Upload
buikhanh
View
246
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
1
PENGARUH PENGALAMAN MEREK, KECINTAAN MEREK
DAN KEPERCAYAAN MEREK DALAM MEMBANGUN
LOYALITAS MEREK PADA PENGGUNA SEPEDA
MOTOR SUZUKI SATRIA F 150
DI SURAKARTA
SKRIPSI
Diajukan Kepada
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Institut Agama Islam Negeri Surakarta
Untuk Memenuhi Sebagian Persyaratan Guna
Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi
Dalam Bidang Ilmu Manajemen Bisnis Syariah
Oleh :
MUHAMMAD NURVANI NAFI’US SHOLIHIN
NIM. 14.51.11.012
JURUSAN MANAJEMEN BISNIS SYARIAH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI SURAKARTA
2018
2
3
4
5
6
7
MOTTO
Terus berusaha walau sekelilingku meragukanku, terus tersenyum karena orang-
orang yang aku sayang menginginkan senyumku, dan aku percaya Allah tidak
akan mengubah nasib kaumnya tanpa usaha kaum itu, terus melangkah karena
orang-orang yang menyayangiku akan selalu menopangku
(Muhammad Nurvani Nafi’us Sholihin)
Saya datang, saya bimbingan, saya ujian, saya revisi dan saya menang
Lebih baik terlambat daripada tidak wisuda sama sekali
Berangkat dengan penuh keyakinan, berjalan dengan penuh keikhlasan,
Istiqomah dalam menghadapi cobaan. YAKIN, IKHLAS, ISTIQOMAH.
Bukanlah suatu aib jika kamu gagal dalam suatu usaha, yang merupakan aib
adalah jika kamu tidak bangkit dari kegagalan itu
(Ali bin Abu Thalib)
Bermimpilah maka tuhan akan memeluk mimpimu
(Arai)
8
PERSEMBAHAN
Dengan mengucap syukur alhamdulillah, kupersembahkan karya kecilku
yang sederhana ini untuk orang-orang yang kusayangi :
1. Bapak dan Ibuku tercinta, motivator terbesar dalam hidupku. Terima kasih
atas do’a, cinta serta dukungan yang tak pernah ada habisnya, jasa dan kasih
sayangmu tak akan pernah kulupakan.
2. Adikku Achmad Miftachur Ryan Fathoni, tiada yang paling mengharukan
saat kumpul bersamamu, walaupun sering bertengkar tapi hal itu selalu
menjadi warna yang tak akan bisa tergantikan, terima kasih atas doa dan
bantuannya selama ini, hanya karya kecil ini yang dapat aku persembahkan.
Maaf belum bisa menjadi panutan seutuhnya, tapi aku akan selalu menjadi
yang terbaik untukmu.
3. Orang yang paling berpengaruh dalam penyelesaian skripsiku Agustin
Setiawati. Terima kasih atas setiap tepukan di pundak, waktu, pesan singkat,
penyemangat, keluhanku yang selalu sabar kamu dengarkan, dan
senyumanmu yang sangat berharga, kamu yang selalu menjadi alasan aku
tersenyum dan terus melangkah walau goyah untuk terus berusaha dan
pantang menyerah.
4. Terima kasih kepada sahabatku Squad Gokil Crew ( Luki, Ipid, Maya, Faiz,
Windi, Niofa, Septi dan Inul) yang senantiasa berkontribusi memberikan
dukungan dalam penyelesaian skripsi ini, semoga kalian sukses selalu.
5. Terima kasih kepada sahabatku keluarga kos pak herman ( yudhi putra
pamungkas, wahyu hidayat, terutama malik abdul aziz dan herdin febrianto)
9
atas canda dan tawa yang telah kita lewati bersama, terima kasih telah
memberikan tempat menginap dan waktu luang dalam penyelesaian skripsi
ini sampai tuntas. Dengan perjuangan dan kebersamaan kita pasti bisa!
6. Teman-teman seperjuanganku MBS angkatan 2014 khususnya kelas A yang
telah memberikan pelajaran hidup kepadaku.
7. Almamaterku IAIN Surakarta.
8. Semua pihak yang tidak dapat disebutkan oleh penulis satu persatu yang
telah berjasa dan membantuku baik moril maupun spiritnya dalam
penyusunan skripsi.
Penulis menyadari skripsi ini masih kurang sempurna, oleh karena itu,
penulis mengharapkan saran agar skripsi ini menjadi lebih baik.
10
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Segala puji dan syukur bagi Allah SWT yang telah melimpahkan rahmat,
karunia dan hidayahnya-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi, yang
berjudul “Pengaruh Pengalaman Merek, Kecintaan Merek dan Kepercayaan Merek
dalam Membangun Loyalitas Merek pada Pengguna Sepeda Motor Suzuki Satria F
150 di Surakarta”. Skripsi ini disusun untuk menyelesaikan Studi Jenjang Strata 1
(S1) Jurusan Manajemen Bisnis Syari’ah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN
Surakarta.
Penyusunan skripsi ini telah banyak mendapatkan dukungan dan batuan dari
berbagai pihak yang telah menyumbangkan pikiran, waktu, tenaga dan sebagainya.
Oleh karena itu, pada kesempatan ini dengan setulus hati penulis mengucapkan
banyak terima kasih kepada :
1. Dr. H. Mudofir S.Ag., M.Pd., Rektor Institut Agama Islam Negeri Surakarta.
2. Drs.H.Sri Walyoto, MM.,Ph.D., Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam.
3. Datien Eriska Utami, SE., M.Si., Ketua Jurusan Manajemen Bisnis Syariah,
Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam dan sekaligus Dosen Pembimbing
Akademik saya.
11
4. Zakky Fahma Auliya, S.E., M.M. Pembimbing Skripsi yang telah sabar
memberikan bimbingan dengan keikhlasan meluangkan waktunya untuk
memberikan nasehat, masukan dan arahan dalam penyusunan skripsi.
5. Erland Cahyo Saputro, S.Sos., M.Si., Kepala Perpustakaan IAIN Surakarta.
6. Konsumen pengguna sepeda motor Suzuki Satria F 150 yang berdomisili di
Surakarta yang telah memberi ijin mengadakan penelitian serta telah
membantu dan melayani semua kebutuhan data dan informasi yang penulis
perlukan dalam penelitian.
7. Bapak dan Ibu Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam IAIN Surakarta yang
telah memberikan bekal ilmu yang sangat bermanfaat bagi penulis.
8. Bapak dan Ibuku tercinta, terima kasih atas do’a, cinta serta dukungan yang tak
pernah ada habisnya, kasih sayangmu tak akan pernah kulupakan.
9. Teman-teman MBS angkatan 2014 khususnya kelas A yang telah memberikan
pelajaran hidup kepadaku.
Terhadap semuanya tiada kiranya penulis dapat membalasnya, hanya do’a
serta puji syukur kepada Allah SWT, semoga memberikan balasan kebaikan kepada
semuanya. Amin.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb.
Surakarta, 09 Juli 2018
Penulis
12
ABSTRACT
The purpose of this study was to determine the effect of brand experience,
brand love and brand trust in building brand loyalty to users of Suzuki Satria F 150
motorcycle in Surakarta. The sampling technique used in this research was non
probability sampling by using purposive sampling and obtained the research
sample as much as 100 respondents, the sample in this research is consumer of
motorcycle users of Suzuki Satria F 150 in Surakarta. The type of data in this study
was primary data using quantitative research methods and data analysis in this
study using multiple regression analysis with the help of SPSS version 20.
The results of this study indicate that brand experience has significant effect
on brand loyalty on motorcycle users suzuki satria f 150 in Surakarta, brand love
has significant effect to brand loyalty on suzuki satria f 150 motorcycle users in
Surakarta and brand trust has no significant effect on brand loyalty on motorcycle
users suzuki satria f 150 in surakarta.
Keywords: Brand Experience, Brand Love, Brand Trust, Brand Loyalty, Suzuki
Satria F 150.
13
ABSTRAK
Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh pengalaman
merek, kecintaan merek dan kepercayaan merek dalam membangun loyalitas merek
pada pengguna sepeda motor Suzuki Satria F 150 di Surakarta. Tehnik pengambilan
sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah non probability sampling
dengan menggunakan purposive sampling dan diperoleh sampel penelitian
sebanyak 100 responden, sampel dalam penelitian ini ialah konsumen pengguna
sepeda motor Suzuki Satria F 150 di Surakarta. Jenis data dalam penelitian ini ialah
data primer dengan menggunakan metode penelitian kuantitatif dan analisis data
pada penelitian ini menggunakan analisis regresi berganda dengan bantuan SPSS
versi 20.
Hasil dalam penelitian ini menunjukkan bahwa pengalaman merek
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas merek pada pengguna sepeda motor
suzuki satria f 150 di surakarta, kecintaan merek berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas merek pada pengguna sepeda motor suzuki satria f 150 di surakarta serta
kepercayaan merek tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas merek pada
pengguna sepeda motor suzuki satria f 150 di surakarta.
Kata kunci : Pengalaman Merek, Kecintaan Merek, Kepercayaan Merek, Loyalitas
Merek, Suzuki Satria F 150.
14
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL .................................................................................. i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING ........................................ ii
HALAMAN PERSETUJUAN BIRO SKRIPSI ........................................ iii
HALAMAN PERNYATAAN BUKAN PLAGIASI ................................. iv
HALAMAN NOTA DINAS ...................................................................... v
HALAMAN PENGESAHAN MUNAQASYAH ...................................... vi
HALAMAN MOTTO ................................................................................ vii
HALAMAN PERSEMBAHAN ................................................................ viii
KATA PENGANTAR ............................................................................... x
ABSTRACT ............................................................................................... xii
ABSTRAK ................................................................................................. xiii
DAFTAR ISI .............................................................................................. xiv
DAFTAR TABEL ...................................................................................... xviii
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. xix
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................. xx
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah ..................................................... 1
1.2. Identifikasi Masalah ........................................................... 9
1.3. Batasan Masalah ................................................................. 10
1.4. Rumusan Masalah .............................................................. 10
1.5. Tujuan penelitian ................................................................ 10
Halaman
15
1.6. Manfaat Penelitian .............................................................. 11
1.7. Jadwal Penelitian ................................................................ 11
1.8. Sistematika Penulisan Skripsi............................................. 11
BAB II LANDASAN TEORI
2.1. Kajian Teori ........................................................................ 14
2.1.1. Loyalitas Merek ....................................................... 14
2.1.1.1. Fungsi Loyalitas Merek ............................ 20
2.1.1.2. Tingkatan Loyalitas Merek ...................... 21
2.1.2. Pengalaman Merek ................................................... 23
2.1.3. Kecintaan Merek ...................................................... 27
2.1.4. Kepercayaan Merek ................................................. 31
2.2. Hasil Penelitian Yang Relevan ........................................... 35
2.3. Kerangka berpikir ............................................................... 38
2.4. Hipotesis ............................................................................. 39
BAB III METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Wilayah Penelitian ........................................... 42
3.2. Jenis Penelitian ................................................................... 42
3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel ......... 42
3.3.1. Populasi .................................................................. 42
3.3.2. Sampel .................................................................... 43
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel .................................. 43
3.4. Data dan Sumber Data ........................................................ 44
3.5. Teknik Pengumpulan Data ................................................. 44
16
3.6. Variabel Peneletian ............................................................ 45
3.7. Definisi Operasional Variabel ............................................ 46
3.8. Teknik Analisis Data .......................................................... 48
3.8.1. Uji Instrumen .......................................................... 48
1. Uji Validitas ...................................................... 48
2. Uji Reliabilitas .................................................. 48
3.8.2. Uji Asumsi Klasik .................................................. 49
1. Uji Normalitas .................................................. 49
2. Uji Heteroskedastisitas ..................................... 50
3. Uji Multikolinearitas ......................................... 50
3.8.3. Analisis Regresi Berganda ...................................... 51
3.8.4. Uji Ketepatan Model............................................... 51
1. Uji Koefisien Determinasi (R2) ........................ 51
2. Uji F .................................................................. 52
3.8.5. Uji T (Uji Hipotesis) .............................................. 52
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Responden ............................................................... 53
4.2. Uji Instrumen Penelitian ..................................................... 55
4.2.1. Uji Validitas ............................................................. 55
4.2.2. Uji Reliabilitas ......................................................... 56
4.3. Pengujian dan Hasil Analisis Data ..................................... 56
4.3.1. Uji Asumsi Klasik .................................................... 56
1. Uji Normalitas ...................................................... 57
17
2. Uji Heteroskedastisitas ......................................... 58
3. Uji Multikolinieritas ............................................. 59
4.3.2. Analisis Regresi Berganda ....................................... 60
4.3.3. Hasil Uji Ketepatan Model ....................................... 62
1. Koefisien Determinasi (R2) .................................. 62
2. Uji F ...................................................................... 63
4.3.4. Uji T.......................................................................... 64
4.3.5. Hasil Uji Hipotesis ................................................... 66
BAB V PENUTUP
1.1. Kesimpulan ......................................................................... 71
1.2. Keterbatasan Penelitian ...................................................... 72
1.3. Saran ................................................................................... 72
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
18
DAFTAR TABEL
Tabel 2.1. Hasil Penelitian Yang Relevan ................................................. 36
Tabel 3.1. Definisi Operasional Variabel ................................................... 46
Tabel 4.1. Deskripsi Responden Berdasarkan Jenis kelamin ..................... 53
Tabel 4.2. Deskripsi Responden Berdasarkan Umur ................................. 54
Tabel 4.3. Deskripsi Responden Berdasarkan Pendidikan Terakhir .......... 54
Tabel 4.4. Hasil Uji Validitas ..................................................................... 55
Tabel 4.5. Hasil Uji Reliabilitas ................................................................. 56
Tabel 4.6. Hasil Uji Normalitas ................................................................. 57
Tabel 4.7. Hasil Uji Heteroskedastisitas .................................................... 58
Tabel 4.8. Hasil Uji Multikolinieritas ........................................................ 59
Tabel 4.9. Hasil Analisis Regresi Berganda .............................................. 60
Tabel 4.10. Hasil Uji Koefisien Determinasi (R2) ..................................... 62
Tabel 4.11. Hasil Uji F ............................................................................... 63
Tabel 4.12. Hasil Uji T ............................................................................... 64
Tabel 4.13. Hasil Pengujian Hipotesis ....................................................... 66
Halaman
19
DAFTAR GAMBAR
Gambar 2.1. Kerangka Berpikir ................................................................. 39
Halaman
20
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Jadwal Penelitian ................................................................ 78
Lampiran 2 Kuisioner Penelitian ........................................................... 79
Lampiran 3 Hasil Perhitungan Kuisioner.............................................. 83
Lampiran 4 Hasil Uji Validitas .............................................................. 89
Lampiran 5 Hasil Uji Reliabilitas .......................................................... 91
Lampiran 6 Hasil Uji Asumsi Klasik ..................................................... 93
Lampiran 7 Hasil Uji Analisis Regresi Berganda .................................. 95
Lampiran 8 Hasil Uji Ketepatan Model ................................................. 96
Lampiran 9 Hasil Uji T .......................................................................... 97
Lampiran 10 Daftar Riwayat Hidup......................................................... 98
Halaman
21
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Globalisasi telah memberikan perubahan yang besar terhadap cara
perusahaan untuk berkompetisi. Dalam membeli produk konsumen akan selalu
mempertimbangkan apa manfaat atau nilai yang akan diterima dan berapa biaya
yang harus dibayar. Konsumen akan sangat kritis terhadap harga atau biaya yang
harus dikeluarkan untuk memperoleh manfaat atau produk tersebut. Posisi
konsumen yang kuat dan sangat kritis ini juga merupakan akibat globalisasi
informasi yang membuat konsumen sangat teliti terhadap setiap produk yang
ditawarkan. Dalam situasi seperti ini, mutu produk menjadi sangat relatif, artinya
tergantung pada penilaian konsumen (Yunitasari & Yuniawan, 2006)
Jumlah penduduk Indonesia yang semakin bertambah diiringi dengan
meningkatnya taraf hidup masyarakat serta mudahnya akses kepemilikan
kendaraan sepeda motor telah menambah maraknya persaingan bisnis. Globalisasi
mengakibatkan dunia menjadi satu kesatuan yang besar. Jarak antara satu belahan
bumi dengan yang lainnya menjadi semakin dekat dan singkat, ditambah lagi
dengan semakin terbukanya sekat ekonomi antara negara yang satu dengan negara
yang lain semakin mendorong ekonomi bebas. Industri motor merupakan salah satu
contoh menarik dalam persaingan bisnis.
22
Sepeda motor menjadi modal transportasi yang paling favorit digunakan
oleh masyarakat dewasa ini. Terpilihnya sepeda motor sebagai sarana transportasi
yang paling favorit disebabkan karena keunggulan sepeda motor itu sendiri dalam
hal biaya perawatan, biaya bahan bakar, efektivitas waktu perjalanan, kenyamanan
serta kemampuannya untuk menerobos kemacetan yang terjadi dijalan raya
(Sampel, 2016).
Meningkatnya minat masyarakat terhadap sepeda motor ternyata tidak disia-
siakan oleh pihak produsen sepeda motor untuk memproduksi semakin banyak
model untuk ditawarkan kepada masyarakat. Produsen sepeda motor berlomba
untuk memproduksi sepeda motor tipe terbaru dengan teknologi terbaru dan
keunggulan-keunggulan lainnya agar menarik minat masyarakat. Salah satu produk
sepeda motor andalan suzuki ialah Satria F 150 (Sampel, 2016).
Suzuki Satria F 150 salah satu sepeda motor tercepat di kategori underbone
4-Tak. Motor ini diproduksi oleh Suzuki Motor Corporation menggantikan model
Suzuki FXR150. Mengusung mesin berteknologi tinggi dengan volume silinder
bersih 147.3 cc, 4 klep digerakkan oleh Camshaft ganda. Konfigurasi mesin seperti
ini juga disebut DOHC yang biasa ditemui pada mesin Mobil. Ditunjang dengan
transmisi 6 percepatan, gigi rasio pendek, dan konstruksi sasis ringan menjadikan
motor ini mampu melesat paling cepat di kelas Underbone. Dalam slogannya,
Suzuki menjuluki motor ini 'Hyper Underbone’.
Menurut data yang diperoleh dari Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia
(AISI) disimpulkan bahwa penjualan sepeda motor Suzuki Satria F 150 dari tahun
ke tahun selalu mengalami penurunan. Tercatat dari tahun 2013 terjual sebanyak
23
400.675 unit, sedangkan di tahun 2014 mengalami penurunan drastis yakni 275.184
unit, di tahun 2015 penjualan Satria F 150 kembali mengalami penurunan yakni
95.450 unit s.d agustus (Mansarpost.com).
Penjualan sepeda motor Suzuki Satria F 150 menurut data AISI, Suzuki
Satria F 150 terjual sebanyak 15.186 unit sepanjang 2017. Total penjualan sepeda
motor tipe underbone tersebut anjlok cukup dalam dibandingkan dengan tahun
sebelumnya, yakni 61,5 persen. Pada 2016, Suzuki Satria F mampu mencatatkan
penjualan sebanyak 39.465 unit (Tempo.co).
Penjualan kendaraan roda dua secara total mengalami penurunan pada 2017
di Indonesia. Penjualan tersebut juga tidak dapat mencapai target yang telah
ditetapkan Asosiasi Industri Sepeda Motor Indonesia (AISI). AISI yang memiliki
anggota APM seperti Astra Honda Motor, Kawasaki Motor Indonesia, Suzuki
Indomobil Motor, TVS Motor Company Indonesia, dan Yamaha Indonesia Motor
Manufacturing menargetkan penjualan sepeda motor mencapai 5,9 juta unit pada
2017 Penurunan penjualan kendaraan bermotor berpengaruh khususnya di semester
satu 2017 dengan capaian 2,7 juta unit. Sementara di semester dua terdapat
peningkatan hingga 3,2 juta unit (Republika.co.id).
Segmen yang paling mendominasi pada 2017 yakni matic, karena
kemudahan yang ditawarkan dalam berkendara. Sedangkan untuk pangsa pasar
terbesar dari penjualan sepeda motor yakni dari Honda sebanyak 75 persen.
Kemudian Yamaha berada di posisi kedua dengan market share sebesar 22 persen.
Sebelumnya puncak penjualan sepeda motor terjadi pada 2011 lalu, menembus
hingga delapan juta unit. Namun, kemudian terus mengalami penurunan, 2014
24
sebanyak 7,9 juta unit, diikuti 2015 sebanyak 6,5 juta unit,dan 2016 sebanyak 5,9
unit (Republika.co.id).
Menurunnya penjualan sepeda motor Suzuki membuat Suzuki Indomobil
Sales (SIS) sibuk memikirkan strategi baru untuk mendongkrak angka penjualan di
Indonesia. Pada periode Januari-November 2015, menurut data Asosiasi Industri
Sepeda Motor Indonesia (AISI) yang dikutip Indonesia Investments, pangsa pasar
Suzuki di Indonesia hanya sekitar 1,74 persen dari 5,6 juta motor yang terjual dalam
periode tersebut. Artinya, angka penjualan jenama Jepang ini tidak sampai angka
100.000 unit (Beritagar.id).
Era globalisasi menjanjikan suatu peluang dan tantangan bisnis baru bagi
perusahaan yang beroperasi di Indonesia. Di satu sisi, era globalisasi memperluas
pasar produk dari perusahaan di Indonesia dan, di sisi lain, keadaan tersebut
memunculkan persaingan yang semakin ketat baik antar perusahaan domestik
maupun dengan perusahaan asing (Durianto et al., 2001).
Fenomena persaingan yang ada dalam era globalisasi akan semakin
mengarahkan sistem perekonomian Indonesia ke mekanisme pasar yang
mempromosikan pemasar untuk selalu mengembangkan dan merebut market share
(pangsa pasar). Salah satu aset untuk mencapai keadaan tersebut adalah brand
(merek) (Durianto et al., 2001).
Merek lebih dari sekedar nama dan lambang. Merek adalah elemen kunci
dalam hubungan perusahaan dengan konsumen. Merek mempresentasikan persepsi
dan perasaan konsumen atas sebuah produk dan kinerjanya semua hal tentang arti
25
produk atau jasa kepada konsumen. Dalam analisis akhir, merek ada dalam pikiran
konsumen (Kotler dan Amstrong, 2008).
Nilai nyata dari sebuah merek yang kuat adalah kekuatannya untuk
menangkap preferensi dan loyalitas merek. Merek mempunyai jumlah kekuatan dan
nilai yang sangat beragam di pasar. Kadang-kadang konsumen terikat sangat erat
dengan merek tertentu seperti contoh sangat menyukai dengan produk sepeda motor
Suzuki Satria F 150 (Kotler dan Amstrong, 2008).
Merek adalah sebuah nama, istilah, tanda, lambang, atau desain atau
kombinasi semua ini, yang menunjukkan identitas pembuat atau penjual produk
atau jasa. Konsumen memandang merek sebagai bagian penting dari produk.
Penetapan merek menjadi begitu kuat sehingga saat ini tidak ada produk yang tidak
memiliki merek (Kotler dan Amstrong, 2008).
Menurut Panjaitan et al., (2016) Pengalaman Merek telah menarik perhatian
dalam praktek pemasaran sekarang ini. Praktisi-praktisi pemasaran harus
menyadari bahwa dengan memahami apa sebenarnya peran Pengalaman Merek,
akan sangat membantu para pemasar untuk mengembangkan strategi pemasaran.
Menurut Zarantonello (2010), Pengalaman Merek didefinisikan sebagai
sensasi, perasaan, kognisi, dan tanggapan konsumen yang ditimbulkan oleh merek,
terkait rangsangan yang ditimbulkan oleh desain merek, identitas merek,
komunikasi pemasaran, orang dan lingkungan merek tersebut dipasarkan.
Pengalaman Merek merupakan respon internal dari pelanggan dan respon
perilaku yang ditimbulkan oleh rangsangan merek terkait yang merupakan bagian
dan desain merek identitas, kemasan, komunikasi dan lingkungan. Brand
26
experiencemerupakan aspek pengalaman yang terdiri dari seluruh pemahaman dan
persepsi merek oleh pelanggan. Maka dari itu, pemasar harus memahami
pengalaman pelanggan tentang merek mereka untuk dapat mengembangkan strategi
pemasaran. Dalam strategi merek, pengalaman mengenai merek menjadi hal
penting. Tidak ada yang lebih kuat daripada pengalaman pelanggan terhadap merek
(Yulianti & Tung, 2013).
Pengalaman Merek dimulai pada saat konsumen mencari produk, membeli,
menerima pelayanan dan mengkonsumsi produk. Pengalaman Merekdapat
dirasakan langsung saat konsumen mengkonsumsi dan membeli produk.
Pengalaman Merekdapat dirasakan secara tidak langsung saat konsumen melihat
iklan atau juga saat pemasar mengkomunikasikan produk melalui sebuah website
(Panjaitan et al., 2016).
Carroll dan Ahuvia (2006) menyatakan bahwa cinta kepada merek
dihasilkan dari kepuasan dan kepuasan itulah yang membentuk dasar untuk cinta
merek. Kepuasan dan cinta adalah fenomena yang berbeda. Dua pelanggan dapat
puas dengan kinerja dari merek yang sama,tapi kesetiaan mereka pada tingkat cinta
dapat menunjukkan perbedaan. Setelah merek digunakan, dapat memuaskan,harus
ada interaksi jangka panjang untuk dapat dikatakancinta terhadap merek.
Carroll dan Ahuvia (2006) memberikan tigakunci penting yang
membedakan cinta merek dengan kepuasan. Pertama, cinta merek lebih fokus ke
sifat afektif sementara kepuasan lebih ke penilaian kognitif. Kedua, cintamerek
adalah hasil dari hubungan jangka panjang antara merek dengan pelanggan,
sementara kepuasan adalah hasil dari pembeliantertentu. Ketiga, kecintaan
27
seseorang kepada merek bersedia untuk menyatakan cinta mereka dan
mengintegrasikan merek dalam identitas mereka.
Kepercayaan merek adalah kemampuan merek untuk dipercaya (brand
reliability), yang bersumber pada keyakinan konsumen bahwa produk tersebut
mampu memenuhi nilai yang dijanjikan dan intensi baik merek (brand intention)
yang didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek tersebut mampu
mengutamakan kepentingan konsumen (Ferrinnadewi, 2008).
Menurut Ballester (2001), mengemukakan bahwa kepercayaan merek
merupakan perasaan aman yang diperoleh konsumen dalam interaksinya dengan
merek yang didasarkan pada persepsi bahwa merek tersebut dapat diandalkan dan
memenuhi kepentingan serta keselamatan konsumen.
Kepercayaan terhadap merek menjadi dasar terciptanya customer’s brand
loyalty mengingat persoalan merek menjadi salah satu persoalan yang harus
dipantau secara terus menerus oleh setiap perusahaan. Merek - merek yang kuat,
teruji dan bernilai tinggi terbukti tidak hanya sukses mengalahkan hitungan-
hitungan rasional, tetapi juga canggih mengolah sisi - sisi emosional konsumen
(Kotler, 2003).
Keberadaan konsumen yang loyal pada merek sangat diperlukan agar
perusahaan dapat bertahan hidup. Loyalitas dapat diartikan sebagai suatu komitmen
yang mendalam untuk melakukan pembelian ulang produk atau jasa yang menjadi
preferensinya secara konsisten pada masa yang akan datang dengan cara membeli
ulang merek yang sama meskipun ada pengaruh situasional dan usaha pemasaran
yang dapat menimbulkan perilaku peralihan. Loyalitas merek menunjukan adanya
28
suatu ikatan antara pelanggan dengan merek tertentu dan ini sering kali ditandai
dengan adanya pembelian ulang dari pelanggan (Yuli et al., 2010).
Loyalitas merek dapat diartikan sebagai sifat positif konsumen terhadap
suatu merek, dan konsumen memiliki keinginan kuat untuk membeli ulang produk
yang sama pada saat sekarang dan masa yang akan datang. Keinginan kuat ini
dibuktikan dengan tetap membeli merek yang sama (Sudaryono, 2016).
Loyalitas merek merupakan dimensi inti dari ekuitas merek. Pelanggan
yang loyal akan menjadi hambatan masuk bagi para pesaing, memungkinkan
ditetapkannya harga premium, tersedianya waktu untuk menanggapi inovasi para
pesaing, dan bisa menjadi benteng pelindung dari kemungkinan kompetisi harga
(Tjiptono dan Diana, 2000).
Selain itu, loyalitas merek berdampak pula pada biaya pemasaran yang lebih
efisien, dimana biaya mempertahankan pelanggan jauh lebih murah daripada
menarik pelanggan baru. Dengan demikian, sangatlah wajar apabila setiap produsen
menghendaki produk-produknya memiliki pelanggan yang loyal (Tjiptono dan
Diana, 2000).
Perasaan yang sesungguhnya yang dirasakan konsumen tidak dapat
diketahui sehingga kemudian dikembangkan pendekatan yang kedua yaitu sikap,
konsumen yang loyal adalah konsumen yang menyatakan suka terhadap merek
tersebut dan kemudian menggunakannya. Dengan kata lain, loyalitas merek dapat
diartikan sebagai pembelian berulang-ulang yang terus menerus atas produk dengan
merek yang sama selama kurun waktu tertentu (Sudaryono, 2016).
29
Oleh karena itu dari fenomena diatas, peneliti tertarik untuk melakukan
penelitian ingin melihat bagaimana “Pengaruh Pengalaman Merek, Kecintaan
Merek, dan Kepercayaan Merek dalam Membangun Loyalitas Merek pada
Pengguna Sepeda Motor Suzuki Satria F 150 di Surakarta”.
1.2. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian pada latar belakang, maka penulis mencoba untuk
mengidentifikasi masalah yang akan dibahas sebagai berikut :
1. Menurunnya penjualan motor di tahun 2017
2. Penjualan atau pendistribusian sepeda motor Suzuki Satria F 150 di tahun
2013-2017 terus menurun dikarenakan faktor harganya yang relatif mahal
dibandingkan rival-rivalnya, pemakaian bahan bakar yang lebih boros
dibadingkan motor lainnya dengan model dan spesifikasi yang sama,
masyarakat yang cenderung bosan akan model/tampilan dari motor Suzuki
Satria F 150 yang tidak jauh berbeda dari model-model sebelumnya.
1.3. Batasan Masalah
Penelitian ini dibatasi pada Pengaruh Pengalam Merek, Kecintaan Merek,
Kepercayaan Merek dalam Membangun Loyalitas Merek Pada Pengguna Sepeda
Motor Suzuki Satria F 150.
1.4. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah yang ada, maka rumusan masalah
dalam penelitian ini adalah sebagai berikut:
30
1. Apakah pengalaman merek berpengaruh terhadap loyalitas merek pada
pengguna sepeda motor suzuki satria f 150?
2. Apakah kecintaan merek berpengaruh terhadap loyalitas merek pada pengguna
sepeda motor suzuki satria f 150?
3. Apakah kepercayaan merek berpengaruh terhadap loyalitas merek pada
pengguna sepeda motor suzuki satria f 150 ?
1.5. Tujuan Penelitian
Berdasarkan rumusan masalah di atas, tujuan yang ingin dicapai adalah:
1. Untuk mengetahui pengaruh pengalaman merek terhadap loyalitas merek
pengguna sepeda motor suzuki satria f 150
2. Untuk mengetahui pengaruh kecintaan merek terhadap loyalitas merek
pengguna sepeda motor suzuki satria f 150
3. Untuk mengetahui pengaruh kepercayaan merek terhadap loyalitas merek
pengguna sepeda motor suzuki satria f 150
1.6. Manfaat Penelitian
Adapun manfaat dari hasil penelitian ini adalah sebagai berikut:
1. Bagi pihak perusahaan, hasil penelitian ini sebagai informasi yang dapat
dijadikan salah satu acuan dalam mengembangkan produk motor “Suzuki
Satria F 150” dimasa akan datang.
2. Bagi pihak konsumen, diharapkan penelitian ini dapat memberikan informasi
ilmiah sebagai bahan pertimbangan untuk peneliti selanjutnya yang
berhubungan dengan perilaku konsumen.
31
1.7. Jadwal Penelitian
Terlampir
1.8. Sistematika Penulisan Skripsi
Untuk memberikan gambaran tentang penelitian yang dilakukan maka
dibuat suatu sistematika penulisan tentang informasi mengenai materi dan hal-hal
yang dibahas pada setiap bab. Sistematika penulisan yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
Bab I. Pendahuluan
Bab pendahuluan mendeskripsikan tentang latar belakang masalah,
identifikasi masalah, batasan masalah, rumusan masalah, tujuan
penelitian, manfaat penelitian, jadwal penelitian dan sistematika
penulisan skripsi.
Bab II. Landasan Teori
Bab landasan teori menjelaskan tentang kajian teori yang berisi
teori-teori mengenai Pengalaman Merek, Kecintaan Merek dan
Kepercayaan Merek dalam Membangun Loyalitas Merek pada
pengguna Sepeda Motor Suzuki Satria F, serta hasil penelitian
terdahulu yang relevan sebagai dasar acuan dan referensi bagi
peneliti, kerangka berfikir dan hipotesis sebagai dasar memecahkan
masalah.
32
Bab III. Metode Penelitian
Bab metode penelitian menguraikan tentang waktu dan wilayah
penelitian, jenis penelitian, populasi, sampel, teknik pengambilan
sampel data dan sumber data, teknik pengumpulan data, variabel
penelitian, definisi operasional variabel dan teknik analisis data
Bab IV. Analisis Data dan Pembahasan
Bab Analisis Data dan Pembahasan menguraikan tentang gambaran
umum penelitian yang menggambarkan objek penelitian, pengujian
dan hasil analisis data serta pembahasan analisis data (pembuktian
hipotesis) yang menguraikan tentang cara memecahkan masalah
Byang diteliti dan menguji pengaruh Pengalam Merek, Kecintaan
Merek, Kepercayaan Merek dalam Membangun Loyalitas Merek.
Membahas hasil dari analisis data dan menjawab pertanyaan-
pertanyaan yang disebutkan dalam rumusan masalah.
Bab V. Penutup
Bab Penutup menguraikan tentang kesimpulan dari hasil penelitian,
keterbatasan penelitian dan saran-saran. Kesimpulan harus
menjawab masalah yang diangkat dalam penelitian, dan saran-saran
untuk rekomendasi penelitian sebelumnya.
33
BAB II
LANDASAN TEORI
2.1. Kajian Teori
2.1.1. Loyalitas Merek
Loyalitas merek diartikan sebagai sikap positif konsumen terhadap suatu
merek, dan yang sama konsumen memiliki keinginan kuat untuk membeli ulang
produk yang sama pada saat sekarang dan masa yang akan datang. Keinginan kuat
ini dibuktikan dengan tetap membeli merek yang sama. Loyalitas merek atau
loyalitas pelanggan sebenarnya merupakan dua istilah yang hampir mirip maknanya
sehingga sering disebut loyalitas merek saja. Loyalitas pelanggan itu dalam jangka
panjang selalu menjadi tujuan bagi perencanaan pasar strategis (Sudaryono, 2016).
Keberadaan konsumen yang loyal pada merek sangat diperlukan agar
perusahaan dapat bertahan hidup. Loyalitas dapat diartikan sebagai suatu komitmen
yang mendalam untuk melakukan pembelian ulang produk atau jasa yang menjadi
preferensinya secara konsisten pada masa yang akan datang dengan cara membeli
ulang merek yang sama meskipun ada pengaruh situasional dan usaha pemsaran
yang dapat menimbulkan perilaku peralihan. Loyalitas merek menunjukan adanya
suatu ikatan antara pelanggan dengan merek tertentu dan ini sering kali ditandai
dengan adanya pembelian ulang dari pelanggan (Yuli et al., 2010).
34
Menurut Aaker (2009) mendefinisikan loyalitas merek merupakan suatu
ukuran keterkaitan pelanggan terhadap sebuah merek. Ukuran ini mampu
memberikan gambaran tentang kemungkinan seorang pelanggan beralih ke produk
lain terutama pada suatu merek tersebut didapatinya adanya perubahan, baik
menyangkut harga atau atribut lain.
Loyalitas merek merupakan satu ukuran keterkaitan konsumen kepada
sebuah merek (Aaker, 1997). Sedangkan Ferrel (2002) memahami loyalitas merek
sebagai suatu perilaku positif terhadap suatu merek yang mendorong konsumen
untuk secara konsisten membeli merek tersebut ketika membutuhkan produk pada
kategori tersebut.
Ketiga definisi tersebut mencerminkan bagaimana seorang pelanggan
mungkin tidak akan beralih ke merek lain jika merek tersebut membuat suatu
perubahan, baik dalam harga atau dalam unsur-unsur produk. Dari semua hal
mengenai yang dilakukan oleh perusahaan, ada satu aktifitas yang sering lupa
dilakukan oleh para pemasar, yaitu menjaga dan mempertahankan merek. Selain
itu, untuk membangun mempertahankan loyalitas konsumen atas suatu merek maka
perlu dilakukan interaksi antara produsen dan konsumen baik lewat telepon,
internet maupun sarana lainnya (Sudaryono, 2016).
Loyalitas sangat tergantung pada kepuasan konsumen. Semakin puas
seorang konsumen terhadap suatu merek, semakin loyal konsumen tersebut.
Pendekatan perilaku tidak mengungkap alasan seseorang membeli suatu produk,
apakah konsumen benar-benar loyal terhadap produk itu atau hanya pembelian
yang berulang (Sudaryono, 2016).
35
Perasaan yang sesungguhnya yang dirasakan konsumen tidak dapat
diketahui sehingga kemudian dikembangkan pendekatan yang kedua, yaitu
pendekatan sikap. Konsumen yang loyal adalah konsumen yang menyatakan suka
terhadap merek tersebut dan kemudian menggunakannya. Loyalitas merek akan
menyebabkan munculnya komitmen merek, yaitu kedekatan emosional dan
psikologi dari konsumen terhadap suatu produk (Sudaryono, 2016).
Dengan kata lain, loyalitas merek dapat diartikan sebeagai pembelian
berulang yang terus menerus atas produk dengan merek yang sama selama kurun
waktu tertentu. Pada pendekatan perilaku, loyalitas terhadap merek produk dapat
diukur melalui:
1. Proporsi frekuensi pembelian suatu merek produk dibandingkan dengan
jumlah pembelian selama periode waktu tertentu.
2. Tindakan yang dilakukan ketika mendapatkan merek produk yang dicari tida
tersedia ditempat pembelian.
Menurut Aaker (2013) sebuah basis pelanggan loyal yang ada menyediakan
keunggulan kompetitif berkelanjutan yang hebat :
1. Basis pelanggan mengurangi biaya pemasaran untuk menjalankan bisnis, sejak
pelanggan yang ada biasanya relatif mudah untuk dipertahankan-hal yang
familiar itu menyenangkan dan meyakinkan. Menjaga agar pelanggan yang ada
tetap bahagia dan mengurangi motivasi mereka untuk berubah biasanya jauh
lebih murah dibandingkan dengan mencoba menjangkau pelanggan baru serta
membujuk mereka untuk mencoba merek lain. Tentu saja, semakin tinggi
36
loyalitas (merek), semakin mudah untuk menjaga untuk menjaga agar
pelanggan tetap bahagia.
2. Loyalitas dari pelanggan yang ada menunjukka hambatan masuk yang besar
bagi kompetitif, sumber daya yang penting dibutuhkan ketika memasuki pasar
di mana pelanggan yang ada harus menarik diri dari merek mapan dimana
merek loyal atau bahkan hanya puas dengan merek tersebut. Jadi, potensi
keuntungan pelaku pasar yang baru masak dikurangi. Akan tetapi, agar
halangan tersebut efektif,kompetitor potensial harus mengetahuinya; mereka
tidak diperbolehkan untuk menghibur angan-angan yang ada bagi pelanggan
yang lemah. Oleh karena itu, sinyal loyalitas pelanggan yang kuat, seperti
kelompok pelanggan yang berkepentingan, dapat bermanfaat.
3. Sebuah hal yang relatif besar. Basis pelanggan yang puas menyediakan citra
merek sebagai produk yang telah diterima secara umum,sukses,dan tahan lama
sehingga akan memasukkan dukungan jasa dan perbaikan produk. Serangkaian
pelanggan yang loyal juga menyediakan hal yang menjamin bagi pelanggan
lain. Faktanya, pelanggan menemukan kesenangan ketika pelanggan lain telah
memilih merek (yang sama).
4. Loyalias merek menyediakan waktu untuk merespons gerakan kompetitif-
loyalitas merek memberikan beberapa ruang gerak bagi perusahaan. Jika
kompetitor mengembangkan produk yang lebih baik, pengikut setia akan
merelakan waktu yang dibutuhkan perusahaan untuk merespons dengan
menyesuaikan atau menetralkan penawaran. Dengan tingkat loyalitas merek
37
yang tinggi, perusahaan memungkinkan dirinya bermewah-mewah mengejar
strategi pengikut pasar yang kurang berisiko.
Menurut Aaker (2013) Pengelolaan loyalitas merek merupakan kunci untuk
mencapai kesuksesan strategis. Beberapa pernyataan berikut ini menggambarkan
kecenderungan perusahaan yang mengelola loyalitas merek dengan baik.
1. Ukur loyalitas pelanggan yang ada, pengukuran harus mencakup tidak hanya
indikator kepuasan sensitif, tetapi juga mengukur hubungan antara pelanggan
dan merek.
2. Lakukan exit interview (wawancara keluar) dengan orang yang meninggalan
merek untuk menempatkan titik yang rentan
3. Miliki kultur pelanggan, dimana orang orang di seluruh organisasi
diberdayakan dan dimotivasi untuk menjaga agar pelanggan tetap bahagia.
Mempertahankan loyalitas merek bukanlah pekerjaan yang mudah. Pesaing
menggunakan berbagai teknik dalam mendorong konsumen agar bersedia mencoba
merek lain diantaranya melalui pengenalan produk baru serta pemberian contoh
(sampel) produk gratis. Pemasar harus terus berupaya untuk mempertahankan
pelanggan yang loyal dan berupaya untuk mendapatkan pelanggan pengganti dalam
hal pelanggan lama pindah ke merek lain (Muanas, 2014).
Rangkuti (2009) menjelaskan bahwa loyalitas merek dapat diukur melalui:
1. Behavior measures
Suatu cara langsung untuk menentukan loyalitas terutama untuk habitual
behavior (perilaku kebiasaan) adalah dengan memperhitungkan pola
pembelian aktual.
38
2. Measuring switch cost
Pengukuran pada variabel ini dapat mengidentifiksikan loyalitas pelanggan
dalam suatu merek. Pada umumnya jika biaya untuk mengganti merek sangat
mahal, pelanggan akan enggan untuk berganti merek sehingga laju penyusutan
kelompok pelanggan dari waktu ke waktu akan rendah.
3. Measuring satisfaction
Pengukuran terhadap kepuasan atau ketidakpuasan pelanggan suatu merek
merupakan indikator paling penting dalam loyalitas merek. Bila ketidakpuasan
pelangganterhadap suatu merek rendah, maka pada umumnya tidak cukup
alasan bagi pelanggan untuk berpindah ke merek lain kecuali bila ada faktor
penarik yang cukup kuat.
4. Measuring liking brand
Kesukaan terhadap merek, kepecayaan, perasaan hormat atau bersahabat
dengan suatu merek membangkitkan kehangatan dan kedekatan dalam
perasaan pelanggan. Akan sulit bagi merek lain untuk menarik pelanggan yang
berada dalam tahap ini. Ukuran rasa suka tersebut adalah kemauan untuk
membayar harga yang lebih mahal untuk mendapatkan produk tersebut.
5. Measuring commitment
Salah satu indikator kunci adalah jumlah interaksi dan komitmen pelanggan
terkait dengan produk tersebut. Kesukaan pelanggan akan suatu merek akan
mendorong mereka untuk membicarakan merek tersebut kepada orang lain
baik dalam taraf menceritakan atau sampai tahap merekomendasikan.
39
2.1.1.1. Fungsi Loyalitas Merek
Menurut Sudaryono (2016) dengan pengelolaan dan pemanfaatan yang
benar, brand loyalty atau loyalitas merek dapat menjadi suatu strategi bagi
perusahaan untuk melakukan komunikasi pemasaran. Berikut ini potensi yang
dapat diberikan oleh brand loyalty kepada perusahaan:
1. Mengurangi biaya pemasaran, dalam kaitannya dengan biaya pemasaran, akan
lebih murah mempertahankan pelanggan dibanding dengan upaya
mendapatkan pelanggan baru. Jadi biaya pemasaran akan lebih irit jika brand
loyalty meningkat. Ciri yang paling tampak dari jenis pelanggan ini adalah
mereka membeli sebuah produk karena harganya murah.
2. Meningkatkan perdagangan atau penjualan. Loyalitas yang kuat terhadap suatu
merek akan menghasilkan peningkatan penjualan dan memperkuat keyakinan
perantara pemasaran. Dapat disimpulkan bahwa pembeli ini dalam membeli
suatu merek didasarkan atas kebiasaan mereka selama ini.
3. Menarik mint pelanggan baru dengan banyaknya pelanggan suatu merek yang
merasa tidak puas pada suatu merek akan menyebabkan pindahnya pelanggan
pada merek lain terutama jika pembelian yang mereka lakukan beresiko tinggi.
Di samping itu pelanggan yang puas akan merekomendasikan mereknya
kepada orang yang dekat dengannya sehingga akan menarik pelanggan baru.
40
2.1.1.2. Tingkatan Loyalitas Merek
Dalam kaitannya dengan Loyalitas Merek suatu produk, didapati adanya
beberapa tingkatan Loyalitas Merek. Masing-masing tingkatannya menunjukkan
tantangan pemasaran yang harus dihadapi sekaligus aset yang dimanfaatkan.
Adapun tingkatan Loyalitas Merektersebut adalah sebagai berikut (Durianto et al.,
2001) :
1. Switcher (berpindah-pindah)
Pelanggan yang berada pada tingkat loyalitas ini dikatakan sebagai
pelanggan yang berada pada tingkat paling dasar. Semakin tinggi frekuensi
pelanggan untuk memindahkan pembeliannya dari suatu merek ke merek yang
lain mengindikasikan mereka sebagai pembeli yang sama sekali tidak loyal
atau tidak tertarik pada merek tersebut.
2. Habitual buyer (pembeli yang bersifat kebiasaan)
Pembeli yang berada dalam tingkat loyalitas ini dapat dikategorikan sebagai
pembeli yang puas dengan merek produk yang dikonsumsinya atau setidaknya
mereka tidak mengalami ketidakpuasan dalam mengkonsumsi merek produk
tersebut. Pada tingkatan ini pada dasarnya tidak didapati alasan yang mencukup
untuk menciptakan keinginan untuk membeli produk yang lain atau berpindah
merek terutama jika peralihan tersebut memerlukan usaha, biaya maupun
berbagai pengorbanan lain.
3. Satisfied buyer (pembeli yang puas dengan biaya peralihan)
Pada tingkatan ini, pembeli merek masuk dalam kategori puas apabila
mereka mengkonsumsi merek tersebut. Meskipun demikian mungkin saja
41
mereka memindahkan pembeliannya ke merek lain dengan menanggung
switching cost (biaya peralihan) yang terkait dengan waktu, uang, atau risiko
kinerja yang melekatkan dengan tindakan mereka beralih merek.
4. Likes the brand (menyukai merek)
Pembeli yang masuk dalam kategori loyalitas ini merupakan pembeli yang
sungguh-sungguh menyukai merek tersebut. Pada tingkatan ini dijumpai
perasaan emosional yang terkait pada merek. Rasa suka pembeli bisa saja
didasari oleh asosiasi yang terkait dengan simbol, rangkaian pengalaman dalam
penggunaan sebelumnya baik yang dialami pribadi maupun oleh kerabatnya
ataupun disebabkan oleh perceived quality yang tinggi. Meskipun demikian
seringkali rasa suka ini merupakan suatu perasaan yang sulit di identifikasi dan
ditelusuri dengan cermat untuk dikategorikan ke dalam sesuatu yang spesifik.
5. Commited buyer (pembeli yang komit)
Pada tahapan ini pembeli merupakan pelanggan yang setia. Mereka
memiliki suatu kebanggan sebagai pengguna suatu merek dan bahkan merek
tersebut menjadi sangat penting bagi mereka dipandang dari segi fungsinya
maupun sebagai suatu ekspresi mengenai siapa sebenarnya mereka.
Menurut Sahin et al., (2011) terdapat 3 indikator dari loyalitas merek
yaitu:
a. Merek yang diunggulkan
b. Setia terhadap merek
c. Memiliki kesan yang positif terhadap merek
42
2.1.2. Pengalaman Merek
Menurut Panjaitan et al., (2016) Pengalaman Merek telah menarik perhatian
dalam praktek pemasaran sekarang ini. Praktisi-praktisi pemasaran harus
menyadari bahwa dengan memahami apa sebenarnya peran Pengalaman Merek,
akan sangat membantu para pemasar untuk mengembangkan strategi pemasaran.
Menurut Zarantonello (2010), Pengalaman Merek didefinisikan sebagai
sensasi, perasaan, kognisi, dan tanggapan konsumen yang ditimbulkan oleh merek,
terkait rangsangan yang ditimbulkan oleh desain merek, identitas merek,
komunikasi pemasaran, orang dan lingkungan merek tersebut dipasarkan.
Pengalaman Merek merupakan respon internal dari pelanggan dan respon
perilaku yang ditimbulkan oleh rangsangan merek terkait yang merupakan bagian
dan desain merek identitas, kemasan, komunikasi dan lingkungan. Pengalaman
Merek merupakan aspek pengalaman yang terdiri dari seluruh pemahaman dan
persepsi merek oleh pelanggan. Maka dari itu, pemasar harus memahami
pengalaman pelanggan tentang merek mereka untuk dapat mengembangkan strategi
pemasaran. Dalam strategi merek, pengalaman mengenai merek menjadi hal
penting. Tidak ada yang lebih kuat daripada pengalaman pelanggan terhadap merek
(Yulianti & Tung, 2013).
Pengalaman Merek dimulai pada saat konsumen mencari produk, membeli,
menerima pelayanan dan mengkonsumsi produk. Pengalaman Merekdapat
dirasakan langsung saat konsumen mengkonsumsi dan membeli produk.
Pengalaman Merek dapat dirasakan secara tidak langsung saat konsumen melihat
43
iklan atau juga saat pemasar mengkomunikasikan produk melalui sebuah website
(Panjaitan et al., 2016).
Menurut Schmitt (1999) idealnya, sebuah perusahaan yang ingin
menerapkan experiential marketing mampu memberikan experience yang integral,
yaitu menyampaikan kelima elemen experience melalui Experience Provider yang
terdiri dari:
a. Komunikasi, meliputi iklan, komunikasi perusahaan baik internal maupun
eksternal, dan public relation.
b. Identitas dan tanda baik visual maupun verbal, meliputi nama, logo, warna,
dan lain-lain.
c. Tampilan produk, baik desain, kemasan, maupun penampakan.
d. Co-branding, meliputi even-even pemasaran, sponsorship, aliansi dan
rekanan kerja, lisensi, penempatan produk dalam film, dan sebagainya.
e. Lingkungan spatial, termasuk desain kantor, baik interior maupun eksterior,
outlet penjualan, ekshibisi penjualan, dan lain-lain.
f. Orang, meliputi penjual, representasi perusahaan, customer service,
operator call centre.
Schmitt (1999) juga mengemukakan beberapa cara untuk membentuk dan
mengelola Pengalaman merek (Brand Experience), yakni:
a. Experience don’t just happen; they need to be planned.
Dalam proses perencanaan, seorang pemasar harus kreatif, memanfaatkan
kejutan, intrik, dan bahkan provokasi.
44
b. Think about the customer experience first.
Seorang pemasar menentukan karakteristik-karakteristik fungsional dari
sebuah produk dan manfaat dari merek yang ada.
c. Be obsessive about the details of the experience.
Konsep pemuasan kebutuhan konsumen tradisional melewatkan unsur-unsur
sensori, perasaan hangat yang dirasakan konsumen, serta “cuci otak”
konsumen, yang meliputi pemuasan seluruh tubuh dan seluruh pikiran
konsumen.
d. Find the “duck” for your brand.
Maknanya, seorang pemasar diharapkan mampu memberikan suatu karakter
yang memberikan kesan yang mendalam, yang akan terus-menerus
membangkitkan kenangan, sehingga konsumen menjadi loyal. Karakter ini
adalah suatu elemen kecil yang sangat mengesankan, membingkai, dan
merangkum keseluruhan experience yang dirasakan konsumen.
e. Strive for “holistic experiences”.
Holistic, seperti yang telah disebutkan diatas, adalah sebuah perasaan yang luar
biasa, menyentuh hati, menantang intelegensi, relevan dengan gaya hidup
konsumen, dan memberikan hubungan yang mendalam antar konsumen.
f. Use methodologies eclectically.
Metode penelitian dalam pemasaran dapat berbentuk kuantitatif maupun
kualitatif, verbal maupun visual, dan didalam maupun diluar laboratorium.
Pemasar dalam meneliti harus eksploratif dan kreatif, serta menomorsekiankan
tentang reliabilitas, validitas, dan kecanggihan metodologinya.
45
g. Consider how the experiences changes.
Pemasar terutama harus memikirkan hal ini ketika perusahaan memutuskan
untuk memperluas merek kedalam kategori baru.
h. Add dynamism and “dionysianism” to your company and brand.
Kebanyakan organisasi dan perusahaan pemilik merek terlalu takut, terlalu
perlahan, dan terlalu birokratis. Untuk itulah dionysianism perlu diterapkan.
Dionysianism adalah kedinamisan, gairah, dan kreativitas.
Menurut Brakus et al., (2009) terdapat 3 indikator dari Pengalaman Merek
yaitu:
a. Sensorik : menciptakan pengalaman melalui penglihatan,suara,sentuhan,bau,
dan asa.
b. Afeksi : pendekatan perasaan dengan mempengaruhi suasana hati,perasaan dan
emosi.
c. Perilaku : menciptakan pengalaman secara fisik, pola perilaku,gaya hidup
2.1.3. Kecintaan Merek
Kecintaan Merek adalah derajat hasrat emosional yang kuat yang menyertai
kepuasan konsumen pada merek tertentu. Hubungan yang terjalin antara merek
dengan pelanggan dipengaruhi oleh seberapa besar merek mampu bersikap sebagai
partner/teman dan merek sangat berkesan/menarik bagi pelanggan. Selain itu,
pelanggan yang mencintai merek mempunyai hasrat/keingintahuan yang tinggi dan
akan melakukan apapun untuk mendapatkan merek (Ubud, 2016).
46
Cinta merek menurut Caroll dan Ahuvia (2006) adalah tingkat gairah
emosional yang melekat pada pelanggan yang puas pada suatu merek tertentu,
bahwa setelah konsumen mengkonsumsi dan mengalami tingkat kepuasan yang
tinggi dapat mempengaruhi kecintaan konsumen terhadap merek, maka konsumen
akan menjadi lebih loyal terhadap merek atau menyebarkan kata-kata positif
tentang merek ke berbagai pihak. Penilaian tersebut dinamakan dengan cinta merek.
Cinta disini meliputi kepercayaan bahwa merek tidak bisa digantikan dan
secara unik diklasifikasikan sebagai relationship partner. Kesetiaan diperlukan
tetapi bukanlah tolak ukur dari kecintaan akan merek. Beberapa konsumen membeli
produk diluar dari kebutuhannya mungkin dikarenakan merek tersebut satu-satunya
yang tersedia, atau satu-satunya yang mampu dibeli. Konsumen dengan memiliki
kepercayaan penuh akan suatu merek mungkin akan mengatakan bahwa mereka
“cinta” akan merek tersebut, atau juga menyatakan sebagai salah satu merek
favoritnya (Keller, 2003).
Kecintaan merek adalah emosi yang berhubungan dengan konsumen
tertentu dan sering memiliki hubungan yang kuat dengan konsep diri dan identitas
individu (Richins, 1997). Cinta terhadap merek merupakan respon perasaan yang
dialami hanya kepada beberapa pelanggan yang merasa puas. Meskipun kepuasan
pelanggan biasanya hasil transaksi tertentu, cinta merek adalah efek dari hubungan
jangka panjang antara pelanggan dengan merek.
Lastovicka dan Sirianni (2011), dalam penelitian mereka menyatakan
bahwa mereka tidak menyangkal bahwa cinta merek itu ada, sebaliknya, mereka
fokus pada cinta konsumen untuk lebih spesifik, konkret, dan harta benda nyata,
47
sebagai lawan cinta merek mewakili cinta tersebut untuk objek yang lebih bebas
diganti dan abstraksi dalam penunjukan merek.
Menurut Ahuvia (2005), kecintaan merek meliputi lima hal sebagai berikut:
a. Gairah terhadap merek
Segala sesuatu yang menimbulkan semangat untuk memiliki merek. Hal ini
dapat dikarenakan adanya rekomendasi yang mengatakan bahwa merek
tersebut terkenal, memiliki kualitas produk yang bagus, dan banyak pengguna
merek tersebut.
b. Ikatan dengan merek
Segala sesuatu yang membuat konsumen merasa terikat dengan merek dan
tidak akan beralih ke merek lain. Hal ini dikarenakan berbagai faktor seperti
banyaknya informasi mengenai merek, produk lebih bagus daripada yang
pernah digunakan sebelumnya.
c. Evaluasi positif terhadap merek
Konsumen melihat bahwa suatu merek mempunyai keunggulan yang lebih
dibandingkan dengan merek lain. Hal ini dikarenakan oleh berbagai faktor
seperti merek suatu produk yang memberikan manfaat dan kenyamanan bagi
konsumen sebagai pengguna, kualitas yang bagus, memiliki inovasi, dan tetap
eksis di mancanegara.
d. Emosi positif dalam menanggapi merek.
Konsumen merasa senang bila memiliki merek tertentu, menggunakan merek
dalam jangka panjang dan tidak akan berpindah ke merek lain karena memiliki
antusias yang besar terhadap merek tersebut.
48
e. Pernyataan cinta terhadap merek.
Konsumen akan terus menggunakan merek ini dan melakukan rekomendasi
positif ke berbagai pihak.
Carroll & Ahuvia (2006) mengungkapkan terdapat faktor-faktor yang
mendasari pemikiran dalam membangun cinta terhadap merek, yaitu:
a. Tampilan nuansa perasaan konsumen yang puas tentang merek.
b. Sebuah ukuran kuantitatif dari respon cinta konsumen yang puas yang
diberikan pada merek.
c. Peningkatan pemahaman dan prediksi dari perilaku konsumen yang
diinginkan.
d. Memperbaharui tujuan strategi untuk mengenali perbedaan dalam kepuasan
konsumen.
Sternberg (1986) menyatakan tiga komponen dari teori Triangular of Love
menimbulkan delapan jenis cinta dalam hubungan konsumen dengan objek, yaitu:
a. Nonliking
Nonliking tidak berarti membenci, melainkan mencirikan hubungan dimana
konsumen tidak memiliki perasaan khusus untuk suatu produk atau merek.
b. Liking
Hubungan disebut menyukai jika konsumen merasa tertarik terhadap merek
tertentu, tetapi tidak memiliki keinginan khusus untuk memiliki atau membeli
merek tersebut.
c. Infatuation
49
Jatuh cinta ditandai dengan adanya keinginan yang kuat untuk produk atau
merek tertentu, tetapi tidak ada keinginan kuat atau bahkan keinginan untuk
mengkonsumsi item untuk jangka waktu lama.
d. Functionalism
Hubungan disebut fungsionalistik jika konsumen memutuskan untuk membeli
merek atau produk tertentu, tetapi tidak terdapat ikatan emosional yang kuat
atau kerinduan untuk item tersebut.
e. Inhibited Desire
Hubungan disebut menghambat keinginan apabila satu-satunya alasan
konsumen tidak akan memutuskan untuk menginginkan atau memiliki produk
tertentu, ketika mereka suka dan merindukan produk tersebut terdapat beberapa
kendala yang menghambat perilaku mereka.
f. Utilitarianism
Keterikatan dan kegemaran konsumen terhadap suatu produk atau merek
tertentu. Konsumen juga berkomitmen untuk mengkonsumsi tetapi tidak
memiliki hubungan penuh gairah dengan produk atau merek tersebut.
g. Succumbed Desire
Tekanan situasional kadang memaksa konsumen untuk menyerah pada
keinginan dan harapan.
h. Loyalty
Memiliki keinginan yang kuat untuk membeli atau membeli kembali merek,
dan berkomitmen, setidaknya dalam jangka pendek,untuk mendukung.
50
Menurut Ismail & Spinelli (2012) ada 3 indikator dalam kecintaan merek :
a. Mencintai merek
b. Merasa nyaman menggunakan merek
c. Kagum dengan merek
2.1.4. Kepercayaan Merek
Menurut Delgado (2005), kepercayaan merek atau brand trust adalah
adanya harapan atau kemungkinan yang tinggi bahwa merek tersebut akan
mengakibatkan hasil positif terhadap konsumen. Oleh karena itu, perusahaan perlu
membangun dan mempertahankan kepercayaan konsumen agar dapat menciptakan
komitmen konsumen mulai dari sekarang sampai waktu yang akan datang.
Kepercayaan merek merupakan kemampuan merek untuk dipercaya, yang
bersumber pada ke-yakinan konsumen bahwa produk tersebut mampu memenuhi
nilai yang dijanjikan dan didasarkan pada keyakinan konsumen bahwa merek
tersebut mampu mengutamakan kepetingan konsumen (Delgado, 1999).
Chauduri dan Holbrook (2001) mendefinisikan kepercayaan terhadap merek
atau brand trust sebagai kemauan dari rata-rata konsumen untuk bergantung kepada
kemampuan dari sebuah merek dalam melaksanakan segala kegunaan atau
fungsinya. Lebih lanjut dikatakan bahwa secara spesifik, kepercayaan dapat
mengurangi ketidakpastiaan dalam sebuah lingkungan dimana konsumen tidak
merasa aman didalamnya, karena mereka mengetahui bahwa mereka dapat
mengandalkan merek yang sudah dipercaya tersebut.
51
Menurut Tingkir (2014) terdapat 3 karakteristik yang menunjukkan
terbangunnya kepercayaan atas merek yaitu:
1. Brand characteristic mempunyai peran yang sangat penting dalam
menentukan penganalisaan dan pengevaluasian konsumen untuk memper-
cayai suatu merek. Hal ini disebabkan oleh konsumen melakukan penilaian
sebelum percaya pada merek.
2. Company characteristic yang ada di balik suatu merek juga dapat
mempengaruhi tingkat kepercayaan konsumen terhadap merek tersebut.
Pengetahuan konsumen tentang perusahaan yang ada di balik merek suatu
produk merupakan dasar awal pemahaman konsumen terhadap merek suatu
produk. Karakteristk ini meliputi reputasi suatu perusahaan, motivasi
perusahaan yang diinginkan, dan integritas suatu perusahaan.
3. Consumer-brand characteristic merupakan dua kelompok yang saling
mempengaruhi. Karakteristik ini meliputi kemiripan antara konsep emosio-nal
konsumen dengan kepribadian merek, kesuka-an terhadap merek, dan
pengalaman terhadap merek
Menurut Delgado et al., (1999), ukuran yang sering dipakai untuk mengatur
kepercayan adalah tipe skala multi item yang menjelaskan dimensi-dimensi dari
konsep perilaku spesifik (“memegang janji”) dan atribut (“jujur”,”terikat
kepada…”).Lebih khususnya skala kepercayaan terhadap merek terdiri dari 6 item
yang mewakili beberapa karakteristik dari merek yang terikat dengan
kemampuannya untuk dipercaya dan intensinya terhadap konsumen. Enam item
yang ada diskala tersebut adalah:
52
1. Menawarkan sebuah produk dengan tingkat kualitas yang konstan.
2. Membantu untuk memecahkan masalah yang mungkin timbul ketika pemakai
produk menggunakan produk tersebut.
3. Menawarkan produk-produk baru yang mungkin dibutuhkan oleh pemakai
produk.
4. Peduli dengan kepuasan pemakai produk.
5. Memandang pemakai produk sebagai seseorang yang berharga.
6. Menawarkan rekomendasi dan saran untuk memaksimalkan penggunaan
produk tersebut.
Kepercayaan terbangun karena adanya harapan bahwa pihak lain akan
bertindak sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Ketika seseorang
telah mempercayai pihak lain maka mereka yakin bahwa harapan mereka akan
terpenuhi dan tidak akan kecewa. Kepercayaan seseorang tidak hanya selalu
ditujukan untuk sesama manusia saja, namun dapat juga ditujukan untuk obyek
tidak nyata seperti merek (Panjaitan et al., 2016)
Secara khusus, kepercayaan mengurangi ketidakpastian dalam suatu
lingkungan dimana konsumen merasa kacau karena mereka tahu akan dapat
bersandar pada merek yang dipercaya. Pengalaman dengan merek akan menjadi
sumber bagi konsumen untuk menciptakan kepercayaan terhadap merek. Dari
pengalaman tersebut akan mempengaruhi evaluasi konsumen dalam konsumsi,
penggunaan, atau kepuasan secara langsung dan tidak langsung terhadap merek
(Panjaitan et al., 2016).
53
Menurut Mowen dan Minor (2000), mengatakan bentuk kepercayaan
konsumen terhadap suatu merek pada sebagian besar terjadi apabila merek produk
tersebut mampu memenuhi self concept, need, dan value. Self concept merupakan
bentuk perasaan dan perkiraan secara keseluruhan dari individu terhadap sebuah
objek yang mencerminkan dirinya. Komponen self concept terdiri dari:
a. Actual self : bagaimana seseorang atau individu sebenarnya memahami dirinya.
b. Ideal self : bagaimana seseorang atau individu akan dapat memahami dirinya.
c. Social self : bagaimana seseorang atau individu percaya bahwa orang lain
memahami dirinya.
d. Ideal social self : bagaimana seseorang atau individu menginginkan orang lain
memahami dirinya.
e. Expected self : menjelaskan bagaimana seseorang akan bersikap atau bertindak.
f. Situational self : bagaimana sikap atau kepribadian seseorang pada situasi
tertentu.
g. Extended self : konsep kepribadian seseorang atau individu yang termasuk
mampu mempengaruhi image kepribadian yang dimiliki seseorang atau
individu tersebut.
h. Possible self : bagaimana seseorang atau individu ingin menjadi, akan menjadi,
dan takut untuk menjadi orang lain.
54
Menurut Sahin et al., (2011) terdapat 3 indikator dari kepercayaan merek yaitu:
a. Merek yang tidak mengecewakan
b. Percaya diri terhadap merek
c. Merek sesuai harapan
2.2. Hasil Penelitian yang Relevan
Penelitian yang membahas seputar Pengaruh Pengalaman Merek, Kecintaan
Merek dan Kepercayan Merek dalam Membangun Loyalitas Merek dalam
fenomena-fenomena bisnis telah banyak dilakukan oleh peneliti sebelumnya.
Adapun beberapa literatur yang akan dijadikan sebagai penelitian sebelumnya yang
relevan.
Berikut hasil penelitian yang relevan dengan penelitian ini diantaranya
adalah:
Tabel 2.1
Hasil Penelitian yang Relevan
Variabel Judul dan
Peneliti
Metode dan Sampel Hasil Penelitian
Brand
Experience
Brand Trust
Brand
Loyalty
The Effects of
Brand
Experiences,
Trust and
Satisfaction on
Building
Brand
Loyalty;An
Empirical
Research On
Global Brands
Jenis penelitian ini
adalah kuantitatif
dengan analisis regresi
linear berganda
Sampel dalam
penelitian ini
menggunakan
Random Sampling
sebanyak 258
responden
Brand Experience
berpengaruh postif
dan signifikan
terhadap Brand
Loyalty
Brand Trust
berpengaruh positif
dan signifikan
terhadap Brand
Loyalty
55
(Sahin et al.,
2011)
Teknik data dalam
penelitian ini
menggunakan aplikasi
SPSS
Brand
Experience
Brand Trust
Brand
Loyalty
Pengaruh
Brand
Experience
Terhadap
Brand Loyalty
Melalui Brand
Satisfaction
Dan Brand
Trust Harley
Davidson di
Surabaya
(Kusuma,
2014).
Penelitian ini adalah
penelitian kualitatif
dengan pendekatan
studi kasus.
Sampel dalam
penelitian ini adalah
denganmenggunakan
Purposive sampling
Brand Experience
memiliki pengaruh
yang signifikan
terhadap brand
loyalty pada merek
Harley Davidson.
Semakin baik
pengalaman merek
yang dibentuk oleh
Harley Davidson,
maka semakin baik
pula kesetiaan
merek di mata
konsumen.
Brand Trust
memiliki pengaruh
yang
signifikan terhadap
brand loyalty
pada merek Harley
Davidson.
Semakin baik
kepercayaan merek
yang dibentuk oleh
Harley Davidson,
maka semakin baik
pula kesetiaan
merek di mata
konsumen.
Tabel berlanjut...
56
Kecintaan
Merek
Loyalitas
Merek
Strategi
Kualitas
Hubungan
Merek,
Komitmen,
Kecintaan
Terhadap
Loyalitas
Merek Pada
Restoran
Waralaba
(Ubud, 2016)
Sampel penelitian ini
adalah pelanggan
yang makan di
restoran
waralaba yaitu
McDonald‟s,Kentuck
y Fried Chicken,
Wendy‟s, A&W, dan
Pizza Hut di kota
Malang
Sampel dalam
penelitian
menggunakan metode
purposive sampling
Teknik analisis data
pada penelitian ini
adalah
Partial Least Square
(PLS)
Penelitian ini
menghasilkan
adanya pengaruh
signifikan antara
brand love dengan
brand loyalty.
Semakin tinggi
kecintaan
pelanggan terhadap
restoran maka
kesetiaan
pelanggan terhadap
restoran juga
semakin tinggi.
Kepercayaan
Merek
Loyalitas
Merek
Analisa
Pengaruh Citra
Merek (Brand
Image) dan
Kepercayaan
Merek (Brand
Trust)
Terhadap
Loyalitas
Merek (Brand
Loyalty)
ADES PT.
Ades Alfindo
Putra Setia
(Bastian, 2014)
Jenis penelitian ini
menggunakan metode
kuantitatif
Sampel yang
digunakan dalam
penelitian ini adalah
jumlah pelanggan
ADES PT Ades
Alfindo Putra Setia
pada saat tahun 2013.
Teknik pengambilan
sampel dalam
penelitian ini
menggunakan
purposive sampling
Variabel brand
trust berpengaruh
terhadap brand
loyalty. Hal ini
menunjukkan
upaya yang ada
dalam membangun
kepercayaan
konsumen melalui
pemenuhan
kebutuhan
keinginan
konsumen akan air
minum kemasan.
Persamaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan
terletak pada persamaan beberapa variabel yang digunakan yaitu Pengalaman
57
Merek, Kecintaan Merek dan Kepercayaan Merek sebagai variabel independen
sedangkan Loyalitas Merek digunakan sebagai variabel dependen. Persamaan data
yaitu menggunakan data primer berupa dokumentasi dan kuisioner. Sampel yang
digunakan yaitu Purposive Sampling Serta terdapat satu penelitian terdahulu yang
menggunakan metode analisis regresi linear berganda.
Perbedaan penelitian ini dengan penelitian terdahulu yang telah dilakukan
terletak pada obyek penelitian karena dari empat penelitian di atas menggunakan
obyek yang berbeda-beda, sedangkan penelitian ini menggunakan Suzuki satria F
150 sebagai obyek penelitian. Perbedaan pada periode penelitian dan sampel. Serta
dua penelitian terdahulu menggunakan metode yang berbeda dengan metode yang
digunakan penelitian ini.
2.3. Kerangka Berpikir
Kerangka berpikir merupakan model konseptual tentang bagaimana teori
berhubungan dengan berbagai faktor yang akan diidentifikasikan sebagai masalah
yang penting (Darmawan, 2013). Kerangka berpikir dibuat untuk mempermudah
dalam memahami pengaruh antara variabel Pengalaman Merek, Kecintaan Merek,
dan Kepercayaan Merek sebagai variabel independen terhadap variabel Loyalitas
Merek sebagai variabel dependen.
58
Berdasarkan hal tersebut kerangka berpikir pada penelitian ini adalah
sebagai berikut:
Gambar 2.1
Kerangka Berpikir
Sumber : Kusuma (2014), Ubud (2016), Bastian (2014)
Berdasarkan kerangka berpikir di atas dapat disimpulkan bahwa faktor-
faktor berupa Pengalaman Merek, Kecintaan Merek, dan Kepercayaan Merek
diduga berpengaruh terhadap Loyalitas Merek.
2.4. Hipotesis
Penelitian yang merumuskan hipotesis adalah penelitian yang
menggunakan pendekatan kuantitatif. Hipotesis penelitian merupakan jawaban
sementara terhadap rumusan masalah penelitian, sedangkan hipotesis statistik itu
ada, bila penelitian bekerja dengan sampel (Darmawan, 2013).
H1
1
H2
H3
Pengalaman
Merek
Kecintaan Merek
Kepercayaan
Merek
Loyalitas Merek
59
Mengacu pada kerangka berfikir dan studi empiris yang berkaitan dengan
penelitian ini, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini adalah:
1. Pengaruh Pengalaman Merek terhadap Loyalitas Merek
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Kusuma (2014) dengan
judul “Pengaruh Brand Experience terhadap Brand Loyalty melalui Brand
Satisfaction dan Brand Trust Harley Davidson di Surabaya”, maka dapat diketahui
bahwa Pengalaman Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loyalitas
Merek. Semakin baik pengalaman merek yang dibentuk, maka semakin baik pula
kesetiaan merek di mata konsumen. Demikian pula sebaliknya, apabila pengalaman
merek yang dibentuk oleh perusahaan buruk, maka kesetiaan merek di mata
konsumen akan buruk.
Dari uraian diatas, dapat dirumuskan hipotesis yang pertama yaitu:
H1: Pengalaman Merek berpengaruh terhadap Loyalitas Merek pada
pengguna sepeda motor Suzuki Satria F 150.
2. Pengaruh Kecintaan Merek terhadap Loyalitas Merek
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Ubud (2016) dengan
judul “Strategi Kualitas Hubungan Merek, Komitmen, Kecintaan Terhadap
Loyalitas Merek Pada Restoran Waralaba”, maka dapat diketahui bahwa Kecintaan
Merek berpengaruh positif dan signifikan terhadap Loyalitas Merek.Semakin tinggi
kecintaan pelanggan terhadap merek maka kesetiaan pelanggan terhadap merek
juga semakin tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa pelanggan memiliki kedekatan
60
yang sangat erat yang mendasari pelanggan untuk meneruskan hubungan yang baik
dalam jangka panjang dengan merek. Perilaku ini dapat dikatakan sebagai kecintaan
pelanggan yang kedekatan, ketertarikan dan keinginan yang tinggi untuk tetap setia
pada merek.
Dari uraian diatas, maka dapat dirumuskan hipotesis yang kedua yaitu:
H2: Kecintaan Merek berpengaruh terhadap Loyalitas Merek pada pengguna
sepeda motor Suzuki Satria F 150.
3. Pengaruh Kepercayaan Merek terhadap Loyalitas Merek
Berdasarkan penelitian terdahulu yang dilakukan oleh Bastian (2014) dengan
judul “Analisa Pengaruh Citra Merek (Brand Image) dan Kepercayaan Merek
(Brand Trust) terhadap Loyalitas Merek (Brand Loyalty) ADES PT. Ades Alfindo
Putra Setia”, maka dapat diketahui bahwa Kepercayaan Merek berpengaruh positif
dan signifikan terhadap Loyalitas Merek. Semakin baik kepercayaan merek yang
dibentuk oleh merek, maka semakin baik pula kesetiaan merek di mata konsumen.
Demikian pula sebaliknya, apabila kepercayaan merek yang dibentuk oleh
perusahaan buruk, maka kesetiaan merek di mata konsumen akan buruk.
Dari uraian diatas, dapat dirumuskan hipotesis yang ketiga yaitu:
H3: Kepercayaan Merek berpengaruh terhadap Loyalitas Merek pada
pengguna sepeda motor Suzuki Satria F 150.
61
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Wilayah Penelitian
Waktu yang digunakan mulai dari penyusunan proposal sampai tersusunnya
laporan penelitian hingga data benar-benar selesai. Penelitian ini dilakukan pada
konsumen pengguna sepeda motor Suzuki Satria F 150 di Surakarta.
3.2. Jenis Penelitian
Dalam penelitian ini penulis menggunakan jenis penelitian kuantitaatif.
Penelitian kuantitatif adalah metode penelitian yang berlandaskan pada filsafat
positivism, digunakan untuk meneliti pada populasi atau sampel tertentu dengan
tujuan untuk menguji hipotesis yang telah ditetapkan. Disebut kuantitatif karena
data penelitian berhubungan dengan angka-angka dan analisis menggunakan
statistik (Sugiyono, 2013).
3.3. Populasi, Sampel, dan Teknik Pengambilan Sampel
3.3.1. Populasi
Menurut Sugiyono (2013) populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri
atas obyek atau subjek yang mempunyai kualitas dan karakteristik tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik
kesimpulannya.Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh pengguna sepeda
motor Suzuki Satria F 150 di Surakarta.
62
3.3.2. Sampel
Sampel adalah bagian dari karakteristik dan jumlah yang dimiliki oleh
populasi tersebut yang dapat mewakili karakteristik populasi secara menyeluruh
(Sugiyono, 2013). Penelitian ini menggunakan 3 variabel independen, maka jumlah
sampel yang dibutuhkan sebanyak 75 responden. Namun sampel yang baik berkisar
antara 100-200 responden dengan menggunakan teknik maximum likelihood
estimation (Ferdinand, 2014). Maka sampel pada penelitian ini dibulatkan menjadi
100 responden.
3.3.3. Teknik Pengambilan Sampel
Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel yang digunakan
untuk menentukan sampel dalam penelitian (Sugiyono, 2013). Teknik pengambilan
sampel dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan non probability sampling
yaitu teknik pengambilan sampel dimana setiap anggota populasi tidak memiliki
kesempatan atau peluang yang sama sebagai sampel, yaitu dengan purposive
sampling.
Purposive sampling adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan/kriteria-kriteria tertentu (Sugiyono, 2013). Kriteria sampel dalam
penelitian ini dengan kriteria utamanya adalah konsumen pengguna Sepeda Motor
Suzuki Satria F 150 yang berdomisili di Surakarta yang bersedia menjadi
responden, berjenis kelamin laki-laki maupun perempuan yang berusia 18-35 tahun
serta tingkat pendidikan terakhirnya SD sampai dengan S3.
63
3.4. Data dan Sumber Data
Data adalah hasil pencatatan oleh peneliti yang berupa fakta ataupun angka.
Sedangkan sumber data adalah subjek darimana data diperoleh (Arikunto, 2007).
Penelitian ini menggunakan dua sumber data, yaitu:
1. Sumber Primer
Sumber primer adalah sumber data yang langsung memberikan data
kepada pengumpul data (Sugiyono, 2013). Data primer dalam penilitian
ini berupa kuisioner yang diisi oleh para responden, yaitu pengguna
sepeda motor Suzuki Satria F 150 yang terpilih menjadi sampel.
2. Sumber Sekunder
Sumber sekunder merupakan sumber yang tidak langsung memberikan
data kepada pengumpul data, misalnya lewat orang lain atau lewat
dokumen (Sugiyono, 2013). Data sekunder dalam penelitian ini diambil
dari studi pustaka berupa literatur yang terkait, yaitu buku dan jurnal
tentang pengalaman merek, kecintaan merek, kepercayaan merek,
loyalitas merek.
3.5. Teknik Pengumpulan Data
Instrumen yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuisioner. Kuisioner
adalah teknik pengumpulan data yang dilakukan dengan cara memberi serangkaian
pertanyaan atau pernyataan tertulis kepada responden untuk dijawabnya (Sugiyono,
2013).
Alat ukur yang digunakan untuk mengukur variabel dalam penelitian ini
menggunakan skala interval. Menurut Sekaran (2006) skala interval menunjukkan
64
kesamaan besaran perbedaan dalam titik skala. Skala interval digunakan untuk
menentukan perbedaan, urutan dan kesamaan besaran perbedaan dalam variabel.
Oleh karena itu, skala interval lebih kuat dibandingkan sala nominal dan ordinal.
Skala interval dalam penelitian ini adalah dengan memberikan skor pada item yang
dinyatakan dalam respon alternative, yakni sangat tidak setuju 1 2 3 4 5 6
7 8 9 10 sangat setuju.
3.6. Variabel Penelitian
Menurut Sugiyono (2013) variabel penelitian adalah suatu atribut atau sifat
atau nilai dari orang, obyek, atau kegiatan yang mempunyai variasi tertentu yang
ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.
Dalam penelitian ini menggunakan tiga variabel, yaitu:
1. Variabel Independen (X)
Variabel independen merupakan variabel bebas, yang artinya
variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau
timbulnya variabel terikat (Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini variabel
independennya adalah pengalaman merek (X1), kecintaan merek (X2),
kepercayaan merek (X3).
2. Variabel Dependen (Y)
Variabel dependen adalah variabel terikat, berarti variabel yang
dipengaruhi atau yang menjadi akibat karena adanya variabel bebas
(Sugiyono, 2013). Dalam penelitian ini variabel dependennya adalah
loyalitas merek.
65
3.7. Definisi Operasional Variabel
Menurut Sugiyono (2013) definisi operasional merupakan penentuan
konsrak atau sifat yang akan dipelajari sehingga menjadi variabel yang dapat
diukur.
Tabel 3.1.
Definisi Operasional Variabel dan Indikator
Variabel Konsep Variabel Indikator
Pengalaman
Merek (X1)
Pengalaman Merek
didefinisikan sebagai
sensasi, perasaan,
kognisi, dan tanggapan
konsumen yang
ditimbulkan oleh merek,
terkait rangsangan yang
ditimbulkan oleh desain
merek, identitas merek,
komunikasi pemasaran,
orang dan lingkungan
merek tersebut
dipasarkan. (Zarantonello,2010)
1. sensory (indrawi)
2. affective (afektif)
3. behavioral (perilaku)
(Brakus et al., 2009)
Kecintaan
Merek (X2)
Kecintaan Merek adalah
derajat hasrat emosional
yang kuat yang menyertai
kepuasan konsumen pada
merek tertentu. (Ubud,
2016).
1. Mencintai merek
2. Merasa nyaman
menggunakan merek
3. Merek yang dikagumi
(Ismail & Spinelli, 2012)
66
Variabel Konsep Variabel Indikator
Kepercayaan
Merek (X3)
kepercayaan merek atau
brand trust adalah suatu
adanya harapan atau
kemungkinan yang tinggi
bahwa merek tersebut
akan mengakibatkan hasil
positif terhadap
konsumen.
(Delgado, 2005)
1. Merek yang tidak
mengecewakan
2. Percaya diri terhadap
merek
3. Merek sesuai harapan
(Sahin et al., 2011)
Loyalitas
Merek (Y)
Konsumen yang loyal
adalah konsumen yang
menyatakan suka
terhadap merek tersebut
dan kemudian
menggunakannya.Loyalit
as merek akan
menyebabkan munculnya
komitmen merek, yaitu
kedekatan emosional dan
psikologi dari konsumen
terhadap suatu produk
(Sudaryono, 2016)
1. Merek yang diunggulkan
2. Setia terhadap merek
3. Memiliki kesan yang
positif terhadap merek
(Sahin et al., 2011)
3.8. Teknik Analisis Data
Metode analisis data adalah metode yang digunakan untuk mengolah hasil
penelitian guna memperoleh suatu kesimpulan. Dengan melihat kerangka
pemikiran, maka teknik analisis data yang digunakan dalam penilitian ini adalah
analisis regresi dengan bantuan aplikasi SPSS 20.
67
3.8.1. Uji Instrumen
Alat ukur yang digunakan untuk menguji untuk mengukur instrument
kuesioner yang dibuat dengan melakukan pengujian sebagai berikut:
1. Uji Validitas
Menurut Wijaya (2011) validitas adalah instrumen yang valid, artinya alat
ukur yang digunakan untuk mendapatkan (mengukur) data itu valid. Valid berarti
instrumen tersebut dapat digunakan untuk mengukur apa yang hendak diukur dari
butir-butir pertanyaan. Validitas kuisioner dinyatakan dengan tingkat kemampuan
butir-butir pertanyaan.
Instrumen (kuisioner) dikatakan valid apabila hasil dari perhitungan rhitung >
rtabel atau p-value < α. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan hasil p-value
(nilai Sig.) dengan α sebesar 5% (0,05). Instrumen dapat dikatakan valid jika p-
value < 0,05.
2. Uji Reliabilitas
Menurut Priyanto (2011) uji reliabilitas digunakan untuk mengetahui
konsistensi alat ukur, apakah alat ukur yang digunakan dapat diandalkan dan tetap
konsisten jika pengukuran tersebut diulang. Uji reliabilitas hanya dilakukan
terhadap butir-butir yang valid, dimana butir-butir yang valid diperoleh melalui uji
validitas.
68
Perhitungan uji reliabilitas data ini, peneliti menggunakan SPSS dengan
menggunakan uji statistik cronbαch αlphα. Suatu variabel dapat dikatakan reliabel
jika koefisien relabilitasnya cronbαch αlphα > 0,6 (Siregar, 2013).
3.8.2. Uji Asumsi Klasik
Uji asumsi klasik digunakan untuk mendeteksi ada atau tidaknya
penyimpangan asumsi klasik atau persamaan regresi berganda yang digunakan.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013).
Variabel pengganggu dari suatu regresi disyaratkan berdistribusi normal, hal ini
untuk memenuhi asumsi zero mean jika variabel dan berdistribusi maka variabel
yang diteliti Y juga berdistribusi normal.
Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat nilai Asymp. Sig pada hasil
uji normalitas dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test.
Ketentuan suatu model regresi berdistribusi secara normal apabila probability dari
Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 (p> 0,05) (Djarwanto & Subagyo,
2003).
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain tetap. Jika variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang lain
tetap, maka disebut Homoskedastisitas dan jika berbeda disebut
69
Heteroskedastisitas. Model regresi yang baik adalah yang Homoskedastisitas atau
tidak terjadi Heteroskedastisitas (Ghozali, 2013).
Gejala heteroskedastisitas diuji dengan metode Glejser dengan cara
menyusun regresi antara nilai absolut residual dengan variabel bebas. Apabila
masing-masing variabel bebas tidak berpengaruh signifikan terhadap
absolutresidual (α=0,05) maka dalam model regresi tidak terjadi gejala
heteroskedastisitas (Sanusi, 2011).
3. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mnguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali,
2013). Pendeteksian terhadap multikolinieritas dapat dilakukan dengan melihat
nilai Variance Inflation Factor (VIF) dari hasil regresi.Jika nilai VIF > 10 maka
terdapat gejala multikolinieritas (Sanusi, 2011).
3.8.3. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua
atau lebih variabel independen dengan variabel dependen atau untuk membuktikan
ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas (X) atau
lebih dengan sebuah variabel terikat (Y) (Usman & akbar, 2009).
Persamaan regresi linear berganda sebagai berikut:
Y = a + b1X1+ b2X2+ b3X3+e
70
Keterangan:
Y = variabel dependen yaitu loyalitas merek
X1,X2X3 = variabel independen yaitu pengalaman merek, kecintaan merek,
kepercayaan merek
a = konstanta (nilai Y apabila X1,X2,X3…..Xn = 0)
b = koefisien regresi (nilai peningkatan ataupun penurunan)
e = variabel pengganggu/error
3.8.4. Uji Ketepatan Model
1. Uji Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) digunakan untuk mengukur presentase varian
variabeldependent yang dapat dijelaskan oleh variabel-variabel independent yang
ada dalam model (Ghozali, 2013). Nilai R2 mempunyai range antara 0 – 1, jika nilai
range semakin mendekati angka 1 maka variabel independent semakin baik dalam
mengestimasikan variabel dependentnya.
Kenyataannya nilai adjusted R2 dapat bernilai negatif, walaupun yang
dikehendaki harus bernilai positif. Menurut (Gujarati, 2003) jika dalam uji empiris
didapat nilai adjusted R2 negatif, maka nilai adjusted R2 dianggap bernilai nol.
Secara matematis jika nilai R2 = 1, maka adjusted R2 – R2 =1. Sedangkan jika nilai
R2 = 0, maka adjusted R2 = (1 – k) / (n – k). Jika k > 1, maka adjusted R2 akan
bernilai negatif.
2. Uji F
71
Uji F digunakan untuk mengetahui apakah seluruh variabel independen
mempengaruhi variabel dependen (Djarwanto & Subagyo, 2003).
Jika Fhitung > Ftabel (α, k-1, n-1), maka H0 ditolak, dan jika Fhitung > Ftabel (α, k-
1, n-1), maka H0 diterima. Pada output regresi, uji F juga dapat dilihat dengan
membandingkan nilai probabilitas dengan α yang ditentukan, dengan demikian
apabila hasil perbandingan menunjukkan bahwa nilai probabilitas (0,000) < α
(0,005) dapat dikatakan bahwa pemodelan yang dibangun memenuhi kriteria.
3.8.5. Uji T (Uji Hipotesis)
Uji t digunakan untuk menguji signifikan pengaruh masing-masing variabel
independen terhadap variabel dependen (Djarwanto & Subagyo, 2003).
Menentukan kesimpulan apakah H0 diterima atau H1 ditolak. Apabila thitung > ttabel
maka H0 ditolak dan Ha diterima, berarti variabel independen secara individual
berpengaruh signifikan terhadap variabel dependen.
72
BAB IV
ANALISIS DATA DAN PEMBAHASAN
4.1. Deskripsi Responden
Data penelitian dikumpulkan dengan menyebar 100 kuesioner pada
konsumen pengguna sepeda motor Suzuki Satria F 150 di Surakarta. Dari data yang
sudah terkumpul akan diidentifikasi berdasarkan jenis kelamin, usia serta tingkat
pendidikan. Identifikasi dilakukan untuk mengetahui secara umum gambaran dari
responden dalam penelitian ini. Berikut profil 100 responden yang ikut
berpartisipasi dalam penelitian:
Tabel 4.1
Jenis Kelamin Responden
No Jenis Kelamin Jumlah Prosentase
1 Laki-laki 82 Orang 82%
2 Perempuan 18 Orang 18%
Total 100 orang 100%
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.1 di atas, dapat diketahui bahwa dari 100
orang/responden dalam penelitian ini, mayoritas respondennya adalah laki-laki,
dengan jumlah responden sebanyak 82 orang (82%). Hal ini dikarenakan mengingat
sepeda motor Suzuki Satria F 150 adalah sepeda motor bebek yang dimodifikasi
sesuai dengan selera seorang laki-laki.
73
Tabel 4.2
Umur Responden
No Umur Jumlah Prosentase
1 18-24 tahun 80 orang 80%
2 25-30 tahun 20 orang 20%
3 >30 tahun - -
Total 100 orang 100%
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.2 di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen
yang menjadi responden berumur antara 18-24 tahun yaitu sebanyak 80 orang
(80%). Hal ini dikarenakan sepeda motor Suzuki Satria F 150 lebih banyak disukai
mayoritas remaja/kalangan anak muda.
Tabel 4.3
PendidikanTerakhir Responden
No Pendidikan Jumlah Prosentase
1 SD 2 orang 2%
2 SMP 4 orang 4%
3 SMA 53 orang 53%
4 Diploma 8 orang 8%
5 S1 33 orang 33%
6 S2/S3 - -
Total 100 orang 100%
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.3 di atas, dapat diketahui bahwa mayoritas konsumen
yang menjadi responden dalam penelitian ini pendidikan terakhir adalah SMA,
dengan jumlah konsumen sebanyak 53 orang (53%),
74
4.2. Uji Instrumen Penelitian
4.2.1. Uji Validitas
Pengujian validitas dilakukan dengan membandingkan rhitung dengan rtabel.
Nilai rhitung diukur dengan coeficient correlation pearson yaitu dengan menghitung
korelasi antara score masing-masing indikator atau item pertanyaan dengan total
score. Sedangkan nilai rtabel didapatkan dari tabel pearson pada taraf signifikansi
0,05 (5%). Hasil uji validatas selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.4
Hasil Uji Validitas
Variabel Item rhitung rtabel Keterangan
Loyalitas Merek
LM1 0,856
0,3610 Valid LM2 0,864
LM3 0,812
Pengalaman Merek
PM1 0,790
0,3610 Valid PM2 0,880
PM3 0,824
Kecintaan Merek
KCM1 0,801
0,3610 Valid KCM2 0,811
KCM3 0,870
Kepercayaan Merek
KPM1 0,866
0,3610 Valid KPM2 0,946
KPM3 0,888
Sumber: Data diolah,2018
Berdasarkan tabel 4.4 menunjukkan bahwa semua hasil uji rhitung > rtabel,
dengan demikian dapat disimpulkan bahwa semua butir pernyataan yang digunakan
dalam variabel loyalitas merek, pengalaman merek, kecintaan merek dan
kepercayaan merek adalah valid.
75
4.2.2. Uji Reliabilitas
Uji reliabilitas digunakan untuk melihat setiap indikator dari masing-masing
variabel apakah dapat dipercaya atau handal sebagai alat ukur variabel. Reliabilitas
suatu indikator dapat dilihat dari nilai cronbach’s alpha (α). Indikator atau item
pertanyaan yang dapat dikatakan reliabel apabila nilai dari cronbach’s alpha (α)
lebih besar dari 0,60. Secara keseluruhan dari hasil uji reliabilitas dapat dilihat
hasilnya pada tabel berikut:
Tabel 4.5
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel ralpha Kriteria Keterangan
Loyalitas Merek 0,919 ralpha > 0,60 Reliabel
Pengalaman Merek 0,909 ralpha > 0,60 Reliabel
Kecintaan Merek 0,912 ralpha > 0,60 Reliabel
Kepercayaan Merek 0,950 ralpha > 0,60 Reliabel
Sumber: Data diolah, 2018
Hasil uji reliabilitas pada tabel 4.5 menunjukkan keempat variabel
mempunyai nilai lebih besar dari 0.60, sehigga dapat disimpulkan indikator yang
digunakan pada variabel loyalitas merek, pengalaman merek, kecintaan merek dan
kepercayaan merek dinyatakan handal atau dapat dipercaya sebagai alat ukur.
4.3. Pengujian dan Hasil Analisis Data
4.3.1. Uji Asumsi Klasik
76
Pada teknik analisa regresi berganda maka digunaka uji asumsi klasik untuk
memastikan bahwa model regresi tidak terjadi berbagai penyimpangan baik
normalitas, multikolinearitas dan heteroskedastisitas.
1. Uji Normalitas
Uji normalitas digunakan untuk menguji apakah dalam model regresi,
variabel pengganggu atau residual memiliki distribusi normal (Ghozali, 2013).
Variabel pengganggu dari suatu regresi disyaratkan berdistribusi normal, hal ini
untuk memenuhi asumsi zero mean jika variabel dan berdistribusi maka variabel
yang diteliti Y juga berdistribusi normal.
Pengujian normalitas dilakukan dengan melihat nilai Asymp. Sig pada hasil
uji normalitas dengan menggunakan One Sample Kolmogorov-Smirnov Test.
Ketentuan suatu model regresi berdistribusi secara normal apabila probability dari
Kolmogorov-Smirnov lebih besar dari 0,05 (p> 0,05) (Djarwanto & Subagyo,
2003). Hasil pengujian normalitas dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.6 Hasil Uji Normalitas
Variabel Pengalaman Merek, Kecintaan Merek dan Kepercayaan Merek terhadap
Loyalitas Merek.
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 4,59544161
Most Extreme Differences Absolute ,073
Positive ,050
77
Negative -,073
Kolmogorov-Smirnov Z ,733
Asymp. Sig. (2-tailed) ,656
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.6 dapat diketahui bahwa nilai Asymp. Sig adalah
sebesar 0,656 (0,05). Jadi nilai Asymp. Sig lebih besar dari 0,05 Hal ini dapat
membuktikan bahwa dalam model regresi penelitian ini secara keseluruhan
berdisrtribusi normal.
2. Uji Heteroskedastisitas
Uji Heteroskedastisitas bertujuan menguji apakah dalam model regresi
terjadi ketidaksamaan variance dari residual satu pengamatan ke pengamatan yang
lain tetap (Ghozali, 2013). Pengujian heteroskedastisitas dapat dilihat pada tabel di
bawah ini:
Tabel 4.7 Hasil Uji Heteroskedastisitas
Variabel Pengalaman Merek, Kecintaan Merek dan Kepercayaan Merek terhadap
Loyalitas Merek
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardize
d
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3,451 1,630 2,117 ,037
Pengalaman_Mer
ek -,069 ,071 -,109 -,971 ,334
Kecintaan_Merek ,023 ,076 ,040 ,306 ,760
Kepercayaan_Me
rek ,047 ,082 ,078 ,568 ,571
a. Dependent Variable: RES2
78
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.7 di atas dapat diketahui bahwa nilai Sig. dari
Pengalaman Merek adalah sebesar 0,334 (> 0,05), Kecintaan Merek adalah sebesar
0,760 (> 0,05), dan Kepercayaan Merek adalah sebesar 0,571 (> 0,05). Jadi nilai
Sig. dari masing-masing variabel tersebut lebih besar dari 0,05. Hal ini dapat
membuktikan bahwa dalam model regresi penelitian ini tidak mengandung adanya
heteroskedastisitas.
3. Uji Multikolinieritas
Uji Multikolinieritas bertujuan untuk mnguji apakah model regresi
ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (independen). Model regresi yang
baik seharusnya tidak terjadi korelasi di antara variabel independen (Ghozali,
2013). Pengujian multikolinieritas dapat dilihat pada tabel berikut:
Tabel 4.8 Hasil Uji Multikolinearitas
Variabel Pengalaman Merek, Kecintaan Merek dan Kepercayaan Merek terhadap
Loyalitas Merek
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
Pengalaman_Merek ,815 1,227
Kecintaan_Merek ,594 1,684
Kepercayaan_Merek ,545 1,834
a. Dependent Variable: Loyalitas_Merek
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.8 di atas dapat diketahui bahwa nilai Tolerance dari
masing-masing variabel independen lebih besar dari 0,1, dimana nilai Tolerance
dari Pengalaman Merek = 0,815, Kecintaan Merek = 0,594 dan Kepercayaan Merek
79
= 0,545. Sedangkan nilai Variance Inflation Factor (VIF) masing-masing variabel
independen lebih kecil dari 10, dimana nilai VIF dari Pengalaman Merek = 1,227,
Kecintaan Merek = 1,684, dan Kepercayaan Merek = 1,834. Hal ini membuktikan
bahwa diantara variabel independen dalam model regresi penelitian ini tidak terjadi
korelasi atau terbebas dari asumsi klasik multikolinearitas.
4.3.2. Analisis Regresi Berganda
Analisis regresi berganda digunakan untuk mengetahui pengaruh antara dua
atau lebih variabel independen dengan variabel dependen atau untuk membuktikan
ada atau tidaknya hubungan fungsional antara dua buah variabel bebas (X) atau
lebih dengan sebuah variabel terikat (Y) (Usman & akbar, 2009). Berikut adalah
hasil dari analisis regresi berganda:
Tabel 4.9 Hasil Analisis Regresi Berganda
Variabel Pengalaman Merek, Kecintaan Merek dan Kepercayaan Merek terhadap
Loyalitas Merek
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
(Constant) 4,910 2,530 1,941 ,055
Pengalaman_Mere
k ,336 ,111 ,291 3,033 ,003
Kecintaan_Merek ,322 ,117 ,309 2,745 ,007
Kepercayaan_Mere
k ,064 ,128 ,059 ,502 ,617
a. Dependent Variable: Loyalitas_Merek
Sumber: Data diolah, 2018
Berdasarkan tabel 4.9 di atas dapat diketahui bahwa nilai taksiran parameter
model persamaan regresinya adalah sebagai berikut:
80
Y = 4,910 + 0,336 Pengalaman Merek + 0,322 Kecintaan Merek + 0,064
Kepercayaan Merek
Hasil analisis regresi tersebut dapat diuraikan sebagai berikut:
1. Konstanta (a) sebesar 4,910 menyatakan bahwa jika variabel independen
dianggap konstan, maka rata-rata realisasi Loyalitas Merek adalah sebesar
4,910.
2. Nilai koefisien regresi Pengalaman Merek (B1) mempunyai parameter positif
sebesar 0,336 menyatakan bahwa jika variabel independen lain dianggap
konstan dan Pengalaman Merek mengalami kenaikan 1 satuan, maka akan
dapat meningkatkan Loyalitas Merek dalam merealisasikan para pengguna
sepeda motor Suzuki Satria F 150 di Surakarta sebesar 0,336 dan begitu pula
sebaliknya.
3. Nilai koefisien regresi Kecintaan Merek (B2) mempunyai parameter positif
sebesar 0,322 menyatakan bahwa jika variabel independen lain dianggap
konstan dan Kecintaan Merek mengalami kenaikan 1 satuan, maka akan dapat
meningkatkan Loyalitas Merek dalam merealisasikan para pengguna sepeda
motor Suzuki Satria F 150 di Surakarta sebesar 0,322 dan begitu pula
sebaliknya.
4. Nilai koefisien regresi Kepercayaan Merek (B3) mempunyai parameter positif
sebesar 0,064 menyatakan bahwa jika variabel independen lain dianggap
konstan dan Kepercayaan Merek mengalami kenaikan 1 satuan, Maka dapat
meningkatkan Loyalitas Merek dalam merealisasikan para pengguna sepeda
81
motor Suzuki Satria F 150 di Surakarta sebesar 0,064 dan begitu pula
sebaliknya.
4.3.3. Hasil Uji Ketepatan Model
Uji ketepatan model atau Goodness of Fit Model regresi sampel dalam
menaksir nilai aktual dapat dinilai dari berikut:
1. Koefisien Determinasi (R2)
Koefisien determinasi (R2) ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar
kemampuan variabel pengalaman merek (X1), kecintaan merek (X2) dan
kepercayaan merek (X3) secara keseluruhan dalam menjelaskan variabel loyalitas
merek (Y). Hasil perhitungan untuk nilai R Square (R2) dengan bantuan program
komputer SPSS versi 20, dapat dilihat sebagai berikut :
Tabel 4.10 Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,529a ,280 ,257 4,667
a. Predictors: (Constant), Kepercayaan_Merek, Pengalaman_Merek,
Kecintaan_Merek
b. Dependent Variable: Loyalitas_Merek
Sumber: Data diolah, 2018
Hasil perhitungan untuk nilai R Square (R2) dengan bantuan program
komputer SPSS versi 20, diperoleh angka Adjusted R Square = 0,257 atau 25,7%.
Hal ini berarti kemampuan variabel-variabel independen yang terdiri dari
pengalaman merek, kecintaan merek dan kepercayaan merek dalam menjelaskan
82
variabel dependen loyalitas merek pada pengguna sepeda motor suzuki satria f 150
di surakarta sebesar 25,7%.
2. Uji F
Uji F digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel
pengalaman merek (X1), kecintaan merek (X2) dan kepercayaan merek (X3) secara
keseluruhan dalam menjelaskan variabel loyalitas merek (Y).
Berikut ini hasil perhitungan uji F dengan menggunakan bantuan program
komputer SPSS versi 20:
Tabel 4.11 Hasil Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 811,550 3 270,517 12,422 ,000b
Residual 2090,690 96 21,778
Total 2902,240 99
a. Dependent Variable: Loyalitas_Merek
b. Predictors: (Constant), Kepercayaan_Merek, Pengalaman_Merek, Kecintaan_Merek
Sumber: Data diolah, 2018
Hasil uji F dapat dilihat dari nilai Fhitung pada tabel 4.11 di atas yaitu
diperoleh Fhitung sebesar 12,422 dan sig. 0,000. Untuk mengetahui Ftabel terlebih
dahulu ditentukan derajat kebebasan (df1 dan df2). Dengan menggunakan
signifikasi α = 5%, df1 (nilai df dari model regression / jumlah variabel independen)
= 3, dan df2 (nilai df dari model residual / n-k-1) atau 100-3-1= 96 (dimana n adalah
jumlah responden dan k adalah jumlah variabel independen). Ftabel dapat dicari
dengan menggunakan program MS. Excel dengan rumus =finv(α;df1;df2) atau
=finv(0,05;3;96). Ftabel yang diperoleh adalah 2,699.
83
Sehingga dapat disimpulkan bahwa nilai Fhitung = 12,422 > Ftabel = 2,699
dengan tingkat signifikansi sebesar 0,000 < 0,05 hal ini menunjukkan bahwa Ho
ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa pengalaman merek,
kecintaan merek dan kepercayaan merek secara bersama-sama (simultan)
mempunyai pengaruh signifikan terhadap loyalitas merek pada pengguna sepeda
motor Suzuki Satria F 150 di Surakarta.
4.3.4. Uji T
Uji T digunakan untuk mengetahui seberapa besar kemampuan variabel
pengalaman merek (X1), kecintaan merek (X2) dan kepercayaan merek (X3) secara
keseluruhan dalam menjelaskan variabel loyalitas merek (Y).
Berikut ini hasil perhitungan uji t dengan menggunakan bantuan program
komputer SPSS versi 20:
Tabel 4.12 Hasil Uji t
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 4,910 2,530 1,941 ,055
Pengalaman_Mer
ek ,336 ,111 ,291 3,033 ,003
Kecintaan_Merek ,322 ,117 ,309 2,745 ,007
Kepercayaan_Mer
ek ,064 ,128 ,059 ,502 ,617
a. Dependent Variable: Loyalitas_Merek
Sumber: Data diolah, 2018
84
Hasil uji t dapat diketahui dari tabel 4.12 bahwa pada variabel pengalaman
merek (PM) diperoleh nilai thitung = 3,033 dengan nilai probabilitas sebesar 0,003.
Untuk mengetahui ttabel, dapat dicari dengan menggunakan program MS. Excel
dengan rumus =tinv(α;df2) atau =tinv(0,05;99). Ttabel yang diperoleh adalah 1,984.
Sehingga dapat disimpulakan bahwa nilai thitung = 3,033 > ttabel = 1,984 dengan
tingkat signifikansi sebesar 0,003 < 0,05 hal ini menunjukkan bahwa Ho ditolak dan
H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa pengalaman merek mempunyai
pengaruh signifikan terhadap loyalitas merek pada pengguna sepeda motor Suzuki
Satria F 150 di Surakarta.
Variabel kecintaan merek (KCM) diperoleh nilai thitung = 2,745 dengan nilai
probabilitas sebesar 0,007. Untuk mengetahui ttabel, dapat dicari dengan
menggunakan program MS. Excel dengan rumus =tinv(α;df2) atau =tinv(0,05;99).
Ttabel yang diperoleh adalah 1,984. Sehingga dapat disimpulakan bahwa nilai thitung
= 2,745 > ttabel = 1,984 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,007 < 0,05 hal ini
menunjukkan bahwa Ho ditolak dan H1 diterima sehingga dapat disimpulkan bahwa
kecintaan merek mempunyai pengaruh signifikan terhadap loyalitas merek pada
pengguna sepeda motor Suzuki Satria F 150 di Surakarta.
Variabel kepercayaan merek (KPM) diperoleh nilai thitung = 0,502 dengan nilai
probabilitas sebesar 0,617. Untuk mengetahui ttabel, dapat dicari dengan
menggunakan program MS. Excel dengan rumus =tinv(α;df2) atau =tinv(0,05;99).
Ttabel yang diperoleh adalah 1,984. Sehingga dapat disimpulakan bahwa nilai thitung
= 0,502 < ttabel = 1,984 dengan tingkat signifikansi sebesar 0,617 > 0,05 hal ini
85
menunjukkan bahwa Ho diterima dan H1 ditolak sehingga dapat disimpulkan bahwa
kepercayaan merek tidak berpengaruh signifikan terhadap loyalitas merek pada
pengguna sepeda motor Suzuki Satria F 150 di Surakarta.
4.3.5. Hasil Uji Hipotesis
Tabel 4.13
Hasil Pengujian Hipotesis
Hipotesis Kesimpulan
H1 Pengalaman merek Loyalitas merek
Diterima
H2 Kecintaan merek Loyalitas merek
Diterima
H3 Kepercayaan merek Loyalitas merek
Ditolak
Sumber: Data diolah, 2018
1. Pengujian hipotesis 1 (Pengaruh Pengalaman Merek (X1) terhadap
Loyalitas Merek).
Variabel pengalaman merek (PM) diperoleh nilai thitung = 3,033 dengan nilai
probabilitas sebesar 0,003. Ttabel yang diperoleh adalah 1,984. Sehingga dapat
disimpulakan bahwa nilai thitung = 3,033 > ttabel = 1,984 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,003 < 0,05 hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa pengalaman merek mempunyai pengaruh signifikan terhadap
loyalitas merek pada pengguna sepeda motor Suzuki Satria F 150 di Surakarta.
Hasil penelitian ini diperkuat dengan hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Sahin et al., (2011) dan Kusuma (2014) yang menyatakan bahwa
pengalaman merek berpengaruh signifikan terhadap loyalitas merek. Pengalaman
diartikannya sebagai hasil dari stimulasi yang memunculkan perasaan kesenangan
86
terhadap suatu merek. Kesenangan tersebut berkembang menjadi kepuasan yang
menimbulkan perilaku untuk mengulang pengalaman tersebut. Sehingga
pengalaman merek tidak hanya berpengaruh terhadap kepuasan terdahulu namun
juga memiliki pengaruh positif terhadap loyalitas pelanggan.
Jadi, semakin baik pengalaman merek yang dibentuk, maka semakin baik
pula kesetiaan merek di mata konsumen. Demikian pula sebaliknya, apabila
pengalaman merek yang dibentuk oleh perusahaan buruk, maka kesetiaan merek di
mata konsumen akan buruk. Hal ini menunjukan bahwa pengalaman akan merek
Suzuki Satria F 150 yang baik membuat konsumen merasa senang dengan
menggunakan sepeda motor tersebut, dan dari hal tersebut dapat membuat
konsumen loyal terhadap merek Suzuki Satria F 150 tersebut.
2. Pengujian hipotesis 2 (Pengaruh Kecintaan Merek (X2) terhadap Loyalitas
Merek).
Variabel kecintaan merek (KCM) diperoleh nilai thitung = 2,745 dengan nilai
probabilitas sebesar 0,007. Ttabel yang diperoleh adalah 1,984. Sehingga dapat
disimpulakan bahwa nilai thitung = 2,745 > ttabel = 1,984 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,007 < 0,05 hal ini menunjukkan bahwa H1 diterima sehingga dapat
disimpulkan bahwa kecintaan merek mempunyai pengaruh signifikan terhadap
loyalitas merek pada pengguna sepeda motor Suzuki Satria F 150 di Surakarta.
Dalam penelitian ini, menemukan bahwa konsumen yang mencintai suatu
merek, mereka memiliki ketertarikan yang lebih terhadap merek tersebut. Selain
itu, konsumen yang cinta terhadap suzuki satria f 150 selalu ingin tahu tentang yang
terbaik dan terbaru dari motor tersebut dan mereka tidak ragu-ragu atau melakukan
87
apapun untuk mendapatkan apa yang konsumen inginkan dari karena konsumen
sudah merasa cocok.
Hasil penelitian ini sejalan dengan teori yang menyatakan bahwa semangat
rasa cinta terhadap merek menumbuhkan keeratan (attachment) dan bisa
memprediksi loyalitas merek. Semangat cinta yang dirasakan oleh konsumen
terhadap merek terbukti pada tingkat gairah emosional yang melekat pada
pelanggan yang puas pada suatu merek tertentu, bahwa setelah konsumen memakai
dan mengalami tingkat kepuasan yang tinggi dapat mempengaruhi kecintaan
konsumen terhadap merek, maka konsumen akan menjadi lebih loyal terhadap
merek serta terikat erat dengan merek (Caroll dan Ahuvia, 2006).
Hasil penelitian ini juga diperkuat dengan hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Ubud (2016) yang menyatakan bahwa Kecintaan Merek
berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Merek. Jadi, semakin tinggi kecintaan
konsumen terhadap merek maka kesetiaan konsumen terhadap merek juga semakin
tinggi. Hal ini mengindikasikan bahwa konsumen memiliki kedekatan yang sangat
erat yang mendasari konsumen untuk meneruskan hubungan yang baik dalam
jangka panjang dengan merek. Perilaku ini dapat dikatakan sebagai kecintaan
konsumen yang kedekatan, ketertarikan dan keinginan yang tinggi untuk tetap setia
pada merek.
88
3. Pengujian Hipotesis 3 (Pengaruh Kepercayaan Merek (X3) terhadap
Loyalitas Merek).
Variabel kepercayaan merek (KPM) diperoleh nilai thitung = 0,502 dengan
nilai probabilitas sebesar 0,617. Ttabel yang diperoleh adalah 1,984. Sehingga dapat
disimpulakan bahwa nilai thitung = 0,502 < ttabel = 1,984 dengan tingkat signifikansi
sebesar 0,617 > 0,05 hal ini menunjukkan bahwa H1 ditolak sehingga dapat
disimpulkan bahwa kepercayaan merek tidak berpengaruh signifikan terhadap
loyalitas merek pada pengguna sepeda motor Suzuki Satria F 150 di Surakarta.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan teori yang menyatakan bahwa
Kepercayaan terbangun karena adanya harapan bahwa pihak lain akan bertindak
sesuai dengan kebutuhan dan keinginan konsumen. Ketika seseorang telah
mempercayai pihak lain maka mereka yakin bahwa harapan mereka akan terpenuhi
dan tidak akan kecewa. kepercayaan mengurangi ketidakpastian dalam suatu
lingkungan dimana konsumen merasa kacau karena mereka tahu akan dapat
bersandar pada merek yang dipercaya (Panjaitan et al.,2016).
Penelitian ini diperkuat dan mendukung dari hasil penelitian terdahulu yang
dilakukan oleh Edris (2009) yang menyatakan bahwa kepercayaan merek tidak
berpengaruh signifikan terhadap loyalitas merek. Dalam penelitian ini Kepercayaan
Merek merupakan variabel tidak penting dalam hubungan jangka panjang dengan
konsumen dimana akhirnya tidak akan mempengaruhi loyalitas merek.
89
Penjualan atau pendistribusian sepeda motor Suzuki Satria F 150 di tahun
2013-2017 terus menurun dikarenakan faktor harganya yang relatif mahal
dibandingkan rival-rivalnya, pemakaian bahan bakar yang lebih boros
dibandingkan motor lainnya dengan model dan spesifikasi yang sama, konsumen
(responden) dalam penelitian ini cenderung bosan akan model/tampilan dari motor
Suzuki Satria F 150 yang tidak jauh berbeda dari model-model sebelumnya.
Jadi, Hasil ini menunjukkan bahwa sepeda motor Suzuki Satria F 150 adalah
merek motor yang tidak sesuai harapan mereka, sehingga dalam hubungan jangka
panjang dengan konsumen dimana akhirnya tidak akan mempengaruhi loyalitas
terhadap sepeda motor Suzuki Satria F 150 dan berdampak pada ketidaksetiaan
sikap ataupun perilaku konsumen terhadap Suzuki Satria F 150.
90
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis data dan pembahasan yang telah diuraikan pada
bab sebelumnya, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut:
1. Pengalaman Merek berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Merek pada
pengguna sepeda motor Suzuki Satria F 150 di Surakarta. Jadi semakin baik
pengalaman merek dapat meningkatkan loyalitas merek.
2. Kecintaan Merek berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Merek pada
pengguna sepeda motor Suzuki Satria F 150 di Surakarta. Jadi semakin baik
kecintaan merek dapat meningkatkan loyalitas merek.
3. Kepercayaan Merek tidak berpengaruh signifikan terhadap Loyalitas Merek
pada pengguna sepeda motor Suzuki Satria F 150 di Surakarta. Yang berarti
kepercayaan konsumen terhadap suatu merek tidak dapat menyebabkan
konsumen merasa loyal.
5.2. Keterbatasan Penelitian
Meskipun penelitian ini telah dirancang dan dilaksanakan sebaik-baiknya,
namun masih terdapat beberapa keterbatasan, yaitu:
1. Keterbatasan penggunaan variabel yang diteliti yaitu terbatas pada
pengalaman merek, kecintaan merek, kepercayaan merek, dan loyalitas
merek.
91
2. Keterbatasan pada metode survei bahwa peneliti tidak dapat mengontrol
jawaban responden, sehingga dapat saja pengisian kuesioner ini dilakukan
oleh orang lain yang tidak sesuai dengan karakteristik dan pendapat
responden yang bersangkutan.
3. Keterbatasan dalam waktu dan kemampuan peneliti, sehingga hasil
penelitian terbatas pada kemampuan deskripsi.
4. Metode pengumpulan data menggunakan kuesioner, sehingga sangat
mungkin datanya bersifat subyektif, akan lebih baik bila ditambahkan
metodewawancara sehingga hasil penelitian yang diperoleh lebih lengkap.
5. Penelitian ini masih belum bisa mengungkapkan secara keseluruhan faktor-
faktor yang mempengaruhi Loyalitas Merek pada pengguna sepeda motor
Suzuki Satria F 150 di Surakarta secara keseluruhan. Karena hanya
menemukan 25,7% dari faktor-faktor yang mempengaruhi loyalitas merek
tersebut, sehingga masih terdapat 74,3% dari faktor-faktor lain yang tidak
diteliti dalam penelitian.
5.3. Saran
Berdasarkan hasil studi dari kesimpulan yang telah diambil maka saran yang
dapat diberikan adalah:
1. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan untuk menambah variabel merek
lainnya.
92
2. Dalam variabel pengalaman merek dan kecintaan merek diharapkan untuk
menambahkan literasi buku yang lebih banyak lagi, karena dalam penelitian
ini sangat sedikit sekali literasi buku yang diambil.
3. Dalam penelitian selanjutnya diharapkan menggunakan rentan waktu yang
berbeda dan lebih lama, agar diperoleh hasil yang lebih akurat.
93
DAFTAR PUSTAKA
Aaker, D. (2009). Manajemen Ekuitas Merek. Jakarta: Spektrum.
. (2013). Manajemen Pemasaran Strategi. Edisi kedelapan. Jakarta:
Salemba Empat.
Ahuvia, A. C. (2005). Beyond the Extended Self: Loved Objects and Consumers'
Identity Narratives. Journal of Consumer Research, Vol. 32(1), 171-184.
Arikunto, S. (2007). Manajemen Penelitian. Jakarta: Rineka Cipta.
Ballester, Elena Delagado dan Munuera-Aleman, J. L. (2001). “Brand Trust in the
Context of Consumer Loyalty”, European Journal of Marketing, 35,11/12,
1238-1258.
Bastian D.A. (2014). Analisa Pengaruh Citra Merek ( Brand Image ) dan
Kepercayaan Merek ( Brand Trust ) Terhadap Loyalitas Merek ( Brand
Loyalty ) ADES PT . Ades Alfindo Putra Setia, Program Manajemen
Pemasaran, Universitas Kristen Petra 2(1), 1–9.
Brakus, J. J., Schmitt, B. H., & Zarantonello, L. (2009). Brand Experience: What Is
It? How Is It Measured? Does It Affect Loyalty? Journal of Marketing,
73(3), 52–68.
Carroll, B., & Ahuvia, A. (2006). Some antecedents and outcomes of brand love,
Marketing Letters, 17(2), 79-89.
Chaudhuri, A. And Holbrook, M. B. (2001). The Chain of Effects from Brand Trust
and Brand Affect to Brand Performance: The Role of Brand Loyalty. The
Journal of Marketing, 65 (2), 81-93.
Darmawan, Deni. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif. Bandung: PT. Remaja
Rosdakarya.
Delgado, B., Elena, dan Jose. (1999). Brand trust in the context of consumer loyalty.
European Journal of Marketing, 35(11/12), pp. 1238-1258.
Delgado-Ballester, E., dan Munuera-Aleman, J.L. (2001). “Does Brand Trust
Matter to Brand Equity”, The Journal of Product and Brand Management,
Djarwanto, P. S., & Subagyo, P. (2003). Statistik Induktif. Yogyakarta: BPPE.
Durianto, D. Sugiarto. Sitinjak, T. (2001). Strategi Menaklukkan Pasar: Melalui
94
Riset Ekuitas dan Perilaku Konsumen. Jakarta: PT. Gramedia Pustaka
Utama.
Erna, Ferrina Dewi. (2008). Merek & Psikologi Konsumen. Edisi Pertama, Cetakan
Pertama. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Ferdinand, A. (2006). Metode Penelitian Manajemen Pedoman Penelitian untuk
Penulisan Skripsi Tesis dan Disertai Ilmu Manajemen (5th ed.). Semarang:
UNDIP Press.
Ghozali, I. (2013). Aplikasi Analisis Multivariete dengan Program IBM SPSS 23.
Semarang: Badan Penerbit Universitas Diponegoro.
Gujarati, D. (2003). Ekonomertika Dasar. Jakarta: Erlangga.
Handayani, R., dan Aini, N. (2018, 11 Januari). Penjualan Sepeda Motor Menurun
Selama Tahun 2017. Republika.
Iman, Mustafa. (2016, 02 Februari). Penjualan menurun, Suzuki siapkan 3 motor
baru. Beritagar.
Ismail, Ahmed Rageh & Spinelli, G. (2012). Effects of brand love, personality and
image on word of mouth. Journal of Fashion Marketing and Management,
Vol. 16 No. 4
Kotler, Philip dan Kevin Lane Keller. (2008). Manajemen Pemasaran Jilid 1.
Disadur oleh Benyamin Molan. Indeks.
Kotler, P. dan Amstrong, G. (2008). Prinsip-Prinsip Pemasaran Edisi 12. Penerbit
Erlangga.
Keller, K. L. (2003). Strategic Brand Management: Building, Measuring, and
Managing Brand Equity (2nd ed.). NJ: Prentice Hall.
Lastovicka, J.L. & Sirianni, N.J. (2011). Truly, madly, deeply: Consumers in the
throes of material possession love. Journal of Consumer Research, 37, 2,
323-342.
Mowen, J. C. and Minor, M. (2000). Consumer Behavior. New York: Prentice Hall,
Inc., 5th Edition, 1998.
Muannas, Arif. (2014). Perilaku Konsumen. Yogyakarta: CV Gerbang Media
Aksara.
Panjaitan, A.O.Y., Rofiaty., Sudjatno. (2016). Pengaruh Pengalaman Merek
Terhadap Loyalitas Merek Melalui Mediasi Kepuasan Merek Dan
Kepercayaan Merek (Studi Pada Kuliner Khas Kota Malang). Jurnal Bisnis
dan Manajemen Vol. 3 No.2,141-161
95
Penjualan Suzuki Satria FU 150 s.d bulan Agustus 2015 mencapai 64% dari Total
Penjualan Suzuki (2015, 11 September). Mansarpost.
Rangkuti , Freddy. (2009). Strategi Promosi yang Kreatif dan Analisis Kasus.
Integrated Marketing Communication. Jakarta : PT Gramedia Pustaka
Utama.
Richins, Marshal. (1997). “Measuring Emotions in the Consumption Experience,”
Journal of Consumer Research,24(2),127–46.
Priyanto. (2011). SPSS 17,00 Untuk Analisis Data dan Uji Statistik. Bandung: Andi
Offset.
Sahin, A., Zehir, C., & Kitapci, H. (2011). The effects of brand experiences, trust
and satisfaction on building brand loyalty; an empirical research on global
brands. Procedia - Social and Behavioral Sciences, 24, 1288–1301.
Sampel, P. (2016). Pengaruh Promosi Dan Kepercayaan Merek Dan Terhadap
Keputusan Pembelian Sepeda Motor Yamaha Di Pasaman Barat Eko Putra.
Sanusi, A. (2011). Metodologi Penelitian Bisnis. Jakarta: Salemba Empat.
Schmitt, B. 2007. Experiental Marketing.
Sekaran, Uma. (2006). Metodologi Penelitian untuk Bisnis. Edisi 4, Buku 1 dan
buku 2. Jakarta: Salemba Empat.
Siregar, S. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif (1st ed.). Jakarta: Kencana
Prenada Media Group.
Sternberg, R. J. (1986). A triangular theory of love. Psychological Review, 93, 119–
135.
Sudaryono. (2016). Manajemen Pemasaran: Teori dan Implementasi. Yogyakarta:
Andi Offset.
Sugiyono. (2013). Metode Penelitian Kuantitatif, Kualitatif, dan R&D. Bandung:
Alfabeta.
Tingkir, C. F. (2014). Pengaruh Identitas Merek Terhadap Loyalitas Merek Melalui
Citra Merek Dan Kepercayaan Merek Toyota. Jurnal Manajemen
Pemasaran, 8(2), 62–69.
Tjiptono, Fandy & Diana, Anastasia. (2000). Prinsip & Dinamika Pemasaran.
Yogyakarta: J&J Learning.
96
Ubud, S. U. dan S. (2016). Strategi Kualitas Hubungan Merek, Komitmen,
Kecintaan Merek Terhadap Loyalitas Merek pada Restoran Waralaba, 6(3),
333–348.
Wibowo, Eko Ari. (2018, 11 Januari) Suzuki GSX-R 150 Kini Geser Penjualan
Satria FU. Tempo.
Wijaya, T. (2011). Manajemen Kualitas jasa: Desain Servqual, QFD, dan Kano
disertai Contoh Aplikasi dalam Kasus Penelitian. Jakarta: PT Indeks.
Yuli, W., Bodro, T., Kumadji, S., Latief, W. A., Ilmu, F., Brawijaya, A., …
Konsumen-merek, K. (2010). Pengaruh kepercayaan merek terhadap
loyalitas merek.
Yulianti, I., & Tung, W. (2013). The relationship among brand experience, brand
image and customer satisfaction of Facebook users in Indonesia. World
Applied Sciences Journal, 28(13), 100–113.
Yunitasari, H., & Yuniawan, A. (2006). Kualitas Dan Loyalitas Merek Terhadap
Nilai. Jurnal Studi Manajemen & Organisasi, 3, 15–28.
Zarantonello, L., Schmitt, B. (2010). Using The Brand Experience Scale To Profile
Consumers and Predict Consumer Behavior. Journal of Brand
Management, 17, 532-540.
97
Lampiran
98
Lampiran 1
Jadwal Penelitian
NO Bulan Maret April Mei Juni Juli Agustus
Kegiatan 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2
1
Penyusunan
Proposal X X
2 Konsultasi X X X X X X X X X
3
Revisi
Proposal X
4
Pengumpulan
Data X X X
5 Analisis Data X X
6
Penulisan
Akhir
Naskah
Skripsi X X
7 Munaqasah X
8
Revisi
Skripsi X
99
Lampiran 2
Kuisioner Penelitian
PENGARUH PENGALAMAN MEREK, KECINTAAN MEREK DAN
KEPERCAYAAN MEREK DALAM MEMBANGUN LOYALITAS
MEREK PADA PENGGUNA SEPEDA MOTOR SUZUKI SATRIA F 150
Kepada Yth. Bapak/Ibu/Saudara/i
Saya, Muhammad Nurvani Nafi’us Sholihin, mahasiswa Jurusan Manajemen
Bisnis Syariah, Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam, Institut Agama Islam Negeri
Surakarta saat ini saya sedang melakukan penelitian mengenai “Pengaruh
Pengalaman Merek, Kecintaan Merek dan Kepercayaan Merek dalam
Membangun Loyalitas Merek pada Pengguna Sepeda Motor Suzuki Satria F
150” dalam rangka penyusunan skripsi. Saya mohon kesediaan
Bapak/Ibu/Saudara/I berkenan meluangkan watu untuk mengisi kuesioner ini.
BAGIAN 1
Identitas Responden
(Berikan tanda (X) pada kode angka sesuai jawaban Saudara/i)
Nama :
Jenis Kelamin : 1. Laki-laki 2. Perempuan
Usia : Tahun
Pendidikan Terakhir : 1. SD 4. Diploma
2. SLTP 5. S1
3. SLTA 6. S2 ke atas
BAGIAN 2
Berikan jawaban dengan jujur dan terbuka, sesuai dengan apa yang Saudara/I
rasakan. Besar harapan saya kiranya Saudara/i bisa memberikan eauratan data dari
penelitian ini. Berikan tanda silang (X) pada olom jawaban yang Saudara/I anggap
100
paling sesuai dengan diri Saudara/I (pilih salah satu jawaban saja). Adapun
makna tanda dalam olom adalah sebagai berikut :
1. Sangat Tidak Setuju (STS) – 10 Sangat Setuju (SS)
No. Pertanyaan Skala Ukur
Variabel Pengalaman Merek (X1)
1. Pada saat saya melihat merek
sepeda motor suzuki satria f
150, saya mendapatkan kesan
yang kuat mengenai merek dan
produknya.
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
2. Perasaan yang berlebih-lebihan
(senang, gembira, riang) dari
dalam diri saya muncul ketika
saya melihat merek ini
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
3. Saya terkesan saat
menggunakan sepeda motor
suzuki satria f 150 ini dan
tingkah laku saya berubah
karenanya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
101
Variabel Kecintaan Merek (X2)
4. Saya mencintai merek sepeda
motor suzuki satria f 150
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
5. Saya merasa nyaman ketika
saya menggunakan merek
motor suzuki satria f 150
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
6. Saya merasa kagum dengan
merek suzuki satria f 150
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Variabel Kepercayaan Merek (X3)
7. Saya percaya bahwa sepeda
motor suzuki satria f 150 tidak
pernah mengecewakan saya
dalam hal apapun
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
8. Saya percaya semenjak
menggunakan merek suzuki
satria f 150 ini saya menjadi
lebih percaya diri
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
9. Saya merasa suzuki satria f 150
adalah merek motor sesuai
harapan saya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
102
Variabel Loyalitas Merek (Y)
10. Saya menganggap bahwa
suzuki satria f 150 ini adalah
merek motor yang sangat
diunggulkan dalam segala
aspek dan lebih baik ketimbang
merek motor sejenis lainnya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
11. Saya akan selalu setia
menggunakan suzuki satria f
150 ini dibandingkan dengan
motor lainnya
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
12.
Saya mendapatkan kesan yang
positif semenjak menggunakan
merek sepeda motor suzuki
satria f 150
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
103
Lampiran 3
Hasil perhitungan kuisioner
Hasil Perhitungan Kuesioner
(Variabel Loyalitas Merek & Pengalaman Merek)
Resp LM1 LM2 LM3 Total PM1 PM2 PM3 Total
1 4 4 4 12 6 6 6 18
2 7 8 6 21 8 7 8 23
3 5 5 5 15 5 5 5 15
4 8 8 7 23 7 8 8 23
5 7 6 7 20 7 7 6 20
6 9 9 7 25 9 9 7 25
7 4 2 4 10 5 4 4 13
8 6 1 5 12 7 4 1 12
9 7 6 7 20 8 8 8 24
10 6 6 9 21 8 10 7 25
11 8 8 7 23 8 7 8 23
12 9 9 9 27 8 7 6 21
13 5 5 5 15 5 5 5 15
14 6 6 6 18 7 7 5 19
15 1 1 1 3 3 3 2 8
16 4 3 5 12 6 2 2 10
17 7 7 8 22 9 8 8 25
18 9 9 9 27 8 8 8 24
19 9 9 9 27 9 8 10 27
20 5 5 6 16 6 7 8 21
21 8 8 7 23 10 10 10 30
22 6 6 6 18 7 6 6 19
23 4 4 4 12 4 4 4 12
24 6 6 7 19 8 7 6 21
25 6 8 8 22 8 9 7 24
26 9 8 8 25 4 6 5 15
27 6 8 6 20 7 7 9 23
28 6 4 5 15 5 4 3 12
29 6 4 1 11 9 9 9 27
30 7 7 7 21 8 10 7 25
31 7 7 7 21 8 9 10 27
32 8 8 7 23 6 8 5 19
33 8 8 10 26 7 7 7 21
34 8 4 6 18 10 7 6 23
35 8 7 8 23 9 5 9 23
104
36 8 5 5 18 7 8 6 21
37 9 10 10 29 8 5 6 19
38 6 5 3 14 7 8 7 22
39 2 5 3 10 9 9 6 24
40 7 7 9 23 7 7 7 21
41 8 8 9 25 6 8 9 23
42 7 8 9 24 8 7 4 19
43 10 10 10 30 8 9 10 27
44 7 8 9 24 6 3 10 19
45 9 9 9 27 5 3 6 14
46 6 6 9 21 5 5 5 15
47 7 8 6 21 7 6 4 17
48 7 9 6 22 8 10 9 27
49 9 6 8 23 7 3 7 17
50 8 6 7 21 6 4 5 15
51 6 7 7 20 4 8 8 20
52 10 10 10 30 9 9 9 27
53 8 8 8 24 10 8 10 28
54 7 6 6 19 6 6 8 20
55 7 8 8 23 8 6 8 22
56 6 6 9 21 6 10 7 23
57 9 8 8 25 6 4 3 13
58 3 5 6 14 8 9 8 25
59 7 7 7 21 9 10 10 29
60 7 8 9 24 8 6 6 20
61 7 7 9 23 9 7 9 25
62 9 7 7 23 7 5 6 18
63 6 7 8 21 9 8 5 22
64 3 4 1 8 2 2 5 9
65 7 7 7 21 8 10 7 25
66 8 8 8 24 10 6 8 24
67 7 10 8 25 7 8 9 24
68 10 10 10 30 8 6 6 20
69 6 9 5 20 7 9 6 22
70 7 7 9 23 6 6 6 18
71 8 8 9 25 7 9 4 20
72 7 6 4 17 8 6 7 21
73 6 7 7 20 5 8 9 22
74 9 9 8 26 6 7 9 22
75 4 5 5 14 6 6 6 18
76 7 6 7 20 8 8 7 23
77 7 5 5 17 7 6 8 21
78 8 6 7 21 8 8 3 19
105
79 7 8 6 21 9 8 6 23
80 6 6 6 18 8 6 6 20
81 6 7 7 20 10 7 6 23
82 2 4 1 7 7 10 4 21
83 6 5 5 16 7 7 8 22
84 1 6 5 12 3 7 7 17
85 2 5 4 11 7 6 7 20
86 9 6 8 23 8 8 9 25
87 3 9 4 16 6 4 1 11
88 7 8 9 24 6 10 3 19
89 7 9 10 26 9 9 9 27
90 4 5 5 14 8 8 3 19
91 7 4 4 15 10 10 9 29
92 6 1 5 12 7 9 8 24
93 4 6 3 13 6 7 8 21
94 7 7 5 19 6 3 7 16
95 8 8 3 19 7 6 9 22
96 6 6 6 18 9 7 7 23
97 6 5 5 16 6 4 5 15
98 5 5 2 12 3 3 5 11
99 8 8 9 25 6 8 9 23
100 7 9 6 22 7 6 5 18
106
Hasil Perhitungan Kuisioner
(Variabel Kecintaan Merek dan Kepercayaan Merek)
Resp KCM1 KCM2 KCM3 TOTAL KPM1 KPM2 KPM3 TOTAL
1 5 5 7 17 5 5 5 15
2 8 9 9 26 9 8 7 24
3 5 5 5 15 5 5 5 15
4 9 6 6 21 6 5 6 17
5 7 7 7 21 7 7 8 22
6 10 8 6 24 5 7 9 21
7 4 3 4 11 2 2 3 7
8 1 7 4 12 3 6 6 15
9 7 7 8 22 6 7 7 20
10 9 10 8 27 9 7 7 23
11 8 7 8 23 8 8 7 23
12 9 8 7 24 7 7 10 24
13 5 5 5 15 5 5 5 15
14 5 5 5 15 6 6 6 18
15 1 1 1 3 1 2 1 4
16 3 4 4 11 2 3 3 8
17 8 9 10 27 7 8 8 23
18 7 9 9 25 9 9 9 27
19 10 10 10 30 9 10 10 29
20 5 7 6 18 5 7 6 18
21 10 10 10 30 9 8 7 24
22 6 6 6 18 6 6 6 18
23 4 4 4 12 4 4 4 12
24 6 6 6 18 6 6 6 18
25 6 8 8 22 10 10 10 30
26 7 5 8 20 10 8 8 26
27 9 6 8 23 6 8 8 22
28 5 5 6 16 4 5 5 14
29 6 6 6 18 7 6 7 20
30 6 4 7 17 9 9 9 27
31 8 8 8 24 8 8 10 26
107
32 7 7 7 21 8 9 10 27
33 7 8 7 22 6 8 5 19
34 4 10 5 19 7 7 7 21
35 8 8 8 24 10 7 6 23
36 10 7 8 25 9 5 9 23
37 8 9 9 26 7 8 6 21
38 9 7 6 22 8 5 6 19
39 6 8 8 22 7 8 7 22
40 5 9 8 22 7 9 6 22
41 9 9 9 27 7 7 7 21
42 7 9 7 23 6 9 9 24
43 8 7 5 20 8 7 7 22
44 10 10 10 30 7 9 10 26
45 9 8 7 24 6 3 10 19
46 8 6 5 19 5 3 6 14
47 6 4 9 19 5 5 5 15
48 4 5 5 14 7 6 4 17
49 7 9 6 22 8 10 9 27
50 9 6 6 21 7 7 7 21
51 5 7 4 16 9 4 5 18
52 6 7 7 20 8 8 8 24
53 5 6 7 18 9 9 9 27
54 8 8 8 24 10 10 10 30
55 9 10 7 26 6 6 8 20
56 4 8 8 20 8 10 8 26
57 4 4 4 12 6 10 7 23
58 1 5 4 10 6 4 3 13
59 8 7 7 22 8 8 8 24
60 7 7 7 21 9 10 10 29
61 7 8 9 24 8 6 6 20
62 8 6 8 22 9 9 9 27
63 9 7 7 23 8 10 6 24
64 8 9 10 27 9 8 5 22
65 3 2 2 7 3 3 3 9
66 7 7 7 21 8 10 7 25
108
67 8 8 5 21 10 6 8 24
68 7 10 8 25 7 8 7 22
69 9 7 7 23 8 6 6 20
70 7 7 7 21 7 9 6 22
71 10 10 10 30 6 7 6 19
72 2 4 5 11 7 9 4 20
73 7 6 7 20 8 6 7 21
74 6 7 7 20 4 8 9 21
75 9 9 8 26 6 7 9 22
76 4 10 5 19 6 6 6 18
77 7 6 7 20 8 8 7 23
78 7 5 3 15 7 6 8 21
79 10 8 7 25 8 8 8 24
80 7 6 6 19 9 8 6 23
81 6 6 6 18 8 6 6 20
82 6 7 7 20 10 7 6 23
83 2 4 1 7 7 10 4 21
84 6 8 6 20 7 9 8 24
85 8 6 8 22 7 7 7 21
86 6 8 7 21 7 6 7 20
87 10 9 8 27 8 8 9 25
88 6 9 4 19 6 4 1 11
89 10 10 9 29 6 10 10 26
90 9 6 7 22 9 9 9 27
91 8 7 8 23 8 8 8 24
92 8 6 8 22 10 10 9 29
93 6 4 5 15 7 9 8 24
94 4 6 6 16 6 7 8 21
95 7 5 8 20 6 7 7 20
96 8 8 7 23 7 9 9 25
97 6 8 10 24 9 7 7 23
98 6 5 5 16 6 4 5 15
99 7 5 5 17 6 4 5 15
100 7 8 9 24 6 8 9 23
109
Lampiran 4
Hasil Uji Validitas
Variabel Loyalitas Merek
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
LM1 6,33 1,882 30
LM2 6,00 2,349 30
LM3 6,17 2,052 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
LM1 12,17 17,316 ,856 ,876
LM2 12,50 13,707 ,864 ,869
LM3 12,33 16,506 ,812 ,903
Variabel Pengalaman Merek
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
PM1 6,97 1,732 30
PM2 6,73 2,116 30
PM3 6,27 2,333 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
PM1 13,00 18,138 ,790 ,906
PM2 13,23 14,254 ,880 ,815
PM3 13,70 13,321 ,824 ,877
110
Variabel Kecintaan Merek
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KCM1 6,37 2,414 30
KCM2 6,40 2,191 30
KCM3 6,60 2,094 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KCM1 13,00 16,690 ,801 ,899
KCM2 12,97 18,309 ,811 ,884
KCM3 12,77 18,323 ,870 ,840
Variabel Kepercayaan Merek
Item Statistics
Mean Std. Deviation N
KPM1 6,23 2,431 30
KPM2 6,47 2,063 30
KPM3 6,60 2,175 30
Item-Total Statistics
Scale Mean if
Item Deleted
Scale Variance if
Item Deleted
Corrected Item-
Total Correlation
Cronbach's
Alpha if Item
Deleted
KPM1 13,07 17,237 ,866 ,957
KPM2 12,83 19,247 ,946 ,894
KPM3 12,70 19,045 ,888 ,932
111
Lampiran 5
Hasil Uji Reliabilitas
Variabel Loyalitas Merek
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,919 3
Variabel Pengalaman Merek
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,909 3
112
Variabel Kecintaan Merek
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,912 3
Variabel Kepercayaan Merek
Case Processing Summary
N %
Cases
Valid 30 100,0
Excludeda 0 ,0
Total 30 100,0
a. Listwise deletion based on all variables in the
procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha
N of Items
,950 3
113
Lampiran 6
Hasil Uji Asumsi Klasik
Uji normalitas
One-Sample Kolmogorov-Smirnov Test
Unstandardized
Residual
N 100
Normal Parametersa,b Mean 0E-7
Std. Deviation 4,59544161
Most Extreme Differences
Absolute ,073
Positive ,050
Negative -,073
Kolmogorov-Smirnov Z ,733
Asymp. Sig. (2-tailed) ,656
a. Test distribution is Normal.
b. Calculated from data.
Uji heteroskedastisitas
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 3,451 1,630 2,117 ,037
Pengalaman_Merek -,069 ,071 -,109 -,971 ,334
Kecintaan_Merek ,023 ,076 ,040 ,306 ,760
Kepercayaan_Mere
k ,047 ,082 ,078 ,568 ,571
a. Dependent Variable: RES2
114
Uji Multikolinearitas
Coefficientsa
Model Collinearity Statistics
Tolerance VIF
1
Pengalaman_Merek ,815 1,227
Kecintaan_Merek ,594 1,684
Kepercayaan_Merek ,545 1,834
a. Dependent Variable: Loyalitas_Merek
115
Lampiran 7
Analisis Regresi Berganda
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 4,910 2,530 1,941 ,055
Pengalaman_Merek ,336 ,111 ,291 3,033 ,003
Kecintaan_Merek ,322 ,117 ,309 2,745 ,007
Kepercayaan_Mere
k ,064 ,128 ,059 ,502 ,617
a. Dependent Variable: Loyalitas_Merek
116
Lampiran 8
Uji Ketepatan Model
Uji Koefisien Determinasi (R2)
Model Summaryb
Model R R Square Adjusted R
Square
Std. Error of the
Estimate
1 ,529a ,280 ,257 4,667
a. Predictors: (Constant), Kepercayaan_Merek, Pengalaman_Merek,
Kecintaan_Merek
b. Dependent Variable: Loyalitas_Merek
Uji F
ANOVAa
Model Sum of Squares Df Mean Square F Sig.
1
Regression 811,550 3 270,517 12,422 ,000b
Residual 2090,690 96 21,778
Total 2902,240 99
a. Dependent Variable: Loyalitas_Merek
b. Predictors: (Constant), Kepercayaan_Merek, Pengalaman_Merek, Kecintaan_Merek
117
Lampiran 9
Uji T
Coefficientsa
Model Unstandardized
Coefficients
Standardized
Coefficients
t Sig.
B Std. Error Beta
1
(Constant) 4,910 2,530 1,941 ,055
Pengalaman_Merek ,336 ,111 ,291 3,033 ,003
Kecintaan_Merek ,322 ,117 ,309 2,745 ,007
Kepercayaan_Mere
k ,064 ,128 ,059 ,502 ,617
a. Dependent Variable: Loyalitas_Merek
118
Lampiran 10
Daftar Riwayat Hidup
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
A. DATA PRIBADI
Nama Lengkap : Muhammad Nurvani Nafi’us Sholihin
Nama Panggilan : Fanny
TTL : Sukoharjo, 14 November 1995
Alamat : Sedahromo lor, Rt01/007, Kartasura
Email : [email protected]
B. PENDIDIKAN
2001 – 2003 : RA Al-Hilal Kartasura
2003 – 2009 : SD Islam Al-Hilal Kartasura
2009 – 2011 : SMP AL-Islam Kartasura
2011 – 2014 : MA Negeri 2 Surakarta
2014 – 2018 : S1, Institut Agama Islam Negeri Surakarta