If you can't read please download the document
Upload
nguyendiep
View
219
Download
1
Embed Size (px)
Citation preview
PENGARUH PRE MENSTRUAL SYNDROM TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA WANITA DI PABRIK
KOREK API PEMATANGSIANTAR TAHUN 2007
T E S I S
OLEH
ARI PUJIASTUTI 050710002/KK
PROGRAM MAGISTER KESEHATAN KERJA SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2007
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
PENGARUH PRE MENSTRUAL SYNDROM TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA WANITA DI PABRIK
KOREK API PEMATANGSIANTAR TAHUN 2007
T E S I S
Untuk memperoleh Gelar Magister Kesehatan Pada Program Studi Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat
Program Magister Kesehatan Kerja, Sekolah Pasca Sarjana Universitas Sumatera Utara
OLEH
ARI PUJIASTUTI
050710002/KK
PROGRAM MAGISTER KESEHATAN KERJA SEKOLAH PASCA SARJANA
UNIVERSITAS SUMATERA UTARA MEDAN
2007
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
LAMPIRAN
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
LEMBAR PENGESAHAN
Judul Tesis : PENGARUH PRE MENSTRUAL SYNDROM TERHADAP PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA WANITA DI PABRIK KOREK API PEMATANGSIANTAR TAHUN 2007
Nama Mahasiswa : ARI PUJIASTUTI Nomor Induk Mahasiswa : 057010002 Program Studi : ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
KEKHUSUSAN KESEHATAN KERJA
Menyetujui Komisi Pembimbing :
Prof.dr.Delfi Lutan,MSc,Sp.OG(K) Ketua
Ir. Kalsum, Mkes Ir.Mbue Kata Bangun,MS Anggota Anggota Medan_____________ Ketua Program Studi, Direktur SPs USU, Dr.Drs.R. Kintoko Rochadi,MKM Prof .Dr.Ir.T Chairun Nisa B.,MSc Tanggal Lulus : 10 Agustus 2007
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
Telah Diuji Pada : Tanggal 10 Agustus 2007 PANITIA PENGUJI TESIS
Ketua : Prof.dr.Delfi Lutan,MSc,Sp.OG(K)
Anggota : Ir. Kalsum, Mkes
Ir.Mbue Kata Bangun,MS
Dr Harlindasari Lubis,MKKK
Ir. Nazlina MT
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
PERNYATAAN
PENGARUH PRE MENSTRUAL SYNDROM TERHADAP
PRODUKTIVITAS TENAGA KERJA WANITA DI PABRIK KOREK API PEMATANGSIANTAR
TAHUN 2007
T E S I S
Dengan ini saya menyatakan dalam Tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu Perguruan Tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis tau diterbitkan oleh orang lain, kecuali secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam dafatar pustaka.
Medan, Agustus 2007
ARI PUJIASTUTI
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
ABSTRACT
Influence of Pre Menstrual Syndrome on Productivity of Female Workers in A Matches Factory in Pematangsiantar
Pre Menstrual Syndrome is a problem in health of reproduction wich is frequently experienced by the female worker of reproductive age having her menstrual cycle every month. With cohort research approach, a study of Influence of Pre Menstrual Syndrome on Productivity of Female Workers in A Matches Factory Pematangsiantar in 2007 has been done on 25 female workers of reproductive age working in the match packing section. The variables studied are the existence of pre menstrual syndrome complaint ( independent variable ) in the female workers and the productivity of female workers when they are having their pre menstrual syndrome ( dependent variable ). The existence of pre menstrual syndrome complaint was observed for three mounts ( three menstrual cycles) and their productivity when they were having pre menstrual syndrome has observed for one month ( one menstrual cycle ). The result of this study shows that there is difference between the mean productivity during pre menstrual syndrome and productivity out side of pre menstrual syndrome cycle with p < 0,05 and the difference of mean production as many as 115 boxes on hour. The relationship between the number of coplaint and the decrease of productivity is not significant with moment product coefficient r = -0,815. It is suggested that the management of the company provide and organize an extension on how to prevent degradation of larger ones productivity of female workers when they having their pre menstrual syndrome and how to effectively their menstrual leaves. Key words : Productivity, Pre Menstrual Syndrome Bibliogrphy : 31 ( 1984 2007 )
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
ABSTRAK
Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Kota Pematangsiantar Tahun 2007
Pre menstrual syndrom adalah permasalahan kesehatan reproduksi yang sering kali dialami oleh tenaga kerja wanita usia reproduktif yang mengalami siklus haid setiap bulannya. Telah dilakukan penelitian Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Produktivitas Tenaga Kerja Wanita di Pabrik Korek Api Pematangsiantar Tahun 2007. Penelitian ini dilakukan terhadap 25 orang (sampel) tenaga kerja wanita di bagian pengepakan korek api yang berusia reproduktif dengan pendekatan penelitian kohort.Variabel yang diteliti adalah adanya keluhan pre menstrual syndrom (variabel independen) serta produktivitas tenaga kerja wanita pada saat pre menstrual syndrom (variabel dependen). Adanya keluhan pre menstrual syndrom diamati selama tiga bulan (tiga siklus) dan pengamatan produktivitas pada saat pre menstrual syndrom selama 1 bulan ( satu siklus) . Hasil Penelitian diperoleh ada perbedaan rata rata produktivitas pada saat pre menstrual syndrom dan produktivitas di luar siklus pre menstrual syndrom dengan p< 0,05 dengan jumlah perbedaan rata-rata produksi sebanyak 115 kotak perjam. Hubungan antara jumlah keluhan dan penurunan produktivitas tidak bermakna dengan koefisien product momen r = -0.815,. Berdasarkan hasil penelitian ini disarankan kepada manajemen perusahaan untuk memberikan penyuluhan tentang upaya peningkatan produktivitas pada saat pre menstrual syndrom dan pemanfaatan cuti haid yang efektif kepada tenaga kerja wanita. Kata Kunci : Produktivitas, Pre Menstrual Syndrom Daftar Pustaka : 31 (1984- 2007)
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
DAFTAR RIWAYAT HIDUP Identitas Pribadi
Nama : ARI PUJIASTUTI
Tempat /Tanggal Lahir : Blora, 18 Februari 1972
Agama : Islam
Alamat : Asrama Denpom Jl Diponegoro 12 Pematangsiantar
Pendidikan :
1978 - 1983 : SDN Pilang I
1984 1987 : SMPN I Randublatung
1988 1990 : SMAN I Blora
1991 1993 : AKPER DEPKES Semarang
1999 2001 : FKM Universitas Indonesia Jakarta
Pekerjaan :
1993 -1994 : Staf RS Dr Oen Solo Baru Surakarta
1995 -1998 : Staf Dinas Kesehatan Kabupaten Blora Jawa Tengah
1999 2001 : Tugas Belajar FKM UI Jakarta
2002 2004 : Staf Dinas Kesehatan Kota Pematangsiantar
2005 Sekarang : Izin belajar Program Pasca Sarjana
Program Study Magister Kesehatan Kerja
Sekolah Pasca Sarjana
Universitas Sumatera Utara Medan
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
K A T A P E N G A N T A R
Alhamdulillahirabil Alamin, atas berkar rahmat Allah SWT akhirnya penulis dapat
meyelesaikan tesis ini.
Pada kesempatan ini penulis menyampaikan rasa terima kasih yang tak
terhingga kepada Prof.dr.Delfi Lutan,MSc,Sp.OG(K), Ir Kalsum,Mkes, Ir Mbue
Kata Bangun MS, yang senantiasa memberikan bimbingan dan sumbangan pemikiran
kepada penulis sejak awal sampai akhir pembuatan tesis ini. Penulis juga berterima
kasih kepada
1. Ibu Prof.Dr Ir.T Chairunnisa B,MSc Sebagai Ketua Program
Pascasarjana USU, Bapak Dr.Drs. Kintoko Rochadi,Mkes sebagai
ketua Jurusan Magister Kesehatan Kerja atas segala bimbingan dan
motivasi yang telah diberikan selama ini.
2. dr. Harlindasari Lubis,MKKK dan Ir.Nazlina.MT sebagai dosen
penguji atas segala saran dan bimbingan yang telah diberikan
dalam penyusunanan tesis ini.
3. Bapak Edwin, Bapak Sujito dan seluruh staf PT STTC dan PT
SSU Pematangsiantar atas ijin dan bantuan yang telah diberikan
selama penulis melakukan penelitian di PT SSU Pematangsiantar.
4. Rekan - rekan Magister Kesehatan Kerja yang selalu
menyumbangkan saran dan pemikiran serta semangat agar penulis
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
dapat segera menyelesaikan tesis ini, serta berbagai fihak yang tidak
dapat disebutkan satu persatu yang telah banyak membantu hingga
selesainya tesis ini .
Akhirnya ucapan terima kasih tak terhingga kepada suami dan anak anak
tercinta yang memberikan inspirasi, selalu setia mendampingi penulis. Kepada
Ibunda tercinta dan adik adik yang selalu meberikan dorongan dan doa selama
penulis menyelesaikan pendidikan.
Penulis menyadari keterbatasan dan kekurangan dalam penulisan tesis ini,
sehingga kritik dan saran yang membangun sangat penulis harapkan demi
penyempurnaan di masa yang akan datang. Akhirnya semoga tesis ini bermanfaat
bagi pengembangan pengetahuan di masa yang akan datang. Semoga Allah SWT
memberikan rahmatnya kepada kita, Amin
Medan., Agustus 2007 Penulis
ARI PUJIASTUTI
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
DAFTAR ISI
Halaman
ABSTRACT .................................................................................................................i
ABSTRAK ...................................................................................................................ii
RIWAYAT HIDUP....................................................................................................iii
KATA PENGANTAR................................................................................................iv
DAFTAR ISI...............................................................................................................vi
DAFTAR TABEL........................................................................................................x
DAFTAR GRAFIK....................................................................................................xi
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................xii
DAFTAR LAMPIRAN............................................................................................xiii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang.............. 1
1.2 Perumusan Masalah....... 6
1.3 Kerangka Teori....... 6
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum..... 7
1.4.2 Tujuan Khusus 7
1.5 Hipotesis 7
1.6 Manfaat Penelitian................................. 8
BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pre Menstrual Syndrom
2.1.1 Etiologi................................................................................ 11
2.1.2 Gejala Klinis........................................................................ 13
2.1.3 Diagnosis............................................................................. 16
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
2.1.4 Therapy............................................................................... 17
2.2 Produktivitas
2.2.1 Definisi ............................................................................... 20
2.3.Cara Pengukuran Produktivitas............................................................ 20
2.4 Faktor Faktor Yang mempengaruhi Produktivitas
2.4.1 Status Gizi .......................................................................... 22
2.4.2 Status Kesehatan........................................................... ...... 22
2.4.3 Karakteristik Karyawan....................................................... 25
2.4 Kerangka Konsep Penelitian............................................................... 25
BAB 3 METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
3.1 Tempat................................................................................... 26
3.2 Waktu..................................................................................... 26
3.2 Rancangan Penelitian.......................................................................... 26
3.3 Populasi dan Sampel........................................................................... 27
3.4 Alat dan bahan.................................................................................... 27
3.5 Pelaksanaan Penelitian........................................................................ 28
3.6 Management Data.
3.6.1 Pengumpulan data............................................................... 28
3.6.2 Pengolahan dan analisa data................................................ 29
3.6.3 Penyajian data..................................................................... 31
3.7 Variabel Yang diamati
3.7.1 Variabel Penelitian............................................................. 31
3.7.2 Definisi Operasional.......................................................... 31
3.8 Jadwal Penelitian.............................................................................. 32
BAB 4 HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1. Gambaran Umum Lokasi Penelitian................................. 33
4.1.2 Gambaran Umum Tenaga Kerja ....................................... 35
4.2 Hasil Perhitungan............................................................................... 36
4.2.1. Analisa Univarian......................................................... 36
a. Karakteristik Sampel.............................................. ......... 36
b. Frekwensi Penderita Pre Menstrual Dysphoric
Dishorder......................................................................... 38
c. Produktivitas Responden................................................ 38
d. Frekwensi dan Jenis Keluhan yang Dialami Selama
Pre Menstrual Syndrom................................................. 41
e. Pemanfaatan Cuti Haid oleh Tenaga Kerja Wanita
pada saat Pre Menstrual Syndrom.................................. 42
4.1.2 Analisa Bivarian..................... ............................................. 42
a. Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Pada Saat Pre
Menstrual Syndrom dan Produktivitas Tenaga Kerja
Wanita Saat Tidak Mengalami Pre Menstrual
Syndrom........................................................................ 42
b. Hubungan Banyaknya Keluhan dengan
Produktivitas.................................................................. 43
4.3 Pembahasan ........................................................................................ 44
4.3.1. Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Produktivitas 44
4.3.2 Keluhan Keluhan yang dialami selama Pre Menstrual
Syndrom............................................................................... 45
4.3.3. Produktivitas Tenaga Kerja Wanita Pada Saat Pre
Menstrual Syndrom dan Produktivitas Tenaga Kerja
Wanita Saat Tidak Mengalami Pre Menstrual
Syndrom........................................................................... 46
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
4.3.4 Hubungan Banyaknya Keluhan Pre Menstrual
Syndrom yang Dialami Tenaga Kerja Wanita Dengan
Produktivitas..................................................................... 47
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan........................................................................................ 50
5.2 Saran.................................................................................................. 51
DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 52
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
DAFTAR TABEL
Halaman
Tabel 4.1 Distribusi tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin di pabrik korek api Kota Pematangsiantar.. 35
Tabel 4.2 Distribusi frekwensi responden menurut umur. 36 Tabel 4.3 Distribusi frekwensi responden menurut masa kerja.. 36 Tabel 4.4 Distribusi frekwensi responden menurut pendidikan.. 37 Tabel 4.5 Distribusi frekwensi responden menurut status perkawinan .. 37 Tabel 4.6 Distribusi frekwensi responden menurut Indeks Massa
Tubuh (IMT) 37 Tabel 4.7 Distribusi frekwensi responden yang mengalami pre menstrual dishporic dishorder . 38 Tabel 4.8 Perbandingan distribusi frekwensi produktivitas responden
per jam pada saat pre menstrual syndrom dan di luar pre menstrual syndrom . 39
Tabel 4.9 Distribusi frekwensi dan jenis keluhan pre menstrual syndrom yang dialami responden .. 41 Tabel 4.10Distribusi frekwensi pemanfaatan cuti haid oleh tenaga kerja wanita .. 42 Tabel 4.11Tabel perbedaan rata rata produktivitas pada saat pre menstrual syndrom dan di luar siklus pre menstrual
syndrom... 43
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
DAFTAR GRAFIK
Halaman
Grafik 1 Hubungan Jumlah Keluhan Dengan Produktivitas tenaga kerja
Wanita pada Saat Pre Menstrual Syndrom.... 40
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
DAFTAR GAMBAR
Halaman
Grafik 1.1 Kerangka Teori ................................ 6
Grafik 1.1 Kerangka Konsep ................................ 25
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
DAFTAR LAMPIRAN
Halaman
1. Kuisioner............................................................................................. 55
2. Tabel Hasil Produksi........................................................................... 57
3. Tabel Siklus Haid............................................................................... 58
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Indonesia saat ini berada dalam kondisi perkembangan pembangunan kearah
industrialisasi dengan persaingan pasar semakin ketat, produktivitas merupakan
salah satu faktor penentu untuk memacu pertumbuhan ekonomi secara maksimal.
Pertumbuhan ekonomi mempunyai korelasi yang positif dengan peningkatan
kesejahteraan suatu bangsa. Mutu kehidupan masyarakat di negara yang ekonominya
telah maju lebih tinggi dibandingkan dengan mutu kehidupan masyarakat di negara
yang ekonominya sedang berkembang.
Pada tingkat nasional manfaat yang diperoleh dari peningkatan produktivitas
meliputi tingkat pertumbuhan ekonomi yang lebih tinggi. Dengan meningkatnya
pertumbuhan ekonomi akan terwujud kemakmuran rakyat, sehingga diharapkan
diperoleh standar hidup secara nasional lebih baik. Terwujudnya standar hidup yang
lebih baik ini dipengaruhi antara lain oleh pendapatan yang lebih besar, pelayanan
sosial lebih baik dan pendapatan pemerintah cukup besar terutama untuk membiayai
pembangunan yang semakin berkembang. Pertumbuhan ekonomi yang semakin
tinggi akan memperkokoh eksistensi dan potensi bangsa sehingga dapat
meningkatkan harkat dan martabat bangsa tersebut, terutama persaingan dengan
negara lain, yang pada akhirnya dapat mendorong prestasi bangsa di forum
internasional (AI.Teguh, 2004).
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
Produktivitas pada dasarnya akan berkaitan erat dengan sistem produksi yang
tentunya melibatkan tenaga kerja dan modal yang dapat berupa mesin, material,
bangunan pabrik dan lain lain (Sritomo,1995). Untuk meningkatkan produktivitas
sangat diperlukan tenaga kerja yang sehat dan produktif. Searah dengan hal tersebut
kebijakan pembangunan di bidang kesehatan ditujukan untuk mewujudkan derajat
kesehatan yang optimal bagi seluruh masyarakat, termasuk masyarakat pekerja.
Masyarakat pekerja mempunyai peranan dan kedudukan yang sangat penting
sebagai pelaku dan tujuan pembangunan, sesuai dengan perkembangan ilmu
pengetahuan dan tehnologi dituntut adanya Sumber Daya Manusia (SDM) yang
berkualitas dan mempunyai produktivitas tinggi hingga mampu meningkatkan
kesejahteraan dan daya saing di era globalisasi.
Di era globalisasi dan pasar bebas Association Free Trading Area ( AFTA )
2003, kesehatan dan keselamatan kerja merupakan salah satu persyaratan yang
ditetapkan dalam hubungan antar negara yang harus dipenuhi oleh seluruh anggota
termasuk Indonesia. Beban ini cukup berat karena berdasarkan data dari Badan Pusat
Statistik (BPS) tahun 2003, pekerja di Indonesia mencapai 100.316.007 dimana
64,63% pekerja laki-laki dan 35,37% pekerja wanita. Peningkatan ini selain dilihat
dari segi positif dengan bertambahnya tenaga produktif, status kesehatan dan gizi
pekerja umumnya belum mendapat perhatian yang berakibat akan menurunkan
produktivitas kerja dan biaya produksi menjadi tidak efisien (Depkes RI, 2006).
Produktivitas pekerja sangat dipengaruhi oleh berbagai hal diantaranya status
gizi, status kesehatan dan karakteristik pekerja. Pada pekerja wanita permasalahan
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
fisik lebih kompleks daripada pekerja pria. Salah satu proses fisiologis yang terjadi
pada pekerja wanita sehingga dapat mempengaruhi produktivitas kerja adalah adanya
siklus haid. Sikluis haid yang merupakan kejadian perdarahan melalui vagina
seorang perempuan sehat, yang terjadi sejak usia reproduktif ( kurang lebih 15 tahun )
yang merupakan pertanda bahwa seseorang sudah akil balik. Haid yang datang
pertama kali sering disebut dengan menarch dan masa berhentinya haid secara
fisiologis pada usia sekitar 50 tahun disebut dengan menopause. Sebelum siklus haid
tersebut sering kali seorang wanita mengalami pre menstrual syndrom yang terjadi
setiap bulan. Pada 7 10 hari menjelang siklus haid sering dijumpai keluhan -
keluhan fisik maupun psikis diantaranya migrain, dismenorhea, gangguan emosi dan
sebagainya. Semua keluhan tersebut akan berkurang atau menghilang setelah darah
haid keluar dalam beberapa jam (Hacker&Moore,1992).
Cuti haid biasanya diberikan kepada pekerja/buruh perempuan pada hari
pertama dan kedua dalam masa haidnya apabila yang bersangkutan merasa sakit.
Karena merasakan sakit sifatnya sangat subyektif sekali maka tidak diwajibkan untuk
melampirkan keterangan sakit dokter dan hanya cukup memberitahukan. Ketentuan
Pasal 81 UU No.13 Tahun 2003 ini dapat disalahgunakan oleh pekerja/buruh dengan
mengambil cuti haid walaupun buruh yang bersangkutan tidak mengalami haid pada
bulan tersebut atau tidak mengalami keluhan yang mengganggu pada saat haid.
Apabila pekerja/buruh perempuan yang tidak merasakan sakit pada waktu haid wajib
bekerja seperti biasa (Sabeni, 2006).
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
Adanya gangguan aktifitas karena siklus haid ini sangat subyektif dan sangat
bervariasi, jadi adakalanya para pekerja wanita mengambil cuti haid setiap bulannya
dan ada juga pekerja yang tidak mengambil cuti karena merasa haid bukanlah hal
yang sangat mengganggu aktifitas, atau hanya ingin mendapatkan upah tambahan
dengan mengesampingkan keluhan yang dialaminya. Bagi pekerja yang yang tetap
bekerja pada saat menjelang siklus haid tentunya tidak dapat bekerja secara
maksimal walaupun siklus haid adalah hal yang fisiologis. Pengaruh emosi, migraen
dan nyeri haid akan dapat mempengaruhi kualitas hidup dan produktivitas pekerja.
Produktivitas kerja yang menurun pada masa pre menstrual ini dapat
disebabkan oleh meningkatnya absensia pada pekerja atau kualitas atau kuantitas
pekerjaan yang menurun karena adanya gangguan - gangguan pada masa pre
menstrual syndrom. Apabila seorang pekerja menurun produktivitasnya selama 7
sampai 10 hari menjelang haid dapat dipastikan terjadi penurunan produktivitas
sebanyak 84 - 100 hari setiap tahunnya, hal ini tentunya sangat besar dampaknya
bagi perusahaan yang mempunyai pekerja sebagian besar adalah wanita pada usia
reproduktif (Baziad Ali,2005). Karena pre menstrual syndrom dialami oleh hampir
70-90 % wanita pada usia reproduktif dan 2-10 % mengalami gejala pre menstrual
syndrom berat atau PMDD ( Pre Menstrual Dysphoric Dishorder) (Delfi Lutan,
2007).
Gejala - gejala yang sering timbul pada masa pre menstrual syndrom dapat
berupa gejala fisik diantaranya nyeri perut, migrain, gangguan saluran cerna, nyeri
otot yang dapat mengganggu aktifitas sehari hari. Sedangkan gejala - gejala psikis
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
dapat berupa insomnia/hipersomnia, gangguan emosi, gangguan konsentrasi. Apabila
tenaga kerja mengalami gangguan konsentrasi dan mudah mengantuk maka akan
sangat membahayakan keselamatannya pada saat bekerja di tempat - tempat yang
membutuhkan ketenangan dan konsentrasi kerja seperti misalnya pekerjaan
memotong atau menjahit. Penelitian di Jepang menyebutkan bahwa 79 % responden
menyatakan bahwa pre menstrual syndrom mengganggu hubungan interpersonal dan
54 % mempengaruhi penampilan kerja (Takeda et al,2006).
Pabrik korek api di Kota Pematangsiantar mempunyai karyawan sekitar 325
orang yang sebagian besar adalah wanita dengan jumlah sekitar 191 orang. Tenaga
kerja wanita tersebar di beberapa bagian. Proses produksi pembuatan batang korek
api di PT X dimulai dari bagian pemotongan kayu, proses pengeringan dengan
menggunakan oven dan pencelupan batang korek api kedalam bahan kimia, pada
ketiga proses produksi tersebut banyak melibatkan tenaga kerja pria, sedangkan
bagian yang paling banyak tenaga kerja wanitanya adalah bagian pengepakan korek
api, baik pengepakan batang korek api ke dalam kotak maupun pengepakan kotak
korek api ke dalam kemasan yang lebih besar. Batang korek api yang sudah jadi akan
dimasukkan ke dalam kotak kecil secara manual setelah itu baru dikemas dalam
plastik besar dengan bantuan mesin.
Dari hasil study pendahuluan pekerja wanita yang bekerja di bagian
pengepakan korek api secara manual yang berjumlah 60 orang adalah wanita usia
reproduktif yang mengalami siklus haid setiap bulannya, dan tentunya mempunyai
permasalahan kesehatan reproduksi yang dapat mempengaruhi produktivitasnya
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
yaitu pre menstrual syndrom. Dari 60 orang tenaga kerja wanita di bagian
pengepakan 55 orang diantaranya menyatakan mengalami gejala pre menstrual
syndrom setiap bulannya dengan minimal 4 jenis keluhan fisik maupun psikis dan
48 orang menyatakan mengalami minimal 6 gejala fisik dan psikis pada masa pre
menstrual syndrom.
1.2 .Perumusan Masalah
Dari uraian latar belakang tersebut maka perumusan masalahnya adalah
apakah ada pengaruh pre menstrual syndrom dengan produktivitas tenaga kerja
wanita di perusahaan korek api di kota Pematangsiantar
1.3 Kerangka Teori
STATUS KESEHATAN - Kesehatan
Reproduksi
KARAKTERISTIK PEKERJA
STATUS GIZI
PRODUKTIVITAS
Gambar 1.1
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
1.4 Tujuan Penelitian
1.4.1 Tujuan Umum
Mengetahui pengaruh pre menstrual syndrom terhadap produktivitas tenaga
kerja wanita di pabrik korek api.
1.4.2 Tujuan Khusus
a. Mengetahui keluhan - keluhan pre menstrual syndrom yang paling banyak
dialami tenaga kerja wanita di bagian pengepakan korek api.
b. Mengetahui produktivitas tenaga kerja wanita pada saat pre menstrual
syndrom dan produktivitas tenaga kerja wanita pada saat tidak mengalami
pre menstrual syndrom .
c. Mengetahui hubungan banyaknya keluhan yang dialami tenaga kerja
wanita dengan produktivitas tenaga kerja wanita dibagian pengepakan
korek api.
d. Mengetahui pengaruh pre menstrual syndrom dengan produktivitas tenaga
kerja wanita di bagian pengepakan korek api.
1.5 Hipotesis
a. Semakin banyak keluhan yang dialami tenaga kerja wanita pada saat pre
menstrual syndrom semakin rendah produktivitas tenaga kerja wanita
tersebut.
b. Ada perbedaan produktivitas pada saat pre menstrual syndrom dengan
produktivitas tenaga kerja wanita pada saat tidak mengalami pre
menstrual syndrom.
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
1.6 Manfaat Penelitian
a. Memberikan masukan kepada perusahaan tentang gambaran produktivitas
pekerja wanita pada masa pre menstrual syndrom.
b. Memberikan informasi kepada perusahaan tentang upaya peningkatan
prduktivitas tenaga kerja wanita pada masa pre menstrual syndrom.
c. Memberikan informasi kepada pekerja tentang upaya mengurangi
keluhan keluhan pada saat pre menstrual syndrom.
d. Memberikan tambahan pengetahuan dan wawasan bagi pembaca dalam
aplikasi keilmuan.
e. Sebagai pengembangan ilmu pengetahuan bagi peneliti selanjutnya.
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Pre Menstrual Syndrom
Pre Menstrual Syndrom ( PMS ) adalah gejala fisik, psikologis dan perilaku
yang menyusahkan yang tidak disebabkan oleh penyakit organik yang secara teratur
dan berulang selama fase siklus haid yang sama, dan banyak mengalami regresi atau
menghilang selama waktu haid yang tersisa (Hacker, Moore, 1992).
Pre Menstrual Syndrom ( PMS ) adalah gangguan yang dipicu oleh perubahan
hormonal satu sampai dua minggu sebelum haid. Diperkirakan 40 juta wanita
mengalaminya dan lebih dari 5 juta memerlukan perawatan medis.Gejala ini akan
berkurang dan menghilang sampai terjadinya haid ( Edward,2006).
Pre menstrual syndrome dialami oleh sebagian wanita pada umumnya 1 - 2
minggu menjelang menstruasi gejala ini akan menghilang segera setelah darah haid
mulai keluar. Sekitar 2 -10 % wanita mengalami pre menstrual syndrom yang berat
yang sangat mengganggu aktifitasnya. Gejalanya sangat beragam, namun yang pasti
kesemuanya itu berhubungan dengan perubahan hormon yang memicu terjadinya
ketidakstabilan emosi dalam diri masing-masing wanita. Dan biasanya gejala ini akan
menghilang dengan sendirinya jika sang wanita telah mendapatkan haid.
Meskipun hanya bersifat temporer namun gejala ini tetap memerlukan
perhatian khusus agar tak mengganggu metabolisme tubuh. Lebih dari 40 juta wanita,
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
5 juta diantaranya memerlukan perawatan medis untuk mengembalikan kestabilan
emosi serta keseimbangan dalam berperilaku.
Karena sifatnya yang hormonal dan temporer maka gejala yang
ditimbulkannya pun sangat beragam. Tidak setiap bulan wanita mengalami gejala pre
menstrual syndrom ini. Ada kalanya sang wanita tidak mengalaminya sama sekali.
Gejala emosional yang biasanya terjadi adalah emosi yang seperti tidak
terkontrol, perasaan cemas, selalu terlihat murung, mudah marah, mudah tersinggung,
mudah panik, libido yang tinggi hingga keadaan sedih yang tak terbendung, dan pada
akhirnya menangis.
Selain gejala yang berhubungan dengan emosional, gejala fisik juga kerap
mendatangi wanita saat pre menstrual syndrom. Umumnya gejala fisik ini
berhubungan dengan kondisi kesehatan di daerah kepala, seperti sakit kepala, migren,
penat yang biasanya memunculkan sikap malas dalam bekerja atau untuk melakukan
rutinitas kesehariannya.
Banyak ahli medis berusaha untuk menemukan teori yang sekiranya dapat
menjelaskan perubahan emosi serta perilaku wanita yang sedang mengalami pre
menstrual syndrom. Akan tetapi tidak satupun teori secara universal yang benar-benar
dapat menjelaskannya dengan terperinci.
Teori-teori yang ada saat ini hanya sebatas pembahasan mengenai ketidak
seimbangan antara hormon progesteron yang tinggi dengan hormon estrogen yang
rendah. Selain itu juga terdapat teori yang membahas mengenai faktor biokimia,
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
kekurangan vitamin dan mineral, rendahnya jumlah prolactin, serta faktor-faktor
yang berkaitan dengan stres, nutrisi, dan gaya hidup.
Karena perubahan hormon yang datang secara mendadak dan kondisi fisik
yang juga tidak menunjang aktivitas wanita ketika mengalami pre menstrual
syndrom, diantaranya yang kemudian menyebabkan seorang wanita terlihat pucat,
dan lemah, serta kehilangan nafsu makan. Sehingga dalam keadaan tersebut,
komposisi makanan yang masuk ke dalam tubuh harus tetap dijaga.
Menurut dr Sheila Agustina (2007) Pre Menstrual Syndrome (PMS) adalah
sekumpulan gejala berupa gangguan fisik & mental, dialami 7-10 hari menjelang
menstruasi dan menghilang beberapa hari setelah menstruasi. Keluhan yang dialami
bisa bervariasi dari bulan ke bulan, bisa menjadi lebih ringan ataupun lebih berat dan
berupa gangguan mental (mudah tersinggung, sensitif) maupun gangguan fisik.
Diperkirakan kurang lebih 85% wanita usia reproduktif antara usia 25 - 35 tahun
mengalami satu atau lebih gejala dari pre menstrual syndrom. Hanya 2-10%
menunjukkan gejala pre menstrual syndrom berat (Pre Menstrual Dysphoric
Disoder/PMDD) yaitu gejala pre menstrual syndrom berat.
2.1.1 Etiologi
Apa yang menyebabkan seorang wanita mengalami pre menstrual syndrom
belum dapat diketahui secara pasti. Banyak dugaan bahwa pre menstrual syndrom
terjadi akibat kombinasi dari berbagai faktor yang kompleks dimana salah satunya
adalah akibat perubahan hormonal yang terjadi sebelum menstruasi. Terjadi
penurunan kadar hormon estrogen setelah ovulasi yang mempengaruhi
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
neurotransmitter di otak terutama serotonin. Serotonin memegang peranan dalam
regulasi emosi. Meskipun demikian, diduga interaksi kompleks antara hormon
estrogen, progesteron dan serotonin dengan pre menstrual syndrom masih perlu
diteliti lebih lanjut.
Gangguan metabolisme dan pola hidup yang tidak sehat ( terutama faktor
nutrisi ) juga mungkin turut berperan dalam menyebabkan pre menstrual syndrom.
Diduga terjadi gangguan metabolisme prostaglandin akibat kurangnya gamma
linolenic acid (GLA). Fungsi prostaglandin adalah untuk mengatur sistem reproduksi
( mengatur efek hormon estrogen, progesteron ), sistem syaraf ( mengatur kerja
neurotransmiter) dan sebagai anti peradangan. Selain gangguan metabolisme, pola
nutrisi yang tidak seimbang berupa diet tinggi lemak, tinggi garam dan gula, rendah
vitamin dan mineral, sedikit serat dapat menimbulkan pre menstrual syndrom.
Konsumsi kafein yang biasanya terdapat dalam kopi atau teh serta alkohol yang
berlebihan dapat memperberat gejala yang ada.
Berbagai teori telah diajukan untuk menerangkan pre menstrual syndrom.
Banyaknya faktor yang diduga mempengaruhi munculnya gejala pre menstrual
syndrom menurut Dharmady Agus (2006) diantaranya adalah :
a. Psikososial
Menurut teori psikoanalisis, gejala-gejala pre menstrual syndrom merupakan
manifestasi dari konflik peran sebagai wanita. Haid diartikan sebagai suatu stimulus
yang mengancam konflik yang telah direpresi. Secara tidak sadar, penderita pre
menstrual syndrom menggunakan fungsi haidnya untuk menyatakan ketegangan
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
sebagai akibat situasi lingkungan yang menekan, kesukaran dalam hubungan antar
pribadi, atau oleh sikapnya sendiri terhadap kewanitaannya. Hasil penelitian di
Malang menunjukkan, penderita pre menstrual syndrom merupakan orang yang suka
merengek, suka mengeluh, mudah marah, feminin, pasif, keterpaksaan untuk
menerima tugas-tugas yang berat karena tak kuasa atau berani menolak.
b. Genetik
Sekitar 70% anak wanita dengan ibu penderita pre menstrual syndrom juga
menderita pre menstrual syndrom. Pada kelompok kontrol (ibu yang tidak menderita
pre menstrual syndrom) didapat angka sekitar 37%.
c. Biologik
Berbagai teori neuroendokrin telah dilaporkan sebagai penyebab pre
menstrual syndrom. Itu berarti, antara lain keseimbangan hormon esterogen dan
prosgesteron berperan besar.
2.1.2 Gejala Klinis
Terdapat kurang lebih 200 gejala yang dihubungkan dengan pre menstrual
syndrom namun gejala yang paling sering ditemukan adalah iritabilitas (mudah
tersinggung) dan disforia (perasaan sedih). Gejala mulai dirasakan 7-10 hari
menjelang menstruasi berupa gejala fisik maupun psikis yang mengganggu aktivitas
sehari-hari dan menghilang setelah menstruasi.
Menurut American Standart Association-DSM IV menyebutkan bahwa gejala
gejala pre menstrual syndrom dapat meliputi gejala fisik dan psikis diantaranya :
a. Suasana hati yang tidak menentu, putus asa, pikiran yang tertekan.
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
b. Perasaan cemas, tertekan, gelisah,gembira.
c. Perasaan yang labil yang ditandai dengan perasaan sedih yang tiba tiba,
lebih sensitif terhadap penolakan.
d. Mudah marah dan adanya gangguan interpersonal.
e. Kurang konsentrasi.
f. Mudah lelah/fatique.
g. Perubahan nafsu makan.
h. Insomnia/hipersomnia.
i. Perasaan subyektif yang tidak terkontrol.
j. Keluhan fisik yang meliputi : payudara tegang, sakit kepala, nyeri otot,
kenaikan berat badan.
Dari gejala gejala klinis yang dialami selama masa pre menstrual syndrom
maka menurut Dr. Guy E. Abraham (1984), ahli kandungan dan kebidanan dari
Fakultas Kedokteran UCLA, AS, membagi pre menstrual syndrom menurut
gejalanya yakni tipe A, H, C, dan D. Sekitar 80% gangguan pre menstrual syndrome
termasuk tipe A, sedangkan tipe H sekitar 60%, pre menstrual syndrome tipe C
sebanyak 40%, dan pre menstrual syndrome tipe D sebanyak 20%. Kadang-kadang
seorang wanita mengalami gejala gabungan, misalnya tipe A dan D secara
bersamaan.
Setiap tipe pre menstrual syndrome memiliki gejalanya sendiri yaitu tipe A (anxiety)
ditandai dengan gejala seperti rasa cemas, sensitif, saraf tegang, perasaan labil.
Bahkan beberapa wanita mengalami depresi ringan sampai sedang saat sebelum
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
mendapat haid. Gejala ini timbul akibat ketidakseimbangan hormon estrogen dan
progesteron hormon estrogen terlalu tinggi dibandingkan dengan hormon
progesteron.
Pre menstrual syndrome tipe H (hyperhydration) memiliki gejala edema (
pembengkakan, perut kembung, nyeri pada buah dada, pembengkakan tangan dan
kaki, peningkatan berat badan sebelum haid ). Gejala tipe ini dapat juga dirasakan
bersamaan dengan tipe pre menstrual syndrom lain. Pembengkakan itu terjadi akibat
berkumpulnya air pada jaringan di luar sel (ekstrasel) karena tingginya asupan garam
atau gula pada diet penderita. Pemberian obat diuretika untuk mengurangi retensi
( penimbunan ) air dan natrium pada tubuh hanya mengurangi gejala yang ada.
Pre menstrual syndrom tipe C (craving) ditandai dengan rasa lapar ingin
mengkonsumsi makanan yang manis-manis ( biasanya coklat ) dan karbohidrat
sederhana ( biasanya gula ). Pada umumnya sekitar 20 menit setelah menyantap gula
dalam jumlah banyak, timbul gejala hipoglikemia seperti kelelahan, jantung berdebar,
pusing kepala yang terkadang sampai pingsan. Hipoglikemia timbul karena
pengeluaran hormon insulin dalam tubuh meningkat. Rasa ingin menyantap makanan
manis dapat disebabkan oleh stres, tinggi garam dalam diet makanan, tidak
terpenuhinya asam lemak esensial (omega 6), atau kurangnya magnesium.
Pre menstrual syndrom tipe D (depression) ditandai dengan gejala rasa depresi, ingin
menangis, lemah, gangguan tidur, pelupa, bingung, sulit dalam mengucapkan kata-
kata (verbalisasi), bahkan kadang-kadang muncul rasa ingin bunuh diri atau mencoba
bunuh diri. Biasanya pre menstrual syndrom tipe D berlangsung bersamaan dengan
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
pre menstrual syndrom tipe A, hanya sekitar 3% dari seluruh tipe pre menstrual
syndrom benar-benar murni tipe D.
Pre menstrual syndrom tipe D murni disebabkan oleh ketidakseimbangan hormon
progesteron dan estrogen, di mana hormon progesteron dalam siklus haid terlalu
tinggi dibandingkan dengan hormon estrogennya. Kombinasi pre menstrual syndrom
tipe D dan tipe A dapat disebabkan oleh beberapa faktor yaitu stres, kekurangan asam
amino tyrosine, penyerapan dan penyimpanan timbal di tubuh, atau kekurangan
magnesium dan vitamin B (terutama B6).
2.1.3 Diagnosis
Dalam mendiagnosa pre menstrual syndrom, adalah sangat penting untuk
menyingkirkan apakah ada penyakit lain yang mendasari timbulnya gejala yang
dirasakan. pre menstrual syndrom dapat diduga pada wanita yang mengalami
gangguan fisik ataupun mental beberapa saat sebelum menstruasi yang berlangsung
setiap siklus.
Ada 3 (tiga) elemen penting yang menjadi dasar diagnosa apakah seorang
wanita mengalami pre menstrual syndrom yaitu jika ditemukan :
- Gejala yang sesuai dengan gejala pre menstrual syndrom.
- Dialami setiap siklus menstruasi (konsisten).
- Menimbulkan gangguan dalam aktivitas sehari-hari.
Menurut The National Institute of Mental Health Criteria seseorang dapat dikatakan
mengalami pre menstrual syndrom apabila mengalami 1 dari 6 gejala gangguan
perilaku dan 1 dari 4 gejala somatik (Hamilton et al,1994). Apabila seorang wanita
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
mengalami 5 atau lebih dari gejala pre menstrual syndrom dan sangat mengganggu
aktivitas sehari hari maka dapat dikatagorikan dalam pre menstrual dysphoric
dishorder ( Freeman et al,2004).
Pre menstrual syndrom harus dibedakan dengan perubahan yang biasa
dirasakan sebelum menstruasi (simple pre menstrual symptoms) yang tidak
menimbulkan gangguan dalam melaksanakan aktivitas sehari-hari misalnya rasa
tegang pada payudara. Keadaan ini adalah ciri khas dari siklus ovulasi normal yang
terjadi setiap bulan.Untuk mengetahui apakah gejala yang dialami seorang wanita
adalah gejala pre menstrual syndrom maka perlu dilakukan pengamatan secara
retrospektif terhadap keluhan yang dialami minimal 2-3 siklus haid (Nick Panay,
2006 ).
2.1.4 Therapy
Sebaiknya seorang wanita yang diduga menderita pre menstrual syndrom
mencatat keluhan yang dirasakannya dalam sebuah diari yang disebut pre menstrual
syndrom diary. Dengan adanya catatan tersebut dapat menegakkan diagnosa serta
pengobatan. Tujuan dari pengobatan pre menstrual syndrom adalah untuk
mengurangi bahkan menghilangkan gejala yang ada, mengurangi akibat yang timbul
dari pre menstrual syndrom dalam aktivitas sehari-hari maupun hubungan
interpersonal, serta mengusahakan agar efek samping minimal dari terapi yang
diberikan. (Mortola et al,1990)
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
Adapun terapi yang dapat diberikan dapat berupa terapi farmakologi dengan
menggunakan obat-obatan untuk mengatasi rasa nyeri maupun terapi non farmakologi
seperti modifikasi pola hidup dan asupan nutrisi yang seimbang.
a. Farmakologi
Obat-obatan yang biasa digunakan dalam mengobati pre menstrual sydrom
bertujuan untuk mengurangi rasa nyeri/ketidaknyamanan yang dirasakan. Golongan
obat-obatan yang sering digunakan berasal dari golongan analgetik (parasetamol),
anti inflamasi non steroid (ibuprofen, natrium diklofenak, dan lainnya), golongan
minor tranquilizer (obat penenang), anti depresi dan kontrasepsi. Pada banyak kasus
penggunaan obat analgetik ringan sudah dapat mengatasi gejala yang dialami namun
penderita gastritis (maag) sebaiknya berhati-hati dalam mengkonsumsi obat-obatan
yang meringankan rasa nyeri karena dapat mengakibatkan nyeri lambung-obat
sebaiknya diminum setelah makan. Jika gejala pre menstrual syndrom lebih berat,
sebaiknya penderita melakukan konsultasi dengan dokter. Penggunaan obat
penenang, anti depresi dan kontrasepsi hanya berdasarkan resep dokter dan harus di
bawah pengawasan dokter yang berwenang.
b. Non farmakologi
Terapi non farmakologi memegang peranan penting dalam penanganan pre
menstrual syndrom berupa edukasi penderita, terapi suportif dan modifikasi gaya
hidup. Perubahan pola nutrisi memiliki efek yang bermakna karena berdasarkan
penelitian yang dilakukan oleh dr. Guy Abraham(1984), penambahan nutrisi tertentu
disertai perubahan pola makan 1-2 minggu menjelang menstruasi dapat mengurangi
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
gejala pre menstrual syndrom. Komposisi nutrisi yang dianjurkan bagi penderita pre
menstrual syndrom adalah diet rendah lemak dan garam, mengandung protein,
vitamin, mineral (vitamin B, vitamin C, vitamin E, Ca, Mg, Zn) yang seimbang, serta
dianjurkan untuk mengurangi konsumsi kafein ( kopi, teh ). Para penderita pre
menstrual syndrom sebaiknya melakukan olah raga secara teratur serta menghindari
stres berkepanjangan. Terapi suportif seperti hipnoterapi, terapi warna, meditasi,
fitopharmaca dan lainnya dapat membantu mengurangi gejala yang dirasakan.
Budaya Indonesia kaya akan tumbuh - tumbuhan dan herbal yang biasanya diolah
dalam bentuk jamu yang dapat membantu mengurangi gejala - gejala pre menstrual
syndrom. Herbal ini ada yang berfungsi untuk relaksasi sehingga nyeri atau kram
perut dapat dikurangi pada saat pre menstrual syndrom, selain sebagai relaksan herbal
juga banyak mengandung vitamin dan mineral yang dibutuhkan pada saat pre
menstrual syndrom.
Secara singkat, untuk mengurangi gejala pre menstrual syndrom yaitu dengan
pola nutrisi yang sehat ( rendah lemak dan garam, tinggi protein, vitamin dan
mineral ). Memperbanyak porsi buah-buahan, sayur mayur, gandum yang tinggi serat.
Jika diperlukan, dapat ditambahkan makanan kesehatan ( food supplement ) yang
berupa multivitamin seperti kalsium yang dapat mengurangi rasa kram, vitamin E
untuk mengurangi rasa nyeri pada payudara, keletihan dan insomnia serta vitamin B6
untuk mengatasi keletihan, iritabilitas dan mood swings. Menghindari makanan
dengan kadar garam tinggi, makanan manis, kafein, alkohol, selalu melakukan
olahraga rutin. Tidur cukup minimal 8 jam/hari. Menghindari rokok dan stress
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
berkepanjangan. Terapi relaksasi berupa hipnoterapi, terapi warna, meditasi,
aromaterapi.
2.2 Produktivitas
Produktivitas dapat dikatakan sebagai perbandingan rasio antara hasil yang
dicapai dengan keseluruhan sumber daya yang telah digunakan (Dewan Produktivitas
Nasional RI ).
Produktivitas juga dapat dianggap sebagai keluaran atau masukan dari suatu
sistim. Sebagai masukan maka produktivitas pada dasarnya adalah suatu sikap mental
yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari ini harus lebih baik
daripada hari kemarin, dan hari esok lebih baik dari hari sekarang (Departemen
Tenaga Kerja). Produktivitas sebagai keluaran, biasanya dirumuskan sebagai rasio
dari apa yang dihasilkan terhadap keseluruhan masukan. Dengan kata lain,
produktivitas merupakan ukuran dari kemampuan baik individu, kelompok maupun
organisasi untuk menghadirkan suatu produk atau jasa dalam kondisi atau situasi
tertentu (Ravianto, 1990).
2.3 Cara pengukuran Produktivitas
Adapun cara pengukuran produktivitas diantaranya adalah dengan persamaan
sederhana yang disebut dengan formula dasar bagi pengukuran produktivitas (
Ravianto, 1990 ). Keluaran
Produktivitas = __________
Masukan
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
Jumlah keluaran dapat berupa jumlah produksi yang dihasilkan oleh
seseorang secara utuh, satuanya adalah unit barang. Sedangkan masukannya berupa
jumlah jam per orang, yang merupakan waktu produktif dari seorang tenaga kerja
untuk menghasilkan keluaran tersebut. Waktu Produktivitas adalah waktu kerja yang
sebenarnya dipakai yaitu jumlah jam kerja seharian ( Arsad,1988).
Dengan mengetahui keluaran dan waktu produktif, maka produktivitas tenaga
kerja dapat dinyatakan sebagai berikut ( Suripto,1988).
V (unit produk)
Produktivitas = __________ =.................barang/orang/hari
T ( jam kerja)
Untuk jenis produk yang berbeda - beda dimana tenaga diharuskan mencapai
jumlah target produk tertentu selama jam kerja, maka produktivitas tenaga kerja dapat
dihitung dengan membandingkan jumlah produk (unit barang) yang dihasilkan
selama jam kerja, dengan jumlah target produk ( unit barang) yang seharusnya
diperoleh selama jam kerja, seperti rumus berikut :
Jumlah hasil (unit barang)
Produktivitas = ____________________
Jumlah Target ( unit barang)
Secara umum peningkatan produktivitas dapat dilihat dalam tiga bentuk .
a. Jumlah produksi meningkat dengan menggunakan sumber daya yang sama.
b. Jumlah produksi yang sama atau meningkat dicapai dengan menggunakan
sumber daya yang kurang.
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
c. Jumlah produksi yang jauh lebih besar diperoleh dengan pertambahan sumber
daya yang relatif kecil.
2.4 Faktor Faktor Yang Berhubungan Dengan Produktivitas
2.4.1 Status Gizi
Status gizi seorang pekerja dapat dipengaruhi oleh intake makanan serta
komposisi makanan yang dikonsumsi okeh seorang pekerja. Status gizi sangat
mendukung status kesehatan dan produktivitas yang dihasilkan oleh seseorang. Gizi
yang baik dapat meningkatkan derajat kesehatan, dengan derajat kesehatan yang
tinggi akan mempengaruhi meningkatnya produktivitas.
2.4.2 Status Kesehatan
Dalam bekerja tenaga kerja membutuhkan banyak tenaga, apabila tenaga kerja
mengalami kurang darah, maka tenaga yang dihasilkan oleh tubuh akan berkurang
dan badan akan menjadi cepat lelah sehingga produktivitas kerja juga menjadi rendah
( De Meyer, 1989 ).
Menurut Sumamur banyaknya absensi karyawan karena sakit dapat
menurunkan produktivitas perusahaan walaupun hanya berkisar 3-8 % tenaga kerja
yang absen karena sakit .
Status kesehatan tenaga kerja wanita sangat berbeda dengan pria karena
status kesehatan wanita juga dipengaruhi oleh kesehatan reproduksinya. Adapun
permasalahan kesehatan pada tenaga kerja wanita adalah adanya gangguan haid.
Gangguan haid adalah suatu masalah fisik atau masalah emosional yang menyimpang
dari siklus normal haid, menyebabkan keluhan sakit/nyeri, perdarahan yang tidak
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
biasa atau perdarahan hebat, menarch yang tertunda dan tidak adanya haid. Secara
umum wanita usia reproduktif mengalami menstruasi setiap 28 hari kecuali wanita
tersebut dalam keadaan hamil atau manopouse. Tetapi beberapa wanita mengalami
penyimpangan dari kebiasaan penyimpangan siklus haid berupa perdarahan hebat
yang dapat berakibat pada kondisi fisik yang buruk. Penyimpangan ini dapat berupa
amenorrhoe atau henti haid, menorarrgia atau perdarahan hebat, dismenorrhoe atau
kram ( Faizal Yatim,2001).
a. Amenorrhoea
Adalah tidak adanya perdarahan rahim yang spontan (haid). Amenorrhoea
dapat dibedakan menjadi dua yaitu primer dan sekunder. Amenorrhoe primer adalah
tidak terjadi menarch pada umur 15 tahun atau dalam waktu 4 tahun, sedangkan
amenorrhoe sekunder adalah haid yang terhenti selama sedikitnya 6 bulan. Penyebab
yang paling umum adalah kehamilan dan pada wanita yang lebih tua oleh karena
menopause atau histerektomi. Amenorrhoea dapat disebabkan oleh beberapa keadaan
lain seperti : gizi yang buruk atau berat badan kurang, latihan yang berlebihan yang
dapat menyebabkan disfungsi hipotalamik kondisi medis ( hipotiroidism atau
gangguan endokrin lain, tuber colusa, anemia dari penyebab apapun yang serius,
penyakit yang mengancam kehidupan) yang dapat menyebabkan disfungsi hipofisis,
kegagalan ovarium karena adanya kelainan kromosom dan abnormalitas anatomi
misalnya hymen imperforata.
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
b. Menorrhagia
Adalah perdarahan yang melebihi normal pada saat menstruasi yaitu diatas 45
ml dengan lama diatas 5-6 hari, menorrhagia sering terjadi pada saat menjelang
menophouse atau pada saat awal seorang wanita mendapatkan haid. Sekitar 10 -20 %
wanita mengalami gangguan haid ini. Penyebabnya meliputi adanya fibroid polip
pada serviks atau endometrial, auto imun disesase seperti lupus, pelvic inflamatory
disease (PID), adanya gangguan platelet pada darah, kelainan darah yang herediter
atau mungkin disebabkan oleh kanker pada saluran reproduksi..
c. Dysmenorrhoe
Dysmenorrhoe adalah gejala kram perut pada saat haid yang disebabkan oleh
prostalglandin yang dihasilkan oleh tubuh yang menyebabkab terjadinya reaksi
inflamasi sehingga menyebabkan otot perut berkontraksi pada saat menjelang haid,
prostalglandin juga menyebabkan otot gastro intestinal menjadi longgar sehingga
sering terjadi keluhan mual, muntah serta diare pada sebagian wanita. Mayoritas
wanita yang mengalami kegelisahan saat haid, namun hanya sedikit yang merasa
sakit yang cukup mengganggu aktivitas normal dan menjadi pola ketidak hadiran
setiap bulan. Hal ini perlu perhatian dari tenaga medis.
d. Premenstrual syndrome
Adalah suatu kombinasi masalah fisik dan psikologis yang terjadi pada sebagian
wanita pada 7-10 hari sebelum haid.
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
e. Menophouse
Adalah keadaan menurunya fungsi reproduksi ( fungsi ovarium) yang ditandai
dengan berhentinya haid pada usia diatas 49 tahun. Hal ini menimbulkan perubahan
perubahan fisik dan juga kejiwaan pada seorang wanita. Pada saat menjelang
menophouse, estrogen yang dihasilkan semakin turun sampai menophouse tiba.
Berbagai keluhan yang terjadi pada masa menopouse diantaranya seperti hot flush,
vagina yang kering, osteoporosis, perubahan emosi, gangguan pada saluran kencing
dan sebagainya.
2.4.3.Karakteristik Karyawan
Karakteristik karyawan meliputi usia, jenis kelamin, umur, masa kerja,
pendidikan dan motivasi kerja.
2.5 Kerangka Konsep
Diluar siklus pre menstrual syndrom
Pekerja di PT X
Pada saat pre menstrual syndrom
PRODUKTIVITAS
Gambar 2.1
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
BAB 3
METODE PENELITIAN
3.1 Tempat dan Waktu
3.1.1 Tempat
Penelitian ini dilaksanakan di bagian pengepakan batang korek api ke dalam
kotak korek api di PT X di Kota Pematangsiantar yang merupakan perusahaan
pembuat korek api. Alasan pemilihan tempat penelitian di bagian pengepakan korek
api ini adalah pada bagian ini semua tenaga kerjanya adalah wanita, dan tingkat
produktivitasnya lebih mudah dinilai yaitu dari jumlah kotak korek api yang
dihasilkan dibagi dengan jam kerja.
3.1.2 Waktu
Waktu pelaksanaan penelitian ini dilakukan selama 4 bulan, mulai bulan
Februari sampai Mei 2006. Penelitian dimulai dengan pengajuan judul dilanjutkan
dengan survey pendahuluan, mempersiapkan proposal penelitian, pelaksanan seminar
usulan tesis, pengumpulan data, pengolahan data dan melaksanakan seminar hasil,
sedangkan penelusuran perpustakaan dan studi pendahuluan mulai dilakukan pada
bulan Februari 2007.
3.2 Rancangan Penelitian
Penelitian yang dilakukan termasuk jenis study kuantitatif dengan pendekatan
kohort study yaitu dengan mengamati siklus haid selama tiga bulan, Pada dua siklus
haid yang diamati selama dua bulan akan dapat ditentukan sampel yang mengalami
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
gejala pre menstrual syndrom dan jenis keluhan yang dialami sedangkan pada bulan
ketiga pengamatan dikombinasikan dengan pengamatan terhadap produktivitas tenaga
kerja wanita selama satu bulan.
3.3 Populasi dan Sampel
Sampel penelitian ini adalah seluruh tenaga kerja wanita di bagian
pengepakan korek api dengan kriteria inklusi :
- Berusia reproduktif .
- Mengalami siklus haid setiap bulannya.
- Mengalami keluhan pada masa pre menstrual syndrom.
- Mempunyai tingkat pendidikan minimal SLTP.
- Mempunyai status gizi yang baik dengan membandingkan berat badan dan
tinggi badan.
Sedangkan kriteria eksklusinya adalah :
- Sedang hamil.
- Menggunakan kontrasepsi yang menyebabkan amenorrhoe.
- Menggunakan obat - obatan atau jamu untuk mengurangi gangguan
pre menstrual syndrom.
- Sedang menderita suatu penyakit.
Dari populasi yang ada ( sebanyak 55 orang ) terpilih kurang lebih 30 orang
sebagai sampel penelitian.
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
3.4 Alat dan Bahan :
Alat yang digunakan dalam penelitian ini adalah kuesioner, check list dan
tabel hasil produksi yang dihasilkan oleh karyawan pabrik setiap harinya.
3.5 Pelaksanaan Penelitian
Pelaksanaan penelitian dimulai dengan study pendahuluan selama dua bulan
untuk mengambil data demografi responden, siklus haid dan keluhan pre menstrual
syndrome yang dialami tenaga kerja wanita bagian pengepakan. Study pendahuluan
ini dilaksanakan dengan menggunakan kuesioner. Setelah dilakukan pengamatan
terhadap keluhan pre menstrual syndrom selama dua siklus dilanjutkan dengan
pemilihan sampel penelitian sesuai dengan kriteria inklusi yang telah ditetapkan.
Setelah sampel didapat diadakan observasi selama satu bulan untuk mengamati siklus
haid, keluhan pre menstrual syndrom dan produktivitas tenaga kerja wanita dengan
menggunakan check list dan tabel hasil produksi. Check list diisi oleh pekerja sesuai
dengan keluhan yang dirasakan pada saat pre menstrual syndrom setelah pekerja
diberi penjelasan cara pengisian check list. Sedangkan tabel produksi diisi dengan
jumlah korek api yang dihasilkan dalam kurun waktu pukul 08.00 12.00 dan 13.00
16.00 oleh supervisor di bagian pengepakan korek api.
3.6 Management Data
3.6.1 Pengumpulan data
Data primer diperoleh dari hasil observasi dan wawancara tentang status
reproduksi dan keluhan kesehatan reproduksi pada tenaga kerja. Hasil produksi
masing masing pekerja diperoleh dari check list jumlah kotak korek api yang
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
dihasilkan yang ada di perusahaan korek api pada saat adanya gejala pre menstrual
syndrom dan pada saat tidak mengalami pre menstrual syndrom.
Data sekunder diperoleh dari catatan medis di poliklinik perusahaan tentang
adanya penyakit lain yang diderita oleh pekerja wanita yang dapat mempengaruhi
produktivitasnya, sedangkan catatan absensi sakit serta data administratif diperoleh
dari bagian personalia perusahaan.
3.6.2 Pengolahan dan Analisa Data
Setelah semua kuesioner diisi, data diperiksa oleh peneliti untuk
membandingkan keluhan pre menstrual syndrom selama tiga bulan berturut turut.
Setelah didapatkan data dari tabel siklus haid maka data dicocokkan dengan tabel
produksi dan dihitung rata- rata produksi pada saat pre menstrual syndrom dan rata-
rata produksi pada saat tenaga kerja tidak mengalami pre menstrual syndrom. Untuk
pengolahan data digunakan sofware SPSS versi 12.
3.6.2.1. Analisa Univarian
Analisa digunakan untuk mendapatkan gambaran distribusi responden serta
untuk medeskripsikan variabel dependen dan independen. Dari analisa univarian
dapat diperoleh gambaran karakteristik sampel yang disajikan dalam tabel distribusi
frekwensi yang meliputi :
- Karakteristik responden ( umur, pendidikan, masa kerja, status perkawinan).
- Frekwensi penderita Pre Menstrual Dysporic Dishorders ( PMDD ).
- Produktivitas responden .
- Frekwensi keluhan yang dialami selama pre menstrual syndrom.
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
- Jenis keluhan yang dialami selama pre menstrual syndrom.
- Pemanfaatan cuti haid bagi tenaga kerja wanita.
3.6.2.2 Analisa Bivarian
Untuk menguji perbedaan antara produktivitas pada saat pre menstrual syndrome
dan produktivitas diluar pre menstrual syndrome dengan menggunakan uji t
th = d sd / n Dimana :
d = X1 - X2
n adalah jumlah sampel
d adalah rata rata dari beda X1-X2
sd adalah standard deviasi dari beda X1-X2
Sedangkan untuk mengetahui hubungan antara banyaknya keluhan pre
menstrual syndrom yang dialami oleh tenaga kerja dengan produktivitas digunakan
regresi linier dengan menggunakan rumus :
Yi = a + b Xi
dimana :
Y adalah produktivitas.
X adalah jumlah keluhan yang dialami pada saat pre menstrual syndrom.
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
i = 1,2,3,...........n
3.6.3 Penyajian data
Data disajikan dalam bentuk tabular karena penelitian ini ingin
membandingkan sifat variabel yang terdapat dalam suatu kumpulan data.
3.7 Variabel Yang diamati
3.7.1 Variabel Penelitian,
Variabel independen dalam penelitian ini adalah pre menstrual syndrom
sedangkan variabel dependennya adalah produktivitas tenaga kerja wanita di bagian
pengepakan korek api.
3.7.2 Definisi Operasional
a. Pre menstrual syndrome adalah gejala gejala yang berupa fisik maupun psikis yang
dialami pada wanita pada 7-10 hari sebelum siklus haid sesuai dengan standart
yang ditetapkan oleh DSM IV.
b. Produktivitas adalah out put atau jumlah barang yang dihasilkan oleh seorang
pekerja dibagi dengan jam kerja.
c. Tenaga kerja wanita adalah pekerja berjenis kelamin wanita yang bekerja pada
bagian pengepakan batang korek api ke dalam kotaknya di PT X sesuai dengan
kriteria inklusi dan eksklusi yang ditetapkan.
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
3.8 Jadwal Penelitian
No Kegiatan
Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 2 1 2 3 4
1 Penelusuran Pustaka X X X X X X X X X X X X X X X X X
2 Study Pendahuluan X X X X X X X X X X
3 Konsul Jdl dgn Ket.Prog X
4 Konsultasi Pembimbing X X X X X X X X X X X X X X X X X
5 Persiapan Kolokium X X X X X X X
6 Kolokium X
7 Pengumpulan Data X X X X
8 Pengolahan dan Analisa X
8 Peyusunan Laporan X X
10 Seminar Hasil X
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
BAB 4
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
4.1 Hasil Penelitian
4.1.1 Gambaran Umum Lokasi Penelitian
PT X adalah pabrik korek api di Kota Pematangsiantar yang memproduksi
korek api dengan bahan baku kayu tusam/pinus. Adapun proses produksi korek api
terbagi atas :
a. Procesing
Pada tahap procesing kayu tusam yang masih dalam bentuk gelondongan
dikupas kulitnya kemudian dipotong - potong mulai dari ukuran yang besar
hingga menjadi sebesar batang korek api. Setelah itu batang korek api
dimasukkan kedalam steam selama 10 menit agar menjadi kering. Batang
korek api yang sudah kering kemudian dicelup dengan lilin dan bahan kimia
sebagai kepala korek api. Hampir semua proses pembuatan batang korek api
ini menggunakan mesin.
b. Packing
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
Batang korek api yang sudah jadi akan dimasukkan kedalam kotak kecil
secara manual kemudian dibungkus lagi dengan kemasan yang lebih besar
dengan menggunakan mesin.
Penelitian dilaksanakan di bagian pengepakan korek api ke dalam kotak korek
api secara manual, karena hampir semua tenaga kerjanya adalah wanita dan
produktivitas pekerja dapat segera diketahui dari jumlah batang korek api yang
dimasukkan ke dalam kotak. Pada bagian ini setiap tenaga kerja mendapatkan target
sebanyak 12 nampan batang korek api yang harus dimasukkan ke dalam kotak-kotak
kecil. Dari satu nampan batang korek api harus dimasukkan ke dalam 180 kotak kecil
korek api berukuran 3 x 5 cm dalam waktu 7 jam kerja. Apabila dalam waktu 7 jam
belum dapat diselesaikan maka tenaga kerja harus menambah jam kerja dan tidak
dihitung lembur. Apabila tenaga kerja dapat menyelesaikannya sebelum 7 jam maka
waktu istirahat tenaga kerja tersebut akan lebih panjang.
Di perusahaan korek api ini selain diberikan fasilitas jaminan pemeliharaan
kesehatan, juga diberikan kupon makan kepada seluruh karyawan untuk mendapatkan
discount 50 % di kantin perusahaan. Sedangkan khusus shift sore dan malam
perusahaan memberikan fasiltas makanan tambahan.
Dari petugas medis di poliklinik perusahaan didapatkan keterangan bahwa
tenaga kerja yang datang ke poliklinik dikarenakan sakit demam, diare dan infeksi
saluran pernafasan adapun kasus- kasus yang pernah dirujuk ke rumah sakit adalah
penyakit usus buntu akut dan kanker rahim, sedangkan rujukan tenaga kerja yang
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
mengalami pre menstual syndrome belum pernah ada.
4.1.2 Gambaran Umum Tenaga Kerja
Pada saat study pendahuluan jumlah karyawan sekitar 300 orang akan tetapi
setelah terjadi rotasi dari perusahaan induk maka jumlah karyawan adalah : 325
orang. Jumlah tenaga kerja wanita dari ketiga bagian pabrik korek api adalah 191
( 58,8 %) orang. Sedangkan yang bekerja di bagian pengepakan koreka api secara
keseluruhan adalah 175 ( 53.3 % ) orang dimana 60 orang diantaranya bekerja
dibagian pengepakan manual. Distribusi tenaga kerja tertera pada Tabel 4.1
Tabel 4.1 Distribusi tenaga kerja berdasarkan jenis kelamin di pabrik korek api Kota Pematangsiantar
Laki - Laki Perempuan Jumlah
BAGIAN
Jumlah (orang) %
Jumlah ( orang) % ( orang) %
Administrasi 6 1.8 7 2.2 13 4 Procesing 90 27.7 9 2.8 99 30.5 Packing 38 11.7 175 53.8 213 65.5 Jumlah Karyawan 134 41.2 191 58.8 325 100
Tenaga kerja bagian pengepakan secara manual adalah 60 orang 55 orang
diantaranya adalah wanita usia subur yang menyatakan mengalami berbagai keluhan
pre menstrual syndrom, sedangkan yang menjadi menjadi sampel terpilih sesuai
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
dengan kriteria inklusi adalah 30 orang akan tetapi oleh karena adanya pemindahan /
rotasi karyawan maka sampel penelitian yang dapat diamati selama 3 bulan berkurang
menjadi menjadi 25 orang.
4.2 Hasil Perhitungan
4.2.1 Analisa Univarian
a. Karakteristik Responden
Dari analisa univarian didapatkan gambaran karakteristik sample berupa
umur, pendidikan, masa kerja dan status perkawian dapat dilihat pada tabel tabel di
bawah ini.
Tabel 4.2 Distribusi frekwensi responden menurut umur
UMUR Jumlah ( orang ) % 30 - 35 tahun 16 64 35 - 40 tahun 7 28 40 - 45 tahun 2 8
Sesuai dengan kriteria sampel terpilih seluruh responden berusia reproduktif
yaitu antara 15 sampai dengan 45, dengan batas usia termuda 30 tahun dan yang
tertua 43 tahun, sedangkan usia yang paling banyak yaitu 30 35 tahun sebanyak 16
(64 %) orang. Sedangkan kelompok umur yang paling sedikit adalah 40 -45 tahun
sebanyak 2 ( 8% ) orang.
Sedangkan gambaran masa kerja responden terpilih dapat dilihat pada tabel
4.3 berikut ini.
Tabel 4.3 Distribusi frekwensi responden menurut masa kerja
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
MASA KERJA Jumlah ( orang ) %
< 11 tahun 0 0 11 15 tahun 24 96
> 15 tahun 1 4 Masa kerja responden berkisar antara 11 sampai 20 tahun hal ini dikarenakan
hampir semua karyawan di pabrik korek api adalah pegawai tetap.
Tabel 4.4 Distribusi frekwensi responden menurut pendidikan
Pendidikan Jumlah ( orang ) % SMP 5 20 SMA 20 80
Total 25 100
Tingkat pendidikan responden yang paling banyak adalah tamat SMA yaitu
sebanyak 20 orang atau 80 %. Sedangkat tingkat Pendidikan terendah adalah SMP
sesuai dengan kriteria yang ditentukan.
Tabel 4.5 Distribusi frekwensi responden menurut status perkawinan
Status Perkawinan Jumlah ( orang ) % Kawin 23 92
Belum Kawin 2 8 Total 25 100
Status perkawinan responden sebagian besar adalah sudah menikah sebanyak
23 orang atau 92 % sedangkan yang belum menikah hanya 2 orang atau 8 %.
Tabel 4.6 Distribusi frekwensi responden menurut Indeks Massa Tubuh (IMT)
IMT Jumlah ( orang ) % Kurus 0 0
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
Normal 11 44 Gemuk 14 56 Total 25 100.0
Sesuai dengan kriteria sample terpilih maka seluruh responden memiliki
status gizi yang baik dengan menggunakan standar penilaian Indeks Masa Tubuh (
IMT) yaitu perbandingan antara berat badan dibagi dengan tinggi badan ( dalam
meter ) yang dikwadratkan. Untuk ukuran normal seseorang mempunyai IMT antara
18.5 23 sedangkan untuk kurus dibawah 18.5 dan gemuk diatas 23.
b. Frekwensi Rensponden yang Mengalami Pre Menstrual Dishporic Dishorder.
Tabel 4.7 Distribusi frekwensi responden yang mengalami pre menstrual dishporic dishorder
Jumlah Keluhan PMS Jumlah ( orang ) % 2 6 24 3 8 32 4 9 36 5 2 8
Total 25 100
Menurut Standart DSM IV penderita yang mengalami pre menstrual
dysphoric dishorder adalah penderita pre menstrual syndrom yang mengalami 5
keluhan pre menstrual syndrome atau lebih dari setiap siklus haid. Dari tabel diatas
tampak bahwa ada 8 % atau 2 orang responden yang mengalami pre mennstrual
dysphoric dishorder.
c. Produktivitas Responden
Produktivitas responden baik pada saat pre menstrual syndrome maupun
diluar pre menstrual syndrome dapat dilihat pada tabel 4.8
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
Tabel 4.8 Perbandingan distribusi frekwensi produktivitas responden per jam pada saat pre menstrual syndrom dan di luar pre menstrual syndrom.
NO Keluhan
Produktivitas diluar Pre Menstrual Syndrom (X1)
Produktivitas Saat Pre Menstrual Syndrom(X2)
erbedaan Produktivitas ( X1 X2)
1 2 396 270 126 2 2 355 216 139 3 2 346 270 76 4 2 342 203 139 5 2 360 270 90 6 2 360 203 157 7 3 252 252 0 8 3 342 252 90 9 3 360 216 144 10 3 360 261 99 11 3 360 270 90 12 3 360 184 176 13 3 342 216 126 14 3 347 216 131 15 4 360 203 157 16 4 324 216 108 17 4 360 252 108 18 4 360 243 117 19 4 351 225 126 20 4 360 180 180 21 4 360 288 72 22 4 360 252 108 23 4 360 184 176 24 5 247 180 67 25 5 360 288 72
Gambaran produktivitas responden diatas menyatakan bahwa jumlah
produktivitas terendah diluar siklus pre menstrual syndrom adalah 247 kotak per jam
dan yang tertinggi adalah 396 kotak per jam. Jumlah produktivitas terbanyak yang
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
dihasilkan oleh responden adalah 360 kotak per jam yaitu sebanyak 14 orang.
Sedangkan target produksi yang ditentukan adalah 308 kotak per jam.
Gambaran produktivitas pada saat pre menstrual syndrome dibandingkan
dengan jumlah keluhan dapat dilihat pada grafik 1 dibawah ini.
Grafik 1 . Produktivitas Pada Saat Pre Menstrual Syndrom Dengan Jumlah Keluhan
226
228
230
232
234
236
238
240
0 1 2 3 4 5
Jumlah Keluhan
Mea
n Pr
oduk
tivita
s sa
at P
re M
enst
rual
Sy
ndro
m
6
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
Dari grafik diatas dapat dilihat bahwa produktivitas akan cenderung turun
pada responden yang mempunyai keluhan 2, 3 dan 4 dan , serta akan akan naik pada
jumlah keluhan 5.
d. Frekwensi Dan Jenis Keluhan Yang Dialami Selama Pre Menstrual Syndrom Tabel 4.9 Distribusi frekwensi dan jenis keluhan pre menstrual syndrom yang dialami responden
Jenis Keluhan Jumlah % Keluhan Psikis 1. Mudah lelah/lemas 11 13.6 2. Malas Bekerja 8 9.9 3. Perubahan nafsu makan 8 9.9 4.Insomnia/hipersomnia 4 4.9 5. Gelisah/Gembira Tanpa Sebab 2 2.5 6. Sedih Tanpa Sebab 2 2.5 7. Mudah Marah 2 2.5 8. Sulit Berkonsentrasi 0 0 9. Tertekan/Suasana Hati tak menentu 0 0 Keluhan Fisik 1 Senggugut/Nyeri Perut 14 17.3 2. Sakit Kepala 10 12.3 3. Nyeri Sendi 10 12.3 4. Payudara bengkak 10 12.3 5. Lain Lain 0 0 Jumlah 81 100
Jenis keluhan yang dialami oleh responden sebagian besar adalah keluhan
psikis sebanyak 7 jenis keluhan dan keluhan fisik sebanyak 4 jenis keluhan.
Senggugut atau nyeri perut adalah keluhan fisik terbanyak yang dialami oleh
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
responden yaitu sebanyak 14 ( 17.3% ) orang sedangkan rasa mudah lelah adalah
keluhan psikis yang paling banyak dialami oleh responden yaitu sebanyak 11 orang
atau ( 13.6%).
e. Pemanfaatan Cuti Haid Bagi Tenaga Kerja Wanita Yang Mengalami Pre
Menstrual Syndrom
Tabel 4.10 Distribusi frekwensi pemanfaatan cuti haid oleh responden
Pemanfaatan Cuti Haid Jumlah ( orang ) % Ya saat haid 11 44.0
Ya,diluar haid 10 40.0 Tidak 4 16.0
Total 25 100.0
Hampir 84 % atau 21 orang memanfaatkan cuti haid akan tetapi ada 10 orang
atau 40 % responden memenfaatkan cuti haid diluar siklus haid yaitu pada setiap hari
Jumat sampai Sabtu atau Senin sampai Selasa yang bertujuan untuk mendapatkan
libur panjang. Sedangkan sebanyak 11 (44%) responden memanfaatkan cuti haid
pada saat aktivitasnya terganggu. Hanya 4 (16%) orang responden yang tidak
memanfaatkan cuti haid.
4.2.2 Analisa Bivarian
A. Produktivitas Pada Saat Pre Menstrual Syndrom Dengan Produktivitas Pada
Saat Tidak Mengalami Pre Menstrual Syndrom.
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
Hasil perhitungan perbandingan rata - rata produktivitas pada saat pre
menstrual syndrom dengan produktivitas pada saat tidak mengalami pre menstrual
syndrom seperti tabel 4.11
Tabel 4.11 Tabel perbedaan rata rata produktivitas pada saat pre menstrual syndrom dan diluar pre menstrual syndrom.
Kondisi Rata rata Produktivitas
Beda Produktivitas
SD t df p
Saat Pre Menstrual Syndrom dan Diluar Pre Menstrual Syndrom
347
232
115
41.250
13.939
24
.000
Produktivitas tenaga kerja wanita diluar pre menstrual syndrom lebih tinggi
dari pada pada saat terjadinya pre menstrual syndrom dengan perbedaan produktivitas
sebesar 115 kotak per jam. Uji statistik perbedaan produktivitas saat pre menstrual
syndrom dengan pada saat tidak pre menstrual syndrom menunjukkan perbedaan
yang signifikan (p = 0.000< 0.05 ).
b. Hubungan Banyaknya Keluhan Dengan Produktivitas
Hubungan banyaknya keluhan pada saat pre menstrual syndrom ( X ) dengan
produktivitas ( Y) dapat diketahui dari analisa regresi linear dengan persamaan :
Y = 183.9 20.4 X dengan koefisien korelasi product moment pearson r = -0,815
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
Uji signifikasi dari persamaan regresi antara jumlah keluhan dan produktivitas
belum diperoleh pengaruh yang signifikan (p= 0.185). Berdasarkan nilai statistik
tersebut diperoleh penurunan produktivitas 66.4 % disebabkan oleh jumlah keluhan.
4.3 Pembahasan
4.3.1 Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Produktivitas
Pre menstrual syndrome akan mempengaruhi penampilan kerja sehingga
dapat menurunkan produktivitas. Penelitian yang dilakukam di Wincosin
menyebutkan bahwa hanya 10 % dari responden yang mengalami pre menstrual
syndrome tidak mengalami gangguan dalam aktivitasnya, (Hall C, 1994), penelitian
di Jepang juga menyebutkan bahwa 79 % responden menyatakan bahwa pre
menstrual syndrom mengganggu hubungan interpersonal dan 54 % mempengaruhi
penampilan kerja ( Takeda et al,2006 ).
Produktivitas menurut Ravianto (1990) di pengaruhi oleh beberapa faktor
diantaranya adalah derajat kesehatan. Derajat kesehatan tenaga kerja wanita tidak
dapat dilepaskan dari status kesehatan reproduksinya terutama tenaga kerja wanita
usia reproduktif (Depkes,2006). Adanya keluhan yang bersifat fisik maupun psikis
selama pre menstrual syndrom tentunya sangat mempengaruhi produktivitas tenaga
kerja wanita.
Terjadi penurunan produktivitas pada saat pre menstrual syndrome pada
tenaga kerja wanita di bagian pengepakan korek api, walaupun penurunan itu
Ari Pujiastuti: Pengaruh Pre Menstrual Syndrom Terhadap Prodiktivitas Tenaga Kerja Wanita Di Pabrik Korek Api Pematang Siantar tahun 2007, USU e-Repository 2008
jumlahnya sangat bervariasi dengan rata- rata penurunan produktivitas sebanyak 115
kotak perjam. Apabila penurunan ini diabaikan maka akan terjadi penurunan
akumulatif yang cukup besar pada kelompok pekerja per bulannya yaitu 115 kotak x
7 jam x 26 hari akan mendapatkan penurunan sebanyak 20.930 kotak. Dengan
adanya penurunan produktivitas selain merugikan perusahaan dari sisi hasil produksi
juga akan mengurangi efisiensi perusahaan.
4.3.2 Keluhan Yang Dialami Selama Pre Menstrual Syndrom.
Jenis keluhan yang banyak dialami pekerja wanita di bagian pengepakan
korek api adalah keluhan psikis yaitu sebanya