43
1 PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU (Clerodendron serratum [L.] Spr.) TERHADAP DERAJAT INFLAMASI BRONKUS MENCIT Balb/C MODEL ASMA ALERGI SKRIPSI Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran FITRIANI IKHSANIATUN G0006084 FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2010

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

  • Upload
    lytuyen

  • View
    216

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

1

PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU (Clerodendron

serratum [L.] Spr.) TERHADAP DERAJAT INFLAMASI BRONKUS

MENCIT Balb/C MODEL ASMA ALERGI

SKRIPSI

Untuk Memenuhi Persyaratan

Memperoleh Gelar Sarjana Kedokteran

FITRIANI IKHSANIATUN

G0006084

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS SEBELAS MARET

SURAKARTA

2010

Page 2: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

2

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus

berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. Meskipun

demikian, dalam kenyataan hingga saat ini baru beberapa penelitian obat

tradisional ataupun tanaman obat yang digunakan dalam fasilitas

pelayanan kesehatan (Depkes RI, 2000). Salah satu contoh obat tradisional

ini adalah seduhan kulit akar senggugu yang digunakan secara turun-

temurun untuk menjernihkan suara, mengeluarkan lendir dari hidung, dan

pengobatan sinusitis (IPTEKnet, 2009). Beberapa penelitian sebelumnya

menunjukan bahwa ekstrak kulit akar senggugu dapat menurunkan

viskositas larutan mukus atau mempunyai aktivitas sebagai mukolitik

(Wahyono, 1998). Selain itu ekstrak etanoliknya mempunyai pengaruh

antiinflamasi dan trakeospasmolitik (Wahyono, 2007).

Asma adalah penyakit paru dengan karakteristik obstruksi saluran

napas yang reversibel (tetapi tidak lengkap pada beberapa pasien) baik

secara spontan maupun dengan pengobatan, inflamasi saluran napas serta

adanya peningkatan respon saluran napas terhadap berbagai rangsangan

(hipereaktivitas) (Heru dan Sukamto, 2006). Secara umum asma dibagi

menjadi dua golongan yaitu asma alergi/atopi dan nonalergi dengan

Page 3: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

3

gambaran patologi yang ditemukan tidak berbeda walaupun berbeda

penyebabnya (Frans dkk., 2003).

Sembilan puluh persen penyandang asma anak dan 80% dewasa

adalah asma alergi (Frans dkk., 2003). Proses alergi dimulai dengan

pajanan alergen-alergen yang ditangkap oleh Antigen Presenting Cell

(APC). Sel dendritik di saluran napas berperan sebagai APC pada asma

(Iris, 2004). Hasil olahan alergen oleh APC selanjutnya akan

dipresentasikan ke sel Cluster of Differentiation (CD) 4+ T-helper (Th)2

melalui ekspresi Major Histocompability Complex (MHC) II (Nairn and

Helbert, 2002). Sel CD4+ Th2 akan menghasilkan interleukin (IL) 4 dan

IL-13 yang memacu sel B (sel-sel plasma) untuk menghasilkan

imunoglobulin (Ig) E (Abbas and Litchman, 2003). Interleukin 5 juga

dihasilkan oleh sel CD4+ Th2 yang akan menarik eosinofil ke tempat

inflamasi (Sell, 2001). Imunoglobulin E yang terbentuk akan berikatan

dengan sel mast dan menyebabkan degranulasi sel mast. Sel mast yang

terdegranulasi akan melepaskan mediator-mediator inflamasi yang dapat

menyebabkan spasme bronkus, edema, peningkatan sekresi mukus, dan

konstriksi otot polos bronkus seperti histamin, leukotrien, dan

prostaglandin. Faktor kemotakis seperti IL-5 dan Tumour Necrosis Factor

(TNF)α juga dilepaskan oleh sel mast (David et al., 2006). Faktor

kemotaktis ini akan memacu infiltrasi sel-sel radang seperti eosinofil,

limfosit, makrofag, neutrofil, dan basofil ke dalam jaringan bronkus

Page 4: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

4

(Abbas and Litchman, 2003). Infiltrasi sel-sel radang menunjukan

terjadinya inflamasi pada bronkus (Heru dan Sukamto, 2006).

Akar senggugu memiliki beberapa kandungan kimia, diantaranya

adalah sitosterol dan flavonoids (Vidya et al., 2007). Sitosterol diketahui

memiliki efek antiinflamasi melalui penurunan hipersekresi mukus,

penurunan infiltrasi eosinofil, dan penghambatan sitokin Th2 yaitu IL-4

dan IL-5 (Kim et al., 2007). Flavonoids sendiri dapat menghambat influks

Ca2+ yang akan mencegah degranulasi sel mast selain itu flavonoids juga

dapat menekan produksi IL-4 dan IL-13 oleh Th2 (Kawai et al., 2007).

Secara umum ekstrak akar senggugu memiliki efek antiinflamasi,

antialergi, antiasma (Shrivastava and Patel, 2007), dan antihistamin

(Vidya et al., 2007). Sehingga dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati asma alergi. Dari uraian di atas peneliti merasa perlu untuk

melakukan penelitian mengenai pengaruh ekstrak akar senggugu terhadap

derajat inflamasi bronkus mencit Balb/C model asma alergi.

B. Perumusan Masalah

Adakah pengaruh pemberian ekstrak akar senggugu terhadap

derajat inflamasi bronkus mencit Balb/C model asma alergi?

Page 5: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

5

C. Tujuan Penelitian

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian

ekstrak akar senggugu terhadap derajat inflamasi bronkus mencit Balb/C

model asma alergi.

D. Manfaat Penelitian

1. Manfaat Teoritis

Penelitian ini diharapkan dapat memberikan informasi ilmiah

mengenai pengaruh pemberian ekstrak akar senggugu terhadap derajat

inflamasi bronkus mencit Balb/C model asma alergi.

2. Manfaat Praktis

Penelitian ini diharapkan dapat menjadi langkah awal untuk

penelitian lebih lanjut dalam upaya memanfaatkan senggugu sebagai

obat antiasma alergi dalam pelayanan kesehatan secara resmi.

Page 6: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

6

BAB II

LANDASAN TEORI

A. Tinjauan Pustaka

1. Senggugu (Clerodendron serratum [L.] Spr.)

a. Sinonim

Clerodendron javanicum, Walp. (IPTEKnet, 2009).

b. Nama daerah

Nama daerah atau nama lokal senggugu antara lain: singgugu

(Sunda); srigunggu, sagunggu (Jawa); kertase, pinggir tosek

(Madura); sinar baungkudu (Batak Toba); tinjau handak

(Lampung); San tai hong hua (China) (IPTEKnet, 2009).

c. Klasifikasi

Kingdom : Plantae (tumbuhan)

Sub-kingdom : Tracheobiota (berpembuluh)

Superdivisi : Spermatophyta (menghasilkan biji)

Divisi : Magnoliophyta (tumbuhan berbunga)

Kelas : Magnoliopsida (berkeping dua/dikotil)

Sub-kelas : Asteridae

Ordo : Lamiales

Famili : Verbenacea

Genus : Clerodendron

Spesies : Clerodendron serratum (L.)Spr. (Plantamor, 2009)

Page 7: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

7

d. Deskripsi

Gambar 2.1. Akar senggugu

Gambar 2.2. Senggugu

Tumbuh liar pada tempat-tempat terbuka atau agak

terlindung, bisa ditemukan di hutan sekunder, padang alang-

alang, pinggir kampung, tepi jalan atau dekat air yang tanahnya

agak lembab dari daratan rendah sampai 1.700 m dpl. Senggugu

diduga tumbuhan asli Asia tropik. Perdu tegak, tinggi 1-3 m,

batang berongga, berbongkol besar, akar warnanya abu

kehitaman. Daun tunggal, tebal, dan kaku, bertangkai pendek,

letak berhadapan, bentuk bundar telur sampai lanset, ujung dan

pangkal runcing, tepi bergerigi tajam, pertulangan menyirip,

kedua permukaan berambut halus, panjang 8-30 cm, lebar 4-14

cm, warnanya hijau. Perbungaan majemuk bentuk malai yang

panjangnya 6-40 cm, warnanya putih keunguan, keluar dari

ujung-ujung tangkai. Buah buni, bulat telur, masih muda hijau,

setelah tua hitam. Perbanyakan dengan biji (IPTEKnet, 2009).

Page 8: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

8

e. Kandungan kimia akar senggugu

Akar senggugu mengandung glikosida fenol, manitol dan

sitosterol (IPTEKnet, 2009). Selain itu, terkandung pula

flavonoids, triterpenoids, tannins, quinones, dan saponins dalam

ekstrak etanoliknya (Vidya et al., 2007). Saponins dapat

mengganggu replikasi Deoxyribo Nucleic Acid (DNA), mencegah

multiplikasi sel kanker, dan menstimulasi respon imun. Tannins

mempunyai efek sebagai antioksidan yang dapat menghambat

aktivitas karsinogen dan perkembangan kanker (Rolfes et al.,

2006).

Sterol adalah sekelompok senyawa yang mempunyai

karakteristik struktur cincin kompleks steroid dengan berbagai

variasi. Sitosterol adalah sterol yang banyak terdapat dalam

makanan nabati (Almatsier, 2006). Sitosterol menyusun sekitar

45-95 persen dari total sterol dalam makanan nabati (Maurice et

al., 2006). Sitosterol memiliki efek antitumor, antimikroba,

antiinflamasi dan aktivitas imunomodulasi (Kim et al., 2007).

Gambar 2.3. Struktur kimia sitosterol (Maurice et al., 2006)

Page 9: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

9

Flavonoids terdiri atas sekelompok besar poliphenol

dengan berat molekul rendah yang merupakan metabolit sekunder

dari tanaman. Flavonoids banyak terdapat pada makanan kita

sehari-hari seperti buah-buahan, sayur-sayuran, kacang-kacangan,

biji-bijian, kopi, teh, dan sebagainya. Flavonoids telah dikenal

mempunyai efek sebagai antioksidan, antibakterial, aktivitas

antiviral, antiinflamasi, antikanker, analgesik, hepatoprotektif,

dan antialergi (Kawai et al., 2007).

Gambar 2.4. Struktur kimia flavonoids (Kawai et al., 2007)

f. Efek farmakologi akar senggugu

Efek farmakologi dari kulit akar senggugu yaitu mukolitik

(Wahyono, 1998), antiinflamasi, dan trakeospasmolitik

(Wahyono, 2007). Selain itu, ekstrak etanolik akar senggugu juga

memiliki efek antinosiseptif, antipiretik (Narayanan et al., 1999),

dan hepatoprotektif (Vidya et al., 2007).

Page 10: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

10

2. Asma alergi

Alergi adalah suatu keadaan hipersensitivitas yang diinduksi

oleh pajanan antigen tertentu yang menimbulkan reaksi imunologi

yang berbahaya pada pajanan berikutnya (Dorland, 2002). Alergi juga

merupakan suatu kondisi inflamasi yang disebabkan adanya alergen

dan dapat menimbulkan reaksi imun yang merugikan. Sensitisasi

alergen dapat memicu timbulnya inflamasi. Paparan berulang dari

alergen dapat lebih mengaktifkan proses inflamasi (Lockey and

Bukanzt, 1999). Alergi bersifat spesifik pada tiap individu, tidak

menular, dan dapat muncul bila terpapar oleh antigen (Chavis, 2001).

Asma alergi termasuk reaksi hipersensitivitas tipe 1, yaitu

hipersensitivitas cepat (Sacher and Mc Pherson, 2000). Peningkatan

antibodi IgE akibat alergen lingkungan yang umum seperti serbuk

sari, bulu binatang atau tungau merupakan karakteristik dari

hipersensitivitas cepat (David et al., 2006).

Patofisiologi asma alergi diawali oleh aktivasi sel mast sebagai

respon terhadap ikatan IgE dengan alergen. Respon ini terdiri atas

reaksi cepat yang didominasi oleh respon otot polos dan vaskuler

terhadap mediator serta reaksi fase lambat yang ditandai oleh infiltrasi

leukosit dan inflamasi (Abbas and Litchman, 2003; Kumar et al.,

2005).

Alergen yang masuk ke dalam tubuh akan diambil oleh APC,

seperti sel dendritik di saluran napas. Di dalam APC alergen dikenali

Page 11: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

11

dalam bentuk peptida yang berinteraksi dengan MHC II. Kompleks

peptida-MHC II pada permukaan APC kemudian berinteraksi dengan

reseptor sel T sehingga sel T teraktivasi (Lockey and Bukantz, 1999).

Sel T naïve CD4+ dapat berasosiasi secara eksklusif dengan antigen

yang dipresentasikan bersama MHC II (Pinchuk, 2002). CD4+ dibagi

menjadi Th1 dan Th2 (Sell, 2001). Interleukin 12 mengarahkan sel T

spesifik antigen menjadi Th1, sedangkan IL-4 merangsang

perkembangan ke arah sel Th2 (Sherwood, 2001).

Sel CD4+ Th2 akan menghasilkan IL-4 dan IL-13 yang

menstimulasi sel B untuk mengalami isotipe switching dan

memproduksi IgE yang spesifik terhadap alergen tersebut (Janeway et

al., 2005). Interleukin 5 juga akan dihasilkan oleh sel CD4+ Th2 yang

akan memacu produksi eosinofil dalam sumsum tulang dan

pelepasannya ke dalam sirkulasi. Eosinofil dipercaya berperan penting

pada inflamasi paru yang dapat memacu asma (Janeway et al., 2005;

Guntur, 2004).

Imunoglobulin E yang terbentuk akan berikatan dengan

reseptor FcεRI pada permukaan sel mast dan basofil (David et al.,

2006). Apabila terjadi paparan ulang oleh alergen maka akan

terbentuk ikatan antara alergen dengan dua atau lebih IgE pada sel

mast yang disebut sebagai cross-linking (Abbas and Litchman, 2003).

Cross-linking menyebabkan pemasukan Ca2+ dan meningkatkan

adenylate cyclase yang merubah level cyclic Adenosine

Page 12: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

12

Monophosphate (cAMP) (Playfair and Chain, 2001; Guntur, 2004).

Selanjutnya akan dihasilkan sinyal yang memacu respon sel mast

meliputi pelepasan ion granula dengan cepat serta sintesis dan sekresi

mediator lipid maupun sitokin (Abbas and litchman, 2003).

Sel mast yang teraktivasi akan menghasilkan dua jenis

mediator, yaitu mediator primer yang berperan pada reaksi fase cepat

dan mediator sekunder yang berperan pada reaksi fase lambat (Abbas

and Litchman, 2003).

a. Mediator primer

Mediator ini dihasilkan dari degranulasi sel mast ketika

teraktivasi, terdiri atas biogenic amine, enzim protease,

proteoglikan, dan Eosinophyl Chemotactic Factor (ECF)-A. Efek

patologis yang paling kuat dihasilkan oleh mediator jenis biogenic

amine, yaitu histamin. Terikatnya histamin pada endotel

menyebabkan konstriksi sel yang menimbulkan kebocoran plasma

ke dalam jaringan. Histamin juga mensintesis relaksan sel otot

polos vaskuler, seperti prostasiklin (PGI2) dan nitrit oksida yang

menyebabkan vasodilatasi. Selain itu histamin juga menyebabkan

konstriksi otot polos bronkus (Abbas and Litchman, 2003). Pada

sistem imun, histamine meningkatkan sekresi sitokin CD4+ Th2

seperti IL-4, IL-5, IL-10, dan IL-13 serta menghambat produksi

sitokin CD4+ Th1 yaitu IL-2, IL-12, dan interferon (IFN)γ

(Guntur, 2007).

Page 13: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

13

b. Mediator sekunder

Mediator sekunder disintesa selama aktivasi sel mast dan

disekresi beberapa jam kemudian (David et al., 2006),

diantaranya

1) Mediator lipid

Mediator lipid dihasilkan dari metabolism asam arakidonat

melalui jalur lipoksigenase dan siklooksigenase. Mediator lipid

terdiri atas leukotrien C4, D4, E4, dan prostaglandin D2 (PGD2)

yang menyebabkan kontraksi otot polos, peningkatan

permeabilitas vaskuler, serta sekresi mukus. Prostaglandin D2

juga merupakan kemoatraktan untuk neutrofil. Selain itu juga

dihasilkan Platelet Activating Factor (PAF) yang akan

merekrut dan mengaktivasi neutrofil, eosinofil, serta platelet ke

dalam jaringan (Kumar et al., 2005).

2) Sitokin

Sitokin yang dihasilkan oleh sel mast diantaranya IL-3, IL-4,

IL-5, IL-13, Granulocyte-Macrophage Colony-Stimulating

Factor (GM – CSF), dan TNFα. IL-4 dan IL-13 akan

mengaktivasi respon sel CD4+ Th2 sedangkan sitokin IL-3,

IL-5, dan GM – CSF akan memacu produksi dan aktivasi

eosinofil. Sementara itu TNFα akan meningkatkan ekspresi

Page 14: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

14

molekul adesi endotel terhadap leukosit seperti E-Selection dan

Intracellular Adhesion molecule-1 (ICAM-1). Selanjutnya

akan terjadi infiltrasi leukosit jenis eosinofil, sel Th2, dan

neutrofil ke jaringan (Janeway et al., 2005).

3) Kemokin

Termasuk kemokin ini adalah Macrophage Inflamatory

Protein (MIP-1α) dan MIP-1β. Kemokin berfungsi untuk

merekrut monosit, makrofag, dan neutrofil ke tempat alergi

(Kumar et al., 2005).

3. Bronkus

Bronkus terdiri atas bronkus primer atau ekstrapulmonal dan

bronkus sekunder atau intrapulmonal. Bronkus intrapulmonal

merupakan hasil percabangan dari bronkus ekstrapulmonal sehingga

ukurannya lebih kecil. Bronkus tersusun oleh beberapa lapisan, yaitu

a. Lamina mukosa

Lapisan ini terdiri atas epitel bertingkat semu silindris bersilia.

b. Lamina propria

Merupakan lapisan tipis di bawah lamina mukosa. Terdiri atas

jaringan ikat halus dengan banyak serat elastin.

c. Lamina muskularis

Lapisan ini berupa selapis tipis otot polos yang melapisi lamina

propria.

d. Lamina submukosa

Page 15: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

15

Pada lapisan ini terdapat banyak kelenjar serosa, mukosa, dan

mukoserosa.

e. Lamina adventitia

Lapisan terluar dari bronkus ini dipisahkan dengan lamina

submukosa oleh lempeng-lempeng tulang rawan. Pada celah antar

tulang rawan tersebut, jaringan ikat submukosa menyatu dengan

adventitia (Eroschenko, 2002).

Gambar 2.5. Histologi bronkus (Gregory, 2009)

4. Inflamasi bronkus

Inflamasi atau peradangan bronkus merupakan faktor

patofisiologi yang penting pada asma alergi. Sel-sel radang tersebut

meliputi neutrofil, eosinofil, limfosit, basofil, dan monosit (David et

al., 2006).

a. Neutrofil

Merupakan granulosit polimorfonuklear karena bergranula

dan mempunyai inti berlobus. Neutrofil adalah leukosit terbanyak

di antara granulosit polimorfonuklear. Sitoplasma neutrofil

mengandung granula halus berwarna ungu atau merah muda yang

a c

b

d

Page 16: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

16

sukar dilihat dengan mikroskop cahaya biasa. Akibatnya,

sitoplasma neutrofil tampak bening. Inti neutrofil terdiri atas

beberapa lobus yang dihubungkan oleh benang kromatin halus,

jumlah lobus yang lebih sedikit menunjukan bahwa neutrofil ini

kurang atau belum matang. Neutrofil terdapat sekitar 60-70

persen dari populasi leukosit darah dan mudah ditemukan

(Eroschenko, 2002).

Gambar 2.6. Neutrofil segmen (Nivaldo, 2009)

b. Eosinofil

Eosinofil merupakan 2-4 persen leukosit di dalam darah.

Sel ini biasanya mudah dikenali pada apusan darah karena

sitoplasmanya dipenuhi granula eosinofilik (merah muda terang)

besar. Inti eosinofil khas bipolar namun kadang-kadang ada lobus

ketiga yang kecil (Jancquira and Carneiro, 2005).

Gambar 2.7. Eosinofil (Nivaldo, 2009)

c. Limfosit

Page 17: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

17

Limfosit merupakan leukosit granuler. Limfosit tidak atau

hampir tidak memiliki granula sitoplasma, dengan inti bulat

sampai berbentuk tapal kuda. Limfosit mencakup sekitar 20-30

persen leukosit darah. Besarnya barvariasi, pada limfosit kecil

intinya yang terpulas gelap mengisi hampir seluruh sitoplasma

dan sitoplasma itu tampak sebagai daerah basofilik sempit di

sekitar inti. Sitoplasma agranuler, namun dapat mengandung

sedikit granula azurofilik. Pada limfosit besar, sitoplasma

basofiliknya lebih banyak di sekitar inti, dan intinya lebih besar

dan lebih pucat serta mengandung satu atau dua nucleoli (Prince

and Wilson, 2006).

Gambar 2.8. Limfosit (Nivaldo, 2009)

d. Monosit

Monosit adalah leukosit terbesar. Intinya bervariasi, dari

bulat atau lonjong sampai berlekuk atau berbentuk tapal kuda dan

terpulas lebih pucat daripada inti limfosit. Kromatinnya lebih

halus terdispersi, sitoplasmanya banyak dan sedikit basofilik dan

sering mengandung sedikit granula azurofilik. Monosit mencakup

kira-kira 3-8 persen leukosit darah (Leeson et al., 1996).

Page 18: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

18

Gambar 2.9. Monosit (Nivaldo, 2009)

e. Basofil

Granula pada basofil tidak sebanyak pada eosinofil,

namun ukuran granulanya lebih bervariasi, tidak begitu

berhimpitan dan terpulas biru tua atau coklat. Meskipun intinya

tidak berlobi banyak dan terpulas basofilik pucat, umumnya

basofil terhalangi oleh kepadatan granula. Basofil ini mencakup

kurang dari satu persen leukosit dan itulah sebabnya paling sulit

ditemukan dan dikenali (Eroschenko, 2002; Jancquira and

Carneiro, 2005).

Gambar 2.10. Basofil (Nivaldo, 2009)

Page 19: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

19

B. Kerangka Berpikir

1. Kerangka berpikir konseptual

IL-12 IL-4

IL-4 IL-5

influx ca2+ Ig E

degranulasi

Keterangan :

: memacu

: menghambat

Gambar 2.11. Skema kerangka berpikir

flavonoids

alergen

APC

IL-4,IL-13,IL-5

Sel CD4+ Th1

Eosinofil

Sel CD4+ Th2

Sel B

Sel mast

Faktor kemotaktik:

IL-5 TNFα

Spasmogen: Leukotriens

Histamin prostaglandin

Rekruitmen sel-sel inflamasi ke jaringan bronkus berkurang

Derajat inflamasi bronkus turun

Ekstrak akar senggugu

sitosterol

sitosterol

Page 20: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

20

2. Kerangka berpikir teoritis

Alergen yang masuk ke dalam tubuh mencit akan ditangkap

oleh APC yaitu sel penyaji antigen yang nantinya akan dikenali oleh

sel Th. Proses ini akan menyebabkan pelepasan IL-4 dan IL-12. IL-12

akan memacu peningkatan sel CD4+ Th1, sedang IL-4 akan memacu

peningkatan sel CD4+ Th2. Pada reaksi alergi keseimbangan antara

sel Th1 dengan Th2 akan berubah, sel Th2 akan cenderung lebih

meningkat jumlahnya akibat sekresi IL-4 yang berlebihan. Adanya

peningkatan aktivitas dari sel Th2 akan disertai dengan sekresi dari

beberapa interleukin seperti IL-4, IL-5, dan IL-13, ketiganya mampu

menstimulasi sel B dalam memproduksi antibody IgE. Interleukin 5

sendiri mampu menstimulasi pertumbuhan dan diferensiasi eosinofil.

Imunoglobulin E yang terbentuk akan berikatan dengan sel

mast. Alergen yang diikat oleh dua atau lebih molekul IgE pada

permukaan sel mast (cross-linking) menimbulkan influks Ca2+ ke

dalam sel. Hal ini akan menurunkan kadar cAMP intraseluler yang

menimbulkan degranulasi sel mast. Sel mast yang terdegranulasi akan

melepaskan mediator-mediator inflamasi yang dapat menyebabkan

spasme bronkus, edema, peningkatan sekresi mukus, dan konstriksi

otot polos bronkus seperti histamin, leukotrien, dan prostaglandin.

Faktor kemotakis seperti IL-5 dan TNFα juga dilepaskan oleh sel

mast. Faktor kemotaktis ini akan memacu infiltrasi sel-sel radang

seperti eosinofil, limfosit, makrofag, neutrofil, dan basofil ke dalam

Page 21: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

21

jaringan bronkus. Infiltrasi sel-sel radang menunjukan terjadinya

inflamasi pada bronkus.

Akar senggugu memiliki beberapa kandungan kimia,

diantaranya adalah sitosterol dan flavonoids. Sitosterol memiliki efek

antiinflamasi melalui penurunan hipersekresi mukus, penurunan

infiltrasi eosinofil, dan penghambatan sitokin Th2 yaitu IL-4 dan IL-5.

Flavonoids dapat menghambat influks Ca2+ yang akan mencegah

degranulasi sel mast selain itu flavonoids juga dapat menekan

produksi IL-4 dan IL-13 oleh Th2. Dengan demikian pemberian

ekstrak akar senggugu dapat digunakan untuk mencegah dan

mengobati asma alergi. Hal tersebut dapat dilihat, salah satunya,

melalui penurunan derajat inflamasi bronkus mencit Balb/C model

asma alergi.

C. Hipotesis

Ekstrak akar senggugu menurunkan derajat inflamasi bronkus

mencit Balb/C model asma alergi.

Page 22: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

22

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

A. Jenis Penelitian

Penelitian ini bersifat eksperimental laboratorik, dengan post test

only control group design.

B. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di Laboratorium Histologi Fakultas

Kedokteran Universitas Sebelas Maret.

C. Subjek Penelitian

Subjek penelitian berupa 30 ekor mencit Balb/C jantan, dengan

berat badan ±20–30 gram, dan berumur 6-8 minggu. Bahan makanan

mencit digunakan pakan mencit pelet.

D. Teknik Sampling

Pengambilan sampel dilakukan dengan metode random sederhana

sampling.

Dalam penelitian ini subjek dibagi ke dalam lima kelompok.

Jumlah subjek pada masing-masing kelompok didapat dari Rumus

Federer (Purawisastra, 2001), yaitu

(k-1) (n-1) ≥ 15

(5-1) (n-1) ≥ 15

4 (n-1) ≥ 15

4n-4 ≥ 15

Page 23: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

23

4n ≥ 19

n ≥ 4,75

keterangan: k = jumlah kelompok

n = jumlah sampel dalam tiap kelompok

Jadi tiap kelompok minimal terdiri dari 5 ekor mencit Balb/C, dalam

penelitian ini digunakan 6 ekor mencit Balb/C tiap kelompok.

E. Identifikasi Variabel Penelitian

1. Variabel bebas : Ekstrak akar senggugu

2. Variabel terikat : Derajat inflamasi Bronkus

3. Variabel perancu :

a. Dapat dikendalikan : makanan, genetik, umur, berat

badan tikus.

b. Tidak dapat dikendalikan : variasi kepekaan mencit Balb/C

terhadap suatu zat.

F. Skala Variabel Penelitian

1. Ekstrak akar senggugu : skala nominal

2. Derajat inflamasi bronkus : skala ordinal

G. Definisi Operasional Variabel Penelitian

1. Ekstrak akar senggugu

Ekstrak didapat dari Balai Besar Penelitian dan Pengembangan

Tanaman Obat dan Obat Tradisional (B2P2TO2T), Tawangmangu.

Pemberian ekstrak akar senggugu dilakukan peroral dengan dosis 100

dan 200 mg/kgBB/hari (Narayanan et al., 1999) atau 0,1 dan 0,2

Page 24: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

24

mg/gBB/hari. Dengan mengambil rata-rata berat badan mencit 20

gram maka dosis ekstrak akar senggugu menjadi 2 dan 4 mg/20

gBB/hari.

Dosis ekstrak akar senggugu untuk kelompok 4 adalah 2 mg

dalam 0,1 ml dan untuk kelompok 5 adalah 4 mg dalam 0,2 ml.

Jumlah ekstrak akar senggugu yang diperlukan selama penelitian

adalah:

(2 + 4) mg/mencit/hari x 6 mencit x 27 hari = 972 mg ≈ 1000 mg

Volume aquades yang digunakan sebagai pelarut ekstrak akar

senggugu adalah :

1000 mg/2 mg = V (ml)/0,1 ml

V (ml) = (1000 mg x 0,1 ml)/2 mg

V = 50 ml

2. Derajat inflamasi bronkus

Bronkus mencit yang akan dibuat preparat diperoleh pada hari

ke-28 atau pada akhir percobaan, dengan mengorbankan mencit,

diambil jaringan bronkus utama di dekat percabangan (bifurcation)

sepanjang 1,5 cm, kemudian direndam dalam larutan formalin buffer

10% selama 10 jam, setelah itu dibuat blok parafin. Selanjutnya dibuat

potongan serial terhadap blok parafin tersebut untuk dibuat slide.

Setelah itu dilakukan pewarnaan Haematoxyllin-Eosin (HE) untuk

melihat derajat inflamasinya. Preparat bronkus diamati dengan

perbesaran 100 kali dalam satu lapang pandang. Jadi, dari preparat

Page 25: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

25

histologis saluran napas yang diperoleh dari penelitian ini, dapat

dikelompokan dalam beberapa grade (Myou et al., 2003), yaitu

0 = Tidak infiltrasi sel radang

1 = Infiltrasi sel radang ke lumen bronkus

2 = Infiltrasi sel radang ke-1 lapisan dinding bronkus

3 = Infiltrasi sel radang hingga 2-4 lapisan dinding bronkus

4 = Infiltrasi sel radang hingga > 4 lapisan dinding bronkus

H. Mencit Model Asma Alergi

Untuk membuat mencit model asma alergi dilakukan injeksi

intraperitonial pada hari ke-0 dengan 0,15 cc ovalbumin (OVA) dalam

alumunium hidroksida [Al(OH)3] dari 2,5 mg OVA yang dilarutkan pada

7,75 ml Al(OH)3. Pada hari ke-14 dipapar lagi dengan 0,15 cc OVA

dalam aquades secara i.p. dari 2,5 mg OVA yang dilarutkan pada 10 ml

aquades. Selanjutnya, pada hari ke-21, 23, 25, dan 27, mencit disensitisasi

menggunakan OVA aerosol 50 mg dalam 5 ml aquades selama 20 menit

menggunakan alat nebulizer kecepatan 6 L/menit.

I. Penentuan Dosis Antihistamin

Antihistamin yang digunakan dalam penelitian ini adalah Telfast®

(antihistamin generasi III) 120 mg yang mengandung Fexofenadine.

Faktor konversi manusia (dengan berat badan ±70 kg) ke mencit (dengan

berat badan ±20 gr) adalah 0,0026 (Harmita dan Maksum R., 2005).

Dengan demikian, dosis antihistamin yang diberikan pada mencit adalah:

120 mg x 0,0026 = 0,3 mg

Page 26: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

26

Telfast® diberikan pada mencit dengan dosis 0,3

mg/mencit/hari/oral yang sudah dilarutkan dalam 0,1 ml aquades. Jadi,

volume aquades yang digunakan sebagai pelarut antihistamin adalah:

120 mg/0,3 mg = V (ml)/0,1 ml

V = 40 ml

J. Rancangan Penelitian

Gambar 3.1. Skema rancangan penelitian

Keterangan : n = Jumlah Mencit K1 = Kelompok kontrol K2 = Kelompok asma K3 = Kelompok asma + antihistamin K4 = Kelompok asma + ekstrak akar senggugu 2 mg/mencit/hari K5 = Kelompok asma + ekstrak akar senggugu 4 mg/mencit/hari I1 = Derajat inflamasi bronkus K1

I2 = Derajat inflamasi bronkus K2

I3 = Derajat inflamasi bronkus K3

I4 = Derajat inflamasi bronkus K4

I5 = Derajat inflamasi bronkus K5

K. Alat dan Bahan

1. Alat penelitian

a. Kandang hewan ukuran 35 x 20 x 15

b. Timbangan hewan merk camry

n

K1 Bandingkan dengan uji Krusskal-Wallis dilanjutkan dengan Mann-Whitney

K3

K2

K4

K5 I5

I4

I3

I2

I1

Page 27: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

27

c. Spuit injeksi 0,1 ml

d. Sonde 0,1 ml

e. Pipet ukur 1 ml

f. Labu ukur 5 ml

g. Beaker glass 5 ml

h. Deck glass

i. Nebulizer

j. Mikroskop cahaya

2. Bahan penelitian

a. Ekstrak akar senggugu

b. Bronkus hewan coba

c. Aquades

d. Pakan mencit pelet

e. OVA

f. Antihistamin generasi III

g. Formalin buffer 10%

h. Al(OH)3

i. Blok parafin

j. Pewarna HE

L. Cara Kerja

1. Kandang mencit disiapkan, satu kandang berisi 1 kelompok

mencit. Mencit diadaptasi dengan lingkungan selama 7 hari.

Page 28: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

28

2. Mencit sebanyak 30 ekor dikelompokan secara acak menjadi 5

kelompok. Masing-masing kelompok terdiri dari 6 ekor mencit

dengan rincian:

a. Kelompok 1 : kelompok kontrol

b. Kelompok 2 : kelompok asma

c. Kelompok 3 : Kelompok asma + antihistamin

d. Kelompok 4 : Kelompok asma + ekstrak akar senggugu 2

mg/mencit/hari

e. Kelompok 5 : Kelompok asma + ekstrak akar senggugu 4

mg/mencit/hari

3. Antihistamin untuk kelompok 3 dan ekstrak akar senggugu untuk

kelompok 4 dan 5 diberikan setiap hari.

4. Sensitisasi OVA intraperitonial (i.p.) dilakukan pada hari ke-0 dan

14 dengan dosis 0,15 ml/mencit.

5. Pada hari ke-21, 23, 25, dan 27, mencit disensitisasi menggunakan

OVA aerosol 50 mg dalam 5 ml aquades selama 20 menit

menggunakan alat nebulizer kecepatan 6 L/menit.

6. Dua puluh empat jam setelah paparan OVA aerosol berakhir,

semua mencit dikorbankan menggunakan teknik cervical

dislocation. Bronkus mencit diambil dan dibuat preparat dengan

pengecatan HE. Preparat diamati menggunakan mikroskop cahaya

untuk menentukan derajat inflamasinya.

Page 29: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

29

M. Alur Penelitian

hari ke-0 dan 14

hari ke-21, 23, 25, dan 27

hari ke-28

Gambar 3.2. Alur penelitian

Mencit Balb/C 30 ekor

Kelompok 5

Kelompok 2

Kelompok 3

Kelompok 4

Kelompok 1

Antihistamin 0,3mg/mencit/hari/oral

Ekstrak akar senggugu 2mg/mencit/hari/oral

Ekstrak akar senggugu 4mg/mencit/hari/oral

Sensitisasi OVA aerosol 50mg dalam 5ml aquades

Sensitisasi OVA i.p. 0,15 ml/mencit

Terminasi dengan metode dislokasi servikalis

Analisis statistik

Koleksi bronkus

Slide preparat

Derajat inflamasi

Page 30: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

30

N. Teknik Analisis Data

Data hasil penelitian berupa grade histologis saluran napas,

dianalisis secara statistik dengan menggunakan uji Kruskall-Wallis dan

dilanjutkan dengan Post Hoc Tests yaitu Mann-Whitney menggunakan

program Statistical Product and Service Solution (SPSS) 12.0 for

Windows Release.

Kruskall-Wallis adalah uji nonparametrik untuk membandingkan

perbedaan mean lebih dari dua kelompok, sedangkan Mann-Whitney

digunakan untuk membandingkan perbedaan mean antarkelompok.

Page 31: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

31

BAB IV

HASIL PENELITIAN

A. Hasil Penelitian

Derajat inflamasi bronkus tiap kelompok diamati menggunakan

mikroskop cahaya dengan perbesaran 100 kali. Hasil pengamatan infiltrasi

sel radang pada bronkus ditunjukan pada gambar berikut:

Gambar 4.3. Grade 2 pada kelompok antihistamin

Gambar 4.4. Grade 3 pada kelompok akar senggugu 4mg

Gambar 4.1. Grade 0 pada kelompok kontrol

Gambar 4.2. Grade 1 pada kelompok akar senggugu 2mg

Page 32: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

32

Gambar 4.5. Grade 4 pada kelompok asma

Keterangan : : yang ditunjuk adalah sel-sel radang

Tabel berikut menunjukan tingkat keparahan infiltrasi sel-sel

radang pada tiap-tiap kelompok berdasarkan skor Myou et al. (2003)

Tabel 4.1. Tingkat keparahan infiltrasi sel-sel radang pada bronkus mencit Balb/C masing-masing kelompok.

Kelompok Grade 0 Grade 1 Grade 2 Grade 3 Grade 4

∑ % ∑ % ∑ % ∑ % ∑ %

K1 6 100 0 0 0 0 0 0 0 0 K2 0 0 0 0 0 0 1 16,67 5 83,33

0 0 2 33,33 3 50 1 16,67 0 0 K3 K4 0 0 1 16,67 3 50 1 16,67 1 16,67 K5 0 0 0 0 3 50 3 50 0 0

Sumber : Data primer 2010 Keterangan : K1 : Kelompok kontrol K2 : Kelompok asma K3 : Kelompok asma + antihistamin K4 : Kelompok asma + ekstrak akar senggugu 2 mg/mencit/hari K5 : Kelompok asma + ekstrak akar senggugu 4 mg/mencit/hari

Dari tabel 4.1 dibuat histogram grading inflamasi pada bronkus

mencit Balb/C pada tiap-tiap kelompok perlakuan.

Page 33: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

33

Gambar 4.6. Histogram grading inflamasi masing-masing kelompok terhadap jumlah sampel

B. Interpretasi Hasil

Data yang diperoleh dalam tabel 4.1 selanjutnya dianalisis secara

statistik menggunakan uji Kruskall-Wallis untuk mengetahui ada tidaknya

perbedaan mean lebih dari dua kelompok. Hasil uji Kruskall-Wallis yang

didapat (p =0,000) menunjukan adanya perbedaan yang bermakna (p

<0,05) pada sedikitnya dua kelompok perlakuan. Untuk mengetahui

kelompok mana yang memiliki perbedaan, maka harus dilanjutkan dengan

Post Hoc Test yaitu uji Mann-Whitney.

Dengan menggunakan uji Mann-Whitney (α =0,05) didapatkan

perbedaan yang bermakna antara kelompok kontrol dengan asma, kontrol

dengan antihistamin, kontrol dengan senggugu dosis 2 mg, kontrol dengan

senggugu dosis 4 mg, asma dengan antihistamin, asma dengan senggugu

Page 34: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

34

dosis 2 mg, dan asma dengan senggugu dosis 4 mg. Sementara itu antara

kelompok antihistamin dengan senggugu dosis 2 mg, antihistamin dengan

senggugu dosis 4 mg, dan senggugu dosis 2 mg dengan senggugu dosis 4

mg tidak berbeda secara bermakna (tabel 4.2).

Tabel 4.2. Rangkuman hasil uji Mann-Whitney antarkelompok Kelompok p Kemaknaan

K1-K2 0,000 Bermakna K1-K3 0,002 Bermakna K1-K4 0,002 Bermakna K1-K5 0,002 Bermakna K2-K3 0,002 Bermakna K2-K4 0,026 Bermakna K2-K5 0,004 Bermakna K3-K4 0,485 Tidak bermakna K3-K5 0,180 Tidak bermakna K4-K5 0,699 Tidak bermakna

Sumber : Data primer 2010

Page 35: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

35

BAB V

PEMBAHASAN

Dalam penelitian ini, untuk membuat mencit model asma alergi dilakukan

sensitisasi mencit menggunakan OVA. OVA yang masuk ke dalam tubuh mencit

akan ditangkap oleh APC. APC selanjutnya akan memacu differensiasi sel CD4

naïve menjadi sel CD4+ Th2. Sel CD4+ Th2 menghasilkan IL-4, IL-5, dan IL-13

yang akan memacu sel B untuk memproduksi IgE yang spesifik terhadap OVA.

Imunoglobulin E yang terbentuk akan berikatan dengan reseptor FcεRI

pada permukaan sel mast dan basofil. Paparan ulang oleh OVA akan

menyebabkan terbentuknya cross-linking yang akan memacu respon sel mast yang

meliputi reaksi fase cepat dan fase lambat. Pada reaksi fase cepat dilepaskanlah

mediator primer, terutama histamin, yang menyebabkan vasodilatasi pembuluh

darah dan konstriksi otot polos bronkus. Reaksi fase lambat terjadi beberapa jam

kemudian yang diperantarai oleh mediator sekunder yang terdiri atas mediator

lipid, sitokin, dan kemokin. Mediator sekunder ini akan memacu infiltrasi sel

radang ke jaringan bronkus. Hasil pengamatan infiltrasi sel radang pada tabel 4.1

menunjukan adanya peningkatan derajat inflamasi pada kelompok asma bila

dibandingkan dengan kelompok kontrol. Derajat inflamasi pada kelompok asma

menunjukan grade 3 (16,67%) dan grade 4 (83,33%), yang berbeda secara

bermakna (p =0,000) dengan kelompok kontrol. Hal ini sesuai dengan penelitian

Clausen et al. (2003) yang menyatakan bahwa sensitisasi OVA dapat

menimbulkan reaksi alergi yang memicu timbulnya inflamasi.

Page 36: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

36

Efek ekstrak akar senggugu dalam mencegah asma alergi, pada penelitian

ini, ditunjukan dengan penurunan derajat inflamasi bronkus pada kelompok

perlakuan yang diberi ekstrak akar senggugu dosis 2 mg/mencit yaitu grade 1

(16,67%), 2 (50%), 3 (16,67%) dan 4 (16,67%) yang berbeda secara bermakna (p

=0,026) dengan kelompok asma. Kelompok perlakuan yang diberi ekstrak akar

senggugu dosis 4 mg/mencit juga menunjukan penurunan derajat inflamasi yaitu

grade 2 (50%) dan grade 3 (50%) yang berbeda secara bermakna pula (p =0,004)

dengan kelompok asma. Efek ini merupakan hasil kerja sinergis dari zat-zat yang

terkandung dalam ekstrak akar senggugu, diantaranya adalah sitosterol dan

flavonoids.

Sitosterol memiliki efek antiinflamasi melalui penurunan hipersekresi

mukus, penurunan infiltrasi eosinofil, dan penghambatan sitokin Th2 yaitu IL-4

dan IL-5 (Kim et al., 2007). Flavonoids dapat menghambat influks Ca2+ yang

akan mencegah degranulasi sel mast selain itu flavonoids juga dapat menekan

produksi IL-4 dan IL-13 oleh Th2. Flavonoids terdiri atas sekelompok besar

poliphenol dengan berat molekul rendah yang merupakan metabolit sekunder dari

tanaman. Berdasarkan struktur kimianya flavonoids terbagi menjadi delapan

kelompok yaitu flavan, flavanon, isoflavanon, flavon, isoflavon, anthosianidin,

khalkon, dan flavonolignan (Kawai et al., 2007). Dari penelitian ini belum dapat

ditentukan kelompok flavonoids mana yang paling banyak terdapat dalam akar

senggugu dan yang paling berperan dalam mencegah dan mengatasi asma alergi.

Page 37: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

37

Hasil penelitian diatas sesuai dengan penelitian Kim et al. (2007) yang

menggunakan beta sitosterol untuk memperlihatkan efek antiinflamasi pada

mencit asma yang diinduksi OVA.

Uji Mann-Whitney untuk membandingkan kedua kelompok yang diberi

ekstrak akar senggugu yaitu dosis 2 mg dan 4 mg/mencit tidak menunjukan hasil

yang signifikan (p =0,699). Hal ini mungkin dikarenakan ekstrak akar senggugu

dosis 2 mg/mencit merupakan dosis optimal dalam menurunkan infiltrasi sel-sel

radang ke bronkus sehingga penambahan dosis tidak menghasilkan perbedaan

yang bermakna pada derajat inflamasi bronkus.

Kelompok antihistamin menunjukan penurunan derajat inflamasi yaitu

masing-masing grade 1 (33,33%), 2 (50%), dan 3 (16,67%). Uji Mann-Whitney

antara kelompok antihistamin dan kelompok asma menunjukan hasil p =0,002.

Hal ini berarti ada penurunan derajat inflamasi yang bermakna pada kelompok

antihistamin bila dibandingkan dengan kelompok asma. Antihistamin generasi ke-

3 bermanfaat dalam pengobatan asma derajat ringan dan sedang, akan tetapi

kurang bermanfaat pada asma derajat berat (Nelson, 2003). Dibutuhkan dua kali

injeksi intraperitoneal OVA dalam Al(OH)3 untuk membuat mencit model asma

alergi derajat berat dan tidak dibutuhkan sama sekali adjuvant (AL(OH)3) untuk

membuat mencit model asma alergi derajat ringan (Deurloo et al., 2001). Dengan

demikian, sensitisasi OVA pada penelitian ini mungkin menghasilkan mencit

model asma alergi derajat sedang sehingga antihistamin yang diberikan mampu

memberikan efek berupa penurunan derajat inflamasi bronkus.

Page 38: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

38

Hasil penelitian selanjutnya membandingkan penurunan derajat inflamasi

bronkus antara kelompok antihistamin dengan kelompok ekstrak akar senggugu

dosis 2 mg maupun 4 mg/mencit. Dari uji Mann-Whitney antara kelompok

antihistamin dengan kelompok ekstrak akar senggugu dosis 2 mg/mencit

didapatkan nilai p =0,485, sedangkan dengan kelompok ekstrak akar senggugu

dosis 4mg/mencit didapatkan nilai p =0,180. Hasil analisis tersebut menunjukan

bahwa tidak ada perbedaan derajat inflamasi bronkus yang bermakna antara

kelompok antihistamin dengan kelompok ekstrak akar senggugu dosis 2 mg dan 4

mg/mencit. Jadi, dari penelitian ini didapatkan bahwa ekstrak akar senggugu

menurunkan derajat inflamasi bronkus mencit model asma alergi sebanding

dengan antihistamin generasi ke-3.

Page 39: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

39

BAB VI

SIMPULAN DAN SARAN

A. Simpulan

Ekstrak akar senggugu dosis 2 mg dan 4 mg menurukan derajat

inflamasi bronkus mencit model asma alergi.

B. Saran

Dengan mempertimbangkan hasil penelitian ini, penulis memberi

saran sebagai berikut :

1. Dapat dilakukan penelitian lebih lanjut menggunakan parameter lain

seperti sitokin-sitokin proinflamasi pada asma alergi.

2. Dapat dilakukan identifikasi komposisi flavonoids dan sitosterol dalam

akar senggugu yang berkhasiat sebagai antiasma-alergi.

Page 40: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

40

DAFTAR PUSTAKA

Abbas AK, and Lichtman AH. 2003. Cellular and Molecular Immunology. Canada: Elsevier Science, pp: 264: 443-8.

Almatsier S. 2006. Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: Gramedia Pustaka

Utama, hal: 63. Chavis LM. 2001. Ask Your Pharmacist. USA: St. Martin’s Press, p: 33. Clausen SK, Bergqvist M, Poulsen LK, Poulsen OM, Nielsen GD. 2003.

Development of sensitisation or tolerance following repeated OVA inhalation in BALB/cJ mice. Dose-dependency and modulation by the Al(OH)3adjuvant. http://www.ncbi.nlm.nih.gov/entroz/query.fcgi?cmd=Retrieve&db=PubMed&list-uids=12505376&dopt=Abstract (14 Maret 2010)

David M, Jonathan B, David BR and Ivan R. 2006. Immunology. Seventh

Edition. Canada: Elsevier, pp: 423-42. Depkes RI. 2000. Pedoman Pelaksanaan Uji Klinik Obat Tradisional.

Jakarta. Depkes RI, hal: 5. Deurloo DT, Esch BCAM, Hofstra CL, Nijkamp FP, and Oosterhout AJM.

2001. CTLA4-IgG reverses asthma manifestations in a mild but not in a more “severe” ongoing murine model. Am J Respir Cell Mol Biol. 25 : 751-60.

Dorland WAN. 2002. Kamus Kedokteran Dorland. Jakarta: EGC, hal: 60. Eroschenko VP. 2002. Atlas Histologi di Fiore. Editor Bahasa Indonesia:

Dewi A., Tiara M.N.S. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal: 63: 65: 243.

Frans AB, Wiwien HW, Faisal Y. 2003. Imunoterapi pada asma alergi.

Cermin Dunia Kedokteran. 141: 39. Gregory P. 2009. Histology of Selected Organs of the Respiratory System.

http://images.google.co.id/imgres?imgurl=http://science.tjc.edu/images/respiratory_histology/bronchus1.jpg&imgrefurl=http://science.tjc.edu/images/respiratory_histology/Index.htm&usg=__beWQY2HwnrX1JkE9nIDif77rMRc=&h=401&w=536&sz=30&hl=id&start=1&tbnid=wqCIwToKm6rqwM:&tbnh=99&tbnw=132&prev=/images%3Fq%3Dhistologi%2Bbronkus%26gbv%3D2%26hl%3Did%26sa%3DG (25 Oktober 2009).

Page 41: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

41

Guntur. 2004. One airway one disease dalam : Perspektif Masa Depan Imunology-Infeksi Edisi I. Editor: Reviono. Surakarta: Sebelas Maret University Press, hal: 128-33.

Guntur. 2007. Dapatkah Alergi Dicegah? Dipresentasikan dalam One Day

Simposium : The Latest Perspective of Allergy. Solo, 16 Desember 2007.

Harmita dan Maksum R. 2005. Analisa Hayati. Jakarta: Ari Cipta, hal: 73-7 Heru S dan Sukamto. 2006. Asma Bronkial dalam : Buku Ajar Ilmu Penyakit

Dalam Jilid I Edisi IV. Editor : Aru WS, dkk. Jakarta: Pusat Penerbitan Departemen Penyakit Dalam Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia, hal: 247.

IPTEKnet. 2009. Sengugu dalam Tanaman Obat Indonesia.

http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/view.php?mnu=2&id=19 (3 Agustus 2009).

Iris R. 2004. Peranan antihistamin pada inflamasi alergi. Cermin Dunia

Kedokteran. 142: 19. Jancquira LC, Carneiro J. 2005. Basic Histology Text and Atlas. New York:

McGraw-Hill Companies, pp: 223-36. Janeway CAJr, Travers P, Walport M and Mark JS. 2005. Immunobiology the

Immune System in Health and Disease 6th Edition. New York: Garland Science Publishing, pp: 517-43.

Kawai M, Toru H, Shinji H, Junsuke A, Michiru M, Yusuke K. et al. 2007.

Flavonoids and related compounds as anti-allergic substances. Allergology International. 56: 113-23.

Kim IS, Hur IK, Yang EJ, Song GY, Kim JH, Lee JS, Yun CY, Woo JS, Yuk

JE. 2007. Effects of lactose-b-sitosterol and b-sitosterol on ovalbumin-induced asthmatic mice. The Journal Of Immunology. 178: 39.3.

Kumar V, Abbas AK, Fausto N. 2005. Disease of immunity. In: Robbins and

Cotran Pathologic Basic of Disease. Philadelphia: Elsevier Inc., pp: 193-209.

Leeson R, Leeson TS, Paparo AA. 1996. Darah dalam : Buku Ajar Histologi.

Editor : Jan Tambayong, Sugito W. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal: 162.

Page 42: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

42

Lockey RF and Bukantz SC. 1999. Allergens and Allergen Immunotherapy. New York: Marcel Dekker, pp: 46-51.

Maurice ES, Moshe S, Catharine R, Benjamin C, Robert JC. 2006. Modern

Nutrition in Health and Disease, 10th Edition. Philadelphia: Lippincott Williams & Wilkins, p: 131.

Myou S, Leff AR, Myo S, Boetticher E, Tong J, Meliton AY et al. 2003.

Blockade of inflamation and airway hyperresponsiveness in immune-sensitized mice by dominant-negative phosphoinosite-3-kinase-TAT. J Exp Med. 198: 1573.

Nairn R and Helbert M. 2002. Immunology for Medical Students. Mosby, pp:

72-3: 224-5: 305-11. Narayanan N, Thirugnanasambantham P, Viswanathan S, Vijayasekaran V,

Sukumar E. 1999. Antinociceptive, anti-inflammatory and antipyretic effects of ethanol extract of Clerodendron serratum roots in experimental animals. Journal of Ethnopharmacology. 65: 237-41.

Nelson HS. 2003. Prospects for antihistamines in the treatment of asthma. J

Allergy Clin Immunol. 112(4) : 96-100. Nivaldo M. 2009. Atlas of hematology.

http://www.hematologyatlas.com/principalpage.htm (5 september 2009.

Pinchuk G. 2002. Theory and Problem of Immunology. USA: McGraw-Hill

Companies, pp: 97: 257. Plantamor. 2009. Senggugu (Clerodendron serratum [L] Spr.).

http://www.plantamor.com/spcdtail?recid (3 Agustus 2009). Playfair SHL and Chain BM. 2001. Immunology at Glance Seventh Edition.

Oxford: Blackwell Science Ltd., pp: 72-3. Prince SA and Wilson LM. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-Proses

Penyakit Volume I Edisi 6. Editor Bahasa Indonesia: Huriawati Hartanto dkk. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal: 247-55.

Purawisastra S. 2001. Penelitian Pengaruh Isolat Galaktomanan Kelapa

terhadap Penurunan Kadar Kolesterol Serum Kelinci. http://digilib.ekologi.litbang.depkes.go.id/office.php?m=bookmark&id=jkpkbppk-gdl-grey-2001-suryana-108-galaktomanan (9 Agustus 2009).

Page 43: PENGARUH PEMBERIAN EKSTRAK AKAR SENGGUGU …/Pengaruh...Penelitian mengenai obat tradisional dan tanaman obat terus berlangsung bahkan meningkat jumlahnya akhir-akhir ini. ... adanya

43

Rolfes SR, Pinna K, Whitney E. 2006. Understanding Normal and Clinical Nutrition. Belmont: Thompson Wadsworth, p: 466.

Sacher RA and McPherson RA. 2000. Tinjauan Klinis Hasil Pemeriksaan

Laboratorium Edisi 11. Editor Bahasa Indonesia : Huriawati Hartanto. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC, hal: 218.

Sell S. 2001. Immunology, Immunopathology and Immunity. Washington:

ASM Press, pp: 41: 71: 178-9. Sherwood L. 2001. Human Physiology From Cells to System. USA:

Brooks/Cole, p: 416. Shrivastava N, Patel T. 2007. Clerodendron and healthcare. Medicinal and

Aromatic Plant Science and Biotechnology. 1(1): 142-150. Vidya SM, Krishna V, Manjunatha BK, Mankani KL, Manzoor A, Jagadesh

S. 2007. Evaluation of hepatoprotektive activity of Clerodendron serratum L. Indian Journal of Experimental Biology. 45: 538-42.

Wahyono. 1998. Isolasi senyawa aktif dari kulit akar dan kulit batang

Clerodendron serratum Spreng yang berkhasiat sebagai mukolitik. Laporan Penelitian. Yogyakarta: Lembaga Penelitian UGM.

Wahyono. 2007. Uji toksisitas akut ekstrak etanolik terstandar dari kulit akar

senggugu (Clerodendron serratum L. Moon). Majalah Farmasi Indonesia. 18 (1): 1-7.