Upload
lamanh
View
214
Download
0
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PERILAKU MEROKOK TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH:
TINJAUAN JUMLAH BATANG ROKOK YANG DIHISAP PER HARI
PRIA RAS KULIT HITAM DI PAPUA INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Petrus Febrian Widihantoro
NIM: 148114058
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
i
PENGARUH PERILAKU MEROKOK TERHADAP KADAR GLUKOSA DARAH:
TINJAUAN JUMLAH BATANG ROKOK YANG DIHISAP PER HARI
PRIA RAS KULIT HITAM DI PAPUA INDONESIA
SKRIPSI
Diajukan untuk Memenuhi Salah Satu Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Farmasi (S. Farm.)
Program Studi Farmasi
Oleh:
Petrus Febrian Widihantoro
NIM: 148114058
FAKULTAS FARMASI
UNIVERSITAS SANATA DHARMA
YOGYAKARTA
2017
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
iv
HALAMAN PERSEMBAHAN
Tuhan menaruhmu di tempat yang sekarang bukan karena
kebetulan. Orang yang hebat tidak dihasilkan melalui kemudahan,
kesenangan, dan kenyamanan. Mereka dibentuk melalui kesukaran,
tantangan, dan air mata.
Karya ini kupersembahkan kepada Tuhan Yesus Kristus yang selalu menuntun
dan menyertai disetiap tahap karya ini. Keluarga yang selalu memberi
dukungan, doa dan kasih sayang, kekasihku dan sahabat yang selalu ada di saat
sulit maupun senang, terimakasih untuk segalanya. Almamater tercinta
Universitas Sanata Dharma
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
vii
PRAKATA
Puji dan syukur penulis haturkan ke hadirat Tuhan yang Maha Esa atas
berkat, rahmat, dan penyertaan-Nya hingga penelitian dan penyusunan skripsi
dengan judul “Pengaruh Perilaku Merokok terhadap Kadar Glukosa Darah:
Tinjauan Jumlah Batang Rokok yang Dihisap per Hari Pria Ras Kulit Hitam
di Papua Indonesia” dapat penulis selesaikan dengan baik. Skripsi ini merupakan
bagian dari penelitian Dr. Christine Patramurti, M.Si., Apt. yang berjudul
“Pengaruh Polimorfisme Enzim Sitokrom P450 Alel *1, *4, dan *9 terhadap
Kadar Gula Darah Pada Subyek Uji Suku Tionghoa dan Suku Papua
Indonesia” berdasarkan SK no. 014b/LPPM USD/III/2017. Skripsi ini penulis
susun untuk memenuhi salah satu syarat memperoleh gelar Sarjana Farmasi
(S.Farm.) program studi Farmasi Universitas Sanata Dharma.
Selama proses penyusunan skripsi ini penulis sadar bahwa pembuatan
skripsi ini tidak lepas dari dukungan dan bantuan dari berbagai pihak. Oleh karena
itu, pada kesempatan ini penulis ingin menyampaikan terima kasih kepada:
1. Ibu Aris Widayati, M.Sc., Ph.D., Apt., selaku Dekan Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
2. Ibu Dr. Sri Hartati Yuliani, Apt., selaku Ketua Program Studi Fakultas Farmasi
Universitas Sanata Dharma, Yogyakarta.
3. Ibu Dr. Dewi Setyaningsih, Apt., selaku Kepala Penanggung Jawab
Laboratorium Fakultas Farmasi yang telah memberikan izin dalam penggunaan
semua fasilitas laboratorium untuk kepentingan penelitian.
4. Dr. Christine Patramurti, M.Si., Apt., selaku Dosen Pembimbing atas
kesabaran, arahan, bimbingan, semangat, serta dukungannya selama proses
penelitian hingga penyusunan skripsi ini.
5. Ibu Melania Perwitasari, M.Sc., Apt., selaku Dosen Pembimbing Akademik
atas bimbingannya selama ini.
6. Bapak Ipang Djunarko, M.Sc., Apt., selaku Dosen Pembimbing Akademik atas
bimbingannya selama ini.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
viii
7. Ibu Putu Dyana Christasani, M.Sc., Apt selaku Dosen Pembimbing Akademik
atas bimbingannya selama ini.
8. Pak Bima, Pak Kayat, Pak Bimo, Pak Heru, Pak Parlan, selaku laboran yang
telah membantu selama penelitian.
9. Keluarga tercinta Bapak Ignatius Paryana dan Ibu Odilia Suwarni serta Kakak
Chatarina Komala dan Noberta Jeanie beserta Adik Johanes Novaldy yang
selalu memberikan semangat, doa, dan dukungan pada penulis.
10. Rekan seperjuangan penelitian ini yakni Maria Redita, Chintya Halim, dan
Yohana Alpionita. Terima kasih atas semangat dan kerjasamanya selama ini.
11. Rekan satu bimbingan yakni Maria Clara, Yulius Denis, Rabulas Nugroho,
Evan Julian, Jasvidianto Chriza, dan Dismas Adi Prabowo. Terima kasih atas
bantuan dan kerjasamanya selama ini.
12. Linda Asnasari, atas dukungan, doa, dan semangat selama kuliah dan penelitian
ini.
13. Rekan-rekan dari grup “Konco LIMBAD” yaitu Debby, Clau, Denis, Dicky,
Ega, Manuk, Nino, Tien, dan Vito atas kesabaran, hiburan, dan pengertiannya
selama proses perkuliahan.
14. Teman-teman FSM B 2014 dan Keluarga Besar farmasi 2014, terima kasih atas
kebahagiaan dan kebersamaan selama ini.
15. Teman-teman penghuni Kos Krisna 2, terutama Frendy, Vito, Kong-kong, Eko,
Billy, Ryan, Dwi dan Edo, atas segala semangat, kebersamaan dan kenangan
selama tinggal satu atap. Tuhan bersama kalian.
16. Serta semua pihak yang telah banyak membantu penulis yang tidak dapat
penulis tulis satu persatu.
Penulis menyadari dalam penulisan skripsi ini masih terdapat kelemahan
dan kekurangan. Oleh karena itu penulis mengharapkan adanya kritik dan saran
yang membangun dari semua pihak. Akhir kata, penulis berharap semoga skripsi
ini dapat bermanfaat bagi semua pihak terutama dalam bidang ilmu Farmasi.
Yogyakarta, 29 November 2017
Penulis
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
ix
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL..................................................................................... i
HALAMAN PERSETUJUAN PEMBIMBING........................................... ii
HALAMAN PENGESAHAN....................................................................... iii
HALAMAN PERSEMBAHAN................................................................... iv
PERNYATAAN KEASLIAN KARYA........................................................ v
PERNYATAAN PERSETUJUAN PUBLIKASI......................................... vi
PRAKATA.................................................................................................... vii
DAFTAR ISI................................................................................................. ix
DAFTAR TABEL......................................................................................... x
DAFTAR GAMBAR.................................................................................... xi
DAFTAR LAMPIRAN................................................................................. xii
ABSTRAK.................................................................................................... xiii
ABSTRACT.................................................................................................. xiv
PENDAHULUAN........................................................................................ 1
METODE PENELITIAN.............................................................................. 2
HASIL DAN PEMBAHASAN..................................................................... 5
KESIMPULAN............................................................................................. 16
SARAN......................................................................................................... 17
DAFTAR PUSTAKA................................................................................... 18
LAMPIRAN.................................................................................................. 20
BIOGRAFI PENULIS.................................................................................. 34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
x
DAFTAR TABEL
Tabel I. Hasil pengukuran absorbansi panjang gelombang maksimum
larutan stok glukosa konsentrasi 1,0; 2,5; dan 3,5 mg/100 mL......
7
Tabel II. Nilai absorbansi terhadap konsentrasi ketiga replikasi kurva
baku..............................................................................................
9
Tabel III. Hasil % akurasi dan CV pada larutan baku glukosa konsentrasi
1,0; 2,5; dan 3,5 mg/100 mL dalam tiga replikasi.........................
10
Tabel IV. Karakteristik subyek uji yang terlibat dalam penelitian................ 11
Tabel V. Nilai BMI terhadap kadar glukosa darah puasa subjek uji.......... 12
Tabel VI. Nilai rata-rata kadar glukosa darah dalam tiga rentang jumlah
batang yang dihisap per hari.........................................................
13
Tabel VII. Hubungan keterkaitan variabel jumlah batang rokok yang
dihisap perhari terhadap kadar glukosa darah pria ras kulit hitam
Papua Indonesia............................................................................
14
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1. Reaksi reagen GOD-PAP terhadap glukosa............................... 6
Gambar 2. Kurva absorbansi vs waktu larutan stok glukosa konsentrasi
1,0; 2,5; dan 3,5 mg/100 mL dari menit ke-0 hingga menit ke-
60...............................................................................................
7
Gambar 3. Hasil pengukuran panjang gelombang maksimum larutan stok
glukosa konsentrasi 1,0; 2,5; dan 3,5 mg/100 mL pada panjang
gelombang 400-700 nm..............................................................
8
Gambar 4. Kurva absorbansi vs konsentrasi seri larutan stok glukosa
replikasi kedua pada panjang gelombang 500,3 nm...................
9
Gambar 5. Grafik nilai rata-rata kadar glukosa darah terhadap jumlah
batang rokok yang dihisap perhari pada subyek uji....................
13
Gambar 6. Kurva regresi linear antara variabel jumlah batang rokok yang
dihisap perhari terhadap kadar glukosa darah pria ras kulit
hitam Papua Indonesia...............................................................
14
Gambar 7. Mekanisme proliferasi IRS-1 yang disebabkan paparan
nikotin........................................................................................
15
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xii
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1. Preparasi bahan..................................................................... 21
Lampiran 2. Kurva absorbansi vs waktu ketiga seri larutan stok glukosa
dengan konsentrasi 1,0; 2,5; 3,5 mg/100 mL dari menit ke-0
hingga menit ke-60 sebagai penentuan operating time.......
21
Lampiran 3. Hasil pengukuran absorbansi panjang gelombang
maksimum larutan stok glukosa konsentrasi berturut-turut
1,0; 2,5; dan 3,5 mg/100 mL..................................................
22
Lampiran 4. Perbandingan konsentrasi dengan absorbansi seri larutan
baku glukosa pada tiga replikasi untuk mendapatkan nilai
akurasi dan presisi setiap replikasi.........................................
23
Lampiran 5. Kurva absorbansi vs konsentrasi seri larutan stok glukosa
tiga replikasi berturut-turut pada panjang gelombang 500,3
nm..........................................................................................
24
Lampiran 6. Surat izin penelitian Kepala Badan Perencanaan
Pembangunan Daerah............................................................
25
Lampiran 7. Surat keterangan kelaiakan etik (ethical clearence).............. 26
Lampiran 8. Formulir kuesioner salah satu subyek uji yang ikut dalam
penelitian................................................................................
27
Lampiran 9. Lembar informasi untuk responden........................................ 29
Lampiran 10. Lembar pernyataan persetujuan (informed consent).............. 31
Lampiran 11. Hasil kadar glukosa darah dari 29 subyek uji berdasarkan
jumlah batang rokok perhari pria ras kulit hitam di Papua
Indonesia................................................................................
32
Lampiran 12. Surat keterangan melakukan analisis data di Pusat Kajian
CE&BU dengan menggunakan program “IBM SPSS
Statistic Lisensi UGM”..........................................................
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiii
ABSTRAK
Perilaku merokok menjadi salah satu faktor risiko dari penyakit Diabetes Melitus tipe 2. Nikotin dapat membuat tubuh resisten terhadap insulin. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui kadar glukosa darah dan pengaruh jumlah batang rokok yang dihisap terhadap kadar glukosa darah pria ras kulit hitam di Papua, Indonesia.
Penelitian ini dilakukan dengan rancangan penelitian observasional analisis cross-sectional. Sebanyak 29 subyek uji mengisi kuesioner jumlah batang rokok dan dipuasakan selama 8-10 jam lalu diambil sampel darahnya. Sampel darah dipisahkan antara serum dengan plasma, lalu plasma darah diambil dan diukur dengan spektrofotometer pada 500,3 nm. Data hasil dianalisis dengan uji Spearman pada perangkat lunak SPSS.
Hasil penelitian menunjukkan adanya pengaruh perilaku merokok terhadap kadar glukosa darah. Kadar glukosa darah yang didapat berada dalam rentang 41,1011- 102,0620 mg/100 mL. Semakin banyak jumlah batang rokok yang dihisap perhari membuat kadar glukosa darah semakin meningkat. Hasil uji Spearman menunjukkan r = 0,459 dengan nilai signifikan sebesar 0,012.
Kata kunci: nikotin, glukosa darah, resistensi reseptor insulin, Papua Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
xiv
ABSTRACT
Smoking behavior is one of the risk factors of type 2 Diabetes Mellitus.
Nicotine can make the body become resistant to insulin. This study aims to determine the level of blood glucose in black male of Papua Indonesia and also the influence of the number of cigarettes being smoked effect to blood glucose levels.
This research was designed using analytic cross-sectional observation. A total of 29 subjects is given the questionnaires about the number of cigarettes being smoked while fasting for 8-10 hours before blood samples collection. Plasma was separated from its serum and then measured using spectrophotometer at 500.3 nm. The data were analyzed using Spearman test on SPSS software.
The results indicate that smoking behavior affects blood glucose levels. Blood glucose levels obtained are within the range 41.1011-102.0620 mg/100 mL. The more number of cigarettes being smoked per day, the higher risk of people having an increase blood glucose levels. Spearman test shows r = 0,459 with significant value of 0,012.
Keywords: nicotine, blood glucose levels, insulin receptor resistance, Papua
Indonesia
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
1
PENDAHULUAN
Merokok merupakan aktivitas yang paling sering terlihat di lingkungan
sekitar. Di Indonesia, rata-rata proporsi perokok pada tahun 2013 adalah 29,3%,
yang berarti hampir satu dari tiga orang dewasa merupakan perokok. Sebagian
besar perokok tersebut adalah laki-laki. Riset Badan Penelitian dan
Pengembangan Kementrian Kesehatan RI (2013) mencatat sebanyak 64,9% laki-
laki dan 2,1% perempuan di Indonesia masih menghisap rokok. Sedangkan rata-
rata jumlah batang rokok yang dihisap dalam sehari adalah sekitar 12 batang
setiap orangnya, bervariasi dari yang terendah 10 batang di DI Yogyakarta dan
tertinggi di Bangka Belitung (18 batang). Berdasarkan hal tersebut tidak heran
jika saat ini Indonesia menduduki peringkat tiga dengan nilai konsumsi tembakau
tertinggi di dunia.
Perilaku merokok merupakan faktor risiko dari salah satu penyebab
kematian terbesar di dunia. Hingga tahun 2007, sebanyak lima juta orang
meninggal per tahunnya disebabkan kebiasaan merokok. Jika kebiasaan konsumsi
rokok ini terus berlangsung maka diperkirakan jumlah kematian akibat merokok
meningkat hingga mendekati 10 juta orang per tahunnya pada tahun 2020
(Gondodiputro, 2007).
Terdapat tiga tipe perokok menurut jumlah rokok yang dihisap, yaitu
perokok ringan apabila merokok 1-10 batang per hari, perokok sedang apabila
merokok 11 hingga 20 batang per hari, dan perokok berat apabila merokok lebih
dari 20 batang per hari. Jumlah batang rokok yang dikonsumsi dalam satu hari
menentukan dampak penyakit yang mungkin terjadi (Bustan, 2007). Merokok
dapat menyebabkan penyakit jantung koroner, kanker, penyakit pernapasan,
mengganggu kehamilan, ulkus peptik, osteoporosis, dan sebagainya. Kebiasaan
merokok juga dapat memicu terjadinya penyakit diabetes Melitus (DM) tipe 2
(Ario, 2014).
Nikotin dapat mempengaruhi kadar glukosa darah dengan dua acara,
yaitu membuat tubuh resisten terhadap insulin dan mempengaruhi sekresi insulin.
(Bajaj, 2012). Kemampuan metabolisme nikotin pada setiap orang berbeda-beda.
Diketahui, pada ras berkulit hitam kemampuan metabolisme nikotin yang lambat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
2
Metabolisme nikotin yang lambat (slow metabolizer) pada ras berkulit hitam
(negroid) menyebabkan kadar nikotin dalam tubuh lebih banyak dan bertahan
lebih lama di dalam tubuh menyebabkan risiko resistensi reseptor insulin semakin
besar (Benowitz et al, 2009).
Ras berkulit hitam di Indonesia didominasi pada wilayah Indonesia
timur, salah satunya Provinsi Papua. Badan Pusat Statistik (2010) mendata jumlah
penduduk Indonesia secara keseluruhan adalah 237.641.326 jiwa. Sebanyak
2.833.381 jiwa diantaranya berasal dari Provinsi Papua yang sebagian tersebar di
seluruh Indonesia.
Peneliti menduga bahwa ras Papua berkulit hitam memiliki kemampuan
metabolisme nikotin yang lambat (Benowitz et al, 2009). Atas alasan tersebut,
peneliti ingin mengetahui seberapa kadar glukosa dalam darah pada pria perokok
bersuku Papua berdasarkan jumlah batang rokok yang dihisap dalam satu hari.
METODE PENELITIAN
Bahan
Bahan yang digunakan pada penelitian ini adalah sampel darah pria merokok
ras berkulit hitam di Papua Indonesia dengan usia 20-40 tahun dan sudah merokok
lebih dari lima tahun dan bertempat tinggal di Kabupaten Sleman, Yogyakarta,
aquabidest (Brataco), baku glukosa (Merck), reagen Glucose GOD FS (DiaSys),
alcohol swabs (OneMed), spuit injeksi 3 mL (Terumo), yellow tip, blue tip dan es
batu.
Alat dan instrumentasi
Alat yang digunakan pada penelitian ini adalah sentrifuge (Thermo
Scientific), timbangan berat badan (SMIC ZT-120), timbangan analitik dengan
ketelitian 0,0001 g (Metler Toledo), tourniquet (Vin Med), Vacutainer K2 dengan
EDTA 5,4 mg, ice box, mikropipet ukuran 100 µL dan 1000 µL (Acura 825),
tabung reaksi 3 mL (Iwaki Pyrex), gelas beaker 100 mL dan 1000 mL (Iwaki
Pyrex), labu takar 100 mL (Iwaki Pyrex), botol tutup biru 500 mL (Schott), dan
vortex (Genie 2). Instrumentasi yang digunakan adalah spektrofotometer
(Shimadzu) seri UV-1800.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
3
Metode
Penelitian ini dilakukan secara observasi cross-sectional analitikal.
Peneliti mengamati nilai kadar glukosa berdasarkan jumlah batang rokok yang
dihisap per hari pria ras kulit hitam di Papua Indonesia.
Pembuatan larutan stok glukosa
Baku glukosa ditimbang seksama lebih kurang 50 mg dan dilarutkan dalam
aquabidest, lalu dimasukkan ke dalam labu takar 100 mL dan diencerkan hingga 100
mL menggunakan aquabidest, sehingga didapatkan kadar larutan stok glukosa 50
mg/100 mL. Larutan baku tersebut dibuat 6 seri dengan cara mengambil sebanyak 40;
60; 80; 100; 120; dan 140 µL dari larutan stok, kemudian dimasukkan ke dalam
tabung reaksi dan ditambahkan aquabidest hingga masing-masing seri volumenya
menjadi 2,0 mL. Kadar larutan seri glukosa yang didapat adalah 1,0; 1,5; 2,0; 2,5;
3,0; dan 3,5 mg/100 mL.
Optimasi metode penelitian
1. Penentuan operating time (OT)
Penentuan OT menggunakan 2 mL seri larutan glukosa konsentrasi 1,0;
2,5; dan 3,5 mg/100 mL. Masing-masing larutan ditambahkan reagen glucose
oxidase phenol aminoantipyrine peroxidase (GOD-PAP) sebanyak 1000 µL. Seri
larutan tersebut dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan dilakukan OT
dari menit ke-0 hingga menit ke-60. Serapan dibaca menggunakan
spektrofotometer visibel pada panjang gelombang 546 nm.
2. Penentuan panjang gelombang maksimum
Seri larutan glukosa yang digunakan untuk menentukan panjang gelombang
maksimum adalah 1,0; 2,5; dan 3,5 mg/100 mL sebanyak 2 mL. Masing-masing
larutan ditambahkan reagen GOD-PAP sebanyak 1000 µL. Seri larutan tersebut
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan didiamkan sesuai dengan waktu
yang didapat pada OT. Serapan dibaca menggunakan spektrofotometer visibel pada
panjang gelombang 400-700 nm.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
4
Validasi metode penelitian
1. Pembuatan kurva baku
Pembuatan kurva baku dilakukan dengan mengukur absorbansi dari
keenam seri larutan stok glukosa sebanyak 2 mL. Masing-masing seri larutan
ditambahkan reagen GOD-PAP sebanyak 1000 µL. Seri larutan tersebut diaduk
dengan menggunakan vortex dan didiamkan sesuai dengan waktu yang didapat
pada OT. Serapan dibaca menggunakan spektrofotometer visibel. Hasil
pembacaan dibuat persamaan garis lurus y = bx+a dan dihitung nilai koefisien
korelasi (r) dari plot tersebut. Nilai koefisien korelasi yang baik yaitu antara 0,997
– 0,999 (Chan et al, 2004).
2. Pengukuran akurasi dan presisi
Seri larutan glukosa yang digunakan untuk mengukur akurasi dan presisi
yaitu 1,0; 2,5; dan 3,5 mg/100 mL sebanyak 2 mL. Masing-masing seri larutan
ditambahkan reagen GOD-PAP sebanyak 1000 µL. Seri larutan tersebut
dihomogenkan dengan menggunakan vortex dan didiamkan sesuai dengan waktu
yang didapat pada OT. Serapan dibaca menggunakan spektrofotometer visibel
pada panjang gelombang maksimum. Replikasi dilakukan sebanyak sebanyak 3
kali, lalu diukur akurasinya menggunakan rumus % akurasi dan presisinya dengan
rumus CV.
% akurasi = Kadar terukur
Kadar terhitung × 100%
CV = 𝑆𝐷
𝐶𝑉 × 100%
Metode dinyatakan akurat bila nilai rata-rata akurasi berada dalam
rentang 80-120% dan metode dinyatakan presisi bila nilai CV dari ketiga replikasi
diperoleh kurang dari 20% (Chan et al, 2004).
Penentuan subjek uji
Subjek uji yang dibutuhkan dalam penelitian ini sebanyak 30 orang.
Subjek uji diberikan kuisioner dan dipilih subjek uji yang sesuai dengan kriteria
inklusi dan eksklusi yang telah ditentukan. Kriteria inklusi meliputi jenis kelamin
pria bersuku Papua, usia 20-35 tahun, merokok, telah merokok lebih dari lima
tahun, bertempat tinggal di Kabupaten Sleman, Yogyakarta dan telah berpuasa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
5
selama 8-10 jam sebelum pengambilan darah sedangkan kriteria eksklusi lamanya
puasa, dan kebiasaan merokok kurang dari 5 tahun.
Pengambilan sampel darah
Pengambilan darah dilakukan di Laboratorium Biokimia, Universitas
Sanata Dharma. Kegiatan pengambilan darah ini telah mendapatkan ijin dari
Badan Perencanaan Pembangunan Kabupaten Sleman, Yogyakarta dan telah lulus
kelayakan etik oleh Komisi Etik Penelitian Universitas Kristen Duta Wacana.
Darah diambil pada pagi hari. Subjek uji diukur tinggi, berat badan, dan lingkar
pinggang sebelum pengambilan darah. Darah diambil melalui vena median
cubital pada lipatan lengan menggunakan spuit sebanyak 3 mL, lalu dimasukkan
ke dalam tabung Vacutainer K2 yang telah berisi EDTA 5,4 mg.
Preparasi larutan sampel
Sampel darah sebanyak 3 mL yang telah ditampung disentrifugasi dengan
kecepatan 8000 rpm selama 10 menit untuk memisahkan plasma darahnya. Setiap
sampel plasma darah diambil sebanyak 50 µL lalu ditambahkan dengan aquabidest
sebanyak 1950 µL. Plasma darah tersebut ditambahkan dengan reagen GOD-PAP
sebanyak 1000 µL. Larutan plasma kemudian diaduk dengan menggunakan vortex
dan didiamkan sesuai dengan waktu yang didapat pada OT. Serapan dibaca
menggunakan spektrofotometer visibel pada panjang gelombang maksimum lalu
dilakukan replikasi sebanyak 2 kali.
Analisis hasil
Analisis hasil dilakukan dengan membuat tabel karakteristik dari setiap
subjek uji untuk mengetahui variasi subjek uji yang mengikuti penelitian. Untuk
mengetahui pengaruh jumlah batang rokok yang dihisap dalam sehari terhadap
kadar glukosa darah, dibuat kurva jumlah batang rokok vs kadar glukosa darah.
HASIL DAN PEMBAHASAN
Optimasi metode penelitian
Optimasi metode dilakukan dengan mengukur OT dan panjang
gelombang maksimum. Penentuan OT dilakukan dengan mengambil tiga seri
konsentrasi dengan kadar 1,0; 2,5; dan 3,5 mg/100 mL dari seri larutan glukosa
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
6
untuk mengetahui absorbansi maksimal yang terbaca berada pada titik tertentu.
Ketiga titik ini dapat menggambarkan seluruh konsentrasi yang ada pada seri
larutan stok glukosa.
Gambar 1. Reaksi reagen GOD-PAP terhadap glukosa
Penentuan OT bertujuan untuk mengetahui waktu yang diperlukan
glukosa untuk bereaksi habis dengan reagen pada larutan sampel melalui reaksi
oksidasi glukosa sebelum dilakukan pengukuran absorbansi dengan instrumen
(Gambar 1). Glukosa pada larutan stok akan bereaksi dengan air dan oksigen yang
membentuk asam glukonat dan hidrogen peroksida dengan katalis enzim glukosa
oksidase. Hidrogen peroksida yang terbentuk sebagai hasil samping dari reaksi
tersebut kemudian bereaksi dengan fenol pada reagen dibantu dengan enzim
peroksidase dan menghasilkan senyawa quinon dan air. Dari senyawa quinon ini
akan terjadi reaksi pengkoplingan dengan 4-aminoantipirin yang terdapat pada
reagen, hasilnya adalah senyawa dengan gugus quinon imine, dimana senyawa
yang akan menyerap panjang gelombang yang dipancarkan dari instrumen
spektrofotometer.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
7
Hasil penentuan OT ditunjukkan pada Gambar 2, dimana absorbansi
terukur paling stabil didapatkan mulai dari menit ke-20. Melalui hasil ini, peneliti
mengetahui bahwa waktu yang diperlukan glukosa untuk habis bereaksi dengan
reagen terjadi selama 20 menit, dimana seluruh glukosa yang ada telah diubah
menjadi asam glukonat dan hidrogen peroksida seperti pada Gambar 1.
Gambar 2. Kurva absorbansi vs waktu larutan stok glukosa konsentrasi 1,0; 2,5;
dan 3,5 mg/100 mL dari menit ke-0 hingga menit ke-60
Seri konsentrasi yang digunakan untuk mengukur panjang
gelombang maksimum yaitu 1,0; 2,5; dan 3,5 mg/100 mL. Nilai absorbansi
terbesar yang terbaca pada larutan glukosa adalah 500,3 nm dan menjadi
titik pengukuran karena terjadi serapan cahaya maksimum oleh senyawa yang
dianalisis.
Tabel I. Hasil pengukuran absorbansi panjang gelombang maksimum larutan stok
glukosa konsentrasi 1,0; 2,5; dan 3,5 mg/100 mL
Konsentrasi Panjang gelombang maksimum Absorbansi
(mg/100 ml) (nm) (abs)
1,0 497,20 0,400
2,5 500,60 0,640
3,5 503,00 0,996
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
8
Gambar 3. Hasil pengukuran panjang gelombang maksimum larutan stok glukosa
konsentrasi 1,0; 2,5; dan 3,5 mg/100 mL pada panjang gelombang 400-700 nm
Validasi metode
Validasi metode pada penelitian ini dilakukan dengan penentuan kurva
baku, pengukuran akurasi, dan presisi. Pembuatan kurva baku menggunakan 6
konsentrasi yang dapat mendefinisikan hubungan antara konsentrasi dan
absorbansi. Kurva baku dibuat untuk memperoleh persamaan antara seri larutan
baku dengan kadar yang diperoleh pada pengukuran sampel. Persamaan ini
ditunjukkan dengan hubungan linearitas antara absorbansi terhadap konsentrasi
pada setiap konsentrasi seri larutan baku.
Replikasi pertama, kedua, dan ketiga menunjukkan hasil koefisien
korelasi (r) berturut-turut sebesar 0,9985; 0,9998; dan 0,9994. Hasil koefisien
korelasi dari ketiga replikasi sudah dianggap baik yakni berada di antara 0,997-
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
9
0,999. Kurva baku yang dipakai adalah kurva baku replikasi kedua dengan
persamaan y = 0,1998x + 0,1182 karena memiliki nilai r paling tinggi, yaitu
0,9998 dan nilai a yang kecil yakni 0,1182 seperti pada Tabel II. Nilai a
merupakan y-intercept dimana jika y merupakan absorbansi, b sebagai
kemiringan, x adalah kadar sampel, maka a menunjukkan noise atau adanya
senyawa lain yang berpengaruh pengukuran kadar terhadap absorbansi. Semakin
kecil nilai a menunjukkan semakin kecil senyawa lain yang ikut terbaca pada
instrumen sehingga hasil pengukuran menjadi lebih akurat (Chan et al, 2004).
Tabel II. Nilai absorbansi terhadap konsentrasi ketiga replikasi kurva baku
Konsentrasi Absorbansi Absorbansi Absorbansi
(mg/100 mL) replikasi 1 (abs) replikasi 2 (abs) replikasi 3 (abs)
1 0,350 0,316 0,294
1,5 0,429 0,418 0,412
2 0,579 0,523 0,501
2,5 0,675 0,614 0,620
3 0,779 0,718 0,723
3,5 0,889 0,817 0,820
R 0,9985 0,9998 0,9994 y = bx + a y = 0,2174x + 0,1269 y = 0,1998x + 0,1182 y = 0,2104x + 0,0883
Gambar 4. Kurva absorbansi vs konsentrasi seri larutan stok glukosa replikasi
kedua pada panjang gelombang 500,3 nm
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
10
Perhitungan akurasi dan presisi dilakukan pada seri 1,0; 2,5; dan 3,5
mg/100 mL yang dilakukan dengan replikasi sebanyak 3 kali. Nilai absorbansi
yang didapat pada ketiga seri ini kemudian dimasukkan ke dalam persamaan
kurva baku y = 0,1998x + 0,1182 untuk mendapatkan perbandingan konsentrasi
sebenarnya dengan konsentrasi terukur.
Nilai akurasi ditunjukkan dari % akurasi rata-rata yang didapat yakni
sebesar 101,617% dan nilai presisi ditunjukkan dari hasil CV yang didapat
sebesar 1,657%. Metode dinyatakan akurat karena nilai akurasinya berkisar 80-
120% dan presisi karena nilai CV yang diperoleh kurang dari 20% (Chan et al,
2004). Berdasarkan data tersebut, maka metode penelitian ini valid dan dapat
digunakan dalam pengukuran sampel.
Tabel III. Hasil % akurasi dan CV pada larutan baku glukosa konsentrasi 1,0;
2,5; dan 3,5 mg/100 mL dalam tiga replikasi
Replikasi % akurasi
(%)
CV
(%)
1 100,990 3,7429
2 102,124 0,9047
3 101,737 0,3229
Penentuan subjek uji
Jumlah subjek uji yang mengikuti penelitian ini sebanyak 29 orang,
padahal seharusnya penelitian ini membutuhkan sebanyak 30 orang sebagai
subjek uji. Adanya keterbatasan dalam pengambilan subjek uji seperti
ketidaksesuaian kriteria subjek uji yang diambil menjadi alasan kekurangan
jumlah subjek uji ini. Ketidaksesuaiannya adalah kurangnya kontrol dari peneliti
sehingga terdapat satu subjek uji tidak melakukan puasa yang sesuai dengan yang
dikehendaki.
Usia subjek uji yang didapat berkisar antara 20-28 tahun dengan rata-rata
usia subjek uji yang didapat adalah 23 tahun, sedangkan penelitian ini
membutuhkan subjek uji yang berusia 20-35 tahun. Keterbatasan peneliti dalam
melakukan pencarian subjek uji menjadi alasan kurangnya subjek uji dengan
rentang usia 30-35 tahun. Usia subjek uji dibatasi hingga 35 tahun karena pada
usia setelah 35 tahun (rentang 35-44 tahun), prevalensi peningkatan risiko DM
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
11
menningkat hingga hampir dua kali lipat sehingga dapat mengganggu hasil
penelitian (Li et al, 2015).
Rata-rata keseluruhan subjek uji menghisap rokok sebanyak 12 batang
dalam sehari dalam rentang 5-21 batang rokok per hari. Berdasarkan jumlah
batang rokoknya, subjek uji yang diteliti sudah bervariasi yakni sebanyak 15
subjek uji adalah perokok ringan (1-10 batang per hari), 13 subjek uji adalah
perokok sedang (11-20 batang per hari), dan satu orang subjek uji merupakan
perokok berat (lebih dari 20 batang per hari) (Bustan, 2007).
BMI subjek uji didapat berkisar antara 16,79-29,63 dengan nilai rata-rata
yaitu 23. Departemen Kesehatan RI (2013) menyebutkan bahwa keadaan
kegemukan pada laki-laki ditunjukkan ketika BMI berada dalam rentang 25-27
kg/m2 dan obesitas ketika BMI bernilai lebih dari 27 kg/m2. Karakteristik subjek
uji dapat dilihat pada Tabel IV.
Tabel IV. Karakteristik subjek uji yang terlibat dalam penelitian
Karakteristik Nilai
Jumlah subyek uji 29 perokok
Usia (tahun) Rata-rata ± SD 23 ± 2,78
Rentang 20 – 28
Jumlah batang rokok yang
dihisap per hari (batang)
Rata-rata ± SD 12 ± 5,166
Rentang 5 – 21
BMI (kg/m2) Rata-rata ± SD 23 ± 3,18
Rentang 16,79 – 29,63
Keterangan:
SD = Standar deviasi
BMI = Body mass index
Kondisi kegemukan maupun obesitas dapat mengakibatkan peningkatan
akumulasi penumpukan lemak pada tubuh. Jaringan lemak merupakan endokrin
aktif yang dapat melepaskan sitokin-sitokin adiposa yang mengakibatkan
gangguan persinyalan insulin. Asam lemak dalam tubuh menghasilkan metabolit
seperti diasilgliserol (DAG), fatty acyl-CoA, dan seramida yang dapat
mengaktifkan enzim serin kinase. Aktivasi serin kinase menghasilkan fosforilasi
serin pada reseptor insulin sehinngga reseptor tidak dapat mengenali insulin
(Kahn, 2006). Insulin yang tidak berikatan dengan reseptornya mengakibatkan
tidak terjadinya sinyal transduksi untuk membuka kanal glukosa pada jaringan
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
12
otot sehingga glukosa dalam darah tidak dapat masuk ke jaringan otot. Glukosa
akhirnya tetap tersimpan di dalam darah sehingga kadar glukosa darah menjadi
tinggi dan meningkatkan risiko Diabetes Melitus (Kumar et al, 2005).
Terdapat tiga subjek uji mengalami kegemukan dan dua subjek uji
dengan kondisi obesitas dalam penelitian ini. Total kelima subyek uji ini tetap
dimasukkan ke dalam penelitian ini karena menurut hasil pengukuran tidak
ditemukan indikasi kenaikan nilai BMI mempengaruhi kadar glukosa darah puasa
seperti pada Tabel V.
Tabel V. Nilai BMI terhadap kadar glukosa darah puasa subjek uji
Kondisi BMI
(kg/m2)
Kadar glukosa darah puasa
(mg/100 mL)
Kegemukan 25,3155 62,9229
25,3906 59,4194
26,1719 57,2172
Obesitas 28,2772 60,1201
29,6281 50,2102
Pengaruh jumlah batang rokok yang dihisap per hari pada kadar glukosa
darah
Pada pengukuran kadar glukosa darah didapatkan hasil kadar glukosa
rata-rata terendah berada pada rentang jumlah 1-10 batang per hari, selanjutnya
pada rentang jumlah 11-20 batang per hari memiliki nilai kadar glukosa rata-rata
di atas jumlah 1-10 batang per hari. Sedangkan kadar glukosa rata-rata tertinggi
berada pada rentang jumlah batang rokok 11-20 batang per hari (Tabel VI).
Subjek uji dengan jumlah batang rokok lebih dari 20 batang per hari tidak
memiliki kadar tertinggi disebabkan jumlah subjek uji yang didapat hanya 1
orang. Sedangkan pada subjek uji dengan jumlah 11-20 batang per hari, didapat
sebanyak 13 subjek uji yang berarti variasi dari subjek uji lebih beragam. Jika
dilihat dari nilai SD, subjek uji pada rentang 11-20 batang per hari memiliki nilai
SD yang besar. Artinya dalam kelompok tersebut, kadar glukosa darah bervariasi
dalam rentang yang cukup besar yaitu 49,91-102,06 mg/100 mL. Pada subjek uji
dengan jumlah 11-20 batang rokok per hari terdapat dua subjek yang memiliki
kadar glukosa darah yang tinggi yaitu 93,7538 dan 102,062 mg/100 mL sehingga
membuat rata-rata glukosa yang didapat menjadi lebih besar dari dua kategori
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
13
perokok lainnya. Perbandingan antara tiga rentang subjek uji tersebut dapat dilihat
secara jelas pada Gambar 5.
Tabel VI. Nilai rata-rata kadar glukosa darah dalam tiga rentang jumlah batang
yang dihisap per hari
Jumlah batang
rokok (batang)
Jumlah
subjek uji
Kadar glukosa rata-
rata (mg/100 mL)
SD ± rentang
1 – 10 15 56,89 11,81 ± 41,10 – 87,85
11 – 20 13 67,01 15,12 ± 49,91 – 102,06
>20 1 60,12 –
Gambar 5. Grafik nilai rata-rata kadar glukosa darah terhadap jumlah batang
rokok yang dihisap perhari pada subjek uji
Hubungan keterkaitan antara jumlah batang rokok yang dihisap dengan
kadar glukosa darah subjek uji ditunjukkan pada Gambar 6. Nilai koefisien
korelasi (r) didapat sebesar 0,459 yang berarti hubungan antara jumlah batang
rokok yang dihisap per hari dengan nilai kadar glukosa darah adalah lemah.
Hubungan yang lemah ini disebabkan karena beberapa hal, antara lain sampel
yang digunakan merupakan sampel biologis atau subjek uji, dimana setiap
individu memiliki respon tubuh terhadap paparan rokok yang berbeda-beda.
Faktor yang dapat mempengaruhi hasil penelitian lainnya adalah peneliti tidak
memberikan pengawasan terhadap subjek uji dalam melakukan puasa maupun
dalam beraktivitas sehingga terdapat perbedaan antara masing-masing subjek uji.
Koefisien korelasi yang didapat bernilai positif antara jumlah batang rokok yang
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
14
dihisap dengan kadar glukosa darah subjek uji yang berarti semakin banyak
jumlah batang rokok yang dihisap per hari maka semakin besar nilai kadar
glukosa darahnya (Gambar 6). Nilai signifikansi (P) pasangan variabel dikatakan
berkaitan bila nilai P yang didapat adalah kurang dari 0,05 (Priyatno, 2009). Hasil
nilai P yang didapat antara kadar glukosa dengan jumlah batang adalah sebesar
0,012 yang berarti kedua variabel ini berkaitan.
Tabel VII. Hubungan keterkaitan variabel jumlah batang rokok yang dihisap
perhari terhadap kadar glukosa darah pria ras kulit hitam Papua Indonesia
Spearman’s rho Koefisien
korelasi (r)
Signifikan (P)
Korelasi jumlah batang rokok terhadap
dengan kadar glukosa darah
0,459 0,012
Jumlah variabel = 29
Gambar 6. Kurva regresi linear antara variabel jumlah batang rokok yang dihisap
perhari terhadap kadar glukosa darah pria ras kulit hitam Papua Indonesia
Jumlah batang rokok yang dihisap per hari menyebabkan kadar glukosa
dalam darah meningkat. Penelitian yang dikemukakan oleh Mundell (2009)
membuktikan bahwa perilaku merokok dapat memicu terjadinya prediabetes
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
15
karena nikotin yang masuk ke dalam tubuh menginduksi resistensi reseptor insulin
pada manusia (Bergman et al, 2012).
Dalam satu batang rokok, biasanya mengandung 6-8 mg nikotin di
dalamnya. Asap nikotin hasil pembakaran tembakau dalam rokok terserap hinnga
90% saat proses absorpsi di paru-paru. Nikotin masuk ke dalam paru-paru
ditranspor dengan cepat dalam darah dan diubah di hati menjadi kotinin dengan
waktu paruh 19 jam (Setiawati, 2013). Semakin banyak jumlah batang rokok yang
dihisap dalam sehari menyebabkan akumulasi nikotin dalam tubuh semakin
banyak.
Nikotin yang masuk ke dalam tubuh dapat memicu aktivasi mammalian
target of rapamycin (mTOR) dan mengaktifkan sinyal dari enzim ribosomal
protein (p70-S6 kinase) untuk pertumbuhan sel di insulin receptor substrate 1
(IRS-1) (Bajaj, 2012). Semakin besar jumlah nikotin yang masuk ke tubuh
menyebabkan semakin besar induksi pertumbuhan sel di IRS-1, akibatnya ketika
paparan nikotin terjadi secara terus menerus maka akan terjadi pertumbuhan sel
yang berlebih dan dapat merubah bentuk (proliferasi) IRS-1 (Gambar 7).
Gambar 7. Mekanisme proliferasi IRS-1 yang disebabkan paparan nikotin
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
16
Pada keadaan normal, insulin dapat mempertahankan kadar glukosa
darah karena berikatan dengan IRS-1 yang menyebabkan kanal glukosa terbuka
dan glukosa dalam darah dapat masuk ke dalam sel melalui kanal tersebut.
Sedangkan bila terjadi perubahan bentuk reseptor, maka insulin tidak dapat
berikatan dengan IRS-1 sehingga kanal glukosa di membran sel tidak terbuka dan
menyebabkan glukosa tidak dapat masuk ke dalam sel dan tertahan di dalam darah
dan membuat kadar glukosa dalam darah tetap tinggi. Inilah yang disebut dengan
resistensi reseptor insulin pada manusia (Bajaj, 2012).
Paparan nikotin dalam jangka waktu lama maupun singkat dapat
menyebabkan penurunan sekresi insulin. Nikotin yang terserap tubuh mempengaruhi
sekresi insulin melalui nicotinic acetylcholine receptors (nAChRs) pada sel-sel β
pankreas karena reseptor nikotinik fungsional terdapat pada sel-sel pankreas. Nikotin
yang menempel pada nAChRs akan menginduksi stres oksidatif atau reactive oxygen
species (ROS) (Xie et al, 2009). ROS berlebihan dapat menginduksi kerusakan
komponen seluler secara ireversibel sehingga memicu kerusakan DNA mitokondria,
perubahan fungsi dan struktur mitokondria (Zalukhu et al, 2016). Perubahan fungsi
dan struktur mitokondria akan mengganggu proses pembentukan adenosine
triphosphate (ATP) yang sangat dibutuhkan sebagai sumber energi dalam sekresi
insulin di sel-sel β pankreas. Kurangnya produksi ATP oleh mitokondria di sel-sel
β pankreas mengakibatkan penurunan sekresi insulin, penurunan massa sel,
hingga ternjadinya apoptosis sel β pankreas itu sendiri (Xie et al, 2009).
Kerusakan ataupun kekurangan hormon insulin dalam tubuh mengakibatkan
penurunan aktivitas enzim dalam proses glikolisis yang menyebabkan kadar
glukosa darah menjadi lebih tinggi dari kondisi normal (Banjarnahor dan Wangko,
2012).
KESIMPULAN
Perilaku merokok mempengaruhi kadar glukosa darah. Hasil penelitian
kadar glukosa darah pada perokok pria ras kulit hitam di Papua Indonesia adalah
dalam rentang 41,1011- 102,0620 mg/100 mL. Tingkat kadar glukosa darah setiap
subjek uji berbeda-beda, dimana semakin banyak jumlah batang rokok yang
dikonsumsi maka kadar glukosa darah akan semakin meningkat.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
17
SARAN
1. Dibutuhkan jumlah subjek uji yang lebih banyak dan bervariasi dalam
rentang usia 20-35 tahun dan dan banyaknya jumlah batang rokok yang
dihisap per hari.
2. Perlu dilakukan perlakuan khusus seperti penyuluhan terkait penelitian ini
dan adanya karantina untuk mengontrol aktivitas subjek uji dan melakukan
puasa selama 8-10 jam sebelum pengambilan darah dilakukan.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
18
DAFTAR PUSTAKA
Ario, M., Dwi, 2014. Pengaruh Nikotin dalam Rokok pada Diabetes Melitus tipe
2, J MAJORITY. (7) 3, hal. 76-77.
Badan Pusat Statistik, 2010. Jumlah Penduduk. BPS-Statistics Indonesia (Online),
https://sp2010.bps.go.id/ diakses pada tanggal 28 November 2017.
Bajaj, Mandeep, 2012, Nicotine and Insulin Resistance: When the Smoke Clears,
American Diabetes Association. (1) 61, pp. 3078-3079.
Balitbang Kemenkes RI, 2013, Riset Kesehatan Dasar; RISKESDAS,
Jakarta: Kemenkes RI, hal. 132.
Banjarnahor, Eka, Sunny Wangko, 2012. Sel Beta Pankreas: Sintesis dan Sekresi
Insulin. Jurnal Biomedik. (3) 4, hal. 157-159.
Benowitz, Neal L., Janne Hukkanen, Peyton Jacob, 2009. Nicotine Chemistry,
Metabolism, Kinetics and Biomarkers. San Francisco: NIH-PA Author
Manuscript, p. 11.
Bergman, Bryan C., Leigh Perreault, Devon Hunerdosse, Anna Kerege, Mary
Playdon, dan Robert H. Eckel, 2012. Novel and Reversible Mechanisms
of Smoking-Induced Insulin Resistance in Humans. American Diabetes
Association, pp. 2-10.
Bustan, M. N., 2007. Epidemiologi Penyakit Tidak Menular. Edisi Kedua. Jakarta:
Rineka Cipta, hal. 48.
Chan, C.C., Lee, Y.C., Lam, H., and Zhang, X.M., 2004. Analytical Method
Validation and Instrument Performance Verification. New Jersey: John
Wiley & Sons, Inc., pp. 16-18.
Departemen Kesehatan RI, 2013, IMT (Indeks Massa Tubuh = BMI (Body Mass
Index)). Kementerian Kesehatan Republik Indonesia (Online),
http://www.depkes.go.id/index.php?txtKeyword=status+gizi&act=search
-by-map&pgnumber=0&charindex=&strucid=1280&fullcontent=1&C-
ALL=1 diakses pada tanggal 6 Januari 2018.
Gondodiputro, S., 2007. Bahaya Tembakau dan Bentuk-Bentuk Sediaan
Tembakau. Jurnal Ilmu Kesehatan Masyarakat. Bandung: Bagian Ilmu
Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran, hal.
2.
Kahn, S.E., Hull R.L., Utzschneider K.M., 2006. Mechanisms Linking Obesity to
Insulin Resistance and Type 2 Diabetes. Nature Publishing Group.
444(7121):840-6., pp. 840-866.
Kumar, V., Abdul K. Abbas, Nelson Fauso, 2005. Rubbins & Costan Pathologic
of Disease. 7th ed. Philadelphia: Elsevier, pp. 1214-1220.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
19
Li, S., Shuxia Guo, Fei He, Mei Zhang, et al, 2015. Prevalence of Diabetes
Mellitus and Impaired Fasting Glucose, Associated with Risk Factors in
Rural Kazakh Adults in Xinjiang, China. International Journal of
Environmental Research and Public Health. Xinjiang: Shihezi
University, p. 558.
Mundell E.J., 2009. Nicotine May Help Spur ’Prediabetes’. Healthday News
(Online), https://consumer.healthday.com/diabetes-information-10/diet-
diabetes-news-178/nicotine-may-help-spur-prediabetes-628004.html
diakses pada tanggal 28 November 2017.
Priyatno, D., 2009. 5 Jam Belajar olah Data dengan SPSS 17. Yogyakarta:
Andi Offset, 109-166.
Setiawati, Agustina, 2013. Suatu Kajian Molekuler Ketergantungan Nikotin.
Jurnal Farmasi Sains Dan Komunitas, (2) 10, hal. 118-123.
Xie, Xi-Tao, Qiang Liu, Jie Wu, Makoto Wakui, 2009. Impact of Cigarette
Smoking in Type 2 Diabetes Development. Acta Pharmacologica Sinica,
(1) 30, pp. 784-786.
Zalukhu, M. Lisnawati, Agustinus R. Phyma, Rizaldy T. Pinzon, 2016. Proses
Menua, Stres Oksidatif, dan Peran Antioksidan. Fakultas Kedokteran
Universitas Kristen Duta Wacana/RS. Bethesda Yogyakarta, (10) 43, hal.
734.
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
LAMPIRAN
20
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 1. Preparasi bahan
a. Penimbangan
Bobot kertas
Bobot kertas + baku glukosa
Bobot kertas + sisa
Bobot baku glukosa
b. Pembuatan larutan stok glukosa
= 0,250 gram
= 0,300 gram
= 0,250 gram
= 0,050 gram
Sebanyak 0,050 gram baku glukosa dilarutkan ke dalam aquabidest
dan diencerkan dalam labu takar 100 mL hingga batas tanda. Konsentrasi
larutan stok glukosa yang didapat adalah 50 mg/100 mL.
c. Perhitungan seri larutan glukosa
No. Jumlah larutan stok Jumlah akuabides Konsentrasi seri yang
Seri diambil (µ L) ditambahkan (µ L) didapat (mg/mL)
1. 40 1960 1,0
2. 60 1940 1,5
3. 80 1920 2,0
4. 100 1900 2,5
5. 120 1880 3,0
6. 140 1860 3,5
Lampiran 2. Kurva absorbansi vs waktu ketiga seri larutan stok glukosa dengan konsentrasi 1,0; 2,5; 3,5 mg/100 mL dari menit ke-0 hingga menit ke-60 sebagai penentuan operating time
21
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 3. Hasil pengukuran absorbansi panjang gelombang maksimum larutan stok glukosa konsentrasi berturut-turut 1,0; 2,5; dan 3,5 mg/100 mL
22
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 4. Perbandingan konsentrasi dengan absorbansi seri larutan baku glukosa pada tiga replikasi untuk mendapatkan nilai akurasi dan presisi setiap replikasi
Nilai absorbansi yang didapat dimasukkan ke dalam rumus kuva baku
dengan nilai r paling baik yaitu kurva baku replikasi 2 (r = 0,9998) untuk
mendapatkan konsentrasi terukur. Nilai % recovery dan CV dihitung berdasarkan
konsentrasi terukur terhadap konsentrasi sebenarnya.
Absorbansi Konsentrasi Konsentrasi % recovery CV
Replikasi (Abs) sebenarnya terukur (%) (%)
(mg/mL) (mg/mL)
0,328 1,0 1,0901
1 0,629 2,5 2,5265 100,990 3,7429
0,831 3,5 3,5676
0,313 1,0 0,9749
2 0,631 2,5 2,5666 102,124 0,9047
0,827 3,5 3,5675
0,319 1,0 1,0050
3 0,631 2,5 2,5666 101,737 0,3229
0,831 3,5 3,5675
23
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 5. Kurva absorbansi vs konsentrasi seri larutan stok glukosa tiga replikasi berturut-turut pada panjang gelombang 500,3 nm
1 0.9
0.8
0.7
0.6
0.5 y = 0,2174x + 0,1269
0.4 r = 0,9985
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Konsentrasi (mg/100 mL)
1 0.9
0.8
0.7
0.6
0.5
y = 0,1998x + 0,1182
0.4
0.3 r = 0,9998
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5 Konsentrasi (mg/100 mL)
1 0.9 0.8 0.7 0.6
0.5
y = 0,2104x + 0,0883
0.4 r = 0,9994
0.3
0.2
0.1
0
0 0.5 1 1.5 2 2.5 3 3.5
Konsentrasi (mg/100 mL)
24
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 6. Surat izin penelitian Kepala Badan Perencanaan Pembangunan Daerah
25
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 7. Surat keterangan kelaiakan etik (ethical clearence)
26
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 8. Formulir kuesioner salah satu subyek uji yang ikut dalam penelitian
27
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
28
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 9. Lembar informasi untuk responden
29
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
30
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 10. Lembar pernyataan persetujuan (informed consent)
31
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 11. Hasil kadar glukosa darah dari 29 subyek uji berdasarkan jumlah batang rokok perhari pria ras kulit hitam di Papua Indonesia
No. Usia Jumlah batang BMI Kadar glukosa darah
(tahun) rokok per hari puasa (mg/100 mL)
1. 22 15 25,3155 62,9229
2. 25 9 24,8358 62,8228
3. 24 20 29,6281 50,2102
4. 23 9 23,5294 59,4194
5. 28 20 18,3655 102,0620
6. 27 10 21,8346 41,9019
7. 25 8 18,3655 52,9129
8. 20 9 24,8789 87,8478
9. 27 11 22,4426 49,9099
10. 22 9 22,5686 54,5145
11. 21 8 20,9643 52,5125
12. 28 18 26,1719 57,2172
13. 20 8 20,1872 55,2152
14. 20 5 18,3883 41,1011
15. 20 7 24,7266 49,6096
16. 25 21 28,2772 60,1201
17. 22 20 16,7896 62,4224
18. 21 12 24,5243 63,7237
19. 20 5 25,3906 59,4194
20. 22 18 19,7266 69,3293
21. 22 15 20,6061 67,4274
22. 17 12 19,5717 58,4184
23. 21 18 20,4023 93,7538
24. 27 10 24,6918 63,3233
25. 22 14 23,5615 59,7197
26. 24 5 18,0469 48,1081
27. 25 18 21,6942 63,0230
28. 24 6 20,5986 67,7277
29. 24 15 20,7612 69,4294
32
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
Lampiran 12. Surat keterangan melakukan analisis data di Pusat Kajian CE&BU
dengan menggunakan program “IBM SPSS Statistic Lisensi UGM”
33
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI
BIOGRAFI PENULIS
Skripsi berjudul “Pengaruh Perilaku Merokok
terhadap Kadar Glukosa Darah: Tinjauan Jumlah
Batang Rokok yang Dihisap per Hari Pria Ras Kulit
Hitam di Papua Indonesia” ini ditulis oleh Petrus
Febrian Widihantoro. Penulis lahir di Tangerang, 22
Februari 1996 dan merupakan anak ketiga dari
empat bersaudara pasangan Ignatius Paryana dan
Odilia Suwarni. Penulis mulai mengawali proses
pembelajaran di bangku TK Strada Bhakti Nusa
Tangerang Selatan (2001-2002) dan melanjutkan
pendidikan di SD Strada Bhakti Nusa Tangerang
Selatan (2002-2008). Pada tahun 2008, penulis
menempuh pendidikan di SMP Strada Bhakti Nusa
Tangerang Selatan hingga tahun 2011 dan melanjutkan tingkat menengah ke atas
di SMA Strada St. Thomas Aquino Tangerang pada tahun 2011 hingga 2014.
Penulis kemudian melanjutkan pendidikan sarjana strata satu di Fakultas Farmasi
Sanata Dharma pada tahun 2014. Selama masa kuliah, penulis aktif dalam
beberapa kegiatan antara lain anggota (tahun 2015) dan koordinator (tahun 2016)
Divisi Bandzen Tiga Hari Temu Akrab Farmasi (TITRASI), menjadi anggota
Divisi Perlengkapan Pelepasan Wisuda 2 Fakultas Farmasi pada tahun 2015,
kemudian ditunjuk menjadi Ketua Acara Pelepasan Wisuda 1 Fakultas Farmasi
pada tahun 2016, menjadi anggota Divisi Kemananan Lomba Cerdas Cermat
Kimia dan Pharmacy Performance 2016, serta menjadi perwakilan Fakultas
Farmasi Sanata Dharma Yogyakarta dalam acara Pekan Olahraga dan Seni
Farmasi Indonesia (PORSFI) pada tahun 2017 sebagai peserta lomba seni
bersama UKF Paduan Suara Fakultas Farmasi Veronika dan berhasil
mendapatkan juara pertama.
34
PLAGIAT MERUPAKAN TINDAKAN TIDAK TERPUJI