34
383 MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: Wacana dan Tafsir Keindonesiaan. Oleh: Mahfudz Junaedi Dosen tetap UNSIQ Wonosobo [email protected] Abstrak Multikulturalisme telah menjadi wacana dan perdebatan hingga sampai sekarang belum selesai, khususnya konteks keindonesiaan.Umat Islam melihatnya tidak monolitik tapi beragam, kemajemukan masyarakat Indonesia menimbulkan pihak-pihak yang menolak multikulturalisme dan pihak yang menerimanya.Al- Qur’an terdapat ayat-ayat yang sekilas mengesankan dukungan atas konsep mulktikuklturalme dan kesan menolaknya; Hadirnya penafsiran Al-Qur’an konteks Indonesia, layak untuk dijadikan rujukan.Keragaman identitas manusia, apapun bentuknya, baik budaya, etnis kebangsaan dan gender dalam pandangan Al-Qur’an adalah setara, sederjat. Hidup bersama dalam rumah besar Indonesia, sebagai fakta dan realitas berdampingan antar kelompok budaya, agama, serta prinsip toleransi, kerjasama antar Muslim dan non-muslim, dan larangan untuk saling mengganggu atau menghina satu sama lain yang selaras dengan prinsip demokrasi, seperti keeadilan, kesamaan, kesetaraan, permusyawaratan, dan juga penegakan hak asasi manusia, serta keadilan sosial compatible dengan prinsip-prinsip ajaran Islam itu

MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

  • Upload
    lequynh

  • View
    220

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

383

MULTIKULTURALISME DALAMPERSPEKTIF AL-QUR’AN:

Wacana dan Tafsir Keindonesiaan.

Oleh: Mahfudz JunaediDosen tetap UNSIQ Wonosobo

[email protected]

AbstrakMultikulturalisme telah menjadi wacana dan perdebatanhingga sampai sekarang belum selesai, khususnyakonteks keindonesiaan.Umat Islam melihatnya tidakmonolitik tapi beragam, kemajemukan masyarakatIndonesia menimbulkan pihak-pihak yang menolakmultikulturalisme dan pihak yang menerimanya.Al-Qur’an terdapat ayat-ayat yang sekilas mengesankandukungan atas konsep mulktikuklturalme dan kesanmenolaknya; Hadirnya penafsiran Al-Qur’an konteksIndonesia, layak untuk dijadikan rujukan.Keragamanidentitas manusia, apapun bentuknya, baik budaya, etniskebangsaan dan gender dalam pandangan Al-Qur’anadalah setara, sederjat. Hidup bersama dalam rumahbesar Indonesia, sebagai fakta dan realitas berdampinganantar kelompok budaya, agama, serta prinsip toleransi,kerjasama antar Muslim dan non-muslim, dan laranganuntuk saling mengganggu atau menghina satu sama lainyang selaras dengan prinsip demokrasi, seperti keeadilan,kesamaan, kesetaraan, permusyawaratan, dan jugapenegakan hak asasi manusia, serta keadilan sosialcompatible dengan prinsip-prinsip ajaran Islam itu

Page 2: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

384

International Seminar on Islamic Civilization

sendiri. Dengan demikian Al-Qur’an sebagai kitabpetunjuk dan hidayah yang prinsip-prinsip ajarannyakompatibel dengan prinsip-prinsip mutikulturalisme,meskipun dalam aplikasinya multikulralisme masihterjadi hambatan pada tingkat persemaian yang masihmengaklami pasang surut.

Kata kunci: Multikulturalisme, Al-Qur ’an, Tafsir,Keindonesiaan.

A. PendahuluanIndonesia adalah rumah besar beragam kehidupan ada

di dalamnya, sekaligus sebagai negara yang mejemukditandai dengan adanya berbagai etnis, adat-istiadat, budayalokal, bahasa serta kelompok-kelompok sosial yang dimiliki.Herdred Greerts1 mengemukakan bahwa terdapat lebih daritiga ratus kelompok etnis yang berbeda-beda di Indonesia,masing-masing memiliki identitas budaya dan adat istiadatyang berbeda, dan lebih dari dua ratus lima puluh bahasaberbeda-beda dipergunakan oleh masyarakat Indonesia, danhampir semua agama besar dunia diwakili, selain dari agama-agama asli yang jumlah banyak sekali. Secara geografis In-donesia terdiri beberap pulau baikyang dihuni maupun yangtidak dihuni, ada 13.466 pulau besar dan kecil dengankelompok kesukuan yang berbeda-beda2 dan Indonesiasebagai negara kepulauan terbesar di dunia dan tidak adanegara di dunia ini menyamai dengan kondisi Indonesia.

1 Helf=dred Geerts, “Indonesia Culteres and Communitys”, dalam Ruth T.Mc Very, (Yale: University, 1963), hlm. 24.

2 Nurcholis Madjid, Islam Doktrin dan Peradaban (Jakarta: Yayasan WakafParamadina, 1994), hlm. iv

Page 3: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

385

bahkan sulit mencari negara di dunia ini yang memilikitingkat heteroginitas dan kemajemukan yang demikiankomplek.3

Wacana multikulturalisme pada dua dekade terakhirmenjadi perdebatan baik kalangan akademik, aktivis, LSM,bahkan kalangan pejabat pemerintah pun tertarik mengguna-kan pertimbangan wacana dalam menetapkan kebijakan.masyarakat umum juga merespon dalam forum-forumpengajianang dilaksanakan oleh majelis taklim konteks diIndonesia. Yang menjadi kekhawatiran umat Islam adalahpersoalan keagamaan yang menyimpang, keagamaan yangminimal, keagamaan yang mencair dan berbagai kekhawatir-an lainnya yang diluar konteks gagasan multikulturalisme.Di berbagai forum-forum ilmiah dan forum pengajian, umatmuslim beranggapan bahwa multikulturalisme merupakanwahana menuju pendangkalan keimanan seseorang dalamberagama dan menuju pada persatuan agama-agamasehingga agama-agama seakan-akan tidak ada bedanya(sama). Pemahaman yang demikian menuntut kepekaan danketelitian untuk menjawabnya, hal itu karena kalau tidakdirespon dengan positif maka akan terjadi kesalahpahamanyang terus berulang dan berkembang luas di masyarakat.

Menurut Dawam Raharjo, Kemajemukan masyarakatdi Indonesia mengandung dua potensi: pertama, potensikonflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk jugabisa menjadi sumber dinamika perubahan sosial dan

3 Siti Musda Mulia dalam Susurin (ed.), Nilai-nilai Pluralisme dalam Islam(Bandung: Nuansa, 1995), hlm. 228.

Multikulturalisme Dalam Perspektif Al-Qur’an

Page 4: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

386

International Seminar on Islamic Civilization

kemajuan.4 Hal ini juga diperkuat oleh Nasihun bahwakonfigurasi masyarakat plural atau majemuk memiliki duakecenderunga, pertama, inklinasi berkembangnya prilakukonflik di antara berbagai kelompok etnis; kedua, kecende-rungan hadirnya kekuatan integratif yang mengintegrasikanmasyarakat.5

Apabila dikaji secara lebih mendalam, multikulturalismesama sekali tidak bertentangan dengan Islam. Multikul-turalisme merupakan suatu kondisi objektif di lapangan yangmengharuskan umat Islam dan umat agama yang lain salingmemahami, menghormati dan menjaganya.6 Kondisi objektiftersebut dapat diciptakan manakala sesama umat beragamadengan tegas dan menolak jika terdapat kelompok yanghendak menghancurkan kondisi objektif multikulturalisme.Sikap yang demikian merupakan sikap multikultur yangapabila berjalan dengan baik maka multikulturalisme di In-donesia akan tegak berdiri. Akan tetapi realita yang ada, jauhdari harapan yang diidealkan dari gagasan multikulturalisme.Perbedaan pendapat, suku, aliran agama, kelompok agama,agama, budaya, tradisi dan bahasa terkadang meruncinghingga ke titik perseturuan, antar kelompok atau antargolongan saling memperkuat posisi, maka tidak jarangagama dan interpretasi teks di gunakan sebagai alatlegitimasi.

4 Dawan Raharjo, Merayakan Kemajemukan, Kebebasan dan Kebangsaan(Jakarta: Kencana, 2010), hlm. 238-239.

5 Nasikun, Masyarakat Transisi (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 1999), hlm. 1246 Zuly Qodir, Radikalisme Agama Di Indonesia(Yogyakarta:Pustaka

Pelajar,2014), hlm.. 214-215.

Page 5: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

387

Perbedaan pendapat dalam segala aspek kehidupanmanusia merupakan satu fenomena yang akan terusberlanjut hingga akhir sejarah kemanusiaan. Dalam sejarahumat Islam, perbedaan telah terjadi sejak masa kehidupanRasulullah saw. Walaupun tidak setajam dan seruncing sepertiera pasca wafatnya Nabi, hal itu karena para sahabatmenerima keputusan Nabi Muhammad dengan penuhkesadaran. Disamping itu, tidak jarang dalam masalahkeagamaan (ubudiyah), Nabi membenarkan pihak-pihakyang berbeda. Perbedaan pendapat antara kaum muslimdalam soal keagamaan mulai menonjol sejak abad ke-2Hijriyah. Akan tetapi, persoalan tersebut tidak menyangkutprinsip-prinsip agama (ushul al-din) seperti keesaan Tuhan,kedudukan nabi Muhammad saw apakah sebagai nabi akhirzaman (khotamu al-anbiya’) ataukah sebagai rasul, kesucianNabi Muhammad pra pengangkatan dan pasca pengang-katan sebagai rasul dan kepastian hari kiamat. Lambat launperbedaan tersebut menyebabkan umat Islam berkelompok-kelompok, sehingga melahirkan kelompok-kelompok kalamseperti Asy’ariyah, Maturidiyah, Mu’tazilah dan lainsebagainya.7

Menurut Abu Zahrah seperti yang dikutip oleh Shihabbahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalanganinternal umat Islam adalah lantaran redaksi ayat-ayat Al-Qur ’an, terutama yang berkaitan dengan ayat-ayatmutasyabbihat.8 Secara filosofis al-Qur’an seharusnya dibaca

7 Quraish Shihab, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi dan Peran Wahyu DalamKehidupan Masyarakat(Bandung:Mizan,1999), hlm. 362-363.

8 Ibid,.hlm.364.

Multikulturalisme Dalam Perspektif Al-Qur’an

Page 6: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

388

International Seminar on Islamic Civilization

dengan berbagai realitas. Realitas ketika ayat Al-Qur’anditurunkan pertama kali di abad pertama hijriyah berbedadengan realitas kondisi zaman sekarang. Agar teks Al-Qur’andapat hidup menyesuaikan dengan zaman “shohih likullizaman wa makan”, maka Al-Qur’an harus diperhadapkandengan realitas masa sekarang. Hal itu karena agar teks Al-Qur’an hidup dan menyesuaikan dengan persoalan umat.Menurut Syaikh Muhammad Al-Ghazali, ayat-ayat Al-Qur’an yang tidak membutuhkan tafsir-tafsir kelanjutanadalah ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan ibadah danakidah. Tapi ayat Al-Qur’an yang berkaitan dengan alam,kehidupan dan ilmu-ilmu kemanusiaan harus dipahamimelebihi yang dipahami ketika abad pertama hijriyah.9 Iniartinya, membaca dan memahami makna ayat Al-Qur’antidak bisa selesai dengan membaca melalui konteks masa lalu,hal itu karena persoalan umat masa lalu dengan masasekarang itu berbeda. Oleh karena itu, Al-Qur’an berkali-kalimenyuruh untuk selalu melihat konteks dan realitas masadepan (QS. Al-Fushshilat 41:53).

Melihat anjuran al-Qur’an tentang masa depan tersebut,persoalan multikulturalisme menuntut Al-Qur’an untukmampu menjawabnya.Jika dicermati secara lebih mendalam,Al-Qur’an berbicara tentang gagasan-gagasan dan nilai-nilaimultikulturalisme. Sejak awal, agama, etnis, suku, bahasa danjenis kelamin. Bahkan secara normatif Al-Qur’an mengakuibahwa manusia tersebut diciptakan dari berbagai bangsa

9 Syaikh Muhammad Al-Ghazali, Berdialog Dengan Al-Qur’an: MemahamiPesan Kitab Suci Dalam Kehidupan Masa Kini, tej. Masykur Hakim &Ubaidillah(Mizan:Bandung,1996), hlm. 263-264.

Page 7: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

389

(shu’ub) dan bersuku-suku (qaba’il) dengan tujuan agarmereka saling mengenal (li ta’arafuu) dan menghargai oranglain (QS. Al-Hujurat:13).10 Jika al-Qur’an tidak menghendakikeberagaman, tentunya Allah hanya menjadikan satu ummat(QS. As-Shura:8).11

Dengan demikian, tulisan ini ingin mengkaji bahwamultikulturalisme adalah sebuah konsep yang masihdiperdebatkan antara yang menerima dan menolak, danbagaimana Al-Qur’an berbicara tentang wacana dan nilai-nilai multikulturalisme secara holistik dan universal. Analisisyang digunakan adalah analisa tafsir dengan menggunakanpendekatan fenomenologi. Prinsip fenomenologi menekan-kan pada sebuah asumsi “membiarkan al-Qur’an berbicarasendiri tentang persoalan eksistensi keberagaman di Indonesia”.Kajian ini penting untuk mengetahui esensi ajaran Islam yangtertulis dalam Al-Qur’an, dengan tujuan untuk mendorongkesetaraan (al-musawa), keadilan (al-’adalah), persamaan(equality), persatuan (al-ittihad) harkat dan martabat manu-sia (al-karamah al-insaniyah). Pendekatan yang digunakandalam memahami dan mengolah teks, yaitu hermeneutika.Carl Braaten, seperti dikutif oleh Faried Isak memaknaihermeneutika sebagai the science of reflecting on how a word

1 0 Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki danseorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-sukusupaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling muliadiantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu.Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.

1 1 Dan kalau Allah menghendaki niscaya Allah menjadikan mereka satu umat (saja),tetapi Dia memasukkan orang-orang yang dikehendaki-Nya ke dalam rahmat-Nya. Dan orang-orang yang zalim tidak ada bagi mereka seorang pelindungpundan tidak pula seorang penolong.

Multikulturalisme Dalam Perspektif Al-Qur’an

Page 8: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

390

International Seminar on Islamic Civilization

or an event in a past time and culture may be understood andbecome existentially meaningful in our present situation.12

B. Multikulturalisme: Teori dan RealitasGagasan tentang multikulturalisme dalam Islam tidak

bida dilepaskan dari doktrin Islam tentang kesederjatanidentitas manusia, toleransi dan koeksistensi keragaman, danbeberapa hal lain yang menopang gagasan tersebut, sepertinilai dan aplikasi demokrasi, hak asasi manusia, keadilan sosialbanyak disinggung dalam Al-Qur’an. Ayat-ayat yang berke-naan dengan hal tersebut, seperti kesederjatan etnis, gender,budaya. Secara prinsip multikulturalisme memandangkeberadaan setiap kebudayaan sebagai entitas yang memilikihak yang setara di depan hukum publik. Secara sederhana,kata multikulturalisme juga diartikan sebagai keragamanbudaya.13 Biasanya, keragaman mengarah dan menunjukkankepada keragaman yang berbasis agama, ras, etnis, bahasamaupun budaya. Dari pemaknaan kata keberagamantersebut, keberagaman diartikan sebagai pluralitas (plural-ity), keragaman (diversity) dan multikultural (multicultural).Menurut Azra, Multikulturalisme pada dasarnya adalahpandangan dunia yang kemudian dapat diterjemahkan kedalam berbagai kebijakan kebudayaan yang menekankanpenerimaan terhadap realitas keagamaan, pluralitas danmultikultural yang terdapat dalam kehidupan masyarakat.

1 2 Farid Isak, Qur’an Liberation & Pluralism: An Islamic Perspective of InterrelligiousSolidarity Against Oppression (Oxford: Oneworld, 1977), hlm. 131.

1 3 Tim Redaksi Bahasa Indonesia, Kamus Besar Bahasa Indonesia(Jakarta:PusatBahasa,2008), hlm. 980.

Page 9: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

391

Multikulturalisme dapat juga dipahami sebagai pandangandunia yang kemudian diwujudkan dalam kesadaran politik.14

Sedangkan menurut Rosado, Multikulturalisme adalahsebuah sistem keyakinan dan prilaku yang mengenali danmenghormati keberadaan semua kelompok yang berbedadalam sebuah organisasi atau masyarakat, mengakui danmenghargai perbedaan-perbedaan sosial budaya, mendorongdan memungkinkan kontribusi mereka yang berkesinam-bungan dalam sebuah konteks budaya yang ingklusif yangmemberdayakan semua dalam sebuah organisasi ataumasyarakat.15 Disamping itu, multikulturalisme juga dapatdiartikan sebagai sebuah gerakan sosial intelektual yangmengangkat nilai-nilai perbedaan sebagai prinsip inti danmenegaskan bahwa semua kelompok budaya harusdiperlakukan dengan rasa hormat dan sama.16

Pada tataran filosofis, gagasan multikulturalismeberangkat dari sebuah asumsi dasar tentang kemuliaan dankehormatan manusia (human dignity). Prinsip yang demikianterdapat di hampir semua agama besar dunia. Manusiamemiliki posisi yang mulia, maka kepadanya melekat hak-hak yang harus di hormati dan dijaga oleh manusia yanglainnya. Jika manusia yang lainnya tidak melaksanakanpenghormatan hak asasi manusia tersebut, maka ia telahmelakukan pelanggaran terhadap Hak Asasi Manusia (HAM).

1 4 Azyumardi Azra, Identitas dan Krisis Budaya, Membangun Multikultural-isme di Indonesia, 2007. http://www. Kongresbud.budpar.go.id

1 5 Caleb Rosado, “Toward a Definition of Multiculturalism”, dalam http://rosado.net

1 6 Blaine J. Fowers & Frank C. Richardson, “Why is Multiculturalism Good? ”,dalam American Psychologist, Vol.51. No.VI edisi Juni 1996, hlm. 609.

Multikulturalisme Dalam Perspektif Al-Qur’an

Page 10: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

392

International Seminar on Islamic Civilization

Pelanggaran HAM merupakan penindasan terhadapkemanusiaan secara universal. Jika pelanggaran tersebutterjadi, akan menimbulkan konflik yang dapat mencederaiHAM. Dengan demikian, sikap toleransi merupakan sebuahkeniscayaan untuk menghargai perbedaan-perbedaantersebut, dengan cara berdialog dan menghilangkan diskri-minasi dan prasangka buruk (prejudice) dalam pergaulan.

Multikulturalisme merupakan cara pandang, caraberpikir dan paradigma berpikir dalam konteks sosial budayasuatu masyarakat. Sebagai sebuah paradigma, multikultural-isme memuat di dalamnya sebuah nilai-nilai etis yangmenjadi pedoman dasar dalam setiap prilaku individu. Didalam pedoman tersebut, terdapat prinsip-prinsip moral yangmenjamin setiap aktivitas individu dan masyarakat sesuaisesuai dengan hak dan kewajibannya. Prinsip-prinsip moraltersebut mencakup politik, demokrasi, keadilan, penegakanhukum, kesempatan kerja, HAM, hak budaya komunitas,kelompok minoritas dan lain sebagainya. Oleh karena itu,secara sederhana multikulturalisme merupakan sebuahgerakan etis.

Jika ditelaah dalam kajian sejarah, konsep multikultural-isme merupakan konsep yang baru apabila dibandingkandengan pluralitas (plurality) maupun keragaman (diversity).Antara pluralitas, keragaman dan multikultural memilikiperbedaan pada titik tekan. Konsep pluralitas mengandaikanadanya “hal-hal yang lebih dari satu (many)”. Keragamanmenunjukkan bahwa keberadaan yang “lebih dari satu” ituberbeda-beda, heterogen dan bahkan tidak dapat disamakan.Sedangkan multikulturalisme memberikan penegasan bahwa

Page 11: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

393

dengan segala perbedaanya itu mereka adalah sama dan didalam ruang publik sehingga dibutuhkan kesediaanmenerima kelompok lain secara sama sebagai satu kesatuan,tanpa memperdulikan perbedaan budaya, etnik, gender,bahasa maupun agama. Dalam lintasan sejarah, gerakanmultikulturalisme muncul pertama kali di Kanada dan Aus-tralia kemudian Amerika Serikat, Inggris, Jerman dan lainsebagainya.17Wacana multikulturalisme untuk konteks Indo-nesia mulai mengemuka ketika sistem nasional yang otoriter-militeristik menjadi lemah sejak jatuhnya rezim Soeharto.

C. Tafsir Al-Qur’an dan Nilai-NilaiMultikulturalismeAbdul Karim Soroush18 mengemukakan bahwa prinsip

interpretasiseseorang tentang agama, sempit atau luas, akanmelahirkan pemahaman dan pola pikirnya tentang agama.Hal ini relevan dengan problem pemahaman masyarakattentang isu-isu sosial keagamaan yang terjadi ditengah-tengah masyarakat, seperti masalah demokrasi, HAM,pluralisme dan multikulturalisme, dipahami secara beragamsesuai dengan paradigma dan pengetahuan yang dimilikinya.Perbedaan interpretasi tentang teks-teks wahyu (keagamaan)merupakan hal wajar, mengingat bahasa dengan rentangruang dan waktu dipastikan menimbulkan multi tafsir danpemahaman yang berbeda, ketika ruang dan waktu juga

1 7 Mun’im A. Sirry, “Agama, Demokrasi dan Multikulturalisme”, Kompas Edisi01 Mei 2003.

1 8 Lihat, Haidar Bagir, “ Potret Seorang Muslim Liberal”, sebuah pengantardalam, Abdul Karim Soroush, MenggugatOtoritas dabn Tradisi Agama, terjAbdullah Ali (Bandung: Mizan, 2002), hlm. xii

Multikulturalisme Dalam Perspektif Al-Qur’an

Page 12: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

394

International Seminar on Islamic Civilization

berbeda, sehingga konteks sosial-budaya masyarakatmemiliki kontrubusi yang dominan dalam melakukaninterpretasi atas teks keagamaan.

Dalam menafsirkan Al-Qur’an tentang multikultural-isme, ada dua hal yang penting untuk diperhatikan. Pertama,Al-Qur’an tidak hanya berbicara kepada umat Islam tapi jugaberbicara kepada banyak ummat, seperti Nashrani, Yahudi,Kaum musyrik Mekkah dan lain sebagainya. Di dalam Al-Qur’an juga terdapat ungkapan-ungkapan yang diarahkankepada berbagai komunitas yang berbeda seperti “hai orang-orang beriman” (yaa ayyuha al-ladziina aamanuu), “hai manu-sia” (yaa ayyuha an-naas), hai orang-orang kafir (yaa ayyuhaal-kaafiruun) dan lain sebagainya. Yang membuktikanbahwa pada saat itu, Al-Qur’an tidak hanya berbicara padasatu komunitas satu agama saja (Islam), namun jugaberbicara kepada banyak pihak. Kedua, al-Qur’an berbicaratentang hal-hal yang bersifat multikulturalistik. Artinya,banyak suara yang direfleksikan oleh Al-Qur’an dan banyakrepresentasi, ada suara untuk Muhammad, ada suara yangdisampaikan oleh Allah sendiri dan juga ada suara yangdisampaikan kepada umat manusia lain.

Di dalam Al-Qur’an, Allah mengatakan bahwa manusiadi ciptakan dengan beragam (heteronitas) mulai dari bangsadan suku. Penciptaan Allah dengan beragam tersebut hanyadengan satu tujuan yakni untuk saling mengenal (QS. Al-Hujurat (49):13). Pengenalan manusia tersebut tidakmemandang golongan, kelompok maupun agama. Hal itukarena Allah menyuruh kepada umat manusia baik itumuslim atau tidak untuk berlomba-lomba dalam berbuat

Page 13: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

395

kebajikan (QS. Al-Ma’idah (5):48). Etika sosial ini berakarpada satu gagasan Al-Qur’an tentang “kesamaan” manusia,yang menekankan bahwa semua manusia, tanpa melihatpersuasi ideologisnya diciptakan dari “jiwa yang sama” (nafswahidah) (QS. An-Nisa’ (4):01). Karenanya, tidak penting bagiAllah, apakah manusia tersebut beragama Yahudi, Nasraniatau sabi’un. Baik itu yang berjenis kelamin laki-laki maupunperempuan, baik itu orang Arab atau tidak, baik itu darigolongan miskin atau tidak, karena siapapun yangmelakukan kebaikan, janji Allah baginya adalah balasanganjaran (QS. Al-Baqarah (2):62). Bahkan menurut Allah,manusia yang paling mulia adalah manusia yang palingbertakwa (QS. Al-Hujurat (49):13).

Al-Qur’an menyatakan bahwa penilaian manusia itubergantung kepada kebajikannya, bukan pada keterikatan-nya pada satu keyakinan tertentu atau kelompok golongantertentu atau bangsa tertentu. Kesalehan sosial itu menyebarmelalui berbagai tindakan dengan cara terbaik untuk meng-abdi kepada Allah melalui implementasi kegiatan danpelayanan kemanusiaan. Maka, seruan untuk menegakkankeadilan sosial adalah fondasi dari komunitas multikulturalyang inklusif, yang terdiri dari beragam manusia yangberbeda-beda, yang disatukan oleh etika kemanusiaan tentangtanggung jawab ganda manusia untuk menghormati danmenghargai diri dan masyarakat.

Pandangan Al-Qur’an tentang realitas keragamantersebut diikat oleh suatu pandangan holistik tentang kesama-an manusia. Pandangan yang demikian mempengaruhitindakan dan relasi sosial Nabi dengan komunitas-komunitas

Multikulturalisme Dalam Perspektif Al-Qur’an

Page 14: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

396

International Seminar on Islamic Civilization

umat yang lain. Dalam sejarah perjalanan hidup NabiMuhammad SAW. Nabi diam dan menunduk manakala didepan beliau lewat seorang mayat Yahudi yang akan dikebumikan, Nabi bersabda bahwa “orang yahudi tersebutadalah makhluk Allah”. Disamping itu, Nabi menghentikankebiasaan orang Arab yang mengubur hidup-hidup bayiperempuan yang baru dilahirkan dengan mengatakan bahwa“Surga di bawah telapak kaki ibu dan perempuan adalahsaudara kandung laki-laki”. Sikap bijak Nabi ini dilakukankarena sebagaimana sabdanya “aku diutus untuk menyem-purnakan akhlak”.

Nabi Muhammad memperkuat dan menyebarkan nilai-nilai universal Al-Qur’an.Maka tak heran jika akhlak nabiMuhammad mencerminkan akhlak Al-Qur’an.Nilai-nilaiuniversal Al-Qur’an ini kemudian menjadi fondasi terbangun-nya wacana multikulturalisme yang terkandung dalam Al-Qur’an. Nilai-nilai multikulturalisme tersebut adalah keadilan(al-‘adalah), kesetaraan (al-musawa) dan hak asasi manusia(human rights), nilai-nilai demokratis (democratic values).Nilai-nilai tersebut yang kemudian memunculkan berbagaisikap seperti anti diskriminasi, prasangka (prejudice) dantoleransi terhadap kelompok-kelompok yang berbeda baiketnis, ras, suku, agama, budaya dan lain sebagainya. Untuklebih jelasnya nilai-nilai multikulturalisme dalam Al-Qur’andapat dilihat pada bagan di bawah ini:

Page 15: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

397

1. Keadilan & KesetaraanKeadilan dalam bahasa Arab adalah ‘adl.Kata ini

ditemukan dalam Al-Qur’an sebanyak 14 kali. Kata ‘adljuga merupakan sifat Allah yang mengilustrasikantindakan Allah sebagai penguasa dan hakim yangadil.19Kata kerja ‘adalah yang mengandung arti “bertindaksecara adil”.20Makna kata yang demikian pada umumnyaberhubungan dengan konsep-konsep kesetaraan dankeseimbangan.

Kata ‘adl dalam al-Qur’an dikaitkan dengan Tuhandan manusia. Artinya, kata tersebut berkaitan dengankeadilan Tuhan (QS. Ali Imran:18) dan keadilan manusia.Keadilan manusia tersebut adalah anjuran agar manusiaberlaku adil dalam setiap aspek kepada Tuhan, manusia

1 9 Oliver Leaman (ed), The Qur’an: An Encyclopedia(London and NewYork:Routledge,2006), hlm.13-15.

2 0 Hans Wehr, A Dictionary of Modern Written Arabic, ed. J. Milton Cowan,Edisi III, (New York: Spoke Language Services,1976), hlm. 596.

Multikulturalisme Dalam Perspektif Al-Qur’an

Page 16: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

398

International Seminar on Islamic Civilization

dan lingkungan. Oleh karena itu, agar manusia dapatdikatakan adil kepada Tuhan, manusia harus menyembahkepada Tuhan dengan penyembahan yang tulus, murnidan ikhlas (QS. Az-Zariyat (51):56). Juga agar manusiadikatakan adil kepada manusia, maka manusia harusmemberikan setiap haknya dan bertindak terhadapmakhluk-makhluk tersebut sesuai dengan hak-hakmereka (QS. al-Ma’idah (5):8, QS. Al-A’raf (7):29, QS. Al-Mumtahanah (60):8).21 Disamping itu, Tuhan memerin-tahkan manusia tidak hanya untuk berlaku adil, tetapiTuhan juga menyuruh kepada umat manusia untukberkata yang adil (QS. Al-An’am (6):152, serta memutus-kan perkara yang adil (QS. An-Nisa’ (4):58).

Ketika Allah menyuruh kepada umat manusia untukberlaku adil, berkata adil dan memutuskan perkaradengan adil. Itu artinya, Allah membenci suatu ketidakadilan (dzalim), penindasan dan kejahatan yang berbasisras, suku, agama, gender, sosial budaya, politik, ekonomidan lain sebagainya. Hal itu karena perbuatan ketidakadilan, penindasan, penganiayaan dan kejahatan yangdilakukan oleh manusia, berarti manusia secara sengajatelah memutuskan perjanjian dan ikatan dengan Tuhan(QS. Al-Baqarah (2):124), dan bahkan mungkin Tuhantidak menyukai orang-orang tersebut (QS. Ali Imran(3):57). Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa ayat-ayat Al-Qur’an berprinsip untuk memerangi ketidakadilan, penindasan dan kejahatan.

2 1 Seyyed Hosein Nasr, The Heart of Islam: Enduring Values for Humanity (NewYork: Haroer Collins, 2002), hlm. 249-250.

Page 17: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

399

Kesetaraan atau kesederajatan identitas manusiaberagam perbedaan para mufassir Indonesia, QuraishShihab22, terkait dengan kesederajatan identitas manusia,mencakup kesederajatan laki-laki dan perempuan (gen-der), etnisitas dan budaya adalah setara. Bukan saja kese-taraan dalam penciptaan tapi setara dalam meperoleh hak.Meskipun peran laki-laki dan perempuan berbeda terkaitdengan hak laki-laki dan perempuan, namun hal itu tidakmenjadikan pihak satu melebihi atau menungguli yanglainnya. Bagi laki-laki hak (bagian) sesuai dengan apayang dianugrahkan Allah, dan bagi perempuan hak sesuaidengan apa yang dianugrahkan Allah kepadanya pula.23

Menurut Hamka, juga melihat kesetaraan perempuan danlaki-laki hanya sebatas sisi penciptaannya, dan hak-hakyang dimilikinya. Menurutnya, perempuan mempunyaihak politik sebagaimana laki-laki, boleh tampil untukmenjadi pemimpin asalkan mampu, menurut QS. al-Taubah (91):71, orang mukmin laki-laki dan perempuan,bersatu untuk saling memimpin satu sama lain dalam satukeyakinan, yaitu percaya kepada Allah SWT. Dengan katalain, perempuan ambil bagian bersama laki-laki untukmembangun masyarakat beriman.24 Perempuan diperbo-lehkan memilih pekerjaan sesuai dengan kehendaknya,

2 2 Quraish Shihab, Wawasan Al-Qur’an (Bandung: Mizan, 1996)., hlm. 315.2 3 Kesetaraan laki-laki dan perempuan, juga berimbas pada kesederajatan

etnisitas dan kebangsaan, menurut Quraish Shihab bahwa semaumanusia di sisi Allah, tidak ada perbedaan antara suku satu dengan sukulain, satu bangsa dengan bangsa lain. Lihat, Quraish Shihab, Tafsir Al-Mishbah, Vol. XXVI, hlm. 260.

2 4 Hamka, Tafsir Al-Azhar, Vol. X, hlm. 293; Hamka, Tanya Jawab I (Jakarta:Bulan Bintang, 1967), hlm. 52.

Multikulturalisme Dalam Perspektif Al-Qur’an

Page 18: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

400

International Seminar on Islamic Civilization

dan memperoleh harta dari hasil usahanya, hanya sajaperempuan dalam menentukan pekerjaan perlu melihatsisi kepatutan, dengan memperhatikan sisi etika danmoralitas serta menjaga martabat wanita.

2. Hak Asasi Manusia (HAM)Dalam pandangan Al-Qur’an, manusia memiliki

kemuliaan (dignity, al-karamah). Kemuliaan tersebuttercermin dari pemenuhan hak asasi kemanusiaanya.Pemenuhan hak asasi tersebut terdiri dari al-Dharuriyyatal-Khamsah (lima hak dasar manusia yang mendesakuntuk dipenuhi) antara lain; hak atas agama, kehidupan,akal, keturunan dan harta. Hak kelima ini menurutnyaadalah hak dasar manusia yang harus dijaga, dihormatidan diperjuangkan melalui sistem politik dan hukum. Iniartinya, sistem politik dan hukum Islam harus melindungidan memperjuangkan hak hidup manusia.25

Terkait dengan hak hidup, al-Qur’an menjunjungtinggi kemuliaan dan nilai absolut kehidupan manusia(QS. Al-An’am (6):151). Disamping itu, Al-Qur’an jugamenjelaskan secara esensial bahwa kehidupan masing-masing individu sama dengan kehidupan semua komuni-tas, dan oleh karenanya harus diperlakukan dengan penuhperhatian (QS. Al-Ma’idah (5):32). Begitu pula dengan hakuntuk mendapatkan penghormatan, al-Qur’an mengang-gap bahwa semua manusia berhak untuk mendapatkanpenghormatan (QS. Al-Isra’ (17):70). Penghormatan

2 5 Khaled M. Abou El-Fadl, The Great Theft: Wrestling from Extrimist (Oxford:Oneworld Publications, 2003), hlm. 188.

Page 19: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

401

kepada manusia menjadi niscaya karena manusia berbedadengan binatang. Manusia telah dianugerahkan oleh Al-lah akal pikiran untuk berkehendak sesuai dengankeinginannya dan berpikir akan kekuasaan Allah (QS. Al-Baqarah (2):30-34). Meski di ayat lain, Al-Qur’an mengata-kan bahwa manusia dapat menjadi yang paling rendah(asfal al-safilin), akan tetapi Al-Qur’an tetap menyatakanbahwa manusia tercipta dalam bentuk yang sebaik-baikbentuk (ahsan al-taqwim) (QS. Al-Thin (95): 4-6). Hal itukarena manusia memiliki kemampuan untuk berpikir,mengetahui baik dan buruk, melakukan kebajikan danmenjauhi keburukan. Oleh karena itu, manusia mendapatamanah oleh Allah sebagai pemimpin di muka bumi(khalifah fi al-ardhi) (QS. Al-Baqarah (2):30). Begitutingginya penghargaan Tuhan kepada manusia, sehinggasesama manusia selayaknyalah untuk menghormatimanusia yang lain dengan berdasar sisi kemanusiaanya.

Al-Qur’an memberikan kebebasan kepada manusia,pembebasan tersebut dalam artian pembebasan darisegala bentuk belenggu. Kediktatoran dan otoritarianismeyang dilakukan oleh manusia kepada manusia yang lainmerupakan sebuah bentuk pelanggaran, pelanggaranterhadap ayat-ayat Allah. Hal itu karena Al-Qur’an denganjelas dan penuh penekanan mengatakan bahwa “Tidakwajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanyaAl Kitab, hikmah dan kenabian, lalu dia berkata kepadamanusia: “Hendaklah kamu menjadi penyembah-penyembah-ku bukan penyembah Allah….” (QS. Ali Imran (3):79). Jikadikaitkan pada realita masa kini, jika ada sekelompok

Multikulturalisme Dalam Perspektif Al-Qur’an

Page 20: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

402

International Seminar on Islamic Civilization

manusia, golongan, agama dan budaya yang tidakmemberikan kebebasan kepada manusia lain untuk bebasmemilih, maka berarti kelompok manusia, golongan,agama dan budaya tersebut telah melakukan pelanggarankemanusiaanya. Seolah-olah, kelompok yang memaksatersebut memposisikan dirinya sebagai Tuhan Yang harusdipatuhi.

Jika kelompok atau manusia tersebut telah memposisi-kan dirinya sebagai yang harus dipatuhi, ini artinyakelompok atau manusia tersebut telah melakukan perbu-dakan secara simbolik. Padahal, budaya perbudakan dizaman Nabi dahulu, al-Qur’an menyuruh untuk diperla-kukan secara adil dan manusiawi (QS. An-Nisa’ (4):36).Bahkan tidak hanya berhenti pada usaha keadilantersebut, al-Qur’an juga mendorong umat manusia untukmelakukan pembebasan kepada budak-budak (QS. Al-Baqarah (2):177, QS. An-Nisa’ (4):92, QS. Al-Ma’idah(5):89. Penekanan Allah kepada kebebasan pribadimanusia termasuk perbudakan, eksploitasi manusia dantrafficking adalah cara Allah mengajarkan kepada umatmanusia bahwa hanya Allah yang dapat membatasikebebasan manusia (QS. As-Shura (42):21). Manusia tidakkuasa untuk mengekang kebebasan individu sesamamanusianya, karena perbuatan apapun yang dilakukanoleh manusia hanya Allah yang dapat menilai apakahperbuata tersebut baik atau buruk (QS. Yusuf (12):40),manusia tidak memiliki kuasa untuk menilai perbuatanmanusia sesamanya. Oleh karena itu, jika dikaitkandengan kondisi masyarakat Madura dan bahkan

Page 21: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

403

masyarakat Indonesia secara universal, yang mengatakanbahwa “Syi’ah bukan Islam”, “Ahmadiyah sesat”,“merayakan maulid nabi dan ziarah kubur adalah bid’ah”dan lain sebagainya adalah pernyataan yang penuhdengan prejudice, penuh kebencian dan melanggarkemanusiaan (Human dignity). Hal itu karena siapapunitu tidak berhak mengklaim bahwa kelompok lain, agamalain, atau budaya lain itu bid’ah, haram, sesat, dosa danmasuk neraka. Karena pahala atau dosa itu hakpreoregatif Allah.

Al-Qur’an juga berbicara tentang pengetahuan,bahkan al-Qur’an menekankan urgensi manusiamendapatkan ilmu pengetahuan (science) (QS. Al-‘alaq(95):1-5). Dengan sangat jelas, Al-Qur’an membedakanderajad antara orang yang memiliki ilmu pengetahuandengan yang minim ilmu pengetahuan (QS. Az-Zumar(39):09). Oleh karena itu, al-Qur’an mendorong umatberiman untuk belajar guna menambah ilmupengetahuan (QS. Taha (20):114). Menurut perspektif al-Qur’an, ilmu pengetahuan merupakan syarat untukmenciptakan tatanan dunia yang adil dan penuh denganperdamaian. Bahkan, al-Qur’an menekankan pentingnyabagi manusia untuk mencari ilmu sekalipun kondisi duniadalam keadaan perang (QS. At-Taubah (9):122). Daribeberapa anjuran al-Qur’an tersebut, dapat disimpulkanbahwa al-Qur’an begitu menekankan ilmu pengetahuansehingga setiap individu manusia berhak untuk mencaridan mendapatkannya. Adalah sebuah pelanggaranterhadap ayat-ayat Allah, manakala ada sekelompok or-

Multikulturalisme Dalam Perspektif Al-Qur’an

Page 22: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

404

International Seminar on Islamic Civilization

ang atau jenis kelamin atau institusi yang melarangseorang perempuan untuk memperoleh haknya menda-patkan pendidikan dan menempuh sekolah setinggi-tingginya. Jika berdasar pada kebebasan Allah untukmendapatkan ilmu pengetahuan dan dikaitkan dengankondisi real perempuan sepanjang zaman, makapelarangan perempuan untuk sekolah bukan karena dasarargumentasi ayat dan hadist yang selama ini dijadikanlegitimasi, melainkan lebih karena kepentingan (interest)untuk mengkontruk otoritas laki-laki dalam politik, sosialbudaya, agama dan ekonomi.

3. Toleransi dan Multikultural.Secara etimologis, kata toleransi berasal dari bahasa

Belanda, “tolerantie”, dalam bahasa Inggris “tolerance”yang kesemuanya mengarah pada arti bersabar, menahandiri, membiarkan orang lain, dan berhati lapang terhadappendapat yang berbeda.26Dalam bahasa Arab toleransibiasa disebut dengan istilah “tasâmuh” yang artinya sikapmembiarkan, lapang dada, murah hati dan sukaberderma. Dengan kata lain, toleransi (tasâmuh) sebagaisikap menghargai dan menghormati keyakinan ataukepercayaan, budaya dan kultur orang lain dengan penuhkerelaan, kesabaran dan kesadaran. Toleransi mengandai-kan adanya rasa dan sikap saling menghargai danmenghormati antara satu dengan yang lain dengan tetapmenjunjung tinggi rasa persatuan dan persaudaraan demi

2 6 Lorens Bagus, Kamus Filsafat (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2000),hlm. 1111

Page 23: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

405

mewujudkan kehidupan yang damai, tentram danbahagia.27

Di daerah multikultural seperti Indonesia, toleransimerupakan prasyarat untuk kehidupan bersama dengankelompok-kelompok orang yang berbeda sosial, budayadan agamanya. Al-Qur’an memandang toleransi sebagaititik tolak yang penting dalam membangun perdamaianyang lebih besar. Al-Qur’an mencoba membangunperdamaian yang lebih besar. Al-Qur’an mencobamembangun perdamaian antara komunitas agama yangberbeda dan mengakui perbedaan keyakinan danbudaya. Al-Qur’an meletakkan penekanan yang besarkepada pemeliharaan hubungan yang baik antarapenganut agama yang berbeda, hal itu karena menurutal-Qur’an, kebebasan agama adalah basis perdamaianyang berkelanjutan. Oleh karena itu, al-Qur’an menyerusemua orang yang beriman untuk masuk ke dalamperdamaian dan tidak mengikuti langkah setan (QS. Al-Baqarah (2):208).

Dalam kehidupan sosial keagamaan, penekanan al-Qur’an diatas merupakan wacana toleransi. Sebagaimanadalam QS. Ar-Rum (30):22, Allah menegaskan bahwa bagimereka yang memiliki pandangan yang jelas dan

2 7 Dalam Al-Qur’an, ditegaskan bahwa komitmen keagamaan adalahpersoalan privat, persoalan pribadi orang perorangyang tidak bisadipaksakan QS. Al-Baqarah (2): 256: “Tidak ada paksaan untuk (memasuki)agama (Islam); sesungguhnya telah jelas jalan yang benar daripadajalan yang sesat. Karena itu barangsiapa yang ingkar kepada Thaghutdan beriman kepada Allah, maka sesungguhnya ia telah berpegangkepada buhul tali yang amat kuat yang tidak akan putus. Dan Allah MahaMendengar lagi Maha Mengetahui”.

Multikulturalisme Dalam Perspektif Al-Qur’an

Page 24: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

406

International Seminar on Islamic Civilization

bijaksana, keragaman dalam realitas di dunia merupakantanda-tanda adanya Allah. Oleh karena itu, Al-Qur’anmengakui dan menghargai keragaman (tolerir).Pengakuan al-Qur’an terhadap keragaman tersebutadalah dengan satu tujuan tertinggi yakni perdamaian.Satu-satunya keharusan untuk mewujudkan perdamaiandalam multi dimensi adalah dengan adanya sikaptoleransi. Bangunan toleransi tersebut dapat lebih kuatmanakala fondasinya melihat pada QS. Al-Isra’ (17):70.Ayat tersebut menegaskan bahwa manusia diberikan posisiyang mulai diantara makhluk yang lainnya. Karena posisiyang mulia itulah manusia di amanahkan oleh Allah untukbertanggung jawab memelihara semua ciptaan Allah dimuka bumi. Amanah Allah diberikan kepada manusiaadalah lantaran adanya kesamaan asal muasal manusiayang satu dengan yang lainnya sehingga diantaramanusia ada keterkaitan dan keterhubungan (QS. Al-Ma’idah (5):32 dan QS. Al-An’am (6):98). Dari adanyapersamaan asal muasal penciptaan dari yang satu. Makaperbedaan kelompok, suku, agama, bahasa, daerah,pendidikan, jenis kelamin dan lain sebagainya bukanmenjadi persoalan utama dan esensi perbedaan untuksaling menuduh, bertikai dan berperang. Melainkanmelihat perbedaan tersebut melampaui penglihatanlahiriyah secara holistik dan universal. Disini, melihatdengan mata bathin dan akal sehat melalui perspektiftasawuf dan filsafat manusia menjadi niscaya.

Toleransi erat kaitannya dengan keadilan (al-‘adalah)dan persamaan (al-musawa). Nabi Muhammad

Page 25: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

407

diperintahkan oleh Al-Qur’an untuk berlaku adil terhadapmanusia, dan sebagai umat pengikut Nabi Muhamad,manusia selayaknya mengikuti sikap dan tingkah lakuNabi Muhammad sebagai teladan dan panutan (QS. An-Nisa’ (4):135, QS. Al-Ma’idah (5):8 dan QS. Al-Mumtahanah (60):8). Ketika seorang manusia telahmelaksanakan kebiasaan yang dilakukan oleh NabiMuhammad, itu bukan berarti manusia tersebut memilikiposisi dan berhak untuk menilai orang lain yang berbada.Hal itu karena penilaian adalah milik Allah dan masing-masing individu akan mendapatkan pahala dari Allahberdasarkan dari hasil kerja mereka. Untuk lebih mudahmelihat toleransi dalam Islam adalah dengan melihat sikaptoleransi Nabi Muhammad ketika abad pertama hijriyah.Ketika Islam baru dikenal, Nabi Muhammad menyepa-kati “Piagam Madinah”28 yang menganggap bahwaMuslim, Yahudi, Nashrani dan kelompok-kelompoklainnya sebagai “satu komunitas” yang berbagi tugas

2 8 Dalam pasal 25 Piagam Madinah berbunyi “Bahwa orang-orang Yahudibani ‘auf adalah satu umat bersama orang-orang mukmin, bagi orang-orang Yahudi itu agama mereka dan bagi orang-orang mukmin agamamereka. (Ketentuan ini berlaku bagi) klien-klien dan dari mereka sendiri,kecuali bagi orang yang berlaku zalim dan bertindak salah, maka ia tidaklain hanya membawa keburukan atas dirinya dan keluarganya”. Lihat.Jandra, Pluralisme Baru dan Cita Kebangsaan: Kajian Tentang Bentuk-Bentuk Hubungan Sosial Umat Beragama di Tengah KemajemukanBangsa, dalam M. Amin Abdullah, Tafsir Baru Studi Islam Dalam EraMultikultural, Yogyakarta:Kurnia Kalam Semesta,2002, hal. 309. PiagamMadinah ini juga sesuai dengan bunyi ayat…

Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu,dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku (QS. Al-Mukminun(23):52).

Multikulturalisme Dalam Perspektif Al-Qur’an

Page 26: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

408

International Seminar on Islamic Civilization

untuk saling melindungi satu sama lain dari seranganmusuh dan masing-masing memperoleh hak kebebasanberagama. Dari sini, toleransi dalam al-Qur’an dipandangsebagai permulaan perwujudan perdamaian yangberkelanjutan antara berbagai komunitas atau kelompokyang memiliki haluan berbeda.

Permulaan perwujudan toleransi tersebut, al-Qur’anmemberikan langkah-langkah strategis dengan caraterlibat dalam dialog dengan ahl al-kitab. Dalam dialogtersebut diharapan antara umat muslim dan ahl al-kitabuntuk kembali kepada kalimat yang sama (kalimatunsawa’) yakni “tidak menyembah kecuali hanya kepadaAllah dan tidak menyekutukannya (QS. Ali Imran (3):64).Dalam dialog, al-Qur’an menganjurkan untuk mengguna-kan metode hikmah dan nasehat yang baik (QS. An-Nahl(16):152). Dengan berdasar pada anjuran bijak al-Qur’antersebut, maka dapat diartikan bahwa pemaksaanterhadap kelompok agama lain yang berbeda tidak dapatdibenarkan (QS. Al-Baqarah (2):256).

D. Sikap Keberagamaan MultikulturalisDalam konteks kehidupan umat manusia, baik itu dari

suku, kelompok agama, aliran keagamaan, budaya, adat danbahasa, Sikap keberagamaan multikulturalis menjadipenting. Seorang yang memiliki kesadaran keagamaanmultikulturalis akan melihat perbedaan ajaran agama(syari’at) atau akidah tidak dengan kaca mata hitam danputih, benar atau salah, halal atau haram. Seseorang yangmemiliki kesadaran dan sikap keberagamaan multikulturalis

Page 27: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

409

tidak beragama secara mutlak-mutlakan. Artinya, ketikaklaim kebenaran agama yang dianutnya dilihat dari luar,dilihat dari agama lain, maka agama tersebut menjadi tidakmutlak. Sikap yang demikian inilah yang disebut olehMuhammad Ali sebagai sikap keberagamaan (relatively ab-solute).29 Orang yang memiliki sikap yang demikian akanmengatakan “apa yang saya yakini memang benar, dan sayaberjuang untuk mempertahankannya, tetapi keyakinan sayatetap relative manakala dihubungkan dengan keyakinan or-ang lain, karena orang lain melihat apa yang saya yakini darikacamata keyakinan orang lain”.

Sikap keberagaman yang mutlak-mutlakan dalamberbagai kasus interaksi antar agama dan antar budaya diIndonesia akan melahirkan klaim kebenaran agama sendiri(truth claim), sikap yang demikian akan menumbuhkanbenih-benih fundamentalisme radikal yang bisa membenar-kan segala cara. Kekeringan dalam beragama akan melahir-kan sikap kaku dalam beragama. Dan menurut MuhammadAli sebagai sikap kekakuan dalam beragama akan menye-babkan kurangnya kesadaran spiritual (kering). Padahalsalah satu nikmatnya beragama adalah merasakan apa yangkita lihat secara sadar dan tanpa paksaan. Penglihatan terse-but adalah dengan melihat betapa Allah telah menciptakanmanusia dengan beragama bentuk, rupa, agama, suku danlain sebagainya dengan cara yang indah dalam kemajemuk-an. Sedangkan sikap protokolisme agama, rigiditas doktrin,dan birokratisme agama merupakan ciri-ciri keberagamaan

2 9 Muhammad Ali, Teologi Pluralis-Multikultural: Menghargai KemajemukanMenjalin Kebersamaan(Jakarta: Kompas, 2003), hlm. 79.

Multikulturalisme Dalam Perspektif Al-Qur’an

Page 28: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

410

International Seminar on Islamic Civilization

yang kering. Apabila seseorang terpaksa atau dipaksa untukmeyakini suatu keyakinan yang tampa ia sadari, maka oranginilah sebenarnya yang sedang mengalami kekeringan spiri-tual.

Satu hal dari sikap keberagamaan multikultural adalahia tidak melepaskan simbol, tetapi selalu berupaya melihatmakna. Meskipun simbol memegang peranan penting dalamsetiap agama. Artinya, tampa simbol tidak aka nada agama.Akan tetapi, keberagamaan multikulturalisme bergerak jauhmelebihi dari sekedar simbol. Sikap multikultural menerimaekspresi-ekspresi keberagamaan simbolik, dengan menyadaripenuh makna dari simbol itu. Hal itu karena, sikap keberaga-maan multikulturalis tidak semata-mata bertujuan untukagama itu sendiri, melainkan untuk misi kemanusiaan. Allahsendiri menyatakan diriNya sebagai “Yang Maha Kaya” (al-Ghani) yang tidak memerlukan orang lain selain diriNyasendiri. Ini artinya, hakikatnya manusialah yang membutuh-kan agama itu sendiri.

Kekhawatiran terhadap multikulturalisme tidak dapatdibuktikan secara objektif di lapangan. Hal itu karena kekha-watiran-kekhawatiran itu muncul karena adanya pandanganmiopik yang seringkali muncul. Pandangan miopik tersebutkarena kurang memiliki landasan teoritik tentang faktalapangan yang terjadi. Menurut Zuly Qodir, pandanganmiopik ini mengindikasikan adanya kekerdilan dalamberagama, selain sebagai bentuk pengingkaran atas kehendakTuhan kepada umatnya yang beragam.30Agama sebagai3 0 Zuly Qodir, Radikalisme Agama Di Indonesia(Yogyakarta: Pustaka Pelajar,

2014), hlm. 216.

Page 29: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

411

sebuah misi kemanusiaan (humanity) tidak seharusnyamenjadikan agama sebagai landasan untuk menindas danmembelenggu manusia yang lain. Seharusnya denganberdasar pada sikap keberagamaan multikulturalis, seorangyang beragama akan menjadikan agama sebagai pembebasumat manusia untuk membela keadilan dan keragaman.Penekanan agama yang dianut oleh manusia untuk kemanu-siaan adalah karena Tuhan memberikan agama itu kepadamanusia bukanagama untuk Tuhan itu sendiri. Secara seder-hana, manusialah sebenarnya yang membutuhkan agama.Oleh karena itu, sikap keberagamaan multikulturalis tidakberjuang untuk membela agama atau membela Tuhannyasendiri, dan menafikan perjuangan dan pembelaan umatagama lain.

Ketuhanan dan kemanusiaan adalah sesuatu yang kodratdan fitrih. Akan tetapi keduanya selalu berada dalam ruangdan waktu. Seorang multikulturalis menurut Muhammad Ali,memahami bahwa ia menjalankan agamanya adalah sesuaidengan kemampuan untuk menjalankannya. Sambil menya-dari bahwa dirinya (pemeluk agama) sebagai sebuah produksejarah dan bahwa kemajemukan ekspresi kebudayaanmanusia adalah hal yang lumrah. Oleh karenanya, jika sikapkeberagamaan multikulturalis ini diimplementasikan olehmasyarakat Indonesia tampa memandang agama, suku,daerah, bahasa dan lain sebagainya, maka kekerasan atasnama agama, atau pembelaan atas nama Tuhan tidak akanterjadi.

Jika melihat pada teks al-Qur’an, dalam konteks relasisosial antar umat yang berbeda, Al-Qur’an mengajarkan

Multikulturalisme Dalam Perspektif Al-Qur’an

Page 30: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

412

International Seminar on Islamic Civilization

untuk saling mengenal (ta’aruf), saling berbuat baik (ihsan),saling memahami (tafahum), saling menghormati (takrim),berlomba-lomba dalam kebaikan (fastabiqu al-khairat), salingpercaya (al-amanah), saling berpositif thingking (husnudzan),toleransi (tasamuh) dan saling memberi maaf (al-‘afw). Jikaal-Qur’an sudah menjelaskan sikap-sikap humanities yangdemikian kepada manusia, maka pernyataan bahwamultikulturalisme melanggar hukum fiqih sebagai pedomandan rujukan hukum bagi umat Islam adalah sesuatu yangpatut untuk dipertanyakan kembali. Hal itu karena dalamqawa’id al-Fiqhiyyah (kaidah hukum fiqih) dikenal istilah al-‘adah al-muhkamah, ide dasarnya adalah “tradisi dan budayasuatu masyarakat, dapat dijadikan sebagai dasar-dasarhukum”.31 Dengan kaidah ini, jika masyarakat Indonesiamelestarikan tradisi dan budaya Indonesia yang tertulis dalamsimbol garuda “Bhinneka Tunggal Ika” (berbeda-beda tetapitetap satu jua), maka toleransi dan multikulturalisme dapatdijadikan asas dalam hidup bersosial.

E. Kesimpulan: Al-Qur’an MenghargaiKeragamanSecara historis sosiologis, multikulturalisme adalah

kenyataan yang tidak dapat dihindari, karena memangmultikulturalisme adalah suatu keniscayaan. Sesuai dengansunnatullah, semua yang terdapat di dunia sengaja didiciptakan dengan penuh keberagamaan, tak terkecualiagama. Agama tidak diturunkan dalam konteks ruang dan

3 1 Munawir Husni, Studi Keilmuwan Al-Qur’an I(Yogyakarta:Binafsi Pub-lisher,2015), hlm.79

Page 31: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

413

waktu yang sama, tapi dalam pengalaman kontinum ruangdan waktu. Karena turunnya wahyu “agama” tidak diturun-kan dalam ruang dan waktu yang sama, maka multikultural-isme merupakan suatu kenyataan historis yang tidak dapatdihindari. Akan tetapi, jika manusia tetap mempertahankanbahwa hanya agama dirinyalah yang benar, atau memperta-hankan bahwa hanya budaya dirinyalah yang benar danagama atau budaya orang lain salah, maka sikap fanatismeyang demikian inilah yang nantinya akan melahirkan sikapeksklusifisme dan menggiring pada fundamentalisme agama.

Keragaman identitas manusia, apapun bentuknya, baikbudaya, etnis, kebangsaan, dan gender sebagaimana dijelas-kan dalam Al-Qur’an adalah setara atau sederajat, dan tidakada identitas apapun yang dianggap melebihi. Hidup bersamasecara berdampingan antar kelompok budaya atau agama(koeksistensi keragaman kultural), mendapat legitimasi kuatdari ajaran Islam. Hal itu menunjukkan dengan penegasanAl-Qur’an tentang prinsip toleransi Islam kepada kelompokagama lainnya dan prinsip kerjasama antar Muslim dan non-Muslim, larangan untuk saling mengganggu atau menghinasatu sama lain. Maka paham multikulturalisme yang kemu-dian dikembangkan pada prinsip-prinsip demokrasi,keadilan, kesamaan derajat, keseteraan, penegakan hak asasimerupkan compatible dengan ajaran-ajaran Islam yangmennjung tinggi perdamaian, dan kesejahteraan bersamasebagai Islam rahmatan lil-alamin.

Perbedaan itu adalah niscaya, fitrah, realitas dansunnatullah. Keinginan untuk menciptakan persamaan danperbedaan adalah sesuatu yang menyalahi kodrat. Jika

Multikulturalisme Dalam Perspektif Al-Qur’an

Page 32: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

414

International Seminar on Islamic Civilization

selama ini orang-orang yang mengaku membela agamaTuhan karena perintah Allah dalam teks al-Qur’an, makasebenarnya itu adalah ucapan yang diluar kontekskemanusiaan. Karena misi tertinggi agama adalah misikemanusiaan. Ayat al-Qur’an lebih banyak menjelaskantentang mu’amalah (relasi sosial) ketimbang menjelaskanakidah (ta’abbudiyah). Hal itu karena hubungan manusiadengan manusia yang lain adalah realitas yang tak bisadibantahkan. Apalagi Allah mengutus Nabi Muhammad kemuka bumi adalah tiada lain kecuali untuk menyempurna-kan akhlak kala bangsa Arab moralitasnya terpuruk.

Diakhir tulisan ini, marilah kita simak bersama-samaFirman Allah yang menjelaskan tentang keragaman dalamkebersamaan.

Jika mereka bertaubat, mendirikan sholat dan menunaikanzakat, maka (mereka itu) adalah saudara-saudaramu seaga-ma. Dan Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi kaum yangmengetahui (QS. At-Taubah:11).

Ayat tersebut menekankan dengan jelas bahwa manusiayang beragama, siapapun itu adalah “saudara”. Jika oranglain yang berbeda agama adalah saudara, maka perlakukansaudara itu dengan penuh kasih sayang, cinta dan sopandalam keberagaman.

Page 33: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

415

Daftar Pustaka

Zuly Qodir, 2014, Radikalisme Agama Di Indonesia,Yogyakarta: Pustaka Pelajar.

Quraish Shihab, 199, Membumikan Al-Qur’an: Fungsi danPeran Wahyu Dalam Kehidupan Masyarakat,Bandung:Mizan.

__________, 1996, Wawasan Al-Qur’an, Bandung: Mizan__________, 2002, Tafsir Al-Mishbah, Vol 1- Vol 13, Jakarta:

Lentera hati.

Syaikh Muhammad Al-Ghazali, 1996, Berdialog Dengan Al-Qur’an: Memahami Pesan Kitab Suci Dalam KehidupanMasa Kini, tej. Masykur Hakim & Ubaidillah,Mizan:Bandung

Tim Redaksi Bahasa Indonesia, 2008, Kamus Besar BahasaIndonesia, Jakarta:Pusat Bahasa

Azyumardi Azra, 2007, identitas dan krisis budaya,membangun multikulturalisme di Indonesia. http://www. Kongresbud.budpar.go.id

Caleb Rosado, “Toward a Definition of Multiculturalism”,dalam http://rosado.net

Blaine J. Fowers & Frank C. Richardson, 1996, “Why isMulticulturalism Good? ”, dalam American Psycholo-gist, Vol.51. No.VI edisi Juni 1996.

Mun’im A. Sirry, “Agama, Demokrasi dan Multikulturalisme”,Kompas Edisi 01 Mei 2003.

Multikulturalisme Dalam Perspektif Al-Qur’an

Page 34: MULTIKULTURALISME DALAM PERSPEKTIF AL-QUR’AN: … · konflek dan disintegrasi; kedua, masyarakat majemuk juga ... bahwa penyebab lahirnya perbedaan pendapat di kalangan ... diartikan

416

International Seminar on Islamic Civilization

Oliver Leaman (ed), 2006, The Qur’an: An Encyclopedia, Lon-don and New York:Routledge.

Hans Wehr, 1976, A Dictionary of Modern Written Arabic, ed.J. Milton Cowan, Edisi III, New York: Spoke Lan-guage Services,

Seyyed Hosein Nasr, 2002, The Heart of Islam: Enduring Val-ues for Humanity, New York: Haroer Collins,

Khaled M. Abou El-Fadl, 2005, The Great Theft: Wrestling fromExtrimist, San Fransisco; Ca Harper San Fransisco,

M. Amin Abdullah, 2002, Tafsir Baru Studi Islam Dalam EraMultikultural, Yogyakarta:Kurnia Kalam Semesta.

Muhammad Ali, 2003, Teologi Pluralis-Multikultural:Menghargai Kemajemukan Menjalin Kebersamaan,Jakarta:Kompas, 2003.

Munawir Husni, 2015, Studi Keilmuwan Al-Qur’an I,Yogyakarta:Binafsi Publisher,.