Upload
vannhu
View
220
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN
KOOPERATIF TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP
KEMAMPUAN MENGINGAT DAN MEMAHAMI
SISWA KELAS V SD NEGERI CONDONGCATUR
YOGYAKARTA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Guru Sekolah Dasar
Oleh:
Karlina Nugraheni
NIM: 141134011
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
JURUSAN ILMU PENDIDIKAN
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
PERSEMBAHAN
Dengan penuh rasa syukur kupersembahkan skripsiku ini untuk:
1. Tuhan Yesus Kristus Sang Juru Selamatku dan Bunda Maria teladanku.
2. Kedua orang tuaku Bapak Ramelan (Alm.) dan Ibu Karminah Theresia
(Alm.) yang turut mendoakanku dari surga.
3. Kakak pertamaku Leornardus Rangga Maradona, Kakak keduaku Andreas
Raka Setiaji dan Istrinya Angelina Mellissa, serta kakak ketigaku Mira Tri
Pangestuti yang senantiasa memberi dukungan, membantu, dan
mendoakanku.
4. Keluarga besar Amirejo yang memberikan peran atas perjalanan hidupku.
5. Sahabat-sahabatku yang selalu setia menemani, mendukung, dan
memotivasiku.
6. Teman-teman PGSD angkatan 2014 yang telah berjuang bersama dan
saling memberikan dukungan, bantuan, dan sebagai tempat curahan hati.
7. Dosen di Program Studi PGSD Universitas Sanata Dharma yang
senantiasa memberikan bimbingan dan mendidikku untuk menjadi seorang
pendidik yang berkualitas.
8. Almamater Universitas Sanata Dharma yang telah memberikan inspirasi
untuk menjadi calon pendidik yang berkualitas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
MOTTO
“Mintalah, maka akan diberikan kepadamu; carilah, maka kamu akan mendapat;
ketuklah, maka pintu akan dibukakan bagimu”.
(Lukas, 11: 9)
“Adalah seni tertinggi bagi seorang guru untuk membangkitkan kegembiraan
dalam ekspresi dan pengetahuan kreatif”.
(Albert Einstein)
“Terberkatilah mereka yang bisa memberi tanpa mengingatnya dan menerima
tanpa melupakannya”.
(Elizabeth Beibesco)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka sebagaimana layaknya karya ilmiah.
Yogyakarta, 15 Desember 2017
Peneliti
Karlina Nugraheni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS
Yang bertanda tangan di bawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma:
Nama : Karlina Nugraheni
Nomor Mahasiswa : 141134011
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul:
“PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF
TIPE GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN
MENGINGAT DAN MEMAHAMI SISWA KELAS V SD NEGERI
CONDONGCATUR YOGYAKARTA”.
Dengan demikian saya memberikan kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma hak untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk media lain,
mengelolanya dalam bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan
mempublikasikannya di Internet atau media lain untuk kepentingan akademis
tanpa perlu meminta ijin dari saya maupun memberikan royalti kepada saya
selama tetap mencantumkan nama saya sebagai peneliti.
Demikian pernyataan ini yang saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 15 Desember 2017
Yang menyatakan
Karlina Nugraheni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRAK
PENGARUH PENERAPAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE
GROUP INVESTIGATION TERHADAP KEMAMPUAN MENGINGAT DAN
MEMAHAMI SISWA KELAS V SD NEGERI CONDONGCATUR
YOGYAKARTA
Karlina Nugraheni
Universitas Sanata Dharma
2018
Latar belakang penelitian ini adalah adanya keprihatinan terhadap
rendahnya prestasi belajar IPA di Indonesia berdasarkan studi yang dilakukan
PISA pada tahun 2009 dan 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh penerapan model pembelajaran Group Investigation terhadap
kemampuan mengingat dan kemampuan memahami mata pelajaran IPA siswa
kelas V SD Negeri Condongcatur Yogyakarta.
Metode penelitian ini menggunakan quasi experimental design tipe
pretest-posttest non-equivalent group design. Populasi penelitian ini adalah
seluruh siswa kelas V SD Negeri Condongcatur Yogyakarta yang berjumlah 56
siswa. Sampel penelitian ini adalah siswa kelas VA sebagai kelompok kontrol
dengan jumlah 29 siswa dan siswa kelas VB sebagai kelompok eksperimen
dengan jumlah 27 siswa. Adapun treatment yang diterapkan pada kelompok
eksperimen adalah model pembelajaran Group Investigation. Ada enam langkah
dalam model pembelajaran Group Investigation, yaitu mengidentifikasi topik dan
mengatur siswa ke dalam kelompok, merencanakan tugas yang akan dipelajari,
melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan akhir, mempresentasikan laporan
akhir, dan evaluasi.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 1) Model Pembelajaran Group
Investigation tidak berpengaruh terhadap kemampuan mengingat. Rerata selisih
skor yang dicapai pada kelompok kontrol (M = 1,19, SE = 0,10) lebih tinggi
daripada rerata selisih skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M = 1,03,
SE = 0,15). Perbedaan skor tersebut signifikan dengan t = 0,886, p = 0,380 (p >
0,05); termasuk kategori efek kecil dengan r = 0,11 atau setara dengan 1,21%. 2)
Model Pembelajaran Group Investigation tidak berpengaruh terhadap kemampuan
memahami. Rerata selisih skor yang dicapai pada kelompok eksperimen (M =
1,03, SE = 0,15) lebih tinggi daripada rerata selisih skor yang dicapai pada
kelompok control (M = 0,19, SE = 0,21). Perbedaan skor tersebut signifikan
dengan t = -1,02, p sebesar 0,312 (p > 0,05); termasuk kategori efek kecil dengan
r = 0,14 atau setara dengan 1,96%.
Kata kunci: model pembelajaran Group Investigation, kemampuan mengingat,
kemampuan memahami, pelajaran IPA.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
ABSTRACT
THE INFLUENCE OF COOPERATIVE LEARNING MODEL
IMPLEMENTATION OF GROUP INVESTIGATION TYPE TOWARDS
REMEMBERING AND COMPREHENDING ABILITY OF THE FIFTH
GRADE STUDENTS OF CONDONGCATUR STATE PRIMARY SCHOOL
YOGYAKARTA
Karlina Nugraheni
Sanata Dharma University
2018
The background of this research was based on a research conducted by
PISA in 2009 and 2012 about the concern for the low of Science learning
achievement in Indonesia. This research aimed to figure out the influence of
cooperative learning model implementation of Group Investigation type towards
remembering and comprehending ability in Science for the fifth grade students of
Condongcatur State Primary School Yogyakarta.
This research employed quasi experimental of pretest-posttest non-
equivalent group design type. The research population was all fifth grade students
of Condongcatur State Primary School Yogyakarta. There were 56 students; 29
students of class VA as the control group and 27 students of class VB as the
experimental group. For the experimental group, the researcher applied Group
Investigation learning model. There were six steps of Group Investigation
learning model, those were identifying topic and classifying students into groups,
planning the learned task, conducting investigation, preparing final report,
presenting final report, and evaluating.
The results showed that 1) Group Investigation learning model did not
influence remembering ability. The different score average of the control group
(M = 1,19, SE = 0,10) was higher than the different score average of the
experimental group (M = 1,03, SE = 0,15). The different score was significant
with t = 0,886, p = 0,380 (p > 0,05);belonged to small effect category with r =
0,11 (1,21%); 2) Group Investigation learning model did not influence
comprehending ability. The different score average of the experimental group (M
= 1,03, SE = 0,15)was higher than the different score average of the control
group (M = 0,19, SE = 0,21). The different score was significant with t = -1,02, p
= 0,312 (p > 0,05);belonged to small effect category with r = 0,14(1,96%).
Keywords: Group Investigation learning model, remembering ability,
comprehending ability, Science.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis haturkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas
rahmat kehidupan dan berkat-Nya, sehingga penulis dapat melakukan penelitian
dan menyelesaikan penulisan skripsi dengan judul “Pengaruh Penerapan Model
Pembelajaran Kooperatif tipe Group Invetigation terhadap Kemampuan
Mengingat dan Memahami Siswa kelas V SD Negeri Condongcatur Yogyakarta”.
Skripsi ini ditulis sebagai syarat untuk memperoleh gelar Sarjana Pendidikan di
Pendidikan Guru Sekolah Dasar Universitas Sanata Dharma.
Penulisan skripsi ini tidak lepas dari bantuan, dukungan, bimbingan, dan
arahan dari berbagai pihak. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih
yang setulus-tulusnya kepada:
1. Rohandi, Ph.D. selaku Dekan Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan
Universitas Sanata Dharma.
2. Christiyanti Aprinastuti, S.Si., M.Pd. selaku Kaprodi PGSD Universitas
Sanata Dharma.
3. Kintan Limiansih, S.Pd., M.Pd. selaku Wakaprodi PGSD Universitas
Santa Dharma.
4. Gregorius Ari Nugrahanta, SJ., S.S., BST., M.A. selaku dosen
pembimbing I yang telah memberikan waktu, dukungan, bimbingan, dan
saran sejak awal hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
5. Agnes Herlina Dwi.H., S.Si., M.T., M.Sc. selaku dosen pembimbing II
yang telah memberikan waktu, dukungan, bimbingan, dan saran sejak awal
hingga terselesaikannya penyusunan skripsi ini.
6. Laurensia Aptik Evanjeli, M.A. selaku dosen penguji III.
7. Segenap dosen dan karyawan sekretariat PGSD yang telah membekali
penulis dengan berbagai ilmu pengetahuan dan memberikan pelayanan
dengan ramah.
8. Drs. Tri Suhadi selaku Kepala Sekolah SD Negeri Condongcatur yang
telah memberikan ijin untuk melakukan implementasi penelitian
eksperimen di kelas VA dan VB.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
9. Ana Rahayu, A.Ma. dan Wahyudi, S.Pd. selaku guru SD Negeri
Condongcatur yang telah memberikan waktu, bimbingan, dan ide dalam
pelaksanaan penelitian eksperimen di kelas VA dan VB, Serta siswa-siswi
kelas V SD Negeri Condongcatur tahun ajaran 2016/2017.
10. Karminah Theresia (Alm.) dan Ramelan (Alm.) yang turut mendoakanku
dari surga, Leornardus Rangga Maradona, Andreas Raka Setiaji, Angelina
Mellissa, dan Mira Tri Pangestuti yang telah berjuang bersamaku dengan
penuh cinta, dukungan, dan doa.
11. Keluarga besar Amirejo yang senantiasa memberikan bantuan dan
dukungan serta doa untukku.
12. Petrus Rahmadi dan Agustina Martatik yang telah mendukung, membantu,
dan mendoakanku.
13. Teman-teman kelas A PGSD 2014 yang telah berjuang bersama untuk
mendapatkan gelar Sarjana, sukses untuk kita semua.
14. Teman diskusi dan bertukar pikiran Agnes Lirinanda S. dan Eli Indriyani
yang rela meluangkan waktu dan pikiranya dalam membantu penyelesaian
skripsi.
15. Sahabat-sahabat yang selalu setia mendukung dan menemani perjalanan
hidupku Maria Rias, Stefani Sekar B.J, Ignatia Dewi Kusumaningrum,
Scholastika Gratia Magna A Deo, Khoirunisa Aprita Sari, Jhony
Krisnanto, Ignasius Yoki, dan Njuna Prasetya.
16. Semua pihak yang telah membantu menyelesaikan penulisan skripsi ini
Penulis menyadari bahwa penulisan skripsi ini masih ada kekurangan. Oleh
karena itu, kritik dan saran yang membangun sangat diharapkan demi peningkatan
dan perbaikan dimasa mendatang. Semoga karya ini bermanfaat bagi penulis dan
para pembaca.
Yogyakarta, 15 Desember 2017
Peneliti
Karlina Nugraheni
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL ...................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING .......................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ........................................................................ iii
HALAMAN PERSEMBAHAN..................................................................... iv
HALAMAN MOTTO .................................................................................... v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ........................................................ vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA
ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMIS ..................................... vii
ABSTRAK ...................................................................................................... viii
ABSTRACT ..................................................................................................... ix
KATA PENGANTAR .................................................................................... x
DAFTAR ISI ................................................................................................... xii
DAFTAR TABEL........................................................................................... xvi
DAFTAR GAMBAR ...................................................................................... xvii
DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................. xviii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang Penelitian .......................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ...................................................................................... 6
1.3 Tujuan Penelitian ....................................................................................... 6
1.4 Manfaat Penelitian ..................................................................................... 6
1.5 Definisi Operasional................................................................................... 7
BAB II LANDASAN TEORI
2.1 Kajian Pustaka .......................................................................................... 8
2.1.1 Teori-teori yang Mendukung ............................................................. 8
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak ........................................................... 8
2.1.1.2 Teori Perkembangan Awal ........................................................... 9
2.1.1.3 Teori Perkembangan Sosial.......................................................... 11
2.1.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif .................................................. 12
2.1.1.5 Group Investigation ..................................................................... 14
2.1.1.6 Teori Proses Kognitif ................................................................... 16
2.1.1.7 Kemampuan Mengingat ............................................................... 19
2.1.1.8 Kemampuan Memahami .............................................................. 19
2.1.1.9 Ilmu Pengetahuan Alam ............................................................... 20
2.1.1.10 Materi Ilmu Pengetahuan Alam ................................................. 21
2.1.2 Penelitian yang Relevan ..................................................................... 23
2.1.2.1 Literature Map ............................................................................. 25
2.2 Kerangka Berpikir .................................................................................... 25
2.3 Hipotesis Penelitian .................................................................................. 27
BAB III METODE PENELITIAN
3.1 Jenis Penelitian ......................................................................................... 28
3.2 Setting Penelitian ..................................................................................... 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3.2.1 Lokasi Penelitian ................................................................................ 30
3.2.2 Waktu Penelitian ................................................................................ 30
3.3 Populasi dan Sampel ................................................................................ 31
3.3.1 Populasi .............................................................................................. 31
3.3.2 Sampel ................................................................................................ 31
3.4 Variabel Penelitian ................................................................................... 32
3.4.1 Variabel Independen .......................................................................... 32
3.4.2 Variabel Dependen ............................................................................. 32
3.5 Teknik Pengumpulan Data ....................................................................... 33
3.6 Instrumen Penelitian................................................................................. 34
3.7 Teknik Penguji Instrumen ........................................................................ 35
3.7.1 Uji Validitas ....................................................................................... 35
3.7.1.1 Validitas Permukaan .................................................................... 36
3.7.1.2 Validitas Isi .................................................................................. 36
3.7.1.3 Validitas Konstruk ....................................................................... 37
3.7.2 Reliabilitas.......................................................................................... 38
3.8 Teknik Analisis Data ................................................................................ 38
3.8.1 Uji Perlakuan Pengaruh...................................................................... 39
3.8.1.1 Uji Asumsi ................................................................................... 39
1. Uji Normalitas Distribusi Data............................................................. 39
2. Uji Homogenitas Varian ...................................................................... 40
3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ................................................ 41
3.8.1.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ........................................... 42
3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ..................................................... 43
3.8.2 Analisis Lebih Lanjut ........................................................................ 44
3.8.2.1 Uji Presentase Peningkatan rerata Pretest ke Posttest I ............... 44
3.8.2.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I ........... 45
3.8.2.3 Uji Korelasi Rerata Pretest ke Posttest I...................................... 45
3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .................................................. 46
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian ........................................................................................ 48
4.1.1 Implementasi Penelitian ..................................................................... 48
4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian ................................... 48
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi ................................................................ 49
1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kontrol ................................... 50
2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Eksperimen ............................. 51
4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian 1 ......................................................... 57
4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data .................................................... 58
4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal ................................................ 59
4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ........................................... 60
4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ..................................................... 63 4.1.2.5 Analisis Lebih Lanjut ................................................................... 64
1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest 1....... 64
2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest 1 .................. 66
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest ke Posttest 1 .................................. 67
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan........................................................... 68
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis II ........................................................................... 69
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data....................................................... 70
4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal .................................................. 71
4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ............................................. 72
4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan ....................................................... 74
4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut ..................................................................... 76
1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest 1......... 76
2. Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest 1 .................... 78
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest ke Posttest 1 .................................... 80
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan............................................................. 80
4.2 Pembahasan ................................................................................................ 82
4.2.1 Ancaman Validitas ............................................................................... 82
4.2.2 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation Kemampuan Mengingat .................................................... 92
4.2.3 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif Tipe Group
Investigation Kemampuan Memahami ................................................... 95
BAB V PENUTUP
5.1 Kesimpulan .............................................................................................. 99
5.2 Keterbatasan Penelitian ............................................................................ 100
5.3 Saran ......................................................................................................... 100
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................... 101
LAMPIRAN .................................................................................................... 106
CURRICULUM VITAE .................................................................................. 177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
DAFTAR TABEL
HALAMAN
3.1 Jadwal Pengambilan Data .......................................................................... 31
3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian .................................................................. 34
3.3 Matriks Pengembangan Instrumen ............................................................. 35
3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen..................................................................... 37
3.5 Kriteria Koefisien Reliabilitas.................................................................... 38
3.6 Hasil Uji Reliabilitas Instrumen ................................................................. 38
3.7 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan ............................................................ 43
4.1 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Mengingat ................. 58
4.2 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians .................................................... 59
4.3 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Mengingat .................... 60
4.4 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians .................................................... 61
4.5 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengingat ........ 61
4.6 Hasil Uji Effect Size Kemampuan Mengingat ............................................ 64
4.7 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke
Posttest I Kemampun Mengingat .............................................................. 64
4.8 Hasil Uji Signifikansi Rerata skor pretest ke posttest I ............................. 66
4.9 Hasil Uji Korelasi Antara Rerata Pretest-Posttest I ................................... 67
4.10 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ..................................................... 68
4.11 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Memahami .............. 71
4.12 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians .................................................. 72
4.13 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest ....................................................... 72
4.14 Hasil Levene’s Test .................................................................................. 73
4.15 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan .............................................. 74
4.16 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Memahami ............... 75
4.17 Hasil Perhitungan Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I ........... 76
4.18 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I .................. 79
4.19 Hasil Uji Besar Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I ............................ 79
4.20 Hasil Uji Korelasi antara Pretest-Posttest I ............................................. 80
4.21 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ..................................................... 81
4.22 Pengendali Ancaman ................................................................................ 91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR GAMBAR
Halaman
2.1 Gambar Taksonomi Bloom....................................................................... 18
2.2 Skema Literatur......................................................................................... 25
3.1 Gambar Desain Penelitian .......................................................................... 29
3.2 Variabel Penelitian ..................................................................................... 33
3.3 Rumus Besar Persentase Peningkatan Pretest-Posttest I ........................... 44
3.4 Rumus Gain Score ..................................................................................... 44
3.5 Rumus Persentase Uji Retensi Pengaruh Perlakuan .................................. 47
4.1 Grafik Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I ............................................. 62
4.2 Diagram Perbandingan Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I .................. 63
4.3 Grafik Perbandingan Rerata Skor Pretest-Posttest .................................... 64
4.4 Grafik Peningkatan Selisih Pretest-Posttest .............................................. 65
4.5 Grafik Pretest, Posttest I, Posttest II Kemampuan Mengingat .................. 69
4.6 Grafik Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest ............................................... 74
4.7 Diagram Rerata Selisih SkorPretest-Posttest I .......................................... 75
4.8 Grafik Perbandingan Rerata Skor Pretest-Posttest .................................... 76
4.9 Rumus Gain Score ..................................................................................... 77
4.10 Grafik Perbedaan Rerata Pretest ke Posttest I ......................................... 78
4.11 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II ................................................. 82
4.12 Ancaman Validitas Internal Penelitian..................................................... 84
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1.1 Surat Izin Penelitian ................................................................................... 106
1.2 Surat Izin Validitas Soal............................................................................. 107
2.1 Silabus Kelompok Kontrol dan Eksperimen .............................................. 108
2.2 RPP Kelompok Kontrol ............................................................................. 110
2.3 RPP Kelompok Eksperimen ....................................................................... 115
2.4 LKS Kelompok Eksperimen ...................................................................... 128
3.1 Soal Essai ................................................................................................... 141
3.2 Kunci Jawaban ........................................................................................... 144
3.3 Rubrik Penilaian ......................................................................................... 149
3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement ......................................................... 154
3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas .............................................................. 156
3.6 Hasil Analisis SPSS Uji Reliabilitas .......................................................... 158
4.1 Tabulasi Kemampuan Mengingat .............................................................. 158
4.2 Tabulasi Kemampuan Memahami ............................................................. 160
4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data ................................................................ 162
4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal........................................... 163
4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan ...................................... 164
4.6 Hasil Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh Perlakuan .............................. 165
4.7 Hasil Uji Persentase Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I ..................... 166
4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Skor Pretest ke Posttest I ................... 167
4.9 Hasil Uji Korelasi Skor Pretest-Posttest I ................................................. 168
4.10 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan ..................................................... 169
5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran .............................................................. 174
5.2 Surat Pernyataan Penelitian........................................................................ 176
5.3 Curriculum Vitae ........................................................................................ 177
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab I ini membahas latar belakang masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, dan definisi operasional.
1.1 Latar Belakang Masalah
Salah satu faktor penentu perkembangan masa depan adalah dunia
pendidikan. Pendidikan adalah upaya sadar dan terencana dalam proses
pembimbingan dan pembelajaran bagi individu agar tumbuh dan berkembang
menjadi manusia yang mandiri, bertanggung jawab, kreatif, berilmu, sehat, dan
berakhlak mulia (berkarakter) (UU No. 20 tahun 2003). Pendidikan
diselenggarakan agar setiap individu mengalami proses belajar secara intensif.
Oleh karena itu, di dalam proses pendidikan harus ada proses pembelajaran yang
difasilitasi oleh pendidik. Proses pembelajaran adalah proses yang di dalamnya
terdapat kegiatan interaksi dan komunikasi timbal balik antara guru dan siswa
yang berlangsung dalam situasi edukatif untuk mencapai tujuan belajar (Rustam,
2001).
Dalam rangka membangun suatu bangsa, pemerintah Indonesia
menyelenggarakan wajib belajar sembilan tahun. Tujuan dari pendidikan di
Indonesia adalah untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengembangkan
manusia yang seutuhnya, yaitu manusia yang beriman dan bertaqwa terhadap
Tuhan Yang Maha Esa dan berbudi pekerti luhur (Depdiknas, 2003). Pada
program sekolah wajib sembilan tahun tersebut, Sekolah Dasar merupakan
pendidikan yang paling dasar. Dari tahap yang paling dasar inilah anak mulai
dibentuk dan dididik untuk menjadi pribadi yang mandiri, cerdas, kreatif, aktif,
dan inovatif. Proses pembelajaran dapat dilakukan oleh siswa dengan bantuan
guru sebagai fasilitator. Pembelajaran yang efektif dan efisien setidaknya berfokus
pada dua tujuan penting dari sekian banyak tujuan pendidikan, yaitu merentensi
dan mentransfer (Anderson & Krathwohl, 2010: 94).
Pelajaran yang diajarkan di Sekolah Dasar sangatlah banyak. Salah satu
mata pelajaran yang diajarkan adalah IPA. Ilmu Pengetahuan (IPA) adalah suatu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat
sasaran dengan cara menggunakan prosedur yang dijelaskan dengan penalaran,
sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167). Tujuan
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah supaya siswa dapat mengembangkan
pengetahuan dan pemahaman konsep-konsep IPA yang bermanfaat dan dapat
diterapkan dalam kehidupan sehari-hari. Untuk mempermudah ketercapaian
tujuan dalam mempelajari IPA, maka diperlukan keterlibatan siswa dalam
berlangsungnya pembelajaran, karena keterlibatan siswa dalam berlangsungnya
pembelajaran sangatlah penting. Dari keterlibatan siswa inilah, siswa dapat
mengembangakan kemampuan-kemampuan yang dimiliki.
Selain itu, dengan berlangsungnya pembelajaran IPA mampu melatih anak
untuk berpikir kritis dan objektif yang dimulai dengan tahap-tahap yang paling
sederhana sampai yang paling kompleks. Kemampuan kognitif anak menurut
Benjamin Samuel Bloom terdiri dari enam proses yang saling berkaitan, yaitu
kemampuan mengingat, memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi,
dan mencipta (Anderson & Krathwohl, 2010: 6). Pencapaian proses-proses
kognitif tersebut dilakukan secara berurutan dan sistematis dengan harapan anak
dapat mencapai tahapan dari yang dasar hingga yang kompleks.
Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari
memori jangka panjang (Anderson & Krathwohl, 2010: 99). Kemampuan
mengingat adalah kemampuan menyebutkan kembali informasi atau pengetahuan
yang tersimpan dalam ingatan. Dalam kognitif Bloom kemampuan mengingat
merupakan kemampuan yang paling rendah dan kemampuan dasar yang dimiliki
oleh siswa. Pengetahuan mengingat penting sebagai bekal untuk belajar yang
bermakna dan menyelesaikan masalah, karena pengetahuan tersebut dipakai
dalam tugas-tugas yang lebih kompleks (Anderson & Krathwohl, 2010: 103).
Kemampuan memahami adalah kemampuan untuk mengkontruksi makna atau
pesan dari pembelajaran siswa baik bersifat lisan, tulisan, maupun grafis
(Anderson & Krathwohl, 2010: 105). Seorang anak dapat dikatakan memahami
apabila anak tersebut mampu menghubungkan pengetahuan baru dan pengetahuan
lama yang sudah dipahaminya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Dewasa ini, perkembangan zaman semakin pesat, sehingga membuat
banyak siswa mengikuti perkembangan zaman, namun masih banyak
pembelajaran di kelas yang kurang mengikuti perkembangan zaman. Misalnya
saja selama kegiatan pembelajaran yang berlangsung. Aktivitas siswa terbatas
pada tempat duduknya dan interaksi dengan teman sebangku, guru cenderung
menggunakan metode ceramah pada saat mengajar di dalam kelas, dan siswa
kurang mampu untuk membuat kesimpulan atau rangkuman pada sebuah materi.
Padahal, untuk anak jenjang Sekolah Dasar hal yang harus diutamakan adalah
bagaimana mengembangkan rasa ingin tahu mereka terhadap suatu masalah
(Susanto, 2013: 167). Kekurangan tersebut dapat mempengaruhi kemampuan
siswa dalam mengingat dan memahami, karena ketika siswa kurang mampu
merangkum dan membuat catatan sendiri sesuai pemahamannya, maka siswa
belum dapat dikatakan sudah mengingat dan memahami materi yang telah
diajarkan guru.
Hal ini juga didukung oleh pembuktian yang dilakukan oleh sebuah organisasi
yang dinamai PISA (Programme For International Student Asessment) tahun
2009 yang dikeluarkan oleh OECD (Organisation for Economic Co-operation
and Development) dalam sebuah survay mengenai sistem pendidikan dan
kemampuan siswa. Dari survay yang telah dilakukan menunjukkan bahwa
kemampuan anak-anak Indonesia dalam pelajaran membaca, matematika dan IPA
berada pada peringkat 57 dari 65 negara yang diteliti oleh OECD. Seiring
berjalannya waktu pendidikan di Indonesia tidak semakin meningkat tetapi
semakin menurun. Hal ini dibuktikan dengan hasil yang tertera pada PISA tahun
2012 yang dikeluarkan oleh OECD menunjukkan bahwa peringkat Indonesia
turun menjadi peringkat ke dua dari bawah. Dapat disimpulkan bahwa
kemampuan siswa dalam pelajaran membaca, matematika, dan IPA mengalami
penurunan dalam kurun waktu 3 tahun belakangan ini.
Dari kenyataan di atas kita dapat melihat adanya kesenjangan antara
pembelajaran yang harusnya tercipta dengan kenyataan yang ada saat ini,
sehingga menimbulkan beberapa masalah yang terkadang mempengaruhi
pemahaman materi yang diajarkan oleh guru kepada siswa. Dari masalah yang
ditemukan dalam pembelajaran, maka dapat menimbulkan masalah baru, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
rendahnya tingkat kemampuan mengingat dan memahami seorang anak SD dalam
mata pelajaran IPA. Posisi tersebut sungguh memprihatinkan untuk
keberlangsungan pendidikan di Indonesia, maka upaya yang dapat dilakukan
adalah dengan menerapkan model pembelajaran inovatif. Salah satu model
pembelajaran inovatif, yaitu model pembelajaran kooperatif.
Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih luas meliputi
semua jenis kerja kelompok bentuk-bentuk yang lebih diarahkan oleh guru
(Suprijono, 2009: 54). Model pembelajaran kooperatif memiliki banyak tipe
diantaranya ada Jigsaw, Student Teams Achievement Division (STAD), Group
Investigation (GI), Team Games Tournament (TGT), Number Head Together
(NHT), Think Pair Share (TPS), Make a Match, Decision Making, Mind
Mapping, Picture and Picture, dan sebagainya (Trianto, 2007: 49). Model
pembelajaran kooperatif yang menjadi fokus dalam penelitian ini adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation (GI).
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation adalah strategi
belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan
investigasi terhadap suatu topik (Suprijono, 2011: 93). Manfaat model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation adalah memperbaiki cara
pengajaran guru dari yang berpusat pada guru menjadi berpusat pada anak. Jadi
dalam pembelajaran anak harus aktif, karena tanpa adanya aktivitas, maka proses
pembelajaran tidak mungkin terjadi.
Adapun langkah-langkah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation, yaitu mengidentifikasikan topik dan mengatur siswa ke
dalam kelompok, merencanakan tugas yang akan dipelajari, melaksanakan
Investigasi, menyiapkan laporan akhir, mempresentasikan laporan akhir, dan
evaluasi (Slavin, 2011: 218-220). Tujuan dari model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation, yaitu investigasi yang dilaksanakan secara kelompok
memungkinkan siswa melakukan berbagai pengalaman belajar seperti,
mengemukakan dan menjelaskan segala hal yang bersumber dari pikiran mereka
sendiri, membuka diri terhadap hal yang dipikirkan oleh teman, meningkatkan
tanggung jawab siswa dalam belajar, serta meningkatkan prestasi (Suprijono,
2011: 93). Peneliti memilih model pembelajaran kooperatif tipe Group
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
Investigation, karena di dalam model pembelajaran ini anak dituntut untuk
melakukan investigasi sendiri di dalam kelompok. Hal ini dapat mendukung
ketercapaian tujuan dalam meningkatkan kemampuan mengingat dan memahami
siswa, sehingga siswa mampu meningkatkan kemampuan selanjutnya sampai
pada tahap kemampuan yang lebih kompleks secara sistematis. Dari investigasi
yang dilakukan anak akan mengolah kemampuan mengingat dan memahami
dengan cara mengemukakan dan menjelaskan segala hal yang bersumber dari
pikiran mereka sendiri
Penelitian tentang pengaruh penerapan model pembelajaran terhadap
kemampuan mengingat dan memahami sudah ada pada beberapa jurnal yang
relevan. Dalam jurnal tersebut, peneliti meneliti keefektifan cooperative learning
STAD dan GI ditinjau dari kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis
(Sapitri & Hartono, 2014); Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation untuk meningkatkan hasil belajar siswa (Sari & Eurika, 2016); The
effects of cooperative learning methods on students’ academic achievements in
social psychology lessons (Simsek, 2014); Penerapan model pembelajaran
gabungan (GI & Lecturing) untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam
memahami materi mata kuliah english teaching and learning theories (Rabbianty,
2014); Peningkatan kemampuan daya ingat anak slow learner melalui terapi
kognitif pada anak Sekolah Dasar (Raharjo, 2012); dan The effect of Group
Investigation learning model accelerated learning team and role playing on
elementary school student’s writing skills viewed from cognitive style (Pitoyo &
Waluyo, 2014). Pada penelitian ini, peneliti memiliki penelitian baru tentang
pengaruh kemampuan mengingat dan memahami pada kalangan anak Sekolah
Dasar.
Penelitian ini dibatasi hanya pada pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation (GI) terhadap kemampuan mengingat dan
memahami siswa kelas V SD Negeri Condongcatur Yogyakarta semester gasal
tahun ajaran 2017/2018 pada mata pelajaran IPA materi siklus air kelas V Sekolah
Dasar. Peneliti memilih SD Negeri Condongcatur Yogyakarta sebagai tempat
penelitian, karena SD ini memiliki kelas pararel yang tepat digunakan untuk
penelitian eksperimental. Kelas yang digunakan untuk penelitian, yaitu kelas VA
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
sebagai kelompok kontrol dengan jumlah siswa sebanyak 29 anak dan kelas VB
sebagai kelompok eksperimen dengan jumlah siswa sebanyak 27 anak. Jenis
penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah penelitian quasi
experimental design dengan tipe pretest-posttest non-equivalent group design.
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
berpengaruh terhadap kemampuan mengingat siswa kelas V SD Negeri
Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018?
1.2.2 Apakah penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
berpengaruh terhadap kemampuan memahami siswa kelas V SD Negeri
Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018?
1.3 Tujuan Penelitian
1.3.1 Mengetahui pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation terhadap kemampuan mengingat siswa kelas V SD Negeri
Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018.
1.3.2 Mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation terhadap kemampuan memahami siswa kelas V SD Negeri
Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018.
1.4 Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Siswa
1. Siswa mendapatkan pengalaman belajar dalam penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.
2. Siswa mempengaruhi kemampuan mengingat dan memahami pada siswa.
1.4.2 Bagi Guru
1. Guru mendapatkan pengalaman mengunakan model pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation.
2. Guru mendapatkan sarana untuk memperbaiki kinerja dalam mengembangkan
penggunaan model pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
1.4.3 Bagi Sekolah
1. Sekolah mendapatkan masukan pada penyelenggara dan pengelola sekolah
dalam upaya memperbaiki program sekolah ke depan.
2. Sekolah mendapatkan bantuan untuk kemajuan dan perkembangan dalam
peningkatan mutu pendidikan.
1.4.4 Bagi Peneliti
1. Peneliti memberikan pengalaman dalam menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation terhadap kemampuan mengingat dan
memahami pada mata pelajaran IPA.
2. Peneliti mendapatkan pengetahuan dalam menyusun skripsi untuk
menyelesaikan pendidikan di Universitas Sanata Dharma Yogyakarta.
1.5 Definisi Operasional
1.5.1 Model pembelajaran kooperatif adalah pembelajaran yang menekankan
pada penyelesaian masalah secara bersama atau berkelompok.
1.5.2 Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation adalah strategi
belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk
melatih berpikir kritis dan kerja sama, dengan langkah mengidentifikasi
topik dan mengatur siswa ke dalam kelompok, merencanakan tugas yang
akan dipelajari, melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan akhir,
mempresentasikan laporan akhir, dan evaluasi.
1.5.3 Kemampuan mengingat adalah kemampuan penting sebagai bekal untuk
belajar yang bermakna dan menyelesaikan masalah, karena pengetahuan
tersebut dipakai dalam tugas-tugas yang lebih kompleks, dengan indikator
mengenali, mengidentifikasi, dan mengingat kembali.
1.5.4 Kemampuan memahami adalah kemampuan untuk mengkontruksi makna
atau pesan dari pembelajaran siswa baik bersifat lisan, tulisan, maupun
grafis, dengan indikator menjelaskan, mencontohkan, dan menyimpulkan.
1.5.5 Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu usaha manusia dalam memahami
alam semesta melalui pengamatan yang tepat sasaran dengan cara
menggunakan prosedur yang dijelaskan dengan penalaran, sehingga
mendapatkan suatu kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
LANDASAN TEORI
Pada bab II ini berisi kajian teori, kerangka berpikir, dan hipotesis
penelitian. Kajian teori membahas teori-teori yang mendukung dan beberapa
kajian penelitian yang relevan, kerangka berpikir berisi pemikiran, dan hipotesis
yang berisi dugaan sementara atau jawaban sementara dari rumusan masalah
penelitian.
2.1 Kajian Pustaka
2.1.1 Teori-teori yang mendukung
2.1.1.1 Teori Perkembangan Anak
Usia dini merupakan usia yang sangat penting bagi perkembangan anak.
Perkembangan merupakan salah satu proses yang penting dalam kehidupan
manusia. Perkembangan anak usia dini dimulai sejak pranatal, sehingga pada saat
itu perkembangan otak sebagai pusat kecerdasan yang terjadi sangat pesat yang
nantinya akan membawa anak untuk dapat berpikir secara logis dan rasional.
Setiap anak tentu memiliki perkembangan yang berbeda-beda. Perkembangan
tersebut merujuk pada pertumbuhan, penyesuaian diri yang dilakukan, dan
perubahan yang terjadi dalam fase kehidupannya melalui aspek perkembangan
yang menyeluruh baik perkembangan fisik, kepribadian, sosioemosional, kognitif
atau pemikiran, dan bahasa (Slavin, 2011: 40). Perkembangan tersebut dapat
dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu baik faktor dari dalam maupun faktor dari
luar anak. Faktor dari dalam anak misalnya konsentrasi, minat, motivasi, dan
kesehatan tubuh, sedangkan faktor luar misalnya, keluarga, teman sebaya, dan
lingkungan sekitar.
Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan teori perkembangan kognitif
Jean Piaget (1896-1980) dan teori perkembangan Lev Semenovich Vygotsky
(1869-1934). Kedua teori tersebut digunakan dalam penelitian ini, karena terdapat
kesesuaian dengan variabel penelitian dan tahap dasar perkembangan kognitif
anak. Teori perkembangan kognitif ini menunjukkan sejauh mana perkembangan
intelektual anak dan menjelaskan bagaimana tahap kemampuan anak dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
menerima dan mengolah pengetahuan yang didapatkannya. Perkembangan
kognitif ini hanya terjadi ketika ketidakseimbangan atau konflik terjadi (dalam
Piaget, 2012). Dengan demikian, perkembangan kognitif anak dapat terjadi
dengan semaksimal mungkin, apabila didukung dengan proses pembelajaran yang
optimal.
2.1.1.2 Teori Perkembangan Awal
Jean Piaget lahir pada 9 Agustus 1896 di Neuchatel, Swiss. Ayahnya adalah
seorang sejarahwan yang mengkhususkan di bidang sejarah literatur abad
pertengahan. Dalam perkembangan kognitif anak, Piaget menjelaskan bahwa
seorang anak dilahirkan dengan potensi untuk bertindak dengan cara tertentu yang
disebut sebagai skema (Hergenhahn & Matthew, 2010: 314). Skema adalah
potensi umum untuk melakukan satu kelompok perilaku atau gugus bangun yang
dimiliki oleh anak. Seorang anak akan mengalami proses belajar melalui tiga
tahapan, yaitu asimilasi, akomodasi, dan ekuilibrasi (Santrock, 2014: 44). Tahap
asimilasi adalah proses memasukkan informasi baru ke dalam pengetahuan skema
yang ada. Tahap akomodasi adalah proses penyesuaian skema pengetahuan yang
sudah ada terhadap informasi baru. Tahap equilibrasi adalah mekanisme
perpindahan dari satu tahap pemikiran anak ke tahap pemikiran berikutnya.
Piaget membagi tahap-tahap perkembangan kognitif anak menjadi empat
tahap (Hergenhahn & Olson, 2010: 318), yaitu:
1. Tahap Sensorimotor (0-2 tahun)
Tahap ini tidak ada bahasa, sehingga anak tidak dapat berbicara dengan
menggunakan bahasa. Anak akan membangun pemahaman tentang dunia
dengan cara mengkoordinasikan pengalaman sensorik anak melalui
melihat dan mendengar, sedangkan dengan tindakan motorik anak dapat
mencapai dan menyentuh. Tingkat intelegensi anak disasarkan pada
penggunaan indra (sensori) dan tindakan (motor). Interaksi dengan
lingkungan adalah interaksi sensorimotor dan hanya berkaitan dengan
keadaan saat ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
2. Tahap Pra-Operasional (2-7 tahun)
Tahap ini terbagi menjadi dua, yaitu pemikiran prakonseptual pada usia 2-
4 tahun dan pemikiran intutif pada usia 4-7 tahun. Pada pemikiran
prakontekstual anak mulai membentuk konsep sederhana. Anak mulai
mengklasifikasi benda-benda dalam kelompok tertentu berdasarkan
kemiripannya, tetapi mereka banyak melakukan kesalahan lantaran konsep
anak itu sendiri. Pada pemikiran intutif anak memecahkan masalah secara
intutif bukan berdasarkan kaidah-kaidah logika. Ciri paling menonjol dari
pemikiran anak pada tahap ini adalah kegagalannya untuk
mengembangkan konservasi. Konservasi didefinisikan sebagai
kemampuan untuk menyadari bahwa jumlah, panjang, dan luas akan tetap
sama meskipun hal-hal seperti itu dipresentasikan kepada anak dalam
bentuk yang berbeda-beda.
3. Tahap Operasional-Konkret (7-11 tahun)
Tahap ini dicirikan dengan perkembangan sistem pemikiran yang
didasarkan pada aturan-aturan tertentu secara logis. Dalam tahap ini anak
mampu berpikir secara logis dan mampu melakukan operasi yang
melibatkan objek-objek nyata, tetapi belum mampu menyelesaikan
persoalan yang terlalu abstrak.
4. Tahap Operasional-Formal (11 ke atas)
Tahap ini merupakan tahap terakhir dalam perkembangan kognitif Piaget.
Pada tahap ini anak sudah dapat berpikir logis dan teoritis, anak mampu
mengembangkan sebuah hipotesis dan mengambil kesimpulan.
Dalam teori Piaget anak sekolah dasar yang berusia 7-11 tahun termasuk
dalam tahapan operasional konkret, misalnya dalam keberlangsungan
perkembangan anak, anak diajarkan dengan hal-hal nyata dan diajak langsung
melihat lapangan atau keadaan yang sesungguhnya, sehingga diperlukan model
pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Dengan demikian,
model pembelajaran yang sesuai untuk digunakan dalam keberlangsungan proses
tahapan operasional konkrit adalah model pembelajaran yang dapat mengajarkan
anak melakukan beberapa pengalaman belajar seperti mengemukakan dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
menjelaskan segala hal yang bersumber dari pikiran mereka sendiri, membiasakan
diri untuk membuka diri terhadap hal yang dipikirkan oleh teman, meningkatkan
tanggung jawab anak, dan meningkatkan prestasi anak.
2.1.1.3 Teori Pembelajaran Sosial
Vygotsky berpendapat bahwa perkembangan anak bergantung pada
interaksi anak dengan orang lain dengan bahasa yang disediakan oleh kultur,
sehingga membantu membentuk pandangan dunia anak. Anak belajar melalui
interaksi dengan orang dewasa dan teman sebaya yang lebih mampu (Slavin,
2011: 4). Interaksi sosial mempengaruhi perubahan pemikiran anak dan perilaku.
Empat ide pokok yang menjadi dasar teori Vygotsky, yaitu (1) anak membangun
pengetahuan mereka sendiri, (2) perkembangan tidak bisa dipisahkan dari konteks
sosialnya, (3) pembelajaran bisa mengarahkan perkembangan, (4) bahasa
memainkan peranan sentral dalam perkembangan mental. Vygotsky menjelaskan
bahwa lingkungan sosial sangat penting bagi pembelajaran dan berpikir bahwa
interaksi-interaksi sosial dapat mengubah pengalaman-pengalaman belajar.
Teori belajar konstruktivisme pada pendidikan anak usia dini
menyebutkan bahwa pentingnya Zona of Proximal Development (ZPD) dan
scaffolding yang tepat waktu dan dapat ditarik kembali secara bertahap setelah
anak menunjukkan keberhasilan terhadap pencapaian suatu indikator dalam aspek
perkembangan anak. Zona perkembangan terdekat atau Zona of Proximal
Development (ZPD), yaitu suatu ide bahwa anak usia dini belajar konsep paling
baik apabila konsep itu berada dalam zona perkembangan terdekat mereka
(Slavin, 2011). Zona ini hadir untuk memberikan kesempatan bagi anak untuk
membangun konsep dan internalisasi pemahaman dalam dirinya tentang berbagai
hal. Sementara itu, anak membutuhkan scaffolding untuk menuju ke tingkat
perkembangan potensial. Implementasi scaffolding sebagai bagian dari proses
belajar konstruktivisme perlu dikenali dengan baik, sehingga tidak perlu berubah
menjadi interfensi yang justru akan menghilangkan kesempatan belajar anak
untuk menguasai proses penyelesaian masalah. Scaffolding pada pendidikan anak
usia dini dapat terjadi dimana saja termasuk dari lingkungan anak sendiri.
Scaffolding dapat dilakukan oleh orang dewasa (guru dan orang tua) atau teman
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
sebaya. Dengan demikian, guru, teman sebaya, dan orang tua memberikan
rangsangan sosial dan kultural bagi anak, sehingga memungkinkan terjadi
perkembangan. Selain itu, kerja sama dengan teman sebaya dapat mendorong
anak untuk belajar secara aktif (Supratiknya, 2002: 29).
2.1.1.4 Model Pembelajaran Kooperatif
Salah satu pembelajaran berbasis sosial, yaitu pembelajaran kooperatif
(cooperative learning). Model pembelajaran kooperatif adalah konsep yang lebih
luas meliputi semua jenis kerja kelompok termasuk bentuk-bentuk yang lebih
diarahkan oleh guru (Suprijono, 2009: 54). Secara umum pembelajaran kooperatif
dianggap lebih diarahkan oleh guru, dimana guru menetapkan tugas dan
pertanyaan-pertanyaan serta menyediakan bahan-bahan dan informasi yang
dirancang untuk membantu peserta didik dalam menyelesaikan masalah yang
dimaksud. Selain itu, guru biasanya menetapkan bentuk ujian tertentu pada akhir
tugas. Tujuan pembelajaraan kooperatif adalah membentuk semua anggota
kelompok untuk menjadi pribadi yang kuat.
Adapun unsur-unsur dasar pembelajaran kooperatif yang harus diterapkan
menurut Roger dan David Johnson (dalam Suprijono, 2009: 58), yaitu:
Unsur pertama pembelajaran kooperatif adalah positive interdependence atau
saling ketergantungan positif. Unsur ini menunjukkan bahwa dalam pembelajaran
kooperatif ada dua pertanggungjawaban kelompok, yaitu pertama mempelajari
bahan yang ditugaskan kepada kelompok dan kedua menjamin semua anggota
kelompok secara individu mempelajari bahan yang ditugaskan tersebut. Beberapa
cara membangun saling ketergantungan positif, yaitu:
1. Menumbuhkan perasaan peserta didik bahwa dirinya terintegrasi dalam
kelompok, pencapaian tujuan terjadi jika semua anggota kelompok
mencapai tujuan. Peserta didik harus bekerja sama untuk dapat mencapai
tujuan. Tanpa kebersamaan, tujuan mereka tidak akan tercapai.
2. Mengusahakan agar semua anggota kelompok mendapatkan penghargaan
yang sama jika kelompok mereka berhasil mencapai tujuan.
3. Mengatur sedemikian rupa, sehingga setiap peserta didik dalam kelompok
hanya mendapatkan sebagian dari keseluruhan tugas kelompok. Artinya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
mereka belum dapat menyelesaikan tugas sebelum mereka menyatukan
perolehan tugas mereka menjadi satu.
4. Setiap peserta didik ditugasi dengan tugas atau peran yang saling
mendukung dan saling berhubungan, saling melengkapi dan saling terkait
dengan peserta didik lain dalam kelompok.
Unsur kedua pembelajaran kooperatif adalah personal responsibility atau
tanggung jawab individu (Suprijono, 2009: 58). Pertanggungjawaban ini muncul
jika dilakukan pengukuran terhadap keberhasilan kelompok. Tanggung jawab
individu adalah kunci untuk menjamin semua anggota yang diperkuat oleh
kegiatan belajar bersama. Beberapa cara dalam menumbuhkan tanggung jawab
individu adalah (a) kelompok belajar jangan terlalu besar, (b) melakukan
assesmen terhadap setiap siswa, (c) memberi tugas kepada siswa yang dipilih
secara random untuk mempresentasikan hasil kelompoknya kepada guru maupun
kepada seluruh peserta didik di depan kelas, (d) mengamati setiap kelompok dan
mencatat frekuensi individu dalam membantu kelompok, (e) menugasi seseorang
peserta didik untuk berperan sebagai pemeriksa di kelompoknya, (f) menugasi
peserta didik untuk membantu atau mengajari temannya.
Unsur ketiga, pembelajaran kooperatif adalah face to face promotive
interaction atau interaksi promotif (Suprijono, 2009: 58). Unsur ini penting,
karena dapat menghasilkan saling ketergantungan positif. Ciri-ciri interaksi
promotif adalah saling membantu secara efektif dan efisien, saling memberi
informasi dan saran yang diperlukan, memproses informasi bersama secara lebih
efektif dan efisien, saling mengingatkan, saling membantu dalam merumuskan
dan mengembangkan argumentasi serta meningkatkan kemampuan wawasan
terhadap masalah yang dihadapi, saling percaya, dan saling memotivasi untuk
memperoleh keberhasilan bersama.
Unsur keempat pembelajaran kooperatif adalah interpersonal skill atau
keterampilan sosial (Suprijono, 2009: 58). Untuk mengkoordinasikan kegiatan
peserta didik dalam pencapaian tujuan peserta didik harus saling mengenal dan
mempercayai, mampu berkomunikasi secara akurat dan tidak ambisius, saling
menerima dan saling mendukung, serta mampu menyelesaikan konflik secara
konstruktif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
Unsur kelima pembelajaran kooperatif adalah group processing atau
pemrosesan kelompok (Suprijono, 2009: 58). Pemrosesan mengandung arti
menilai. Melalui pemrosesan kelompok dapat diidentifikasi dari urutan atau
tahapan kegiatan kelompok dan kegiatan dari anggota kelompok. Tujuan
pemrosesan kelompok adalah meningkatkan efektivitas anggota dalam
memberikan kontribusi terhadap kegiatan kolaboratif untuk mencapai tujuan
kelompok.
Model pembelajaran kooperatif dikembangkan untuk mencapai hasil
belajar berupa prestasi akademik, toleransi, menerima keragaman, dan
pengembangan keterampilan sosial. Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa,
model pembelajaran kooperatif adalah model pembelajaran yang menekankan
pada penyelesaian masalah secara bersama atau kelompok. Untuk mencapai hasil
belajar itu, model pembelajaran kooperatif menuntut kerja sama dan
interdependasi peserta didik dalam struktur tugas, struktur tujuan, dan struktur
reward.
Pembelajaran kooperatif terbagi dalam beberapa tipe, diantaranya ada
Jigsaw, Student Teams Achievement Division (STAD), Group Investigation (GI),
Team Games Tournament (TGT), Number Head Together (NHT), Think Pair
Share (TPS), Make a Match, Decision Making, Mind Mapping, Picture and
Picture, dan sebagainya (Trianto, 2007: 49). Model pembelajaran kooperatif yang
menjadi fokus dalam penelitian ini adalah model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation (GI).
2.1.1.5 Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation
Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation adalah strategi
belajar kooperatif yang menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melakukan
investigasi terhadap suatu topik (Suprijono, 2011: 93). Model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation memiliki beberapa manfaat, yaitu
memperbaiki cara pengajaran guru dari yang berpusat pada guru menjadi berpusat
pada siswa. Selain itu, investigasi yang dilaksanakan secara kelompok
memungkinkan siswa melakukan berbagai pengalaman belajar seperti,
mengemukakan dan menjelaskan segala hal yang bersumber dari pikiran mereka
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
sendiri, membuka diri terhadap hal yang dipikirkan oleh teman, meningkatkan
tanggung jawab siswa dalam belajar, serta meningkatkan prestasi (Suprijono,
2011: 93).
Dalam model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terdapat enam
tahapan (Slavin, 2011: 218-220), yaitu:
1. Tahap 1 : Mengidentifikasikan topik dan mengatur siswa ke dalam
kelompok.
a. Para siswa meneliti beberapa sumber, mengusulkan sejumlah topik,
dan mengkategorikan saran-saran
b. Para siswa bergabung dengan kelompoknya untuk mempelajari topik
yang telah mereka pilih.
c. Komposisi kelompok didasarkan pada ketertarikan siswa dan harus
bersifat heterogen.
d. Guru membantu dalam pengumpulan informasi dan memfasilitasi
pengaturan.
2. Tahap 2 : Merencanakan tugas yang akan dipelajari.
a. Para siswa merencanakan bersama mengenai :
a) apa yang kita pelajari?
b) bagaimana kita mempelajarainya?
c) siapa melakukan apa ? (pembagian tugas)
d) untuk tujuan atau kepentingan apa kita menginvestigasi topik ini?
3. Tahap 3 : Melaksanakan Investigasi
a. Para siswa mengumpulkan informasi, menganalisis data, dan membuat
kesimpulan.
b. Tiap anggota kelompok berkontribusi untuk usaha-usaha yang akan
dikelompokkan.
c. Para siswa saling bertukar, berdiskusi, mengklarifikasi, dan
mensistensi semua gagasan.
4. Tahap 4 : Menyiapkan laporan akhir
a. Anggota kelompok menentukan pesan-pesan esensial dari proyek
mereka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
b. Anggota kelompok merencanakan apa yang akan mereka laporkan dan
bagaimana mereka akan membuat presentasi mereka.
c. Wakil-wakil kelompok membentuk sebuah panitia acara untuk
mengkoordinasikan rencana-rencana presentasi.
5. Tahap 5 : Mempresentasikan laporan akhir
a. Presentasi yang dibuat untuk seluruh kelas dalam berbagai macam
bentuk.
b. Bagian presentasi tersebut harus dapat melibatkan pendengarnya
secara aktif.
c. Para pendengar tersebut mengevaluasi kejelasan dan penampilan
presentasi berdasarkan kriteria yang telah ditentukan sebelumnya oleh
seluruh anggota kelas.
6. Tahap 6 : Evaluasi
a. Para siswa saling memberikan umpan balik mengenai topik tersebut,
mengenai tugas yang telah mereka kerjakan, mengenai keefektifan
pengalaman-pengalaman mereka.
b. Guru dan murid berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran
siswa.
c. Penilaian atas pembelajaran harus mengevalusi pemikiran paling
tinggi.
Dengan demikian dapat disimpulakn bahwa, model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation merupakan strategi belajar kooperatif yang
menempatkan siswa ke dalam kelompok untuk melatih berpikir kritis dan kerja
sama.
2.1.1.6 Teori Proses Kognitif
Dalam pembelajaran, tujuan belajar dan hasil belajar di sekolah lazimnya
dibedakan mengikuti taksonomi tertentu. Selain itu, dalam taksonomi pendidikan
sebuah rumusan tujuan berisikan satu kata kerja dan satu kata benda (Anderson &
Krathwohl, 2010: 6). Kata kerja umumnya mendeskripsikan proses kognitif yang
diharapkan, sedangkan kata bendanya jamak mendeskripsikan pengetahuan yang
diharapkan dikuasai atau dikonstruk oleh siswa. Taksonomi adalah klasifikasi atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
penggolongan tentang objek atau gejala berdasarkan satu atau lebih prinsip
tertentu. Taksonomi yang digunakan dalam proses kognitif adalah taksonomi
Bloom. Kategori-kategori proses kognitif dalam taksonomi Bloom yang sudah
direvisi dibagi menjadi 6 level, yaitu (Anderson & Krathwohl, 2010: 99):
1. Mengingat
Mengingat adalah kemampuan menyebutkan kembali informasi atau
pengetahuan yang tersimpan dalam ingatan. Contohnya menyebutkan arti
taksonomi. Kategori kata kerja dalam level mengingat meliputi;
mendefinisikan, menyusun daftar, menjelaskan, mengingat, mengenali,
menemukan kembali, menyatakan, mengulang, mengurutkan, menamai,
menempatkan,menyebutkan, menerangkan, menjelaskan, menterjemahkan,
menguraikan, dan mengartikan.
2. Memahami
Memahami adalah kemampuan untuk memahami intruksi dan menegaskan
pengertian atau makna ide atau konsep yang telah diajarkan baik dalam
bentuk lisan, tertulis, maupun grafik/diagram. Contohnya merangkum
materi yang telah diajarkan dengan kata-kata sendiri. Kategori kata kerja
dalam level memahami meliputi; menerangkan, menjelaskan,
menterjemahkan, menguraikan, mengartikan, menyatakan kembali,
menafsirkan, mengintepretasikan, mendiskusikan, menyeleksi,
mendeteksi, melaporkan, menduga, mengelompokkan, memberi contoh,
merangkum menganalogikkan, mengubah, dan memperkirakan.
3. Mengaplikasikan
Mengaplikasikan adalah kemampuan melakukan sesuatu dan menerapkan
konsep dalam situasi tertentu. Kategori kata kerja dalam level
mengapilkasikan meliputi; memilih, menerapkan, melaksanakan,
mengubah, menggunakan, mendemonstrasikan, memodifikasi,
mengintepretasikan, menunjukkan, membuktikan, menggambarkan,
mengoperasikan, menjalankan, memprogramkan, mempraktikkan, dan
memulai.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
4. Menganalisis
Menganalisis adalah kemampuan memisahkan konsep ke dalam beberapa
komponen dan menghubungkan satu sama lain untuk memperoleh
pemahaman atas konsep tersebut secara utuh. Kategori kata kerja dalam
level menganalisis meliputi; mengkaji ulang, membedakan,
membandingkan, mengkontraskan, memisahkan, menghubungkan,
menunjukkan hubungan antara variabel, memecah menjadi beberapa
bagian, menyisihkan, menduga, mempertimbangkan, menata ulang,
mencirikan, mengubah struktur, melakukan pengetesan, mengintegrasikan,
mengorganisir, dan mengkerangkakan.
5. Mengevaluasi
Mengevaluasi adalah kemampuan menetapkan derajat sesuatu berdasarkan
norma, kriteria atau patokan tertentu. Kategori kata kerja dalam level
mengevaluasi meliputi; mengkaji ulang, mempertahankan, menyeleksi,
mengevaluasi, mendukung, menilai, menjustifikasi, mengecek,
mengkritik, memprediksi, membenarkan, dan menyalahkan.
6. Mencipta
Mencipta adalah kemampuan memadukan unsur-unsur menjadi sesuatu
bentuk baru yang utuh dan koheren, atau membuat sesuatu yang orisinil.
Kategori kata kerja dalam level mencipta meliputi; merakit, merancang,
menemukan, menciptakan, memperoleh, mengembangkan,
memformulasikan, membangun, membentuk, melengkapi, membuat
menyempurnakan, melakukan inovasi, mendisen, dan menghasilkan karya.
Dalam penelitian ini variabel yang digunakan oleh peneliti mencangkup dua
kemampuan, yaitu kemampuan mengingat dan kemampuan memahami.
Gambar 2.1 taksonomi bloom
(Sumber: https://1.bp.blogspot.com/Bloomtaxonomy-e1445435495371.jpg)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
2.1.1.7 Kemampuan Mengingat
Proses mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari
memori jangka panjang (Anderson & Krathwohl, 2010: 99). Kemampuan
mengingat adalah kemampuan menyebutkan kembali informasi atau pengetahuan
yang tersimpan dalam ingatan. Dalam kognitif Bloom, kemampuan mengingat
merupakan kemampuan yang paling rendah dan kemampuan dasar yang dimiliki
oleh siswa. Untuk mengakses pembelajaran siswa dalam kategori proses kognitif
yang paling sederhana ini, guru memberikan pertanyaan mengenali atau
mengingat kembali dalam kondisi yang sama persis dengan kondisi ketika siswa
belajar materi yang diujikan. Dengan demikian, pengetahuan mengingat adalah
kemampuan penting sebagai bekal untuk belajar yang bermakna dan
menyelesaikan masalah, karena pengetahuan tersebut dipakai dalam tugas-tugas
yang lebih kompleks (Anderson & Krathwohl, 2010: 103).
Proses mengingat dibagi menjadi dua aspek, yaitu (Anderson & Krathwohl, 2010:
100):
1. Mengenali adalah menempatkan pengetahuan dalam memori jangka
panjang yang sesuai dengan pengetahuan tersebut. Misalnya, mengenali
tanggal terjadinya peristiwa-peristiwa penting dalam sejarah Indonesia.
2. Mengingat adalah mengambil pengetahuan yang relevan dari memori
jangka panjang. Misalnya, mengingat kembali tanggal peristiwa-peristiwa
penting dalam sejarah Indonesia.
2.1.1.8 Kemampuan Memahami
Kemampuan memahami adalah kemampuan untuk mengkontruksi makna
atau pesan dari pembelajaran siswa baik bersifat lisan, tulisan, maupun grafis
(Anderson & Krathwohl, 2010: 105). Proses-proses kognitif dalam kategori
memahami meliputi:
1. Menafsirkan, yaitu proses mengubah kata-kata menjadi kata-kata lain.
2. Mencontohkan, yaitu proses menemukan contoh atau ilustrasi tentang
suatu konsep atau prinsip.
3. Mengklasifikasikan, yaitu proses melengkapi proses mencontohkan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
4. Merangkum, yaitu proses kognitif yang terjadi ketika siswa
mengemukakan satu kalimat yang mempresentasikan informasi yang
diterima.
5. Menyimpulkan, yaitu proses kognitif yang terjadi ketika siswa dapat
mengabstraksikan sebuah konsep atau prinsip yang menerangkan contoh-
contoh dengan cara mencermati ciri-ciri dari setiap contohnya kemudian
menghubungkannya.
6. Membandingkan, yaitu proses kognitif yang melibatkan proses mendeteksi
persamaan dan perbedaan antara dua atau lebih dari objek, peristiwa, ide,
masalah, dan situasi.
7. Menjelaskan, yaitu proses kognitif dengan membuat model sebab-akibat
dalam sebuah sistem.
2.1.1.9 Ilmu Pengetahuan Alam
Pada hakikatnya IPA dibangun atas dasar produk ilmiah, proses ilmiah,
dan sikap ilmiah. Selain itu, IPA dipandang sebagai proses, produk, dan prosedur
(Donosepoetro dalam Trianto, 2013: 137). Ilmu Pengetahuan Alam adalah suatu
usaha manusia dalam memahami alam semesta melalui pengamatan yang tepat
sasaran dengan cara menggunakan prosedur yang dijelaskan dengan penalaran,
sehingga mendapatkan suatu kesimpulan (Susanto, 2013: 167). Tujuan
pembelajaran IPA di Sekolah Dasar adalah supaya siswa memperoleh keyakinan
terhadap kebesaran Tuhan berdasarkan keberadaan, keindahan, dan keteraturan
alam ciptaan-Nya; siswa mengembangkan pengetahuan dan pemahaman konsep-
konsep IPA yang bermanfaat dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari;
siswa mengembangkan rasa ingin tahu, sikap positif, dan kesadaran tentang
adanya hubungan yang saling mempengaruhi IPA, lingkungan, teknologi, dan
masyarakat; siswa mengembangkan keterampilan proses untuk menyelidiki alam
sekitar, memecahkan masalah, dan membuat keputusan; meningkatkan kesadaran
siswa untuk berperan serta dalam memelihara, menjaga, dan melestarikan
lingkungan alam (Susanto, 2013: 171).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
2.1.1.10 Materi-materi Ilmu Pengetahuan Alam
1. Siklus air
Peristiwa siklus air merupakan peristiwa sehari-hari yang sering
tidak disadari oleh manusia. Siklus air menghasilkan air bersih yang
berguna untuk kehidupan manusia. Air adalah senyawa gabungan dua
atom hidrogen dengan satu atom oksigen menjadi H2O. Air telah menjadi
bagian penting dalam kehidupan sehar-hari, seperti untuk keperluaan
rumah tangga, keperluan industri, dan juga pertanian. Air yang kita pakai
untuk keperluan sehari-hari itu berasal dari berbagai sumber, yaitu air
yang berasal dari tetesan air hujan, air tanah, dan juga dari berbagai badan
air di bumi ini (Sulistiyowati, 2014: 52). Air berubah wujud secara
berulang-ulang tanpa kita sadari. Proses perubahan wujud air ini terjadi
dalam sebuah siklus yang disebut dengan siklus air. Siklus air adalah
proses yang didukung oleh energi matahari yang menggerakkan air,
lautan, langit, dan tanah.
Berikut ini adalah beberapa perubahan wujud air (Sulistiyowati,
2014: 52). (1) proses penguapan, terjadi dengan bantuan energi sinar
matahari dan angin. Akibat panas dari sinar matahari, air menguap
menjadi uap air; (2) proses pengembunan, terjadi saat uap air mengalami
pendinginan dan berubah menjadi titik-titik air atau kristal air. Saat inilah
partikel air membentuk awan; (3) proses presipitasi (pengendapan), terjadi
saat partikel air tersebut jatuh ke bumi dalam bentuk hujan; (4) air hujan
jatuh ke bumi. Sebagian air mengalir di permukaan tanah, sungai, laut, dan
danau. Unsur-unsur utama dalam siklus air (Sulistiyowati, 2014: 52), yaitu
evaporasi (penguapan dari badan air secara langsung), transpirasi
(penguapan air yang terkandung dalam tumbuhan), respirasi (penguapan
air dari tubuh hewan dan manusia), evapotranspirasi (perpaduan evaporasi
dan transpirasi), kondensasi (proses perubahan wujud uap air menjadi
titik-titik air sebagai hasil pendinginan), presipitasi (segala bentuk curahan
atau hujan dari atmosfer ke bumi yang meliputi hujan es, hujan air, dan
hujan salju), infiltrasi (air yang jatuh ke permukaan tanah dan meresap ke
dalam tanah), perkolasi (air yang meresap terus sampai kedalaman tertentu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
hingga mencapai air tanah atau ground water), dan run off (air yang
mengalir di atas permukaan tanah melalui parit, sungai, hingga menuju
laut).
2. Kekeringan
Kekeringan akan berdampak pada kehidupan manusia, tumbuhan, maupun
hewan. Kekeringan menyebabkan pepohonan mati dan tanah menjadi
gundul, sehingga akan mengakibatkan banjir ketika musim hujan (Noor,
2014: 163). Keadaan ini merupakan salah satu bencana yang berdampak
pada ketersediaan air di bumi. Apabila dicermati secara mendalam, bahaya
kekeringan berkaitan erat dengan kinerja manusia dalam mengelola dan
mempertahankan keberadaan hutan. Semakin sedikitnya hutan di suatu
wilayah, maka kekeringan akan selalu menghantui setiap musim kemarau
tiba (Sukandarrumidi, 2010: 170).
3. Hutan
Hutan adalah suatu kesatuan ekosistem yang berupa hamparan lahan yang
berisi sumber daya alam hayati yang didominasi pepohonan dalam
persekutuan alam lingkungannya, di mana satu dengan lainnya tidak dapat
dipisahkan (Kodoatie & Roestam, 2010: 219). Segala macam pepohonan
yang ada di hutan sangat berperan penting bagi kehidupan manusia. Hutan
berfungsi untuk menghasilkan berbagai komoditi seperti kayu, getah, dan
rotan; mengatur ketersediaan air di muka bumi; menyimpan air hujan di
mana air hujan akan diserap ke dalam tanah dan disimpan sebagai air
tanah; mengatur kesuburan tanah; mempengaruhi unsur-unsur klimatologis
seperti hujan, suhu, panas, matahari, angin, dan kelembaban; dan hutan
menjadi habitat bagi fauna dan flora.
4. Usaha Menjaga Ketersediaan Air di Bumi
Sumber daya air di bumi merupakan kebutuhan mutlak manusia. Manusia
perlu menjaga dan melestarikan air, agar ketersediaan air di bumi tetap
ada, sehingga dapat memenuhi kebutuhannya. Pelestarian sumber daya air
dapat dilakukan dengan cara tidak membuang sampah sembarangan,
menanam banyak pohon, dan menghemat air (Lintang, 2015: 297).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
2.1.2 Penelitian yang relevan
Sapitri dan Hartono (2015) melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mendeskripsikan keefektifan model pembelajaran kooperatif tipe STAD dan
Group Investigation serta manakah yang lebih efektif antara kedua model tersebut
ditinjau dari kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis siswa. Jenis
metode penelitian ini adalah penelitian eksperimen semu dengan rancangan
pretest-posttest non equivalent group design. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa dari perhitungan uji T Hotelling perolehan signifikan 0,559, karena
signifikansi yang diperoleh lebih dari 0,05 maka Ho diterima, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terdapat perbedaan keefektifan pembelajaran kooperatif
tipe STAD dan Group Investigation dalam pembelajaran dan keduanya sama
efektif.
Sari dan Eurika (2016) melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui peningkatan hasil belajar siswa kelas XI PHP 2 di SMK N 5 Jember
tahun 2014/2015 dengan menerapkan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation pada pokok bahasan Bioteknologi. Jenis penelitian yang digunakan
adalah Penelitian Tindakan Kelas (PTK). Hasil penelitian menunjukkan bahwa
hasil belajar kognitif mengalami peningkatan sebesar 28,16%. Hasil belajar
afektif mengalami peningkatan sebesar 29,02%, sedangkan hasil belajar
psikomotor mengalami peningkatan sebesar 10,42%, sehingga dapat disimpulkan
bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat
meningkatkan hasil belajar siswa kelas XI PHP 2 SMK N 5 Jember tahun ajaran
2014/2015.
Rabbianty (2014) melakukan penelitian yang bertujuan untuk
meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami mata kuliah English
Teaching and Learning Theories (ELT) dengan menerapkan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation. Jenis penelitian yang digunakan adalah
Penelitian Tindakan Kelas. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa kemampuan
pemahaman siswa terhadap materi mata kuliah ELT cenderung mengalami
peningkatan dalam setiap siklusnya dengan nilai rata-rata tes pra siklus adalah
45,29 dan pada siklus I menjadi 73,09 serta pada siklus II menjadi 79,00 dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
persentase ketuntasan pada siklus I adalah 82,29% dan pada siklus II adalah
88,23%
Raharjo (2012) melakukan penelitian yang bertujuan untuk meneliti
peningkatan kemampuan daya ingat melalui terapi kognitif pada anak slow
learner siswa Sekolah Dasar. Penelitian ini menggunakan jenis penelitian
eksperimen dengan menggunakan metode one group pretest-posttest design. Hasil
pengolahan data menunjukkan kooperatif beda t1.2 sebesar 2,535 dengan p
sebesar 0,021 (p < 0,05). Hal ini juga ditunjukkan dengan perbedaan rerata
keduanya, yaitu rerata posttest data kemampuan daya ingat siswa SD yang slow
learner sebesar 19,11 lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata pretest data
kemampuan daya ingat siswa SD yang slow learner sebesar 16,47 , sehingga
dapat disimpulkan bahwa adanya perbedaan kemampuan daya ingat sebelum dan
sesudah diberi perlakuan.
Pitoyo dan Waluyo (2014) melakukan penelitian yang bertujuan untuk
mengetahui perbedaan kemampuan menulis siswa yang mengikuti kelompok
model pembelajaran kelompok investigasi, akselrasi tim dan role play serta
menemukan pengaruh ketiga model pembelajaran tersebut terhadap keterampilan
menulis dari gaya kognitif. Jenis penelitian yang digunakan adalah eksperimental.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation lebih baik daripada akselrasi tim dan role play.
Simsek (2013) melakukan penelitian yang bertujuan untuk mengetahui
pengaruh model Group Investigation dan metode membaca menulis dalam
pembelajaran kooperatif pada pemahaman siswa terhadap psikologi sosial. Jenis
penelitian yang digunakan adalah eksperimen. Hasil yang diperoleh dari data
menunjukkan bahwa metode membaca-menulis-presentasi memiliki pengaruh
yang lebih positif terhadap peningkatan pengetahuan dan prestasi akademik siswa
dalam pelajaran psikologi sosial daripada model investigasi kelompok.
Dari berbagai penelitian yang telah dilakukan, kemampuan mengingat dan
memahami sangatlah penting dimiliki oleh setiap orang. Oleh karena itu,
pengashan tentang kemampuan mengingat dan memahami perlu diajarakan sejak
anak usia dini. Selain itu, terdapat juga penelitian-penelitian mengenai
keberhasilan dari penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
Investigation dalam kegiatan pembelajaran. Jadi peneliti akan melakukan
penelitian yang berbeda dalam melihat pengaruh kemampuan mengingat dan
memahami, yaitu dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation untuk anak SD melalui mata pelajaran IPA.
2.1.2.1 Skema Penelitian Yang Relevan
Gambar 2.2 Skema Literatur
2.2 Kerangka berpikir
Perkembangan anak bergantung pada interaksi anak dengan orang lain
dengan bahasa yang disediakan oleh kultur, sehingga membantu membentuk
pandangan dunia anak. Anak belajar melalui interaksi dengan orang dewasa dan
teman sebaya yang lebih mampu. Interaksi sosial mempengaruhi perubahan
Penelitian yang relevan
Kemampuan Mengingat & Kemampuan
Memahami
Rabbianty (2014)
GI & Lecturing – Kemampuan
Memahami
Sapitri & Hartono (2015)
STAD & GI – Berpikir kritis &
Komunikasi
Model Cooperative Learning tipe Group
Investigation
Raharjo (2012)
Terapi kognitif – Kemampuan
Mengingat
Sari & Herman (2014)
Group Investigation – Hasil Belajar
Simsek (2013)
GI & MMP – Kemampuan
Memahami psikologi sosial
Pitoyo & Herman (2014)
GI, Role Play, Akselrasi tim –
Kefektifan Keterampilan menulis
dari gaya kognitif
Yang perlu diteliti
Model Cooperative Learning tipe
Group Investigation – Kemampuan
Mengingat dan Kemampuan
Memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
pemikiran anak dan perilaku. Dalam perkembangan anak, perkembangan kognitif
anak terbagi dalam empat tahap, yaitu tahap sensorimotor, tahap praoperasional,
tahap operasional konkrit, dan tahap operasional formal. Siswa SD kelas V berada
pada tahap operasional konkret. Pada tahap ini, anak sudah harus mampu berpikir
logis, misalnya berpikir dengan logis tentang materi yang disampaikan oleh guru.
Untuk mendukung perkembangan kognitif pada anak diperlukan model
pembelajaran yang tepat. Model yang diduga tepat untuk digunakan dalam
pembelajaran yang sesuai dengan peningkatan perkembangan kognitif adalah
model koperatif tipe Group Investigation. Model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation adalah strategi belajar kooperatif yang menempatkan siswa
ke dalam kelompok untuk melakukan investigasi terhadap suatu topik. Melalui
langkah-langkah mengidentifikasikan topik dan mengatur siswa ke dalam
kelompok, merencanakan tugas yang akan dipelajari, melaksanakan investigasi,
menyiapkan laporan akhir, mempresentasikan laporan akhir, dan evaluasi.
Proses berpikir kognitif terbagi menjadi enam kategori, yaitu mengingat,
memahami, mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Masing-
masing kategori dibagi menjadi beberapa aspek yang lebih spesifik. Dalam
penelitian ini, peneliti memilih Proses berpikir kognitif aspek mengingat dan
memahami, karena kemampuan anak untuk mengingat dan memahami sangat
penting sebelum anak melanjutkan pembelajaran selanjutnya. Kemampuan
mengingat adalah mengambil pengetahuan yang dibutuhkan dari memori jangka
panjang. Kemampuan memahami adalah kemampuan mengkonstruksi makna dari
materi pembelajaran, termasuk apa yang di ucapkan, ditulis dan digambar oleh
guru.
Penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation sangat
baik untuk melatih proses kognitif mengingat anak, karena siswa memperoleh
pengetahuan dari aktivitas yang dilakukan. Proses kognitif memahami siswa juga
dapat terlatih, karena dengan melakukan aktivitas pembelajaran menggunakan
model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation siswa mampu
mengkonstruksikan makna dari pesan-pesan pembelajaran yang telah dilakukan.
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dipilih sebagai salah
satu model yang dapat mempengaruhi kemampuan kognitif mengingat dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
memahami. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation melibatkan
siswa secara aktif dan berpikir kritis untuk memecahkan masalah melalui
investigation. Untuk melihat ketercapaian pengaruh penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada pembelajaran IPA.
Pendidik merencanakan pembelajaran yang disesuaikan dengan karakteristik
siswa dan memfasilitasi siswa untuk membangun sendiri pengetahuannya. Hal
tersebut diharapkan dapat mempengaruhi kemampuan kognitif siswa dalam aspek
mengingat dan memahami. Jika model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation diterapkan, penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation akan berpengaruh terhadap kemampuan mengingat dan memahami.
2.3 Hipotesis Penelitian
2.3.1 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
berpengaruh terhadap kemampuan mengingat siswa kelas V SD Negeri
Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018.
2.3.2 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
berpengaruh terhadap kemampuan memahami siswa kelas V SD Negeri
Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
BAB III
METODE PENELITIAN
Pada Bab III ini membahas jenis penelitian, setting penelitian, populasi
dan sampel penelitian, variabel penelitian, teknik pengumpulan data, instrumen
penelitian, teknik penguji instrumen, dan teknik analisis data.
3.1 Jenis Penelitian
Jenis penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah quasi-
experimental design tipe pretest-posttest non equivalent group design (Cohen,
Manion, & Morrison, 2007: 283). Quasi experimental adalah penelitian
eksperimental yang tidak memberikan kontrol penuh terhadap variabel luar yang
mempengaruhi pelaksanaan eksperimen (Jhonson & Christensen, 2008: 319).
Dalam penelitian ini peneliti menggunakan quasi experimental, karena di dalam
dunia pendidikan tidak dimungkinkan untuk mengacak dan mengatur kelas yang
ada untuk mengambil sampel. Jenis penelitian quasi experimental menggunakan
kelompok kontrol, adanya treatment atau perlakuan, dan pemilihan sampel yang
tidak dilakukan secara random. Oleh karena itu, tipe pretest-posttest non
equivalent group design juga digunakan atas dasar pemilihan kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen yang tidak dilakukan secara random. Pertama-tama
dilakukan pengukuran, lalu dikenakan perilaku untuk jangka waktu tertentu.
Jenis penelitian ini menggunakan kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen dalam penelitian. Kedua kelompok diberi pretest untuk mengetahui
pemahaman materi sebelum diberi perlakuan atau treatment. Setelah kemampuan
awal siswa diketahui, kelompok kontrol diberikan perlakukan dengan
menggunakan model pembelajaran biasa atau ceramah dalam pembelajaran yang
berlangsung. Sedangkan kelompok eksperimen diberi perlakuan dengan
menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dalam
pembelajaran yang berlangsung. Setelah diberi perlakuan, selanjutnya kedua
kelompok diberi posttest yang bertujuan untuk mengetahui tingkat penguasaan
siswa dalam memahami materi penting yang diajarkan oleh guru (Sudjono, 2011:
70). Dalam penelitian ini pengaruh kausal perlakuan dihitung dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
menggunakan tiga langkah berikut (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 276),
yaitu (1) pada kelompok eksperimen, skor posttest dikurangi skor pretest, (2) pada
kelompok kontrol, skor posstest dikurangi skor pretest, (3) hasil hitungan dari
langkah I dikurangi hasil hitungan dari langkah II. Dengan mengadaptasi rumus
dari Campbell dan Stanley (1963), pengaruh perlakuan diperlihatkan sebagai
berikut (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 276-277).
Jika hasilnya lebih besar dari nol, maka ada pengaruh perlakuan. Desain
penelitian yang digunakan adalah sebagai berikut.
Gambar 3.1 Desain Penelitian (Sumber: Sugiyono, 2012: 79)
Keterangan:
O1 = Rerata skor pretest pada kelompok eksperimen
O2 = Rerata skor posttest pada kelompok eksperimen
O3 = Rerata skor pretest pada kelompok kontrol
O4 = Rerata skor posttest pada kelompok kontrol
X = Perlakuan (treatment) penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation
Garis putus-putus pada gambar desain penelitian menunjukkan bahwa cara
penentuan kelompok eksperimen dan kelompok kontrol tidak menggunakan cara
random, tetapi dengan mengambil kelas klasik yang sudah ada (Cohen, Manion,
& Morrison, 2007: 283). Selain itu, garis putus-putus berfungsi sebagai pemisah
antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen yang disebut dengan quasi-
experimental design tipe pretest-posttest non equivalent group design (Cohen,
Manion, & Morrison, 2007: 283). Dalam penelitian ini, pembelajaran pada
kelompok eksperimen menggunakan model pembelajaran (inovatif), yaitu model
Eksperimental O1 X O2
----------------------
Kontrol O3 O4
(O2 – O1) – (O4 – O3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dan pada kelompok kontrol
menggunakan model klasik, yaitu ceramah (dianggap sebagai non-treatment).
3.2 Setting Penelitian
3.2.1 Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilakukan di SD Negeri Condongcatur yang beralamatkan di
Jl. Kaliurang Km. 6,5 Condongcatur, Kecamatan Depok, Kabupaten Sleman,
Daerah IstimewaYogyakarta. Lokasi SD N Condongcatur sangat strategis, karena
berada di dekat jalan raya yang tidak jauh dari keramaian kota. SD N
Condongcatur mempunyai kelas pararel yang berjumlah 12 kelas. Jumlah siswa di
SD N Condongcatur pada tahun ajaran 2016/2017 adalah 384 siswa. Peneliti
memilih SD N Condongcatur sebagai tempat penelitian, karena meskipun sekolah
ini memiliki fasilitas yang kurang dalam mendukung proses belajar mengajar,
namun tak menyurutkan semangat belajar dan prestasi-prestasi yang diraihpun
banyak. Prestasi yang diraih adalah prestasi akademik maupun non akademik.
Lokasi penelitian ini bertujuan untuk mengendalikan ancaman validitas internal
penelitian berupa lokasi.
3.2.2 Waktu Penelitian
Penelitian ini dilakukan pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018.
Dimulai dari bulan Agustus sampai dengan bulan September. Penelitian
dilakukan selama dua minggu untuk mengendalikan ancaman terhadap validitas
penelitian berupa sejarah, maturasi, dan mortalitas. Berikut adalah jadwal kegiatan
penelitian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Tabel 3.1. Jadwal Pengambilan Data
Kelompok Hari/Tanggal Alokasi
waktu
Kegiatan
Kontrol
Kamis, 31 Agustus 2017
2 x 35
menit
Mengerjakan pretest
Selasa, 5 September 2017 Pertemuan I (Proses terjadinya hujan)
Rabu, 6 September 2017 Pertemuan II (Siklus air)
Kamis, 7 September 2017 Pertemuan III (Faktor dan dampak siklus air)
Sabtu, 9 September 2017 Pertemuan IV (Erosi tanah)
Senin, 11 September 2017 Mengerjakan Posttest I
Selasa, 19 September 2017 Mengerjakan Posttest II
Eksperimen
Kamis, 31 Agustus 2017
2 x 35
menit
Mengerjakan Pretest
Selasa, 5 September 2017 Pertemuan I (Proses terjadinya hujan)
Rabu, 6 September 2017 Pertemuan II (Siklus air)
Kamis, 7 September 2017 Pertemuan III (Faktor dan dampak siklus air)
Sabtu, 9 September 2017 Pertemuan IV (Erosi tanah)
Senin, 11 September 2017 Mengerjakan Posttest I
Senin, 18 September 2017 Mengerjakan Posttest II
3.3 Populasi dan sampel
3.3.1 Populasi
Populasi adalah kelompok yang lebih besar dimana salah satu harapannya
adalah untuk mengaplikasikan hasil (Fraekel, Wallen, & Hyun, 1932: 91). Dalam
penelitian, populasi bisa saja ditetapkan sebagai sebuah kelompok kelas, sekolah,
atau fakultas. Populasi yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh
siswa kelas V SD N Condongcatur, Yogyakarta tahun ajaran 2017/2018 dengan
jumlah siswa 56 orang.
3.3.2 Sampel
Sampel adalah kelompok yang lebih kecil atau bagian dari suatu kelompok
(Choen, Manion, & Morrison, 2007: 100). Kelompok kontrol merupakan
kelompok yang tidak mendapatkan treatment (perlakuan), sedangkan kelompok
eksperimen merupakan kelompok yang mendapatkan treatment (perlakuan)
berupa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan convenience sampling.
Teknik convenience sampling merupakan penelitian sampel yang biasa digunakan
untuk penelitian pendidikan dengan menggunakan kelas yang tersedia, karena
keterbatasan administrasi untuk memilih secara acak (Best & Kahn, 2006: 18).
Dalam penelitian ini, peneliti mengambil sampel kelas VB sebagai kelompok
eksperimen dengan jumlah 27 siswa dan kelas VA sebagai kelompok kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
dengan jumlah 29 siswa. Kondisi ini untuk mengendalikan ancaman terhadap
validitas penelitian berupa implementasi dan difusi treatment.
3.4 Variabel Penelitian
Variabel adalah suatu konsep atau gagasan yang difokuskan oleh peneliti
menjadi sebuah objek penelitian yang ingin diteliti (Cohen, Manion, & Morrison,
2007: 504). Jenis variabel yang digunakan dalam penelitian ini, yaitu variabel
independen dan variabel dependen. Kedua variabel tersebut digunakan, karena
sesuai dengan jenis penelitian eksperimen yang bertujuan untuk melihat suatu
pengaruh.
3.4.1 Variabel Independen
Independent variabel atau variabel bebas adalah variabel stimulus atau
variabel yang mempengaruhi variabel lain (Sarwono, 2006: 54). Variabel
Independen merupakan variabel yang variabelnya diukur, dimanipulasi, atau
dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang
diobservasi. Variabel independen dalam penelitian ini adalah model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation. Model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation yang digunakan terdiri dari enam langkah, yaitu
mengidentifikasikan topik dan mengatur siswa ke dalam kelompok, merencakan
tugas yang akan dipelajari, melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan akhir,
mempersentasikan laporan akhir, dan evaluasi.
3.4.2 Variabel Dependen
Dependent variabel atau variabel tergantung adalah variabel yang
memberikan reaksi atau respon jika dihubungkan dengan variabel independen
(Sarwono, 2006: 54). Variabel dependen merupakan variabel yang variabelnya
diamati dan diukur untuk menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel
independen. Variabel dependen dalam penelitian ini adalah kemampuan
mengingat dan memahami. Kemampuan mengingat terdiri dari dua aspek, yaitu
mengenali dan mengingat kembali. Kemampuan memahami terdiri dari tujuh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
aspek, yaitu menafsirkan, mencontohkan, mengklarifikasi, merangkum,
menyimpulkan, membandingkan, dan menjelaskan.
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 3.2 Variabel Penelitian
3.5 Teknik Pengumpulan Data
Penelitian ini menggunakan teknik pengumpulan data dengan teknik tes.
Teknik tes adalah teknik yang digunakan untuk mengukur ada atau tidaknya serta
besarnya kemampuan dasar dan pencapaian subjek yang diteliti (Arikunto, 2010:
266). Bentuk tes yang digunakan untuk mengumpulkan data adalah tes essai. Tes
essai adalah tes yang memberi kesempatan kepada siswa untuk
mengorganisasikan jawabannya secara bebas sesuai dengan kemampuannya
dengan menggunakan bahasanya sendiri atas sejumlah item yang relatif kecil dan
tuntunan jawaban yang benar, relevan, lengkap, tekstur, dan jelas (Masidjo, 2010:
46). Betuk tes essai dipilih, karena tes essai tepat untuk menilai proses berpikir
yang melibatkan aktivitas kognitif tingkat tinggi dan tidak semata-mata hanya
mengingat dan memahami fakta atau konsep saja, tes essai memaksa siswa untuk
mengemukakan jawabannya ke dalam bahasa yang runtut sesuai dengan gayanya
sendiri, dan bentuk tes essai mudah disusun (Nurgiantoro, 2010: 118).
Pengumpulan data ini dilakukan dengan memberikan soal essai yang sama
melalui pretest-posttest terhadap kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Pretest dilakukan untuk mengukur kemampuan awal siswa pada kedua kelompok.
Setelah diperoleh data pretest, kelompok eksperimen diberikan perlakuan
(treatment) dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation. Sedangkan kelompok kontrol tidak diberi perlakuan (treatment)
khusus. Selanjutnya kelompok kontrol dan kelompok eksperimen diberi posttest.
Posttest diberikan untuk mengukur ada tidaknya pengaruh dari perlakuan atau
Group Investigation Kemampuan Mengingat
Kemampuan Memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
treatment yang diberikan pada kelompok eksperimen dengan yang tidak diberi
perlakuan pada kelompok kontrol. Proses pengumpulan data pada penelitian
eksperimen dilakukan dalam waktu dua minggu untuk menghindari bias
(Krathwohl, 2004: 547). Teknik pengumpulan data dilakukan untuk
mengendalikan ancaman validitas internal penelitian yang berupa sejarah,
maturasi, mortailtas, pengujian, dan instrumentasi.
Tabel 3.2 Pemetaan Instrumen Penelitian
No Kelompok Variabel Pengukuran data Instrumen
1. Kontrol (VA)
Eksperimen (VB) Mengingat
Pretest Soal essai
(nomor 1a, 1b, 1c)
Posttest Soal essai
(nomor 1a, 1b, 1c)
2. Kontrol (VA)
Eksperimen (VB) Memahami
Pretest Soal essai
(nomor 2a, 2b, 2c)
Posttest Soal essai
(nomor 2a, 2b, 2c)
3.6 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan
data penelitian (Sanjaya, 2013: 47). Benar tidaknya data tergantung dari baik
tidaknya instrumen pengumpulan data (Indrawan, 2014: 112-113). Penelitian ini
menggunakan jenis instrumen penelitian bentuk tes. Peneliti membuat instrumen
penelitian dengan menggunakan 18 soal essai untuk mengukur kemampuan
kognitif, yaitu 3 (1a,1b,1c) soal kemampuan mengingat, 3 (2a,2b,2c) soal
kemampuan memahami, 3(3a,3b,3c) soal kemampuan mengaplikasi, 3 (4a,4b,4c)
soal kemampuan menganalisis, 3 (5a,5b,5c) soal kemampuan mencipta, dan 3
(6a,6b,6c) soal kemampuan mengevaluasi. Soal essai diambil dari materi IPA
kelas V tentang siklus air. Peneliti hanya menggunakan enam soal yang digunakan
sebagai instrumen untuk mengukur kemampuan mengingat dan memahami, yaitu
soal 1a, 1b, dan 1c untuk mengukur kemampuan mengingat dan 2a, 2b, dan 2c
untuk mengukur kemampuan memahami. Melalui proses expert judgement yang
dilakukan oleh dosen ahli IPA, Indikator yang digunakan dalam matriks pada
kemampuan mengingat dan memahami muncul dan digunakan. Ketiga indikator
dalam masing-masing kemampuan dipilih atas dasar saran dari hasil expert
judgement yang disesuaikan dengan anak Sekolah Dasar. Berikut matriks
pengembangan instrumen pada penelitian ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
Tabel 3.3 Matriks Pengembangan Instrumen
No. Variabel Elemen Indikator No.
Item Soal
1. Mengingat
Mengenali Mengenali perubahan wujud air 1a
Mengidentifikasi Mengidentifikasi faktor utama pengaruh
terjadinya siklus air
1b
Mengingat kembali Mengingat kembali cara menjaga
kelestarian sumber air bersih
1c
2. Memahami
Menjelaskan Menjelasakan sebab terjadinya
kekeringan
2a
Mencontohkan Memberi contoh dampak negatif
terjadinya kekeringan
2b
Menyimpulkan Menyimpulkan mengapa air di permukaan
bumi tidak pernah akan habis.
2c
Instrumen yang sama digunakan untuk pretest dan posttest untuk mengendalikan
ancaman terhadap validitas internal penelitian berupa instrumentasi.
3.7 Teknik Penguji Instrumen
Pengujian instrumen bertujuan untuk mendapatkan instrumen yang valid
dan reliabel. Pengujian instrumen di dalamnya meliputi uji validitas dan uji
reliabilitas. Teknik Penguji Instrumen dilakukan untuk mengendalikan ancaman
validitas internal penelitian berupa pengujian dan instrumentasi.
3.7.1 Uji Validitas
Validitas suatu tes adalah taraf sampai di mana suatu tes mampu
mengukur apa yang seharusnya diukur (Masidjo, 2010: 242). Uji validitas
digunakan untuk mengukur sah atau valid tidaknya suatu kuisioner. Suatu
kuisioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuisioner mampu untuk
mengungkapkan sesuatu yang akan diukur oleh kuisioner tersebut (Ghozali, 2006:
44). Validitas instrumen yang berupa tes harus memenuhi construct validity
(validitas konstruksi) dan content validity (validitas isi) (Sugiyono, 2012: 123).
Oleh karena itu, validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah content
validity (validitas isi), face validity (validitas muka), dan construct validity
(validitas konstruk).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
3.7.1.1 Validitas Permukaan
Validitas muka adalah proses peninjauan instrumen secara sepintas dan
sederhana atau penilaian instrumen dari sisi muka tanpa kriteria yang mendalam
(Azwar, 2007). Validitas muka pada penelitian ini akan digunakan untuk
memvalidasi instrumen soal dan perangkat pembelajaran.Validasi permukaan
dilakukan oleh satu guru IPA SMK Sanjaya dan satu guru kelas V SD BOPKRI
Karanggumuk. Hasil validasi instrumen soal teruji kelayakan instrumen kategori
“Layak dengan perbaikan kecil”. Soal nomor 1 dari kedua validator mendapatkan
skor rerata 3,5; 3,5; 4, sedangkan untuk soal nomor 2 memperoleh skor rata-rata
4; 4; 3. Rerata skor dari validator 1 untuk semua variabel, yaitu 3,5. Rerata skor
dari validator 2 untuk semua variabel, yaitu 3,83. Hal tersebut berarti bahwa
validator 1 memberikan penilaian dalam kategori instrumen penelitian layak
diimplementasikan dengan perbaikan kecil, sedangkan validator 2 memberikan
penilaian dalam kategori instrumen penelitian layak diimplementasikan dengan
perbaikan kecil. (lihat Lampiran 3.4.1)
3.7.1.2 Validitas Isi
Sebuah tes memiliki validitas isi apabila mampu mempresentasikan tujuan
pembelajaran dengan menggunakan materi yang sesuai dengan bidang yang
bersangkutan (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 162). Validitas isi merupakan
validitas yang menunjukkan sejauh mana isi suatu tes dapat mengukur hal yang
mau diukur (Azwar, 2007). Validitas isi dicapai dengan penlilaian profesional dari
para ahli atau expert judgement (Cohen, Manion, & Morrison, 2007: 162).
Validitas isi pada penelitian ini digunakan untuk memvalidasi instrumen
pembelajaran. Dalam penelitian ini validitas isi diperoleh dari pendapat ahli
materi, yaitu seorang dosen dari jurusan pendidikan biologi. Hasil uji validasi
yang dilakukan oleh dosen menunjukkan bahwa soal nomor 1 mendapatkan skor
rerata 2,67 sedangkan soal nomor 2 mendapatkan skor rerata 2,67, sehingga rerata
skor dari validator untuk semua variabel, yaitu 2,67. Instrumen ini termasuk
dalam kategori “Layak dengan perbaikan kecil”. (lihat Lampiran 3.4.2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
3.7.1.3 Validitas Konstruk
Validitas kontruk pada penelitian yang akan dilakukan ini untuk soal
keamampuan mengingat dan memahami yang akan dilakukan dengan uji empiris.
Uji empiris dilakukan pada minimal 30 responden agar mendapatkan distribusi
data normal (Field, 2009: 42). Setelah diuji soal dihitung validitasnya
menggunakan rumus korelasi Pearson jika distribusi data normal dan Spearman
jika distribusi data tidak normal. Rumus tersebut digunakan, karena data berupa
interval yang diberi skor 1 sampai 4 (Field, 2009: 177). Kriteria yang digunakan
adalah jika harga p < 0,05 maka suatu item dikatakan valid, sedangkan jika harga
p > 0,05 maka item tersebut dikatakan tidak valid (Field, 2009: 177-178). Untuk
uji pretest I peneliti mengujikan soal penelitian pada siswa kelas V SD Pangudi
Luhur Muntilan dengan jumlah siswa 37 orang untuk memperoleh data validitas
konstruk. Adapun alasan peneliti memilih SD Pangudi Luhur Muntilan sebagai
sampel penelitian, karena SD Pangudi Luhur Muntilan memiliki akreditasi A
sama seperti SD Negeri Condongcatur Yogyakarta, SD Pangudi Luhur Muntilan
memiliki kelas pararel, SD Pangudi Luhur Muntilan menerapkan kurikulum 2013
sama seperti SD Negeri Condongcatur Yogyakarta. Meskipun SD Pangudi Luhur
Muntilan berada di tengah pinggiran, namun kualitas dan prestasinya tidak kalah
saing dengan SD Negeri Condongcatur Yogyakarta. Berikut adalah hasil uji
validitas instrumen penelitian.
Tabel 3.4 Hasil Uji Validitas Instrumen Aspek Mengingat dan Memahami
Variabel Aspek rtabel rhitung p Keterangan
Mengingat
Mengenali 0,329 0,761 0,000 Valid
Mengidentifikasi 0,329 0,651 0,000 Valid
Mengingat Kembali 0,329 0,661 0,000 Valid
Memahami
Menjelaskan 0,329 0,676 0,000 Valid
Mencontohkan 0,329 0,550 0,000 Valid
Menyimpulkan 0,329 0,622 0,000 Valid
Tabel tersebut menunjukkan bahwa harga p < 0,05 pada semua variabel,
maka semua soal dapat dinyatakan valid. Penelitian ini merupakan penelitian
kolaboratif dengan enam kemampuan kognitif B. S. Bloom yang dujikan secara
bersama. Enam kemampuan tersebut adalah mengingat, memahami,
mengaplikasi, menganalisis, mengevaluasi, dan mencipta. Meskipun demikian,
peneliti hanya fokus pada variabel mengingat dan memahami.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
3.7.2 Reliabilitas
Suatu instrumen memiliki reliabilitas jika memberikan ketepatan hasil atau
konsistensi dari waktu ke waktu dan dari responden yang sama (Cohen, Manion,
& Morrison, 2007: 146). Reliabilitas adalah alat untuk mengukur suatu kuisioner
yang merupakan indikator dari variabel atau konstruk (Ghozali, 2009: 45). Suatu
kuesioner dikatakan reliabel atau konsisten jika jawaban seseorang terhadap
pernyataan adalah konsisten atau stabil dari waktu ke waktu (Ghozali, 2009: 45).
Penelitian ini menggunakan soal bentuk essai sebagai instrumen pengumpulan
data. Pemberian skor pada jawaban pernyataan essai dengan menggunakan
rentang skor 1 sampai dengan 4, berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Nunnally (dalam Ghozali, 2009: 46) menjelaskan bahwa suatu konstruk dikatakan
reliabel jika harga Alpha Cronbach > 0,60.
Tabel 3.5 Kriteria Koefisien Reliabilitas
Koefisien Korelasi Kualifikasi
0,91 – 1,00 Sangat Tinggi
0,71 – 0,90 Tinggi
0,41 – 0,70 Cukup
0,21 – 0,40 Rendah
Negatif – 0,20 Sangat Rendah
Perhitungan uji reliabilitas dilakukan dengan program komputer IBM SPSS
statistic 22 dengan rumus Alpha Cronbach, hasilnya sebagai berikut.
Tabel 3.6 Hasil Uji Reliabilitas
Alpha Cronbach Kualifikasi
Uji Reliabilitas Instrumen 0,713 Tinggi
Tabel menunjukkan hasil uji reliabilitas instrumen penelitian berdasarkan
hasil perhitungan diperoleh reliabilitas dari keenam variabel yang valid memiliki
nilai Alpha Cronbach > 0,60 yaitu sebesar 0,713. Nilai Alpha Cronbach
menunjukkan kualifikasi tinggi, sehingga instrumen soal tersebut dapat dikatakan
reliabel atau konsisten dan layak diterapkan dalam penelitian.
3.8 Teknik Analisis Data
Analisis data dilakukan untuk menghitung data agar dapat disajikan secara
sistematis dan memperoleh interpretasi data (Priyatno, 2012: 1). Analisis data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
merupakan kegiatan setelah data dari seluruh responden atau sumber lain
terkumpul. Data dianalisis menggunakan analisis nonparametrik yang
mempertimbangkan distribusi data untuk mengetahui apakah data terdistribusi
normal atau tidak (Priyatno, 2012: 11). Teknik analisis data pada penelitian ini
menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan
tingkat kepercayaan 95%.
3.8.1 Uji Perlakuan Pengaruh
Sebelum melakukan langkah-langkah analisis statistik untuk menguji
hipotesis penelitian, diperlukan langkah-langkah pengujian awal untuk
memastikan syarat-syarat yang harus dipenuhi terlebih dahulu guna menentukan
jenis-jenis uji statistik yang sesuai untuk pengujian selanjutnya. Untuk itu
dilakukan uji asumsi berupa uji normalitas distribusi data, uji homogenitas varian,
dan uji perbedaan kemampuan awal.
3.8.1.1 Uji Asumsi
1. Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui apakah
distribusi data normal atau tidak dan untuk menetukan jenis statistik yang
digunakan dalam menganalisis data selanjutnya (Field, 2009: 144). Jika distribusi
data normal, maka teknik uji statistik selanjutnya menggunakan statistik
parametrik misalnya dengan independent samples t-test untuk data tidak
berpasangan atau paired samples t-test untuk data berpasangan (Field, 2009: 326).
Jika distribusi data tidak normal, maka teknik uji statistik selanjutnya
menggunakan statistik nonparametrik misalnya dengan Mann-Whitney U-test
untuk data tidak berpasangan atau Wilcoxon untuk data berpasangan (Field, 2009:
345). Untuk uji normalitas distribusi data digunakan Kolmogorov-Smirnov test
dengan hipotesis statistik sebagai berikut.
Hnull : Tidak ada deviasi dari normalitas
Hi: Ada deviasi dari normalitas
Kriteria yang digunakan untuk mengetahui normalitas distribusi data adalah
sebagai berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
Jika harga p < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Dengan kata lain, distribusi
data tidak normal.
Jika harga p > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain, distribusi
data normal.
Untuk uji normalitas distribusi data, data diambil dari seluruh skor pretest,
posttest I, posttest II, dan selisih pretest-posttest I dari kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Tujuannya untuk mengendalikan ancaman terhadap
validitas internal penelitian berupa maturasi.
2. Uji Homogenitas Varian
Uji homogenitas varian dilakukan untuk memastikan apakah skor rerata dua
kelompok yang dibandingkan memiliki varian yang homogen. Kondisi yang ideal
adalah jika variannya homogen. Pengujian ini diperlukan terutama untuk
penggunaan statistik parametrik untuk data yang tidak berpasangan, yaitu
independent samples t test. Teknik pengujian homogenitas varian menggunakan
Levene’s test (Field, 2009: 340). Jika varian homogen, data yang digunakan
adalah data pada baris pertama dalam analisis output SPSS pada independent
samples t test yang sebaris dengan keterangan equal variances assumed dan jika
varian tidak homogen, data yang digunakan adalah data pada baris kedua dengan
keterangan equal variances non assumed. Hipotesis statistiknya adalah sebagai
berikut.
Hnull : Tidak ada perbedaan varian yang signifikan antara rerata (skor pretest
dan selisih pretest-posttest I) kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hi: Ada perbedaan varian yang signifikan antara rerata (skor pretest dan
selisih pretest-posttest I) kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk mengetahui homogenitas varian adalah sebagai
berikut.
Jika harga p < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima. Artinya, ada perbedaan
varian yang signifikan. Dengan kata lain, varian kedua kelompok tersebut tidak
homogen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
Jika harga p > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya, tidak ada perbedaan
varian yang signifikan. Dengan kata lain, varian kedua kelompok tersebut
homogen.
Untuk uji homogenitas varian, data diambil dari skor pretest dan selisih pretest-
posttest I dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
3.8.1.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji ini dilakukan dengan cara menguji rerata skor pretest kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui apakah
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang
sama atau berbeda terhadap kemampuan mengingat dan memahami, sehingga
dapat dibandingkan hasilnya. Jika data pretest yang diuji berasal dari dua
kelompok yang berbeda distribusi datanya normal, maka dapat menggunakan uji
kemampuan awal statistik parametrik independent samples t-test (Filed, 2009:
326). Sedangkan jika distribusi data tidak normal, maka uji kemampuan awal
menggunakan statistik nonparametrik Mann-Whitney U-test (Filed, 2007: 345).
Sebelum melakukan analisis, dilakukan uji asumsi untuk memeriksa homogenitas
varians dengan melihat harga Sig. Levene’s test. Jika harga Sig. Levene’s test <
0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians dari kedua data yang dibandingkan,
namun jika harga Sig. Levene’s test > 0,05 maka terdapat homogenitas varians
dari kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150).
Analisis statistik dilakukan dengan program komputer IBM SPSS statistics
22 for Windows dengan tingkat kepercayaan 95%. Analisis data uji perbedaan
kemampuan awal (pretest) menggunakan hipotesis statistik sebagai berikut.
Hi : ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol dan
skor pretest kelompok eksperimen.
Hnull : tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor pretest kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen.
Pengambilan keputusan untuk menyimpulkan uji perbandingan yaitu, jika p >
0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Hal ini berarti tidak ada perbedaan yang
signifikan pada hasil pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen,
sehingga kedua pretest memiliki kemampuan awal yang sama. Sedangkan jika p
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
< 0,05 Hnull ditolak dan Hi diterima. Hal ini berarti adanya perbedaan yang
signifikan antara pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga
kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang tidak sama (Santosa, 2012:
100). Kondisi yang ideal bagi dua kelompok adalah ketika kedua kelompok tidak
memiliki perbedaan yang signifikan atau memiliki kemampuan awal yang sama,
sehingga kedua kelompok memiliki titik pijak yang sama untuk dilakukan
perbandingan. Tujuannya untuk mengendalikan ancaman terhadap validitas
internal penelitian berupa pengujian.
3.8.1.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terhadap
kemampuan mengingat dan memahami. Dalam uji signifikansi digunakan rumus
(O2 – O1) – (O4 – O3) untuk menguji. Uji ini diperoleh dengan cara mengurangkan
rerata selisih skor posttest I ke pretest pada kelompok kontrol dengan rerata
selisih skor posttest I ke pretest pada kelompok eksperimen (Cohen, 2007: 277).
Data yang terdistribusi normal dianalisis menggunakan Independent samples t-
test, sedangkan data yang terdistribusi tidak normal dianalisis menggunakan
Mann-Whitney Test. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut.
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest I-pretest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest I-pretest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai berikut
(Santosa, 2012: 256). Jika harga p > 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak yang
artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor posttest I - pretest
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain penggunaan
model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation tidak berpengaruh secara
signifikan terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Sedangkan jika harga
p < 0,05 maka Hnull ditolak dan Hi diterima yang artinya ada perbedaan yang
signifikan antara selisih skor posttest I - pretest kelompok kontrol dan kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
eksperimen. Dengan kata lain penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan
mengingat dan memahami. Tujuannya untuk mengendalikan ancaman terhadap
validitas internal penelitian berupa difusi treatment.
3.8.1.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Uji besar pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dapat diketahui dengan mencari
effect size. Effect size adalah suatu ukuran objektif dan terstandarisasi untuk
mengetahui besarnya efek yang dihasilkan (Field, 2009: 56-57). Kriteria untuk
menentukan besarnya efek adalah sebagai berikut (Field, 2009: 179).
Tabel 3.7 Kriteria Besar Pengaruh Perlakuan
r (effect size) Kategori Persentase
0,10 Kecil Setara dengan 1% pengaruh perlakuan
0,30 Menengah Setara dengan 9% pengaruh perlakuan
0,50 Besar Setara dengan 25% pengaruh perlakuan
Untuk mengetahui persentase pengaruh perlakuan dapat menghitung
koefisien determinasi (R2) dengan cara mengkuadratkan harga r (harga koefisien
korelasi pearson yang didapatkan) lalu dikalikan 100%. Jika distribusi data
normal, maka uji besar pengaruh dihitung dengan menggunakan rumus (Field,
2009: 57).
Keterangan:
r = besar pengaruh (effect size) perilaku dengan menggunakan koefisien
korelasi pearson.
t = harga uji t
df = harga derajat kebebasan (degree of freedom)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
Jika distribusi data tidak normal, maka uji besar pengaruh dihitung dengan
menggunakan rumus effect size sebagai berikut (Field, 2009: 332).
r = besar pengaruh (effect size)
Z = harga konversi dari standar deviasi (diperoleh dari perhitungan non
parametrik program SPSS).
N = jumlah total responden (dalam hal ini 2 x jumlah siswa).
3.8.2 Analisis Lebih Lanjut
3.8.2.1 Uji Persentase Peningkatan rerata Pretest ke posttest I
Analisis perhitungan dilakukan dengan mengambil data rerata skor pretest
dan posttest I pada uji normalitas distribusi data dengan menggunakan
Kolmogorov-Smirnov test. Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest dan
posttest I dilakukan untuk mengetahui persentase besar pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation yang dilihat dari peningkatan
rerata pretest ke posttest I. Besar persentase peningkatan rerata pretest ke posttest
I dapat dihitung dengan menggunakan rumus sebagai berikut.
Gambar 3.3 Rumus Besar Persentase Peningkatan Pretest-Posttest I
Untuk mengetahui persentase selisih skor pretest-posttest I (gain score) dapat
dihitung menggunakan rumus:
Gambar 3.4 Rumus Gain Score
Grafik poligion pada gain score menunjukkan perbandingan yang tepat pada
rerata antara kelompok eksperimen dan kelompok kontrol (Fraenkel, 2012: 250-
251). Frekuensi gain score diambil kurang lebih 50% dari skor tertinggi selisih
pretest-posttest I dari kedua kelompok, yaitu kelompok eksperimen dan kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
kontrol. Uji persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk
mengendalikan ancaman validitas internal penelitian berupa karakteristik subjek.
3.8.2.2 Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest 1
Jika data yang diuji berasal dari dua kelompok yang sama, maka
digunakan uji statistik paired samples t-test jika data terdistribusi normal,
sedangkan menggunakan uji statistik Wilcoxon jika data terdistribusi tidak normal
(Field, 2009: 345). Uji signifikansi ini dilakukan supaya mengetahui apakah ada
peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok
eksperimen dan kelompok kontrol. Analisis statistik dilakukan dengan
menggunakan program komputer IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan
tingkat kepercayaan 95%. Berikut ini adalah kriteria yang digunakan untuk
menolak Hnull jika harga p < 0,05 (Filed, 2009: 53). Hipotesis statistiknya adalah
sebagai berikut:
Hi : Ada perbedaan yang signifikan antara selisih pretest dan posttest I pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Hnull : Tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih pretest ke posttest I
yang ada pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
Kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan, yaitu jika harga p < 0,05 Hnull
ditolak dan Hi diterima yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor
pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen, sehingga
terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I. Sedangkan
jika harga p > 0,05 Hnull diterima dan Hi ditolak yang artinya tidak ada perbedaan
yang signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen, sehingga tidak terdapat peningkatan skor yang signifikan
dari pretest ke posttest I. Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest 1
dilakukan untuk mengendalikan ancaman validitas internal penelitian berupa
karakteristik subjek.
3.8.2.3 Uji Korelasi Rerata Pretest ke Posttest I
Uji korelasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi antara rerata
pretest dan posttest I positif dan signifikan. Positif, yaitu semakin tinggi pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
semakin tinggi pula posttest I, sedangkan signifikan, yaitu hasil skor korelasi
tersebut dapat digeneralisasi pada populasi. Untuk menghitung uji korelasi skor
pretest dan posttest I menggunakan rumus bivariate correlations, sehingga dapat
diketahui korelasi antara dua variabel. Apabila data tidak terdistribusi normal,
maka digunakan statistik analisis non-parametrik, yaitu rumus Spearman’s
correlations coefficient (Field, 2009: 179). Sedangkan apabila data terdistribusi
normal, maka digunakan analisis statistik dengan rumus bivariate correlation
coefficients, yaitu Pearson’s correlation coefficient (Field, 2009: 177). Dengan
tingkat kepercayaan 95%. Hipotesis statistiknya adalah sebagai berikut (Field,
2009: 181):
Hii : Ada perbedaan hasil korelasi pretest-posttest I dengan P dan Q.
Hnull : Tidak ada perbedaan hasil korelasi pretest-posttest I dengan P dan Q.
Sedangkan kriteria yang digunakan untuk menarik kesimpulan adalah sebagai
berikut. Jika hasilnya P dan Q Hnull diterima. Berarti ancaman terhadap validitas
internal penelitian berupa regresi statistik tidak bisa dikendalikan dengan baik.
Jika hasilnya bukan P dan Q Hnull ditolak. Berarti ancaman terhadap validitas
internal penelitian berupa regresi statistik bisa dikendalikan dengan baik.
3.8.2.4 Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah
perlakuan yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah
beberapa waktu. Tujuannya untuk mengendalikan ancaman terhadap validitas
internal penelitian berupa sejarah. Pada uji retensi pengaruh perlaku posttest II
yang dilakukan beberapa waktu sesudah posttest I bisa digunakan untuk
memastikan dengan lebih akurat kekuatan pengaruh perlakuan (Krathwohl, 2004:
546). Jika data terdistribusi normal, digunakan paired samples t test, sedangkan
jika data terdistribusi tidak normal, digunakan Wilcoxon signed-rank test (Field,
2009: 325). Adapun kriteria yang digunakan untuk memastikan retensi perlakuan
adalah jika harga p < 0,05 dan rerata skor posttest I > rerata skor posttest II terjadi
penurunan pengaruh perlakuan secara signifikan. Sedangkan harga p > 0,05 dan
rerata skor posttest I < rerata skor posttest II tidak terjadi penurunan pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
perlakuan secara signifikan. Persentasi kenaikan rerata posttest I ke posttest II
dapat dihitung dengan menggunakan rumus (Gunawan, 2006: 575):
Gambar 3.5 Rumus Persentase Uji Retensi Pengaruh
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Pada bab ini berisi hasil penelitian dan hasil analisis data. Hasil penelitian
berisikan implementasi penelitian yang meliputi diskripsi populasi dan deskripsi
implementasi pembelajaran, hasil analisis data berisikan uji hipotesis penelitian I
dan II, yaitu meliputi analisis pengaruh perlakuan dan analisis lebih lanjut. Pada
bagian pembahasan diuraikan mengenai pengaruh perlakuan.
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Implementasi Penelitian
Dalam penelitian ini digunakan dua kelas sebagai kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Penentuan kelompok dilakukan dengan cara undian yang
dilakukan oleh guru mitra. Hasil pengundian menunjukkan bahwa kelas VA
sebagai kelompok kontrol dan kelas VB sebagai kelompok eksperimen. Teknik
pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan convenience sampling.
Teknik convenience sampling merupakan penelitian sampel yang biasa digunakan
untuk penelitian pendidikan dengan menggunakan kelas yang tersedia, karena
keterbatasan administrasi untuk memilih secara acak (Best & Kahn, 2006: 18).
Berikut deskripsi populasi penelitian dan pembelajaran pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen.
4.1.1.1 Deskripsi Populasi dan Sampel Penelitian
Populasi yang digunakan dalam penelitian ini adalah seluruh siswa kelas V
SD Negeri Condongcatur Yogyakarta dengan jumlah 56 siswa. Populasi terdiri
dari dua kelas, yaitu kelas VA dan VB. Dari populasi yang diambil menunjukkan
bahwa kedua kelas memiliki prestasi akademik yang sejajar, karena pembagian
kelas sejak awal diacak baik dari segi prestasi maupun latar belakang keluarga.
Sampel pertama penelitian adalah kelas VA sebagai kelompok kontrol. Jumlah
siswa di kelas ini adalah 29 siswa yang terdiri dari 8 siswa perempuan dan 21
siswa laki-laki. Siswa pada kelompok kontrol ini rata-rata berasal dari latar
belakang keluarga ekonomi menengah dan berpendidikan. Data siswa
menunjukkan bahwa pekerjaan orang tua siswa antara lain karyawan swasta, guru,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
wiraswasta, PNS, dokter, dan TNI. Latar belakang pendidikan orang tua antara
lain SPG, SMA, SMK, D3, D4, S1, dan S2. Sedangkan latar belakang kognitif
siswa adalah seimbang, yaitu dalam sekelas ada anak yg pandai, sedengan, dan
kurang. Dalam kelompok kontrol, latar belakang perilaku anak adalah anteng-
anteng, namun interaktif ketika berlangsungnya pembelajaran. Rasa ingin tau
anak tinggi.
Sampel kedua penelitian ini adalah kelas VB sebagai kelompok
eksperimen. Jumlah keseluruhan siswa di kelas ini adalah 27 siswa, yang terdiri
dari 7 siswa perempuan dan 20 siswa laki-laki. Latar belakang siswa di kelas ini
berasal dari keluarga ekonomi menengah dan berpendidikan. Data siswa
menunjukkan bahwa pekerjaan orang tua siswa antara lain karyawan swasta, guru,
wiraswasta, PNS, dokter, dan TNI. Latar belakang pendidikan orang tua antara
lain SPG, SMA, SMK, D3, D4, S1, dan S2. Sedangkan, latar belakang kognitif
siswa dari kedua kelompok sama-sama memiliki prestasi yang seimbang. Dalam
kelompok eksperimen, perilaku siswa cenderung ngeyelan dan susah diatur.
4.1.1.2 Deskripsi Implementasi Pembelajaran
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan pretest pada kelompok eksperimen
dan kelompok kontrol. Pretest dilaksanakan untuk mengetahui kemampuan awal
siswa. Pretest pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dilaksanakan
pada hari Kamis, 31 Agustus 2017. Siswa mengerjakan soal essai yang berjumlah
18 item dengan waktu 2 x 35 menit. Sebelum mengerjakan soal siswa mendapat
pengarahan dari guru tentang langkah-langkah pengerjaan soal maupun maksud
dari butir soal tersebut. Selama pelaksanaan pretest dan pelaksanaan pembelajaran
pada kedua kelompok guru yang sama turut mendampingi. Peneliti dalam hal ini
berperan sebagai pengamat, sehingga tidak sedikitpun mengambil peran dalam
kegiatan pembelajaran. Peran peneliti adalah membantu menyiapkan alat dan
bahan sebelum pelaksanaan pembelajaran dan mendokumentasikan kegiatan
pembelajaran. Berikut deskripsi implementasi kegiatan pembelajaran pada
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
1. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Kontrol
Pelaksanaan pembelajaran pada kelompok kontrol menggunakan metode
ceramah yang berpedoman pada kurikulum 2013. Waktu yang dibutuhkan
untuk melaksanakan pembelajaran pada setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit
(2 jam pelajaran). Pembelajaran dilaksanakan selama empat kali pertemuan
dengan sub materi yang berbeda oleh guru mitra. Materi pokok yang dipelajari
adalah siklus air.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 5 September 2017.
Dengan materi pokok proses terjadinya hujan yang berlangsung selama 2 x 35
menit (2 jam pelajaran). Kegiatan pembelajaran dibagi menjadi tiga bagian,
yaitu kegiatan awal, kegiatan inti, dan kegiatan akhir. Pada kegiatan awal siswa
mengucapkan salam, doa, dan guru melakukan presensi. Siswa bertanya jawab
dengan guru tentang proses terjadinya hujan (apersepsi), siswa melakukan
tepuk semangat (motivasi), dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran
(orientasi). Kegiatan inti siswa mendengarkan penjelasan mengenai proses
terjadinya hujan. Kemudian pada kegiatan akhir siswa bersama guru menarik
kesimpulan mengenai materi yang dipelajari hari ini (kesimpulan), siswa
mengerjakan soal evaluasi, siswa melakukan refleksi, siswa diberi tugas untuk
mencari informasi tentang faktor dan dampak siklus air (tindak lanjut), dan
diakhiri dengan doa penutup dan salam.
Pertemuan kedua berlangsung pada hari Rabu, 6 September 2017. Materi
pokok yang dipelajari adalah faktor dan dampak siklus air yang berlangsung
selama 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Kegiatan awal dimulai dengan
pengucapan salam, doa bersama, dan presensi yang dilakukan oleh guru, siswa
bertanya jawab dengan guru tentang kelestarian di bumi (apersepsi), siswa dan
guru melakukan tepuk semangat (motivasi), dan guru menyampaikan tujuan
pembelajaran (orientasi). Kegiatan inti siswa mendengarkan penjelasan
mengenai faktor dan dampak terhambatnya siklus air. Kegiatan akhir siswa
bersama guru membuat kesimpulan atas materi yang sudah disampaikan, siswa
mengerjakan soal evaluasi, siswa melakukan refleksi, dan siswa diminta untuk
mencari informasi tentang peranan hutan (tindak lanjut), doa penutup dan
salam.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
Pertemuan ketiga berlangsung pada hari Kamis, 7 September 2017. Materi
pokok yang dipelajarai adalah fungsi dan peranan hutan dengan waktu 2 x 35
menit (2 jam pelajaran). Kegiatan diawali dengan tanya jawab seputar siklus air
yang terjadi di bumi. Kemudian guru menjelaskan tentang cara menjaga
kelestarian air. Siswa menyimak dan mendengarkan penjelasan guru lalu
mencatat hal-hal penting yang ditulis di papan tulis. Pembelajaran diakhir
dengan kegiatan menyimpulkan dan pemberian umpan balik kepada siswa.
Pertemuan keempat dilaksanakan pada hari Sabtu, 9 September 2017
dengan materi pokok erosi tanah yang berlangsung selama 2 x 35 menit (2 jam
pelajaran). Kegiatan pembelajaran diawali dengan apersepsi oleh guru. Guru
bertanya jawab dengan siswa tentang siklus air yang terjadi di bumi. Kegiatan
inti dilaksanakan dengan memberikan penjelasan kepada siswa tentang fungsi
tumbuhan dan pepohonan untuk mencegah erosi tanah. Siswa menerima materi
yang dijelaskan oleh guru dan mencatat hal-hal penting di buku masing-
masing. Kegiatan pembelajaran diakhiri dengan menyimpulkan materi yang
telah dipelajari dan pemberian umpan balik terhadap siswa.
Pada hari Senin, 11 September 2017 siswa kelompok kontrol mengerjakan
soal posttest I. Tujuan diberikannya posttest I adalah supaya mengetahui sejauh
mana pemahaman siswa setelah menerima pembelajaran dengan metode
ceramah. delapan hari setelah itu, tepat pada hari Selasa, 19 September 2017
siswa kelompok kontrol mengerjakan soal posttest II yang bertujuan untuk
mengetahui kembali pemahaman siswa dalam selang waktu delapan hari
setelah menerima pembelajaran dengan metode ceramah. Soal yang dikerjakan
pada posttest I dan posttest II sama seperti soal pretest, yaitu 18 soal essai.
2. Deskripsi Implementasi Pembelajaran Kelompok Eksperimen
Pembelajaran kelompok eksperimen menggunakan treatment atau
perlakuan, yaitu dengan penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation. Pelaksanaan pembelajaran berpedoman pada kurikulum 2013.
Waktu pelaksanaan pembelajaran pada setiap pertemuan adalah 2 x 35 menit
atau dua jam pelajaran. Pembelajaran dilaksanakan selama empat hari berturut-
turut dengan sub tema yang berbeda-beda. Materi pokok yang dipelajari adalah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
siklus air. Pembelajaran dilaksanakan oleh guru melalui beberapa percobaan
yang dilakukan di dalam kelas dan di luar kelas.
Pelaksanaan pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation pada kelompok eksperimen meliputi tiga kegiatan, yaitu
kegiatan awal, inti, dan penutup. Pendahuluan atau kegiatan awal berisi
kegiatan salam, doa, apersepsi, motivasi, dan orientasi. Kegiatan inti berisi
enam langkah model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation, yaitu
mengidentifikasi topik dan mengatur siswa ke dalam kelompok, merencanakan
tugas yang akan dipelajari, melaksanakan investigasi, menyiapkan laporan
akhir, mempresentasikan laporan akhir, dan evaluasi. Sedangkan kegiatan akhir
atau penutup berisikan penegasan kembali, evaluasi, refleksi, dan tindak lanjut
terhadap siswa.
Pertemuan pertama dilaksanakan pada hari Selasa, 5 September 2017. Sub
materi yang dipelajari adalah proses terjadinya hujan. Kegiatan diawali dengan
tanya jawab antara siswa dan guru seputar hujan (apersepsi), penyampaian
tujuan pembelajaran (orientasi), dan pemberian semangat belajar pada siswa
(motivasi). Siswa sudah duduk sesuai dengan kelompok yang sudah
ditentukan. Setiap kelompok berisikan antara 5-6 siswa. Setiap kelompok
mendapatkan lembar kerja siswa yang berisikan langkah-langkah percobaan
yang akan dilakukan (menulis judul, waktu dan tempat, rumusan masalah,
hipotesis, alat dan bahan yang dibutuhkan untuk percobaan, dan menuliskan
kesimpulan dari hasil percobaan). Langkah pertama “Mengidentifikasi topik
dan mengatur siswa dalam kelompok”, siswa mengidentifikasi alat dan bahan
untuk melakukan eksperimen proses terjadinya hujan dengan menggunakan
alat dan bahan yang sudah tersedia. Langkah kedua “Merencanakan tugas yang
akan dipelajari”, siswa berdiskusi menemukan tujuan dan hipotesis dari
eksperimen yang akan dilakukan lalu secara berunding menentukan tugas
masing-masing, antara lain: notulen (1 orang), observer (2 orang), eksekutor
eksperimen (2 orang), dan masing-masing mencari informasi tentang proses
terjadinya hujan. Langkah ketiga “Melaksanakan investigasi”, siswa
melaksanakan investigasi dengan berbagai macam cara seperti mencari
informasi (internet, buku, atau sumber lain) lalu siswa berkumpul kembali
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
untuk berdiskusi dan bertukar informasi dari investigasi yang sudah dilakukan
dan setelah itu siswa melakukan eksperimen proses terjadinya hujan dengan
alat dan bahan yang sudah tersedia. Langkah empat “Menyiapkan laporan
akhir”, siswa menganalisi data, membuat kesimpulan, dan menyajikan hasil
investigasi dan eksperimen proses terjadinya hujan yang telah dilakukan dalam
bentuk laporan. Langkah kelima “Mempresentasikan laporan akhir”, setiap
kelompok mempresentasikan laporan eksperimen proses terjadinya hujan di
depan kelas sesuai dengan gaya dan kreativitas kelompoknya. Langkah enam
“Evaluasi”, setiap siswa memberi umpan balik mengenai laporan eksperimen
proses terjadinya hujan yang telah dipresentasikan lalu guru dan siswa
berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa. Selanjutnya pada akhir
pembelajaran siswa bersama guru membuat penegasan dan koreksi mengenai
proses tejadinya hujan, hubungan hujan dengan siklus air (kesimpulan), siswa
melakukan refleksi terkait pemahamannya pada materi hari ini (refleksi), siswa
diberi tindak lanjut untuk mencari informasi mengenai penghambat siklus air
(PR/Tindak lanjut), dan diakhiri dengan doa dan salam penutup.
Pertemuan kedua dilaksankan pada hari Rabu, 6 September 2017 dengan
waktu 2 x 35 menit (dua jam pelajaran) dengan materi pokok faktor yang
mempengaruhi siklus air dan dampak kegiatan manusia terhadap proses siklus
air. Kegiatan awal diawali dengan salam, doa, dan presensi lalu siswa dan guru
bertanya jawab tentang kekeringan bumi (apersepsi), siswa bersama guru
menyanyikan lagu “Cintai Lingkungan” gubahan nada lagu pelangi-pelangi
(motivasi), dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran, yaitu
mengindentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhi siklus air dan dampak
kegiatan manusia yang turut mempengaruhi siklus air (orientasi). Pada kegiatan
inti sisiwa melakukan enam langkah model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation diantaranya: langkah pertama “Mengindentifikasi topik
dan mengatur siswa dalam kelompok”, siswa melihat video proses terjadinya
siklus air dan mengidentifikasi topik terkait faktor dan dampak siklus air dari
video proses terjadinya siklus air yang diamati. Langkah kedua “Merencankan
tugas yang akan dipelajari”, siswa berunding menemukan tujuan dan hipotesis
dari topik yang mereka pilih lalu merencanakan investigasi yang akan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
dilakukan dan menentukan tugas masing-masing anggota diantaranya, notulen
(1 orang), pembuat konsep mindmap (2 orang), penghias mindmap (2 orang),
observer dan pencari informasi (semua anggota). Langkah tiga “Melaksanakan
investigasi”, siswa melaksanakan investigasi dengan berbagai macam cara
seperti mencari informasi berdasarkan pembagian tugas dalam kelompok lalu
siswa berdiskusi dan bertukar informasi berdasarkan hasil yang didapatkan dari
investigasi yang sudah dilakukan. Langkah empat “Menyiapkan laporan akhir”,
siswa menyajikan hasil investigasi yang telah dilakukan dalam bentuk
mindmap. Langkah lima “Mempresentasikan laporan akhir”, setiap kelompok
melakukan presentasi atas hasil investigasi dan diskusi di depan kelas secara
kreatif dan menarik. Langkah enam “Evaluasi”, setiap kelompok memberikan
umpan balik mengenai mindmap yang telah dipresentasikan lalu siswa dan
guru saling berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa. Diakhir
pembelajaran siswa dan guru membuat penegasan dan koreksi mengenai hal-
hal penting yang dibahas bersama (kesimpulan), siswa menuliskan aksi yang
akan dilakukan untuk mencegah kekeringan (evaluasi), siswa diberi tugas
untuk mencari berbagai macam informasi bencana alam terkait dengan siklus
air (tindak lanjut), dan diakhiri dengan doa dan salam penutup.
Pertemuan ketiga dilaksankan pada hari Kamis, 7 September 2017 dengan
materi pokok “Fungsi dan peranan hutan” dengan waktu 2 x 35 menit (dua jam
pelajaran). Kegiatan awal diawali dengan salam, doa, dan presensi, siswa
bertanya jawab dengan guru tentang hutan yang pernah mereka kunjungi atau
ketahui (apersepsi), siswa bersama guru menyanyikan lagu “hutanku
pelindungku” gubahan nada lagu lihat kebunku (motivasi), dan guru
menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai cara-cara menjaga kelestarian
sumber air bersih, bencana alam yang berhubungan dengan air, cara
mengantisipasinya, dan peranan hutan di dalam melestarikan siklus air
(orientasi). Pada kegiatan inti siswa melakukan enam langkah model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Langkah pertama
“Mengindentifikasi topik dan mengatur siswa dalam kelompok”, siswa melihat
video bencan alam dan mengidentifikasi bencana alam yang diamatai serta
peranan hutan dalam proses siklus air yang dapat dipelajari dari video bencana
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
alam tersebut. Langkah kedua “Merencanakan tugas yang akan dipelajari”,
siswa menemukan hipotesis dan tujuan dari topik peranan hutan dalam proses
siklus air, siswa merancang pembelajaran mengenai topik peranan hutan dalam
proses siklus air, siswa merencanakan investigasi, dan menentukan tugas
masing-masing anggota diantaranya, notulen (1 orang), observer (5 orang), dan
masing-masing mencari informasi tentang peranan hutan dalam proses siklus
air. Langkah tiga “Melaksankan investigasi”, siswa melaksanakan investigasi
dengan berbagai macam cara seperti mencari informasi (buku, internet, koran,
atau sumber lainnya) berdasarkan pembagian tugas di dalam kelompoknya,
siswa kembali berkumpul untuk berdiskusi dan bertukar informasi berdasarkan
hasil yang didapatkan dari investigasi yang sudah dilakukan. Langkah empat
“Menyiapkan laporan akhir”, siswa menyajikan hasil investigasi yang telah
dilakukan dalam bentuk laporan hasil pengamatan video bencana alam.
Langkah lima “Mempresentasikan laporan akhir”, setiap kelompok melakukan
presentasi atas hasil investigasi dan diskusi dalam kelompok di depan kelas
secara kreatif dan menarik. Langkah enam “Evaluasi”, setiap kelompok
memberikan umpan balik mengenai laporan hasil pengamatan video bencan
alam yang dipresentasikan lalu guru dan siswa saling berkolaborasi dalam
mengevaluasi pembelajaran siswa. Diakhir pembelajaran siswa bersama guru
membuat penegasan dan koreksi mengenai hal-hal penting yang sudah dibahas
bersama (kesimpulan), siswa menuliskan aksi yang akan dilakukan untuk
menjaga kelestarian hutan (evaluasi), siswa mencari informasi mengenai erosi
(tindak lanjut) dan diakhiri dengan doan dan salam penutup.
Pertemuan empat dilaksankan pada hari Sabtu, 9 September 2017 dengan
materi pokok erosi tanah. Waktu pelaksanaan adalah 2 x 35 menit (2 jam
pelajaran). Kegiatan awal diawali dengan salam, doa, dan presensi, game
domino siklus air (motivasi), siswa bertanya jawab dengan guru tentang alat
dan bahan yang tersedia dan kegiatan apa yang akan mereka lakukan
(apersepsi), dan guru menyampaikan tujuan pembelajaran mengenai erosi
tanah, faktor-faktor yang mempengaruhinya, dan dampak erosi tanah serta aksi
apa yang bisa dilakukan untuk mencegah terjadinya erosi (orientasi). Pada
kegiatan inti siswa melaksanakan enam langkah model pembelajaran
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
kooperatif tipe Group Investigation. Langkah pertama “Mengidentifikasi topik
dan mengatur siswa dalam kelompok”, siswa mengamati video terjadinya erosi
tanah dan mengidentifikasi alat dan bahan untuk melakukan eksperimen
terjadinya erosi tanah. Langkah kedua “Merencanakan tugas yang akan
dipelajari”, siswa berdiskusi merencanakan eksperimen terjadinya erosi tanah,
berdiskusi menemukan hipotesis dan tujuan serta menetukan tugas masing-
masing anggota diantaranya: notulen (1 orang), observer (2 orang), eksekutor
eksperimen (2 orang), dan masing-masing mencari informasi tentang peranan
hutan terhadap terjadinya erosi tanah. Langkah tiga “Melaksanakan
investigasi”, siswa melaksankan investigasi dengan berbagai macam cara
seperti mencari informasi (internet, buku, dan sumber lain) dan siswa
berkumpul dan saling bertukar informasi berdasarkan hasil yang didapatkan
dari investigasi, siswa melakukan eksperimen terjadinya erosi tanah dengan
alat dan bahan yang tersedia. Langkah empat “Menyiapakan laporan akhir”,
siswa menganalisi data, membuat kesimpulan, dan menyajikan hasil investigasi
dan eksperimen terjadinya erosi tanah yang telah dilakukan dalam bentuk
laporan. Langkah lima “Mempresentasikan laporan akhir”, setiap kelompok
mempresentasikan laporan eksperimen terjadinya erosi tanah di depan kelas
sesuai dengan gaya dan kreativitas setiap kelompok. Langkah enam
“Evaluasi”, setiap kelompok memberikan umpan balik dan saling
berkolaborasi dalam mengevaluasi pembelajaran siswa. Diakhir pembelajaran
siswa bersama guru membuat penegasan dan koreksi mengenai hal-hal penting
yang sudah dibahas bersama (kesimpulan), siswa menuliskan aksi untuk
menjaga kelestarian air jernih (tindak lanjut), diakhiri dengan doa dan salam
penutup.
Pada hari Senin, 11 September 2017 kelompok eksperimen diberikan
posttest I. Waktu pengerjaan adalah 2 x 35 menit (2 jam pelajaran). Tujuan
dilakukkannya posttest I supaya mengetahui sejauh mana pemahaman siswa
setelah menerima pembelajaran dengan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigasi. Kemudian pada hari Senin, 18 September 2017 kelompok
eksperimen diberikan posttest II yang bertujuan untuk mengetahui kembali
pemahaman siswa dalam selang waktu seminggu setelah menerima perlakuan,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
yaitu pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation. Soal yang dikerjakan oleh siswa pada posttest I dan II
sama seperti soal pretest, yaitu 18 item soal essai.
4.1.2 Hasil Uji Hipotesis Penelitian I
Hipotesis penelitian I adalah penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation berpengaruh terhadap kemampuan mengingat pada
materi siklus air siswa kelas V SD Negeri Condongcatur Yogyakarta semester
gasal tahun ajaran 2017/2018. Variabel dependen pada hipotesis tersebut
adalah kemampuan mengingat, sedangkan variabel independen adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Instrumen yang digunakan
untuk mengukur variabel dependen terdiri dari 3 soal essai, yaitu item 1a,1b,
dan 1c yang mengandung indikator menyebutkan, mengidentifikasi, dan
menulis.
Hasil statistik secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan program
statistik, yaitu IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat
kepercayaan 95%. Tahapan analisis data yang dilakukan adalah sebagai
berikut. 1) Uji normalitas distribusi data untuk mengetahui data berdistribusi
normal atau tidak, sehingga dapat digunakan untuk melakukan analisis
selanjutnya menggunakan statistik parametrik atau nonprametrik. 2) Uji
perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal
siswa pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. 3) Uji signifikansi
pengaruh perlakuan untuk mengetahui pengaruh penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terhadap kemampuan
mengingat dan memahami. 4) Uji besar pengaruh perlakuan untuk mengetahui
seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation terhadap kemampuan mengingat dan memahami. 5) Perhitungan
persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I untuk mengetahui
persentase besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation yang dilihat dari peningkatan rerata pretest ke posttest I. 6) Uji
Signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest untuk mengetahui apakah
ada peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
eksperimen dan kelompok kontrol. 7) Uji korelasi rerata pretest ke posttest
untuk mengetahui apakah korelasi antara rerata pretest dan posttest I positif
dan signifikan. 8) Uji retensi pengaruh perlakuan untuk mengetahui apakah
perlakuan yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah
beberapa waktu.
4.1.2.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui apakah
distribusi data normal atau tidak dan untuk menetukan jenis statistik yang
digunakan dalam menganalisis data selanjutnya (Field, 2009: 144). Apabila
data terdistribusi normal, maka dapat dihitung dengan menggunakan
Kolmogorov-Smirnov test. Data yang digunakan untuk menguji normalitas
distribusi data adalah seluruh skor pretest, posttest I, posttest II, dan selisih
pretest-posttest I dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk mengetahui normalitas distribusi data
adalah sebagai berikut. (1) Jika harga p < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima.
Dengan kata lain, distribusi data tidak normal dan uji statistik selanjutnya
menggunakan statisik nonparametrics, misalnya dengan Mann-Whitney U-test
atau Wilcoxon (Field, 2009: 345). (2) Jika harga p > 0,05, Hnull diterima dan Hi
ditolak. Dengan kata lain, distribusi data normal dan uji statistik selanjutnya
menggunakan statistik parametrik, misalnya dengan Independent samples t-
test atau Paired samples t-test (Field, 2009: 326). Hasil uji normalitas
kemampuan mengingat pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
dapat dilihat pada tabel berikut (lihat lampiran 4.3.1).
Tabel 4.1 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Mengingat
No. Aspek p Keterangan
1. Pretest mengingat kelompok kontrol 0,503 Normal
2. Posttest I mengingat kelompok kontrol 0,481 Normal
3. Posttest II mengingat kelompok kontrol 0,228 Normal
4. Selisih rerata skor pretest-posttest I mengingat
kelompok kontrol
0,231 Normal
5. Pretest mengingat kelompok eksperimen 0,107 Normal
6. Posttest I mengingat kelompok eksperimen 0,502 Normal
7. Posttest II mengingat kelompok eksperimen 0,398 Normal
8. Selisih rerata skor pretest-posttest I mengingat
kelompok eksperimen
0,647 Normal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Tabel 4.1 menunjukkan p > 0,05 untuk semua aspek, yaitu pretest,
posttest I, posttest II, dan selisih rerata skor pretest-posttest I untuk kelompok
kontrol dan eksperimen. Semua aspek memiliki distribusi data normal,
sehingga analisis statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik,
misalnya dengan independent samples t-test untuk data tidak berpasangan
(misal: kelompok kontrol dengan kelompok eksperimen) atau paired samples
t-test untuk data berpasangan (misal: kelompok kontrol dengan kelompok
kontrol atau kelompok eksperimen dengan kelompok eksperimen) (Field,
2009: 326).
4.1.2.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji ini dilakukan dengan cara menguji rerata skor pretest kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui apakah
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang
sama atau berbeda terhadap kemampuan mengingat dan memahami, sehingga
dapat dibandingkan hasilnya. Uji ini menggunakan statistik parametrik
independent samples t-test, karena data terdistribusi normal dan ada perbedaan
(Field, 2009: 326). Data diambil dari rerata skor pretest pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen.
Sebelum melakukan uji perbedaan rerata skor pretest dengan
menggunakan independent samples t-test terlebih dahulu melakukan uji
asumsi untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga
Sig.Levene’s test. Jika harga p < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas
varians dari kedua data yang dibandingkan, sedangkan jika harga p > 0,05
maka terdapat homogenitas varians dari kedua data yang dibandingkan (Field,
2009: 150). Hasil uji asumsi homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 4.2
berikut (lihat Lampiran 4.4.1).
Tabel 4.2 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians
Uji Statistik F p
Levene’s Test for Equality of Variances 0,56 0,814
Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F =
0,56 dan harga p = 0,814, sehingga dapat disimpulkan bahwa terdapat
homogenitas varians data. Apabila variansnya homogen, maka data uji
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
statistik independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris
pertama output SPSS (Field, 2009: 340).
Tingkat kepercayaan untuk melakukan uji perbedaan kemampuan awal
adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika harga p
< 0,05. Tabel 4.3 menunjukkan hasil uji perbedaan kemampuan awal dari
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (lihat Lampiran 4.4.1).
Tabel 4.3 Hasil Uji Perbedaan Rerata Pretest Kemampuan Mengingat
Uji Statistik p Keterangan
Independent samples t-test 0,765 Tidak ada perbedaan
Rerata kelompok kontrol lebih tinggi dari kelompok eksperimen, yaitu (M
= 2,03; SE = 0,11), sedangkan hasil skor kelompok eksperimen, yaitu (M=1,98;
SE = 0,12). Meskipun demikian, perbedaan skor tersebut tidak signifikan Hal ini
dibuktikan dari hasil analisis menggunakan Independent samples t-test dengan
taraf kepercayaan 95% diperoleh harga Sig. p = 0,765 dan harga t = 0,301. Harga
p > 0,05 maka Hnull diterima Hi ditolak, artinya tidak ada perbedaan yang
signifikan pada hasil pretest antara kelompok kontrol dan kelompok eksperimen,
sehingga kedua pretest memiliki kemampuan awal yang sama untuk kemampuan
mengingat. Uji perbedaan kemampuan awal dilakukan untuk mengendalikan
validitas internal penelitia berupa pengujian, dimana kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen sama-sama diberi pretest untuk mengukur kemampuan
awal siswa.
4.1.2.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
Uji signifikansi pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terhadap
kemampuan mengingat dengan melihat perbedaan rerata selisih skor pretest dan
posttest I pada kedua kelompok. Dalam uji signifikansi digunakan rumus (O2 –
O1) – (O4 – O3) untuk menguji. Uji ini diperoleh dengan cara mengurangkan
rerata selisih skor posttest I ke pretest pada kelompok kontrol dengan rerata
selisih skor posttest I ke pretest pada kelompok eksperimen (Cohen, Manion, &
Morrison, 2007: 277). Jika hasil perhitungan lebih besar dari 0, maka ada
pengaruh. Hasil perhitungan menunjukkan selisih skor posttest I – pretest pada
kelompok kontrol sebesar 1,17 dan selisih skor posttest I – pretest pada kelompok
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
eksperimen sebesar 0,95. Besar pengaruh perlakuan yang diperoleh adalah – 0,22
(didapat dari selisih 0,95 – 1,17) maka tidak ada pengaruh penerapan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terhadap kemampuan
mengingat.
Uji normalitas distribusi data menunjukkan bahwa selisih skor pretest ke
posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen berdistribusi normal.
Analisis statistik selanjutnya adalah statistik parametrik dengan Independent
samples t-test, karena data berasal dari kelompok yang berbeda (Field, 2009: 326).
Sebelum dilakukan uji statistik untuk mengetahui signifikansi pengaruh
perlakuan, perlu dilakukan uji asumsi terhadap homogenitas varians dengan
melihat harga Sig.Levene’s test. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull
adalah jika harga p < 0,05 Artinya, ada perbedaan varian yang signifikan. Dengan
kata lain, varian kedua kelompok tersebut tidak homogen (Field, 2009: 340). Hasil
uji asumsi homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 4.4 berikut (lihat
Lampiran 4.5.1).
Tabel 4.4 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians
Uji Statistik F p
Levene’s Test for Equality of Variances 3,27 0,076
Hasil Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan bahwa
harga F = 3,27 dan harga p = 0,076 (p > 0,05), sehingga dapat disimpulkan
bahwa terdapat homogenitas varians data. Jika terdapat homogenitas varians data
uji statistik Independent samples t-test yang diambil adalah data pada baris
pertama output SPSS (Field, 2009: 340).
Tingkat kepercayaan yang digunakan untuk uji signifikansi pengaruh
perlakuan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah jika p
< 0,05 (Field, 2009: 340). Tabel 4.5 menunjukkan hasil uji signifikansi pengaruh
perlakuan pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap
kemampuan mengingat (lihat Lampiran 4.5.1).
Tabel 4.5 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengingat
Uji Statistik p Keterangan
Independent samples t-test 0,380 Tidak ada perbedaan
Skor rerata kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen,
yaitu (M = 1,19; SE = 0,10), sedangkan hasil skor kelompok eksperimen, yaitu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
(M = 1,03; SE = 0,15). Analisis menggunakan Independent samples t-test dengan
tingkat kepercayaan 95% diperoleh p sebesar 0,380 dan harga t = 0,886. Harga p
> 0,05 maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Artinya, tidak ada perbedaan varian
yang signifikan antara rerata selisih skor pretest ke posttest I kemampuan
mengingat pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Kesimpulan dari
hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan adalah penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kemampuan mengingat. Hasil perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest
I kemampuan mengingat pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat
dilihat dalam diagram berikut.
Gambar 4.1 Grafik Rerata Selisih Skor Pretest-Posttest I Kemampuan Mengingat
Grafik di atas menunjukkan adanya peningkatan rerata pretest-posttest I
pada kemampuan mengingat. Hal ini ditunjukkan pada rerata kelompok kontrol
saat pretest adalah 2,0373 kemudian ketika posttest I rerata menjadi 3,2024.
Sedangkan pada kelompok eksperimen rerata pretest adalah 1,9878 kemudian
ketika posttest I rerata menjadi 2,9363. Dengan demikian, rerata pretest ke
posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap kemampuan
mengingat terjadi peningkatan rerata.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
4.2 Gambar Diagram Perbandingan Rerata Selisih Skor (Gain Score) Kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen
4.1.2.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh perlakuan bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
terhadap kemampuan mengingat dan memahami. Data yang diperoleh
terdistribusi dengan normal, sehingga digunakan rumus koefisien korelasi
Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57). Kriteria untuk menentukan
besarnya efek adalah jika r = 0,10 (efek kecil) yang setara dengan 1% pengaruh
yang diakibatkan oleh pengaruh variabel independen, r = 0,30 (efek menengah)
yang setara dengan 9%, dan r = 0,50 (efek besar) yang setara dengan 25% (Field,
2009: 57). Independent samples t-test digunakan untuk mengambil t dalam
melakukan uji besar pengaruh perlakukan. Persentase pengaruh perlakuan
didapatkan dengan menghitung koefisien determinasi (R2) dengan cara
mengkuadratkan harga r (harga koefisien korelasi Pearson yang didapat)
kemudian dikalikan 100% (Field, 2009: 179). Besar pengaruh penggunaan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat adalah r = 0,11 atau
1,21%. Berdasarkan kriteria yang digunakan untuk menentukan besarnya efek,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
maka hasil perhitungan r setara dengan efek kecil. Berikut ini hasil perhitungan
effect size terhadap kemampuan mengingat (lihat Lampiran 4.6).
Tabel 4.6 Hasil Uji Effect Size terhadap Kemampuan Mengingat
Kelompok Kontrol dan Kelompok Eksperimen
Variabel t t2
df r (effect size) R2
% Efek
Mengingat -9,61 92,35 28 0,11 0,0121 1,21 Kecil
4.1.2.5 Analisis Lebih Lanjut
1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk
mengetahui persentase besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation yang dilihat dari peningkatan rerata pretest ke posttest I pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis perhitungan persentase
peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan dengan mengambil data rerata
skor pretest dan posttest I pada uji normalitas distribusi data dengan
menggunakan One Samples Kolmogorov-Smirnov test. Persentase peningkatan
rerata pretest ke posttest I dihitung dengan cara membagi selisih rerata pretest-
posttest I dengan rerata pretest, kemudian dikali 100%. Hasil perhitungan
persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.7
berikut ini (lihat Lampiran 4.7.1).
Tabel 4.7 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I
Kemampuan Mengingat
No. Kelompok Rerata
Peningkatan Pretest Posttest I
1. Kontrol 2,51 3,04 21,12%
2. Eksperimen 2,56 2,68 4,69%
Gambar 4.3 Grafik Perbandingan Rerata Skor Pretest ke Posttest
Data pada tabel 4.7 menunjukkan rerata pretest kelompok kontrol sebesar
2,51; rerata posttest I sebesar 3,04; dan hasil perhitungan persentase rerata pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
dan posttest I sebesar 21,12%. Sedangkan rerata pretest kelompok eksperimen
sebesar 2,56; rerata posttest I sebesar 2,68; dan hasil perhitungan persentase rerata
pretest dan posttest I sebesar 4,69%. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi
peningkatan skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol maupun kelompok
eksperimen terhadap kemampuan mengingat.
Persentase peningkatan skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol
lebih tinggi daripada kelompok eksperimen, yaitu 21,12% sedangkan kelompok
eksperimen 4,69%. Hal ini dapat diperjelas melalui grafik untuk melihat
perbedaan selisih pretest-posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Berikut grafik yang menunjukkan frekuensi selisih pretest-posttest I
(gain score) pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Gambar 4.4 Grafik peningkatan selisih rerata pretest-posttest I kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen terhadap kemampuan mengingat
Frekuensi nilai gain score yang paling tinggi pada kelompok eksperimen
lebih besar dari pada kelompok kontrol. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik
diatas bahwa frekuensi gain score yang paling banyak pada kelompok
eksperimen. Pada kelompok eksperimen siswa yang mendapatkan gain score ≥
2% sebanyak 1 siswa atau 1% dari seluruh jumlah siswa di kelompok eksperimen,
sedangkan untuk kelompok kontrol siswa yang mendapatkan gain score ≥ 1,34%
sebanyak 2 siswa atau setara dengan 2%. Nilai gain score yang dijadikan sebagai
pijakan didapatkan dari nilai tertinggi dikurangi nilai terendah dari kedua
kelompok kemudian dari hasil pengurangan tersebut diambil 50%. Hal ini dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
diartikan bahwa selisih pretest ke posttest I kelompok eksperimen yang dominan
lebih besar daripada selisih pretest ke posttest I pada kelompok kontrol.
2.Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest ke Posttest I
Uji signifikansi ini dilakukan supaya mengetahui apakah ada peningkatan
skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. Uji ini menggunakan uji statistik paired samples t-test, karena
data terdistribusi normal dan berasal dari kelompok yang sama (Field, 2009: 325).
tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk
monolak Hnull jika harga p < 0,05 (Filed, 2009: 53). Hasil uji peningkatan rerata
skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel 4.8 berikut (lihat Lampiran
4.8.1).
Tabel 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Skor Pretest ke Posttest I Kemampuan
Mengingat
No. Kelompok t t2
df r R2 % Efek
1 Kontrol -9,61 92,35 28 0,87 0,75 75% Besar
2 Eksperimen -5,16 26,62 26 0,70 0,49 49% Menengah
Skor rerata kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen,
yaitu (M = -1,16; SE = 0,12). Sedangkan hasil skor kelompok eksperimen adalah
(M = -0,94; SE = 0,18). Hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I
pada kelompok kontrol untuk kemampuan mengingat adalah harga p < 0,05 yaitu
0,00 maka Hnullditolak dan Hiditerima yang artinya ada perbedaan yang signifikan
antara skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
terhadap kemampuan mengingat, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa
terdapat peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I terhadap
kemampuan mengingat.
Persentase besar pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol
lebih besar daripada persentase besar pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation pada kelompok eksperimen. Besar pengaruh
metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat adalah
0,75 atau 75% yang setara dengan efek besar. Sedangkan besar pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada kelompok eksperimen
terhadap kemampuan mengingat adalah 0,49 atau 49% yang setara dengan efek
menengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
3. Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
Uji korelasi ini dilakukan untuk mengetahui apakah korelasi antara rerata
pretest dan posttest I positif dan signifikan. Positif, yaitu semakin tinggi skor
pretest semakin tinggi pula skor posttest I, sedangkan signifikan, yaitu hasil skor
korelasi tersebut dapat digeneralisasi pada populasi. Data yang diambil dari rerata
skor pretest dan rerata skor posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen data terdistribusi normal, maka digunakan analisis statistik dengan
rumus bivariate correlation coefficients, yaitu Pearson’s correlation coefficient
(Field, 2009: 177). Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria
yang digunakan untuk menolak adalah Hnull adalah jika harga p < 0,05 maka tidak
ada perbedaan hasil korelasi pretest-posttest I dengan P dan Q. Berarti ancaman
terhadap validitas internal penelitian berupa regresi statistik bisa dikendalikan
dengan baik. Hasil uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel 4.9 berikut (lihat
Lampiran 4.9.1)
Tabel 4.9 Hasil Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I Kemampuan Mengingat
No. Kelompok Pearson Correlation p Keterangan
1 Kontrol 0,515 0,004 Positif dan signifikan
2 Eksperimen 0,341 0,082 Positif dan tidak signifikan
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa p pada kelompok kontrol
kurang dari 0,05 yang berarti Hnull ditolak dan Hi diterima. Oleh karena itu, ada
korelasi atau hubungan yang signifikan antara hasil rerata pretest dan posttest I
pada kemampuan mengingat kelompok kontrol. Sedangkan pada kelompok
eksperimen harga p adalah 0,082. Hal tersebut menunjukkan bahwa p > 0,05 yang
berarti Hnull diterima dan Hi ditolak. Itu berarti tidak adanya korelasi yang
signifikan antara skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Hasil correlation coefficient pada kedua kelompok menunjukkan
nilai positif, maka siswa yang mendapat skor tinggi pada pretest akan mendapat
skor tinggi pula pada posttest I terhadap kemampuan mengingat. Sebaliknya para
siswa yang mendapat skor rendah pada pretest akan mendapat skor rendah pula
pada posttest I terhadap kemampuan mengingat. Skor korelasi yang diperoleh
pada kedua kelompok kontrol dapat digeneralisasikan ke populasi, karena data
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
tersebut signifikan. Kondisi ini ideal, sehingga ancaman validitas internal
terhadap regresi statistik tidak terjadi.
4. Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Uji retensi pengaruh perlakuan dilakukan untuk mengetahui apakah perlakuan
yang diberikan masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah beberapa waktu.
Pada uji retensi pengaruh perlaku dilakukan dengan memberkan posttest II pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen minimal satu minggu sesudah
pelaksanaan posttest I. Pemberian posttest II ini bisa digunakan untuk memastikan
dengan lebih akurat kekuatan pengaruh perlakuan. Statistik parametrik samples t-
test digunakan dalam uji retensi pengaruh ini, karena data yang diuji adalah data
normal dan dalam kelompok yang sama (Field, 2009: 325). Tingkat kepercayaan
yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull adalah
jika harga p < 0,05 maka ada perbedaan yang signifikan antara skor posttest I dan
posttest II. Hasil uji retensi pengaruh perlakuan pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen dapat dilihat dalam tabel 4.10 (lihat lampiran 4.10.1).
Tabel 4.10 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Mengingat
No
Kelompok
Rerata Peningkatan p Keterangan
Posttest I Posttest II %
1. Kontrol 3,20 2,87 -353 0,010 Ada Perbedaan
2. Eksperimen 2,94 3,24 10,20 0,034 Ada Perbedaan
Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rerata kelompok
kontrol, yaitu (M = 0,30; SE = 0,13). Sedangkan hasil kelompok kontrol, yaitu (M
= - 0,33; SE = 0,12). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke
posttest II kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat menunjukkan harga
p sebesar 0,034 (harga p < 0,05) dan rerata skor posttest I > rerata skor posttest
II, sehingga dapat disimpulkan bahwa terjadi penurunan pengaruh perlakuan
secara signifikan pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat. Hasil
uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest II kelompok eksperimen
terhadap kemampuan mengingat menunjukkan harga p sebesar 0,010 (harga p <
0,05) dan rerata skor posttest I < rerata skor posttest II, sehingga dapat
disimpulkan bahwa tidak terjadi penurunan pengaruh perlakuan secara signifikan
pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan mengingat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Persentase kenaikan rerata posttest I ke posttest II pada kelompok
eksperimen lebih tinggi daripada kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan dengan
persentase kelompok eksperimen sebesar 10,20%, sedangkan kelompok kontrol
sebesar -353%. Peningkatan skor dari pretest, posttest I, dan posttest II terhadap
kemampuan mengingat pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat
dilihat pada grafik berikut ini.
Gambar 4.5 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Mengingat
4.1.3 Hasil Uji Hipotesis Penelitian II
Hipotesis penelitian II adalah penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation berpengaruh terhadap kemampuan memahami pada
materi siklus air siswa kelas V SD Negeri Condongcatur Yogyakarta semester
gasal tahun ajaran 2017/2018. Variabel dependen pada hipotesis tersebut adalah
kemampuan memahami, sedangkan variabel independen adalah model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation. Instrumen yang digunakan
untuk mengukur variabel dependen terdiri dari 3 soal essai, yaitu item 2a, 2b, dan
2c yang mengandung indikator menjelaskan, memberi contoh, dan menerangkan.
Hasil statistik secara keseluruhan dihitung dengan menggunakan program
statistik, yaitu IBM SPSS Statistics 22 for Windows dengan tingkat kepercayaan
95%. Tahapan analisis data yang dilakukan adalah sebagai berikut. 1) Uji
normalitas distribusi data untuk mengetahui data berdistribusi normal atau tidak,
sehingga dapat digunakan untuk melakukan analisis selanjutnya menggunakan
statistik parametrik atau nonprametrik. 2) Uji perbedaan kemampuan awal
dilakukan untuk mengetahui kemampuan awal siswa pada kelompok kontrol dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
kelompok eksperimen. 3) Uji signifikansi pengaruh perlakuan untuk mengetahui
pengaruh penggunaan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
terhadap kemampuan memahami. 4) Uji besar pengaruh perlakuan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation terhadap kemampuan memahami. 5) Perhitungan
persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I untuk mengetahui persentase
besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation yang
dilihat dari peningkatan rerata pretest ke posttest I. 6) Uji Signifikansi
peningkatan rerata pretest ke posttest I untuk mengetahui apakah ada peningkatan
skor yang signifikan dari pretest ke posttest I pada kelompok eksperimen dan
kelompok kontrol. 7) Uji korelasi rerata pretest ke posttest I untuk mengetahui
apakah korelasi antara rerata pretest dan posttest I positif dan signifikan. 8) Uji
retensi pengaruh perlakuan untuk mengetahui apakah perlakuan yang diberikan
masih kuat atau memiliki efek yang sama setelah beberapa waktu.
4.1.3.1 Uji Normalitas Distribusi Data
Uji normalitas distribusi data dilakukan untuk mengetahui apakah
distribusi data normal atau tidak dan untuk menetukan jenis statistik yang
digunakan dalam menganalisis data selanjutnya (Field, 2009: 144). Apabila data
yang diuji terdistribusi normal, maka data dapat dihitung dengan menggunakan
Kolmogorov-Smirnov test. Untuk melakukan data uji normalitas, data diambil dari
seluruh skor pretest, posttest I, posttest II, dan selisih pretest-posttest I dari
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen.
Kriteria yang digunakan untuk mengetahui normalitas distribusi data
adalah sebagai berikut. (1) Jika harga p < 0,05, Hnull ditolak dan Hi diterima.
Dengan kata lain, distribusi data tidak normal dan uji statistik selanjutnya
menggunakan statisik nonparametric, misalnya dengan Mann-Whitney U-test atau
Wilcoxon (Field, 2009: 345). (2) Jika harga p > 0,05, Hnull diterima dan Hi ditolak.
Dengan kata lain, distribusi data normal dan uji statistik selanjutnya menggunakan
statistik parametrik, misalnya dengan Independent samples t-test atau Paired
samples t-test (Field, 2009: 326). Hasil uji normalitas kemampuan memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat dilihat pada tabel berikut
(lihat Lampiran 4.3.2).
Tabel 4.11 Hasil Uji Normalitas Distribusi Data Kemampuan Memahami
No. Aspek p Keterangan
1. Pretest memahami kelompok kontrol 0,167 Normal
2. Posttest I memahami kelompok kontrol 0,275 Normal
3. Posttest II memahami kelompok kontrol 0,814 Normal
4. Selisih rerata skor pretest-posttest I memahami
kelompok kontrol
0,115 Normal
5. Pretest memahami kelompok eksperimen 0,266 Normal
6. Posttest I memahami kelompok eksperimen 0,755 Normal
7. Posttest II memahami kelompok eksperimen 0,470 Normal
8. Selisih rerata skor pretest-posttest I memahami
kelompok eksperimen
0,470 Normal
Tabel 4.11 menunjukkan p > 0,05 untuk semua aspek, yaitu pretest,
posttest I, posttest II, dan selisih rerata skor pretest-posttest I untuk kelompok
kontrol dan eksperimen. Semua aspek memiliki distribusi data normal, sehingga
analisis statistik selanjutnya menggunakan statistik parametrik, misalnya dengan
independent samples t-test untuk data tidak berpasangan (misal: kelompok kontrol
dengan kelompok eksperimen) atau paired samples t-test untuk data berpasangan
(misal: kelompok kontrol dengan kelompok kontrol atau kelompok eksperimen
dengan kelompok eksperimen) (Field, 2009: 326).
4.1.3.2 Uji Perbedaan Kemampuan Awal
Uji ini dilakukan dengan cara menguji rerata skor pretest kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen dengan tujuan untuk mengetahui apakah
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen memiliki kemampuan awal yang
sama atau berbeda terhadap kemampuan mengingat dan memahami, sehingga
dapat dibandingkan hasilnya. Uji ini menggunakan statistik parametrik
independent samples t-test, karena data terdistribusi normal dan ada perbedaan
(Field, 2009: 326). Data diambil dari rerata skor pretest pada kelompok kontrol
dan kelompok eksperimen.
Sebelum melakukan uji perbedaan rerata skor pretest dengan
menggunakan independent samples t-test terlebih dahulu melakukan uji asumsi
untuk memeriksa homogenitas varians dengan melihat harga Sig.Levene’s test.
Jika harga p < 0,05 maka tidak terdapat homogenitas varians dari kedua data yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
dibandingkan, sedangkan jika harga p > 0,05 maka terdapat homogenitas varians
dari kedua data yang dibandingkan (Field, 2009: 150). Hasil uji asumsi
homogenitas varians dapat dilihat pada tabel 4.12 berikut (lihat Lampiran 4.4.2).
Tabel 4.12 Hasil Uji Asumsi Homogenitas Varians
Uji Statistik F P
Levene’s Test for Equality of Variances 3,002 0,089
Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan harga F =
3,002 dan harga p. = 0,089. Hal ini menunjukkan bahwa terdapat homogenitas
varians data. Jika variansnya homogen, data uji statistik Independent samples t-
test yang diambil adalah data pada baris pertama output SPSS (Field, 2009: 340).
Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk
menolak Hnull adalah jika harga p < 0,05. Berikut adalah tabel hasil uji perbedaan
kemampuan awal dari kelompok kontrol dan kelompok eksperimen (lihat
Lampiran 4.4.2).
Hasil skor dari kelompok kontrol, yaitu (M = 2,41; SE = 0,15) sedangkan
hasil skor kelompok eksperimen yaitu (M = 2,53; SE = 0,11). Analisis
mengguakan Independent sample t-test dengan tingkat kepercayaan 95%
diperoleh harga p adalah 0,552 dan t = -559. Harga p > 0,05, sehingga dapat
diartikan Hnull diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang
signifikan antara skor pretest I kelompok kontrol dan skor pretest I kelompok
eksperimen atau dengan kata lain kedua kelompok memiliki kemampuan awal
yang sama untuk kemampuan memahami. Kedua kelompok tersebut dapat
dibandingkan. Uji ini untuk mengendalikan validitas internal penelitian berupa
pengujian dimana kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sama-sama diberi
pretest untuk mengetahui kemampuan awal siswa.
4.1.3.3 Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
Uji signifikansi pengaruh perlakuan dilakukan untuk melihat perbedaan
rerata selisih skor pretest ke posttest I kedua kelompok, sehingga diketahui ada
tidaknya pengaruh perlakuan yang diterapkan pada kelompok kontrol dan
Tabel 4.13 Hasil Uji Perbandingan Skor Pretest Kemampuan Memahami
Hasil Pretest p Keterangan
Kelompok kontrol dan kelompok ekperimen 0,552 Tidak ada perbedaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
kelompok eksperimen. Pengaruh dari perlakuan dapat dihitung dengan
menggunakan rumus: (O2-O1)-(O4-O5), yaitu dengan mengurangkan selisih skor
posttest I – pretest pada kelompok eksperimen dengan selisih skor posttest I –
pretest pada kelompok kontrol (Sugiyono, 2012: 79). Uji ini dilakukan dengan
membandingkan selisih rerata skor posttest I – pretest kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen. Selisih rerata skor posttest I – pretest pada kelompok
kontrol sebesar 0,20 sedangkan selisih rerata skor posttest I – pretest pada
kelompok eksperimen sebesar 0,47, sehingga apabila 0,47 – 0,20, maka akan
diperoleh hasil sebesar 0,27. Perhitungan dari pengaruh model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation menunjukkan hasil yang positif, sehingga
dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation
tidak berpengaruh terhadap kemampuan memahami.
Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik parametrik Independent
Sample T-test, karena data berasal dari kelompok yang berbeda dan hasil skor
selisih rerata skor posttest I – pretest kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
berdistribusi normal (Field, 2009: 326). Uji statistik ini dilakukan untuk
mengetahui apakah pengaruhnya signifikan atau tidak.
Sebelum dilakukan analisis ini perlu dilakukan pengujian homogenitas
varians dengan Levene’s test. Kriteria yang digunakan adalah jika harga p > 0,05
maka ada homogenitas variansi pada kedua data yang dibandingkan. Jika harga p
< 0,05 maka tidak ada homogenitas variansi pada kedua data yang dibandingkan.
Hasil analisis Levene’s test dengan tingkat kepercayaan 95% menunjukkan
harga F = 1,71 dan harga p > 0,196. Dengan demikian terdapat homogenitas
varians, sehingga bisa dilakukan Independent sample t-test untuk analisis
selanjutnya. Data uji statistik Independent sample t-test yang diambil adalah data
pada baris pertama, karena ada homogenitas varian. Kriteria yang digunakan
untuk menolak Hnull dari hasil Independent sample t-test, yaitu jika harga p > 0,05
maka tidak ada perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest ke postest I
pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Dengan kata lain model
Tabel 4.14 Hasil Levene’s test
Hasil Uji Homogenitas Variances F P
Selisih skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 1,71 0,196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation tidak berpengaruh terhadap
kemampuan memahami. Berikut adalah tabel hasil uji signifikansi pengaruh
perlakuan. Berikut ini adalah tabel hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan (lihat
Lampiran 4.5.2).
Tabel 4.15 Hasil Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan Memahami
Hasil Uji Selisih p Keterangan
Selisih skor kelompok kontrol dan kelompok eksperimen 0,312 Tidak ada perbedaan
Rerata kelompok eksperimen lebih tinggi daripada rerata kelompok
kontrol. Hasil selisih skor yang diperoleh kelompok kontrol, yaitu (M = 0,19; SE
= 0,21). Pada kelompok eksperimen skor yang diperoleh, yaitu (M = 0,46; SE =
0,15). Hasil uji signifikansi pengaruh perlakuan menunjukkan bahwa harga p
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen sebesar 0,312, sehingga Hnull
diterima dan Hi diterima. Kesimpulan yang dapat diambil adalah tidak ada
perbedaan yang signifikan antara selisih skor pretest-postest I pada kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen atau dengan kata lain model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation tidak bepengaruh terhadap kemampuan
memahami. Grafik dan diagram berikut menunjukkan hasil perbandingan rerata
selisih pretest ke postest I kemampuan memahami antara kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen.
Gambar 4.6 Grafik Rerata Selisih Skor Pretest-Postest I Kelompok Kontrol dan Kelompok
Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Gambar 4.7 Diagram Perbandingan Rerata Selisih Skor (Gain Score) Kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen
4.1.3.4 Uji Besar Pengaruh Perlakuan
Uji besar pengaruh perlakuan (effect size) dilakukan dengan tujuan untuk
mengetahui seberapa besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group
Invstigation yang digunakan terhadap kemampuan memahami. Data yang
diperoleh terdistribusi dengan normal, maka digunakan rumus koefisien korelasi
Pearson untuk data normal (Field, 2009: 57 & 179). Penghitungan effect size
mengambil data dari uji signifikansi pengaruh perlakuan dengan Independent
sample t-test. Besar pengaruh perlakuan terhadap kemampuan memahami adalah r
= 0,14 atau 1,96% yang setara dengan efek kecil (Field, 2009: 57). Tabel di bawah
ini menunjukkan hasil perhitungan besar pengaruh perlakuan kemampuan
memahami (effect size).
Tabel 4.16 Hasil Uji Besar Pengaruh Perlakuan Kemampuan Memahami (data diambil dari
independent sample t-test)
No Kelompok t df r R2
Effect
size % Besar Efek
1 Kontrol &
eksperimen -1,022 1,044484 54 0,14 0,0196 1,96 Kecil
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
4.1.3.5 Analisis Lebih Lanjut
1. Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I
Perhitungan persentase peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan
untuk mengetahui persentase besar pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation yang dilihat dari peningkatan rerata pretest ke posttest I pada
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Analisis perhitungan persentase
peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan dengan mengambil data rerata
skor pretest dan posttest I pada uji normalitas distribusi data dengan
menggunakan One Samples Kolmogorov-Smirnov test. Persentase peningkatan
rerata pretest ke posttest I dihitung dengan cara membagi selisih rerata pretest-
posttest I dengan rerata pretest, kemudian dikali 100%. Hasil perhitungan
persentase peningkatan rerata skor pretest ke posttest I dapat dilihat pada tabel
4.17 berikut ini (lihat Lampiran 4.7.1).
Tabel 4.17 Hasil Perhitungan Persentase Peningkatan Rerata Skor Pretest ke
Posttest I Kemampuan Memahami
No. Kelompok Rerata
Peningkatan Pretest Posttest I
1 Kontrol 2,41 2,61 8,30%
2 Eksperimen 2,53 3,00 18,58%
Gambar 4.8 Grafik Perbandingan Rerata Skor Pretest ke Posttest I
Pada kelompok kontrol nilai mean pretest 2,41 sedangkan nilai mean
posttest I adalah 2,61. Persentase peningkatan rerata pretest-posttest I kelompok
kontrol sebesar 8,30%. Kelompok eksperimen dengan nilai mean pretest 2,53 dan
nilai mean posttest I adalah 3,00, maka penghitungan persentase peningkatan
rerata pretest-posttest I kelompok eksperimen sebesar 18,58%.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
Seperti yang telah dijelaskan pada tabel 4.15 bahwa ada peningkatan rerata
antara pretest ke posttest I baik di kelompok kontrol maupun kelompok
eksperimen. Jumlah siswa yang mengalami peningkatan rerata skor yang
signifikan dapat diketahui dengan menggunakan selisih skor gain score. Uji gain
score dilakukan dengan menggunakan selisih skor posttest I dan pretest.
Kemudian dihitung frekuensi banyaknya siswa yang mendapatkan nilai di atas
gain score yang telah ditentukan. Frekuensi gain score diambil kurang lebih 50%
dari skor tertinggi dari selisih posttest I - pretest kedua kelompok, yaitu dari
kelompok eksperimen dan kelompok kontrol. Peneliti menggunakan gain score ≥
2 untuk menentukan persentase siswa yang memperoleh kenaikan skor secara
signifikan. Kemudian dilakukan penghitungan dengan rumus sebagai berikut:
Gambar 4.9 Rumus Gain Score
Pembuatan grafik poligon menunjukkan perbandingan yang tepat pada
rerata antara kelompok eksperimen maupun kelompok kontrol (Fraenkel, 2012:
250). Dominasi skor selisih posttest I - pretest dari kelompok kontrol lebih kecil
daripada kelompok eksperimen, hal tersebut ditunjukkan pada grafik gain score
sebagai berikut.
Seperti yang dijelaskan pada tabel 4.16 bahwa ada perbedaan rerata pretest
ke posttest I baik di kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Selisih
pretest ke posttest I yang dominan dari kelompok eksperimen lebih tinggi
daripada kelompok kontrol. Hal ini ditunjukkan pada grafik dibawah ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Gambar 4.10 Grafik Perbedaan Rerata Pretest ke Posttest I
Frekuensi nilai gain score yang paling tinggi pada kelompok eksperimen
lebih besar dari pada kelompok kontrol. Hal tersebut dapat dilihat pada grafik
diatas bahwa frekuensi gain score yang paling banyak pada kelompok
eksperimen. Pada kelompok eksperimen siswa yang mendapatkan gain score ≥
1,00% sebanyak 9 siswa atau 9% dari seluruh jumlah siswa di kelompok
eksperimen, sedangkan untuk kelompok kontrol siswa yang mendapatkan gain
score ≥ 2,50% sebanyak 2 siswa atau setara dengan 2%. Nilai gain score yang
dijadikan sebagai pijakan didapatkan dari nilai tertinnggi dikurangi nilai terendah
dari kedua kelompok kemudian dari hasil pengurangan tersebut diambil 50%. Hal
ini dapat diartikan bahwa selisih pretest ke posttest I kelompok eksperimen yang
dominan lebih besar daripada selisih pretest ke posttest I pada kelompok kontrol.
2.Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I
Uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I dilakukan untuk
mengetahui apakah ada peningkatan yang signifikan antara hasil pretest ke
posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Uji signifikansi
peningkatan rerata pretest ke postest I dilakukan dengan menggunakan statistik
parametrik Paired sample t-test, karena data yang diuji adalah data normal dan
dalam kelompok yang sama. Tingkat kepercayaan yang digunakan adalah 95%.
Kriteria yang digunakan untuk menolak Hnull jika harga p < 0,05 (Filed, 2009: 53).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Berikut adalah tabel hasil uji signifikansi peningkatan rerata nilai pretest ke
postest I kemampuan memahami.
Tabel 4.18 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Rerata Pretest-Postest
Aspek Kelompok p Keterangan
Posttest 1 - Pretest Kontrol 0,372 Tiak ada peningkatan yang signifikan
Eksperimen 0,004 Ada peningkatan yang signifikan
Hasil uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke posttest I yang
diperoleh menunjukkan bahwa kelompok kontrol memiliki rerata yang lebih
tinggi daripada kelompok eksperimen, yaitu (M = - 0,19; SE = 0,21). Pada
kelompok eksperimen skor yang diperoleh, yaitu (M = - 0,46; SE = 0,14). Hasil
uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke postest yang dilakukan
menggunakan paired samples t-test menunjukkan harga p kelompok kontrol
sebesar 0,372 dan kelompok eksperimen sebesar 0,004, sehingga Hnull diterima
dan Hi ditolak yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara skor
pretest dan posttest I pada kelompok kontrol, sedangkan Hnull ditolak dan Hi
diterima pada kelompok eksperimen, sehingga dapat disimpulkan ada peningkatan
yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I pada kelompok eksperimen.
Tabel 4.19 Hasil Uji Besar Peningkatan Rerata Pretest-Posttest I Kemampuan
Memahami
Kelompok t t2
df r R2
% Efek
Kontrol -0,91 0,8281 28 0,17 0,0289 2,89% kecil
Eksperimen -3,13 9,7969 26 0,52 0,2704 27,04% kecil
Walaupun peningkatan yang signifikan terjadi hanya pada kelompok
eksperimen, namun dari persentase peningkatan, mean, standart deviation dan
standart error pada masing-masing kelompok menunjukkan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation bepengaruh terhadap
kemampuan memahami. Besar pengaruh penerapan metode ceramah pada
kelompok kontrol terhadap kemampuan memahami adalah 0,17 atau 2,89% yang
setara dengan efek kecil, sedangkan pengaruh penerapan model pembelajaran
Group Investigation pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami
sebesar 0,52 atau 27,04% yang setara dengan efek kecil. Jadi, dapat ditarik
kesimpulan bahwa peningkatan rerata pretest ke posttest I kelompok eksperimen
yang menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation lebih
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
besar daripada skor rerata pretest ke posttest I kelompok kontrol yang
menggunakan metode ceramah.
3.Uji Korelasi antara Rerata Pretest dan Posttest I
Uji Korelasi antara rerata pretes dan posttest I pada kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen bertujuan untuk mengetahui hubungan yang terjadi antara
nilai pretest dan posttest I pada masing-masing kelompok itu bersifat negatif atau
positif. Ketika melakukan uji korelasi antara rerata pretest dan posttest I peneliti
menggunakan Pearson Correlations pada program IBM SPSS Statistic 22 for
Windows. Kriteria untuk menolak Hnull yaitu jika harga p < 0,05. Berikut ini
adalah hasil perhitungan uji korelasi pretest dam posttest I pada masing-masing
kelompok.
Tabel 4.20 Uji Korelasi antara Pretest dan Postest I Kemampuan Memahami
Aspek Pearson
Correlation
p Keterangan
Kelompok Kontrol Pretest dan Posttest I 0,101 0,601 Positif & tidak signifikan
Kelompok Eksperimen Pretest dan Posttest I 0,255 0,199 Positif & tidak signifikan
Berdasarkan tabel di atas, diketahui bahwa harga p pada kedua kelompok
> 0,05 yang berarti Hnull diterima. Oleh karena itu, tidak ada perbedaan hasil
korelasi pretest-posttest I dengan P dan Q. Berarti ancaman terhadap validitas
internal penelitian berupa regresi statistik tidak bisa dikendalikan dengan baik.
Hasil correlation coefficient pada kedua kelompok positif, maka siswa yang
mendapat skor tinggi pada pretest akan mendapat skor tinggi pula pada posttest I
terhadap kemampuan memahami. Skor korelasi yang diperoleh pada kedua
kelompok tidak dapat digeneralisasikan ke populasi, karena data tersebut tidak
signifikan.
4.Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
Uji retensi pengaruh perlakuan posttest I ke posttest II dilakukan untuk
mengetahui apakah ada peningkatan skor yang signifikan dari posttest I ke
posttest II baik pada kelompok kontrol maupun kelompok eksperimen. Selain itu,
uji retensi juga bisa digunakan untuk mencari tahu apakah perlakuan yang
diberikan membawa pengaruh yang kuat atau tidak. Pengujian ini dilakukan satu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
minggu setelah posttest I. Sebelum melakukan uji retensi posttest I dan posttest II
dilakukan uji normalitas terhadap skor posttest I dan posttest II. Dari data uji
normalitas yang didapat, diketahui bahwa distribusi data normal, sehingga dapat
dikatakan bahwa data pada posttest II baik di kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen memiliki distribusi data normal. Oleh karena itu, uji retensi pengaruh
perlakuan bisa dilakukan dengan menggunakan Paired samples t-test. Tingkat
kepercayaan yang digunakan adalah 95%. Kriteria yang digunakan untuk menolak
Hnull adalah p < 0,05 (Field, 2009: 53). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan
terhadap kemampuan memahami dapat dilihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 4.21 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan Kemampuan Memahami
Kelompok Kontrol
Aspek Kontrol
Peningkatan (%) p Keterangan Post I Post II
Variabel memahami 2,61 2,53 -3,06 0,672 Tidak ada Perbedaan
Kelompok Eksperimen
Aspek Eksperimen
Peningkatan (%) p Keterangan Post I Post II
Variabel memahami 3,00 3,21 7 0,224 Tidak ada Perbedaan
Rerata kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen,
yaitu (M = 0,081; SE = 0,19), sedangkan hasil kelompok eksperimen, yaitu (M =
-0,21; SE = 0,17). Hasil uji retensi pengaruh perlakuan skor posttest I ke posttest
II kemampuan memahami pada kelompok kontrol menunjukkan harga p sebesar
0,672 (p > 0,05), maka Hnull diterima dan Hi ditolak. Kesimpulan yang dapat
ditarik adalah terjadi penurunan skor yang signifikan dari skor posttest I ke
posttest II kemampuan memahami pada kelompok kontrol. Sedangkan harga p
kemampuan memahami pada kelompok eksperimen sebesar 0,224 (p > 0,05),
maka Hnul diterima dan Hi ditolak. Dengan kata lain tidak ada perbedaan yang
signifikan antara skor posttest I dan posttest II kemampuan memahami di
kelompok eksperimen. Kesimpulan yang dapat ditarik adalah terjadi penurunan
skor yang signifikan dari skor posttest I ke posttest II kemampuan memahami
pada kelompok eksperimen.
Peningkatan skor secara keseluruhan dari pretest, posttest I, dan posttest II
kemampuan memahami pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dapat
dilihat pada grafik berikut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Gambar 4.11 Grafik Pretest, Posttest I, dan Posttest II Kemampuan Memahami
4.2 Pembahasan
4.2.1 Ancaman terhadap Validitas Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian eksperimental yang memiliki tujuan
sebagai berikut. 1) Mengetahui pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation terhadap kemampuan mengingat siswa kelas V SD Negeri
Condongcatur Yogyakarta semester gasal tahun ajaran 2017/2018. 2) Mengetahui
pengaruh model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation terhadap
kemampuan memahami siswa kelas V SD Negeri Condongcatur Yogyakarta
semester gasal tahun ajaran 2017/2018.
Implementasi dilakukan oleh guru mitra di kelas kontrol dan kelas
eksperimen. Ketika di kelas kontrol guru memberikan materi dengan
menggunakan metode ceramah, sedangkan pada kelompok eksperimen guru mitra
memberikan materi dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe
Group Investigation. Pembelajaran dilakukan selama satu minggu dengan
pertemuan sebanyak 4x. Masing-masing pertemuan memiliki alokasi waktu
sebesar 2 x 35 menit. Hasil penelitian yang diperoleh dari perhitungan yang sudah
dilakukan oleh peneliti dapat disimpulkan bahwa model pembelajaran kooperatif
tipe Group Investigation tidak berpengaruh terhadap kemampuan mengingat dan
memahami.
Dalam penelitian ini, sesudah data dianalisis dengan menggunakan teknik
pengujian statistic dan sesudah diperoleh kesimpulan-kesimpulannya, sebelum
menarik kesimpulan penelitian secara final perlu diperiksa terlebih dahulu apakah
sungguh terdapat hubungan kausalitas antara variable independen dan variable
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
dependen sebagaimana ditunjukkan oleh data yang diperoleh dari instrument
penelitian, atau ada faktor-faktor di luar variable independen yang turut
mempengaruhi variable dependen.
Dalam penelitian kuantitatif sering dibedakan pengertian validitas internal
dan validitas eksternal penelitian. Validitas internal mengacu pada pengertian
apakah sebuah efek yang muncul pada variable dependen itu sungguh disebabkan
oleh variable independen, dan bukan oleh faktor-faktor lain di luar variable
independen. Dengan kata lain memang ada hubungan sebab akibat antara variable
independen dan variable dependen. Validitas internal penelitian bisa ditingkatkan
dengan mengontrol faktor-faktor di luar variable independen yang potensial ikut
mempengaruhi variable dependen. Faktor-faktor ini yang sering disebut sebagai
ancaman terhadap validitas internal penelitian. Sedangkan validitas eksternal
mengacu pada pengertian apakah kesimpulan yang diperoleh dari suatu penelitian
bisa digeneralisasi ke populasi yang lebih luas dengan subjek penelitian yang
berbeda (population validity), setting penelitian yang berbeda (ecological
validity), dan waktu penelitian yang berbeda (historical validity).
Maka dari itu, pada penelitian eksperimen diperlukan kehati-hatian dalam
menarik kesimpulan pada sebuah penelitian eksperimen bahwa perubahan yang
terjadi pada variabel depeden disebabkan, karena variabel independen yang
digunakan sebagai treatment penelitian. Bisa jadi terdapat variabel lain di luar
perlakuan yang turut mempengaruhi hasil penelitian, sehingga memunculkan
keraguan terhadap hubungan sebab-akibat yang ditarik dalam kesimpulan
penelitian. Faktor-faktor luar ini bisa menjadi ancaman terhadap validitas
penelitian. Ancaman terhadap validitas penelitian ini akan semakin besar dalam
penelitian eksperimental yang menggunakan tipe a one-group pretest-posttest
design (hanya 1 kelompok eksperimen dan tidak menggunakan kelompok kontrol)
(Johnson & Christensen, 2008: 258). Oleh karena itu, dalam penelitian ini
dipaparkan cara untuk mengontrol ancaman validitas internal penelitian.
Pretest Treatment Posttest
O1 X O2
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
Ancaman-ancaman terhadap validitas penelitian sudah diidentifikasi oleh
Campbell dan Stanley (1963), Bracht dan Glass (1968), dan Lewis-Beck (1993).
Ancaman terjadi lebih besar pada penelitian kuasi-eksperimental dibandingkan
eksperimental murni, karena dalam eksperimental murni seleksi sampel dilakukan
secara random dan lebih terkontrol. Berikut ini jenis-jenis ancaman terhadap
validitas internal penelitian dan cara pengendaliannya.
1. Sejarah (history)
Setiap kejadian atau perlakuan yang terjadi di antara pretest dan posttest
pada kelompok yang diteliti dapat mempengaruhi hasil posttest pada variabel
dependen (Johnson & Christensen, 2008: 260, Cohen, Manion, & Morrison, 2007:
155). Pengaruh sejarah (history) bisa terjadi terhadap salah satu kelompok yang
diteliti terutama jika penelitian dilakukan dalam jangka waktu yang lama
(beberapa bulan/tahun). Perubahan atau peningkatan hasil yang terjadi pada salah
satu kelompok tersebut disebabkan bukan melulu, karena treatment penelitian,
tetapi oleh faktor lain di luar treatment, sehingga tidak bisa diklaim murni sebagai
pengaruh treatment penelitian. Kejadian tersebut misalnya workshop,
ekstrakurikuler, kursus, acara TV, dsb dengan materi yang sama dengan yang
digunakan selama treatment. Jika kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
juga sama-sama mengikuti acara tersebut, pengaruhnya terhadap hasil posttest
akan seimbang, sehingga tingkat ancaman terhadap validitas internal
penelitiannya: rendah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).
Gambar 4.12 Ancaman Validitas Internal Penelitian
Pengendalian yang dilakukan peneliti terhadap ancaman validitas internal
berupa sejarah ini dengan cara melakukan penelitian dari pretest ke posttest dalam
jangka waktu yang singkat yaitu kurang lebih 2 minggu.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
2. Difusi treatment atau kontaminasi (diffusion of treatment or contamination)
Ancaman ini terjadi ketika kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
diam-diam saling berkomunikasi dan sama-sama mempelajari treatment yang
diberikan pada kelompok eksperimen. Solusi: kedua kelompok betul-betul
dipisahkan dan berjanji untuk tidak saling mempelajari treatment yang diberikan
pada kelompok eksperimen (Neuman, 2013: 130). Jika diabaikan, ancaman
terhadap validitas internal penelitian: rendah sampai menengah.
Pengendalian yang dilakukan peneliti terhadap ancaman validitas internal
berupa difusi treatment atau kontaminasi ini dengan cara memberikan pengertian
kepada kedua kelompok untuk tidak saling mempelajari treatment yang diberikan
pada kelompok eksperimen.
3.Perilaku kompensatoris
Ancaman ini terjadi jika treatment yang diberikan di kelompok
eksperimen dirasa sangat berharga dan diketahui juga oleh kelompok kontrol yang
tidak mendapatkan treatment tersebut. Keuntungan yang diperoleh oleh kelompok
eksperimen dirasa jauh lebih banyak dibanding kelompok kontrol, karena merasa
dievaluasi, kelompok kontrol bisa jadi 1) berusaha menandingi kelompok
eksperimen dengan belajar ekstra keras; atau 2) mengalami demoralisasi, sehingga
marah dan tidak kooperatif (Neuman, 2013: 330). Solusi: kelompok kontrol diberi
pengertian bahwa sesudah penelitian mereka juga akan mendapatkan treatment
yang sama. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian:
rendah sampai menengah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).
Pengendalian yang dilakukan peneliti terhadap ancaman validitas internal
berupa perilaku kompensatoris ini dengan cara meyakinkan kepada kelompok
kontrolbahwa mereka juga akan mendapatkan treatment yang sama dengan
kelompok eksperimen dan kelompok eksperimen juga akan mendapatkan
perlakuan yang sama dengan kelompok kontrol.
4. Maturasi (maturation)
Setiap perubahan biologis atau psikologis yang terjadi sepanjang waktu
penelitian bisa berpengaruh terhadap posttest pada variabel dependen (Johnson &
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
Christensen, 2008: 261). Misalnya perubahan yang terjadi karena penuaan,
kebosanan, rasa lapar, rasa haus, kelelahan, atau tambahan pengalaman belajar di
luar penelitian. Ancaman terhadap validitas internal penelitian ini menjadi
semakin serius jika penelitian dilakukan dalam jangka waktu lama atau dalam
waktu beberapa tahun. Solusi: menggunakan kelompok kontrol dengan waktu
pretest dan posttest yang sama dengan kelompok eksperimen. Jika
memungkinkan, rentang waktu penelitian dirancang lebih pendek. Krathwohl
(2004: 547) menganjurkan untuk melakukan penelitian eksperimental dalam
waktu yang relatif singkat untuk menghindari ancaman terhadap validitas internal
penelitian akibat history,mortality, selection, and maturation). Jika diabaikan,
tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian: rendah (Fraenkel, Wallen,
& Hyun, 2012: 283).
Pengendalian yang dilakukan peneliti terhadap validitas internal berupa
maturasi ini dengan cara penelitian dilakukan dalam kurun waktu singkat, yaitu
dua minggu.
5. Regresi statistik (statistical regression)
Kecenderungan umum bahwa partisipan dengan hasil skor pretest yang
sangat tinggi (mencapai skor tertinggi dalam skala pengukuran) biasanya
memperoleh skor posttest yang lebih rendah dan sebaliknya hasil pretest yang
sangat rendah (mencapai skor terendah dalam skala pengukuran) biasanya
memperoleh skor posttest yang lebih tinggi merupakan ancaman regresi statistik.
Skor yang rendah pada pretest akan cenderung naik mendekati mean pada posttest
dan skor yang tinggi pada pretest akan cenderung turun mendekati mean.
Ancaman ini akan lebih besar terjadi pada penelitian terhadap kelompok yang di
dalamnya ada yang berkebutuhan khusus slow learner dan talented. Pada pretest,
kelompok slow learner akan mendapat skor yang sangat rendah. Sesudah
treatment, mereka akan mendapatkan skor yang lebih tinggi. Sementara yang
talented biasanya akan langsung mendapatkan skor yang sangat tinggi pada waktu
pretest, tetapi akan mengalami penurunan pada posttest. Jika perubahan yang
terjadi pada posttest diklaim melulu sebagai hasil treatment penelitian,
kesimpulan tersebut bisa diragukan persis karena efek regresi statistik ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Hasilnya bisa diragukan karena hasil pretest dan posttest belum tentu memiliki
korelasi yang sempurna (Johnson & Christensen, 2008: 263). Hasil pretest atau
posttest belum tentu 100% mencerminkan kemampuan objektif. Bisa jadi faktor-
faktor lain ikut berpengaruh saat menjalani pretest atau posttest, misalnya stress
saat mengerjakan test, kurang konsentrasi, kurang istirahat, salah
menginterpretasikan pertanyaan, dsb. Solusi: kecermatan dalam melihat partisipan
dengan skor pretest yang sangat tinggi atau sangat rendah dan
membandingkannya dengan hasil posttest mereka. Penggunaan kelompok kontrol
akan mengurangi ancaman ini karena keduanya kurang lebih memiliki partisipan
khusus yang kurang lebih sama. Jika diabaikan, ancaman terhadap validitas
internal penelitian: rendah (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).
Pengendalian yang dilakukan peneliti terhadap ancaman validitas internal
berupa regresi statistik dengan cara melakukan uji korelasi reratapretest dan
posttest pada kedua kelompok. Hasil uji korelasi yang telah dilakukan pada kedua
kemampuan memiliki hasil yang sama yaitu positif di kelompok kontrol dan
eksperimen. Positif memiliki arti bahwa siswa yang mendapat rerata tinggi pada
pretest akan mendapat rerata tinggi pula pada posttest I dan sebaliknya.
6. Mortalitas (mortality)
Perbedaan jumlah partisipan pada waktu pretest dan posttest akibat
mengundurkan diri dalam penelitian sehingga tidak ikut posttest dapat
berpengaruh terhadap validitas penelitian. Ancaman ini akan lebih besar untuk
penelitian yang dilakukan dalam jangka waktu yang lama. Hasil posttest dari
partisipan yang tersisa bisa jadi berbeda dengan jika dikerjakan oleh seluruh
partisipan yang sama pada saat pretest. Solusi: digunakan kelompok kontrol
sehingga kurang lebih jumlah partisipan yang mengundurkan diri sama. Jika
diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian: menengah
(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282).
Pengendalian terhadap validitas internal berupa mortalitas ini dengan cara
memasukkan mean (rerata) dari rerata ke dalam nilai siswa yang tidak masuk
karena siswa tersebut tetap dianggap kehadirannya.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
7. Pengujian (testing)
Pretest pada awal penelitian bisa mempengaruhi hasil posttest sehingga
hasil posttest menjadi lebih tinggi dari jika tanpa ada pretest (Cohen, Manion, &
Morrison, 2007: 156). Dengan mengerjakan pretest kelompok yang diteliti sudah
tahu tentang apa yang ditargetkan, sudah memiliki pengalaman awal, dan menjadi
familiar dengan materi test sehingga lebih terfokus terhadap apa yang nantinya
dikerjakan pada saat posttest. Sesudah mengerjakan pretest, orang bisa saja
menyadari kesalahan-kesalahan yang telah dikerjakan dan mengantisipasi untuk
mengerjakan posttest lebih baik lagi. Jika demikian, skor posttest yang lebih
tinggi belum tentu sepenuhnya disebabkan oleh treatment penelitian. Jika
penelitian hanya dilakukan terhadap satu kelompok eksperimen saja, ancaman
terhadap validitas internal akan lebih tinggi (Johnson & Christensen, 2008: 262).
Solusi: penggunaan kelompok kontrol yang sama-sama mengerjakan pretest akan
mengurangi ancaman terhadap validitas internal ini karena kedua kelompok sama-
sama mendapatkan pretest. Rancangan penelitian eksperimental 4 kelompok tipe
Solomon sangat membantu meminimalisir ancaman ini (Neuman, 2013: 328). Jika
diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian: rendah
(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).
Pengendalian yang dilakukan peneliti terhadap ancaman validitas internal
berupa pengujian ini yaitu dengan cara pengerjaan pretest yang juga dilakukan
pada kelompok kontrol.
8. Instrumentasi (instrumentation)
Setiap perubahan atau perbedaan instrumen pretest dan posttest yang
digunakan untuk mengukur variabel dependen akan meningkatkan ancaman
terhadap validitas internal penelitian (Johnson & Christensen, 2008: 262).
Instrumen yang tidak valid dan tidak reliabel menjadi ancaman serius terhadap
hasil penelitian. Ancaman instrumentasi ini bisa terjadi dalam 3 kategori
(Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 283).
a. Instrumen yang digunakan untuk mengukur mengalami kerusakan. Kondisi
instrumen pada saat pretest ternyata sudah berbeda dari kondisi pada saat
posttest. Solusi: instrumen diperiksa dengan seksama dan setiap perubahan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
diperbaiki sehingga kondisi instrumen pada saat posttest sama dengan saat
pretest. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal penelitian:
rendah.
b. Karakteristik alat pengumpul data yang digunakan berbeda antara kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen atau untuk pretest dan posttest. Solusi:
karakteristik alat pengumpul data yang digunakan harus sama untuk kedua
kelompok dan sama untuk pretest dan posttest. Jika diabaikan, ancaman
terhadap validitas internal penelitian: menengah.
c. Bias alat pengumpul data bisa terjadi terutama jika digunakan teknik
observasi. Observer bisa saja memiliki perspektif yang berbeda (bias) ketika
mengamati kelompok kontrol dan kelompok eksperimen. Tingkat kelelahan
dalam menjalani observasi juga bisa berpengaruh. Solusi: sungguh-sungguh
melakukan training terhadap observer atau observer samasekali tidak diberi
tahu mana kelompok kontrol dan mana kelompok eksperimen, sehingga
observer lebih objektif. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas
internal penelitian: tinggi.
Pengendalian yang dilakukan peneliti terhadap validitas internal berupa
instrumentasi ini dengan cara menggunakan instrumen yang sama ketika pretest
dan posttest.
9. Lokasi (location)
Jika lokasi yang digunakan baik untuk pretest maupun posttest maupun
untuk implementasi treatment pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen
terlalu berbeda (misalnya ukuran ruang, kenyamanan ruang, kebisingan ruang,
dsb), lokasi yang berbeda bisa menghasilkan skor posttest yang berbeda. Solusi:
ruang yang digunakan harus kurang lebih sama. Jika diabaikan, tingkat ancaman
terhadap validitas internal penelitian: menengah sampai tinggi (Fraenkel, Wallen,
& Hyun, 2012: 282).
Pengendalian yang dilakukan peneliti terhadap validitas internal berupa
lokasi ini dengan cara menggunakan ruangan yang kurang lebih sama pada
kelompok kontrol dan eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
10. Karakteristik subjek (Subject characteristic)
Karakteristik subjek yang berbeda antara kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen menjadi ancaman besar bagi validitas internal penelitian. Ancaman ini
bisa dikelompokkan dalam dua bagian (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 282).
a. Kemampuan awal yang berbeda pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen akan mempengaruhi hasil posttest. Solusi: pemilihan sampel
kelompok kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan secara random. Perlu
dicek dengan pretest apakah kedua kelompok tersebut memiliki kemampuan
awal yang setara. Jika dalam pretest kedua kelompok tersebut memiliki
kemampuan awal yang tidak berbeda, bias yang mungkin terjadi dianggap
tidak ada (Neuman, 2013: 238). Jika diabaikan, ancaman terhadap validitas
internal penelitian: tinggi.
b. Jumlah kelompok gender yang berbeda pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen bisa berpengaruh terhadap posttest. Solusi: pemilihan kelompok
kontrol dan kelompok eksperimen dilakukan dengan penyetaraan jumlah laki-
laki dan perempuan pada kedua kelompok tersebut (matching). Perlu pretest
untuk memastikan kemampuan awal yang setara. Jika diabaikan, tingkat
ancaman terhadap validitas internal penelitian: menengah.
Pengendalian yang dilakukan peneliti terhadap ancaman validitas internal
penelitian berupa karakteristik subjek ini dengan cara melakukan uji perbedaan
kemampuan awal pada kedua kelompok. Hasil dari uji tersebut menunjukkan
bahwa kedua kelompok memiliki kemampuan awal yang sama.
11. Implementasi (implementation)
Perbedaan guru yang mengajar pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen bisa berpengaruh pada skor posttest. Guru yang berbeda juga akan
memiliki style mengajar yang berbeda. Solusi: guru yang mengimplementasikan
pembelajaran di kedua kelompok tersebut sama atau sama-sama dilaksanakan oleh
guru yang berbeda-beda (banyak guru). Perlu kontrol implementasi pembelajaran
yang lebih cermat. Jika diabaikan, tingkat ancaman terhadap validitas internal
penelitian: tinggi (Fraenkel, Wallen, & Hyun, 2012: 284).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
Pengendalian yang dilakukan peneliti terhadap ancaman validitas internal
berupa implementasi ini dengan cara guru yang mengajar kelompok kontrol dan
kelompok eksperimen merupakan guru yang sama. Untuk lebih jelas dapat dilihat
pada tabel berikut.
Tabel 4.22 Pengendalian terhadap ancaman validitas internal penelitian
No Ancaman
Validitas
Tingkat
Ancaman
Terkendali
(ya/tidak)
Keterangan
1 Sejarah Rendah √ Penelitian dilakukan dalam waktu yang
singkat (2 minggu)
2 Difusi treatment Rendah-
menengah
√ Tidak ada komunikasi tentang CL ke
kelompok control secara sistematis
3 Perilaku
kompensatoris
Rendah-
menengah
X Kelompok control tidak diberi CL
sesudah penelitian selesai
4 Maturasi Rendah √ Penelitian dilakukan dalam waktu yang
singkat (2 minggu)
Penggunaan pretest dan posttest yang
sama untuk kelompok control dan
eksperimen
5 Regresi statistic Rendah √ Hasil uji korelasi pretest-posttest 1tidak
negative dan signifikan
6 Mortalitas Menengah √ Penelitian dilakukan dalam waktu yang
singkat (2 minggu)
Skor dari 1 atau 2 siswa yang tidak hadir
saat pretest atau posttest diisi dengan
skor rerata keseluruhan sehingga nilainya
netral.
7 Pengujian
(testing)
Rendah √ Kelompok control dan eksperimen sama-
samadiberi pretest
8 Instrumentasi Rendah-
menengah-
tinggi
√ Digunakan instrumen yang sama untuk
pretest dan posttest.
9 Lokasi Menengah-
tinggi
√ Lingkungan dan kondisi ruang kelas
kelompok control dan eksperimen
kurang lebih sama.
10 Karakteristik
subjek
Menengah-
tinggi
√ (Tidak terkendali dengan baik jika hasil
pretest kelompok control dan eksperimen
berbeda)
11 Implementasi Tinggi √ Pembelajaran diimplementasikan oleh
guru yang sama untuk kelompok control
dan eksperimen.
Ancaman-ancaman mana saja yang bisa dikendalikan dengan baik adalah
sejarah, difusi treatment, maturasi, mortalitas, pengujian, instrumentasi, lokasi,
karakteristik subjek, regresi statistik, dan implementasi, sedangkan yang tidak bisa
dikendalikan dengan baik adalah perilaku kompensatoris. Kurang lebih semua
ancaman bisa dikendalikan dengan baik dan tidak ada temuan data yang
menunjukkan ancaman berdampak sistemik atau mengacaukan. Dengan ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
kredibilitas kesimpulan penelitian bisa dijamin. Setelah ancaman terhadap
validitas internal dapat dikontrol. Berikut ini dipaparkan hasil pembahasan
masing-masing variabel kemampuan mengingat dan kemampuan memahami.
4.2.2Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation terhadap
Kemampuan Mengingat
Hipotesis I pada penelitian ini adalah Penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation pada mata pelajaran IPA materi siklus air
tidak berpengaruh terhadap kemampuan mengingat kelas V SD Negeri
Condongcatur Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Hasil
penelitian menolak hipotesis I. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan
mengingat. Hal ini dibuktikan dengan harga p sebesar 0,380 artinya Hnull diterima
dan Hi ditolak. Dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara
selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Maka dapat ditarik kesimpulan penggunaan model pembelajaran
kooeratif tipe Group Investigation tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kemampuan mengingat. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan bahwa model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation kurang efektif jika diterapkan
pada pembelajaran kalangan anak Sekolah Dasar khususnya pada materi IPA.
Selain itu, siswa kurang termotivasi dalam berlangsungnya pembelajaran,
kurangnya waktu, dan guru kurang memahami langkah-langkah model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation memberikan
pengaruh kecil terhadap kemampuan mengingat, yaitu dengan harga r = 0,11 atau
1,21%, sedangkan yang 98,79% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar
variabel yang diteliti. Variabel lain tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa
sendiri dan lingkungan. Faktor-faktor dari dalam diri siswa misalnya konsentrasi,
minat, motivasi, dan kesehatan tubuh. Faktor-faktor dari lingkungan misalnya
latar belakang keluarga siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Hal ini tidak sesuai dengan teori yang dikemukan oleh Piaget dan
Vygotsky. Dalam teori Piaget anak sekolah dasar yang berusia 7-11 tahun
termasuk dalam tahapan operasional konkret, misalnya dalam keberlangsungan
perkembangan anak, anak diajarkan dengan hal-hal nyata dan diajak langsung
melihat lapangan atau keadaan yang sesungguhnya, sehingga diperlukan model
pembelajaran yang sesuai dengan tingkat perkembangannya. Model pembelajaran
yang sesuai untuk digunakan dalam keberlangsungan proses tahapan operasional
konkrit adalah model pembelajaran yang dapat mengajarkan anak melakukan
beberapa pengalaman belajar seperti mengemukakan dan menjelaskan segala hal
yang bersumber dari pikiran mereka sendiri, membiasakan diri untuk membuka
diri terhadap hal yang dipikirkan oleh teman, meningkatkan tanggung jawab anak,
dan meningkatkan prestasi anak.
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dianggap sebagai
model pembelajaran yang kurang efektif dalam pembelajaran IPA. IPA sering
dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur (Trianto,
2013: 137). IPA juga dapat dijelaskan sebagai usaha manusia untuk memahami
alam semesta melalui pengamatan, prosedur, dan penalaran, sehingga
mendapatkan kesimpulan (Susanto, 2013: 167).
Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen berbeda dengan
kegiatan pembelajaran di kelompok kontrol. Kegiatan pembelajaran di kelompok
eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation, sedangkan kegiatan pembelajaran di kelompok kontrol
menggunakan metode ceramah. Siswa pada kelas kontrol mengikuti pembelajaran
dengan mendengarkan penjelasan dari guru. Guru pada kelas kontrol
menggunakan metode ceramah yang lebih di dominasi komunikasi lisan dari guru
ke siswa. Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah menempatkan
guru sebagai sumber belajar satu arah (Sani, 2013: 159). Siswa pada kelas
eksperimen mengikuti pembelajaran dengan aktif melakukan proses berpikir
melalui kegiaan percobaan dan interasi dengan guru, teman serta lingkungan
(Sanjaya, 2006: 197-199). Menurut Vygotsky guru, teman sebaya, dan orang tua
memberikan rangsangan sosial dan kultural bagi anak, sehingga memungkinkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
terjadi perkembangan. Selain itu, terjadinya kerja sama dengan teman sebaya
dapat mendorong anak untuk belajar secara aktif (Supratiknya, 2002: 29).
Siswa pada kelompok eksperimen memiliki kesempatan untuk
mengambangkan kemampuan mengingat lebih banyak daripada kelompok kontrol
ketika pembelajaran. Siswa mengasah kemampuan mengingat mereka melalui
kegiatan eksperimen yang dilakukan selama proses pembelajaran. Ketika siswa
melakukan eksperimen, maka mereka secara langsung mengamati beberapa
percobaan. Siswa mengembangkan kemampuan mengingat melalui kegiatan
membuat rumusan masalah, mengajukan hipotesis, dan berusaha menjawab
pertanyaan pada rumusan masalah dengan cara melakukan percobaan untuk
menemukan jawaban atas pertanyaan yang sudah dibuat oleh siswa. selain itu,
siswa juga mengembangkan kemampuan mengingat melalui kegiatan presentasi
atas hasil jawaban mereka setelah melakukan percobaan.
Perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest I kemampuan
mengingat pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada
gambar 4.7. Gambar tersebut adalah sebuah diagram yang menunjukkan
peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Hasil uji peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok
kontrol untuk kemampuan mengingat adalah harga p < 0,05 yaitu 0,00 maka Hnull
ditolak dan Hi diterima yang artinya ada perbedaan yang signifikan antara skor
pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok eksperimen terhadap
kemampuan mengingat, sehingga dapat ditarik kesimpulan bahwa terdapat
peningkatan skor yang signifikan dari pretest ke posttest I terhadap kemampuan
mengingat.
Persentase besar pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol
lebih besar daripada persentase besar pengaruh penerapan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation pada kelompok eksperimen. Besar pengaruh
metode ceramah pada kelompok kontrol terhadap kemampuan mengingat adalah
0,75 atau 75% yang setara dengan efek besar. Sedangkan besar pengaruh model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada kelompok eksperimen
terhadap kemampuan mengingat adalah 0,49 atau 49% yang setara dengan efek
menengah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
Pada uji korelasi rerata, kedua kelompok memiliki korelasi yang positif
dan tidak signifikan terhadap kemampuan mengingat. Positif memiliki arti bahwa
siswa yang mendapat rerata tinggi pada pretest akan mendapat rerata tinggi pula
pada posttest I terhadap kemampuan mengaplikasikan dan sebaliknya. Tidak
signifikan memiliki arti bahwa hasil temuan tidak dapat digeneralisasikan untuk
populasi.
Setelah kurang lebih 2 minggu dari posttest I, kedua kelompok
mengerjakan posttest II dengan tujuan untuk mengetahui apakah perlakuan yang
diberikan memiliki efek yang sama setelah beberapa waktu. Hasil uji retensi
pengaruh perlakuan menunjukkan bahwa pada kedua kelompok terdapat
peningkatan rerata yang tidak signifikan dari posttest I ke posttest II. Dengan kata
lain, penerapan metode ceramah dan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation dapat membuat materi bertahan lebih lama dalam ingatan siswa.
4.2.3 Pengaruh Model Pembelajaran Kooperatif tipe Group Investigation terhadap
Kemampuan Memahami
Hipotesis II pada penelitian ini adalah Penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation pada mata pelajaran IPA materi siklus air
tidak berpengaruh terhadap kemampuan memahami kelas V SD Negeri
Condongcatur Yogyakarta pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Hasil
penelitian menolak hipotesis II. Hasil analisis data menunjukkan bahwa
pembelajaran dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation tidak berpengaruh secara signifikan terhadap kemampuan
memahami. Hal ini dibuktikan dengan harga p sebesar 0,312 artinya Hnull diterima
dan Hi ditolak. Dapat dikatakan bahwa tidak ada perbedaan yang signifikan antara
selisih skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen, maka dapat ditarik kesimpulan penggunaan model pembelajaran
kooperatif tipe Group Investigation tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kemampuan memahami. Hal ini disebabkan oleh kemungkinan model
pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation kurang efektif jika diterapkan
pada anak Sekolah Dasar khususnya pada materi IPA. Selain itu, siswa kurang
termotivasi ketika berlangsungnya pembelajaran, kurangnya waktu dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
berlangsungnya pembelajaran, dan guru kurang memahami langkah-langkah
model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation.
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation memberikan
pengaruh kecil terhadap kemampuan memahami, yaitu dengan harga r = 0,14 atau
1,96%. Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation memberikan
pengaruh sebesar 1,96% terhadap kemampuan memahami, sedangkan yang
98,04% merupakan pengaruh dari variabel lain di luar variabel yang diteliti.
Variabel lain tersebut dapat berasal dari dalam diri siswa sendiri dan lingkungan.
Faktor-faktor dari dalam diri siswa misalnya konsentrasi, minat, motivasi, dan
kesehatan tubuh. Faktor-faktor dari lingkungan misalnya latar belakang keluarga
siswa.
Model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation dianggap sebagai
model pembelajaran yang kurang efektif dalam pembelajaran IPA. IPA sering
dipandang pula sebagai proses, sebagai produk, dan sebagai prosedur (Trianto,
2013: 137). IPA juga dapat dijelaskan sebagai usaha manusia untuk memahami
alam semesta melalui pengamatan, prosedur, dan penalaran, sehingga
mendapatkan kesimpulan (Susanto, 2013: 167).
Kegiatan pembelajaran pada kelompok eksperimen berbeda dengan
kegiatan pembelajaran di kelompok kontrol. Kegiatan pembelajaran di kelompok
eksperimen menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation, sedangkan kegiatan pembelajaran di kelompok kontrol
menggunakan metode ceramah. Siswa pada kelas kontrol mengikuti pembelajaran
dengan mendengarkan penjelasan dari guru. Guru pada kelas kontrol
menggunakan metode ceramah yang lebih di dominasi komunikasi lisan dari guru
ke siswa. Pembelajaran dengan menggunakan metode ceramah menempatkan
guru sebagai sumber belajar satu arah (Sani, 2013: 159). Siswa pada kelas
eksperimen mengikuti pembelajaran dengan aktif melakukan proses berpikir
melalui kegiaan percobaan dan interasi dengan guru, teman serta lingkungan
(Sanjaya, 2006: 197-199). Hal ini sesuai dengan teori yang dikemukakan oleh
Vygotsky. Menurut Vygotsky guru, teman sebaya, dan orang tua memberikan
rangsangan sosial dan kultural bagi anak, sehingga memungkinkan terjadi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
perkembangan. Selain itu, kerja sama dengan teman sebaya dapat mendorong
anak untuk belajar secara aktif (Supratiknya, 2002: 29).
Siswa pada kelompok eksperimen memiliki kesempatan untuk
mengambangkan kemampuan memahami lebih banyak daripada kelompok
kontrol ketika pembelajaran. Siswa mengasah kemampuan memahami mereka
melalui kegiatan eksperimen yang dilakukan selama proses pembelajaran. Ketika
siswa melakukan eksperimen, maka mereka secara langsung mengamati beberapa
percobaan. Siswa mengembangkan kemampuan memahami melalui kegiatan
membuat rumusan masalah, mengajukan hipotesis, dan berusaha menjawab
pertanyaan pada rumusan masalah dengan cara melakukan percobaan untuk
menemukan jawaban atas pertanyaan yang sudah dibuat oleh siswa. Selain itu,
siswa juga mengembangkan kemampuan memahami melalui kegiatan presentasi
atas hasil jawaban mereka setelah melakukan percobaan.
Perbandingan rerata selisih skor pretest dan posttest I kemampuan
memahami pada kelompok eksperimen dan kelompok kontrol dapat dilihat pada
gambar 4.13. Gambar tersebut adalah sebuah diagram yang menunjukkan
peningkatan rerata skor pretest ke posttest I pada kelompok kontrol dan kelompok
eksperimen. Hasil uji signifikansi peningkatan rerata pretest ke postest yang
dilakukan menggunakan paired samples t-test menunjukkan harga p kelompok
kontrol sebesar 0,372 dan kelompok eksperimen sebesar 0,004, sehingga Hnull
diterima dan Hi ditolak yang artinya tidak ada perbedaan yang signifikan antara
skor pretest dan posttest I pada kelompok kontrol, sedangkan Hnull ditolak dan Hi
diterima pada kelompok eksperimen, sehingga dapat disimpulkan ada peningkatan
yang signifikan antara selisih skor pretest-posttest I pada kelompok eksperimen.
Besar pengaruh penerapan metode ceramah pada kelompok kontrol
terhadap kemampuan memahami adalah 0,17 atau 2,89% yang setara dengan efek
kecil, sedangkan pengaruh penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation pada kelompok eksperimen terhadap kemampuan memahami
sebesar 0,52 atau 27,04% yang setara dengan efek kecil.
Pada uji korelasi rerata, kedua kelompok memiliki korelasi yang positif
dan tidak signifikan terhadap kemampuan memahami. Positif memiliki arti bahwa
siswa yang mendapat rerata tinggi pada pretest akan mendapat rerata tinggi pula
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
pada posttest I terhadap kemampuan mengaplikasikan dan sebaliknya. Tidak
signifikan memiliki arti bahwa hasil temuan tidak dapat digeneralisasikan untuk
populasi.
Setelah kurang lebih 2 minggu dari posttest I, kedua kelompok
mengerjakan posttest II dengan tujuan untuk mengetahui apakah perlakuan yang
diberikan memiliki efek yang sama setelah beberapa waktu. Hasil uji retensi
pengaruh perlakuan menunjukkan bahwa pada kedua kelompok terdapat
peningkatan rerata yang tidak signifikan dari posttest I ke posttest II. Dengan kata
lain, penerapan metode ceramah dan model pembelajaran kooperatif tipe Group
Investigation dapat membuat materi bertahan lebih lama dalam ingatan siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
BAB V
PENUTUP
Bab ini membahas kesimpulan, keterbatasan penelitian, dan saran.
Kesimpulan berisi hasil penelitian yang menjawab dari hipotesis penelitian.
Keterbatasan penelitian berisi kekurangan yang ada selama penelitian
dilaksanakan. Saran berisi saran peneliti untuk penelitian berikutnya.
5.1 Kesimpulan
5.1.1 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada
mata pelajaran IPA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kemampuan mengingat siswa kelas V SD Negeri Condongcatur Yogyakarta
pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Hasil analisis terhadap data
penelitian menolak hipotesis penelitian. Hasil uji statistik menggunakan
statistik parametrik dengan Independent samples t-test menunjukkan bahwa
rerata kelompok kontrol lebih tinggi daripada kelompok eksperimen, yaitu
(M = 1,19; SE = 0,10), sedangkan kelompok eksperimen memperoleh skor
(M = 1,03; SE = -0,15). Besar pengaruh perlakuan adalah 0,11 atau 1,21%
yang setara dengan efek kecil.
5.1.2 Penerapan model pembelajaran kooperatif tipe Group Investigation pada
mata pelajaran IPA tidak berpengaruh secara signifikan terhadap
kemampuan memahami siswa kelas V SD Negeri Condongcatur Yogyakarta
pada semester gasal tahun ajaran 2017/2018. Hasil analisis terhadap data
penelitian menolak hipotesis penelitian. Hasil uji statistik menggunakan
statistik parametrik dengan Independent samples t-test menunjukkan rerata
kelompok eksperimen lebih tinggi daripada kelompok, yaitu (M = 0,46; SE
=0,15) sedangkan kelompok kontrol memperoleh skor (M =0,19; SE
=0,21). Besar pengaruh perlakuan adalah0,14 atau 1,96% yang setara
dengan efek kecil.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
5.2 Keterbatasan Penelitian
5.2.1 Waktu pelaksanaan pembelajaran yang hanya terbatas 2 x 35 menit dalam
satu hari, sehingga materi yang diberikan belum tersampaikan dengan baik
pada siswa.
5.2.2 Hasil penelitian terbatas pada siswa kelas V di SD Negeri Condongcatur
semester gasal tahun ajaran 2017/2018, sehingga belum bisa
digeneralisasikan ke semua sekolah.
5.3 Saran
5.3.1 Peneliti sebaiknya sering melakukan koordinasi dengan guru mitra
penelitian untuk menyesuaikan waktu pelaksanaan penelitian dan materi
pembelajaran.
5.3.2 Peneliti sebaiknya merencanakan penelitian dengan pelaksanaan yang
lebih dari satu tempat agar dapat menemukan kesimpulan yang lebih
mutlak.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L. W. & Krathwohl, D. R. (2010). Kerangka landasan untuk
pembelajaran, pengajaran, dan asesmen: Revisi taksonomi pendidikan
Bloom. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Arikunto, S. (2010). Prosedur penelitian: Suatu pendekatan praktik. Jakarta:
Rineka Cipta.
Azwar. (2007). Reliabilitas dan validitas. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Best, J. W. & Kahn, J. V. (2006). Research in education (10th ed.). Boston:
Pearson.
Best, J. W. & Kahn, J. V. (2016). Research in education (tenth edition). Boston:
Pearson Education Inc.
Cohen, L., Manion, L., & Morrison, K. (2007). Research methods in education
(6th ed.). London: Routledge.
Field, A. (2009). Discovering statistics using SPSS, third edition. London: Sage.
Fraenkel, J. R., Wallen, N. E., & Hyun, H. H. (2012). How to design and evaluate
research in education. New York: Mc Graw-Hill.
Ghozali, I. (2009). Aplikasi analisis multivariate dengan program SPSS.
Semarang: UNDIP.
Gunawan, A. (2006). Buku pintar Sekolah Dasar. Jakarta: Lima Bintang.
Hergenhahn, B. R. & Olson, M. H. (2010). Theories of learning: Teori belajar.
Jakarta: PT Indeks.
Huda, M. (2014). Cooperative learning. Yogyakarta: Pustaka Pelajar.
Johnson, B. & Christensen, L. (2008). Educational research, quantitative,
qualitative, and mixed approaches, third edition. California: Sage
Publications.
Kadir, A. & Asrohah, H. (2014). Pembelajaran tematik. Jakarta: PT Raja
Grafindo Persada.
Kodoatie, Robert, J., & Roestam, S. (2010). Tata ruang air. Yogyakarta: Andi.
Krathwohl, D. R. (2004). Methods of educational and social science research, an
integrated approach (2nd ed.). Illinois: Waveland.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
Krathwohl, D.R. (2014). Methods of educational and social science research, an
integrated approach, second edition. Illinois: Waveland Press.
Lintang, B. (2015). Buku pintar bimbel SD kelas 4, 5, 6. Jakarta: Lembar Langit
Indonesia.
Masidjo. (2010). Penilaian pencapaian hasil belajar siswa di sekolah.
Yogyakarta: Kanisius.
Neuman, W. L. (2013). Metodologi penelitian sosial: Pendekatan kualitatif dan
kuantitatif (Ed. 7). Jakarta: PT Indeks.
OECD. (2010). PISA 2009 results. Jerusalem: PISA, OECD Piblishing.
OECD. (2013). PISA 2012 results: what students know and can do-student
performance in mathematics,reading,and science (Volume I),. Turkey:
PISA, OEDC Publishing.
Pitoyo, A. & Waluyo, H. J. (2014). The effect of group investigation learning
model accelerated learning team and role playing on elementary school
student’s writing skills viewed from cognitive style. Journal of Education
and Practice. ISSN 2222-1735 (paper) ISSN 2222-288X (online).
Volume.5, No: 1. Diakses dari
http://www.iiste.org/Journals/index.php/JEP/article/download/10644/1087
1 pada tanggal 29 Agustus 2017.
Priyatno, D. (2012). Belajar praktis analisis parametrik dan non parametrik
dengan SPSS dan prediksi pertanyaan pendadaran skripsi dan tesis:
Simple, praktis, dan mudah dipahami untuk tingkat pemula dan menengah.
Yogyakarta: Gava Media. Diakses dari
http://ejournal.stainpamekasan.ac.id/index.php/okara/article/view/467/453
Rabbianty, E. N. (2014). Penerapan model pembelajaran gabungan (GI &
Lecturing) untuk meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam memahami
materi mata kuliah english teaching and learning theories. OKARA.
Volume: 2.
Raharjo, T. (2012). Peningkatan kemampuan daya ingat anak slow learner melalui
terapi kognitif pada anak Sekolah Dasar. Volume: 5. no: 1. Diakses dari
https://www.google.co.id/search?safeRaharjo%2C+T.+%282012%29.+Pe
ningkatan+kemampuan+daya+ingat+anak+slow+learner+melalui+terapi+
kognitif+pada+anak+Sekolah+Dasar. Pada tanggal 29 Agustus 2017.
Sanjaya, W. (2013). Penelitian pendidikan jenis metode dan prosedur. Jakarta:
Kencana Predana Media Group.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Santosa, S. (2012). Aplikasi SPSS pada statistik non parametrik. Jakarta: PT Elex
Media Komputindo.
Samatowa, U. (2011). Pembelajaran IPA di Sekolah Dasar. Jakarta Barat: Indeks.
Santrock. (2014). Psikologi pendidikan. Jakarta: Salemba Humanika.
Sapitri & Hartono. (2014). Keefektifan cooperative learning STAD dan GI
ditinjau dari kemampuan berpikir kritis dan komunikasi matematis. Jurnal
riset pendidikan matematika. Volume: 2. No: 2. Diakses dari
https://journal.uny.ac.id. Pada tanggal 29 Agustus 2017.
Sari, N. M. & Eurika, N. (2016). Penerapan model pembelajaran group
investigation untuk meningkatkan hasil belajar siswa.Jurnal biologi dan
pembelajaran biologi. volume: 1. no. 1. (p-ISSN 2527 – 7111; e- ISSN
2528-1615). Diakses dari:
http://jurnal.unmuhjember.ac.id/index.php/BIOMA/article/view/157.
Shadish, W. R., Cook, T. D., & Campbell, D. T. (2002). Experimental and quasi-
experimental designs for generalized causal inference. Boston: Houghton
Mifflin Co.
Simsek, U. (2014). The effects of cooperative learning metods on students’
academic achievements in social psychology lessons. volume: 4. issue: 3.
no: 1. Diakses dari http://www.ijonte.org. Pada tanggal 29 Agustus 2017.
Slavin, R. E. (2011). Psikologis pendidikan: Teori dan praktik. Jakarta: PT
Indeks.
Sudijono, A. (2011). Pengantar evaluasi pendidikan. Jakarta: Raja Grafindo
Persada.
Sugiyono. (2012). Metode penelitian kuantitatif, kualitatif, dan R & D. Bandung:
Alfabeta.
Sulistiyowati, F. & Kusumawati, H. (2014). Peristiwa dalam kehidupan. Jakarta:
Kemendikbud.
Sukandarrumidi. (2010). Bencana alam & bencana anthropogene: petunjuk praktis
untuk menyelamatkan diri dan lingkungan. Yogyakarta: Kanisius.
Suparno, P. (2001). Teori perkembangan kognitif Jean Piaget. Yogyakarta:
Percetakan Kanisius.
Supratiknya, A. (2002). Service learning, belajar dari konteks kehidupan
masyarakat: Paradigma pembelajaran berbasis problem, mempertemukan
Jean Piaget dan Lev Vygotsky. Yogyakarta: Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Suprijono. (2014). Cooperative learning teori dan aplikasi PAIKEM. Yogyakarta:
Pustaka Pelajar.
Susanto, A. (2013). Teori belajar dan pembelajaran di Sekolah Dasar. Jakarta:
Kencana Predana Media Group.
Trianto, (2007). Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik.
Jakarta: Prestasi Pustaka.
Trianto, (2010). Model pembelajaran terpadu. Jakarta: Bumi Aksara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
LAMPIRAN
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
Lampiran 1.1 Surat Izin Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
Lampiran 1.2 Surat Ijin Validitas Soal
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
Lampiran 2.1 Silabus Kelompok Kontrol dan
Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
Lampiran 2.2 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
Lampiran 2.3 Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Kelompok Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
Lampiran 2.4 LKS Kelompok Eksperimen
HARI PERTAMA
LEMBAR KERJA SISWA
Kelas/Kelompok : V B / Eksperimen
Nama Anggota : 1.
2.
3.
4.
5.
6.
Petunjuk:
1. Berdoalah sebelum belajar!
2. Tuliskan nama anggota, kelas, dan kelompok pada kolom pojok kiri!
3. Lakukanlah kegiatan-kegiatan di bawah ini berdasarkan petunjuk kegiatan yang
tertera dalam LKS!
4. Berdiskusilah dengan teman satu kelompokmu lalu kerjakan soal-soal di bawah
ini dengan tepat!
Alat dan bahan: Es batu, air panas, gelas bening, baskom, LKS dan alat tulis
Kegiatan 1
1. Diskusikan dengan temanmu percobaan apa yang akan kamu lakukan dengan alat
dan bahan tersebut terkait dengan proses terjadinya hujan!
2. Tuliskan nama percobaanmu pada bagian judul praktikum di laporan praktikum
yang terdapat pada LKS ini!
3. Apakah tujuan yang hendak dicapai dari percobaan yang kamu lakukan? Tuliskan
pada bagian tujuan di laporan praktikummu!
4. Diskusikan dengan temanmu apa yang akan terjadi jika kalian melakukan
percobaan tersebut!
5. Tuliskan hasil diskusimu pada bagian hipotesis di laporan praktikum yang
terdapat pada LKS ini!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Kegiatan 2
1. Bagilah tugas untuk setiap anggota kelompokmu!
2. Kumpulkan informasi sebanyak mungkin berdasarkan pembagian tugas yang
telah kamu lakukan!
3. Tuliskan alat dan bahan tersebut pada bagian alat dan bahan di laporan praktikum
yang terdapat pada LKS ini!
4. Lakukan percobaan berdasarkan informasi yang telah kamu dapatkan!
Kegiatan 3
1. Tuliskanlah langkah kerja percobaanmu pada bagian langkah-langkah praktikum
di laporan praktikum!
2. Tuliskanlah hasil percobaanmu pada bagian hasil pengamatan di laporan
praktikum!
3. Tariklah sebuah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah kamu lakukan!
4. Tulislah kesimpulanmu pada bagian kesimpulan di laporan praktikum!
Kegiatan 4
Presentasikan laporan praktikummu di depan kelas!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
LAPORAN PRAKTIKUM
Judul Praktikum :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Tujuan Praktikum :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Hipotesis :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Tempat dan Waktu :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Alat dan Bahan Praktikum :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Langkah-langkah Praktikum :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
Hasil Pengamatan :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Kesimpulan :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
Hari Kedua
LEMBAR KERJA SISWA
Kelas/Kelompok : V B / Eksperimen
Nama Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Petunjuk:
1. Berdoalah sebelum belajar!
2. Tuliskan nama anggota, kelas, dan kelompok pada kolom pojok kiri!
3. Amatilah video proses terjadinya siklus air dengan sungguh-sungguh!
4. Lakukanlah kegiatan-kegiatan di bawah ini berdasarkan petunjuk kegiatan yang
tertera dalam LKS!
Media: Video “Proses terjadinya siklus air”
Alatdanbahan: Alat tulis dan LKS
Kegiatan 1
Amatilah video proses terjadinya siklus air dengan sungguh-sungguh!
Kegiatan 2
1. Diskusikan dengan temanmu mengenai video yang telah kalian amati!
2. Informasi apa yang kalian dapatkan dari video proses terjadinya siklus air!
3. Apakah ada faktor yang mempengaruhi terjadinya siklus air? Jika ada, sebutkan
dan jelaskan peranannya dalam proses siklus air!
4. Apa saja dampak siklus air bagi kehidupan?
5. Tuliskan hasil diskusimu mengenai faktor dan dampak siklus air pada bagian
hipotesis di LKS!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
Kegiatan 3
1. Bagilah tugas untuk setiap anggota kelompokmu!
2. Kumpulkan informasi mengenai faktor dan dampak terjadinya proses siklus air
berdasarkan pembagian tugas yang telah kamu lakukan!
3. Buatlah mindmap dari hasil pengumpulan informasi yang telah kalian lakukan!
Kegiatan 4
Presentasikan mindmap di depan kelas!
LEMBAR KEGIATAN SISWA
Materi Pembelajaran :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Tujuan Pembelajaran :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Hipotesis :
Faktor: ____________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Dampak: __________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
Hari Ketiga
LEMBAR KERJA SISWA
Kelas/Kelompok : V B / Eksperimen
Nama Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Petunjuk:
1. Berdoalah sebelum belajar!
2. Tuliskan nama anggota, kelas, dan kelompok pada kolom pojok kiri!
3. Amatilah video bencana alam di Indonesia!
4. Lakukanlah kegiatan-kegiatan di bawah ini berdasarkan petunjuk kegiatan yang
tertera dalam LKS!
Media: Video “Bencana Alam di Indonesia”
Alat dan bahan: Alat tulis dan LKS
Kegiatan 1
Amatilah video Banjir di Indonesia dengan sungguh-sungguh!
Kegiatan 2
1. Diskusikan dengan temanmu mengenai video yang telah kalian amati!
2. Informasi apa yang kalian dapatkan dari video Bencana Alam di Indonesia!
3. Bencana alam apa yang kalian amati? Tuliskan nama bencana tersebut pada
bagian materi di LKS!
4. Kaitkan bencana alam tersebut dengan proses siklus air yang telah kamu pelajari!
5. Apakah kamu melihat adanya hutan dalam video tersebut?
6. Jikaada, tuliskan peranan hutan tersebut dalam menanggulangi bencana alam
yang terjadi pada bagian hipotesis di LKS!
7. Tuliskan hasil diskusimu mengenai peranan hutan dalam proses siklus air di
LKS!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Kegiatan 3
1. Bagilah tugas untuk setiap anggota kelompokmu!
2. Kumpulkan informasi mengenai peranan hutan dalam siklus air!
3. Tulislah hasil informasi yang kalian dapat pada LKS ini!
Kegiatan 4
Presentasikan hasil diskusi kalian di depan kelas!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
LEMBAR KEGIATAN SISWA
Materi Pembelajaran :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Tujuan Pembelajaran :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Hipotesis :
Faktor yang mempengaruhi terjadinya bencana alam:
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Peranan Hutan:
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Kesimpulan: _______________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Hari Keempat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
LEMBAR KERJA SISWA
Kelas/Kelompok : V B / Eksperimen
Nama Anggota :
1.
2.
3.
4.
5.
6.
Petunjuk:
1. Berdoalah sebelum belajar!
2. Tuliskan nama anggota, kelas, dan kelompok pada kolom pojok kiri!
3. Lakukanlah kegiatan-kegiatan di bawah ini berdasarkan petunjuk kegiatan yang
tertera dalam LKS!
4. Amatilah video proses terjadinya siklus air dengan sungguh-sungguh!
5. Berdiskusilah dengan teman satu kelompokmu lalu kerjakan soal-soal di bawah
ini dengan tepat!
Alat dan bahan: Alat tulis, LKS, pot dengan dan tanpa tanaman, air, nampan, rumput
dan video terjadinya erosi
Kegiatan 1
1. Amatilah alat dan bahan yang tersedia di depanmu!
2. Tuliskan alat dan bahan tersebut pada bagian alat dan bahan di laporan praktikum
yang terdapat pada LKS ini!
3. Tuliskan tempat dan waktu percobaan di laporan praktikum yang terdapat pada
LKS ini!
Kegiatan 2
1. Diskusikan dengan temanmu percobaan apa yang akan kamu lakukan dengan alat
dan bahan tersebut terkait dengan erosi tanah!
2. Tuliskan nama percobaanmu pada bagian judul praktikum di laporan praktikum
yang terdapat pada LKS ini!
3. Apakah tujuan yang hendak dicapai dari percobaan yang kamu lakukan? Tuliskan
pada bagian tujuan di laporan praktikummu!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
4. Diskusikan dengan temanmu apa yang akan terjadi jika kalian melakukan
percobaan tersebut!
5. Tuliskan hasil diskusimu pada bagian hipotesis di laporan praktikum yang
terdapat pada LKS ini!
Kegiatan 3
1. Bagilah tugas untuk setiap anggota kelompokmu!
2. Kumpulkan informasi sebanyak mungkin berdasarkan pembagian tugas yang
telah kamu lakukan!
3. Tuliskan alat dan bahan tersebut pada bagian alat dan bahan di laporan praktikum
yang terdapat pada LKS ini!
4. Lakukan percobaan berdasarkan informasi yang telah kamu dapatkan!
Kegiatan 4
1. Tuliskanlah langkah kerja percobaanmu pada bagian langkah-langkah praktikum
di laporan praktikum!
2. Tuliskanlah hasil percobaanmu pada bagian hasil pengamatan di laporan
praktikum!
3. Tariklah sebuah kesimpulan berdasarkan percobaan yang telah kamu lakukan!
4. Tulislah kesimpulanmu pada bagian kesimpulan di laporan praktikum!
Kegiatan 5
Presentasikan laporan praktikummu di depan kelas!
LAPORAN PRAKTIKUM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
Judul Praktikum :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Tujuan Praktikum :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Hipotesis :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Tempat dan Waktu :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Alat dan Bahan Praktikum :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Langkah-langkah Praktikum :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Hasil Pengamatan :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
Kesimpulan :
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
__________________________________________________________________
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Lampiran 3.1 Soal Essai
Nama :
No/Kelas :
Kelompok :
SOAL
1. a. Sebutkan 4 proses perubahan wujud air!
b.Sebutkan 3 faktor utama yang mempengaruhi siklus air!
c. Sebutkan 3 cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian sumber-
sumber air bersih!
2 . a. Sebutkan 3 hal yang dapat menyebabkan kekeringan?
b. Berikan 3 contoh dampak negatif terjadinya kekeringan!
c. Jelaskan secara singkat mengapa air yang ada di permukaan bumi tidak akan
pernah habis dengan mencantumkan 4 kata kunci dengan tepat!
3 a. Buatlah sebuah diagram yang menggambarkan proses terjadinya siklus air!
b. Gunakan nama ilmiah dari proses siklus air!
c. Uraikanlah setiap proses dari siklus air yang telah kamu buat!
4 a. Perhatikan gambar di bawah ini!
Sebutkan minimal masing-masing 2 perbedaan pengaruh kegiatan manusia
dalam proses siklus air berdasarkan dua gambar di atas!
b. Seorang pengusaha mebel gencar menghasut warga agar menebangi hutan
yang ada di desanya. Dia berkata bahwa hutan tersebut merupakan sarang
Menanam pohon Menebang pohon
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
binatang buas. Binatang-binatang buas itulah yang sering memangsa ternak
warga. Pengusaha tersebut berusaha keras meyakinkan warga bahwa
sewaktu-waktu binatang-binatang buas itu bisa saja membunuh mereka
apabila hutan tidak segera digunduli.
Kemukakan 3 alasan apakah kamu setuju/tidak setuju dengan pendapat
pengusaha mebel tersebut!
c. Ceritakan minimal 3 peranan hutan dalam proses siklus air!
5 a.Bacalah cerita berikut ini
Pagi itu, hujan turun deras sekali. Murid-murid SD Nusantara tampak
berlarian menghindari hujan menuju bangunan sekolah. Sudah hampir
seminggu hujan turun terus setiap pagi. Banyak orang yang mengeluhkan hal
ini, tetapi tidak demikian halnya dengan Udin. Udin merasa senang karena ia
bisa bermain hujan-hujanan dan berenang disungai dengan sepuasnya.
Apakah pernyataan diatas benar? Jika salah jelaskan alasannya!
b. Tindakan saat terjadi banjir
a. ketika melihat air
datang, jauhi
secepat mungin
menuju tempat
yang tinggi
b. jika anda terjebak
dalam rumah atau
bangunan, raihlah
benda yang bisa
untuk mengapung
a. Mengusulkan
untuk mendirikan
pos kesehatan
b. ikut mendirikan
tenda
pengungsian dan
pembuatan dapur
umum
Dari dua tindakan tersebut menurutmu mana yang lebih efektif untuk
mengatasi jika tiba-tiba terjadi bencana banjir? Jelaskan alasanmu!
c. Tindakan saat setelah banjir
ketika melihat air datang, jauhi secepat mungin menuju tempat yang tinggi
terlibat dalam mendirikan tenda pengungsian dam dapur umum
Apakah dua pernyataan di atas benar? Jika salah jelaskan alasannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
6 a. Bacalah pernyataan berikut:
Pembuangan sampah sembarangan
Pembuangan limbah di sungai
Pembabatan hutan yang masif
Dari pernyataan di atas kegiatan tersebut dapat mengganggu proses siklus
air atau pencemaran lingkungan.
Buatlah rumusan masalah dengan menggunakan kata tanya apa!
b. Sebutkan minimal 3 langkah jika kamu melakukan percobaan erosi tanah!
c. Buatlah gambar percobaan erosi tanah beserta keterangannya!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
Lampiran 3.2 Kunci Jawaban
KUNCI JAWABAN
1. a. Berikut adalah beberapa perubahan wujud air.
1. Proses penguapan, terjadi dengan bantuan energi sinar matahari dan angin.
Akibat panas dari sinar matahari, air menguap menjadi uap air.
2. Proses pengembunan, terjadi saat uap air mengalami pendinginan dan
berubah menjadi titik-titik air atau kristal air. Saat inilah partikel air
membentuk awan.
3. Proses presipitasi (pengendapan), terjadi saat partikel air tersebut jatuh ke
bumi dalam bentuk hujan.
4. Air hujan jatuh ke bumi. Sebagian air mengalir di permukaan tanah, ke
sungai, laut dan danau dan ada pula yang terserap oleh bumi menjadi air
tanah.
1b. faktor utama yang mempengaruhi siklus air:
air
matahari
angin
tanah
1c. cara yang dapat dilakukan untuk menjaga kelestarian sumber-sumber air
bersih:
melindungi dan melestarikan hutan bisa dengan cara reboisasi
membuat sumur atau resapan air
tidak membuang limbah atau sampah di sumber air
tidak menimbun sampah di dekat sumber air tanah
mengurangi penggunaan zak kimiawi
melakukan perawatan pipa air
menggunakan air tanah secara bijak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
2a. Penyebab Kekeringan
Musim kemarau yang panjang
Penebangan hutan secara liar
Peresapan air ke dalam tanah yang terganggu oleh pembangunan jalan
aspal atau beton yang berlebihan
Pengambilan air tanah yang berlebihan
2b. Dampak negatif terjadinya kekeringan
tanaman banyak yang mati
kebakaran hutan
kekurangan air
gagal panen
polusi udara karena banyak debu
2c. Mengapa air di permukaan bumi tidak akan pernah habis?(4 kata kunci yang
diitalik)
Air yang ada di permukaan bumi tidak akan pernah habis, karena air
mengalami siklus air.
3a. Contoh diagram siklus air yang menggunakan istilah science
b. Siklus Air
Evaporasi adalah proses menguapnya air dari berbagai sumber
seperti air di laut, sungai, dan danau karena pengaruh panas dari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
sinar matahari. Uap air yang dihasilkan evaporasi naik dan
berkumpul di udara.
Presipitasi adalah segala bentuk curahan atau hujan dari atmosfer ke
bumi yang meliputi hujan air, hujan es, hujan salju
Kondensasi adalah proses di mana uap air yang naik, menjadi lebih
dingin dan mengalami perubahan kembali menjadi tetesan air.
Tetesan-tetesan air ini kemudian bergabung dan membentuk awan.
Hujan merupakan proses di mana air jatuh ke bumi. Hal ini terjadi
ketika udara tak lagi bisa membendung beratnya air yang
mengembun. Tergantung pada suhu udara, air dapat mengambil
bentuk cair (hujan), atau bentuk padat (salju, hujan salju atau hujan
es).
4a. Perbedaan dampak menanam pohon dan menebangi pohon
Tidak setuju, alasannya
Penebangan hutan dapat mengurangi suplai oksigen
Penebangan hutan mengancam kelestarian satwa
Penebangan hutan mengancam keanekaragaman hayati
Penebangan hutan dapat mengakibatkan bencana alam seperti banjir dan
tanah longsor
Penebangan hutan memperparah pemanasan global
Peranan hutan dalam proses siklus air
Meresapkan air dalam tanah
Menambah cadangan air dalam tanah
Mencegah terjadinya pengikisan tanah saat hujan lebat turun Mencuci /
membersihkan piring
Dampak menanam pohon Dampak menebangi pohon
Membantu proses penyerapan air Menghambat proses penyerapan air
Menambah cadangan air dalam tanah Mengurangi cadangan air dalam tanah
Mendukung proses siklus air Menghambat proses siklus air
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
5. a. Salah. Karena apabila udin bermain hujan – hujanan dan berenang disungai
bisa hanyut di sungai dan bisa sakit terkena air hujan.
b. Tindakan a. karena pada saat banjir dating kita sebaiknya segera jauhi
secepat mungkin menuju tempat yang tinggi bukan sebaliknya memikirkan
tindakan b seperti mengusulkan untuk mendirikan pos kesehatan.
c. Salah, sebaiknya melakukan tindakan 2 karena saat setelah terjadi banjir
tindakan yang benar adalah mendirikan tenda pengungsian dan dapur umum
6. a. Rumusan maslah
1. Apakah tingkat intensitas hujan tinggi dapat mengganggu erosi pada
tanah?
2. Apakah angin kencang yang tidak bisa di prediksi dapat mengganggu
erosi pada tanah?
3.Apakah perubahan lingkungan yang tidak seimbangdapat mengganggu
erosi pada tanah?
b. Alat dan Bahan :
Tiga botol air mineral 3 liter
Tiga botol ait mineral 600 ml ( wadah penampung air)
Tali 30 cm
Tanah
Daun dan ranting kering
Rumput atau tumbuhan perdu
Langkah – langkah percobaan :
Tiga buah botol air mineral 1,5 liter. Potong salah satu penampang
bagian samping. Sumpal bagian mulut botol dengan penutup botol.
Botol 1 isi dengan tanah dan tumbuhkan rumput atau tanaman perdu
secukupnya sampai akarnya dirasa kuat. ( dilakukan 3 minggu
sebelum percobaan).
Botol 2 isi dengan tanah dan tutupi dengan sampah daun atau
ranting.
Botol 3 isi dengan tanah polos tanpa sisa tanaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
Siram ke tiga botol dengan air. Dengan posisi air mengalir ke bagian
ujung botol dan masuk ke penampungan air.
Amati hasil percobaan yang dilakukan
c. Gambar / sketsa erosi tanah dan keterangannya
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
Lampiran 3.3 Rubrik Penilaian
Matriks Pengembangan Instrumen
Variabel Aspek Indikator No.
soal Kriteria
Skor
Mengingat
Mengenali
Mengenali
perubahan
wujud air
1a
Jika menuliskan 3 perubahan
wujud air dengan tepat
4
Jika menuliskan 2 perubahan
wujud air dengan tepat
3
Jika menuliskan 1 perubahan
wujud air dengan tepat
2
Jika tidak menjawab sama
sekali atau jawaban salah
1
Mengident
ifikasi
Mengidentifik
asi faktor
utama
pengaruh
terjadinya
siklus air
1b
Jika menuliskan 3 faktor
utama pengaruh dengan tepat
4
Jika menuliskan 2 faktor
utama pengaruh dengan tepat
3
Jika menuliskan 1 faktor
utama pengaruh dengan tepat
2
Jika tidak menjawab sama
sekali atau jawaban salah
1
Mengingat
kembali
Mengingat
kembali cara
menjaga
kelestarian
sumber air
bersih
1c
Jika menuliskan 3 cara
menjaga kelestarian sumber
air bersih dengan tepat
4
Jika menuliskan 2 cara
menjaga kelestarian sumber
air bersih dengan tepat
3
Jika menuliskan 1 cara
menjaga kelestarian sumber
air bersih dengan tepat
2
Jika tidak menjawab sama
sekali atau jawaban salah
1
Memaham
i
Menjelask
an
Menjelasakan
sebab
terjadinya
kekeringan
2a
Jika menuliskan 3 penyebab
kekeringan dengan tepat
4
Jika menuliskan 2 penyebab
dengan tepat
3
Jika menuliskan 1 penyebab
dengan tepat
2
Jika tidak menjawab sama
sekali atau jawaban salah
1
Menconto
hkan
Memberi
contoh
dampak
negatif
terjadinya
kekeringan
2b
Jika menuliskan 3 contoh
dampak negatif terjadinya
kekeringan dengan tepat
4
Jika menuliskan 2 contoh
dampak negatif terjadinya
kekeringan dengan tepat
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
Jika menuliskan 1 contoh
dampak negatif terjadinya
kekeringan dengan tepat
2
Jika tidak menuliskan sama
sekali atau jawaban salah
1
Menyimpu
lkan
Menyimpulka
n mengapa air
di permukaan
bumi tidak
pernah akan
habis.
2c
Jika menuliskan 3 kata kunci
dengan tepat
4
Jika menuliskan 2 kata kunci
dengan tepat
3
Jika menuliskan 1 kata kunci
dengan tepat
2
Jika tidak menjawab sama
sekali atau semua jawaban
salah
1
Mengaplik
asikan
Mengekse
kusi
Mengeksekusi
setiap tahapan
dan
prosesnyadari
siklus air
3a
Jika dapat mengeksekusi 3
tahapan dan prosesnya dari
siklus air
4
Jika dapat mengeksekusi 2
tahapan dan prosesnya dari
siklus air
3
Jika dapat mengeksekusi 1
tahapan dan prosesnya dari
siklus air
2
Jika tidak dapat
mengeksekusi tahapan dan
prosesnya dari siklus air
1
Mengimpl
ementasik
an
Mengimpleme
ntasikan
tahapan-
tahapan siklus
air dalam
sebuah
diagram
dengan tepat
3b
Jika dapat
mengimplementasikan 3
tahapan siklus air dalam
sebuah diagram dengan tepat
4
Jika dapat
mengimplementasikan 2
tahapan siklus air dalam
sebuah diagram dengan tepat
3
Jika dapat
mengimplementasikan 1
tahapan siklus air dalam
sebuah diagram dengan tepat
2
Jika tidak dapat
mengimplementasikan
tahapan siklus air dalam
sebuah diagram dengan tepat
1
Menggunakan
Menggunakan istilah science
yang
digunakan
dalam proses
siklus air
3c
Jika dapat menggunakan 3 istilah science yang
digunakan dalam proses
siklus air.
4
Jika dapat menggunakan 2
istilah science yang
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
digunakan dalam proses
siklus air
Jika dapat menggunakan 1
istilah science yang
digunakan dalam proses
siklus air
2
Jika tidak dapat
menggunakan istilah science
yang digunakand alam proses
siklus air
1
Menganali
sis
Memilah Memilah
perbedaan
dampak
menanam
pohon dan
menebang
pohon
4a
Jika dapat memilah masing-
masing 2 perbedaan dampak
menanam pohon dan
menebang pohon dengan
tepat
4
Jikadapat memilah 2
perbedaan dampak menanam
pohon dan 1 dampak
menebang pohon dengan
tepat atau sebaliknya
3
Jika dapat memilah masing-
masing 1 perbedaan dampak
menanam pohon dan
menebang pohon dengan
tepat
2
Jika tidak dapat memilah
perbedaan dampak menanam
pohon dan menebang pohon
dengan tepat
1
Menemuk
an
Menemukan
peranan hutan
dalam proses
siklus air
4b
Jika dapat menemukan 3
peranan hutan dalam proses
siklus air dengan tepat
4
Jika dapat menemukan 2
peranan hutan dalam proses
siklus air dengan tepat
3
Jika dapat menemukan 1
peranan hutan dalam proses
siklus air dengan tepat
2
Jika tidak dapat menemukan
peranan hutan dalam proses
siklus air
1
Mendekon
struksi
Mendekonstru
ksi alasan
dibalik suatu
kejadian 4c
Jika dapat
mendekonstruksikan 3 alasan
mengenai suatu pernyataan
yang tidak sesuai dengan
tepat
4
Jika dapat
mendekonstruksikan 2 alasan
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
mengenai suatu pernyataan
yang tidak sesuai dengan
tepat
Jika dapat
mendekonstruksikan 1 alasan
mengenai suatu pernyataan
yang tidak sesuai dengan
tepat
2
Jika tidak dapat
mendekonstruksikan alasan
mengenai suatu pernyataan
yang tidak sesuai
1
Mengeval
uasi
Memeriks
a
Memeriksa
kebenaran dari
suatu
pernyataan
5a
Jika memeriksa 3 kebenaran
dari suatu jawaban dengan
tepat
4
Jika memeriksa 2 kebenaran
dari suatu jawaban dengan
tepat
3
Jika memeriksa 1 kebenaran
dari suatu jawaban dengan
tepat
2
Jika tidak menjawab sama
sekali atau semua jawaban
salah
1
Menilai
Menilai dua
tindakan yang
lebih efektif
untuk
mengatasi saat
tiba-tiba
terjadi
bencana banjir
5b
Jika menyebutkan 3 tindakan
efektif untuk mengatasi banjir
dengan tepat
4
Jika menyebutkan 2 tindakan
efektif untuk mengatasi banjir
dengan tepat
3
Jika menyebutkan 1 tindakan
efektif untuk mengatasi banjir
dengan tepat
2
Jika tidak menjawab sama
sekali atau semua jawaban
salah
1
Mengkriti
k
Mengkritik
dua
pernyataan
yang salah
mengenai
setelah
terjadinya
bencana alam
banjir
5c
Jika mengkritik 3 pernyataan
yang salah dengan tepat
4
Jika mengkritik 2 pernyataan
yang salah dengan tepat
3
Jika mengkritik 1 pernyataan
yang salah dengan tepat
2
Jika tidak menjawab sama sekali atau semua jawaban
salah
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
Mencipta
Merumusk
an
Merumuskan
rumusan
masalah
mengenai
pernyataan
yang dapat
mengganggu
pencemaran
lingkungan.
6a
Jika merumuskan 3
pengganggu pencemaran
lingkungan dengan tepat
4
Jika merumuskan 2
pengganggu pencemaran
lingkungan dengan tepat
3
Jika merumuskan 1
pengganggu pencemaran
lingkungan dengan tepat
2
Jika tidak menjawab sama
sekali atau semua jawaban
salah
1
Merencan
akan
Merencanakan
langkah –
langkah
membuat
percobaan
sederhana
mengenai
erosi tanah
6b
Jika merencanakan 3 langkah
percobaan mengenai erosi
tanah dengan tepat
4
Jika merencanakan 2 langkah
percobaan mengenai erosi
tanah dengan tepat
3
Jika merencanakan 1 langkah
percobaan mengenai erosi
tanah dengan tepat
2
Jika tidak menjawab sama
sekali atau semua jawaban
salah
1
Memprod
uksi
Membuat
sketsa/gambar
percobaan
erosi tanah
dengan
memberikan
keterangannya
6c
Jika membuat 3 gambar
beserta keterangannya dengan
tepat
4
Jika membuat 2 gambar
beserta keterangannya dengan
tepat
3
Jika membuat 1 gambar
beserta keterangannya dengan
tepat
2
Jika tidak menjawab sama
sekali atau semua jawaban
salah
1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
Lampiran 3.4 Hasil Rekap Nilai Expert Judgement
3.4.1 Hasil Rekap Validasi Permukaan
No
Item
Soal Validator Komentar
(Saran/Perbaikan)
1 2 Rerat
a
1. a. Jelaskan 4 proses perubahan wujud
air!
3 4 3,5 Kata “Jelaskan” diganti
sebutkan.
Menggunakan istilah
Bahasa Indonesia b. Jelaskan 3 faktor utama yang
mempengaruhi siklus air!
3 4 3,5
c. Sebutkan 3 cara yang dapat dilakukan
untuk menjaga kelestarian sumber-
sumber air bersih!
4 4 4
2. a. Sebutkan 3 hal yang dapat
menyebabkan kekeringan!
4 4 4
b. Berikan 3 contoh dampak negatif
terjadinya kekeringan!
4 4 4 Dampak negatif diganti
dampak buruk
c. Jelaskan secara singkat mengapa air
yang ada di permukaan bumi tidak
akan pernah habis!
3 3 3
3. a. Buatlah sebuah diagram yang
menggambarkan proses terjadinya
siklus air!
4 3 3,5
b. Gunakan istilah-istilah ilmiahnya! 4 3 3,5
c. Jelaskan secara singkat mengapa air
yang ada di permukaan bumi tidak
akan pernah habis!
4 3 3,5
4. Perhatikan gambar di bawah ini!
a. Sebutkan minimal masing-masing 2
perbedaan pengaruh kegiatan manusia
dalam proses siklus air berdasarkan
dua gambar di atas!
4 4 4
a. Gunakan istilah-istilah ilmiahnya! 4 4 4
b. Deskripsikan minimal 3 peranan hutan
dalam proses siklus air!
4 3 3,5 Deskripsikan diganti
ceritakan
5. a. Bacalah cerita berikut ini
Pagi itu, hujan turun deras sekali. Murid-
murid SD Nusantara tampak berlarian
menghindari hujan menuju bangunan
sekolah. Sudah hampir seminggu hujan
turun terus setiap pagi. Banyak orang yang
mengeluhkan hal ini, tetapi tidak demikian
halnya dengan Udin. Udin merasa senang
karena ia bisa bermain hujan-hujanan dan
berenang disungai dengan sepuasnya.
Apakah pernyataan diatas benar? Jika
salah jelaskan alasannya!
4 3 3,5 Tambahkan satu kalimat
untuk menyatakan
hubungan Udin dengan
murid-murid SD
Nusantara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
b. Tindakan saat terjadi banjir
1. a. ketika
melihat air
datang, jauhi
secepat mungin
menuju tempat
yang tinggi
b. jika anda
terjebak dalam
rumah atau
bangunan,
raihlah benda
yang bisa untuk
mengapung
2. a. Mengusulkan
untuk
mendirikan pos
kesehatan
b. ikut mendirikan
tenda
pengungsian
dan pembuatan
dapur umum
Dari dua tindakan tersebut menurutmu
mana yang lebih efektif untuk mengatasi
jika tiba-tiba terjadi bencana banjir?
Jelaskan alasanmu!
4 4 4
c. Tindakan saat setelah banjir
1. ketika melihat air dating, jauhi
secepat mungin menuju tempat yang
tinggi
2. terlibat dalam mendirikan tenda
pengungsian dam dapur umum
Apakah dua pernyataan diatas benar? Jika
salah jelaskan alasannya!
3 4 3,5 Tindakan yang dilakukan
setelah terjadi banjir
6. a. Bacalah pernyataan berikut:
1. Pembuangan sampah sembarangan
2. Pembuangan limbah di sungai
3. Pembabatan hutan yang masif
Dari pernyataan di atas kegaitan tersebut
dapat mengganggu proses siklus air atau
pencemaran lingkungan .
1a) buatlah rumusan masalah dengan
menggunakan kata kunci berikut ini.
1. apakah pembuangan limbah …… dapat
mengganggu …….?
2. apakah pembuangan sampah ………
dapat mengganggu …………?
3. apakah pembabatan …….. dapat
mengganggu ………?
2 3 2,5 Kegiatan pada
pernyataan di atas dapat
menyebabkan erosi pada
tanah.
b. Sebutkan minimal 4 alat yang
dibutuhkan dan jelaskan minimal 4
langkah jika kamu melakukan
percobaan erosi tanah!
3 4 3,5 Jika mungkin dibuat
menjadi 2 pernyataan
1. Alat yang dibutuhkan
2. Langkah kerja
a. Buatlah sketsa/gambar percobaan
erosi tanah dan keterangan dari sketsa
tersebut!
4 3 3,5 Kriteria skor menyebut 3
gambar
Total Skor 65 64
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
Rata-rata
3,61 3,56 Validator 1 Instrumen penelitian layak
diimplementasikan tanpa
perbaikan
Validator 2 Instrumen penelitian layak diimplementasikan tanpa perbaikan
3.4.2 Hasil Rekap Validasi Isi
No
Item
Soal Nilai Komentar
(Saran/Perbaikan)
1. a. Jelaskan 4 proses perubahan wujud air! 2 Kurang pas dengan
variabel yang dimaksud b. Jelaskan 3 faktor utama yang
mempengaruhi siklus air!
2
c. Sebutkan 3 cara yang dapat dilakukan
untuk menjaga kelestarian sumber-
sumber air bersih!
4
2. a. Sebutkan 3 hal yang dapat menyebabkan
kekeringan!
2 Kurang pas dengan
variabel memahami
b. Berikan 3 contoh dampak negatif
terjadinya kekeringan!
4
c. Jelaskan secara singkat mengapa air
yang ada di permukaan bumi tidak akan
pernah habis!
2 Kurang pas dengan
variabel memahami
3. a. Buatlah sebuah diagram yang
menggambarkan proses terjadinya siklus
air!
4
b. Gunakan istilah-istilah ilmiahnya! 4
c. Jelaskanlah proses yang
terjadiberdasarkanistilah-istilahilmiah
dari siklus air yang telah kamu buat!
2 Kurang pas dengan
variabel mengaplikasikan
4 Perhatikan gambar di bawah ini!
a. Sebutkan minimal masing-masing 2
perbedaan pengaruh kegiatan manusia
dalam proses siklus air berdasarkan dua
gambar di atas!
4
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
b. Seorang pengusaha mebel gencar
menghasut warga agar menebangi hutan
yang ada di desanya. Dia berkata bahwa
hutan tersebut merupakan sarang
binatang buas. Binatang-binatang buas
itulah yang sering memangsa ternak
warga. Pengusaha tersebut berusaha
keras meyakinkan warga bahwa
sewaktu-waktu binatang-binatang buas
itu bisa saja membunuh mereka apabila
hutan tidak segera digunduli.
Apakah kamu setuju dengan pendapat
pengusaha mebel tersebut? Kemukakan 3
alasan apabila kamu setuju/tidak setuju!
2
c. Deskripsikan minimal 3 peranan hutan
dalam proses siklus air!
4
5 a. Bacalah cerita berikut ini
Pagi itu, hujan turun deras sekali. Murid-
murid SD Nusantara tampak berlarian
menghindari hujan menuju bangunan
sekolah. Sudah hampir seminggu hujan
turun terus setiap pagi. Banyak orang yang
mengeluhkan hal ini, tetapi tidak demikian
halnya dengan Udin. Udin merasa senang
karena ia bisa bermain hujan-hujanan dan
berenang disungai dengan sepuasnya.
Apakah pernyataan diatas benar? Jika salah
jelaskan alasannya!
4
b. Tindakan saat terjadi banjir
1. a. ketika
melihat air
datang, jauhi
secepat mungin
menuju tempat
yang tinggi
b. jika anda
terjebak dalam
rumah atau
bangunan,
raihlah benda
yang bisa untuk
mengapung
2. a. Mengusulkan
untuk
mendirikan pos
kesehatan
b. ikut mendirikan
tenda
pengungsian
dan pembuatan
dapur umum
Dari dua tindakan tersebut menurutmu mana
yang lebih efektif untuk mengatasi jika tiba-
tiba terjadi bencana banjir? Jelaskan
alasanmu!
4
c. Tindakan saat setelah banjir
1. ketika melihat air datang, jauhi secepat
mungin menuju tempat yang tinggi
2. terlibat dalam mendirikan tenda
pengungsian dam dapur umum
Apakah dua pernyataan diatas benar? Jika
salah jelaskan alasannya!
3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
6 a. Bacalah pernyataan berikut:
1. Pembuangan sampah sembarangan
2. Pembuangan limbah di sungai
3. Pembabatan hutan yang masif
Dari pernyataan di atas kegaitan tersebut
dapat mengganggu proses siklus air atau
pencemaran lingkungan .
1a) buatlah rumusan masalah dengan
menggunakan kata kunci berikut ini.
1. apakah pembuangan limbah …… dapat
mengganggu …….?
2. apakah pembuangan sampah ………
dapat mengganggu …………?
3. apakah pembabatan …….. dapat
mengganggu ……
2 Buatlah rumusan
masalah dengan
menggunakan kata tanya
apa...
b. Sebutkan minimal 4 alat yang
dibutuhkan dan jelaskan minimal 4
langkah jika kamu melakukan percobaan
erosi tanah!
3
c. Buatlah sketsa/gambar percobaan erosi
tanah dan keterangan dari sketsa
tersebut!
3
Total Skor 55 Validator
Instrumen penelitian
layak
Diimplementasikan
dengan perbaikan kecil
Rata-rata 3,06
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
Lampiran 3.5 Hasil Analisis SPSS Uji Validitas Mengingat dan Memahami
Lampiran 3.6 Hasil Analisis Uji Reliablilitas Kemampuan Mengingat dan
Memahami
Reliability Statistics
Cronbach's Alpha N of Items
.713 6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
Lampiran 4.1 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, Selisih, dan Posttest II
Kemampuan Mengingat
4.1.1 Kelompok Kontrol
Kelompok Kontrol
No Pretest Posttest1 Selisih
Posttest2
Resp 1 2 3
Rerata 1 2 3
Rerata 1 2 3
Rerata
1 2 2 1 1,67 4 4 1 3,00 1,33 4 2 4 3,33
2 3 3 1 2,33 3 3 4 3,33 1,00 4 4 4 4,00
3 4 4 2 3,33 3 3 4 3,33 - 4 4 4 4,00
4 2 3 1 2,00 4 3 2 3,00 1,00 1 4 4 3,00
5 3 4 2 3,00 4 4 4 4,00 1,00 4 4 2 3,33
6 2,85 2,93 1,74 2,51 3,11 3,21 2,79 3,04 0,53 2 4 1 2,33
7 2 3 2 2,33 2 3 1 2,00
(0,33) 3 3 2 2,67
8 2 2 2 2,00 4 4 4 4,00 2,00 2 4 4 3,33
9 3 1 1 1,67 3 4 1 2,67 1,00 2 3 1 2,00
10 4 2 2 2,67 3 1 2 2,00
(0,67) 3 2 3 2,67
11 3 3 2 2,67 3 3 3 3,00 0,33 4 4 4 4,00
12 2 3 4 3,00 3 3 4 3,33 0,33 2 3 4 3,00
13 2 4 2 2,67 3 4 2 3,00 0,33 4 4 2 3,33
14 2,85 2,93 1,74 2,51 2 3 4 3,00 0,49 1 3 4 2,67
15 2 3 1 2,00 1 4 2 2,33 0,33 2 3 2 2,33
16 3 1 2 2,00 4 1 2 2,33 0,33 2,82 3,43 2,93 3,06
17 4 4 2 3,33 4 4 4 4,00 0,67 4 3 4 3,67
18 4 4 2 3,33 3 3 2 2,67
(0,67) 4 4 3 3,67
19 3 4 2 3,00 4 4 4 4,00 1,00 3 3 4 3,33
20 2 3 2 2,33 4 4 4 4,00 1,67 4 4 3 3,67
21 4 4 1 3,00 3 4 4 3,67 0,67 4 4 4 4,00
22 4 4 2 3,33 2 4 4 3,33 - 3 4 4 3,67
23 4 3 2 3,00 4 4 4 4,00 1,00 3 4 4 3,67
24 3 1 1 1,67 3 4 1 2,67 1,00 3 3 1 2,33
25 2 3 2 2,33 3 2 4 3,00 0,67 2 2 4 2,67
26 2 1 1 1,33 2 2 1 1,67 0,33 1 3 1 1,67
27 2 2 1 1,67 2 2 2 2,00 0,33 2 3 1 2,00
28 3 4 2 3,00 4 2 2 2,67
(0,33) 2 4 2 2,67
29 3 4 2 3,00 3 4 2 3,00 - 2 4 2 2,67
Rerata 2,85 2,93 1,74 2,51 3,11 3,21 2,79 3,04 0,53 2,82 3,43 2,93 3,06
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
4.1.2 Kelompok Eksperimen
Kelompok Eksperimen
No Pretest Posttest1 Selisih
Posttest2
Resp 1 2 3
Rerata 1 2 3
Rerata 1 2 3
Rerata
1 4 4 1 3,00 1 2 1 1,33
(1,67) 3 3 2 2,67
2 2 1 2 1,67 3 2 2 2,33 0,67 4 3 1 2,67
3 4 4 1 3,00 4 3 2 3,00 - 4 3 1 2,67
4 1 4 1 2,00 1 4 2 2,33 0,33 3 3 1 2,33
5 4 2 1 2,33 3 2 1 2,00
(0,33) 3 3 1 2,33
6 1 1 1 1,00 1 1 1 1,00 - 4 1 1 2,00
7 3 3 1 2,33 2 3 4 3,00 0,67 3 3 4 3,33
8 4 3 2 3,00 2 3 4 3,00 - 4 4 4 4,00
9 2 2 1 1,67 4 3 2 3,00 1,33 3 3 4 3,33
10 4 4 2 3,33 4 2 2 2,67
(0,67) 4 2 1 2,33
11 3 4 1 2,67 3 2 4 3,00 0,33 3 2 4 3,00
12 3 4 2 3,00 4 3 4 3,67 0,67 4 4 4 4,00
13 4 1 4 3,00 4 4 2 3,33 0,33 3,24 2,88 2,6 2,91
14 4 4 2 3,33 3 3 4 3,33 - 4 4 4 4,00
15 3 3 2 2,67 4 3 4 3,67 1,00 2 4 4 3,33
16 3,08 2,88 1,73 2,56 2 2 1 1,67
(0,90) 2 2 1 1,67
17 4 4 2 3,33 3 4 4 3,67 0,33 3 4 4 3,67
18 3 3 2 2,67 2,88 2,58 2,58 2,68 0,01 2 3 4 3,00
19 4 2 2 2,67 3 4 2 3,00 0,33 4 1 4 3,00
20 3 4 2 3,00 4 3 4 3,67 0,67 3 4 4 3,67
21 2 4 1 2,33 2 1 2 1,67
(0,67) 4 1 1 2,00
22 1 1 1 1,00 4 4 1 3,00 2,00 3 3 4 3,33
23 3 4 2 3,00 4 3 4 3,67 0,67 3 3 4 3,33
24 4 1 2 2,33 3 2 1 2,00
(0,33) 4 3 1 2,67
25 2 1 2 1,67 3 2 2 2,33 0,67 3,24 2,88 2,6 2,91
26 4 4 3 3,67 1 1 3 1,67
(2,00) 2 3 1 2,00
27 4 3 2 3,00 3 1 4 2,67
(0,33) 3 3 1 2,33
Rerata 3,08 2,88 1,73 2,56 2,88 2,58 2,58 2,68 0,12 3,24 2,88 2,60 2,91
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
Lampiran 4.2 Tabulasi Nilai Pretest, Posttest I, Selisih, dan Posttest II
Kemampuan Memahami
4.2.1 Kelompok Kontrol
Kelompok Kontrol
No Pretest Rerata
Posttest1 Rerata
Selisih
Posttest2 Rerata Resp 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 4 4 1 3,00 1 2 1 1,33 -
1,67 3 3 2 2,67
2 3 4 2 3,00 1 1 1 1,00 -
2,00 4 3 1 2,67
3 1 1 1 1,00 3 4 4 3,67 2,67 4 3 1 2,67
4 3 4 1 2,67 3 2 2 2,33 -
0,33 3 3 1 2,33
5 4 4 1 3,00 3 2 4 3,00 0,00 3 3 1 2,33
6 3 4 2 3,00 4 4 1 3,00 0,00 4 1 1 2,00
7 2 1 2 1,67 2 2 1 1,67 0,00 3 3 4 3,33
8 3 3 2 2,67 3 1 1 1,67 -
1,00 2 3 1 2,00
9 3 4 2 3,00 3 4 2 3,00 0,00 3 3 4 3,33
10 3 3 1 2,33 3 2 1 2,00 -
0,33 3 2 4 3,00
11 2 2 1 1,67 4 3 4 3,67 2,00 4 4 4 4,00
12 4 3 2 3,00 1 4 2 2,33 -
0,67 1 3 4 2,67
13 2 4 1 2,33 3 3 4 3,33 1,00 2 4 4 3,33
14 4 4 2 3,33 4 3 4 3,67 0,33 3 4 4 3,67
15 4 3 2 3,00 2 3 4 3,00 0,00 2 3 4 3,00
16 4 4 2 3,33 2 1 2 1,67 -
1,67 4 1 4 3,00
17 4 1 2 2,33 3 2 1 2,00 -
0,33 4 2 1 2,33
18 4 1 4 3,00 2 3 4 3,00 0,00 3 4 4 3,67
19 1 1 1 1,00 4 2 2 2,67 1,67 4 1 1 2,00
20 3 3 2 2,67 4 3 4 3,67 1,00 3 3 4 3,33
21 4 4 2 3,33 4 3 2 3,00 -
0,33 3 3 4 3,33
22 4 2 2 2,67 4 3 4 3,67 1,00 4 3 1 2,67
23 3 4 1 2,67 3 1 4 2,67 0,00 2 2 1 1,67
24 4 4 3 3,67 4 4 2 3,33 -
0,33 2 3 1 2,00
25 4 2 1 2,33 4 3 2 3,00 0,67 3 3 1 2,33
26 2 1 1 1,33 3 2 2 2,33 1,00 1 1 1 1,00
27 1 1 1 1,00 1 1 1 1,00 0,00 1 1 1 1,00
28 1 1 1 1,00 4 4 4 4,00 3,00 1 1 1 1,00
29 1 1 1 1,00 1 1 1 1,00 0,00 1 1 1 1,00
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
Rerata
2,93
2,69
1,62 2,41
2,86
2,52
2,45 2,61 0,20
2,76
2,55
2,28 2,53
4.2.2 Kelompok Eksperimen
Kelompok Eksperimen
No Pretest Rerata
Posttest1 Rerata Selisih
Posttest2 Rerata
Resp 1 2 3 1 2 3 1 2 3
1 2 2 1 1,67 2 4 4 3,33 1,67 4 2 4 3,33
2 2 3 2 2,33 3 3 3 3,00 0,67 4 4 4 4,00
3 3 3 2 2,67 2 3 4 3,00 0,33 4 4 4 4,00
4 4 2 1 2,33 4 4 4 4,00 1,67 1 4 4 3,00
5 2 4 2 2,67 4 4 4 4,00 1,33 3 3 4 3,33
6 3 4 2 3,00 4 3 2 3,00 0,00 4 4 2 3,33
7 3 3 1 2,33 3 4 1 2,67 0,33 3 3 2 2,67
8 4 3 2 3,00 3 1 2 2,00 -1,00 4 4 4 4,00
9 3 1 1 1,67 2 3 1 2,00 0,33 3 2 3 2,67
10 4 4 2 3,33 4 4 1 3,00 -0,33 4 4 4 4,00
11 3 4 2 3,00 3 3 4 3,33 0,33 2 3 4 3,00
12 4 4 1 3,00 3 3 2 2,67 -0,33 4 4 4 4,00
13 3 4 2 3,00 3 4 2 3,00 0,00 2 3 2 2,33
14 4 4 2 3,33 3 4 1 2,67 -0,67 4 3 4 3,67
15 2 2 2 2,00 2 2 2 2,00 0,00 4 4 3 3,67
16 2 3 2 2,33 3 3 4 3,33 1,00 2 4 4 3,33
17 2 1 1 1,33 2 2 1 1,67 0,33 4 4 2 3,33
18 4 4 2 3,33 4 4 4 4,00 0,67 4 4 3 3,67
19 3 4 2 3,00 4 4 4 4,00 1,00 4 4 4 4,00
20 4 2 2 2,67 3 4 4 3,67 1,00 3 4 4 3,67
21 3 1 2 2,00 4 4 4 4,00 2,00 3 4 4 3,67
22 2 3 4 3,00 4 1 2 2,33 -0,67 3 3 1 2,33
23 2 3 1 2,00 3 3 4 3,33 1,33 1 3 1 1,67
24 2 3 2 2,33 4 2 2 2,67 0,33 2 2 4 2,67
25 2 3 1 2,00 1 4 2 2,33 0,33 2 3 1 2,00
26 4 4 2 3,33 3 4 2 3,00 -0,33 2 4 2 2,67
27 3 1 1 1,67 3 2 4 3,00 1,33 2 4 2 2,67
Rerata 2,93 2,93 1,74 2,53 3,07 3,19 2,74 3,00 0,47 3,04 3,48 3,11 3,21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Lampiran 4.3 Hasil SPSS Uji Normalitas Data
4.3.1 Kemampuan Mengingat
4.3.2 Kemampuan Memahami
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
Lampiran 4.4 Hasil SPSS Uji Perbedaan Kemampuan Awal
4.4.1 Kemampuan Mengingat
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
IngKonEksPre
Mengingat Kontrol Pretest 29 2,0372 ,60016 ,11145
Mengingat Eksperimen
Pretest 27 1,9878 ,62990 ,12123
4.4.2 Kemampuan Memahami
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
PahKonEksPre
Memahami Kontrol Pretest 29 2,4138 ,83403 ,15488
Memahami Eksperimen
Pretest 27 2,5304 ,59315 ,11415
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
Lampiran 4.5 Hasil SPSS Uji Signifikansi Pengaruh Perlakuan
4.5.1 Kemampuan Mengingat
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
IngKonEksSel
Mengingat Kontrol Selisih 29 1,1997 ,55231 ,10256
Mengingat Eksperimen
Selisih 27 1,0356 ,81773 ,15737
4.5.2 Kemampuan Memahami
Group Statistics
Kelompok N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
PahKonEksSel
Memahami Kontrol Selisih 29 ,1959 1,16396 ,21614
Memahami Eksperimen
Selisih 27 ,4685 ,78059 ,15022
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Lampiran 4.6 Hasil Uji Effect Size Signifikansi Pengaruh Perlakuan
4.6.1 Kemampuan Mengingat
= = 0,11
r2 x 100 = 0,0121x 100 = 1,21%
4.6.2 Kemampuan Memahami
= = 1,96
r2 x 100 = 0,0196 x 100 = 1,96%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Lampiran 4.7 Hasil Uji Presentase Peningkatan Skor Pretest ke Posstest I
4.7.1 Kemampuan Mengingat
4.7.1.1 Kelompok Kontrol
= 21,12%
4.7.1.2 Kelompok Eksperimen
= 4,69%
4.7.2 Kemampuan Memahami
4.7.2.1 Kelompok Kontrol
= 8,30%
4.7.2.2 Kelompok Eksperimen
= 18,58%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
Lampiran 4.8 Hasil Uji Signifikansi Peningkatan Skor Pretest ke Posttest 1
4.8.1 Kemampuan Mengingat
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 IngKonPre 2,0372 29 ,60016 ,11145
IngKonPos1 3,2024 29 ,72563 ,13475
Pair 2 IngEksPre 1,9878 27 ,62990 ,12123
IngEksPos1 2,9363 27 ,74043 ,14250
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 IngKonPre & IngKonPos1 29 ,529 ,003
Pair 2 IngEksPre & IngEksPos1 27 ,037 ,855
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
4.8.2 Kemampuan Memahami
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PahKonPre 2,4138 29 ,83403 ,15488
PahKonPos1 2,6097 29 ,90047 ,16721
Pair 2 PahEksPre 2,5304 27 ,59315 ,11415
PahEksPos1 3,0000 27 ,67899 ,13067
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PahKonPre & PahKonPos1 29 ,101 ,601
Pair 2 PahEksPre & PahEksPos1 27 ,255 ,199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
Lampiran 4.9 Hasil Uji Korelasi Skor Pretest ke Posttest 1
4.9.1 Kemampuan Mengingat
Correlations
IngKonPre IngKonPos1 IngEksPre IngEksPos1
IngKonPre
Pearson Correlation 1 ,529** ,038 -,001
Sig. (2-tailed) ,003 ,849 ,996
N 29 29 27 27
IngKonPos1
Pearson Correlation ,529** 1 -,093 -,003
Sig. (2-tailed) ,003 ,645 ,988
N 29 29 27 27
IngEksPre
Pearson Correlation ,038 -,093 1 ,037
Sig. (2-tailed) ,849 ,645 ,855
N 27 27 27 27
IngEksPos1
Pearson Correlation -,001 -,003 ,037 1
Sig. (2-tailed) ,996 ,988 ,855
N 27 27 27 27
**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).
4.9.2 Kemampuan Memahami
Correlations
PahKonPre PahKonPos1 PahEksPre PahEksPos1
PahKonPre
Pearson Correlation 1 ,101 -,094 -,049
Sig. (2-tailed) ,601 ,641 ,809
N 29 29 27 27
PahKonPos1
Pearson Correlation ,101 1 ,358 ,075
Sig. (2-tailed) ,601 ,067 ,709
N 29 29 27 27
PahEksPre
Pearson Correlation -,094 ,358 1 ,255
Sig. (2-tailed) ,641 ,067 ,199
N 27 27 27 27
PahEksPos1
Pearson Correlation -,049 ,075 ,255 1
Sig. (2-tailed) ,809 ,709 ,199
N 27 27 27 27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
Lampiran 4.10 Hasil Uji Retensi Pengaruh Perlakuan
4.10.1 Kemampuan Mengingat
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 IngKonPos2 2,8679 29 ,69779 ,12958
IngKonPos1 3,2024 29 ,72563 ,13475
Pair 2 IngEksPos2 3,2396 27 ,65764 ,12656
IngEksPos1 2,9363 27 ,74043 ,14250
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 IngKonPos2 & IngKonPos1 29 ,585 ,001
Pair 2 IngEksPos2 & IngEksPos1 27 ,497 ,008
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
4.10.2 Kemampuan Memahami
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 PahKonPos1 2,6097 29 ,90047 ,16721
PahKonPos2 2,5286 29 ,84742 ,15736
Pair 2 PahEksPos1 3,0000 27 ,67899 ,13067
PahEksPos2 3,2104 27 ,67383 ,12968
Paired Samples Correlations
N Correlation Sig.
Pair 1 PahKonPos1 &
PahKonPos2 29 ,323 ,088
Pair 2 PahEksPos1 & PahEksPos2 27 ,160 ,425
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Lampiran 5.1 Foto-foto Kegiatan Pembelajaran
5.1.1 Kelompok Kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
5.1.2 Kelomok Eksperimen
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Lampiran 5.2 Surat Pernyataan Penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
CURRICULUM VITAE
Karlina Nugraheni adalah anak bungsu dari pasangan
suami istri Bapak Ramelan (Alm.) dan Ibu Karminah Theresia
(Alm.). Lahir di Magelang pada tanggal 1 Desember 1995.
Mempunyai dua kakak laki-laki dan satu kakak perempuan.
Tempat tinggal di Desa Pepe RT 04 RW 02 Muntilan,
Magelang, Jawa Tengah. Riwayat pendidikannya dimulai di
TK Pangudi Luhur Muntilan pada tahun 2001-2003,
kemudian melanjutkan di SD Pangudi Luhur pada tahun 2003-2007. Pendidikan
Menengah diselesaikan di SMP Kanisius Muntilan pada tahun 2007-2011.
Pendidikan SMA diselesaikan selama tiga tahun di SMA Negeri 1 Dukun pada
tahun 2011-2014. Kemudian melanjutkan jenjang perguruan tinggi di Universitas
Sanata Dharma jurusan Pendidikan Guru Sekolah Dasar pada tahun 2014. Untuk
menyelesaikan pendidikannya di perguruan tinggi penulis telah melakukan
penelitian dengan judul “Pengaruh Penerapan Model Pembelajaran Kooperatif
TipeGroup Invetigation terhadap Kemampuan Mengingat dan Memahami Siswa
kelas V SD Negeri Condongcatur Yogyakarta”.
No. Nama Kegiatan Tahun Peran
1. Pelatihan Pengembangan Kepribadian Mahasiswa I dan II 2015 Peserta
2. TKBI 2017 Peserta
3. English Club 2014 -2016 Peserta
4. Kursus Mahir Dasar Pramuka (KMD) 2015 Peserta
5. Inisiasi Fakultas (Infisa) 2014 Peserta
6. Inisiasi Universitas Sanata Dharma (Insadha) 2014 Peserta
7. Inisiasi Prodi PGSD 2014 Peserta
8. Inisiasi Prodi PGSD 2015 Anggota
Devisi
Konsumsi
9. Malam Kreativitas Mahasiswa 2015 Anggota
Devisi
Konsumsi
10. Weekend Moral 2015 Peserta
11. Seminar Kurikulum Untuk Terstandarisasi (Cambridge) 2016 Peserta
12. Kuliah Umum PGSD “Masa Depan Toleransi di Tangan Guru” 2016 Peserta
13. Kuliah Umum “Pendidikan Berbasis Montessori” 2015 Peserta
14. Peserta Program Kreativitas Mahasiswa “PKMM PELITA
SAMAN”
2016 Peserta
15. Seminar “Reinventing Childhood Education” 2015 Peserta
16. STWC 2016 CO Konsumsi
17. Pagelaran Seni PGSD 2017 CO Konsumsi
18. OMK St. Antonius Muntilan 2014-2016 Bendahara
19. Karang Taruna RW 02 Muntilan 2015-2017 Sekertaris
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI