Upload
others
View
14
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
i
PENGARUH PENERAPAN SIMULASI PHET TERHADAP PENINGKATAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK PANGUDI LUHUR MUNTILAN
PADA POKOK BAHASAN MOMENTUM DAN TUMBUKAN
BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM
Skripsi
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
Program Studi Pendidikan Fisika
OLEH :
ANASTASIA PUJI LESTARI
141424005
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
2018
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iii
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
Halaman Motto dan Persembahan
Hendaklah kamu kuatir tentang apapun juga, tetapi nyatakanlah dalam segala hal
keinginanmu kepada Allah dalam doa dan permohonan dengan ucapan syukur
( Filipi 4 : 6 )
Jika hari ini kita memberikan yang terbaik, maka masa depan akan datang dengan
cara terbaik
( Merry Riana )
Karya ini saya persembahan untuk :
1. Tuhan Yesus dan Bunda Maria yang selalu menyertaiku
2. Keluarga
Untuk orangtua tercinta, Bapak Almarhum Barnabas Ginar dan Ibu Agnes
Sukani, serta adik tercinta Saecilia Deka wati, serta keluarga besar saya.
3. Almameter tercinta Universitas Sanata Dharma
4. Sahabat-sahabat yang telah mendukung dan memberikan semangat.
5. Teman-teman Pendidikan Fisika 2014 yang selalu ada disetiap suka dan duka.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
v
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA
Saya menyatakan dengan sesungguhnya, bahwa skripsi yang saya tulis ini tidak
memuat karya atau bagian karya orang lain, kecuali yang telah disebutkan dalam
kutipan dan daftar pustaka, sebagaimana layaknya karya ilmiah
Yogyakarta, 24 Juli 2018
Penulis
Anastasia Puji Lestari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vi
LEMBAR PERNYATAAN PERSETUJUAN
PUBLIKASI KARYA ILMIAH UNTUK KEPENTINGAN AKADEMS
Yang bertandatangan dibawah ini, saya mahasiswa Universitas Sanata Dharma :
Nama : Anastasia Puji Lestari
NIM : 141424005
Demi pengembangan ilmu pengetahuan, saya memberikan kepada Perpustakaan
Universitas Sanata Dharma karya ilmiah saya yang berjudul :
PENGARUH PENERAPAN SIMULASI PHET TERHADAP PENINGKATAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK PANGUDI LUHUR MUNTILAN
PADA POKOK BAHASAN MOMENTUM DAN TUMBUKAN
BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM
Dengan demikian, saya memberikan hak kepada Perpustakaan Universitas Sanata
Dharma untuk menyimpan, mengalihkan dalam bentuk lain, mengelolanya dalam
bentuk pangkalan data, mendistribusikan secara terbatas, dan mempublikasikannya di
internet atau media lain untuk kepentingan akademis tanpa perlu meminta izin kepada
saya maupun memberikan royalti kepada saya selama tetap mencantumkan nama
saya sebagai penulis.
Demikian pernyataan ini saya buat dengan sebenarnya.
Dibuat di Yogyakarta
Pada tanggal 24 Juli 2018
Yang menyatakan
Anastasia Puji Lestari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
ABSTRAK
Lestari, Anastasia Puji. 2018. Pengaruh Penerapan Simulasi PhET terhadap
peningkatan hasil belajar siswa kelas X SMK Pangudi Luhur Muntilan pada
pokok bahasan Momentum dan Tumbukan berdasarkan Taksonomi Bloom.
Skripsi. Yogyakarta : Pendidikan Fisika, Jurusan Pendidikan Matematika dan
Ilmu Pengetahuan Alam, Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan, Universitas
Sanata Dharma.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui (1) tingkat hasil belajar awal siswa
kelas treatment, (2) tingkat hasil belajar akhir siswa kelas treatment dan (3) apakah
metode pembelajaran dengan simulasi PhET dapat meningkatkan pemahaman siswa
SMK Pangudi Luhur Muntilan pada pokok bahasan Momentum dan Tumbukan.
Jenis penelitian ini adalah penelitian kuantitatif. Subyek penelitian adalah
siswa kelas X Teknik Pemesinan A dan kelas X Teknik Pemesinan B. Penelitian ini
menggunakan satu kelas sebagai kelas treatment dan satu kelas sebagai kelas kontrol
yang diberikan perlakuan yang berbeda yaitu pembelajaran dengan simulasi PhET
dan ceramah interaktif. Instrumen yang digunakan adalah tes tertulis (pretest dan
posttest), angket dan wawancara. Peningkatan pemahaman siswa dilihat dari segi
kognitif, psikomotorik dan afektif (Taksonomi Bloom). Segi kognitif dan
psikomotorik dianalisis dengan uji-t dan dibantu dengan program SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa (1) tingkat hasil belajar awal siswa kelas
treatment dari segi kognitif tergolong kurang dan dari segi psikomotorik tergolong
rendah dan pada aspek afektif 16,2% siswa mengatakan lebih senang dengan
penerapan simulasi PhET; (2) tingkat hasil belajar akhir siswa kelas treatment dari
aspek kognitif tergolong baik, dari segi psikomotorik tegolong cukup dan pada aspek
afektif pada kelas treatment 100% siswa mengatakan lebih senang dengan metode
simulasi PhET; dan (3)metode simulasi PhET mampu meningkatkan hasil belajar
siswa baik dari segi kognitif, psikomotorik, dan afektif. Namun, apabila dibandingkan
dengan kelas kontrol, dari segi kognitif dan psikomotorik kelas kontrol lebih baik dari
kelas treatment sedangkan dari segi afektif kelas treatment lebih baik dari kelas
kontrol.
Kata Kunci : Simulasi PhET, Hasil Belajar, Taksonomi Bloom
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
ABSTRACT
Lestari, Anastasia Puji. 2018. The Influence of PhET simulation on improvement of
students’ learning outcomes in tenth grade of SMK Pangudi Luhur Muntilan in
learning Momentum and Collision. Thesis based on Bloom’s Taxonomy.
Yogyakarta: Physics Education, Department of Mathematics and Natural
Sciences Education, Faculty of Teachers Training and Education, Sanata
Dharma University.
This study aims to know the (1) Level of early students learning outcomes,
(2) The level of last students learning outcomes and (3) Whether the method of
learning with PhET simulation can improve students' understanding of SMK Pangudi
Luhur Muntilan in learning Momentum and collusion.
Quantitative research is used as the type of this research. The sample of this
research was tenth grade students class A and class B of Mechanical Engineering that
consisting of 66 students. This research used one class as a treatment class and
another class as a control class that received different treatment in learning PhET
simulation and interactive lecture. Written test (pretest and posttest), questionnaire
and interview were used as the instrument for this research.Improving students’
understanding is seen in terms of cognitive, psychomotor and affective (Bloom's
Taxonomy). The of cognitive and psychomotor aspects were analyzed using SPSS
program.
The results showed that (1) the level of initial learning outcomes of students
in terms of cognitive classified as less and in terms of psychomotor classified as low
and on affective aspects 16.2% students said more pleased with the application of
PhET simulation; (2) the final learning outcomes of students from the cognitive
aspect is quite good, in terms of psychomotor enough and in affective aspects of the
treatment class 100% students say more pleased with the PhET simulation method;
and (3) PhET simulation method is able to improve students' understanding in terms
of cognitive, psychomotor, and affective. However, when compared to the control
class, the cognitive and psychomotor aspects of the control class are better than the
treatment class, whereas in terms of affective treatment classes are better than the
control class.
Keywords: PhET simulation, learning outcomes , Bloom's Taxonomy.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
KATA PENGANTAR
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat kasih dan
karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi yang berjudul
“PENGARUH PENERAPAN SIMULASI PHET TERHADAP PENINGKATAN
HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK PANGUDI LUHUR MUNTILAN
PADA POKOK BAHASAN MOMENTUM DAN TUMBUKAN
BERDASARKAN TAKSONOMI BLOOM”. Penulisan skripsi ini ditulis sebagai
salah satu syarat untuk menyelesaikan studi strata satu dan memperoleh gelar sarjana
pendidikan sesuai kurikulum Program Studi Pendidikan Fisika.
Skripsi ini dapat terselesaikan berkat bantuan yang diberikan berbagai pihak
kepada penulis, maka penulis mengucapkan terima kasih kepada:
1. Tuhan yang Maha Esa atas segala berkat dan rahmat-Nya sehingga skripsi ini
dapat terselesaikan.
2. Prof. Dr. Paulus Suparno, SJ., M.S.T., selaku Dosen Pembimbing yang telah
bersedia membimbing, memotivasi dan memberikan kritik serta saran yang
berguna dalam penulisan skripsi ini.
3. Bapak Dr.Ign. Edi Santosa, M.S., selaku Ketua Program Studi Pendidikan
Fisika.
4. Bapak Drs.Aufridus Atmadi M.Si. Selaku Dosen Pembimbing Akademik
Pendidikan Fisika 2014 yang telah memberikan dukungan dan saran selama
proses belajar di Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
5. Drs. Domi Severinus, M.Si selaku validator untuk soal tes, yang telah
bersedia memberikan saran dan masukan yang baik bagi penelitian ini.
6. Seluruh karyawan JPMIPA yang telah membantu peneliti dalam menyiapkan
surat perizinan.
7. Bruder Yustinus Tri Haryadi, S.Pd, FIC selaku Kepala Sekolah SMK Pangudi
Luhur Muntilan yang telah memberikan izin untuk penulis melakukan
penelitian di sekolah tersebut.
8. Bapak Natalis Emanuel Koli Soge, S.Pd selaku Guru Mata Pelajaran Fisika
SMK Pangudi Luhur Muntilan yang telah membimbing dan memberikan
saran.
9. Dan siswa – siswi kelas X Teknik Pemesinan A dan X Teknik Pemesinan B
yang telah berkenan menjadi sampel dalam penelitian.
10. Kedua orangtua saya, Almarhum Bapak Barnabas Ginar dan Ibu Agnes
Sukani. Adik tercinta, Saecilia Deka Wati dan keluarga besar saya yang telah
memberikan dukungan, doa dan semangat kepada penulis selama
menyelesaikan skripsi ini.
11. Vincentius Cahya Yudhistira yang telah memberikan doa, semangat dan
dukungan kepada penulis selama proses pengerjaan skipsi.
12. Rias, Dhanik, Tian, Ratri Icha, Talenta, yang telah membantu penulis selama
proses pengambilan data.
13. Dan teman-teman seperjuangan Hesti, Tessa, Vero, Stella, dan Agata yang
telah mendorong dan memberikan motivasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
14. Teman-teman Pendidikan Fisika 2014 yang telah membantu dalam
penyusunan skripsi ini.
Seperti pepatah ”Tiada Gading yang Tak Retak” kiranya laporan hasil penelitian
ini pun juga tak lepas dari kekurangan. Untuk itu penulis menerima segala kritik dan
saran yang bersifat membangun guna kesempurnaan laporan ini.
Penulis,
Sleman, 24 Juli 2014
Anastasia Puji Lestari
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL ................................................................................................ i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ..................................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN ................................................................................ iii
HALAMAN MOTTO DAN PERSEMBAHAN .................................................... iv
HALAMAN PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ............................................ v
HALAMAN PERSETUJUAN PUBLIKASI KARYA .......................................... vi
ABSTRAK ............................................................................................................ vii
ABSTRACT ........................................................................................................... viii
KATA PENGANTAR ........................................................................................... ix
DAFTAR ISI ......................................................................................................... xii
BAB I. PENDAHULUAN ...................................................................................... 1
A. Latar Belakang ............................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah ....................................................................................... 5
C. Tujuan ......................................................................................................... 6
D. Manfaat ....................................................................................................... 6
BAB II. DASAR TEORI ........................................................................................ 8
A. Filsafat Konstruktivisme ............................................................................. 8
B. Taksonomi Bloom ....................................................................................... 9
1. Ranah Kognitif ...................................................................................... 9
2. Ranah Psikomotorik ............................................................................ 16
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
3. Ranah Afektif ...................................................................................... 17
C. Hasil Belajar .............................................................................................. 18
1. Pengertian Belajar ............................................................................... 18
2. Hasil Belajar ........................................................................................ 19
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Prosesdan Hasil Belajar .............. 20
D. Simulasi Komputer ................................................................................... 22
Simulasi PhET ..................................................................................... 24
E. Materi ....................................................................................................... 28
1. Pegertian Momentum dan Impuls ....................................................... 28
2. Hukum Kekekalan Momentum ........................................................... 30
3. Koefisien Kelentingan ......................................................................... 31
4. Jenis-Jenis Tumbukan ......................................................................... 33
BAB III METODE PENELITIAN’ ...................................................................... 35
A. Jenis Penelitian .......................................................................................... 35
B. Desain Penelitian ....................................................................................... 35
C. Subyek Penelitian ...................................................................................... 37
1. Populasi Penelitian .............................................................................. 37
2. Sampel Penelitian ................................................................................ 37
D. Waktu dan Lokasi Penelitian .................................................................... 38
1. Lokasi Penelitian ................................................................................. 38
2. Waktu Penelitian ................................................................................. 38
E. Variabel Penelitian .................................................................................... 39
F. Treatment .................................................................................................. 39
G. Instrumen Penelitian.................................................................................. 41
1. Instrumen Proses Belajar..................................................................... 42
2. Instrumen Pengumpulan Data ............................................................. 42
a. Tes ................................................................................................. 42
b. Angket ........................................................................................... 47
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
c. Wawancara .................................................................................... 47
H. Validitas Instrumen ................................................................................... 48
I. Metode Analisis Data …………………………………………................49
1. Teknik Penskoran ................................................................................ 49
2. Klasifikasi ........................................................................................... 52
3. Analisis Tes ......................................................................................... 54
4. Analisis Non-Tes ................................................................................. 56
a. Angket ........................................................................................... 56
b. Wawancara ................................................................................... 57
BAB IV DATA DAN ANALISIS DATA ............................................................ 58
A. Deskripsi Penelitian .................................................................................. 58
1. Proses Pembelajaran kelas X Teknik Pemesinan A ........................... 62
2. Proses Pembelajaran kelas X Teknik Pemesinan B ............................ 66
B. Data ........................................................................................................... 71
1. Hasil belajar siswa untuk aspek kognitif ............................................. 71
2. Hasil belajar siswa untuk aspek psikomotorik .................................... 72
3. Angket ................................................................................................ 74
4. Wawancara ......................................................................................... 75
C. Analisis Data ............................................................................................. 76
1. Analisis Kategori ................................................................................. 76
2. Analisis Tes ......................................................................................... 82
3. Analisis Non-Tes ................................................................................. 95
a. Angket ........................................................................................... 95
b. Wawancara .................................................................................... 99
D. Pembahasan ............................................................................................ 102
1. Hasil Belajar Awal Siswa.................................................................. 102
2. Hasil Belajar Akhir Siswa ................................................................. 104
3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa ...................................................... 106
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xv
E. Keterbatasan ............................................................................................ 111
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 113
A. Kesimpulan ............................................................................................. 113
B. Saran ........................................................................................................ 114
DAFTAR PUSTAKA ......................................................................................... 115
LAMPIRAN ........................................................................................................ 118
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvi
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1 Rangkuman Dimensi Proses Kognitif ................................................... 9
Tabel 3.1. Kisi-kisi soal pretest dan posttest ....................................................... 43
Tabel 3.2 Teknik penskoran untuk aspek kognitif dan aspek psikomotorik ......... 49
Tabel 3.3 Klasifikasi tingkat pemahaman siswa dari segi kognitif ....................... 53
Tabel 3.4 Klasifikasi tingkat pemahaman siswa dari segi psikomotorik ............. 53
Tabel 4.1 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian .......................................................... 60
Tabel 4.2 Nilai posttest dan pretest kelas treatment dan kelas kontrol
pada aspek kognitif ............................................................................... 71
Tabel 4.3 Nilai posttest dan pretest kelas treatment dan kontrol pada
aspek psikomotorik ............................................................................... 73
Tabel 4.4 Hasil angket kelas kontrol ..................................................................... 75
Tabel 4.5 Hasil angket kelas treatment ................................................................. 75
Tabel 4.6 Hasil analisis kategori hasil belajar awal kelas kontrol pada
aspek kognitif ....................................................................................... 76
Tabel 4.7 Hasil analisis kategori hasil belajar awal kelas kontrol pada
aspek psikomotorik ............................................................................... 77
Tabel 4.8 Hasil analisis kategori hasil belajar awal kelas treatment pada
aspek kognitif ...................................................................................... 78
Tabel 4.9 Hasil analisis kategori hasil belajar awal kelas treatment pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xvii
aspek psikomotorik ............................................................................... 78
Tabel 4.10 Hasil analisis kategori hasil belajar akhir kelas kontrol pada
aspek kognitif ....................................................................................... 79
Tabel 4.11 Hasil analisis kategori hasil belajar akhir kelas kontrol pada
aspek psikomotorik ........................................................................... 80
Tabel 4.12 Hasil analisis kategori hasil belajar akhir kelas treatment pada
aspek kognitif ..................................................................................... 80
Tabel 4.13 Hasil analisis kategori hasil belajar akhir kelas treatment pada
aspek psikomotorik ............................................................................ 81
Tabel 4.14 Perbandingan pretest kelas treatment dan kelas kontrol
aspek kognitif ......................................................................................... 82
Tabel 4.15 Perbandingan pretest dan posttest kelas treatment aspek kognitif ..... 84
Tabel 4.16 Perbandingan pretest dan posttest kelas kontrol aspek kognitif ......... 85
Tabel 4.17 Perbandingan posttest kelas treatment dan kelas kontrol
aspek kognitif ...................................................................................... 86
Tabel 4.18 Hasil uji selisih nilai pretest dan posttest kelas treatment dan kelas
kontrol pada aspek kognitif ................................................................ 88
Tabel 4.19 Perbandingan pretest kelas treatment dan kelas kontrol
pada aspek psikomotorik ..................................................................... 89
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xviii
Tabel 4.20 Perbandingan pretest dan posttest kelas treatment pada
aspek psikomotorik ............................................................................ 91
Tabel 4.21 Perbandingan pretest dan posttest kelas kontrol pada
aspek psikomotorik ............................................................................. 92
Tabel 4.22 Perbandingan posttest kelas treatment dan kelas kontrol pada
aspek psikomotorik .............................................................................. 94
Tabel 4.23 Hasil tanggapan siswa kelas kontrol .................................................. 95
Tabel 4.24 Hasil tanggapan siswa kelas treatment ............................................... 97
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xix
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1 Tampilan awal simulasi PhET........................................................... 26
Gambar 2.2 Tampilan awal simulasi PhET momentum dan tumbukan................ 27
Gambar 4.1 Siswa kelas X TPA sedang mengerjakan pretest .............................. 62
Gambar 4.2 Siswa-siswa kelas X TPA yang mengerjakan soal latihan ............... 63
Gambar 4.3 Siswa kelas X TPA sedang mengerjakan kuis .................................. 64
Gambar 4.4 Siswa TPA sedang mengerjakan posttest ......................................... 65
Gambar 4.5 Siswa kelas X TPB sedang mengerjakan pretest .............................. 67
Gambar 4.6 Siswa mengikuti pembelajaran dengan simulasi PhET..................... 68
Gambar 4.7 Siswa kelas X TPB sedang mengerjakan kuis .................................. 69
Gambar 4.8 Siswa kelas X TPB sedang mengerjakan soal posttest ..................... 70
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xx
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Surat Permohonan izin Penelitan ..................................................... 118
Lampiran 2 Surat Keterangan telah melaksanakan Penelitian ............................ 119
Lampiran 3 Absensi kelas treatment .................................................................. 120
Lampiran 4 Absensi kelas Kontrol ..................................................................... 122
Lampiran 5 RPP kelas treatment ........................................................................ 124
Lampiran 6 RPP kelas Kontrol .......................................................................... 146
Lampiran 7 Lembar Kerja Siswa ........................................................................ 167
Lampiran 8 Soal pretest dan soal posttest ........................................................... 186
Lampiran 9 Validasi soal pretest dan soal posttest ............................................. 188
Lampiran 10 Contoh hasil pretest dan posttest kelas treatment ......................... 193
Lampiran 11 Contoh hasil pretest dan posttest kelas kontrol ............................. 198
Lampiran 12 Contoh hasil lembar kerja siswa .................................................... 202
Lampiran 13 Contoh transkrip wawancara kelas treatment ................................ 244
Lampiran 14 Contoh transkrip wawancara kelas kontrol ................................... 248
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Pendidikan adalah salah satu hal penting yang tidak dapat dipisahkan dari
kehidupan manusia karena pendidikan akan terus berlangsung selama manusia
masih ada. Pendidikan juga merupakan usaha yang dilakukan dengan sengaja
dan sistematis untuk memotivasi, membina, membantu serta membimbing
seseorang untuk mengembangkan segala potensinya sehingga dapat mencapai
kualitas diri dalam segala aspek kehidupan (Tatang, 2012: 14). Dalam
pendidikan dibutuhkan proses pembelajaran yang sesuai. Proses pembelajaran
tersebut dapat memudahkan siswa untuk belajar. Proses pembelajaran ini dapat
terjadi dalam kelas dan di luar kelas.
Ada beberapa faktor yang mempengaruhi proses pembelajaran di dalam
kelas diantaranya faktor internal dan faktor eksternal. Faktor internal adalah
faktor yang timbul dari diri siswa itu sendiri, misalnya minat dan motivasi siswa
untuk belajar. Sedangkan faktor eksternal antara lain sarana dan prasarana,
kurikulum dan metode pembelajaran.
Beberapa faktor tersebut dapat membantu siswa untuk meningkatkan
pemahaman dan penanaman konsep belajar. Pemahaman merupakan hasil akhir
yang akan dicapai dalam setiap proses pembelajaran sebagai bentuk perwujudan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
atas apa yang sudah dipelajari oleh siswa. Penanaman dan pemahaman konsep
ini sangat penting dalam dunia pendidikan, salah satunya dalam ilmu fisika.
Ilmu fisika merupakan salah satu cabang ilmu pengetahuan alam yang
mempelajari tentang fenomena atau gejala yang berkaitan dengan interaksi yang
terjadi dalam lingkungan.
Tidak sedikit orang mengatakan bahwa fisika itu sangat sulit. Bahkan
banyak siswa beranggapan bahwa fisika adalah suatu konsep yang abstrak dan
sulit untuk dipahami. Untuk itu peranan guru sangat penting dalam proses
pembelajaran ini. Guru sebagai fasilitator bagi siswa untuk mengembangkan
pengetahuannya. Biasanya dalam penyampaian materi guru menggunakan
beberapa metode. Kebanyakan metode yang digunakan yaitu ceramah sehingga
siswa merasa bosan dan sulit untuk memahami materi fisika. Untuk itu
diperlukan adanya metode yang dapat menarik siswa untuk belajar dan dapat
melibatkan siswa secara aktif dalam membangun pengetahuannya.
Perkembangan dunia teknologi saat ini telah berkembang sangat pesat dan
memberikan dampak bagi aspek kehidupan manusia. Salah satunya adalah
dalam dunia pendidikan, yaitu pemanfaatan Teknologi Informasi sebagai media
dalam pembelajaran fisika. Metode yang memanfaatkan Teknologi Informasi
ini dapat membantu guru untuk menyampaikan materi kepada siswa secara
lebih menarik. Konsep atau fenomena fisika yang abstrak dan sulit dipahami
menjadi suatu konsep yang menarik untuk dipelajari oleh siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Bentuk dari pemanfaatan Teknologi Informasi dalam mempelajari fisika
adalah simulasi komputer. Simulasi komputer adalah model pembelajaran yang
menggunakan pemanfaatan komputer dimana siswa dapat mengaplikasikan
percobaan fisika tidak melalui percobaan langsung dalam laboratorium
melainkan melalui monitor komputer. Siswa juga dapat memvariasikan
variabel-variabel dalam sebuah percobaan fisika dan dapat mengetahui
perubahaan yang terjadi. Salah satu simulasi komputer yang terkenal dalam
dunia fisika yaitu PhET. PhET adalah salah satu aplikasi yang menyajikan
berbagai macam simulasi fisika yang membantu siswa untuk mempelajari
materi fisika.
Berdasarkan pengalaman peneliti selama menempuh pendidikan SMP-
SMA dan selama melakukan PPL, belum pernah ada pembelajaran fisika
dengan menggunakan metode simulasi PhET. Kebanyakan metode yang
digunakan oleh guru adalah metode ceramah sehingga menyebabkan
pembelajaran fisika kurang menarik. Untuk itu, perlu adanya metode belajar
yang dapat membuat pembelajaran fisika lebih menarik dan mudah dipahami,
terutama pada materi Momentum dan Tumbukan.
Berdasarkan observasi yang dilakukan di salah satu SMK di daerah
Magelang, guru mata pelajaran fisika menjelaskan materi fisika dengan metode
ceramah. Ada beberapa pengakuan dari siswa, bahwa metode yang telah
diterapkan membuat bosan dan ngantuk. Untuk itu, peneliti melakukan
penelitian tentang penerapan suatu metode pembelajaran yang belum pernah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
diajarkan di SMK ini yaitu penggunaan simulasi PhET. Permasalahan yang
diteliti yaitu bagaimana pengaruh penerapan simulasi PhET yang digunakan
siswa dalam proses pembelajaran terhadap tingkat pemahaman siswa akan suatu
materi fisika.
Penelitian serupa telah dilakukan oleh Veranda Nova yang merupakan
mahasiswa Pendidikan Fisika Universitas Sanata Dharma angkatan 2013.
Penelitian ini berjudul “ Pengembangan Pemahaman Siswa Tentang Prinsip
Archimedes (Peristiwa Mengapung, Tenggelam, dan Melayang) melalui
Pembelajaran Menggunakan Simulasi PhET:Sebuah Studi Kasus. Responden
pada penelitian terdiri dari dua kelompok yaitu kelompok pertama berjumlah
empat orang dari kelas XI IPA1 dan kelompok kedua terdiri dari dua orang
yaitu dari kelas XI IPA 3, keduanya dari SMA Negeri 10 Yogyakarta.
Perkembangan pemahaman siswa dianalisis berdasarkan kategori kognitif
Taksonomi Bloom. Salah satu hasil dari penelitian ialah pembelajaran dengan
menggunakan simulasi PhET dan belajar kelompok dapat membantu responden
dalam mengembangkan pemahamannya jika peneliti merancang proses belajar
dengan baik dan membimbing responden dalam melaksanakan proses belajar.
Sedangkan pada penelitian ini, siswa belajar menggunakan simulasi PhET dan
adanya bimbingan guru sebagai fasilitator.
Pemahaman masing-masing siswa berbeda-beda. Pemahaman siswa ini
mempengaruhi hasil belajar siswa. Tingkat pemahaman ini bergantung pada
individu masing-masing siswa, misalnya tingkat kematangan dan kecerdasan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
siswa untuk mencerna materi yang diberikan. Selain itu pemahaman konsep
juga dipengaruhi oleh keadaan psikologis siswa dalam menyelesaikan soal-soal
latihan yang diberikan oleh guru. Banyak siswa yang cenderung tidak berusaha
untuk menyelesaikan soal namun menunggu penyelesaian dari guru dan tidak
ada usaha dari siswa untuk mengerjakan sendiri.
Berdasarkan pemaparan latar belakang diatas, maka peneliti melakukan
penelitian yang berjudul “PENGARUH PENERAPAN SIMULASI PHET
TERHADAP PENINGKATAN HASIL BELAJAR SISWA KELAS X SMK
PANGUDI LUHUR MUNTILAN PADA POKOK BAHASAN MOMENTUM
DAN TUMBUKAN ”.
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan pemaparan latar belakang di atas maka rumusan masalah dalam
penelitian ini adalah :
1. Bagaimana tingkat hasil belajar awal siswa pada aspek kognitif,
psikomotorik dan afektif kelas X SMK Pangudi Luhur Muntilan tentang
Momentum dan Tumbukan sebelum penerapan simulasi PhET?
2. Bagaimana tingkat hasil belajar akhir siswa pada aspek kognitif,
psikomotorik dan afektif kelas X SMK Pangudi Luhur Muntilan tentang
Momentum dan Tumbukan setelah penerapan simulasi PhET?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
3. Apakah penerapan simulasi PhET dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada aspek kognitif, psikomotorik dan afektif kelas X SMK Pangudi
Luhur Muntilan tentang Momentum dan Tumbukan ?
C. Tujuan Penelitian
Dari rumusan masalah diatas maka penelitian ini memiliki tujuan untuk
mengetahui:
1. Tingkat hasil belajar awal siswa pada aspek kognitif, psikomotorik dan
afektif kelas X SMK Pangudi Luhur Muntilan tentang Momentum dan
Tumbukan sebelum penerapan simulasi PhET;
2. Tingkat hasil belajar akhir siswa pada aspek kognitif, psikomotorik dan
afektif kelas X SMK Pangudi Luhur Muntilan tentang Momentum dan
Tumbukan sesudah penerapan simulasi PhET;
3. Apakah penerapan simulasi PhET dapat meningkatkan hasil belajar siswa
pada aspek kognitif, psikomotorik dan afektif kelas X SMK Pangudi
Luhur Muntilan tentang Momentum dan Tumbukan.
D. Manfaat Penelitian
Manfaat yang diharapkan oleh peneliti dari pelaksanaan penelitian ini adalah
sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
a. Bagi Guru
Diharapkan hasil dari penelitian ini dapat memberikan referensi
metode baru yang memanfaatkan teknologi informasi untuk kemudian
lebih dikembangkan lagi oleh guru fisika untuk kelas atau angkatan siswa
selanjutnya.
b. Bagi Penelitian
Dapat memberikan tambahan referensi baru bagi penelitian pendidikan
fisika.
c. Bagi Siswa
Penelitian ini bermanfaat bagi siswa yaitu dapat membantu siswa
untuk lebih senang dan mudah memahami materi fisika. Selain itu siswa
juga dapat terlibat aktif dalam proses pembelajaran.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
BAB II
DASAR TEORI
A. Filsafat Konstruktivisme
Filsafat Konstruktivisme adalah filsafat yang mempelajari hakikat
pengetahuan dan bagaimana pengetahuan itu terjadi. Menurut Filsafat
Kontruktivisme, pengetahuan itu adalah bentukan (Konstruksi) dari dalam
pikiran yang menekuninnya (Battencourt dalam Suparno, 2007: 8). Sehingga,
apabila yang menekuninya adalah siswa maka pengetahuan itu adalah
bentukan dari apa yang ada dalam pikiran siswa itu sendiri. Akibatnya,
pengetahuan itu juga dapat dibentuk berdasarkan pengalaman yang dialami
oleh siswa dan akan terjadi secara terus menerus.
Pengetahuan bukanlah suatu barang yang dapat ditransfer atau
dipindahkan begitu saja dari guru ke siswa (Suparno, 2007: 9). Pengetahuan
yang dimiliki oleh guru fisika tidak dapat langsung dipindahkan ke otak
siswa, sehingga perlu adanya perantara dalam proses ini. Guru menjadi salah
satu perantara dalam proses ini, namun siswalah yang harus secara aktif
mengkonstruksi pengetahuan itu sendiri. Siswa harus menangkap dan
memahami pengetahuan itu dengan benar supaya apa yang dikontruksi oleh
siswa benar dan tidak menimbulkan miskonsepsi atau kesalahpahaman.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
B. Taksonomi Bloom
1. Ranah Kognitif
Menurut Taksonomi Bloom hasil revisi yang dipublikasikan oleh
Lorin Anderson dan David Krathwohl pada tahun 2001, dimensi kognitif
dikelompokkan menjadi enam yaitu mengingat, memahami,
mengaplikasikan, menganalisis, mengevaluasi dan mencipta (lihat tabel
2.1)
Tabel 2.1 Rangkuman Dimensi Proses Kognitif
Kategori dan Proses
Kognitif
Nama-nama lain Definisi dan Contoh
1. MENGINGAT- Mengambil pengetahuan dari memori jangka panjang
1.1 Mengingat
1.2 Mengingat
kembali
Mengidentifikasi
Mengambil
Menempatkan pengetahuan dalam
memori jangka panjang yang
sesuai dengan pengetahuan
tersebut. Misalnya, mengenali
tanggal terjadinya peristiwa-
peristiwa penting dalam sejarah
Indonesia.
Mengambil pengetahuan yang
relevan dari memori jangka
panjang. Misalnya, mengingat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
kembali tanggal peristiwa-
peristiwa penting dalam sejarah
Indonesia.
2. MEMAHAMI-Mengkonstruksi makna dari materi pembelajaran,
termasuk apa yang diucapka, ditulis, dan digambar oleh guru.
2.1 Menafsirkan
2.2 Mencontohkan
2.3 Mengklarifikasi
-kan
2.4 Merangkum
Mengklarifikasi,
Memparafrasakan,
Merepresentasi,
Menerjemahkan
Mengilustrasikan,
Memberi contoh
Mengategorikan,
Mengelompokkan
Mengabstraksi,
Menggeneralisasi
Mengubah satu bentuk
gambaran. Misalnya, angka jadi
bentuk lain (Misalnya kata-kata)
(Misalnya memparafrasakan
ucapan dan dokumen penting)
Menemukan contoh atau ilustrasi
tentang konsep atau prinsip.
Misalnya, memberi contoh
tentang aliran-aliran seni lukis.
Menentukan sesuatu dalam satu
kategori. Misalnya,
mengklarifikasikan kelainan-
kelainan mental yang telah
diteliti atau dijelaskan.
Mengabstrasikan tema umum
atau poin-poin pokok. Misalnya,
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
2.5 Menyimpulkan
2.6 Membandingkan
2.7 Menjelaskan
Menyarikan,
Mengekstrapolasi,
Menginterpolasi,
Memprediksi
Mengontraskan,
Memetakan,
Mencocokkan
Membuat model
menulis ringkasan pendek
tentang peristiwa-peristiwa yang
ditayangkan di televisi.
Membuat kesimpulan yang logis
dari informasi yang diterima.
Misalnya, dalam belajar bahasa
asing, menyimpulkan tata bahasa
berdasarkan contoh-contohnya.
Menentukan hubungan antara
dua ide, dua objek, dan
semacamnya. Misalnya,
membandingkan peristiwa
peristiwa sejarah dengan
keadaan sekarang.
Membuat model sebab-akibat
dalam sebuah system. Misalnya,
menjelaskan sebab-sebab
terjadinya peristiwa-peristiwa
penting pada abad ke-18 di
Indonesia.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
3. MENGAPLIKASIKAN- Menerapkan atau menggunakan suatu
prosedur dalam keadaan tertentu.
3.1 Mengeksekusi
3.2 Mengimple-
mentasikan
Melaksanakan
Menggunakan
Menerapkan suatu prosedur pada
tugas yang familier. Misalnya,
membagi suatu bilangan dan
bilangan lain, kedua bilangan ini
terdiri dari beberapa digit.
Menerapkan suatu prosedur pada
tugas yang tidak familier.
Misalnya, menggunakan hukum
Newton kedua dengan konteks
yang tepat.
4. MENGANALISIS- Memecah-mecah materi jadi bagian-bagian
penyusunnya dan menentukan hubungan-hubungan antarbagian itu
dan hubungan antara bagian-bagian tersebut dan keseluruhan struktur
atau tujuan
4.1 Membedakan
Menyendirikan,
Memilah
Memfokuskan,
Membedakan bagian materi
pelajaran yang relevan dan yang
tidak relevan, bagian yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
4.2 Mengorganisasi
4.3 Mengatribusikan
Memilih
Menemukan
koherensi,
Memadukan,
Membuat garis
besar,
Mendeskripsikan
peran,
Menstrukturkan
Mendekonstruksi
penting dari yang tidak penting.
Membedakan bilangan yang
relevan dan yang tidak relevan
dalam soal cerita matematika.
Menentukan bagaimana elemen-
elemen bekerja atau berfungsi
dalam sebuah struktur. Misalnya,
menyusun bukti-bukti dalam
cerita sejarah jadi bukti-bukti
yang mendukung dan menentang
suatu penjelasan historis.
Menentukan sudut pandang,
bias, nilai, atau maksud dibalik
materi pelajaran. Misalnya,
menunjukkan sudut pandang
penulis suatu esai suatu
pandangan politik si penulis.
5. MENGEVALUASI- Mengambil keputusan berdasarkan kriteria
dari/atau standar
5.1 Memeriksa Mengkoordinasi, Menemukan inkonsistensi atau
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
5.2 Mengkritik
Mendeteksi,
memonitor,
Menguji
Menilai
kesalahan dalam suatu proses atau
produk; menentukan apakah suatu
produk atau proses memliki
konsistensi internal; menemukan
efektivitas suatu prosedur yang
sedang dipraktikkan. Misalnya,
memeriksa apakah kesimpulan-
kesimpulan seorang ilmuwan
sesuai dengan data amatan atau
tidak.
Menentukan inkonsistensi antara
suatu produk dan kriteria
eksternal; menentukan apakah
suatu produk memiliki konsistensi
eksternal; menemukan ketepatan
suatu prosedur untuk
menyelesaikan suatu masalah.
Misalnya, menentukan suatu
metode terbaik dari dua metode
untuk menyelesaikan suatu
masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
6. MENCIPTA- Memadukan bagian-bagian untuk membentuk sesuatu
yang baru dan koheren atau untuk membuat suatu produk yang
orisinil.
6.1 Merumuskan
6.2 Merencanakan
6.3 Memproduksi
Membuat
hipotesis
Mendesain
Mengkonstruksi
Membuat hipotesis-hipotesis
berdasarkan kriteria. Misalnya,
membuat hipotesis tentang sebab-
sebab terjadinya suatu
fenomenon.
Merencanakan prosedur untuk
menyelesaikan suatu tugas.
Misalnya, merencanakan proposal
penelitian tentang topik sejarah
tertentu.
Menciptakan suatu produk.
Misalnya, membuat habitat untuk
spesies tertentu demi suatu tujuan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
2. Ranah Psikomotorik
Rincian dalam ranah psikomotorik ini tidak dibuat oleh Bloom, tapi
oleh ahli lain berdasarkan domain yang dibuat Bloom yang terdiri atas
beberapa unsur (Surya, 2013 : 123) :
a) Persepsi (Perception)
Penggunaan alat indera untuk menjadi pegangan dalam
membantu gerakan.
b) Kesiapan (Set )
Kesiapan fisik, mental, dan emosional untuk melakukan
gerakan.
c) Respon Terpimpin (Guided Response)
Tahap awal dalam mempelajari keterampilan yang kompleks,
termasuk didalamnya imitasi dan gerakan coba-coba.
d) Mekanisme (Mechanism)
Membiasakan gerakan-gerakan yang telah dipelajari sehingga
tampil dengan menyakinkan dan cakap.
e) Respons Tampak yang Kompleks (Complex Overt Response )
Gerakan motoris yang terampil yang di dalamnya terdiri dari
pola-pola gerakan yang kompleks.
f) Penyesuaian (Adaptation )
Keterampilan yang sudah berkembang sehingga dapat
disesuaikan dalam berbagai situasi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
g) Penciptaan (Origination)
Membuat pola gerakan baru yang disesuaikan dengan situasi
atau permasalahan tertentu.
3. Ranah Afektif
Pembagian ranah afektif disusun Bloom bersama dengan David
Krathwol yang terdiri atas (Surya, 2013 : 122 ) :
a) Penerimaan (Receiving / Attending)
Kesediaan untuk menyadari adanya suatu fenomena di
lingkungannya. Dalam pengajaran bentuknya berupa mendapatkan
perhatian, mempertahankannya dan mengarahkannya.
b) Tanggapan (Responding)
Memberikan reaksi terhadap fenomena yang ada di lingkungannya.
Meliputi persetujuan, kesediaan, dan kepuasan dalam memberikan
tanggapan.
c) Penghargaan (Valuing)
Berkaitan dengan harga atau nilai yang diterapkan pada suatu objek,
fenomena, atau tingkah laku. Penilaian berdasar pada internalisasi
dari serangkaian nilai tertentu yang diekspresikan ke dalam tingkah
laku.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
d) Pengorganisasian (Organization)
Memadukan nilai-nilai yang berbeda, menyelesaikan konflik di
antaranya dan membentuk suatu sistem nilai.
C. Hasil Belajar
1. Pengertian Belajar
Sebagian orang beranggapan bahwa belajar adalah semata-mata
mengumpulkan atau menghafal fakta-fakta yang tersaji dalam bentuk
informasi/ materi pembelajaran (Syah Muhibbin, 2002 : 89).
Beberapa tokoh menjelaskan mengenai definisi belajar. Menurut
Mudzakir (1997 dalam Khairani, 2014 : 4) belajar adalah suatu usaha atau
kegiatan yang bertujuan mengadakan perubahan di dalam diri seseorang,
mencakup perubahan tingkah laku, sikap, kebiasaan, ilmu pengetahuan,
keterampilan dan sebagainya. Sedangkan menurut Muhibbin Syah belajar
adalah proses memperoleh pengetahuan (Psikologi Kognitif). Belajar juga
diartikan sebagai suatu perubahan kemampuan berinteraksi yang relatif
langgeng sebagai hasil latihan yang diperkuat ( Rohmah Noer, 2012 : 171).
Menurut Crow & Crow (1958 : 225 dalam buku Sukmadinata, 2009 :
155) menyatakan bahwa belajar adalah memperoleh kebiasaan-kebiasaan,
pengetahuan dan sikap. Menurut mereka hal-hal yang dirumuskan diatas
meliputi cara-cara yang baru guna melakukan suatu upaya memperoleh
penyesuaian diri terhadap situasi yang baru. Belajar dalam pandangan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Crow & Crow menunjuk adanya perubahan yang progresif dari tingkah
laku. Belajar dapat memuaskan minat individu untuk mencapai tujuan.
Hitzman ( Syah,2002 : 90) mengatakan belajar adalah suatu perubahan
yang terjadi dalam diri organisme (manusia atau hewan) disebabkan oleh
pengalaman yang dapat mempengaruhi tingkah laku organisme tersebut.
Paul Suparno (2013 : 19 dalam Skripsi Ita Susanti, 2016 : 15)
mendifinisikan belajar sebagai proses aktif dimana siswa membangun
sendiri pengetahuannya. Siswalah yang mencari arti sendiri dari yang
mereka pelajari. Belajar bukanlah suatu kegiatan mengumpulkan fakta,
tetapi suatu perkembangan berfikir dengan membuat kerangka pengertian
yang baru. Siswa harus punya pengalaman dengan membuat hipotesis,
meramalkan, mengetes hipotesis, memanipulasi objek, memecahkan
persoalan, mencari jawaban, menggambarkan, meneliti, berdialog, dan
mengadakan refleksi.
Sehingga, dapat disimpulkan bahwa belajar adalah suatu proses aktif
dimana siswa membangun sendiri pengetahuannya dan berlangsung terus-
menerus dalam kehidupan manusia, yang ditandai dengan adanya
perubahan tingkah laku dalam diri manusia. Perubahan tingkah laku ini
dapat berupa pengetahuan, keterampilan maupun sikap.
2. Hasil Belajar
Dalam proses pembelajaran yang formal guru telah menetapkan tujuan
dari proses pembelajaran. Siswa dapat dikatakan berhasil apabila dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
20
mencapai tujuan tersebut (dalam skripsi Ita Susanti, 2016 : 20). Selain itu,
siswa juga memperlihatkan perubahan dari sebelum mempelajari materi
dan sesudah dipelajari. Perubahan tersebut dapat ditunjukan dengan adanya
hasil dari proses belajar.
Belajar dan prestasi merupakan satu kesatuan yang sangat berkaitan.
Belajar merupakan proses, sedangkan prestasi adalah hasil dari belajar
tersebut (dalam skripsi Bernadetta Savitri, 2016 : 16) . Hasil belajar dapat
menunjukan seberapa jauh siswa memahami apa yang telah mereka
pelajari. Namun, hasil belajar bukan semata-mata menjadi tolok ukur
dalam mengkategorikan siswa berhasil atau tidak. Siswa dikatakan berhasil
tergantung dari proses belajar yang dialaminya.
3. Faktor-faktor yang mempengaruhi Proses dan Hasil Belajar
Untuk mendapatkan hasil belajar dalam bentuk perubahan harus
melalui proses tertentu yang dipengaruhi oleh faktor dari dalam dan dari
luar individu (Rohmah Noer, 2012 :194). Berbagai faktor yang
mempegaruhi proses dan hasil belajar antara lain :
a. Faktor lingkungan
1) Lingkungan Alami, yaitu tempat tinggal anak didik hidup dan
berusaha didalamnya, tidak boleh ada pencemaran lingkungan.
2) Lingkungan sosial budaya, hubungan dengan manusia sebagai
makhluk sosial.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
21
b. Faktor Instrumental
Yaitu seperangkat kelengkapan dalam berbagai bentuk untuk
mencapai tujuan, yang meliputi :
1) Kurikulum
2) Program
3) Sarana dan fasilitas
4) Guru
c. Kondisi Fisiologis
1) Kesehatan jasmani
2) Gizi cukup tinggi (gizi kurang, maka lekas lelah, mudah ngantuk,
sukar menerima pelajaran)
3) Kondisi panca indra (mata, hidung, telinga, pengecap, dan tubuh).
Aspek fisiologis ini diakui mempengaruhi pengelolaan kelas,
pengajaran klasikal perlu memperhatikan: postur tubuh anak, dan
jenis kelamin anak (untuk menghindari letupan-letupan emosional
yang cenderung tak terkendali).
d. Kondisi Psikologis
Belajar hakikatnya adalah proses psikologis, oleh karena itu
semua keadaan dan fungsi psikologis tentu saja mempengaruhi belajar
seseorang.
Faktor-faktor psikologis yang utama mempengaruhi proses dan
hasil belajar anak didik antara lain:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
22
1) Minat
Yaitu suatu rasa lebih suka dan rasa ketertarikan pada suatu
hal/aktifitas tanpa ada yang yang menyuruh.
2) Kecerdasan
Kecerdasan dan umur mempunyai hubungan yang sangat erat.
Perkembangan seseorang dari yang kongkrit ke yang abstrak tidak
bisa dipisahkan dari perkembangan inteligensinya.
3) Bakat
Bakat memang diakui sebagai kemampuan bawaan yang
merupakan potensi yang masih perlu dikembangkan atau dilatih.
4) Motivasi
Yaitu kondisi psikologis yang mendorong seseorang untuk
melakukan sesuatu. Banyak bakat yang tak berkembang karena
tidak diperolehnya motivasi yang tepat.
5) Kemampuan Kognitif
Ranah kognitif yaitu kemampuan yang selalu dituntut pada
anak didik untuk dikuasai karena menjadi dasar bagi penguasaan
ilmu penngetahuan.
D. Simulasi Komputer
Simulasi komputer adalah model pembelajaran menggunakan
program komputer untuk mensimulasikan beberapa percobaan fisika, tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
23
lewat percobaan di laboratorium, tetapi lewat monitor komputer dan siswa
dapat mempelajarinya dari simulasi itu (Suparno, 2007 :108). Simulasi
komputer ini sangat membantu guru dalam menjelaskan konsep-konsep
fisika agar mudah dipahami dan dimengerti. Selain itu, penggunaan simulasi
ini mendorong siswa untuk lebih aktif dalam proses pembelajaran, sehingga
siswa mengkonstruksi pengetahuannya sendiri. Siswa juga dapat
menggunakannya secara mandiri tanpa harus ditunggu guru dan dapat
dilakukan di luar kelas. Sehingga, siswa dapat melakukan secara berulang-
ulang agar konsep fisika tersebut terkonstruksi secara benar dan matang.
Beberapa keuntungan penggunaan simulasi komputer ini dalam
proses pembelajaran (Suparno, 2007 : 110) diantaranya:
a. Dapat dilakukan oleh siswa kapan pun termasuk di rumah sehingga
mereka dapat belajar lebih lama dan mengulangi bahan lebih lama tanpa
terikat guru, jam atau waktu;
b. Dapat menyajikan simulasi dari percobaan yang sulit dan alatnya mahal,
dengan cara yang murah dan mudah bahkan dapat dilihat siswa lebih
jelas. Misalnya percobaan nuklir, dapat dilihat dalam simulasi tanpa
harus mencoba nuklir sendiri;
c. Reaksi dan kejadian mikro dapat disimulasikan dengan jelas dalam
model sehingga siswa makin jelas menangkap konsepnya. Misalnya,
model gerak atom atau molekul yang sulit dilihat mata dapat dilakukan
dengan simulasi komputer;
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
24
d. Di internet banyak sekali percobaan dengan simulasi yang dapat
dijadikan tugas siswa untuk mengamati dan mempelajarinya;
e. Para ahli miskonsepsi menemukan bahwa simulasi komputer dapat
membantu menghilangkan miskonsepsi siswa karena siswa dapat
membandingkan pemikirannya yang tidak benar dengan simulasi yang
mereka lakukan dan lihat
Simulasi PhET
Physics Education Technology (PhET) adalah simulasi yang dapat
digunakan siswa dalam proses pembelajaran untuk memahami suatu konsep
fisika berbasis komputer dengan mengakses aplikasi yang telah disediakan di
website http://phet.colorado.edu (Perkins, 2006 : 18). Simulasi PhET dapat
membantu untuk memperkenalkan topik baru, membangun konsep atau
keterampilan, memperkuat ide, memberikan resensi akhir dan refleksi
(Wieman, 2010 :225). Simulasi PhET merupakan aplikasi game yang
mengandung unsur pembelajaran dan menjelaskan tentang topik tertentu.
Simulasi PhET ini dapat diunduh dalam bentuk java dan flash. Selain itu, juga
dapat diunduh secara gratis dan dipasang pada komputer (perangkat lokal)
sehingga dapat digunakan secara offline (Perkins dkk, 2006 : 19).
Simulasi PhET disediakan untuk membantu siswa memahami konsep
fisika yang tidak dapat dibayangkan. Simulasi ini memudahkan siswa untuk
mempelajari konsep fisika lebih dalam lagi tanpa harus melakukan percobaan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
25
di laboratorium. Melalui simulasi PhET siswa diharapkan lebih paham
mengenai materi yang diajarkan (Wieman, 2010: 225).
Dalam penelitian ini simulasi PhET digunakan untuk mempermudah
siswa memahami materi terkait peristiwa momentum dan tumbukan. Siswa
dapat melihat secara langsung dua benda yang bertumbukan. Selain itu, siswa
dapat memvariasikan jumlah benda yang bertumbukan dan massa benda yang
akan bertumbukan. Akibatnya, siswa tidak hanya membayangkan namun juga
mengalaminya. Simulasi ini dapat diatur dengan mudah misalnya click-drag,
menggeser dan akan muncul tombol-tombol yang tersedia. Selain itu, simulasi
ini juga menyediakan alat-alat pengukuran misalnya stopwatch, voltmeter dan
thermometer.
Sebelum, menggunakan simulasi PhET ini peneliti perlu mengunduh
simulasi ini. Ketika menuliskan alamat website http://phet.colorado.edu ini
maka akan muncul tampilan seperti gambar 2.1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
26
Gambar 2.1 Tampilan awal simulasi PhET
Kemudian akan muncul beberapa menu, klik fisika maka akan muncul
beberapa pilihan. Dalam simulasi ini juga akan muncul beberapa pilihan
berdasarkan kategorinya misalnya kalor atau mekanika. Karena yang akan
digunakan materi tumbukan maka pilih menu mekanika. Maka akan muncul
simulasi PhET materi momentum dan tumbukan. Untuk menggunakan
program, bisa diunduh terlebih dahulu atau langsung dioperasikan dengan
adanya jaringan internet.
Dalam penelitian ini simulasi PhET akan digunakan untuk materi
momentum dan tumbukan . Untuk tampilan PhET pada materi momentum
dan tumbukan dapat dilihat pada gambar 2.2.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
27
Gambar 2.2 Tampilan awal simulasi PhET momentum dan tumbukan
Pada tampilan tersebut terdapat beberapa pilihan ikon yang telah
disediakan. Untuk masing-masing ikon akan memiliki fungsi yang berbeda-
beda. Misalnya untuk mengatur cepat lambatnya gerakan kedua bola maka
geser tanda segitiga pada bagian sim speed di bawah kolom yang berisi kedua
bola. Untuk fungsi-fungsi dan cara kerja simulasi PhET pada materi
momentum dan tumbukan ini akan dijelaskan lebih rinci pada lembar kerja
siswa. LKS terlampir pada halaman 167
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
E. Materi Momentum dan Tumbukan
Materi momentum dan tumbukan ini diambil dari beberapa referensi
buku fisika diantaranya :
Fisika untuk Keahlian Teknologi dan Rekayasa untuk SMK/MAK
kelas X yang ditulis oleh Sudirman dan diterbitkan oleh Erlangga
Modul pembelajaran fisika SMA/MA kelas X Semester 2 penerbit
Viva Pakarindo
Buku Siswa Fisika SMA/MA Kelas X yang ditulis oleh Hari Subagya
dan diterbitkan oleh PT Bumi Aksara
1. Pengertian Momentum dan Impuls
Momentum yang dimiliki oleh benda didefinisikan sebagai hasil kali
massa benda dengan kecepatannya. Momentum ini merupakan besaran
vektor, berdasarkan satuan SI adalah kg m/s. Secara matematis dapat
dirumuskan :
= m. ……………………………………… (1)
Dimana :
= momentum (kg m/s)
m = massa (kg)
= kecepatan (m/s)
Jika gaya bekerja pada benda bermassa m, maka berlaku hukum II
Newton = m. . Sehingga diperoleh hubungan :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
29
= m. = m
= m (
) =
..................................... (2)
Persamaan (2) adalah perubahan momentum yang terjadi atau 2 – 1 = .
Dengan demikian, hukum II Newton dapat dinyatakan dalam bentuk
momentum seperti berikut :
=
..................................................................................... (3)
Persamaan (3) dapat diterapkan pada massa benda yang berubah terhadap
waktu. Perubahan momentum juga dapat diterapkan pada benda dengan
gaya yang berubah-ubah. Sehingga rumusnya menjadi sebagai berikut :
=
=
=
=
+ m
=
+ m. .................................................................... (4)
Sehingga persamaan (4) dapat dinyatakan dalam bentuk :
∆t = ∆ = – = ....................................... (5)
Hasil kali antara gaya yang bekerja dengan selang waktu ∆t saat gaya
tersebut bekerja pada benda disebut Impuls. Sehingga dapat ditulis :
= ∆t = m ( ) = ∆ .................................................... (6)
Dimana :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
= Impuls yang bekerja pada benda (Ns)
= Gaya yang bekerja pada benda (N)
∆t = Selang waktu bekerjanya gaya (s)
∆ = perubahan momentum benda ( kg m/s )
2. Hukum Kekekalan Momentum
Dua buah benda, benda 1 bermassa m1 bergerak dengan kecepatan
dan benda 2 bermassa m2 bergerak dengan kecepatam . Total momentum
sistem kedua benda tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
Ʃ = + = m1 + m2 ........................................ (7)
Anggap saja kedua benda bertumbukan dan kemudian akan terpental dengan
kecepatan masing-masing dan
. Maka total momentum kedua benda
setelah tumbukan dapat dinyatakan sebagai berikut :
Ʃ = +
= m1 + m2
....................................... (8)
Hasil percobaan menunjukkan bahwa berapa pun massa dan kecepatan
benda, ternyata total momentum benda setelah tumbukan dan sebelum
tumbukan selalu sama. Sehingga, persamaannya dapat dituliskan sebagai
berikut :
Ʃ = Ʃ atau m1 + m2 = m1 + m2
................. (9)
Dengan :
Ʃ = total momentum sebelum tumbukan ( kg m/s )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
31
Ʃ = total momentum setelah tumbukan ( kg m/s )
m1 = massa benda 1 ( Kg )
= kecepatan benda 1 sebelum tumbukan ( m/s )
m2 = massa benda 2 ( Kg )
= kecepatan benda 2 sebelum tumbukan ( m/s )
= kecepatan benda 1 setelah tumbukan ( m/s )
= kecepatan benda 2 setelah tumbukan ( m/s )
Dapat disimpulkan bahwa hukum kekekalan momentum menyatakan
bahwa jumlah momentum kedua benda sebelum terjadi tumbukan adalah
sama dengan jumlah momentum kedua benda setelah terjadi tumbukan .
3. Koefisien kelentingan
Perbandingan laju relatif benda setelah terjadi tumbukan terhadap laju
relatif benda sebelum terjadi tumbukan yang dilambangkan e :
e = -
................................................................................... (10)
dengan : = laju relatif benda pertama setelah tumbukan
= laju relatif benda kedua setelah tumbukan
= laju relatif benda pertama sebelum tumbukan
= laju relatif benda kedua sebelum tumbukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
32
Sebuah benda yang dijatuhkan dari ketinggian h1. Ketika sampai di
tanah kecepatan benda adalah . Sesaat setelah memantul, benda
mempunyai kecepatan dan memantul sampai ketinggian h2. Benda
yang dijatuhkan dari ketinggian h1 ,dipantulkan dengan ketinggian
h2 akan mempunyai koefisien restitusi, dengan rumus :
e = -
= -
= = -
=
..................................................................................... (11)
Tanda (–) berubah menjadi (+) karena arah kecepatan berlawanan
arah. Karena benda merupakan gerak jatuh bebas maka berlaku rumus
gerak lurus untuk menghitung besarnya kecepatan yaitu dengan
rumus:
= + 2gh
= 0 + 2gh
√ ........................................................................ (12)
Maka persamaan (12) dapat di subtitusikan ke persamaan (11)
menjadi:
e =
=
√
√
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
33
= √
............................................................................... (13)
4. Jenis-jenis tumbukan
a. Tumbukan lenting sempurna
Dalam hal ini berlaku hukum kekekalan momentum dan
kekekalan energi kinetik sehingga momentum dan energi kinetik
selalu konstan. Setelah tumbukan benda terpisah, energi kinetik tidak
ada yang hilang dan momentum tetap. Koefisien restitusi yang dimiliki
sebesar 1.
Rumus momentum yang berlaku :
m1 + m2 = m1 + m2
....................................... (14)
Karena tumbukannya lenting sempurna, maka energi kinetiknya tetap.
m1 2
+
m2 2
=
m1
+
m2
................................. (15)
Persamaan (14) dapat dituliskan dalam bentuk :
m1 ( 1 – ) ( 1 +
) = m2 ( 2 – ) ( 2 +
) ..................... (16)
Dari persamaa (14) tersebut diperoleh hubungan :
1 – 2 = - ( –
) ................................................................ (17)
b. Tumbukan tidak lenting sama sekali
Setelah tumbukan kedua benda bergabung jadi satu, energi
kinetik ada yang hilang tetapi momentum tetap.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
34
Rumus yang berlaku :
m1 1 + m2 2 = ( m1 + m2 ) ................................................... (18)
Koefisien Restitusi e = 0
= ........................................................................... (19)
c. Tumbukan Lenting Sebagian
Hanya momentum yang kekal, sedangkan energi kinetik tidak.
Energi kinetik sesudah tumbukan lebih kecil daripada sebelum
tumbukan. Setelah tumbukan kedua benda terpisah, energi kinetik
hilang sebagian dan momentum tetap.
Rumus yang berlaku :
m1 1 + m2 2 = m1 + m2
......................................... (18)
koefisien restitusinya e = ( 0 ≤ e ≤ 1 ).
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
35
BAB III
METODE PENELITIAN
A. Jenis Penelitian
Penelitian ini merupakan penelitian yang bersifat kuantitatif.
Penelitian kuantitatif adalah desain riset yang menggunakan data berupa
skor atau angka, lalu menggunakan analisis dengan statistika (Suparno,
2010 : 135).
Pada penelitian ini, peneliti mengukur peningkatan pemahaman siswa
yang dapat dilihat dari hasil belajar. Peningkatan pemahaman ini diukur
dengan memberikan pretest dan posttest untuk masing-masing sampel.
Soal-soal pretest dan posttest dibuat berdasarkan tingkatan menurut
Taksonomi Bloom. Selain itu, peneliti juga menggunakan kelas kontrol
yang menggunakan pembelajaran ceramah interaktif. Kelas kontrol
berfungsi sebagai pembanding hasil belajar dengan kelas treatment.
B. Desain Penelitian
Desain penelitian ini menggunakan pretest-posttest group control
(kelas kontrol dan kelas eksperimen). Penelitian ini menggunakan sampel
dua kelas, satu kelas sebagai kelas kontrol dan satu kelas sebagai kelas
treatment. Kelas treatment adalah kelas yang diberikan perlakuan khusus
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
36
yaitu simulasi PhET. Sedangkan kelas kontrol merupakan kelas yang
diberi perlakuan dengan metode pembelajaran ceramah interaktif. Soal
pretest-posttest diberikan untuk masing-masing kelas. Pretest diberikan
sebelum kelas mendapat treatment dan posttest diberikan setelah kelas
mendapat treatment.Desain penelitian yang akan digunakan sebagai
berikut :
Kelas Kontrol Q1 X1 Q1’
Kelas Treatment
Q2
X2
Q2’
Keterangan :
Q1 = Pretestkelas Kontrol
Q2 = Pretest kelas Treatment
Q1’ = Posttest kelas Kontrol
Q1’
= Posttest kelas Treatment
X1 = pembelajaran dengan ceramah interaktif
X1 = Pembelajaran dengan simulasi PhET
Desain penelitian dalam penelitian ini yaitu sebelum pemberian
treatment,kedua kelas diberikan pretest (Q) terlebih dahulu untuk
mengetahui hasil belajar awal siswa pada aspek kognitif, psikomotorik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
37
dan afektif. Kemudian masing-masing kelas diberikan treatment (X)yang
berbeda, setelah itu setiap kelas diberika soal posttest (Q’) untuk
mengetahui hasil belajar akhir siswa pada aspek kognitif, psikomotorik
dan afektif.
Penelitian ini memfokuskan pada proses pembelajaran siswa selama
pemberian treatment. Proses pembelajaran dapat dilihat dari hasil
wawancara konfirmasi dengan subyek. Selain itu, juga adanya hasil
pretest dan posttest yang digunakan untuk mengukur peningkatan
pemahaman siswa.
C. SubyekPenelitian
1. Populasi Penelitian
Populasi dari penelitian ini adalah seluruh siswa kelas X SMK
Pangudi Luhur Muntilan tahun ajaran 2017/2018. Kelas ini terbagi
menjadi tiga jurusan yaitu Teknik Pemesinan, Teknik Gambar dan
Teknik Kendaraan Ringan. Untuk satu paralel kelas terbagi menjadi
enam kelas.
2. Sampel Penelitian
Sampel dalam penelitian ini adalah siswa kelas X Teknik
Pemesinan A SMK PL Muntilandan siswa kelas X Teknik Pemesinan
B SMK PL Muntilan. Kelas X Teknik Pemesinan B sebagai kelas
treatmentdan kelas X Teknik Pemesinan Asebagai kelas kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
38
D. Waktu dan Lokasi Penelitian
1. Lokasi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan di SMK Pangudi Luhur Muntilan
kelas X Teknik Pemesinan pada semester genap. Lokasi ini dipilih
karena beberapa pertimbangan, diantaranya :
a. SMK Pangudi Luhur Muntilan belum menerapkan metode PhET
pada pembelajaran fisika khususnya materi Momentum dan
Tumbukan.
b. Pihak sekolah sangat mendukung adanya penelitian di SMK
Pangudi Luhur Muntilan karena jarang ada penelitian di sekolah
ini.
c. Guru mata pelajaran fisika SMK Pangudi Luhur Muntilan sangat
mendukung dilaksanakannya penelitian ini untuk meningkatkan
pemahaman siswa.
d. Adanya pemberian fasilitas yang dibutuhkan oleh peneliti dalam
melaksanakan penelitian ini.
2. Waktu Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Maret- Mei 2018.
Kurikulum yang digunakan adalah kurikulum 2013, dimana lebih
menekankan pada metode saintifik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
39
E. Variabel Penelitian
Variabel bebas adalah variabel yang mempengaruhi variabel lain.
Variabel bebas merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi, atau dipilih
oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang
diobservasi (Sarwono, 2006 : 54). Variabel bebas dalam penelitian ini
berupa model pembelajaran yang digunakan yaitu simulasi Phet. Variabel
terikat adalah variabel yang variabelnya diamati dan diukur untuk
menentukan pengaruh yang disebabkan oleh variabel bebas (Sarwono,
2006 : 54). Variabel terikat dalam penelitian ini adalah pemahaman siswa.
F. Treatment
Treatment adalah perlakuan peneliti kepada subyek yang akan diteliti
agar nantinya didapatkan data yang diinginkan (Suparno, 2010 :
51).Treatment yang diberikan dalam penelitian ini adalah simulasi PhET.
Model pembelajaran ini mengajak siswa untuk mengalami fenomena atau
peristiwa momentum dan tumbukan. Siswa dapat memvariasikan variabel-
variabel yang tersedia dalam aplikasi PhET ini. Siswa dapat
mengkontruksi sendiri pengetahuannya. Untuk proses pembelajaran
dengan simulasi PhET dapat dilihat dalam rencana proses pembelajaran.
Gambaran rencana pembelajaran yang akan dilakukan untuk kelas
treatment sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
40
1. Peneliti meng-instal aplikasi PhET disetiap komputer yang akan
digunakan untuk proses pembelajaran. Selain itu, peneliti juga
mencoba apakah PhET dapat digunakan untuk masing-maisng
komputer.
2. Peneliti memberikan soal pretest kepada kelas treatment.
3. Sebelum menggunakan simulasi PhET peneliti menjelaskan materi
momentum dan tumbukan serta apa itu PhET dan bagaimana cara
penggunaan simulasi PhET ini.
4. Siswa dipersilahkan untuk mencoba simulasi PhET secara individu
dengan bantuan Lembar Kerja Siswa. Siswa harus menjawab
beberapa pertanyaan yang ada pada lembar kerja siswa. Lembar
kerja siswa yang digunakan ada dua macam yaitu lembar kerja
siswa tentang materi momentum dan lembar kerja siswa tentang
materi tumbukan.
5. Peneliti dan siswa bersama-sama menyimpulkan hasil dari
pembelajaran yang dilakukan dengan menggunakan simulasi PhET.
6. Siswa mengerjakan soal posttest.
Rencana Proses Pembelajaran yang lengkap untuk setiap pertemuan
terlampir pada halaman 124
Untuk kelas kontrol digunakan metode pembelajaran ceramah
interaktif. Kelas kotrol digunakan sebagai pembanding untuk kelas
treatment. Hal ini bertujuan untuk melihat apakah ada perbedaan antara
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
41
kelas treatment dan kelas kontrol. Gambaran rencana pembelajaran yang
akan dilakukan untuk kelas kontrol sebagai berikut :
1. Siswa mengerjakan soal pretest yang telah diberikan oleh peneliti.
2. Peneliti menjelaskan materi momentum dan tumbukan dengan
metode ceramah, yaitu dengan menggunakan bantuan video
mengenai materi momentum dan tumbukan. Selain itu, ada
bantuan PPT dalam menyampaikan materi.
3. Peneliti memberikan beberapa soal-soal latihan mengenai
momentum dan tumbukan agar siswa dapat menerapkan konsep
momentum dan tumbukan dalam menyelesaikan suatu persoalan.
4. Siswa mengerjakan soal posttest.
Rencana Proses Pembelajaran yang lengkap untuk setiap pertemuan
terlampir pada halaman 146
Dalam penelitian ini, kelas X Teknik Permesinan A sebagai kelas kontrol
dan kelas X Teknik Permesinan B sebagai kelas treatment.
G. Instrumen Penelitian
Instrumen adalah alat yang digunakan untuk mengumpulkan data
dalam penelitian. Bentuknya dapat berupa: tes tertulis, angket, wawancara,
dokumentasi dan observasi (Suparno, 2010 : 56). Dalam penelitian ini
instrumen yang digunakan adalah tes tertulis, angket dan wawancara.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
42
1. Instrumen Proses Belajar
Instrumen pada proses belajar ini berupa Lembar Kerja Siswa (LKS)
yang berisi tentang petunjuk penggunaan simulasi PhET tentang
momentum dan tumbukan. Selain itu dalam LKS juga terdapat tujuan,
dasar teori, langkah percobaan penggunaan PhET, tabel data percobaan,
pertanyaan untuk bahan diskusi dan kesimpulan. Selain itu, ada
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP dibuat untuk
membantu peneliti selama proses mengajar di kelas agar sesuai dengan
Standar Kompetensi dan Kompetensi Dasar. Lembar kerja siswa
terlampir pada halaman 167 dan Rencana Pelaksanaan pembelajaran
terlampirpada halaman 124
2. Instrumen Pengumpulan Data
Instrumen pengumpulan data pada penelitian ini berupa :
a. Tes
Tes dapat berupa lembar kerja atau sejenisnya yang dapat
digunakan untuk mengukur pengetahuan, keterampilandan
kemampuan dari subjek penelitian. Lembar instrumenberupa tes ini
berisi soal-soal tes yang terdiri atas butir-butir soal. Setiap butir
soal mewakili satu jenis variabel yang diukur (Trianto, 2011: 264 ).
Dalam penelitian ini soal tes yang digunakan berupa pretest dan
posttest. Soal dibuat berdasarkan kisi-kisi yang berpedoman pada
tingkatan menurut Taksonomi Bloom.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
43
Tabel 3.1. Kisi-kisi soal pretest dan posttest
No. Aspek Indikator Soal Jawaban
1. Kognitif Siswa dapat
menjelaskan
konsep
momentum
dan hukum
kekekalan
momentum
serta dapat
memberikan
contohnya
dalam
kehidupan
sehari-hari.
Berdasarkan
yang kalian
ketahui, apa
yang dimaksud
dengan
momentum dan
hukum
kekekalan
momentum. dan
berikan contoh
penerapan
hokum
kekekalan
momentum
dalam kehidupan
sehari-hari?
Momentum biasanya terjadi
pada bendayang bergerak.
Dalam fisika momentum dapat
didefinisikan sebagai hasil kali
dari massa dan kecepatan
benda. Sehingga besarnya
momentum ditentukan oleh
massa benda dan kecepatan
benda. Sedangkan hukum
kekekalan momentum adalah
momentum benda sebelum dan
sesudah tumbukan adalah sama,
apabila tidak ada gaya luar yang
bekerja dalam sistem.
Contohnya : peluncuran roket,
Pistol, dan mobil yang
bertabrakan
2. Kognitif Siswa dapat
menerapkan
konsep hukum
kekekalan
momentum
dalam
menyelesaikan
masalah.
Benda A
bermassa 500
gram bergerak
dengan kelajuan
10 m/s dan
benda B
bermassa 200
gram bergerak
Diket : m1 = 0,5 kg
m2 = 0,2 kg
v1 = 10 m/s
v2 = - 12 m/s
v1’ = -6 m/s
Dit : a. Kelajuan akhir benda
2 (v2’)
a. Momentum yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
44
dengan kelajuan
12 m/s dengan
arah yang
berlawanan.
Kedudukan awal
kedua benda
sama dan kedua
benda bergerak
saling mendekati
dan
bertumbukan.
Jika setelah
bertumbukan
kelajuan benda
A adalah 6 m/s.
Tentukanlah :
a. Kelajuan
benda B
setelah
tumbukan?
b. Momentum
yang terjadi
pada benda
A?
terjadi pada benda A
Jawab :
a. m1. V1 + m2. V2 = m1. V1’ +
m2. V2’
(0,5) (10) + (0,2) (-12) =
(0,5) (-6) + (0,2) (V2’)
5 + - 2,4 = - 3+ 0,2 V2’
2,6 + 3 = 0,2 V2’
5,6 = 0,2 V2’
V2’ =
= 28 m/s
b. P = m. v1
= 0,5 kg . 10 m/s = 5 kg
m/s
3. Kognitif Siswa dapat
menghitung
besarnya
koefisien
Sebuah benda A
( 2 kg ) bergerak
dengan
kecepatan 5 m/s
Diket: mA = 2 kg mB = 3
kgVA = 5 m/s VB = -9
m/s
VA’ = - 4 m/s VB’ = 3 m/s
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
45
restitusi pada
tumbukan dan
dapat
mengelompokk
an jenis
tumbukan
tersebut
berdasarkan
koefisien
restitusinya.
sedangkan benda
B ( 3 kg )
bergerak dengan
kecepatan 9 m/s
berlawanan arah
dengan benda A.
Apabila setelah
tumbukan benda
A bergerak
dengan kelajuan
4 m/s searah
benda B dan
benda B
bergerak dengan
kecepatan 3 m/s
searah benda A
sebelum
tumbukan.
Hitunglah :
a. Koefisien
restitusinya
b. Berdasarkan
koefisien
restitusinya,
termasuk
jenis
tumbukan
apakah
Ditanya :
a. Koefisien Restitusi?
b.Jenis Tumbukan berdasarkan
koefisien restitusi
Jawab :
a. e =
= - (
)
= - (
) m/s
= - (
) =
b. Nilai koefisien restitusi
yang diperoleh dari
tumbukan kedua benda
adalah sebesar ½ . Maka
dapat dikatan peristiwa
tersebut termasuk peristiwa
tumbukan lenting sebagian.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
46
peristiwa
diatas?
4. Psikomot
orik
Siswa dapat
merancang
percobaan
sederhana
terkait dengan
hukum
kekekalan
momentum.
Rancanglah
sebuah
percobaan
sederhana yang
menunjukkan
adanya
penerapan
hukum
kekekalan
momentum!
Sesuai jawaban siswa. Namun
jawaban tersebut sesuai dengan
salah satu percobaan tentang
hukum kekekalan momentum.
Misalnya bola yang
dilemparkan ke tembok dan
menghitung waktu yang
diperlukan selama bola
terpental. Contoh yang kedua
yaitu dua buah bola pingpong
yang ditumbukan pada jarak
tertentu. Menghitung waktu
yang diperlukan sesudah dan
sebelum tumbukan maka dapat
diketahui kecepatan sesudah
dan sebelum tumbukan. Maka
siswa dapat mengetahui apakah
hukum kekekalan momentum
berlaku dalam peristiwa ini.
5. Afektif Siswa dapat
memberikan
tanggapan
terhadap
metode
pembelajaran
Tulislah
kesanmu setelah
mengikuti
pembelajaran
dengan
menggunakan
Sesuai jawaban siswa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
47
yang telah
dilaksanakan.
simulasi PhET.
b. Angket
Angket adalah sejumlah pertanyaan tertulis untuk memperoleh
informasi dari responden yang ingin diketahui (Suparno, 2007 : 61).
Dalam penelitian bentuk angket yang digunakan adalah angket
terbuka, dimana responden dapat menjawab dengan kalimatnya
sendiri. Angket ini berupa pendapat responden terhadap
pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti. Dalam penelitian
angket diselipkan dalam soal pretest maupun soal postest. Soal
angket terdapat pada soal no 5 untuk pretest maupun postest.
Angket ini berisi pendapat siswa mengenai setuju atau tidaknya
penerapan metode belajar yang akan dilaksanakan.
c. Wawancara
Wawancara adalah suatu bentuk dialog yang dilakukan oleh
pewawancara untuk memperoleh informasi dari terwawancara.
Dalam pelaksanaannya wawancara dapat dibedakan menjadi dua
yaitu wawancara bebas dan wawancara terpimpin (Trianto, 2011:
266). Penelitian ini menggunakan wawancara yang dilakukan
secara bebas. Dimana pewawancara dapat menanyakan pertanyaan
secara bebas, tanpa harus membawa lembar pedomannya. Syarat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
48
wawancara seperti ini adalah pewawancara harus tetap mengingat
data yang harus terkumpul. Wawancara ini berisi tentang
pertanyaan-pertanyaan yang dapat menjawab tujuan dari penelitian
ini dan juga berisi tentang pertanyaan yang dapat memperkuat data
statistik yang diperoleh oleh peneliti.
H. Validitas Instrumen
Validitas mengukur apakah suatu tes sungguh mengukur apa yang
mau diukur, yaitu apakah sesuai dengan tujuan (valid untuk). Validitas
menunjuk pada kesesuaian, kepenuh-artian, bergunanya kesimpulan yang
dibuat peneliti berdasarkan data yang dikumpulkan. Suatu tes disebut
valid bila memang mengukur yang mau diukur (Suparno,2014 : 65).
Validitas yang digunakan dalam penelitian ini adalah validitas isi
(Content Validity). Artinyamengukur apakah isi dari instrumen yang akan
digunakan sungguh mengukur isi dari domain yang mau diukur (Suparno,
2010: 68).
Instrumen yang akan divaliditas adalah soal pretest dan posttest. Soal
pretest dan posttest sudah dibuat berdasarkan kisi-kisi dan sudah
divalidasi oleh Drs. Domi Severinus, M.Si selaku dosen yang ahli dalam
bidang tersebut.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
49
I. Metode Analisis Data
1. Teknik Penskoran
Dalam penelitian ini penskoran untuk masing-masing kriteria dapat
dilihat pada tabel 3.2 .
Tabel 3.2 Teknik Penskoran untuk Aspek Kognitif dan aspek
Psikomotorik
1) Aspek Kognitif ( Menjelaskan ) soal no 1
(1) Menjelaskan pengertian
No. Indikator yang dinilai skor
1. Siswa dapat menjelaskan pengertian momentum dan
hukum kekekalan momentum dengan benar
15
2. Siswa menjawab 75% pengertian momentum dan
Hukum kekekalan momentum dengan benar
11
3. Siswa menjawab 50% pengertian momentum dan
Hukum kekekalan momentum dengan benar
7
4. Siswa menjawab 25 % pengertian momentum dan
Hukum kekekalan momentum dengan benar
3
5. Menuliskan jawaban namun salah 1
(2) Menyebutkan contoh
No. Indikator yang dinilai Skor
1. Siswa dapat memberikan tiga contoh penerapan
momentum dan hukum kekekalan momentum dengan
benar.
5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
50
2. Siswa dapat memberikan dua contoh penerapan
momentum dan hukum kekekalan momentum dengan
benar
3
3. Siswa dapat memberikan satu contoh penerapan
momentum dan hukum kekekalan momentum dengan
benar
2
4. Siswa dapat menyebutkan contoh tetapi salah 1
(3) Aspek Kognitif ( Aplikasi hitungan ) soal no 2 dan 3
a) Aplikasi hitungan soal no 2 ( terdiri dari soal a dan b)
(1) Menuliskan
No. Indikator yang dinilai skor
a b
1. Siswa dapat menuliskan yang
diketahui dengan benar
2
2. Siswa dapat menuliskan rumus
dengan benar
3 3
Skor Total 8
(2) Penyelesaian
No Indikator yang dinilai Skor
a b
1. Siswa dapat menyelesaikan perhitungan dengan 9 7
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
51
b) Aplikasi Soal no 3
(1) Menuliskan
No. Indikator yang dinilai skor
1. Siswa dapat menuliskan yang diketahui dengan
benar
2
2. Siswa dapat menuliskan rumus dengan benar 4
(2) Penyelesaian
No Indikator yang dinilai Skor
1 Siswa dapat menyelesaikan perhitungan pada soal
bagian ( a ) dengan rumus benar
7
2. Siswa dapat menyelesaikan perhitungan pada soal
bagian ( a ) dengan rumus benar, namun ada kesalahan
dalam perhitungan
4
3. Siswa dapat mengelompokan jenis tumbukan 4
rumus benar
2. Siswa dapat menyelesaika perhitungan dengan rumus
benar namun ada kesalahan perhitungan
4 3
3. Siswa dapat menuliskan hasil akhir dengan benar
beserta satuannya
3 3
4. Siswa dapat menuliskan hasil akhir dengan benar
tanpa satuan
2 2
5. Siswa dapat menuliskan hasil akhir yang salah 1 1
6. Siswa tidak menuliskan jawaban 0 0
Jumlah Skor 12 10
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
52
berdasarkan nilai koefisien dengan benar
4. Siswa dapat menuliskan hasil akhir dengan benar 3
5. Siswa dapat menuliskan hasil akhir dengan salah 1
6. Siswa dapat mengelompokan jenis tumbukan
berdasarkan nilai koefisien tetapi salah
1
Skor Total 20
(4) Aspek Psikomotorik ( soal no 4 )
No Indikator yang dinilai Skor
1. Siswa dapat merancang percobaan dengan benar 30
2. Siswa dapat merancang 75 % percobaan dengan benar 23
3. Siswa dapat merancang 50% percobaan dengan benar 16
4. Siswa dapat merancang 25% percobaan dengan benar 9
5. Siswa dapat merancang percobaan tetapi salah 2
6. Siswa tidak mengerjakan soal 0
2. Klasifikasi ( Penggolongan)
Klasifikasi ini digunakan untuk menentukan tingkat
pemahaman siswa. Untuk penggolongan tingkat pemahaman siswa
dari segi kognitif dapat dilihat pada tabel 3.3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
53
Tabel 3.3 Tingkat pemahaman siswa dari segi kognitif
No. Range Keterangan
1. 81– 100 Sangat Tinggi
2. 63 – 80 Tinggi
3. 45 – 62 Cukup
4. 27 – 44 Kurang
5. 9 – 26 Rendah
Untuk penggolongan tingkat pemahaman siswa dari segi psikomotorik
dapat dilihat pada tabel 3.4.
Tabel 3.4 Tingkat pemahaman siswa dari segi psikomotorik
No. Range Keterangan
1. 80– 100 Sangat Tinggi
2. 60– 79 Tinggi
3. 40 – 59 Cukup
4. 20 – 39 Kurang
5. 0 – 19 Rendah
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
54
3. Analisis Tes
Penelitian ini dilakukan untuk 2 kelas yang berbeda dengan
treatment yang berbeda, maka peneliti menggunakan UjiTest-T untuk
grup Independen. Uji Tes-tindependen ini digunakan untuk
membandingkan dua kelompok yang independen (Suparno, 2010 : 94).
Yang diperlukan adalah : mean dari sampel, standar deviasi. Statistik
yang digunakan bila n1 ≠ n2adalah :
t =
√( )
( )
keterangan :
Significant level α = 0.05 ; two tailed
Selain itu, peneliti juga membandingkan hasil pre-test dan
post-test, maka peneliti menggunakan Uji Test-T untuk grup
Dependen.Uji Tes-t dependen digunakan untuk mengetes dua
kelompok yang dependen atau satu kelompok yang dites dua kali.
Statistik yang digunakan adalah :
treal =
√
dengan :
D = Perbedaan skor tiap subyek ( X2 – X1 )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
55
N = Jumlah Pasang skor
df = N-1
a. Untuk menguji apakah pretest kelas treatment lebih baik daripada
pretest kelas kontrol tentang materi momentum dan tumbukan,
digunakan uji-t untuk kelompok independen. Penghitungan
dilakukan dengan SPSS dengan α = 0,05 dan p = nilai sig( ).
Apabila p < α, maka signifikan. Artinya, pemahaman awal siswa
kelas treatment lebih baik dari kelas kontrol.
b. Untuk menguji apakah adanya peningkatan hasil belajar siswa
untuk kelas treatment tentang materi momentum dan tumbukan,
digunakan uji-t untuk kelompok dependen. Penghitungan
dilakukan dengan SPSS dengan α = 0.05 dan p = nilai sig( ).
Apabila p < α, maka signifikan. Artinya, simulasi PhET ini dapat
meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi momentum dan
tumbukan.
c. Untuk menguji apakah adanya peningkatan hasil belajar siswa
untuk kelas kontrol tentang materi momentum dan tumbukan,
digunakan uji-t untuk kelompok dependen. Penghitungan
dilakukan dengan SPSS dengan α = 0.05 dan p = nilai sig( ).
Apabila p < α, maka signifikan. Artinya, ceramah interaktif ini
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
56
dapat meningkatkan hasil belajar siswa tentang materi momentum
dan tumbukan.
d. Untuk mengetahui apakah peningkatan hasil belajar siswa kelas
treatment lebih baik daripada peningkatan hasil belajar siswa kelas
kontrol pada materi Momentum dan Tumbukan, digunakan uji-t
untuk kelompok independen. Penghitungan dilakukan dengan
SPSS dengan α = 0.05 dan p = nilai sig( ).Apabila p < α,maka
signifikan. Artinya, adanya perbedaan peningkatan hasil belajar
yang diajarkan dengan model pembelajaran simulasi PhET dan
pembelajaran dengan ceramah interaktif. Simulasi PhET lebih
meningkatkan hasil belajar siswa daripada ceramah interaktif.
4. Analisis Non-Tes
a. Angket
Data yang diperoleh berupa pernyataan setuju dan tidak setuju
yang disertai alasan mengapa menjawab demikian. Angket dalam
penelitian ini dilakukan untuk mengetahui apa pendapat responden
terhadap metode pembelajaran yang telah dilakukan oleh peneliti.
Dari jawaban yang telah diberikan maka peneliti dapat mengetahui
seberapa setujukah responden terhadap metode pembelajaran yang
diterapkan. Pilihan jawaban yang diberikan hanyalah setuju atau
tidak setuju sehingga dapat dianalisis dengan menggunakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
57
prosentase jawaban dari masing-masing siswa baik kelas treatment
maupun kelas kontrol. Analisisnya sebagai berikut :
Prosentase angket =
x 100 %
b. Wawancara
Data yang diperoleh berupa hasil wawancara yang dilakukan
dengan subyek yang mengikuti proses pembelajaran baik kelas
treatment maupun kelas kontrol. Wawancara dalam penelitian ini
dilakukan untuk mengkonfirmasi terhadap pembelajaran yang telah
dilakukan oleh peneliti. Peneliti ingin mengetahui apakah yang
responden tuliskan dalam pretest dan posttest sesuai dengan
kemampuan yang mereka miliki. Peneliti juga ingin mengetahui
pendapat responden terhadap treatment yang telah diberikan oleh
peneliti.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
58
BAB IV
DATA DAN ANALISIS DATA
A. Deskripsi Penelitian
Penelitian ini dilaksanakan mulai tanggal 13 April –26 Mei 2018 di
SMK Pangudi Luhur Muntilan. Subyek dalam penelitian ini terdiri dari kelas
X dengan jurusan yang sama yaitu kelas X Teknik Pemesinan A sebagai kelas
kontrol dan kelas X Teknik Pemesinan B sebagai kelas treatment. Jumlah
peserta didik kelas X Teknik Pemesinan A ada 34 siswa sedangkan kelas X
Teknik Pemesinan B ada 32 siswa. Namun, untuk kelas kontrol terdapat salah
satu siswa yang tidak mengikuti kegiatan pretestdan 7 orang tidak mengikuti
salah satu pembelajaran yang dilakukan oleh peneliti sehingga sampel yang
digunakan untuk kelas kontrol menjadi 26 siswa. Sedangkan untuk kelas
treatment ada 1 siswa tidak mengikuti satu kali proses pembelajaran.
Sehingga sampel pada kelas treatment berjumlah 31 siswa. Untuk kelas
kontrol proses pembelajaran dilakukan dengan metode ceramah interaktif
sedangkan kelas treatment proses pembelajaran dilakukan dengan
menggunakan metode simulasi PhET.
Kelas X Teknik Pemesinan A, pembelajaran fisika dilaksanakan setiap
hari Selasa pada jam pertama sampai ketiga yaitu pukul 07.00 – 09.15 WIB,
dengan menggunakan kurikulum 2013. Sedangkan untuk kelas X Teknik
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
59
Pemesinan B, pembelajaran fisika dilaksanakan setiap hari Jumat, pada jam
ketiga-keenam yaitu pukul 09.15 – 11.45 WIB. Pembelajaran ini dipotong
istirahat selama 15 menit. Untuk satu jam mata pelajaran berlangsung selama
45 menit. Pembelajaran fisika berlangsung tiga jam pelajaran dalam satu
minggu.
Sebelum pengambilan data peneliti mengobservasi keadaan sekolah
dan keadaan kelas yang akan digunakan sebagai sampel. Karena saat itu
bertepatan dengan Ujian Sekolah dan Ujian Nasional maka peneliti hanya
berkesempatan melakukan observasi satu kali pertemuan (3 x 45 menit) untuk
masing-masing kelas. Setelah itu, peneliti meng-instalsimulasi PhET dan
mencoba apakah simulasi PhET ini dapat digunakan. Hal ini dilakukan agar
meminimalisir adanya gangguan saat proses pengambilan data. Untuk
pembelajaran dengan simulasi PhET, sekolah mengizinkan peneliti untuk
menggunakan ruang komputer sebagai media pendukung simulasi PhET.
Selain itu, peneliti juga diperbolehkan untuk mengakses internet apabila
memang diperlukan dalam proses pengambilan data.
Kegiatan pelaksanaan penelitian untuk kelas X Teknik Pemesinan A
dan X Teknik Pemesinan B, secara garis besardapat dilihat pada tabel 4.1
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
60
Tabel 4.1 Kegiatan Pelaksanaan Penelitian
No. Kelas Jumlah Waktu
Pelaksanaan
Kegiatan
Siswa Hadir Tidak
Hadir
1. X
TPA
34 33 1 17 April 2018
( 07.00- 09.15)
-Perkenalan
-Pretest
-Menonton video
mengenai
momentum
-Penjelasan materi
momentum
34 33 1 24 April 2018
(07.00- 09.15)
-Penjelasan materi
impuls dan hukum
kekekalan
momentum
- Latihan soal
34 33 1 8 Mei 2018
(07.00– 09.15)
- Kuis
- Penjelasan materi
(Melajutkan Hukum
Kekekalan
momentum )
34 27 7 8 Mei 2018
(14.00– 15.30)
-Penjelasan materi
Tumbukan
- Latihan Soal
34 34 0 15 Mei 2018
(07.00 – 09.15)
- Posttest
- Kesan dan Pesan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
61
2. X
TPB
32 32 0 13 April 2018
( 09.00– 11.45)
- Perkenalan
- Pretest
- Penjelasan materi
(momentum, impuls
dan Hukum
kekekalan
momentum )
32 32 0 20 April 2018
( 09.00– 11.45)
-Pengenalan simulasi
PhET
-Penjelasan LKS
siswa
-pembelajaran dengan
LKS 1
32 31 1 27 April 2018
( 09.00– 11.45)
- Pembahasan LKS 1
- Kuis
- Penjelasan materi
tumbukan
32 32 0 4 Mei 2018
( 09.00– 11.45)
-Penjelasan LKS 2
-Pembelajaran
dengan simulasi
PhET untuk LKS 2
- Pembahasan LKS 2
32 32 0 11 Mei 2018
( 09.00– 11.45)
-Posttest
- Penulisan kesan dan
pesan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
62
1. Proses Pembelajaran kelas X Teknik Pemesinan A
Jumlah siswa untuk kelas X Teknik Pemesinan A berjumlah 34
siswa, dimana siswa laki-laki berjumlah 30 siswa dan siswi perempuan
berjumlah 4 siswi. Pembelajaran di kelas berlangsung pada tanggal 17
April 2018 sampai pada tanggal 15 Mei 2018. Hari pertama, dimulai
pukul 07.00-09.15 WIB, dibuka dengan perkenalan dan penjelasan tujuan
kedatangan peneliti. Antusias yang ditunjukan oleh siswa membuat
peneliti bersemangat untuk berdinamika selama kurang lebih lima
pertemuan. Pembelajaran dimulai dengan pretest, yang bertujuan untuk
mengetahui pemahaman awal siswa mengenai materi Momentum dan
Tumbukan. Soal pretest dikerjakan selama 60 menit. Setelah itu,
pembelajaran dilanjutkan dengan menonton video mengenai fenomena
yang terjadi dalam kehidupan sehari-hari yang berhubungan dengan
Momentum dan Tumbukan. Siswa sangat serius dan tenang saat
mengerjakan pretest ( lihat gambar 4.1)
Gambar 4.1 Siswa kelas X TPA Sedang mengerjakan pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
63
Pada hari kedua, peneliti menyampaikan materi momentum,
impuls dan Hukum kekekalan momentum dengan metode ceramah
interaktif. Setelah itu ada latihan soal yang bertujuan untuk mengasah
kemampuan pemahaman siswa. Adapun siswa yang mengerjakan soal
latihan di depan kelas (lihat gambar 4.2). Siswa bertanya ketika
pembelajaran berlangsung. Mereka berebut untuk mengerjakan soal di
depan kelas.
Gambar 4.2 Siswa-siswa kelas X TPA yang mengerjakan soal
latihan di depan kelas.
Pada hari ketiga, kegiatan pembelajaran dimulai dengan kuis. Kuis
ini sebenarnya bukan bagian dari rencana kegiatan yang akan peneliti
lakukan, namun kuis ini adalah titipan dari guru fisika SMK Pangudi
Luhur Muntilan. Kuis dilakukan untuk menambah nilai akhir siswa
dalam rapor. Soal pada kuis berjumlah 3 soal, dengan waktu pengerjaan
45 menit. Siswa sangat serius dalam mengerjakan soal kuis (lihat gambar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
64
4.3). Setelah kuis, peneliti melanjutkan penyampaian materi. Karena
siswa aktif bertanya, maka waktu untuk penyampaian materi kurang.
Gambar 4.3 Siswa kelas X TPA sedang mengerjakan kuis.
Pada hari keempat,peneliti melajutkan penyampaian materi
tumbukan. Karena, keterbatasan waktu maka peneliti menyampaikan
materi dengan cepat. Pembelajaran pada hari keempat ini dilakukan pada
siang hari setelah pulang sekolah karena banyak waktu libur.
Pembelajaran berlangsung selama 1,5 jam, karena dari pihak sekolah
hanya mengizinkan pembelajaran tambahan sampai pukul 15.00 WIB
sedangkan siswa pulang pukul 13.30 WIB.
Pembelajaran pada hari kelima, dimulai dengan pemberian waktu
15 menit untuk belajar sebagai persiapan posttest. Posttest ini terdiri dari
8 soal, dengan rincian 3 soal kognitif, 1 soal psikomotorik, 1 soal angket
(aspek afektif) dan 3 soal tambahan yang diberikan oleh guru fisika. Tiga
soal ini digunakan untuk menambah nilai ulangan harian pada materi
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
65
momentum dan tumbukan. Namun, peneliti tidak mengunakan hasil dari
3 soal tersebut. Waktu pengerjaan posttest90 menit (lihat gambar 4.4).
Kegiatan yang terakhir adalah mengucapkan terima kasih dan penulisan
kesan pesan oleh siswa.
Gambar 4.4 Siswa TPA sedang mengerjakan posttest.
Wawancara dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2018 dan 21 Mei
2018, pada saat jam pulang sekolah. Jumlah siswa yang diwawancarai
hanya 6 orang untuk mewakili kelas X TPA yaitu 3 siswi perempuan dan
3 siswa laki-laki. Pemilihan sampel wawancara berdasarkan nilai
posttest, namun untuk siswi perempuan dipilih bebas karena jumlahnya
di kelas X TPA terbatas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
66
2. Proses Pembelajaran kelas X Teknik Pemesinan B
Jumlah siswa di kelas X Teknik Pemesinan B ada 34 siswa,
dimana 2 siswa sudah keluar sehingga total hanya 32 siswa. Jumlah siswa
laki-laki 29 siswa dan siswinya 3 orang. Pembelajaran dikelas dimulai
pada tanggal 13 April 2018- 11 Mei 2018. Pengambilan data ini
berlangsung selama lima kali tatap muka.
Pada hari pertama, pembelajaran dimulai dengan perkenalan dan
pemberitahuan tujuan kedatangan peneliti. Setelah itu, pembelajaran
dilanjutkan dengan pretest. Waktu pengerjaan pretest 60 menit. Banyak
siswa yang tidak mengerjakan soal pretest dengan alasan belum pernah
mendengar kata momentum ataupun tumbukan (lihat gambar 4.5).
Kemudian, setelah pretest peneliti menjelaskan materi momentum dan
hukum kekekalan momentum secara singkat. Pembelajaran ini dilakukan
di kelas. Untuk soal pretest sama dengan kelas kontrol. Selama peneliti
menyampaikan materi, tidak ada siswa yang bertanya mengenai materi.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
67
Gambar 4.5 Siswa kelas X TPB sedang mengerjakan pretest
Pada hari kedua, kegiatan pembelajaran dilaksanakan di
laboratorium komputer. Pembelajaran dimulai dengan mengenalkan
simulasi PhET terhadap anak-anak, kemudian menjelaskan lembar kerja
siswa 1. Proses pembelajaran dengan simulasi PhET ini dilakukan secara
individu sehingga setiap anak dihadapkan pada satu perangkat komputer
yang sudah di-instal simulasi PhET (lihat gambar 4.6). Karena, rasa ingin
tahu siswa tinggi maka pada saat itu pembahasan lembar kerja siswa 1
tidak sempat dibahas.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
68
Gambar 4.6 Siswa mengikuti pembelajaran dengan simulasi PhET
Pada hari ketiga, kegiatan pembelajaran dilakukan di laboratorium
komputer. Kegiatan dimulai dengan pembahasan lembar kerja siswa 1.
Setelah itu, dilanjutkan dengan kuis (lihat gambar 4.7). Jumlah soal kuis
sama dengan kelas kontrol. Pengerjaan soal kuis berlangsung selama 60
menit. Setelah pengerjaan kuis, peneliti menjelaskan materi tumbukan
beserta pengertiannya. Ketika dijelaskan siswa tidak memperhatikan
peneliti. Siswa selalu bertanya kapan mereka dapat belajar menggunakan
simulasi PhET.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
69
Gambar 4.7 Siswa kelas X TPB sedang mengerjakan kuis.
Pada hari keempat, siswa mulai belajar dengan menggunakan
simulasi kembali. Sebelumnya peneliti menjelaskan lembar kerja siswa
yang kedua, yang berisi materi mengenai tumbukan. Setelah itu, siswa
mulai belajar dengan simulasi PhET dan mulai mengerjakan lembar kerja
siswa II. Setelah itu, peneliti dan siswa membahas mengenai lembar kerja
siswa yang kedua. Selain itu, peneliti dan siswa juga menyimpulkan
materi momentum dan tumbukan.
Pada hari kelima, kegiatan pembelajaran dilakukan dengan
posttest. Kegiatan pembelajaran dilakukan di dalam kelas. Soal
posttestsama dengan kelas kontrol. Setelah itu, pemberian kesan dan
pesan selama mengikuti pembelajaran. Pada hari kelima ini tepat pada
tanggal 11 Mei 2018, ada peristiwa yang tidak terduga yaitu hujan abu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
70
yang berasal dari gunung Merapi. Karena kebetulan sekolah berada di
lereng gunung Merapi dan sebagian besar siswa berasal dari daerah
lereng gunung Merapi, pembelajaran pada saat itu tidak efektif. Mereka
meminta untuk pulang lebih awal karena beberapa sekolah dipulangkan
lebih awal. Meski untuk kelas lain pembelajaran ditiadakan, namun
pembelajaran kelas X TPB tetap berlangsung karena ada posttest (lihat
gambar 4.8)
Untuk wawancara pemilihan sampel sama dengan kelas kontrol.
Wawancara dilaksanakan pada tanggal 18 Mei 2018 dan 21 Mei 2018.
Kegiatan wawancara dilakukan di sekolah dan pada saat jam pulang
sekolah.
Gambar 4.8 Siswa kelas X TPB sedang mengerjakan soal posttest.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
71
B. Data
1. Hasil belajar siswa untuk aspek kognitif
Hasil belajar siswa dari segi kognitif dapat diperoleh dari hasil nilai
pretest dan posttest. Hasil belajar kelas treatment ( X TPB ) dan kelas
kontrol ( X TPA ) dapat dilihat pada tabel 4.2.
Tabel 4.2 Nilai pretest dan posttest kelas treatment dan kelas kontrol
aspek kognitif
No.
Nilai Kelas X
TPA
Nilai Kelas X TPB Selisih Nilai Posttest-
Pretest
Pretest Posttest Pretest Posttest X TPA X TPB
1. 17.1 61.4 31.4 82.9 44.3 51.5
2. 22.9 74.3 22.9 42.9 51.4 20
3. 30 17.1 34.3 55.7 -12.9 20.8
4. 14.3 30 28.6 61.4 15.7 32.8
5. 14.3 75.7 28.6 62.9 61.4 34.3
6. 15.7 64.3 24.3 78.6 48.6 54.3
7. 8.6 50 24.3 15.7 41.4 -8.6
8. 15.7 62.9 31.4 64.3 47.2 32.9
9. 34.3 71.4 40 77.1 37.1 37.1
10. 31.4 64.3 24.3 44.3 32.9 20
11. 15.7 64.3 27.1 78.6 48.6 51.5
12. 34.3 17.1 22.9 75.7 -17.2 52.8
13. 18.6 61.4 31.4 77.1 42.8 45.7
14. 17.1 62.9 42.9 72.9 45.8 30
15. 12.9 38.6 30 88.5 25.7 58.5
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
72
16. 25.7 45.7 15.7 48.6 20 32.9
17. 17.1 80 22.9 55.7 62.9 32.8
18. 25.7 72.9 28.6 87.1 47.2 58.5
19. 17.1 17.1 42.9 65.7 0 22.8
20. 41.4 64.3 24.3 68.6 22.9 44.3
21. 38.6 67.1 10 82.9 28.5 72.9
22. 40 71.4 30 34.3 31.4 4.3
23. 11.4 50 32.9 82.8 38.6 49.9
24. 10 45.7 38.6 55.7 35,7 17.1
25. 32.9 68.6 14.3 51.4 35.7 37.1
26. 10 48.6 21.4 70 38.6 48.6
27. 27.1 87.1 60
28. 25.7 74.3 48.6
29. 28.6 55.7 27.1
30. 10 30 20
31. 38.6 71.4 32.8
10,17 18,57 8,34 18,09 Standar Deviasi
22,03 55,66 27,61 64,51 Mean
2. Hasil belajar siswa untuk aspek psikomotorik
Hasil belajar siswa dari segi psikomotorik dapat diperoleh dari hasil
pretestdan posttest pada soal no 4. Hasil belajar kelas treatment ( X TPB )
dan kelas kontrol ( X TPA ) pada aspek psikomotorik dapat dilihat pada
tabel 4.3.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
73
Tabel 4.3 Nilai pretest dan posttest kelas treatment dan kelas kontrol
aspek psikomotorik
No. Nilai Kelas X TPA Nilai Kelas X TPB
Pretest Posttest Pretest Posttest
1. 0 76.7 0 53.3
2. 53.3 53.3 0 10
3. 53.3 40 0 53.3
4. 0 40 30 53.3
5. 30 50 16.7 20
6. 53.3 50 0 10
7. 0 70 0 10
8. 0 53.3 30 20
9. 30 53.3 10 40
10. 53.3 53.3 53.3 30
11. 53.3 53.3 30 53.3
12. 53.3 76.7 53.3 53.3
13. 0 80 0 53.3
14. 6.7 20 53.3 53.3
15. 53.3 30 60 93.3
16. 0 70 0 30
17. 53.3 90 0 53.3
18. 6.7 53.3 30 20
19. 0 30 0 20
20. 33.3 53.3 40 30
21. 53.3 53.3 30 50
22. 53.3 80 53.3 53.3
23. 30 40 30 30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
74
24. 0 30 30 93.3
25. 40 53.3 0 20
26. 53.3 40 6.67 30
27. 30 53.3
28. 30 70
29. 0 40
30. 0 53.3
31. 30 53.3
Mean 29,35 53,58 20,86 42,14
Standar
Deviasi
23,96 17,77 20,41 21,50
Keterangan :
Nilai 0 merupakan nilai yang diperoleh siswa yang tidak mengerjakan
soal tetapi tetap mengikuti kegiatan pretest-posttest.
3. Angket
Angket pada penelitian ini berupa soal pada aspek afektif yang
diselipkan pada soal no 5. Data angket ini berupa tanggapan dari siswa
mengenai metode pembelajaran yang telah dilakukan baik kelas kontrol
dengan metode ceramah interaktif dan kelas treatment dengan metode
simulasi PhET. Data angket dapat dilihat pada tabel 4.4 untuk kelas
kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
75
Tabel 4.4 Hasil angket kelas kontrol
No. Pretest Posttest Keterangan
1. 6 16 Setuju
2. 18 7 Tidak setuju
3. 2 3 Tidak menjawab
Sedangkan untuk kelas treatment dapat dilihat pada tabel 4.5
Tabel 4.5 Hasil angket kelas treatment
No. Pretest Posttest Keterangan
1. 5 31 Setuju
2. 1 0 Tidak setuju
3. 25 0 Tidak menjawab
4. Wawancara
Peneliti mengambil sampel wawancara sebanyak 6 siswa untuk
setiap kelasnya. Pada pemahaman awal siswa kelas kontrol, dari 6 siswa 3
siswa mampu mengerjakan soal dengan baik sedangkan 3 siswa lainnya
tidak dapat mengerjakan soal. Pada kelas treatment, 6 siswa mengatakan
tidak dapat mengerjakan soal dengan baik.
Pemahaman akhir siswa kelas kontrol, 5 siswa mengatakan mampu
mengerjakan soal dengan baik sedangkan 1 siswa tidak dapat mengerjakan
soal. Pada kelas treatment 3 siswa dapat mengerjakan soal posttest dengan
baik dan 3 siswa tidak dapat mengerjakan soal dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
76
Pada kelas treatment, 6 siswa setuju dengan penerapan simulasi
PhET. Sedangkan kelas kontrol, 2 siswa mengatakan setuju dan 4 siswa
tidak setuju pada penerapan metode ceramah interaktif.
C. Analisis Data
Analisis data untuk aspek kognitif dan aspek psikomotorik menggunakan
analisis statistik yaitu dengan menggunakan uji-t, dibantu program SPSS.
1. Analisis Kategori
a) Analisis kategori hasil belajar awal siswa kelas kontrol
Hasil analisis kategori hasil belajar awal kelas kontrol pada aspek
kognitif dapat dilihat pada tabel 4.6.
Tabel 4.6 Hasil analisis kategori hasil belajar awal kelas kontrol
pada aspek kognitif
No. Range Keterangan Frekuensi Prosentase
1. 81-100 Sangat Baik - -
2. 63-80 Baik - -
3. 45- 62 Cukup - -
4. 27- 44 Kurang 8 30,77%
5. 9-26 Rendah 18 69,23%
Sehingga, dari tabel 4.6 dapat diketahui bahwa skor terbanyak untuk
hasil belajar awal siswa kelas kontrol pada aspek kognitif berada pada
range 9-26 dengan prosentase 69,23% dengan frekuensi 18 siswa. Dan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
77
berdasarkan rata-rata hasil belajar awal siswa yang diperoleh (mean =
22,03) masuk dalam klasifikasi rendah pada aspek kognitif.
Sedangkan untuk hasil belajar awal siswa kelas kontrol pada aspek
psikomotorik dapat dilihat pada tabel 4.7.
Tabel 4.7 Hasil analisis kategori hasil belajar awal kelas kontrol
pada aspek psikomotorik
No. Range Keterangan Frekuensi Prosentase
1. 80-100 Sangat Baik - -
2. 60-79 Baik - -
3. 40- 59 Cukup 12 46,15%
4. 20- 39 Kurang 4 15,38%
5. 0-19 Rendah 10 38,46%
Sehingga, dari tabel 4.7 dapat diketahui bahwa skor terbanyak untuk
hasil belajar awal siswa kelas kontrol pada aspek psikomotorik berada
pada range 40-59 dengan prosentase 46,15% dengan frekuensi 12 siswa.
Dan berdasarkan rata-rata skor hasil belajar awal yang diperoleh (mean =
29,35) masuk dalam klasifikasi cukup pada aspek psikomotorik.
b) Analisis kategori hasil belajar awal siswa kelastreatment
Hasil analisis kategori hasil belajar awal kelas kontrol pada aspek
kognitif dapat dilihat pada tabel 4.8.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
78
Tabel 4.8 Hasil analisis kategori hasil belajar awal kelas treatment
pada aspek kognitif
No. Range Keterangan Frekuensi Prosentase
1. 81-100 Sangat Baik - -
2. 63-80 Baik - -
3. 45- 62 Cukup - -
4. 27- 44 Kurang 18 58,04%
5. 9-26 Rendah 13 41,96%
Sehingga, dari tabel 4.8 dapat diketahui bahwa skor terbanyak untuk
hasil belajar awal siswa kelas treatment pada aspek kognitif berada pada
range 27-44 dengan prosentase 58,04% dengan frekuensi 18 siswa. Dan
berdasarkan rata-rata skor hasil belajar awal yang diperoleh (mean =
27,61) masuk dalam klasifikasi kurang pada aspek kognitif.
Hasil analisis kategori hasil belajar awal kelas kontrol pada aspek
psikomotorik dapat dilihat pada tabel 4.9.
Tabel 4.9 Hasil analisis kategori hasil belajar awal kelas treatment
pada aspek psikomotorik
No. Range Keterangan Frekuensi Prosentase
1. 80-100 Sangat Baik - -
2. 60-79 Baik - -
3. 40- 59 Cukup 6 19,35%
4. 20- 39 Kurang 10 32,26%
5. 0-19 Rendah 15 48,39%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
79
Sehingga, dari tabel 4.9 dapat diketahui bahwa skor terbanyak untuk
hasil belajar awal siswa kelas treatmentpada aspek psikomotorik berada
pada range 0-19 dengan prosentase 48,39% dengan frekuensi 15 siswa.
Dan berdasarkan rata-rata skor hasil belajar awal yang diperoleh (mean =
20,86) masuk dalam klasifikasi rendah pada aspek psikomotorik.
c) Analisis kategori hasil belajar akhir siswa kelas kontrol
Hasil analisis kategori hasil belajar awal kelas kontrol pada aspek
kognitif dapat dilihat pada tabel 4.10.
Tabel 4.10 Hasil analisis kategori hasil belajar akhir kelas kontrol
pada aspek kognitif
No. Range Keterangan Frekuensi Prosentase
1. 81-100 Sangat Baik - -
2. 63-80 Baik 14 53,85%
3. 45- 62 Cukup 7 26,92%
4. 27- 44 Kurang 2 7,69%
5. 9-26 Rendah 3 11,54%
Sehingga, dari tabel 4.10 dapat diketahui bahwa skor terbanyak untuk
hasil belajar akhir siswa kelas kontrol pada aspek kognitif berada pada
range 63-80 dengan prosentase 53,85% dengan frekuensi 14 siswa. Dan
berdasarkan rata-rata skor hasil belajar akhir yang diperoleh (mean =
55,66) masuk dalam klasifikasi baik pada aspek kognitif .
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
80
Hasil analisis kategori hasil belajar akhir kelas kontrol pada aspek
psikomotorik dapat dilihat pada tabel 4.11.
Tabel 4.11 Hasil analisis kategori hasil belajar akhir kelas kontrol
pada aspek psikomotorik
No. Range Keterangan Frekuensi Prosentase
1. 80-100 Sangat Baik 3 11,54%
2. 60-79 Baik 5 19,23%
3. 40- 59 Cukup 14 53,85%
4. 20- 39 Kurang 4 15,38%
5. 0-19 Rendah -
Sehingga, dari tabel 4.11 dapat diketahui bahwa skor terbanyak untuk
hasil belajar akhir siswa kelas kontrol pada aspek psikomotorik berada
pada range 40-59 dengan prosentase 53,85% dengan frekuensi 14 siswa.
Dan berdasarkan rata-rata skor hasil belajar akhir yang diperoleh (mean =
53,58) masuk dalam klasifikasi cukup pada aspek psikomotorik .
d) Analisis kategori hasil belajar akhir siswa kelas treatment
Hasil analisis kategori hasil belajar akhir kelas treatment pada aspek
kognitif dapat dilihat pada tabel 4.12.
Tabel 4.12 Hasil analisis kategori hasil belajar akhir kelas
treatmentpada aspek kognitif
No. Range Keterangan Frekuensi Prosentase
1. 81-100 Sangat Baik 5 16,13%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
81
2. 63-80 Baik 14 45,16%
3. 45- 62 Cukup 7 22,58%
4. 27- 44 Kurang 4 12,90%
5. 9-26 Rendah 1 3,23%
Sehingga, dari tabel 4.12 dapat diketahui bahwa skor terbanyak untuk
hasil belajar akhir siswa kelas treatment pada aspek kognitif berada pada
range 63-80 dengan prosentase 45,16% dengan frekuensi 14 siswa. Dan
berdasarkan rata-rata skor hasil belajar akhir yang diperoleh (mean =
64,51) masuk dalam klasifikasi baik pada aspek kognitif .
Hasil analisis kategori hasil belajar akhir kelas treatment pada aspek
psikomotorik dapat dilihat pada tabel 4.13.
Tabel 4.13 Hasil analisis kategori hasil belajar akhir kelas
treatmentpada aspek psikomotorik
No. Range Keterangan Frekuensi Prosentase
1. 80-100 Sangat Baik 2 6,45%
2. 60-79 Baik 1 3,23%
3. 40- 59 Cukup 15 48,39%
4. 20- 39 Kurang 10 32,26%
5. 0-19 Rendah 3 9,68%
Sehingga, dari tabel 4.13 dapat diketahui bahwa skor terbanyak untuk
hasil belajar akhir siswa kelas treatment pada aspek psikomotorikberada
pada range 40-59 dengan prosentase 48,39% dengan frekuensi 15 siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
82
Dan berdasarkan rata-rata skor hasil belajar akhir yang diperoleh (mean =
42,14) masuk dalam klasifikasi cukup pada aspek psikomotorik.
2. Analisis Tes
a) Analisis untuk Aspek Kognitif
(1) Uji t-independent pretest kelas kontrol dan kelas treatment
Uji t-independent ini dilakukan untuk mengetahui apakah
tingkathasilbelajar awal kelas kontrol dan kelas treatmentsama atau
berbeda tentang materi momentum dan tumbukan. Uji t ini dilakukan
dengan program SPSS. Hasil uji t-independent pretest dapat di lihat
pada tabel 4.14.
Tabel 4.14 Perbandingan pretest kelas treatment dan kelas kontrol
Group Statistics
kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
skor 1 31 27.613 8.3390 1.4977
2 26 22.031 10.1702 1.9945
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
83
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
skor
Equal
variances
assumed
3.618 .062 2.278 55 .027 5.5821 2.4510 .6703 10.4940
Equal
variances
not assumed
2.238 48.335 .030 5.5821 2.4943 .5680 10.5963
Jika nilai sig (2-tailed) <α = 0,05, maka dapat dikatakan signifikan.
Berdasarkan hasil analisis SPSS pada tabel 4.14 dapat diketahui
bahwa nilai mean kelas kontrol 22,03 sedangkan mean kelas
treatment 27,61, t = 2,54, dengan p = ,030<0,05, makasignifikan.
Artinya, ada perbedaan tingkat hasil belajar awal siswa kelas
treatment dan kelas kontrol. Hasil belajar awal kelas treatment lebih
tinggi dari kelas kontrol.
(2) Uji t-dependent pretest dan postestkelas treatment
Uji t-dependent ini dilakukan untuk mengetahui apakah
pembelajaran dengan simulasi PhET dapat meningkatkan hasil belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
84
siswa pada materi momentum dan tumbukan. Hasil analisis dapat
dilihat pada tabel 4.15
Tabel 4.15 Perbandingan pretest dan posttest kelas treatment
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 Pretest 27.613 31 8.3390 1.4977
Posttest 64.513 31 18.0901 3.2491
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
Pretest -
Posttest
-
36.9000 17.6762 3.1747 -43.3837 -30.4163
-
11.623 30 .000
Apabila Sig (2- tailed )< α = 0,05, maka signifikan.
Berdasarkan hasil data SPSS pada tabel 4.15 dapat diketahui
bahwa meanpretest kelas treatment = 27,61 dan meanposttest kelas
treatment = 64,51 ; dengan t = - 11,62 dan p = ,000 <α = 0,05 maka
signifikan.Artinya, ada perbedaan hasil belajar siswa menggunakan
metode simulasi PhET pada materi momentum dan tumbukan. Jadi,
dapat disimpulkan bahwa metode simulasi PhET dapat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
85
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi momentum dan
tumbukan pada aspek kognitif.
(3) Uji t-dependent pretest dan posttest untuk kelas kontrol
Uji t-dependentini dilakukan untuk mengetahui apakah
pembelajaran dengan ceramah interaktif dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi momentum dan tumbukan. Hasil analisis
dapat dilihat pada tabel 4.16.
Tabel 4.16 Perbandingan pretest dan posttest kelas kontrol
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
pretest -
posttest
-
33.6269 19.8327 3.8895 -41.6375 -25.6163
-
8.646 25 .000
Apabila Sig (2- tailed )< α = 0,05, maka signifikan.
Berdasarkan hasil data SPSS pada tabel 4.16 dapat diketahui
bahwa meanpretest kelas kontrol = 22,03 dan mean posttest kelas
kontrol = 55,66 ; dengan t = - 8,65 dan p = ,000 <α = 0,05 maka
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 pretest 22.031 26 10.1702 1.9945
posttest 55.658 26 18.5734 3.6425
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
86
signifikan.Artinya, ada perbedaan hasil belajar siswa menggunakan
metode ceramah interaktif pada materi momentum dan tumbukan.
Jadi, dapat disimpulkan bahwa metode ceramah interaktif dapat
meningkatkan hasil belajar pada materi momentum dan tumbukan
pada aspek kognitif.
(4) Uji t-independent posttest kelas kontrol dan kelas treatment
Uji t-independent ini dilakukan untuk mengetahui apakah tingkat
hasil belajar akhir kelas kontrol dan kelas treatment sama atau
berbeda tentang materi momentum dan tumbukan. Uji t ini dilakukan
dengan program SPSS. Dan hasil uji t-independent pretest dapat di
lihat pada tabel 4.17.
Tabel 4.17 Perbandingan posttest kelas treatment dan kelas
kontrol
Group Statistics
Kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
Skor 1 31 64.513 18.0901 3.2491
2 26 55.658 18.5734 3.6425
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
87
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Skor
Equal
variances
assumed
.053 .818 1.818 55 .074 8.8552 4.8696 -
.9036 18.6140
Equal
variances
not assumed
1.814 52.770 .075 8.8552 4.8810 -
.9359 18.6463
Jika nilai sig (2-tailed) <α = 0,05, maka dapat dikatakan
signifikan.
Berdasarkan hasil analisis SPSS pada tabel 4.17 dapat diketahui
bahwa nilai mean kelas kontrol 55,66 sedangkan mean kelas
treatment 64,51, t = 1,81. Dengan p = ,075 > 0,05, maka tidak
signifikan. Artinya, hasil belajar akhir siswa kelas kontrol tidak
berbeda dengan kelas treatment. Jadi, dapat disimpulkan bahwa
pembelajaran dengan metode simulasi PhET tidak lebih baik dari
metode ceramah interaktif pada aspek kognitif.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
88
(5) Uji selisih nilai pretest dan posttest kelas treatment dan kelas
kontrol
Selisih nilai pretest dan posttest setiap siswa ini akan dianalisis
dengan uji t-independent. Hasil analisis dapat dilihat pada tabel 4.18.
Tabel 4.18 Hasil Uji selisih nilai pretest dan posttest siswa
J
Jika nilai sig (2-tailed) <α = 0,05, maka dapat dikatakan signifikan.
Group Statistics
kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
skor 1 31 36.881 17.6941 3.1779
2 26 33.627 19.8327 3.8895
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
skor
Equal
variances
assumed
.025 .876 .654 55 .516 3.2537 4.9720 -
6.7104 13.2178
Equal
variances
not assumed
.648 50.694 .520 3.2537 5.0227 -
6.8313 13.3387
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
89
Berdasarkan hasil analisis SPSS pada tabel 4.18 dapat diketahui
bahwa nilai mean kelas kontrol 33,63 sedangkan mean kelas
treatment 36,89. Dengan p = ,876> 0,05, maka tidak signifikan.
Artinya,peningktan hasil belajar siswa dengan metode simulasi PhET
tidak lebih tinggi dari peningkatan hasil belajar siswa dengan metode
ceramah interaktif. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa memang
terbukti metode simulasi PhET tidak lebih baik dari metode ceramah
interaktif pada aspek kognitif.
b) Analisis untuk Aspek Psikomotorik
(1) Uji t-independent pretest kelas treatment dan kelas kontrol
Uji t-independent ini dilakukan untuk mengetahui apakah
tingkat hasil belajar awal pada aspek psikomotorik kelas treatment
dan kelas kontrol sama atau berbeda tentang materi momentum
dan tumbukan. Uji t ini dilakukan dengan program SPSS. Dan
hasil uji t-independent pretest dapat di lihat pada tabel 4.19.
Tabel 4.19 Perbandingan pretest kelas treatment dan kelas kontrol
Group Statistics
kode N Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
skor 1 31 20.857 20.4135 3.6664
2 26 29.346 23.9644 4.6998
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
90
Jika nilai sig (2-tailed) <α = 0,05, maka dapat dikatakan
signifikan.
Berdasarkan hasil analisis SPSS pada tabel 4.19 dapat diketahui
bahwa nilai mean kelas kontrol 29,35 sedangkan mean kelas
treatment 20,86. Dengan p = ,161 > α = 0,05, maka tidak signifikan.
Artinya, tidak ada perbedaan tingkat hasil belajar awal siswa kelas
treatment dan kelas kontrol dari aspek psikomotorik. Jadi,
kesimpulannya adalah hasil belajar awal kedua kelas adalah sama.
Independent Samples Test
Levene's
Test for
Equality
of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig
.
t Df Sig.
(2-
tailed
)
Mean
Differen
ce
Std.
Error
Differen
ce
95%
Confidence
Interval of the
Difference
Lower Uppe
r
sko
r
Equal
varianc
es
assume
d
2.03
5
.15
9
-
1.44
5
55 .154 -8.4891 5.8767
-
20.266
2
3.288
0
Equal
varianc
es not
assume
d
-
1.42
4
49.43
1 .161 -8.4891 5.9608
-
20.465
0
3.486
9
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
91
(2) Uji t-dependent pretest dan posttest kelas treatment
Uji t-dependent ini dilakukan untuk mengetahui apakah
pembelajaran dengan simulasi PhET dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi momentum dan tumbukan. Hasil
analisis dapat dilihat pada tabel 4.20.
Tabel 4.20 Perbandingan pretest dan posttest kelas treatment
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 pretest 20.857 31 20.4135 3.6664
posttest 42.135 31 21.4966 3.8609
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
pretest -
posttest
-
21.2784 22.6230 4.0632 -29.5766 -12.9802 -5.237 30 .000
Apabila Sig (2- tailed )< α = 0,05 , maka signifikan.
Berdasarkan hasil data SPSS pada tabel 4.20 dapat diketahui
bahwa mean pretest kelas treatment = 20,86 dan mean posttest
kelas treatment = 42,16, dengan t = - 5,33 dan p = ,000 <α = 0,05
maka signifikan.Artinya, ada perbedaan hasil belajar siswa pada
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
92
aspek psikomotorik dengan menggunakan metode simulasi PhET
pada materi momentum dan tumbukan. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa metode simulasi PhET dapat meningkatkan hasil belajar
siswa pada materi momentum dan tumbukan pada aspek
psikomotorik.
(3) Uji t-dependent pretest dan posttest untuk kelas kontrol
Uji t-dependent ini dilakukan untuk mengetahui apakah
pembelajaran dengan ceramah interaktif dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi momentum dan tumbukan. Hasil
analisis dapat dilihat pada tabel 4.21.
Tabel 4.21 Perbandingan pretest dan posttest kelas kontrol
Paired Samples Test
Paired Differences t df Sig. (2-
tailed) Mean Std.
Deviation
Std. Error
Mean
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
Pair
1
pretest -
posttest
-
24.2346 28.6612 5.6209 -35.8111 -12.6581 -4.311 25 .000
Paired Samples Statistics
Mean N Std. Deviation Std. Error Mean
Pair 1 pretest 29.346 26 23.9644 4.6998
posttest 53.581 26 17.7656 3.4841
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
93
Apabila Sig (2- tailed ) < α = 0,05 , maka signifikan.
Berdasarkan hasil data SPSS pada tabel 4.21 dapat diketahui
bahwa meanpretest kelas kontrol = 29,35 dan meanposttest kelas
kontrol = 53,58, dengan t = -4,31 dan p = ,000 <α = 0,05 maka
signifikan.Artinya, ada perbedaan hasil belajar siswa pada aspek
psikomotorik dengan menggunakan metode ceramah interaktif
pada materi momentum dan tumbukan. Jadi, dapat disimpulkan
bahwa metode ceramah interaktif dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi momentum dan tumbukan pada aspek
psikomotorik.
(4) Uji t-independent posttest kelas kontrol dan kelas treatment
Uji t-independent ini dilakukan untuk mengetahui apakah
tingkat hasil belajar akhir kelas kontrol dan kelas treatment sama
atau berbeda tentang materi momentum dan tumbukan. Uji-t ini
dilakukan dengan program SPSS. Dan hasil uji t-
independentposttest kelas treatment dan kelas kontrol dapat di
lihat pada tabel 4.22.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
94
Tabel 4.22 Perbandingan posttest kelas treatment dan kelas kontrol
Group Statistics
Kode N Mean Std. Deviation Std. Error Mean
skor 1 31 42.135 21.4966 3.8609
2 26 53.581 17.7656 3.4841
Jika nilai sig (2-tailed) <α = 0,05, maka dapat dikatakan
signifikan.
Berdasarkan hasil analisis SPSS pada tabel 4.22 dapat diketahui
bahwa nilai mean kelas kontrol 53,58 sedangkan mean kelas
treatment 42,14, t = - 2,20. Dengan p = ,032< 0.05, maka signifikan.
Artinya, hasil belajar akhir siswa kelas kontrolberbeda dengan kelas
Independent Samples Test
Levene's Test
for Equality of
Variances
t-test for Equality of Means
F Sig. t df Sig.
(2-
tailed)
Mean
Difference
Std. Error
Difference
95% Confidence
Interval of the
Difference
Lower Upper
skor
Equal
variances
assumed
2.099 .153 -
2.164 55 .035 -11.4453 5.2888
-
22.0442 -.8464
Equal
variances
not assumed
-
2.201 54.993 .032 -11.4453 5.2005
-
21.8674
-
1.0231
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
95
treatment. Jadi, dapat disimpulkan bahwa pembelajaran dengan
metode ceramah interaktif lebih baik daripada pembelajaran dengan
simulasi PhET pada aspek psikomotorik.
3. Analisis Non-Tes
a. Angket
Soal angket terdapat dalam soal pretest dan posttest pada soal
no 5. Soal angket berupa tanggapan atau pendapat siswa terhadap
penerapan metode yang telah dilaksanakan. Maka akan dianalisis
berdasarkan metode yang digunakan, sebagai berikut :
1) Pembelajaran dengan metode ceramah
Hasil tanggapan siswa tentang aspek afektif pada kelas
kontrol dapat dilihat pada tabel 4.23.
Tabel 4.23 Hasil tanggapan siswa pada aspek afektif kelas
kontrol
No. Pretest Posttest Keterangan
1. 8 % 11.5 % Tidak Menjawab
2. 69 % 27 % Tidak setuju
3. 23 % 61.5 % Setuju
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
96
Dari tabel 4.23 dapat diketahui bahwa pada pretest 8% siswa
tidak menjawab karena tidak mengetahui apa itu metode
ceramah interaktif. 23% mengatakan setuju dengan alasan
mudah dipahami, penjelasan materi sangat detail, dan lebih
banyak mendapatkan informasi, siswa merasa lebih
diperhatikan dan dapat dibimbing dengan lebih baik. Dan 67%
siswa mengatakan tidak setujukarena beberapa alasan
diantaranya metode membosankan, mudah mengantuk dan tidak
menyenangkan.
Setelah metode ceramah diterapkan, 11,5% tidak
memberikan pendapat, 27% mengatakan tidak setuju
karenametode ceramah tidak menyenangkan, sangat
membosankan, sulit dipahami, terlalu banyak rumus, sering
membuat ngantuk dan mereka tidak setuju dengan penerapan
metode ceramah ini. Sedangkan 61,5% mengatakan setuju
dengan alasan yang hampir sama dengan alasan pada tanggapan
pretest yaitu mudah dipahami, siswa dapat memperoleh
informasi lebih banyak, banyak latihan soal.
Dari hasil pretest dan posttest pada tabel 4.23 dapat
disimpulkan adanya kenaikan yang menjawab setujusebesar
38,5%, yang diperoleh dari selisih antara prosentase posttest dan
pretestpada aspek afektif. Sedangkan, yang mengatakan tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
97
setuju terjadi penurunan sebesar 42% dan terjadi kenaikan 3,5%
yang tidak menjawab.
2) Pembelajaran dengan metode simulasi PhET
Banyak siswa yang belum pernah mengetahui atau
bahkan mendengar apa itu pembelajaran dengan simulasi PhET.
Hal ini dapat terlihat dari tanggapan yang diberikan oleh siswa
sebelum pembalajaran dengan simulasi PhET. Hasil tanggapan
siswa pada aspek afektif dapat dilihat pada tabel 4.24.
Tabel 4.24 Hasil tanggapan siswa pada aspek afektif kelas
treatment
No. Pretest Posttest Keterangan
1. 80,6% 0 % Tidak Menjawab
2. 3,2% 0 % Tidak setuju
3. 16,2% 100 % Setuju
Dari tabel 4.24 dapat diketahui bahwa 80,6% siswa
tidak memberikan jawaban pada soal angket saat pretest
diberikan. Dan 16,2% siswa memberikan tanggapan bahwa
pembelajaran dengan simulasi PhET ini sangat menyenangkan
dan mudah dipahami. Namun, ketika dikonfirmasi kembali
mereka belum pernah melakukan pembelajaran dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
98
menggunakan metode simulasi PhET. Dan 3,2% siswa
memberikan tanggapan bahwa pembelajaran dengan simulasi
PhET ini sangat menyusahkan. Sehingga peneliti harus
menjelaskan apa itu simulasi PhET dan bagaimana
penerapannya.
Setelah pembelajaran dengan simulasi PhET
berlangsung, adanya perubahan tanggapan yang diberikan siswa
untuk penerapan pembelajaran dengan simulasi PhET. 100%
siswa memberikan tanggapan dan mengatakan setuju dengan
metode simulasi PhET.
Sehingga dapat disimpulkan adanya penurunan sebesar
3,2% yang tidak setuju dan penurunan sebesar 80,6% bagi yang
tidak menjawab serta adanya kenaikan sebesar 83,8% yang
menjawab setujupada aspek afektif. Kenaikan ini dapat dilihat
dari selisih antara prosentaseposttest dan pretest. Dikarenakan
siswa merasa senang dengan penerapan simulasi PhET ini.
Beberapa dari siswa memberikan alasan diantaranya siswa merasa
lebih mudah memahami fisika karena dapat melihat langsung
fenomena yang terjadi, siswa merasa termotivasi dan tertarik
untuk lebih dalam mempelajari fisika, siswa menggangap bahwa
pembelajaran dengan simulasi PhET ini lebih efektif untuk
mereka. Siswa juga menyarankan agar pembelajaran fisika
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
99
selajutnya lebih banyak menggunakan simulasi PhET daripada
ceramah. Siswa sangat tertarik dengan pembelajaran yang
dilakukan, siswa juga merasa bahwa waktu yang diberikan untuk
belajar dengan simulasi PhET sangat kurang.
b. Wawancara
Wawancara ini dilakukan untuk dapat memperkuat hasil data
yang diperoleh. Dalam penelitian ini, wawancara dilakukan pada
siang hari di luar jam pelajaran. Peneliti mengambil sampel
sebanyak 6 siswa untuk masing-masing kelas kontrol dan kelas
treatment. Dengan kategori 3 siswa perempuan dan 3 siswa laki-
laki.
1) Hasil wawancara kelas kontrol
Untuk sampel dari kelas kontrol . Dari 6 siswa, 2 siswa
mengatakan setuju dengan metode ceramah yang diterapkan
karena mudah dipahami. Empat siswa mengatakan bahwa
mereka tidak setuju dengan metode ceramah karena kurangnya
latihan soal, bosen, ngantuk dan tidak efektif apabila kondisi
kelas berisik. Siswa memberikan saran untuk menggunakan
metode yang banyak praktik (eksperimen) dan melihat secara
langsung benda-bendanya atau fenomenanya. Siswa
menyarankan untuk belajar dengan eksperimen.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
100
Tentang pemahaman awal siswa, 3 siswa mengatakan
bahwa siswa mampu mengerjakan soal dengan baik karena
sebelumnya pernah membaca buku tentang materi itu. Tiga siswa
lainnya mengatakan bahwa sebelumnya belum pernah
mendengar kata momentum. Dari sampel wawancara dapat
diketahui bahwa 50% pemahaman awalnya baik dan 50%
pemahaman awalnya kurang dilihat dari segi kognitif dan
psikomotorik.
Untuk soal posttest, dari 6 sampel wawancara, 5 orang
mengatakan mampu untuk mengerjakan soal dengan baik, dan 1
orang mengatakan tidak bisa mengerjakan soal posttest dengan
baik. Namun, setelah peneliti menanyakan ulang materi secara
garis besar, hanya 3 siswa yang mampu memberikan jawaban
yang baik, sedangkan 2 diantaranya mengatakan tidak ingat
dengan materinya. Sehingga, dapat diketahui bahwa 50% siswa
benar-benar menguasai materi dengan baik, 33% siswa mampu
mengerjakan posttest dengan baik namun tidak sepenuhnya
memahami materi, dan 17% siswa tidak bisa menjawab soal
posttest dengan baik dengan alasan grogi dan mendadak lupa
rumusnya ketika mengerjakan soal posttest.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
101
2) Hasil wawancara kelas treatment
Sampel kelas treatment berjumlah 6 orang, terdiri dari 3
siswa perempuan dan 3 siswa laki-laki. Untuk penerapan metode
belajar dengan menggunakan simulasi PhET, dari 6 siswa semua
menjawab setuju dan lebih paham apabila pembelajaran
dilakukan dengan simulasi. Siswa menjelaskan bahwa lebih
mudah memahami materi karena langsung dapat melihat
fenomena dan dapat mengubah variabel-variabel yang ada
sehingga dapat menambah pengetahuan. Misalnya, memperbesar
massa untuk melihat apa yang akan terjadi dengan
momentumnya. Siswa merasa waktu yang diberikan kurang
sehingga kadang siswa belum sepenuhnya memahami simulasi
dengan baik.
Tentang pemahaman awal siswa, 6 siswa mengatakan
bahwa belum pernah mempelajari momentum dan tumbukan.
Siswa sama sekali tidak paham dengan pertanyaan pada pretest.
Siswa asal mengerjakan sebisanya saja tanpa mengetahui apa
artinya.
Untuk pemahaman akhir, 3 dari 6 siswa mengatakan
mampu mengerjakan soal posttest dengan baik dan 3 siswa tidak
mampu mengerjakan soal dengan baik. Setelah dikonfirmasi
kembali, 3 siswa yang mampu mengatakan mampu mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
102
ini, ternyata memang mampu menjawab pertanyaan yang peneliti
ajukan. Ini berarti, 3 siswa ini benar-benar menguasai materi
dengan baik. Sehingga, dapat disimpulkan bahwa 50% siswa
benar-benar memahami materi dan 50% tidak memahami materi.
D. Pembahasan
1. Hasil belajar awal siswa
Pemahaman awal siswa dalam penelitian ini diukur dengan
menggunakan soal pretest. Dari hasil analisis kategori pada tabel 4.8
bahwa skor terbanyak untuk hasil belajar awal siswa kelas treatment
pada aspek kognitif berada pada range 27-44 dengan prosentase 58,04%
dengan frekuensi 18 siswa masuk dalam klasifikasi kurang. Dan dari
mean kelas treatment pada aspek kognitif sebesar 27,61 dengan standar
deviasi 8,34 masuk dalam klasifikasi kurang. Sedangkan dari hasil
wawancara yang telah dilakukan, keenam sampel yang diwawancara
mengatakan bahwa soal pretest pada aspek kognitif termasuk soal yang
susah dan sulit untuk dipahami. Rata-rata siswa hanya menuliskan yang
diketahui, belum sampai tahap mengerjakan. Ada 1 siswa yang menjawab
sampai dalam proses pengerjaan namun hanya beberapa soal. Sehingga
dari beberapa analisis diatas dapat disimpulkan bahwa tingkat hasil
belajar awal siswa kelas treatment pada aspek kognitif masuk dalam
klasifikasi kurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
103
Aspek afektif dapat dilihat pada tabel 4.24 bahwa pada kelas
treatment3,2% mengatakan tidak setuju, 16,2% mengatakan setuju, dan
80.6% tidak menjawab. Siswa yang tidak menjawab ini karena tidak
mengetahui apa itu pembelajaran dengan semulasi PhET. Pada aspek
afektif ini, pernyataan setuju menyatakan bahwa siswa senang dengan
metode yang telah diterapkan. Dari wawancara yang dilakukan, keenam
siswa mengatakan bahwa sebelumnya tidak mengetahui metode simulasi
PhET sehingga kebanyakan siswa tidak menjawab. Sehingga, dapat
disimpulkan bahwa hasil belajar awal siswa pada aspek afektif senang
dengan penerapan metode simulasi PhET.
Dari analisis kategori pada tabel 4.9 dapat diketahui bahwa skor
terbanyak untuk hasil belajar awal siswa kelas treatmentpada aspek
psikomotorik berada pada range 0-19 dengan prosentase 48,39% dengan
frekuensi 15 siswa, masuk dalam klasifikasi rendah. Sedangkan dari nilai
mean kelas treatment = 20,86; dengan standar deviasi sebesar 20,41hasil
belajar siswa kelas treatment masuk dalam kategori kurang.Sedangkan
dari hasil wawancara, dari enam sampel mengatakan bahwa tidak paham
dengan pertanyaan soal pretest pada aspek psikomotorik. Siswa tidak
dapat mengungkapkan prosesnya, menjawab dengan menggunakan nalar.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa tingkat hasil belajar awal siswa pada
aspek psikomotorik masuk dalam kategori kurang.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
104
Berdasarkan teori BAB II, pada filsafat konstruktivisme dimana
pengetahuan itu dapat dibentuk berdasarkan pengalaman yang dialami
oleh siswa dan akan terjadi secara terus-menerus maka perlu adanya
pengalaman belajar agar pengetahuan dapat dikonstruksi dengan baik.
Selain itu, pengetahuan juga tidak dapat langsung dipindahkan ke otak
siswa, sehingga perlu adanya perantara dalam proses ini. Maka, hal inilah
yang menyebabkan pemahaman awal siswa tergolong kurang.
Selain itu siswa yang belum pernah belajar tentang suatu materi
tidak memahami materi dengan baik maka ketika siswa diminta untuk
mengerjakan soal tentang materi tersebut hasilnya tidak maksimal atau
dapat dikatakan kurang baik. Kecuali pemahaman siswa memang sudah
tergolong tinggi.
2. Hasil belajar akhir siswa
Klasifikasi tingkat hasil belajar akhir siswa kelas treatment dapat
dilihat pada tabel 4.12, diketahui bahwa skor terbanyak untuk hasil belajar
akhir siswa kelas treatment pada aspek kognitif berada pada range 63 - 80
dengan prosentase 45,16% dengan frekuensi 14 siswa , masuk dalam
klasifikasi baik. Dan dari mean yang dimiliki oleh kelas treatment sebesar
64,51 dengan standar deviasi sebesar 18,09. Maka dari nilai mean yang
dimiliki, tingkat hasil belajar akhir siswa kelas treatment tergolong baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
105
Dari wawancara yang telah dilakukan, empat siswa mengatakan mampu
untuk mengerjakan soal posttest pada aspek kognitif dengan baik.
Sedangkan dua siswa mengatakan susah untuk mengerjakan soal posttest
pada aspek kognitif. Alasannya pada materi hukum kekekalan momentum
sulit untuk menentukan kecepatan yang bernilai positif dan negatif.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa hasil belajar akhir siswa kelas treatment
pada aspek kognitif tergolong baik.
Aspek afektif pada kelas treatment 100% mengatakan setuju, 0%
mengatakan tidak setuju dan 0% tidak menjawab. Dan dari wawancara
keenam sampel mengatakan lebih setuju dengan penerapan metode simulasi
PhET yang artinya siswa lebih senang dengan penerapan simulasi PhET
dalam mempelajari fisika khususnya materi momentum dan tumbukan.
Sedangkan, dari segi psikomotorik klasifikasi hasil belajar akhir siswa
dapat dilihat tabel 4.13, dapat diketahui bahwa skor terbanyak untuk hasil
belajar akhir siswa kelas treatment pada aspek psikomotorik berada pada
range 40-59 dengan prosentase 48,39% dengan frekuensi 15siswa, masuk
dalam klasifikasi cukup. Dan dari mean kelas treatment sebesar 42,13
dengan standar deviasi sebesar 21,5 tingkat hasil belajar siswa kelas
treatment pada aspek psikomotorik tergolong cukup. Dan dari hasil
wawancara dua dari enam siswa mengatakan sulit mengerjakan soal posttest
pada aspek psikomotorik. Alasannya karena susah mengartikan dengan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
106
kata-kata dan sulit untuk menyusun percobaan. Sehingga dapat disimpulkan
bahwa tingkat pemahaman akhir siswa kelas treatment pada aspek
psikomotorik tergolong cukup.
Berdasarkan pengertian belajar, siswa juga dapat dikatakan belajar
apabila adanya perubahan tingkah laku berupa pengetahuan, keterampilan
dan sikap. Siswa juga memperlihatkan perubahan dari sebelum mempelajari
materi dan sesudah dipelajari Dalam penelitian ini, setelah siswa belajar
dengan metode simulasi PhET menunjukkan adanya perubahan
pengetahuan, keterampilan dan sikap. Perubahan ini dapat dilihat dari hasil
belajar yag meningkat dari sebelumnya.
3. Peningkatan Hasil Belajar Siswa
Peningkatan hasil belajar siswa untuk kelas treatment dengan
penerapan metode simulasi PhET dari segi aspek kognitif dapat dilihat pada
tabel 4.15, dengan mean pretest = 27,61 dan mean posttest sebesar 64,51.
Dari tabel dapat diketahui bahwa nilai p <α sehingga dapat dikatakan
signifikan. Artinya, ada perbedaan hasil belajar siswa menggunakan
simulasi PhET. Kesimpulannya adalah metode simulasi PhET dapat
meningkatkan hasil belajar siswa pada materi momentum dan tumbukan
dari aspek kognitif. Selain itu, berdasarkan wawancara siswa juga merasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
107
lebih paham dan lebih mengerti mengenai materi momentum dan tumbukan
dengan menggunakan metode simulasi PhET.
Sedangkan dari segi psikomotorik, hasil analisa dapat dilihat pada
tabel 4.20, dari tabel diketahui bahwa mean pretest sebesar 20,86 dan mean
posttest sebesar 42,16 dengan nilai p < α sehingga dapat dikatakan
signifikan. Artinya, adanya perbedaan hasil belajar siswa pada aspek
psikomotorik dengan menggunakan metode simulasi PhET. Atau dapat
disimpulkan bahwa bahwa metode simulasi PhET dapat meningkatkan hasil
belajar siswa pada materi momentum dan tumbukan dari aspek
psikomotorik.
Dan dari segi afektif dapat dilihat hasil pretest dan posttest adanya
peningkatan. Pada pretest 16,2% siswa yang merasa senang dengan
penerapan simulasi PhET sedangkan pada posttest 100% siswa merasa
senang dengan penerapan simulasi PhET.
Dan apabila dilihat dari hasil wawancara, adanya peningkatan yaitu
pada saat pretest dari sampel wawancara mengatakan tidak bisa
mengerjakan soal pretest dengan baik. Namun, setelah mengikuti
pembelajaran dengan simulasi PhET, tiga siswa dapat mengerjakan soal
posttest dengan baik. Satu siswa mengatakan mampu mengerjakan
tigaperempat dari soal, satu siswa mengatakan mampu mengerjakan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
108
setengah dari soal yang diberikan dan satu siswa mengatakan tidak bisa
mengerjakan soal posttest. Hal ini menunjukkan bahwa yang semula enam
siswa mengatakan tidak bisa mengerjakan soal pretest menurun menjadi
satu siswa yang tidak bisa mengerjakan soal posttest.
Sehingga dapat disimpulkan bahwa simulasi PhET dapat meningkatan
hasil belajar siswa dari segi kognitif, psikomotorik dan afektif. Dan dari
penelitian yang pernah dilakukan sebelumnya oleh Veranda Nova dimana
salah satu hasil dari penelitian ialah pembelajaran dengan menggunakan
simulasi PhET dan belajar kelompok dapat membantu responden dalam
mengembangkan pemahamannya jika peneliti merancang proses belajar
dengan baik dan membimbing responden dalam melaksanakan proses
belajar.
Namun apabila dibandingkan dengan kelas kontrol pada aspek
kognitif, pada hasil belajar awal siswa pada tabel 4.14 dapat diketahui
bahwa nilai mean kelas kontrol 22,03 sedangkan mean kelas treatment
27,61, t = 2,54, dengan p = ,030 < 0,05, maka signifikan. Artinya, ada
perbedaan tingkat hasil belajar awal siswa kelas treatment dan kelas kontrol.
Hasil belajar awal kelas treatment lebih tinggi dari kelas kontrol.
Sedangkan hasil belajar akhir siswa dari analisis dengan uji t-
independent pada tabel 4.17, nilai mean kelas kontrol 55,66 sedangkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
109
mean kelas treatment 64,51, t = 1,81. Dengan p = ,075 > 0,05,maka tidak
signifikan yang artinya tidak ada perbedaan antara simulasi PhET dengan
metode ceramah interaktif. Namun, apabila dilihat dari selisih mean pretest
dan posttest pada tabel 4.18 menunjukkan selisih mean kelas treatment
sebesar 36,88 dan selisih mean kelas kontrol sebesar 33,63; sehingga dari
selisih mean kelas treatment dan kelas kontrol menunjukkan bahwa mean
kelas treatment lebih tinggi daripada mean kelas kontrol sehingga dapat
disimpulkan bahwa masih ada kemungkinan simulasi PhET ini lebih baik
dari ceramah interaktif meskipun hasil analisis tidak signifikan. Namun,
pada penelitian ini menunjukkan bahwa simulasi PhET tidak lebih baik dari
ceramah interaktif.
Sedangkan pada aspek psikomotorik, hasil belajar awal siswa dapat
dilihat pada tabel 4.19 dimana nilai mean kelas kontrol 29,35 sedangkan
mean kelas treatment 20,86. Dengan p = ,161 > α = 0,05, maka tidak
signifikan. Artinya, tidak ada perbedaan tingkat hasil belajar awal siswa
kelas treatment dan kelas kontrol dari aspek psikomotorik. Jadi,
kesimpulannya adalah hasil belajar awal kedua kelas adalah sama
Sedangkan hasil belajar akhir siswa dapat dilihat pada tabel 4.22
diketahui bahwa nilai mean kelas kontrol 53,58 sedangkan mean kelas
treatment 42,14, t = -2,20. Dengan p = ,032 < 0.05, maka signifikan.
Artinya, hasil belajar akhir siswa kelas kontrol berbeda dengan hasil belajar
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
110
akhir siswa kelas treatment. Namun, apabila dilihat dari selisih mean pretest
dan posttest menunjukkan selisih mean kelas treatment 21,3 dan selisih
mean kelas kontrol 24,23. Sehingga, memang selisih mean kelas kontrol
lebih tinggi dari mean kelas treatment, dapat disimpulkan bahwa metode
ceramah interaktif lebih baik dari simulasi PhET dari aspek psikomotorik.
Selain itu, berdasarkan diskusi dengan guru mata pelajaran menunjukkan
bahwa kelas kontrol lebih tinggi dari segi psikomotorik. Hal ini juga dapat
dilihat pada hasil belajar awal siswa kelas kontrol pada aspek psikomotorik
lebih baik dari kelas treatment.
Pada aspek afektif baik kelas treatment maupun kelas kontrol sama-
sama meningkat. Hal ini dapat dilihat pada prosentase angket. Pada kelas
treatment adanya penurunan sebesar 3,2% yang tidak setuju dan penurunan
sebesar 80,6% bagi yang tidak menjawab serta adanya kenaikan sebesar
83,8% yang menjawab setuju. Sedangkan pada kelas kontrol terjadi
kenaikan yang menjawab setuju sebesar 38,5%, yang diperoleh dari selisih
antara prosentase posttest dan pretest pada aspek afektif. Sedangkan, yang
mengatakan tidak setuju terjadi penurunan sebesar 42% pada dan terjadi
kenaikan 3,5% yang tidak menjawab. Dari selisih prosentase yang
menjawab setuju, kelas treatment lebih baik dari kelas kontrol.
Hal ini dapat terjadi karena beberapa faktor yang mempengaruhi hasil
belajar siswa. Salah satunya adalah faktor lingkungan dimana pada saat
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
111
proses pengambilan data posttest pada kelas treatment situasi tidak kondusif
lagi. Pada saat itu, gunung Merapi sedang terjadi letusan freatik sehingga
membuat siswa takut dan tidak konsetrasi. Letak sekolah yang tidak jauh
dari gunung dan trauma yang pernah siswa alami berpengaruh terhadap
proses pengerjaan posttest. Sehingga siswa buru-buru dalam mengerjakan
soal karena segera ingin pulang. Apalagi saat itu proses pembelajaran di
sekolah sengaja dihentikan kecuali kelas treatment, sehingga hasil posttest
kelas treatment tidak maksimal.
Faktor lain karena kurangnya penyampaian mengenai simulasi PhET
oleh peneliti, kurangnya perhatian peneliti kepada siswa yang kurang paham
sehingga ada beberapa siswa yang mengisi LKS mencotek dari teman
sebelah. Siswa tidak benar-benar memahami penggunaan simulasi PhET.
Hal ini terlihat selama proses pembelajaran berlangsung.
E. Keterbatasan Penelitian
Dalam melaksanakan penelitian ini tidak lepas dari keterbatasan-
keterbatasan penelitian sebagai berikut :
1. Keterbatasan Waktu
Waktu yang diberikan sekolah kepada peneliti singkat. Selain itu,
banyaknya libur ujian nasional menghambat proses pengambilan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
112
data, sehingga penelitian harus mundur dan terdesak dengan adanya
ujian kenaikan kelas.
2. Fasilitas
Kurangnya fasilitas yang diberikan yaitu komputer. Ketika peneliti
mencoba komputernya satu persatu tidak ada kendala. Namun,
ketika proses pembelajaran ada beberapa komputer yang tidak bisa
digunakan untuk simulasi komputer.
3. Kondisi lingkungan
Saat posttest kelas treatment, kondisi lingkungan tidak efektif untuk
melakukan kegiatan pembelajaran. Waktu itu ada hujan abu dari
gunung berapi sehinga siswa sangat khawatir dan buru-buru ingin
pulang, sehingga kondisi kelas sudah tidak efektif untuk posttest.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
113
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
A. KESIMPULAN
Berdasarkan hasil dan analisa data maka dapat disimpulkan sebagai berikut :
1. Tingkat hasil belajar awal siswa kelas treatment pada aspek kognitif
tergolong kurang, pada aspek psikomotorik tingkat hasil belajar awal
siswa kelas treatment tergolong rendah, dan pada aspek afektif 16,2%
siswa mengatakan lebih senang dengan penerapan simulasi PhET.
2. Tingkat hasil belajar akhir siswa kelas treatment tergolong baik, pada
aspek psikomotorik hasil belajar siswa kelas treatment tergolong cukup,
dan pada aspek afektif 100% siswa mengatakan lebih senang dengan
penerapan simulasi PhET.
3. Simulasi PhET mampu meningkatkan hasil belajar siswa baik dari segi
kognitif, psikomotorik, dan afektif. Namun, dari analisis yang telah
dilakukan apabila dibandingkan dengan kelas kontrol, dari segi kognitif
dan psikomotorik kelas treatment tidak lebih baik dari kelas kontrol. Hal
ini dikarenakan situasi lingkungan pada saat pengambilan data kurang
mendukung. Sedangkan dari segi afektif kelas treatment lebih baik dari
kelas kontrol.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
114
B. SARAN
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan beberapa
hal diantaranya :
1. Dari hasil penelitian yang telah dilakukan, peneliti menyarankan kepada
sekolah untuk menerapkan simulasi PhET dalam pembelajaran fisika
karena meningkatkan hasil belajar siswa dari segi afektif lebih baik dari
kelas kontrol.
2. Untuk penelitian selanjutnya apabila mengambil topik mengenai simulasi
PhET tidak disarankan pada semester genap karena akan terhambat
dengan adanya ujian nasional yang menggunakan komputer.
3. Peneliti harus memperhatikan waktu yang diberikan pihak sekolah, agar
pembelajaran dengan simulasi PhET dapat berjalan optimal.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
115
DAFTAR PUSTAKA
Anderson, L. W dan David R.. 2010. Kerangka Landasan untuk Pembelajaran,
Pengajaran dan Asesmen. Yogykarta : Pustaka Pelajar
Daryanto. 2014. Pendekatan Pembelajaran Saintifik Kurikulum 2013. Yogyakarta :
Gava Media
Khairani, Makmun. 2014. Psikologi Belajar. Yogyakarta : Aswaja Pressindo
Makmun, H. Abin Syamsuddin. 2007. Psikologi Kependidikan : Perangkat Sistem
Pengajaran Modul ( Ed Revisi). Bandung : PT. Remaja Rosdakarya
Nova,Veranda. 2017. Pengembangan Pemahaman Siswa Tentang Prinsip Archimedes
( Peristiwa Mengapung, Tenggelam dan Melayang ) Melalui Pembelajaran
Menggunakan Simulasi Phet : Sebuah Studi Kasus. Skripsi. FKIP. Pendidikan
Fisika. Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma
Perkins, Katherine, dkk. 2006. Interactive Simulations for Teaching and Learning
Physics. The Physics Teacher. Vol 44, January, Hal 18-23
Priyanti, Agustina.Dkk. 2013. Modul Pembelajaran Fisika SMA/MA kelas X
Semester 2. Klaten : Viva Pakarindo
Raharja, Bagus. Dkk. 2014. Panduan belajar Fisika 2A SMA. Bogor: Yudhistira
Rohmah, Noer. 2012. Psikologi Pendidikan. Yogyakarta : Teras
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
116
Sarwono, Jonathan. 2006. Metode Kuantitatif & Kualitatif. Yogyakarta : Graha Ilmu
Savitri, Bernadetta. 2016. Pengaruh Metode Eksperimen Terhadap Peningkatan Hasil
Belajar dan Keterampilan Proses Sains Pada Pokok Bahasan Perubahan Wujud
Zat untuk Kelas X SMA Negeri 1 Kasihan Bantul. Skripsi. FKIP. Yogyakarta :
Universitas Sanata Dharma
Subagya, Hari. Dkk. 2013. Buku Siswa Fisika SMA/MA Kelas X. Jakarta : PT Bumi
Aksara
Sudirman. 2013. Fisika Bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa untuk SMK/MAK
Kelas X. Jakarta : Erlangga
Sukmadinata, Nana Syaodih. 2009. Landasan Psikologi Proses Pendidikan. Bandung
: PT Remaja Rosdakarya Offset
Sulandari, Febrian Leny. 2016. Tingkat Pemahaman Siswa Kelas Atas Terhadap
Permainan Kasti di SD N Jlaban Kecamatan Sentolo Kabupaten Kulonprogo.
Skripsi. Fakultas Ilmu Keolahragaan. Yogykarta : Universitas Negeri
Yogyakarta
Suparno, Paul. 2007. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta : Universitas
Sanata Dharma
Suparno, Paul. 2007. Metodologi Pembelajaran Fisika Konstruktivisti &
Menyenangkan . Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
117
Suparno, Paul. 2010. Metode Penelitian Pendidikan Fisika. Yogyakarta : Universitas
Sanata Dharma
Suparno, Paul. 2014. Metode Penelitian Pendidikan IPA. Yogyakarta : Universitas
Sanata Dharma
Suparno, Paul.2011. Pengantar Statistika Untuk Pendidikan & Psikologi. Yogyakarta
: Universitas Sanata Dharma
Susanti, Ita. 2016. Pengaruh Metode Eksperimen Terbimbing terhadap Peningkatan
Hasil Belajar dan Keterampilan Proses Sains Pada Pokok Bahasan Perubahan
Wujud Kelas X SMA Stella Duce Bantul. Skripsi. FKIP. Pendidikan Fisika.
Yogyakarta : Universitas Sanata Dharma
Syah, Muhibbin. 2002. Psikologi Pendidikan dengan Pendekatan Baru. Bandung :
PT Remaja Rosdakarya
Tatang. Juni 2012. Ilmu Pendidikan. Bandung : Pustaka Setia
Trianto. 2011. Pengantar Penelitian Pendidikan bagi Pengembangan Profesi
Pendidikan & Tenaga Kependidikan. Jakarta : Kencana
Wieman, Carl dan Adams, W.K. dkk. 2010. Teaching Physisc Using Phet simulation
dalam The Physics Teacher. Vol 48, Hal 225-227
Surya, Mohhamad. 2014. Psikologi Guru Konsep dan Aplikasi. Bandung : Alfabeta
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
118
Lampiran 1 : Surat Permohonan izin penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
119
Lampiran 2 : surat keterangan telah melakukan penelitian
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
120
Lampiran 3 : Absensi kelas Treatment
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
121
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
122
Lampiran 4 : Absensi kelas kontrol
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
123
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
124
Lampiran 5 : RPP Kelas Treatment
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PEMBELAJARAN Dengan SIMULASI PHET
Satuan Pendidikan : SMK Pangudi Luhur Muntilan
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas /Semester : X /Genap
Materi Pokok : Momentum dan Tumbukan
Alokasi waktu : 15 x 45 menit (5 pertemuan)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
125
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI. 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No Kompetensi Dasar (KD) No Kompetensi Dasar
(KD)
1.1 Mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang aspek fisik dan kimiawi,
kehidupan dalam ekosistem, dan
peranan manusia dalam
lingkungan serta mewujudkannya
dalam pengamalan ajaran agama
yang dianutnya
2.1
Menunjukkan perilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin tahu;
objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
126
jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan)
dan bekerja sama dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam
melakukanpengamatan,percobaan,
dan berdiskusi
3.10 Menerapkan konsep momentum
dan impuls, serta hukum
kekekalan momentum dalam
kehidupan sehari-hari
4.10 Menyajikan hasil
pengujian penerapan
hukum kekekalan
momentum, misalnya
bola jatuh bebas ke lantai
dan roket sederhana
No Indikator Pencapaian
Kompetensi
(IPK)
No Indikator Pencapaian
Kompetensi
(IPK)
3.10.1 Memahami konsep dan prinsip
tumbukan.
4.10.1 Melakukan percobaan
tentang peristiwa
tumbukan
3.10.2 Menerapkan konsep Tumbukan,
serta hukum kekekalan
momentum dalam memecahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
127
masalah.
3.10.3 Menerapkan konsep Tumbukan,
serta hukum kekekalan
momentum dalam memecahkan
masalah.
4.10.2 Membuat laporan
percobaan tumbukan.
3.10.4 Membedakan jenis-jenis
tumbukan berdasarkan peristiwa
yang diamati
C. Tujuan :
Setelah proses pembelajaran berlangsung peserta didik diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian momentum dan perubahan momentum.
2. Menjelaskan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari terkait penerapan
momentum dan perubahan momentum
3. Menjelaskan karakteristik macam macam tumbukan.
4. Merumuskan koefisien restitusi untuk tumbukan.
5. Menghubungkan hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan momentum
untuk berbagai peristiwa tumbukan.
6. Menerapkan konsep momentum dan tumbukan serta hukum kekekalan
momentum dalam pemecahan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
128
D. Materi
1. Pengertian Momentum dan Impuls
Momentum yang dimiliki oleh benda didefinisikan sebagai hasil kali
massa benda dengan kecepatannya. Momentum ini merupakan besaran
vektor, berdasarkan satuan SI adalah kg m/s. Secara matematis dapat
dirumuskan :
= m. ……………………………………… (1)
Dimana :
= momentum (kg m/s)
m = massa (kg)
= kecepatan (m/s)
Jika gaya bekerja pada benda bermassa m, maka berlaku hukum II
Newton = m. . Sehingga diperoleh hubungan :
= m. = m
= m (
) =
..................................... (2)
Persamaan (2) adalah perubahan momentum yang terjadi atau 2 – 1 = .
Dengan demikian, hukum II Newton dapat dinyatakan dalam bentuk
momentum seperti berikut :
=
..................................................................................... (3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
129
Persamaan (3) dapat diterapkan pada massa benda yang berubah terhadap
waktu. Perubahan momentum juga dapat diterapkan pada benda dengan
gaya yang berubah-ubah. Sehingga rumusnya menjadi sebagai berikut :
=
=
=
=
+ m
=
+ m. .................................................................... (4)
Sehingga persamaan (4) dapat dinyatakan dalam bentuk :
∆t = ∆ = – = ....................................... (5)
Hasil kali antara gaya yang bekerja dengan selang waktu ∆t saat gaya
tersebut bekerja pada benda disebut Impuls. Sehingga dapat ditulis :
= ∆t = m ( ) = ∆ .................................................... (6)
Dimana :
= Impuls yang bekerja pada benda (Ns)
= Gaya yang bekerja pada benda (N)
∆t = Selang waktu bekerjanya gaya (s)
∆ = perubahan momentum benda ( kg m/s )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
130
2. Hukum Kekekalan Momentum
Dua buah benda, benda 1 bermassa m1 bergerak dengan kecepatan
dan benda 2 bermassa m2 bergerak dengan kecepatam . Total momentum
sistem kedua benda tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
Ʃ = + = m1 + m2 ........................................ (7)
Anggap saja kedua benda bertumbukan dan kemudian akan terpental dengan
kecepatan masing-masing dan
. Maka total momentum kedua benda
setelah tumbukan dapat dinyatakan sebagai berikut :
Ʃ = +
= m1 + m2
....................................... (8)
Hasil percobaan menunjukkan bahwa berapa pun massa dan kecepatan
benda, ternyata total momentum benda setelah tumbukan dan sebelum
tumbukan selalu sama. Sehingga, persamaannya dapat dituliskan sebagai
berikut :
Ʃ = Ʃ atau m1 + m2 = m1 + m2
................. (9)
Dengan :
Ʃ = total momentum sebelum tumbukan ( kg m/s )
Ʃ = total momentum setelah tumbukan ( kg m/s )
m1 = massa benda 1 ( Kg )
= kecepatan benda 1 sebelum tumbukan ( m/s )
m2 = massa benda 2 ( Kg )
= kecepatan benda 2 sebelum tumbukan ( m/s )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
131
= kecepatan benda 1 setelah tumbukan ( m/s )
= kecepatan benda 2 setelah tumbukan ( m/s )
Dapat disimpulkan bahwa hukum kekekalan momentum menyatakan
bahwa jumlah momentum kedua benda sebelum terjadi tumbukan adalah
sama dengan jumlah momentum kedua benda setelah terjadi tumbukan .
3. Koefisien kelentingan
Perbandingan laju relatif benda setelah terjadi tumbukan terhadap laju
relatif benda sebelum terjadi tumbukan yang dilambangkan e :
e = -
................................................................................... (10)
dengan : = laju relatif benda pertama setelah tumbukan
= laju relatif benda kedua setelah tumbukan
= laju relatif benda pertama sebelum tumbukan
= laju relatif benda kedua sebelum tumbukan
Sebuah benda yang dijatuhkan dari ketinggian h1. Ketika sampai di
tanah kecepatan benda adalah . Sesaat setelah memantul, benda
mempunyai kecepatan dan memantul sampai ketinggian h2. Benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
132
yang dijatuhkan dari ketinggian h1 ,dipantulkan dengan ketinggian
h2 akan mempunyai koefisien restitusi, dengan rumus :
e = -
= -
= = -
=
..................................................................................... (11)
Tanda (–) berubah menjadi (+) karena arah kecepatan berlawanan
arah. Karena benda merupakan gerak jatuh bebas maka berlaku rumus
gerak lurus untuk menghitung besarnya kecepatan yaitu dengan
rumus:
= + 2gh
= 0 + 2gh
√ ........................................................................ (12)
Maka persamaan (12) dapat di subtitusikan ke persamaan (11)
menjadi:
e =
=
√
√
= √
............................................................................... (13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
133
4. Jenis-jenis tumbukan
a. Tumbukan lenting sempurna
Dalam hal ini berlaku hukum kekekalan momentum dan
kekekalan energi kinetik sehingga momentum dan energi kinetik
selalu konstan. Setelah tumbukan benda terpisah, energi kinetik tidak
ada yang hilang dan momentum tetap. Koefisien restitusi yang dimiliki
sebesar 1.
Rumus momentum yang berlaku :
m1 + m2 = m1 + m2
....................................... (14)
Karena tumbukannya lenting sempurna, maka energi kinetiknya tetap.
m1 2
+
m2 2
=
m1
+
m2
................................. (15)
Persamaan (14) dapat dituliskan dalam bentuk :
m1 ( 1 – ) ( 1 +
) = m2 ( 2 – ) ( 2 +
) ..................... (16)
Dari persamaa (14) tersebut diperoleh hubungan :
1 – 2 = - ( –
) ................................................................ (17)
b. Tumbukan tidak lenting sama sekali
Setelah tumbukan kedua benda bergabung jadi satu, energi
kinetik ada yang hilang tetapi momentum tetap.
Rumus yang berlaku :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
134
m1 1 + m2 2 = ( m1 + m2 ) ................................................... (18)
Koefisien Restitusi e = 0
= ........................................................................... (19)
c. Tumbukan Lenting Sebagian
Hanya momentum yang kekal, sedangkan energi kinetik tidak.
Energi kinetik sesudah tumbukan lebih kecil daripada sebelum
tumbukan. Setelah tumbukan kedua benda terpisah, energi kinetik
hilang sebagian dan momentum tetap.
Rumus yang berlaku :
m1 1 + m2 2 = m1 + m2
......................................... (18)
koefisien restitusinya e = ( 0 ≤ e ≤ 1 ).
E. Metode Pembelajaran
1. Pendekatan yang digunakan : Saintifik
2. Metode : Simulasi komputer
F. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Media Pembelajaran
Laptop / Komputer
LCD
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
135
Internet
Simulasi Phet
Lembar Kerja Siswa
2. Sumber Belajar
Sudirman. 2013. Fisika bidang Keahlian Teknologi daN Rekayasa untuk
SMK/MAK kelas X. Jakarta : Erlangga
Modul pembelajaran Fisika
Buku-buku fisika kelas X yang relevan
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I ( 3 x 45 menit )
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan Orientasi
1. Guru meletakkan perlengkapan di meja guru dan
menyapa siswa.
2. Sebelum memulai pelajaran, Guru meminta seorang
siswa meminpin doa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa. Ketua kelas
mengecek apakah ada teman sekelasnya ada yang
tidak/belum hadir.
Motivasi
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
136
4. Guru menjelaskan bahwa kita akan memasuki materi
momentum.
5. Guru menyampaikan tujuan belajar
Kegiatan Inti 6. Guru memberikan soal pretest
Mengamati
7. Guru menjelaskan kegiatan yang akan dilaksanakan
pada hari ini.
8. Guru menjelaskan materi momentum, impuls dan
hukum kekekalan momentum dengan ceramah.
Mencoba
9. Guru dan Siswa mengerjakan soal latihan untuk
memperdalam pemahaman siswa.
Refleksi
10. Siswa melakukan refleksi dengan panduan guru.
Siswa menrefleksikan proses pembelajaran yang
telah dilakukan
115 menit
Penutup 11. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi
momentum dan perubahan momentum.
12. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan
salam
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
137
Pertemuan II ( 3 X 45 menit )
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan Orientasi
1. Guru meletakkan perlengkapan di meja guru dan
menyapa siswa.
2. Sebelum memulai pelajaran, Guru meminta seorang
siswa meminpin doa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa. Ketua kelas
mengecek apakah ada teman sekelasnya ada yang
tidak/belum hadir.
Motivasi
4. Guru menjelaskan bahwa kita akan memasuki materi
momentum dan hukum kekekalan momentum.
5. Guru menyampaikan tujuan belajar
10 menit
Kegiatan Inti Menanya
6. Guru memberikan pertanyaan terkait momentum dan
perubahan momentum. Aplikasi dalam kehidupan
sehari-hari dan Konsep momentum. Misalnya “ Apa
yang terjadi jika suatu mobil menabrak sesuatu? Apa
yang menyebabkan kerusakan pada mobil?”
Mengamati
115 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
138
7. Guru menjelaskan pembelajaran akan dilakukan
dengan simulasi PhET tentang materi momentum
dan perubahan momentum.
8. Guru menjelaskan apa itu simulasi PhET dan cara
penggunaannya.
9. Guru memberikan Lembar Kerja Siswa kemudian
menjelaskan secara singkat kepada siswa.
10. Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya
mengenai lembar kerja siswa yang telah diberikan.
Mencoba
11. Siswa mencoba bermain-main dengan simulasi
PhET dengan memvariasikan massa atau kecepatan
12. Siswa menuliskan data yang diperoleh dari dari
percobaan dengan simulasi PhET pada lembar kerja
1.
Mengasosiasi
13. Siswa diarahkan untuk menjawab soal-soal yang
ada dalam Lembar Kerja Siswa.
Mengkomunikasikan
14. Siswa dan guru membahas pertanyaan-pertanyaan
yang ada dalam lembar kerja siswa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
139
15. Siswa dan guru menyimpulkan hasil pembahasan
LKS.
Refleksi
16. Siswa melakukan refleksi dengan panduan guru.
Siswa menrefleksikan proses pembelajaran yang
telah dilakukan
Penutup 17. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi
yang sama dan cara penggunaan PhET
18. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan
salam
10 menit
Pertemuan III ( 3 x 45 menit )
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan Orientasi
1. Guru meletakkan perlengkapan di meja guru dan
menyapa siswa.
2. Sebelum memulai pelajaran, Guru meminta seorang
siswa meminpin doa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa. Ketua kelas
mengecek apakah ada teman sekelasnya ada yang
tidak/belum hadir.
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
140
4. Guru mengingatkan kembali yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya. Guru mengingatkan
proses penggunaan simulasi PhET.
Kegiatan Inti Mengkomunikasikan
5. Siswa mempresentasikan hasil kerja pada lembar
kerja 1.
6. Guru dan siswa mneyimpulkan hasil pembelajaran
dengan simulasi PhET untuk lembar kerja 1.
7. Guru mempersilahkan siswa untuk mengerjakan soal
kuis.
Mengamati
8. Guru menjelaskan materi tumbukan dengan ceramah.
Menanya
9. Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya
mengenai materi tumbukan yang masih belum jelas.
115 menit
Penutup Kesimpulan
10. Guru dan siswa menyimpulkan bersama materi
tumbukan.
11. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan
salam
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
141
Pertemuan IV ( 3 x 45 menit )
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan Orientasi
1. Guru meletakkan perlengkapan di meja guru dan
menyapa siswa.
2. Sebelum memulai pelajaran, Guru meminta seorang
siswa meminpin doa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa. Ketua kelas
mengecek apakah ada teman sekelasnya ada yang
tidak/belum hadir.
4. Guru mengingatkan kembali yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya. Guru mengingatkan
proses penggunaan simulasi PhET.
10 menit
Kegiatan Inti Mencoba
5. Guru memberikan lembar kerja siswa, untuk masing-
masing individu memperoleh satu Lembar Kerja
Siswa 2.
6. Guru menjelaskan secara singkat mengenai isi LKS 2.
Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya.
7. Siswa melakukan simulasi PhET sesuai prosedur
yang ada dalam lembar kerja siswa.
115 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
142
8. Siswa dipersilahkan untuk bermain-main dengan
simulasi PhET untuk menambah wawasan
Mengasosiasikan
9. Guru meminta siswa untuk menyelesaikan
pertanyaan– pertanyaan yang ada di Lembar Kerja
Siswa
Mengkomunikasikan
10. Guru memberikan kesempatan siswa untuk
mempresentasikan hasil kerja.
Refleksi
11. Siswa melakukan refleksi dengan panduan guru.
Siswa merefleksikan proses pembelajaran yang telah
dilakukan
Penutup Kesimpulan
12. Guru dan siswa menyimpulkan bersama materi yang
telah dipelajari.
13. Guru menutup pembelajaran.
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
143
Pertemuan V ( 3 x 45 menit )
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan Orientasi
1. Guru meletakkan perlengkapan di meja guru dan
menyapa siswa.
2. Sebelum memulai pelajaran, Guru meminta seorang
siswa meminpin doa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa. Ketua kelas
mengecek apakah ada teman sekelasnya ada yang
tidak/belum hadir.
10 menit
Kegiatan Inti 4. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk belajar
15 menit.
5. Siswa mengerjakan soal postest
6. Guru mempersilahkan siswa untuk menuliskan
kesan dan pesan selama mengikuti pembelajaran.
115 menit
Penutup Rangkuman
7. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan
salam
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
144
H. Penilaian
1. Penilaian Sikap
Kelas : ……………………………….
Hari tanggal : ………………………………..
Mata Pelajaran :………………………………..
No Hari/Tanggal Nama
Siswa
Kejadian Keterangan/Tindak Lanjut
1.
2.
3.
4.
Dst
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dalam bentuk pretest dan postest.
I. Instrumen Penilaian
Soal pretest dan postest, teknik penskoran, kunci jawaban dan LKS terlampir.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
145
Yogyakarta, 22 Maret 2018
Mengetahui,
Guru Fisika SMK Pangudi Luhur
Muntilan
Natalis Emanuel Koli Soge, S.Pd
Peneliti
Anastasia Puji Lestari
NIM. 141424005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
146
Lampiran 6 : RPP Kelas Kontrol
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
PEMBELAJARAN CERAMAH INTERAKTIF
Satuan Pendidikan : SMK Pangudi Luhur Muntilan
Mata Pelajaran : Fisika
Kelas /Semester : X /Genap
Materi Pokok : Momentum dan Tumbukan
Alokasi waktu : 15 x 45 menit (5 pertemuan)
A. Kompetensi Inti (KI)
KI. 1 Menghayati dan mengamalkan ajaran agama yang dianutnya.
KI.2 Menghayati dan mengamalkan perilaku jujur, disiplin, tanggungjawab,
peduli (gotong royong, kerjasama, toleran, damai), santun, responsif dan
pro-aktif dan menunjukkan sikap sebagai bagian dari solusi atas berbagai
permasalahan dalam berinteraksi secara efektif dengan lingkungan sosial
dan alam serta dalam menempatkan diri sebagai cerminan bangsa dalam
pergaulan dunia.
KI.3 Memahami, menerapkan, dan menganalisis pengetahuan faktual,
konseptual, prosedural, dan metakognitif berdasarkan rasa ingin tahunya
tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya, dan humaniora
dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan, kenegaraan, dan peradaban
terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta menerapkan pengetahuan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
147
prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai dengan bakat dan
minatnya untuk memecahkan masalah.
KI. 4 Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak
terkait dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara
mandiri, bertindak secara efektif dan kreatif, serta mampu menggunakan
metoda sesuai kaidah keilmuan
B. Kompetensi Dasar dan Indikator Pencapaian Kompetensi
No Kompetensi Dasar (KD) No Kompetensi Dasar
(KD)
1.1 Mengagumi keteraturan dan
kompleksitas ciptaan Tuhan
tentang aspek fisik dan kimiawi,
kehidupan dalam ekosistem, dan
peranan manusia dalam
lingkungan serta mewujudkannya
dalam pengamalan ajaran agama
yang dianutnya
2.1
Menunjukkan perilaku ilmiah
(memiliki rasa ingin tahu;
objektif; jujur; teliti; cermat;
tekun; hati-hati; bertanggung
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
148
jawab; terbuka; kritis; kreatif;
inovatif dan peduli lingkungan)
dan bekerja sama dalam aktivitas
sehari-hari sebagai wujud
implementasi sikap dalam
melakukanpengamatan,percobaan,
dan berdiskusi
3.10 Menerapkan konsep momentum
dan impuls, serta hukum
kekekalan momentum dalam
kehidupan sehari-hari
4.10 Menyajikan hasil
pengujian penerapan
hukum kekekalan
momentum, misalnya
bola jatuh bebas ke lantai
dan roket sederhana
No Indikator Pencapaian
Kompetensi
(IPK)
No Indikator Pencapaian
Kompetensi
(IPK)
3.10.1 Memahami konsep dan prinsip
tumbukan.
4.10.1 Melakukan percobaan
tentang peristiwa
tumbukan
3.10.2 Menerapkan konsep Tumbukan,
serta hukum kekekalan
momentum dalam memecahkan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
149
masalah.
3.10.3 Menerapkan konsep Tumbukan,
serta hukum kekekalan
momentum dalam memecahkan
masalah.
4.10.2 Membuat laporan
percobaan tumbukan.
3.10.4 Membedakan jenis-jenis
tumbukan berdasarkan peristiwa
yang diamati
C. Tujuan :
Setelah proses pembelajaran berlangsung peserta didik diharapkan dapat :
1. Menjelaskan pengertian momentum dan perubahan momentum.
2. Menjelaskan contoh-contoh dalam kehidupan sehari-hari terkait penerapan
momentum dan perubahan momentum.
3. Menjelaskan karakteristik macam macam tumbukan.
4. Merumuskan koefisien restitusi untuk tumbukan.
5. Menghubungkan hukum kekekalan energi dan hukum kekekalan momentum
untuk berbagai peristiwa tumbukan.
6. Menerapkan konsep momentum dan tumbukan serta hukum kekekalan
momentum dalam pemecahan masalah.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
150
D. Materi
1. Pengertian Momentum dan Impuls
Momentum yang dimiliki oleh benda didefinisikan sebagai hasil kali
massa benda dengan kecepatannya. Momentum ini merupakan besaran
vektor, berdasarkan satuan SI adalah kg m/s. Secara matematis dapat
dirumuskan :
= m. ……………………………………… (1)
Dimana :
= momentum (kg m/s)
m = massa (kg)
= kecepatan (m/s)
Jika gaya bekerja pada benda bermassa m, maka berlaku hukum II
Newton = m. . Sehingga diperoleh hubungan :
= m. = m
= m (
) =
..................................... (2)
Persamaan (2) adalah perubahan momentum yang terjadi atau 2 – 1 = .
Dengan demikian, hukum II Newton dapat dinyatakan dalam bentuk
momentum seperti berikut :
=
..................................................................................... (3)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
151
Persamaan (3) dapat diterapkan pada massa benda yang berubah terhadap
waktu. Perubahan momentum juga dapat diterapkan pada benda dengan
gaya yang berubah-ubah. Sehingga rumusnya menjadi sebagai berikut :
=
=
=
=
+ m
=
+ m. .................................................................... (4)
Sehingga persamaan (4) dapat dinyatakan dalam bentuk :
∆t = ∆ = – = ....................................... (5)
Hasil kali antara gaya yang bekerja dengan selang waktu ∆t saat gaya
tersebut bekerja pada benda disebut Impuls. Sehingga dapat ditulis :
= ∆t = m ( ) = ∆ .................................................... (6)
Dimana :
= Impuls yang bekerja pada benda (Ns)
= Gaya yang bekerja pada benda (N)
∆t = Selang waktu bekerjanya gaya (s)
∆ = perubahan momentum benda ( kg m/s )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
152
2. Hukum Kekekalan Momentum
Dua buah benda, benda 1 bermassa m1 bergerak dengan kecepatan
dan benda 2 bermassa m2 bergerak dengan kecepatam . Total momentum
sistem kedua benda tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
Ʃ = + = m1 + m2 ........................................ (7)
Anggap saja kedua benda bertumbukan dan kemudian akan terpental dengan
kecepatan masing-masing dan
. Maka total momentum kedua benda
setelah tumbukan dapat dinyatakan sebagai berikut :
Ʃ = +
= m1 + m2
....................................... (8)
Hasil percobaan menunjukkan bahwa berapa pun massa dan kecepatan
benda, ternyata total momentum benda setelah tumbukan dan sebelum
tumbukan selalu sama. Sehingga, persamaannya dapat dituliskan sebagai
berikut :
Ʃ = Ʃ atau m1 + m2 = m1 + m2
................. (9)
Dengan :
Ʃ = total momentum sebelum tumbukan ( kg m/s )
Ʃ = total momentum setelah tumbukan ( kg m/s )
m1 = massa benda 1 ( Kg )
= kecepatan benda 1 sebelum tumbukan ( m/s )
m2 = massa benda 2 ( Kg )
= kecepatan benda 2 sebelum tumbukan ( m/s )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
153
= kecepatan benda 1 setelah tumbukan ( m/s )
= kecepatan benda 2 setelah tumbukan ( m/s )
Dapat disimpulkan bahwa hukum kekekalan momentum menyatakan
bahwa jumlah momentum kedua benda sebelum terjadi tumbukan adalah
sama dengan jumlah momentum kedua benda setelah terjadi tumbukan .
3. Koefisien kelentingan
Perbandingan laju relatif benda setelah terjadi tumbukan terhadap laju
relatif benda sebelum terjadi tumbukan yang dilambangkan e :
e = -
................................................................................... (10)
dengan : = laju relatif benda pertama setelah tumbukan
= laju relatif benda kedua setelah tumbukan
= laju relatif benda pertama sebelum tumbukan
= laju relatif benda kedua sebelum tumbukan
Sebuah benda yang dijatuhkan dari ketinggian h1. Ketika sampai di
tanah kecepatan benda adalah . Sesaat setelah memantul, benda
mempunyai kecepatan dan memantul sampai ketinggian h2. Benda
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
154
yang dijatuhkan dari ketinggian h1 ,dipantulkan dengan ketinggian
h2 akan mempunyai koefisien restitusi, dengan rumus :
e = -
= -
= = -
=
..................................................................................... (11)
Tanda (–) berubah menjadi (+) karena arah kecepatan berlawanan
arah. Karena benda merupakan gerak jatuh bebas maka berlaku rumus
gerak lurus untuk menghitung besarnya kecepatan yaitu dengan
rumus:
= + 2gh
= 0 + 2gh
√ ........................................................................ (12)
Maka persamaan (12) dapat di subtitusikan ke persamaan (11)
menjadi:
e =
=
√
√
= √
............................................................................... (13)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
155
4. Jenis-jenis tumbukan
a. Tumbukan lenting sempurna
Dalam hal ini berlaku hukum kekekalan momentum dan
kekekalan energi kinetik sehingga momentum dan energi kinetik
selalu konstan. Setelah tumbukan benda terpisah, energi kinetik tidak
ada yang hilang dan momentum tetap. Koefisien restitusi yang dimiliki
sebesar 1.
Rumus momentum yang berlaku :
m1 + m2 = m1 + m2
....................................... (14)
Karena tumbukannya lenting sempurna, maka energi kinetiknya tetap.
m1 2
+
m2 2
=
m1
+
m2
................................. (15)
Persamaan (14) dapat dituliskan dalam bentuk :
m1 ( 1 – ) ( 1 +
) = m2 ( 2 – ) ( 2 +
) ..................... (16)
Dari persamaa (14) tersebut diperoleh hubungan :
1 – 2 = - ( –
) ................................................................ (17)
b. Tumbukan tidak lenting sama sekali
Setelah tumbukan kedua benda bergabung jadi satu, energi
kinetik ada yang hilang tetapi momentum tetap.
Rumus yang berlaku :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
156
m1 1 + m2 2 = ( m1 + m2 ) ................................................... (18)
Koefisien Restitusi e = 0
= ........................................................................... (19)
c. Tumbukan Lenting Sebagian
Hanya momentum yang kekal, sedangkan energi kinetik tidak.
Energi kinetik sesudah tumbukan lebih kecil daripada sebelum
tumbukan. Setelah tumbukan kedua benda terpisah, energi kinetik
hilang sebagian dan momentum tetap.
Rumus yang berlaku :
m1 1 + m2 2 = m1 + m2
......................................... (18)
koefisien restitusinya e = ( 0 ≤ e ≤ 1 ).
E. Metode Pembelajaran
Metode : Ceramah Interaktif
F. Media dan Sumber Pembelajaran
1. Media Pembelajaran
Laptop / Komputer
LCD
Internet
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
157
2. Sumber Belajar
Sudirman. 2013. Fisika bidang Keahlian Teknologi dan Rekayasa untuk
SMK/MAK kelas X. Jakarta : Erlangga
Modul pembelajaran Fisika
Buku-buku fisika kelas X yang relevan
G. Kegiatan Pembelajaran
Pertemuan I ( 3 X 45 menit )
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan Orientasi
1. Guru meletakkan perlengkapan di meja guru dan
menyapa siswa.
2. Sebelum memulai pelajaran, Guru meminta seorang
siswa meminpin doa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa. Ketua kelas
mengecek apakah ada teman sekelasnya ada yang
tidak/belum hadir.
Motivasi
4. Guru menjelaskan bahwa kita akan memasuki materi
momentum
5. Guru memberikan pertanyaan terkait momentum
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
158
dan. Mengaitkan dalam fenomena sehari-hari
6. Guru menyampaikan tujuan belajar
Kegiatan Inti 7. Guru memberikan soal pretest
Mengamati
8. Guru mengamati peristiwa-peristiwa sehari-hari
terkait materi momentum. Misalnya : “ apa yang
menyebabkan kerusakan motor atau mobil yang
mengalami kecelakaan. Mengapa kerusakan itu
dapat terjadi?’
9. Guru menampilkan video terkait dengan materi
momentum
Menanya
10. Guru menanyakan kepada siswa terkait dengan
video yang telah di tampilkan.
11. Guru memberikan soal pertanyaan sebagai bahan
diskusi dalam kelompok yang terkait dengan video
12. Guru menjelaskan materi momentum dengan
ceramah interaktif.
Refleksi
13. Siswa melakukan refleksi dengan panduan guru.
Siswa menrefleksikan proses pembelajaran yang
115 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
159
telah dilakukan
Penutup 14. Guru mengingatkan siswa untuk mempelajari materi
untuk pertemuan selanjutnya.
15. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan
salam
10 menit
Pertemuan II ( 3 x 45 menit )
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan Orientasi
1. Guru meletakkan perlengkapan di meja guru dan
menyapa siswa.
2. Sebelum memulai pelajaran, Guru meminta seorang
siswa meminpin doa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa. Ketua kelas
mengecek apakah ada teman sekelasnya ada yang
tidak/belum hadir.
4. Guru mengingatkan kembali yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya.
10 menit
Kegiatan Inti Mengamati dan Menanya
5. Guru mengajak siswa untuk melihat peristiwa dalam
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
160
kehidupan sehari-hari yang berkaitan dengan
momentum.
6. Guru menjelaskan materi impuls dan hokum
kekekalan momentum dengan ceramah siswa dapat
mecatatnya.
7. Guru mempersilahkan siswa untuk bertanya terkait
materi yang telah disampaikan.
Mencoba
8. Guru memberikan latihan soal dan membahasnya
bersama-sama.
115 menit
Penutup Rangkuman
9. Guru dan siswa menyimpulkan bersama materi yang
telah dipelajari.
10. Guru memberikan kesempatan siswa untuk
memberikan kesan dan pesan selama proses
pembelajaran
11. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan
salam
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
161
Pertemuan III ( 3 x 45 menit )
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan Orientasi
1. Guru meletakkan perlengkapan di meja guru dan
menyapa siswa.
2. Sebelum memulai pelajaran, Guru meminta seorang
siswa meminpin doa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa. Ketua kelas
mengecek apakah ada teman sekelasnya ada yang
tidak/belum hadir.
4. Guru mengingatkan kembali yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya.
10 menit
Kegiatan Inti 5. Guru memberikan soal kuis untuk memperdalam
pemahaman siswa. Soal kuis terdiri dari tiga soal.
Mengamati dan Menanya
6. Guru dan siswa meracang percobaan sederhana
mengenai materi momentum dan hokum kekekalan
momentum.
7. Siswa diberikan kesempatan untuk bertanya terkait
materi yang belum dipahami.
Mencoba
115 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
162
8. Guru memberikan latihan soal untuk memperdalam
pemahaman siswa. Guru mempersilahkan siswa
untuk mengerjakan soal di depan kelas.
9. Siswa mengerjakan postest.
Penutup Rangkuman
10. Guru dan siswa menyimpulkan bersama materi yang
telah dipelajari.
11. Guru memberikan kesempatan siswa untuk
memberikan kesan dan pesan selama proses
pembelajaran
12. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan
salam
10 menit
Pertemuan IV ( 3 x 45 menit )
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan Orientasi
1. Guru meletakkan perlengkapan di meja guru dan
menyapa siswa.
2. Sebelum memulai pelajaran, Guru meminta seorang
siswa meminpin doa.
3. Guru menanyakan kehadiran siswa. Ketua kelas
10 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
163
mengecek apakah ada teman sekelasnya ada yang
tidak/belum hadir.
4. Guru mengingatkan kembali yang telah dipelajari
pada pertemuan sebelumnya.
Motivasi
5. Guru memberikan pertanyaan terkait dengan materi
tumbukan.
Kegiatan Inti Mengamati dan Menanya
6. Guru dan siswa mengamati beberapa contoh
peristiwa tumbukan yang terjadi dalam kehidupan
sehari-hari.
7. Guru menjelaskan materi tumbukan dan jenis-jenis
tumbukan. Guru menjelaskan koefisien restitusi
tumbukan.
8. Guru dan siswa mengelompokkan peristiwa
tumbukan ke dalam jenis-jenis tumbukan
berdasarkan besarnya koefisien restitusi.
Mencoba
9. Guru memberikan latihan soal untuk memperdalam
pemahaman siswa. Guru mempersilahkan siswa
untuk mengerjakan soal di depan kelas.
115 menit
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
164
Penutup Rangkuman
10. Guru dan siswa menyimpulkan bersama materi yang
telah dipelajari.
11. Guru memberikan kesempatan siswa untuk
memberikan kesan dan pesan selama proses
pembelajaran
12. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan
salam
10 menit
Pertemuan V ( 3 x 45 menit )
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Alokasi Waktu
Pendahuluan Orientasi
1. Guru meletakkan perlengkapan di meja guru dan
menyapa siswa.
2. Sebelum memulai pelajaran, Guru meminta seorang
siswa meminpin doa.
3. Guru mengecek kehadiran siswa. Ketua kelas
mengecek apakah ada teman sekelasnya ada yang
tidak/belum hadir.
10 menit
Kegiatan Inti 4. Guru memberikan waktu kepada siswa untuk belajar
15 menit.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
165
5. Siswa mengerjakan soal postest
6. Guru mempersilahkan siswa untuk menuliskan
kesan dan pesan selama mengikuti pembelajaran.
115 menit
Penutup Rangkuman
7. Guru menutup pembelajaran dengan memberikan
salam
10 menit
H. Penilaian
1. Penilaian Sikap
Kelas : ……………………………….
Hari tanggal : ………………………………..
Mata Pelajaran :………………………………..
No Hari/Tanggal Nama
Siswa
Kejadian Keterangan/Tindak Lanjut
1.
2.
3.
4.
Dst
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
166
2. Penilaian Pengetahuan
Penilaian pengetahuan dalam bentuk pretest dan postest.
I. Instumen Penilaian
Soal pretest dan postest dan Teknik penskoran terlampir. Sedangkan untuk soal-
soal latihan diambil dari buku modul pembelajaran fisika ( Buku Pegangan
Siswa).
Yogyakarta, 22 Maret 2018
Mengetahui,
Guru Fisika SMK PL Muntilan
Natalis Emanuel Koli Soge, S.Pd
Peneliti
Anastasia Puji Lestari
NIM. 141424005
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
167
Lampiran 7 : Lembar Kerja siswa
Lembar Kerja Siswa
Nama :
Kelas :
Alat dan bahan yang digunakan :
Free Dowload PhET software, alamat situs http://phet.colorado.edu simulasi :
collision
Langkah Penggunaan :
Klik Advanced, maka akan terbuka tampilan seperti pada gambar berikut :
2
1
3
4 5
9
8
7
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
168
Fungsi :
1. Untuk mengatur berapa dimensi yang akan kita gunakan.
2. Pilihan untuk apa saja yang akan diukur, sehingga nanti muncul tampilan ikon
yang akan diukur. Misalnya diagram kecepatan
3. Untuk mengatur kembali ke tampilan awal
4. Menentukan cepat lambatnya gerakan bola
5. Play : Untuk memulai simulasi
Restrat : untuk kembali ke langkah sebelumnya
Back : Kembali ke sebelumnya secara perlahan
Step : ke langkah setelahnya secara perlahan
6. Untuk menghilangkan / menampilkan data yang lebih banyak
7. Untuk menghilangkan bola
8. Untuk menambah bola
9. Tampilan data yang akan diperoleh berdasarkan pilihan yang telah ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
169
I. Lembar Kerja Siswa Momentum dan Perubahan Momentum
A. Tujuan
1. Membuktikan berlakunya Hukum Kekekalan Momentum berdasarkan
simulasi
2. Menganalisis hal-hal yang mempengaruhi besarnya momentum dan
perubahan momentum
B. Dasar Teori
1. Pengertian Momentum dan Impuls
Momentum yang dimiliki oleh benda didefinisikan sebagai hasil kali
massa benda dengan kecepatannya. Momentum ini merupakan besaran
vektor, berdasarkan satuan SI adalah kg m/s. Secara matematis dapat
dirumuskan :
= m. ……………………………………… (1)
Dimana :
= momentum (kg m/s)
m = massa (kg)
= kecepatan (m/s)
Jika gaya bekerja pada benda bermassa m, maka berlaku hukum II
Newton = m. . Sehingga diperoleh hubungan :
= m. = m
= m (
) =
..................................... (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
170
Persamaan (2) adalah perubahan momentum yang terjadi atau 2 – 1 = .
Dengan demikian, hukum II Newton dapat dinyatakan dalam bentuk
momentum seperti berikut :
=
..................................................................................... (3)
Persamaan (3) dapat diterapkan pada massa benda yang berubah terhadap
waktu. Perubahan momentum juga dapat diterapkan pada benda dengan
gaya yang berubah-ubah. Sehingga rumusnya menjadi sebagai berikut :
=
=
=
=
+ m
=
+ m. .................................................................... (4)
Sehingga persamaan (4) dapat dinyatakan dalam bentuk :
∆t = ∆ = – = ....................................... (5)
Hasil kali antara gaya yang bekerja dengan selang waktu ∆t saat gaya
tersebut bekerja pada benda disebut Impuls. Sehingga dapat ditulis :
= ∆t = m ( ) = ∆ .................................................... (6)
Dimana :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
171
= Impuls yang bekerja pada benda (Ns)
= Gaya yang bekerja pada benda (N)
∆t = Selang waktu bekerjanya gaya (s)
∆ = perubahan momentum benda ( kg m/s )
2. Hukum Kekekalan Momentum
Dua buah benda, benda 1 bermassa m1 bergerak dengan kecepatan
dan benda 2 bermassa m2 bergerak dengan kecepatam . Total momentum
sistem kedua benda tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
Ʃ = + = m1 + m2 ........................................ (7)
Anggap saja kedua benda bertumbukan dan kemudian akan terpental dengan
kecepatan masing-masing dan
. Maka total momentum kedua benda
setelah tumbukan dapat dinyatakan sebagai berikut :
Ʃ = +
= m1 + m2
....................................... (8)
Hasil percobaan menunjukkan bahwa berapa pun massa dan kecepatan
benda, ternyata total momentum benda setelah tumbukan dan sebelum
tumbukan selalu sama. Sehingga, persamaannya dapat dituliskan sebagai
berikut :
Ʃ = Ʃ atau m1 + m2 = m1 + m2
................. (9)
Dengan :
Ʃ = total momentum sebelum tumbukan ( kg m/s )
Ʃ = total momentum setelah tumbukan ( kg m/s )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
172
m1 = massa benda 1 ( Kg )
= kecepatan benda 1 sebelum tumbukan ( m/s )
m2 = massa benda 2 ( Kg )
= kecepatan benda 2 sebelum tumbukan ( m/s )
= kecepatan benda 1 setelah tumbukan ( m/s )
= kecepatan benda 2 setelah tumbukan ( m/s )
Dapat disimpulkan bahwa hukum kekekalan momentum menyatakan
bahwa jumlah momentum kedua benda sebelum terjadi tumbukan adalah
sama dengan jumlah momentum kedua benda setelah terjadi tumbukan .
C. Langkah Percobaan
1. Pilih advanced sehingga tampilan menjadi seperti di bawah ini:
2. Pilih satu dimensi, maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
173
3. Kemudian, klik more data maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
4. Aturlah cepat lambatnya gerakan bola. Gunakan tingkat yang agak rendah
agar gerakan bola dapat teramati dengan baik.
5. Untuk percobaan pertama gunakan satu bola, sehingga klik remove ball.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
174
Maka akan muncul tampilan gambar sebagai berikut :
6. Aturlah massa kedua bola yang akan digunakan. Pada percobaan pertama
ini, massa yang digunakan tetap.
Amati momentum yang terjadi sebelum dan sesudah bola menumbuk. Catat
hasilnya pada tabel 1
7. Sedangkan untuk percobaan 2, langkah percobaannya sama. Namun, bola
yang akan digunakan ada dua bola. Sehingga klik kembali add ball diatas
ikon remove ball.
8. Aturlah massa yang akan digunakan. Untuk data yang pertama, buatlah
massa salah satu bola tetap sedangkan massa satunya divariasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
175
Tampilan akan seperti ini
9. Amati perubahan momentum yang terjadi oleh kedua bola tersebut. Catat
hasilnya pada tabel 2
10. Untuk data berikutnya, buatlah massa kedua bola sama. Namun, ubahlah
salah satu kecepatan bola secara bervariasi dan kecepatan bola satunya
dibuat tetap.
11. Amati perubahan momentum yang terjadi dan catat hasilnya pada tabel 3
D. Data Percobaan
Tabel 1. Momentum
No. M ( kg ) V ( m/s ) V’ (
m/s)
P sebelum tumbukan (
kg m/s )
P setelah tumbukan
( kg m/s )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
176
Tabel 2
m1 = Kg
No. m2
(Kg)
V1
(m/s)
V2
(m/s)
V1’
(m/s)
V2’
(m/s)
P sebelum
tumbukan ( Kg
m/s)
P sesudah
tumbukan (Kg
m/s)
Tabel 3
V1 : (m/s)
No. m1
(Kg)
m2
(kg)
V2
(m/s)
V1’
(m/s)
V2’
(m/s)
P sebelum tumbukan
( Kg m/s)
P sesudah
tumbukan (Kg m/s)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
177
E. Tugas
1. Berdasarkan data yang diperoleh bagaimana nilai momentum sebelum
menumbuk dan sesudah menumbuk?
2. Bagaimana pengaruh massa dan kecepatan terhadap nilai momentum?
3. Faktor apa saja yang mempengaruhi besarnya momentum?
4. Apakah hukum kekekalan momentum berlaku pada percobaan yang telah
anda lakukan?
F. Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
178
II. Lembar Kerja Siswa Tumbukan
A. Tujuan
Siswa dapat menentukan besarnya nilai koefisien restitusi untuk masing-
masing jenis tumbukan
B. Dasar Teori
1. Koefisien kelentingan
Perbandingan laju relatif benda setelah terjadi tumbukan terhadap laju
relatif benda sebelum terjadi tumbukan yang dilambangkan e :
e = -
..................................................................................... (1)
dengan : = laju relatif benda pertama setelah tumbukan
= laju relatif benda kedua setelah tumbukan
= laju relatif benda pertama sebelum tumbukan
= laju relatif benda kedua sebelum tumbukan
Sebuah benda yang dijatuhkan dari ketinggian h1. Ketika sampai di
tanah kecepatan benda adalah . Sesaat setelah memantul, benda
mempunyai kecepatan dan memantul sampai ketinggian h2. Benda
yang dijatuhkan dari ketinggian h1 ,dipantulkan dengan ketinggian
h2 akan mempunyai koefisien restitusi, dengan rumus :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
179
e = -
= -
= = -
=
....................................................................................... (2)
Tanda (–) berubah menjadi (+) karena arah kecepatan berlawanan
arah. Karena benda merupakan gerak jatuh bebas maka berlaku rumus
gerak lurus untuk menghitung besarnya kecepatan yaitu dengan
rumus:
= + 2gh
= 0 + 2gh
√ .......................................................................... (3)
Maka persamaan (3) dapat di subtitusikan ke persamaan (2) menjadi:
e =
=
√
√
= √
................................................................................. (4)
2. Jenis-jenis tumbukan
a. Tumbukan lenting sempurna
Dalam hal ini berlaku hukum kekekalan momentum dan
kekekalan energi kinetik sehingga momentum dan energi kinetik
selalu konstan. Setelah tumbukan benda terpisah, energi kinetik tidak
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
180
ada yang hilang dan momentum tetap. Koefisien restitusi yang dimiliki
sebesar 1.
Rumus momentum yang berlaku :
m1 + m2 = m1 + m2
......................................... (5)
Karena tumbukannya lenting sempurna, maka energi kinetiknya tetap.
m1 2
+
m2 2
=
m1
+
m2
................................... (6)
Persamaan (14) dapat dituliskan dalam bentuk :
m1 ( 1 – ) ( 1 +
) = m2 ( 2 – ) ( 2 +
) ....................... (7)
Dari persamaa (14) tersebut diperoleh hubungan :
1 – 2 = - ( –
) .................................................................. (8)
b. Tumbukan tidak lenting sama sekali
Setelah tumbukan kedua benda bergabung jadi satu, energi
kinetik ada yang hilang tetapi momentum tetap.
Rumus yang berlaku :
m1 1 + m2 2 = ( m1 + m2 ) ..................................................... (9)
Koefisien Restitusi e = 0
= ........................................................................... (10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
181
c. Tumbukan Lenting Sebagian
Hanya momentum yang kekal, sedangkan energi kinetik tidak.
Energi kinetik sesudah tumbukan lebih kecil daripada sebelum
tumbukan. Setelah tumbukan kedua benda terpisah, energi kinetik
hilang sebagian dan momentum tetap.
Rumus yang berlaku :
m1 1 + m2 2 = m1 + m2
......................................... (11)
koefisien restitusinya e = ( 0 ≤ e ≤ 1 ).
C. Prosedur Percobaan
1. Pilih advanced sehingga tampilan menjadi seperti di bawah ini:
2. Pilih satu dimensi, maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
182
Gunakan dua bola dalam simulasi ini.
3. Kemudian, klik more data maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
4. Aturlah cepat lambatnya gerakan bola. Gunakan tingkat yang agak
rendah agar gerakan bola dapat teramati dengan baik.
5. Untuk tabel 1 merupakan tumbukan tidak lenting sama sekali. Sehingga
harus mengatur tingkat kelastisitas bolanya. Dengan mengeser elasticity
menjadi 0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
183
6. Variasikan massa dari salah satu bola, dan bola satunya dengan massa
yang tetap. Amati kecepatan sebelum dan sesudah tumbukan catat pada
tabel 1.
7. Untuk tabel 2, tingkat elastisitas bolanya diubah menjadi 50 %.
Kemudian lakukan hal yang sama seperti langkah sebelumnya. Catat
hasilnya pada tabel 2.
8. Untuk tabel 3, elastisitas bola diubah menjadi 100 %. Kemudian lakukan
langkah yang sama dengan menvariasikan salah satu massa. Amati
perubahan kecepatan yang terjadi, catat hasilnya pada tabel 3
D. Data Percobaan
Tabel 1
No. m1 (kg) m2 (kg) V1 (m/s) V2 (m/s) V1’ (m/s) V2’ (m/s)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
184
Tabel 2
No. m1 (kg) m2 (kg) V1 (m/s) V2 (m/s) V1’ (m/s) V2’ (m/s)
Tabel 3
No. m1 (kg) m2 (kg) V1 (m/s) V2 (m/s) V1’ (m/s) V2’ (m/s)
E. Tugas
1. Dari percobaan diatas, hitunglah besarnya nilai koefisien restitusi!
2. Apa saja yang mempengaruhi besarnya koefisien restitusi
3. Apakah hukum kekekalan momentum berlaku dalam percobaan anda?
Jelaskan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
185
F. Kesimpulan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
186
Lampiran 8 : Soal Pretest dan Postest
SOAL PRETEST
1. Berdasarkan yang kalian ketahui, apa yang dimaksud dengan momentum dan
hukum kekekalan momentum. Berikan contoh penerapan dalam kehidupan
sehari-hari?
2. Benda A bermassa 500 gram bergerak dengan kelajuan 10 m/s dan benda B
bermassa 200 gram bergerak dengan kelajuan 12 m/s dengan arah yang
berlawanan. Kedua benda bergerak saling mendekati dan bertumbukan. Jika
setelah bertumbukan kelajuan benda A menjadi 6 m/s. Tentukanlah :
c. Kelajuan benda B setelah tumbukan
d. Momentum yang terjadi pada benda A
3. Sebuah benda A ( 2 kg ) bergerak dengan kecepatan 5 m/s sedangkan benda B
( 3 kg ) bergerak dengan kecepatan 9 m/s berlawanan arah dengan benda A.
Apabila setelah tumbukan benda A bergerak dengan kelajuan 4 m/s searah
benda B sebelum tumbukan dan benda B bergerak dengan kecepatan 3 m/s
searah benda A sebelum tumbukan. Hitunglah :
a. Koefisien restitusinya
b. Berdasarkan koefisien restitusinya, termasuk jenis tumbukan apakah
peristiwa diatas?
4. Rancanglah sebuah percobaan sederhana yang menunjukkan adanya
penerapan hukum kekekalan momentum!
5. Berikan tanggapanmu atau kesanmu setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan simulasi PhET ( untuk kelas treatment ) dan Berikan
tanggapanmu atau kesan mu selama mengikuti pembelajaran dengan metode
ceramah ( untuk kelas kontrol)!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
187
SOAL POSTEST
1. Benda A bermassa 0,6 kilogram bergerak dengan kelajuan 10 m/s dan benda B
bermassa 0,8 kilogram bergerak dengan kelajuan 12 m/s dengan arah yang
berlawanan. Kedua benda bergerak saling mendekati dan bertumbukan. Jika
setelah bertumbukan kelajuan benda A adalah 11 m/s. Tentukanlah :
a. Kelajuan benda B setelah tumbukan
b. Momentum yang terjadi pada benda B
2. Berdasarkan yang kalian ketahui, apa yang dimaksud dengan momentum dan
berikan contohnya dalam kehidupan sehari-hari?
3. Rancanglah sebuah percobaan sederhana yang menunjukkan adanya penerapan
hukum kekekalan momentum!
4. Sebuah benda A ( 2 kg ) bergerak dengan kecepatan 5 m/s sedangkan benda B ( 4
kg ) bergerak dengan kecepatan 15 m/s berlawanan arah dengan benda A. Apabila
setelah tumbukan benda A bergerak dengan kelajuan 4 m/s searah benda B
sebelum tumbukan dan benda B bergerak dengan kecepatan 6 m/s searah benda
A sebelum tumbukan. Hitunglah :
a. Koefisien restitusinya
b. Berdasarkan koefisien restitusinya, termasuk jenis tumbukan apakah
peristiwa diatas?
5. Berikan tanggapanmu atau kesanmu setelah mengikuti pembelajaran dengan
menggunakan simulasi PhET ( untuk kelas treatment ) dan Berikan tanggapanmu
atau kesan mu selama mengikuti pembelajaran dengan metode ceramah ( untuk
kelas kontrol)!
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
188
Lampiran 9 : Validasi Soal Pretest dan Postest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
189
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
190
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
191
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
192
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
193
Lampiran 10 : Contoh hasil pretest dan Postest kelas treatment
1. Hasil Pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
194
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
195
2. Hasil Postest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
196
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
197
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
198
Lampiran 11 Contoh hasil Pretest dan Postets kelas Kontrol
1. Hasil Pretest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
199
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
200
2. Hasil Postest
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
201
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
202
Lampiran 12 : Hasil Lembar Kerja Siswa
Lembar Kerja Siswa
Nama :
Kelas : X TPB
Alat dan bahan yang digunakan :
Free Dowload PhET software, alamat situs http://phet.colorado.edu simulasi :
collision
Langkah Penggunaan :
Klik Advanced, maka akan terbuka tampilan seperti pada gambar berikut :
2
1
3
4 5
9
8
7
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
203
Fungsi :
1. Untuk mengatur berapa dimensi yang akan kita gunakan.
2. Pilihan untuk apa saja yang akan diukur, sehingga nanti muncul tampilan ikon
yang akan diukur. Misalnya diagram kecepatan
3. Untuk mengatur kembali ke tampilan awal
4. Menentukan cepat lambatnya gerakan bola
5. Play : Untuk memulai simulasi
Restrat : untuk kembali ke langkah sebelumnya
Back : Kembali ke sebelumnya secara perlahan
Step : ke langkah setelahnya secara perlahan
6. Untuk menghilangkan / menampilkan data yang lebih banyak
7. Untuk menghilangkan bola
8. Untuk menambah bola
9. Tampilan data yang akan diperoleh berdasarkan pilihan yang telah ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
204
I. Lembar Kerja Siswa Momentum dan Perubahan Momentum
A. Tujuan
1. Membuktikan berlakunya Hukum Kekekalan Momentum berdasarkan
simulasi
2. Menganalisis hal-hal yang mempengaruhi besarnya momentum dan
perubahan momentum
B. Dasar Teori
1. Pengertian Momentum dan Impuls
Momentum yang dimiliki oleh benda didefinisikan sebagai hasil kali
massa benda dengan kecepatannya. Momentum ini merupakan besaran
vektor, berdasarkan satuan SI adalah kg m/s. Secara matematis dapat
dirumuskan :
= m. ……………………………………… (1)
Dimana :
= momentum (kg m/s)
m = massa (kg)
= kecepatan (m/s)
Jika gaya bekerja pada benda bermassa m, maka berlaku hukum II
Newton = m. . Sehingga diperoleh hubungan :
= m. = m
= m (
) =
..................................... (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
205
Persamaan (2) adalah perubahan momentum yang terjadi atau 2 – 1 = .
Dengan demikian, hukum II Newton dapat dinyatakan dalam bentuk
momentum seperti berikut :
=
..................................................................................... (3)
Persamaan (3) dapat diterapkan pada massa benda yang berubah terhadap
waktu. Perubahan momentum juga dapat diterapkan pada benda dengan
gaya yang berubah-ubah. Sehingga rumusnya menjadi sebagai berikut :
=
=
=
=
+ m
=
+ m. .................................................................... (4)
Sehingga persamaan (4) dapat dinyatakan dalam bentuk :
∆t = ∆ = – = ....................................... (5)
Hasil kali antara gaya yang bekerja dengan selang waktu ∆t saat gaya
tersebut bekerja pada benda disebut Impuls. Sehingga dapat ditulis :
= ∆t = m ( ) = ∆ .................................................... (6)
Dimana :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
206
= Impuls yang bekerja pada benda (Ns)
= Gaya yang bekerja pada benda (N)
∆t = Selang waktu bekerjanya gaya (s)
∆ = perubahan momentum benda ( kg m/s )
2. Hukum Kekekalan Momentum
Dua buah benda, benda 1 bermassa m1 bergerak dengan kecepatan
dan benda 2 bermassa m2 bergerak dengan kecepatam . Total momentum
sistem kedua benda tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
Ʃ = + = m1 + m2 ........................................ (7)
Anggap saja kedua benda bertumbukan dan kemudian akan terpental dengan
kecepatan masing-masing dan
. Maka total momentum kedua benda
setelah tumbukan dapat dinyatakan sebagai berikut :
Ʃ = +
= m1 + m2
....................................... (8)
Hasil percobaan menunjukkan bahwa berapa pun massa dan kecepatan
benda, ternyata total momentum benda setelah tumbukan dan sebelum
tumbukan selalu sama. Sehingga, persamaannya dapat dituliskan sebagai
berikut :
Ʃ = Ʃ atau m1 + m2 = m1 + m2
................. (9)
Dengan :
Ʃ = total momentum sebelum tumbukan ( kg m/s )
Ʃ = total momentum setelah tumbukan ( kg m/s )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
207
m1 = massa benda 1 ( Kg )
= kecepatan benda 1 sebelum tumbukan ( m/s )
m2 = massa benda 2 ( Kg )
= kecepatan benda 2 sebelum tumbukan ( m/s )
= kecepatan benda 1 setelah tumbukan ( m/s )
= kecepatan benda 2 setelah tumbukan ( m/s )
Dapat disimpulkan bahwa hukum kekekalan momentum menyatakan
bahwa jumlah momentum kedua benda sebelum terjadi tumbukan adalah
sama dengan jumlah momentum kedua benda setelah terjadi tumbukan .
C. Langkah Percobaan
1. Pilih advanced sehingga tampilan menjadi seperti di bawah ini:
2. Pilih satu dimensi, maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
208
3. Kemudian, klik more data maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
4. Aturlah cepat lambatnya gerakan bola. Gunakan tingkat yang agak rendah
agar gerakan bola dapat teramati dengan baik.
5. Untuk percobaan pertama gunakan satu bola, sehingga klik remove ball.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
209
Maka akan muncul tampilan gambar sebagai berikut :
6. Aturlah massa kedua bola yang akan digunakan. Pada percobaan pertama
ini, massa yang digunakan tetap.
Amati momentum yang terjadi sebelum dan sesudah bola menumbuk. Catat
hasilnya pada tabel 1
7. Sedangkan untuk percobaan 2, langkah percobaannya sama. Namun, bola
yang akan digunakan ada dua bola. Sehingga klik kembali add ball diatas
ikon remove ball.
8. Aturlah massa yang akan digunakan. Untuk data yang pertama, buatlah
massa salah satu bola tetap sedangkan massa satunya divariasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
210
Tampilan akan seperti ini
9. Amati perubahan momentum yang terjadi oleh kedua bola tersebut. Catat
hasilnya pada tabel 2
10. Untuk data berikutnya, buatlah massa kedua bola sama. Namun, ubahlah
salah satu kecepatan bola secara bervariasi dan kecepatan bola satunya
dibuat tetap.
11. Amati perubahan momentum yang terjadi dan catat hasilnya pada tabel 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
211
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
212
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
213
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
214
II. Lembar Kerja Siswa Tumbukan
A. Tujuan
Siswa dapat menentukan besarnya nilai koefisien restitusi untuk masing-
masing jenis tumbukan
B. Dasar Teori
1. Koefisien kelentingan
Perbandingan laju relatif benda setelah terjadi tumbukan terhadap laju
relatif benda sebelum terjadi tumbukan yang dilambangkan e :
e = -
..................................................................................... (1)
dengan : = laju relatif benda pertama setelah tumbukan
= laju relatif benda kedua setelah tumbukan
= laju relatif benda pertama sebelum tumbukan
= laju relatif benda kedua sebelum tumbukan
Sebuah benda yang dijatuhkan dari ketinggian h1. Ketika sampai di
tanah kecepatan benda adalah . Sesaat setelah memantul, benda
mempunyai kecepatan dan memantul sampai ketinggian h2. Benda yang
dijatuhkan dari ketinggian h1 ,dipantulkan dengan ketinggian h2 akan
mempunyai koefisien restitusi, dengan rumus :
e = -
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
215
= -
= = -
=
....................................................................................... (2)
Tanda (–) berubah menjadi (+) karena arah kecepatan berlawanan
arah. Karena benda merupakan gerak jatuh bebas maka berlaku rumus
gerak lurus untuk menghitung besarnya kecepatan yaitu dengan
rumus:
= + 2gh
= 0 + 2gh
√ .......................................................................... (3)
Maka persamaan (3) dapat di subtitusikan ke persamaan (2) menjadi:
e =
=
√
√
= √
................................................................................. (4)
2. Jenis-jenis tumbukan
a. Tumbukan lenting sempurna
Dalam hal ini berlaku hukum kekekalan momentum dan
kekekalan energi kinetik sehingga momentum dan energi kinetik
selalu konstan. Setelah tumbukan benda terpisah, energi kinetik tidak
ada yang hilang dan momentum tetap. Koefisien restitusi yang dimiliki
sebesar 1.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
216
Rumus momentum yang berlaku :
m1 + m2 = m1 + m2
......................................... (5)
Karena tumbukannya lenting sempurna, maka energi kinetiknya tetap.
m1 2
+
m2 2
=
m1
+
m2
................................... (6)
Persamaan (14) dapat dituliskan dalam bentuk :
m1 ( 1 – ) ( 1 +
) = m2 ( 2 – ) ( 2 +
) ....................... (7)
Dari persamaa (14) tersebut diperoleh hubungan :
1 – 2 = - ( –
) .................................................................. (8)
b. Tumbukan tidak lenting sama sekali
Setelah tumbukan kedua benda bergabung jadi satu, energi
kinetik ada yang hilang tetapi momentum tetap.
Rumus yang berlaku :
m1 1 + m2 2 = ( m1 + m2 ) ..................................................... (9)
Koefisien Restitusi e = 0
= ........................................................................... (10)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
217
c. Tumbukan Lenting Sebagian
Hanya momentum yang kekal, sedangkan energi kinetik tidak.
Energi kinetik sesudah tumbukan lebih kecil daripada sebelum
tumbukan. Setelah tumbukan kedua benda terpisah, energi kinetik
hilang sebagian dan momentum tetap.
Rumus yang berlaku :
m1 1 + m2 2 = m1 + m2
......................................... (11)
koefisien restitusinya e = ( 0 ≤ e ≤ 1 ).
C. Prosedur Percobaan
1. Pilih advanced sehingga tampilan menjadi seperti di bawah ini:
2. Pilih satu dimensi, maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
218
Gunakan dua bola dalam simulasi ini.
3. Kemudian, klik more data maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
4. Aturlah cepat lambatnya gerakan bola. Gunakan tingkat yang agak
rendah agar gerakan bola dapat teramati dengan baik.
5. Untuk tabel 1 merupakan tumbukan tidak lenting sama sekali. Sehingga
harus mengatur tingkat kelastisitas bolanya. Dengan mengeser elasticity
menjadi 0%
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
219
6. Variasikan massa dari salah satu bola, dan bola satunya dengan massa
yang tetap. Amati kecepatan sebelum dan sesudah tumbukan catat pada
tabel 1.
7. Untuk tabel 2, tingkat elastisitas bolanya diubah menjadi 50 %.
Kemudian lakukan hal yang sama seperti langkah sebelumnya. Catat
hasilnya pada tabel 2.
8. Untuk tabel 3, elastisitas bola diubah menjadi 100 %. Kemudian lakukan
langkah yang sama dengan menvariasikan salah satu massa. Amati
perubahan kecepatan yang terjadi, catat hasilnya pada tabel 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
220
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
221
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
222
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
223
Lembar Kerja Siswa
Nama :
Kelas : X TPB
Alat dan bahan yang digunakan :
Free Dowload PhET software, alamat situs http://phet.colorado.edu simulasi :
collision
Langkah Penggunaan :
Klik Advanced, maka akan terbuka tampilan seperti pada gambar berikut :
2
1
3
4 5
9
8
7
6
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
224
Fungsi :
1. Untuk mengatur berapa dimensi yang akan kita gunakan.
2. Pilihan untuk apa saja yang akan diukur, sehingga nanti muncul tampilan ikon
yang akan diukur. Misalnya diagram kecepatan
3. Untuk mengatur kembali ke tampilan awal
4. Menentukan cepat lambatnya gerakan bola
5. Play : Untuk memulai simulasi
Restrat : untuk kembali ke langkah sebelumnya
Back : Kembali ke sebelumnya secara perlahan
Step : ke langkah setelahnya secara perlahan
6. Untuk menghilangkan / menampilkan data yang lebih banyak
7. Untuk menghilangkan bola
8. Untuk menambah bola
9. Tampilan data yang akan diperoleh berdasarkan pilihan yang telah ditentukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
225
I.Lembar Kerja Siswa Momentum dan Perubahan Momentum
A. Tujuan
1. Membuktikan berlakunya Hukum Kekekalan Momentum berdasarkan
simulasi
2. Menganalisis hal-hal yang mempengaruhi besarnya momentum dan
perubahan momentum
B. Dasar Teori
1. Pengertian Momentum dan Impuls
Momentum yang dimiliki oleh benda didefinisikan sebagai hasil kali
massa benda dengan kecepatannya. Momentum ini merupakan besaran
vektor, berdasarkan satuan SI adalah kg m/s. Secara matematis dapat
dirumuskan :
= m. ……………………………………… (1)
Dimana :
= momentum (kg m/s)
m = massa (kg)
= kecepatan (m/s)
Jika gaya bekerja pada benda bermassa m, maka berlaku hukum II
Newton = m. . Sehingga diperoleh hubungan :
= m. = m
= m (
) =
..................................... (2)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
226
Persamaan (2) adalah perubahan momentum yang terjadi atau 2 – 1 = .
Dengan demikian, hukum II Newton dapat dinyatakan dalam bentuk
momentum seperti berikut :
=
..................................................................................... (3)
Persamaan (3) dapat diterapkan pada massa benda yang berubah terhadap
waktu. Perubahan momentum juga dapat diterapkan pada benda dengan
gaya yang berubah-ubah. Sehingga rumusnya menjadi sebagai berikut :
=
=
=
=
+ m
=
+ m. .................................................................... (4)
Sehingga persamaan (4) dapat dinyatakan dalam bentuk :
∆t = ∆ = – = ....................................... (5)
Hasil kali antara gaya yang bekerja dengan selang waktu ∆t saat gaya
tersebut bekerja pada benda disebut Impuls. Sehingga dapat ditulis :
= ∆t = m ( ) = ∆ .................................................... (6)
Dimana :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
227
= Impuls yang bekerja pada benda (Ns)
= Gaya yang bekerja pada benda (N)
∆t = Selang waktu bekerjanya gaya (s)
∆ = perubahan momentum benda ( kg m/s )
2. Hukum Kekekalan Momentum
Dua buah benda, benda 1 bermassa m1 bergerak dengan kecepatan
dan benda 2 bermassa m2 bergerak dengan kecepatam . Total momentum
sistem kedua benda tersebut dapat dinyatakan sebagai berikut :
Ʃ = + = m1 + m2 ........................................ (7)
Anggap saja kedua benda bertumbukan dan kemudian akan terpental dengan
kecepatan masing-masing dan
. Maka total momentum kedua benda
setelah tumbukan dapat dinyatakan sebagai berikut :
Ʃ = +
= m1 + m2
....................................... (8)
Hasil percobaan menunjukkan bahwa berapa pun massa dan kecepatan
benda, ternyata total momentum benda setelah tumbukan dan sebelum
tumbukan selalu sama. Sehingga, persamaannya dapat dituliskan sebagai
berikut :
Ʃ = Ʃ atau m1 + m2 = m1 + m2
................. (9)
Dengan :
Ʃ = total momentum sebelum tumbukan ( kg m/s )
Ʃ = total momentum setelah tumbukan ( kg m/s )
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
228
m1 = massa benda 1 ( Kg )
= kecepatan benda 1 sebelum tumbukan ( m/s )
m2 = massa benda 2 ( Kg )
= kecepatan benda 2 sebelum tumbukan ( m/s )
= kecepatan benda 1 setelah tumbukan ( m/s )
= kecepatan benda 2 setelah tumbukan ( m/s )
Dapat disimpulkan bahwa hukum kekekalan momentum menyatakan
bahwa jumlah momentum kedua benda sebelum terjadi tumbukan adalah
sama dengan jumlah momentum kedua benda setelah terjadi tumbukan .
C. Langkah Percobaan
1. Pilih advanced sehingga tampilan menjadi seperti di bawah ini:
2. Pilih satu dimensi, maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
229
3. Kemudian, klik more data maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
4. Aturlah cepat lambatnya gerakan bola. Gunakan tingkat yang agak rendah
agar gerakan bola dapat teramati dengan baik.
5. Untuk percobaan pertama gunakan satu bola, sehingga klik remove ball.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
230
Maka akan muncul tampilan gambar sebagai berikut :
6. Aturlah massa kedua bola yang akan digunakan. Pada percobaan pertama
ini, massa yang digunakan tetap.
Amati momentum yang terjadi sebelum dan sesudah bola menumbuk. Catat
hasilnya pada tabel 1
7. Sedangkan untuk percobaan 2, langkah percobaannya sama. Namun, bola
yang akan digunakan ada dua bola. Sehingga klik kembali add ball diatas
ikon remove ball.
8. Aturlah massa yang akan digunakan. Untuk data yang pertama, buatlah
massa salah satu bola tetap sedangkan massa satunya divariasikan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
231
Tampilan akan seperti ini
9. Amati perubahan momentum yang terjadi oleh kedua bola tersebut. Catat
hasilnya pada tabel 2
10. Untuk data berikutnya, buatlah massa kedua bola sama. Namun, ubahlah
salah satu kecepatan bola secara bervariasi dan kecepatan bola satunya
dibuat tetap.
11. Amati perubahan momentum yang terjadi dan catat hasilnya pada tabel 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
232
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
233
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
234
II. Lembar Kerja Siswa Tumbukan
A. Tujuan
Siswa dapat menentukan besarnya nilai koefisien restitusi untuk masing-
masing jenis tumbukan
B. Dasar Teori
1. Koefisien kelentingan
Perbandingan laju relatif benda setelah terjadi tumbukan terhadap laju
relatif benda sebelum terjadi tumbukan yang dilambangkan e :
e = -
..................................................................................... (1)
dengan : = laju relatif benda pertama setelah tumbukan
= laju relatif benda kedua setelah tumbukan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
235
= laju relatif benda pertama sebelum tumbukan
= laju relatif benda kedua sebelum tumbukan
Sebuah benda yang dijatuhkan dari ketinggian h1. Ketika sampai di
tanah kecepatan benda adalah . Sesaat setelah memantul, benda
mempunyai kecepatan dan memantul sampai ketinggian h2. Benda
yang dijatuhkan dari ketinggian h1 ,dipantulkan dengan ketinggian
h2 akan mempunyai koefisien restitusi, dengan rumus :
e = -
= -
= = -
=
....................................................................................... (2)
Tanda (–) berubah menjadi (+) karena arah kecepatan berlawanan
arah. Karena benda merupakan gerak jatuh bebas maka berlaku rumus
gerak lurus untuk menghitung besarnya kecepatan yaitu dengan
rumus:
= + 2gh
= 0 + 2gh
√ .......................................................................... (3)
Maka persamaan (3) dapat di subtitusikan ke persamaan (2) menjadi:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
236
e =
=
√
√
= √
................................................................................. (4)
2. Jenis-jenis tumbukan
a. Tumbukan lenting sempurna
Dalam hal ini berlaku hukum kekekalan momentum dan
kekekalan energi kinetik sehingga momentum dan energi kinetik
selalu konstan. Setelah tumbukan benda terpisah, energi kinetik tidak
ada yang hilang dan momentum tetap. Koefisien restitusi yang dimiliki
sebesar 1.
Rumus momentum yang berlaku :
m1 + m2 = m1 + m2
......................................... (5)
Karena tumbukannya lenting sempurna, maka energi kinetiknya tetap.
m1 2
+
m2 2
=
m1
+
m2
................................... (6)
Persamaan (14) dapat dituliskan dalam bentuk :
m1 ( 1 – ) ( 1 +
) = m2 ( 2 – ) ( 2 +
) ....................... (7)
Dari persamaa (14) tersebut diperoleh hubungan :
1 – 2 = - ( –
) .................................................................. (8)
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
237
b. Tumbukan tidak lenting sama sekali
Setelah tumbukan kedua benda bergabung jadi satu, energi
kinetik ada yang hilang tetapi momentum tetap.
Rumus yang berlaku :
m1 1 + m2 2 = ( m1 + m2 ) ..................................................... (9)
Koefisien Restitusi e = 0
= ........................................................................... (10)
c. Tumbukan Lenting Sebagian
Hanya momentum yang kekal, sedangkan energi kinetik tidak.
Energi kinetik sesudah tumbukan lebih kecil daripada sebelum
tumbukan. Setelah tumbukan kedua benda terpisah, energi kinetik
hilang sebagian dan momentum tetap.
Rumus yang berlaku :
m1 1 + m2 2 = m1 + m2
......................................... (11)
koefisien restitusinya e = ( 0 ≤ e ≤ 1 ).
C. Prosedur Percobaan
1. Pilih advanced sehingga tampilan menjadi seperti di bawah ini:
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
238
2. Pilih satu dimensi, maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
Gunakan dua bola dalam simulasi ini.
3. Kemudian, klik more data maka akan muncul tampilan sebagai berikut :
4. Aturlah cepat lambatnya gerakan bola. Gunakan tingkat yang agak
rendah agar gerakan bola dapat teramati dengan baik.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
239
5. Untuk tabel 1 merupakan tumbukan tidak lenting sama sekali. Sehingga
harus mengatur tingkat kelastisitas bolanya. Dengan mengeser elasticity
menjadi 0%
6. Variasikan massa dari salah satu bola, dan bola satunya dengan massa
yang tetap. Amati kecepatan sebelum dan sesudah tumbukan catat pada
tabel 1.
7. Untuk tabel 2, tingkat elastisitas bolanya diubah menjadi 50 %.
Kemudian lakukan hal yang sama seperti langkah sebelumnya. Catat
hasilnya pada tabel 2.
8. Untuk tabel 3, elastisitas bola diubah menjadi 100 %. Kemudian lakukan
langkah yang sama dengan menvariasikan salah satu massa. Amati
perubahan kecepatan yang terjadi, catat hasilnya pada tabel 3
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
240
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
241
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
242
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
243
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
244
Lampiran 13 : Rangkuman Transkrip wawancara kelas Treatment
Rangkuman transkrip wawancara kelas treatment
1. Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti pembelajaran kemarin ?
Keenam responden menjawab senang dan lebih semangat. Namun, awal
pembelajaran masih bingung karena baru pertama kali mendengar simulasi
PhET dan belum pernah belajar menggunakan simulasi ini.
2. Bagaimana pendapat pendapat anda setelah mengikuti pembelajaran
dengan metode kemarin (simulasi PhET ) ?
Keenam responden mengatakan bahwa mereka lebih paham dan lebih tertarik
untuk belajar fisika. Pembelajaran yang dilakukan menyenangkan dan asyik
karena ada video dan dapat mengubah variable-variabel yang ada sehingga
dapat mengetahui pengaruhnya. Namun, dua siswa mengatakan bahwa
penerapan metode tersebut ada kekurangannya yaitu ketika awal metode
tersebut sangat membingungkan dan ketika tidak mendengarkan dengan baik
maka akan susah untuk mengikutinya.
3. Apakah kalian tidak merasa lelah karena harus mengisi lembar kerja?
Keenam responden mengatakan bahwa mereka tidak merasa lelah untuk
mengisi lembar kerja siswa yang banyak. Malah mereka merasa senang
karena dapat melihat fenomena secara langsung
4. Lalu, pembelajaran apa yang kamu inginkan untuk memahamai fisika?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
245
Keenam responden mengatakan bahwa metode yang baik agar mudah
memahami fisika dengan mudah yaitu dengan metode yang kemarin
diterapkan (metode simulasi PhET). Namun, lebih ditambahin lagi dengan
video-video agar lebih menarik dan tidak membosankan. Dan penjelasannya
lebih diperbanyak dan juga latihan soal-soal agar siswa sungguh-sungguh
memahami materi dengan baik.
5. Menurut kamu bagaimana dengan soal pretest yang diberikan? Apakah
susah atau gampang? Dan apakah kalian udah paham dengan soal
tersebut?
Keenam responden mengatakan bahwa mereka belum paham sama sekali dan
belum pernah mempelajarinya sehingga tidak tahu harus menuliskan jawaban
apa. Mereka juga sebelumnya belum membaca buku sehingga siswa hanya
asal mengerjakan soal pretest. Hanya berdasarkan nalar untuk dapat
mengerjakan soal-soal pretest.
6. Lalu bagaimana dengan soal postest ?
Dari enam responden , responden C, D dan F mampu mengerjakan soal
postest dengan baik. Responden F mengatakan soal postest tidak susah dan
dia mampu mengerjakan soal dengan baik dan benar 80%. Responden C dan
D mengatakan bahwa mereka mampu mengerjakan soal 75% karena ada satu
soal yang menurut mereka susah. Soal yang dianggap susah adalah soal
psikomotorik karena susah untuk mengungkapakan dengan kata-kata dan
bingung prosedur percobaannya. Responden E mengatakan mampu
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
246
mengerjakan 50% . Menurutnya soal yang paling susah yaitu soal merancang
dan soal mengenai konsep hukum kekekalan momentum. Susah menentukan
kecepatan yang positif dan kecepatan yang negatif. Sedangkan responden A
dan B mengatakan bahwa soal posttest tersebut susah. Sebelumnya sudah
paham namun ketika ulangan lupa rumus dan tidak tau harus menjawab apa.
7. Nah, saya ingin bertanya apakah anda mengerjakan soal sendiri atau
mencontek teman?
Dari keenam responden , responden A dan B mengatakan bahwa mereka
bertanya dengan teman sebangku. Tidak semua dikerjakan mandiri sedangkan
responden C , D, E, dan F mengatakan bahwa mereka mengerjakan soal
sendiri.
8. Setelah mengikuti pembelajaran apakah kamu lebih paham?
Keenam responden mengatakan bahwa mereka lebih paham setelah mengikuti
pembelajaran. Namun, ketika postest lupa rumus karena belajarnya sistem
kebut semalam. Dan ketika diawal pembelajaran agak susah ketika belum
dijelaskan penggunaan simulasi PhET.
9. Sekarang, aku mau tanya seiinget kalian aja? Apa itu momentum dan
hukum kekekalan momentum ?
Responden F menjawab momentum adalah hasil kali massa dan kecepatan
dengan lambang p dan satuan kg m/s. Responden D mampu menjawab hanya
rumusnya saja. Kemudian responden A, B, C dan E tidak dapat menjawab
soal sama sekali dikarenakan lupa pengertiaanya. Sedangan konsep hukum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
247
kekekalan momentum, responden C, D, E dan F mampu menjawab dengan
baik yaitu jumlah momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah
momentum setelah tumbukan. Bahkan mereka mampu menjawab sampai ke
rumusnya. Sedangkan responden A dan B tidak dapat menjawab konsep
hukum kekekalan sama sekali.
10. Kalau contoh dalam kehidupan sehari-hari apa aja?
Responden C,D, E dan F mampu menjawab dengan baik. Mereka mampu
menjawab contoh momentum dan tumbukan dalam kehidupan sehari-hari
diantaranya karambol, tennis, permainan kelereng, pistol, dan masih banyak
lagi. Sedangkan responden A dan B tidak bisa menjawab sama sekali.
11. Apa itu tumbukan?
Responden C, D dan F mampu menjelaskan jenis-jenis tumbukan dengan
baik. Dan mampu menjelaskan koefisien restitusinya juga. Sedangkan
responden A, B, dan E tidak mampu menjawab soal dengan baik dikarenakan
belum belajar atau lupa.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
248
Lampiran 14 : Rangkuman transkrip wawancara kelas kontrol
Rangkuman Transkrip Wawancara Kelas Kontrol
1. Bagaimana perasaanmu setelah mengikuti pembelajaran kemarin ?
Keenam responden menjawab bahwa responden lebih senang dan
bersemangat mengikuti pembelajaran karena ada suasana baru khususnya ada
guru baru. Responden A, E dan F mengatakan bahwa dia sangat senang dan
lebih semangat. Responden B mengatakan lebih menarik. Responden C dan D
mengatakan lebih asyik da ada suasana yang baru.
2. Bagaimana pendapat pendapat anda setelah mengikuti pembelajaran
dengan metode kemarin ( ceramah interaktif ) ?
Dari enam responden, responden C dan D mengatakan setuju dengan
penerapan metode ceramah interaktif. Alasannya karena mudah dipahami dan
lebih pelan-pelan dalam mengajari. Jadi, lebih banyak di bimbing oleh guru.
Sedangkan responden A mengatakan bahwa tidak setuju dengan penerapan
metode ceramah interaktif karena membingungkan dan membuat tidak paham.
Sedangkan responden B mengatakan bahwa cara ngajarnya sudah baik Cuma
kurang suka dengan metodenya karena kurang latihan soal-soal. Responden E
dan F mengatakan lebih suka dengan metode yang ada prakteknya langsung
bukan hanya ceramah.
3. Kalau metode ini tidak efektif, adakah solusi atau metode apa yang anda
inginkan agar mudah dalam mempelajari fisika?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
249
Responden A mengingkan metode belajar ceramah tapi dengan power point
supaya siswa lebih mudah untuk menulis materi dan ketika mendengarkan
tidak tertinggal untuk mencatat. Responden B mengingkan metode belajar
yang lebih diperbanyak latihan soal agar siswa lebih mendalami materi.
Responden E menginginkan apabila pembelajaran fisika dengan praktikum
atau eksperimen, atau di sela-sela ceramah ada demonstrasi yang membuat
siswa dapat melihat bendanya secara nyata. Atau disela-sela ada game atau
menonton video atau permainan yang berkaitan dengan pembelajaran.
Responden F menyarankan apabila pembelajaran fisika itu dibimbing secara
pelan-pelan sampai siswa memahami dengan sungguh-sungguh. Dan situasi
kelas juga harus mendukung selama proses pembelajaran ini.
4. Menurut anda bagaimana dengan soal pretest yang diberikan? Apakah
susah atau gampang? Dan apakah kalian udah paham dengan soal
tersebut?
Responden A mengatakan bahwa sudah sedikit paham sebelumnya. Namun,
hanya bisa mengerjakan soal pretest kira-kira 50% yaitu dengan nalar.
Sedangkan soal psikomotorik hanya mangarang. Responden B mengatakan
sebelumnya sedikit paham jadinya bisa menjawab soal pretest dengan baik.
Untuk soal psikomotorik mengerjakan dengan nalar. Responden C
mengatakan bahwa sebelum pernah mendengar momentum dan tumbukan dan
pernah membaca buku sebelumnya sehingga mampu mengerjakan soal
dengan baik kira-kira 50%. Responden D, E dan F mengatakan bahwa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
250
sebelumnya sama sekali belum paham dan belum mempelajari materi
momentum dan tumbukan. Dan soal pretest yang diberikan sangat susah
karena tidak mengerti maksud dari pertanyaannya.
5. Lalu bagaimana dengan soal postest ?
Responden A mengatakan mampu mengerjakan soal 50% karena tidak bisa
menjawab soal pada bagian konsep hukum kekekalan momentum dan terlalu
banyak rumusnya jadinya lupa. Sebenarnya mengetahui rumus Cuma bingung
ketika sudah ada angkanya. Dan soal yang paling susah adalah soal
psikomotorik. Responden B mengatakan soalnya tidak terlalu susah hanya
ragu-ragu dengan jawaban yang kemarin sudah ditulis sedangkan soal
psikomotorik mengerjakan berdasarkan nalar. Responden C mengatakan
bahwa soal yang diberikan mudah. Namun, karena grogi jadinya lupa rumus
dan tiba-tiba blank. Responden D mengatakan mampu mengerjakan soal
postets 50% karena ada beberapa yang lupa rumusnya. Responden E
mengatakan bahwa soalnya tidak terlalu susah namun ketika masuk ke angka
terkadang bingung untuk menjawabnya. Sedangkan soal psikomotorik tidak
paham sama sekali, bingung untuk merancangnya. Responden F mengatakan
bahwa soalnya terlalu susah dan tidak dapat mengerjakan soal sama sekali.
Namun, ketika pembelajaran paham dan tidak bingung.
6. Nah, saya ingin bertanya apakah anda mengerjakan soal sendiri atau
mencontek teman?
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
251
Responden A,B, C,dan E mengatakan bahwa mereka mengerjakan mandiri
dan tidak bertanya kepada teman sebangku. Sedangkan responden D dan F
mengatakan ada beberapa jawaban yang diperoleh dari teman sebangku
ataupun teman kanan kirinya.
7. Setelah mengikuti pembelajaran apakah kamu lebih paham?
Semua responden mengatakan bahwa mereka lebih paham dan lebih mengerti
setelah mengikuti pembelajaran. Namun, responden D,E dan F mengatakan
hal yang membuat tidak bisa mengerjakan soal postest karena lupa rumus dan
sistem belajar yang salah yaitu sistem kebut semalam sehingga kadang lupa
rumus. Sedangkan responden C mengatakan karena grogi dan tiba-tiba blank.
8. Sekarang, aku mau tanya seiinget kalian aja? Apa itu momentum dan
hukum kekekalan momentum ?
Responden A menjawab momentum adalah hasil kali gaya dan massa.
Sedangkan Hukum kekekalan momentum tidak bisa menjawab pengertiannya
dikarenakan lupa. Responden B dan E mengatakan bahwa momentum adalah
hasil kali massa dengan kecepatan. Momentum memiliki lambing P dengan
satuan kg m/s. Sedangkan hukum kekekalan momentum adalah jumlah
momentum sebelum tumbukan sama dengan jumlah momentum setelah
tumbukan, selama tidak ada gaya luar yang mempengaruhinya. Responden B
juga mampu menjawab rumus yang berlaku. Responden C mengatakan bahwa
momentum adalah penjumlahan antara jarak dengan massa sedangkan hukum
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
252
kekekalan momentum lupa. Responden D dan F tidak dapat menjawab
pengertian momentum dan hukum kekakalan momentum.
9. Kalau contoh dalam kehidupan sehari-hari apa aja?
Responden A,B,C,D dan E menjawab dengan baik. Contoh momentum dan
tumbukan dalam kehidupan yaitu permainan karambol, permainan kelereng,
tabrakan antara dua mobil, permainan tenis, dan pistol. Sedangkan responden
F tidak bisa memberikan contoh dalam kehidupan sehari-hari.
10. Besaran apa saja yang ada dalam materi ini ?
Responden A, B, E menjawab ada massa, kecepatan, dan gaya. Sedangkan
responden C menjawab massa. Responden D menjawab ada gaya dan impuls
dan responden F tidak mampu menjawab.
11. Apa itu tumbukan?
Responden A,B dan E menjawab jenis-jenis tumbukan dengan benar dan
mampu menjelaskan mengenai koefisien restitusi. Sedangkan responden C, D
dan F lupa dengan jenis-jenis tumbukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI