Upload
others
View
9
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PERBEDAAN SUHU AIR TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA
(Oreochromis niloticus)
PUTRI CLARITA SIHOMBING
140302076
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
Universitas Sumatera Utara
PENGARUH PERBEDAAN SUHU AIR TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA
(Oreochromis niloticus)
SKRIPSI
PUTRI CLARITA SIHOMBING
140302076
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
Universitas Sumatera Utara
PENGARUH PERBEDAAN SUHU AIR TERHADAP PERTUMBUHAN
DAN KELANGSUNGAN HIDUP IKAN NILA
(Oreochromis niloticus)
SKRIPSI
PUTRI CLARITA SIHOMBING
140302076
Skripsi sebagai Satu Diantara Beberapa Syarat untuk Memperoleh Gelar Sarjana
Perikanan di Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan,
Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
PROGRAM STUDI MANAJEMEN SUMBERDAYA PERAIRAN
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
2018
Universitas Sumatera Utara
PERNYATAAN MENGENAI SKRIPSI
DAN SUMBER INFORMASI
Nama : Putri Clarita Sihombing
NIM : 140302076
Menyatakan bahwa skripsi yang berjudul “Pengaruh Perbedaan Suhu Air terhadap
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila (Oreochromis niloticus)” adalah
benar merupakan hasil karya sendiri dan belum pernah diajukan dalam bentuk
apapun kepada perguruan tinggi manapun. Semua sumber data dan informasi
yang berasal atau dikutip dari karya yang diterbitkan maupun yang tidak
diterbitkan dari penulis lain telah disebutkan dalam teks dan dicantumkan dalam
daftar pustaka dibagian akhir skripsi ini.
Medan, Juli 2018
Putri Clarita Sihombing
NIM. 140302076
Universitas Sumatera Utara
Universitas Sumatera Utara
ABSTRAK
PUTRI CLARITA SIHOMBING. Pengaruh Perbedaan Suhu Air Terhadap
Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup Ikan Nila (Oreochromis niloticus).
Dibimbing oleh SYAMMAUN USMAN.
Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang populer di
kalangan masyarakat. Namun salah satu masalah yang sering dihadapi dalam
budidaya ikan nila adalah suhu yang bisa mempengaruhi pertumbuhan
kelangsungan hidup serta munculnya berbagai penyakit. Penelitian ini bertujuan
untuk mengetahui seberapa besar pengaruh suhu terhadap pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan nila dan mengetahui suhu yang baik untuk pertumbuhan
ikan nila. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan empat perlakuan dan tiga ulangan, yaitu T1 (270C),
T2 (290C) dan T3 (31
0C). Hasil penelitian menunjukkan pertumbuhan tertinggi
terdapat pada perlakuan T2 dengan pertambahan panjang sebesar 5,1 cm dan
peningkatan berat sebesar 21,15 g, kemudian diikuti perlakuan T2 dengan
pertambahan panjang sebesar 3,7 cm dan peningkatan berat sebesar 17,27 g dan
pertumbuhan terendah terdapat pada perlakuan T3 dengan pertambahan panjang
sebesar 2,6 cm dan peningkatan berat sebesar 15,27 g. Nilai kelangsungan hidup
tertinggi selama pemeliharaan terdapat pada perlakuan T1 sebesar 76,67%.
Parameter pendukung kualitas air yang diperoleh adalah pH berkisar 6,6 – 7,4
dan DO berkisar 4,0 - 5,2 mg/l. suhu kisaran normal untuk pemeliharaan ikan nila
berkisar antara 25-280C, namun suhu yang terbaik untuk pertumbuhan ikan nila
yaitu 270C. Perbedaan suhu memberikan pengaruh yang nyata terhadap
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan.
Kata kunci: Suhu, Ikan Nila, Pertumbuhan, Kelangsungan Hidup.
i
Universitas Sumatera Utara
ABSTRACK
PUTRI CLARITA SIHOMBING. The Effect of Water Temperature Differences
on Growth and Survival Rate of Tilapia (Oreochromis niloticus). Under academic
supervision by SYAMMAUN USMAN
Tilapila is one of freshwater fish popular among the socienty. But one of
the problems that often faced in the cultivation of tilapia is the temperature that
can affect the growth of survival rate and the emergency of various diseases. This
study aims to determine how much influence the temperature on the growth and
survival rate of tilapia and to know the good temperature for the growth of tilapia.
The method used in this study is the Completely Randomized Design (RAL), with
four treatments and tree replications, that is T2 (270C), T2 (29
0C) and T3 (31
0C).
the results showed the highest growth was in the T2 treatment with length increase
of 5,1 cm and a weight increase of 21,15 , followed by T2 treatment with a length
increase of 3,7 cm and a weight increase 17,27 g and the lowest growth was in T3
treatment with a length increase 2,6 cm and weight increase 15,27 g. the highest
survival rate value during maintenance was in T1 treatmen of 67,76%. Water
quality support parameters obtained were pH ranged from 6,6 - 7,4 and DO
ranged from 4,0 - 5,2 mg/l, the normal range temperature for tilapia cultivation
ranged from 25-280C, but the best temperature for growth of tilapia is 27
0C.
Temperature differences have a significant effect on fish growth and survival rate.
Keywords: Temperature, Tilapia, Growth, Survival Rate
ii
Universitas Sumatera Utara
RIWAYAT HIDUP
Penulis lahir di Tarutung tanggal 04 Juni 1996. Penulis
merupakan putri kelima dari lima bersaudara dari Ayah
Derajat Sihombing dan Ibu Esminar Simanungkalit.
Penulis menyelesaikan pendidikan Taman
Kanak-kanak (TK) pada tahun 2002, Swasta Santa Maria
Tarutung, Sekolah Dasar (SD) Swasta Santa Maria
Tarutung pada tahun 2008, Sekolah Menengah Pertama
(SMP)Swasta Santa Maria Tarutung pada tahun 2011, Sekolah Menegah Atas
(SMA) Negri 2 Tarutung pada tahun 2014. Penulis diterima di Program Studi
Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera Utara
Melalui jalur Mandiri.
Selain mengikuti kegiatan perkuliahan, penulis aktif dalam kegiatan
organisasi sebagai anggota Ikatan Mahasiswa Manajemen Sumberdaya Perairan
(IMASPERA) pada tahun 2017-2018 dan terdaftar sebagai Asisten Laboratorium
Mikrobiologi Akuatik dan Asisten Fisiologi Hewan Air di Program Studi
Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara.
Penulis telah menyelesaikan Kegiatan Praktek Kerja Lapangan di UPT
Pembinaan Penangkapan Ikan di jalan K. L. Yos Sudarso No. 64, Medan
Belawan, Sumatera Utara tanggal 24 juli sampai 21 Agustus 2017
iii
Universitas Sumatera Utara
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena
atas berkat, rahmat dan karunia-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan skripsi
yang berjudul “Pengaruh Perbedaan Suhu Air terhadap Pertumbuhan dan
Kelangsungan Benih Hidup Ikan Nila (Oreochromis niloticus)”, yang
merupakan sebagai tugas akhir dalam menyelesaikan studi pada Jurusan
Manajemen Sumberdaya Perairan, Fakultas Pertanian, Universitas Sumatera
Utara.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih yang sebesar-
besarnya kepada:
1. Tuhan Yang Maha Esa yang telah menyertai penulis dalam penyelesaian
skripsi ini.
2. Bapak dan Ibu tercinta, D. Sihombing dan E. simanungkalit yag senantiasa
memberikan dukungan baik dari segi moral maupun material kepada penulis
serta doa yang tidak pernah putus bagi penulis sehingga penulis dapat
menyelesaikan skripsi ini.
3. Bapak Ir. Syammaun Usman, MP sebagai dosen pembimbing yang telah
banyak meluangkan waktu dan memberikan bimbingan, dukungan, nasihat dan
arahan dalam penyelesaian skripsi ini.
4. Ibu Dr. Eri Yusni, M. Sc selaku ketua Program Studi Manajemen Sumberdaya
Perairan Universitas Sumatera Utara.
5. Bapak/Ibu dosen Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan dan pegawai
tata usaha Program Studi Manajemen Sumberdaya Perairan.
iv
Universitas Sumatera Utara
6. UPTD Balai Benih Ikan Tuntungan yang telah mengizinkan penulis melakukan
penelitian ditempat tersebut sehingga penelitian dapat berjalan dengan lancar.
7. Saudara-saudara saya Daniel Ryanto Juanda Sihombing, S.P, Frederick
Michael Gustava Sihombing, S.Pd, Janter Clinton Sihombing, S.Pd, Yessica
Sihombing, S.Keb dan saudara-saudara saya yang lainnya yang telah
memberikan dukungan dan semangat dalam penyelesaian skripsi ini.
8. Sahabat-sahabat tercinta Agnes Denni Simanullang, Agnes Kartika Silaban,
Putri Cristy Simbolon, Beby Aulia dan teman-teman seperjuangan MSP 2014
serta semua pihak yang tidak dapat disebutkan satu per satu yang selalu
memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.
9. Kakak senior Emaliana yang telah memberikan semangat dan motivasi kepada
penulis dalam menyelesaikan tugas akhir ini.
10.Tim Penelitian Tiurma Yulita Sihombing, Afniyanti Sianturi, Yohanna Tobing,
Fera Lingga dan Armando Oscar Simbolon yang telah bekerjasama dengan
baik sehingga penelitian dapat berjalan dengan baik.
Penulis menyadari bahwa masih ada kekurangan dalam penulisan skripsi
ini, untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun dari semua
pihak dalam penyempurnaan skripsi ini. Penulis berharap skripsi ini dapat
bermanfaat bagi kita semua terutama untuk kemajuan ilmu pengetahuan. Akhir
kata penulis mengucapkan terima kasih.
Medan, Juni 2018
Penulis
v
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRAK ................................................................................................ i
ABSTRACT ............................................................................................... ii
RIWAYAT HIDUP ................................................................................... iii
KATA PENGANTAR .............................................................................. iv
DAFTAR ISI ............................................................................................. vi
DAFTAR GAMBAR ................................................................................. viii
DAFTAR TABEL ..................................................................................... ix
DAFTAR LAMPIRAN ............................................................................ x
PENDAHULUAN
Latar Belakang ............................................................................... 1
Rumusan Masalah .......................................................................... 2
Kerangka Pemikiran ........................................................................ 3
Tujuan Penelitian ............................................................................ 4
Hipotesis .......................................................................................... 4
Manfaat Penelitian .......................................................................... 4
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) .................................................. 5
Pertumbuhan .................................................................................. 7
Kelangsungan Hidup ...................................................................... 8
Kualitas Air .................................................................................... 9
Suhu .......................................................................................... 10
Oksigen Terlarut (DO) .............................................................. 11
Derajat Keasaman (pH). ............................................................ 13
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat .......................................................................... 14
Alat dan Bahan ................................................................................ 14
Prosedur Penelitian ......................................................................... 15
Rancangan Percobaan ............................................................... 15
Menyiapan Wadah .................................................................... 15
Menyiapkan Air Media ............................................................ 16
Menyiapkan Ikan Uji................................................................. 16
Menebar Ikan ........................................................................... 16
Memelihara Ikan ....................................................................... 17
Pengamatan Hasil ............................................................................ 17
vi
Universitas Sumatera Utara
Pertumbuhan Panjang ............................................................. 17
Pertumbuhan Berat ................................................................... 18
Kelangsungan Hidup ................................................................. 18
Analisis Data ................................................................................... 19
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil ................................................................................................ 20
Pertambahan Panjang Ikan Nila ............................................... 20
Peningkatan Berat Ikan Nila .................................................... 22
Kelangsungan Hidup Ikan Nila ................................................ 24
Kualitas Air ............................................................................... 25
Pembahasan ..................................................................................... 25
Pertambahan Panjang Ikan Nila ............................................... 25
Peningkatan Berat Ikan Nila .................................................... 27
Kelangsungan Hidup Ikan Nila ................................................ 29
Kualitas Air ............................................................................... 30
HASIL DAN PEMBAHASAN
Kesimpulan ..................................................................................... 32
Saran ................................................................................................ 32
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
vii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR GAMBAR
No. Teks Halaman
1. Kerangka Pemikiran ........................................................................... 3
2. Ikan Nila Pemikiran ........................................................................... 3
3. Hasil Pertambahan Panjang Ikan Nila Hari Ke-1 sampai Hari ke-56 21
4. Hasil Pertambahan Panjang Rata-rata Ikan Nila dengan Perlakuan
T1, T2 dan T3 selama 56 Hari Pemeliharaan ....................................... 22
5. Hasil Peningkatan Berat Ikan Nila Hari ke-1 sampai Hari ke- 56 .... 23
6. Hasil Rata-rata Panjang Ikan Nila dengan Perlakuan T1, T2 dan T3
selama 56 Hari Pemeliharaan ............................................................. 24
7. Kelangsungan Hdiup Ikan Nila .......................................................... 25
viii
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR TABEL
No. Teks Halaman
1. Persyaratan Media Air untuk Ikan Nila ............................................. 7
2. Analisis Variansi (ANOVA) terhadap Panjang Ikan Nila pada
Perlakuan T1, T2 dan T3 selama 56 Hari Pemeliharaan ...................... 21
3. Hasil Rata-rata Panjang Ikan Nila dengan Perlakuan T1, T2 dan T3
pada Hari ke 7, 28, 42 dan 56............................................................. 22
4. Analisis Variansi (ANOVA) terhadap Berat Ikan Nila pada
Perlakuan T1, T2 dan T3 pada Hari ke 7, 28, 42 dan 5 ...................... 23
5. Hasil Rata-rata Panjang Ikan Nila dengan Perlakuan T1, T2 dan T3
pada Hari ke 7, 28, 42 dan 56............................................................. 24
6. Data Kualitas Air Wadah Pemeliharaan ikan Nila............................. 25
ix
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR LAMPIRAN
No. Teks Halaman
1. Bagan Percobaan Rancangan Acak Lengkap..................................... 36
2. Data Panjang Ikan Nila selama Penelitian ........................................ 37
3. Hasil Rata-rata Panjang Ikan Nila dengan Perlakuan ........................ 40
4. Data Hasil SPSS Panjang Ikan Nila ................................................... 41
5. Data Berat Rata-rata Ikan Nila selama Penelitian .............................. 46
6. Hasil Rata-rata Berat Ikan Nila dengan Perlakuan ............................ 49
7. Data Hasil SPSS Berat Ikan Nila ....................................................... 50
8. Tingkat Kelangsungan Hidup ikan Nila ............................................. 53
9. Data Kualitas Air ............................................................................... 56
10. Dokumentasi Penelitian ..................................................................... 57
x
Universitas Sumatera Utara
PENDAHULUAN
Latar Belakang
Ikan nila merupakan salah satu jenis ikan air tawar yang populer di
kalangan masyarakat. Oleh karena kepopulerannya itu membuat ikan nila
memiliki prospek usaha yang cukup menjanjikan. Apabila ditinjau dari segi
pertumbuhan, ikan nila merupakan jenis ikan yang memiliki laju pertumbuhan
yang cepat dan dapat mencapai bobot tubuh yang jauh lebih besar dengan tingkat
produktivitas yang cukup tinggi. Faktor lain yang memegang peranan penting atas
prospek ikan nila adalah rasa dagingnya yang khas, warna dagingnya yang putih
bersih dan tidak berduri dengan kandungan gizi yang cukup tinggi, sehingga
sering dijadikan sebagai sumber protein yang murah dan mudah didapat, serta
memiliki harga jual yang terjangkau oleh masyarakat (Alyas dkk., 2007).
Salah satu faktor pendukung dalam keberhasilan budidaya ikan nila adalah
ketersediaan pakana. Pakan merupakan faktor pendukung dalam budidaya ikan,
yakni salah satu unsur penting untuk mendukung pertumbuhan ikan. Pakan yang
diberikan pada ikan haruslah mengandung cukup nutrisi yang lengkap untuk
menunjang pertumbuhan ikan. Namun kendala dalam budidaya ikan adalah biaya
produksi pakan yang terlalu mahal sehingga untuk mengurangi biaya produksi
pada budidaya ikan secara intensif sebaiknya dengan penggunaan pakan yang
efisien sehingga pakan yang diberikan pada ikan tepat. Penggunaan pakan secara
efisien berarti jumlah pakan, jadwal pemberian dan cara pemberian pakan sesuai
dengan kebutuhan dan kebiasaan makan ikan.
Faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup
ikan selain pakan adalah kualitas air terutama suhu. Karena suhu dapat
Universitas Sumatera Utara
mempengaruhi pertumbuhan dan nafsu makan ikan. Suhu dapat mempengaruhi
aktivitas penting ikan seperti pernapasan, pertumbuhan dan reproduksi. Suhu yang
tinggi dapat mengurangi oksigen terlarut dan mempengaruhi selera makan ikan.
Meskipun ikan dapat beraklimatisasi pada suhu yang relatif tinggi, tetapi pada
suatu derajat tertentu kenaikan suhu dapat menyebabkan kematian ikan
(Kelabora, 2010).
Salah satu masalah dalam budidaya ikan Nila adalah pertumbuhan ikan
yang lambat apabila terjadi perubahan kualitas air. Salah satunya adalah
perubahan suhu yang tidak stabil mempengaruhi aktivitas ikan. Dalam kondisi
suhu air yang terlalu rendah dan terlalu tinggi menyebabkan ikan mudah terserang
penyakit, nafsu makan berkurang dan laju metabolisme menurun. Hal tersebut
merupakan penyebab lambatnya pertumbuhan serta tingginya mortalitas ikan.
Oleh karena itu penyebaran organisme pada air tawar sangat dipengaruhi oleh
suhu.
Dalam rangka meningkatkan kelangsungan hidup dan mempercepat proses
pertumbuhan serta kelangsungan hidup ikan Nila, maka perlu dilakukan penelitian
mengenai suhu terbaik untuk kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan Nila.
Perumusan Masalah
1. Berapa besar pengaruh suhu untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan
Nila ?
2. Apakah perbedaan suhu berpengaruh langsung terhadap pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan Nila ?
2
Universitas Sumatera Utara
Kerangka Pemikiran
Ikan Nila merupakan jenis ikan air tawar yang terbilang cukup terfavorit di
kalangan masyarakat luas. Selain mengandung protein yang baik untuk tubuh ikan
nila juga mudah dibudidayakan pada kolam intensif serta dapat bertahan dalam
kondisi lingkungan yang berubah-ubah.
Salah satu faktor yang berpengaruh terhadap pertumbuhan ikan nila adalah
selain pakan, faktor kualitas air seperti suhu merupakan faktor utama yang
berpengaruh terhadap tingkah laku dan pertumbuhan ikan. Kerangka pemikiran
penelitian dapat dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kerangka Pemikiran Peneliti
Budidaya Intensif
Pakan Suhu Padat Tebar
Pelet
Budidaya Ikan Nila
Laju Pertumbuhan Kelangsungan Hidup
3
Universitas Sumatera Utara
Tujuan Penelitian
1. Mengetahui seberapa besar pengaruh suhu terhadap pertumbuhan dan
kelangsungan hidup ikan Nila
2. Mengetahui suhu yang baik dalam pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan
Nila.
Hipotesis
Diduga pemberian suhu yang berbeda akan terjadi perbedaan pada
pertumbuhan dan ikan Nila.
Manfaat Penelitian
1. Sebagai informasi bagi petani budidaya ikan nila guna untuk meningkatkan
pertumbuhan dan nilai jual ikan nila sebagai ikan konsumsi.
2. Mengaplikasikan penggunaan heater sebagai pengatur suhu untuk ikan Nila
4
Universitas Sumatera Utara
TINJAUAN PUSTAKA
Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Menurut Ningrum (2012), ikan nila (Oreochromis niloticus) dapat
diklasifikasikan sebagai berikut :
Kingdom : Animalia
Phylum : Chordata
Class : Osteichthyes
Subclass : Actinopterygii
Ordo : Percomorphi
Subordo : Percoidea
Family : Cichlidae
Genus : Oreochromis
Spesies : Oreochromis niloticus
Gambar 2. Ikan Nila (Oreochromis niloticus)
Ikan nila memiliki ciri garis vertikal berwarna gelap pada sirip-sirip ekor,
punggung, dan dubur. Bentuk tubuh pipih ke arah vertikal (kompres), mata sedikit
menonjol dan cukup besar dengan bagian tepi tubuh berwarna putih, bibir tebal
Universitas Sumatera Utara
dan biasa disembulkan. Ikan ini memiliki sirip yang lengkap. Posisi sirip ventral
terhadap pektoral adalah torasik. Garis linear terputus menjadi dua yaitu atas dan
bawah. Dapat dilihat pada Gambar 2. (Sinaga, 2015).
Ikan nila (Oreochromis sp.) dikenal sebagai organisme sexual dimorphism,
yaitu ikan jantan menunjukkan pertumbuhan yang lebih cepat dibandingkan
dengan ikan betina dan kemampuan mengkonversi pakan yang lebih baik,
sehingga pada umur yang sama ukuran tubuh jantan lebih besar dari pada ikan
betina. budidaya ikan nila jantan tunggal kelamin dipandang lebih
menguntungkan dari segi efisiensi biaya produksi dan peningkatan profit, karena
dapat mengatasi penurunan biomas saat panen hingga 30-50% yang disebabkan
oleh maturasi dini pada populasi mixed-sex (Soelistyowati et. al., 2010).
Ikan nila dapat hidup di perairan yang dalam dan luas maupun di kolam
yang sempit dan dangkal. Nila juga dapat hidup di danau, waduk, rawa, sawah,
tambak air payau, dan keramba umum. Nilai pH optimal air untuk memelihara
ikan nila adalah 6,5-8,5. Sedangkan, kadar oksigen terlarutnya minimal 3 ppm.
Salinitas optimal untuk budidaya ikan nila merah adalah 0-10 ppt. Suhu kolam
atau perairan yang bisa ditolerir ikan nila adalah 15-370C. Suhu optimum untuk
pertumbuhan nila adalah 25-300C. Oleh karena itu ikan nila dapat dipelihara di
daratan rendah hingga ketinggian 800 meter di atas permukaan laut . nila mudah
untuk dibudidayakan dan tergolong ikan pemakan segala (omnivora). Benih ikan
dapat memakan alga/lumut yang menempel di bebatuan tempat hidupnya. Nila
juga dapat memakan tumbuhan di kolam budidaya dan juga diberi berbagai pakan
tambahan seperti pellet ketika dibudidayakan (Ningrum, 2012).
6
Universitas Sumatera Utara
Ikan nila merupakan hewan yang hidup di daerah beriklim sedang dan
hidup pada daerah perairan tawar. Menurut SNI 7550 (2009) persyaratan media
air untuk ikan nila sesuai Tabel 1.
Jenis Uji Satuan Persyaratan
a. Fisika
Suhu (0C)
0C 25-32
Kecerahan Cm 30-40
b. Kimia
pH - 6,5-8,5
Oksigen terlarut mg/L ≥ 3 mg
Amoniak mg/L < 0,02
Sumber: SNI 7550
Pertumbuhan
Pertumbuhan dalam suatu individu disebabkan oleh pertambahan jaringan
akibat pembelahan sel secara mitosis. Hal ini terjadi apabila ada kelebihan input
energi dan asam amino (protein) yang berasal dari makanan. Makanan tersebut
akan digunakan oleh tubuh untuk metabolisme dasar, pergerakan, produksi organ
seksual dan perawatan bagian tubuh atau mengganti sel-sel yang rusak
(Effendie 1997).
Pertumbuhan adalah pertambahan berat atau isi sesuai dengan perubahan
waktu. Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
eksternal antara lain ketersediaaan makanan bagi ikan dan kondisi lingkungan
perairan. Pengaturan kualitas air dan manipulasi pakan dapat meningkatkan
pertumbuhan ikan selanjutnya disebutkan bahwa faktor lingkungan yang
mempengaruhi laju pertumbuhan dan konsumsi pakan ikan adalah suhu, oksigen
terkarut, salinitas dan kadar ammonia terlarut. Pertumbuhan terjadi apabila jumlah
7
Universitas Sumatera Utara
makanan yang dikonsumsi ikan lebih dari pada yang diperlukan untuk
pemeliharaan tubuhnya (Bestian, 1996).
Pertumbuhan dapat dianggap sebagai hasil dari suatu proses metabolisme
pakan yang diakhiri dengan penyususnan unsur-unsur tubuh. Tidak semua pakan
yang dimakan oleh ikan digunakan untuk pertumbuhan. Sebagian besar energy
dari pakan digunakan untuk pemeliharaan tubuh. Sisanya digunakan untuk
aktivitas, pertumbuhan dan reproduksi (Fujaya, 2008). Pertumbuhan ikan erat
kaitannya dengan ketersediaan protein dan pakan. Kandungan nutrisi akan
berpegaruh pada tingkah laku, kesehatan, fungsi fisiologi, reproduksi, dan
pertumbuhan ikan (Pramudyas, 2014).
Faktor penting yang mempengaruhi pertumbuhan dan kelangsungan hidup
ikan selain pakan adalah kualitas air terutama suhu. Karena suhu dapat
mempengaruhi pertumbuhan dan nafsu makan ikan. Suhu dapat mempengaruhi
aktivitas penting ikan seperti pernapasan, pertumbuhan dan reproduksi. Suhu yang
tinggi dapat mengurangi oksigen terlarut dan mempengaruhi selera makan ikan.
Ikan mempunyai suhu optimum tertentu untuk selera makannya. Kenaikan suhu
perairan diikuti oleh derajat metabolisme dan kebutuhan oksigen organisme akan
naik pula. setiap perubahan kimiawi, kecepatan reaksinya naik 2–3 kali lipat
setiap kenaikan suhu sebesar 10°C (Kelabora, 2010).
Kelangsungan Hidup
Kelangsungan hidup atau disebut juga dengan survival rate (SR)
merupakan persentase ikan uji yang hidup pada akhir pemeliharaan dari jumlah
ikan uji yang ditebar pada saat pemeliharaan dalam suatu wadah. Effendie (1979),
bahwa tingkat kelangsungan hidup merupakan nilai persentase jumlah ikan yang
8
Universitas Sumatera Utara
hidup selama periode pemeliharaan. Kelangsungan hidup ikan nila sangat
ditentukan oleh pakan dan kondisi lingkungan sekitar. Pemberian pakan dengan
kualitas dan kuantitas yang cukup serta kondisi lingkungan yang baik, maka dapat
(Iskandar dan Elrifadah, 2015).
Tingkat kelangsungan hidup dapat digunakan untuk mengetahui toleransi
dan kemampuan ikan untuk hidup. Dalam usaha budidaya, faktor kematian yang
mempengaruhi kelangsungan hidup larva atau benih. Mortalitas ikan disebabkan
oleh beberapa faktor yaitu faktor dalam dan faktor luar. Faktor dalam tubuh ikan
yang mempengaruhi mortalitas adalah perbedaan umur dan kemampuan untuk
menyesuaikan diri dengan lingkungan. Faktor luar meliputi kondisi abiotik,
kompetisi antar spesies, meningkatnya predator, parasit, kurang makanan,
penanganan, penangkapan dan penambahan jumlah populasi ikan dalam ruang
gerak yang sama. Kematian ikan dapat disebabkan oleh beberapa faktor antara
lain adalah oleh kondisi abiotik, ketuaan, predator, parasit, penangkapan dan
kekurangan makanan (Kementerian Kelautan dan Perikanan, 2010).
Tingkat kelangsungan ≥ 50% tergolong baik, kelangsungan hidup 30-50%
sedang dan kurang dari 30% tidak baik. kelangsungan hidup ikan sangat
bergantung pada daya adaptasi ikan terhadap makanan dan lingkungan, status
kesehatan ikan, padat tebar, dan kualitas air yang cukup mendukung pertumbuhan
(Mulyani et. al., 2014).
Kualitas Air
Dalam budidaya ikan, beberapa parameter/indikator kualitas air perlu
diketahui karena sangat berpengaruh terhadap ikan budidaya. Sekalipun ikan yang
dibudidayakan adalah ikan-ikan yang tahan pada kualitas air yang ekstrim.
9
Universitas Sumatera Utara
Suhu
Perubahan suhu air yang drastis dapat mematikan biota air karena terjadi
perubahan daya angkut darah. Suhu berkaitan dengan konsentrasi oksigen terlarut
dalam air dan konsumsi oksigen hewan air. Pertumbuhan dan kehidupan biota air
sangat dipengaruhi suhu air. Kisaran suhu optimal bagi kehidupan di perairan
tropis adalah antara 28−320C. Pada kisaran tersebut konsumsi oksigen mencapai
2,2 mg/l berat tubuh-jam. Dibawah suhu 250C, konsumsi oksigen mencapai 1,2
mg/l berat tubuh-jam. Pada suhu 18−250C, ikan masih dapat bertahan hidup tetapi
nafsu makannya mulai nurun. Suhu air 12−180C mulai membahayakan ikan,
sedangkan suhu dibawah 120C akan menyebabkan ikan tropis mati kedinginan
(Kordi, 2010).
Suhu perairan memegang peran penting dalam kaitannya dengan
pertumbuhan ikan Nila. Suhu air sangat berpengaruh terhadap sifat fisika kimia
perairan maupun sifat fisiologi ikan. Selain itu pengaruh suhu terhadap
pertumbuhan ikan juga bergantung kepada interaksi konsumsi pakan dan
metabolisme. Kenaikan suhu dalam suatu perairan akan menaikkan laju
metabolisme dalam tubuh sehingga kebutuhan oksigen lebih kritis dalam air yang
bersuhu tinggi dibandingkan air yang suhunya relative rendah (Raharjo, 2004).
Pada Suhu yang turun mendadak akan terjadi degenarasi sel darah merah
sehingga proses respirasi mengganggu. Selain itu, suhu rendah dapat
menyebabkan ikan tidak aktif, bergerombol serta ikan tidak mau berenang dan
makan sehingga imunitasnya terhadap penyakit berkurang. Sebaliknya pada suhu
yang meningkat tinggi mengakibatkan ikan aktif bergerak, tidak mau berhenti
makan dan metabolismenya cepat meningkat sehingga kotorannya menjadi lebih
10
Universitas Sumatera Utara
banyak. Sementara kebutuhan oksigen menjadi naik, padahal ketersediaan
oksigen pada air yang buruk akan berkurang sehingga ikan akan mengalami
kekurangan oksigen dalam darah (Panjaitan, 2004).
Kecepatan reaksi akan meningkat seiring dengan meningkatnya suhu
sampai batas suhu optimum dan apabila di atas suhu optimum enzim-enzim
tersebut akan mengalami denaturasi sehingga tidak dapat menghasilkan produk.
Pertumbuhan akan terjadi apabila terdapat kelebihan energi setelah energi yang
dihasilkan tersebut dikurangi dengan energi yang digunakan untuk seluruh
aktivitas hidup termasuk energi yang hilang lewat feses dan urine. Kelebihan
energi tersebut akan digunakan untuk membangun jaringan baru yang berakibat
pada pertumbuhan (Taufik et. al., 2009).
Suhu memeberikan pengaruh yang nyata pada penggunaan energi untuk
pertumbuhan. Peningkatan suhu akan meningkatkan kebutuhan pakan karena ikan
akan bergerak lebih aktif. Meningkatnya jumlah pakan ikan akan menyebabkan
meningkatnya laju pertumbuhan ikan. Selanjutnya suhu yang lebih tinggi
konversi makanannya menjadi daging lebih efisien dibandingkan pada suhu yang
lebih rendah (Zonneveld et, al., 1991).
Oksigen Terlarut (DO)
Oksigen terlarut (DO) merupakan parameter mutu air yang penting karena
nilai oksigen terlarut dapat menunjukkan tingkat pencemaran atau tingkat
pengolahan air limbah. Kelarutan oksigen dalam air dapat dipengaruhi oleh suhu.
Kelarutan oksigen berbanding terbalik dengan suhu (Nugroho, 2006).
Sebagaimana diketahui bahwa oksigen berperan sebagai pengoksidasi dan
pereduksi bahan kimia beracun menjadi senyawa lain yang lebih sederhana dan
11
Universitas Sumatera Utara
tidak beracun. Disamping itu, oksigen juga sangat dibutuhkan oleh
mikroorganisme untuk pernapasan. Organisme tertentu, seperti mikroorganisme,
sangat berperan dalam menguraikan senyawa kimia beracun rnenjadi senyawa lain
yang lebih sederhana dan tidak beracun. Karena peranannya yang penting ini, air
buangan industri dan limbah sebelum dibuang ke lingkungan umum terlebih
dahulu diperkaya kadar oksigennya (Salmin, 2005).
Jumlah oksigen yang diperlukan hewan-hewan perairan sangat bervariasi
dan tergantung dari spesies, ukuran, jumlah pakan yang dimakan, aktifitas, suhu
air, konsentrasi oksigen dan lain-lain. Kebutuhan oksigen bagi ikan mempunyai
dua aspek yaitu kebutuham lingkungan bagi spesies tertentu dan kebutuhan
konsumtif yang tergantung pada metabolisme ikan. Dan ikan membutuhkan
oksigen guna pembakaran pakan dalam tubuh untuk menghasilkan aktivitas
berenang, reproduksi dan pertumbuhan. Kebutuhan oksigen terlarut yang
diperbolehkan untuk budidaya ikan nila adalah > 3 mg/l (Raharjo, 2004).
Kualitas air yang baik ini minimal mengandung oksigen terlarut sebanyak
5 ml/l. oksigen terlarut ini dapat ditingkatkan dengan menambah oksigen ke
dalam air dengan menggunakan aerator atau air yang terus mengalir. Kelebihan
plankton dapat menyebabkan kandungan oksigen didalam air menjadi berkurang .
maka dengan itu plankton dalam air harus selalu dipantau (Nasution, 2008).
Di perairan tawar, kadar oksigen terlarut berkisar antara 15 mg/liter pada
suhu 00 C dan 8 mg/liter pada suhu 25
0 C. kadar oksigen terlarut juga berfluktuasi
secara harian (diurnal) dan musiman, tergantung pada percampuran (mixing) dan
pergerakan (turbulence) massa air, aktivitas fotosintesis, respirasi, dan limbah
(effeluent) yang masuk ke badan air, semakin besar suhu dan ketinggian (altitude)
12
Universitas Sumatera Utara
serta semakin kecil tekanan atmosfer, kadar oksigen terlarut semakin kecil
(Effendi, 2003).
Derajat Keasaman (pH)
pH air mempengaruhi tingkat kesuburan perairan karena memengaruhi
kehidupan jasad renik. Perairan asam akan kurang produktif, malah dapat
membunuh ikan budidaya. Pada pH rendah (keasaman yang tinggi), kandungan
oksigen terlarut akan berkurang. Akibatnya, konsumsi oksigen menurun, aktivitas
pernafasan naik, dan selera makan berkurang. Hal yang sebaliknya terjadi pada
suasana basa. Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahan pH dan
menyukai pH sekitar 7- 8,5. Nilai pH sangat memengaruhi proses biokimiawi
perairan, misalnya proses nitrifikasi akan berakhir jika pH rendah (Kordi, 2010).
Keadaan pH yang dapat mengganggu kehidupan ikan adalah pH yang
terlalu rendah (sangat asam) atau sebaliknya terlalu tinggi (sangat basa). Setiap
jenis ikan akan memperlihatkan respon yang berbeda terhadap perubahan pH dan
dampak yang ditimbulkannya berbeda (Daelami, 2001).
Nilai pH merupakan indicator tingkat keasaman suatu perairan. Bebrapa
faktor yang mempengaruhi pH perairan diantaranya aktivitas fotosintesis, suhu,
dan terdapatnya anion dan kation. Nilai pH juga mempengaruhi toksisitas
suatusenyawa kimia. Jika nilai pH berada dibawah 6,5 atau diatas 9-9,5 untuk
jangka waktu yang cukup lama, maka laju reproduksi dan pertumbuhan organism
akuatik akan menurun (Swigle, 1961). Nilai pH yang mampu ditoleransi oleh ikan
nila berkisar antara 6-9, tetapi untuk pertumbuhan dan perkembangan yang
optimal berada pada kisaran 7- 8 (Permatasari, 2012).
13
Universitas Sumatera Utara
METODE PENELITIAN
Waktu dan Tempat
Penelitian ini telah dilaksanakan pada bulan April sampai dengan juni
2018 di Unit Pelaksana Teknis Daerah (UPTD) Budidaya Dinas Pertanian dan
Kelautan Kota Medan, Jl. Bunga Ganyong, Kelurahan Ladang bambu, Kecamatan
Medan Tuntungan.
Alat dan Bahan
Alat-alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah 12 unit akuarium
ukuran 40 x 20 x 20 cm sebagai wadah pemeliharaan, aerator untuk menjaga
kandungan oksigen dalam media, pH meter untuk melihat kadar asam dan basa
media uji, DO meter untuk mengetahui kandungan oksigen, water heater untuk
meyesuaikan suhu dalam media uji, timbangan digital untuk mengukur bobot
ikan, selang sifon untuk membuang sisa metabolisme (menjaga kualitas air),
tanggok untuk menangkap ikan, baskom untuk menampung air, termometer untuk
mengukur suhu, kertas milimeter untuk mengukur panjang ikan, kamera digital,
dan alat tulis (Lampiran 6).
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila
berukuran ± 8-10 cm sebanyak 10 ekor/akuarium. Total ikan yang digunakan
dalam penelitian ini adalah 120 ekor, air bersih yang bersumber dari air sumur
dan pakan buatan berupa pelet komersil untuk ikan nila.
Universitas Sumatera Utara
Prosedur Penelitian
Rancangan Percobaan
Rancangan percobaan yang digunakan dalam penelitian adalah Rancangan
Acak Lengkap (RAL) dengan 4 perlakuan, masing-masing perlakuan diulang
sebanyak 3 kali ulangan. Menurut Gasperz (1991) model linear yang digunakan
dari Rancangan Acak Lengkap adalah sebagai berikut :
Dimana : Xij : Hasil pengamatan pada perlakuan ke-I dan ulangaan ke-j
μ : Rataan Umum
σi : Pengaruh perlakuan ke-i
ԑij : Pengaruh faktor random pada perlakuan ke-I dan ulangan ke-j
Dengan perlakuan yang diterapkan seperti :
T1 : Tanpa pengaturan suhu
T2 : Dengan suhu 27oC
T3 : Dengan suhu 29oC
T4 : Dengan suhu 31oC
Denah penempatan akuarium yang berisikan ikan Nila dengan masing
masing perlakuan yang disusun secara acak.
1. Menyiapkan Wadah
Wadah yang digunakan berupa 12 buah akuarium dengan ukuran 40 x 20 x
20 cm. Sebelum dilakukan penelitian, wadah terlebih dahulu dibersihkan
mengunakan sunlight kemudian dicuci lalu dikeringkan dibawah sinar matahari.
Xij = μ + σi + ԑij
15
Universitas Sumatera Utara
2. Menyiapkan Air Media
Air yang digunakan sebagai media ikan adalah air yang berasal sumur gali,
selanjutnya diberi aerasi selama 4 hari guna meningkatkan kadar oksigen serta
melepas zat-zat yang berbahaya di dalam air sumur, Selanjutnya, aerator
dimatikan untuk membei kesempatan agar air tersebut mengendap selama 24 jam.
Air yang telah terendap kemudian dipindahkan kedalam 12 akuarium yang
telah bersih dan telah dikeringkan. Pada masing-masing akuarium diisi air
setinggi 12 cm dengan volume air 10 liter.
3. Menyiapkan Ikan Uji
Ikan yang digunakan dalam penelitian ini adalah ikan nila yang berukutan
± 8-10 cm sebanyak 10 ekor/akuarium. Ikan nila yang digunakan homogen
berasal dari induk (genetik) yang sama.
Sebelum ikan dimasukkan kedalam wadah uji, terlebih dahulu ikan
diadaptasi selama 3 hari. Selama adaptasi ikan uji diberi perlakuan sama seperti
pemberian pakan pelet. Setelah adaptasi, ikan dipuasakan selama 24 jam dengan
tujuan untuk menghilangkan pengaruh sisa pakan dalam tubuh ikan.
4. Menebarkan Ikan
Setelah dilakukan penebaran ikan akuarium diberikan heater terlebih
dahulu dan dilakukan pengaturan suhu sesuai dengan masing-masing perlakuan
agar suhu sesuai dengan perlakuan yang diinginkan.
Ikan nila diukur panjang dan beratnya terlebih dahulu sebagai data awal
penelitian. Kemudian ikan ditebarkan kedalam akuarium masing-masing
berjumlah 10 ekor perakuarium.
16
Universitas Sumatera Utara
5. Memelihara Ikan
Pemeliharaan ikan dilakukan selama 8 minggu dengan pemberian pakan
sebanyak dua kali sehari yakni pada pukul 09.00 dan 15.00 WIB pada masing-
masing perlakuan. Jumlah pakan yang diberikan per perlakuan sama yaitu 5% dari
berat tubuh ikan, yang membedakannya hanyalah perlakuannya.
Sistem kontrol air dilakukan dengan melakukan penyiponan setiap 3 hari
sekali. Jumlah volume air yang disifon sebanyak 10% pada wadah pemeliharaan.
Pengukuran kualitas air juga dilakukan untuk mengetahui kondisi air. Kualitas air
yang diukur adalah suhu, pH dan oksigen terlarut (DO). Pengukuran kualitas air
dilakukan setiap 7 hari sekali dengan mengatur aerator dan DO tetap konstan.
Pengamatan Hasil
Pengamatan dilakukan setiap 7 hari sekali selama 8 minggu pemeliharaan.
Pengamatan hasil meliputi:
1. Pertumbuhan Panjang
Mengukur panjang dilakukan sekali dalam 7 hari . Pengukuran dilakukan
dengan mengukur panjang ikan mulai dari depan mulut hingga pangkal ekor yang
diletakkan diatas kertas millimeter blok. Pengukuran panjang ikan menggunakan
rumusan pertumbuhan panjang menurut Effendie (1997) yaitu :
Keterangan:
L = Pertumbuhan panjang (cm)
Lt = Panjang akhir ikan (cm)
L0 = Panjang awal ikan (cm)
L = = Lt-L0
17
Universitas Sumatera Utara
2. Pertumbuhan Berat
Mengukur berat ikan menggunakan timbangan digital. Bobot ikan yang
telah di timbang kemudian di catat. Pengukuran dilakukan setiap 7 hari.
Pertumbuhan bobot menggunakan rumus pertumbuhan menurut Effendie (1997)
yaitu :
Keterangan:
ΔW = Pertumbuhan mutlak (g)
Wt = Berat akhir (g)
W0 = berat awal (g)
3. Kelangsungan Hidup
Menghitung kelangsungan hidup adalah dengan membedakan jumlah ikan
yang hidup pada akhir periode dengan jumlah ikan yang mati pada akhir periode
tertentu. Kelangsungan Hidup ikan nila yang diamati setiap harinya yaitu dengan
melakukan sampling pengamatan setiap 7 hari sekali. Tingkat kelangsungan hidup
atau Survival Rate (SR) diukur dengan menggunakan rumus menurut Efendie
(1997) sebagai berikut:
Keterangan :
SR = Kelangsungan hidup ikan (%)
No = Jumlah ikan pada awal penelitian (ekor)
Nt = Jumlah benih pada akhir penelitian (ekor)
ΔW =Wt –W0
18
Universitas Sumatera Utara
Analisis Data
Data pertumbuhan yang diperoleh (hasil selisih pengukuran pertumbuhan
awal hingga akhir pada pengukur) dianalisis dengan analisis statistika
menggunakan SPSS yang meliputi Analisis Ragam (ANOVA) uji F untuk
mengetahui pengaruh perlakuan terhadap parameter. Apabila berpengaruh nyata,
untuk melihat perbedaan antar perlakuan (perbedaan suhu) akan diuji
menggunakan Uji Beda Nyata Jujur atau Tukey. Selanjutnya data disajikan dalam
bentuk tabel dan grafik.
19
Universitas Sumatera Utara
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh data berupa Laju pertumbuhan
Panjang (cm), laju pertumbuhan berat (gram), kelangsungan hidup (%) serta data
hasil pengamatan kualitas air selama pemeliharaan antar perlakuan T1 (270C), T2
(290C) dan T3 (31
0C)
Pertambahan Panjang Ikan Nila
Pertambahan panjang ikan Nila selama 8 minggu pemeliharaan laju
pertambahan panjang tertinggi terdapat pada perlakuan T2 yaitu sebesar 14,8 cm
dari 9,7 menjadi 14,8 cm. Kemudian diikuti dengan perlakuan T2 dari 9,8 menjadi
13,55 cm dan yang terendah terdapat pada perlakuan T3 dari 9,4 menjadi 12 cm.
Laju pertambahan panjang Ikan Nila dapat dilihat pada Gambar 3.
Gambar 3. Hasil Pertambahan Panjang Ikan Nila Hari ke-1 sampai Hari ke-56
Universitas Sumatera Utara
Pada akhir percobaan yang dilakukan didapati hasil pertambahan panjang
mutlak yaitu dari pertambahan akhir dikurangi dengan panjang awal. Dari data
pertambahan panjang rata-rata yang didapat dari setiap perlakuan terdapat
pertambahan panjang tertinggi yaitu pada perlakuan T2 sebesar 5,1 cm, perlakuan
T2 sebesar 3,7 cm dan terendah pada perlakuan T3 sebesar 2,6 cm seperti pada
Gambar 4. Analisi Variansi (ANOVA) panjang ikan Nila tiap perlakuan dapat
dilihat pada Tabel 2.
Gambar 4. Hasil Pertambahan Panjang Rata-rata Ikan Nila dengan
Perlakuan T1, T2 dan T3 selama 56 Hari Pemeliharaan
Tabel 2. Analisis Variansi (ANOVA) terhadap Panjang Ikan Nila pada Perlakuan
T1, T2 dan T3 selama 56 Hari
Perlakuan df Hari Ke-
7 14 21 28 35 42 49 56
T1 2 ** ** ** ** ** ** ** **
T2 2 ** ** ** ** ** ** ** **
T3 2 ** ** ** ** ** ** ** **
T4 2 ** ** ** ** ** ** ** **
Error 540 0,626 0,077 0,893 0,109 0,127 0,143 0,163 0,183
Keterangan: ** Significantly (p < 0,01)
21
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3. Hasil Rata-rata Panjang Ikan Nila dengan Perlakuan T1, T2 dan T3 pada
Hari ke 7, 28, 42 dan 56
Hari Ke- H7
H28
H42
H56
Perlakuan
T3
9,527a
9,938a
9,938a
11,968a
(0,076)
(0,084)
(0,084)
(0,108)
T2
10,041b
10,886b
10,886b
13,448b
(0,085)
(0,145)
(0,145)
(0,230)
T1
9,986b
11,336c
11,336c
14,752c
(0,127)
(0,171)
(0,171)
(0,164) a,b,c
: Perbedaan notasi huruf menyatakan bahwa adanya perbedaan yang
signifikan antara perlakuan
Peningkatan Berat Ikan Nila
Peningkatan Berat ikan Nila selama 8 minggu pemeliharaan menunjukkan
laju peningkatan tertinggi terdapat pada perlakuan T1 yaitu sebesar 21,15 gram
dari 13,64 menjadi 34,79 gram. Kemudian diikuti dengan perlakuan, perlakuan T2
dari 14,28 menjadi 31,55 gram dan yang terendah terdapat pada perlakuan T3 dari
14,16 menjadi 29,43 gram. Laju peningkatan berat Ikan Nila dapat dilihat pada
Gambar 5.
Gambar 5. Hasil Peningkatan Berat Ikan Nila Hari ke-1 sampai Hari ke-56
22
Universitas Sumatera Utara
Pada akhir percobaan yang dilakukan didapati hasil peningkatan berat
mutlak yaitu dari pertumbuhan berat akhir dikurangi dengan berat awal. Dari data
peningkatan berat rata-rata yang didapat dari setiap perlakuan terdapat
peningkatan berat tertinggi yaitu pada perlakuan T1 sebesar 21,15 gram, kemudian
diikuti perlakuan T2 sebesar 17,27 gram dan terendah pada perlakuan T3 sebesar
15,27 gram seperti pada Gambar 6. Analisi Variansi (ANOVA) berat ikan Nila
tiap perlakuan dapat dilihat pada Tabel 4.
Gambar 6. Hasil Peningkatan Berat Rata-rata Ikan Nila dengan Perlakuan T1,
T2 dan T3 selama 56 hari Pemeliharaan
Tabel 4. Analisis Variansi (ANOVA) terhadap Berat Ikan Nila pada Perlakuan T1,
T2 dan T3 selama 56 Hari
Perlakuan df Hari Ke-
1 14 21 28 35 42 49 56
T1 2 0,686 0,802 0,383 0,196 ** ** ** **
T2 2 0,687 0,803 0,384 0,197 ** ** ** **
T3 2 0,688 0,804 0,385 0,198 ** ** ** **
Error 540 0.334 0.365 0.398 0.414 0.417 0.441 0.416 0.429
Keterangan: **Significanly (p < 0,01)
23
Universitas Sumatera Utara
Tabel 5. Hasil Rata-rata Berat Ikan Nila dengan Perlakuan T1, T2 dan T3 pada Hari
ke 7, 28, 42 dan 56
Hari Ke- H7
H28
H42
H56
Perlakuan
T3 15,112a
19,576
a
23,963
a
29,468
a
(0,617)
(0,912)
(0,927)
(0,830)
T2 15,722a
21,157
a
25,205
ab
31,552
b
(0,603)
(0,692)
(0,740)
(0,431)
T1 15,086a
21,220
a
27,178
b
34,735
c
(0,536)
(0,531)
(0,496)
(0,459)
a,b,c : Perbedaan notasi huruf menyatakan bahwa adanya perbedaan yang
signifikan antara perlakuan
Kelangsungan Hidup Ikan Nila
Tingkat kelangsungan hidup ikan Nila selama 8 minggu pemeliharaan
pada setiap perlakuan T1, T2, T3 dan T4 masing-masing berkisar 83,33 - 63,33%.
Nilai tertinggi terdapat pada perlakuan T1 sebesar 83,33%, kemudian diikuti
perlakuan T2 sebesar 76,67%, T3 sebesar 70% dan perlakuan T4 sebesar 63,33%
seperti pada Gambar 7. Data tingkat kelangsungan hidup ikan Nila pada masing-
masing perlakuan dapat dilihat pada Lampiran 8.
Gambar 7. Hasil Kelangsungan Hidup Ikan Nila selama 56 Hari Pemeliharaan
24
Universitas Sumatera Utara
Kualitas Air
Kelangsungan hidup dan pertumbuhan ikan Nila sangat dipengaruhi oleh
kualitas air. Parameter kualitas air yang diukur selama penelitian adalah Suhu, pH
dan DO. Hasil pengamatan kualitas air ikan Nila diperoleh dengan pH 6,6 - 7,4
dan DO yaitu 4,0 - 5,2 mg/l. Data kualitas air wadah pemeliharaan ikan nila
selama penelitian dapat dilihat pada Tabel 6.
Tabel 6. Data Kualitas Air Wadah Pemeliharaan ikan Nila Selama Penelitian
Kualitas Air
Perlakuan Kisaran Normal
T1 T2 T3 Suyanto (2002)
Min Maks Min Maks Min Maks
Suhu 0C 27 27 29 29 31 31 25-28
pH 6.9 7.4 6.8 7.2 6.6 6.9 5-11
DO (mg/l) 4.7 5.2 4.3 4.8 4,0 4.3 4-9
Pembahasan
Pertambahan Panjang Ikan Nila
Menurut Pramudyas (2014) pertumbuhan dapat dianggap sebagai hasil
dari suatu proses metabolisme pakan yang diakhiri dengan penyususnan unsur-
unsur tubuh. Pertumbuhan ikan erat kaitannya dengan ketersediaan protein dan
pakan. Kandungan nutrisi akan berpegaruh pada tingkah laku, kesehatan, fungsi
fisiologi, reproduksi, dan pertumbuhan ikan. Pertumbuhan panjang mutlak (L)
ikan Nila menunjukkan hasil tertinggi pada perlakuan T1 sebesar 5,1 cm dan
terendah menunjukkan hasil sebesar 2,6 cm pada perlakuan T3. Dapat dilihat pada
Lampiran 2.
Berdasarkan hasil analisis variansi (ANOVA) pada pertambahan panjang
didapatkan F hitung sebesar 143,11, dimana F hitung lebih besar dari F tabel yang
artinya antara perlakuan menunjukkan perbedaan yang sangat nyata.maka analisis
25
Universitas Sumatera Utara
dilanjutkan dengan Uji Lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) (Lampiran 2) karena
berbeda sangat nyata dengan koefisien keragaman (KK) yang dihasilkan 4,71%.
Pada uji lanjut BNT diketahui bahwa perlakuan berbeda sangat nyata terhadap
pertumbuhan panjang ikan Nila (P>1%) pada setiap perlakuan.
Berdasarkan hasil pertambahan panjang ikan nila selama pemeliharaan
diketahui bahwa pada perlakuan T1 menunjukkan pengaruh yang berbeda sangat
nyata terhadap pertumbuhan ikan Nila dibandingkan dengan perlakuan T2 dan T3
yang hanya menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap pertumbuhan ikan Nila.
Pertambahan panjang T1 yaitu pada suhu 270C lebih cepat dibandingkan
Perlakuan T2 dan T3 dikarenakan perlakuan T1 memiliki kisaran yang optimum
untuk kehidupan ikan nila. Menurut Suyanto (2002) suhu yang optimum untuk
pertumbuhan ikan Nila adalah 25-280C.
Terdapatnya perbedaan suhu air dengan tubuh ikan Nila selama penelitian
mengakibatkan pertumbuhan ikan mengalami perbedaan panjang yang
diakibatkan ketidakstabilan suhu yang sangat berpengaruh terhadap metabolisme
ikan. Hal ini sesuai dengan Kelabora (2010) peneliti pendahulu yang dilakukan
pada larva ikan Mas yang menyatakan bahwa suhu air yang tidak stabil dapat
mengakibatkan sebagian besar energi yang tersimpan dalam tubuh ikan digunakan
untuk penyesuaian diri terhadap lingkungan yang kurang mendukung, sehingga
dapat merusak sistem metabolisme atau pertukaran zat. Selain itu, suhu optimum
bagi ikan Nila akan meningkatkan pertumbuhan ikan yang baik.
Pertumbuhan ikan dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal. Faktor
internal merupakan faktor-faktor yang berhubungan dengan ikan itu sendiri
seperti umur, dan sifat genetik ikan yang meliputi keturunan, kemampuan untuk
26
Universitas Sumatera Utara
memanfaatkan makanan dan ketahanan terhadap penyakit. Faktor ekstenal
merupakan faktor yang berkaitan dengan lingkungan tempat hidup ikan yang
meliputi sifat fisika dan kimia air, ruang gerak dan ketersedian makanan dari segi
kualitas dan kuantitas (Sinaga, 2015).
Peningkatan Berat ikan Nila
Pertumbuhan Berat benih ikan Nila selama 8 minggu pemeliharaan
mengalami tingkat pertumbuhan tertinggi pada perlakuan T1 yaitu sebesar 21,15
gram dan yang terendah pada perlakuan T3 sebesar 15,27 gram. Suhu yang
semakin tinggi seharusnya laju konsumsi makanan lebih cepat, yang
mengakibatkan pertumbuhannya lebih cepat. Tetapi hal ini tidak terjadi pada
perlakuan T3 karena diduga ikan Nila menggunakan semua energinya untuk tetap
bertahan hidup sehingga energi untuk tumbuh menjadii berkurang. Hal ini sesuai
dengan peneliti pendahulu Stickney (1979) dalam Waruwu (2014) menyatakan
bahwa pada sebagian besar spesies ikan, laju metabolisme diatas suhu optimum
akan meningkat dan energi mulai dialihkan dari pertumbuhan untuk laju
metabolisme yang tinggi sehingga laju pertumbuhan menjadi menurun
Berdasarkan hasil analisis variansi (ANOVA) pada peningkatan berat
didapatkan F hitung sebesar 135,38, dimana F hitung lebih besar dari F tabel yang
artinya antara perlakuan menunjukkan perbedaan yang sangat nyata maka analisis
dilanjutkan dengan Uji Lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) (Lampiran 5) karena
berbeda sangat nyata dengan koefisien keragaman (KK) yang dihasilkan 2,49%.
Pada uji lanjut BNT diketahui bahwa perlakuan berbeda sangat nyata terhadap
pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan Nila (P>1%) pada setiap perlakuan
27
Universitas Sumatera Utara
Berdasarkan hasil pertambahan Berat ikan nila selama pemeliharaan
diketahui bahwa pada perlakuan T1 menunjukkan pengaruh yang berbeda sangat
nyata terhadap pertumbuhan ikan Nila dibandingkan dengan perlakuan T2 dan T3
yang hanya menunjukkan perbedaan yang nyata terhadap pertumbuhan ikan Nila.
Tingginya peningkatan berat ikan pada perlakuan T1 dibandingkan dengan
perlakuan lainnya diakibatkan karena laju komsumsi pakan semakin meningkat
hal ini mengakibatkan kinerja enzim pencernaan didalam saluran pencernaan
mencapai titik maksimum untuk mencerna pakan yang dikonsumsi semakin
banyak sampai pada suhu yang optimum. Menurut Djajasewaka dan Djajadireja
(1990) suhu yang optimum untuk selera makan ikan adalah 25- 270C.
Suhu memberikan pengaruh yang nyata pada penggunaan energi untuk
pertumbuhan. Peningkatan suhu akan meningkatkan kebutuhan pakan karena ikan
akan bergerak lebih aktif. Meningkatnya jumlah pakan ini akan meningkatkan laju
pertumbuhan ikan (Brown et. al., 1957) hal ini tidak terjadi dengan ikan Nila
dikarenakan pada peningkatan suhu hingga 310C peningkatan berat ikan yang
lambat diantara perlakuan suhu lainnya yaitu hanya mengalami peningkatan
sebesar 15,27 gram. Diduga ikan Nila menggunakan energi pakan tersebut sebagai
bentuk penyesuaian diri. Hal ini sesuai dengan (Irianto, 2005) yang menyatakan
suhu tinggi yang masih dapat ditolerir oleh ikan tidak selalu berakibat mematikan
pada ikan tetapi dapat menyebabkan gangguan status kesehatan untuk jangka
panjang, misalnya stress yang menyebabkan tubuh ikan lemah, kurus, dan tingkah
laku abnormal.
Suhu akan mempengaruhi aktivitas enzim dimana kenaikan suhu akan
menyebabkan penurunan pH enzim dan pada pH rendah enzim-enzim pencernaan
28
Universitas Sumatera Utara
akan lebih mudah menghancurkan materi-materi kasar yang berasal dari pakan
yang dikonsumsi. Kecepatan reaksi akan meningkat seiring dengan meningkatnya
suhu sampai batas suhu optimum (Taufik et. al., 2009).
Kelangsungan Hidup Ikan Nila
Berdasarkan hasil analisis variansi (ANOVA) pada kelangsungan hidup
didapatkan F Hitung lebih besar dibandingkan F Tabel sehingga kelangusngan
hidup berpengaruh nyata. Namun nilai Koefisien Korelasi (KK) 6,73% maka tidak
dilanjutkan pada analisis Uji Lanjut Beda Nyata Terkecil (BNT) karena nilai KK
diatas 5% .
Pada pemeliharaan ikan kematian ikan terjadi pada awal-awal minggu
pemeliharaan. Hal ini diduga diakibatkan karena ikan Nila mengalami stress
karena respon adaptasi terhadap lingkungan lama ke media pemeliharaan yang
baru. Dari Gambar 4 Tingkat kelangsungan hidup ikan Nila selama pemeliharaan
berkisar antara 63,33 – 86,67%. Menurut Mulyani (2014) menyatakan bahwa
tingkat kelangsungan hidup ≥ 50% tergolong baik, kelangsungan hidup 30-50%
sedang dan kurang dari 30% tidak baik.
Rendahnya SR ikan Nila pada pelakuan T3 yaitu 63,33% diantara
perlakuan lainnya selain stress faktor kualitas air terutama suhu diatas kirasan
optimum nila mengakibatkan ikan mati. Hal ini sesuai dengan pendapat Wardoyo,
(1975) diacu Waruwu et. al., (2014) menyatakan bahwa meskipun ikan
beraklimatisasi pada suhu yang relatif tinggi, tetapi pada derajat tertentu kenaikan
suhu dapat menyebabkan kematian pada ikan.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa kelangsungan hidup (SR) ikan di
akhir- akhir minggu penelitian semakin baik. Hal ini diakibatkan karena ikan nila
29
Universitas Sumatera Utara
memiliki kemampuan adaptasi yang baik, serta kualitas air selama pemeliharaan
yang diukur masih pada kisaran yang optimum untuk pertumbuhan ikan Nila.
Kualitas air baik dikarenakan media air dikontrol dengan baik dengan cara
pembersihan kotoran ikan dengan cara penyiponan selama 3 hari sekali dan
menggantikannya dengan air endapan sumur yang baru. Sehinngga ikan nila
dalam wadah pemliharaan masih dapat berdaptasi dengan baik. Hal ini sesuai
Cholik et. al., (1986) dalam Kelabora (2010) yang menyatakan bahwa kualitas air
yang digunakan dalam budidaya merupakan (variabel) yang mempengaruhi
kelangsungan hidup, perkembangbiakan, pertumbuhan atau produksi ikan.
Kualitas Air
Kualitas air merupakan faktor yang sangat penting dalam budidaya ikan
karena diperlukan sebagai media hidup. Air sebagai lingkungan tempat hidup
organism perairan harus mampu mendukung kehidupan dari organisme tersebut.
Hasil pengukuran kualitas air selama pemeliharaan benih ikan Nila (Oreochromis
niloticus) menunjukkan bahwa kisaran yang diperoleh masih berada pada batas
yang baik bagi kehidupan ikan Nila. Data kualitas air dapat dilihat pada Tabel 7.
Suhu merupakan salah satu faktor fisika sangat penting karena bersama-
sama dengan zat/unsur yang terkandung didalamnya akan menentukan massa
jenis air, densitas air, kejenuhan air, mempercepat reaksi kimia dan
mempengaruhi jumlah oksigen terlarut didalam air Aliza et al.,( 2013). Suhu juga
merupakan salah satu parameter yang mentukan keberhasilan budidaya ikan Nila,
hal ini disebakan karena ikan merupakan hewan berdarah dingin. Yang dimaksud
dengan hewan berdarah dingin adalah hewan yang suhu tubuhnya dipengaruhi
oleh suhu lingkungan. Setiap jenis ikan mempunyai toleransi tertentu terhadap
30
Universitas Sumatera Utara
perubahan kualitas air dan perubahan yang terjadi akan langsung mempengaruhi
kehidupan ikan dan organisme yang ada (Kartamihardja, 2008)
Oksigen terlarut (DO) merupakan parameter mutu air yang penting karena
nilai oksigen terlarut dapat menunjukkan tingkat pencemaran atau tingkat
pengolahan air limbah. Kelarutan oksigen dalam air dapat dipengaruhi oleh suhu.
Kelarutan oksigen berbanding terbalik dengan suhu (Nugroho, 2006). Nilai
oksigen terlarut selama pemeliharaan 8 minggu berkisar 4,8 – 5,2 mg/l. Kisaran
nilai oksigen tersebut masih layak untuk menunjang kehidupan ikan Nila.
Menurut Suyanto (2002) kisaran oksigen terlarut untuk mendukung kehidupan
ikan Nila adalah 4-9 mg/l.
Pada suhu suhu T3 oksigen terlarut cenderung lebih rendah dibandingkan
dengan suhu pada perlakuan T1 dan T2 hal ini diakibatkan karena pada perlakuan
T3 metabolisme ikan nila meningkat. Menurut Panjaitan (2004) oksigen
berhubungan erat dengan perubahan suhu dan metabolisme. Suhu tinggi
cenderung menyebabkan kandungan oksigen menurun, dilain pihak menyebabkan
konsumsi oksigen meningkat. Hubungan oksigen dengan proses metabolisme
terjadi pada proses respirasi sel didalam tubuh ikan, dimana dalam proses
respirasi keberadaan oksigen sangat dibutuhkan.
Selama penelitian nilai pH pada perlakuan berkisar antar 6,9 - 7,14 nilai
ini masih dapat ditolerir oleh ikan Nila sesuai dengan Gunadi et. al., (2016) pH
terendah terdapat pada perlakuan T3 tetapi pH tersebut masih tergolong dalam
batas keadaan normal. Panjaitan (2004) kisaran pH yang baik Untuk ikan adalah
6-9, sedangkan pH 4,5-5,0 merupakan batas terendah bagi kelangsungan hidup
ikan.
31
Universitas Sumatera Utara
KESIMPULAN DAN SARAN
Kesimpulan
1. Suhu mempengaruhi laju pertumbuhan ikan Nila selama 8 minggu penelitian.
Pertumbuhan tertinggi terdapat pada perlakuan suhu 270C (T1) dengan
pertambahan panjang sebesar 5,1 cm dan peningkatan berat 21,15 gram,
kemudian diikuti perlakuan suhu 290C (T2) dengan pertambahan panjang
sebesar 3,7 cm dan peningkatan berat sebesar 17,27 gram, dan pertumbuhan
terendah terdapat pada perlakuan suhu 310C (T3) dengan pertambahan panjang
2,6 cm dan peningkatan berat 15,27 gram. Tingkat Kelangsungan hidup
tertinggi terdapat pada perlakuan suhu 270C (T1) sebesar 76,67%, kemudian
perlakuan 290C (T2) 70% dan terendah dan perlakuan 31
0C (T3) sebesar
63,33%.
2. Suhu yang terbaik untuk pertumbuhan dan kelangsungan hidup ikan yaitu
suhu 270C (T1) dengan tingkat kelangsungan hidup 76,67%
Saran
Untuk meningkatkan pertumbuhan dan meningkatkan produksi ikan Nila
disarankan dipelihara pada suhu 270C sehingga didapatkan pertumbuhan yang
optimal baik panjang maupun beratnya. Sehingga mampu menghasilkan ikan Nila
untuk menutupi kebutuhan pasar.
Universitas Sumatera Utara
DAFTAR PUSTAKA
Afriansyah. I. Dewiyanti dan I. Hasri. 2016. Keragaan Nitrogen dan T-Phosfat
pada Pemanfaatan Limbah Budidaya Ikan Lele (Clarias Gariepinus) oleh
Ikan Peres(Osteochilus kappeni) dengan Sistem Resirkulasi. Jurnal Ilmiah
Mahasiswa Kelautan dan Perikanan Unsyiah. ISSN: 2527-6395. Vol 1(2):
252-261.
Aliyas, S. Ndobe dan Z. R. Ya’la. 2007. Pertumbuhan dan Kelangsungan Hidup
Ikan Nila (Oreochromis Sp.) yang Dipelihara Pada Media Bersalinitas.
Jurnal Sains dan Teknologi Tadulako. ISSN: 2089-8630. Vol 5(1):19-27.
Aliza, D., Winaruddin dan L. W. Sipahutar. 2013. Efek Peningkatan Suhu Air
Terhadap Perilaku, Patologi Anatomi, dan Hispatologi Insang Ikan Nila
(Oreochromis niloticus). Jurnal Medika Veterinaria. ISSN. 0853-1943.
Bestian, C. 1996. Kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Nila Merah
(Oreochromis Sp). pada Kisaran Suhu Media 24±1oc dengan Salinitas
yang Berbeda (0, 10 dan 20 0/00). Skripsi. Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Brown, M. E. 1957. The physiology of Fishes. Vol I. Academic Press Inc.
Publishor New York. 447p.
Daelami, D. 2001. Agar Ikan Sehat. Penerbit Swadaya. Cianjur.
Djajasewaka dan Djajadiredja, R. 1990. Budidaya Ikan di Indonesia. Cara
Pengembangannya. Badan Litbang Pertanian. Lembaga Penelitian
Perikanan Darat. Jakarta. 48 hal.
Effendi, H. 2003. Telaah Kualitas Air. Penerbit Kanisius. Yogyakarta.
Effendie, M. I. 1997. Metoda Perancangan Percobaan. CV Armico. Bandung. 472
hal.
Effendie. 1979. Metode Biologi Perikanan. Yayasan Dewi Sari. Bogor.
Emaliana, 2016. Pengaruh Perbedaan Suhu terhadap Pertumbuhan Ikan Koi
(Cyprinus carpio). Universitas Sumatera Utara, Medan.
Fujaya, Y. 2008. Fisiologi Ikan: dasar Pengembangan Teknik Perikanan. PT. Asdi
Mahasatya, Jakarta.
Gaspersz, V. 1991. Metode Perancangan Percobaan. Armico. Bandung.
Gunadi, B., lamanto dan A. Robisalmi. 2016. Analisis Pertumbuhan Benih Ikan
Srikandi (Oreochromis aureus x niloticus) pada Pemeliharaan di Kolam
Tembok dan Kolam Tanah di Air Tawar. Balai Penelitian Pemuliaan Ikan.
Irianto, A. 2005. Patologi Ikan Teleostei. Gadjah Mada University Press.
Yogyakarta.
Universitas Sumatera Utara
Iskandar, R dan Elrifadah. 2015. Pertumbuhan dan Efisiensi Pakan Ikan Nila
(Oreochromis niloticus) yang Diberi Pakan Buatan Berbasis Kiambang.
Jurnal Ziraa’ah. ISSN: 2355-3545. Vol 40(1):18-24.
Katamihardja, E. S. 2008. Perubahan komposisi komunitas Ikan dan Faktor-faktor
pemnting yang Mempengaruhi selama 40 tahun Umur Waduk Djuanda.
Jurnal Ikhtiologi Indonesia. 8:67-68.
Kelabora, D. M. 2010. Pengaruh Suhu Terhadap Kelangsungan Hidup dan
Pertumbuhan Larva Ikan Mas (Cyprinus carpio). Jurnal Berkala Perikanan
Terubuk. 38(1): 71 – 81.
Kementerian Kelautan dan Perikanan. 2010. Teknologi Pembenihan ikan Patin
(pangasius sp.) yang Dipelihara Secara Outdoor Dikolam yang Dipipuk.
Badan Penelitian dan Pengembangan Kelautan Perikanan.
Kordi, M. G. 2010. Panduan Lengkap Memelihara Ikan Tawar di Kolam Terpal.
ANDI, Yogyakarta.
Nasution, A. K. A. 2008. Pengaruh Tingkat Kekeruhan Perairan Terhadap
KomposisiSpesies Makro Algae Kaitannya dengan Proses Upwelling
PadaPerairan Rutong-Leahari. Universitas Sumatera Utara, Medan.
Ningrum, N. E. P. H. H. 2012. Keragaan Pertumbuhan Ikan Nila Best
((Oreochromis niloticus) Hasil Seleksi F3, F4, dan Nila Lokal. Skripsi.
Universitas Sebelas Maret, Surakarta.
Norjanna, F., E. Efendi dan Q. Hasani. 2015. Reduksi Amonia pada Sistem
Resirkulasi dengan Penggunaan Filter yang Berbeda. Jurnal Rekayasa dan
Teknologi Budidaya Perairan. ISSN: 2302-3600. Vol 4(1).
Nugroho, A. 2006. Bioindikator Kualitas Air. Penerbit Universitas Trisakti,
Jakarta.
Mulyani, Y. S., Yulisman dan M. Fitrani. 2014. Pertumbuhan dan Efesiensi Pakan
Ikan Nila (Oreochromis niloticus) yang Dipuasakan secara Periodik.
Jurnal AKuakultur Rawa Indonesia. ISSN: 2303-2960. Vol 2(1):1-12
Permatasari, D. W. 2012. Kualitas Air pada Pemeliharaan Ikan Nila
(Oreochromis sp) Intensif di Kolam Departemen Budidaya Perairan
Institut Pertanian Bogor. Institut Pertanian Bogor.
Pramudiyas, D. R. 2014. Pengaruh Pemberian Enzim pada Pakan Komersil
Terhadap Pertumbuhan dan Rasio Konversi Pakan (FCR) pada Ikan patin
(Pangasius Sp.). Skripsi. Universitas Airlangga, Surabaya.
Raharjo, E. I. 2004. Pengaruh Daphnia sp yang diperkaya dengan kadar Ascorbic
Acid- Ethyl Cellulose Berbeda Terhadap Kinerja Pertumbuhan dan
Tingkat Kelangsungan Hidup Larva Ikan Nila (Oreochromis niloticus
Trewavas). Institut Pertanian Bogor, Bogor.
Universitas Sumatera Utara
Salmin. 2005. Oksigen Terlarut (DO) dan Kebutuhan Oksigen Biologi (BOD)
Sebagai Salah Satu Indikator untuk Menentukan Kualitas Perairan.
Oseana, Vol. xxx. No.3, 2005 : 21:26.
Sinaga, D. 2015. Tingkat Penggunaan Azolla Pinnata pada Pakan terhadap
Pertumbuhan Ikan Nila (Oreochromis niloticus). Skripsi. Universitas
Sumatera Utara, Medan.
Soelistyowati, D. T., A. O. Sudrajat dan H. Arfah. 2010. Maskulinisasi pada Ikan
Nila Merah (Oreochromis sp.) Menggunakan Bahan Alami Resin Lebah
Melalui Pakan Buatan. Jurnal Akuakultur Indonesia. 9 (2) : 178-183.
Stickney, R. R. 1979. Principal of Warmwater Aquaculture. John Wiley& Sons,
Inc. New York 375p.
Suyanto, S. R. 2002. Nila. Penevar Swadaya, Jakarta.
Taufik, I., Z. I. Azwar dan Sutrisno. Pengaruh Perbedaan Suhu Air Pada
Pemeliharaan Benih Ikan Betutu (Oxyeleotris marmorata Blkr) dengan
Sistem Resirkulasi. Jurnal Ris. Akuaklutur. 4(2): 319-325.
Waruwu, D. K., H. Syandri dan Azrita. 2014. Pengaruh Perbedaan Suhu terhadap
kelangsungan Hidup dan Pertumbuhan Benih Ikan Bujuk (Channa Lucius
Cuvier). Universitas Bung Hatta. Padang.
Zonneveld, N., E. A. Huisman & J. H. Boon. 1991. Prinsip-prinsip Budidaya Ikan.
Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. 318 hal.
Universitas Sumatera Utara
LAMPIRAN
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 1. Bagan Percobaan Rancangan Acak Lengkap
Keterangan
Perlakuan terdiri dari Suhu 270C, 29
0C dan 31
0C dengan simbol T1, T2 dan
T3
T1U1 = Perlakuan T1 Ulangan ke 1
T1U2 = Perlakuan T1 Ulangan ke 2
T1U3 = Perlakuan T1 Ulangan ke 3
T2U1 = Perlakuan T2 Ulangan ke 1
T2U2 = Perlakuan T2 Ulangan ke 2
T2U3 = Perlakuan T2 Ulangan ke 3
T3U1 = Perlakuan T3 Ulangan ke 1
T3U2 = Perlakuan T3 Ulangan ke 2
T3U3 = Perlakuan T3 Ulangan ke 3
T2U1 T3U2
T1U3 T3U1
T1U2 T2U2
T1U1
T2U3
T3U3
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Data Panjang Rata-Rata Ikan Nila Selama Penelitian
Perlakuan Ulangan Hari ke-
Δp 1 7 14 21 28 35 42 49 56
T1
1 9.8 10.1 10.7 11.1 11.7 12.2 12.8 13.6 14.7 4.9
2 10 10.3 10.7 11.2 11.6 12.2 12.8 13.7 15.2 5.2
3 9.3 9.6 10 10.4 10.8 11.4 12 13.1 14.5 5.2
Total 29.1 30 31.4 32.7 34.1 35.8 37.6 40.4 44.4 15.3
Rataan 9.7 10.0 10.5 10.9 11.4 11.9 12.5 13.5 14.8 5.1
T2
1 9.8 10 10.3 10.5 10.8 11.2 11.8 12.6 13.6 3.8
2 9.8 10.1 10.2 10.5 10.8 11.2 11.7 12.4 13.5 3.7
3 9.8 10 10.4 10.6 11 11.4 12 12.6 13.3 3.5
Total 29.4 30.1 30.9 31.6 32.6 33.8 35.5 37.6 40.4 11
Rataan 9.8 10.0 10.3 10.5 10.9 11.3 11.8 12.5 13.5 3.7
T3
1 9.5 9.7 9.7 9.9 10 10.3 10.6 11.1 12.2 2.7
2 9.3 9.5 9.7 9.8 9.9 10.1 10.4 10.7 11.7 2.4
3 9.3 9.4 9.6 9.8 9.9 10.1 10.4 10.9 12.1 2.8
Total 28.1 28.6 29 29.5 29.8 30.5 31.4 32.7 36 7.9
Rataan 9.4 9.5 9.7 9.8 9.9 10.2 10.5 10.9 12.0 2.6
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata 1 2 3
T1 4.9 5.2 5.2 15.3 5.1
T2 3.8 3.7 3.5 11 3.7
T3 2.7 2.4 2.8 7.9 2.6
Total 11,4 11,3 11,5 34,2 11,4
= 129,96
JKT = (4,9)2 + (5,2)
2 + (5,2)
2 + (3,8)
2 + (3,7)
2 + (3,5)
2 + (2,7)
2 + (2,4)
2 + (2,8)
2
– FK
= 24,01 + 27,04 + 27,04 + 14,44 + 13,69 + 12,25 + 7,29 + 5,76 + 7,84
– 184,083
= 139,36 -129,96
= 9,4
FK = (34,2)
2
9
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Lanjutan
JKP = (15,3)2 + (11)
2 (7,9)
2 - FK
3
= 234,09 + 121+ 62,41) – 129,96
3
= 517,5 – 129,96
3
= 9,207
JKG = 9,4 – 9,207
= 0,193
Analisis Variansi
Sumber Jumlah Derajat Kuadrat F F Tabel
Variasi Kuadrat Bebas Tengah Hitung 0,05 0,01
Perlakuan 9,207 2 4,603 143,11** 5,14 10,92
Galat 0,193 6 0,032
Total 9.400 8
** Berpengaruh Sangat Nyata (F Hit > F Tabel)
KK = √ 0,032 x 100 %
34,2
9
= 0,179 x 100 %
3,8
= 4,71% ( KK < 5 % = Uji Beda Nyata Terkecil)
Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
KTG = 0,032
V = 6
R = 3
T 0,05 (8) = 2,447
T 0,01 (8) = 3 ,707
Sd = √2KTG
r
= 0,141
BNT 0,05 = 0,357
BNT 0,01 = 0,541
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 2. Lanjutan
Perlakuan Pertambahan Panjang (cm) BNT 0,01
T3 2,6 a
T2 3,7 b
T1 5,1 c
Keterangan: Berpengaruh Sangat Nyata (1%)
Kesimpulan: Perbedaan notasi huruf pada Uji BNT menyatakan bahwa adanya
perbedaan yang signifikan antara perlakuan yang diikuti dengan
huruf yang berbeda
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 3. Hasil Rata-rata Panjang Ikan Nila dengan Perlakuan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Data Hasil SPSS Panjang Ikan Nila
Means
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
H7 * Perlakuan 82 91.1% 8 8.9% 90 100.0%
H14 * Perlakuan 76 84.4% 14 15.6% 90 100.0%
H21 * Perlakuan 71 78.9% 19 21.1% 90 100.0%
H28 * Perlakuan 67 74.4% 23 25.6% 90 100.0%
H35 * Perlakuan 63 70.0% 27 30.0% 90 100.0%
H42 * Perlakuan 63 70.0% 27 30.0% 90 100.0%
H49 * Perlakuan 63 70.0% 27 30.0% 90 100.0%
H56 * Perlakuan 63 70.0% 27 30.0% 90 100.0%
Report
PERLAKUAN H7 H14 H21 H28 H35 H42 H49 H56
T1
Mean 15.0862 16.6500 18.6889 21.2200 24.4522 27.1783 30.7261 34.7348
Std. Error of
Mean
.53571 .57079 .56511 .53110 .54370 .49595 .48194 .45854
T2
Mean 15.7222 17.0440 19.0955 21.1571 23.4381 25.2048 28.0238 31.5524
Std. Error of
Mean
.60316 .65636 .71694 .69243 .61130 .74035 .40853 .43070
T3
Mean 15.1115 16.4391 17.7273 19.5762 21.9316 23.9632 26.3421 29.4684
Std. Error of
Mean
.61712 .70402 .80977 .91156 .94501 .92727 .90574 .82982
Total
Mean 15.3037 16.7158 18.5169 20.6851 23.3540 25.5508 28.5032 32.0857
Std. Error of
Mean
.33447 .36519 .39780 .41382 .41671 .44112 .41583 .42854
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Lanjutan
ANOVA Table
Sum of Squares
df Mean Square
F Sig.
H7 * PERLAKUAN
Between Groups
(Combined)
7.061 2 3.531 .379 .686
Within Groups 735.968 79 9.316
Total 743.029 81
H14 * PERLAKUAN
Between Groups
(Combined)
4.575 2 2.287 .221 .802
Within Groups 755.586 73 10.350 Total 760.161 75
H21 * PERLAKUAN
Between Groups
(Combined)
21.880 2 10.940 .973 .383
Within Groups 764.600 68 11.244 Total 786.480 70
H28 * PERLAKUAN
Between Groups
(Combined)
37.656 2 18.828 1.674 .196
Within Groups 719.610 64 11.244 Total 757.265 66
H35 * PERLAKUAN
Between Groups
(Combined)
66.329 2 33.164 3.252 .046
Within Groups 611.948 60 10.199 Total 678.277 62
H42 * PERLAKUAN
Between Groups
(Combined)
111.325 2 55.662 5.148 .009
Within Groups 648.733 60 10.812 Total 760.057 62
H49 * PERLAKUAN
Between Groups
(Combined)
207.211 2 103.605 13.277 .000
Within Groups 468.189 60 7.803 Total 675.399 62
H56 * PERLAKUAN
Between Groups
(Combined)
297.532 2 148.766 21.262 .000
Within Groups 419.806 60 6.997
Total 717.337 62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Lanjutan
Measures of Association
Eta Eta Squared
H7 * Perlakuan .403 .162
H14 * Perlakuan .502 .253
H21 * Perlakuan .601 .361
H28 * Perlakuan .661 .436
H35 * Perlakuan .718 .516
H42 * Perlakuan .746 .556
H49 * Perlakuan .823 .677
H56 * Perlakuan .784 .615
Oneway
ANOVA
Sum of Squares df Mean Square F Sig.
H7
Between Groups 4.228 2 2.114 7.657 .001
Within Groups 21.811 79 .276
Total 26.039 81
H14
Between Groups 8.545 2 4.272 12.329 .000
Within Groups 25.296 73 .347
Total 33.840 75
H21
Between Groups 14.282 2 7.141 19.186 .000
Within Groups 25.309 68 .372
Total 39.592 70
H28
Between Groups 22.812 2 11.406 24.784 .000
Within Groups 29.453 64 .460
Total 52.264 66
H35
Between Groups 32.739 2 16.370 31.940 .000
Within Groups 30.751 60 .513
Total 63.491 62
H42
Between Groups 44.113 2 22.057 37.554 .000
Within Groups 35.239 60 .587
Total 79.353 62
H49
Between Groups 70.210 2 35.105 62.962 .000
Within Groups 33.453 60 .558
Total 103.663 62
H56
Between Groups 80.658 2 40.329 48.000 .000
Within Groups 50.411 60 .840
Total 131.069 62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 4. Lanjutan
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets
H7
Duncana,b
PERLAKUAN N Subset for alpha
= 0.05
1
T1 29 15.0862
T3 26 15.1115
T2 27 15.7222
Sig. .473
H14
Duncana,b
PERLAKUAN N Subset for alpha
= 0.05
1
T3 23 16.4391
T1 28 16.6500
T2 25 17.0440
Sig. .535
H21
Duncana,b
PERLAKUAN N Subset for alpha
= 0.05
1
T3 22 17.7273
T1 27 18.6889
T2 22 19.0955
Sig. .193
Universitas Sumatera Utara
H28
Duncana,b
PERLAKUAN N Subset for alpha
= 0.05
1
T3 21 19.5762
T2 21 21.1571
T1 25 21.2200
Sig. .128
H42
Duncana,b
PERLAKUAN N Subset for alpha = 0.05
1 2
T3 19 23.9632
T2 21 25.2048 25.2048
T1 23 27.1783
Sig. .227 .057
H49
Duncana,b
PERLAKUAN N Subset for alpha = 0.05
1 2
T3 19 26.3421
T2 21 28.0238
T1 23 30.7261
Sig. .056 1.000
H56
Duncana,b
PERLAKUAN N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
T3 19 29.4684
T2 21 31.5524
T1 23 34.7348
Sig. 1.000 1.000 1.000
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Data Berat Rata-Rata Ikan Nila Selama Penelitian
Perlakuan Ulangan Hari ke-
Δp 0 7 14 21 28 35 42 49 56
T1
1 13,54 15,06 16,34 18,22 20,60 24,01 26,53 29,81 34,31 20,77
2 14,68 16,20 18,13 19,87 22,30 25,06 28,10 32,11 36,10 21,42
3 12,69 14,00 15,59 17,98 20,81 24,36 27,03 30,43 33,96 21,27
Total 40,91 45,26 50,06 56,07 63,71 73,43 81,66 92,35 104,4 63,46
Rataan 13,64 15,09 16,69 18,69 21,24 24,48 27,22 30,78 34,79 21,15
T2
1 14,42 15,85 17,47 19,47 21,54 23,76 24,37 27,79 31,16 16,74
2 13,92 15,51 16,46 18,11 20,21 22,66 25,29 28,19 31,57 17,65
3 14,51 15,77 17,08 19,63 21,71 23,90 25,96 28,10 31,93 17,42
Total 42,85 47,13 51,01 57,21 63,46 70,32 75,62 84,08 94,66 51,81
Rataan 14,28 15,71 17,00 19,07 21,15 23,44 25,21 28,03 31,55 17,27
T3
1 13,89 15,18 16,01 17,43 19,00 21,05 23,12 25,53 28,68 14,79
2 14,92 15,57 17,16 18,59 20,44 22,94 25,03 27,29 30,14 15,22
3 13,67 14,60 16,09 17,24 19,29 21,63 23,57 26,05 29,47 15,80
Total 42,48 45,35 49,26 53,26 58,73 65,62 71,72 78,87 88,29 45,81
Rataan 14,16 15,12 16,42 17,75 19,58 21,87 23,91 26,29 29,43 15,27
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata 1 2 3
T1 20,77 21,42 21,27 63,46 21,15
T2 16,74 17,65 17,42 51,81 17,27
T3 14,79 15,22 15,80 45,81 15,27
Total 52,30 39,07 54,49 161,08 53,69
= 2882,97
JKT = (20,77)2 + (21,42)
2 + (21,27)
2 + (16,74)
2 + (17,55)
2 + (17,42)
2 + (14,79)
2
+ (15,22)2 + (15,80)
2 – FK
= 431,39 + 458,82 + 452,41 + 280,23 + 311,52 + 303,46 + 218,74 + 231,65
+ 249,64 - 2882,97
= 2937,86 – 2882,97
= 54,89
Lampiran 5. Lanjutan
FK = (161,08)
2
9
Universitas Sumatera Utara
JKP = (63,46)2 + (51,81)
2 (45,81)
2 - FK
3
= 4027,17+ 2684,28+ 2098,56) – 2882,97
3
= 8810 – 2882,97
3
= 53,70
JKG = 54,89 – 53,70
= 1,19
Analisis Variansi
Sumber Jumlah Derajat Kuadrat F F Tabel
Variasi Kuadrat Bebas Tengah Hitung 0,05 0,01
Perlakuan 53,70 2 26,85 135,38** 5,14 10,92
Galat 1,19 6 0,918
Total 54,89 8
** Berpengaruh Sangat Nyata (F Hit > F Tabel)
KK = √ 0,198 x 100 %
161,08
9
= 0,4 x 100 %
17,898
= 2,49% ( KK < 5 % = Uji Beda Nyata Terkecil)
Uji Beda Nyata Terkecil (BNT)
KTG = 0,198
V = 6
R = 3
T 0,05 (8) = 2,447
T 0,01 (8) = 3,707
Sd = √2KTG
r
= 0,363
BNT 0,05 = 0,889
BNT 0,01 = 1,347
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 5. Lanjutan
Perlakuan Peningkatan Berat (g) BNT 0,01
T3 15,27 a
T2 17,27 B
T1 21,15 C
Keterangan: Berpengaruh Sangat Nyata (1%)
Kesimpulan: Perbedaan notasi huruf pada Uji BNT menyatakan bahwa adanya
perbedaan yang signifikan antara perlakuan yang diikuti dengan
huruf yang berbeda
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 6. Hasil Rata-rata Berat Ikan Nila dengan Perlakuan
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Data Hasil SPSS Berat Ikan Nila
Means
Case Processing Summary
Cases
Included Excluded Total
N Percent N Percent N Percent
H7 * PERLAKUAN 82 91.1% 8 8.9% 90 100.0%
H14 * PERLAKUAN 76 84.4% 14 15.6% 90 100.0%
H21 * PERLAKUAN 71 78.9% 19 21.1% 90 100.0%
H28 * PERLAKUAN 67 74.4% 23 25.6% 90 100.0%
H35 * PERLAKUAN 63 70.0% 27 30.0% 90 100.0%
H42 * PERLAKUAN 63 70.0% 27 30.0% 90 100.0%
H49 * PERLAKUAN 63 70.0% 27 30.0% 90 100.0%
H56 * PERLAKUAN 63 70.0% 27 30.0% 90 100.0%
Report
PERLAKUAN H7 H14 H21 H28 H35 H42 H49 H56
T1
Mean 15.0862 16.6500 18.6889 21.2200 24.4522 27.1783 30.7261 34.7348
Std. Error of
Mean
.53571 .57079 .56511 .53110 .54370 .49595 .48194 .45854
T2
Mean 15.7222 17.0440 19.0955 21.1571 23.4381 25.2048 28.0238 31.5524
Std. Error of
Mean
.60316 .65636 .71694 .69243 .61130 .74035 .40853 .43070
T3
Mean 15.1115 16.4391 17.7273 19.5762 21.9316 23.9632 26.3421 29.4684
Std. Error of
Mean
.61712 .70402 .80977 .91156 .94501 .92727 .90574 .82982
Total
Mean 15.3037 16.7158 18.5169 20.6851 23.3540 25.5508 28.5032 32.0857
Std. Error of
Mean
.33447 .36519 .39780 .41382 .41671 .44112 .41583 .42854
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Lanjutan
ANOVA Table
Sum of
Squares
df Mean
Square
F Sig.
H7 *
PERLAKUAN
Between
Groups (Combined)
7.061 2 3.531 .379 .686
Within Groups 735.968 79 9.316
Total 743.029 81
H14 *
PERLAKUAN
Between
Groups (Combined)
4.575 2 2.287 .221 .802
Within Groups 755.586 73 10.350
Total 760.161 75
H21 *
PERLAKUAN
Between
Groups (Combined)
21.880 2 10.940 .973 .383
Within Groups 764.600 68 11.244
Total 786.480 70
H28 *
PERLAKUAN
Between
Groups (Combined)
37.656 2 18.828 1.674 .196
Within Groups 719.610 64 11.244
Total 757.265 66
H35 *
PERLAKUAN
Between
Groups (Combined)
66.329 2 33.164 3.252 .046
Within Groups 611.948 60 10.199
Total 678.277 62
H42 *
PERLAKUAN
Between
Groups (Combined)
111.325 2 55.662 5.148 .009
Within Groups 648.733 60 10.812
Total 760.057 62
H49 *
PERLAKUAN
Between
Groups (Combined)
207.211 2 103.605 13.277 .000
Within Groups 468.189 60 7.803
Total 675.399 62
H56 *
PERLAKUAN
Between
Groups (Combined)
297.532 2 148.766 21.262 .000
Within Groups 419.806 60 6.997
Total 717.337 62
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Lanjutan
Post Hoc Tests Homogeneous Subsets
H7
Duncana,b
PERLAKUAN N Subset for alpha
= 0.05
1
T1 29 15.0862
T3 26 15.1115
T2 27 15.7222
Sig. .473
H14
Duncana,b
PERLAKUAN N Subset for alpha
= 0.05
1
T3 23 16.4391
T1 28 16.6500
T2 25 17.0440
Sig. .535
H21
Duncana,b
PERLAKUAN N Subset for alpha
= 0.05
1
T3 22 17.7273
T1 27 18.6889
T2 22 19.0955
Sig. .193
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 7. Lanjutan
H28
Duncana,b
PERLAKUAN N Subset for alpha
= 0.05
1
T3 21 19.5762
T2 21 21.1571
T1 25 21.2200
Sig. .128
H42
Duncana,b
PERLAKUAN N Subset for alpha = 0.05
1 2
T3 19 23.9632
T2 21 25.2048 25.2048
T1 23 27.1783
Sig. .227 .057
H49
Duncana,b
PERLAKUAN N Subset for alpha = 0.05
1 2
T3 19 26.3421
T2 21 28.0238
T1 23 30.7261
Sig. .056 1.000
H56
Duncana,b
PERLAKUAN N Subset for alpha = 0.05
1 2 3
T3 19 29.4684
T2 21 31.5524
T1 23 34.7348
Sig. 1.000 1.000 1.000
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Tingkat Kelangsungan Hidup Ikan Nila
Perlakuan Ulangan N0
(ekor)
Kelangsungan Hidup Nt
(ekor) SR (%)
7 14 21 28 35 42 49 56
T1
1 10 1 0 0 1 0 0 0 0 8 80
2 10 0 1 0 1 1 0 0 0 7 70
3 10 0 1 0 0 1 0 0 0 8 80
Rataan 0,33 0,67 0,00 0,67 0,67 0 0,00 0 7,667 76,67
T2
1 10 0 1 2 0 0 0 0 0 7 70
2 10 2 1 0 0 0 0 0 0 7 70
3 10 1 0 1 1 0 0 0 0 7 70
1 0,67 1 0,33 0 0 0 0 7 70
T3
1 10 2 1 0 1 0 0 0 0 6 60
2 10 1 1 1 0 0 0 0 0 7 70
3 10 1 1 0 1 1 0 0 0 6 60
Rataan 1,33 1 0,33 0,67 0,33 0 0 0 6 63,33
Perlakuan Ulangan
Total Rata-rata 1 2 3
T1 80 70 80 230 76.67
T2 70 70 70 210 70.00
T3 60 70 60 190 63.33
Total 210 210 210 630 210
= 44100
JKT = + (80)2 + (70)
2 + (80)
2 + (70)
2 + 70)
2 + (70)
2 + (60)
2 + (70)
2 + (70)
2 – FK
= (6400) + (4900) + (6400) + (4900) + (4900) + (4900) + (3600) + (4900)
+ (3600) – 44100
= 400
JKP = (230)2 + (210)
2 (190)
2 - FK
3
= 52900 + 44100+ 36100 – 64533,3
3
= 133100 – 44100
3
= 266,667
FK = (630)
2
9
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 8. Lanjutan
JKG = 400 – 266,667
= 133,333
Analisis Variansi
Sumber Jumlah Derajat Kuadrat F F Tabel
Variasi Kuadrat Bebas Tengah Hitung 0,05 0,01
Perlakuan 266,667 2 133,334 86 5,14 10,92
Galat 133,333 6 22,22
Total 691.667 11
Keterangan = Berpengaruh Nyata ( F-Hit > F-Tabel)
KK = √ 25 x 100 %
630
9
= 4,71 x 100 %
70
= 6,73 % (KK > 5% = Tidak Uji Lanjut BNT)
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 9. Data Kualitas Air
Universitas Sumatera Utara
Lampiran 10. Dokumentasi Penelitian
Timbangan Digital Termometer
Aerator Water Heater
Selang Sifon Kamera Digital
Universitas Sumatera Utara
DO meter pH meter
Proses Penimbangan Berat Ikan Proses Pengukuran Panjang Ikan
Pengendapan Air Pengukuran pH
Universitas Sumatera Utara
Pengukuran DO Penimbangan Pakan
Pengeringan Akuarium Pemasangan Heater
Universitas Sumatera Utara