79
LAPORAN PENELITIAN PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MENGGUNAKAN MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS ( THINK PAIR SHARING ) DI SMP NEGERI 16 BANDA ACEH TIM PENELITI 1. JULI FIRMANSYAH, S.Pd M.Pd NIDN : 0125078601 2. MIFTAHUL JANNAH Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ( LP2M ) FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH BANDA ACEH 2013 HALAMAN PENGESAHAN

PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

  • Upload
    others

  • View
    8

  • Download
    0

Embed Size (px)

Citation preview

Page 1: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

LAPORAN PENELITIAN

PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN DAN GELOMBANG DENGAN MENGGUNAKAN

MODEL PEMBELAJARAN KOOPERATIF TIPE TPS ( THINK PAIR SHARING ) DI SMP NEGERI 16 BANDA ACEH

TIM PENELITI

1. JULI FIRMANSYAH, S.Pd M.Pd NIDN : 0125078601

2. MIFTAHUL JANNAH

Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat ( LP2M )

FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH

BANDA ACEH 2013

HALAMAN PENGESAHAN

Page 2: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Judul : Pengaruh Prestasi Belajar Siswa pada Konsep Getaran dan Gelombang dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperati Tipe TPS ( Think Pair Sharing ) di SMP Negeri 16 Banda Aceh

Peneliti/ Pelaksana

Nama Lengkap : Juli Firmansyah, S.Pd M.Pd

Perguruan Tinggi : Universitas Serambi Mekkah

NIDN : 0125078601

Program Studi : Pendidikan Fisika

Jabatan Fungsional : Staf Pengajar

Nomor Hp :

Alamat e-mail :

Anggota

Nama Lengkap : Miftahul Jannah

Perguruan Tinggi : Universitas Serambi Mekkah

Penanggung Jawab :

Tahun Pelaksanaan :

Biaya Tahun Berjalan :

Mengetahui, Banda Aceh, 2013 Dekan Fakultas FKIP USM Ketua, Drs. M ISA RANI, M.Pd JULI FIRMANSYAH, S.Pd M.Pd NIP . 19640206 189031 003 NIDN . 0125078601

Page 3: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

LEMBAGA PENELITIAN DAN PENGABDIAN KEPADA MASYARAKAT (LP2M)

UNIVERSITAS SERAMBI MEKKAH Alamat: Jalan Tgk.Imum Lueng Bata-Batoh Telp.(0651) 26160 dan (0651) 22471 Fax.22471 Banda Aceh

SURAT PERNYATAAN

Yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Juli Firmasyah, S.Pd M.Pd

NIDN : 1319118701

Pangkat/Golongan :

Jabatan Fungsional : Staf Pengajar

Alamat :

Dengan ini menyatakan bahwa hasil penelitian saya dengan judul “ Pengaruh Prestasi Belajar Siswa pada Konsep Getaran dan Gelombang dengan Menggunakan Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TPS ( Think Pair Sharing ) di SMP Negeri 16 Banda Aceh” bersifat original. Bilamana dikemudian hari ditemukan ketidak sesuaian dengan pernyataan ini, maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan pernyataan ini,maka saya bersedia dituntut dan diproses sesuai dengan ketentuan yang berlaku. Demikian pernyataan ini dibuat dengan sesungguhnya dengan sebenar-benarnya.

Mengetahui, Banda Aceh, 2013 Ketua Lembaga Peneliti Ketua Peneliti, Universitas Serambi Mekkah

Ir.Lukmanul Hakim,MP Juli Firmasyah, S.Pd M.Pd NIP . 19611231 1994031 006 NIDN.1319118701

Page 4: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

KATA PENGANTAR

Syukur Alhamdulillah penulis ucapkan kepada Allah swt. yang telah

memberikan rahmat dan karunia-Nya serta kemampuan kepada penulis sehingga

dapat menyelesaikan penelitian dengan judul “Pengaruh Prestasi Belajar Siswa

pada Konsep Getaran dan Gelombang dengan Menggunakan Model Pembelajaran

Kooperatif Tipe TPS ( Think Pair Sharing ) di SMP Negeri 16 Banda Aceh”.

Selanjutnya, selawat dan salam penulis sampaikan kepangkuan Nabi Besar

Muhammad saw. yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan kealam yang

penuh ilmu pengetahuan..

Penulisan laporan penelitian ini dapat terwujud berkat bantuan dan dorongan

dari berbagai pihak yang tak mungkin dapat penulis sebutkan semua.

Dalam penelitian ini penulis telah berusaha semaksimal mungkin sesuai dengan

kemampuan, namun penulis menyadari bahwa tulisan penelitian ini masih kurang dari

sempurna. Oleh karena itu penulis menerima kritikan yang sifatnya membangun dari

semua pihak untuk penyempurnaan penelitian ini.Atas segala bantuan dan bimbingan

tersebut, penulis hanya dapat memanjatkan doa semoga Allah swt. melimpahkan

berkah dan nikmat-Nya kepada kita semua.

Amin ya Rabbal Alamin

Banda Aceh, 2013 Ketua Peneliti

Juli Firmasyah, S.Pd M.Pd

Page 5: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

ABSTRAK

Salah satu pakar pendidikan berhasil menciptakan cara baru dan praktis untuk mempengaruhi keadaan mental pelajar yang dilakukan oleh guru. Semua itu terangkum dalam Quantum Teaching yang berarti pengubahan bermacam-macam interaksi yang ada dalam diri siswa menjadi sesuatu yang bermanfaat baik bagi diri siswa itu sendiri maupun bagi orang lain. Disinilah letak pengembangan metode pembelajaran Quantum Teaching, yaitu menggubah bermacam-macam interaksi yang ada di dalam dan di sekitar momen belajar. Karena itulah guru harus tahu apa yang ada pada siswanya. Begitu juga harus ada kerjasama yang solid antara guru dan siswa, bila guru berusaha membimbing dan mengarahkan siswanya, maka diharapkan siswa juga berusaha sekuat tenaga untuk mencapai hasil belajar. Berdasarkan masalah tersebut maka rumusan masalah dalam penelitian ini adalah apakah ada pengaruh model pembelajaran Quantum Teaching terhadap hasil belajar fisika pada konsep gaya di SMP Negeri 16 Banda Aceh. Bertolak dari rumusan masalah maka penulis melakukan penelitian dengan judul pengaruh model pembelajaran Quantum Teaching terhadap hasil belajar Fisika pada konsep gaya di SMP Negeri 16 Banda Aceh. Tujuan dalam penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh model pembelajaran Quantum Teaching terhadap hasil belajar fisika pada konsep gaya di SMP Negeri 16 Banda Aceh.

Populasi dalam penelitian ini seluruh siswa kelas VIII di SMP Negeri 16 Banda Aceh yang terdiri dari 3 kelas yang berjumlah 90 orang siswa. Sedangkan yang menjadi sampel penelitian adalah siswa kelas VIII-2 sebagai kelas kontrol yang berjumlah 30 orang siswa dan kelas VIII-3 sebagai kelas eksperimen yang berjumlah 30 orang siswa. Adapun teknik sampling yang digunakan adalah purposif sampling, Instrumen penelitian ini dilakukan tes awal dan tes akhir pada pokok bahasan gaya. Untuk menganalisis data, penulis menggunakan statistik uji-t yang dikemukakan oleh Sudjana.

Berdasarkan hasil pengolahan data diperoleh harga ttabel = 1,67 sedangkan thitung= 13,81. Jadi thitung > ttabel. Maka Ho ditolak dan terjadi penerimaan terhadap Ha yaitu ada pengaruh model pembelajaran Quantum Teaching terhadap prestasi hasil fisika pada konsep gaya di SMP Negeri 16 Banda Aceh.

Page 6: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

DAFTAR ISI

Halaman

KATA PENGANTAR ...................................................................................... i

ABSTRAK ........................................................................................................ iii

DAFTAR ISI .................................................................................................... iv

DAFTAR GAMBAR ........................................................................................ vi

DAFTAR TABEL ............................................................................................ vii

DAFTAR LAMPIRAN .................................................................................... viii

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah.............................................................. 1

1.2. Rumusan Masalah ....................................................................... 4

1.3. Tujuan Penelitian ........................................................................ 4

1.4.AnggapanDasar………………………………………………... .... 5

1.5.Hipotesis……………………………………………………… ...... 5

1.6. Manfaat Penelitian ...................................................................... 5

BAB II LANDASAN TEORITIS

2.1. Pengertian Quantum Teaching .................................................... 6

2.2. Asas Utama Quantum Teaching .................................................. 7

2.3. Kerangka Perencanaan Quantum Teaching ................................. 9

2.4. Pengertian Hasil Belajar.............................................................. 10

2.5. Faktor-faktor yang Mempengaruhi Hasil Belajar ......................... 12

2.6. Konsep Gaya .............................................................................. 19

BAB III METODE PENELITIAN

3.1. Pendekatan dan Jenis Penelitian .................................................. 26

3.2. Lokasi dan waktu Penelitian ....................................................... 26

3.3. Populasi dan Sampel Penelitian................................................... 26

Page 7: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

3.4. Instrumen

Penelitian.......................................................................27

3.5. Metode Pengumpulan Data ......................................................... 27

3.6. Metode Pengolahan Data ............................................................ 27

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian ........................................................................... 30

4.2 Pengolahan Data.......................................................................... 32

4.3 Tinjauan Terhadap Hipotesis ....................................................... 48

4.4 Pembahasan................................................................................. 50

BAB V PENUTUP

5.1 Kesimpulan ................................................................................. 52

5.2 Saran ........................................................................................... 52

DAFTAR PUSTAKA ....................................................................................... 53 LAMPIRAN-LAMPIRAN

Page 8: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

DAFTAR GAMBAR

Halaman

2.1 Menendang bola berarti memberikan gaya pada bola..................................... 19

2.2 Mendorong mobil merupakan contoh gaya sentuh ......................................... 20

2.3 Magnet memilikigaya tarik magnet ............................................................... 20

2.4 Neraca pegas ................................................................................................. 21

2.5 Balok memberikan gaya pada meja sebesar w , Sedangkan meja

memberikan gaya pada balok sebesar N . Besar wN ................................ 22

2.6 Tali meregang akibat gaya berat benda .......................................................... 23

2.7 Bola yang menggelinding di tanah kasar mengalami gaya gesek ................... 23

2.8 Gaya digambarkan sebagai anak panah ......................................................... 24

2.9 Resultan gaya-gaya searah ............................................................................ 25

2.10 Resultan gaya berlawanan arah ................................................................... 25

Page 9: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

DAFTAR TABEL

Halaman

4.1 Nilai tes awal dan tes akhir kelas eksperimen (kelas VIII-3) pada SMP Negeri 16 Banda Aceh .......................................................................... 30

4.2 Nilai tes awal dan tes akhir kelas kontrol (kelas VIII-2) pada SMP Negeri 16 Banda Aceh .................................................................................. 31

4.3 Distribusi frekuensi nilai tes awal siswa kelas eksperimen ............................. 34

4.4 Distribusi frekuensi nilai tes awal siswa kelas kontrol ................................... 35

4.5 Distribusi frekuensi nilai tes akhir siswa kelas eksperimen ............................ 37

4.6 Distribusi frekuensi nilai tes akhir siswa kelas kontrol ................................... 39

4.7 Distribusi frekuensi untuk normalitas dari nilai tes awal kelas eksperimen .................................................................................................... 43

4.8 Distribusi frekuensi untuk normalitas dari nilai tes awal kelas kontrol .......................................................................................................... 44

4.9 Distribusi frekuensi untuk normalitas dari nilai tes akhir kelas eksperimen .................................................................................................... 45

4.10 Distribusi frekuensi untuk normalitas dari nilai tes akhir kelas kontrol ....................................................................................................... 47

Page 10: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

DAFTAR LAMPIRAN

Lampiran 1. Tabel F

Lampiran 2. Tabel Z Score

Lampiran 3. Tabel Harga Kritik Chi Kuadrat

Lampiran 4. Tabel Distribusi t

Lampiran 5. Rencana Pelaksanaan Pembelajaran

Lampiran 6. LKS

Lampiran 7. Instrumen Tes

Lampiran 8. Surat Keterangan Bimbingan

Lampiran 9. Surat Izin Penelitian dari Fakultas

Lampiran 10. Surat Izin Penelitian dari Dinas Pendidikan, Pemuda dan Olahraga

Kota Banda Aceh

Lampiran 11. Surat Izin Penelitian dari SMP Negeri 16 Banda Aceh

Lampiran 12. Biodata Mahasiswa

Page 11: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang Masalah

Pendidikan adalah hidup, segala pengalaman belajar yang berlangsung dalam

segala lingkungan dan sepanjang hidup dan segala situasi hidup yang mempengaruhi

pertumbuhan individu.

Pendidikan mempunyai pengaruh besar terhadap perkembangan masyarakat,

karena melalui pendidikan yang teratur dapat melahirkan manusia yang memiliki

pengetahuan sikap dan keterampilan. Menurut Driyankara (ditjet dikti, 1983/1984:19)

bahwa:“Pendidikan adalah upaya memanusiakan manusia muda, pengangkatan

manusia ketaraf insani itulah yang disebut mendidik. Pendidikan disebut juga

memanusiakan manusia muda”.

Diera reformasi ilmu pengetahuan dan teknologi, perbaikan kegiatan belajar

dan mengajar harus diupayakan secara maksimal agar mutu pendidikan membawa

implikasi meluas terhadap pemikiran manusia dalam berbagai bidang sehingga setiap

generasi muda harus belajar banyak untuk menjadi manusia terdidik sesuai dengan

tuntutan zaman.

Dalam pelaksanaan pendidikan banyak problematika yang dihadapi, mulai

dari proses belajar mengajar hingga bagaimana guru itu memanajemen sebuah kelas.

Problem–problem tersebut merupakan sebagian dari contoh–contoh problematika

pendidikan yang dalam pemecahannya memerlukan pemikiran yang mendalam dan

sistematis bagi tiap–tiap pendidikan sehingga dalam melaksanakan fungsinya akan

lebih mantap. Selain masalah tersebut, ada juga timbul masalah yang lain seperti

Page 12: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

menakuti atau tidak menyukai terhadap salah satu mata pelajaran, seperti halnya

fisika.

Fisika merupakan salah satu mata pelajaran dalam rumpun sain yang dapat

mengembangkan kemampuan berpikir analitis, induktif dan dedukatif dalam

menyelesaikan masalah yang berkaitan peristiwa alam sekitar. Berbagai peristiwa

dalam kehidupan sehari–hari merupakan peristiwa yang ada kaitannya dengan ilmu

fisika, seperti halnya kita berjalan hal ini merupakan bagian dari konsep gerak dan

gaya, bermain ayunan berarti bermain dengan getaran, untuk melakukan berbagai

kegiatan atau pekerjaan kita membutuhkan energi dan masih banyak lagi peristiwa

yang lainnya. Tapi sayangnya masih banyak siswa yang menganggap bahwa fisika

adalah ilmu yang rumit dan membosankan.

Untuk menumbuhkan minat dan daya tarik siswa terhadap pembelajaran fisika

yaitu guna harus menemukan model–model pembelajaran yang lebih tepat. Menurut

Abbas (2004:2)“Banyaknya faktor yang menjadi penyebab rendahnya hasil belajar

siswa, salah satunya adalah ketidak tepatannya penggunaan model pembelajaran yang

digunakan oleh guru kelas”.

Kenyataan menunjukan bahwa ketika saya PPL selama ini kebanyakan guru

menggunakan model pembelajaran konvensional dan banyak didominasi guru.

Karena pola tersebut sudah banyak digunakan oleh guru dalam menjalankan proses

belajar mengajar maka pembelajaran seperti itu harus mencari dan menerapkan

metode lainnya dalam proses belajar mengajar. Saya tidak menemukan model

pembelajaran baru di sekolah tempat saya PPL, maka dari itu saya mencoba salah

Page 13: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

satu model pembelajaran yang bisa diterapkan di sekolah tersebut. Yaitu dengan

menggunakan model pembelajaran kooperatif.

Pembelajaran kooperatif merupakan salah satu strategi belajar yang sedang

popular akhir–akhir ini, hal ini dikarenakan pada pembelajaran kooperatif dapat

membantu siswa memahami konsep–konsep fisika yang sulit. Dan membantu siswa

menemukan kemampuan. Hal ini sesuai dengan yang dikemukakan Tim Urge

(1997:1) bahwa:“Beberapa ahli menyatakan bahwa model pembelajaran kooperatif

tidak hanya unggul dalam membantu siswa dalam memahami konsep–konsep IPA

yang sulit, tetapi juga membantu siswa menumbuhkan kemampuan, kerja sama,

berpikir kreatif dan mengembangkan sikap sosial siswa”.

Model pembelajaran kooperatif lerning merupakan suatu model pembelajaran

yang membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai

dengan kehidupan nyatadi masyarakat, sehingga dengan bekerja secara bersama–

sama diantara semua anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas,

dan perolehan belajar. Menurut Michaels (1977:5)“cooperative learning is more

effective in increasing motive and performance students”.

Model pembelajaran cooperative learning mendorong peningkatan

kemampuan siswa dalam memecahkan berbagai permasalahan yang ditemui selama

pembelajaran, karena siswa dapat bekerja sama dengan siswa lain dalam menemukan

alternative pemecahan terhadap masalah materi pelajaran yang dihadapi.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam pembelajaran dengan

menggunakan model cooperative learning, pengembangan kualitas diri siswa

terutama aspek efektif siswa dapat dilakukan secara bersama–sama. Menurut Hamid

Page 14: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Hasan (1996:6), bahwa:“Belajar dalam kelompok kecil dengan prinsip kooperatif

sangat baik digunakan untuk mencapai tujuan belajar, baik yang sifatnya kongnitif

dan afektif”.

Suasana belajar yang berlangsung dalam interaksi yang saling percaya,

terbuka dan rileks diantara anggota kelompok memberikan kesempatan bagi siswa

untuk memperoleh dan memberikan masukan diantara mereka untuk

mengembangkan pengetahuan, sikap, nilai dan moral, serta keterampilan yang ingin

dikembangkan dalam pembelajaran.

Dalam pembelajaran kooperatif terdapat beberapa macam tipe adapun salah

satu tipe yang paling sederhana adalah pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pair

Share) yaitu model pembelajaran kooperatif yang dirancang untuk mempengaruhi

pola interaksi siswa. Tipe ini menghendaki siswa bekerja saling membantu dalam

kelompok kecil (2–6 anggota). TPS memiliki Prosudur belajar yang terdiri atas siklus

regular dari aktivitas pembelajaran kooperatif. Namun tahapan TPS dimasukkan

sebagai tahapan review setelah siswa bekerja dalam tim.

Ibrahim (200:23) menyatakan siklus regular pembelajaran TPS 1. Tahapan pengajaran 2. Tahapan belajar tim 3. Tahapan TPS 4. Tahapan penilaian 5. Tahapan penghargaan

Berdasarkan uraian diatas maka penulis ingin meneliti “ apakah pembelajaran

kooperatif tipe TPS dapat meningkatkan prestasi belajar siswa pada konsep fisika”.

Untuk itu penulis ingin mengadakan suatu penelitian dengan model penelitian dengan

model pembelajaran kooperatif tipe TPS dirumuskan melalui penelitian yang

Page 15: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

berjudul:“Pengaruh preatasi belajar siswa pada konsep Getaran dan Gelombang

dengan menggunakan model pembelajaran Kooperatif tipe TPS (Think Pair

Sharing ) di SMP Negeri 16 Banda Aceh”.

1.2 Rumusan Masalah Penelitian

Berdasarkan masalah di atas maka yang menjadi rumusan masalah dalam

penelitian ini adalah bagaimana pengaruh prestasi belajar siswa pada konsep getaran

dan gelombang dengan menggunakan metode kooperatif tipe TPS (Think Pairs

Share).

1.3 Tujuan Penelitian

Berdasarkan Rumusan masalah di atas maka tujuan dalam penelitian ini

adalah untuk mengetahui pengaruh prestasi belajar siswa pada konsep getaran dan

gelombang dengan menggunakan metode kooperatif tipe TPS (Think Pairs Share).

1.4 Hipotesis Penelitian

Hipotesis dapat diartikan sebagai suatu jawaban yang bersifat sementara

terhadap permasalahan penelitian sampai terbukti melalui data yang terkumpul.

Adapun yang menjadi hipotesis dalam penelitian ini adalah ada pengaruh prestasi

belajar siswa pada konsep getaran dan gelombang dengan menggunakan model

pembelajaran kooperatif tipe TPS (Think Pairs Share) di SMP Negeri 16 Banda Aceh.

Page 16: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

1.5 Anggapan Dasar

Perumusan anggapan dasar dalam suatu penelitian dimaksudkan untuk

menjadi pondasi bagi pelaksanaan penelitian. Dalam penelitian ini yang menjadi

anggapan dasar adalah Kooperatif tipe Think Pair Sharing sebagai salah satu model

pembelajaran yang dapat digunakan dalam proses belajar mengajar fisika.

1.6 Manfaat Penelitian

Penelitian ini diharapkan bermanfaat sebagai bahan masukan kepada

a. Sebagai bahan masukkan bagi penulis dalam rangka meningkatkan kualita

belajar khususnya mata pelajaran fisika.

b. Sebagai bahan masukkan guru dalam menyusun strategi kongnitif siswa.

c. Sebagai bahan masukkan terhadap siswa agar lebih bermotivasi dalam

memahami konsep – konsep fisika dengan baik.

Page 17: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

BAB II

LANDASAN TEORI

2.1 Pengertian Model Pembelajaran Kooperatif

Kooperatif mengandung pengertian bekerja bersama dalam mencapai

tujuan bersama. Dalam kegiatan kooperatif terjadi pencapaian tujuan secara

bersama-sama yang sifatnya merata dan menguntungkan setiap anggota

kelomponya. Pengertian pembelajaran kooperatif adalah pemanfaatan kelompok

kecil dalam proses pembelajaran yang memungkinkan kerja sama dalam

menuntaskan permasalahan.

Sehubungan denga pengertian tersebut, Etin Solihatindan Raharjo (Slavin

2007:4) bahwa “Cooperative Learning adalah suatu model pembelajaran dimana

pembelajar belajar dan bekerja sama dalam kelompok-kelompok kecil secara

kolaboratif yang anggotanya terdiri dari 4 (empat) sampai 6 (enam) orang, dengan

struktur kelompok yang bersifat heterogen”. Selanjutnya dikatakan pula,

keberhasilan belajar dari kelompok tergantung pada kemampuan dan aktivitas

anggota kelompok, baik secara individual maupun secara kelompok.

Pada dasarnya kooperative mengandung pengertian sebagai suatu sikap

atau perilaku bersama dalam bekerja atau membantu di antara sesama dalam

sruktur kerja sama yang teratur dalam kelompok, yang terdiri dari dua orang atau

lebih dimana keberhasilan kerja sangat dipengaruhi oleh keterlibatan dari setiap

anggoita kelompok itu sendiri. kooperative juga dapat diartikan sebagai suatu

Page 18: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

struktur tugas bersama dalam suasana kebersamaan di antara sesama anggota

kelompok.

Menurut Etin Solihatin dan Raharjo (Salvin 2007:4): Model pembelajaran

ini berangkat dari asumsi mendasar dalam kehidupan masyarakat, yaitu, “getting

better together”, atau “railah yang lebih baik secara bersama-bersama”.

Model belajar Kooperatifmerupakan suatu model pembelajaran yang

membantu siswa dalam mengembangkan pemahaman dan sikapnya sesuai dengan

kehidupan nyata dimasyarakat, sehingga dengan bekerja bersama-sama diantara

sesama anggota kelompok akan meningkatkan motivasi, produktivitas, dan

perolehan belajar. Etin Solihatin dan Raharjo (Michaels 2007:5): “Cooperative

learning is more effective in increasin motive and performance students”. Model

pembelajaran Kooperatif mendorong peningkatan kemampuan siswa dalam

memecahkan berbagai permasalahan yang ditemui selama pembelajaran, karena

siswa dapat bekerja sama dengan siswa lain dalam menemukan dan merumuskan

alternatif pemecahan terhadap masalah materi pelajaran yang dihadapi.

Berdasarkan pengertian tersebut, maka dalam pembelajaran dengan

menggunakan model kooperatif, pengembangan dan kualitas diri siswa terutama

aspek afektif siswa dapat dilakukan secara bersama-sama. Belajar dalam kelom

kecil dengan prinsip kooperatif sangat baik digunakan untuk mencapai tujuan

belajar, baik yang sifatnya kognitif, afektif maupun konatif.

Menurut Estiti ( 2006:8 ) bahwa: Pembelajaran kooperatif mempunyai ciri–ciri sebagai berikut: 1. Siswa bekerja dalam tim ( team) untuk menuntaskan tujuan belajar. 2. Tim terdiri dari siswa–siswa yang mempunyai tingkat keberhasilan

tinggi, sedang, rendah.

Page 19: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

3. Bila memungkinkan tim merupakan campuran suku, budaya dan jenis kelamin.

4. Sistem penghargaan diorientasi baik pada kelompok maupun individu. 2.2 Pengertian Model Think Pair Share (TPS)

Model Think Pair Share dikembangkan oleh Frank Lyman dan rekan-

rekannya dari Universitas Maryland. “Think Pair Share memiliki prosedur secara

eksplisit dapat memberi siswa waktu lebih banyak untuk berpikir, menjawab,

saling membantu satu sama lain” Ibrahim (Estiti, 2007:10) dengan cara ini

diharapkan siswa mampu bekerja sama, saling membutuhkan dan saling

bergantung pada kelompok-kelompok kecil secara kooperatif.

Metode TPS merupakan salah satu strategi dalam pembelajaran kooperatif

yang dapat memberikan waktu kepada siswa untuk berpikir sehingga strategi ini

punya potensi kuat untuk memberdayakan kemampuan berpikir siswa.

Peningkatan kemampuan berpikir siswa akan meningkatkan hasil belajar atau

prestasi belajar siswa dan kecakapan akademiknya.

Siswa dilatih bernalar dan dapat berpikir kritis untuk memecahkan

masalah yang diberikan oleh guru. Guru juga memberikan kesempatan siswa

untuk menjawab dengan asumsi pemikirannya sendiri, kemudian berpasangan

untuk mendiskusikan hasil jawabannya kepada teman sekelas untuk dapat

didiskusikan dan dicari pemecahannya bersama-sama sehingga terbentuk suatu

konsep.

Ciri utama pada model pembelajaran kooperatif tipe think pair share adalah

tiga langkah utamanya yang dilaksanakan dalam proses pembelajaran.

1. Think (berpikir secara individual)

Page 20: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Pada tahap think, guru mengajukan suatu pertanyaan atau masalah yang

dikaitkan dengan pelajaran, dan siswa diminta untuk berpikir secara mandiri

mengenai pertanyaan atau masalah yang diajukan. Pada tahapan ini, siswa

sebaiknya menuliskan jawaban mereka, hal ini karena guru tidak dapat memantau

semua jawaban siswa sehingga melalui catatan tersebut guru dapat mengetahui

jawaban yang harus diperbaiki atau diluruskan di akhir pembelajaran.Dalam

menentukan batasan waktu untuk tahap ini, guru harus mempertimbangkan

pengetahuan dasar siswa untuk menjawab pertanyaan yang diberikan, jenis dan

bentuk pertanyaan yang diberikan, serta jadwal pembelajaran untuk setiap kali

pertemuan.

Kelebihan dari tahap ini adalah adanya “think time” atau waktu berpikir

yang memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir mengenai jawaban

mereka sendiri sebelum pertanyaan tersebut dijawab oleh siswa lain. Selain itu,

guru dapat mengurangi masalah dari adanya siswa yang mengobrol, karena tiap

siswa memiliki tugas untuk dikerjakan sendiri.

2. Pair (berpasangan dengan teman sebangku)

Langkah kedua adalah guru meminta para siswa untuk berpasangan dan

mendiskusikan mengenai apa yang telah dipikirkan. Interaksi selama periode ini

dapat menghasilkan jawaban bersama.Biasanya guru mengizinkan tidak lebih dari

4 atau 5 menit untuk berpasangan. Setiap pasangan siswa saling berdiskusi

mengenai hasil jawaban mereka sebelumnya sehingga hasil akhir yang didapat

menjadi lebih baik, karena siswa mendapat tambahan informasi dan pemecahan

masalah yang lain.

Page 21: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

3. Share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh kelas)

Pada langkah akhir ini guru meminta pasangan-pasangan tersebut untuk

berbagi hasil pemikiran mereka dengan pasangan lain atau dengan seluruh kelas.

Pada langkah ini akan menjadi efektif jika guru berkeliling kelas dari pasangan

satu ke pasangan yang lain,sehingga seperempat atau separuh dari pasangan-

pasangan tersebut memperoleh kesempatan untuk melapor. Langkah ini

merupakan penyempurnaan dari langkah-langkah sebelumnya, dalam arti bahwa

langkah ini menolong agar semua kelompok menjadi lebih memahami mengenai

pemecahan masalah yang diberikan berdasarkan penjelasan kelompok yang lain.

Hal ini juga agar siswa benar-benar mengerti ketika guru memberikan koreksi

maupun penguatan di akhir pembelajaran.

2.2.1 Langkah-langkah (syntaks) model pembelajaran kooperatif tipe think

pair share

Langkah-langkah (syntaks) model pembelajaran kooperatif tipe think pair

share terdiri dari lima langkah, dengan tiga langkah utama sebagai ciri khas yaitu

think, pair, dan share. Kelima tahapan pembelajaran dalam model pembelajaran

kooperatif tipe think pair share dapat dilihat pada tabel berikut.

Tabel 2.1 Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe Think Pair Sharing

adalah sebagai berikut: Langkah-langkah Kegiatan Pembelajaran

Tahap 1

Pendahuluan

Guru menjelaskan aturan main dan batasan waktu untuk tiap kegiatan, memotivasi siswa terlibat pada aktivitas pemecahan masalah

Guru menyampaikan kompetensi dan tujuan yang

Page 22: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

harus dicapai oleh siswa

Tahap 2

Think

Guru menggali pengetahuan awal siswa melalui kegiatan demonstrasi

Guru memberikan Lembar Kerja Siswa (LKS) kepada seluruh siswa

Siswa mengerjakan LKS tersebut secara individu

Tahap 3

Pair

Siswa dikelompokkan dengan teman sebangkunya Siswa berdiskusi dengan pasangannya mengenai

jawaban tugas yang telah dikerjakan

Tahap4

Share

Satu pasang siswa dipanggil secara acak untuk berbagi pendapat kepada seluruh siswa di kelas dengan dipandu oleh guru.

Tahap 5 Penghargaan

Siswa dinilai secara individu dan kelompok

Ibrahim (2000: 26-27)

Penjelasan dari setiap langkah adalah sebagai berikut:

a. Tahap pendahuluan

Awal pembelajaran dimulai dengan penggalian apersepsi sekaligus

memotivasi siswa agar terlibat pada aktivitas pembelajaran.Pada tahap ini, guru

juga menjelaskan aturan main serta menginformasikan batasan waktu untuk setiap

tahap kegiatan.

b. Tahap think (berpikir secara individual)

Proses think pair share dimulai pada saat guru melakukan demonstrasi

untuk menggali konsepsi awal siswa. Pada tahap ini, siswa diberi batasan waktu

(“think time”) oleh guru untuk memikirkan jawabannya secara individual terhadap

pertanyaan yang diberikan.Dalam penentuannya, guru harus mempertimbangkan

pengetahuan dasar siswa dalam menjawab pertanyaan yang diberikan.

Page 23: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

c. Tahap pair (berpasangan dengan teman sebangku)

Pada tahap ini, guru mengelompokkan siswa secara berpasangan. Guru

menentukan bahwa pasangan setiap siswa adalah teman sebangkunya. Hal ini

dimaksudkan agar siswa tidak pindah mendekati siswa lain yang pintar dan

meninggalkan teman sebangkunya. Kemudian, siswa mulai bekerja dengan

pasangannya untuk mendiskusikan mengenai jawaban atas permasalahan yang

telah diberikan oleh guru.Setiap siswa memiliki kesempatan untuk mendiskusikan

berbagai kemungkinan jawaban secara bersama.

d. Tahap share (berbagi jawaban dengan pasangan lain atau seluruh kelas)

Pada tahap ini, siswa dapat mempresentasikan jawaban secara

perseorangan atau secara kooperatif kepada kelas sebagai keseluruhan kelompok.

Setiap anggota dari kelompok dapat memperoleh nilai dari hasil pemikiran

mereka.

e. Tahap penghargaan

Siswa mendapat penghargaan berupa nilai baik secara individu maupun

kelompok. Nilai individu berdasarkan hasil jawaban pada tahap think, sedangkan

nilai kelompok berdasarkan jawaban pada tahap pair dan share, terutama pada saat

presentasi memberikan penjelasan terhadap seluruh kelas.

2.2.2 Kelebihan Dan Kekurangan Model Think Pair Share

Kelebihan pembelajaran TPS adalah sebagai berikut: dapat

mengembangkan kemampuan mengungkapkan idea atau gagasan dengan kata-

kata secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

Page 24: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Fogarty dan Robin (1996:5) menyatakan bahwa: Teknik belajar mengajar think pair share mempunyai beberapa keuntungan sebagai berikut:

Mudah dilaksanakan dalam kelas yang besar, Memberikan waktu kepada siswa untuk merefleksikan isi materi pelajaran, Memberikan waktu kepada siswa untuk melatih mengeluarkan pendapat

sebelum berbagi dengan kelompok kecil atau kelas secara keseluruhan. Kegiatan “berpikir-berpasangan-berbagi” dalam model Think-Pair-Share

memberikan keuntungan. Siswa secara individu dapat mengembangkan

pemikirannya masing-masing karena adanya waktu berpikir (think time), Sehingga

kualitas jawaban juga dapat meningkat. Akuntabilitas berkembang karena siswa

harus saling melaporkan hasil pemikiran masing-masing dan berbagi (berdiskusi)

dengan pasangannya, kemudian pasangan-pasangan tersebut harus berbagi dengan

seluruh kelas. Jumlah anggota kelompok yang kecil mendorong setiap anggota

untuk terlibat secara aktif, sehingga siswa jarang atau bahkan tidak pernah

berbicara di depan kelas paling tidak memberikan ide atau jawaban karena

pasangannya.

Menurut Spencer Kagan (Maesuri, 2002:4) “manfaat Think-Pair-Share

adalah:

(1) para siswa menggunakan waktu yang lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya dan untuk mendengarkan satu sama lain ketika mereka terlibat dalam kegiatan Think-Pair-Share lebih banyak siswa yang mengangkat tangan mereka untuk menjawab setelah berlatih dalam pasangannya. Para siswa mungkin mengingat secara lebih seiring penambahan waktu tunggu dan kualitas jawaban mungkin menjadi lebih baik.

(2) para guru juga mungkin mempunyai waktu yang lebih banyak untuk berpikir ketika menggunakan Think-Pair-Share. Mereka dapat berkonsentrasi mendengarkan jawaban siswa, mengamati reaksi siswa, dan mengajukan pertanyaaan tingkat tinggi”.

Page 25: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Menurut Mahmudi (2009:32), kelebihan pembelajaran TPS adalah dapat

mengembangkan kemampuan mengungkapkan idea tau gagasan dengan kata-kata

secara verbal dan membandingkannya dengan ide-ide orang lain.

1. Membantu siswa untuk respek pada orang lain dan menyadari akan segala keterbatasannya serta menerima segala perbedaan.

2. Siswa dapat mengembangkan kemampuan untuk menguji ide dan pemahamannya sendiri dan menerima umpan balik.

3. Interaksi yang terjadi selama pembelajaran dapat meningkatkan motivasi dan memberi rangsangan untuk berpikir sehingga bermanfaat bagi proses pendidikan jangka panjang.

4. Pembelajaran TPS bisa mengajarkan orang untuk bekerja bersama-sama dan lebih efisien, biasanya kegiatan praktik perlu dilakukan dalam jangka waktu tertentu. Dengan bekerja sama, dua orang dapat menyelesaikan sesuatu lebih cepat.

Di samping mempunyai keunggulan, model pembelajaran Think-Pair-Share

juga mempunyai kelemahan. Kelemahannya adalah:

1. metode pembelajaran Think-Pair-Share belum banyak diterapkan di

sekolah.

2. sangat memerlukan kemampuan dan ketrampilan guru, waktu

pembelajaran berlangsung guru melakukan intervensi secara maksimal.

3. menyusun bahan ajar setiap pertemuan dengan tingkat kesulitan yang

sesuai dengan taraf berfikir anak dan.

4. mengubah kebiasaan siswa belajar dari yang dengan cara mendengarkan

ceramah diganti dengan belajar berfikir memecahkan masalah secara

kelompok, hal ini merupakan kesulitan sendiri bagi siswa

yang dikemukakan (Lie 2004:58).

Dari kutipan di atas kelemahan model pembelajaran kooperatif tipe TPS

adalah sangat sulit diterapkan di sekolah yang rata-rata kemampuan siswanya

Page 26: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

rendah dan waktu yang terbatas, sedangkan jumlah kelompok yang terbentuk

banyak.Sedangkan Menurut Lie (2005: 46), kekurangan dari kelompok

berpasangan (kelompok yang terdiri dari 2 orang siswa) adalah:

- Banyak kelompok yang melapor dan perlu dimonitor. - Bebih sedikit ide yang muncul. - Tidak ada penengah jika terjadi perselisihan dalam kelompok.

Dari kutipan di atas untuk mengatasi hambatan dalam penerapan metode

kooperatif think pair share yaitu guru akan berkeliling kelas dengan mengingatkan

kembali tahap-tahap yang harus siswa lalui. Hal tersebut dilakukan agar siswa

tertib dalam melalui setiap tahapnya dalam proses pembelajaran ini. Guru akan

memberikan point pada siswa, jika siswa tersebut mengajukan pertanyaan,

menjawab pertanyaan atau memberikan sanggahan pada tahap share.

2.3 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

2.3.1 Pengertian Prestasi Belajar

Pengertian Prestasi Belajar Prestasi belajar adalah sebuah kalimat yang

terdiri dari dua kata yaitu prestasi dan belajar. Antara kata prestasi dan belajar

mempunyai arti yang berbeda. Oleh karena itu, sebelum pengertian prestasi

belajar, ada baiknya pembahasan ini diarahkan pada masing-masing permasalahan

terlebih dahulu untuk mendapatkan pemahaman lebih jauh mengenai makna kata

prestasi dan belajar.Hal ini juga untuk memudahkan dalam memahami lebih

mendalam tentang pengertian prestasi belajar itu sendiri. Di bawah ini akan

dikemukakan beberapa pengertian prestasi dan belajar menurut para ahli.

“Prestasi adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan

baik secara individu maupun secara kelompok” (Djamarah, 1994:19). Sedangkan

Page 27: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Mas’ud Hasan Abdul Dahar (Djamarah 1994:21) bahwa “Prestasi adalah apa yang

telah dapat diciptakan, hasil pekerjaan, hasil yang menyenangkan hati yang

diperoleh dengan jalan keuletan kerja”.

Dari pengertian yang dikemukakan tersebut di atas, jelas terlihat

perbedaan pada kata-kata tertentu sebagai penekanan, namun intinya sama yaitu

hasil yang dicapai dari suatu kegiatan. Untuk itu, dapat dipahami bahwa prestasi

adalah hasil dari suatu kegiatan yang telah dikerjakan, diciptakan, yang

menyenangkan hati, yang diperoleh dengan jalan keuletan kerja, baik secara

individual maupun secara kelompok dalam bidang kegiatan tertentu.

Menurut Slameto (1995:2)“Belajar adalah suatu proses usaha yang

dilakukan seseorang untuk memperoleh suatu perubahan tingkah laku yang baru

secara keseluruhan, sebagai hasil pengalamannya sendiri dalam interaksi dengan

lingkungannya”.Secara sederhana dari pengertian belajar sebagaimana yang

dikemukakan oleh pendapat di atas, dapat diambil suatu pemahaman tentang

hakekat dari aktivitas belajar adalah suatu perubahan yang terjadi dalam diri

individu. Sedangkan menurut Nurkencana (1986:62)bahwa “Prestasi belajar

adalah hasil yang telah dicapai atau diperoleh anak berupa nilai mata pelajaran”.

Ditambahkan bahwa prestasi belajar merupakan hasil yang mengakibatkan

perubahan dalam diri individu sebagai hasil dari aktivitas dalam belajar.

Dari kutipan di atas, maka dapat dipahami bahwa prestasi belajar adalah

hasil atau taraf kemampuan yang telah dicapai siswa setelah mengikuti proses

belajar mengajar dalam waktu tertentu baik berupa perubahan tingkah laku,

Page 28: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

keterampilan dan pengetahuan dan kemudian akan diukur dan dinilai yang

kemudian diwujudkan dalam angka atau pernyataan.

2.3.2Faktor-faktor yang Mempengaruhi Prestasi Belajar

a. Faktor dari dalam diri siswa (intern)

Sehubungan dengan faktor intern ini ada tingkat yang perlu dibahas

menurut Slameto (1995 : 54) yaitu “Faktor jasmani, faktor psikologi dan faktor

kelelahan”.

1. Faktor Jasmani

Dalam faktor jasmaniah ini dapat dibagi menjadi dua yaitu faktor kesehatan

dan faktor cacat tubuh.

a. Faktor kesehatan

Faktor kesehatan sangat berpengaruh terhadap proses belajar siswa, jika

kesehatan seseorang terganggu atau cepat lelah, kurang bersemangat,

mudah pusing, ngantuk, jika keadaan badannya lemah dan kurang darah

ataupun ada gangguan kelainan alat inderanya.

b. Cacat tubuh

Cacat tubuh adalah sesuatu yang menyebabkan kurang baik atau kurang

sempurnanya mengenai tubuh atau badan.“Cacat ini berupa buta,

setengah buta, tulis, patah kaki, patah tangan, lumpuh, dan lain-lain”

(Slameto, 2003:55).

2. Faktor psikologis

Page 29: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Dapat berupa intelegensi, perhatian, bakat, minat, motivasi, kematangan,

kesiapan.

a. Intelegensi

Slameto (2003:56)“Intelegensi atau kecakapan terdiri dari tiga jenis yaitu

kecakapan untuk menghadapi dan menyesuaikan ke dalam situasi yang

baru dan cepat efektif mengetahui/menggunakan konsep-konsep yang

abstrak secara efektif, mengetahui relasi dan mempelajarinya dengan

cepat”.

Dari pendapat di atas jelaskan bahwa intelegensi yang baik atau

kecerdasan yang tinggi merupakan faktor yang sangat penting bagi

seorang anak dalam usaha belajar.

b. Perhatian

Menurut al-Ghazali (Slameto 2003:56) bahwa “Perhatian adalah

keaktifan jiwa yang dipertinggi jiwa itupun bertujuan semata-mata

kepada suatu benda atau hal atau sekumpulan obyek”.

Untuk menjamin belajar yang lebih baik maka siswa harus mempunyai

perhatian terhadap bahan yang dipelajarinya. Jika bahan pelajaran tidak

menjadi perhatian siswa, maka timbullah kebosanan, sehingga ia tidak

lagi suka belajar. Agar siswa belajar dengan baik, usahakan buku

pelajaran itu sesuai dengan hobi dan bakatnya.

c. Bakat

Page 30: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Menurut Hilgard (Slameto 2003:57) bahwa “Bakat adalah the capacity to

learn. Dengan kata lain, bakat adalah kemampuan untuk belajar”.

Kemampuan itu akan terealisasi pencapaian kecakapan yang nyata

sesudah belajar atau terlatih. Kemudian menurut Muhibbin (2003:136)

bahwa “Bakat adalah kemampuan potensial yang dimiliki oleh seseorang

untuk mencapai keberhasilan pada masa yang akan datang”.

Dari pendapat di atas jelaskah bahwa tumbuhnya keahlian tertentu

pada seseorang sangat ditentukan leh bakat yang dimilikinya sehubungan

dengan bakat ini dapat mempunyai tinggi rendahnya prestasi belajar

bidang-bidang studi tertentu. Dalam proses belajar terutama belajar

keterampilan, bakat memeganmg peranan penting dalam mencapai suatu

hasil akan prestasi yang bail. Apabila seseorang guru atau orang tua

memaksa anaknya untuk melakukan sesuatu yang tidak sesuai dengan

bakatnya maka akan merusak keinginan anak tersebut.

d. Minat

Menurut Jersild dan Taisch (Nurkencana 1996:214) bahwa “Minat adalah

menyakut aktivitas-aktivitas yang dipilih secara bebas oleh individu”.

Minat besar pengaruhnya terhadap aktivitas belajar siswa, siswa yang

gemar membaca akan dapat memperoleh berbagai pengetahuan dan

teknologi. Dengan demikian, wawasan akan bertambah luas sehingga

akan sangat mempengaruhi peningkatan atau pencapaian prestasi belajar

siswa yang seoptimal mungkin karena siswa yang memiliki minat

Page 31: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

terhadap sesuatu pelajaran akan mempelajari dengan sungguh-sungguh

karena ada daya tarik baginya.

e. Motivasi

Menurut Slameto (2003:58) bahwa “Motivasi erat sekali hubungannya

dengan tujuan yang akan dicapai dalam belajar, di dalam menentukan

tujuan itu dapat disadari atau tidak, akan tetapi untuk mencapai tujuan itu

perlu berbuat, sedangkan yang menjadi penyebab berbuat adalah

motivasi itu sendiri sebagai daya penggerak atau pendorongnya”.

Dalam perkembanganya motivasi dapat dibedakan menjadi dua macam

yaitu: (a). motivasi instrinsik dan (b) motivasi ekstrinsik. Motivasi

instrinsik dimaksudkan dengan motivasi yang bersumber dari dalam diri

seseorang yang atas dasarnya kesadaran sendiri untuk melakukan

sesuatau pekerjaan belajar.Sedangkan motovasi ekstrinsik dimaksud

dengan motivasi yang datangnya dari luar diri seseorang siswa yang

menyebabkan siswa tersebut malakukan kegiatan belajar.Dalam

memberikan motivasi seorang guru harus berusaha dengan segala

kemampuan yang ada untukmengarahkan perhatian siswa kepada sasaran

tertentu.

f. Kematangan

Menurut Slameto (2003:58) bahwa “Kematangan adalah sesuatu tingkah

atau fase dalam pertumbuhan seseorang di mana alat-alat tubuhnya sudah

siap melaksanakan kecakapan baru”.

Page 32: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Berdasarkan pendapat di atas, maka kematangan adalah suatu

organ atau alat tubuhnya dikatakan sudah matang apabila dalam diri

makhluk telah mencapai kesanggupan untuk menjalankan fungsinya

masing-masing kematang itu datang atau tiba waktunya dengan

sendirinya, sehingga dalam belajarnya akan lebih berhasil jika anak itu

sudah siap atau matang untuk mengikuti proses belajar mengajar.

g. Kesiapan

Kesiapan menurut James Drever seperti yang dikutip oleh Slameto

(2003:59) adalah “Preparedes to respon or react, artinya kesediaan untuk

memberikan respon atau reaksi”.

Jadi, dari pendapat di atas dapat diasumsikan bahwa kesiapan

siswa dalam proses belajar mengajar, sangat mempengaruhi prestasi

belajar siswa, dengan demikian prestasi belajar siswa dapat berdampak

positif bilamana siswa itu sendiri mempunyai kesiapan dalam menerima

suatu mata pelajaran dengan baik.

3. Faktor kelelahan

Ada beberapa faktor kelelahan yang dapat mempengaruhi prestasi belajar

siswa antara lain dapat dibedakan menjadi dua macam, yaitu kelelahan jasmani

dan kelelahan rohani. Sebagaimana dikemukakan oleh Slameto (1995:59) sebagai

berikut:

Kelelahan jasmani terlihat dengan lemah lunglainya tubuh dan timbul kecendrungan untuk membaringkan tubuh”.Kelelahan jasmani terjadi karena ada substansi sisa pembakaran di dalam tubuh, sehingga darah kurang lancar pada bagian tertentu.Sedangkan kelelahan rohani dapat terus menerus karena

Page 33: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

memikirkan masalah yang berarti tanpa istirahat, mengerjakan sesuatu karena terpaksa, tidak sesuai dengan minat dan perhatian.

Dari uraian di atas maka kelelahan jasmani dan rohani dapat mempengaruhi

prestasi belajar dan agar siswa belajar dengan baik haruslah menghindari jangan

sampai terjadi kelelahan dalam belajarnya seperti lemah lunglainya

tubuh.Sehingga perlu diusahakan kondisi yang bebas dari kelelahan rohani seperti

memikirkan masalah yang berarti tanpa istirahat, mengerjakan sesuatu karena

terpaksa tidak sesuai dengan minat dan perhatian.Ini semua besar sekali

pengaruhnya terhadap pencapaian prestasi belajar siswa.Agar siswa selaku pelajar

dengan baik harus tidak terjadi kelelahan fisik dan psikis.

b. Faktor yang berasal dari luar (faktor ekstern)

“Faktor ekstern yang berpengaruh terhadap prestasi belajar dapatlah

dikelompokkan menjadi tiga faktor yaitu faktor keluarga, faktor sekolah dan

faktor masyarakat” (Slameto, 1995:60).

1. Faktor keluarga

Faktor keluarga sangat berperan aktif bagi siswa dan dapat mempengaruhi

dari keluarga antara lain: cara orang tua mendidik, relasi antara anggota keluarga,

keadaan keluarga, pengertian orang tua, keadaan ekonomi keluarga, latar belakang

kebudayaan dan suasana rumah.

a. Cara orang tua mendidik

Cara orang tua mendidik besar sekali pengaruhnya terhadap prestasi belajar

anak, hal ini dipertegas oleh Wirowidjojo (Slameto 2003:60) mengemukakan

bahwa “Keluarga adalah lembaga pendidikan yang pertama dan utama”. Keluarga

yang sehat besar artinya untuk mendidik dalam ukuran kecil, tetapi bersifat

Page 34: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

menentukan mutu pendidikan dalam ukuran besar yaitu pendidikan bangsa dan

negara.

Dari pendapat di atas dapat dipahami betapa pentingnya peranan keluarga di

dalam pendidikan anaknya. Cara orang mendidik anaknya akan berpengaruh

terhadap belajarnya.

b. Relasi antar anggota keluarga

Menurut Slameto (2003:60) bahwa “yang penting dalam keluarga adalah

relasi orang tua dan anaknya”. Selain itu juga relasi anak dengan saudaranya atau

dengan keluarga yang lain turut mempengaruhi belajar anak. Wujud dari relasi

adalah apakah ada kasih sayang atau kebencian, sikap terlalu keras atau sikap

acuh tak acuh, dan sebagainya.

c. Keadaan keluarga

Menurut Hamalik (2002:160)bahwa “Keadaan keluarga sangat

mempengaruhi prestasi belajar anak karena dipengaruhi oleh beberapa faktor dari

keluarga yang dapat menimbulkan perbedaan individu seperti kultur keluarga,

pendidikan orang tua, tingkat ekonomi, hubungan antara orang tua, sikap keluarga

terhadap masalah sosial dan realitas kehidupan.”

Berdasarkan pendapat di atas bahwa keadaan keluarga dapa mempengaruhi

prestasi belajar anak sehingga faktor inilah yang memberikan pengalaman kepada

anak untuk dapat menimbulkan prestasi, minat, sikap dan pemahamannya

sehingga proses belajar yang dicapai oleh anak itu dapat dipengaruhi oleh orang

tua yang tidak berpendidikan atau kurang ilmu pengetahuannya.

Page 35: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

d. Pengertian orang tua

Menurut Slameto (2003:64) bahwa “Anak belajar perlu dorongan dan

pengertian orang tua”. Bila anak sedang belajar jangan diganggu dengan tugas-

tugas rumah.Kadang-kadang anak mengalami lemah semangat, orang tua wajib

memberi pengertian dan mendorongnya sedapat mungkin untuk mengatasi

kesulitan yang dialaminya.

e. Keadaan ekonomi keluarga

Menurut Slameto (2003:63) bahwa “Keadaan ekonomi keluarga erat

hubungannya dengan belajar anak”. Anak yang sedang belajar selain terpenuhi

kebutuhan pokoknya, misalnya makanan, pakaian, perlindungan kesehatan, dan

lain-lain, juga membutuhkan fasilitas belajar seperti ruang belajar, meja, kursi,

penerangan, alat tulis menulis, dan sebagainya.

f. Latar belakang kebudayaan

“Tingkat pendidikan atau kebiasaan di dalam keluarga mempengaruhi sikap

anak dalam belajar” (Roestiyah, 1989:156). Oleh karena itu perlu kepada anak

ditanamkan kebiasaan-kebiasaan baik, agar mendorong tercapainya hasil belajar

yang optimal.

g. Suasana rumah

Suasana rumah sangat mempengaruhi prestasi belajar, hal ini sesuai dengan

pendapat Slameto (2003:63) yang mengemukakan bahwa “Suasana rumah

merupakan situasi atau kejadian yang sering terjadi di dalam keluarga di mana

anak-anak berada dan belajar”. Suasana rumah yang gaduh, bising dan semwarut

Page 36: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

tidak akan memberikan ketenangan terhadap diri anak untuk belajar. Suasana ini

dapat terjadi pada keluarga yang besar terlalu banyak penghuninya.

Suasana yang tegang, ribut dan sering terjadi cekcok, pertengkaran antara

anggota keluarga yang lain yang menyebabkan anak bosan tinggal di rumah, suka

keluar rumah yang akibatnya belajarnya kacau serta prestasinya rendah.

2. Faktor sekolah

Faktor sekolah dapat berupa cara guru mengajar, ala-alat pelajaran,

kurikulum, waktu sekolah, interaksi guru dan murid, disiplin sekolah, dan media

pendidikan, yaitu :

a. Guru dan cara mengajar

Menurut Purwanto (2004:104) “Faktor guru dan cara mengajarnya

merupakan faktor penting, bagaimana sikap dan kepribadian guru, tinggi

rendahnya pengetahuan yang dimiliki oleh guru, dan bagaimana cara guru itu

mengajarkan pengetahuan itu kepada anak-anak didiknya turut menentukan hasil

belajar yang akan dicapai oleh siswa”. Sedangkan menurut Nana Sudjana

(Djamarah 2006:39) “Mengajar pada hakikatnya adalah suatu proses , yaitu proses

mengatur, mengorganisasi lingkungan yang ada disekitar anak didik, sehingga

dapat menumbuhkan dan mendorong anak didik melakukan proses belajar”.

Dalam kegiatan belajar, guru berperan sebagai pembimbing. Dalam perannya

sebagai pembimbing, guru harus berusaha menhidupkan dan memberikan

motivasi, agar terjadi proses interaksi yang kondusif. Dengan demikian cara

mengajar guru harus efektif dan dimengerti oleh anak didiknya, baik dalam

Page 37: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

menggunakan model, tehnik ataupun metode dalam mengajar yang akan

disampaikan kepada anak didiknya dalam proses belajar mengajar dan disesuaikan

dengan konsep yang diajarkan berdasarkan kebutuhan siswa dalam proses belajar

mengajar.

b. Model pembelajaran

Model atau metode pembelajaran sangat penting dan berpengaruh sekali

terhadap prestasi belajar siswa, terutama pada pelajaran matematika. Dalam hal

ini model atau metode pembelajaran yang digunakan oleh guru tidak hanya

terpaku pada satu model pembelajaran saja, akan tetapi harus bervariasi yang

disesuaikan dengan konsep yang diajarkan dan sesuai dengan kebutuhan siswa,

terutama pada guru matematika. Dimana guru matematika harus bisa menilih dan

menentukan metode pembelajaran yang tepat untuk digunakan dalam

pembelajaran.

Adapun model-model pembelajaran itu, misalnya: model pembelajaran

kooperatif, pembelajaran kontekstual, realistik matematika problem solving dan

lain sebagainya. Dalam hal ini, model yang diterapkan adalah model kooperatif

tipe TPS, dimana model atau metode ini berpengaruh terhadap proses belajar

siswa dan dapat meningkatkan prestasi belajar siswa

c. Alat-alat pelajaran

Untuk dapat hasil yang sempurna dalam belajar, alat-alat belajar adalah suatu

hal yang tidak kalah pentingnya dalam meningkatkan prestasi belajar siswa,

misalnya perpustakaan, laboratorium, dan sebagaianya.

Page 38: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Menurut Purwanto (2004:105) menjelaskan bahwa “Sekolah yang cukup

memiliki alat-alat dan perlengkapan yang diperlukan untuk belajar ditambah

dengan cara mengajar yang baik dari guru-gurunya, kecakapan guru dalam

menggunakan alat-alat itu, akan mempermudah dan mempercepat belajar anak”.

Dari pendapat di atas dapat dipahami betapa pentingnya alat-alat pelajaran

dan cara menggunakannya karena hal itu akan meperudah dan mempercepat

belajar anak.

d. Kurikulum

Kurikulum diartikan sejumlah kegiatan yang diberikan kepada siswa,

kegiatan itu sebagian besar menyajikan bahan pelajaran agar siswa menerima,

menguasai dan mengembangkan bahan pelajaran itu. Menurut Slameto (2003:63)

bahwa “Kurikulum yang tidak baik akan berpengaruh tidak baik terhadap proses

belajar maupun prestasi belajar siswa”. Dari pendapat di atas dapat dipahami

betapa berpengaruhnya kurikulum yang baik terhadap proses elajar dan prestasi

siswa.

e. Disiplin sekolah

Kedisiplinan sekolah erat hubungannya dengan kerajinan siswa dalam

sekolah dan juga dalam belajar (Slameto, 2003:67). Kedisiplinan sekolah ini

misalnya mencakup kedisiplinan guru dalam mengajar dengan pelaksanaan tata

tertib, kedisiplinan pengawas atau karyawan dalam pekerjaan administrasi dan

keberhasilan atau keteraturan kelas, gedung sekolah, halaman, dan lain-lain.

Page 39: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

f. Media pendidikan

“Kenyataan saat ini dengan banyaknya jumlah anak yang masuk sekolah,

maka memerlukan alat-alat yang membantu lancarnya belaajr anak dalam jumlah

yang besar pula” (Roestiyah, 1989:152). Media pendidikan ini misalnya seperti

buku-buku di perpustakaan, laboratorium atau media lainnya yang dapat

mendukung tercapainya prestasi belajar dengan baik.

3. Faktor Lingkungan Masyarakat

Faktor yang mempengaruhi terhadap prestasi belajar siswa antara lain teman

bergaul, kegiatan lain di luar sekolah dan cara hidup di lingkungan keluarganya.

a. Kegiatan siswa dalam masyarakat

Menurut Slameto (2003:70) bahwa “Kegiatan siswa dalam masyarakat dapat

menguntungkan terhadap perkembangan pribadinya”. Tetapi jika siswa ambil

bagian dalam kegiatan masyarakat yang telalu banyak misalnya berorganisasi,

kegiatan sosial, keagamaan dan lain-lain, belajarnya akan terganggu, lebih-lebih

jika tidak bijaksana dalam mengatur waktunya.

b. Teman Bergaul

Anak perlu bergaul dengan anak lain, untik mengembangkan sosialisasinya.

Tetapi perlu dijaga jangan sampai mendapatkan teman bergaul yang buruk

perangainya. Perbuatan tidak baik mudah berpengaruh terhadap orang lain, maka

perlu dikontrol dengan siapa mereka bergaul.

Menurut Slameto (2003:73) “Agar siswa dapat belajar, teman bergaul yang

baik akan berpengaruh baik terhadap diri siswa, begitu juga sebaliknya, teman

bergaul yang jelek perangainya pasti mempengaruhi sifat buruknya juga, maka

Page 40: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

perlu diusahakan agar siswa memiliki teman bergaul yang baik-baik dan

pembinaan pergaulan yang baik serta pengawasan dari orang tua dan pendidik

harus bijaksana”.

Dengan demikian dapat dikatakan lingkungan membentuk kepribadian anak,

karena dalam pergaulan sehari-hari seorang anak akan selalu menyesuaikan

dirinya dengan kebiasaan-kebiasaaan lingkungannya. Oleh arena itu, apabila

seorang siswa berpempat tinggal disuatu lingkungan temannya yang rajin belajar

maka kemungkinan besar hal tersebut akan membawa pengaruh pada dirinya,

sehingga ia akan turut belajar sebagaimana temannya.

c. Cara Hidup Lingkungan

“Cara hidup tetangga disekitar rumah di mana anak tinggal, besar pengaruh

terhadap pertumbuhan anak” (Roestiyah, 1989:155). Hal ini misalnya anak tinggal

di lingkungan orang-orang rajib belajar, otomatis anak tersebut akan berpengaruh

rajin juga tanpa disuruh.

2.4 Konsep Getaran dan Gelombang

2.4.1 Pengertian Getaran

Pernahkah kamu melihat jam dinding yang memakai bandul? Jarum jam

tersebut bergerak akibat adanya gerak bolak-balik bandul. Gerakan bandul itu

disebut getaran. Marilah kita selidiki apa sebenarnya getaran itu.

pindah ke tengah

Gambar 2.1 Gerakan bandul sederhana

Page 41: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Jadi, getaran adalah gerak bolak-balik melalui titik setimbang.Satu getaran

didefinisikan sebagai satu kali bergetar penuh, yaitu dari titik awal kembali ke

titik tersebut.Satu kali getaran adalah ketika benda bergerak dari titik A-B-C-B-A

atau dari titik B-C-B-A-B. Bandul tidak pernah melewati lebih dari titik A atau

titik C karena titik tersebut merupakan simpangan terjauh

Simpangan terjauh itu disebut amplitudo. Di titik A atau titik C benda akan

berhenti sesaat sebelum kembali bergerak. Contoh amplitudo adalah jarak BA

atau jarak BC.Jarak dari titik setimbang pada suatu saat disebut simpangan.

2.4.2 Contoh Getaran

Beberapa contoh getaran yang dapat kita jumpai dalam kehidupan sehari–hari

antara lain :

- sinar gitar yang dipetik

- bandul jam dinding yang sedang bergoyang

Gambar 2.2 Jam dinding berbandul

- ayunan anak-anak yang sedang dimainkan - mistar plastik yang dijepit pada salah satu ujungnya, lalu ujung lain diberisimpangan dengan cara menariknya, kemudian dilepaskan tarikannya.

Gambar 2.3 Mistar Plastik yang digetarkan

2.4.3. Periode dan Frekuensi Getaran

a. Periode Getaran

Periode getaran adalah waktu yang digunakan dalam satu getaran dan

diberi simbol T. Untuk gambar ayunan di atas, jika waktu yang diperlukan oleh

Page 42: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

bandul untuk bergerak dari B ke A, ke C, ke A, dan kembali ke B adalah 0,2 detik,

maka periode getaran bandul tersebut 0,2 detik atau T = 0,2 detik = 0,2 s

Periode suatu getaran tidak tergantung pada amplitudo getaran.

pindah ke tengah

Gambar 2.4 Gerakan bandul 1 kali getaran

titik A merupakan titik keseimbangan

simpangan terbesar terjauh bandul ( ditunjuk kan dengan jarak AB = AC ) disebut amplitudo getaran

jarak tempuh B – A – C – A – B disebut satu getaran penuh

b. Amplitudo

Dalam gambar 2 telah disebutkan bahwa amplitudo adalah simpangan

terbesar dihitung dari kedudukan seimbang.Amplitudo diberi simbol A, dengan

satuan meter.

c. Frekuensi Getaran

Frekuensi getaran adalah jumlah getaran yang dilakukan oleh sistem dalam

satu detik, diberi simbol f. Untuk sistem ayunan bandul di atas, jika dalam waktu

yang diperlukan oleh bandul untuk bergerak dari B ke A, A ke C, C ke A, dan

kembali ke B sama dengan 0,2 detik, maka :

- dalam waktu 0,2 detik bandul menjalani satu getaran penuh

Page 43: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

- dalam waktu 1 detik bandul menjalani 5 kali getaran penuh

Dikatakan bahwa frekuensi getaran sistem bandul tersebut adalah 5

getaran/detik atau f = 5 Hz.

d. Hubungan antara Periode dan Frekuensi Getaran

Dari definisi periode dan frekuensi getaran di atas, diperoleh hubungan :

Keterangan :

T = periode, satuannya detik atau sekon

f = frekuensi getaran, satuannya 1/detik atau s-1 atau Hz

2.4.3 PengertianGelombang

Gelombang adalah bentuk dari getaran yang merambat pada suatu

medium. Pada gelombang yang merambat adalah gelombangnya, bukan zat

medium perantaranya. Satu gelombang dapat dilihat panjangnya dengan

menghitung jarak antara lembah dan bukit (gelombang tranversal) atau menhitung

jarak antara satu rapatan dengan satu renggangan (gelombang longitudinal). Cepat

rambat gelombang adalah jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam waktu satu

detik.

Gelombang terjadi karena adanya usikan yang merambat.Menurut

konsep fisika, cerminan gelombang merupakan rambatan usikan, sedangkan

mediumnya tetap. Jadi, gelombang merupakan rambatan pemindahan energi tanpa

diikuti pemindahan massa medium.

Page 44: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Gambar 2.5 Gelombangyang menyebar kesegala arah

2.4.4. Gelombang Mekanik

Gelombang mekanik adalah gelombang yang memerlukan medium dalam

perambatannya.

Contoh gelombang mekanik :

- Gelombang yang terjadi pada tali jika salah satu ujungnya digerak-gerakkan.

Gambar 2.6 Gelombang pada tali

- Gelombang yang terjadi pada permukaan air jika diberikan usikan padanya (

misal dengan menjatuhkan batu di atas permukaan air kolam yang tenang ).

Gambar 2.7 Gelombang pada Air

Page 45: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Jenis-Jenis Gelombang

a. Gelombang Transversal

Gelombang transversal adalah gelombang yang arah rambatannya tegak

lurus dengan arah rambatannya. Satu gelombang terdiri atas satu lembah dan satu

bukit, misalnya seperti riak gelombang air, benang yang digetarkan,

Gambar 2.8 Gelombang transversalpada tali

Contoh gelombang transversal :

- getaran sinar gitar yang dipetik - getaran tali yang digoyang-goyangkan pada salah satu ujungnya b. Gelombang Longitudinal

Gelombang logitudinal adalah gelombang yang merambat dalam arah

yang berimpitan dengan arah getaran pada tiap bagian yang ada.Gelombang yang

terjadi berupa rapatan dan renggangan.Contoh gelombang longitudinal seperti

slingki / pegas yang ditarik ke samping lalu dilepas.

Gambar 2.9 Gelombang logitudinal pada slingki

Page 46: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Gambar 2.10 Gelombang logitudinal

Contoh gelombang longitudinal :

- gelombang pada slinki yang diikatkan kedua ujungnya pada statif kemudian

diberikan usikan pada salah satu ujungnya

- gelombang bunyi di udara

Gambar 2.11 Gelombang Bunyi

1. Panjang Gelombang

A. Pengertian Panjang Gelombang

Panjang satu gelombang sama dengan jarak yang ditempuh dalam waktu satu

periode.

1) Panjang gelombang dari gelombang transversal

Perhatikan ilustrasi berikut!

Gambar 2.12 Simpul, panjang gelombang, perut, Amplitudo, lembah

Page 47: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Pada gelombang transversal, satu gelombang terdiri atas 3 simpul dan 2 perut.

Jarak antara dua simpul atau dua perut yang berurutan disebut setengah panjang

gelombang atau ½ λ (lambda),

2) Panjang gelombang dari gelombang longitudinal

Gambar 2.13 Rapatan, renggangan, panjang gelombang

Pada gelombang longitudinal, satu gelombang (1λ) terdiri dari 1 rapatan dan 1

reggangan.

B. Cepat Rambat Gelombang

Jarak yang ditempuh oleh gelombang dalam satu sekon disebut cepat

rambat gelombang. Cepat rambat gelombang dilambangkan dengan v dan

satuannya m/s atau m s-1. Hubungan antara v, f, λ, dan T adalah sebagai berikut :

Gambar 2.14 Hubungan panjang gelombang, cepat rambat dan frekuensi

Keterangan :

λ= panjang gelombang , satuannya meter ( m )

v = kecepatan rambatan gelombang, satuannya meter / sekon ( ms-1 )

T = periode gelombang , satuannya detik atau sekon ( s )

Page 48: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

f = frekuensi gelombang, satuannya 1/detik atau 1/sekon ( s-1 )

2. Pemantulan Gelombang

Jika gelombang melalui suatu rintangan atau hambatan, misalnya benda

padat, maka gelombang tersebut akan dipantulkan. Pemantulan ini merupakan

salah satu sifat dari gelombang.Pemantulan gelombang pada ujung tetap akan

mengalami perubahan bentuk atau fase. Akan tetapi pemantulan gelombang pada

ujung bebas tidak mengubah bentuk atau fasenya.

Page 49: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

BAB III

METODOLOGI PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian

Penilitian ini dilaksanakan pada SMPN 16 Banda Aceh, pelaksanaan

pengambilan data dalam penelitian ini mulai tanggal 3 Februari sampai 6 Februari

2012.

3.2 Populasi dan Sampel Penelitian

Populasi adalah wilayah generalisasi yang terjadi atas objek yang mempunyai

kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan

kemudian ditarik kesimpulannya, sedangkan sampel adalah bagian dari jumlah dan

karakteristik yang dimiliki oleh populasi tersebut.Adapun yang menjadi populasi

dalam penelitian ini adalah siswa kelas 2 di SMP 16 Banda Aceh yang terdiri dari 3

kelas.Sedangkan yang menjadi sampel dalam penelitian ini adalah 2 kelas.Cara

pengambilan sampel ditetapkan secara random sampling atau secara acak. Untuk

kelas eksperimen dan kelas kontrol, siswanya mempunyai tingkat kemampuan yang

relatif sama. Untuk memastikan kehomogenan sampel tersebut dilakukan uji

homogenitas dari nilai ulangan pokok bahasan sebelumnya.

3.3 Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data dimulai dengan pengumpulan data awal yaitu nilai ulangan

harian siswa. Ini dilakukan untuk mengetahui apakah sampel yang terambil berasal

dari populasi yang sama. Penulis mulai mengajar materi gaya dikelas eksperimen

Page 50: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

dengan menggunakan model pembelajaran kooperatif tipe TPS sedangkan dikelas

kontrol dengan menggunakan model pembelajaran direct instruction (DI). Setelah

materi gaya selesai dilakukan dilakukan tes untuk mengetahui hasil belajar yang telah

dicapai.

3.4 Instrumen Penelitian

Untuk memperoleh data penelitian dengan menggunakan tes, berupa soal-soal

dalam materi getaran dan gelombang yang diajukan kepada responden dengan jumlah

soal 20. Masing-masing soal skornya 5, yang menjawab dengan benar.

3.5 Tehnik Pengolahan Data

Kegiatan pengolahan data diawali dengan melakukan uji homogenitas.Uji

homogenitas dilakukan dengan mentabulasikan data kedalam daftar distribusi

frekkuensi. Menurut sudjana (2002:47) menggunakan langkah langkah yang harus

ditempuh yaitu:

1. Tentukan rentan (R) ialah data terbesar dikurangi data terkecil.

2. Tentukan banyaknya kelas interval (K)dengan menggunakan aturan Sturges,

Yaitu: banyaknya kelas = 1+(3,3) log n

3. Tentukan panjang kelas interval P dengan rumus

4. Mencari nilai rata-rata (x) dan Varians (S2) dan simpangan baku (s)

Menurut sudjana (2002:67) untuk menghitung rata-rata menggunakan rumus:

=

Keterangan :

Page 51: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

= skor rata-rata siswa

fi = frekuensi kelas interval data

xi = nilai tengah

selanjutnya untuk menentukan varians sudjana (2002:95) menggunakan:

s2 =

keterangan :

S2 = Varians

n = banyak siswa

untuk menguji kesamaan varians menurut Sudjana (2002:250)rumus:

F =

3.5.1. Uji Normalisasi Sebaran Data

Untuk menguji normalitas data terlebih dahulu dibuat kedalam daftar

distribusi kemudian dihitung rata-rata varians dan simpangan baku .untuk menguji

kenormalan sampel, menurut sudjana (2002:273) rumus:

Page 52: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Keterangan:

Ei = frekuensi diharapkan

Oi = frekuensi Pengamatan

Z = Skor

3.5.2. Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas variansi berguna untuk mengetahui apakah sampel dari

penelitian ini berasal dari populasi yang sama, sehingga generalisasi dari hasil

penelitian ini akan berlaku pula bagi populasi.

Untuk menguji homogen sampel menurut Sudjana (2002:250) dapat

digunakan rumus:

terkeciliansterbesariansF

varvar

Untuk tes awal kriteria pengujian adalah: tolak H0 jika 1,1 21 nnFF dengan

α = taraf nyata untuk pengujian, hipotesis yang akan diuji yaitu:

H0 : s12 s2

2

Ha : s12 s2

2

3.5.2 Pengujian Hipotesis

Hipotesis yang dirumuskan dalam penelitian ini adalah:

Ho : µ1 = µ2 : prestasi belajar siswa yang diajarkan melalui model pembelajaran

kooperatif

Page 53: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

tipe TPS sama dengan prestasi belajar siswa yang diajarkan dengan

pembelajaran non kooperatif.

Ha : µ1>µ2 : prestasi belajar siswa yang diajarkan melalui model pembelajaran

kooperatif

tipe TPS lebih baik dari prestasi belajar siswa yang diajarkan dengan

model pembelajaran non kooperatif.

Untuk pengujian hipotesis digunakan taraf signifikan 0,05 dengan derajat

kebebasan (dk) = n1 + n2 – 2. Dengan uji satu pihak yaitu pihak kanan. Adapun

ketentuan untuk penerimaan dan penolakan hipotesis adalah:

1. Menolak hipotesis nihil (H0) dan menerima hipotesis (Ha) bila thitung ≥ ttabel

2. Menerima hipotesis nihil (H0) dengan menolak hipotesis (Ha) bila thitung < ttabel

Data yang diperoleh dalam penelitian ini berupa nilai (angka) yang diperoleh dari

hasil tes.

Untuk menganalisis data diperlukan suatu alat analisis, yaitu menggunakan uji

statistik.Uji statistik yang digunakan adalah uji statistik t-test. Menurut sudjana

2005:239) statistik yang digunakan

dan

Page 54: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Keterangan:

t = Nilai t yang dicari

x1 = Nilai rata – rata kelas eksperimen

x2 = Nilai rata – rata kelas kontrol

s1 = Standar deviasi kelas eksperimen

s2 = Standar deviasi kelas kontrol

n1 = Jumlah siswa kelas eksperimen

n2 = Jumlah siswa kelas kontrol

Page 55: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Hasil Penelitian

Pada bab ini akan diuraikan hasil-hasil penelitian yang telah dilaksanakan

pada siswa di SMP Negeri 16 Banda Aceh, kelas VIII-2 yang berjumlah 30 siswa

(kelas kontrol) dan kelas VIII-3 berjumlah 30 siswa (kelas eksperimen). Adapun data

yang telah diperoleh dari hasil penelitian adalah sebagai berikut:

Tabel. 4.1 Nilai tes awal dan tes akhir kelas eksperimen (kelas VIII-1) pada SMP Negeri 16

Banda Aceh

No Nama Siswa Nilai

Tes Awal Tes Akhir

1 Albasyir 20 58

2 Alya Rifqah Mulya 34 80

3 Avellia Putri 22 92

4 Bela Gebrina 30 80

5 Cut Adinda Safira 30 68

6 Dewi Isra 30 76

7 Chairunnisa 36 68

8 Desy Srimula 30 72

9 Dora Elsa Nabila 26 88

10 Dewi Afrilidya Putri 32 76

11 Lisa Nurqari 22 84

Page 56: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

No Nama Siswa Nilai

Tes Awal Tes Akhir

12 Maula Aslima 24 64

13 Mutiara B 28 68

14 Mawar Sari 28 68

15 M. Ikhsan Rinaldi 22 96

16 Nurul Husna 32 49

17 Nuning Natasya 36 84

18 Nadia Ulfa 28 80

19 Nadila Sari 32 68

20 Nurrahmi 40 64

21 Putri Damayanti 17 52

22 Puja Aprilia 30 64

23 Reza Wahyudi 36 84

24 Suci Miranda 26 76

25 Putri Aprilia 26 56

26 Tara Atika 26 60

27 Nuraini Ariska 24 52

28 Ilham Maulana 34 72

29 Putri Andriani 40 72

30 Bustami 34 74

(Sumber: SMP Negeri 16 Banda Aceh, 2011.)

Tabel. 4.2

Page 57: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Nilai tes awal dan tes akhir kelas kontrol (kelas VIII-3) pada SMP Negeri 16 Banda Aceh

No Nama Siswa Nilai

Tes Awal Tes Akhir

1 Aidil Adha Syahputra 26 48

2 Dedi Akbar 32 52

3 Donna Irma Sari 30 64

4 Dedek Hidayat 26 64

5 Dini Rahma Linda 30 72

6 Diki Satreza Putra 28 80

7 Elly Mulyani 28 54

8 Farah Dita 24 56

9 Fika Handayani 20 64

10 Heru Dika Aulia 20 64

11 M. Samsul Rachman 18 56

12 Mega Syafira 26 68

13 Nisrina Athirah 26 60

14 Nabila 28 68

15 Ortari Zuraisah 20 56

16 Putri Misbahul Jannah 34 80

17 Razziq Isnan S. 30 64

18 Reni Aprilia 26 64

19 Rahmi Rahmani 20 48

20 Rizki Adami 18 60

Page 58: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

No Nama Siswa Nilai

Tes Awal Tes Akhir

21 Riski Adisya 34 81

22 Silvi 30 56

23 Seri Reka Lesdiana 32 68

24 Venni Jelita 24 56

25 Yara Ulfa 22 56

26 Reval Syahputra 18 40

27 Riska Amelia 18 68

28 Siti Nazlla 17 40

29 M. Fauzan 26 56

30 Muhammad Habibi 24 48

(Sumber: SMP Negeri 16 Banda Aceh, 2011.) 4.2 Pengolahan Data

Setelah data yang diperlukan terkumpul, maka data tersebut dikelompokkan

dalam tabel distribusi frekuensi, sebelum membuat daftar frekuensi, terlebih dahulu

ditentukan rentang kelas (R), banyak kelas (K) dan panjang kelas (P) sehingga rata

tengah (X) dapat ditentukan, untuk nilai tes pada kelas eksperimen dan kelas kontrol.

Dan data ditabulasikan dalam distribusi ferkuensi dan ditentukan nilai rata-ratanya,

varians dan simpangan baku yang akan digunakan dengan uji-t

a. Nilai tes awal siswa kelas eksperimen

Pengolahan data untuk tes awal pada kelas eksperimen adalah sebagai berikut:

Range (R) = Nilai tertinggi – Nilai terendah

Page 59: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

= 40 – 17

= 23

Besarnya interval kelas (K) untuk kelas eksperimen adalah:

K = 1 + (3,3) log n

= 1 + (3,3) log 30

= 1 + (3,3) 1,477

= 1 + 4,874

= 5,874 (diambil K = 6)

Panjang kelas interval dihitung dengan persamaan:

P = KelasInterval

Range

= 623 = 3,833 (diambil P = 4)

Tabel 4.3 Distribusi frekuensi nilai tes awal siswa kelas eksperimen

No urut

Kelas interval

f1 x1 x12 f1 . x1 f1 . x1

2

1 2 3 4 5 6

17 – 20 21 – 24 25 – 28 29 – 32 33 – 36 37 – 40

2 5 7 8 6 2

18,5 22,5 26,5 30,5 34,5 38,5

342,25 506,25 702,25 930,25 1190,25 1482,25

37 112,5 185,5 244 207 77

684,5 2531,25 4915,75

7442 7141,5 2964,5

Jumlah 30 863 25679,5

(Sumber: Hasil perhitungan, 2012.)

Nilai rata-rata tes awal kelas eksperimen dari tabel 4.3 di atas adalah:

Page 60: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

1

111

.

fxf

X

30863

1 X

7,281 X

Selanjutnya varians dan simpangan bakunya dapat diperoleh:

)1().(.

11

211

21112

1

nnxfxfn

S

)130(30)863()5,25679(30 2

21

S

)29(307447697703852

1

S

870256162

1 S

21S = 29,44

44,291 S 42,51 S

b. Nilai tes awal siswa kelas kontrol

Berdasarkan Range (R) siswa kelas kontrol adalah:

R = Nilai tertinggi – Nilai terendah

= 34 – 17

= 17

Besarnya interval kelas (K) untuk siswa kelas kontrol adalah:

K = 1 + (3,3) log n

= 1 + (3,3) log 30

= 1 + (3,3) 1,477

= 1 + 4,874

Page 61: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

= 5,874 (diambil K = 6)

Panjang kelas interval (P) nilai tes awal kelas kontrol adalah:

P = KelasInterval

Range

617

= 2,833 (diambil P = 3)

Tabel 4.4 Distribusi frekuensi nilai tes awal siswa kelas kontrol

No urut

Kelas Interval

f2 x2 x22 f2 . x2 f2 . x2

2

1 2 3 4 5 6

17 – 19 20 – 22 23 – 25 26 – 28 29 – 31 32 – 34

5 5 3 9 4 4

18 21 24 27 30 33

324 441 576 729 900 1089

90 105 72

243 120 132

1620 2205 1728 6561 3600 4356

Jumlah 30 762 20070

Sumber: Hasil Perhitungan, 2011.

Nilai rata-rata tes awal kelas kontrol dari tabel 4.4 di atas adalah:

2

222

.

f

xfX

30762

2 X

4,252 X

Selanjutnya varians dan simpangan bakunya dapat diperoleh:

)1(

).(.

22

222

22222

2

nn

xfxfnS

Page 62: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

)130(30)762()00702(30 2

22

S

)29(305806446021002

2

S

870214562

2 S

22S = 24,66

66,242 S

96,42 S

c. Nilai tes akhir siswa kelas eksperimen

Untuk mengetahui Range (R) pada tes akhir kelas eksperimen adalah sebagai

berikut:

R = Nilai tertinggi – Nilai terendah

= 96 – 49

= 47

Besarnya interval kelas (K) untuk kelas eksperimen adalah:

K = 1 + (3,3) log n

= 1 + (3,3) log 30

= 1 + (3,3) 1,477

= 1 + 4,874

= 5,874 (diambil K = 6)

Page 63: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Panjang kelas interval dihitung dengan persamaan:

P = KelasInterval

Range

= 647

= 7,833 (diambil P = 8)

Tabel 4.5

Distribusi frekuensi nilai tes akhir siswa kelas eksperimen

No urut

Kelas Interval

f1 x1 x12 f1 . x1 f1 . x1

2

1

2

3

4

5

6

49 – 56

57 – 64

65 – 72

73 – 80

81 – 88

89 – 96

4

5

8

7

4

2

52,5

60,5

68,5

76,5

84,5

92,5

2756,25

3660,25

4692,25

5852,25

7140,25

8556,25

210

302,5

548

535,5

338

185

11025

18301,25

37538

40965,75

28561

17112,5

Jumlah 30 2119 153503,5

(Sumber: Hasil perhitungan, 2012.)

Nilai rata-rata tes akhir kelas eksperimen dari tabel 4.5 di atas adalah:

1

111

.

fxf

X

30

21191 X

63,701 X

Selanjutnya varians dan simpangan bakunya dapat diperoleh:

)1().(.

11

211

21112

1

nnxfxfn

S

Page 64: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

)130(30)2119()5,153503(30 2

21

S

)29(30449016146051052

1

S

8701149442

1 S

21S = 132,11

11,1321 S

49,111 S

d. Nilai tes akhir siswa kelas kontrol

Berdasarkan Range (R) siswa kelas kontrol adalah:

R = Nilai tertinggi – Nilai terendah

= 81 – 40

= 41

Besarnya interval kelas (K) untuk siswa kelas kontrol adalah:

K = 1 + (3,3) log n

= 1 + (3,3) log 30

= 1 + (3,3) 1,477

= 1 + 4,874

= 5,874 (diambil K = 6)

Panjang kelas interval (P) nilai tes akhir kelas kontrol adalah:

P = KelasInterval

Range

641

Page 65: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

= 6,833 (diambil P = 7)

Tabel 4.6

Distribusi frekuensi nilai tes akhir siswa kelas kontrol

No urut

Kelas Interval

f2 x2 x22 f2 . x2 f2 . x1

2

1

2

3

4

5

6

40 – 46

47 – 53

54 – 60

61 – 67

68 – 74

75 – 81

2

4

10

6

5

3

43

50

57

64

71

78

1849

2500

3249

4096

5041

6084

86

200

570

384

355

234

3698

10000

32490

24576

25205

18252

Jumlah 30 1829 114221

(Sumber: Hasil Perhitungan, 2012.)

Nilai rata-rata tes akhir kelas kontrol dari tabel 4.6 di atas adalah:

2

. 222

f

xfX

30

18292 X

96,602 X

Selanjutnya varians dan simpangan bakunya dapat diperoleh:

)1(

).(.

22

222

22222

2

nn

xfxfnS

)130(30

)1829()114221(30 222

S

)29(30

3345241342663022

S

870

8138922 S

Page 66: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

22S = 93,55

55,932 S

67,92 S

Berdasarkan kedua varians di atas dapat dihitung nilai varians gabungan

sebagai berikut:

)2(

)1()1(

21

222

2112

nn

SnSnS gab

2303055,93)130(11,132)130(2

gabS

5855,93)29(11,132)29(2

gabS

5895,271219,38312

gabS

5814,65442 gabS

83,1122 gabS

83,1122 gabS

Sgab = 10,62

Sebelum dilakukan analisa data dengan menggunakan rumus uji-t, maka

terlebih dahulu data dari masing-masing harus memenuhi syarat-syarat homogenitas

variansi dan normalitas.

4.2.1 Uji Homogenitas Variansi

Uji homogenitas variansi berguna untuk mengetahui apakah sampel dari

penelitian ini berasal dari populasi yang sama, sehingga generalisasi dari hasil

penelitian ini akan berlaku pula bagi populasi.

Page 67: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Untuk menguji homogen sampel menurut Sudjana (2002:250) dapat

digunakan rumus:

terkeciliansterbesariansF

varvar

Untuk tes awal kriteria pengujian adalah: tolak H0 jika 1,1 21 nnFF dengan

α = taraf nyata untuk pengujian, hipotesis yang akan diuji yaitu:

H0 : s12 s2

2

Ha : s12 s2

2

a. Uji Homogenitas variansi tes awal

83,044,2966,24

varvar

21

22

SS

terkeciliansterbesariansF

1,1 21 nnF

F(0,05) (29,29) = 1,85

Berdasarkan harga Fhitung 1,03 dan Ftabel 1,85, karena Fhit< Ftab atau 0,83 < 1,85

maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas berasal dari

populasi yang sama berarti variansnya homogen.

Untuk tes akhir kriteria pengujian adalah: tolak H0 jika F ≥ 1,1 21 nnF dengan

α = taraf nyata untuk pengujian, hipotesis yang akan di uji yaitu:

H0 : s12 s2

2

Ha : s12 s2

2

b. Uji homogenitas variansi nilai tes akhir

41,155,9311,132

varvar

22

21

SS

terkeciliansterbesariansF

Page 68: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

1,1 21 nnF

F(0,05) (29,29) = 1,85

Berdasarkan harga Fhitung 1,41 dan Ftabel 1,85, karena Fhit< Ftab atau 1,41 < 1,85

maka H0 diterima, sehingga dapat disimpulkan bahwa kedua kelas berasal dari

populasi yang sama berarti variansnya homogen.

4.2.2 Uji Normalitas

Uji normalitas diperlukan untuk mengetahui apakah data dalam penelitian ini

berdistribusi normal atau tidak. Untuk mengetahui apakah data dari kedua kelas ini

berdistribusi normal atau tidak, maka hipotesis yang di uji adalah:

Tolak Ho jika 2hitung ≥ 2

tabel

Terima Ho jika 2hitung<2

tabel

Dengan kriteria tolak H0 jika 2hitung ≥ 2

tabel dengan taraf α = taraf nyata

untuk pengujian dan dk = (k-3).

H0 : Oi = Ei (sampel diambil dari populasi berdistribusi normal)

Ha : Oi> Ei (sampel diambil dari populasi berdistribusi tidak normal)

Tabel 4.7 Distribusi frekuensi untuk normalitas dari nilai tes awal kelas eksperimen

No Kelas

Interval

Batas kelas (x)

Score (Z)

Batas luas

daerah

Luas tiap

daerah

Ferekuensi yang

diharapkan (Ei)

Frekuensi pengamatan

(Oi)

1

2

17 – 20

21 – 24

16,5

20,5

-2,25

-1,51

0,4878

0,4345

0,0533

0,1551

1,60

4,65

2

5

Page 69: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

No Kelas

Interval

Batas kelas (x)

Score (Z)

Batas luas

daerah

Luas tiap

daerah

Ferekuensi yang

diharapkan (Ei)

Frekuensi pengamatan

(Oi)

3

4

5

6

25 – 28

29 – 32

33 – 36

37 – 40

24,5

28,5

32,5

36,5

40,5

-0,77

-0,04

0,70

1,44

2,18

0,2794

0,0160

0,2280

0,4351

0,4854

0,2634

0,2440

0,2071

0,0503

7,90

7,32

6,21

1,51

7

8

6

2

(Sumber: Hasil Perhitungan, 2012.)

Zscore = 1

1

SXx

Keterangan:

1X = 28,7

S1 = 5,42

Untuk menguji pasangan hipotesis di atas digunakan statistik:

k

i EiEiOi

1

22 )(

; Sudjana (2002:273)

Sehingga dari tabel di atas diperoleh:

21,6)21,66(

32,7)32,78(

90,7)90,77(

65,4)65,45(

60,1)60,12( 22222

2

51,1)51,12( 2

160,0007,0063,0103,0026,0101,02

2 0,46

Page 70: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Berdasarkan tabel 4.7 distribusi chi-kuadrat untuk kelas eksperimen pada taraf

signifikan 0,05 dan derajat bebas (dk) = (K – 3) = (6 – 3) = 3, maka diperoleh harga

2hitung<2

tabel yaitu 2hitung = 0,46 dan 2

tabel = 7,81, ini berarti Ho diterima. Sehingga

dapat dikatakan bahwa tes awal kelas eksperimen mengikuti distribusi normal.

Tabel 4.8 Distribusi frekuensi untuk normalitas dari nilai tes awal kelas kontrol

No Kelas Interval

Batas kelas (x)

Score (Z)

Batas luas

daerah

Luas tiap

daerah

Ferekuensi yang

diharapkan (Ei)

Frekuensi pengamatan

(Oi)

1 2 3 4 5 6

17 – 19

20 – 22

23 – 25

26 – 28

29 – 31

32 – 34

16,5

19,5

22,5

25,5

28,5

31,5

34,5

-1,36

-0,81

-0,27

0,27

0,81

1,36

1,90

0,4131

0,2910

0,1064

0,1064

0,2910

0,4131

0,4713

0,1221

0,1846

0,2128

0,1846

0,1221

0,0582

3,66

5,54

6,38

5,54

3,66

1,76

5

5

3

9

4

4

Sumber: Hasil Perhitungan, 2011.

Zscore = 2

2

SXx

Keterangan:

2X = 24

S2 = 5,51

Untuk menguji pasangan hipotesis di atas digunakan statistik:

k

i EiEiOi

1

22 )(

; Sudjana (2002:273)

Page 71: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Sehingga dari tabel di atas diperoleh:

66,3)66,34(

54,5)54,59(

38,6)38,63(

54,5)54,55(

66,3)66,35( 22222

2

76,1)76,14( 2

834,2031,0164,2793,1052,0488,02

2 7,36

Berdasarkan tabel 4.8 distribusi chi-kuadrat untuk kelas kontrol pada taraf

signifikan 0,05 dan derajat bebas (dk) = (K – 3) = (6 – 3) = 3, maka diperoleh harga

2hitung<2

tabel yaitu 2hitung = 7,36 dan 2

tabel = 7,81, ini berarti Ho diterima. Sehingga

dapat dikatakan bahwa tes awal kelas kontrol mengikuti distribusi normal.

Tabel 4.9 Distribusi frekuensi untuk normalitas dari nilai tes akhir kelas eksperimen

No Kelas

Interval

Batas kelas (x)

Score (Z)

Batas luas

daerah

Luas tiap

daerah

Ferekuensi yang

diharapkan (Ei)

Frekuensi pengamatan

(Oi)

1

2

3

49 – 56

57 – 64

65 – 72

48,5

56,5

64,5

72,5

-1,93

-1,23

-0,53

0,16

0,4732

0,3907

0,2010

0,0636

0,0825

0,1897

0,2646

2,48

5,69

7,94

4

5

8

Page 72: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

No Kelas

Interval

Batas kelas (x)

Score (Z)

Batas luas

daerah

Luas tiap

daerah

Ferekuensi yang

diharapkan (Ei)

Frekuensi pengamatan

(Oi)

4

5

6

73 – 80

81 – 88

89 – 96

80,5

88,5

96,5

0,86

1,56

2,25

0,3052

0,4406

0,4878

0,2416

0,1354

0,0472

7,25

4,06

1,42

7

4

2

(Sumber: Hasil Perhitungan, 2012.)

Zscore = 1

1

SXx

Keterangan:

1X = 70,63

S1 = 11,49

Untuk menguji pasangan hipotesis di atas digunakan statistik:

k

i EiEiOi

1

22 )(

; Sudjana (2002:273)

Sehingga dari tabel di atas diperoleh:

06,4)06,44(

25,7)25,77(

94,7)94,78(

69,5)69,55(

48,2)48,24( 22222

2

42,1)42,12( 2

241,0001,0008,00005,0084,0940,02

2 1,27

Page 73: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Berdasarkan tabel 4.9 distribusi chi-kuadrat untuk kelas eksperimen pada taraf

signifikan 0,05 dan derajat bebas (dk) = (K – 3) = (6 – 3) = 3, maka diperoleh harga

2hitung<2

tabel yaitu 2hitung = 1,27 dan 2

tabel = 7,81, ini berarti Ho diterima. Sehingga

dapat dikatakan bahwa tes akhir kelas eksperimen mengikuti distribusi normal.

Tabel 4.10 Distribusi frekuensi untuk normalitas dari nilai tes akhir kelas kontrol

No Kelas

Interval

Batas kelas (x)

Score (Z)

Batas luas

daerah

Luas tiap

daerah

Ferekuensi yang

diharapkan (Ei)

Frekuensi pengamatan

(Oi)

1

2

3

4

5

6

40 – 46

47 – 53

54 – 60

61 – 67

68 – 74

75 – 81

39,5

46,5

53,5

60,5

67,5

74,5

81,5

-2,22

-1,50

-0,77

-0,05

0,68

1,40

2,12

0,4868

0,4332

0,2794

0,0199

0,2518

0,4192

0,4830

0,0536

0,1538

0,2595

0,2717

0,1674

0,0638

1,61

4,61

7,79

8,15

5,02

1,91

2

4

10

6

5

3

(Sumber: Hasil Perhitungan, 2012.)

Zscore = 2

2

SXx

Keterangan:

2X = 60,96

S2 = 9,67

Untuk menguji pasangan hipotesis di atas digunakan statistik:

Page 74: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

k

i EiEiOi

1

22 )(

; Sudjana (2002:273)

Sehingga dari tabel di atas diperoleh:

02,5)02,55(

15,8)15,86(

79,7)79,710(

61,4)61,44(

61,1)61,12( 22222

2

91,1)91,13( 2

616,00001,0568,0630,0082,0096,02

2 1,99

Berdasarkan tabel 4.10 distribusi chi-kuadrat untuk kelas kontrol pada taraf

signifikan 0,05 dan derajat bebas (dk) = (K – 3) = (6 – 3) = 3, maka diperoleh harga

2hitung<2

tabel yaitu 2hitung = 1,99 dan 2

tabel = 7,81, ini berarti Ho diterima. Sehingga

dapat dikatakan bahwa tes akhir kelas kontrol mengikuti distribusi normal.

4.3 Tinjauan Terhadap Hipotesis

Hipotesis yang diuji dalam penelitian ini adalah:

H0 :1 = 2 (tidak ada pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe TPS (Think

Pair Sharing) terhadap hasil belajar fisika pada konsep getaran dan

gelombang di SMP Negeri 16 Banda Aceh).

Page 75: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Ha :1>2 : (ada pengaruh model pembelajaran Kooperatif tipe TPS (Think Pair

Sharing) terhadap prestasi hasil fisika pada konsep getaran dan

gelombang di SMP Negeri 16 Banda Aceh).

Berdasarkan hasil penelitian tes akhir dari kedua kelas (eksperimen dan

kontrol) diperoleh rata-rata yaitu: untuk kelas eksperimen nilai rata-ratanya ( 1X ) =

70,63 variansnya (S12) = 132,11 untuk kelas kontrol diperoleh nilai rata-ratanya ( 2X )

= 60,96 variansnya S22 = 93,55, sehingga diperoleh stándar deviasi gabungan antara

siswa kelas eksperimen dan kelas kontrol adalah 10,62.

Karena uji yang digunakan adalah uji satu pihak yaitu pihak kanan maka

kriteria pengujian yang berlaku adalah tolak H0 jika t > t1 - α. Derajat kebebasan

(n1 + n2 – 2) dengan peluang (1 – ) (Sudjana, 2002: 242).

21

21

11nn

s

XXt

gab

301

30162,10

96,6063,70

t

033,0033,062,1067,9

t

066,062,1067,9x

t

70,067,9

t

81,13t

Page 76: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

Berdasarkan perhitungan yang telah diselesaikan diatas, maka kita lihat bahwa

nilai t penelitian didapat yaitu thitung= 13,81. Untuk membandingkan dengan ttabel,

maka perlu dicari dahulu derajat kebebasan dengan menggunakan rumus:

dk = (n1 + n2) – 2

= (30+30) – 2

= 58

Harga t dengan signifikan α = 0,05 dan derajat kebebasan 58 dari tabel

distribusi diperoleh ttabel= 1,67 sedangkan thitung= 13,81. Jadi thitung> ttabel. Maka Ho

ditolak dan terjadi penerimaan terhadap Ha yaitu ada pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe TPS (Think Pair Sharing) terhadap prestasi belajar siswa pada konsep

getaran dan gelombang di SMP Negeri 16 Banda Aceh.

4.4 Pembahasan

Berdasarkan hasil pengolahan data yang telah dilakukan dengan menggunakan

statistik uji t, ternyata harga thitung>ttabel. Hal ini menunjukkan bahwa hipotesis Ho

ditolak dan Ha diterima. Hasil ini memperlihatkan bahwa ada pengaruh model

pembelajaran Kooperatif tipe TPS (Think Pair Saring) terhadap prestasi hasil fisika

pada konsep getaran dan gelombang di SMP Negeri 16 Banda Aceh.

Peningkatan hasil belajar siswa tidak terlepas dari konsepKooperatif tipe TPS

(Think Pair Saring) yaitu siswa di beri kesempatan dan waktu lebih banyak untuk

berpikir, menjawab, saling membantu satu sama lain. Mengutip pendapatnya Spencer

Kagan (Maesuri 2002:4) mengatakan bahwa: “Para siswa menggunakan waktu yang

lebih banyak untuk mengerjakan tugasnya dan untuk mendengarkan satu sama lain

Page 77: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

ketika mereka terlibat dalam kegiatan Think Pair Sharing lebih banyak siswa yang

mengangkat tangan mereka untuk menjawab setelah berlatih dalam pasangannya.

Para siswa mungkin mengingat secara lebih seiring penambahan waktu tunggu dan

kualitas jawaban mungkin menjadi lebih baik.

Kegiatan “berpikir-berpasangan-berbagi” dalam model Think-Pair-Share

memberikan keuntungan. Siswa secara individu dapat mengembangkan pemikirannya

masing-masing karena adanya waktu berpikir (think time), Sehingga kualitas jawaban

juga dapat meningkat.Akuntabilitas berkembang karena siswa harus saling

melaporkan hasil pemikiran masing-masing dan berbagi (berdiskusi) dengan

pasangannya, kemudian pasangan-pasangan tersebut harus berbagi dengan seluruh

kelas. Jumlah anggota kelompok yang kecil mendorong setiap anggota untuk terlibat

secara aktif, sehingga siswa jarang atau bahkan tidak pernah berbicara di depan kelas

paling tidak memberikan ide atau jawaban karena pasangannya.

Page 78: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

BAB V

PENUTUP

5.1 Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian di SMP Negeri 16 Banda Aceh di kelas VIII-3 sebagai

kelas kontrol dan kelas VIII-1 sebagai kelas eksperimen, maka hasil pengolahan data

diperoleh yaitu harga ttabel = 1,67 sedangkan thitung = 13,81. Jadi thitung> ttabel, maka Ho

ditolak dan terjadi penerimaan terhadap Ha yaitu ada pengaruh model pembelajaran

kooperatif tipe TPS (Think Pair Sharing) terhadap prestasi hasil fisika pada konsep getaran

dan gelombang di SMP Negeri 16 Banda Aceh.

5.2 Saran

Berdasarkan hasil penelitian ini, maka penulis memberikan saran-saran sebagai

berikut:

1. Hendaknya para guru lebih banyak berpikir tentang strategi dan metode apa yang

harus diterapkan untuk mencapai kompetensi dasar yang ditargetkan. Jadi bukan

kegiatan pembelajaran yang menuntut mereka untuk mengajarkan materi yang harus

dikuasai oleh siswa. Dengan demikian pemahaman tentang berbagai strategi

pembelajaran hendaknya lebih ditingkatkan. Meskipun sesungguhnya strategi

pembelajaran dapat diciptakan oleh diri kita sendiri.

2. Agar siswa selalu antusias dalam KBM, lebih berani mengungkapkan gagasannya,

berkomunikasi dan berkerjasama dengan teman kelompoknya, membiasakan aktif

dalam segala permasalahan yang ditemui dalam kehidupan sehari-hari,

mengaktualisasikan materi yang dipelajari dalam kehidupan sehari-hari, karena itu

merupakan jalan untuk mendapatkan motivasi dan prestasi belajar yang lebih baik.

Page 79: PENGARUH PRESTASI BELAJAR SISWA PADA KONSEP GETARAN …

DAFTAR PUSTAKA

Lie, Anita . (2002). Cooperative Learning. Jakarta: Grasindo.

Dwitasari, Yuyun. (2007). Strategi-strategi pembelajaran untuk penelitian. Jakarta: Surya Pena Gemilang.

http://Marlinlogoportofolio.blogspot.com/2008/12/pembelajaran-

kooperatif.html,diankes

http://fisikasma-online.blogspot.com/2010/12/model-pembelajaran-kooperatif-

tipe.html#ixzz1mPRZ8o8S

Solihatin,Etin. (2007). Cooperative Learning.Jakarta: Bumi Aksara.

Slameto. (2003). Belajar dan Faktor-faktor Yang Mempengaruhinya. Jakarta: Rineka Cipta.

Sunarto H. ( 2002). Perkembangan Peserta Didik. Jakarta: Rineka Cipta.

Karim, Saeful. (2008). Belajar IPA: Membuka Cakrawala Alam Sekitar 2 Untuk Kelas

VIII/ SMP/MTs. Jakarta: Depdiknas.

Krisno, H. Moch. Agus. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam: SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta:

Depdiknas.

Nasution. (2006). Berbagai Pendekatan dalam Proses Belajar dan Mengajar. Jakarta: Bina

Aksara.

Nata, Abudin. (2003). Manajemen Mengatasi kelemahan Pendidikan Islam di Indonesia.

Jakarta: Kencana.

Poerwadarminta. (2000). Kamus Umum Bahasa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.

Sudjana. (2002). Metode Statistika. Bandung: Tarsito.

Tabbrany, Rusyan. (2002). Rahasia Sukses Belajar. Jakarta: Raja Grafindo Persada.

Wasis. (2008). Ilmu Pengetahuan Alam 2: SMP/MTs Kelas VIII. Jakarta: Depdiknas.