Upload
trinhdang
View
230
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
Pengaruh Kualitas Produk, Lokasi, dan Citra Merek Terhadap
Proses Keputusan Pembelian Konsumen (Studi Kasus Produk
PUYO)
Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis untuk Memenuhi Syarat-Syarat
Guna Meraih Gelar Sarjana Ekonomi
Disusun Oleh :
FARHAN MAULANA
11140810000081
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2019 / 1440 H
i
ii
iii
iv
v
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
I. Data Pribadi
a. Nama Lengkap : Farhan Maulana
b. Tempat, Tanggal Lahir : Tangerang, 26 Maret 1996
c. Jenis kelamin : Laki-laki
d. Agama : Islam
e. Alamat : Bukit Cirendeu DV no. 7 RT 02/08
f. Kecamatan/Kota : Pamulang, Tangerang Selatan
g. Telepon : 0812-8445-9301
h. Motto : Kerja cermat, bukan kerja keras saja
i. E-mail : [email protected]
II. Latar Belakang Pendidikan
a. SD : MI Pembangunan UIN Jakarta
b. SMP : MTS Pembangunan UIN Jakarta
c. SMA : MA Pembangunan UIN Jakarta
d. S1 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta
III. Latar Belakang Keluarga
a. Ayah : Zaivon
b. Ibu : Sri Septianingsih
c. Anak ke/dari : 2/2 bersaudara
d. Alamat : Bukit Cirendeu DV no. 7 RT 02/08
vi
KATA PENGANTAR
“Bismillahirrahmanirrahim”
Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan karunia-
Nya kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi ini dengan
baik. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurah kepada junjungan
Rasulullah SAW. Penyusunan skripsi ini dimaksudkan untuk memenuhi sebagian
syarat-syarat guna mencapai gelar Sarjana Ekonomi di Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
Penulis menyadari bahwa penulisan ini tidak dapat terselesaikan tanpa
dukungan dari berbagai pihak baik moril maupun materiil. Oleh karena itu,
penulis ingin menyampaikan ucapan terima kasih kepada semua pihak yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini terutama kepada:
1. Kedua orang tua, bapak Zaivon dan ibu Sri Septianingsih yang telah
memberikan dukungan baik moril maupun materiil serta doa yang tiada
henti-hentinya bagi penulis untuk menyelesaikan studi.
2. Ibu Dr. Muniaty Aisyah, S.T., M.M. selaku dosen Pembimbing Skripsi yang
telah berkenan memberikan tambahan ilmu dan solusi pada setiap
permasalahan atas kesulitan dalam penulisan skripsi ini serta bimbingan dan
arahan untuk membimbing penulis selama menyusun skripsi.
3. Ibu Titi Dewi Warninda, SE., M.Si selaku Ketua Jurusan Manajemen
Fakultas Ekonomi dan Bisnis UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
4. Ibu Ela Patriana, Ir., MM. Selaku Sekretaris Jurusan Manajemen Fakultas
Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
5. Bapak M. Faisal Badroen, SE., MBA selaku dosen Pembimbing Akademik
yang telah bersedia memberikan motivasi, banyak ilmu dan solusi selama
masa perkuliahan.
6. Seluruh Bapak/Ibu dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis yang telah
memberikan pengetahuan yang sangat bermanfaat selama masa perkuliahan.
vii
7. Segenap keluarga, terutama saudara penulis, Fariz Pradana yang selalu
memberikan motivasi untuk mengerjakan skripsi.
8. Muhammad Dwiky Ramadhani yang telah menjadi sahabat sekaligus
motivator bagi penulis yang terus menerus memberikan semangat dan
menjadi teman konsultasi yang baik sehingga penulis bisa menyelesaikan
penelitian ini.
9. Sahabat-sahabat seperjuangan lainnya yaitu Dimas Gusti Bagus Prayogo,
Fachrurozie Alwie, Ratmana Setiyadi, Nurkholis Bayan, Muhammad Ilham
A.S. , Prasetya Adi Pratama, Maudina Aisyah, Adinda Rachmawati, Febriana
Afra Hanifah, Evita Rahayu, Devi Dayanti, Puji Utami, Liza Septiana, Farraz
Fauzan, Aziz Litiloly, Husni Mubarak, Dimas Akbar Dmiroz, Azmi Naufal,
M. Jumadil Ichsan, Ahmad Kamil Ashidiqi, Hanung Swargono, M. Iqbal
Putra, Miftahul Achyar serta teman-teman Manajemen Pemasaran angkatan
2014 lainnya yang selalu kompak dan memberikan semangat kepada penulis.
10. Teman-teman Alemong khususnya Naufan Akmal, Rama Ibrahim, Ghayda
Putri, Arie Wahyu Setiawan, dan Hamiseno Bagas.
11. Teman-teman Manajemen angkatan 2014 terima kasih atas kebersamaan dan
kenangan indah yang pernah diukir bersama. Senang menjadi bagian dari
kalian dan jaga terus kebersamaan yang telah kita bangun.
12. Teman-teman KKN 066 ARTERI khususnya Lely Laelatul Latifah, Tamya
Dwi Aditamma, Renitha Ashari, M. Ainur Ridho, M. Earvin Qushairy,
Ichsanul Afief, Nur Iksan, Ahmad Rudy Setiawan serta yang lainnya yang
tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang senantiasa memberikan semangat
kepada penulis.
13. Teman-teman sekolah lainnya khususnya Ilmika Karimah, Fauzandika
Agung, Rafi Irfan Pranata, Lutfi Ahmad Yudandi, Misbach Ahmad
Bachruddin, M. Faris Aminuddin, Amirah Yasmine, Astrid Rahma, Mutia
Adinda, serta yang lainnya yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang
senantiasa memberikan semangat kepada penulis.
14. Seluruh staf dan karyawan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah
Jakarta yang telah memberikan bantuan kepada penulis.
viii
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang dimiliki penulis. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan
kritik yang membangun dari berbagai pihak. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat
bagi para pembaca dan semua pihak khususnya dalam bidang manajemen
pemasaran.
Jakarta, 2019
(Farhan Maulana)
ix
ABSTRACT
The purpose of this research is to explain the influence of product quality,
location, and brand image towards consumer purchasing decision process (Case
Study of PUYO Products). Type of this research is quantitative. The population in
this research is a people who had or frequently consumed PUYO products. Data
collection is done by spreading the questionnaires to 100 respondents. This
research method using multiple linear regression analysis, with the processed of
SPSS 23 software. The results of this study showed product quality, location, and
brand image effect simultaneously and significantly towards consumer
purchasing decision as shown by the level of significance F < α (0.000 < 0.05)
and Adjusted R-square of 0.260. This means that the contribution of product
quality, location, and brand image is 26%. While the remaining 74%, explained
by other variables that out of this research. Partially, the influential product
quality has no significantly influence towards consumer purchasing decision of
0.100, location has significantly influence towards consumer purchasing
decisions of 0.026, and brand image has no significantly influence towards
consumer purchasing decisions of 0.463.
Keywords: Product Quality, Location, Brand Image, and Consumer Purchasing
Decisions
x
ABSTRAK
Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menjelaskan pengaruh kualitas
produk, lokasi, dan citra merek terhadap proses keputusan pembelian konsumen
(Studi Kasus Produk PUYO). Jenis penelitian ini adalah kuantitatif. Populasi
dalam penelitian ini adalah orang-orang yang pernah maupun sering
mengonsumsi produk PUYO. Pengumpulan data dilakukan dengan menyebarkan
kuesioner kepada 100 responden. Penelitian ini menggunakan metode analisis
regresi linier berganda, dengan bantuan software SPSS 23. Hasil penelitian ini
menunjukkan bahwa kualitas produk, lokasi, dan citra merek berpengaruh secara
simultan dan signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen seperti yang
ditunjukkan oleh tingkat signifikansi F < α (0,000 < 0,05) dan Adjusted R-square
sebesar 0,260. Artinya kontribusi kualitas produk, lokasi, dan citra merek adalah
26%. Sedangkan sisanya 74%, dijelaskan oleh variabel lain di luar penelitian ini.
Secara parsial, kualitas produk tidak berpengaruh signifikan terhadap keputusan
pembelian konsumen sebesar 0,100, lokasi berpengaruh signifikan terhadap
keputusan pembelian konsumen sebesar 0,026, dan citra merek tidak berpengaruh
signifikan terhadap keputusan pembelian konsumen sebesar 0,463.
Kata kunci : Kualitas Produk, Lokasi, Citra Merek, dan Keputusan Pembelian
Konsumen
xi
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN .............................................................................. i
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF .................................. ii
LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI .................................................. iii
LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH .......................... iv
DAFTAR RIWAYAT HIDUP ......................................................................... v
KATA PENGANTAR ...................................................................................... vi
ABSTRACT ....................................................................................................... ix
ABSTRAK ........................................................................................................ x
DAFTAR ISI .................................................................................................... xi
DAFTAR TABEL............................................................................................. xiv
DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ xv
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... xv
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ...................................................................................... 1
B. Permasalahan Penelitian ....................................................................... 9
C. Tujuan Penelitian .................................................................................. 9
D. Manfaat Penelitian ................................................................................ 10
BAB II TINJAUAN PUSTAKA
A. Landasan Teori
1. Perilaku Konsumen ........................................................................... 11
2. Keputusan Pembelian Konsumen ..................................................... 14
3. Kualitas Produk ................................................................................. 22
4. Lokasi ............................................................................................... . 29
5. Citra Merek………………………………………………………..... 33
B. Penelitian Terdahulu ............................................................................. 37
C. Kerangka Pemikiran ............................................................................. 43
D. Hipotesis ............................................................................................... 44
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian..................................................................... 45
B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel .............................................. 46
1. Populasi ............................................................................................. 46
2. Sampel .............................................................................................. 46
C. Teknik Pengumpulan Data .................................................................... . 48
1. Data Primer ....................................................................................... . 48
xii
2. Data Sekunder ................................................................................... . 49
D. Teknik Analisis Data ............................................................................ . 49
1. Uji Kualitas Data .............................................................................. 51
2. Uji Asumsi Klasik ............................................................................. 52
3. Uji Hipotesis ..................................................................................... 55
4. Analisis Regresi Linier Berganda ..................................................... 57
5. Koefisien Determinasi ...................................................................... 59
E. Operasional Variabel………………………………………………….. 60
BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN
A. Sekilas Gambaran Umum Objek Penelitian ......................................... 64
1. Sejarah Singkat PUYO…………………………………………….. 64
2. Struktur Organisasi PUYO………………………………………… 67
B. Deskripsi Responden ............................................................................ 68
1. Karakteristik Responden Berdasarkan Usia ...................................... 68
2. Karakteristik Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ...................... 69
3. Karakteristik Responden Berdasarkan Pengeluaran……………….. 69
4. Karakteristik Responden Berdasarkan Pekerjaan…………………... 70
C. Uji Kualitas Data .................................................................................. 71
1. Hasil Uji Validitas ............................................................................ 71
2. Hasil Uji Reliabilitas ......................................................................... 73
D. Pembahasan Analisis Deskriptif ........................................................... 75
E. Hasil Uji Asumsi Klasik ....................................................................... 80
1. Hasil Uji Normalitas ......................................................................... 80
2. Hasil Uji Multikolineritas ................................................................. 83
3. Hasil Uji Heteroskedastisitas ............................................................ 84
F. Hasil Uji Hipotesis ................................................................................ 87
1. Hasil Uji Signifikan Parsial (uji t) ................................................... 87
2. Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) .............................................. 90
G. Hasil Regresi Linier Berganda .............................................................. 92
H. Hasil Koefisien Determinasi (R2) ........................................................ 94
I. Pembahasan .......................................................................................... 95
BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan ........................................................................................... 99
B. Saran ..................................................................................................... 100
1. Bagi Perusahaan PUYO……………………………………………. 100
2. Bagi Akademisi ................................................................................. 102
xiii
DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 103
LAMPIRAN ..................................................................................................... 106
xiv
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Indeks Produksi Triwulanan Industri Mikro dan Kecil
menurut 2-digit Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia
(KBLI) tahun 2013-2017 bidang Makanan dan Minuman ... 4
Tabel 1.2 Jumlah Perusahaan Industri Mikro dan Kecil Menurut 2-digit
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun
2011-2015 bidang Makanan dan Minuman ........................ 5
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu ............................................................ 38
Tabel 3.1 Skala Likert ......................................................................... 50
Tabel 3.2 Operasional Variabel ........................................................... 61
Tabel 4.1 Usia Responden ................................................................... 68
Tabel 4.2 Jenis Kelamin ....................................................................... 69
Tabel 4.3 Pengeluaran .......................................................................... 69
Tabel 4.4 Pekerjaan .............................................................................. 70
Tabel 4.5 Hasil Uji Validitas Keputusan Pembelian Konsumen ......... 71
Tabel 4.6 Hasil Uji Validitas Kualitas Produk ..................................... 72
Tabel 4.7 Hasil Uji Validitas Lokasi .................................................... 72
Tabel 4.8 Hasil Uji Validitas Citra Merek ........................................... 73
Tabel 4.9 Hasil Uji Reliabilitas Keputusan Pembelian Konsumen ..... 74
Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas Kualitas Produk ............................... 74
Tabel 4.11 Hasil Uji Reliabilitas Lokasi .............................................. 74
Tabel 4.12 Hasil Uji Reliabilitas Citra Merek ..................................... 75
Tabel 4.13 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Keputusan
Pembelian Konsumen........................................................ 76
Tabel 4.14 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Kualitas
Produk ............................................................................... 77
Tabel 4.15 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Lokasi ............. 78
Tabel 4.16 Distribusi Jawaban Responden Mengenai Citra Merek ..... 79
Tabel 4.17 Hasil Uji Normalitas Secara Statistik ................................ 82
Tabel 4.18 Hasil Uji Multikolinearitas ................................................ 83
Tabel 4.19 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Statistik (Uji
Glesjer) .............................................................................. 86
Tabel 4.20 Hasil Uji Signifikan Parsial (Uji t)……………………….. 88
Tabel 4.21 Hasil Uji Signifikan Simultan (Uji F) ................................ 91
Tabel 4.22 Hasil Analisis Regresi Linier Berganda…………………… 92
Tabel 4.23 Hasil Koefisien Determinasi (Adjusted R2) ....................... 94
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. 1 Grafik Indeks Produksi Triwulanan Industri Mikro dan
Kecil menurut 2-digit Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLI) tahun 2013-2017 bidang Makanan dan
Minuman ......................................................................... 4
Gambar 1. 2 Grafik Jumlah Perusahaan Industri Mikro dan Kecil
Menurut 2-digit Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLI) tahun 2011-2015 bidang Makanan.….... 6
Gambar 1. 3 Grafik Jumlah Perusahaan Industri Mikro dan Kecil
Menurut 2-digit Klasifikasi Baku Lapangan Usaha
Indonesia (KBLI) tahun 2011-2015 bidang Minuman ... 6
Gambar 4. 1 Hasil Uji Normalitas Secara Grafik ................................ 81
Gambar 4. 2 Hasil Uji Heteroskedastisitas Secara Grafik ................... 85
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 : Kuesioner Penelitian ...................................................... 106
Lampiran 2 : Distribusi Frekuensi Pernyataan Kuesioner ................... 109
Lampiran 3 : Hasil Pengolahan Data melalui SPSS 23.0 .................... 119
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Kualitas Produk merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi keputusan
pembelian bagi konsumen. Kualitas Produk dapat dilihat melalui distribusi produk
baik dari perusahaan manufaktur ataupun dari perusahaan di bidang produk
(makanan, alat elektronik, dll.) maupun Jasa yang menghasilkan suatu nilai
tersendiri. Kualitas Produk juga dapat mempengaruhi suatu tanggapan masyarakat
mengenai produk yang dihasilkan dan didistribuskan dari suatu perusahaan
apakah produk tersebut merupakan produk yang berkualitas dan dapat
menghasilkan suatu nilai atau tidak.
Selain Kualitas Produk, Faktor Lokasi dan Citra Merek juga berpengaruh
dalam mempengaruhi minat beli konsumen. Faktor Lokasi menentukan apakah
suatu usaha / bisnis tersebut mudah dijangkau / ditemukan oleh konsumen yang
ingin berkunjung dan membeli produk yang dipasarkan oleh perusahaan tersebut.
Sedangkan faktor Citra Merek menentukan apakah produk tersebut dipasarkan
oleh perusahaan yang sudah memiliki nama / sudah terkenal di kalangan
masyarakat (Top of Mind) ataupun berasal dari perusahaan pendatang baru yang
dapat mempengaruhi suatu Keputusan Pembelian Konsumen.
Keputusan Pembelian Konsumen merupakan faktor penentu apakah
Konsumen mau mengunjungi suatu usaha / bisnis perusahaan tersebut
berdasarkan faktor-faktor yang ada. Kualitas Produk, Lokasi, dan Citra Merek
2
memiliki peran yang sangat penting dalam menentukan Keputusan Pembelian
Konsumen. Keputusan Pembelian Konsumen juga menjadi perhatian penting bagi
suatu perusahaan untuk meningkatkan perkembangan lebih lanjut mengenai
tingkat Kualitas Produk, Lokasi, dan Citra Merek suatu bisnis / perusahaan.
Usaha Mikro adalah usaha produktif milik orang perorangan dan / atau badan
usaha perorangan yang memenuhi kriteria Usaha Mikro. Usaha Kecil adalah
usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang dilakukan oleh perorangan
atau badan usaha yang bukan merupakan anak perusahaan atau bukan cabang
perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian baik langsung maupun
tidak langsung dari usaha menengah atau usaha besar yang memenuhi kriteria
Usaha Kecil.
Usaha Menengah adalah usaha ekonomi produktif yang berdiri sendiri, yang
dilakukan oleh orang perseorangan atau badan usaha yang bukan merupakan anak
perusahaan atau cabang perusahaan yang dimiliki, dikuasai, atau menjadi bagian
baik langsung maupun tidak langsung dengan Usaha Kecil atau usaha besar
dengan jumlah kekayaan bersih atau hasil penjualan tahunan.
Usaha Kecil dan Menengah disingkat UKM adalah sebuah istilah yang
mengacu ke jenis usaha kecil yang memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp
200.000.000 tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha serta usaha yang
berdiri sendiri. Menurut Keputusan Presiden RI no. 99 tahun 1998 pengertian
Usaha Kecil adalah: “Kegiatan ekonomi rakyat yang berskala kecil dengan bidang
usaha yang secara mayoritas merupakan kegiatan usaha kecil dan perlu dilindungi
untuk mencegah dari persaingan usaha yang tidak sehat.”
https://id.wikipedia.org/wiki/Tanah
3
Kriteria UMKM dalam Ketentuan UU. Republik Indonesia No.20 Tahun
2008 yaitu:
1. Kriteria Usaha Mikro adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih paling banyak Rp. 50.000.000,00 (lima puluh
juta rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan paling banyak Rp. 300.000.000,00
(tiga ratus juta rupiah).
2. Kriteria Usaha Kecil adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 50.000.000,00 (lima puluh juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 300.000.000,00 (tiga
ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah).
3. Kriteria Usaha Menengah adalah sebagai berikut:
a. Memiliki kekayaan bersih lebih dari Rp. 500.000.000,00 (lima ratus juta
rupiah) sampai dengan paling banyak Rp. 10.000.000.000,00 (sepuluh
milyar rupiah) tidak termasuk tanah dan bangunan tempat usaha.
b. Memiliki hasil penjualan tahunan lebih dari Rp. 2.500.000.000,00 (dua
milyar lima ratus juta rupiah) sampai dengan paling banyak Rp.
50.000.000.000,00 (lima puluh milyar rupiah).
4
Tabel 1.1 Indeks Produksi Triwulanan Industri Mikro dan Kecil menurut 2-
digit Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2013-2016
bidang Makanan dan Minuman
Indeks Produksi Triwulan (%) Tahunan
I II III IV
2013
Makanan 120.74 135.34 128.14 130.86 128.77
Minuman 109.41 118.14 113.48 108.08 112.28
2014
Makanan 131.2 145.79 136.69 140.8 138.62
Minuman 105.43 121.51 119.85 123.43 117.56
2015
Makanan 143.61 151.58 146.75 150.41 148.09
Minuman 126.66 130.21 133.09 134.42 131.1
2016
Makanan 152.46 161.41 160.99 162.04 159.23
Minuman 136.15 148.99 151.33 149.03 146.37
Sumber : Badan Pusat Statistik 2013 – 2016
Gambar 1.1 Grafik Indeks Produksi Triwulanan Industri Mikro dan Kecil
menurut 2-digit Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun
2013-2016 bidang Makanan dan Minuman
Sumber : Data diolah
0
20
40
60
80
100
120
140
160
180
2013 2014 2015 2016
Makanan
Minuman
5
Dari table dan grafik diatas, dapat disimpulkan bahwa produksi triwulan
industri mikro dan kecil di bidang makanan dan minuman dari tahun 2013-2016
selalu meningkat setiap tahun. Meskipun terjadi fluktuasi produksi di setiap
triwulan per tahunnya, namun tidak mempengaruhi hasil akhir / total produksi
tahunan yang selalu meningkat setiap tahunnya di bidang Makanan dan Minuman.
Di tahun 2013 hingga 2016 itu juga sedang berkembangnya jumlah produksi
makanan dan minuman termasuk salah satunya produksi makanan penutup
(dessert) dan minuman manis.
Tabel 1.2 Jumlah Perusahaan Industri Mikro dan Kecil Menurut 2-digit
Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2011-2015 bidang
Makanan dan Minuman
Jumlah Perusahaan Industri (Unit)
Mikro Kecil
2011
Makanan 872.869 118.403
Minuman 32.516 1.408
2012
Makanan 871.898 70.712
Minuman 51.069 2.605
2013
Makanan 1.008.890 158.651
Minuman 45.508 1.962
2014
Makanan 1.125.425 73.066
Minuman 43.293 1.401
2015
Makanan 1.473.205 93.814
Minuman 45.922 1.208
Sumber : Badan Pusat Statistik 2011 – 2015
6
Gambar 1.2 Grafik Jumlah Perusahaan Industri Mikro dan Kecil Menurut
2-digit Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2011-2015
bidang Makanan
Sumber : Data diolah
Gambar 1.3 Grafik Jumlah Perusahaan Industri Mikro dan Kecil Menurut
2-digit Klasifikasi Baku Lapangan Usaha Indonesia (KBLI) tahun 2011-2015
bidang Minuman
Sumber : Data diolah
0
200000
400000
600000
800000
1000000
1200000
1400000
1600000
2011 2012 2013 2014 2015
Mikro & Kecil (makanan)
Mikro (makanan)
Kecil (makanan)
0
10000
20000
30000
40000
50000
60000
2011 2012 2013 2014 2015
Mikro & Kecil (minuman)
Mikro (minuman)
Kecil (minuman)
7
Dari menurut table dan grafik diatas, jumlah perusahaan industri Mikro dan
Kecil di bidang Makanan dan Minuman pada tahun 2011 – 2015 mengalami
fluktuasi setiap tahunnya. Peningkatan terbesar jumlah perusahaan industri mikro
di bidang makanan terjadi pada tahun 2015 dan industri kecil di bidang makanan
pada tahun 2013 sedangkan penurunan terbesar jumlah perusahaan industri mikro
dan kecil di bidang makanan terjadi pada tahun 2012. Di bidang minuman,
peningkatan terbesar jumlah perusahaan industri mikro dan kecil terjadi pada
tahun 2012 sedangkan penurunan terbesar jumlah perusahaan industri mikro
terjadi pada tahun 2014 dan perusahaan industri kecil pada tahun 2015.
Bisnis makanan merupakan Bisnis yang menjanjikan keuntungan / profit
besar di Indonesia. Bisnis makanan yang umumnya banyak dijalankan yaitu
seperti bisnis makanan Restoran (Rumah Makan Padang & Warteg), Kedai
Pinggir Jalan (Kaki Lima), Food Truck dan bisnis makanan lainnya. Tidak hanya
sekedar bisnis usaha makanan utama saja, kini bisnis makanan pencuci mulut
(dessert) juga menjadi salah satu peruntungan di dalam Bisnis Makanan.
Fenomena bisnis makanan pencuci mulut (dessert) baru mulai banyak
bermunculan selama kurang lebih 5 tahun terakhir. Awalnya bisnis dessert yang
bermunculan yaitu mulainya produk minuman Milk Tea, Thai Tea, Silky Pudding,
Varian rasa baru untuk topping martabak (green tea, martabak hitam berbahan
dasar arang / charcoal, marshmallow, dll.) hingga yang terbaru saat ini yaitu
Cheese Tart. Tidak heran bahwa bisnis dessert kini juga menjadi salah satu
peruntungan di Indonesia terlebih lagi masyarakat Indonesia yang menyukai
variasi / hal-hal baru.
8
PUYO sendiri merupakan jenis usaha mikro karena terbilang sebagai
perusahaan startup yang didirikan pada tahun 2013 dengan modal awal Rp
5.000.000,00 . PUYO kini memiliki 22 outlet yang berdomisili di jabodetabek.
Produk yang ditawarkan oleh PUYO yaitu silky pudding dan silky drinks.
Berdasarkan produk yang ditawarkan tersebut, pesaing / rival PUYO itu sendiri
merupakan perusahaan yang bergerak di bidang yang sama yang menawarkan
produk minuman dan makanan penutup (dessert) seperti Sour Sally yang
menawarkan produk frozen yoghurt, Chatime yang menawarkan produk milk tea
berbagai rasa, Hop Hop yang menawarkan minuman Bubble Drink dan produk
silky pudding ala Hop Hop untuk menyaingi kompetitor lainnya termasuk PUYO.
Pada tahun 2015, pertumbuhan industri makanan dan minuman nasional
mencapai 8,16%. Angka tersebut lebih tinggi dari pertumbuhan industri non
migas sebesar 5,21% (www.kemenperin.go.id, 26/05/15). Selanjutnya pada tahun
2016 pertumbuhan industri makanan dan minuman mencapai 8,2-8,5%.
Industri makanan dan minuman juga merupakan industri padat karya
karena dapat menyerap tenaga kerja. Jumlah tenaga kerja langsung menurut BPS
di tahun 2013 sebanyak 4.267.275 pekerja. Selain tenaga kerja yang langsung
bekerja di industri makanan dan minuman, industri ini juga menciptakan tenaga
kerja tidak langsung dalam rantai distribusinya, termasuk industri bahan baku
(pemasok), distributor, biro iklan, dan pemasaran serta rantai pedagang
(www.gapmmi.or.id, 10/07/15).
9
B. Permasalahan Penelitian
Berdasarkan uraian di atas dapat dirumuskan masalah:
1. Apakah Kualitas Produk dapat mempengaruhi Keputusan Pembelian
Konsumen?
2. Apakah Lokasi dapat mempengaruhi Keputusan Pembelian
Konsumen?
3. Apakah Citra Merek dapat mempengaruhi Keputusan Pembelian
Konsumen?
4. Apakah Kualitas Produk, Lokasi, dan Citra Merek dapat
mempengaruhi Keputusan Pembelian Konsumen secara simultan?
C. Tujuan Penelitian
1. Mengukur pengaruh Kualitas Produk dalam menentukan Keputusan
Pembelian Konsumen
2. Mengukur pengaruh Lokasi dalam menentukan Keputusan Pembelian
Konsumen
3. Mengukur pengaruh Citra Merek dalam menentukan Keputusan
Pembelian Konsumen
4. Mengukur pengaruh Kualitas Produk, Lokasi, dan Citra Merek dalam
menentukan Keputusan Pembelian Konsumen secara simultan
10
D. Manfaat Penelitian
1. Bagi Penulis
Penelitian ini diharapkan akan memberikan pembelajaran terbaru bagi
penulis, khususnya terkait dengan bagaimana mengimplementasikan
ilmu/teori yang didapat selama mengikuti perkuliahan, ke dalam sebuah
tulisan karya ilmiah.
2. Bagi Perusahaan
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan masukan yang relevan dan
berguna bagi perusahaan terkait dalam upaya peningkatan performa
perusahaan dan dapat meningkatkan profitabilitas perusahaan dengan
mengembangkan program-program promosi dan pemasaran.
3. Bagi Akademisi
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi salah satu referensi dalam
memberikan sebuah informasi baru bagi mahasiswa dalam penulisan karya
tulis ilmiahnya.
11
BAB II
KERANGKA TEORI
A. Landasan Teori
1. Perilaku Konsumen
a. Definisi Perilaku Konsumen
Perilaku Konsumen merupakan proses pengambilan keputusan & kegiatan
fisik yang dilakukan individu dalam mengevaluasi, memperoleh, menggunakan /
menghabiskan barang & jasa. Menurut Griffin dalam Sopiah dan Sangadji
(2013:8), perilaku konsumen adalah semua kegiatan, tindakan, serta proses
psikologi yang mendorong tindakan tersebut pada saat sebelum membeli, ketika
membeli, menggunakan, menghabiskan produk dan jasa setelah melakukan hal-
hal diatas atau kegiatan mengevaluasi.
Menurut American Marketing Association atau disingkat AMA (Sunyoto,
2013:2) mendefenisikan bahwa perilaku konsumen (consumer behaviour) sebagai
interaksi dinamis antara pengaruh dan kognisi, perilaku dan kejadian di sekitar
kita di mana manusia melakukan aspek dalam hidup mereka. Menurut Sopiah dan
Sangadji (2013:9) menyimpulkan bahwa perilaku konsumen adalah:
1. Disiplin ilmu yang mempelajari perilaku individu, kelompok atau organisasi
dan proses-proses yang digunakan konsumen untuk menyeleksi, menggunakan
produk, pelayanan, pengalaman (ide) untuk memuaskan kebutuhan dan keinginan
12
konsumen, dan dampak dari proses-proses tersebut pada konsumen dan
masyarakat.
2. Tindakan yang dilakukan oleh konsumen guna mencapai dan memenuhi
kebutuhannya baik dalam penggunaan, pengonsumsian, dan penghabisan barang
dan jasa, termasuk proses keputusan yang mendahului dan yang menyusul.
3. Tindakan atau perilaku yang dilakukan konsumen yang dimulai dengan
merasakan adanya kebutuhan dan keinginan, kemudian berusaha mendapatkan
produk yang diinginkan, mengonsumsi produk tersebut, dan berakhir dengan
tindakan-tindakan pasca pembelian, yaitu perasaan puas atau tidak puas.
b. Ruang Lingkup Kajian Perilaku Konsumen
Pemikiran mengenai ruang lingkup kajian perilaku konsumen (Rini
Dwiastuti, 2013:12) terdiri atas :
1. Tingkatan unit analisis yang terdiri atas :
a. Masyarakat
b. Segmen Pasar
c. Organisasi
d. Individu
Menurut Solomon dalam Dwiastuti (2013:12) tingkatan unit analisis
perilaku konsumen terdiri atas 5 tipe yaitu :
a. Konsumen di pasar
Konsumen memahami hal-hal yang terjadi dalam pasar saat ini yang berkaitan
dengan perilaku konsumen (misalnya : perubahan harga, inflasi, dll.)
13
b. Konsumen sebagai Individu
Konsumen sebagai individu yang terdiri dari :
- Persepsi (menciptakan pemahaman oleh Individu itu sendiri terkait perilaku
konsumen)
- Pembelajaran dan Memory (mengetahui hal-hal positif maupun negatif dari
perilaku konsumen)
- Nilai dan Motivasi (mengetahui makna adanya tingkatan-tingkatan dalam
perilaku konsumen)
- Kepribadian dan Gaya Hidup (gaya hidup mempengaruhi kepribadian masing-
masing individu dalam perilaku konsumen)
- Komunikasi interaktif (komunikasi antar 2 individu yang memiliki makna
tersendiri)
c. Konsumen sebagai pengambilan keputusan terdiri dari keputusan individu
Pengambilan keputusan masing-masing Individu mempengaruhi Perilaku
Konsumen yang terjadi dalam suatu pasar.
d. Konsumen dan budaya yang terdiri dari pendapatan dan kelas sosial, etnik,
rasial, kebudayaan, serta agama
Berbagai macam tingkatan kelas sosial, etnik, rasial, kebudayaan, maupun agama
menjadi faktor pembeda dalam perilaku konsumen itu sendiri.
e. Konsumen dan budaya yang terdiri dari Culture Influences dalam perilaku
konsumen
Pengaruh budaya (Culture Influences) dalam perilaku konsumen memiliki peran
tersendiri dalam tingkatan perilaku konsumen.
14
2. Arah kajian perilaku konsumen terdiri atas :
a. Kajian perilaku konsumen yang digunakan sebagai dasar pengembangan
strategi pemasaran. Dalam penerapan lebih lanjut kajian ini membutuhkan alat
analisis, salah satunya berupa analisis SWOT yang dikaitkan pula dengan bidang
ilmu lainnya seperti manajemen, manajemen strategi, pemasaran hasil pertanian
dan lain sebagainya.
b. Evaluasi strategi pemasaran yang sudah dimiliki perusahaan / organisasi
dikaitkan dengan kajian perilaku konsumen sehingga perusahaan dapat terus
meningkatkan kinerjanya di mata konsumen.
c. Gabungan dari arah kajian perilaku konsumen sebagai dasar pengembangan
strategi pemasaran dan kajian perilaku konsumen yaitu proses yang dilakukan
konsumen baik individu maupun organisasi dalam rangka mendapatkan suatu
produk melalui tahapan kognisi dan afeksi dan aspek eksternal yang berakibat
konsumen melakukan tindakan apakah membeli atau tidak membeli suatu produk,
sekaligus tindakan setelah pembelian produk tersebut. Arah kajian perilaku
konsumen tersebut dapat digunakan untuk mengembangkan maupun
mengevaluasi strategi pemasaran.
2. Keputusan Pembelian Konsumen
a. Faktor yang mempengaruhi keputusan pembelian
Menurut Kotler (2012:173), perilaku konsumen dalam membeli sangat
dipengaruhi oleh faktor-faktor kebudayaan, sosial, pribadi, dan psikologi. Berikut
penjelasan lebih lanjut mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi pengambilan
keputusan pembelian oleh konsumen.
15
1. Faktor Kebudayaan
a. Kebudayaan
Kebudayaan adalah faktor penentu keinginan dan perilaku seseorang yang paling
mendasar. Jika makhluk yang paling rendah perilakunya sebagian besar diatur
oleh naluri, maka perilaku manusia sebagian besar adalah dipelajari.
b. Sub-budaya
Setiap budaya mempunyai kelompok-kelompok sub-budaya yang lebih kecil,
yang merupakan identifikasi dan sosialisasi yang khas untuk perilaku anggotanya.
c. Kelas sosial
Sebenarnya semua masyarakat manusia menampilkan lapisan-lapisan sosial.
Lapisan-lapisan sosial ini kadang-kadang berupa sebuah sistem kasta dimana para
anggota kasta yang berbeda memikul peranan tertentu dan mereka tak dapat
mengubah keanggotaan kastanya. Kelas sosial mempunyai ciri-ciri, yaitu orang
berada dalam setiap kelas sosial cenderung berperilaku serupa daripada orang
yang berasal dari dua kelas sosial yang berbeda dan seseorang dipandang
mempunyai pekerjaan yang rendah atau tinggih sesuai dengan kelasnya, serta
kelas sosial seseorang dinyatakan dengan beberapa variabel seperti jabatan,
pendapatan, kekayaan, pendidikan dan orientasi terhadap nilai, daripada hanya
berdasarkan sebuah variabel. Kelas sosial menunjukan perbedaan pilihan produk
dan merek dalam suatu bidang tertentu seperti pakaian, perabot rumah tangga,
aktivitas waktu senggang dan mobil.
16
2. Faktor Sosial
a. Kelompok Referensi
Perilaku seseorang amat dipengaruhi oleh berbagai kelompok. Sebuah kelompok
referensi bagi seseorang adalah kelompok-kelompok yang memberikan pengaruh
langsung atau tidak langsung terhadap sikap dan perilaku seseorang.
b. Keluarga
Para anggota keluarga dapat memberikan pengaruh yang kuat terhadap perilaku
pembeli. Keluarga dalam kehidupan pembeli dapat juga disebutkan dengan
keluarga sebagai sumber orientasi yang terdiri dari orang tua, dimana dari orang
tua seseorang dapat sumber orientasi terhadap agama, politik, ekonomi, ambisi
pribadi, harga diri serta cinta kasih. Sedangkan sebagai sumber keturunan yakni
pasangan-pasangan suami istri beserta anak-anaknya. Keluarga adalah organisasi
konsumen pembeli yang terpenting dalam masyarakat.
c. Peranan dan Status
Sepanjang kehidupannya, seseorang terlibat dalam beberapa kelompok, yakni
keluarga, klub dan organisasi, dimana kedudukan seseorang dalam kelompok
dapat ditentukan dengan peranan dan status.
17
3. Faktor Pribadi
a. Usia dan Tahap Daur Hidup
Orang membeli suatu barang dan jasa yang berubah-ubah selama hidupnya,
mereka makan makanan bayi pada waktu tahun-tahun awal kehidupannya,
memerlukan makanan paling banyak pada waktu meningkat besar dan menjadi
dewasa serta memerlukan diet khusus pada waktu menginjak usia lanjut. Selera
orang dalam pakaian, perabot, dan rekreasi berhubungan dengan usia.
b. Pekerja
Pola konsumsi seseorang juga dipengaruhi oleh pekerjaannya, dimana seseorang
pekerja kasar akan membeli pakaian kerja, sepatu kerja, kotak makanan.
Sedangkan seorang manajer perusahaan akan membeli pakaian yang lebih baik
dan mahal serta rekreasi dengan pesawat terbang, dan menjadi anggota suatu
perkumpulan.
c. Keadaan Ekonomi
Keadaan ekonomi seseorang akan besar sekali pengaruhnya terhadap pilihan
produk. Keadaan ekonomi seseorang terdiri dari pendapatan yang dapat
dibelanjakan (tingkatan, kestabilannya, dan pola waktu), tabungan dan milik
kekayaan (termasuk presentase yang sudah diuangkan) kemampuan meminjam
dan sikapnya terhadap pengeluaran lawan menabung.
18
d. Gaya hidup
Gaya hidup seseorang adalah pola hidup seseorang dalam dunia kehidupan sehari-
hari yang dinyatakan dalam kegiatan, minat dan pendapat (opini) yang
bersangkutan. Gaya hidup mencerminkan sesuatu yang lebih dari sub-budaya
kelas sosial, bahkan dari pekerjaan yang sama mungkin memiliki gaya hidup yang
berbeda, misalnya dengan gaya hidup yang serasi dengan lingkungan, dalam
mengenakan pakaian yang konservatif, menghabiskan sebagian waktunya
bersama keluarga, aktif dalam kegiatan organisasi, kebiasaan bekerja keras.
e. Kepribadian dan Konsep Diri
Setiap orang mempunyai kepribadian yang berbeda yang akan mempengaruhi
perilaku pembeli, dimana kepribadian tersebut adalah ciri-ciri psikologis yang
membedakan seseorang, yang menyebabkan terjadinya jawaban yang secara
relatif tetap dan bertahan lama terhadap lingkungannya. Kepribadian seseorang
biasanya digambarkan dalam istilah seperti : percaya diri, gampang
mempengaruhi, berdiri sendiri, menghargai orang lain, bersifat sosial, sifat
membela diri.
4. Faktor Psikologis
a. Motivasi
Motif (dorongan) adalah suatu kebutuhan yang cukup kuat mendesak untuk
mengarahkan seseorang agar dapat mencari pemuasan terhadap kebutuhan itu,
dimana pemuasan kebutuhan dapat mengurangi rasa ketegangan.
19
b. Persepsi
Seseorang yang termotivasi siap untuk melakukan suatu perbuatan, bagaimana
seseorang yang termotivasi berbuat sesuatu adalah dipengaruhi oleh persepsinya
terhadap situasi yang dihadapinya. Dua orang yang mengalami keadaan dorongan
yang sama dan tujuan situasi yang sama mungkin akan berbuat sesuatu yang agar
berbeda karena mereka menanggapi situasi secara berbeda.
c. Belajar
Sewaktu orang berbuat, mereka belajar-belajar menggambarkan perubahan dalam
perilaku seseorang individu yang bersumber dari pengalaman. Kebanyakan
perilaku manusia diperoleh dengan mempelajarinya.
d. Kepercayaan dan Sikap
Melalui perbuatan dan belajar, orang memperoleh kepercaaan dan sikap dimana
hal ini selanjutnya mempengaruhi tingkah laku membeli mereka, dimana suatu
kepercayaan adalah suatu gagasan deskriptif yang dianut oleh seseorang tentang
sesuatu.
b. Definisi Keputusan Pembelian Konsumen
Philip Kotler (2012:161) mengemukakan keputusan pembelian adalah
perilaku yang timbul karena adanya rangsangan atau hubungan dari pihak lain.
Menurut Kotler dan Keller (2016:188), ada 5 (lima) tahap yang dilalui konsumen
dalam proses pembelian, yaitu pengenalan masalah, pencarian informasi, evaluasi
20
alternatif, keputusan pembelian, dan perilaku pasca pembelian, berikut
penjelasannya:
Tahapan Proses Keputusan Pembelian
Sumber : Kotler dan Keller (2016:188)
1. Pengenalan Masalah
Proses pembelian diawali dengan adanya masalah / kebutuhan yang dirasakan
oleh konsumen. Konsumen mempersepsikan perbedaan antara keadaan yang
diinginkan dengan situasi saat ini guna membangkitkan dan mengaktifkan proses
keputusan.
2. Pencarian Informasi
Setelah konsumen merasakan adanya kebutuhan akan suatu barang atau jasa,
selanjutnya konsumen mencari informasi baik yang disimpan dalam ingatan
(internal) maupun informasi yang didapat dari lingkungan (eksternal). Sumber-
sumber informasi konsumen terdiri dari:
a. Sumber pribadi: keluarga, tetangga, kenalan
b. Sumber niaga/ komersial: iklan, tenaga penjual, kemasan,dan pemajangan
c. Sumber umum: media massa dan organisasi konsumen
Pengenalan
Masalah
Pencarian
Informasi
Evaluasi
Alternatif
Keputusan
Pembelian
Perilaku
Pasca
Pembelian
21
d. Sumber pengalaman: pemeriksaan, penggunaan produk
3. Evaluasi Alternatif
Setelah informasi diperoleh, konsumen mengevaluasi berbagai alternatif pilihan
dalam memenuhi kebutuhan tersebut.
4. Keputusan Pembelian
Konsumen yang telah melakukan pilihan terhadap berbagai alternatif biasanya
membeli produk yang paling disukai yang membentuk suatu keputusan untuk
membeli. Ada 3 (tiga) faktor yang menyebabkan timbulnya keputusan untuk
membeli yaitu:
a. Sikap orang lain: keluarga, tetangga, teman, orang kepercayaan, dll.
b. Situasi tak terduga: harga, pendapatan keluarga, manfaat yang diharapkan.
c. Faktor yang dapat diduga: faktor situasional yang dapat diantisipasi oleh
konsumen.
5. Perilaku Pasca Pembelian
Kepuasaan atau ketidakpuasan konsumen terhadap suatu produk atau jasa akan
berhubungan terhadap perilaku pembelian berikutnya. Jika konsumen puas,
kemungkinan besar konsumen tersebut akan melakukan pembelian ulang begitu
juga sebaliknya. Ketidakpuasan konsumen terjadi jika konsumen mengalami
penghargaan yang tidak terpenuhi sehingga sangat penting bagi perusahaan untuk
dapat memberikan pelayanan terbaik.
22
3. Kualitas Produk
a. Definisi Kualitas
Kualitas merupakan totalitas fitur dan karakteristik suatu produk atau jasa
yang menanggung kemampuannya untuk memenuhi kebutuhan secara langsung
(tampak) atau tersirat. Hal ini jelas merupakan definisi yang berpusat pada
pelanggan. Kita bisa mengatakan bahwa setiap penjual memberikan suatu kualitas
setiap kali produk atau jasa yang ditawarkannya memenuhi atau melampaui
harapan pelanggan.
Tjiptono dan Sunyoto (2012) mengatakan bahwa Kualitas merupakan
sebuah kondisi dinamis yang berhubungan dengan produk, jasa, manusia, proses,
dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan.
Sunyoto (2012) menyatakan bahwa kualitas merupakan suatu ukuran
untuk menilai bahwa suatu barang atau jasa telah mempunyai nilai guna seperti
yang dikehendaki atau dengan kata lain suatu barang atau jasa dianggap telah
memiliki kualitas apabila berfungsi atau mempunyai nilai guna seperti yang
diinginkan.
b. Definisi Produk
Menurut Kotler dan Keller (2016 : 325) Produk adalah segala sesuatu yang
dapat ditawarkan ke pasar untuk memenuhi keinginan atau kebutuhan, termasuk
barang fisik, jasa, pengalaman, peristiwa, orang, tempat, properti, organisasi,
informasi, dan ide-ide.
23
Produk didefinisikan sebagai segala sesuatu yang dapat ditawarkan kepada
pasar agar menarik perhatian, akuisisi, penggunaan, atau konsumsi yang dapat
memuaskan suatu keinginan atau kebutuhan (Kotler dan Amstrong, 2014 : 248).
Menurut Stanton (2014) Produk secara sempit dapat diartikan sebagai
sekumpulan atribut fisik yang secara nyata terkait dalam sebuah bentuk dapat
diidentifikasikan. Sedangkan secara luas, produk merupakan sekumpulan atribut
yang nyata dan tidak nyata yang didalamnya mencakup warna, kemasan, harga,
prestige pengecer, dan pelayanan dari pabrik dan pengecer yang mungkin
diterima oleh pembeli sebagai sebuah hal yang dapat memberikan kepuasan atas
keinginannya.
Menurut Lupiyoadi (2013 : 92) Produk merupakan keseluruhan konsep
objek atau proses yang memberikan sejumlah nilai kepada konsumen. Perlu
diperhatikan dalam produk adalah konsumen tidak hanya membeli fisik dari
produk saja, tetapi membeli manfaat dan nilai dari produk tersebut yang disebut
“the offer”.
Menurut Kotler dan Keller (2016:390) produk memiliki 5 tingkatan,
diantaranya :
1. Manfaat Inti (Core Benefit)
Layanan atau manfaat yang benar-benar dibutuhkan oleh pelanggan.
2. Produk Dasar (Basic Product)
Pemasar harus mengubah manfaat inti menjadi produk dasar.
24
3. Produk yang Diharapkan (Expected Product)
Seperangkat atribut dan ketentuan yang biasanya diharapkan pembeli saat mereka
membeli suatu produk.
4. Produk Tambahan (Augmented Product)
Pemasar menyiapkan sebuah produk tambahan yang melebihi harapan pelanggan.
5. Produk Potensial (Potential Product)
Meliputi semua kemungkinan augmentasi dan transformasi suatu produk atau
penawaran di masa depan.
Klasifikasi produk menurut Kotler dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Menurut Wujudnya yang terdiri dari :
a. Barang yaitu produk berwujud fisik yang bisa dilihat dan disentuh.
b. Jasa yaitu tidak berwujud fisik namun merupakan suatu aktivitas, manfaat, dan
kepuasan yang dapat dijual / dikonsumsi pihak lain.
2. Berdasarkan Daya Tahan yang terdiri dari :
a. Barang tidak tahan lama (non-durable goods)
Barang yang habis dikonsumsi satu atau beberapa kali pemakaian. Contoh : Roti,
Sabun
b. Barang tahan lama (durable goods)
Barang yang bisa bertahan lama dengan banyak pemakaian. Contoh : Lemari,
Meja
25
Klasifikasi Produk menurut Tjiptono terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Barang Konsumen
a. Convenience Goods
Barang yang sering dibeli yang umumnya dapat ditemui dalam kehidupan sehari-
hari. Contoh : Pasta Gigi, Shampoo
b. Shopping Goods
Barang yang dibeli dengan proses pemilihan dan pembeliannya dibandingkan
dengan berbagai alternatif yang tersedia (membeli dengan membandingkan).
Contoh : Baju, Celana, Sepatu
c. Specialty Goods
Barang yang memiliki karakteristik merek yang unik & konsumen bersedia
melakukan usaha khusus / ekstra untuk membelinya / memilikinya. Contoh :
Mobil Mewah, Barang Antik
d. Unshought Goods
Barang yang tidak diketahui oleh konsumen dan jika diketahui maka belum tentu
tertarik untuk membelinya. Contoh : Batu Nisan
26
2. Barang Industri
a. Material & Part
Barang yang seluruhnya / sepenuhnya masuk ke produk yang terbagi menjadi 2
kelas yaitu produk jadi dan produk suku cadang (bahan baku).
b. Capital Items
Barang tahan lama yang memberi kemudahan dalam mengembangkan produk
yang sudah jadi. Contoh : Barang Modal (Uang)
c. Supplies & Services
Barang tidak tahan lama atau jasa yang memberi kemudahan dalam mengelola
produk yang sudah jadi. Contoh : Penyuplai Jasa (supplier)
c. Definisi Kualitas Produk
Menurut Kotler dan Amstrong (2014:121) Kualitas Produk adalah
kemampuan suatu produk untuk melaksanakan fungsinya, meliputi daya tahan,
keandalan, ketepatan, kemudahan operasi dan perbaikan, serta atribut bernilai
lainnya. Kualitas produk merupakan hal penting yang harus diusahakan oleh
setiap perusahaan jika ingin yang dihasilkan dapat bersaing dipasar untuk
memuaskan kebutuhan dan keininan konsumen. Pendapat ini menyatakan kualitas
produk adalah karakteristik suatu produk atau jasa yang menunjang
kemampuannya untuk memuaskan kebutuhan pelanggan.
27
Kualitas produk merupakan pemahaman bahwa produk merupakan
peluang yang ditawarkan oleh penjual yang mempunyai nilai jual lebih yang tidak
dimiliki oleh produk pesaing. Oleh karena itu, perusahaan berusaha memfokuskan
pada kualitas produk dan membandingkannya dengan produk yang ditawarkan
oleh perusahaan pesaing.
d. Indikator Kualitas Produk
Menurut Garvin yang dikutip oleh Tjiptono (2012 : 121) kualitas produk
memiliki indikator-indikator yaitu sebagai berikut :
1. Kinerja
Berkaitan dengan aspek fungsional suatu barang dan merupakan karakterisitik
utama yang dipertimbangkan pelanggan dalam membeli barang tersebut.
Misalnya bahan baku yang digunakan dalam produk tersebut serta cara pembuatan
/ prosedur pembuatan produk tersebut.
2. Fitur
Karakteristik produk yang dirancang untuk menyempurnakan fungsi produk atau
menambah ketertarikan konsumen terhadap produk. Misalnya desain kemasan
yang menarik pada produk sehingga membuat konsumen akan tertarik untuk
membeli dan mengonsumsi produk tersebut.
28
3. Kesesuaian dengan spesifikasi
Sejauh mana karakteristik desain dan operasi dasar dari sebuah produk memenuhi
standar dan spesifikasi tertentu dari konsumen yang telah ditetapkan sebelumnya
serta ditemukan atau tidak ditemukannya cacat pada suatu produk. Misalnya
apakah produk tersebut sudah sesuai standar BPOM dan sudah tersetifikasi halal
oleh MUI.
4. Ketahanan
Berkaitan dengan berapa lama produk tersebut dapat terus digunakan. Misalnya
seperti berapa lama masa kadaluwarsa / umur pemakaian produk yang dikonsumsi
/ digunakan serta bagaimana penyimpanan produk yang baik dan benar jika tidak
dikonsumsi / digunakan di hari yang sama.
5. Keandalan
Persepsi pelanggan terhadap keandalan produk yang dinyatakan dengan kualitas
produk yang diproduksi oleh perusahaan. Misalnya penggunaan bahan baku
khusus dalam pembuatan produk yang tidak ditemukan di perusahaan pesaing
lainnya (contoh : susu nabati dalam pembuatan pudding) .
6. Serviceability
Meliputi penanganan keluhan terhadap suatu produk. Pelayanan yang diberikan
terdiri dari adanya pelayanan Customer Service dan tanggapan keluhan / saran
melalui E-mail atau Social Media perusahaan yang bersangkutan.
29
7. Estetika
Daya tarik produk yang berhubungan dengan bagaimana penampilan produk bisa
dilihat dari tampak, rasa, aroma, dan bentuk serta desain yang artistik pada
kemasan warna dari suatu produk.
8. Kualitas yang dipersepsikan
Merupakan persepsi konsumen terhadap keseluruhan kualitas atau keunggulan
suatu produk, citra dan reputasi produk serta tanggung jawab perusahaan tersebut
terhadap konsumennya. Karena kurangnya pengetahuan pembeli akan atribut atau
ciri-ciri produk yang akan dibeli, maka pembeli mempersepsikan kualitasnya dari
aspek harga, iklan, reputasi perusahaan, maupun negara pembuatnya.
4. Lokasi
a. Definisi Lokasi
Lokasi merupakan letak toko atau pengecer pada daerah yang strategis
sehingga dapat memaksimumkan laba. Memilih lokasi berdagang merupakan
keputusan penting untuk bisnis yang harus membujuk pelanggan untuk datang ke
tempat bisnis dalam pemenuhan kebutuhannya. Pemilihan lokasi mempunyai
fungsi yang strategis karena dapat ikut menentukan tercapainya tujuan badan
usaha. Lokasi dalam hubungannya dengan pemasaran adalah tempat yang khusus
dan unik dimana lahan tersebut dapat digunakan untuk berbelanja. Fleksibilitas
sebuah lokasi merupakan ukuran sejauh mana sebuah usaha mampu bereaksi
terhadap situasi perekonomian yang berubah.
30
Menurut Levy dan Weitz (2014:213) lokasi merupakan perencanaan dan
pelaksanaan program penyaluran produk atau jasa melalui tempat atau lokasi yang
tepat. Levy dan Weitz (2014:185) mengatakan bahwa pemilihan lokasi sangat
penting dalam industri ini dikarenakan:
a) Lokasi merupakan faktor utama yang menjadi pertimbangan konsumen dalam
pemilihan toko atau penyedia jasa yang mereka inginkan.
b) Pemilihan lokasi merupakan hal yang penting karena faktor ini bisa digunakan
untuk menciptakan keunggulan kompetitif yang mapan.
c) Pemilihan Lokasi sangat beresiko. Lokasi atau tempat tidak hanya
merepresentasikan suatu kemudahan yang akan didapat oleh konsumen.
b. Karakteristik Lokasi
Dalam memilih suatu lokasi harus dipertimbangkan banyak hal. Ada
beberapa karakteristik dari lokasi yang bisa mempengaruhi penjualan dari suatu
toko atau retail, menurut Levy & Weitz (2014:212), yaitu :
1. Arus lalu lintas dan aksesibilitas
Salah satu faktor terpenting dalam meningkatkan penjualan dalam toko yaitu arus
lalu lintas yang memadai. Ketika arus lalu lintas mudah terjangkau, maka semakin
banyak konsumen yang akan tertarik untuk mengunjungi toko tersebut. Retailer
sering menggunakan perhitungan ukuran suatu lalu lintas untuk menilai
ketertarikan suatu lokasi. Perhitungan tersebut bermanfaat untuk perusahaan
tertentu seperti supermarket, plaza / mall dan juga tempat pencucian mobil.
31
Namun tidak semuanya menggunakan arus lalu lintas sebagai suatu ketertarikan
terhadap lokasi seperti lokasi untuk pelabuhan.
2. Tempat parkir
Jumlah dan kualitas suatu fasilitas parkir merupakan hal kritis untuk evaluasi
terhadap tempat perbelanjaan. Di satu sisi, jika tempat parkir tidak memadai atau
jauh dari lokasi toko, maka kemungkinan kecil pelanggan akan mau mengunjungi
toko tersebut. Di sisi lainnya, jika terlalu banyak lapangan terbuka, maka terkesan
seperti toko yang tidak populer. Aturan standard tempat parkir yaitu 5,5 spaces
per 1.000 meter persegi untuk toko retail dan 10-15 spaces per 1.000 meter
persegi untuk supermarket.
3. Visibilitas
Visibilitas mengacu pada kemampuan pelanggan untuk melihat suatu toko dari
ujung jalan. Visibilitas yang baik dianggap kurang penting bagi toko-toko dengan
basis pelanggan yang mapan dan setia (loyal), tetapi sebagian besar retailer
menginginkan pandangan secara langsung dan tanpa hambatan pada toko mereka.
Di daerah dengan populasi yang sangat transien, seperti pusat wisata atau kota
besar, jarak pandang yang baik dari suatu jalan merupakan hal yang sangat
penting.
4. Penyewa yang berdekatan
Lokasi dengan pelengkap yaitu penyewa lokasi yang berdekatan memicu
pembangunan arus lalu lintas yang baik. Retailer pelengkap menargetkan segmen
32
pasar yang sama tetapi mempunyai penawaran produk non-competing yang
berbeda.
5. Pembatasan dan biaya
Retailer bisa saja menempatkan pembatasan pada jenis penyewaan pusat
perbelanjaan yang diizinkan dalam perjanjian sewa mereka. Beberapa pembatasan
ini dapat membuat pusat perbelanjaan lebih menarik bagi Retailer.
c. Indikator Lokasi
Menurut Santoso dan Widowati dalam Gugun (2015 : 16) variabel lokasi
lebih memakai indikator berikut :
1. Keterjangkauan lokasi
2. Kelancaran akses menuju lokasi
3. Kedekatan lokasi
Indikator lokasi menurut Tjiptono dalam Kuswatiningsih (2016:15) yaitu
sebagai berikut :
1. Ekspansi
Tersedianya tempat yang cukup luas apabila ada perluasan di kemudian hari.
Seperti penambahan cabang outlet / stand di daerah jabodetabek maupun diluar
jabodetabek.
33
2. Lingkungan
Daerah sekitar yang mendukung produk yang ditawarkan. Sebagai contoh, stand /
outlet berdekatan dengan daerah pondokan, asrama, kampus, sekolah,
perkantoran, dan sebagainya.
3. Persaingan
Sebagai contoh, dalam menentukan stand / outlet perlu dipertimbangkan apakah
di jalan atau daerah yang sama terdapat stand / outlet pesaing yang serupa.
4. Peraturan Pemerintah
Misalnya ketentuan yang melarang stand / outlet berlokasi terlalu berdekatan
dengan pemukiman penduduk atau tempat ibadah.
5. Citra Merek
a. Definisi Citra Merek
Keterkaitan konsumen pada suatu merek akan lebih kuat apabila dilandasi
pada banyak pengalaman atau penampakkan untuk mengkomunikasikannya
sehingga akan terbentuk citra merek (brand image). Citra merek yang baik akan
mendorong untuk meningkatkan volume penjualan dan citra perusahaan.
Citra merek dapat dianggap sebagai jenis asosiasi yang muncul di benak
konsumen ketika mengingat sebuah merek tertentu. Asosiasi tersebut secara
sederhana dapat muncul dalam bentuk pemikiran atau citra tertentu yang dikaitkan
pada merek tertentu, sama halnya ketika kita berpikir mengenai orang lain.
34
Citra Merek adalah jenis asosiasi yang muncul di benak konsumen ketika
mengingat sebuah merek tertentu (Shimp, 2013:39). Dari sebuah produk dapat
lahir sebuah brand jika produk itu menurut persepsi konsumen mempunyai
keunggulan fungsi (functional brand), menimbulkan asosiasi dan citra yang
diinginkan konsumen dan membangkitkan pengalaman tertentu saat konsumen
berinteraksi dengannya (experiental brand).
Citra produk dan makna asosiasi brand dikomunikasikan oleh iklan dan
media promosi lainnya, termasuk public relation dan event sponsorship. Iklan
dianggap mempunyai peran terbesar dalam mengkomunikasikan citra sebuah
brand dan sebuah brand image juga dapat dibangun hanya menggunakan iklan
yang menciptakan asosiasi dan makna simbolik yang bukan merupakan ekstensi
dari fitur produk.
b. Indikator Citra Merek
Biel, 2004 dalam Sulistyari (2012:4) menyebutkan bahwa terdapat
indikator-indikator yang membentuk brand image, antara lain adalah :
a. Citra Korporat
Citra korporat merupakan citra yang ada dalam perusahaan itu sendiri. Perusahaan
sebagai organisasi berusaha membangun imagenya dengan tujuan tak lain agar
nama perusahaan ini bagus, sehingga akan mempengaruhi segala hal mengenai
apa yang dilakukan oleh perusahaan tersebut.
35
b. Citra Produk
Citra konsumen terhadap suatu produk yang dapat berdampak positif maupun
negatif yang berkaitan dengan kebutuhan, keinginan, dan harapan konsumen.
Image dari produk dapat mendukung terciptanya sebuah brand image atau citra
dari merek tersebut.
c. Citra Pemakai
Citra pemakai dapat dibentuk langsung dari pengalaman dan kontak dengan
pengguna merek tersebut. Manfaatnya adalah nilai pribadi konsumen yang
diletakkan terhadap atribut dari produk atau layanan yaitu apa yang konsumen
pikir akan mereka dapatkan dari produk atau layanan tersebut.
Menurut Shimp, 2009 dalam Bastian (2014:2), citra merek diukur dari 3
hal, yaitu :
1. Atribut
Atribut adalah ciri-ciri atau berbagai aspek dari merek yang diiklankan. Atribut
juga dibagi menjadi dua bagian, yaitu hal-hal yang tidak berhubungan dengan
produk (contoh : harga, kemasan,pengguna, citra penggunaan), dan hal-hal yang
berhubungan dengan produk (contoh : warna, ukuran, desain).
2. Manfaat
Manfaat dibagi menjadi tiga bagian, yaitu :
36
a) Fungsional, yaitu manfaat yang berusaha menyediakan solusi bagi masalah-
masalah konsumsi atau potensi permasalahan yang dapat dialami oleh konsumen,
dengan mengasumsikan bahwa suatu merek memiliki manfaat spesifik yang dapat
memecahkan masalah tersebut.
b) Simbolis, yaitu diarahkan pada keinginan konsumen dalam upaya memperbaiki
diri, dihargai sebagai anggota suatu kelompok, afiliasi, dan rasa memiliki.
c) Pengalaman, yaitu konsumen merupakan representasi dari keinginan mereka
akan produk yang dapat memberikan rasa senang, keanekaragaman, dan stimulasi
kognitif.
3. Evaluasi keseluruhan
Evaluasi keseluruhan, yaitu nilai atau kepentingan subjektif dimana konsumen
menambahkannya pada hasil konsumsi. Ukuran yang menjadi pertimbangan
konsumen dalam memilih atau menilai citra merek adalah merek harus memiliki
kesan positif dibidangnya, reputasi tinggi, dan keunggulan mudah dikenali. Citra
dipengaruhi oleh banyak faktor yang di luar kontrol perusahaan. Citra yang efektif
akan berpengaruh terhadap tiga hal yaitu : Pertama, memantapkan karakter
produk dan usulan nilai. Kedua, menyampaikan karakter itu dengan cara yang
berbeda sehingga tidak dikacaukan dengan karakter pesaing. Ketiga, memberikan
kekuatan emosional yang lebih dari sekadar citra mental. Supaya bisa berfungsi
citra harus disampaikan melalui setiap sarana komunikasi yang tersedia dan
kontak merek.
37
Indikator citra merek menurut Keller (2013:97) yaitu :
- Brand Identity (Identitas Merek)
- Brand Personality (Personalitas Merek)
- Brand Association (Asosiasi Merek)
- Brand Attitude dan Behavior (Sikap dan Perilaku Merek)
- Brand Benefit and Competence (Manfaat dan Keunggulan Merek)
B. Penelitian Terdahulu
Penelitian terdahulu merupakan suatu sumber yang dijadikan acuan dalam
melakukan penelitian. Penelitian terdahulu yang digunakan berasal dari jurnal dan
skripsi dengan melihat hasil penelitianya dan akan dibandingkan dengan
penelitian selanjutnya dengan menganalisa berdasarkan keadaan dan waktu yang
berbeda, adapun ringkasan penelitian terdahulu akan dijabarkan pada tabel di
bawah ini.
38
Tabel 2.1 Penelitian Terdahulu
No Nama
Peneliti
Judul
Penelitian
Variabel yang Digunakan Teknik
Pengolahan
Data
Hasil
Penelitian Independent Dependent
1 Liliana
Dewi,
Wihan
Sindarko
(2018)
Pengaruh
Keragaman
dan Kualitas
Produk
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Konsumen
La Cherie
1.
Keragaman
2. Kualitas
Produk
1. Keputusan
Pembelian
Konsumen
Uji
Validitas
dan
Reliabilitas,
Uji Asumsi
Klasik, Uji
Hipotesis,
Analisis
Regresi
Linier
Berganda,
Koefisien
Korelasi dan
Determinasi
- Variabel
keragaman
produk
berpengaru
h
signifikan
secara
individual
terhadap
variabel
keputusan
pembelian
konsumen
La Cherie
- Variabel
kualitas
produk
berpengaru
h
signifikan
secara
individual
terhadap
variabel
keputusan
pembelian
konsumen
La Cherie
2 Puspitasari,
Dian Eka,
Welly
Nailis
(2018)
Pengaruh
Lokasi dan
Citra Merek
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Konsumen
(Studi Kasus
Pada
Konsumen
KFC
Dermaga
1. Lokasi
2. Citra
Merek
1. Keputusan
Pembelian
Konsumen
Uji
Validitas,
Uji
Reliabilitas,
Uji
Korelasi,
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Secara
simultan
maupun
secara
parsial
Lokasi dan
Citra
Merek
berpengaru
h positif
dan
signifikan
39
Point
Palembang)
terhadap
Keputusan
Pembelian
pada
Konsumen
KFC
Dermaga
Point
Palembang
3 Mohammad
Rizan,
Basrah
Saidani,
Yusiyana
Sari (2012)
Pengaruh
Brand
Image dan
Brand Trust
Terhadap
Brand
Loyalty Teh
Botol Sosro
1. Brand
Image
2. Brand
Trust
1. Brand
Loyalty
Uji
Validitas
dan
Reliabilitas,
Uji
Hipotesis
secara
Simultan
dan Parsial,
Koefisien
Determinasi
- Citra
merek
memiliki
pengaruh
yang
positif dan
signifikan
terhadap
loyalitas
merek Teh
Botol
Sosro
-
Kepercayaa
n merek
memiliki
pengaruh
yang
positif dan
signifikan
terhadap
loyalitas
merek Teh
Botol
Sosro
4 Suci Dwi
Puspita,
Taslim,
Anita
Fitriani
(2014)
Pengaruh
Harga,
Kualitas
Produk, dan
Citra Merek
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Yoghurt
(Survey
pada
Konsumen
1. Harga
2. Kualitas
Produk
3. Citra
Merek
1. Keputusan
Pembelian
Uji
Validitas
dan
Reliabilitas,
Uji Asumsi
Klasik, Uji
Simultan,
Uji
Determinasi
, Uji Regresi
Berganda
dan Uji t
- Harga dan
citra merek
berpengaru
h secara
nyata
terhadap
keputusan
pembelian
Yoghurt
Youjell
- Kualitas
produk
40
Yoghurt
Youjell PT.
Insan Muda
Berdikari)
tidak
mempengar
uhi secara
nyata
terhadap
keputusan
pembelian
Yoghurt
Youjell
5 Ferdy Zoel
Kurniawan
(2012)
Pengaruh
Harga,
Produk,
Lokasi dan
Pelayanan
Terhadap
Keputusan
Pembelian
Pada Soto
Angkring
“Mas Boed”
Spesial
Ayam
Kampung
Semarang
1. Harga
2. Produk
3. Lokasi
4. Pelayanan
1. Keputusan
Pembelian
Uji Kualitas
Data, Uji
Asumsi
Klasik, Uji
Hipotesis,
Analisis
Regresi
Linier
Berganda
Secara
parsial
maupun
simultan
variabel
harga,
produk,
lokasi dan
pelayanan
berpengaru
h positif
dan
signifikan
terhadap
keputusan
pembelian
di Soto
Angkring
“Mas
Boed”
Spesial
Ayam
Kampung
Semarang
6 Yu-Te Tu,
Chin-Mei
Wang,
Hsiao-
Chien
Chang
(2012)
Corporate
Brand
Image and
Customer
Satisfaction
on Loyalty:
An
Empirical
Study of
Starbucks
Coffee in
Taiwan
1. Brand
Image
2. Customer
Satisfaction
1. Loyalty Structural
Equation
Modeling
(SEM),
Goodness of
fit of the
model
- Brand
image
significantl
y affects
customer
satisfaction
and
customer
loyalty - Customer
satisfaction
has strong
impact on
41
customer
loyalty
7 Mula Nazar
Khan, Zain-
ul-
Aabdean,
Muhammad
Salman,
Babar
Nadeem,
Muhammad
Rizwan
(2016)
The Impact
of Product
and Service
Quality on
Brand
Loyalty:
Evidence
from Quick
Service
Restaurants
1. Product
Quality
2. Service
Quality
1. Brand
Loyalty
Crosstab
Analysis,
Regression
Analysis
- There is a
significant
relationshi
p between
independen
t variables
(product
and service
quality)
and
dependent
variables
(attitudinal
and
behavioral
based
brand
loyalty).
- Product
and service
quality
had
positively
influenced
the
behavioral
and
attitudinal
based
brand
loyalty.
8 Ngabdur
Rohman,
Evy
Rachmawat
i (2016)
The
Influence of
Marketing
Mix Toward
Purchase
Decision
Donut
(Studies on
Reseller’s
Dk Donut
Company,
Cimindi,
Bandung)
1. Product
2. Price
3. Place
4. Promotion
1. Purchase
Decision
Regression
Analysis
- Variable
product
gives
positive
influence
toward
purchase
decision
significantl
y.
- Variable
price gives
positive
42
influence
toward
purchase
decision
significantl
y.
9 Yuli
Harwani,
Shindy
Ramadiyani
Pradita
(2017)
Effect of
Brand
Image and
Perceived
Price
Towards
Purchase
Decision in
Kentucky
Fried
Chicken
(KFC)
1. Brand
Image
2. Perceived
Price
1. Purchase
Decision
Component
or Variance
Based
Structural
Equation
Modeling,
Partial
Least
Square
(PLS)
- Brand
image has
a
significant
and
positive
effect on
purchase
decision.
- Perceived
price has
positive
and
significant
influence
on
purchase
decisions.
10 Bob Foster
(2016)
Impact of
Brand
Image on
Purchasing
Decision on
Mineral
Water
Product
“Amidis”
(Case Study
on Bintang
Trading
Company)
1. Brand
Image
1.
Purchasing
Decision
Descriptive
Analysis,
Multiple
Linear
Regression
Analysis,
Hypothesis
Test
Brand
image of
mineral
water
“Amidis”
is
positively
influence
on
purchasing
decisions
among
buyers and
potential
buyers of
mineral
water
“Amidis”
43
C. Kerangka Pemikiran
PUYO
Kualitas Produk Lokasi Citra Merek
Keputusan Pembelian
Konsumen
Uji Kualitas Data
1. Uji Validitas
2. Uji Reliabilitas
Uji Regresi Linier
Berganda
Uji Asumsi Klasik
1. Normalitas
2. Multikolinearitas
3. Heteroskedastisitas
Uji Hipotesis
1. Uji t (parsial)
2. Uji F (simultan)
Kesimpulan dan Saran
Koefisien Determinasi
(Adjusted R2)
44
D. Hipotesis
Hipotesis dapat terbukti dan tidak terbukti setelah didukung oleh fakta-fakta
dari hasil penelitian lapangan.
a. Ho 1 : Tidak ada pengaruh signifikan antara variabel Kualitas Produk
terhadap keputusan pembelian konsumen.
Ha 1 : Ada pengaruh signifikan antara variabel Kualitas Produk terhadap
keputusan pembelian konsumen.
b. Ho 2 : Tidak ada pengaruh signifikan antara variabel Lokasi terhadap
keputusan pembelian konsumen.
Ha 2 : Ada pengaruh signifikan variabel Lokasi terhadap keputusan
pembelian konsumen.
c. Ho 3 : Tidak ada pengaruh signifikan antara variabel Citra Merek terhadap
keputusan pembelian konsumen.
Ha 3 : Ada pengaruh signifikan antara variabel Citra Merek terhadap
keputusan pembelian konsumen.
d. Ho 4 : Tidak ada pengaruh signifikan antara variabel Kualitas Produk,
Lokasi, dan Citra Merek terhadap keputusan pembelian konsumen secara
simultan.
Ha 4 : Ada pengaruh signifikan antara variabel Kualitas Produk, Lokasi,
dan Citra Merek terhadap keputusan pembelian konsumen secara simultan.
45
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Ruang Lingkup Penelitian
Dalam ruang lingkup diperlukan adanya penekanan batasan lokasi, waktu,
atau sektor dan variable-variable yang dibahas. Hal ini diperlukan agar penulis
tidak keluar dari wilayah yang menjadi objek penelitiannya dan berguna bagi
para pemula. Dalam penelitian ini, ruang lingkupnya dibatasi pada Kualitas
Produk, Lokasi, dan Citra Merek sebagai faktor-faktor yang mempengaruhi
keputusan pembelian konsumen. Sebagai variabel independen pada penelitian
ini adalah yang diberi lambang yaitu kualitas produk (X1), lokasi (X2), dan
citra merek (X3) . Sedangkan variabel dependen pada penelitian ini adalah
keputusan pembelian konsumen yang diberi lambang (Y). Penelitian yang
bersifat deskriptif ini dilakukan untuk mendapatkan gambaran yang
membahas faktor-faktor yang berpengaruh terhadap Keputusan Pembelian
Konsumen pada produk makanan dessert PUYO. Penelitian ini dilaksanakan
dari bulan Januari 2018 - Mei 2018. Penelitian lapangan akan dilaksanakan
pada bulan Maret 2018.
46
B. Metode Penentuan Populasi dan Sampel
1. Populasi
Populasi dalam penelitian merupakan merupakan wilayah yang ingin di
teliti oleh peneliti. Seperti menurut Sugiyono (2014 : 115) “Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek / subyek yang mempunyai kualitas
dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulannya.” Populasi yang ada dalam penelitian ini adalah
orang-orang yang pernah maupun sering mengonsumsi produk PUYO.
2. Sampel
Sampel merupakan bagian dari populasi yang ingin di teliti oleh peneliti.
Menurut Sugiyono (2014:116) “Sampel adalah bagian dari jumlah dan
karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.” Sehingga sampel merupakan
bagian dari populasi yang ada, sehingga untuk pengambilan sampel harus
menggunakan cara tertentu yang didasarkan oleh pertimbangan-pertimbangan
yang ada. Sampel yang akan digunakan peneliti memiliki ketentuan yaitu laki-laki
dan perempuan usia antara 18 tahun sampai dengan 25 tahun yang berada di
wilayah Jakarta Selatan. Alasan memilih wilayah dan jenjang usia pada sampel
tersebut yaitu karena wilayah Jakarta Selatan merupakan salah satu wilayah yang
memiliki Mall / Pusat Perbelanjaan paling banyak serta pemilihan sampel usia 18-
25 tahun merupakan salah satu target utama konsumen yang digunakan oleh
perusahaan PUYO.
47
Teknik pengambilan sampel yang digunakan adalah metode purposive sampling
yang termasuk dalam metode nonprobability sampling. Menurut Sugiyono
(2014:119) Non-probability sampling adalah teknik sampling untuk yang tidak
memberikan peluang yang sama pada setiap anggota populasi untuk dipilih
menjadi anggota sampel dan karena populasi yang diteliti infinite (populasi yang
jumlah dan identitas anggota populasi tidak diketahui) dengan melakukan
pengambilan sampel secara purposive sampling. Purposive sampling adalah
teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu. Misal digunakan ukuran
sampel untuk estimasi nilai rerata. Jika digunakan untuk mengestimasi μ, kita
dapat (1-α)% yakin bahwa error tidak melebihi nilai e tertentu apabila ukuran
sampelnya sebesar n, dimana : 𝑛 = [𝑍𝛼/2𝜎 / 𝑒]2 .
Keterangan :
n = Jumlah sampel
Zα = Ukuran tingkat kepercayaan dengan 𝛼 = 0,05 (tingkat kepercayaan 95%
berarti Z 12.95% = Z. 0,475 dalam tabel ditemukan 1,96)
σ = Standart deviasi
е = Standart error atau kesalahan yang dapat ditoleransi (5% = 0,05)
Dengan perhitungan : 𝑛 = [(1,96)/(0,25) / 0,05]2 = 96,04
Melihat dari penjelasan diatas, maka penelitian sampel dibulatkan menjadi
sebanyak 100 orang.
48
C. Teknik Pengumpulan Data
Teknik pengumpulan data menurut Sugiyono (2014:193) merupakan cara-
cara yang dilakukan untuk memperoleh data dan keterangan-keterangan yang
diperlukan dalam penelitian. Tanpa mengetahui teknik pengumpulan data yang
akan dilakukan maka tidak akan mendapatkan data yang dibutuhkan untuk
memenuhi standar yang ditetapkan.
Untuk mendapatkan sejumlah data yang diperlukan dalam penyusunan
proposal ini, penulis menggunakan data primer dan data sekunder. Dalam
memperoleh data tersebut penulis melakukan penelitian di Mall-Mall daerah
Jakarta Selatan yang mempunyai gerai / stand PUYO. Dalam penelitian ini,
metode pengumpulan data yang digunakan meliputi :
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang diambil dari sumber pertama, baik dari
individu / perorangan seperti :
a. Studi lapangan yaitu mengunjungi mall-mall di daerah Jakarta Selatan. Hal ini
dilakukan dengan cara survey (wawancara / tanya jawab pada konsumen) dan
observasi.
b. Kuesioner yang merupakan teknik terstruktur untuk memperoleh data yang
terdiri dari serangkaian pertanyaan (tertulis / verbal) yang dijawab oleh
responden. Dengan kuesioner secara personal, peneliti dapat berhubungan
langsung dengan responden dan dapat memberikan penjelasan seperlunya.
Kuesioner dalam penelitian ini terdiri dari pertanyaan-pertanyaan yang bersumber
dari tiap-tiap indikator variabel yang diteliti. Pertanyaan dibuat dalam skala likert,
49
skala likert digunakan untuk mengukur sikap, pendapat, dan persepsi seseorang
atau sekelompok tentang kejadian atau gejala sosial. Pengumpulan kuesioner
dilakukan dengan teknik personally adminstered questionnaires, yaitu kuesioner
disampaikan dan dikumpulkan secara langsung oleh peneliti.
2. Data Sekunder
Data sekunder adalah sumber data yang tidak langsung memberikan data
kepada pengumpul data, misalnya melalui dokumen atau pencarian data di
Internet. Data sekunder umumnya digunakan peneliti untuk memberikan
gambaran tambahan, pelengkap, ataupun untuk proses lebih lanjut. Data ini dapat
diperoleh melalu literatur-literatur, jurnal-jurnal penelitian terdahulu, majalah,
maupun data dokumen yang diperlukan dalam penelitian ini.
Dalam proses pengumpulan data, peneliti mengumpulkan data-data yang
berkaitan dan berhubungan dengan penelitian sehingga dapat menjadi materi
pendukung dalam penelitian tersebut. Sumber studi kepustakaan ini berasal dari
buku konsentrasi suatu mata kuliah, jurnal-jurnal ilmiah, majalah ekonomi,
website, dan sumber-sumber lain yang layak.
D. Teknik Analisis Data
Menurut Sugiyono (2014:206) Analisis data adalah proses mencari dan
menyusun secara sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan
lapangan, dan dokumentasi, dengan cara mengorganisasikan data ke dalam
kategori, menjabarkan ke dalam unit-unit, melakukan sintesa, menyusun ke dalam
pola, memilih nama yang penting dan yang akan dipelajari, dan membuat
50
kesimpulan sehingga mudah dipahami oleh diri sendiri maupun orang lain. Teknik
Analisis yang dilakukan dalam penelitian ini yaitu menggunakan Analisis Regresi
Linier Berganda dengan metode skala likert. Skala likert digunakan untuk
mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang atau sekelompok orang tentang
fenomena sosial. Dalam penelitian, fenomena sosial ini telah ditetapkan secara
spesifik oleh peneliti, yang selanjutnya disebut sebagai variabel penelitian.
Dengan menggunakan skala likert, maka variabel yang akan diukur dijabarkan
melalui sub variabel kemudian sub variabel dijabarkan lagi menjadi indikator-
indikator yang dapat diukur. Kemudian indikator-indikator yang terukur ini dapat
dijadikan titik tolak untuk menyusun item-item instrumen yang dapat berupa
pertanyaan atau pernyataan yang perlu dijawab oleh responden. Instrumen ini
akan menghasilkan total skor bagi tiap anggota sampel yang diwakili oleh setiap
nilai skor seperti instrumen di bawah ini.
Tabel 3.1 Skala Likert
Tanda Keterangan Bobot
SS Sangat Setuju 5
S Setuju 4
N Netral 3
TS Tidak Setuju 2
STS Sangat Tidak Setuju 1
Sumber : Sugiyono (2014:133)
51
1. Uji Kualitas Data
Uji kualitas data dilakukan untuk menguji kecukupan dan kelayakan data
yang digunakan dalam penelitian. Kualitas data bertujuan untuk mengetahui
validitas dan reliabilitas instrumen variabel. Instrumen yang reliabel belum tentu
valid, reliabilitas instrumen merupakan syarat untuk pengujian validitas instrumen
(Sugiyono, 2014:195). Uji kualitas data terbagi dua yaitu :
a) Uji Validitas
Uji validitas digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu
kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner
mampu untuk mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.
Uji validitas dilakukan berkenaan dengan ketepatan alat ukur dengan konsep yang
diukur sehingga benar-benar mengukur apa yang seharusnya d