Upload
dinhkhanh
View
228
Download
5
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PEMBIAYAAN MODAL KERJA TERHADAP TINGKAT PENDAPATAN MITRA KOPERASI JASA KEUANGAN
SYARIAH (KJKS) IBU MANDIRI SERPONG
SKRIPSI
Diajukan Kepada Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi Untuk Memenuhi Persyaratan Memperoleh Gelar Sarjana Komunikasi Islam (S.Kom.I)
Oleh:
ADINDA NURRIZKI
NIM: 1110053000007
PROGRAM STUDI MANAJEMEN DAKWAH
FAKULTAS ILMU DAKWAH DAN ILMU KOMUNIKASI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI
SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
2014 M. / 1435 H.
i
ABSTRAK
Adinda Nurrizki, 111005300007, Pengaruh Pembiayaan Modal Kerja
Terhadap Tingkat Pendapatan Mitra Koperasi Jasa Keuangan Syariah
(KJKS) Ibu Mandiri Serpong, Program Studi Manajemen Dakwah, Fakultas
Ilmu Dakwah dan Ilmu Komunikasi, Di Bawah Bimbingan Ir. Noor Bekti
Negoro, SE, Msi.
Pembiayaan modal kerja adalah pembiayaan yang ditujukan untuk
memenuhi peningkatan produksi suatu usaha baik secara kualitatif ataupun
kuantitatif dan ditujukan untuk peningkatan utility of place atau kegunaan
perdagangan. Pembiayaan sendiri memiliki unsur-unsur yakni kepercayaan,
kesepakatan, jangka waktu, resiko, dan balas jasa.
Tujuan penelitian ini adalah untuk mendapatkan apakah pembiayaan modal
kerja pada KJKS Ibu Mandiri Serpong mempengaruhi tingkat pendapatan
mitranya. Unsur-unsur pembiayaan modal kerja inilah yang akan digunakan untuk
mengukur sejauh mana ketetapan, peraturan, ataupun kesesuaian yang ada pada
unsur-unsur pembiayaan ini dapat meningkatkan tingkat pendapatan nasabah.
Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kuantitatif dan jenis
penelitian adalah penelitian survey. Sampel pada penelitian ini adalah mitra KJKS
Ibu Mandiri Serpong sebanyak 47 orang dengan kuisioner sebagai instrumen
penelitian. Adapun desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode
deskriptif analisis yaitu peristiwa sebenarnya mengenai objek penelitian. Dan
untuk analisis data penelitian ini menggunakan uji regresi linear berganda, uji
koefisien determinasi, uji T-Parsial, dan Uji Beda Rata-rata.
Berdasarkan hasil penelitian dan hasil Uji F (simultan) menunjukkan bahwa
unsur-unsur pembiayaan berpengaruh secara positif terhadap tingkat pendapatan
mitra. hasil Uji-T (parsial) menunjukkan bahwa yang berpengaruh terhadap
peningkatan pendapatan usaha mitra secara siginifikan adalah variabel jangka
waktu dan resiko, sedangkan variabel kepercayaan, kesepakatan, dan balas jasa
berpengaruh namun tidak dengan signifikan. Sedangkan kontribusi variabel yang
ditunjukkan oleh koefisien determinasi adalah sebesar 30,2%, sisanya 69,8%
dipengaruhi oleh faktor lain diluar model. Dan hasil penelitian ini mendapatkan
nilai R sebesar 0,550 atau 55% artinya variabel pembiayaan modal kerja
berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan mitra. Pada uji beda rata-rata
menunjukkan adanya peningkatan dan perubahan pada tingkat pendapatan
sebelum dan sesudah pembiayaan.
Kata kunci: Pembiayaan, modal kerja, tingkat pendapatan.
ii
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Alhamdulillahirabbil’alamin, puji syukur kehadirat Allah SWT, karena
berkat rahmat-Nya penulis dapat menyelesaikan skripsi berjudul “Pengaruh
Pembiayaan Modal Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Mitra Koperasi Jasa
Keuangan Syariah (Kjks) Ibu Mandiri Serpong”. Shalawat beriring salam
semoga senantiasa tercurah kepada baginda Nabi Muhammad SAW beserta
keluarganya, sahabatnya, serta kita pengikutnya sampai akhir zaman.
Penulisan skripsi ini berhasil diselesaikan dengan tujuan untuk memenuhi
tugas akhir perkuliahan dan juga sebagai persyaratan memperoleh gelar Sarjana
Sosial Islam (S.Sos.I).
Dengan segala kerendahan hati perkenankanlah penulis memberikan untaian
terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu penulis menyelesaikan
skripsi ini. Penulis menghaturkan terima kasih tulus kepada:
1. Dr. Arief Subhan, MA. Selaku Dekan, Dr. Suparto, ME.Ed. MA. Selaku
Wakil Dekan Bidang Akademik, Drs. Jumroni, M.Si selaku Wakil
Dekan Bidang Administrasi Umum, dan Dr. H. Sunandar, MA selaku
Wakil Dekan Bidang Kemahasiswaan Fakultas Ilmu Dakwah dan Ilmu
Komunikasi.
iii
2. Drs. Cecep Castrawijaya, MA dan Drs. H. Mulkanasir BA, S.Pd, MM
selaku ketua dan sekertaris Program Studi Manajemen Dakwah.
3. Noor Bekti Negoro SE., MSi selaku dosen pembimbing yang telah
meluangkan waktunya dengan sabar membimbing penulis dalam
menyelesaikan skripsi ini.
4. Seluruh dosen Program Studi Manajemen Dakwah Fakultas Ilmu
Dakwah dan Ilmu Komunikasi yang telah memberikan ilmu
pengetahuan, pengalaman, serta bimbingan kepada penulis selama
perkuliahan.
5. Teristimewa orang tua penulis, Apa dan Mama tercinta, Nurdin Yusup
dan Henny Mulyani. Terima kasih atas doa yang selalu mengiringi
Dinda. Semoga Apa dan Mama selalu diberikan kesehatan untuk selalu
bisa melihat anak-anaknya tumbuh dan bisa membahagiakan.
6. Terima kasih kepada Ibu Novita Desi, Pak Eng, Mas Irwan dan segenap
personil KJKS Ibu Mandiri Serpong atas kerjasama dan ilmu yang
diberikan. Semoga terus sukses koperasi syariahnya.
7. Sahabat dan teman-teman di Manajemen Dakwah A dan B. Semoga
kesuksesan selalu menyertai kita.
8. Terima kasih Afif Amarullah, sahabat sekaligus orang terdekat yang
selalu jadi motivasi penulis, yang selalu bikin sedih sekaligus senang,
yang selalu bersama menerima keadaan. Terima kasih. Semoga masa
depan berpihak kepada kita.
iv
9. Keluarga Besar KKN Beriman di Batu Tulis. Terima kasih atas kenang-
kenangan yang kalian berikan. Semoga kita tetap saudara.
10. Teman-teman lamaku di SDN 1 Serpong dan SMP Muhammadiyah
terima kasih atas persahabatannya.
Akhir kata penulis berharap semoga apa yang telah diberikan mendapatkan
balasan yang berlipat ganda dari Allah SWT dan semoga skripsi ini dapat
bermanfaat umumnya bagi seluruh pihak yang membaca dan khususnya bagi
keluarga besar Manajemen Dakwah.
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh.
Ciputat, 26 Juni 2014
Adinda Nurrizki
v
DAFTAR ISI
ABSTRAK .............................................................................................................. i
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................... v
DAFTAR TABEL ................................................................................................ ix
DAFTAR GAMBAR .............................................................................................. x
BAB I : PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ................................................................... 1
B. Pembatasan dan Rumusan Masalah.................................................. 6
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian ......................................................... 7
D. Kajian Pustaka .................................................................................. 8
E. Sistematika Penulisan ....................................................................... 9
BAB II : TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Pembiayaan Modal Kerja ............................................. 11
B. Unsur-unsur Pembiayaan................................................................ 14
1. Kepercayaan...........................................................................14
2. Kesepakatan ............................................................................. 16
3. Jangka Waktu .......................................................................... 20
4. Resiko ...................................................................................... 21
vi
5. Balas Jasa ................................................................................ 22
C. Potensi Terjadinya Pembiayaan Modal Kerja ................................ 21
D. Komponen Modal Kerja yang Dibiayai ......................................... 23
1. Likuiditas ................................................................................. 25
2. Piutang ..................................................................................... 25
3. Persediaan ................................................................................ 26
4. Modal Kerja Untuk Perdagangan ............................................ 26
E. Konsep Pendapatan ........................................................................ 27
1. Pengertian Pendapatan ............................................................ 27
2. Sumber-sumber Pendapatan .................................................... 27
BAB III : METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi dan Pendekatan Penelitian .......................................... 29
B. Ruang Lingkup Penelitian .............................................................. 30
1. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................. 30
2. Subjek dan Objek Penelitian ................................................... 30
C. Teknik Pengumpulan Data ............................................................. 30
1. Data Primer .............................................................................. 31
2. Data Sekunder ......................................................................... 31
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel .................................... 32
1. Populasi ................................................................................... 32
vii
2. Sampel ..................................................................................... 32
E. Variabel Peneliitian ........................................................................ 32
F. Operasional Variabel Penelitian ..................................................... 33
G. Uji Instrumen .................................................................................. 34
1. Uji Validitas ............................................................................ 34
2. Reliabilitas ............................................................................... 35
H. Teknik Analisis Data ...................................................................... 36
1. Regresi Linear Berganda ......................................................... 37
2. Koefisien Determinasi ............................................................. 37
3. Uji F (Simultan) ...................................................................... 38
4. Uji T (Parsial) .......................................................................... 38
5. Uji Beda Rata-rata ................................................................... 39
BAB IV : GAMBARAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH
(KJKS) IBU MANDIRI SERPONG
A. Latar Belakang Berdirinya KJKS Ibu Mandiri Serpong ................ 41
B. Visi dan Misi .................................................................................. 44
C. Struktur Organisasi ......................................................................... 45
D. Sumber Dana .................................................................................. 46
E. Produk Pembiayaan Modal Kerja KJKS Ibu Mandiri .................... 47
F. Mekanisme Pengajuan Pengajuan Pembiayaan Modal Kerja ........ 47
viii
G. Perkembangan dan Hambatan Program Pembiayaan Modal Kerja
KJKS Ibu Mandiri .......................................................................... 49
H. Penanganan Pembiayaan Bermasalah ............................................ 50
BAB V : PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengolahan Uji Instrumen .............................................................. 52
B. Hasil dan Pembahasan .................................................................... 52
1. Deskripsi Data Responden Penelitian ..................................... 52
2. Uji Regresi Linear Berganda ................................................... 55
3. Koefisien Determinasi ............................................................. 57
4. Uji F (Simultan) ....................................................................... 58
5. Uji T (Parsial) .......................................................................... 59
6. Uji Beda Rata-rata ................................................................... 60
BAB VI : PENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................... 61
B. Saran ............................................................................................... 62
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................... 63
LAMPIRAN
ix
DAFTAR TABEL
Tabel 1 Data UMKM Tahun 2009 ........................................................................... 2
Tabel 2 Definisi Operasional ................................................................................. 33
Tabel 3 Blueprint Sebelum Dilakukan Uji Validitas ............................................. 34
Tabel 4 Blueprint Setelah Dilakukan Uji Validitas ............................................... 35
Tabel 5 Skala Likert ............................................................................................... 36
Tabel 6 Jenis Kelamin Responden ......................................................................... 53
Tabel 7 Usia Responden......................................................................................... 53
Tabel 8 Pendidikan Terakhir Responden ............................................................... 55
Tabel 9 Lama Usaha Responden ............................................................................ 55
Tabel 10 Koefiesien ............................................................................................... 57
Tabel 11 Model Summary ...................................................................................... 58
Tabel 12 ANOVA .................................................................................................. 59
Tabel 13 Paired Samples Correlations ................................................................... 60
x
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1 Struktur Organisasi KJKS Ibu Mandiri Serpong................................... 45
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Usaha Menengah, Kecil, dan Mikro (UMKM) sering disebut-sebut sebagai
mesin pendorong perekonomian nasional. UMKM telah mendorong
perekonomian masyarakat di tengah banyaknya perusahaan-perusahaan besar
yang terpuruk pasca krisis moneter pada tahun 1997. UMKM adalah usaha kecil
yang terbentuk dari inisiatif seseorang sehingga bisa menghasilkan dampak besar
seperti terserapnya tenaga kerja dengan jumlah besar, dan dapat memberikan
kontribusi yang baik bagi pendapatan daerah maupun pendapatan nasional.
Krisis moneter pada tahun 1997 di Indonesia juga telah menyebabkan
masyarakat kehilangan kepercayaanya terhadap perbankan nasional. Pada saat itu
terjadi kenaikkan angka inflasi, yakni kondisi dimana harga barang dan jasa naik.
Inflasi juga menyebabkan peredaran uang di masyarakat meningkat. Dampak dari
inflasi inilah yang menyebabkan Bank Indonesia menaikkan suku bunga (BI rate)
dengan harapan masyarakat mau menginvestasikan uangnya dengan iming-iming
bonus bunga yang tinggi. Namun di saat yang bersamaan, masyarakat yang ingin
menggunakan jasa pembiayaan mengalami dilematis karena harus membayar
bunga tinggi. Oleh karena itu, kepercayaan masyarakat terhadap perbankan
nasional mulai memudar, terlebih kepada bank yang menggunakan sistem bunga
(bank konvensional).
2
Seperti yang telah kita ketahui bahwa dunia usaha di Indonesia terbagi
menjadi empat sektor perekonomian, yaitu mikro, kecil, menengah, dan besar.
Berikut adalah data mengenai UMKM dari Kementerian Koperasi dan Usaha
Kecil dan Menengah.
Tabel 1
Data UMKM Tahun 2009
Skala Usaha Pangsa Pasar Pangsa Pasar (%)
Mikro 52.176.795 98,8%
Kecil 546.675 1,04%
Menengah 41.133 0,08%
Besar 4.677 0,01%
Sumber : Departemen Koperasi Tahun 2009
Dapat disimpulkan bahwa sektor yang menguasai pangsa pasar di
Indonesia adalah sektor mikro. Jumlah tenaga kerja yang direkrut usaha mikro
pun terbilang paling besar yaitu sebesar 90.012.694. Namun dari data yang ada,
permasalahan yang timbul sangat krusial bagi kelangsungan usaha tersebut, yaitu
permasalahan modal kerja. Terlebih lagi pada sektor pembiayaan kecil sampai
mikro.1
Pemerintah sebenarnya telah memberikan jalan keluar dengan memberikan
program seperti KUR (Kredit Usaha Rakyat), namun masyarakat masih terganjal
1 www.depkop.go.id diakses pada tanggal 10 April 2014 bertempat di Serpong. Data sangat
sementara.
3
oleh sistem bunga yang masih memberatkan dan sulitnya akses penyaluran.2
Padahal sistem bunga atau riba ini dengan sangat jelas dilarang oleh Islam. Hal ini
tertera pada Q.S. Al-Imran ayat 130 mengenai larangan bunga atau riba:
Artinya : “Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu memakan riba
dengan berlipat ganda dan bertaqwalah kamu kepada Allah supaya kamu
mendapat keuntungan.”
Islam memaklumatkan perang melawan kemiskinan demi keselamatan
akidah, moral, dan akhlak umat manusia. Perhatian Islam terhadap kaum miskin
tidak bersifat sesaat namun prinsipil. Sistem bunga yang diterapkan oleh bank
konvensional, program KUR, atau rentenir telah dirasa menyulitkan para
pengusaha kecil yang ingin menjalankan kelangsungan usahanya. Fenomena ini
akhirnya menjadi alasan fundamental bagi para swadaya masyarakat untuk
membuat lembaga keuangan yang sesuai dengan prinsip syariah salah satunya
melalui kegiatan Baitul Maal wa Tamwil (BMT).
2 www.sentraukm.com diakses pada tanggal 10April 2014 bertempat di Serpong. Data sangat
sementara.
4
Sebelumnya, masyarakat lebih dulu mengenal bank syariah sebagai lembaga
keuangan syariah. Namun ternyata bank syariah belum sepenuhnya menjangkau
masyarakat di kalangan bawah. Akses penyaluran dan prosedur yang cukup sulit
membuat masyarakat kecil sulit untuk menggunakan jasa penyaluran dana dari
bank syariah. Skala peminjaman bank juga terbilang sangat besar dibandingkan
dengan lembaga keuangan mikro seperti BMT yang masih memiliki skala
peminjaman di bawah Rp.5 juta. Bahkan masih banyak dari beberapa bank
syariah lebih mengedepankan produk konsumtif ketimbang produktif, seperti
Kredit Kepemilikan Rumah (KPR).
Baitul Maal wa Tamwil (BMT) adalah lembaga swadaya masyarakat
didirikan dan dikembangkan oleh masyarakat. Pendirian BMT memang cukup
banyak dibantu oleh banyak pihak luar, walaupun bantuan tersebut hanya bersifat
teknis. Sejak berdirinya, BMT-BMT dirancang sebagai lembaga ekonomi. Dapat
dikatakan bahwa BMT merupakan suatu lembaga ekonomi rakyat, yang secara
konsepsi memang lebih fokus kepada masyarakat bawah yang miskin dan nyaris
miskin (poor and near poor).3
Sejarah gerakan BMT telah dimulai pada era 1980-an antara lain dengan
upaya penggiat Masjid Salman ITB di Bandung menggagas lembaga Teknosa,
lembaga semacam BMT. Statistik yang akurat tentang BMT memang belum
tersedia. Menurut perkiraan Pusat Inkubasi Bisnis Usaha Kecil (PINBUK),
sampai dengan pertengahan tahun 2006, terdapat sekitar 3.200 BMT yang
3 Euis Amalia, Keadilam Distributif dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers, 2009), hlm.
82-83.
5
beroperasi di Inonesia.4 Induk Koperasi Syariah (Inkopsyah) BMT juga
membukukan aset sebesar Rp. 158 miliar pada akhir 2012, tumbuh 54%
dibandingkan dengan setahun yang lalu. Ketua Inkopsyah BMT Abdullah Yazid
mengatakan pihaknya memiliki obesesi menjadi salah satu koperasi syariah
terbesar di Indonesia, seperti Induk koperasi kredit (Inkopdit) yang saat ini
asetnya sudah mencapai Rp 15 triliun.5
Menanggapi aspirasi masyarakat mengenai upaya pengembangan BMT ini,
Kementrian Koperasi dan UMKM mengeluarkan Keputusan Menteri Negara
Koperasi dan UKM No. 91 Tahun 2004 yang mengatur tentang Kegiatan Usaha
Jasa Keuangan Syariah melalui koperasi. Melalui peraturan tersebut, BMT yang
semula adalah lembaga non formal dapat berubah menjadi lembaga formal
berbadan hukum koperasi dengan nama Koperasi Jasa Keuangan Syariah.6
Perkembangan pertumbuhan BMT atau KJKS ini menggambarkan bahwa
lembaga keuangan mikro ini mampu memfasilitasi rakyat kecil untuk
keberlangsungan hidupnya melalui pembiayaan yang bersifat produktif sehingga
masyarakat dapat secara mandiri memperbaiki taraf hidupnya pada aspek
ekonomi. Selain itu, sebuah penelitian menyebutkan bahwa sebuah negara akan
dikatakan maju jika terdapat 2% dari total penduduknya yang berkerja sebagai
wirausaha. Maka itu, pembiayaan modal kerja dipilih sebagai variabel independen
4 Euis Amalia, Keadilam Distributif dalam Ekonomi Islam , hlm. 90.
5 http://www.inkopsyahbmt.co.id diakses pada tanggal 30 April 2014 bertempat di Serpong
6 E-journal IPB. Diakses dari http://repository.ipb.ac.id pada tanggal 01 Mei 2014 bertempat di Serpong.
6
penulis. Tingkat pendapatan para mitra KJKS pun akan menjadi tolak ukur yang
akan ditinjau oleh penulis.
Maka dari permasalahan diatas, penulis merasa tertarik untuk melakukan
penelitian tetang pengaruh pembiayan modal kerja terhadap tingkat pendapatan
mitra. Oleh karena itu penulis memilih judul “Pengaruh Pembiayaan Modal
Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Mitra Koperasi Jasa Keuangan Syariah
(KJKS) Ibu Mandiri Serpong”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah
1. Pembatasan Masalah
Penelitian ini hanya dapat digeneralisasikan pada pengguna produk
pembiayaan modal kerja . Agar tidak terlalu luas dalam pengelolaan data,
maka jenis pembiayaan hanya dibatasi pada produk pembiayaan modal kerja
di KJKS Ibu Mandiri Serpong.
2. Perumusan Masalah
Berdasarkan judul yang sudah dipaparkan, maka masalah yang akan
diteliti dapat dirumuskan dengan pertanyaan sebagai berikut:
a. Bagaimana pengaruh pembiayaan modal kerja terhadap tingkat
pendapatan mitra?
b. Seberapa besar pengaruh pembiayaan modal kerja terhadap tingkat
pendapatan mitra?
c. Adakah perbedaaan antara tingkat pendapatan mitra sebelum
pembiayaan dan setelah pembiayaan?
7
d. Apakah unsur-unsur pembiayaan (kepercayaan, kesepakatan, jangka
waktu, resiko, dan balas jasa) berpengaruh positif terhadap tingkat
pendapatan mitra?
C. Tujuan dan Manfaat Penelitian
1. Tujuan penelitian
Adapun tujuan penelitian ini yakni:
a. Untuk mengetahui bagaimana pengaruh pembiayaan terhadap tingkkat
pendapatan mitra.
b. Mengetahui sejauh mana pembiayaan modal kerja berpengaruh
terhadap tingkat pendapatan mitra.
c. Untuk mengetahui adakah perbedaan tingkat pendapatan mitra
sebelum dan sesudah pembiayaan.
d. Untuk memperoleh data apaakah unsur-unsur pembiayaan
(kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko, dan balas jasa)
berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan mitra.
2. Manfaat penulisan
a. Manfaat Teoritis
Dapat memperkaya khasanah keilmuan tentang ekonomi syariah yang
telah didapat dari perkuliahan yang hanya terbatas pada teori saja. Selain
8
itu penulis juga dapat mengetahui praktek pembiayaan modal kerja di
lembaga keuangan syariah khususnya KJKS Ibu Mandiri Serpong.
b. Manfaat Praktis
1) Bagi pemerintah
Hasil penelitian ini diharapkan mampu meberikan manfaat dan
membantu pemerintah khususnya DEPAG dan social dalam
menentukan kebijakan.
2) Bagi Lembaga KJKS Ibu Mandiri Serpong
Dengan penelitian ini sedikitnya dapat dijadikan masukan bagi
KJKS Ibu Mandiri Serpong untuk dapat berkembang lebih baik dan
menjadi market leader ditengah maraknya industry perbankan
syariah di Indonesia yang menyediakan berbagai macam produk
pembiayaan. Hasil penelitian ini juga bisa dijadikan acuan dalam
pemilihan kebijakan. Jika pengaruh pembiayaan modal kerja
terhadap pendapatan mitranya positif, maka pengalokasian dana
dapat lebih ditingkatkan pada sektor pembiayaan modal kerja.
3) Bagi Masyarakat
Memberikan acuan yang jelas bagi masyarakat mengenai
pembiayaan produktif sebagai alternatif dari sistem riba.
D. Kajian Pustaka
1. Hilman Fahmi
9
Saudara Hilman Fahmi (2010 M) dari Fakultas Syariah dan Hukum telah
menulis skripsi dengan judul “Pengaruh Pembiayaan Musyarakah BPD
JABAR BANTEN Syariah Cabang Bekasi Terhadap Tingkat Pendapatan
Nasabah” (Studi Pada GAPENSI Cabang Kabupaten Bekasi), skripsi ini
menjelaskan pengaruh antara produk pembiayaan musyarakah terhadap
tingkat pendapatan nasabah. Perbedaan dengan skripsi yang penulis buat ialah
pada skripsi Hilman Fahmi hanya terfokus pada produk pembiayaan
Musyarakah sedangkan cakupan pada skripsi yang penulis buat lebih meluas
yakni ada semua pembiayaan modal kerja dan tempat penelitian pada
Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS).
2. Dania Dewi
Saudari Dania Dewi telah menulis skripsi dengan judul “Pengaruh
Pembiayaan Produktif Pada Pegadaian Syariah Terhadap Peningkatan
Pendapatan Nasabah (Studi Pada Pegadaian Syariah Cabang Pondok
Aren)”. Perbedaan pada skripsi Dania Dewi dan penulis buat adalah pada
objek penelitiannya, yakni pada skripsi Dania Dewi objek penelitiannya
adalah nasabah pada pengguna pembiayaan produktif sedangkan penulis
menggunakan nasabah pengguna modal kerja saja sebagai objek penelitian.
Tentu mekanisme pembiayaan modal kerja pada masing-masing objek
memiliki perbedaan.
E. Sistematika Penulisan
Skripsi ini terdiri dari enam bab dan dalam tiap bab terdiri dari beberapa
bagian subbab atau bagian:
10
BAB I Terdiri dari pendahuluan yang berisikan latar belakang masalah,
pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat
penelitian, dan tinjauan pustaka.
BAB II Berisikan landasan teori dari variabel-variabel yang mendukung
terlaksananya penelitian.
BAB III Terdiri dari metodologi peneltian, pendekatan penelitian, ruang
lingkup penelitian, teknik pengambilan data, populasi dan teknik
pengambilan sampel, variabel penelitian, operasional variabel
penelitian, uji instrumen, dan teknik analisis data.
BAB IV Merupakan gambaran umum dari objek penelitian, yaitu KJKS
IBU MANDIRI SERPONG, sejarah berdirinya, visi dan misi,
stuktur organisasi, dan produk-produk dari KJKS IBU MANDIRI
SERPONG khususnya pada produk pembiayaan modal kerja.
BAB V Berisikan penemuan dan pembahasan yang terdiri dari, pengolahan
uji instrumen, hasil dan pembahasan, analisis data penelitian.
BAB VI Terdiri dari kesimpulan dan saran.
11
BAB II
TINJAUAN TEORI
A. Pengertian Pembiayaan Modal Kerja
Kajian ilmiah tentang pembiayaan mikro masih dapat dikatakan langka.
Tulisan-tulisan yang ada lebih banyak mengulas persoalan perbankan sebagai
sumber pembiayaan bagi pengembangan Usaha Kecil Mikro.8
Kedudukan KJKS dalam hubungan dengan para mitranya adalah sebagai
mitra investor dan pedagang, sedangkan dalam bank konvensional atau rentenir
pada umumnya, hubungannya adalah sebagai kreditor atau debitur. Sehubungan
dengan jalinan investor dan pedagang tersebut, maka dalam menjalankan
bisnisnya KJKS menggunakan berbagai teknik dan metode investasi. Kontrak
hubungan investasi antara KJKS dengan mitra ini disebut pembiayaan.
Kata dasar dari pembiayaan sendiri adalah biaya. Biaya menurut Kamus
Besar Bahasa Indonesia adalah uang yang dikeluarkan untuk mengadakan
(mendirikan, melakukan, dan lain-lain) sesuatu. Sedangkan pembiayaan sendiri
adalah segala sesuatu yang berhubungan dengan biaya.9
Pembiayaan atau financing adalah pendanaan yang diberikan oleh sutau
pihak kepada pihak lain utnuk mendukung investasi yang telah direncanakan, baik
dilakukan sendiri maupun lembaga. Dengan kata lain, pembiayaan adalah
8 Euis Amalia, Keadilan Distributif dalam Ekonomi Islam, Hlm. 25.
9 Kamus Besar Bahasa Indonesia
12
pendanaan yang dikeluarkan untuk mendukung investasi yang telah
direncanakan.10
Sementara itu, Kasmir menyebutkan bahwa pembiayaan adalah penyediaan
uang atau tagihan yang dapat dipersamakan dengan itu, berdasarkan persetujuan
atau kesepakatan antara bank dengan pihak lain yang mewajibkan pihak yang
dibiayai untuk mengembalikan uang atau tagihan tersebut setelah jangka waktu
tertentu dengan imbalan atau bagi hasil.11
Pembiayaan modal kerja adalah pembiayaan untuk memenuhi kebutuhan: 12
1. Peningkatan produksi, baik secara kuantitatif, yaitu jumlah hasil
produksi, amupun secara kualitatif, yaitu peningkatan kualitas atau
mutu hasil produksi.
2. Untuk keperluan perdagangan atau peningkatan utility of place dari
suatu barang.
Dapat disimpulkan bahwa pembiayaan modal kerja syariah adalah
penyaluran dana yang ditujukan untuk peningkatan kualitas hasil produktif secara
kualitatif atau kuantitatif sesuai dengan syariat Al-Qur’an dan Hadist. Dalam
kaitannya dalam perspektif syariah, pembiayaan disebut juga sebagai aktiva
produktif. Aktiva produktif adalah penanaman dana dalam bentuk rupiah atau
valuta asing dalam bentuk pembiayaan, piutang, qardh, surat berharga Islam,
10
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking, (Jakarta: Bumi Aksara, 2010), Hlm. 68. 11
Kasmir, Manajemen Perbankan, (Jakarta:Rajawali Pers, 2010). Hlm. 12
Muhammad Syafi’I Antonio, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema Insani,
2012), Hlm. 160.
13
penempatan, penyertaan modal, penyertaan modal sementara, komitmen dan
kontinjensi pada rekening administrasi serta sertifikat wadiah.13
Yang menjadi perbedaan antara kredit yang diberikan bank konvensional
atau rentenir atau koperasi pada umumnya dengan pembiayaan dengan prinsip
syariah adalah terletak pada keutungan yang ditentukan. Pada bank konvensional
atau rentenir keuntungan yang diperoleh melalui bunga, sedangkan bagi
pembiayaan dengan prinsip syariah berupa imbalan atau bagi hasil. Perbedaan
lainnya juga terdapat pada analisis kredit atau pembiayaan yang diberikan pada
masing-masing pihak pemberi pembiayaan.
Perbedaan lainnya terletak pada bisnis yang dibiayai. Dalam syariah
terdapat sejumlah batasan dalam hal pemberian pembiayaan pada sektor
wirausaha. Tidak semua proyek atau objek pembiayaan dapat didanai melalui
bank syariah, namun harus sesuai dengan kaidah syariah. Adapun hal pokok yang
harus diperhatikan:14
1. Apakah objek pembiayaan halal atau haram?
2. Apakah proyek menimbulkan kemudharatan bagi masyarakat?
3. Apakah proek termasuk perbuatan yang melanggar kesusilaan?
4. Apakah proyek berkaitan dengan perjudian?
5. Apakah proyek tersebut berkaitan dengan industri senjata yang ilegal?
13
Veithzal Rivai dan Arviyan Arifin, Islamic Banking, Hlm.
14
Gemala Dewi, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di
Indonesia,
(Jakarta: Kencana, 2005), Hlm.
14
6. Apakah proyek merugikan syiar Islam, baik secara langsung atau tidak
langsung?
B. Unsur-unsur Pembiayaan
Setiap pemberian pembiayaan sebenarnya jika dijabarkan secara mendalam
mengandung beberapa arti. Sehingga, apabila kita bicara pembiayaan maka
termasuk membicarakan unsur-unsur yang ada di dalamnya. Menurut Kasmir
unsur-unsur pembiayaan sebagai berikut:15
1. Kepercayaan
Kepercayaan diberikan oleh sebagai dasar utama yang melandasi
mengapa suatu kredit atau pembiayaan berani dikucurkan. Oleh karena itu,
sebelum kredit dikucurkan harus dilakukan penelitian dan penyelidikan
lebih dulu secara mendalam tentang kondisi mitra, baik secara intern
maupun ekstern. Penelitian dan penyelidikan tentang kondisi pemohon
pembiayaan sekarang dan masa lalu (track record), untuk menilai
kesungguhan dan etikat baik mitra.
KJKS dalam memberikan pembiayaan wajib mempunyai keyakinan
berdasarkan analisis yang mendalam atas itikad dan kemampuan serta
kesanggupan mitra untuk mengembalikan pembiayaan dimaksud sesuai
dengan perjanjian antara KJKS sebagai shaib al-Mal dan para mitranya
sebagai mudharib.16
15
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta :Rajawali Pers, 2012), Hlm. 114. 16
Sutan Remy Sjahdeini, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum Perbankan
Indonesia, (Jakarta :Grafiti, 1999), Hlm. 171.
15
Adapun penilaian calon nasabah dapat dilakukan dengan melihat aspek-
aspek berikut:
a. Aspek legalitas
Yang dinilai dalam aspek ini adalah maslah legalitas badan usaha
serta izin-izin yang dimiliki perusahaan yang mengajukan
pembiayaan. Penilaian ini dimulai dengan meneliti keabsahan dan
kesempurnaan akte pendirian perusahaan.
b. Aspek pasar
Dalam aspek ini yang dinilai adalah besar kecilnya permintaan
terhadap produk yang dihasilkan di masa ini dan yang akan datang.
Aspek ini juga bisa dinilai dari tingkat persaingan, pangsa pasar dan
posisi pasar, serta sedikit-banyak produk penggantinya.
c. Aspek Keuangan
Aspek yang diperhatikan dalam aspek keuangan ini adalah laporan
keuangan perusahaan atau perencanaan laporan keuangan.
d. Aspek Teknis
Aspek ini berkaitan dengan fasilitas untuk produksi, lokasi dan lay
out. Seperti kapasitas mesin, lokasi usaha ataupun lay out gedung.
e. Aspek Manajemen
Aspek yang digunakan untuk menilai struktur organisasi, sumber
daya manusia yang dimiliki, latar belakang pendidikan dan
pengalaman.
f. Aspek Sosial-Ekonomi
16
Aspek yang perlu diperhatikan adalah manfaat dan dampak dari
kegiatan perusahaan.
g. Aspek Amdal
Amdal atau analisis lingkungan merupakan analisis terhadap
lingkungan baik darat, air ataupun udara.
2. Kesepakatan
Kesepakatan ini dituangkan dalam suatu perjanjian dimana masing-
masing pihak menandatangani hak dan kewajibannya. Kesepakatan
penyaluran pembiayaan dituangkan dalam akad pembiayaan yang
ditandatangani oleh kedua belah pihak, yaitu koperasi dan anggotanya.
Kesepakatan ini bisa juga berupa jumlah pembiayaan yang diberikan.
Adapun akad pembiayaan modal kerja pada KJKS adalah sebagai
berikut: 17
a. Al Mudharabah
Definisi mudharabah secara fiqih yaitu berpergia untuk urusan
dagang. Secara muamalah berarti pemilik modal menyerahkan
modalnya kepada pekerja/ pedagang/ pelaku usaha untuk diputar
sebagai usaha, sedangkan keuntungan usaha itu sibagi menurut
kesepakatan bersama.18
17
Simorangkir, Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Nonbank, (Bogor: Ghalia Indonesia,
2000), Hlm. 44. 18
Nur. S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, (Banten: Pustaka Aufa Media,
2012), Hlm. 37
17
Penerapan konsep mudharabah pada KJKS yaitu KJKS
menyediakan dana 100% bagi usaha atau kegiatan nasabah tanpa
campur tangan dari pihak KJKS. Namun, KJKS diberi hak memberikan
saran-saran dan melakukan pengawasan. Dalam hal ini, KJKS
menerima imbalan atau keuntungan yang besarnya ditetapkan atas
persetujuan kedua belah pihak. Jika terjadi kerugian, sepenuhnya
ditanggung oleh pihak KJKS, kecuali jika disebabkan oleh kesalahan
atau kelalaian mitra.
b. Al Musyarakah
Definisi musyarakah secara fiqih adalah percampuran. Musyarakah
pada koperasi syariah adalah bentuk kerjasama antara koperasi syariah
dengan anggotanya. Baik koperasi syariah maupun anggotanya masing-
masing menyetorkan sebagian modal usaha.19
KJKS menyediakan sebagian dana dan mitra usaha (nasabah)
menanggung selebihnya dalam membiayai sutau proyek. Dalam hal ini
KJKS dapat turut serta mengelolanya. Seandainya KJKS turut serta
mengelola proyek tersebut, maka terlebih dahulu diadakan kesepakatan
tentang pembagian keuntungan. Pembagian keuntungan tidak harus
sebanding dengan jumlah uang yang disetor, tetapi berdasarkan
perjanjian kedua belah pihak. Namun, kerugian yang terjadi ditanggung
bersama sesuai dengan pangsa pembiayaan masing-masing.
19
19 Nur. S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, Hlm. 42
18
c. Al Murabahah
Murabahah secara fiqih adalah akad jual beli atas barang tertentu ,
dimana penjual menyebutkan dengan jelas barnag yang diperjualbelikan
termasuk harga pembelian barang kepada pembeli, kemudian ia
mensyaratkan atasnya laba/keuntungan dalam jumlah tertentu.20
Pihak shahibul maal (KJKS) membeli barang yang dibutuhkan
mitra dengan pembayaran dilaksanakan di kemudian hari. KJKS
memeri kuasa kepada mitra membeli barang atas nama KJKS. Pada
jangka waktu tertentu, sesuai dengan kesepakatan antara KJKS dan
nasabah yang membeli barang tersebut, harga di mark up dengan harga
pokok atau ditambah sejumlah keuntungan.
d. Salam
Salam menurut bahasa adalah pendahuluan. Sementara menurut
istilah adalah penjualan suatu barang dengan pesanan yang disebutkan
sifat-sifatnya sebgaai persyaratan jual-beli dan barang tersebut masih
dalam tanggungan penjual, dimana syarat-syarat tersebut diantaranya
adalah mendahulukan pembayaran pada waktu akad disepakati.21
Transaksi jual beli barang dengan cara pemesanan dengan syarat-
syarat tertentu dan pembayaran tunai terlebih dahulu. Dalam akad
salam, KJKS bertindak sebagai pihak penyedia dana dalam kegiatan
transaksinya.
20
Nur. S. Buchori, Koperasi Syariah Teori dan Praktik, (Banten: Pustaka Aufa Media,
2012), Hlm. 24
21
Ibid, Hlm. 28
19
e. Al Ijarah dan Al Ta’jiri
Ijarah menurut fiqih adalahh akad pemindahan hak guna.
Transaksi sewa menyewa atas suatu barang dan/ atau jasa antara
pemilik objek sewa termasuk kepemilikan hak pakai atas objek sewa
dengan penyewa untuk mendapatkan imbalan atas objek sewa yang
disewakan.
f. Al Qardh
Transaksi pinjam-meminjam dana tanpa imbalan dengan kewajiban
pihak peminjam mengembalikan pokok pinjaman secara sekaligus atau
cicilan dalam jangka waktu tertentu.22
Dalam melakukan penetapan akad pembiayaan modal kerja syariah,
proses analisis yang dilakukan adalah sebagai berikut:
a. Hal pertama yang harus dilihat dalah jenis proyek yang akan
dibiayai tersebut apakah memiliki kontrak atau belum.
b. Jika proyek tersebut memiliki kontrak, aktor berikutnya yang harus
dicermati adalah apakah peroyek tersebut untuk pembiayaan
konstruksi atau pengadaan barang. Jika untuk pembiayaan
kontruksi, pembiayaan yang layak adalah pembiayaan istishna.
Namun, jika bukan untuk pembiayaan kontruksi, melainkan
pengadaan barang, maka pembiayaan yang patut diberikan adalah
pembiayaan mudharabah.
22
Wangsawidjaya, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta :PT Gramedia, 2012), Hlm. 207-222.
20
c. Jika proyek tersebut bukan unutk pembiayaan kontruksi ataupun
pengadaan barang, maka bank tidak layak untuk memberikan
pembiayaan.
d. Dalam hal proyek tersebut tidak memiliki kontrak, maka faktor
selanjutnya yang harus dilihat adalah apakah proyek tersebut untuk
pembelian barang atau penyewaan barang.
1) Jika untuk pembelian barang, hal berikutnya yang harus dilihat
adalah apakah barang tersebut berupa ready stock atau good in
process. Jika ready stock maka pembiayaan yang dapat
diberikan adalah pembiayaan murabahah. Namun jika good in
process, yang harus dilihat lagi adalah apakah proses barang
tersebut memerlukan waktu kurang dari 6 bulan atau lebih. Jika
kurang dari 6 bulan, pembiayaan yang diberikan adalah
pembiayaan salam. Jika melebihi 6 bulan, pembiayaan yang
diberikan adalah pembiayaan istishna.
a. Jika untuk penyewaan barang, maka pembiayaan yang diberikan
dalah pembiayaan ijarah.23
3. Jangka waktu
Setiap pembiayaan yang diberikan mempunyai jangka waktu tertentu
sesuai dengan kesepakatan. Jangka waktu ini mencakup masa pengembalian
pembiayaan yang disepakati. Hampir dapat dipastikan bahwa tidak ada
pembiayaan yang tidak memiliki jangka waktu.
23
Adiwarman Karim. Bank Islam Analisis Fiqih. (Jakarta: PT Graha Grafindo, 2007), Hlm.
235-236.
21
4. Risiko
Dalam memberikan pembiayaan kepada para pengusaha tidak
selamanya koperasi akan mengalami suatu keuntungan, koperasi bisa juga
mengalami suatu risiko kerugian. Suatu risiko ini muncul karena ada
tenggang waktu pengambilan (jangka waktu). Semakin panjang jangka
waktu suatu pembiayaan maka semakin besar risiko tidak tertagih, demikian
pula sebaliknya. Maka untuk meminimalisirkan suatu resiko yang
disebabkan oleh kelalai mitra, KJKS memberikan ketentuan berupa agunan
atau jaminan.
Jaminan pada pembiayaan menurut Kasmir adalah sebagai berikut:24
1. Jaminan benda berwujud, yaitu jaminan dengan barang-barang
seperti:
a. Tanah,
b. Bangunan,
c. Kendaraan bermotor,
d. Mesin-mesin/peralatan,
e. Barang dagangan,
f. Tanaman/kebun/sawah,
g. Dan lainnya.
2. Jaminan benda tidak berwujud, yaitu benda-benda jaminan seperti:
a. Sertifikat saham,
b. Sertifikat obligasi,
24
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, Hlm. 124-125.
22
c. Sertifikat tanah,
d. Sertifikat deposito,
e. Rekening tabungan yang dibekukan,
f. Rekening giro yang dibekukan,
g. Promes,
h. Wesel,
i. Dan surat taginan lainnya.
3. Jaminan orang, yaitu jaminan yang diberikan oleh seseorang yang
menyatakan kesanggupan untuk menanggung segala resiko apabila
kredit tersebut macet. Dengan kata lain, orang yang memebrikan
jaminan itulah yang akan menggantikan kredit yang tidak mampu
dibayar oleh mitra.
5. Balas Jasa
Merupakan keuntungan atas pemberian suatu pembiayaan atau jasa
tersebut yang kita kenal dengan nama bagi hasil. Balas jasa dalam bentuk
bagi hasil dan biaya administrasi pembiayaan ini merupakan keuntungan
koperasi. Sedangkan bagi koperasi yang tidak berdasarkan prinsip syariah
balas jasanya ditentukan dengan bunga.
a. Teknik Perhitungan Bagi Hasil
Secara konseptual, aplikasi dari akad mudharabah atau pola bagi
hasil tercermin dari beberapa hal sebagai berikut:
1) Pemilik dana menyimpan dananya di KJKS yang bertindak
sebagai pengelola.
23
2) KJKS mengelola dana tersebut dalam sistem dana poll (pool of
fund) yang selanjutnya akan menginvestasikan dana tersebut
kedalam usaha/kegiatan yang layak dana menguntungkan serta
memenuhi kaidah-kaidah syariah.
3) KJKS dan anggota (pemilik dana) menandatangani akad yang
berisi mengenai ruang lingkup kerjasama (jumlah nominal yang
diinvestasikan, besarnya nisbah dan jangka waktu kesepakatan
yang berlaku).
4) Sumber dana KJKS terdiri dari : a. Simpanan: tabungan dan
simpanan berjangka, b. Modal: simpanan pokok, wimpanan
wajib, dan lain-lain, c. Hutang pihak lain: sumber dana yang
berasal dari hutang pihak lain (bank maupun sumber lain)
merupakan sumber danayang harus dikembalikan sesuai dengan
jadwalnya. Sedangkan untuk simpanan dan modal akan
memperoleh bagi hasil dengan perhitungan-perhitungan
mempergunakan konsep bagi hasil.
C. Potensi Terjadinya Pembiayaan Modal Kerja
Intinya perusahaan atau perorangan membutuhkan biaya apabila kondisi
antara cash flow masuk dan cash flow keluar tidak seimbang, dengan kata lain
dana keluar lebih besar dari dana yang masuk. Keadaan ini bukan berarti sebagai
stuasi yang buruk. Kenaikan penjualan dari bulan ke bulan dengan pertumbuhan
fantastis pada perusahaan yang mempunyai modal terbatas menyebabkan
perusahaan mengalami posisi sulit.
24
Pada kondisi tertentu mungkin saja perusahaan dapat memenuhi sendiri
kebutuhan odal kerjanya dari laba yang diperoleh tahun berjalan atau tahun yang
lalu. Tapi apabila perkembangan usaha perusahaan yang terjadi sangat pesat,
kebutuhan modal kerja akan jauh lebih bear dan sulit dipenuhi.
Adapun alasan pembiayaan dibutuhkan adalah sebagai berikut:25
1. Pembiayaan stok barang,
2. Kondisi dimana supplier mempercepat tagihannya pembayaran,
3. Kondisi dimana jangka waktu pembayaran customer diperlama,
4. Cadangan modal kerja,
5. Investasi,
6. Relokasi tempat usaha,
7. Modernisasi mesin,
8. Ekspansi (perluasan kapasitas produksi,
9. Diversifikasi produk (produk baru),
10. Diversifikasi usaha (membuka usaha baru)
D. Komponen Modal Kerja yang Dibiayai
Komponen dalam perusahaan yang biasanya dibiayai menurut Maryanto
adalah : stok barang; biaya piutang dagang; dan pembelian barang secara tunai.26
Namun Syafi’i Antonio menjelaskan bahwa unsur-unsur modal kerja terdiri atas
komponen-komponen alat likuid (cash), piutang dagang (receivable), dan
25
Maryanto Sepriyono, Buku Pintar Perbankan, (Jogjakarta : Pernebit Andi, 2011), Hlm. 73-
75. 26
Maryanto Sepriyono, Buku Pintar Perbankan, Hlm. 94.
25
persediaan (inventory) yang umumnya terdiri atas persediaan bahan baku (raw
material), persediaan barang dalam proses (work in process), dan persediaan
barang jadi (finished goods). 27
1. Likuiditas
Pembiayaan ini pada umumnya digunakan untuk memenuhi kebutuhan
yang timbul akibat terjadinya ketidaksesuaian antara cash inflow dan
cash outflow pada perusahaan nasabah.
2. Piutang
Pembiayaan ini timbul pada perusahaan yang menjual barangnya
dengan kredit, tetapi baik jumlah maupun jangka waktunya melebihi
kapasitas modal kerja yang dimilikinya. Bank konvensional biasanya
memberikan fasilitas berupa hal-hal berikut:
a. Piutang
Pada pembiayaan ini, bank memberikan pinjaman dana kepada
nasabah untuk mengatasi kekurangan dana karena masih tertanam
dalam piutang. Atas pinjaman tersebut bank meminta cessie atas
tagihan nasabah tersebut. Pada dasarnya nasabah berkewajiban
menagih sendiri pitangnya. Akan tetapi bila merasa perlu, bank
dengan menggunakan cessie tersebut, berhak menagih langsung
kepada pihak yang berhutang.
27
Muhammad Syafi’I Antonio. Syariah dari Teori ke Praktik, Hlm. 161-166.
26
b. Anjak piutang
Fasilitas ini diberikan oleh bank dalam bentuk pengambialihan
piutang nasabah. Untuk keperluan tersebut,nasabah mengeluarkan
draf (wesel tagih) yang diaksep oleh pihak yang berhutang atau
promissory notes (promes) yang diterbitkan oleh pihak yang
berhutang, kemudian di-endors oleh nasabah. Draf tersebut lalu
dibeli oleh bank dengan diskon sebesar tingkat bunga yang berlaku
atau disepakati untuk jangka waktu yang tertera pada draf atau
promes tersebut. Bila pada saat jatuh tempo draf atau promes
tersebut ternyata tidak tertagih, nasabah wajib membayar kepada
bank sebesar nilai nominal draf tersebut.
3. Persediaan (Inventory)
Biaya pengadaan persediaan, misalkan stock untuk produksi
perusahaan.
4. Modal Kerja untuk perdagangan
a. Perdagangan umum
Perdagangan umum adalah perdagangan yang dilakukan dengan
target pembeli siapa saja yang datang membeli barang-barang yang
telah disediakan di tempat penjual, baik pedagang eceran (retailer)
maupun pedangan besar (whole seller).
b. Perdagangan berdasarkan pesanan
Perdagangan ini biasanya tidak dilakukan atau diselesaikan di
tempat penjual, yaitu seperti perdagangan antarkota, perdagangan
27
antarpulau, atau perdagangan antarnegara. Pembeli memesan
terlebih dahulu barang-barang yang dibutuhkan kepada penjual
berdasarkan contoh barang atau daftar barang serta harga yang
ditawarkan.
E. Konsep Pendapatan
1. Pengertian Pendapatan
Menurut ilmu ekonomi, pendapatan adalah perubahan lebih dari total
harta kekayaan badan usaha pada awal periode, dan menekankan pada
jumlah nilai statis pada akhir periode. Secara garis besar pendapatan adalah
jumlah harta kekayaan awal periode ditambah perubahan nilai yang bukan
diakibatkan perubahan modal dan hutang.
Sedangkan dalam ilmu akuntansi pendapatan adalah penambahan lain
atas aktiva suatu entitas atau penyelesaian kewajiban-kewajibannya atau
kombinasi keduanya yang berasal dari penyerahan atau produksi barang,
pemberian jasa atau kegiatan-kegiatan lain yang merupakan operasi inti 28
Pada Pernyataan Standar Akutansi (PSAK) No. 23 sendiri, pengertian
pendapatan adalah arus masuk bruto dari manfaat ekonomi yang timbul dari
aktivitas normal perusahaan selama suatu periode bila arus masuk itu
mengakibatkan kenaikan ekuitas, yang tidak berasal dari kontribusi
penanam modal.
2. Sumber-sumber Pendapatan
Pendapatan bersumber dari sejumlah kegiatan ekonomi sebagai berikut:
28
Rustam, Pendapatan Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 2. E-Journal Universitas
Sumatera Utara, diakses pada tanggal 2 April 2014.
28
a. penjualan barang;
b. penjualan jasa; dan
c. penggunaan aktiva perusahaan oleh pihak-pihak lain yang
menghasilkan bunga royalti dan dividen. 29
29
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No 23, 24 Agustus 1994.
29
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN
A. Metodologi dan Pendekatan Penelitian
Penelitian ini menggunakan metodologi penelitian kuantitatif dan pendekatan
yang digunakan adalah pendekatan kuantitatif dengan tujuan menggambarkan
permasalahan yang didasari pada data yang berupa angka-angka, kemudian
dianalisa lebih lanjut untuk kemudian diambil kesimpulan. Dari metodologi dan
pendekatan ini, penulis akan meneliti populasi atau sampel tertentu yang
pengumpulan datanya menggunakan instrumen penelitian, analisis datanya
bersifat kuantitatif atau statistik dengan tujuan untuk menguji hipotesis yang telah
ditetapkan.
Desain yang digunakan adalah desain deskriptif kuantitatif yang bertujuan
menjelaskan, meringkaskan berbagai kondisi, berbagai situasi atau berbagai
variabel yang timbul di masyarakat yang menjadi objek penelitian itu berdasarkan
apa yang terjadi.25
Penulis juga menggunakan metode penelitian survey. Metode survey adalah
metode riset yang menggunakan kuisoner sebagai instrument pengumpulan
datanya, tujuannya untuk memperoleh informasi tentang sejumlah responden yang
dianggap mewakili populasi tertentu. Penelitian ini juga menggunakan desain
25
M. Burhan Bungin, Metodolodi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi dan Kebijakan
Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta : Kencana, 2008), Cet. Ke-3, Hlm.36.
30
desktiptif analisis, yakni mencari gambaran menyeluruh tentang data, fakta,
peristiwa sebenarnya mengenai objek penelitian. 26
B. Ruang Lingkup Penelitian
1. Tempat dan Waktu Penelitian
Tempat : Koperasi Jasa Keuangan Syariah Ibu
Mandiri Serpong bertempat di Jl. Raya
Serpong No. 71 Serpong-Tangerang
Selatan.
Waktu : April sampai dengan September 2014
2. Subjek dan Objek Penelitian
a. Subjek penelitian ini adalah mitra yang menggunakan pembiayaan
modal kerja di KJKS Ibu Mandiri Serpong.
b. Objek penelitian adalah pengaruh pembiayaan moda kerja terhadap
peningkatan pendapatan usaha nasabah yang telah menjadi topik
pembahasan dalam penelitian ini.
C. Teknik Pengumpulan Data
Sumber data yang digunakan oleh penulis dalam penyusunan skripsi ini
adalah:
26
J. Vrendenbergt, Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat, (Jakarta:PT. Gramedia, 1980),
Hlm. 34.
31
1. Data Primer
Dalam penelitian ini, penulis menggunakan beberapa teknik untuk
mengumpulkan data primer yang sesuai, yaitu sebagai berikut:
a) Observasi, yaitu dengan mengadakan pengamatan langsung
kelapangan dengan datang langsung menemui Kepala Bagian
Pembiayaan KJKS Ibu Mandiri Serpong.
b) Angket, yaitu alat penelitian yang dilakukan dengan cara
menyebarkan daftar pertanyaan tertutup memperoleh keterangan dari
sejumlah nasabah yag menjadi objek penelitian.
2. Data Sekunder
Data sekunder yang digunakan oleh penulis adalah:
a) Website resmi atau majalah yang memuat artikel mengenai produk
pembiayaan modal kerja.
b) Brosur resmi dari KJKS Ibu Mandiri Serpong.
c) Studi Pustaka, pada tahap ini penulis melakukan penelitian dengan
cara menelaah buku-buku yang berkaitan dengan masalah penelitian
ini.
32
D. Populasi dan Teknik Pengambilan Sampel
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek.27
Maka populasi yang penulis ambil
ialah seluruh mitra KJKS Ibu Mandiri Serpong yang menggunakan produk
pembiayaan modal kerja.
2. Sampel
Sampel ialah sebagian atau wakil dari populasi yang akan
digeneralisasikan. Teknik pengambilan sampel yang akan digunakan penulis
adalah dengan cara teknik unprobability sampling (random sampling) yakni
pengambilan sampel anggota populasi yang dilakukan secara acak tanpa
memperhatikan strata yang ada dalam populasi itu.
E. Variabel Penelitian
Variabel yang diukur dalam penelitian ini adalah:
1. Variabel bebas (X) yakni variabel yang mempengaruhi oleh variable lain.
Variable bebas dalam penelitian ini adalah pembiayan modal kerja
2. Variabel terikat (Y) yakni varibel yang dipengaruhi oleh varibel lain.
Variable terikat dalam penelitian ini adalah pendapatan nasabah yang
menggunakan pembiayaan modal kerja.
27
Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta: Penerbit
Rineka Citra. 1993), Hlm. 102.
33
F. Operasional Varibel Penelitian
Definisi operasional adalah semacam petunjuk pelaksanaan bagaimana
caranya mengukur suatu variabel.28
Tabel 2
Definisi Operasional
Variabel Indikator Pengukuran
Operasioal
Skala
Pengukuran
Pembiayaan
Modal Kerja
1. Kepercayaan
Penilaian calon
nasabah dari aspek :
Legalitas
Pasar
Keuangan
Teknis
Manajemen
Skala Ordinal
2. Kesepakatan
Kesesuaian akad
Jumlah
Pembiayaan
3. Jangka Waktu Jangka waktu yang
diberikan oleh bank
4. Resiko Jaminan yang telah
disepakati
5. Balas Jasa Margin atau profit
Tingkat
Pendapatan
Nasabah
Pendapatan
sebelum
Pembiayaan
Skala
Nominal
Pendapatan Setelah
Pembiayaan
28
Masri Singarimbun dan Sofean Efendi, Metolodogi Penelitian Survey, (Jakarta :LP3ES,
1995), Cet ke-2, Hlm. 46.
34
G. Uji Instrumen
1. Uji Validitas
Uji validitas adalah akurasialat ukur terhadap yang diukur walaupun
dilaukan berkali-kali dan dimana-mana. Untuk mencapai tingkat validitas
instrumen penelitian,maka alat ukur yang dipakai dalam instrumen juga harus
memiliki tingkat validitas yang baik. 29
Penulis juga menggunakan jenis validitas pengukuran dalam penelitian
model konstruksi, yaitu lebih terarah pada pertanyaan mengenai apa yang
sebenarnya diukur oleh pengukuran yang ada.30
Peneliti menggunakan
Software SPSS 17.0 for Windows Release.
Kuisioner dapat dinyatakan valid jika item-itmenya telah mewakili ciri-
ciri yang hendak dikenai suatu pengukuran. Maka perlu dibuat Blueprint
sbelum membuat suatu alat ukur untuk membatasi kawasan ukurnya.
Tabel 3
Blueprint Sebelum Dilakukan Uji Validitas
Variabel Favorable Unfavorable
Kepercayaan 1, 3, 4, 5, 6, 8, 9, 10 2, 7
Kesepakatan 11,12,14,15 13
Jangka Waktu 16 17
Resiko 18,19 20
Balas Jasa 21,23 22
29
Burhan Bungin, Metodologi Penelitian Kuantitatif.,(Jakarta : Kencana Prenada, 2009) Cet.
Ke-4., Hlm. 120. 30
Rambat Lupiyoadi dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa, (Jakarta:Salemba Empat,
2006), Hlm. 241.
35
Setelah penulis melakukan uji validitas dengan menyebar angket kepada
30 responden maka dapat dihasilkan blueprint sebagai berikut:
Tabel 4
Blueprint Setelah Dilakukan Uji Validitas
Variabel Favorable Unfavorable
Kepercayaan 1, 3, 4, 6, 10 2
Kesepakatan 12,15
Jangka Waktu 17
Resiko 19 20
Balas Jasa 22
Ini artinya 11 butir pernyataan pada kuisioner dinyatakan tidak valid.
Namun pernyataan dari setiap variabel masih terwakili sehingga 11 butir
pernyataan dapat dihilangkan dan 12 butir pernyataan yang tersisa dapat
digunakan untuk melanjutkan penelitian kepada sejumlah sampel yang telah
ditentukan.
2. Uji Reliabilitas
Uji realibiltas adalah pengujian yang dapat menunjukkan sejauh mana
alat ukur dapat dipercaya atau dapat diandalkan. Pada uji instumen ini peneliti
menggunakan realibility analysis dengan metode Cronbach’s alpa dengan
bantuan software SPSS 17.0 for Windows. Sedangkan koefisien keandalan
36
alat ukur dapat dihitung dengan rumus yang digunakan adalah sebagai
berikut:31
( )
Dimana:
α : Koefisien keandalan alat ukur
R = Koefisien rata-rata korelasi antar variabel
K : Jumlah variabel
H. Teknik Analisis Data
Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh pembiayaan modal kerja terhadap
tingkat pendapatan nasabah, maka langkah yang akan dilakukan dengan skala
likert mengembangkan prosedur pengukuran dengan skala.
Tabel 5
Skala Likert
Sangat Tidak
Setuju (STS)
Tidak Setuju
(ST)
Setuju
(S)
Sangat Setuju
(SS)
1 2 3 4
31
M.Iqbal Hasan, Pokok-pokok Materi Statistik (Statistik Deskriptif) Edisi Kedua, (Jakarta:
Bumi Aksara, 2003) Hlm. 241.
37
Keuntungan menggunakan skala likert dari tingkat kepentingan dan
pelaksanaan yaitu adanya keragaman skor sebagai akibat penggunaan skala 1 – 5,
dengan dimensi yang tercermin dalam daftar pertanyaan memungkinkan nasabah
(responden) mengekspresikan tingkat pendapat mereka terhadap keefektifan
pembiayaan modal kerja dalam peningkatan pendapatan mereka. Dari segi
statistik, skala dengan lima tingkatan (1-5) lebih tinggi keandalaannya
dibandingkan dua tingkatan “ya” atau “tidak”.
1. Regresi Linear Berganda
Adapun rumus regresi linear berganda atau persamaan ialah sebagai berikut:32
Dimana:
Y: Variabel terikat (tingkat pendapatan mitra)
b : koefisien arah regresi linier dan menyatakan perubahan rata-rata variabel
Y untuk setiap perubahan variabel X
α : konstanta Y ketika harga X = 0
X: variabel pembiayaan modal kerja (kepercayaan, kesepakatan, jangka
waktu, resiko dan balas jasa)
2. Uji Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel independen menjelaskan variabel dependen. Dalam
output SPSS, koefisien determinasi terletak pada tabel Model Summary dan
32
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung:Alfabeta., 2011), Cetakan ke-18, Hlm. 261.
38
tertulis r square. Namun untuk regresi berganda sebaiknya menggunakan R
square yang telah disesuaikan (Adjusted R Square), karena disesuaikan dengan
jumlah variabel independen yang digunakan dalam penelitian.33
3. Uji F (Simultan)
Uji F adalah uji yang digunakan untuk mengetahui pengaruh variabel
bebas terhadap variabel terikat secara simultan atau bersama-sama . adapun
nilai signifikansinya sebesar α = 1% sampai dengan 10%.
Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu
diperhatikan, yaitu:
a. Ho : βo = 0 tidak terdapat pengaruh yang signifikan antara pembiayaan
modal kerja terhadap tingkat pendapatan usaha mitra.
b. Ha : βo ≠ 0 terdapat pengaruh yang signifikan antara embiayaan modal
kerja terhadap tingkat pendapatan mitra.
Jika F>0, maka artinya tidak terdapat pengaruh antara variabel independen
terhadap variabel dependen. Sebaliknya, jika F<0 maka terdapat pengaruh
anatara variabel independen terhadap variabel dependen34
4. Uji T-Test (Parsial)
T-test ini bertujuan untuk mengetahui sejauh mana pengaruh pembiayaan
modal kerja terhadap tingkat pendapatan naabah secara individual (parsial).
Untuk melakukan uji hipotesis, ada beberapa ketentuan yang perlu
diperhatikan, yaitu merumuskan hipotesis nol (Ho) dan harus disertai pula H
alternatif (Ha), seperti berikut:
33
Singgih Santoso, SPSS: Mengolah Data Statistik Secara Profesional, (Jakarta:PT. Elex
Media Komputindo, 1999) Hlm. 50-51. 34
Singgih Santoso, SPSS: Mengolah Data Statistik Secara Profesional, Hlm. 50-51
39
Ho : ρ = 0 Tidak ada pengaruh antara pembiayaan modal kerja
terhadap tidak pendapatan nasabah.
Ha : ρ ≠ 0 Ada pengaruh yang signifikan antara variabel pembiayaan
modal kerja dan variabel tingkat pendapatan nasabah.
Kemudian hasil t hitung tersebut dibandingkan dnegan distribusi t tabel.
Adapun untuk menghitung nilai t tabel dapat dicari dengan dk = n – 1.35
Maka
apabila:
T hitung > t tabel, maka Ho ditolak dan Ha diterima. Artinya variabel
independen memiliki pengaruh terhadap variabel
dependen.
T hitung < t tabel, maka Ho diterima dan Ha ditolak. Artinya variabel
dependen tidak memiliki pengaruh terhadap
variabel dependen.
5. Uji Beda Rata-rata
Uji kesamaan atau beda rata-rata digunakan untuk mengetahui ada atau
tidak adanya perbedaan (kesamaan) anatra dua buah data. Salah satu teknik
analisis statistik untuk menguji kesamaan dua rata-rata ini adalah Uji T karena
rumus yang digunakan adalah uji T.36
Teknik pelaksanaan analisis adalah dengan membanding pengukuran
pertama sebelum perlakuan (pre-test) dan setelah perlakuan (post-test) terhadap
penelitian. Teknik analaisis yang digunakan adalah:
35
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, Hlm. 230. 36
Husani Usman, Pengantar Statistik Edisi Kedua, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008), Hlm. 140
40
t =
√∑ (∑ )
( )
Dimana:
D = Perbedaan antar data yang berpasangan
= rata-rata perbedaan antar data yang berpasangan
∑ = Jumlah skor perbedaan yang dikuadratkan
N = Banyak pasangan data (skor)37
37
Yusri, Statistik Sosial Aplikasi dan Interpretasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013), hlm.
303-304
41
BAB IV
GAMBARAN UMUM KOPERASI JASA KEUANGAN SYARIAH (KJKS)
IBU MANDIRI SERPONG
A. Latar Belakang Berdirinya KJKS Ibu Mandiri
Koperasi pada masa awal berdirinya merupakan tonggak untuk mengatasi
kemelaratan rakyat Indonesia dari jeratan sistem cultulstetsel yang diterapkan oleh
pemerintah Belanda saat itu. Kemudian pada perkembangannya di era
kemerdekaan munculah UU No. 17 tentang koperasi dan disusul UU No. 112
pada tahun 1967 tentang pokok-pokok perkoperasian. Hingga pada akhirnya
disempurnakannya menjadi UU No. 25 tahun 1992 yang menyempurnakan UU
sebelumnya sebagai bentuk perhatian pemerintah terhadap potensi koperasi yang
akan membawa dampak positif bagi tingkat perekonomian bangsa.34
Koperasi menurut UU No. 25 tahun 1992 adalah badan usaha yang
beranggotakan orang-seorang atau badan hukum kperasi dengan melandaskan
kegiatannya berdasarkan prinsip-prinsip koperasi sekaligus sebagai gerakan
ekonomi rakyat yang berdasar atas asas kekeluargaan. Koperasi Syariah sendiri
adalah koperasi koperasi yang usahanya bergerak dibidang pembiayaan investasi,
pembiayaan, dan simpanan dengan pola bagi hasil (syariah).35
Seperti yang telah diuraikan sebelumnya bahwa Koperasi Jasa Keuangan
Syariah (KJKS) berdiri melalui keputusan Kementrian Koperasi dan UMKM No.
34
Y. Harsoyo, dkk., Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan, (Yogyakarta:Pustaka
Widyatama. 2006), hlm. 9 35
Kementrian Koperasi UKM RI, Petunjuk Teknis Program Perkuatan Koperasi Jasa
Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah Untuk Permberdayaan Usaha Mikr, (Jakarta,
2009). Hlm. 3
42
91 Tahun 2004. Koperasi syariah pada mulanya adalah lembaga yang didirikan
oleh swadaya masyarakat berupa Lembaga Baitul Maal wa Tamwil dan melalui
undang-undang tersebut, BMT pun menjadi lembaga formal dan sebagian dikenal
di masyarakat dengan nama Koperasi Jasa Keuangan Syariah (KJKS).
Adapun landasan dari koperasi jasa keuangan syariah adalah sebagai berikut:
a. Peraturan Menteri Negeara Koperasidan Usaha Kecil Menengah Republik
Indonesia Nomor : 35.2/PER/M.KUKM/X/2007 tentang pedoman Standar
Operasional Manajemen Koperasi Jasa Keuangan Syariah.
b. Koperasi syariah berlandaskan Pancasila dan Undang-undang Dasar 1945.
c. Koperasi syariah berasaskan kekeluargaan.
Di bidang ekonomi, perempuan selalu menjadi korban dari setiap perubahan
ekonomi. Keterpurukan ekonomi telah membawa perempuan dalam perjuangan
untuk terus menghidupi keluarga. Saat ini, angka partisipasi angkatan kerja
perempuan hanya 52 persen, jauh di bawah laki-laki yang mencapai 86 persen.
Sebagian besar perempuan bekerja disktor informal, sesuatu yang kebalikannya
denga pria. Dalam pengupahan, pria menerima upah 100 persen, sementara
oerempuan hanya 60 persen. Hasil Survey dan Ekonomi (Badan Pusat Statistik),
hampir 50 persen perempuan di pedesaan bekerja sebagai pekerja keluarga yang
tak dibayar.
Permasalahan utama dalam pemberdayaan ekonomi perempuan pun tidak
terlepas juga dari rendahnya akses perempuan terhadap kepemilikan fakktor-
faktor kepemilikan modal. Inilah yang menjadi alasan fundamental dari para
43
penggagas KJKS Ibu Mandiri. Namun pada perkembangannya, koperasi syariah
ini bukan hanya ditujukan pada kaum wanita, namun juga kaum pria. 36
Sesuai dengan peran KJKS yaitu memiliki peran strategik dalam perluasan
lapangan kerjadan mengurangi kemiskinan. Optimasi zakat, infaq, shadaqah dan
waqaf melalui usaha produktif yang berkesinambungan oleh baitul maal KJKS
akan bermuara pada pengurangan penduduk miskin. Disinilah KJKS Ibu Mandiri
dapat berperan sebagai agen of asset distribution untuk memberdayakan ekonomi
masyarakat. KJKS Ibu Mandiri melalui kegiatan baitul maal berfungsi sebagi
lembaga sosial dan melalui kegiatan baitul tamwil berfungsi sebagai lembaga
bisnis yang profit oriented dengan pola syariah.
KJKS sebagai lembaga Koperasi merupakan wadah usaha bersama yang
memiliki beberapa fungsi yaitu sebagai alat perjuangan sekonomi, alat
pendidikan, efisiensi usaha dan kemandirian anggota. Keterbatasan usaha mikro
dalam pemupukan modal usaha dan investasi, diupayakan melalui penghimpunan
dana bersama atau simpanan di koperasi dan dikelola sebagai pinjaman dana
bergulir bagi usaha mikro anggota koperasi.37
KJKS Ibu Mandiri adalah salah satu unit usaha Koperasi Wanita Ibu Mandiri
yang berdiri pada pertengahan tahun 2007 dan disahkan sebagai Badan Hukum
Ibu Mandiri dengan nomor Koperasi Wanita (KopWan) Ibu Mandiri akta
pendirian nomor : 21/tanggal 29 Oktober 2007. Dan akta perubahan Koperasi
36
Artikel “Sekapur Sirih” dalam Makalah Company Profile KJKS Ibu Mandiri, Hlm. 2 37 E-journal IPB. Diakses dari http://repository.ipb.ac.id pada tanggal 01 Mei 2014 bertempat di
Serpong.
44
Jasa Keuangan Syariah Ibu Mandiri, Akta Pendirian Nomor : 13/Tanggal 17
Februari 2010.
Inovasi, efisensi, servis dan responbilias adalah orientasi KJKS Ibu Mandiri
dalam melakukan aktivitas sebagai salah satu alternatif jasa keuangan syariah
yang mengadopsi pada sistem operasional perbankan syariah. Dengan cita-cita
yang besar memajukan ekonomi masyarakat Banten dan sekitarnya, KJKS Ibu
Mandiri bersinergi dengan lembaga-lembaga keuangan syariah, melakukan upaya-
upaya nyata berupa:
1. Pelaksanaan kegiatan usaha simpan-pinjam bebasis syariah.
2. Pembinaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM).
3. Penyedia jasa pembiayaan yang fleksibel dan investasi yang Insya Allah
menguntungkan.38
B. Visi dan Misi KJKS Ibu Mandiri
Visi :
Menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang terbaik dan terdepan dalam
memberi solusi yang bermakna bagi kaum wanita, kaum dhuafa dan
pengusaha mikro secara berkelanjutan dengan berlandaskan pada prinsip-
prinsip fathonah, amanah, shiddiq dan tabligh.
Misi :
1. Meningkatkan akses permodalan bagi masyarakat kecil baik finansial
maupun non finansial.
38
Artikel “Sekapur Sirih” dalam Makalah Company Profile KJKS Ibu Mandiri, Hlm. 3
45
2. Membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan produktivitas
masyarakat kecil demi kesejahteraan dan keadilam ekoomi.
3. Meningkatkan kemandirian dan produktivitas kaum wanita secara
finansial dan nonfinansial.
4. Menjadi KJKS yang inovatif dan tumbuh secara berkelanjutan seiring
dengan pertumbuhan usaha nasabahnya.
C. Struktur Organisasi KJKS Ibu Mandiri
Gambar 1
Struktur Organisasi KJKS Ibu Mandiri
Sumber: Company Profile KJKS Ibu Mandiri Serpong
RAT
Manager Marketing
Funding
Lending
Collecting
Teller
Casier
Finance
Accounting
Tax
Csr
Unit Bisnis
Hrd
Support IT
Adm&dokumen
Manajer Keuangan
Manajer General Affair
Kantor Kas Cilegon
Dewan Pengurus Syariah Dewan Penasehat
Dewan Pengurus
Ketua
Sekertaris
Bendahara
46
1. RAT (Rapat Anggota Tahunan)
2. Dewan Pengurus KJKS Ibu Mandiri
Ketua : Niken Saptarini, SE, MSc.
Sekertaris : Rini Ivo Anggraini
Bendahara : Iim Himyah
3. Dewan Pengawas dan Penasehat
Dewan Pengawas Syariah :Arrison Hendry, SE, Imron Rosadi, Lc
Dewan Pengawas Keuangan : Dr. Zulkieflimansyah, SE, Msc.
Dewan Pengawas SDI : Hj. Dra. Sumintri Wido
4. Pengelola
Direktur : Niken Saptarini, SE, MS
Finance Manager : Novita Desi Arianti, SE
Wiwin Budiman
Marketing Manager : Cecep Surya Lesmana
Kepala Kas Cilegon : Saiful Basri
Marketing Team : Syif Suhad, Supomo, Hastuji
Finance Team (Tellers) : Irwan Susanto, Robiatul Adawiyah
IT Support & General Affairs : Fajar Widayanto
D. Sumber Dana KJKS Ibu Mandiri
KJKS Ibu Mandiri mendapatkan sumber dana dari:
1. Dana anggota, berupa simpanan pokok dan simpanan wajib anggota.
47
2. Dana hibah.
3. Dana tabungan dan deposito.
4. Donasi dari Penanaman Nasional Madani (PNM).
5. Donasi Penasehat.39
E. Produk Pembiayaan Modal Kerja KJKS Ibu Mandiri
Adapun pembiayaan modal kerja pada KJKS Ibu Mandiri Serpong adalah
sebagai berikut:40
1. Musyarakah
2. Mudharabah
3. Murabahah
4. Kafalah
5. Ijarah
F. Mekanisme Pengajuan Pembiayaan Modal Kerja
Sebelum mengajukan pembiayaan, mitra harus menjalani berbagai prosedur
sebagai berikut:
1. Melengkapi persyaratan, yakni:
a. Mempunyai rekening simpanan di KJKS Ibu Mandiri.
b. Berdomisili di wilayah Banten.
c. Menyerahkan fotocopy KTP/SIM/Kartu Identitas lainnya (suami/istri
bagi yang sudah berkeluarga).
39
Makalah Company Profile KJKS Ibu Mandiri 40
Brosur Koperasi Jasa Keuangan Syariah Ibu Mandiri
48
d. Menyerahkan fotocopy Kartu Keluarga/Surat Nikah.
e. Ada jaminan/agunan untuk pinjaman dalam jumlah tertentu, adapun
jumlah pembiayaan yang ditetapkan untuk jaminan/agunan adalah di
atas Rp. 1.500.000,00.
f. Meyerahkan fotocopy rekening listrik/telepon atau Surat Keterangan
Domisili (tempat tinggal).
g. Menyerahkan pas foto terbaru, ukuran 2x3 atau 3x4 (suami istri bagi
yang sudah berkeluarga.
h. Usaha sudah berjalan minimal 6 bulan.
i. Untuk karyawan menyerahkan fotocopy slip gaji terbaru.
j. Mengisi formulir pembiayaan.
2. Bersedia menjalankan serangkaian survey oleh pihak marketing untuk
mengetahui karakter dan kondisi usaha nasabah, adapun kriteria yang
harus dipenuhi nasabah adalah sebagai berikut:
a. Character, yakni sifat, watak, hobi dan kebiasaan dari calon mitra.
b. Capacity, yakni kemampuan calon mitra dalam mengembalikan
pembiayaan.
c. Capital, yakni besar dan struktur modalnya yang terlihat pada neraca
lajur pada usaha calon mitra.
d. Condition, kondisi keuangan atau ekonomi dari calon mitra.
e. Colleteral, yakni penilaian dari jaminan yang akan diberikan sebagai
pengaman kredit.
49
3. Kelengkapan berkas diserahkan kepada pihak KJKS Ibu Mandiri untuk
diolah datanya.
4. Setelah melengkapi persyaratan, kriteria diajukan pada RAT untuk
mendapatkan pertimbangan dan keputusan (pengajuan diterima/ditolak),
kemudian keputusan akan diajukan kepada komite pembiayaan. Dalam
proses ini pihak yang bersangkutan juga mengkonsultasikan pada bagian
accounting agar kondisi keuangan tetap stabil.
5. Jika pengajuan diterima, pencairan dapat dilakukan oleh pihak teller
langsung dengan mitra.
6. Ketetapan bagi hasil atau margin KJKS Ibu Mandiri adalah sebesar:
a. 3 % untuk non anggota.
b. 1,5 % untuk anggota.
c. 1 % untuk karyawan KJKS Ibu Mandiri Serpong.
7. Pilihan jangka waktu pembiayaan disediakan oleh pihak KJKS Ibu
Mandiri yang kemudian calon mitra dapat memilih jangka waktu tersebut,
sesuai dengan kesepakatan bersama.
8. Jumlah pembiayaan dan jaminan/agunan disesuaikan dengan
pertimbangan dari pihak KJKS Ibu Mandiri.
G. Perkembangan dan Hambatan Program Pembiayaan KJKS Ibu Mandiri
KJKS Ibu Mandiri selalu mengalami perkembangan baik dalam segi asset,
jumlah mitranya. Namun bukan berarti KJKS Ibu Mandiri tidak memiliki
50
hambatan dalam menjalankan kegiatan perusahaannya. Hambatan yang dimiliki
antara lain:
a. Sulitnya mencari mitra. Pihak KJKS Ibu Mandiri selalu berkerja sama
dalam pencarian mitra. Pencarian ini bukan hanya selalu dilakukan oleh
seorang marketing.
b. Sulitnya mencari mitra dengan karakter yang baik, hal ini disebutkan oleh
Novita Desy, seorang Finance Manager. Ia menyebutkan bahwa sangat
jarang calon mitra yang memenuhi persayaratan seperti 5C yang telah
disebutkan sebelumnya. Seringkali mereka menemukan bahwa ada mitra
dengan karakter baik, namun kemampuannya dalam membayar angsuran
sangat kecil. Atau bahkan sebaliknya, ada sebagian mitra yang memiliki
kemampuan kemampuan membayar dengan baik, namun karakter yang
dimiliki justru sebaliknya sehingga angsuran yang harusnya dibayarkan
justru mandeg di tengah jalan.
H. Penanganan Pembiayaan Bermasalah
KJKS Ibu Mandiri memiliki beberapa langkah dalam menangani
pembiayaan yang bermasalah:
1. Pendekatan ruhaniah. Yakni dengan cara memberi pemahaman kepada
mitra perihal tanggung jawabnya untuk membayar angsuran dan
mengingatkan bahwa seorang pengusaha harus memiliki sifat yang
amanah.
51
2. Memberikan peringatan berupa Surat Peringatan (SP) dengan tahapan
SP 1, SP 2, hingga SP 3.
3. Ketika Surat Peringatan tidak terpenuhi, maka jaminan/agunan akan
menjadi miliki KJKS Ibu Mandiri Serpong. 41
41
Wawancara pribadi, Serpong, 13 Mei 2014.
52
BAB V
PENEMUAN DAN PEMBAHASAN
A. Pengolahan Uji Instrumen
Dalam mendapatkan data primer dilakukan penyebaran kuisioner kepada
mitra KJKS Ibu Mandiri Serpong sebanyak 47 responden yang dianggap dapat
mewakili semua golongan pada bulan Mei 2014 – Juni 2014. Sebelumnya, penulis
melakukan try out terhadap 30 orang responden dengan memberikan 25
pertanyaan untuk mengukur validitas dan reabilitas dari seluruh pertanyaan yang
diajukan. Namun 11 butir pertanyaan yang dinyatakan tidak valid sehingga
penulis hanya mengajukan 14 butir pertanyaan sebagai instrumen pengujian.
Berdasarkan pengujian realibilitas uji instrumen keseluruhan dengan
menggunakan SPSS 17.0 for windows diperoleh bahwa nilai reliabilitas uji
instrumen sebesar 0,481. Nilai tersebut menunjukkan tingkat keandalan alat ukur
yang baik. Dengan kata lain uji terhadap 47 responden dengan memberikan 14
butir pertanyaan secara keseluruhan dianggap valid dan reliabel. (lihat lampiran 1)
B. Hasil dan Pembahasan
1. Deskripsi Data Responden Penelitian
Dari hasil analisis mengenai profil responden diperoleh data mengenai
responden yang menjadi sampel dalam penelitian ini, diantaranya adalah:
a. Jenis kelamin
53
Tabel 6
Jenis Kelamin Responden
Jenis kelamin responden penelitian tidak seimbang yaitu pria
sebanyak 14 orang atau 29,8 % dan wanita sebanyak 33 orang atau 70,2%.
Banyaknya responden wanita bisa dikarenakan latar belakang berdirinya
KJKS Ibu Mandiri yang awalnya didirikan sebagai koperasi wanita.
b. Usia
Tabel 7
Usia Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid laki-laki 14 29.8 29.8 29.8
perempuan 33 70.2 70.2 100.0
Total 47 100.0 100.0
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid 21-30 tahun 1 2.1 2.1 2.1
31-40 tahun 17 36.2 36.2 38.3
41-50 tahun 22 46.8 46.8 85.1
>50 tahun 7 14.9 14.9 100.0
Total 47 100.0 100.0
54
Usia responden penelitian yaitu 21-30 tahun sebanyak 1 orang atau
2,1 %, 31-40 tahun sebanyak 17 orang atau 36,2%, 41-50 tahun sebanyak
22 orang atau 46,8%, lebih dari 50 tahun sebanyak 7 orang atau 14,9%.
c. Pendidikan terakhir
Tabel 8
Pendidikan Terakhir Responden
P
Pendidikan terakhir responden penelitian yaitu tidak lulus SD/MI
sebanyak 3 orang atau 6,4%, SD/MI sebanyak 3 orang atau 6,4%,
SMP/MTS sebanyak 13 orang atau 27,7%, SMA/MA sebanyak 21 orang
atau 44,7%, Diploma sebanyak 3 orang atau 6,4% , Sarjana sebanyak 3
orang atau 6,4% , Pasca Sarjana sebanyak 1 orang atau 2,1%.
d. Lama Usaha
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid Tidak lulus
SD/MI
3 6.4 6.4 6.4
SD/MI 3 6.4 6.4 12.8
SMP/MTS 13 27.7 27.7 40.4
SMA/MA 21 44.7 44.7 85.1
Diploma D2,D3 3 6.4 6.4 91.5
Sarjana 3 6.4 6.4 97.9
Pasca Sarjana 1 2.1 2.1 100.0
Total 47 100.0 100.0
55
L
L
ama usaha yang dijalankan oleh mitra yaitu kurang dari 2 tahun sebanyak
4 orang atau 8,5 %, 2 sampai 4 tahun sebanyak 4 orang atau 8,5 %, 5
sampai 7 tahun sebanyak 7 orang atau 14,9%, 8 sampai 10 tahun sebanyak
2 orang atau 4,3%, dan lebih dari sepuluh tahun sebanyak 10 orang atau
63,8%.
2. Uji Regresi Linear Berganda
Tabel 10
Koefisien
Model
Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -9574052,337 6429955,602 -1,489 ,144
TRUST -1448684,724 1355421,956 -,155 -1,069 ,291
DEAL 80790,914 1443380,616 ,008 ,056 ,956
TIME 2068233,278 980747,645 ,339 2,109 ,041
RISK 4900228,615 1244084,735 ,652 3,939 ,000
FEEDBAC
K
-636997,098 770261,347 -,118 -,827 ,413
Tabel 9
Lama Usaha Responden
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative
Percent
Valid < 2 tahun 4 8.5 8.5 8.5
2-4 tahun 4 8.5 8.5 17.0
5-7 tahun 7 14.9 14.9 31.9
8-10 tahun 2 4.3 4.3 36.2
> 10 tahun 30 63.8 63.8 100.0
Total 47 100.0 100.0
56
Berdasarkan tabel di atas, maka dapat disusun persamaan regresi linear
berganda sebagai berikut:
Y = -9574052,337 - 1448684,724) + 80790,914 + 2068233,278 +
4900228,615 - 636997,098)
Persamaan diatas menunjukkan bahwa ada pengaruh antara variabel
kepercayaan ( , variabel kesepakatan ( , variabel jangka waktu ( ,
variabel resiko , dan variabel balas jasa ( terhadap tingkat pendapatan
mitra KJKS Ibu Mandiri Serpong.
Variabel kepercayaan ( memiliki nilai koefisien sebesar -
1448684,724 dengan nilai signifikansi yang rendah. Ini menunjukkan bahwa
variabel kepercayaan berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan nasabah.
Artinya dengan menerapkan persyaratan dari aspek legalitas, aspek pasar, aspek
keuangan, aspek teknis dan aspek manajemen mitra, pembiyaan modal kerja akan
dapat meningkatkan pendapatan usaha mitra.
Variabel kesepakatan ( memiliki nilai koefisien sebesar 80790,914
dengan nilai signifikansi yang rendah. Ini menunjukkan bahwa variabel
kesepakatan memiliki pengaruh positif terhadap tingkat pendapatan nasabah secara
tidak signifikan. Artinya dengan kesesuaian akad dan jumlah pembiayaan,
pembiayaan modal kerja berpengaruh terhadap tingkat penapatan mitra walaupun
secara tidak signifikan.
57
Variabel jangka waktu ( memiliki nilai koefisien sebesar
2068233,278 dengan nilai signifikasi yang tinggi. Ini menunjukkan bahwa
varibel jangka waktu memiliki pengaruh positif yang sangat kuat terhadap
tingkat pendapatan nasabah. Artinya jangka waktu pembiayaan dapat
mempengaruhi tingkat pendapatan mitra.
Variabel resiko memiliki nilai kofisien 4900228,615 dengan nilai
signifikansi yang tinggi. Ini menunjukkan bahwa variabel resiko memiliki
pengaruh positif dengan sangat signifikan. Artinya dengan menetapkan
jaminan, tingkat pendapatan usaha mitra dapat meningkat.
Variabel balas jasa ( memiliki nilai koefisien sebesar -636997,098
dengan nilai signifikansi yang rendah. Ini menunjukkan bahwa varibel balas
jasa atau ketetapan margin dan bagi hasil dapat mempengaruhi tingkat
pendapatan mitra secara positif.
3. Koefisien Determinasi
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan
SPSS for Windows 17.0, maka dapat dihasilkan sebagai berikut:
Tabel 11
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,550a ,302 ,217 2892117,338
58
Tabel 11
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of
the Estimate
1 ,550a ,302 ,217 2892117,338
a. Predictors: (Constant), FEEDBACK, DEAL, TIME,
TRUST, RISK
Tabel 9 menunjukkan bahwa nilai koefisien determinasi (R Square)
sebesar 0,302. Ini artinya varibel pembiayaan modal kerja (kepercayaan,
kesepakatan, jangka waktu, resiko, dan balas jasa) berpengaruh terhadap
tingkat pendapatan mitra sebesar 30,2% sedangkan sisanya 69,8%
dipengaruhi oleh variabel lain diluar model yang digunakan oleh penulis. Dan
bila nilai R (koefisen korelasi) mendekati angka 1, maka hal itu menunjukkan
adanya hubungan yang sangat tinggi.
Ajusted R Square sebesar 0,217 menunjukkan bahwa 21,7% variasi dari
variabel tingkat pendapatan mitra dapat dijelaskan oleh variabel pembiayaan
modal kerja yaitu kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko dan balas
jasa. Sedangkan sisanya 78,3% lainnya dijelaskan oleh variabel yang tidak
digunakan dalam model.
4. Uji-F (Simultan)
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diolah dengan menggunakan
SPSS for Windows 17.0, maka dapat dihasilkan sebagai berikut:
59
Tabel 12
ANOVAb
Model
Sum of
Squares df
Mean
Square F Sig.
1 Regression 1,483E14 5 2,967E13 3,547 ,009a
Residual 3,429E14 41 8,364E12
Total 4,913E14 46
a. Predictors: (Constant), FEEDBACK, DEAL, TIME, TRUST, RISK
b. Dependent Variable: AFTER
Pada tabel 10 menunjukkan bahwa nilai signifikansi sebesar 0,009
dimana angka tersebut lebih kecil daaro 0,1. Ini artinya bahwa varibel
kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko dan balas jasa secara
bersama-sama berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan mitra KJKS
Ibu Mandiri Serpong. Hal ini menunjukkan bahwa pembiayaan modal kerja
sesuai dengan harapan mitra yakni dapat membantu dan meningkatkan
pendapatan mereka.
5. Uji-T (Parsial)
Dari tabel 8 dapat dapat dijelaskan pengaruh antara variabel independen
terhadap variabel dependen adalah sebagai berikut:
a. Variabel Kepercayaan (
Berdasarkan nilai signifikansinya yakni 0,291 dan dengan nilai
koefisien negatif itu artinya bahwa variabel kepercayaan memiliki
pengaruh positif namun tidak dengan signifikan.
b. Variabel Kesepakatan (
60
Berdasarkan nilai signifikansinya 0,956 itu artinya variabel
kepercayaan memiliki positif namun tidak dengan siginifikan.
c. Variabel Jangka Waktu (
Berdasarkan nilai signifikansinya yaitu 0,041 itu artinya variabel
jangka waktu secara signifikan berpengaruh positif terhadap tingkat
pendapatan mitra.
d. Variabel Resiko (
Berdasarkan nilai signifikansinya yaitu 0,000 itu artinya variabel
resiko berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan mitra secara
signifikan.
e. Variabel Balas Jasa (
Berdasarkan nilai signifikasinya yaitu 0,413 dan nilai koefisien
negatif itu artinya variabel balas jasa berpengaruh positif terhadap
tingkat pendapatan mitra namun dengan tidak signifikan.
6. Uji Beda Rata-rata
Tabel 13
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 BEFORE &
AFTER
47 .857 .000
Tabel 11 menunjukkan perbandingan tingkat pendapatan mitra sebelum
pembiayaan dan setelah pembiayaan. Nilai signifikasi sebesar 0,000
menunjukkan adanya peningkatan pada tingkat pendapatan mitra setelah
pembiayaan.
61
BAB VI
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian yang telah diuraikan pada bab sebelumnya,
dapat ditarik kesimpulan sebagai berikut:
1. Pembiayaan modal kerja berpengaruh positif terhadap tingkat
pendapatan mitra KJKS Ibu Mandiri Serpong. Ini berarti pembiayaan
modal kerja mampu memenuhi harapan masyarakat untuk
peningkatan pendapatan usaha mereka. Pengaruh positif antara
pembiayaan modal kerja terhadap tingkat pendapatan mitra diperkuat
dengan adanya Uji-F (simultan) yang menunjukan nilai signifikansi
sebesar 0,009 yakni dibawah 0,10. Ini berarti variabel pembiayaan
modal kerja berpengaruh positif terhadap tingkat pendapatan mitra
KJKS Ibu Mandiri Serpong.
2. Uji-T (parsial) menunjukkan bahwa variabel kepercayaan,
kesepakatan dan balas jasa berpengaruh positif namun tidak dengan
signifikan. Sedangkan variabel jangka waktu dan resiko berpengaruh
secara signifikan terhadap tingakt pendapatan mitra. Pada uji koefisien
determinasi menunjukkan bahwa pembiayaan modal kerja
berpengaruh sebesar 30,2% sedangkan sisanya 69,8% dipengaruhi
oleh variabel lain diluar model.
62
3. Dari uji beda rata-rata dapat diperoleh bahwa pendapatan mitra usaha
mengalami peningkatan setelah menggunakan pembiayaan modal
kerja. Hal ini bisa dilihat dari nilai signifikansi sebersar 0,000 yang
menununjukan perubahan yang signifikan antara pendapatan sebelum
pembiayaan dan setelah pembiayaan.
4. Pembiayaan sangat berperan bagi pertumbuhan usaha para mitra atau
nasabah, terutama Usaha Kecil dan Mikro. Namun pembiayaan modal
kerja ini harus disertai dengan pemenuhan unsur-unsur seperti unsur
kepercayaan, kesepakatan, jangka waktu, resiko, dan balas jasa.
B. Saran
Dari hasil penelitian dapat diketahui bahwa KJKS Ibu Mandiri Serpong
telah menerapkan mekanisme pembiayaannya dengan sangat baik. Pengaruh
pembiayaan terhadap tingkat pendapatan mitra pun dapat dikatakan positif.
Namun realitanya ada beberapa ada yang perlu diperbaiki agar pembiayaan
dapat berjalan semakin efektif, yaitu:
1. Memberikan pemahaman yang lebih kepada calon mitra mengenai
mekanisme akad pembiayaan dan bagi hasil.
2. Memberikan sosialisasi kepada seluruh masyarakat agar senantiasa
tertarik untuk menggunakan pembiayaan dengan prinsip syariah.
3. Lebih memperhatikan faktor-faktor penghambat dan mengavaluasi
usaha yang dijalankan mitra.
63
4. Memberikan pelatihan berkala mengenai konsep bisnis yang baik
kepada mitra agar usaha yang dijalankan terus berkembang.
5. Mengembangkan produk pembiayaan agar mampu bersaing dengan
pasar bank syariah.
63
DAFTAR PUSTAKA
Data Primer
Amalia, Euis, Keadilam Distributif dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Rajawali Pers,
2009).
Antonio, Muhammad Syafi’I, Bank Syariah dari Teori ke Praktik, (Jakarta: Gema
Insani, 2012).
Arikunto, Suharsimi, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, (Jakarta:
Penerbit Rineka Citra. 1993).
Buchori, Nur. S., Koperasi Syariah Teori dan Praktik, (Banten: Pustaka Aufa
Media, 2012).
Bungin, M. Burhan, Metodolodi Penelitian Kuantitatif : Komunikasi, Ekonomi
dan Kebijakan Publik Serta Ilmu-ilmu Sosial Lainnya, (Jakarta : Kencana,
2008), Cet. Ke-3.
_______________, Metodologi Penelitian Kuantitatif.,(Jakarta : Kencana
Prenada, 2009) Cet. Ke-4.
Dewi, Gemala, Aspek-aspek Hukum dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah
di Indonesia, (Jakarta: Kencana, 2005).
Harsoyo Y., dkk., Ideologi Koperasi Menatap Masa Depan, (Yogyakarta:Pustaka
Widyatama. 2006).
Hasan, M. Iqbal, Pokok-pokok Materi Statistik (Statistik Deskriptif) Edisi Kedua,
(Jakarta: Bumi Aksara, 2003).
Kamus Besar Bahasa Indonesia.
Karim, Adiwarman. Bank Islam Analisis Fiqih. (Jakarta: PT Graha Grafindo,
2007).
Kasmir, Dasar-dasar Perbankan, (Jakarta:Rajawali Pers, 2012).
______, Manajemen Perbankan, (Jakarta:Rajawali Pers, 2010).
Koperasi, Kementrian UKM RI, Petunjuk Teknis Program Perkuatan Koperasi
Jasa Keuangan Syariah/Unit Jasa Keuangan Syariah Untuk Permberdayaan
Usaha Mikro, (Jakarta, 2009).
64
Lupiyoadi, Rambat dan A. Hamdani, Manajemen Pemasaran Jasa,
(Jakarta:Salemba Empat, 2006).
Rivai, Veithzal dan Arviyan Arifin, Islamic Banking, (Jakarta: Bumi Aksara,
2010).
Rustam, Pendapatan Menurut Standar Akuntansi Keuangan No. 2. Journal
Universitas Sumatera Utara.
Santoso, Singgih, SPSS: Mengolah Data Statistik Secara Profesional, (Jakarta:PT.
Elex Media Komputindo, 1999).
Sepriyono, Maryanto, Buku Pintar Perbankan, (Jogjakarta : Pernebit Andi, 2011).
Simorangkir, Pengantar Lembaga Keuangan Bank dan Nonbank, (Bogor: Ghalia
Indonesia, 2000).
Singarimbun, Masri dan Sofean Efendi, Metolodogi Penelitian Survey, (Jakarta
:LP3ES, 1995), Cet ke-2.
Sjahdeini, Sutan Remy, Perbankan Islam dan Kedudukannya dalam Tata Hukum
Perbankan Indonesia, (Jakarta :Grafiti, 1999).
Sugiyono, Statistik Untuk Penelitian, (Bandung:Alfabeta., 2011), Cetakan ke-18.
Usman, Husani, Pengantar Statistik Edisi Kedua, (Jakarta: Bumi Aksara, 2008).
Vrendenbergt, Metode dan Teknik Penelitian Masyarakat, (Jakarta:PT. Gramedia,
1980).
Wangsawidjaya, Pembiayaan Bank Syariah, (Jakarta :PT Gramedia, 2012).
Yusri, Statistik Sosial Aplikasi dan Interpretasi, (Yogyakarta: Graha Ilmu, 2013).
Data Sekunder
Company Profile KJKS Ibu Mandiri Serpong
Brosur KJKS Ibu Mandiri Serpong
www.depkop.go.id
65
www.inkopsyahbmt.co.id
www.repository.ipb.ac.id
www.sentraukm.com
LAMPIRAN
IDENTITAS RESPONDEN
1. Nama : _____________________________________
2. Alamat : _____________________________________
3. Jenis Kelamin :______________________________________
4. Usia :______________________________________
5. Pendidikan Terakhir
a. Tidak Lulus SD/MI
b. SD/MI
c. SMP/MTS
d. SMA/MA
e. Diploma (D-2, D-3)
f. Sarjana (S1)
g. Pasca Sarjana
6. Lama usaha yang dijalani
a. < 2 tahun
b. 2 – 4 tahun
c. 5 – 7 tahun
d. 8 – 10 tahun
e. > 10 tahun
7. Jumlah Pembiayaan yang didapat :____________________________________
LEMBAR KUISIONER
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Sehubungan dengan adanya penelitian untuk tugas akhir program Strata Satu
(S1), saya Adinda Nurrizki mahasiswa Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif
Hidayatullah Jakarta jurusan Manajemen Dakwah, meminta kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara/i untuk membantu penelitian saya yang berjudul : “Pengaruh
Pembiayaan Modal Kerja Terhadap Tingkat Pendapatan Nasabah Baitul Maal wa
Tamwil (Studi Kasus Pada BMT Mekar Dakwah Serpong)”. Saya harap
Bapak/Ibu/Saudara/i dapat mengisi kuisioner ini dengan sebaik-baiknya. Atas
perhatian dan bantuan Bapak/Ibu/Saudara/i, saya ucapkan terima kasih.
Pilihlah jawaban yang MENURUT ANDA SESUAI mengenai beberapa
pertanyaan berikut dengan memberikan tanda ceklis (√ ) pada kolom yang telah
disediakan.
Keterangan :
Sangat tidak setuju (STS)
Tidak Setuju (TS)
Setuju (S)
Sangat Setuju (S)
PERSEPSI MITRA MENGENAI UNSUR PEMBIAYAAN
1. Kepercayaan
No. Pernyataan STS TS S SS
1 Usaha yang saya jalani memiliki
legalitas yang lengkap
2 Banyak warga sekitar yang
menjalankan bisnis serupa dengan
saya
3 Sebelum mengajukan pembiayaan,
saya memiliki rencana keuangan
yang jelas/telah memiliki catatan
keuangan yang baik
4 Saya memiliki fasilitas yang bagus
untuk menjalankan usaha (misal:
gedung; mesin produksi; dll.)
5 Usaha yang saya jalani sesuai
dengan keahlian atau latar
pendidikan saya
6 Persyaratan yang diterapkan dirasa
mudah untuk dipenuhi
2. Kesepakatan
No. Pernyataan STS TS S SS
7 Pihak KJKS Ibu Mandiri Serpong
memberikan pemahaman mengenai
mekanisme akad-akad pembiayaan
modal kerja
8 Jumlah pembiayaan yang diberikan
sesuai dengan kebutuhan usaha saya
3. Jangka Waktu
No. Pernyataan STS TS S SS
9 Saya merasa jangka waktu yang
disepakati tidak memberatkan saya
dalam membayar cicilan
4. Resiko
No. Pernyataan STS TS S SS
10 Saya mengetahui bahwa KJKS Ibu
Mandiri Serpong menetapkan
agunan/jaminan sebagai salah satu
persyaratan sebelum mengajukan
pembiayaan
11 Sebenarnya saya merasa
jaminan/agunan yang telah
ditetapkan memberatkan
5. Balas Jasa
No. Pernyataan STS TS S SS
12 Saya kurang memahami mekanisme
bagi hasil atau ketetapan margin
PENDAPATAN USAHA MITRA
No. Pernyataan Jawaban
13 Pendapatan rata-rata usaha perbulan
sebelum mendapatkan pembiayaan
14 Pendapatan rata-rata usaha perbulan
setelah mendapatkan pembiayaan
Hasil Wawancara
1. Bagaimana latar belakang dan kapan waktu berdirinya Koperasi Jasa
Keuangan Syariah Ibu Mandiri ini?
Jawaban :
Berawal dari cita-cita yang besar memajukan ekonomi masyarakat Banten dan
sekitarnya, KJKS Ibu Mandiri bersinergi dengan lembaga-lembaga keuangan
syariah, melakukan upaya-upaya nyata berupa kegiatan usaha simpan-pinjam
bebasis syariah, pembinaan Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (UMKM) dan
penyedia jasa pembiayaan yang fleksibel dan investasi yang Insya Allah
menguntungkan, Koperasi Wanita Ibu Mandiri yang berdiri pada pertengahan
tahun 2007 dan disahkan sebagai Badan Hukum Ibu Mandiri dengan nomor
Koperasi Wanita (KopWan) Ibu Mandiri akta pendirian nomor : 21/tanggal 29
Oktober 2007. Dan akta perubahan Koperasi Jasa Keuangan Syariah Ibu Mandiri,
Akta Pendirian Nomor : 13/Tanggal 17 Februari 2010.
2. Apa visi dan misi dari KJKS Ibu Mandiri ini?
Jawaban:
VISI
Menjadi Koperasi Jasa Keuangan Syariah yang terbaik dan terdepan dalam
memberi solusi yang bermakna bagi kaum wanita, kaum dhuafa dan pengusaha
mikro secara berkelanjutan dengan berlandaskan pada prinsip-prinsip fathonah,
amanah, shiddiq dan tabligh.
MISI
a. Meningkatkan akses permodalan bagi masyarakat kecil baik finansial maupun
non finansial.
b. Membantu menciptakan lapangan kerja dan meningkatkan produktivitas
masyarakat kecil demi kesejahteraan dan keadilam ekoomi.
c. Meningkatkan kemandirian dan produktivitas kaum wanita secara finansial
dan nonfinansial.
d. Menjadi KJKS yang inovatif dan tumbuh secara berkelanjutan seiring dengan
pertumbuhan usaha nasabahnya.
3. Apa saja produk pembiayaan modal kerja yang ada pada KJKS Ibu Mandiri
ini dan darimana saja sumber dananya?
Jawaban:
KJKS Ibu Mandiri memiliki produk pembiayaan konsumtif dan produktif.
Pembiayaan modal kerja termasuk ke dalam pembiayaan produktif dan produk
yang disediakan adalah Musyarakah, Mudharabah, Murabahah, Kafalah, dan
Ijarah. Sumber dana yang didapat dari dana anggota, berupa simpanan pokok dan
simpanan wajib anggota, dana hibah, dana tabungan dan deposito, donasi dari
Penanaman Nasional Madani (PNM), dan donasi Penasehat.
4. Bagaimana mekanisme pembiayaan dari KJKS Ibu Mandiri ini?
Jawaban:
a. Calon mitra melengkapi persyaratan administrasi seperti:
1) Kartu Tanda Penduduk (KTP),
2) Kartu Keluarga (KK),
3) Surat nikah,
4) Rekening listrik,
5) Foto suami dan istri,
6) Dan mengisi form pembiayaan.
b. Memenuhi persyaratan lainnya seperti lama usaha yang minimal berjalan 6
bulan dan menyerahkan jaminan untuk pembiayaan minimal diatas Rp.
1.500.000,00.
Setelah kelengkapan administrasi diserahkan, KJKS Ibu Mandiri akan
melakukan survey kelayakan usaha oleh tim marketing. Survey ini dilakukan
guna melihat kondisi calon mitra dari, apakah 5C (character, capacity, capital,
condition, colleteral) dengan cara bertemu langsung dengan calon mitra dan
bertanya kepada lingkungan sekitar (tetangga, keluarga, dll).
c. Kelengkapan berkas diserahkan kepada komite pembiayaan untuk
mendapatkan pertimbangan, kemudian kepada manajer, dan direktur dnegan
via e-mail.
d. Pertimbangan lainnya yaitu menanyakan kepada pihak accounting apakah
dana yang ada tersedia dan masih terjaga keseimbangannya.
e. Setelah mendapat persetujuan, dilakukan akad dan pencairan oleh teller dan
mitra.
5. Bagaimana ketetapan margin yang ada pada KJKS Ibu Mandiri?
Jawaban:
Adapun ketetapan margin atau bagi hasilnya yaitu;
a. Anggota : 1,5 %
b. Karyawan : 1 %
c. Mitra : 3 %
6. Apa saja yang dilakukan terhadap mitra dengan status pembiayaan
bermasalah dan apa saja yang bisa dijadikan sebagai jaminan?
Jawaban:
a. Pertama, kami melakukan kroscek harian apakah mitra memang benar-benar
tersendat dalam melakukan angsuran.
b. Kedua, kami menegur secara halus dan melakukan pendekatan ruhaniah. Inilah
yang menjadikan lembaga kami (syariah) berbeda dengan lembaga
konvensional lainnya, yaitu melakukan pendekatan dengan mitra secara halus.
c. Memberikan Surat Peringatan (SP) dari SP I, SP II dan SP III, jika SP ini masih
diacuhkan maka jaminan akan kami ambil. Jaminan dapat berupa BPKB
Motor/Mobil, sertifikat rumah, atau barang berharga lainnnyayang disesuaikan
dengan jumlah pinjaman.
7. Bagaimana perkembangan dan apa saja penghambat pembiayaan pada
KJKS ini?
Jawaban:
a. Perkembangan pada pembiayaan KJKS Ibu Mandiri semakin meningkat
dengan dlihat dari jumlah mitra yang terus bertambah. Namun faktor
penghambat masih sering kami temui seperti sulitnya mencari mitra dan
mencari yang memenuhi kriteria seperti 5C di atas, Sulitnya mencari mitra
dengan karakter yang baik. Seringkali kami menemukan bahwa ada mitra
dengan karakter baik, namun kemampuannya dalam membayar angsuran
sangat kecil. Atau bahkan sebaliknya, ada sebagian mitra yang memiliki
kemampuan kemampuan membayar dengan baik, namun karakter yang
dimiliki justru sebaliknya sehingga angsuran yang harusnya dibayarkan justru
mandeg di tengah jalan.
Pewawancara Terwawancara,
(Adinda Nurrizki) (Novita Desi)
DATA MENTAH JAWABAN KUISIONER
RESP KEPERCAYAAN
TOTAL KESEPAKATAN
TOTAL TIME
TOTAL P1 P2 P3 P4 P5 P6 P7 P8 P9
1 1 3 2 3 3 4 16 4 3 7 4 4
2 1 1 3 3 3 3 14 3 3 6 3 3
3 1 1 1 3 3 3 12 3 2 5 2 2
4 3 1 1 3 3 4 15 3 3 6 3 3
5 1 1 1 3 3 3 12 3 3 6 4 4
6 1 1 3 3 3 4 15 4 3 7 3 3
7 1 1 2 3 3 3 13 2 3 5 3 3
8 1 1 4 4 3 3 16 3 2 5 2 2
9 1 1 2 3 3 3 13 3 2 5 3 3
10 2 2 2 3 3 3 15 2 3 5 3 3
11 1 3 1 3 3 3 14 3 3 6 3 3
12 3 1 3 3 3 3 16 3 3 6 2 2
13 1 3 2 3 3 3 15 3 3 6 3 3
14 4 2 3 3 2 3 17 3 3 6 3 3
15 2 1 2 3 3 3 14 3 3 6 3 3
16 1 1 2 3 3 2 12 3 2 5 3 3
17 1 2 2 3 3 3 14 3 3 6 3 3
18 1 2 2 3 2 4 14 3 3 6 2 2
19 3 3 3 4 4 4 21 3 3 6 3 3
20 2 2 3 3 3 3 16 3 3 6 3 3
21 2 2 3 3 3 3 16 3 3 6 3 3
22 3 3 3 3 3 3 18 3 3 6 3 3
23 2 2 2 3 3 4 16 3 3 6 3 3
24 2 3 3 3 3 3 17 3 3 6 3 3
25 2 2 3 3 3 4 17 3 3 6 3 3
26 1 2 2 3 3 3 14 3 2 5 3 3
27 2 2 1 3 3 2 13 3 3 6 3 3
28 2 3 2 4 3 4 18 4 3 7 3 3
29 2 2 2 3 3 4 16 3 3 6 3 3
30 4 1 3 4 4 4 20 3 3 6 4 4
31 3 3 2 3 3 3 17 3 2 5 3 3
32 3 3 2 3 3 2 16 3 4 7 3 3
33 2 2 1 3 3 2 13 3 3 6 4 4
34 3 2 3 3 3 3 17 3 3 6 4 4
35 2 2 3 3 3 3 16 3 3 6 3 3
36 2 2 1 3 3 3 14 4 3 7 4 4
37 1 2 3 4 3 3 16 3 3 6 3 3
38 3 2 4 3 4 4 20 4 3 7 3 3
39 1 3 2 2 3 3 14 3 2 5 3 3
40 2 2 2 3 2 3 14 4 3 7 3 3
41 2 2 2 3 3 3 15 3 2 5 4 4
42 1 3 2 3 3 3 15 3 2 5 3 3
43 3 2 1 4 3 3 16 3 4 7 4 4
44 3 4 2 4 3 3 19 3 3 6 4 4
45 2 2 3 4 3 3 17 3 3 6 3 3
46 3 2 2 4 2 4 17 2 3 5 4 4
47 3 2 3 3 4 3 18 3 3 6 3 3
TOTAL 733 TOTAL 278 TOTAL 147
RESIKO TOTAL
BALAS JASA TOTAL
BEFORE (Y)
AFTER(Y')
P10 P11 P12
3 3 6 3 3 1500000 3000000
2 4 6 3 3 6000000 9000000
3 2 5 3 3 3000000 1000000
2 3 5 3 3 600000 1500000
3 4 7 4 4 600000 2400000
3 3 6 3 3 3000000 5100000
2 3 5 2 2 1050000 1200000
2 3 5 3 3 200000 1000000
3 2 5 3 3 600000 1000000
3 3 6 3 3 400000 600000
3 3 6 2 2 6000000 8000000
3 3 6 2 2 800000 600000
3 3 6 3 3 500000 1000000
2 3 5 3 3 300000 1000000
3 2 5 3 3 1500000 450000
2 3 5 2 2 3000000 4500000
3 2 5 3 3 4500000 3000000
3 3 6 3 3 3000000 9000000
3 4 7 4 4 5000000 5000000
3 3 6 3 3 1500000 2100000
3 2 5 3 3 500000 700000
3 3 6 3 3 300000 2100000
3 3 6 3 3 5000000 5000000
3 4 7 3 3 4500000 4500000
3 3 6 3 3 1500000 2000000
4 3 7 3 3 9000000 15000000
3 4 7 2 2 6000000 12000000
3 3 6 3 3 1500000 3000000
3 4 7 3 3 3000000 9000000
4 4 8 4 4 5000000 5000000
3 2 5 3 3 4000000 4500000
3 3 6 2 2 1000000 3000000
4 3 7 3 3 3000000 6000000
4 4 8 4 4 2000000 2000000
2 3 5 4 4 3000000 4000000
4 4 8 3 3 3000000 4000000
3 3 6 3 3 2000000 2000000
3 3 6 3 3 6000000 7000000
1 4 5 4 4 400000 2400000
3 3 6 3 3 800000 2000000
2 4 6 3 3 50000 400000
2 4 6 2 2 400000 600000
4 3 7 2 2 3000000 4500000
3 4 7 4 4 700000 1000000
3 3 6 2 2 3000000 3000000
2 4 6 3 3 2000000 2500000
4 3 7 2 2 8000000 9000000
TOTAL 285 TOTAL 138
OUTPUT SPSS FOR WINDOWS 17.0
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
Cronbach's
Alpha Based on
Standardized
Items N of Items
,635 ,663 12
Model Summary
Model R R Square
Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,550a ,302 ,217 2892117,338
a. Predictors: (Constant), FEEDBACK, DEAL, TIME, TRUST, RISK
ANOVAb
Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.
1 Regression 1,483E14 5 2,967E13 3,547 ,009a
Residual 3,429E14 41 8,364E12
Total 4,913E14 46
a. Predictors: (Constant), FEEDBACK, DEAL, TIME, TRUST, RISK
b. Dependent Variable: AFTER
Coefficientsa
Model
Unstandardized Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig. B Std. Error Beta
1 (Constant) -9574052,337 6429955,602 -1,489 ,144
TRUST -1448684,724 1355421,956 -,155 -1,069 ,291
DEAL 80790,914 1443380,616 ,008 ,056 ,956
TIME 2068233,278 980747,645 ,339 2,109 ,041
RISK 4900228,615 1244084,735 ,652 3,939 ,000
FEEDBACK -636997,098 770261,347 -,118 -,827 ,413
a. Dependent Variable: AFTER
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 BEFORE & AFTER 47 ,857 ,000