Upload
others
View
6
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH MODUL DIGITAL TERINTEGRASI NILAI
KEISLAMAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA PADA
KONSEP GERAK MELINGKAR BERATURAN
(Peneliitan Kuasi Eksperimen di SMK Patriot Nusantara Tahun Ajaran
2019/2020)
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh
Gelar Sarjana Pendidikan pada Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Oleh :
AWANDA YOLANDA
NIM: 1113016300049
PROGRAM STUDI TADRIS FISIKA
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1441 H/ 2020 M
i
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI
ii
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
iii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI
iv
ABSTRAK
Awanda Yolanda, 1113016300049. Pengaruh Modul Digital Terintegrasi Nilai
Keislaman terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep Gerak Melingkar
Beraturan. Skripsi Program Studi Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Ilmu
Pengetahuan Alam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan, Universitas Islam
Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh modul digital terintegrasi nilai
keislaman terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak melingkar beraturan.
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Patriot Nusantara pada bulan Maret sampai
April 2020. Dalam penelitian ini yang menjadi kelas eksperimen adalah kelas X-E
Teknik Komputer Jaringan (TKJ), sedangkan yang menjadi kelas kontrol adalah
kelas X-A Teknik Komputer Jaringan (TKJ). Penentuan sampel dalam penelitian
ini berdasarkan teknik purposive sampling. Metode penelitian yang digunakan
adalah kuasi eksperimen dengan desain nonequivalent control group design.
Instrument yang digunakan adalah tes objektif pilihan ganda dan nontes berupa
angket respon siswa dan lembar wawancara guru. Data hasil instrument tes
dianalisis secara kuantitatif, sedangkan hasil instrument nontes dianalisis secara
kuantitatif, menghasilkan data berupa presentase yang kemudian di konversi
menjadi kualitatif. Berdasarkan hasil uji hipotesis dengan menggunakan uji-t yang
dilakukan terhadap data posttest diperoleh nilai Sig. (2-tailed) sebesar (0,006) <
taraf signifikansi (0,05). Hal ini menunjukkann bahwa secara siginifikan,
pembelajaran menggunakan modul digital terintegrasi nilai keislaman berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak melingkar beraturan. Rata-rata skor
hasil belajar siswa kelas eksperimen sebesar 16,44 hasil tersebut lebih tinggi
dibandingkan rata-rata skor kelas kontrol sebesar 14,19. Pembelajaran
menggunakan modul digital terintegrasi nilai keislaman pada jenjang C1 mengingat
(68%), C2 memahami (62%), C3 menerapkan (66%), dan C4 menganalisis (52%).
Rata-rata presentase hasil respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan
modul digital terintegrasi nilai keislaman sebesar 81%, dengan kategori baik sekali.
Kata kunci: Modul digital, nilai keislaman, hasil belajar siswa, gerak melingkar
beraturan.
v
ABSTRACT
Awanda Yolanda, NIM 1113016300049. The Effect of Integrated Digital
Modules on Islamic Values on Student Learning Outcomes on the Concept of
Regular Circular Motion. Skripsi of Physics Education Program, Science
Education Department, Faculty of Tarbiyah and Teacher Training, State Islamic
University of Syarif Hidayatullah Jakarta, 2020.
This study aims to determine the effect of the integrated digital module of Islamic
values on student learning outcomes on the concept of regular circular motion. This
research was conducted at Patriot Nusantara Vocational School from March to
April 2020. In this study the experimental class was X-E Network Computer
Engineering (TKJ) class, while the control class was X-A Network Computer
Engineering (TKJ) class. The determination of the sample in this study is based on
purposive sampling technique. The research method used was a quasi-experimental
design with nonequivalent control group design. The instrument used was a
multiple choice and non-test objective test in the form of a student response
questionnaire and teacher interview sheets. Data from test instrument results were
analyzed quantitatively, while non-test instrument results were analyzed
quantitatively, producing data in the form of percentages which were then
converted to qualitative. Based on the results of hypothesis testing using the t-test
conducted on the posttest data obtained Sig. (2-tailed) of (0.006) <significance
level (0.05). This shows that significantly, learning using integrated digital modules
Islamic values influences student learning outcomes on the concept of regular
circular motion. The average score of learning outcomes of the experimental class
students was 16.44, the results were higher than the average score of the control
class of 14.19. Learning using digital modules integrated Islamic values at the C1
level remembering (68%), C2 understanding (62%), C3 applying (66%), and C4
analyzing (52%). The average percentage of results of student responses to
learning using digital modules integrated Islamic values of 81%, with a very good
category.
Keywords: Digital module, Islamic values, student learning outcomes, regular
circular motion.
vi
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Puji syukur kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat, taufik dan karunia-
Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul “Pengaruh Modul Digital
Terintegrasi Nilai Keislaman terhadap Hasil Belajar Siswa pada Konsep
Gerak Melingkar Beraturan”. Sholawat serta salam semoga selalu tercurahkan
kepada Nabi Muhammad Saw, kepada keluarganya, para sahabatnya dan kita
semua selaku umatnya hingga akhir zaman. Aamiin ya Rabbal’alamiin.
Apresiasi dan terimakasih disampaikan kepada semua pihak yang telah
berpartisipasi dalam penelitian ini. Secara khusus, apresiasi dan terima kasih
tersebut disampaikan kepada:
1. Dr. Sururin, M.Ag., selaku Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta.
2. Iwan Permana Suwarna, M.Pd., selaku ketua Program Studi Tadris Fisika
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.
3. Erina Hertanti, M.Si., selaku penguji I dan Iwan Permana Suwarna, M.Pd.,
selaku penguji II sidang skripsi.
4. Fathiah Alatas, M.Si., selaku dosen pembimbing yang telah meluangkan
banyak waktu dan pikirannya untuk membimbing dan memberikan saran
kepada peneliti selama proses pembuatan skripsi ini.
5. Erina Hertanti, M.Si., selaku dosen pembimbing akademik yang telah
membimbing dan mengarahkan peneliti selama menjadi mahasiswa
pendidikan fisika.
6. Seluruh dosen, staf, dan karyawan FITK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
khususnya jurusan pendidikan IPA, Program Studi Tadris Fisika yang telah
memberikan ilmu pengetahuan, pemahaman, dan pelayanan selama proses
perkuliahan.
7. H. Moh. Ali, S.Sos selaku Kepala SMK Patriot Nusantara yang telah
memberikan izin melakukan penelitian di SMK tersebut.
vii
8. Dewan guru, staf, karyawan dan siswa-siswi SMK Patriot Nusantara,
khususnya kelas X-A Teknik Komputer Jaringan dan X-ETeknik Komputer
Jaringan tahun ajaran 2019/2020.
9. Keluarga tercinta, Ibunda Daspiah, S.Pd, Ayahanda alm. Alex Sulistiyanto S.,
yang selalu memberikan doa, kasih sayang, motivasi dan dukungan yang luar
biasa kepada peneliti.
10. Sahabat-sahabatku, Nurrovi Pauziah Nawawi, Ai Umul Apiah, Fajri
Kaharismatika, Succy Yuliawati, dan Hakiki Suci Hikmawati yang telah
membantu peneliti dalam penyusunan skripsi.
11. Keluarga Besar Tadris Fisika 2013 yang senantiasa menjadi keluarga selama
di perantauan, tempat peneliti berproses untuk menjadi lebih baik.
12. Keluarga Besar Teacher Young Squad Rodhiany Awalia Irwanto, S.M., Nurul
Fatmah, S.Pd., Siti Mardhatilah, S.Pd., Dede Handayani, S.E., Maratul Azizah,
S.Pd., Nopi Permatasari, S.Pd., dan Widya Yunita Nirmala, S.Kom yang telah
membantu dan memotivasi peneliti dalam penyusunan skripsi.
13. Semua pihak yang tidak dapat peneliti sebutkan satu persatu yang telah
membantu dalam penyusunan skripsi ini.
Semoga segala bentuk bantuan, dorongan, saran dan bimbingan yang
diberikan kepada peneliti mendapatkan balasan yang terbaik dari Allah SWT.
Amin.
Peneliti menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini masih jauh dari kata
sempurna. Oleh karena itu kritik dan saran yang sifatnya membangun sangat
peneliti harapkan untuk perbaikan. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat bagi semua
pihak. Amin.
Wassalamu’alaikum wr.wb.
Jakarta, 19 Juni 2020
Peneliti
viii
DAFTAR ISI
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI ...................................... i
LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI ................................................................ ii
SURAT PERNYATAAN KARYA SENDIRI .................................................... iii
ABSTRAK ............................................................................................................ iv
ABSTRACT ........................................................................................................... v
KATA PENGANTAR .......................................................................................... vi
DAFTAR ISI ....................................................................................................... viii
DAFTAR GAMBAR ............................................................................................. x
DAFTAR TABEL................................................................................................. xi
DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xiii
BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................... 1
B. Identifikasi Masalah ...................................................................................... 3
C. Pembatasan Masalah ...................................................................................... 3
D. Rumusan Masalah .......................................................................................... 4
E. Tujuan Penelitian ........................................................................................... 4
F. Manfaat Penelitian ......................................................................................... 4
BAB II KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS ............................ 6
A. Deskripsi Teoritis .......................................................................................... 6
1. Modul ........................................................................................................ 6
2. Modul Digital .......................................................................................... 13
3. Modul Terintegrasi Nilai Keislaman ...................................................... 15
4. Hakikat Hasil Belajar .............................................................................. 21
5. Kajian Materi .......................................................................................... 24
B. Hasil Penelitian yang Relevan ..................................................................... 39
C. Kerangka Berpikir ....................................................................................... 42
D. Hipotesis Penelitian ..................................................................................... 43
BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 44
A. Tempat dan Waktu Penelitian ...................................................................... 44
ix
B. Metode Penelitian ........................................................................................ 44
C. Desain Penelitian ......................................................................................... 44
D. Variabel Penelitian....................................................................................... 45
E. Populasi dan Sampel .................................................................................... 46
F. Teknik Pengumpulan Data .......................................................................... 46
G. Instrumen Penelitian .................................................................................... 46
1. Instrumen Tes........................................................................................ 46
2. Instrument Nontes ................................................................................ 48
H. Kalibrasi Instrumen Tes ............................................................................... 49
1. Validitas ................................................................................................. 50
2. Reliabilitas ............................................................................................. 51
3. Taraf Kesukaran ................................................................................... 52
4. Daya Pembeda ....................................................................................... 53
I. Teknik Analisis Data ................................................................................... 55
1. Analisis Data Tes .................................................................................... 55
2. Analisis Data Nontes............................................................................... 58
J. Hipotesis Statistik ........................................................................................ 59
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ................................... 60
A. Hasil Penelitian ............................................................................................ 60
1. Hasil Pretest ............................................................................................ 60
2. Hasil Posttest .......................................................................................... 61
3. Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa ................................................... 63
4. Hasil Analisis Data Respon Siswa .......................................................... 64
5. Hasil Uji Prasyarat .................................................................................. 65
6. Hasil Uji Hipotesis .................................................................................. 67
B. Pembahasan ................................................................................................. 68
BAB V KESIMPULANDAN SARAN ............................................................... 73
A. Kesimpulan .................................................................................................. 73
B. Saran ............................................................................................................ 73
DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 75
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Penetrasi pengguna internet . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
Gambar 2.1 Jarring laba – laba keilmuan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 21
Gambar 2.2 Gerhana matahari dan gerhana bulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 28
Gambar 2.3 Kecepatan sudut . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 31
Gambar 2.4 perpindahan sudut . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 34
Gambar 2.5Aplikasi roda – roda berhubungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 38
Gambar 2.6 Dua roda dihubungkan sepusat . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . . . 40
Gambar 2.7 Dua roda bersinggungan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 40
Gambar 2.8 Rotasi bumi dan bulan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 41
Gambar 2.9 Dua roda dihubungkan dengan tali .. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 43
Gambar 2.10 Kerangka berpikir . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. . . . . .. 48
xi
DAFTAR TABEL
Tabel 3.1 Design penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 50
Tabel 3.2 Kisi – kisi instrumen tes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 52
Tabel 3.3 Penskoran alternative . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 54
Tabel 3.4 Kisi –kisi nontes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 54
Tabel 3.5 Interpretasi validitas butir soal . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 55
Tabel 3.6 Hasil uji validitas instrument tes. . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 55
Tabel 3.7 Kriteriteria penafsiran indeks reliabilitas . . . . . . . . . . . . . . . . . 57
Tabel 3.8 Klasifikasi indeks kesukaran . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 58
Tabel 3.9 Instrumen tes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 58
Tabel 3.10 klasifikasi daya pembeda . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 59
Tabel 3.11 Hasil uji daya pembeda . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 59
Tabel 3.12 Kriteria penilaian angket respon siswa . . . . . . . . . . . . . . . . . 63
Tabel 3.13 Hasil penilaian angket respon siswa . . . . . . . . . . . . . . . . . . .. 64
Tabel 4.1Distribusi frekuensi skor pretest hasil belajar siswa kelas kontrol
dan kelas eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
65
Tabel 4.2 Ukuran pemusatan dan data hasil pretest kelas kontrol dan kelas
eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
66
Tabel 4.3 Distribusi frekuensi skor posttest hasil belajar aiawa kelas kontrol
dan kelas eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
67
Tabel 4.4 Ukuran pemusatan dan penyebaran data hasil posttest kelas kontrol
dan kelas eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . ..
67
Tabel 4.5 Rekapitulasi data hasil pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas
eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
68
Tabel 4.6 Nilai rata – rata pretest dan posttest berdasarkan jenjang kognitif
kelas kontrol dan kelas eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
69
xii
Tabel 4.7 Respon siswa terhadap modul digital terintegrasi nilai keislaman 70
Tabel 4.8 Hasil uji normalitas nilai pretest dan posttest siswa kelas kontrol
dan kelas eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
71
Tabel 4.9 Hasil uji homogenitas varian pretest dan posttest kelas kontrol dan
kelas eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . .
72
Tabel 4.10 Hasil perhitungan uji hipotesis pretest dan posttest . . . . . . . . .. 73
xiii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran A
Lampiran A.1 Lembar Wawancara Pendidik pada Studi Pendahuluan . . . . 84
Lampiran A.2 RPP Kelas Eksperimen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 90
Lampiran A.3 RPP Kelas Kontrol . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 117
Lmpiran A.4 Lembar Kerja Siswa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 141
Lampiran B
Lampiran B.1.a Kisi-kisi Instrumen . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 152
Lampiran B.1.b Instrumen Tes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 155
Lampiran B.2.a Analisis Instrumen Tes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 186
Lampiran B.2.b Soal Instrumen Tes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 188
Lampiran B.3.a Kisi-kisi Instrumen Nontes . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 208
Lampiran B.3.b Angket Respon Siswa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 209
Lampiran C
Lampiran C.1 Hasil Pretest . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 219
Lampiran C.2 Hasil Posttest . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 220
Lampiran C.3 Uji Normalitas Hasil Pretest . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 226
Lampiran C.4 Uji Normalitas Hasil Posttest . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 227
Lampiran C.5 Uji Homogenitas Hasil Pretest . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 228
Lampiran C.6 Uji Homogenitas Hasil Posttest . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 229
Lampiran C.7 Uji Hipotesis Hasil Pretest . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 230
Lampiran C.8 Uji Hipotesis Hasil Posttest . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 234
Lampiran C.9 Data Presentase Ranah Kognitif . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 236
Lampiran C.10 Data Hasil Angket Respon Siswa . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 240
Lampiran D
Lampiran D.1 Modul Digital Terintegrasi Nilai Keislaman . . . . . . . . . . . . . 242
Lampiran D.2 Lembar Validasi Modul . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 248
Lampiran D.3 Dokumentasi Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 253
Lampiran E
xiv
Lampiran E.1 Surat Izin Validasi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 257
Lampiran E.2 Surat Izin Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 259
Lampiran E.3 Surat Keterangan Penelitian . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 259
Lampiran E.4 Lembar Uji Referensi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 260
Lampiran E.5 Daftar Riwayat Hidup . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 279
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Bahan ajar merupakan seperangkat materi yang disusun secara sistematis
sehingga tercipta lingkungan/suasana yang memungkinkan peserta didik untuk
belajar.1 Modul merupakan salah satu bahan ajar. Modul dapat membantu sekolah
dalam mewujudkan pembelajaran yang berkualitas karena modul dibangun dengan
baik, mandiri, lengkap, dan jelas dalam hasil pembelajaran. Modul juga merupakan
bahan ajar yang efektif untuk siswa visual, aktif, dan reflektif.2 Modul saat ini
terbagi dalam dua kategori, yaitu modul yang bersifat cetak dan modul bersifat
digital.3 Penggunaan bahan ajar modul banyak berbentuk cetak. Modul bersifat
cetak mempunyai kekurangan yakni, belum membantu siswa dalam menjelaskan
konsep-konsep fisika yang bersifat abstrak sehingga mengakibatkan pembelajaran
menjadi tidak efektif.4
Salah satu solusi dari kondisi yang telah dipaparkan adalah modul bersifat
digital. Modul yang bersifat digital mempunyai kelebihan mampu untuk
menampilkan beberapa materi menggunakan media pembelajaran yang bersifat
interaktif.5 Penggunaan modul yang mudah dan tidak menyulitkan siswa, akan
menambah daya tarik dan keingintahuan siswa untuk mengenal tentang modul
bersifat digital, siswa dapat berinteraksi dalam pembelajaran di dalam maupun di
luar kelas, sehingga belajarnya akan lebih efektif dan efisien pada materi– materi
pembelajaran fisika yang banyak menggunakan animasi ataupun video.6 Senada
1 Irwandani, Sri Latifa, Ardian Asyhari, Muzannur, Widayanti. “Modul Digital Interaktif
Berbasis Articulate Studio’13: Pengembangan pada Materi Gerak Melingkar Kelas X”. (Jurnal
Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni 06 (2), 2017) h. 222. 2 R. Diani, G.C Kesuma, N. Diana, Yuberti, R.D Anggraini, D. Fujiani. “The development
of physic module with the scientific Approach based on islamic literacy”, (Iop Conf. Series,
Journal of Physics: Conf. Series 1155, 2019), h. 1. 3 Irwandani, op. cit. h.222 4 Wawancara guru 5 Irwandani, op. cit. h.222 6 Jerry Roby Meilana, I Dewa Putu Nyeneng, Wayan Suana, “Pengembangan Modul Mobile
Learning Berbasis Android pada Materi Fluida Statis”, Jurnal (Lampung: Univ. Lampung, 2017),
h.2
2
dalam penelitian sebelumnya modul yang bersifat digital mempunyai kelebihan
mampu untuk menampilkan beberapa materi menggunakan media pembelajaran
yang bersifat interaktif dengan memperoleh nilai ≥ 80, sehingga dapat disimpulkan
bahwa secara umum kualitas modul digital sangat layak.7
Berkaitan dengan modul digital, belum banyak modul digital yang
menerapkan KI 1 di dalamnya, sedangkan pemerintah telah melakukan beberapa
perubahan kurikulum sesuai dengan kenyataan situasi pendidikan yang ada dengan
mengeluarkan kurikulum yang menekankan pada penanaman nilai-nilai spiritual,
sosial, dan belajar mandiri yakni Kurikulum 2013.8 Keterampilan literasi Islam
yang baik merupakan salah satu upaya penerapan KI 1 yang berguna membentuk
siswa yang lebih berbudi luhur, beradab, dan progresif, serta memahami nilai-nilai
uluhiyah tauhid dan rububiyah tauhid agar siswa mampu untuk berterima kasih
kepada Allah.9 Puji Hartini menyatakan dalam penelitiannya bahwa penerapan
pembelajaran berbasis integrasi sains-islami dapat meningkatkan hasil belajar,
sikap religius dan sikap sosial dengan data persentase ketuntasan belajar siswa
sebesar 74 menjadi 90, sikap religius meningkat dari 72 menjadi 79, serta sikap
sosial meningkat dari 67 menjadi 76.10 Pendekatan pembelajaran yang terintegrasi
sains-islam dapat meningkatkan keaktifan siswa dalam proses pembelajaran, dapat
mengurangi jumlah siswa yang mengantuk, malas sekolah, melatih disiplin dan
dapat meningkatkan kreativitas siswa dalam proses belajar, serta lembar kerja siswa
yang dapat meningkatkan karakter islami.11
Modul digital terintegrasi nilai keislaman pada penelitian ini akan diterapkan
pada konsep fisika, dikarenakan konsep fisika itu sendiri berkaitan dengan
fenomena-fenomena alam yang dapat dihubungkan dengan penerapan KI 1. Salah
satu konsep yang banyak fenomena alamnya adalah konsep gerak melingkar
7 Irwandani, op. cit. h.226 8 Akrim, zainal, munawir, “Developing Model and Textbook Integerated to Spiritual and
Social Competence of Math Subject for Grade VII in State Junior High Scool of Medan”,
(International Conferenxe on Mathematics, Science and education, 2016), h. 97-98. 9 Diani, op. cit. h.2 10 Akmad Khoiri, Qori Agussuryani, Puji Hartini, “Penumbuhan Karakter Islam melalui
Pembelajaran Fisika Berbasis ntegrasi Sain-Islam”, (Tadris Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, 02
(1), 2017), h.31 11 Khoiri, op. cit. h.25
3
beraturan. Gerak melingkar beraturan dipilih dalam penelitian ini karena berkaitan
erat dengan fenomena alam dan mudah untuk menghubungkan penerapan KI 1
dengan KI 3 pada proses pembelajaran. Modul digital terintegrasi nilai keislaman
diharapkan menjadi solusi untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada konsep
gerak melingkar beraturan, memotivasi siswa dalam proses belajar di mana saja dan
kapan saja, berlangsungya proses pembelajaran jarak jauh serta meningkatkan
kompetensi nilai keislaman dan karakter yang baik untuk siswa.
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan, penulis tertarik melakukan
penelitian untuk mengetahui pengaruh modul digital terintegrasi nilai keislaman
dalam pembelajaran fisika. Maka penulis melakukan penelitian skripsi yang
berjudul: “Pengaruh Modul Digital Terintegrasi Nilai Keislaman Terhadap
Hasil Belajar Siswa pada Konsep Gerak Melingkar Beraturan”.
B. Identifikasi Masalah
Identifikasi masalah yang timbul dari latar belakang di atas diantaranya:
1. Minat belajar siswa masih rendah dalam konsep gerak melingkar beraturan
dengan bahan ajar yang ada belum menarik siswa dalam belajar.
2. Durasi belajar dalam kelas sedikit, membuat materi tidak dapat terpenuhi.
3. Bahan ajar tidak mendukung siswa dalam belajar secara mandiri, maupun
pembelajaran di mana saja dan kapan saja.
4. Bahan ajar yang ada belum menerapkan kompetensi inti satu dalam
pembelajaran fisika di sekolah menengah kejuruan.
C. Pembatasan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah di atas, maka masalah dalam penelitian ini
hanya dibatasi pada:
1. Hasil belajar yan diukur pada ranah kognitif menurut Taksonomi Bloom yang
sudah direvisi oleh Anderson dan Kratwohl pada jejang C1. C2. C3 dan C4.
2. Pendekatan yang digunakan dalam modul pendekatan saintifik (mengamati,
menanya, mengumpulkan informasi, mengasosiasikan, mengkomunikasikan).
3. Penyusunan modul menurut Depdiknas.
4
4. Nilai keislaman dalam pembelajaran menurut Amin Abdullah.
5. Pembuatan modul menggunakan Smart App Creator versi 3.2.0
D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah yang ingin diketahui dalam penelitian ini yaitu:
1. Apakah penggunaan modul digital terintegrasi nilai keislaman berpengaruh
terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak melingkar beraturan?
2. Bagaimanakah respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan modul
digital terintegrasi nilai keislaman pada konsep gerak melingkar beraturan?
E. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, maka tujuan penelitian adalah untuk
mengetahui:
1. Mengetahui pengaruh penggunaan modul digital terintegrasi nilai keislaman
terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak melingkar beraturan.
2. Mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan modul digital
terintegrasi nilai keislaman pada konsep gerak melingkar beraturan.
F. Manfaat Penelitian
Hasil penelitian ini diharapkan dapat memberikan manfaat, antara lain:
1. Bagi Siswa
a. Memudahkan siswa dalam memahami mata pelajaran fisika dengan
mengaitkannya dalam nilai keislaman.
b. Meningkatkan minat dan motivasi siswa dalam mempelajari fisika, sehingga
hasil belajar siswa dapat meningkat.
2. Bagi Pendidik
a. Memberikan informasi mengenai bahan ajar yang tepat bagi siswa yang
bersekolah di sekolah menengah kejuruan agar dapat membantu meyampaikan
materi pembelajaran dengan baik.
5
b. Memberikan motivasi bagi pendidik mata pelajaran fisika untuk dapat membuat
dan mengembangkan bahan ajar fisika khususnya modul digital dalam
pembelajran fisika terintegrasi nilai keislaman.
3. Bagi Peneliti
a. Memberikan wawasan baru bagi peneliti dalam bidang pendidikan dan
pengintegrasian ilmu fisika dan nilai keislaman.
b. Memotivasi peneliti untuk mengaplikasikan di sekolah pada masa mendatang
setelah menyelesaikan studi.
6
BAB II
KAJIAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. Deskripsi Teoritis
1. Modul
a. Pengertian modul
Modul merupakan salah satu bentuk bahan ajar yang dikemas secara utuh dan
sistematis, di dalamnya memuat perangkat pengalaman belajar yang terencana dan
didesain untuk membantu siswa menguasai tujuan belajar yang spesifik.1 Modul
adalah sarana sarana pembelajaran dalam bentuk tertulis atau cetak yang disusun
secara sistematis, memuat materi pembelajaran, metode, tujuan pembelajaran
berdasarkan kompetensi dasar atau indicator pencapaian kompetensi, petunjuk
kegiatan belajar mandiri (self instructional), dan memberikan kesempatan kepada
siswa untuk menguji diri sendiri melalui latihan yang disajikan dalam modul
tersebut. Modul memiliki sifat self contained, artinya dikemas dalam satu kesatuan
yang utuh untuk mencapai kompetensi tertentu, dan tidak bergantung pada media
lain (self allone) dalam penggunaannya.2
Modul dapat membantu sekolah dalam mewujudkan pembelajaran yang
berkualitas. Penerapan modul dapat mengkondisikan kegiatan pembelajaran lebih
terencana dengan baik, mandiri, tuntas dan dengan hasil (output) yang jelas.3 Modul
dapat membantu siswa dalam pembelajaran mandiri karena di SMK jam pelajaran
untuk program adaptif terutama fisika sedikit karena pelajaran banyak di dominasi
oleh pelajaran produktif yang menuntut siswa untuk banyak melakukan praktik,
padahal materi pembelajaran adaptif sangat banyak. Untuk itulah modul sangat
membantu siswa SMK dalam pembelajaran di luar kelas.4
1 Daryanto, Menyusun Modul, (Yogyakarta: Gava Media,2013), h.9 2 Hamdani, Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: Pustaka Setia. 2011), h.219 3 Aprilliana Widyasari, Sukarmin, Sarwanto. “Pengembangan Modul Fisika Kontekstual
pada Materi Usaha, energy, dan Daya untyuk Pserta Didik Kelas X SMK Harapan Kartasura”
(Jurnal Inkuiri Vol 4, No. 2, 2015) h.127 4 Ibid.
7
b. Tujuan modul
Satu diantara tujuan lain penyusunan modul adalah menyediakan bahan ajar
yang sesuai dengan tuntutan kurikulum dengan mempertimbangkan kebutuhan
siswa, yakni bahan ajar yang sesuai dengan karakteristik materi ajar dan
karakteristik siswa, serta setting atau latar belakang lingkungan sosialnya.5 Adapun
tujuan penyusunan modul atau pembuatan modul, antara lain:6
1) Agar siswa dapat belajar secara mandiri tanpa atau dengan bantuan bimbingan
guru (yang minimal).
2) Agar peran guru tidak terlalu dominan dan otoriter dalam kegiatan
pembelajaran.
3) Melatih kejujuran siswa.
4) Mengakomodasi berbagai tingkat dan kecepatan belajar siswa. Bagi siswa yang
kecepatan belajarnya tinggi, maka mereka dapat belajar lebih cepat serta
menyelesaiakan modul dengan kecepatan lebih pula. Dan sebaliknya, bagi
siswa yang lambat maka meeka dipersilahkan untuk mengulangnya kembali.
5) Agar siswa mampu mengukur sendiri tingkat penguasaan materi yang telah
dipelajari.
Konsep belajar dengan menggunakan modul adalah kegiatan belajar mandiri.
Hal tersebut menyebabkan kegiatan belajar tidak terbatas pada masalah tempat dan
waktu. Terkait dengan hal tersebut, penulisan modul memiliki tujuan sebagai
berikut:7
1) Memperjelas dan mempermudah penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat
verbal.
2) Mengatasi keterbatasan waktu, ruang, dan daya indera, baik peserta belajar
maupun pendidik/ instruktur.
5 Hamdani, op. cit. h. 220 6 Andi Prastowo, Panduan Kreatif Membuat Bahan ajar Inovatif, (Yogyakarta: Diva Press,
Cet. VIII, 2015), h.108 7 Depdiknas, Teknik Penyusunan Modul. (Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK, Dirjen
Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas, 2008), h.5
8
3) Dapat digunakan secara tepat dan bervariasi, seperti untuk meningkatkan
motivasi dan gairah belajar; mengembangkan kemampuan dalam berinteraksi
langsung dengan lingkungan dan sumber belajar lainnya yang memungkinkan
siswa belajar mandiri sesuai kemampuan dan minatnya.
4) Memungkinkan siswa atau pembelajar dapat mengukur atau mengevaluasi
sendiri hasil belajarnya
c. Fungsi modul
Sebagai salah satu bentuk bahan ajar, modul memiliki fungsi sebagai berikut:8
1) Bahan ajar mandiri. Penggunaan modul berfungsi untuk meningkatkan
kemampuan siswa agar dapat belajar sendiri tanpa tergantung kepada guru.
2) Pengganti fungsi pendidik. Modul sebagai bahan ajar, harus mampu memuat
materi pembelajaran dengan baik dan mudah dipahami oleh siswa, sesuai
dengan usia dan tingkat pengetahuan mereka.
3) Sebagai alat evaluasi. Melalui modul, siswa dituntut untuk dapat mengukur
sendiri tingkat penguasaannya terhadap materi yang telah dipelajari.
4) Sebagai bahan rujukan bagi siswa. Modul mengandung berbagai materi yang
harus dipelajari siswa
Modul memiliki berbagai manfaat, baik ditinjau dari kepentingan siswa
maupun dari kepentingan pendidik. Bagi siswa modul bermanfaat, antara lain:9
1) Siswa memiliki kesempatan melatih diri belajar secara mandiri.
2) Belajar menjadi lebih menarik karena dapat dipelajari di luar kelas dan di luar
jam pembelajaran.
3) Berkesempatan mengekspresikan cara-cara belajar yang sesuai dengan
kemampuan dan minatnya.
4) Berkesempatan menguji kemampuan diri sendiri dengan mengerjakan latihan
yang disajikan di modul.
5) Mampu membelanjarkan diri sendiri.
8 Andi Prstowo, op. cit. h.107-108 9 Hamdani, loc. cit.
9
6) Mengembangkan kemampuan siswa dalam berinteraksi langsung dengan
lingkungan dan sumber belajar lainnya.
Bagi pendidik penyusunan modul bermnfaat karena:10
1) Mengurangi kebergantungan terhadap ketersediaan buku teks.
2) Memperluas wawasan karena disusun dengan menggunakan berbagai refernsi.
3) Menambah khazanah pengetahuan dan pengalaman dan menulis bahan ajar.
4) Membangun komunikasi yang efektif antara dirinya dan siswa karena
pembelajaran tidak harus berjalan seacara tatap muka.
5) Menambah angka kredit jika dikumpulkan menjadi buku dan diterbitkan.
d. Karakteristik modul
Sebuah modul akan mampu meningkatkan motivasi belajar, jika
pengembangan modul tersebut memperhatikan karakteristik yang diperlukan,
yaitu:11
1) Self Instruction, merupakan karakteristik yang memungkinkan siswa belajar
secara mandiri dan tidak tergantung pada pihak lain. Untuk memenuhi karakter
self instruction, maka modul harus:
a) Memuat tujuan pembelajaran yang jelas, dan dapat menggambarkan pencapaian
Kompetensi Inti (KI) dan Kompetensi Dasar (KD);
b) Memuat materi pembelajaran yang memudahkan untuk dipelajari secara tuntas
oleh siswa dikemas dalam unit-unit kegiatan yang kecil/spesifik, sehingga
memudahkan belajar secara tuntas;
c) Menampilkan contoh dan ilustrasi yang mendukung kejelasan pemaparan
materi pembelajaran;
d) Terdapat soal-soal latihan, tugas dan sejenisnya yang memungkinkan pendidik
untuk mengukur tingkat penguasaan siswa terhadap materi yang dipelajari;
e) Kontekstual, yaitu materi yang disajikan terkait dengan suasana, tugas atau
konteks kegiatan dan lingkungan siswa;
f) Menggunakan bahasa yang sederhana dan komunikatif;
10 Hamdani, op. cit. h. 220-221 11 Daryanto, op.cit. h.9-10
10
g) Terdapat rangkuman materi pembelajaran;
h) Terdapat instrumen penilaian, yang memungkinkan siswa melakukan penilaian
sendiri (self assessment);
i) Terdapat umpan balik atas penilaian siswa, sehingga siswa mengetahui tingkat
penguasaan materi;
j) Terdapat informasi tentang rujukan/ pengayaan/ referensi yang mendukung
materi pembelajaran dimaksud.
2) Self Contained (dapat berdiri sendiri), merupakan karakteristik modul bila
mana seluruh materi pembelajaran yang dibutuhkan termuat dalam modul.
Tujuannya adalah agar siswa dapat mempelajari materi pembelajaran secara
tuntas.
3) Stand Alone (berdiri sendiri), merupakan karakteristik modul yang tidak
bergantung pada bahan ajar lain, siswa tidak menggunakan modul dan bahan
ajar lain secara bersama-sama. Artinya siswa tidak perlu menggunakan
bahan ajar lain saat mengerjakan tugas atau mempelajari materi.
4) Adatif, merupakan karakteristk yang mengharuskan modul fleksibel
digunakan serta menyesuaikan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi.
5) User Friendly (bersahabat/akrab), merupakan karakteristik modul yang
memenuhi kaidah user friendly atau bersahabat/akrab dengan siswa. Setiap
instruksi dan paparan materi dan informasi dapat membantu dan bersahabat
dengan siswa, termasuk kemudahan siswa dalam merespon dan mengakses
sesuai dengan keinginginan. Bentuk user friendly di antaranya penggunaan
bahasa yang sederhana, mudah dimengerti, dan menggunakan istilah yang
umum digunakan.
11
e. Langkah penyusunan modul
Menurut Direktorat Jenderal Peningkatan Mutu Pendidik dan Tenaga
Kependidikan, struktur penulisan modul sering dibagi menjadi tiga bagian, yaitu:12
1) Bagian pembuka, terdiri dari judul, daftar isi, peta informasi, daftar tujuan
kompetensi, dan tes awal.
2) Bagian inti, terdiri dari pendahuluan, hubngan materi dengan materi lainnya,
uraian materi, penugasan, dan rangkuman.
3) Bagian penutup, terdiri dari daftar istilah, tes akhir dan indeks.
Penulisan modul dilakukan dengan tahapan sebagai berikut:13
1) Analisis kebutuhan modul
Analisis kebutuhan modul merupakan kegiatan menganalisis silabus dan
rencana pelaksanaan pembelajaran untuk memperoleh informasi modul yang
dibutuhkan siswa dalam mempelajari kompetensi yang telah diprogramkan.
a) Tetapkan satuan program yang akan dijadikan batas/lingkup kegiatan. Apakah
merupakan program tiga tahun, program satu tahun, program semester atau
lainnya.
b) Periksa apakah sudah ada program atau rambu-rambu operasional pelaksanaan
program tersebut. Misal program tahunan, program semester, silabus, RPP, atau
lainnya.
c) Identifikasi dan analisis kompetensi yang akan dipelajari, sehingga diperoleh
materi pembelajaran yang perlu dipelajari untuk menguasai standar kompetensi
tersebut.
d) Susun dan organisasi satuan atau unit bahan belajar ini diberi nama, dan
dijadikan sebagai modul.
e) Dari daftar satuan atau unit modul yang dibutuhkan, identifikasi mana yang
sudah ada dan yang belum ada/belum tersedia di sekolah.
f) Lakukan penyusunan modul berdasarkan prioritas kebutuhan.
2) Desain modul
12 Depdiknas, op. cit. h.21-26 13 Daryanto, op. cit. h.16-24
12
Desain penulisan modul yang dimaksud adalah Rencana Pelaksanaan
Pembelajaran (RPP) yang telah disusun oleh guru.
3) Implementasi
Implementasi modul dalam kegiatan belajar dilaksanakan sesuai dengan alur
yang telah digariskan dalam modul strategi pembelajaran dilaksanakan secaraa
konsisten sesuai dengan skenario yang ditetapkan penulisan modul dilakukan sesuai
RPP. Namun, apabila RPP belum ada, maka dapat dilakukan langah-langkah
sebagai berikut:
a) Tetapkan kerangka bahan yang akan disusun.
b) Tetapkan tujuan akhir, yaitu kemampuan yang harus dicapai siswa setelah
selesai mempelajari modul.
c) Tetapkan tujuan antara, kemampuan spesifik yang menunjang tujuan akhir.
d) Tetapkan system, skema, metoda dan perangkat evaluasi.
e) Tetapkan garis-garis besar outline subtansi atau materi untuk mencapai tujuan
yang telah ditetapkan (kompetensi dasar, deskripsi singkat, estimasi waktu, dan
sumber pustaka).
f) Materi yang ada dalam modul berupa konsep/prinsip-prisip, fakta penting dan
mendukung untuk pencapaian kompetensi yang harus dikuasai siswa.
g) Tugas, soal dan latihan yang harus dikerjakan oleh siswa.
4) Penilaian
Penilaian hasil belajar dimaksudkan untuk mengetahui tingkat penguasaan
siswa setelah mempelajari seluruh materi yang ada dalam modul.
5) Evaluasi dan validasi
Evaluasi yang dimaksud untuk mengetahui dan mengukur apakah
implementasi pembelajaran dengan modul dapat dilaksanakan sesuai dengan desain
pengembangannya. Validasi merupakan proses untuk menguji kesesuaian modul
dengan kompetensi yang menjadi target belajar. Validasi dilakukan dengan
meminta bantuan ahli yang menguasai kompetensi yang dipelajari.
6) Jaminan kualitas
Untuk menjamin bahwa modul yang disusun telah memenuhi ketentuan yang
ditetapkan dalam pengembangan suatu modul. Unuk kepentingan penjaminan mutu
13
suatu modul, dapat dikembangkan suatu standar operasional prosedur dan
instrument untuk menilai kualitas modul.
2. Modul Digital
a. Pengertian modul digital
Perkembangan teknologi yang pesat membuat kegiatan belajar lebih
menantang bagi siswa. Pembelajaran yang menantang dan kreatif mendorong
motivasi siswa untuk belajar lebih banyak dalam konsep materi. Penggunaan modul
dalam kegiatan pembelajaran lebih menarik dan menyenangkan ketika dikemas
dalam bentuk multimedia interaktif.14 Penggunaan teknologi dalam bidang
pengajaran bertujuan untuk menjadikan pembelajaran lebih efektif dan efisien,
misalnya menggunakannya sebagai media pembelajaran, mengemas bahan
pembelajaran menjadi bahan pengajaran digital, mengirimkan materi pembelajaran
kepada siswa secara online, dll.15
Salah satu bentuk bahan ajar diantaranya adalah modul. Modul saat ini terbagi
dalam dua kategori, yaitu modul yang bersifat cetak dan modul digital. Modul yang
bersifat digital mempunyai kelebihan mampu untuk menampilkan beberapa materi
menggunakan media pembelajaran yang bersifat interaktif.16 Penggunaan modul
yang mudah dan tidak menyulitkan siswa, akan menambah daya tarik dan
keingintahuan siswa untuk mengenal tentang modul berbasis android, siswa dapat
berinteraksi dalam pembelajaran di dalam maupun di luar kelas sehingga belajarnya
akan lebih efektif dan efisien pada materi– materi pembelajaran fisika yang banyak
menggunakan animasi ataupun video.17
14 Puji Oman Nurshud, Dani Alif ktavia, Mas Aji Kurniawan, Insih Wilujeng, Jumadi, and
Heru Kuswanto. ‘Multimedia Learning Development based on Android Assistef in Concept”. (IOP
Conf. Series: Journal of Physic: Conf. Series1233, 2019) h.1-2 15 S.R. Hakim, R. Kustijono, E. Wiwin. “The use of android-based teaching materials in
physics learning process at vocational high school”. (Iop Conf. Series, Journal of Physics, Conf.
Series 1171, 2019), h.1 16 Irwandani, Sri Latifa, Ardian Asyhari, Muzannur, Widayanti. “Modul Digital Interaktif
Berbasis Articulate Studio’13: Pengembangan pada Materi Gerak Melingkar Kelas X”. (Jurnal
Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni 06 (2), 2017) h.222 17 Jerry Roby Meilana, I Dewa Putu Nyeneng, Wayan Suana, “Pengembangan Modul Mobile
Learning Berbasis Android pada Materi Fluida Statis”, Jurnal (Lampung: Univ. Lampung, 2017),
h.2
14
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa modul digital merupakan salah
satu bahan ajar yang dapat dikembangkan menggunakan media yang menarik,
memotivasi siswa, dapat dipelajari secara mandiri di mana pun dan kapan saja
dengan atau tanpa dampingan guru.
b. Smartphone
Perkembangan tekenologi juga berdampak pada Indonesia salah satunya
bidang pendidikan dan pengajaran. Dampak pengembangan teknologi ini juga
diikuti oleh perkembangan pesat dari smartphone. Menyesuaikan dengan
kebutuhan abad ke-21, guru dapat menggunakan smartphone dalam
pembelajaran.18 Smartphone (ponsel cerdas) itu sendiri adalah suatu alat
komunikasi yang menyerupai komputer tetapi lebih praktis dan dapat digunakan
dimana saja. Smartphone mempermudah pendidikan di Indonesia untuk
menjalankan program pembelajaran online atupun offline.19
Penggunaan smartphone berbasis Android yang berkembang pesat,
memungkinkan guru untuk mengemas bahan ajar berbasis kertas menjadi bahan
ajar berbasis digital sehingga mereka dapat memanfaatkan smartphone berbasis
Android untuk menjadi fasilitas pembelajaran yang efektif. Bahan ajar digital
memungkinkan siswa melakukan kegiatan untuk menerima materi, arahan, dan
berbagai informasi pembelajaran di mana pun dan kapan pun yang tidak terbatas
pada ruang dan waktu; juga mampu melatih siswa untuk belajar secara mandiri dari
berbagai sumber yang disediakan; serta meningkatkan perhatian siswa pada materi
pembelajaran, karena itu mengurangi kebosanan siswa di kelas konvensional20
Dari uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa modul berbasis android
memiliki banyak kelebihan selain penggunaan yang mudah, dapat dipelajari di
mana saja dan kapan saja, juga dapat meningkatkan perhatian siswa, serta
mengurangi rasa kebosanan siswa.
18 Hakim, op.cit. h.1-2 19 Meilana, op. cit. h.2 20 Hakim, op.cit. h.2
15
c. Smart App Creator
Smart app creator adalah media interaktif digital mutakhir yang membangun
konten multimedia untuk perangkat seluler. Fitur UI intuitif, interaktivitas,
desain. Bangun aplikasi iOS dan Android dan publikasikan ke app store tanpa
koding. Ekstensi keluaran mencakup HTML5 dan .exe yang membuat aplikasi
kompatibel di semua perangkat dan monitor sentuh. Bangun aplikasi Anda dengan
sedikit usaha dan sesuaikan aplikasi konten sendiri tanpa memerlukan keahlian
pemrograman. Tidak memiliki keterampilan pemrograman. Dioperasikan dengan
drag and drop. Keluaran .apk, .xcodeproj, .exe, dan HTML5 dengan mudah.21
3. Modul Terintegrasi Nilai Keislaman
a. Pengertian integrasi
Integrasi dalam kamus besar Bahasa Indonesia adalah pembaharuan hingga
menjadi kesatuan yang utuh atau bulat.22 Integrasi antara keilmuan dan agama dapat
diwujudkan di sekolah secara formal, sehingga peserta didik mendapatkan kedua
ilmu secara utuh. Proses pembelajaran integrasi islam dengan sains dapat
menciptakan pemahaman yang utuh oleh siswa dalam mempelajari suatu pelajaran
baik dari segi keilmuan sains dan juga dari segi keilmuan agama Islam (Al-Qur’an)
untuk membentuk generasi yang ulul albab (orang-orang yang berakal).23
Paradigma integrasi bukan melakukan peleburan antar berbagai ilmu tetapi
memaduan karakter, hakikat ilmu tersebut dalam semua dimensinya, termasuk juga
ilmu sains. Pendidikan terintegrasi merupakan cara untuk menghasilkan individu
yang intelektual, spiritual, emosional dan fisik yang seimbang dan harmonis.24
Pengertian integrasi sains dan teknologi dengan Islam dalam konteks sains modern
bisa dikatakan sebagai profesionalisme atau kompetensi dalam satu keilmuan yang
21 Diakses 22 Mei 2020 ditautan https://smartappscreator.com/ 22 Diakses pada 22 Mei 2020 ditautan https://kbbi.web.id/integrasi 23 Asmaul Husna, M. Hasan, Mustafa, Muhammad Syukri, Yusrizal, “Pengemabangan Modul
Fisika Berbasis Integrasi Islam-Sains pada Materi Gerak Lurus untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta Didik”, (Banda Aceh: Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, vol. 8, no. 1, 2020), h.56 24 Ibid. h.56
16
bersifat duniawi di bidang tertentu, dibarengi atau dibangun dengan pondasi
kesadaran ketuhanan.25
Disimpulkan bahwa proses integrasi sains dan islam mengemban tujuan yang
luar biasa dalam membekali siswa memperoleh suatu keilmuan yang utuh antara
pengetahuan intelektual, dan pengetahuan religious dalam mengembangkan
kepribadiaan siswa yang islami.
b. Nilai keislaman
Sacara garis besar nilai dibagi dalam dua kelompok yaitu nilai-nilai nurani
(values of being) dan nilai-nilai memberi (values of giving), sebagai berikut:26
1) Nilai-nilai nurani adalah nilai yang ada dalam diri manusia kemudian
berkembang menjadi perilaku serta cara kita memperlakukan orang lain seperti
kejujuran, keberanian, cinta damai, keandalan diri, potensi, disiplin, tahu batas,
kemurnian, dan kesesuaian.
2) Nilai-nilai memberi adalah nilai yang peril dipraktikkan atau diberikan yang
kemudian diterima sebanyak yang diberikan seperti setia, dapat dipercaya,
hormat, cinta, kasih saying, peka, tidak egois, baik hati, ramah, adil dan murah
hati.
Sikap adalah suatu bentuk evalasi perasaan dan kecenderungan potensial
untuk bereaksi yang merupkan hasil interaksi antara komponen kognitif, afektif,
dan konoatif yang saling bereaksi didalam memahami, merasakan dan berperilaku
terhadap suatu objek. Dari sikaplah orang bias menentukan kualitas nilai perilaku
seseorang.27 Islamisasi berarti upaya memberikan makna keagamaan seperti pada
sains, sembari menyadari bahwa sains dapat dikembangkan dalam konteks
25 Faiz Hamzah. “Studi Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis Integrasi Islam –
Sains pada Pokok Bahasan Siistem Reproduksi Kelas IX Madrasah Tsanawiyah”. (Adabiyah: Jurnal
Pendidikan Islam. Vol. 1 No. 1, September 2015). H.43 26 Zaim Elmubararok, Membumikan Pendidikan Nilai mengumppulkan yang terserak,
menyambung yang terputus, dan menyatukan yang tercerai, (Bandung: Alfabeta, Oktober, 2019),
h.7 27 Ibid. h.47
17
keagamaan maupun non keagamaan.28 Perlunya menyisipkan nilai-nilai agama
(ayat-ayat kauniyyah) dalam pembelajaran sains dapat didasarkan pada beberapa
alasan:29
1) Kehampaan spiritual dalam pendidikan sains di sekolah dan dunia ilmiah harus
dihindari dan dicarikansolusinya.
2) Fenomena alam yang ada dan terjadi di bumi dan langit adalah obyek kajian
sains dan sekaligus merupakan obyek tafakkur terhadap Allah Swt.
3) Sains yang “menolak” Allah dapat menyebabkan manusia yang “bergelut”
dengan sains dapat mengalami berbagai krisis multidimensional.
4) Pemaparan sains dalam buku-buku pelajaran (teoriteori dan penjelasannya),
yang didasari materialisme, telah menghilangkan Allah sebagai pencipta.
5) Ayat-ayat Al-Qur’an (Kauniyiah) yang dinyatakan secara garis besar akan dapat
dipahami dengan lebih baik bila didukung oleh pemahaman sains.
6) Sebagai ikhtiar untuk “memagari” sains agar para siswa tidak terjerumus ke
dalam ajaran-ajaran yang bertentangan dengan akidah dan keimanan agama.
Struktur keilmuan mengacu pada tradisi keilmuan Islam yang membedakan
disiplin kepada tiga kategori, yaitu ‘Ulûm ad-Dîn (Religious Knowledge), al-Fikr
al-Islâmiy (Islamic Thought) dan Dirasat Islâmiyyah (Islamic Studies):30
1) Pengertian ‘Ulûm ad-Dîn adalah representasi “tradisi lokal” keislaman yang
berbasis pada “bahasa” dan “teks-teks” atau nash-nash keagamaan;
2) Selanjutnya al-Fikr al-Islamiy adalah representasi pergumulan humanitas
pemikiran keislaman yang berbasis pada “rasio-intelek”,
3) Sedangkan Dirasat Islamiyyah atau Islamic Studies adalah kluster keilmuan
baru yang berbasis pada paradigma keilmuan sosial kritis-komparatif yang
melibatkan seluruh “pengalaman” (experiences) umat manusia.
28 Akmad Khoiri, Qori Agussuryani, Puji Hartini, “Penumbuhan Karakter Islam melalui
Pembelajaran Fisika Berbasis ntegrasi Sain-Islam”, (Tadris Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, 02
(1), 2017), h.20 29 Ibid. h.20-21 30 Parluhutan Siregar. “Integrasi Ilmu-Ilmu Keislaman dalam Perspektif M. Amin Abdullah”.
(MIQOT Vol XXXVIII No. 2 Juli-Desember 2014) h.345
18
Pada integrasi ilmu-ilmu keislaman dalam perspektif M. amin Abdullah
menggunakan jaring laba-laba keilmuan ini tediri atas 4 lapis lingkaran;31
Gambar 2. 1 jaring laba-laba keilmuan32
1) lingkar lapis 1 (paling dalam) adalah Alquran dan Sunnah yang berkedudukan
sebagai sumber utama pengetahuan Islam;
2) lingkar lapis ke-2 yang membentuk jalur dan memuat 8 disiplin ilmu-ilmu
Ushuluddin, yaitu Kalam, Falsafah, Tasawuf, Hadits, Tarikh, Fiqh, Tafsir, dan
Lughah;
3) lingkar lapis ke-3 adalah jalur pengetahuan teoritik yang terdiri atas; Sociology,
Hermeneutics, Philology, Semiotics, Ethics, Phenomenology, Psychology,
Philosophy, History, Antrophology, dan Archeology; sedangkan
4) lingkar lapis 4 (terluar) merupakan jalur pengetahuan aplikatif, yang terdiri atas
isu-isu Religious Pluralism, Sciences and Technology,Economics, Human
31 Ibid. h. 345. 32 Ibid. h. 345.
19
Rights, Politics/Civil Society, Cultural Studies, Gender Issues, Environmental
Issues, dan Internastional Law.
Pengertian horison spider web yang ditawarkan Amin Abdullah adalah
bersifat peta konsep yang dapat dimaknai sebagai berikut; 33
1) bahwa setiap item yang terdapat dalam peta itu memiliki hubungan-hubungan,
walau tidak seluruhnya, antara yang satu dengan yang lain; inilah yang
dimaksud Amin Abdullah dengan keilmuan integratif;
2) keilmuan itu berpusat pada al-Qur’an dan Sunnah dan secara hirarkis berkaitan
dengan sejumlah pengetahuan sesuai dengan tingkat abstraksi dan applied-nya;
3) item-item yang terdapat dalam satu lapis lingkar menunjukkan kesetaraan
dilihat dari tingkat abstraksi atau teoritisnya; dan
4) garis-garis yang memisah antara satu item dengan item lain dalam satu lapis
lingkar tidak dapat dipahami sebagai garis pemisah.
Satu hal yang menarik dari teori jaring laba-laba keilmuan ini adalah
penempatan al-Qur’an di tengah kompleksitas perkembangan keilmuan, suatu
penegasan yang penting bagi setiap Muslim, sebab al-Qur’an itu diyakini sebagai
sumber kebenaran, etika, hukum, kebijaksanaan, dan pengetahuan. Amin Abdullah
menegaskan, Islam tidak pernah menjadikan wahyu Tuhan sebagai satu-satunya
sumber pengetahuan dan melupakan Tuhan.34 Dua hal yang menjadi obyek formal
yaitu:35
1) Ilmu Kauniyah yang pokok kajiannya adalah alam semesta dan manusia.
Penafsiran akan alam semesta menghasilkan ilmu – ilmu dasar Matematika,
Fisika, Kimia dan Biologi, yang berkembang menjadi zoologi, botani, farmasi,
astronomi dan sebagainya.
2) Ilmu Qauliyah yang memiliki obyek formal kajian teks – teks ajaran (Al Qur’an,
Hadits dan tulisan para ulama yang membahas salah satu atau kedua teks pokok
tersebut) dan prilaku keagamaan. Penafsiran obyek Qauliyah menghasilkan
33 Ibid. h.344 34 Ibid. h.346 35 Hamzah, op. cit. h.44
20
disiplin ilmu ‘Ulumul Qur’an, ‘Ulumul Hadits yang berkembang menghasilkan
produk ilmu Fiqih, Teologi, Akidah dan sebagainya.
Untuk pengembangan dan penerapan studi Islam diperlukan etika profetik,
yaitu etika yang dikembangkan atas dasar nilai – nilai Ilahiyah (qauliyah) bagi
pengembangan dan penerapan ilmu.Ada beberapa butir nilai, hasil deduksi dari Al
Qur’an, yang dapat dikembangkan untuk etika profetik pengembangan dan
penerapan IPTEK, yaitu:36
1) Pertama nilai kerahmatan, yakni ilmu harus dapat ditujukan bagi kepentingan
dan kemaslahatan umat manusia dan alam semesta (Q.S. Al Anbiya’:107).
2) Kedua nilai amanah, yakni ilmu itu amanah Allah bagi pemangkunya, dengan
demikian pengembangan dan penerapannya dilakukan dengan niat, cara dan
tujuan sebagaimana dikehendaki Allah SWT. (Q.S Al Ahzab:72).
3) Ketiga nilai dakwah, yakni pengembangan dan penerapan ilmu merupakan
wujud dialog dakwah menyampaikan kebenaran Islam (Q.S Fussilat:33).
4) Keempat, nilai Tabsyir, yakni pemangku ilmu senantiasa memberi harapan baik
kepada umat manusia tentang masa depan mereka, termasuk menjaga
keseimbangan/kelestarian alam (Q.S. Al Baqarah: 119).
5) Kelima nilai Ibadah, yakni bagi pemangku ilmu, pengembangan dan penerapan
ilmu itu merupakan ibadah (Q.S. Adz Dzariyat:56; Ali Imran:190-191).
c. Integrasi nilai keislaman
Pembelajaran selama ini memisahkan antara materi umum dengan ilmu
agama, sehingga terjadi dikotomi ilmu dalam pemahaman siswa. Dikotomi dalam
pembelajaran dapat menyebabkan kegagalam dalam menghasilkan individu yang
seimbang, sehingga untuk menghasilkan individu yang seimbang konsep
terintegrasi harus dilakukan. Pembelajaran terintegrasi dengan ilmu pengetahuan
dapat diterapkan dalam pembelajaran fisika, namun konsep integrasi nilai-nilai Al-
Qur’an dalam pembelajaran fisika belum sepenuhnya diterapkan dalam
pembelajaran di sekolah.37 Pembelajaran dengan modul terintegrasi dengan nilai-
36 Hamzah, op. cit. 44-45 37 Husna, op. cit. h. 56
21
nilai islami dapat meningkatkan hasil belajar peserta didik. Hal ini disebabkan
karena peserta didik menyukai ketika nilai-nilai yang berkaitan dengan sains
dibahas dalam pembelajaran. Materi yang dikaitkan dengan Al-Qur’an dapat
menumbuhkan kesadaran akan kebesaran Allah, dan dapat meningkatkan hasil
belajar siswa.38
Berdasarkan uraian integrasi, nilai keislaman yang telah dijelaskan peneliti
merencanakan pembuatan Modul digital fisika berbasis integrasi nilai keislaman
untuk digunakan dalam proses belajar di Sekolah Mennegah Kejuruan (SMK).
Modul digital fisika berbasis integrasi nilai keislaman untuk SMK merupakan
modul fisika yang di dalamnya terdapat nilai-nilai keIslaman yang berhubungan
dengan materi fisika. Modul ini dirancang dengan tujuan untuk membantu siswa
dapat mencapai kompetensi dan disesuaikan dengan kurikulum yang berlaku.
Modul ini tidak hanya berisi materi tentang konsep-konsep fisika, tetapi terdapat
pesan moral dan nilai-nilai keislaman. Rinicinya dalam modul ini pertama-tama
akan dipaparkan serangkaian konsep-konsep fisika kemudian ditambahkan ayat-
ayat Al-Qur’an atau Hadist yang relevan dengan harapan dapat memotivasi siswa
untuk terus menggali materi fisika yang ada lebih dalam serta video fenomena fisika
di alam semesta dengan harap meningkatkan rasa syukur siswa kepada Allah SWT.
Agar terwujud insan yang mempunyai kedalaman spritual, keagungan akhlaq,
keluasan intelektual akan dapat di capai secara utuh jika berpadu atau tersinerginya
ilmu Sains dan Islam (Agama) dalam proses pembelajaran.
4. Hakikat Hasil Belajar
Belajar adalah proses untuk membuat perubahan dalam diri siswa dengan cara
berinteraksi dengan lingkungan untuk mendapat perubahan dalam aspek kognitif,
afektif dan psikootorik. Perubahan-perubahan dalam aspek itu menjadi hasil dari
proses belajar. Hasil belajar digunakan sebagai ukuran untuk mengetahui seberapa
jauh seseorang menguasai bahan yang sudah diajarkan.39 Fokus pembelajaran yang
bermakna sesuai dengan pandangan bahwa adalah mengkonstruksi pengetahuan,
38 Husna, op. cit. h. 57 39 Purwanto, “Evaluasi Hasil Belajar”, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2016), h.43-44
22
yang didalamnya siswa berusaha memahami pengalaman-pengalaman mereka.
Pembelajaran kosntruksi (yakni belajar yang bermakna) dipandang sebagai tujuan
pendidikan yang penting.40 Benjamin S. Bloom dan kawan-kawan itu berpendapat
bahwa taksonomi (pengelompokan) tujuan pendidikan itu harus senantiasa
mengacu kepada tiga jenis domain (daerah binaan atau ranah) yang melekat pada
diri siswa, yaitu (1) ranah proses berpikir (cognitive domain) (2) ranah penilaian
atau sikap (affective domain) (3) ranah keterampilan (pshychomotor domain).41
Menurut Taksonomi Bloom yang telah direvisi Anderson dan Krathwohl ranah
kognitif ini dibagai atas 6 bagian, yaitu :42
a. C1 Mengingat
Merupakan usaha untuk mendapatkan kembali pengetahuan dari memori atau
ingatan yang telah lampau, baik yang baru saja didapatkan maupun yang sudah
lama didapatkan. Mengingat meliputi mengenali dan memangil kembali.
Mengenali berkaitan dengan mengetahui pengetahuan masa lampau yang berkaitan
dengan hal-hal yang konkret, sedangkan memanggil kembali merupakan proses
kognitif yang membutuhkan pengetahuan masa lampau secara cepat dan tepat.
b. C2 Memahami/Mengerti
Memahami/mengerti berkaitan dengan membangun sebuah pengertian dari
berbagai sumber seperti pesan, bacaan, dan komunikasi. Memahami/mengerti juga
berkaitan dengan aktivitas mengklasifikasikan dan membandingkan.
Mengklasifikasikan akan muncul ketika seorang siswa berusaha mengenali
pengetahuan yang merupakan anggota dari kategori pengetahuan mereka.
Membandingkan merujuk pada identifikasi persamaan dan perbedaan dari dua atau
lebih objek, kejadian, ide, permasalahan atau situasi.
c. C3 Menerapkan
Menunjukkan pada proses kognitif memanfaatkan atau menggunakan suatu
prosedur untuk melaksanakan percobaan atau menyelesaikan permasalahan.
Menerapakan berkaitan dengan dimensi prosedural yang meliputi kegiatan
40 Lorin W. Anderson dan David R. Karthwohl, Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran dan Asesmen, oleh Agung Prihantoro, (Yogyakarta: Pustaka Belajar, 2014), h.98 41 Anas Sudijono, Pengantar Evaluasi Pendidikan 2011, (Jakarta: Grafindo persada), h. 49. 42 Andersonop. op. cit. h. 99-128.
23
menjalankan prosedur dan mengimplementasikan. Menerapkan merupakan suatu
proses yang kontinu.
d. C4 Menganalisis
Merupakan ranah kognitif yang memecahkan suatu permasalahan dengan
memisahkan tiap-tiap bagian dari permasalahan dan mencari keterkaitan dari tiap-
tiap bagian tersebut serta mencari tahu bagaimana keterkaitan tersebut dapat
menimbulkan permasalahan. Kemampuan menganalisis ini berkaitan dengan
proses kognitif memberi atribut dan mengorganisasikan.
e. C5 Mengevaluasi
Mengevaluasi didefinisikan sebagai membuat keputusan berdasarkan kriteria
dan standar. Kriteria-kriteria yang paling sering digunakan adalah kualitas,
efektivitas, efisiensi dan konsistensi. Kategori mengevaluasi mencakup proses-
proses kognitif memeriksa (keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan kriteria
internal) dan mengkritik (keputusan-keputusan yang diambil berdasarkan kriteria
eksternal).
f. C6 Mencipta
Melibatkan proses menyusun elemen-elemen jadi sebuah keseluruhan yang
koheren atau fungsional yang berisikan proses kognitif yakni merumuskan,
merencanakan dan memproduksi.
24
5. Kajian Materi
Gambar 2.2 peta konsep gerak melingkar beraturan
a. Besaran-Besaran dalam Gerak Melingkar Beraturan
Bumi dan semua yang berada di dalamnya, bergerak. Bahkan sesuatu yang
sepertinya diam, seperti berjalan, bergerak sesuai rotasi bumi, orbit bumi
mengelilingi matahari, orbit Matahari mengelilingi pusat Galaksi Bima Sakti, dan
perpindahan galaksi relative terhadap galaksi lain.43 Gerak melingkar adalah gerak
suatu benda yang membentuk lintasan berupa lingkaran mengelilingi suatu titik
tetap.44 Sebuah partikel dikatakan bergerak melingkar beraturan jika dalam
perpindahannya membentuk sebuah lintasan lingkaran dengan laju konstan
43 Mohamad Ishaq, “Menguak Rahasia Alam dengan Fisika”, (Bandung: PT Albama, Juni
2008), h. 89 44 Giancoli Douglas C, Fisika Edisi Ketujuh Jilid 1, (Jakarta: Erlangga, 2014), h.132
25
(unifrom).45 Pada benda yang bergerak melingkar atau berotasi akan memiliki
besaran-besaran khusus yang berbeda dengan besaran pada gerak lurus. Besaran
dalam gerak melingkar :
1) Perpindahan sudut
2) Frekuensi dan periode
3) Kecepatan sudut
4) Percepatan sudut
Taddabur
Semua dengan Perhitungan
Allah Ta’ala berfirman,
“Matahari dan bulan beredar menurut perhitungan.”46 (QS. Ar-Rahman: 5)
Keduanya beredar di tempat edarnya dengan perhitungan yang telah
ditentukan, serta gerakan matahari dan bulan di sekitar bumi terjadi pada garis
edarnya masing-masing dengan kecepatan yang sangat tinggi dan sesuai
dengan hukum gravitasi.
Sistem yang begitu teratur dalam gerakan matahari, bulan, dan bumi ini
membuat manusia mampu menentukan waktu, penanggalan, mengetahui kapan
terjadi gerhana bulan dan matahari bertahun-tahun sebelum itu terjadi.47
45 Haliday, Resnick, Wallker, Fisika Dasar, (Jakarta: Erlangga, 2010), h.77 46 Ayat Al-Qur’an Surat Ar-Rahman ayat ke 5 47 Ghalib Muhammad Raja Az-Za’arir, Rahasia dan Keajaiban Langit, (Jakarta: Darus
Sunnah Press, Cetakan 1, 2014), h.306-307
26
Gambar 2. 2 Gerhana Matahari dan Gerhana Bulan
https://images.app.goo.gl/7f1FAPW9enWeF5qM9
Berjalannya waktu yang terus menerus, dengan terjadinya malam dan
siang yang tidak pernah absen: dan bahkan keduanya selalu saling bergantian,
Allah Ta’ala berfirman:
“Dia menetapkan malam kepada siang yang mengikutinya dengan cepat.”48
(QS. Al-A’raf: 54)
Al-Qur’an menggambarkan gerakan itu dengan kecepatan dan ketepatan;
karena pergantian malam dan siang terjadi disebabkan gerakan bumi dan
matahari yang cepat. Malam disebut lebih dulu sebelum siang; karena siang
adalah satu hal yang baru masuk menembus kegelapan langit, sedangkan
kegelapan (malam) adalah kondisi asalnya, adapun siang terjadi karena
terpancarnya cahaya matahari di udara bumi yang berputar pada porosnya dan
membuatnya terkena pancaran cahaya matahari.49
1) Perpindahan Sudut
Perpindahan sudut adalah posisi sudut benda yang bergerak secara melingkar
dalam selang waktu tertentu.50 Ada tiga cara menghitung sudut cara pertama
menghitung sudut dalam derajat (°). Satu lingkaran penuh sama dengan 360°. Cara
kedua adalah mengukur sudut dalam putaran. Satu lingkaran penuh sama dengan
satu putaran. Dengan demikian, satu putaran sama dengan 360°. Cara ketiga adalah
48 Ayat Al-Qur’an Surat Al-A’raf ayat ke 54 49 Az-Za’arir, op. cit. h.304 50 Haliday, op. cit. h.265
27
radian. Radian adalah satuan Sistem Internasional (SI) untuk perpindahan sudut.
Berikut ini konversi sudut yang perlu diketahui:51
2𝜋 𝑟𝑎𝑑𝑖𝑎𝑛 = 360° = 1 𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛
1 𝑟𝑎𝑑 =360°
2𝜋=
1
2𝜋 (𝑝𝑢𝑡𝑎𝑟𝑎𝑛)
1° =2𝜋 𝑟𝑎𝑑
360°
Pesan (رسالة)
Allah Ta’ala berfirman:
“Demi langit yang mempunyai jalan-jalan.”52
(QS. Adz-Dzariyat:7)
2) Frekuensi dan Periode
Frekuensi adalah banyaknya putaran selama satu sekon. Satuan Internasional
untuk frekuensi yaitu hertz (Hz).53 Periode didefinisikan sebagai waktu yang
diperlukan oleh partikel untuk mengelilingi lintasan tertutup satu kali. Satuan
Internasional untuk periode adalah sekon (s). Rumus:54
𝑓 =𝑛
𝑡
𝑇 =𝑡
𝑛𝑎𝑡𝑎𝑢 𝑇 =
1
𝑓
Keterangan:
n : banyaknya putaran
t : selang waktu (s)
f : frekuensi (Hz)
51 Haliday, op. cit. h.265 52 Ayat Al-Qur’an Surat Adz-Dzariyat ayat ke 7 53 Ishaq, op. cit. h. 93 54 Douglas, op. cit. h.134
28
T : periode (s)
Pesan (رسالة)
Allah ta’ala berfirman:
“Dan Dia menciptakan segala sesuatu, lalu menetapkan ukuran-ukurannya
dengan tepat” 55
(QS. Al-Furqan : 2)
3) Kecepatan Sudut
Kecepatan Sudut didefinisikan sebagai besarnya perubahan sudut (∆𝜃) dalam
selang waktu (∆𝑡) tertentu.56
Gambar 2. 3 Kecepatan Sudut57
𝜔 =𝑝𝑒𝑟𝑢𝑏𝑎ℎ𝑎𝑛 𝑠𝑢𝑑𝑢𝑡
𝑠𝑒𝑙𝑎𝑛𝑔 𝑤𝑎𝑘𝑡𝑢
55 Ayat Al-Qur’an Surat Al-Furqan ayat ke 2 56 Haliday, op. cit. h.269 57 Ishaq, op. cit. h. 95.
29
Rumus:
𝜔 =∆𝜃
∆𝑡
𝜔 =2𝜋
𝑇
𝜔 = 2𝜋𝑓
Keterangan:
f
T
𝜔
: frekuensi (Hz)
: periode (s)
: kecepatan sudut (rad/s)
Pesan (رسالة)
Rasulullah Saw, pernah bersabda:
“Timbangan paling berat dari apa yang diletakkan di atas neraca Hari Kiamat
kelak, adalah takwa kepada Allah dan akhlak yang baik.58
(Abu Daud dan Tirmidzi)
4) Percepatan Sudut
Percepatan Sudut didefinisikan sebagai besarnya perubahan kecepatan sudut
(∆𝜔) dalam selang waktu (∆𝑡) tertentu.59 Dalam gerak melingkar beraturan
percepatan sudutnya adalah nol.60 Rumus:
𝛼 =∆𝜔
∆𝑡
𝛼 = 𝜔2
Keterangan:
58 Abdurahman Al Jawi, “Hamba yang dicintai Allah adalah hamba yang paling baik
akhlaknya”. h.2 diakses https://saidnazulfiqar.files.wordpress.com/2014/10/hadits-akhlak.pdf
tanggal 1 Maret 2020 59 Haliday, op. cit. h.77 60 Ishaq, op. cit. h. 99
30
𝛼
∆𝜔
∆𝑡
: percepatan sudut
: perubahan kecepatan sudut (rad/s)
: perubahan wwaktu (s)
Pesan (رسالة)
“Mukmin yang paling afdhal adalah yang paling baik akhlaknya.61
(HR. Ibnu Majah, Al Hakim dari Ibnu Umar)
b. Hubungan Besaran Gerak Lurus dengan Gerak Melingkar Beraturan
Dalam gerak lurus terdapat tiga besaran penting selain waktu (t), yakni jarak
(s), kecepatan (v), dan percepatan (a). Dalam gerak melingkar terdapat besaran yang
sebanding dengan besaran tersebut yaitu sudut (𝜃), kecepatan sudut(𝜔), dan
percepatan sudut (𝛼). Hubungan setiap besaran ini akan kita lihat sebagai berikut:
1) Perpindahan linear dan perpindahan sudut
Perpindahan adalah perubahan posisi suatu benda dalam selang waktu tertentu.
Perpindahan sudut adalah sudut yang disapu oleh sebuah garis radial mulai dari
posisi awal garis 𝜃0 ke posisi akhir garis 𝜃.62
Gambar 2. 4 Perpindahan Sudut
https://images.app.goo.gl/uQPCCpfZtxVmW3qW9
61 Al Jawi, op. cit. h.15 62 Haliday, op. cit. h.263
31
Perpindahan Linear adalah perpindahan letak (perubahan tempat) suatu titik
yaitu jarak dari letak awal dan akhir titik yang berada dalam lingkaran tersebut.63
Perpindahan sudut adalah posisi sudut benda yang bergerak secara melingkar
dalam selang waktu tertentu. Hubungan antara perpindan liniear dengan
perpindahan sudut dinyatakan dengan rumus:64
𝑠 = 𝜃 𝑟
Keterangan:
𝑠 : jarak (m)
𝜃 : posisi sudut (rad)
𝑟 : jari-jari (m)
Taddabur
Peredaran Matahari
“Dan Matahari berjalan di tempat peredarannya. Demikianlah ketetapan
(Allah) Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui.”65 (QS. Yasin : 38)
Kata الجري (Al-Jaryu) artinya berjalan cepat. Ayat suci di atas
mengisyaratkan tentang cepatnya pergerakan matahari dan betapa mudahnya
gerakan tersebut.diperkirakan kecepatan matahari mencapai 220 km perdetik,
dan matahari merupakan salah satu dari bintang-bintang di langit. Matahari,
bumi, bulan, dan seluruh planet serta benda-benda langit lainnya, beredar di
angkasa dalam kecepatan yang telah ditentukan, menuju arah yang telah
ditentukan pula, dan ayat yang menceritakan bahwa matahari berjalan pada
garis edarnya, maka para ilmmuwan belum bisa mengungkapkan fakta ini
kecuali pada abad yang lalu. Matahari tidak mungkin mendahului bulan;
karena keduanya berjalan pada garis edarnya yang sejajar. karena semua ini
menunjukkan kekuasaan Allah Ta’ala dan ilmu serta keperkasaan-Nya; maka
63 Haliday, op. cit. h.269 64 Haliday, op. cit. h.298 65 Ayat Al-Qur’an Surat Yasiin ayat ke 38
32
ayat ini ditutup dengan firman Allah Ta’ala “Demikianlah ketetapan (Allah)
Yang Maha Perkasa, Maha Mengetahui.” (QS. Yasin : 38)66
“Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malampun tidak
dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya”67
(QS. Yasiin : 40)
Bumi termasuk planet yang berada dalam tata surya. Bumi memiliki dua
gerakan dalam satu waktu; gerakan pertama adalah rotasinya pada porosnya
yang berlangsung satu kali 24 jam dengan kecepatan 1000 km perjam, dengan
arah yang berlawanan jarum jam yakni barat ke timur karena itu terjadi siang
dan malam; geraka kedua yaitu perputarannya mmengelilingi matahari yang
membutuhkan waktu 365 hari dengan ke-cepatan 29,8 km perdetik atau setara
dengan 1000 km perjam. Karena perputaran ini terjadi empat musim dalam
setahun”.68
2) Kecepatan linear dan percepatan sudut
Kecepatan linier gerak suatu benda dengan percepatan konstan. Kecepatan
linier merupakan hasil bagi panjang lintasan linier yang ditempuh benda dengan
selang aktu tempunya.69 Kecepatan Sudut didefinisikan sebagai besarnya
perubahan sudut (∆𝜃) dalam selang waktu (∆𝑡) tertentu. Hubungan kecepatan linear
dengan kecepatan sudut dinyatakan dengan rumus:70
𝑣 =𝑑𝑠
𝑑𝑡= 𝑟
𝑑𝜃
𝑑𝑡
𝑣 = 𝑟 𝜔
Keterangan:
v : kecepatan linear (m/s)
66 Az-Za’arir, op. cit. h.315-316 67 Ayat Al-Qur’an Surat Yasiin ayat ke 40 68 Az-Za’arir, op. cit. h.277 69 Douglas, op. cit. h.134 70 Haliday, op. cit. h.269
33
r : jari-jari (m)
𝜔 : kecepatan sudut (rad/s)
3) Percepatan linear dan percepatan sudut
Percepatan Linear adalah besarnya perubahan kecepatan linear partikel
tersebut dalam selang waktu ∆t selama bergerak.71 Percepatan Sudut didefinisikan
sebagai besarnya perubahan kecepatan sudut (∆𝜔) dalam selang waktu (∆𝑡)
tertentu.72
Hubungan percepatan linear dengan percepattan sudut dinyatakan dengan
rumus :73
𝑎 =𝑑𝑣
𝑑𝑡= 𝑟
∆𝜔
∆𝑡
𝑎 = 𝑟 𝛼
Keterangan:
a : percepatan linear (m/𝑠2)
r : jari-jari (m)
𝛼 : percepatan sudut (rad/𝑠2)
4) Percepatan sentripetal
Percepatan Sentripetal adalah percepatan yang aranya menuju pusat lingkaran.
Percepatan sentripetal diakibatkan perubahan arah kecepatan.74 Rumus:
𝑎𝑠 =|∆𝑣|
∆𝑡
𝑎𝑠 =𝑣2
𝑟
∆𝑡
∆𝑡
𝑎𝑠 =𝑣2
𝑟
Keterangan:
71 Haliday, op. cit. h.270 72 Haliday, op. cit. h.264 73 Haliday, op. cit. h.270 74 Ishaq, op. cit. h.100
34
𝑎𝑠
∆𝑣
∆𝑡
v
r
: percepatan sentripetal (m/𝑠2)
: perubahan kecepatan linear (m/s)
: perubahan waktu (s)
: kecepatan linear (m/s)
: jari-jari (m)
Pesan (رسالة)
“iman yang paling utama ialah kesabaran dan sikap toleransi”75
(HR. Ad-Dailani)
c. Hubungan Roda-roda dalam Gerak Melingkar Beraturan
Pada bagian dalam dari jam tangan, khususnya jam tangan yang masih
menggunakan mesin mekanik terdapat roda-roda bergerigi yang saling
berhubungan.76
Gambar 2. 5 Aplikasi Roda-roda Berhubungan
https://images.app.goo.gl/g5ARarxcKkRmyDUh6
Hubungan pada roda-roda yang melakukan gerak melingkar dibagi menjadi
3, yaitu:
75 Al Jawi, op. cit. h.18 76 Ishaq, op. cit. h.103
35
1) Dua roda yang dihubungkan sepusat
Jika dua roda dihubungkan dengan pusat lingkarn yang sama. Kecepatan
sudut kedua roda adalah sama. Dinyatakan dengan rumus:77
𝜔1 = 𝜔2
𝑣1
𝑅1=
𝑣2
𝑅2
Keterangan:
𝑅1 : jari-jari roda 1 (m)
𝑅2 : jari-jari roda 2 (m)
𝜔1 : kecepatan sudut roda 1 (rad/s)
𝜔2 : kecepatan sudut roda (rad/s)
𝑣1 : kecepatan linear roda 1 (m/s)
𝑣2 : kecepatan linear roda 2 (m/s)
Gambar 2. 6 Dua Roda Dihubungkan Sepusat
2) Dua roda yang dihubungkan bersinggungan
Jika terdapat dua roda berbentuk lingkaran berjari-jari R1 dan R2 dihubungkan
bersinggungan, maka jika berputar kecepatan linear kedua roda akan sama.
Kecepatan linear kedua roda adalah sama. Rumus:78
𝑣1 = 𝑣2
𝜔1𝑟1 = 𝜔2𝑟2
Keterangan:
𝑅1 : jari-jari roda 1 (m)
𝑅2 : jari-jari roda 2 (m)
77 Ishaq, op. cit. h.103-104 78 Ishaq, op. cit. h.104
36
𝜔1 : kecepatan sudut roda 1 (rad/s)
𝜔2 : kecepatan sudut roda (rad/s)
𝑣1 : kecepatan linear roda 1 (m/s)
𝑣2 : kecepatan linear roda 2 (m/s)
Gambar 2. 7 Dua Roda Bersinggungan
Pesan (رسالة)
“Sebarkanlah salam, maka kalian akan selamat.”79
(HR. Bukhari, Abu Daud, Al Baihaqi dari Al Barra’)
Taddabur
Waktu yang ditentukan bagi matahari dan bulan
“Dia menundukkan matahari dan bulan; masing-masing beredar menurut
waktu yang telah ditentukan. Dia mengatur urusan (makhluk-Nya), dan
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya), agar kamu yakin akan pertemuan
dengan Tuhanmu.”80 (Qs. Ar-Ra’d : 2)
79 Al Jawi, op. cit. h.42 80 Ayat Al-Qur’an Surat Ar-Ra’d ayat ke 2
37
Gambar 2. 8 Rotasi Bumi dan Bulan
https://images.app.goo.gl/cBDNJA85meGYTLM9A
Kata التسخير (At-Taksir) sama dengan التذليل (At-Tadzlil) dan لتوظعةا (At-
Tauzhi’ah) yang berarti menundukkan. kata المسخر (Al-Musakhkhar) artinya
yang ditunddukan atau disiapkan; karena ia dapat berjalan sendiri tanpa harus
merepotkan orang yang mendudukannya dalam hal-hal yang dibutuhkannya,
seperti taskhiir atau menundukkan api untuk memanaskan, air untuk mengalir,
dan kuda untuk ditunggangi.
Masing-masing dari matahari dan bulan itu berjalan dan beredar dengan
mudah sampai waktu yang telah ditentukan, yakni saat kehancuran dunia dan
terjadinya kiamat. Seperti pendapat yang pertama; karena lafazh اجل (Ajal)
yang disebutkan di dalam ayat menunjukkan masa atau batas akhir dari suatu
dan masa akhir dari kehidupan seorang manusia juga disebut ajal. Ajal dari
matahari bisa jadi sebagaimana yang dikatakan oleh ahli astronomi: bahwa
matahari membakar bahan bakarnya yang berupa materi hidrogen sehingga
berubah menjadi helium, dan ajal dari matahari akan menjadi malapetaka bagi
alam semesta.
Terdapat beberapa teori yang mengatakan bahwa panas matahari akan
bertambah ketika semakin menua, sehingga air laut dan samudra akan
menguap, dan lapisan udara yang mengeilingi bumi juga akan tercerai-berai.
Dengan kemungkinan yang dimiliki oleh pendapat-pendapat dan teori ini, akan
tetapi sesunggunya Allah Maha Kuasa untuk memusnahkan matahari dan
lainnya tanpa sebab apapun.81
81 Az-Za’arir, op. cit. h. 318-319
38
“dan berapa banyak tanda-tanda (kebesaran Allah) di langit dan di bumi yang
mereka lalui, namun mereka berpaling darinya” (QS. Yusuf :105)
Tidak heran sama sekali bila mereka tidak memikirkan dalil-dalil tentang
kenabianmu, karena sesungguhnya alam juga penuh dengan dalil-dalil tentang
keesaan Allah, tentang kekuasaan dan kebijaksanaan-Nya, akan tetapi mereka
hanya melewati tanpa menoleh kepadanya.
3) Dua roda yang dihubungkan dengan tali
Jika terdapat dua roda berbentuk lingkaran berjari-jari R1 dan R2 dihubungkan
bersinggungan, maka jika berputar kecepatan linear kedua roda akan sama.
Kecepatan linear kedua roda adalah sama. Dinyatakan dengan rumus:82
𝑣1 = 𝑣2
𝜔1𝑟1 = 𝜔2𝑟2
Keterangan:
𝑅1 : jari-jari roda 1 (m)
𝑅2 : jari-jari roda 2 (m)
𝜔1 : kecepatan sudut roda 1 (rad/s)
𝜔2 : kecepatan sudut roda (rad/s)
𝑣1 : kecepatan linear roda 1 (m/s)
𝑣2 : kecepatan linear roda 2 (m/s)
Gambar 2. 9 Dua Roda Dihubungkan dengan Tali
82 Ishaq, op. cit. h.105
39
Pesan (رسالة)
“Sebarkanlah salam supaya derajat kalian menjadi tinggi.”83
(HR. Thabrani dari Abu Darda’)
B. Hasil Penelitian yang Relevan
Beberapa hasil penelitian yang relevan dengan penelitian yang akan
dilakukan adalah:
1. R. Diani, G.C Kesuma, N. Diana, Yuberti, R.D Anggraini, D. Fujiani, dalam
jurnalnya yang berjudul “The development of physic module with the scientific
Approach based on islamic literacy”, menginformasikan bahwa modul yang
dikembangkan sesuai untuk digunakan dari persentase respon rata-rata dari
pendidik dan siswa adalah 87%, 91% (pengujian lapangan kelompok kecil), dan
90% (pengujian lapangan) yang menyatakan bahwa modul berada dalam
kategori sangat menarik.84
2. Puji Iman Nursuhud, Danis, alif Oktavia, Aji Kurniawan, Insih Wulilujeng,
Jumadi, dan heru Kuswanto, dalam jrunalnya yang berjudul Multimedia
learning modules development based on android assisted in light diffraction
concept, menginformasikan bahwa hasil evaluasi oleh ahli validator
menunjukkan bahwa alat pembelajaran yang dikembangkan termasuk Rencana
Implementasi Pelajaran (RPP), difraksi cahaya degan modul pembelajaran
multimedia (MLM), dan lembar penilaian kemampuan matematika dan verbal
dikategorikan baik sehingga mereka cocok untuk digunakan dalam kegiatan
belajar.85
83 Al Jawi, op. cit. h,42 84 R. Diani, G.C Kesuma, N. Diana, Yuberti, R.D Anggraini, D. Fujiani. “The development
of physic module with the scientific Approach based on islamic literacy”, (Iop Conf. Series: Journal
of Physics: Conf. Series 1155, 2019), h.11 85 Puji Oman Nurshud, Dani Alif ktavia, Mas Aji Kurniawan, Insih Wilujeng, Jumadi, and
Heru Kuswanto. ‘Multimedia Learning Development based on Android Assistef in Concept”. (IOP
Conf. Series: Journal of Physic: Conf. Series1233, 2019) h.9
40
3. Tamman Firdaus Muqarrabin, Heru Kuswanto,dalam jurnalnya yang berjudul
Development of an android-based physic e-book to ease students’ physics
learning and its influence on their learning achievement, menginformasikan
bahwa siswa lebih condong untuk memilih media pembelajaran e-book fisika
berbasis Android sebagai media pembelajaran yang dapat membuatnya lebih
mudah bagi mereka untuk belajar86.
4. S.R. Hakim, R. Kustijono, E. Wiwin, dalam jurnalnya yang berjudul “The use
of android-based teaching materials in physics learning process at vocational
high school”, menginformasikan bahwa proses pembelajaran fisika
menggunakan bahan ajar digital berbasis Android efektif dengan skor
penguasaan siswa 70 individu dan secara klasik (85 ± 6). tanggapan siswa
terhadap pembelajaran fisika menggunakan bahan ajar berbasis digital Android
sangat baik dengan persentase efektivitas 85%. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa bahan ajar digital berbasis Android efektif digunakan dalam proses
pembelajaran Fisika di sekolah kejuruan87
5. Aprilliana Widyasari, Sukarmin, Sarwanto, dalam jurnalnya yang berjudul
“Pengembangan Modul Fisika Kontekstual pada Materi Usaha, energy, dan
Daya untyuk Pserta Didik Kelas X SMK Harapan Kartasura”,
menginformasikan bahwa modul efektif dalam meningkatkan nilai kognitif
siswa, hal ini terlihat dari perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah
diterapkan modul sebesar 0,4498 dan memiliki kategori “Sedang”.88
6. Irwandani, Sri Latifa, Ardian Asyhari, Muzannur, Widayanti, dalam jurnalnya
yang berjudul “Modul Digital Interaktif Berbasis Articulate Studio’13:
Pengembangan pada Materi Gerak Melingkar Kelas X”, menginformasikan
bahwa persentase yang diperoleh dari ahli materi fisika sebesar 84,67%, dari
ahli media pembelajaran sebesar 85,56%, dari kepraktisan sebesar 84,1%,
86 Tamman Firdaus Muqarrabin, Heru Kuswanto. “Development of an android-based physic
e-book to ease students’ physics learning and its influence on their learning achievement”.
(American Journal of Engineering Research, Vol. 5, Issue-10, 2016). h.229 87 Hakim, op. cit. h.6 88 Widyasari, op. cit. h.133
41
dengan uji skala kecil 84,4% dan uji skala besar 85%, kesimpulannya modul
digital dapat digunakan sebagai modul.89
7. Jerry Roby Meilana, I Dewa Putu Nyeneng, dan Wayan Suana dalam jurnalnya
yang berjudul “Pengembangan Modul Mobile Learning Berbasis Android pada
Materi Fluida Statis”, menginformasikan bahwa kualitas dari produk
pengembangan sangat menarik, mudah, bermanfaat untuk digunakan sebagai
suplemen pembelajaran, smartphone mempermudah pendidikan di Indonesia
untuk menjalankan program pembelajaran online atupun offline itu sendiri.
Penggunaannya yang mudah dan tidak menyulitkan siswa akan menambah
daya tarik dan keingintahuan siswa untuk mengenal tentang m-Learning
berbasis android.90
8. Faiz Hamzah, dalam jurnalnya yang berjudul “Studi Pengembangan Modul
Pembelajaran IPA Berbasis Integrasi Islam – Sains pada Pokok Bahasan
Siistem Reproduksi Kelas IX Madrasah Tsanawiyah”, menginformasikan
penggunaan modul berbasis integrasi islam memiliki tingkat efektif dan
kemenarikan tinggi dengan rata-rata penilaian siswa mencapai 93,55%, dan
rata-rata hasil belajar pada tes akhir mencapai 82,22 dimana terdapat
peningkatan sebesar 18,59 setelah belajar menggunakan modul ini.91
9. Ahmad Khoiri, Qori Agussuryani, dan Puji Hartini, dalam jurnalnya yang
berjudul “Penumbuhan Karakter Islami melalui Pembelajaran Fisika Berbasis
Integrasi Sains-Islam”, menginformasikan bahwa penerapan pembelajaran
berbasis integrasi sains-islami dapat meningkatkan hasil belajar, sikap religius
dan sikap sosial. Dari data siswa dengan prosentase ketuntasan belajar sebesar
74 menjadi 90, sikap religius meningkat dari 72 menjadi 79, serta sikap sosial
meningkat dari 67 menjadi 76.92
10. Asmaul Husna, M. Hasan, Mustafa, Muhammad Syukri, Yusrizal, Keefektifan
modul dilihat dari hasil tes siswa, data pre-tes dan pos-tes peserta didik
mengalami peningkatan dari 27,07 menjadi 76,21 dengan skor rata-rata N-gain
89 Irwandani, op. cit. h.221 90 Meilana, op. cit. h.1-2 91 Hamzah, op. cit. h.51 92 Khoiri, op. cit. h.31
42
0,67 pada kategori sedang. Hal ini menunjukkan bahwa hasil belajar peserta
didik setelah menggunakan modul berbasis integrasi islam-sains dapat
dikatakan efektif. Dari 29 siswa menunjukkan bahwa tanggapan peserta didik
terhadap modul sains-islam sangat setuju atau sangat positif dengan rata-rata
83,73%, berarti modul yang telah dikembangkan sangat menarik bagi siswa.93
C. Kerangka Berpikir
Pembelajaran adalah suatau proses rangkaian kegiatan yang dilakukan oleh
pendidik dan siswa yang difasilitasi dengan penggunaan model pembelajaran dan
media pembelajaran untuk meningkatkan kemampuan hasil belajar siswa.
Pembelajaran yang efektif harus direncanakan dengan baik sehingga dapat memberi
timbal balik bagi pelaksana pembelajaran. Dalam proses pembelajaran siswa perlu
terlibat aktif sehingga kemampuan hasil belajar siswa akan meningkat. Melalui
peningkatan hasil belajar siswa dapat mengetahui kemajuan yang telah dicapainya
dalam belajar. Pendidik sebagai fasilitator dalam pembelajaran berusaha
berinteraksi dengan siswa melalui penggunaan model dan media pembelajaran yang
dapat mempengaruhi dan meningkatkan hasil belajar siswa.
Model pembelajaran yang berpusat pada pendidik atau teacher center sangat
kurang berpengaruh dalam peningkatan hasil belajar siswa. Pendidik perlu
menggunakan model pembelajaran yang sesuai agar dapat meningkatkan hasil
belajar siswa. Dalam kasus ini peneliti ingin menggunakan media pembelajaran
berupa modul digital terintegrasi nilai keislaman pada konsep gerak melingkar
beraturan.
Modul digital terintegrasi nilai keislaman ini diharapkan dapat menjadi solusi
dari permasalahan yang terjadi pada pembelajaran fisika dan dapat memberikan
pengalaman baru terhadap proses pembelajaran yang dapat memaksimalkan
pemahaman siswa terhadap konsep gerak melingkar. Sesuai dengan penjelasan
diatas, maka dapat digambarkan kerangka berpikir sebagai berikut:
93 Husna, op. cit. h.60-62
43
Gambar 2. 10 Kerangka Berpikir
D. Hipotesis Penelitian
Berdasarkan teori-teori dan kerangka berpikir yang telah dikemukakan, maka
dapat dirumuskan hipotesis penelitian, yaitu: “Penggunaan modul digital
terintegrasi nilai keisalaman berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep
gerak melingkar beraturan”.
44
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Tempat dan Waktu Penelitian
Kegiatan penelitian dilaksanakan di SMK Patriot N usantara yang berlokasi
di Jl. Sekolah No. 26-27 Kamal, Kalideres, Jakarta Barat, 11810. Penelitian ini
berlangsung selama sebulan, untuk pengambilan data dilakukan selama empat
minggu dari tanggal 17 Maret sampai dengan 11 April 2020 pada semester genap
tahun ajaran 2019/2020.
B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan di dalam penelitian ini yaitu menggunakan metode
kuasi eksperimen (Quasi Experimental Desain). Metode quasi experimental
(eksperimen semu) merupakan sebuah metode yang bertujuan untuk mencari
sebuah pengaruh dari sebuah treatment (perlakuan) yang diberikan terhadap sebuah
populasi atau sampel, desain ini mempunyai kelas kontrol tetapi tidak dapat
berfungsi sepenuhnya untuk mengontrol variabel-variabel luar yang mempengaruhi
pelaksanaan eksperimen.1
C. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan pendekatan kuantitatif dengan metode
quasi experimental (eksperimen semu). desain nonequivalent control group design.
Desain ini terdapat dua kelas (kelas eksperimen dan kelas kontrol) yang tidak dipilih
secara-acak.2
Kedua kelas yang digunakan pada pelaksanaan penelitian ini diberikan
perlakuan yang berbeda. Kelas pertama diberikan perlakuan dengan modul digital
terintegrasi nilai keislaman sebagai kelas eksperimen sedangkan kelas kedua
dijadikan kelas kontrol dengan model pembelajaran konvensional dengan buku
1 Sugiyono, Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R&D, (Bandung: Alfabeta, 2011),
h.77 2 Ibid., h.79
45
sesuai dengan yang biasa digunakan guru disekolah tempat penelitian berlangsung.
Kedua kelas tersebut akan diberikan tes awal (pretest) sebelum dilakukan perlakuan
dan tes akhir (posttest) setelah dilakukan perlakuan dan hasil dari kedua kelas
tersebut dibandingkan oleh peneliti. Desain penelitian ini dapat dilihat dalam
rancangan sebagai berikut:3
Tabel 3.1 Desain Penelitian
Kelas Pretest Perlakuan Posttest
Eksperimen O1 X1 O2
Kontrol O1 X2 O2
Keterangan:
X1 : Pembelajaran berdasarkan modul digital terintegrasi nilai
keislaman
X2 : Pembelajaran konvensional dengan buku yang biasa digunakan
sekolah
O1 : Test awal (Pretest) sebelum diberikan perlakuan
O2 : Test akhir (Posttest) sesudah diberikan perlakuan
D. Variabel Penelitian
Variabel penelitian yaitu suatu atribut yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.4
Dalam penelitian ini terdapat dua variabel, yaitu variabel bebas (Independent) dan
variabel terikat (Dependent). Variabel bebas dan variabel terikat dalam penelitian
ini adalah:
1. Variabel Bebas (Independent), yaitu Modul digital terintegrasi nilai keislaman.
2. Variabel Terikat (Dependent), yaitu Hasil belajar siswa pada konsep gerak
melingkar beraturan.
3 Ibid. 4 Ibid., h.38
46
E. Populasi dan Sampel
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.5 Populasi pada penelitian ini
adalah seluruh siswa kelas X-A Teknik Komputer Jaringan dan X-E Teknik
Komputer Jaringan di SMK Patriot Nusantara tahun ajaran 2019/2020. Sampel
adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.6 Sampel dalam penelitian ini
adalah 27 siswa kelas X-E Teknik Komputer Jaringan sebagai kelas eksperimen
dan 27 siswa kelas X-A Teknik Komputer Jaringan sebagai kelas kontrol. Teknik
pemilihan sampel yang akan digunakan pada penelitian ini adalah purposive
sampling, yaitu penarikan sampel yang dilakukan dengan pertimbangan tertentu.7
F. Teknik Pengumpulan Data
Dalam penelitian ini, pengumpulan data dilakukan yaitu tahap pertama
dengan melakukan wawancara dengan guru fisika di SMK Patriot Nusantara untuk
mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan dan hasil belajar siswa serta
validasi instrument soal pada kelas XI TKJ. Pada tahap kedua sebelum
pembelajaran memberikan tes pretest dan posttest setelah selesai pembelajaran
pada kelompok eksperimen dan kontrol. Tahapan ketiga memberikan angket respon
siswa untuk mengetahui respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan modul
digital terintegrasi nilai keislaman pada konsep gerak melingkar beraturan.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah salah satu alat yang digunakan mengukur
fenomena alam maupun social yang dialami.8 Ada dua instrument dalam penelitian
ini, yaitu instrument tes dan nontes.
1. Instrumen Tes
Instrumen yang akan digunakan dalam penelitian adalah instrumen tes.
Instrumen tes dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda yang bertujuan untuk
5 Nana Syaodih Sukmadinata. Metode Penelitian Pnedidikan. (Bandung: Remaja
Rosdakarya, 2010). h. 250 6Ibid. 7 Sugiyono. op. cit., h. 218-219 8 Sugiyono, op Cit., h. 102
47
mengukur hasil belajar siswa yang memenuhi indikator tes, yaitu mengetahui (C1),
memahami (C2), menerapkan (C3), dan menganalisis (C4). Instrumen yang
digunakan dalam penelitian ini berupa soal pilihan ganda yang terdiri atas 39 soal
dan diberikan kepada siswa. Kisi-kisi instrument tes pada penelitian ini terdapat
pada Tabel 3.2 sebagai berikut:
Table 3.2 Kisi-kisi Instrumen Tes
Konsep
(Sub
Konsep)
Indikator
Aspek Kognitif Jumlah
Soal C1 C2 C3 C4
Besaran-
besaran
dalam
gerak
melingkar
beraturan
Mengetahui konsep gerak
melingkar beraturan dan
besaran-besaran dalam
gerak melingkar beraturan
1, 5,
6, 7,
14
5
Memahami konsep gerak
melingkar beraturan dan
besaran-besaran dalam
gerak melingkar beraturan
2, 12 2
Menerapkan persamaan
besaran-besaran dalam
gerak melingkar beraturan
dalam kehidupan sehari-
hari
3, 4,
8, 9,
10
11,
13,
15
8
Hubungan
besaran
gerak
lurus
dengan
besaran
gerak
melingkar
beraturan
Mengetahui konsep
hubungan besaran gerak
lurus dengan besaran
gerak melingkar beraturan
17,
19,
23,
27
4
Memahami konsep
hubungan besaran gerak
lurus dengan besaran
gerak melingkar beraturan
16,
20,
21,
3
Menerapkan persamaan
hubungan besaran gerak
lurus dengan besaran
gerak melingkar beraturan
dalam kehidupan sehari-
hari
24,
25
18,
22
26 5
48
Hubungan
roda-roda
dalam
gerak
melingkar
beraturan
Mengetahui konsep
hubungan roda-roda
dalam besaran gerak
melingkar beraturan
34,
35,
39
3
Memahami konsep
hubungan roda-roda
dalam besaran gerak
melingkar beraturan
36 1
Menerapkan persamaan
hubungan roda-roda
dalam besaran gerak
melingkar beraturan
dalam kehidupan sehari-
hari
28,
30,
31,
32
29,
33,
37,
38,
8
Jumlah 12 13 9 5 39
Presentase Soal 31% 33% 23% 13% 100%
Jumlah soal yang valid dan digunakan dalam penelitian ini berjumlah 26 soal.
2. Instrument Nontes
Instrument nontes yang digunakan dalam penelitian ini berupa angket. Angket
merupakan Teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi
seperangkat pertanyaan tertulis kepada responden untuk dijawabnya.9 Tujuan
penggunaan angket dalam penelitian ini untuk mengetahui respon siswa terhadap
penggunaan modul digital terintegrasi nilai keislaman dalam pembelajaran fisika
konsep gerak melingkar beraturan. Angket yang digunakan adalah model skala
Likert, dimana siswa menjawab pertanyaan-pertanyaan dengan lima pilihan skala
yaitu STS (Sangat tidak setuju), TS (Tidak Setuju), RG (Ragu-ragu), S (Setuju), SS
(Sangat Setuju). Makna dari setiap data alternative jawaban pertanyaan angket
dapat dilihat pada Tabel 3.3 berikut:10
9 Sugiyono, Op Cit., h.142 10 Sugiyono, Op Cit., h.93
49
Tabel 3.3 Penskoran Alternatif Pertanyaan
Jawaban Nilai
Pertanyaan Positif Pertanyaan Negatif
Sangat Tidak Setuju (STS) 1 5
Tidak Setuju (TS) 2 4
Ragu-ragu (RG) 3 3
Setuju (S) 4 2
Sangat Setuju (SS) 5 1
Kisi-kisi instrument nontes dalam penelitian ini dapat dilihat pada Tabel 3.4
berikut:
Tabel 3.4 Kisi-kisi Nontes
No Indikator
Pernyataan tiap butir
soal Jumlah
Positif Negatif
1 Aspek Tampilan Modul Digital 6 - 6
2 Aspek Penyajian Materi Modul
Digtal
13 - 13
3 Aspek Manfaat Modul Digital 6 - 6
Total 25
H. Kalibrasi Instrumen Tes
Kalibrasi instrumen digunakan untuk mengetahui kualitas dan kelayakan
instrumen yang digunakan. Sebelum instrumen tes digunakan pada sampel, terlebih
dahulu diuji cobakan pada siswa yang sudah mempelajari konsep gerak melingkar
beraturan. Berikut uji coba yang dilakukan peneliti dengan bantuan Software anates
V4. Adapun hasil perhitungan pada setiap ujinya dapat dilihat pada lampiran B.
berikut adalah beberapa uji dalam kalibrasi instrument tes, diantaranya:
50
1. Validitas
Validitas lapangan dilakukan setelah pengujian konstruk oleh ahli dengan uji
coba instrument. Sebuah tes dikatakan valid apabila tes tersebut dapat mengukur
apa yang hendak diukur. Pengujian validitas yang digunakan dalam penelitian ini
adalah korelasi product moment dengan rumusan:11
𝑟𝑥𝑦 =𝑁 ∑ 𝑥𝑦−(∑ 𝑥)(∑ 𝑦)
√(𝑁 ∑ 𝑥2−(∑ 𝑥)2)((𝑁 ∑ 𝑦2−(∑ 𝑦)2) (3.1)
Keterangan:
rxy= Koefisien Korelasi antara variabel X dan variabel Y
N = Jumlah responden
X = Skor item
Y = Skor total
Interpretasi besarnya koefisien korelasi dan hasil uji validasi instrumen tes
dapat dilihat pada tabel tabel 3.5.12
Tabel 3.5 Interpretasi Validitas Butir Soal
Koefisien Korelasi Kriteria Validitas
0,81 ˂ rxy ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,61 ˂ rxy ≤ 0,80 Tinggi
0,41 ˂ rxy ≤ 0,60 Cukup
0,21 ˂ rxy ≤ 0,40 Rendah
0,00 ˂ rxy ≤ 0,20 Sangat Rendah
Hasil uji validitas instrumen tes dapat dilihat pada tabel 3.6.
Tabel 3.6 Hasil Uji Validitas Instrumen Tes
Statistik Butir Soal
Jumlah Soal 39
Jumlah Siswa 38
11 Suharsimi Arikunto, Dasar-dasar Evaluasi Penelitian, (Jakarta: Bumi Aksara, 2012), h.87 12 Ibid., h. 89
51
Statistik Butir Soal
Nomor Soal yang Valid 1, 4, 5, 7, 8, 9, 12, 13, 14, 15, 16, 17, 21, 22,
24, 25, 26, 27, 29, 30, 34, 35, 36, 37, 38, 39
Jumlah Soal yang Valid 26
Presentase Soal yang Valid 66,67%
Berdasarkan Tabel 3.6 terlihat bahwa dari 39 soal yang diujicobakan kepada
38 siswa, terdapat 26 soal yang valid, hal ini berarti terdapat 13 soal yang tidak
valid. Untuk persentase sooal yang valid sebesar 66,67% (Lampiran B.2.a).
2. Reliabilitas
Reliabilitas adalah ketepatan suatu tes apabila diteskan kepada subjek yang
sama, akan menghasilkan data yang sama.13 Artinya jika hasil tes tersebut dapat
memberikan hasil yang tetap maka tes tersebut dapat dikatakan mempunyai taraf
kepercayaan yang tinggi.14 Uji reliabilitas dapat dilakukan dengan cara menghitung
koefisien reliabilitas, rumus yang digunakan untuk mencari koefisien reliabilitas tes
uraian menggunakan rumus koefisien Alpha, yaitu:15
𝑟11 = (𝑛
(𝑛−1)) (
𝑆2−∑ 𝑝𝑞
𝑆2 ) (3.2)
Keterangan:
𝑟11 = Jumlah butir soal
N = banyaknya item
P = proporsi subjek yang menjawab item dengan benar
Q = proporsi subjek yang menjawab item dengan salah (q=1 – p)
∑ 𝑝𝑞 = jumlah hsil perkalian antara p dan q
S = standar deviasi dari tes (standar deviasi adalah akar varians)
13 Sugiyono, op. cit. h.121 14 Arikunto, op.cit., h. 100. 15 Arikunto, op.cit., h. 115
52
Kriteria penafsiran indeks reliabilitas dapat dilihat pada Tabel 3.7.16
Tabel 3.7 Kriteria Penafsiran Indeks Reliabilitas
Interval Koefisien Tingkat Hubungan
0,80 ˂ r11 ≤ 1,00 Sangat Tinggi
0,60 ˂ r11 ≤ 0,80 Tinggi
0,40 ˂ r11 ≤ 0.60 Cukup
0,20 ˂ r11 ≤ 0,40 Rendah
0,00 ˂ r11 ≤ 0,20 Sangat Rendah (Tidak Valid)
Berdasarkan perhitungan Anates V4, diperoleh bahwa nilai reliabilitas
instrument ini adalah 0,80, (Lampiran B.2.a) yang termasuk dalam kategori sangat
tinggi. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa instrument ini layak digunakan
dala penelitian.
3. Taraf Kesukaran
Soal yang baik adalah soal yang tidak terlalu mudah dan tidak terlalu sukar.17
Soal yang dibuat terlalu mudah tidak merangsang siswa untuk meningkatkan
kemampuan berpikirnya, sebaliknya soal yang terlalu sukar membuat siswa
menjadi putus asa dan tidak mempunyai semangat untuk mencoba lagi karena
terlalu jauh dari jangkauan kemampuan berpikirnya. Adapun persamaan untuk
menentukan tingkat kesukaran:18
𝑃 =𝐵
𝐽𝑠 (3.3)
Keterangan:
P = Indeks Kesukaran
B = Banyaknya siswa yang menjawab soal benar
Js = Jumlah seluruh peserta tes
Klasifikasi yang lebih rinci mengenai nilai-nilai tingkat kesukaran dapat
dilihat pada Tabel 3.8 berikut:19
16 Arikunto, op.cit., h. 89. 17 Arikunto, op.cit., h. 223. 18 Arikunto, op. cit. h. 223. 19 Arikunto, op. cit. h. 225.
53
Tabel 3.8 Klasifikasi Indeks Kesukaran
No Rentang Nilai Kriteria
1 0,00 – 0,30 Sukar
2 0,30 – 0,70 Sedang
3 0,70 – 1,00 Mudah
Berikut kriteria tingkat kesukaran butir soal berdasarkan hasil analisis pada
39 soal yang diuji cobakan, diperoleh hasil analisis tingkat kesukaran butir soal
pada Tabel 3.9.
Table 3.9 Hasil Taraf Kesukaran Instrumen Tes
Tingkat kesukaran Butir Soal
Jumlah Soal Persentase
Mudah 7 18%
Sedang 23 59%
Sukar 9 23%
Jumlah 39 100%
Berdasarkan Tabel 3.9, terlihat bahwa 39 soal yang diujicobakan, terdapat
soal yang tergolong mudah sebanyak 18%, soal tergolong sedang sebanyak 59%
dan soal yang tergolong sukar sebanyak 23% dari jumlah keseluruhan soal
(Lampiran B.2.a).
4. Daya Pembeda
Daya Pembeda merupakan kemampuan suatu soal untuk membedakan antara
siswa yang berkemampuan tinggi dengan siswa yang berkemampuan rendah.20
Untuk menghitung daya pembeda dapat ditentukan dengan persamaan berikut.21
𝐷 =𝐵𝐴
𝐽𝐴=
𝐵𝐵
𝐽𝐵= 𝑃𝐴 − 𝑃𝐵 (3.4)
Keterangan:
D = Indeks daya pembeda
20 Arikunto, op. cit. h. 226. 21 Arikunto, op. cit. h. 228.
54
PA = Proporsi peserta kelompok atas yang menjawab benar
PB = Proporsi peserta kelompok bawah yang menjawab benar
JA= Proporsi peserta kelompok atas
JB = Proporsi peserta kelompok bawah
Adapun kriteria daya pembeda suatu butir soal didasarkan pada klasifikasi
yang dapat dilihat pada tabel 3.10.22
Tabel 3.10 Klasifikasi Daya Pembeda
Daya Pembeda Klasifikasi
Negative Drop
0,00 – 0,20 Buruk
0,21 – 0,40 Cukup
0,41 – 0,70 Baik
0,71 – 1,00 Baik Sekali
Berikut kriteria daya pembeda berdasarkan hasil analisis pada 39 soal yang
diujicobakan dapat dilihat pada Tabel 3.11 berikut:
Tabel 3.11 Hasil Uji Daya Pembeda
Kriteria Daya
Pembeda
Butir Soal
Jumlah Soal Presentase
Drop 1 3%
Buruk 10 26%
Cukup 9 23%
Baik 16 41%
Sangat Baik 3 8%
Jumlah 39 100%
Berdasarkan Tabel 3.11, terlihat bahwa dari 39 soal, 3% termasuk kategori
drop, 26% soal termasuk kategori buruk, 23% soal termasuk kategori cukup, 41%
soal termasuk baik, dan 8% soal termasuk katergori sangat baik (Lampiran B.2.a).
22 Arikunto, op. cit. h. 232.
55
I. Teknik Analisis Data
Analisis data merupakan kegiatan yang dilakukan setelah data dari seluruh
responden atau sumber data lain terkumpul.23 Analisis data dalam penelitian ini
meliputi analisis data tes dan analisis data nontes. Data yang nantinya diperoleh
melalui instrumen penelitian selanjutnya akan diolah dan dianalisis dengan maksud
agar hasilnya dapat menjawab pertanyaan penelitian dan menguji hipotesis.24
Analisis data pada penelitian ini menggunakan software SPSS untuk menguji
normalitas, homogenitas, dan hipotesis.
1. Analisis Data Tes
Analisis data tes dilakukan melalui dua tahapan, yaitu uji prasyarat analisis
dan uji hipotesis.
a. Uji Normalitas
Uji normalitas merupakan uji asumsi yang digunakan untuk mengecek apakah
populasi data terdistribusi normal atau tidak.25 Teknik yang digunakan untuk
menguji normalitas dalam penelitian ini adalah uji Shapiro-Wilk dengan bantuan
Software Product and Service Solution 22 (SPSS 22), dengan langkah-langkah
sebagai berikut:26
1) Tetapkan hipotesis statistik.
H0 = Data berasal dari populasi berdistribusi normal.
H1 = Data berasal dari populasi berdistribusi tidak normal.
2) Gunakan taraf signifikan α = 5%.
3) Setelah melakukan pengolahan data, perhatikan nilai yang ditunjukan oleh
significance (sig.) pada output yang dihasilkan untuk memutuskan hipotesis
yang akan dipilih.
4) Kriteria pengambilan keputusan adalah:
Jika signifikansi > 0,05 maka H0 diterima dan H1 ditolak.
Jika signifikansi ≤ 0,05 maka H0 ditolak dan H1 diterima.
23 Sugiyono, op. cit. h. 147. 24 Sugiyono, op. cit. h. 147. 25Syofian Siregar, Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif, (Jakarta: Bumi Aksara,
2014), h. 153. 26Ibid.
56
b. Uji Homogenitas
Uji Homogenitas merupakan pengujian terhadap sebuah objek (kelas
eksperimen dan kelas kontrol) yang bertujuan untuk mengetahui apakah objek
tersebut memiliki varian data yang sama (homogen) atau tidak27. Uji homogenitas
dalam penelitian ini menggunakan uji Levene Statistik pada Software Product and
Service Solution (SPSS) dengan langkah-langkah sebagai berikut:28
1) Tetapkan hipotesis statistik.
Ho = tidak ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (homogen).
H1 = ada perbedaan varian nilai dari kedua kelas (tidak homogen).
2) Gunakan taraf signifikan α = 0,05
3) Perhatikan significance (sig.) pada output setelah pengolahan data.
4) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:
Jika sig. > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak, yaitu kedua kelas memiliki
varian nilai yang sama (homogen).
Jika sig. ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, yaitu kedua kelas memiliki
varian nilai yang berbeda (tidak homogen).
c. Uji Hipotesis
Untuk mengetahui pengaruh pada penerapan modul digital terintegrasi nilai
keislaman terhadap hasil belajar siswa pada penelitian ini menggunakan uji
hipotesis yang dilakukan dengan bantuan SoftwareProduct and Service Solution 22
(SPSS 22). Uji hipotesis yang digunakan dalam tahap ini harus sesuai dengan
asumsi-asumsi statistik (uji normalitas dan uji homogenitas) yang telah dilakukan.
Langkah-langkah uji hipotesis menggunakan bantuan software SPSS sebagai
berikut:29
27Ruseffendi, Statistika Dasar untuk penelitian pendidikan. (Bandung: IKIP Bandung Press,
1998), h. 294. 28 Siregar, op. cit. h. 168. 29 Siregar, op. cit. h. 178.
57
1) Data Berdistribusi Normal dan Homogen
Data berdistribusi normal dan homogen, pengujian hipotesis menggunakan
statistik parametrik yaitu uji t.30
a) Tetapkan hipotesis statistik.
Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelas.
H1 = terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelas.
b) Gunakan taraf signifikan α = 0,05
c) Perhatikan significance (2-tailed) pada output setelah pengolahan data .
d) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:
Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak, yaitu tidak terdapat
perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelompok.
Jika sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, yaitu terdapat
perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelompok.
2) Data Berdistribusi Normal dan Heterogen
Data berdistribusi normal dan tidak homogen pengujian hipotesis
menggunakan statistik non parametrik yaitu uji t’.31
a) Tetapkan hipotesis statistik.
Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelas.
H1 = terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelas.
b) Gunakan taraf signifikan α = 0,05
c) Perhatikan significance (2-tailed) pada output setelah pengolahan data.
d) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:
Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak, yaitu tidak terdapat
perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelompok.
Jika sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, yaitu terdapat
perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelompok.
30 Kadir, Statistika Terapan, (Jakarta: Rajawali Pers, 2016), h. 300-301 31 Ibid. h. 308-310
58
3) Data Berdistribusi Tidak Normal
Data berdistribusi tidak normal pengujian hipotesis menggunakan statistik
non parametrik yaitu uji Mann-Whitney.32
a) Tetapkan hipotesis statistik.
Ho = tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelas.
H1 = terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelas.
b) Gunakan taraf signifikan α = 0,05
c) Perhatikan significance (2-tailed) pada output setelah pengolahan data.
d) Perhatikan kriteria pengambilan keputusan dibawah ini:
Jika sig. (2-tailed) > 0,05 maka Ho diterima dan H1 ditolak, yaitu tidak terdapat
perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelompok
Jika sig. (2-tailed) ≤ 0,05 maka Ho ditolak dan H1 diterima, yaitu terdapat
perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua kelompok.
2. Analisis Data Nontes
Analisis data nontes dalam penelitian ini berupa analisis deskriptif. Data
nontes yang digunakan adalah data angket. Data yang diperoleh diubah dalam
bentuk persentase, kemudian diklasifikasikan ke dalam kategori pada Tabel 3.12:33
Tabel 3.12 Kriteria Penilaian Angket Respon Siswa
Rubrik Penilaian Skala
Penilaian
0 - 20% Sangat kurang
21% - 40% Kurang
41% - 60% Cukup
61% - 80% Baik
81% - 100% Baik sekali
32 Ruseffendi, op. cit. h. 398. 33 R. Diani, G.C Kesuma, N. Diana, Yuberti, R.D Anggraini, D. Fujiani. “The development
of physic module with the scientific Approach based on islamic literacy”, (Iop Conf. Series: Journal
of Physics: Conf. Series 1155, 2019), h. 5
59
J. Hipotesis Statistik
Hipotesis statistik yang dirumuskan pada penelitian ini yaitu:
H0: Sig. (2-tailed) > α (taraf signifikasnsi 0,05)
Ha: Sig. (2-tailed) < α (taraf signifikasnsi 0,05)
Keterangan:
H0 = Tidak terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada
kedua kelas.
Ha = Terdapat perbedaan rata-rata hasil belajar siswa pada kedua
kelas.
60
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
Pada subbab ini akan diuraikan gambaran umum dari data yang telah
diperoleh dari hasil penelitian. Data-data yang dideskripsikan merupakan data hasil
pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas eksperimen, serta hasil angket dari kelas
eksperimen.
1. Hasil Pretest
Hasil pretest yang diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum
diberikan perlakuan pada penelitian ini. Hasil pretest diperoleh melalui tes tertulis
pilihan ganda sebanyak 26 soal. Hasil prestest disajikan dalam Tabel 4.1 berikut:
Tabel 4.1 Distribusi Frekuensi Nilai Pretest Hasil Belajar Siswa Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Nilai Frekuensi
Tengah
Frekuensi
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
12 – 18 3 3
19 – 25 5 4
26 – 32 7 8
33 – 39 8 9
40 – 46 1 2
47 – 53 3 1
Tabel 4.1 menunjukkan jumlah nilai pretest yang diperoleh siswa kelas
kontrol maupun siswa kelas eksperimen. Nilai terendah pada kelas kontrol dan
eksperimen tmemiliki besar frekuensi yang sama yaitu sebesar 3. Nilai frekuensi
yang paling banyak untuk kedua kelas diperoleh pada rentang yang sama yaitu
rentang skor 33 – 39. Frekuensi terendah kelas kontrol terdapat pada rentang skor
40 – 46, sedangkan pada kelas eksperimen pada rentang skor 47 – 53. (Lampiran
C.1).
61
Berdasarkan pengolahan data statistik, maka diperoleh beberapa nilai
pemusatan dan penyebaran data dari nilai pretest yang ditunjukkan pada Tabel 4.2
berikut ini:
Tabel 4.2 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Pretest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Kelompok
Kontrol
Kelompok
Eksperimen
Nilai terendah 12 12
Nilai tertinggi 54 50
Mean 31 31
Median 31 31
Modus 35 35
Standard Deviasi 11 10
Tabel 4.2, menunjukkan nilai terendah yang diperoleh kelas kontrol dan kelas
eksperimen adalah sama, yaitu 12. Sedangkan nilai tertinggi pada kelas kontrol
lebih besar dengan nilai 54 daripada skor tertinggi pada kelas eksperimen dengan
nilai 50. Rata-rata skor yang diperoleh kedua kelas sama besar yaitu bernilai 31.
Median yang diperoleh kelas kontrol sama besarnya dengan kelas eksperimen
sebesar 31. Modus yang diperoleh kelas kontrol dan kelas eksperimen adalah 35.
Standard deviasi pada kelas kontrol sebesar 11 dan pada kelas eksperimen sebesar
10 (Lampiran C.1).
2. Hasil Posttest
Hasil posttest yang diperoleh dari kelas kontrol dan kelas eksperimen sebelum
diberikan perlakuan pada penelitian ini. Hasil posttest diperoleh melalui tes tertulis
pilihan ganda sebanyak 26 soal. Hasil posttest disajikan dalam Tabel 4.3 berikut:
62
Tabel 4.3 Distribusi Frekuensi Nilai Posttest Hasil Belajar Siswa Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Skor Frekuensi
Tengah
Frekuensi
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
38 – 45 6 0
46 – 53 6 6
54 – 61 6 7
62 – 69 7 6
70 – 77 2 6
78 – 85 0 1
86 – 93 0 1
Tabel 4.3 menunjukkan jumlah nilai yang diperoleh siswa kelas kontrol
maupun siswa kelas eksperimen. Pada rentang nilai 38– 45 pada kelas kontrol
memiliki frekuensi sebesar 6, sedangkan kelas eksperimen tidak ada. Frekuensi
tertinggi terdapat pada kelas kontrol sebesar 7 pada rentang nilai 62 – 69, sedangkan
kelas eksperimen sebesar 7 dari rentang nilai 54 – 61. Frekuensi terendah pada kelas
kontrol terdapat pada rentang skor 70 – 77 sedangkan pada kelas eksperimen
terdapat pada rentang skor 78 – 93. (Lampiran C.2).
Berdasarkan pengolahan data statistik, maka diperoleh beberapa nilai
pemusatan dan penyebaran data dari nilai posttest yang ditunjukkan pada Tabel 4.4
berikut ini:
Tabel 4.4 Ukuran Pemusatan dan Penyebaran Data Hasil Posttest Kelas
Kontrol dan Kelas Eksperimen
Pemusatan dan
Penyebaran Data Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Nilai terendah 38 46
Nilai tertinggi 73 88
Mean 55 63
Median 54 65
Modus 42 50
63
Pemusatan dan
Penyebaran Data Kelompok Kontrol Kelompok Eksperimen
Standard Deviasi 10 12
Tabel 4.4, menunjukkan nilai terendah, nilai tertinggi, mean, median dan
modus memiliki hasil nilai lebih tinggi pada kelas eksperimen daripada kelas
kontrol. Standard deviasi pada kelas kontrol sebesar 10 lebih kecil daripada kelas
eksperimen sebesar 12 (Lampiran C.2).
3. Rekapitulasi Data Hasil Belajar Siswa
a. Hasil Pretest dan Posttest
Berdasarkan hasil perhitungan pretest dan posttest kelas kontrol dan kelas
eksperimen yang terdiri dari 27 siswa, rekapitulasi data dilihat pada Tabel 4.5
sebagai berikut
Tabel 4.5 Rekapitulasi Data Hasil Pretest dan Posttest Kelas Kontrol dan
Kelas Eksperimen
Pemusatan dan
Penyebaran Data
Pretest Posttest
Kelas Kelas
Kontrol Eksperimen Kontrol Eksperimen
Nilai Tertinggi 12 12 38 46
Nilai Terendah 54 50 73 88
Mean 31 31 55 63
Median 31 31 54 65
Modus 35 35 42 50
Standar deviasi 11 10 10 12
Berdasarkan Tabel 4.5 terlihat bahwa tedapat peningkatan skor rata-rata pada
kelas kontrol maupun kelas eksperimen. Selisih nilai rata-rata kelas kontrol pada
saat posttest dan pretest sebesar 24, sedangkan selisih nilai rata-rata kelas
eksperimen pada saat posttest dan pretest sebesar 32. Selisih nilai rata-rata dalam
hal ini yaitu nilai rata-rata posttest dikurangi nilai rata-rata pretest. Dari data
64
tersebut menunjukkan kelas eksperimen lebih unggul dalam meningkatkan hasil
belajar siswa dibanding kelas kontrol.
b. Kemampuan Kognitif Siswa
Kemampuan kognitif siswa pada konsep Gerak Melingkar Beraturan dapat
dilihat pada Tabel 4.6 berikut:
Tabel 4.6 Nilai Rata-rata Pretest dan Posttest Bersadarkan Jenjang Kognitif
Kelas Kontrol dan Kelas Eksperimen
Jenjang
Kognitif
Kelas Kontrol Kelas Eksperimen
Pretest Posttest Pretest Posttest
C1 37% 61% 33% 68%
C2 28% 57% 27% 62%
C3 29% 56% 36% 66%
C4 26% 32% 29% 52%
Tabel 4.6 menunjukkan hasil belajar siswa setiap jenjang kognitif yang
menjawab benar di kelas kontrol maupun kelas eksperimen pada saat pretest dan
posttest. Jumlah soal pada instrumen penelitian ini pada setiap jenjang kognitifnya
yaitu soal C1 sebanyak 9 soal, C2 sebanyak 9 soal, C3 sebanyak 4 soal, dan C4
sebanyak 9 soal. (Lampiran C.9).
4. Hasil Analisis Data Respon Siswa
Analisi data nontes dilakukan pada angket respon siswa untuk mengetahui
respon siswa terhadap pembelajaran menggunakan modul digital terintegrasi nilai
keislaman. Hasil data angket yang diperoleh dari kelas eksperimen selanjutnya
diolah secara kuantitatif berdasarkan tiap-tiap indikatornya menghasilkan data
berupa persentase, kemudian dikonversi menjadi kualitatif. Berikut merupakan
Tabel 4.8 hasil perhitungan angket respon siswa terhadap pembelajaran
menggunakan modul digital terintegrasi nilai keislaman.
65
Tabel 4.7 Respon Siswa Terhadap Modul Digital Terintegrasi Nilai
Keislaman
No Indikator Angket Presentase Kesimpulan
1. Tampilan dari modul digital terintegrasi
nilai keislaman dalam proses
pembelajaran.
78% Baik
2. Penyajian materi dari modul digital
terintegrasi nilai keislaman dalam proses
pembelajaran.
79% Baik
3. Kegunaan modul digital terintegrasi
nilai keislaman dalam proses
pembelajaran
88% Baik Sekali
Rata-rata 81% Baik Sekali
Pada Tabel 4.7 menunjukkan bahwa penggunaan modul digital terintegrasi
nilai keislaman pada konsep gerak melingkar beraturan sebagian besar siswa
memberikan tanggapan positif dan memperoleh hasil yang baik. Nilai rata-rata hasil
persentase yang diperoleh sebesar 81%, dalam kategori sangat baik. Hal ini
menunjukkan dengan menggunakan modul digital terintegrasi nilai keislaman dapat
membuat siswa lebih aktif dan memahami konsep gerak melingkar yang diajarkan
(Lampiran C.10).
5. Hasil Uji Prasyarat
a. Hasil Uji Normalitas
Uji normalitas dilakukan untuk mengetahui apakah data berdistribusi normal
atau tidak. Uji normalitas digunakan pada dua buah data, yaitu pretest dan posttest
kelas eksperimen maupun kelas kontrol. Uji normalitas kedua data ini
menggunakan uji Shapiro Wilk dengan bantuan Software Statistikal Product and
Service Solutions (SPSS). Data terdistribusi normal apabila nilai sig.> 0,05 (5%)
maka H0 diterima. Hasil uji normalitas kedua data, yaitu pretest dan posttest kelas
eksperimen dan kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.8.
66
Tabel 4.8 Hasil Uji Normalitas Nilai Pretest dan Posttest Siswa Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen
Statistik
Pretest Posttest
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Shapiro-Wilk 0,347 0,716 0,173 0,077
Taraf
Signifikansi
(α)
0,05 0,05 0,05 0,05
Kesimpulan
Data
Terdistribusi
Normal
Data
Terdistribusi
Normal
Data
Terdistribusi
Normal
Data
Terdistribusi
Normal
Berdasarkan Tabel 4.8 dari hasil uji normalitas dengan Shapiro-Wilk pada
taraf signifikan 0,05 diperoleh nilai sig. pretest dan posttest pada kelas eksperimen
dan kelas kontrol. Kesimpulan diambil dari ketentuan pengujian hipotesis
normalitas, yaitu jika sig. > 0,05 maka H0 diterima sehingga data terdistribusi
normal. Tabel 4.7 menunjukkan bahwa kedua kelas memperoleh nilai sig. pretest
dan posttest lebih dari taraf signifikan (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa data
terdistribusi normal (Lampiran C.3 dan Lampiran C.4).
b. Hasil Uji Homogenitas
Uji homogenitas dilakukan untuk mengetahui apakah kedua kelas memiliki
kemampuan berpikir kritis yang homogen (sama) atau tidak. Uji homogenitas hasil
pretest dan posttest menggunakan uji Levene dengan bantuanSoftware Statistikal
Product and Service Solutions (SPSS). Kedua data hasil pretest dan posttest kelas
eksperimen maupun kelas kontrol dinyatakan homogen atau sama apabila nilai
sig.≥ 0,05 maka H0 diterima, data dinyatakan memiliki varian yang sama
67
(homogen). Hasil uji homogenitas data pretest dan posttest kelas eksperimen dan
kelas kontrol dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil Uji Homogenitas Varian Pretest dan Posttest Kelas Kontrol
dan Kelas Eksperimen
Statistik
Pretest Posttest
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Kelas
Kontrol
Kelas
Eksperimen
Lavene Statistik 0,637 0,378
Taraf
Signifikansi (α) 0,05 0,05
Kesimpulan Kedua Kelas Homogen Kedua Kelas Homogen
Berdasarkan Tabel 4.9 uji homogenitas Lavene Statistik pada taraf signifikan
0,05 diperoleh nilai sig. data hasil pretest dan posttest dari kelas eksperimen dan
kelas kontrol. Kesimpulan diambil berdasarkan ketentuan pengujian hipotesis
homogenitas, yaitu jika sig. > 0,05 maka H0 diterima sehingga data memiliki varian
yang sama atau homogen. Tabel 4.10 menunjukkan bahwa nilai sig. data pretest
dan posttest lebih dari taraf signifikan (0,05), maka dapat disimpulkan bahwa varian
data pada kedua kelas sama atau homogeny (Lampiran C.5 dan Lampiran C.6).
6. Hasil Uji Hipotesis
Berdasarkan uji prasyarat analisis statistik, diperoleh informasi bahwa data
pretest dan posttest terdistribusi normal dan memiliki varian yang sama (homogen).
Oleh karena itu, pengujian hipotesis menggunakan analisis statistik parametrik
berupa uji-t melalui software SPSS. Hasil uji hipotesis pretest dan posttest dapat
dilihat pada Tabel 4.10 berikut:
Tabel 4.10 Hasil Perhitungan Uji Hipotesis Pretest dan Posttest
Statistik Uji Hipotesis
Hasil Pretest Hasil Posttest
68
uji-T 0,921 0,006
Taraf Signifikasi (α) 0,05 0,05
Kesimpulan H0 diterima Ha diterima
Berdasarkan Tabel 4.10 uji hipotesis menggunakan uji-T pada taraf signifikan
0,05 diperoleh nilai sig. (2-tailed) data hasil prestest dan posttest dari kedua kelas.
Kesimpulan diambil berdasarkan pada ketentuan pengujian hipotesis, yaitu jika sig.
(2-tailed)> 0,05 maka H0 diterima dan Ha ditolak. Tabel 4.11 menunjukkan bahwa
nilai sig. (2-tailed) data hasil pretest di atas taraf signifikan (0,05), yaitu sebesar
0,921 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa tidak terdapat perbedaan rata-rata
pretest hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol. Sedangkan nilai
sig. (2-tailed) data hasil posttest di bawah taraf signifikan (0,05), yaitu sebesar
0,006 sehingga dapat diambil kesimpulan bahwa terdapat perbedaan rata-rata
posttest hasil belajar siswa pada kelas eksperimen dan kelas kontrol (Lampiran C.7
dan Lampiran C.8).
B. Pembahasan
Berdasarkan data pretest pada kelas kontrol dan eksperimen, nilai rata-rata
kelas kontrol dan kelas eksperimen sama besar yakni sebesar 31, menunjukkan rata-
rata hasil belajar yang masih rendah. Hal tersebut karena pada saat pretest siswa
belum mempelajari materi yang akan diteliti. Oleh sebab itu, kedua kelas diberikan
perlakuan yang berbeda yaitu pada kelas kontrol menggunakan pembelajaran
saintifik dengan metode pembelajaran konvensional dengan buku yang sering siswa
gunakan sebagai sumber ajar utama, sedangkan kelas eksperimen menggunakan
pembelajaran saintifik dengan modul digital terintegrasi nilai keislaman sebagai
sumber ajar utama. Dan dari hasil uji t pada saat pretest Sig (2-tailed) sebesar 0,921
bisa dilihat pada Tabel 4.10 lebih besar dibandingkan dengan taraf signifikansi
sebesar 0,05 maka tidak terdapat perbedaan rata-rata pretest hasil belajar siswa pada
kedua kelas.
Berdasarkan data posttest pada kelas kontrol dan eksperimen, nilai rata-rata
kelas kontrol sebesar 55 dan nilai rata-rata eksperimen sebesar 63 menunjukkan
69
rata-rata hasil belajar kelas eksperimen lebih tinggi daripada kelas kontrol. Dan
hasil uji t pada saat prosttest Sig (2-tailed) sebesar 0,006 bisa dilihat pada Tabel
4.10 lebih kecil dibandingkan dengan taraf signifikansi sebesar 0,05 maka terdapat
pengaruh modul digital terintegrasi nilai keislaman. Pengaruh modul digital
terintegrasi nilai keislaman ditunjukkan pada hasil posttest kedua kelas.
Hal ini didukung oleh penelitian R. Diani yang menyatakan bahwa
penggunaan modul fisika memuat materi fisika dengan literasi islam sangat
menarik untuk digunakan pada pembelajaran fisika dengan persentase respon rata-
rata dari pendidik dan siswa adalah 87%, 91% (pengujian lapangan kelompok
kecil), dan 90% (pengujian lapangan).1 Puji Iman Nursuhud menyatakan bahwa alat
pembelajaran yang dikembangkan termasuk Rencana Implementasi Pelajaran
(RPP), difraksi cahaya degan modul pembelajaran multimedia, dan lembar
penilaian kemampuan matematika dan verbal dikategorikan baik sehingga mereka
cocok untuk digunakan dalam kegiatan belajar.2 Penelitian sebelumnya oleh
Irwandani dalam kesimpulan penelitiannya bahwa modul digital interaktif berbasis
Articulate studio’13 pada materi gerak melingkar dapat digunakan dalam proses
pembelajaran. Salain itu, modul fisika berbasis saintifik sebagai salah satu bahan
ajar alternatif dalam pembelajaran fisika dengan persentase kelayakan sebesar
dengan respon peserta didik skala kecil dan skala besar sebesar 84,4% dan 85,0%
kesimpulannya modul digital dapat digunakan sebagai modul.3
Penggunaan modul digital terintegrasi nilai keislaman ini dirancang untuk
meningkatkan motivasi dan minat belajar fisika siswa di SMK Patriot Nusantara.
Perkembangan teknologi dengan pemanfaatan smartphone bisa menjadi solusi
dalam proses pembelajaran fisika di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK). Merubah
pandangan siswa tentang fisika yang sulit menjadi mudah dalam penyampaian
1 R. Diani, G.C Kesuma, N. Diana, Yuberti, R.D Anggraini, D. Fujiani. “The development of
physic module with the scientific Approach based on islamic literacy”, (Iop Conf. Series: Journal of
Physics: Conf. Series 1155, 2019), h.11 2 Puji Oman Nurshud, Dani Alif ktavia, Mas Aji Kurniawan, Insih Wilujeng, Jumadi, and
Heru Kuswanto. ‘Multimedia Learning Development based on Android Assistef in Concept”. (IOP
Conf. Series: Journal of Physic: Conf. Series1233, 2019) h.9 3 Irwandani, Sri Latifa, Ardian Asyhari, Muzannur, Widayanti. “Modul Digital Interaktif
Berbasis Articulate Studio’13: Pengembangan pada Materi Gerak Melingkar Kelas X”. (Jurnal
Ilmiah Pendidikan Fisika Al-Biruni 06 (2), 2017) h.228
70
konsep yang dapat siswa lihat melalui video pembelajaran yang terdapat dalam
modul. Menurut S.R. Hakim, R. Kustijono, E. Wiwin telah melakukan penelitian
dimana bahan ajar digital berbasis android efektif digunakan dalam proses
pembelajaran fisika di sekolah kejuruan.4 Modul digital diminati siswa dikarenakan
lebih mudah digunakan sesuai dengan penelitian sebelumnya oleh Tamman Firdaus
Muqarrabin, Heru Kuswanto, dalam jurnalnya menunjukkan bahwa peserta didik
lebih condong untuk memilih media pembelajaran e-book fisika berbasis Android
sebagai media pembelajaran yang dapat membuatnya lebih mudah bagi mereka
untuk belajar.5
Peningkatan hasil belajar pada kelas kontrol dan kelas eksperimen juga dapat
dilihat dari persentase nilai rata-rata pretest dan posttest berdasarkan jenjang
kognitif pada Tabel 4.6. Jika dilihat dari persentase nilai rata-rata pada saat posttest
yaitu siswa kelas kontrol yang menjawab benar pada jenjang kognitif C1 sebesar
61%, jenjang kognitif C2 sebesar 57%, jenjang kognitif C3 sebesar 56%, dan
jenjang kognitif C4 sebesar 32%. Pada kelas eksperimen siswa yang menjawab
benar pada jenjang kognitif C1 sebesar 68%, jenjang kognitif C2 sebesar 62%,
jenjang kognitif C3 sebesar 66%, dan jenjang kognitif C4 sebesar 52%. Jika
dibandingkan antara kelas kontrol dan kelas eksperimen kelas eksperimen memiliki
persentase lebih besar dibandingkan kelas kontrol pada setiap jenjang C1, C2, C3,
dan C4. Peningkatan yang lebih unggul tersebut terlihat pada semua level, yaitu
kemampuan mengetahui (C1), memahami (C2) dan menerapkan (C3), dan
menganalisis (C4). Pada kemampuan menganalisis (C4), hal ini dikarenakan pada
modul digital dilengkapi dengan gambar, audio, video yang dapat meningkatkan
pemahaman siswa. Penelitian yang dilakukan Aprilliana Widyasari, Sukamin dan
Sarwanto menunjukkan modul efektif dalam meningkatkan nilai kognitif siswa, hal
ini terlihat dari perbedaan hasil belajar siswa sebelum dan setelah diterapkan modul
4 S.R. Hakim, R. Kustijono, E. Wiwin. “The use of android-based teaching materials in
physics learning process at vocational high school”. (Iop Conf. Series: Journal of Physics: Conf.
Series 1171, 2019) h.6 5 Tamman Firdaus Muqarrabin, Heru Kuswanto. “Development of an android-based physic
e-book to ease students’ physics learning and its influence on their learning achievement”.
(American Journal of Engineering Research, Vol. 5, Issue-10, 2016). h.229
71
sebesar 0,4498.6 7. Jerry Roby Meilana, I Dewa Putu Nyeneng, dan Wayan Suana
bahwa penggunaannya yang mudah dan tidak menyulitkan siswa akan menambah
daya tarik dan keingintahuan siswa untuk mengenal tentang modul berbasis
android.7
Nilai rata-rata kedua kelas mengalami peningkatan setelah diterapkan
pembelajaran yang berbeda, yaitu pada kelas eksperimen menerapkan modul digital
terintegrasi nilai keislaman sedangkan pada kelas kontrol menerapkan
pembelajaran konvensional dengan buku yang biasa digunakan sebagai sumber
belajar. Modul digital terintegrasi nilai keislaman menjadi hal baru bagi para siswa
di SMK Patriot Nusantara, dimana mereka mempelajari fisika tidak hanya dari segi
kajian ilmu fisikanya saja, tetapi juga dari segi kajian ilmu agamanya. Selama ini
siswa hanya belajar fisika melalui buku paket yang dibeli dari penerbit dan materi
yang disampaikan oleh guru yang belum diintegrasikan dengan kajian ilmu
agamanya. Penelitian Faiz Hamzah juga mendukung penelitian ini dalam jurnalnya
dinyatakan bahwa penggunaan modul berbasis integrasi islam memiliki tingkat
efektif dan kemenarikan tinggi dengan rata-rata penilaian siswa mencapai 93,55%,
dan rata-rata hasil belajar pada tes akhir mencapai 82,22 dimana terdapat
peningkatan sebesar 18,59 setelah belajar menggunakan modul ini.8 Ahmad Khoiri,
Qori Agussuryani, dan Puji Hartini, menginformasikan bahwa penerapan
pembelajaran berbasis integrasi sains-islami dapat meningkatkan hasil belajar,
sikap religius dan sikap sosial. Dari data siswa dengan presentase ketuntasan belajar
sebesar 74 menjadi 90, sikap religius meningkat dari 72 menjadi 79, serta sikap
sosial meningkat dari 67 menjadi 76.9Berdasarkan angket respon siswa terhadap
pembelajaran yang telah dilaksanakan dalam Tabel 4.7 menunjukkan bahwa
6 Aprilliana Widyasari, Sukarmin, Sarwanto. “Pengembangan Modul Fisika Kontekstual
pada Materi Usaha, energy, dan Daya untyuk Pserta Didik Kelas X SMK Harapan Kartasura”
(Jurnal Inkuiri Vol 4, No. 2, 2015), h.133 7 Jerry Roby Meilana, I Dewa Putu Nyeneng, Wayan Suana, “Pengembangan Modul Mobile
Learning Berbasis Android pada Materi Fluida Statis”, (Jurnal FKIP Univ. Lampung, 2017), h. 1-2. 8 Faiz Hamzah. “Studi Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis Integrasi Islam –
Sains pada Pokok Bahasan Siistem Reproduksi Kelas IX Madrasah Tsanawiyah”. (Adabiyah: Jurnal
Pendidikan Islam. Vol. 1 No. 1, September 2015), h.51 9 Akmad Khoiri, Qori Agussuryani, Puji Hartini, “Penumbuhan Karakter Islam melalui
Pembelajaran Fisika Berbasis ntegrasi Sain-Islam”, (Tadris Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah, 02
(1), 2017), h. 31.
72
sebagian besar siswa memberikan respon positif terhadap pembelajaran
menggunakan modul digital terintegrasi nilai keislaman sebesar 81% dengan
kategori baik. Pernyataan pada indikator tersebut, menunjukkan bahwa siswa
mengerti dengan prosedur penggunaan modul digital terintegrasi nilai keislaman.
Respon siswa pada indikator tampilan dan desain dalam modul digital terintegrasi
nilai keislaman sebesar 78% dengan kategori baik. Pada indikator penyajian materi
dalam modul digital terintegrasi nilai keislaman dalam proses pembelajaran sebesar
79% dengan kategori baik. Pada indikator kegunaan modul digital terintegrasi nilai
keislaman dalam proses pembelajaran sebesar 88% dengan kategori baik sekali.
Secara keseluruhan respon angket siswa ini memiliki persentase sebesar 81%
dengan kategori baik sekali. Hal ini menunjukkan bahwa siswa sangat senang
belajar menggunakan modul pembelajaran fisika bernuansa nilai religius.
Sebagaimana penelitian Asmaul Husna, M. Hasan, Mustafa, Muhammad Syukri,
Yusrizal keefektifan modul dilihat dari hasil tes siswa, data pre-tes dan pos-tes
peserta didik mengalami peningkatan dari 27,07 menjadi 76,21 dengan skor rata-
rata N-gain 0,67 pada kategori sedang, siswa menunjukkan bahwa tanggapan
peserta didik terhadap modul sains-islam sangat setuju atau sangat positif dengan
rata-rata 83,73%, berarti modul yang telah dikembangkan sangat menarik bagi
siswa.10
10 Asmaul Husna, M. Hasan, Mustafa, Muhammad Syukri, Yusrizal, “Pengemabangan Modul
Fisika Berbasis Integrasi Islam-Sains pada Materi Gerak Lurus untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Peserta Didik”, (Jurnal Pendidikan Sains Indonesia, vol. 8, no. 1, 2020), h. 60-62.
73
BAB V
KESIMPULANDAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasan, maka penelitian ini dapat
disimpulkan sebagai berikut:
1. Modul digital terintegrasi nilai keislaman memiliki pengaruh terhadap hasil
belajar siswa pada konsep gerak melingkar beraturan. Hal tersebut berdasarkan
nilai sig. (2-tailed) (0,06) > taraf signifikansi (α) (0,05) maka H0 diterima dan
Ha ditolak. Artinya penggunaan modul digital terintegrasi nilai keislaman
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa pada konsep gerak melingkar
beraturan.
2. Hasil angket respon siswa terkait penggunaan modul digital terintegrasi nilai
keislaman pada pembelajaran, memperoleh persentasi 78% untuk tampilan dan
desain modul digital terintegrasi nilai keislaman dengan katergori “baik”,
memperoleh persentase 79% untuk penyajian materi dengan kategori “baik”,
dan memperoleh persentase 88% untuk kegunaan modul digital terintegrasi
nilai keislaman dalam pembelajaran dengan kategori “baik sekali”. Nilai rata-
rata hasil persentase tersebut diperoleh 81%, dalam kategori “baik sekali”.
B. Saran
Berdasarkan temuan hasil penelitian, saran yang dapat dipertimbangkan
antaralain:
1. Modul digital terintegrasi nilai keislaman ini hanya membahas pada konsep
gerak melingkar beraturan, sehingga dapat dilakukan penelitian serupa dengan
materi fisika yang berbeda.
2. Dalam penelitian selanjutnya, sebaiknya dilakukan penilaian afektif untuk
mengukur keaktifan siswa sebelum dan sesudah pembelajaran menggunakan
modul digital terintegrasi nilai keislaman.
74
3. Laptop yang akan digunakan untuk mengoperasikan modul digital perlu
dipersiapkan lebih awal, dengan kapasitas ram dan processor yang mumpuni
aplikasi pembuatan modul.
4. Sebelum memulai pembelajaran, siswa diberi arahan petunjuk penggunaan
modul agar tidak ada bacaan atau materi yang terlewat.
75
DAFTAR PUSTAKA
Al Jawi, Abdurahman. “Hamba yang dicintai Allah adalah hamba yang paling baik
akhlaknya”. diakses
https://saidnazulfiqar.files.wordpress.com/2014/10/hadits-akhlak.pdf tanggal
1 Maret 2020 : 2.
Arikunto, Suharsimi. Dasar-dasar Evaluasi Penelitian. Jakarta: Bumi Aksara.
2012.
Az-Za’arir, Ghalib Muhammad Raja. Rahasia dan Keajaiban Langit. Jakarta:
Darus Sunnah Press. 2014.
Daryanto. Menyusun Modul. Yogyakarta: Gava Media. 2013.
Depdiknas. Teknik Penyusunan Modul. Jakarta: Direktorat Pembinaan SMK.
Dirjen Manajemen Pendidikan Dasar dan Menengah Depdiknas. (2008): 5.
Diani, R. “The development of physic module with the scientific Approach based
on islamic literacy”. Iop Conf. Series. Journal of Physics. (2019): 2.
El-mubararok, Zaim. Membumikan Pendidikan Nilai mengumppulkan yang
terserak. menyambung yang terputus. dan menyatukan yang tercerai.
Bandung: Alfabeta. 2019.
Giancoli, Douglas C. Fisika Edisi Ketujuh Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2014.
Hakim, S.R. “The use of android-based teaching materials in physics learning
process at vocational high school”. Iop Conf. Series. Journal of Physics.
(2019): 2.
Haliday, Resnick. Wallker. Fisika Dasar Jilid 1. Jakarta: Erlangga. 2010.
Hamdani. Strategi Belajar Mengajar. (Bandung: Pustaka Setia. 2011). h.219
Hamzah, Faiz. “Studi Pengembangan Modul Pembelajaran IPA Berbasis Integrasi
Islam – Sains pada Pokok Bahasan Siistem Reproduksi Kelas IX Madrasah
Tsanawiyah”. Adabiyah: Jurnal Pendidikan Islam. (2015): 43.
Husna, Asmaul. “Pengemabangan Modul Fisika Berbasis Integrasi Islam-Sains
pada Materi Gerak Lurus untuk Meningkatkan Hasil Belajar Peserta Didik”.
Jurnal Pendidikan Sains Indonesia. (2020): 57
76
Irwandani. “Modul Digital Interaktif Berbasis Articulate Studio’13: Pengembangan
pada Materi Gerak Melingkar Kelas X”. Jurnal Ilmiah Pendidikan Fisika Al-
Biruni. (2017): 226.
Ishaq, Mohamad. “Menguak Rahasia Alam dengan Fisika”. Bandung: PT Albama.
2008.
Kadir. “Statistika Terapan”. Jakarta: Rajawali Pers, 2016.
Khoiri, Akmad. “Penumbuhan Karakter Islam melalui Pembelajaran Fisika
Berbasis ntegrasi Sain-Islam”. Jurnal Keguruan dan Ilmu Tarbiyah. (2017):
19.
Lorin W. Anderson, David R. Karthwohl. Kerangka Landasan untuk
Pembelajaran. Pengajaran dan Asesmen. oleh Agung Prihantoro.
Yogyakarta: Pustaka Belajar. 2014.
Meilana, Jerry Roby. “Pengembangan Modul Mobile Learning Berbasis Android
pada Materi Fluida Statis”. Jurnal Lampung: FKIP Universitas Lampung.
(2017): 3.
Muqarrabin, Tamman Firdaus. “Development of an android-based physic e-book
to ease students’ physics learning and its influence on their learning
achievement”. American Journal of Engineering Research. (2016): 224.
Nurshud, Puji Oman. ‘Multimedia Learning Development based on Android
Assistef in Concept”. IOP Conf. Series: Journal of Physic. (2019): 1-2.
Prastowo, Andi. Panduan Kreatif Membuat Bahan ajar Inovatif. Yogyakarta: Diva
Press. 2015.
Ruseffendi. Statistika Dasar untuk penelitian pendidikan. Bandung: IKIP Bandung
Press. 1998.
Setianingrum, Leni. “Analisis Kemampuan Pemecahan Masalah Fisika Siswa
SMK”. Seminar Nasional Jurusan Fisika: Universitas Malang. (2016): 9.
Siregar, Parluhutan. “Integrasi Ilmu-Ilmu Keislaman dalam Perspektif M. Amin
Abdullah”. Jurnal MIQOT. (2014): 345.
Siregar, Syofian. Statistik Parametrik untuk Penelitian Kuantitatif. Jakarta: Bumi
Aksara. 2014.
77
Sudijono, Anas. Pengantar Evaluasi Pendidikan 2011. Jakarta: Grafindo persada,
2005.
Sugiyono. Metode penelitian kuantitatif. kualitatif. dan R&D. Bandung: Alfabeta.
2011.
Sukmadinata, Nana Syaodih. Metode Penelitian Pnedidikan. Bandung: Remaja
Rosdakarya. 2010.
Tim APJII. “Survei APJII yang ditunggu-tunggu. Penetrasi Internet Indonesia
2018”. (Buletin APJII. Edisi 40. Mei. (2019): 1-2.
Widyasari, Aprilliana. “Pengembangan Modul Fisika Kontekstual pada Materi
Usaha. energy. dan Daya untyuk Pserta Didik Kelas X SMK Harapan
Kartasura” Jurnal Inkuiri. (2015): 127
Wiyono, Kentang. “Guruan Fisika pada Era Revolusi Industri 4.0 di Indonesia”.
Seminar nasional Guruan: Universitas Sriwijaya. (2019): 1-2