pengaruh pre menstrual syndrom terhadap produktivitas tenaga

Embed Size (px)

Citation preview

  • PENGARUH PRE MENSTRUAL SYNDROM TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA WANITA DI PABRIK

    KOREK API PEMATANGSIANTAR TAHUN 2007

    T E S I S

    OLEH

    ARI PUJIASTUTI 050710002/KK

    PROGRAM MAGISTER KESEHATAN KERJA SEKOLAH PASCA SARJANA

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

    2007

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • PENGARUH PRE MENSTRUAL SYNDROM TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA WANITA DI PABRIK

    KOREK API PEMATANGSIANTAR TAHUN 2007

    T E S I S

    Untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan Pada Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

    Program Magister Kesehatan Kerja, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara

    OLEH

    ARI PUJIASTUTI

    050710002/KK

    PROGRAM MAGISTER KESEHATAN KERJA SEKOLAH PASCA SARJANA

    UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN

    2007

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • LAMPIRAN

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • LEMBAR PENGESAHAN

    Judul Tesis : PENGARUH PRE MENSTRUAL SYNDROM TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA WANITA DI PABRIK KOREK API PEMATANGSIANTAR TAHUN 2007

    Nama Mahasiswa : ARI PUJIASTUTI Nomor Induk Mahasiswa : 057010002 Program Studi : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT

    KEKHUSUSAN KESEHATAN KERJA

    Menyetujui Komisi Pembimbing :

    Prof.dr.Delfi Lutan,MSc,Sp.OG(K) Ketua

    Ir. Kalsum, Mkes Ir.Mbue Kata Bangun,MS Anggota Anggota Medan_____________ Ketua Program Studi, Direktur SPs USU, Dr.Drs.R. Kintoko Rochadi,MKM Prof .Dr.Ir.T Chairun Nisa B.,MSc Tanggal Lulus : 10 Agustus 2007

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • Telah Diuji Pada : Tanggal 10 Agustus 2007 PANITIA PENGUJI TESIS

    Ketua : Prof.dr.Delfi Lutan,MSc,Sp.OG(K)

    Anggota : Ir. Kalsum, Mkes

    Ir.Mbue Kata Bangun,MS

    Dr Harlindasari Lubis,MKKK

    Ir. Nazlina MT

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • PERNYATAAN

    PENGARUH PRE MENSTRUAL SYNDROM TERHADAP

    PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA WANITA DI PABRIK KOREK API PEMATANGSIANTAR

    TAHUN 2007

    T E S I S

    Dengan ini saya menyatakan dalam Tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis tau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam dafatar pustaka.

    Medan, Agustus 2007

    ARI PUJIASTUTI

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • ABSTRACT

    Influence of Pre Menstrual Syndrome on Productivity of Female Workers in A Matches Factory in Pematangsiantar

    Pre Menstrual Syndrome is a problem in health of reproduction wich is frequently experienced by the female worker of reproductive age having her menstrual cycle every month. With cohort research approach, a study of Influence of Pre Menstrual Syndrome on Productivity of Female Workers in A Matches Factory Pematangsiantar in 2007 has been done on 25 female workers of reproductive age working in the match packing section. The variables studied are the existence of pre menstrual syndrome complaint ( independent variable ) in the female workers and the productivity of female workers when they are having their pre menstrual syndrome ( dependent variable ). The existence of pre menstrual syndrome complaint was observed for three mounts ( three menstrual cycles) and their productivity when they were having pre menstrual syndrome has observed for one month ( one menstrual cycle ). The result of this study shows that there is difference between the mean productivity during pre menstrual syndrome and productivity out side of pre menstrual syndrome cycle with p < 0,05 and the difference of mean production as many as 115 boxes on hour. The relationship between the number of coplaint and the decrease of productivity is not significant with moment product coefficient r = -0,815. It is suggested that the management of the company provide and organize an extension on how to prevent degradation of larger ones productivity of female workers when they having their pre menstrual syndrome and how to effectively their menstrual leaves. Key words : Productivity, Pre Menstrual Syndrome Bibliogrphy : 31 ( 1984 2007 )

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • ABSTRAK

    Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Kota Pematangsiantar Tahun 2007

    Pre menstrual syndrom adalah permasalahan kesehatan reproduksi yang sering kali dialami oleh tenaga kerja wanita usia reproduktif yang mengalami siklus haid setiap bulannya. Telah dilakukan penelitian Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Wanita di Pabrik Korek Api Pematangsiantar Tahun 2007. Penelitian ini dilakukan terhadap 25 orang (sampel) tenaga kerja wanita di bagian pengepakan korek api yang berusia reproduktif dengan pendekatan penelitian kohort.Variabel yang diteliti adalah adanya keluhan pre menstrual syndrom (variabel independen) serta produktivitas tenaga kerja wanita pada saat pre menstrual syndrom (variabel dependen). Adanya keluhan pre menstrual syndrom diamati selama tiga bulan (tiga siklus) dan pengamatan produktivitas pada saat pre menstrual syndrom selama 1 bulan ( satu siklus) . Hasil Penelitian diperoleh ada perbedaan rata rata produktivitas pada saat pre menstrual syndrom dan produktivitas di luar siklus pre menstrual syndrom dengan p< 0,05 dengan jumlah perbedaan rata-rata produksi sebanyak 115 kotak perjam. Hubungan antara jumlah keluhan dan penurunan produktivitas tidak bermakna dengan koefisien product momen r = -0.815,. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada manajemen perusahaan untuk memberikan penyuluhan tentang upaya peningkatan produktivitas pada saat pre menstrual syndrom dan pemanfaatan cuti haid yang efektif kepada tenaga kerja wanita. Kata Kunci : Produktivitas, Pre Menstrual Syndrom Daftar Pustaka : 31 (1984- 2007)

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • DAFTAR RIWAYAT HIDUP Identitas Pribadi

    Nama : ARI PUJIASTUTI

    Tempat /Tanggal Lahir : Blora, 18 Februari 1972

    Agama : Islam

    Alamat : Asrama Denpom Jl Diponegoro 12 Pematangsiantar

    Pendidikan :

    1978 - 1983 : SDN Pilang I

    1984 1987 : SMPN I Randublatung

    1988 1990 : SMAN I Blora

    1991 1993 : AKPER DEPKES Semarang

    1999 2001 : FKM Universitas Indonesia Jakarta

    Pekerjaan :

    1993 -1994 : Staf RS Dr Oen Solo Baru Surakarta

    1995 -1998 : Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Jawa Tengah

    1999 2001 : Tugas Belajar FKM UI Jakarta

    2002 2004 : Staf Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar

    2005 Sekarang : Izin belajar Program Pasca Sarjana

    Program Study Magister Kesehatan Kerja

    Sekolah Pasca Sarjana

    Universitas Sumatera Utara Medan

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • K A T A P E N G A N T A R

    Alhamdulillahirabil Alamin, atas berkar rahmat Allah SWT akhirnya penulis dapat

    meyelesaikan tesis ini.

    Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak

    terhingga kepada Prof.dr.Delfi Lutan,MSc,Sp.OG(K), Ir Kalsum,Mkes, Ir Mbue

    Kata Bangun MS, yang senantiasa memberikan bimbingan dan sumbangan pemikiran

    kepada penulis sejak awal sampai akhir pembuatan tesis ini. Penulis juga berterima

    kasih kepada

    1. Ibu Prof.Dr Ir.T Chairunnisa B,MSc Sebagai Ketua Program

    Pascasarjana USU, Bapak Dr.Drs. Kintoko Rochadi,Mkes sebagai

    ketua Jurusan Magister Kesehatan Kerja atas segala bimbingan dan

    motivasi yang telah diberikan selama ini.

    2. dr. Harlindasari Lubis,MKKK dan Ir.Nazlina.MT sebagai dosen

    penguji atas segala saran dan bimbingan yang telah diberikan

    dalam penyusunanan tesis ini.

    3. Bapak Edwin, Bapak Sujito dan seluruh staf PT STTC dan PT

    SSU Pematangsiantar atas ijin dan bantuan yang telah diberikan

    selama penulis melakukan penelitian di PT SSU Pematangsiantar.

    4. Rekan - rekan Magister Kesehatan Kerja yang selalu

    menyumbangkan saran dan pemikiran serta semangat agar penulis

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • dapat segera menyelesaikan tesis ini, serta berbagai fihak yang tidak

    dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu hingga

    selesainya tesis ini .

    Akhirnya ucapan terima kasih tak terhingga kepada suami dan anak anak

    tercinta yang memberikan inspirasi, selalu setia mendampingi penulis. Kepada

    Ibunda tercinta dan adik adik yang selalu meberikan dorongan dan doa selama

    penulis menyelesaikan pendidikan.

    Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan tesis ini,

    sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi

    penyempurnaan di masa yang akan datang. Akhirnya semoga tesis ini bermanfaat

    bagi pengembangan pengetahuan di masa yang akan datang. Semoga Allah SWT

    memberikan rahmatnya kepada kita, Amin

    Medan., Agustus 2007 Penulis

    ARI PUJIASTUTI

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • DAFTAR ISI

    Halaman

    ABSTRACT .................................................................................................................i

    ABSTRAK ...................................................................................................................ii

    RIWAYAT HIDUP....................................................................................................iii

    KATA PENGANTAR................................................................................................iv

    DAFTAR ISI...............................................................................................................vi

    DAFTAR TABEL........................................................................................................x

    DAFTAR GRAFIK....................................................................................................xi

    DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xii

    DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xiii

    BAB 1 PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang.............. 1

    1.2 Perumusan Masalah....... 6

    1.3 Kerangka Teori....... 6

    1.4 Tujuan Penelitian

    1.4.1 Tujuan Umum..... 7

    1.4.2 Tujuan Khusus 7

    1.5 Hipotesis 7

    1.6 Manfaat Penelitian................................. 8

    BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pre Menstrual Syndrom

    2.1.1 Etiologi................................................................................ 11

    2.1.2 Gejala Klinis........................................................................ 13

    2.1.3 Diagnosis............................................................................. 16

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • 2.1.4 Therapy............................................................................... 17

    2.2 Produktivitas

    2.2.1 Definisi ............................................................................... 20

    2.3.Cara Pengukuran Produktivitas............................................................ 20

    2.4 Faktor Faktor Yang mempengaruhi Produktivitas

    2.4.1 Status Gizi .......................................................................... 22

    2.4.2 Status Kesehatan........................................................... ...... 22

    2.4.3 Karakteristik Karyawan....................................................... 25

    2.4 Kerangka Konsep Penelitian............................................................... 25

    BAB 3 METODE PENELITIAN

    3.1 Tempat dan Waktu

    3.1 Tempat................................................................................... 26

    3.2 Waktu..................................................................................... 26

    3.2 Rancangan Penelitian.......................................................................... 26

    3.3 Populasi dan Sampel........................................................................... 27

    3.4 Alat dan bahan.................................................................................... 27

    3.5 Pelaksanaan Penelitian........................................................................ 28

    3.6 Management Data.

    3.6.1 Pengumpulan data............................................................... 28

    3.6.2 Pengolahan dan analisa data................................................ 29

    3.6.3 Penyajian data..................................................................... 31

    3.7 Variabel Yang diamati

    3.7.1 Variabel Penelitian............................................................. 31

    3.7.2 Definisi Operasional.......................................................... 31

    3.8 Jadwal Penelitian.............................................................................. 32

    BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • 4.1 Hasil Penelitian

    4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................. 33

    4.1.2 Gambaran Umum Tenaga Kerja ....................................... 35

    4.2 Hasil Perhitungan............................................................................... 36

    4.2.1. Analisa Univarian......................................................... 36

    a. Karakteristik Sampel.............................................. ......... 36

    b. Frekwensi Penderita Pre Menstrual Dysphoric

    Dishorder......................................................................... 38

    c. Produktivitas Responden................................................ 38

    d. Frekwensi dan Jenis Keluhan yang Dialami Selama

    Pre Menstrual Syndrom................................................. 41

    e. Pemanfaatan Cuti Haid oleh Tenaga Kerja Wanita

    pada saat Pre Menstrual Syndrom.................................. 42

    4.1.2 Analisa Bivarian..................... ............................................. 42

    a. Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Pada Saat Pre

    Menstrual Syndrom dan Produktivitas Tenaga Kerja

    Wanita Saat Tidak Mengalami Pre Menstrual

    Syndrom........................................................................ 42

    b. Hubungan Banyaknya Keluhan dengan

    Produktivitas.................................................................. 43

    4.3 Pembahasan ........................................................................................ 44

    4.3.1. Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Produktivitas 44

    4.3.2 Keluhan Keluhan yang dialami selama Pre Menstrual

    Syndrom............................................................................... 45

    4.3.3. Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Pada Saat Pre

    Menstrual Syndrom dan Produktivitas Tenaga Kerja

    Wanita Saat Tidak Mengalami Pre Menstrual

    Syndrom........................................................................... 46

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • 4.3.4 Hubungan Banyaknya Keluhan Pre Menstrual

    Syndrom yang Dialami Tenaga Kerja Wanita Dengan

    Produktivitas..................................................................... 47

    BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

    5.1 Kesimpulan........................................................................................ 50

    5.2 Saran.................................................................................................. 51

    DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 52

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • DAFTAR TABEL

    Halaman

    Tabel 4.1 Distribusi tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin di pabrik korek api Kota Pematangsiantar.. 35

    Tabel 4.2 Distribusi frekwensi responden menurut umur. 36 Tabel 4.3 Distribusi frekwensi responden menurut masa kerja.. 36 Tabel 4.4 Distribusi frekwensi responden menurut pendidikan.. 37 Tabel 4.5 Distribusi frekwensi responden menurut status perkawinan .. 37 Tabel 4.6 Distribusi frekwensi responden menurut Indeks Massa

    Tubuh (IMT) 37 Tabel 4.7 Distribusi frekwensi responden yang mengalami pre menstrual dishporic dishorder . 38 Tabel 4.8 Perbandingan distribusi frekwensi produktivitas responden

    per jam pada saat pre menstrual syndrom dan di luar pre menstrual syndrom . 39

    Tabel 4.9 Distribusi frekwensi dan jenis keluhan pre menstrual syndrom yang dialami responden .. 41 Tabel 4.10Distribusi frekwensi pemanfaatan cuti haid oleh tenaga kerja wanita .. 42 Tabel 4.11Tabel perbedaan rata rata produktivitas pada saat pre menstrual syndrom dan di luar siklus pre menstrual

    syndrom... 43

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • DAFTAR GRAFIK

    Halaman

    Grafik 1 Hubungan Jumlah Keluhan Dengan Produktivitas tenaga kerja

    Wanita pada Saat Pre Menstrual Syndrom.... 40

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • DAFTAR GAMBAR

    Halaman

    Grafik 1.1 Kerangka Teori ................................ 6

    Grafik 1.1 Kerangka Konsep ................................ 25

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • DAFTAR LAMPIRAN

    Halaman

    1. Kuisioner............................................................................................. 55

    2. Tabel Hasil Produksi........................................................................... 57

    3. Tabel Siklus Haid............................................................................... 58

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • BAB 1

    PENDAHULUAN

    1.1 Latar Belakang

    Indonesia saat ini berada dalam kondisi perkembangan pembangunan kearah

    industrialisasi dengan persaingan pasar semakin ketat, produktivitas merupakan

    salah satu faktor penentu untuk memacu pertumbuhan ekonomi secara maksimal.

    Pertumbuhan ekonomi mempunyai korelasi yang positif dengan peningkatan

    kesejahteraan suatu bangsa. Mutu kehidupan masyarakat di negara yang ekonominya

    telah maju lebih tinggi dibandingkan dengan mutu kehidupan masyarakat di negara

    yang ekonominya sedang berkembang.

    Pada tingkat nasional manfaat yang diperoleh dari peningkatan produktivitas

    meliputi tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Dengan meningkatnya

    pertumbuhan ekonomi akan terwujud kemakmuran rakyat, sehingga diharapkan

    diperoleh standar hidup secara nasional lebih baik. Terwujudnya standar hidup yang

    lebih baik ini dipengaruhi antara lain oleh pendapatan yang lebih besar, pelayanan

    sosial lebih baik dan pendapatan pemerintah cukup besar terutama untuk membiayai

    pembangunan yang semakin berkembang. Pertumbuhan ekonomi yang semakin

    tinggi akan memperkokoh eksistensi dan potensi bangsa sehingga dapat

    meningkatkan harkat dan martabat bangsa tersebut, terutama persaingan dengan

    negara lain, yang pada akhirnya dapat mendorong prestasi bangsa di forum

    internasional (AI.Teguh, 2004).

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • Produktivitas pada dasarnya akan berkaitan erat dengan sistem produksi yang

    tentunya melibatkan tenaga kerja dan modal yang dapat berupa mesin, material,

    bangunan pabrik dan lain lain (Sritomo,1995). Untuk meningkatkan produktivitas

    sangat diperlukan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Searah dengan hal tersebut

    kebijakan pembangunan di bidang kesehatan ditujukan untuk mewujudkan derajat

    kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat pekerja.

    Masyarakat pekerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting

    sebagai pelaku dan tujuan pembangunan, sesuai dengan perkembangan ilmu

    pengetahuan dan tehnologi dituntut adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang

    berkualitas dan mempunyai produktivitas tinggi hingga mampu meningkatkan

    kesejahteraan dan daya saing di era globalisasi.

    Di era globalisasi dan pasar bebas Association Free Trading Area ( AFTA )

    2003, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu persyaratan yang

    ditetapkan dalam hubungan antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh anggota

    termasuk Indonesia. Beban ini cukup berat karena berdasarkan data dari Badan Pusat

    Statistik (BPS) tahun 2003, pekerja di Indonesia mencapai 100.316.007 dimana

    64,63% pekerja laki-laki dan 35,37% pekerja wanita. Peningkatan ini selain dilihat

    dari segi positif dengan bertambahnya tenaga produktif, status kesehatan dan gizi

    pekerja umumnya belum mendapat perhatian yang berakibat akan menurunkan

    produktivitas kerja dan biaya produksi menjadi tidak efisien (Depkes RI, 2006).

    Produktivitas pekerja sangat dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya status

    gizi, status kesehatan dan karakteristik pekerja. Pada pekerja wanita permasalahan

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • fisik lebih kompleks daripada pekerja pria. Salah satu proses fisiologis yang terjadi

    pada pekerja wanita sehingga dapat mempengaruhi produktivitas kerja adalah adanya

    siklus haid. Sikluis haid yang merupakan kejadian perdarahan melalui vagina

    seorang perempuan sehat, yang terjadi sejak usia reproduktif ( kurang lebih 15 tahun )

    yang merupakan pertanda bahwa seseorang sudah akil balik. Haid yang datang

    pertama kali sering disebut dengan menarch dan masa berhentinya haid secara

    fisiologis pada usia sekitar 50 tahun disebut dengan menopause. Sebelum siklus haid

    tersebut sering kali seorang wanita mengalami pre menstrual syndrom yang terjadi

    setiap bulan. Pada 7 10 hari menjelang siklus haid sering dijumpai keluhan -

    keluhan fisik maupun psikis diantaranya migrain, dismenorhea, gangguan emosi dan

    sebagainya. Semua keluhan tersebut akan berkurang atau menghilang setelah darah

    haid keluar dalam beberapa jam (Hacker&Moore,1992).

    Cuti haid biasanya diberikan kepada pekerja/buruh perempuan pada hari

    pertama dan kedua dalam masa haidnya apabila yang bersangkutan merasa sakit.

    Karena merasakan sakit sifatnya sangat subyektif sekali maka tidak diwajibkan untuk

    melampirkan keterangan sakit dokter dan hanya cukup memberitahukan. Ketentuan

    Pasal 81 UU No.13 Tahun 2003 ini dapat disalahgunakan oleh pekerja/buruh dengan

    mengambil cuti haid walaupun buruh yang bersangkutan tidak mengalami haid pada

    bulan tersebut atau tidak mengalami keluhan yang mengganggu pada saat haid.

    Apabila pekerja/buruh perempuan yang tidak merasakan sakit pada waktu haid wajib

    bekerja seperti biasa (Sabeni, 2006).

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • Adanya gangguan aktifitas karena siklus haid ini sangat subyektif dan sangat

    bervariasi, jadi adakalanya para pekerja wanita mengambil cuti haid setiap bulannya

    dan ada juga pekerja yang tidak mengambil cuti karena merasa haid bukanlah hal

    yang sangat mengganggu aktifitas, atau hanya ingin mendapatkan upah tambahan

    dengan mengesampingkan keluhan yang dialaminya. Bagi pekerja yang yang tetap

    bekerja pada saat menjelang siklus haid tentunya tidak dapat bekerja secara

    maksimal walaupun siklus haid adalah hal yang fisiologis. Pengaruh emosi, migraen

    dan nyeri haid akan dapat mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas pekerja.

    Produktivitas kerja yang menurun pada masa pre menstrual ini dapat

    disebabkan oleh meningkatnya absensia pada pekerja atau kualitas atau kuantitas

    pekerjaan yang menurun karena adanya gangguan - gangguan pada masa pre

    menstrual syndrom. Apabila seorang pekerja menurun produktivitasnya selama 7

    sampai 10 hari menjelang haid dapat dipastikan terjadi penurunan produktivitas

    sebanyak 84 - 100 hari setiap tahunnya, hal ini tentunya sangat besar dampaknya

    bagi perusahaan yang mempunyai pekerja sebagian besar adalah wanita pada usia

    reproduktif (Baziad Ali,2005). Karena pre menstrual syndrom dialami oleh hampir

    70-90 % wanita pada usia reproduktif dan 2-10 % mengalami gejala pre menstrual

    syndrom berat atau PMDD ( Pre Menstrual Dysphoric Dishorder) (Delfi Lutan,

    2007).

    Gejala - gejala yang sering timbul pada masa pre menstrual syndrom dapat

    berupa gejala fisik diantaranya nyeri perut, migrain, gangguan saluran cerna, nyeri

    otot yang dapat mengganggu aktifitas sehari hari. Sedangkan gejala - gejala psikis

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • dapat berupa insomnia/hipersomnia, gangguan emosi, gangguan konsentrasi. Apabila

    tenaga kerja mengalami gangguan konsentrasi dan mudah mengantuk maka akan

    sangat membahayakan keselamatannya pada saat bekerja di tempat - tempat yang

    membutuhkan ketenangan dan konsentrasi kerja seperti misalnya pekerjaan

    memotong atau menjahit. Penelitian di Jepang menyebutkan bahwa 79 % responden

    menyatakan bahwa pre menstrual syndrom mengganggu hubungan interpersonal dan

    54 % mempengaruhi penampilan kerja (Takeda et al,2006).

    Pabrik korek api di Kota Pematangsiantar mempunyai karyawan sekitar 325

    orang yang sebagian besar adalah wanita dengan jumlah sekitar 191 orang. Tenaga

    kerja wanita tersebar di beberapa bagian. Proses produksi pembuatan batang korek

    api di PT X dimulai dari bagian pemotongan kayu, proses pengeringan dengan

    menggunakan oven dan pencelupan batang korek api kedalam bahan kimia, pada

    ketiga proses produksi tersebut banyak melibatkan tenaga kerja pria, sedangkan

    bagian yang paling banyak tenaga kerja wanitanya adalah bagian pengepakan korek

    api, baik pengepakan batang korek api ke dalam kotak maupun pengepakan kotak

    korek api ke dalam kemasan yang lebih besar. Batang korek api yang sudah jadi akan

    dimasukkan ke dalam kotak kecil secara manual setelah itu baru dikemas dalam

    plastik besar dengan bantuan mesin.

    Dari hasil study pendahuluan pekerja wanita yang bekerja di bagian

    pengepakan korek api secara manual yang berjumlah 60 orang adalah wanita usia

    reproduktif yang mengalami siklus haid setiap bulannya, dan tentunya mempunyai

    permasalahan kesehatan reproduksi yang dapat mempengaruhi produktivitasnya

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • yaitu pre menstrual syndrom. Dari 60 orang tenaga kerja wanita di bagian

    pengepakan 55 orang diantaranya menyatakan mengalami gejala pre menstrual

    syndrom setiap bulannya dengan minimal 4 jenis keluhan fisik maupun psikis dan

    48 orang menyatakan mengalami minimal 6 gejala fisik dan psikis pada masa pre

    menstrual syndrom.

    1.2 .Perumusan Masalah

    Dari uraian latar belakang tersebut maka perumusan masalahnya adalah

    apakah ada pengaruh pre menstrual syndrom dengan produktivitas tenaga kerja

    wanita di perusahaan korek api di kota Pematangsiantar

    1.3 Kerangka Teori

    STATUS KESEHATAN - Kesehatan

    Reproduksi

    KARAKTERISTIK PEKERJA

    STATUS GIZI

    PRODUKTIVITAS

    Gambar 1.1

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • 1.4 Tujuan Penelitian

    1.4.1 Tujuan Umum

    Mengetahui pengaruh pre menstrual syndrom terhadap produktivitas tenaga

    kerja wanita di pabrik korek api.

    1.4.2 Tujuan Khusus

    a. Mengetahui keluhan - keluhan pre menstrual syndrom yang paling banyak

    dialami tenaga kerja wanita di bagian pengepakan korek api.

    b. Mengetahui produktivitas tenaga kerja wanita pada saat pre menstrual

    syndrom dan produktivitas tenaga kerja wanita pada saat tidak mengalami

    pre menstrual syndrom .

    c. Mengetahui hubungan banyaknya keluhan yang dialami tenaga kerja

    wanita dengan produktivitas tenaga kerja wanita dibagian pengepakan

    korek api.

    d. Mengetahui pengaruh pre menstrual syndrom dengan produktivitas tenaga

    kerja wanita di bagian pengepakan korek api.

    1.5 Hipotesis

    a. Semakin banyak keluhan yang dialami tenaga kerja wanita pada saat pre

    menstrual syndrom semakin rendah produktivitas tenaga kerja wanita

    tersebut.

    b. Ada perbedaan produktivitas pada saat pre menstrual syndrom dengan

    produktivitas tenaga kerja wanita pada saat tidak mengalami pre

    menstrual syndrom.

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • 1.6 Manfaat Penelitian

    a. Memberikan masukan kepada perusahaan tentang gambaran produktivitas

    pekerja wanita pada masa pre menstrual syndrom.

    b. Memberikan informasi kepada perusahaan tentang upaya peningkatan

    prduktivitas tenaga kerja wanita pada masa pre menstrual syndrom.

    c. Memberikan informasi kepada pekerja tentang upaya mengurangi

    keluhan keluhan pada saat pre menstrual syndrom.

    d. Memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan bagi pembaca dalam

    aplikasi keilmuan.

    e. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan bagi peneliti selanjutnya.

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • BAB 2

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1 Pre Menstrual Syndrom

    Pre Menstrual Syndrom ( PMS ) adalah gejala fisik, psikologis dan perilaku

    yang menyusahkan yang tidak disebabkan oleh penyakit organik yang secara teratur

    dan berulang selama fase siklus haid yang sama, dan banyak mengalami regresi atau

    menghilang selama waktu haid yang tersisa (Hacker, Moore, 1992).

    Pre Menstrual Syndrom ( PMS ) adalah gangguan yang dipicu oleh perubahan

    hormonal satu sampai dua minggu sebelum haid. Diperkirakan 40 juta wanita

    mengalaminya dan lebih dari 5 juta memerlukan perawatan medis.Gejala ini akan

    berkurang dan menghilang sampai terjadinya haid ( Edward,2006).

    Pre menstrual syndrome dialami oleh sebagian wanita pada umumnya 1 - 2

    minggu menjelang menstruasi gejala ini akan menghilang segera setelah darah haid

    mulai keluar. Sekitar 2 -10 % wanita mengalami pre menstrual syndrom yang berat

    yang sangat mengganggu aktifitasnya. Gejalanya sangat beragam, namun yang pasti

    kesemuanya itu berhubungan dengan perubahan hormon yang memicu terjadinya

    ketidakstabilan emosi dalam diri masing-masing wanita. Dan biasanya gejala ini akan

    menghilang dengan sendirinya jika sang wanita telah mendapatkan haid.

    Meskipun hanya bersifat temporer namun gejala ini tetap memerlukan

    perhatian khusus agar tak mengganggu metabolisme tubuh. Lebih dari 40 juta wanita,

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • 5 juta diantaranya memerlukan perawatan medis untuk mengembalikan kestabilan

    emosi serta keseimbangan dalam berperilaku.

    Karena sifatnya yang hormonal dan temporer maka gejala yang

    ditimbulkannya pun sangat beragam. Tidak setiap bulan wanita mengalami gejala pre

    menstrual syndrom ini. Ada kalanya sang wanita tidak mengalaminya sama sekali.

    Gejala emosional yang biasanya terjadi adalah emosi yang seperti tidak

    terkontrol, perasaan cemas, selalu terlihat murung, mudah marah, mudah tersinggung,

    mudah panik, libido yang tinggi hingga keadaan sedih yang tak terbendung, dan pada

    akhirnya menangis.

    Selain gejala yang berhubungan dengan emosional, gejala fisik juga kerap

    mendatangi wanita saat pre menstrual syndrom. Umumnya gejala fisik ini

    berhubungan dengan kondisi kesehatan di daerah kepala, seperti sakit kepala, migren,

    penat yang biasanya memunculkan sikap malas dalam bekerja atau untuk melakukan

    rutinitas kesehariannya.

    Banyak ahli medis berusaha untuk menemukan teori yang sekiranya dapat

    menjelaskan perubahan emosi serta perilaku wanita yang sedang mengalami pre

    menstrual syndrom. Akan tetapi tidak satupun teori secara universal yang benar-benar

    dapat menjelaskannya dengan terperinci.

    Teori-teori yang ada saat ini hanya sebatas pembahasan mengenai ketidak

    seimbangan antara hormon progesteron yang tinggi dengan hormon estrogen yang

    rendah. Selain itu juga terdapat teori yang membahas mengenai faktor biokimia,

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • kekurangan vitamin dan mineral, rendahnya jumlah prolactin, serta faktor-faktor

    yang berkaitan dengan stres, nutrisi, dan gaya hidup.

    Karena perubahan hormon yang datang secara mendadak dan kondisi fisik

    yang juga tidak menunjang aktivitas wanita ketika mengalami pre menstrual

    syndrom, diantaranya yang kemudian menyebabkan seorang wanita terlihat pucat,

    dan lemah, serta kehilangan nafsu makan. Sehingga dalam keadaan tersebut,

    komposisi makanan yang masuk ke dalam tubuh harus tetap dijaga.

    Menurut dr Sheila Agustina (2007) Pre Menstrual Syndrome (PMS) adalah

    sekumpulan gejala berupa gangguan fisik & mental, dialami 7-10 hari menjelang

    menstruasi dan menghilang beberapa hari setelah menstruasi. Keluhan yang dialami

    bisa bervariasi dari bulan ke bulan, bisa menjadi lebih ringan ataupun lebih berat dan

    berupa gangguan mental (mudah tersinggung, sensitif) maupun gangguan fisik.

    Diperkirakan kurang lebih 85% wanita usia reproduktif antara usia 25 - 35 tahun

    mengalami satu atau lebih gejala dari pre menstrual syndrom. Hanya 2-10%

    menunjukkan gejala pre menstrual syndrom berat (Pre Menstrual Dysphoric

    Disoder/PMDD) yaitu gejala pre menstrual syndrom berat.

    2.1.1 Etiologi

    Apa yang menyebabkan seorang wanita mengalami pre menstrual syndrom

    belum dapat diketahui secara pasti. Banyak dugaan bahwa pre menstrual syndrom

    terjadi akibat kombinasi dari berbagai faktor yang kompleks dimana salah satunya

    adalah akibat perubahan hormonal yang terjadi sebelum menstruasi. Terjadi

    penurunan kadar hormon estrogen setelah ovulasi yang mempengaruhi

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • neurotransmitter di otak terutama serotonin. Serotonin memegang peranan dalam

    regulasi emosi. Meskipun demikian, diduga interaksi kompleks antara hormon

    estrogen, progesteron dan serotonin dengan pre menstrual syndrom masih perlu

    diteliti lebih lanjut.

    Gangguan metabolisme dan pola hidup yang tidak sehat ( terutama faktor

    nutrisi ) juga mungkin turut berperan dalam menyebabkan pre menstrual syndrom.

    Diduga terjadi gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma

    linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi

    ( mengatur efek hormon estrogen, progesteron ), sistem syaraf ( mengatur kerja

    neurotransmiter) dan sebagai anti peradangan. Selain gangguan metabolisme, pola

    nutrisi yang tidak seimbang berupa diet tinggi lemak, tinggi garam dan gula, rendah

    vitamin dan mineral, sedikit serat dapat menimbulkan pre menstrual syndrom.

    Konsumsi kafein yang biasanya terdapat dalam kopi atau teh serta alkohol yang

    berlebihan dapat memperberat gejala yang ada.

    Berbagai teori telah diajukan untuk menerangkan pre menstrual syndrom.

    Banyaknya faktor yang diduga mempengaruhi munculnya gejala pre menstrual

    syndrom menurut Dharmady Agus (2006) diantaranya adalah :

    a. Psikososial

    Menurut teori psikoanalisis, gejala-gejala pre menstrual syndrom merupakan

    manifestasi dari konflik peran sebagai wanita. Haid diartikan sebagai suatu stimulus

    yang mengancam konflik yang telah direpresi. Secara tidak sadar, penderita pre

    menstrual syndrom menggunakan fungsi haidnya untuk menyatakan ketegangan

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • sebagai akibat situasi lingkungan yang menekan, kesukaran dalam hubungan antar

    pribadi, atau oleh sikapnya sendiri terhadap kewanitaannya. Hasil penelitian di

    Malang menunjukkan, penderita pre menstrual syndrom merupakan orang yang suka

    merengek, suka mengeluh, mudah marah, feminin, pasif, keterpaksaan untuk

    menerima tugas-tugas yang berat karena tak kuasa atau berani menolak.

    b. Genetik

    Sekitar 70% anak wanita dengan ibu penderita pre menstrual syndrom juga

    menderita pre menstrual syndrom. Pada kelompok kontrol (ibu yang tidak menderita

    pre menstrual syndrom) didapat angka sekitar 37%.

    c. Biologik

    Berbagai teori neuroendokrin telah dilaporkan sebagai penyebab pre

    menstrual syndrom. Itu berarti, antara lain keseimbangan hormon esterogen dan

    prosgesteron berperan besar.

    2.1.2 Gejala Klinis

    Terdapat kurang lebih 200 gejala yang dihubungkan dengan pre menstrual

    syndrom namun gejala yang paling sering ditemukan adalah iritabilitas (mudah

    tersinggung) dan disforia (perasaan sedih). Gejala mulai dirasakan 7-10 hari

    menjelang menstruasi berupa gejala fisik maupun psikis yang mengganggu aktivitas

    sehari-hari dan menghilang setelah menstruasi.

    Menurut American Standart Association-DSM IV menyebutkan bahwa gejala

    gejala pre menstrual syndrom dapat meliputi gejala fisik dan psikis diantaranya :

    a. Suasana hati yang tidak menentu, putus asa, pikiran yang tertekan.

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • b. Perasaan cemas, tertekan, gelisah,gembira.

    c. Perasaan yang labil yang ditandai dengan perasaan sedih yang tiba tiba,

    lebih sensitif terhadap penolakan.

    d. Mudah marah dan adanya gangguan interpersonal.

    e. Kurang konsentrasi.

    f. Mudah lelah/fatique.

    g. Perubahan nafsu makan.

    h. Insomnia/hipersomnia.

    i. Perasaan subyektif yang tidak terkontrol.

    j. Keluhan fisik yang meliputi : payudara tegang, sakit kepala, nyeri otot,

    kenaikan berat badan.

    Dari gejala gejala klinis yang dialami selama masa pre menstrual syndrom

    maka menurut Dr. Guy E. Abraham (1984), ahli kandungan dan kebidanan dari

    Fakultas Kedokteran UCLA, AS, membagi pre menstrual syndrom menurut

    gejalanya yakni tipe A, H, C, dan D. Sekitar 80% gangguan pre menstrual syndrome

    termasuk tipe A, sedangkan tipe H sekitar 60%, pre menstrual syndrome tipe C

    sebanyak 40%, dan pre menstrual syndrome tipe D sebanyak 20%. Kadang-kadang

    seorang wanita mengalami gejala gabungan, misalnya tipe A dan D secara

    bersamaan.

    Setiap tipe pre menstrual syndrome memiliki gejalanya sendiri yaitu tipe A (anxiety)

    ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil.

    Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • mendapat haid. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan

    progesteron hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon

    progesteron.

    Pre menstrual syndrome tipe H (hyperhydration) memiliki gejala edema (

    pembengkakan, perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan

    kaki, peningkatan berat badan sebelum haid ). Gejala tipe ini dapat juga dirasakan

    bersamaan dengan tipe pre menstrual syndrom lain. Pembengkakan itu terjadi akibat

    berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam

    atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi

    ( penimbunan ) air dan natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada.

    Pre menstrual syndrom tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar ingin

    mengkonsumsi makanan yang manis-manis ( biasanya coklat ) dan karbohidrat

    sederhana ( biasanya gula ). Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula

    dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar,

    pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena

    pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan

    manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak

    terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6), atau kurangnya magnesium.

    Pre menstrual syndrom tipe D (depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin

    menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-

    kata (verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba

    bunuh diri. Biasanya pre menstrual syndrom tipe D berlangsung bersamaan dengan

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • pre menstrual syndrom tipe A, hanya sekitar 3% dari seluruh tipe pre menstrual

    syndrom benar-benar murni tipe D.

    Pre menstrual syndrom tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon

    progesteron dan estrogen, di mana hormon progesteron dalam siklus haid terlalu

    tinggi dibandingkan dengan hormon estrogennya. Kombinasi pre menstrual syndrom

    tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres, kekurangan asam

    amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal di tubuh, atau kekurangan

    magnesium dan vitamin B (terutama B6).

    2.1.3 Diagnosis

    Dalam mendiagnosa pre menstrual syndrom, adalah sangat penting untuk

    menyingkirkan apakah ada penyakit lain yang mendasari timbulnya gejala yang

    dirasakan. pre menstrual syndrom dapat diduga pada wanita yang mengalami

    gangguan fisik ataupun mental beberapa saat sebelum menstruasi yang berlangsung

    setiap siklus.

    Ada 3 (tiga) elemen penting yang menjadi dasar diagnosa apakah seorang

    wanita mengalami pre menstrual syndrom yaitu jika ditemukan :

    - Gejala yang sesuai dengan gejala pre menstrual syndrom.

    - Dialami setiap siklus menstruasi (konsisten).

    - Menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari.

    Menurut The National Institute of Mental Health Criteria seseorang dapat dikatakan

    mengalami pre menstrual syndrom apabila mengalami 1 dari 6 gejala gangguan

    perilaku dan 1 dari 4 gejala somatik (Hamilton et al,1994). Apabila seorang wanita

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • mengalami 5 atau lebih dari gejala pre menstrual syndrom dan sangat mengganggu

    aktivitas sehari hari maka dapat dikatagorikan dalam pre menstrual dysphoric

    dishorder ( Freeman et al,2004).

    Pre menstrual syndrom harus dibedakan dengan perubahan yang biasa

    dirasakan sebelum menstruasi (simple pre menstrual symptoms) yang tidak

    menimbulkan gangguan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari misalnya rasa

    tegang pada payudara. Keadaan ini adalah ciri khas dari siklus ovulasi normal yang

    terjadi setiap bulan.Untuk mengetahui apakah gejala yang dialami seorang wanita

    adalah gejala pre menstrual syndrom maka perlu dilakukan pengamatan secara

    retrospektif terhadap keluhan yang dialami minimal 2-3 siklus haid (Nick Panay,

    2006 ).

    2.1.4 Therapy

    Sebaiknya seorang wanita yang diduga menderita pre menstrual syndrom

    mencatat keluhan yang dirasakannya dalam sebuah diari yang disebut pre menstrual

    syndrom diary. Dengan adanya catatan tersebut dapat menegakkan diagnosa serta

    pengobatan. Tujuan dari pengobatan pre menstrual syndrom adalah untuk

    mengurangi bahkan menghilangkan gejala yang ada, mengurangi akibat yang timbul

    dari pre menstrual syndrom dalam aktivitas sehari-hari maupun hubungan

    interpersonal, serta mengusahakan agar efek samping minimal dari terapi yang

    diberikan. (Mortola et al,1990)

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • Adapun terapi yang dapat diberikan dapat berupa terapi farmakologi dengan

    menggunakan obat-obatan untuk mengatasi rasa nyeri maupun terapi non farmakologi

    seperti modifikasi pola hidup dan asupan nutrisi yang seimbang.

    a. Farmakologi

    Obat-obatan yang biasa digunakan dalam mengobati pre menstrual sydrom

    bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri/ketidaknyamanan yang dirasakan. Golongan

    obat-obatan yang sering digunakan berasal dari golongan analgetik (parasetamol),

    anti inflamasi non steroid (ibuprofen, natrium diklofenak, dan lainnya), golongan

    minor tranquilizer (obat penenang), anti depresi dan kontrasepsi. Pada banyak kasus

    penggunaan obat analgetik ringan sudah dapat mengatasi gejala yang dialami namun

    penderita gastritis (maag) sebaiknya berhati-hati dalam mengkonsumsi obat-obatan

    yang meringankan rasa nyeri karena dapat mengakibatkan nyeri lambung-obat

    sebaiknya diminum setelah makan. Jika gejala pre menstrual syndrom lebih berat,

    sebaiknya penderita melakukan konsultasi dengan dokter. Penggunaan obat

    penenang, anti depresi dan kontrasepsi hanya berdasarkan resep dokter dan harus di

    bawah pengawasan dokter yang berwenang.

    b. Non farmakologi

    Terapi non farmakologi memegang peranan penting dalam penanganan pre

    menstrual syndrom berupa edukasi penderita, terapi suportif dan modifikasi gaya

    hidup. Perubahan pola nutrisi memiliki efek yang bermakna karena berdasarkan

    penelitian yang dilakukan oleh dr. Guy Abraham(1984), penambahan nutrisi tertentu

    disertai perubahan pola makan 1-2 minggu menjelang menstruasi dapat mengurangi

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • gejala pre menstrual syndrom. Komposisi nutrisi yang dianjurkan bagi penderita pre

    menstrual syndrom adalah diet rendah lemak dan garam, mengandung protein,

    vitamin, mineral (vitamin B, vitamin C, vitamin E, Ca, Mg, Zn) yang seimbang, serta

    dianjurkan untuk mengurangi konsumsi kafein ( kopi, teh ). Para penderita pre

    menstrual syndrom sebaiknya melakukan olah raga secara teratur serta menghindari

    stres berkepanjangan. Terapi suportif seperti hipnoterapi, terapi warna, meditasi,

    fitopharmaca dan lainnya dapat membantu mengurangi gejala yang dirasakan.

    Budaya Indonesia kaya akan tumbuh - tumbuhan dan herbal yang biasanya diolah

    dalam bentuk jamu yang dapat membantu mengurangi gejala - gejala pre menstrual

    syndrom. Herbal ini ada yang berfungsi untuk relaksasi sehingga nyeri atau kram

    perut dapat dikurangi pada saat pre menstrual syndrom, selain sebagai relaksan herbal

    juga banyak mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan pada saat pre

    menstrual syndrom.

    Secara singkat, untuk mengurangi gejala pre menstrual syndrom yaitu dengan

    pola nutrisi yang sehat ( rendah lemak dan garam, tinggi protein, vitamin dan

    mineral ). Memperbanyak porsi buah-buahan, sayur mayur, gandum yang tinggi serat.

    Jika diperlukan, dapat ditambahkan makanan kesehatan ( food supplement ) yang

    berupa multivitamin seperti kalsium yang dapat mengurangi rasa kram, vitamin E

    untuk mengurangi rasa nyeri pada payudara, keletihan dan insomnia serta vitamin B6

    untuk mengatasi keletihan, iritabilitas dan mood swings. Menghindari makanan

    dengan kadar garam tinggi, makanan manis, kafein, alkohol, selalu melakukan

    olahraga rutin. Tidur cukup minimal 8 jam/hari. Menghindari rokok dan stress

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • berkepanjangan. Terapi relaksasi berupa hipnoterapi, terapi warna, meditasi,

    aromaterapi.

    2.2 Produktivitas

    Produktivitas dapat dikatakan sebagai perbandingan rasio antara hasil yang

    dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang telah digunakan (Dewan Produktivitas

    Nasional RI ).

    Produktivitas juga dapat dianggap sebagai keluaran atau masukan dari suatu

    sistim. Sebagai masukan maka produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental

    yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik

    daripada hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari sekarang (Departemen

    Tenaga Kerja). Produktivitas sebagai keluaran, biasanya dirumuskan sebagai rasio

    dari apa yang dihasilkan terhadap keseluruhan masukan. Dengan kata lain,

    produktivitas merupakan ukuran dari kemampuan baik individu, kelompok maupun

    organisasi untuk menghadirkan suatu produk atau jasa dalam kondisi atau situasi

    tertentu (Ravianto, 1990).

    2.3 Cara pengukuran Produktivitas

    Adapun cara pengukuran produktivitas diantaranya adalah dengan persamaan

    sederhana yang disebut dengan formula dasar bagi pengukuran produktivitas (

    Ravianto, 1990 ). Keluaran

    Produktivitas = __________

    Masukan

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • Jumlah keluaran dapat berupa jumlah produksi yang dihasilkan oleh

    seseorang secara utuh, satuanya adalah unit barang. Sedangkan masukannya berupa

    jumlah jam per orang, yang merupakan waktu produktif dari seorang tenaga kerja

    untuk menghasilkan keluaran tersebut. Waktu Produktivitas adalah waktu kerja yang

    sebenarnya dipakai yaitu jumlah jam kerja seharian ( Arsad,1988).

    Dengan mengetahui keluaran dan waktu produktif, maka produktivitas tenaga

    kerja dapat dinyatakan sebagai berikut ( Suripto,1988).

    V (unit produk)

    Produktivitas = __________ =.................barang/orang/hari

    T ( jam kerja)

    Untuk jenis produk yang berbeda - beda dimana tenaga diharuskan mencapai

    jumlah target produk tertentu selama jam kerja, maka produktivitas tenaga kerja dapat

    dihitung dengan membandingkan jumlah produk (unit barang) yang dihasilkan

    selama jam kerja, dengan jumlah target produk ( unit barang) yang seharusnya

    diperoleh selama jam kerja, seperti rumus berikut :

    Jumlah hasil (unit barang)

    Produktivitas = ____________________

    Jumlah Target ( unit barang)

    Secara umum peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk .

    a. Jumlah produksi meningkat dengan menggunakan sumber daya yang sama.

    b. Jumlah produksi yang sama atau meningkat dicapai dengan menggunakan

    sumber daya yang kurang.

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • c. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber

    daya yang relatif kecil.

    2.4 Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Produktivitas

    2.4.1 Status Gizi

    Status gizi seorang pekerja dapat dipengaruhi oleh intake makanan serta

    komposisi makanan yang dikonsumsi okeh seorang pekerja. Status gizi sangat

    mendukung status kesehatan dan produktivitas yang dihasilkan oleh seseorang. Gizi

    yang baik dapat meningkatkan derajat kesehatan, dengan derajat kesehatan yang

    tinggi akan mempengaruhi meningkatnya produktivitas.

    2.4.2 Status Kesehatan

    Dalam bekerja tenaga kerja membutuhkan banyak tenaga, apabila tenaga kerja

    mengalami kurang darah, maka tenaga yang dihasilkan oleh tubuh akan berkurang

    dan badan akan menjadi cepat lelah sehingga produktivitas kerja juga menjadi rendah

    ( De Meyer, 1989 ).

    Menurut Sumamur banyaknya absensi karyawan karena sakit dapat

    menurunkan produktivitas perusahaan walaupun hanya berkisar 3-8 % tenaga kerja

    yang absen karena sakit .

    Status kesehatan tenaga kerja wanita sangat berbeda dengan pria karena

    status kesehatan wanita juga dipengaruhi oleh kesehatan reproduksinya. Adapun

    permasalahan kesehatan pada tenaga kerja wanita adalah adanya gangguan haid.

    Gangguan haid adalah suatu masalah fisik atau masalah emosional yang menyimpang

    dari siklus normal haid, menyebabkan keluhan sakit/nyeri, perdarahan yang tidak

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • biasa atau perdarahan hebat, menarch yang tertunda dan tidak adanya haid. Secara

    umum wanita usia reproduktif mengalami menstruasi setiap 28 hari kecuali wanita

    tersebut dalam keadaan hamil atau manopouse. Tetapi beberapa wanita mengalami

    penyimpangan dari kebiasaan penyimpangan siklus haid berupa perdarahan hebat

    yang dapat berakibat pada kondisi fisik yang buruk. Penyimpangan ini dapat berupa

    amenorrhoe atau henti haid, menorarrgia atau perdarahan hebat, dismenorrhoe atau

    kram ( Faizal Yatim,2001).

    a. Amenorrhoea

    Adalah tidak adanya perdarahan rahim yang spontan (haid). Amenorrhoea

    dapat dibedakan menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Amenorrhoe primer adalah

    tidak terjadi menarch pada umur 15 tahun atau dalam waktu 4 tahun, sedangkan

    amenorrhoe sekunder adalah haid yang terhenti selama sedikitnya 6 bulan. Penyebab

    yang paling umum adalah kehamilan dan pada wanita yang lebih tua oleh karena

    menopause atau histerektomi. Amenorrhoea dapat disebabkan oleh beberapa keadaan

    lain seperti : gizi yang buruk atau berat badan kurang, latihan yang berlebihan yang

    dapat menyebabkan disfungsi hipotalamik kondisi medis ( hipotiroidism atau

    gangguan endokrin lain, tuber colusa, anemia dari penyebab apapun yang serius,

    penyakit yang mengancam kehidupan) yang dapat menyebabkan disfungsi hipofisis,

    kegagalan ovarium karena adanya kelainan kromosom dan abnormalitas anatomi

    misalnya hymen imperforata.

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • b. Menorrhagia

    Adalah perdarahan yang melebihi normal pada saat menstruasi yaitu diatas 45

    ml dengan lama diatas 5-6 hari, menorrhagia sering terjadi pada saat menjelang

    menophouse atau pada saat awal seorang wanita mendapatkan haid. Sekitar 10 -20 %

    wanita mengalami gangguan haid ini. Penyebabnya meliputi adanya fibroid polip

    pada serviks atau endometrial, auto imun disesase seperti lupus, pelvic inflamatory

    disease (PID), adanya gangguan platelet pada darah, kelainan darah yang herediter

    atau mungkin disebabkan oleh kanker pada saluran reproduksi..

    c. Dysmenorrhoe

    Dysmenorrhoe adalah gejala kram perut pada saat haid yang disebabkan oleh

    prostalglandin yang dihasilkan oleh tubuh yang menyebabkab terjadinya reaksi

    inflamasi sehingga menyebabkan otot perut berkontraksi pada saat menjelang haid,

    prostalglandin juga menyebabkan otot gastro intestinal menjadi longgar sehingga

    sering terjadi keluhan mual, muntah serta diare pada sebagian wanita. Mayoritas

    wanita yang mengalami kegelisahan saat haid, namun hanya sedikit yang merasa

    sakit yang cukup mengganggu aktivitas normal dan menjadi pola ketidak hadiran

    setiap bulan. Hal ini perlu perhatian dari tenaga medis.

    d. Premenstrual syndrome

    Adalah suatu kombinasi masalah fisik dan psikologis yang terjadi pada sebagian

    wanita pada 7-10 hari sebelum haid.

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • e. Menophouse

    Adalah keadaan menurunya fungsi reproduksi ( fungsi ovarium) yang ditandai

    dengan berhentinya haid pada usia diatas 49 tahun. Hal ini menimbulkan perubahan

    perubahan fisik dan juga kejiwaan pada seorang wanita. Pada saat menjelang

    menophouse, estrogen yang dihasilkan semakin turun sampai menophouse tiba.

    Berbagai keluhan yang terjadi pada masa menopouse diantaranya seperti hot flush,

    vagina yang kering, osteoporosis, perubahan emosi, gangguan pada saluran kencing

    dan sebagainya.

    2.4.3.Karakteristik Karyawan

    Karakteristik karyawan meliputi usia, jenis kelamin, umur, masa kerja,

    pendidikan dan motivasi kerja.

    2.5 Kerangka Konsep

    Diluar siklus pre menstrual syndrom

    Pekerja di PT X

    Pada saat pre menstrual syndrom

    PRODUKTIVITAS

    Gambar 2.1

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • BAB 3

    METODE PENELITIAN

    3.1 Tempat dan Waktu

    3.1.1 Tempat

    Penelitian ini dilaksanakan di bagian pengepakan batang korek api ke dalam

    kotak korek api di PT X di Kota Pematangsiantar yang merupakan perusahaan

    pembuat korek api. Alasan pemilihan tempat penelitian di bagian pengepakan korek

    api ini adalah pada bagian ini semua tenaga kerjanya adalah wanita, dan tingkat

    produktivitasnya lebih mudah dinilai yaitu dari jumlah kotak korek api yang

    dihasilkan dibagi dengan jam kerja.

    3.1.2 Waktu

    Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 4 bulan, mulai bulan

    Februari sampai Mei 2006. Penelitian dimulai dengan pengajuan judul dilanjutkan

    dengan survey pendahuluan, mempersiapkan proposal penelitian, pelaksanan seminar

    usulan tesis, pengumpulan data, pengolahan data dan melaksanakan seminar hasil,

    sedangkan penelusuran perpustakaan dan studi pendahuluan mulai dilakukan pada

    bulan Februari 2007.

    3.2 Rancangan Penelitian

    Penelitian yang dilakukan termasuk jenis study kuantitatif dengan pendekatan

    kohort study yaitu dengan mengamati siklus haid selama tiga bulan, Pada dua siklus

    haid yang diamati selama dua bulan akan dapat ditentukan sampel yang mengalami

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • gejala pre menstrual syndrom dan jenis keluhan yang dialami sedangkan pada bulan

    ketiga pengamatan dikombinasikan dengan pengamatan terhadap produktivitas tenaga

    kerja wanita selama satu bulan.

    3.3 Populasi dan Sampel

    Sampel penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja wanita di bagian

    pengepakan korek api dengan kriteria inklusi :

    - Berusia reproduktif .

    - Mengalami siklus haid setiap bulannya.

    - Mengalami keluhan pada masa pre menstrual syndrom.

    - Mempunyai tingkat pendidikan minimal SLTP.

    - Mempunyai status gizi yang baik dengan membandingkan berat badan dan

    tinggi badan.

    Sedangkan kriteria eksklusinya adalah :

    - Sedang hamil.

    - Menggunakan kontrasepsi yang menyebabkan amenorrhoe.

    - Menggunakan obat - obatan atau jamu untuk mengurangi gangguan

    pre menstrual syndrom.

    - Sedang menderita suatu penyakit.

    Dari populasi yang ada ( sebanyak 55 orang ) terpilih kurang lebih 30 orang

    sebagai sampel penelitian.

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • 3.4 Alat dan Bahan :

    Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, check list dan

    tabel hasil produksi yang dihasilkan oleh karyawan pabrik setiap harinya.

    3.5 Pelaksanaan Penelitian

    Pelaksanaan penelitian dimulai dengan study pendahuluan selama dua bulan

    untuk mengambil data demografi responden, siklus haid dan keluhan pre menstrual

    syndrome yang dialami tenaga kerja wanita bagian pengepakan. Study pendahuluan

    ini dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner. Setelah dilakukan pengamatan

    terhadap keluhan pre menstrual syndrom selama dua siklus dilanjutkan dengan

    pemilihan sampel penelitian sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan.

    Setelah sampel didapat diadakan observasi selama satu bulan untuk mengamati siklus

    haid, keluhan pre menstrual syndrom dan produktivitas tenaga kerja wanita dengan

    menggunakan check list dan tabel hasil produksi. Check list diisi oleh pekerja sesuai

    dengan keluhan yang dirasakan pada saat pre menstrual syndrom setelah pekerja

    diberi penjelasan cara pengisian check list. Sedangkan tabel produksi diisi dengan

    jumlah korek api yang dihasilkan dalam kurun waktu pukul 08.00 12.00 dan 13.00

    16.00 oleh supervisor di bagian pengepakan korek api.

    3.6 Management Data

    3.6.1 Pengumpulan data

    Data primer diperoleh dari hasil observasi dan wawancara tentang status

    reproduksi dan keluhan kesehatan reproduksi pada tenaga kerja. Hasil produksi

    masing masing pekerja diperoleh dari check list jumlah kotak korek api yang

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • dihasilkan yang ada di perusahaan korek api pada saat adanya gejala pre menstrual

    syndrom dan pada saat tidak mengalami pre menstrual syndrom.

    Data sekunder diperoleh dari catatan medis di poliklinik perusahaan tentang

    adanya penyakit lain yang diderita oleh pekerja wanita yang dapat mempengaruhi

    produktivitasnya, sedangkan catatan absensi sakit serta data administratif diperoleh

    dari bagian personalia perusahaan.

    3.6.2 Pengolahan dan Analisa Data

    Setelah semua kuesioner diisi, data diperiksa oleh peneliti untuk

    membandingkan keluhan pre menstrual syndrom selama tiga bulan berturut turut.

    Setelah didapatkan data dari tabel siklus haid maka data dicocokkan dengan tabel

    produksi dan dihitung rata- rata produksi pada saat pre menstrual syndrom dan rata-

    rata produksi pada saat tenaga kerja tidak mengalami pre menstrual syndrom. Untuk

    pengolahan data digunakan sofware SPSS versi 12.

    3.6.2.1. Analisa Univarian

    Analisa digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi responden serta

    untuk medeskripsikan variabel dependen dan independen. Dari analisa univarian

    dapat diperoleh gambaran karakteristik sampel yang disajikan dalam tabel distribusi

    frekwensi yang meliputi :

    - Karakteristik responden ( umur, pendidikan, masa kerja, status perkawinan).

    - Frekwensi penderita Pre Menstrual Dysporic Dishorders ( PMDD ).

    - Produktivitas responden .

    - Frekwensi keluhan yang dialami selama pre menstrual syndrom.

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • - Jenis keluhan yang dialami selama pre menstrual syndrom.

    - Pemanfaatan cuti haid bagi tenaga kerja wanita.

    3.6.2.2 Analisa Bivarian

    Untuk menguji perbedaan antara produktivitas pada saat pre menstrual syndrome

    dan produktivitas diluar pre menstrual syndrome dengan menggunakan uji t

    th = d sd / n Dimana :

    d = X1 - X2

    n adalah jumlah sampel

    d adalah rata rata dari beda X1-X2

    sd adalah standard deviasi dari beda X1-X2

    Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara banyaknya keluhan pre

    menstrual syndrom yang dialami oleh tenaga kerja dengan produktivitas digunakan

    regresi linier dengan menggunakan rumus :

    Yi = a + b Xi

    dimana :

    Y adalah produktivitas.

    X adalah jumlah keluhan yang dialami pada saat pre menstrual syndrom.

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • i = 1,2,3,...........n

    3.6.3 Penyajian data

    Data disajikan dalam bentuk tabular karena penelitian ini ingin

    membandingkan sifat variabel yang terdapat dalam suatu kumpulan data.

    3.7 Variabel Yang diamati

    3.7.1 Variabel Penelitian,

    Variabel independen dalam penelitian ini adalah pre menstrual syndrom

    sedangkan variabel dependennya adalah produktivitas tenaga kerja wanita di bagian

    pengepakan korek api.

    3.7.2 Definisi Operasional

    a. Pre menstrual syndrome adalah gejala gejala yang berupa fisik maupun psikis yang

    dialami pada wanita pada 7-10 hari sebelum siklus haid sesuai dengan standart

    yang ditetapkan oleh DSM IV.

    b. Produktivitas adalah out put atau jumlah barang yang dihasilkan oleh seorang

    pekerja dibagi dengan jam kerja.

    c. Tenaga kerja wanita adalah pekerja berjenis kelamin wanita yang bekerja pada

    bagian pengepakan batang korek api ke dalam kotaknya di PT X sesuai dengan

    kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan.

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • 3.8 Jadwal Penelitian

    No Kegiatan

    Februari Maret April Mei Juni

    1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 2 1 2 3 4

    1 Penelusuran Pustaka X X X X X X X X X X X X X X X X X

    2 Study Pendahuluan X X X X X X X X X X

    3 Konsul Jdl dgn Ket.Prog X

    4 Konsultasi Pembimbing X X X X X X X X X X X X X X X X X

    5 Persiapan Kolokium X X X X X X X

    6 Kolokium X

    7 Pengumpulan Data X X X X

    8 Pengolahan dan Analisa X

    8 Peyusunan Laporan X X

    10 Seminar Hasil X

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • BAB 4

    HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

    4.1 Hasil Penelitian

    4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian

    PT X adalah pabrik korek api di Kota Pematangsiantar yang memproduksi

    korek api dengan bahan baku kayu tusam/pinus. Adapun proses produksi korek api

    terbagi atas :

    a. Procesing

    Pada tahap procesing kayu tusam yang masih dalam bentuk gelondongan

    dikupas kulitnya kemudian dipotong - potong mulai dari ukuran yang besar

    hingga menjadi sebesar batang korek api. Setelah itu batang korek api

    dimasukkan kedalam steam selama 10 menit agar menjadi kering. Batang

    korek api yang sudah kering kemudian dicelup dengan lilin dan bahan kimia

    sebagai kepala korek api. Hampir semua proses pembuatan batang korek api

    ini menggunakan mesin.

    b. Packing

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • Batang korek api yang sudah jadi akan dimasukkan kedalam kotak kecil

    secara manual kemudian dibungkus lagi dengan kemasan yang lebih besar

    dengan menggunakan mesin.

    Penelitian dilaksanakan di bagian pengepakan korek api ke dalam kotak korek

    api secara manual, karena hampir semua tenaga kerjanya adalah wanita dan

    produktivitas pekerja dapat segera diketahui dari jumlah batang korek api yang

    dimasukkan ke dalam kotak. Pada bagian ini setiap tenaga kerja mendapatkan target

    sebanyak 12 nampan batang korek api yang harus dimasukkan ke dalam kotak-kotak

    kecil. Dari satu nampan batang korek api harus dimasukkan ke dalam 180 kotak kecil

    korek api berukuran 3 x 5 cm dalam waktu 7 jam kerja. Apabila dalam waktu 7 jam

    belum dapat diselesaikan maka tenaga kerja harus menambah jam kerja dan tidak

    dihitung lembur. Apabila tenaga kerja dapat menyelesaikannya sebelum 7 jam maka

    waktu istirahat tenaga kerja tersebut akan lebih panjang.

    Di perusahaan korek api ini selain diberikan fasilitas jaminan pemeliharaan

    kesehatan, juga diberikan kupon makan kepada seluruh karyawan untuk mendapatkan

    discount 50 % di kantin perusahaan. Sedangkan khusus shift sore dan malam

    perusahaan memberikan fasiltas makanan tambahan.

    Dari petugas medis di poliklinik perusahaan didapatkan keterangan bahwa

    tenaga kerja yang datang ke poliklinik dikarenakan sakit demam, diare dan infeksi

    saluran pernafasan adapun kasus- kasus yang pernah dirujuk ke rumah sakit adalah

    penyakit usus buntu akut dan kanker rahim, sedangkan rujukan tenaga kerja yang

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • mengalami pre menstual syndrome belum pernah ada.

    4.1.2 Gambaran Umum Tenaga Kerja

    Pada saat study pendahuluan jumlah karyawan sekitar 300 orang akan tetapi

    setelah terjadi rotasi dari perusahaan induk maka jumlah karyawan adalah : 325

    orang. Jumlah tenaga kerja wanita dari ketiga bagian pabrik korek api adalah 191

    ( 58,8 %) orang. Sedangkan yang bekerja di bagian pengepakan koreka api secara

    keseluruhan adalah 175 ( 53.3 % ) orang dimana 60 orang diantaranya bekerja

    dibagian pengepakan manual. Distribusi tenaga kerja tertera pada Tabel 4.1

    Tabel 4.1 Distribusi tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin di pabrik korek api Kota Pematangsiantar

    Laki - Laki Perempuan Jumlah

    BAGIAN

    Jumlah (orang) %

    Jumlah ( orang) % ( orang) %

    Administrasi 6 1.8 7 2.2 13 4 Procesing 90 27.7 9 2.8 99 30.5 Packing 38 11.7 175 53.8 213 65.5 Jumlah Karyawan 134 41.2 191 58.8 325 100

    Tenaga kerja bagian pengepakan secara manual adalah 60 orang 55 orang

    diantaranya adalah wanita usia subur yang menyatakan mengalami berbagai keluhan

    pre menstrual syndrom, sedangkan yang menjadi menjadi sampel terpilih sesuai

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • dengan kriteria inklusi adalah 30 orang akan tetapi oleh karena adanya pemindahan /

    rotasi karyawan maka sampel penelitian yang dapat diamati selama 3 bulan berkurang

    menjadi menjadi 25 orang.

    4.2 Hasil Perhitungan

    4.2.1 Analisa Univarian

    a. Karakteristik Responden

    Dari analisa univarian didapatkan gambaran karakteristik sample berupa

    umur, pendidikan, masa kerja dan status perkawian dapat dilihat pada tabel tabel di

    bawah ini.

    Tabel 4.2 Distribusi frekwensi responden menurut umur

    UMUR Jumlah ( orang ) % 30 - 35 tahun 16 64 35 - 40 tahun 7 28 40 - 45 tahun 2 8

    Sesuai dengan kriteria sampel terpilih seluruh responden berusia reproduktif

    yaitu antara 15 sampai dengan 45, dengan batas usia termuda 30 tahun dan yang

    tertua 43 tahun, sedangkan usia yang paling banyak yaitu 30 35 tahun sebanyak 16

    (64 %) orang. Sedangkan kelompok umur yang paling sedikit adalah 40 -45 tahun

    sebanyak 2 ( 8% ) orang.

    Sedangkan gambaran masa kerja responden terpilih dapat dilihat pada tabel

    4.3 berikut ini.

    Tabel 4.3 Distribusi frekwensi responden menurut masa kerja

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • MASA KERJA Jumlah ( orang ) %

    < 11 tahun 0 0 11 15 tahun 24 96

    > 15 tahun 1 4 Masa kerja responden berkisar antara 11 sampai 20 tahun hal ini dikarenakan

    hampir semua karyawan di pabrik korek api adalah pegawai tetap.

    Tabel 4.4 Distribusi frekwensi responden menurut pendidikan

    Pendidikan Jumlah ( orang ) % SMP 5 20 SMA 20 80

    Total 25 100

    Tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah tamat SMA yaitu

    sebanyak 20 orang atau 80 %. Sedangkat tingkat Pendidikan terendah adalah SMP

    sesuai dengan kriteria yang ditentukan.

    Tabel 4.5 Distribusi frekwensi responden menurut status perkawinan

    Status Perkawinan Jumlah ( orang ) % Kawin 23 92

    Belum Kawin 2 8 Total 25 100

    Status perkawinan responden sebagian besar adalah sudah menikah sebanyak

    23 orang atau 92 % sedangkan yang belum menikah hanya 2 orang atau 8 %.

    Tabel 4.6 Distribusi frekwensi responden menurut Indeks Massa Tubuh (IMT)

    IMT Jumlah ( orang ) % Kurus 0 0

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • Normal 11 44 Gemuk 14 56 Total 25 100.0

    Sesuai dengan kriteria sample terpilih maka seluruh responden memiliki

    status gizi yang baik dengan menggunakan standar penilaian Indeks Masa Tubuh (

    IMT) yaitu perbandingan antara berat badan dibagi dengan tinggi badan ( dalam

    meter ) yang dikwadratkan. Untuk ukuran normal seseorang mempunyai IMT antara

    18.5 23 sedangkan untuk kurus dibawah 18.5 dan gemuk diatas 23.

    b. Frekwensi Rensponden yang Mengalami Pre Menstrual Dishporic Dishorder.

    Tabel 4.7 Distribusi frekwensi responden yang mengalami pre menstrual dishporic dishorder

    Jumlah Keluhan PMS Jumlah ( orang ) % 2 6 24 3 8 32 4 9 36 5 2 8

    Total 25 100

    Menurut Standart DSM IV penderita yang mengalami pre menstrual

    dysphoric dishorder adalah penderita pre menstrual syndrom yang mengalami 5

    keluhan pre menstrual syndrome atau lebih dari setiap siklus haid. Dari tabel diatas

    tampak bahwa ada 8 % atau 2 orang responden yang mengalami pre mennstrual

    dysphoric dishorder.

    c. Produktivitas Responden

    Produktivitas responden baik pada saat pre menstrual syndrome maupun

    diluar pre menstrual syndrome dapat dilihat pada tabel 4.8

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • Tabel 4.8 Perbandingan distribusi frekwensi produktivitas responden per jam pada saat pre menstrual syndrom dan di luar pre menstrual syndrom.

    NO Keluhan

    Produktivitas diluar Pre Menstrual Syndrom (X1)

    Produktivitas Saat Pre Menstrual Syndrom(X2)

    erbedaan Produktivitas ( X1 X2)

    1 2 396 270 126 2 2 355 216 139 3 2 346 270 76 4 2 342 203 139 5 2 360 270 90 6 2 360 203 157 7 3 252 252 0 8 3 342 252 90 9 3 360 216 144 10 3 360 261 99 11 3 360 270 90 12 3 360 184 176 13 3 342 216 126 14 3 347 216 131 15 4 360 203 157 16 4 324 216 108 17 4 360 252 108 18 4 360 243 117 19 4 351 225 126 20 4 360 180 180 21 4 360 288 72 22 4 360 252 108 23 4 360 184 176 24 5 247 180 67 25 5 360 288 72

    Gambaran produktivitas responden diatas menyatakan bahwa jumlah

    produktivitas terendah diluar siklus pre menstrual syndrom adalah 247 kotak per jam

    dan yang tertinggi adalah 396 kotak per jam. Jumlah produktivitas terbanyak yang

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • dihasilkan oleh responden adalah 360 kotak per jam yaitu sebanyak 14 orang.

    Sedangkan target produksi yang ditentukan adalah 308 kotak per jam.

    Gambaran produktivitas pada saat pre menstrual syndrome dibandingkan

    dengan jumlah keluhan dapat dilihat pada grafik 1 dibawah ini.

    Grafik 1 . Produktivitas Pada Saat Pre Menstrual Syndrom Dengan Jumlah Keluhan

    226

    228

    230

    232

    234

    236

    238

    240

    0 1 2 3 4 5

    Jumlah Keluhan

    Mea

    n Pr

    oduk

    tivita

    s sa

    at P

    re M

    enst

    rual

    Sy

    ndro

    m

    6

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa produktivitas akan cenderung turun

    pada responden yang mempunyai keluhan 2, 3 dan 4 dan , serta akan akan naik pada

    jumlah keluhan 5.

    d. Frekwensi Dan Jenis Keluhan Yang Dialami Selama Pre Menstrual Syndrom Tabel 4.9 Distribusi frekwensi dan jenis keluhan pre menstrual syndrom yang dialami responden

    Jenis Keluhan Jumlah % Keluhan Psikis 1. Mudah lelah/lemas 11 13.6 2. Malas Bekerja 8 9.9 3. Perubahan nafsu makan 8 9.9 4.Insomnia/hipersomnia 4 4.9 5. Gelisah/Gembira Tanpa Sebab 2 2.5 6. Sedih Tanpa Sebab 2 2.5 7. Mudah Marah 2 2.5 8. Sulit Berkonsentrasi 0 0 9. Tertekan/Suasana Hati tak menentu 0 0 Keluhan Fisik 1 Senggugut/Nyeri Perut 14 17.3 2. Sakit Kepala 10 12.3 3. Nyeri Sendi 10 12.3 4. Payudara bengkak 10 12.3 5. Lain Lain 0 0 Jumlah 81 100

    Jenis keluhan yang dialami oleh responden sebagian besar adalah keluhan

    psikis sebanyak 7 jenis keluhan dan keluhan fisik sebanyak 4 jenis keluhan.

    Senggugut atau nyeri perut adalah keluhan fisik terbanyak yang dialami oleh

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • responden yaitu sebanyak 14 ( 17.3% ) orang sedangkan rasa mudah lelah adalah

    keluhan psikis yang paling banyak dialami oleh responden yaitu sebanyak 11 orang

    atau ( 13.6%).

    e. Pemanfaatan Cuti Haid Bagi Tenaga Kerja Wanita Yang Mengalami Pre

    Menstrual Syndrom

    Tabel 4.10 Distribusi frekwensi pemanfaatan cuti haid oleh responden

    Pemanfaatan Cuti Haid Jumlah ( orang ) % Ya saat haid 11 44.0

    Ya,diluar haid 10 40.0 Tidak 4 16.0

    Total 25 100.0

    Hampir 84 % atau 21 orang memanfaatkan cuti haid akan tetapi ada 10 orang

    atau 40 % responden memenfaatkan cuti haid diluar siklus haid yaitu pada setiap hari

    Jumat sampai Sabtu atau Senin sampai Selasa yang bertujuan untuk mendapatkan

    libur panjang. Sedangkan sebanyak 11 (44%) responden memanfaatkan cuti haid

    pada saat aktivitasnya terganggu. Hanya 4 (16%) orang responden yang tidak

    memanfaatkan cuti haid.

    4.2.2 Analisa Bivarian

    A. Produktivitas Pada Saat Pre Menstrual Syndrom Dengan Produktivitas Pada

    Saat Tidak Mengalami Pre Menstrual Syndrom.

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • Hasil perhitungan perbandingan rata - rata produktivitas pada saat pre

    menstrual syndrom dengan produktivitas pada saat tidak mengalami pre menstrual

    syndrom seperti tabel 4.11

    Tabel 4.11 Tabel perbedaan rata rata produktivitas pada saat pre menstrual syndrom dan diluar pre menstrual syndrom.

    Kondisi Rata rata Produktivitas

    Beda Produktivitas

    SD t df p

    Saat Pre Menstrual Syndrom dan Diluar Pre Menstrual Syndrom

    347

    232

    115

    41.250

    13.939

    24

    .000

    Produktivitas tenaga kerja wanita diluar pre menstrual syndrom lebih tinggi

    dari pada pada saat terjadinya pre menstrual syndrom dengan perbedaan produktivitas

    sebesar 115 kotak per jam. Uji statistik perbedaan produktivitas saat pre menstrual

    syndrom dengan pada saat tidak pre menstrual syndrom menunjukkan perbedaan

    yang signifikan (p = 0.000< 0.05 ).

    b. Hubungan Banyaknya Keluhan Dengan Produktivitas

    Hubungan banyaknya keluhan pada saat pre menstrual syndrom ( X ) dengan

    produktivitas ( Y) dapat diketahui dari analisa regresi linear dengan persamaan :

    Y = 183.9 20.4 X dengan koefisien korelasi product moment pearson r = -0,815

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • Uji signifikasi dari persamaan regresi antara jumlah keluhan dan produktivitas

    belum diperoleh pengaruh yang signifikan (p= 0.185). Berdasarkan nilai statistik

    tersebut diperoleh penurunan produktivitas 66.4 % disebabkan oleh jumlah keluhan.

    4.3 Pembahasan

    4.3.1 Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Produktivitas

    Pre menstrual syndrome akan mempengaruhi penampilan kerja sehingga

    dapat menurunkan produktivitas. Penelitian yang dilakukam di Wincosin

    menyebutkan bahwa hanya 10 % dari responden yang mengalami pre menstrual

    syndrome tidak mengalami gangguan dalam aktivitasnya, (Hall C, 1994), penelitian

    di Jepang juga menyebutkan bahwa 79 % responden menyatakan bahwa pre

    menstrual syndrom mengganggu hubungan interpersonal dan 54 % mempengaruhi

    penampilan kerja ( Takeda et al,2006 ).

    Produktivitas menurut Ravianto (1990) di pengaruhi oleh beberapa faktor

    diantaranya adalah derajat kesehatan. Derajat kesehatan tenaga kerja wanita tidak

    dapat dilepaskan dari status kesehatan reproduksinya terutama tenaga kerja wanita

    usia reproduktif (Depkes,2006). Adanya keluhan yang bersifat fisik maupun psikis

    selama pre menstrual syndrom tentunya sangat mempengaruhi produktivitas tenaga

    kerja wanita.

    Terjadi penurunan produktivitas pada saat pre menstrual syndrome pada

    tenaga kerja wanita di bagian pengepakan korek api, walaupun penurunan itu

    Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008

  • jumlahnya sangat bervariasi dengan rata- rata penurunan produktivitas sebanyak 115

    kotak perjam. Apabila penurunan ini diabaikan maka akan terjadi penurunan

    akumulatif yang cukup besar pada kelompok pekerja per bulannya yaitu 115 kotak x

    7 jam x 26 hari akan mendapatkan penurunan sebanyak 20.930 kotak. Dengan

    adanya penurunan produktivitas selain merugikan perusahaan dari sisi hasil produksi

    juga akan mengurangi efisiensi perusahaan.

    4.3.2 Keluhan Yang Dialami Selama Pre Menstrual Syndrom.

    Jenis keluhan yang banyak dialami pekerja wanita di bagian pengepakan

    korek api adalah keluhan psikis yaitu sebanya