Upload
vuonghuong
View
231
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PERSEPSI SISWA PADA PENGGUNAAN
PREPARAT JARINGAN TUMBUHAN SEBAGAI
MEDIA PEMBELAJARAN MATERI POKOK STRUKTUR
TUBUH TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR
SISWA KELAS VIII MTS NU BANAT KUDUS
SKRIPSI
Diajukan Guna Memenuhi Tugas dan Melengkapi Syarat
Memperoleh Gelar Sarjana Pendidikan
dalam Ilmu Pendidikan Biologi
Oleh :
Zhulfa Aliya
NIM. 053811336
JURUSAN TADRIS BIOLOGI FAKULTAS TARBIYAH
INSTITUT AGAMA ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2010
ii
iii
PERNYATAAN
Dengan penuh kejujuran dan tanggung jawab, penulis menyatakan bahwa skripsi ini
tidak berisi materi yang telah pernah ditulis oleh orang lain atau diterbitkan.
Demikian juga skripsi ini tidak berisi satu pun pikiran-pikiran orang lain, kecuali
informasi yang terdapat dalam referensi yang dijadikan bahan rujukan.
Semarang, Juni 2010
Zhulfa Aliya
NIM. 053811336
iv
MOTTO
ومن يـتق الله جيعل له خمرجا. . . . )٢: الطالق (
“ . . . Dan barang siapa bertakwa kapada Allah niscaya Dia akan mengadakan
jalan keluar baginya.” (QS. At-Tholaq : 2)1
1 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Surabaya: Duta Ilmu
Surabaya, 2006), hlm. 189.
v
PERSEMBAHAN
Skripsi ini saya persembahkan kepada :
1. Bapak (Alm) & Ibu tercinta terima kasih atas kasih sayang dan doanya untukku.
2. Kakak-kakakku (Mas Ahsan, Mba Nayli, Mba Layyina), my nieces (Misca &
Zahira) & Tanteku, Terima kasih untuk semuanya.
3. Teman-teman Tadris Biologi ’05 di Kampus Hijau tercinta.
4. Guru dan Almamaterku.
vi
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT sehingga penulis dapat menyelesaikan
skripsi yang berjudul “Pengaruh Penggunaan Preparat Jaringan Tumbuhan sebagai
Media Pembelajaran Materi Pokok Struktur Tubuh Tumbuhan terhadap Hasil Belajar
Siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus” dengan lancar. Skripsi ini merupakan syarat
akademis dalam menyelesaikan Studi Strata 1 untuk mencapai gelar Sarjana
Pendidikan Islam pada Fakultas Tarbiyah IAIN Walisongo Semarang. Melalui ini
penulis banyak belajar sekaligus memperoleh pengalaman-pengalaman secara
langsung yang belum pernah diperoleh sebelumnya, dan diharapkan pengalaman
tersebut dapat bermanfaat di masa yang akan datang.
Dalam menyusun skripsi ini penulis telah menerima banyak bimbingan,
dorongan dan bantuan dari berbagai pihak yang tak ternilai harganya. Oleh karena itu,
pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Prof. Dr. H. Abdul Djamil, MA., Rektor IAIN Walisongo Semarang.
2. Prof. Dr. H. Ibnu Hadjar, M.Ed., Dekan Fakultas Tarbiyah.
3. Drs. H. Abdul Wahid, M.Ag., Ketua Jurusan Tadris.
4. Hj. Nur Khasanah, S.Pd. M.Kes., Dosen pembimbing I yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
5. Drs. H. Abdul Wahib, M.Ag., Dosen pembimbing II yang telah memberikan
bimbingan dan pengarahan dalam penyusunan skripsi ini.
6. Muhammad Nafy ’Annury, S.Pd., M.Pd., Dosen wali studi yang selalu
membimbing penulis selama menempuh studi di Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang.
7. Hj. Churiyati RF, S.Pd.I., Kepala MTs. NU Banat Kudus yang telah memberikan
ijin penelitian.
8. Hj. Fauziyah Agustiani, SP, Guru Biologi kelas VIII MTs. NU Banat Kudus yang
telah banyak membantu penulis selama dalam melaksanakan penelitian.
9. Para siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus yang telah bersedia menjadi
responden dalam penelitian ini.
vii
10. Keluargaku atas segala dukungan material dan spiritual yang tulus dalam
penyusunan skripsi ini.
11. Teman-temanku yang telah memberikan semangat untuk maju dan membuatku
selalu tersenyum.
12. Semua pihak yang tidak dapat penulis sebutkan satu-persatu yang turut serta
membantu penulis hingga dapat menyelesaikan skripsi ini.
Penulis menyadari bahwa skripsi ini masih jauh dari sempurna dan masih
banyak kekurangan, yang disebabkan oleh keterbatasan waktu, tenaga dan
kemampuan penulis. Oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat membangun
senantiasa penulis harapkan demi kesempurnaan skripsi ini. Penulis berharap semoga
skripsi ini dapat berguna dan bermanfaat bagi pembaca. Amin.
Semarang, Juni 2010
Zhulfa Aliya
NIM. 053811336
viii
Abstrak Zhulfa Aliya (NIM. 053811336). Pengaruh Penggunaan Preparat Jaringan Tumbuhan sebagai Media Pembelajaran Materi Pokok Struktur Tubuh Tumbuhan terhadap Hasil Belajar Siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus. Skripsi. Jurusan Tadris Biologi. Fakultas Tarbiyah. IAIN Walisongo Semarang, 2010.
Penelitian ini bertujuan untuk: 1) Untuk mengetahui penggunaan media preparat jaringan tumbuhan pada materi pokok struktur tubuh tumbuhan di MTs. NU Banat Kudus, 2) Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan preparat jaringan tumbuhan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus.
Permasalahan yang dikaji dalam penelitian ini adalah : 1) Bagaimanakah persepsi siswa mengenai penggunaan media pembelajaran preparat jaringan tumbuhan pada materi pokok struktur tubuh tumbuhan di MTs. NU Banat Kudus, 2) Bagaimanakah hasil belajar siswa setelah menggunakan preparat jaringan tumbuhan, 3) Adakah pengaruh penggunaan preparat jaringan tumbuhan terhadap hasil belajar siswa. Populasi dalam penelitian ini adalah semua siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus yang berjumlah 336 siswa. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini yaitu 34 siswa. Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif survei. Variabel penelitian ini adalah preparat jaringan tumbuhan (X), dan hasil belajar (Y). Metode pengumpulan data menggunakan observasi, dokumentasi, dan kuesioner. Analisis data menggunakan regresi satu prediktor dengan program statisik SPSS.
Berdasarkan analisis hipotesis menunjukkan penggunaan preparat jaringan tumbuhan berpengaruh terhadap hasil belajar siswa. Hasil analisis regresi memperoleh persamaan Ỷ = 59,673 + 0,350 X. Uji F dilihat dengan taraf signifikansi 5% dan N sebesar 34 diperoleh > dengan angka 10,22 > 2,49. hitungF tabelF
Berdasarkan hasil ini diharapkan bagi para guru khususnya guru biologi diharapkan dapat menciptakan media pembelajaran yang baik dan menarik yang sesuai dengan materi agar siswa benar-benar dapat menerima pelajaran dengan baik.
ix
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL …………………………………………………….. i
PENGESAHAN PENGUJI ......................................................................... ii
PERSETUJUAN PEMBIMBING .............................................................. iii
PERNYATAAN ………………………………………………………….. iv
MOTTO …………………………………………………………............... v
PERSEMBAHAN ………………………………………........................... vi
KATA PENGANTAR …………………………………………………… vii
ABSTRAK………………………...……………………………………… ix
DAFTAR ISI …………………………………………………………….. x
DAFTAR TABEL ....................................................................................... xiv
DAFTAR GAMBAR .................................................................................. xv
BAB I PENDAHULUAN .......................................................................... 1
A. Latar Belakang Masalah ........................................................... 1
B. Penegasan Judul …………………............................................ 4
C. Perumusan Masalah .................................................................. 5
D. Manfaat Penelitian .................................................................... 5
BAB II LANDASAN TEORI ..................................................................... 7
A. Deskripsi Teori......................................................................... 7
1. Konsep Tentang Persepsi .................................................. 7
2. Preparat Jaringan Tmbuhan ................................................ 8
x
a. Pengertian preparat jaringan tumbuhan ............................... 8
b. Bagian-bagian mokroskop dan fungsinya ............................ 9
c. Langkah-langkah penggunaan preparat mikroskopis ......... 12
3. Media Pembelajaran .............................................................. .... 14
a. Pengertian media pembelajaran ........................................... 14
b. Kategori Media Pembelajaran ............................................. 16
c. Manfaat media pembelajaran .............................................. 18
d. Preparat Jaringan Tumbuhan sebagai Media Pembelajaran ... 21
4. Hasil Belajar ................................................................................. 21
a. Pengertian hasil belajar .......................................................... 21
b. Macam-macam Hasil Belajar ................................................ 24
c. Instrumen Hasil Belajar .......................................................... 25
d. Faktor-faktor yang mempengaruhi hasil belajar ..................... 26
5. Materi Pokok Struktur Tubuh Tumbuhan ...................................... 27
a. SK, KD, Indikator Materi Pokok Struktur Tubuh Tumbuahan .. 27
b. Struktur akar ............................................................................ 29
c. Struktur batang ........................................................................ 30
d. Struktur daun ........................................................................... 32
B. Kajian Penelitian yang Relevan ........................................................... 34
C. Pengajuan Hipotesis ............................................................................ 36
BAB III METODOLOGI PENELITIAN .............................................................. 37
A. Tujuan Penelitian .................................................................................. 37
B. Waktu dan Tempat Penelitian ……………………………………….. 37
xi
C. Variabel Penelitian …………………………………………… 37
D. Metode Penelitian …………………………………………….. 38
E. Populasi, Sampel dan teknik pengambilan sampel ……………. 38
1. Populasi …………………………………………………….. 38
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel ………………… 38
F. Teknik Pengumpulan Data ....................................................... 39
1. Metode Dokumentasi ……………………………………… 39
2. Metode Kuesioner / Angket ……………………………….. 39
G. Teknik Analisis Data ………………………………………….. 40
1. Analisis Pendahuluan ………………………………………. 40
2. Analisis Hipótesis ………………………………………….. 40
BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN ............................ 42
A. Hasil Penelitian .......................................................................... 42
1. Deskripsi Data Hasil Penelitian .......................................... 42
2. Analisis Uji Hipotesa ......................................................... 47
B. Pembahasan …………………………………………………... 51
1. Penggunaan Preparat Jaringan Tumbuhan ……………….. 51
2. Hasil Belajar Siswa ………………………………………. 52
3. Pengaruh Penggunaan Preparat Jaringan Tumbuhan
terhadap Hasil Relajar Siswa …………………………….. 52
C. Keterbatasan Penelitian ………………………………………... 53
xii
BAB V PENUTUP ..................................................................................... 54
A. Kesimpulan ............................................................................... 54
B. Saran .......................................................................................... 54
C. Penutup ……………………………………………………….. 55
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
xiii
DAFTAR TABEL
Tabel Halaman
3.1 Daftar analisis variasi (Anava) regresi linear sederhana satu prediktor 36
4.1 Skor hasil angket tentang penggunaan preparat jaringan tumbuhan …... 38
4.2 Data variabel x ………………………………………………………… 39
4.3 Kualitas variabel x ……………………………………………………... 40
4.4 Data variabel y (Nilai hasil belajar) ……………………………………. 41
4.5 Peta Korelasi Product Moment Antara Variabel x (Penggunaan Preparat
Jaringan Tumbuhan) dan Variabel y (Hasil Belajar Siswa) ……………. 42
4.6 Tabel ringkasan daftar analisis variasi (Anava) regresi linear satu prediktor 47
xiv
xv
DAFTAR GAMBAR
Gambar Halaman
2.1 Bagian-bagian mikroskop ……………………………………………. 8
2.2 Jaringan akar …………………………………………………………. 24
2.3 Jaringan batang ………………………………………………………. 26
2.4 Jaringan daun ………………………………………………………… 28
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Masalah pendidikan dan pengajaran merupakan masalah yang cukup
kompleks di mana banyak faktor yang ikut mempengaruhinya. Salah satu
faktor tersebut diantaranya adalah guru. Guru merupakan komponen
pengajaran yang memegang peranan penting dan utama, karena keberhasilan
proses belajar-mengajar sangat ditentukan oleh faktor guru. Tugas guru adalah
menyampaikan materi pelajaran kepada siswa melalui interaksi komunikasi
dalam proses belajar-mengajar yang dilakukannya. Keberhasilan guru dalam
menyampaikan materi sangat tergantung pada kelancaran interaksi komunikasi
antara guru dengan siswanya. Ketidaklancaran komunikasi membawa akibat
terhadap pesan yang diberikan guru.1 Dalam proses belajar mengajar tujuan
belajar hanya dapat dicapai secara efektif dan efisien jika seorang guru secara
nalar mampu memperkirakan dengan tepat metode apa yang harus
digunakannya. Dalam pengajaran IPA karena tidak hanya merupakan
penanaman fakta-fakta, melainkan juga mengarah kepembentukan sikap dan
pengenalan cara kerja ilmiah. Maka metode pengajaran IPA harus merupakan
metode-metode yang mengandung esensi pendekatan–pendekatan yang
digunakan dalam sains atau pengetahuan ilmiah. Pendidikan IPA diharapkan
dapat menjadi wahana bagi peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan
alam sekitar. Biologi merupakan salah satu pelajaran IPA yang
memungkinkan peserta didik untuk mempelajari diri sendiri serta
lingkungannya dan dapat diterapkan dalam kehidupan sehari-hari.
Kegiatan belajar mengajar merupakan suatu proses interaksi aktif antara
guru dan siswa untuk mencapai tujuan pembelajaran. Interaksi timbal balik
antara guru dan siswa dapat terjadi jika proses pembelajaran berlangsung dua
arah antara guru dan siswa. Guru berperan sebagai pemberi informasi kepada
siswa dan siswa berperan sebagai pengolah informasi berdasarkan penjelasan
guru. Dalam proses pemberian informasi kepada siswa, perlu adanya media
1 Asnawir, M.Basyiruddin Usman, Media Pembelajaran, (Jakarta: Ciputat Pers, 2002), hlm. 1.
1
2
yang sesuai agar informasi tersebut dapat diterima dengan baik oleh siswa.
Kurangnya media pembelajaran di sekolah menyebabkan pembelajaran di
kelas berlangsung monoton hanya dengan metode ceramah saja, sehingga
siswa merasa cepat bosan dengan materi yang diajarkan. Oleh karena itu,
penggunaan media yang sesuai dapat membantu proses pembelajaran.
Media pembelajaran memiliki kelebihan yang dapat mengatasi
kekurangan-kekurangan penyampaian informasi oleh guru. Oleh karena itu
dalam proses balajar mengajar hendaknya dipilih pula media pembelajaran
yang benar-benar efektif dan efisien sehingga dapat menyampaiakan pesan
pembelajaran, yang akhirnya terbentuk kompetensi tertentu dari siswa.
Dalam proses pembelajaran di MTs. NU Banat Kudus, media
pembelajaran sangat penting dalam upaya pencapaian tujuan pembelajaran.
Terlebih pada mata pelajaran IPA Biologi yang dapat menjadi wahana bagi
peserta didik untuk mempelajari diri sendiri dan alam sekitar. Pada proses
pembelajaran di dalam kelas terdiri dari beragam kualitas individu. Hal ini
dapat dilihat dari adanya siswa yang pandai, sedang, dan kurang pandai.
Dalam pembelajaran, kelas pada umumnya didominasi oleh mereka yang
termasuk siswa yang pandai. Dengan adanya media pembelajaran maka akan
menarik minat siswa dalam belajar tidak terkecuali pada siswa yang kurang
pandai.
Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan (KTSP) untuk
pengajaran biologi kelas VIII SMP, terdapat materi pokok mengenai struktur
tubuh tumbuhan. Organ tumbuhan, seperti halnya organ pada hewan, tersusun
atas jaringan (sekelompok sel yang mempunyai keaktifan khas). Jaringan
tersusun atas sel. Di dalam setiap sel hidup terdapat protoplasma yang dibatasi
oleh dinding sel dan di dalam sel itulah semua proses metabolisme terjadi.
Secara umum, organ tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun, dan bunga.
Akar tumbuh ke dalam tanah sehingga memperkuat berdirinya tumbuhan.
Akar juga berfungsi untuk mengambil air dan garam mineral dari dalam tanah.
Seperti halnya beberapa organ lain pada tumbuhan, akar juga berfungsi untuk
menyimpan makanan. Pada batang terdapat daun yang berfungsi
menghasilkan makanan melalui fotosintesis dan mengeluarkan air melalui
3
transpirasi. Selain itu, batang juga berperan untuk lewatnya air dan garam
mineral dari akar ke daun dan lewatnya fotosintesis dari daun ke seluruh
bagian tumbuhan.2
Akar, batang, dan daun mempunyai struktur dan fungsi yang berbeda.
Struktur luar dapat diamati langsung di lingkungan tanpa melalui bantuan
mikroskop. Sedangkan struktur dalam tidak dapat diamati di lingkungan
secara langsung. Misalnya pada epidermis daun terdapat stomata. Stomata
terdiri dari sepasang sel penjaga yang mengelilingi suatu lubang pori. Stomata
dapat membuka atau menutup yang disebabkan oleh perubahan kandungan air
dan bentuk sel penjaga. Stomata berfungsi sebagai tempat pertukaran gas.3
Untuk mempelajarinya perlu dibuat media dalam bentuk preparat awetan,
sehingga dapat diamati secara langsung oleh siswa dengan bantuan
mikroskop, dengan harapan siswa akan lebih dapat memahaminya.
Media preparat jaringan tumbuhan dari berbagai macam tanaman yang ada
di lingkungan sekitar mempunyai struktur/bentuk yang berbeda-beda.
Sehingga siswa dapat melihat secara langsung berbagai macam tipe jaringan
tumbuhan yang sudah dibuat dalam bentuk preparat mikroskopis. Berdasarkan
hal tersebut siswa dapat membandingkan antara objek yang asli dan gambar
yang ada di buku pelajaran. Dengan pengamatan langsung tersebut diharapkan
pemahaman siswa terhadap struktur dan fungsi organ tumbuhan dapat lebih
baik.
Berdasarkan uraian di atas, maka perlu dilakukan pembuatan media
pembelajaran yang berupa preparat jaringan tumbuhan sebagai salah satu
alternatif dalam mengatasi permasalahan pembelajaran biologi. Berangkat dari
alasan tersebut maka peneliti mengangkat judul “ PENGARUH PERSEPSI
SISWA PADA PENGGUNAAN PREPARAT JARINGAN TUMBUHAN
SEBAGAI MEDIA PEMBELAJARAN MATERI POKOK STRUKTUR
TUBUH TUMBUHAN TERHADAP HASIL BELAJAR SISWA KELAS
VIII MTs. NU BANAT KUDUS. ”
2 Sri Mulyani E.S., Anatomi Tumbuhan, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), 16-17. 3 Sumarwan, et. al., Sains Biologi SMP, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 13-14.
4
B. PENEGASAN JUDUL
Untuk menghindari kemungkinan adanya pemahaman yang berbeda dari
para pembaca maka dalam penulisan skripsi ini perlu dikemukakan arti dari
istilah kata-kata yang menjadi judul penelitian ini :
1. Preparat jaringan tumbuhan merupakan obyek yang hanya dapat dilihat
melalui bantuan mikroskop untuk mengetahui struktur jaringan tumbuhan
yang ada di dalam.
2. Media pembelajaran adalah seperangkat alat bantu untuk mengajar. Media
pengajaran digunakan dalam rangka upaya peningkatan atau mempertinggi
mutu proses kegiatan belajar mengajar.4 Media pembelajaran yang
dimaksudkan dalam penelitian ini adalah preparat jaringan tumbuhan.
3. Materi pokok struktur tubuh tumbuhan merupakan salah satu materi dari
pelajaran biologi yang diberikan pada kelas VIII tingkat SMP/MTs.
Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan.
4. Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah melalui
kegiatan belajar.5 Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.6 Penguasaan
hasil belajar oleh siswa dapat dilihat dari perilakunya, baik perilaku dalam
bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan berpikir maupun
keterampilan motorik.7 Hasil belajar yang dimaksudkan dalam penelitian
ini adalah nilai ulangan harian yang diperoleh melalui tes.
Dengan demikian maksud dari judul dalam skripsi ini yaitu untuk
mengetahui pengaruh penggunaan preparat jaringan tumbuhan dalam proses
pembelajaran biologi materi pokok struktur tubuh tumbuhan terhadap nilai
ulangan harian siswa.
4 Asnawir, M. Basyiruddin Usman, op.cit., hlm.19. 5 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1999), Cet. 1, hlm. 37. 6 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1999), Cet. 6, hlm. 22. 7 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004), Cet. 2, hlm. 103.
5
C. PERUMUSAN MASALAH
Berdasarkan uraian di atas, permasalahan yang akan di teliti dalam
penulisan skripsi ini adalah sebagai berikut :
1. Bagaimanakah penggunaan media pembelajaran preparat jaringan
tumbuhan pada materi pokok struktur tubuh tumbuhan di MTs. NU Banat
Kudus?
2. Apakah terdapat pengaruh penggunaan preparat jaringan tumbuhan
terhadap hasil belajar siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus?
D. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui penggunaan media preparat jaringan tumbuhan pada
materi pokok struktur tubuh tumbuhan di MTs. NU Banat Kudus.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan preparat jaringan
tumbuhan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus.
E. MANFAAT PENELITIAN
Dengan adanya penelitian ini manfaat yang diharapkan adalah sebagai
berikut :
1. Secara Teoritis
Mengetahui cara pembuatan media pembelajaran yang berupa preparat
mikroskopis jaringan tumbuhan dari berbagai macam tanaman.
2. Secara Praktis
a. Bagi guru, sebagai bahan masukan untuk menerapkan suatu media
pembelajaran dan menjadi salah satu pemicu kreatifitas guru untuk
mengembangkan media pembelajaran.
b. Bagi siswa, dapat menumbuhkan semangat belajar dan meningkatkan
keaktifan siswa dalam pembelajaran biologi.
c. Bagi sekolah, dapat meningkatkan kualitas sekolah demi kemajuan
pendidikan.
6
d. Bagi peneliti, dapat meningkatkan kreativitas dan inovasi dalam
menuangkan ide untuk menyusun suatu media pembelajaran. Selain itu
dapat menambah pengalaman secara langsung sebagaimana
penggunaan media pembelajaran yang baik dan menyenangkan.
BAB II
LANDASAN TEORI DAN PENGAJUAN HIPOTESIS
A. DESKRIPSI TEORI
1. Konsep tentang Persepsi
Persepsi, menurut Rakhmat Jalaludin (1998: 51), adalah
pengalaman tentang objek, peristiwa, atau hubungan-hubungan yang
diperoleh dengan menyimpulkan informasi dan menafslrkan pesan.
Menurut Ruch (1967: 300), persepsi adalah suatu proses tentang
petunjuk petunjuk inderawi (sensory) dan pengalaman masa lampau yang
relevan diorganisasikan untuk memberikan kepada kita gambaran yang
terstruktur dan bermakna pada suatu situasi tertentu. Senada dengan hal
tersebut Atkinson dan Hilgard (1991: 201) mengemukakan bahwa persepsi
adalah proses dimana kita menafsirkan dan mengorganisasikan pola
stimulus dalam lingkungan. Gibson dan Donely (1994: 53) menjelaskan
bahwa persepsi adalah proses pemberian arti terhadap lingkungan oleh
seorang individu. Dikarenakan persepsi bertautan dengan cara
mendapatkan pengetahuan khusus tentang kejadian pada saat tertentu,
maka persepsi terjadi kapan saja stimulus menggerakkan indera. Dalam
hal ini persepsi diartikan sebagai proses mengetahui atau mengenali obyek
dan kejadian obyektif dengan bantuan indera (Chaplin, 1989: 358).
Sebagai cara pandang, persepsi timbul karena adanya respon terhadap
stimulus. Stimulus yang diterima seseorang sangat komplek, stimulus
masuk ke dalam otak, kernudian diartikan, ditafsirkan serta diberi makna
melalui proses yang rumit baru kemudian dihasilkan persepsi (Atkinson
dan Hilgard, 1991 : 209). Dalam hal ini, persepsi mencakup penerimaan
stimulus (inputs), pengorganisasian stimulus dan penerjemahan atau
penafsiran stimulus yang telah diorganisasi dengan cara yang dapat
mempengaruhi perilaku dan membentuk sikap, sehingga orang dapat
7
8
cenderung menafsirkan perilaku orang lain sesuai dengan keadaannya
sendiri (Gibson, 1986: 54).1
Proses pembentukan persepsi dijelaskan oleh Feigi (dalam Yusuf,
1991: 108) sebagai pemaknaan hasil pengamatan yang diawali dengan
adanya stimuli. Setelah mendapat stimuli, pada tahap selanjutnya terjadi
seleksi yang berinteraksi dengan interpretation, begitu juga berinteraksi
dengan closure. Proses seleksi terjadi pada saat seseorang memperoleh
informasi, maka akan berlangsung proses penyeleksian pesan tentang
mana pesan yang dianggap penting dan tidak penting.
Faktor-faktor fungsional yang menentukan persepsi seseorang
berasal dari kebutuhan, pengalaman masa lalu dan hal-hal lain termasuk
yang kita sebut sebagai faktor-faktor personal (Rakhmat 1998: 55).
Selanjutnya Rakhmat menjelaskan yang menentukan persepsi bukan jenis
atau bentuk stimuli, tetapi karakteristik orang yang memberi respon
terhadap stimuli. Persepsi meliputi juga kognisi (pengetahuan), yang
mencakup penafsiran objek, tanda dan orang dari sudut pengalaman yang
bersangkutan (Gibson, 1986 : 54). Selaras dengan pernyataan tersebut
Krech, dkk. (dalam Sri Tjahjorini Sugiharto 2001: 19) mengemukakan
bahwa persepsi seseorang ditentukan oleh dua faktor utama, yakni
pengalaman masa lalu dan faktor pribadi.2
2. Preparat Jaringan Tumbuahan
a. Pengertian preparat jaringan tumbuhan
Preparat jaringan tumbuhan merupakan obyek yang hanya dapat
dilihat melalui bantuan mikroskop untuk mengetahui struktur/bentuk
jaringan tumbuhan yang ada di dalam. Dalam penelitian ini jaringan
tumbuhan yang akan diteliti yaitu bagian akar, daun dan batang.
1 http://id.shvoong.com/social-sciences/psychology/1837978-definisi-persepsi/
di unduh tgl. 5 Juli 2010, Pukul 20.19 WIB. 2 http://www.pdfound.com/pdf/%27pengertian-persepsi-menurut-para-ahli-psikologi-tahun-
terbaru.html, di unduh tgl. 5 Juli 2010, Pukul 20:10 WIB.
9
Penelitian ini menggunakan preparat mikroskopis. Berdasarkan atas
lamanya ketahanan/keawetan preparat, preparat mikroskopis dapat
dibedakan menjadi preparat sementara, semi permanen, dan permanen.
Preparat sementara adalah preparat yang keawatannya hanya sementara
dan tidak lebih dari 24 jam. Preparat ini tidak diawetkan dengan
menggunakan proses apapun, sesudah selesai pengamatan obyek yang
bersangkutan dapat langsung dibuang. Tujuan pembuatan preparat
sementara ini untuk mempelajari suatu obyek dalam keadaan segar.
Preparat semi permanen adalah preparat yang keawetannya hanya
sampai beberapa bulan saja. Preparat ini diawetkan dengan
menggunakan beberapa macam zat kimia tetapi pada akhir. Tujuan
pembuatan preparat ini adalah untuk dapat memperpanjang ketahanan
preparat yang sedang diamati, sehingga pengamatan suatu preparat yang
bersangkutan dapat ditunda untuk sementara waktu. Preparat permanen
adalah preparat yang keawetannya bertahun-tahun. Preparat permanen
ini proses pembuatannya memerlukan beberapa macam peralatan dan
bahan kimia. Tujuan pembuatan preparat permanen adalah agar selalu
tersedia bahan praktikum setiap saat.
Dalam penelitian ini preparat yang akan digunakan adalah
preparat sementara yang tidak diawetkan dengan menggunakan proses
apapun. Jadi dalam pembuatan preparat mikroskopis jaringan tumbuhan
ini hanya sederhana saja.
b. Bagian-bagian mikroskop dan fungsinya
Preparat mikroskopis merupakan obyek yang hanya dapat dilihat
melalui bantuan mikroskop. Mikroskop berasal dari bahasa Yunani,
mikros berarti kecil dan skopeo berarti melihat. Mikroskop merupakan
alat untuk melihat benda-benda atau objek yang sangat kecil dan tidak
dapat dilihat dengan mata biasa (tanpa alat bantu). Adapun bagian-
bagian pada mikroskop yaitu lensa okuler, tabung mikroskop, tombol
10
pengatur fokus, revolver, lensa objektif, meja preparat, tombol pengatur
meja preparat, penjepit objek, diafragma, cermin, kaki mikroskop.3
Gbr. 2.1 Bagian-bagian Mikroskop4 Mikroskop terdiri atas bagian optik, meliputi lensa yang
membuat proyeksi bayangan benda di mata kita dan bagian non-optik
(mekanik), seperti kaki mikroskop, pemutar, dan meja menunjang bagian
optik.
1) Bagian Optik
(a) Lensa Okuler, terdiri atas susunan lensa, biasanya terdapat 2 buah
dengan pembesaran masing-masing 6x dan 10x.
(b) Lensa Obyektif, merupakan susunan lensa, biasanya terdapat 3
buah dengan pembesaran masing-masing 10x, 45x dan 100x.
(c) Kondensor, berfungsi mengumpulkan sinar yang dipantulkan
oleh cermin dan difokuskan kepada obyek.
(d) Cermin, berfungsi untuk mengarahkan cahaya kepada obyek.
Permukaan yang satu berupa cermin datar dan yang lainnya
3 Sriyono, dkk., Sains Biologi, (Jakarta: PT. Sunda Kelapa Pustaka, 2004), hlm. 11. 4 Ibid, hlm. 11.
11
merupakan cermin cekung. Cermin ini dapat diputar-putar
menurut dua sumbu yang bersilang tegak lurus sehingga
kemampuan putarnya besar sekali untuk mengarahkan sinar ke
kondensor.
(e) Diafragma, terdapat di sebelah bawah dari kondensor, untuk
mengatur banyaknya sinar yang akan sampai ke obyek.
2) Bagian mekanik
(a) Tubus (tabung), menghubungkan lensa okuler dan obyektif.
(b) Revolver, adalah alat pemutar obyektif. Pada bagian tersebut
terdapat lensa-lensa obyektif yang berbeda-beda panjangnya
(pembesarannya). Masing-masing dapat digeser hingga berada di
sumbu optik.
(c) Makrometer (pemutar kasar), adalah alat untuk menggerakkan
tubus (berikut okuler dan obyektif) secara kasar sehingga obyek
yang terfokuskan dapat terlihat.
(d) Mikrometer (pemutar halus), adalah alat untuk menggerakkan
tubus secara lebih halus dan teliti. Alat ini dipakai jika obyek
telah terfokuskan dengan memutar sekerup pengarah kasar.
(e) Meja preparat, di bagian tengahnya terdapat lubang untuk
melalukan sinar. Selain itu terdapat pula alat penggerak preparat
yang dapat digerakkan ke depan dan ke belakang serta ke kanan
dan ke kiri. Pada beberapa mikroskop, sediaan yang diletakkan
pada meja preparat ini ditahan oleh penjepit dan preparat
digerakkan dengan menggeser-geserkan dengan tangan.
(f) Sekerup pengatur kondensor, berfungsi untuk menaikkan dan
menurunkan kondensor supaya diperoleh cahaya yang optimum.
(g) Pemegang, merupakan tempat memegang waktu mengangkat
mikroskop.
(h) Sendi inklinasi, di bagian ini terdapat persediaan hingga alat
pegangan (dengan bagian-bagian lainnya yang melekat padanya)
12
dapat dimiringkan ke belakang. Sendi inklinasi ini
menghubungkan alat pemegang dengan bagian kaki.
(i) Kaki yang kukuh dan berat berguna supaya mikroskop dapat
berdiri dengan stabil walaupun alat pegangan dimiringkan.5
c. Langkah-langkah penggunaan preparat mikroskopis
Dalam penelitian ini akan menggunakan preparat sementara.
Dalam pembuatan preparat sementara langkah-langkah yang harus
dilakukan adalah :
1) Mengiris atau menyayat permukaan objek (jaringan tumbuhan) yang
akan diteliti. Dalam mengiris jaringan tersebut harus kita usahakan
agar setipis mungkin, ini dilakukan agar gambar jaringan dalam
tumbuhan dapat terlihat dengan jelas.
2) Memberi medium (berupa setetes air) di atas kaca obyek kemudian
bahan yang akan diamati diletakkan di dalam medium tersebut dan
ditutup dengan kaca penutup. Dalam menutup obyek yang akan
diteliti harus diusahakan agar tidak terdapat gelembung udara pada
medium. Hal ini dapat dilakukan dengan beberapa langkah berikut;
(a) memegang kaca penutup dengan posisi 45° terhadap gelas obyek,
(b) tepi bawah kaca penutup disentuhkan pada permukaan medium
dan perlahan-lahan direbahkan sehingga kaca penutup terletak di
atas kaca obyek,
(c) apabila masih ada gelembung udara maka pekerjaan tersebut
harus diulangi sampai tidak ada gelembung udara.6
Langkah-langkah dalam penggunaan mikroskop antara lain
sebagai berikut :
1) Mikroskop diarahkan ke sumber cahaya dan diputar (digeserkan)
lensa obyektif yang terlemah (10x) ke arah sumber optik.
5 Buddy D. Kosasih, Teknik Mikroskopis Tumbuhan, (Jakarta: PT Dharma Karsa Utama,
1992), hlm. 13-15. 6“MikroskopdanPenggunaannya”,http://www.bima.ipb.ac.id/~tpbipb/materi/prak.biologi/mikr
oskopdanpenggunaannya.pdt, hlm. 3-4.
13
2) Mengatur alat pengatur kondensor kemudian kondensor dinaikkan
setinggi-tingginya.
3) Melalui lensa okuler, cermin diatur agar sinar masuk pada kondensor
sehingga lapangan pandangan atau lapangan optik menjadi terang,
tanpa adanya gangguan apa pun. Cermin datar digunakan untuk sinar
matahari yang menembus kaca jendela dan cermin cekung untuk
sinar lampu. Fungsi cermin cekung ini yaitu untuk mengumpulkan
sinar yang keluar dari bola lampu secara menyebar.
4) Kaca obyek (sediaan) diletakkan pada meja sediaan, dan dipasang
pada penjepit atau penggerak sediaan. Kemudian kaca obyek diatur
hingan obyek terdapat tepat di atas lubang meja sediaan.
5) Dengan memperhatikan obyek dari samping mikroskop, sekerup
pemutar kasar diputar dengan hati-hati hingga tubus bergerak turun
dan lensa obyektif terdapat pada posisi serendah mungkin tanpa
menyentuh kaca penutup dari sediaan, sebab dengan menurunkan
tubus sedikit saja ada kemungkinan lensa menjadi rusak begitu pula
kaca penutupnya akan pecah. Pada beberapa mikroskop sekolah telah
dibuat pengaman, sehingga lensa obyektif tidak akan menyentuh
kaca obyek.
6) Dengan melihat obyek melalui lensa okuler, sekerup pemutar kasar
diputar agar tabung naik kembali dengan perlahan-lahan, hingga
bayangan obyek terlihat. Dengan memutar sekerup pemutar halus,
bayangan difokuskan hingga terlihat gambar yang lebih jelas lagi.
7) Apabila belum sesuai, kekuatan sinar yang dikehendaki dapat dicapai
dengan mengubah diafragma untuk mengatur banyaknya sinar.
Obyek yang akan diamati diarahkan ketengah-tengah lapangan optik.
8) Lensa obyektif yang lebih kuat memerlukan penyinaran yang lebih
kuat pula. Meja sediaan hanya boleh dimiringkan apabila memakai
sediaan awetan. Untuk sediaan segar, meja sediaan tidak boleh
dimiringkan karena reagen akan mengalir dan membasahi meja
sediaan.
14
9) Apabila penggunaan mikroskop telah selesai maka obyektif terlemah
diputar kearah sumbu optik, kemudian kaca obyek (sediaan) diambil
dari meja obyek.
10) Obyektif diturunkan serendah mungkin, tetapi sebelum itu kondensor
diturunkan terlebih dahulu.
11) Hal terakhir yang harus diperhatikan yaitu memeriksa segala
sesuatunya sekali lagi, kemudian mikroskop diangkat dengan hati-
hati dengan tangan kanan dan menopangnya dengan telapak tangan
kiri, selanjutnya mikroskop dimasukkan ke dalam tempat yang
aman.7
3. Media Pembelajaran
a. Pengertian Media Pembelajaran
Secara harfiah kata media memiliki arti “perantara” atau
“pengantar”.8 Sedangkan dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia “media
adalah alat (sarana) komunikasi.”9
Kata media berasal dari bahasa Latin medius yang secara harfiah
berarti ‘tengah’, ‘perantara’ atau ‘pengantar’. Secara lebih khusus,
pengertian media dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan
sebagai alat-alat grafis, photografis, atau elektronis untuk menangkap,
memproses, dan menyusun kembali informasi visual atau verbal.10
Pendapat lain merumuskan media dalam arti sempit dan dalam
arti luas. Dalam arti sempit, media pengajaran hanya meliputi media
yang dapat digunakan secara efektif dalam proses pengajaran yang
terencana, sedangkan dalam arti luas, media tidak hanya meliputi media
komunikasi elektronik yang kompleks, tetapi juga mencakup alat-alat
7 Buddy D. Kosasih, op.cit. hlm. 15-17. 8 Syaiful Bahri Djamarah dan Asman Zein, Strategi Belajar Mengajar, (Jakarta: PT. Rineka
Cipta, 2006), Cet. 3, hlm. 120. 9 Anton M. Moeliono, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 1990), hlm.
640. 10 Azhar Arsyad, Media Pembelajaran, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persada, 2003), Cet. 5,
hlm. 3.
15
sederhana, seperti slide, fotografi, diagram, dan bagan buatan guru,
objek-objek nyata serta kunjungan ke luar sekolah.11
Menurut Akhmad Sudrajat media berasal dari bahasa latin
merupakan bentuk jamak dari “Medium” yang secara harfiah berarti
“Perantara” atau “Pengantar” yaitu perantara atau pengantar sumber
pesan dengan penerima pesan. Beberapa ahli memberikan definisi
tentang media pembelajaran. Schramm (1977) mengemukakan bahwa
media pembelajaran adalah teknologi pembawa pesan yang dapat
dimanfaatkan untuk keperluan pembelajaran. Sementara itu, Briggs
(1977) berpendapat bahwa media pembelajaran adalah sarana fisik untuk
menyampaikan isi/materi pembelajaran seperti : buku, film, video dan
sebagainya. Sedangkan, National Education Association (1969)
mengungkapkan bahwa media pembelajaran adalah sarana komunikasi
dalam bentuk cetak maupun pandang-dengar, termasuk teknologi
perangkat keras. Dari ketiga pendapat di atas disimpulkan bahwa media
pembelajaran adalah segala sesuatu yang dapat menyalurkan pesan,
dapat merangsang fikiran, perasaan, dan kemauan peserta didik sehingga
dapat mendorong terciptanya proses belajar pada diri peserta didik.12
Banyak batasan yang diberikan orang tentang media. Asosiasi
Teknologi dan Komunikasi Pendidikan (Association of Education and
Communication Technology / AECT) di Amerika, membatasi media
sebagai segala bentuk dan saluran yang digunakan orang untuk
menyalurkan pesan/informasi. Gagne (1970) menyatakan bahwa media
adalah berbagai jenis komponen dalam lingkungan siswa yang dapat
merangsangnya untuk belajar. Sementara itu Briggs (1970) berpendapat
bahwa media adalah segala alat fisik yang dapat menyajikan pesan serta
merangsang siswa untuk belajar.13 “Media pembelajaran merupakan
11 Oemar Hamalik, Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan Sistem, (Jakarta: Bumi
Aksara, 2002), cet.1., hlm. 202. 12 Akhmad Sudrajat, “Media Pembelajaran”, http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com,
hlm.1. 13 Arief S. Sadiman, et. al., Media Pendidikan, (Jakarta: PT Raja Grafindo Persasda, 2007),
hlm. 6.
16
piranti yang memegang peranan tersendiri dalam proses
pembelajaran.”14
Media dapat dilihat menurut karakteristik ekonomisnya, lingkup
sasarannya yang dapat diliput, dan kemudahan kontrol pemakai.
Karakteristik media juga dapat dilihat menurut kemampuan
membangkitkan rangsangan indera penglihatan, pendengaran, perabaan,
pengecapan, maupun penciuman, atau kesesuaiannya dengan tingkat
hierarki belajar seperti yang digarap oleh Gagne, dan sebagainya.
Karakteristik media ini sebagaimana dikemukakan oleh Kemp (1975)
merupakan dasar pemilihan media sesuai dengan situasi belajar tertentu.
Dia mengatakan “the question of what media attributes are necessary for
a given learning situation becomes the basis for media selection.” Jadi
klasifikasi media, karakteristik media dan pemilihan media merupakan
kesatuan yang tidak terpisahkan dalam penentuan strategi
pembelajaran.15
Dari berbagai macam pengertian media pembelajaran yang telah
dijelaskan di atas dapat disimpulkan bahwa media pembelajaran
merupakan seperangkat alat bantu pembelajaran yang digunakan untuk
mempermudah penangkapan belajar siswa dan memegang peranan
penting dalam merangsang anak untuk belajar.
b. Kategori Media Pembelajaran
Berdasarkan perkembangan teknologi, media pengajaran dapat
dikelompokkan ke dalam empat kelompok, yaitu:16
1) Media hasil teknologi cetak, adalah cara untuk menghasilkan atau
menyampaikan materi, seperti buku dan materi visual statis terutama
melalui proses pencetakan mekanis atau fotografis. Kelompok media
hasil teknologi cetak meliputi teks, grafik, foto atau representasi
fotografik dan reproduksi.
14 Martinis Yamin, Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan Pendidikan, (Jakarta: GP
Press, 2007), Cet. 1, hlm. 173. 15 Arief Sadiman, op.cit., hlm. 28. 16 Azhar Arsyad, op.cit., hlm.29-32.
17
2) Media hasil teknologi audio-visual, adalah cara menghasilkan atau
menyampaikan materi dengan menggunakan mesin-mesin mekanis
dan elektronik untuk menyajikan pesan-pesan audio dan visual. Ciri-
ciri utama teknologi media audio-visual adalah:
(a) Bersifat linear
(b) Menyajikan visual yang dinamis
(c) Digunakan dengan cara yang telah ditetapkan sebelumnya oleh
perancang/ pembuatnya
(d) Merupakan representasi fisik dari gagasan real atau gagasan
abstrak
(e) Dikembangkan menurut prinsip psikologis behaviorisme dan
kognitif
(f) Umumnya berorientasi kepada guru dengan tingkat pelibatan
interaktif murid yang rendah.
3) Media hasil teknologi berbasis komputer, merupakan cara
menghasilkan atau menyampaikan materi dengan menggunakan
sumber-sumber yang berbasis mikro-prosesor. Beberapa ciri media
yang dihasilkan teknologi berbasis komputer adalah sebagai berikut:
(a) Dapat digunakan secara acak, non-sekuensial atau secara linear.
(b) Dapat digunakan berdasarkan keinginan siswa atau berdasarkan
keinginan perancang/pengembang sebagaimana
direncanakannya.
(c) Gagasan-gagasan disajikan dalam gaya abstrak dengan kata,
simbol dan grafik.
(d) Berprinsip-prinsip ilmu kognitif untuk mengembangkan media
ini.
(e) Pembelajaran dapat berorientasi siswa dan melibatkan
interaktivitas siswa yang tinggi.
4) Media hasil gabungan teknologi cetak dan komputer, adalah cara
untuk menghasilkan dan menyampaikan materi yang
18
menggabungkan pemakaian beberapa bentuk media yang
dikendalikan oleh komputer.
c. Manfaat Media Pembelajaran
Akhmad Sudrajat mengemukakan bahwa media pembelajaran
memiliki beberapa fungsi,17 diantaranya :
1) Media pembelajaran dapat mengatasi keterbatasan pengalaman yang
dimiliki oleh para peserta didik. Pengalaman tiap peserta didik
berbeda-beda, tergantung dari faktor-faktor yang menentukan
kekayaan pengalaman anak, seperti ketersediaan buku, kesempatan
melancong, dan sebagainya. Media pembelajaran dapat mengatasi
perbedaan tersebut. Jika peserta didik tidak mungkin dibawa ke
obyek langsung yang dipelajari, maka obyeknyalah yang dibawa ke
peserta didik. Obyek dimaksud bisa dalam bentuk nyata, miniatur,
model, maupun bentuk gambar-gambar yang dapat disajikan secara
audio visual dan audial.
2) Media pembelajaran dapat melampaui batasan ruang kelas. Banyak
hal yang tidak mungkin dialami secara langsung di dalam kelas oleh
para peserta didik tentang suatu obyek, yang disebabkan, karena : (a)
obyek terlalu besar; (b) obyek terlalu kecil; (c) obyek yang bergerak
terlalu lambat; (d) obyek yang bergerak terlalu cepat; (e) obyek yang
terlalu kompleks; (f) obyek yang bunyinya terlalu halus; (f) obyek
mengandung berbahaya dan resiko tinggi. Melalui penggunaan
media yang tepat, maka semua obyek itu dapat disajikan kepada
peserta didik.
3) Media pembelajaran memungkinkan adanya interaksi langsung
antara peserta didik dengan lingkungannya.
4) Media menghasilkan keseragaman pengamatan.
5) Media dapat menanamkan konsep dasar yang benar, konkrit, dan
realistis.
17 Akhmad Sudrajat, “Media Pembelajaran”, http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com,
hlm.1.
19
6) Media membangkitkan keinginan dan minat baru.
7) Media membangkitkan motivasi dan merangsang anak untuk belajar.
8) Media memberikan pengalaman yang integral/menyeluruh dari yang
konkrit sampai dengan abstrak.
Hamalik (1986) mengemukakan bahwa pemakaian media
pengajaran dalam proses belajar mengajar dapat membangkitkan
keinginan dan minat yang baru, membangkitkan motivasi dan
rangsangan kegiatan belajar, dan bahkan membawa pengaruh-pengaruh
psikologis terhadap siswa. Penggunaan media pengajaran pada tahap
orientasi pengajaran akan sangat membantu keefektifan proses
pembelajaran dan penyampaian pesan dan isi pelajaran pada saat itu. Di
samping membangkitkan motivasi dan minat siswa, media pengajaran
juga dapat membantu siswa meningkatkan pemahaman, menyajikan data
dengan menarik dan terpercaya, memudahkan penafsiran data, dan
memadatkan informasi.
Secara umum media pendidikan mempunyai kegunaan-kegunaan
sebagai berikut : 18
1) Memperjelas penyajian pesan agar tidak terlalu bersifat verbalistis
(dalam bentuk kata-kata tertulis atau lisan belaka).
2) Mengatasi keterbatasan ruang, waktu, dan daya indera.
3) Penggunaan media pendidikan secara tepat dan bervariasi dapat
mengatasi sikap pasif anak didik.
Di samping itu ada beberapa manfaat lain yang lebih khusus.
Kemp dan Dayton (1985), mengidentifikasikan tidak kurang dari
delapan manfaat media dalam kegiatan pembelajaran, yaitu :19
1) Penyampaian materi pelajaran dapat diseragamkan.
2) Proses pembelajaran menjadi lebih menarik.
3) Proses belajar siswa menjadi lebih interaktif.
4) Jumlah waktu belajar-mengajar dapat dikurangi.
18 Arief S. Sadiman, op.cit., hlm. 17. 19 Martinis Yamin, op.cit., hlm. 178-181.
20
5) Kualitas belajar siswa dapat ditingkatkan.
6) Proses belajar dapat terjadi di mana saja dan kapan saja.
7) Sikap positif siswa terhadap bahan pelajaran maupun terhadap proses
belajar itu sendiri dapat ditingkatkan.
8) Peran guru dapat berubah ke arah yang lebih positif dan produktif.
Menurut Levie & Lentz (1982) yang dikutip Azhar Arsyad dalam
bukunya Media Pembelajaran mengemukakan bahwa ada empat fungsi
media pengajaran, khususnya media visual, yaitu fungsi atensi, fungsi
afektif, fungsi kognitif, dan fungsi kompensatoris.
1) Fungsi atensi media visual merupakan inti, yaitu menarik dan
mengarahkan perhatian siswa untuk berkonsentrasi kepada isi
pelajaran yang berkaitan dengan makna visual yang ditampilkan atau
menyertai teks materi pelajaran.
2) Fungsi afektif media visual dapat terlihat dari tingkatkenikmatan
siswa ketika belajar (atau membaca) teks yang bergambar. Gambar
atau lambing visual dapat menggugah emosi dan sikap siswa.
3) Fungsi kognitif media visual terlihat dari temuan-temuan penelitian
yang mengungkapkan bahwa lambang visual atau gambar dapat
memperlancar pencapaian tujuan untuk memahami dan mengingat
informasi atau pesan yang terkandung dalam gambar.
4) Fungsi kompensatoris media pengajaran terlihat dari hasil penelitian
bahwa media visual yang memberikan konteks untuk memahami
teks mambantu siswa yang lemah dalam membaca untuk
mengorganisasikan informasi dalam teks dan mengingatnya kembali.
Dengan kata lain, media pengajaran berfungsi untuk mengakomodasi
siswa yang lemah dan lambat menerima dan memahami isi pelajaran
yang disajikan dengan teks atau disajikan secara verbal.20
20 Azhar Arsyad, op.cit., hlm. 16-17.
21
Dengan menggunakan media pembelajaran akan muncul
berbagai hal yang menarik, yang membuat anak terpacu rasa ingin
tahunya serta belajar mengamati sesuatu dengan lebih seksama.21
Dari uraian tentang manfaat media pembelajaran yang telah
dipaparkan diatas dapat disimpulkan bahwa selain membuat siswa
senang dan menjadi lebih berminat untuk belajar media pembelajaran
juga dapat membantu dalam proses belajar mengajar, antara lain
membantu siswa agar lebih aktif dalam kegiatan pembelajaran selain itu
guru juga dapat melaksanakan tugas menjadi lebih baik serta efektif dan
efisien.
d. Preparat Jaringan Tumbuhan sebagai Media Pembelajaran
Pada penelitian ini preparat jaringan tumbuhan digunakan
sebagai media pembelajaran pada materi pokok struktur tubuh
tumbuhan, karena dengan menggunakan media tersebut siswa dapat
melihat sekaligus mempelajari bagaimana struktur dalam tubuh
tumbuhan melalui preparat mikroskopis. Dengan diciptakannya media
preparat jaringan tumbuhan sebagai media pembelajaran diharapkan
hasil belajar siswa meningkat yang dapat dilihat melalui tes ulangan
hariannya.
4. Hasil Belajar
a. Pengertian Hasil Belajar
Istilah hasil belajar berasal dari bahasa Belanda “prestatie”,
dalam bahasa Indonesia menjadi prestasi yang berarti hasil usaha.
Dalam literatur, prestasi selalu dihubungkan dengan aktivitas tertentu,
seperti dikemukakan oleh Robert M. Gagne (1988 : 65) bahwa dalam
setiap proses akan selalu terdapat hasil nyata yang dapat diukur dan
dinyatakan sebagai hasil belajar (achievement) seseorang.22
21 Ike Junita Ekomadyo, Prinsip Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan Minat Belajar Anak,
(Bandung: PT Remaja Rosdakarya, 2005), Cet. 1, hlm. 58. 22 Abu Muhammad Ibnu Abdullah, “Prestasi Belajar”, http://www.spesialis-
torch.com/content/view/120/29, hlm.1.
22
“Hasil belajar adalah pola-pola perbuatan, nilai-nilai, pengertian-
pengertian, sikap-sikap, apresiasi dan keterampilan.”23
“Hasil belajar adalah kemampuan yang diperoleh anak setelah
melalui kegiatan belajar.”24 Arti kata belajar menurut Sally Wehmeier
dapat dijelaskan sebagai berikut: learn is o again knowledge or skill by
studying, from experience, from being taught, etc.25 Belajar adalah
untuk memperoleh pengetahuan atau ketrampilan dengan mempelajari,
dari pengalaman, dari diajar, dan lain-lain. Sedangkan Shaleh Abdul
Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid dalam kitab at-Tarbiyah
wathuruqut at-Tadris, mendefinisikan belajar sebagai berikut :26
حدث فيهاة سا بقة فيتغيري ىف ذهن املتعلم يطرأ على خربتعلم هو الان جديدا تغيريا
Belajar adalah perubahan tingkah pada hati jiwa si pelajar berdasarkan pengetahuan yang sudah dimiliki menurut perubahan baru.
Menurut Clifford T. Morgan mengemukakan pengertian belajar
yaitu Lerning may be defined as any relativcly permanent change in
behavior which occurs as a result of experience, or practice.27 Belajar
dapat didefinisikan sebagai perubahan tingkah laku yang relatif tetap
yang merupakan hasil dari pengalaman atau latihan.
Belajar adalah suatu proses perubahan tingkah laku di dalam
diri manusia. Bila telah selesai suatu usaha belajar tetapi tidak terjadi
perubahan pada diri individu yang belajar, maka tidak dapat dikatakan
bahwa pada diri individu tersebut telah terjadi proses belajar.
Kemudian, Supartinah Pakasi (1981: 41) dalam buku: “Anak dan
Perkembangannya,” mengatakan pendapatnya antara lain: “1) Belajar
23 Agus Suprijono, Cooperative Learning, (Yogyakarta: Pustaka Pelajar, 2009), cet. 1., hlm. 5. 24 Mulyono Abdurrahman, Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar, (Jakarta: PT Rineka
Cipta, 1999), Cet. 1, hlm. 37. 25 Sally Wehmeier, Oxford Advanced Learner’s Dictionary, Sixth Edition, (New York: Cxford
University Press, 2000), P. 371. 26 Shaleh Abdul Aziz dan Abdul Aziz Abdul Majid, at-Tarbiyah wa Thuruqut at-Tadris,
(Mesir: Darul Ma’arif, 1979), hlm.169. 27 Clifford T. Morgan, Inroduction to Psychology, (New York: McGrow-Hill Book Company,
1971), P.63.
23
merupakan suatu komunikasi antar anak dan lingkungannya; 2) Belajar
berarti mengalami; 3) Belajar berarti berbuat; 4) Belajar berarti suatu
aktivitas yang bertujuan; 5) Belajar memerlukan motivasi; 6) Belajar
memerlukan kesiapan pada pihak anak; 7) Belajar adalah berpikir dan
menggunakan daya pikir; dan 8) Belajar bersifat integratif.”28
Dari beberapa pengertian belajar tersebut dapat dipahami
bahwa belajar merupakan suatu proses usaha yang dilakukan seseorang
untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru secara
keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi
dengan lingkungannya.29 Jadi hasil belajar siswa pada hakikatnya
merupakan perubahan tingkah laku yang mencakup bidang kognitif,
afektif, dan psikomotorik.
“Hasil belajar merupakan kemampuan-kemampuan yang
dimiliki siswa setelah ia menerima pengalaman belajarnya.”30
“Penguasaan hasil belajar oleh siswa dapat dilihat dari perilakunya,
baik perilaku dalam bentuk penguasaan pengetahuan, keterampilan
berpikir maupun keterampilan motorik.”31
Menurut Akhmad Sudrajat hasil belajar peserta didik dapat
diklasifikasi ke dalam tiga ranah (domain), yaitu: (1) domain kognitif
(pengetahuan atau yang mencakup kecerdasan bahasa dan kecerdasan
logika – matematika), (2) domain afektif (sikap dan nilai atau yang
mencakup kecerdasan antar pribadi dan kecerdasan intrapribadi,
dengan kata lain kecerdasan emosional), dan (3) domain psikomotor
28 Abu Muhammad Ibnu Abdullah, “Prestasi Belajar”, http://www.spesialis-
torch.com/content/view/120/29, hlm.1. 29 Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: Rineka Cipta, 1995),
Ce.2, 30 Nana Sudjana, Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 1999), Cet. 6, hlm. 22. 31 Nana Syaodih Sukmadinata, Landasan Psikologi Proses Pendidikan, (Bandung: PT Remaja
Rosdakarya, 2004), Cet. 2, hlm. 103.
24
(keterampilan atau yang mencakup kecerdasan kinestetik, kecerdasan
visual-spasial, dan kecerdasan musikal).32
Hasil belajar sering dipergunakan dalam arti yang sangat luas
yakni untuk bermacam-macam aturan terhadap apa yang telah dicapai
oleh murid, misalnya ulangan harian, tugas-tugas pekerjaan rumah, tes
lisan yang dilakukan selama pelajaran berlangsung, tes akhir catur
wulan dan sebagainya.33
Dalam penelitian skripsi ini hasil belajar yang dimaksudkan
adalah hasil tes ulangan harian siswa pada materi pokok struktur dan
fungsi organ tumbuhan.
b. Macam-macam Hasil Belajar
Menurut Gagne yang di kutip oleh Nana Sudjana dalam
bukunya Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar membagi lima macam
tipe hasil belajar, yakni verbal information, intelektual skill, cognitive
strategy, attitude, dan motor skill. Sementara itu Benyamin Bloom
berpendapat bahwa tujuan pendidikan yang hendak kita capai
digolongkan atau dibedakan menjadi tiga bidang, yakni: 34
1) Bidang kognitif, bidang ini dibagi menjadi 6 tipe:
(a) Tipe hasil belajar pengetahuan hafalan (knowledge)
(b) Tipe hasil belajar pemahaman (comprehention)
(c) Tipe hasil belajar penerapan (aplikasi)
(d) Tipe hasil belajar analisis
(e) Tipe hasil belajar sintesis
(f) Tipe hasil belajar evaluasi
2) Bidang afektif, hal ini berkenaan dengan sikap dan nilai. Beberapa
ahli mengatakan, bahwa sikap seseorang dapat diramalkan
perubahannya, bila seseorang telah menguasai bidang kognitif
32 Akhmad Sudrajat, “Penilaian Hasil Belajar”, http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com,
hlm.1. 33Abu Muhammad Ibnu Abdullah, “Prestasi Belajar”, http://www.spesialis-
torch.com/content/view/120/29, hlm.1. 34 Nana Sudjana, “Dasar-dasar Proses Belajar Mengajar”, (Bandung: Sinar Baru Algesindo),
Cet. 9, hlm. 45-54.
25
tingkat tinggi. Tipe hasil belajar afektif tampak pada siswa dalam
berbagai tingkah laku seperti atensi/ perhatian terhadap pelajaran,
disiplin, motivasi belajar, menghargai guru dan teman sekelas,
kebiasaan belajar dan lain-lain.
3) Bidang psikomotorik, tampak dalam bentuk keterampilan (skill),
kemampuan bertindak individu (seseorang). Ada 6 tingkatan
keterampilan, yakni :
(a) Gerakan refleks (keterampilan pada gerakan yang tidak sadar).
(b) Keterampilan pada gerakan-gerakan sadar.
(c) Kemampuan perseptual termasuk di dalamnya membedakan
visual, membedakan auditif motorik dan lain-lain.
(d) Kemampuan di bidang fisik, misalnya kekuatan, keharmonisan,
ketepatan.
(e) Gerakan-gerakan skill, mulai dari keterampilan sederhana
sampai pada keterampilan yang kompleks.
(f) Kemampuan yang berkenaan dengan non decursive komunikasi
seperti gerakan ekspresif, interpretatif.
c. Instrumen Hasil Belajar
Pada umumnya instrumrn/ alat evaluasi dibedakan menjadi dua
jenis, yakni tes dan non tes. Kedua jenis ini dapat digunakan untuk
menialai ketiga sasaran penilaian yang telah dikemukakan pada
macam-macam hasil belajar di atas.35
1) Tes, dalam hal ini tes ada yang sudah distandardisasi, artinya tes
tersebut telah mangalami proses validasi (ketepatan) dan
reliabilitas (ketetapan). Sebagai contoh, penyusunan THB (Tes
Hasil Belajar) merupakan usaha penyusunan tes yang sudah
distandardisasi. Di samping itu yang banyak kta temukan ialah tes
buatan guru sendiri. Tes ini terdiri dari tiga bentuk yakni: tes lisan,
tes tulisan, dan tes tindakan. Jenis tes tersebut biasanya digunakan
untuk menilai isi pendidikan, misalnya aspek pengetahuan,
35 Nana Sudjana, Op.cit., hlm. 113-115.
26
kecakapan, keterampilan, dan pemahaman pelajaran yang telah
diberikan guru.
2) Non tes, Untuk menilai aspek yingkah laku, jenis non-tes lebih
sesuai di gunakan sebagai alat evaluasi. Seperti menilai aspek
sikap, minat, perhatian, karakteristik, dan lain-lain yang sejenis.
Alat evaluasi jenis non-tes ini antara lain ialah:
(a) Observasi, yakni pengamatan pada tingkah laku pada suatu
situasi tertentu.
(b) Wawancara, ialah komunikasi langsung antara yang
mewawancarai dengan yang diwawancarai.
(c) Studi kasus, yaitu untuk mempelajari individu dalam periode
tertentu secara terus menerus untuk melihat
perkembangannya.
(d) Rating scale (skala penilaian), merupakan salah satu alat
penilaian yang menggunakan skala yang telah disusun dari
ujung yang negatif sampai kepada ujung yang positif,
sehingga pada skala tersebut si penilai tinggan hanya
membubuhkan tanda cek saja.
(e) Check list, alat evaluasi ini hampir menyerupai rating scale,
hanya pada check list tidak perlu disusun kriteria atau skala
dari yang negatif sampai pada yang positif. Cukup dengan
kmungkinan-kemungkinan jawaban yang akan kita minta
dari yang dievaluasi.
(f) Inventory, yaitu daftar pertanyaan yang disertai alternatif
jawaban di antara setuju, kurang setuju, atau tidak setuju.
d. Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar
Hasil belajar yang dicapai siswa diengaruhi oleh dua faktor
utama yakni faktor dari dalam diri siswa dan faktor yang datang dari
luar diri siswa atau faktor lingkungan. Faktor yang datang dari diri
siswa terutama kemampuan yang dimilikinya. Faktor kemampuan
besar sekali pengaruhnya terhadap hasil belajar yang dicapai. Seperti
27
dikemukakan oleh Clark bahwa hasil belajar siswa di sekolah 70%
dipengaruhi oleh kemampuan siswa dan 30% dipengaruhi oleh
lingkungan.36
Di samping faktor kemampuan yang dimiliki siswa, juga ada
faktor lain, seperti motivasi belajar, ketekunan, sosial, ekonomi, faktor
fisik dan psikis.
Hasil belajar yang dapat diraih masih juga bergantung dari
lingkungan. Salah satu lingkungan belajar yang paling dominan
mempengaruhi hasil belajar di sekolah, ialah kualitas pengajaran.
Maksudnya adalah tinggi rendahnya atau efektif tidaknya proses
belajar mengajar dalam mencapai tujuan pengajaran.
Menurut Bloom ada tiga variabel utama dalam teori belajar di
sekolah, yakni karakteristik individu, kualitas pengajaran dan hasil
belajar siswa. Sedangkan Caroll berpendapat bahwa hasil belajar yang
dicapai siswa dipengaruhi oleh lima faktor, yakni :37
1) Bakat pelajar
2) Waktu yang tersedia untuk belajar
3) Waktu yang diperlukan siswa untuk menjelaskan pelajaran
4) Kualitas pengajaran
5) Kemampuan individu
5. Materi Pokok Struktur Tubuh Tumbuhan
a. SK, KD, dan Indikator Materi Pokok Struktur Tubuh Tumbuhan
Materi pokok yang digunakan dalam penelitian ini adalah struktur
tubuh tumbuhan. Berdasarkan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan
(KTSP) untuk pengajaran biologi kelas VIII SMP, terdapat materi pokok
mengenai struktur tubuh tumbuhan dengan Standar Kompetensi,
Kompetensi Dasar, dan Indikator sebagai berikut:.
Standar Kompetensi : 2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan
36 Nana Sudjana, op.cit., hlm. 39. 37 Nana Sudjana, op.cit., hlm. 40.
28
Kompetensi Dasar : 2.1. Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan
tumbuhan.
Indikator :
1. Menjelaskan struktur dan fungsi jaringan di akar, batang dan daun
2. Menunjukkan letak epidermis korteks dan stele pada tumbuhan
3. Menjelaskan fungsi jaringan tertentu yang dijumpai pada tubuh
tumbuhan
Organ tumbuhan, seperti halnya organ pada hewan, tersusun atas
jaringan (sekelompok sel yang mempunyai keaktifan khas). Jaringan
tersusun atas sel. Di dalam setiap sel hidup terdapat protoplasma yang
dibatasi oleh dinding sel dan di dalam sel itulah semua proses metabolisme
terjadi. Secara umum, organ tumbuhan terdiri atas akar, batang, daun, dan
bunga.
Materi pokok struktur tubuh tumbuhan ini sejalan dengan ayat Al-
Qur’an yang terdapat dalam Surat An-Nahl ayat 98-99:38
☺ ☯
⌧
⌧
☺ ☺
“Dan Dialah yang menurunkan air hujan dari langit, lalu kami tumbuhkan dengan air itu segala macam tumbuh-tumbuhan Maka kami keluarkan dari tumbuh-tumbuhan itu tanaman yang menghijau. kami keluarkan dari
38 Departemen Agama Republik Indonesia, Al-Qur'an dan Terjemahnya, (Surabaya: Duta
Ilmu Surabaya, 2006), hlm. 189.
29
tanaman yang menghijau itu butir yang banyak; dan dari mayang korma mengurai tangkai-tangkai yang menjulai, dan kebun-kebun anggur, dan (Kami keluarkan pula) zaitun dan delima yang serupa dan yang tidak serupa. perhatikanlah buahnya di waktu pohonnya berbuah dan (perhatikan pulalah) kematangannya. Sesungguhnya pada yang demikian itu ada tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi orang-orang yang beriman.” (QS. An-Nahl: 98-99)
b. Struktur akar
Struktur akar terdiri dari struktur bagian luar (morfologi) dan
struktur bagian dalam (anatomi).
Gbr. 2.2 Jaringan Akar39
1) Struktur luar
Struktur luar akar antara lain terdiri dari rambut akar dan
tudung akar (kaliptra).
(a) Rambut akar
Rambut akar adalah tonjolan-tonjolan yang merupakan
perpanjangan dari sel-sel epidermis. Rambut akar umumnya
terbentuk di daerah dekat ujung akar dan hanya berumur
pendek.
(b) Tudung akar (kaliptra)
39 Sri Mulyani, Anatomi Tumbuhan, (Yogyakarta: Kanisius, 2006), hlm. 191.
30
Kaliptra terletak di ujung akar. Kaliptra berfungsi
melindungi sel-sel akar dari kerusakan akibat pertumbuhan
akar menembus tanah.
2) Struktur dalam
Struktur dalam akar berurutan dari luar ke dalam sesuai irisan
melintang adalah epidermis, korteks, endodermis, dan silinder pusat.
(a) Epidermis
Merupakan lapisan terluar yang terdiri atas sel-sel yang
letaknya rapat dan mengalami modifikasi membentuk bulu-
bulu akar yang berfungsi menyerap air dan unsure hara dari
dalam tanah. Epidermis berfungsi untuk melindungi jaringan
yang ada di bawahnya.
(b) Korteks
Terdiri dari beberapa lapis sel parenkim yang tersusun agak
renggang. Korteks berfungsi untuk menyimpan makanan.
(c) Endodermis
Terdiri dari satu lapis sel yang membatasi antara korteks
dan silinder pusat (stele). Endodermis berfungsi mengatur
aliran bahan-bahan dari larutan bawah tanah kedalam jaringan.
(d) Silinder pusat
Merupakan bagian terdalam dari akar. Terdapat berkas
pengangkut yang terdiri dari floem (pembuluh tapis) dan xilem
(pembuluh kayu).
Akar tumbuh ke dalam tanah sehingga memperkuat berdirinya
tumbuhan. Akar juga berfungsi untuk mengambil air dan garam
mineral dari dalam tanah. Seperti halnya beberapa organ lain pada
tumbuhan, akar juga berfungsi untuk menyimpan makanan dan
membantu pernapasan. Selain itu juga berfungsi sebagai alat
perkembangbiakan vegetatif.
c. Struktur batang
31
Batang merupakan bagian yang menyokong tubuh tumbuhan.
Bagian luar dari batang menunjukkan ciri-ciri khusus yang dapat
digunakan untuk megidentifikasi jenis tumbuhan. Misalnya batang
yang keras, lunak, berwarna, hijau, atau berwarna cokelat.
Pada batang terdapat daun yang berfungsi menghasilkan makanan
melalui fotosintesis dan mengeluarkan air melalui transpirasi. Selain
itu, batang juga berperan untuk lewatnya air dan garam mineral dari
akar ke daun dan lewatnya fotosintesis dari daun ke seluruh bagian
tumbuhan.40 Air dan garam mineral yang berasal dari akar masuk ke
dalam pembuluh xilem batang untuk diangkut ke daun. Hasil
fotosintesis di daun dilanjutkan ke pembuluh floem batang untuk
dibawa ke akar dan bagian lain tumbuhan.
1) Struktur luar
Batang tumbuhan berkayu memiliki ciri keras dan tebal. Di
bagian tertentu terdapat lentisel. Lentisel berhubungan dengan
bagian dalam batang dan berfungsi sebagai tempat pertukaran gas.
Pada tumbuhan herba, misalnya pacar air, batangnya lunak.
Bagian luar batang terdiri dari epidermis yang tipis dan tidak
mengandung gabus. Pada epidermis terdapat stomata sehingga
terjadi pertukatan gas.
2) Struktur dalam
Struktur dalam batang hampir sama dengan struktur dalam
akar. Bagian dalam batang terdiri dari epidermis, korteks,
endodermis, dan silinder pusat.
(a) Epidermis
Dinding sel epidermis pada batang agak tebal dan dilapisi
oleh kutikula. Lapisan epidermis batang berfungsi melindungi
bagian di dalamnya.
(b) Korteks
40 Sri Mulyani, Op.cit., 16-17.
32
Di lapisan sebelah dalam epidermis terdapat lapisan korteks
yang selnya berbentuk bulat dan berdinding tipis. Korteks
berfungsi sebagai tempat menyimpan persediaan makanan.
(c) Endodermis
Lapisan endodermis terletak di sebelah dalam lapisan
korteks. Lapisan endodermis pada batang tidak begitu jelas dan
hampir menyatu dengan lapisan korteks.
(d) Silinder pusat
Silinder pusat merupakan bagian terdalam dari batang. Di
dalam silinder pusat terdapat empulur, pembuluh kayu (xilem),
dam pembuluh tapis (floem). Xilem dan floem membentuk
suatu berkas yang disebut berkas pembuluh angkut.
Gbr. 2.2 Jaringan Batang41
d. Struktur daun
Daun ditopang oleh tangkai daun. Tangkai daun berhubungan
dengan tulang daun. Tulang daun bercabang-cabang membentuk
jaring-jaring pembuluh angkut. Daun merupakan bagian yang
41 Estiti B. Hidayat, op.cit., hlm. 157
33
terpenting bagi tumbuhan. Fungsi daun antara lain sebagai tempat
fotosintesis dan tempat terjadinya pertukaran gas.
1) Struktur luar
Daun pada umumnya berbentuk pipih melebar dan berwarna
hijau. Warna hijau disebabkan oleh klorofil yang terdapat pada
kloroplas.
Pada helai daun terdapat tulang atau urat daun. Bentuk tulang
daun ada yang menyirip, misalnya pada daun mangga. Ada yang
menjari misalnya pada daun pepaya. Ada yang bertulang daun
melengkung sejajar, misalnya pada daun jagung. Daun bertipe
menyirip dan menjari umumnya terdapat pada tumbuhan dikotil.
Sebaliknya, tulang daun melengkung sejajar biasa ditemukan pada
tumbuhan monokotil.
2) Struktur dalam
(a) Epidermis
terdapat epidermis atas dan bawah. Pada epidermis atas
terdapat lapisan kutikula yang berfungsi mencegah penguapan
yang terlalu besar. Pada epidermis bawah terdapat stomata.
Stomata terdiri dan sepasang sel penjaga yang mengelilingi
suatu lubang pori. Stomata dapat membuka atau menutup yang
disebabkan oleh perubahan kandungan air dan bentuk sel
penjaga. Stomata berfungsi sebagai tempat pertukaran gas.42
Pada tumbuhan dikotil, stomata hanya terdapat di epidermis
bawah. Pada tumbuhan monokotil, stomata terdapat di
epidermis atas dan bawah.
(b) Palisade (jaringan tiang)
sel-selnya berbentuk panjang tersusun rapat dan banyak
mengandung klorofil. Palisade berperan sebagai tempat
terjadinya fotosintesis.
(c) Spons (jaringan bunga karang)
42 Sumarwan, et. al., Sains Biologi, (Jakarta: Erlangga, 2004), hlm. 13-14.
34
sel-selnya tersusun longgar sehingga banyak rongga udara
untuk tempat pertukaran gas.
Gbr. 2.3 Jaringan Daun43
Akar, batang, dan daun mempunyai struktur dan fungsi yang
berbeda. Struktur luar dapat diamati langsung di lingkungan tanpa melalui
bantuan mikroskop. Sedangkan struktur dalam tidak dapat diamati di
lingkungan secara langsung sehingga diperlukan bantuan mikroskop untuk
mengamatinya.
B. KAJIAN PENELITIAN YANG RELEVAN
Kedudukan penelitian yang akan peneliti lakukan merupakan
pengembangan dari hasil riset sebelumnya untuk menghindari adanya temuan-
temuan yang sama, penulis memberikan beberapa contoh penelitian yang
berkaitan dengan media pembelajaran :
1. Skripsi yang disusun Ernawati (NIM. 3104320) pada tahun 2009 mahasiswa
IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah dengan judul “CD Interaktif
sebagai Media Pembelajaran Biologi untuk Meningkatkan Hasil Belajar
Siswa Materi Pokok Sistem Peredaran Darah Kelas VIII SMP Hj. Isriati
Semarang” dari penelitian ini dapat menunjukkan bahwa CD Interaktif
sebagai media pembelajaran biologi dapat meningkatkan hasil belajar
43 “Daun”, http://www.bima.ipb.ac.id/~tpbipb/materi/prak.biologi, hlm. 1.
35
siswa materi pokok sistem peredaran darah kelas VIII SMP Hj. Isriati
Semarang.
2. Skripsi yang disusun Musriatun (3104117) pada tahun 2009 mahasiswa
IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah dengan judul “Pengaruh
Persepsi Siswa pada Penggunaan Media Charta dalam Pembelajaran
Biologi Materi Pokok Fotosintesis Terhadap Hasil Belajar Kelas VIII di
MTs. NU Nurul Huda Mangkang Kulon Semarang” dari penelitian ini
terdapat pengaruh positif antara persepsi siswa pada penggunaan media
charta (X) terhadap hasil belajar (Y) di MTs. NU Nurul Huda Mangkang
Kulon Semarang.
3. Skripsi yang disusun Retno Kusumastuti (NIM. 4401403043) pada tahun
2008 mahasiswa UNNES Fakultas MIPA dengan judul “Pemanfaatan
Preparat Stomata sebagai Media Pembelajaran Konsep Struktur dan
Fungsi Organ Tumbuhan pada SMP Kelas VIII” dari penelitian ini
terdapat pengaruh positif dari siswa pada materi pokok struktur dan fungsi
organ tumbuhan setelah preparat stomata digunakan sebagai media
pembelajaran.
4. Skripisi yang disusun oleh Sukarno (NIM. 3104017) pada tahun 2009
mahasiswa IAIN Walisongo Semarang Fakultas Tarbiyah dengan judul
“Pengaruh Penggunaan Media Pembelajaran Terhadap Prestasi Belajar
PAI Siswa Kelas XI IPA SMAN 3 Semarang” dari penelitian ini ada
pengaruh positif dan signifikan dalam penggunaan media pembelajaran
terhadap prestasi belajar siswa.
Dari beberapa kajian pustaka tersebut diketahui bahwa penelitian ini
mempunyai beberapa persamaan dan perbedaan. Persamaan yang ada
dalam penelitian ini yaitu sama-sama menggunakan media pembelajaran
sebagai alat yang digunakan untuk proses belajar mengajar mata pelajaran
biologi dan mempunyai persamaan menggunakan metodologi penelitian
survey kuantitatif namun berbeda. Perbedaan itu terletak pada materi
pokok dan media yang digunakan.
36
C. PENGAJUAN HIPOTESIS
Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat
sementara terhadap permasalahan penelitian, sampai terbukti melalui data
yang terkumpul. Dari arti katanya hipotesis memang berasal dari 2 penggalan
kata, “hypo” yang artinya “di bawah” dan “thesa” yang artinya “kebenaran”.
Jadi hipotesis yang kemudian cara menulisnya disesuaikan dengan Ejaan
Bahasa Indonesia menjadi hipotesa, dan berkembang menjadi hipotesis.44
Berdasarkan uraian di atas, maka hipotesis yang diajukan dalam penelitian
ini adalah :
Ha = Ada pengaruh positif antara penggunaan preparat jaringan tumbuhan
terhadap hasil belajar siswa.
Ho = Tidak ada pengaruh positif antara penggunaan preparat jaringan
tumbuhan terhadap hasil belajar siswa.
44 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), Cet. 12, hlm.
64.
BAB III METODOLOGI PENELITIAN
A. TUJUAN PENELITIAN
Sesuai dengan permasalahan, maka tujuan yang ingin dicapai dalam
penelitian ini adalah :
1. Untuk mengetahui penggunaan media preparat jaringan tumbuhan pada
materi pokok struktur tubuh tumbuhan di MTs. NU Banat Kudus.
2. Untuk mengetahui apakah ada pengaruh penggunaan preparat jaringan
tumbuhan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus.
B. WAKTU DAN TEMPAT PENELITIAN
Penelitian skripsi ini dilakukan pada bulan Juli – Agustus 2009 di MTs.
NU Banat Kudus yang terletak di Jl. KHR. Asnawi 30 Kudus.
C. VARIABEL PENELITIAN
Dalam penelitian kuantitatif, biasanya peneliti melakukan pengukuran
terhadap keberadaan suatu variabel dengan menggunakan instrumen
penelitian. Variabel merupakan gejala yang menjadi fokus peneliti untuk
diamati.1
1. Variabel Bebas
Variabel bebas adalah variabel yang menjadi sebab timbulnya atau
berubahnya variabel terikat.2 Variabel bebas dalam penelitian ini yaitu
penggunaan preparat jaringan tumbuhan dengan indikator sebagai berikut :
1) Ketersediaan preparat jaringan tumbuhan.
2) Ketersediaan mikroskop.
3) Kemampuan siswa dalam mengamati preparat mikroskopis.
2. Variabel Terikat (Y)
Variabel terikat merupakan variabel yang dipengaruhi atau yang
menjadi akibat, karena adanya variabel bebas.3 Variabel terikat dalam
1 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2005), cet.8, hlm. 2. 2 Ibid., hlm. 3. 3 Ibid., hlm. 3.
37
38
penelitian ini adalah hasil belajar, dimana indikator dari variabel tersebut
adalah nilai ulangan harian siswa pada materi pokok struktur tubuh
tumbuhan.
D. METODE PENELITIAN
Metode yang digunakan dalam penelitian ini yaitu kuantitatif dengan
menggunakan pendekatan survai dan teknik analisis regresi linear sederhana
satu prediktor. Dalam survai, informasi dikumpulkan dari responden dengan
menggunakan kuesioner. Penelitian survai adalah penelitian yang mengambil
sampel dari satu populasi dan menggunakan kuesioner sebagai alat
pengumpulan data yang pokok.4 Sedangkan dalam metode kuantitatif disini
akan mengambil data kemudian diproses dan dimanipulasi menjadi informasi
yang berharga bagi pengambilan keputusan.5 Pemrosesan dan manipulasi data
mentah menjadi informasi yang bermanfaat inilah yang merupakan jantung
dari analisis kuantitatif.
E. POPULASI, SAMPEL DAN TEKNIK PENGAMBILAN SAMPEL
1. Populasi
Populasi adalah keseluruhan subjek penelitian.6 Populasi adalah
wilayah generalisasi yang terdiri atas; obyek/subyek yang mempunyai
kuantitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk
dipelajari dan kemudian ditarik kesimpulannya.7 Populasi dalam penelitian
ini adalah seluruh siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus yang berjumlah
343 siswa.
2. Sampel dan Teknik Pengambilan Sampel
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.8 Sampel
adalah sebagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi
4 Masri Singarimbun, Sofian Effendi, Metode Penelitian Survai, (Jakarta: Pustaka LP3ES,
2006), cet. 3., hlm. 1. 5 Mudrajad Kuncoro, Metode Kuantitatif, (Yogyakarta: UPP STIM YKPN, 2007), cet.3,
hlm.1. 6 Suharsimi Arikunto, Prosedur Penelitian, (Jakarta: PT Rineka Cipta, 2002), Cet. 12, hlm.
108. 7 Sugiyono, Op.cit., hlm. 55. 8 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm.109.
38
39
tersebut.9 Metode pengambilan sampel dalam penelitian ini yaitu dengan
menggunakan teknik random sampling yaitu mengambil sampel secara
random atau tanpa pandang bulu.10 Cara demikian dilakukan bila anggota
populasi dianggap homogen. Sampel diambil berdasarkan pendapat
Suharsimi Arikunto, yaitu apabila subjek kurang dari 100, lebih baik
diambil semua. Selanjutnya apabila jumlah populasi besar atau lebih dari
100 maka dapat diambil 10% - 15% atau 20% - 25% atau lebih.11 Dalam
penelitian ini penulis mengambil sampel 10% dari 343 siswa atau 34 siswa
di MTs. NU Banat Kudus.
F. TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Dalam penelitian ini metode yang digunakan untuk mengumpulkan data
yaitu dengan :
1. Metode Dokumentasi
Metode dokumentasi yaitu mencari data mengenai hal-hal atau
variabel yang berupa catatan, transkrip, buku, surat kabar, majalah,
prasasti, notulen rapat, legger, agenda, dan sebagainya.12 Metode ini
digunakan untuk mendapatkan data mengenai nilai ulangan harian siswa,
nama-nama dan jumlah siswa MTs. NU Banat Kudus.
2. Metode Kuesioner atau Angket
Kuesioner atau angket ini digunakan sebagai suatu daftar pertanyaan
untuk memperoleh data berupa jawaban responden. Dalam penelitian ini
yang dimaksud dengan metode kuesioner atau angket adalah daftar
pertanyaan yang berisikan pertanyaan mengenai media pembelajaran
preparat jaringan tumbuhan, sehingga metode ini dapat digunakan sebagai
instrumen penelitian untuk memperoleh data yang diperlukan.
9 Sugiyono, op.cit., hlm.56. 10 Sutrisno Hadi, metodologi Research, (Yogyakarta: Andi Offset, 2001), cet.32. hlm.75. 11 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 111-112. 12 Suharsimi Arikunto, op.cit., hlm. 206.
39
40
G. TEKNIK ANALISIS DATA
1. Analisis Pendahuluan
Pada tahap ini data yang diperoleh dari hasil angket yang disebarkan
selama penelitian dimasukkan ke dalam tabel persiapan yang diberi skor
atau bobot nilai pada setiap alternatif jawaban responden. Dengan kata lain
mengubah data semula kualitatif menjadi kuantitatif dengan skor data
sebagai berikut :
1) Untuk jawaban A diberikan skor 4
2) Untuk jawaban B diberikan skor 3
3) Untuk jawaban C diberikan skor 2
4) Untuk jawaban D diberikan skor 1
2. Analisis Hipotesis
a. Analisis product moment
Analisis ini digunakan untuk menguji hipotesis yang diajukan
dengan mengadakan perhitungan lebih lanjut dengan menggunakan
analisis product moment,13 dengan rumus :
})()}{({
))((2222 ∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
YYNXXN
YXXYNrxy
Dimana : rxy = koofisien kolerasi antara variabel X dan variabel Y
N = jumlah siswa/responden
∑X = jumlah skor variabel X
∑Y = jumlah skor variabel Y
∑XY = jumlah hasil kali perkalian antara X dan Y
Kemudian hasil rxy yang didapat dari perhitungan dibandingkan
dengan rtabel. Harga rtabel dihitung dengan taraf signifikansi 5 % dan N
sesuai dengan jumlah siswa. Jika rxy > rtabel, maka Ha diterima.
b. Uji linieritas regresi sederhana
Selanjutnya, analisis dapat dilanjutkan dengan menghitung
persamaan regresinya. Persamaan regresi dapat digunakan untuk
memutuskan apakah naik dan menurunnya variabel dependen dapat
dilakukan melalui menaikkan dan menurunkan keadaan variabel
13 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2002), cet.4. hlm.216.
40
41
41
independen, atau untuk meningkatkan keadaan variabel dependen dapat
dilakukan dengan meningkatkan variabel independen atau sebaliknya.14
Jadi dalam penelitian ini digunakan untuk mengetahui pengaruh
penggunaan media preparat jaringan tumbuhan terhadap hasil belajar
siswa dengan menggunakan rumus sebagai berikut 15 :
Y = a + bX
Dimana :
Y = Subyek dalam variabel dependen yang diprediksikan.
a = Koefisien regresi (konstanta).
b = Angka arah atau koefisien regresi untuk veriabel dependen.
X = Subyek pada variabel independen yang mempunyai nilai tertentu.
Untuk membuktikan kebenaran hipotesis digunakan uji F yaitu
untuk mengetahui seberapa besar variabel preparat jaringan tumbuhan
berpengaruh terhadap hasil belajar siswa dengan teraf signifikansi 5%.
Dengan rumus sebagai berikut16 :
Fhitung = resres
regreg
dbSSdbSS
//
Untuk memudahkan perhitungan bilangan F maka dibuat tabel
ringkasan analisis garis regresi.
Tabel. 3.1 Daftar analisis variasi (Anava) regresi linear sederhana satu prediktor
Sumber Variasi Db SS S² F
Regresi 1
∑∑
2
2
xxy
reg
reg
dbSS
res
reg
SS
2
2
Residu n-2 ∑ y ²-
( )∑∑
2
2
xxy
res
res
dbSS
_
Total n-1 ∑ y ² _ _
Harga F diperoleh Fhitung kemudian dikonsultasikan dengan harga
Ftabel pada taraf signifikansi 1% dan 5%. hipotesis diterima jika Fhitung ≥
Ftabel .
14 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2005), cet. 8,. hlm.243. 15 Ibid, hlm. 244. 16 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito), hlm. 355.
BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Hasil Penelitian
1. Deskripsi Data Hasil Penelitian
Setelah melakukan penelitian, peneliti mendapatkan data tentang
penggunaan media preparat jaringan tumbuhan dalam pembelajaran
biologi dan hasil belajar siswa kelas VIII di MTs NU Banat Kudus sebagai
berikut :
1) Data penggunaan madia preparat jaringan tumbuhan
Sebelum peneliti mendapatkan data, terlebih dahulu peneliti
mengetahui proses pembelajaran yang dilakukan oleh guru kepada
siswa dalam materi pokok struktur tubuh tumbuhan. Penggunaan
media preparat jaringan tumbuhan yang diterapkan dalam materi
pokok struktur tubuh tumbuhan ada beberapa langkah sebagai berikut :
a. Menetapkan tujuan pembelajaran dengan menggunakan media
preparat jaringan tumbuhan. Pada langkah ini, guru merumuskan
tujuan yang akan dicapai sesuai dengan Standar Kompetensi dan
Kompetensi Dasar.
b. Langkah kegiatan belajar dalam proses pembelajaran tersebut yaitu
dengan memberikan keterangan mengenai materi struktur tubuh
tumbuhan kemudian langkah selanjutnya yaitu memberikan
keterangan mengenai jaringan dalam tumbuhan dengan
menggunakan media preparat jaringan tumbuhan.
c. Mengadakan evaluasi kepada siswa sebagai langkah akhir dalam
pembelajaran biologi materi pokok struktur tubuh tumbuhan
dengan menggunakan media preparat jaringan tumbuhan.
Untuk memperoleh data tentang media pembelajaran preparat
jaringan tumbuhan, peneliti menggunakan angket yang dijawab oleh
responden yaitu siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus yang
berjumlah 34 orang. Angket tersebut terdiri dari 20 item pertanyaan
mengenai media preparat mikroskopis jaringan tumbuhan, masing-
42
43
masing item pertanyaan terdiri 4 alternatif jawaban yaitu a, b, c, d
dengan bobot nilai 4, 3, 2, 1. untuk menentukan nilai kuantitatif
dilakukan dengan cara mengalikan bobot nilai dengan jumlah alternatif
jawaban yang terpilih. Hasil rekapitulasi angket/variabel x dapat dilihat
pada tabel sebagai berikut :
Tabel. 4.1 Skor hasil angket tentang penggunaan
preparat jaringan tumbuhan.
No. Jawaban Skor Juml. Nilai
Resp. A B C D 4 3 2 1 X 1 14 4 1 1 56 12 2 1 71 2 11 0 7 2 44 0 14 2 60 3 10 2 6 2 40 6 12 2 60 4 11 4 4 1 44 12 8 1 65 5 7 6 5 2 18 18 10 2 58 6 5 8 6 1 20 24 12 1 57 7 4 9 7 0 16 27 14 0 57 8 12 5 2 1 48 15 4 1 68 9 12 3 4 1 48 9 8 1 66
10 2 8 9 1 8 27 18 1 54 11 7 3 10 0 28 9 20 0 57 12 8 7 5 0 32 21 10 0 63 13 12 4 2 1 48 12 4 1 65 14 3 6 11 0 12 18 22 0 52 15 11 0 7 2 44 0 14 2 60 16 9 5 6 0 36 15 12 0 63 17 8 9 3 0 32 27 6 0 65 18 1 6 13 0 4 18 26 0 49 19 5 9 5 1 20 27 10 1 58 20 7 5 8 0 28 15 16 0 59 21 12 6 1 1 48 18 2 1 69 22 10 5 4 1 40 15 8 1 64 23 16 0 2 2 64 0 4 2 70 24 7 7 6 0 28 21 12 0 61 25 12 5 2 1 48 15 4 1 68 26 7 7 4 2 28 21 8 2 59 27 7 11 2 0 28 33 4 0 65 28 10 6 4 0 40 18 8 0 66 29 13 0 7 0 52 0 14 0 66 30 0 9 11 0 0 27 22 0 48
44
31 8 5 7 0 32 15 14 0 61 32 8 4 8 0 32 12 16 0 60 33 5 5 8 2 20 15 16 2 53 34 10 6 4 0 40 18 8 0 66
Jumlah 2083
Dari data di atas yaitu variabel bebas (penggunaan preparat
jaringan tumbuhan), dapat dideskripsikan sebagai berikut :
Tabel. 4.2 Data variabel x
No.
Resp.
Skor
1 71
2 60
3 60
4 65
5 58
6 57
7 57
8 68
9 66
10 54
11 57
2 63
13 65
14 52
15 60
16 63
17 65
18 49
No.
Resp.
Skor
19 58
20 59
21 69
22 64
23 70
24 61
25 68
26 59
27 65
28 66
29 66
30 48
31 61
32 60
33 53
34 66
∑ x = 2083
45
Kemudian untuk mengetahui kualitas hasil penelitian variabel x, maka
perlu dicantumkan interval skor. Adapun caranya adalah sebagaimana
tabel di bawah ini :
Tabel. 4.3 Kualitas variabel x
Option Skor Interval Kualitas
A 4 61-80 Baik
B 3 41-60 Cukup
C 2 21-40 Kurang
D 1 1-20 Jelek
Untuk mengetahui kualitas variabel x, maka dapat dilihat dengan cara
sebagai berikut :
Mx = N
x∑
= 34
2083
= 61,26
2) Data hasil belajar siswa materi pokok struktur tubuh tumbuhan
Data hasil belajar siswa pada materi pokok struktur tubuh
tumbuhan pada penelitian ini diambil 2 nilai. Nilai pertama diambil
pada ulangan harian materi pokok struktur tubuh tumbuhan sebelum
menggunakan media preparat jaringan tumbuhan, sedangkan nilai yang
kedua diambil pada ulangan harian setelah menggunakan media
preparat jaringan tumbuhan.
Untuk mengetahui data dari hasil belajar nilai ulangan harian siswa
pada materi pokok struktur tubuh tumbuhan dapat dilihat pada tabel
berikut :
Tabel. 4.4 Data variabel y (Nilai hasil belajar)
No. Resp. Nilai Sebelum Nilai Sesudah Rata-rata
1 83 95 89
2 73 81 77
3 72 81 76,5
46
4 70 75 72,5
5 65 78 71,5
6 69 81 75
7 65 76 70,5
8 75 87 81
9 75 85 80
10 73 79 76
11 69 72 70,5
12 75 83 79
13 75 83 79
14 70 76 73
15 73 81 77
16 75 79 77
17 74 85 79,5
18 65 80 72,5
19 78 80 79
20 76 78 77
21 82 80 81
22 75 80 77,5
23 70 85 77,5
24 72 78 75
25 85 85 85
26 80 81 80,5
27 83 85 84
28 79 80 79,5
29 80 80 80
30 89 85 87
31 70 81 75,5
32 75 81 78
33 74 79 76,5
34 87 85 86
47
Rata-
rata
75,02 81,17 -
Dari analisis data di atas dapat dilihat bahwa nilai rata-rata ulangan
harian siswa sebelum menggunakan preparat jaringan tumbuhan sebesar
75,02 sedangkan setelah menggunakan preparat jaringan tumbuhan
meningkat menjadi 81,17.
2. Analisis Uji Hipotesa
1) Analisis product moment
Dalam analisa uji hipotesa ini mengadakan perhitungan terlebih
dahulu melalui tabel distribusi frekuensi. Setelah diketahui nilai dari
masing-masing variabel maka langkah selanjutnya adalah
memasukkan ke dalam tabel koefisien antara variabel x dan y.
Tabel. 4.5 Peta Korelasi Product Moment Antara Variabel x (Penggunaan Preparat Jaringan Tumbuhan)
dan Variabel y (Hasil Belajar Siswa) No x y x² y² xy
1 71 95 5041 9025 6745
2 60 81 3600 6561 4860
3 60 81 3600 6561 4860
4 65 75 4225 5625 4875
5 58 78 3364 6084 4524
6 57 81 3249 6561 4617
7 57 76 3249 5776 4332
8 68 87 4624 7569 5916
9 66 85 4356 7225 5610
10 54 79 2916 6241 4266
11 57 72 3249 5184 4104
12 63 83 3969 6889 5229
13 65 83 4225 6889 5395
14 52 76 2704 5776 3952
48
15 60 81 3600 6561 4860
16 63 79 3969 6241 4977
17 65 85 4225 7225 5525
18 49 80 2401 6400 3920
19 58 80 3364 6400 4640
20 59 78 3481 6084 4602
21 69 80 4761 6400 5520
22 64 80 4096 6400 5120
23 70 85 4900 7225 5950
24 61 78 3721 6084 4758
25 68 85 4624 7225 5780
26 59 81 3481 6561 4779
27 65 85 4225 7225 5525
28 66 80 4356 6400 5280
29 66 80 4356 6400 5280
30 48 85 2304 7225 4080
31 61 81 3721 6561 4941
32 60 81 3600 6561 4860
33 53 79 2809 6241 4187
34 66 85 4356 7225 5610
Σ 2083 2760 128721 224610 169479
Jadi diketahui :
N = 34
∑ x = 2083
∑ y = 2760
∑ 2x = 128721
∑ 2y = 224610
∑ xy = 169479
49
Kemudian dari jumlah tersebut dimasukkan rumus korelasi product
moment sebagai berikut :
})()}{({
))((2222 ∑ ∑∑∑
∑ ∑∑−−
−=
YYNXXN
YXXYNrxy
= 76176007636740)(43388894376514(
57490805762286−−
−
= 19140.37625
13206
= 0,492
2) Uji Linieritas Regresi Sederhana
Selanjutnya, analisis dapat dilanjutkan dengan menghitung
persamaan regresinya. Persamaan regresi dapat digunakan untuk
melakukan prediksi seberapa besar nilai variabel dependen bila nilai
variabel independen dimanipulasi (dirubah). Secara umum regresi
linear sederhana 1 prediktor dapat dirumuskan sebagai berikut1 :
XbaY .+=
Dimana :
Y = Nilai variabel dependen yang diperoleh dari prediksi
a = Konstanta atau bila harga X=0
b = Koefisien regresi
X = Nilai variabel independen yang diprediksikan
a = ∑ ∑
∑∑∑∑−
−22
2
)(.))(())((
xxNxyxxy
= 43388894376514353024757355269960
−−
= 37625
2245203
= 59,673
1 Sugiyono, Statistik untuk Penelitian, (Bandung: CV. Alfabeta, 2007), cet.12, hlm. 261.
50
b = ∑ ∑
∑ ∑∑−
−22 )(.
))((.xxN
yxxyN
= 4338889437651457490805762286
−−
= 3762513206
= 0,350
Maka, XbaY .+=
= 59,673 + 0,350 X
Setelah diketahui persamaan garis rergresinya, langkah selanjutnya
adalah mencari varian regresi untuk menguji regresi. Uji varian regresi
menggunakan analisis bilangan F (uji F) yaitu untuk mengetahui seberapa
besar variabel preparat jaringan tumbuhan berpengaruh terhadap hasil
belajar siswa dengan teraf signifikansi 5%. Dengan rumus sebagai
berikut2:
a. SSreg = ( )∑∑
2
2
xxy
= 61,110625,150932
= 136,6
b. SSres = - ∑ 2y( )∑∑
2
2
xxy
= 563 – 136,3
= 426,7
c. S²reg = 1
regSS
= 1
3,136
= 136,3
2 Sudjana, Metode Statistika, (Bandung: Tarsito), hlm. 355.
51
d. S²res = 2−N
SSres
= 32
7,426
= 13,33
e. F = 2
2
res
reg
SS
= 33,13
3,136
= 10,22
Apabila Fhitung ≥ Ftabel maka signifikan, sehingga Ha diterima dan Ho
ditolak.
Tabel. 4.6 Tabel ringkasan daftar analisis variasi (Anava)
regresi linear satu prediktor. Sumber Variasi Db SS S² F
Regresi 1 136,3 136,3 10,22
Residu 32 426,6 13,33 _
Total 33 562,9 _ _
B. Pembahasan
1. Penggunaan Preparat Jaringan Tumbuhan
Tabel. 4.7 Kualitas variabel x
Option Skor Interval Kualitas
A 4 61-80 Baik
B 3 41-60 Cukup
C 2 21-40 Kurang
D 1 1-20 Jelek
Berdasarkan hasil deskripsi dalam penggunaan preparat jaringan
tumbuhan yang telah dipaparkan di atas menunjukkan bahwa penggunaan
52
preparat jaringan tumbuhan dikategorikan tinggi. Ditinjau dari interval 1-
20 termasuk dalam kualitas jelek, 21-40 termasuk dalam kualitas kurang,
41-60 termasuk dalam kualitas cukup, dan 61-80 termasuk dalam kualitas
baik.
Dilihat dari skor hasil penelitian yang diperoleh pada variabel x, nilai
rata-rata yang didapatkan yaitu 61,26 karena nilai tersebut terdapat pada
tingkat teratas dan termasuk dalam kualitas baik, maka penggunaan
preparat jaringan tumbuhan yang dilakukan dalam penelitian ini dapat
dikatakan dalam kategori tinggi.
2. Hasil Belajar Siswa
Berdasarkan deskripsi mengenai hasil belajar yang telah dikemukakan
diatas menunjukkan bahwa, nilai ulangan harian siswa yang menggunakan
media preparat jaringan tumbuhan lebih tinggi dibandingkan dengan yang
tidak memakai media preparat jaringan tumbuahan. Hal ini dapat dilihat
pada nilai rata-rata kelas meningkat sebesar 6,15 yang semula 75,02
meningkat menjadi 81,17.
Dari hasil tersebut diatas menunjukkan bahwa hasil belajar siswa pada
materi pokok struktur tubuh tumbuhan sangat dipengaruhi oleh variabel x
yaitu penggunaan preparat jaringan tumbuhan. Hal ini terlihat dari hasil
skor angket mengenai penggunaan preparat jaringan tumbuhan yang
menunjukkan hasil yang tinggi pula.
3. Pengaruh Penggunaan Preparat Jaringan Tumbuhan Terhadap Hasil
Belajar Siswa
Dari data yang telah dipaparkan pada analisis uji hipotesa, terlihat
bahwa preparat jaringan tumbuhan merupakan faktor yang penting untuk
menumbuhkan minat belajar siswa sehingga nilai hasil belajar yang
diperoleh dapat lebih baik, terlihat dengan tingginya skor angket yang
didapatkan oleh responden. Hasil analisis data penelitian tentang hubungan
penggunaan preparat jaringan tumbuhan dengan hasil belajar siswa dapat
ditunjukkan dari harga dan dengan taraf signifikansi 5% dan N hitungr tabelr
53
sebesar 34. Berdasarkan hasil analisis dari data menunjukkan >
dengan angka 0,492 > 0,339. Kemudian untuk membuktikan kebenaran
hipotesis tentang seberapa besar pengaruh penggunaan preparat jaringan
tumbuhan terhadap hasil belajar siswa dapat dilihat pada harga
dengan dengan taraf signifikansi 5% dan N sebesar 34. Berdasarkan
analisis data menunjukkan > dengan angka 10,22 > 2,49.
Karena > maka Ha diterima dan Ho ditolak. Hal ini berarti
bahwa variabel penggunaan preparat jaringan tumbuhan (x) berpengaruh
secara signifikan terhadap hasil belajar siswa kelas VIII di MTs. NU Banat
Kudus (y). Adanya pengaruh tersebut menunjukkan bahwa dengan
tingginya skor angket tentang penggunaan media pembelajaran preparat
jaringan tumbuhan maka hasil belajar yang didapatkan siswa akan tinggi
pula. Dari data tersebut menunjukkan bahwa penggunaan media preparat
jaringan tumbuhan merupakan salah satu faktor yang mempengaruhi
meningkatnya nilai hasil belajar siswa.
hitungr tabelr
hitungF
tabelF
hitungF
hitungF tabelF
tabelF
Dengan demikian menunjukkan bahwa preparat jaringan tumbuhan
berpengaruh secara signifikan terhadap hasil belajar siswa.
C. Keterbatasan Penelitian
Peneliti menyadari bahwa dalam penelitian ini pasti terjadi banyak
kendala dan hambatan. Hal tersebut bukan karena faktor kesengajaan akan
tetapi terjadi karena adanya keterbatasan dalam melakukan penelitian.
Penelitian ini hanya dilakukan di MTs. NU Banat Kudus dan yang menjadi
populasi dalam penelitian ini adalah siswa kelas VIII MTs. NU Banat Kudus
dan sampel yang diambil sebesar 34 siswa dari 336 siswa. Oleh karena itu,
hasil penelitian ini hanya berlaku untuk siswa kelas VIII MTs. NU Banat
Kudus saja, dan tidak berlaku bagi siswa kelas VIII dari MTs/SMP yang
lainnya.
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil penelitian dan pembahasannya, maka dapat diambil
suatu kesimpulan sebagai berikut :
1. Penggunaan media pembelajaran preparat jaringan tumbuhan di MTs. NU
Banat Kudus termasuk dalam kualitas baik dengan skor rata-rata sebesar
61,26.
2. Ada pengaruh signifikan antara penggunaan preparat jaringan tumbuhan
terhadap hasil belajar siswa, hal ini dapat dilihat dari hasil penelitian yang
dibuktikan dengan pengolahan data dengan rumus korelasi product
moment dengan taraf signifikansi 5% dan N sebesar 34 diperoleh harga
sebesar 0,492 sedangkan sebesar 0,339. Karena harga >
maka Ha diterima dan Ho ditolak. Kemudian pada uji F dapat dilihat
dengan taraf signifikansi 5% dan N sebesar 34. Berdasarkan analisis data
menunjukkan > dengan angka 10,22 > 2,49 sehingga Ha
diterima dan Ho ditolak.
xyr
tabeltabelr
tabel
xyr r
hitungF F
B. Saran
1. Bagi Lembaga Pendidikan NU Banat Kudus hendaknya dapat
meningkatkan peran serta dalam membenahi kualitas pembelajaran dengan
memberikan fasilitas media pembelajaran yang memadai.
2. Bagi para guru khususnya guru biologi diharapkan dapat menciptakan
media pembelajaran yang baik dan menarik yang sesuai dengan materi
agar siswa benar-benar dapat menerima pelajaran dengan baik.
3. Bagi siswa agar lebih meningkatkan belajar agar dapat tercapai cita-cita
yang diinginkan.
54
55
C. Penutup
Puji syukur selalu kami panjatkan kepada Allah SWT yang telah
melimpahkan segala rahmat, hidayah dan inayah-Nya kepada penulis melalui
bimbingan para dosen, dan bantuan dari beberapa pihak sehingga skripsi yang
sederhana ini dapat terselesaikan dengan baik meskipun masih jauh dari
sempurna.
Oleh karena itu, saran dan kritik konstruktif sangat penulis harapkan demi
perbaikan di masa mendatang. Akhirnya penulis berdo’a semoga skripsi ini
bermanfaat dan Allah SWT selalu memberikan ilmu yang bermanfaat kepada
penulis dan para pembaca yang budiman.
56
DAFTAR PUSTAKA
Abdullah, Abu Muhammad Ibnu. “Prestasi Belajar”. http://www.spesialis-torch.com/content/view/120/29
Abdurrahman, Mulyono. 1999. Pendidikan bagi Anak Berkesulitan Belajar.
Jakarta: PT Rineka Cipta. Arikunto, Suharsimi. 2002. Prosedur Penelitian. Jakarta: PT Rineka Cipta. Arsyad, Azhar. 2003. Media Pembelajaran. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada. Asnawir, M.Basyiruddin Usman. 2002. Media Pembelajaran. Jakarta: Ciputat
Pers. Aziz, Shaleh Abdul dan Abdul Aziz Abdul Majid. 1979. at-Tarbiyah wa Thuruqut
at-Tadris. Mesir: Darul Ma’arif. Djamarah, Syaiful Bahri dan Asman Zein. 2006. Strategi Belajar Mengajar.
Jakarta: PT. Rineka Cipta. Ekomadyo, Ike Junita. 2005. Prinsip Komunikasi Efektif untuk Meningkatkan
Minat Belajar Anak. Bandung: PT Remaja Rosdakarya. Hadi, Sutrisno. 2001. metodologi Research. Yogyakarta: Andi Offset. Hamalik, Oemar. 2002. Perencanaan Pengajaran Berdasarkan Pendekatan
Sistem. Jakarta: Bumi Aksara. Hidayat, Estiti B. 1995. Anatomi Tumbuhan Berbiji. Bandung: Penerbit ITB. Kosasih, Buddy D. 1992. Teknik Mikroskopis Tumbuhan. Jakarta: PT Dharma
Karsa Utama. Kuncoro, Mudrajad. 2007. Metode Kuantitatif. Yogyakarta : Andi Offset. “MikroskopdanPenggunaannya”,http://www.bima.ipb.ac.id/~tpbipb/materi/prak.b
iologi/mikroskopdanpenggunaannya.pdt Morgan, Clifford T. 1971. Inroduction to Psychology. New York: McGrow-Hill
Book Company. Moeliono, Anton M. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai
Pustaka.
57
Mulyani, Sri. 2006. Anatomi Tumbuhan. Yogyakarta: Kanisius. Sadiman, Arief S., dkk. 2007. Media Pendidikan. Jakarta: PT Raja Grafindo
Persasda. Singarimbun, Masri. 2006. Sofian Effendi. Metode Penelitian Survai. Jakarta:
Pustaka LP3ES Slameto. 1995. Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya. Jakarta:
Rineka Cipta. Sriyono, dkk. 2004. Sains Biologi. Jakarta: PT. Sunda Kelapa Pustaka. Sudjana. Metode Statistika. Bandung: Tarsito. Sudjana, Nana. 1999. Penilaian Hasil Proses Belajar Mengajar. Bandung: PT
Remaja Rosdakarya. Sudrajat, Akhmad. “Media Pembelajaran”,
http://www.akhmadsudrajat.wordpress.com Sugiyono. 2002. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono. 2005. Statistik untuk Penelitian. Bandung: CV. Alfabeta. Sugiyono. 2008. Metode Penelitian Pendidikan. Bandung: Alfabeta. Sukmadinata, Nana Syaodih. 2004. Landasan Psikologi Proses Pendidikan.
Bandung: PT Remaja Rosdakarya Sumarwan. dkk. 2004. Sains Biologi SMP. Jakarta: Erlangga. Suprijono, Agus. 2009. Cooperative Learning, Yogyakarta: Pustaka Pelajar. Wehmeier, Sally. 2000. Oxford Advanced Learner’s Dictionary, Sixth Edition.
New York: Cxford University Press. Yamin, Martinis. 2007. Desain Pembelajaran Berbasis Tingkat Satuan
Pendidikan. Jakarta: GP Press.
Lampiran 1
VISI – MISI – TUJUAN MADRASAH
A. VISI MADRASAH
Terwujudnya madrasah putrid sebagai pusat keunggulan yang mampu
menyiapkan dan mengembangkan SDM yang berkualitas di bidang IMTAQ dan
IPTEK yang islami yang sunni.
B. MISI MADRASAH
Menyelenggarakan pendidikan yang berorientasi kualitas, baik akademik, moral
maupun social sehingga mampu menyiapkan dan mengembangkan SDM
berkualitas di bidang IMTAQ dan IPTEK dalam rangka mewujudkan Baldatun
Thoyyibatun Warobbun Ghofur.
C. TUJUAN MADRASAH
Membekali siswa agar :
1. Mampu memahami ilmu agama dan umum.
2. Mampu mengaplikasikan ilmu yang diperoleh dalam kehidupan sehari-hari
sehingga terwujud generasi muslim yang mar’atus sholihah berakhlak mulia.
3. Memiliki ilmu keterampilan sebagai bekal hidup di masyarakat.
4. Mampu berkomunikasi sosial dengan modal bahasa asing praktis (Bahasa
Arab dan Inggris).
5. Mampu memahami ilmu-ilmu yang dibutuhkan untuk melanjutkan
pendidikannya ke jenjang yang lebih tinggi.
Lampiran2
DAFTAR KUESIONER/ANGKET PENELITIAN
I. Petunjuk Mengerjakan Angket
1. Tulislah nama dan kelas anda pada identitas responden yang telah tersedia.
2. Jawablah pertanyaan pada daftar pertanyaan dengan memberi tanda silang
atau melingkari salah satu huruf yang menjadi pilihan anda.
3. Peneliti berharap saudara memberi jawaban pada semua pertanyaan ini
dengan sebenarnya karena jawaban saudara tidak akan mempengaruhi nilai
raport dan akan dijamin kerahasiaannya.
II. Identitas Responden
1. Nama :
2. Kelas :
III. Daftar Pertanyaan
a. Ketersediaan Preparat Jaringan Tumbuhan
1. Dalam pembelajaran biologi, apakah guru anda menggunakan media
pembelajaran?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
2. Apakah dalam materi pokok struktur dan fungsi tubuh tumbuhan guru anda
menggunakan media pembelajaran preparat jaringan tumbuhan?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
3. Jika menggunakan preparat jaringan tumbuhan apakah bahan tersebut
sudah tersedia dan anda tinggal menggunakannya?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
4. Apakah anda pernah disuruh membawa bahan preparat jaringan tumbuhan
sendiri dari rumah?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
5. Apakah alat dan bahan untuk pembuatan preparat jaringan tumbuhan sudah
tersedia dengan lengkap di sekolah anda?
a. Sangat lengkap
b. Cukup lengkap
c. Kurang lengkap
d. Tidak lengkap
b. Ketersediaan Mikroskop
6. Apakah di sekolah anda memiliki berbagai macam mikroskop?
a. Ya
b. Memiliki 2 jenis mikroskop
c. Memiliki 1 jenis mikroskop
d. Tidak memiliki mikroskop
7. Apakah di laboratorium sekolah anda memiliki mikroskop yang memadai?
a. Ya (apabila dibutuhkan selalu ada)
b. Tersedia mikroskop tetapi harus bergantian dengan kelas lain
c. Tersedia tetapi jarang digunakan
d. Tidak mempunyai mikroskop
8. Apakah mikroskop tersebut pernah digunakan dalam praktikum biologi?
a. Selalu digunakan
b. Digunakan hanya pada saat mempunyai jam pelajaran lebih
c. Jarang digunakan
d. Tidak pernah digunakan
9. Apakah di kelas anda pernah kekurangan mikroskop pada saat di kelas lain
juga sedang melaksanakan praktikum menggunakan mikroskop?
a. Tidak pernah b. Jarang c. Sering d. selalu
10. Berapakah jumlah mikroskop yang tersedia di sekolah anda?
a. >20 c. >5
b. >10 d. <5
11. Satu mikroskop biasanya digunakan oleh berapa siswa?
a. 3 siswa b. 4 siswa c. 5 siswa d. >5 siswa
c. Cara Pengamatan Preparat Mikroskopis
12. Sebelum menggunakan preparat mikroskopis, apakah guru anda
menerangkan materinya terlebih dahulu?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
13. Apakah guru anda memberikan pengarahan bagaimana cara mengamati
preparat mikroskopis?
a. Selalu b. Sering c. Jarang d. Tidak pernah
14. Apakah guru anda memberikan pengarahan tersebut dengan jelas?
a. Sangat jelas
b. Jelas
c. Kurang jelas
d. Tidak jelas
15. Apakah anda memahami bagaimana cara pengamatan preparat
mikroskopis?
a. Paham
b. Paham jika ada petunjuk penggunaan/pengarahan dari guru
c. Kurang paham
d. Tidak paham
16. Apakah anda bisa mengamati preparat mikroskopis setelah guru anda
menerangkannya?
a. Bisa
b. Bisa tetapi guru harus menerangkan lebih dari 1 kali
c. Bisa tetapi guru harus selalu mendampingi
d. Tidak bisa
17. Apakah anda bisa mengoperasikan preparat mikroskopis sendiri tanpa
bantuan orang lain?
a. Bisa
b. Bisa tetapi harus mengulang beberapa kali untuk depat melihat objek
c. Bisa tetapi dengan bantuan guru atau teman
d. Tidak bisa
18. Pada pembuatan preparat jaringan tumbuhan, biasanya dilakukan berulang
kali untuk melihat objek/gambar dengan jelas, apakah anda juga begitu?
a. Tidak
b. Mengulang 2 kali
c. Mengulang 3 kali
d. Mengulang lebih dari 3 kali
19. Apakah anda bisa melihat dengan jelas objek/gambar yang telah anda
buat?
a. sangat jelas
b. jelas
c. Kurang jelas
d. Tidak jelas
20. Menurut anda dalam penggunaan preparat mikroskopis apakah anda
merasa kesulitan?
a. Mudah b. Biasa saja c. Cukup sulit d. Sulit sekali
Lampiran 3
Daftar Nama Responden kelas VIII MTs. NU Banat Kudus
No Nama Responden
1 Aliya Rahmawati
2 Asyifatul Fitri
3 Desy Nurulliana
4 Devi Zahrotus Salamah
5 Elisa Khoirul Ummah
6 Ernawati Zulfa
7 Fadlillah Nuzula Fathma
8 Fauziyah Fitri
9 Fitri Utami Julianti
10 Hasda Nuril Mala
11 Ifa Nadya Sabrina
12 Indah Wulandari
13 Inna Alvi N.
14 Khoirin Nida
15 Khairun Ni’mah
16 Kunny AB.
17 Lubaba
18 Lutfi Agustina
19 Meidy Umu Imamah
20 Nahila Salsabila
21 Nailin Nafisah
22 Nike Nilasari
23 Ni’matul Wafa
24 Nisa Sofia
25 Noor Nailir Rochim
26 Nurul Fadhillah
27 Ria Ristiana
28 Syarifatun Nisa
29 Tria Yulisar Ulfa
30 Vicky Iffah
31 Vida Kartika Sari
32 Zahra Nanda P.
33 Zana Asfarina
34 Zidny Ilma
Lampiran 4
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)
SEKOLAH : MTs. NU BANAT
KELAS / SEMESTER : VIII / 1 (Satu)
MATA PELAJARAN : ILMU PENGETAHUAN ALAM
STANDAR KOMPETENSI : 2. Memahami sistem dalam kehidupan tumbuhan
KOMPETENSI DASAR : 2.1. Mengidentifikasi struktur dan fungsi jaringan
tumbuhan.
INDIKATOR :
1. Menjelaskan struktur dan fungsi jaringan di akar, batang dan daun
2. Menunjukkan letak epidermis korteks dan stele pada tumbuhan
3. Menjelaskan fungsi jaringan tertentu yang dijumpai pada tubuh tumbuhan
ALOKASI WAKTU : 4 x 40 (2 x pertemuan)
A. Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat :
1. Menjelaskan struktur dan fungsi akar, batang, dan daun
2. Membedakan letak epidermis, korteks, dan stele pada tumbuhan
3. Menunjukkan fungsi jaringan teretntu yang dijumpai pada tubuh tumbuhan
4. Menunjukkan letak dan fungsi stomata
5. Membedakan peran pembuluh xilem dan floem dalam pengangkutan
6. Melakukan pengamatan struktur tubuh tumbuhan melalui preparat
mikroskopis jaringan tumbuhan
B. Materi Pembelajaran
Struktur tubuh tumbuhan
C. Metode Pembelajaran
1. Model : Direc Instruction
Kooperatif Learning
2. Metode : Eksperimen
D. Langkah-langkah Kegiatan
1. Pertemuan Pertama
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Motivasi dan Apersepsi
• Tahukah kalian organ apa saja yang dimiliki tumbuhan
berpembuluh ?
2) Prasyarat Pengetahuan
• Dapatkah kamu menduga bagian tumbuhan yang berperan dalam
pembuatan makanan?
b. Kegiatan Inti
Guru membimbing siswa dalam membentuk kelompok
Guru dan siswa mendiskusikan fungsi akar, batang, dan daun
Guru dan siswa mendiskusikan perbedaan difusi dan osmosis
Guru membimbing siswa dalam mengamati jaringan tumbuhan
melalui preparat mikroskopis
Siswa mendiskusikan perbedaan letak epidermis, korteks, dan stele
(dengan pengamatan cerita)
c. Kegiatan Penutup
Guru bersama siswa membuat kesimpulan / rangkuman hasil belajar
Guru memberi tes untuk mengetahui daya serap materi yang baru
dipelajari
Guru memberi tugas rumah berupa pertanyaan
2. Pertemuan Kedua
a. Kegiatan Pendahuluan
1) Motivasi dan Apersepsi
• Pernahkah kalian mengamati akar ketela pohon atau tumbuhan
yang lainnya?
• Apakah isi akar yang menggembung pada ketela tersebut?
2) Prasyarat Pengetahuan
• Menyayat penampang daun harus setipis mungkin
3) Pra Eksperimen
• Guru memberikan penjelasan kepada siswa agar hati-hati terhadap
peralatan praktikum, misalnya : mikroskop.
b. Kegiatan Inti
Guru memberikan instruksi kepada siswa untuk melaksanakan
eksperimen kelompok
Siswa melakukan eksperimen dengan menggunakan preparat akar,
batang, dan daun tumbuhan yang telah disiapkan
Guru membimbing siswa dalam mengamati jaringan tumbuhan
melalui preparat mikroskopis
Siswa mendiskusikan perbedaan letak epidermis, korteks, dan stele
(dengan pengamatan preparat jaringan tumbuhan)
c. Kegiatan Penutup
Guru dan siswa membuat kesimpulan
Guru memberikan tes tertulis tentang materi struktur tubuh tumbuhan
E. Sumber Belajar
Buku siswa
Referensi
Preparat jaringan tumbuhan
Mikroskop
Pipet, silet, pinset, beker gelas, kaca penutup.
F. Penilaian Hasil Belajar
1. Teknik Penilaian : a. Tes tulis
b. Penugasan
2. Bentuk Penilaian : a. Tes isian
b. Tes uraian
3. Contoh Instrumen
1) Organ yang dimiliki tumbuhan berpembuluh adalah . . .
2) Tuliskan struktur dalam akar secara berurutan dari luar ke dalam!
Kunci : 1. Akar, batang dan daun
2. Epidermis, korteks, Endodermis, stele.
Kudus, Juli 2009
Guru Mata Pelajaran Peneliti
Hj. Fauziyah Agustiani, SP Zhulfa Aliya
DAFTAR RIWAYAT HIDUP
Nama : Zhulfa Aliya
Jenis Kelamin : Perempuan
Tempat/Tanggal Lahir : Kudus, 15 Februari 1987
Alamat : Jl. Jepara Gg. H. Moeso 09/1 No. 410A Prambatan
Lor Kaliwungu Kudus 59361
Jenjang Pendidikan : 1. SD Nawa Kartika Kudus Lulus Tahun 1999
2. MTs. NU Banat Kudus Lulus Tahun 2002
3. MA. NU Banat Kudus Lulus Tahun 2005
4. Jurusan Tadris Biologi Fakultas Tarbiyah IAIN
Walisongo Semarang Angkatan 2005
Semarang, Juni 2010
Zhulfa Aliya NIM. 053811336