjaan akan mempengaruhi kinerja seseorang.
4) Kepribadian
Yaitu kepribadian seseorang atau karakter yang dimiliki
seseorang. Setiap orang memiliki kepribadian atau karakter yang
berbeda satu dengan yang lainnya. Seseorang yang memiliki
kepribadian atau karakter yang baik akan dapat melakukan
pekerjaan secara sungguh-sungguh penuh tanggung jawab
sehingga hasil pekerjaan juga baik.
55
5) Motivasi kerja
Motivasi kerja merupakan dorongan bagi seseorang untuk
melakukan pekerjaan. Jika karyawan memiliki dorongan yang
kuat dari dalam dirinya atau dorongan dari luar dirinya (misalnya
dari pihak perusahaan), maka karyawan akan terangsang atau
terdorong untuk melakukan pekerjaan dengan baik. Pada
akhirnya dorongan atau rangsangan baik dari dalam maupun dari
luar diri seseorang akan mengahasilkan kinerja yang baik.
6) Kepemimpinan
Kepemimpinan merupakan perilaku seorang pemimpin dalam
mengatur, mengelola dan memerintah bawahannya untuk
mengerjakan suatu tugas dan tanggung jawab yang diberikannya.
7) Gaya kepemimpinan
Merupakan gaya atau sikap seorang pemimpin dalam
menghadapi atau memerintah bawahannya.
8) Budaya organisasi
Merupakan kebiasaan-kebiasaan atau norma-norma yang berlaku
dan dimiliki oleh suatu organisasi atau perusahaan. Kebiasaan-
kebiasaan atau norma-norma ini mengatur hal-hal yang berlaku
dan diterima secara umum serta harus dipatuhi oleh segenap
anggota suatu perusahaan atau organisasi.
9) Kepuasan kerja
Merupakan perasaan senang atau gembira, atau perasaan suka
seseorang sebelum dan setelah melakukan suatu pekerjaan. Jika
karyawan merasa senang atau gembira atau suka untuk bekerja,
maka hasil pekerjaan akan baik pula.
10) Lingkungan kerja
Merupakan suasana atau kondisi disekitar lokasi tempat bekerja.
Lingkungan kerja dapat berupa ruangan, layout, sarana dan
prasarana serta hubungan kerja dengan sesama rekan kerja.
11) Loyalitas
Merupakan kesetiaan karyawan untuk tetap bekerja dan membela
perusahaan di mana tempatnya bekerja. Kesetiaan ini ditunjukan
dengan terus bekerja sungguh-sungguh sekalipun perusahaannya
dalam kondisi kurang baik.
12) Komitmen
Merupakan kepatuhan karyawan untuk menjalankan kebijakan
atau peraturan perusahaan dalam bekerja. Komitmen juga dapat
diartikan kepatuhan karyawan kepada janji-janji yang telah
dibuatnya. Atau dengan kata lain komitmen merupakan
kepatuhan untuk menjalankan keputusan yang telah dibuat.
13) Disiplin kerja
Merupakan usaha karyawan untuk menjalankan aktivitas
kerjanya secara sungguh-sungguh. Disiplin kerja dalam hal ini
57
dapat berupa waktu, misalnya masuk kerja selalu tepat waktu.
Kemudian disiplin dalam mengerjakan apa yang diperintahkan
kepadanya sesuai dengan perintah yang harus dikerjakan.
Karyawan yang disiplin akan mempengaruhi kinerja.
c. Tujuan Penilaian Kinerja
Menurut Kasmir (2016: 196-201) penilaian kinerja memiliki
beberapa tujuan diantara lain yaitu:
1) Untuk memperbaiki kualitas pekerjaan
Artinya dengan melakukan penilaian terhadap kinerja, maka
manajemen perusahaan akan mengetahui dimana kelemahan
karyawan dan sistem yang digunakan. Dengan diketahui
kelemahan ini segera untuk dilakukan perbaikan, baik terhadap
sistem yang digunakan maupun di karyawan itu sendiri.
2) Keputusan penempatan
Bagi karyawan yang telah dinilai kinerjanya ternyata kurang
mampu untuk menempati posisinya sekarang, maka perlu
dipindah ke unit atau bagian lainnya. Sebaliknya bagi mereka
yang memiliki kinerja yang baik perlu diperhatikan agar
kinerjanya tidak menurun dan tetap mempertahankan kinerja
sembari menunggu kebijakan perusahaan selanjutnya.
3) Perencanaan dan pengembangan karier
Hasil penilaian kinerja digunakan untuk menentukan jenjang
karier seseorang. Artinya bagi mereka yang mengalami
peningkatan kinerja maka akan dilakukan promosi jabatan atau
kepangkatan sesuai dengan peraturan perusahaan begitu pula
sebaliknya.
4) Kebutuhan latihan dan pengembangan
Bagi karyawan yang memiliki kemampuan atau keahlian yang
kurang, perlu diberikan pelatihan, agar mampu meningkatkan
kinerjanya. Tujuan pelatihan adalah untuk mendongkrak kinerja
karyawan agar menjadi lebih baik. Demikian pula dengan
pengembangan karyawan memiliki arti penting bagi karyawan
guna menambah pengetahuan dan keahliannya.
5) Penyesuaian kompensasi
Artinya hasil penilaian kerja digunakan untuk kepentingan
penyesuaian kompensasi adalah bagi mereka yang kinerjanya
meningkat maka akan ada penyesuaian kompensasi. Penyesuaian
kompensasi dilakukan apakah dengan meningkatkan gaji pokok,
bonus, insentif, tunjangan atau kesejahteraan lainnya sesuai
dengan jenjang kinerjanya yang diperolehnya.
6) Inventori kompetensi pegawai
Dengan dilakukan penilaian kinerja terhadap seluruh karyawan
untuk beberapa periode, maka perusahaan memiliki simpanan
data karyawan. Data-data dan informasi ini merupakan data dan
informasi mengenai kompetensi, skill, bakat, potensi seluruh
59
karyawan. Artinya perusahaan memiliki peta tentang kekuatan
dan kelemahan karyawannya.
7) Kesempatan kerja adil
Dengan melakukan sistem kinerja yang baik akan memberikan
rasa keadilan bagi seluruh karyawan. Artinya bagi mereka yang
memiliki kinerja baik, akan memperoleh balas jasa atas jerih
payahnya meningkatkan kinerja begitu pula sebaliknya.
8) Komunikasi efektif antara atasan bawahan
Hasil penilaian kinerja juga digunakan untuk mengukur
efektivitas komunikasi antara atasan dengan bawahan. Atasan
akan dapat mengoreksi bagaimana seharusnya melakukan
komunikasi yang seharusnya dilakukan, maka tentu akan
memberikan pengaruh terhadap kinerja seseorang.
9) Budaya kerja
Artinya dengan ada penilaian kinerja maka akan terciptanya
budaya yang menghargai kualitas kerja. Karyawan tidak dapat
bekerja dengan seenaknya, akan tetapi harus berusaha
meningkatkan kinerjanya.
10) Menerapkan sanksi
Disamping memberikan berbagai keuntungan bagi karyawan,
penilaian kinerja juga merupakan sarana untuk memberikan
hukuman atas kinerja karyawan yang menurun. Besarnya
hukuman atau sanksi yang diterima tergantung dari tingkat
kinerja telah diterima karyawan.
d. Indikator Kinerja Karyawan
Menurut Robbins (2006: 260) indikator untuk mengukur
kinerja karyawan secara individu ada enam yaitu:
1) Kualitas
Menunjukkan sejauh mana mutu seorang karyawan dalam
melaksanakan tugas-tugasnya meliputi ketepatan, kelengkapan
dan kerapian.
2) Kuantitas
Kuantitas merupakan jumlah kerja yang dilaksanakan oleh
seorang pegawai dalam suatu periode pekerjaan tertentu, hal ini
dapat dilihat dari banyaknya jumlah pekerjaan yang dapat
dikerjakan atau lebih terarah pada jumlah pekerjaan yang dapat
diselesaikan.
3) Ketepatan waktu
Ketepatan waktu merupakan dimana pekerjaan dapat
diselesaikan pada waktu yang sudah di sepakati.
4) Efektivitas
Efektivitas merupakan memanfaatkan teknologi dan bahan baku
yang dapat dimaksimalkan dalam arti untuk memperoleh
keuntungan yang paling tinggi.
61
5) Kemandirian
Karyawan yang mampu mengorganisir sendiri pekerjaannya
dengan baik sesuai target yang diharapkan tanpa harus diberikan
pengarahan secara mendetail oleh atasan. Dengan kata lain, hal
tersebut menyangkut masalah kemandirian.
6) Komitmen kerja
Komitmen kerja merupakan bagaimana karyawan mempunyai
tanggung jawab yang tinggi terhadap pekerjaannya dan tidak
akan melakukan pekerjaan lainnya sebelum pekerjaan yang
satunya terselesaikan.
C. Kerangka Penelitian
Kerangka penelitian ini akan menjelaskan pengaruh variabel
kepemimpinan terhadap kinerja karyawan, kompensasi terhadap kinerja
karyawan, lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan dan ketiga variabel
secara bersama-sama terhadap kinerja karyawan.
H1
H2
H3
H4
Gambar 2. 1 Model Penelitian
D. Hipotesis
Arikunto (2006: 71) menjelaskan bahwa hipotesis adalah dugaan
sementara. Dengan mengacu pada pokok permasalahan dan telaah teori yang
telah dijelaskan pada uraian sebelumnya, serta untuk memberikan arah yang
lebih jelas dari penelitian ini, maka dapat dirumuskan hipotesis sebagai
berikut:
1. Pengaruh Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan Bank BTN
Syariah KC Surakarta.
Menurut Hasibuan (2007: 170) kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju tentang apa yang
akan dikerjakan dan bagaimana tugas itu dapat dilakukan secara efektif,
Kepemimpinan
(X1)
Kinerja Karyawan
(Y)
Kompensasi
(X2)
Lingkungan Kerja
(X3)
63
dan proses memfasilitasi usaha individu dan kelompok untuk mencapai
tujuan bersama.
Kepemimpinan merupakan perilaku seorang pemimpin dalam
mengatur, mengelola dan memerintah bawahannya untuk mengerjakan
sesuatu tugas dan tanggung jawab yang diberikan. Sebagai contoh perilaku
pemimpin yang menyenangkan, mengayomi, mendidik dan membimbing
tentu akan membuat karyawan senang dengan mengikuti apa yang
diperintahkan oleh atasannya. Demikian pula jika perilaku pemimpin yang
tidak menyenangkan, tidak mengayomi, tidak mendidik dan tidak
membimbing akan menurunkan kinerja karyawannya. Jadi dapat
disimpulkan bahwa kepemimpinan mempengaruhi kinerja (Kasmir, 2016:
191).
Penelitian yang meneliti tentang pengaruh kepemimpinan terhadap
kinerja karyawan yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu
Rahardjo (2014) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa terdapat
hubungan yang signifikan antara kepemimpinan dengan kinerja karyawan
PT. Citra Sukses Eratama. Dari uraian di atas, maka hipotesis yang
diajukan adalah sebagai berikut:
H1 : Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
Karyawan Bank BTN Syariah KC Surakarta.
2. Pengaruh Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan Bank BTN
Syariah KC Surakarta.
Kompensasi merupakan faktor penting untuk dapat menarik,
memelihara, maupun mempertahankan karyawan bagi kepentingan
perusahaan. Apabila kompensasi diberikan secara tepat dan benar para
karyawan akan memperoleh kepuasan kerja dan termotivasi untuk
mencapai tujuan organisasi (Notoatmojo, 2015: 142).
Penelitian yang meneliti tentang pengaruh kompensasi terhadap
kinerja karyawan yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu yaitu
Martinus (2016) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa kompensasi
berpengaruh positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan, hal ini
dibuktikan dengan nilai koefisien regresi yang positif yaitu sebesar 0,143
dan nilai signifikasi uji t yang lebih kecil dari 0,05 yaitu sebesar 0,002.
Dari uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H2 : Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
Karyawan Bank BTN Syariah KC Surakarta.
3. Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Bank BTN
Syariah KC Surakarta.
Lingkungan kerja adalah keseluruhan alat perkakas dan bahan yang
dihadapi, lingkungan sekitarnya di mana seseorang bekerja, metode
kerjanya, serta pengaturan kerjanya baik sebagai perseorangan maupun
sebagai kelompok (Sedarmayanti, 2011: 2). Lingkungan kerja yang
kondusif dan memuaskan bagi karyawannya akan membuat karyawan
65
tersebut nyaman dan semangat dalam bekerja sehingga kinerjanya pun
meningkat.
Penelitian yang meneliti tentang pengaruh lingkungan kerja
terhadap kinerja karyawan yang telah dilakukan oleh peneliti terdahulu
yaitu Budianto (2015) hasil penelitiannya menunjukkan bahwa lingkungan
kerja yang terdapat pada instansi dapat memberikan pengaruh yang positif
dan signifikan terhadap kinerja pegawai. Dari uraian di atas, maka
hipotesis yang diajukan adalah sebagai berikut:
H3 : Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan signifikan terhadap
Kinerja Karyawan Bank BTN Syariah KC Surakarta.
4. Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi dan Lingkungan Kerja secara
bersama-sama terhadap Kinerja Karyawan Bank BTN Syariah KC
Surakarta.
Penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Polakitan (2016) hasil
penelitian menunjukan bahwa kepemimpinan, kompensasi dan lingkungan
kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan
PT. Asuransi Wahana Tata Manado. Dari uraian di atas, maka hipotesis
yang diajukan adalah sebagai berikut:
H4 : Kepemimpinan, Kompensasi dan Lingkungan Kerja secara bersama-
sama berpengaruh positif dan signifikan terhadap Kinerja
Karyawan Bank BTN Syariah KC Surakarta.
66
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini meneliti mengenai pengaruh kepemimpinan, kompensasi
dan lingkungan kerja terhadap kinerja karyawan Bank BTN Syariah KC
Surakarta. Pendekatan yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif, karena
penelitian ini disajikan dengan angka-angka. Hal ini sesuai dengan pendapat
Martono (2010: 20) yang mengemukakan penelitian kuantitatif adalah
penelitian yang dilakukan dengan mengumpulkan data yang berupa angka.
Data yang berupa angka tersebut kemudian diolah dan dianalisis untuk
mendapatkan suatu informasi ilmiah di balik angka-angka tersebut.
B. Lokasi dan Waktu Penelitian
1. Lokasi penelitian
Dalam penelitian ini, Peneliti melakukan di Bank BTN Syariah
Kantor Cabang (KC) Surakarta yang beralamat di Jl. Brigjend Slamet
Riyadi No. 322, Sriwedari, Laweyan, Kota Surakarta, Jawa Tengah.
2. Waktu penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada tahun pelajaran 2018/2019 yaitu
bulan Agustus hingga bulan September 2018.
C. Populasi dan Sampel
a. Populasi
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri dari obyek
atau subyek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
67
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya (Sugiyono 2015: 80). Adapun yang dijadikan sebagai
populasi pada penelitian ini adalah karyawan pada Bank BTN Syariah
KC Surakarta yang jumlahnya sebanyak 50 karyawan.
b. Sampel
Sampel adalah bagian dari suatu subyek atau obyek yang
mewakili populasi. Pengambilan sampel harus sesuai dengan kualitas
dan karakteristik suatu populasi. Pengambilan sampel yang tidak
sesuai dengan kualitas dan karakteristik populasi akan menyebabkan
suatu penelitian menjadi bias, tidak dapat dipercaya dan
kesimpulannya bisa keliru (Tika, 2006: 33).
Pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan teknik
simple random sampling, yaitu pengambilan anggota sampel dan
populasi dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada
dalam populasi itu. Cara demikian dilakukan bila anggota populasi
dianggap homogen (Sujarweni, 2015: 85). Sampel dalam penelitian ini
yaitu 38 karyawan.
D. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data adalah cara yang digunakan oleh peneliti
untuk memperoleh data yang akan dianalisis atau diolah untuk menghasilkan
suatu kesimpulan. Dalam penelitian ini peneliti dalam teknik pengambilan
data menggunakan data sumber primer, sumber primer adalah pengambilan
data yang diperoleh secara langsung oleh peneliti dari lapangan (Bawono,
2006: 29), sumber ini dapat diperoleh dengan cara:
1. Kuesioner (angket)
Kuesioner adalah daftar pertanyaan yang diberikan kepada obyek
penelitian yang mau memberikan respon sesuai dengan permintaan
pengguna (Bawono, 2006: 29). Angket adalah seperangkat pertanyaan
tertulis yang diberikan kepada subyek penelitian untuk dijawab sesuai
dengan keadaan subyek yang sebenarnya.
2. Wawancara
Pengumpulan data dengan wawancara dengan manajer atau dengan
beberapa karyawan untuk memperoleh data yang lebih akurat dan lengkap.
3. Studi kepustakaan
Penelitian yang dilakukan untuk memperoleh data dan informasi yang
diperoleh dari buku-buku, hasil penelitian sebelumnya seperti skripsi,
tesis, jurnal dan bahan bacaan yang lain.
E. Skala Pengukuran
Skala pengukuran adalah penentuan atau penetapan skala atas suatu
variabel berdasarkan jenis data yang melekat dalam variabel penelitian
(Muhammad, 2008: 120). Skala pengukuran dalam penelitian ini
menggunakan skala likert. Menurut Sugiyono (2015: 93) skala likert
digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang atau
sekelompok orang tentang fenomena sosial. Dalam penelitian fenomena
69
sosial ini telah ditetapkan secara spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya
disebut sebagai variabel penelitian.
Dengan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
menjadi indikator variabel. Kemudian indikator tersebut dijadikan sebagai
titik tolak untuk menyusun item-item instrument yang dapat berupa
pernyataan atau pertanyaan yang kemudian dijawab oleh responden.
Jawaban setiap item instrument yang menggunakan skala likert
mempunyai gradasi dari sangat positif sampai negatif, yang dapat berupa
kata-kata antara lain:
1. Sangat Setuju : 5
2. Setuju : 4
3. Netral : 3
4. Tidak Setuju : 2
5. Sangat Tidak Setuju : 1
F. Definisi Konsep dan Operasional
Variabel bebas (Independen) dalam penelitian ini adalah
Kepemimpinan, Kompensasi dan Lingkungan Kerja yang menggunakan
symbol (X).
Sedangkan variabel terikat (Dependen) dalam penelitian ini adalah
Kinerja Karyawan yang menggunakan symbol (Y).
1. Kepemimpinan (X1)
Menurut Hasibuan (2007: 170) kepemimpinan adalah proses
mempengaruhi orang lain untuk memahami dan setuju tentang apa yang
akan dikerjakan dan bagaimana tugas itu dapat dilakukan secara efektif,
dan proses memfasilitasi usaha individu dan kelompok untuk mencapai
tujuan bersama.
Indikator kepemimpinan menurut Wahjosumidjo (1991: 154)
adalah sebagai berikut:
a. Bersifat adil
b. Memberi sugesti
c. Mendukung tercapainya tujuan
d. Sebagai katalisator
e. Menciptakan rasa aman
f. Sebagai wakil organisasi
g. Sumber inspirasi
h. Bersikap menghargai
2. Kompensasi (X2)
Menurut Hasibuan (2017: 119) kompensasi adalah semua
pendapatan yang berbentuk uang, barang langsung atau tidak langsung
yang diterima karyawan sebagai imbalan atas jasa yang diberikan kepada
perusahaan.
Indikator kompensasi menurut Simamora (2004: 445) diantaranya:
a. Gaji yang adil sesuai dengan pekerjaan
b. Bonus yang diberikan memenuhi sasaran kinerja
c. Tunjangan yang sesuai harapan
d. Fasilitas yang memadai
71
3. Lingkungan Kerja (X3)
Menurut Kadarisman (2012: 300) lingkungan kerja adalah
keseluruhan sarana dan prasarana yang ada disekitar pegawai yang sedang
melakukan pekerjaan yang dapat mempengaruhi pelaksanaan pekerjaan itu
sendiri. Lingkungan kerja itu sendiri meliputi tempat bekerja, fasilitas dan
alat bantu pekerjaan, kebersihan, penerangan, ketenangan, termasuk juga
hubungan kerja antara orang-orang yang ada ditempat kerja.
Indikator lingkungan kerja menurut Sedarmayanti (2001: 46)
sebagai berikut:
a. Penerangan
b. Suhu udara
c. Suara bising
d. Penggunaan warna
e. Ruang gerak yang diperlukan
f. Keamanan
g. Hubungan Kerja
4. Kinerja karyawan (Y)
Menurut Mangkunegara (2008: 67) istilah kinerja berasal dari kata
Job Performance atau Actual Performance (prestasi kerja atau prestasi
sesungguhnya yang dicapai oleh seseorang). Pengertian kinerja (prestasi
kerja) adalah hasil kerja secara kualitas dan kuantitas yang dicapai oleh
seorang pegawai dalam melaksanakan tugasnya sesuai dengan tanggung
jawab yang diberikan kepadanya.
Indikator kinerja karyawan menurut Robbins (2006: 260) secara
individu ada enam yaitu:
a. Kualitas
b. Kuantitas
c. Ketepatan waktu
d. Efektivitas
e. Kemandirian
f. Komitmen kerja
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah suatu alat yang digunakan untuk
mengukur dan memperoleh data terhadap variabel penelitian yang
dipermasalahkan (Tika 2006: 49). Pengumpulan data penelitian ini adalah
dengan angket atau kuesioner, yaitu untuk mengumpulkan data dari setiap
variabel yang ada. Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini
dimaksudkan untuk menghasilkan data yang akurat yaitu dengan
menggunakan skala Likert.
Tabel 3. 1 Instrumen Penelitian
No Variabel
Penelitian
Definisi Operasional
Indikator
Skala
Pengukuran
1 Kepemimpinan
(X1)
Menurut Hasibuan
(2007: 170)
kepemimpinan adalah
proses mempengaruhi
orang lain untuk
memahami dan setuju
tentang apa yang
akan dikerjakan dan
bagaimana tugas itu
dapat dilakukan
Indikator
kepemimpinan
menurut
wahjosumidjo (1991:
154) adalah sebagai
berikut:
a. Bersifat adil
b. Memberi sugesti
c. Mendukung
tercapainya
Skala Likert
73
secara efektif, dan
proses memfasilitasi
usaha individu dan
kelompok untuk
mencapai tujuan
bersama.
tujuan
d. Sebagai
katalisator
e. Menciptakan rasa
aman
f. Sebagai wakil
organisasi
g. Sumber inspirasi
h. Bersikap
menghargai
2 Kompensasi
(X2)
Menurut Hasibuan
(2017: 119)
kompensasi adalah
semua pendapatan
yang berbentuk uang,
barang langsung atau
tidak langsung yang
diterima karyawan
sebagai imbalan atas
jasa yang diberikan
kepada perusahaan.
Indikator
kompensasi menurut
Simamora (2004:
445) diantaranya:
a. Gaji yang adil
sesuai dengan
pekerjaa
b. Bonus yang
diberikan
memenuhi
sasaran kinerja
c. Tunjangan yang
sesuai harapan
d. Fasilitas yang
memadai
Skala Likert
3 Lingkungan
Kerja (X3)
Menurut Kadarisman
(2012: 300)
lingkungan kerja
adalah keseluruhan
sarana dan prasarana
yang ada disekitar
pegawai yang sedang
melakukan pekerjaan
yang dapat
mempengaruhi
pelaksanaan
pekerjaan itu sendiri.
Indikator lingkungan
kerja menurut
Sedarmayanti (2001:
46) sebagai berikut:
a. Penerangan
b. Suhu udara
c. Suara bising
d. Penggunaan
warna
e. Ruang gerak
yang diperlukan
f. Keamanan
g. Hubungan Kerja
Skala Likert
4 Kinerja
karyawan (Y)
Menurut
Mangkunegara
(2008: 67) istilah
kinerja berasal dari
kata Job Performance
atau Actual
Performance
(prestasi kerja atau
prestasi
sesungguhnya yang
dicapai oleh
seseorang).
Pengertian kinerja
(prestasi kerja) adalah
Indikator kinerja
karyawan menurut
Robbins (2006: 260)
secara individu ada
enam yaitu:
a. Kualitas
b. Kuantitas
c. Ketepatan waktu
d. Efektivitas
e. Kemandirian
f. Komitmen kerja
Skala Likert
hasil kerja secara
kualitas dan kuantitas
yang dicapai oleh
seorang pegawai
dalam melaksanakan
tugasnya sesuai
dengan tanggung
jawab yang diberikan
kepadanya.
H. Uji Instrumen Penelitian
Analisis data yang dilakukan adalah analisis data kuantitatif, dilakukan
dengan beberapa langkah antara lain:
1. Uji Instrumen
a. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel. Suatu kuesioner dikatakan
reliabel atau handal jika jawaban seseorang terhadap pernyataan
adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2013: 47).
Menurut Nunnally dalam Ghozali (2013: 48) suatu variabel
dikatakan reliabel jika memberikan niali Cronbach Alpha > 0,70.
b. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid
tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika
pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu
yang akan diukur oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013: 52).
Uji validitas dilakuan dengan membandingkan nilai r hitung
dengan r tabel untuk tingkat signifikansi 5 persen dari degree of
75
freedom (df) = n-2, dalam hal ini n adalah jumlah sampel. Jika r
hitung > r tabel maka pertanyaan atau indikator tersebut dinyatakan
valid, demikian sebaliknya bila r hitung < r tabel maka pertanyaan atau
indikator tersebut dinyatakan tidak valid (Ghozali, 2013: 53).
2. Uji Statistik
a. Uji Ftest (Uji Secara Serempak)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen atau terikat. Untuk menguji hipotesis digunakan statistic F
dengan kriteria pengambilan keputusan sebagai berikut (Ghazali, 2013:
98):
1) Quick look: bila nilai F lebih besar dari pada 4 maka Ho dapat di
tolak pada derajat kepercayaan 5%, dengan kata lain kita
menerima hipotesis alternatif, yang menyatakan bahwa semua
variabel independen secara serentak dan signifikan
mempengaruhi variabel dependen.
2) Membandingkan niali F hasil perhitungan dengan nilai F
menurut tabel. Bila nilai F hitung lebih besar dari pada nilai F
tabel maka H0 ditolak dan menerima Ha.
b. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien Determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel
dependen. Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai
(R2) yang kecil berarti kemampuan variabel–variabel independen
dalam menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai
yang mendekati satu berarti variabel–variabel independen
memberikan hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk
memprediksi variasi variabel dependen (Ghozali, 2013: 97).
c. Uji Ttest (Uji Secara Individu)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghozali, 2013: 98).
1) Quick look: apabila jumlah degree of freedom (df) adalah 20
atau lebih dan derajat kepercayaan sebesar 5%, maka H0 yang
menyatakan bi = 0 dapat ditolak bila nilai t lebih besar dari 2
(dalam nilai absolut). Dengan kata lainkita menerima hipotesis
alternatif, yang menyatakan bahwa suatu variabel independen
secara individual mempengaruhi variabel dependen.
2) Membandingkan nilai statistik t dengan titik kritis menurut tabel.
Apabila nilai statistik t hasil perhitungan lebih tinggi
dibandingkan nilai t tabel, kita menerima hipotesis alternatif
yang menyatakan bahwa suatu varibel independen secara
individual mempengaruhi variabel dependen.
77
3. Uji Asumsi Klasik
Dilakukan untuk memberi kepastian bahwa persamaan regresi
yang didapatkan memiliki ketetapan dalam estimasi, tidak bias dan
konsisten. Dalam penelitian ini uji asumsi klasik yang digunakan adalah:
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen. Jika variabel independen saling berkorelasi,
maka variabel-variabel ini tidak ortogonal. Variabel ortogonal adalah
variabel independen yang nilai korelasi antar sesama variabel
independen sama dengan nol. Terjadinya multikolonieritas dapat
dideteksi melalui nilai R square yang sangat tinggi tetapi hanya sedikit
variabel independen yang signifikan atau bahkan tidak signifikan
mempengaruhi variabel dependen. Multikolonieritas juga dapat
ditandai melalui nilai tolerance (TOL) dan nilai variance inflation
factor (VIF). Multikolonieritas ditunjukkan dengan nilai tolerance ≤
0,10 atau sama dengan nilai VIF ≥ 10. Namun tidak dapat dideteksi
secara pasti variabel-variabel independen mana saja yang saling
berkorelasi (Ghozali, 2013: 106).
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan yang lain. Jika variance dari residual satu pengamatan
ke pengamatan lain tetap, maka disebut Homoskedastisitas, dan jika
berbeda maka disebut dengan Heteroskedastisitas. Model regresi yang
baik adalah yang Homoskedastisitas atau tidak terjadi
Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 139).
c. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka
uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali,
2013: 160).
4. Analisis Regresi Linier Berganda
Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah analisis
regresi linierberganda. Analisis regresi linier berganda digunakan untuk
menggambarkan lebih dari satu variabel independen (Sugiyono, 2011:
275). Persamaan regresi yang dirumuskan berdasarkan hipotesis yang
dikembangkan adalah sebagai berikut:
Y = a + b1X1 + b2X2+b3X3 + e
Keterangan:
Y = kinerja karyawan
a = konstanta (constant)
b1-3= koefisien regresi
79
X1 = kepemimpinan
X2 = kompensasi
X3 = lingkungan kerja
e = kesalahan (error)
I. Alat Analisis
Penelitian ini menggunakan data kuantitatif dimana data yang didapat
dalam bentuk angka, sehingga akan mudah untuk diaplikasikan ke dalam olah
data SPSS (Statistical product and service solution). Menurut Bawono (2006:
1) SPSS (Statistical product and service solution) adalah sebuah progam
computer statistik yang berfungsi untuk membantu dalam memproses data-
data statistik secara cepat dan tepat, serta menghasilkan berbagai output yang
dikehendaki oleh para pengambil keputusan. Statistik dapat diartikan sebagai
salah satu kegiatan yang bertujuan untuk mengumpulkan data, meringkas atau
menyajikan data kemudian menganalisis data dengan menggunakan metode
tertentu, dan menginterpretasikan hasil dari analisis tersebut. Dalam progam
olah data SPSS ini sangat membantu dalam proses pengolahan data, sehingga
hasil olah data yang dicapai juga dapat dipertanggung jawabkan dan
terpercaya.
80
BAB IV
ANALISIS DATA
A. Deskripsi Obyek Penelitian
1. Sejarah Singkat BTN Syariah
Dengan kelahiran Undang-Undang No. 10 Tahun 1998 tentang
Perbankan yang merupakan sejarah baru bagi dunia perbankan, yaitu
dengan diakuinya keberadaan Dual Banking System di Indonesia,
selanjutnya dengan adanya Undang-Undang No. 21 Tahun 2008 tentang
Perbankan Syariah maka membuat semakin kokohnya keberadaan
Perbankan Syariah di Indonesia.
Sejalan dengan perkembangan regulasi tersebut, Bank BTN
mendirikan Unit Usaha Syariah pada tanggal 14 Februari 2005. Bank
Indonesia melalui surat No. 6/1350/DPbS tanggal 15 Desember 2004,
telah memberikan izin prinsip bagi Pembukaan Kantor Cabang Syariah
Bank BTN.
BTN Syariah merupakan Strategic Bussiness Unit (SBU) dari
Bank BTN yang menjalankan bisnis dengan prinsip syariah, mulai
beroperasi pada tanggal 14 Februari 2005 melalui pembukaan Kantor
Cabang Syariah pertama di Jakarta. Pembukaan SBU ini guna melayani
tingginya minat masyarakat dalam memanfaatkan jasa keuangan Syariah
dan memperhatikan keunggulan prinsip Perbankan Syariah, adanya fatwa
MUI tentang bunga Bank, serta melaksanakan RUPS tahun 2004.
81
Unit Usaha Syariah dari Bank BTN bertujuan untuk memenuhi
kebutuhan nasabah akan produk dan jasa layanan perbankan berdasarkan
prinsip Syariah. Unit Usaha Syariah Bank BTN sebagai bagian integral
dari Bank BTN yang merupakan Bank BUMN yang menjalankan fungsi
intermediary dengan menyediakan berbagai macam produk, baik
pendanaan maupun pembiayaan serta jasa layanan lainnya yang dapat
memenuhi kebutuhan dan keinginan nasabah.
Dalam perkembangannya jaringan UUS Bank BTN telah memiliki
jaringan yang tersebar di seluruh Indonesia dengan rincian sebagai berikut:
22 Unit Kantor Cabang Syariah, 21 Unit Kantor Cabang Pembantu
Syariah, dan 240 Unit Kantor Layanan Syariah. Bank Tabungan Negara
Kantor Cabang Syariah Surakarta berdiri pada tanggal 29 Desember 2005.
Adapun tujuan dari Bank BTN adalah untuk memperluas dan
menjangkau segmen masyarakat yang menghendaki produk perbankan
syariah, meningkatkan daya saing Bank BTN dalam layanan jasa
perbankan, mempertahankan loyalitas nasabah Bank BTN yang
menghendaki transaksi perbankan berdasarkan prinsip syariah.
2. Visi dan Misi
a. Visi BTN Syariah KC Surakarta
Menjadi Strategic Business Unit BTN yang sehat dan terkemuka
dalam penyediaan jasa keuangan syariah dan mengutamakan
kemaslahatan bersama.
b. Misi BTN Syariah KC Surakarta
1) Mendukung pencapaian sasaran laba usaha BTN.
2) Memberikan pelayanan jasa keuangan Syariah yang unggul dalam
pembiayaan perumahan dan produk serta jasa keuangan Syariah
terkait sehingga dapat memberikan kepuasan bagi nasabah dan
memperoleh pangsa pasar yang diharapkan.
3) Melaksanakan manajemen perbankan yang sesuai dengan prinsip
Syariah sehingga dapat meningkatkan ketahanan BTN dalam
menghadapi perubahan lingkungan usaha serta meningkatkan
share holders value.
4) Memberi keseimbangan dalam pemenuhan kepentingan segenap
stakeholders serta memberikan ketenteraman pada karyawan dan
nasabah.
B. Karakteristik Responden (Karyawan Bank BTN Syariah KC Surakarta)
Pada penelitian ini penulis melakukan penelitian pada Bank BTN
Syariah KC Surakarta dengan responden karyawan Bank BTN Syariah KC
Surakarta sebanyak 38 responden. Setiap responden mempunyai karateristik
yang digunakan dalam penelitian ini adalah jenis kelamin, usia, lama bekerja,
pendidikan terakhir dan pendapatan. Berikut hasil pengelompokan responden
berdasarkan kuesioner yang disebar.
83
1. Jenis Kelamin Responden
Responden dalam penelitian ini dikelompokkan berdasarkan laki-
laki dan perempuan. Untuk mengetahui proporsi dengan lebih jelas dapat
dilihat pada tabel 4.1 dibawah ini:
Tabel 4.1
Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 15 39,5 39,5 39,5
Perempuan 23 60,5 60,5 100,0
Total 38 100,0 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2018.
Berdasarkan tabel diatas, dapat diketahui tentang jenis kelamin
karyawan Bank BTN Syariah KC Surakarta yang diambil sebagai
responden, yaitu sebanyak 23 karyawan atau 60,5% berjenis kelamin
perempuan, sedangkan sisanya adalah responden laki-laki sebanyak 15
atau 39,5%. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besardari karyawan
Bank BTN Syariah KC Surakarta yang jumlah respondennya terbesar
adalah perempuan.
2. Usia Responden
Dalam penelitian ini, responden juga dikelompokkan berdasarkan
usia. Untuk mengetahui proporsi usia dengan lebih jelas dapat dilihat pada
tabel 4.2 di bawah ini:
Tabel 4.2
Usia
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 21-30 Tahun 29 76,3 76,3 76,3
31-40 Tahun 9 23,7 23,7 100,0
Total 38 100,0 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2018.
Pada tabel 4.2 di atas, menunjukkan bahwa responden dalam
penelitian ini adalah karyawan BTN Syariah KC Surakarta yang berusia
21-30 tahun dengan prosentase 76,3%. Adapun prosentase karyawan
dengan usia 31-40 tahun dengan prosantase 23,7%, dalam penelitian ini
karyawan dengan kisaran umur 21-30 tahun merupakan responden dengan
prosentase terbesar.
3. Masa Kerja Responden
Dalam penelitian ini, responden juga dikelompokkan berdasarkan
lama bekerja. Untuk mengetahui proporsi pekerjaan dengan lebih jelas
dapat dilihat pada tabel 4.3 di bawah ini:
Tabel 4.3
Lama Bekerja
lama Bekerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1-5 Tahun 18 47,4 47,4 47,4
6-10 Tahun 20 52,6 52,6 100,0
Total 38 100,0 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2018.
85
Dari tabel diatas menunjukkan bahwa responden terdiri dari 47,4%
masa kerja 1-5 tahun yaitu sebanyak 18 responden dan 52,6% masa kerja
6-10 tahun yaitu sebanyak 20 responden. Hal ini menunjukkan bahwa
jumlah responden dalam penelitian di Bank BTN Syariah KC Surakarta
mayoritas masa kerja karyawanya yaitu 6-10 tahun.
4. Pendidikan Terakhir
Dalam penelitian ini, responden juga dikelompokkan berdasarkan
pendidikan terakhir. Untuk mengetahui proporsi pendidikan terakhir
dengan lebih jelas dapat dilihat pada tabel 4.4 di bawah ini:
Tabel 4.4
Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Diploma 7 18,4 18,4 18,4
Sarjana 30 78,9 78,9 97,4
SMA 1 2,6 2,6 100,0
Total 38 100,0 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2018.
Berdasarkan tabel 4.4 diatas, dapat diketahui bahwa jumlah
responden terbanyak dengan pendidikan terakhir Sarjana sebanyak 78,9%,
kemudian pendidikan Diploma sebanyak 18,4%, dan terakhir SMA 2,6%.
5. Pendapatan
Pendapatan yang diberikan oleh karyawan bank disesuaikan dengan
pengalaman kerjanya dan juga pendidikan yang dimilikinya. Semakin
lama pengalaman kerjanya dan semakin tinggi pendidikan yang
dimilikinya, pendapatan yang didapatkan juga semakin besar.
Komposisi responden berdasarkan aspek pendapatan dapat dilihat
Tabel 4.5 di bawah ini:
Tabel 4.5
Pendapatan
Pendapatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid > 3.000.000 14 36,8 36,8 36,8
1.000.000-2.000.000 8 21,1 21,1 57,9
2.000.000-3.000.000 16 42,1 42,1 100,0
Total 38 100,0 100,0
Sumber: Data Primer yang diolah, 2018.
Berdasarkan tabel diatas memperlihatkan bahwa karyawan Bank
BTN Syariah KC Surakarta yang dijadikan responden dalam penelitian ini
mempunyai pendapatan perbulan bervariasi. Berdasarkan tabel tersebut,
memberikan informasi bahwa responden pendapatan perbulan >3.000.000
sebanyak 14 orang atau 36,8%, responden pendapatan perbulan 1.000.000-
2.000.000 sebanyak 8 atau 21,1%, sedangkan responden dengan
pendapatan perbulan 2.000.000-3.000.000 sebanyak 16 orang atau 42,1%.
C. Analisis Data
1. Uji Instrumen
a. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuesioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk. Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang
87
terhadap pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu
(Ghozali, 2013: 47).
Untuk mengukur reliabilitas dengan menggunakan uji
statistik adalah dengan melihat nilai Cronbach Alpha (α), suatu
konstruk atau variabel dikatakan reliabel jika memberikan nilai
Cronbach Alpha > 0,70 (Nunnally, dalam Ghozali, 2013: 48).
Tabel 4.6
Uji Reliabilitas
Variabel Cronbach Alpha
(α)
Keterangan
Kepemimpinan (X1) 0.866 Reliabel
Kompensasi (X2) 0.866 Reliabel
Lingkungan Kerja (X3) 0.907 Reliabel
Kinerja (Y) 0.830 Reliabel
Sumber: Data Primer yang diolah, 2018.
Dari tabel diatas dapat diketahui bahwa masing-masing
variabel mempunyai nilai Cronbach Alpha > 0.7. Sehingga data
tersebut dapat dikatakan reliabel untuk pengukuran dan penelitian
sebelumnya.
b. Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau tidaknya
suatu kuesioner. Kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada
kuesioner mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur
oleh kuesioner tersebut (Ghozali, 2013: 52). Berikut adalah hasil uji
validitas yang dilakukan:
Tabel 4.7
Uji Validitas
Variabel
Item
Pearson
Correlation
Sig 2
Tailed
Keterangan
Kepemimpinan
(X1)
Pernyataan 1 0.744** 0.000 Valid
Pernyataan 2 0.814** 0.000 Valid
Pernyataan 3 0.564** 0.000 Valid
Pernyataan 4 0.778** 0.000 Valid
Pernyataan 5 0.716** 0.000 Valid
Pernyataan 6 0.782** 0.000 Valid
Pernyataan 7 0.765** 0.000 Valid
Pernyataan 8 0.657** 0.000 Valid
Kompensasi (X2) Pernyataan 9 0.775** 0.000 Valid
Pernyataan 10 0.864** 0.000 Valid
Pernyataan 11 0.905** 0.000 Valid
Pernyataan 12 0.836** 0.000 Valid
Lingkungan Kerja
(X3)
Pernyataan 13 0.676** 0.000 Valid
Pernyataan 14 0.920** 0.000 Valid
Pernyataan 15 0.826** 0.000 Valid
Pernyataan 16 0.878** 0.000 Valid
Pernyataan 17 0.847** 0.000 Valid
Pernyataan 18 0.761** 0.000 Valid
Pernyataan 19 0.685** 0.000 Valid
Kinerja Karyawan
(Y)
Pernyataan 20 0.697** 0.000 Valid
Pernyataan 21 0.828** 0.000 Valid
Pernyataan 22 0.789** 0.000 Valid
Pernyataan 23 0.833** 0.000 Valid
89
Pernyataan 24 0.746** 0.000 Valid
Pernyataan 25 0.553** 0.000 Valid
Sumber: Data Primer yang diolah, 2018.
Berdasarkan tabel uji validitas diatas, korelasi pernyataan 1
(satu) sampai 8 (delapan terhadap total skor butir pernyataan
Kepemimpinan (X1) menunjukkan tingkat signifikan (berbintang
dua) pada level 1% (0,01). Korelasi butir pernyataan 9 (sembilan)
sampai 12 (dua belas) terhadap total skor butir pernyataan
Kompensasi (X2) menunjukkan tingkat signifikan (bintang dua)
pada level 1% (0,01). Korelasi butir pernyataan 13 (tiga belas)
sampai 19 (sembilan belas) terhadap total skor butir pernyataan
Lingkungan Kerja (X3) menunjukkan tingkat signifikan (berbintang
dua) pada level 1% (0,01). Begitu pula dengan korelasi burtir
pernyataan Kinerja Karyawan (Y) juga menunjukkan tingkat
signifikan (berbintang dua) pada level 1% (0,01) . dengan demikian,
semua butir pernyataan dinyatakan valid dan layak untuk penelitian
selanjutnya.
2. Uji Stastistik
a. Uji Ftest (Uji Secara Serempak)
Uji statistik F pada dasarnya menunjukkan apakah semua
variabel independen atau bebas yang dimasukkan dalam model
mempunyai pengaruh secara bersama-sama terhadap variabel
dependen/terikat (Ghozali, 2013: 98). Hasil Uji F dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8
Uji Ftest
ANOVAa
Model Sum of Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 93,594 3 31,198 3,236 ,034b
Residual 327,801 34 9,641
Total 421,395 37
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Lingkungan, Kompensasi, Kepemimpinan
Sumber: Data Primer yang diolah, 2018.
Berdasarkan Uji F diatas, di dapat nilai F hitung sebesar 3,236
dengan probabilitas 0,034. Karena probabilitas lebih kecil dari 0,05
(0,034<0,05), maka model regresi dapat digunakan untuk
memprediksi kinerja karyawan atau dapat diakatakan bahwa
kepemimpinan, kompensasi, lingkungan kerja secara bersama-sama
berpengaruh terhadap kinerja karyawan.
b. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) pada intinya mengukur seberapa
jauh kemampuan model dalam menerangkan variasi variabel dependen.
Nilai koefisien determinasi adalah antara nol dan satu. Nilai R2 yang
kecil berarti kemampuan variabel-variabel independen dalam
menjelaskan variasi variabel dependen amat terbatas. Nilai yang
mendekati satu berarti variabel-variabel independen memberikan
hampir semua informasi yang dibutuhkan untuk memprediksi variasi
variabel dependen (Ghozali, 2013: 97). Hasil uji F dalam penelitian ini
dapat dilihat pada tabel 4.8 dibawah ini:
91
Tabel 4.9
Uji Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,471a ,222 ,153 3,105
a. Predictors: (Constant), Lingkungan, Kompensasi, Kepemimpinan
b. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data Primer yang diolah, 2018.
Berdasarkan tabel diatas, besarnya angka koefisien determinasi
(R2) adalah sebesar 0,153 atau 15,3%. Angka tersebut berarti bahwa
sebesar 15,3% tingkat kinerja karyawan yang terjadi dapat dijelaskan
dengan variabel kepemimpinan, kompensasi, dan lingkungan kerja.
Sementara sisanya, yaitu 84.7% harus dijelaskan oleh faktor-faktor
penyebab lainnya. Dengan kata lain, besarnya pengaruh
kepemimpinan, kompensasi, dan lingkungan kerja terhadap kinerja
karyawan sebesar 15,3% sedangkan sisanya 15,3% dipengaruhi oleh
faktor lain di luar model regresi ini. Koefisien korelasi (R2) sebesar
0,153, juga berarti bahwa ada hubungan antara variabel independen
dengan variabel dependen karena mendekati angka1.
c. Uji ttest (Uji Secara Individu)
Uji statistik t pada dasarnya menunjukkan seberapa jauh
pengaruh satu variabel penjelas/independen secara individual dalam
menerangkan variasi variabel dependen (Ghazali, 2013: 98). Hasil uji t
dalam penelitian ini dapat dilihat dari tabel berikut:
Tabel 4.10
Uji ttest
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) 13,374 3,991 3,351 ,002
Kepemimpinan ,085 ,197 ,114 ,433 ,668
Kompensasi ,043 ,289 ,038 ,149 ,882
Lingkungan ,273 ,128 ,378 2,128 ,041
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data Primer yang diolah, 2018.
Berdasarkan tabel diatas dapat diketahui bahwa:
1) Nilai signifikansi variabel kepemimpinan (X1) adalah sebesar 0,668,
dimana nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 hasil tersebut
menunjukkan bahwa kepemimpinan (X1) secara parsial
berpengaruh positif tidak signifikan terhadap kinerja karyawan (Y).
2) Nilai signifikansi variabel kompensasi (X2) adalah sebesar 0,882,
dimana nilai signifikansi tersebut lebih besar dari 0,05 hasil tersebut
menunjukkan bahwa kompensasi (X2) secara parsial berpengaruh
positif tidak signifikan terhadap kinerja karyawan.
3) Nilai signifikansi variabel lingkungan kerja (X3) adalah sebesar
0,041, diamana nilai signifikansi lebih kecil dari 0,05 maka dapat
dikatakan bahwa lingkungan kerja (X3) secara parsial berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan.
93
3. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Uji multikolonieritas bertujuan untuk menguji apakah model
regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen).
Model regresi yang baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara
variabel independen (Ghozali, 2013: 105). Adapun hasil uji
multikolonieritas tersaji dalam tabel berikut ini:
Tabel 4.11
Uji Multikolonieritas
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
T Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 13,374 3,991 3,351 ,002
Kepemimpinan ,085 ,197 ,114 ,433 ,668 ,327 3,056
Kompensasi ,043 ,289 ,038 ,149 ,882 ,358 2,796
Lingkungan ,273 ,128 ,378 2,128 ,041 ,726 1,378
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data Primer yang diolah, 2018.
Berdasarkan tabel diatas, menunjukkan tidak ada variabel
independen yang memiliki nilai Tolerance kurang dari 0,10 yang berarti
tidak ada korelasi antar variabel independen yang nilainya lebih dari
95%. Hasil perhitungan nilai Variance Inflation Factor (VIF) juga
menunjukkan hal yang sama tidak ada satu variabel independen yang
memiliki VIF lebih dari 10. Jadi, dapat disimpulkan bahwa tidak ada
multikolonieritas antar variabel independen dalam model regresi.
b. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model
regresi terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke
pengamatan yang lain. Ada tidaknya gejala penyakit heteroskedastisitas
dapat dilihat dari besarnya nilai signifikansi, jika nilai signifikansi lebih
besar dari 0,05 maka dinyatakan tidak ada gejala penyakit
heteroskedastisitas (Ghozali, 2013: 139). Berikut tabel uji
Heteroskedastisitas:
Tabel 4.12
Uji Heteroskedastisitas Metode Glejser
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B
Std.
Error Beta
1 (Constant) ,083 4,164 ,020 ,984
Kepemimpinan ,055 ,199 ,085 ,278 ,783
Kompensasi -,110 ,295 -,107 -,373 ,711
Lingkungan -,008 ,137 -,012 -,059 ,953
a. Dependent Variable: absUT
Sumber: Data Primer yang diolah, 2018.
Berdasarkan tabel 4.12 di atas, menunjukkan bahwa tidak ada
satupun variabel independen yang signifikan secara statistik
mempengaruhi variabel dependen nilai Ut (AbsUd). Hal ini terlihat dari
probabilitas signifikansinya di atas tingkat kepercayaan 5%. Jadi dapat
disimpulkan model regresi tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
95
c. Uji Normalitas
Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah dalam model
regresi, variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal.
Seperti diketahui bahwa uji t dan uji F mengasumsikan bahwa nilai
residual mengikuti distribusi normal. Kalau asumsi ini dilanggar maka
uji statistik menjadi tidak valid untuk jumlah sampel kecil (Ghozali,
2013: 160). Berikut adalah hasil dari uji normalitas dalam penelitian ini
dengan menggunakan uji statistik non-parametrik Kolmogorov-
Smirnov (K-S).
Tabel 4.13
Uji Normalitas Metode Kolmogorov- Smirnov Test
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 38
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 2,97648731
Most Extreme Differences Absolute ,090
Positive ,080
Negative -,090
Test Statistic ,090
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
Sumber: Data Primer yang diolah, 2018.
Dari tabel 4.13, hasil uji K-S diketahui bahwa nilai asymp.sig.
(2-tailed) sebesar 0,200 > 0,05, jadi dapat disimpulkan bahwa data
tersebut berdistribusi normal.
4. Analisis Regresi Linear Berganda
Tabel 4.14
Uji Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 13,374 3,991 3,351 ,002
Kepemimpinan ,085 ,197 ,114 ,433 ,668
Kompensasi ,043 ,289 ,038 ,149 ,882
Lingkungan ,273 ,128 ,378 2,128 ,041
a. Dependent Variable: Kinerja
Sumber: Data Primer yang diolah, 2018.
Berdasarkan tabel 4.14 di atas, maka diperoleh persamaan regresi
sebagai berikut:
Y = 13,374 + 0,085X1 + 0,043X2 + 0,273X3 + 0,882
Y = Kinerja Karyawan
X1 = kepemimpinan
X2 = Kompensasi
X3 = lingkungan Kerja
e = Standart Error
Dari persamaan tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa:
a. Nilai konstan (a)= 13,374 artinya apabila skor variabel
kepemimpinan, kompensasi dan lingkungan kerja sama dengan nol,
maka kinerja karyawan naik sebesar 13,374.
97
b. Nilai koefisien regresi kepemimpinan(X1) sebesar 0,085 artinya
apabila variabel kepemimpinan meningkat satu maka kinerja
karyawan akan mengalami kenaikan sebesar 0,085.
c. Nilai koefisien regresi kompensasi(X2) sebesar 0,043 artinya apabila
kompensasimeningkat satu maka kinerja karyawan akan mengalami
kenaikan sebesar 0,043.
d. Nilai koefisien regresi lingkungan kerja (X3) sebesar 0,273 artinya
apabila lingkungan kerja meningkat satu maka kinerja karyawan
akan mengalami kenaikan sebesar 0,273.
A. Hasil Uji Hipotesis
Pembahasan ini dilakukan untuk menganalisis hasil pengaruh
kepemimpinan, kompensasi, lingkungan kerja Bank BTN Syariah KC
Surakarta. Berdasarkan hasil regresi yang dilakukan dalam penelitian ini,
diketahui bahwa kepemimpinan berpengaruh positif dan tidak signifikan
terhadap kinerja karyawan, kompensasi berpengaruh positif tetapi tidak
signifikan terhadap kinerja karyawan dan lingkungan kerja berpengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Pengujian hipotesis akan
diuraikan sebagai berikut:
1. Pengujian Hipotesis Pertama (H1)
Hasil uji linier berganda menunjukkan besaran koefisien regresi
variabel kepemimpinan bertanda positif, artinya kepemimpinan (X1)
berbanding lurus searah terhadap kinerja karyawan dan hasil uji Ttest (uji
parsial) menunjukkan nilai signifikansi kepemimpinan sebesar 0,668 >
0,05, artinya bahwa variabel kepemimpinan memiliki pengaruh yang
positif tetapi tidak signifikan terhadap kinerja karyawan Bank BTN
Syariah KC Surakarta.
Hasil penelitian ini didukung dalam penelitian yang dilakukan oleh
Utari (2015), menunjukkan bahwa kepemimpinan tidak berpengaruh
signifikan terhadap kinerja pegawai, hal ini ditunjukkan oleh nilai
signifikan sebesar (0,382 > 0,05). Munparidi (2012), hasil penelitian
menunjukan bahwa pelatihan dan lingkungan kerja mempunyai pengaruh
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan. Variabel kepemimpinan
dan motivasi tidak signifikan sehingga tidak berpengaruh pada kinerja
karyawan Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Palembang.
2. Pengujian Hipotesis Kedua (H2)
Hasil uji linier berganda menunjukkan besaran koefisien regresi
variabel kompensasi bertanda positif, artinya kompensasi (X2) berbanding
lurus searah terhadap kinerja karyawan dan hasil uji Ttest (uji parsial)
menunjukkan nilai signifikansi kompensasi sebesar 0,882 > 0,05, artinya
bahwa variabel kompensasi memiliki pengaruh yang positif tetapi tidak
signifikan terhadap kinerja karyawan Bank BTN Syariah KC Surakarta.
Hasil penelitian ini didukung dalam penelitian yang dilakukan oleh
Rizan (2015), menunjukkan bahwa disiplin kerja secara signifikan
dipengaruhi oleh kompensasi. Selain itu juga ditemukan bahwa ada
pengaruh yang signifikan antara disiplin kerja dengan kinerja karyawan
dan antara kepemimpinan dan kinerja karyawan. Namun, tidak ada
99
pengaruh yang signifikan dari kompensasi terhadap kinerja karyawan.
Rahman (2017), hasil penelitian menunjukan bahwa variabel kompensasi
berpengaruh tidak signifikan terhadap variabel kinerja, dimana diketahui t
hitung < t tabel, yaitu: 1,344 < 1,985, variabel motivasi berpengaruh
signifikan terhadap variabel kinerja dimana diketahui nilai t hitung > t
tabel, yaitu: 7,248 > 1,985.
3. Pengujian Hipotesis Ketiga (H3)
Hasil uji linier berganda menunjukkan besaran koefisien regresi
variabel lingkungan kerja bertanda positif, artinya lingkungan kerja (X3)
berbanding lurus searah terhadap kinerja karyawan dan hasil uji ttest (uji
parsial) menunjukkan nilai signifikansi lingkungan kerja sebesar 0,041 <
0,05, artinya bahwa variabel lingkungan kerja memiliki pengaruh yang
positif dan signifikan terhadap kinerja karyawan Bank BTN Syariah KC
Surakarta. Hal ini mengindikasikan bahwa lingkungan kerja yang
fasilitasnya memadai, penerangan lampu yang memadai, dan jaminan
kesehatan dapat meningkatkan kinerja karyawan. Sehingga hipotesis
ketiga (H3) yang menyatakan lingkungan kerja berpengeruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan Bank BTN Syariah KC Surakarta
diterima.
Hasil penelitian ini didukung dalam penelitian yang dilakukan oleh
Budianto (2015), hasil penelitian menunjukan bahwa lingkungan kerja
yang terdapat pada instansi dapat memberikan pengaruh yang positif dan
signifikan terhadap kinerja pegawai. Hal ini menunjukan bahwa
lingkungan kerja yang terdapat pada instansi berpengaruh sebesar 43,56%
terhadap kinerja pegawai dan 56,44% dipengaruhi oleh faktor lain.
4. Pengujian Hipotesis Keempat (H4)
Hasil uji ftest (uji simultan) menunjukkan nilai signifikansi
kepemimpinan, kompensasi dan lingkungan kerja sebesar 0,034 < 0,05,
artinya bahwa variabel kepemimpinan, kompensasi dan lingkungan kerja
secara bersama-sama memiliki pengaruh yang positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan Bank BTN Syariah KC Surakarta.
Hasil penelitian ini didukung dalam penelitian yang dilakukan oleh
Polakitan (2016), menunjukkan bahwa kepemimpinan, kompensasi dan
lingkungan kerja secara simultan berpengaruh signifikan terhadap kinerja
karyawan PT. Asuransi Wahana Tata Manado.
Tabel 4.15
Hasil Uji Hipotesis Hipotesis Kesimpulan
H1 Kepemimpinan berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan
Ditolak
H2 Kompensasi berpengaruh positif dan signifikan
terhadap kinerja karyawan
Ditolak
H3 Lingkungan Kerja berpengaruh positif dan
signifikan terhadap kinerja karyawan
Diterima
H4 Kepemimpinan, Kompensasi dan Lingkungan
Kerja secara bersama-sama berpengaruh positif
dan signifikan terhadap kinerja karyawan
Diterima
101
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil olah data, uji analisis, pengujian hipotesis dan
pembahasan pada bab IV, dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Variabel Kepemimpinan
Kepemimpinan tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di
Bank BTN Syariah KC Surakarta, artinya bahwa kepemimpinan tidak
cukup membuat karyawan berkinerja optimal.
2. Variabel Kompensasi
Kompensasi tidak berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan di
Bank BTN Syariah KC Surakarta, artinya kompensasi tidak cukup
membuat karyawan berkinerja optimal.
3. Variabel Lingkungan Kerja
Lingkungan Kerja berpengaruh signifikan terhadap kinerja karyawan Bank
BTN Syariah KC Surakarta.
4. Pengaruh kepemimpinan, kompensasi dan lingkungan kerja secara
bersama-sama terhadap kinerja karyawan
Secara simultan terdapat pengaruh positif dan signifikan antara
kepemimpinan, kompensasi dan lingkungan kerja secara bersama-sama
terhadap kinerja karyawan.
B. Saran
1. Saran Untuk Bank BTN Syariah KC Surakarta
Dari hasil penelitian ini, dapat diketahui bahwa kepemimpinan dan
kompensasi tidak berpengaruh terhadap kinerja karyawan, sedangkan
lingkungan kerja memiliki pengaruh yang signifikan terhadap kinerja
karyawan. Dengan adanya ligkungan di sekitar tempat kerja yang nyaman
maka kinerja karyawan pun tidak terhambat dalam bekerja. Dengan hasil
penelitian ini dapat dijadikan bahan pertimbangan dan masukan dalam
pengambilan keputusan bagi Bank BTN Syariah KC Surakarta adalah
sebagai berikut:
a. Agar kinerja karyawan Bank BTN Syariah KC Surakarta tetap baik,
maka perusahaan harus selalu memperhatikan para karyawanya
dengan cara mempertahankan dan meningkatkan kompensasi dan
menegakkan kedisiplinan.
b. Upaya pendekatan-pendekatan pemimpin yang lebih kepada karyawan,
agar karyawan selalu merasa nyaman sehingga dapat memperbaiki
dan meningkatkan kerjanya.
2. Saran Untuk Penelitian Mendatang
Meskipun penelitian ini telah dilakukan dengan sebaik-baiknya,
namun terdapat keterbatasan yang tidak dapat dihindari. Kepada peneliti
mendatang yang berkeinginan untuk melakukan penelitian dengan topik
yang sama, maka perluasan penelitian yang disarankan antara lain adalah:
103
a. Kelemahan dalam penelitian ini peneliti hanya menggunakan tiga
variabel yaitu kepemimpinan, kompensasi dan lingkungan kerja untuk
penelitian yang mendatang diharapkan untuk menambah variabel lain
yang berpengaruh terhadap kinerja karyawan, seperti: budaya
organisasi, motivasi, komunikasi organisasi, pelatihan, stress kerja,
gaya kepemimpinan, dan sebagainya.
b. Penyempurnaan terhadap indikator pertanyaan dalam kuesioner dan
disesuaikan dengan objek penelitian, sehingga dapat menggambarkan
maksud dan tujuan penelitian selanjutnya.
c. Keterbatasan waktu, biaya dan tenaga mengakibatkan penelitian ini
hanya dilakukan disatu perusahaan saja. Untuk mendapatkan hasil
yang lebih variatif dan memberikan gambaran yang lebih spesifik
mengenai kinerja karyawan, disarankan kepada peneliti selanjutnya
untuk melakukan penelitian dengan sampel yang lebih besar.
104
DAFTAR PUSTAKA
Adair, John. 2008. Kepemimpinan yang Memotivasi. Jakarta: PT Gramedia
Pustaka Utama.
Arikunto, S. 2006. Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan Praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Bangun, Wilson. 2012. Manajemen Sumber Daya Manusia. Jakarta:
Erlangga.
Bawono, Anton. 2006. Multivariate Analysis dengan SPSS. Salatiga:
STAIN Salatiga Press.
Budianto, A.Aji Tri. 2015. “Pengaruh Lingkungan Kerja terhadap Kinerja
Pegawai Pada PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk”.
Jurnal Ilmiah Prodi Manajemen Universitas Pamulang, Vol. 3.
No.1: 100-124.
Danim, Sudarwan. 2012. Motivasi, Kepemimpinan, dan Efektivitas
Kelompok. Jakarta: Rineka Cipta.
Edison, Dkk. 2016. Manajemen SDM Strategi dan Perubahan dalam
Rangka Meningkatkan Kinerja Pegawai dan Organisasi.
Bandung: Alfabeta.
Ghoniyah. Nunung dan Masurip. 2011. “Peningkatan Kinerja Karyawan
Melalui Kepemimpinan, Lingkungan Kerja dan Komitmen”.
Jurnal Dinamika Manajemen (JDM), Vol. 2. No. 2: 118-129.
Ghozali, Imam. 2011. Aplikasi Analisis Multivariate Dengan Program
SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
_____________.2013. Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program
SPSS. Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Hasibuan, Malayu S. P. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia, Edisi
Revisi. Jakarta: PT. Bumi Aksara.
Johannes, Andrew C. Adolfina dan Rita N. Taroreh. 2016. “Pengaruh
Gaya Kepemimpinan, Kompensasi, dan Lingkungan Kerja
terhadap Kinerja Agen Pada Ajb Bumiputera 1912 Cabang
Tikala”. Jurnal Berkala Ilmiah Efisiensi, Vol. 16. No. 01: 53-
63.
K, Haeruddin. Mattalatta dan Hasmin. 2016. “Pengaruh Kepemimpinan,
Komunikasi, dan Lingkungan Fisik terhadap Kinerja Pegawai
pada Dinas Pengelolaan Keuangan Daerah Kabupaten
Bulukumba”. Jurnal Mirai Management, Vol. 1. No. 1: 197-
210.
Kadarisman. 2012. Manajemen Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Jakarta: PT Raja Grafindo Persada.
Kasmir. 2016. Manajemen Sumber Daya Manusia (Teori dan Praktik).
Jakarta: Rajawali Pers.
Logahan, Jerry M. Tjia Fie Tjoe dan Naga. 2012. “Pengaruh Lingkungan
Kerja dan Pemberian Kompensasi terhadap Kinerja Karyawan
105
CV MUM Indonesia”. Binus Business Review, Vol. 3. No. 1:
573-586.
Mangkunegara, Anwar Prabu. 2007. Manajemen Sumber Daya Manusia
Perusahaan. Bandung: PT.Remaja Rosdakarya.
Martinus, Erik. 2016. “Pengaruh Kompensasi dan Motivasi Kerja terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT. Devina Surabaya”. Jurnal Ilmu
dan Riset Manajemen, Vol. 5. No. 1: 1-15.
Martono, Nanang. 2010. Metode Penelitian Kuantitatif-Analisis Isi dan
Analisis Data Sekunder. Jakarta: Raja Grafindo Persada.
Muhammad. 2008. Metodologi Penelitian Ekonomi Isalam Pendekatan
Kuantitatif (Dilengkapi dengan Contoh-Contoh Aplikasi
Proposal Penelitian dan Laporannya). Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Munparidi. 2012. “Pengaruh Kepemimpinan, Motivasi, Pelatihan, dan
Lingkungan Kerja terhadap Kinerja Karyawan Pada
Perusahaan Daerah Air Minum Tirta Musi Kota Palembang”.
Jurnal Orasi Bisnis Edisi ke-VII.
Murdijanto. 2001. Manajemen Sumber Daya Manusia. Bandung: Bina
Atmaja.
Nitisemito, Alex. 2000. Manajemen Personalia, Manajemen Sumber Daya
Manusia, Edisi 3. Jakarta: Ghalia Indonesia.
Notoatmojo, Soekidjo. 2015. Pengembangan Sumber Daya Manusia.
Jakarta: PT. Rineka Cipta.
Panggabean, Mutiara S. 2004. Manajemen SDM. Bogor: Ghalia Indonesia
Polakitan, Ray. Greis M. Sendow dan Genita G. Lumintang. 2016.
“Pengaruh Kepemimpinan, Kompensasi, dan Lingkungan
Kerja Terhadap Kinerja Karyawan PT. Asuransi Wahana Tata
Manado”. Jurnal EMBA, Vol. 4. No.3: 1068 – 1077.
Rahardjo, Gatot. Chairy dan Sri Sedyaningsih. 2014. “Pengaruh
Kepemimpinan, Motivasi dan Lingkungan Kerja terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT.Citra Sukses Eratama, Tangerang”.
Jurnal Bisnis dan Manajemen Eksekutif, Vol. 1. No. 1.
Rahayu, Vebriana Tri. Vivi Ariyanti dan Soni Kurniawan. 2013.
“Pengaruh Kepemimpinan, Lingkungan Kerja Fisik, dan
Kompensasi Terhadap Kinerja Karyawan PT. PLN Cabang
Madiun”. Jurnal Riset Manajemen dan Akuntansi, Vol. 1. No.
1: 89 – 95.
Rahman, Taufik. 2017. “Pengaruh Kompensasi dan Motivasi terhadap
Kinerja Karyawan pada PDAM Tanjung Kabupaten Tabalong”.
Jurnal Administrasi Publik dan Administrasi Bisnis, Vol. 2. No.
2: 187-200.
Rivai, Veithzal dan Ella Jauvani Sagala. 2009. Manajemen Sumber Daya
Manusia Untuk Perusahaan: Dari Teori ke Praktik. Jakarta:
Rajawali Pers.
Rizan, Mohamad. 2015.“Pengaruh Disiplin Kerja, Kompensasi, dan
Kepemimpinan terhadap Kinerja Karyawan pada PT.
106
Modernland Realty Tbk”. Jurnal Pendidikan Ekonomi dan
Bisnis, Vol. 3. No. 2: 181-190.
Robbins, Stephen P. 2003. Perilaku Organisasi, Edisi Kesembilan Jilid 2.
Jakarta: PT. Indeks Gramedia.
________________.2006. Perilaku Organisasi. Jakarta: PT. Indeks
Kelompok Gramedia.
Sahlan, Nurul Ikhsan.Peggy A. Mekeldan Irvan Trang. 2015. “Pengaruh
Lingkungan Kerja, Kepuasan Kerja dan Kompensasi Terhadap
Kinerja Karyawan Pada PT. Bank Sulut Cabang Airmadidi”.
Jurnal EMBA, Vol. 3. No. 1: 52 -62.
Sedarmayanti. 2001. Sumber Daya Manusia dan Produktifitas Kerja.
Bandung: Mandar Maju.
___________. 2011. Sumber Daya Manusia dan Produktivitas Kerja.
Bandung: Mandar Maju.
Siagian, Sondang P. 2009. Kiat Meningkatkan Produktivitas Kerja
Cetakan keempat. Jakarta: Rineka cipta.
Simamora, Henry. 2004. Manajemen Sumber Daya Manusia, Cetakan
3.Yogyakarta: STIE YKPN.
Sugiyono. 2015. Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&D.
Bandung: Alfabeta.
Sujarweni, V. Wiratna. 2015. Metodologi Penelitian Bisnis dan Ekonomi.
Yogyakarta: Pustaka Baru Press.
Susanti. 2013. “Pengaruh Kompensasi, Lingkungan, Gaya Kepemimpinan
serta Motivasi terhadap Kinerja Karyawan Bagian Akuntansi
dan Keuangan pada PT Bank Syariah Mandiri dan PT Bank
Riau Kepri Cabang Tanjung Pinang”. Fakultas Ekonomi.
Tika, Moh. Pabundu. 2006. Metodelogi Riset Bisnis. Jakarta: PT. Bumi
Aksara.
Umar, Husein. 2008. Desain Penelitian MSDM dan Perilaku Karyawan.
Jakarta: Rajawali Pers.
Wahjosumidjo. 1991. Kepemimpinan yang efektif. Yogyakarta: Balai
Pustaka.
Wijaya, Tony. 2013. Metodelogi Penelitian Ekonomi dan Bisnis Teori dan
Praktik. Yogyakarta: Graha Ilmu.
107
L
A
M
P
I
R
A
N
Lampiran 1 Kuesioner
Perihal : Permohonan Pengisian Kuesioner
Kepada Yth.
Bapak/Ibu/Sdra/i. Karyawan Bank BTN Syariah KC Surakarta
di Tempat
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dalam rangka untuk menyelesaikan skripsi Program Studi Perbankan Syariah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Salatiga,
saya Nami Puspita Ningrum memohon ketersediaan Bapak/Ibu untuk mengisi
kuesioner penelitian yang terlampir dengan judul penelitian “Pengaruh
Kepemimpinan, Kompensasi, dan Lingkungan Kerja terhadap Kinerja
Karyawan pada Bank BTN Syariah KC Surakarta”.
Kuesioner ini bertujuan untuk kepentingan ilmiah, oleh karena itu jawaban
yang Bapak/Ibu berikan besar manfaatnya bagi pengembangan ilmu. Hasil
penelitian ini akan diolah sebagai hasil penelitian akademis. Seluruh data dan
jawaban yang Bapak/Ibu berikan akan dirahasiakan, untuk itu dimohon untuk
menjawab sesuai dengan keadaan yang sesungguhnya.
Terimakasih atas partisipasi Bapak/Ibu dalam mendukung penelitian ini.
Saya mengucapkan banyak terima kasih atas bantuan dan kerjasama yang telah
Bapak/Ibu berikan.
Wassalamu’alaikum. Wr. Wb.
Salatiga, Agustus 2018
Hormat Saya,
Nami Puspita Ningrum
NIM 213 14 166
A. Petunjuk Pengisian Kuesioner
1. Bacalah setiap pertanyaan dengan seksama.
2. Isilah semua nomor dengan memilih satu diantara 5 alternatif jawaban
dengan memberikan tanda centang ( √ ) pada kolom yang sudah
disediakan sesuai dengan kondisi anda.
3. Alternatif jawaban adalah sebagai berikut:
SS : Sangat Setuju
S : Setuju
N : Netral
TS : Tidak Setuju
STS : Sangat Tidak Setuju
4. Apabila ada kekeliruan dalam memilih alternatif jawaban berikan
tanda sama dengan ( = ) pada jawaban yang telah dibuat tadi kemudian
beri tanda silang pada jawaban yang baru.
5. Jawablah semua pertanyaan yang ada tanpa ada yang terlewati.
6. Kami menjamin kerahasiaan identitas dan jawaban yang anda berikan
B. Identitas Responden
Nama : ............................................... (boleh tidak diisi)
Jenis Kelamin : Laki-laki Perempuan
Usia : < 20 tahun 41-50 tahun
21-30 tahun > 50 tahun
31-40 tahun
Lama Bekerja : < 1 tahun 6-10 tahun
1-5 tahun > 10 tahun
Pend. Terakhir : SMA / Sederajat S1/S2/S3
DI/DII/DIII Lainnya..........
Pendapatan : Rp. 500.000 – Rp. 1.000.000
Rp. 1.000.000 – Rp. 2.000.000
Rp. 2.000.000 – Rp. 3.000.000
Diatas Rp. 3.000.000
C. Kriteria Penilaian
Berilah tanda ( √ ) pada kolom yang sudah tersedia dengan pendapat Anda.
No Skala Tingkatan Skor
1 Sangat Setuju (SS) 5
2 Setuju (S) 4
3 Netral (N) 3
4 Tidak Setuju (TS) 2
5 Sangat Tidak Setuju (STS) 1
No
Pernyataan (Kepemimpinan)
STS TS N S SS
1 2 3 4 5
1 Pimpinan saya tidak membeda-
bedakan antara karyawan yang
satu dengan yang lain dalam
memberi tugas.
2 Pimpinan saya memberikan
dorongan semangat kerja dalam
bentuk apapun kepada karyawan.
3 Pimpinan saya mempunyai
inisiatif yang tinggi dalam
memberikan ide untuk
meningkatkan hasil kerja.
4 Pimpinan saya pandai
mengadakan pendekatan dalam
upaya meningkatkan hasil kerja.
5 Pimpinan saya memberikan
peraturan-peraturan yang dapat
mengendalikan keamanan dan
kenyamanan karyawan.
6 Pimpinan saya ikut berpartisipasi
dalam memberikan contoh cara
bekerja yang benar kepada
karyawan.
7 Pimpinan saya berbicara
menggunakan bahasa santun
kepada karyawan.
8 Pimpinan saya menegur
karyawan yang melakukan
kesalahan pada saat tidak di
depan teman sekerjanya.
No
Pernyataan (Kompensasi)
STS TS N S SS
1 2 3 4 5
1 Gaji yang diberikan kepada saya
sesuai dengan pekerjaan.
2 Saya mendapatkan bonus dari
Bank apabila telah mencapai
target pekerjaan.
3 Saya mendapatkan tunjangan
yang cukup memuaskan sesuai
dengan tugas.
4 Saya mendapatkan fasilitas yang
disediakan oleh kantor yang
sangat memadai.
No
Pernyataan (Lingkungan
Kerja)
STS TS N S SS
1 2 3 4 5
1 Penerangan di ruang kerja sudah
cukup dan tidak mengganggu
aktifitas pekerjaan.
2 Suhu udara di ruang kerja
nyaman, tidak terlalu panas dan
tidak terlalu dingin.
3 Lokasi kerja jauh dari
kebisingan.
4 Tata warna di ruang kerja sudah
bagus dan membuat semangat
kerja.
5 Ruangan kerja cukup luas,
sehingga ruang gerak yang
diperlukan sudah cukup.
6 Adanya jaminan keamanan
lingkungan yang diberikan
perusahaan.
7 Hubungan antar karyawan
terjalin dengan baik.
No
Pernyataan (Kinerja Karyawan)
STS TS N S SS
1 2 3 4 5
1 Saya selalu menghasilkan kualitas
kerja yang lebih baik di banding
dengan rekan kerja.
2 Kuantitas atau jumlah kerja yang
saya lakukan dalam satu periode
melebihi karyawan lain.
3 Saya dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan tepat waktu.
4 Saya dapat menyelesaikan
pekerjaan dengan waktu yang
lebih efektif dari karyawan lain.
5 Saya selalu mengerjakan
pekerjaan saya tanpa meminta
bantuan orang lain.
6 Saya akan tetap bekerja dengan
baik meskipun pimpinan sedang
tidak ada.
Lampiran 2 Identitas Responden
Jenis
Kelamin Usia Lama Bekerja
Pendidikan
Terakhir Pendapatan
Laki-laki 21-30 Tahun 6-10 Tahun Sarjana > 3.000.000
Laki-laki 21-30 Tahun 6-10 Tahun Sarjana > 3.000.000
Laki-laki 31-40 Tahun 6-10 Tahun Sarjana > 3.000.000
Laki-laki 31-40 Tahun 6-10 Tahun Sarjana 2.000.000-3.000.000
Perempuan 21-30 Tahun 1-5 Tahun Diploma 2.000.000-3.000.000
Perempuan 21-30 Tahun 1-5 Tahun SMA 1.000.000-2.000.000
Laki-laki 21-30 Tahun 6-10 Tahun Sarjana > 3.000.000
Perempuan 21-30 Tahun 1-5 Tahun Diploma 2.000.000-3.000.000
Laki-laki 21-30 Tahun 1-5 Tahun Diploma > 3.000.000
Laki-laki 21-30 Tahun 6-10 Tahun Diploma 2.000.000-3.000.000
Perempuan 21-30 Tahun 1-5 Tahun Sarjana 1.000.000-2.000.000
Laki-laki 21-30 Tahun 6-10 Tahun Sarjana > 3.000.000
Perempuan 31-40 Tahun 6-10 Tahun Sarjana 2.000.000-3.000.000
Perempuan 21-30 Tahun 1-5 Tahun Diploma 2.000.000-3.000.000
Perempuan 21-30 Tahun 1-5 Tahun Sarjana 2.000.000-3.000.000
Laki-laki 31-40 Tahun 6-10 Tahun Sarjana > 3.000.000
Perempuan 21-30 Tahun 1-5 Tahun Sarjana 1.000.000-2.000.000
Laki-laki 31-40 Tahun 6-10 Tahun Sarjana > 3.000.000
Laki-laki 21-30 Tahun 6-10 Tahun Sarjana 2.000.000-3.000.000
Laki-laki 21-30 Tahun 6-10 Tahun Sarjana > 3.000.000
Perempuan 21-30 Tahun 1-5 Tahun Sarjana 1.000.000-2.000.000
Perempuan 21-30 Tahun 1-5 Tahun Sarjana 1.000.000-2.000.000
Perempuan 21-30 Tahun 1-5 Tahun Diploma 1.000.000-2.000.000
Perempuan 21-30 Tahun 6-10 Tahun Sarjana > 3.000.000
Perempuan 21-30 Tahun 1-5 Tahun Sarjana > 3.000.000
Laki-laki 21-30 Tahun 1-5 Tahun Sarjana 2.000.000-3.000.000
Perempuan 21-30 Tahun 1-5 Tahun Sarjana 2.000.000-3.000.000
Laki-laki 21-30 Tahun 1-5 Tahun Sarjana 2.000.000-3.000.000
Perempuan 21-30 Tahun 1-5 Tahun Diploma 1.000.000-2.000.000
Perempuan 21-30 Tahun 1-5 Tahun Sarjana 2.000.000-3.000.000
Perempuan 31-40 Tahun 6-10 Tahun Sarjana > 3.000.000
Perempuan 21-30 Tahun 6-10 Tahun Sarjana 2.000.000-3.000.000
Laki-laki 31-40 Tahun 6-10 Tahun Sarjana > 3.000.000
Perempuan 21-30 Tahun 6-10 Tahun Sarjana 2.000.000-3.000.000
Perempuan 31-40 Tahun 6-10 Tahun Sarjana > 3.000.000
Perempuan 21-30 Tahun 1-5 Tahun Sarjana 1.000.000-2.000.000
Perempuan 21-30 Tahun 6-10 Tahun Sarjana 2.000.000-3.000.000
Perempuan 31-40 Tahun 6-10 Tahun Sarjana 2.000.000-3.000.000
Lampiran 3 Data Isian Kuesioner
Kepemimpinan (X1) Kompensasi (X2)
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8 X1 X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 X2
3 3 3 3 4 4 4 4 28 3 2 3 3 11
5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 5 5 20
5 5 4 4 4 5 5 5 37 4 5 5 5 19
4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 4 4 4 16
4 5 5 4 4 5 4 2 33 3 5 3 3 14
4 4 3 3 4 4 4 4 30 3 4 3 3 13
5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 5 5 20
3 4 4 4 3 4 3 3 28 3 3 3 3 12
5 5 5 5 5 5 5 4 39 5 5 5 5 20
4 5 4 5 5 4 4 4 35 4 5 4 4 17
4 4 3 3 3 4 4 4 29 4 3 3 4 14
4 4 3 3 4 5 5 4 32 4 4 4 4 16
4 3 4 3 3 4 4 5 30 4 4 4 5 17
5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 5 5 5 19
3 4 4 4 4 5 4 4 32 3 5 4 5 17
5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 5 5 20
3 3 4 3 4 4 3 4 28 5 3 3 2 13
4 4 5 2 4 3 4 4 30 4 5 4 5 18
4 4 4 4 4 4 4 4 32 4 3 3 4 14
5 5 5 5 5 5 5 5 40 5 5 5 5 20
5 5 5 5 5 5 4 5 39 4 5 5 5 19
3 4 3 4 4 4 5 5 32 4 4 5 5 18
5 5 5 5 5 5 5 5 40 4 5 5 5 19
4 4 4 4 4 4 4 4 32 3 4 4 4 15
4 4 4 3 3 3 3 2 26 4 4 4 3 15
3 4 4 5 3 4 5 5 33 5 5 5 4 19
3 3 3 3 3 3 3 3 24 3 3 3 3 12
4 4 5 5 5 5 5 5 38 4 4 5 5 18
3 4 3 3 5 5 4 4 31 2 2 3 3 10
4 4 4 4 4 4 4 4 32 3 3 4 4 14
3 4 2 4 5 3 5 4 30 3 4 4 4 15
3 4 5 5 5 4 4 4 34 4 5 4 4 17
4 4 4 4 5 4 4 3 32 4 4 4 4 16
3 4 4 5 5 5 4 3 33 3 3 2 4 12
4 4 5 5 4 4 4 3 33 5 4 4 5 18
4 4 3 4 5 3 3 4 30 4 5 3 4 16
3 4 5 4 3 3 2 3 27 3 3 3 3 12
4 4 5 3 2 3 3 3 27 3 2 3 4 12
Lingkungan Kerja (X3) Kinerja (Y)
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7 X3 Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Y
3 2 1 2 2 3 4 17 3 4 4 3 3 4 21
5 5 5 5 5 5 5 35 5 5 5 5 5 5 30
5 5 4 4 4 4 4 30 5 5 5 4 3 2 24
4 4 4 4 3 4 4 27 3 3 3 3 2 4 18
5 5 5 5 4 4 4 32 3 3 3 3 2 4 18
4 4 4 4 4 4 4 28 3 3 4 4 3 4 21
5 5 5 5 5 5 5 35 5 5 5 5 5 5 30
4 3 2 3 2 3 3 20 3 3 3 3 3 4 19
3 3 3 2 2 4 3 20 5 3 5 3 2 5 23
5 5 5 5 5 5 5 35 5 5 5 5 3 4 27
5 4 4 4 3 4 5 29 4 4 4 4 3 3 22
4 4 4 4 3 4 4 27 4 4 4 4 4 4 24
5 5 4 5 4 4 4 31 5 5 4 5 4 4 27
5 5 4 4 4 4 4 30 4 4 4 4 4 5 25
5 5 4 4 4 4 4 30 4 3 4 3 4 4 22
5 5 5 5 5 5 5 35 5 5 5 5 5 5 30
3 4 4 4 4 3 4 26 4 4 4 4 4 4 24
4 4 3 3 4 4 4 26 4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 3 4 4 27 3 4 4 4 4 4 23
5 5 5 5 5 5 5 35 5 5 5 5 5 5 30
5 5 5 5 4 4 4 32 4 4 4 4 5 4 25
3 4 3 3 3 4 5 25 4 4 5 4 5 5 27
4 5 5 5 5 5 5 34 4 4 4 4 4 4 24
4 4 4 4 4 4 4 28 4 4 3 4 4 5 24
4 3 4 2 2 3 3 21 3 3 3 3 3 3 18
4 3 3 4 3 2 3 22 4 4 4 5 3 4 24
3 3 5 4 4 2 4 25 5 5 5 5 5 5 30
3 4 4 4 4 4 4 27 3 4 4 4 5 5 25
3 3 3 2 3 3 3 20 3 4 4 5 5 5 26
5 5 5 4 4 4 4 31 4 4 5 5 5 5 28
3 4 4 4 5 5 5 30 3 3 3 4 4 4 21
4 4 4 4 4 4 4 28 3 4 4 4 5 5 25
3 4 5 5 5 4 4 30 4 4 5 5 3 4 25
4 4 4 5 5 4 3 29 3 4 4 4 5 5 25
3 3 3 4 4 4 4 25 5 5 4 4 4 4 26
5 5 5 4 4 4 4 31 4 4 3 4 4 4 23
4 5 5 5 4 4 4 31 4 4 5 5 5 5 28
4 4 5 4 4 3 3 27 5 5 5 4 4 4 27
Lampiran 4 Output Hasil Pengujian
A. Karateristik Responden
1. Jenis Kelamin
Jenis Kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Laki-laki 15 39,5 39,5 39,5
Perempuan 23 60,5 60,5 100,0
Total 38 100,0 100,0
2. Usia
Usia
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 21-30 Tahun 29 76,3 76,3 76,3
31-40 Tahun 9 23,7 23,7 100,0
Total 38 100,0 100,0
3. Lama Bekerja
lama Bekerja
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 1-5 Tahun 18 47,4 47,4 47,4
6-10 Tahun 20 52,6 52,6 100,0
Total 38 100,0 100,0
4. Pendidikan Terakhir
Pendidikan Terakhir
Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent
Valid Diploma 7 18,4 18,4 18,4
Sarjana 30 78,9 78,9 97,4
SMA 1 2,6 2,6 100,0
Total 38 100,0 100,0
5. Pendapatan
Pendapatan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulati
ve
Percent
Valid > 3.000.000 14 36,8 36,8 36,8
1.000.000-2.000.000 8 21,1 21,1 57,9
2.000.000-3.000.000 16 42,1 42,1 100,0
Total 38 100,0 100,0
B. Output Hasil Pengujian
1. Uji Reliabilitas
a. Kepemimpinan
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,866 ,873 8
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if
Item
Deleted
X1.1 28,92 16,075 ,655 ,692 ,846
X1.2 28,66 16,447 ,760 ,747 ,840
X1.3 28,71 16,968 ,416 ,541 ,874
X1.4 28,79 15,198 ,682 ,641 ,843
X1.5 28,66 15,853 ,606 ,494 ,852
X1.6 28,63 15,861 ,705 ,554 ,841
X1.7 28,71 15,779 ,678 ,688 ,844
X1.8 28,82 16,208 ,528 ,539 ,861
b. Kompensasi
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,866 ,867 4
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X2.1 12,13 5,739 ,626 ,418 ,863
X2.2 11,92 4,669 ,726 ,533 ,829
X2.3 12,03 4,837 ,822 ,689 ,785
X2.4 11,84 5,272 ,709 ,574 ,832
c. Lingkungan Kerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,907 ,906 7
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
X3.1 24,08 17,426 ,565 ,658 ,909
X3.2 24,03 15,432 ,885 ,855 ,874
X3.3 24,11 15,448 ,743 ,686 ,891
X3.4 24,16 15,164 ,818 ,764 ,881
X3.5 24,34 15,420 ,774 ,767 ,887
X3.6 24,26 17,064 ,679 ,684 ,897
X3.7 24,13 18,063 ,599 ,550 ,905
d. Kinerja
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,830 ,836 6
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance
if Item Deleted
Corrected
Item-Total
Correlation
Squared
Multiple
Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
Y1.1 20,58 8,304 ,542 ,683 ,815
Y1.2 20,50 7,986 ,743 ,764 ,776
Y1.3 20,39 8,083 ,684 ,572 ,786
Y1.4 20,42 7,926 ,748 ,606 ,774
Y1.5 20,61 7,489 ,570 ,601 ,817
Y1.6 20,26 9,280 ,385 ,445 ,842
2. Uji Validitas
a. Kepemimpinan
Correlations
X1.1 X1.2 X1.3 X1.4 X1.5 X1.6 X1.7 X1.8
Kepemi
mpinan
X1.1 Pearson
Correlation
1 ,744** ,530
*
*
,381* ,370
* ,469
*
*
,483*
*
,426*
*
,744**
Sig. (2-
tailed)
,000 ,001 ,018 ,022 ,003 ,002 ,008 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X1.2 Pearson
Correlation
,744*
*
1 ,530*
*
,646*
*
,517*
*
,571*
*
,519*
*
,302 ,814**
Sig. (2-
tailed)
,000
,001 ,000 ,001 ,000 ,001 ,065 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X1.3 Pearson
Correlation
,530*
*
,530** 1 ,507
*
*
,157 ,344* ,097 ,108 ,564
**
Sig. (2-
tailed)
,001 ,001
,001 ,347 ,035 ,564 ,520 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X1.4 Pearson
Correlation
,381* ,646
** ,507
*
*
1 ,584*
*
,528*
*
,470*
*
,363* ,778
**
Sig. (2-
tailed)
,018 ,000 ,001
,000 ,001 ,003 ,025 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X1.5 Pearson
Correlation
,370* ,517
** ,157 ,584
*
*
1 ,548*
*
,546*
*
,411* ,716
**
Sig. (2-
tailed)
,022 ,001 ,347 ,000
,000 ,000 ,010 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X1.6 Pearson
Correlation
,469*
*
,571** ,344
* ,528
*
*
,548*
*
1 ,655*
*
,461*
*
,782**
Sig. (2-
tailed)
,003 ,000 ,035 ,001 ,000
,000 ,004 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X1.7 Pearson
Correlation
,483*
*
,519** ,097 ,470
*
*
,546*
*
,655*
*
1 ,687*
*
,765**
Sig. (2-
tailed)
,002 ,001 ,564 ,003 ,000 ,000
,000 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38
X1.8 Pearson
Correlation
,426*
*
,302 ,108 ,363* ,411
* ,461
*
*
,687*
*
1 ,657**
Sig. (2-
tailed)
,008 ,065 ,520 ,025 ,010 ,004 ,000
,000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38
Kepe
mimp
inan
Pearson
Correlation
,744*
*
,814** ,564
*
*
,778*
*
,716*
*
,782*
*
,765*
*
,657*
*
1
Sig. (2-
tailed)
,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38 38 38
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
b. Kompensasi
Correlations
X2.1 X2.2 X2.3 X2.4 Kompensasi
X2.1 Pearson Correlation 1 ,567** ,619
** ,478
** ,775
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,002 ,000
N 38 38 38 38 38
X2.2 Pearson Correlation ,567** 1 ,699
** ,609
** ,864
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 38 38 38 38 38
X2.3 Pearson Correlation ,619** ,699
** 1 ,748
** ,905
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 38 38 38 38 38
X2.4 Pearson Correlation ,478** ,609
** ,748
** 1 ,836
**
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,000 ,000
N 38 38 38 38 38
Kompensasi Pearson Correlation ,775** ,864
** ,905
** ,836
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000
N 38 38 38 38 38
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
c. Lingkungan Kerja
Correlations
X3.1 X3.2 X3.3 X3.4 X3.5 X3.6 X3.7
Lingkun
gan
X3.1 Pearson
Correlation
1 ,756*
*
,492*
*
,514*
*
,319 ,421** ,299 ,676
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,002 ,001 ,051 ,008 ,068 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38 38
X3.2 Pearson
Correlation
,756*
*
1 ,751*
*
,748*
*
,679*
*
,678** ,535
*
*
,920**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,001 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38 38
X3.3 Pearson
Correlation
,492*
*
,751*
*
1 ,751*
*
,705*
*
,431** ,387
* ,826
**
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,000 ,000 ,007 ,016 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38 38
X3.4 Pearson
Correlation
,514*
*
,748*
*
,751*
*
1 ,811*
*
,516** ,493
*
*
,878**
Sig. (2-tailed) ,001 ,000 ,000 ,000 ,001 ,002 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38 38
X3.5 Pearson
Correlation
,319 ,679*
*
,705*
*
,811*
*
1 ,611** ,554
*
*
,847**
Sig. (2-tailed) ,051 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38 38
X3.6 Pearson
Correlation
,421*
*
,678*
*
,431*
*
,516*
*
,611*
*
1 ,724*
*
,761**
Sig. (2-tailed) ,008 ,000 ,007 ,001 ,000 ,000 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38 38
X3.7 Pearson
Correlation
,299 ,535*
*
,387* ,493
*
*
,554*
*
,724** 1 ,685
**
Sig. (2-tailed) ,068 ,001 ,016 ,002 ,000 ,000 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38 38
Lingkung
an
Pearson
Correlation
,676*
*
,920*
*
,826*
*
,878*
*
,847*
*
,761** ,685
*
*
1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38 38
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
d. Kinerja
Correlations
Y1.1 Y1.2 Y1.3 Y1.4 Y1.5 Y1.6 Kinerja
Y1.1 Pearson Correlation 1 ,742** ,677
** ,494
** ,177 ,064 ,697
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,002 ,287 ,704 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38
Y1.2 Pearson Correlation ,742** 1 ,633
** ,703
** ,492
** ,136 ,828
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,002 ,417 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38
Y1.3 Pearson Correlation ,677** ,633
** 1 ,600
** ,367
* ,286 ,789
**
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,024 ,082 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38
Y1.4 Pearson Correlation ,494** ,703
** ,600
** 1 ,572
** ,362
* ,833
**
Sig. (2-tailed) ,002 ,000 ,000 ,000 ,025 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38
Y1.5 Pearson Correlation ,177 ,492** ,367
* ,572
** 1 ,593
** ,746
**
Sig. (2-tailed) ,287 ,002 ,024 ,000 ,000 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38
Y1.6 Pearson Correlation ,064 ,136 ,286 ,362* ,593
** 1 ,553
**
Sig. (2-tailed) ,704 ,417 ,082 ,025 ,000 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38
Kinerja Pearson Correlation ,697** ,828
** ,789
** ,833
** ,746
** ,553
** 1
Sig. (2-tailed) ,000 ,000 ,000 ,000 ,000 ,000
N 38 38 38 38 38 38 38
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).
3. Uji Statistik
c. Uji Ftest (Uji Secara Serempak)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,471a ,222 ,153 3,105
a. Predictors: (Constant), Lingkungan, Kompensasi, Kepemimpinan
b. Dependent Variable: Kinerja
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 93,594 3 31,198 3,236 ,034b
Residual 327,801 34 9,641
Total 421,395 37
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Lingkungan, Kompensasi, Kepemimpinan
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 13,374 3,991 3,351 ,002
Kepemimpinan ,085 ,197 ,114 ,433 ,668
Kompensasi ,043 ,289 ,038 ,149 ,882
Lingkungan ,273 ,128 ,378 2,128 ,041
a. Dependent Variable: Kinerja
d. Uji Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,471a ,222 ,153 3,105
a. Predictors: (Constant), Lingkungan, Kompensasi, Kepemimpinan
b. Dependent Variable: Kinerja
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 93,594 3 31,198 3,236 ,034b
Residual 327,801 34 9,641
Total 421,395 37
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Lingkungan, Kompensasi, Kepemimpinan
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 13,374 3,991 3,351 ,002
Kepemimpinan ,085 ,197 ,114 ,433 ,668 ,327 3,056
Kompensasi ,043 ,289 ,038 ,149 ,882 ,358 2,796
Lingkungan ,273 ,128 ,378 2,128 ,041 ,726 1,378
a. Dependent Variable: Kinerja
e. Uji ttest (Uji Secara Individu)
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,471a ,222 ,153 3,105
a. Predictors: (Constant), Lingkungan, Kompensasi, Kepemimpinan
b. Dependent Variable: Kinerja
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 93,594 3 31,198 3,236 ,034b
Residual 327,801 34 9,641
Total 421,395 37
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Lingkungan, Kompensasi, Kepemimpinan
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 13,374 3,991 3,351 ,002
Kepemimpinan ,085 ,197 ,114 ,433 ,668
Kompensasi ,043 ,289 ,038 ,149 ,882
Lingkungan ,273 ,128 ,378 2,128 ,041
a. Dependent Variable: Kinerja
4. Uji Asumsi Klasik
a. Uji Multikolonieritas
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,471a ,222 ,153 3,105
a. Predictors: (Constant), Lingkungan, Kompensasi, Kepemimpinan
b. Dependent Variable: Kinerja
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 93,594 3 31,198 3,236 ,034b
Residual 327,801 34 9,641
Total 421,395 37
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Predictors: (Constant), Lingkungan, Kompensasi, Kepemimpinan
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
Collinearity
Statistics
B Std. Error Beta Tolerance VIF
1 (Constant) 13,374 3,991 3,351 ,002
Kepemimpinan ,085 ,197 ,114 ,433 ,668 ,327 3,056
Kompensasi ,043 ,289 ,038 ,149 ,882 ,358 2,796
Lingkungan ,273 ,128 ,378 2,128 ,041 ,726 1,378
a. Dependent Variable: Kinerja
b. Uji Hetroskedastisitas
Model Summaryb
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,066a ,004 -,086 3,08608
a. Predictors: (Constant), Lingkungan, Kompensasi, Kepemimpinan
b. Dependent Variable: absUT
ANOVAa
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,363 3 ,454 ,048 ,986b
Residual 314,288 33 9,524
Total 315,651 36
a. Dependent Variable: absUT
b. Predictors: (Constant), Lingkungan, Kompensasi, Kepemimpinan
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients Standardized Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) ,083 4,164 ,020 ,984
Kepemimpinan ,055 ,199 ,085 ,278 ,783
Kompensasi -,110 ,295 -,107 -,373 ,711
Lingkungan -,008 ,137 -,012 -,059 ,953
a. Dependent Variable: absUT
c. Uji Normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 38
Normal Parametersa,b
Mean ,0000000
Std. Deviation 2,97648731
Most Extreme Differences Absolute ,090
Positive ,080
Negative -,090
Test Statistic ,090
Asymp. Sig. (2-tailed) ,200c,d
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
c. Lilliefors Significance Correction.
d. This is a lower bound of the true significance.
5. Analisis Regresi Linear Berganda
Coefficientsa
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) 13,374 3,991 3,351 ,002
Kepemimpinan ,085 ,197 ,114 ,433 ,668
Kompensasi ,043 ,289 ,038 ,149 ,882
Lingkungan ,273 ,128 ,378 2,128 ,041
a. Dependent Variable: Kinerja
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Nami Puspita Ningrum
Tempat, Tanggal Lahir : Semarang, 02 November 1994
Jenis Kelamin : Perempuan
Agama : Islam
Status Perkawinan : Belum Menikah
Kewarganegaraan : Indonesia
Alamat : Des. Bakalrejo RT 23/RW 07, Kec. Susukan, Kab.
Semarang
E-mail : [email protected]
Riwayat Pendidikan
Tahun Sekolah/Instansi Jurusan
2000-2002 TK PGRI 01
2002-2008 SDN Bakalrejo 01
2008-2011 SMP N 3 Simo
2011-2014 SMA N 1 Klego IPA
2014-2018 IAIN Salatiga S1-Perbankan Syariah
Salatiga, 17 September 2018
Nami Puspita Ningrum
NIM 213 14 166