112
PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, ISLAMIC HUMAN DEVELOPMENT INDEX DAN PENGANGGURAN TERHADAP KEMISKINAN (STUDI PADA KABUPATEN/KOTA DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2010-2018) Oleh: Khairul Fadilah NIM. 11150860000014 JURUSAN EKONOMI SYARIAH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH JAKARTA 1441 H/2019 M

PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, ISLAMIC HUMAN …repository.uinjkt.ac.id/dspace/bitstream/123456789/49040/1/KHAIRU… · variabel pertumbuhan ekonomi, I-HDI dan pengangguran secara

  • Upload
    others

  • View
    0

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, ISLAMIC HUMAN

    DEVELOPMENT INDEX DAN PENGANGGURAN TERHADAP

    KEMISKINAN (STUDI PADA KABUPATEN/KOTA DAERAH

    ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2010-2018)

    Oleh:

    Khairul Fadilah

    NIM. 11150860000014

    JURUSAN EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1441 H/2019 M

  • i

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI

    PENGARUH PERTUMBUHAN EKONOMI, ISLAMIC HUMAN

    DEVELOPMENT INDEX DAN PENGANGGURAN TERHADAP

    KEMISKINAN (STUDI PADA KABUPATEN/KOTA DAERAH

    ISTIMEWA YOGYAKARTA TAHUN 2010-2018)

    SKRIPSI

    Diajukan Kepada Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Guna Memenuhi Syarat-syarat untuk Meraih Gelar Sarjana Ekonomi (S.E)

    Oleh:

    Khairul Fadilah

    NIM. 11150860000014

    Di Bawah Bimbingan:

    Pembimbing

    Dr. Muhammad Nur Rianto Al-Arif, M.Si

    NIP. 19811013200801 1 006

    JURUSAN EKONOMI SYARIAH

    FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS

    UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SYARIF HIDAYATULLAH

    JAKARTA

    1441 H/2019 M

  • ii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF

    Hari ini, Selasa 9 April 2019 telah dilakukan ujian komprehensif atas mahasiswa:

    Nama : Khairul Fadilah

    NIM : 11150860000014

    Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

    Jurusan : Ekonomi Syariah

    Judul Skripsi : Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Islamic Human Development

    Index dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan (Studi Pada

    Kabupaten/Kota Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010-2018)

    Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan serta kemampuan yang

    bersangkutan selama proses Ujian Komprehensif, maka diputuskan bahwa

    mahasiswa tersebut di atas dinyatakan LULUS dan diberi kesempatan untuk

    melanjutkan ke tahap Ujian Skripsi sebagai salah satu syarat untuk memperoleh

    gelar Sarjana Ekonomi di Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islami Negeri

    Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 9 April 2019

    1. Yuke Rahmawati, MA (…………………….)

    NIP. 197509032007012023 Penguji I

    2. Ady Cahyadi, M.Si ` (…………………....)

    NIDN. 2015038202 Penguji II

  • iii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI

    Hari ini Selasa 19 November 2019 telah dilakukan Ujian Skripsi atas mahasiswa:

    Nama : Khairul Fadilah

    NIM : 11150860000014

    Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

    Jurusan : Ekonomi Syariah

    Judul Skripsi : Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Islamic Human Development

    Index dan Pengangguran Terhadap Kemiskinan (Studi Pada

    Kabupaten/Kota Daerah Istimewa Yogyakarta Tahun 2010-2018)

    Setelah mencermati dan memperhatikan penampilan dan kemampuan yang

    bersangkutan selama proses ujian skripsi, maka diputuskan bahwa mahasiswa

    tersebut di atas dinyatakan LULUS dan skripsi ini diterima sebagai salah satu syarat

    untuk memperoleh gelar Sarjana Ekonomi dari Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Jakarta, 19 November 2019

    1. DR. Erika Amelia, SE., M.Si ( ) NIP. 19771109200912 2 001 Ketua

    2. Dr. Muhammad Nur Rianto Al Arif, M.Si ( )

    NIP. 19811013200801 1 006 Sekretaris

    3. Dr. Muhammad Nur Rianto Al Arif, M.Si ( )

    NIP. 19811013200801 1 006 Pembimbing

    4. RR.Tini Anggraeni, M.Si ( _)

    NIDN. 2010088001 Penguji Ahli

  • iv

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH

    Yang bertanda tangan di bawah ini:

    Nama : Khairul Fadilah

    NIM : 11150860000014

    Fakultas : Ekonomi dan Bisnis

    Jurusan : Ekonomi Syariah

    Dengan ini menyatakan bahwa dalam penulisan skripsi ini, saya:

    1. Tidak menggunakan ide orang lain tanpa mampu mengembangkan

    dan mempertanggungjawabkan.

    2. Tidak melakukan plagiat terhadap naskah karya orang lain.

    3. Tidak menggunakan karya orang lain tanpa menyebutkan sumber asli

    atau tanpa ijin pemilik karya.

    4. Tidak melakukan manipulasi dan pemalsuan data.

    5. Mengerjakan sendiri karya ini dan mampu bertanggung jawab atas

    karya ini.

    Jikalau di kemudian hari ada tuntutan dari pihak lain atas karya saya, dan telah

    melalui pembuktian yang dapat dipertanggungjawabkan, ternyata memang

    ditemukan bukti bahwa saya telah melanggar pernyataan ini, maka saya siap

    dikenai sanksi berdasarkan aturan yang berlaku di Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

    Demikian pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya.

    Jakarta, 05 November 2019

    Yang Menyatakan,

    (Khairul Fadilah)

  • v

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP

    Identitas Pribadi

    Nama : Khairul Fadilah

    Jenis Kelamin : Perempuan

    Tempat, Tanggal Lahir : Pekanbaru, 05 September 1996

    Kewarganegaraan : Indonesia

    Agama : Islam

    Nomor Telpon : 085767618535

    E-mail : [email protected]

    Pendidikan Formal

    2004 – 2010 : SD Islam As-Shofa Pekanbaru

    2010 – 2013 : SMP Negri 1 Pekanbaru

    2013 – 2015 : MA Sunan Pandanaran Yogyakarta

    2015 – 2019 : UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

    Pengalaman Organisasi

    1. Anggota Bidang Bussines Plan Economy Expo 2015 Dewan Eksekutif

    Mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    2. Anggota Department Olahraga HMJ Ekonomi Syariah 2016/2017.

    3. Sekretaris Acara Sharia Economics Festival 2016

    4. Ketua Divisi Kewirausahaan HMJ Ekonomi Syariah 2017/2018.

    5. Wardah Beauty Ambassador Campus Jakarta 2017/2019

  • vi

    Latar Belakang Keluarga

    Ayah : Dr. Mulyadi, M.A

    Pekerjaan : Dosen

    Ibu : Rinah, M.Pd

    Pekerjaan : Dosen dan Wiraswasta

    Alamat : Jl. Pemuda Gg Damai RT 003 RW 009 Tampan, Kec. Payung

    Sekaki, Kota Pekanbaru, Riau.

    Anak ke dari : 2 dari 3 bersaudara

  • vii

    ABSTRACT

    This research aims to examine the effect of economic growth, Islamic Human

    Development Index (I-HDI) and unemployment to poverty in the province of D.I.

    Yogyakarta in 2010-2018. The method of analysis used is the method of data panels

    that combine between time series and cross section analysis. The data used in this

    study is secondary data. The main data source is derived from the statistical central

    Agency (BPS) publication.

    The results showed that economic growth variables negatively affect poverty, The

    I-HDI variable negatively affects poverty while the unemployment variable has no

    influence on poverty in the Regency/city of D.I. Yogyakarta in 2010-2018.

    Nevertheless, economic growth variables, I-HDI and unemployment

    simultaneously affected poverty in the Regency/city of D.I. Yogyakarta in 2010-

    2018.

    Keywords: poverty, economic growth, unemployment, and the Islamic Human

    Development Index

  • viii

    ABSTRAK

    Penelitian ini bertujuan untuk menguji pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Islamic

    Human Development Index (I-HDI) dan Pengangguran terhadap kemiskinan di

    Provinsi D.I.Yogyakarta tahun 2010-2018. Metode analisis yang digunakan adalah

    metode data panel yang menggabungkan antara analisis time series dan cross

    section. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder. Sumber

    data utama berasal dari publikasi Badan Pusat Statistik (BPS).

    Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh

    negatif terhadap Kemiskinan, variabel I-HDI berpengaruh negatif terhadap

    kemiskinan sedangkan variabel pengangguran tidak adanya pengaruh terhadap

    Kemiskinan di Kabupaten/Kota D.I.Yogyakarta tahun 2010-2018. Meski demikian

    variabel pertumbuhan ekonomi, I-HDI dan pengangguran secara simultan

    berpengaruh terhadap kemiskinan di Kabupaten/Kota D.I.Yogyakarta tahun 2010-

    2018.

    Kata Kunci : Kemiskinan, Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Islamic

    Human Development Index

  • ix

    KATA PENGANTAR

    Bismillahirramanirrahim, Maha Karim dan Rahim Allah SWT yang

    senantiasa melimpahkan keindahan kasih, kemudahan dan keberkahan, sehingga

    penulis dapat menyelesaikan penyusunan skripsi ini dengan sebaik-baiknya

    meskipun terdapat kekurangan. Shalawat beserta salam semoga senantiasa

    terlimpah curah kepada Rasulullah SAW, teladan umat sepanjang masa yang telah

    menebar ketulusan dan memberi petunjuk kepada umatnya menuju kebahagiaan,

    keselamatan, keberkahan, dan kemuliaan di dunia dan surga-Nya serta menuntun

    umatnya menuju peradaban Islam yang mulia.

    Penulisan skripsi ini tidak akan selesai tanpa adanya tangan-tangan yang

    tulus memberikan bantuan, kepadanya penulis mengucapkan terimakasih dan rasa

    hormat yang terdalam atas tulusnya kepeduliaan dan pemberian berbagai bentuk

    bantuan berupa sapaan moril, dorongan semangat, dukungan finansial, kritik, saran,

    serta sumbangan pemikiran dalam penulisan skripsi ini. Oleh sebab itu, penulis

    dengan segala hormat mengucapkan terima kasih kepada:

    1. Bapak Prof. Dr. Amilin, SE., Ak., M.Si., CA, QIA, BKP., CRMP selaku

    Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif

    Hidayatullah Jakarta.

    2. Bapak Dr. Muhammad Nur Rianto Al-Arif, M.Si selaku Dosen Pembimbing

    Skripsi penulis, Terima kasih banyak atas ilmu, waktu, arahan, dan motivasi

    yang Bapak berikan. Tanpa arahan dari bapak, skripsi ini tidak akan

    terselesaikan dengan baik.

    3. Ibu Dr. Erika Amelia, S.E., M.Si selaku Ketua Program Studi Ekonomi

    Syariah Fakultas Ekonomi dan Bisnis dan Ibu Dwi Nur’aini Ihsan, MM

    selaku Sekretaris Program Studi Ekonomi Syariah Fakultas Ekonomi dan

    Bisnis Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta.

    4. Seluruh dosen dan karyawan akademik Fakultas Ekonomi dan Bisnis

    Universitas Islam Negeri (UIN) Syarif Hidayatullah Jakarta, yang telah

  • x

    memberikan ilmu kepada penulis selama menempuh pendidikan sebagai

    mahasiswi.

    5. Kedua orang tua tercinta, Ayah Mulyadi dan Ibu Rinah yang selalu

    memberikan dukungan moral maupun materiil, doa dan kasih sayang yang

    tak terhingga kepada penulis sehingga penulis dapat menyelesaikan

    penelitian ini.

    6. Kakak dan Adik tersayang, Khairun Nisaa dan Al-ghazali yang juga sama-

    sama sedang berjuang menyelesaikan skripsi dan studinya.

    7. Sahabat-sahabat penulis, Rafi, Aisyah, Ipin, Tyas atas kasih dan kesetiaan

    yang tulus, dorongan semangat serta tempat bertukar pengingat dan nasihat,

    atas canda tawa dan gurauan sehingga penulis mampu menghilangkan rasa

    jenuh dalam penyusunan skripsi ini

    8. Teman-temanku Hasna, Dede, bang Aulia yang ikut serta membantu

    penulis dalam menyelesaikan skripsi ini.

    9. Teman-temanku Deris, Adit, Reza, Emung, Yopi yang sedang berjuang

    bersama dalam pengerjaan skripsi mudah-mudahan dilancarkan.

    10. Keluarga besar mahasiswa Ekonomi Syariah angkatan 2015, yang telah

    menjadi sahabat dan keluarga bagi penulis, atas kebersamaan yang telah

    terjalin selama masa studi dan segala bantuan, penulis mengucapkan tulus

    terimakasih, semoga senantiasa dihadapkan pada masa depan terbaik serta

    segala kebaikan berbuah pahala yang berlipat.

    Jakarta, 05 November 2019

    Khairul Fadilah

  • xi

    DAFTAR ISI

    LEMBAR PENGESAHAN SKRIPSI .................................................................. i

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN KOMPREHENSIF ................................... ii

    LEMBAR PENGESAHAN UJIAN SKRIPSI ................................................... iii

    LEMBAR PERNYATAAN KEASLIAN KARYA ILMIAH ........................... iv

    DAFTAR RIWAYAT HIDUP ............................................................................. v

    ABSTRACT .......................................................................................................... vii

    ABSTRAK .......................................................................................................... viii

    KATA PENGANTAR .......................................................................................... ix

    DAFTAR TABEL............................................................................................... xiii

    DAFTAR GAMBAR ........................................................................................... xv

    DAFTAR LAMPIRAN ...................................................................................... xvi

    BAB I PENDAHULUAN ...................................................................................... 1

    A. Latar Belakang ........................................................................................... 1

    B. Rumusan Masalah .................................................................................... 11

    C. Tujuan Penelitian ..................................................................................... 12

    D. Manfaat Penelitian ................................................................................... 12

    BAB II TINJAUAN PUSTAKA ......................................................................... 14

    A. Landasan Teori......................................................................................... 14

    1. Kemiskinan ........................................................................................... 14

    2. Pertumbuhan Ekonomi ........................................................................ 18

    3. Pertumbuhan Ekonomi dalam Perspektif Islam ............................... 20

    4. Pengangguran ....................................................................................... 21

    5. Human Development Index (HDI) ....................................................... 24

    B. Hubungan Pengaruh Antar Variabel ..................................................... 40

    C. Penelitian Terdahulu ............................................................................... 42

    D. Hipotesis .................................................................................................... 44

    E. Kerangka Berfikir .................................................................................... 46

    BAB III METODOLOGI PENELITIAN ......................................................... 48

  • xii

    A. Ruang Lingkup Penelitian ....................................................................... 48

    B. Objek Penelitian ....................................................................................... 48

    C. Metode Pengumpulan Data ..................................................................... 49

    D. Metode Analisis Data ............................................................................... 50

    BAB IV ANALISIS DAN PEMBAHASAN ...................................................... 60

    A. Gambaran Umum Daerah Istimewa Yogyakarta ................................. 60

    B. Estimasi Model Data Panel ..................................................................... 70

    C. Pembahasan .............................................................................................. 79

    BAB V KESIMPULAN DAN SARAN .............................................................. 86

    A. Kesimpulan ............................................................................................... 86

    B. Saran.......................................................................................................... 86

    DAFTAR PUSTAKA .......................................................................................... 88

    LAMPIRAN ......................................................................................................... 91

  • xiii

    DAFTAR TABEL

    Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota DIY ................................. 7

    Tabel 1.2 Provinsi dengan angka kemiskinan tertinggi di Indonesia............... 10

    Tabel 2.1 Nilai Maksimum dan Maksimum dari setiap komponen HDI ......... 26

    Tabel 2.2 Lima Indeks Maqashid Syariah ....................................................... 30

    Tabel 2.3 Kesejahteraan Holistik dengan Indikator yang Diusulkan ............... 30

    Tabel 2.4 Nilai Maksimum dan Minimum dari setiap indikator IHDI ............ 32

    Tabel 4.1 Jumlah Penduduk Menurut Kabupaten/Kota DIY ........................... 61

    Tabel 4.2 Jumlah Pertumbuhan Ekonomi Menurut Kabupaten/ Kota DIY ..... 62

    Tabel 4.3 Kerangka Islamic Human Development Index ................................ 63

    Tabel 4.4 Pengeluaran Per Kapita Rill Disesuaikan Kabupaten/ Kota DIY .... 64

    Tabel 4.5 Rasio Gini Penduduk Kabupaten/ Kota DIY ................................... 64

    Tabel 4.6 Angka Kriminalitas Menurut Kabupaten/ Kota DIY ....................... 65

    Tabel 4.7 CAngka Harapan Hidup Provinsi DIY ............................................ 67

    Tabel 4.8 Angka Melek Huruf dan Rata-rata lama Sekolah (persen) Provinsi DIY

    .......................................................................................................................... 67

  • xiv

    Tabel 4.9 Angka Kematian Bayi (Persen) menurut kabupaten/kota Provinsi DIY

    .......................................................................................................................... 68

    Tabel 4.10 Islamic Human Development Index kabupaten/kota DIY ............. 69

    Tabel 4.11 Common Effect Model ................................................................... 71

    Tabel 4.12 Fixed Effect Model ........................................................................ 71

    Tabel 4.13 Chow Test ...................................................................................... 72

    Tabel 4.14 Uji Random Effect Model .............................................................. 73

    Tabel 4.15 Haussman Test ............................................................................... 74

    Tabel 4.16 Uji Signifikansi Parameter Individual (t-Statistik) ........................ 75

    Tabel 4.17 Uji Signifikansi Simultan (F-Statistik) .......................................... 78

    Tabel 4.18 Koefisien Determinasi (R2) ............................................................ 79

  • xv

    DAFTAR GAMBAR

    Gambar 1.1 Human Development Index D.I.Yogyakarta................................ 5

    Gambar 2.1 Kerangka Pemikiran ..................................................................... 46

  • xvi

    DAFTAR LAMPIRAN

    Lampiran 1 : Data Penelitian ......................................................................... 86

    Lampiran 2 : Pengolahan IHDI ...................................................................... 88

  • 1

    BAB 1

    PENDAHULUAN

    A. Latar Belakang

    Kemiskinan masih menjadi masalah yang dialami seluruh penjuru dunia,

    masalah kemiskinan tidak hanya melibatkan negara-negara dunia ketiga maupun

    negara-negara berkembang. Istilah kemiskinan tidak hanya berkaitan dengan orang

    yang tidak mampu membiayai hidupnya atau mencukupi hidupnya secara layak

    namun juga berkaitan dengan adanya ketimpangan antara penduduk yang

    berpenghasilan tinggi dengan penduduk yang berpenghasilan rendah (Hudiyanto,

    2014).

    Islam mengakui adanya perbedaan setiap potensi yang dimiliki insan karena

    masing-masing dari mereka diberikan tingkat dan jenis kemampuan yang berbeda.

    Tidak akan ada dua individu yang memiliki sifat atau kemampuan identik, oleh

    karena itu perbedaan tersebut yang menyebabkan adanya ketidaksamaan

    pendapatan dan kekayaan dalam masyarakat (Chapra, 2000). Ketidakmerataan

    pendapatan menyebabkan terhambatnya produktivitas pertumbuhan yang cepat dan

    berkesinambungan dan menyebabkan sebagian orang tidak bisa menikmati

    sejumlah pendidikan dan kesehatan dikarenakan berada pada kondisi ekonomi yang

    serba kekurangan.

    Pembangunan manusia sangatlah penting dalam upaya mengurangi tingkat

    kemiskinan dan kesenjangan, karena pendidikan dan kesehatan yang baik

    memungkinkan penduduk miskin untuk meningkatkan nilai asetnya yaitu aset

    terpenting mereka adalah tenaga mereka. Masyarakat miskin selalu berada pada

  • 2

    kondisi ketidakberdayaan dan ketidakmampuan mereka dalam hal memenuhi

    kebutuhan dasar, yaitu ketidakmampuan dalam melakukan kegiatan usaha

    produktif, menjangkau akses sumber daya sosial ekonomi, menentukan nasibnya

    sendiri dan senantiasa mendapatkan perlakuan diskriminatif, tidak mampu

    membebaskan diri dari mental dan budaya miskin, serta senantiasa mempunyai

    martabat dan harga diri yang rendah (Arsyad, 2010)

    Salah satu cara untuk mengurangi kemiskinan adalah melalui peningkatan

    dalam pembangunan manusia. Peningkatan pembangunan manusia, pendidikan

    dan kesehatan dapat meningkatkan keterampilan individu sehingga memiliki

    banyak peluang untuk mendapatkan pekerjaan dengan pendapatan yang lebih tinggi

    yang nantinya akan mempengaruhi status kemiskinannya dari miskin menjadi tidak

    miskin.

    Pembangunan manusia adalah fokus tujuan utama dari pembangunan

    ekonomi dalam perspektif Islam, dimana konsentrasi ekonomi pembangunan itu

    tujuannya untuk mengetahui bagaimana sumber daya ekonomi tersebut

    didistribusikan dan bagaimana suatu kesejahteraan rakyat didefinisikan. Dan dalam

    ekonomi pembangunan Islam, para pakar muslim memandang bahwa ekonomi

    pembangunan tidak terbatas hanya pada variabel ekonomi saja (Khasanah, 2015)

    Islam telah mengembangkan lingkungan sosial-ekonomi yang memberikan

    perhatian khusus untuk pengentasan kemiskinan, selain berfokus pada distribusi

    pendapatan dan kekayaan atau mengurangi kesenjangan. Kemiskinan dalam Islam

    berkaitan dengan konsep kebutuhan (maqasid syariah). Ada lima kelompok

    kegiatan dasar kebutuhan manusia, yaitu: 1) agama; 2) kesehatan fisik; 3)

  • 3

    pendidikan; 4) keturunan, dan 5) kekayaan. Pemenuhan kebutuhan ini dianggap

    sebagai salah satu tujuan dasar dari Islam karena memberikan setiap individu dan

    masyarakat kesempatan memiliki hidup yang baik dan layak. Semua hal yang

    membantu mencapai tujuan peningkatan kesejahteraan atau standar hidup disebut

    masalih (manfaat). Apabila terdapat salah satu kebutuhan yang tidak terpenuhi,

    maka masih tergolong miskin (P3EI, 2014).

    Sementara tujuan dari pembangunan ekonomi dalam perspektif Islam ialah

    untuk mencapai kesejahteraan yang komprehensif dan holistik baik di dunia dan di

    akhirat. Dasar-dasar filosofis pendekatan Islam dalam pembangunan adalah:

    Tauhid, Rububiyyah, Khilafah, Tazkiyah. Berdasarkan pendekatan tersebut,

    pembangunan ekonomi akan memiliki karakter yang komprehensif dan mencakup

    aspek moral,spiritual, dan material (Ahmad, 2000).

    Obyek dari pembangunan ekonomi adalah pengembangan Sumber Daya

    Manusia (SDM), Pada tahun 1990 United Nations Development Programme

    (UNDP) memperkenalkan suatu indikator yang telah dikembangkannya, yaitu

    suatu indikator yang dapat menggambarkan perkembangan pembangunan manusia

    secara terukur dan representatif, dinamakan dengan Human Development Index

    (HDI) atau Indeks Pembangunan Manusia (IPM). Konsep HDI yang diperkenalkan

    secara global melalui laporan pembangunan manusia pertama tahun 1990 oleh

    UNDP telah mendapatkan popularitas sebagai pengukuran yang komprehensif

    (Rafsanjani, 2014)

    Human Development Index (HDI) atau yang lebih dikenal dengan Indeks

    Pembangunan Manusia (IPM) merupakan indikator yang digunakan untuk

  • 4

    mengukur salah satu aspek penting yang berkaitan dengan kualitas dari hasil

    pembangunan ekonomi, yakni derajat pembangunan manusia. Sebagai ukuran

    kualitas hidup IPM dibangun melalui pendekatan 3 dimensi dasar, yaitu masa hidup

    yang diukur dengan usia harapan hidup, lalu pengetahuan yang diukur dengan

    gabungan indikator angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah, selanjutnya

    layak hidup diukur dengan indikator kemampuan daya beli masyarakat terhadap

    sejumlah kebutuhan pokok dilihat dari rata-rata besarnya pengeluaran per kapita

    sebagai pendekatan pendapatan yang mewakili capaian pembangunan untuk hidup

    layak (Todaro, 2005).

    Pengukuran HDI yang ditawarkan oleh United Nation Development

    Programme (UNDP) sebagai salah satu alat yang dapat dipakai untuk mengukur

    tingkat pembangunan manusia mungkin dapat menjadi indikator yang paling

    komprehensif, tetapi tidak sepenuhnya kompatibel dan cukup untuk mengukur

    pembangunan manusia dalam perspektif Islam. Teori dan konsep yang mendasari

    untuk membangun HDI tidak didasarkan pada maqasidh syariah. Karena itu untuk

    mengukur tingkat pembangunan manusia di negara yang mayoritas penduduknya

    beragama Islam akan lebih tepat jika menggunakan Islamic Human Development

    Index (I-HDI), dimana teori dan konsepnya berdasarkan perspektif Islam

    (Rafsanjani, 2014).

    Secara umum, pembangunan manusia D.I.Yogyakarta terus mengalami

    kemajuan selama periode 2010 hingga 2018 dapat dilihat pada Gambar 1.1:

  • 5

    Gambar 1.1

    Human Development Index D.I Yogyakarta Tahun 2010-2018

    Sumber : BPS DIY

    Gambar 1.1 menunjukkan bahwa HDI D.I.Yogyakarta meningkat dari 75,37

    pada tahun 2010 menjadi 79,53 pada tahun 2018. Selama periode tersebut, HDI

    D.I.Yogyakarta rata-rata tumbuh sebesar 0,65 persen per tahun dan levelnya tetap

    pada posisi tinggi akan tetapi, di sisi lain terjadi ketimpangan pada indeks

    keparahan kemiskinan (P2) yang mencapai angka 0,50 merupakan angka tertinggi

    selama periode 2010-2018. Semakin tinggi nilai indeks keparahan kemiskinan

    menunjukan semakin tinggi ketimpangan pengeluaran diantara penduduk miskin.

    Fenomena ini menunjukkan bahwa pada saat tingginya pencapaian indeks HDI

    belum dapat memastikan bahwa pengukuran I-HDI juga tinggi.

    Keadilan dan kemaslahatan yang dipaparkan dalam bentuk indeks

    pembangunan manusia menjadi barometer seberapa kuat kualitas syari’ah dalam

    pembangunan ekonomi manusia berbasis hukum Islam (maqashid syariah).

    Laporan Tahunan United Nation Development Programme (UNDP) menyebutkan

    75,3775,9376,15

    76,4476,81

    77,5978,38

    78,8979,53

    73

    74

    75

    76

    77

    78

    79

    80

    2010 2011 2012 2013 2014 2015 2016 2017 2018

    HDI D.I Yogyakarta

    HDI D.I Yogyakarta

  • 6

    bahwa Human Development Index (HDI) negara-negara berpenduduk muslim

    masih rendah. Rendah dalam tingkat literasi, tingkat pendidikan, partisipasi politik

    dan ekonomi juga standar hidup layak (Syamsudin, 2013)

    Pengukuran I-HDI yang dibangun dari konsep maqasid syariah menurut

    Imam asy-Syatibi bahwa kebutuhan dasar manusia terdiri dari 5 hal: yaitu agama

    (dien), jiwa (nafs), intelektual (‘aql), keluarga dan keturunan (nasl), dan harta

    (maal). Kelima dimensi tersebut merupakan kebutuhan dasar manusia, jika salah

    satu dari kebutuhan dasar manusia tersebut tidak terpenuhi atau terpenuhi dengan

    tidak seimbang niscaya kebahagiaan hidup juga tidak tercapai dengan sempurna

    (P3EI, 2012)

    Syarat utama dalam menunjang pembangunan ekonomi di negara maju

    adalah pendapatan nasional yang tinggi dan laju pertumbuhan ekonomi yang cepat.

    Pertumbuhan ekonomi merupakan kunci dari penurunan kemiskinan di suatu

    wilayah. Dengan pertumbuhan ekonomi yang meningkat pada masing-masing

    provinsi memperjelas bahwa pemerintah mampu meningkatkan kesejahteraan

    masyarakatnya, sehingga dapat mengurangi tingkat kemiskinan di wilayah tersebut.

    Pertumbuhan ekonomi memiliki hubungan yang negatif dengan tingkat kemiskinan

    sehingga, angka pertumbuhan ekonomi harus terus ditingkatkan untuk menurunkan

    angka tingkat kemiskinan (Wongdesmiwati, 2009).

    Pertumbuhan ekonomi merupakan tema sentral dalam kehidupan ekonomi

    semua negara di dunia. Pemerintah di negara manapun dapat segera jatuh atau

    bangun berdasarkan tinggi atau rendahnya tingkat pertumbuhan ekonomi yang

  • 7

    dicapainya dalam catatan statistic nasional. Berhasil atau tidaknya program-

    program di negara dunia ketiga sering dinilai berdasarkan tinggi rendahnya tingkat

    output dan pendapatan nasional (Todaro, 2000) Dapat dilihat pada Tabel 1.1:

    Tabel 1.1 Pertumbuhan Ekonomi Kabupaten/Kota di DI Y 2012–2016, Rata-

    rata Pertumbuhan Per Tahun 2012-2016 dan Andil Pertumbuhan 2016

    (persen)

    Kabupaten/K

    ota 2012 2013 2014 2015*

    2016*

    *

    Rata-rata

    Pertumbuh

    an 2012-

    2016

    Andil

    Pertumbuha

    n 2016

    (1) (2) (3) (4) (5) (6) (7) (8)

    1. Kulonprogo 4,37 4,87 4,57 4,62 4,76 4,71 0,36

    2. Bantul 5,33 5,46 5,04 4,97 5,06 5,13 0,95

    3. Gunungkidul 4,84 4,97 4,54 4,82 4,89 4,80 0,65

    4. Sleman 5,79 5,89 5,30 5,28 5,27 5,43 1,77

    5. Yogyakarta 5,40 5,47 5,28 5,09 5,11 5,24 1,37

    Jumlah 5,37 5,47 5,17 4,95 5,05 5,16 5,05

    Sumber : BPS Provinsi D.I.Yogyakarta

    Ket: * angka sementara; ** angka sangat sementara

    Tabel 1.1 menunjukkan bahwa Pertumbuhan ekonomi Sleman memberikan

    andil pertumbuhan tertinggi yaitu sebesar 1,77 persen terhadap pertumbuhan

  • 8

    ekonomi DIY 2016 yang sebesar 5,05 persen,. Selanjutnya diikuti sumbangan dari

    Kota Yogyakarta sebesar 1,37 persen, dan Bantul sebesar 0,95 persen. Aktivitas

    ekonomi yang saat ini sedang berkembang di Kabupaten Kulon Progo dan

    Gunungkidul sudah mulai menggeliat dan memberikan peran terhadap

    pertumbuhan ekonomi DIY masing-masing sebesar 0,36 dan 0,65 persen.

    Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dapat juga menyebabkan bertambah lebarnya

    ketimpangan antar golongan masyarakat (yang kaya dan yang miskin) dan ketimpangan

    antar wilayah (yang maju dan yang tertinggal). Ketimpangan yang makin tinggi antar

    golongan maupun antar wilayah dapat memunculkan permasalahan antara lain

    kecemburuan sosial, kerawanan disintegrasi wilayah dan disparitas ekonomi yang makin

    lebar dan tajam. Ketimpangan ekonomi pada dimensi distribusi pendapatan merupakan

    sebuah realita yang ada di tengah-tengah masyarakat di Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Terdapat faktor lain yang mempengaruhi tingkat kemiskinan yaitu

    pengangguran, pengangguran akan memperkecil pendapatan nasional karena

    pengangguran tidak memberikan sumbangan pendapatan, pengangguran juga bisa

    mendatangkan masalah sosial di masyarakat seperti tingkat kesejahteraan yang

    rendah dan kecemburuan atau kesenjangan sosial. Oleh karena itu, masalah

    ketenagakerjaan harus senantiasa diperhitungkan sebagai salah satu unsur utama

    dalam upaya penanggulangan kemiskinan. (Sukirno, 2006)

    Terkait penanggulangan kemiskinan, (Prastyo, 2010) telah melakukan riset

    yang menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif

    terhadap tingkat kemiskinan, sedangkan variabel pengangguran memberikan

  • 9

    pengaruh positif terhadap tingkat kemiskinan. Artinya semakin bertambahnya

    tingkat pengangguran akan menambah tingkat kemiskinan.

    Penelitian ini dilakukan di Kabupaten/Kota di Provinsi Yogyakarta karena

    HDI Prov Yogyakarta memiliki nilai HDI yang tinggi, kemudian dilatarbelakangi

    oleh sebuah lembaga yang bergerak dibidang kebudayaan dalam konteks

    keislaman, kemanusiaan dan keindonesiaan yakni Maarif Institute pada 17 Mei

    2016 merilis hasil penelitian yang menunjukkan indeks kota islami di Indonesia.

    Survey ini melibatkan 29 kota dan menggunakan berbagai variabel, diantaranya

    kebebasan beragama dan keyakinan, perlindungan hukum, kepemimpiman dan

    pemenuhan hak politik perempuan serta hak anak dan difabel. Tidak hanya itu,

    variabel kesejahteraan berdasarkan tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan,

    kesehatan juga dinilai. Dan terakhir adalah variabel kebahagiaan yang dinilai

    melalui sikap saling berbagi dan kesetiakawanan serta harmoni dengan alam.

    Yogyakarta yang dikenal sebagai kota pelajar merupakan kota yang meraih

    peringkat 1 kota islami dengan nilai tertinggi, yakni 80,64. Islam merupakan agama

    yang dianut oleh mayoritas penduduk di provinsi D.I.Yogyakarta dengan persentasi

    melebihi 90%. Dari penjelasan diatas seharusnya prov D.I.Yogyakarta telah

    mencapai tujuan dari pembangunan itu sendiri yakni meningkatkan kesejahteraan

    masyarakat disuatu negara/wilayah. Akan tetapi dapat dilihat dari tabel dibawah

    Provinsi D.I.Yogyakarta termasuk provinsi termiskin ke-12 di Indonesia.

  • 10

    Tabel 1.2

    Provinsi dengan angka kemiskinan tertinggi di Indonesia

    No Provinsi

    Jumlah Penduduk Presentase Penduduk

    Miskin (Ribu Jiwa) Miskin

    1 Papua 911,33 28,54

    2 Papua Barat 225,80 25,43

    3 NTT 1149,92 22,19

    4 Maluku 327,72 19,18

    5 Gorontalo 203,19 17,72

    6 Bengkulu 328,61 17,32

    7 Aceh 848,44 16,73

    8 NTB 804,44 16,48

    9 Sulawesi Tengah 420,52 14,45

    10 Lampung 1169,60 14,29

    11 Sumatra Selatan 1101,19 13,54

    12 D.I Yogyakarta 494,94 13,34

    13 Jawa Tengah 4506,89 13,27

    14

    Sulawesi

    Tenggara 326,86 12,88

    15 Jawa Timur 4703,30 12,05

    Data diolah dari laporan social ekonomi BPS 2016

    Tabel 1.2 menunjukkan bahwa provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY)

    adalah provinsi termiskin ke-12 di Indonesia. Provinsi Daerah Istimewa

  • 11

    Yogyakarta merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki luas wilayah

    terkecil dibanding dengan provinsi lainnya, tercatat memiliki luas 3.185,80 km²

    atau 0,17 persen dari luas Indonesia (1.860.359,67 km²) yang terletak di pulau Jawa.

    Dari total populasi penduduk 3.720.912 jiwa yang tersebar dalam 5

    Kabupaten/kota, angka dalam tabel diatas menunjukkan bahwa 13,34% diantaranya

    masuk dalam kategori penduduk miskin.

    Kemiskinan yang terjadi di D.I Yogyakarta disinyalir terjadi akibat dari

    ketidakmampuan memenuhi kebutuhan dasar, ketiadaan usaha produktif meliputi

    keterampilan dan daerah yang kurang produktif serta ketiadaan modal. Menariknya

    faktor pendidikan yang selama ini dianggap sebagai salah satu faktor jamak yang

    mempengaruhi pola pikir masyarakat memicu menguatnya tingkat kemiskinan

    sepertinya kurang berlaku di DIY. Indeks Pembangunan Manusia (IPM) D.I

    Yogyakarta justru sangat tinggi dibanding provinsi-provinsi lainnya di Indonesia.

    Oleh karena itu penulis menganggap perlu dilakukan analisis “Pengaruh

    Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Islamic Human Development

    Index terhadap Kemiskinan (Studi pada Kabupaten/Kota Daerah Istimewa

    Yogyakarta Tahun 2010-2018)”.

    B. Rumusan Masalah

    Berdasarkan latar belakang diatas, maka masalah yang dikemukakan dalam

    penelitian ini adalah:

    1. Apakah pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan Islamic Human

    Development Index secara parsial berpengaruh terhadap tingkat

    kemiskinan penduduk di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta?

  • 12

    2. Apakah pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan Islamic Human

    Development Index secara simultan berpengaruh terhadap tingkat

    kemiskinan penduduk di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta?

    C. Tujuan Penelitian

    Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan dari penelitian ini

    adalah :

    1. Menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi, pengangguran, dan

    Islamic Human Development Index secara parsial terhadap tingkat

    kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

    2. Menganalisis pengaruh pertumbuhan ekonomi , pengangguran, dan

    Islamic Human Development Index secara simultan terhadap tingkat

    kemiskinan di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

    D. Manfaat Penelitian

    1. Bagi Akademisi

    Manfaat penelitian ini bagi akademisi adalah sebagai sumbangsih

    akademis untuk pengembangan ilmu pengetahuan pada umumnya dan

    ilmu ekonomi pada khususnya dalam hal yang berkaitan dengan masalah

    perencanaan pembangunan.

  • 13

    2. Bagi pemerintah di Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat dijadikan sebagai bahan

    pertimbangan dalam pembuatan keputusan dalam bidang keuangan

    terutama dalam rangka mengurangi kemiskinan.

    3. Bagi Penelitian Selanjutnya

    Hasil penelitian ini diharapkan dapat mendukung penelitian selanjutnya

    dalam melakukan penelitian yang berkaitan dengan kemiskinan

    khususnya pada Provinsi Daerah Istimewa Yogyakarta.

  • 14

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    A. Landasan Teori

    1. Kemiskinan

    Kemiskinan seringkali dikaitkan hanya dengan sektor ekonomi semata.

    Padahal kemiskinan dapat dilihat dari sisi sosial maupun budaya masyarakat.

    Prinsipnya kemiskinan ialah kondisi ketiadaan kepemilikan dan rendahnya

    pendapatan, atau secara lebih rinci yaitu menggambarkan suatu kondisi tidak

    dapat terpenuhinya kebutuhan dasar manusia seperti pangan, papan dan sandang.

    Definisi kemiskinan yang digunakan BPS, yaitu kemiskinan sebagai

    ketidakmampuan individu dalam memenuhi kebutuhan dasar minimal untuk

    hidup layak (BPS, 2002)

    Tingkat kemiskinan didasarkan pada jumlah rupiah konsumsi berupa

    makanan yaitu 2100 kalori per orang per hari (dari 52 jenis komoditi yang

    dianggap mewakili pola konsumsi penduduk yang berada dilapisan bawah), dan

    konsumsi nonmakanan (dari 45 jenis komoditi sesuai kesepakatan nasional dan

    tidak dibedakan antar wilayah pedesaan dan perkotaan). Patokan kecukupan

    2100 kalori ini berlaku untuk semua umur, jenis kelamin, tingkat kegiatan fisik,

    berat badan, serta perkiraan status fisiologis ukuran penduduk, ukuran ini sering

    disebut juga dengan garis kemiskinan. Penduduk yang memiliki garis

    kemiskinan dibawah maka dinyatakan dalam kondisi miskin (BPS, 2004). Bank

    Dunia mengukur garis kemiskinan berdasarkan pendapatan seseorang, jika

    pendapatan kurang dari US$ 1 per hari, maka dikatakan miskin.

  • 15

    Dimensi kemiskinan juga bersifat kompleks, oleh karena itu para ahli

    mengklasifikasikannya dalam 3 jenis kemiskinan (Harniati, 2010) yaitu:

    a. Kemiskinan Alamiah, ialah kemiskinan yang disebabkan oleh kualitas

    sumber daya alam dan sumber daya manusia yang rendah yang mana

    dapat membuat peluang produksi juga rendah. Sebagai contoh adalah

    dalam sektor pertanian, dimana kemiskinan yang terjadi lebih

    diakibatkan kualitas lahan dan iklim yang tidak mendukung aktivitas

    pertanian.

    b. Kemiskinan Kultural, ialah kemiskinan yang erat kaitannya dengan sikap

    seseorang atau kelompok dalam masyarakat yang tidak mau berusaha

    memperbaiki tingkat kehidupannya, jikapun ada usaha untuk

    memperbaiki dari pihak lain yang membantunya, kemiskinan ini dapat

    pula disebabkan karena sebagian sistem dalam tradisi masyarakat

    berkontribusi dalam menyebabkan terjadinya kemiskinan.

    c. Kemiskinan Struktural, ialah kemiskinan yang secara langsung maupun

    tidak langsung disebabkan oleh tatanan kelembagaan atau sruktur sosial

    dalam masyarakat. Tatanan kelembagaan atau struktur sosial disini dapat

    diartikan sebagai tatanan organisasi maupun aturan permainan yang

    diterapkan. Kebijakan-kebijakan yang ditetapkan oleh pemerintah

    seringkali menyebabkan sebagian kelompok masyarakat mengalami

    kemiskinan dimana disebabkan oleh keterbatasan bahkan tidak

    dimilikinya akses kelompok miskin kepada sumber daya- sumber daya

    pembangunan yang ada.

  • 16

    Ketiga dimensi menggambarkan bahwa penyebab kemiskinan tidak

    hanya tunggal, melainkan bisa juga berasal dari kondisi alam yang tidak

    memberikan keuntungan secara ekonomi, seperti kemiskinan alamiah. Bisa juga

    kemiskinan disebabkan karena faktor manusianya, seperti yang digambarkan

    pada kemiskinan secara kultural, bahkan juga bisa karena kondisi yang dibentuk

    oleh manusia melalui struktur dan institusi dalam masyarakat, seperti yang

    diperlihatkan dimensi kemiskinan struktural.

    Penyebab kemiskinan secara makro yaitu kemiskinan muncul karena

    adanya ketidaksamaan pola kepemilikan sumber daya yang mengakibatkan

    ketimpangan distribusi pendapatan, penduduk miskin hanya memiliki sumber

    daya dalam jumlah terbatas dan kualitasnya rendah. Kemiskinan muncul akibat

    adanya perbedaan kualitas sumber manusia yang rendah, yang berarti

    produktivitasnya juga rendah begitu juga dengan upahnya yang rendah.

    Munculnya kemiskinan juga dikarenakan adanya perbedaan akses dalam modal

    (Kuncoro, 2000)

    Penyebab kemiskinan itu bermuara pada lingkaran setan kemiskinan.

    Adanya keterbelakangan, ketidaksempurnaan pasar, kurangnya modal dapat

    berakibat rendahnya produktivitas. Rendahnya produktivitas mengakibatkan

    rendahnya pendapatan yang dapat mereka terima, rendahnya pendapatan akan

    berimplikasi pada rendahnya tabungan dan investasi, rendahnya investasi akan

    mengakibatkan pada keterbelakangan dan seterusnya (Kuncoro, 2003)

    Islam telah mengembangkan lingkungan sosial-ekonomi yang

    memberikan perhatian khusus untuk pengentasan kemiskinan, selain berfokus

  • 17

    pada distribusi pendapatan dan kekayaan atau mengurangi kesenjangan.

    Kemiskinan dalam Islam berkaitan dengan konsep kebutuhan (maqasidh syariah

    ). Ada lima kelompok kegiatan dasar kebutuhan manusia, yaitu: 1) agama; 2)

    kesehatan fisik; 3) pendidikan; 4) keturunan, dan 5) kekayaan. Pemenuhan

    kebutuhan ini dianggap sebagai salah satu tujuan dasar dari Islam karena

    memberikan setiap individu dan masyarakat kesempatan memiliki hidup yang

    baik dan layak. Semua hal yang membantu mencapai tujuan peningkatan

    kesejahteraan atau standar hidup disebut masalih (manfaat). Apabila terdapat

    salah satu kebutuhan yang tidak terpenuhi, maka masih tergolong miskin (P3EI,

    2014).

    Sementara tujuan dari pembangunan ekonomi dalam perspektif Islam

    ialah untuk mencapai kesejahteraan yang komprehensif dan holistik baik di

    dunia dan di akhirat. Dasar-dasar filosofis pendekatan Islam dalam

    pembangunan adalah: Tauhid, Rububiyyah, Khilafah, Tazkiyah. Berdasarkan

    pendekatan tersebut, pembangunan ekonomi akan memiliki karakter yang

    komprehensif dan mencakup aspek moral,spiritual, dan material (Ahmad, 2000).

    Adapun prinsip pembangunan ekonomi perspektif Islam antara lain:

    a. Pembangunan ekonomi dalam Islam bersifat komprehensif dan

    mengandung unsur spiritual, moral, dan material.

    b. Fokus utama pembangunan adalah manusia dengan lingkungan

    kulturalnya.

  • 18

    c. Pembangunan ekonomi adalah aktivitas multidimensional sehingga

    semua usaha harus diserahkan pada keseimbangan berbagai faktor dan

    tidak menimbulkan ketimpangan.

    d. Penekanan utama dalam pembangunan menurut Islam, terletak pada

    pemanfaatan sumber daya yang telah diberikan Allah kepada umat

    manusia.

    Pendekatan konsep ekonomi Islam ini juga sangat bergantung pada

    kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh suatu bangsa atau negara.

    Manusia adalah subjek dan objek dari pembangunan. Kualitas dari SDM sangat

    menentukan tingkat pencapaian keberhasilan pembangunan ekonomi suatu

    negara. Oleh karena itu, pembangunan SDM perlu mendapatkan perhatian yang

    sangat serius oleh bangsa, apalagi esensi atau aspek kemajuan dari suatu bangsa

    di dunia adalah ditentukan oleh kualitas sumber daya manusia yang dimiliki oleh

    bangsa atau negara tersebut (Beik, 2016).

    Secara umum faktor-faktor yang memengaruhi tingkat kemiskinan

    antara lain: pertumbuhan ekonomi, pendidikan (Siregar dan Wahyuniarti, 2008),

    pengangguran (Prasetyo, 2010), indeks pembangunan manusia (Sukmaraga,

    2011)

    2. Pertumbuhan Ekonomi

    Salah satu indikator utama untuk menganalisis pembangunan ekonomi

    yang berlangsung dalam suatu negara dapat dilihat dari tinggi rendahnya

    pertumbuhan ekonomi negara tersebut. Pertumbuhan ekonomi menggambarkan

    ekspansi GDP potensial atau output nasional negara. (Samuelson, 2004).

  • 19

    Pertumbuhan ekonomi adalah kenaikan kapasitas dalam jangka panjang

    dari negara yang bersangkutan untuk menyediakan barang ekonomi kepada

    penduduknya yang ditentukan oleh adanya kemajuan atau penyesuaian

    teknologi, kelembagaan dan ideologi terhadap berbagai tuntutan keadaan yang

    ada (Todaro, 2003). Faktor utama yang menyebabkan pertumbuhan ekonomi

    adalah proses inovasi dan pelakunya adalah inovator atau wiraswasta. Menurut

    (Todaro, 2003) Ada 3 faktor utama dalam pertumbuhan ekonomi, yaitu:

    a. Akumulasi Modal, termasuk semua investasi baru yang berwujud,

    misalkan tanah, bangunan, peralatan fiskal dan sumber daya manusia

    (human resources). Akumulasi modal akan terjadi jika ada sebagian dari

    pendapatan seekarang ditabung kemudian diinvestasikan kembali

    dengan tujuan untuk memperbesar output di masa-masa yang akan

    datang.

    b. Pertumbuhan Penduduk Angkatan Kerja, berhubungan dengan kenaikan

    jumlah angkatan kerja secara tradisional telah dianggap sebagai faktor

    yang positif dalam pertumbuhan ekonomi. Artinya, semakin banyak

    angkatan kerja semakin produktif tenaga kerja, sedangkan semakin

    banyak penduduk akan meningkatkan potensi pasar domestiknya.

    c. Kemajuan Teknologi, disebabkan oleh teknologi cara-cara baru dan cara-

    cara lama yang diperbaiki dalam melakukan pekerjaan-pekerjaan

    tradisional. Ada 3 klasifikasi kemajuan teknologi, yaitu : Kemajuan

    teknologi yang bersifat netral, terjadi jika tingkat output yang dicapai

    lebih tinggi dari kuantitas dan kombinasi-kombinasi input yang sama.

  • 20

    Kemajuan teknologi yang bersifat hemat tenaga kerja atau hemat modal,

    yaitu tingkat output yang lebih tinggi yang bisa dicapai dengan jumlah

    tenaga kerja atau modal yang sama. Kemajuan teknologi dalam

    meningkatkan modal, terjadi jika penggunaan teknologi tersebut

    memungkinkan kita memanfaatkan barang modal yang ada secara

    produktif.

    Menurut (Sukirno, 2006) pertumbuhan ekonomi dikatakan meningkat

    apabila terjadi peningkatan produksi barang dan jasa. Pertumbuhan ekonomi

    selalu dinyatakan dalam bentuk persentase. Persentase tersebut merupakan

    perhitungan dari pendapatan nasional pada suatu tahun tertentu bila dibanding

    dengan tahun sebelumnya, sehingga persentase pertumbuhan ekonomi dapat

    dirumuskan sebagai berikut:

    ∆Y = ∆PDRB = PDRBt - PDRBt-1 x 100 %

    PDRBt

    Keterangan:

    ∆Y = ∆PDRB = Pertumbuhan Ekonomi

    PDRBt = PDRB tahun ke-t

    PDRBt-1 = PDRB tahun sebelumnya (t-1)

    3. Pertumbuhan Ekonomi dalam Perspektif Islam

    Satu hal yang membedakan sistem ekonomi Islam dengan sistem

    ekonomi lainnya adalah penggunaan parameter falah. Falah adalah

    kesejahteraan yang hakiki, kesejahteraan yang sebenar-benarnya, di mana

  • 21

    komponen-komponen rohaniah masuk ke dalam pengertian falah ini. Ekonomi

    Islam dalam arti sebuah sistem ekonomi (nidhom al-iqtishad) merupakan sebuah

    sistem ekonomi yang dapat mengantar umat manusia kepada real welfare

    (falah), yaitu kesejahteraan yang sebenarnya (Huda, 2008)

    Faktor-faktor yang dapat mempengaruhi pertumbuhan ekonomi dalam

    perspektif Islam, diantaranya adalah sumber daya yang dapat dikelola, sumber

    daya manusia, wirausaha, dan teknologi (Naf’an, 2014). Dilihat dari segi

    material, penekanan pada kenaikan pendapatan per kapita dan pertumbuhan

    yang cepat serta terus-menerus pada waktu tertentu, tidak menjamin terciptanya

    kondisi Islami untuk pertumbuhan ekonomi, karena hal tersebut tidak mampu

    mengatasi masalah luasnya kesenjangan dalam pembagian pendapatan, yang

    justru merupakan masalah pokok dalam ekonomi Islam (Mannan, 1997).

    4. Pengangguran

    Pengangguran adalah seseorang yang tergolong angkatan kerja dan ingin

    mendapat pekerjaan tetapi belum dapat memperolehnya. Masalah pengangguran

    yang menyebabkan tingkat pendapatan nasional dan tingkat kemakmuran

    masyarakat tidak mencapai potensi maksimal yaitu masalah pokok makro

    ekonomi yang paling utama (Todaro, 2003). Jenis–jenis pengangguran

    diklasifikasikan dengan banyak dasar, antara lain: (Sukirno, 2000)

    a. Jenis pengangguran berdasarkan penyebabnya:

  • 22

    1) Pengangguran alamiah. Pengangguran ini adalah pengangguran yang

    terjadi saat tingkat kesempatan kerja penuh. Kesempatan kerja penuh

    adalah keadaan dimana sekitar 95 persen dari angkatan kerja dalam suatu

    waktu sepenuhnya bekerja. Pengangguran sebanyak lima persen inilah

    yang dinamakan pengangguran alamiah.

    2) Pengangguran friksional. Pengangguran ini disebabkan oleh tindakan

    seorang pekerja untuk meninggalkan pekerjaannya dan mencari kerja

    yang lebih baik atau lebih sesuai dengan keinginannya.

    3) Pengangguran struktural. Pengangguran ini disebabkan oleh beberapa

    faktor produksi sehingga kegiatan produksi menurun dan pekerja

    diberhentikan.

    4) Pengangguran konjungtur. Pengangguran ini adalah pengangguran yang

    terjadi karena pembengkakan dari pengangguran alamiah. Pada

    umumnya pengangguran konjungtur berlaku sebagai akibat pengurangan

    dalam permintaan agregat. Penurunan permintaan agregat menyebabkan

    perusahaan mengurangi jumlah pekerja atau gulung tikar, sehingga

    muncul pengangguran konjungtur.

    b. Jenis pengangguran berdasarkan cirinya:

    1) Pengangguran terbuka. Pengangguran ini tercipta sebagai akibat

    penambahan pertumbuhan kerja yang lebih rendah daripada

    pertumbuhan tenaga kerja, akibatnya banyak tenaga kerja yang tidak

    memperoleh pekerjaan. Menurut Badan Pusat Statistik, pengangguran

    terbuka adalah penduduk yang telah masuk dalam angkatan kerja tetapi

  • 23

    tidak memiliki pekerjaan dan sedang mencari pekerjaan,

    mempersiapkan usaha, serta sudah memiliki pekerjaan tetapi belum

    mulai bekerja.

    2) Pengangguran Tersembunyi. Pengangguran ini adalah istilah yang

    digunakan ketika suatu jenis kegiatan ekonomi dijalankan oleh tenaga

    kerja yang jumlahnya melebihi dari yang diperlukan.

    3) Pengangguran Musiman. Pengangguran ini terjadi pada masa-masa

    tertentu dalam satu tahun. Pengangguran ini biasanya terjadi di sektor

    pertanian. Petani akan menunggu masa tanam dan saat jeda antara

    musim tanam dan musim panen.

    4) Setengah menganggur. Keadaan ini terjadi ketika seorang bekerja di

    bawah jam kerja normal. Menurut Badan Pusat Statistik, di Indonesia

    jam kerja normal adalah 35 jam seminggu, jadi pekerja yang bekerja di

    bawah 35 jam seminggu masuk dalam golongan setengah menganggur.

    Salah satu faktor penting yang menentukan kemakmuran suatu

    masyarakat adalah tingkat pendapatan. Pendapatan masyarakat mencapai

    maksimum jika tingkat penggunaan tenaga kerja penuh dapat tercapai.

    Pengangguran berdampak mengurangi pendapatan masyarakat, sehingga akan

    menurunkan tingkat kemakmuran yang mereka capai. Ditinjau dari sudut

    individu, pengangguran menimbulkan berbagai masalah ekonomi dan sosial

    bagi yang mengalaminya. Apabila pengangguran di suatu negara sangat buruk,

    kekacauan politik dan sosial selalu berlaku dan menimbulkan efek yang buruk

  • 24

    bagi kesejahteraan masyarakat dan prospek pembangunan ekonomi jangka

    panjang (Sukirno, 2006)

    Indikator pengangguran terbuka yang digunakan oleh BPS adalah tingkat

    pengangguran terbuka (TPT). Menurut (Tambunan, 2001) pengangguran dapat

    mempengaruhi tingkat kemiskinan dengan berbagai macam cara, antara lain:

    a. Jika rumah tangga memiliki batasan likuiditas, yang berarti bahwa

    konsumsi saat ini sangat dipengaruhi oleh pendapatan saat ini, maka

    pengangguran akan secara langsung memengaruhi income poverty rate

    dan consumption poverty rate

    b. Jika rumah tangga tidak menghadapi batasan likuiditas, yang berarti

    bahwa konsumsi saat ini tidak terlalu dipengaruhi oleh pendapatan saat

    ini, maka peningktan pengangguran akan menyebabkan peningkatan

    kemiskinan dalam jangka panjang, tetapi tidak terlalu berpengaruh dalam

    jangka pendek. Tingkat pertumbuhan angkatan kerja yang cepat dan

    pertumbuhan lapangan pekerjaan yang relatif lambat menyebabkan

    masalah pengangguran yang ada.

    5. Human Development Index (HDI)

    Indeks Pembangunan Manusia merupakan indikator yang digunakan

    untuk mengukur salah satu aspek penting yang berkaitan dengan kualitas dari

    hasil pembangunan, yaitu derajat perkembangan manusia (Tambunan, 2003).

    Sebagai ukuran kualitas hidup, IPM dibangun melalui pendekatan 3 dimensi

    dasar.

  • 25

    a. Dimensi kesehatan, yang diukur dari angka umur harapan hidup (Life

    Expectancy/LE) penduduk di suatu wilayah.

    b. Dimensi pengetahuan yang diukur berdasarkan tingkat rata-rata melek

    huruf penduduk dewasa dengan bobot dua per tiga dan angka rata-rata

    lama masa sekolah penduduk di suatu wilayah dengan bobot sepertiga.

    c. Dimensi kualitas standar hidup diukur berdasarkan pendapatan

    perkapita riil yang disesuaikan dengan paritas daya beli (purchasing

    power parity, PPP) dari mata uang domestik masing-masing wilayah.

    (Bappenas, 2016).

    IPM hanya mengukur tingkat-tingkat pembangunan manusia secara

    relatif, bukan absolut. Berfokus pada hasil-hasil pembangunan, bukan semata-

    mata sarana (input) dalam proses pembangunan yakni pendapatan nasional atau

    pendapatan perkapita (Kuncoro, 2003).

    Angka harapan hidup dapat dihitung dengan menggunakan pendekatan

    tak langsung yakni dengan menggunakan data Anak Lahir Hidup dan Anak

    Masih Hidup (AMH). Besarnya nilai maksimum dan minimum untuk masing-

    masing komponen ini merupakan nilai besaran yang telah disepakati oleh 175

    negara di dunia. Pada komponen umur harapan hidup, angka tertinggi sebagai

    batas atas untuk penghitungan indeks dipakai 85 tahun dan terendah 25 tahun

    (BPS).

    Sedangkan untuk mengukur dimensi pengetahuan penduduk digunakan

    dua indikator, yaitu rata-rata lama sekolah (mean years schooling) dan angka

  • 26

    melek huruf. Rata-rata lama sekolah merupakan jumlah tahun yang digunakan

    oleh penduduk usia 15 tahun keatas dalam menjalani pendidikan formal. Angka

    melek huruf adalah presentase penduduk usia 15 tahun ke atas yang dapat

    membaca dan menulis huruf latin dan huruf lainnya. Untuk menghitung indeks

    pendidikan, dipakai batasan sesua kesepakatan beberapa negara. Batas

    maksimum untuk angka melek huruf dipakai 100 sebagai batas maksimum dan

    angka 0 sebagai batas minimum. Angka 100 mencerminkan kondisi 100 persen

    semua masyarakat mampu membaca dan menulis dan nilai 0 mencerminkan

    kondisi sebaliknya (BPS).

    Dalam cakupan yang lebih luas, standar hidup layak menggambarkan

    tingkat kesejahteraan yang dinikmati oleh penduduk sebagai dampak semakin

    membaiknya ekonomi. UNDP mengukur indeks ini dengan menggunakan

    PDB riil yang disesuaikan sedangkan BPS menghitungnya dengan

    menggunakan rata-rata pengeluaran perkapita riil yang disesuaikan dengan

    formula Atkinson. Secara sederhana, nilai maksimum dan minimum komponen

    IPM dapat dilihat pada Tabel 2.1.

    Tabel 2.1

    Nilai Maksimum dan Minimum dari Setiap Komponen HDI/ IPM

    No Komponen HDI Maksimum Minimum Keterangan

    1 Angka Harapan Hidup (Tahun) 85 25 Standar

    UNDP

    2 Angka Melek Huruf 100 0 Standar

  • 27

    UNDP

    3 Rata- rata lama sekolah 15 0 Standar

    UNDP

    4 Konsumsi per kapita (rupiah) 737.720 360.000 Pengeluaran

    perkapita Riil

    disesuaikan

    Sumber: Standar Perhitungan UNDP

    Perhitungan IPM dilakukan dengan menggunakan rumus :

    IPM = 1/3 (Indesk X1 + Indeks X2 + Indeks X3) (2.1)

    Keterangan : X1 = indeks angka harapan hidup

    X2 = indeks tingkat pendidikan

    X3 = indeks standar hidup layak

    Untuk masing-masing indeks pada persamaan (2.1) dihitung dengan menggunakan

    persamaan berikut :

    Indeks ( X(i,j) = X(i,j) – X(1-min) } / {X(i-max) – X(i-min) } (2.2)

    Keterangan: X(i,j) : indikator ke i dari daerah j ( i= 1,2,3; j = 1,2,3....n)

    X(1-min): nilai minimum dari indikator X1

    X(i-max): nilai maksimumdari indikator X1

    a. Islamic Human Development Index

    Islamic Human Development Index (I-HDI) adalah alat yang digunakan untuk

    mengukur pembangunan manusia dalam perspektif Islam. I-HDI mengukur

  • 28

    pencapaian tingkat kesejahteraan manusia dengan terpenuhinya kebutuhan

    (maslahah) dasar agar manusia dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat. Menurut

    al-Syatibi, maslahah dasar bagi manusia terdiri dari lima hal, yaitu agama (ad-

    dien), jiwa (an-nafs), akal (al-‘aql) keturunan (an-nasl), dan harta (al-maal).

    Kelima hal tersebut merupakan kebutuhan dasar manusia, yaitu kebutuhan yang

    mutlak harus dipenuhi agar manusia dapat hidup bahagia di dunia dan akhirat. Jika

    salah satu dari kebutuhan dasar di atas tidak terpenuhi atau terpenuhi dengan tidak

    seimbang, niscaya kebahagiaan hidup juga tidak tercapai dengan sempurna (P3EI:

    2014).

    1) Konsep Pengukuran Islamic Human Development Index

    Pemenuhan lima kebutuhan dasar dalam maqashid syariah yang

    didasarkan pada pandangan Imam al-Syatibi akan dijadikan sebagai dasar

    teoritis untuk membangun Islamic Human Development Index. ;sehubungan

    dengan hal itu, maka dalam penelitian ini digunakan lima dimensi untuk

    membangun I-HDI. Dimensi ini akan mengukur baik pada kinerja

    kesejahteraan material (MW) maupun kesejahteraan non-material (NW).

    Berdasarkan pemenuhan lima kebutuhan dasar maqashid syariah

    pandangan Imam al-Syatibi, maka kesejahteraan dalam Islam dapat

    dirumuskan dengan formula sebagai berikut (Anto, 2009):

    WH : f (MW, NW) (2.3)

    MW : f (PO, DE) (2.4)

    NW : f (IEV) (2.5)

    IEV : f (LE, E, FSR, R) (2.6)

  • 29

    Keterangan: WH :Welfare Holistic

    MW :Material Welfare

    NW :Non Material Welfare

    PO :Property Ownership

    DE :Distributional Equity

    IEV :Islamic Environment and Values

    LE :Life Expectancy

    E :Education

    FSR :Family and Social Relationship

    R :Religiosity

    Berdasarkan pada Rumus diatas, dapat diketahui bahwa kesejahteraan

    holistik (WH) dalam Islam menyangkut kesejahteraan materi (MW) dan

    kesejahteraan non materi (NW). Kesejahteraan materi (MW) dapat dipengaruhi

    oleh kepemilikan harta atas individu (PO) dan distribusi pendapatan (DE).

    Sementara itu, kesejahteraan non materi, dipengaruhi oleh nilai-nilai Islam

    (IEV) yang terdiri dari kesehatan (LE), pendidikan (E), keluarga atau

    keturunan (FSR), dan keagamaan (R).

    Setelah merumuskan kesejahteraan yang holistik dalam perspektif

    Islam berdasarkan pandangan Imam al-Syatibi, maka selanjutnya untuk

    membangun I-HDI dibentuk sebuah indeks yang terukur untuk mengukur

    semua dimensi yang ditunjukkan pada tabel 2.2:

  • 30

    Tabel 2.2 Lima Indeks Maqasidh Syariah

    Tujuan Pembangunan Dimensi Indeks Dimensi

    Maslahah

    Hifdzu ad-dien Index ad- dien

    Hifdzu an-nafs Indeks an-nafs

    Hifdzu al-‘Aql Indeks al-‘Aql

    Hifdzu an-nasl Indeks an-nasl

    Hifdzu al-maal Indeks al-maal

    Sumber: Anto, 2009.

    Metode Perhitungan Islamic-Human Developmet Index (I-HDI)

    Berdasarkan penelitian yang dilakukan oleh (Anto, 2009) dan (Rafsanjani,

    2014) untuk mengukur pembangunan manusia yaitu dengan menggunakan

    indikator-indikator yang telah dijelaskan pada sub bab sebelumnya yang tertuang

    pada tabel 2.3, yaitu sebagai berikut:

    Tabel 2.3

    Kesejahteraan Holistik dengan Indikator yang Diusulkan

    Kesejahteraan Dimensi Indeks Dimensi Indikator

    Material Walfare Hifdzu al-Maal Index al-Maal 1. Pengeluaran per Kapita riil

    Index (MWI)

    2.

    disesuaikan (PPP Rupiah)

    Rasio Gini

    3. Indeks Kedalaman Kemiskinan

    (P1)

    Hifdzu ad-Dien Index ad-Dien 1. Angka Kriminalitas

    Non-Material Hifdzu al-Aql Index al-Aql 1. Angka Melek Huruf

  • 31

    Walfare Index 2. Rata-rata Lama Sekolah

    (NWI)

    Hifdzu an-Nafs Index an-Nafs 1. Angka Harapan Hidup

    Hifdzu an-Nasl Indexa an-Nasl 1. Angka Kelahiran Total

    2. Angka Kematian Bayi

    Sumber: Anto, 2009 dan disesuaikan dalam Yusuf & Rama (2018)

    Berdasarkan pada tabel 2.3 dapat diketahui bahwa I-HDI mengukur

    pembangunan manusia yang mencakup baik kesejahteraan materi maupun

    non materi dengan lima dimensi maqashid syariah yang diukur melalui

    perhitungan index yang mewakili kelima dimensi tersebut. Index al-maal,

    mewakili dimensi materi diukur menggunakan data pengeluaran perkapita

    riil disesuaikan sebagai cerminan terhadap kepemilikan harta. Data rasio

    gini, dan indeks kedalaman kemiskinan juga digunakan sebagai cerminan

    terhadap pemerataan distribusi pendapatan. Index ad-dien, mewakili

    dimensi agama diukur menggunakan data angka kriminalitas (Yusuf &

    Rama, 2018). Index al-Aql, mewakili dimensi pengetahuan diukur

    menggunakan data angka melek huruf dan rata-rata lama sekolah. Index an-

    nafs, mewakili dimensi kesehatan diukur menggunakan data angka harapan

    hidup. Index an-nasl, mewakili dimensi keturunan diukur menggunakan

    data angka kelahiran total dan angka kematian bayi.

    Menurut (Anto, 2009) Konsep Indeks Pembangunan Manusia (IPM)

    telah menjadi rujukan yang luas dalam melihat kualitas pembangunan

    manusia. Tentunya, indeks ini menjadi informasi penting bagi pihak terkait

    dengan pembangunan manusia dan ekonomi. Akan tetapi, IPM belum

  • 32

    sepenuhnya tepat dan cocok untuk mengukur pembangunan manusia jika

    ditinjau dari perspektif ajaran Islam. Oleh karena itu perlu dilakukakan

    pengembangan indeks yang sesuai konsep ajaran islam (Yusuf & Rama,

    2018)

    Dalam (Rafsanjani, 2014) dilakukan perhitungan Islamic Human

    Development Index yaitu dengan cara menghitung indeksnya terlebih

    dahulu dari setiap masing-masing indikator yang mewakili dari kelima

    perlindungan Maqashid Syari’ah. Untuk menghitung indeks dari masing-

    masing komponen I-HDI, digunakan batas maksimum dan minimum seperti

    terlihat dalam Tabel 2.4:

    Tabel 2.4

    Nilai Maksimum dan Minimum dari setiap Indikator I-HDI

    Perlindungan Komponen I-HDI

    Nilai

    Maksimum Nilai Minimum Keterangan

    Agama Angka Kriminalitas Aktual maksimum

    Aktual minimum -

    Jiwa Angka Harapan Hidup 85 25 Standar UNDP

    Akal

    Angka Melek Huruf 100 0 Standar UNDP

    Rata-rata Lama

    Sekolah 15 0 Standar UNDP

    Keturunan

    Angka Kelahiran Total

    Angka Kematian Bayi

    Aktual maksimum

    Aktual maksimum

    Aktual minimum

    Aktual minimum

    -

    -

  • 33

    Harta

    Pengeluaran Per Kapita Riil

    Indeks Gini

    Indeks Kedalaman Kemiskinan

    732.720

    Aktual maksimum

    Aktual maksimum

    360.000

    Aktual minimum

    Aktual minimum

    Standar Nasional

    -

    -

    Sumber: BPS & UNDP, disesuaikan.

    Tabel 2.4 merupakan tabel nilai maksimum dan minimum dari beberapa

    komponen I-HDI yang digunakan dalam perhitungan indeks. Berdasarkan

    pada tabel di atas, maka nilai maksimum dan nilai minimum dari beberapa

    komponen I-HDI telah sesuai dengan standar, baik standar internasional

    maupun standar nasional. Beberapa komponen yang telah menggunakan

    standar internasional UNDP yaitu angka harapan hidup, angka harapan lama

    sekolah, dan rata-rata lama sekolah. Beberapa komponen yang

    menggunakan standar nasional perhitungan BPS yaitu pengeluaran per

    kapita riil yang disesuaikan.

    Tujuan dari pembangunan ekonomi dalam perspektif Islam yaitu

    berdasarkan pada maslahah. Sehubungan dengan maslahah dasar manusia

    yang dijelaskan di atas, maka dibentuk suatu indeks yang mewakili dari

    masing-masing dimensi untuk mengukur kelima dimensi tersebut. Lima

    indeks yang digunakan untuk mengukur kelima dimensi tersebut yaitu index

    ad-dien yang mewakili dimensi agama, index an-nafs yang mewakili

    dimensi umur panjang dan sehat, index al-‘aql yang mewakili dimensi

  • 34

    pengetahuan, index an-nasl yang mewakili dimensi keluarga dan keturunan,

    dan index al-maal yang mewakili dimensi pendapatan (Rafsanjani, 2014).

    (a) Hifdzu Ad-Dien

    Islam mengajarkan agar manusia menjalani kehidupanya secara

    benar, sebagaimana telah di atur oleh Allah. Ukuran baik buruk kehidupan

    sesungguhnya tidak diukur dari indikator-indikator lain melainkan dari

    sejauh mana seorang manusia berpegang teguh kepada kebenaran (P3EI,

    2012). Untuk itu, manusia membutuhkan suatu pedoman tentang kebenaran

    dalam hidup, yaitu agama (dien).

    Agama merupakan kebutuhan manusia yang paling penting. Islam

    mengajarkan bahwa agama bukanlah hanya ritualitas, namun agama

    berfungsi untuk menuntun keyakinan, memberikan ketentuan atau aturan

    berkehidupan serta membangun moralitas manusia. Agama diperlukan oleh

    manusia kapanpun dan di manapun ia berada.

    Index ad-dien merupakan indeks yang digunakan untuk mengukur

    dimensi agama. Secara umum, indikator-indikator tersebut dapat

    dikategorikan menjadi dua, yaitu indikator positif dan negatif. Beberapa

    indikator yang berdimensi positif sebagian diambil dari lima rukun Islam,

    kecuali syahadat yang terdiri dari: jumlah masjid, puasa, zakat, haji, jumlah

    ulama, partisipasi sekolah agama, dan realisasi dana amal. Sementara itu,

    indikator yang berdimensi negatif terdiri dari angka kriminalitas dan

    Corruption Perception Index (CPI). Beberapa indikator yang telah

  • 35

    disebutkan di atas merupakan indikator yang dapat digunakan untuk

    membentuk index ad-dien.

    (b) Hifdzu an-Nafs

    Kehidupan sangat dijunjung tinggi oleh ajaran Islam, sebab ia

    merupakan anugerah yang diberikan Allah kepada hambanya untuk dapat

    digunakan sebaik-baiknya. Kehidupan merupakan sesuatu yang harus

    dilindungi dan dijaga sebaik-baiknya. Segala sesuatu yang dapat membantu

    eksistensi kehidupan otomatis merupakan kebutuhan, dan sebaiknya segala

    sesuatu yang mengancam kehidupan (menimbulkan kematian) pada

    dasarnya harus dijauhi.

    Index an-Nafs merupakan indeks yang digunakan untuk mengukur

    dimensi umur panjang dan sehat. Secara umum , indikator-indikator tersebut

    dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu indikator positif dan negatif.

    Beberapa indikator yang berdimensi positif terdiri dari: angka harapan

    hidup, mordibitas, angka kunjungan ke fasilitas kesehatan, sarana

    kesehatan, tenaga kesehatan, dan imunisasi. Sementara itu, beberapa

    indikator yang berdimensi negatif terdiri dari: drug prevalance dan smoking

    prevalance.

    (c) Index al-‘aql

    Index al-‘aql merupakan indeks yang digunakan untuk mengukur

    dimensi pengetahuan. Beberapa indikator yang dapat digunakan yaitu:

    angka harapan lama sekolah, angka partisipasi sekolah, rata-rata lama

  • 36

    sekolah, jumlah lembaga pendidikan, tenaga pengajar, akses ke internet,

    angka melek huruf, angka buta huruf, jumlah hak paten, dan pengeluaran

    pendidikan oleh rumah tangga. Beberapa indikator yang telah disebutkan di

    atas merupakan indikator yang dapat digunakan untuk membentuk index al-

    ‘aql.

    (d) Hifdzu an-Nasl

    Untuk menjaga kontinuitas kehidupan, maka manusia harus

    memelihara keturunan dan keluarganya (nasl). Meskipun seorang mukmin

    meyakini bahwa horizon waktu kehidupan tidak hanya mencakup

    kehidupan dunia melainkan hingga akhirat, tetapi kelangsungan kehidupan

    dunia amatlah penting. Manusia akan menjaga keseimbangan kehidupan di

    dunia dan di akhirat. Kelangsungan keturunan dan keberlanjutan dari

    generasi ke generasi harus diperhatikan. Ini merupakan suatu kebutuhan

    yang amat penting bagi eksistensi manusia.

    Index an-nasl merupakan indeks yang digunakan untuk mengukur

    dimensi keluarga & keturunan. Secara umum, indikator-indikator tersebut

    dapat dikategorikan menjadi dua, yaitu indikator positif dan negatif.

    Beberapa indikator yang berdimensi positif terdiri dari: angka reproduksi

    kasar, rata-rata jumlah kelahiran, angka kelahiran total, dan anak lahir

    hidup. Beberapa indikator yang berdimensi negatif terdiri dari: rata-rata

    umur menikah, tingkat perceraian, angka kematian bayi, angka kematian

    ibu, angka kematian balita, dan angka kematian anak. Beberapa indikator

  • 37

    yang telah disebutkan di atas merupakan indikator yang dapat digunakan

    untuk membentuk index an-nasl.

    (e) Hifdzu al-Maal

    Harta material (maal) sangat dibutuhkan, baik untuk kehidupan

    duniawi maupun ibadah. Manusia membutuhkan harta untuk pemenuhan

    kebutuhan makanan, pakaian, rumah, kendaraan dll., untuk menjaga

    kelangsungan hidupnya. Selain itu, hampir semua ibadah memerlukan

    harta, misalnya zakat, infak, sedekah, haji, menuntut ilmu, dll. Tanpa harta

    yang memadai kehidupan akan menjadi susah, termasuk menjalankan

    ibadah. Index al -maal merupakan indeks yang digunakan untuk mengukur

    dimensi hidup layak. Secara umum, indikator-indikator tersebut dapat

    dikategorikan menjadi tiga, yaitu indikator yang mewakili kepemilikan atas

    harta, pertumbuhan pendapatan, dan distribusi pendapatan.

    Beberapa indikator yang mewakili kepemilikan atas harta yaitu

    pendapatan per kapita dan rata-rata pengeluaran per kapita. Indikator yang

    mewakili pertumbuhan pendapatan yaitu pertumbuhan ekonomi dan

    GDP/pertumbuhan penduduk. Indikator yang mewakili distribusi

    pendapatan yaitu: rasio gini, garis kemiskinan, indeks kemiskinan manusia,

    persentase penduduk miskin, indeks kedalaman kemiskinan, dan indeks

    keparahan kemiskinan.

    Berdasarkan penjelasan di atas maka dapat dikatuhui I-HDI di

    hitung berdasarkan data yang menggambarkan kelima perlindungan

  • 38

    tersebut. Pada perlindungan agama (ad-Dien) indikator yang digunakan

    yaitu data rasio zakat, pada perlindungan jiwa (an-Nafs) indikator yang di

    pakai yaitu data angka harapan hidup, perlindungan intelektual (al-‘Aql)

    digunakan dua indikator yaitu data angka harapan lama sekolah huruf dan

    rata-rata lama sekolah, untuk perlindungan keturunan (an-Nasl) digunakan

    dua indikator yaitu data angka kelahiran total dan angka kematian bayi,

    untuk perlindungan harta (al-Maal) maka digunakan dua indikator yaitu

    indikator kepemilikan harta oleh individu dan indikator distribusi

    pendapatan. Pada indikator kepemilikan atas harta data yang di pakai yaitu

    pengeluaran per kapita riil yang disesuaikan, untuk indikator distribusi

    pendapatan digunakan data indeks gini dan indeks kedalaman kemiskinan

    (Rafsanjani, 2014).

    Metode Pengukuran Indeks Maqashid Syariah:

    Untuk mengukur dan menganalisis kinerja pembangunan manusia

    yang ada di wilayah Kabupaten D.I.Yogyakarta dengan menggunakan

    indeks berdasarkan konsep maqashid shariah melalui indikator-indikator

    terukur. Penelitian ini mengadopsi konsep maqashid shariah yang

    dikembangkan oleh (Yusuf dan Rama 2018). Konsep maqashid shariah

    dari 5 tujuan utama Hifdz Ad-Din (Memelihara Agama), Hifdz An-Nafs

    (Memelihara Jiwa), Hifdz Al’Aql (Memelihara Akal), Hifdz An-Nasb

    (Memelihara Keturunan) dan Hifdz Al-Maal (Memelihara Harta).

    Metode yang dikembangkan (Anto, 2009) yaitu suatu model

    operasionalisasi konsep ke dalam bentuk beberapa dimensi yang kemudian

  • 39

    diderivasikan ke dalam beberapa elemen terukur. Metode yang digunakan

    dalam studi ini menggunakan metode penghitungan geometric mean

    sebagai metode baru yang dikembangkan oleh UNDP. Setiap komponen

    dari I-HDI distandarisasi dengan nilai minimum dan maksimum sebelum

    digunakan untuk menghitung indeks I-HDI. Adapun rumus yang

    digunakan sebagai berikut :

    Indeks indikator = nilai aktual-nilai minimal

    nilai maksimal-nilai minimal

    Nilai aktual adalah nilai/angka yang terjadi pada setiap dimensi atau

    indikator di masing-masing objek penelitian. Sementara nilai maksimal dan

    minimal adalah nilai maksimum dan nilai minimum disetiap dimensi atau

    indikator. Kemudian setelah dihitung dengan rumus diatas maka

    dilanjutkan dengan melakukan normalisasi data agar acuannya menjadi

    seragam. Setelah dilakukan normalisasi data dilanjutkan dengan mencari

    rata-rata geometrik dari masing-masing variabel dari kelima dimensi yang

    ada yaitu dimensi agama, hidup, akal, keturunan, dan kekayaan. Jenis data

    adalah data tahunan. Data diambil sesuai dengan periode penelitian tahun

    2010-2018 dan dinyatakan dalam satuan persen yang diperoleh dari hasil

    perhitungan indeks dengan menggunakan rumus-rumus ini :

    a) Dimensi ad-dien, dihitung dengan rumus :

    ID = nilai aktual kriminalitas –nilai terendah kriminalitas

    nilai tertinggi kriminalitas- nilai terendah kriminalitas

    b) Dimensi An-Nafs:

    INF= nilai aktual harapan hidup – nilai terendah harapan hidup terendah

    nilai tertinggi harapan hidup tertinggi - nilai terendah harapan hidup terendah

    Data Angka Harapan hidup diambil dari BPS D.I.Yogyakarta.

  • 40

    c) Dimensi Al-Aql:

    IA= 1

    2 (Angka melek huruf) +

    1

    3 (Rata-rata lama sekolah)

    Data Angka melek Huruf diambil dari BPS D.I.Yogyakarta

    d) Dimensi An-Nasl:

    INS = 1

    2 (kelahiran total + kematian bayi)

    e) Dimensi Al- Maal:

    IM = 1

    2 (DEI + PPI)

    PPI diperoleh dari : PPI = actual PP – minimal PP

    max PP – min PP

    DEI diperoleh dari : 1

    2 (Gcl + P1)4

    Keterangan:

    P1 : Indeks kedalaman kemiskinan

    Jadi I-HDI = 𝟐

    𝟓 (ID) +

    𝟏

    𝟓 (INF + IA + INS +IM) X 100%

    MWI = PPI

    NWI = ¼ (ID + INF + IA + INS)

    B. Hubungan Pengaruh Antar Variabel

    1. Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi terhadap Kemiskinan

    Pertumbuhan ekonomi merupakan indikator untuk melihat keberhasilan

    pembangunan dan merupakan syarat bagi pengurangan tingkat kemiskinan.

    Syaratnya adalah hasil dari pertumbuhan ekonomi tersebut menyebar di setiap

    golongan masyarakat, termasuk golongan penduduk miskin (Siregar dan

  • 41

    Wahyuniarti, 2008). Penelitian yang dilakukan oleh (Wongdesmiwati, 2009)

    menemukan bahwa terdapat hubungan yang negatif signifikan antara

    pertumbuhan ekonomi dan tingkat kemiskinan. Hubungan ini menunjukkan

    pentingnya mempercepat pertumbuhan ekonomi untuk menurunkan tingkat

    kemiskinan.

    2. Pengaruh Pengangguran terhadap Kemiskinan

    Menurut (Sukirno, 2006) efek buruk dari pengangguran adalah

    mengurangi pendapatan masyarakat yang akhirnya akan mengurangi tingkat

    kemakmuran yang telah dicapai seseorang. Semakin berkurangnya

    kesejahteraan masyarakat karena menganggur tentunya akan meningkatkan

    peluang mereka terjebak dalam kemiskinan karena tidak memiliki pendapatan.

    Apabila pengangguran di suatu negara sangat buruk, kekacauan politik dan

    sosial selalu berlaku dan menimbulkan efek yang buruk bagi kesejahteraan

    masyarakat dan prospek pembangunan ekonomi dalam jangka panjang. Artinya

    bahwa semakin tinggi tingkat pengangguran, maka akan meningkatkan tingkat

    kemiskinan.

    Penelitian yang dilakukan oleh (Prasetyo, 2010) menemukan bahwa

    variabel pengangguran memberikan pengaruh positif signifikan terhadap

    tingkat kemiskinan, yang artinya jika tingkat pengangguran bertambah maka

    akan menambah tingkat kemiskinan.

    3. Pengaruh I-HDI terhadap Kemiskinan

  • 42

    Penelitian yang dilakukan oleh (Sukmaraga, 2011) menemukan bahwa

    terdapat hubungan negatif signifikan yang berarti bahwa setiap peningkatan

    angka Indeks Pembangunan Manusia (HDI) akan berakibat pada peningkatan

    produktivitas kerja dari penduduk, sehingga akan meningkatkan perolehan

    pendapatan dan menurunkan jumlah penduduk miskin.

    Seperti yang sudah dijelaskan di atas hampir seluruh komponen

    indikator yang digunakan untuk menyusun I-HDI sama dengan komponen

    indikator yang menyusun HDI, hanya saja dilengkapi dengan beberapa

    indikator yang mewakili nilai-nilai agama dimana teori dan konsepnya

    berdasarkan perspektif Islam.

    C. Penelitian Terdahulu

    Beberapa penelitian tentang kemiskinan di berbagai negara telah dilakukan

    oleh sejumlah peneliti dengan daerah dan periode waktu yang berbeda pula, antara

    lain: Penelitian yang dilakukan oleh Siregar dan Wahyuniarti (2008) yang berjudul

    “Dampak Pertumbuhan Ekonomi Terhadap Penurunan Jumlah Penduduk

    Miskin” bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis pengaruh serta dampak dari

    pertumbuhan ekonomi terhadap jumlah penduduk miskin di Indonesia, hal ini

    dilakukan karena jumlah penduduk miskin akibat krisis belum berhasil dikurangi

    bahkan cenderung meningkat. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa kenaikan

    PDRB mengakibatkan penurunan atas angka kemiskinan, kenaikan inflasi

    mengakibatkan angka kemiskinan, kenaikan tingkat pendidikan mengakibatkan

    penurunan atas angka kemiskinan.

  • 43

    Penelitian yang dilakukan oleh Yusuf dan Rama (2018) dengan judul

    “Konstruksi Indeks Pembangunan Manusia Islami”. Jurnal ini menggunakan

    analisis Kuantitatif Deskriptif dengan metode indeksasi, korelasi dan komparasi.

    Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa terjadi perbedaan peringkat antara

    IPMI dan IPM. Di satu sisi beberapa provinsi mengalami peningkatan peringkat

    secara signifikan namun di sisi lain sejumlah provinsi mengalami penurunan

    peringkat secara signifikan. Di sisi yang lainnya terdapat hubungan positif

    signifikan antara IPMI dan IPM yaitu IPMI dapat menjadi alternative dari IPM

    dalam mengukur kualitas pembangunan manusia. \

    Penelitian yang dilakukan oleh Prastyo (2010) dengan judul “Analisis

    Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Tingkat Kemiskinan (studi kasus 35

    Kab/Kota Jawa Tengah, tahun 2003-2007)”. Tulisannya meneliti tentang

    pengaruh pertumbuhan ekonomi upah minimum pendidikan, dan pengangguran

    terhadap kemiskinan di Jawa Tengah. Analisis yang dilakukan adalah deskriptif dan

    ekonometrika dengan menggunakan metode panel data. Hasil dari penelitian ini

    menunjukkan bahwa variabel pertumbuhan ekonomi berpengaruh negatif terhadap

    tingkat kemiskinan, variabel upah minimum berpengaruh negatif terhadap tingkat

    kemiskinan, sedangkan variabel pengangguran memberikan pengaruh positif

    terhadap tingkat kemiskinan.

    Penelitian yang telah dilakukan oleh Sukmaraga (2011) dengan judul

    “Analisis Pengaruh Indeks Pembangunan Manusia, PDRB Per Kapita Dan

    Jumlah Pengangguran Terhadap Jumlah Penduduk Miskin Di Provinsi Jawa

    Tengah”. Hasil penelitianya menyimpulkan bahwa terdapat hubungan negatif dan

  • 44

    signifikan yang berarti bahwa setiap peningkatan angka Indeks Pembangunan

    Manusia (HDI) akan berakibat pada peningkatan produktivitas kerja dari penduduk,

    sehingga akan meningkatkan perolehan pendapatan dan menurunkan jumlah

    penduduk miskin.

    Selanjutnya penelitian yang dilakukan oleh Anto (2009) dengan judul

    “Introducing an Islamic Human Development Index to Measure Development in

    OIC Countries”. Penelitian ini membahas tentang Islamic Human Development

    Index. Pembahasan pertama di mulai dengan membangun sebuah pengukuran baru

    tentang pembangunan manusia, dimana teori dan konsepnya berdasarkan pada

    perspektif Islam. Lima dimensi maqashid syariah dipakai dalam komponen

    perhitungan I-HDI, antara lain perlindungan terhadap agama, jiwa, akal, keturunan

    dan harta. Hasil penelitiannya menyimpulkan bahwa komposisi peringkat antara I-

    HDI dan HDI sedikit berbeda. Di satu sisi sejumlah negara menikmati peringkat

    yang lebih baik di I-HDI dibandingkan dengan HDI. Di sisi lain beberapa negara

    mengalami penurunan peringkat yang nyata. Kelompok skor tinggi di I-HDI masih

    didominasi sebagian besar oleh negara-negara Timur Tengah dan garis bawahnya

    masih didominasi oleh negara-negara Afrika. Secara umum, kontribusi indeks

    kesejahteraan material (MWI) di seluruh I-HDI lebih unggul yang menunjukkan

    pentingnya sumber daya material.

    D. Hipotesis

    Hipotesis pada penelitian ini adalah sebagai berikut:

    a. Pertumbuhan Ekonomi diduga berpengaruh terhadap Kemiskinan di Provinsi

    D.I.Yogyakarta.

  • 45

    H0 : α1 = 0 artinya Pertumbuhan Ekonomi tidak berpengaruh terhadap

    Kemiskinan di Provinsi D.I.Yogyakarta.

    H1 : α1 ≠ 0 artinya Pertumbuhan Ekonomi berpengaruh terhadap Kemiskinan

    di Provinsi D.I.Yogyakarta.

    b. Islamic Human Development Index diduga berpengaruh terhadap Kemiskinan

    di Provinsi D.I.Yogyakarta.

    H0 : α2 = 0 artinya Islamic Human Development Index tidak berpengaruh

    terhadap Kemiskinan di Provinsi D.I.Yogyakarta.

    H1 : α2 ≠ 0 artinya Islamic Human Development Index berpengaruh terhadap

    Kemiskinan di Provinsi D.I.Yogyakarta.

    c. Tingkat Pengangguran diduga berpengaruh terhadap Kemiskinan di Provinsi

    D.I.Yogyakarta.

    H0 : α3 = 0 artinya Tingkat Pengangguran tidak berpengaruh terhadap

    Kemiskinan di Provinsi D.I.Yogyakarta.

    H1 : α3 ≠ 0 artinya Tingkat Pengangguran berpengaruh terhadap Kemiskinan

    di Provinsi D.I.Yogyakarta.

    d. Pertumbuhan ekonomi, Islamic Human Development Index dan Tingkat

    Pengangguran secara bersama-sama diduga berpengaruh terhadap Kemiskinan

    di Provinsi D.I.Yogyakarta.

    H0 : α4 = 0 artinya semua variabel bebas (independen) tidak berpengaruh

    terhadap variabel terikatnya (dependen).

    H1 : α4 ≠ 0 artinya paling tidak atau minimal terdapat satu variabel bebas

    (independen) berpengaruh terhadap variabel terikatnya (dependen).

  • 46

    E. Kerangka Berfikir

    Berdasarkan landasan teori yang telah dipaparkan di atas, maka kerangka

    berpikir dalam penelitian ini dapat dideskripsikan sebagai berikut:

    Gambar 2.1

    Kerangka Pemikiran

    Pengaruh Pertumbuhan Ekonomi, Pengangguran, dan Islamic Human

    Development Index terhadap Kemiskinan (Studi Pada D.I.Yogyakarta

    tahun 2010-2018)

    Variabel Independent

    X1: Pertumbuhan Ekonomi

    X2: Pengangguran

    X3: Islamic Human Development

    Index

    Variabel Dependent

    Y: Kemiskinan di

    D.I.Yogyakarta

    Metode Data Panel

    1. PLS

    2. FEM

    3. REM

    Uji Hipotesis

    Uji Simultan (F)

    Uji Parsial (t)

    Uji Koefisien Determinasi

    Hasil dan Analisis

    Kesimpulan dan Saran

  • 48

    BAB III

    METODOLOGI PENELITIAN

    A. Ruang Lingkup Penelitian

    Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pertumbuhan ekonomi, I-

    HDI dan pengangguran terhadap kemiskinan pada Daerah Istimewa Yogyakarta.

    Penulis membatasi pembahasan pada pengukuran pencapaian I-HDI berdasarkan 5

    dimensi maqashid shariah yakni dimensi agama, dimensi hidup, dimensi akal,

    dimensi keluarga dan dimensi harta pada kabupaten dan kota di provinsi

    D.I.Yogyakarta dalam rentang waktu 2010-2018 dengan menggunakan metode data

    panel. Sedangkan jenis data yang penulis gunakan pada penelitian ini adalah data

    sekunder, merupakan data yang tidak langsung memberikan data untuk pengumpul

    data (Sugiyono, 2013) atau data yang diperoleh dari hasil pengolahan pihak kedua.

    Adapun data yang digunakan merupakan data tahunan.

    B. Objek Penelitian

    Periode analisa dilakukan pada tahun 2010-2018. Objek penelitian yang

    digunakan adalah 4 kabupaten dan 1 kota pada provinsi D.I.Yogyakarta. Variabel-

    variabel yang akan digunakan adalah:

    1. Variabel tergantung (dependent), yaitu tingkat kemiskinan di Provinsi

    D.I.Yogyakarta.

    2. Variabel bebas (independent), terdiri dari varabel pertumbuhan ekonomi,

    pengangguran, dan I-HDI di Provinsi D.I.Yogyakarta.

  • 49

    C. Metode Pengumpulan Data

    1. Sumber Data

    Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data yang bersumber dari

    Badan Pusat Statistik DIY, Kabupaten/Kota dalam Angka, Bappenas, Analisis

    Informasi Statistik Pembangunan Daerah Istimewa Yogyakarta, Bappeda

    Yogyakarta dan juga data yang berasal dari sumber-sumber lain yang relevan

    dalam penelitian ini.

    Adapun sumber data yang digunakan dalam penelitian ini yaitu statistik

    sosial-ekonomi dari kota/kabupaten Daerah Istimewa Yogyakarta pada tahun

    2010-2018. Beberapa yang diambil meliputi:

    1. Angka jumlah tindak kejahatan

    2. Angka harapan hidup

    3. Angka melek huruf

    4. Rata-rata lama sekolah

    5. Angka kelahiran total

    6